Desain Penelitian

30
BAB 1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Setelah seseorang menemukan hak yang hendak diteliti, merumuskan masalah dan menyusun pernyataan dugaan, asumsi perkiraan yang merupakan jawaban sementara, hal yang selanjutnya dilakukan oleh peneliti tersebut adalah menentukan desain penelitiannya. Desain penelitian erat hubungannya dengan proses penelitian karena merupakan tuntunan bagi seorang peneliti agar bisa mendapatkan jawaban-jawaban yang telah dimunculkan. Pada bagian desain penelitian terdapat tuntunan bagi peneliti mengenai apa yang harus dicari untuk menyempurnakan komponen penelitian, maupun apa yang seharusnya dikerjakan dan apa pula yang seharusnya tidak dikerjakan. Tidak hanya menjadi tuntunan bagi para peneliti, desain penelitian juga mempermudah peneliti untuk menggunakan suatu metode dalam mencari jawaban. Engan adanya desain penelitian, peneliti bisa memilah mana data yang memang sesuai dengan topik penelitian dan mana data yang tidak sesuai. Pada makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai desain penelitian. Seperti apa definisi dari desain

Transcript of Desain Penelitian

BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Setelah seseorang menemukan hak yang hendak

diteliti, merumuskan masalah dan menyusun pernyataan dugaan,

asumsi perkiraan yang merupakan jawaban sementara, hal yang

selanjutnya dilakukan oleh peneliti tersebut adalah

menentukan desain penelitiannya.

Desain penelitian erat hubungannya dengan proses

penelitian karena merupakan tuntunan bagi seorang peneliti

agar bisa mendapatkan jawaban-jawaban yang telah

dimunculkan. Pada bagian desain penelitian terdapat tuntunan

bagi peneliti mengenai apa yang harus dicari untuk

menyempurnakan komponen penelitian, maupun apa yang

seharusnya dikerjakan dan apa pula yang seharusnya tidak

dikerjakan.

Tidak hanya menjadi tuntunan bagi para peneliti,

desain penelitian juga mempermudah peneliti untuk

menggunakan suatu metode dalam mencari jawaban. Engan adanya

desain penelitian, peneliti bisa memilah mana data yang

memang sesuai dengan topik penelitian dan mana data yang

tidak sesuai.

Pada makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut

mengenai desain penelitian. Seperti apa definisi dari desain

penelitian, manfaat serta tujuan dari desain penelitian,

macam-macam desain penelitian yang dikemukakan oleh beberapa

ahli, serta bagaimana membuat desain penelitian yang baik.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah

diuraikan diatas, maka bisa diambil beberapa poin sebagai

rumusan masalah, antara lain :

1. Apakah pengertian atau definisi dari desain

penelitian ?

2. Apa manfaat, tujuan serta ciri dari dibuatnya

desain penelitian ?

3. Apa saja jenis-jenis desain penelitian yang

disampaikan oleh beberapa ahli ?

TUJUAN PEMBAHASAN

Setelah mengetahui pokok-pokok bahasan yang akan

dibahas dalam makalah ini, hal yang diharapkan dari

pembahasan makalah ini adalah :

1. Mengetahui dan memahami mengenai pengertian atau

definisi dari desain penelitian.

2. Mengetahui dan memahami mengenai manfaat, tujuan

serta ciri dibuatnya desain penelitian.

3. Mengetahui dan memahami jenis-jenis desain

penelitian yang disampaikan oleh beberapa ahli.

BAB 2

ISI

1.DEFINISI DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian atau desain studi dapat

didefinisikan sebagai rencana, struktur, dan strategi

penyelidikan yang hendak dilakukan guna mendapatkan jawaban

dari pertanyaan atau permasalahan penelitian. Rencana

tersebut merupakan skema atau program lengkap dari sebuah

penelitian, mulai dari penyusunan hipotesis yang

berimplikasi pada cara, prosedur penelitian dan pengumpulan

data sampai dengan analisis data (Keringler, 1986).

Desain penelitian sebagai sebuah cetak-biru

(blueprint) atau rencana lengkap tentang bagaimana sebuah

penelitian akan dijalankan secara lengkap. Rencana tersebut

meliputi variabel-variabel kerja dan bagaimana variabel

tersebut dapat diukur, memilih sampel, mengumpulkan data

yang digunakan untuk uji hipotesis, dan analisis data atau

hasilnya (Thyer, 1993)

Jadi, pada dasarnya desain penelitian merupakan

sebuah rencana prosedural yang menjadi panduan peneliti

untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti secara valid,

obyektif, akurat dan ekonomis. Dengan kata lain desain

penelitian sanagat diperlukan oleh peneliti untuk

mengarahkan kerja penelitian agar lebih efektif, efisien dan

tepat sasaran.

2.MANFAAT, TUJUAN dan CIRI DESAIN PENELITIAN

Manfaat Desain Penelitian

Kumar (2005) menyebutkan bahwa terdapat dua manfaat

utama dari desain penelitian. Yang pertama terkait dengan

identifikasi dan/atau pengembangan prosedur dan pengaturan

logistik yang diperlukan dalam kerja penelitian, dan yang

kedua menekankan pada pentingnya kualitas prosedur-prosedur

tersebut dalam kaitannya dengan validitas, obyektivitas dan

keakuratan kerja penelitian. Oleh karena itu, melalui sebuah

desain penelitian seseorang dapat :

1. Mengkonsepkan rencana oprasional untuk

menjalankan berbagai prosedur dan tugas yang

diperlukan untuk menyempurnakan studi.

2. Memastikan bahwa prosedur-prosedur tersebut

sesuai dan layak untuk memperoleh jawaban dari

pertanyaan atau permasalahan penelitian secara

valid, obyektif dan akurat.

Desain penelitian menjabarkan secara lengkap

tentang bagaimana seorang peneliti hendak melakukan

penyelidikan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

penelitian. Selain itu adanya desain penelitian juga

memungkinkan orang lain memahami dan mengikuti langkah-

langkah yang hendak dijalankan oleh peneliti dalam menemukan

jawaban.

Tujuan Desain Penelitian

Penelitian ilmiah dimulai dengan kesadaran terhadap

masalah, betapapun kecil dan remeh-temehnya, suatu kesadaran

ketika sesuatu tidak memuaskan, ketika fakta diperlukan

untuk menjelaskan dan memecahkan masalah yang tidak

diketahui, ketika keyakinan tradisional tidak memadai untuk

menjelaskan masalah.

Kata Young and Schmid, penyelesaian desain

penelitian dalam kenyataannya merupakan keputusan-keputusan

yang berkaitan dengan hal-hal berikut :

1. Kajian dan jenis-jenis data apakah yang anda butuhkan

2. Apakah sebabnya anda melakukan kajian ini

3. Dimanakah data dapat anda temukan

4. Dimanakah atau diwilayah apakah kajian itu akan

dilakukan

5. Berapa lama atau pada periode waktu apakah kajian itu

akan dilakukan

6. Berapa banyaknya bahan atau berapa kasuskah yang

dibutuhkan

7. Dasar pemilihan apakah yang anda gunakan

8. Teknik penghimpunan data apakah yang digunakan

Oleh sebab itu, pertanyaan-pertanyaan yang

berhubungan dengan rancangan kajian yang perlu

dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan akan berkaitan

dengan apa, dimana, kapan, berapa dan dengan alat apa. Jika

kita pertimbangkan lebih jauh, rancangan penelitian itu

setidaknya akan mencakup hal hal berikut ini :

1. Sumber informasi yang harus dijaring

2. Sifat atau hakekat kajian

3. Tujuan kajian

4. Konteks kajian dengan masalah-masalah lain

5. Wilayah geografis yang akan diliput oleh kajian

6. Periode waktu sebagai pedoman

7. Dimensi dimensi kajian

8. Dasar pemilihan data

9. Teknik yang digunakan dalam penghimpunan data.

Telah dikemukakan bahwa desain penelitian adalah

istilah yang mengacu pada suatu rencana untuk memeilih

subyek, situs penelitian, dan prosedur penghimpunan data

untuk menjawab pertanyaan penelitian. Desain menunjukan

individu-individu mana yang akan dikaji, kapan, dimana dan

dalam lingkungan apa mereka akan dikaji.

Tujuan desain penelitian yang baik adalah

memberikan hasil yang dinilai dapat dipercaya. Kredibilitas

mengacu pada seberapa luas hasilnya mendekati realitas dan

dipertimbangkan sebagai sesuatu yang dapat dipercaya dan

masuk akal. Kredibilitas menjadi lebih kuat jika desain

penelitian mempertimbangkan sumber-sumber bias yang dapat

mengubah temuan. Bias yang dimaksud disini adalah suatu

bentuk salah sistematik, suatu faktor yang mempengaruhi

hasil dan merusak mutu penelitian.

Tujuan desain penelitian yang baik karenanya adalah

memberikan suatu jawaban yang dipercaya terhadap suatu

pertanyaan, dan bisa menurunkan kredibilitas hasilnya.

Dengan mendesain kajian yang berhati hati, peneliti dapat

melenyapkan atau sedikitnya mengurangi sumber kesalahan

(error) atau bias. Sekalipun demikian, tidak semua sumber

bias potensial dapat dikontrol dengan sempurna dalam

penelitian, tetapi kita memiliki prinsip-prinsip rancangan

penelitian untuk menekan sejauh jauhnya pengaruh-pengaruh

seperti itu.

Ciri Desain Penelitian

Desain penelitian tidak pernah dilihat sebagai

ilmiah atau tidak ilmiah, tetapi dilihat dari segi baik atau

tidaknya saja. Karena desain juga mencakup rencana studi,

maka didalamnya selalu ada trade off antara kontrol ataupun

tanpa kontrol, antara subyektivitas atau obyektivitas.

Desain tergantung dari derajat akurasi yang diinginkan,

level pembuktian dari tingkat perkembangan dari bidang ilmu

yang bersangkutan

Desain yang tepat sekali tidak pernah ada.

Hipotesis dirumuskan bisa dalam bentuk alternatif, karena

itu desain juga, dapat berbentuk alternatif-alternatif.

Desain yang dipilih biasanya merupakan kompromi, yang banyak

ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan praktis.

3.JENIS-JENIS DESAIN PENELITIAN

Dalam penelitian ilmu sosial terdapat banyak jenis

desain penelitian. Sedangkan dalam ilmu eksakta terutama

yang menggunakan metode ekperimen, lazimnya suatu desain

penelitian bersifat sangat spesifik bergantung pada bidang

dan konsentrasi peneliti. Seringkali desain penelitian yang

digunakan oleh peneliti bidang eksakta merupakan suatu

langkah atau tahapan eksperimental yang sekali lagi sangat

spesifik bagi tiap-tiap bidang keahlian, sehingga jarang

atau mungkin tidak pernah ditemui ada jenis atau sebutan

khusus desain penelitian pada penelitian bidang eksakta,

meskipun sebenarnya ketika seorang peneliti bidang eksakta

melakukan pekerjaan dilaboraturium, peneliti tersebut juga

sedang mengaplikasikan suatu jenis desain penelitian.

Dalam penelitian bidang sosial yang lazimnya

melibatkan penelitian terhadap populasi atau masyarakat,

Kumar (2005) menyebutkan terdapat berbagai desain

penelitian yang digolongkan berdasar tiga macam perspektif,

yaitu berdasarkan :

1. Jumlah kontak dengan populasi studi

2. Periode waktu rujukan studi

3. Cara penyelidikan

Tiga macam perspektif diatas merupakan dasar

penggolongan sebuah desain penelitian, sehingga

terminotologi yang digunakan bukanlah bersifat universal.

Namun demikian, nama-nama pada jenis penelitian yang

tergambar pada gambar 1.1 dalam tiap-tiap dasar penggolongan

tersebut berlaku secara universal. Dan juga, setiap jenis

desain yang berbeda pada golongan yang sama bersifat

ekskusif atau terpisah satu dengan lainnya. Artinya, bila

suatu desain penelitian digolongkan dalam jenis cross-sectional

, maka pada saat yang sama desain tersebut tidak bisa

digolongkan pada jenis longitudinal, tetapi dapat

digolongkan pada jenis non-eksperimental atau eksperimental,

atau juga pada retrospektif atau prospektif.

Gambar 1.1 menunjukan jenis-jenis desain penelitian yang

sering digunakan dalam penelitian bidang sosial dan

kemasyarakatan.

1. Berdasarkan Jumlah Kontak

Jumlah Kontak

Satu

Dua

Tiga atau lebih

Cross-sectional

Sebelum dan sesudah

Longitudinal

Restropektif

Periode Waktu

Rujukan Prospektif

Restropektif

Karakteristik

Penyelidikan

Eksperimental

Non-Eksperimental

Semi-eksperimental

Jenis De

sain

Penel

itia

n

Desain penelitian cross-sectional

Studi cross-sectional yang juga dikenal sebagai studi

one-shot atau studi kasus, adalah desain yang paling banyak

dimanfaatkan dalam penelitian sosial. Desain ini sangat

sesuai dengan studi atau penelitian yang bertujuan untuk

menemukan suatu kejadian pada suatu fenomena, situasi,

masalah, prilaku, atau isu melalui pengambilan cross-section

(contoh yang representatif mewakili keseluruhan) dari suatu

populasi. Desain ini sangat berguna dalam memperoleh

gambaran menyeluruh pada waktu saat melakukan studi atau

penelitian.

Desain cross-sectional sangat sederhana. Seseorang cukup

menetapkan apa yang hedak ditemukan jawabannya, identifikasi

populasi, memilih sample dan memulai kontak dengan para

responden untuk memperoleh informasi yang diperlukan. Semua

tahapan itu dilakukan hanya pada saat titik waktu tertentu

saja.

Kelemahan desain cross-sectional adalah tidak mempunyai

kemampuan dalam menjelaskan kemungkinan adanya perubahan

kondisi atau hubungan dari populasi yang diselidiki dalam

periode waktu yang berbeda. Kelemahan yang lainnya adalah

desain ini tidak mampu untuk menjelaskan proses yang terjadi

dalam obyek/variable yang diselidiki serta hubungan

korelasinya. Desain cross-sectional mampu menjelaskan hubungan

antara dua variabel, namun tidak mampu menunjukan arah

hubungan kausal diantara kedua variabel tersebut (Shklovski,

et al, 2004). Selain itu desain ini juga tidak bisa mengukur

atau menjelaskan adanya perubahan. Untuk mengukur dan

menjelaskannya, diperlukan paling tidak dua titk waktu,

terhadap populasi yang sama.

Desain penelitian sebelum dan sesudah

Desain sebelum dan sesudah atau juga dikenal

sebagai pre-test/post-test design dapat digambarkan sebagai

pengumpulan data dari dua set penelitian cross sectional

terhadap populasi yang sama untuk menemukan jawaban atau

suatu perubahan dalam fenomena atau variabel diantara dua

titik waktu tersebut. Perubahan ditentukan atau diukur

dengan membandingkan perbedaan pada fenomena atau variabel

sebelum dan sesudah perlakuan intervensi.

Kelebihan dari desain ini dapat mengukur perubahan

situasi, fenomena, isu, prilaku dan permasalahan yang

terjadi di suatu kelompok masyarakat pada dua titik waktu

yang berbeda, lazimnya pada sebelum dan sesudah

diberlakukannya suatu perlakuan. Desain ini seringkali

digunakan dalam penelitian terkait dengan pengaruh atau

efektifitas suatu program di masyarakat.

Kelemahan desain ini dapat terjadi bergantung pada

kondisi pengamatan atau penyelidikan, populasi, dan metode

pengumpulan data. Kumar (2005) menyebutkan beberapa

kelemahan metode ini antara lain :

Karena ada dua set data yang harus dikumpulkan, maka ada

dua kontak dengan populasi. Hal ini menyebabkan dana

penelitian membengkak dan membutuhkan waktu yang lebih

lama.

Dalam beberapa kasus dapat terjadi kemungkinan adanya

perubahan populasi sebelum dan sesudah perlakuan.

Misalnya dengan alasan tertentu ada anggota populasi yang

telah mengikuti pre-test terpaksa harus emnarik diri dari

eksperimen

Dalam beberapa kasus dijumpai suatu keadan bahwa populasi

yang mengikuti pre-test berusia muda. Jika penelitian

memerlukan waktu yang lama, maka populasi bisa menjadi

lebih matang atau dewasa. Hal ini dikenal sebagai efek

kedewasaan atau kematangan (mature effect)

Kadang-kadang instrumen yang digunakan peneliti juga

mengedukasi responden, sehingga responden akan memberikan

perhatian lebih saat post-test. Hal ini disebut efek

reactif (reactive effect)

Kadang responden yang pada saat pre-test memberikan

respon yang sangat negatif terhadap pertanyaan kuisoner,

karena beberapa alasan merubah menjadi cenderung positif

ketika post-test. Bila ini terjadi akan memberikan

pengaruh terhadap hasil penelitian dan hal ini disebut

sebagai efek regresi (regression effect).

Desain penelitian longitudinal

Desain sebelum dan sesudah menggunakan pendekatan

untuk menentukan tingkat perubahan dalam fenomena, situasi,

masalah, perilaku dan sebagainya, namun tidak mampu

menjelaskan pola perubahan yang terjadi. Untuk menentukan

pola perubahan terkait dengan waktu, dapat digunakan desain

longitudinal.

Dalam studi longitudinal, studi populasi dilakukan

secara berulang atau berkala dalam interval waktu tertentu,

biasanya dalam jangka waktu yang diaplikasikan bervariasi

bergantung pada informasi yang dibutuhkan dalam penelitian

itu sendiri.

Desain longitudinal juga memiliki kelemahan, bahkan

dalam beberapa kasus derajatnya bisa lebih tinggi. Selain

itu juga ada kelemahan tambahan yaitu adanya kemungkinan

terjadi efek pengkondisian. Efek tersebut menggambarkan

situasi ketika responden yang sama dikontak atau disurvei

berulang kali, sehingga responden mulai mengetahui apa yang

diharapkan dari jawaban mereka, dan pada akhirnya responden

merespon pertanyaan tanpa berpikir dan berpotensi memberikan

jawaban yang selalu sama.

Kelebihan dari desain longitudinal adalah

memungkinkan peneliti menentukan pola perubahan dan

memperoleh informasi faktual secara berkesinambungan

sehingga lebih aktual. Metode longitudinal juga lebih andal

dalam mencari jawaban tentang dinamika perubahan dan

berpotensi menyediakan informasi yang lebih lengkap,

bergantung pada oprasional teori dan metodologi

penelitiannya.

2. Berdasarkan Periode Waktu Rujukan

Desain penelitian retrospektif

Studi retrospektif mengamati atau menyelidiki suatu

fenomena, situasi masalah atau isu yang telah terjadi pada

masa lamapu. Lazimnya jenis studi ini mengamati data yang

tersedia pada masa lamapu atau didasarkan pada responden

yang diminta untuk merespon terhadap pertanyaan yang

dirancang untuk menggali kejadian, fenomena, situasi pada

masa lampau. Penelitian yang banyak menggunakan desain ini

lazimnya adalah penelitian yang terkait dengan sejarah atau

yang terkait dengan sosiologi.

Desain penelitian prospektif

Studi prospektif merujuk pada kejadian suatu

fenomena, situasi, masalah, prilaku atau dampak pada masa

akan datang. Penelitian eksperimen biasanya digolongkan

kedalam studi prospektif karena peneliti harus menunggu

suatu intervensi atau perlakuan memberi dampak atau oengaruh

terhadap suatu populasi.

Desain penelitian retrospektif-prospektif

Studi retrospektif-prospektif fokus pada kajian

pola yang terjadi pada suatu fenomena pada masa lampau dan

mengamati atau mempelajarinya untuk masa depan. Suatu

penelitian dikatagorikan sebagai desain ini ketika seseorang

menentukan dampak suatu intervensi atau perlakuan tanpa

adanya sebuah grup kontrol. Dengan pengertian ini, hampir

semua studi sebelum-dan-sesudah, jika dijalankan tanpa

adanya kontrol, yaitu ketika baselinenya dibangun dari

populasi yang sama dengan sebelum ada perlakuan atau

intervensi, dapat dikategorikan sebagai studi retrospektif-

prospektif.

3. Berdasarkan Cara Penyelidikan

Berdasarkan kategori ini, desain penelitian dapat

digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu : (1) penelitian

ekperimental, (2) penelitian non-ekperimental, (3)

penelitian quasi atau semi-ekperimental.

Jika suatu hubungan dipelajari dengan cara mencari

sebab untuk mengetahui atau menemukan efek, akibat dan

dampaknya, penelitian tersebut dikenal sebagai penelitian

eksperimen. Sedangkan jika studi menggunakan cara memulai

dari efek, pengaruh atau dampak untuk menelusuri

penyebabnya, maka studi tersebut dikenal sebagai penelitian

non-eksperimental.

Pada studi ekperimental, variabel bebas dapat

diobservasi, dikontrol atau bahkan dimanipulasi oleh

peneliti untuk mengetahui dampaknya. Sedangkan pada kategori

non-eksperimental, hal pada studi ekperimental tidak dapat

dilakukan mengingat bahwa dampaknya telah terjadi. Sebagai

gantinya, peneliti dapat menghubungkan dampak pada penyebab

secara retrospektif. Penelitian semi-ekperimental memiliki

karakteristik baikeksperimental maupun non-eksperimental,

sebagian studi dapat dilakukan secara non-eksperimental dan

sebagian lain dapat dilakukan secara eksperimental.

Penelitian eksperimental masih terbagi lagi menjadi

banyak jenis desain studi, antara lain :

1. Desain penelitian sesudah-saja

Dalam jenis studi ini, peneliti mengetahui bahwa

populasi sedang dan telah mendapatkan intervensi dan

peneliti hanya melakukan studi terhadap dampaknya pada

populasi. Kelemahan utama dari desain ini adalah bahwa

dua set data yang diperoleh sebenarnya sangat tidak

dapat diperbandingkan, mengingat data awal bukanlah

data yang tepat untuk diperbandingkan.

2. Desain penelitian sebelum dan sesudah

3. Desain penelitian grup-kontrol

Peneliti memilih dua grup populasi, yaitu grup

eksperimen dan grup kontrol. Kedua grup dibuat

sedemikian rupa sehingga mempunyai kondisi yang

semirip mungkin dan sebanding. Satu hal yang berbeda

adalah adanya intervensi disalah satu grup, yaitu grup

eksperimen. Setelah beberapa waktu dilakukan observasi

“sesudah” terhadap kedua grup. Setiap hasil yang

menunjukan adanya perbedaan dari kedua grup dianggap

sebagai akibat dari adanya intervensi pada grup

eksperimen.

4. Desain penelitian kontrol-ganda

Meskipun pada desain grup kontrol dapat membantu

peneliti menentukan secara kuantitas dampak yang

dihasilkan oleh variabel tambahan, tetapi hal tersebut

tidak dapat menentukan secara terpisah apakah dampak

tersebut disebabkan oleh instrumen penelitian ataukah

oleh responden. Untuk dapat mengetahui dampak secara

terpisah, diperlukan desain kontrol ganda. Dalam

desain ini peneliti membuat dua grup kontrol sehingga

total grup yang diobservasi sebaanyak tiga grup.

5. Desain penelitian komparatif

Pada beberapa kasus, peneliti ingin membandingkan

efektifitas dari metode perlakuan yang berbeda. Untuk

mengetahui hal ini lazimnya digunakan desain

penelitian komparatif. Dalam desain ini, peneliti

membagi populasi menjadi beberapa grup sebanyak metode

perlakuan yang hendak diperbandingkan. Selanjutnya

dilakukan observasi ‘sesudah’ untuk mengetahui tingkat

perbedaan tersebut.

6. Desain penelitian matched-control

Dalam studi matched, perbandingan ditentukan pada tiap

individu (individual by individual). Dua individual

yang hampir mirip terhadap suatu kharakteristik,

misalnya usia, gender, jenis penyakit, dalam suatu

populasi dibagi dalam grup yang berbeda. Dalam kasus

ini, begitu dua grup dibentuk, maka peneliti harus

menentukan secara acak grup mana yang merupakan grup

eksperimental dan mana yang merupakan grup kontrol.

Studi matched sering digunakan pada uji aktifitas obat

baru.

7. Desain penelitian placebo

Lazimnya digunakan di bidang kesehatan dan pengobatan.

Seorang pasien biasanya mempunyai keyakinan bahwa

ketika mendapatkan perawatan maka si pasien tersebut

merasa pulih dan lebih baik dari sebelumnya, meskipun

kenyataanya perawatan tersebut tidak efektif. Secara

psikologis efek tersebut disebut efek placibo. Desain

placibo melibatkan dua atau tiga grup, bergantung

apakah mengikutkan grup kontrol atau tidak untuk

mengetahui tingkat efek placibo tersebut. Jika

peneliti menghendaki kontrol, maka ketiga grup

tersebut adalah grup eksperimental yang mendapatkan

perlakuan. Grup 1 diberi perlakuan mendapatkan

perawatan dan obat yang menyembuhkan, grup 2 diberi

obat kosong untuk mengetahui efek placibo dan grup

kontrol yang tidak mendapat perlakuan. Setelah itu

dalam jangka waktu tertentu dilakukan observasi

‘sesudah’.

Gambar 1.2 Rincian studi dari desain penelitian

HORIZON WAKTU

-Satu Kali (one shoot)-Lintas bagian (cross sectional)-Longitudinal

-Eksplorasi-Deskripsi-Pengujian Hipotesis

TUJUAN STUDI

Membuktikan :Hubungan kausalKorelasionalPerbedaan kel. peringkat

JENIS INVESTIGASI TINGKAT INTERVENSI

Minimal : Mempelajari peristiwa sebagaimana adanya

Manipulasi dan/atau kontrol dan/atau simulasi

KONTEKS STUDI

-Direncanakan

-Tidak direncanakan

PENGUKURAN

-Definisi oprasional

-Item-Skala

-Kategori

UNIT ANALISIS-Individu-Pasangan-Kelompok-Organisasi-Mesin-dsb.

DESAIN SAMPLE

Probabilitas/ non propabilitas

Ukuran sample

METODE PENGUMPULAN DATA

-Pengamatan-Wawancara-Kuesioner-Pengukuran Fisik-Unobtrusive

PERN

YATAAN

MASALA

H

ANALISIS DA TA

-Feel for d ata-Goodness o f

Data-Pengujian Hipotesis

Tujuan Studi

Studi eksploratif

Dilakukan jika tidak banyak diketahui mengenai

situasi yang dihadapi, atau tidak ada informasi yang

tersedia mengenai bagaimana masalah atau isu penelitian yang

mirip diselesaikan dimasa lalu. Intinya studi ekspolratif

dilakukan untuk memahami dengan lebih baik sifat masalah

karena mungkin baru sedikit studi yang telah dilakukan dalam

bidang tersebut. Wawancara ekstensif dengan banyak orang

mungkin harus dilakukan untuk menangani situasi dan memahami

fenomena. Penelitian yang lebih ketat pun kemudian dapat

dilaksanakan.

Studi Deskriptif

Dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk

menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu

situasi. Misalnya, studi mengenai sebuah kelas dalamm hal

presentase komposisi gender, kelompok usia, jumlah mata

kuliah yang diambil dianggap bersikap deskriptif. Tujuan

studi deskriptif karena itu adalah memberikan kepada

peneliti sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspek-aspek

yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif

seseorang, organisasi, atau lainnya. Studi deskriptif yang

menampilkan data dalam bentuk yang bermakna, dengan demikian

membantu untuk (1) memahami kharakteristik sebuah kelompok

dalam situasi tertentu, (2) memikirkan secara sistematis

mengenai berbagai aspek dalam situasi tertentu, (3)

memberikan gagasan untuk penyelidikan dan penelitian lebih

lanjut (4) membuat keputusan tertentu yang sederhana.

Pengujian Hipotesis

Studi yang termasuk dalam pengujian hipotesis

biasanya menjelaskan sifat hubungan tertentu, atau

menentukan perbedaan antarkelompok atau kebebasan

(indepedensi) dua atau lebih faktor dalam suatu situasi.

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menelaah varians dalam

variabel terikat atau untuk memperkirakan keluaran

organisasi.

Jenis Investigasi : Kausal Versus Korelasional

Peneliti harus menentukan apakah yang diperlukan

adalah studi kasual atau studi korelasional untuk menemukan

jawaban atas persoalan persoalan yang dihadapi. Studi Kasual

dilakukan untuk menentukan hubungan sebab-akibat yang

definitif. Tetapi, jika yang diinginkan peneliti adalah

sekedar identifikasi faktor-faktor penting yang “berkaitan

dengan” masalah, maka studi korelasional dipilih. Studi di

mana peneliti ingin menemukan penyebab dari satu atau lebih

masalah disebut studi kausal. Jika peneliti berminat untuk

menemukan variabel penting yang berkaitan dengan masalah,

studi tersebut disebut studi korelasional.

Tingkat Intervensi Peneliti Terhadap Studi

Intervensi Minimal : hanya menyebarkan kuisoner, peneliti

tidak mengintervensi aktivitas normal dalam sebuah fenomena.

Intervensi Sedang : Peneliti tidak hanya mengumpulkan data

dari perawat mengenai steress yang mereka alami pada dua

selang waktu berbeda, tetapi juga “bermain bersama” atau

memanipulasi peristiwa normal dengan secara sengaja mengubah

tingkat dukungan emosi yang diterima oleh perawat di dua

bangsal, sementara membiarkan bangsal ketiga apa adanya.

Intervensi Berlebih : Tidak hanya dukungan dimanipulasi,

tapi bahkan situasi dimana eksperimen diadakan adalah

artifisial karena peneliti menarik subyek keluar dari

lingkungan normalnya dan menempatkannya dalam keadaan yang

benar-benar berbeda.

Horizon Waktu

Studi Cross-Sectional

Sebuah studi dapat dilakukan dengan data yang hanya

sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian, mingguan,

atau bulanan dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian.

Studi Longitudinal

Dalam sebuah kasus, peneliti mungkin ingin

mempelajari orang atau fenomena pada lebih dari satu batas

waktu dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian. Misalanya

: peneliti ingin mempelajari perilaku karyawan sebelum dan

sesudah pergantian manajet puncak.

Desain Penelitian menurut Nasution

Kemudian Nasution (2007) menyebutkan bahwa desain

penelitian yang biasanya didapati adalah desain survey, case

study, eksperimen. Hal itu dijelskan lebih lanjut :

Desain Survey

Suatu penelitian survey bertujuan untuk

mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya besar,

dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi itu.

Survey dapat digunakan dalam penelitian yang bersifat

eksploratif, deskriptif maupun ekperimental. Mutu survey

antara lain bergantung pada :

(a) Jumlah orang yang dijadikan sample,

(b) Tarah hingga mana sample itu representatif,

artinya mewakili kelompok yang dipelajari

(c) Tingkat kepercayaan informasi yang diperoleh dari

sample itu.

Semua jenis metode memiliki kekuatan dan

kelemahannya sendiri. Kebaikan dari desain survey sendiri

adalah antara lain :

1. Dalam survey biasanya dilibatkannya sejumlah besar

orang untuk mencapai generalisasi atau kesimpulan yang

bersifat umum yang dapat dipertanggungjawabkan.

2. Dalam survey dapat digunakan berbagai teknik

pengumpuan data seperti angket, wawancara dan

observasi menurut pilihan si peneliti.

3. Dalam survey sering tampil masalah-masalah yang

sebelumnya tidak diketahui atau diduga, sehingga

sekaligus bersifat eksploratoris.

4. Dengan survey, peneliti bisa membenarkan atau menolak

teori tertentu.

5. Biaya survey lebih murah ditinjau dari besarnya jumlah

orang yang memberikan informasi. Khususnya bila

digunakan angket yang dapat dikirimkan melalui pos,

dengan biaya rendah. Bila menggunakan wawancara dengan

kontak langsung dengan sample, tentu biaya akan lebih

tinggi.

Kelemahan desain survey antara lain :

1. Survey biasanya meneliti pendapat atau perasaan

populasi yang tidak mendalam, apalagi bila digunakan

angket.

2. Pendapat populasi yang disurvey rentan untuk berubah-

ubah dalam jangka waktu singkat karena pengaruh

lingkungan.

3. Tidak ada jaminan bahwa angket dijawab oleh seluruh

sample dengan serius.

Desain Case Study

Case study adalah bentuk penelitian yang mendalam

tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia di

dalamnya. Case study dapat dilakukan terhadap seorang

individu, sekelompok individu, segolongan manusia,

lingkingan hidup manusia atau lembaga sosial. Case study

dapat mengenai perkembangan sesuatu, dapat pula memberikan

gambaran tentang keadaan yang ada.

Bahan dari case study bisa diperoleh dari sumber-

sumber seperti laporan hasil pengamatan, catatan pribadi,

kitab harian, atau biografi seseorang yang sedang

diselidiki, laporan atau keterangan dari orang-orang yang

banyak tau tentang hal itu.

Keuntungan dari case study antara lain :

1. Bisa digunakan untuk setiap aspek kehidupan sosial,

kecuali bila ada rintangan yang tidak dapat diatasi

seperti tidak mungkinnya diperoleh keterangan, atau

karena alasan keuangan, waktu dan tenaga.

2. Dapat digunakan untuk meneliti setiap aspek spesifik

dari suatu topik atau keadaan sosial secara mendalam.

3. Dalam case study dapat digunakan berbagai cara

pengumpulan data seperti observasi, wawancara, angket,

studi dokumenter, dan alat pengumpul data lainnya

untuk memperoleh informasi.

4. Case study dapat menguji kebenaran teori. Jika case

study tersebut didasarkan atas teori-teori tertentu,

maka case study yang mendalam tentang aspek-aspek yang

spesifik membuka kesempatan untuk menguji kebenaran

teori itu. Dari hasil case study itu ada kemungkinan

untuk merumuskan generalisasi-generalisasi tertentu.

5. Case study bisa dilakukan dengan biaya yang rendah.

Ini antara lain bergantung pada metode pengumpulan

data yang digunakan.

Selain memiliki kelebihan, case study juga memiliki

kekurangan, antara lain :

1. Oleh sebab case study mempelajari aspek aspek yang

spesifik, kemungkinan untuk mencapai generalisasi

sangat terbatas. Generalisasi berdasarkan case study

disangsikan kebenarannya bagi populasi yang lebih

luas. Disini dihadapi kesulitan hingga manakah case

study yang dipelajari itu benar-benar mewakili atau

representatif bagi populasi dan inilah yang menentukan

mutu case study itu dan generalisasi yang dihasilkan.

Jadi kalaupun diambil sebuah generalisasi, maka itu

harus dianggap sebagai tentatif yang perlu diuji

kebenaranyya dikemudian hari.

2. Case study memakan waktu yang lebih lama bila

dibandingkan dengan survey. Antara lain hal ini

disebabkan oleh metode pengumpulan data. Dalam survey

sering dapat digunakan angket, sedangkan dalam case

study mengharuskan peneliti langsung terlibat dalam

pengumpulan data dengan melakukan wawancara secara

pribadi serta menggunakan metode-metode lain.

Desain Eksperimen

Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan mengenai

desain eksperimen serta macam-macamnya.

BAB 3

PENUTUP

RANGKUMAN

Desain penelitian merupakan sebuah rencana

prosedural yang menjadi panduan peneliti untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan peneliti secara valid, obyektif,

akurat dan ekonomis. Dengan kata lain desain penelitian

sanagat diperlukan oleh peneliti untuk mengarahkan kerja

penelitian agar lebih efektif, efisien dan tepat sasaran.

Adanya desain penelitian juga memungkinkan orang lain

memahami dan mengikuti langkah-langkah yang hendak

dijalankan oleh peneliti dalam menemukan jawaban. Dengan

mendesain kajian yang berhati hati, peneliti dapat

melenyapkan atau sedikitnya mengurangi sumber kesalahan

(error) atau bias. Dalam penelitian bidang sosial yang

lazimnya melibatkan penelitian terhadap populasi atau

masyarakat, Kumar (2005) menyebutkan terdapat berbagai

desain penelitian yang digolongkan berdasar tiga macam

perspektif, yaitu berdasarkan : Jumlah kontak dengan

populasi studi, Periode waktu rujukan studi, Cara

penyelidikan. Jumlah kontak masih dibagi lagi menjadi cross-

sectional, sebelum-dan-sesudah, desain penelitian

longitudinal. Periode waktu juga masih dibagi lagi menjadi

beberapa sub-bab yaitu retrospektif, prospektif dan retro-

prospektif. Begitu pula dengan cara penyelidikan, dibagi

lagi menjadi eksperimental, non-ekspermental, semi-

eksperimental. Sebenarnya masih banyak lagi desain-desain

penelitian. Tidak ada yang menyalahkan sebuah desain

penelitian karena desain penelitian bergantung pada

keperluan peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

Widi, Restu Kartiko. 2010. Asas Metodologi Penelitian : Sebuah Pengenalan dan Penuntun Langkah Demi Langkah Pelaksanaan Penelitian. Yogyakarta : Graha Ilmu

M.A, S. Nasution. 2007. Metode Research. Jakarta : PT. Bumi Perkasa

Nazir, Mohamad. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Sastradipoera, Komaruddin. 2005. Mencari makna di balik penulisan

skripsi, tesis, dan disertasi. Bandung : Kappa-Sigma

Sekaran, Uma. 2009. Research Methods for Business. Jakarta :

Salemba Empat