LAPORAN HASIL PENELITIAN

91
LAPORAN HASIL PENELITIAN KUALITAS BAHAN MAKANAN DI PASAR TRADISIONAL DI BEBERAPA KOTA DI INDONESIA ( KOTA SRAGEN DI JATENG DAN GIANYAR BALI) OLEH SUPRAPTINI DAN TIM PUSLITBANG EKOLOGI DAN STATUS KESEHATAN BADAN LITBANGKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI.

Transcript of LAPORAN HASIL PENELITIAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN

KUALITAS BAHAN MAKANAN DI PASAR TRADISIONAL DI BEBERAPA

KOTA DI INDONESIA ( KOTA SRAGEN DI JATENG DAN GIANYAR BALI)

OLEH SUPRAPTINI

DAN TIM

PUSLITBANG EKOLOGI DAN STATUS KESEHATAN BADAN LITBANGKES

KEMENTERIAN KESEHA TAN RI.

PRAKATA

Kejadian keracunan makanan masih sering terjadi di Indonesia. Bahan makanan

dan makanan jajanan termasuk yang harus dilindungi dari pencemaran agar konsumen

terhindar dari keracunan. Pasar tradisional merupakan fasilitas umum untuk tempat

penjualan bahan makanan dan makananjajanan yang banyak dikunjungi masyarakat.

Dalam rangka menindak lanjuti pengembangan Program Kabupaten/Kota Sehat,

dikembangkan Program Pasar Sehat mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun

2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko

Modem.

Pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal P2M-PL sampai dengan tahun

2009 telah mencoba mengadakan pembinaan beberapa pasar tradisional di beberapa

daerah di Indonesia antara lain di: Payakumbuh, Sragen, Gianyar, Pekalongan & Solo.

Semula untuk penelitian ini akan dilakukan di tiga kota yaitu: Payakumbuh, Sragen dan

Gianyar. Namun karena terkena gempa, pasar Payakumbuh hancur sehingga penelitian

hanya dilakukan di dua kota saja yaitu: Sragen Jawa Tengah dan Gianyar Bali.

Terimakasih kami sampaikan kepada Badan Litbangkes Kem.Kes. RI dan Kern.

RISTEK RI atas kesempatan yang telah diberikan kepada kami, sehingga kami dapat

melakukan penelitian " Kualitas Bahan Makanan Di Pasar Tradisional Di Beberapa Kota

Di Indonesia (Kota Sragen Di Jateng dan Gianyar Bali)". Taklupa terimakasih juga kami

sampaikan kepada Dinas Kesehatan: Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Bali, Kabupaten

Sragen dan Kabupaten Gianyar, serta Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen dan

Kabupaten Gianyar, khususnya bagian Pengelola Pasar Tradisional di daerah tersebut,

atas segala bantuan yang diberikan sehingga terlaksananya penelitian ini.

Peneliti Utama,

~

LEMBAR IDENTITAS PENGAJU:

PenelitiUtama Supraptini,SKM, MM.

Institusi!Unit Kerja Kelompok Kesehatan Lingkungan, Puslitbang Ekologi dan

Status Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan.

AlamatKantor!U nitkerj a Jl. Percetakan Negara No. 29 Jakarta

Telepone/faksimile/E _mail . Telp. 4261088 ext 412,08151679146

E _mail: SUJ2fa}[email protected]

B idangPenelitian Teknologi Pangan

Fokus Bidang lima tahun l.Kesehatan Masyarakat

Terakhir 2. Kesehatan Lingkungan

3. Pencemaran Lingkungan dan Penyakit

4. Kualitas Makanan/ Pencemaran Makanan

5. Kota Sehat

II

LembarPengesahan

Judul Penelitian : Kualitas Bahan Makanan Di Pasar Tradisional Di Beberapa Kota Di Indonesia (Kota Sragen Jawa Tengah dan Giaanyar Bali) Fokus Bidang Prioritas (pengusul wajib melingkari satu bidang yang sesuai):

1. Ketahanan pangan 2. Sumber energi baru dan terbarukan 3. Teknologi dan manajemen transportasi 4. Teknologi informasi dan komunikasi 5. Teknologi pertahanan dan keamanan 6. Teknologi kesehatan dan obat

Kode Produk Target: ... .... .. .. .... . (isi sesuai Lampiran I, contoh 1.01.) Kode Kegiatan: .... .. ...... ..... ... .... (isi sesuai Lampiran I, contoh 1.01.05.) Lokasi Penelitian: Kota Sragen Jawa Tengah dan Gianyar Bali Penelitian Tahun Ke: Satu

- Keterangan Lembaga PelaksanaiPengelola Penelitian

A. Lembaga Pelaksana Penelitian

Nama Koordinator/Peneliti Utama Supraptini, SKM, MM Nama Lembaga/lnstitusi Badan Litbangkes, Depkes Rl Unit Organisasi Puslitbang Ekologl dan Status Kesehatan Ala mat JI.Percetaakan Negara No.29 Jakarta.1 0560 T elepon/H P/Faksimile/e-mai/ 062-21-4261088/0815 958 7430/

[email protected] '

B. Lembaga lain yang terlibat (dapat lebih dari satu)

Nama Pimpinan Dr.Theresia Sandra Diah R, MHA Nama Lembaga Kepala Subdit Sanitasl &Makanan, Ditjen PP&PL Ala mat Jln.Percetakan Negara No.29 JKT10560 Telepon/Faksimile/e-mai/ 021-4226218/ 021-4226218/

tsandra [email protected]

Jangka Waktu Kegiatan : ..... 2 ........ tahun Biaya Tahun-1 : Rp 300.000.000,-.................... . . Biaya Tahun-2 : Rp Belum tahu .. ... ......... .... . Total Biaya : Rp ........... ... ....... . Kegiatan (barw1anjutan) : ........... .......... .. .. ... .

R k . I ·e· T e apitu as1 1aya ahun yang Diusulkan : No Uralan Jumlah (Rp) 1 Gaji dan Upah Rp. 39.600.000,-2 Bahan Habis Pakai Rp.121 .1 00.000,-3 Perjalanan (tidak untuk perjalanan luar negeri) Rp.139.300.000,-

Jumlah blaya tahun yang dlusulkan

Setuju diusulkan:

Kepala Lemba,si ~ Rp.300.000.000,-

Koordinator/ Peneliti Utama,

rihono, M.Sc Dede Anwar Musadad SKM,M.Kes upraptini,SKM,MM

lll

RINGKASAN HASIL

Hasil Pemeriksaan Kimia Dari basil pemeriksaan kimia yang dapat kami laporkan adalah adanya cemaran bahan

makanan, dikarenakan adanya bahan pewama dan bahan pengawet pada pembuatan

bahan makanan/ makananjajanan yang dijual di Pasar Tradisional tersehut.

Di pasar Bunder Sragen: geplak merah, krupuk1, krupuk3, kue ku kacang hijau

ditemukan kandungan Rhodamin B. Sedangkan pada mie kuning basah ditemukan

kandungan Formaldehyde. Untuk sayuran : hayam, kangkung, tomat, cahe merah, cahe

rawit merah, bawang merah didapati mengandung lead/Ph dalam kadar rendah(lmg/ 1).

Di pasar Banaran Sragen: krupuk1, krupuk2 juga mengandung rhodamin B kadar

rendah( 1 mg/1).

Sedangkan di pasar Gianyar sbb: heras C4 mengandung lead/Ph kadar 5 mg/1,

untuk heras Bali juga mengandung lead/Ph kadar 5mg/l.

Untuk sayuran mengandung lead/Ph shh: kangkung (7mg/l), hayam (!mg/1), buncis

(5mg/l), tomat (3mg/l), woriel (3mg/l), cahe merah (4mg/l), cabe rawit (3mg/l). Sedang

heras Banyuwangi dan heras Bali2 mengandung lead/Ph sebesar 3mg/l. Beras Bali juga

ditemukan mengandung arsenic dalam kadar rendah (0,0 1 mg/1).

Makanari krupuk5(wama wami) ditemukan mengandung rhodamin B dan methanyl

yellow. Sedang jajan pasar kue mangkok merah, cenil merah, mengandung rhodamin B.

Ikan as in dari pasar Gianyar mengandung chlorin kadar rendah (0, 1 mg/1) dan pada

daging bahi mengandung forni.aldehyde kadar rendah (0,07mg/l)

Untuk sampel dari pasar Blah Batu : kue ku, roll cake dan kembang goyang oranye

mengandung rhodamin B. Beras lokal (Tahanan) mengandung lead/Ph (3mg/l).

Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi

Pemeriksaan sampel dari pasar Bunder Sragen:

1. Daging sapi menunjukkan E.Coli dan Coliform negatif setelah inkuhasi 3 dan 6

jam.

lV

2. Daging Sapi untuk inkubasi 3 jam menunjukkan Total Mikroba positif dengan

jumlah kuman 106;Sedangkan untuk inkubasi 6 jam hasilnya Total Mikroba positif

dengan jumlah kandungan kumim 105 •

3. Daging Ayam hasil inkubasi 3 dan 6 jam E. Coli dan Coliform negatif.

4. Daging Ayam Total Mikroba inkubasi 3 jam negatif, tapi yang inkubasi 6 jam

positif dengan jumlah kandungan kuman 104

5. Kualitas Air Bersih terhadap E.Coli dan Coliform negatifbaik untuk yang inkubasi

3 jam maupun 6 jam.Namun untuk Total Mikroba dengan lama inkubasi 3 jam

positif dengan jumlah bakteri 10 7

6. Kualitas Fisik air bersih masih memenuhi syarat Permenkes No.41/1999.

Pemeriksaan sampel dari pasar Banaran Sragen:

l.Daging Ayam hasil inkubasi 3 jam untuk E. Coli dan Coliform menunjukkan nilai

negatif. Namun untuk Total Mikroba dengan inkubasi 3 jam menunjukkan positif

denganjumlah kandungan 107

2.Dari sampel ikan baik untuk E. Coli, Coliform maupun Total Mikroba dengan

inkubasi 3 jam mertunjukkan hasil negatif.

3.Untuk kualitas Air Bersih terhadap E.Coli dan Coliform dengan inkubasi 3 jam juga

negatif.

4.Kualitas Fisik air bersih juga masih memenuhi syarat Permenkes No.4111999.

Pemeriksaan sampel dari pasar Gianyar:

l.Daging Babi untuk E.Coli dan Coliform dengan lama inkubasi 3 jam menunjukkan

nilai positif masing-masing 2,3 x 106 dan 3,5 x 106

2.Daging Babi positif Total Mikroba dengan inkubasi 3 jam menunjukkan nilai l 06 •

3.Daging Ayam baik E.Coli, Coliform maupun Total Mikroba dengan lama inkubasi 3

jam dan 6 jam metiunjukkan nilai negatif.

4.Daging Sapi untuk E.Coli baik yang inkubasi 3 jam maupun yang 6 jam

menunjukkan negatif. Namun untuk bakteri Coliform inkubasi 3jam menunjukkan

positif dengan nilai 3,5 x 106

5.Daging Sapi untuk Total Mikroba inkubasi 3 jam menunjukkan positif dgjumlah

v

bakteri 106

~.Kualitas Air Bersih baik untuk E. Coli, Coliform maupun Total Mikroba dengan

inkubasi 3 dan 6 jam menunjukkan hasil negatif.

7.Kualitas Fisik Air Bersih di pasar Gianyar pH(7,3) dan Suhunya(30,4° C) sedikit

melampaui persyaratan Air Bersih Permenkes No.41/1999.

Pemeriksaan sampel dari pasar Blah Batu Gianyar:

l.Daging Babi untuk E.Coli dengan inkubasi 3 jam dan 6 jam menunjukkan nilai

positif dengan masing-masing 5,6 x 105 dan 3,1 x 104

Sedangkan untuk Coliform dengan inkubasi 3 dan 6 jam menunjukkan nilai positif

masing- Masing 2,6 x 104 dan 9,7 x 102

2.Daging Ayam untuk E.Coli, Coliform dan Total Mikroba baik yang inkubasi 3 jam

maupun yang 6 jam menunjukkan hasil negatif.

3.Kualitas Air Bersih di pasar Blah Batu untuk E. Coli, Coliform dan Total Mikroba

baik yang inkubasi 3 jam maupun yang 6 jam menunjukkan hasil negatif.

4.Untuk Kualitas Fisik Air Bersih keasaman(7,1) sedikit melebihi baku mutu,

sedangkan suhu (27,6° C)masih memenuhi persyaratan Permenkes No.41/1999.

Dari basil Kuesioner Pedagang dan Indept Interview:

Dari hasil kuesioner Pedagang didapat bahwa hampir semua pedagang yang

diwawancara baik yang di Pasar Tradisional yang sudah dibina maupun yang belum

dibina, adalah kaum wanita. Untuk pembinaan mereka menghendaki adanya demo/

praktek langsung. Jadi pembinaan yang paling diminati pedagang adalah bentuk

percontohan.

Bahan makanan yang mereka jual kebanyakan berasal dari h.iar kota, dan sebagian

besar perlu jarak tempuh melebihi 1 jam. Sebagian besar telah mengangkut barang

dagangannya dengan wadah yang tertutup.

Untuk kemasan dalam penjualan pedagang di pasar yang sudah dibina maupun yang

belum dibina sebagian besar menggunakan plastik. Untuk penyimpanan menggunakan

wadah/bungkus yang terbuat dari bahan kayu, karung, keranjang bambu/rotan mupun

kantong plastik.

vi

Kebersihan diri para pedagang di pasar tradisional yang telah dibina lebih bersih daripada pedagang di pasar tradisional yang belum dibina.

Dari Indept Interview diketahui bahwa pasar tradisional yang telah dibina yaitu Pasar

Bunder di Sragen adalah yang sudah betul-betul dibina sesuai dengan buku pedoman

yang dikeluarkan Departemen Kesehatan, sehingga kebersihan dan persyaratan pasar

sehat lainnya seperti:pengorganisasian, kondisi fisik pasar, keamanan, pembinaan/

pengawasan, sudah terpenuhi. Untuk pasar tradisional Gianyar walaupun tenaga

pengelola pasar dan tenaga pengawas Sanitasi Tempat-Tempat Umum Dinas Kesehatan

sudah dibina!dilatih, namun karena kendala belum adanya anggaran dari Pemda maka

pasar tradisional yang ada belum optimal mendapatkan pembinaan sesuai buku pedoman

yang ada.

Sedang Pasar Tradisional yang belum mendapat pembinaan yaitu Pasar Banaran di

Sragen, dan Pasar Blah Batu di Gianyar belum mengalami pembinaan sesuai buku

pedoman Departemen Kesehatan.

Hasil Penilai.an Pasar:

Dari hasil Penilaian Pasar didapat hasil bahwa Pasar Bunder di Sragen sudah

memenuhi persyaratan Pasar Sehat. Sedangkan pasar Banaran, Pasar Gianyar dan Pasar

Blah Batu Gianyar belum memenuhi persyaratan Pasar Sehat.

vii

Prakata Lembar ldentitas Pengaju Lembar Pengisian Ringkasan Hasil Daftar lsi Daftar Tabel Daftar Gambar

I Pendahuluan 1. Latar Belakang 2. Pertanyaan Penelitian

II Tinjauan Pustaka

DAFTARISI

1. AditifMakanan sebagai Pewarna 2. AditifMakanan sebagai Pengawet 3. AditifMakanan sebagai Cemaran Logam Berat (Hg, As dan Pb) 4. AditifMakanan sebagai Cemaran Mikrobiolgi

III. Tujuan dan Manfaat Tujuan Penelitian Marifaat Penelitian

IV Metodologi 1. Kerangka Pikir 2. Kerangka Konsep 3. V ariabel dan Desain

V Hasil dan Pembahasan 1. Gambaran Lokasi 2. Hasil Pemeriksaan Kimia

1. Hasil lndept Interview VI Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan 2. Saran

VII Daftar Pustaka VIII Lampiran

Hal am an

11

Ill

IV

viii ix X

1 1 2 3 5 9 12 16 18 18 18 19 19 19 20 30 30 31 48 51 59 59 60 61 64

viii

DAFTAR TABEL

Hal am an

Tabell Contoh Zat Aditif 4 Tabel2 Variabel dan Definisi Operasional 21 Tabel3 Kadar(+/-) Pewama Rhodamin-B dan Metanil Yellow di Sragen dan 33

Banaran Tabel4 Kadar (+/-)Pewama Rhodamin-B dan Metanil Yellow di Gianyar dan 34

~ Blah Batu Tabel5 Kadar(+/-) Pengawet Formalin, Khlorin dan Borax di Sragen dan 39

Banaran Tabel6 Kadar (+/-)Pengawet Formalin, Khlorin dan Borax di Gianyar dan Blah 39

Batu ~ Tabel7 Kadar(+/-) Pencemar Logam Berat (Hg, As dan Pb) di Sragen dan 41

Banaran ....._ Tabel8 Kadar (+/-)Pencemar Logam Berat (Hg, As dan Pb) di Gianyar dan Blah 42

Batu Tabel 9 Cara Pembacaan hasil inkubasi 42 TabellO Hasil Pemeriksaan Mikrobilogi Pasar Bunder, Sragen 44

,-., Tabelll Hasil Pemeriksaan Mikrobilogi Pasar Banaran, Sragen 46 Tabel12 Hasil Pemeriksaan Mikrobilogi Pasar Gianyar, Bali 47 Tabel13 Hasil Pemeriksaan Mikrobilogi Pasar Blah Batu, Gianyar, Bali 49 Tabel14 Distribusi Responden Menurut Karakteristik Individu dan Pasar, Tahun 50

2010 Tabel 15 Distribusi Responden Menurut Pembinaan terhadap Pedagang Makanan 51

dan Pasar, Tahun 2010 Tabel 16 Distribusi Responden Menurut Penjualan Bahan Makanan dan Pasar, 53

Tahun 2010 Tabel 17 Distribusi Responden Menurut Sumber Bahan Makanan dan Pasar, 54

.---.... Tahun 2010 Tabel 18 Distribusi Responden Menurut Kebersihan Diri dan Pasar, Tahun 2010 55 Tabel19 Distribusi Respond en Menurut Hasil penilaian Pasar Tahun 2010 58 Tabel20 Matriks Hasil Interdepth Interview 64

,;--.

ix

Gambar 1 Gambar2 Gambar 3 Gambar4 Gambar 5 Gambar6

DAFTAR GAMBAR

Contoh warna hijau dari daun pandan Contoh wama kuning dari kunyit Contoh wama merah dari rosella Escherecia Coli Kerangka Pikir Kerangka Konsep

Hal am an

6 7 7 16 19 19

X

BABI PENDAHULUAN

Dalam rangka menindak lanjuti pengembangan Program Kabupaten/Kota Sehat, dirasakan

perlu dikembangkan Program Pasar Sehat, guna mewujudkan pasar yang bersih, aman, nyaman

dan sehat. Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan

Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern 1), telah dibuat Pedoman

Penyelenggaraan Pasar Sehat berdasar Keputusan Menkes RI Nomor: 519/MENKES/SK/VI/

2008.2)

I.l.Latar Belakang

Pasar tradisional sampai saat ini masih merupakan fasilitas umum tempat belanja makanan/ bahan

makanan yang diminati masyarakat luas. Oleh karena itu untuk menjaga k~sehatan dan keamanan

masyarakat dari keracunan makanan pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal P2M PL telah membina

beberapa pasar tradisional di kota/ Kabupaten : Payakumbuh, DKI, Sragen, Tangerang, Pekalongan, dan

Gianyar. Lokasi penelitian ini semula dipilih pasar di 3 Kota/ Kabupaten yaitu: Payakumbuh, Sragen dan

Gianyar. Namun karena Pasar di Payakumbuh hancur terkena gempa bumi pada akhir tahun 2009 maka

Pasar yang akan diteliti hanya Pasar di Sragen dan Pasar di Gianyar.

Dari penelitian · tahun pertama ini akan dilakukan survei untuk memeriksa kualitas bahan

makanan(termasuk jajan pasar) yang dijajakan di pasar tradisional terpilih, serta observasi sanitasi

lingkungan pasar tradisional tersebut untuk penilaian pasar. Pencemar yang diperiksa meliputi

bakteriologis dan kimiawi. Terhadap sampel bahan makanan daging dan air bersih yang digunakan akan

diperiksa bakteriologisnya: E.coli, Coliform, dan Total Microba. Untuk kimianya bahan makanan dan

jajan pasar akan diperiksa: Cyanida, Arsenic, Borax, Methyl Yellow, Mercury, Rhodamin B, Formalin,

dan Lead/Plumbum. Disamping itu juga akan dilakukan wawancara dengan pedagang di pasar tersebut

dan indept interview dengan para pengelola pasar dan petugas terkait.

Penelitian dilakukan cross seksional dengan pembanding. Sampel yang diambil dari Pasar

tradisional yang sudah dibina dibandingkan dengan yang dari pasar tradisional yang belum dibina di kota/

Kabupaten Sragen dan Gianyar. Penelitian dilakukan pada tahun 2010.

Dari basil penelitian tahun pertama ini akan diketahui ada tidaknya pencemaran bahan makanan/

makanan jajanan di pasar tradisional, dan pencemar apa saja baik kimia maupun bakteriologis yang

dijumpai.pada bahan makananl makanan jajanan di pasar tradisional. Dan nanti hila memungkinkim di

tahun kedua penelitian ini akan mencarikan solusi (berupa sistem atau alat) untuk mencegah terjadinya

pencemaran bahan makanan baik oleh zat kimia maupun bakteriologis di pasar tradisional.

1

1.2.Pertanyaan Penelitian

Dari uraian latar belakang diatas, maka pertanyaan penelitiaanya adalah"Apakah ada

pencemaran (kimiawi dan bakteriologis) bahan makanan di pasar tradisional dan apa saja faktor

determinan yang ikut berperan (berpotensi) menyebabkan kejadian keracunan makanan"?

2

BABII TINJAUAN PUST AKA

Kejadian keracunan makanan masih sering terjadi di Indonesia. Bahan makanan/ makanan

jajanan termasuk yang harus dilindungi dari pencemaran agar konsumen terhindar dari

keracunan. Pasar tradisional merup~kan fasilitas umum untuk tempat penjualan bahan makanan/

makanan jajanan yang banyak dikunjungi masyarakat. Pasar tradisional adalah salah satu tempat

dimana orang beraktivitas setiap harinya dan berperan penting dalain pemenuhan kebutuhan

mereka.

Di Indonesia terdapat sekitar 13.450 pasar tradisional dengan 12.625 juta pedagang beraktivitas

di dalamnya (Ditjen.Perdagangan Dalam Negeri- Departemen Perdagangani).

Penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia.

Hasil SKRT 1992 menunjukkan bahwa penyakit diare merupakan penyebab kematian bayi ke-3

(15,5%) 4), SKRT 1995 penyebab kematian bayi ke- 2 (13,9%) s), dan SKRT 2001 penyebab

kematian bayi ke- 3 (9,4%) 6).

Hubungan interaktif manusia dengan berbagai komponen utama dimana manusia paling

sering berinteraksi adalah dengan lingkungannya. Selain faktor perilaku, pelayanan kesehatan

dan hereditas, lingkungan merupakan faktor paling besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan

manusia. HL Blum menyatakan bahwa lingkungan mempunyai pengaruh terbesar pada derajat

kesehatan suatu masyarakae). Usaha untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dirasa perlu

mempertimbangkan kebutuhan dasar manusia untuk memperoleh lingkungan yang aman dan

sehat, yang menyediakan air bersih, bahan makanan/ makanan yg sehat dan bersih pula.

Kenyataannnya keracunan makanan masih sering terjadi juga di masyarakat. Hal ini

menunjukkan masih ada pencemaran pada bahan makanan/ makanan sehingga terjadi keracunan.

Aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan

sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan,

cita rasa, tekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan. Bahan tambahan makanan bukan

secara alamiah merupakan bagian dari bahan makanan, tetapi terdapat dalam bahan makanan

tersebut karena perlakuan saat pengolahan, penyimpanan dan pengemasan. Agar makanan yang

tersaji tersedia dalam bentuk lebih menarik, rasa enak, rupa dan konsistensinya baik serta awet

maka sering dilakukan penambahan bahan tambahan kimia makanan(food aditiva). Bahan aditif

3

makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alami dan buatan atau sintetis(DPKP, 2006)8>.

Dalam laporan ini akan dibahas:

1. Aditif makanan sebagai pewama (rodamin-B, metanil yellow)

2. Aditif makanan sebagai pengawet (formalin, khlorin, borax)

3. Aditifmakanan sebagai cemaran logam berat (Hg, As, Pb)

4. Aditifmakanan sebagai cemaran bakteriologi (e. coli, coliform dan total bakteria)

Zat aditif makanan telah dimanfaatkan dalam berbagai proses pengolahan makanan, Tabel

1, menunjukkan beberapa contoh zat aditif.

Tabell. Contoh Zat Aditif.

Pew am a

Pengawet

Penyedap

Antioksidan

Pemutih

'Pemanis bukan gula

Pengatur keasaman

Daun pandan (hijau), kunyit (kuning), buah coklat (coklat), wortel (orange)

Sunsetyellow FCF (orange), Carmoisine

Pewama alami

(Merah), Brilliant Blue FCF (biru), Tartrazine Pewama sintesis (kuning), dll I

. . . . Mengkonsumsi zat pengawet akan ! Natnum benzoat, Natnum N1trat, Asam S1trat, . d t h tub h i . mengurang1 aya a an u : Asam Sorbat, Formalm t h d k't '

Pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar

Mono-natrium glutamat/vetsin (ajinomoto/sasa), asam cuka, benzaldehida, amil asetat, dll

Butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluena (BHT), tokoferol

Hidrogen peroksida, oksida klor, benzoil peroksida, natrium hipoklorit

Sakarin, Dulsin, Siklamat

Aluminium amoniurnlkalium/natrium sulfat, asam laktat

er a ap penya 1

Penyedap alami

Penyedap sintesis

Mencegah Ketengikan

i

Baik dikonsumsi penderita I diabetes, Khusus siklamat bersifat I karsinogen i Menjadi lebih asam, lebih basa, atau menetralkan makanan

Aluminium silikat, kalsium silikat, Anti Gumpal

magnesium karbonat, magnesium oksida Ditambahkan ke dalam pangan dalam bentuk bubuk

4

11.1. Aditif Makanan sebagai Pewarna.

11.1. 1. Latar Belakang.

Penggunaan pewarna dalam bahan makanan dimulai pada akhir tahun 1800, yaitu pewarna

tambahan berasal dari alam seperti kunyit, daun pandan, angkak, daun suji, coklat, wortel, dan

karamel. Zat warna sintetik ditemukan oleh William Henry Perkins tahun 1856 9), zat pewama ini

lebih stabil dan tersedia dari berbagai wama. Zat wama sintetis mulai digunakan sejak tahun

1956 dan saat ini ada kurang lebih 90 zat wama buatan digunakan untuk industri makanan. Salah

satu contohnya adalah tartrazin, yaitu pewarna makanan buatan yang mempunyai banyak macam

pilihan warna, di antaranya Tartrazin CI 19140. Selain tartrazin ada pula pewarna buatan, seperti

sunsetyellow FCF (jingga), karmoisin (Merah), brilliant blue FCF (biru).

Bukti arkeologi menunjukkan bahwa, khususnya di India dan Timur Tengah, pewarna telah

digunakan selama lebih dari 5000 tahun. Bahan pewama dapat diperoleh dari hewan, tumbuhan,

atau mineral. Pewarna yang diperoleh dari bahan-bahan ini tidak memerlukan proses pengolahan

yang rumit. Sampai sejauh ini, sumber utama bahan pewama adalah tumbuhan, khususnya akar­

akaran, beri-berian, kulit kayu, daun, dan lillyu. Sebagian dari pewama ini digunakan dalam skala

komersil.

Bahan pewarna secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu benda berwarna yang

memiliki afinitas kimia terhadap benda diwarnai. Bahan pewama pada umumnya memiliki

bentuk cair dan larut di air. Pada berbagai situasi, proses pewarnaan menggunakan mordant untuk

meningkatkan kemampuan menempel bahan pewama.

Bahan pewarna dan pigmen terlihat berwarna karena mereka menyerap panjang gelombang

tertentu dari cahaya. Berlawanan dengan bahan pewarna, pigmen pada umumnya tidak dapat

larut, dan tidak memiliki afinitas terhadap substrat.

Bahan pewama makanan terbagi dalam dua kelompok besar yakni pewama alami dan

pewama buatan. Di Indonesia, penggunaan zat pewama untuk makanan (baik yang diizinkan

maupun dilarang) diatur dalam SK Menteri Kesehatan RI No. 235/MenKes/ PerNI/79 IO) dan

direvisi melalui SK Menteri Kesehatan Rl No. 722/MenKes/PerNI/88 II) mengenai bahan

tambahan makanan.

Pewama alami diperoleh dari tanaman ataupun hewan yang berupa pigmen. Beberapa pigmen

alami yang banyak terdapat di sekitar kita antara lain: klorofil (terdapat pada daun-daun berwarna

hijau), karotenoid (terdapat pada wortel dan sayuran lain berwama oranye-merah). Umumnya,

5

pigmen-pigmen ini bersifat tidak cukup stabil terhadap panas, cahaya, dan pH tertentu. Walau

begitu, pewarna alami umumnya aman dan tidak menimbulkan efek samping bagi tubuh.

Pewarna buatan untuk makanan diperoleh melalui proses sintesis kimia buatan yang

mengandalkan bahan-bahan kimia, atau dari bahan mengandung pewarna alami melalui ekstraksi

secara kimiawi. Kelebihan pewarna buatan dibanding pewarna alami adalah dapat menghasilkan

warna lebih kuat dan stabil meski jumlah pewarna yang digunakan hanya sedikit. Warna yang

dihasilkan dari pewarna buatan akan tetap cerah meskipun sudah mengalami proses pengolahan

dan pemanasan, sedangkan pewarna alami mudah mengalami degradasi atau pemudaran pada

saat diolah dan disimpan. Misalnya kerupuk yang menggunakan pewarna alami, maka warna

tersebut akan segera pudar ketika mengalami proses penggorengan.

11.1.2. Pewarna Makanan Alami

Gamhar 1 ~ Contoh warna hijau dari daun pandan.

Sering kali, kita merasa ragu untuk memilih pewarna makanan apa yang aman untuk makanan

yang akan kita buat. Apalagi, bila makanan tersebut dibuat untuk si kecil yang memang tertarik

dengan makanan-makanan berwarna. Selain menarik perhatian, biasanya pewarna makanan juga

bisa membuat selera makan meningkat. Pewarna makanan alami adalah sebuah zat warna alami

(pigmen) yang didapat dari tumbuhan, hewan, atau sumber mineral. Kebanyakan kita yakin,

kalau pewarna alami, akan lebih aman dari pada pewarna sintetis. Warna hijau, di dapat dari daun

pandan atau daun suji, bisa diblender sampai hancur lalu disaring atau diremas dengan air

secukupnya Gam bar 1, Contoh warna hijau dari daun pandan.

Dalam daftar FDA, pewarna alami dan pewarna identik alami tergolong dalam "uncertified

color additives" karena tidak memerlukan sertifikat kemurnian kimiawi. Adapun kelemahan pada

pewarna makanan alami memang sering menjadi kendala para pengolah makanan. Karena zat

warna alami cenderung memberikan rasa dan flavour khas yang tidak diinginkan.Konsentrasi dan

stabilitas pigmen rendah, keseragaman warna kurang baik, serta spectrum warna yang tidak

seluas pewarna sintetis. Sementara, pewarna sintetis memiliki keunggulan seperti kekuatan

warnanya yang lebih kuat, lebih seragam, lebih stabil, dan biasanya lagi, harganya lebih murah.

6

Namun dari segi keamanannya, memang pewarna alami jauh lebih sehat dari pada pewarna

sintetis. Sedangkan wama kuning, bisa diambil dari kunyit, yang diparut sampai halus lalu

diperas atau bisajuga dicampurkan langsung pada makanan .

. Gambar 2, Contoh wana alami kuning dari kunyit.

Karena pewama alami umumnya aman dan tidak menimbulkan efek sampmg bagi tubuh.

Bersifat tidak cukup stabil terhadap panas, cahaya, dan pH tertentu.

Adapun jenis tanaman yang bisa dijadikan pewarna alami yang dibuat sendiri adalah, warna

merah. Bisa dibuat dari beras merah (angkak) yang dihaluskan. Buah stoberi dan buah tomat,

yang diambil sarinya setelah dilumatkan.

Gambar 3, Contoh wama merah dari buah rosella.

Demikian pula dengan kulit buah rosella dan buah manggis yang bisa dipakai kulitnya setelah

dihancurkan kemudian disaring, diuapkan, dikeringkan, dan akhimya terbentuk pigmen berwarna

merah.Untuk mendapatkan warna ungu, dapat dibuat dari kulit buah anggur yang dihaluskan, dan

diperas aimya.

7

11.1.3. Pewarna Sintetik.

Pewarna sintetik atau organik atau Certified c~lor pertama dibuat oleh manusia adalah

mauveine. Pewama sintetik ditemukan oleh William Henry Perkin pada tahun 1856 9). Sejak itu,

berbagai jenis pewama sintetik berhasil disintesis. Pewama sintetik secara cepat menggantikan

peran dari pewarna alami sebagai bahan pewama. Hal ini disebabkan karena biaya produksinya

lebih murah, jenis wama lebih banyak, dan kemampuan pewamaan yang lebih baik. Pewarna

sintetik diklasifikasikan berdasarkan cara penggunaan di proses pewamaan. Secara umum,

pewama sintetik digolongkan sebagai pewama asam, pewama basa, pewama direct, pewarna

mordant, pewama vat, pewama reaktif, pewama disperse, pewama azo, dan pewama sulfur.

Ada dua macam yang tergolong certified color yaitu dye dan lake.

1) Dye

Dye adalah zat pewama yang umumnya bersifat larut dalam air dan larutannya dapat mewamai.

Pelarut yang dapat digunakan selain air adalah propilenglikol, gliserin, atau alkohol. Dye dapat

juga diberikan dalam bentuk kering apabila proses pengolahan produk tersebut temyata

menggunakan air. Dye terdapat dalam bentuk bubuk, butiran, pasta, maupun cairan yang

penggunaannya tergantung dari kondisi bahan, kondisi proses, dan zat pewamanya sendiri.

2) Lake

Zat pewama ini merupakan gabungan dari zat warna (dye) dengan radikal basa (AI atau Ca) yang

dilapisi dengan hidrat alumina atau Al(OH)3. Lapisan alumina atau Al(OH)3 tidak larut dalam

air, sehingga lake tidak larut pada hampir semua pelarut. Sesuai dengan sifatnya tidak larut dalam

air, zat pewarna ini digunakan untuk produk-produk yang tidak boleh terkena air. Lake sering kali

lebih baik digunakan untuk produk-produk yang mengandung lemak dan minyak daripada dye,

karena FD & C Dye tidak larut dalam lemak.

11.1.3.1. Rhodamin-B dalam Makanan.

Rhodamin B adalah zat wama sintetik berbentuk serbuk kristal berwama kehijauan, berwarna

merah keunguan dalam bentuk terlarut pada konsentrasi tinggi dan berwama merah terang pada

konsentrasi rendah. D & C Red 19 termasuk golongan pewama xanthene basa. Rhodamin B

dibuat dari meta-dietilaminofenol dan ftalik anhidrid. Kedua bahan baku ini bukanlah bahan yang

boleh dimakan.

Rhodamin B dapat digunakan untuk pewama kulit, kapas, wool, serat kulit kayu, nilon, serat

asetat, kertas, tinta dan vemis, sabun, dan bulu. Badan Pengawasan Obat dan Makanan

8

memasukkan rhodamin B dan metanil yellow dalam daftar bahan tambahan makanan yang tidak

boleh dikonsumsi. Rhodamin B bersifat karsinogenik pada tikus yang telah diinjeksi pewarna

tersebut secara subkutan.

Bahan pewarna makanan terbagi dalam dua kelompok besar yakni pewarna alami dan

pewarna buatan. Di Indonesia, penggunaan zat pewarna untuk makanan (baik yang diizinkan

maupun dilarang) diatur dalam SK Menteri Kesehatan RI No. 235/Men.Kes/PerNI/79, IO) yang

kemudian telah direvisi melalui SK Menteri Kesehatan RI No.722/MenKes/PerNI/88, II)

mengenai bahan tambahan makanan.

11.1.3.2. Metanil Yellow dalam Makanan.

Metanil yellow adalah zat warna sintetik berbentuk serbuk berwarna kuning kecoklatan, larut

dalam air, agak larut dalam aseton. Metanil yellow merupakan senyawa kimia azo aromatik amin

yang dapat menimbulkan tumor dalam berbagai jaringan hati, kandung kemih, saluran

pencernaan atau jaringan kulit. Metanil kuning dibuat dari asam metanilat dan difenilamin.

Kedua bahan ini bersifat toksik. Metanil yellow bersifat sangat stabil. Metanil yellow biasa

digunakan untuk mewarnai wool, nilon, kulit, kertas, cat, alumunium, detergen, kayu, bulu, dan

kosmetik.

II. 2. Aditif Makanan sebagai Pengawet

11.2.1. Pendahuluan.

Bahan pangan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia di samping pendidikan, kesehatan

dan sandang lainnya. Kebutuhan bahan pangan ini akan terns meningkat sesuai dengan laju

pertumbuhan penduduk. Secara garis besar masalah pangan dan sistem pangan umumnya dibagi

atas subsistem produksi, pengadaan dan konsumsi. Bahan pangan tersebut akan mengalami

perubahan-perubahan yang tidak diinginkan antara lain pembusukan dan ketengikan. Proses

pembusukan dan ketengikan disebabkan olC?h adanya reaksi kimia yang bersumber dari dalam

dan dari luar bahan pangan tersebut.

Dari segi ilmu kimia, komponen utama dari bahan pangan terdiri dari protein, karbohidrat, dan

lemak. Kerusakan bahan pangan umumnya disebabkan oleh mikroorganisme melalui proses

enzimates dan oksidasi, terutama yang mengandung protein dan lemak sementara karbohidrat

mengalami dekomposisi. Dalam rangka menghambat proses kerusakan pangan, oleh beberapa

pengusaha digunakan bahan pengawet pangan agar tidak terjadi pembusukan dan ketengikan.

9

Dari segi ilmu kimia, komponen utama dari bahan pangan terdiri dariprotein, karbohidrat, dan

lemak. Kerusakan bahan pangan ini umumnya disebabkan oleh mikroorganisme melalui proses

enzimates dan oksidasi,terutama yang mengandung protein dan lemak sementara

karbohidratmengalami dekomposisi. Dalam rangka menghambat proses kerusakan pangan, oleh

beberapa pengusaha digunakan bahan pengawet dan antioksidan sintetis seperti formalin, asam

benzoat, BHA (ButilatedHydroxyanisol), BHT (Butylated Hidroxytoluene) dan TBHQ

(TertierButylated Hydroxyanisole) terutama untuk bahan makanan semi basah seperti tahu, mie,

bakso, ikan, daging serta minyak/lemak.

Pada saat ini penggunaan bahan pengawet dan antioksidan sintetis tidak direkomendasikan

oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) karena diduga dapat menimbulkan penyakit

kanker (carcinogen agent). Karena itu perlu dicari altematif lain yaitu bahan pengawet dan

antioksidan alami yang bersumber dari bahan alam. Bahan pengawet dan antioksidan alami ini

hampir terdapat pada semua tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan tersebar di seluruh tanah air.

Sebagai contoh, asam sitrat yang bersumber dari jeruk nipis telah lama digunakan oleh nenek

moyang kita untuk menunda pembusukan dari daging dan ikan. Gambir dan pinang kaya akan

senyawa polifenol yang mampu menghambat proses oksidasi dari bahan makanan yang

berlemak. Masalahnya adalah bagaimana metoda yang digunakan untuk mengisolasi bahan

pengawet dan antioksidan yang terdapat dalam bahan alam tersebut.

11.2.2. Bahan Pengawet dan anti oksidan

Beberapa bahan pengawet yang digunakan selama ini adalah formalin,asam benzoat (borax),

Khlorin dan sebagai antioksidan adalah BHT, BHA, TBHQ dan lain-lain bersumber dari bahan

minyak bumi atau sintesis (Deiana M, 2003; Freidon Shahidi, 2003)12). Penggunaan bahan

pengawet dan antioksidan sintetis pada saat ini tidak direkomendasikan oleh Departemen

Kesehatan karena diduga dapat menyebabkan penyakit kanker (Carcinogenic Agent) (Hemani;

MonoRaharjo, 2005).

Asam sitrat dari jeruk nipis dan asam jawa sebagai bahan pengawet telah lama digunakan,

sementara sebagai antioksidan adalah senyawa polifenol yang bersumber dari biji pinang dan

gambir (Sihombing T., 2000; Amos,dkk., 1998) !3) •

Isolasi asam sitrat dan polifenol dari sumbemya juga tidak begitu sulit dilaksanakan, sehingga

dapat digunakan oleh usaha kecil, menengah(UKMIUMKM) atau industri pengolahan bahan

makanan.

10

11.2.3. Sumber-Sumber Bahan Pengawet dan Antioksidan.

Tanaman yang berkhasiat sebagai bahan pengawet dan antioksidan menurut Hemani dan Mono

Raharjo (2002)14) dikelompokkan atas 4 golongan yaitu:

1. Kelompok tanaman sayuran

Brokoli, kubis, lobak, wortel, tomat, bayam, cabai, buncis, pare, mentimun

2. Kelompok tanaman buah

Anggur, alpukat, jeruk, semangka, markisah, ape!, be lim bing, pepaya, kelapa

3. Kelompok tanaman rempah

Jahe, temulawak, kunyit, lengkuas, temu putih, kencur, kapulaga, temu ireng, lada, cengkeh, pala,

asamjawa.

4. Kelompok tanaman lain

Teh, ubi jalar, kedelai, kentang, labu kuning, pete cina, dll.

Dari segi kimia komponen yang dikandung oleh sumber-sumber antibiotik

tersebut adalah:

- Sejenis polifenol

Polifenol merupakan senyawa turunan fenol yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan.

Antioksidan fenolik biasanya digunakan untuk mencegah kerusakan akibat reaksi oksidasi pada

makanan, kosmetik, farmasi, dan plastik. Fungsi polifenol sebagai penangkap dan pengikat

radikal bebas dari rusaknya ion-ion logam. Senyawa polifenol banyak ditemukan pada buah,

sayuran, kacang-kacangan, teh dan anggur.

- Bioflavanoid (flavon, flavonol, flavanon, katekin, antosianidan, isoflavon)

Kelompok ini terdiri dari kumpulan senyawa polifenol dengan aktivitas antioksidan cukup tinggi.

Senyawa flavanoid mempunyai ikatan gula yang disebut sebagai glikosida. Senyawa induk atau

senyawa utamanya disebut aglikon yang berikatan dengan berbagai

gula dan sangat mudah terhidrolisis atau mudah terlepas dari gugus gulanya. Di samping itu

senyawa ini mempunyai sifat antibakteri dan antiviral.

-Vitamin C

Vitamin C mempunyai efek multifungsi, tergantung pada kondisinya. Vitamin C ini dapat

berfungsi sebagai antioksidan, proantioksidan, pengikat logam, pereduksi dan penangkap

oksigen. Dalam bentuk larutan yang mengandung logam vitamin C bersifat sebagai

proantioksidan dengan mereduksi logam yang menjadi katalis aktif untuk oksidasi dalam tingkat

keadaan rendah. Bila tidak ada logam, vitamin C sangat efektif sebagai antioksidan pada

11

konsentrasi tinggi. Tubuh sangat memerlukan vitamin C, karena kekurangan vitamin C dalam

darah dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti: asma, kanker, diabetes, dan penyakit hati.

Selain daripada itu vitamin C dapat memperkecil terbentuknya penyakit katarak dan penyakit

mata.

-Vitamin E

Vitamin E merupakan antioksidan yang cukup kuat dan memproteksi sel-sel membran serta LDL

(Low Density Lipoprotein) kolesterol dari kerusakan radikal bebas. Vitamin E dapat juga

membantu memperlambat proses penuaan pada arteri dan melindungi tubuh dari kerusakan sel­

sel yang akan menyebabkan penyakit kanker,penyakit hati dan katarak. Vitamin E dapat bekerja

sama dengan antioksidan lain seperti vitamin c untuk mencegah penyakit-penyakit kronik

lainnya, namun dalam mengkonsumsi vitamin ini dianjurkan jangan terlalu berlebihan karena

akan menekan vitamin A yang masuk ke dalam tubuh.

- Karotenoid

Beta karotein adalah salah satu dari kelompok senyawa yang disebut karotenoid. Dalam tubuh

senyawa ini akan dikonversi menjadi vitamin A. Kekurangan beta-karotein dapat menyebabkan

tubuh terserang kanker servik. Kanker ini banyak menyerang kaum wanita yang mempunyai

kadar beta-karotein, vitamin E dan vitamin C rendah dalam darah. Untuk kaum laki-laki vitamin

E sangat efektif mencegah penyakit kanker prostat. Golongan senyawa karotenoid antara lain:

alfa-karotein, zeaxanthin, lutin dan likopen.

- Katekin

Katekin termasuk dalam senyawa golongan polifenol dari gugusan flavanoid yang banyak

terdapat pada teh hijau. Dalam ekstrak teh terkandung 30-40% katekin. Epigallokatekin

merupakan katekin yang sangat penting dari teh hijau karena mempunyai daya antioksidan yang

cukup tinggi, serta berperan dalam pencegahan penyakit jan tung dan kanker. Dalam daun kering,

teh hijau terdapat sekitar 30-50 mg flavanoid.

11.3. AditifMakanan sebagai Cemaran Logam Berat (Hg, As, Pb)

11.3.1. Pendahuluan.

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah

maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi

manusia, termasuk didalamnya adalah bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan

12

lain yang sengaja ataupun tidak sengaja bercampur dengan makanan atau minuman. Berdasarkan

cara perolehannya, pangan dapat dibedakan menjadi 3:

1. Pangan Segar

Pangan segar adalah pangan yang belum mengalami pengolahan. Pangan segar dapat dikonsumsi

langsung ataupun tidak langsung, yakni dijadikan bahan baku pengolahan pangan.

2. Pangan Olahan

Pangan olahan adalah makanan atau minuman basil proses pengolahan dengan cara metode

tertentu dengan ataupun tanpa bahan tambahan, misalnya: teh manis, nasi, pisang goreng dan

sebaginya. Pangan olahan bisa dibedakan lagi menjadi olahan siap saji dan tidak siap saji.

Pangan olahan siap saji adalah makanan dan minuman yang sudah diolah dan siap disajikan -

ditempat usaha atau diluar tempat usaha/ dasar pesanan. Pangan olahan tidak siap saji adalah

makanan atau minuman yang sudah mengalami proses pengolahan, akan tetapi masih

memerlukan tahapan pengolahan lanjutan untuk dapat dimakan atau diminum.

3. Pangan Olahan tertentu

Pangan olahan tertentu adalah pangan olahan yang diperuntukkan bagi kelompok tertentu dalam

upaya memelihara atau meningkatkan kualitas kesehatan,misalnya susu rendah lemak, untuk

orang diet lemak. Apapun jenis pangan, produksi pangan merupakan kegiatan atau proses

menghasilkan, menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas kembali

dan atau mengubah bentuk pangan. Setiap usaha produksi pangan harus bertanggung jawab

dalam penyelenggaraan kegiatan proses produksi atau rantai pangan yang meliputi proses

prosuksi, penyimpanan, pengangkutan, dan peredaran pangan.

Dalam setiap produksi yang menghasilkan pangan tidak lepas dari proses diatas dan proses proses

tersebut selalu berkaitan dengan variable variable lain yaitu bahan bahan kimia untuk membantu

proses, misalnya pada proses pengolahan sering digunakan bahan tambahan pangan (BTM)

seperti pengawet makanan, pewama makanan, zat anti kempal dan lain lain. Selain itu dalam

proses peredaran semisal makanan basah (kue,gorengan, dll) yang dijual di pinggir jalan yang

ramai dengan kendaraan bermotor sangat mungkin terkontaminasi dengan zat zat kimia polutan

basil pembakaran kendaraan. Akan tetapi hal hal tetsebut bukanlah suatu halangan bagi manusia

untuk selalu mengkonsumsi makanan ( pangan ) karena makanan adalah kebutuhan pokok

manusia. Setiap hari manusia harus makan untuk memberi tenaga pada tubuh. Kebutuhan pokok

manusia akan pangan menuntut manusia untuk memperhatikan hal hal berikut dalamproses

produksi makanan, yaitu:

13

Mencegah tercemarnya makanan oleh cemaran biologi, kimia dan benda lain yang dapat

mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan konsumen.

Mematikan atau mencegah hidupnya jasad renik pathogen serta mengurangi jumlah jasad

renik lainnya.

Mengendalikan proses antara lain bahan baku, penggunaan bahan tambahan makanan,

pengolahan, pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan serta cara penyajian.

Pencemaran lingkungan oleh logam berat dapat terjadi jika industri yang menggunakan

logam tersebut tidak memperhatikan keselamatan lingkungan, terutama saat membuang

limbahnya. Logam-logam tertentu dalam konsentrasi tinggi akan sangat berbahaya bila

ditemukan di dalam lingkungan (air, tanah, dan udara).

Sumber utama kontaminan logam berat sesungguhnya berasal dari udara dan air yang

mencemari tanah. Selanjutnya semua tanaman yang tumbuh di atas tanah yang telah tercemar

akan mengakumulasikan logam-logam tersebut pada semua bagian (akar, batang, daun dan buah).

Ternak akan memanen logam-logam berat yang ada pada tanaman dan menumpuknya pada

bagian-bagian dagingnya. Selanjutnya manusia yang termasuk ke dalam kelompok omnivora

(pemakan segalanya), akan tercemar logam tersebut dari empat sumber utama, yaitu udara yang

dihirup saat bernapas, air minum, tanaman (sayuran dan buah-buahan), serta ternak (berupa

daging, telur, dan susu).

Sesungguhnya, istilah logam berat hanya ditujukan kepada logam yang mempunyai berat jenis

lebih besar dari 5 g/cm3. Namun, pada kenyataannya, unsur-unsur metaloid yang mempunyai

sifat berbahaya juga dimasukkan ke dalam kelompok terse but. Dengan demikian, yang termasuk

ke dalam kriteria logam berat saat ini mencapai lebih kurang 40 jenis unsur. Beberapa contoh

logam berat yang beracun bagi manusia adalah: arsen (As), kadmium (Cd), tembaga (Cu), tlmbal

(Pb), merkuri (Hg), nikel (Ni), .dan seng (Zn).

11.3.2.Arsen

Arsen (As) atau sering disebut arsenik adalah suatu zat kimia yang ditemukan sekitar abad-13.

Sebagian besar arsen di alam merupakan bentuk senyawa dasar yang berupa substansi inorganik.

Arsen inorganik dapat larut dalam air atau berbentuk gas dan terpapar pada manusia. Menurut

National Institute for Occupational Safety and Health (1975), arsen inorganik bertanggungjawab

terhadap berbagai gangguan kesehatan kronis, terutama kanker. Arsen juga dapat merusak ginjal

dan bersifat racun yang sangat kuat.

14

11.3.3.Merkuri

Merkuri (Hg) atau air raksa adalah logam ·yang ada secara alami, merupakan satu-satunya logam

yang pada suhu kamar berwujud cair. Logam muminya berwama keperakan, cairan tak berbau,

dan mengkilap. Bila dipanaskan sampai suhu 357°C, Hg akan menguap. Selain untuk kegiatan

penambangan emas, logam Hg juga digunakan dalam produksi gas klor dan soda kaustik,

termometer, bahan tambal gigi, dan baterai.

Walaupun Hg hanya terdapat dalam konsentrasi 0,08 mglkg kerak bumi, logam ini banyak

tertimbun di daerah penambangan. Hg lebih banyak digunakan dalam bentuk logam mumi dan

organik daripada bentuk anorganik. Logam Hg dapat berada pad a berbagai senyawa. B ila

bergabung dengan klor, belerang, atau oksigen, Hg akan membentuk garam yang biasanya

berwujud padatan putih. Garam Hg sering digunakan dalam krim pemutih dan krim antiseptik.

11.3.4. Tim bal

Logam timbal (Ph) merupakan logam yang san gat populer dan ban yak dikenal oleh masyarakat

awam. Hal ini disebabkan oleh banyaknya Ph yang digunakan di industri nonp~gan dan paling

banyak menimbulkan keracunan pada makhluk hidup. Ph adalah sejenis logam yang lunak dan

berwama cokelat kehitaman, serta mudah dimumikan dari pertambangan. Dalam pertambangan,

logam ini berbentuk sulfida logam (PbS), yang sering disebut galena. Senyawa ini banyak

ditemukan dalam pertambangan di seluruh dunia. Bahaya yang ditimbulkan oleh penggunaan Ph

ini adalah sering menyebabkan keracunan.

Menurut Darmono (1995)15>, Pb mempunyai sifat bertitik lebur rendah, mudah dibentuk,

mempunyai sifat kimia yang aktif, sehingga dapat digunakan untuk melapisi logam untuk

mencegah perkaratan. Bila dicampur dengan logam lain, membentuk logam campuran yang lebih

bagus daripada logam muminya, mempunyai kepadatan melebihi logam lain. Logam Ph banyak

digunakan pada industri baterai, kabel, cat (sebagai zat pewama), penyepuhan, pestisida, dan

yang paling banyak digunakan sebagai zat antiletup pada bensin. Pb juga digunakan sebagai zat

penyusun patri atau solder dan sebagai formulasi penyambung pipa yang mengakibatkan air

untuk rumah tangga mempunyai banyak kemungkinan kontak dengan Pb (Saeni, 1997)16).

Logam Ph dapat masuk ke dalam tubuh melalui pemapasan, makanan, dan minuman. Logam

Ph tidak dibutuhkan oleh manusia, sehingga hila makanan tercemar oleh logam tersebut, tubuh

akan mengeluarkannya sebagian. Sisanya akan terakumulasi pada bagian tubuh tertentu seperti

ginjal, hati, kuku, jaringan lemak, dan rambut.

15

11.4. Aditif Makanan Cemaran sebagai Mikrobiologi

11.4.1. Escherichia coli

Superdomain: Phylogenetica

Filum: Proteobacteria

Kelas: Gamma Pro teo bacteria

Ordo: Enterobacteriales

Famili: Enterobacteriaceae

Genus: Escherichia

Spesies: E. coli

Escherichia coli, T. Escherich, 1885

Gambar 4. Escherichia coli, Sumber: T. Escherich, 1885 17>

Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram

negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan

dalam usus besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli

tipe 0157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia. E. Coli yang

tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan

mencegah bakteri lain di dalam usus.

16

E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa digunakan sebagai vektor

untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena

pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya

11.4.2. Bakteri koliform

Bakteri koliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim digunakan sebagai.

indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah

terkontaminasi oleh patogen atau tidak. E.coli, salah satu bakteri koliform Berdasarkan

penelitian, bakteri koliform ini menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker. Selain

itu, bakteri pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan skatol

yang dapat menimbulkan penyakit hila jumlahnya berlebih di dalam tubuh. Bakteri koliform

dapat digunakan sebagai indikator karena densitasnya berbanding lurus dengan tingkat

pencemaran air. Bakteri ini dapat mendeteksi patogen pada air seperti virus, protozoa, dan

parasit. Selain itu, bakteri ini juga memiliki daya tahan yang lebih tinggi daripada patogen serta

lebih mudah diisolasi dan ditumbuhkan.

Karakteristik

Ciri-ciri bakteri koliform antara lain bersifat ppaerob [[atau ppanaerob fakultatift[, tyrmasuk

ke dalam ppbakteri gram negatift[, tidak membentuk spora, dan dapat memfermentasi laktosa

untuk menghasilkan asam dan gas pada suhu 35 °C-37 °C.w Contoh bakteri koliform antara lain

Escherichia coli, Salmonella spp., Citrobacter, Enterobacter, Klebsiella, dll.

17

III.l.Tujuan Penelitian.

Tujuan umum:

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT

Mendapatkan informasi tentang kualitas bahan makanan yang dijual di Pasar Tradisional di

beberapa kota di Indonesia tahun 2010.

Tujuan khusus:

a. Mendapatkan informasi tentang adanya pencemaran (kimiawi) pada bahan makananl

makanan jajanan di pasar tradisional.

b. Mendapatkan informasi tentang adanya pencemaran (mikrobiologi) pada bahan makanan!

makanan jajanan di pasar tradisional.

c. Mendapatkan informasi gambaran (inspeksi sanitasi) pasar/ Penilaian Pasar.

d. Mendapatkan informasi tentang hygiene dan sanitasi pedagang pasar.

111.2.Manfaat Penelitian

a. Memberi masukan kepada Kemkes dalam merencanakan kebijakan program dan

intervensi yang lebih spesifik dan sesuai kususnya dalam membina pasar sehat.

b. Untuk pengembangan ilmu yang berkaitan dengan kejadian pencemaran dan sanitasi

lingkungan di pasar tradisional.

c. Untuk masyarakat, mendapatkan informasi tentangjenis makanan yang sehat.

18

BAB IV.

METODOLOGI

IV.l. Kerangka Pikir:

Alur bahan pangan sampai ke konsumen seperti terlihat pada Gambar 5. Kerangka pikir. Sumber

utama atau asal muasal bahan adalah dari pertanian yang dikelola oleh para petani, selanjutnya

melalui perjalanan dikelola!dikumpulkan oleh distributor yang menampung segala bahan pangan

dan selanjutnya melalui perjalanan lagi sampai ke pasar tradisional. Di pasar tersebut terjadi

pergantian pengelolan yaitu antara penjual dan pembeli. Diharapkan selama melalui perjalanan

bahan pangan tidak terkontaminasi oleh baik kimia maupun bakteriologi.

Sumber --.Perjalanan --. Distributor--. Pasar--. Konsumen

I ~' ---~---~t ! Gambar 5. Kerangka pikir.

IV.2. Kerangka Konsep:

Dari kerangka teori di atas dapat dibuat kerangka konsep sebagai berikut:

Pembinaan

- Asal bahan makanan - Pencemaran mikrobiologi - Penyimpanan bahan makanan - Pencemaran kimiawi - Pengangkutan bahan makanan - Penambahan pengawet

makanan

Gambar 6. Kerangka konsep.

19

Dari kerangka teori terlihat pada tahapan mana saja pencemaran bisa masuk ke bahan makanan

yang dijual di pasar tradisional. Bisa disaat masih di sumbemya! asalnya seperti : padi/ sayuran di

sawah/ kebun, ikan di laut atau di empang/ kolam. Bisa juga di saat perjalanan/ transportasi, bisa

disaat penyimpanan di distributor atau di pasar, ataupun setelah di tempat konsumen sendiri. Dari

kerangka konsep dapat dilihat variabel apa saja yang dapat mempengaruhi kualitas bahan

makanan. Gambar 6.Kerangka konsep.

IV.3. Variabel dan Desain:

1) Variabel dependen yaitu kualitas bahan makanan, dengan parameter yang diperiksa:

a) Pemeriksaan Bakteriologi : E.Coli, Coliform dan Total Microba yang karena

keterbatasan dana hanya akan dilakukan uji petik saja.

b) Pemeriksaan Kimia meliputi kimia pewama (Rhodamin B dan Methyl Yellow),

kimia pengawet (Formalin, Khlorin, dan Borax), dan kimia sebagai pencemar

yaitu logam berat (Arsenic, Mercury, dan Lead/Plumbum).

2) Variabel independen: Pembinaan

3) Variabel Confounding:

a) Asal/ sumber bahan makanan

b) Penyimpanan bahan makanan

c) Pengangkutan bahan makanan

d) Penambahan bahan pengawet/ pewarna bahan makanan

IV.3.1. Varaibel dan Definisi Operasional.

Untuk mengetahui hubungan antara variabel dependent dan independent yang diteliti dan

difinisi dapat dilihat pada Tabel 2. V araibel dan Definisi Operasional.

IV.3.2. Desain: cross sectinal (karena semua variabel diambil satu saat besamaan)

Tempat dan Waktu

a. Tempat

Kabupaten Sragen dan Kabupaten Gianyar

Kabupaten Sragen: di Pasar Bunder (sudah dibina) dan Pasar Banaran (Belum dibina)

Kabupaten Gianyar: Pasar Gianyar (sudah dibina) dan Pasar Blah Batu (Belum dibina)

20

b. Waktu

Waktu penelitian 10 bulan (Februari sampai dengan November 2010)

Tabel2. Varaibel dan Definisi Operasional

No Varia bel Definisi Operasional Keterangan

1 Kualitas Suatu kondisi bahan makanan dilihat Bakteriologis: E.Coli, Coliform, bah an dari sisi pencemar yang ada Total Microba pangan didalamnya, baik pencemar Kimiawi: Arsenic, Borax,

bakteriologis maupun pencemar Methyl, Yellow, Mercury, kimiawi.

- Rhodamin, Formalin, Lead/ Pb

2 Pembinaan Segala perlakuan yang dilakukan Pasar sehat dimaksudkan segala

terhadap pasar tradisional yang barang yang dijual belikan di

bertujuan untuk membuat pasar tsb pasar tsb tidak akan

menjadi pasar sehat. menimbulkan masalah kesehatan bagi konsumen.

3 A sal/ Tempat dari mana bahan makanan Bisa dari !aut, sawah/kebunl dari

sumber yang dijual belikan berasal/ didapaJ agen/ dari penampung

Bahan sebelum sampai di pasar tradision~l

makanan

4 Penyimpa- Tempat atau saranal fasilitas untuk Bisa wadahnya/ ruangannya nan Bahan penyimpanan bahan makanan yang makanan dijual belikan di pasar tradisional

5 .Pengang- Sarana yang dipergunakan untuk Bisa kendaraan roda 4, roda 2, kutan membawa/ mengangkut bahan ataupun alat angkut tradisional

makanan yang akan diperjual belikan di pasar tradisional dari asal/ sumber bahan makanan tersebut.

6 Penambah Adanya bahan-bahan yang Bisa bahan kimia ataupun bahan

r an Bahan ditambahkan ke bahan makanan alami dari tanaman atau garam pengawet yang dijual belikan dengan maksud

agar bahan makanan tsb tahan lebih lama/ tidak cepat membusukl basi.

21

IV.4. Populasi dan Sampel

IV .4 .l.Populasi

- Populasi Pasar

Semua jenis pasar (yang dibina maupun belum dibina) yang ada di Kabupaten Sragen dan

Gianyar

- Populasi Pedagang Pasar

Semua pedagang pasar (yang dibina maupun belum dibina) yang ada di Kabupaten Sragen dan

Gianyar.

- Populasi Jenis Makanan

Semua jenis makanan yang dijual di pasar (yang dibina maupun belum dibina) yang ada di

Kabupaten Sragen dan Gianyar

IV.4.2.Sampel

- Sampel Pasar

Sebagian jenis pasar (yang dibina maupun bel urn dibina) yang ada di Kabupaten Sragen dan

Gianyar. Diambil 1 pasar yang sudah dibina dan_ 1 pasar yang belum dibina yang ada di

kabupaten Sragen dan Gianyar.

- Sampel Pedagang Pasar

Sebagian pedagang pasar (yang dibina maupun belum dibina) yang ada di Kabupaten Sragen dan

Gianyar

- Sampel Jenis Makanan

Sebagian jenis makanan yang dijual di pasar (yang dibina maupun bel urn dibina) yang ada di

Kabupaten Sragen dan Gianyar

IV.4.3.Estimasi Besar Sampel: Untuk wawancara pedagang diambil30 orang di setiap pasar yang

menjadi sampel. Untuk pemeriksaan sampel bahan makanan/ makanan jajanan diambil sejumlah

jenis makanan yang dicurigai bisa tercemar, yang dijual di Pasar Tradisional yang menjadi

sam pel.

IV.4.4.Cara Pengambilan Sampel

a. Sampel Pasar

>- Disetiap kabupaten dibuat listing (daftar pasar) dengan memperhatikan antara pasar yang

dibina dengan pasar yang bel urn dibina.

22

~ Disetiap kabupaten diambil sebanyak 1 pasar baik yang sudah dibina dan 1 pasar yang

belum dibina dengan cara purposive sampling ( dengan mempertimbangkan informasi dari

kabupaten masing-masing)

b. Sampel Pedagang

~ Disetiap pasar (dibina maupun belum dibina), dibuat daftar pedagang pasar dan jenis

makanan yang dijual di pasar tersebut.

~ Sampel pedagang pasar dipilih dengan cara purposive sampling (menyesuaikan jenis

makanan yang dijual)

c. Sampel Bahan Makanan dan Makanan Jajanan

Disetiap pasar (dibina maupun belum dibina), dibuat daftar jenis makanan yang dijual di

pasar terse but.

~ Sampel jenis makanan diambil dengan kriteria (bahan makanan pokok=beras; lauk-

pauk=daging, ikan, tahu; sayur; makanan jajanan)

IV.5.Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan cara wawancara dengan pedagang pasar, indept interview dengan

pengelola pasar dan petugas terkait, Observasi sanitasi lingkungan dan pemeriksaan sampel

bahan makanan/ makanan jajanan secara kimiawi dan bakteriologi.

IV.6.Metode pemeriksaan Kimia

IV .6.l.Pewarna

1) Rhodamin-B

a. Bahan : sampel makanan/ bahan makanan yang dicurigai mengandung

Rhodamin. Dihancurkan/ dihaluskan, dan dilarutkan/ditambah aquadest.

b. Metode:

1. Masukkan sampel sebanyak lebih kurang 3 ml ke dalam tabung reaksi tertutup.

2. Larutkan sampel dengan pereaksi sebanyak 0,6 ml atau 20 tetes.

3. Tambahkan 0,6 ml pereaksi II

4. Tambahkan 0,6 ml pereaksi II

5. Dikocok rata

2) Metanil yellow (Methyl yellow)

23

a. Bahan : sa~pel makanan/ bahan makanan yang dicurigai mengandung

Methanyl Yellow. Dihancurkanl dihaluskan, dan dilarutkan/ditambah aquadest.

b.Metode:

1. Masukkan sampel sebanyak lebih kurang 3 ml ke dalam tabung reaksi bertutup.

2. Tambahkan 0,6 ml pereaksi Methanyl Yellow

3. Dikocok rata

4. Jika terbentuk warna ungu (violet) lapisan atas, sampel mengandung Methanyl Yellow(+)

IV .6.2.Pengawet

1.F ormalin(F ormaldehyde)

a. Bahan: sampel makananl bahan makanan yang dicurigai mengandung Formalin.

Dihancurkan/ dihaluskan, dan dilarutkanlditambah aquadest.

b. Metode:

1.Potong sampel menjadi bagian-bagian kecil (dicacah)/dilumatkan menggunakan

mortar & pestle.

2. Sampel dicairkan dengan Aquadest.

3. Bilas beberapa kali tabung uji dengan sampel yang akan diukur.

4. Masukkan sampel kedalam tabung uji masing-masing sebanyak 5 ml.

5.Tambahkan 5 tetes reagent Fo-1 kemudian aduk hingga rata.(posisi dalam

menambahkan reagen Fo-1 harus tegak lurus/ vertikal)

6. Tambahkan 1 level microspoon hijau (peres) yang terdapat pada tutup reagen

Fo-2.

7. Diamkan 5 menit, masukkan kedua tabung uji kedalam comparator geser,

Kemudian geser comparator sepanjang skala warna sampai didapat/ dicapai

warna yang cocok. Apabila dilihat dari atas maka, buka kedua tutup tabung uji

lalu bandingkan dengan " stan dar skala warna".

1. Khlorin.

Masukkan akuades pada tabung sebanyak 5 ml sebagai blanko

Tempatkan pada komparator

Masukkan akudes pada tabung sebanyak 5 ml sebagai sampel

Tambahkan pereaaksi DPD total khlorin dan kocok sampai rata

Putar sampai didapat warna sama, sehingga didapat nilai klhorin.

24

_.....,.

IV.6.3.Logam berat

1) Mercuri

a. Bahan :Sampel makanan/ bahan makanan yang dicurigai mengandung Mercuri.

Metode:

1. Untuk sampel yang padat dihancurkan terlebih dahulu dengan cara digerus dengan mortar atau

diblender.

2. Larutkan dengan Aquadest/ Aquabidest sebanyak ± 5 ml sampai makanan menjadi suatu

larutan yang homogen. Kemudian diendapkan atau disaring sebanyak 3 ml kemudian masukkan

kedalam tabung reaksi.

3. Tambahkan 5 tetes reagen R-1 kedalam tabung reaksi dan pada setiap penambahan lakukan

pengocokan. Amati perubahan wama yang terjadi.

4. Jika terjadi perubahan wama menjadi wama kuning/ oranye berarti positif (+) mengandung

mercuri.

2)

a.

b.

1.

2.

Lead

Bahan : Sampel makanan/ bahan makanan yang dicurigai mengandung Lead.

Metode : Dalam Larutan

Bilas tabung reaksi dengan sampel yang akan diuji dan masukkan 5 ml sampel.

Tambahkan 3 tetes reagent (asam cuka) dan aduk dengan hati-hati.

3.

4.

Ambil test strips kemudian masukkan pada larutan yang akan diuji selama 1 detik.

Bandingkan test strips tadi dengan skala wama yang ada pada tabung test strips setelah 2

menit.

Pada Bahan makanan/ padatan:

a.l. Teteskan 1-3 reagent pada sampel yang akan diuji.

2. Aduk beberapa kali dan diamkan selama 1 menit agar bereaksi.

3. Perlahan tekan tes strips kepermukaan sampel agar terendam pada zone reaksi.

4. Setelah 1 menit, bandingkan bahan bereaksi dengan skala wama.

b.l. Lembabkan zona reaksi, dengan 1 tetes reagent dan tekan kearah yang akan

diuji selama 2 menit.

2. Bandingkanlah zona reaksi dengan skala wama pada tabung test Strip.

25

3) Arsen

a. Bahan: Sampel makanan/ bahan makanan yang dicurigai mengandung Arsen.

b. Metode:

1. Bilas beberapa kali tabung uji dengan sampel yang akan diukur.

2. Masukkan sampel kedalam tabung uji, masing-masing sebanyak 10 ml.

3. Tambahkan I sendok takar kecil yang terdapat pada tutup botol reagen As- I, kemudian kocok

sampai semua reagen larut.

4. Tambahkan 2 sendok takar reagen As-2, kemudian segera tutup dengan tutup ulir tabung

reaksi.

5. Buka keatas tempat tes strip berwarna hitam (flip) yang menyatu pada tutup tabung reaksi

tutup ulir, dengan titik putih (keatas bulatan putih menghadap anda). Segera masukkan tes

strip kedalam tempat tersebut.

6. Biarkan selama 20 menit, aduk dua atau tiga kali selama periode tersebut. Hindari kontak

langsung dengan tes strip dan sampel.

7. Siapkan wadah berisi air;±: 5ml, angkat tes strip yang terdapat pada tabung reaksi, kemudian

celupkan kedalam wadah berisi air selama I detik, kibaskan tes strip untuk menghilangkan

kelebihan air. Bandingkan wama basil pengukuran dengan label yang terdapat pada tabung tes

strip (cari atau samakan dengan zona yang terdekat/ paling tepat).

IV.7. Pemeriksaan Biologi (Per Parameter)

IV.7.1.E. Coli

a.Bahan: Sampel makanan/Bahan makanan yang dijual di pasar, yang bisa

tercemar E.Coli.

b. Cara/Teknik analisis:

Petunjuk "Profile Method"

I.Bilas snapping cup dengan sampel 3 kali lalu isi sampai melebihi batas snap.

2.Masukkan EC Kount Assayer Ampoule kelubang bagian bawah pada snapping

cup hingga tercampur didalam ampoule.

26

3.Larutkan lalu aduk ampoule dengan cara diputar menggunakan tangan selama

30-40 detik atau sampai semuanya tercampur.

4.Catat waktu awal dan beri label sampel dengan informasi yang diperlukan.

5.Letakkan/ simpan ampoule pada subu 35°C/ 95°F.

6.Perbatikan periodik sampel untuk mengetabui basil akhir test dan catat

waktunya. Libat tabel basil count.

Petunjuk "Limit Control"

l.Pilib target count dari table basil.

2.Tentukan target waktu untuk langkab 8.

3.Bilas snapping cup dengan sampel 3 kali lalu isi sampai melebibi batas snap.

4 .. Masukkan EC Kount Assayer Ampoule kelubang bagian bawab pada snapping

cup bingga tercampur didalam ampoule.

5.Larutkan lalu aduk ampoule dengan cara diputar menggunakan tangan selama

30-40 detik atau sampai semuanya tercampur.

6.Catat waktu awal dan beri label sampel dengan informasi yang diperlukan.

7.Letakkan/ simpan ampoule pada subu 35°C/ 95°F.

, 8.Libat basil pengujian untuk wama pada waktu target dengan menggunakan

lampu UV. Kuning pucat: kurang dari target count, biru terang: lebib dari atau

sepadan dengan target count.

IV.7.2.Coliform

a.Baban: Sampel makanan/Bahan makanan yang dijual di pasar, yang bisa

tercemar Coliform.

b. Cara/Teknik analisis:

Petunjuk "Profile Method"

l.Bilas snapping cup dengan sampel 3 kali lalu isi sampai melebibi batas

snap.

2.Masukkan EC Kount Assayer Ampoule kelubang bagian bawab pada

snapping cup bingga tercampur didalam ampoule.

3.Larutkan lalu aduk ampoule dengan cara diputar menggunakan tangan

selama 30-40 detik atau sampai semuanya tercampur.

4.Catat waktu awal dan beri label sampel dengan informasi yang diperlukan.

27

5.Letakkan/ simpan ampoule pada subu 35°C/ 95°F.

6.Perbatikan periodik sampel untuk mengetabui basil akhir test dan catat

waktunya. Libat tabel basil count.

Petunjuk "Limit Control"

1.Pilib target count dari table basil.

2.Tentukan target waktu untuk langkah 8.

3.Bilas snapping cup dengan sampel 3 kali lalu isi sampai melebibi batas snap.

4.Masukkan EC Kount Assayer Ampoule kelubang bagian bawab pada

snapping cup bingga tercampur didalam ampoule.

5.Larutkan lalu aduk ampoule dengan cara diputar menggunakan tangan

Selama 30-40 detik atau sampai semuanya tercampur.

6.Catat waktu awal dan beri label sampel dengan informasi yang diperlukan.

7.Letakkan/ simpan ampoule pada suhu 35°C/ 95°F.

8.Libat basil pengujian untuk wama pada waktu target dengan menggunakan

lampu UV. Kuning pucat : kurang dari target count, biru terang: lebib dari

atau sepadan dengan target count.

IV.7.3.Total Mikroba

a. Bahan: Sampel makanan/Baban makanan yang dijual di pasar, yang bisa

tercemar Mikroba.

b. Cara/Teknik analisis:

1.Ambil sampel dari tangki atau bak .

2.Encerkan/ cairkan sam pel dengan perbandingan 1: 10 atau 1: 100 dengan air steril.

Gunakan botol standar pengenceran (botol 100 ml). Pengenceran perlu dilakukan

untuk mengbitung organisme aktif didalam sam pel yang kadamya melebibi 108

koloni per unit per ml

3.Bilas snapping cup dengan sampel atau air steril sebanyak 3 kali lalu isi sampai

melebibi batas snap.

4.Masukkan Kool Kount (Total Mikroba) ampoule kebagian bawab snapping cup

bingga tercampur didalam ampoule.

5.Inkubasi pada subu 35° C/ 95° F.

6.Catat waktu mulai/ start dan beri label.

28

7 .Lihat hasil wama, saat wama berubah dari kuning menjadi merah, catat dan

kalkulasi waktu saat wama berubah.

8.Lihat hasil pada Result Table untuk konsentrasi mikroba.

IV.8. Manajemen dan Analisis Data

Manajemen data meliputi (data edit, data entry dan data analysis).

Sebelum dilakukan Analisis data terlebih dahulu dilakukan edit kuesioner dari hasil wawancara.

Kemudian baru dilakukan entry data dan analisa data.

Untuk Analisis studi kualitatif digunakan untuk melihat dimana dan bagaimana pola pencemaran,

serta dimana dan bagaimana program intervensi dapat dilakukan untuk mencegah pengulangan

kondisi yang yang dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran. Data yang dipakai adalah data

hasil wawancara.

Untuk Analisa Kuantitatif diperoleh data dari hasil pemeriksaan sampel.

IV.9.Etik Penelitian

Pelak~anaan pengumpulan data yang melibatkan responden diperlukan pertimbangan etik dari

komisi etik. Untuk penelitian"Kua)itas Bahan Makanan di Pasar Tradisional di Beberapa Kota di

Indonesia (Kota Sragen Jawa Tengah dan Gianyar Bali)" ini telah mendapatkan Pembebasan

Persetujuan Etik (Exempted) dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Badan Litbang Kesehatan,

berdasar surat nomor: LB.03.02/ KE/5391/2010 tertanggal9 Juli 2010.

29

BABV HASIL DAN PEMBAHASAN

V.l Gambaran Lokasi

Lokasi ke 1: Penelitian dilakukan di satu Pasar Tradisional yang telah dibina dan satu Pasar

Tradisional yang belum dibina, di Kabupaten Sragen Jawa Tengah.

Luas wilayah Kabupaten Sragen 941,55 km2• Kabupaten Sragen terdiri dari 20 Kecamatan, yang

terbagi menjadi 208 Desai Kelurahan. Batas wilayah Kabupaten Sragen adalah:

Sebelah Utara : Kabupaten Grobokan Sebelah Selatan : Kabupaten Karanganyar Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali Sebelah Timur : Kabupaten Ngawi

Penduduk di Kabupaten Sragen tahun 2009 adalah 877.402 jiwa, yang terdiri dari 433.987 jiwa

laki-laki(49%) dan 443.343 jiwa perempuan(51 %). Menurut data Penyakit yang ada di

Puskesmas-Puskesmas Kabupaten Sragen, Diare menduduki peringkat ke3, sedangkan kejadian

keracunan makanan tidak termasuk dalam peringkat 10 besar penyakit yang ada. (Data-data

diambil dari buku Profil Kesehatan Daerah Kabupaten Sragen tahun 2009)18).

Lokasi ke II: Penelitian dilakukan di satu Pasar Tradisional yang telah dibina dan satu Pasar

Tradisional yang bel urn dibina, di Kabupaten Gianyar Bali.

Luas wilayah Kabupaten Gianyar 368 Km2 yang terdiri dari 7 Kecamatan, dan terbagi menjadi

64 Desa, 6 Kelurahan, 504 Banjar/ Dusun. Batas Wilayah Kabupaten Gianyar adalah:

Sebelah Utara : Kabupaten Bangli Sebelah Selatan : Kabupaten Selat Badung dan Samodra Indonesia Sebelah Barat : Kabupaten Kota Denpasar dan Kabupaten Badung Sebelah Timur : Kabupaten Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Bangli

Penduduk di Kabupaten Gianyar tahun 2009 sebesar 445.032 jiwa, yang terdiri dari 225.462 jiwa

laki-laki(50,6%) dan 219.570 jiwa perempuan(49,4%). Menurut data Penyakit di Kabupaten

Gianyar Diare selalu masuk didalam 10 besar penyakit yang terjadi hamper disemua unit

pelayanan kesehatan, bahkan dibeberapa wilayah masuk dalam urutan 3 besar penyakit. Untuk

keracunan makanan selama tahun 2009 tidak ada kejadian. (Data-data diambil dari buku Profil

Kesehatan Daerah Kabupaten Gianyar tahun 2009)19).

30

r-

V.2. Hasil Pemeriksaan Kimia.

V.2.1. Hasil Pemeriksaan Kimia sebagai Pewarna.

Hasil pemeriksaan kimia sebagai pewarna yaitu rhodamin-B pada jajan pasar di kabupaten

Sragen yang merupakan zat pewarna ditunjukkan pada Tabel. 3. Sedang jajan pasar di Kab.

Gianyar, Bali ditunjukkan pada Tabel. 4.

Rhodamin-B.

Dari 28 jajan pasar di Kab. Sragen, terutama makanan ringan yang disukai anak-anak

menunjukkan bahwa makanan yang dijual di pasar tradisional Bunder Sragen untuk makanan

geplak merah, kueKu kacang hijau, krupuk 1, dan krupuk 3 positif mengandung rhodamin­

B.sedang lainnya negatif. Sedangkan yang dijual di pasar tradisional Banaran yang positif

rhodamin-B hanya krupuk 1 dan krupuk 2. pasar KueKu, roll cake warna kuning, sagon kering

(merah), dan kembang goyang (orange) positifrhodamin-B

Sedang jajan pasar di Kab. Gianyar, Bali dari 20 jenis jajan pasar tradisional Gianyar yang

positif rhodamin-B hanya krupuk 5, sedang di pasar Blah Batu, Gianyar, Bali jenis jajan dan

lainnya negatif.

Rodamin B merupakan zat pewarna sintetis bebentuk kristal tidak berbau, berwarna merah

keunguan, bentuk larutan berwarna merah terang berpendar ( berfluorescensi ). Nama lain dari

Rodamin B adalah :Tetra ethyl rhodamin, Rheoninine B, D & C Red No. 19, C.l. Basic Violet

10, dan C.I. No 45179.Rodamin B diperuntukan untuk bahan pewarna kertas, tekstil dan sebagai

reagensia untuk pengujian Antimon, Cobalt, Bismuth dan lain. Rodamin B yang digunakan untuk

pewama makanan melanggar Peraturan Menteri Kesehatan No 239/Menkes/PeriV 185 20)tentang

Zat Warna Tertentu yang dinyatakan sebagai Bahan Berbahaya. Rodamin B sering disalah

gunakan untuk pewarna pangan dan kosmetik. misalnya : sirup, lipstik dll. Penyalah gunaan

rodamin B sangat berbahaya bagi kesehatan.

Paparan rodamin B dalam waktu yang lama (kronis) dapat menyebabkan gangguan fungsi

hati I kanker hati. Pewarna makanan I minuman untuk warna merah sebaiknya disarankan

memakai pewarna alam atau pewarna sintetik yang aman sesuai dengan permenkes No

772/Menkes/Per./I/88 tentang Bahan Tambahan Makanan?')

Sebagian besar jajanan pasarlmakanan ringan yang dijual di Kota-kota di Indonesia

mengandung zat pewarna, sebagai contoh di Kota Makassar, Sulawesi Selatan bahan makanan

mengandung pewarna tekstil yang berbahaya bagi tubuh. Hal ini terungkap dari basil inspeksi

31

mendadak (sidak) yang dilakukan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Kota

Makassar, Selasa (24/8) di Pasar Pa'baem-baeng Makassar. Dalam sidak tersebut, pihak BBPOM

Makassar memeriksa beberapa jenis makanan yang merupakan jajanan pasar yang paling ban yak

dijajakan seperti sagu mutiara, kue delima, kue lapis, kue kukus dan kue durian. Dari basil

pemeriksaan diketahui lebih dari 50 persen makanan yang diperiksa mengandung pewarna

tekstril Rodhamin-B.

Metanil yellow (Methyl yellow).

Hasil pemeriksaan zat pewama metanil yellow pada bahan makanan ataupun jajan pasar baik

dari pasar tradisional Bunder maupun Banaran Sragen belum menunjukkan hasil maksimal. Hal

ini mungkin karena pemeriksaan sementara yang digunakan adalah secara kualitatatif. Hasil

pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel 3, untuk pasar di Kab. Sragen, Jawa tengah dan Tabel 4,

untuk di Kab. Gianyar, Bali. Untuk lebih baiknya pemeriksaan secara kuantitatif perlu dilakukan

karena dari 29 jajan pasar yang diananlisis menunjukkan nilai negative. Sedangkan pemeriksaan

metanil yellow pada jajan pasar di Kab. Gianyar, Bali menunjukkan bahwa krupuk 5 positif ,

sedang jajan pasar lainnya negatif.

Metanil yellow adalah zat wama sintetik berbentuk serbuk berwama kuning kecoklatan, larut

dalam air, agak larut dalam aseton. Metanil yellow merupakan senyawa kimia azo aromatik amin

yang dapat men.imbulkan tumor dalam berbagai jaringan hati, kandung kemih, saluran

pencemaan atau jaringan kulit .. Metanil kuning dibuat dari asam metanilat dan difenilamin.

Kedua bahan ini bersifat toksik. Metanil yellow bersifat sangat stabil. Metanil yellow biasa

digunakan untuk mewamai wool, nilon, kulit, kertas, cat, alumunium, detergen, kayu, bulu, dan

kosmetik.

32

Tabel3. Kadar(+/-) Pewarna Rhodamin-B dan Methanil Yellow di Sragen dan Banaran

No Nama bahan Rhodamin-B No Nama bahan Methanil Yell ow Sragen Banaran Sragen Banaran

1 Kue Apem Merah - Kue Apem Merah -2 Kue Apem Hijau - Kue Apem Hijau -3 Cendol Merah - Cendol Merah -4 Cendol Hijau - Cendol Hijau -5 Manisan Rumput - Manisan Rumput -

Laut Hijau Laut Hijau 6 Snack Bentuk Donat - Snack Bentuk Donat -

Merah Merah 7 Snack Panjang Hijau - Snack Panjang Hijau -8 Snack Keju Gurih - Snack Keju Gurih -9 Kacang Tolo - Kacaf!g Tolo -10 Geplak Merah + Geplak Merah -II Rangginang Kuning - Rangginang Kuning -12 Rangginang Hijau - Rangginang Hijau -13 Krupuk 1 + + Krupuk 1 - -14 Krupuk2 - + Krupuk2 - -15 Krupuk 3 + - /udang Krupuk3 - -16 Krupuk4 - Krupuk4 -17 Krupuk5 - Kruj>_uk 5 -18 Krupuk6 - Krupuk6 -19 Krupuk 7 - Krupuk 7 -20 Krupuk 8 - Krupuk8 -21 kueKu kacang hijau + Gep1ak merah -22 Mie kuning basah - kueKu kacan_g_ hijau -23 Getuk goring - Mie kuning basah -24 Getuk lindri merah - Getukg_oreng_ -25 Getuk lindri kuning - Getuk lindri merah -

Kue sagu mutiara 26 merah - Getuk lindri kuning 27 Kue sagu mutiara - Kue sagu mutiara -

hijau merah 28 Dawet merah - Kue sagu mutiara -

hijau

33

Tabel4. Kadar(+/-) Pewarna Rhodamin-B dan Methanil Yellow di Gianyar dan Blah Batu

No Nama bahan Rhodamin-B No Nama bahan Methanil Yell ow Gianyar Blah Batu Gianyar Blah Batu

1 Bika ambon - Bika ambon -2 Opak wama kuning - Opak wama kuning -3 Krupuk 1 - Krupuk 1 -

Krupuk 2 - Krupuk2 -4 Krupuk 3 - Krupuk 3 -5 Krupuk 4 - Krupuk4 -6 Krupuk 5 + Krupuk 5 + 7 Kue mangkok wama Kue mangkok wama -

merah merah 8 Carabikan (!ak-Iak) Carabikan (!ak-Iak) -9 Putri ayu Putri ayu -1 Latok Latok -11 Klepon Klepon -12 Cenil (pilino-pilino Cenil (pilino-pilino -

wamamerah) wamamerah) 13 Serabi kecil Serabi kecil -14 Serundeng Serundeng -15 Kue mangkok - -16 KueKu + -17 Ro 11 cake (warn a + -

merah kuning) 18 Sagon kering (merah) + 19 Keripik singkong -20 Kembang goyang +

(orange)

V.2.2. Hasil Pemeriksaan Kimia sebagai Pengawet.

Hasil pemeriksaan bahan kimia sebagai pengawet (Formalin, Khlorin dan Borax) pada bahan

makanan di pasar kabupaten Sragen ditunjukkan pada Tabel. 5 . Sedang di pasar Kab. Gianyar ,

Bali ditunjukkan pada Tabel. 6.

Formalin

Dari 14 jenis bahan makanan yang diperiksa kadar formalin pasar yang berlokasi di Kab.

Sragen hanya mie basah positif di pasar Bunder, sedang di Banaran semua jenis makanan yang

diperiksa negatif. Sedangkan di pasar yang berlokasi di Gianyar, Bali dari semua bahan makanan

34

-

yang diperiksa negatif formalin, Baik yang berada di pasar Kab. Gianyar maupun di pasar Blah

Batu.

Formalin atau nama lain Formol, Morbicid, Methanol, Formic aldehyde, Methyl oxide,

Oxymethylene, formoform, atau paraforin adalah larutan tak bewama yang baunya menusuk

hidung. Berasal dari larutan formaldehida dalam air dan pelarut lain, umumnya formalin yang

berfungsi sebagai stabilisator, mempunyai cara yang unik sesuai fungsinya sebagai disinfektan.

Formaldehida membunuh bakteri dengan membuat jaringan dalam bakteri dehidrasi (kekurangan

air), sehingga sel bakteri akan kering dan membentuk lapisan baru di permukaan. Artinya,

formalin tidak saja membunuh bakteri, tetapi juga membentuk lapisan baru yang melindungi

lapisan di bawahnya, supaya tahan terhadap serangan bakteri lain.

Karena itu formalin bisa digunakan sebagai pengawet, dari pengawet kosmetik sampai

pengawet mayat. Bisa digunakan juga sebagai bahan pembunuh hama, pembasmi lalat, perekat

untuk produk kayu lapis, pembuatan pupuk dalam bentuk urea.Berikut ciri-ciri bahan makanan

yang sudah ditambahkan formalin. Ada perbedaan yang mencolok karena bahan makanan

tersebut dapat bertahan lebih lama!awet daripada bahan makanan yang tidak diberi formalin

- Lalat tidak mau mendekat

- Makanan akan lebih kenyal dan awet

Contoh: Tahu, bentuk lebih bagus, tidak gampang hancur atau busuk, kenyal dan tahan beberapa

hari. Untuk mie basah, juga menjadi lebih kenyal, dan tidak lengket satu sama lain. -

Pada ayam potong akan berwama·putih bersih.

- lkan basah, pada insang, akan bewama merah tua bukannya merah segar.

- Tidak berlendir, dan jika ditekan terasa keras dan padat.

Anda juga bisa mencium bau asam dari ikan yang diberi formalin, dan jika disayat , wama

sayatan pucat kusam, isi perut terurai.

Efekjangka pendek 'mengonsumsi' Formalin antara lain:

Jika Terhirup:

Iritasi pada hidung dan tenggorokan, batuk, diare, kerusakan jaringan dan luka pada saluran

pemafasan diikuti pembengkakan paru-paru, Gejala awal; bersin, mual, muntah-muntah, sakit

kepala, radang tekak.

Jika Terkena Mata:

akan timbul iritasi sehingga mata memerah, gatal, penglihatan kabur. Dapat merangsang

keluamya air mata dengan hebat dan diikuti kerusakan pada lensa mata.

35

Jika Tertelan: menyebabkan kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, ginjal, dan susunan

sarafpusat yang didahului dengan gejala di mulut, tenggorokan dan perut terasa

Efekjangka panjang 'mengonsumsi' Formalin antara lain:

- Radang selaput lendir, luka pada ginjal, gangguan pemafasan, ditambah efek neuropsikologis

berupa gangguan tidur, cepat marah, kehilangan konsentrasi, keseimbangan terganggu, daya ingat

berkurang, juga kanker dari kanker hidung sampai kanker otak.

- Untuk para perempuan, kandungan fomalin juga bisa menimbulkan gangguan menstruasi dan

kemandulan.

- Jika zat ini langsung bersentuhan dengan tangan maka akan terasa panas, gatal, merah, mati

rasa, pengerasan kulit, juga radang kulit yang menyebabkan gelembung.

Sebenamya pelarangan untuk menggunakan bahan pengawet sudah diatur dalam Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 1168/Menkes/PER/X/ 1999?2) Akan tetapi masih banyak produsen

makanan yang tetap menggunakan formalin sebagai bahan pengawet. Karena selain harganya

relatif muraf, formalin juga cukup mudah diperoleh.

Memang Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan mempunyai tugas untuk menguji semua

produk makanan apakah layak dikonsumsi masyarakat, akan tetapi hendaknya masyarakat juga

bisa membantu, dengan tidak membeli makanan yang mengandung formalin tersebut.

Masyarakat kembali diresahkan oleh informasi mengenai makanan yang selama ini

menggunakan bahan pengawet mematikan. Mengejutkan memang, tetapi temyata pemakaian

jenis bahan pengawet tanpa sepengetahuan pemerintah ini sudah beredar cukup lama di

masyarakat. Salah satu bahan pengawet yang sering digunakan adalah formalin.

Mie kuning yang terlihat segar,kenyal dan tahan lama,tahu yang kelihatan kenyal, ikan asin

yang mulus dan jarang dikerubungi lalat temyata menggunakan formalin guna mempertahankan

keawetannya.

Khlorin

Hasil pemeriksaan bahan kimia sebagai pengawet (Khlorin) pada bahan makanan di pasar

kabupaten Sragen ditunjukkan pada Tabel. 5:. Sedang di pasar Kab. Gianyar , Bali ditunjukkan

pada Tabel. Ct.

Hanya ada 4 bahan makanan yang diperiksa kandungan khlorin yaitu: ikan 2 dan 3, .beras 1

dan 2. Dari keempat jenis bahan tak satupun berkadar khlorin (negatif) baik yang berada di pasar

36

Bunder, Sragen dan Banaran. Sedangkan 4 bahan makanan yang berada di Kab. Gianyar, Bali

juga menunjukkan nilai negatif.

Pengawetan dilakukan untuk memperpanjang umur simpan (lamanya suatu produk dapat

disimpan tanpa mengalami kerusakan) produk pangan. Proses pengolahan apa yang akan

dilakukan, tergantung pada. berapa lama umur simpan produk yang diinginkan, dan berapa

banyak perubahan mutu produk dapat diterima. Berdasarkan target waktu pengawetan, maka

pengawetan dapat bersifat jangka pendek atau bersifat jangka panjang.

Pengawetan jangka pendek dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satunya adalah dengan

penambahan khlorin.

Borax

Hasil pemeriksaan borax hanya dilakukan di pasar yang berlokasi di Kab. Sragen, karena saat

di Kab. Gianyar belum tersedia bahan kimia untuk analisis. Pada pemeriksaan tahu putih dan tahu

goreng masih menunjukkan nilai negatif, pada hal kemungkinan bahan tersebut telah

mmenggunakan borax sebagai bahan pengawet dan pengenyal. Hal ini mungkin analisis harus

dilakukan dengan cara kuantitatif, bukan kualitatif.

Borax atau bleng (bahasa Jawa) adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang dipakai

dalam pembuatan beberapa makanan tradisional, seperti karak dan gendar. Sinonimnya natrium

biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat.

Bleng adalah bentuk tidak mumi dari boraks, sementara asam borat mumi buatan industri farmasi

lebih dikenal dengan nama boraks. Dalam dunia industri, boraks menjadi bahan solder, bahan

pembersih, pengawet ~ antiseptik kayu, dan pengontrol kecoak.

Dalam bentuk tidak mumi, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700 di Indonesia,

dalam bentuk air bleng. Bleng biasanya dihasilkan dari ladang garam atau kawah lumpur (seperti

di Bledug Kuwu, Jawa Tengah).

Legalitas

Pemerintah telah melarang penggunaan boraks sebagai bahan makanan per Juli 1979, dan

dimantapkan melalui SK Menteri Kesehatan RI No 733/Menkes/Per/IX/1988.23)

YLKI melalui Warta Konsumen (1991) melaporkan, sekitar 86,49 persen sampel mi basah

yang diambil di Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya mengandung asam borat (boraks). Lalu

37

76,9 persen mi basah mengandung boraks dan formalin secara bersama-sama. YLKI juga

melaporkan adanya boraks pada berbagai jajanan di Jakarta Selatan.

Bahaya bleng dan boraks

Boraks maupun bleng tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan, tetapi ironisnya

penggunaan boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia.

Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta merta berakibat buruk

terhadap kesehatan tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam

tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi makanan berboraks akan

menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan

demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan

depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian.

Bleng atau boraks biasanya dipakai dalam pembuatan makanan berikut ini:

karak/lempeng (kerupuk beras), sebagai komponen pembantu pembuatan gendar (adonan calon

kerupuk), mi, !ontong, sebagai pengeras, ketupat, sebagai pengeras, bakso, sebagai pengawet dan

pengeras, kecap, sebagai pengawet

V.2.3. Hasil Pemeriksaan Kimia sebagai Pencemar.

Hasil pemeriksaan bahan kimia sebagai pencemar (Hg, As dan Pb) pada bahan makanan di

pasar kabupaten Sragen ditunjukkan pada Tabel. 5. Sedang di pasar Kab. Gianyar , Bali

ditunjukkan pada Tabel. 6.

Merkuri (Hg) Dari 5 bahan makanan yang diperiksa kadar Hg yaitu: ikan asin 1, ikan asin 2, ikan segar, ikan

asin 3 dan ikan asin 4, baik yang berada di pasar Kab. Sragen (Bunder dan Banaran) masih

negatif. Sedangkan yang berlokasi di Kab. Gianyar, Bali diperiksa ikan asin dan ikan segar juga

masih negatif. Berarti ikan yang dijual masih memenuhi persyaratan yang diinginkan.

Ancaman merkuri terutama dari bentuk organiknya yang sangat beracun yaitu metil merkuri.

Zat ini akan bertahan dalam tubuh 10 kali lebih lama dibanding merkuri dalam bentuk logam

seperti yang terdapat dalam baterai dan termometer. Antara merkuri anorganik dan merkuri

organik terdapat suatu hubungan bentuk atau transformasi. Senyawa aril merkuri ( organik) dapat

berubah menjai merkuri anorganik melalui proses transformasi di dalam tubuh dan lingkungan.

38

No

1 2 3 4 5 6 7 10 11 12 13 14

15 16

No . 1

2 3 4 5

Sedangkan merkuri anorganik, dapat menjadi merkuri organik melalui proses transformasi oleh

mikroorganisme.

Tabel5. Kadar(+/-) Pengawet Formalin, Khlorin, dan Borax di Sragen dan Banaran

Nama bahan Formalin No Nama bahan Khlorin Sragen/ Banaran Sragen/ Banaran Bunder Bunder

TahuPutih - -TahuGoreng -Daging Sapi -DagingAyam - -Ikan Segar -Baso Sapi

-- -Ikan Asin 1 -Ikan Asin 2 - -Ikan Asin 3 - -Beras 1 - -Beras 2 - -Mie kuning basah +

No Nama bahan Borax Sragen Banaran

Tahu putih - -Tahu goreng - -

Tabel6. Kadar(+/-) Pengawet Formalin, dan Khlorin di Gianyar da Blah Batu

Namabahan Fomalin No Nama bahan Khlorin Gianyar Blah Batu Gianyar Blah Batu

Tahu lombok (kecil - - - -dan tebal) Beras C-4 Tahu lombok(lebar)_ - Beras bali/lokal - -Tahu bali - - Ikan asin - -

Beras banyuwangi - -

Bila seekor satwa mengkonsumsi satwa-satwa lain dalam jumlah besar, maka tubuh satwa

tersebut akan mengandung merkuri sebesar jumlah seluruh kandungan merkuri yang terdapat di

dalam mangsa-mangsanya.

39

Sehagai akihat dari fenomena yang disehut hioakumulasi ini, level kandungan merkuri dalam

ikan dapat mencapai jumlah yang luar biasa, yaitu satu juta kali lehih hesar dari level kandungan

merkuri di dalam perairan sekitarnya.

Plumbum (Lead/Ph).

Pada Tahel 7 yang ditunjukkan basil pemeriksaan Pb. Bahan makanan yang diperiksa di Kah.

Sragen meliputi: hayam, kangkung, tomat, cahe merah, cabe rawit dan hawang merah. Dari

kedua pasar basil menunjukkan kisaran antara 0-1 mg/1 Ph. Berarti masih memenuhi sayarat

untuk dikonsumsi. Sedang yang dipasarkan di Kab. Gianyar hanya beras C-4 dan beras lokal

(bali), dan keduanya masih memenuhi syarat. Beras C-4 mengandung kadar Pb af!tara 0-5 yang

dipasarkan di Gianyar dan 0-3 yang dipasarkan di Blah Batu.

Program peningkatan gizi masyarakat dengan jalan mengkonsumsi makanan yang

mengandung protein tinggi sangat dianjurkan, karena sangat penting untuk pertumbuhan,

perkembangan jaringan otak dan juga kesehatan tubuh serta dapatmeningkatkan kecerdasan

seseorang. Kandungan protein yang tinggi tersebut dapatdiperoleh dari makanan asal produk

ternak seperti daging sapi, kamhing dansehagainya. Bahan makanan asal hewani juga sangat

rentan terhadap kontaminasi baik kontaminasi mikrobiologik maupun bahan racun kimia

termasuk logam berat. Bilamana hahan makanan tersehut tercemar logam toksik seperti As, Hg,

Ph, dan Cd, makabahan makanan asal protein hewani tersebut menjadi tidak aman lagi untuk

dikonsumsi. Keheradaan logam-logam tersehut di dalam jaringan ternak hanyak disehahkan

pengaruh pencemaran pakan maupun minuman yang akan menimbulkan suatu residu didalam

jaringan ternak. Seperti halnya kasus di kota Solo dan Semarang, Jawa Tengah,sapi tidak

selamanya makan rumput bahkan sapi bisa makan sampah. Akibat penggembalaan sapi di

Tempat Pembuangan Sampah, tidak diketahui apa saja yangdimakan sapi tersebut. Tentu dengan

makan sesuatu yang tidak seharusnya, ada sesuatu yang tidak seharusnya pula masuk ke tuhuh

sapi. Dari hasil penelitian salah satu Dosen Fakultas Petemakan Universitas Diponegoro

Semarang ditemukan kadar Pb(Timbal) dalam hati sapi sebesar 2,48 ppm, sampel hati sapi

diperoleh dari sapi yang digembalakan di tempat pembuangan sampah tersebut. Kandungan Pb

juga dapat diperoleh dari makanan temak yang kehetulan tanah yang ditumbuhin rumput sehagai

makanan temak memang mengandung unsur Ph.

40

Arsenik (As)

Pada Tabel yang sama juga disajikan hasil pemeriksaan logam arsenik. Hasil pemeriksaan

menunjukkan bahwa bahan makanan yang dipasarkan di Kab. Sragen yaitu ikan pindang dan

beras masih negatif As. Sedangkan yang dipasarkan di Kab. Gianyar Bali meliputi beras C-4,

beras bali dan ikan segar. Dari ketiga bahan tersebut masih negatif arsenik, kecuali beras bali

yang dipasarkan di Gianyar positifwalau kadarnya rendah:.

Masalah logam berat pada tubuh manusia bukan karena organ tubuhnya rusak atau mati, tetapi

karena adanya akumulasi logam berat seperti As, Pb pada bahan pangan, yang selanjutnya akan

masuk kedalam siklus rantai makanan dan akan terakumulasi pada tingkat yang lebih tinggi, yaitu

manusia dan hewan. Daya toksisitas logam berat ini dipengaruhi oleh faktor-f<!ktor, seperti kadar

logam yang termakan, lamanya mengkosumsi, umur, spesies, jenis kelamin, kebiasaan makan

makanan tertentu, kondisi fisik dan kemampuan jaringan tubuh untuk mengakumulasi logam.

Tabel7. Kadar(+/-) Pencemar logam berat (Hg, As dan Pb) di Sgaren dan Banaran

No Nama bahan Hg No Nama bahan Pb . Sragen/ Banaran Sragen/ Banara

Bunder Bunder n 1 Bay am 0-1 0-1 2 Kangkung 0-1 0-1 3 To mat 01- 0-1 4 Cabemerah 0-1 0-1 5 Cabe rawit 0-1 0-1 6 Bawang merah 0-1 0-1 7 Ikan Asin 1 - -8 lkan Asin 2 - -9 lkan Segar - -10 lkan Asin 3 Ttd 11 Ikan Asin 4 ttd 12 Beras 1 - 0-1 13 Beras 2 -

No Nama bahan As Sragen Banaran

14 Ikanpindan_g - -15 Beras - -

41

No 1 2

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Tabel 8 • Kadar Pencemar logam berat (Hg, Pb dan As) di Pasar Gianyar dan Blah Batu

Hg Nama bahan Gianyar Blah Batu No Namabahan Ikan asin - - Beras C-4 Ikan segar - - Beras bali

Ikan segar Lead (Pb)

Gianyar Blah Batu

Beras C-4 . 0-5 0-3 Beras bali 0-5 0-3 Kangkung 0-7 -Bay am 0-5 -Bun cis 0-5 -Tomat 0-3 -Wortel 0-3 -Cabe merah besar 0-4 -Cabe rawit 0-3 -Beras banyuwangi 0-3 -Beras bali-2 0-3 -

V.3. Hasil Pemeriksaan sebagai Cemaran Mikrobiologi

Metodologi Penelitian untuk pemeriksaan mikrobiologi:

Cara pemeriksaan mikrobiologi makanan dan minuman:

Arsenik Gianyar Blah Batu

- -0,01 -- -

Prosedur pengoperasian portable incubator autoanalyzer (Quiki Cult Reader 2033) yang terdiri 11

langkah dapat dilihat pada ContFote, 2010, halaman 1-12.

Untuk menentukan baik positif maupun negatif kuman dilakukan pembacaan dua kali selang

beberapa jam.

Hasil pembacaan:

Tabel9. Cara pembacaan basil inkubasi

Skala

Pembacaan 1 Pembacaan 2

Waktu

1:00 5:00

Atas

250 175

% perbedaaan (atas): 250-175 = 75 atau 75/250 = 30%

% perbedaan (bawah) : 950-875 = 75 atau 75/950 = 8%.

Bawah

950 875

42

Apabila:

Perbedaan % atas > 25%, maka = positif

Perbedaan % bawah > 5%, maka = positif, dapat disimpulkan bahwa sampel mengandung kuman

yang dimaksud.

Untuk menentukan berapa jumlah kuman, maka sampel positif ditunggu sampai target count

tercapai, Gam!waktu) sampel mencapai end=C# (target Count), sesuaikan jam dengan jumlah

koloni kuman.

Hasil Pemeriksaan

Pemeriksaan mikrobiologi bahan makanan di pasar tradisional Bunder, Sragen, Jawa tengah

meliputi bahan makanan daging sapi, daging ayam, dan ikan. Sedangkan kualitas air bersih yang

merupakan faktor risiko terhadap kebersihan bahan makanan dalam hal pencucian juga diperiksa

kualitas mikrobiologi. Hasil pemeriksaan mikrobiologi untuk bakteri/kuman Escherecia (E) Coli,

Coliform dan total microba disajikan pada Tabel 10. Lama inkubasi untuk masing-rnasing bahan

makanan antara 2, 3 dan 6 jam.

Bahan makanan daging sapi untuk bakterilkuman E. Coli dengan lama inkubasi 3 dan 6 jam

masih negatif. Begitu juga untuk kuman Coliform, baik 3. maupun 6 jam hasilnya negatif.

Sedangkan total microba untuk lama inkubasi 3 jam kandungan mikroba positif dengan jumlah

kuman 106 , dan 6 jam inkubasi jumlah total microba 105

Sedangkan untuk daging ayam basil pemeriksaan dengan inkubasi selama 3 dan 6 jam masih

menunjukkan nilai negatif. Begitu juga untuk kuman Coliform. Namun untuk total microba

dengan lama inkubasi selama 3 jam negatif, tetapi untuk inkubasi 6 jam positif dengan jumlah

kandungan 104•

Kandungan bakteri E. Coli, coliform dan total microba pada ikan untuk inkubasi selama 3 dan

6 jam masih menunjukkan nilai negatif.

Kualitas mikrobiologi air bersih di pasar tradisional Bunder, Sragen untuk E. Col dan coliform

baik inkubasi 3 jam maupun 6 jam menunjukkan nilai negatif. Namun untuk total mikroba

dengan lama inkubasi 3 jam menunjukkan nilai positif dengan jumlah bakteri 107• Sedangkan

yang lama inkubasi 6 jam menunjukkan nilai negatif. Kualitas fisik air bersih untuk parameter

keasaman (pH) = 6,9 dan suhu =26,5 oC. Kedua parameter tersebut masih memenuhi persyaratan

air bersih sesuai dengan Permenkes No. 4111999.24)

43

·'[,'

~

~

1 ,..._

~

"'""'

~

.--... 2

..-.

..........

-

"' ~

'~"

Sedangkan pemeriksaan mikrobiologi bahan makanan di pasar tradisional Banaran, wilayah

kabupaten Sragen, Jawa tengah meliputi bahan makanan daging ayam dan ikan. Sedangkan

kualitas air bersih yang merupakan faktor risiko terhadap kebersihan bahan makanan dalam hal

pencucian juga diperiksa kualitas mikrobiologi. Hasil pemeriksaan mikrobiologi untuk

bakteri/kuman Escherecia (E) Coli, Coliform dan total microba disajikan pada TabeiiO. Lama

inkubasi untuk masing-masing bahan makanan antara 2, dan 3 jam.

Bahan makanan daging ayam basil pemeriksaan dengan inkubasi selama 3 jam untuk E. Coli

dan coliform masih menunjukkan nilai negatif. Namun untuk total microba lama inkubasi selama

3 jam positif dengan jumlah kandungan 107•

Kandungan bakteri E. Coli, coliform dan total microba pada ikan untuk inkubasi selama 3 jam

masih menunjukkan nilai negatif.

TabellO. Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi Pasar Bonder Sragen.

" " ~

?' ,. ~'""--:--:·';;,.,!::',~ ~F-t·;; :'"P·.t~~'"Z''}~~~r~ $) '";' ~~o,"~:t~~~£>1tt!o~ -~l--,~:~rlfi-~v"{--~,:-t f-r.:--~~;:.-:· ~ ~~~ t,.: f-· ~-., ·.,~:.:: .. l Ntrti'f~> :'l:'lif::F! -

;· ··r· ·~:.';:~·~<·1~,:~· ... ~.n::•·jr ., ~;·~!::/·;i~tt:..,.'l ·::? :. ·.; •,'" .J.Arr./"::,1<., .·, .~···.· , ,::"<, .,i!H!r~: :l.;~1'l~.tr( ;: .:Mu r.~J~.1~?'~~ ; ~r:t'{!flt~:";F. ~ · . ·mml31i'i·

. . .. ,; .... : .. ·•tr: if!:uir ,~ . . : « ,/,. : '.p;~1" ,. r~;j) .. ,.*'..,·. "b.llit""j':'j;D' "'inr: • ~N-· 'J~\~}i !.. ~ ",.. .... <'~ ,. .... .....:'K/-. -"A'.L .. ~ ..... -.~,AN ~ ... ~ +._~.~ l }*- J ,,.'\.!. t lJ

e. Coli 2:00 245 872 3:00 234 846 4,5 3,0 Negatif

6:00 212 802 9,4 5,2 Negatif

Oaging sa pi coliform 2:00 221 864 3:00 205 848 7.2 1.9 Negative

6:00 181 797 11,7 6,0 Negative

total microba 2:00 258 870 3:00 146 824 . 43.4 5.3 Positif 106

6:00 56 752 61,6 8,7 Positif 105

e. Coli 2:00 158 588 3:00 156 450 1.3 23.5 Negative

6:00 148 574 5,1 27,6 Negative

daging ayam coliform 2:00 156 523 3:00 156 579 0 10.7 Negative

6:00 147 569 5,8 1,8 Negative

total microba 2:00 158 483 3:00 148 594 6.3 23,0 Negative

6:00 67 558 54,7 6,1 Positif 104

e. Coli 2:00 300 897 3:00 296 865 1.3 3.6 Negative

44

3

4

6:00 275 866 7,1 0,1 Negative

lkan coliform 2:00 285 857 3:00 277 879 2.8 -2.6 Negative

6:00 300 877 -8,3 0,2 Negative

total microba 2:00 240 740 3:00 244 850 -1.7 -14.9 Negative

6:00 239 839 Negative

e. Coli 0:00 310 827 2:00 430 907 3.2 -9,7 Negative

4:00 408 897 5,1 1,1 Negative

6:00 395 902 3,2 -0,6 Negative

air bersih coliform 0:00 349 863 2:00 426 930 3.4 -0.6 Negative

4:00 408 932 4,2 -0,2 Negative

6:00 394 938 3,2 -0,4 Negative

total m~croba 0:00 395 873 2:00 506 934 28,1 7,0 Positif 107

Air bersih Sragen 4:00 466 908 7.9 2.8 Negative

pH=6,9; T'C=26,5 6:00 451 912 3,2 0,4 Negative

Sedangkan kualitas mikrobiologi air bersih di pasar tradisional Banaran, Sragen untuk E. Coli

dan coliform inkubasi 3 jam juga menunjukkan nilai negatif. Kualitas fisik air bersih untuk

parameter keasaman (pH) = 7,2 dan suhu =26,3°C. Kedua parameter tersebut masih memenuhi

persayaratan air bersih sesuai dengan Permenkes No. 4111999?4>

Untuk membandingkan pelaksanaan program pasar tradisional bersih, perlakuan sama yaitu

pemeriksaan bahan makanan juga dilakukan di pasar tradisional yang berada di wilayah

Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali, yaitu meliputi pasar tradisional kota Gianyar dan Blah batu.

Pemeriksaan mikrobiologi bahan makanan di pasar tradisional Gianyar, Bali meliputi bahan

makanan daging sapi, daging babi, dan daging ayam. Sedangkan kaulitas air bersih yang

merupakan faktor risiko terhadap kebersihan bahan makanan dalam hal pencucian juga diperiksa

kualitas mikrobiologi. Hasil pemeriksaan mikrobiologi untuk bakterilkuman Escherecia (E) Coli,

Coliform dan total microba disajikan pada Tabel 11. Lama inkubasi untuk masing-masing bahan

makanan antara 2, 3 dan 6 jam.

Bahan makanan daging babi untuk bakteri/kuman E. Coli dengan lama inkubasi 3 jam telah

menunjukkan nilai positif dengan jumlah bakteri sebanyak 2,3x106• Sedangkan untuk lama inkubasi

6 jam telah terjadi perubahan menjadi negatif. Begitu juga untuk bakteri coliform dengan lama inkubasi

3 jam juga telah menunjukkan nilai positif dengan jumlah bakteri sebanyak 3,5x106• Sedangkan

45

~

1

----__......_

_......._

----- 2

~

_....._

~

3 ~

,.--...,

--...

----.....

"

~

---.-----.

......

untuk lama inkubasi 6 jam telah terjadi perubahan menjadi negatif. Untuk total microba dengan lama

inkubasi selama 3 jam telah menunjukkan nilai positif dengan jumlah bakteri sebanyak 106•

Sedangkan untuk lama inkubasi 6 jam telah terjadi perubahan menjadi negatif.

Untuk bahan makanan daging ayam baik bakteri/kuman E. Coli, coliform dan total bakteri

dengan lama inkubasi selama 3 dan 6 jam menunjukkan nilai negatif.

Tabelll. Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi Pasar Banaran, Sragen

e. Coli 2:00 168 605 3:00 161 604 4.2 0.2 negatif

daging ayam coliform 2:00 95 585 3:00 101 642 -6.3 -9.7 negatif

total microba 2:00 104 621 3:00 74 561 28.8 9.7 posit if 107

e. Coli 2:00 46 361 3:00 45 346 2.2 4.2 negatif

lkan coliform 2:00 47 408 3:00 49 366 -4.3 10.3 negatif

total microba 2:00 44 364 3:00 47 384 -6.8 -5.5 negatif

e. Coli 0:00 321 838 2:00 382 876 19,0 0.4 negatif 4:00 368 904 -37 3,2 negatif

air bersih coliform 0:00 327 845 2:00 437 921 5.1 0.7 negatif

4:00 390 894 10,8 2,9 negatif

total microba 0:00 345 854

I 2:00 452 915 8.2 3.4 negatif

Air bersih Banaran 4:00 415 884 -8,9 3,4 negatif pH =7,2, roc=26,3

Sedangkan untuk bahan makanan daging sapi inkubasi selama 3 dan 6 jam bakteri E.coli masih

negatif. Namun untuk bakteri coliform inkubasi 3 jam menunjukkan positif dengan jumlah

bakteri 3,5x106, dan inkubasi 6 jam menunjukkan nilai negatif. Total mikroba untuk inkubasi 3 jam

positif denganjumlah bakteri 106, dan inkubasi 6 jam negatif.

Kualitas mikrobiologi air bersih di pasar tradisional Gianyar, Bali, baik bakteri E.coli, coliform,

dan total mikroba, untuk inkubasi selama 3 dan 6 jam menunjukkan nilai negatif. Sedangkan

46

kualitas fisik air bersih untuk patameter keasaman dengan pH 7,3 dan suhu 30,4°C. Kedua

parameter tersebut sedikit telah melampaui persyaratan air bersih sesuai dengaan Permenkes No.

41/1999?4)

Tabel12. Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi Pasar Gianyar, Bali.

~ w-- ~ _,~ "' ,~ t .,~.,,--:;;-,'en- n~,;;;;~~~ - "'" <" "'~"':::r~~~-&~~~~J?i<!?;~::"'"~-,'7.'""'""-~B@': >t ~ w''T>mrm~=- -,-'1<'2.- --;;.,:; ~5"'74,--lv.,_ '"• ~ , -;.; "'~ :.,.%r;r~:fl ~"""-",~[;- :;.;; -¥ ' -,,- ' < ,.

~ · · "' "'' ., -· • · '*"'fl "'·""" ,. ... y ·'-1 ·r·· ... ,.,M'' • ···-·· "' ·· ··:J!i". ·· '1 ·"""ct:ft - · ~- · · · · • IIIYJf:r, . ~ ~:: , ~-- ~; ~~~ ·:;~ ,,'J~.~t~:Y".",:(;r--"tf~·~=,;;t.-·.~t~~", :1['~-- ·, ·~~ ~,.~·,.,~-..~~! ... ~ ~ ,.~~t~-1:1, J r:·· ,, ·>· · i'i ~~---' (, .jO

. -,'[,,, J~FJiil:J;,;E!Mti · :! · ::~li)fli'~·. :J~~_mj."J\, ·i'i!~J~ ;;;:1ll'iW~i'lf;l; · '! "1~ ··· >.; ,;}.1'-'Eilt l ~~tf~~ll[~lil- :: '~1~•-•!!:::lw '

: < -.:>~ · ··., :; t . . <~~ ~ ·. · .. :··: ~ ~~ . .Jrm~1t::..1~1~'i:~':} ~~l · :. -.- ,:,{~~~r~~~: i~3 :J: ·-J. ~ ~mi~ _ :~·~ '~~:ttmif'iirtl -·t - . · - e. Coli 2:00 48 242 3:00 32 221 33.3 8.8 Positif 2,3x106

6:00 41 -216 -28,1 2,3 Negative

1 daging babi coliform 2:00 49 263

3:00 38 249 22.5 5.3 Positif 3,5x106

6:00 41 240 -7,3 3,6 Negative

total microba 2:00 40 242 3:00 29 146 27.5 39.7 Positif 106

6:00 33 151 -12,1 -3,4 Negative

e. Coli 2:00 45 608 3:00 33 597 26.7 1.8 Negative

6:00 39 471 -18,2 21,1 Negative

2 daging ayam coliform 2:00 5i 498

3:00 37 528 27.5 -6.0 Negative

6:00 40 470 -8,1 11,0 Negative

total microba 2:00 40 522 3:00 29 523 27.5 -0.2 Negative

6:00 34 363 -17,2 30,6 Negative

e. Coli 2:00 56 396

3:00 33 411 -41.1 3.8 Negative

6:00 34 309 3,3 -28,2 Negative

3 daging sapi coliform 2:00 58 418

3:00 33 371 43.1 11.2 Positif 3,5x106

6:00 36 334 12,1 -10,0 Negative

total microba 2:00 49 458

3:00 32 409 34.7 10.7 Positif 106

6:00 30 294 6,3 28,1 Negative

e. Coli 0:00 422 844

2:00 598 944 -47,6 0.5 Negative

4:00 618 971 3,3 -28,6 Negative

6:00 634 966 -25,2 0,5 Negative

47

i

I l

4 air bersih coliform 0:00 353 942 2:00 416 994 2.9 0.2 Negative

4:00 418 940 0,5 5,4 Negative

6:00 406 938 2,9 0,2 Negative

total microba 0:00 408 894 2:00 566 949 9.4 -1.7 Negative

4:00 513 965 9,4 -1,7 Negative

6:00 518 949 -1,0 1,7 Negative

Air bersih Gianyar pH=7.3 T°C =30.4

Perlakuan sama terhadap pemeriksaan bahan makanan juga dilakukan di pasar tradisional yang

berada di wilayah Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali, yaitu pasar tradisional Blah Batu. -

Pemeriksaan mikrobiologi bahan makanan meliputi bahan makanan daging babi, daging sapi, dari

daging ayam. Namun karena di pasar Blah Batu saat pengambilan sampel tidak ada yang jual

daging sapi maka tidak ada pemeriksaan daging sapi. Sedangkan kaulitas air bersih yang

merupakan faktor risiko terhadap kebersihan bahan makanan dalam hal pencucian juga diperiksa

kualitas mikrobiologi. Hasil pemeriksaan mikrobiologi untuk bakteri/kuman Escherecia (E) Coli,

Coliform dan total microba dari pasar Blah Batu disajikan pada Tabel l?.. Lama inkubasi untuk

masing-masing bahan makanan antara 2, 3 dan 6 jam.

Bahan makanan daging babi untuk bakteri/kuman E. Coli dengan lama inkubasi 3 jam dan 6

jam telah menunjukkan nilai positif dengan jumlah bakteri masing-masing sebanyak 5,6 x105, dan

3,1x104• Sedangkan untuk bakteri coliform lama inkubasi 3 dan 6 jam juga menunjukkan nilai positif

dengan jumlah bakteri masing-masing 2,6x104 dan 9,7x102• Sedangkan untuk total bakteri baik inkubasi

selama 3 dan 6 jam masing-masing menunjukkan nilai negative.

Sedangkan daging ayam untuk inkubasi selama 3 dan 6 jam baik bakteri E. Coli, coliform dan total

microba masing-masing menunjukkan nilai negatif.

Kualitas mikrobiologi air bersih di pasar tradisional Blah Batu, Gianyar, Bali, baik bakteri

E.coli, coliform, dan total mikroba, untuk inkubasi selama 3 dan 6 jam menunjukkan nilai

negatif. Sedangkan kualitas fisik air bersih untk parameter keasaman dengan pH 7, 1 dan suhu

27 ,6°C. Untukparameter keasaman sedikit telah melampaui baku mutu, sedangkan suhu belum

melampaui persayaratan air bersih sesuai dengaan Permenkes No. 4111999.24>

48

Tabel13. Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi Pasar Blah Batu Gianyar, Bali.

e. Coli 0:00 36 144 2:00 53 267 85,4 Posit if

4:00 63 298 Posit if

1 Da babi Coliform 0:00 33 128

"""" 2:00 44 177 33,3 38,3 Posit if 2,6x104 4:00 48 233

~ 1 31,6 Positif 9,7x102

total microba 0:00 39 129 ' 2:00 43 304 4.7 Negative

-4:00 41 337 -4 ,--,

e. Coli 0:00 34 135

-""" 2:00 37 227 8,1 68,1 Negative

4:00 37 242 0 6,6 --, 2 m Coliform 0:00 36 134

2:00 36 212 Negative

""' 4:00 42 238

/""' total microba 0:00 34 130 2:00 29 222 14.7 -70.8 Negative

r- 4:00 33 222 12 0 N tive

e. Coli 0:00 371 902

_,--._

3 Air bersih Coliform 467 2:00 572 0.3 4:00 527 -0,3

' 6:00 581 2,0 total microba 0:00 464 824 ---.

2:00 654 950 8.3 1.8 Negative --,._ 4:00 600 933 -8,3 -1,8 Negative

6:00 616 934 2,7 0,1 Negative Air bersih Blah Batu pH=7.1 T°C =27.6

""""

49

--..

,..-

V.4. HASIL KUESIONER PEDAGANG

Gambaran Hygiene dan Sanitasi Pedagang Pasar

a. Karakteristik Responden Pedagang Pasar

Pada tabel terlihat jenis kelamin resonden pada pasar yang dibina sebagian besar

perempuan (Pasar Banaran 83,6% dan di Pasar Gianyar 100%). Demikian juga responden

pada pasar yang tidak bina (Pasar Banaran 96,9% dan Pasar Blah Batu 68,8%).

_ Dilihat dari tingkat pendidikan responden didapatkan pada pasar yang dibina (Pasar

Gianyar tingkat pendidikannya lebih tinggi dibandingkan di Pasar Bunder), demikian juga

pada pasar yang tidak dibina (Pasar Blah Batu tingkat pendidikannya lebih tinggi

dibandingkan Pasar Banaran).

Tabel14 Distribusi Responden Menurut Karakteristik lndividu dan Pasar, Tahun 2010

Jenis kelamin - Laki-laki 5 16,1 0 0,0 3,1 10 31,3 - Perempuan 26 83,9 34 100,0 31 96,9 22 68,8

Pendidikan - Tidak tamat SD 10 32,3 9 25,7 17 53,1 9 32,1 - Tamat SD 10 32,3 4 11,4 9 28,1 4 14,3 - Tamat SLTP 4 12,9 5 14,3 3 9,4 7 25,0 - TamatSLTA 7 22,6 16 45,7 3 9,4 7 25,0 - TamatPT 0 0,0 1 2,9 0 0,0 1 3,6

V.4.1. Pembinaan terhadap Pedagang Pasar

Pada tabel 15. terlihat persentase kesediaan responden untuk dibina dalam

peningkatan sanitasi dan pengetahuan usaha makanan temyata pada pasar yang belum

dibina temyata sedikit lebih tinggi dibandingkan pada pasar yang sudah dibina.

Pada kelompok pasar yang sudah dibina, bentuk pembinaan yang mereka harapkan

sebagian besar adalah praktek langsung (Pasar Bunder 90% dan Pasar Gianyar 58,1 %).

Demikian juga pada kelompok pasar yang belum dibina, bentuk pembinaan yang mereka

50

r-...

""'

---..

,....,

.,-,.,

harapkan sebagian besar memilih praktek langsung (Pasar Banaran 90% dan Pasar Blah

Batu 83,3%).

Pengalaman responden ten tang pemah tidaknya bela jar pengolahan makanan terlihat

bahwa responden yang pemah belajar pengolahan makanan pada pasar yang sudah dibina

berbeda antara pasar di Sragen dan Bali (Pasar Bunder sebesar 74,2%, lebih tinggi

dibandingkan Pasar Gianyar 22,9%). Sedangkan pada kelompok pasar yang belum dibina

juga berbeda an tara pasar yang di Sragen dan Bali (Pasar Banaran 71,9% lebih tinggi

dibandingkan Pasar Blah Batu 41,9%)

Dari mereka yang pemah belajar pengolahan makanan, polanya hampir sama antara

responden pada pasar yang dibina maupun tidak dibina yaitu dari orang tua kemudian

perusahaan makanan dan belajar dari ternan, kecuali di Pasar Bunder dimana yang belajar

dari perusahaan makanan lebih banyak dibandingkan belajar dari orang tua.

Menurut riwayat mendapatkan bimbingan cara mengolah makanan terlihat bahwa

pada kelompok pasar yang sudah dibina (Pasar Bunder 45,2% dan Pasar Gianyar 14,7%)

lebih tinggi dibandingkan kelomBok pasar yang belum dibina (Pasar Banaran 6,3% dan

Pasar Blah Batu 0%)

TabellS.Distribusi Responden Menurut Pembinaan terhadap Pedagang Makanan dan Pasar, Tabun 2010

Kesediaan untuk dibina untuk peningkatan Sanitasi dan pengetahuan usaha makanan

- Bersedia 30 96,8 31 88,6 30 93,8 30 93,8 - Tidak bersedia 1 3,2 4 11,4 2 6,3 2 6,3

Bentuk pembinaan - Pelatihan 2 6,7 5 16,1 2 6,7 0 0,0 - Demonstrasi 0 0,0 4 12,9 1 3,3 4 13,3 - Praktek langsung 27 90,0 18 58,1 27 90,0 25 83,3 - Lainnya 1 3,3 4 12,9 0 0,0 1 3,3

Pernah belajar tentang pengolahan makanan - Pernah 23 74,2 8 22,9 23 71,9 13 41,9 - Tidak pernah 8 25,8 27 77,1 9 28,1 18 58,1

Bila pernah, darimana belajar tentang pengolahan makanan tersebut

- Orangtua 12 52,2 4 50,0 9 39,1 8 61,5 · - Belajar dari ternan 2 8,7 0 0,0 3 13,0 1 7,7 - Pelatihan dari dinkes/ pariwisata 0 0,0 1 12,5 0 0,0 0 0,0

51

- Perusahaan rnakanan 9 39,1 1 12,5 11 47,8 4 30,8 - Lainnya 0 0,0 2 25,0 0 0,0 0 0,0

Pernah/tidaknya pernah mendapat bimbingan cara mengolah makanan selama berjualan

- Pernah 14 45,2 5 14,7 2 6,3 0 0,0 - Tidak pernah 17 54,8 29 85,3 30 93,8 31 100,0

Bila pernah, dari mana bimbingan itu - Sudinkes/puskesmas 0 0,0 4 100,0 1 50,0 0 0,0 - Perindustrian 0 0,0 0 0,0 0 0,0 2 66,7 - Pariwisata 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 - Lainnya 14 100,0 0 0,0 1 50,0 1 33,3

V.4 .. 2. Penjualan Bahan Makanan/ Makanan Jajanan di Pasar

Pada tabel 16 terlihat beberapa variabel yang berkaitan dengan penjualan bahan

makanan dan makananjajanan.

Persentase responden untuk mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menjual

makanan yang tidak dibungkus didapatkan pada pasar yang sudah dibina (Pasar Bunder

100%, lebih tinggi dibandingkan Pasar Gianyar 79,4%), sedangkan pada pasar yang

belum dibina (Pasar Banararr96,8%, lebih tinggi dibandingkan Pasar Blah Batu 80,6%).

Persentase responden menurut tempat menyiapkan atau mengolah makanan sebelum

dijual didapatkan pada pasar yang sudah dibina (Pasar Bunder lebih banyak yang

membeli di tempat lainltidak menyiapkan sendiri 56,7%, sedangkan di Pasar Gianyar

disiapkan di tempat berjualan 65,7%). Pada kelompok pasar yang belum dibina (Pasar

Banaran lebih banyak yang disiapkan di rumah sendiri 61,3%, sedangkan sedangkan di

Pasar Gianyar disiapkan di tern pat berjualan 44,8% ).

V.4.3. Sumber Bahan Makanan

Pada tabel 17 terlihat beberapa variabel yang berkaitan dengan sumber bahan makanan.

Persentase responden menurut asal/ sumber .bahan makanan didapatkan bahwa

sebagian besar pasar lebih banyak yang bahan makanannya berasal dari luar kota, kecuali

Pasar Banaran.

Dilihat dari jarak tempuh sumber bahan makanan dari tempat penjualan didapatkan

bahwa sebagian besar berjarak lebih dari 5 krn, kecuali Pasar Banaran.

Dilihat dari waktu tempuh sumber bahan makanan ke tempat penjualan didapatkan

bahwa pada ke1ompok pasar yang sudah dibina yang waktu tempuhnya lebih dari 1 jam

(lebih banyak di Pasar Bunder 71,4% dibandingkan Pasar Gianyar 40%). Sedangkan pada

52

kelompok pasar yang belum dibina dan lebih banyak yang lebih dari 1 jam (lebih banyak

di Pasar Blah Batu 69,6% dibandingkan Pasar Banaran 6,7%).

Mencuci tangan terlebih dahulu, sebelum menjual makanan yang tidak dibungkus

- Ya 30 100,0 27 79,4 30 96,8 25 80,6 - Tidak 0 0,0 7 20,6 1 3,2 6 19,4

Tempat menyiapkan/ mengolah sebelum dijual -

- Rumah sendiri 11 36,7 7 20,0 19 61,3 6 20,7 - Ditempat penjualan 0 0,0 23 65,7 3 9,7 13 44,8 - Membeli ditempat lain/ tidak menyiapkan

sendiri 17 56,7 4 11,4 9 29,0 10 34,5 - Ditempat khusus untuk mengolah makanan 2 6,7 1 2,9 0 0,0 0 0,0

Dilihat dari cara pengangkutan bahan makanan dari tempat penjualan didapatkan

sebagian besar pedaga~g mengangkut dengan cara tertutup sebagian, kecuali di Pasar

Banaran yang diangkut dengan cara terbuka.

Persentase responden menurut penambahan zat pengawet/pengembang/pewarna

bahan makanan didapatkan bahwa sebagian besar responden menjawab tidak, kecuali di

Pasar Bunder (3,2%) dan Pasar Blah Batu (9,7%).

Persentase responden menurut cara menyajikan dan mengemas makanan yang dijual

didapatkan bahwa sebagian besar responden menggunakan kantong plastik/langsung

dimasukkan dalam kantong plastik.

V.4.4. Kebersihan Diri Responden

Pada tabel 18 terlihat beberapa variabel yang berkaitan dengan kebersihan diri

responden.

Persentase responden berkaitan dengan kebersihan tanganljari didapatkan pada

pasar yang sudah dibina (Pasar Bunder 90%, sedikit lebih tinggi dibandingkan Pasar

Gianyar 88,6%), sedangkan pada pasar yang belum dibina (Pasar Banaran 96,9%, hampir

samajika dibandingkan Pasar Blah Batu 96,8%).

53

"'"' ~

........

'-

-..--_,

r

,..-...;

~

'"'

.r

Tabel17. Distribusi Responden Menurut Sumber Bahan Makanan dan Pasar,Tahun 2010

Asal sumber bahan makanan - Luar kota 17 54,8 19 54,3 10 31,3 21 67,7 - Dalam kota 14 45,2 16 45,7 22 68,8 10 32,3 Jarak tempuh sumber bahan makanan dari tempat penjualan - < l km 1 5,0 5 20,0 4 33,3 1 5,6

- l-5 km 4 20,0 3 12,0 5 41,7 4 22,2

- >5km 15 75,0 17 68,0 3 25,0 13 72,2 Waktu tempuh dari somber bahan makanan ke tempat berjualan - < ljam 6 28,6 18 60,0 14 93,3 7 30,4 - ~ ljam 15 71,4 12 40,0 1 6,7 16 69,6 Cara pengangkutan bahan makanan - Tertutup seluruhnya tanpa aliran udara/kedap

udara 2 6,5 2 6,5 3 9,4 2 6,5 - J'ertutup seluruhnya tapi tidak rapat udara/

kedap udara 6 1~,4 9 29,0 11 34,4 4 12,9

- Tertutup hanya sebagian 15 48,4 13 41,9 3 9,4 17 54,8

- Terbuka 8 25,8 7 22,6 15 46,9 8 25,8 Penambahan zat pengawet, pengembang, pewarna dalam membuat makanan - Ya 30 96,8 34 100,0 32 100,0 28 90,3

- Tidak 1 3,2 0 0,0 0 0,0 3 9,7 Cara menyajikan dan mengemas makanan yang dijual - Mengunakan kantong plastik/langsung

dlmasukkan 28 90,3 33 97,1 30 93,8 31 100,0

- Dikemas dengan kotak atau steoroform 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

- Dibungkus kertas/daun 3 9,7 0 0,0 2 6,3 0 0,0

- Lainnya 0 0,0 1 2,9 0 0,0 0 0,0

Persentase responden berkaitan dengan kebersihan kuku tangan didapatkan pada

pasar yang sudah dibina (Pasar Bunder 90,3%, ini lebih tinggi dibandingkan Pasar

Gianyar 53,4%), sedangkan pada pasar yang belum dibina (Pasar Banaran 78,1%, lebih

tinggi dibandingkan Pasar Blah Batu 58,1%).

Persentase responden berkaitan dengan kebersihan pakaian didapatkan pada pasar

yang sudah dibina (Pasar Bunder 100%, lebih tinggi dibandingkan Pasar Gianyar 94,3%),

54

,......_

...-

,-...

--...,

sedangkan pad a pasar yang bel urn dibina (Pasar Banaran 100%, lebih tinggi dibandingkan

Pasar Blah Batu 96,8%).

Tabel18. Distribusi Responden Menurut Kebersihan Diri dan Pasar,Tahun 2010

Tangan/jari - Bersih 28 90,3 31 88,6 31 96,9 30 96,8 - Tidak bersih 3 9,7 4 11,4 1 3,1 1 3,2 Kuku tangan -- Bersih 28 90,3 19 54,3 25 78,1 18 58,1 - Tidak bersih 3 9,7 16 45,7 7 21,9 13 41,9 Pakaian

Bersih 31 100,0 33 94,3 32 100,0 30 96,8

- Tidak bersih 0 0,0 2 5,7 0 0,0 1 3,2

V.S. Hasil In depth .Interview

V.S.l. Pengorganisasian

Dilihat dari cara pengelolaan pasar, ternyata semua pasar pengelolaannya ada dibawah

pengelolaan pemerintah daerah.

Dilihat dari adanya pengorganisasian pasar sehat, ternyata pasar Bunder dan pasar

Gianyar sudah ada. Di pasar Bunder ''pengorganisasian Pasar Sehat dengan me/ibatkan

Dinas lain selain Pemda, yaftu Kesehatan, Peternakan, Perikanan dan Perdagangan".

Sedangkan di pasar Gianyar "Pengorganisasian untuk pembinaan pasar, bupati telah

membentuk POKJA PASAR SEHAT KABUPATEN GIANYAR PERIODE 2009-2010.Guna

menjaga kondisi fisik pasar tradisionaf'. Pada pasar yang bel urn dilakukan pembinaan

ternyata baik di Pasar Banaran Sragen maupun Pasar Blah Batu Gianyar, belum ada

pengorganisasian pasar sehat.

55

-

V.5.2. Kondisi Fisik Pasar

Dilihat dari letak pasar didapatkan hampir semua pasar terletak di pinggir jalan raya

sehingga memudahkan pengunjung untuk menjangkaunya tetapi rawan terhadap

kecelakaan.

Menurut sarana air bersih dan MCK, dianggap sudah memenuhi kecukupan, misalnya di

pasar Bunder "ada sumber air bersih dan MCK 8 buah, bahkan ada saluran pembuangan

air limbah(SPAL) tertutup"; di Pasar Banaran "sumber air menggunakan sumur bor dan

MCK ada 2 buah, dianggap mencukupi untuk pasar yang kecif'; di Pasar Gianyar

"sumber air dari PAM dan MCK ada 3 buah (1 di bagian depan dan 2 di bagian

belakang)"; di Pasar Blah Batu "ada sumber air bersih dan MCK:'.

V.5.3. Kebersihan

Aspek kebersihan pasar dapat dilihat dengan ada tidaknya petugas kebersihan dan

pengelolaan sampah yang ada di pasar. Dilihat dari adanya petugas kebersihan pasar

temyata, 3 dari 4 pasar ada petugas yang bertugas secara bergilir. Sedangkan dilihat dari

pengelolaan sampah sudah terintegrasi dengan sistem pembuangan sampah dimana

sampah yang sudah terkumpul kemudian diangkut ke TP A. Bahkan di Pasar Bunder dan

Pasar Gianyar sudah ada pemisahan sampah organik dan non organik.

V.5.4. Keamanan

Berkaitan dengan keamanan pasar temyata 3 dari 4 pasar yang disurvei sudah ada sistem

keamanan yang bertugas menjaga keamanan pasar. Di pasar yang sudah dibina pasar

dijaga oleh petugas keamanan dari pemerintah daerah, bahkan di Pasar Giariyar ditambah

dengan petugas hansip (pecanang) yang tugasnya diatur oleh pemangku adat. Sedangkan

di pasar yang belum dibina pasar dijaga oleh petugas yang dibentuk oleh lingkungan pasar

setempat, di pasar Banaran petugas dikoordinasikan dengan tokoh masyarakat, ketua RT,

Kepala lingkungan, dan paguyuban pedagang.

V.5.5. Pembinaan dan Pengawasan

Berdasarkan ada tidaknya buku pedoman temyata pada pasar yang dibina

semuanya sudah mempunyai buku pedoman penyelenggaraan pasar sehat (Kepmenkes

No.519/Menkes/SKIVV2008), sedangkan pada pasar yang belum dibina semuanya belum

ada yang mempunyai buku pedoman penyelenggaraan pasar sehat.

56

Berkaitan dengan pembinaan atau pengawasan yang dilakukan temyata hasilnya ·

bervariasi, yaitu:

Pasar Bunder ''pembinaan atau pengawasan dilakukan oleh tim khusus (gabunganlkerja

sama lintas program yaitu pengelola pasar (pemerintah daerah), dinas perdagangan, ·

dinas kesehatan, dinas peternakan dan perlindungan konsumen)". Frekuensi pembinaan

yang dilakukan "Pengawasan dilakukan oleh petugas keamanan selalu bergilir

melakukan tugasnya. Untuk pasar yang didepan, pintu dibuka jam 05.00-1 7. 00 dan untuk

pasar yang diluar (belakang) buka darijam 03.00".

Pasar Banaran ''pembinaan dilakukan dengan cara mengumpulkan semua pedagang,

diajak bicara mengenai masalah yang ada di pasar dan untuk pengembangan pasar'.

Frekuensi pembinaan yang dilakukan "Pengawasan yang dilakukan dengan keliling pasar

1-2 kali per hari, yang kurang tepat diberi teguran dan mengingatkan pedagang supaya

tidak menjual makanan yangg sudah kadaluarsa".

Pasar Gianyar "Dinas Kesehatan kabupaten belum pernah melakukan pembinaan pasar

sehat, walaupun sudah ada petugasnya yang sudah ikut pelatihan pasar sehat, namun

karena petugas yang pegang Seksi Sanitasi belum ada (yang lama pensiun) dan belum

ada program dan dana dari Daerah untuk kegiatan tersebuf'.

Pasar Blah Batu "Belum pernah ada pembinaan pelaksanaan pasar sehat, walaupun

pernah ada sekali penyuluhan dari dinkes kabupaten mengenai Flu Burung pada saat

terjadi wabah".

57

V.6. Hasil Penilian Pasar

Tabell9. Hasil Penilaian Pasar

1 Bangunan Pasar Baik (100%) Kurang (44%) Kurang (35%) Kurang (56%) r-

2 Bangunan Kios Baik (100%) Cukup (67%) Cukup (67%) Kurang (33%) / 3 Tempat Pembuangan Sampah Baik (80%) Kurang (60%) Baik (80%) Cukup (60%)

'""""' 4 Saluran Limbah & Drainase Baik (100%) Cukup (67%) Kurang (33%) Kurang (33%)

5 Toilet Baik (83%) Cukup (67%) Cukup (67%) Kurang (50%)

6 Air Bersih Baik (100%) Cukup (67%) Cukup (67%) Baik (100%) ,....

7 Tempat Penjualan mkn& bhn Cukup (67%) Kurang (44%) Kurang (30%) Kurang (33%) mkn

8 Pengendalian bntg penular Cukup (67%) Cukup (67%) Cukup (67%) Cukup(67%) penykt

9 Keamanan Pasar Baik ( 80%) Kurang (50%) Kurang (50%) Kurang (50%) _,......_

10 Pencahayaan,suhu, Baik (100%) Cukup (67%) Kurang (50%) Cukup (65%) """""' &kelembaban

,--..... 11 T empat cuci tang an Kurang ( 50%) Kurang (50%) Kurang (50%) Kurang (50%)

12 T empat parker Baik (100%) Kurang (50%) Cukup (67%) Cukup (67%)

13 Pedagang/ Karyawan Cukup ( 86%) Cukup (71%) Cukup (71%) Kurang (43%) -.....,

14 Untuk Pengunjung Kurang ( 50%) Kurang (50%) Kurang (50%) Kurang (50%)

Hasil Rata-Rata Baik ( 83%) Kurang (59%) Kurang (56%) Kurang (54%)

Kesimpulan hasil penilaian Sudah sehat. r-,

Kurang sehat Kurang sehat Kurang sehat

"""

58

VI.l. Kesimpulan

BABVI

KESIMPULAN DAN SARAN

VI.l.l. Dari Indept Interview diketahui bahwa Pasar Bunder di Sragen merupakan pasar tingkat

kabupaten yang sudah dibina, sehingga kebersihan dan persyaratan pasar sehat lainnya

seperti pengorganisasian, kondisi fisik pasar, keamanan, pembinaan/ pengawasan sudah

memenuhi persyaratan pasar sehat. Sedangkan pasar Gianyar yang juga pasar tingkat

kabupaten, namun pembinaannya kurang maksimal, sehingga masih ada banyak

kekurangan dan kelemahan. Untuk pembanding pasar yang belum dibina sama sekali

yaitu pasar Banaran untuk kabupaten Sragen dan pasar Blah Batu di Kabupaten Gianyar

Bali masih kurang memadai. Hal ini dikarenakan belum tersentuh pembinaan sesuai

pedoman Pasar Sehat sehingga banyak hal yang belum memenuhi persyaratan PasarSehat.

VI.l.2.Dari basil Penilaian Pasar diketahui bahwa Pasar Bunder di Sragen telah memenuhi

syarat sebagai Pasar Sehat. Sedangkan Pasar Banaran, Pasar Gianyar, dan Pasar Blah Batu

belum memenuhi syarat sebagai Pasar Sehat.

VI.l.3.Dari basil kuesioner pedagang didapat bahwa hampir semua pedagang menghendaki

adanya pembinaan yang langsung dengan contoh-contoh nyata.

VI.l.4.Dari basil pemeriksaan kimia dapat kami laporkan ada pencemaran karena dijumpainya

pewarna Rhodamin B dan Methyl en Yell ow pada sejumlah makanan jajanan/ bahan

makanan yang dijual di Pasar Tradisional di Kabupaten Sragen maupun Gianyar.

Juga bahan pengawet Formalin yang ditemukan dalam mie basab(mie kuning) di

Sragen.

Untuk cemaran kimia Pb pada sayuran di Pasar Sragen ada yang positif dalam kadar

kecil (0-1) sedang Pb di Pasar Gianyar positifpada beras dan sayuran berkisar antara 0-7.

Cemaran berasal dari lahan tanam beras dan sayuran.

VI.l.S.Dari pemeriksaan Bakteriologis : Kualitas air bersih yang digunakan di Pasar

Tradisional yang menjadi sample masih memenuhi syarat Permenkes No.41/1999, kecuali

yang di Pasar Gianyar Ph 7,3 dan suhu 30,4°C sedikit melampaui syarat.

Untuk sampel daging : E.Coli dan Coliform semua negatif. Namun ada beberapa sampel

yang total mikrobanya positif antara 104 s/d 107•

59

IV.l.6.Pencemaran bisa terjadi ketika bahan makanan masih di tempat asalnyaldari tanah tempat

menanam, atau ketika dalam perjalanan menuju ke Pasar Tradisional. Disamping itu ada

pencemar yang memang

ditambahkan kedalam bahan makanan tersebut ketika proses pengolahannya, dengan

maksud untuk menambah rasa, membuat warna lebih bagus atau membuat makanan jadi

lebih awet.

Vl.2. Saran.

Dari hasil penelitian yang didapat dan beberapa pembahasan dapat disarankan bahwa:

Vl.2.l.Pembinaan pasar tradisional mutlak diperlukan, untuk kebersihan dan kerapian perlu

ditegakkan agar para pengunjung nyaman dalam berbelanja, dan bahan makanan maupun

makanan jajanan yang dijajakan di Pasar Tradisional aman dan sehat.

V1.2.2. Perlu pembinaan dengan cara memberi percontohan/ model-model bagaimana tempat

berdagang untuk pasar yang sehat, model untuk tempat berdagang sesuai jenis

dagangannya sehingga mudah dibersihkan dan dagangannya terjamin aman dan sehat

untuk dikonsumsi.

V1.2.3. Perlu upaya untuk tidak digunakannya bahan kimia dalam makanan jajanan maupun

bahan makanan. Disiplin para pembuat/ produsen makanan perlu ditingkatkan,

untuk tidak menambahkan bahan berbahaya(kimia), agar para pembeli aman dalam

mengkonsumsi bahan makanan dan makanan jajanan yang dijual di Pasar Tradisional.

Vl.2.4. Para pedagang pasar perlu diberi penyuluhan agar tidak hanya keuntungan yang dicari,

namun kesehatan bahan makanan dan makanan jajanan harus diutamakan. Ini perlu agar

pembeli terutama anak-anak yang mengkonsumsi jajanan pasar tidak terkontaminasi oleh

bahan kimia baik sebagai pewarna atau pengawet, pencemar logam dan juga pencemar

mikrobiologi.

Vl.2.5. Perlu pembinaan cara penyimpanan daging dan ikan yang dijual agar aman dan terhindar

dari cemaran mikrobiologi.

VI.2.6.Perlu penyuluhan tentang kebersihan diri bagi para pedagang dan barang dagangannya,

seperti cuci tangan sebelum menjual makanan yang tidak terbungkus, kuku harus dipotong

dan bersih.

60

VII. DAFTAR PUSTAKA.

1. Presiden, RI, 2007, Ten tang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modem, Peraturan Presiden No. 112/2007.

2. Men Kes, RI, 2008, Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat, Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.519/MenKes/SK/VI/2008.

3. Direktorat Djenderal Perdagangan Dalam Negeri, Departemen Perdagangan.

4. Badan penelitian dan Pengembangan Kesehatan.1992.Survei Kesehatan Rumah Tangga, 1992. Jakarta: Badan Litbang Depkes.

5. Badan penelitian dan Pengembangan Kesehatan.l995.Survei Kesehatan Rumah Tangga, 1995. Jakarta: Badan Litbang Depkes.

6. Badan penelitian dan Pengembangan kesehatan. 2002. Survei Kesehatan Rumah Tangga, 2001. jakarta: badan Litbang Depkes.

7. HL. Bloem

8. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan (DSPKP). 2006. Pemanfaatan Zat Aditif Secara Tepat. Badan Pengendalian Obat dan Makanan (BPOM).Lampung. Him 12. Puspita I. 2007. Zat Aditif Makanan, Diakses pad a 11 Apr 201 0

9. WiliaM Henry Perkins Tahun 1856.

1 O.SK Menteri Kesehatan RI No.235/MenKes/Per/VI/79.

ll.SK Menteri Kesehatan RI No.722/MenKes/Per/VI/88.

12.Deina M, 2003; Freidon Shaidi, 2003.

13.Sihombing T, 2000; Amos, dkk, 1998.

14.Hemani dan Mono Raharjo. , 2005, "Tanaman Berkhasiat Antioksidan ",Penerbit Swadaya, Jakarta.

15.Darmono, 1995.

16.Saeni, 1997.

17.T. Escherich, 1885.

18.Profil Kesehatan Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2009.

19.Profil Kesehatan Daerah Kabupaten Gianyar Tahun 2009.

61

20.Peraturan Menteri Kesehatan No.239/MenKes/Per/V/85, Tentang Zat Warna yang dinyatakan sebagai bahan berbahaya.

21.PERMENKES No.772/ MenKes/Per/1188, Tentang Pewarna Sintetik yang aman.

22.Peraturan Menteri Kesehatan No.l168/MenKes/Per/X/1999.

23.SK Menteri Kesehatan RI No.733/MenKes/Per/IX/1988.

24.SK Menteri Kesehatan RI No.41/MenKes/Per/IX/1999.

25. Anonimus (1996)," Pangan", Media Komunikasi dan Informasi, No. 26 Vol. VII -1996, Jakarta, hal. 49

26. Anonimus. 2006. Rhodamine B ditemukan pada makanan dan minuman di Makassar. Republika Kamis 5 Januari 2006.

27. Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1991, Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan No. 01415/B?SK/IV/91, tentang Tanda Khusus Pewarnaan Makanan.

28. http:/ /www.mediaindonesia.com/read/20 10/08/25/164414/128/101 /50-Persen-Jajanan-Pasar­di-Makassar-Mengandung-Pewarna-Tekstil

29. http://www.republika.co.id/online_detail.asp?=229881&kat_id=23. [30 September 2006].

30. http://www.malang.ac.id/jurnal/finipa/mipa/1999a.htm. [30 September 2006]

31. Http://www .mail-archive.com/wanita-muslimah@yahoogroups , Pewarna Tekstil, com/msg 11407 .html

32. Kartasapoetra., (1996)., "Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat". Rimba Cipta Jakarta.

33. Kosasih E.N., Tony Setiabudhi., dan Hendro Heryanto., "Peran Antioksidan pada Lanjut Usia". Pusat Kajian Nasional masalah Lanjut Usia. Jakarta.

34. Leni Herliani. "Bahan Tambahan Makanan". Majalah Cakrawala. 24/2/2005.

35. Lina Herlina, L., 25 Agustus 2010, Jajanan Pasar di Makassar 50 Persen Mengandung

36. Norman W. Desrosier., 1988., Teknologi Pengawetan Pangan, Edisike-3, Terjemahan Muchji Muljoharjo, UI-Press, Jakarta.

3 7. Pin a Barus., 2007 ., "Pemanfaatan Bahan Pengawet dan Antioksidan Alami untuk Bahan Makanan dan Minuman ". Sarwono B., 2003., Khasiat dan Manfaat Jeruk Nipis, PT. Agro Media,Jakarta.

62

38. Pracoyo NE et al. 2006. Penelitian bakteriologik air minum isi ulang di daerah Jabotabek. Cermin Dunia Kedokteran 152:37-40.

39. Subandi. 1999. Penelitian kadar arsen dan timbal dalam pewarna rhodamine B dan auramine secara spektrofotometri: Suatu penelitian pendahuluan.

40. Syah et al. 2005. Manfaat dan Bahaya Bahan Tambahan Pangan. Bogor: Himpunan Alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB

41. Tranggono ( 1990)., "Bahan Tambahan Pangan (Food Additive) ". Pusat An tar Universitas. Pangan dan Gizi. UGM. Yogyakarta.

42. Winarno FG. 2004. Keamanan Pangan. Bogor: Himpunan Alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB.

43. Wirakusumah, E.S., (1996), "Juice Buah dan Sayur Suatu AlternatifPengganti Soft Drink", Media Komunikasi dan Informasi Pangan, No. 26 Vol. VII- 1996, Jakarta, hal49.

44. Yandri A. S. 2006. Zat Aditif. Makalah Seminar Kimia Expo X 2006. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung. Lampung.Hlm 3.

45. Rektorat Universitas Negeri Bangka Belitung, 2010, Prinsip Pengolahan dan Pengawetan Makanan, Jl.Merdeka No.4 Pangkalpinang, Kep.BangkaBelitung, Indonesia. Telp. +62 717 422145 Fax +62 717 421303 Email: [email protected]

46. Portable Food Contamination Test Kit ITP- 011/12, Cont Fote, Manual.

63

VIII. LAMPIRAN

Tabel20. Matriks Hasil Indepth Interview.

No. POKOK JAW ABAN INFORMAN BAHASAN

PS.BUNDER PS.BANARAN PS.GIANY AR BALI PS.BLAH BA TU SRAGEN SRAGEN (sudah dibina) BALI

(sudah dibina) (belum dibina) (belum dibina)

I. Pengorgani-

sasian .Pasar Tradisional .Pasar Tradisional .Pasar Tradisional ini Pasar Tradisional Blah dibawah pengelolaan dibawah pengelolaan dibawah pengelolaan Batu dibawah Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah PEMDA Gianyar. pengelolaan Pemda. setempat. setempat.

.Petugas sudah ada yg Belum pernah ada .Ada .Pengorganisasian dilatih ttg petugas pasar yang pengorganisasian Ps.Sehat bel urn ada, pelak:sanaan pasar dilatih tentang Pasar Pasar Sehat , dengan baru ada paguyuban yg sehat, tetapi belum Sehat. melibatkan Dinas lain kerjanya sating kerja pernah dilakukan selain Pemda, sama untuk kebersihan, pembinaan yaitu:Kesehatan, keamanan & untuk pelaksanaan pasar Peternak:an, . pengembangan. sehat baik dari Perikanan & Dinkes atau dari Pengorganisasian Pasar Perdagangan. instansi terkait Sehat belum ada.

lainnya .

. Ada kerja sama internal dan .Pengorganisasian sosialisasi untuk pembinaan

pasar: BUP A TI telah

.Ada paguyuban membentuk POKJA PASARSEHAT pedagang KABUPATEN

Yang pertemuannya GIANYAR sebulan PERIODE 2009-Sekali. 2011.

Pada kesempatan tsb Namun karena belum selain untuk ada dananya, maka menampung aspirasi program pembinaan pedagang juga untuk belum bisa sosialisasi/ dijalankan. penyuluhan kebersihan,

.Pembinaan dari keamanan dan P2MPL Pusat di ketertiban kpd para J ak:arta pernah pedagang. melakukan pembinaan dan penyuluhan kepada beberapa pedagang yang berjualan di pasar Gianyar mengenai sanitasi

64

lingkungan.

2. Kondisi fisik .Letak memenuhi .Letak pasar dipinggir .Letak pasar dipinggir .Letak Pasar Blah Batu pasar syarat , jauh dari jalan raya menuju jalan raya, rawan dipinggir jalan Raya tradisional TP A, dan tidak Kab.Ngawi, danjauh kecelakaan untuk (Jl.Gajah Mada) yang

didaerah rawan dari TPA. pengunjung menuju ke Sukowati. longsor. pasar.Areal pasar

.Sarana yang ada: 2 kurang luas hila .Sarana yang ada: Ada dibanding dengan .Sarana terpenuhi: buah MCK, sumur dg

jumlah pedagang. sumber air bersih dan Ada sumber air pompa sanyo yang ada we. bersih, 8buah MCK. aimya disalurkan dg

Ada saluran pipakeMCK. .Sarana yang ada: ada

pembuangan air Dipandang Sudah 4MCK,2di mencukupi karena belakang dan 2 lagi limbah(SPAL) pasamya kecil . di samping pasar. tertutup.

Sarana air minum .Lorong diantara kios .Lorong diantara kios

dari PAM. cukup Iebar, ditengah .Prasarana cukup,

cukup untuk tengah lorong ada kebersihan dan

bersimpangan namun .Lorong diantara los saluran air kotor yang keamanan terjaga.

lantai masih tanah, pasar sangat terbuka. Pada saat Tempat sampah ada

atapnya dari plastic sempit/dipenuhi kunjungan saluran ditengah lorong

lembaran. barang dagangan tsb.dalam keadaan didepan setiap kios.

sehingga susah untuk kering.

.Bangunan pasar pengunjung . Bangunan pasar

masih sederhana,semi bersimpangan . .Bangunan pasar cukup

sudah bagus: ada permanen dan kuat, ventilasi dan

ventilasi & merupakan bangunan . Bangunan pasar pencahayaan cukup.

pencahayaan yg lama yang bel urn permanen namun .Lantai masih cukup. direnovasi. sudah lama, Los-Los

Lorong antar kios .lantai pasar masih dan Kios atau toko

cukup Iebar sehingga sebagian besar dari ada tetapi tidak

gerobak motor bisa tanah, atapnya dari teratur dan tidak

lewat untuk gentingtanah liat. sesuai dg

mengangkut sampah- peruntukannya . sampah yang sudah . ventilasi dan terkumpul dalam pencahayaan cukup. tern pat sampah. .Lantai pasar dari

.Pedagang belum keramik namun hampir seluruh

.Pedagang sudah semua mengelompok permukaan lantainya

dikelompokkan sesuai jenis tertutup tanah.

sesuai jenis dagangannya.

dagangannya. .Pedagang juga

.Belum dilakukan belum tertib

. Telah dilakukan Revitalisasi pasar . pengelompokannya.

Revitalisasi pasar pada tahun 2006 trtm prasarana & sarana .Belum dilakukan pasar I Revitalisasi pasar. pencahayaan, ventilasi ,sanitasi

.jml kios 455/los 45

.jml pedagang ada

65

2000 org

3. Kebersihan

Pasar mempunyai Untuk kebersihan pasar Kebersihan Pasar ada petugas kebersihan ada petugas kebersihan petugas yang yang bertugas pasar yang menyapu menyapu, kemudian bergilir, menyapu dan mengumpulkan olehDinas setiap jam dan sampahnya, dan kebersihan sampah mengepel pasar sekali nantinya ada petugas akan dikelola untuk sehari. kebersihan Pemda yang dipisahkan sampah Petugas kebersihan akan mengangkut organic dan non ada 36 org sampahnya dengan organic, selanjutnya

truk sampah setiap hari sampah diangkut ke

Sampah diambil/ untuk dibawa ke TP A. TPA.

dikumpulkan dari tempat sampah tidak Tidak ada pemisahan hanya sekali dalam sampah sehari tapi diambil Petugas Kebersihan jam I 0 pagi dan jam ada2org 2 siang dengan menggunakan gerobak motor.

Kemudian sampah dikumpul di TPS untuk dipilah sampah organic dan yg an organic.

Kemudian sampah organiknya akan diproses menjadi pupuk organic.

Sudah tersedia satu unit pengolahan sampah organik

4. Keamanan Pasar Bunder Untuk keamanan .Untuk keamanan keamanannyacukup belum pemah ada cukup aman, karena bagus karena ada kejadian kecurian/ adapetugas pagar dan sudah kehilangan. Selalu ada keamanan Pemda mempunyai petugas koordinasi dg yang bertugas di keamanan yang selalu lingkungan ( dengan siang hari. melakukan tugasnya Tokoh masyarakat, Uuntuk yang malam secara bergilir. ketua RT, Kepala hari ada petugas .Petugas keamanan Iingkungan, dan hansip (pecanang) ada 14 org paguyuban pedagang). yang diatur oleh

Petugas keamanan 2 Pemangku adat.

Fasilitas yang org

tersedia: .untuk pemadam kebakaran disediakan hidran 6 Fasilitas yang tersedia: titik.

.musholla 3 buah .Ada musholla 3 buah

.kamar mandi 2 buah

66

.Pos keamanan 3 .WC2 buah buah dengan

3kotakP3K

.Pos pelayanan kesehatan 1 bh

5. Pembinaan! Pengawasan .Ada Buku pedoman .Belum punya buku . Sudah ada buku .Belum punya buku

penyelenggaraan pedoman pedoman pedoman Ps.Sehat penyel enggaraan penyelenggaraan Ps. penyelenggaraan pasar (Kepmenkes Ps.Sehat dari Sehat (Kepmenkes sehat. no.519/Menkes/ Kementerian no.519/Menkes/ SKNI/2008). Kesehatan. SKNI/2008).

.Utk .Pembinaan dilakukan .Untuk pembinaan .Pernah ada pembinaan!pengawas dg mengumpulkan petugas berpedoman penyuluhan dari an ada tim kusus semua pedagang, pada buku pedoman Dinkes mengenai Flu~ (gabunganl keija diajak bicara mengenai tsb. Burung pada saat

sama lintas program : masalah yang ada di terjadi wabah. pengelola pasar dan untuk

.Dari Dinas pasar(Pemda), pengembangan pasar.

Kesehatan belum dinas perdagangan, pernah melakukan

.Belum pemah ada dinas kesehatan, pembinaan pasar dinas peternakan & sehat. W alau sudah pembinaan pelaksanaan Perlindungan

.Pengawasan yg ada petugasnya yang pasar sehat. Konsumen). sudah ikut pelatihan dilakukan dg keliling

pasar sehat, namun pasar 1-2 kali per hari, karena petugas yang .Untuk Pengawasan: yg kurang bener diberi pegang Seksi

Petugas keamanan teguran, dan Sanitasi belum

selalu bergilir mengingatkan ada(yang lama

melakukan tugasnya. pedagang jangan jual pensiun) dan belum

Untuk pasar yang makanan yg sdh ada program dan

didepan pintu dibuka kadaluarsa. dana untuk kegiatan

jam 05.00-17.00 tsb. Untuk pasar yang diluar (belakang) buka dari jam 03.00

67

PENELITIAN KUALITAS BAHAN MAKANAN 01 PASAR TRADISIONAL Dl BEBERAPA KOTA DIINDONESIA

(KOTA SRAGEN DAN GIANYAR)

FORMULIR PENILAIAN PASAR

DATA UMUM

NAMA PASAR

ALAMAT

NAMA PENGELOLA PASAR

JUMLAH KIOS/LOS

DATA FISIK

NO SUBSTANSI YANG DINILAI

A BANGUNAN PASAR

1 Bangunan pasar terpelihara

2 Lingkungan pasar bersih setiap hari

3 Jalan dan lorong dalain pasar tidak ada sampah berserakan

4 Pasar tidak bau, tidak gelap, tidak pengap, memiliki lubang angin/ventilasi dan pencahayaan yang baik (tidak panas dan terang)

5 Lantai tidak retak, rata, tidak licin dan mudah dibersihkan

6 Lantai tidak ada air genangan air

7 Semua bahan dan peralatan yang digunakan diletakkan pada tempatnya dan tidak menghalangi jalan/lorong

8 Semua fasilitas pasar terawat baik dan bersih

9 Lorang pasar tidak digunakan untuk berjualan

B BANGUNAN KIOS/LOS

1 Setiap kios/los bersih dan tidak ada sampah berserakan

2 Tidak ada sampah menumpuk dan membusuk

3 Ada meja tempat be~ualan dan kondisi bersih

c TEMPATPEMBUANGANSAMPAH

1 Mempunyai Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS)

2 TPS tidak bau, tidak ada sampah berserakan

3 Tersedia tempat sampah disetiap kios

PENILAIAN

YA TIDAK

,/

NO · SUBSTANSI YANG DINILAI PENILAIAN

YA TIDAK

4 Tersedia tempat sampah di los pasar

5 Ada pemisahan sampah basah dan sampah kering

D SALURAN LIMBAH DAN DRAINASE

1 Saluran limbah cair/drainase disemen dan ditutup dengan kisi-kisi dari logam

2 Aliran air limbah/drainase lancar

.3 Selokan/saluran air di los basah (ikan, daging, unggas potong, sayur mayur, tanpa pemarutan kelapa) tidak ada genangan air

E TOILET

1 T ersedia toilet laki-laki dan perempuan dan tidak antri

2 Toilet bersih, tidak berbau dan tidak ada jentik nyamuk

3 Mempunyai lubang angin/ventilasi dan cukup cahaya -

4 Tersedia air yang cukup

5 Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun

6 Ada penanggungjawab pemeliharaan dan kebersihan toilet

F AIRBERSIH

1 Tersedia air bersih dengan jumlah yang cukup dan mengalir dengan lancer

2 Kran air terletak ditempat yang strategis dan mudah dijangkau

3 Air yang digunakan harus bersih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa

G TEMPAT PENJUALAN MAKANAN DAN BAHAN PANGAN

1 Los tempat penjualan makanan dan bahan pangan tersedia tempat cuci tangan dengan air mengalir yang dilengkapi dengan sabun

2 Meja/tempat untuk menjual makanan dan bahan pangan 60 em di atas lantai

3 Tempat pemotongan ayam berada di lokasi khusus di luar bangunan pasar

4 Tempat penjualan makan & bahan pangan terbuat dari bahan yang tahan karat, bukan dari kayu

5 Alas pemotong (talenan) untuk makanan dan bahan tidak terbuat dari kayu

6 Tersedia alat pendingin atau menggunakan es batu untuk tempat penyimpanan ikan segar, daging dan unggas potong yang akan dijual

7 Penyajian dagangan dikelompokkan sesuai jenisnya

NO SUBSTANSI YANG DINILAI PENILAIAN

YA TIDAK·

8 Pernah dilakukan pengambilan contoh makanan untuk pemeriksaan ke laboratorium oleh petugas

9 Untuk pedagang makanan siap saji pernah dilakukan usap dubur oleh petugas kesehatan

H PENGENDALIAN BINATANG PENULAR PENYAKIT

1 Dilakukan penyemprotan lalat, nyamuk, kecoa dan tikus dilakukan secara berkala minimal 2 kali setahun

2 Tidak ada lalat di tempat penjualan makanan matang (siap saji)

3 Tidak ada binatang peliharaan (kucing/anjing) berkeliaran di dalam pasar

I KEAMANAN PASAR

1 Pengelola pasar harus menjaga keamanan pasar

2 Alat pemadam kebakaran tersedia dalam jumlah cukup, diletakkan di tempat yang strategis dan mudah dijangkau

J PENCAHAYAAN, SUHU DAN KELEMBABAN

1 Pencahayaan a lam dan buatan cukup terang untuk melakukan kegiatan

2 Suhu di setiap kios/los tidak panas dan tidak pengap

K TEMPAT CUCI TANGAN

1 T ersedia tern pat cuci tang an dengan air mengalir dengan jumlah yang cukup

2 Dilengkapi sabun, dijaga kebersihannya dan terletak di Jokasi yang mudah dijangkau

L TEMPAT PARKIR

1 Tersedia tempat parkir untuk kendaraan roda dua, roda tiga, rod a em pat dan tempat bongkar muat barang dagangan

2 Tempat parkir kendaraan pengangkut unggas hidup harus terpisah dari kendaraan lain

3 Jalur masuk dan keluar pasar terpisah dengan jelas

M PEDAGANG/KARYAWAN

1 Pedagang dan atau karyawan menggunakan pakaian ke~a dan alat pelindung diri (APD seperti celemek, sepatu boot, sarung tangan, tutup kepala/topi)

2 Ada kelompok atau asosiasi pedagang pasar

3 Ada pelatihan dalam rangka meningkatkan kebersihan, keamanan dan kesehatan pasar bagi pedagang dan pengelola pasar dalam tiga (3) bulan terahir

4 Tidak merokok pada saat berjualan

5 Tidak meludah sembarangan

NO SUBSTANSI YANG DINILAI PENILAIAN

YA TIDAK

6 Pedagang daging, ikan dan unggas potong dan unggas hidup selalu mencuci tangan dengan air dan sabun setelah menjamah barang daganganya

7 Kuku pedagang pendek dan bersih

N PENGUNJUNG

1 Tersedia himbauan/slogan untuk masyarakat pengunjung

2 Pengunjung/pembeli berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) (cuci tangan pakai sabun setelah menjamah ikan, daging, unggas potong, unggas hid up dan makanan matang, tidak buang sampah sembarangan, tidak meludah dan sebagainya)

JUMLAH

PETUNJUK PENILAIAN Penilaian Pasar dilakukan oleh tim peneliti dengan menggunakan formulir penilaian pasar yang bertujuan untuk mengetahui kondisi sanitasi dasar pasar, yang berkaitan dengan kebersihan, keamanan dan kesehatan bahan makanan untuk dikonsumsi masyarakat.

1. Pelaksanaan penilaian dengan mengamati : Kios basah : kios daging, kios ikon, kios unggas potong Kios : sayur mayur I buah Kios barang dagangan kering : kios beras Kios : unggas hidup

2. Kategori hasil penilaian diklasifikasikan dengan melihat jumlah jawaban ya sbb: a. ~ 47 (~ 80%) = Baik b. 38-46 (65%- 79%) = Cukup c. $ 37 ($ 64%) = Kurang

Petunjuk Pengumpulan Data Dengan Kuesioner: Selain memakai Formulir Penilaian Pasar, pengumpulan data menggunakan pula Kuesioner yang diisi oleh Peneliti . Peneliti mendatangi lokasi Responden terpilih di Pasar yang menjadi sampel untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang ada di kuesioner. Dengan pertanyaan yang ada sebagai pedoman, peneliti menggali data-data yang diperlukan, untuk melingkari dan atau mengisi kuesioner.

Untuk data kualitatif dilakukan pemeriksaan sam pel bahan makanan di pasar terpilih dengan menggunakan tes kit. Pemeriksaan meliputi bakteriologis dan kimiawi untuk

sampel-sampel bahan makanan dan fasilitas air bersihnya.

QUESIONER PENELITIAN KUALITAS BAHAN MAKANAN

Dl PASAR TRADISIONAL Dl BEBERAPA KOTA DIINDONESIA (KOTA SRAGEN DAN GIANYAR)

A. IDENTITAS PRIBADI

Nama

Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan

Pendidikan 1. Tidak Tamat SD/Sederajat 4. Tamat SLTA 2. Tamat SD 5. Tamat PT 3. Tamat SLTP

B. PEMBINAAN TERHADAP PEDAGANG MAKANAN

1. Untuk meningkatkan sanitasi dan pengetahuan usaha bahan makanan yang Bapakllbu jual, apakah Bapakllbu bersedia bila dilakukan pembinaan oleh Pemerintah atau Perusahaan bahan makanan.

a. Bersedia b. Tidak Bersedia, karena .............................................. : ............ .

2. Bila bersedia apa bentuk pembinaan yang Bapakllbu harapkan ? Sebutkan ! a. Pelatihan b. Demonstrasi/peragaan c. Praktek Langsung d. Lain-lain ............................................................................... .

3. Apakah Bapakllbu pernah belajar tentang kebersihan dan keamanan bahan makanan yang dijual belikan?

a. Pernah b. Tidak Pernah ~ 5

4. Bila pernah dari mana Bapakllbu belajar ? a. Dari orang tua b. Belajar dari ternan c. Pelatihan dari Dinkes/Pariwisata d. Perusahaan bahan makanan e. Belajar sendiri f. Lain-lain .............................................................................. .

--

__......_

........_

,......,

..,.......,

~

5. Semenjak berjualan bahan makanan ini apakah Bapak/lbu pernah mendapat bimbingan cara bagaimana agar bahan makanan yang dijual belikan baik dan sehat (bersih dan aman dikonsumsi) ?

a. Pernah b. Tidak

6. Bila pernah dari mana bimbingan tersebut ? a. Suku Dinas Kesehatan/Puskesmas b. Perindustrian c. Pariwisata d. Lain-lain .............................................................................. .

C. PENJUALAN BAHAN MAKANAN

1. Sebelum Bapak/lbu menjual bahan makanan yang tidak terbungkus apakah · Bapak/lbu mencuci tangan dahulu ?

2.

3.

4.

a. Ya b. Tidak, Kenapa ........ . .................. ... ....................................... .

Dimana bahan makanan disimpan dan disiapkan sebelum dijual ? a. Rumah sendiri b. Ditempat penjualan c. Membeli ditempat lain/tidak menyiapkan sendiri d. Ditempat khusus untuk simpan bahan makanan

Apakah tempat wadah bahan makanan yang akan dijual tersebut ? a. Plastik b. Karung c. Kardus d. Lain-lain .. . ............................................. .... ......................... ..

Dimana tempat penyimpanan bahan makanan yang sudah dalam wadah tapi belum dibawa ke pasar ?

a. Lemari b. Lantai c. Lainnya, sebutkan ..... ... ......... .... .......... .... ............................... .

D. BAHAN MAKANAN

1. Darimana asal sumber bahan makanan yang Bapakllbu jual di pasar ini? a. Luar Kota --4 2 b. Dalam Kota

2. Berapa jarak tempuh sumber bahan makanan dari tempat penjualan ? a. Luar Kota > 1 km · b. Luar Kota < 1 km c. Luar Kota > 5 km

3. Bagaimana cara pengangkutan sumber bahan makanan baik dari luar kota maupun dari dalam kota agar terlindung dari lalat dan debu ?

a. Tertutup seluruhnya tanpa aliran udara b. Tertutup seluruhnya tapi tidak rapat udara c. Tertutup hanya sebagian d. Terbuka

4. Berapa waktu yang ditempuh dalam perjalanan dari sumber bahan makanan sampai ke tempat penjualan ?

a.< 1 jam ·- b. > 1 jam

5. Apabila bahan makanan tidak habis terjual apa yang Bapak/lbu lakukan? a. Menyimpan untuk dijuallagi b. Di makan sendiri c. Di berikan pada orang lain d. Dibuang e. Lain-lain .. ...... . .... ....... .. ... .. .

6. Apakah Bapak/lbu dalam menyimpan bahan makanan menggunakan zat pengawet, pewarna ?

a. Tidak b. Ya 1. Formalin

2. Borax 3. Rhodamin B. 4. Lain-lain ... .. .. ... ........ ... ...... .... ... .. .

7. Bagaimana cara pengemasan bahan makanan yang B.apakllbu jual di pasar ini?

a. Menggunakan kantong plastik b. Dibungkus kertas/daun c. Menggunakan kardus d. Lain-lain .... .. ... ... ...... ... ... .. .

8. Bil.a menggunakan kertas dari mana kertas tersebut/jenis kertas apa ? a. Kertas koran bekas b. Kertas lain (bekas) c. Kertas baru dari toko d. Lain-lain .. ... . ...... ... .. .

KEMENTERIAN KESEHATAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

Jalan Perc~tak:an Negara No. 29 Jakarta 10560 Kotak Pos 1226 Telepon: (021) 4261088 Fak:simile: (021) 4243933

E-mail: [email protected], Website: http://www.litbang.depkes.go.id

PEMBEBASAN PERSETUJUAN ETIK (EXEMPTED)

Nom or: L~ .03. o;2. /K" E/s"2> 9l/2.0IO

Yang bertanda tangan di bawah ini, Ketua Komisi Etik Penelitian Kesehatan Badan Litbang Kesehatan, sete!ah dilaksanakan pembahasan dan penilaian, dengan ini memutuskan protokol penelitian yang berjudul :

"Kualitas Bahan Makanan di Pasar Tradisional di Beberapa Kota di Indonesia (Kota Sragen Jawa Tengah dan Gianyar Bali)"

dengan Ketua Pelaksana/Peneliti Utama: Supraptini, SKM., MKM.

dapat dibebaskan dari keharusan memperoleh persetujuan etik (Exempted) untuk pelaksanaan penelitian tersebut. Pembebasan ini berlaku sejak dimulai dilaksanakannya penelitian tersebut di atas sampai dengan selesai sesuai yang tercantum dalam protokol.

Walapun demikian kami mengingatkan bahwa dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti tetap diminta untuk menjaga dan menghormati martabat manusia yang menjadi respondeil/informan dalam pene!itian _ ini. Dengan demikian diharapkan masyarakat luas dapat memperoleh manfaat yang baik dari penelitian ini.

Pada akhir penelitian, laporan pelaksanaan penelitian harus diserahkan kepada KEPK­BPPK. Jika ada perubahan protokol dan I atau perpanjangan penelitian, harus mengajukan kembali permohonan kajian etik penelitian (amandemen protokol).

Jakarta, 3 J"u\i 2o1o

-

u u