Pembekalan Keterampilan Abad 21 Siswa SMK Negeri 1 ...

11
Pembekalan Keterampilan Abad 21 Siswa SMK Negeri 1 Kediri 113 PEMBEKALAN KETERAMPILAN ABAD 21 SISWA SMK NEGERI 1 KEDIRI Titi Mulyo Nesti S-1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail: [email protected] Dewanto Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail: [email protected] Abstrak Representasi yang didapatkan oleh penelaah dan pengajar SMK Negeri 1 Kediri menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran belum atraktif atau belum memiliki daya tarik yang kuat sehingga keterampilan komunikasi dan keterampilan kolaborasi siswa yang dibutuhkan pada abad 21 masih kurang serta hasil nilai evaluasi siswa belum seluruhnya tuntas. Oleh karena itu, alternatif yang dilakukan adalah penggunaan model belajar kooperatif tipe STAD yang tidak berpusat pada guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan respon siswa terhadap pembelajaran, keterampilan komunikasi, keterampilan kolaborasi, dan evaluasi belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode PTK. PTK digunakan untuk menaikkan kualitas pembelajaran dengan memberikan perlakuan pada siswa. KD yang digunakan adalah menganalisis konsep design prototype barang atau jasa dengan materi pengertian dan tahapan prototype serta pengertian, fungsi, tujuan, dan jenis-jenis kemasan produk. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Analisa data menggunakan analisis deskriptif dengan bantuan Microsoft Excel, sedangkan analisa instrumen menggunakan bantuan aplikasi SPSS. Proses pengambilan data dengan cara pengamatan, kuisioner, dan soal evaluasi. Refleksi menyatakan adanya peningkatan pada respon siswa dari kategori “Baik” menjadi kategori “Sangat Baik”, keterampilan komunikasi menunjukkan hasil dengan kategori “Baik”, keterampilan kolaborasl termasuk “Sangat Baik”, dan soal evaluasi dengan ketercapaian KKM klasikal sebanyak 29 peserta didik nilainya mencapai KKM.. Kata Kunci : STAD, Respon Siswa, Keterampilan Komunikasi, Keterampilan Kolaborasi, dan Hasil Belajar Abstract The representation obtained by reviewers and teachers of SMK Negeri 1 Kediri stated that the implementation of teaching and learning activities by applying learning models were not yet attractive or did not yet have a strong appeal so that the communication skills and collaboration skills needed by students in the 21st century were still lacking and the results of student evaluation scores were not yet all completed. Therefore, the alternative is to use a STAD type cooperative learning model that is not teacher-centered. The aim is to improve student responses to learning, communication skills, collaboration skills, and student learning evaluations. The research method used is the PTK method. CAR is used to improve the quality of learning by giving treatment to students. KD that is used is to analyze the concept of prototype design of goods or services with the material understanding and stages of the prototype as well as the understanding, functions, objectives, and types of product packaging. This research was conducted in two cycles. Data analysis uses descriptive analysis with the help of Microsoft Excel, while the analysis of instruments uses the help of the SPSS application. The process of collecting data by observation, questionnaires, and evaluation questions. Reflection states an increase in student responses from the "Good" category to the "Very Good" category, communication skills show results with the "Good" category, collaborative skills including "Very Good", and evaluation questions with the achievement of the classical KKM as many as 29 students whose grades reach KKM. Keywords : STAD, Student Response, Communication Skills, Collaboration, and Learning Outcomes PENDAHULUAN Abad 21 adalah zaman yang penuh ketidakpastian, karena hampir semua bidang mengalami perubahan yang begitu cepat. Tidak terkecuali bidang politik, hukum, perbankan, keagamaan, pendidikan, dan ketenagakerjaan. Sebagai lemabaga penyedia tenaga kerja terampil SMK harus siap menghadapi abad 21. Artinya untuk dapat eksis SMK harus mampu membekali calon tenaga kerja lulusannya dengan berbagai keterampilan yang dibutuhkan pada era revolusi 4.0. Tahun 2010, tokoh Wagner dan Change Leadership Group di Harvad Univercity menganalisa keterampilan abad 21 siswa difokuskan pada 7 keterampilan antara lain: (1) berpikir secara kritis, (2) kemampuan kolaborasi, (3) mampu adaptasi, (4) mau berwirausaha, (5) kemampuan

Transcript of Pembekalan Keterampilan Abad 21 Siswa SMK Negeri 1 ...

Pembekalan Keterampilan Abad 21 Siswa SMK Negeri 1 Kediri

113

PEMBEKALAN KETERAMPILAN ABAD 21 SISWA SMK NEGERI 1 KEDIRI

Titi Mulyo Nesti

S-1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

e-mail: [email protected]

Dewanto

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

e-mail: [email protected]

Abstrak

Representasi yang didapatkan oleh penelaah dan pengajar SMK Negeri 1 Kediri menyatakan bahwa

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran belum atraktif atau

belum memiliki daya tarik yang kuat sehingga keterampilan komunikasi dan keterampilan kolaborasi

siswa yang dibutuhkan pada abad 21 masih kurang serta hasil nilai evaluasi siswa belum seluruhnya

tuntas. Oleh karena itu, alternatif yang dilakukan adalah penggunaan model belajar kooperatif tipe STAD

yang tidak berpusat pada guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan respon siswa terhadap

pembelajaran, keterampilan komunikasi, keterampilan kolaborasi, dan evaluasi belajar siswa. Metode

penelitian yang digunakan adalah metode PTK. PTK digunakan untuk menaikkan kualitas pembelajaran

dengan memberikan perlakuan pada siswa. KD yang digunakan adalah menganalisis konsep design

prototype barang atau jasa dengan materi pengertian dan tahapan prototype serta pengertian, fungsi,

tujuan, dan jenis-jenis kemasan produk. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Analisa data

menggunakan analisis deskriptif dengan bantuan Microsoft Excel, sedangkan analisa instrumen

menggunakan bantuan aplikasi SPSS. Proses pengambilan data dengan cara pengamatan, kuisioner, dan

soal evaluasi. Refleksi menyatakan adanya peningkatan pada respon siswa dari kategori “Baik” menjadi

kategori “Sangat Baik”, keterampilan komunikasi menunjukkan hasil dengan kategori “Baik”,

keterampilan kolaborasl termasuk “Sangat Baik”, dan soal evaluasi dengan ketercapaian KKM klasikal

sebanyak 29 peserta didik nilainya mencapai KKM..

Kata Kunci : STAD, Respon Siswa, Keterampilan Komunikasi, Keterampilan Kolaborasi, dan Hasil

Belajar

Abstract

The representation obtained by reviewers and teachers of SMK Negeri 1 Kediri stated that the

implementation of teaching and learning activities by applying learning models were not yet attractive or

did not yet have a strong appeal so that the communication skills and collaboration skills needed by

students in the 21st century were still lacking and the results of student evaluation scores were not yet all

completed. Therefore, the alternative is to use a STAD type cooperative learning model that is not

teacher-centered. The aim is to improve student responses to learning, communication skills,

collaboration skills, and student learning evaluations. The research method used is the PTK method. CAR

is used to improve the quality of learning by giving treatment to students. KD that is used is to analyze the

concept of prototype design of goods or services with the material understanding and stages of the

prototype as well as the understanding, functions, objectives, and types of product packaging. This

research was conducted in two cycles. Data analysis uses descriptive analysis with the help of Microsoft

Excel, while the analysis of instruments uses the help of the SPSS application. The process of collecting

data by observation, questionnaires, and evaluation questions. Reflection states an increase in student

responses from the "Good" category to the "Very Good" category, communication skills show results

with the "Good" category, collaborative skills including "Very Good", and evaluation questions with the

achievement of the classical KKM as many as 29 students whose grades reach KKM.

Keywords : STAD, Student Response, Communication Skills, Collaboration, and Learning Outcomes

PENDAHULUAN

Abad 21 adalah zaman yang penuh ketidakpastian,

karena hampir semua bidang mengalami perubahan yang

begitu cepat. Tidak terkecuali bidang politik, hukum,

perbankan, keagamaan, pendidikan, dan ketenagakerjaan.

Sebagai lemabaga penyedia tenaga kerja terampil SMK

harus siap menghadapi abad 21. Artinya untuk dapat

eksis SMK harus mampu membekali calon tenaga kerja

lulusannya dengan berbagai keterampilan yang

dibutuhkan pada era revolusi 4.0. Tahun 2010, tokoh

Wagner dan Change Leadership Group di Harvad

Univercity menganalisa keterampilan abad 21 siswa

difokuskan pada 7 keterampilan antara lain: (1) berpikir

secara kritis, (2) kemampuan kolaborasi, (3) mampu

adaptasi, (4) mau berwirausaha, (5) kemampuan

JPTM. Volume 09 Nomor 03 Tahun 2020, 113-123

komunikasi, (6) mampu mengakses dan menganalisis

informasi, dan (7) selalu ingin mempelajari suatu hal

yang baru. Idealnya semua SMK mampu membekali

semua jenis keterampilan tersebut agar lulusannya

memiliki daya saing dan sukses menjadi calon tenaga

kerja di masa depan, tidak terkecuali pada SMK Negeri 1

Kediri.

SMKN 1 Kediri terletak di Kabupaten Kediri Provinsi

Jatim. Semula SMK Negeri 1 Kediri bernama STM

PAGORA lalu pada tahun 1962 berganti nama menjadi

STM Negeri Kediri, kemudian pada Januari 1998

namanya berubah menjadi SMK Negeri 1 Kediri. Di

SMKN 1 Kediri terdapat 9 kompetensi keahlian yang

terdiri dari BKP, DPIB, Kimia Industri, TAV, TITL,

Teknik Otomasi Industri, TKR atau biasa disebut

Otomotif, TPm, dan TKJ. Di kelas Teknik Pemesinan,

sesuai dengan namanya kompetensi keahlian inilah yang

mencetak peserta didik di dunia indutri khususnya pada

bidang produksi suatu barang atau jasa. Selain kegiatan

praktik siswa harus diberikan teori tentang mata pelajaran

PKK.

PKK adalah salah satu mata pelajaran praktik di kelas

XI-TPm4 setelah sebelumnya mendapatkan teori di kelas

X, dan juga termasuk mata pelajaran baru yang diterapkan

mulai tahun pelajaran 2018-2019. Terdapat 20 kompetensi

dasar (KD) yang harus dituntaskan dalam waktu 2

semester. Terkadang siswa merasa kesusahan dalam

belajar materi PKK. Pada kompetensi dasar menganalisis

konsep desain prototype barang atau jasa terdapat materi

tentang pengertian dan tahapan prototype serta pengertian,

fungsi, tujuan, dan jenis-jenis kemasan produk. Di KD ini

peserta didik tak jarang mengalami kesulitan dalam

memahami materi karena mereka sulit membedakan atau

membandingkan konsep desain prototype dengan konsep

desain kemasan produk yang sesungguhnya. Di sini peran

guru sebagai fasilitator mengusahakan keterlaksanaannya

pelajaran PKK ini dengan baik dan efektif.

Berdasarkan refleksi guru SMKN 1 Kediri bersama

peneliti, diketahui bahwa kemampuan komunikasi dan

kemampuan kolaborasi siswa secara umum masih lemah.

Hal itu disebabkan beberapa sebab, utamanya adalah

karena pembelajarannya mengedepankan metode ceramah

dan cenderung teacher centered.. Guru belum sepenuhnya

memotivasi siswa akan pentingnya pelajaran PKK

sehingga respon siswa masih pasif. Resppon siswa yang

masih pasif berakibat pada nilai ulangan harian tidak

seluruh siswa bisa mencapai KKM.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil UH Mapel PKK Kelas XI

TPm-4

NO. Kriteria Jumlah Siswa Presentase

(%) Keterangan

1 >76 24 72,7 Tuntas

2 <76 9 27,3 Belum

Tuntas

Total Siswa 33 100

Oleh karena itu sebagai solusi peneliti penerapam

model belajar kooperatif tipe STAD. Untuk menunjang

keterlaksanaannya menggunakan media Microsoft Power

Poin saat penyampaian materi dengan harapan bisa

memperbaiki kualitas pembelajaran khususnya pada

keterampilan komunikasi, keterampilan kolaborasi, nilai

dan respon siswa menjadi lebih aktif.

Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada pendahuluan, ditetapkan

rumusan masalah yang akan diselesaikan yaitu :

• Bagaimana keterampilan komunikasi pada siswa

setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif

Student Teams Achievement Division (STAD) pada

mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan

(PKK)?

• Bagaimana kemampuan kolaborasi pada siswa setelah

diterapkannya model belajar tersebut, pada mata

pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK)?

• Bagaimana evaluasi pembelajaran siswa setelah

diterapkannya model belajar tersebut, pada mata

pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK)?

• Bagaimana respon siswa ketika diterapkan model

pembelajaran tersebut, pada mata pelajaran Produk

Kreatif dan Kewirausahaan (PKK)?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan di atas, tujuan-tujuannya adalah

sebagai berikut :

• Mengetahui peningkatan keterampilan komunikasi pada

siswa setelah diterapkannya model pembelajaran

kooperatif Student Teams Achievement Division

(STAD) pada mata pelajaran Produk Kreatif dan

Kewirausahaan (PKK).

• Mengetahui peningkatan kemampuan kolaborasi pada

siswa setelah diterapkannya model belajar tersebut,

pada mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan

(PKK).

• Mengetahui peningkatan evaluasi pembelajaransiswa

setelah diterapkannya modelbelajar tersebut, pada mata

pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK).

• Mengetahui peningkatan respon siswa dalam penerapan

model belajar tersebut, pada mata pelajaran Produk

Kreatif dan Kewirausahaan (PKK).

Pembekalan Keterampilan Abad 21 Siswa SMK Negeri 1 Kediri

115

Kajian Teoritik

• Student Teams Achievement Division (STAD)

STAD sebagai salah satu variasi model pembelajaran

kooperatif yang dipopulerkan oleh Robert Slavin dan

koleganya di Universitas John Hopkin. STAD

memadukan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab.

Suyono dan Hariyanto (2012:215-216) berpendapat

bahwa metode ceramah tidak dapat dikesampingkan

begitu saja karna guru tak hanya sebagai motivator,

mediator dan fasilitator tapi juga sebagai explainer atau

pemberi penjelasan. Agar metode ceramah menjadi

efektif maka guru dalam menyampaikan suatu pokok

bahasan harus sesuai kompetensi dasar sehingga siswa

mampu menerima materi dengan baik. Inti dari STAD

menurut Slavin (dalam Fathurrohman, 2015: 53) guru

menyampaikan materi, sementara siswa dibentuk dalam

kelompok yang nantinya untuk menyelesaikan soal-soal

dari guru dan dikerjakan berkelompok.

• Kemampuan Komunikasi

Tokoh Berelson dan Starainer dalam Fisher menjelaskan

bahwa komunikasi merupakan proses penyebaran

informasi, ide, emosi, keterampilan, dan sebagainya

dengan bantuan symbol, kata, angka, grafik dan lain-lain

(Fisher, 1990:10). Sedangkan menurut Tokoh Onong U.

Effendy (1984 : 6), komunikasi merupakan peristiwa

penyampaian ide manusia. Kesimpulannya bahwa

komunikasi adalah proses penyebaran pesan melalui

simbol atau lambang sehingga timbul efek berupa

tingkah laku sebagai umpan balik..

• Kemampuan Kolaborasi

Kolaborasi menurut Jonathan (2004) adalah kolaborasi

merupakan perpaduan hubungan atau korelasi antara

beberapa orang yang saling bersangkutan. Sedangkan

menurut Kamus Heritage Amerika (2000), kolaborasi

merupakan proses kerja sama utamanya pada proses

tukar pikiran. Dapat disimpulkan, kolaborasi adalah

interaksi yang dilakukan dua orang (atau lebih) untuk

saling kerja sama pada berbagi dan tukar pikiran secara

kompak terutama dalam nyelesaikan suatu masalah

tertentu.

• Hasil Belajar

Tokoh Jihad dan Haris (2012: 14) mencetuskan bahwa

hasil belajar adalah ketercapaian perbedaan peilaku

secara permanen dari segi afekti, kognitif, dan

psikomotorik setelah dilakukannya proses belajar.

Sejalan dengan hal tersebut (Sudijono, 2012: 32)

menjelaskan bahwa aspek kognitif, afektif dan

psikomotor yang telah ada pada setiap individu siswa

dapat berubah-ubah.. Maka hasil belajar dapat dikatakan

sebuah ukuran yang menunjukkan penguasaan materi

dari segi afektif, kognitif, dan psikomotor selama proses

belajar.

• Respon Siswa

Tokoh Soekanto (1993: 48) menjelaskan bahwa respon

merupakan dampak dari tindakan yang dilakukan

sebelumnya dengan kata lain sebagai hasil atau imbas

suatu hal tertentu. Sedangkan tokoh Arikunto (2013:

11) menyampaikan bahwa siswa adalah objek didik

disuatu lembaga pendidikan tertentu. Respon siswa juga

dapat dilihat melalui sikapnya selama mengikuti

pembelajaran. Menurut Azwar (2000:6) menyatakan

sikap siswa setelah pembelajaran harus lebih baik

dibandingkan sebelum proses pembelajaran

dilaksanakan.

METODE

Jenis Penelitian

Jenis penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK)..

Subjek dan Obyek Penelitian

• Subjek Penelitian

Subjeknya yaitu semua siswa kelas 11 TPm-4 yang

berjumlah 33 siswa, dengan keseluruhan 33 siswa laki-

laki.

• Objek Penelitian

Objeknya yaitu penerapan model belajar kooperatif tipe

STAD.

Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

Penelitian bertempat di SMK Negeri 1 Kediri ang berada

di Jalan Veteran Nomor 9, Kediri. Waktunya

dillaksanakan pada tanggal 2 Maret 2020 – 13 Maret

2020.

Rancangan Pelaksanaan Penelitian

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan Tindakan

Perencanaan (Plan) adalah aktivitas seseorang atau

kelompok dalam menyusun langkah secara runtut perihal

kegiatan yang perlu dilaksanakan. Yang harus disiapkan

adalah perangkat-perangkat kegitan belajar mengajar

diantaranya adalah RPP, materi pembelajaran, soal

evaluasi, lembar angket respon siswa, lembar angket

komunikasi dan lembar angket kolaborasi.

JPTM. Volume 09 Nomor 03 Tahun 2020, 113-123

Pelaksanaan Tindakan

• Pengajar memberi pemahaman mengenai tujuan

pembelajaran dan memberi motivasi peserta didik untuk

semangat mengikuti proses pembelajaran (pembukaan

pelajaran)

• Pengajar melaksanakan kegiatan belajar mengajar

dengan model kooperatif tipe STAD serta menjelaskan

materi pembelajaran dengan Microsoft Office Power

Point

• Pengajar membentuk beberapa kelompok belajar (secara

heterogen) berdasarkan refleksi nilai UH

• Pengajar mengarahkan dan menjelaskan materi yang

harus diselesaikan (secara berkelompok)

• Pengajar memeriksa maing-masing siswa sudah

mengerti tentang materi yang diajarkan atau belum

(secara individu)

• Pengajar memberi hadiah pada satu kelompok dengan

nilai tertinggi.

Pengamatan

Observasi objek penelitian diperlukan untuk mengetahui

adakah perbaikan kualitas pembelajaran utamanya pada

hasil belajar dan respon siswa serta kemampuan

komunikasi dan kemampuan kolaborasi siswa setelah

diterapkannya model belajar kooperatif STAD dengan

instrumen penilaian yang sudah disiapkan sebelumnya.

Refleksi

Refleksi berfungsi untuk mengevaluasi hal-hal apa yang

perlu diperbaiki dan kendala apa yang menjadikan target

belum tercapai. Sehingga guru memahami cara apa yang

sesuai untuk memperbaiki proses penelitian di siklus

berikutnya. Jika di siklus 1 hasil evaluasi pembelajaran

sudah mencapai target maka PTK bisa dihentikan.

Namun, apabila di siklus I tidak mencapai seluruh target

penelitian harus dilaksanakan penelitian siklus 2.

Teknik Pengumpulan Data

• Pengamatan (Observasi)

• Lembar Angket

• Tes Hasil Belajar

Instrumen Penelitian

Pada suatu penelitian pastidata yang sudah dikumpulakan

akan diolah atau dihitung dengan suatu alat ukur tertentu

yang dianggap paling mendukung dan sesuai. Alat ukur

berupa instrumen sehingga memudahkan peneliti dan

observer dalam mengolah data secara efektif dan efisien.

Valid dan reliable adalah syarat wajib dari suatu

instrumen penelitian. Valid artinya instrumen bisa

mengukur sesuatu yang ingin diukur. Reliabel artinya bisa

dipakai berkali-kali untuk mengukur objek yang mirip

dengan data yang hampir mirip juga.

Teknik Analisis Instrumen

• Instrumen Tes

Pada tahap ini peneliti hendak mempersiapkan soal tes

evaluasi yang valid, reliabel, dan objektif. Dari soal

yang dijabarkan dianalisa butir soal dengan tujuan

supaya ada identifikasi soal yang baik, kurang baik, dan

jelek. Sehingga apabila butir yang dibuat tidak baik

maka dapat menjadi petunjuk dalam mengadakan

perbaikan (Arikunto, 2012:222). Dalam menganalisis

peneliti menggunakan microsoft excel.

• Taraf Kesukaran

Tokoh Arikunto (2012:222) berpendapat bahwa soal

yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar dan

tidak terlalu mudah. Dificculty index (P) atau indeks

kesukaran adalah suatu bilangan yang

memperlihatkan mudah dan sukarnya suatu soal.

Ketentuan indeks kesukaran antara 0,0 (sukar)

sampai 1,0 (mudah). Berikut rumus mencari

P : P= JSB (1)

(Sumber Arikunto, 2012 : 223)

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal

dengan betul

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

• Daya Pembeda

Tokoh Suharsimi Arikunto (2013:226) daya

pembeda merupakan kekuatan suatu soal untuk tahu

perbedaan antara peserta didik yang cerdas (pandai)

dengan siswa yang kurang cerdas (kurang pandai).

Cara mendapatkan indeks daya pembeda (D) dapat

mengaplikasikan rumus di bawah ini :

(2)

(Suharsimi Arikunto 2013 : 228)

Keterangan :

D = indeks daya pembeda

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas

menjawab benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah

menjawab benar

PA = proporsi kelompok atas menjawab

benar (P= indeks kesukaran)

PB = proporsi kelompok bawah menjawab

benar (P = indeks kesukaran).

• Uji Validitas Tes

Dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto (2013:80)

“sebuah tes dianggap valid jika bisa mengukur

Pembekalan Keterampilan Abad 21 Siswa SMK Negeri 1 Kediri

117

sesuatu yang ingin diukur”. Dalam bahasa Indonesia

“valid” disebut “sahih”. Sedangkan cara mengetahui

validitas item, peneliti mengaplikasikan construct

validity dengan mengontrol langsung beberapa teori

yang menghasilkan bebrapa indikator diimbangi

konsultasi dengan pembimbing. Rumusnya adalah

korelasi produk momenseperti di bawah ini :

(3)

(Suharsimi Arikunto 2013 : 87)

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara X dan Y

N = jumlah objek uji coba

X = nilai dari X (skor tiap item)

Y = nilai dari Y (skor total item)

X2 = jumlah kuadrat nilai X

Y2 = jumlah kuadrat nilai Y

• Uji Reliabilitas Tes

Dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto (2013:100)

“Reliabilitas berkaitan pada suatu kepercayaan.

Sebuah tes bisa dianggap memiliki taraf kepercayaan

yang tinggi apabila bisa menunjukkan refleksi yang

tetap”. Maksudnya Instrumen yang baik adalah

instrumen yang ajeg menghasilkan data dan sesuai

fakta. Rumus relibilitas uji coba instrumen dihitung

dengan mengaplikasikan rumus alpha di bawah ini :

(4)

(Suharsimi Arikunto 2013 : 122)

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrument

n = banyaknya butir pertanyaan atau

banyaknya soal

2i = jumlah varians skor tap-tiap item

2i = varians total

• Instrumen Lembar Observasi Keterampilan Komunikasi

dan Keterampilan Kolaborasi

• Validitas

Validatas butir angket dilakukan dengan prosedur

membandingkan hasil korelasi product moment

terhadap tabel r. Apabila poin r hitung lebih kecil

dari r tabel maka angket dan pedoman observasi

dinyatakan valid. Sebaliknya, apabila lebih besar

maka dinyatakan tidak valid (Arikunto, 2012:89).

• Reliabilitas

Reliabilitas angket dihitung dengan teknik

pembelahan ganjil genap. Koefisien tiap belahan

dikorelasikan dengan mengaplikasikan rumus

produk momen. Dan diperoleh rhitung < rtabel

(reliabilitas belahan angket). Hasil rhitung dicari

perbandingannya dengan rtabel. Apabila poin rtabel <

rhitung maka butir angket tidak reliabel, dan apabila

nilai rtabel > rhitung maka butir angket sudah reliabel.

Teknik Analisa Data

• Analisa Data Observasi Keterampilan Komunikasi

dan Keterampilan Kolaborasi

Untuk protokol pengamatan, refleksi yang didapat dari

instrumen akan dihitung dengan mencari presentase (%)

dengan rumus di bawah ini :

P = FN ×100 (5)

Keterangan :

P = Presentase hasil observasi

F = Jumlah jawaban observer

N = Jumlah seluruh skor ideal

•Analisa Angket Respon Siswa, Kemampuan

Komunikasi, dan Kemampuan Kolaborasi

• Presentase Tiap Jawaban pada Tiap Butir Angket

banyak jawaban siswa ×100 (6)

jumlahsiswa

(sumber : Riduwan, 2016:15)

• Skor Total

jumlah skor jawaban siswa × 100 (7)

skor tertinggi

(sumber : Riduwan, 2016:15)

• Analisa Data Hasil Belajar Siswa (Data Nilai)

Refleksi evaluasi pembelajaran sesuai K13 berupa nilai

Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan. Dalam pedoman

penilaian SMK (2017, 58) tiap poin mempunyai bobot

masing-masing dan disinkronkan karakteristiknya

dengan tiap mapel kemudian dipegang seluruhnya oleh

satuan pendidikan. Poin penilaian pengetahuan adalah

3, poin sikap adalah 1, dan poin keterampilan sebesar 2.

Rumus nilai hasil belajar seperti di bawah ini:

Skor siswa=

(N evaluasi× B pengetahuan )+(N sikap× B sikap)+ (8)

B pengetahuan+B sikap+ B

(sumber: Pedoman penilaian SMK, 2017:58)

Analisis belajar siswa juga dapt ditentukan dengan

rumus ketuntasan klasikal.

Ketuntasan Klasikal= jumlah siswa yang tuntas ×100 (9)

jumlah seluruh siswa

(sumber: Kemendikbud, 2017:28)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran

• Validasi Silabus

Secara keseluruhan dari aspek-aspek silabus

mendapatkan skor 88,33% maksudnya sesuai tabel

kriteria presentase hasil validasi, masuk kategori sangat

baik dan layak digunakan untuk penelitian.

• Validasi RPP

Secara keseluruhan dari aspek-aspek RPP mendapatkan

skor 85,8% maksudnya sesuai tabel kriteria presentase

JPTM. Volume 09 Nomor 03 Tahun 2020, 113-123

hasil validasi, masuk kategori sangat baik dan sangat

layak digunakan untuk penelitian.

• Validasi Lembar Observasi Keterampilan Komunikasi

Secara keseluruhan dari aspek-aspek tersebut

mendapatkan skor 87,4% maksudnya sesuai tabel

kriteria presentase hasil validasi, masuk kategori sangat

baik dan layak digunakan untuk penelitian.

• Validasi Lembar Observasi Keterampilan Kolaborasi

Secara keseluruhan dari aspek-aspek tersebut

mendapatkan skor 91,11% maksudnya sesuai ttabel

kriteria presentase hasil validasi, masuk kategori sangat

baik dan layak digunakan untuk penelitian.

• Validasi Tes Evaluasi

• Hasil Validasi Ahli

Secara keseluruhan dari aspek-aspek soal evaluasi

mendapatkan skor 82,87% maksudnya sesuai tabel

kriteria presentase hasil validasi, masuk kategori

sangat baik dan layak digunakan untuk penelitian.

• Hasil Analisis Kesukaran

Berdasarkan perhitungan analisis kesukaran, soal

evaluasi memiliki presentase kriteria bobot soal

dalam kategori mudah berjumlah mudah 33,33%,

sedang berjumlah 50%, dan sukar 16,67% dari 6

soal.

• Hasil Analisis Daya Beda

Hasil perhitungan analisis daya beda, soal evaluasi

memiliki deskriminan dengan keterangan Cukup

pada butir soal evaluasi no. 1,2,5, dan 6, sedangkan

butir soal evaluasi no. 3 dan 4 memiliki deskriminan

dengan keterangan Baik.

Hasil Penelitian Siklus I

• Kemampuan Komunikasi Siswa

Tabel 2. Hasil Angket Kemampuan Komunikasi Siswa

Siklus I

Subjek

Skor Angket Kemampuan

Komunikasi

Rata-rata (%) Keterangan

33 Siswa Kelas

XI-TPm4

70,74 Baik

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Angket Komunikasi

Peraspek Siklus I Aspek Presentase (%)

Keterbukaan (opennes) 68,50

Empati (empathy) 71.84

Sikap mendukung (supportivenes) 73,99

Sikap positif 68,79

Rata-rata kemampuan komunikasi sebesar 70,74%

(“Baik)”). Kesimpulannya kemampuan komunikasi

siswa sudah baik dengan model belajar STAD ini

namun belum mencapai target di atas 75%, selain itu

seluruh aspek kemampuan komunikasi juga belum

memenuhi target, sehingga diperlukan evaluasi dan

meneliti kembali kemampuan komunikasi siswa di

siklus selanjutnya.

• Keterampilan Komunikasi Siswa

Tabel 4. .Hasil Observasi Keterampilan Komunikasi

Siklus I

No. Aspek

Jumlah Hasil

Pengamat Per

Aspek %

1 2 3

1 Keterbukaan

(opennes)

984 984 984 99,39

2 Empati (empathy) 942 942 942 95,15

3 Sikap mendukung

(supportivenes)

906 906 906 91,52

4 Sikap positif 312 312 312 94,55

Rata-rata 95,15

Keterangan Sangat

Baik

Rata-rata dari ketiga pengamat dalam mengobservasi

keterampilan komunikasi siswa sebesar 95,15%

masuk pengkategorian “Sangat Baik”. Melampaui

target di atas 75%, sehingga peneliti tidak akan

meneliti ulang observasi keterampilan komunikasi

siswa di siklus berikutnya.

• Kemampuan Kolaborasi Siswa

Tabel 5. Hasil Angket Kemampuan Kolaborasi siklus

I

Subjek

Skor Angket Kemampuan

Kolaborasi

Rata-rata (%) Keterangan

33 Siswa Kelas

XI-TPm4

73,12 Baik

Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Angket Kolaborasi

Peraspek Siklus I Aspek Presentase (%)

Percaya diri 76,73

Sikap positif 71,21

Menghargai masukan 73,49

Memberikan dorongan 67,68

Membangun semangat kelompok 72,73

Rata-rata kemampuan kolaborasi siswa sebesar

72,13% (“Baik”). Kesimpulannya, kemampuan

kolaborasi siswa sudah meningkat namun belum

mencapai target masih di bawah 75%, selain itu

seluruh aspek kemampuan komunikasi juga belum

memenuhi target, sehingga diperlukan evaluasi dan

meneliti kembali kemampuan kolaborasi siswa di

siklus selanjutnya.

Pembekalan Keterampilan Abad 21 Siswa SMK Negeri 1 Kediri

119

• Keterampilan Kolaborasi Siswa

Tabel 7. Hasil Observasi Keterampilan Kolaborasi Siklus I

No. Aspek

Jumlah Hasil Pengamat

Per Aspek %

1 2 3

1 Percaya diri 918 918 918 92,73

2 Sikap positif 888 888 888 89,70

3 Penerima

saran

1222 1222 1222 92,58

4 Motivator 854 854 854 86,26

5 Teamwork 882 882 882 89,09

Rata-rata 90,01

Keterangan Sangat

Baik

Rata-rata dari ketiga pengamat dalam mengobservasi

keterampilan kolaborasi siswa sebesar 90,01% dengan

kategori “Sangat Terampil”. Hasil tersebut sudah

mencapai target di atas 75%, sehingga peneliti tidak

akan meneliti ulang observasi keterampilan

komunikasi siswa di siklus selanjutnya.

• Hasil Belajar Siswa Siswa

Tabel 8. Nilai Hasil Belajar Siswa XI-TPm 4 Siklus I

KKM NO. Absen

>KKM <KKM

80 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,

11, 12, 13, 14, 15, 17, 18,

24, 25, 26, 27, 28, 29, 30,

31, 33

16, 19, 20,

21, 22, 23,

32

Jumlah 26 7

Rata-rata

Kelas (%)

82,12

Ketuntasan 78,79%

Tabel memperlihatkan ada 26 peserta didik nilainya

sudah di atas KKM 76 dan hanya 21,21%% nilainya

belum tuntas atau sebanyak 7 siswa. Namun,

presentase ketuntasan belum mencapai target 80%.

Sehingga harus diperbaiki dengan diadakan siklus II.

• Respon Siswa

Tabel 9. Hasil Angket Respon Siswa siklus I

Subjek Skor Angket Respon Siswa

Rata-rata (%) Keterangan

33 Siswa Kelas

XI-TPm4

62,60 Baik

Tabel 10. Rekapitulasi Hasil Angket Respon

Peraspek siklus I Aspek Presentase (%)

Sikap 59,90

Tindakan 65,35

Tanggapan 61,59

Minat 64,85

Rata-rata respon siswa sebesar 62,60% (“Baik”).

Kesimpulannya keseluruhan sudah merespon dengan

aktif namun belum mencapai target karena masih di

bawah 75%, selain itu seluruh aspek respon juga

belum memenuhi target, sehingga diperlukan evaluasi

dan melakukan penelitian kembali di siklus berikutnya

Refleksi Siklus I

Tabel 11.Refleksi Siklus I

Variabel

Penelitian Hasil Penelitian

Target

Penelitian

Respon Siswa Rata-rata respon siswa

sebesar 62,60%

dikategorikan “Baik”

(belum mencapai

target)

75% respon

siswa baik

Kemampuan

Komunikasi

Rata-rata kemampuan

komunikasi siswa

sebesar 70,74% dengan

kategori “Baik”

(belum mencapai

target)

75%

kemampuan

komunikasi

baik

Keterampilan

Komunikasi

Rata-rata keterampilan

komunikasi siswa

sebesar 95,15% dengan

kategori “Sangat Baik”

(sudah mencapai

target)

75%

keterampilan

komunikasi

baik

Kemampuan

Kolaborasi

Rata-rata 73,12%

kemampuan kolaborasi

siswa sebesar dengan

kategori “Baik”

(belum mencapai

target)

75%

kemampuan

kolaborasi baik

Keterampilan

Kolaborasi

Rata-rata 90,01%

keterampilan kolaborasi

siswa sebesar dengan

kategori “Sangat Baik”

(sudah mencapai

target)

75%

keterampilan

kolaborasi baik

Hasil Belajar

Siswa

78,79% siswa hasil

belajarnya tuntas

(belum mencapai

target)

80% siswa

hasil

belajarnya

tuntas

Hasil Penelitian Siklus II

• Kemampuan Komunikasi Siswa

Tabel 12. Hasil Angket Kemampuan Komunikasi siklus II

Subjek

Skor Angket Kemampuan

Komunikasi

Rata-rata (%) Keterangan

33 Siswa Kelas XI-

TPm4

80,35 Baik

Tabel 13. Rekapitulasi Hasil Angket Komunikasi

Peraspek SiklusII Aspek Presentase (%)

Keterbukaan (opennes) 78,51

Empati (empathy) 82,32

Sikap mendukung (supportivenes) 82,51

Sikap positif 77,42

Rata-rata kemampuan komunikasi siswa sebesar

80,35% (“Baik”). Kesimpulannya bahwa kemampuan

komunikasi siswa secara umum meningkat dari siklus

JPTM. Volume 09 Nomor 03 Tahun 2020, 113-123

I dan memberikan kategori (“Sangat Baik”) dan sudah

mencapai target lebih dari 75%. Untuk itu penelitian

dicukupkan sampai di siklus II.

• Kemampuan Kolaborasi Siswa

Tabel 14. Hasil Angket Kemampuan Kolaborasi

siklus II

Subjek

Skor Angket Kemampuan

Kolaborasi

Rata-rata (%) Keterangan

33 Siswa Kelas

XI-TPm4

81,48 Sangat Baik

Tabel 15. Rekapitulasi Hasil Angket Kolaborasi

Peraspek Siklus II Aspek Presentase (%)

Percaya diri 82,90

Sikap positif 81,06

Menghargai masukan 82,20

Memberikan dorongan 75,76

Membangun semangat kelompok 82,77

Rata-rata kemampuan kolaborasi siswa sebesar

81,48% (“Sangat Baik”). Kesimpulannya kemampuan

kolaborasi siswa secara umum meningkat dari siklus I

dan memberikan kategori (“Sangat Baik”) dan sudah

mencapai target lebih dari 75%. Untuk itu penelitian

dicukupkan sampai di siklus II.

• Hasil Belajar Siswa Siswa

Tabel 16. Nilai Hasil Belajar Siswa XI-TPm 4 Siklus II KKM NO. Absen

>KKM <KKM

80 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,

11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,

19, 21, 22, 23, 24, 25, 27,

28, 29, 30, 31, 32, 33

14, 18,

20, 26

Jumlah 29 4

Rata-rata

Kelas (%)

85,61

Ketuntasan 87,88%

Dari tabel di atas menghasilkan ketuntasan hasil

belajar sebesar 87,88%. Dari hasil tersebut, targt

sudah terlampaui sehingga PTK dicukupkan di siklus

ini.

• Respon Siswa

Tabel 17. Hasil Angket Respon Siswa Siklus II

Subjek

Skor Angket Respon Siswa

Rata-rata (%) Keterangan

33 siswa

kelas XI TPm-4

81,89 Sangat Baik

Tabel 18. Rekapitulasi Hasil Angket Respon Peraspek

siklus II

Aspek Presentase (%)

Sikap 79.70

Tindakan 84,55

Tanggapan 82,53

Minat 79,39

Rata-rata respon siswa sebesar 81,89% (Sangat Baik).

Disimpulkan bahwa respon siswa meningkat dari

siklus I dan memberikan kategori sangat baik dengan

model belajar kooperatif tipe STAD ini dan

memenuhi target di atas 75%. Untuk itu penelitian

dicukupkan sampai di siklus II.

Pembahasan

• Kemampuan Komunikasi Siswa

Gambar 2. Diagram Perkembangan Kemampuan

Komunikasi Siswa

Saat siklus pertama memperlihatkan kemampuan

komunikasi siswa yaitu 70,74% dan meningkat lagi di

siklus dua menjadi 80,35% dengan kategori “Baik”.

• Keterampilan Komunikasi Siswa

Gambar 3. Diagram Keterampilan Komunikasi Siswa di

Siklus I

Dari segi variabel keterampilan komunikasi siswa

terhadap penerapan model pembelajaran STAD yang

mana dari refleksi pra penelitian dinilai kurang

terampil dalam berkomunikasi, berkat saran dari

penguji dan validator telah dicukupkan pada penelitian

siklus pertama yaitu 95,15% dikategorikan “Sangat

Baik”.

Pembekalan Keterampilan Abad 21 Siswa SMK Negeri 1 Kediri

121

• Kemampuan Kolaborasi Siswa

65,00%

70,00%

75,00%

80,00%

85,00%

Siklus 1 Siklus 2

Perkembangan Kemampuan

Kolaborasi Siswa

Gambar 4. Diagram Perkembangan Kemampuan

Kolaborasi Siswa

Saat siklus pertama menunjukkan kemampuan

kolaborasi siswa sebesar 73,12% dan naik lagi di

siklus kedua sebesar 81,48% dikategorikan “Sangat

Baik”.

• Keterampilan Kolaborasi Siswa

80,00%

85,00%

90,00%

95,00%

Keterampilan Kolaborasi Siswa di Siklus I

Gambar 5. Diagram Keterampilan Kolaborasi Siswa

Siklus I

Dari segi variabel keterampilan kolaborasi siswa

terhadap penerapan model pembelajaran STAD yang

mana dari refleksi pra penelitian dinilai kurang

terampil dalam berkolaborasi, berkat saran dari

penguji dan validator, telah dicukupkan pada

penelitian siklus I yaitu sebesar 90,01% (sangat baik).

• Hasil Belajar Siswa Siswa

70,00%

75,00%

80,00%

85,00%

90,00%

Siklus 1 Siklus 2

Perkembangan Hasil Belajar Siswa

Gambar 6. Diagram Perkembangan Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan segi variabel evaluasi pembelajaran yang

tuntas diketahui adanya perbaikan kualitas dari

sebelum penerapan model pembelajaran STAD yang

hanya 72,70% siswa hasil belajarnya tuntas menjadi

78,79% ketika siklus pertama dan naik lebih besar di

siklus kedua sebesar 87,88% (sebanyak 29 siswa dari

33 siswa menunjukkan hasil belajar yang tuntas).

• Respon Siswa

Gambar 2. Diagram Perkembangan Respon Siswa

Siklus I menghasilkan respon siswa sebesar 62,60%

dan naik lagi di siklus kedua yaitu sebesar 81,89%

dikategorikan “Sangat Baik”.

PENUTUP

Simpulan

Dengan refleksi yang didapatkan setelah pengolahan data,

berikut beberapa simpulan yang dihasilkan yaitu :

• Penerapan Model Belajar Koopratif STAD bisa

memperbaiki kualitas kemampuan komunikasi siswa

yang mulanya sebesar 70,74% dikategorikan “Baik”

meningkat jadi 80,35% dikategorikan “Baik” dan

mengetahui keterampilan komunikasi siswa sebesar

95,15% dengan kategori “Sangat Baik” terhadap

mapel PKK pada KD menganalisis konsep desain

prototype barang atau jasa di kelas XI TPm-4 SMKN

1 Kediri.

• Penerapan Model Belajar Koopratif STAD dapat

meningkatkan kemampuan kolaborasi siswa dari

73,12% dikategorikan “Baik” meningkat sebesar

81,48% dikategorikan “Sangat Baik” dan mengetahui

keterampilan kolaborasi siswa senilai 90,01%

dikategorikan “Sangat Baik” terhadap mapel PKK

pada KD menganalisis konsep desain prototype

barang atau jasa di kelas XI TPm-4 SMKN 1 Kediri.

• Penerapan Model Belajar Koopratif STAD

memperbaiki kualitas evaluai pembelajaran yang

mulanya 78,79% dikategorikan “Baik” meningkat

sebesar 87,88% dikategorikan “Sangat Baik” terhadap

mapel PKK pada KD menganalisis konsep desain

prototype barang atau jasa di kelas XI TPm-4 SMKN

1 Kediri.

• Penerapan Model Belajar Koopratif STAD dapat

meningkatkan respon siswa yang mulanya 62,60%

dikategorikan “Baik” meningkat sebesar 81,89%

dikategorikan “Sangat Baik” terhadap mapel PKK

JPTM. Volume 09 Nomor 03 Tahun 2020, 113-123

pada KD menganalisis konsep desain prototype

barang atau jasa di kelas XI TPm-4 SMKN 1 Kediri.

Saran

Dengan refleksi yang diperoleh, terdapat beberapa

masukan dari peneliti antara lain :

• Di siklus II terdapat 29 yang sudah tuntas. Keempat

siswa sisanya memerlukan perbaikan berupa penugasan

khusus secara individu.

• Ketika menggunakan model belajar kooperatif STAD,

pengajar harus bisa memanagement waktu

pembelajaran dan mengkondisikan proses pembelajaran

agar siswa bisa fokus dan memberikan respon yang

aktif

• Guru diharapkan mampu mengembangkan suatu media

pembelajaran yang lebih inovatif agar mempermudah

dalam penyampaian materi

• Karena peneliti mengaplikasikan PTK, maka refleksi

penelitiannya tidak dapat digeneralisasikan (hanya

berlaku pada subjek penelitian), sehingga diberlakukan

penelitian lanjutan dengan metode yang berbeda agar

hasil penelitiannya dapat digeneralisasikan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. 1999. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta

Alwasilah, Chaedar. 2007. CTL Menjadikan Kegiatan

Belajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung:

Mizan Learning Center.

Aqib, Zainal. 2012. Model-model, Media, dan Strategi

Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung:

Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi

Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Arsana, I Made dan Alwan Rosyadi. 2019. Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran

AC Mobil Siswa Kelas XI TKR 1 Di SMKN 1

Arosbaya Bangkalan. Jurnal Pendidikan Teknik

Mesin. 8 (3): 54-59.

Azwar, Syaifuddin. 2015. Reliabilitas dan Validitas.

Yogyakarta: Pustaka Belajar

Bafadal, Ibrahim. 2005. Pengelolan Perpustakaan

Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Dahar, Ratna W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta:

Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

De Porter, Bobbi dan Hernacki, Mike. 1992. Quantum

Learning. Membiasakan Belajar Nyaman dan

Menyenangkan. Terjemahan oleh Alwiyah

Abdurrahman. Bandung: Penerbit Kaifa.

Dewanto dan Abidin. 2018. Penerapan Pendekatan

Scientific untik Meningkatkan Keaktifan, Kemampuan

Komunikasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas X TSM

pada Mata Pelajaran Teknologi Dasar Otomotif di

SMKN 1 Labang Bangkalan. Jurnal Pendidikan

Teknik Mesin. 6 (3): 34-40.

Dewanto dan Aprilia. 2016. Kemampuan Komunikasi,

Kolaborasi, Metakognisi, dan Hasil Belajar Mata

Pelajaran Teknologi Mekanik Siswa Kelas X pada

Penerapan Pendekatan Saintifik SMKN 1 Kediri.

Surabaya : Unesa University

Dewanto dan Darmawan. 2018. Penerpanan Kurikulum

2013 untuk Meningkatkan Kemampuan Kolaborasi,

Hasil Belajar dan Respon Siswa Kelas X TKR 1 pada

Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif di

SMKN 1 Kalianget. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin.

6 (3): 53-58

Dewanto dan Fenzi. 2019. Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement

Division (STAD) Berbantuan Media Adobe Flash

Professional CS6 Pada Mata Pelajaran Dasar

Perancangan Teknik Mesin untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa kelas 10 TMI di SMK Negeri 1

Jatirejo– Mojokerto. Surabaya : Unesa University

Gagne. Robert M. 1989. Kondisi Belajar dan Teori

Pembelajaran terjemah Munandir. Jakarta: Sinar

Baru.

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar

Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Illahi, Mohammad Takdir. 2012. Pembelajaran

Discovery Strategy dan Mental Vocational Skill.

Yogyakarta: Diva Pers.

Isjoni. 2010. Cooperative Learning : Efektifitas

Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta

Jihad dan Haris. 2012. Evaluasi Pembelajaran.

Yogyakarta: Multi Pressindo

Kemendikbud. 2013. Kurikulum 2013. Jakarta:

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas

Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nasution. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses

Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Nurasalim, Mochamad. 2007. Psikologi Pendidikan.

Surabaya: Unesa University.

Nasution. 1989. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta:

Bina Aksara

Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem

Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat.

Ridwan dan Akdon. 2009. Rumus dan Data dalam

Aplikasi Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Pembekalan Keterampilan Abad 21 Siswa SMK Negeri 1 Kediri

123

Rusman. 2014. Model-mode Pembelajaran

Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada

Sujimat, D. Agus. 2000. Penulisan karya ilmiah.

Makalah disampaikan pada pelatihan penelitian bagi

guru SLTP Negeri di Kabupaten Sidoarjo tanggal 19

Oktober 2000 (Tidak diterbitkan). MKKS SLTP

Negeri Kabupaten Sidoarjo

Suparno. 2000. Langkah-langkah Penulisan Artikel

Ilmiah dalam Saukah, Ali dan Waseso, M.G. 2000.

Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah. Malang: UM

Press.

UNESA. 2000. Pedoman Penulisan Artikel Jurnal,

Surabaya: Lembaga Penelitian Universitas Negeri

Surabaya.

Wahab, Abdul dan Lestari, Lies Amin. 1999. Menulis

Karya Ilmiah. Surabaya: Airlangga University Press.

Winardi, Gunawan. 2002. Panduan Mempersiapkan

Tulisan Ilmiah. Bandung: Akatiga.