MAKALAH METODOLOGI STUDI ISLAM

37
MAKALAH METODOLOGI STUDI ISLAM Biografi Sayyid Quthb Sayyid Quthb adalah seorang ilmuwan, sastrawan, ahli tafsir sekaligus pemikir dari Mesir. Ia banyak menulis dalam berbagai bidang. Ia mempunyai nama lengkap Sayyid Qutb Ibrahim Husain Syadzili. Ia lahir di daerah Asyut, Mesir tahun 1906, di sebuah desa dengan tradisi agama yang kental. Dengan tradisi yang seperti itu,maka tak heran jika Qutb kecil menjadi seorang anak yang pandai dalam ilmu agama. Tak hanya itu, saat usianya masih belia, ia sudah hafal Qur’an. Bakat dan kepandaian menyerap ilmu yang besar itu tak disia-siakan terutama oleh kedua orang tua Qutb. Selama hidupnya selain aktif menulis, ia juga aktif dalam gerakan Islam yang dipimpin oleh Hasan Al-Banna. Biografi Sayyid Quthb dari Google Biografi Sayyid Quthb dilahirkan pada tanggal 9 Oktober 1906 M. di kota Asyut, salah satu daerah di Mesir. Dia merupakan anak tertua dari lima bersaudara, dua laki-laki dan tiga perempuan. Ayahnya bernama al-Haj Qutb Ibrahim, ia termasuk anggota Partai Nasionalis Musthafa Kamil sekaligus pengelola majalah al-Liwâ`, salah satu majalah yang berkembang pada saat itu. Qutb muda adalah seorang yang sangat pandai. Konon, pada usianya yang relatif muda, dia telah berhasil menghafal al-Qur`an diluar kepala pada umurnya yang ke-10 tahun. Pendidikan dasarnya dia peroleh dari sekolah pemerintah selain yang dia dapatkan dari sekolah Kuttâb (TPA). Pada tahun 1918 M, dia berhasil menamatkan pendidikan dasarnya. Pada tahun 1921 Sayyid Qutb berangkat ke Kairo untuk melanjutkan pendidikannya di Madrasah Tsanawiyah. Pada

Transcript of MAKALAH METODOLOGI STUDI ISLAM

MAKALAH METODOLOGI STUDI ISLAM

Biografi Sayyid Quthb Sayyid Quthb adalah seorang ilmuwan, sastrawan, ahli tafsir sekaligus pemikir dari Mesir.Ia banyak menulis dalam berbagai bidang. Ia mempunyai nama lengkap Sayyid Qutb Ibrahim Husain Syadzili. Ia lahir di daerah Asyut, Mesir tahun 1906, di sebuah desa dengan tradisiagama yang kental. Dengan tradisi yang seperti itu,maka tak heran jika Qutb kecil menjadi seorang anak yang pandai dalam ilmu agama. Tak hanya itu, saat usianya masih belia, ia sudahhafal Qur’an. Bakat dan kepandaian menyerap ilmu yang besar itu tak disia-siakan terutama oleh kedua orang tua Qutb. Selama hidupnya selain aktif menulis, ia juga aktif dalam gerakan Islam yang dipimpin oleh Hasan Al-Banna.

Biografi Sayyid Quthb dari Google Biografi

Sayyid Quthb dilahirkan pada tanggal 9 Oktober 1906 M. di kota Asyut, salah satu daerah di Mesir. Dia merupakan anak tertua dari lima bersaudara, dua laki-laki dan tiga perempuan. Ayahnya bernama al-Haj Qutb Ibrahim, ia termasuk anggota Partai Nasionalis Musthafa Kamil sekaligus pengelola majalah al-Liwâ`, salah satu majalah yang berkembang pada saat itu. Qutb muda adalah seorang yang sangat pandai. Konon,pada usianya yang relatif muda, dia telah berhasil menghafal al-Qur`an diluar kepala pada umurnya yang ke-10 tahun. Pendidikan dasarnya dia peroleh dari sekolah pemerintah selain yang dia dapatkan dari sekolah Kuttâb (TPA).

Pada tahun 1918 M, dia berhasil menamatkan pendidikan dasarnya. Pada tahun 1921 Sayyid Qutb berangkat ke Kairo untuk melanjutkan pendidikannya di Madrasah Tsanawiyah. Pada

masa mudanya, ia pindah ke Helwan untuk tinggal bersama pamannya, Ahmad Husain Ustman yang merupakan seorang jurnalis. Pada tahun 1925 M, ia masuk ke institusi diklat keguruan, dan lulus tiga tahun kemudian. Lalu ia melanjutkan jenjang perguruannya di Universitas Dâr al-‘Ulûm hingga memporelah gelar sarjana (Lc) dalam bidang sastra sekaligus diploma pendidikan.

Berbekal persedian dan harta yang sangat terbatas, karena memang ia terlahir dalam keluarga sederhana, Qutb di kirim keHalwan. Sebuah daerah pinggiran ibukota Mesir, Cairo. Kesempatan yang diperolehnya untuk lebih berkembang di luar kota asal tak disia-siakan oleh Qutb. Semangat dan kemampuan belajar yang tinggi ia tunjukkan pada kedua orang tuanya. Sebagai buktinya, ia berhasil masuk pada perguruan tinggi Tajhisziyah Dar al Ulum, sekarang Universitas Cairo. Kala itu, tak sembarang orang bisa meraih pendidikan tinggi di tanah Mesir, dan Qutb beruntung menjadi salah satunya. Tentunya dengan kerja keras dan belajar. Tahun 1933 Qutb dapat menyabet gelar sarjana pendidikan.

Sepanjang hayatnya, Sayyid Qutb telah menghasilkan lebih daridua puluh buah karya dalam berbagai bidang. Penulisan buku-bukunya juga sangat berhubungan erat dengan perjalanan hidupnya. Sebagai contoh, pada era sebelum tahun 1940-an, beliau banyak menulis buku-buku sastra yang hampa akan unsur-unsur agama. Hal ini terlihat pada karyanya yang berjudul “Muhimmat al-Syi’r fi al-Hayâh” pada tahun 1933 dan “Naqd Mustaqbal al-Tsaqâfah fî Misr” pada tahun 1939.

Pada tahun 1940-an, Sayyid Qutb mulai menerapkan unsur-unsur agama di dalam karyanya. Hal itu terlihat pada karya beliau selanjutnya yang berjudul “al-Tashwîr al-Fanni fi al-Qur`an” (1945) dan “Masyâhid al-Qiyâmah fi al-Qur`an”.

Pada tahun 1950-an, Sayyid Qutb mulai membicarakan soal keadilan, kemasyarakatan dan fikrah Islam yang suci menerusi ‘al-Adalah al-Ijtima’iyyah fi al-Islam dan ‘Ma’rakah al-Islamwa ar-Ra’s al-Maliyyah’. Selain itu, beliau turut menghasilkan “Fî Zhilâl al-Qur`ân’” dan “Dirâsat Islâmiyyah”.Semasa dalam penjara, yaitu mulai dari tahun 1954 hingga 1966, Sayyid Qutb masih terus menghasilkan karya-karyanya. Diantara buku-buku yang berhasil ia tulis dalam penjara adalah “Hâdza al-Dîn”, “al-Mustaqbal li Hâdza al-Dîn”, “Khashâ`is al-Tashawwur al-Islâmi wa Muqawwimâtihi’ al-Islâm wa Musykilah al-Hadhârah” dan “Fî Zhilal al-Qur`ân’ (lanjutannya).

Tak lama setelah itu ia diterima bekerja sebagai pengawas pendidikan di Departemen Pendidikan Mesir. Selama bekerja, Qutb menunjukkan kualitas dan hasil yang luar biasa, sehinggaia dikirim ke Amerika untuk menuntut ilmu lebih tinggi dari sebelumnya.Qutb memanfaatkan betul waktunya ketika berada di Amerika, tak tanggung-tanggung ia menuntut ilmu di tiga perguruan tinggi di negeri Paman Sam itu. Wilson’s Teacher’s College, di Washington ia jelajahi, Greeley College di Colorado ia timba ilmunya, juga Stanford University di California tak ketinggalan diselami pula. Seperti keranjinganilmu, tak puas dengan yang ditemuinya ia berkelana ke berbagai negara di Eropa. Itali, Inggris dan Swiss dan berbagai negara lain dikunjunginya. Tapi itupun tak menyiram dahaganya. Studi di banyak tempat yang dilakukannya memberi satu kesimpulan pada Sayyid Qutb.

Hukum dan ilmu Allah saja muaranya. Selama ia mengembara, banyak problem yang ditemuinya dibeberapa negara. Secara garis besar Sayyid Qutb menarik kesimpulan, bahwa problem yang ada ditimbulkan oleh dunia

yang semakin matrealistis dan jauh dari nilai-nilai agama. Alhasil, setelah lama mengembara, Sayyid Qutb kembali lagi keasalnya. Seperti pepatah, sejauh-jauh bangau terbang, pasti akan pulang ke kandang. Ia merasa, bahwa Qur’an sudah sejak lama mampu menjawab semua pertanyaan yang ada. Ia kembali ke Mesir dan bergabung dengan kelompok pergerakan Ihkawanul Muslimin. Di sanalah Sayyid Qutb benar-benar mengaktualisasikan dirinya. Dengan kapasitas dan ilmunya, taklama namanya meroket dalam pergerakan itu. Tapi pada tahun 1951, pemerintahan Mesir mengeluarkan larangan dan pembubaranikhwanul muslimin.

Saat itu Sayyid Qutb menjabat sebagai anggota panitia pelaksana program dan ketua lembaga dakwah. Selain dikenal sebagai tokoh pergerakan , Qutb juga dikenal sebagai seorang penulis dan kritikus sastra. Kalau di Indonesia semacam H.B. Jassin lah. Banyak karyanya yang telah dibukukan. Ia menulis tentang banyak hal, mulai dari sastra, politik sampai keagamaan.Empat tahun kemudian, tepatnya Juli 1954, Sayyid menjabat sebagai pemimpin redaksi harian Ikhwanul Muslimin. Tapi harian tersebut tak berumur lama, hanya dua bulan tajam karena dilarang beredar oleh pemerintah. Tak lain dan tak bukan sebabnya adalah sikap keras, pemimpin redaksi, Sayyid Qutb yang mengkritik keras Presiden Mesir kala itu, Kolonel Gamal Abdel Naseer. Saat itu Sayyid Qutb mengkritik perjanjian yang disepakati antara pemerintahan Mesir dan negara Inggris. Tepatnya 7 Juli 1954. Sejak saat itu, kekejaman penguasa bertubi-tubi diterimanya. Setelah melalui proses yang panjang dan rekayasa, Mei 1955, Sayyid Qutb ditahan dan dipenjara dengan alasan hendak menggulingkan pemerintahan yang sah. Tiga bulan kemudian, hukuman yang lebih berat diterimanya, yakni harus bekerja paksa di kamp-kamp penampungan selama 15 tahun lamanya. Berpindah-pindah penjara, begitulah yang diterima Sayyid Qutb dari

pemerintahnya kala itu.

Hal itu terus di alaminya sampai pertengahan 1964, saat presiden Irak kala itu melawat ke Mesir. Abdul Salam Arief, sang presiden Irak, memminta pada pemerintahan Mesir untuk membebaskan Sayyid Qutb tanpa tuntutan. Tapi ternyata kehidupan bebas tanpa dinding pembatas tak lama dinikmatinya.Setahun kemudian, pemerintah kembali menahannya tanpa alasan yang jelas. Kali ini justru lebih pedih lagi, Sayyid Qutb takhanya sendiri. Tiga saudaranya dipaksa ikut serta dalam penahanan ini. Muhammad Qutb, Hamidah dan Aminah, serta 20.000 rakyat Mesir lainnya. Alasannya seperti semua, menuduhIkhwanul Muslimin membuat gerakan yang berusaha menggulingkandan membunuh Presiden Naseer. Ternyata, berjuang dan menjadi orang baik butuh pengorbanan. Tak semua niat baik dapat diterima dengan lapang dada. Hukuman yang diterima kali ini pun lebih berat dari semua hukuman yang pernah diterima Sayyid Qutb sebelumnya. Ia dan dua kawan seperjuangannya dijatuhi hukuman mati.

Meski berbagai kalangan dari dunia internasional telah mengecam Mesir atas hukuman tersebut, Mesir tetap saja bersikukuh seperti batu. Tepat pada tanggal 29 Agustus 1969, ia syahid di depan algojo-algojo pembunuhnya. Sebelum ia menghadapi ekskusinya dengan gagah berani, Sayyid Qutb sempatmenuliskan corat-coret sederhana, tentang pertanyaan dan pembelaannya. Kini corat-coret itu telah menjadi buku berjudul, “Mengapa Saya Dihukum Mati”. Sebuah pertanyaan yangtak pernah bisa dijawab oleh pemerintahan Mesir kala itu.

Ketika beliau diadili pada tahun 1954 juga berkata: “Apabila tuan-tuan menghendaki kepala saya, inilah aku dengan kepalaku di atas tapak tanganku sendiri!”

Tidak lama setelah penembakan terhadap Hasan Al-Banna, terjadilah penangkapan besar-besaran terhadap anggota Ihwanul Muslimin oleh rezim Nasser, yang beliau waktu itumenjabat Perdana Menteri dan Ketua Dewan Revolusi Mesir. Anggota Ikhwanul Muslimin yang ditangkap ketika itu sebanyak 10,000 (sepuluh ribu) anggota dan seluruhnya dimasukkan ke dalam penjara, termasuk mereka yang berjasadalam perang melawan Inggris di Suez.

Baru 20 hari sejak penangkapan besar-besaran itu, terdapat 1,000 orang tahanan anggota Ikhwanul Muslimin yang mati akibat siksaan dan penganiayaan. Dan 6 (enam) orang yang dijatuhi hukuman mati.

Di antara anggota-anggota Ikhwanul Muslimin yang ditahan dalam penjara itu adalah Hakim Dr. Abdul Qadir Audah, Muhammad Faraghali, dan Sayyid Quthub. Para tahanan itu tidak sedikit yang dijatuhi hukuman penjara antara 15 tahun sampai seumur hidup, dan juga hukuman mati, dan kerja paksa memotong dan memecah batu-batu di gunung-ganang. Mereka yang membangkang mogok tidak mau kerja paksa kemudian ditembak. Pernah kejadian yang mogok itu ditembak sekaligus 22 orang dalam penjara mereka. Kejadian itu pada tahun 1977.

Adapun Sayyid Quthub, beliau pernah dihebahkan oleh pihaklnggris, barangsiapa yang dapat menangkapnya akan mendapat hadiah 2000 Poundsterling.

Sayyid Quthub ini lahir pada tahun 1903 di Musha, sebuah kota kecil di Asyut, Mesir. Beliau telah hafal Al-Quran 30 Juz sejak masih anak-anak, meraih gelar sarjana dalam tahun 1933 dari Universitas Cairo, kemudian bekerja pada Kementerian Pendidikan. Kementerian Pendidikan kemudiannya mengirim beliau untuk belajar di Amerika Serikat selama dua tahun.

Sepulang dari Amerika Serikat beliau ke Inggris, Swiss, dan Itali. Sepulangnya dari luar negeri beliau kemudian menyatakan keyakinannya bahawa Mesir harus membebaskan diri dari kebudayaan asing yang negatif dan merusak keperibadian Islam serta ketimuran itu.

Beliau adalah seorang penyair dan sastrawan yang hasil karyanya diperhatikan orang. Pada tahun 1946 beliau menulis buku berjudul Keadilan Sosial Di Dalam Islam. Buku ini amat populer dan cemerlang sehingga menjadikan beliau termasyhur. Apalagi setelah buku ini diterjemahkanke dalam berbagai bahasa, beliau benar-benar seorang tokoh yang berwawasan. Terutama buku ini sebagai jawaban dari sikap Nasser yang mengumandangkan Sosialisme Arab itu.

Sebenarnya Sayyid Quthub ditahan jauh sebelum peristiwa Sandiwara Penentangan terhadap Nasser pada tanggal 26 Oktober 1954, yaitu dua hari setelah Ikhwanul Muslimin dilarang oleh Nasser. Adapun kesalahan beliau yang palingbanyak ialah karena beliau mengarang dan menulis beberapabuku yang bersifat semangat Islam. Selain Keadilan SosialDalam Islam, juga buku Tonggak-tonggak Jalan yang isinya menolak kebudayaan jahiliyah moden dalam segala bentuk dan praktiknya.

Kekejaman terhadap para tahanan dan terhadap beliau dari penguasa mesir tak terkira. Melebihi Nazi Jerman. Hal initelah diungkapkan oleh para bekas tahanan yang kemudian selamat kembali kepada keluarga mereka. Mereka banyak berkisah tentang kekejaman penguasa zaman Raja Farouk maupun oleh Pemerintah Nasser. Ramai para bekas tahanan itu yang bercerita sambil bercucuran air mata bila teringat kawan-kawannya yang mati disiksa dan dibantai dihadapan mata kepala mereka sendiri. Hukuman cambuk, cuci otak dengan alat-alat elektronik sehingga para korban

menjadi hilang akal, dan sebagainya. Bermacam-macam tuduhan yang dilontarkan. Tuduhan palsu, fitnah yang dibuat-buat, yang kesemuanya itu tidak ada kesempatan bagi para anggota Ikhwan untuk membela diri. Mereka tetapmengatakan Ikhwanul Muslimin salah, mengkhianati negara dan bangsa, dan sebagainya serta tuduhan-tuduhan yang tidak masuk akal.

Adik Sayyid Quthub yang bernama Muhammad Quthub meninggaldalam penjara. Dan Sayyid Quthub sendiri dibebaskan oleh penguasa pada tahun 1964 atas usaha Presiden lrak, Abdus Salam Aref almarhum. Selepas dari tahanan ini keluarlah buku beliau berjudul Tonggak-tonggak Islam, sehingga padabulan Agustus 1965 beliau ditangkap dan ditahan lagi bersama 46,000 (empat puluh enam ribu) anggota Ikhwanul Muslimin.

Dalam pengadilan beliau berkata, “Aku tahu bahwa kali iniyang dikehendaki oleh pemerintah (Nasser) adalah kepalaku. Sama sekali aku tidak menyesali kematianku, sebaliknya aku berbahagia kerana mati demi cinta. Tinggalsejarah yang memutuskan, siapakah yang benar, Ikhwan ataukah rezim ini”.

Ketika beliau diadili pada tahun 1954 juga berkata: “Apabila tuan-tuan menghendaki kepada saya, inilah aku dengan kepalaku di atas tapak tanganku sendiri!”

Pada bulan Agustus 1966 Mahkamah Militer menjatuhkan hukuman gantung kepada tokoh Ikhwanul Muslimin termasuk beliau. Dengan sebuah senyum pada hari Senin, di waktu fajar menyingsing tanggal 29 Agustus 1966, beliau meninggal dunia di tiang gantung sebagai jalan untuk menemui Allah! Selama dalam masa penahanan, beliau menulis kitab tafsir Al-Quran yang sangat populer (Fi

Zilalil Qur’an) yang saat ini banyak dijadikan kitab referensi dalam berbagai kajian Islam.

Demikianlah hukum yang terjadi di dunia ini, yang benar belum tentu menang dan yang salah belum tentu kalah. Namun pada umumnya yang berkuasa itulah yang dibenar-benarkan, karena pihak yang tidak mendapat kesempatan untuk berbicara karena bukan penguasa, walau tidak kuasa berkata bahwa dirinya benar. Dan Nasser merasa dirinya dipihak yang benar sehingga Ikhwanul Muslimin dianggap sebagai pengkhianat bangsa dan negara. Padahal setiap Mesir ditimpa bahaya, penguasa selalu minta tolong kepadapara anggota Ikhwanul Muslimin untuk tampil ke depan membela tanah air, tetapi setelah keadaan aman, Ikhwanul Muslimin dijauhkan dari kebenaran, dipinggirkan, dianggapsebagai organisasi yang najis dan ekstrim.

Demikianlah nasib para pejuang dalam membela kebenaran, bahawa risiko yang dihadapinya tidak sedikit dan bahkan sering membawa korban, disiksa, dianiaya dan demikian itulah cara Allah untuk mengetahui keimanan dan ketakwaanseseorang. Dengan demikian, jelaslah bahwa siapa saja yang tidak mau berjuang untuk membela kebenaran adalah orang yang lemah mentalnya, dan akan mendapat siksa di akhirat nanti.

Waallahu A’lam

“The history of the world is but the biography of great man”, sejarah adalah tak lebih merupakan kumpulan biografi orang-orang besar. Pernyataan yang pernah dilontarkan oleh Thomas Carlyle tersebut adalah pernyataan yang tepat untuk melukiskan makna sejarah. Karena ketika membaca sejarah, kita akan menemukan sepak terjang dan aksi orang-orang besar yang ada di dalamnya. Yaitu mereka yang pernah

melakukan pekerjaan yang besar. Pekerjaan yang mampu merubah mata angin dan pola pikir umat manusia.

Salah satu orang besar yang mampu menorehkan sejarah hidupnya dengan indah adalah Sayyid Quthb. Karya-karyanyamenjadi inspirasi bagi bangkitnya jihad Islam di seluruh dunia. Setidaknya itulah yang diakui oleh pengamat ‘terorisme’ dan ulama’ su’ yang menjadi pelayan Thoghut. Ya, ia bernama Sayyid Quthb –Rahimahullah-. Di antara mereka yang begitu tergetar dengan sosok mulia ini adalahseorang polisi yang menyaksikan eksekusi matinya pada tahun 1966.

Polisi tersebut mengetengahkan kisahnya kepada kita, “Penugasan kami yang terakhir di penjara itu adalah menjaga sebuah sel di mana di dalamnya ada seorang lelakiyang dipenjara. Kami diberitahu bahwa orang ini adalah yang paling berbahaya dari kumpulan ‘pengkhianat’ itu. Orang ini adalah pemimpin dan perencana seluruh makar jahat mereka. Namanya Sayyid Quthb. Orang ini agaknya telah mengalami siksaan sangat berat hingga ia tidak mampu lagi untuk berdiri. Mereka harus menyeretnya ke Pengadilan Militer ketika ia akan disidangkan. Suatu malam, keputusan telah sampai untuknya, ia harus dieksekusi mati dengan cara digantung.

Malam sebelum eksekusi gantung, seorang syaikh datang menemuinya, untuk mentalqin dan mengingatkannya kepada Allah. Syaikh itu berkata, “Wahai Sayyid, ucapkanlah Laa Ilaaha Illallah…” Sayyid Quthb hanya tersenyum lalu berkata, “Sampai juga engkau wahai Syaikh, menyempurnakan seluruh sandirawa ini ? Ketahuilah, kami mati dan mengorbankan diri demi membela dan meninggikan kalimat Laa Ilaaha Illallah, sementara engkau mencari makan dengan Laa Ilaaha Illallah.”

Dini hari esoknya, aku dan temanku menuntun tangannya danmembawanya ke sebuah mobil  tertutup, di mana di dalamnyatelah ada beberapa tahanan lainnya yang juga akan dieksekusi. Beberapa saat kemudian, mobil penjara itu berangkat ke tempat eksekusi, dikawal oleh beberapa mobilmiliter yang membawa kawanan tentara bersenjata lengkap.

Begitu tiba di tempat eksekusi, tiap tentara menempati posisinya dengan senjata. Para perwira militer telah menyiapkan segala hal termasuk memasang instalasi tiang gantung untuk setiap tahanan. Seorang tentara eksekutor mengalungkan tali gantung ke leher beliau dan para tahanan lain. Setelah semua siap, seluruh petugas bersiapmenunggu perintah eksekusi. Di tengah suasana ‘maut’ yangbegitu mencekam dan menggoncangkan jiwa itu, aku menyaksikan peristiwa yang mengharukan dan mengagumkan. Ketika tali gantung telah mengikat leher mereka, masing-masing saling menasehati saudaranya untuk tetap tsabat dan sabar, serta menyampaikan kabar gembira, saling berjanji untuk bertemu di surga, bersama dengan Rasululloh tercinta dan para shahabatnya. Nasehat ini kemudian diakhiri dengan pekikan, “ALLAHU AKBAR, WA LILLLAHIL HAMD.” Aku tergetar mendengarnya.

Di saat yang genting itu, kami mendengar bunyi mobil datang. Gerbang ruangan dibuka dan seorang pejabat militer tingkat tinggi datang dengan tergesa-gesa sembarimemberi komando agar pelaksanaan eksekusi ditunda. Perwira tinggi itu mendekati Sayyid Quthb, lalu memerintahkan agar tali gantungan dilepaskan dan tutup mata dibuka. Perwira itu kemudian menyampaikan kata-kata dengan bibir bergetar, “Saudaraku Sayyid, aku datang bersegera menghadap anda, dengan membawa kabar gembira dan pengampunan dari presiden kita yang sangat pengasih. Anda hanya perlu menulis satu kalimat saja sehingga anda dan seluruh teman-teman anda akan diampuni.”Perwira itu  tidak membuang-buang waktu, ia segera

mengeluarkan sebuah notes kecil dari saku bajunya dan sebuah bolpen, lalu berkata, “Tulislah saudaraku, satu kalimat saja…Aku bersalah dan aku minta maaf…”

(Hal serupa pernah terjadi ketika Ustadz Sayyid Quthb dipenjara, lalu datanglah Aminah, saudari beliau, sembarimembawa pesan dari rezim thaghut Mesir, meminta agar Sayyid Quthb sekedar mengajukan permohonan maaf secara tertulis kepada presiden Jamal Abdul Nasher, sehingga ia akan diampuni. Sayyid Quthb mengucapkan kata-katanya yangterkenal, “Telunjuk yang senantiasa  mempersaksikan keesaan Allah dalam setiap shalatnya, menolak untuk menuliskan barang satu huruf penundukan atau menyerah kepada rezim thaghut….”)

Sayyid Quthb menatap perwira itu dengan matanya yang bening. Satu senyum tersungging di bibirnya. Lalu dengan sangat berwibawa beliau berkata, “Tidak akan pernah ! Aku tidak akan pernah bersedia menukar kehidupan dunia yang fana ini dengan akherat yang abadi.” Perwira itu berkata dengan nada suara bergetar karena rasa sedih yang mendalam, “Tetapi Sayyid, itu artinya kematian…” Ustadz Sayyid Quthb berkata tenang, “Selamat datang kematian di jalan Allah….Sungguh Allah Maha Besar !”

Aku menyaksikan seluruh episode ini, dan tidak mampu berkata apa-apa. Kami menyaksikan gunung menjulang yang kokoh berdiri mempertahankan iman dan keyakinan. Dialog itu tidak dilanjutkan, dan sang perwira memberi tanda eksekusi untuk dilanjutkan. Segera, para eksekutor akan menekan tugas, dan tubuh Sayyid Quthb beserta kawan-kawannya akan menggantung. Lisan mereka yang akan menjalani eksekusi itu mengucapkan sesuatu yang tidak akan pernah kami lupakan untuk selama-lamanya. Mereka mengucapkan, “Laa ilaaha illallah, Muhammadur Rasululloh…”

Sejak hari itu, aku berjanji kepada diriku untuk bertobat, takut kepada Allah, dan berusaha menjadi hamba-Nya yang shaleh. Aku senantiasa berdoa kepada Allah agar Dia mengampuni dosa-dosaku, serta menjaga diriku di dalamiman hingga akhir hayatku.”

–Sumber : Mereka yang kembali kepada Allah, oleh MuhammadAbdul Aziz al-Musnad dan diterjemahkan oleh Dr. Muhammad Amin Taufiq-.

Buku Petunjuk Jalan atau Ma’aalim fi Ath-Thoriq karya AsySyahid Sayyid Quthb rahimahullah merupakan buku yang mengantarkan sang penulis meraih kesyahidan di tiang gantungan rezim zalim penguasa Mesir Gamal Abdul Nasser. Beliau dihukum mati hukum gantung  pada tanggal 29 Agustus 1966. Mahkamah Revolusi merujuk pada buku-buku Sayyid Quthb terutama Ma’aalim fi Ath-Thoriq, yang mendasari pernyataan seruan revolusi terhadap seluruh kedaulatan yang tidak berdasarkan Syari’at Allah. Sedangkan ideologi yang diserukan oleh Nasser merupakan Nasionalisme-Sekuler.

Petunjuk Jalan memang buku yang membangkitkan semangat penegakkan kalimat Tauhid Pengesaan Allah, terutama dalammenegakkan Hakimiyyah Allah (Kedaulatan Allah). Prinsipnya,penulis mengajak setiap Muslim agar menegakkan kekuasaan Allah dan menolak kekuasaan siapapun selain Allah. Sebab bentuk ketaatan kepada siapapun dapat diartikan sebagai bentuk penghambaan. Sedangkan di antara misi utama datangnya Islam ialah seperti yang disabdakan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam sebagai berikut:

اد ادة ال�عب� ادة ال�له م�ن ع�ب� لى ع�ب� دعوك�م ا� �ى� ا� �ن ا� �ف�

“Sesungguhnya aku menyeru kalian kepada penghambaan Allah ta’aala semata dan meninggalkan penghambaan sesama hamba.” (HR Al-Baihaqi 2126)

ادة ال�له وح�دة اد ل�عب� ادة ال�عب� اس م�ن ع�ب� �خ�رج ال�ب �ا ال�له ل�ن �ب عث( ت اب��“Kami (umat Islam) diutus Allah untuk mengeluarkan manusia dari penghambaan sesama hamba untuk menghamba kepada Allah semata.”

Dalam bab kedua bukunya, Sayyid Quthb memberinya judul Thobi’ah Al-Manhaj Al-Qur’aaniy (Wujud Metode Al-Qur’an). Beliaumembahas di dalamnya bentuk da’wah Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam semasa di Mekkah sebelum hijrah ke Madinah. Qur’an Makki yang turun selama tigabelas tahun di Mekkah hanya membicarakan satu persoalan, yaitu persoalan aqidah,dengan titik perhatian kepada dua hal: ketuhanan (Al-Uluhiyah) dan penghambaan (Al-’Ubudiyah) serta hubungan antara keduanya.

 

Berdasarkan itu, maka Sayyid Quthb menjelaskan mengapa Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengawali da’wahnya dengan mengibarkan bendera aqidah Laa ilaaha illA-llah padahal pilihan tersebut  mengundang perlawanan dan penganiayaan kaum musyrik Mekkah. Mereka sangat faham apa konsekuensi makna kalimat tersebut. Iniliah sebagian yang ditulis Sayyid Quthb mengomentari hal ini:

Dipandang dari segi  kenyataan yang ada dan menurut pandangan  otak manusia yang terselubung itu, ini bukanlah .merupakan jalan yang termudah ke hati bangsa Arab. Dalam bahasa mereka, mereka telah mengenal pengertian ilah (Tuhan) dan pengertian la ilaha illa-llah.Mereka mengetahui bahwa uluhiyah (ketuhanan) itu berarti hakimiyah (penguasaan) yang tertinggi. Mereka mengerti bahwa mentauhidkan ketuhanan dan menyatukan Allah itu dengan tauhid berarti melucuti

kekuasaan yang dipergunakan oleh pemuka (dukun) agama, ketua suku, pangeran dan penguasa, dan mengembalikan semuanya kepada Allah. Kekuasaan atas hati nurani, kekuasaan atas   perasaan,   kekuasaan   atas   kenyataan   hidup,   kekuasaan atas  harta,   kekuasaan  atas  hukum dan  kekuasaan atas jiwa dan   raga.   Mereka  mengetahui  bahwa la ilaha  illa-llah   itu adalah  suatu revolusi terhadap kekuasaan bumi yang telah merampas cirikhas ketuhanan yang pertama : revolusi terhadap situasi  yang  timbul atas prinsip perampasan  ini; dan pemberontakan terhadap orang yang memerintah dengan hukum yang dibuatnya sendiri tanpa izin Tuhan. Orang Arab bukan tidak tahu karena mereka mengetahui bahasa mereka dengan baik  dan mengetahui petunjuk yang sesungguhnya dari seruan la ilaha illa-llah apa yang dimaksud oleh seruan ini tentang situasi, kepemimpinan dan kekuasaan mereka. Karena itu mereka  telah  menyambut seruan ini atau   revolusi itu dengan sambutan yang amat keras itu,  dan    mereka perangi dengan peperangan yang belum di kenal orang sebelumnya.

 

 

Jadi, menurut penulis, bila ingin mewujudkan kembali lahirnya generasi muslim seperti para sahabat kita harus menekankan kepada pembangunan aqidah secara konsisten. Dan kegiatan ini tidak bisa diharapkan berlangsung dalam waktu singkat. Ia membutuhkan kesabaran untuk menjalankannya dalam waktu yang panjang. Para sahabat saja, di bawah bimbingan pendidik (murabbi) terbaik yi Rasulullah, memerlukan tidak kurang dari 13 tahun. Jika kualitas kita separuh para sahabat, maka kira-kira diperlukan waktu 2 x 13 tahun = 26 tahun. Kalau kualitas kita hanya sepesepuluh para sahabat, maka dibutuhkan waktu kira-kira 10 x 13 tahun = 130 tahun..!!!

 

Yang pasti penulis memandang bahwa inilah jalan sekaligusmetode satu-satunya penegakkan Islam untuk melahirkan generasi pertama. Dan ini pulalah jalan sekaligus metode untuk mewujudkan Islam di tempat dan zaman kapanpun. Perhatikan tulisannya di bawah ini:

Inilah wujud (nature) agama ini, sebagaimana disarikan dari metode Quran Makki. Kita harus mengetahui wujudnya ini. Kita jangan mencoba merobahnya hanya untuk memenuhi keinginan sesaat yang kalah di depan bentuk-bentuk teori-teori manusia. Dengan bentuknya yang seperti ini, ia telah membentuk ummat Islam yang pertama. Dan dengan cara yang begitupulalah ia akan membentuk ummat Islam setiap kali ia ingin untuk mengulang mengeluarkan ummat Islam sekali lagi ke alam nyata, sebagaimana Allah telah mengeluarkannya pertama kali.

Ketua persatuan ulama Muslim internasional, Syekh Yusuf al-Qardhawi, menyatakan pemikiran takfir (pengkafiran pada muslimlain) dalam kitab-kitab Sayyid Quthb sama sekali tidak mencerminkan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah yang dianut mayoritas umat Islam di dunia. Pemikiran ini, tambah Qardhawi,juga tidak mencerminkan pemikiran gerakan al-Ikhwan al-Muslimin, karena pemikiran takfir sama sekali tidak selaras dengan pemikiran Ikhwan al-Muslimin.

Pernyataan Qardhawi ini disampaikan dalam dialog dengan Dr. Dhia Rishwan, peneliti gerakan Islam terkemuka asal Mesir, dalam program acara televisi "Manabir wa Madafi" (Mimbar dan Debat) yang disiarkan oleh kanal al-Fara'in Mesir pada Jumat (7/8), sebagaimana dilansir IslamOnline.net.

Dari Moderat ke Konservatif

Menurut Qardhawi, Sayyid Quthb bergabung dan aktif di organisasi Ikhwan al-Muslimin sejak awal tahun 50-an atas dasar ketertarikan dan kekagumanya pada Ikhwan. Pada mulanya,

Quthb berpemikiran moderat dan selaras dengan Ikhwan, namun lama kelamaan, Quthb berubah menjadi lebih konserfatif. Perubahan ini terjadi pada akhir-akhir masa hidupnya, khususnya dalam kitab tafsir Fi Dzilal al-Qur'an (Dalam Naungan Alquran) dan kitab Ma'alim fi at-Thariq (Rambu-Rambu Jalan). Perubahan ini juga sangat jelas ketika kita bandingkanDzilal cetakan pertama dan cetekan keduanya, pada cetakan kedua lah mulai muncul pemikiran hakimiyah (masyarakat hukum) dan jahilyah (masyarakat jahiliyah. Read More

"Ahlussunnah tidak pernah condong kepada takfir, tidak sebagaimana yang sering dilakukan oleh sekte Khawarij," jelas Qardhawi.

Pemikiran takfir tersebut, lanjut Qardhawi, berkembang ketika ia mendekam di penjara. Kondisi ini cukup memengaruhi pemikiranya. Quthb menganggap pemerintah yang ada sebagai komunis dan jauh dari agama.

Meski demikian, jika saja Sayyid Quthb saat itu tidak digantung (pada 29 Agustus 1966) dan diberi kesempatan untuk hidup normal (tidak dalam tekanan politik) dan berbaur dengan masyarakat, kemungkinan pemikiran Quthb akan berubah dan kembali lagi kepada pemikiran moderat.

Quthb dan Pendidikan Ikhwan

Menurut Qardhawi, Sayyid Quthb merupakan salah seorang yang sangat mengagumi sosok Imam Hasan al-Banna, pendiri Ikhwan. Atas ketertarikan ini, Quthb pun menulis buku berjudul Hasan al-Banna wa 'Abqariyyah al-Banna (Hasan al-Banna dan Kejeniusan Seorang Pendiri).

Meski demikian, pada perjalanan selanjutnya, masih menurut

Qardhawi, Quthb lebih dipengaruhi oleh pemikiran Abul A'la al-Mawdudi, tokoh Islam sezamannya dari Pakistan.

Namun menurut Qardhawi pemikiran takfir dan tajhil (menganggapmasyarakat Islam saat ini adalah jahiliyyah) sangat berbeda dengan pemikiran Mawdudi sendiri.

"Pemikiran Quthb lebih kepada pencampuran antara Ikhwan, Salafi, dan Jihadi," jelas Qadhawi.

"Sayyid Quthb adalah sastrawan, pemikir, cendikiawan, penafsir, dan tokoh Islam terbesar pada masanya," terang Qardhawi. Namun, tambah Qardhawi, Quthb adalah orang yang paling bertanggung jawab atas berkembangnya aliran pemikiran radikal yang sekarang marak di kalangan sebagian umat Islam.(rpb/sbl)

Sayyid Quthb Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Sayyid Quthb

Sayyid Quthb di balik jeruji besi di sebuah penjaraMesir

Nama: Sayyid Quthb

Judul: Lahir: 9 Oktober 1906

Kematian: 29 Agustus 1966 (umur 59) Etnis: Mesir Region: Timur Tengah Maddhab: Syafi'i Sekolahtradisi: Sunni

Kepentinganutama:

Islam , Politik , penafsiran Al-Quran ( tafsir )

Gagasanpenting: Jahiliyah , Ubudiyya

Pekerjaan: Tonggak, Dalam Shade dari Quran

Pengaruh: Hassan al-Banna , Ibnu al-Qayyim , Sayyid Abul Ala Maududi

Sayyid Quthb (Arab pengucapan: [ ʕ q ʊ t sajj ɪ d b] ) (juga Said, Syed, Sayyid, Sayid, atau Sayed; Koteb, Qutub,

Kotb, atau Kutb) ( bahasa Arab : , طب� د ق� 9س�ب� Oktober 1906 [1] - 29 Agustus , 1966) adalah seorang Mesir penulis, pendidik, Islam , penyair , dan terkemuka teolog Islam dari Mesir Ikhwanul Muslimin pada 1950-an dan 60-an.

Penulis 24 buku, termasuk novel, 'kritik seni sastra, bekerja pada pendidikan, ia paling dikenal di dunia Muslim untuk karyanya pada apa yang diyakini dan peran sosial politik Islam , khususnya dalam bukunya Keadilan Sosial dan Ma 'alim fi-l-Tariq (Milestones). Nya magnum opus , Fi Zilal al-Qur'an (Di bawah naungan Al Qur'an), adalah jilid 30 komentar pada Alquran.

Meskipun sebagian besar pengamatan dan kritik yang ditujukan pada dunia Muslim, Qutb juga dikenal karena penolakan tentang masyarakat dan budaya Amerika Serikat [2] [3] yang dilihatnya sebagai terobsesi dengan materialisme dan kekerasan. [4] pandangan tentang Quthb

sangat bervariasi. Dia telah digambarkan oleh pendukung sebagai yang besar seniman dan martir untuk Islam , [5] [6]

tetapi banyak pengamat Barat sebagai seorang yang berbentuk ide-ide Islam [7] Hari ini, pendukungnya sering diidentifikasi sebagai Qutbists [8] atau "Qutbi", meskipunmereka tidak menggunakan istilah untuk menggambarkan dirimereka sendiri.

Isi [hide]

1 Kehidupan dan karir publik o 1.1 Anak Usia Dini o 1.2 Kunjungan ke Amerika o 1.3 Kembali ke Mesir

2 Evolusi Pemikiran, Views & Laporan

o 2.1 Sekularisme 3 Politik filsafat

o 3.1 Jahiliyah vs kebebasan 4 Kritik 5 Legacy

o 5.1 Al-Qaeda dan Jihad Islam

6 Pekerjaan 7 Lihat juga 8 Referensi

o 8.1 Bibliografi 9 Pranala luar

[ sunting ] Kehidupan dan karier publik

[ sunting ] Anak Usia Dini

Qutb dibesarkan di desa Mesir Musha , yang terletak di Upper Provinsi Asyut Mesir. Ayahnya adalah seorang pemilik tanah dan administrator kebun keluarga, tapi ia juga dikenal karena aktivitas politiknya, mengadakan pertemuan mingguan untuk membahas peristiwa politik dan pembacaan Al Qur'an. Pada usia muda, Sayyid Quthb pertamakali belajar tentang ilustrasi melodi Al Qur'an, yang akan bahan bakar sisi artistik dari kepribadiannya semua cara untuk buku terakhirnya. Pada remaja, Quthb juga seorang kritikus lembaga keagamaan ia datang ke dalam kontak dengan, ia tidak menyukai bagaimana lembaga-lembaga yang digunakan untuk membentuk opini publik dan pikiran. Dia memiliki penghinaan khusus, namun untuk sekolah-sekolah yang mengkhususkan diri dalam studi agamasaja, dan berusaha untuk membuktikan bahwa sekolah penduduk setempat yang memegang kelas akademis biasa maupun agama lebih bermanfaat daripada ketidakseimbangan program sekolah agama. Pada saat ini, Quthb dikembangkan membungkuk melawan Imam dan pemahaman tradisional mereka pendidikan, dan ini akan menjadi standar konfrontasi sepanjang hidupnya. [9]

Dia pindah ke Kairo , tempat ia bisa menerima pendidikan yang didasarkan pada gaya Inggris sekolah, antara 1929 1933, dan sebelum memulai karirnya sebagai guru di Departemen Instruksi Publik. Pada awal karirnya, Quthb mengabdikan dirinya untuk sastra sebagai penulis dan kritikus, menulis novel seperti Ashwak (duri) dan bahkan membantu untuk meningkatkan novelis Mesir Naguib Mahfouz dari ketidakjelasan. Pada 1939, ia menjadi pejabat di Mesir Departemen Pendidikan (wizarat al-Ma'arif).

Dari tahun 1948 sampai 1950, ia pergi ke Amerika Serikat pada beasiswa untuk belajar sistem pendidikan tersebut,

menghabiskan beberapa bulan di Colorado State College Pendidikan (sekarang University of Northern Colorado ) diGreeley, Colorado . utama teoritis adalah pekerjaan pertama Quthb kritik sosial keagamaan, Al-'adala al-Ijtima'iyya fi-l-Islam (Keadilan Sosial dalam Islam), diterbitkan pada tahun 1949,selama waktunya di Barat.

Meskipun Islam memberikan banyak kedamaian dan kepuasan, [10] ia menderita lain masalah kesehatan dan pernapasan sepanjang hidupnya dan dikenal untuk ",, nya introvertedness depresi isolasi dan keprihatinan." Dalam penampilan, ia "pucat dengan mata mengantuk." [11] Quthb tidak pernah menikah, sebagian karena agama teguh keyakinannya. Sementara masyarakat Mesir ia tinggal di perkotaan telah menjadi lebih kebarat-baratan, Quthb percaya bahwa "ide saat ini masyarakat dan tradisi umum yang berlaku tekanan besar - tekanan balik-melanggar, terutama dalam hal perempuan; wanita muslim benar-benar di bawah ekstrim dan tekanan menindas '. [12] Quthb bercanda kepada pembaca bahwa ia tidak pernah dapat menemukan seorang wanita dan harus mendamaikan dirinya untuk kesarjanaan. [13]

[ sunting ] Kunjungan ke Amerika

Ini titik balik yang dihasilkan dari kunjungan Quthb ke Amerika Serikat untuk studi yang lebih tinggi dalam administrasi pendidikan. Selama periode dua tahun, ia bekerja di berbagai lembaga termasuk apa yang kemudian Wilson Guru 'College-di Washington, DC dan Colorado StateCollege untuk Pendidikan di Greeley, serta Universitas Stanford . [14] Ia juga melakukan perjalanan secara ekstensif, mengunjungi kota-kota besar Amerika Serikat dan menghabiskan waktu di Eropa dalam perjalanan kembali ke Mesir.

Setelah kembali ke Mesir, Quthb menerbitkan sebuah artikel berjudul "Amerika yang I Have Seen." Dia adalah kritis terhadap banyak hal ia telah mengamati di Amerika Serikat: pada materialisme , kebebasan individu , sistem ekonomi, rasisme , brutal tinju pertandingan, "miskin" potongan rambut , [3] pendangkalan dalam percakapan dan persahabatan, [15] pembatasan perceraian , antusiasme untukolahraga , kurang artistik perasaan, [15] "hewan-seperti" pencampuran jenis kelamin (yang "lanjut bahkan di gereja-gereja"), [16] dan dukungan yang kuat untuk negara Israel yang baru. [17] Hisyam Sabrin, mencatat bahwa:

Sebagai orang coklat di Greeley, Colorado pada 40-an, belajar bahasa Inggris dia menemukan prasangka banyak. Dia juga merasa cukup terkejut dengan apa yang dianggap sebagai keterbukaan seksual longgar pria Amerika dan wanita (jauh berbeda dengan ukuran apapun, dari Musha, Asyut di mana ia dibesarkan). Namun, dalam pengalaman Amerika fakta ini tidak benar-benar krisis untuk Quthb, melainkan saat pilihan dan fine-tuning identitasnya sudahIslam. Dia sendiri mengatakan kepada kita dalam perjalanan perahu di atas "Haruskah saya pergi ke Amerika, dan menjadi tipis, dan biasa, seperti mereka yang puas dengan omong kosong dan tidur. Atau harus saya membedakan diri dengan nilai-nilai dan semangat. Apakah ada selain Islam yang aku harus teguh dalam karakter dan berpegang pada instruksi, di tengah-tengah kekacauan kehidupan menyimpang, dan sarana tak berujung memuaskan hasrat kebinatangan, kesenangan, dan dosa-dosa mengerikan? Aku ingin menjadi orang yang terakhir. ".

Quthb mencatat dengan ketidaksetujuan seksualitas perempuan Amerika:

gadis Amerika akrab dengan kapasitas menggoda tubuhnya. Dia tahu itu terletak di wajah, dan di mata ekspresif,

dan bibir haus. Dia tahu godaan terletak pada payudara bulat, pantat penuh, dan di paha indah, kaki ramping - dan ia menunjukkan semua ini dan tidak menyembunyikannya.[3]

Dia juga berkomentar tentang selera Amerika dalam seni:

Amerika adalah primitif dalam rasa artistik, baik dalam apa yang ia menikmati sebagai seni dan dalam karya seni sendiri. "Jazz" musik adalah musik pilihan. Ini adalah musik yang bahwa orang Negro diciptakan untuk memuaskan kecenderungan primitif mereka, serta keinginan mereka untuk menjadi bising di satu sisi dan membangkitkan kecenderungan binatang di sisi lain. keracunan Amerika dimusik "jazz" tidak mencapai penyelesaian penuh sampai musik disertai dengan menyanyi yang sama kasar dan menyebalkan sebagai musik itu sendiri. Sementara itu, suara instrumen dan suara tunggangan, dan cincin di telinga ke tingkat yang tak tertahankan ... ini agitasi orang banyak [2] meningkat, dan suara persetujuan meningkat, dan telapak tangan mereka cincin di keras, tepuk tangan terus-menerus bahwa semua tapi deafens telinga. [15]

[ sunting ] Kembali ke Mesir

Quthb menyimpulkan bahwa aspek utama dari kehidupan di Amerika adalah primitif dan "mengejutkan", orang-orang yang "mati rasa iman dalam agama, iman dalam seni, dan iman dalam nilai-nilai spiritual sama sekali". Pengalamannya di Amerika Serikat diyakini telah terbentukdi bagian dorongan untuk penolakannya terhadap nilai-nilai Barat dan bergerak ke arah konservatisme setelah kembali ke Mesir. Mengundurkan diri dari pegawai negeri sipil, ia bergabung dengan Ikhwanul Muslimin pada awal 1950-an [18] dan menjadi editor-in-chief of Brothers

'mingguan Al-Ikhwan al-Muslimin, dan kemudian kepala yang propaganda [19] [20] [ 21] [22] [23] [24] [25] [26] [27] [28] bagian, serta anggota yang ditunjuk komite kerja dan bimbingan dewan, cabang tertinggi dalam organisasi. [29 ]

Pada bulan Juli 1952, pro-Barat pemerintah Mesir digulingkan oleh nasionalis Pejabat Free Gerakan dipimpinoleh Gamal Abdel Nasser . Baik Qutb dan Ikhwanul Musliminmenyambut baik kudeta terhadap monarki pemerintah - yang mereka lihat sebagai un-Islam dan tunduk kepada imperialisme Inggris - dan menikmati hubungan yang erat dengan gerakan sebelum dan segera setelah kudeta. Banyak anggota Persaudaraan diharapkan Nasser untuk mendirikan pemerintahan Islam. Namun, kerjasama antara dan Free Pejabat Persaudaraan yang ditandai revolusi keberhasilan segera memburuk tampak jelas ideologi nasionalis sekuler Nasserisme sangat tidak sesuai dengan Islamisme Persaudaraan. rezim Nasser menolak untuk melarang alkohol, atau untuk menerapkan aspek lain dari hukum Islam.

Setelah percobaan pembunuhan Nasser pada tahun 1954, pemerintah Mesir digunakan insiden itu untuk membenarkan tindakan keras di Ikhwanul Muslimin, memenjarakan Qutb dan banyak lainnya untuk oposisi vokal mereka untuk berbagai kebijakan pemerintah. Selama tiga tahun pertama di penjara, kondisi buruk dan Quthb disiksa. Dalam tahun kemudian ia diperbolehkan mobilitas lebih lanjut, termasuk kesempatan untuk menulis. [30]

Periode ini melihat komposisi dua karya yang paling penting: sebuah komentar dari Qur'an Fi Zilal al-Qur'an Dalam Naungan Al Qur'an), dan sebuah manifesto (Islam politik yang disebut Ma'alim fi-l -Tariq (Milestones). Karya-karya ini merupakanbentuk akhir dari pemikiran Quthb, meliputi nya radikal anti-sekuler dan anti-Barat klaim berdasarkan interpretasi tentang Alquran, sejarah Islam, dan masalah

sosial dan politik Mesir. Sekolah pemikiran dia terinspirasi telah menjadi dikenal sebagai Qutbism .

Quthb dibiarkan keluar dari penjara pada akhir 1964 di atas perintah Perdana Menteri Irak , Abdul Salam Arif , hanya 8 bulan sebelum menahan kembali pada bulan Agustus 1965. Ia dituduh merencanakan untuk menggulingkan negara dan tunduk dengan apa yang mempertimbangkan sebuah penelitian menunjukkan. [31] Banyak dari tuduhan yang ditempatkan terhadap Quthb di pengadilan diambil langsungdari Ma'alim fi-l-Tariq dan ia teguh mendukung pernyataan tertulisnya . Uji coba ini memuncak pada hukuman mati bagi Quthb dan enam anggota lain dari Ikhwanul Muslimin. Ia dijatuhi hukuman mati sebagai pemimpin kelompok berencana untuk membunuh Presiden dan pejabat Mesir lainnya dan kepribadian, meskipun ia bukan penghasut ataupemimpin dari plot yang sebenarnya. [32] Pada tanggal 29 Agustus 1966, ia dihukum gantung.

[ sunting ] Evolusi Pemikiran, Views &Laporan [ sunting ] Sekularisme

teori yang berbeda telah maju seperti mengapa Quthb berpaling dari kecenderungan sekuler ke arah syariat Islam. Satu penjelasan umum adalah bahwa kondisi ia menyaksikan di penjara from 1954-1964, termasuk penyiksaan dan pembunuhan Muslim Brothers, meyakinkannya bahwa hanya sebuah pemerintahan terikat oleh hukum Islam bisa mencegah pelanggaran seperti itu. Lainnya adalah yang pengalaman Quthb di Amerika sebagai berkulit orang lebih gelap dan anti-Barat kebijakan kurang dari Nasser menunjukkan kepadanya dan berbahaya daya tarik kuat dari kebodohan ( Jahiliyah ')' - suatu ancaman tak terbayangkan, di's estimasi

Quthb, ke pikiran sekuler . Dua kutipan pembukaan Milestones bukunya berisi tampilan berikut:

Hal ini diperlukan untuk kepemimpinan baru untuk melestarikan dan mengembangkan buah material dari jenius kreatif dari Eropa, dan juga untuk menyediakan manusia dengan cita-cita tinggi seperti dan nilai-nilai yang sejauh ini masih belum ditemukan oleh umat manusia, dan yang juga akan memperkenalkan umat manusia dengan cara kehidupan yang harmonis dengan alam manusia, yang positifdan konstruktif, dan yang praktis. [33] Demokrasi di Barat telah menjadi subur sedemikian rupa bahwa itu adalah pinjaman dari sistem blok Timur, terutama dalam sistem ekonomi, atas nama sosialisme. Ini adalah sama dengan blok Timur. Teori sosial, terutama di antara yang Marxisme, pada awalnya tidak hanya menarik sejumlah besar orang dari Timur tetapi juga dari Barat, karena itu adalah jalan hidup berdasarkan kredo. Tapi sekarang Marxisme dikalahkan di pesawat pemikiran, dan jika dinyatakan bahwa tidak satupun negara di dunia adalah benar-benar Marxis, tidak akan berlebihan. Pada keseluruhan konflik teori ini dengan alam manusia dan kebutuhan-kebutuhannya. Ideologi ini hanya makmur dalam masyarakat merosot atau dalam suatu masyarakat yang telahmenjadi takut sebagai hasil dari beberapa bentuk kediktatoran berkepanjangan. Tapi sekarang, bahkan di bawah keadaan ini, sistem ekonomi materialistik adalah gagal, meskipun ini adalah satu-satunya fondasi yang didasarkan struktur. Rusia, yang merupakan pemimpin negara-negara komunis, itu sendiri menderita kekurangan makanan. Meskipun selama zaman para Rusia Tsars digunakanuntuk menghasilkan makanan surplus, sekarang harus mengimpor pangan dari luar negeri dan harus menjual cadangan emas untuk tujuan ini. Alasan utama untuk ini adalah kegagalan sistem pertanian kolektif , atau, dapat

dikatakan, kegagalan sistem yang bertentangan dengan sifat manusia. [33]

Akhirnya, Qutb menawarkan penjelasan sendiri di Ma'alim fi-l-Tariq, dengan alasan bahwa apa saja yang non-Islam adalah jahat dan korup, saat mengikuti Syariah sebagai sebuah sistem yang lengkap memperluas ke dalam semua aspek kehidupan, akan membawa setiap jenis bermanfaat bagi kemanusiaan , dari kedamaian pribadi dan sosial, dengan "harta" alam semesta. [34]

Secara umum, pengalaman Quthb sebagai masa kanak-kanak-desa Muslim Mesir itu, karir profesional, dan aktivisme dalam Ikhwanul Muslimin-meninggalkan tanda yang jelas pada karya-karyanya teoritis dan agama. Bahkan awal Quthb, menulis sekuler menunjukkan bukti tema-tema di kemudian hari. Sebagai contoh,'s otobiografi Quthb-nya kanak-kanak al Tifl min-Qarya (A Anak Dari Desa) membuat sedikit menyebutkan Islam atau teori politik dan biasanya digolongkan sebagai sastra, pekerjaan sekuler. Namun, penuh dengan referensi ke mistisisme desa, takhayul, Alquran, dan insiden ketidakadilan. Quthb kemudian bekerja mengembangkan bersama tema yang serupa, berurusandengan penafsiran Al-Qur'an, keadilan sosial, dan Islam politik.

Quthb karir sebagai seorang penulis juga sangat dipengaruhi filsafatnya. Dalam al-Taswiir al-Fanni fil-Quran (Artistik Perwakilan dalam Al Qur'an), Quthb mengembangkan apresiasi sastra Qur'an dan metodologi komplementer untukmenafsirkan teks. hermeneutika Nya yang diterapkan dalam komentarnya yang luas pada Alquran, Fi zilal al-Qur'an (Dalam Naungan Al-Quran), yang berfungsi sebagai landasan bagi deklarasi Ma'alim fi-l-Tariq.

Akhir dalam hidupnya, Quthb disintesis pengalaman pribadinya dan pengembangan intelektual dalam terkenal Ma'alim fi-l-Tariq , dan politik manifesto agama untuk apa ia percaya adalah sistem Islam yang benar. Itu juga dalam teks yang Quthb mengutuk pemerintahan Muslim, seperti rezim Abdul Nasser di Mesir, sebagai sekuler dengan legitimasi berdasarkan manusia (dan dengan demikian korup), daripada otoritas ilahi. Karya ini, lebih dari yang lain, yang didirikan Quthb sebagai salah satu, jika bukan Islamis utama abad ke-20.

[ sunting ] Filsafat Politik

Bagian dari seri Politik di

Islamisme

Dasar topik [show]

Mutasi [show]

Manifestasi [show]

Konsep [show]

Kunci teks [show]

Portal Islam Politik portal

v · d · e

Apakah ia disertai kediktatoran, [35] atau lambat pemerintahan oleh Syariah hukum dengan dasarnya pemerintahsama sekali, [36] defensif jihad atau lambat jihad ofensif,'s matang politik Quthb pandangan Sayyid selalu berpusat pada Islam - Islam sebagai sebuah sistem lengkapmoralitas, keadilan dan pemerintahan, yang undang-undang dan prinsip-prinsip Syariah harus menjadi satu-satunya dasar pemerintahan dan segala sesuatu dalam hidup. Dalam karya sebelumnya, [37] Quthb menggambarkan jihad sebagai pertahanan militer, kampanye Islam untuk melindungi dirinya. [38]

Tentang masalah pemerintahan Islam, Quthb berbeda dengan Muslim modernis dan reformis banyak yang mengklaim demokrasi adalah Islam karena lembaga Al-Quran dari Syura didukung pemilu dan demokrasi. Qutb menunjukkan bahwa babSyura Al-Qur'an diturunkan selama periode Mekkan, dan oleh karena itu, tidak menangani masalah pemerintahan. Itu membuat referensi tidak untuk pemilihan dan panggilanhanya untuk penguasa untuk berkonsultasi beberapa memerintah, sebagai kasus khusus dari aturan umum Syura . [39]

Quthb berpendapat (pada waktu itu) bahwa 'hanya kediktatoran' akan lebih Islam dari satu tirani. [40] Quthbjuga menentang ideologi yang populer kemudian dari nasionalisme Arab , telah menjadi kecewa dengan Revolusi Nasser 1952 dan telah terpapar ke rezim praktek

penangkapan sewenang-wenang, penyiksaan, dan kekerasan mematikan selama penahanannya.

[ sunting ] kebebasan vs Jahiliyah

Ini paparan penyalahgunaan kekuasaan diragukan lagi berkontribusi terhadap ide-ide dalam-terkenal ditulis Islam manifesto penjara Ma'alim fi-l-Tariq (Milestones), di mana ia menganjurkan sebuah sistem politik lawan kediktatoran - satu yaitu dengan pemerintah tidak ada. Ada Qutb berpendapat:

Sebagian besar dunia Muslim mendekati Al Qur'an sebagai sarana untuk sekadar memperoleh budaya dan informasi, untuk berpartisipasi dalam diskusi akademik dan kenikmatan. Ini evades tujuan sebenarnya, untuk lebih, harus didekati sebagai sarana untuk merubah masyarakat, untuk menghapus manusia dari perbudakan laki-laki lain ke perbudakanAllah. [41]

Daripada aturan dukungan oleh beberapa saleh, (apakah diktator (s) atau dipilih secara demokratis [42] ), umat Islam harus menolak setiap sistem dimana laki-laki dalam "perbudakan orang lain" - yaitu mematuhi orang lain - sebagai un-Islam dan pelanggaran terhadap kedaulatan Allah (Hakamiyya) atassemua ciptaan. Sebuah negara Islam akan benar-benar tidak memiliki penguasa - bahkan tidak memiliki yangteokratis - Muslim tidak perlu hakim atau polisi untuk mematuhi ilahi. Hukum sejak [43] [44] jenis anarko-Islam. "Ini apa yang pengamat telah disebut" adalah [36]

Cara untuk membawa tentang kebebasan ini adalah untuk seorang pelopor revolusioner [45] untuk melawan jahiliyah dengan pendekatan ganda: organisasi dan

wewenang Jahili sistem dengan "kekuatan fisik dan berkhotbah dan, menghapuskan Jihad . "

Gerakan pelopor akan tumbuh dengan khotbah dan jihadsampai membentuk komunitas Islam benar-benar, kemudian menyebar ke seluruh tanah air Islam dan akhirnya ke seluruh dunia, mencapai kepemimpinan kemanusiaan. Sementara mereka yang telah "dikalahkanoleh serangan dari orientalis pengkhianat!" mungkin mendefinisikan jihad "sempit" sebagai defensif, Jihad islami yang benar (menurut Quthb) berada di ofensif fakta, bukan defensif. [46]

Qutb menekankan perjuangan ini akan sesuatu tetapi mudah.Benar Islam akan mengubah setiap aspek masyarakat, menghilangkan semua non-Muslim. [47] True Muslim bisa berharap untuk kehidupan "kemiskinan, kesulitan, frustrasi, siksaan dan pengorbanan." Jahili ersatz-Islam, Yahudi dan Barat semuanya akan berperang dan bersekongkolmelawan Islam dan penghapusan Jahiliyah.

Artikel utama: Ma'alim fi-l-Tariq

Diantara musuh Quthb terutama marah oleh orang Yahudi , yang ia lihat sebagai sebuah ancaman besar bagi Islam meskipun jumlah kecil mereka. Quthb berulang kali berbicara tentang "oposisi jahat orang Yahudi ke Islam," mereka "konspirasi" dan "licik melawan Islam" selama berabad-abad. [48]

[ sunting ] Kritik Artikel ini membutuhkan tambahan kutipan untuk verifikasi . Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang handal . Disertai rujukan bahan mungkin ditantang dan dihapus . (Agustus 2010)

Meskipun sangat dikagumi oleh banyak orang di dunia Muslim, [49] [50] Quthb juga memiliki kritik. Menyusul publikasi Milestones dan plot dibatalkan terhadap pemerintah Nasser, Muslim mainstream mempersoalkan's anggapan Quthb bahwa "kekuatan fisik" dan jihad harus digunakan untuk menggulingkan pemerintah, dan masyarakat menyerang, "lembaga dan tradisi" dari Muslim - tetapi menurut Jahili Quthb - dunia. [51] Para ulama dari Universitas Al-Azhar sekolah mengambil langkah yang tidakbiasa setelah kematiannya menempatkan Sayyid Quthb di indeks mereka bid'ah, menyatakan dia "menyimpang" (munharif). [52]

Reformis Muslim, di sisi lain, mempertanyakan pemahamannya tentang syariah , yaitu bahwa hal itu tidak hanya sempurna dan lengkap, tapi benar-benar dapat diakses oleh manusia dan dengan demikian solusi untuk setiap masalah mereka. [53] [54] Juga dikritik adalah pemecatannya tidak hanya semua budaya non-Muslim, tetapi berabad-abad Muslim belajar, budaya dan keindahan setelahempat khalifah pertama sebagai un-Islam dan dengan demikian tidak berharga. [55]

/ Puritan kritik Konservatif melangkah lebih jauh, mengutuk's Islam Quthb / ide-ide reformis - seperti keadilan sosial dan ekonomi redistributif, [56] [57] [58] melarang perbudakan, - sebagai "barat" dan bid'ah atau inovatif (inovasi Islam yang dilarang ipso facto). Merekamenuduh Quthb beasiswa amatir, terlalu sering menggunakanijtihad , inovasi dalam Ijma (yang Quthb merasa tidak harus dibatasi pada sarjana, tetapi harus dilakukan oleh semua umat Islam [59] ), menyatakan melanggar hukum apa yang Allah telah membuat sah, [60] [ 61] berbagai macam kesalahan dalam aqidah (keyakinan) dan manhaj (metodologi). [62]

[ sunting ] Warisan

Di samping Islamis terkemuka seperti Maulana Maududi , Hasan al-Banna , dan Ruhollah Khomeini , Quthb dianggap salah satu pemikir muslim berpengaruh sebagian besar atauaktivis dari era modern, tidak hanya untuk ide, tapi untuk apa banyak mempertimbangkan's martir heroik kematiannya. [31 ] [63]

Karya tulisnya masih banyak tersedia dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Barat banyak. palingdikenal Quthb [ rujukan? ] kerja Ma'alim fi-l-Tariq (Milestones), namun sebagian besar yang teori Quthb dapat ditemukan dalam komentarnya Al-Quran nya Fi zilal al-Qur'an (Dalam Shade dari Quran). Ini-volume pekerjaan 30 dicatat untuk metode inovatif penafsiran, meminjam banyak dari analisis sastra Amin al-Khuli , sementara tetap mempertahankan beberapa fitur struktural komentar klasik (misalnya, praktek maju dari pertama surah ke terakhir) [. rujukan? ]

Pengaruh karyanya mencakup masalah-masalah seperti Westernisasi , modernisasi , dan reformasi politik dan teori konflik ideologi tak terhindarkan antara "Islam danBarat" (lihat Benturan peradaban ), gagasan tentang transnasional ummah, dan aplikasi komprehensif jihad [.

rujukan? ]

teoritis karya tersebut Quthb di advokasi Islam, keadilansosial dan pendidikan, telah meninggalkan tanda signifikan pada Ikhwanul Muslimin (setidaknya di luar dari Mesir). [ rujukan? ]

[ sunting ] Al-Qaeda dan Jihad Islam

Quthb memiliki pengaruh terhadap pemberontak Islam / kelompok teror di Mesir [51] dan di tempat lain. pengaruh-Nya di Al-Qaeda dirasakan melalui tulisan-nya, pengikutnya dan khususnya melalui saudaranya, Muhammad

Qutb , yang pindah ke Arab Saudi setelah dibebaskan dari penjara di Mesir dan menjadi profesor dari Studi Islam dan diterbitkan dan dipromosikan saudaranya, edited Sayyid's bekerja. [64] [65]

Salah satu Quthb siswa Muhammad dan kemudian seorang pengikut bersemangat adalah Ayman Zawahiri , yang kemudian menjadi anggota Jihad Islam Mesir [66] dan kemudian seorang mentor dari Osama bin Laden dan anggota terkemuka al-Qaeda. [67] Zawahiri pertama kali diperkenalkan ke Quthb oleh pamannya dan patriark keluarga ibu, Mafouz Azzam, yang sangat dekat dengan Quthb sepanjang hidupnya. Azzam mahasiswa Quthb, lalu anak didik, kemudian pengacara pribadi dan pelaksana realnya - salah satu dari orang terakhir untuk melihat Quthb sebelum eksekusi. Menurut Lawrence Wright , yang mewawancarai Azzam, "Ayman al-Zawahiri mendengar muda lagi dan lagi dari paman tercinta Mahfouz tentang kemurnian's karakter Quthb dan siksaan ia telah mengalamidi penjara." [68] Zawahiri dibayar menyembah Qutb dalam bukunya Ksatria bekerja di bawah Nabi Banner. [69]

Anwar Al-Awlaki

Osama bin Laden juga berkenalan dengan saudara Sayyid, Muhammad Quthb . Seorang teman kuliah dekat bin Laden,

Mohammed Jamal Khalifa, kata Wright, bahwa bin Laden secara teratur menghadiri publik mingguan ceramah oleh Muhammad Quthb , di King Abdulaziz University , dan bahwaia dan bin Laden baik "membaca Sayyid Quthb itu. Dia orang yang paling terpengaruh generasi kita ". [70]

Sementara dipenjarakan di Yaman, Anwar Al-Awlaki menjadi dipengaruhi oleh karya-karya Quthb. [71] Ia akan membaca halaman 150-200 hari karya-karya Quthb, menggambarkan dirinya selama membaca sebagai "begitu tenggelam dengan penulis saya akan merasa Sayyid bersama saya dalam sel saya berbicara kepada saya secara langsung. " [71]

Di sisi lain, profesor sejarah di Universitas Creighton ,John Calvert, menyatakan bahwa " Al Qaeda ancaman "telah"dimonopoli dan menyimpang pemahaman kita "dari Quthb" kontribusi nyata terhadap Islamisme kontemporer. " [72]

[ sunting ] Pekerjaan Sastra:

Mahammat al-Sha'ir fi'l-hayah wa Jil Shi'r al-al-Hadir (Tugas dari Penyair dalam Kehidupan dan Puisi dari Generasi Kontemporer), 1933

al-Shati al-Majhul (The Beach Unknown), 1935 Naqd Kitab: Mustaqbal al-Thaqafa fi Misr (Kritik Buku oleh

Husain Taha : Masa Depan Kebudayaan di Mesir), 1939 Al-Taswir al-Fanni fi'l-Qu'ran (Artistik Pencitraan dalam

Qur'an), 1945 Al-Atyaf al-Arba'a (Empat Penampakan), 1945 Tifl min al-Qarya (A Child dari Desa), 1946 Al-Madina al-Mashura (Kota Enchanted), 1946 Kutub wa Shakhsiyyat (Buku dan Personalities), 1946 Askwak (duri), 1947

Mashahid al-qiyamah fi'l-Qur'an (Aspek kiamat dalam Qu'ran), 1946

Al-naqd al-Adabi: Usuluhu wa Manahijuhu (Kritik Sastra: Yayasan Its dan Metode '), 1948

Teoritis:

Al-Adala al-Ijtima'iyya fi'l-Islam (Keadilan Sosial dalam Islam), 1949 Ma'arakat al-Islam wal-Ra's Maliyya (Pertempuran antara Islam dan

Kapitalisme), 1951 Al-Salam al-'Alami wal-Islam (Perdamaian Dunia dan Islam), 1951 Fi Zilal al-Qur'an (Dalam Naungan Al Qur'an),

cicilan pertama 1954 Dirasat Islamiyya (Studi Islam), 1953 Hadha'l-Din (Agama ini adalah Islam), nd (setelah

1954) Al-Mustaqbal li-hadha'l-Din (Masa Depan Agama ini), nd

(setelah 1954) Khasais al-Tasawwar al-Islami wa Muqawamatuhu

(Karakteristik dan Nilai Etik Islam), 1960 Al-Islam wa al-hadharah Mushkilat (Islam dan Masalah

Peradaban), nd (setelah 1954) Ma'alim fi'l-Tariq (Tiang Rambu di Jalan, atau

Milestones), 1964 [1] ( diulas oleh Yvonne Ridley ) Prinsip Dasar Worldview Islam Konsep Islam dan Karakteristik Its Islam dan perdamaian universal