PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ...
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA MURID KELAS IV C
SDIT AS SUNNAH MAKASSAR
Oleh
NURMIFTAHUL JANNAH
10540 11338 18
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR
SKRIPSI
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA MURID KELAS IV C
SDIT AS SUNNAH MAKASSAR
Oleh
NURMIFTAHUL JANNAH
10540 1133 818
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan GuruSekolah Dasar Strata Satu Universitas Muhammadiyah
Makassar
PROGRAM S1-PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
i
MOTO
“ Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila
engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk
urusan yang lain) danhanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.”
(Terjemahan QS. AL-INSYIRAH:6-8
ii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
❖ Abiku Rahimahullah (H.M.Sunusi) dan Ummiku (Hj. St. Normah) yang kucintai
karena Allah, yangtelah mencurahkan kasih sayang dan perhatiannya padaku, yang
telah membimbing dan selalu memberikan motivasi serta do’anya. Semoga Allah Ta’ala
senantiasa menjaga kalian.
❖ Suamiku tercinta karena Allah, Ilham, S.Kep, NS yang telah banyak memberikan bantuan
dan motivasi selama penulis menyusun skripsi ini, Jazaakumullahu khayran.
❖ Anak-anakku yang tercinta, Akrom, Afifah, Affan, Adhwaa’ karena kalian ummi bisa
sampai ditahapini, Barokallahu fiikum Ya Bunay…
❖ Sahabatku karena Allah Sahriyah dan Nurhikmah, Jazaakumullahu khayran atas
dukungan kalian semua.
❖ Seluruh Staf dan Pengajar Sekolah As Sunnah Maassar, Jazaakumullahu Khoyro atas
dukungan kalian.
❖ Seluruh santri As Sunnah, afwan telah melalaikan kalian selama penulis
menyelesaikan penyusunanskripsi ini.
❖ Rekan-rekanku di kelas PKG Angkatan I PGSD Tahun 2018.
❖ Seluruh pembaca yang budiman.
iii
ABSTRAK
Nurmiftahul jannah. 2021. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi
dengan Menggunakan Metode Mind Mapping pada Murid Kelas IVC SDIT As
Sunnah Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing
I Tarman, dan Pembimbing II Andi Paida.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana menerapkan metode mind
mapping untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada murid
kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan menulis karangan narasi murid dengan metode mind mapping pada
murid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Class Action Reaserch)
yang terdiri daridua siklus dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Prosedur
penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi.
Subjek dalam penelitian ini adalah murid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar
sebanyak 24 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I yang tuntas secara
individual dari 24 murid hanya 14 murid atau 50,33 % yang memenuhi kriteria
ketuntasa minimal (KKM) atau berada pada kategori rendah. Secara klasikal belum
terpenuhi karena nilai rata-rata diperoleh sebesar 79. Sedangkan pada siklus II dari
24 murid terdapat 22 orang atau 91,67% telah memenuhiKKM dan secara klasikal
sudah terpenuhi yaitu nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 90 atau berada dalam
kategori tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan menuliskarangan narasi murid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar
melalui penerapan metode mind mapping mengalami peningkatan.
Kata Kunci: keterampilan menulis narasi, mind mapping
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PEGESAHAN .................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iv
SURAT PERYATAAN ........................................................................................... v
SURAT PERJANJIAN ........................................................................................... vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka ............................................................................................... 7
1. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ................................................ 7
2. Pengertian Keterampilan ......................................................................... 8
3. Hakikat Menulis ...................................................................................... 9
4. Hakikat Menulis Karangan Narasi .......................................................... 15
5. Metode Mind Mapping .......................................................................... 22
6. Implementasi Metode Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis
karangan Narasi........................................................................................ 34
B. Kerangka Pikir ............................................................................................. 38
v
DAFTAR ISI
C. Hipotesis ...................................................................................................... 41
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 42
B. Lokasi dan Subjek Penelitian. ..................................................................... 42
C. Prosedur Penelitian. ..................................................................................... 42
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 47
E. Teknik Analisis Data ................................................................................... 53
F. Indikator Keberhasilan. ............................................................................... 56
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian. ........................................................................................... 57
B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................... 83
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................................. 92
B. Saran ............................................................................................................. 93
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 94
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peranan seorang guru dalam proses belajar mengajar harus mampu
mengembangkan perubahan tingkah laku pada murid. Perubahan tingkah laku
tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. Oleh karena itu, dalam mengajar
pada bidang studi apapun, guru harus mampumengembangkan pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap anak didik sebab ketiga aspek tersebut merupakan
pembentuk kepribadian individu.
Masalah bahasa dalam dunia pendidikan memiliki peranan yang sangat
penting. Pendidikan Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah
satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Pengajaran Bahasa Indonesia
haruslah berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkaian keterampilan,
keterampilan tersebut erat hubungannya dengan proses-proses yang mendasari
pikiran. Ada empat aspek keterampilan berbahasa yang mencakup dalam
pengajaran bahasa, yaitu keterampilan menyimak (listening skills),
keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills),
dan keterampilan menulis(writing skills). Keempat keterampilan tersebut saling
berhubungan antara satu sama lain.
Salah satu bidang aktivitas dan materi pengajaran Bahasa Indonesia di
Sekolah Dasar yang memiliki peranan yang penting ialah pengajaran menulis.
1
2
Menulis merupakan salah satudari empat ketrampilan berbahasa yang
harus dikuasai dengan baik oleh murid. Menurut Fachruddin Ambo Enre (dalam
Aziz, 2009:6) bahwa menulis merupakan kemampuan mengungkapkan pikiran
dan juga perasaan dalam tulisan yang efektif. Keterampilan menulis adalah
sarana yang penting untuk dikuasai murid agar dapat mengungkapkan gagasan
pendapat, pengalaman dan perasaan dengan baik. Depdiknas (2006) menyatakan
bahwa muriddiharapkan dapat menulis secara sfektif dan efisien berbagai jenis
karangan dalam berbagai konteks.
Salah satu kompetensi dasar yang harus diajarkan guru di kelas IV
Sekolah Dasar yaitu menulis karangan narasi. Karangan narasi adalah karangan
yang mengisahkan suatu peristiwaatau kejadian yang disusun secara kronologis
dengan tujuan memperluas pengalaman seseorang. Menurut Keraf (2001:136)
menyatakan bahwa “narasi merupakan bentuk tulisan yang berusaha
menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak tanduk perbuatan manusia
dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau berlangsung dalam waktu
tertentu”.
Salah satu metode pembelajaran yang telah terbukti mampu
mengoptimalkan hasil belajar adalah metode peta konsep atau disebut peta
pikiran (Mind Mapping). Menurut Tony Buzan(2011:4) “peta pikiran (Mind
Mapping) adalah cara termudah untuk menempatkan informasike dalam otak
dan mengambilnya kembali keluar otak, peta pikiran (Mind Mapping) salah
satu cara mencatat yang kreatif, efektif, dan sacara harfiah akan memetakan
3
pikiran-pikiran”.Sistem Mind Mapping mempunyai banyak keunggulan yang di
antaranya: proses pembuatan Mind Mapping menyenangkan, karena tidak
semata-mata hanya mengandalkan otak kiri saja dan sifatnya unik sehingga
mudah diingat serta menarik perhatian mata dan otak.Oleh karena itu, metode
peta pikiran (Mind Mapping) ini akan sangat memudahkan muriddalam proses
pembelajaran terutama digunakan dalam menulis narasi. Metode peta pikiran
(mind mapping) akan menambah pengetahuan murid untuk mencari urutan
kronologis suatuperistiwa, kejadian dan masalah yang diharapkan. Murid akan
lebih mudah jika dalampembelajaran menulis narasi mengangkat tema dari
kehidupan siswa sehari-hari atau pengalaman-pengalamannya. Melalui
bimbingan guru, pengalaman-pengalaman tersebut dituangkan ke dalam
kerangka berpikir melalui peta pikiran (Mind Mapping). Peta pikiran (Mind
Mapping) tersebut penuh kreativitas murid dengan gambar dan kata-katanya
sangat variatif. Hal ini dapat memicu murid untuk menulis karangan narasi yang
lebih besar atau menarik murid untuk menulis narasi. Berdasarkan hal tersebut,
maka kemampuan menulis narasi murid akan meningkat.
Metode peta pikiran (Mind Mapping) tentu akan sangat membantu
murid dalam memanfaatkan potensi kedua belah otaknya. Adanya interaksi
yang luar biasa antara kedua belahan otak dapat memicu kreativitas yang
memberikan kemudahan dalam proses menulis. Terbiasanya murid
menggunakan dan mengembangkan potensi kedua otaknya, akan dicapai
peningkatan beberapa aspek, yaitu konsentrasi, kreativitas, dan pemahaman
4
sehingga murid dapat mengembangkan tulisannya melalui peta pikiran (Mind
Mapping).
Berdasarkan hal tersebut, peneliti memandang bahwa metode peta
pikiran (Mind Mapping) merupakan metode pembelajaran yang menarik untuk
dikaji lebih jauh, peneliti mencoba mencari tahu pengaruh penggunaan metode
peta pikiran (Mind Mapping) terhadap kemampuan murid dalam menulis
karangan narasi. Terlebih metode peta pikiran (Mind Mapping) belum pernah
diaplikasikan oleh guru kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar pada
pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada pembelajaran menulis karangan
narasi. Olehkarena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas
dengaan judul: “PeningkatanKeterampilan Menulis Karangan Narasi dengan
Menggunakan Metode Mind Mapping Pada Murid Kelas IV.C SDIT As Sunnah
Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan
masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “ Bagaimanakah penerapan
metode Mind Mapping dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan
narasi pada murid kelas IV.C SDIT As SunnahMakassar?”
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, tujuan yang hendak dicapai yaitu: Untuk
meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada murid kelas IV.C
SDIT As Sunnah Makassar melalui metode Mind Mapping.
5
D. Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini, yaitu dapat menambah
pengetahuan tentang metode pembelajaran yang baru dan lebih inovatif
khususnya metode Mind Mapping yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
penelitian sejenis dalam ruang lingkup pendidikan pada khususnya dan
dalam kajian bidang yang lain pada umumnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Murid
1) Keterampilan murid dalam menulis karangan narasi dapat meningkat.
2) Meningkatnya motivasi murid dalam pembelajaran menulis karangan
narasi.
3) Meningkatnya hasil belajar bahasa Indonesia murid.
b. Bagi Guru
1) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang
bermanfaat untukmeningkatkan kreativitas dalam merancang model
pembelajaran yang inovatif.
2) Dapat memberi masukan kepada guru dalam menerapkan metode
Mind Mapping yangsesuai dengan kondisi murid.
6
3) Mengembangkan pengelolaan kelas yang lebih efektif.
4) Meningkatkan profesionalisme guru.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
kepada sekolah ataulembaga pendidikan di SD sebagai bahan kajian
dalam usaha perbaikan proses pembelajaran dalam meningkatkan hasil
belajar siswa, sehingga mutu pendidikan dapat lebih meningkat.
d. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini akan menambah pengetahuan dan
keterampilan peneliti mengenai penelitian tindakan kelas dan tentang
metode pembelajaran dan prakteknya di sekolah sebagai bekal dalam
melaksanakan tugas sebagai pendidik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan
Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Suardi Salama
pada tahun 2010 tentang metode pembelajaran Mind Mapping di SDI 41 Birue
Kecamatan Barru Kabupaten Barru dalam skripsinya yang berjudul
“Peningkatan Kemampuan Menulis dengan Menggunakan Metode Mind
Mapping Pada Murid Kelas V SDI 41 Birue Kecamatan Barru Kabupaten
Barru” mengatakan bahwa hasil tes kemampuan menulis karangan murid
setelahdilakukan pada siklus I dan siklus II dengan menggunakan metode Mind
Mapping mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya skor
rata-rata murid selamapenelitian ini dilakukan, yaitu 61,54 pada siklus I dan
85,77 pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa metode yang diterapkan
mampu meningkatkan kemampuan menulis karangan murid dan berkurangnya
murid yang memperoleh angka rendah.
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rostina pada tahun
2011 di SDI Bertingkat Labuang Baji dalam skripsinya yang berjudul
“Peningkatan Kemampuan MenulisNarasi Melalui Penggunaan Metode Mind
7
8
Mapping Pada Murid Kelas V SDI Bertingkat Labuang Baji” menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia padamateri karangan
narasi dengan menggunakan metode Mind Mapping, di mana nilai rata-rata
pada siklus I tergolong dalam kategori sedang, kemudian pada siklus II
tergolong dalam kategori tinggi.
Berdasarkan kedua hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis karangan
narasi dengan menggunakan metode Mind Mapping layak dipertimbangkan
sebagai alternatif metode pembelajaran agar murid dapat mengalami proses
belajar yang lebih bermakna terhadap peningkatan hasil belajar murid.
2. Pengertian Keterampilan
Kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan. Terampil atau
cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak
dapat dikatakan terampil. Demikian pula, apabila seseorang dapat melakukan
sesuatu dengan benar tetapi lambat, juga tidak dapat dikatakan terampil
(Soemarjadi, dkk, 1992:2 ). Sedangkan ruang lingkup keterampilan sendiri
cukup luas, meliputi kegiatan berupa perbuatan, berpikir, berbicara, melihat,
mendengar, dan sebagainya. Keterampilan adalah “kecakapan untuk
melakukan tugas”. Sedangkan alam pembelajaran, keterampilan dirancang
sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah perilaku murid menjadi
9
cekat, cepat, dan tepat dalam melakukan atau menghadapi sesuatu. Dari
beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah suatu
bentuk kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan dalam
mengerjakan sesuatusecara efektif dan efisien.
3. Hakikat Menulis
a. Pengertian Menulis
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
keterampilan siswauntuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan
baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi
terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia (Tarman,2018:599)
Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai
murid sekolah dasarselain dari tiga keterampilan berbahasa lainnya. Menulis
dipergunakan sebagai alat komunikasi tidak langsung dengan orang lain.
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang
lain dapat membaca langsung lambang-lambang grafik tersebut kalau
mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan,1994:21).
Menulis dapat dipandang sebagai suatu proses. Sauli Takala dalam
Ahmadi (1990:24 menyatakan, “Menulis adalah suatu proses menyusun,
mencatat, dan mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda bersifat
10
interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentudengan menggunakan
suatu sistem tanda konvesional yang dapat dilihat (dibaca)”.
Menulis adalah sebuah kerja alamiah yang menjadi satu kebutuhan
mendasar. Ia adalah ukuran adab dan kebudayaan, dan manusia terhisap di
dalamnya. Manusia harus bisa menulis bahkan menjadi penulis.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan
lambang-lambang grafis yang dimengerti oleh penulis dan orang lain yang
membacanya, menulis juga digunakan oleh orang yang terpelajar untuk
mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, dan mempengaruhi orang
lain agar orang yang membacanya sependapat/setuju dengan maksud si
penulis dengan syarat penulis harus menyusun pikitran dan
mengutarakannya dengan jelas dengan menggunakan kata-kata dan struktur
kalimat yang baik dan benar. Menulis juga sebagai salah satu keterampilan
yang dapat menentukan kesuksesan dalam hidup.
b. Tujuan Menulis
Kegiatan menulis sering dilakukan tentunya mempunyai tujuan yang
hendak dicapai. Secara umum, kegiatan menulis biasa dilakukan karena
kesenangan, untuk memberi informasi atau untuk mempengaruhi pembaca.
Sehubungan dengan hal di atas, Sujanto (dalam Aziz, 2009:11)
mengemukakan bahwa tujuan menulis sebagai berikut:
11
1) Mengekspresikan perasaan
2) Memberi informasi
3) Mempengaruhi pembaca dan
4) Memberi hiburan
Tujuan Pengajaran menulis yaitu agar murid mendapat pengalaman
menulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sedangkan teori
menulis diperlukan sebagai penunjang bagi kemampuan menulis itu
(Rusyana, 1988:1).Sedangkan tujuan umum pengajaran menulis yang
tercantum dalam Kurikulum 2013 (K13) mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia di Sekolah Dasar ialah "Murid memahami bahasa Indonesia dari
segibentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan".
Tujuan umum mata pelajaran Bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013
(K13) pada poin pertama adalah peserta didik memiliki kemampuan
berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tulis.
Tujuan pengajaran menulis karangan haruslah diarahkan pada tiga hal,
yaitu:
1) Mendorong murid menulis dengan jujur dan penuh tanggung jawab.
2) Merangsang imajinasi/daya pikir murid.
12
3) Menghasilkan karangan yang baik organisasinya dengan menggunakan
bahasa yang baik dan benar (Akhmadi, 1983:15).
Dari semua paparan di atas menitikberatkan bahwasannya
tulisan/karangan murid akan berangsur baik dengan cara dilatih terus
menerus dengan melibatkan semua indra tubuh dikombinasi dengan imajinasi
dan kekayaan kosakata yang indah agar kalimat- kalimat yang disajikan tidak
membosankan.
c. Fungsi Menulis
Fungsi utama dari sebuah tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang
tidak langsung.Dengan menulis memudahkan kita mersakan dan menikmati
hubungan–hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita,
memecahkam masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi
pengalaman, dan dapat menyumbangkan kecerdasan.
Bernard Percy secara rinci menyebutkan fungsi menulis adalah:
1) Sarana untuk mengungkapkan diri yaitu untuk mengungkapkan perasaan
hati seperti kegelisahan, keinginan amarah.
2) Menulis sebagai sarana pemahaman artinya dengan menulis seseorang
bisa mengikat kuat suatu ilmu pengetahuan (menancapkan pemahaman)
ke dalam otaknya.
3) Menulis dapat membantu mengembangkan kepuasan pribadi,
kebanggaan, perasaan harga diri artinya dengan menulis bisa melejitkan
perasaan harga diri yang semula rendah maka dengan menulis dapat
13
meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan artinya
orang yang menulis selalu dituntut untuk terus menerus belajar sehingga
pengetahuannya menjadi luas.
4) Menulis dapat meningkatkan keterlibatan secara bersemangat bukannya
penerimaan yang pasrah, artinya dengan menulis seseorang akan menjadi
peka terhadap apa yang tidak benar di sekitarnya sehingga ia menjadi
seorang yang kreatif.
5) Menulis mampu mengembangkan suatu pemahaman dan kemampuan
menggunakan bahasa, artinya dengan menulis seseorang akan selalu
berusaha memilih bentuk bahasayang tepat dan menggunakannya dengan
tepat pula.
d. Jenis-jenis Tulisan
Ragam tulisan dapat didasarkan pada isi tulisan. Isi tulisan
mempengaruhi jenis informasi, pengorganisasian, dan tata sajian tulisan.
Berdasarkan ragam tersebut, tata tulisan dibedakan menjadi empat: deskripsi,
eksposisi, argumentasi, dan narasi (Syafi’ie,1990:151). Sedangkan menurut
Keraf (1989: 6) ragam tulisan didasarkan pada tujuan umum. Berdasarkan
hal tersebut menulis dapat dibedakan menjadi lima yaitu deskripsi, eksposisi,
argumentasi, narasi, persuasi.
1) Deskripsi (menggambarkan)
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin, describere yang berarti
menggambarkan atau memberikan sesuatu hal. Dari segi istilah, deskripsi
14
adalah suatu bentuk karanganyanng melukiskan sesuatu sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,
mendengar, mencium dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai
dengan citra penulisannya.
2) Eksposisi (paparan)
Eksposisi berasal dari kata exposition yang berarti membuka. Dapat
pula diartikan sebagai tulisan yang bertujuan untuk memberitahu ,
mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu.
3) Argumentasi (alasan)
Yang dimaksud dengan tulisan argumentasi adalah karangan yang
terdiri atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun
suatu kesimpulan.Karangan ini ditulis dengan maksud untuk memberikan
alasan, memperkuatatau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.
4) Narasi (pemaparan)
Narasi atau naratif adalah tulisan berbentuk karangan yang
menyajikan serangkaianperistiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya
(kronologis) dengan maksud memberimakna kepada sebuah atau rentetan
kejadian sehingga pembaca dapat memetik hikmahdari cerita itu.
5) Persuasi (ajakan)
Tulisan yang bermaksud mempengaruhi orang lain dalam persuasi
selain logika perasaan juga memegang peranan penting.
15
4. Hakikat Menulis Karangan Narasi
a. Pengertian Narasi
Narasi merupakan salah satu bentuk karangan yang diterapkan dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia. Semi (2003:29) mengungkapkan bahwa
narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan
menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman
manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Narasi adalah
suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-
jelasnya kepada pembaca tentang suatu peristiwa yang telah terjadi (Keraf,
2000:136).
Dari dua pengertian yang diungkapkan oleh Atar Semi dan Keraf.
Dapat kita ketahui bahwa narasi berusaha menjawab sebuah proses yang
terjadi tentang pengalaman atau peristiwa manusia dan dijelaskan dengan
rinci berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.
Narasi adalah suatu karangan yang biasanya dihubung-hubungkan
dengan cerita. Olehsebab itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasinya
hanya kita temukan dalam novel, cerpen, atau hikayat (Zaenal Arifin dan
Amran Tasai, 2002:130). Narasi hampir sama dengan tulisan recount, hanya
saja tulisan recount tidak selengkap narasi. Tulisan recount hanya
menjelaskan suatu kejadian atau apa yang terjadi (Lin, 2006:71), sementara itu
narasisecara tuntas menceritakan kejadian, tempat, waktu, pelaku, watak,
konflik, resolusi, sertapesan moral atau biasa disebut koda (Feez dan Joyce,
16
2003). Narasi adalah karangan kisahan yang memaparkan terjadinya sesuatu
peristiwa, baik peristiwa kenyataan, maupun peristiwa rekaan (Rusyana,
1982:2).
Menurut St. Y. Slamet (2007:103), narasi adalah ragam wacana yang
menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah
memberikan gambaran yang sejelas- jelasnya kepada pembaca mengenai
fase, urutan, langkah, rangkaian terjadinya suatu hal. Sejalan dengan hal
tersebut, J. Ch. Sujanto (1988:111) mengungkapkan bahwa narasi merupakan
jenis paparan yang biasa digunakan oleh para penulis untuk menceritakan
tentang rangkaian kejadian atau peristiwa-peristiwa yang berkembang
melalui waktu. Begitu juga yang diungkapkan oleh Wahyu Wibowo (2001:59)
narasi adalah bentuk tulisanyang menggarisbawahi aspek penceritaan atas
suatu rangkaian peristiwa yang dikaitkan dengan kurun waktu tertentu, baik
secara objektif mapun imajinatif.
Dari pendapat- pendapat di atas, dapat diketahui ada beberapa hal
yang berkaitan dengan narasi. Hal tersebut meliputi, berbentuk cerita atau
kisahan, menonjolkan pelaku, menurut perkembangan dari waktu ke waktu,
disusun secara sistematis.
b. Ciri-Ciri Karangan Narasi
Narasi memiliki ciri-ciri yang dapat dicermati oleh pembaca. Narasi
dibangun oleh sebuah alur cerita, konfiks, dan susunan kronologis, ciri-ciri
narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Semi (2003: 31) sebagai berikut:
17
1) Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.
2) Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-
benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan
keduanya.
3) Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
4) Memiliki nilai estetika karena isi dan cara penyampaiannya bersifat
sastra, khususnyanarasi yang berbentuk fiksi.
5) Menekankan susunan secara kronologis.
Sedangkan menurut Keraf (2000:136), ciri-ciri narasi yaitu:
1) Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
2) Dirangkai oleh urutan waktu.
3) Berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?
4) Ada konfiks.
Ciri yang dikemukakan Keraf memiliki persamaan dengan Atar
Semi, bahwa narasi memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan
kronologis atau dari waktu ke waktudan memiliki konfiks. Perbedaannya,
Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.
Dari penjelasan di atas, tampak bahwa narasi memilliki ciri-ciri
khusus, yaitu berkaitan dengan peristiwa atau pengalaman manusia yang
benar-benar terjadi. Biasanya narasi berupa konflik, memiliki estetika, urut
sesuai dengan kronologis. Bentuk tulisan narasiberusaha menciptakan,
mengisahkan, dan merangkaikan perbuatan manusia dalam sebuahperistiwa.
18
c. Jenis-Jenis Karangan Narasi
Menulis narasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu narasi
ekspositoris dan narasisugestif.
1) Narasi Ekspositoris
Narasi Ekspositoris adalah narasi yang memiliki sasaran
penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan
memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi
ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang
sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku
diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atay sampai terakhir dalam
kehidupannya.Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka
ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositprik.
Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis,
berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsure sugestif atau bersifat
objektif.
2) Narasi Sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu
maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para
pembaca atau pendengarsehingga tampak seolah-olah melihat.
d. Langkah-Langkah Menulis Karangan Narasi
Ada beberapa langkah dalam menulis karangan narasi, yaitu sebagai berikut:
1) Menentukan terlebih dahulu tema dan amanat yang akan disampaikan.
19
2) Menetapkan sasaran pembaca.
3) Merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk
skema alur.
4) Membagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan
akhir cerita.
5) Rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa
sebagai pendukungcerita.
6) Menyusun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.
e. Penilaian Menulis Narasi
Tes kebahasaan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh guru
dalam pembelajaran bahasa. Melalui penilaian tersebut akan dapat diketahui
hasil belajar siswa secara objektif. Penilaian akan mendapatkan hasil yang
baik jika aspek-aspek yang dinilai dalam tulisan disajikan secara lebih rinci.
Kegiatan menulis melibatkan aspek penggunaan tanda baca dan
ejaan, penggunaan diksidan kosakata, penataan kalimat, pengembanagan
paragraf, pengolahan gagasan dan pengembangan model karangan (Slamet,
2008:209). Sehubungan dengan itu menurut ZainiMachmoed dalam Burhan
Nurgiyantoro (2009:305) menyatakan bahwa kategori-kategori pokok dalam
mengarang meliputi: (1) kualitas dan ruang lingkup isi, (2) organisasi dan
penyajian isi, (3) gaya dan bentuk bahasa, (4) mekanik: tata bahasa, ejaan,
tanda baca, kerapian tulisan, dan kebersihan, dan (5) respon efektif guru
terhadap karya tulis. Sejalan dengan hal tersebut Harris dan Amran dalam
20
Burhan Nurgiyantoro (2009: 306) mengemukakan bahwa unsur-unsur
mengarang yang dinilai adalah content (isi, gagasan yang dikemukakan),
form (organisasi isi), grammar (tata bahasa dan pola kalimat), style (gaya:
pilihan struktur dan kosa kata), dan mechanics (ejaan). Apabila dilihat dari
kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur utama dalam
mengarang yang dinilai adalah kualitas isi karangan yang selanjutnya diikuti
dengan organisasi, gaya bahasa, ejaan,mdan tanda baca.
Oleh karena itu, pembobotan atau skor penilaian untuk unsur utama
danterpenting ini memiliki porsi lebih besar bila dibandingkan dengan unsur
yang lain. Seluruh aspek penilaian menulis narasi tersebut dapat disajikan
dalam bentuk Tabel 1.berikut ini:
Aspek Yang
Dinilai SKOR KRITERIA Keterangan
ISI
27-30
Padat informasi *substansif
*pengembangan tuntss * relevan dengan permasalahan
dan tuntas .
Sangat Baik
22-26
Informasi cukup * substansi cukup *pengembangan tesis
terbatas *relevan dengan masalah tetapi tak lengkap.
Cukup Baik
17-21
informasi terbatas *substansi
cukup *pengembangan tesis tak cukup *permasalahan tak cukup
Sedang
13-16
Tak berisi *tak ada substansi
*tak ada pengembangan *tak ada permasalahan
Sangat
Kurang
21
ORGANISASI
18-20
Ekspresi lancar *gagasan diungkapkan dengan jelas *padat *tertata dengan baik *urutan logis *kohesif
Sangat Baik
14-17
kurang lancar *kurang
terorganisir tetapi ide utama
terlihat*bahan pendukung
terbatas *urutan logis tetapi
tak lengkap
Cukup Baik
10-13 tak lancar *gagasan kacau, terpotong-potong *urutan dan pengembangan tak logis
Sedang
7-9 Tak komunikatif *tak terorganisir *tak layak nilai
Sangat Kurang
KOSA KATA
18-20
pemanfaatan potensi kata canggih *pilihan kata dan ungkapan tepat *menguasai pembentukan kata
Sangat Baik
14-17
Pemanfaatan potensi kata agak
canggih *pilihan kata dan
ungkapan kadang-kadang
kurang tepat tetapi tak mengganggu
Cukup
10-13
Pemanfaatan potensi kata terbatas *sering terjadi kesalahan penggunaan kosa kata dan dapat merusak makna
Sedang
7 – 9
Pemanfaatan potensi kata asal- asalan *pengetahuan tentang kosa kata rendah *tak layak nilai
Sangat kurang
TATA
BAHASA
22-25
konstruksi kompleks tetapi efektif *hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan
Sangat Baik
18-21
konstruksi sederhana tetapi efektif *kesalahan kecil pada konstruksi kompeks *terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tak kabur
Cukup Baik
22
11-17
terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat *makna membingugkan atau kabur
Sedang
5 –10
T ak menguasai aturan sintaksis *terdapat banyak kesalahan *tak komunikatif *tak layak nilai
Sangat Kurang
MEKANIK
5 menguasai aturan penulisan *hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan
Sangat Baik
4 kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tak mengaburkan makna
Cukup Baik
3 sering terjadi kesalahaan ejaan *makna membingungkan atau kabur
Sedang
2
Tak menguasai aturan penulisan *terdapat banyak kesalahan ejaan *tulisan tak terbaca *tak layak nilai
Sangat Kurang
Tabel 1. Aspek Penilaian Menulis Narasi (Sumber: Eti Agustina, 2019)
5. Metode Mind Mapping
a. Pengertian Mind Mapping
Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony
Buzan tahun 1970-an. Konsep ini dikenal juga dengan nama Radiant
Thinking. Konsep ini didasarkan pada carakerja otak kita dalam menyimpan
informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kitatidak menyimpan
informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan
dikumpulkan pada sel-sel saraf yang berbercabang-cabang yang apabila
dilihat sekilas akan tampak seperti cabang-cabang pohon.
23
Mind Map merupakan istilah teknik pemetaan pikiran untuk
membantu membuka seluruh potensi dan kapasitas otak yang masih
"tersembunyi". Pemetaan pikiran ini akan melibatkan kedua sisi otak secara
bersamaan, yaitu otak kiri dan otak kanan. Metode ini mempermudah
memasukan informasi ke dalam otak dan untuk kembali mengambil
informasi dari dalam otak. Mind Mapping merupakan teknik yang paling
baik dalam membantu proses berfikir otak secara teratur karena
menggunakan teknik grafis yang berasal dari pemikiran manusia yang
bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci universalsehingga membuka
potensi otak. (Darusma : 2018).
Sebuah mind map memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5
sampai 10 ide lainyang keluar dari ide sentral tersebut. Mind Mapping
sangat efektif bila digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang kita
miliki dan membuat asosiasi diantara ide tersebut. Mind Mapping juga
berguna untuk mengorganisasikan informasi yang dimiliki. Bentuk
diagramnya yang seperti diagram pohon dan percabangannya memudahkan
untuk mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain.
Menurut Michael Michalko (Tony Buzan, 2010:3): Mind Map
adalah alternatif pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran linear.
(Mind Map) menggapai ke segala arah dan menangkap berbagai pikiran
dari segala sudut.
24
Menurut Tony Buzan dalam bukunya, Pintar Mind Map (2010:4),
mengatakan : Mind Map adalah alat pikir organisasional yang sangat
hebat_pisau tentara Swiss otak! Mind Map adalah cara termudah untuk
menempatkan informasi ke dalam otak danmengambil informasi ke luar
dari otak.Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara
harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran kita. Mind Map juga sangat
sederhana. Mind mapping merupakan cara untuk menempatkan informasi
ke dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar otak. Bentuk mind
mapping seperti peta sebuah jalan di kota yang mempunyai banyak cabang.
Seperti halnya peta jalan kita bisa membuatpandangan secara menyeluruh
tentang pokok masalah dalam suatu area yang sangat luas. Dengan sebuah
peta kita bisa merencanakan sebuah rute yang tercepat dan tepat dan
mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita berada. Mind Mapping
merupakan teknik visualisasi verbal ke dalam gambar. Peta pikiran sangat
bermanfaat untuk memahami materi, terutama materi yang diberikan secara
verbal. Peta pikiran bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara
visual dan grafis yang akhirnyadapat membantu merekam, memperkuat,
dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari (Eric Jensen, 2002:
95).
Dari beberapa definisi di atas, penulis mendefinisikan Mind
Mapping adalah suatu metode mencatat kreatif untuk menempatkan
informasi ke dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar otak dalam
25
bentuk visualisasi verbal ke dalam gambar yang akan mempermudah untuk
mengingat segala bentuk informasi.
Metode Mind Mapping adalah metode baru untuk mencatat yang
bekerjanya disesuaikan dengan bekerjanya dua belah otak (otak kiri dan
otak kanan). Metode ini mengajarkan untuk mencatat tidak hanya
menggunakan gambar atau warna. Tony Buzan mengemukakan “your
brain is like a sleeping giant, hal itu disebabkan 99% kehebatan otak
manusia belum dimanfaatkan secara optimal.”
Mind Mapping atau Peta pikiran memadukan dan mengembangkan
potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya
keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk
mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis
maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan
sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.
Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara
visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat
dan mengingat kembali informasiyang telah dipelajari. Mind Mapping juga
berguna untuk mengorganisasikan informasi yang dimiliki. Bentuk
diagramnya yang seperti pohon dan percabangannya memudahkan untuk
mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain.
Mind Mapping dapat pula dikatakan sebagai eksplorasi kreatif yang
dilakukan oleh individu atau kelompok tentang suatu konsep secara
26
keseluruhan, dengan membentangkansubtopik-subtopik dan gagasan yang
berkaitan dengan konsep tersebut dalam satu presentasi utuh pada selembar
kertas melalui penggambaran simbol, kata-kata dan garis panah.
Dari uraian tersebut, peta pikiran (mind mapping) adalah satu teknik
mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran
memadukan dan mengembangkanpotensi kerja otak yang terdapat di dalam
diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan keduabelahan otak maka akan
memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk
informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi
warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap
informasi yang diterima. Peta pikiran yang dibuat oleh murid dapat
bervariasi setiap hari. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan
perasaan yang terdapat dalam diri murid setiap harinya. Suasana
menyenangkan yang diperoleh murid ketika berada di ruang kelas pada saat
proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Tugas guru
dalam prosesbelajar adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung
kondisi belajar murid terutamadalam proses pembuatan mind mapping.
(Sugiarto,Iwan. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan
Berfikir.)
b. Manfaat Mind Mapping
Ada banyak sekali manfaat yang didapatkan dengan mencatat
menggunakan Mind Map. Menurut Michael Michalko dalam Buzan
27
(2009:6), metode Mind Mapping dapat dimanfaatkan atau berguna untuk
berbagai bidang termasuk bidang pendidikan. Manfaat Mind Mapping,
antara lain sebagai berikut:
1) Mind Map mampu meningkatkan kapasitas pemahaman dengan cara:
a) Melihat gambaran besar suatu persoalan sekaligus melihat informasi
secara detail.
b) Mengingat informasi yang kompleks lebih mudah. Informasi tersebut
telah dikelompokkan sesuai dengan cara seseorang mengingat termasuk
hubungannya dengan subjek yang sama atau berbeda.
c) Mengatasi informasi yang membludak karena telah ditata dan
dikelompokkan sedemikan rupa. Secara mental hal ini juga membuat
seseorang lebih terorganisir dan runtut dalam memahami sebuah
persoalan.
2) Mind Map juga meningkatkan kemampuan seseorang dalam berimajinasi,
mengingat, berkonsentrasi, membuat catatan, meningkatkan minat
sekaligus mampu menyelesaikanpersoalan. Hal ini dicapai karena Mind
Map mengajarkan untuk melihat persoalan secarakeseluruhan dan melihat
hubungannya satu sama lain. Ini yang paling sulit dilakukan dalam catatan
konvensional. Tidak hanya itu, dengan catatan ini maka manajemen belajar
pun menjadi lebih mudah. Informasi baru dapat ditambahkan,
28
dihubungkan, dan diasosiasikan kapan saja dengan informasi yang sudah
ada sebelumnya.
3) Mind Map adalah merangsang sisi kreatif seseorang lewat penggunakan
garis lengkung,warna dan gambar. Ini membuat sebuah catatan sekaligus
menjadi karya seni yang indah.Secara mental akan memudahkan kita untuk
mengingatnya. Mind Map akan merangsangkemampuan membandingkan
informasi yang ada baik berupa fakta, ide termasuk data statistik.
4) Mind Map adalah membantu seseorang membuat catatan yang menarik
dalam waktu singkat. Selain itu, catatan ini mampu membuka pemahaman
yang baik dan sisi kreatif dengan merangsang munculnya ide-ide dan
insight baru, bahkan pada saat membuat catatan itu sendiri. Mind Map
dapat pula menjelaskan sebuah tujuan, rencana, ide, maupun pemikiran
secara jelas dan terstruktur.
5) Mempercepat pembelajaran, karena mampu memahami konsep yang sama
dengan kerjaotak ketika menerima pelajaran.
6) Membantu brainstorming, mengasah kemampuan otak untuk bekerja.
7) Membantu ide serta gagasan yang mengalir karena tidak selalu ide dan
gagasan dapatmudah direkam.
8) Meningkatkan daya kreatifitas dan inovatif.
Selain itu, menurut Tony Buzan (Pintar Mind Map.2010:6), Mind Map dapat
membantuseseorang dalam banyak hal, diantaranya:
29
1) Merencana
2) Berkomunikasi
3) Menjadi lebih kreatif
4) Menghemat waktu
5) Menyelesaikan masalah
6) Memusatkan perhatian
7) Menyusun dan menjelaskan pikira-pikiran
8) Mengingat dengan lebih baik
9) Belajar lebih cepat dan efisien
10) Melihat “gambar keseluruhan.
c. Prinsip Dasar Mind Mapping
Prinsip dasar Mind Mapping adalah merangkum semua konsep
dengan cara yang tidaklinear (atas ke bawah) tetapi dengan bercabang.
Dengan adanya rangkuman maka akan memudahkan untuk menghafal dan
mengerti.
Menurut Tony Buzan dalam bukunya Pintar Mind Map (2010:14),
yang dibutuhkan dalam membuat Mind Mapping hanyalah:
1) Kertas kosong tak bergaris
2) Imajinasi
3) Pena dan pensil warna
4) Otak
5) Kreativitas
30
6) Adapun cara membuat Mind Mapping adalah sebagai berikut: Memulai
dari tengah kertas kosong.
7) Menggunakan gambar atau symbol untuk ide sentral.
8) Menggunakan warna.
9) Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan
menghubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan
dua, dan seterusnya.
10) Membuat garis hubung yang melengkung. Menggunakan satu key
word (kata kunci)untuk setiap garis.
11) Menggunakan gambar.
Tony Buzan telah menyusun sejumlah aturan yang harus diikuti
agar Mind Mapping yang dibuat dapat memberikan manfaat yang optimal.
Berikut adalah ringkasan dari Law of Mind Mapping:
1) Kertas polos dengan ukuran minimal A4 dan paling baik adalah ukuran A3
dengan orientasi horizontal (Landscape). Central Topic diletakkan di
tengah-tengah kertas dan sedapat mungkin berupa Image dengan minimal
3 warna.
2) Garis yang lebih tebal untuk BOIs dan selanjutnya semakin jauh dari pusat
garis akan semakin tipis. Garis harus melengkung (tidak boleh garis lurus)
dengan panjang yang sama dengan panjang kata atau image yang ada di
atasnya. Seluruh garis harus tersambung ke pusat.
31
3) Kata yaitu menggunakan kata kunci saja dan hanya satu kata untuk satu
garis. Harus selalu menggunakan huruf cetak supaya lebih jelas dengan
besar huruf yang semakin mengecil untuk cabang yang semakin jauh dari
pusat.
4) Image yaitu gunakan sebanyak mungkin gambar, kode, simbol, grafik,
tabel dan ritme karena lebih menarik serta mudah untuk diingat dan
dipahami. Kalau memungkinkan gunakan Image yang 3 Dimensi agar lebih
menarik lagi.
5) Warna. Gunakan minimal 3 warna dan lebih baik 5 – 6 warna. Warna yang
berbeda untuksetiap BOIs dan warna cabang harus mengikuti warna BOIs.
6) Struktur yaitu menggunakan struktur radian dengan sentral topic terletak di
tengah- tengah kertas dan selanjutnya cabang-cabangnya menyebar ke
segala arah. BOIs umumnya terdiri dari 2-7 buah yang disusun sesuai
dengan arah jarum jam dimulai dari arah jam 1.
Aplikasi Mind Mapping dalam pembelajaran dalam tahap aplikasi,
terdapat empat langkah yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran
berbasis Mind Mapping, yaitu:
1) Overview, yaitu tinjauan menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses
pembelajaranbaru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran
umum kepada peserta didik tentang topik yang akan dipelajari. Khusus
untuk pertemuan pertama pada setiap awal semester. Overview dapat diisi
32
dengan kegiatan untuk membuat Master Mind Map® yang merupakan
rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan selama satu semester
yang biasanya sudah ada dalam Silabus. Dengan demikian, sejak awal
peserta didik sudah mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya
sehingga membuka peluang bagi murid yang aktif untuk mempelajarinya
lebih dahulu di rumah atau di perpustakaan.
2) Preview atau Tinjauan Awal yang merupakan lanjutan dari Overview
sehingga gambaranumum yang diiberikan setingkat lebih detail daripada
Overview dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari Silabus. Dengan
demikian, murid diharapkan telah memilikipengetahuan awal yang cukup
mengenai sub-topik dari bahan sebelum pembahasan yang lebih detail
dimulai. Khusus untuk bahan yang sangat sederhana, langkah Preview
dapatdilewati sehingga langsung masuk ke langkah Inview.
3) Inview atau Tinjauan mendalam yang merupakan inti dari suatu proses
pembelajaran, dimana suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci dan
mendalam. Selama Inview ini, peserta didik diharapkan dapat mencatat
informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram
untuk membantu peserta didik dalam memahami danmenguasai bahan yang
diajarkan.
4) Review atau Tinjauan Ulang yang dilakukan menjelang berakhirnya jam
pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta
ditekankan pada informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat
33
atau dikuasai oleh siswa. Hal ini akan dapat membantu murid untuk fokus
dalam mempelajari-ulang seluruh bahan yangdiajarkan di sekolah pada saat
di rumah. Review dapat juga dilakukan saat pelajaran akandimulai pada
pertemuan berikutnya untuk membantu murid mengingatkan kembali
bahan yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya.
d. Kelebihan dan Kelemahan Mind Mapping
1) Kelebihan Mind Mapping
Kelebihan mind mapping, antara lain :
a) Mudah melihat gambaran secara keseluruhan.
b) Membantu otak untuk mengatur, mengingat, membandingkan, da
membuathubungan.
c) Memudahkan penambahan informasi baru.
d) Pengkajian ulang bisa lebih cepat.
e) Lebih menghemat waktu.
f) Belajar lebih cepat dan efisien.
g) Dapat meningkatkan kreativitas.
h) Catatan lebih padat dan jelas.
i) Dapat mengemukakan pendapat secara bebas.
j) Catatan lebih terfokus pada inti materi.
k) Setiap peta bersifat unik.
Menurut Suyatno (2009) untuk anak-anak, Mind Mapping memiliki
manfaat diantaranya, yaitu membantu mengingat, mendapatkan ide,
menghemat waktu, berkonsentrasi, mendapatkan nilai yang lebih bagus,
34
mengatur pikiran dan hobi, media bermain, bersenang-senang dalam
menuangkan imajinasi yang tentunya memunculkan kreativitas.
2) Kelemahan Mind Mapping
Kekurangan pembelajaran model Mind Mapping, antara lain :
a) Hanya peserta didik yang aktif terlibat, sedangkan guru hanya
mengarahkan.
b) Tidak sepenuhnya peserta didik yang belajar.
c) Mind Map peserta didik bervariasi sehingga guru akan kewalahan
memeriksa mindmap pesera didik (Kiranawati. 2007:1).
6. Implementasi Metode Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis
Karangan Narasi
Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-
unsurmanusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi tujuan pembelajaran.Tujuan pembelajaran yang dimaksud
adalah perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Dengan kata lain,
bahwa proses pembelajaran adalah proses yang berkesinambungan antara
pembelajar dengan segala sesuatu yang menunjang terjadinya perubahan
tingkah laku. Dalam mencapai proses yang berkesinambungan itulah
diperlukanmetode yang tepat untuk diterapkan.
Metode peta pikiran (Mind Mapping) sangat tepat digunakan dalam
pembelajaran menulis karangan narasi. Metode mencatat ini, didasarkan pada
penelitian tentang cara otakmemproses informasi, bekerja sama dengan otak.
35
Saat otak mengingat informasi, biasanya dilakukan dalam bentuk gambar
warna-warni dan simbol. Dengan metode Mind Mapping tentu akan sangat
membantu siswa memanfaatkan potensi kedua belah otak. Karena interaksi
kedua belah otak dapat memicu kreativitas yang memberikan kemudahan
dalam proses mengingat dan berpikir. Dengan telah terbiasanya murid
menggunakan dan mengembangkan potensi kedua otaknya, akan dicapai
peningkatan beberapa aspek, yaitu konsentrasi, kreativitas, daya ingat, dan
pemahaman sehingga murid dapat mengambil keputusan dengan tepat.
Ada bagian yang sulit dalam proses menulis, yaitu mengetahui hal apa yang
akan ditulis,apa temanya, dan bagaimana memulainya. Dengan peta pikiran,
sebuah tema dapat dijabarkan ke dalam ranting-ranting tema yang lain
sehingga menjadi pengembang gagasandalam menulis. Dalam menulis narasi,
kreativitas dan imajinasi sangat diperlukan untuk mengembangkan ide atau
gagasan menjadi sebuah karangan yang menarik. Imajinasi dan kreativitas
merupakan ranah kerja otak kanan. Berdasarkan paparan sebelumnya bahwa
peta pikiran (Mind Mapping) menggunakan gambar, warna, dan dan kata
kuncinya dapat membuktikan fungsi kerja otak kanan sehingga memunculkan
ide-ide baru yang kreatif danimajinatif. Lebih jauh lagi, apabila dibandingkan
dengan metode konvensional yang selamaini diterapkan dalam pembelajaran
menulis narasi, metode Mind Mapping jauh lebih baik karena melibatkan
kedua belahan otak untuk berpikir. Hal ini berbeda dengan metode
konvensional yang hanya berpotensi mengoptimalkan fungsi kerja otak kiri
36
saja. Kreativitasdan imajinasi tidak berkembang dengan baik apabila masih
menggunakan metode konvensional tersebut. Oleh karena itu, metode peta
pikiran sangat baik untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis narasi.
Implementasi metode peta pikiran (Mind Mapping) adalah sebagai
berikut:
a. Murid bersama guru memillih tema karangan.
b. Murid menuliskannya di atas selembar kertas kosong.
c. Menulis kata kunci dari ide yang dipilih.
d. Membuat cabang-cabang atau ranting-ranting ide atau gagasan yang muncul.
e. Penulisan kata kunci disertai dengan simbol atau gambar.
f. Murid membuat karangan narasi berdasarkan peta pikiran yang telah dibuat.
Apabila masih ada ide yang muncul di tengah aktivitas menulis maka
dapat dituangkan dalam cabang-cabang atau ranting manapun dalam peta
pikiran yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk karangan narasi. Berikut
ini contoh peta pikiran (Mind Mapping) pada gambar1 :
37
Kelas tiga Setelah satuMinggu
Satu
Gambar 1. Contoh Peta Pikiran (Mind Mapping)
Contoh Karangan: Perawatan Akibat Thypus
Waktu duduk di kelas tiga, aku pernah dirawat di rumah sakit selama
seminggu. Aku dirawat karena sakit gejala Typhus. Itu kali pertama aku sakit
Typhus dan dirawat di rumah sakit.
Saat pertama sakit, aku hanya merasakan suhu badanku naik dan perutku
terasa perih. Saat itu juga, aku juga merasa lidahku terasa pahit. Keesokan
Minggu di Rumah Sakit Teman-teman menjenguk
THYPUS Perut perih
Gejala Thypus Periksa ke dokter
Rawat Inap
Menjaga pola makan Istirahat yang cukup
38
harinya, ayahku membawaku periksa ke dokter. Setelah dokter memeriksa, ia
menyimpulkan bahwa aku menderita gejala Typhus. Karena itu, aku harus
dirawat dengan intensif. Dokter menyarankan supaya aku mendapat rawat
inap. Saat itu juga ayahku memutuskan agar aku mendapat perawatan intensif
Aku dirawat di ruangan khusus. Selama masa perawatan, aku harus menjaga
pola makan danistirahat yang cukup. Pantangan yang harus dilakukan selama
perawatan adalah menghindarimakanan yang terlalu keras, pedas, asam dan asin,
serta tidak boleh banyak bergerak.
Teman-temanku mulai menjengukku sejak hari pertama. Mereka semua
mendoakanku agar cepat sembuh. Setelah seminggu dirawat di rumah sakit,
akhirnya aku diperbolehkan pulang. Dalam masa pemulihan setelah sakit, aku
harus menjaga kesehatan dan pola makan. Agar kondisi kesehatanku terjaga, aku
dianjurkan untuk makan bergizi dan rajin berolahraga.
B. Kerangka Pikir
Pada kondisi awal pembelajaran Bahasa Indonesia, kemampuan menulis
karangan narasimurid masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai-nilai murid yang
masih banyak belum mencapainilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal
ini disebabkan karena metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang
inovatif sehingga proses pembelajaran lebih terpusat pada guru sedangkan
murid hanya bersikap pasif selama proses pembelajaran berlangsung. Hal
tersebut mengakibatkan siswa merasa jenuh dan cenderung tidak
39
memperhatikan guru saat proses pembelajaran. Akibatnya murid kurang mampu
untuk mengembangkan kemampuan menulis dan gagasannya dengan baik yang
berdampak pada rendahnya hasil belajar murid.
Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti mencoba menawarkan suatu
metode belajar yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis
karangan narasi dan kreativitas murid agar murid dapat memahami materi yang
diajarkan dengan baik sehingga hasil belajar dapat meningkat.Salah satu metode
yang dipilih yaitu metode Mind Mapping.
Setelah menerapkan metode ini, kemampuan menulis karangan narasi
murid dapatmeningkat dan pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru tetapi
lebih terpusat pada muriditu sendiri. Kerangka pikir digambarkan dalam bagan
berikut ini.
40
Pembelajaran Bahasa
Indonesia SD
Metode Mind
Temuan
Analisis
Menyimak
Keterampilan Berbahasa
Kurikulum 2013
Berbicara Membaca Menulis
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir
41
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu jika metode Mind Mapping
diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, maka dapat meningkatkan
kemampuan menulis narasi pada murid kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research). Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif yaitu kerjasama
antara peneliti sebagai guru dan guru kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar
sebagai kolaborator untuk mengobservasi pelaksanaan proses pembelajaran.
Bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dipilih dengan harapan akan
terjadi perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran khususnya pada
pembelajaran Bahasa Indonesia.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini diadakan di SDIT As Sunnah Makassar, kelurahan Balang
Baru, kecamatanTamalate, pada murid kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar
Tahun Pelajaran 2020/2021 dengan jumlah murid sebanyak 23 orang yang
terdiri dari 23 murid perempuan.
Peneliti mengambil lokasi ini sebagai tempat penelitian dengan
pertimbangan efisiensi waktu dan tenaga karena jarak yang dekat antara lokasi
penelitian dengan rumah peneliti.
C. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan kegiatan dalam penelitian ini, menggunakan dua siklus yaitu
42
43
Pelaksanaan Tindakan I
SIKLUS I Refleksi I
Permasalahan baru, hasil
refleksi I
SIKLUS II Pengamatan
Data II
Refleksi II
Perencanaan
Tindakan II
Pelaksanaan
Tindakan II
Pengamatan
Data I
Perencanaan
Tindakan I
Siklus I yang terdiri dari tiga kali pertemuan dan Siklus II yang juga terdiri dari
tiga kali pertemuan. Tahapan pelaksanaan siklus dapat dilihat dalam bagan
berikut:
Bagan 2. Siklus Kegiatan PTK
Permasalahan
44
SIKLUS I
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan ini meliputi:
a. Menentukan pokok bahasan
b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan metode
Peta Pikiran (MindMapping)
c. Mengembangkan skenario pembelajaran
d. Menyiapkan sumber belajar
e. Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung
f. Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan (Action)
Adapun urutan kegiatan pelaksanaan adalah sebagai berikut:
Kegiatan Awal
a. Berdoa
b. Presensi
c. Guru mengkondisikan murid
d. Apersepsi:
- Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan
- Guru dan murid bertanya jawab
tentang karanganKegiatan Inti
a. Murid dan guru bertanya jawab tentang langkah-langkah mengarang
45
b. Guru menjelaskan cara membuat kerngka karangan
c. Guru memberikan penjelasan tentang karangan narasi
d. Guru menjelaskan penggunaan Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam
karangan narasi
e. Murid (secara individu) menuliskan karangan berdasarkan Peta Pikiran
(Mind Mapping)
Kegiatan Akhir
a. Murid dan guru menyimpulkan semua hasil kegiatan pembelajaran
b. Guru menutup pelajaran
3. Tahap Pengamatan (Observation)
Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran
(aktivitas guru dansiswa). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman
yang telah disiapkan peneliti.
observasi ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang
lebih mendasar dankomprehensif tentang keefektivitasan metode yang diterapkan
serta melihat kendala-kendalayang timbul dalam penerapannya.
4. Tahap Refleksi (Reflection)
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis terhadap hal-hal yang terjadi pada
pengamatansaat proses pembelajaran berlangsung yang mencakup analisis
terhadap keberhasilan dan kendala-kendala yang timbul dalam penerapan
metode Mind Mapping, selanjutnya hasil darikegiatan pada siklus I dijadikan
46
sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pada siklus ke II. SIKLUS II
1. Tahap Perencanaan (Planning)
a. Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan
masalah
b. Menentukan pokok bahasan
c. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Metode Peta
Pikiran (MindMapping)
d. Mengembangkan skenario pembelajaran
e. Menyiapkan sumber belajar
f. Mengembangkan format evaluasi pembelajaran
2. Tahap Pelaksanaan
a. Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah
disempurnakansesuai dengan hasil refleksi pada siklus I
b. Guru menerapkan pembelajaran dengan metode Peta Pikiran (Mind
Mapping)
c. Murid belajar dengan situasi pembelajaran dengan metode Peta Pikiran
(Mind Mapping)
d. Memantau perkembangan kemampuan menulis narasi murid dengan metode
Peta Pikiran (Mind Mapping)
3. Tahap Pengamatan (Observation)
Tahap obsevasi ini dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran
47
(aktifitas guru danmurid). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman
yang telah disiapkan peneliti.
4. Tahap Refleksi (Reflection)
Pada tahap ini, peneliti menganalisis kembali hasil pengamatan siklus II
tentang keefektivitasan penerapan metode Mind Mapping sebagai hasil akhir dari
penelitian. Setelah tampak adanya perubahan, maka peneliti melakukan tes akhir
(Post Test) untuk mengetahui tingkat keberhasilan seluruh tindakan yang telah
dilaksanakan kemudian melakukan rekomendasi atas penerapan metode Mind
Mapping.
Dari tahap kegiatan yang dilakukan pada siklus I dan siklus II, diharapkan
kemampuan menulis karangan narasi murid kelas IV.C SDIT As Sunnah
Makassar dapat meningkat dengan menggunakan metode Mind Mapping.
Sedangkan pada guru kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar diharapkan agar
dapat memilih dan merancang model pembelajaran yang inovatif agar proses
pengkonstruksian pengetahuan dapat berjalan dengan efektif.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data tersebut meliputi
pengamatan (observasi), kajian dokumen, dan tes yang dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Observasi
Observasi yang peneliti lakukan adalah observasi berperan serta
48
secara pasif. Observasi inidilakukan oleh guru kelas IV.C SDIT As Sunnah
Makassar dan peneliti dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas
maupun kinerja murid selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi
terhadap guru SDIT As Sunnah Makassar difokuskan pada kegiatan guru
dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dalam pokok bahasan
menulis narasidengan menggunakan metode Peta Pikiran (Mind Mapping).
Observasi terhadap kinerja juga diarahkan pada kegiatan guru kelas IV.C
SDIT As Sunnah Makassar dalam menjelaskan pelajaran, memotivasi murid,
mengajukan pertanyaan dan menanggapi jawaban murid, mengelola kelas,
memberikan latihan dan umpan balik, dan melakukan penilaian terhadap hasil
belajar murid. Sementara itu observasi terhadap murid kelas IV.C SDIT As
Sunnah Makassar difokuskan pada tingkat partisipasi murid dalam mengikuti
pelajaran. Adapun variabel yang diamati pada lembar observasi murid adalah
sebagai berikut.
Tabel 2. Observasi Aktifitas Belajar Murid
No
VARIABEL
INDIKATOR
S1 S2
S % S %
49
1 Kedisiplina
nmurid
1. Murid tepat waktu masuk
kelas sebelum pelajaran
dimulai
2. Murid memberikan salam
pada guru sebelum pelajaran
dimulai
3. Murid berdoa sebelum
pelajaran dimulai
4. Murid bersikap sopan
selama proses pembelajaranberlangsung
2 Kesiapa
n murid
meneri
ma
pelajara
n
1. Murid menyiapkan buku tulis
2. Murid menyiapkan alat-alat
tulis
3. Murid menyiapkan buku
pelajaran
4. Murid menyiapkan alat-alat
yang digunakan untuk menulis
karangan dengan Metode Mind
Mapping
3 Keaktifan
murid
dala
mproses
pembelajaran
menulis
narasidengan
metodeMind
Mapping
1. Murid memperhatikan
penjelasan guru tentang menulis karangan narasi 2. Murid berani
mengemukakan pendapatnya
tentang temakarangan
3. Murid berani bertanya bila
mengalami kesulitan dalam
membuat karangan dengan
menggunakan Mind Mapping
4. Murid berinteraksi aktif
dengan guru
50
4 Kemampua
nmurid
membuat
karangan
1. Isi karangan murid padat
informasi dan relevan dengan
tema
2. Gagasan diungkapkan
denganjelas, urutan logis dan
tertata dengan baik
3.Mengguasai pembentukan
kata, pilihan kata tepat, gaya
bahasa jelas dan makna yang
terkandung jelas
4. Mekanik penulisan,
meliputi ejaan dan tanda baca
serta kerapihan dan kebersihan
tulisan.
5 Kemampua
nmurid
mengerjaka
npost test
1. Murid mampu mengerjakan soal post test sendiri
2. Murid mengerjakan soal
post test dengan serius
3. Murid mengerjakan soal
post test sesuai dengan waktu
yangdisediakan
4. Murid mengumpulkan soal
test tepat waktu
Keterangan:
1. bila 1 Indikator yang tampak
2. bila 2 Indikator yang tampak
3. bila 3 Indikator yang tampak
4. bila 4 Indikator yang tampak .
Tabel 3. Observasi Aktifitas Mengajar Guru
NO
VARIABEL
INDIKATOR
S1 S 2
SKOR % SKOR %
51
1 Persiapan guru
memulai
kegiatan
pembelajaran
1. Guru menyiapkan rencana
pembelajaran
2. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
3. Guru menyampaikan ruang
lingkup materi
4. Guru menyampaikan lama
pembelajaran
2 Kemampuan
guru
mengelola
kelas
1. Guru mengkondisikan murid
2. Guru mengecek kehadiran
murid
3. Guru melakukan pembagian
peralatan yang digunakan dalam
pembelajaran
4. Guru berkeliling mengamati
murid dan membantu murid yang
mengalami kesulitan
3 Kemampuan
guru
mengelola
waktu
pelajaran
1. Guru memulai pelajaran tepat waktu
2. Guru memberikan batas waktu
dalam membuat karangan
dengan menggunakan metode
Mind Mapping
3. Guru menggunakan waktu
secara efisien
4. Guru melakukan pembelajaran
sesuai rencana
4 Memberikan Apersepsi
1. Guru mendorong murid untuk
mengemukakan pengetahuan
awalnya tentang konsep yang
akan dibahas
2. Guru memberikan pertanyaan-
pertanyaan yang berhubungan
dengan konsep
3. Guru mendorong murid untuk
mengkomunikasikan
52
4. Guru mengilustrasikan
pemahaman tentang konsep yang akan dibahas
5 Kemampuan
guru dalam
menyampaikan
materi
pelajaran
1. Guru menyampaikan materi
dengan menggunakan metode
Mind Mapping
2. Guru menyampaikan materi
dengan singkat dan jelas
3. Guru mengarahkan murid
dalam membuat Mind Mapping
pokok bahasan
4. Guru membimbing murid
yang mengalami kesulitan
6 Kemampuan
guru
menutup
pelajaran
1. Guru bersama murid membuat
kesimpulan
2. Guru bersama murid membuat
rangkuman
3. Guru memberikan motivasi
murid untuk belajar
4. Guru memberikan penugasan
Keterangan:
1. bila 1 Indikator yang tampak
2. bila 2 Indikator yang tampak
3. bila 3 Indikator yang tampak
4. bila 4 Indikator yang tampak
2. Kajian Dokumentasi
Kajian dokumen digunakan untuk memperoleh berbagai arsip atau data
berupa Kurikulum,Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat guru, hasil
ujian dan nilai yang diberikan olehguru, dan nama responden penelitian pada
murid kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar. Selainitu, saat proses pembelajaran
berlangsung dilakukan dokumentasi berupa foto.
53
3. Tes
Tes dalam penelitian ini dilaksanakan setiap akhir pembelajaran atau pada
saat pemberianevaluasi. Tes dilakukan terhadap murid kelas IV.C SDIT As Sunnah
Makassar. Tes yang diberikan kepada murid kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar
berupa tes uraian dalam bentuktulisan atau karangan narasi yang harus diselesaikan
oleh murid. Pemberian tes ini dimaksudkanuntuk mengukur seberapa jauh hasil yang
diperoleh murid kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar setelah kegiatan pemberian
tindakan.
D. Teknik Analisis Data
Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara
menganalisis datasecara kualitatif dan kuantitatif.
1. Analisis data secara kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi murid dan guru yang
dihitung kemudian dipersentasekan dan laporannya dibuat dalam bentuk
deskriptif.
2. Analisis data secara kuantitatif
Data kuantitatif dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan
analisis statistik deskriptif. Data kualitatif diperoleh dari tes hasil belajar.
Dengan menganalisis hasil belajarmurid pada setiap siklusnya dengan dasar
setiap nilai ≥ 75 maka hasil belajar dianggap tuntasdan setiap nilai yang < 75
maka hasil belajar dianggap tidak tuntas, dengan demikian dapat diketahui
54
∑ 𝐱 𝑿=
𝐍
Pk = ∑ 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒕𝒖𝒏𝒕𝒂𝒔/𝒕𝒅𝒌𝒕𝒖𝒏𝒕𝒂𝒔
x 100 %
𝑵
kemampuan murid setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan
menggunakan metode Mind Mapping.
Tabel Statistik nilai rata-rata, nilai tertinggi, dan nilai terendah
ditunjukkan dalam bentuktabel berikut.
Tabel 4. Statistik Hasil Belajar Menulis Narasi Murid
No
Kriteria
Nilai
Kondisi
Awal
Siklus I Siklus II
1 Nilai Tertinggi
2 Nilai Terendah
3 Nilai Rata-Rata
Menghitung nilai rata-rata pada setiap siklus yaitu:
Keterangan:
�̅� = rata-rata hitung
∑ 𝑥 = jumlah nilai seluruh siswa
𝑁 = banyak data
Adapun menghitung persentase ketuntasan belajar sebagai berikut.
Keterangan:
Pk : Persentase ketuntasan
∑ : jumlah murid yang meraih nilai ≥ 75
55
𝑵 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐏𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡𝐚𝐧
x 100
𝐬𝐤𝐨𝐫 𝐌𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐮𝐦
N : jumlah murid yang meraih nilai < 75N
X : jumlah murid
Tabel 5. Pencapaian Ketuntasan Belajar
No Kriteria
Ketuntasan Kategori Frekuensi %
1 ≥ 75 Tuntas
2 < 75 Tidak Tuntas
Adapun menghitung skor tes pada tiap evaluasi, peneliti menggunakan
rumus:
Keterangan:
N = nilai siswa
Tabel 6. Kategorisasi Hasil Belajar
No Interval Nilai Klasifikasi
Nilai Frekuensi
Persentase
(%)
1 90-100 Tinggi
2 80-89 Sedang
3 70-79 Rendah
4 60-69 Sangat Rendah
Jumlah
Untuk memperoleh nilai akhir (NA) siswa pada setiap siklus, maka
dilakukanpenggabungan antara nilai pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 dengan
56
NA = 𝑃𝐼+𝑃2
rumus sebagai berikut:
Keterangan :
NA : nilai akhir siswa
PI : pertemuan 1
P2 : pertemuan 2
F. Indikator Keberhasilan
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian
(Sarwiji Suwandi, 2008: 70). Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnyakemampuan menulis karangan
narasi pada murid kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar dengan menggunakan
metode peta pikiran (Mind Mapping). Indikator penelitian ini bersumber dari
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Pada siklus pembelajaran
dikatakan berhasil apabila hasil belajar mencapai rata-rata kelas75 dan murid
yang memperoleh nilai ≥75 mencapai 75%.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Awal Tindakan
Kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas IVC dengan
jumlah murid sebanyak 24 orang perempuan dengan guru kelas yang bernama
Ibu Sahriyah, S.Pd, kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti yaitu
mengadakan survei awal untuk mengetahui murid kelas IVC pada saat proses
pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya menulis karangan narasi. Selain
itu, peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas IVC SDIT As Sunnah
Makassar dan melihat dokumentasi daftar nilai murid khususnya pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Dari berbagai sumber tersebut, peneliti
mengetahui bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia murid kelas IVC SDIT As
Sunnah masih rendah khususnya pada pokok bahasan menulis karangan
narasi yaitu masih banyaknya murid yang belum mencapai standar
ketuntasan minimal (KKM).
Dari seluruh murid yang berjumlah 24 orang murid, hanya 6 murid
atau 25 % yang mencapai KKM ≥75. Rendahnya kemampuan menulis murid
khususnya menulis narasi menunjukkan ada kelemahan yang dihadapi murid
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada pokok aspek menulis narasi. Hal
57
58
ini menunjukkan perlu adanya metode belajar yang dapat meningkatkan
pemahaman murid terhadap materi pelajaran sehingga proses konstruksi
pengetahuan menjadi lebih mudah.
Tidak ada siswa yangmemperoleh nilai sangat tinggi. Sedangkan pada
tabelke 2 ada 3 murid (12,5%) yang memperoleh nilai tinggi, 3 murid (12,5%)
yang memperolehnilai sedang, 8 murid (33,33%) yang memperoleh nilai
rendah, dan 10 siswa (41,67%) yang memperoleh nilai sangat rendah. bahwa
nilai evaluasi hasil belajar pada kondisiawal yaitu nilai tertinggi sebesar 85
dan nilai terendah sebesar 65 dengan nilai rata-rata yaitu75. Dari jumlah 24
murid ada 6 murid (25%) yang mencapai nilai ketuntasan minimal (KKM)
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sedangkan yang belum mencapai
KKM sebanyak 18 murid (75%).
Berdasarkan data di atas, maka peneliti berusaha untuk meningkatkan
hasil belajar Bahasa Indonesia pada menulis karangan narasi murid kelas IVC
SDIT As Sunnah Makassardengan menggunakan metode Mind Mapping. Hal
ini bertujuan agar murid dapat memahami materi pembelajaran Bahasa
Indonesia menulis karangan narasi dengan lebih mudah sehingga keterampilan
menulis karangan narasi murid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassardapat
meningkat.
3. Deskripsi Hasil Penelitian
a. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
59
Siklus I diadakan selama 2 kali pertemuan (4x35 menit), yaitu pada
tanggal 23 April 2021 dan 27 April 2021. Adapun tahap-tahap yang
dilakukan pada siklus I, yaitu sebagai berikut.
1) Tahap Perencanaan (Planning)
Pada perencanaan ini dilakukan pengamatan terhadap proses
pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilaksanakan di kelas IVC untuk
mengetahui model pembelajaran yang dilakukan guru, serta keaktifan
murid dalam mengikuti pelajaran yang dilaksanakan. Di samping itu
mencatat hasil belajar murid berupa nilai formatif mata pelajaran Bahasa
Indonesia pada pokok kemampuan menulis.
Berdasarkan pengamatan terhadap pembelajaran dan hasil belajar
di SDIT As Sunnah Makassar diperoleh informasi sebagai data awal bahwa
sebanyak 24 murid terdapat 18 muridatau 75 % yang belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥75. Setelah dilakukan
pemeriksaan, ternyata sebagian besar murid belum mampu
mengungkapkanpikiran dan perasaannya secara lebih leluasa serta belum
dapat menuliskan karangan denganaturan penulisan yang benar. Murid
dalam menulis narasi masih banyak yang tidak bersungguh-sungguh.
Murid belum terampil dalam menyusun kalimat-kalimat dan belum
memperhatikan tanda baca dalam menulis karangan. Bertolak dari
kenyataan tersebutdiadakan konsultasi dengan Kepala Sekolah mengenai
60
alternatif peningkatan kemampuan mnulis narasi dengan metode Peta
Pikiran (Mind Mapping).
Adapun perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I
meliputi kegiatan-kegiatansbagai berikut:
1. Menentukan pokok bahasan atau memilih Kompetensi Dasar atau
Indikator yang sesuaidengan menulis narasi di kelas IVC. Alasan memilih
Kompetensi Dasar atau Indikatortersebut adalah:
a) Kompetensi Dasar atau Indikator tentang menulis narasi sangat
sulit dikuasaioleh murid. Murid banyak mengalami kesulitan
pada indikator tersebut.
b) Kompetensi Dasar atau Indikator tersebut nantinya dapat
dipergunakan dalammeningkatkan kemampuan murid dalam
keterampilan menulis lanjut.
c) Pemilihan Kompetensi Dasar atau Indikator menulis narasi di
dasarkan padakurikulum yang berlaku dan harapan masyarakat
terhadap hasil belajar murid.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun 2x pertemuan. Masing-
masing pertemuan 2 jam pelajaran atau sekitar 70 menit. Pada siklus
pertama dilaksanakan pada tanggal
23 April dan 27 April 2021. Perencanaan RPP mencakup penentuan:
61
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Langkah-
langkah/Skenario Pembelajaran, Media, Metode dan Sumber
Pembelajaran serta sistem penilaian. Rencana PelaksanaanPembelajaran
(RPP) terlampir.
3. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung.
Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan
pembelajaran adalah:
a) Ruang belajar
Ruang belajar yang digunakan adalah ruang belajar yang biasa
digunakan setiaphari. Kursi diatur sedemikian rupa, kursi diatur
dengan model U atau per individu.
b) Gambar spidol warna
Gambar digunakan sebagai media yang memudahkan murid dalam
pembuatan PetaPikiran (Mind Mapping). gambar besar ditempel di
depan kelas, kemudian guru menjelaskan cara membuat Peta Pikiran
(Mind Mapping) lalu mencabang- cabangkannya dengan spidol
warna. Setelah itu, setiap murid diberi kertas HVS untuk membuat
Peta Pikiran (Mind Mapping) dengan menggunakan spidol warna.
c) Buku pelajaran
Buku pelajaran Bahasa Indonesia digunakan sebagai buku acuan
belajar. Buku yang digunakan yaitu Bahasa Indonesia Untuk SD dan
MI Kelas IV pengarang: Kaswan Narmadi dan Rita Nurbaya.
62
2) Tahap Pelaksanaan
Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Siklus I dilaksanakan
selama 2 kali pertemuan.
1) Pertemuan I
Pada pertemuan I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 23 April
2021 pada jam pertama dan kedua yaitu pukul 07.35-08.45 WITA. Materi
yang diajarkan adalah siswadapat menyebutkan 3 langkah mengarang, dan
membuat Peta Pikiran (Mind Mapping). Pembelajaran dilaksanakan
dengan menerapkan metode Peta Pikiran (Mind Mapping). media
penunjang yang digunakan pembelajaran ini adalah menggunakan media
gambaryang disesuaikan dengan tema karangan.
Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah
satu murid untukmemimpin berdo’a, kemudian guru melanjutkan dengan
kegiatan presensi. Guru memberikan apersepsi dengan menyampaikan
materi yang akan disampaikan dan tanya jawab dengan murid tentang
pengalaman mereka mengarang.
Pada kegiatan inti guru memberikan penjelasan materi mengarang
dimulai dari pengertian mengarang dan langkah-langkah mengarang.
Setelah itu, guru mengajukan pertanyaan kepada murid tentang langkah-
63
langkah mengarang. Murid menjawab pertanyaan dari guru. Selanjutnya
guru membimbing murid dengan memberi penjelasandi depan kelas untuk
membuat kerangka karangan. Setelah murid memahami konsep
mengarang dan langkah-langkahnya, kemudian guru membagikan
karangan narasi yangberjudul “Perawatan Akibat Typus” disertai dengan
peta pikiran (ming mapping)-nya. Masing-masing murid ditugaskan untuk
membaca karangan, kemudian guru memberikan penjelasan mengenai
karangan narasi. Guru memberikan informasi bahwasebelum membuat
karangan murid membuat peta pikiran terlebih dahulu agar lebih mudah
menuangkan pikiran dan perasaan dalam bentuk karangan. Guru bertanya
jawabdengan murid tentang kegiatan liburan yang telah mereka jalani.
Murid dan guru bersama-sama menentukan tema karangan liburan. Dari
tema yang telah disepakati yaituliburan, murid dapat memilih 3 topik dari
tema liburan, yaitu: liburan di rumah, liburandi rumah nenek/kakek, atau
pergi ke tempat wisata. Setiap murid membuat peta pikiran(mind mapping)
dari salah satu tema liburan tersebut dengan menggunakan kertas HVSdan
menggunakan spidol warna. Guru berkeliling kepada murid dan
memberikan arahan kepada murid yang belum mampu membuat peta
pikiran. Setelah murid membuat peta pikiran, guru lalu menugaskan
kepada setiap murid untuk membuat karangan narasi dengan tema liburan
pada kertas folio yang telah disediakan guru.
64
Kegiatan akhir pembelajaran diisi dengan guru bersama murid
menyimpulkan semua hasil kegiatan pembelajaran. Setelah itu, guru
menutup pelajaran Bahasa Indonesia.
2) Pertemuan II
Pada pertemuan II dilaksanakan pada jam pertama dan kedua yaitu
pukul 07.35 - 08.45 WITA pada hari Rabu tanggal 27 April 2021. Pada
pertemuan ini materi yang dipelajari adalah murid dapat menulis karangan
berdasarkan pengalaman yang pernah dialami murid dan murid dapat
menggunakan kata penghubung lalu dengan tepat. Pembelajaran
dilaksanakan dengan menerapkan metode Peta Pikiran (Mind Mapping).
Media penunjang yang digunakan pembelajaran ini adalah menggunakan
gambar yangdisesuaikan dengan tema berdasarkan pengalaman murid.
Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah
satu murid untukmemimpin berdo’a, kemudian guru melanjutkan dengan
kegiatan presensi. Guru mengkondisikan kesiapan murid untuk menerima
pelajaran. Guru melakukan tanya jawab dengan murid untuk mengingat
kembali tentang pelajaran mengarang yang diterima pada pertemuan
sebelumnya.
Pada kegiatan inti guru memulai dengan memberikan tugas kepada
seluruh murid agar mendengarkan salah satu hasil karangan terbaik dari
hasil pertemuan sebelumnya. Guru menyuruh murid yang memiliki
karangan terbaik untuk membacakan hasil karangannya di depan kelas. Hal
65
ini bertujuan agar murid yang lain dapat termotivasi untuk mengarang lebih
baik lagi karena dengan pembacaan tersebut murid menjadi bangga akan
hasil karangannya yang sudah dibaca di hadapan guru dan teman-
temannya. Setelah itu, guru memberikan masukan dan saran dari hasil
karangan yang telah dibaca maupun karangan yang lain (yang tidak
dibacakan). Guru memberikan penjelasan tentang penulisan karangan yang
benar dan peggunaan kata penghubung lalu dalam kalimat. Guru
memberikan contoh kata penghubung lalu dalam kalimat. Guru
memberitahukan bahwa kata penghubung lalu digunakan untuk
menerangkan keterangan waktu, sehingga dapat digunakan dalam
menuliskan karangan narasi karenakarangan narasi adalah bentuk karangan
menceritakan suatu peristiwa yang berkaitan dengan waktu. Guru dan
murid mengingat kembali dari pertemuan sebelumnya tentangkarangan
narasi dan pembuatan peta pikiran (mind mapping) dari tema liburan. Guru
dan murid bertanya jawab tentang pengalaman menarik tentang
perpustakaan. Guru menugaskan murid secara berkelompok untuk
berdiskusi dengan teman sebangkumengenai hal-hal yang berkaitan dengan
perpustakaan. Guru dan murid bertanya jawab tentang hal-hal yang
beerkaitan dengan perpustakaan. Guru membimbing murid di depan kelas
untuk menuliskan kata kunci yang berkaitan dengan perpustakaan,
kemudian dijadikan peta pikiran (mind mapping) dengan menggunakan
gambar dan spidol warna. Setelah itu masing-masing murid diberikan tugas
66
untuk membuat peta pikiran (mind mapping) tentang perpustakaan. Guru
membagikan kertas HVS putih untuk membuat peta pikiran (mind
mapping). Murid membuat peta pikiran (mind mapping) dengan
menggunakan spidol warna. Guru memantau kegiatan murid saat membuat
peta pikiran (mind mapping). Guru memberikan bimbingan kepada murid
untuk lebih mengembangkan pembuatan peta pikiran (mind mapping) dari
tema perpustakaan. Setelah murid menyelesaikan tugas membuat peta
pikiran, kemudian murid membuat karangan narasi dari hasil peta pikiran
(mind mapping) tersebut dan juga menggunakan kata penghubung lalu
dalam karangannya. Masing-masing murid menuliskan karangan dengan
tema perpustakaan pada kertas folio yang telah disediakanguru.
Kegiatan akhir pembelajaran diisi dengan kegiatan guru bersama
murid menyimpulkan semua hasil kegiatan pembelajaran. Setelah itu, guru
menutup pembelajaran Bahasa Indonesia.
3) Tahap Pengamatan (Observation)
Pada tahap observasi dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping)
dilaksanakan dengan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi
diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yangtelah dirumuskan oleh peneliti
dengan guru kelas. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai
kesesuaian pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia pada kemampuan
67
menulis narasi kelas IV dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pembelajaran dengan
metode peta pikiran (mind mapping) dapat menghasilkan perubahan pada hasil
belajar bahasa Indonesiamurid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar. Oleh
karena itu pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas atau partisipasi
dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan guru dalam
melaksanakan pembelajaran termasuk suasana kelas pada setiap pertemuan.
Uraian observasi tiap pertemuan pada siklus I sebagai berikut.
a) Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus I
Hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran menulis narasi
dengan metode PetaPikiran (Mind Mapping) di kelas IVC SDIT As Sunnah
Makassar pada siklus I pada aspek penilaian persiapan guru memulai
kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama dengan skor 2 dan pada
pertemuankedua dengan skor 3. Kemampuan guru mengelola kelas pada
pertemuan pertama dengan skor 2 dan pada pertemuan kedua dengan skor
3. Kemampuan guru mengelola waktu pembelajaran pada pertemuan
pertama dengan skor 3 dan pada pertemuan kedua dengan skor 3.
Kemampuan guru memberikan apersepsi kelas pada pertemuan pertama
dengan skor2 dan pada pertemuan kedua dengan skor 3. Kemampuan guru
dalam menyampaikan pelajaran pada pertemuan pertama dengan skor 2 dan
pada pertemuan kedua dengan skor 2.Kemampuan guru dalam menutup
68
pelajaran pada pertemuan pertama dengan skor 3 dan padapertemuan kedua
dengan skor 3.
Sedangkan pada gambar 6, tampak grafik skor rata-rata hasil
observasi aktiftas guru pada siklus I. Berdasarkan grafik yang disajikan,
terlihat bahwa pada aspek penilaian persiapan guru memulai kegiatan
pembelajaran skor rata-ratanya sebesar 2,5. Kemampuanguru mengelola
kelas skor rata-ratanya sebesar 2,5. Kemampuan guru mengelola waktu
pembelajaran skor rata-ratanya sebesar 3. Kemampuan guru memberikan
apersepsi skor rata-ratanya sebesar 2,5. Kemampuan guru dalam
menyampaikan pelajaran skor rata-ratanya sebesar 2. Kemampuan guru
dalam menutup pelajaran skor rata-ratanya sebesar 3.
b) Hasil Observasi Aktifitas Murid pada Siklus I
Hasil observasi aktivitas belajar siswa kelas IVC SDIT As Sunnah
Makassar pada siklus I, pada aspek penilaian kedisiplinan murid pada
pertemuan pertama dengan skor 2 dan pada pertemuan kedua dengan skor
3. Kesiapanmurid menerima pelajaran pada pertemuan pertama dengan
skor 2 dan pada pertemuan kedua dengan skor 3.Keaktifan murid dalam
pembelajaran pada pertemuan pertama denganskor 2 dan pada pertemuan
kedua dengan skor 3. Kemampuan murid mmbuat karangan pada
pertemuan pertama dengan skor 2 dan pada pertemuan kedua dengan skor
3.Kemampuan murid dalam mengerjakan post test pada pertemuan
69
pertama dengan skor 1 dan pada pertemuan kedua dengan skor 2.
Sedangkan skor rata-rata hasil observasi aktiftas murid pada siklus
I. Berdasarkan grafik yang disajikan, terlihat bahwa pada aspek penilaian
kedisiplinan murid skor rata-ratanya sebesar 2,5. Kesiapan murid
menerima pelajaran skorrata-ratanya sebesar 2,5. Keaktifan murid dalam
pembelajaran skor rata-ratanya sebesar 2,5.Kemampuan murid membuat
karangan skor rata-ratanya sebesar 2,5. Kemampuan murid dalam
mengerjakan post test skor rata-ratanya sebesar 1,5.
c) Hasil Belajar Murid pada Siklus I
Berdasarkan grafik di atas, hasil belajar pada siklus I menunjukkan
bahwa nilai tertinggi 83, nilai terendah 55 dan nilai rata-ratanya 69.
Sedangkan pada gambar 8, tampak gafik statistik hasil belajar menulis
narasi murid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar padasiklus I.
Hasil belajar menunjukkan tidak adanya siswa (0%) yang
memperoleh nilai sangat tinggi, yang memperoleh nilai tinggi sebanyak 5
murid (20,83%), yang memperoleh nilai sedang sebanyak 6 murid (25%),
yang memperoleh nilai rendah sebanyak 5 murid (20,83%), dan yang
memperoleh nilai sangat rendah sebanyak 8 murid (33,33%).
Berdasarkan data di atas, dari 24 murid ada 14 murid (50,33%) yang
mencapai nilai ketuntasan minimal (KKM) dalam pembelajaran menulis
narasi dengan menggunakan metode Peta Pikiran (Mind Mapping)
70
sedangkan yang belum mencapai KKMsebanyak 10 murid (41,67%).
4) Tahap Refleksi (Reflection)
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran
menunjukkan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode peta
pikiran (mind mapping) belum sepenuhnya tampak. Meskipun sudah
dijelaskan, tetapi masih ada murid yang belum mengerti atau paham dalam
pembuatan peta pikiran (mind mapping) untuk mengarang narasi. Disamping
itu masih ada murid yang belum mampu menulis narasi yang sesuai dengan
aturan penulisan yang benar dan penggunaan kata penghubung lalu dalam
karangan. Hal ini mengakibatkan murid belum sepenuhnya dapat membuat
karangan narasi berdasarkan peta pikiran (mind mapping), sehingga nilai yang
diperoleh murid pada siklus Ibelum menunjukkan perubahan yang cukup
berarti. Dengan nilai rata-rata kelas mencapai 70%, murid yang memperoleh
nilai ≥75 (KKM) ada 14 murid atau 50,33%, dan murid yangmemperoleh nilai
˂75 (KKM) yaitu 10 murid atau 41,67%.
Pembelajaran pada siklus I dikatakan berhasil apabila kemampuan
menulis narasi muridyang memperoleh nilai ≥75 (KKM) mencapai 75%. Dari
data diperoleh sebanyak 14 muridatau 50,33% dari 24 murid memperoleh nilai
≥75 (KKM) dan 10 murid atau 41,67% yang tidak mencapai KKM. Hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode peta pikiran
(mind mapping) belum berhasil, sehingga pembelajaran akan dilanjutkan untuk
71
siklus II mengenai penulisan karangan narasi dengan metode peta pikiran(mind
mapping).
b. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
Siklus II diadakan selama 2 kali pertemuan (4x35 menit), yaitu pada
tanggal 2 Mei 2021dan 6 Mei 2021. Adapun tahap-tahap yang dilakukan pada
siklus II, yaitu sebagai berikut.
1) Tahap Perencanaan (Planning)
Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus I diketahui
bahwa sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar Bahasa
Indonesia pokok bahasan menulis narasi pada murid kelas IVC SDIT As
Sunnah Makassar tetapi belum berhasil dengan maksimal. Hal ini
ditunjukkan masih ada 8 murid yang belum tuntas dalam pembelajaran
menulis narasi. Dari hasil tindakan siklus I, diadakan diskusi sekaligus
konsultasi dengan guru kelas IVC untuk mencari alternatif pemecahan agar
dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada pokok materi
menulis narasi pada murid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar. Dari
diskusi tersebut diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan tindakan siklus
IIdilaksanakan dalam 2 pertemuan dengan alokasi waktu tiap pertemuan 2
x 35 menit yaitu pada tanggal 2 Mei 2021 dan tanggal 6 Mei 2021. Hal yang
perlu diperbaiki guru dalam pembelajaran menulis narasi dengan metode
peta pikiran (mind mapping) sebagai upaya untuk mengatasi kecukupan
72
yang ada yaitu menggunakan media gambar yang disesuaikan dengan
pengalaman murid.
Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
SD 2006 Kelas IV, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan
pembelajaran menulis narasi dengan menerapkan metode peta pikiran
(mind mapping) sebagai berikut:
✓ Memilih indikator yang sesuai dengan pokok materi menulis.
✓ Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pembelajaran disusun 2 kali pertemuan masing-masing
pertemuan 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit yang dilaksanakan pada
tanggal 2 Maret 2013 dan tanggal 6 Mei 2021. Perencanaan RPP mencakup
penentuan: Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, media,
metode, sumber pembelajaran, langkah-langkah / sekenario pembelajaran,
dan sistem penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terlampir.
2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan
pembelajaran adalah:
a) Ruang belajar
Ruang belajar yang digunakan adalah ruang belajar yang biasa
digunakan setiap hari.Kursi diatur sedemikian rupa, kursi diatur dengan
model U atau per individu.
73
b) Gambar dan Spidol Warna
Gambar digunakan sebagai media yang memudahkan murid dalam
pembuatan peta pikiran (mind mapping). Gambar besar di tempel di
depan kelas, kemudian guru menjelaskan cara membuat peta pikiran
(mind mapping) kemudian mencabang- cabangkannya dengan
menggunakan spidol warna. Sementara itu, setiap murid mendapat
gambar menarik di ketas HVS untuk membuat peta pikiran (mind
mapping)dengan menggunakan spidol warna.
c) Buku pelajaran
Buku pelajaran Bahasa Indonesia digunakan sebagai buku acuan belajar.
Buku yang digunakan yaitu Bahasa Indonesia Untuk SD
dan MI Kelas IV pengarang: Kaswan Narmadi dan Rita Nurbaya.
3) Tahap Pelaksanaan
Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
metode peta pikiran (mind mapping) dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telahdisusun sebelumnya. Siklus II dilaksanakan
dalam 2 kali pertemuan. Perbedaan siklus II darisiklus I adalah selain pada
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai juga pada media gambaryang akan
digunakan dalam membuat peta pikiran (mind mapping) lebih menarik dan
disesuaikan dengan pengalaman murid sehingga murid lebih termotivasi untuk
mengembangkan tulisannya dari peta pikiran tersebut.
74
1) Pertemuan I
Pada pertemuan I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 2 Mei pada
jam pertama dan kedua yaitu pukul 07.35-08.45 WITA. Materi yang
diajrkan adalah murid dapat menyebutkan 3 langkah mengarang, membuat
peta pikiran (mind mapping), dan membuat karangan dari peta pikiran
tersebut. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan metode Peta
Pikiran (Mind Mapping). media penunjang yang digunakan dalam
pembelajaran ini adalah menggunakan media gambar dan gambar
berwarna di kertas HVS putih yang disesuaikan dengan tema karangan
dari pengalaman murid.
Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam dan meminta salah satu
murid untuk memimpin berdo’a, kemudian guru melanjutkaan dengan
kegiatan presensi. Gurumemberikan apersepsi dengan mengajak bersama
murid mengingat kembali tentang karangan narasi dari pembelajaran
sebelumnya.
Pada kegiatan inti guru dan murid bertanya jawab tentang 3 langkah
mengarang danmurid dapat menjawab dengan tepat dan antusias. Setelah
itu guru membacakan karangan yang menceritakan tentang berkemah.
Murid diberikan tugas untuk menuliskan kembali karangan yang telah
dibacakan guru. Guru memberikan penjelasandari karangan yang telah
dituliskan di depan kelas. Guru memberitahukan cara penulisankarangan
yang benar. Murid berdiskusi kelompok dengan teman sebangku tentang
75
temayang akan dikarang. Guru dan murid bertanya jawab tentang hal-
hal yang berkaitan dengan pasar atau supermarket. Murid dan guru
bersama-sama menentukan tema karangan (pasar atau supermarket).
Murid diberi tugas untuk membuat peta pikiran(mind mapping) dari tema
pasar atau supermarket dengan kertas HVS putih yang disertaigambar dan
menggunakan spidol warna. Guru membimbing murid membuat peta
pikiran (mind mapping) dengan menggunakan gambar pasar atau
supermarket yangdicabang-cabangkan dengan spidol warna. Sehingga
murid dapat melihat contoh peta pikiran secara lebih jelas. Guru
berkeliling dan melihat-lihat murid yang masih belumbisa membuat peta
pikiran, kemudian memberikan arahan. Murid yang masih belum bisa
membuat peta pikiran, kemudian memberikan arahan.
Setelah murid menyelesaikan peta pikiran yang telah dibuat,
lalu guru menugaskan murid untukmembuat karangan narasi dari hasil
peta pikiran (mind mapping) yang telah dibuat. Masing-masing murid
menuliskan karangan dengan tema pasar atau supermarket pada kertas
folio yang telah disediakan guru. Murid bersemangat pada saat mengarang
narasi.Kegiatan akhir pembelajaran diisi dengan guru bersama murid
menyimpulkan semua hasil kegiatan pembelajaran. Setelah itu, guru
menutup pembelajaran bahasa Indonesia.
2) Pertemuan II
Pada pertemuan II dilaksanakan pada jam pertama dan kedua yaitu pukul
76
07.35- 08.45 WITA pada hari Rabu tanggal 6 Mei 2021. Pada
pertemuan ini materi yang dipelajari adalah murid dapat menulis karangan
berdasarkan pengalaman yang pernah dialami dan murid dapat
menggunakan kata penghubung lalu dalam karangan. Pembelajaran
dilaksanakan dengan menerapkan metode peta pikiran (mind mapping).
Media penunjang yang digunakan pembelajaran ini adalah menggunakan
gambar berwarna yang disesuaikan dengan tema berdasarkan pengalaman
murid.
Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah satu
murid untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan dengan
kegiatan presensi. Guru dan murid bersama-sama mengingat kembali
pembuatan peta pikiran (mind mapping) dalamkarangan narasi.
Pada kegiatan inti dimulai dengan bertanya jawab tentang hal-hal
yang berkaitan dengan karangan. Murid memberi tanggapan dari hal-hal
yang berkaitan dengan mengarang. Guru dan murid mengingat kembali
tentang karangan narasi yang sudah dipelajari dari pertemuan sebelumnya.
Guru mengingatkan kembali cara pembuatan peta pikiran (mind mapping)
untuk membuat karangan narasi. Guru juga mengingatkankembali cara
penulisan karangan yang benar dan penggunaan kata penghubung lalu
dalam kalimat. Guru memberitahukan bahwa kata penghubung lalu
digunakan untuk menerangkan keterangan waktu, sehingga dapat
digunakan dalam menuliskan karangan narasi karena karangan narasi
77
adalah bentuk karangan menceritan suatu peristiwa yangberkaitan dengan
waktu. Murid ditugaskan berdiskusi kelompok dengan teman sebangku
untuk menggunakan kata penghubung lalu. Setiap kelompok mencoba
untukmembuat kalimat yang menggunakan kata penghubung lalu. Setelah
itu salah satu perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk menuliskan
hasil diskusinya.
Guru dan murid bersama-sama membahas kalimat yang telah
dituliskan masing-masing kelompok. Guru mencocokkan penulisan
kalimat yang menggunakan kata penghubunglalu yang ada di depan. Guru
memberikan penghargaan kepada kelompok yang mengerjakan dengan
benar. Guru dan murid bertanya jawab tentang pengalaman bersepeda,
kemudian guru dan murid bersama-sama menentukan tema dari
pengalaman bersepeda menjadi karangan narasi. Guru mengingatkan
kembali pembuatan peta pikiran (mind mapping). Guru memberi tugas
murid untuk membuat peta pikiran dari tema bersepeda. Guru membagikan
kertas HVS putih yang disertai gambar berwarna yang sesuai tema, lalu
murid membuat peta pikiran (mind mapping) dari gambar tersebut.
Murid membuat peta pikiran dengan menggunakan spidol
berwarna. Guru memantau kegiatan murid saat membuat peta pikiran
(mind mapping). Guru memberikan bimbingan dan arahan kepada murid
untuk lebih mengembangkan peta pikiran (mind mapping) dari pengalaman
bersepeda yang pernah mereka alami. Setelahmurid selesai membuat peta
78
pikiran, kemudian murid ditugaskan untuk membuat karangan narasi
berdasar peta pikiran (mind mapping) yang telah dibuat. Murid juga
dianjurkan guru untuk menggunakan kata penghubung lalu di dalam
karangannya. Setiap murid menuliskan karangan narasi dengan tema
bersepeda pada kertas folio yang telah disediakan guru. Murid tampak
begitu bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam mengarang narasi.
Kegiatan akhir pembelajaran diisi dengan kegiatan guru bersama
murid menyimpulkan semua hasil kegiatan pembelajaran. Setelah itu, guru
menutup pembelajaran bahasa Indonesia.
3) Tahap Pengamatan (Observation)
Pada tahap observasi dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Mapping dengan
mengamati kegiatan murid dan guru melalui alat bantu berupa lembar
observasi.
Lembar observasi ini diarahkan pada poin-poin kegiatan yang akan
diamati saat proses pembelajaran berlangsung yang sebelumnya telah
dirumuskan oleh peneliti dan disusun berdasarkan dengan metode yang
digunakan yaitu metode Mind Mapping. Observasi ini dilakukan untuk
memperoleh data tentang kesesuaian pelaksanaan pembelajaran menulis
karangan narasi dengan rancangan pembelajaran (RPP) yang telah disusun
berdasarkan metode yang digunakan yang bertujuan untuk mengetahui
79
seberapa besar keefektivitasan metode Mind Mapping terhadap perubahan
hasil menulis karangan narasi murid kelas IVC SDIT As Sunnah Maassar.
Kegiatan observasi ini dilakukan oleh Guru kelas IV sebagai observer
sedangkan peneliti bertindak sebagai guru. Observasi dilakukan mulai dari
kegiatanawal hingga kegiatan akhir. Adapun hasil observasi pada siklus II
sebagai berikut.
a) Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus II
Hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran menulis narasi
dengan metode PetaPikiran (Mind Mapping) di kelas IVC SDIT As Sunnah
pada siklus pada aspek penilaian persiapan guru memulai kegiatan
pembelajaran pada pertemuan pertama dengan skor 3 dan pada pertemuan
kedua dengan skor 4. Kemampuan guru mengelola kelas pada pertemuan
pertama dengan skor 3 dan pada pertemuan kedua dengan skor 4.
Memberikan apersepsi kelas pada pertemuan pertama dengan skor 3 dan
pada pertemuan kedua dengan skor 4. Kemampuan guru dalam
menyampaikan pelajaran pada pertemuan pertama dengan skor 3 dan pada
pertemuan kedua dengan skor 4. Kemampuan guru dalam menutup
pelajaran pada pertemuan pertama dengan skor 4 dan pada pertemuan
kedua dengan skor 4.
Sedangkan skor rata-rata hasil observasi pengajar pada siklus II.
Berdasarkan grafik yang disajikan, terlihat bahwa pada aspek penilaian
80
persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran skor rata-ratanya sebesar
3,5 Kemampuan guru mengelola kelas skor rata-ratanya sebesar 3,5.
Kemampuan guru mengelola waktu pembelajaran skor rata-ratanya sebesar
3. Memberikan apersepsi skor rata-ratanya sebesar 3,5. Kemampuan guru
dalam menyampaikan pelajaran skor rata-ratanya sebesar 3,5. Kemampuan
guru dalam menutup pelajaran skor rata-ratanya sebesar 4.
b) Hasil Observasi Aktifitas Murid pada Siklus II
Hasil observasi aktivitas belajar siswa kelas IVC SDIT As Sunnah
Makassar pada siklusII sebagai berikut pada pertemuan 1 siklus I, pada
aspek penilaian kedisiplinan muridpada pertemuan pertama dengan skor 3
dan pada pertemuan kedua dengan skor 4. Kesiapanmurid menerima
pelajaran pada pertemuan pertama dengan skor 3 dan pada pertemuan
kedua dengan skor 4. Keaktifan murid dalam pembelajaran pada
pertemuan pertama denganskor 3 dan pada pertemuan kedua dengan skor
4. Kemampuan murid mmbuat karangan padapertemuan pertama dengan
skor 3 dan pada pertemuan kedua dengan skor 3. Kemampuan murid
dalam mengerjakan post test pada pertemuan pertama dengan skor 3 dan
pada pertemuan kedua dengan skor 4
Sedangkan tampak grafik skor rata-rata hasil observasi aktiftas
murid pada siklus I. Berdasarkan grafik yang disajikan, terlihat bahwa
pada aspek penilaian kedisiplinan murid skor rata-ratanya sebesar 3,5.
81
Kesiapan murid menerima pelajaranvskor rata-ratanya sebesar 3,5.
Keaktifan murid dalam pembelajaran skor rata-ratanya sebesar 3,5.
Kemampuan murid membuat karangan skor rata-ratanya sebesar 3,5.
Kemampuan murid dalam mengerjakn post test skor rata-ratanya sebesar
3,5.
c) Hasil Belajar Murid Pada Siklus II
Berdasarkan hasil belajar murid kelas IVC SDIT As Sunnah
Makassar pada siklus II hasil belajar pada siklus II menunjukkan bahwa
nilai tertinggi 96, nilai terendah 64 dan nilai rata-ratanya 80. Sedangkan
pada gambar 13, tampakgafik statistik hasil belajar menulis narasi murid
kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar padasiklus II menunjukkan yang
memperoleh nilai sangat tinggi sebanyak 2 murid (8,33%), yang
memperoleh nilai tinggi sebanyak 8 murid (33,33%), yangmemperoleh
nilai sedang sebanyak 11 murid (45,83%), yang memperoleh nilai rendah
sebanyak 3 murid (12,5%), dan tidak ada murid yang memperoleh nilai
yang sangat rendah.
Berdasarkan data di atas, dari 24 murid ada 22 murid (91,67%)
yang mencapai nilai ketuntasan minimal (KKM) dalam pembelajaran
menulis narasi dengan menggunakan metode Peta Pikiran (Mind
Mapping) sedangkan yang belum mencapai KKM sebanyak 2 murid
(8,33%).
82
4) Tahap Refleksi (Reflection)
Berdasarkan data di atas, dapat dikemukakan bahwa dari hasil
observasi selama proses pembelajaran menunjukkan murid dalammengikuti
pembelajaran dengan metode peta pikiran (mind mapping) sudah sepenuhnya
menunjukkan perubahan dari siklus sebelumnya. Murid mengerti dan paham
bagaimana membuat peta pikiran (mind mapping) yang digunakan untuk
menulis narasi. Murid mampu mengembangkan peta pikiran mereka
berdasarkan pengalaman, kemudian murid dapat menuangkan pikirannya
tersebut ke dalam bentuk karangan narasi. Hal ini menunjukkan bahwa murid
sudah sepenuhnya dapat membuat karangan narasi dengan metode peta pikiran
(mind mapping). Murid juga sudah mampu menulis narasi yang sesuai dengan
aturan penulisan yang benar serta penggunaan kata penghubung lalu dalam
karangan. Sehingga nilai yang diperoleh murid pada siklus II telah
menunjukkan perubahan yang cukup berarti dengan nilai rata-rata kelas
mencapai 80. Murid yang memperoleh nilai <75 (KKM) ada 2 murid atau
8,33% dan murid yang memperoleh nilai ≥75 (KKM) yaitu 22 murid atau
91,67%.
Pembelajaran pada siklus II dikatakan berhasil apabila kemampuan
menulis narasi murid yang memperoleh nilai ≥75 (KKM) mencapai 75%. Dari
data diperoleh sebanyak 22murid atau 91,67% dari 24 murid memperoleh nilai
≥75 (KKM). Dengan demikian, dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar
83
menulis narasi siswa yang memperoleh nilai ≥75 (KKM) sudah menunjukkan
peningkatan dan peningkatan rata-rata kelas, sehingga pembelajaran pada
siklus II mengenai penulisan karangan narasi dengan metode peta pikiran(mind
mapping) sudah berhasil.
B. Pembahasan.
Untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran yang menyenangkan yang
dapat membantu murid dalam mengkonstruksi pengetahuannya dengan mudah,
maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang variatif dan dapat
meningkatkan minat murid dalam belajar. Salah satu metode yang peneliti
anggap mampu untuk meningkatkan minat murid dalam belajar yaitu dengan
menggunakan metode Mind Mapping.
Metode ini merupakan metode yang dapat meningkatkan kreativitas
murid dan membuatmurid lebih aktif dalam berfikir dan belajar. Metode Peta
Pikiran (Mind Mapping) memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada
murid untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran khususnya
menulis karangan narasi dengan cara mengemukakangagasannya serta mampu
mengapresiasikan imajinasinya melalui sebuah gambar (mind map) dan
membaca hasil arangannya di depan kelas. Berdasarkan hasil pengamatan dan
analisis data yang diproleh dalam penelitian ini, metode Mind Mapping terbukti
dapat meningkatkan partisipasi siswa kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar
dalam proses pembelajaran menulis karangan narasi. Hal ini dapat dilihat dari
84
peningkatan hasil belajar murid melalui pelaksanaan tindakan dari siklus I
hingga siklusII yang menunjukkan adanya peningkatan yang baik. Berikut ini
merupakan perbandingan hasil pengamatan dan hasil analisis data pada siklus I
dan siklus II.
Perbandingan Aktivitas Mengajar Guru pada Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan data siklus I persiapan guru dalam memulai kegiatan
pembelajaran dengan skor 2,5 dengan persentase sebesar 62,5% dan pada siklus
II dengan skor 3,5 dengan persentase sebesar 87,5%, kemampuan guru
mengelola kelas pada siklus I dengan skor 2,5 dengan persentase sebesar 62,5%
dan pada siklus II dengan skor 3,5dengan persentase sebesar 87,5%, kemampuan
guru mengelola waktu pembelajaran pada siklus I dengan skor 3 dengan
persentase sebesar 75% dan pada siklus II dengan skor yang sama, yaitu 3
dengan persentase 75%, kemampuan guru melakukan apersepsi pada siklus I
dengan skor 2,5 dengan persentase sebesar 62,5% dan pada siklus II dengan skor
3,5 denganpersentase sebesar 87,5%, kemampuan guru dalam menyampaikan
materi pelajaran pada siklus I dengan skor 2 dengan persentase sebesar 50% dan
pada siklus II dengan skor 3,5 dengan persentase sebesar 87,5%, dan
kemampuan guru dalam menutup pelajaran pada siklus I dengan skor 3 dengan
persentase sebesar 75% dan pada siklus II dengan skor sempurna, yaitu 4 dengan
persentase sebesar 100%.
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi yang diperoleh dalam
85
penelitian dapat ditemukan adanya peningkatan aktivitas guru atau pengajar
dikelas IVC SDIT As Sunnah Makassar dan peningkatan kualitas proses
pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan metode Mind
Mapping, antara lain
a. Persiapan guru dalam perencanaan pembelajaran lebih baik dan terarah
dibandingkandengan sebelum pelaksanaan tindakan.
b. Sebelum menjelaskan materi, guru selalu menyampaikan tujuan
pembelajaran sehinggamurid mengetahui arah pembelajaran.
c. Guru menjadi lebih cermat dalam memberikan apersepsi.
d. Penyampaian materi oleh guru lebih mudah dimengerti murid.
e. Guru lebih mampu memanfaatkan media pembelajaran dengan baik.
f. Kemampuan guru dalam mengelola kelas lebih baik.
g. Guru lebih terampil dalam memberikan motivasi dan menutup pelajaran.
Berdasarkan perbandingan hasil analisis observasi aktivitas guru di
atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan guru pada pembelajaran menulis
karangan narasi dengan menggunakan metode Mind Mapping mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus II. Peningkatan kualitas proses
pembelajaran ini juga mengakibatkan peningkatan hasil belajar Bahasa
Indonesia murid kelas IVC SDIT As Sunnah Maassar.
Perbandingan Aktivitas Belajar Murid pada Siklus I dan II dapat
dilihat dalam data aktivitas belajar murid pada siklus I dan II di atas,
dapatdisajikan dalam bentuk grafik berikut ini. Bpada siklus I kedisiplinan
murid dengan skor2,5 dengan persentase sebesar 62,5% dan pada siklus II
86
dengan skor 3,5 dengan persentase sebesar 87,5%, kesiapan murid menerima
pelajaran pada siklus I dengan skor 2,5 dengan persentase sebesar 62,5% dan
pada siklus II dengan skor 3,5 dengan persentase sebesar 87,5%, keaktifan
murid dalam pembelajaran pada siklus I dengan skor 3 dengan persentase
sebesar 62,5% dan pada siklus II dengan skor 4 dengan persentase 87,5%,
kemampuan murid membuat karangan pada siklus I dengan skor 2,5 dengan
persentase sebesar 62,5% dan pada siklus II dengan skor 3,5 dengan
persentase sebesar 87,5%, kemampuan murid dalam menerjakan post test
pada siklus I dengan skor 1,5 dengan persentase sebesar 37,5% dan pada
siklus II dengan skor 3,5 dengan persentase sebesar 87,5%.
Pada tabel dan grafik perbadingan aktivitas belajar murid di atas,
tampak adanya peningkatan persentase aktivitas belajar murid kelas IVC SDIT
As Sunnah Makassar dan peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis
karangan narasi dengan menggunakan metode Mind Mapping dari siklus I ke
siklus II. Peningkatan tersebut antara lain:
h. Kesiapan murid sebelum menerima pelajaran lebih tinggi dari pembelajaran
sebelum tindakan dilaksanakan.
i. Murid lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
j. Murid dapat mengembangkan isi pikiran atau gagasannya dengan
87
metode peta pikiran(mind Mapping).
k. Murid lebih mudah membuat karangan narasi dengan metode peta
pikiran (mindmapping).
l. Murid secara runtut mengungkapkan isi pikirannya dalam bentuk karangan
narasi.
m. Murid menunjukkan sikap sungguh-sungguh dalam membuat karangan
narasi.
n. Murid lebih aktif dan semangat mengerjakan tugas dari guru.
o. Kemampuan murid dalam mengerjakan tes mengarang lebih meningkat.
Perbandingan Hasil Belajar Murid pada Kondisi Awal, Siklus I dan
Siklus II, Dengan meningkatnya keaktifan murid pada saat proses
pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Mapping maka hasil
belajar menulis karangan narasi murid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar
juga meningkat. Peningkatan tersebut terlihat pada nilai hasil evaluasi
pembelajaran menilis karangan narasi pada kondisi awal, siklus I dan siklus II
Berdasarkan data perbandingan hasil belajar murid di atas, terlihat bahwa
nilai tertinggipada kondisi awal adalah 80, siklus I sebesar 83 dan pada siklus
II sebesar 96 dan nilai terendah pada kodisi awal adalah 50, siklus I sebesar 55
sedangkan pada siklus II sebesar 64.Adapun nilai rata-rata pada kondisi awal
sebesar 65, siklus I sebesar 69 dan pada siklus II meningkat menjadi 80. Hal
ini menunjukkan keefektifan penerapan metode Mind Mapping dalam
88
meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi murid kelas IVC SDIT As
Sunnah Maassar.
Pada data perbandingan ketuntasan hasil belajar menulis karangan narasi
murid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar dapat diketahui bahwa pada kondisi
awal murid yang tuntasmhanya sebanyak 6 murid (25%). Setelah pelaksanaan
tindakan dengan menggunakan metode Mind Mapping, maka terjadi
peningkatan jumlah murid yang yang mencapai ketuntasan minimal yaitu pada
sikus I murid yang mencapai KKM sebanyak 14 (50,33%) murid dan padasiklus
II sebanyak 22 murid (91,67%). Sedangkan jumlah murid yang belum mencapai
batasminimal (KKM) pada kondisi awal sebanyak 18 murid (75%), pada siklus I
sebanyak 10 murid(41,67%), dan pada siklus II sebanyak 2 murid (3,33%). Dari
hasil analisis data di atas menunjukkan adanya peningkatan jumlah murid yang
mencapai ketuntasan belajar dari tes awal hingga pada siklus terakhir, walaupun
sampai pada akhir siklus ternyata masih ada muridsebanyak 1 orang murid yang
belum bisa mencapai ketuntasan. Tetapi secara umum, penelitian yang
dilakukan sudah berhasil dengan persentase ketuntasan sebesar 91,67%.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk
meningkatkan kemampuan menulis narasi murid kelas IVC SDIT As Sunnah
Makassar yaitu denganmenggunakan metode peta pikiran (mind mapping). Hal
ini terjadi karena pembelajaran dengan peta pikiran (mind mapping) dapat
mempermudah murid dalam menuangkan pikiran / gagasannya dalam bentuk
karangan narasi. Selain itu, murid menjadi lebih aktif dalam prosespembelajaran,
89
khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada pokok materi menulis
narasi. Metode Mind Mapping juga sangat efektif untuk meningkatkan
keterlibatan murid dalam proses pembelajaran. Bagi murid, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa tidak hanya aktivitas murid yang meningkat tetapi juga
prestasi belajarnya. Dampak dari peningkatan aktivitas tersebut menyebabkan
tumbuhnya keterampilan sosial dan dan kemampuan emosional murid.
Kenyataan ini ditunjukkan dengan tampaknya kemampuan murid untuk
menjawab pertanyaan guru ataupun teman, meningkatnya keberanian untuk
mempertahankanpendapat ketika mempersentasikan hasil karyanya.
Selain aktivitas dan penguasaan materi yang meningkat, penelitian pada
pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan metode Mind Mapping ini
sangat efektif untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja guru, baik dalam
pengembangan perencanaan pembelajaran, pengelolaan kelas, pengelolaan
proses pembelajaran, pemanfaatan media hingga pada peningkatan partisipasi
dan prestasi belajar murid. Metode pembelajaran Mind Mapping sangat disukai
oleh murid, hal ini terbukti pada saat proses pembelajaran murid terlihat lebih
senang dan bersemangat dalam belajar. Kondisi pembelajaran terkesan lebih
menarik dan menyenangkan, pembelajaran lebih terpusat pada murid sedangkan
guru hanya mengarahkan kegiatan murid dalam proses pembelajaran.
Perubahan pada Tahap Refleksi Berdasarkan hasil pembahasan hasil
refleksi selama proses pembelajaran menunjukkan murid dalam mengikuti
pembelajaran dengan
90
metode peta pikiran (mind mapping) sudah sepenuhnya menunjukkan perubahan
dari siklus sebelumnya. Murid mengerti dan paham bagaimana membuat peta
pikiran (mind mapping) yang digunakan untuk menulis narasi. Murid mampu
mengembangkan peta pikiran mereka berdasarkan pengalaman, kemudian
murid dapat menuangkan pikirannya tersebut ke dalam bentuk karangan narasi.
Hal ini menunjukkan bahwa murid sudah sepenuhnya dapat membuat karangan
narasi dengan metode peta pikiran(mind mapping). Murid juga sudah mampu
menulis narasi yang sesuai dengan aturan penulisan yang benar serta
penggunaan kata penghubung lalu dalam karangan. Sehingga nilai yang
diperoleh murid pada siklus II telah menunjukkan perubahan yang cukup berarti
dengan nilai rata-rata kelas mencapai 80. Murid yang memperoleh nilai <75
(KKM) ada 2 murid atau 8,33% dan murid yang memperoleh nilai ≥75 (KKM)
yaitu 22 murid atau 91,67%.
Pembelajaran pada siklus II dikatakan berhasil apabila kemampuan
menulis narasi murid yang memperoleh nilai ≥75 (KKM) mencapai 75%. Dari
data diperoleh sebanyak 22murid atau 91,67% dari 24 murid memperoleh nilai
≥75 (KKM). Dengan demikian, dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar
menulis narasi siswa yang memperoleh nilai ≥75 (KKM) sudah menunjukkan
peningkatan dan peningkatan rata-rata kelas, sehingga pembelajaran pada siklus
II mengenai penulisan karangan narasi dengan metode peta pikiran (mind
mapping) sudah berhasil.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua
siklus selama enam kali pertemuan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
Dengan menggunakan metode Mind Mapping yang divariasikan dengan
metode lain seperti ceramah, diskusi, tanya jawab, pemberian tugas dapat
menumbuhkan semangat belajar murid sehingga suasana belajar lebih
menyenangkan, murid lebih aktif, dan tidak cepat merasa jenuh dalam mengikuti
proses pembelajaran dalam setiap siklusnya. Hal itu dapat terlihat pada saat
proses pembelajaran aktivitas murid terlihat lebih meningkat.
Penerapan metode Mind Mapping dalam pembelajaran dapat
meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi murid kelas IVC SDIT As
Sunnah Makassar. Hal ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya partisipasi
belajar dan hasil belajar murid. Data membuktikan bahwa terjadi peningkatan
persentase partisipasi belajar dan hasil belajar murid disetiap akhir siklus. Hasil
menulis karangan narasi murid kelas IVC SDIT As SunnahMakassar sebagai
berikut: nilai rata-rata pada siklus I yaitu 69 dengan nilai terendah yaitu 55 dan
nilai tertinggi yaitu 83, dan nilai rata-rata pada siklus II yaitu 80 dengan nilai
91
92
terendah yaitu 64 dan nilai tertinggi yaitu 96. Sedangkan jumlah murid yang
mencapai batas ketuntasan pada siklus I sebanyak 14 murid (50,33%), dan pada
siklus II sebanyak 22 murid(91,67%). Sedangkan jumlah murid yang belum
mencapai batas minimal (KKM) pada siklusI sebanyak 10 murid (41,67%), dan
pada siklus II sebanyak 2 murid (3,33%). Dari hasil analisis data di atas
menunjukkan adanya peningkatan jumlah murid yang mencapai ketuntasan
belajar dari siklus I hingga siklus II, walaupun pada akhir siklus ternyata masih
ada murid sebanyak 2 orang murid yang belum bisa mencapai ketuntasan. Tetapi
secara umum, penelitian yang dilakukan sudah berhasil dengan persentase
ketuntasan klasikal sebesar 96,15 %.
B. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti memberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam melaksanakan
pembelajaran khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan menulis narasi dengan menggunakan metode
Peta Pikiran (Mind Mapping).
2. Bagi Guru
Guru dalam mengajar hendaknya menggunakan metode Peta Pikiran
(Mind Mapping) dalam pembelajaran menulis narasi. Penggunaan metode
Peta Pikiran (Mind Mapping) dimaksudkan agar pembelajaran tidak terasa
93
membosankan dan membantu murid dalam meningkatkan kemampuan
menulis narasi.
3. Bagi Murid
a. Hendaknya lebih mengembangkan inisiatif dan keberanian dalam
menyampaikan pendapat dalam proses pembelajaran untuk menambah
pengetahuan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.
b. Hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran dan rajin belajar
sehingga dapatmemperoleh hasil belajar yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Abdul. 2009. Menulis Lanjut. Jawa Barat: YAF Garut Jawa Barat.
Ahmadi, Mukhsin. 1990. Strategi Belajar-Mengajar Keterampilan Berbahasa dan
Apresiasi Sastra. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh.
Akhmat Sudrajat. 2008. Kecakapan (Kecerdasan dan Bakat)
Individu. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/kemampuan-
individu/ Diakses 20 November 2012
Anton. 2009. http://en.wordpress.com/tag/mind-map/ Diakses 25 November 2012.
Aziz, Abdul. 2009. Menulis Lanjut. Jawa Barat: YAF Garut Jawa Barat.
Buzan, Tony. 2007. Mind Map untuk Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
. 2008. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustak
Utama. Depdiknas. 2006. Pedoman Hasil Belajar Sekolah Dasar. Balai Pustaka:
Jakarta.
Darusma, R. (2018). Penerapan metodde mind mapping (peta pikiran) untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Infinity Jurnal, 3(2). 164-173.
[Online] Tersedia: http://e-journal.stkipsiliwan
gi.ac.id/index.php/infinity/article/view/61/60 (Diakses pada tanggal 15
Mei 2021)
Keraf, Gorys. 2001. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Rostina. 2011. Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Melalui Penggunaan Metode
Mind Mapping pada Murid Kelas V SDI Bertingkat Labuang Baji Tahun
Ajaran 2010/2011. Makassar: Unismuh Makassar. (Skripsi tidak
dipublikasikan)
94
95
Salama Suardi. 2010. Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi dengan Menggunakan
Metode Mind Mapping pada Murid SDI Kelas V 41 Birue Keamatan Barru
Kabupaten Barru TahunAjaran 2009/2010. Makassar: Unismuh Makassar.
(Skripsi tidak dipublikasikan)
Soemarjadi, dkk. (1992). Psikologi Keterampilan. Jakarta: Depertemen Pendidikandan
Kebudayaan.
Tarigan, Henry Guntur. 1994. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung. Penerbit Angkasa
Tarman Arief. 2018. Teknik Penyusunan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Bagi Gurudi
Sekolah Dasar. (Jurnal tidak dipublikasikan)
Uzer, Usman. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Zainurrahman. 2011. Menulis: Dari Teori Hingga Praktik. Bandung: Alfabeta.
http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/01/keterampilan-menulis-karangan-
narasi.html
Diakses 27 Maret 2020.
http://en.wikipedia.org/wiki/mindmap/ Diakses 25 Maret 2020
http://id.wikipedia.org/wiki/pemetaan-pikiran Diakses 25 Maret 2020.
http://id.wikipedia.org/wiki/narasi Diakses 23 Maret 2020.
http://en.endonesa.wordpress.com/2009/21/pembelajaran-bahasa-indonesia Diakses
30 Maret2020
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( RPP ) DARING
Satuan Pendidikan : SDIP AS-SUNNAH MAKASSAR
Kelas / Semester : IV /Genap
Tema : 8. Lingkungan Sahabat Kita
Sub Tema : 1. Menulis Karangan Narasi
Pembelajaran ke : 1, 2 dan 5
Muatan Terpadu : Bhs. Indonesia Alokasi waktu : 1 hari
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan melakukan pengamatan, siswa mampu mengidentifikasi manfaat Menulis Karangan Narasi dengan baik.
2. Melalui kegiatan berdiskusi, siswa mampu membuat peta pikiran mengenai Menulis Karangan Narasi dengan benar
3. Melalui kegiatan pengamatan, siswa mampu membuat Karangan Narasi dengan baik
4. Melalui kegiatan menggali informasi dari sumber bacaan, siswa dapat membuat bagan sederhana untuk menjelaskan Karanagn Narasi
5. Melalui kegiatan berdiskusi, siswa dapat menjelaskan pengertian Karangan Narasi
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi
Kegiatan
Aloka si
Wakt u
Kegiatan 1. Pembiasaan membaca (kegiatan literasi) buku/bacaan
Disesuaikan Pendahulu an
yang ada di rumah 10-15 menit, sebelum pelajaran
dimulai. 2. Guru mengirim pesan via whatsapp grup, agar
membaca materi yang akan dibahas hari ini. 3. Kelas dimulai dengan aplikasi Google
Classrmeet dimulai dengan salam, membaca do’a pembuka
majelis, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran
peserta didik melalui aplikasi. 4. Mengingatkan peserta didik untuk berdo’a
sebelum memulai pembelajaran. 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai oleh peserta didik.
Kegiatan 1. Guru menggunakan Google Classmeet untuk menjelaskan
Inti materi kepada peserta didik 2. Guru menjelaskan pokok bahasan Menulis
Karangan Narasi secara umum
dengan menggunakan metode Mind Mapping. 3. Guru memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti. 4. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok 5. Masing-masing kelompok membuat grup WA dan Guru
bergabung disetiap grup WA
6. Selanjutnya pembelajaran dilakukan melalui aplikasi WA 7. Masing-masing kelompok membuat Mind Mapping
tentang pokok bahasan Karangan Narasi 8. Guru membimbing siswa dalam membuat Mind Mapping
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
tentang Karangan Air melalui diskusi grup WA
9. Setiap
kelompok mempresentasikan Mind Mapnya
sedangkan kelompok yang lain memberikan tanggapan atau saran.
10. Guru melakukan perbaikan tentang konsep-konsep
Mind Map yang telah dibuat oleh siswa 11. pesert
a Didik menyampaik
an tanggapannya/rangkuman materi yang telah dipelajari hari ini
Kegiatan 1. Guru memberikan refleksi, penguatan dan kesimpulan
Penutup 2. Peserta didik
diberikan kesempatan berbicara /bertanya
dan menambahkan informasi dari penyampain guru
selama pembelajaran berlangsung.
3. Mengingatkan peserta didik untuk senantiasa menjaga
kesehatan selama masa pandemi covid-19.
4. Salam dan do’a kaffaratul majelis oleh guru.
C. PENILAIAN
• Tes Tertulis: menjawab soal latihan
• Tes Kinerja: pengamatan
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Makassar, 20 Mei 2021
Pengajar
Awal Dian Nusa Putra Rudi, S.Pd Nurmiftahul Janna
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP ) DARING
Satuan Pendidikan : SDIP AS-SUNNAH MAKASSAR
Kelas / Semester : IV /Genap
Tema : 8. Lingkungan Sahabat Kita
Sub Tema : 1. Menulis Karangan Narasi
Pembelajaran ke : 1, 2 dan 5
Muatan Terpadu : Bhs. Indonesia Alokasi waktu : 1 hari
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan melakukan pengamatan, siswa mampu mengidentifikasi
manfaat Menulis Karangan Narasi dengan baik.
2. Melalui kegiatan berdiskusi, siswa mampu membuat peta pikiran mengenai Menulis Karangan Narasi dengan benar
3. Melalui kegiatan pengamatan, siswa mampu membuat Karangan Narasi dengan baik
4. Melalui kegiatan menggali informasi dari sumber bacaan, siswa dapat membuat bagan sederhana untuk menjelaskan Karanagn Narasi
5. Melalui kegiatan berdiskusi, siswa dapat menjelaskan pengertian Karangan Narasi
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi
Kegiatan
Aloka si
Wakt u
Kegiatan 1. Pembiasaan membaca (kegiatan literasi) buku/bacaan
Disesuaikan Pendahulu an
yang ada di rumah 10-15 menit, sebelum pelajaran
dimulai. 2. Guru mengirim pesan via whatsapp grup, agar
membaca materi yang akan dibahas hari ini. 3. Kelas dimulai dengan aplikasi Google
Classrmeet dimulai dengan salam, membaca do’a pembuka
majelis, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran
peserta didik melalui aplikasi. 4. Mengingatkan peserta didik untuk berdo’a
sebelum memulai pembelajaran. 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai oleh peserta didik.
Kegiatan 1. Guru menggunakan Google Classmeet untuk menjelaskan
Inti materi kepada peserta didik 2. Guru menjelaskan pokok bahasan Menulis
Karangan Narasi secara umum
dengan menggunakan metode Mind Mapping.
3. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya tentang materi yang belum dimengerti. 4. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok 5. Masing-masing kelompok membuat grup WA dan Guru
bergabung disetiap grup WA
6. Selanjutnya pembelajaran dilakukan melalui aplikasi WA 7. Masing-masing kelompok membuat Mind Mapping
tentang pokok bahasan Karangan Narasi 8. Guru membimbing siswa dalam membuat Mind Mapping
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
tentang Karangan Air melalui diskusi grup WA
9. Setiap
kelompok mempresentasikan Mind Mapnya
sedangkan kelompok yang lain memberikan tanggapan atau saran.
10. Guru melakukan perbaikan tentang konsep-konsep
Mind Map yang telah dibuat oleh siswa 11. pesert
a Didik menyampaik
an tanggapannya/rangkuman materi yang telah dipelajari hari ini
Kegiatan 1. Guru memberikan refleksi, penguatan dan kesimpulan
Penutup 2. Peserta didik
diberikan kesempatan berbicara /bertanya
dan menambahkan informasi dari penyampain guru
selama pembelajaran berlangsung.
3. Mengingatkan peserta didik untuk senantiasa menjaga
kesehatan selama masa pandemi covid-19.
4. Salam dan do’a kaffaratul majelis oleh guru.
D. PENILAIAN
Tes Tertulis: menjawab soal latihan
Tes Kinerja: pengamatan
Makassar, 22 MEi 2021
Mengetahui, Kepala Sekolah Pengajar
Awal Dian Nusa Putra Rudi, S.Pd Nurmiftahul Janna
DAFTAR HADIR SISWA
KELAS IV SDIP AS-SUNNAH
NO NAMA SISWA SIKLUS I SIKLUS II
I II I II
1 Aisyah Nur Bahiya Natsar √ √ √ √
2 Adelia Fahira Qodir √ √ √ √
3 Alfirah Putri Nabila √ √ √ √
4 Bervy Frilesta Yustisia √ √ √ √
5 Hafidzah Qurratu Hanin √ √ √ √
6 Haniyah Aliyah Ramadhani √ √ √ √
7 Kayla Zahra √ √ √ √
8 Keisha Rafeyza Faizal √ √ s √
9 Nailah √ √ √ √
10 Nur Aifah √ √ √ √
11 Puteri Maharani √ √ √ √
12 Qonitah Maulidya Althafunnisa √ √ √ √
13 Queena Faheemah Muhlis √ √ √ √
14 Sazkia Safrin √ √ √ √
15 Siti Khairunnisa Munir √ √ √ √
16 Syahla Nayla Shabrina √ √ √ √
17 Syariza Aulia Hakim √ √ √ √
18 Ummu Kultsum Bintu Asrul √ √ √ √
19 Zahra Aqilla Mumtaza √ √ √ √
DAFTAR NILAI SIKLUS I
NO NAMA NILAI
1 Aisyah Nur Bahiya Natsar 70
2 Adelia Fahira Qodir 80
3 Alfirah Putri Nabila 75
4 Bervy Frilesta Yustisia 70
5 Hafidzah Qurratu Hanin 70
6 Haniyah Aliyah Ramadhani 70
7 Kayla Zahra 75
8 Keisha Rafeyza Faizal 85
9 Nailah 85
10 Nur Aifah 90
11 Puteri Maharani 80
12 Qonitah Maulidya Althafunnisa 86
13 Queena Faheemah Muhlis 70
14 Sazkia Safrin 70
15 Siti Khairunnisa Munir 75
16 Syahla Nayla Shabrina 70
17 Syariza Aulia Hakim 70
18 Ummu Kultsum Bintu Asrul 70
19 Zahra Aqilla Mumtaza 80
JUMLAH 1.441
RATA-RATA 75,9
DAFTAR NILAI SIKLUS II
NO NAMA NILAI
1 Aisyah Nur Bahiya Natsar 80
2 Adelia Fahira Qodir 85
3 Alfirah Putri Nabila 85
4 Bervy Frilesta Yustisia 70
5 Hafidzah Qurratu Hanin 75
6 Haniyah Aliyah Ramadhani 70
7 Kayla Zahra 80
8 Keisha Rafeyza Faizal 90
9 Nailah 95
10 Nur Aifah 100
11 Puteri Maharani 80
12 Qonitah Maulidya Althafunnisa 100
13 Queena Faheemah Muhlis 70
14 Sazkia Safrin 70
15 Siti Khairunnisa Munir 80
16 Syahla Nayla Shabrina 70
17 Syariza Aulia Hakim 75
18 Ummu Kultsum Bintu Asrul 70
19 Zahra Aqilla Mumtaza 90
JUMLAH 1.535
RATA-RATA 80,9
Tugas karangan narasi kelas IV C SDIT As-Sunnah Makassar
1. Tugas Dari :
Nama : Afifah Nailah Ilham
Judul Karangan : Bapak Pendidikan Nasional
Dunia pendidikan akan selalu berterimakasih terhadap jasa
tokoh pelopor pendidikan sejak zaman penjajahan Belanda. Beliau
adalah Ki Hajar Dewantara. Perjuangan beliau saat zaman penjajahan
Belanda adalah agar rakyat pribumi dapat memperoleh hak pendidikan
seperti hak para priyayi maupun orang-orang Belanda. Perjuangannya
inilah yang membuat beliau dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan
Nasional dan hari kelahirannya diperingati sebagai Hari Pendidikan
Nasional.
Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di
Yogyakarta. Nama kecil beliau adalah Raden Mas Soewardi
Soeryaningrat. Di masa mudanya, Ki Hajar Dewantara aktif dalam
organisasi sosial politik. Beliau selalu memberikan sosialisasi dengan
tujuan menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya persatuan
dan kesatuan berbangsa bernegara.
Ki Hajar Dewantara mulai aktif dalam pendidikan ketika
beliau diasingkan di Belanda. Dalam masa pengasingan, beliau belajar
ilmu pendidikan hingga memperoleh gelas Europeesche Akte. Gelar
ini menjadi berguna ketika tahun 1919 beliau kembali ke Indonesia dan
berlatih menjadi guru. Langkah besar beliau adalah ketika mendirikan
sekolah Perguruan Nasional Taman Siswa pada tanggal 3 Juli 1992.
Banyak halangan dan rintangan yang diluncurkan oleh pemerintah
Belanda terhadap beliau. Akan tetapi beliau tetap memperjuangkan
pendidikan. Hingga beliau menciptakan semboyan yang terkenal
sampai sekarang.
Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan). Ing
Madya Mangun Karsa (di tengah menciptakan peluang untuk
berprakarsa). Ing Ngarsa Sungtulada (di depan memberi teladan).
Semboyan ini kemudian digunakan sebagai slogan Kementerian
Pendidikan Nasional.
2. Tugas Dari :
Nama : Asy Syifa
Judul Karangan : Orang Tua Kedua adalah Guru
Semua orang pasti memiliki orang tua sehingga kita bisa
terlahir di dunia ini. Tapi ada istilah orang tua kedua yang ada di
sekolah. Ya, itu merupakan sebutan untuk guru-guru yang ada di
sekolah. Karena saat di sekolah merekalah yang membimbing,
menjaga, menegur kita selama kita bersekolah.
Saat kita di sekolah, ada banyak guru dengan materi yang
diajarkannya masing-masing serta kepribadiannya masing-masing.
Kenapa kepribadian? Itu karena kita pasti sering atau pernah
menemukan guru yang sangat baik dan sabar, guru yang tegas, guru
yang ditakuti murid karena sering marah, guru yang lucu sering
membuat kita tertawa, dan masih banyak lagi. Ah, selain itu ada juga
guru-guru yang cantik dan ganteng serta masih muda yang menjadi
bahan modusan(italic) murid-murid.
Terlepas dari itu semua, guru merupakan kunci dimana kita
bisa sukses nantinya. Para pahlawan tanpa tanda jasa. Merekalah yang
selalu ada dalam suka duka saat kita menempuh pendidikan di sekolah.
Mereka yang juga akan bangga jika kita meraih prestasi, mereka juga
yang akan ikut bersedih jika kita mengalami kegagalan, namun mereka
juga membangkitkan kita dari kegagalan tersebut. Guru, segala hormat
kami untukmu.
3. Tugas Dari :
Nama : Fayrooz Ara
Judul Karangan : Sebuah Pengalaman yang Mengesankan
Ketika bangun pada hari Senin pagi, aku sangat
terkejut karena melihat jam di kamar
telah menunjukkan pukul 06.30 WIB.
Aku langsung bangun dan menuju ke kamar mandi.
Sampai di kamar mandi tiba-tiba aku terpeleset dan hampir saja
mencederaiku.
Setelah mandi, aku berpakaian sekolah, sarapan pagi lalu
berangkat sekolah dengan menggunakan sepeda motor. Sesampainya
di sekolah kulihat tasku untuk mengambil topi. Betapa terkejutnya aku,
ternyata topiku tidak ada di dalam tas. Karena hari itu hari senin (ada
upacara bendera) aku pulang ke rumah untuk mengambil topi. Selesai
mengambil topi aku kembali lagi ke sekolah dengan menaiki sepeda
motor.
Tiba-tiba di jalan motorku mogok, setelah diperiksa ternyata
bensinnya habis. Terpaksa kudorong motor untuk mencari tempat
penjualan bensin eceran. Untunglah tempat penjualan bensin itu tidak
jauh. Aku membeli satu liter bensin dan langsung tancap gas menuju
ke sekolah.
Setibanya di sekolah ternyata murid-murid sudah berkumpul di
lapangan. Upacara hampir saja dimulai. Aku pun tergesa-gesa berlari
menuju ke lapangan upacara. Ketika upacara dimulai kepala sekolah
langsung memberi pengarahan tentang tata tertib sekolah.
Tiba-tiba datanglah seorang guru untuk memeriksa kerapian
murid-muridnya, dan sialnya rambutku dinilai panjang oleh guru.
Dengan leluasa serta tak kuasa kumenolak gunting yang ada
digengaman guru mencabik-cabik rambutku.
Dengan rambutku yang tak karuan, aku langsung masuk ke kelas
untuk mengikuti pelajaran. Rupaya pelajaran tersebut mempunyai
pekerjaan rumah (PR) dan aku lupa mengerjakan tugas tersebut lalu
dihukum oleh guru untuk membuat tugas itu sebanyak tiga kali.
Aku langsung mengerjakan tugas itu. Sebelum aku
mengerjakannya jam pelajaran pun habis lalu aku disuruh menulis
beberapa kali lipat lagi oleh guru. Ketika sedang mengerjakan tugas
itu, teman-teman ribut di kelas karena jam pelajarannya kosong.
Dengan senangnya teman-teman pun bermain di kelas sehingga aku
pun merasa terganggu.
Aku menegurnya supaya tidak ribut lagi, ternyata mereka tidak
senang dan tidak terima atas teguranku. Temanku tadi langsung
merobek tugas yang sedang kubuat. Aku merasa kesal dan tanpa basa-
basi lagi aku langsung menghajarnya sehingga terjadilah perkelahian.
Kemudian kami dipanggil wali kelas ke kantor untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Aku ceritakan masalah tersebut dan kami pun
disuruh untuk bermaaf-maafan.
Setelah itu kami disuruh untuk melupakan masalah tersebut,
akhirnya lonceng pun berbunyi menandakan pulang sekolah. Kami
pun langsung pulang ke rumah. Setibanya di rumah aku merasa senang
karena permasalahan tersebut telah selesai.
Aku bercerita tentang kejadian-kejadian yang aku alami di
sekolah tadi dengan orang tuaku. Orang tuaku pun menasehati agar
selalu mengerjakan tugas tersebut dan mentaati peraturan tata tertib
yang ada di sekolah
4. Tugas Dari :
Nama : Indah Dhya Kamilah
Judul Karangan : Pengalaman
Pada Bulan Juni, tanggal 13 di sekolahku akan memasuki masa
libur dan akan berakhir pada tanggal 15 Juli. Kami sekeluarga tidak
menyipkan liburan. Ketika itu aku memilih berlibur ke Pantai
Parangtritis.
Dan keesokan harinya aku mempersiapkan segalanya
perbekalan yang nantinya diperlukan. Sepanjang perjalanan, aku iringi
dengan nyanyian lagu riang. Betapa senangnya aku ketika sampai di
pantai tersebut. Dengan semua pemndangannya yang menawan.
Lalu kemudian sesampainya disana kami keluargaku saling
berfoto-foto untuk mengabadikan momen yang indah ini. waktu
berlalu begitu cepat tak terasa berjam-jam telah kuhabiskan disana.
Perpisahan pun terjadi ketika hari beranjak sore. Tak rela
rasanya kebahagiaan ini akhirnya selesai. Dalam benakku, aku kan
kembali esok.
5. Tugas dari :
Nama : Khanza Aura Jazial
Judul Karangan : Ranting Tua Terlalu Bengkok
Namanya Clara mungkin berusia 16 tahun . dia tinggal di sebuah
desa bernama Woodland di negara Batavia. Ibunya seorang tabib yang
cantik dan bijaksana, aku sangat dekat dengan ibuku. Sedangkan
ayahku adalah seorang elf (peri) musim dingin. Tiak Heran aku
memiliki tubuh seperti manusia biasa tetapi dipunggungku terdapat
sepasang sayap berkilauan.
Ayah dan ibuku berpisah semenjak Imaji diangkat sebagai
sesepuh desa. Dia mengatakan bahwa elf, manusia, penyihir, dan para
kurcaci tidak akan pernah bisa bersama. Aku heran kenapa semua
makhluk tunduk dan patuh kepada si tua itu.
Suatu hari aku sedang pergi jauh ke hutan bersama kucing
berjubah putih mencari jamur pelelap tidur. Tiba-tiba aku dan Squishi,
si kucing berjubah putih mendengar suara di balik semak terdengar
orang itu sedang mengomel. ” Bagaimana caranya kalau begini ? Siapa
yang akan membantuku ? Ah….. harusnya aku, bukan penyihir bodoh
dan jelek itu, tapi… aku juga tidak berani mengganggunya, jadi aku
harus bagaimana ?
Dengan perlahan aku mencoba mendekat dan mencari sumber
suara itu. Tidak kusangka orang yang sedang mengomel itu adalah
Imaji situa berisik dan menyebalkan. “Kakek !”. Aku mencoba
mengagetkannya. ” Oh ! Kau !. Gadis berdarah orange ! sedang apa
kau disini bersama kucing gemuk dengan jubah putih dekilnya ? “.
Kata-kata kakek yua itu memang pedas seperti biasa.
“Aku sedang mencari jamur pelelap tidur , kau sendiri kakek tua
?” .”Anak kecil berdarah orange sepertimu tidak akan paham !
Darahmu terlalu kental untuk memahami masalahku . Sudah kubilang
manusia dan peri tidak akan menghasilkan keturunan yang baik !”.
Kakek itu malah memarahiku, lalu pergi begitu saja dengan tongkat
tua bengkoknya.
Sepulang dari hutan aku dan Squishi sepakat untuk tidak
membicarkan kejadian buruk tadi kepada ibuku. Tapi aku tidak bisa
menyembunyikan rasa kesal dan sakit hatiku.
” Ada apa sayang ? Apakah kau terluka …atau… ada ranting
tua yang terlalu bengkok di hutan dan memarahimu ? ” tanya ibuku.
Dia tahu aku bermasalah denga Imaji sang sesepuh bawel.
Lalu aku menceritakan semuanya kepada ibuku.
Kemudian dia memberi tahu aku sebuah kisah mengenai
alasan Imaji melarang semua kloni akur. Ternyata, dulu ia adalah salah
satu elf musim semi dengan kekuatan yang luar biasa. Namun ia
menikah dengan seorang wanita cantik yang licik . Ia
membujuk Imaji agar berubah menjadi manusia biasa agar semua
kemampuan dan sayapnya hilang. Imaji mengira wanita itu tulus
mencintainya, akan tetapi setelah lama menikah dan tak kunjung
dikaruniai keturunan wanita itupun pergi meninggalkan Imaji dan
memilih untuk menikah dengan seorang penyihir jahat yang telah lama
membenci Imaji.
Imaji merasa sangat sedih dan kesal , naumn ia tidak dapat
berbuat banyak. Sejak kejadian itu, dia melarang antar kloni
berhubungan apalagi menikah. Ia takut apa yang menimpanya akan
terjadi pada orang lain
Hal itu memang tidak adil, tapi aku mengerti dan tidak banyak
bertanya pada ibu. Aku hanya terdiam sambil menatap pohon cemara
tua yang rantingnya terlalu bengkok. Seperti itulah perasaan Imaji
sekarang.