HASIL PENELITIAN
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of HASIL PENELITIAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia sekaligus
sebuah investasi keberhasilan pembangunan bangsa.
Untuk diselenggarakan pembangunan kesehatan secara
menyeluruh dan berkesinambungan, dengan tujuan guna
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Depkes
RI, 2004).
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana
pelayanan kesehatan yang dapat diselenggarakan oleh
pemerintah dan swasta. Pelayanan kesehatan di rumah
sakit dapat berupa pelayanan rawat jalan, pelayanan
rawat inap, dan pelayanan rawat darurat yang mencakup
pelayanan medik dan penunjang medik (Maulindah,
2013).
Pemasaran merupakan salah satu masalah bagi
rumah sakit atau organisasi pelayanan kesehatan
lainnya. Kurang berhasilnya pemasaran diantaranya
akibat rumah sakit kurang berpihak pada klien. Karena
apa yang telah disampaikan saat dipasarkan seringkali
tidak sesuai dengan apa yang didapatkan klien, dan
ini tentunya akan menimbulkan image yang tidak baik
untuk rumah sakit tersebut (Asmiyati, 2013).
Product adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta,
dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar
sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan (Kotler, 2004:428). Kepuasan pelanggan
merupakan evaluasi purnabeli dimana alternative yang
dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui
harapan pelanggan, ketidakpuasan muncul apabila hasil
tidak memenuhi harapan (Tjiptono, 2011).
Kepuasan konsumen memiliki peranan penting dalam
sebuah perusahaan, mempertahankan mereka berarti
meningkatkan kinerja keuangan dan mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian di Indonesia yang
dilakukan oleh Dewi Ika Sari Hari Poernomo mengenai
analisis pengaruh persepsi pasien tentang bauran
pemasaran terhadap loyalitas pasien di poliklinik
rawat jalan RS Baptis Kediri menunjukkan bahwa tidak
ada hubungan antara product (p=0,604), place (p=0,062),
promotion (p=0,201), people (p=0,291) terhadap loyalitas
pasien. Berbeda dengan penelitian Anggri Vebnia yang
menunjukkan bahwa ada hubungan place (p=0,771)
terhadap loyalitas pasien pada pasien poli rumah
sakit Muhammadiyah Semarang.
Berdasarkan hasil penelitian di Sulawesi Selatan
yang dilakukan oleh Asmiyati menunjukkan adanya
hubungan bauran pemasaran dengan people (0,022)
terhadap loyalitas pasien untuk memanfaatkan kembali
pelayanan di unit rawat jalan puskesmas Mandai
Kabupaten Maros 2013. Berbeda dengan hasil penelitian
A. Yulyandhika menunjukan tidak ada hubungan bauran
pemasaran dengan people (p=0,414) dengan loyalitas
pasien rawat inap RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa
2013.
Hasil penelitian di Makassar yang dilakukan oleh
Andi Rukwati menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
bauran pemasaran physical evidence (p= 0,228) dengan
minat untuk memanfaatkan kembali poliklinik gigi dan
mulut RSUD Haji Provinsi Sulawesi Selatan, berbeda
dengan hasil penelitian Cahya Nurlia menunjukkan ada
hubungan bauran pemasaran physical evidence (p=0,039)
dengan keputusan pasien rawat inap memilih layanan
kesehatan di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar tahun
2011.
Berdasarkan data awal yang diperoleh jumlah
kunjungan pasien di RSUD Salewangang Kabupaten Maros
pada tahun 2011 sebanyak 5.743 pasien, terjadi
peningkatan pada tahun 2012 sebanyak 6.439 pasien dan
pada tahun 2013 sebanyak 8.396 pasien. (Profil RSUD
Salewangang Kabupaten Maros, 2014).
Standar BOR (Bed Occupancy Rate) yang ideal untuk
rumah sakit menurut Barber Johson adalah 75%-85%
(standar internasional), sedangkan standar nilai
Depkes RI pada tahun 2005 adalah 60%-85%. Berdasarkan
data RSUD Salewangang menunjukkan bahwa angka BOR
(Bed Occupancy Rate) pada tahun 2013 belum mencapai
standar yaitu 58,19%. Berdasarkan data BOR yang ada
dibandingkan dengan standar BOR seharusnya dapat
diketahui bahwa kinerja rumah sakit masih belum
ideal. Angka BOR yang masih rendah mengindikasikan
pilihan pasien terhadap RSUD Salewangang Kabupaten
Maros masih rendah. Hal ini membuktikan bahwa pihak
rumah sakit perlu meningkatkan strategi pemasarannya
sehingga dapat menjadikan RSUD Salewangang Kabupaten
Maros menjadi rumah sakit yang senantiasa menjadi
pilihan bagi para pasien dibandingkan dengan rumah
sakit lainnya. Selanjutnya angka TOI (Turn Over Interval)
telah memenuhi standar Depkes, 2005 yaitu 1-3 hari
dimana TOI (Turn Over Interval) di RSUD Salewangang rata-
rata 2 hari.
Berdasarkan uraian di atas maka penting bagi
RSUD Salewangang mempunyai strategi pemasaran yang
tepat, salah satunya dengan memasarkan produk yang
dapat meningkatkan mutu pelayanan, dengan mutu
pelayanan yang baik akan dapat memuaskan pelanggan
rumah sakit. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah
produk-produk yang ditawarkan sudah efektif maka
perlu penelitian yang akan mengetahui pengaruh produk
terhadap kepuasan pasien. Oleh karena itu, untuk
melihat kegiatan-kegiatan untuk memasarkan produk
yang telah dilakukan maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai pengaruh produk dengan
kepuasan pasien di unit rawat inap RSUD Salewangang
Kabupaten Maros.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas,
maka rumusan pada penelitian ini adalah bagaimana
hubungan produk pelayanan dengan kepuasan pasien di
unit rawat inap RSUD Salewangang Kabupaten Maros
tahun 2014, masalah tersebut selanjutnya dijabarkan
dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana hubungan produk utama dengan kepuasan
pasien di unit rawat inap RSUD Salewangang
Kabupaten Maros tahun 2014?
2. Bagaimana hubungan produk generik dengan kepuasan
pasien di unit rawat inap RSUD Salewangang
Kabupaten Maros tahun 2014?
3. Bagaimana hubungan produk harapan dengan kepuasan
pasien di unit rawat inap RSUD Salewangang
Kabupaten Maros tahun 2014?
4. Bagaimana hubungan produk pelengkap dengan
kepuasan pasien di unit rawat inap RSUD Salewangang
Kabupaten Maros tahun 2014?
5. Bagaimana hubungan produk potensial dengan
kepuasan pasien di unit rawat inap RSUD Salewangang
Kabupaten Maros tahun 2014?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan produk pelayanan
dengan kepuasan pasien di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan produk utama dengan
kepuasan pasien di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros tahun 2014.
b. Untuk mengetahui hubungan produk generik
dengan kepuasan pasien di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros tahun 2014.
c. Untuk mengetahui hubungan produk harapan
dengan kepuasan pasien di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros tahun 2014.
d. Untuk mengetahui hubungan produk pelengkap
dengan kepuasan pasien di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros tahun 2014.
e. Untuk mengetahui hubungan produk potensial
dengan kepuasan pasien di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros tahun 2014.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi peneliti
Merupakan pengalaman yang sangat berharga
dalam memperluas wawasan dan mengaplikasikan ilmu
pengetahuan khusus.
2. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan
bacaan bagi peneliti selanjutnya di bidang
kesehatan.
3. Manfaat praktis
Hasil penelitian diharapkan menjadi input
dalam penentuan kebijakan Dinas Kesehatan khususnya
dalam pemasaran jasa di Puskesmas dimasa mendatang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Pemasaran Jasa
Pemasaran merupakan suatu kegiatan analisis
perencanaan penawaran produk/jasa dan pengendalian
program-program yang diformulasikan dengan hati untuk
menghasilkan pertukaran nilai-nilai secara sukarela
dengan target pasar yang dimaksudkan untuk mencapai
tujuan organisasi. Pemasaran menekankan sepenuhnya
penyusunan penawaran organisasi dalam konteks
kebutuhan dan keinginan target pasar dan pengguna
pasar secara efektif (Supriyanto, 2010).
Manajemen pemasaran adalah suatu proses
penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan program-program yang ditujukan untuk
mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan
maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini
sangat tergantung pada penawaran organisasi dalam
memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta
menentukan harga, mengadakan komunikasi, dan
distibusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong,
serta melayani pasar (Sabarguna, 2004).
Penggunaan konsep pemasaran bagi sebuah
perusahaan dapat menunjang berhasilnya bisnis yang
dilakukan. Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran
tersebut disusun dengan memasukkan tiga elemen pokok,
yakni (Sabarguna, 2004):
1. Orientasi konsumen/pasar/pembeli.
2. Volume penjualan yang menguntungkan.
3. Koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan
pemasaran dalam perusahaan.
Konsep pemasaran menurut syariah terkandung
dalam Q.S.Al-Maidah ayat 8:
ن� آ� ن� م ش�� ك ن� ��رم ج� �ط ولا ي س�� �ق ال �هداء ب ش�� ن� هلل ي� ام و ���وا ق ���ون وا ك ن��� م ن� ا� ي�3 د� آ ال ه�� ي�6 ا ا8 ���ب
آ م�� �ر ب ي� ب<�� � خ ن� اهلل Aا وا اهلل ���ق �وى وات ���ق �لت ���رب� ل ق و ا8 ��وا ه دل ��وا اع دل ع�� �لا ت لى ا8 وم ع ���ق
عملون� �ت
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamujadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran)karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Danjanganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatukaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepadatakwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnyaAllah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada orang-
orang yang mukmin agar dapat melaksanakan amal dan
pekerjaan mereka dengan cermat jujur dan ikhlas
karena Allah, baik pekerjaan yang bertalian dengan
urusan agama kehidupan duniawi. Karena hanya dengan
demikianlah mereka bisa sukses dan memperoleh hasil
atau balasan yang mereka inginkan dan harapkan. Dalam
penyaksian mereka harus adil menerangkan apa yang
sebenarnya tanpa memandang siapa orangnya,sekalipun
akan menguntungkan lawan dan merugikan sahabat dan
kerabat.
B. Tinjauan Umum Tentang Produk
Product adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta,
dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar
sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan (Kotler, 2004:428). Produk yang
ditawarkan meliputi barang fisik, jasa, orang atau
pribadi, tempat, organisasi dan ide. Jadi produk
dapat berupa manfaat tangible maupun intangible yang dapat
memuaskan pelanggan.
Produk jasa merupakan suatu kinerja penampilan,
tidak berwujud dan cepat hilang, lebih cepat
dirasakan daripada dimiliki, serta pelanggan lebih
dapat berpartisipasi aktif dalam mengkonsumsi jasa
tersebut. Sesungguhnya pelanggan tidak membeli barang
atau jasa tetapi membeli manfaat dan nilai sesuatu
yang ditawarkan. Apa yang ditawarkan menunjukkan
sejumlah manfaat yang dapat dirasakan oleh pelanggan.
Produk jasa merupakan produk yang dapat
memberikan manfaat, memenuhi kebutuhan konsumen dan
dapat memuaskan konsumen. Sesungguhnya pelanggan
tidak membeli barang atau jasa, tetapi membeli
manfaat dari produk yang ditawarkan. Pengertian yang
ditawarkan menunjukkan sejumlah manfaat yang dapat
diperoleh konsumen, baik barang atau jasa maupun
kombinasinya (Setiawan, 2011).
Untuk merencanakan penawaran atau produk,
pemasar perlu memahami tingkat produk, yaitu sebagai
berikut :
1. Produk utama/inti (core benefit)
Produk utama/inti (core benefit) yaitu manfaat
yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh
pelanggan dari setiap produk. Contoh: Rumah sakit
menyediakan kamar/ruang untuk pasien.
2. Produk generik (generic product)
Produk generik (generic product) yaitu product
dasar yang mampu memenuhi kebutuhan fungsi produk
yang paling dasar. Contoh : Rumah sakit menyediakan
ranjang.
3. Produk harapan (expected product)
Produk harapan (expected product) yaitu produk
formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan
kondisinya secara normal diharapkan dan disepakati
untuk dibeli. Contoh : di Rumah sakit pasien
mengharapkan kenyamanan dan obat-obatan yang
lengkap.
4. Produk pelengkap (augmented produk)
Produk pelengkap (augmented produk) yaitu
berbagai produk yang dilengkapi atau ditambah
berbagai manfaat dan layanan, sehingga memberikan
tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan
pesaing. Contoh: Rumah sakit menyediakan pelengkap-
pelegkap yag lebih menyamankan pasien.
5. Produk potensial
Produk potensial yaitu segala macam dari
perubahan yang mungkin dikembangkan untuk produksi
dimasa mendatang. Contoh: Rumah sakit menyediakan
layanan kesehatan gratis atau membuka cabang baru.
Jadi pada dasarnya produk adalah sekumpulan
nilai kepuasan yang kompleks, nilai sebuah produk
yang ditetapkan oleh pembeli berdasarkan manfaat
yang akan mereka terima dari produk tersebut.
Produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
kelompok (Kolter, 2002:451) yaitu:
1. Berdasarkan wujudnya, produk dapat
diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama,
yaitu:
a. Barang merupakan produk yang berwujud fisik,
sehingga bila dilihat, diraba atau disentuh,
dirasa, dipegang, dipindahkan dan perlakuan
fisik lainnya.
b. Jasa merupakan aktifitas, manfaat atau
kepuasan yang ditawarkan untuk dijual
(dikonsumsi pihak lain).
2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)
adalah barang berwujud yang biasanya habis
dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali
pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya
dalam kondisi pemakain normal kurang dari satu
tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman
kaleng dan sebagainya.
b. Barang tahan lam (durable goods) merupakan
barang berwujud yang biasanya bias bertahan
lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya
untuk pemakaian normal adalah satu tahun
lebih). Contohnya lemari es, mesin cuci,
pakaian dan sebagainya.
3. Berdasarkan tujuan konsumsinya
Didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk
apa produk itu dikonsumsi, maka produk
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a. Barang konsumsi (consumer’s goods) merupakan
suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi
tanpa melalui proses lebih lanjut untuk
memperoleh manfaat dari produk tersebut.
b. Barang industry (industrial’s goods)
merupakan suatu jenis produk yang masih
memerlukan pemrosesa lebih lajut utuk
mendapatka suatu manfaat tertetu. Biasanya
hasil pemrosesa dari barang industry
diperjuabelikan kembali.
C. Tinjauan Umum Tentang Kepuasan
1. Pengertian Kepuasan
Kepuasan pelanggan merupakan hasil akumulasi
dari konsumen atau pelanggan dalam menggunakan
produk dan jasa. Pelanggan puas kalau setelah
membeli produk dan menggunakan produk tersebut
ternyata kualitas produknya baik. Oleh karena itu,
setiap transaksi atau pengalaman baru akan
memberikan pengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
Pelanggan yang puas adalah pelanggan yang akan
berbagi kepuasaan dengan produsen atau penyedia
jasa. Bahkan pelanggan yang puas akan berbagi rasa
dan pengalaman dengan pelanggan lain. Ini kana
menjadi referensi bagi perusahaan yang
bersangkutan. Oleh karena itu, baik pelanggan
maupun produsen akan sama-sama diuntungkan apabila
kepuasan terjadi. Kepuasan akan terjadi kalau
perusahaan mampu menyediakan produk, pelayanan,
harga dan aspek lain sesuai dengan harapan ataui
melebihi harapan pelanggan. Pelanggan merasa puas
apabila harapannya terpenuhi atau akan sangat puas
jika harapan pelanggan terlampaui (Irawan, 2008).
Kepuasan pelanggan dapat didefenisikan sebagai
respon pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara
tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual
yang dirasakannya setelah pemakaian (Rangkuty,
2003).
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan pelanggan
Kepuasan pelanggan dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor sebagai berikut (Utami, 2009):
a. Performa produk atau jasa. Performa atau
keunggulan suatu produk atau jasa sangatlah
penting dalam mempengaruhi kepuasan konsumen.
Mutu produk merupakan keunggulan bersaing yang
utama.
b. Citra perusahaan atau produk (merek).
Terbentuknya citra merek (brand image) dan nilai
merek (brand equity) adalah pada saat konsumen
memperoleh pengalaman yang menyenangkan dengan
produk yang ditawarkan.
c. Nilai harga yang dihubungkan dengan nilai
yang diterima konsumen. Pembeli menginginkan
nilai yang ditawarkan sesuai dengan harga yang
diberikan, oleh karenanya terdapat hubungan yang
menguntungkan antara harga dan nilai.
d. Kinerja atau prestasi karyawan. Kinerja
produk dan sistem pengiriman tergantung pada
bagaimana semua bagian organisasi bekerja sama
dalam proses pemenuhan kepuasan konsumen.
e. Persaingan, kelemahan dan kekuatan para
pesaing juga mempengaruhi kepuasan konsumen dan
merupakan peluang untuk memperoleh keunggulan
bersaing.
Faktor-faktor yang khusus dari industri atau
perusahaan ditentukan oleh setiap jenis pengaruh
tersebut. Atribut produk yang mempengaruhi kepuasan
sangat bervariasi di antara kelas-kelas konsumen,
maka pengenalan terhadap konsumen yang memiliki
kebutuhan yang hampir sama sangat membantu dalam
proses analisis kepuasan konsumen.
3. Metode pengukuran kepuasan pelanggan
Kotler (2000:41) ada beberapa metode yang
dapat digunakan untuk menelusuri dan mengukur
kepuasan pelanggan yaitu :
a. Sistem keluhan dan saran
Sistem seperti ini membantu perusahaan
bertindak cepat menyelesaikan masalah dan
menyediakan banyak gagasan yang baik bagi
perusahaan untuk memperbaiki produk.
b. Survei loyalitas pelanggan
Perusahaan yang responsive melakukan
pengukuran langsung atas loyalitas pelanggan
dengan melakukan survey teratur, melalui
kuesioner atau telepon sampel dari pelanggan yang
sudah ada untuk mengetahui perasaan mereka
mengenai berbagai aspek prestasi perusahaan dan
keinginan lain dari pelanggan yang belum dilayani
oleh perusahaan.
c. Analisis pelanggan yang hilang
Perusahaan harus melakukan kontak dengan
pelanggan yang berhenti atau beralih ke pesaing,
untuk mempelajari apakah hal ini terjadi selain
harus melakukan wawancara keluar, perusahaan juga
harus memantau tingkat kehilangan pelanggan.
d. Peringatan dalam mengukur pelanggan
Hal ini dilakukan dengan mencoba bertindak
baik kepada pelanggan beberapa saat sebelum
survei dilakukan tidak menyertakan pelanggan yang
tidak sering dalam survei. Akhirnya bila
pelanggan mengetahui bahwa perusahaan akan
mencoba loyalitas pelanggan sekalipun sudah
loyal, beberapa dapat menyatakan tidak loyal agar
menerima konsumen lebih banyak.
D. Tinjauan Umum Tentang Pelayanan Rawat Inap
1. Pengertian Pelayanan Rawat Inap
Rawat inap (opname) adalah istilah yang
berarti proses perawatan pasien oleh tenaga
kesehatan profesional akibat penyakit tertentu,
dimana pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah
sakit. Ruang rawat inap adalah ruang tempat pasien
dirawat. Ruangan ini dulunya sering hanya berupa
bangsal yang dihuni oleh banyak orang sekaligus.
Saat ini, ruang rawat inap di banyak rumah sakit
sudah sangat mirip dengan kamar-kamar hotel. Pasien
yang berobat jalan di unit rawat jalan, akan
mendapatkan surat rawat dari dokter yang
merawatnya, bila pasien tersebut memerlukan
perawatan di dalam rumah sakit, atau menginap di
rumah sakit. Rawat inap merupakan suatu bentuk
perawatan, dimana pasien dirawat dan tinggal di
rumah sakit untuk jangka waktu tertentu (Cahya,
2013).
Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap
pasien masuk rumah sakit yang menempati tempat
tidur perawatan untuk keperluan observasi,
diagnosa, terapi, rehabilitasi medik dan atau
pelayanan medik lainnya (Cahya, 2013).
2. Kegiatan Pelayanan Rawat Inap
a. Penerimaan Pasien ( Admission )
b. Pelayanan Medik
c. Pelayanan Penunjang Medik
d. Pelayanan Perawatan
e. Pelayanan Obat
f. Pelayanan Makanan
g. Pelayanan Administrasi Keuangan
3. Sistem Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit
Alur proses pelayanan pasien unit rawat inap
akan mengikuti alur sebagai berikut (Cahya, 2013) :
a. Bagian Penerimaan Pasien (Admission Departement)
b. Ruang Perawatan
c. Bagian Administrasi dan Keuangan
4. Klasifikasi Rawat Inap di Rumah Sakit
a. Klasifikasi perawatan rumah sakit telah
ditetapkan berdasarkan tingkat fasilitas
pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit, yaitu
seperti berikut:
1) Kelas Utama (termasuk VIP)
2) Kelas I
3) Kelas II dan Kelas III
b. Klasifikasi pasien berdasarkan kedatangannya
1) Pasien baru
2) Pasien lama
c. Klasifikasi pasien berdasarkan pengirimnya
1) Dikirim oleh dokter rumah sakit
2) Dikirim oleh dokter luar
3) Rujukan dari puskesmas dan rumah sakit lain
4) Datang atas kemauan sendiri
5. Kualitas Pelayanan Rawat Inap
Kualitas pelayanan kesehatan di ruang rawat
inap rumah sakit dapat diuraikan dari beberapa
aspek, diantaranya adalah (Cahya, 2013):
a. Penampilan keprofesian atau aspek klinis.
Aspek ini menyangkut pengetahuan, sikap dan
perilaku dokter dan perawat dan tenaga profesi
lainya.
b. Efisiensi dan efektifitas. Aspek ini
menyangkut pemanfaatan semua sumber daya di rumah
sakit agar dapat berdaya guna dan berhasil guna.
c. Keselamatan Pasien. Aspek ini menyangkut
keselamatan dan keamanan pasien
d. Kepuasan Pasien. Aspek ini menyangkut
kepuasan fisik, mental, dan sosial pasien
terhadap lingkungan rumah sakit, kebersihan,
kenyamanan, kecepatan pelayanan, keramahan,
perhatian, biaya yang diperlukan dan sebagainya.
Menurut Cahya (2013), pelayanan kesehatan di
ruang rawat inap rumah sakit erat kaitanya dengan:
a. Dokter, perawat atau petugas kesehatan
b. Aspek hubungan antar manusia.
c. Kemanusiaan.
d. Kenyamanan atau kemudahan fasilitas dan
lingkungan.
e. Peralatan dan perlengkapan.
f. Biaya pengobatan.
6. Tujuan Pelayanan Rawat Inap
a. Membantu penderita memenuhi kebutuhannya
sehari-hari sehubungan dengan penyembuhan
penyakitnya.
b. Mengembangkan hubungan kerja sama yang
produktif baik antara unit maupun antara profesi.
c. Menyediakan tempat/ latihan/ praktek bagi
siswa perawat.
d. Memberikan kesempatan kepada tenaga perawat
untuk meningkatkan keterampilannya dalam hal
keperawatan.
e. Meningkatkan suasana yang memungkinkan timbul
dan berkembangnya gagasan yang kreatif.
f. Mengandalkan evaluasi yang terus menerus
mengenai metode keperawatan yang dipergunakan
untuk usaha peningkatan.
g. Memanfaatkan hasil evaluasi tersebut sebagai
alat peningkatan atau perbaikan praktek
keperawatan dipergunakan (Cahya, 2013).
E. Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit
1. Pengertian Rumah Sakit
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat (Undang-undang RI, 2009).
2. Asas dan Tujuan
Menurut Undang-undang Republik Indonesia No.
44 Tahun 2009 pasal 2 Rumah Sakit diselenggarakan
berasaskan pancasila dan didasarkan kepada nilai
kemanusiaan, etika dan profesionalisme, manfaat,
keadilan, persamaan hak, anti diskriminasi,
pemerataan, perlindungan keselamatan pasien serta
mempunyai fungsi sosial.
Pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit menurut
Undang-undang Republik Indonesial No. 44 Tahun 2009
pasal 3 bertujuan:
a. Mempermudah akses masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.
b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan
pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan
sumber daya manusia di rumah sakit
c. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar
pelayanan rumah sakit.
d. Memberikan kepastian hukum kepada pasien,
masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit dan
rumah sakit.
3. Tujuan dan Fungsi Rumah Sakit
Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
(Undang-undang RI, 2009).
Dalam menjalankan tugasnya berdasarkan Undang-
undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 pasal
5, rumah sakit mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan
pemulihan sesuai standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
perorangan melalui pelayanan kesehatan yang
paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
sumber daya manusia dalam rangka peningkatan
kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan
serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam
rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.
4. Klasifikasi Rumah Sakit
Berdasarkan kepemilikannya, Undang-Undang No.
44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit membedakan rumah
sakit di Indonesia ke dalam dua jenis sebagai
berikut :
a. Rumah sakit publik, yaitu rumah sakit yang
dikelola oleh pemerintah (termasuk pemerintah
daerah) dan badan hukum lain yang bersifat
nirlaba. Rumah sakit publik meliputi:
1) Rumah sakit milik Departemen Kesehatan
2) Rumah sakit milik Pemerintah Daerah Provinsi
3) Rumah sakit milik Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota
4) Rumah sakit milik Tentara Nasional Indonesia
(TNI)
5) Rumah sakit milik Kepolisian Republik
Indonesia (Polri)
6) Rumah sakit milik Departemen di luar
Departemen Kesehatan (termasuk milik Badan
Usaha Milik Negara seperti Pertamina)
b. Rumah sakit privat, yaitu rumah sakit yang
dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit
yang berbentuk perseroan terbatas atau persero.
Rumah sakit privat meliputi:
1) Rumah sakit milik yayasan
2) Rumah sakit milik perusahaan
3) Rumah sakit milik penanaman modal (dalam
negeri dan luar negeri)
4) Rumah sakit milik badan hukum lain (Hartono,
2010)
5. Tipe-tipe Rumah Sakit
Ditinjau dari kemampuan yang dimiliki, rumah
sakit di Indonesia dibedakan atas 5 macam:
a. Rumah Sakit kelas A
Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang
mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis
dan subspesialis luas. Oleh pemerintah, rumah
sakit kelas A ini telah ditetapkan sebagai tempat
pelayanan rujukan tertinggi atau disebut pula
sebagai rumah sakit pusat.
b. Rumah Sakit kelas B
Rumah sakit kelas B adalah rumah sakit yang
mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis
luas dan subspesialis terbatas. Direncanakan
rumah sakit kelas B didirikan di setiap ibukota
Provinsi yang menampung pelayanan rujukan dari
rumah sakit Kabupaten.
c. Rumah Sakit kelas C
Rumah sakit kelas C adalah rumah sakit yang
mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis
terbatas. Pada saat ini ada empat macam spesialis
yang disediakan yakni pelayanan penyakit dalam,
pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak serta
pelayanan kebidanan dan kandungan. Direncanakan
rumah sakit kelas C ini akan didirikan disetiap
ibukota Kabupaten yang menampung pelayanan
rujukan dari Puskesmas.
d. Rumah Sakit kelas D
Rumah sakit kelas D adalah rumah sakit yang
bersifat transisi karena pada suatu saat akan
ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Pada
saat ini kemampuan rumah sakit kelas D hanyalah
memberikan pelayanan kedokteran umum dan
kedokteran gigi. Sama halnya dengan rumah sakit
kelas C, rumah sakit kelas D ini juga akan
menampung pelayanan rujukan yang berasal dari
Puskesmas.
e. Rumah Sakit kelas E
Rumah sakit kelas E adalah rumah sakit
khusus yang menyelenggarakan hanya satu pelayanan
kedokteran saja. Pada saat ini banyak rumah sakit
kelas E yang telah ditemukan. Misalnya rumah
sakit jiwa, rumah sakit kusta, rumah sakit paru,
rumah sakit kanker, rumah sakit jantung, rumah
sakit ibu dan anak dan lain sebagainya (Yuniarti,
2006).
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar pemikiran Variabel yang diteliti
Pemasaran merupakan suatu kegiatan analisis
perencanaan penawaran produk/jasa dan pengendalian
program-program yang diformulasikan dengan hati untuk
menghasilkan pertukaran nilai-nilai secara sukarela
dengan target pasar yang dimaksudan untuk mencapai
tujuan organisasi. Pemasaran menekankan sepenuhnya
penyusunan penawaran organisasi dalam konteks
kebutuhan dan keinginan target pasar dan pengguna
pasar secara efektif (Supriyanto, 2010).
Product adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta,
dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar
sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan (Kotler, 2004:428). Produk yang
ditawarkan meliputi barang fisik, jasa, orang atau
pribadi, tempat, organisasi dan ide. Jadi produk
dapat berupa manfaat tangible maupun intangible yang dapat
memuaskan pelanggan.
Kepuasan pelanggan merupakan hasil akumulasi
dari konsumen atau pelanggan dalam menggunakan produk
dan jasa. Pelanggan yang puas adalah pelanggan yang
akan berbagi kepuasan dengan produsen atau penyedia
jasa. Bahkan pelanggan yang puas akan berbagi rasa
dan pengalaman dengan pelanggan lain. Ini akan
menjadi referensi bagi perusahaan yang bersangkutan.
Oleh karena itu, baik pelanggan maupun produsen akan
sama-sama diuntungkan apabila kepuasan terjadi.
Kepuasan akan terjadi kalau perusahaan mampu
menyediakan produk, pelayanan, harga dan aspek lain
sesuai dengan harapan atau melebihi harapan
pelanggan. Pelanggan merasa puas apabila harapannya
terpenuhi atau akan sangat puas jika harapan
pelanggan terlampaui (Irawan, 2008).
B. Kerangka Konsep
Produk Utama
Keterangan :
: Variabel Dependen
: Variabel Independen
C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Kepuasan
a. Defenisi operasional
Produk Generik
Produk Harapan
Produk Pelengkap
Produk Potensial
Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pasien adalah hasil akumulasi dari
konsumen atau pelanggan dalam menggunakan produk
dan jasa.
Skala pengukuran yang digunakan yaitu Skala
Likert, dimana setiap item dengan:
1) Jawaban sangat setuju : skor 4
2) Jawaban setuju : skor 3
3) Jawaban tidak setuju : skor 2
4) Jawaban sangat tidak setuju : skor 1
b. Kriteria Objektif
1) Skoring
a)Jumlah pertanyaan sebanyak 6 nomor.
b)Pertanyaan yang di skoring mempunyai 4
pilihan jawaban.
c)Masing-masing jawaban diberi skor, yang
tertinggi 4 dan yang terendah 1.
d)Skor tertinggi dari seluruh jawaban responden
= Jumlah pertanyaan x Skor jawaban tertinggi
= 6 x 4 = 24 (100%)
e)Skor terendah dari seluruh jawaban responden
= Jumlah pertanyaan x Skor jawaban terendah =
6 x 1 = 6 ( 6/24 x100 % = 25%).
f)Skor antara = Skor tertinggi – Skor terendah
(dari seluruh jawaban responden) = 100%- 25 %
= 75%.
2) Kriteria objektif
a)Kriteria objektif dibagi 2 kategori yaitu
puas dan tidak puas.
b)Interval = skor antara / kategori = 75% / 2 =
37,5%.
c)Skor standar = 100% - 37,5% = 62,5 %
d)Jadi kriteria tersebut adalah :
Puas = Bila skor jawaban responden ≥
62,5%
Tidak puas= Bila skor jawaban responden <
62,5%
2. Produk Utama
a. Defenisi Operasional
Produk utama adalah jenis pelayanan
kesehatan dari RSUD Salewangang Kabupaten Maros
yang dapat ditawarkan di unit rawat inap yang
memberikan nilai dan manfaat yang lebih untuk
digunakan sehingga dapat memuaskan keinginan dan
kebutuhan pasien, meliput : dimensi bagaimana
manfaat dari kelengkapan dan keragaman produk.
b. Kriteria Objektif
1) Skoring
a)Jumlah pertanyaan sebanyak 3 nomor.
b)Pertanyaan yang di skoring mempunyai 4
pilihan jawaban.
c)Masing-masing jawaban diberi skor, yang
tertinggi 4 dan yang terendah 1.
d)Skor tertinggi dari seluruh jawaban responden
= Jumlah pertanyaan x Skor jawaban tertinggi
= 3 x 4 = 12 (100%)
e)Skor terendah dari seluruh jawaban responden
= Jumlah pertanyaan x Skor jawaban terendah =
3 x 1 = 3 (3/12 x100 % = 25%).
f)Skor antara = Skor tertinggi – Skor terendah
(dari seluruh jawaban responden) = 100%- 25 %
= 75%.
2) Kriteria objektif
a)Kriteria objektif dibagi 2 kategori yaitu
baik dan kurang baik.
b)Interval = skor antara / kategori = 75% / 2 =
37,5%
c)Skor standar = 100% - 37,5% = 62,5 %
d)Jadi kriteria tersebut adalah :
Baik = Bila skor jawaban responden ≥
62,5%
Kurang Baik = Bila skor jawaban responden
< 62,5%
3. Produk Generik
a. Defenisi Operasional
Produk generik adalah jenis pelayanan
kesehatan dari RSUD Salewangang Kabupaten Maros
yang dapat ditawarkan di unit rawat inap yang
memberikan nilai dan manfaat yang lebih untuk
digunakan sehingga dapat memuaskan keinginan dan
kebutuhan pasien, meliput : dimensi bagaimana
kelengkapan dan keragaman produk dapat dirasakan
oleh konsumen.
b. Kriteria Objektif
1) Skoring
a)Jumlah pertanyaan sebanyak 4 nomor.
b)Pertanyaan yang di skoring mempunyai 4
pilihan jawaban.
c)Masing-masing jawaban diberi skor, yang
tertinggi 4 dan yang terendah 1.
d)Skor tertinggi dari seluruh jawaban responden
= Jumlah pertanyaan x Skor jawaban tertinggi
= 4 x 4 = 16 (100%)
e)Skor terendah dari seluruh jawaban responden
= Jumlah pertanyaan x Skor jawaban terendah =
4 x 1 = 4 (4/16 x100 % = 25%).
f)Skor antara = Skor tertinggi – Skor terendah
(dari seluruh jawaban responden) = 100%- 25 %
= 75%.
2) Kriteria objektif
a)Kriteria objektif dibagi 2 kategori yaitu
baik dan kurang baik.
b)Interval = skor antara / kategori = 75% / 2 =
37,5%
c)Skor standar = 100% - 37,5% = 62,5 %
d)Jadi kriteria tersebut adalah :
Baik = Bila skor jawaban responden ≥
62,5%
Kurang Baik = Bila skor jawaban responden
< 62,5%
4. Produk Harapan
a. Defenisi Operasional
Produk harapan adalah jenis pelayanan
kesehatan dari RSUD Salewangang Kabupaten Maros
yang dapat ditawarkan di unit rawat inap yang
memberikan nilai dan manfaat yang lebih untuk
digunakan sehingga dapat memuaskan keinginan dan
kebutuhan pasien, meliput : dimensi kenyamanan
dan kualitas pelayanan.
b. Kriteria Objektif
1) Skoring
a)Jumlah pertanyaan sebanyak 6 nomor.
b)Pertanyaan yang di skoring mempunyai 4
pilihan jawaban.
c)Masing-masing jawaban diberi skor, yang
tertinggi 4 dan yang terendah 1.
d)Skor tertinggi dari seluruh jawaban responden
= Jumlah pertanyaan x Skor jawaban tertinggi
= 6 x 4 = 24 (100%)
e)Skor terendah dari seluruh jawaban responden
= Jumlah pertanyaan x Skor jawaban terendah =
6 x 1 = 6 (6/24 x100 % = 25%).
f)Skor antara = Skor tertinggi – Skor terendah
(dari seluruh jawaban responden) = 100%- 25 %
= 75%.
2) Kriteria objektif
a)Kriteria objektif dibagi 2 kategori yaitu
baik dan kurang baik.
b)Interval = skor antara / kategori = 75% / 2 =
37,5%
c)Skor standar = 100% - 37,5% = 62,5 %
d)Jadi kriteria tersebut adalah :
Baik = Bila skor jawaban responden ≥
62,5%
Kurang Baik = Bila skor jawaban responden
< 62,5%
5. Produk Pelengkap
a. Defenisi Operasional
Produk pelengkap adalah jenis pelayanan
kesehatan dari RSUD Salewangang Kabupaten Maros
yang dapat ditawarkan di unit rawat inap yang
memberikan nilai dan manfaat yang lebih untuk
digunakan sehingga dapat memuaskan keinginan dan
kebutuhan pasien, meliput : dimensi fasilitas
pelayanan.
b. Kriteria Objektif
1) Skoring
a)Jumlah pertanyaan sebanyak 4 nomor.
b)Pertanyaan yang di skoring mempunyai 4
pilihan jawaban.
c)Masing-masing jawaban diberi skor, yang
tertinggi 4 dan yang terendah 1.
d)Skor tertinggi dari seluruh jawaban responden
= Jumlah pertanyaan x Skor jawaban tertinggi
= 4 x 4 = 16 (100%)
e)Skor terendah dari seluruh jawaban responden
= Jumlah pertanyaan x Skor jawaban terendah =
4 x 1 = 4 (4/16 x100 % = 25%).
f)Skor antara = Skor tertinggi – Skor terendah
(dari seluruh jawaban responden) = 100%- 25 %
= 75%.
2) Kriteria objektif
a)Kriteria objektif dibagi 2 kategori yaitu
baik dan kurang baik.
b)Interval = skor antara / kategori = 75% / 2 =
37,5%
c)Skor standar = 100% - 37,5% = 62,5 %
d)Jadi kriteria tersebut adalah :
Baik = Bila skor jawaban responden ≥
62,5%
Kurang Baik = Bila skor jawaban responden
< 62,5%
6. Produk Potensial
a. Defenisi Operasional
Produk utama adalah jenis pelayanan
kesehatan dari RSUD Salewangang Kabupaten Maros
yang dapat ditawarkan di unit rawat inap yang
memberikan nilai dan manfaat yang lebih untuk
digunakan sehingga dapat memuaskan keinginan dan
kebutuhan pasien, meliput : dimensi perubahan
bentuk yang akan terjadi di masa akan datang
seperti jaminan.
b. Kriteria Objektif
1) Skoring
a)Jumlah pertanyaan sebanyak 4 nomor.
b)Pertanyaan yang di skoring mempunyai 4
pilihan jawaban.
c)Masing-masing jawaban diberi skor, yang
tertinggi 4 dan yang terendah 1.
d)Skor tertinggi dari seluruh jawaban responden
= Jumlah pertanyaan x Skor jawaban tertinggi
= 4 x 4 = 16 (100%)
e)Skor terendah dari seluruh jawaban responden
= Jumlah pertanyaan x Skor jawaban terendah =
4 x 1 = 4 (4/16 x100 % = 25%).
f)Skor antara = Skor tertinggi – Skor terendah
(dari seluruh jawaban responden) = 100%- 25 %
= 75%.
2) Kriteria objektif
a)Kriteria objektif dibagi 2 kategori yaitu
baik dan kurang baik.
b)Interval = skor antara / kategori = 75% / 2 =
37,5%
c)Skor standar = 100% - 37,5% = 62,5 %
d)Jadi kriteria tersebut adalah :
Baik = Bila skor jawaban responden ≥
62,5%
Kurang Baik = Bila skor jawaban responden
< 62,5%
D. Hipotesis
1. Hipotesis Nol (Ho)
a. Tidak ada hubungan antara produk utama dengan
kepuasan pasien di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros.
b. Tidak ada hubungan antara produk generik
dengan kepuasan pasien di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros.
c. Tidak ada hubungan antara produk harapan
dengan kepuasan pasien di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros.
d. Tidak ada hubungan antara produk pelengkap
dengan kepuasan pasien di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros.
e. Tidak ada hubungan antara produk potensial
dengan kepuasan pasien di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros.
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
a. Ada hubungan antara produk utama dengan
kepuasan pasien di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros.
b. Ada hubungan antara produk generik dengan
kepuasan pasien di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros.
c. Ada hubungan antara produk harapan dengan
kepuasan pasien di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros.
d. Ada hubungan antara produk pelengkap dengan
kepuasan pasien di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros.
e. Ada hubungan antara produk potensial dengan
kepuasan pasien di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan desain cross sectional study yaitu suatu penelitian
dimana faktor independen dan dependennya diteliti
secara bersamaan, dalam periode yang sama. Adapun
yang diteliti dalam hal ini adalah produk utama,
produk geerik, produk harapan, produk pelengkap dan
produk potensial yang diharapkan dan dirasakan pasien
di unit rawat inap.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros pada tanggal 17 April – 5
Juni 2014.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan semua
anggota yang diteliti. Populasi dalam penelitian
ini adalah semua pasien rawat inap RSUD Salewangang
Kabupaten Maros pada tahun 2013 yaitu 8.396 pasien
dengan rata-rata kunjungan perbulan sebanyak 700
pasien.
2. Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil dari
populasi. Prosedur pengambilan sampel yaitu teknik
random sampling, yaitu sampel dipilih langsung dari
populasi dan besar peluang setiap anggota sama
besarnya.
Adapun besar sampel pasien ditentukan dengan
menggunakan rumus Solvin sebagai berikut :
n = NZ(1-α/2)2 P (1-P)
Nd2 + Z(1-α/2)2 P (1-P)
Keterangan:
n : besar sampel
N : besar populasi
Z(1-α/2)2 : nilai sebaran normal baku,besarnya
tergantung tingkat kepercayaan (TK)=1,96
P : proporsi kejadian,jika diketahui
dianjurkan=0,5
d : besar penyimpangan= 0,05
jadi,
n = NZ(1-α/2)2 P (1-P)
Nd2 + Z(1-α/2)2 P (1-P)
= (700) (1,64)2 (0,5) (1-0,5)
(700) (0,05)2 + (1,64)2 (0,5) (1-
0,5)
= (700) (2,6896) (0,5) (0,5)
(700) (0,0025) + 2,6896 (0,5) (0,5)
= 470,68
1,75 + 0,6724
= 470,68
2,4224
n = 194 sampel
D. Pengumpulan Data
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh
langsung dari sumbernya. Data primer diperoleh
melalui teknik pengumpulan data dengan wawancara
melalui kuesioner.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang secara tidak
langsung diperoleh dari sumbernya, tetapi melalui
pihak kedua. Sumber data sekunder dalam penelitian
ini diperoleh dari dokumen tertulis/registrasi
pasien tentang kunjungan pasien ke unit rawat inap
serta data yang berhubungan dengan pelayanan rawat
inap.
E. Pengolahan dan Penyajian Data
1. Pengolahan data
Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian
ini akan diolah dengan menggunakan fasilitas
komputer SPSS melalui prosedur sebagai berikut :
a. Editing untuk memeriksa apakah adanya kesalahan
atau kekurang lengkapan data yang diisi oleh
responden.
b. Coding adalah memberi kode nomor jawaban yang
diisi oleh responden yang ada dalam daftar
pertanyaan. Hal ini untuk memudahkan proses
tabulasi data/entry data.
c. Tabulasi data dengan bantuan komputer sesuai
dengan variabel yang diteliti dan kebutuhan
analisis untuk memudahkan proses pengolahan data.
2. Penyajian data
Hasil pengolahan data tersebut disajikan dalam
bentuk narasi, tabel, distribusi frekuensi disertai
interpretasi.
F. Analisis Data
1. Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan
terhadap setiap variabel dari hasil penelitian.
Analisis univariat berfungsi untuk mengetahui
gambaran data yang dikumpulkan misalnya dalam
bentuk distribusi frekuensi.
2. Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan
terhadap hubungan antara dua variabel yaitu
variabel dependen dan independen dalam bentuk
tabulasi silang dengan menggunakan komputerisasi
program SPSS.
G. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
penelitian ini secara garis besar adalah sebagai
berikut:
1. Pembuatan surat untuk pengambilan data awal di
Rumah Sakit Umum Daerah Salewangang Kabupaten
Maros.
2. Pengambilan data awal di Rumah Sakit Umum Daerah
Salewangang Kabupaten Maros.
3. Pembuatan kuesioner untuk responden.
4. Pengisian kuesioner oleh responden.
5. Pencatatan hasil penelitian.
6. Analisis data.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Gambaran Umum
Rumah Sakit Umum Daerah Salewangang Maros
merupakan satu-satunya rumah sakit daerah milik
pemerintah Kabupaten Maros dengan jangkauan seluas
1.619,11 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 319.527
jiwa. Penduduk Kabupaten Maros yang terdiri dari
150.129 jiwa penduduk laki-laki dan 167.097 jiwa
penduduk perempuan tersebut tersebar di 14 (empat
belas) kecamatan defenitif dan 103 desa/kelurahan
yang dilayani oleh 14 buah puskesmas yang ada di
setiap kecamatan.
Kabupaten Maros merupakan pintu gerbang
sebelah utara Kota Makassar, Ibu Kota Provinsi
Sulawesi Selatan yang cukup strategis terutama bagi
lalu lintas transportasi darat dan udara. Secara
geografis Kabupaten Maros terletak di bagian barat
Sulawesi Selatan antara 400 45’-500-07’ Lintang
selatan dan 1090 205’-1290 12’ Bujur Timur yang
berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara dengan Kabupaten Pangkep
b. Sebelah Timur dengan Kabupaten Bone
c. Sebelah Selatan dengan Kota Makassar dan
Kabupaten Gowa
d. Sebelah Barat dengan Selat Makassar
Letak geografis yang strategis menjadikan RSU
Salewangang mempunyai prospek yang cerah ditunjang
oleh lancarnya arus transportasi darat dari 13
(tiga belas) kabupaten dan 5 (lima) provinsi yaitu
Provinsi Sulawesi Barat, Sulawesi tenggara,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Sulawesi
Gorontalo. Selain itu, beberapa perusahaan yang
beroperasi di kabupaten Maros telah melakukan
perjanjian kerjasama untuk pelayanan kesehatan
rujukan bagi para karyawannya.
2. Visi dan Misi
a. Visi
“Mewujudkan rumah sakit yang unggul dalam
pelayanan”
b. Misi
1) Memberikan pelayanan secara paripurna,
komprehensif dan terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat.
2) Memantapkan ketersediaan sarana dan prasarana
RSD Salewangang Kabupaten Maros yang memadai
dan dilengkapi dengan peralatan yang canggih.
3) Meningkatkan ketersedian obat-obatan, alat
kesehatan dan bahan laboratorium (reagensia)
untuk pelayanan kesehatan di RSD Salewangang
Kabupaten Maros.
4) Meningkatkan dan mengembangkan mutu pelayanan
dan jangkauan upaya pelayanan kesehatan di RSD
Salewangang Kabupaten Maros.
5) Meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi
pemasukan dengan peningkatan pengelolaan
keuangan yang efesien dan efektif.
6) Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan
karyawati RSD Salewangang Kabupaten Maros.
3. Jenis Pelayanan
a. Pelayanan Rawat Jalan
b. Pelayanan Rawat Inap
c. Intensive Care Unit (ICU)
d. Pelayanan Gawat Darurat
e. Pelayanan Bedah Sentral
f. Pelayanan Penunjang : Pelayanan laboratorium,
pelayanan radiologi, pelayanan rehabilitasi medik
dan pelayanan farmasi.
4. Sumber Daya Manusia (SDM)
Untuk mendukung keberhasilan kegiatan
pelayanan maka ketersediaan sumber daya manusia
sangat menentukan. Pelayanan yang dilakukan di RSUD
Salewangang Maros didukung oleh 532 orang tenaga
yang terdiri dari pegawai negeri sipil (294 orang),
pegawai tidak tetap/paruh waktu (13 orang), tenaga
kontrak daerah (3 orang) dan tenaga sukarela/magang
(222 orang). Jenis tenaga yang ada tersebut secara
rinci adalah sebagai berikut :
a. Tenaga Kesehatan
1) Tenaga Medis : 45 orang
2) Tenaga Keperawatan : 258 orang
3) Tenaga Kefarmasian : 32 orang
4) Tenaga Kesmas : 40 orang
5) Tenaga Gizi : 8 orang
6) Keterapian Fisik : 10 orang
7) Keteknisian Medis : 35 orang
b. Tenaga Non Medis : 104 orang
5. Dana
Dukungan dana yang memadai merupakan salah
satu factor yang memegang peranan yang sangat
penting dalam pemberian pelayanan kesehatan. Sumber
dana untuk pembiayaan pelayanan kesehatan d RSUD
Salewangang masih dalam bentuk subsidi APBN dan
APBD baik dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana
Alokasi Khusus (DAK), maupun dana dekonsentrasi
bidang kesehatan.
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di RSUD
Salewangang Kabupaten Maros selama 50 hari terhitung
dari tanggal 17 April hingga 5 Juni 2014 dengan
besar sampel 194 orang, maka hasil penelitian ini
dapat disajikan sebagai berikut :
1. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah
dilakukan, maka hasil penelitian yang diperoleh
adalah sebagai berikut :
a. Kelompok Umur
Distribusi responden berdasarkan umur yang
ada pada saat penelitian berlangsung di unit
rawat inap RSUD Salewangang Kabupaten Maros
disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 5.1Distribusi Responden Berdasarkan Umurdi Unit Rawat Inap RSUD Salewangang
Kabupaten MarosTahun 2014Umur (Tahun) n %< 23 tahun 23-39 tahun
2170
10.936.0
40-56 tahun57-73 tahun>73 tahun
74209
38.210.34.6
n 194 100Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa
responden yang berobat di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros pada saat
penelitian berlangsung lebihbanayk berumur 40-
56 tahun yaitu 74 orang (38,2%), umur 23-39
tahun yaitu 70 orang (36,0%), umur <23 tahun
yaitu 21 tahun (10,9%), umur 57-73 tahun yaitu
20 tahun (10,3%) dan >73 tahun yaitu 9 tahun
(4,6%)
b. Jenis Kelamin
Distribusi responden berdasarkan jenis
kelamin yang ada pada saat penelitian
berlangsung di unit rawat inap RSUD Salewangang
Kabupaten Maros disajikan dalam tabel sebagai
berikut :
Tabel 5.2Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
di Unit Rawat Inap RSUD Salewangang
Kabupaten MarosTahun 2014Jenis Kelamin n %
Laki-lakiPerempuan
9995
51.049.0
n 194 100Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa
responden yang berobat di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros pada saat
penelitian berlangsung lebih banyak laki-laki
yaitu 99 orang (51,0%) dan perempuan sebanyak
95 orang (49,0%).
c. Pendidikan Terakhir
Distribusi responden berdasarkan
pendidikan terakhir yang ada pada saat
penelitian berlangsung di RSUD Salewangang
Kabupaten Maros disajikan dalam tabel sebagai
berikut :
Tabel 5.3Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhirdi Unit Rawat Inap RSUD Salewangang
Kabupaten Maros Tahun 2014PendidikanTerakhir n %
Tidak Sekolah 17 8.8
SDSMPSMA
PerguruanTinggi
43624230
22.232.021.515.5
n 194 100Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa
responden yang berobat di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros pada saat
penelitian berlangsung lebih banyak SMP yaitu
62 orang (32,0%), SD yaitu 43 orang (22,2%),
SMA yaitu 42 orang (21,5%), Perguruan Tinggi
yaitu 30 orang (15,5%) dan tidak sekolah yaitu
17 orang (8,8%).
d. Pekerjaan
Distribusi responden berdasarkan pekerjaan
yang ada pada saat penelitian berlangsung di
unit rawat inap RSUD Salewangang Kabupaten
Maros disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 5.4Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
di Unit Rawat Inap RSUD Salewangang Kabupaten MarosTahun 2014
Pekerjaan n %
Ibu Rumah TanggaPetani
WiraswastaPegawai Swasta
PNSTidak
Bekerja/MahasiswaLainnya :Dosen
PelayaranPensiunanPOLRI
604140101815
2332
30.921.120.65.29.37.8
1.01.51.51.0
n 194 100Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa
responden yang berobat di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros pada saat
penelitian berlangsung lebih banyak Ibu Rumah
Tangga yaitu 60 orang (30,9%), petani yaitu 41
orang (21,2%), wiraswasta yaitu 40 orang
(20,6%), PNS yaitu 18 orang (9,3%), tidak
bekerja/mahasiswa atau pelajar yaitu 15 orang
(7,8%), pegawai swasta yaitu 10 orang (5,2 %),
pelayaran dan pensiunan masing-masing sebanyak
3 orang (1,5%) serta dosen dan POLRI masing-
masing sebanyak 2 orang (1,0%).
2. Analisis Univariat
a. Produk Utama
Distribusi responden berdasarkan produk
utama yang ada saat penelitian berlangsung di
unit rawat inap RSUD Salewangang Kabupaten
Maros disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 5.5Distribusi Responden Berdasarkan Produk Utama
Di Unit Rawat Inap RSUD Salewangang Kabupaten Maros Tahun 2014
Produk Utama n %Baik
Kurang Baik1904
97.92.1
n 194 100Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa
responden yang berobat di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros pada saat
penelitian berlangsung menyatakan bahwa produk
utama dalam kategori baik yaitu 190 orang
(97,9%) dan kategori kurang baik yaitu 4 orang
(2,1%).
b. Produk Generik
Distribusi responden berdasarkan produk
generik yang ada saat penelitian berlangsung di
unit rawat inap RSUD Salewangang Kabupaten
Maros disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 5.6Distribusi Responden Berdasarkan Produk Generik
Di Unit Rawat Inap RSUD Salewangang Kabupaten Maros Tahun 2014
Produk Generik n %Baik
Kurang Baik1868
95.94.1
n 194 100Sumber : Data Primer, 2014
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa
responden yang berobat di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros pada saat
penelitian berlangsung menyatakan bahwa produk
utama generikdalam kategori baik yaitu 186
orang (95,9%) dan kategori kurang baik yaitu 8
orang (4,1%).
c. Produk Harapan
Distribusi responden berdasarkan produk
harapan yang ada saat penelitian berlangsung di
unit rawat inap RSUD Salewangang Kabupaten
Maros disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 5.7Distribusi Responden Berdasarkan Produk Harapan
Di Unit Rawat Inap RSUD Salewangang Kabupaten Maros Tahun 2014
Produk Harapan n %Baik
Kurang Baik16331
84.016.0
n 194 100Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa
responden yang berobat di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros pada saat
penelitian berlangsung menyatakan bahwa produk
harapan dalam kategori baik yaitu 163 orang
(84,0%) dan kategori kurang baik yaitu 31 orang
(16,0%).
d. Produk Pelengkap
Distribusi responden berdasarkan produk
pelengkap yang ada saat penelitian berlangsung
di unit rawat inap RSUD Salewangang Kabupaten
Maros disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 5.8
Distribusi Responden Berdasarkan ProdukPelengkap
Di Unit Rawat Inap RSUD Salewangang Kabupaten Maros Tahun 2014
Produk Pelengkap n %Baik
Kurang Baik16727
86.113.9
n 194 100Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa
responden yang berobat di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros pada saat
penelitian berlangsung menyatakan bahwa produk
pelengkap dalam kategori baik yaitu 167 orang
(86,1%) dan kategori kurang baik yaitu 27 orang
(13,9%).
e. Produk Potensial
Distribusi responden berdasarkan produk
potensial yang ada saat penelitian berlangsung
di unit rawat inap RSUD Salewangang Kabupaten
Maros disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 5.9Distribusi Responden Berdasarkan Produk
PotensialDi Unit Rawat Inap RSUD Salewangang
Kabupaten MarosTahun 2014
Produk Potensial n %Baik
Kurang Baik16034
82.517.5
n 194 100Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 5.9 menunjukkan bahwa
responden yang berobat di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros pada saat
penelitian berlangsung menyatakan bahwa produk
potensial dalam kategori baik yaitu 160 orang
(82,5%) dan kategori kurang baik yaitu 34 orang
(17,5%).
f. Kepuasan Pasien
Distribusi responden berdasarkan kepuasan
pasien yang ada saat penelitian berlangsung di
unit rawat inap RSUD Salewangang Kabupaten
Maros disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 5.10Distribusi Responden Berdasarkan Kepuasan
PasienDi Unit Rawat Inap RSUD Salewangang
Kabupaten Maros Tahun 2014Kepuasan Pasien n %
PuasKurang Puas
16628
85.614.4
n 194 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 5.10 menunjukkan bahwa
responden yang berobat di unit rawat inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros pada saat
penelitian berlangsung menyatakan bahwa
kepuasan pasien dalam kategori puas yaitu 166
orang (85.6%) dan kategori kurang puas yaitu 28
orang (14.4%).
3. Analisis Bivariat
a. Hubungan Antara Produk Utama dengan Kepuasan
Pasien
Tabel 5.11Distribusi Responden Berdasarkan Produk Utamadengan Kepuasan Pasien di Unit Rawat Inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros Tahun 2014
ProdukUtama
Kepuasan Pasienn PPuas Kurang
Puasn % n % N %
BaikKurangBaik
1624
97.62.4
280
1000
1904
97.92.1 0,53
3
Total 166 100 28 100 194 100Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 5.11 menunjukkan bahwa
dari 194 responden terdapat 162 orang (97,6%)
yang menyatakan produk utama termasuk kategori
baik dan puas, terdapat 28 orang (100%) yang
menyatakan produk utama termasuk kategori baik
dan kurang puas, terdapat 4 orang (2,4%) yang
menyatakan produk utama termasuk kategori
kurang baik dan puas dan terdapat 0 orang (0%)
yang menyatakan produk utama termasuk kategori
kurang baik dan kurang puas.
b. Hubungan Antara Produk Generik dengan Kepuasan
Pasien
Tabel 5.12Distribusi Responden Berdasarkan Produk Generikdengan Kepuasan Pasien di Unit Rawat Inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros Tahun 2014
ProdukGenerik
Kepuasan Pasienn PPuas Kurang
Puasn % n % n %
Baik 158 95. 28 100 186 95.9 0,28
KurangBaik
8 24.8
0 0 8 4.1 0
Total 166 100 28 100 194 100Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 5.12 menunjukkan bahwa
dari 194 responden terdapat 158 orang (95,2%)
yang menyatakan produk generik termasuk
kategori baik dan puas, terdapat 28 orang
(100%) yang menyatakan produk generik termasuk
kategori baik dan kurang puas, terdapat 8 orang
(4.8%) yang menyatakan produk generik termasuk
kategori kurang baik dan puas dan terdapat 0
orang (0%) yang menyatakan produk generik
termasuk kategori kurang baik dan kurang puas.
c. Hubungan Antara Produk Harapan dengan Kepuasan
Pasien
Tabel 5.13Distribusi Responden Berdasarkan Produk Harapandengan Kepuasan Pasien di Unit Rawat Inap RSUD
Salewangang Kabupaten Maros Tahun 2014
ProdukHarapan
Kepuasan Pasienn PPuas Kurang
Puasn % n % n %
BaikKurangBaik
1588
95.24.8
523
17.9
82.1
16331
84.016.0 0,00
0
Total 166 100 28 100 194 100Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 5.13 menunjukkan bahwa
dari 194 responden terdapat 158 orang (95,2%)
yang menyatakan produk harapan termasuk
kategori baik dan puas, terdapat 5 orang
(17,9%) yang menyatakan produk harapan termasuk
kategori baik dan kurang puas, terdapat 8 orang
(4,8%) yang menyatakan produk harapan termasuk
kategori kurang baik dan puas dan terdapat 23
orang (82,1%) yang menyatakan produk harapan
termasuk kategori kurang baik dan kurang puas.
d. Hubungan Antara Produk Pelengkap dengan
Kepuasan Pasien
Tabel 5.14Distribusi Responden Berdasarkan Produk
Pelengkap Dengan Kepuasan Pasien di Unit RawatInap
RSUD Salewangang Kabupaten Maros Tahun 2014
ProdukPelengkap
Kepuasan Pasienn PPuas Kurang
Puasn % N % n %
BaikKurangBaik
1624
97.62.4
523
17.9
82.1
16727
86.113.9 0,00
0
Total 166 100 28 100 194 100Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 5.14 menunjukkan bahwa
dari 194 responden terdapat 162 orang (97,6%)
yang menyatakan produk pelengkap termasuk
kategori baik dan puas, terdapat 5 orang
(17,9%) yang menyatakan produk pelengkap
termasuk kategori baik dan kurang puas,
terdapat 4 orang (2,4%) yang menyatakan produk
pelengkap termasuk kategori kurang baik dan
puas dan terdapat 23 orang (82,1%) yang
menyatakan produk pelengkap termasuk kategori
kurang baik dan kurang puas.
e. Hubungan Antara Produk Potensial dengan
Kepuasan Pasien
Tabel 5.15Distribusi Responden Berdasarkan Produk
Potensial Dengan Kepuasan Pasien di Unit RawatInap
RSUD Salewangang Kabupaten Maros Tahun 2014
ProdukPotensial
Kepuasan Pasien n PPuas Kurang
Puas
n % n % N %BaikKurangBaik
14026
84.315.7
208
71.4
28.6
16034
82.517.5 0,08
6
Total 166 100 28 100 194 100Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 5.15 menunjukkan bahwa
dari 194 responden terdapat 140 orang (84,3%)
yang menyatakan produk potensial termasuk
kategori baik dan puas, terdapat 20 orang
(71,4%) yang menyatakan produk potensial
termasuk kategori baik dan kurang puas,
terdapat 26 orang (15,7%) yang menyatakan
produk potensial termasuk kategori kurang baik
dan puas dan terdapat 8 orang (28,6%) yang
menyatakan produk utama termasuk kategori
kurang baik dan kurang puas.
C. Pembahasan
1. Hubungan Antara Produk Utama dengan Kepuasan
Pasien
Produk utama merupakan produk yang
menghasilkan dalam jumlah relatif lebih banyak
atau nilainya relatif lebih tinggi (Ratnasari,
2011).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan pada 194 responden menunjukkan bahwa
terdapat 190 orang (97,9%) yang menyatakan produk
utama dengan kepuasan pasien dalam kategori baik,
dan terdapat 4 orang (2,1%) yang menyatakan produk
utama dalam kategori kurang baik dengan kepuasan
pasien.
Hasil uji statistik antara produk utama
dengan dengan kepuasan pasien diperoleh nilai p-
value sebesar 0,533. Nilai tersebut lebih besar
dari nilai α = 0,05 dengan demikian hipotesis nol
diterima dan hipotesis alternative ditolak, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
produk utama dengan kepuasan pasien.
Responden yang menyatakan bahwa produk utama
dalam kategori baik menyatakan bahwa pemeriksaan
kesehatan tersedia di RSUD Salewangang Kabupaten
Maros, rumah sakit memberikan perawatan medis yang
tepat bagi pasien dan dibangun untuk menyembuhkan
orang lain. Responden yang menyatakan bahwa produk
utama dalam kategori kurang baik menyatakan bahwa
masih adanya pasien yang meras tidak mendapatkan
perawatan medis yang tepat.
2. Hubungan Antara Produk Generik dengan Kepuasan
Pasien
Produk generik (generic product) yaitu product
dasar yang mampu memenuhi kebutuhan fungsi produk
yang paling dasar. Contoh : Rumah sakit
menyediakan ranjang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan pada 194 responden menunjukkan bahwa
terdapat 186 orang (95,9%) yang menyatakan produk
generik dengan kepuasan pasien dalam kategori
baik, dan terdapat 8 orang (4,1%) yang menyatakan
produk generik dalam kategori kurang baik dengan
kepuasan pasien.
Hasil uji statistik antara produk generik
dengan dengan kepuasan pasien diperoleh nilai p-
value sebesar 0,280. Nilai tersebut lebih besar
dari nilai α = 0,05 dengan demikian hipotesis nol
diterima dan hipotesis alternative ditolak, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
produk generik dengan kepuasan pasien.
Responden yang menyatakan bahwa produk
generik dalam kategori baik menyatakan bahwa
peralatan untuk kesehatan sudah cukup lengkap,
tersedia kursi, meja dan lemari serta tersedia
tempat tidur, obat-obatan dan makanan untuk
pasien. Responden yang menyatakan bahwa produk
generik dalam kategori kurang baik menyatakan
bahwa masih adanya peralatan untuk pemeriksaan,
kursi, meja dan lemari serta tempat tidur yang
tidak tersedia di unit rawat inap RSUD Salewangang
Kabupaten Maros serta masih adanya responden yang
menyatakan tidak tersedia obat-obatan.
3. Hubungan Antara Produk Harapan dengan Kepuasan
Pasien
Produk harapan (expected product) yaitu produk
formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan
kondisinya secara normal diharapkan dan disepakati
untuk dibeli.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan pada 194 responden menunjukkan bahwa
terdapat 163 orang (84,0%) yang menyatakan produk
harapan dengan kepuasan pasien dalam kategori
baik, dan terdapat 31 orang (16,0%) yang
menyatakan produk harapan dalam kategori kurang
baik dengan kepuasan pasien.
Hasil uji statistik antara produk harapan
dengan dengan kepuasan pasien diperoleh nilai p-
value sebesar 0,000. Nilai tersebut lebih kecil
dari nilai α = 0,05 dengan demikian hipotesis nol
ditolak dan hipotesis alternative diterima, maka
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara produk
harapan dengan kepuasan pasien.
Responden yang menyatakan bahwa produk
harapan dalam kategori baik menyatakan bahwa
kebersihan rumah sakit terjaga dengan baik,
petugas melayani dengan ramah dan sopan, petugas
kesehatan senantiasa berpakaian rapi, keadaan
ruangan tenang dan tidak bising, keadaan fasilitas
penunjang seperti kursi, meja dan lemari dalam
keadaan layak dan tertata rapi serta kondisi WC
dan kamar mandi dalam keadaan bersih.
Responden yang menyatakan bahwa produk
harapan dalam kategori kurang baik karena masih
adanya responden yang menyatakan bahwa rumah sakit
kurang bersih, masih adanya responden yang
menyatakan bahwa petugas kesehatan tidak melayani
dengan ramah, sopan dan tidak berpakaian rapi,
ruangan bising serta WC dan kamar mandi tidak
dalam keadaan bersih.
4. Hubungan Antara Produk Pelengkap dengan Kepuasan
Pasien
Produk pelengkap (augmented produk) yaitu
berbagai produk yang dilengkapi atau ditambah
berbagai manfaat dan layanan, sehingga memberikan
tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan
pesaing.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan pada 194 responden menunjukkan bahwa
terdapat 167 orang (86,1%) yang menyatakan produk
pelengkap dengan kepuasan pasien dalam kategori
baik, dan terdapat 27 orang (13,9%) yang
menyatakan produk pelengkap dalam kategori kurang
baik dengan kepuasan pasien.
Hasil uji statistik antara produk generik
dengan dengan kepuasan pasien diperoleh nilai p-
value sebesar 0,000. Nilai tersebut lebih kecil
dari nilai α = 0,05 dengan demikian hipotesis nol
ditolak dan hipotesis alternative diterima, maka
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara produk
generik dengan kepuasan pasien.
Responden yang menyatakan bahwa produk
pelengkap generik dalam kategori baik menyatakan
bahwa tersedianya fasilitas penunjang seperti TV,
AC, kulkas dan kamar mandi, pemesanan kamar
diimbangi dengan ketersesuaian ruangan, petugas
tanggap dalam mengutamakan keselamatn pasien dan
petugas tidak menunggu lama ketika akan mendapat
tindakan.
Responden yang menyatakan bahwa produk
pelengkap dalam kategori kurang baik menyatakan
bahwa tidak tersedianya fasilitas penunjang di
dalam ruangan seperti TV, AC, kulkas dan kamar
mandi, pemesanan kamar tidak sesuai dengan
kesesuai ruangan, masih adanya petugas kesehatan
yang tidak tanggap dalam melayani pasien serta
pasien menunggu lama ketika akan mendapatkan
tindakan.
5. Hubungan Antara Produk Potensial dengan Kepuasan
Pasien
Produk potensial yaitu segala macam dari
perubahan yang mungkin dikembangkan untuk produksi
dimasa mendatang. Produk yang berpotensi ada di
dalam rumah sakit seperti kunjungan dokter di luar
jam kunjungan, memberikan permintaan kepada pasien
tentang makanan apa yang tak disukai dan ingin
diganti dan lain-lain.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan pada 194 responden menunjukkan bahwa
terdapat 160 orang (82,5%) yang menyatakan produk
potensial dengan kepuasan pasien dalam kategori
baik, dan terdapat 34 orang (17,5%) yang
menyatakan produk potensial dalam kategori kurang
baik dengan kepuasan pasien.
Hasil uji statistik antara produk generik
dengan dengan kepuasan pasien diperoleh nilai p-
value sebesar 0,086. Nilai tersebut lebih besar
dari nilai α = 0,05 dengan demikian hipotesis nol
diterima dan hipotesis alternative ditolak, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
produk potensial dengan kepuasan pasien.
Responden yang menyatakan bahwa produk
potensial dalam kategori baik menyatakan bahwa
dokter mengunjungi pasien di luar jam kunjungan,
makanan disesuaikan dengan keinginan pasien,
adanya pemuka agama yang datang di kamar pasien
untuk mendoakan dan adanya siaran motivasi agar
pasien termotivasi untuk cepat sembuh. Responden
yang menyatakan bahwa produk potensial dalam
kategori kurang baik menyatakan bahwa masih dokter
tidak datang mengunjungi di luar jam kunjungan,
makanan tidak disesuaikan dengan keinginan pasien,
tidak adanya pemuka agama yang mendoakan dan tidak
adanya siaran motivasi dengan harapan agar pasien
termotivasi agar cepat sembuh.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil peneltian yang telah
dilakukan, maka didaptkan hasil sebagai berikut :
1. Tidak ada hubungan antara produk utama (p-value =
0,533 > 0,05) dengan kepuasan pasien di unit rawat
inap RSUD Salewangang Kabupaten Maros Tahun 2014.
2. Tidak ada hubungan antara produk generik (p-value =
0,280 > 0,05) dengan kepuasan pasien di unit rawat
inap RSUD Salewangang Kabupaten Maros Tahun 2014.
3. Ada hubungan antara produk harapan (p-value = 0,000
< 0,05) dengan kepuasan pasien di unit rawat inap
RSUD Salewangang Kabupaten Maros Tahun 2014.
4. Ada hubungan antara produk pelengkap (p-value =
0,000 < 0,05) dengan kepuasan pasien di unit rawat
inap RSUD Salewangang Kabupaten Maros Tahun 2014.
5. Tidak ada hubungan antara produk potensial (p-value
= 0,086 > 0,05) dengan kepuasan pasien di unit
rawat inap RSUD Salewangang Kabupaten Maros Tahun
2014.
B. Saran
1. Dari segi produk utama, sebaiknya pihak rumah
sakit lebih meningkatkan kemampuan sehingga
perawatan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
pasien.
2. Dari segi produk generik, sebaiknya pihak rumah
sakit melengkapi peralatan yang dibutuhkan pasien
seperti kursi, meja dan lemari.
3. Dari segi produk harapan, sebaiknya pihak rumah
sakit senantiasa menjaga kebersihan rumah sakit
dan melayani pasien dengan ramah dan sopan.
4. Dari segi produk pelengkap, sebaiknya petugas
kesehatan lebih tanggap dalam melayani pasien.
5. Dari segi produk potensial, sebaiknya pihak rumah
sakit lebih mendengarkan permintaan pasien seperti
makanan yang tidak disukai dan ingin diganti
pasien.