PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN ...

159
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V MI AL-HUSNA JURANG MANGU TANGGERANG SELATAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Sarjana Pendidikan oleh: SAIFUDDIN NIM 208018300013 PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Transcript of PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN ...

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V MI

AL-HUSNA JURANG MANGU TANGGERANG SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

Memenuhi Syarat Mencapai Sarjana Pendidikan

oleh:

SAIFUDDIN

NIM 208018300013

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

i

ABSTRAK

Saifuddin,NIM: 208018300013. Skripsi. Peningkatan Keterampilan

Berbicara dengan Menggunakan Media Gambar dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia Kelas V MI Al-husna Jurang Mangu Tangsel. Jurusan Pendidikan

Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara

dengan menggunakan media gambar agar siswa kelas V di MI Al-Husna

mencapai KKM. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu menggunakan

penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri

atas perencanaan, pelaksanaan, tahap observasi, refeksi, dan keputusan. Siklus

pertama dilakukan 3x pertemuan, sedangkan pada siklus kedua dilakukan 2x

pertemuan.Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Al-husna Jurang

Mangu Tangsel tahun pelajaran2013/2014.

Hasil penelitian adalah. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dilihat

dari ketuntasan belajar sebesar 75%. Siswa yang mencapai nilai kriteria

ketuntasan minimal 70. Dari hasil penelitian pada siklus I siswa yang sudah

mencapai KKM sebesar58%, dengan skor rata-rata 6,96 dan pada siklus II hasil

belajar meningkat sebesar 88,5% dengan skor rata-rata 10,62 jadi peningkatanya

yakni 30%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

siswa pada konsep keterampilan diskusi siswa dapat meningkat melalui penerapan

media gambar.

Kata kunci: Penelitian Tindakan Kelas, keterampilan diskusi, media gambar.

ii

ABSTRACT

Saifuddin, NIM: 208018300013. Thesis. Speaking Skills Improvement by Using

Media in Learning Indonesian Image Class V MI Al-Husna Canyons Mangu

Tangsel. Government Elementary School Teacher Education Department, Faculty

of Science and Teaching Tarbiyah, State Islamic University (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, in 2015.

This research aims to improve speaking skills using media images to fifth grade

students at MI Al-Husna reached KKM. The method used in this research is using

classroom action research conducted in two cycles. Each cycle consists of

planning, implementation, observation phase, refeksi, and decisions. The first

cycle is done 3x meeting, while the second cycle is done 2x pertemuan.Subjek in

this study were students of class V MI Al-Husna Canyons Mangu Tangsel years

pelajaran2013 / 2014.

Results of the study are. Indicators of success in the study of completeness study

visits by 75%. Students who achieve the minimum completeness criteria 70. From

the results of the study in the first cycle of students who have reached KKM

sebesar58%, with an average score of 6.96 and the second cycle learning

outcomes increased by 88.5% with an average score of 10, 62 so peningkatanya

namely 30%. Based on these results it can be concluded that student learning

outcomes in the concept of student discussion skills can be improved through the

application of image media.

Keywords: classroom action research, discussion skills, media images.

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT dan shalawat serta salam semoga tercurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW. Alhamdulilah skripsi yang berjudul “Peningkatan

Keterampilan Berbicara menggunakan Media Gambar dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia kelas V MI Al-husna” ini selesai ditulis untuk memenuhi salah

satu persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan pada Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkan penulis menyampaikan rasa

hormat dan ucapan trimakasih kepada semua pihak yang sangat tulus telah

memberikan dukungan dan motivasi dalam segi apapun , terutama kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A. selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) serta para pembantu dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Fauzan, MA., sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

3. Dra. Hindun, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan

waktu, dorongan dan ilmu untuk membimbing penulis dengan penuh

kesabaran dan keikhlasan untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah begitu

banyak memberikan ilmunya kepada penulis.

5. Ucapan terima kasih dan penghormataan serta penghargaan yang istimewa

untuk kedua orang tua penulis yang tercinta. Karyaku ini ku persembahkan

untuk orang-orang yang selalu hidup di jiwaku Ayah tercinta (Wardi) dan

Almarhum Bunda tersayang (Roisyah), yang tak kenal lelah memberikan

kasih sayang, motivasi serta dukungan baik dalam moril, materil maupun

sepiritual demi keberhasilan putra-putrimu dalam mewujudkan cita-cita

dalam mencapai ridho-Nya. Kalianlah orang pertama yang melekat dihati

ananda. Semaoga kalian termasuk orang-orang yang selalu dirindukan setiap

iv

anak manusia, dan amal kalian diterima oleh Allah serta menjadi ahli surga.

Amin

6. Teman seperjuangan bimbingan Abu Musal yang berama-sama berjuang

dalam suka dan duka mengerjakan skripsi ini, akhirnya skripsi ini bisa

diselesaikan.

7. Sahabat-sahabat tersayangku Mustofa Lutfi, Purwa Hendra, Abu Musal,

Hilda Amalia Putri, Khoironi, Sri Mulyani, Rina Faradita, Desi Rosmayanti,

Lailatul Musyarofah, Fatihatul Mahasin, Mukhlis, Ahmad Yani, Zulfia Zahra,

Aryadini, Umi Atiyah, Fitriani Rifah yang telah banyak membantu dan

memberikan inspirasi, kebersamaan dan hari-hari indah bersama kalian yang

tak pernah terlupakan.

8. Teman-teman tercinta Mahasiwa/i UIN khususnya teman-teman satu

angkatan Jurusan Pendidkan Guru Ibtidaiyah angkatan 2008 yang slalu

membantu untuk ikut mendo’akan penulis serta memberikan motivasi agar

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Serta teman-teman yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu yang banyak membantu dan memberikan

dorongan.

Akhirnya penulis berharap semoga amal baik, doa dan harapan yang

dihaturkan dari semua pihak kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

mendapatkan balasanpahala yang berlimpah dari Allah SWT. Penulis berharap

semoga skripsi bermanfaat bagi semua pihak yang membantu, meskipun skripsi

ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang sangat

membangun dari berbagai pihak tetap penulis harapkan untuk perbaikan dimasa

yang akan datang.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Jakarta, 7 Juli 2015

Penulis

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ......................................................................................................... i

ABSTRACT ....................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ..................................................................................... ....... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... ......... x

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 2

C. Batasan Masalah ......................................................................... 3

D. Rumusan Masalah ...................................................................... 3

E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3

F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 3

BAB II. KAJIAN TEORI

A. Hakekat Keterampilan Berbicara ............................................... 4

1. Pengertian Keterampilan Berbicara ..................................... 4

2. Jenis-jenis Keterampilan Berbicara ...................................... 6

3. Karakteristik Keterampilan Berbicara .................................. 18

4. Guna Keterampilan Berbicara .............................................. 20

B. Media ........................................................................................... 20

1. Pengertian Media .................................................................. 20

2. Media Gambar .................................................................... 23

a. Pengertian Media Gambar ............................................. 23

b. Manfaat Media Gambar ................................................ 24

vi

c. Syarat-syarat Media Gambar ......................................... 24

d. Teknik Penggunaan Media Gambar .............................. 24

e. Pemeliharaan Media Gambar ....................................... 25

f. Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar .................. 26

C. Pembelajaran Bahasa Indonesia ................................................. 26

1. Perbedaan Pengajaran dan Pembelajaran .............................. 28

2. Teori Pembelajaran ................................................................ 28

3. Jenis-Jenis Pembelajaran ....................................................... 29

D. Penelitian yang Relevan ............................................................... 31

E. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 32

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 33

B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan atau Rancangan

SiklusPenelitian ........................................................................... 33

1. Metode Penelitian ................................................................. 33

2. Intervensi Tindakan atau Perencanaan Siklus Penelitian ..... 34

C. Subjek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian ....................... 34

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .................................. 35

E. Tahapan Intervensi Tindakan ...................................................... 35

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ............................... 37

G. Data dan Sumber Data ................................................................ 37

H. Instrument-instrumen Pengumpulan Data .................................. 38

1. Instrument Tes ...................................................................... 38

2. Instrumen Nontes ................................................................. 38

a. Catatan Lapangan .......................................................... 38

b. Wawancara .................................................................... 38

c. Lembar Observasi ......................................................... 38

I. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 39

J. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis.............................. 40

1. Analisis Data ........................................................................ 40

vii

a. Aktivitas Guru ............................................................... 40

b. Aktivitas Siswa ............................................................. 41

c. Hasil Belajar .................................................................. 41

2. Interpretasi Data ................................................................... 41

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan....................................... 43

1. Perencanaan ....................................................................... .. 43

2. Pelaksanaan....................................................................... ... 43

3. Pengamatan .......................................................................... 43

4. Refleksi ................................................................................ 43

5. Penilaian ............................................................................... 44

BAB IV.DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRESTASI HASIL

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Sekolah............................................................ 45

1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Al-Husna Jurang Mangu ...... 44

2. Visi dan Misi .......................................................................... 45

3. Sarana dan Prasarana .............................................................. 46

a. Fasilitas Sekolah ............................................................. 46

b. Waktu Pembelajran ......................................................... 47

c. Keadaan Guru ................................................................. 47

B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Efek/Intervensi Tindakan ..... 48

1. Siklus 1 .................................................................................. 49

a. Tahap Perencanaan ........................................................ 49

b. Tahap Pelaksanaan ........................................................ 50

c. Tahap Observasi ............................................................ 51

d. Tahap Refleksi ............................................................... 54

e. Keputusan ...................................................................... 58

2. Siklus 2 .................................................................................. 60

a. Tahap Perencanaan ........................................................ 60

b. Tahap Pelaksanaan ........................................................ 60

c. Tahap Observasi ............................................................ 61

viii

d. Tahap Refleksi ............................................................... 65

C. Pemeriksaan Keabsahan Data ..................................................... 69

D. Pembahasan ................................................................................. 71

1. Deskripsi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran ........... 71

2. Deskripsi Tingkah Laku Guru dalam Pembelajaran ............ 73

3. Deskripsi Hasil Pembelajaran .............................................. 75

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan........................................................................................... 76

B. Saran ................................................................................................. 76

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 77

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Tahapan Intervensi Tindakan ........................................... 35

Tabel 1.2 : Teknik Pengumpulan Data ............................................... 40

Tabel 1.3 : Klasifikasi Aktifitas Guru ................................................. 41

Tabel 1.4 : Tabel Pembobotan Penilaian ............................................ 42

Tabel 1.5 : Tabel Diskusi Kelompok .................................................. 44

Tabel 2.1 : Sarana dan Prasarana ........................................................ 46

Tabel 2.2 : Keadaan Guru/ Tenaga Pengajar MI Al-Husna

Jurang Mangu Tahun Pelajaran 2013-2014 ...................... 48

Tabel 2.3 : Hasil Pretest di Kelas V MI Al-husna Jurang Mangu ...... 51

Tabel 2.4 : Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran Saat

Pre-test .............................................................................. 52

Tabel 2.5 : Hasil Pre-Test ................................................................... 56

Tabel 2.6 : Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran Saat

Post-Test ........................................................................... 59

Tabel 2.7 : Hasil Post-Test .................................................................. 62

Tabel 3.1 : Aktivitas Guru Selama Porses Pembelajaran Saat

Post Test ........................................................................... 72

Tabel 3.2 : Hasil Post-Test Diskusi Kelompok I ................................ 65

Tabel 3.3 : Hasil Post-Test di Kelas V MI Al-Husna Jurang Mangu . 68

Tabel 3.4 : Hasil Pretest di Kelas V MI Al-Husna Jurang Mangu ..... 69

Tabel 3.5 : Lembar Observasi Aktivitas Siswa Selama Proses

Pembelajaran ..................................................................... 71

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 : Model Penelitian Tindakan Kelas .................................. 34

Gambar 4.1 : Grafik Perbandingan Tindakan Siswa Selama Proses ....

Pembelajaran yang Sesuai dengan KBM Pada Pertemuan

Pertama dan Kedua ........................................................... 72

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam setiap proses pembelajaran selalu melibatkan pendidik dan peserta

didik, maka diperlukan hubungan timbal balik yang baik antara guru dan

keduanya sehingga siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran. Aktivitas

pembelajaran melibatkan kemampuan fisik, kemampuan mental, dan kemampuan

sosial.

KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) SD(Sekolah Dasar) dan MI

(Madrasah Ibtidaiyah) pada salah satu SK(Standar Kompetensi) untuk siswa kelas

V Semester satu khususnya aspek berbicara adalah sebagai berikut;

mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan

menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara.

Dalam hal ini dijabarkan ke dalam “KD (Kompetensi Dasar) yaitu menceritakan

hasil pengamatan dengan bahasa yang runtut, baik, dan benar"

Berdasarkan aspek-aspek keterampilan berbahasa, berbicara merupakan

salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting dimiliki

dan dikuasai oleh seseorang. Masalah yang dihadapi adalah rata-rata hasil belajar

siswa masih dibawah KKM (65), pembelajaran keterampilan berbicara di MI Al-

Husna kurang maksimal,guru cenderung lebih dominan pada pembelajaran teori

kebahasaan, maka keterampilan berbicara belum tercapai secara optimal, terbukti

siswa masih takut untuk mengemukakan pendapat, malu bertanya , kurang

percayadiri dalam berkomunikasi, sulit untuk mengungkapakan kembali isi cerita

dan sebagainya.

Kekurangmampuan siswa dalam mengungkapkan kembali isi ceritanya

disebabkan karena daya imajinasi siswa untuk menangkap penjelasan guru secara

menyeluruh masih rendah sehingga cerita yang disampaikan guru tidak dapat

diceritakan kembali sepenuhnya oleh siswa. Oleh karena itu, guru

mengembangkan media pembelajaran melelui penggunaan media gambar cerita

dengan maksud agar siswa dapat menginterpretasikan isi cerita sesuai dengan

imajinasinya yang akhirnya siswa dapat mengungkapkan kembali isi cerita.

2

Penggunaan gambar cerita merupakan alat bantu (media) agar

pembelajaran tidak terkesan monoton. Dengan media ini diharapkan anak

terangsang untuk menggunakan daya indera pendengarannya secara maksimal

untuk menyimak cerita guru. Setelah anak menyimak cerita guru, daya imajinasi

anak akan muncul selaras dengan alur dan tokoh cerita guru, dan akhirnya anak

mempunyai kemampuan menceritakan kembali sesuatu yang telah diceritakan

oleh gurunya dan juga dapat mengadopsi perilaku positif dari tokoh cerita.

Kemampuan anak untuk menceritakan kembali isi cerita merupakan modal dasar

anak dalam melatih aspek keterampilan berbicara.

Siswa kurang berminat terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia,

khususnya keterampilan berbicara, karena tidak dipergunakannya alat peraga atau

gambar yang membuat siswa tertarik untuk mempelajarinya. Siswa juga kurang

menguasai keterampilan berbicara dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Karena itu, penelitian tentang peningkatan keterampilan berbicara melalui

media gambar perlu dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara

siswa. Dengan media gambar, peneliti mengangkat judul ini yaitu:

“Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Menggunakan Media

Gambar dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V MI Al-husna”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan-permasalahan yang

timbul berkaitan dengan rendahnya kemampuan berbicara yang dapat

diidentifikasi adalah sebagai berikut.

1. Rata-rata hasil belajar siswa dibawah KKM (65)

2. Pembelajaran keterampilan berbicara di sekolah dasar MI-Al-husna kurang

maksimal.

3. Siswa masih takut untuk mengemukakan pendapat, malu bertanya , kurang

percayadiri dalam berkomunikasi, sulit untuk mengungkapakan kembali isi

cerita dan sebagainya.

3

C. Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak terlalu meluas dan lebih terfokus pada pokok

masalah perlu dilakukan pembatasan masalah. Skripsi ini hanya dibatasi pada

pembahasan upaya untuk meningkatkan kemampuan bercerita atau berbicara

melalui penggunaan media gamabar cerita. Gambar cerita yang dimaksudkan di

sini adalah terdiri dari beberapa gambar seri yang apabila dirangkai akan

mempunyai sebuah makna cerita. Upaya tersebut dilakukan oleh peneliti dikelas

V smester ganjil di MI Al-husna Jurang Mangu Tanggerang Selatan.

D. Rumusan Masalah

Berdasakan batasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

Bagaimana peningkatan keterampilan berbicara dengan menggunakan

media gambar dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V MI Al-

HusnaTanggerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan

yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

melalui media gambar dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia bagi

siswa V MI Al-HusnaTanggerang Selatan .

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Siswa

Dengan hasil penelitian ini diharapkan siswa-siswi dapat lebih meningkatkan

pembelajaran Bahasa Indonesia agar prestasi belajar siswa lebih baik,

khususnya keterampilan berbicara meningkat.

2. Guru

Sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan cara mengajar dan

media yang disebutkan dalam mengaplikasikan konsep/materi sesuai dengan

keterampilan sehingga mutu pembelajaran dikelasnya meningkat.

3. Kepala Sekolah

Sebagai masukan bagi kepala sekolah apabila ada bantuan media dari

pemerintah agar media tersebut dapat digunakan.

4

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakikat Keterampilan Berbicara

1. Pengertian Keterampilan Berbicara

Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang

bersifat produktif. Tarigan mengungkapkan bahasa“berbicara adalah kemampuan

mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,

menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.”1 Sebagai

peluasan dari batasan ini dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu

sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audiblej) dan kelihatan (visible)yang

memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan

tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. selanjutnya Burhan

Nurgiyantoro menjelaskan bahwa berbicara adalah keterampilan berbahasa kedua

setelah menyimak bunyi-bunyi bahasa tersebut. Selain pendapat tersebut, Brown

menyatakan bahwa berbicara sebagai salah satu aspek kemampuan berbahasa

yang berfungsi untuk menyampaikan informasi secara lisan.

Hal senada juga diungkapkan oleh Lee yang menyatakan bahwa berbicara

adalah suatu peristiwa penyampaian maksud (ide, pikiran, isi, hati) seseorang

kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut

dipahamai oleh orang lain. Hal ini berarti berbicara dapat diartikan sebagai salah

satu keterampilan berbahasa yang bersifat menyampaikan sesuatu pada orang lain.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah kemampuan

menyampaikan ide, gagasan, pikiran, atau perasaan dengan tujuan tertentu, yaitu

agar pesan yang disampaikan dapat dipahami atau diterima oleh pendengarnya.2

Berbicara selalu ada hubungannya dengan aspek mendengar, karena siswa

dapat berbicara setelah mendengar lebih dahulu. Penerapan aspek berbicara dalam

pendekatan linguistik kontrastif dimulai dari pengajaran cakapan

(diskusi,dialog)struktur kalimat tanya yang digunakan oleh guru selalu

dibandingkan dengan B1, juga berbentuk struktur kalimat tannya.

1Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah

Dasar (Depok : Nufa Citra Mandiri, 2013) h. 193

2Ibid., h. 104

5

Penerapan latihan berbicara dengan cara menafsiri atau menceritakan

gambar atau benda, juga dapat memperlancar pengajaran berbicara. Gambar seri

dapat memudahkan para siswa berbicara daripada gambar tunggal. Benda tiruan

atau benda sebenarnya dapat dijadikan bahan pengajaran berbicara. Apalagi

benda-benda sebenarnya itu siswa dapat memegang atau memiliki satu persatu.3

Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau

mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Peserta didik harus menguasai

keempat aspek tersebut agar terampil berbahasa. Dengan demikian, pembelajaran

keterampilan berbahasa di sekolah tidak hanya menekankan materi saja, tetapi

peserta didik mampu menggunakan bahasa sebagaimana fungsinya, yaitu sebagai

alat berkomunikasi.

Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang

bersifat produktif. Artinya suatu kemampuan yang dimiliki sesorang untuk

menyampaikan gagasan, pikiran atau perasaan sehingga gagasan-gagasan yang

ada didalam pikiran pembicara dapat dipahami orang lain. Berbicara berarti

mengemukakan ide atau pesan lisan secara aktif melalui lambang-lambang bunyi

agar terjadi kegiatan komunikasi antar penutur dan mitra tutur.

Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi

arikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan

pikiran, gagasa, serta perasaan4. Dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan

suatu sistem tanda-tandayang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan

(visible) yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi maksud dan

tujuan gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu

bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis,

neurologis, semantik dan linguistik.5

3Broto, Pengajaran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua di Sekolah Dasar

Berdasarkan Pendekatan Linguistik Kontrastif,(Jakarta: Bulan Bintang,1980) h.209-210 4Tarigan, 1983:14

5Lisdiana Kurniasih. Lisdianakurniasih.blogspot.com/2012. Diakses Rabu, 30, januari

2013, pukul . 14.00 WIB

6

2. Jenis-jenis Keterampilan Berbicara

Bila diperhatikan mengenai bahasa pengajaran akan kita dapatkan berbagai

jenis berbicara. Antara lain diskusi, pidato (menjelaskan, menghibur), ceramah

dan sebagainya. Jenis-jenis keterampilan berbicara tersebut adalah:

a. Diskusi

Diskusi berasal dari kata latin “discutere” , yang berarti bertukar pikiran.

Akan tetapi belum tentu setiap kegiatan bertukar pikiran dapat dikatakan

berdiskusi. Diskusi pada dasarnya adalah suatu bentuk tukar pikiran yang tereatur

dan terarah, baik kelompok kecil atau besar, dengan tujuan untuk mendapatkan,

kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai masalah.6 Diskusi juga diartikan

suatu metode untuk memecahkan masalah-masalah dengan proses berpikir

kelompok.7

Diskusi ialah proses pelibatan dua atau lebih individu yang berinteraksi

secara verbal dan tatap muka,mengenai tujuan yang sudah tentu melalui cara

tukar-menukar informasi untuk memcahkan masalah. Pada hakekatnya diskusi

ialah percakapan dalam bentuk lanjut.8

Metode diskusi ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana guru

memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk

mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat

kesimpulan atau menyusun berbagai aternatif pemecahan atas sesuatu masalah.

Diskusi yang baik adalah bukan semata timbul dari peran guru. Akan tetapi lebih

dapat apabila timbul darimurid setelah memahami masalah dan situasi yang

dihadapinya. Tetapi dalam hal ini guru/dosen dapat pula membrikan arahan

kepada peserta didik dalam memperoleh tema/ masalah yang tepat untuk

didiskusikan, yang sebelumnya peserta didik diberikan tugas untuk mempelajari,

memahami dan menganalisis masalah yang akan dijadikan topik diskusi.9

6Midar G. Arsad Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Erlangga, 1988), h.37

7Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Bebahasa, (Bandung:

Angkasa,1993), h. 36 8Djago Tarigan. H.G. Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Bandung:

Angkasa), h.128 9 Tukiran Taniredja, dkk, Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, (bandung:

Alfabeta, 2013), h. 24

7

Ada beberapa kelebihan metode diskusi (kelas maupun kelompok antara

lain (1) memungkinkan adanya interaksi antara siswa dan guru, juga antara siswa

dan siswa, (2) guru dapat membaca pikiran siswa tentang konsep yang baru

dipelajarinya, seperti menilai pemahaman meraka apakah mereka salah mengerti

atau bisa terhadap konsep baru tersebut.Persoalan yang tepat untuk didiskusikan

(1) menarik perhatian siswa, (2) sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, (3)

memiliki lebih dari satu kemungkinan pemecahan atau jawaban, (4) pada

umumnya tidak mencari jawaban mana yang benar, melainkan mengutamakan

pertimbangan dan perbandingan.

Metode diskusi baru dapat berjalan dengan baik bila siswa telah memiliki

pengalaman atau konsep dasar tentang masalah yang akan didiskusikan. Maka

metode ceramah dapat dimanfaatkan untuk menerangkan teori atau konsep

sebelum diskusi dilaksanakan.

1. Prasyarat diskusi

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan diskusi

kelompok maupun diskusi kelas.

a) Konsep dasar untuk pemecahan masalah dalam diskusi telah dipahami

oleh siswa

b) Pokok-pokok masalah/kasus yang kan dibahas harus jelas.

c) Peran guru adalah membingbing diskusi, bukan memberi ceramah.

2. Sikap peserta diskusi

Ada beberapa hal yang hrus dipatuhi oleh para peserta diskusi agar diskusi

berhasil, yakni:

a) Perhatian terfokus pada diskusi, artinya seluruh peserta perhatiannya

harus terpusat pada masalah yang didiskusikan.

b) Tidak ada yang bicara sendiri atau diskusi kecil, kecuali mereka yang

diberi kesempatan untuk berbicara, dan semua harus memperhatikan

dengan sepenuh hati kepada yang sedang diberi kesempatan untuk

berbicara.

c) Menghargai pendapat orang lain walaupun mungkin pendapatnya

berbeda atau bahkan bertolak belakangdengan pendapatnya.

d) Mau mendengar orang lain, tidak hanya mau didengar orang lain.

e) Tidak memotong pembicaraan orang lain, kecuali dalam keadaan ang

8

sangat terpaksa, karena pembicaraan sudah keluar dari fokus

pembicaraan.10

3. Pimpinan Diskusi

Pemimpin diskusi dalah seorang yang bertugas memimpin diskusi agar

diskusi berjalan dengan baik dan lancar. Peran pemimpin diskusi adalah sebagai

pengatur jalannya diskusiagar lancar, dengan cara mengajukan pertanyaan-

pertanyaan kepada anggota kelompok tertentu, menjaga agar berbicara menurut

giliran tidak serempak, menjaga pembicaraantidak dikuasai oleh orang-orang

tertentu yang gemar berbicara, membuka kesempatan bagi orangorang tertentu

(pemalu, penakut) untuk mengemukakan pendapatnya, mengatur pembicaraan

agar didengar oleh semua anggota. Sebagai dingding penangkis artinya pemimpin

diskusi menerima pertanyan, pernyataanatau komentar dari anggota, kemudain

melemparkan kembali kepada anggota.

4. Mengelola Kelompok Diskusi

Agar diskusi berjalan dengan baik dan hasilnya optimal serta efektif dan

efisien, diperlukan pengelolan sebaik-bainya, yang paling tidak berupa langkah-

langkah meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.

a) Pembentukan Kelompok

Pembentukan kelompok sebaiknya diserahkan kepada siswa untuk

memilih teman mereka dalam kelompok. Hal ini sesuai dengan slah satu nil;ai

kewarganegaraan yaitu kebebasan berkelompok. Di samping itu apabila

mereka memilih sendri dimungkinkan mereka sedang saling mengenal dengan

baik dan akan berkerja sama dengan sebaik-bainya.

Banyakanya anggota dalam satu kelompok memaang tidak ada aturan

yang pasti. Tetapi perlu diingat apabila anggota kelompok terlalu banyak

kurang efektif, bahkan dimungkinkan ada beberapa anggota anggota kelompok

yang hanya sekedar menumpang nama saja.

10

Ibid., h.32

9

b) Pengaturan Tempat

Idealnya ada ruang-ruang kecil yang cukup ahnya menampung sejumlah

anggota kelompok 5-7 orang, sehingga masing-masing kelompok dengan

leluasa bekerja sama/ diskusi bersama tanpa gangguan dari kelompok lain.

Mereka supaya memilih sendri ketua kelompok mereka secara musyawarah.

Jika ruangan-ruangan kecil tidak ada adpat disiasati agar mereka mencari

tempat yang dirasa kondusif untuk berdiskusi. Diberikan kesempatan secara

bebas untuk menentukan tempat agar mereka dapat melaksanakan berdiskusi

kelompok dengan sebaik-baiknya.

c) Pelaksanaan Diskusi Kelompok

Sebelum mereka menuju tempat-tempat untuk diskusi kelompok, guru

menjelakan dahulu permsalahan yang perlu didiskusikan. Paling tidak guru

harus menjelaskan terlebih dahulu tema yang mereka akan diskusikan,

sehingga mereka telah memahami permasalahan yang harus mereka

diskusikan.

Siswa juga harus diberi tahu, agar mereka memilih ketua kelompok dan

berapa lama waktu yang diperlukan untuk diskusi kelompok, dan setelah

diskusi kelompok, masing-masing segera kembali ke kelas, untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka secara bergantian.sedangkan

kelompok yang belum/sudah menyajikan hasil diskusi kelompok mereka

berperan sebagai audien yang bertugas memberikan sanggahan pertanyaan,

atau mungkin saran atau masukan kepada kelompok penyaji. Kelompok

penyaji diberikan waktu secukupnya untuk menyajikan hasil diskusi kelompok

mereka, misalnya paling lama 7 menit. Dalam hal ini guru bisa bertinak

sebagai moderator.

Adapun hamabatan dalam diskusi antaralain.

1) Hambatan dari peserta didik. Mengingat bahwa peserta didik berlatar

belakang yang bermacam-macam ada yang rajin dan ada yang malas, ada

yang pendiam dan ada yang banyak bicara dan sebagainya.

2) Hambatan dari materi. Harus ada waktu bagi ketua kelompok beserta

ketuanya untuk membahas dan mendiskusikan terlebih dahulutentang

bagian tema yang harus mereka sajikan, sehingga mereka ada kemantapan

dan penguasaan terhadap tema yang menjadi tanggung jawabnya.

10

3) Hambatan dari media, sarana prasarana. Penataan ruangan diupayakan

sedemikian rupa agar semua siswa dapat melihat siswa lain, juga tempat

duduk pemimpin diskusi, biasa melihat semua peserta diskusi, sehingga

lebih komunikatif.

Beberapa upaya guru agar diskusi berhasil

Ada beberapa yang harus dilakukan dan diupayakan gutu, agar diskusi

berhasil dengan baik, yaitu:

1) Masalahnya harus kontroversial, artinya mengandung pertanyaan dari

peserta didik.

2) Guru harus menetapkan dirinya sebagai pemimpin diskusi.

3) Guru hendaknya memperhatikan pembicaraan agar fungsi guru sebagai

pemimpin diskusi dapat dilaksanakan sebagai mana mestinya.11

5. Manfaat diskusi

1) Diberikan bila siswa telah memliki konsep atau pengalaman terhadap

bahan yang akan didiskusikan, oleh karean itu sebelum diskusi guru

hendaknya telah memberikan penjelasan tentang bahan yang akan

didiskusikan.

2) Memperdalam pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa.

3) Melatih siswa mengidentifikasi dan memecahkan masalah.

4) Melatih siswa mengahadapi masalah secara berkelompok, berpikir

bersama memecahkan masalah yang mereka hadapi.

6. Kelemahan metode diskusi

1) Tak dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya sebab

tergantung pada kepemimpinan siswa dan partisipasi anggota-anggotanya.

2) Memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang bhelum poernah

dipelajari sebelumnya.

3) Jalanya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang

menonjol.

4) Tidak semua topik dapat dijadikan poko diskusi, tetapi hanya beberapa

hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.

11

Ibid., h. 30

11

5) Diskusi yang mendalam perlu waktu yang banyak.

6) Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan

buah pikiran mereka, biasanya sulit untuk membatasi pokokmasalahnya.

7) Sering terjadi dalam diskusi murid kurang berani mengemukakan

pendapatnya.

8) Jumlah siswa didalam kelas yang teralalu besar akan mempengaruhi

kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya.

7. Usaha mengatasi kelemahan metode diskusi

1) Murid-murid dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok kecil, misalnya

lima orang murid setiap kelompok.

2) Agar tidak menimbulkan “kelompok-isme”, ada baiknya bila untuk setiap

diskusi dengan topik atau problema baru selalu dibentuk lagi kelompok-

kelompokbaru dengan cara melakukan pertukaran anggota-anggota

kelompok.

3) Topik-topik atau problema yang akan dijadikan pokok-pokok diskusi dapat

diambil dari buku-buku pelajaran murid, dari surat-surat kabar, dari

kejadian sehari-hari di sekitar sekolah.

4) Mengusahakan penyesuaian dengan berat topik yang dijadikan pokok

diskusi.

5) Menyiapkan dan melengkapi semua sumber data yang diperlukan, baik

yang tersedia di sekolah maupun yang terdapat di luar sekolah.12

Panel adalah suatu bentuk diskusi yang dihadapkan sejumlah partisipan

atau pendengar. Suatu kelompok yang terdiri dari tiga sampai enam orang ahli

yang ditunjuk untuk mengemukakan pandanganya dari berbagai segi mengenai

suatu masalah. Diskusi ini melibatkan sekelompok kecil peserta yang melakukan

pembicaraan informal tentang suatu topik tertentu yang sebelumya telah dislidiki

dengan teliti oleh para peserta diskusi.

1) Menentukan topik dan tujuan

Sebelum seminar dialaksanakan, perlu ditentukan terlebih dahulu topik

atau masalah yang akan diseminarkan.

12

Ibid., h. 34-37

12

2) Penentuan waktu dan tempat

Waktu seminar sebaiknya dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa sejarah

atau nasional, umpamanya : Bulan bahasa, Hari Ibu, Hari Pendidikan Nasiaonal.

Jika seminar itu bersekala kecil penentuan waktu perlu diperhatikan, sehingga

dapat dihadiri oleh beberapa peserta.

3) Persiapan fasilitas

Segala kebutuhan dan kelancran seminar sebaiknya dipersiapkan sebaik-

baiknya.

b. Pidato

Pidato adalah berbicara didepan umum, jika bersifat ilmiah disebut

ceramah. Teks pidato adalah bahan tertulis yang digunakan untuk berpidato, bila

dibuat sendiri oleh pemidato disebut naskah pidato. Manfaat teks pidato antara

lain:

a) Dapat menyampaikan gagasan dengan tertib, teratur dan lancar.

b) Dapat menyampaikan gagasan dengan bahasa yang baik dan benar.

c) Dapat menghindari kealpaan.

d) Memiliki bukti autentik bila sewaktu-waktu diperlukan

Cara menyusun teks pidato yaitu:

a) Bagian awal

Berisi ucapan salam, ucapan penghormatan kepada hadirin, ucapan puji

syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa, penegasan bahwa persoalan yang

disampaikan memang penting, penyampaian latar belakang masalah. Dan tanpa

menonjolkan subjektivitas.

b) Bagian isi atau tubuh teks, berisi suatu ulasan yang ingin disampaikan si

pemidato.

c) Simpulan, berisi ringkasan mengenai sesuatu yang telah disampaikan.

Berdasarkan tujuanya, pidato tidak ditunjukan untuk mengarahkan audien

untuk memahami sungguh-sungguh masalah yang disampaikan. Pidato bertujuan

13

menyampaikan ide berkenaan dengan suatu isu kepada hadirin, dalam masa yang

sama meyakinkan para hadirin tersebut melalui cara pembawaan pidato. Pemidato

mestilah memahami tujuan pidato ini terlebih dahulu.

Pidato adalah berbicara dimuka umum dengan tujuan memberikan

tambahan ilmu pengetahuan atau untuk mengajak para pendengar berpikir atau

bertindak seperti dinasehatkan oleh orang yang berpidato.

Maksud dan tujuan pidato dibagi menjadi dua yaitu:

a) Maksud umum

1) Mendorong

Tujuan sebuah komposisi dikatakan mendorong bila pembicara berusaha

untuk memberi semangat, membangkitkan kegairahan atau menekan perasaan

yang kurang baik, serta menunjukan rasa hormat dan pengabdian. Reaksi-reaksi

yang diharapkan adalah menimbulkan ilham atau membangkitkan emosi para

pendengar.

2) Meyakinkan

Bila pembeicara berusaha untuk mempengaruhi keyakinan atau sikap

mental atau intelektual para pendengar, maka komposisi itu bertujuan untuk

meyakinkan. Komposisi ini biasanya disertai dengan bukti-bukti, faktor-faktor

dan contoh-contohyang kongkrit.

3) Berbuat atau Bertindak

Berbuat atau bertindak dilakukan apabila pembicara menghendaki berbagi

macam tindakan atau reaksi fisik dari para pendengar.

4) Memberitahukan

Memberitahukan adalah bila pembicara ingin menyampaikan sesuatu pada

pendengar agar mereka mengerti tentang suatu hal.

5) Menyenangkan

Humor merupakan alat yang penting dalam penyajian pidato atau ceramah.

b) Maksud khusus

Tujuan khusus dapat diartikan sebagai suatu tanggapan khusus yang

14

diharapkan dari para pendengar setelah pembicara menyelesaikan uraiannya.

Tujuan khusus itu merupaka suatu hal yang diharapkan untuk dikerjakan atau

dirasakan, diyakini, dimengerti atau disenangi oleh para pendengar.

c. Ceramah

Ceramah adalah suatu cara keterangan atau informasi atau uraian tentang

suatu pokok persoalan atau masalah secara lisan. Seperti halnya dalam pidato,

dalam ceramah pun alat utama dalam keterampilan berbicara.13

Ceramah juga dapat diartikan bahwa pidato dihadapan para pendengar,

mengenai suatu hal, pengetahuan, dan sebagainya. Pidato dan ceramah merupakan

suatu sarana komunikasi yang berfungsi menyampaikan suatu informasi secara

langsung, tetapi antara pidato dan ceramah memiliki beberapa perbedan, yaitu

pidato disampaikan untuk suatu tujuan yang penting sedangkan pada ceramah

disampaikan pada pengajaran. Dalam ceramah memiliki ciri khas, yaitu:

a) Ada sesuatu yang dijelaskan atau diinformasikan untuk memperluas

pengetahuan para pendengar, biasanya disampaikan pada orang yang

memiliki keahlian atau dianggap ahli dalam bidang atau disiplin ilmu

tertentu.

b) Terdapat komunikasi dua arah antara pembicara dan pendengar, yaitu berupa

dialog, tanya jawab, diskusi dan sebagainya.

c) Dapat digunakan alat bantu untuk memperjelas uraian, seperti over head

projector (OHP), lembar peragaan, gambar, dan sebagainya14

. Ada respons

dari pendengar mengenai materi yang disampaikan dalam ceramah. Selain

memiliki ciri khas dalam ceramah, ceramah atau metode ceramah juga

memiliki keunggulan

a) Kelemahan Metode Ceramah

Materi yang disampaikan tidak terlalu banyak, hanya poin-poin khusus

saja. Dapat memberi semangat para pendengar untuk belajar karena hanya

menyediakan alat pendengaran dan pemahaman saja.

13Midar G. Arsad Mukti, Loc.Cit., h.67

14

Midar G. Arsad Mukti, Loc.Cit., h.67

15

b) Kelemahan Metode Ceramah

Karena jumlah pendengar relatif banyak, penceramah cenderung

mengalami kesulitan untuk mengetahui sejauh mana si pendengar dapat

memahami materi yang disampaikan. Dalam metode ceramah ini siswa cenderung

hanya menjelaskan penjelasaan penceramah, tanpa ada timbal balik.

c) Perbedaan antara Pidato dan Ceramah

Pada ceramah terdapat komunikasi dua arah antara pembicara dan

pendengar, sedangkan pidato bersifat satu arah. Pidato bertujuan mempengaruhi

pendengar, meyakinkan para pendengar, sedangkan ceramah bertujuan untuk

menjelaskan atau memperluas pengetahuan para pendengar.

Pidato disampaikan secara resmi, sedangkan ceramah disampaikan tidak

secara resmi. Pidato bertujuan untuk menyampaikan gagasan atau informasi,

sedangkan cermah bertujuan untuk menambah wawasan atau pengetahuan.

3. KarakteristikKeterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara mempunyai karakteristik yang tidak sama dengan

keterampilan lainya karakteristik tersebut adalah:

a. Penyajian Lisan

a) Peranan Pidato

Peranan pidato, ceramah, penyajian penjelasan lisan kepada suatu

kelompok massa merupakan suatu hal yang sangat penting, baik pada waktu

sekarang maupun pada waktu-waktu yang akan datang. Mereka yang mahir

berbicara dengan mudah dapat menguasai massa dan berhasil memasarkan

gagasan mereka sehingga dapat diterima oleh orang lain. Dalam sejarah umat

manusia dapat dicatat betapa keampuhan penyajian lisan ini, yang dapat

mengubah sejarahyang dapat mengubah sejarah umat manusia atau sejarah suatu

bangsa.15

Hitler dalam keahliannya berbicara atau berpidato menyeret bangsanya ke

kedalam api peperangan dengan menimbulkan kesengsaraan yang sekian besarnya

15Gorys Keraf, Komposisi, ( Flores: Nusa Indah, 2004), hal.358

16

kepada umat manusia. Tetapi disamping itu dapat pula dicatat pengaruh tokoh-

tokoh penting, yang sanggup membawa kedamaian manusia berkat kemahiran

bicaranya. Penyajian lisan dapat berguna bagi masyarakat, untuk mengembangkan

suatu tingkat kebudayaan lebih tinggi dan lebih luhur. Tetapi sebaliknya keahlian

berbicara menenggelamkan umat manusia beserta nilai-nilai dan hasil-hasil

kebudayaannya yang sudah diperolehnya beratus-ratus tahun lamanya.

b) Metode Penyajian Oral

Persiapan-persiapan yang diadakan pada waktu menyusun sebuah

komposisi untuk disampaikan secara lisan pada umumnya sama dengan persiapan

sebuah komposisi tertulis. Perbedaannya terletak dua hal: pertama, dalam

penyajian lisan perlu diperhatikan gerak-gerik, sikap, hubungan langsung dengan

hadirin, sedangkan komposisi tertulis tidak diperhatikan. Kedua, dalam penyajian

lisan tidak ada kebebasan bagi pendengar untuk memilih mana yang harus

didahulukan mana yang harus diabaikan, ia harus mendengar seluruh uraian itu.

Dalam komposisi menulis pembaca bebas memilih mana yang dianggapnya

paling menarik, sedangkan bagian lain dapat ditunda.

Berhubungan dengan penyajian lisan ini, dikenal empat macam metode

penyajian lisan, yaitu:

1) Metode Impromptu (serta-merta): metode impromptu adalah metode

penyajian berdasarkan kebutuhan sesaat.

2) Metode Menghafal: metode ini merupakan lawan dari metode tadi di atas

3) Metode Naskah: metode ini jarang dipakai, kecuali dalam pidato resmi atau

pidato-pidato.

4) Metode Ekstemporan (tanpa persiapan naskah): metode ini sangat dianjurkan

karena merupakan jalan tengah.

Dalam kenyataan metode-metode di atas dapat digabungkan untuk

mencapai hasil yang lebih baik. Paling sering adalah menggabungkan antara

metode naskah dengan metode ekstemporan.

c) Menentukan Maksud dan Topik

Setiap tulisan selalu menentukan topik tertentu yang ingin disampaikan

pada hadirin, dan mengharapkan suatu reaksi tertentu dari para pembaca atau

17

pendengar reaksi itu akan lebih jelas kalau diketahui pula bahwa ada maksud

tertentu yang akan dicapai oleh pembicara atau pengarang. Suatu uraian yang

disajikan secara lisan harus pula menetapkan suatu topik yang jelas melalui topik

tadi.

Oleh karena itu topik pembicaraan dan tujuannya merupakan hal yang

tidak dapat dipisahkan satu dari yang lainya. Topik dan tujuan pertama-tama

merupakan persoalan dasar dari tema uraian dan wujud dari tema itu sediri, dan

kedua, topik dan tujuan bertalian sangat erat dengan tanggapan yang diharapkan

dari para pendengar dengan mengemukakan tema tadi.

d) Menganalisis Situasi dan Pendengar

Sering kali pembicara terlalu yakin bahwa apa yang dibicarakan sebegitu

pentingnya sehingga lupa memperhatikan siapa pendengarnya, bagaimana latar

belakang kehidupan mereka, serta bagaimana situasi yang ada pada waktu

presentasi oralnya berlangsung.

Ada beberapa topik yang dapat dipakai untuk menganalisis pendengar

yangakan dihadapi. Pembicara umumnya telah diberitahui pendengar mana yang

akan hadir dalam pertemuan tersebut. Sebab itu sebelum iya menganalisis

pendengar berdasarkan beberapa topik khusus, ia harus mulai dengan data-data

umum.

e) Penyesuaian Diri

Bagaimana setiap pembicara akan merasa kekhawatiran sebelum

menyampaikan uraiannya. Pembicara yang berpengalaman akan menghadapi

situasi dengan melakukan dua hal: pertama, ia akan menyiapkan dan mempelajari

topik pembicaraan dengan sebaik-baiknya, dan kedua, mengadakan kosentrasi

kepada kebutuhan pendengar, sehingga nilai informasinya tidak diragukan. Atau

dengan kata lain pembicara menyesuaikan dirinya sebaik-baiknya dengan

kebutuhan dan situasi yang ada pada pendengar sendiri.

f) Penyusunan Bahan

Seperti sudah dikemukakan diatas penyusunan bahan melalui tiga tahap

yaitu mengumpulkan bahan, membuat kerangka karangan, dan menguraikan

18

secara mendetail. Dalam hubungan ini tidak akan diadakan uraian lebih lanjut

mengenai ketiga tahap itu, karena prosedur tekniknya sama dengan komposisi

tertulis.

g) Penyajian Lisan

Penyajian lisan merupakan puncak dari seluruh persiapan yang dilakukan

melalui langkah di atas, khususnya latihan oral. Latihan oral ini dianggap begitu

penting sehingga pada zaman klasik yunani latin, para orator biasanya

mengadakan latihan intensif sebelum menyampaikan pidatonya di depan suatu

massa. Namun latihan-latihan pendahuluan (langkah ketujuh) tetap diperlukan

untuk membiasakan diri dan menemukan cara dan gaya yang tepat.

b. Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan

efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal

tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Secara singkat penggunaan

gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu.16

Gaya bahasa merupakan gaya bahasa yang retorik, yaitu penggunaan kata-

kata dalam bicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak

dan pembaca. Kata retorik berasal dari bahasa yunani rhetor yang berarti orator

atau ahli pidato.

Ada sekitar 60 buah gaya bahasa yang termasuk kedalam empat kelompok

masing-masing akan dibahas dalam bab-bab berikut:

a) Metafora

Suatau gaya bahasa seringkali menambahkan kekuatan pada suatu kalimat.

Metafora misalnya, dapat menolong seoarang pembicara melukiskan suatu

gambaran yang jelas melalui komparasi atau kontras. Metafora ialah pemakain

kata-kata bukan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang

berdasarkan persamaan atau perbandingan (Poerwadarminta, 1976 : 648).

Metafora ialah sejenis gaya bahasa perbandingan yang paling singkat, padat, dan

tersusun rapi.

16

Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa, (Bandung: Angkasa, 2009), h. 4

19

b) Depersonifikasi

Biasanya gaya bahasa depersonifikasi ini terdapat dalam kalimat

pengandaian yang secara eksplisit memanfaatkan kata kalaudan sejenisnya

sebagai penjelas gagasan atau harapan.

c) Alegori

Alegori bersal dari bahasa yunani allegorein yang berarti „berbicara secara

kias‟ diturunkan dari allos „yang lain + agoreuen „berbicara‟.

Alegori adalah cerita yang dikisahkan dalam lambang-lambang;

merupakan metafora yang diperluas dan berkesinambungan, tempat atau wadah

objek-objek atau gagasan yang diperlambangkan.

Febal dan parabel merupakan alegori-alegori singkat febal adalah alegori,

yang di dalamnya binatang-binatang berbicara dan bertingkah laku seperti

manusia. Parabel (cerita yang berkaiatan dengan kitab suci) juga merupakan

alegori singkat yang mengandung pengajaran moral dan kebenaran.17

d) Hiperbola

Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandungpernyataan yang

berlebih-lebihan jumlahnya, ukuranya dan sifatnya dengan maksud memberi

penekanan pada suatu atau situasi untuk memeperhebat, meningkatkan kesan dan

pengaruhnya.

e) Epizeukis

Epizeukis adalah gaya bahasa berulangan yang bersifat langsung, yaitu

kata yang ditekankan atau dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut.

f) Sinekdoke

Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai nama

pengganti nama keseluruhanya, atau sebaliknya (Moeliono, 1984 : 3)Kata

sinekdoke berasal dari bahasa yunani synekdechesthai (syn „dengan‟+ex „keluar‟

+ dechesthai „mengambil,menerima‟) yang secara kalamiah berarti „menyediakan

atau memberikan sesuatu kepada apa yang baru disebutkan‟.

17Ibid.,h. 24

20

g) Epanalepsis

Epanalepsis adalah semacam gaya bahasa yang berupa perulangan kata

pertama dari baris, klausa atau kalimat menjadi terakhir.

4. Guna Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara bermanfaat dalam melakukan interaksi komunikasi

dalam masyarakat. Banyak profesi dalam kehidupan bermasyarakat yang

keberhasilannya, antara lain bergantung pada tingkat keterampilan berbicara yang

dimiliki oleh seseorang, misalnya profesi sebagai guru, wartawan, jaksa, dan

penceramah.18

Berbicara dan mendengarkan adalah dua jenis keterampilan berbahasa

lisan yang sangat erat kaitannya.Berbicara bersifat produktif,sedangkan

mendengarkan bersifat reseftif.Dalam pemerolehan atau belajar suatu bahasa,

keterampilan berbahasa jenis reseftif tampak banyak mendukung pemerolehan

bahasa jenis produktif.Dalam suatu peristiwa komunikasi sering kali beberapa

jenis keterampilan berbahasa digunakan secara bersama-sama guna mencapai

tujuan komunikasi.

Keterampilan berbahasa bermanfaat dalam melakukan interaksi

komunikasi dalam masyarakat. Banyak profesi dalam kehidupan bermasyarakat

yang keberhasilannya, antara lain bergantung pada tingkat keterampilan berbahasa

yang dimiliki oleh seseorang,misalnya profesi sebagai manager, jaksa, pengacara,

guru dan wartawan.19

B. Media

1. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

„tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa arab, media adalah perantara

atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut Mc. Luhan,

media adalah sarana yang disebut pula channel, karena hakekatnya media telah

memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan,

18Linda, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Lisan, (Lindaaja.wordpress.com)

19

Ibid,.

21

mendengar dan melihatdalam batas-batas jarak, ruang dan waktu tertentu, kini

dengan bantuan media batas-batas itu hampir menjadi tidak ada.Secara harfiah

kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar. Akan tetapi kata tersebut

digunakan, baik untuk bentuk jamak maupun mufrad.Kemudian telah banyak

pakar dan organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media.

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari

pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan

minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi20

.

Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk

menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri antara lain buku tape recorder,

kaset, vidio kamera, vidio recorder, filem, slide (gambar bingkai) foto, gambar,

grafik, televisi, dan computer. Dengan kata lain media adalah komponen sumber

belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional dilingkungan

siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Asosiasi Pendidikan Nasional (Natioanal Education Association/NEA)

memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik

tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat

dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca.21

Jadi media adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke

penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta

perhatian siswa sedimikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Gagne menyatakan bahwa media adalah sebagai jenis komponen dalam

lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs

berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan

serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah

contoh-contohnya.

Menurut Heinich, media merupakan alat saluran komunikasi. Media

berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang

secara harfiah berarti “perantara” yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan

20Arief S. Sadiman, dkk,Media Pendidikan,(jakarta: cv RajawaliPers, 2010) h.6

21Arief S. Sadiman, dkk.,Ibid., h.7

22

penerima pesan (a receiver) Heinich mencontohkan media ini seperti film,

televisi, diagram, bahan tercetak (printed materials), komputer dan instruktur.

Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika

membawa pesan-pesan (messages) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Pada awalnya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru

(teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, yaitu gambar,

model, objek, dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman kongkrit,

motivasi belajar, serta mempertinggi daya serap dan resistensi belajar siswa.

Namun sayang, karena terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual yang

dipakainya orang kurang memperhatikan aspek disain, pengembangan

pembelajaran (instruction) produksi, dan evaluasi.

Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan

abad ke-20 alat visual untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi dengan

digunakannya alat audio sehingga kita kenal adanya alat audio visual atau audio

visual aids (AVA). Bermacam peralatan digunakan guru untuk menyampaikan

pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan pendengaran untuk

menghindari verbalisme.22

Penglihatan merupakan indera manusia yang mempunyai kemampuan

paling besar untuk menghayati dunia di sekitar manusia. Berbagai penelitian telah

mendukung pernyataan tersebut, walaupun tidak ada kesepakatan umum tentang

berapa besar distribusi indera penglihatan bila dibandingkan dengan indera lain

mengingat banyak faktor dan keadaan yang mempengaruhi.

Kita menggunakan mata untuk memperoleh informasi, isyarat, tanda, atau

hal yang menarik perhatian. Kenyataan ini mempunyai arti penting untuk

keperluan belajar mengajar. Kemampuan penglihatan ini harus dijadikan bahan

pertimbangan dalam merencanakan strategi latihan dalam mengembangkan bahan

pembelajaran.

Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian

media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang

pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong

22 Arif Sadiman,Loc.Cit., h. 7

23

terjadinya proses belajar pada dirinya dan media merupakan wahana penyalur

informasi belajar atau penyalur pesan. Dalam proses belajar mengajar kehadiran

media mempunyai arti yang sangat penting. Karena dalam kegiatan tersebut

ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan

media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak

didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa

yang kurang mampu diucapkan oleh guru dengan kata-kata atau kalimat tertentu.

Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan

demikian anak-anak dapat lebih mudah dalam mencerna bahan daripada tanpa

menggunakan media.Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan siswa

untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performa mereka sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai.

2. Media Gambar

a. Pengertian Media Gambar

Berdasarkan kamus besar bahasa indonesia, gambar dalah tiruan barang

(orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya). Gambar merupakan media visual

dua dimensi diatas bidang yang tidak transparan.23

Gambar secara garis besar

dapat dibagi pada tiga jenis, yakni sketsa, lukisan,dan foto. Gambar merupakan

media fisual yang pentingdan mudah didapat. Dikatakan penting sebab ia dapat

mengganti kata verbal, mengkonkretkan yang abstrak, dan mengatasi pengamatan

manusia.Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang

terkandung didalamnya dengan jelas, lebih jelas daripadayang diungkapkan oleh

kata-kata.24

Guru dapat menggunakan gambar untuk memberi gambaran tentang

sesuatu sehingga penjelasanya lebih konkret daripada bila diuraikan mengunakan

kata-kata. Melalui gambar, guru dapat menerjemahkan ide-ide abstrak dalam

bentuk yang lebih realistik.25

23M. Subana, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia,

2000) h.322

24

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung

Persada,2008) hal.85-89

25 M. Subana, Loc.Cit.,h.322

24

b. Manfaat Media Gambar

Manfaat gambar sebagai media pembelajaran adalah:

a) Menimbulkan daya tarik pada diri siswa,

b) Mempermudah pengertian/pemahaman siswa,

c) Memudahkan penjelasan yang sifatnya abstrak sehingga siswa lebih

mudah memahami apa yang dimaksud,

d) Memperjelas bagian-bagian yang penting. Melalui gambar, kita dapat

memperbesar bagian-bagian yang penting atau bagian yang kecil sehingga

dapat diamati,

e) Menyingkat suatu uraian.26

c. Syarat-syarat Media Gambar

Agar tujuan pengunaan media gambar dapat tercapai, gambar harus

memenuhi syarat-syarat:

a) Bagus, jelas, menarik, dan mudah dipahami,

b) Cocok dengan materi pembelajaran,

c) Benar dan otentik,

d) Sesuai dengan tingkat umur/kemampuan siswa,

e) Walaupun tidak mutlak sebaiknya gambar menggunakan warna yang

menarik sehingga tampak lebih realitas dan merangsang minat siswa untuk

mengamatinya,

f) Perbandingan ukuran gambar harus sesuai dengan ukuran objek yang

sebenarnya,

g) Agar siswa lebih tertarik dan memahami gambar, hendaknya menunjukan

hal yang sedang melakukan perbuatan,

h) Gambar yang dipilih hendaknya mengandung nilai-nilai murni dalam

kehidupan sosial.

d. Teknik Penggunaan Media Gambar

a) Sebelum menggunakan gambar, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

1) Pengetahuan apa yang hendak diperlihatkan pada siswa melalui

gambar?

26Ibid.,h. 322

25

2) Persoalan apa yang hendak dijawab melalui gambar?

3) Kegiatan kreatif apa yang hendak dibina oleh gambar?

4) Reaksi emosional apa yang hendak ditimbulkan oleh gambar?

5) Apakah gambar itu membawa siswa menuju penyelidikan lebih lanjut?

6) Adakah media lain yang lebih tepat untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditentukan?27

b) Dalam mengguanakan gambar, tunjukkanlah hal yang perlu diperhatikan

siswa. Hal yang harus dikemukakan:

1) Apa yang harus dicapai siswa dalam gambar itu?

2) Siswa harus mengerti bagaimana mempelajari gambar itu?

3) Bagaimana siswa menilai gambar?

4) Bagaimana siswa memberikan kritik terhadap gambar?

5) Bagaimana hubungan gambar dengan materi pembelajaran?

c) Bila gambar terlalu luas isinya, berikan seri-seri gambar yang mempunyai

urutan logis.

d) Ketika memperhatikan gambar, mungkin timbul persoalan apakah siswa

dapat melihat gambar atau tidak.

e. Pemeliharaan Media Gambar

Pemeliharaan gambar sangat penting. Hal ini bertujuan agar kualitas

gambar tetap baik, tidak sobek atau kotor, dan dapat dipakai untuk beberapa kali

kegiatan pembelajaran sehingga meringankan pekerjaan guru.

Gambar pada lembaran kertas (HVS) dapat dijilid menjadi sebuah

kumpulan gambar dan disusun berdasarkan urutan penyajian materi pembelajaran.

Agar mudah mencari gambar yang diperlukan, buku kumpulan itu harus

dilengkapi dengan daftar isi (indeks). Sebaiknya buku kumpulan itu disimpan di

tempat yang aman.28

27Ibid., h. 323

28

Ibid., h. 324

26

f. Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar

a) Kelebihan

1) Gambar mudah diproleh pada buku, majalah, koran, album, foto, dan

sebagainya.

2) Dapat menerjemahkan ide-ide abstrak dalam bentuk yang lebih nyata.

3) Gambar mudah dipakai karena tidak membutuhkan peralatan.

4) Gambar relatif murah.

5) Gambar dapat digunakan dalam banyak hal dan berbagai disiplin ilmu.

b) Kelemahan

1) Karena berdimensi dua, gambar sukar untik melukiskan bentuk

sebenarnya (yang berdimensi tiga).

2) Gambar tidak dapat melihatkan gerak seperti halnya gambar hidup.

3) Siswa tidak selalu dapat menginterpretasikan isi gambar. 29

C. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Belajar adalah perubahan yang secara relatif dan berlangsung lama pada

prilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salah

satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar

membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan.

Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu

terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi harus secara relatif

bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada prilaku yang saat ini

nampak (immediate behavior), tetapi perilaku yang mungkin terjadi dimasa

mendatang (potential behavior). Oleh karena itu perubahan-berubahan terjadi

karena pengalaman.30

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Oleh

karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek,

29Ibid.,h. 325

30Zikrni Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, ( Jakarta: Kizi

Brother‟s, 2008) hal.82

27

bentuk dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para

guru.

Skiner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Educational

Psychology: The Teaching-learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah

suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara

progresif.

Chaplin dalam Dictionari of Psychology membatasi dengan dua macam

rumusan. Rumusan pertama berbunyi: belajar adalah perolehan perubahan tingkah

laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan

keduanya: belajar ialah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya

latihan khusus.31

Bertolak dari berbagai dari definisi yang telah diutrakan tadi secara umum

belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu

yang relatif menetap sebagai hasil penglaman dan interaksi dengan lingkungan

yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengrtian itu perlu

diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses

kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai

proses belajar.

Bahasa Indonesia adalah hasil pertumbuhan dan perkembangan bahasa

melayu.32

Bahasa adalah pendukung kebudayaan bangsa pemilik bahasa itu.

Makin bertambah tinggi kebudayaan bangsa itu, makin maju bahasanya. Bahasa

Indonesia ialah satu-satunya bahasa baru, yang dalam waktu empat puluh tahun,

dari cita-cita bahasa persatuan, sesungguhnya menjadi bahasa kebangsaan dan

bahasa resmi yang bukan saja dipakai dalam administrasi pemerintahan, dalam

perdagangan, dalam masa media tetapi juga dalam sekolah dari sekolah rendah

hingga kepada perguruan tinggi.33

31Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan,(bandung: PT Remaja rosdakarya, 2003) hal.89-

90

32 Broto, Loc.Cit., h.17

33

Harimurti Kridalaksana, Seminar Bahasa Indonesia 1968, (Jakarta: Nuasa Indah,1971)

h.21

28

1. Perbedaan Pembelajaran dan Pengajaran

a. Pembelajaran

Pembelajaran adalah penguasaan atau pemerolehan pengetahuan tentang

suatu subjek atau sebuah keterampilan dengan belajar, pengalaman, atau instruksi.

Seorang psikologi pendidikan mendefinisikan pembelajaran lebih padat lagi

sebagai “sebuah perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan oleh

pengalaman”. 34

b. Pengajaran

Pengajaran adalah menunjukkan atau membantu seseorang mempelajari

cara melakukan sesuatu, memberi instruksi, memandu dalam pengkajian sesuatu,

menyimpan pengetahuan, menjadikan tahu atau paham. Memandu dan

memfasilitasi pembelajaran, memungkinkan pembelajar untuk belajar,

menetapkan kondisi-kondisi pembelajaran.

Perbedaan pembelajaran dan pengajaran adalah fokus pada guru adalah

pengajaran berfokus mengajar atau transfer kompetensi. Pembelajaran adalah

bagian dari mengajar dan untuk mendidik dengan karakter yang khas atau

memandu atau membimbing siswa dalam kompetensi tertentu yang ditentukan

dalam KTSP, yang menjadi pusat dalam pembelajaran adalah guru, sedangkan

siswa sebagai bawahan atau dianggap tidak mengetahui apa-apa (komunikasi satu

arah).

2. Teori Belajar

Banyak Psikolog beranggapan bahwa belajar merupakan suatu proses yang

asosiatif, yaitu asosiasi atau koneksi antara suatu rangsang tertentu (stimulus atau

S). Dengan reaksi tertentu ( respon atau R). Sementara itu, ada yang menyatakan

bahwa belajar secara sederhana memang dapat terjadi secara asosiatif S/R seperti

itu, tetapi dalam proses belajar yang rumit, kompleks, persepsi serta pengertian

akan situasi secara keseluruhan (Gestalt) lebih memegang peranan.

Selain itu, belajar tidak semata-mata merupakan suatu akibat dari kondisi

dalam lingkungan seperti pada model-model Classical dan

34Douglas Brown, Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa,(Jakarta: Pearson

Education, Inc, 2007), h. 8, cet. V

29

InstrumentalConditioning, tetapi bisa juga terjadi karena mencontoh perilaku

yang terjadi disekitarnya. Model yang terakhir ini telah banyak dibahas dan

disebut sebagai observational learning (dikembangkan oleh Albert Bandura) atau

modelling.35

Bedasarkan uraian diatas,ternyata pemanfaatan media pembelajaran harus

mempunyai landasan teori tentang belajar. Karena teori-teori ini dapat memberi

penjelasan tentang proses belajar dalam berbagai situasi. Dengan mengetahui

proses belajar, media yang dimanfaatkan dapat memberi kemungkinan kepada

siswa belajar secara efektif dan efisien. Karena belajar merupakan proses yang

rumit dan kompleks serta banyak variabel yang mempengaruhi, maka perlu

kiranya kita mengetahui juga faktor-faktor yang dapat mempengaruhi baik

terhadap proses maupun hasil belajar.36

3. Jenis-jenis Belajar

Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang

memiliki corak yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik dalam aspek

materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku

yang diharapkan. Berikut ini adalah bentuk dari jenis-jenis belajar:

1. Belajar Abstrak

Belajar Abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-cara berfikir abstrak.

Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-

masalah yang tidak nyata.

2. Belajar Keterampilan

Belajar Keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-

gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otak-

otak/neuromuscular.

35Zikrni Neni, Loc.Cit., h.82

36

Yudhi Munadi, Loc.Cit., h.24

30

3. Belajar Sosial

Belajar Sosial pada dasarnya adalah belajar memahami masalah-masalah

dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya adalah untuk

menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah

sosial.

4. Belajar Pemecahan Masalah

Belajar Pemecahan Masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan

metode-metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis, teratur, dan

teliti.Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif

untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas.

5. Belajar Rasional

Belajar Rasional ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir

secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat).Tujuannya ialah untuk

memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-

konsep.

6. Belajar Kebiasaan

Belajar Kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru

atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada.Tujuannya adalah agar siswa

memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat

dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu.

7. Belajar Apresiasi

Belajar Apresiasi adalah belajar mempertimbangkan (judegment) arti

penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan

mengembangkan kecakapan ranah rasa(affechtive skills) yang dalam hal ini

kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu.

8. Belajar Pengetahuan

Belajar Pengetahuan adalah belajar dengan cara melakukan penyelidikan

mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.Tujuannya ialah agar siswa

31

memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan

tertentu yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam

mempelajarinya.37

D. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini adalah

penelitan yang dilakukan oleh:

a. Penulis Masri, 809018300686, jurusan PGMI, yang berjudul Peningkatan

Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia Melalui Metode Diskusi Kelompok

Pada Siswa Kelas V MI Al-Karmaniyah. Isi dari skripsi ini adalahuntuk

mengetahui keterampilan berbicara bahasa indonesia dengan metode diskusi

kelompok pada siswa kelas V. Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan menunjukan bahwa keterampilan berbicara siswa melalui diskusi

kelompok mengalami penigkatan, peningkatan tersebut dapat dilihat melalui

siklus yang telah dilakukan. Pada siklus I dengan nilai rata-rata 64,5% dan

siklus II dengan nilai rata-rata 69,73. Peningkatan selisih dari siklus I dan

siklus II 5,26. Hasil keterampilan berbicara melalui diskusi kelompok

dikategorikan baik.

b. Penulis Siti Komariah, 1811018300062, jurusan PGMI yang berjudul

Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Teknik Cerita Berantai pada

Siswa Kelas 3 MI Miftahul Khair Tanggerang. Penelitian ini menunjukan

bahwa keterampilan berbicara siswa dengan teknik cerita berantai dapat

meningkatkan hasil belajar siswa, terlihat pada siklus I rata-rata keterampilan

berbicara siswa sebesar 13,36 dengan presentase 60,25% sedangkan pada

siklus II rata-rata keterampilan berbicara siswa sebesar 15,30 dengan

presentase 75% mengalami peningkatan sebesar 14,75% sehingga dapat

memenuhi KKM yaitu 70. Berdasarkan penelitian tersebut dibuktikan bahwa

pembelajaran keterampilan berbicara siswa melalui teknik cerita berantai

layak dan dapat digunakan untuk diterapkan di sekolah karena memberikan

hasil yang baik khususnya dalam keterampilan berbicara.

37

Muhibbin Syah, Loc.Cit., h.122- 124

32

c. Penulis Dina Sakinah, 1110013000005, jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas VIII MTS Nur Asy-

syafi‟iyah Ciputat. Penelitian ini berisi tentang mengetahui peningkatan

keterampilan menulis karangan deskripsi menggunakan media gambar,

metode yang digunakan adalah PTK. Hasil penelitian menunjukan adanya

peningkatan nilai rata-rata pemahaman siswa terahadap keterampilan menulis

karangan deskripsi melalui media gambar, pada siklus I nilai rata-rata siswa

sebesar 72,98%, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa sebesar 84,96%

(nilai KKM 75) peningkatan juga terjadi pada antusiasme dan motivasi siswa

terahadap dalam mengikuti pembelajaran, tangguang jawab, dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikit :

1. Penggunaan media gambar dapat meningkatkan keterampilan berbicara

siswa kelas V MI Al-Husna Jurang Mangu Tanggerang Selatan

2. Penggunaan media gambar hasil belajar siswa sesuai dengan nilai KKM dan

siswa berani berbicara di depan kelas.

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung pada bulan Oktober semester I (ganjil) tahun

pelajaran 2013/2014. Adapun tempat yang dijadikan penelitian adalah MI Al-

Husna Jurang Mangu Tanggerang Selatan.

B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus

Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK).

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebagai suatu bentuk penelitian yang

bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas

secara lebih propesioanal.1

Senada dengan pendapat penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian

yang dilakukan oleh guru di kelasnya dengan cara (1) Merencanakan, (2)

Melaksanakan, dan (3) Merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif

dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa

dapat meningkat.2

PTK atau Classroom Action Research (CAR) Adalah penelitian tindakan

(action research) yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Penelitian tindakan

pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan ...”, yang

dilakukan dalam rangkaian guna memecahkan masalah. Penelitian ini dilakukan

secara kolaboratif oleh guru bidang studidi sekolah oleh pembelajaran

bersamapeneliti dan guru bidang studi secara bergantian. Demikian pulaobservasi

dilakukan oleh peneliti dan guru secara bergantian tersebut.

1Ruswandi Hermawan, Dkk, Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar, (Bandung:

UPI PRESS, Cet.ke1, 2007)

2Wijaya Kusumah, dkk., Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Malta

Printindo, 2009), h. 9.

34

Penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan berdasarkan suatu siklus.

Masing-masing siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan

refleksi. Suatu siklus akan dilanjutkan apabila kriteria keberhasilan yang

diharapkan belum tercapai dan siklus akan berhenti apabila kriteria keberhasilan

telah tercapai.

Fokus pembelajaran tersebut adalah:

2. Intervensi Tindakan atau Perencanaan Siklus Penelitian

Gambar 1.1 Model Penelitian Tindakan Kelas3

C. Subjek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa kelas VMI Al-husna, Jurang Mangu

Tanggerang Selatan semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014.

3 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008),

h.16.

Perencanaan

SIKLUS 1

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Refleksi

Refleksi

Pelaksanaan

Pelaksanaan

?

35

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru Bahasa Indonesia

MI Al-husna. Peneliti berperan dalam merancang rencana pembelajaran dan

mengolah data hasil penelitian. Peneliti dan guru bidang studi Bahasa

Indonesiaberperan sebagai pengajar dan peneliti dan guru Bahasa Indonesia

berkolaborasi mengevaluasi kegiatan belajar mengajar.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Adapun tahapan intervensi tindakan yang dilakukan pada setiap siklus,

yaitu:

Tabel 1.1Tahapan Intervensi Tindakan

Kegiatan Pendahuluan a. Datang ke sekolah yang akan dijadikan

subjek penelitian.

b. Konsultasi dengan guru Bahasa Indonesia

pada tempat yang akan dilaksanakannya

penelitian.

Melakukan survei lapangan untuk

memperoleh gambaran kondisi sekolah.

Survei dilakukan dengan mewawancarai guru

bidang studi Bahasa Indonesia untuk

mengetahui permasalahan yang ada di

sekolah, mengetahui penggunaan metode

belajar mengajar yang ditampilkan di dalam

kelas, serta mengetahui fasilitas yang ada di

sekolah.

1. Siklus I Perencanaan a. Mengidentifikasi masalah

b. Menganalisis dan merumuskan masalah

c. Menyiapkan rencana pembelajaran yang

36

menerapkan media pembelajaran

d. Menyiapkan LKS

e. Menyiapkan instrument (tes, lembar

observasi, catatan lapangan)

f. Melakukan uji coba instrument

g. Menyusun kelompok belajar siswa

2. Tindakan Melaksanakan langkah-langkah sesuai rencana

pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun.

a. Melakukan pretes, penelitian untuk

mengetahui kemampuan awal siswa.

b. Memberikan perlakuan berupa media

pembelajaran

c. Ketika proses pembelajaran berlangsung

dilakukan observasi mengenai kegiatan

pembelajaran guru dan siswa.

d. Melakukan postes untuk mengetahui hasil

belajar siswa sesudah diterapkannya model

media gambar

3. Pengamatan a. Mengumpulkan data penelitian

b. Melakukan diskusi dengan guru Bahasa

Indonesia untuk membahas tentang kendala

atau kekurangan proses pembelajaran yang

telah dilakukan.

4. Refleksi a. Menganalisis data yang diperoleh untuk

memperbaiki dan menyempurnakan tindakan

37

pada saat siklus selanjutnya

b. Menganalisis temuan saat melakukan

pengamatan proses pembelajaran yang telah

dilakukan.

c. Menganalisis kekurangan dan keberhasilan

dari proses pembelajaran yang berlangsung

dan mempertimbangkan langkah selanjutnya.

5. Penilaian Sikap :

Inisiatif mengajukan pertanyaan

Kelancaran dalam berpendapat

Santun dalam memberi usul/saran

Keberanian menyampaikan ide/gagsan

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Penelitian Tindakan Kelas ini akan dihentikan apabila:

1. Aktivitas pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan

media gambar mencapai 75% sesuai dengan langkah-langkah

pembelajaran.

2. 75% hasil belajar belajar keterampilan berbicara siswa mencapai nilai

KKM 65.

G. Data dan Sumber Data

Pada penelitian ini, data yang diperoleh berupa nilai tes kemampuan

kognitif dan sikap siswa terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan. Data

tersebut diperoleh melalui observasi, wawancara, catatan lapangan, tes hasil

belajar pada siklus akhir. Sumber data pada penelitian ini adalah populasi.

38

H. Instrument-instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data mengenai pelaksanaan dan hasil

dari program tindakannya dan dilakukan dengan menggunakan beberapa

instrumen, diantaranya:

1. Instrument Tes

Tes adalah merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian.

Seperangkat rangsangan (stimulus) yang di berikan kepada seseorang dengan

maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor

angka.4 Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan

kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan dan bentuk

tulisan atau dalam bentuk perbuatan.5 Untuk mengetahui penguasaan konsep

siswa pada konsep lingkungan maka instrument yang digunakan adalah tes tertulis

dalam bentuk pilihan ganda. Pilihan ganda adalah bentuk soal yang dibuat dalam

option/pilihan. Soal terdiri atas pernyataan yang tidak lengkap, kemungkinan

jawaban atas pertanyaan itu disebut pilihan. Hanya satu jawaban yang benar

(kunci jawaban) selebihnya adalah distractor (pengecoh).

2. Instrument Nontes

dalam instrument nontes yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra

peneliti yang melaukan pengamatan atau observasi terhadap subjek dan objek

penelitian tindakan kelas. Catatan lapangan ini memuat kondisi siswa pada saat

proses pembelajaran dengan menerapkan media gambar.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam

kelas dilihat dari sudut pandang yang lain.6 wawancara dilakukan dengan guru

4Wijaya KusumahLoc.Cit., h.78.

5 Nana Sudjana,Penilaian Hasil Belajar Mengajar,(Bandung: Remaja Rosdakarya,1991)

h. 35.

6 Rochiati Wiriatnadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2008), h. 117.

39

Bahasa Indonesia pada penelitian pendahuluan untuk mengetahui permasalahan

yang ada di sekolah. Wawancara dilakukan untuk mengungkap kebiasaan yang

dilakukan oleh guru selama pembelajaran Bahasa Indonesia dan hasil belajar yang

didapat oleh siswa serta cara guru dalam mengatasi permasalahan yang terjadi di

kelas.

Wawancara dapat dilakukan dengan cara terstruktur maupun tidak

terstruktur, antara lain adalah sebagai berikut:

1) Wawancara Terstrutur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila

peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa

yang akan diperoleh.7

c. Lembar Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik

bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau

wawancara dan kuesioner slalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi

tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.8

Observasi adalah kegiatan pengamatan untuk memotret seberapa jauh efek

tindakan telah mencapai sasaran. Lembar observasi yang digunakan pada

penelitian ini adalah lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa ketika proses

pembelajaran berlangsung dan lembar observasi kegiatan guru. Aktivitas siswa

yang diamati ketika proses pembelajaran disesuaikan dengan indikator media

gambar

I. Teknik Pengumpulan Data

Data yang telah diperoleh diklasifikasikan berdasarkan analisis kaitan

logisnya, kemudian diinterprestasikan dan disajikan secara actual dan sistematis

dalam keseluruhan permasalahan dan kegiatan penelitian.

7Ruswandi Hermawan,Loc.Cit. h. 162

8Ibid., h. 203

40

Tabel 1.2 Teknik Pengumpulan Data

Instrument Kegiatan Pengumpulan Data

Catatan Lapangan Dilaksanakan selama proses

pembelajaran berlangsung, hal yang

diamati berupa kondisi siswa selama

proses pembelajaran menggunakan

media gambar.

Wawancara

Dilaksanakan pendahuluan setelah

proses pembelajaran denga media

gambar pada konsep Lingkungan.

Tes Postest diberikan setiap akhir

pembelajaran dengan menggunakan

media gambar pada setiap siklus.

Lembar Observasi Dilaksanakan selama proses

pembelajaran berlangsung, hal yang

diamati aktivitas siswa yang muncul

selama proses pembelajaran

berlangsung.

J. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

Setelah data terkumpul peneliti menganalisis data, menganalisis

merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang

diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya orang yang meneliti, tetapi juga orang

lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil

belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa dan guru

dalam proses pembelajaran dan catatan lapangan.

1. Analisis Data

Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data

kuantitatif meliputi data kemampuan bercerita siswa di depan kelas, sedangkan

data kualitatif meliputi kegiatan siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung.

Analisis data dilakukan setiap akhir pertemuan sesuai dengan prosedur analisis

berikut ini.

a. Aktivitas Guru

Pengolahan untuk mengukur tingkat keefektifan guru selama pembelajaran

dioalah secara kualitatif langsung melalui pensekoran dalam sekala ordinal.

41

Tingkat keberhasilan akan dibagi menjadi empat kategori, yaitu kurang, cukup,

baik dan baik sekali,9 seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 1.3

Klasifikasi Aktifitas Guru

Skor Kategori

4 Sangat baik

3 Baik

2 Cukup

1 Kurang

b. Aktifitas Siswa

Pengolahan data untuk mengukur keefektifan siswa diolah secara kualitatif

dikonversi ke dalam bentuk penskoran kuantitatif. Penskoran kuantitatif dibagi

menjadi lima kategori skala ordinal, yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan

sangat kurang. Data untuk mengukur kegiatan siswa slama pembelajaran dioalah

setelah pengumpulan data yang dilakukan melalui pedoman observasi aktivitas

siswa.

c. Hasil Belajar

Pengolahan data untuk aspek kognitif siswa diolah secara kuantitatif

langsung melalui penskoran dalam skala ordinal. Tingkat keberhasilan akan

dibagi menjadi lima kategori ordinal, yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan

sangat kurang.

2. Interpretasi Data

Semua data yang diperoleh terlebih dahulu dikategorisasikan berdasarkan

fokus penelitian. Kemudian peneliti menginterpretasikan data yang telah

dikumpulkan. Ada beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti, yaitu

a. Menganalisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa dengan cara menghitung

presentase tiap kategori untuk stiap tindakan yang dilakukan oleh observer dan

menghitung presentase dari pengamat.

9 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung. PT. Remaja Rosda Karya 2010) Cet. Kedua,

h.234

42

Presentase Aktifitas guru

Presentase Aktivitas Siswa

b. Menganalisis jurnal kesan dengan mengemlompokan kesan pendapat siswa ke

dalam klompok komentar positif dan negatif. Kemudian dihitung jumlah

frekuensinya dan langkah selanjutnya dipresentasikan.

Presentase

c. Mengkriteria penilaian kemampuan bicara yang berbrntuk lisan. Kriteria yang

dijadikan pedoman adalah (1) Inisiatif mengajukan pertanyaan ( tepat, agak

tepat, tidak tepat), (2) Kelancaran dalam berpendapat (lancar, agak lancar,

tidak lancar), (3) Santun dalam memberi usul/saran (sopan, agak sopan, tidak

sopan), (4) Keberanian menyampaikan ide/gagsan (berani, agak berani, tidak

berani). Adapun kriteria penilaian yang diberikanadalah sebagai berikut.

Tabel 1.4

Tabel Pembobotan Penilaian

No Aspek Deskripsi Kriteria Bobot

1. Inisiatif mengajukan

pertanyaan

a. Tepat

b. Agak tepat

c. Tidak tepat

3

2

1

2. Kelancaran dalam berpendapat a. Lancar

b. Agak lancar

b. Tidak lancar

3

2

1

3. Santun dalam memberi

usul/saran

a. Sopan

b. Agak sopan

c. Tidak sopan

3

2

1

4. Keberanian menyampaikan

ide/gagsan

a. Berani

b. Agak berani

c. Tidak berani

3

2

1

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata perolehan skor dan

presentasenya yaitu:

43

Rata-rata perolehan skor (M)

Presentase

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Tindakan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini, dilakukan

berdasarkan analisis reflektif pada siklus yang telah dilaksanakan untuk

mengetahui keberhasilan dan kekurangan yang terjadi, selanjutnya disusun

strategi-strategi upaya perbaikan siklus berikutnya.

Tahapan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya yaitu:

1. Perencanaan

a. Hasil reflektif dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk

diterapkan pada pembelajaran berikutnya.

b. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran

c. Merancang rencana pembelajaran setelah perbaikan berdasarkan refleksi

siklus sebelumnya.

2. Pelaksanaan

Melaksanakan langkah-langkah sesuai rencana pembelajaran yang disusun

dengan perbaikan.

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan tindakan untuk mengumpulkan

dan sesuai dengan instrumen yang telah disusun.

4. Refleksi

Menganalisis, mengevaluasi, dan merefleksi dari data penelitian yang

diperoleh. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah dari tindakanyang

telah dilakukan menghasilkan perubahan kearah yang lebih baik dari siklus

sebelumnya. Jika hasil yang diperoleh sudah mencapai indikator keberhasilan

maka penelitian ini dicukupkan dianggap penelitian tindakan kelas berhasil

dilaksanakan.

44

5. Penilaian

A. Diskusi kelompok kecil

Tabel 1.5

No Nama siswa Penilaian

A* B* C* D*

Keterangan :

A* : Inisiatif mengajukan pertanyaan

B* : Kelancaran dalam berpendapat

C* : Santun dalam memberi usul/saran

D* : Keberanian menyampaikan ide/gagsan

45

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRESTASI HASIL

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Sekolah

1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Al-HusnaJurang Mangu

Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna (MI) Jurang Mangu adalah sekolah umum

berciri khas agama Islam, yang berada di bawah naungan Kementerian Agama.

MI Al-Husna berdiri sejak tanggal 17 Maret 1998.

Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna yang mengedepankan hafalan-hafalan Al-

Quran. Madrasah Ibtidaiyah mempunyai karakter yang Qurani yang membedakan

dengan madrasah-madrasah yang lainnya. Dengan luas tanah yang dimiliki oleh

Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna seluas 1.200 m².

Madrasah Ibtidaiyah (MI) setingkat SD dan kadang-kadang masyarakat

menyebutnya SD plus karena mata pelajaran yang ada di MI sama dengan yang

ada di SD, ditambah dengan muatan pendidikan Agama Islam, yang meliputi:

a. Aqidah Akhlak

b. Quran Hadits

c. Fiqih

d. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dan

e. Bahasa Arab

2. Visi dan Misi

Visi :

Terwujudnya MI Al-Husna menjadi Sekolah Islam yang unggul di Tanggerang

Selatan

Indikator

Meningkatnya pengembangan kurikulum.

Terwujudnya peningkatan sumber daya manusia (pendidik dan tenaga

kependidikan) yang professional.

46

Meningkatnya proses pembelajaran yang inovatif

Terwujudnya rencana induk pengembangan sarana prasarana pendidikan

Terwujudnya peningkatan kualitas lulusan dalam bidang akademik maupun

non akademik

Terwujudnya pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dan peningkatan mutu

kelembagaan.

Unggul dalam prestasi akademik, non akademik dalam imtaq. Terwujudnya

lingkungan madrasah yang islami.

Misi :

a. Melaksanakan Pengembangan Kurikulum

b. Melaksanakan Pengembangan Tenaga Kependidikan yang Profesional.

c. Melaksanakan Pengembangan Proses Pembelajaran yang inovatif.

d. Melaksanakan Rencana Induk Pengembangan Fasilitas Pendidikan.

e. Melaksanakan Pengembangan Peningkatan Standar Ketuntasan dan

Kelulusan.

f. Melaksanakan Pengembangan Penilaian.

g. Melaksanakan Administrasi Keuangan yang Akuntabel.

h. Melaksanakan Pengembangan Lingkungan Madrasah yang Islami.

3. Sarana dan Prasarana

Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar dengan maksimal, saat ini MI

Al-Husna memfasilitasi berbagai hal, diantaranya :

1. Fasilitas Sekolah

a. Sarana/Ruang Penunjang

Tabel 2.1 Sarana dan Prasarana

No Jenis Sarana Ada, Kondisi Tidak

Ada Keterangan

Baik Kurang

1. Ruang Kepala Sekolah Baik - - Jumlah = 1

2. Ruang wakil Kepsek Baik - - -

3. Ruang Guru Baik - - Jumlah= 1

47

4. RuanTata Usaha Baik - - Jumlah= 1

5. Ruang Perpustakaan Baik - - Jumlah= 1

6. Ruang UKS Baik - - Jumlah= 1

7. Mushallah Baik - - Jumlah= 1

8. Ruang keamanan Baik - - Jumlah = 1

9. Lapangan upacara Baik - - Jumlah = 1

10. Ruang tamu Baik - - Jumlah = 1

11. Kantin Baik - - Jumlah = 1

12. Toilet,WC,Jumlah Baik - - Jumlah=6

13. Laboratorium Bahasa Baik Jumlah= 1

14. Gudang Baik Jumlah= 1

b. Prasarana

No Jenis Keberadaan Fungsi

Ket Ada Tidak Ada Baik Tidak baik

1. Instalasi air ada - Baik -

2. Jaringan listrik ada - Baik -

3. Jaringan telepon ada - Baik -

4. Internet ada - Baik -

2. Waktu Pembelajaran

Waktu belajar di MI Al-HusnaJurang Mangu dilaksanakan pada pagi hari,

dengan ketentuan sebagai berikut :

Hari Senin = 06.30 – 17.00

Hari Selasa = 06.30 – 17.00

Hari Rabu = 06.30 – 17.00

Hari Kamis = 06.30 – 17.00

Hari Jum’at = 06.30 – 17.00

3. Keadaan Guru

Untuk mengetahui jumlah pengajar yang ada di MI Al-Husna Jurang

Mangu dilihat pada tabel berikut:

48

Tabel 2.2

Keadaan Guru/ Tenaga Pengajar MI Al-Husna Jurang Mangu

Tahun Pelajaran 2013-2014

No. Nama Bidang Tugas

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Anizar Sutanto M.Pd

Ariyani Ummu S.Pd

Purwa Hendra S.Pd

Yahya Maulana S.Pd

Devi Herlina S.Pd

Feny Aprilia S.Pd

Rio Triatmoko S.Pd

Ahmad Yani S.Ag

Iin Yuanita S.Pd

Hartomo Susanto S.Pd

Kepala Sekolah

Waka Bid. Kurikulum

Waka Bid. Kesiswaan

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Efek/Intervensi Tindakan

Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa MI Al-Husna Jurang Mangu

kelas V sebanyak 29 orang. Pelaksanaan pretest yang dilakukan pada hari Senin, 1

Oktober 2013. Berdasarkan hasil observasi baik melalui pengamatan langsung

maupun hasil wawancara dengan siswa kelas V, peneliti menyimpulkan bahwa

pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V MI Al-husna Jurang Mangu masih

menganut model pembelajaran tradisional yaitu proses pembelajaran yang

berpusat pada guru sehingga kemampuan siswa untuk aktif dalam proses

pembelajaran dan kemandirian dalam belajar tidak nampak. Pembelajaran juga

cenderung sedikit membosankan. Hal ini diperkuat oleh hasil observasi yang telah

dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian, dan terbukti saat pelajaran

dimulai terdapat siswa yang mengobrol bahkan berlari-larian dikelas dan kelihatan

sekali mereka merasa bosan dengan metode yang dilakukan oleh guru mata

pelajaran Bahasa Indonesia. Dan diperkuat lagi oleh keterangan beberapa siswa

dari hasil wawancara bahwa mereka merasa kesulitan dalam belajar, sehingga

kemungkinan besar mereka mendapatkan nilai yang kurang memuaskan (di bawah

KKM).

49

Berdasarkan masalah-masalah tersebut diatas maka peneliti mencoba

menerapkan model pembelajaran yang belum pernah digunakan oleh guru mata

pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu dengan menggunakan media gambar

merupakansalah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan

menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-

5 orang siswa secara heterogen. Sehingga diharapkan siswa lebih aktif dan

mempunyai semangat dalam pembelajaran. Dengan pembelajaran seperti ini siswa

dapat serius tapi juga menggembirakan serta tidak ada siswa yang merasa jenuh

serta mengobrol pada saat pembelajaran dimulai.

Oleh sebab itu, objek penelitian tindakan ini adalah pembelajaran

menggunkan media gambar, hasil belajar Bahasa Indonesia, dan aktivitas siswa.

Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari

kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi.

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pembelajaran pada siklus ini adalah 4 kali pertemuan dengan durasi 2 x 35

menit. Materi pembelajaran pada siklus ini adalah mengungkapkan pikiran,

pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan

menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencaan ini adalah mendiskusikan

skenario pembelajaran yang dibuat oleh peneliti kepada guru bidang studi Bahasa

Indonesia, adapun peneliti berperan sebagai praktisi dan guru mata pelajaran

berperan sebagai peneliti. Pada kegiatan ini peneliti menjelaskan tugas-tugas guru

mata pelajaran yang berperan sebagai peneliti pada saat penelitian, kegiatan ini

dimaksudkan agar peneliti dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia membuat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat hand out terkait dengan

materi yang diajarkan sebagai media siswa, menyiapkan instrument (tes, lembar

observasi, catatan lapangan, dan jurnal harian siswa), dan kemudian melakukan

uji instrument.

50

b. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan belajar Bahasa Indonesia di kelas V pada hari Rabu, 3 Oktober

2013 dimulai pada pukul 08:25-09:35 WIB. Guru Bahasa Indonesia hadir untuk

membantu peneliti dalam melaksanakan kegiatan hari ini.

Proses pembelajarannya diawali dengan melaksanakan pretes selama 15

menit, tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Sebelum

pembelajaran dilakukan, maka terlebih dahulu guru menjelaskan langkah-langkah

proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar Kemudian dilanjutkan

dengan memberikan apersepsi yang dilakukan oleh guru kepada siswa dengan

tujuan untuk merangsang siswa agar aktif berpikir dengan memberikan beberapa

pertanyaan kepada siswa ataupun siswa bisa mengungkapkan pendapatnya.

Setelah itu guru menyajikan materi menanggapi suatu persoalan atau peristiwa

dan memberikan saran pemecahanya dengan memperhatikan pilihan kata dan

santun berbahasa secara keseluruhan yang mana guru memulai dengan

menyampaikan indikator pembelajaran yang harus dicapai pada hari itu dan guru

juga memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari.

Selanjutnya guru menginstruksiskan siswa untuk membuat kelompok yang terdiri

dari 4-5 siswa. Dilanjutkan dengan memberikan tugas agar setiap kelompok

mendiskusikan tentang materi dan untuk mempersiapkan menjawab soal (tes)

yang akan diberikan oleh guru, setelah itu siswa diberikan soal latihan yang

dikerjakan sendiri-sendiri. Tahap selanjutnya guru menghitung skor nilai hasil tes,

tim yang mendapatkan nilai tertinggi akan diberi penghargaan yaitu dengan

mengumumkan kelompok terbaik nilainya, sehingga bisa memberikan motivasi

agar terus aktif dalam belajar dan meningkat hasil belajarnya khususnya pada

pembelajaran Bahasa Indonesia, untuk membangkitkan semangat kepada

kelompok yang kurang nilainya.

Berdasarkan proses siklus I di atas diakhiri dengan melakukan postes,

tujuannya adalah mengetahui tingkat pemahaman dan penguasaan kompetensi

tertentu seperti apa yang telah dirumuskan dalam indikator ketercapaian belajar.

51

c. Tahap Observasi

Hasil observasi pada pertemuan pertama, suasana dikelas masih belum

teratur sehingga terdengar suara ribut dari masing-masing kelompok, dikarenakan

mereka masih bingung dengan proses pembelajaran tersebut. Seluruh aktivitas

yang terjadi di kelas guru mata pelajaran mengobservasi atau mengamati proses

pembelajaran dengan menggunakan media gambar sekaligus mengamati aktivitas

siswa, dengan melihat hasil belajar siswa dapat diketahui setelah diberikan pretes

dan postes.

Table 2.3

AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN

PRE-TEST

No. Aspek yang Diamati Jumlah Presentase Keterangan

1. Aktivitas siswa selama

mengikuti PBM

a. Siswa memperhatikan

penjelasan dari guru

18 62,06% Baik

b. Siswa mencatat pokok maslah

dalam media gambar

18 62,06% Baik

c. Siswa memperagakan

berbicara menggunakan media

gambar

15 51,72% Cukup

2. Prilaku siswa yag tidak

sesuai dengan PBM

a. Melakukan pekerjaan lain 5 17,24% Sangat Baik

b. Mengobrol dengan temannya 9 31,03% Baik

c. Mengganggu teman 3 10,34% Sangat Baik

Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang sesuai PBM

>80% = Sangat Baik (A)

60%-79,99% = Baik (B)

40%-59,99% = Cukup (C)

20%-39,99% = Kurang (D)

52

00%-19,99% = Sangat Kurang (E)

Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan PBM

>80% = Sangt Kurang (E)

60%-79,99% = Kurang (D)

40%-59,99% = Cukup (C)

20%-39,99% = Baik (B)

00%-19,99% = Sangat Baik (A)

Presentase Aktivitas Siswa

Berdasarkan pengamatan guru terhadap tingkah laku siswa dalam

pembelajaran, diperoleh data sebagai berikut:

a) Siswa yang memperhatikan dan menyimak penjelasan guru sebanyak 62,06%

b) Siswa yang berani bertanya kepada guru 62,06%

c) Siswa yang berani maju kedepan kelas untuk bercerita sebanyak 51,72%

d) Siswa yang melakukan aktivitas lain sebanyak 17,24%

e) Siswa yang mengobrol dengan temannya sebanyak 31,03%

f) Siswa yang mengganggu temanya sebnyak 10,34%

Tabel 2.4

AKTIVITAS GURU

SELAMA PROSES PEMBELAJARAN SAAT PRE-TEST

NO. ASPEK YANG DIAMATI NILAI

1 2 3 4

I PEMBELAJARAN

1. Memeriksa kesiapan siswa √

2. Melakukan kegiatan apersepsi √

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A. Penguasaan Materi Pembelajaran

3. Menunjukan penguasaan materi pembelajaran √

4. Mengaitkan materi dengan media gambar √

53

B. Pendekatan/Strategi Pembelajaran

5. Memperagakan berbicara menggunakan media

gambar

6. Mencatat pokok-pokok persoalan dalam media

gambar

7. Memberikan pertanyaan berdasarkan gambar √

8. Mengulas kembali materi yang telah dipelajari √

C. Pemanfaatan Sumber Belajar/Media

Pembelajaran

9. Menggunakan media gambar √

10. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media √

D. Penilaian Proses Hasil Belajar

11. Memantau kemajuan belajar selama proses √

12. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

(tujuan)

III PENUTUP

13. Menyimpulkan materi pembelajaran √

14. Menutup pembelajaran √

Keterangan

4 = Sangat Baik (SB)

3 = Baik (B)

2 = Cukup (C)

1 = Kurang (D)

0 = Sangat Kurang (E)

Kategori Penilaian

>80% = Sangat Baik (A)

60%-79,99% = Baik (B)

40%-59,99% = Cukup (C)

20%-39,99% = Kurang (D)

00%-19,99% = Sangat Kurang (E)

54

Presentase Aktivitas Guru

= 73,21 %

= B (Baik)

Selain lembar observasi, peneliti juga melakukan wawancara pada akhir

siklus untuk memperkuat data observasi. Hasil wawancara yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

o Siswa mulai menyukai pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan

media gambar

o Siswa menyukai metode media gambar karena dengan metode ini siswa

mengetahui nilai/skor kemajuan dirinya sendiri

o Dalam mengerjakan tugas kelompok semua siswa merasa ikut berpartisipasi

dalam mengeluarkan pendapat/pandangannya dan terjadi kerjasama setiap

anggota

d. Tahap Refleksi

Pada siklus I, terdiri dari empat pertemuan yang dilakukan secara

keseluruhan siswa telah berperan aktif selama proses pembelajaran. Akan tetapi

ada sedikit siswa yang pasif. Berdasarkan pembelajaran yang sudah dilakukan

dimana peneliti bersama guru mata pelajaran yang berperan sebagai praktisi dan

observer atau peneliti menganalisis atau merenungi sekaligus mengevaluasi proses

pembelajaran pada siklus I.

Pelaksanaan kegiatan belajar Bahasa Indonesia melalui media gambar yang

telah dilakukan menggambarkan banyak kendala yang masih muncul di kelas

pada saat pemberian tindakan sehingga ada beberapa hal yang masih perlu

diperbaiki:

55

No. Tindakan Kekurangan Perbaikan

1 Penyajian

Materi

Ada beberapa

penjelasan yang

masih belum

dimengerti oleh

siswa

Guru harus menjelaskan

secara perlahan agar siswa

dapat mengerti/memahami

materi yang disampaikan.

2 Kerja

Kelompok

Siswa tidak

melakukan

diskusi sungguh-

sungguh

Siswa masih

merasa malu

untuk

mengungkapkan

gagasan atau

pendapat

Hanya beberapa

siswa yang aktif

memimpin

diskusi

Guru harus lebih aktif

memantau siswa agar tidak

ada kesempatan siswa untuk

berkativitas lain selain proses

belajar.

Memotivasi siswa agar

terbentuknya sikap percaya

diri dalam mengungkapkan

pendapat

Guru selalu memotivasi

siswa untuk melakukan

diskusi bersama dengan

teman sekelompoknya

3 Kuis Hasil belajar

menunjukkan

masih banyaknya

nilai rendah yang

tidak mencapai

(KKM) yaitu 70

Guru harus lebih teliti dalam

membangun tingkat

pemahaman siswa.

Guru selalu berinteraksi lagi

dengan siswa dalam

menjelaskan semua materi

4 Perhitungan

Skor

Siswa kesulitan

dalam

menghitung skor

kemajuan

Guru mengarahkan dan

membimbing siswa secara

bertahap untuk menghitung

skor kemajuan mereka

5 Penghargaan

tim

Kurang

menariknya

reward yang

diberikan oleh

guru

Guru harus menyiapkan

reward yang lebih menarik,

agar siswa merasa lebih

termotivasi lagi.

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai hasil penelitian di siklus I,

peneliti merasa penelitian ini harus diteruskan ke siklus II karena merasa masih

banyak siswa yang mendapatkan nilainya di bawah KKM sehingga belum terjadi

56

peningkatan hasil belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Meskipun

demikian siswa terlihat merespons ketika belajar dengan menggunakan media

gambar karena baru diterapkan metode tersebut dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia. Proses perbaikan akan dilaksanakan pada siklus II guna

mengoptimalkan kegiatan siswa pada setiap tahapan.

Tabel 2.5

HASIL PRE-TEST

DISKUSI KELOMPOK 1

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Abdul Aziz 2 2 1 1 6

2. Adji Akbar 3 3 3 3 12

3. Amira Kaleela 2 2 1 2 7

4. Anaka Irsa 2 3 3 3 11

5 Azriel FR 2 1 2 1 6

DISKUSI KELOMPOK 2

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Banin Ramiza 2 2 1 1 6

2. Dias Fadillah 1 1 2 3 7

3. Dinda Syifa 2 2 1 2 7

4. Dini Kamila 1 1 2 2 6

5 Fatimah afifah 2 1 2 1 6

DISKUSI KELOMPOK 3

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Ghaida Afra 2 2 1 2 7

2. Haikal Akbar 2 1 2 3 8

3. Izzati Sabrina 2 2 1 2 6

4. Karimah 2 3 3 3 11

5 Kirana 2 1 2 2 7

57

DISKUSI KELOMPOK 4

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Muhammad Imarul 2 1 1 2 6

2. Muhammad Kamal 2 2 1 1 6

3. Muhammad Rizki 2 1 1 2 6

4. Muhammad Vaza 2 2 2 2 8

5 Nabila Azzahra 2 2 2 1 7

DISKUSI KELOMPOK 5

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Rifqi Nur Hadi 2 2 2 3 9

2. Riri Khairunisa 2 1 2 2 7

3. Rosyad A 2 2 1 2 7

4. Salman Alfansi 2 2 3 3 10

5 Shabrina Farhana 2 2 1 1 6

DISKUSI KELOMPOK 6

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Sofil 2 2 1 2 7

2. Syahinaz 1 1 2 2 6

3. Tiram Agiya 2 1 2 2 7

4. Qila Khusnul 2 2 2 2 8

Keterangan aspek yang dinilai :

A* = Inisiatif mengajukan pertanyaan

B* =Kelancaran dalam berpendapat

C* = Santun dalam memberi usul/saran

D* = Keberanian menyampaikan ide/gagsan

Keterangan skor aspek yang dinilai :

Inisiatif mengajukan pertanyaan :

58

Tepat = 3

Kurang Tepat = 2

Tidak Tepat = 1

Kelancaran dalam berpendapat :

Lancar = 3

Kurang Lancar = 2

Tidak Lancar = 1

Santun dalam memberi usul/saran :

Sopan = 3

Kurang Sopan = 2

Tidak Sopan = 1

Keberanian dan Semangat:

Berani = 3

Kurang Berani = 2

Tidak Berani = 1

e. Keputusan

Berdasarkan data hasil pre-tes di atas, sebelas siswa memperoleh skor 6,

sepuluh siswa memperoleh skor 7, tiga siswa memperoleh skor 8, satu siswa

memperoleh skor 9, satu siswa memperoleh skor 10, satu siswa memperoleh 11,

dan satu siswa memperoleh skor 12. Siswa yang memperoleh nilai tertinggi yakni

100 adalah siswa yang memperoleh skor 12. Untuk siswa yang mendapat skor

terendah yakni 6, mendapat nilai 40. Sedangkan besar nilai KKM Jadi siswa yang

mendapat nilai di bawah KKM adalah siswa yang mendapat skor kurang dari 8,

yakni sebanyak 24 siswa. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk melanjutkan

penelitian tindakan kelas ini ke siklus II.

59

Table 2.6

Hasil Pre-test di Kelas V MI Al-husna Jurang Mangu

No. NAMA Pretes

1 Abdul Aziz 40

2 Adji Akbar 100

3 Amira Kaleela 50

4 Anaka Irsa 90

5 Azriel FR 40

6 Banin Ramiza 40

7 Dias Fadillah 50

8 Dinda Syifa 50

9 Dini Kamila 40

10 Fatimah afifah 40

11 Ghaida Afra 50

12 Haikal Akbar 60

13 Izzati Sabrina 40

14 Karimah 90

15 Kirana 50

16 Muhammad Imarul 40

17 Muhammad Kamal 40

18 Muhammad Rizki 40

19 Muhammad Vaza 50

20 Nabila Azzahra 60

21 Rifqi Nur Hadi 70

22 Riri Khairunisa 50

23 Rosyad A 50

24 Salman Alfansi 80

25 Shabrina Farhana 40

26 Sofil 50

27 Syahinaz 40

28 Tiram Agiya 50

29 Qila Khusnul 60

Rata-rata 53,44

60

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan yang dilaksanakan pada siklus II berdasarkan refleksi dari

siklus I. Perencanaan pada siklus II ini dimulai dengan menyiapkan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi, catatan lapangan, pedoman

wawancara, dan tes. Pembelajaran pada siklus II dilakukan dalam tiga kali

pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit. Diharapkan

setelah proses pembelajaran siswa mencapai indikator yang telah ditentukan.

Target yang ingin dicapai pada siklus II adalah agar terjadi peningkatan

terhadap hasil belajar pada materi mengungkapkan pikiran pendapat, perasaan,

fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan menceritakan hasil

pengamatan, atau berwawancara dengan menggunakan media gambar.

b. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan belajar Bahasa Indonesia di kelas V pada hari Rabu, 17 Oktober

2013 dimulai pada pukul 08:25-09:35 WIB. Guru Bahasa Indonesia hadir untuk

membantu peneliti dalam melaksanakan kegiatan hari ini.

Kegiatan belajar Bahasa Indonesia di siklus II agak sedikit berbeda dengan

pertemuan pertama di siklus I. Hal ini dilakukan atas kesepakatan peneliti dengan

guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, tujuannya agar siswa tidak merasa jenuh

dan bosan belajar Bahasa Indonesia. Kegiatan belajar pada siklus II ini diawali

dengan melakukan pre-tes selama 15 menit. Kemudian sebelum guru

menyampaikan materi maka siswa di intruksikan untuk membuat kelompok yang

terdiri dari 4-5 orang. Dialnjutkan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran,

tujuan pembelajaran dan menjelaskan indikator pembelajaran yang harus dikuasai

oleh siswa. Kemudian guru memberikan apersepsi dengan memberikan

pertanyaan mengenai pembelajaranbahasa indonesia. Setelah itu guru menyajikan

materi dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Kegiatan

pembelajaran dilanjutkan dengan memberikan tugas kepada siswa untuk

berdiskusi dalam kelompok yang sudah dibuat yang bertujuan agar saling

bertanya apabila ada materi yang sulit dipahami. Selanjutnya guru memberikan

61

soal kuis, soal tersebut dikerjakan sendiri-sendiri artinya tidak boleh bekerjasama.

Kemudian guru memberikan skor dan skor tim tertinggi mendapatkan reward dan

diumumkan di depan kelas sehingga meningkatkan semangat belajar siswa. Proses

pembelajaran siklus II diakhiri dengan melakukan postes siklus II.

c. Tahap Observasi

Pada tahap observasi, berbeda pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran

siklus II yaitu terjadi peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Hal ini dapat

dilihat dari pembelajaran dengan menggunakan media gambar yang membuat

siswa semakin antusias untuk belajar dan saling berdiskusi tentang materi yang

belum dimengerti, kemajuan lain yang diperoleh siswa adalah siswa

berkemampuan rendah sudah mulai bertanya kepada teman kelompoknya yang

berkemampuan sedang maupun tinggi sehingga mereka terlihat terbiasa

mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru. Selanjutnya guru mata pelajaran

mengobservasi proses pembelajaran melalui pembelajaran dengan menggunakan

media gambar sekaligus mengamati aktivitas siswa, dan memantau hasil pretes

dan postes, kemudian mengobservasi kegiatan pembelajaran. Hal ini dilakukan

sesuai observasi yaitu mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.

Hasil wawancara dengan siswa siswa pada akhir siklus II ini menunjukkan

perubahan yang positif. Terjadi peningkatan tindakan siswa kelas V MI Al-Husna.

Pada siklus I mula-mulanya siswa masih malu-malu untuk mengajukan gagasan

atau saran, saat siklus II siswa tersebut merasa percaya diri dalam memberikan

gagasan atau berbicara untuk kelompoknya. Dan terjadi peningkatan tindakan

interaksi antara guru dengan siswa.

62

Tabel 2.7

AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN

POST-TEST

No. Aspek yang Diamati Jumlah Presentase Keterangan

1. Aktivitas siswa selama

mengikuti PBM

a. Siswa memperhatikan

penjelasan dari guru

28 96,55% Sangat Baik

b. Siswa mencatat pokok maslah

dalam media gambar

23 79,31% Baik

c. Siswa memperagakan

berbicara menggunakan media

gambar

29 100% Sangat Baik

2. Prilaku siswa yag tidak

sesuai dengan PBM

a. Melakukan pekerjaan lain 3 10,34% Sangat Baik

b. Mengobrol dengan temannya 3 10,34% Sangat Baik

c. Mengganggu teman 1 3,44% Sangat Baik

Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang sesuai PBM

>80% = Sangat Baik (A)

60%-79,99% = Baik (B)

40%-59,99% = Cukup (C)

20%-39,99% = Kurang (D)

00%-19,99% = Sangat Kurang (E)

Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan PBM

>80% = Sangt Kurang (E)

60%-79,99% = Kurang (D)

40%-59,99% = Cukup (C)

20%-39,99% = Baik (B)

00%-19,99% = Sangat Baik (A)

Presentase Aktivitas Siswa

63

Presentase Aktivitas Guru =

= 91,95

= A ( Sangat Baik )

Berdasarkan pengamatan guru terhadap tingkah laku siswa dalam

pembelajaran, diperoleh data sebagai berikut:

a) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru 96,55%

b) Siswa mencatat pokok maslah dalam media gambar 79,31%

c) Siswa memperagakan berbicara menggunakan media gambar 100%

d) Siswa yang melakukan aktifitas lain sebanyak 10,34%

e) Siswa yang mengobrol dengan temannya sebanyak 10,34%

f) Siswa yang mengganggu temannya sebanyak 3,44%

Tabel 3.1

AKTIVITAS GURU

SELAMA PROSES PEMBELAJARAN SAAT POST-TEST

NO.

ASPEK YANG DIAMATI

NILAI

1 2 3 4

I PEMBELAJARAN

1. Memeriksa kesiapan siswa √

2. Melakukan kegiatan apersepsi √

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A. Penguasaan Materi Pembelajaran

3. Menunjukan penguasaan materi pembelajaran √

4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √

B. Pendekatan/Strategi Pembelajaran

5. Memperagakan berbicara menggunakan media

gambar

6. Mencatat pokok-pokok persoalan dalam media

gambar

7. Memberikan pertanyaan berdasarkan gambar √

64

8. Mengulas kembali materi yang telah dipelajari

C. Pemanfaatan Sumber Belajar/Media

Pembelajaran

9. Menggunakan media gambar √

10. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media √

D. Penilaian Proses Hasil Belajar

11. Memantau kemajuan belajar selama proses √

12. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan

kompetensi (tujuan)

III PENUTUP

13. Menyimpulkan materi pembelajaran √

14. Menutup pembelajaran √

Keterangan

4 = Sangat Baik

3 = Baik

2 = Cukup

1 = kurang

0 = kurang Sekali

Kategori Penilaian

>80% = Sangat Baik (A)

60%-79,99% = Baik (B)

40%-59,99% = Cukup (C)

20%-39,99% = Kurang (D)

00%-19,99% = Sangat Kurang (E)

Presentase Aktivitas Guru =

=

= 91,07%

= A (sangat baik)

65

d. Tahap Refleksi

Pada siklus II, tampak siswa mampu belajar mandiri, lebih kondusif dan

turut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa yang sulit bekerjasama dalam

mengerjakan tugas kelompok mulai dapat bekerja sama dengan teman

kelompoknya yang lain.

Pada siklus II ini, sudah bisa dikatakan efektif, hal tersebut dapat dilihat

dari siswa yang sudah mulai terbiasa belajar secara berkelompok maupun individu

dengan menggunakan media gambar. Berdasarkan banyak perbaikan pada siklus I

maka pada siklus II terjadi hasil yang sangat memuaskan. Segala kekurangan yang

ada di siklus I telah dapat diatasi dengan perbaikan yang dilakukan saat tahap

perencanaan.

Tabel 3.2

HASIL POST-TEST

DISKUSI KELOMPOK 1

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Abdul Aziz 2 3 3 1 9

2. Adji Akbar 3 3 3 3 12

3. Amira Kaleela 2 3 3 2 10

4. Anaka Irsa 2 3 3 3 11

5 Azriel FR 3 3 3 3 12

KELOMPOK 2

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Banin Ramiza 3 3 3 3 12

2. Dias Fadillah 3 3 3 2 11

3. Dinda Syifa 2 3 2 3 10

4. Dini Kamila 2 3 3 3 11

5 Fatimah afifah 3 3 3 3 12

66

KELOMPOK 3

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Ghaida Afra 3 3 3 3 12

2. Haikal Akbar 3 3 3 3 12

3. Izzati Sabrina 2 2 3 3 10

4. Karimah 3 3 2 3 11

5 Kirana 2 1 2 3 8

KELOMPOK 4

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Muhammad Imarul 2 3 3 3 11

2. Muhammad Kamal 3 2 3 3 11

3. Muhammad Rizki 3 2 3 3 11

4. Muhammad Vaza 3 3 3 3 12

5 Nabila Azzahra 2 2 2 3 9

KELOMPOK 5

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Rifqi Nur Hadi 3 3 3 3 12

2. Riri Khairunisa 3 2 2 3 10

3. Rosyad A 3 3 3 2 11

4. Salman Alfansi 3 3 3 3 12

5 Shabrina Farhana 2 2 1 1 6

KELOMPOK 6

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Sofil 2 2 2 1 7

2. Syahinaz 3 2 3 3 11

3. Tiram Agiya 3 3 3 1 10

4. Qila Khusnul 3 3 3 3 12

67

Keterangan aspek yang dinilai :

1 = Inisiatif mengajukan pertanyaan

2 = Kelancaran dalam berpendapat

3 = Santun dalam memberi usul/saran

4 = keberanian menyampaikan ide/gagasan

Keterangan skor aspek yang dinilai :

Inisiatif mengajukan pertanyaan

Tepat = 3

Kurang Tepat = 2

Tidak Tepat = 1

Kelancaran dalam berpendapat :

Lancar = 3

Kurang Lancar = 2

Tidak Lancar = 1

Santun dalam memberi usul/saran

Sopan = 3

Kurang Sopan = 2

Tidak Sopan = 1

Keberanian menyampaikan ide/gagasan:

Berani = 3

Kurang Berani = 2

Tidak Berani = 1

Peneliti dan observer menganalisis dan mengevaluasi proses pembelajaran

pada siklus II diperoleh gambaran dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan media gambar untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya

pada proses penelitian sudah baik karena dibuktikan dengan tingginya hasil

belajar siswa yaitu di atas nilai KKM. Jadi peneliti merasa subjek penelitian sudah

tercapai sesuai dengan indikator pembelajaran dan sudah mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM), sehingga penelitian dihentikan di siklus II.

Berdasarkan data post-test diatas, satu siswa memperoleh skor 6, satu siswa

memperoleh skor 7, satu siswa memperoleh skor 8, dua siswa memperoleh skor 9,

68

lima siswa memperoleh skor 10, sembilan siswa memperoleh skor 11, dan

sepuluh siswa memperoleh skor 12. Banyak siswa yang memperoleh nilai

dibawah nilai KKM atau mendapat skor kuarang dari 8 adalah seabnyak 2 orang

siswa

Table 3.3

Hasil Post-Test di Kelas V MI Al-husna Jurang Mangu

No. NAMA Pretes

1 Abdul Aziz 70

2 Adji Akbar 100

3 Amira Kaleela 80

4 Anaka Irsa 90

5 Azriel FR 100

6 Banin Ramiza 100

7 Dias Fadillah 90

8 Dinda Syifa 80

9 Dini Kamila 90

10 Fatimah afifah 100

11 Ghaida Afra 100

12 Haikal Akbar 100

13 Izzati Sabrina 80

14 Karimah 90

15 Kirana 60

16 Muhammad Imarul 90

17 Muhammad Kamal 90

18 Muhammad Rizki 90

19 Muhammad Vaza 100

20 Nabila Azzahra 70

21 Rifqi Nur Hadi 100

22 Riri Khairunisa 80

23 Rosyad A 90

24 Salman Alfansi 100

25 Shabrina Farhana 40

26 Sofil 50

27 Syahinaz 90

28 Tiram Agiya 80

29 Qila Khusnul 100

Rata-rata 86,20

69

C. Pemeriksa keabsahan Data

Hasil siklus I

Table 3.4

Hasil Pretest di Kelas V MI Al-husna Jurang Mangu

No. NAMA Pretes

1 Abdul Aziz 40

2 Adji Akbar 100

3 Amira Kaleela 50

4 Anaka Irsa 90

5 Azriel FR 40

6 Banin Ramiza 40

7 Dias Fadillah 50

8 Dinda Syifa 50

9 Dini Kamila 40

10 Fatimah afifah 40

11 Ghaida Afra 50

12 Haikal Akbar 60

13 Izzati Sabrina 40

14 Karimah 90

15 Kirana 50

16 Muhammad Imarul 40

17 Muhammad Kamal 40

18 Muhammad Rizki 40

19 Muhammad Vaza 50

20 Nabila Azzahra 60

21 Rifqi Nur Hadi 70

22 Riri Khairunisa 50

23 Rosyad A 50

24 Salman Alfansi 80

25 Shabrina Farhana 40

26 Sofil 50

27 Syahinaz 40

28 Tiram Agiya 50

29 Qila Khusnul 60

Rata-rata 53,44

70

Hasil siklus II

Hasil Post-Test di Kelas V MI Al-husna Jurang Mangu

No. NAMA Pretes

1 Abdul Aziz 70

2 Adji Akbar 100

3 Amira Kaleela 80

4 Anaka Irsa 90

5 Azriel FR 100

6 Banin Ramiza 100

7 Dias Fadillah 90

8 Dinda Syifa 80

9 Dini Kamila 90

10 Fatimah afifah 100

11 Ghaida Afra 100

12 Haikal Akbar 100

13 Izzati Sabrina 80

14 Karimah 90

15 Kirana 60

16 Muhammad Imarul 90

17 Muhammad Kamal 90

18 Muhammad Rizki 90

19 Muhammad Vaza 100

20 Nabila Azzahra 70

21 Rifqi Nur Hadi 100

22 Riri Khairunisa 80

23 Rosyad A 90

24 Salman Alfansi 100

25 Shabrina Farhana 40

26 Sofil 50

27 Syahinaz 90

28 Tiram Agiya 80

29 Qila Khusnul 100

Rata-rata 86,20

1) Kesimpulan

Dari hasil pre-test dan post-test di atas, yaitu mengalami peningkatan dari

hasil pre-test 53,44 dan hasil post-test 86,20 sebesar 32,76. Dengan

demikian, dari hasil penelitian ini peneliti menyatakan bahwa ada

71

peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan berbicara siswa melalui

pemanfaatan media gambar antra pre-test dan nilai pos-test.

D. Pembahasan

1. Deskripsi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran

Hasil observasi terhadap tingkah laku siswa selama proses pembelajaran

dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua mengalami peningkatan.

Tabel 3.5

LEMBAR OBSERVASI

AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN

No. Aspek yang Diamati Presentase

Pertemuan 1

Presentase

Pertemuan 2

1. Aktivitas siswa selama

mengikuti PBM

a. Siswa memperhatikan

penjelasan dari guru

62,06% 100%

b. Siswa mencatat pokok maslah

dalam media gambar

62,06% 78,12%

c. Siswa memperagakan

berbicara menggunakan media

gambar

51,72% 93,75%

2. Prilaku siswa yag tidak

sesuai dengan PBM

a. Melakukan pekerjaan lain 17,24% 6,25%

b. Mengobrol dengan temannya 31,03% 9,37

c. Mengganggu teman 10,34% 3,12%

Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang sesuai PBM

>80% = Sangat Baik (A)

60%-79,99% = Baik (B)

40%-59,99% = Cukup (C)

20%-39,99% = Kurang (D)

00%-19,99% = Sangat Kurang (E)

Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan PBM

72

>80% = Sangat Baik (A)

60%-79,99% = Baik (B)

40%-59,99% = Cukup (C)

20%-39,99% = Kurang (D)

00%-19,99% = Sangat Kurang (E)

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran

keterampilan berbicara pada pertemuan I berdasarkan analisis nilai aktivitas siswa

yang sesuai dengan pelajaran adalah 58,61% dengan kategori “cukup”. Banyak

siswa yang belum berani maju kedepan kelas untuk berbicara. Hal ini desebabkan

rasa gugup dan takut, ada pula yang malu-malu.

Hanya 19,53% dari siswa yang beraktivitas tidak sesuai dengan

pembelajaran. Dan ini masuk kategori “sangat baik”. Hal ini terjadi karena pada

saat proses pembelajaran berlangsung masih ada beberapa melakukan aktivitas

lain. Akan tetapi presentasenya kecil sehingga tidak begitu mempengaruhi.

Walaupun demikian, harus dilakukan adanya perbaikan terhadap aspek tersebut.

Tujuan pertama memperbaiki pertemuan I adalah meninjau kecenderungan

peningkatan aktivitas siswa dalam struktur kebahasaan dan keberanian siswa

untuk berbicara didepan kelas. Kemudian, peneliti pun mengadakan tindakan

perbaikan pada pertemuan II. Dalam grafik, dapat dilihat adanya peningkataan

aktivitas siswa sebesar 33,40%, dimana rata-rata presentase pada pertemuan I

58,55% dan rata-rata presentase pertemuan II 91,95%

Gambar 2.1

Grafik perbandingan tindakan siswa selama proses pembelajaran

yang sesuai dengan KBM pada pertemuan pertama dan kedua

0

20

40

60

80

100

120

kategori a kategori b kategori c

pertemuan I

pertemuan II

73

2. Deskripsi Tingkah Laku Guru dalam Pembelajaran

Hasil observasi yang dilakukan oleh obsever (rekan sejawat)terhadap

tingkah laku gurudalam mengajar menunjukan bahwa guru telah melaksanakan

tugas dengan baikserta berhasil menggunakan media gambar dalam meningkatkan

keterampilan berbicara siswa. Berikut hasil penilaian aktifitas guru pada

pertemuan pertama dan pertemuan kedua.

Tabel 3.6

LEMBAR OBSERVASI

AKTIVITAS GURU SELAMA PROSES PEMBELAJARAN

NO. ASPEK YANG DIAMATI NILAI

Pertemuan 1 Pertemuan 2

I PEMBELAJARAN

1. Memeriksa kesiapan siswa 3 4

2. Melakukan kegiatan apersepsi 3 4

II KEGIATAN INTI PELAJARAN

A. Penguasaan Materi Pembelajaran

3. Menunjukan penguasaan materi 4 4

4. Mengaitkan materi dengan realitas

kehidupan

3 4

B. Pendekatan/StrategiPemebelajaran

5. Melaksanakan pemebelajaran sesuai

dengan kompetensi (tujuan) yang

akan dicapai

3

4

6. Melaksanakn pembelajaran secara

runtun

2

3

7. Menguasai kelas 3 4

8. Melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan alokasi waktu yang

direncanakan.

3

3

C. Pemanfaatan Sumber

Belajar/Media Pembelajran

9. Menggunakan media gambar 3 4

10. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan

media

2 3

74

D. Penilaian Peroses dan Hasil

Belajar

11. Memantau kemajuan belajar bselar

selama proses

3 4

12. Melakukan penilaian akhir sesuai

dengan kompetensi (tujuan)

3 4

III PENUTUP

13. Menyimpulkan materi pembelajaran 3 3

14. Menutup pembelajaran 3 4

Keterangan

4 = Sangat Baik (SB) 2 = Cukup (C)

3 = Baik (B) 1 = Kurang (K)

Kategori Penilaian

>80% = Sangat Baik (AB)

60%-79,99% = Baik (B)

40%-59,99% = Cukup (C)

20%-39,99% = Kurang (D)

00%-19,99% = Sangat Kurang (E)

Presentase aktifitas Guru (pre-tes)

=

=

= 73,21%

= B (Baik)

Presntase aktifitas Guru (post-tes)

=

=

=91,07%

=A (Sangat Baik)

Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan presentase

skor aktifitas yang dilakukan oleh guru sebesar 17,86%. Dari presentase rata-

rata73,21% menjadi 91,07%. Peningktan tersebut terjadi pada beberapa aspek,

75

diantra aspek tersebut adalah pemanfaatan sumber belajar / media pembelajaran.

Dimana dalam hal ini peneliti memanfaatkan media gambar (foto) untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara didepan kelas.

3. Deskripsi Jurnal Siswa

Jurnal siswa berisi enam pertanyaan berkaitan dengan proses pembelajaran,

yang harus diisi oleh setiap siswa. Jawaban atau komentar dari siswa tersebut

dikelompokan kedalam komentar positif dan negatif. Hasil jurnal siswa yang telah

diisi oleh seluruh siswa, yaitu 29 siswa, secara keseluruhan berkomentar positif

terhadap pembelajaran Terampil Berbicara Melalui Media Gambar.

76

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Peningkatan keterampilan berbicara dengan menggunakan media gambar

dalam pembelajaran bahasa indonesia pada siswa kelas V MI Al-Husna

Tanggerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014, yakni mengalami peningkatan

dari satu pertemuan kepertemuan berikutnya. Peningkatan tersebut sebesar

32,76% berupa hasil pada siklus I 53,44% dan siklus II 86,20%.

Peneliti menggunakan metode Penelitian tindakan kelas (classroom

action research) sehingga dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi guru saat

proses pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dalam peningkatkan

keterampilan berbicara siswa, dengan menggunakan media gambar siswa masing-

masing diharapkan menjadi pendorong semangat dan keberanian siswa dalam

berbicara. Dan pada saatnya siswa diharap bisa lebih terampil berbicar. Bukan

saja media gambar tiga dimensi yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara

siswa, tetapi media gambar dua dimensi pun dapat meningkatkan keterampilan

berbicara siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, peneliti memberikan saran berikut:

1. Siswa

Dengan hasil penelitian ini diharapkan siswa-siswi dapat lebih meningkatkan

pembelajaran Bahasa Indonesia agar prestasi belajar siswa lebih baik,

khususnya keterampilan berbicara meningkat.

2. Guru

Sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan cara mengajar dan

media yang disebutkan dalam mengaplikasikan konsep/materi sesuai dengan

keterampilan sehingga mutu pembelajaran dikelasnya meningkat.

3. Kepala Sekolah

Sebagai masukan bagi kepala sekolah apabila ada bantuan media dari

pemerintah agar media tersebut dapat digunakan.

77

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009

Arifin, Zaenal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung. PT. Remaja Rosda Karya 2010

Arsad Mukti, Midar G, Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia,

Jakarta: Erlangga, 1991

Broto, Pengajaran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua di Sekolah Dasar

Berdasarkan Pendekatan Linguistik Kontrastif, Jakarta: Bulan

Bintang,1980

Brown, Douglas, Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa, Jakarta: Pearson

Education, Inc, 2007

Guntur, Henry, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Bebahasa, Bandung:

Angkasa,1993

_________, Pengajaran Gaya Bahasa, Bandung: Angkasa, 2009

H.G. Tarigan, Djago Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa,

Bandung: Angkasa

Hermawan, Ruswandi, dkk., Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar,

Bandung:UPI Press, 2007

Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah

Ibtidaiyah/Sekolah Dasar, Depok : Nufa Citra Mandiri, 2013

Keraf, Gorys, Komposisi, Flores: Nusa Indah, 2004

Kridalaksana, Harimurti, Seminar Bahasa Indonesia 1968, Jakarta: Nuasa

Indah,1971

Kurniasih, Lisdiana, Hakikat Pengembangan Keterampilan Berbicara,

Lisdianakurniasih.blogspot.com/2012. Diakses Rabu, 30, januari 2013,

pukul . 14.00 WIB

Kusumah, Wijaya, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Malta

Printindo, 2009

Linda, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Lisan, Lindaajja.wordpress.com.

Diakses Selasa, 5, maret, 2013, pukul 07.00 WIB.

Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung

Persada press, Cet.1, 2008

78

Neni, Zikri, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi

Brother’s, Cet.2, 2008

Sardiman, Arief, Media Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. 4, 1996

Subana, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, Bandung: Pustaka Setia,

Cet.1, 2000

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada 2008

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Bandung: Remaja

Rosdakarya,1991

Taniredja, Tukiran dkk, Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif,

bandung: Alfabeta, 2013

LAMPIRAN A

INSTRUMEN PENELITIAN DAN UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN

Lampiran A.I : Instrumen Tes (Hasil Belajar)

1. Lembar Instrumen

2. Kisi-kisi Instrmen Uji Coba Penelitian

3. Tes Uji Coba

4. Lembar Pretes

5. Lembar Postes

6. Aktivitas Guru Pre-Test

7. Aktivitas Guru Post-Test

8. Aktivitas Siswa Pre-Test

9. Aktivitas Siswa Post-Test

Lampiran A.2 : Instrumen Non Tes

1. Profil Sekolah

2. Absensi Siswa

3. Wawancara Guru Pra Penelitian

4. Wawancara Siswa

5. Daftar Nama Kelompok

6. Catatan Lapangan

LAMPIRAN B

PERANGKAT PEMBELAJARAN

Lampiran B.I : 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2. Lembar Uji Referensi

3. Riwayat Hidup

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Menggunakan

Media Gambar

Nama Sekolah : MI Al-Husna

Tahun Pelajaran : 2013/2014

Kelas/ Semester : V/I

Materi Pokok : Berbicara

Siklus : I

Petunjuk Pengisian :

Berilah tanda check list () pada nilai sesuai dengan pengamatan anda dengan sekala penilaian

sebagai berikut:

SB : sangat baik, skor 5

B : baik, skor 4

C : cukup, skor 3

K : kurang, skor 2

SK : sangat kurang, skor 1

No Aspek Yang Diamati Terlaksana Nilai KET

Ya Tidak SB B C K SK

1 Kualitas pengembangan indikator

2 Kualitas pengembengan materi

3 Kualitas pengembangan sekenario

pembelajaran

4 Ketepatan pemilihan media/alat

bantu

5 Mengkondisikan kesiapan siswa

dan kesiapan kelas

6 Apresiasi

7 Membangkitkan rasa ingin tahu

siswa (Motivasi)

8 Menyampaikan tujuan/indikator

yang ingin dicapai

9 Penjelasan metode pembelajaran

media

10 Pemusatan perhatian siswa

terhadap proses pembelajaran

11 Teknik penyampaian materi

12 Pengelolaan kegiatan

pembelajaran kooperatif

13 Dengan metode pembelajaran

media gambar

14 Membimbing siswa dalam proses

pembelajaran dengan media

gambar

15 Keterampilan bertanya

- Kejelasan substansi pertanyaan

- Pemberian acuan

- Teknik menuntun

- Pemberian kesempatan

berpikir

- Pemindahan giliran (distribusi)

- Mengembangkan ide

- Sambutan dan antusias

terhadap jawaban siswa

-

16 Pemberian kesempatan kepada

siswa untuk bertanya dan

mengungkapan pendapat

17 Mengamati kesuliatan dan

kemajuan belajar siswa

18 Keterampilan menerangkan

kembali atau menyimpulkan

materi yang disampaikan

19 Keterampilan memberikan

kegiatan tindak lanjut setelah

penyampaian materi

20 Kemampuan memberikan evaluasi

yang sesuai dengan indikator yang

ingin dicapai

21 Merangkum kembali bahan

pelajaran yang disampaikan

22 Keterampilan memberikan

kesimpulan

23 Keterampilan menutup pelajaran

Jakarta, ............2013

Pengamat

(..........................................................)

KISI-KISI INSTRUMEN

Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, faktasecara lisan

dengan menanggapi suatu persoala, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara.

No Kompetensi

dasar

Indikator Pertanyaan No

Soal

Aspek

yang

diukur

1

2

2.1 Menanggapi suatu

persoalan atau peristiwa

dan memberikan saran

pemecahanya dengan

memperhatikan pilihan

kata dan santun

berbahasa.

2.2 Menceritakan hasil

pengamatan/kunjungan

dengan bahasa yang

runtun, baik, dan benar.

Menjelas

masalah atau

peristiwa

dalam cerita

dongeng

dengan runtun

Menjelaskan

pokok pokok

hal yang

diamati.

1. Menyebutkan

siapa tokoh

utama dalam

cerita tersebut.

2. Menentukan

tempat dan

kejadian.

3. Menganalisis

watak pada

tokoh cerita

tersebut.

4. Menyebutkan

judul dari

cerita tersebut

5. Mencontohkan

sikap positif

dari tokoh

tersebut.

1. Menjelaskan

isi pokok

dalam gambar

tersbut.

2. Menentukan

judul yg tepat

pada gambar

3. Menganalisis

1,2

3,4,5

6,7,8

9

10,11

12,13

14

15

C1

C3

C3

C1

C2

C1

C3

C3

3

2.3 berwawancara

sederhana dengan nara

sumber (petani,

pedagang, nelayan,

karyawan, dll.) dengan

memperhatikan pilihan

kata dan santun

berbahasa.

Menyusun

daftar

pertnyaan

untuk

wawancara

sesuai dengan

topik serta

menggunakan

klaimat tanya

yang benar.

Melakukan

kegiatan

berwawancara

berdasarkan

daftar

pertanyaan

dengan

menggunakan

pilihan kata

yang tepat dan

bahasa yang

santun.

kegiatan apa

sajakah pada

gambar.

4. Menyebutkan

tanda baca

dalam yang

ada dalam isi

cerita.

1. Menetukan

tema,tokoh

yang dapat

diwawancarai.

2. Menetukan

kalimat tanya

yang tepat.

3. Menyebutkan

kata tanya

dalam

wawancara.

4. Menganalisis

sifat dari

tokoh.

16,17

18,19

20,21,22

23,24

25

C1

C3

C3

C1

C2

Nama :

Kelas :

Jawablah salah satu jawaban yang paling benar!

1. Siapakah tokoh utama cerita tersebut?

a. Putri c. Putra

b. Petani d. Penduduk desa

2. Siapakah asal-usul istri dari petani tersebut?

a. Seekor buaya c. Seekor katak

b. Seekor sapi d. Seekor ikan

3. Dimana petani itu tinggal ?

a. Sumatra c. Kalimantan

b. Sulawesi d. Jawa

4. Bagaimanakah petani itu mendapatkan ikan?

a. Menjaring c. Menjala

b. Memancing d. Meracuni

5. Dimana petani mendapatkan ikan?

a. Sungai c. Danau

b. Laut d. Rawa

6. Petani itu setiap hari bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas, apa watak dari

petani tersebut?

a. Pemalas c. Sungguh-sungguh

b. Patuh d. Rajin

7. Sebagai seorang suami petani itu terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah

sawah dan ladangnya, apa watak dari peani tersebut?

a. Jahat c. Protagonis

b. Pemalas d. Nakal

8. Putra petani itu tumbuh menjadi anak yang sehat kuat. Ia menjadi anak yang manis tetapi

dia mempunyai watak yang.?

a. Antagonis c. Baik

b. Jahat d. Sopan

Nilai:

9. Apa judul dari cerita tersebut?

a. Petani dan keluarganya c. Petani yang melanggar janjinya

b. Asal-usul danau toba d. Asal-usul desa di wilayah Sumatra

10. Bagaimana contoh positif dari peatani tersebut?

a. Jahat, nakal, dan baik c. Jahat, tekun, dan baik

b. Baik, ulet, dan tekun d. Tekun, baik, dan jahat

11. Bagaimana contoh negatif dari petani tersebut?

a. Ayah yang Baik c. Tidak menepati janji

b. Penyabar d. Jujur

12. Apa yang terjadi pada gambar di bawah ini?

a. Petani pergi dari rumah c. Pedagang membawa kain

b. Nelayan membawa jaring d. Petani pergi kesawah

13. Kemanakah pedagang itu menjajakan daganganya?

a. Sawah c. Setiap kampung

b. Kebun d. Kota

14. Apakah judul yang tepat pada gambar tersebut?

a. Pedagang yang sombong c. Pedagang yang jujur

b. Pedagang yang jahat d. Pedagang yang tidak jujur

15. Kegiatan apa yang dilakukan oleh pedagang?

a. Berdagang c. Mencangkul

b. Memancing d. Berkebun

16. Mengapa sudah kembali dari berdagang (...) Apa tanda baca yang tepat untuk kalimat

tersebut.

a. Tanda seru (!) c. Tanda titik (.)

b. Tanda titik (.) d. Tanda tanya (?)

17. Aku tahu orang yang telah merampok kain itu (...) Coba kalian pikirkan apa tanda baca

yang tepat.

a. Tanda seru (!) c. Tanda titik (.)

b. Tanda tanya (?) d. Tanda koma (,)

18. Apakah tema dari wawancara tersebut?

a. Membaca c. Mengarang

b. Mendongeng d. Menulis

19. Siapakah orang yang diwawancarai pada teks tersebut?

a. Kak Kusumo c. Pak Guru

b. Kak Seto d. Pak Tani

20. Kamu ingin tahu saat Kak Kusumo pertama kali mendongeng. Kata tanya yang kamu

gunakan adalah?

a. Kapan pertama kali Kak Kusumo melakukan kegiatan mendongeng.

b. Bagaimana saat pertama kali Kak Kusumo mendongeng.

c. Di mana pertama kali Kak Kusumo mendongeng.

d. Apa yang dilakukan Kak Kusumo ketika pertama kali mendongeng

21. Kak Kusumo senang mendongeng sejak kecil. Kata tanya yang tepat untuk menanyakan

hal tersebut adalah.

a. Dimana Kak Kusumo mendongeng

b. Apa sajakah kendala mendongeng

c. Sejak kapan Kak Kusumo mulai mendongeng

d. Di mana Kak Kusumo mendongeng.

22. Pewawancara ingin tahu manfaat dongeng. Kata tanya yang tepat untuk hal itu adalah

a. Dimana Kak Kusumo mendongeng

b. Apa sajakah kendala mendongeng

c. Sejak kapan Kak Kusumo mulai mendongeng

d. apa manfaat dari mendongeng.

23. Sebutkan kata tanya dalam wawancara?

a. Apa, siapa dan karena

b. Bagaimana, kapan dan semestinya

c. Apa, bagaimana, di mana, apa, kapan dan, mengapa

d. karena, bagaimana, siapa, apa dan kapan

24. Apa manfaat dari wawancara

a. Untuk mengungkapkan pendapat tokoh tentang suatu hal

b. Untuk mendapatkan keberanian berbicara

c. Untuk memastikan pewawancara

d. Untuk memberikan pertanyaan

25. Apakah sifat dari tokoh Kak Kusumo?

a. Suka mendongeng

b. Suka Menulis

c. Suka mengarang

d. Suka menggambar

Pedoman Wawancara Secara Tidak Terstruktur

Dengan Guru Kelas IV

Nama : Purwa Hendra Setiato S.Pd

Jabatan : Guru Kelas V

Hari / Tanggal : Kamis, 5 September 2013

Tempat : MI Al-Husna Jurang Mangu Tanggerang Selatan

Daftar Pertanyaan:

1. Bagaimana respon Siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas?

2. Apa yang menjadi kendala dalam proses KBM pada mata pelajaran Bahasa Indonesia?

3. Strategi pembelajaran seperti apa yang sering bapak gunakan dalam KBM Bahasa

Indonesia?

4. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia?

5. Materi apa yang paling dianggap sulit oleh siswa sehingga setiap hasil ulangan siswa

selalu rendah?

Jurang Mangu, September 2013

Interviewee Interviewer

Purwa Hendra Setiato S.Pd Saifuddin

CATATAN LAPANGAN

Tempat Penelitian/Sekolah : MI Al-Husna

Hari/Tanggal :

Kegiatan : Bahasa Indonesia

Siklus : Satu

Pelajaran ke- : I – III

Indikator Uraian

Kegiatan siswa Terdapat siswa di kelas V

Siswa masih kurang memahami langkah-

langkah belajar menggunakan media

gambar

Siswa mendiskusikan tugas kelompok

Kegiatan guru Guru berperan sebagai fasilitator dalam

kegiatan praktikum dan diskusi dengan

cara berkeliling kelas dan memantau proses

pembelajaran berlangsung

Interaksi antar siswa Siswa bekerja sama dengan teman

sekelompoknya dalam menyelesaikan

tugas kelompok

Pada saat diskusi terlihat sebagian siswa

cukup aktiv mengikuti proses pembelajaran

Saling memberikan pendapat kepada siswa

yang lain

Interaksi siswa dengan guru Siswa berinteraksi dengan guru selama

pembelajaran berlangsung. Siswa

menanyakan tentang tugas yang diberikan

oleh guru. Siswa menanyakan tentang apa

saja yang harus ditulis dalam lembar

kegiatan kelompok.

Salah seorang siswa dari tiap-tiap

kelompok aktif bertnya kepada guru.

Jenis pertnyaan atau penugasan yang

dilakukan siswa

Membuat laporan tentang gambar

Sumber belajar yang digunakan Sumber belajar menggunakan buku paket

Bahasa Indonesia BSE terbitan dari

pemerintah

Buku Erlangga

Lamanya waktu Penggunaan waktu pada proses belajar

mengajar sudah cukup karena sudah

direncanakan sebelumya.

LAMPIRAN A

Wawancara Siswa

Pra Penelitian

1. Apakah kamu menyukai pelajaran Bahasa Indonesia?

2. Bagaimana pembelajaran Bahasa Indonesia menurut kamu? Menyenangkan

atau membosankan?

3. Apa kalian mengalami kesulitan saat belajar Bahasa Indonesia?

4. Bagaimana hasil belajar Bahasa Indonesia kamu? Memuaskan atau tidak

memuaskan (dibawah KKM)?

5. Apakah kalian pernah belajar Bahasa Indonesia dengan media gambar?

Lampiran 1

LEMBAR INSTRUMEN

KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

DISKUSI KELOMPOK 1

No Nama siswa

Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Abdul Aziz

2. Adji Akbar

3. Amira Kaleela

4. Anaka Irsa

5 Azriel FR

DISKUSI KELOMPOK 2

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Banin Ramiza

2. Dias Fadillah

3. Dinda Syifa

4. Dini Kamila

5 Fatimah afifah

DISKUSI KELOMPOK 3

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Ghaida Afra

2. Haikal Akbar

3. Izzati Sabrina

4. Karimah

5 Kirana

DISKUSI KELOMPOK 4

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Muhammad Imarul

2. Muhammad Kamal

3. Muhammad Rizki

4. Muhammad Vaza

5 Nabila Azzahra

DISKUSI KELOMPOK 5

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Rifqi Nur Hadi

2. Riri Khairunisa

3. Rosyad A

4. Salman Alfansi

5 Shabrina Farhana

DISKUSI KELOMPOK 6

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Sofil

2. Syahinaz

3. Tiram Agiya

4. Qila Khusnul

Keterangan aspek yang dinilai :

A* = Inisiatif mengajukan pertanyaan

B* = Kelancaran dalam berpendapat

C* = Santun dalam memberi usul/saran

D* = Keberanian menyampaikan ide/gagsan

Keterangan skor aspek yang dinilai :

Inisiatif mengajukan pertanyaan :

Tepat = 3

Agak Tepat = 2

Tidak Tepat = 1

Kelancaran dalam berpendapat :

Lancar = 3

Agak Lancar = 2

Tidak Lancar = 1

Santun dalam memberi usul/saran :

Sopan = 3

Agak Sopan = 2

Tidak Sopan = 1

Keberanian dan Semangat:

Berani = 3

Agak Berani = 2

Tidak Berani = 1

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata perolehan skor dan

presentasenya yaitu :

Rata-rata perolehan sekor (M)

Peresentase =

Daftar Nama Kelompok 1-6

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3

- Abdul Aziz

- Adji Akbar

- Amira Kaleela

- Anaka Irsa

- Azriel FR

- Banin Ramiza

- Dias Fadillah

- Dinda Syifa

- Dini Kamila

- Fatimah afifah

- Ghaida Afra

- Haikal Akbar

- Izzati Sabrina

- Karimah

- Kirana

Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6

- Muhammad Imarul

- Muhammad Kamal

- Muhammad Rizki

- Muhammad Vaza

- Nabila Azzahra

- Rifqi Nur Hadi

- Riri Khairunisa

- Rosyad A

- Salman Alfansi

- Shabrina Farhana

- Sofil

- Syahinaz

- Tiram Agiya

- Qila Khusnul

Lanjutan Lampiran 2

A. Gambaran Umum Sekolah

1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Al-Husna Jurang Mangu

Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna (MI) Jurang Mangu adalah sekolah umum

berciri khas agama Islam, yang berada di bawah naungan Kementerian Agama. MI

Al-Husna berdiri sejak tanggal 17 Maret 1998.

Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna yang mengedepankan hafalan-hafalan Al-

Quran. Madrasah Ibtidaiyah mempunyai karakter yang Qurani yang membedakan

dengan madrasah-madrasah yang lainnya. Dengan luas tanah yang dimiliki oleh

Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna seluas 1.200 m².

Madrasah Ibtidaiyah (MI) setingkat SD dan kadang-kadang masyarakat

menyebutnya SD plus karena mata pelajaran yang ada di MI sama dengan yang ada

di SD, ditambah dengan muatan pendidikan Agama Islam, yang meliputi:

a. Aqidah Akhlak

b. Quran Hadits

c. Fiqih

d. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dan

e. Bahasa Arab

2. Visi dan Misi

Visi :

Terwujudnya MI Al-Husna menjadi Sekolah Islam yang unggul di Tanggerang

Selatan

Indikator

Meningkatnya pengembangan kurikulum.

Terwujudnya peningkatan sumber daya manusia (pendidik dan tenaga

kependidikan) yang professional.

Meningkatnya proses pembelajaran yang inovatif

Terwujudnya rencana induk pengembangan sarana prasarana pendidikan

Terwujudnya peningkatan kualitas lulusan dalam bidang akademik maupun non

akademik

Terwujudnya pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dan peningkatan mutu

kelembagaan.

Unggul dalam prestasi akademik, non akademik dalam imtaq. Terwujudnya

lingkungan madrasah yang islami.

Misi :

a. Melaksanakan Pengembangan Kurikulum

b. Melaksanakan Pengembangan Tenaga Kependidikan yang Profesional.

c. Melaksanakan Pengembangan Proses Pembelajaran yang inovatif.

d. Melaksanakan Rencana Induk Pengembangan Fasilitas Pendidikan.

e. Melaksanakan Pengembangan Peningkatan Standar Ketuntasan dan Kelulusan.

f. Melaksanakan Pengembangan Penilaian.

g. Melaksanakan Administrasi Keuangan yang Akuntabel.

h. Melaksanakan Pengembangan Lingkungan Madrasah yang Islami.

3. Sarana dan Prasarana

Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar dengan maksimal, saat ini MI Al-

Husna memfasilitasi berbagai hal, diantaranya :

1. Fasilitas Sekolah

a. Sarana/Ruang Penunjang

Tabel 2.1 Sarana dan Prasarana

No Jenis Sarana Ada, Kondisi Tidak

Ada Keterangan

Baik Kurang

1. Ruang Kepala Sekolah Baik - - Jumlah = 1

2. Ruang wakil Kepsek Baik - - -

3. Ruang Guru Baik - - Jumlah= 1

4. RuanTata Usaha Baik - - Jumlah= 1

5. Ruang Perpustakaan Baik - - Jumlah= 1

6. Ruang UKS Baik - - Jumlah= 1

7. Mushallah Baik - - Jumlah= 1

8. Ruang keamanan Baik - - Jumlah = 1

9. Lapangan upacara Baik - - Jumlah = 1

10. Ruang tamu Baik - - Jumlah = 1

11. Kantin Baik - - Jumlah = 1

12. Toilet,WC,Jumlah Baik - - Jumlah=6

13. Laboratorium Bahasa Baik Jumlah= 1

14. Gudang Baik Jumlah= 1

b. Prasarana

No Jenis Keberadaan Fungsi

Ket Ada Tidak Ada Baik Tidak baik

1. Instalasi air ada - Baik -

2. Jaringan listrik ada - Baik -

3. Jaringan telepon ada - Baik -

4. Internet ada - Baik -

2. Waktu Pembelajaran

Waktu belajar di MI Al-HusnaJurang Mangu dilaksanakan pada pagi hari,

dengan ketentuan sebagai berikut :

Hari Senin = 06.30 – 17.00

Hari Selasa = 06.30 – 17.00

Hari Rabu = 06.30 – 17.00

Hari Kamis = 06.30 – 17.00

Hari Jum’at = 06.30 – 17.00

3. Keadaan Guru

Untuk mengetahui jumlah pengajar yang ada di MI Al-Husna Jurang Mangu

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.2

Keadaan Guru/ Tenaga Pengajar MI Al-Husna Jurang Mangu

Tahun Pelajaran 2013-2014

No. Nama Bidang Tugas

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Anizar Sutanto M.Pd

Ariyani Ummu S.Pd

Purwa Hendra S.Pd

Yahya Maulana S.Pd

Devi Herlina S.Pd

Feny Aprilia S.Pd

Rio Triatmoko S.Pd

Ahmad Yani S.Ag

Iin Yuanita S.Pd

Hartomo Susanto S.Pd

Kepala Sekolah

Waka Bid. Kurikulum

Waka Bid. Kesiswaan

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Lanjutan Lampiran 2

Absensi Siswa di Kelas V MI Al-husna Jurang Mangu

No. NAMA

1 Abdul Aziz

2 Adji Akbar

3 Amira Kaleela

4 Anaka Irsa

5 Azriel FR

6 Banin Ramiza

7 Dias Fadillah

8 Dinda Syifa

9 Dini Kamila

10 Fatimah afifah

11 Ghaida Afra

12 Haikal Akbar

13 Izzati Sabrina

14 Karimah

15 Kirana

16 Muhammad Imarul

17 Muhammad Kamal

18 Muhammad Rizki

19 Muhammad Vaza

20 Nabila Azzahra

21 Rifqi Nur Hadi

22 Riri Khairunisa

23 Rosyad A

24 Salman Alfansi

25 Shabrina Farhana

26 Sofil

27 Syahinaz

28 Tiram Agiya

29 Qila Khusnul

Lanjutan Lampiran 3

Pedoman Wawancara Secara Tidak Terstruktur

Dengan Guru Kelas IV

Nama : Purwa Hendra Setiato S.Pd

Jabatan : Guru Kelas V

Hari / Tanggal : Kamis, 5 September 2013

Tempat : MI Al-Husna Jurang Mangu Tanggerang Selatan

Daftar Pertanyaan:

1. Bagaimana respon Siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas?

2. Apa yang menjadi kendala dalam proses KBM pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia?

3. Strategi pembelajaran seperti apa yang sering bapak gunakan dalam KBM

Bahasa Indonesia?

4. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia?

5. Materi apa yang paling dianggap sulit oleh siswa sehingga setiap hasil

ulangan siswa selalu rendah?

Jurang Mangu, September 2013

Interviewee Interviewer

Purwa Hendra Setiato S.Pd Saifuddin

Lanjutan Lampiran 4

Wawancara Siswa

Pra Penelitian

1. Apakah kamu menyukai pelajaran Bahasa Indonesia?

2. Bagaimana pembelajaran Bahasa Indonesia menurut kamu?

Menyenangkan atau membosankan?

3. Apa kalian mengalami kesulitan saat belajar Bahasa Indonesia?

4. Bagaimana hasil belajar Bahasa Indonesia kamu? Memuaskan atau

tidak memuaskan (dibawah KKM)?

5. Apakah kalian pernah belajar Bahasa Indonesia dengan media

gambar?

Daftar Nama Kelompok 1-6

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3

- Abdul Aziz

- Adji Akbar

- Amira Kaleela

- Anaka Irsa

- Azriel FR

- Banin Ramiza

- Dias Fadillah

- Dinda Syifa

- Dini Kamila

- Fatimah afifah

- Ghaida Afra

- Haikal Akbar

- Izzati Sabrina

- Karimah

- Kirana

Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6

- Muhammad Imarul

- Muhammad Kamal

- Muhammad Rizki

- Muhammad Vaza

- Nabila Azzahra

- Rifqi Nur Hadi

- Riri Khairunisa

- Rosyad A

- Salman Alfansi

- Shabrina Farhana

- Sofil

- Syahinaz

- Tiram Agiya

- Qila Khusnul

Lampiran 10

CATATAN LAPANGAN

Tempat Penelitian/Sekolah : MI Al-Husna

Hari/Tanggal :

Kegiatan : Bahasa Indonesia

Siklus : Satu

Pelajaran ke- : I – III

Indikator Uraian

Kegiatan siswa Terdapat siswa di kelas V

Siswa masih kurang memahami langkah-

langkah belajar menggunakan media

gambar

Siswa mendiskusikan tugas kelompok

Kegiatan guru Guru berperan sebagai fasilitator dalam

kegiatan praktikum dan diskusi dengan

cara berkeliling kelas dan memantau proses

pembelajaran berlangsung

Interaksi antar siswa Siswa bekerja sama dengan teman

sekelompoknya dalam menyelesaikan

tugas kelompok

Pada saat diskusi terlihat sebagian siswa

cukup aktiv mengikuti proses pembelajaran

Saling memberikan pendapat kepada siswa

yang lain

Interaksi siswa dengan guru Siswa berinteraksi dengan guru selama

pembelajaran berlangsung. Siswa

menanyakan tentang tugas yang diberikan

oleh guru. Siswa menanyakan tentang apa

saja yang harus ditulis dalam lembar

kegiatan kelompok.

Salah seorang siswa dari tiap-tiap

kelompok aktif bertnya kepada guru.

Jenis pertnyaan atau penugasan yang

dilakukan siswa

Membuat laporan tentang gambar

Sumber belajar yang digunakan Sumber belajar menggunakan buku paket

Bahasa Indonesia BSE terbitan dari

pemerintah

Buku Erlangga

Lamanya waktu Penggunaan waktu pada proses belajar

mengajar sudah cukup karena sudah

direncanakan sebelumya.

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Menggunakan

Media Gambar

Nama Sekolah : MI Al-Husna

Tahun Pelajaran : 2013/2014

Kelas/ Semester : V/I

Materi Pokok : Berbicara

Siklus : I

Petunjuk Pengisian :

Berilah tanda check list () pada nilai sesuai dengan pengamatan anda dengan sekala penilaian

sebagai berikut:

SB : sangat baik, skor 5

B : baik, skor 4

C : cukup, skor 3

K : kurang, skor 2

SK : sangat kurang, skor 1

No Aspek Yang Diamati Terlaksana Nilai KET

Ya Tidak SB B C K SK

1 Kualitas pengembangan indikator

2 Kualitas pengembengan materi

3 Kualitas pengembangan sekenario

pembelajaran

4 Ketepatan pemilihan media/alat

bantu

5 Mengkondisikan kesiapan siswa

dan kesiapan kelas

6 Apresiasi

7 Membangkitkan rasa ingin tahu

siswa (Motivasi)

8 Menyampaikan tujuan/indikator

yang ingin dicapai

9 Penjelasan metode pembelajaran

media

10 Pemusatan perhatian siswa

terhadap proses pembelajaran

11 Teknik penyampaian materi

12 Pengelolaan kegiatan

pembelajaran kooperatif

13 Dengan metode pembelajaran

media gambar

14 Membimbing siswa dalam proses

pembelajaran dengan media

gambar

15 Keterampilan bertanya

- Kejelasan substansi pertanyaan

- Pemberian acuan

- Teknik menuntun

- Pemberian kesempatan

berpikir

- Pemindahan giliran (distribusi)

- Mengembangkan ide

- Sambutan dan antusias

terhadap jawaban siswa

-

16 Pemberian kesempatan kepada

siswa untuk bertanya dan

mengungkapan pendapat

17 Mengamati kesuliatan dan

kemajuan belajar siswa

18 Keterampilan menerangkan

kembali atau menyimpulkan

materi yang disampaikan

19 Keterampilan memberikan

kegiatan tindak lanjut setelah

penyampaian materi

20 Kemampuan memberikan evaluasi

yang sesuai dengan indikator yang

ingin dicapai

21 Merangkum kembali bahan

pelajaran yang disampaikan

22 Keterampilan memberikan

kesimpulan

23 Keterampilan menutup pelajaran

Jakarta, ............2013

Pengamat

(..........................................................)

Lampiran 1 kisi kisi

KISI-KISI INSTRUMEN

Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, faktasecara lisan

dengan menanggapi suatu persoala, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara.

No Kompetensi

dasar

Indikator Pertanyaan No

Soal

Aspek

yang

diukur

1

2

2.1 Menanggapi suatu

persoalan atau peristiwa

dan memberikan saran

pemecahanya dengan

memperhatikan pilihan

kata dan santun

berbahasa.

2.2 Menceritakan hasil

pengamatan/kunjungan

dengan bahasa yang

runtun, baik, dan benar.

Menjelas

masalah atau

peristiwa

dalam cerita

dongeng

dengan runtun

Menjelaskan

pokok pokok

hal yang

diamati.

1. Menyebutkan

siapa tokoh

utama dalam

cerita tersebut.

2. Menentukan

tempat dan

kejadian.

3. Menganalisis

watak pada

tokoh cerita

tersebut.

4. Menyebutkan

judul dari

cerita tersebut

5. Mencontohkan

sikap positif

dari tokoh

tersebut.

1. Menjelaskan

isi pokok

dalam gambar

tersbut.

2. Menentukan

judul yg tepat

pada gambar

1,2

3,4,5

6,7,8

9

10,11

12,13

14

C1

C3

C3

C1

C2

C1

C3

3

2.3 berwawancara

sederhana dengan nara

sumber (petani,

pedagang, nelayan,

karyawan, dll.) dengan

memperhatikan pilihan

kata dan santun

berbahasa.

Menyusun

daftar

pertnyaan

untuk

wawancara

sesuai dengan

topik serta

menggunakan

klaimat tanya

yang benar.

Melakukan

kegiatan

berwawancara

berdasarkan

daftar

pertanyaan

dengan

menggunakan

pilihan kata

yang tepat dan

bahasa yang

santun.

3. Menganalisis

kegiatan apa

sajakah pada

gambar.

4. Menyebutkan

tanda baca

dalam yang

ada dalam isi

cerita.

1. Menetukan

tema,tokoh

yang dapat

diwawancarai.

2. Menetukan

kalimat tanya

yang tepat.

3. Menyebutkan

kata tanya

dalam

wawancara.

4. Menganalisis

sifat dari

tokoh.

15

16,17

18,19

20,21,22

23,24

25

C3

C1

C3

C3

C1

C2

Lampiran 3 lembar uji coba

Nama :

Kelas :

Jawablah salah satu jawaban yang paling benar!

1. Siapakah tokoh utama cerita tersebut?

a. Putri c. Putra

b. Petani d. Penduduk desa

2. Siapakah asal-usul istri dari petani tersebut?

a. Seekor buaya c. Seekor katak

b. Seekor sapi d. Seekor ikan

3. Dimana petani itu tinggal ?

a. Sumatra c. Kalimantan

b. Sulawesi d. Jawa

4. Bagaimanakah petani itu mendapatkan ikan?

a. Menjaring c. Menjala

b. Memancing d. Meracuni

5. Dimana petani mendapatkan ikan?

a. Sungai c. Danau

b. Laut d. Rawa

6. Petani itu setiap hari bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas, apa watak dari

petani tersebut?

a. Pemalas c. Sungguh-sungguh

b. Patuh d. Rajin

7. Sebagai seorang suami petani itu terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah

sawah dan ladangnya, apa watak dari peani tersebut?

a. Jahat c. Protagonis

b. Pemalas d. Nakal

8. Putra petani itu tumbuh menjadi anak yang sehat kuat. Ia menjadi anak yang manis tetapi

dia mempunyai watak yang.?

a. Antagonis c. Baik

b. Jahat d. Sopan

Nilai:

9. Apa judul dari cerita tersebut?

a. Petani dan keluarganya c. Petani yang melanggar janjinya

b. Asal-usul danau toba d. Asal-usul desa di wilayah Sumatra

10. Bagaimana contoh positif dari peatani tersebut?

a. Jahat, nakal, dan baik c. Jahat, tekun, dan baik

b. Baik, ulet, dan tekun d. Tekun, baik, dan jahat

11. Bagaimana contoh negatif dari petani tersebut?

a. Ayah yang Baik c. Tidak menepati janji

b. Penyabar d. Jujur

12. Apa yang terjadi pada gambar di bawah ini?

a. Petani pergi dari rumah c. Pedagang membawa kain

b. Nelayan membawa jaring d. Petani pergi kesawah

13. Kemanakah pedagang itu menjajakan daganganya?

a. Sawah c. Setiap kampung

b. Kebun d. Kota

14. Apakah judul yang tepat pada gambar tersebut?

a. Pedagang yang sombong c. Pedagang yang jujur

b. Pedagang yang jahat d. Pedagang yang tidak jujur

15. Kegiatan apa yang dilakukan oleh pedagang?

a. Berdagang c. Mencangkul

b. Memancing d. Berkebun

16. Mengapa sudah kembali dari berdagang (...) Apa tanda baca yang tepat untuk kalimat

tersebut.

a. Tanda seru (!) c. Tanda titik (.)

b. Tanda titik (.) d. Tanda tanya (?)

17. Aku tahu orang yang telah merampok kain itu (...) Coba kalian pikirkan apa tanda baca

yang tepat.

a. Tanda seru (!) c. Tanda titik (.)

b. Tanda tanya (?) d. Tanda koma (,)

18. Apakah tema dari wawancara tersebut?

a. Membaca c. Mengarang

b. Mendongeng d. Menulis

19. Siapakah orang yang diwawancarai pada teks tersebut?

a. Kak Kusumo c. Pak Guru

b. Kak Seto d. Pak Tani

20. Kamu ingin tahu saat Kak Kusumo pertama kali mendongeng. Kata tanya yang kamu

gunakan adalah?

a. Kapan pertama kali Kak Kusumo melakukan kegiatan mendongeng.

b. Bagaimana saat pertama kali Kak Kusumo mendongeng.

c. Di mana pertama kali Kak Kusumo mendongeng.

d. Apa yang dilakukan Kak Kusumo ketika pertama kali mendongeng

21. Kak Kusumo senang mendongeng sejak kecil. Kata tanya yang tepat untuk menanyakan

hal tersebut adalah.

a. Dimana Kak Kusumo mendongeng

b. Apa sajakah kendala mendongeng

c. Sejak kapan Kak Kusumo mulai mendongeng

d. Di mana Kak Kusumo mendongeng.

22. Pewawancara ingin tahu manfaat dongeng. Kata tanya yang tepat untuk hal itu adalah

a. Dimana Kak Kusumo mendongeng

b. Apa sajakah kendala mendongeng

c. Sejak kapan Kak Kusumo mulai mendongeng

d. apa manfaat dari mendongeng.

23. Sebutkan kata tanya dalam wawancara?

a. Apa, siapa dan karena

b. Bagaimana, kapan dan semestinya

c. Apa, bagaimana, di mana, apa, kapan dan, mengapa

d. karena, bagaimana, siapa, apa dan kapan

24. Apa manfaat dari wawancara

a. Untuk mengungkapkan pendapat tokoh tentang suatu hal

b. Untuk mendapatkan keberanian berbicara

c. Untuk memastikan pewawancara

d. Untuk memberikan pertanyaan

25. Apakah sifat dari tokoh Kak Kusumo?

a. Suka mendongeng

b. Suka Menulis

c. Suka mengarang

d. Suka menggambar

Lampiran 4

HASIL PRE-TEST

KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

DISKUSI KELOMPOK 1

No Nama siswa

Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Abdul Aziz 2 2 1 1 6

2. Adji Akbar 3 3 3 3 12

3. Amira Kaleela 2 2 1 2 7

4. Anaka Irsa 2 3 3 3 11

5 Azriel FR 2 1 2 1 6

DISKUSI KELOMPOK 2

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Banin Ramiza 2 2 1 1 6

2. Dias Fadillah 1 1 2 3 7

3. Dinda Syifa 2 2 1 2 7

4. Dini Kamila 1 1 2 2 6

5 Fatimah afifah 2 1 2 1 6

DISKUSI KELOMPOK 3

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Ghaida Afra 2 2 1 2 7

2. Haikal Akbar 2 1 2 3 8

3. Izzati Sabrina 2 2 1 2 6

4. Karimah 2 3 3 3 11

5 Kirana 2 1 2 2 7

DISKUSI KELOMPOK 4

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Muhammad Imarul 2 1 1 2 6

2. Muhammad Kamal 2 2 1 1 6

3. Muhammad Rizki 2 1 1 2 6

4. Muhammad Vaza 2 2 2 2 8

5 Nabila Azzahra 2 2 2 1 7

DISKUSI KELOMPOK 5

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Rifqi Nur Hadi 2 2 2 3 9

2. Riri Khairunisa 2 1 2 2 7

3. Rosyad A 2 2 1 2 7

4. Salman Alfansi 2 2 3 3 10

5 Shabrina Farhana 2 2 1 1 6

DISKUSI KELOMPOK 6

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Sofil 2 2 1 2 7

2. Syahinaz 1 1 2 2 6

3. Tiram Agiya 2 1 2 2 7

4. Qila Khusnul 2 2 2 2 8

Keterangan aspek yang dinilai :

A* = Inisiatif mengajukan pertanyaan

B* = Kelancaran dalam berpendapat

C* = Santun dalam memberi usul/saran

D* = Keberanian menyampaikan ide/gagsan

Keterangan skor aspek yang dinilai :

Inisiatif mengajukan pertanyaan :

Tepat = 3

Agak Tepat = 2

Tidak Tepat = 1

Kelancaran dalam berpendapat :

Lancar = 3

Agak Lancar = 2

Tidak Lancar = 1

Santun dalam memberi usul/saran :

Sopan = 3

Agak Sopan = 2

Tidak Sopan = 1

Keberanian dan Semangat:

Berani = 3

Agak Berani = 2

Tidak Berani = 1

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata perolehan skor dan

presentasenya yaitu :

Rata-rata perolehan sekor (M)

Peresentase =

Lampiran 5

HASIL POST-TEST

KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

DISKUSI KELOMPOK 1

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Abdul Aziz 2 3 3 1 9

2. Adji Akbar 3 3 3 3 12

3. Amira Kaleela 2 3 3 2 10

4. Anaka Irsa 2 3 3 3 11

5 Azriel FR 3 3 3 3 12

KELOMPOK 2

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Banin Ramiza 3 3 3 3 12

2. Dias Fadillah 3 3 3 2 11

3. Dinda Syifa 2 3 2 3 10

4. Dini Kamila 2 3 3 3 11

5 Fatimah afifah 3 3 3 3 12

KELOMPOK 3

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Ghaida Afra 3 3 3 3 12

2. Haikal Akbar 3 3 3 3 12

3. Izzati Sabrina 2 2 3 3 10

4. Karimah 3 3 2 3 11

5 Kirana 2 1 2 3 8

KELOMPOK 4

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Muhammad Imarul 2 3 3 3 11

2. Muhammad Kamal 3 2 3 3 11

3. Muhammad Rizki 3 2 3 3 11

4. Muhammad Vaza 3 3 3 3 12

5 Nabila Azzahra 2 2 2 3 9

KELOMPOK 5

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Rifqi Nur Hadi 3 3 3 3 12

2. Riri Khairunisa 3 2 2 3 10

3. Rosyad A 3 3 3 2 11

4. Salman Alfansi 3 3 3 3 12

5 Shabrina Farhana 2 2 1 1 6

KELOMPOK 6

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Sofil 2 2 2 1 7

2. Syahinaz 3 2 3 3 11

3. Tiram Agiya 3 3 3 1 10

4. Qila Khusnul 3 3 3 3 12

Keterangan aspek yang dinilai :

1 = Inisiatif mengajukan pertanyaan

2 = Kelancaran dalam berpendapat

3 = Santun dalam memberi usul/saran

4 = keberanian menyampaikan ide/gagasan

Keterangan skor aspek yang dinilai :

Inisiatif mengajukan pertanyaan

Tepat = 3

Agak Tepat = 2

Tidak Tepat = 1

Kelancaran dalam berpendapat :

Lancar = 3

Agak Lancar = 2

Tidak Lancar = 1

Santun dalam memberi usul/saran

Sopan = 3

Agak Sopan = 2

Tidak Sopan = 1

Keberanian menyampaikan ide/gagasan:

Berani = 3

Agak Berani = 2

Tidak Berani = 1

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata perolehan skor dan

presentasenya yaitu :

Rata-rata perolehan sekor (M)

Peresentase =

Lampiran 6

AKTIVITAS GURU

SELAMA PROSES PEMBELAJARAN SAAT PRE-TEST

NO. ASPEK YANG DIAMATI NILAI

1 2 3 4

I PEMBELAJARAN

1. Memeriksa kesiapan siswa √

2. Melakukan kegiatan apersepsi √

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A. Penguasaan Materi Pembelajaran

3. Menunjukan penguasaan materi pembelajaran √

4. Mengaitkan materi dengan media gambar √

B. Pendekatan/Strategi Pembelajaran

5. Memperagakan berbicara menggunakan media

gambar

6. Mencatat pokok-pokok persoalan dalam media

gambar

7. Memberikan pertanyaan berdasarkan gambar √

8. Mengulas kembali materi yang telah dipelajari √

C. Pemanfaatan Sumber Belajar/Media

Pembelajaran

9. Menggunakan media gambar √

10. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media √

D. Penilaian Proses Hasil Belajar

11. Memantau kemajuan belajar selama proses √

12. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

(tujuan)

III PENUTUP

13. Menyimpulkan materi pembelajaran √

14. Menutup pembelajaran √

Keterangan

4 = Sangat Baik (SB)

3 = Baik (B)

2 = Cukup (C)

1 = Kurang (D)

0 = Sangat Kurang (E)

Kategori Penilaian

>80% = Sangat Baik (A)

60%-79,99% = Baik (B)

40%-59,99% = Cukup (C)

20%-39,99% = Kurang (D)

00%-19,99% = Sangat Kurang (E)

Presentase Aktivitas Guru

= 73,21 %

= B (Baik)

Lampiran 7 Lembar Aktivitas Guru Post-Test

AKTIVITAS GURU

SELAMA PROSES PEMBELAJARAN SAAT POST-TEST

NO.

ASPEK YANG DIAMATI

NILAI

1 2 3 4

I PEMBELAJARAN

1. Memeriksa kesiapan siswa √

2. Melakukan kegiatan apersepsi √

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A. Penguasaan Materi Pembelajaran

3. Menunjukan penguasaan materi pembelajaran √

4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √

B. Pendekatan/Strategi Pembelajaran

5. Memperagakan berbicara menggunakan media

gambar

6. Mencatat pokok-pokok persoalan dalam media

gambar

7. Memberikan pertanyaan berdasarkan gambar √

8. Mengulas kembali materi yang telah dipelajari

C. Pemanfaatan Sumber Belajar/Media

Pembelajaran

9. Menggunakan media gambar √

10. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media √

D. Penilaian Proses Hasil Belajar

11. Memantau kemajuan belajar selama proses √

12. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan

kompetensi (tujuan)

III PENUTUP

13. Menyimpulkan materi pembelajaran √

14. Menutup pembelajaran √

Keterangan

4 = Sangat Baik

3 = Baik

2 = Cukup

1 = kurang

0 = kurang Sekali

Kategori Penilaian

>80% = Sangat Baik (A)

60%-79,99% = Baik (B)

40%-59,99% = Cukup (C)

20%-39,99% = Kurang (D)

00%-19,99% = Sangat Kurang (E)

Presentase Aktivitas Guru =

=

= 91,07%

= A (sangat baik)

lampiran 8 Aktivitas Siswa Pre-Test

AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN

PRE-TEST

No. Aspek yang Diamati Jumlah Presentase Keterangan

1. Aktivitas siswa selama

mengikuti PBM

a. Siswa memperhatikan

penjelasan dari guru

18 62,06% Baik

b. Siswa mencatat pokok maslah

dalam media gambar

18 62,06% Baik

c. Siswa memperagakan

berbicara menggunakan media

gambar

15 51,72% Cukup

2. Prilaku siswa yag tidak

sesuai dengan PBM

a. Melakukan pekerjaan lain 5 17,24% Sangat Baik

b. Mengobrol dengan temannya 9 31,03% Baik

c. Mengganggu teman 3 10,34% Sangat Baik

Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang sesuai PBM

>80% = Sangat Baik (A)

60%-79,99% = Baik (B)

40%-59,99% = Cukup (C)

20%-39,99% = Kurang (D)

00%-19,99% = Sangat Kurang (E)

Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan PBM

>80% = Sangt Kurang (E)

60%-79,99% = Kurang (D)

40%-59,99% = Cukup (C)

20%-39,99% = Baik (B)

00%-19,99% = Sangat Baik (A)

Presentase Aktivitas Siswa

Berdasarkan pengamatan guru terhadap tingkah laku siswa dalam

pembelajaran, diperoleh data sebagai berikut:

a) Siswa yang memperhatikan dan menyimak penjelasan guru sebanyak 62,06%

b) Siswa yang berani bertanya kepada guru 62,06%

c) Siswa yang berani maju kedepan kelas untuk bercerita sebanyak 51,72%

d) Siswa yang melakukan aktivitas lain sebanyak 17,24%

e) Siswa yang mengobrol dengan temannya sebanyak 31,03%

f) Siswa yang mengganggu temanya sebnyak 10,34%

Lampiran 9 Aktivitas Siswa Post-Test

AKTIVITAS SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN

POST-TEST

No. Aspek yang Diamati Jumlah Presentase Keterangan

1. Aktivitas siswa selama

mengikuti PBM

a. Siswa memperhatikan

penjelasan dari guru

28 96,55% Sangat Baik

b. Siswa mencatat pokok maslah

dalam media gambar

23 79,31% Baik

c. Siswa memperagakan

berbicara menggunakan media

gambar

29 100% Sangat Baik

2. Prilaku siswa yag tidak

sesuai dengan PBM

a. Melakukan pekerjaan lain 3 10,34% Sangat Baik

b. Mengobrol dengan temannya 3 10,34% Sangat Baik

c. Mengganggu teman 1 3,44% Sangat Baik

Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang sesuai PBM

>80% = Sangat Baik (A)

60%-79,99% = Baik (B)

40%-59,99% = Cukup (C)

20%-39,99% = Kurang (D)

00%-19,99% = Sangat Kurang (E)

Kategori penilaian : Aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan PBM

>80% = Sangt Kurang (E)

60%-79,99% = Kurang (D)

40%-59,99% = Cukup (C)

20%-39,99% = Baik (B)

00%-19,99% = Sangat Baik (A)

Presentase Aktivitas Siswa

Berdasarkan pengamatan guru terhadap tingkah laku siswa dalam

pembelajaran, diperoleh data sebagai berikut:

a) Siswa yang memperhatikan dan menyimak penjelasan guru sebanyak 96,55%

b) Siswa yang berkerjasama dengan kelompoknya sebanyak 79,31%

c) Siswa yang berani maju ke depan kelas untuk bercerita sebanyak 100%

d) Siswa yang melakukan aktifitas lain sebanyak 10,34%

e) Siswa yang mengobrol dengan temannya sebanyak 10,34%

f) Siswa yang mengganggu temannya sebanyak 3,44%

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( RPP )

Nama Sekolah :MI Al Husna Jurang Mangu

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Smester : V / I (satu)

Standar Kompetensi : 2 Berbicra

Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta

secara lisan dengan menanggapi suatu persoaalan,

menceritakan hasil pengamatan, atau

berwawancara

Waktu : 2 X 35 menit

BERBICARA

A. Kompetensi Dasar

2.1 Menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dan memberikan saran

pemecahannya dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa

B. Indikator

Siswa dapat menjelaskan masalah atau peristiwa yang terjadi pada cerita

rakyat

Siswa dapat mengidentifikasi sebab-sebab masalah / peristiwa itu dapat

terjadi

Siswa dapat memberikan komentar atau saran dengan bahasa yang santun

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini siswa dapat mendengarkan penjelasan

Siswa dapat menceritkan cerita rakyat

Karakter siswa yang diharapkan : Tanggung jawab dan berani

D. Materi Pokok

Teks cerita rakyat

E. Pengalaman Belajar

Kegiatan awal

Apersepsi dan Motivasi :

- Tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari

- Mengajukan pertnyaan tentang penjelasan cerita rakyat

Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru :

- Memberikan tanggapan berupa pendapat, saran atau alasan

terhadap suatu persoalan.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru :

- Memperagakan berbicara menggunakan media gambar

- Memberikan pertanyaan berdasarkan media gambar

- Mencatat pokok-pokok persoalan dalam media gambar

- Mengulas kembali materi yang telah dipelajari

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru

- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

- Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

F. Metode/Sumber Belajar

Metode : Tanya jawab, diskusi, penugasan

Sumber Belajar : Gambar, teks, Bahasa Indonesia

Membuatku Cerdas 5

G. Penilaian

Indiktor Pencapaian Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen

Contoh

Instrumen

Siswa dapat mendengarkan penjelasan

Siswa dapat menanggapi pertanyaan

Siswa dapat menanggapi cerita rakyat

Siswa dapat menceritakan kembali

cerita rakyat

Lisan

Tertulis

Lembar

penilaian

produk

Mencritakan

kembali cerita

rakyat

Tuliskan lah

hal-hal penting

dari penjelasan

soal cerita

FORMAT KRITERIA PENILAIAN

Produk

No Aspek Kriteria skor

1. Konsep Tepat

Kurang tepat

Tidak tepat

3

2

1

Performasi

No Aspek Kriteria skor

1.

2.

3.

4.

Inisiatif mengajukan

pertanyaan

Kelancaran dalam

berpendapat

Santun dalam memberi

usul/saran

Keberanian menyampaikan

ide/gagsan

Tepat

Kurang tepat

Tidak tepat

Lancar

Kurang lancar

Tidak lancar

Sopan

Kurang sopan

Tidak sopan

Berani

Kurang berani

Tidak berani

3

2

1

3

2

1

3

2

1

3

2

1

Lembar Penilaian

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Abdul Aziz

2. Adji Akbar

3. Amira Kaleela

4. Anaka Irsa

5 Azriel FR

Mengetahui Tanggerang, 8 Oktober 2013

Guru kelas V Peneliti

Purwa Hendra Setiato S.Pd Saifuddin

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( RPP )

Nama Sekolah :MI Al Husna Jurang Mangu

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Smester : V / I (satu)

Standar Kompetensi : 2 Berbicra

Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta

secara lisan dengan menanggapi suatu persoaalan,

menceritakan hasil pengamatan, atau

berwawancara

Waktu : 2 X 35 menit

BERBICARA

H. Kompetensi Dasar

2.1 Menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dan memberikan saran

pemecahannya dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa

I. Indikator

Siswa dapat menjelaskan masalah atau peristiwa yang terjadi pada cerita

rakyat

Siswa dapat mengidentifikasi sebab-sebab masalah / peristiwa itu dapat

terjadi

Siswa dapat memberikan komentar atau saran dengan bahasa yang santun

J. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini siswa dapat mendengarkan penjelasan

Siswa dapat menceritkan cerita rakyat

Karakter siswa yang diharapkan : Tanggung jawab dan berani

K. Materi Pokok

Teks cerita rakyat

L. Pengalaman Belajar

Kegiatan awal

Apersepsi dan Motivasi :

- Tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari

- Mengajukan pertnyaan tentang penjelasan cerita rakyat

Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru :

- Memberikan tanggapan berupa pendapat, saran atau alasan

terhadap suatu persoalan.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru :

- Memperagakan berbicara menggunakan media gambar

- Menjawab pertanyaan berdasarkan media gambar

- Mencatat pokok-pokok persoalan dalam media gambar

- Mengulas kembali materi yang telah dipelajari

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru

- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

- Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

M. Metode/Sumber Belajar

Metode : Tanya jawab, diskusi, penugasan

Sumber Belajar : Gambar, teks, Bahasa Indonesia

Membuatku Cerdas 5

N. Penilaian

Indiktor Pencapaian Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen

Contoh

Instrumen

Siswa dapat mendengarkan penjelasan

Siswa dapat menanggapi pertanyaan

Siswa dapat menanggapi cerita rakyat

Siswa dapat menceritakan kembali

cerita rakyat

Lisan

Tertulis

Lembar

penilaian

produk

Mencritakan

kembali cerita

rakyat

Tuliskan lah

hal-hal penting

dari penjelasan

soal cerita

FORMAT KRITERIA PENILAIAN

Produk

No Aspek Kriteria skor

1. Konsep Tepat

Kurang tepat

Tidak tepat

3

2

1

Performasi

No Aspek Kriteria skor

1.

2.

3.

4.

Inisiatif mengajukan

pertanyaan

Kelancaran dalam

berpendapat

Santun dalam memberi

usul/saran

Keberanian menyampaikan

ide/gagsan

Tepat

Kurang tepat

Tidak tepat

Lancar

Kurang lancar

Tidak lancar

Sopan

Kurang sopan

Tidak sopan

Berani

Kurang berani

Tidak berani

3

2

1

3

2

1

3

2

1

3

2

1

Lembar Penilaian

No Nama siswa Penilaian

Jumlah A* B* C* D*

1. Abdul Aziz

2. Adji Akbar

3. Amira Kaleela

4. Anaka Irsa

5 Azriel FR

Mengetahui Tanggerang, 15 Oktober 2013

Guru kelas V Peneliti

Purwa Hendra Setiato S.Pd Saifuddin

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Saifuddin, anak dari pasangan Bpk. Wardi dan Ibu. Hlm. Roisyah ini dilahirkan di

Pemalang, pada tanggal 05 November 1989. Anak pertama dari tiga bersaudara

ini menyelesaikan pendidikan strata 1 pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta (2008-2014). Pendidikan

formal yang pernah ditempuh antara lain : TK. Pertiwi Karang Sari, SD Negeri 01

Karang Sari (1995-2001), MTs Miftahul Ulum Karang Sari (2001-2004), dan MA

Al-asadiyah Banjarnegara (2004-2007). Dan saat ini sedang menempuh program

S1 Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.