BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu ...
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitan
3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMK Islamic Centre Cirebon, tepatnya di Jl. Tuparev
No. 111 Cirebon. Sementara itu, yang menjadi sasarannya ialah Kelas XI. Peneliti
melaksanakan penelitian di SMK Islamic Centre Cirebon karena sekolah tersebut
belum mengembangkan modul pembelajaran.
3.1.2 Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian ini diperkirakan selama 4 bulan. Dalam penelitian
ini, peneliti mengumpulkan data dan observasi dengan cara terjun langsung dalam
kegiatan belajar mengajar.
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Potensi dan
Masalah
2 Pengumpulan
Data
3 Desain Produk
4 Validasi
Desain/Produk
5 Revisi
Desain/Produk
6 Uji Coba
Pemakaian
7 Kesimpulan
1.2 Model dan Langkah-Langkah Penelitian Research and Development
Menurut Nasehuddien & Manfaat (2015), metode penelitian (Research Method)
adalah suatu cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan atau memecahkan masalah yang
dihadapi dan dilakukan secara hati-hati dan sistematis. Sementara itu, menurut
Sugiyono (2012), metode penelitian pendidikan ialah cara ilmiah untuk mendapatkan
data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu
pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan
pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2015), metode
penelitian dan pengembangan atau Research and Development adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk
tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk membuat suatu produk berupa
modul pembelajaran statistika data tunggal menggunakan aplikasi Maple, dengan
harapan agar bisa dijadikan sebagai pendukung dalam proses belajar mengajar agar bisa
meningkatkan mutu pendidikan. Metode penelitian dan pengembangan ini sangat baik
digunakan oleh peneliti, sebab penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk
menghasilkan produk berupa modul pembelajaran serta mengembangkannya melalui
beberapa tahap pengujian.
Untuk itu ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh peneliti dalam
penggunaan metode Research and Development menurut Sugiyono sebagai berikut.
Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode Research and Development
(R&D) Menurut Sugiyono
Potensi dan
Masalah
Pengumpulan
Data
Desain
Produk
Validasi
Desain
Uji Coba
Pemakaian Revisi
Produk
Uji Coba
Produk
Revisi
Desain
Revisi
Produk
Produk
Masal
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang akan digunakan dalam
penelitian untuk menghasilkan modul pembelajaran matematika merujuk pada langkah-
langkah penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh Sugiyono pada Gambar
3.1. Pada penelitian dan pengembangan modul pembelajaran statistika data tunggal
menggunakan aplikasi Maple divalidasi oleh empat validator, yaitu dua orang ahli
media dan dua orang ahli materi matematika. Menurut Sukmadinata (2012), langkah-
langkah dalam suatu penelitian bukan suatu yang sekuensial atau langkah-langkah yang
harus diikuti secara kaku. Berdasarkan pendapat tersebut, tidak semua langkah dalam
penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono digunakan dalam penelitian ini. Oleh
karena itu, ada beberapa langkah penelitian dan pengembangan versi Sugiyono tidak
dilakukan dalam penelitian dan pengembangan ini karena keterbatasan dan kekurangan
sumber daya dan waktu yang dimiliki oleh peneliti.
Secara lebih terperinci, langkah-langkah penelitian dan pengembangan modul
pembelajaran matematika sebagai berikut.
1. Potensi Masalah
Tahap awal dalam proses penelitian dan pengembangan adalah untuk
mengetahui sejauh mana dibutuhkannya produk yang akan dibuat oleh peneliti.
Untuk mengetahuinya peneliti melakukan wawancara dengan beberapa guru di
sekolah tempat penelitian. Diharapkan hasil wawancara dapat memberikan
gambaran mengenai media pembelajaran khususnya mengenai media
pembelajaran matematika yang selama ini telah dilakukan di sekolah.
2. Mengumpulkan Informasi
Setelah potensi masalah diketahui, selanjutnya adalah mengumpulkan
berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan dasar perencanaan
produk yang akan dikembangkan dan diharapkan mampu mengatasi masalah yang
ditemukan.
3. Desain Produk
Berdasarkan hasil pengumpulan informasi, tahap selanjutnya adalah
membuat desain produk yang akan dikembangkan, sekaligus membuat lembar
validasinya. Dalam tahap ini, peneliti membuat produk modul pembelajaran
statistika data tunggal menggunakan aplikasi Maple. Hasil akhir dari tahap ini
adalah berupa desain produk modul pembelajaran pada materi statistika data
tunggal.
4. Validasi Desain/ Produk
Validasi desain merupakan proses penilaian rancangan produk yang
dilakukan dengan memberi penilaian berdasarkan pemikiran rasional, tanpa uji
coba di lapangan. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan
beberapa ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai kelayakan dan kevalidan
rancangan produk yang telah dibuat.
Adapun tim ahli yang terdiri dari ahli materi, yaitu Bapak Ir. Rusita, S.Kom
dan Ibu Indah Melani Susanty, S.Pd dan dari ahli media, yaitu Bapak Saluky,
M.Kom dan Bapak Dr. Muhamad Ali Misri, M.Si., tim ahli memberikan penilaian
dengan mengisi lembar validasi modul pembelajaran statistika data tunggal
menggunakan aplikasi Maple yang terdiri dari 5 pilihan, yaitu SB (Sangat Baik)
dengan skor 5, B (Baik) dengan skor 4, C (Cukup) dengan skor 3, K (Kurang)
dengan skor 2 dan SK (Sangat Kurang) dengan skor 1.
Menurut Riduwan (2016), pengolahan data angket validasi dilakukan
dengan rumus sebagai berikut.
π =π
π΄Γ 100%
Keterangan:
P : persentase
X : jumlah skor yang diperoleh
A : jumlah skor ideal
dengan kriteria interpretasi sebagai berikut.
Tabel 3.2
Kriteria Interpretasi Skor
No Persentase Kriteria
1 0 β 20 Sangat kurang layak
2 21 β 40 Kurang layak
3 41 β 60 Cukup layak
4 61 β 80 Layak
5 81 β 100 Sangat layak
5. Revisi Desain/ Produk
Setelah desain produk divalidasi melalui penilaian para ahli, peneliti
melakukan perbaikan terhadap desain modul pembelajaran berdasarkan masukan-
masukan dari para pakar.
6. Uji Pemakaian Terbatas
Setelah melakukan revisi desain/ produk dan mungkin ada revisi yang tidak
terlalu penting, selanjutnya produk yang berupa sistem kerja baru tersebut
diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang terbatas. Uji coba terbatas
dilakukan di kelas XI AP 4 sebagai kelas eksperimen.
7. Kesimpulan
Setelah melakukan uji pemakaian, kemudian peneliti menyebarkan angket
motivasi belajar dan angket respon siswa terhadap modul pembelajaran tersebut.
Setelah itu, peneliti mengolah data yang sudah diperoleh dan memberikan
kesimpulan mengenai penelitian yang telah dilakukan di SMK Islamic Centre
Cirebon tepatnya di kelas XI AP 4.
Dalam hal ini, langkah-langkah penelitian dan pengembangan modul
pembelajaran statistika data tunggal menggunakan aplikasi Maple dapat
digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan Modul Pembelajaran
Statistika Data Tunggal Menggunakan Aplikasi Maple
1.3 Subyek Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan modul pembelajaran
statistika data tunggal menggunakan aplikasi Maple di SMK Islamic Centre Cirebon.
Oleh karena itu, yang menjadi subyek penelitian adalah siswa Kelas XI Administrasi
Perkantoran 4 dan kelas XI Administrasi Perkantoran 2. Pembuatan modul
Potensi dan
Masalah
Pengumpulan
Data
Desain
Produk
Validasi
Ahli
Uji Pemakaian
Terbatas
Revisi
Desain
Produk
Kesimpulan
pembelajaran ini sesuai dengan kebutuhan siswa yang memerlukan aplikasi baru dalam
pembelajaran matematika.
1.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
Teknik pengumpulan data merupakan suatu hal yang penting dalam penelitian
karena metode ini merupakan strategi atau cara yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitiannya.
Intsrumen dalam penelitian ini adalah angket. Adapun angket dalam penelitian ini
dibuat dua buah, yaitu angket modul dan angket motivasi belajar. Angket yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model angket skala Likert. Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2015). Model angket skala Likert yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu berbentuk rating scale. Siswa memberikan respon
terhadap pernyataan-pernyataan dengan pilihan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu
(R), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
Angket ini terdiri dari 25 butir pernyataan angket motivasi belajar siswa dan 25
butir pernyataan angket respon siswa terhadap penggunaan modul pembelajaran.
Jawaban setiap item instrumen yang digunakan skala Likert mempunyai tingkatan dari
sangat positif sampai sangat negatif, di bawah ini tabel penilaian skala Likert (Sugiyono,
2015).
Tabel 3.3
Penilaian Skala Likert
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Pernyataan Skor Pernyataan Skor
Sangat Setuju (SS) 5 Sangat Setuju (SS) 1
Setuju (S) 4 Setuju (S) 2
Ragu β ragu (RG) 3 Ragu β ragu (RG) 3
Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sangat Tidak Setuju (STS) 5
Cara menghitung hasil angket respon siswa:
=β ππππ π¦πππ πππππππ‘
β π πππ ππππ πππ’πΓ 100%
Angket yang digunakan adalah angket dengan skala likert, seperti ketentuan tabel
di bawah ini (Sugiyono, 2011).
Tabel 3.4
Kriteria indikator angket
No Persentase Kriteria
1 0 β 20 Sangat lemah
2 21 β 40 Lemah
3 41 β 60 Cukup
4 61 β 80 Kuat
5 81 β 100 Sangat kuat
3.4.1 Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen
yang digunakan oleh peneliti layak atau tidak.
a) Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau
sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang
valid berarti memiliki validitas rendah.
Untuk mengetahui kevalidan suatu instrumen, penulis menggunakan
rumus product moment sebagai berikut (Arikunto, 2006).
ππ₯π¦ =π β ππ β (β π)(π)
β{π β π2 β (β π)2}{π β π2 β (β π)2}
Keterangan:
ππ₯π¦ : tingkat validitas
N : banyaknya subjek yang diuji
X : skor variabel butir pertanyaan
Y : skor total variabel butir pertanyaan
Menurut Arikunto (2006), jika ππ₯π¦ > ππ‘ππππ maka instrumen item
pertanyaan tersebut dikatakan valid. Tolak ukur untuk menginterpretasikan
derajat validitas instrumen ditentukan berdasarkan kriteria menurut
Guilford (1956) (Lestari & Yudhanegara, 2015).
Tabel 3.5
Kriteria Koefisien Korelasi Validitas Instrumen
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi Validitas
0,90 β€ πππ β€ 1,00 Sangat tinggi Sangat tepat/ sangat baik
0,70 β€ πππ < 0,90 Tinggi Tepat/ baik
0,40 β€ πππ < 0,70 Sedang Cukup tepat/ cukup baik
0,20 β€ πππ < 0,40 Rendah Tidak tepat/ buruk
πππ < 0,20 Sangat rendah
Sangat tidak tepat/ sangat
buruk
Selain menggunakan rumus di atas, penulis juga menggunakan
bantuan Microsoft Excel untuk menghitung validitas angket.
Berdasarkan hasil perhitungan validitas dengan bantuan Microsoft
Excel diperoleh dari 25 soal angket motivasi belajar, ternyata ada 6 soal
angket yang tidak valid, yaitu nomor 2, 6, 8, 15, 23 dan 25. Soal yang valid,
yaitu nomor 1, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22 dan
24. Selengkapnya lihat dilampiran.
b) Reliabilitas
Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan
instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh
orang yang berbeda, waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda sehingga
akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara
signifikan) (Lestari & Yudhanegara, 2015).
Rumus yang digunakan untuk menentukan reliabilitas instrumen tes
tipe subjektif atau instrumen non tes adalah rumus Alpha Cronbach, yaitu:
π = (π
π β 1) (1 β
β π π2
π π‘2 )
keterangan:
π : koefisien reliabilitas
n : banyaknya butir soal
π π2 : varians skor butir soal ke-i
π π‘2 : varians skor total
Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen
ditentukan berdasarkan kriteria menurut Guilford (1956) (Lestari &
Yudhanegara, 2015).
Tabel 3.6
Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi Reliabilitas
0,90 β€ π β€ 1,00 Sangat tinggi Sangat tepat/ sangat baik
0,70 β€ π < 0,90 Tinggi Tepat/ baik
0,40 β€ π < 0,70 Sedang Cukup tepat/ cukup baik
0,20 β€ π < 0,40 Rendah Tidak tepat/ buruk
π < 0,20 Sangat rendah
Sangat tidak tepat/ sangat
buruk
Selain menggunakan rumus di atas, penulis menggunakan bantuan
Microsoft Excel untuk mengetahui reliabilitas angket.
Berdasarkan hasil yang diperoleh korelasi reliabilitas instrumen
angket motivasi belajar siswa sebesar 0,840 (selengkapnya lihat
dilampiran). Keterangan kriteria koefisien korelasi reliabilitas instrumen di
atas dapat disimpulkan 0,840 berada dalam korelasi tinggi dan interpretasi
reliabilitas tepat/ baik. Oleh karena itu, instrumen angket motivasi belajar
siswa dikatakan reliabel atau dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.
1.5 Teknik Analisis Data
3.5.1 Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil yang
diperoleh dari langkah-langkah yang telah dilakukan oleh peneliti dalam
mengembangkan modul pembelajaran statistika data tunggal menggunakan
aplikasi Maple. Di antara langkah-langkah yang dianalisis secara kualitatif
adalah potensi dan masalah, desain produk, validasi desain dan revisi desain.
3.5.2 Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif dalam penelitian dan pengembangan ini sebagai
berikut.
1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat untuk memenuhi
asumsi kenormalan dalam analisis data statistik parametrik. Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data berdistribusi normal
atau tidak (Lestari & Yudhanegara, 2015).
Rumus yang digunakan untuk menguji normalitas, yaitu rumus
βKolmogorov Smirnovβ sebagai berikut.
π· = max|S(X) β π0(X)|
Keterangan:
D : deviasi Maksimum
F0(X) : fungsi distribusi frekuensi kumulatif teoritis
S(X) : fungsi distribusi frekuensi kumulatif sampel
formulasi hipotesis normalitas, yaitu:
Ho : data tidak berdistribusi normal;
Ha : data berdistribusi normal.
Dengan kriteria pengujian, yaitu:
jika nilai signifikansi/ P-value/ Sig.< 0,05 maka Ho diterima, artinya data
tidak normal;
jika nilai signifikansi/ P-value/ Sig. > 0,05 maka Ho ditolak, artinya data
normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas merupakan salah satu uji prasyarat analisis data
statistik parametrik pada teknik komparasional (membandingkan) uji
homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah variansi data dari
sampel yang dianalisis homogen atau tidak (Lestari & Yudhanegara,
2015).
Data dikatakan varians dari dua atau lebih kelompok adalah sama
jika nilai signifikansinya (Ξ±) > 0,05. Uji homogenitas yang digunakan
adalah uji levene dengan rumus:
Uji statistik:
k
i
Ni
j
iij
k
i ijii
ZZk
ZZNkNW
1 1
2
1
2
1
keterangan:
W : hasil tes
K : jumlah kelompok yang berbeda yang dimiliki sampel
N : jumlah total sampel
iN : jumlah sampel dalam kelompok ke-i
iZ : nilai sampel ke-i
ijZ : nilai sampel ke-j dari grup ke-i
formulasi hipotesis homogenitas, yaitu:
Ho : data tidak homogen;
Ha : data homogen.
Dengan kriteria pengujian, yaitu:
jika nilai signifikansi/ P-value/ Sig.< 0,05 maka data tidak homogen;
Jika nilai signifikansi/ P-value/ Sig. > 0,05 maka data homogen.
2. Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas. Selanjutnya,
peneliti melakukan uji hipotesis untuk mengetahui motivasi belajar yang
paling baik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penentuan uji hipotesis
tergantung dari hasil uji normalitas dan uji homogenitas. Jika data
berdistribusi normal dan homogen maka uji hipotesis yang dilakukan ialah uji
t. Sebaliknya, jika data berdistribusi tidak normal dan tidak homogen maka
menggunakan uji non parametrik.
Adapun hipotesis yang diajukan adalah:
Ha : motivasi belajar yang menggunakan modul lebih baik dibandingkan
motivasi belajar yang tidak menggunakan modul;
H0 : motivasi belajar yang tidak menggunakan modul lebih baik
dibandingkan motivasi belajar yang menggunakan modul.
Adapun kriteria pengujian:
jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima;
jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.