UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN CREW DALAM ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN CREW DALAM ...
i
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN CREW DALAM
OPERASI RIG MOVE DI KAPAL SV. LOGINDO ENERGY
Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III
YOGA ADIATMA SUMAKMUR
AHLI NAUTIKA TINGKAT III
PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN
POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
TAHUN 2021
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : YOGA ADIATMA SUMAKMUR
Nomor Induk Taruna : 05.17.068.1.53
Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III
Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :
“UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN CREW DALAM
OPERASI KEGIATAN RIG MOVE ”
Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema dan
yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.
Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi
yang ditetapkan oleh Politeknik pelayaran Surabaya.
SURABAYA,.........................
YOGA ADIATMA SUMAKMUR
iii
PERSETUJUAN SEMINAR
KARYA ILMIAH TERAPAN
Judul : UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN CREW
DALAM OPERASI RIG MOVE DI KAPAL SV.
LOGINDO ENERGY
Nama Taruna : YOGA ADIATMA SUMAKMUR
NIT : 05.17.068.1.53/ N
Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III
Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan
Surabaya, ............................... 2021
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
ARLEINY, S.Si.T, M.M
Penata Tk. I (III/d)
NIP. 19820609 201012 2 002
ELISE DWI LESTARI, S.Sos, M.Pd
Penata Muda Tk (III/b)
NIP. 19810603 200212 2 002
Mengetahui:
Ketua Jurusan Nautika
Capt. TRI MULYATNO BUDHI H.,S.Si.T,.M.Pd
Penata (III/c)
NIP. 19751101 200912 1 002
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT tuhan semesta alam, karena
atas segala kuasa, berkat, rahmat, dan anugrah-Nya yang telah ia berikan,
sehinga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini. Adapun proposal
penelitian ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III Pelayaran Politeknik Pelayaran Surabaya
dengan mengambil judul:
“UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN CREW DALAM
OPERASI RIG MOVE DI KAPAL SV. LOGINDO ENERGY”
Penulis sadar bahwa didalam karya ilmiah terapan ini masih terdapat
banyak kekurangan, baik dalam hal penyajian materi maupun teknik
penulisannya. Hal tersebut di karenakan masih kurangnya pengalaman yang
dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada pembaca
agar memberikan kritik dan saran yang membangun agar dapat di gunakan
untuk menyempurnakan proposal KIT yang dibuat ini.
Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih
pada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesain karya ilmiah terapan
ini dan juga rasa bangga yang setinggi tingginya kepada :
1. Capt. Dian Wahdiana, M.M selaku Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya
beserta jajarannya yang telah menyediakan fasilitas dan pelayanan, sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal ini.
2. Capt. Tri Mulyatno Budhi H.,S.Si.T,. M.Pd selaku Ketua Jurusan Nautika yang
vi
AK
telah memberikan dukungan dan motivasi yang sangat besar bagi penulis dalam
menyelesaikan proposal ini.
3. Arleiny, S.Si.T, M.M. selaku Dosen Pembimbing I dan Elise Dwi Lestari,
S.Sos, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II, yang penuh ketekunan dan
kesabaran memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan proposal ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Politeknik Pelayaran Surabaya, khususnya lingkungan
program studi Nautika yang telah memberikan bekal ilmu sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal ini.
5. Kedua orang tua yang telah membimbing sehingga terselesaikan proposal
ini, serta rekan-rekan taruna yang telah memberikan dorongan dan semangat
sehingga penulisan proposal ini dapat terselesaiakan.
Terakhir penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan dan berharap semoga karya ilmiah terapan inii
bermanfaat bagi para pembaca. Semoga Allah SWT senantisa memberikan
petunjuk dan lindungan dalam melakukan penelitian yang selanjutnya di tuangkan
dalam bentuk karya ilmiah.
Surabaya, 2021
YOGA ADIATMA SUMAKMUR
ABSTR
vii
YOGA ADIATMA SUMAKMUR, Upaya peningkatan keterampilan awak
kapal dalam operasi rig move. Dibimbing oleh Ibu Arleiny dan Ibu Elise Dwi
Lestari.
Upaya peningkatan keterampilan awak kapal dalam operasi rig move harus
dimaksimalkan. Sering terjadi suatu kecelakaan dalam proses rig move
diakibatkan kurangnya keterampilan atau pemahaman abk. Pentingnya
keterampilan awak kapal untuk menunjang apabila terjadi kecelakaan dalam
proses dan rig move. Sehingga pada saat terjadi rig move seluruh awak kapal
dapat melaksanakan rig move dengan maksimal.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, kualitatif. Sumber data
yang diperoleh adalah dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi
langsung dengan awak kapal ataupun perwira kapal serta menggunkan metode
pustaka dengan membaca literature sebagai pelengkap KIT. KIT ini dapat
dilaksanakan pada saat praktek berlayar di kapal niaga selama 12 bulan.
KIT ini bertujuan untuk dikapal dan taruna taruni Politeknik Pelayaran
Surabaya sehingga awak kapal dan taruna taruni dapat mengetahui bagaimana
cara pada saat operasi rig move yang benar sesuai prosedur agar tidak terjadi
kecelakaan saat proses rig move.
Kata kunci : Meningkatkan, keterampilan, crew, rig
ABSTRACK
YOGA ADIATMA SUMAKMUR, Efforts to improve ship skills in rig move
operations. Supervised by Mrs. Arleiny and Mrs. Elise Dwi Lestari.
viii
Efforts to improve ship skills in rig move operations must be maximized.
There was an accident in an accident in the rig process that was caused by the
skills or understanding of the crew. The importance of ship skills to support
accidents in the process and rig movement. So that when the rig is moving, the
entire crew can carry out the rig to move optimally.
The method used is descriptive method, qualitative. Sources of data
obtained are by means of observation, interviews, and direct documentation with
crew members or ship officers and using the library method by reading literature
as a complement to KIT. This KIT can be implemented during the practice of
sailing on a commercial ship for 12 months.
This KIT is intended for ships and cadets for cadets of the Surabaya
Sailing Polytechnic so that the ship crew and cadets can see how to operate the
rig properly according to the procedure so that no accident occurs during the rig
move process.
Keywords: Improvement, skills, crew, rig
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................. ii
ix
PERSETUJUAN SEMINAR ................................................................................. iii
PENGESAHAN PROPOSAL ................................ Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACK ........................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
GAMBAR .............................................................................................................. xi
TABEL .................................................................................................................. xii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................. 4
C. BATASAN MASALAH ................................................................................... 4
D. TUJUAN PENELITIAN ................................................................................... 5
E. MANFAAT PENELITIAN............................................................................... 5
1. Manfaat teoritis ......................................................................................... 5
2. Manfaat praktis ......................................................................................... 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................... 6
A. REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA ...................................................... 6
B. LANDASAN TEORI ...................................................................................... 10
1. Definisi Upaya ........................................................................................ 10
2. Definisi Meningkatkan ........................................................................... 11
3. Definisi Keterampilan ............................................................................ 11
4. Definisi Awak Kapal .............................................................................. 13
5. Definisi Rig Move ................................................................................... 15
BAB III.................................................................................................................. 23
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 23
x
A. JENIS PENELITIAN ...................................................................................... 24
B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN ....................................................... 24
C. METODE PENDEKATAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA ....... 24
1. Metode Pendekatan ................................................................................ 24
2. Pengumpulan Data.................................................................................. 24
D. SUBJEK PENELITIAN .................................................................................. 26
E. TEKNIK ANALISIS DATA .......................................................................... 27
BAB IV ................................................................................................................. 28
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 28
A. GAMBARAN UMUM DAN PENELITIAN ................................................ 28
1. Sejarah singkat SV. LOGINDO ENERGY ............................................. 28
2. Data-teknis SV. LOGINDO ENERGY (ship's particular) ..................... 30
3. Struktur organisasi SV. LOGINDO ENERGY ....................................... 31
B. HASIL PENELITIAN .................................................................................... 33
C. PEMBAHASAN ............................................................................................ 39
BAB V ................................................................................................................... 41
PENUTUP ............................................................................................................. 41
A. KESIMPULAN .............................................................................................. 41
B. SARAN .......................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 43
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 SV. LOGINDO ENERGY ................................................................ 15
Gambar 2.2 Onshore rig ....................................................................................... 16
Gambar 2.3 Barge rig ........................................................................................... 17
Gambar 2.4 Tender barge rig ................................................................................ 18
Gambar 2.5 Jack up rig ......................................................................................... 18
Gambar 2.6 Submersible rig ................................................................................. 19
Gambar 2.7 Drill ship ........................................................................................... 20
Gambar 2.5 Jack up rig ......................................................................................... 18
Gambar 2.6 Submersible rig ................................................................................. 19
Gambar 2.7 Drill ship ........................................................................................... 20
Gambar 4.1 SV. LOGINDO ENERGY ................................................................ 28
Gambar 4.2 Passage plan ROA TO VRA ............................................................ 33
Gambar 4.3 Passage plan BEKAPAI FIELD TO SISI NUBI FIELD ................. 33
Gambar 4.4 Safety meeting ................................................................................... 38
xii
DAFTAR TABEL
Table 2.1 Review Penelitian .................................................................................... 7
Table 4.1 Hasil Wawancara ................................................................................... 46
Table 4.2 Hasil Wawancara ................................................................................... 48
Table 4.3 Hasil Wawancara ................................................................................... 49
Table 4.4 Hasil Wawancara ................................................................................... 50
Table 4.5 Hasil Wawancara ................................................................................... 51
Table 4.6 Hasil Wawancara ................................................................................... 51
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara Republik Indonesia terkenal dengan kesuburan dan kekayaan
alamnya, disamping itu juga dikenal dengan negara Kepulauan atau negara
Maritim. Salah satu kekayaan Indonesia yang menjadi devisa andalan adalah
gas alam dan minyak bumi. Sehubungan dengan kekayaan alam dan potensi
yang dimiliki khususnya cadangan minyak bumi dan gas alam, maka sudah
sepantasnya kita didukung Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai
dalam upaya untuk mengelola dan menggali potensi kekayaan alam tersebut.
Dalam pengelolaannya kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi dapat
dilakukan didarat dan juga di lepas pantai tergantung dari titik dimana sumber
minyak dan gas bumi ditemukan, tetapi menimbang terhadap bahaya yang
dapat ditimbulkan maka kegiatan eksplorasi ini lebih banyak dilakukan dilaut
lepas pantai (offshore) ataupun di perairan dalam (deepwater).
Kegiatan eksplorasi serta produksi minyak dan gas bumi di lepas
pantai (Offshore Drilling) sangat bergantung pada kemampuan operasional
Supply Vessel, baik itu jenis Platform Supply Vessel (PSV), Anchor Handling
Tug Supply (AHTS), ataupun Utility Boat (UB). Supply Vessel ini bertugas
melayani Rig, Platform ataupun Standby Boat dengan memberikan supply
makanan, air bersih, bahan bakar, peralatan atau material yang dibutuhkan
offshore platform serta sejumlah cairan dan bubuk untuk keperluan
pengeboran seperti semen, lumpur, drill water dan KCL Brine. Kapal jenis ini
2
sangat membutuhkan olah gerak yang baik, baik itu pada saat berlayar,
manouvering di Rig atau platform maupun pada saat akan sandar di
pelabuhan. Dalam kegiatan eksplorasi minyak dan gas di laut, khususnya
pengeboran lepas pantai (offshore oil drilling) sangat membutuhkan suatu alat
sebagai penghubung ataupun penunjang kegiatan tersebut, demi memperlancar
operasional tersebut. Ini dikarenakan anjungan lepas pantai (Rig) tidak dapat
memenuhi kebutuhannya sendiri, hal ini dikarenakan sebagian Rig tidak
memiliki mesin untuk bergerak, Oleh karena itu dibutuhkan sebuah alat
transportasi khusus yang berfungsi sebagai penghubung, yaitu sebuah kapal
khusus yang dirancang untuk membantu proses pengeboran lepas pantai.Kapal
PSV adalah salah satu jenis kapal yang dibuat dan dirancang khusus sebagai
sarana penunjang kegiatan eksploitasi dan eksplorasi pengeboran minyak dan
2 gas lepas pantai. Terutama dalam hal memasok atau mengangkut peralatan-
peralatan yang dibutuhkan pada saat akan melakukan kegiatan pengeboran
lepas pantai. Kapal supply (kapal logistik) juga sangat dibutuhkan untuk
membantu pekerjaan di Rig (kapal pengebor), Crane Barge ( tongkang yang
memiliki crane ), Platform ( anjungan lepas pantai ), dan memiliki peran yang
sangat penting pada saat pelaksanaan pengeboran dilokasi pengeboran lepas
pantai. Dalam tugasnya dilokasi pengeboran, kapal tersebut memiliki peranan
mengangkut peralatan serta barang-barang logistik yang dibutuhkan dalam
pengeboran lepas pantai, seismic (survey lokasi pengeboran), crane barge
(kapal penyimpanan peralatan) dan masih banyak fungsi-fungsi lainnya.
Dalam melaksanakan kegiataan dan pekerjaan-pekerjaan diharapkan adanya
jalinan kerjasama dan saling keterkaitan antara pihak perusahaan pelayaran,
3
pihak kapal maupun pihak pemakai kapal ( pencharter ), sehingga nantinya
diharapkan setiap operasional dan pekerjaan dapat berhasil dan berjalan
dengan aman dan selamat sesuai prosedur, terutama sekali pada saat
pelaksanaan pekerjaan pengiriman logistik maupun akomodasi Rig Crew serta
pekerjaan lainnya yang berkaitan dengan setiap pekerjaan yang ada di area
pengeboran minyak lepas pantai.
Kegiatan ini semakin berkembang pesat seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dengan perkembangan tersebut juga berdampak
pada pembangunan kapal – kapal jenis supply dan anchor handling atau sering
disebut AHTS (Anchor Handling Tug and Supply Vessel) yang notabene
merupakan sarana transportasi vital dalam menunjang kelancaran pengeboran
minyak lepas pantai. Hal ini juga berdampak pada banyaknya pertumbuhan
perusahaan pelayaran yang khusus bergerak mengoprasikan kapal – kapal
jenis AHTS guna melayani mobilitas arus barang dan kebutuhan lainnya demi
meningkatkan produktivitas serta kelancaran pengebeboran minyak dan gas.
Untuk memenuhi kebutuhan transportasi tersebut, perusahaan pelayaran tidak
hanya cukup menyediakan kapal – kapal dalam jumlah yang banyak saja.
Tetapi kapal – kapal juga harus merupakan armada yang tangguh dan
dilengkapi dengan tenaga pelaut yang potensial, terampil, bertanggung jawab
dan memiliki pengetahuan serta pengalaman yang cukup untuk bekerja di
kapal supply dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan. Kapal AHTS
memiliki beberapa pekerjaan khusus seperti rig move, ranning cargo dan
anchor handling yang tidak dilakukan oleh kapal pada umumnya. Pekerjaan
ini memiliki resiko yang sangat tinggi karena itu keterampilan dan
4
pengalaman seorang crew sangat dibutuhkan untuk untuk bekerja dikapal ini.
Untuk mengurangi kecelakaan di kapal AHTS maka dalam setiap kegiatan
atau pekerjaan dibutuhkan standard operational procedure (SOP) yang harus
dipahami dan dijalankan oleh setiap awak kapal. Setiap pekerjaan dikapal
AHTS selalu diawali dengan safety meeting dan tool box meeting terlebih
dahulu. Kegiatan seperti ini akan diambil alih dan dipimpin langsung oleh
Nakoda serta didampingi oleh perwira lainnya. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kedisiplinan kerja dan kewaspadaan terhadap kecelakan kerja
serta untuk membangun kekompakan crew di atas kapal. Berdasarkan uraian –
uraian diatas dan mengingat pentingnya prosedur standar operasi salama
setiap pekerjaan maka penulis tertarik untuk mengangkat judul
“Upaya Meningkatan Keterampilan crew dalam proses Rig move di kapal
SV. LOGINDO ENERGY“
B. RUMUSAN MASALAH
Ditinjau dari uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan
permasalahan yaitu:
Bagaimana upaya meningkatkan keterampilan crew untuk
meminimalisir kecelakaan saat proses kegiatan rig move.
C. BATASAN MASALAH
mengingat luasnya permasalahan yang berhubungan dengan judul,
maka penulis membatasi KIT hanya dengan membahas tentang peningkatan
keterampilan crew pada saat proses rig move.
5
D. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan keterampilan pada
crew kapal sesuai prosedur yang ada.
E. MANFAAT PENELITIAN
Dengan adanya KIT ini, manfaat yang ingin dicapai penulis dalam
penelitian ini antara lain:
1. Manfaat teoritis
Untuk dapat menerapkan teori yang diperoleh serta menambah
pengetahuan bagi penulis tentang bagaimana meningkatkan keterampilan
crew kapal untuk proses kegiatan rig move.
2. Manfaat praktis
Secara praktis, KIT diharapkan dapat memberikan konstribusi
kepada pihak-pihak tertentu, antara lain:
a. Membagi pengetahuan dan wawasan khususnya bagi para taruna
taruni di Politeknik Pelayaran Surabaya sebagai calon perwira.
b. Agar dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi peneliti berikutnya,
untuk dapat menyajikan hasil KIT yang lebih baik dan diharapkan
dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana meningkatkan
keterampilan crew kapal dalam rig move, secara praktek akan
berfungsi untuk menghindari terjadinya kecelakaan saat proses rig
move.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA
Literature review merupakan sebuah sintesis dari berbagai macam
hasil penelitian terdahulu sehingga dalam sebuah literature review harus ada
banyak kajian dari riset sebelumnya (Mubah 2015). Pengertian dari literatur
review diperkuat oleh artikel yang ditulis oleh Laura Roselle dan Sharon
Spray dengan judul Scholarly Literature and The Literature Review. Roselle
dan Spray mendefinisikan literature review sebagai sebuah proses membaca
dan mengulas publikasi dari beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti atau sarjana terdahulu. Sedangkan istilah menulis literature review
diartikan sebagai proses penulisan rangkuman dari beberapa hasil riset para
peneliti terdahulu (Roselle & Spray 2008, 18).
Penggunaan dari literature review pada dasarnya penting untuk
dilakukan dalam mengawali sebuah penelitian, mengingat sangat
memungkinkan bidang yang akan kita kaji memiliki kedekatan atau kesamaan
dengan bidang lain yang tengah diteliti sebelumnya. Dalam sebuah penelitian
seringkali ditemukan kerancuan makna antara literature review dengan
kerangka teoritis. Jika dilihat dari pengertian literature review tersebut, maka
dapat dikatakan literature review berbeda dengan kerangka teoritis. Berpijak
pada penjelasan yang diberikan oleh Manheim dan Rich bahwa kerangka
teoritis merupakan proses pengelompokan antara teori dan fakta yang ada
untuk mencari relasi diantara keduanya (Manheim & Rich, 1995 : 21).
7
Berdasarkan literature review yang sudah dibaca dan dikaji oleh
penulis bahwa penelitian yang dibuat oleh penulis memiliki kesamaan dalam
segi pengertian upaya peningkatan keterampilan crew kapal dalam proses rig
move, namun berbeda dalam segi keseluruhan dari judul, masalah, isi dan
penyajiannya.
Table 2.1 Review Penelitian
No. Nama Judul Kesimpulan
01. ZEN
2015
OPTIMALISASI
PELAKSANAAN
ANCHOR
HANDLING FOUR
POINT MOORING
PADA KAPAL SV.
MEO GALAXY
Dari semua pembahasan
diatas penulis
menyimpulkan bahwa
hambatan - hambatan
terjadi pada saat
pelaksanaan pembuangan
jangkar
(Anchor Handling Four
Point Mooring) pada
kapal MSV MEO
GALAXY sangat
dipengaruhi oleh
Rendahnyatingkat
kompetensi anak buah
kapal serta kurangnya
atau tidaadanya pelatihan
8
sebelum naik kapal
adalah penyebab utama
timbulnya permasalahan
pada saat pelaksanaan
pembuangan jangkar
(Anchor Handling Four
Point Mooring)
pada kapal MSV MEO
GALAXY.
02. MUZAYIN UPAYA Berdasarkan
AHMAD MENINGKATKAN permasalahan yang telah
2015 KETERAMPILAN di uraikan, penulis
CREW DALAM menyimpulkan bahwa
PELAKSANAAN tidak berjalanya PMS
ANCHOR karena kurangnya
HANDLING DAN kesadaran crew dan
RIG MOVE KAPAL tidak maksimal
AHTS RAWABI 13 dukungan dari
perusahaan, perusahaan
atau agen kurang efektif
dalam penerimaan crew
khusus untuk
pengalaman operasi
9
anchor handling
03. ARIF WAHYU
DIANTO
2019
PELAKSANAAN
ANCHOR
Berdasarkan uraian di
atas penulis menarik
HANDLING DAN kesimpulan bahwa Proses
RIG MOVE DI dalam anchor handling
KAPAL AHTS dibagi menjadi dua tahap
TRANSKO yaitu tahap persiapan dan
ANDALAS tahap pelaksanaan. Tahap
persiapan akan diawali
dengan safety meeting
dan tollbox meeting serta
pembagian tugas dan
tanggung jawab masing –
masing crew. Tahap
pelaksanaan yaitu dimana
proses anchor handling
sedang berlangsung yang
dipimpin oleh Nahkoda
dan bosun sebagai
pelaksana di deck.
Hambatan – hambatan
lebih banyak disebabkan
karena kurangnya
10
perawatan terhadap
peralatan anchor handling
yang berdampak pada
kurangnya kinerja dari
alat - alat tersebut.
B. LANDASAN TEORI
1. Pengertian
a. Definisi Upaya
Upaya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi III tahun
2003 yang dimaksud dengan “upaya” adalah usaha untuk mencapai
suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar.
Sedangkan menurut Poerwadarmita (1991:574), “upaya adalah usaha
untuk menyampaikan maksud, akal dan ikhtisar. Upaya merupakan
segala sesuatu yang bersifat mengusahakan terhadap sesuatu hal
supaya dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan
maksud, tujuan dan fungsi serta manfaat suatu hal tersebut
dilaksanakan”. Upaya sangat berkaitan erat dengan penggunaan sarana
dan prasarana dalam menunjang kegiatan tersebut, agar berhasil maka
digunakanlah suatu cara, metode dan alat penunjang yang lain. Dari
beberapa pengertian di atas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa
pengertian dari upaya adalah suatu kegiatan atau usaha dengan
menggunakan segala kekuatan yang ada dalam mengatasi masalah.
11
b. Definisi Meningkatkan
Pengertian kata "meningkatkan" dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah kata kerja dengan arti kata antara lain : Menaikkan
(derajat, taraf, dsb), mempertinggi, memperhebat (produksi, dsb),
Mengangkat diri, memegahkan diri. Sedang menurut seorang ahli
bernama Adi S (2000 : 117) dalam bukunya yang berjudul
“Peningkatan mutu pendidikan”.
peningkatan berasal dari kata tingkat. Yang berarti lapis atau
lapisan dari sesuatu yang kemudian membentuk susunan. Tingkat juga
dapat berarti pangkat, taraf, dan kelas. Sedangkan peningkatan berarti
kemajuan. Secara umum, peningkatan merupakan upaya untuk
menambah derajat, tingkat, dan kualitas maupun kuantitas.
Peningkatan juga dapat berarti penambahan keterampilan dan
kemampuan agar menjadi lebih baik. Selain itu, peningkatan juga
berarti pencapaian dalam proses, ukuran, sifat, hubungan dan sebagian
yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah meningkatkan
keterampilan crew dari tidak tahu menjadi paham dan tanggap dalam
melaksanakan rig move guna menunjang kecelakaan saat proses rig
move.
c. Definisi Keterampilan
Keterampilan dapat menunjukkan pada aksi khusus yang
ditampilkan atau pada sifat dimana keterampilan itu dilaksanakan.
Banyak kegiatan dianggap sebagai suatu keterampilan, terdiri dari
beberapa keterampilan dan derajat penguasaan yang dicapai oleh
12
seseorang menggambarkan tingkat keterampilannya. Hal ini terjadi
karena kebiasaan yang sudah diterima umum untuk menyatakan
bahwa satu atau beberapa pola gerak atau perilaku yang diperluas bisa
disebut keterampilan, misalnya menulis, memainkan gitar atau piano,
menyetel mesin, berjalan, berlari, melompat dan sebagainya. Jika ini
yang digunakan, maka kata “keterampilan” yang dimaksud adalah
kata benda (Fauzi, 2010: 7).
Istilah terampil biasanya digunakan untuk menggambarkan
tingkat kemampuan seseorang yang bervariasi. Keterampilan (skill)
merupakan kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara
mudah dan cermat (Sri Widiastuti, 2010: 49). Sedangkan menurut
Hari Amirullah (2003: 17) istilah terampil juga diartikan sebagai suatu
perbuatan atau tugas, dan sebagai indikator dari suatu tingkat
kemahiran.
Menurut Singer dikutip oleh Amung (2000: 61), keterampilan
adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai suatu
tujuan dengan efektif. Menurut Hottinger (Hari Amirullah, 2003: 18),
keterampilan gerak berdasarkan faktor-faktor genetik dan lingkungan
dapat dibagi dua yaitu:
1) keterampilan phylogenetic, adalah keterampilan yang dibawa sejak
lahir, yang dapat berkembang seiring dengan bertambahnya usia
anak tersebut.
2) keterampilan ontogenetic, merupakan keterampilan yang dihasilkan
dari latihan dan pengalaman sebagai hasil dari pengaruh lingkungan.
13
Dengan demikian dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
untuk mencapai suatu tingkat keterampilan yang baik, perlu
memperhatikan hal sebagai berikut:
a) faktor individu/pribadi yaitu kemauan serta keseriusan dari
individu itu sendiri berupa motivasi yang besar untuk
menguasai keterampilan yang diajarkan.
b) faktor proses belajar mengajar menunjuk kepada bagaimana
kondisi belajar dapat disesuaikan dengan potensi individu, dan
lingkungan sangat berperan dalm penguasaan keterampilan.
c) faktor situasional menunjuk pada metode dan teknik dari
latihan atau praktek yang dilakukan
d. Definisi Awak Kapal
Menurut UU Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran pasal 1
ayat 11 awak kapal adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan
diatas kapal oleh pemilik atau operator kapal untuk melakukan tugas
di atas kapal sesuai dengan jabatannya yang tercantum dalam buku
sijil.Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. 70 Tahun 1998
tentang Pengawakan Kapal, (BAB I Pasal 1)awak kapal adalah orang
yang bekerja atau dipekerjakan diatas kapal oleh pemilik atau operator
kapal untuk melakukan tugas diatas kapal sesuai dengan jabatan yang
tercantum dalam buku sijil. Awak kapal ialah mereka yang tercantum
dalam daftar bahari/sijil awak kapal (monsterol), dan mereka itu
diangkat oleh pengusaha kapal untuk bekerja diatas kapal guna
melakukan dinas awak kapal. (Djohari Santosa, 2004:57 dalam buku
14
“Pokok-Pokok Hukum Perkapalan”). Untuk menjamin keselamatan
pelayaran sebagai penunjang kelancaran lalu lintas kapal dilaut,
diperlukan adanya awak kapal yang memiliki keahlian dan
keterampilan yang memadai. Dengan demikian setiap kapal yang akan
berlayar harus diawaki oleh awak kapal yang terampil sesuai dengan
jabatan dan tugas dengan mempertimbangkan besaran kapal, tata
susunan kapal, dan daerah pelayaran. Nama-nama anak buah kapal
yang dalam hal ini adalah para perwira-perwira kapal dan awak kapal
harus disebutkan didalam daftar bahari (Monsterrol). Monsterrol
adalah suatu daftar dimana semua nama anak buah kapal itu dicatat
didalamnya. Dibuat rangkap dua oleh Inspektur Keselamatan
Pelayaran, yang sifatnya adalah suatu pendaftaran belaka.(Wiwoho
Soedjono, dalam Buku “Hukum Perkapalan dan Pengangkutan Laut”,
2001). Persyaratan bekerja di atas kapal menurut peraturan pemerintah
no. 7 tahun 2000 (BAB V 17) yaitu :
1) Memiliki Sertifikat Keahlian Pelaut dan atau Sertifikat
Keterampilan Pelaut.
2) Berumur sekurang-kurangnya 18 tahun.
3) Sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan
kesehatan yang khusus dilakukan untuk itu.
4) Disijil.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2000 tentang
Kepelautan, ada sertifikat kepelautan yang wajib dipunyai oleh
seorang pelaut antara lain:
15
1) Sertifikat Keahlian Pelaut
2) Sertifikat Keterampilan Pelaut
3) Sertifikat Keterampilan Dasar Keselamatan (Basic Safety
Training)
4) Sertifikat Keselamatan Kapal Tanki (Tanker safer)
5) Sertifikat Keselamatan Kapal Penumpang Rorof.
6) Sertifikat Keterampilan Penggunaan Pesawat Luput Maut dan
Sekoci Penyelamat (Survival Craft And Rescue Boat)
7) Sertifikat Keterampilan Sekoci Penyelamat Cepat (Fast Rescue
Boat)
e. Definisi Rig move
Rig move adalah suatu pekerjaan pemindahan rig dari platform
atau pelabuhan menuju dimana sumber gas dan minyak bumi yang
akan di bor berada. Kegiatan seperti ini biasanya menggunakan 3
kapal AHTS dalam membatu pergerakan rig agar tidak jauh dari
posisi dan juga agar rig tidak hanyut oleh arus.
Gambar 2.1 SV.LOGINDO ENERGY
Sumber : Pribadi
16
Biasanya satu kapal didepan sebagai main towing dan 2 lainnya
di masing – masing sisi sebagai Assist. Rig pengeboran bisa berada
didarat (onshore) maupun dilepas pantai (offshore) tergantung dari
kebutuhan pemakainya.
Rig pengeboran dapat digunakan tidak hanya untuk
mengidentifikasi sifat geologis maupun kandungan dari reservoir
tetapi juga untuk membuat lubang yang memungkinkan pengambilan
minyak dan gas bumi dari reservoir tersebut. Jenis – jenis rig ini
dibagi berdasarkan lokasi atau kedalaman dimana rig akan digunakan,
pembagiannya yaitu sebagai berikut:
1) Rig Darat (Onshore Rig)
Rig ini pada umumnya dioperasikan didarat dan biasanya
telah didesain portable untuk memudahkan dalam pemasangan dan
pembongkaran dan untuk wilayah yang sulit dijangkau yang tidak
dapat dijangkau jalur darat bisanya menggunakan heliportable.
Gambar 2.2 Onshore rig
Sumber : arabdrill.com
17
2) Swamp Barge Rig
Rig ini merupakan jenis rig yang dioperasikan untuk kedalam
antara 7 – 15 ft (laut dangkal) dan pada umumnya dipakai untuk
daerah rawa ataupun sungai. Pengoprasian jenis rig ini yakni
dengan mengisi “ballast tank” menggunakan air agar tenggelam
dan duduk diatas laut.
Gambar 2.3 Barge rig
Sumber : energyedgepetrolium.com
3) Tender Barge Rig
Jenis rig ini sama dengan jenis Swamp Barge Rig
perbedaannya adalah posisi penggunaannya yang yang biasanya di
daerah pesisir dengan kedalaman 10 hingga 30 meter. Karena
ukurannya yang relative kecil maka untuk mobilisasi rig ini
biasanya ditowing dua kapal tunda.
18
Gambar 2.4 Tender barge rig
Sumber : offshore-energy.biz
4) Jack Up Rig
Gambar 2.5 Jack up rig
Sumber : bearing-news.com
Rig jenis ini banyak digunakan pada pengeboran lepas pantai
dengan kedalaman 30 hingga 200 meter. Rig ini memiliki badan
yang berdiri diatas permukaan air yang ditopang oleh kaki – kaki
19
baja (biasanya terdiri dari 3 kaki) Kaki dari rig ini dapat
dinaikkan atau diturunkan, sehingga ketika akan digunakan semua
kaki akan diturunkan hingga kedasar laut kemudian badan dari rig
akan dinaikkan sesuai keinginan. Untuk mobilisasi dari rig ini
biasanya akan menggunakan 2 atau 3 kapal AHTS.
5) Submersible Rig
Submersible rig merupakan jenis rig yang mangapung
menggunakan hull atau semcama kaki. Untuk menjaga kesetabilan
posisi.
Gambar 2.6 Submersible rig
Sumber : rigzone.com
rig ini menggunakan Thruster (semacam baling – baling)
yang berada disekelilingnya serta ballast control system yang
dikendalikan dengan sistem komputer selain itu juga ditopang oleh
8 atau 12 jangkar sehingga posisinya sangat stabil. Karena itu jenis
20
rig ini cocok digunakan pada lokasi yang berombak besar dan
memiliki cuaca buruk ataupun pada perairan dengan kedalaman 90
hingga 750 meter.
6) Drill Ship
Drill Ship merupakan jenis rig mobile yang diletakkan diatas
kapal laut, sehingga sangat cocok pengeboran dilaut dalam (dengan
kedalaman lebih dari 2800 meter). Pada kapal ini didirikan menara
dan bagian bawahnya terbuka kelaut (moon pool) dan
dikendalikandengan sistem dinamic position yang memungkinkan
kapal mempertahankan posisinya.
Gambar 2.7 Drill ship
Sumber : 2b1stconsulting.com
Selain itu, daya muatnya juga lebih besar dari jenis rig
lainnya sehinnga memungkinkan untuk dipakai pada daerah yang
terpencil dan jauh dari daratan.
21
2. Persiapan di Deck Sebelum Pelaksanaan Rig Move Sebelum
melakukan pekerjaan rig move ada beberpa persiapan yang harus
dilakukan yaitu sebagai berikut :
a) Melakukan tool box meeting dan job safety analysis kepada seluruh
crew yang akan terlibat dimana didalamnya dibahas tugas dan
tanggung jawab masing – masing serta memastikan seluruh crew
dalam kondisi yang prima.
b) Melakukan pemerikasaan dan memastikan semua alat – alat hidrolik
dalam keadaan siap pakai misalnya: towing winch dapat menarik dan
mengulur wire, towing pin dapat terbuka dan tertutup dengan lancar
serta tungger winch dapat menarik dan mengulur dengan baik.
c) Persiapan peralatan di deck seperti shackle dengan beberapa ukuran
yaitu (17T, 25T, 35T dll), tugger wire dan work wire di area dan
standby di deck serta peralatan bantu seperti linggis, palu, pin split
dan kunci – kunci juga harus disiapkan.
d) Memastikan semua alat – alat komunikasi terhubung dengan baik dan
lancar baik antara bridge dengan deck maupun bridge dengan
rig/barge untuk menghindari adanya kesalahan komunikasi yang
dapat terjadi.
22
1 Studi analisis
penyebab terjadinya
kecelakaan pada saat
rig move
Kecelakaan crew saat proses kegiatan
rig move
Lingkungan sekitar kapal
kurang mendukung dalam
operasi kegiatan rig move
Untuk mengetahui
faktor-faktor apa
penyebab terjadinya
kecelakaan crew dalam
proses kegiatan rig
move
Identifikasi
permasalahan
Melatih crew dalam poses
kegiatan rig move sesuai
procedure yang ada
Crew kapal dapat memahami kegiatan
proses rig move untuk mengurangi
kecelakaan saat proses kegiatan rig move
D. KERANGKA PENELITIAN
Kerangka pemikiran dibuat berdasarkan pertanyaan penelitian
(research question), dan mepresentasikan suatu himpunan dari beberapa
konsep serta hubungan diantara konsep-konsep tersebut (Polancik, 2009).
- Observasi
- Wawancara
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Metode Penelitian merupakan hal penting dalam KIT, hal ini
dikarenakan baik buruknya suatu KIT tergantung dari metode yang digunakan.
Ditinjau dari jenis datanya pendekatan yang digunakan dalam KIT ini adalah
pendekatan kualitatif. Seperti yang dikemukakan oleh Lexy J. Moleong, M.A
”KIT kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa ayang dialami oleh subjek KIT misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah” (2015:6).
Pendekatan KIT ini adalah dengan cara deskriptif, yaitu KIT yang
berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang
berdasarkan data-data yang terjadi di lapangan. Jadi dalam KIT ini penulis
menggunakan metode penelitian deskriptif, kualitatif yang bertujuan untuk
mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variable dan keadaan yang terjadi saat
KIT berjalan dan menyajikan data-data apa adanya sehingga KIT
mendapatkan hasil penelitian yang sebenarnya dan dapat mengungkapkan
permasalahan yang terjadi di atas kapal.
24
B. LOKASI PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Politeknik Pelayaran Surabaya metupakan
lembaga pendidikan yang dibuat oleh BPSDM ( Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia) melalui Dinas Perhubungan Matra Laut yang
letaknya di jalan Gunung Anyar Boulevard No. 1 Suarabaya dan peneliatian
juga dilakukan di atas kapal PT LOGINDO SAMUDRAMAKMUR yaitu SV.
LOGINDO ENERGY ketika penulis melaksanakan Praktek Layar (PRALA)
selama 12 bulan.
2. Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian ini dari semester V dan dilanjut semester
VI di Politeknik Pelayaran Surabaya dan karya ilmiah ini penulis akan
melaksankan Praktek Layar (PRALA) di atas selama 12 bulan.
C. METODE PENDEKATAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Metode Pendekatan
Keterampilan crew merupakan salah satu sarana yang penting
dalam proses operasi rig move. Sering terjadi kecelakaan dalam proses
operasi rig move hanya karena kurangnya keterampilan crew. Pada
penelitian ini penulis akan membahas tentang keterampilan crew yang
benar, sehingga pada penelitian ini penulis menggunakan metode
penelitian deskriptif, kualitatif.
2. Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2009:224) teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan
25
utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Sugiyono (2009:225) juga
menjelaskan bahwa “dalam penelitian kualitatif pengumpulan data
dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer,
dan teknik pengumpulan data lebih 23 banyak pada observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Untuk mendapatkan hasil pembahasan dari suatu
permasalahan diperlukan data dan fakta yang objektif. Agar data dan
informasi yang dibutuhkan dapat terkumpul, maka penulis melakukan
pengumpulan data dan informasi dengan menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
a. Observasi (pengamatan)
Menurut Sugiyono (2015:227) dalam observasi ini, peneliti
terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau
yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan
pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber.
Pada tahap awal observasi dilakukan secara umum, peneliti
mengumpulkan data atau informasi sebanyak mungkin. Tahap
selanjutnya peneliti harus melakukan observasi yang terfokus, yaitu
mulai menyempitkan data atau informasi yang diperlukan sehingga
peneliti dapat menemukan pola perilaku dan hubungan yang terus
terjadi. Jika hal itu sudah diketemukan, maka peneliti dapat
menemukan tema yang akan diteliti.
b. Interview (wawancara)
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang
26
diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan.
Menurut Nazir (2007:193), wawancara adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara). Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada
laporan diri sendiri atau setidaknya pada pengetahuan atau keyakinan
sendiri.
c. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006:158) adalah metode dokumentasi
peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,
dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan
sebagainya. Menurut Riyanto (2012:103) metode dokumentasi berarti
cara mengumpulkan data dengan mencatat data-data yang sudah ada.
Berdasarkan penjelasan ahli maka dapat disimpulkan bahwa metode
dokumentasi merupakan cara mengumpulkan data yang dilakukan
dengan menyelidiki benda-benda tertulis dan mencatat hasil
temuannya. Namun dalam penyusunannya tetap diperlukan
penggabungan antara teori yang didapat dari buku manual maupun
yang didapat di perpustakaan dengan pengalaman yang dimiliki selama
menjalankan proyek laut.
D. SUBJEK PENELITIAN
Populasi terdiri atas sekumpulan obyek yang pusat perhatian, yang
daripadanya terkandung informasi yang ingin diketahui (Gulo, 2002 : 76).
27
Sampel adalah himpunan bagian (subset) dari suatu populasi, sampel
memberikan gambaran yang benar tentang populasi. Pengambilan sampel dari
suatu populasi disebut penarikan sampel (sampling). Populasi yang ditarik
sampelnya pada waktu merencanakan suatu penelitian disebut target
population, sedangkan populasi yang diteliti pada waktu melakukan penelitian
disebut sampling population (Gulo, 2002 : 78).
E. TEKNIK ANALISIS DATA
Analisis data adalah proses menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
difahami oleh diri sendiri maupun orang lain Sugiyono (2014:244). Teknik
analisis data yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah teknik
penulisan deskriptif, kualitatif yang menggambarkan secara keseluruhan
permasalahan yang terjadi di lapangan pada saat proses kegiatan rig move dan
kemudian melakukan studi kasus tentang permasalahan di atas untuk
menemukan pemecahannya sebagai solusi yang dapat diambil untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi.
28
DAFTAR PUSTAKA
Adi S. (2000:117), Peningkatan Mutu Pendidikan. PT. Primacon Jaya.
Jakarta.
Akhmad Fauzi, Ekonomi Perikanan, Teori, Kebijakan, dan Pengelolaan, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2010.
Amung Ma’mun, Yudha. M. Saputra. (2000). Perkembangan gerak dan Belajar
Gerak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Amirullah. 2003 Alat Evalluasi Keterampilan : Jurnal Nasional Pendidika
Jasmani dan Ilmu keolahragaan. Jakarta: Depdiknas.
Anon, 1995, “Content Analysis” dalam Jarol B. Manheim & Richard C. Rich.
Empire Political Analysis Research Methods in Political Science London :
Longman Publisher.
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Achmad Ali dan Djohari Santoso, Beberapa Asas – Asas Hukum Pembuktian dan
Asas – Asas Hukum Perjanjian Di Dalam Hukum Perdata Di Indonesia,
Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2004.
Bambang, Riyanto. 2012. Dasar-dasar Pembelanjaan, Edisi 4, Yogyakarta: BPFE.
Gregor Polancik. (2009). Empirical Research Method Poster. Jakarta. Moleong,
Lexy J.2015.Metode Penelitian Kualitatif.Bandung:Remaja
Rosdakarya
Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo.
khmad Fauzi, Ekonomi Perikanan, Teori, Kebijakan, dan Pengelolaan, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2010.
Laura, Roselle & Sharon, Spray. 2008. Reasearch and writing in International
Relations. USA:Pearson Education Inc.
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung
Alfabeta.
29
Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
Alfabeta. Sachari, Ag
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Safril Mubah, Ahmad. 2015. Isu-isu Globalisasi Kontemporer. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 1992 Tentang Pelayaran.
Wiwoho Soedjono, 1982, Hukum Perkapalan dan Pengangkutan Laut, Jakarta:
Bina Aksara.
W.J.S, Poerwadarminta (1991), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta.