3. METODOLOGI PENELITIAN
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of 3. METODOLOGI PENELITIAN
Universitas Kristen Petra
15 3
3. METODOLOGI PENELITIAN
Untuk memenuhi tujuan dari penelitian ini, akan dilakukan sejumlah
percobaan. Percobaan yang dilakukan antara lain:
• Uji karakteristik tanah asli, yaitu Water Content, Batas-Batas Atterberg
(Liquid Limit, Plastic Limit, dan Plasticity Index), Vane Shear Test, serta
Permeability Test.
• Tahap Pra Percobaan
• Percobaan Tahap I
• Percobaan Tahap II
3.1. Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:
a. Bak Percobaan
Bak percobaan menggunakan bak beton yang terdapat di bagian belakang
Laboratorium Mekanika Tanah. Bak tersebut memiliki dimensi 2.5 x 2 x 1
meter, seperti terlihat pada Gambar 3.1. dan 3.2. di bawah ini.
Gambar 3.1. Tampak Depan Bak
15
Universitas Kristen Petra
16
Gambar 3.2. Tampak Samping Bak
Sebelum memulai percobaan, tanah yang ada didalamnya perlu diolah terlebih
dahulu karena masih berupa bongkahan-bongkahan tanah keras. Langkah-
langkah pengolahan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Perendaman
Tanah liat keras yang tersedia di laboratorium direndam dengan air selama
± 3 minggu. Proses perendaman tanah ini bertujuan untuk melunakkan
gumpalan-gumpalan tanah yang tadinya keras dan kering, sehingga dapat
diolah lebih lanjut.
2. Pengadukan
Selama proses perendaman berlangsung, tanah juga diaduk dengan bor
listrik yang telah dimodifikasi dengan tambahan kaki perpanjangan yang
terbuat dari baja seperti tampak pada (lihat Gambar 3.3. dan 3.4.). Hal ini
dimaksudkan untuk menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah yang
masih tersisa sehingga tanah diharapkan dapat menjadi homogen.
Gambar 3.3. Bor Listrik yang Telah Dimodifikasi
Universitas Kristen Petra
17
Gambar 3.4. Proses Pengadukan dengan Bor Listrik
b. Bak Plastik
Penelitian ini juga menggunakan dua buah bak plastik bundar masing-masing
berdiameter 50 dan 40 cm dengan kedalaman masing-masing 25 cm (Gambar
3.5).
Gambar 3.5. Bak Plastik Berisi Tanah Liat
c. Kawat Tembaga
Kawat tembaga digunakan pada kedua kutub, baik kutub positif maupun
negatif. Kawat ini didapatkan dari kabel listrik rumah dengan diameter 1 mm
dan panjang masing-masing 60 cm (untuk percobaan di dalam bak beton).
Sedangkan untuk percobaan di dalam ember, digunakan logam yang sama
dengan panjang 30 cm (pada kutub negatif) dan 1.2 meter yang dilipat empat
kali (pada kutub positif).
Universitas Kristen Petra
18
d. Pipa PVC ¾”
Pipa PVC yang digunakan memiliki diameter ¾” dan panjang 1 meter (untuk
percobaan di dalam bak beton). Sedangkan untuk percobaan di dalam ember,
digunakan pipa dengan diameter sama dengan panjang 25 cm. Pipa kemudian
dilubangi di sejumlah bagian dengan menggunakan bor diameter 5 mm. Bagian
ujung bawah dari pipa dipotong meruncing untuk mempermudah pemasangan
saat percobaan dan ditutup dengan menggunakan plastik agar tanah tidak dapat
masuk. Sementara itu, bagian sisi pipa yang dilubangi dilapisi dengan kain
kasa untuk mencegah masuknya tanah dan untuk memudahkan proses
kapilaritas air dalam pipa. Pipa ini juga dihubungkan dengan sebuah botol
plastik yang berfungsi sebagai tempat penampungan air (lihat Gambar 3.6.
sampai 3.8.).
Gambar 3.6. Pipa PVC ¾” Panjang 1 m yang Telah Dibungkus Kain Kasa
Gambar 3.7. Pipa PVC ¾” 25 cm yang Telah Dibungkus Kain Kasa
Universitas Kristen Petra
19
Gambar 3.8. Botol Penampung Air
e. Pipa PVC 2.5”
Pipa ini dipotong dengan panjang 10 cm, yang kemudian nantinya akan
digunakan untuk mengambil sampel tanah. Caranya ialah dengan menancapkan
pada titik-titik yang ditentukan.
f. Adaptor
Adaptor digunakan sebagai sumber arus searah dengan tegangan rendah.
Adaptor yang digunakan memiliki beberapa variabel tegangan antara 3 sampai
12 V, serta kuat arus sebesar 1 Ampere. Output dari adaptor ini kemudian
dihubungkan dengan kedua logam yang menjadi kutub positif dan negatif.
g. Kabel dan Penjepit
Kabel yang digunakan adalah kabel listrik biasa. Pada kedua ujungnya,
dipasang penjepit untuk mempermudah penyambungan output adaptor dengan
logam tembaga.
h. Selang Plastik
Selang yang digunakan adalah selang akuarium dengan diameter 3 mm dan
panjang 1.5 meter. Selang ini berfungsi sebagai alat penghubung keluarnya air
dari dalam pipa menuju ke penampung air. Sedangkan untuk Permeability Test
digunakan selang plastik yang sama dengan diameter 4 mm.
i. Tanah Liat
Tanah liat yang digunakan untuk percobaan ini menggunakan tanah liat yang
telah tersedia di dalam bak tanah Laboratorium Mekanika Tanah Universitas
Kristen Petra.
Universitas Kristen Petra
20
j. Air
Air yang digunakan diambil dari PDAM Surabaya.
3.2. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat sejumlah prosedur percobaan yang harus
dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar tujuan utama dari penelitian ini dapat
tercapai dengan baik. Berikut adalah prosedur penelitian yang telah dilakukan.
3.2.1. Uji Karakteristik Tanah Asli
Tanah yang ada di laboratorium harus melewati serangkaian pengujian
sebelum dapat digunakan. Hal ini dimaksudkan agar karakteristik tanah pada saat
sebelum percobaan nantinya dapat dibandingkan dengan karakteristik tanah
setelah percobaan. Berikut adalah sejumlah prosedur yang dilakukan untuk
mengetahui karakteristik tanah yang ada:
a. Water Content (Wc)
Cawan kosong yang kering dan bersih masing-masing ditimbang beratnya
(W1), kemudian diisi dengan sampel tanah basah secukupnya dan ditimbang
kembali (W2) seperti tampak pada Gambar 3.9 dan 3.10. Kemudian, cawan
yang telah berisi sampel tanah dikeringkan dalam oven selama semalam
(Gambar 3.11.). Setelah dikeringkan selama semalam, cawan kembali
ditimbang (W3).
Gambar 3.9. Proses Pengambilan Sampel
Universitas Kristen Petra
21
Gambar 3.10. Penimbangan Sampel
Gambar 3.11. Oven
Dari data hasil percobaan dapat dihitung berat air (W4) dengan persamaan:
W4 = W2 – W3 (3.1)
Berat tanah kering juga dapat dihitung dengan persamaan:
W5 = W3 – W1 (3.2)
Kemudian, besarnya Wc dapat dihitung dengan persamaan:
%100
5
4x
W
WWc = (3.3)
b. Batas-Batas Atterberg:
Liquid Limit (LL)
Benda uji yang digunakan adalah tanah yang lolos saringan nomor 4. Benda
uji ini kemudian ditambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga
rata. Campuran tanah tersebut kemudian diletakkan ke dalam mangkuk alat
Cassagrande. Tanah tersebut kemudian diratakan dengan kedalaman 1 cm,
Universitas Kristen Petra
22
lalu dicolet tegak lurus permukaan mangkuk pada bagian tengahnya. Alur
bekas coletan ini memiliki lebar 1.27 cm atau 0.5 inci.
Alat Cassagrande ini kemudian diputar dengan kecepatan 2 putaran per detik
dan dihitung jumlah pukulan dimana alur menutup. Apabila alur menutup
sebelum 20 pukulan, hal ini berarti tanah terlalu cair dan percobaan diulang
dengan penambahan tanah pada adonan. Apabila alur menutup setelah 30
pukulan, berarti tanah terlalu padat dan percobaan harus diulang dengan
menambahkan air secukupnya pada adonan.
Benda uji yang telah memenuhi syarat kemudian dicari kadar airnya. Contoh
tanah tersebut kemudian dikeringkan dalam oven bersuhu 100°C selama satu
hari. Hasil dari percobaan ini kemudian digambarkan dalam grafik skala semi
log dengan jumlah pukulan sebagai absis dan kadar air sebagai sumbu ordinat.
Kadar air yang tercatat pada pukulan ke-25 merupakan batas cairnya.
Secara empiris, liquid limit juga dapat dihitung dengan persamaan:
121.0
25
=
nWW NL
(3.4)
Dengan: WN = kadar air pada n pukulan
n = jumlah pukulan
WL = liquid limit
Plastic Limit (PL)
Benda uji yang digunakan adalah tanah yang lolos saringan nomor 50. Benda
uji ini kemudian diberi air sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga rata.
Adonan kemudian digulungkan di atas pelat kaca datar hingga berbentuk
silinder dengan diameter 3 mm. Jika pada saat mencapai diameter tersebut
masih belum ada retakan-retakan pada gulungan, maka percobaan diulangi
dengan mengurangi kadar airnya hingga muncul retakan pada silinder. Setelah
itu, benda uji diletakkan pada cawan sebanyak 2-3 buah untuk selanjutnya
dikeringkan dalam oven. Percobaan dilakukan sebanyak dua kali sebagai
perbandingan. Benda uji tersebut kemudian dicari kadar airnya dan dari kadar
air yang diperoleh dapat dinyatakan sebagai batas plastis dari tanah tersebut.
Plasticity Index (PI)
Plasticity Index (PI) atau Indeks Plastisitas dapat dihitung dengan persamaan:
PLLLPI −= (3.5)
Universitas Kristen Petra
23
c. Pengujian Baling-Baling (Vane Shear Test)
Tujuan dari uji baling-baling adalah untuk mengukur kuat geser tanah tak
terdrainase dan kuat geser remasan. Hasilnya harus digunakan dengan
hubungan nilai kohesi yang berasal dari uji laboratorium dan pengukuran
indeks plastisitas, sehingga validasi data yang dihasilkan dapat dilakukan
(Indonesia, 2002).
Sampel tanah yang digunakan adalah sampel tanah asli dalam tabung dengan
keadaan undisturbed. Diambil sampel berbentuk silinder dengan diameter ±
7.5 cm dan tinggi 20 cm (untuk sampel hasil dari tahap pra percobaan) dan 10
cm (untuk sampel hasil dari percobaan tahap 1 dan 2). Kemudian, bagian atas
silinder ditusuk dengan alat vane hingga kedalaman tertentu (± 3 cm) dan
mesin dinyalakan (Gambar 3.12. dan 3.13.). Pembacaan dilakukan setiap
terjadi perubahan angle sebesar 5° (5°, 10°, 15°, dan seterusnya) dan hasilnya
dicatat (Gambar 3.14.). Hasil ini kemudian dikalibrasi dengan menggunakan
tabel khusus dan didapatkan besaran torque. Tabel yang digunakan adalah
tabel kalibrasi untuk per 1B. Besaran Su dari tanah tersebut kemudian dihitung
dengan persamaan:
+
==
62
32 DHD
TSu
π
τ (3.6)
dengan:
Su = kuat geser tanah (N/cm2)
T = torque (Ncm)
D = diameter baling-baling (cm)
H = tinggi baling-baling (cm)
Persamaan 3.5 di atas hanya berlaku apabila besaran H = 2D. jika H = D,
maka persamaannya akan menjadi:
3
6
7D
TSu
π
τ == (3.7)
Sebagai catatan, percobaan vane untuk kondisi remoulded tidak dilakukan
karena kondisi yang tidak memungkinkan.
Universitas Kristen Petra
25
Gambar 3.14. Piringan Skala
d. Permeability Test (Falling Head Test)
Falling head test adalah suatu metode uji karakteristik tanah yang digunakan
untuk mengetahui besarnya permeabilitas tanah. Alat yang digunakan dalam
percobaan ini adalah pipa PVC 2.5” sepanjang 7 cm dengan dua buah tutup
pipa, selang plastic Ø 4 mm sepanjang 1.5 meter, kertas saring, lem pipa,
timbangan, dan stopwatch (lihat Gambar 3.15.).
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Melubangi kedua tutup pipa PVC 2.5” dengan bor. Setelah berlubang,
selang dipasang pada salah satu tutup pipa. Setelah terpasang, sambungan
antara tutup dan selang dilem dengan menggunakan lem pipa. Setelah lem
kering, sambungan diuji dengan mengalirkan air. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui adanya kebocoran pada sambungan.
2. Tabung dari pipa PVC 2.5” ditimbang beratnya dan dicatat.
3. Sampel tanah diambil dengan cara menekan tabung ke dalam tanah yang
telah jenuh. Setelah itu, sampel didorong sedikit dan sampel yang keluar
dipotong hingga rata dengan permukaan tabung. Sampel kemudian
ditekan-tekan sedemikian rupa sehingga tanah menjadi padat.
4. Tabung berisi tanah kemudian ditimbang beratnya dan dicatat.
5. Kemudian, kedua ujung pipa ditutup dengan menggunakan kertas saring.
Setelah itu, tutup pipa PVC 2.5” dipasang dan direkatkan dengan lem pipa.
6. Setelah itu, air diisikan ke dalam selang hingga setinggi 1 meter dan
selang ditera.
Universitas Kristen Petra
26
7. Pembacaan dan peneraan dilakukan setiap selang waktu 5 menit. Peneraan
ini dilakukan selama 30 menit dan selanjutnya peneraan dilakukan dengan
selang waktu setiap 15 menit. Peneraan kemudian dilanjutkan hingga sisa
air dalam selang habis.
8. Setelah air habis, selang kembali diisi dengan air dan percobaan diulangi
sebanyak 2-3 kali.
Nilai k dapat dihitung dengan persamaan:
2
1log303.2h
hx
Axt
axLxk = (3.6)
Gambar 3.15. Pengujian Permeability Test
3.2.2. Tahap Pra Percobaan
Setelah pengujian sampel tanah dasar selesai dilakukan, penelitian
dilanjutkan dengan melakukan tahap pra percobaan (lihat Gambar 3.16. sampai
dengan 3.23.). Tujuan dari tahap pra percobaan ini adalah untuk menguji variabel-
variabel yang ada dari segi waktu (24 dan 48 jam), jarak (100 cm) dan tegangan
listrik (7.5, 9, dan 12 V). Kemudian, dilakukan uji perbandingan antara hasil
percobaan dengan teori-teori pendukung. Hasil uji ini kemudian dijadikan bahan
pertimbangan untuk melakukan tahap penelitian yang selanjutnya.
Universitas Kristen Petra
27
Hal pertama yang harus dilakukan sebelum memulai percobaan adalah
persiapan alat dan bahan. Alat dan bahan yang harus disiapkan antara lain satu
buah pipa PVC ¾”, dua buah kawat tembaga masing-masing sepanjang 70 cm,
adaptor dan dua buah kabel beserta penjepitnya.
Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan percobaan. Langkah-langkah
pelaksanaan percobaan antara lain:
a. Pipa PVC ¾” sepanjang 1 meter yang ujung bawahnya telah ditutup dan
dibungkus dengan kain perban ditanamkan ke dalam tanah. Kemudian, dibuat
saluran kecil sepanjang ± 1 meter dan selang yang menghubungkan pipa
dengan botol penampung air juga ditanam dalam tanah beserta dengan botol.
Selang dan botol ini ditanam pada kedalaman -10 cm dari permukaan tanah.
Gambar 3.16. Pemasangan Pipa
Gambar 3.17. Pemasangan Botol
Universitas Kristen Petra
28
b. Kawat tembaga untuk kutub anoda kemudian ditanamkan sejarak 1 meter dari
as pipa. Sementara itu, kawat tembaga untuk kutub katoda dibengkokkan
sedikit salah satu ujungnya dan dimasukkan ke dalam pipa. Pembengkokan ini
dimaksudkan agar kawat tidak langsung masuk ke dalam pipa yang berukuran
lebih panjang.
Gambar 3.18. Pemasangan Elektroda
ANODA
KATODA
TEMPAT
PENAMPUNG
AIR SELANG
PIPA 34 "
1.0000
Gambar 3.19. Tampak Atas Percobaan I – III
Universitas Kristen Petra
29
ANODAKATODA
TEMPAT
PENAMPUNG
AIR SELANG
PIPA 34 "
Gambar 3.20. Tampak Samping Pemasangan Alat
c. Kutub positif adaptor kemudian dihubungkan dengan anoda, dan kutub negatif
dengan katoda. Kemudian, diatur besarnya tegangan listrik sesuai dengan
kebutuhan dan adaptor dinyalakan.
Gambar 3.21. Adaptor dan Kabel
Gambar 3.22. Kaki Anoda
Universitas Kristen Petra
30
Gambar 3.23. Kaki Katoda
d. Pencatatan dilakukan segera setelah percobaan selesai pada rentang waktu 12,
24, dan 48 jam. Pencatatan meliputi pengambilan sampel tanah serta
pengujian. Pengujian terhadap sampel tanah yang dilakukan adalah water
content dan vane test.
3.2.3. Percobaan Tahap I
Percobaan tahap I adalah hasil modifikasi dari tahap pra percobaan. Pada
tahap ini dilakukan sejumlah perubahan yang mendasar, seperti perubahan jarak
kaki elektroda dari 1 meter menjadi hanya 20 dan 30 cm, menggunakan tegangan
yang seragam yaitu 12 V, serta mencoba berbagai kemungkinan konfigurasi
pemasangan elektroda (lihat Gambar 3.24. sampai dengan 3.26.). Pada percobaan
tahap I ini, penelitian tidak lagi dilakukan di bak beton Laboratorium Mekanika
Tanah, tetapi cukup dengan menggunakan bak plastik.
Sebelum memulai percobaan, beberapa hal yang perlu disiapkan adalah
sama dengan percobaan sebelumnya, yaitu pipa-pipa PVC sepanjang 25 cm yang
telah dibungkus dengan kain kasa, kawat tembaga, adaptor yang telah dirangkai
dengan kabel-kabel penghubung, serta bak plastik berisi tanah. Khusus untuk bak
plastik, tanah yang digunakan adalah tanah yang sama dengan tanah di bak beton.
Tujuannya adalah agar terdapat kesinambungan data dengan percobaan
sebelumnya. Tanah ini kemudian diaduk lagi agar homogen dan ketinggian yang
digunakan adalah 25 cm.
Universitas Kristen Petra
31
Percobaan tahap I ini terbagi menjadi dua macam percobaan, yaitu:
a. Percobaan dengan Konfigurasi Dua Buah Elektroda
Percobaan jenis pertama ini hanya menggunakan satu anoda dan satu katoda
sebagai elektrodanya. Variabel yang digunakan adalah waktu (24 dan 48 jam),
sedangkan jarak antar elektroda ditetapkan sejauh 20 cm. Prosedur
percobaannya sama dengan percobaan tahap sebelumnya. Konfigurasi
pemasangan elektroda untuk percobaan-percobaan tahap ini dapat dilihat pada
Gambar 3.24. dibawah ini.
Gambar 3.24. Konfigurasi Pemasangan Elektroda pada Percobaan IV
b. Percobaan dengan Konfigurasi Empat Buah Elektroda Paralel
Percobaan jenis pertama ini hanya menggunakan dua buah anoda dan dua
buah katoda yang dipasang secara paralel sebagai elektrodanya. Variabel yang
digunakan adalah waktu (48, 72, 96, dan 120 jam), serta jarak antara anoda-
katoda sebesar 20 cm. Prosedur percobaannya adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan kawat tembaga untuk anoda
Pada percobaan ini, kawat tembaga yang digunakan untuk kutub anoda
memiliki perbedaan. Bila sebelumnya hanya digunakan satu buah saja,
kini kawat sepanjang 1.2 meter dilipat empat kali hingga hanya tinggal
sepanjang 30 cm saja. Setelah dilipat, kawat dipilin sehingga kawat
tembaga menjadi kaku. Hal ini dimaksudkan untuk memperpanjang umur
Universitas Kristen Petra
32
kawat dari gerusan korosi. Empat kawat yang dipilin menjadi satu ini
sanggup bertahan hingga 4-5 hari percobaan.
2. Setelah kawat siap, pipa-pipa PVC ditanamkan sebelah menyebelah
dengan jarak antar pipa sejauh 15 cm diukur dari as ke as. Pipa-pipa ini
ditanam sedalam ± 15 cm dari permukaan tanah.
3. Kawat yang telah dipilin juga ditanam serupa dengan pipa PVC. Kawat-
kawat ini ditanam sejauh 20 cm dari as pipa PVC. Penempatan elektroda-
elektroda ini diusahakan saling tegak lurus sehingga membentuk persegi
panjang.
4. Kawat tembaga yang tidak dipilin sepanjang 30 cm dimasukkan ke dalam
pipa PVC dan menjadi kutub katoda.
5. Kutub-kutub positif adaptor kemudian dijepitkan ke kutub anoda dan
negatif ke katoda. Diusahakan agar pemasangan penjepit tidak sampai
terbalik.
6. Adaptor kemudian diset pada tegangan 12 V dan dinyalakan.
7. Pengambilan sampel dan pengujian laboratorium dilaksanakan segera
setelah percobaan selesai. Variabel waktu yang digunakan adalah 48, 72,
96, dan 120 jam. Pengujian terhadap sampel tanah yang dilakukan sama
dengan percobaan sebelumnya, yaitu water content dan vane test.
Contoh percobaan dengan menggunakan empat buah elektroda ini dapat
dilihat pada Gambar 3.25. dan Gambar 3.26. dibawah ini.
Gambar 3.25. Konfigurasi Pemasangan Elektroda pada Percobaan V – VIII
Universitas Kristen Petra
33
Gambar 3.26. Contoh Percobaan dalam Bak Plastik
3.2.4. Percobaan Tahap II
Percobaan tahap II adalah hasil modifikasi lebih lanjut dari percobaan
tahap I. Pada tahap ini dilakukan lagi perubahan, yaitu dengan menggunakan
konfigurasi elektroda berbentuk segitiga dan segiempat, satu variabel waktu (96
jam), jarak antar elektroda sejauh 20 cm dan tegangan listrik sebesar 12 V (lihat
Gambar 3.27. hingga 3.29.).
Persiapan alat dan bahan percobaan untuk tahap ini sama dengan
percobaan-percobaan sebelumnya. Perbedaan yang mendasar hanya konfigurasi
pemasangan elektroda saja, dimana hanya digunakan satu buah anoda dan lainnya
adalah katoda. Konfigurasi pemasangan elektroda untuk percobaan pada tahap ini
dapat dilihat pada gambar-gambar dibawah ini.
Gambar 3.27. Konfigurasi Pemasangan Elektroda pada Percobaan IX
Universitas Kristen Petra
34
Gambar 3.28. Konfigurasi Pemasangan Elektroda pada Percobaan X
Gambar 3.29. Tampak Samping Pemasangan Alat
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Persiapan kawat tembaga sama dengan percobaan dengan konfigurasi
empat elektroda paralel.
2. Setelah kawat siap, kawat tembaga langsung ditanamkan pada di tengah-
tengah bak plastik. Kawat ditanam sedalam ± 15 cm dari permukaan tanah.
Universitas Kristen Petra
35
3. Pipa-pipa PVC juga ditanam serupa dengan kawat tembaga. Pipa-pipa ini
ditanam mengelilingi kawat tembaga sejauh 20 cm. Penempatan pipa-pipa
ini diusahakan membentuk segititiga (untuk 4 elektroda) dan segiempat
(untuk 5 elektroda).
4. Kawat tembaga yang tidak dipilin sepanjang 30 cm dimasukkan ke dalam
pipa PVC dan menjadi kutub katoda.
5. Kutub positif adaptor kemudian dijepitkan ke kutub anoda dan negatif ke
katoda. Diusahakan agar pemasangan penjepit tidak sampai terbalik.
6. Adaptor kemudian diset pada tegangan 12 V dan dinyalakan.
7. Pengambilan sampel dan pengujian laboratorium dilaksanakan segera
setelah percobaan selesai. Variabel waktu yang digunakan adalah 96 jam.
Pengujian terhadap sampel tanah yang dilakukan sama dengan percobaan
sebelumnya, yaitu water content dan vane test.