BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian

23
51 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai suatu tujuan dalam penelitian yang telah ditetapkan dan memiliki peran sebagai pedoman dan penuntun pada seluruh proses penelitian ( sujarweni, 2014). Penelitian ini menggunakan desain penelitian non-eksperimen dengan menggunakan deskriptif korelasional berdasarkan pendekatan retrospektif atau biasa disebut sebagai penelitian case control, yaitu penelitian yang mengidentifikasi efek terlebih dahulu dan kemudain faktor resiko yang dipelajari secara retrospektif. Efek baik berupa atau status kesehatan tertentu, diidentifikasi pada saat ini sementara faktor resiko (kausa) diidentifikasi adanya pada masa lalu ( Sumantri, 2011). 4.2. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian merupakan suatu langkah-langkah yang akan dilakukan dalam aktifitas kelompok ilmiah, dimulai dari penetapan populasi penelitian, teknik sampling, jumlah sampel dan seterusnya dimana langkah-langkah tersebut merupakan seluruh ragkaian kegiatan dari awal hingga akhir penelitian yang akan dilakukan ( Nursalam, 2013). Kerangka penelitian ini disajikan pada tabel 4.1 berikut :

Transcript of BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian

51

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai suatu tujuan

dalam penelitian yang telah ditetapkan dan memiliki peran sebagai pedoman dan

penuntun pada seluruh proses penelitian ( sujarweni, 2014). Penelitian ini

menggunakan desain penelitian non-eksperimen dengan menggunakan deskriptif

korelasional berdasarkan pendekatan retrospektif atau biasa disebut sebagai

penelitian case control, yaitu penelitian yang mengidentifikasi efek terlebih dahulu

dan kemudain faktor resiko yang dipelajari secara retrospektif. Efek baik berupa

atau status kesehatan tertentu, diidentifikasi pada saat ini sementara faktor resiko

(kausa) diidentifikasi adanya pada masa lalu ( Sumantri, 2011).

4.2. Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian merupakan suatu langkah-langkah yang akan dilakukan

dalam aktifitas kelompok ilmiah, dimulai dari penetapan populasi penelitian, teknik

sampling, jumlah sampel dan seterusnya dimana langkah-langkah tersebut

merupakan seluruh ragkaian kegiatan dari awal hingga akhir penelitian yang akan

dilakukan ( Nursalam, 2013). Kerangka penelitian ini disajikan pada tabel 4.1

berikut :

52

Gambar 4.1 Kerangka penelitian Hubungan antara Perilaku Merokok Orang Tua dengan

Perilaku Merokok pada Anak

Populasi : Anak merokok di Kecamatan Sukun Kota Malang sejumlah 45 orang

Teknik Sampling : Total sampling

Sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 45 anak yang merokok di Kelurahan Pisang Candi Sukun

Variabel Dependen : Perilaku merokok pada anak

Alat ukur : Kuesioner

Skala : Ordinal

Analisa data : Uji korelasi Spearman Rank (Rho)

Kesimpulan

Ho : Tidak ada hubungan antara perilaku merokok orang tua dengan perilaku merokok anak

H1 : Ada hubungan perilaku merokok orang tua dengan perilaku merokok anak

Ringan Sedang Berat

Variabel Independen : Orang tua

Alat ukur : Kuesioner

Skala : Ordinal

Tidak merokok Ringan Berat Sedang

53

4.3. Populasi, Sampel dan Sampling

4.3.1. Populasi

Populasi merupakan kumpulan dari individu, objek atau fenomena

yang dapat diukur secara potensial sebagai bagian dari suatu penelitian

(Scoot, 2005 dalam Swarjana, 2012). Populasi dapat dikatakan sebagai

kelompok elemen atau kasus, baik secara individual, objek atau peristiwa

yang memiliki hubungan dengan kriteria spesifik dan merupakan sesuatu

yang menjadi target dalam penelitian yang telah ditetapkan dan ditarik

kesimpulan (Hamdi, 2014). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah anak merokok sebanyak 45 orang di Kelurahan Pisang Candi Sukun

Kota Malang.

4.3.2. Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang

digunakan untuk sebuah penelitian ( Lusiana dkk, 2015). Teknik sampling

adalah proses penyelesaian kuantitas dari suatu populasi sehingga dapat

mewakili populasi. Cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel dengan

tujuan untuk memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan

keseluruhan subjek dalam penelitian ( Nursalam, 2008). Penelitian ini sample

diambil dengan cara Nonprobability Sampling dengan Total Sampling yang

merupakan suatu teknik pegambilan sampel dimana jumlah sampel sama

dengan jumlah populasi adalah sama. Pengambilan sampel dengan teknik

total sampling digunakan dengan alasan jumlah populasi kurang dari 100

54

seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya (Sugiyono, 2007).

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 45 anak

yang merokok.

4.3.3. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang bisa digunakan sebagai subjek

dalam sebuah peelitian yang didapatkan memalui sampling ( Nursalam,

2008). Penelitian ini menggunakan anak yang merokok di Kelurahan Pisang

Candi Kecamatan Sukun Kota Malang sebagai sampelnya yaitu sebanyak 45

anak.

4.4. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan sesuatu yang memiliki bentuk apa saja yang

harus ditetapkan oleh penelitian untuk kemudian dipelajari sehingga memperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Secara teoritis

variabel diartikan sebagai seseorang atau objek, yang memiliki variasi antara satu

orang dengan yang lainnya atau suatu objek dengan objek lain ( Sugiyono, 2012).

4.4.1. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang biasa disebut sebagai

stimulus, predictor, antecedent. Variabel independen dalam bahasa Indonesia

disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau menjadi penyebab perubahan atau timbulnya variabel

dependen (terikat) ( Sugiyono, 2012). Variabel independen dalam penelitian

ini adalah perilaku merokok orang tua.

55

4.4.2. Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, atau

konsekuen. Dalam bahasa Indonesia variabel ini sering dikatakan sebagai

variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat sebab adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012). Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah perilaku merokok pada anak.

4.5. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan suatu penjelasan atau pengertian ketika

variabel-variabel yang terdapat dalam suatu penelitian menjadi bersifat operasional.

Penjelasan dalam definisi operasional manjadi konsep penelitian yang masih

memiliki sifat abstrak kemudian menjadi operasional sehingga mampu

memudahkan pengukuran variabel tersebut ( Wasis, 2008).

56

Tabel 4.2 Definisi Operasional dalam Penelitian Hubungan antara Perilaku Merokok

Orang Tua dengan Perilaku Merokok pada Anak

No Variabel Definisi Operasional Parameter Instrumen Skala Skor

1. Independen

Orang tua perokok

Kebiasaan orang tua yang memiliki aktifitas menghisap dan menghembuskan rokok sedikitnya satu batang dalam sehari selama sekurang-kurangnya satu tahun.

1.Status merokok – Perokok, yaitu orang yang merokok minimal 1 batang sehari selama 1 tahun - Bekas perokok, orang yang sudah berhenti merokok selama 1 tahun - Bukan perokok, orang yang tidak merokok sedikitnya satu batang dalam sehari sekurang-kurangnya satu tahun. 2. Frekuensi

merokok

- Perokok

ringan yang

merokok 1-10

batang per hari.

-Perokok

sedang yang

merokok 11-20

batang per hari.

-Perokok

berat>20 rokok

per hari

3. Durasi

merokok :

Kuesioner Ordinal Orang tua perokok dikategorikan 0= TIdak merokok Ringan = <88 Sedang = 88-110 Berat = >110

57

- Perokok

ringan : mulai

merokok > 60

menit

setelah bangun

tidur

- Perokok

sedang : mulai

merokok 31-60

menit setelah

bangun

-Perokok berat

: mulai

merokok 6-30

menit setelah

bangun

2. Dependen perilaku merokok pada anak

Perilaku merokok anak adalah suatu aktifitas yang dilakukan saat anak mengonsumsi atau menghisap rokok.

1.Status merokok – Perokok yang merokok minimal 1 batang dalam sehari selama 1 tahun - Bekas perokok yang sudah berhenti merokok selama 1 tahun 2. Frekuensi

merokok

- Perokok

ringan yang

merokok 1-10

batang per hari.

-Perokok

sedang yang

merokok 11-20

batang per hari.

-Perokok

Kuesioner Ordinal Perilaku merokok anak dikategorikan: Ringan = <88 Sedang = 88-110 Berat = > 110

58

4.6. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pisang Candi, Kecamatan

Sukun Kota Malang.

4.7. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada tahun 2019

4.8. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data ( Notoatmodjo, 2012). Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah berupa kuesioner. Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh data atau informasi dari responden ( Arikunto,

2013).

berat>20 rokok

per hari

3.Durasi

merokok :

- Perokok

ringan : mulai

merokok > 60

menit setelah

bangun tidur

- Perokok

sedang : mulai

merokok 31-60

menit setelah

bangun

-Perokok berat

: mulai

merokok 6-30

menit setelah

bangun

59

4.8.1. Kuesioner Orang Tua Merokok

Penelitian ini menggunakan kuesioner Smoking Behavior Questionnaire

oleh University of Washington, Genome Sciences Education Outreach yang terdiri dari

106 pertanyaan kemudian di modifikasi oleh peneliti dan hanya

menggunakan 6 item pertanyaan dengan 3 sub-variabel karena disesuaikan

dengan urgensi responden yaitu mengenai Frekuensi merokok, Status

merokok, dan Waktu atau Durasi Merokok. Kuesioner dalam penelitian ini

menggunakan multiple choice yang terdiri dari 3 pilihan jawaban yang

menjelaskan tentang frekuensi, status dan waktu merokok. Pengisian

kuesioner orangtua merokok apabila pada pertanyaan screening orang tua

tidak merokok maka tidak melanjutkan untuk menjawab pertanyaan pada

kuesioner dan langung diberi nilai 0 = Tidak merokok.

Table 4.3 Kisi-kisi Kuesioner Perilaku Merokok Orang Tua

No. Parameter Nomor Bobot

1.

Frekuensi merokok :

Perokok ringan 1-10 batang per hari,

Perokok sedang 11-20 batang per hari,

Perokok berat >20 rokok per hari

1, 2, 5 33,3%

2.

Status merokok :

Perokok,

Bekas perokok

Bukan perokok

6 33,3%

60

3.

Waktu merokok :

Perokok ringan : merokok lebih

dari 60 menit

setelah bangun

tidur

Perokok sedang : merokok 31-60

menit setelah

bangun tidur

Perokok berat : merokok 6-30

menit setelah

bangun tidur

3, 4 33%

Total 6 100%

Penilaian per item :

Item Frekuensi Merokok : 33.3 : 3 = 11.1

11.1 : 3 = 3.7

Nilai Minimal : 3.7

Nilai Maksimal : 11.1

Skor per kategori jawaban : A : 11.1

B : 7.4

C : 3.7

Item Status Merokok : 33.3 : 1 = 33.3

33.3 : 3 = 11.1

Nilai minimal : 11.1

Nilai maksimal : 33.3

Skor per kategori jawaban : A : 33.3

61

B : 22.2

C : 11.1

Item Waktu Merokok : 33.3 : 2 = 16.65

16.65 : 3 = 5.55

Nilai minimal : 5.55

Nilai maksimal : 16.65

Skor per kategori jawaban : A : 16.65

B : 11.1

C : 5.55

Nilai keseluruhan

Nilai minimal : 33

Frekuensi merokok : 3.7 x 3 = 11

Status merokok : 11.1 x 1 = 11

Waktu merokok : 5.55 x 2 = 11

Nilai maksimal : 99

Frekuensi merokok : 11.1 x 3 = 33

Status merokok : 33.3 x 1 = 33

Waktu merokok : 16.65 x 2 = 33

Total

Rentang ringan–tinggi : 99-33 = 66

Deviasi : 66 : 6 = 11

Mean teoritis : 33 x 3 = 99

Interpretasi skor ( Azwar, 2016)

Perilaku merokok ringan : (99-1.0(11)) = < 88

Perilaku merokok sedang : (99-1.0(11)) X (99+1.0(11)) = 88-110

Perilaku merokok berat : (99+1.0(11)) = > 110

62

4.8.2. Kuesioner Perilaku Merokok Anak

Penelitian ini menggunakan kuesioner Smoking Behavior Questionnaire

oleh University of Washington, Genome Sciences Education Outreach yang terdiri dari

106 pertanyaan kemudian di modifikasi oleh peneliti dan hanya

menggunakan 5 item pertanyaan dengan 3 sub-variabel karena disesuaikan

dengan urgensi responden yaitu mengenai Frekuensi merokok, Status

merokok, dan durasi merokok. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan

multiple choice yang terdiri dari 3 pilihan jawaban.

Table 4.4 Kisi-kisi Kuesioner Perilaku Merokok Anak

No. Parameter Nomor Bobot

1.

Frekuensi merokok :

Perokok ringan 1-10 batang per hari,

Perokok sedang 11-20batang per hari,

Perokok berat >20 rokok per hari

3, 4 33.3 %

2.

Status merokok :

Perokok

Bekas perokok

5 33.3 %

3.

Waktu merokok :

Perokok ringan : merokok lebih dari

60 menit setelah

bangun tidur

Perokok sedang : merokok 31-60

menit setelah

bangun tidur

1, 2 33.3%

63

Perokok berat : merokok 6-30 menit

setelah bangun

tidur

Total 5

100%

Penilaian per item :

Item Frekuesi dan waktu merokok : 33.3% : 2 = 16.65

16.65 : 3 = 5.55

Nilai Minimal : 5.55

Nilai Maksimal : 16.65

Skor per kategori jawaban : A : 16.65

B : 11.1

C : 5.55

Item Status Merokok : 33.3% : 1 = 33.3

33.3 : 3 = 11.1

Nilai minimal : 11.1

Nilai maksimal : 33.3

Skor per kategori jawaban : A : 33.3

64

B : 22.2

C : 11.1

Penilaian keseluruhan

Nilai maksimal : 33

Item frekuensi & waktu merokok : 5.55 x 2 = 11

Item status merokok : 11.1 x 1 = 11

Nilai Maximal : 99

Item frekuensi & waktu merokok : 16.65 x 2 = 33.3

Item status merokok : 33.3 x 1 = 33.3

Total

Rentang antara rendah – tinggi : 99-33 = 66

Deviasi : 66 : 6 = 11

Mean Teoritis : 33 x 3 = 99

Interpretasi skor (Azwar, 2016)

Perilaku merokok ringan : (99-1.0(11)) = <88

Perilaku merokok sedang : (99-1.0(11)) X (99+1.0(11)) = 88-110

Perilaku merokok tinggi : (99+1.0(11)) = >110

65

4.9. Uji Validitas dan Reliabilitas

4.9.1. Uji Validitas

Validitas atau kesahihan merupakan sesuatu yang seharusnya dapat

diukur ( Nursalam, 2008). Validitas adalah indeks yang memperlihatkan alat

ukur yang di gunakan dalam mengukur apa yang akan diteliti dan mampu

mengungkapkan data yang ingin di teliti ( Arikunto, 2010). Keputusan uji :

a. Bila nilai sig < 0.05 maka item pertanyaan dinyatakan valid

b. Bila nilai sig > 0.05 maka item pertanyaan dinyatakan tidak valid

Pada penelitian ini yang digunakan untuk uji validitas adalah kuesioner

mengenai perilaku merokok anak dan orang tua. Uji validitas menggunakan

teknik Pearson dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows. Berdasarkan uji

validitas yang telah dilakukan oleh peneliti pada tahap pertama, peneliti

menyebar kuesioner dengan mengunjungi warung dan warnet untuk

menemui anak yang merokok. Jumlah 11 pertanyaan dalam kuesioner adalah

terdiri dari 6 pertanyaan pertama mengenai perilaku merokok orang tua dan

5 pertanyaan berikutnya adalah pertanyaan mengenai perilaku merokok anak

yang diberikan kepada 10 anak yang merokok hasil dari uji kuesioner

perilaku merokok orangtua yang terdiri dari 6 pertanyaan dimana hanya 5

pertanyaan yang dinyatakan valid yaitu terdapat pada nomor 1,2,3,5 dan 6

sedangkan pada butir soal nomor 4 tidak valid. Hasil uji validitas pada

kuesioner perilaku merokok anak hanya 1 butir soal yang nyatakan valid

yaitu pada butir soal nomor 2 dan pada butir soal nomor 1,3,4 dan 5

66

dinyatakan tidak valid. Selanjutnya untuk membuat agar semua pertanyaan

dalam kuesioner menjadi valid peneliti melakukan perbaikain pada butir soal

yang belum valid kemudian disebarkan kembali kepada anak yang merokok,

hasil dari uji validitas kedua terdapat 6 pertanyaan yang dinyatakan valid pada

item kuesioner orangtua merokok dan 4 butir soal yang valid pada kuesioner

perilaku merokok anak. Uji validitas ketiga peneliti melakukan perbaikan

kembali terhadap butir soal yang belum valid dan di uji kan kembali kepada

anak yang merokok, hasil yang didapatkan dari uji validitas ketiga semua

pertanyaan yang terdiri dari 11 pertanyaan dinyatakan valid dikarenakan

semua item pertanyaan memiliki nilai signifikasi <0,05, yaitu pada item

pertanyaan 1 (0.969) pertanyaan 2 (0.969), pertanyaan 3 (0.804), pertanyaan

4(0.905), pertanyaan 5(0.888) pertnyaan 6(0.969), pertanyaan 7(0.969),

pertanyaan 8 (0.808). pertanyaan 9(0.896), pertanyaan 10(0.808), pertanyaan

11(0.808). Pertanyaan yang dinyatakan valid berdasarkan uji validitas terdapat

pada item pertanyaan 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11. Uji validitas dinyatakan valid

jika nilai pearson correlation >r tabel (0.631)

4.9.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui kesamaan

dari suatu hasil pengukuran atau dari pengamatan Uji reliabilitas yang

dilakukan dengan maksut agar mengetahui konsistensi dari alat ukur

sehingga dapat digunakan dan tetap konsisten apabila penelitian diulang

(Nursalam, 2013). Reabilitas statistik dihitung dengan menggunakan rumus

Cronbach’s serta dengan menggunakan SPSS (Statistical Product for Social

67

Sciences). Apabila didapatkan nilai Cronbach’s Alpha > 0.6 maka dinyatakan

reliabel.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas didapatkan hasil bahwa pada variabel

orangtua perokok dan perilaku merokok anak memiliki nilai koefisiensi alpha

sebesar 0.925 dimana berdasarkan nilai tersebut kuesiner orangtua perokok

dan perilaku merokok pada anak dinyatakan reliable karena memiliki nilai

Cronbanch’s Alpha >0.6

4.10. Prosedur Pengambilan Data

Pengambilan atau pengumpulan data adalah peran dalam suatu pendekatan

terjadap subjek yang diteliti dengan mengumpulkan karakteristik subjek yang

dibutuhkan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2008). Pengumpulan data yang

dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

4.10.1. Tahap Persiapan

1. Membuat surart ijin studi pendahuluandan penelitian, kemudian

ditandatangani oleh Wakil Dekan I yang ditujukan untuk Kepala

Badan Bangsa dan Politik Kota Malang dan kemudian diajukan ke

Dinas Kesehatan Kota Malang.

2. Peneliti membawa surat ijin dari Dinas Kesehatan Kota Malang ke

Puskesmas Mulyorejo Kecamatan Sukun untuk melakukan studi

pendahuluan dan pengambilan data keluarga merokok.

68

3. Peneliti membawa surat ijin penelitian kepada Ketua-Ketua RW yang

berada di Kelurahan Pisang Candi Kecamatan Sukun Kota Malang

untuk meminta ijin.

4. Peneliti mengunjungi rumah-rumah warga di Kelurahan Pisang

Candi berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas mulyorejo

untuk meminta ijin dilakukannya penelitian serta menjadi responden

dalam penelitian

4.10.2. Tahap Pelaksanaan

1. Peneliti akan memberikan lembar persetujuan dan lembar kuesioner

kepada anak-anak yang merokok dirumahnya untuk menjadi

responden dalam penelitian.

2. Responden diberi penjelasan mengenai cara mengisi kuesioner.

3. Peneliti mempersilahkan responden untuk mengisi lembar kuesioner

yang telah diberikan.

4. Peneliti mengumpulakan kembali semua kuesioner yang telah diisi

oleh responden.

5. Setelah data terkumpul kemudian peneliti akan melakukan analisa

data yaitu dengan menggunakan Spearmen Rank.

69

4.11. Analisa Data

4.11.1. Langkah-langkah Pengolahan Data

a. Editing

Editing adalah sebuah proses dimana peneliti akan melakukan

pengecekan kembali data yang telah terkumpul, konsistensi, dan

kelengkapan data (Soegoto, 2008).

b. Coding

Coding merupakan tahapan yang dilakukan dalam mengindentifikasi

kembali data maupun jawaban berdasarkan masing-masing kategori

sehingga pengelompokkan data dapat dilakukan dengan mudah (

Lapau, 2012).

c. Processing

Pemprosesan yang dilakukan terhadap semua data yang telah didapat

agar dapat dianalisis dengan tepat.

d. Pemrosesan data

Pemrosesan data adalah suatu proses yang dilakukan dengan cara

meng-input atau memasukkan data dan hasil dari jawaban kuesioner ke

dalam master table atau database computer.

e. Clearning

Adalah salah satu tahapan kegiatan pengecekkan kembali data-data

yang telah di-input dan melakukan koreksi apabila terdapat sebuah

kesalahan.

70

f. Tabulating

Merupakan suatu pengorganisasian data yang dilakukan sehingga dapat

dengan mudah dilakukan penjumlahan, disusun, serta ditata untuk

diajukan dan dianalisis.

4.11.2. Analisa Univariate dan Bivariate

1. Analisa Univariate

Analisa univariate adalah analisa yang dilakukan dengan tujuan

untuk menjelaskan atau mendekripsikan karakteristik setiap variabel

penelitian. Analisa pada umumnya hanya menghasilkan distribusi

frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Table dalam analisa

univariate adalah suatu table yang yang menggambarkan penyajian data

dalam bentuk distribusi frekuensi untu satu variabel saja

(Notoatmodjo, 2012). Analisis Univariate dalam penelitian ini yaitu

untuk mendeskripsikan tentang orang tua merokok dan perilaku

merokok pada anak. Analisa ini dilakukan perhitungan skor perilaku

merokok orang tua dan perilaku merokok anak yang diberikan serta

data demografi berupa usia, pendidikan, jenis kelamin, status merokok

orangtua, frekuensi terpapar rokok oleh orangtua, memiliki hubungan

dekat dengan orangtua, pendidikan orangtua, memiliki teman perokok,

perasaan menyenangkan ketika merokok, frekuensi melihat tayangan

merokok, pernah dilarang merokok oleh orangtua.

71

2. Analisa Bivariate

Analisa merupakan suatu analisa dalam penelitian yang

dillakukan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya hubungan antara

variable yaitu variabel independen dan variabel dependen (Lapau,

2015). Analisa bivariate yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

untuk menilai atau mengetahui hubungan antara perilaku merokokt

orangtua dengan perilaku merokok pada anak.

Uji korelasi Spearmen Rank (Rho) digunakan dengan tujuna untuk

mengukur tingkat eratnya hubungan diantara kedua variabel dengan

skala ordinal (Hidayat, 2009).

a. Jika nilai sig <0.05, maka dapat disimpulkan ada hubungan yang

signifikan antara kedua variabel yang dihubungkan.

b. Jika nilai sig >0.05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara variabel yang dihubungkan.

Dalam penelitian ini proses menganalisa data menggunakan

computer software statistik SPSS versi 16. Sarwono (2006, dalam

Sarwono, 2011) membagi kriteria mengenai kekuatan hubungan antara

dua variabel diantaranya yaitu :

0 : TIdak ada korelasi antara kedua variabel

>0-0.25 : Korelasi sangat lemah

72

>0.25-0.5 : Korelasi cukup

>0.5-0.75 : Korelasi kuat

>0.75-0.99 : Korelasi sangat kuat

1 : Korelasi sempurna

4.12. Etika Penelitian

Etika dalam sebuah penelitian menjadi hal yang sangat penting, karena

penelitian yang dilakukan berhubungan langsung dengan manusia, sehingga dilihat

dari segi etika dalam penelitian yang dilakukan harus benar-benar diperhatikan.

Etika penelitian yang harus diperhatikan adalah :

a. Lembar persetujuan (Informed Consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan diantara kedua pihak

yaitu peneliti dan responden dengan diserahkannya lembar persetujuan.

Lembar persetujuan selanjutnya diberikan sebelum dilakukannya penelitian

yaitu dengan menyerahkan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Lembar persetujuan memiliki tujuan agar kelak subjek dan penelitian dapat

memahami maksut dan tujuan serta dampak dari penelitian. Apabila

responden penelitian bersedia, maka respoden harus menandatangani lember

persetujuan tersebut. Dalam penelitian apabila responden tidak bersedia

menjadi responden maka peneliti tidak boleh memaksa dan harus

menghormati hak respon tersebut.

73

b. Tanpa nama (Anonimity)

Etika selanjutnya dalam sebuah penelitian yaitu dengan memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek dari penelitian. Hal tersebut bisa

dilakukan dengan cara yaitu tidak mencantumkan identitas responden

penelitian pada lembar atau alat ukur dan hanya diperbolehkan untuk

mencantumkan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian

yang dihasilakn pada akhir penelitian.

c. Kerahasiaan (confidentiality)

Kerahasiaan dalam etika penelitian merupakan suatu masalah yaitu

dengan memberikan suatu jaminan kerahasiaan dari hasil penelitian yang

dilakukan, baik kerahasiaan dalam bentuk informasi maupun dalam bentuk

lainnya. Peneliti memiliki kewajiban untuk menjaga informasi yang

didapatkan dimana hasil peneiltian hanya akan dilaporkan kepada pihak

tertentu saja (Hidayat, 2009).