Pembekalan Keterampilan Abad 21 Siswa SMK Negeri 1 Kediri
113
PEMBEKALAN KETERAMPILAN ABAD 21 SISWA SMK NEGERI 1 KEDIRI
Titi Mulyo Nesti
S-1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: [email protected]
Dewanto
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: [email protected]
Abstrak
Representasi yang didapatkan oleh penelaah dan pengajar SMK Negeri 1 Kediri menyatakan bahwa
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran belum atraktif atau
belum memiliki daya tarik yang kuat sehingga keterampilan komunikasi dan keterampilan kolaborasi
siswa yang dibutuhkan pada abad 21 masih kurang serta hasil nilai evaluasi siswa belum seluruhnya
tuntas. Oleh karena itu, alternatif yang dilakukan adalah penggunaan model belajar kooperatif tipe STAD
yang tidak berpusat pada guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan respon siswa terhadap
pembelajaran, keterampilan komunikasi, keterampilan kolaborasi, dan evaluasi belajar siswa. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode PTK. PTK digunakan untuk menaikkan kualitas pembelajaran
dengan memberikan perlakuan pada siswa. KD yang digunakan adalah menganalisis konsep design
prototype barang atau jasa dengan materi pengertian dan tahapan prototype serta pengertian, fungsi,
tujuan, dan jenis-jenis kemasan produk. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Analisa data
menggunakan analisis deskriptif dengan bantuan Microsoft Excel, sedangkan analisa instrumen
menggunakan bantuan aplikasi SPSS. Proses pengambilan data dengan cara pengamatan, kuisioner, dan
soal evaluasi. Refleksi menyatakan adanya peningkatan pada respon siswa dari kategori “Baik” menjadi
kategori “Sangat Baik”, keterampilan komunikasi menunjukkan hasil dengan kategori “Baik”,
keterampilan kolaborasl termasuk “Sangat Baik”, dan soal evaluasi dengan ketercapaian KKM klasikal
sebanyak 29 peserta didik nilainya mencapai KKM..
Kata Kunci : STAD, Respon Siswa, Keterampilan Komunikasi, Keterampilan Kolaborasi, dan Hasil
Belajar
Abstract
The representation obtained by reviewers and teachers of SMK Negeri 1 Kediri stated that the
implementation of teaching and learning activities by applying learning models were not yet attractive or
did not yet have a strong appeal so that the communication skills and collaboration skills needed by
students in the 21st century were still lacking and the results of student evaluation scores were not yet all
completed. Therefore, the alternative is to use a STAD type cooperative learning model that is not
teacher-centered. The aim is to improve student responses to learning, communication skills,
collaboration skills, and student learning evaluations. The research method used is the PTK method. CAR
is used to improve the quality of learning by giving treatment to students. KD that is used is to analyze the
concept of prototype design of goods or services with the material understanding and stages of the
prototype as well as the understanding, functions, objectives, and types of product packaging. This
research was conducted in two cycles. Data analysis uses descriptive analysis with the help of Microsoft
Excel, while the analysis of instruments uses the help of the SPSS application. The process of collecting
data by observation, questionnaires, and evaluation questions. Reflection states an increase in student
responses from the "Good" category to the "Very Good" category, communication skills show results
with the "Good" category, collaborative skills including "Very Good", and evaluation questions with the
achievement of the classical KKM as many as 29 students whose grades reach KKM.
Keywords : STAD, Student Response, Communication Skills, Collaboration, and Learning Outcomes
PENDAHULUAN
Abad 21 adalah zaman yang penuh ketidakpastian,
karena hampir semua bidang mengalami perubahan yang
begitu cepat. Tidak terkecuali bidang politik, hukum,
perbankan, keagamaan, pendidikan, dan ketenagakerjaan.
Sebagai lemabaga penyedia tenaga kerja terampil SMK
harus siap menghadapi abad 21. Artinya untuk dapat
eksis SMK harus mampu membekali calon tenaga kerja
lulusannya dengan berbagai keterampilan yang
dibutuhkan pada era revolusi 4.0. Tahun 2010, tokoh
Wagner dan Change Leadership Group di Harvad
Univercity menganalisa keterampilan abad 21 siswa
difokuskan pada 7 keterampilan antara lain: (1) berpikir
secara kritis, (2) kemampuan kolaborasi, (3) mampu
adaptasi, (4) mau berwirausaha, (5) kemampuan
JPTM. Volume 09 Nomor 03 Tahun 2020, 113-123
komunikasi, (6) mampu mengakses dan menganalisis
informasi, dan (7) selalu ingin mempelajari suatu hal
yang baru. Idealnya semua SMK mampu membekali
semua jenis keterampilan tersebut agar lulusannya
memiliki daya saing dan sukses menjadi calon tenaga
kerja di masa depan, tidak terkecuali pada SMK Negeri 1
Kediri.
SMKN 1 Kediri terletak di Kabupaten Kediri Provinsi
Jatim. Semula SMK Negeri 1 Kediri bernama STM
PAGORA lalu pada tahun 1962 berganti nama menjadi
STM Negeri Kediri, kemudian pada Januari 1998
namanya berubah menjadi SMK Negeri 1 Kediri. Di
SMKN 1 Kediri terdapat 9 kompetensi keahlian yang
terdiri dari BKP, DPIB, Kimia Industri, TAV, TITL,
Teknik Otomasi Industri, TKR atau biasa disebut
Otomotif, TPm, dan TKJ. Di kelas Teknik Pemesinan,
sesuai dengan namanya kompetensi keahlian inilah yang
mencetak peserta didik di dunia indutri khususnya pada
bidang produksi suatu barang atau jasa. Selain kegiatan
praktik siswa harus diberikan teori tentang mata pelajaran
PKK.
PKK adalah salah satu mata pelajaran praktik di kelas
XI-TPm4 setelah sebelumnya mendapatkan teori di kelas
X, dan juga termasuk mata pelajaran baru yang diterapkan
mulai tahun pelajaran 2018-2019. Terdapat 20 kompetensi
dasar (KD) yang harus dituntaskan dalam waktu 2
semester. Terkadang siswa merasa kesusahan dalam
belajar materi PKK. Pada kompetensi dasar menganalisis
konsep desain prototype barang atau jasa terdapat materi
tentang pengertian dan tahapan prototype serta pengertian,
fungsi, tujuan, dan jenis-jenis kemasan produk. Di KD ini
peserta didik tak jarang mengalami kesulitan dalam
memahami materi karena mereka sulit membedakan atau
membandingkan konsep desain prototype dengan konsep
desain kemasan produk yang sesungguhnya. Di sini peran
guru sebagai fasilitator mengusahakan keterlaksanaannya
pelajaran PKK ini dengan baik dan efektif.
Berdasarkan refleksi guru SMKN 1 Kediri bersama
peneliti, diketahui bahwa kemampuan komunikasi dan
kemampuan kolaborasi siswa secara umum masih lemah.
Hal itu disebabkan beberapa sebab, utamanya adalah
karena pembelajarannya mengedepankan metode ceramah
dan cenderung teacher centered.. Guru belum sepenuhnya
memotivasi siswa akan pentingnya pelajaran PKK
sehingga respon siswa masih pasif. Resppon siswa yang
masih pasif berakibat pada nilai ulangan harian tidak
seluruh siswa bisa mencapai KKM.
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil UH Mapel PKK Kelas XI
TPm-4
NO. Kriteria Jumlah Siswa Presentase
(%) Keterangan
1 >76 24 72,7 Tuntas
2 <76 9 27,3 Belum
Tuntas
Total Siswa 33 100
Oleh karena itu sebagai solusi peneliti penerapam
model belajar kooperatif tipe STAD. Untuk menunjang
keterlaksanaannya menggunakan media Microsoft Power
Poin saat penyampaian materi dengan harapan bisa
memperbaiki kualitas pembelajaran khususnya pada
keterampilan komunikasi, keterampilan kolaborasi, nilai
dan respon siswa menjadi lebih aktif.
Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada pendahuluan, ditetapkan
rumusan masalah yang akan diselesaikan yaitu :
• Bagaimana keterampilan komunikasi pada siswa
setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif
Student Teams Achievement Division (STAD) pada
mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan
(PKK)?
• Bagaimana kemampuan kolaborasi pada siswa setelah
diterapkannya model belajar tersebut, pada mata
pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK)?
• Bagaimana evaluasi pembelajaran siswa setelah
diterapkannya model belajar tersebut, pada mata
pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK)?
• Bagaimana respon siswa ketika diterapkan model
pembelajaran tersebut, pada mata pelajaran Produk
Kreatif dan Kewirausahaan (PKK)?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan di atas, tujuan-tujuannya adalah
sebagai berikut :
• Mengetahui peningkatan keterampilan komunikasi pada
siswa setelah diterapkannya model pembelajaran
kooperatif Student Teams Achievement Division
(STAD) pada mata pelajaran Produk Kreatif dan
Kewirausahaan (PKK).
• Mengetahui peningkatan kemampuan kolaborasi pada
siswa setelah diterapkannya model belajar tersebut,
pada mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan
(PKK).
• Mengetahui peningkatan evaluasi pembelajaransiswa
setelah diterapkannya modelbelajar tersebut, pada mata
pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK).
• Mengetahui peningkatan respon siswa dalam penerapan
model belajar tersebut, pada mata pelajaran Produk
Kreatif dan Kewirausahaan (PKK).
Pembekalan Keterampilan Abad 21 Siswa SMK Negeri 1 Kediri
115
Kajian Teoritik
• Student Teams Achievement Division (STAD)
STAD sebagai salah satu variasi model pembelajaran
kooperatif yang dipopulerkan oleh Robert Slavin dan
koleganya di Universitas John Hopkin. STAD
memadukan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab.
Suyono dan Hariyanto (2012:215-216) berpendapat
bahwa metode ceramah tidak dapat dikesampingkan
begitu saja karna guru tak hanya sebagai motivator,
mediator dan fasilitator tapi juga sebagai explainer atau
pemberi penjelasan. Agar metode ceramah menjadi
efektif maka guru dalam menyampaikan suatu pokok
bahasan harus sesuai kompetensi dasar sehingga siswa
mampu menerima materi dengan baik. Inti dari STAD
menurut Slavin (dalam Fathurrohman, 2015: 53) guru
menyampaikan materi, sementara siswa dibentuk dalam
kelompok yang nantinya untuk menyelesaikan soal-soal
dari guru dan dikerjakan berkelompok.
• Kemampuan Komunikasi
Tokoh Berelson dan Starainer dalam Fisher menjelaskan
bahwa komunikasi merupakan proses penyebaran
informasi, ide, emosi, keterampilan, dan sebagainya
dengan bantuan symbol, kata, angka, grafik dan lain-lain
(Fisher, 1990:10). Sedangkan menurut Tokoh Onong U.
Effendy (1984 : 6), komunikasi merupakan peristiwa
penyampaian ide manusia. Kesimpulannya bahwa
komunikasi adalah proses penyebaran pesan melalui
simbol atau lambang sehingga timbul efek berupa
tingkah laku sebagai umpan balik..
• Kemampuan Kolaborasi
Kolaborasi menurut Jonathan (2004) adalah kolaborasi
merupakan perpaduan hubungan atau korelasi antara
beberapa orang yang saling bersangkutan. Sedangkan
menurut Kamus Heritage Amerika (2000), kolaborasi
merupakan proses kerja sama utamanya pada proses
tukar pikiran. Dapat disimpulkan, kolaborasi adalah
interaksi yang dilakukan dua orang (atau lebih) untuk
saling kerja sama pada berbagi dan tukar pikiran secara
kompak terutama dalam nyelesaikan suatu masalah
tertentu.
• Hasil Belajar
Tokoh Jihad dan Haris (2012: 14) mencetuskan bahwa
hasil belajar adalah ketercapaian perbedaan peilaku
secara permanen dari segi afekti, kognitif, dan
psikomotorik setelah dilakukannya proses belajar.
Sejalan dengan hal tersebut (Sudijono, 2012: 32)
menjelaskan bahwa aspek kognitif, afektif dan
psikomotor yang telah ada pada setiap individu siswa
dapat berubah-ubah.. Maka hasil belajar dapat dikatakan
sebuah ukuran yang menunjukkan penguasaan materi
dari segi afektif, kognitif, dan psikomotor selama proses
belajar.
• Respon Siswa
Tokoh Soekanto (1993: 48) menjelaskan bahwa respon
merupakan dampak dari tindakan yang dilakukan
sebelumnya dengan kata lain sebagai hasil atau imbas
suatu hal tertentu. Sedangkan tokoh Arikunto (2013:
11) menyampaikan bahwa siswa adalah objek didik
disuatu lembaga pendidikan tertentu. Respon siswa juga
dapat dilihat melalui sikapnya selama mengikuti
pembelajaran. Menurut Azwar (2000:6) menyatakan
sikap siswa setelah pembelajaran harus lebih baik
dibandingkan sebelum proses pembelajaran
dilaksanakan.
METODE
Jenis Penelitian
Jenis penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK)..
Subjek dan Obyek Penelitian
• Subjek Penelitian
Subjeknya yaitu semua siswa kelas 11 TPm-4 yang
berjumlah 33 siswa, dengan keseluruhan 33 siswa laki-
laki.
• Objek Penelitian
Objeknya yaitu penerapan model belajar kooperatif tipe
STAD.
Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian bertempat di SMK Negeri 1 Kediri ang berada
di Jalan Veteran Nomor 9, Kediri. Waktunya
dillaksanakan pada tanggal 2 Maret 2020 – 13 Maret
2020.
Rancangan Pelaksanaan Penelitian
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Perencanaan Tindakan
Perencanaan (Plan) adalah aktivitas seseorang atau
kelompok dalam menyusun langkah secara runtut perihal
kegiatan yang perlu dilaksanakan. Yang harus disiapkan
adalah perangkat-perangkat kegitan belajar mengajar
diantaranya adalah RPP, materi pembelajaran, soal
evaluasi, lembar angket respon siswa, lembar angket
komunikasi dan lembar angket kolaborasi.
JPTM. Volume 09 Nomor 03 Tahun 2020, 113-123
Pelaksanaan Tindakan
• Pengajar memberi pemahaman mengenai tujuan
pembelajaran dan memberi motivasi peserta didik untuk
semangat mengikuti proses pembelajaran (pembukaan
pelajaran)
• Pengajar melaksanakan kegiatan belajar mengajar
dengan model kooperatif tipe STAD serta menjelaskan
materi pembelajaran dengan Microsoft Office Power
Point
• Pengajar membentuk beberapa kelompok belajar (secara
heterogen) berdasarkan refleksi nilai UH
• Pengajar mengarahkan dan menjelaskan materi yang
harus diselesaikan (secara berkelompok)
• Pengajar memeriksa maing-masing siswa sudah
mengerti tentang materi yang diajarkan atau belum
(secara individu)
• Pengajar memberi hadiah pada satu kelompok dengan
nilai tertinggi.
Pengamatan
Observasi objek penelitian diperlukan untuk mengetahui
adakah perbaikan kualitas pembelajaran utamanya pada
hasil belajar dan respon siswa serta kemampuan
komunikasi dan kemampuan kolaborasi siswa setelah
diterapkannya model belajar kooperatif STAD dengan
instrumen penilaian yang sudah disiapkan sebelumnya.
Refleksi
Refleksi berfungsi untuk mengevaluasi hal-hal apa yang
perlu diperbaiki dan kendala apa yang menjadikan target
belum tercapai. Sehingga guru memahami cara apa yang
sesuai untuk memperbaiki proses penelitian di siklus
berikutnya. Jika di siklus 1 hasil evaluasi pembelajaran
sudah mencapai target maka PTK bisa dihentikan.
Namun, apabila di siklus I tidak mencapai seluruh target
penelitian harus dilaksanakan penelitian siklus 2.
Teknik Pengumpulan Data
• Pengamatan (Observasi)
• Lembar Angket
• Tes Hasil Belajar
Instrumen Penelitian
Pada suatu penelitian pastidata yang sudah dikumpulakan
akan diolah atau dihitung dengan suatu alat ukur tertentu
yang dianggap paling mendukung dan sesuai. Alat ukur
berupa instrumen sehingga memudahkan peneliti dan
observer dalam mengolah data secara efektif dan efisien.
Valid dan reliable adalah syarat wajib dari suatu
instrumen penelitian. Valid artinya instrumen bisa
mengukur sesuatu yang ingin diukur. Reliabel artinya bisa
dipakai berkali-kali untuk mengukur objek yang mirip
dengan data yang hampir mirip juga.
Teknik Analisis Instrumen
• Instrumen Tes
Pada tahap ini peneliti hendak mempersiapkan soal tes
evaluasi yang valid, reliabel, dan objektif. Dari soal
yang dijabarkan dianalisa butir soal dengan tujuan
supaya ada identifikasi soal yang baik, kurang baik, dan
jelek. Sehingga apabila butir yang dibuat tidak baik
maka dapat menjadi petunjuk dalam mengadakan
perbaikan (Arikunto, 2012:222). Dalam menganalisis
peneliti menggunakan microsoft excel.
• Taraf Kesukaran
Tokoh Arikunto (2012:222) berpendapat bahwa soal
yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar dan
tidak terlalu mudah. Dificculty index (P) atau indeks
kesukaran adalah suatu bilangan yang
memperlihatkan mudah dan sukarnya suatu soal.
Ketentuan indeks kesukaran antara 0,0 (sukar)
sampai 1,0 (mudah). Berikut rumus mencari
P : P= JSB (1)
(Sumber Arikunto, 2012 : 223)
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal
dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
• Daya Pembeda
Tokoh Suharsimi Arikunto (2013:226) daya
pembeda merupakan kekuatan suatu soal untuk tahu
perbedaan antara peserta didik yang cerdas (pandai)
dengan siswa yang kurang cerdas (kurang pandai).
Cara mendapatkan indeks daya pembeda (D) dapat
mengaplikasikan rumus di bawah ini :
(2)
(Suharsimi Arikunto 2013 : 228)
Keterangan :
D = indeks daya pembeda
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas
menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah
menjawab benar
PA = proporsi kelompok atas menjawab
benar (P= indeks kesukaran)
PB = proporsi kelompok bawah menjawab
benar (P = indeks kesukaran).
• Uji Validitas Tes
Dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto (2013:80)
“sebuah tes dianggap valid jika bisa mengukur
Pembekalan Keterampilan Abad 21 Siswa SMK Negeri 1 Kediri
117
sesuatu yang ingin diukur”. Dalam bahasa Indonesia
“valid” disebut “sahih”. Sedangkan cara mengetahui
validitas item, peneliti mengaplikasikan construct
validity dengan mengontrol langsung beberapa teori
yang menghasilkan bebrapa indikator diimbangi
konsultasi dengan pembimbing. Rumusnya adalah
korelasi produk momenseperti di bawah ini :
(3)
(Suharsimi Arikunto 2013 : 87)
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara X dan Y
N = jumlah objek uji coba
X = nilai dari X (skor tiap item)
Y = nilai dari Y (skor total item)
X2 = jumlah kuadrat nilai X
Y2 = jumlah kuadrat nilai Y
• Uji Reliabilitas Tes
Dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto (2013:100)
“Reliabilitas berkaitan pada suatu kepercayaan.
Sebuah tes bisa dianggap memiliki taraf kepercayaan
yang tinggi apabila bisa menunjukkan refleksi yang
tetap”. Maksudnya Instrumen yang baik adalah
instrumen yang ajeg menghasilkan data dan sesuai
fakta. Rumus relibilitas uji coba instrumen dihitung
dengan mengaplikasikan rumus alpha di bawah ini :
(4)
(Suharsimi Arikunto 2013 : 122)
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrument
n = banyaknya butir pertanyaan atau
banyaknya soal
2i = jumlah varians skor tap-tiap item
2i = varians total
• Instrumen Lembar Observasi Keterampilan Komunikasi
dan Keterampilan Kolaborasi
• Validitas
Validatas butir angket dilakukan dengan prosedur
membandingkan hasil korelasi product moment
terhadap tabel r. Apabila poin r hitung lebih kecil
dari r tabel maka angket dan pedoman observasi
dinyatakan valid. Sebaliknya, apabila lebih besar
maka dinyatakan tidak valid (Arikunto, 2012:89).
• Reliabilitas
Reliabilitas angket dihitung dengan teknik
pembelahan ganjil genap. Koefisien tiap belahan
dikorelasikan dengan mengaplikasikan rumus
produk momen. Dan diperoleh rhitung < rtabel
(reliabilitas belahan angket). Hasil rhitung dicari
perbandingannya dengan rtabel. Apabila poin rtabel <
rhitung maka butir angket tidak reliabel, dan apabila
nilai rtabel > rhitung maka butir angket sudah reliabel.
Teknik Analisa Data
• Analisa Data Observasi Keterampilan Komunikasi
dan Keterampilan Kolaborasi
Untuk protokol pengamatan, refleksi yang didapat dari
instrumen akan dihitung dengan mencari presentase (%)
dengan rumus di bawah ini :
P = FN ×100 (5)
Keterangan :
P = Presentase hasil observasi
F = Jumlah jawaban observer
N = Jumlah seluruh skor ideal
•Analisa Angket Respon Siswa, Kemampuan
Komunikasi, dan Kemampuan Kolaborasi
• Presentase Tiap Jawaban pada Tiap Butir Angket
banyak jawaban siswa ×100 (6)
jumlahsiswa
(sumber : Riduwan, 2016:15)
• Skor Total
jumlah skor jawaban siswa × 100 (7)
skor tertinggi
(sumber : Riduwan, 2016:15)
• Analisa Data Hasil Belajar Siswa (Data Nilai)
Refleksi evaluasi pembelajaran sesuai K13 berupa nilai
Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan. Dalam pedoman
penilaian SMK (2017, 58) tiap poin mempunyai bobot
masing-masing dan disinkronkan karakteristiknya
dengan tiap mapel kemudian dipegang seluruhnya oleh
satuan pendidikan. Poin penilaian pengetahuan adalah
3, poin sikap adalah 1, dan poin keterampilan sebesar 2.
Rumus nilai hasil belajar seperti di bawah ini:
Skor siswa=
(N evaluasi× B pengetahuan )+(N sikap× B sikap)+ (8)
B pengetahuan+B sikap+ B
(sumber: Pedoman penilaian SMK, 2017:58)
Analisis belajar siswa juga dapt ditentukan dengan
rumus ketuntasan klasikal.
Ketuntasan Klasikal= jumlah siswa yang tuntas ×100 (9)
jumlah seluruh siswa
(sumber: Kemendikbud, 2017:28)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran
• Validasi Silabus
Secara keseluruhan dari aspek-aspek silabus
mendapatkan skor 88,33% maksudnya sesuai tabel
kriteria presentase hasil validasi, masuk kategori sangat
baik dan layak digunakan untuk penelitian.
• Validasi RPP
Secara keseluruhan dari aspek-aspek RPP mendapatkan
skor 85,8% maksudnya sesuai tabel kriteria presentase
JPTM. Volume 09 Nomor 03 Tahun 2020, 113-123
hasil validasi, masuk kategori sangat baik dan sangat
layak digunakan untuk penelitian.
• Validasi Lembar Observasi Keterampilan Komunikasi
Secara keseluruhan dari aspek-aspek tersebut
mendapatkan skor 87,4% maksudnya sesuai tabel
kriteria presentase hasil validasi, masuk kategori sangat
baik dan layak digunakan untuk penelitian.
• Validasi Lembar Observasi Keterampilan Kolaborasi
Secara keseluruhan dari aspek-aspek tersebut
mendapatkan skor 91,11% maksudnya sesuai ttabel
kriteria presentase hasil validasi, masuk kategori sangat
baik dan layak digunakan untuk penelitian.
• Validasi Tes Evaluasi
• Hasil Validasi Ahli
Secara keseluruhan dari aspek-aspek soal evaluasi
mendapatkan skor 82,87% maksudnya sesuai tabel
kriteria presentase hasil validasi, masuk kategori
sangat baik dan layak digunakan untuk penelitian.
• Hasil Analisis Kesukaran
Berdasarkan perhitungan analisis kesukaran, soal
evaluasi memiliki presentase kriteria bobot soal
dalam kategori mudah berjumlah mudah 33,33%,
sedang berjumlah 50%, dan sukar 16,67% dari 6
soal.
• Hasil Analisis Daya Beda
Hasil perhitungan analisis daya beda, soal evaluasi
memiliki deskriminan dengan keterangan Cukup
pada butir soal evaluasi no. 1,2,5, dan 6, sedangkan
butir soal evaluasi no. 3 dan 4 memiliki deskriminan
dengan keterangan Baik.
Hasil Penelitian Siklus I
• Kemampuan Komunikasi Siswa
Tabel 2. Hasil Angket Kemampuan Komunikasi Siswa
Siklus I
Subjek
Skor Angket Kemampuan
Komunikasi
Rata-rata (%) Keterangan
33 Siswa Kelas
XI-TPm4
70,74 Baik
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Angket Komunikasi
Peraspek Siklus I Aspek Presentase (%)
Keterbukaan (opennes) 68,50
Empati (empathy) 71.84
Sikap mendukung (supportivenes) 73,99
Sikap positif 68,79
Rata-rata kemampuan komunikasi sebesar 70,74%
(“Baik)”). Kesimpulannya kemampuan komunikasi
siswa sudah baik dengan model belajar STAD ini
namun belum mencapai target di atas 75%, selain itu
seluruh aspek kemampuan komunikasi juga belum
memenuhi target, sehingga diperlukan evaluasi dan
meneliti kembali kemampuan komunikasi siswa di
siklus selanjutnya.
• Keterampilan Komunikasi Siswa
Tabel 4. .Hasil Observasi Keterampilan Komunikasi
Siklus I
No. Aspek
Jumlah Hasil
Pengamat Per
Aspek %
1 2 3
1 Keterbukaan
(opennes)
984 984 984 99,39
2 Empati (empathy) 942 942 942 95,15
3 Sikap mendukung
(supportivenes)
906 906 906 91,52
4 Sikap positif 312 312 312 94,55
Rata-rata 95,15
Keterangan Sangat
Baik
Rata-rata dari ketiga pengamat dalam mengobservasi
keterampilan komunikasi siswa sebesar 95,15%
masuk pengkategorian “Sangat Baik”. Melampaui
target di atas 75%, sehingga peneliti tidak akan
meneliti ulang observasi keterampilan komunikasi
siswa di siklus berikutnya.
• Kemampuan Kolaborasi Siswa
Tabel 5. Hasil Angket Kemampuan Kolaborasi siklus
I
Subjek
Skor Angket Kemampuan
Kolaborasi
Rata-rata (%) Keterangan
33 Siswa Kelas
XI-TPm4
73,12 Baik
Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Angket Kolaborasi
Peraspek Siklus I Aspek Presentase (%)
Percaya diri 76,73
Sikap positif 71,21
Menghargai masukan 73,49
Memberikan dorongan 67,68
Membangun semangat kelompok 72,73
Rata-rata kemampuan kolaborasi siswa sebesar
72,13% (“Baik”). Kesimpulannya, kemampuan
kolaborasi siswa sudah meningkat namun belum
mencapai target masih di bawah 75%, selain itu
seluruh aspek kemampuan komunikasi juga belum
memenuhi target, sehingga diperlukan evaluasi dan
meneliti kembali kemampuan kolaborasi siswa di
siklus selanjutnya.
Pembekalan Keterampilan Abad 21 Siswa SMK Negeri 1 Kediri
119
• Keterampilan Kolaborasi Siswa
Tabel 7. Hasil Observasi Keterampilan Kolaborasi Siklus I
No. Aspek
Jumlah Hasil Pengamat
Per Aspek %
1 2 3
1 Percaya diri 918 918 918 92,73
2 Sikap positif 888 888 888 89,70
3 Penerima
saran
1222 1222 1222 92,58
4 Motivator 854 854 854 86,26
5 Teamwork 882 882 882 89,09
Rata-rata 90,01
Keterangan Sangat
Baik
Rata-rata dari ketiga pengamat dalam mengobservasi
keterampilan kolaborasi siswa sebesar 90,01% dengan
kategori “Sangat Terampil”. Hasil tersebut sudah
mencapai target di atas 75%, sehingga peneliti tidak
akan meneliti ulang observasi keterampilan
komunikasi siswa di siklus selanjutnya.
• Hasil Belajar Siswa Siswa
Tabel 8. Nilai Hasil Belajar Siswa XI-TPm 4 Siklus I
KKM NO. Absen
>KKM <KKM
80 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 14, 15, 17, 18,
24, 25, 26, 27, 28, 29, 30,
31, 33
16, 19, 20,
21, 22, 23,
32
Jumlah 26 7
Rata-rata
Kelas (%)
82,12
Ketuntasan 78,79%
Tabel memperlihatkan ada 26 peserta didik nilainya
sudah di atas KKM 76 dan hanya 21,21%% nilainya
belum tuntas atau sebanyak 7 siswa. Namun,
presentase ketuntasan belum mencapai target 80%.
Sehingga harus diperbaiki dengan diadakan siklus II.
• Respon Siswa
Tabel 9. Hasil Angket Respon Siswa siklus I
Subjek Skor Angket Respon Siswa
Rata-rata (%) Keterangan
33 Siswa Kelas
XI-TPm4
62,60 Baik
Tabel 10. Rekapitulasi Hasil Angket Respon
Peraspek siklus I Aspek Presentase (%)
Sikap 59,90
Tindakan 65,35
Tanggapan 61,59
Minat 64,85
Rata-rata respon siswa sebesar 62,60% (“Baik”).
Kesimpulannya keseluruhan sudah merespon dengan
aktif namun belum mencapai target karena masih di
bawah 75%, selain itu seluruh aspek respon juga
belum memenuhi target, sehingga diperlukan evaluasi
dan melakukan penelitian kembali di siklus berikutnya
Refleksi Siklus I
Tabel 11.Refleksi Siklus I
Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
Target
Penelitian
Respon Siswa Rata-rata respon siswa
sebesar 62,60%
dikategorikan “Baik”
(belum mencapai
target)
75% respon
siswa baik
Kemampuan
Komunikasi
Rata-rata kemampuan
komunikasi siswa
sebesar 70,74% dengan
kategori “Baik”
(belum mencapai
target)
75%
kemampuan
komunikasi
baik
Keterampilan
Komunikasi
Rata-rata keterampilan
komunikasi siswa
sebesar 95,15% dengan
kategori “Sangat Baik”
(sudah mencapai
target)
75%
keterampilan
komunikasi
baik
Kemampuan
Kolaborasi
Rata-rata 73,12%
kemampuan kolaborasi
siswa sebesar dengan
kategori “Baik”
(belum mencapai
target)
75%
kemampuan
kolaborasi baik
Keterampilan
Kolaborasi
Rata-rata 90,01%
keterampilan kolaborasi
siswa sebesar dengan
kategori “Sangat Baik”
(sudah mencapai
target)
75%
keterampilan
kolaborasi baik
Hasil Belajar
Siswa
78,79% siswa hasil
belajarnya tuntas
(belum mencapai
target)
80% siswa
hasil
belajarnya
tuntas
Hasil Penelitian Siklus II
• Kemampuan Komunikasi Siswa
Tabel 12. Hasil Angket Kemampuan Komunikasi siklus II
Subjek
Skor Angket Kemampuan
Komunikasi
Rata-rata (%) Keterangan
33 Siswa Kelas XI-
TPm4
80,35 Baik
Tabel 13. Rekapitulasi Hasil Angket Komunikasi
Peraspek SiklusII Aspek Presentase (%)
Keterbukaan (opennes) 78,51
Empati (empathy) 82,32
Sikap mendukung (supportivenes) 82,51
Sikap positif 77,42
Rata-rata kemampuan komunikasi siswa sebesar
80,35% (“Baik”). Kesimpulannya bahwa kemampuan
komunikasi siswa secara umum meningkat dari siklus
JPTM. Volume 09 Nomor 03 Tahun 2020, 113-123
I dan memberikan kategori (“Sangat Baik”) dan sudah
mencapai target lebih dari 75%. Untuk itu penelitian
dicukupkan sampai di siklus II.
• Kemampuan Kolaborasi Siswa
Tabel 14. Hasil Angket Kemampuan Kolaborasi
siklus II
Subjek
Skor Angket Kemampuan
Kolaborasi
Rata-rata (%) Keterangan
33 Siswa Kelas
XI-TPm4
81,48 Sangat Baik
Tabel 15. Rekapitulasi Hasil Angket Kolaborasi
Peraspek Siklus II Aspek Presentase (%)
Percaya diri 82,90
Sikap positif 81,06
Menghargai masukan 82,20
Memberikan dorongan 75,76
Membangun semangat kelompok 82,77
Rata-rata kemampuan kolaborasi siswa sebesar
81,48% (“Sangat Baik”). Kesimpulannya kemampuan
kolaborasi siswa secara umum meningkat dari siklus I
dan memberikan kategori (“Sangat Baik”) dan sudah
mencapai target lebih dari 75%. Untuk itu penelitian
dicukupkan sampai di siklus II.
• Hasil Belajar Siswa Siswa
Tabel 16. Nilai Hasil Belajar Siswa XI-TPm 4 Siklus II KKM NO. Absen
>KKM <KKM
80 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
19, 21, 22, 23, 24, 25, 27,
28, 29, 30, 31, 32, 33
14, 18,
20, 26
Jumlah 29 4
Rata-rata
Kelas (%)
85,61
Ketuntasan 87,88%
Dari tabel di atas menghasilkan ketuntasan hasil
belajar sebesar 87,88%. Dari hasil tersebut, targt
sudah terlampaui sehingga PTK dicukupkan di siklus
ini.
• Respon Siswa
Tabel 17. Hasil Angket Respon Siswa Siklus II
Subjek
Skor Angket Respon Siswa
Rata-rata (%) Keterangan
33 siswa
kelas XI TPm-4
81,89 Sangat Baik
Tabel 18. Rekapitulasi Hasil Angket Respon Peraspek
siklus II
Aspek Presentase (%)
Sikap 79.70
Tindakan 84,55
Tanggapan 82,53
Minat 79,39
Rata-rata respon siswa sebesar 81,89% (Sangat Baik).
Disimpulkan bahwa respon siswa meningkat dari
siklus I dan memberikan kategori sangat baik dengan
model belajar kooperatif tipe STAD ini dan
memenuhi target di atas 75%. Untuk itu penelitian
dicukupkan sampai di siklus II.
Pembahasan
• Kemampuan Komunikasi Siswa
Gambar 2. Diagram Perkembangan Kemampuan
Komunikasi Siswa
Saat siklus pertama memperlihatkan kemampuan
komunikasi siswa yaitu 70,74% dan meningkat lagi di
siklus dua menjadi 80,35% dengan kategori “Baik”.
• Keterampilan Komunikasi Siswa
Gambar 3. Diagram Keterampilan Komunikasi Siswa di
Siklus I
Dari segi variabel keterampilan komunikasi siswa
terhadap penerapan model pembelajaran STAD yang
mana dari refleksi pra penelitian dinilai kurang
terampil dalam berkomunikasi, berkat saran dari
penguji dan validator telah dicukupkan pada penelitian
siklus pertama yaitu 95,15% dikategorikan “Sangat
Baik”.
Pembekalan Keterampilan Abad 21 Siswa SMK Negeri 1 Kediri
121
• Kemampuan Kolaborasi Siswa
65,00%
70,00%
75,00%
80,00%
85,00%
Siklus 1 Siklus 2
Perkembangan Kemampuan
Kolaborasi Siswa
Gambar 4. Diagram Perkembangan Kemampuan
Kolaborasi Siswa
Saat siklus pertama menunjukkan kemampuan
kolaborasi siswa sebesar 73,12% dan naik lagi di
siklus kedua sebesar 81,48% dikategorikan “Sangat
Baik”.
• Keterampilan Kolaborasi Siswa
80,00%
85,00%
90,00%
95,00%
Keterampilan Kolaborasi Siswa di Siklus I
Gambar 5. Diagram Keterampilan Kolaborasi Siswa
Siklus I
Dari segi variabel keterampilan kolaborasi siswa
terhadap penerapan model pembelajaran STAD yang
mana dari refleksi pra penelitian dinilai kurang
terampil dalam berkolaborasi, berkat saran dari
penguji dan validator, telah dicukupkan pada
penelitian siklus I yaitu sebesar 90,01% (sangat baik).
• Hasil Belajar Siswa Siswa
70,00%
75,00%
80,00%
85,00%
90,00%
Siklus 1 Siklus 2
Perkembangan Hasil Belajar Siswa
Gambar 6. Diagram Perkembangan Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan segi variabel evaluasi pembelajaran yang
tuntas diketahui adanya perbaikan kualitas dari
sebelum penerapan model pembelajaran STAD yang
hanya 72,70% siswa hasil belajarnya tuntas menjadi
78,79% ketika siklus pertama dan naik lebih besar di
siklus kedua sebesar 87,88% (sebanyak 29 siswa dari
33 siswa menunjukkan hasil belajar yang tuntas).
• Respon Siswa
Gambar 2. Diagram Perkembangan Respon Siswa
Siklus I menghasilkan respon siswa sebesar 62,60%
dan naik lagi di siklus kedua yaitu sebesar 81,89%
dikategorikan “Sangat Baik”.
PENUTUP
Simpulan
Dengan refleksi yang didapatkan setelah pengolahan data,
berikut beberapa simpulan yang dihasilkan yaitu :
• Penerapan Model Belajar Koopratif STAD bisa
memperbaiki kualitas kemampuan komunikasi siswa
yang mulanya sebesar 70,74% dikategorikan “Baik”
meningkat jadi 80,35% dikategorikan “Baik” dan
mengetahui keterampilan komunikasi siswa sebesar
95,15% dengan kategori “Sangat Baik” terhadap
mapel PKK pada KD menganalisis konsep desain
prototype barang atau jasa di kelas XI TPm-4 SMKN
1 Kediri.
• Penerapan Model Belajar Koopratif STAD dapat
meningkatkan kemampuan kolaborasi siswa dari
73,12% dikategorikan “Baik” meningkat sebesar
81,48% dikategorikan “Sangat Baik” dan mengetahui
keterampilan kolaborasi siswa senilai 90,01%
dikategorikan “Sangat Baik” terhadap mapel PKK
pada KD menganalisis konsep desain prototype
barang atau jasa di kelas XI TPm-4 SMKN 1 Kediri.
• Penerapan Model Belajar Koopratif STAD
memperbaiki kualitas evaluai pembelajaran yang
mulanya 78,79% dikategorikan “Baik” meningkat
sebesar 87,88% dikategorikan “Sangat Baik” terhadap
mapel PKK pada KD menganalisis konsep desain
prototype barang atau jasa di kelas XI TPm-4 SMKN
1 Kediri.
• Penerapan Model Belajar Koopratif STAD dapat
meningkatkan respon siswa yang mulanya 62,60%
dikategorikan “Baik” meningkat sebesar 81,89%
dikategorikan “Sangat Baik” terhadap mapel PKK
JPTM. Volume 09 Nomor 03 Tahun 2020, 113-123
pada KD menganalisis konsep desain prototype
barang atau jasa di kelas XI TPm-4 SMKN 1 Kediri.
Saran
Dengan refleksi yang diperoleh, terdapat beberapa
masukan dari peneliti antara lain :
• Di siklus II terdapat 29 yang sudah tuntas. Keempat
siswa sisanya memerlukan perbaikan berupa penugasan
khusus secara individu.
• Ketika menggunakan model belajar kooperatif STAD,
pengajar harus bisa memanagement waktu
pembelajaran dan mengkondisikan proses pembelajaran
agar siswa bisa fokus dan memberikan respon yang
aktif
• Guru diharapkan mampu mengembangkan suatu media
pembelajaran yang lebih inovatif agar mempermudah
dalam penyampaian materi
• Karena peneliti mengaplikasikan PTK, maka refleksi
penelitiannya tidak dapat digeneralisasikan (hanya
berlaku pada subjek penelitian), sehingga diberlakukan
penelitian lanjutan dengan metode yang berbeda agar
hasil penelitiannya dapat digeneralisasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi. 1999. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta
Alwasilah, Chaedar. 2007. CTL Menjadikan Kegiatan
Belajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung:
Mizan Learning Center.
Aqib, Zainal. 2012. Model-model, Media, dan Strategi
Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung:
Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi
Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Arsana, I Made dan Alwan Rosyadi. 2019. Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran
AC Mobil Siswa Kelas XI TKR 1 Di SMKN 1
Arosbaya Bangkalan. Jurnal Pendidikan Teknik
Mesin. 8 (3): 54-59.
Azwar, Syaifuddin. 2015. Reliabilitas dan Validitas.
Yogyakarta: Pustaka Belajar
Bafadal, Ibrahim. 2005. Pengelolan Perpustakaan
Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Dahar, Ratna W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta:
Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
De Porter, Bobbi dan Hernacki, Mike. 1992. Quantum
Learning. Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Terjemahan oleh Alwiyah
Abdurrahman. Bandung: Penerbit Kaifa.
Dewanto dan Abidin. 2018. Penerapan Pendekatan
Scientific untik Meningkatkan Keaktifan, Kemampuan
Komunikasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas X TSM
pada Mata Pelajaran Teknologi Dasar Otomotif di
SMKN 1 Labang Bangkalan. Jurnal Pendidikan
Teknik Mesin. 6 (3): 34-40.
Dewanto dan Aprilia. 2016. Kemampuan Komunikasi,
Kolaborasi, Metakognisi, dan Hasil Belajar Mata
Pelajaran Teknologi Mekanik Siswa Kelas X pada
Penerapan Pendekatan Saintifik SMKN 1 Kediri.
Surabaya : Unesa University
Dewanto dan Darmawan. 2018. Penerpanan Kurikulum
2013 untuk Meningkatkan Kemampuan Kolaborasi,
Hasil Belajar dan Respon Siswa Kelas X TKR 1 pada
Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif di
SMKN 1 Kalianget. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin.
6 (3): 53-58
Dewanto dan Fenzi. 2019. Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD) Berbantuan Media Adobe Flash
Professional CS6 Pada Mata Pelajaran Dasar
Perancangan Teknik Mesin untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa kelas 10 TMI di SMK Negeri 1
Jatirejo– Mojokerto. Surabaya : Unesa University
Gagne. Robert M. 1989. Kondisi Belajar dan Teori
Pembelajaran terjemah Munandir. Jakarta: Sinar
Baru.
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Illahi, Mohammad Takdir. 2012. Pembelajaran
Discovery Strategy dan Mental Vocational Skill.
Yogyakarta: Diva Pers.
Isjoni. 2010. Cooperative Learning : Efektifitas
Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta
Jihad dan Haris. 2012. Evaluasi Pembelajaran.
Yogyakarta: Multi Pressindo
Kemendikbud. 2013. Kurikulum 2013. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas
Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Nasution. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses
Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Nurasalim, Mochamad. 2007. Psikologi Pendidikan.
Surabaya: Unesa University.
Nasution. 1989. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta:
Bina Aksara
Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem
Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
Ridwan dan Akdon. 2009. Rumus dan Data dalam
Aplikasi Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Pembekalan Keterampilan Abad 21 Siswa SMK Negeri 1 Kediri
123
Rusman. 2014. Model-mode Pembelajaran
Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Sujimat, D. Agus. 2000. Penulisan karya ilmiah.
Makalah disampaikan pada pelatihan penelitian bagi
guru SLTP Negeri di Kabupaten Sidoarjo tanggal 19
Oktober 2000 (Tidak diterbitkan). MKKS SLTP
Negeri Kabupaten Sidoarjo
Suparno. 2000. Langkah-langkah Penulisan Artikel
Ilmiah dalam Saukah, Ali dan Waseso, M.G. 2000.
Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah. Malang: UM
Press.
UNESA. 2000. Pedoman Penulisan Artikel Jurnal,
Surabaya: Lembaga Penelitian Universitas Negeri
Surabaya.
Wahab, Abdul dan Lestari, Lies Amin. 1999. Menulis
Karya Ilmiah. Surabaya: Airlangga University Press.
Winardi, Gunawan. 2002. Panduan Mempersiapkan
Tulisan Ilmiah. Bandung: Akatiga.
Top Related