PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ...

124
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA MURID KELAS IV C SDIT AS SUNNAH MAKASSAR Oleh NURMIFTAHUL JANNAH 10540 11338 18 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR

Transcript of PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ...

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN

MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA MURID KELAS IV C

SDIT AS SUNNAH MAKASSAR

Oleh

NURMIFTAHUL JANNAH

10540 11338 18

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR

SKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN

MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA MURID KELAS IV C

SDIT AS SUNNAH MAKASSAR

Oleh

NURMIFTAHUL JANNAH

10540 1133 818

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan GuruSekolah Dasar Strata Satu Universitas Muhammadiyah

Makassar

PROGRAM S1-PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

i

MOTO

“ Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila

engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk

urusan yang lain) danhanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.”

(Terjemahan QS. AL-INSYIRAH:6-8

ii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

❖ Abiku Rahimahullah (H.M.Sunusi) dan Ummiku (Hj. St. Normah) yang kucintai

karena Allah, yangtelah mencurahkan kasih sayang dan perhatiannya padaku, yang

telah membimbing dan selalu memberikan motivasi serta do’anya. Semoga Allah Ta’ala

senantiasa menjaga kalian.

❖ Suamiku tercinta karena Allah, Ilham, S.Kep, NS yang telah banyak memberikan bantuan

dan motivasi selama penulis menyusun skripsi ini, Jazaakumullahu khayran.

❖ Anak-anakku yang tercinta, Akrom, Afifah, Affan, Adhwaa’ karena kalian ummi bisa

sampai ditahapini, Barokallahu fiikum Ya Bunay…

❖ Sahabatku karena Allah Sahriyah dan Nurhikmah, Jazaakumullahu khayran atas

dukungan kalian semua.

❖ Seluruh Staf dan Pengajar Sekolah As Sunnah Maassar, Jazaakumullahu Khoyro atas

dukungan kalian.

❖ Seluruh santri As Sunnah, afwan telah melalaikan kalian selama penulis

menyelesaikan penyusunanskripsi ini.

❖ Rekan-rekanku di kelas PKG Angkatan I PGSD Tahun 2018.

❖ Seluruh pembaca yang budiman.

iii

ABSTRAK

Nurmiftahul jannah. 2021. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi

dengan Menggunakan Metode Mind Mapping pada Murid Kelas IVC SDIT As

Sunnah Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing

I Tarman, dan Pembimbing II Andi Paida.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana menerapkan metode mind

mapping untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada murid

kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan

keterampilan menulis karangan narasi murid dengan metode mind mapping pada

murid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Class Action Reaserch)

yang terdiri daridua siklus dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Prosedur

penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi.

Subjek dalam penelitian ini adalah murid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar

sebanyak 24 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I yang tuntas secara

individual dari 24 murid hanya 14 murid atau 50,33 % yang memenuhi kriteria

ketuntasa minimal (KKM) atau berada pada kategori rendah. Secara klasikal belum

terpenuhi karena nilai rata-rata diperoleh sebesar 79. Sedangkan pada siklus II dari

24 murid terdapat 22 orang atau 91,67% telah memenuhiKKM dan secara klasikal

sudah terpenuhi yaitu nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 90 atau berada dalam

kategori tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa

keterampilan menuliskarangan narasi murid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar

melalui penerapan metode mind mapping mengalami peningkatan.

Kata Kunci: keterampilan menulis narasi, mind mapping

iv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PEGESAHAN .................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iv

SURAT PERYATAAN ........................................................................................... v

SURAT PERJANJIAN ........................................................................................... vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................ x

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka ............................................................................................... 7

1. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ................................................ 7

2. Pengertian Keterampilan ......................................................................... 8

3. Hakikat Menulis ...................................................................................... 9

4. Hakikat Menulis Karangan Narasi .......................................................... 15

5. Metode Mind Mapping .......................................................................... 22

6. Implementasi Metode Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis

karangan Narasi........................................................................................ 34

B. Kerangka Pikir ............................................................................................. 38

v

DAFTAR ISI

C. Hipotesis ...................................................................................................... 41

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 42

B. Lokasi dan Subjek Penelitian. ..................................................................... 42

C. Prosedur Penelitian. ..................................................................................... 42

D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 47

E. Teknik Analisis Data ................................................................................... 53

F. Indikator Keberhasilan. ............................................................................... 56

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian. ........................................................................................... 57

B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................... 83

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................................. 92

B. Saran ............................................................................................................. 93

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 94

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

DAFTAR ISI

vi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peranan seorang guru dalam proses belajar mengajar harus mampu

mengembangkan perubahan tingkah laku pada murid. Perubahan tingkah laku

tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. Oleh karena itu, dalam mengajar

pada bidang studi apapun, guru harus mampumengembangkan pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap anak didik sebab ketiga aspek tersebut merupakan

pembentuk kepribadian individu.

Masalah bahasa dalam dunia pendidikan memiliki peranan yang sangat

penting. Pendidikan Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah

satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Pengajaran Bahasa Indonesia

haruslah berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkaian keterampilan,

keterampilan tersebut erat hubungannya dengan proses-proses yang mendasari

pikiran. Ada empat aspek keterampilan berbahasa yang mencakup dalam

pengajaran bahasa, yaitu keterampilan menyimak (listening skills),

keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills),

dan keterampilan menulis(writing skills). Keempat keterampilan tersebut saling

berhubungan antara satu sama lain.

Salah satu bidang aktivitas dan materi pengajaran Bahasa Indonesia di

Sekolah Dasar yang memiliki peranan yang penting ialah pengajaran menulis.

1

2

Menulis merupakan salah satudari empat ketrampilan berbahasa yang

harus dikuasai dengan baik oleh murid. Menurut Fachruddin Ambo Enre (dalam

Aziz, 2009:6) bahwa menulis merupakan kemampuan mengungkapkan pikiran

dan juga perasaan dalam tulisan yang efektif. Keterampilan menulis adalah

sarana yang penting untuk dikuasai murid agar dapat mengungkapkan gagasan

pendapat, pengalaman dan perasaan dengan baik. Depdiknas (2006) menyatakan

bahwa muriddiharapkan dapat menulis secara sfektif dan efisien berbagai jenis

karangan dalam berbagai konteks.

Salah satu kompetensi dasar yang harus diajarkan guru di kelas IV

Sekolah Dasar yaitu menulis karangan narasi. Karangan narasi adalah karangan

yang mengisahkan suatu peristiwaatau kejadian yang disusun secara kronologis

dengan tujuan memperluas pengalaman seseorang. Menurut Keraf (2001:136)

menyatakan bahwa “narasi merupakan bentuk tulisan yang berusaha

menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak tanduk perbuatan manusia

dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau berlangsung dalam waktu

tertentu”.

Salah satu metode pembelajaran yang telah terbukti mampu

mengoptimalkan hasil belajar adalah metode peta konsep atau disebut peta

pikiran (Mind Mapping). Menurut Tony Buzan(2011:4) “peta pikiran (Mind

Mapping) adalah cara termudah untuk menempatkan informasike dalam otak

dan mengambilnya kembali keluar otak, peta pikiran (Mind Mapping) salah

satu cara mencatat yang kreatif, efektif, dan sacara harfiah akan memetakan

3

pikiran-pikiran”.Sistem Mind Mapping mempunyai banyak keunggulan yang di

antaranya: proses pembuatan Mind Mapping menyenangkan, karena tidak

semata-mata hanya mengandalkan otak kiri saja dan sifatnya unik sehingga

mudah diingat serta menarik perhatian mata dan otak.Oleh karena itu, metode

peta pikiran (Mind Mapping) ini akan sangat memudahkan muriddalam proses

pembelajaran terutama digunakan dalam menulis narasi. Metode peta pikiran

(mind mapping) akan menambah pengetahuan murid untuk mencari urutan

kronologis suatuperistiwa, kejadian dan masalah yang diharapkan. Murid akan

lebih mudah jika dalampembelajaran menulis narasi mengangkat tema dari

kehidupan siswa sehari-hari atau pengalaman-pengalamannya. Melalui

bimbingan guru, pengalaman-pengalaman tersebut dituangkan ke dalam

kerangka berpikir melalui peta pikiran (Mind Mapping). Peta pikiran (Mind

Mapping) tersebut penuh kreativitas murid dengan gambar dan kata-katanya

sangat variatif. Hal ini dapat memicu murid untuk menulis karangan narasi yang

lebih besar atau menarik murid untuk menulis narasi. Berdasarkan hal tersebut,

maka kemampuan menulis narasi murid akan meningkat.

Metode peta pikiran (Mind Mapping) tentu akan sangat membantu

murid dalam memanfaatkan potensi kedua belah otaknya. Adanya interaksi

yang luar biasa antara kedua belahan otak dapat memicu kreativitas yang

memberikan kemudahan dalam proses menulis. Terbiasanya murid

menggunakan dan mengembangkan potensi kedua otaknya, akan dicapai

peningkatan beberapa aspek, yaitu konsentrasi, kreativitas, dan pemahaman

4

sehingga murid dapat mengembangkan tulisannya melalui peta pikiran (Mind

Mapping).

Berdasarkan hal tersebut, peneliti memandang bahwa metode peta

pikiran (Mind Mapping) merupakan metode pembelajaran yang menarik untuk

dikaji lebih jauh, peneliti mencoba mencari tahu pengaruh penggunaan metode

peta pikiran (Mind Mapping) terhadap kemampuan murid dalam menulis

karangan narasi. Terlebih metode peta pikiran (Mind Mapping) belum pernah

diaplikasikan oleh guru kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar pada

pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada pembelajaran menulis karangan

narasi. Olehkarena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas

dengaan judul: “PeningkatanKeterampilan Menulis Karangan Narasi dengan

Menggunakan Metode Mind Mapping Pada Murid Kelas IV.C SDIT As Sunnah

Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan

masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “ Bagaimanakah penerapan

metode Mind Mapping dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan

narasi pada murid kelas IV.C SDIT As SunnahMakassar?”

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, tujuan yang hendak dicapai yaitu: Untuk

meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada murid kelas IV.C

SDIT As Sunnah Makassar melalui metode Mind Mapping.

5

D. Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini, yaitu dapat menambah

pengetahuan tentang metode pembelajaran yang baru dan lebih inovatif

khususnya metode Mind Mapping yang dapat digunakan sebagai acuan bagi

penelitian sejenis dalam ruang lingkup pendidikan pada khususnya dan

dalam kajian bidang yang lain pada umumnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Murid

1) Keterampilan murid dalam menulis karangan narasi dapat meningkat.

2) Meningkatnya motivasi murid dalam pembelajaran menulis karangan

narasi.

3) Meningkatnya hasil belajar bahasa Indonesia murid.

b. Bagi Guru

1) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang

bermanfaat untukmeningkatkan kreativitas dalam merancang model

pembelajaran yang inovatif.

2) Dapat memberi masukan kepada guru dalam menerapkan metode

Mind Mapping yangsesuai dengan kondisi murid.

6

3) Mengembangkan pengelolaan kelas yang lebih efektif.

4) Meningkatkan profesionalisme guru.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

kepada sekolah ataulembaga pendidikan di SD sebagai bahan kajian

dalam usaha perbaikan proses pembelajaran dalam meningkatkan hasil

belajar siswa, sehingga mutu pendidikan dapat lebih meningkat.

d. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini akan menambah pengetahuan dan

keterampilan peneliti mengenai penelitian tindakan kelas dan tentang

metode pembelajaran dan prakteknya di sekolah sebagai bekal dalam

melaksanakan tugas sebagai pendidik.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Suardi Salama

pada tahun 2010 tentang metode pembelajaran Mind Mapping di SDI 41 Birue

Kecamatan Barru Kabupaten Barru dalam skripsinya yang berjudul

“Peningkatan Kemampuan Menulis dengan Menggunakan Metode Mind

Mapping Pada Murid Kelas V SDI 41 Birue Kecamatan Barru Kabupaten

Barru” mengatakan bahwa hasil tes kemampuan menulis karangan murid

setelahdilakukan pada siklus I dan siklus II dengan menggunakan metode Mind

Mapping mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya skor

rata-rata murid selamapenelitian ini dilakukan, yaitu 61,54 pada siklus I dan

85,77 pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa metode yang diterapkan

mampu meningkatkan kemampuan menulis karangan murid dan berkurangnya

murid yang memperoleh angka rendah.

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rostina pada tahun

2011 di SDI Bertingkat Labuang Baji dalam skripsinya yang berjudul

“Peningkatan Kemampuan MenulisNarasi Melalui Penggunaan Metode Mind

7

8

Mapping Pada Murid Kelas V SDI Bertingkat Labuang Baji” menunjukkan

bahwa terjadi peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia padamateri karangan

narasi dengan menggunakan metode Mind Mapping, di mana nilai rata-rata

pada siklus I tergolong dalam kategori sedang, kemudian pada siklus II

tergolong dalam kategori tinggi.

Berdasarkan kedua hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis karangan

narasi dengan menggunakan metode Mind Mapping layak dipertimbangkan

sebagai alternatif metode pembelajaran agar murid dapat mengalami proses

belajar yang lebih bermakna terhadap peningkatan hasil belajar murid.

2. Pengertian Keterampilan

Kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan. Terampil atau

cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak

dapat dikatakan terampil. Demikian pula, apabila seseorang dapat melakukan

sesuatu dengan benar tetapi lambat, juga tidak dapat dikatakan terampil

(Soemarjadi, dkk, 1992:2 ). Sedangkan ruang lingkup keterampilan sendiri

cukup luas, meliputi kegiatan berupa perbuatan, berpikir, berbicara, melihat,

mendengar, dan sebagainya. Keterampilan adalah “kecakapan untuk

melakukan tugas”. Sedangkan alam pembelajaran, keterampilan dirancang

sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah perilaku murid menjadi

9

cekat, cepat, dan tepat dalam melakukan atau menghadapi sesuatu. Dari

beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah suatu

bentuk kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan dalam

mengerjakan sesuatusecara efektif dan efisien.

3. Hakikat Menulis

a. Pengertian Menulis

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

keterampilan siswauntuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan

baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi

terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia (Tarman,2018:599)

Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai

murid sekolah dasarselain dari tiga keterampilan berbahasa lainnya. Menulis

dipergunakan sebagai alat komunikasi tidak langsung dengan orang lain.

Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang

lain dapat membaca langsung lambang-lambang grafik tersebut kalau

mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan,1994:21).

Menulis dapat dipandang sebagai suatu proses. Sauli Takala dalam

Ahmadi (1990:24 menyatakan, “Menulis adalah suatu proses menyusun,

mencatat, dan mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda bersifat

10

interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentudengan menggunakan

suatu sistem tanda konvesional yang dapat dilihat (dibaca)”.

Menulis adalah sebuah kerja alamiah yang menjadi satu kebutuhan

mendasar. Ia adalah ukuran adab dan kebudayaan, dan manusia terhisap di

dalamnya. Manusia harus bisa menulis bahkan menjadi penulis.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan

lambang-lambang grafis yang dimengerti oleh penulis dan orang lain yang

membacanya, menulis juga digunakan oleh orang yang terpelajar untuk

mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, dan mempengaruhi orang

lain agar orang yang membacanya sependapat/setuju dengan maksud si

penulis dengan syarat penulis harus menyusun pikitran dan

mengutarakannya dengan jelas dengan menggunakan kata-kata dan struktur

kalimat yang baik dan benar. Menulis juga sebagai salah satu keterampilan

yang dapat menentukan kesuksesan dalam hidup.

b. Tujuan Menulis

Kegiatan menulis sering dilakukan tentunya mempunyai tujuan yang

hendak dicapai. Secara umum, kegiatan menulis biasa dilakukan karena

kesenangan, untuk memberi informasi atau untuk mempengaruhi pembaca.

Sehubungan dengan hal di atas, Sujanto (dalam Aziz, 2009:11)

mengemukakan bahwa tujuan menulis sebagai berikut:

11

1) Mengekspresikan perasaan

2) Memberi informasi

3) Mempengaruhi pembaca dan

4) Memberi hiburan

Tujuan Pengajaran menulis yaitu agar murid mendapat pengalaman

menulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sedangkan teori

menulis diperlukan sebagai penunjang bagi kemampuan menulis itu

(Rusyana, 1988:1).Sedangkan tujuan umum pengajaran menulis yang

tercantum dalam Kurikulum 2013 (K13) mata pelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia di Sekolah Dasar ialah "Murid memahami bahasa Indonesia dari

segibentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan

kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan".

Tujuan umum mata pelajaran Bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013

(K13) pada poin pertama adalah peserta didik memiliki kemampuan

berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang berlaku,

baik secara lisan maupun tulis.

Tujuan pengajaran menulis karangan haruslah diarahkan pada tiga hal,

yaitu:

1) Mendorong murid menulis dengan jujur dan penuh tanggung jawab.

2) Merangsang imajinasi/daya pikir murid.

12

3) Menghasilkan karangan yang baik organisasinya dengan menggunakan

bahasa yang baik dan benar (Akhmadi, 1983:15).

Dari semua paparan di atas menitikberatkan bahwasannya

tulisan/karangan murid akan berangsur baik dengan cara dilatih terus

menerus dengan melibatkan semua indra tubuh dikombinasi dengan imajinasi

dan kekayaan kosakata yang indah agar kalimat- kalimat yang disajikan tidak

membosankan.

c. Fungsi Menulis

Fungsi utama dari sebuah tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang

tidak langsung.Dengan menulis memudahkan kita mersakan dan menikmati

hubungan–hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita,

memecahkam masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi

pengalaman, dan dapat menyumbangkan kecerdasan.

Bernard Percy secara rinci menyebutkan fungsi menulis adalah:

1) Sarana untuk mengungkapkan diri yaitu untuk mengungkapkan perasaan

hati seperti kegelisahan, keinginan amarah.

2) Menulis sebagai sarana pemahaman artinya dengan menulis seseorang

bisa mengikat kuat suatu ilmu pengetahuan (menancapkan pemahaman)

ke dalam otaknya.

3) Menulis dapat membantu mengembangkan kepuasan pribadi,

kebanggaan, perasaan harga diri artinya dengan menulis bisa melejitkan

perasaan harga diri yang semula rendah maka dengan menulis dapat

13

meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan artinya

orang yang menulis selalu dituntut untuk terus menerus belajar sehingga

pengetahuannya menjadi luas.

4) Menulis dapat meningkatkan keterlibatan secara bersemangat bukannya

penerimaan yang pasrah, artinya dengan menulis seseorang akan menjadi

peka terhadap apa yang tidak benar di sekitarnya sehingga ia menjadi

seorang yang kreatif.

5) Menulis mampu mengembangkan suatu pemahaman dan kemampuan

menggunakan bahasa, artinya dengan menulis seseorang akan selalu

berusaha memilih bentuk bahasayang tepat dan menggunakannya dengan

tepat pula.

d. Jenis-jenis Tulisan

Ragam tulisan dapat didasarkan pada isi tulisan. Isi tulisan

mempengaruhi jenis informasi, pengorganisasian, dan tata sajian tulisan.

Berdasarkan ragam tersebut, tata tulisan dibedakan menjadi empat: deskripsi,

eksposisi, argumentasi, dan narasi (Syafi’ie,1990:151). Sedangkan menurut

Keraf (1989: 6) ragam tulisan didasarkan pada tujuan umum. Berdasarkan

hal tersebut menulis dapat dibedakan menjadi lima yaitu deskripsi, eksposisi,

argumentasi, narasi, persuasi.

1) Deskripsi (menggambarkan)

Kata deskripsi berasal dari bahasa latin, describere yang berarti

menggambarkan atau memberikan sesuatu hal. Dari segi istilah, deskripsi

14

adalah suatu bentuk karanganyanng melukiskan sesuatu sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,

mendengar, mencium dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai

dengan citra penulisannya.

2) Eksposisi (paparan)

Eksposisi berasal dari kata exposition yang berarti membuka. Dapat

pula diartikan sebagai tulisan yang bertujuan untuk memberitahu ,

mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu.

3) Argumentasi (alasan)

Yang dimaksud dengan tulisan argumentasi adalah karangan yang

terdiri atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun

suatu kesimpulan.Karangan ini ditulis dengan maksud untuk memberikan

alasan, memperkuatatau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.

4) Narasi (pemaparan)

Narasi atau naratif adalah tulisan berbentuk karangan yang

menyajikan serangkaianperistiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya

(kronologis) dengan maksud memberimakna kepada sebuah atau rentetan

kejadian sehingga pembaca dapat memetik hikmahdari cerita itu.

5) Persuasi (ajakan)

Tulisan yang bermaksud mempengaruhi orang lain dalam persuasi

selain logika perasaan juga memegang peranan penting.

15

4. Hakikat Menulis Karangan Narasi

a. Pengertian Narasi

Narasi merupakan salah satu bentuk karangan yang diterapkan dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia. Semi (2003:29) mengungkapkan bahwa

narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan

menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman

manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Narasi adalah

suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-

jelasnya kepada pembaca tentang suatu peristiwa yang telah terjadi (Keraf,

2000:136).

Dari dua pengertian yang diungkapkan oleh Atar Semi dan Keraf.

Dapat kita ketahui bahwa narasi berusaha menjawab sebuah proses yang

terjadi tentang pengalaman atau peristiwa manusia dan dijelaskan dengan

rinci berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.

Narasi adalah suatu karangan yang biasanya dihubung-hubungkan

dengan cerita. Olehsebab itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasinya

hanya kita temukan dalam novel, cerpen, atau hikayat (Zaenal Arifin dan

Amran Tasai, 2002:130). Narasi hampir sama dengan tulisan recount, hanya

saja tulisan recount tidak selengkap narasi. Tulisan recount hanya

menjelaskan suatu kejadian atau apa yang terjadi (Lin, 2006:71), sementara itu

narasisecara tuntas menceritakan kejadian, tempat, waktu, pelaku, watak,

konflik, resolusi, sertapesan moral atau biasa disebut koda (Feez dan Joyce,

16

2003). Narasi adalah karangan kisahan yang memaparkan terjadinya sesuatu

peristiwa, baik peristiwa kenyataan, maupun peristiwa rekaan (Rusyana,

1982:2).

Menurut St. Y. Slamet (2007:103), narasi adalah ragam wacana yang

menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah

memberikan gambaran yang sejelas- jelasnya kepada pembaca mengenai

fase, urutan, langkah, rangkaian terjadinya suatu hal. Sejalan dengan hal

tersebut, J. Ch. Sujanto (1988:111) mengungkapkan bahwa narasi merupakan

jenis paparan yang biasa digunakan oleh para penulis untuk menceritakan

tentang rangkaian kejadian atau peristiwa-peristiwa yang berkembang

melalui waktu. Begitu juga yang diungkapkan oleh Wahyu Wibowo (2001:59)

narasi adalah bentuk tulisanyang menggarisbawahi aspek penceritaan atas

suatu rangkaian peristiwa yang dikaitkan dengan kurun waktu tertentu, baik

secara objektif mapun imajinatif.

Dari pendapat- pendapat di atas, dapat diketahui ada beberapa hal

yang berkaitan dengan narasi. Hal tersebut meliputi, berbentuk cerita atau

kisahan, menonjolkan pelaku, menurut perkembangan dari waktu ke waktu,

disusun secara sistematis.

b. Ciri-Ciri Karangan Narasi

Narasi memiliki ciri-ciri yang dapat dicermati oleh pembaca. Narasi

dibangun oleh sebuah alur cerita, konfiks, dan susunan kronologis, ciri-ciri

narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Semi (2003: 31) sebagai berikut:

17

1) Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.

2) Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-

benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan

keduanya.

3) Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.

4) Memiliki nilai estetika karena isi dan cara penyampaiannya bersifat

sastra, khususnyanarasi yang berbentuk fiksi.

5) Menekankan susunan secara kronologis.

Sedangkan menurut Keraf (2000:136), ciri-ciri narasi yaitu:

1) Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.

2) Dirangkai oleh urutan waktu.

3) Berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?

4) Ada konfiks.

Ciri yang dikemukakan Keraf memiliki persamaan dengan Atar

Semi, bahwa narasi memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan

kronologis atau dari waktu ke waktudan memiliki konfiks. Perbedaannya,

Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.

Dari penjelasan di atas, tampak bahwa narasi memilliki ciri-ciri

khusus, yaitu berkaitan dengan peristiwa atau pengalaman manusia yang

benar-benar terjadi. Biasanya narasi berupa konflik, memiliki estetika, urut

sesuai dengan kronologis. Bentuk tulisan narasiberusaha menciptakan,

mengisahkan, dan merangkaikan perbuatan manusia dalam sebuahperistiwa.

18

c. Jenis-Jenis Karangan Narasi

Menulis narasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu narasi

ekspositoris dan narasisugestif.

1) Narasi Ekspositoris

Narasi Ekspositoris adalah narasi yang memiliki sasaran

penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan

memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi

ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang

sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku

diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atay sampai terakhir dalam

kehidupannya.Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka

ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositprik.

Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis,

berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsure sugestif atau bersifat

objektif.

2) Narasi Sugestif

Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu

maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para

pembaca atau pendengarsehingga tampak seolah-olah melihat.

d. Langkah-Langkah Menulis Karangan Narasi

Ada beberapa langkah dalam menulis karangan narasi, yaitu sebagai berikut:

1) Menentukan terlebih dahulu tema dan amanat yang akan disampaikan.

19

2) Menetapkan sasaran pembaca.

3) Merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk

skema alur.

4) Membagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan

akhir cerita.

5) Rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa

sebagai pendukungcerita.

6) Menyusun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.

e. Penilaian Menulis Narasi

Tes kebahasaan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh guru

dalam pembelajaran bahasa. Melalui penilaian tersebut akan dapat diketahui

hasil belajar siswa secara objektif. Penilaian akan mendapatkan hasil yang

baik jika aspek-aspek yang dinilai dalam tulisan disajikan secara lebih rinci.

Kegiatan menulis melibatkan aspek penggunaan tanda baca dan

ejaan, penggunaan diksidan kosakata, penataan kalimat, pengembanagan

paragraf, pengolahan gagasan dan pengembangan model karangan (Slamet,

2008:209). Sehubungan dengan itu menurut ZainiMachmoed dalam Burhan

Nurgiyantoro (2009:305) menyatakan bahwa kategori-kategori pokok dalam

mengarang meliputi: (1) kualitas dan ruang lingkup isi, (2) organisasi dan

penyajian isi, (3) gaya dan bentuk bahasa, (4) mekanik: tata bahasa, ejaan,

tanda baca, kerapian tulisan, dan kebersihan, dan (5) respon efektif guru

terhadap karya tulis. Sejalan dengan hal tersebut Harris dan Amran dalam

20

Burhan Nurgiyantoro (2009: 306) mengemukakan bahwa unsur-unsur

mengarang yang dinilai adalah content (isi, gagasan yang dikemukakan),

form (organisasi isi), grammar (tata bahasa dan pola kalimat), style (gaya:

pilihan struktur dan kosa kata), dan mechanics (ejaan). Apabila dilihat dari

kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur utama dalam

mengarang yang dinilai adalah kualitas isi karangan yang selanjutnya diikuti

dengan organisasi, gaya bahasa, ejaan,mdan tanda baca.

Oleh karena itu, pembobotan atau skor penilaian untuk unsur utama

danterpenting ini memiliki porsi lebih besar bila dibandingkan dengan unsur

yang lain. Seluruh aspek penilaian menulis narasi tersebut dapat disajikan

dalam bentuk Tabel 1.berikut ini:

Aspek Yang

Dinilai SKOR KRITERIA Keterangan

ISI

27-30

Padat informasi *substansif

*pengembangan tuntss * relevan dengan permasalahan

dan tuntas .

Sangat Baik

22-26

Informasi cukup * substansi cukup *pengembangan tesis

terbatas *relevan dengan masalah tetapi tak lengkap.

Cukup Baik

17-21

informasi terbatas *substansi

cukup *pengembangan tesis tak cukup *permasalahan tak cukup

Sedang

13-16

Tak berisi *tak ada substansi

*tak ada pengembangan *tak ada permasalahan

Sangat

Kurang

21

ORGANISASI

18-20

Ekspresi lancar *gagasan diungkapkan dengan jelas *padat *tertata dengan baik *urutan logis *kohesif

Sangat Baik

14-17

kurang lancar *kurang

terorganisir tetapi ide utama

terlihat*bahan pendukung

terbatas *urutan logis tetapi

tak lengkap

Cukup Baik

10-13 tak lancar *gagasan kacau, terpotong-potong *urutan dan pengembangan tak logis

Sedang

7-9 Tak komunikatif *tak terorganisir *tak layak nilai

Sangat Kurang

KOSA KATA

18-20

pemanfaatan potensi kata canggih *pilihan kata dan ungkapan tepat *menguasai pembentukan kata

Sangat Baik

14-17

Pemanfaatan potensi kata agak

canggih *pilihan kata dan

ungkapan kadang-kadang

kurang tepat tetapi tak mengganggu

Cukup

10-13

Pemanfaatan potensi kata terbatas *sering terjadi kesalahan penggunaan kosa kata dan dapat merusak makna

Sedang

7 – 9

Pemanfaatan potensi kata asal- asalan *pengetahuan tentang kosa kata rendah *tak layak nilai

Sangat kurang

TATA

BAHASA

22-25

konstruksi kompleks tetapi efektif *hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan

Sangat Baik

18-21

konstruksi sederhana tetapi efektif *kesalahan kecil pada konstruksi kompeks *terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tak kabur

Cukup Baik

22

11-17

terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat *makna membingugkan atau kabur

Sedang

5 –10

T ak menguasai aturan sintaksis *terdapat banyak kesalahan *tak komunikatif *tak layak nilai

Sangat Kurang

MEKANIK

5 menguasai aturan penulisan *hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan

Sangat Baik

4 kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tak mengaburkan makna

Cukup Baik

3 sering terjadi kesalahaan ejaan *makna membingungkan atau kabur

Sedang

2

Tak menguasai aturan penulisan *terdapat banyak kesalahan ejaan *tulisan tak terbaca *tak layak nilai

Sangat Kurang

Tabel 1. Aspek Penilaian Menulis Narasi (Sumber: Eti Agustina, 2019)

5. Metode Mind Mapping

a. Pengertian Mind Mapping

Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony

Buzan tahun 1970-an. Konsep ini dikenal juga dengan nama Radiant

Thinking. Konsep ini didasarkan pada carakerja otak kita dalam menyimpan

informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kitatidak menyimpan

informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan

dikumpulkan pada sel-sel saraf yang berbercabang-cabang yang apabila

dilihat sekilas akan tampak seperti cabang-cabang pohon.

23

Mind Map merupakan istilah teknik pemetaan pikiran untuk

membantu membuka seluruh potensi dan kapasitas otak yang masih

"tersembunyi". Pemetaan pikiran ini akan melibatkan kedua sisi otak secara

bersamaan, yaitu otak kiri dan otak kanan. Metode ini mempermudah

memasukan informasi ke dalam otak dan untuk kembali mengambil

informasi dari dalam otak. Mind Mapping merupakan teknik yang paling

baik dalam membantu proses berfikir otak secara teratur karena

menggunakan teknik grafis yang berasal dari pemikiran manusia yang

bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci universalsehingga membuka

potensi otak. (Darusma : 2018).

Sebuah mind map memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5

sampai 10 ide lainyang keluar dari ide sentral tersebut. Mind Mapping

sangat efektif bila digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang kita

miliki dan membuat asosiasi diantara ide tersebut. Mind Mapping juga

berguna untuk mengorganisasikan informasi yang dimiliki. Bentuk

diagramnya yang seperti diagram pohon dan percabangannya memudahkan

untuk mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain.

Menurut Michael Michalko (Tony Buzan, 2010:3): Mind Map

adalah alternatif pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran linear.

(Mind Map) menggapai ke segala arah dan menangkap berbagai pikiran

dari segala sudut.

24

Menurut Tony Buzan dalam bukunya, Pintar Mind Map (2010:4),

mengatakan : Mind Map adalah alat pikir organisasional yang sangat

hebat_pisau tentara Swiss otak! Mind Map adalah cara termudah untuk

menempatkan informasi ke dalam otak danmengambil informasi ke luar

dari otak.Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara

harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran kita. Mind Map juga sangat

sederhana. Mind mapping merupakan cara untuk menempatkan informasi

ke dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar otak. Bentuk mind

mapping seperti peta sebuah jalan di kota yang mempunyai banyak cabang.

Seperti halnya peta jalan kita bisa membuatpandangan secara menyeluruh

tentang pokok masalah dalam suatu area yang sangat luas. Dengan sebuah

peta kita bisa merencanakan sebuah rute yang tercepat dan tepat dan

mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita berada. Mind Mapping

merupakan teknik visualisasi verbal ke dalam gambar. Peta pikiran sangat

bermanfaat untuk memahami materi, terutama materi yang diberikan secara

verbal. Peta pikiran bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara

visual dan grafis yang akhirnyadapat membantu merekam, memperkuat,

dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari (Eric Jensen, 2002:

95).

Dari beberapa definisi di atas, penulis mendefinisikan Mind

Mapping adalah suatu metode mencatat kreatif untuk menempatkan

informasi ke dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar otak dalam

25

bentuk visualisasi verbal ke dalam gambar yang akan mempermudah untuk

mengingat segala bentuk informasi.

Metode Mind Mapping adalah metode baru untuk mencatat yang

bekerjanya disesuaikan dengan bekerjanya dua belah otak (otak kiri dan

otak kanan). Metode ini mengajarkan untuk mencatat tidak hanya

menggunakan gambar atau warna. Tony Buzan mengemukakan “your

brain is like a sleeping giant, hal itu disebabkan 99% kehebatan otak

manusia belum dimanfaatkan secara optimal.”

Mind Mapping atau Peta pikiran memadukan dan mengembangkan

potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya

keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk

mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis

maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan

sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.

Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara

visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat

dan mengingat kembali informasiyang telah dipelajari. Mind Mapping juga

berguna untuk mengorganisasikan informasi yang dimiliki. Bentuk

diagramnya yang seperti pohon dan percabangannya memudahkan untuk

mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain.

Mind Mapping dapat pula dikatakan sebagai eksplorasi kreatif yang

dilakukan oleh individu atau kelompok tentang suatu konsep secara

26

keseluruhan, dengan membentangkansubtopik-subtopik dan gagasan yang

berkaitan dengan konsep tersebut dalam satu presentasi utuh pada selembar

kertas melalui penggambaran simbol, kata-kata dan garis panah.

Dari uraian tersebut, peta pikiran (mind mapping) adalah satu teknik

mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran

memadukan dan mengembangkanpotensi kerja otak yang terdapat di dalam

diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan keduabelahan otak maka akan

memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk

informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi

warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap

informasi yang diterima. Peta pikiran yang dibuat oleh murid dapat

bervariasi setiap hari. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan

perasaan yang terdapat dalam diri murid setiap harinya. Suasana

menyenangkan yang diperoleh murid ketika berada di ruang kelas pada saat

proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Tugas guru

dalam prosesbelajar adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung

kondisi belajar murid terutamadalam proses pembuatan mind mapping.

(Sugiarto,Iwan. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan

Berfikir.)

b. Manfaat Mind Mapping

Ada banyak sekali manfaat yang didapatkan dengan mencatat

menggunakan Mind Map. Menurut Michael Michalko dalam Buzan

27

(2009:6), metode Mind Mapping dapat dimanfaatkan atau berguna untuk

berbagai bidang termasuk bidang pendidikan. Manfaat Mind Mapping,

antara lain sebagai berikut:

1) Mind Map mampu meningkatkan kapasitas pemahaman dengan cara:

a) Melihat gambaran besar suatu persoalan sekaligus melihat informasi

secara detail.

b) Mengingat informasi yang kompleks lebih mudah. Informasi tersebut

telah dikelompokkan sesuai dengan cara seseorang mengingat termasuk

hubungannya dengan subjek yang sama atau berbeda.

c) Mengatasi informasi yang membludak karena telah ditata dan

dikelompokkan sedemikan rupa. Secara mental hal ini juga membuat

seseorang lebih terorganisir dan runtut dalam memahami sebuah

persoalan.

2) Mind Map juga meningkatkan kemampuan seseorang dalam berimajinasi,

mengingat, berkonsentrasi, membuat catatan, meningkatkan minat

sekaligus mampu menyelesaikanpersoalan. Hal ini dicapai karena Mind

Map mengajarkan untuk melihat persoalan secarakeseluruhan dan melihat

hubungannya satu sama lain. Ini yang paling sulit dilakukan dalam catatan

konvensional. Tidak hanya itu, dengan catatan ini maka manajemen belajar

pun menjadi lebih mudah. Informasi baru dapat ditambahkan,

28

dihubungkan, dan diasosiasikan kapan saja dengan informasi yang sudah

ada sebelumnya.

3) Mind Map adalah merangsang sisi kreatif seseorang lewat penggunakan

garis lengkung,warna dan gambar. Ini membuat sebuah catatan sekaligus

menjadi karya seni yang indah.Secara mental akan memudahkan kita untuk

mengingatnya. Mind Map akan merangsangkemampuan membandingkan

informasi yang ada baik berupa fakta, ide termasuk data statistik.

4) Mind Map adalah membantu seseorang membuat catatan yang menarik

dalam waktu singkat. Selain itu, catatan ini mampu membuka pemahaman

yang baik dan sisi kreatif dengan merangsang munculnya ide-ide dan

insight baru, bahkan pada saat membuat catatan itu sendiri. Mind Map

dapat pula menjelaskan sebuah tujuan, rencana, ide, maupun pemikiran

secara jelas dan terstruktur.

5) Mempercepat pembelajaran, karena mampu memahami konsep yang sama

dengan kerjaotak ketika menerima pelajaran.

6) Membantu brainstorming, mengasah kemampuan otak untuk bekerja.

7) Membantu ide serta gagasan yang mengalir karena tidak selalu ide dan

gagasan dapatmudah direkam.

8) Meningkatkan daya kreatifitas dan inovatif.

Selain itu, menurut Tony Buzan (Pintar Mind Map.2010:6), Mind Map dapat

membantuseseorang dalam banyak hal, diantaranya:

29

1) Merencana

2) Berkomunikasi

3) Menjadi lebih kreatif

4) Menghemat waktu

5) Menyelesaikan masalah

6) Memusatkan perhatian

7) Menyusun dan menjelaskan pikira-pikiran

8) Mengingat dengan lebih baik

9) Belajar lebih cepat dan efisien

10) Melihat “gambar keseluruhan.

c. Prinsip Dasar Mind Mapping

Prinsip dasar Mind Mapping adalah merangkum semua konsep

dengan cara yang tidaklinear (atas ke bawah) tetapi dengan bercabang.

Dengan adanya rangkuman maka akan memudahkan untuk menghafal dan

mengerti.

Menurut Tony Buzan dalam bukunya Pintar Mind Map (2010:14),

yang dibutuhkan dalam membuat Mind Mapping hanyalah:

1) Kertas kosong tak bergaris

2) Imajinasi

3) Pena dan pensil warna

4) Otak

5) Kreativitas

30

6) Adapun cara membuat Mind Mapping adalah sebagai berikut: Memulai

dari tengah kertas kosong.

7) Menggunakan gambar atau symbol untuk ide sentral.

8) Menggunakan warna.

9) Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan

menghubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan

dua, dan seterusnya.

10) Membuat garis hubung yang melengkung. Menggunakan satu key

word (kata kunci)untuk setiap garis.

11) Menggunakan gambar.

Tony Buzan telah menyusun sejumlah aturan yang harus diikuti

agar Mind Mapping yang dibuat dapat memberikan manfaat yang optimal.

Berikut adalah ringkasan dari Law of Mind Mapping:

1) Kertas polos dengan ukuran minimal A4 dan paling baik adalah ukuran A3

dengan orientasi horizontal (Landscape). Central Topic diletakkan di

tengah-tengah kertas dan sedapat mungkin berupa Image dengan minimal

3 warna.

2) Garis yang lebih tebal untuk BOIs dan selanjutnya semakin jauh dari pusat

garis akan semakin tipis. Garis harus melengkung (tidak boleh garis lurus)

dengan panjang yang sama dengan panjang kata atau image yang ada di

atasnya. Seluruh garis harus tersambung ke pusat.

31

3) Kata yaitu menggunakan kata kunci saja dan hanya satu kata untuk satu

garis. Harus selalu menggunakan huruf cetak supaya lebih jelas dengan

besar huruf yang semakin mengecil untuk cabang yang semakin jauh dari

pusat.

4) Image yaitu gunakan sebanyak mungkin gambar, kode, simbol, grafik,

tabel dan ritme karena lebih menarik serta mudah untuk diingat dan

dipahami. Kalau memungkinkan gunakan Image yang 3 Dimensi agar lebih

menarik lagi.

5) Warna. Gunakan minimal 3 warna dan lebih baik 5 – 6 warna. Warna yang

berbeda untuksetiap BOIs dan warna cabang harus mengikuti warna BOIs.

6) Struktur yaitu menggunakan struktur radian dengan sentral topic terletak di

tengah- tengah kertas dan selanjutnya cabang-cabangnya menyebar ke

segala arah. BOIs umumnya terdiri dari 2-7 buah yang disusun sesuai

dengan arah jarum jam dimulai dari arah jam 1.

Aplikasi Mind Mapping dalam pembelajaran dalam tahap aplikasi,

terdapat empat langkah yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran

berbasis Mind Mapping, yaitu:

1) Overview, yaitu tinjauan menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses

pembelajaranbaru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran

umum kepada peserta didik tentang topik yang akan dipelajari. Khusus

untuk pertemuan pertama pada setiap awal semester. Overview dapat diisi

32

dengan kegiatan untuk membuat Master Mind Map® yang merupakan

rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan selama satu semester

yang biasanya sudah ada dalam Silabus. Dengan demikian, sejak awal

peserta didik sudah mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya

sehingga membuka peluang bagi murid yang aktif untuk mempelajarinya

lebih dahulu di rumah atau di perpustakaan.

2) Preview atau Tinjauan Awal yang merupakan lanjutan dari Overview

sehingga gambaranumum yang diiberikan setingkat lebih detail daripada

Overview dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari Silabus. Dengan

demikian, murid diharapkan telah memilikipengetahuan awal yang cukup

mengenai sub-topik dari bahan sebelum pembahasan yang lebih detail

dimulai. Khusus untuk bahan yang sangat sederhana, langkah Preview

dapatdilewati sehingga langsung masuk ke langkah Inview.

3) Inview atau Tinjauan mendalam yang merupakan inti dari suatu proses

pembelajaran, dimana suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci dan

mendalam. Selama Inview ini, peserta didik diharapkan dapat mencatat

informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram

untuk membantu peserta didik dalam memahami danmenguasai bahan yang

diajarkan.

4) Review atau Tinjauan Ulang yang dilakukan menjelang berakhirnya jam

pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta

ditekankan pada informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat

33

atau dikuasai oleh siswa. Hal ini akan dapat membantu murid untuk fokus

dalam mempelajari-ulang seluruh bahan yangdiajarkan di sekolah pada saat

di rumah. Review dapat juga dilakukan saat pelajaran akandimulai pada

pertemuan berikutnya untuk membantu murid mengingatkan kembali

bahan yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya.

d. Kelebihan dan Kelemahan Mind Mapping

1) Kelebihan Mind Mapping

Kelebihan mind mapping, antara lain :

a) Mudah melihat gambaran secara keseluruhan.

b) Membantu otak untuk mengatur, mengingat, membandingkan, da

membuathubungan.

c) Memudahkan penambahan informasi baru.

d) Pengkajian ulang bisa lebih cepat.

e) Lebih menghemat waktu.

f) Belajar lebih cepat dan efisien.

g) Dapat meningkatkan kreativitas.

h) Catatan lebih padat dan jelas.

i) Dapat mengemukakan pendapat secara bebas.

j) Catatan lebih terfokus pada inti materi.

k) Setiap peta bersifat unik.

Menurut Suyatno (2009) untuk anak-anak, Mind Mapping memiliki

manfaat diantaranya, yaitu membantu mengingat, mendapatkan ide,

menghemat waktu, berkonsentrasi, mendapatkan nilai yang lebih bagus,

34

mengatur pikiran dan hobi, media bermain, bersenang-senang dalam

menuangkan imajinasi yang tentunya memunculkan kreativitas.

2) Kelemahan Mind Mapping

Kekurangan pembelajaran model Mind Mapping, antara lain :

a) Hanya peserta didik yang aktif terlibat, sedangkan guru hanya

mengarahkan.

b) Tidak sepenuhnya peserta didik yang belajar.

c) Mind Map peserta didik bervariasi sehingga guru akan kewalahan

memeriksa mindmap pesera didik (Kiranawati. 2007:1).

6. Implementasi Metode Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis

Karangan Narasi

Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-

unsurmanusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling

mempengaruhi tujuan pembelajaran.Tujuan pembelajaran yang dimaksud

adalah perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Dengan kata lain,

bahwa proses pembelajaran adalah proses yang berkesinambungan antara

pembelajar dengan segala sesuatu yang menunjang terjadinya perubahan

tingkah laku. Dalam mencapai proses yang berkesinambungan itulah

diperlukanmetode yang tepat untuk diterapkan.

Metode peta pikiran (Mind Mapping) sangat tepat digunakan dalam

pembelajaran menulis karangan narasi. Metode mencatat ini, didasarkan pada

penelitian tentang cara otakmemproses informasi, bekerja sama dengan otak.

35

Saat otak mengingat informasi, biasanya dilakukan dalam bentuk gambar

warna-warni dan simbol. Dengan metode Mind Mapping tentu akan sangat

membantu siswa memanfaatkan potensi kedua belah otak. Karena interaksi

kedua belah otak dapat memicu kreativitas yang memberikan kemudahan

dalam proses mengingat dan berpikir. Dengan telah terbiasanya murid

menggunakan dan mengembangkan potensi kedua otaknya, akan dicapai

peningkatan beberapa aspek, yaitu konsentrasi, kreativitas, daya ingat, dan

pemahaman sehingga murid dapat mengambil keputusan dengan tepat.

Ada bagian yang sulit dalam proses menulis, yaitu mengetahui hal apa yang

akan ditulis,apa temanya, dan bagaimana memulainya. Dengan peta pikiran,

sebuah tema dapat dijabarkan ke dalam ranting-ranting tema yang lain

sehingga menjadi pengembang gagasandalam menulis. Dalam menulis narasi,

kreativitas dan imajinasi sangat diperlukan untuk mengembangkan ide atau

gagasan menjadi sebuah karangan yang menarik. Imajinasi dan kreativitas

merupakan ranah kerja otak kanan. Berdasarkan paparan sebelumnya bahwa

peta pikiran (Mind Mapping) menggunakan gambar, warna, dan dan kata

kuncinya dapat membuktikan fungsi kerja otak kanan sehingga memunculkan

ide-ide baru yang kreatif danimajinatif. Lebih jauh lagi, apabila dibandingkan

dengan metode konvensional yang selamaini diterapkan dalam pembelajaran

menulis narasi, metode Mind Mapping jauh lebih baik karena melibatkan

kedua belahan otak untuk berpikir. Hal ini berbeda dengan metode

konvensional yang hanya berpotensi mengoptimalkan fungsi kerja otak kiri

36

saja. Kreativitasdan imajinasi tidak berkembang dengan baik apabila masih

menggunakan metode konvensional tersebut. Oleh karena itu, metode peta

pikiran sangat baik untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis narasi.

Implementasi metode peta pikiran (Mind Mapping) adalah sebagai

berikut:

a. Murid bersama guru memillih tema karangan.

b. Murid menuliskannya di atas selembar kertas kosong.

c. Menulis kata kunci dari ide yang dipilih.

d. Membuat cabang-cabang atau ranting-ranting ide atau gagasan yang muncul.

e. Penulisan kata kunci disertai dengan simbol atau gambar.

f. Murid membuat karangan narasi berdasarkan peta pikiran yang telah dibuat.

Apabila masih ada ide yang muncul di tengah aktivitas menulis maka

dapat dituangkan dalam cabang-cabang atau ranting manapun dalam peta

pikiran yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk karangan narasi. Berikut

ini contoh peta pikiran (Mind Mapping) pada gambar1 :

37

Kelas tiga Setelah satuMinggu

Satu

Gambar 1. Contoh Peta Pikiran (Mind Mapping)

Contoh Karangan: Perawatan Akibat Thypus

Waktu duduk di kelas tiga, aku pernah dirawat di rumah sakit selama

seminggu. Aku dirawat karena sakit gejala Typhus. Itu kali pertama aku sakit

Typhus dan dirawat di rumah sakit.

Saat pertama sakit, aku hanya merasakan suhu badanku naik dan perutku

terasa perih. Saat itu juga, aku juga merasa lidahku terasa pahit. Keesokan

Minggu di Rumah Sakit Teman-teman menjenguk

THYPUS Perut perih

Gejala Thypus Periksa ke dokter

Rawat Inap

Menjaga pola makan Istirahat yang cukup

38

harinya, ayahku membawaku periksa ke dokter. Setelah dokter memeriksa, ia

menyimpulkan bahwa aku menderita gejala Typhus. Karena itu, aku harus

dirawat dengan intensif. Dokter menyarankan supaya aku mendapat rawat

inap. Saat itu juga ayahku memutuskan agar aku mendapat perawatan intensif

Aku dirawat di ruangan khusus. Selama masa perawatan, aku harus menjaga

pola makan danistirahat yang cukup. Pantangan yang harus dilakukan selama

perawatan adalah menghindarimakanan yang terlalu keras, pedas, asam dan asin,

serta tidak boleh banyak bergerak.

Teman-temanku mulai menjengukku sejak hari pertama. Mereka semua

mendoakanku agar cepat sembuh. Setelah seminggu dirawat di rumah sakit,

akhirnya aku diperbolehkan pulang. Dalam masa pemulihan setelah sakit, aku

harus menjaga kesehatan dan pola makan. Agar kondisi kesehatanku terjaga, aku

dianjurkan untuk makan bergizi dan rajin berolahraga.

B. Kerangka Pikir

Pada kondisi awal pembelajaran Bahasa Indonesia, kemampuan menulis

karangan narasimurid masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai-nilai murid yang

masih banyak belum mencapainilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal

ini disebabkan karena metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang

inovatif sehingga proses pembelajaran lebih terpusat pada guru sedangkan

murid hanya bersikap pasif selama proses pembelajaran berlangsung. Hal

tersebut mengakibatkan siswa merasa jenuh dan cenderung tidak

39

memperhatikan guru saat proses pembelajaran. Akibatnya murid kurang mampu

untuk mengembangkan kemampuan menulis dan gagasannya dengan baik yang

berdampak pada rendahnya hasil belajar murid.

Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti mencoba menawarkan suatu

metode belajar yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis

karangan narasi dan kreativitas murid agar murid dapat memahami materi yang

diajarkan dengan baik sehingga hasil belajar dapat meningkat.Salah satu metode

yang dipilih yaitu metode Mind Mapping.

Setelah menerapkan metode ini, kemampuan menulis karangan narasi

murid dapatmeningkat dan pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru tetapi

lebih terpusat pada muriditu sendiri. Kerangka pikir digambarkan dalam bagan

berikut ini.

40

Pembelajaran Bahasa

Indonesia SD

Metode Mind

Temuan

Analisis

Menyimak

Keterampilan Berbahasa

Kurikulum 2013

Berbicara Membaca Menulis

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir

41

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu jika metode Mind Mapping

diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, maka dapat meningkatkan

kemampuan menulis narasi pada murid kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Action Research). Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif yaitu kerjasama

antara peneliti sebagai guru dan guru kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar

sebagai kolaborator untuk mengobservasi pelaksanaan proses pembelajaran.

Bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dipilih dengan harapan akan

terjadi perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran khususnya pada

pembelajaran Bahasa Indonesia.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini diadakan di SDIT As Sunnah Makassar, kelurahan Balang

Baru, kecamatanTamalate, pada murid kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar

Tahun Pelajaran 2020/2021 dengan jumlah murid sebanyak 23 orang yang

terdiri dari 23 murid perempuan.

Peneliti mengambil lokasi ini sebagai tempat penelitian dengan

pertimbangan efisiensi waktu dan tenaga karena jarak yang dekat antara lokasi

penelitian dengan rumah peneliti.

C. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan kegiatan dalam penelitian ini, menggunakan dua siklus yaitu

42

43

Pelaksanaan Tindakan I

SIKLUS I Refleksi I

Permasalahan baru, hasil

refleksi I

SIKLUS II Pengamatan

Data II

Refleksi II

Perencanaan

Tindakan II

Pelaksanaan

Tindakan II

Pengamatan

Data I

Perencanaan

Tindakan I

Siklus I yang terdiri dari tiga kali pertemuan dan Siklus II yang juga terdiri dari

tiga kali pertemuan. Tahapan pelaksanaan siklus dapat dilihat dalam bagan

berikut:

Bagan 2. Siklus Kegiatan PTK

Permasalahan

44

SIKLUS I

1. Tahap Perencanaan (Planning)

Tahap perencanaan ini meliputi:

a. Menentukan pokok bahasan

b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan metode

Peta Pikiran (MindMapping)

c. Mengembangkan skenario pembelajaran

d. Menyiapkan sumber belajar

e. Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung

f. Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan (Action)

Adapun urutan kegiatan pelaksanaan adalah sebagai berikut:

Kegiatan Awal

a. Berdoa

b. Presensi

c. Guru mengkondisikan murid

d. Apersepsi:

- Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan

- Guru dan murid bertanya jawab

tentang karanganKegiatan Inti

a. Murid dan guru bertanya jawab tentang langkah-langkah mengarang

45

b. Guru menjelaskan cara membuat kerngka karangan

c. Guru memberikan penjelasan tentang karangan narasi

d. Guru menjelaskan penggunaan Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam

karangan narasi

e. Murid (secara individu) menuliskan karangan berdasarkan Peta Pikiran

(Mind Mapping)

Kegiatan Akhir

a. Murid dan guru menyimpulkan semua hasil kegiatan pembelajaran

b. Guru menutup pelajaran

3. Tahap Pengamatan (Observation)

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran

(aktivitas guru dansiswa). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman

yang telah disiapkan peneliti.

observasi ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang

lebih mendasar dankomprehensif tentang keefektivitasan metode yang diterapkan

serta melihat kendala-kendalayang timbul dalam penerapannya.

4. Tahap Refleksi (Reflection)

Pada tahap ini peneliti melakukan analisis terhadap hal-hal yang terjadi pada

pengamatansaat proses pembelajaran berlangsung yang mencakup analisis

terhadap keberhasilan dan kendala-kendala yang timbul dalam penerapan

metode Mind Mapping, selanjutnya hasil darikegiatan pada siklus I dijadikan

46

sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pada siklus ke II. SIKLUS II

1. Tahap Perencanaan (Planning)

a. Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan

masalah

b. Menentukan pokok bahasan

c. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Metode Peta

Pikiran (MindMapping)

d. Mengembangkan skenario pembelajaran

e. Menyiapkan sumber belajar

f. Mengembangkan format evaluasi pembelajaran

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah

disempurnakansesuai dengan hasil refleksi pada siklus I

b. Guru menerapkan pembelajaran dengan metode Peta Pikiran (Mind

Mapping)

c. Murid belajar dengan situasi pembelajaran dengan metode Peta Pikiran

(Mind Mapping)

d. Memantau perkembangan kemampuan menulis narasi murid dengan metode

Peta Pikiran (Mind Mapping)

3. Tahap Pengamatan (Observation)

Tahap obsevasi ini dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran

47

(aktifitas guru danmurid). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman

yang telah disiapkan peneliti.

4. Tahap Refleksi (Reflection)

Pada tahap ini, peneliti menganalisis kembali hasil pengamatan siklus II

tentang keefektivitasan penerapan metode Mind Mapping sebagai hasil akhir dari

penelitian. Setelah tampak adanya perubahan, maka peneliti melakukan tes akhir

(Post Test) untuk mengetahui tingkat keberhasilan seluruh tindakan yang telah

dilaksanakan kemudian melakukan rekomendasi atas penerapan metode Mind

Mapping.

Dari tahap kegiatan yang dilakukan pada siklus I dan siklus II, diharapkan

kemampuan menulis karangan narasi murid kelas IV.C SDIT As Sunnah

Makassar dapat meningkat dengan menggunakan metode Mind Mapping.

Sedangkan pada guru kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar diharapkan agar

dapat memilih dan merancang model pembelajaran yang inovatif agar proses

pengkonstruksian pengetahuan dapat berjalan dengan efektif.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data tersebut meliputi

pengamatan (observasi), kajian dokumen, dan tes yang dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Observasi

Observasi yang peneliti lakukan adalah observasi berperan serta

48

secara pasif. Observasi inidilakukan oleh guru kelas IV.C SDIT As Sunnah

Makassar dan peneliti dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas

maupun kinerja murid selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi

terhadap guru SDIT As Sunnah Makassar difokuskan pada kegiatan guru

dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dalam pokok bahasan

menulis narasidengan menggunakan metode Peta Pikiran (Mind Mapping).

Observasi terhadap kinerja juga diarahkan pada kegiatan guru kelas IV.C

SDIT As Sunnah Makassar dalam menjelaskan pelajaran, memotivasi murid,

mengajukan pertanyaan dan menanggapi jawaban murid, mengelola kelas,

memberikan latihan dan umpan balik, dan melakukan penilaian terhadap hasil

belajar murid. Sementara itu observasi terhadap murid kelas IV.C SDIT As

Sunnah Makassar difokuskan pada tingkat partisipasi murid dalam mengikuti

pelajaran. Adapun variabel yang diamati pada lembar observasi murid adalah

sebagai berikut.

Tabel 2. Observasi Aktifitas Belajar Murid

No

VARIABEL

INDIKATOR

S1 S2

S % S %

49

1 Kedisiplina

nmurid

1. Murid tepat waktu masuk

kelas sebelum pelajaran

dimulai

2. Murid memberikan salam

pada guru sebelum pelajaran

dimulai

3. Murid berdoa sebelum

pelajaran dimulai

4. Murid bersikap sopan

selama proses pembelajaranberlangsung

2 Kesiapa

n murid

meneri

ma

pelajara

n

1. Murid menyiapkan buku tulis

2. Murid menyiapkan alat-alat

tulis

3. Murid menyiapkan buku

pelajaran

4. Murid menyiapkan alat-alat

yang digunakan untuk menulis

karangan dengan Metode Mind

Mapping

3 Keaktifan

murid

dala

mproses

pembelajaran

menulis

narasidengan

metodeMind

Mapping

1. Murid memperhatikan

penjelasan guru tentang menulis karangan narasi 2. Murid berani

mengemukakan pendapatnya

tentang temakarangan

3. Murid berani bertanya bila

mengalami kesulitan dalam

membuat karangan dengan

menggunakan Mind Mapping

4. Murid berinteraksi aktif

dengan guru

50

4 Kemampua

nmurid

membuat

karangan

1. Isi karangan murid padat

informasi dan relevan dengan

tema

2. Gagasan diungkapkan

denganjelas, urutan logis dan

tertata dengan baik

3.Mengguasai pembentukan

kata, pilihan kata tepat, gaya

bahasa jelas dan makna yang

terkandung jelas

4. Mekanik penulisan,

meliputi ejaan dan tanda baca

serta kerapihan dan kebersihan

tulisan.

5 Kemampua

nmurid

mengerjaka

npost test

1. Murid mampu mengerjakan soal post test sendiri

2. Murid mengerjakan soal

post test dengan serius

3. Murid mengerjakan soal

post test sesuai dengan waktu

yangdisediakan

4. Murid mengumpulkan soal

test tepat waktu

Keterangan:

1. bila 1 Indikator yang tampak

2. bila 2 Indikator yang tampak

3. bila 3 Indikator yang tampak

4. bila 4 Indikator yang tampak .

Tabel 3. Observasi Aktifitas Mengajar Guru

NO

VARIABEL

INDIKATOR

S1 S 2

SKOR % SKOR %

51

1 Persiapan guru

memulai

kegiatan

pembelajaran

1. Guru menyiapkan rencana

pembelajaran

2. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

3. Guru menyampaikan ruang

lingkup materi

4. Guru menyampaikan lama

pembelajaran

2 Kemampuan

guru

mengelola

kelas

1. Guru mengkondisikan murid

2. Guru mengecek kehadiran

murid

3. Guru melakukan pembagian

peralatan yang digunakan dalam

pembelajaran

4. Guru berkeliling mengamati

murid dan membantu murid yang

mengalami kesulitan

3 Kemampuan

guru

mengelola

waktu

pelajaran

1. Guru memulai pelajaran tepat waktu

2. Guru memberikan batas waktu

dalam membuat karangan

dengan menggunakan metode

Mind Mapping

3. Guru menggunakan waktu

secara efisien

4. Guru melakukan pembelajaran

sesuai rencana

4 Memberikan Apersepsi

1. Guru mendorong murid untuk

mengemukakan pengetahuan

awalnya tentang konsep yang

akan dibahas

2. Guru memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang berhubungan

dengan konsep

3. Guru mendorong murid untuk

mengkomunikasikan

52

4. Guru mengilustrasikan

pemahaman tentang konsep yang akan dibahas

5 Kemampuan

guru dalam

menyampaikan

materi

pelajaran

1. Guru menyampaikan materi

dengan menggunakan metode

Mind Mapping

2. Guru menyampaikan materi

dengan singkat dan jelas

3. Guru mengarahkan murid

dalam membuat Mind Mapping

pokok bahasan

4. Guru membimbing murid

yang mengalami kesulitan

6 Kemampuan

guru

menutup

pelajaran

1. Guru bersama murid membuat

kesimpulan

2. Guru bersama murid membuat

rangkuman

3. Guru memberikan motivasi

murid untuk belajar

4. Guru memberikan penugasan

Keterangan:

1. bila 1 Indikator yang tampak

2. bila 2 Indikator yang tampak

3. bila 3 Indikator yang tampak

4. bila 4 Indikator yang tampak

2. Kajian Dokumentasi

Kajian dokumen digunakan untuk memperoleh berbagai arsip atau data

berupa Kurikulum,Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat guru, hasil

ujian dan nilai yang diberikan olehguru, dan nama responden penelitian pada

murid kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar. Selainitu, saat proses pembelajaran

berlangsung dilakukan dokumentasi berupa foto.

53

3. Tes

Tes dalam penelitian ini dilaksanakan setiap akhir pembelajaran atau pada

saat pemberianevaluasi. Tes dilakukan terhadap murid kelas IV.C SDIT As Sunnah

Makassar. Tes yang diberikan kepada murid kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar

berupa tes uraian dalam bentuktulisan atau karangan narasi yang harus diselesaikan

oleh murid. Pemberian tes ini dimaksudkanuntuk mengukur seberapa jauh hasil yang

diperoleh murid kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar setelah kegiatan pemberian

tindakan.

D. Teknik Analisis Data

Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara

menganalisis datasecara kualitatif dan kuantitatif.

1. Analisis data secara kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi murid dan guru yang

dihitung kemudian dipersentasekan dan laporannya dibuat dalam bentuk

deskriptif.

2. Analisis data secara kuantitatif

Data kuantitatif dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan

analisis statistik deskriptif. Data kualitatif diperoleh dari tes hasil belajar.

Dengan menganalisis hasil belajarmurid pada setiap siklusnya dengan dasar

setiap nilai ≥ 75 maka hasil belajar dianggap tuntasdan setiap nilai yang < 75

maka hasil belajar dianggap tidak tuntas, dengan demikian dapat diketahui

54

∑ 𝐱 𝑿=

𝐍

Pk = ∑ 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒕𝒖𝒏𝒕𝒂𝒔/𝒕𝒅𝒌𝒕𝒖𝒏𝒕𝒂𝒔

x 100 %

𝑵

kemampuan murid setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan

menggunakan metode Mind Mapping.

Tabel Statistik nilai rata-rata, nilai tertinggi, dan nilai terendah

ditunjukkan dalam bentuktabel berikut.

Tabel 4. Statistik Hasil Belajar Menulis Narasi Murid

No

Kriteria

Nilai

Kondisi

Awal

Siklus I Siklus II

1 Nilai Tertinggi

2 Nilai Terendah

3 Nilai Rata-Rata

Menghitung nilai rata-rata pada setiap siklus yaitu:

Keterangan:

�̅� = rata-rata hitung

∑ 𝑥 = jumlah nilai seluruh siswa

𝑁 = banyak data

Adapun menghitung persentase ketuntasan belajar sebagai berikut.

Keterangan:

Pk : Persentase ketuntasan

∑ : jumlah murid yang meraih nilai ≥ 75

55

𝑵 = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐏𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡𝐚𝐧

x 100

𝐬𝐤𝐨𝐫 𝐌𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐮𝐦

N : jumlah murid yang meraih nilai < 75N

X : jumlah murid

Tabel 5. Pencapaian Ketuntasan Belajar

No Kriteria

Ketuntasan Kategori Frekuensi %

1 ≥ 75 Tuntas

2 < 75 Tidak Tuntas

Adapun menghitung skor tes pada tiap evaluasi, peneliti menggunakan

rumus:

Keterangan:

N = nilai siswa

Tabel 6. Kategorisasi Hasil Belajar

No Interval Nilai Klasifikasi

Nilai Frekuensi

Persentase

(%)

1 90-100 Tinggi

2 80-89 Sedang

3 70-79 Rendah

4 60-69 Sangat Rendah

Jumlah

Untuk memperoleh nilai akhir (NA) siswa pada setiap siklus, maka

dilakukanpenggabungan antara nilai pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 dengan

56

NA = 𝑃𝐼+𝑃2

rumus sebagai berikut:

Keterangan :

NA : nilai akhir siswa

PI : pertemuan 1

P2 : pertemuan 2

F. Indikator Keberhasilan

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan

atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian

(Sarwiji Suwandi, 2008: 70). Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam

penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnyakemampuan menulis karangan

narasi pada murid kelas IV.C SDIT As Sunnah Makassar dengan menggunakan

metode peta pikiran (Mind Mapping). Indikator penelitian ini bersumber dari

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Pada siklus pembelajaran

dikatakan berhasil apabila hasil belajar mencapai rata-rata kelas75 dan murid

yang memperoleh nilai ≥75 mencapai 75%.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Awal Tindakan

Kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas IVC dengan

jumlah murid sebanyak 24 orang perempuan dengan guru kelas yang bernama

Ibu Sahriyah, S.Pd, kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti yaitu

mengadakan survei awal untuk mengetahui murid kelas IVC pada saat proses

pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya menulis karangan narasi. Selain

itu, peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas IVC SDIT As Sunnah

Makassar dan melihat dokumentasi daftar nilai murid khususnya pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia. Dari berbagai sumber tersebut, peneliti

mengetahui bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia murid kelas IVC SDIT As

Sunnah masih rendah khususnya pada pokok bahasan menulis karangan

narasi yaitu masih banyaknya murid yang belum mencapai standar

ketuntasan minimal (KKM).

Dari seluruh murid yang berjumlah 24 orang murid, hanya 6 murid

atau 25 % yang mencapai KKM ≥75. Rendahnya kemampuan menulis murid

khususnya menulis narasi menunjukkan ada kelemahan yang dihadapi murid

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada pokok aspek menulis narasi. Hal

57

58

ini menunjukkan perlu adanya metode belajar yang dapat meningkatkan

pemahaman murid terhadap materi pelajaran sehingga proses konstruksi

pengetahuan menjadi lebih mudah.

Tidak ada siswa yangmemperoleh nilai sangat tinggi. Sedangkan pada

tabelke 2 ada 3 murid (12,5%) yang memperoleh nilai tinggi, 3 murid (12,5%)

yang memperolehnilai sedang, 8 murid (33,33%) yang memperoleh nilai

rendah, dan 10 siswa (41,67%) yang memperoleh nilai sangat rendah. bahwa

nilai evaluasi hasil belajar pada kondisiawal yaitu nilai tertinggi sebesar 85

dan nilai terendah sebesar 65 dengan nilai rata-rata yaitu75. Dari jumlah 24

murid ada 6 murid (25%) yang mencapai nilai ketuntasan minimal (KKM)

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sedangkan yang belum mencapai

KKM sebanyak 18 murid (75%).

Berdasarkan data di atas, maka peneliti berusaha untuk meningkatkan

hasil belajar Bahasa Indonesia pada menulis karangan narasi murid kelas IVC

SDIT As Sunnah Makassardengan menggunakan metode Mind Mapping. Hal

ini bertujuan agar murid dapat memahami materi pembelajaran Bahasa

Indonesia menulis karangan narasi dengan lebih mudah sehingga keterampilan

menulis karangan narasi murid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassardapat

meningkat.

3. Deskripsi Hasil Penelitian

a. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

59

Siklus I diadakan selama 2 kali pertemuan (4x35 menit), yaitu pada

tanggal 23 April 2021 dan 27 April 2021. Adapun tahap-tahap yang

dilakukan pada siklus I, yaitu sebagai berikut.

1) Tahap Perencanaan (Planning)

Pada perencanaan ini dilakukan pengamatan terhadap proses

pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilaksanakan di kelas IVC untuk

mengetahui model pembelajaran yang dilakukan guru, serta keaktifan

murid dalam mengikuti pelajaran yang dilaksanakan. Di samping itu

mencatat hasil belajar murid berupa nilai formatif mata pelajaran Bahasa

Indonesia pada pokok kemampuan menulis.

Berdasarkan pengamatan terhadap pembelajaran dan hasil belajar

di SDIT As Sunnah Makassar diperoleh informasi sebagai data awal bahwa

sebanyak 24 murid terdapat 18 muridatau 75 % yang belum mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥75. Setelah dilakukan

pemeriksaan, ternyata sebagian besar murid belum mampu

mengungkapkanpikiran dan perasaannya secara lebih leluasa serta belum

dapat menuliskan karangan denganaturan penulisan yang benar. Murid

dalam menulis narasi masih banyak yang tidak bersungguh-sungguh.

Murid belum terampil dalam menyusun kalimat-kalimat dan belum

memperhatikan tanda baca dalam menulis karangan. Bertolak dari

kenyataan tersebutdiadakan konsultasi dengan Kepala Sekolah mengenai

60

alternatif peningkatan kemampuan mnulis narasi dengan metode Peta

Pikiran (Mind Mapping).

Adapun perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I

meliputi kegiatan-kegiatansbagai berikut:

1. Menentukan pokok bahasan atau memilih Kompetensi Dasar atau

Indikator yang sesuaidengan menulis narasi di kelas IVC. Alasan memilih

Kompetensi Dasar atau Indikatortersebut adalah:

a) Kompetensi Dasar atau Indikator tentang menulis narasi sangat

sulit dikuasaioleh murid. Murid banyak mengalami kesulitan

pada indikator tersebut.

b) Kompetensi Dasar atau Indikator tersebut nantinya dapat

dipergunakan dalammeningkatkan kemampuan murid dalam

keterampilan menulis lanjut.

c) Pemilihan Kompetensi Dasar atau Indikator menulis narasi di

dasarkan padakurikulum yang berlaku dan harapan masyarakat

terhadap hasil belajar murid.

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun 2x pertemuan. Masing-

masing pertemuan 2 jam pelajaran atau sekitar 70 menit. Pada siklus

pertama dilaksanakan pada tanggal

23 April dan 27 April 2021. Perencanaan RPP mencakup penentuan:

61

Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Langkah-

langkah/Skenario Pembelajaran, Media, Metode dan Sumber

Pembelajaran serta sistem penilaian. Rencana PelaksanaanPembelajaran

(RPP) terlampir.

3. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung.

Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan

pembelajaran adalah:

a) Ruang belajar

Ruang belajar yang digunakan adalah ruang belajar yang biasa

digunakan setiaphari. Kursi diatur sedemikian rupa, kursi diatur

dengan model U atau per individu.

b) Gambar spidol warna

Gambar digunakan sebagai media yang memudahkan murid dalam

pembuatan PetaPikiran (Mind Mapping). gambar besar ditempel di

depan kelas, kemudian guru menjelaskan cara membuat Peta Pikiran

(Mind Mapping) lalu mencabang- cabangkannya dengan spidol

warna. Setelah itu, setiap murid diberi kertas HVS untuk membuat

Peta Pikiran (Mind Mapping) dengan menggunakan spidol warna.

c) Buku pelajaran

Buku pelajaran Bahasa Indonesia digunakan sebagai buku acuan

belajar. Buku yang digunakan yaitu Bahasa Indonesia Untuk SD dan

MI Kelas IV pengarang: Kaswan Narmadi dan Rita Nurbaya.

62

2) Tahap Pelaksanaan

Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Siklus I dilaksanakan

selama 2 kali pertemuan.

1) Pertemuan I

Pada pertemuan I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 23 April

2021 pada jam pertama dan kedua yaitu pukul 07.35-08.45 WITA. Materi

yang diajarkan adalah siswadapat menyebutkan 3 langkah mengarang, dan

membuat Peta Pikiran (Mind Mapping). Pembelajaran dilaksanakan

dengan menerapkan metode Peta Pikiran (Mind Mapping). media

penunjang yang digunakan pembelajaran ini adalah menggunakan media

gambaryang disesuaikan dengan tema karangan.

Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah

satu murid untukmemimpin berdo’a, kemudian guru melanjutkan dengan

kegiatan presensi. Guru memberikan apersepsi dengan menyampaikan

materi yang akan disampaikan dan tanya jawab dengan murid tentang

pengalaman mereka mengarang.

Pada kegiatan inti guru memberikan penjelasan materi mengarang

dimulai dari pengertian mengarang dan langkah-langkah mengarang.

Setelah itu, guru mengajukan pertanyaan kepada murid tentang langkah-

63

langkah mengarang. Murid menjawab pertanyaan dari guru. Selanjutnya

guru membimbing murid dengan memberi penjelasandi depan kelas untuk

membuat kerangka karangan. Setelah murid memahami konsep

mengarang dan langkah-langkahnya, kemudian guru membagikan

karangan narasi yangberjudul “Perawatan Akibat Typus” disertai dengan

peta pikiran (ming mapping)-nya. Masing-masing murid ditugaskan untuk

membaca karangan, kemudian guru memberikan penjelasan mengenai

karangan narasi. Guru memberikan informasi bahwasebelum membuat

karangan murid membuat peta pikiran terlebih dahulu agar lebih mudah

menuangkan pikiran dan perasaan dalam bentuk karangan. Guru bertanya

jawabdengan murid tentang kegiatan liburan yang telah mereka jalani.

Murid dan guru bersama-sama menentukan tema karangan liburan. Dari

tema yang telah disepakati yaituliburan, murid dapat memilih 3 topik dari

tema liburan, yaitu: liburan di rumah, liburandi rumah nenek/kakek, atau

pergi ke tempat wisata. Setiap murid membuat peta pikiran(mind mapping)

dari salah satu tema liburan tersebut dengan menggunakan kertas HVSdan

menggunakan spidol warna. Guru berkeliling kepada murid dan

memberikan arahan kepada murid yang belum mampu membuat peta

pikiran. Setelah murid membuat peta pikiran, guru lalu menugaskan

kepada setiap murid untuk membuat karangan narasi dengan tema liburan

pada kertas folio yang telah disediakan guru.

64

Kegiatan akhir pembelajaran diisi dengan guru bersama murid

menyimpulkan semua hasil kegiatan pembelajaran. Setelah itu, guru

menutup pelajaran Bahasa Indonesia.

2) Pertemuan II

Pada pertemuan II dilaksanakan pada jam pertama dan kedua yaitu

pukul 07.35 - 08.45 WITA pada hari Rabu tanggal 27 April 2021. Pada

pertemuan ini materi yang dipelajari adalah murid dapat menulis karangan

berdasarkan pengalaman yang pernah dialami murid dan murid dapat

menggunakan kata penghubung lalu dengan tepat. Pembelajaran

dilaksanakan dengan menerapkan metode Peta Pikiran (Mind Mapping).

Media penunjang yang digunakan pembelajaran ini adalah menggunakan

gambar yangdisesuaikan dengan tema berdasarkan pengalaman murid.

Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah

satu murid untukmemimpin berdo’a, kemudian guru melanjutkan dengan

kegiatan presensi. Guru mengkondisikan kesiapan murid untuk menerima

pelajaran. Guru melakukan tanya jawab dengan murid untuk mengingat

kembali tentang pelajaran mengarang yang diterima pada pertemuan

sebelumnya.

Pada kegiatan inti guru memulai dengan memberikan tugas kepada

seluruh murid agar mendengarkan salah satu hasil karangan terbaik dari

hasil pertemuan sebelumnya. Guru menyuruh murid yang memiliki

karangan terbaik untuk membacakan hasil karangannya di depan kelas. Hal

65

ini bertujuan agar murid yang lain dapat termotivasi untuk mengarang lebih

baik lagi karena dengan pembacaan tersebut murid menjadi bangga akan

hasil karangannya yang sudah dibaca di hadapan guru dan teman-

temannya. Setelah itu, guru memberikan masukan dan saran dari hasil

karangan yang telah dibaca maupun karangan yang lain (yang tidak

dibacakan). Guru memberikan penjelasan tentang penulisan karangan yang

benar dan peggunaan kata penghubung lalu dalam kalimat. Guru

memberikan contoh kata penghubung lalu dalam kalimat. Guru

memberitahukan bahwa kata penghubung lalu digunakan untuk

menerangkan keterangan waktu, sehingga dapat digunakan dalam

menuliskan karangan narasi karenakarangan narasi adalah bentuk karangan

menceritakan suatu peristiwa yang berkaitan dengan waktu. Guru dan

murid mengingat kembali dari pertemuan sebelumnya tentangkarangan

narasi dan pembuatan peta pikiran (mind mapping) dari tema liburan. Guru

dan murid bertanya jawab tentang pengalaman menarik tentang

perpustakaan. Guru menugaskan murid secara berkelompok untuk

berdiskusi dengan teman sebangkumengenai hal-hal yang berkaitan dengan

perpustakaan. Guru dan murid bertanya jawab tentang hal-hal yang

beerkaitan dengan perpustakaan. Guru membimbing murid di depan kelas

untuk menuliskan kata kunci yang berkaitan dengan perpustakaan,

kemudian dijadikan peta pikiran (mind mapping) dengan menggunakan

gambar dan spidol warna. Setelah itu masing-masing murid diberikan tugas

66

untuk membuat peta pikiran (mind mapping) tentang perpustakaan. Guru

membagikan kertas HVS putih untuk membuat peta pikiran (mind

mapping). Murid membuat peta pikiran (mind mapping) dengan

menggunakan spidol warna. Guru memantau kegiatan murid saat membuat

peta pikiran (mind mapping). Guru memberikan bimbingan kepada murid

untuk lebih mengembangkan pembuatan peta pikiran (mind mapping) dari

tema perpustakaan. Setelah murid menyelesaikan tugas membuat peta

pikiran, kemudian murid membuat karangan narasi dari hasil peta pikiran

(mind mapping) tersebut dan juga menggunakan kata penghubung lalu

dalam karangannya. Masing-masing murid menuliskan karangan dengan

tema perpustakaan pada kertas folio yang telah disediakanguru.

Kegiatan akhir pembelajaran diisi dengan kegiatan guru bersama

murid menyimpulkan semua hasil kegiatan pembelajaran. Setelah itu, guru

menutup pembelajaran Bahasa Indonesia.

3) Tahap Pengamatan (Observation)

Pada tahap observasi dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping)

dilaksanakan dengan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi

diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yangtelah dirumuskan oleh peneliti

dengan guru kelas. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai

kesesuaian pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia pada kemampuan

67

menulis narasi kelas IV dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pembelajaran dengan

metode peta pikiran (mind mapping) dapat menghasilkan perubahan pada hasil

belajar bahasa Indonesiamurid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar. Oleh

karena itu pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas atau partisipasi

dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan guru dalam

melaksanakan pembelajaran termasuk suasana kelas pada setiap pertemuan.

Uraian observasi tiap pertemuan pada siklus I sebagai berikut.

a) Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus I

Hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran menulis narasi

dengan metode PetaPikiran (Mind Mapping) di kelas IVC SDIT As Sunnah

Makassar pada siklus I pada aspek penilaian persiapan guru memulai

kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama dengan skor 2 dan pada

pertemuankedua dengan skor 3. Kemampuan guru mengelola kelas pada

pertemuan pertama dengan skor 2 dan pada pertemuan kedua dengan skor

3. Kemampuan guru mengelola waktu pembelajaran pada pertemuan

pertama dengan skor 3 dan pada pertemuan kedua dengan skor 3.

Kemampuan guru memberikan apersepsi kelas pada pertemuan pertama

dengan skor2 dan pada pertemuan kedua dengan skor 3. Kemampuan guru

dalam menyampaikan pelajaran pada pertemuan pertama dengan skor 2 dan

pada pertemuan kedua dengan skor 2.Kemampuan guru dalam menutup

68

pelajaran pada pertemuan pertama dengan skor 3 dan padapertemuan kedua

dengan skor 3.

Sedangkan pada gambar 6, tampak grafik skor rata-rata hasil

observasi aktiftas guru pada siklus I. Berdasarkan grafik yang disajikan,

terlihat bahwa pada aspek penilaian persiapan guru memulai kegiatan

pembelajaran skor rata-ratanya sebesar 2,5. Kemampuanguru mengelola

kelas skor rata-ratanya sebesar 2,5. Kemampuan guru mengelola waktu

pembelajaran skor rata-ratanya sebesar 3. Kemampuan guru memberikan

apersepsi skor rata-ratanya sebesar 2,5. Kemampuan guru dalam

menyampaikan pelajaran skor rata-ratanya sebesar 2. Kemampuan guru

dalam menutup pelajaran skor rata-ratanya sebesar 3.

b) Hasil Observasi Aktifitas Murid pada Siklus I

Hasil observasi aktivitas belajar siswa kelas IVC SDIT As Sunnah

Makassar pada siklus I, pada aspek penilaian kedisiplinan murid pada

pertemuan pertama dengan skor 2 dan pada pertemuan kedua dengan skor

3. Kesiapanmurid menerima pelajaran pada pertemuan pertama dengan

skor 2 dan pada pertemuan kedua dengan skor 3.Keaktifan murid dalam

pembelajaran pada pertemuan pertama denganskor 2 dan pada pertemuan

kedua dengan skor 3. Kemampuan murid mmbuat karangan pada

pertemuan pertama dengan skor 2 dan pada pertemuan kedua dengan skor

3.Kemampuan murid dalam mengerjakan post test pada pertemuan

69

pertama dengan skor 1 dan pada pertemuan kedua dengan skor 2.

Sedangkan skor rata-rata hasil observasi aktiftas murid pada siklus

I. Berdasarkan grafik yang disajikan, terlihat bahwa pada aspek penilaian

kedisiplinan murid skor rata-ratanya sebesar 2,5. Kesiapan murid

menerima pelajaran skorrata-ratanya sebesar 2,5. Keaktifan murid dalam

pembelajaran skor rata-ratanya sebesar 2,5.Kemampuan murid membuat

karangan skor rata-ratanya sebesar 2,5. Kemampuan murid dalam

mengerjakan post test skor rata-ratanya sebesar 1,5.

c) Hasil Belajar Murid pada Siklus I

Berdasarkan grafik di atas, hasil belajar pada siklus I menunjukkan

bahwa nilai tertinggi 83, nilai terendah 55 dan nilai rata-ratanya 69.

Sedangkan pada gambar 8, tampak gafik statistik hasil belajar menulis

narasi murid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar padasiklus I.

Hasil belajar menunjukkan tidak adanya siswa (0%) yang

memperoleh nilai sangat tinggi, yang memperoleh nilai tinggi sebanyak 5

murid (20,83%), yang memperoleh nilai sedang sebanyak 6 murid (25%),

yang memperoleh nilai rendah sebanyak 5 murid (20,83%), dan yang

memperoleh nilai sangat rendah sebanyak 8 murid (33,33%).

Berdasarkan data di atas, dari 24 murid ada 14 murid (50,33%) yang

mencapai nilai ketuntasan minimal (KKM) dalam pembelajaran menulis

narasi dengan menggunakan metode Peta Pikiran (Mind Mapping)

70

sedangkan yang belum mencapai KKMsebanyak 10 murid (41,67%).

4) Tahap Refleksi (Reflection)

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran

menunjukkan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode peta

pikiran (mind mapping) belum sepenuhnya tampak. Meskipun sudah

dijelaskan, tetapi masih ada murid yang belum mengerti atau paham dalam

pembuatan peta pikiran (mind mapping) untuk mengarang narasi. Disamping

itu masih ada murid yang belum mampu menulis narasi yang sesuai dengan

aturan penulisan yang benar dan penggunaan kata penghubung lalu dalam

karangan. Hal ini mengakibatkan murid belum sepenuhnya dapat membuat

karangan narasi berdasarkan peta pikiran (mind mapping), sehingga nilai yang

diperoleh murid pada siklus Ibelum menunjukkan perubahan yang cukup

berarti. Dengan nilai rata-rata kelas mencapai 70%, murid yang memperoleh

nilai ≥75 (KKM) ada 14 murid atau 50,33%, dan murid yangmemperoleh nilai

˂75 (KKM) yaitu 10 murid atau 41,67%.

Pembelajaran pada siklus I dikatakan berhasil apabila kemampuan

menulis narasi muridyang memperoleh nilai ≥75 (KKM) mencapai 75%. Dari

data diperoleh sebanyak 14 muridatau 50,33% dari 24 murid memperoleh nilai

≥75 (KKM) dan 10 murid atau 41,67% yang tidak mencapai KKM. Hal ini

menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode peta pikiran

(mind mapping) belum berhasil, sehingga pembelajaran akan dilanjutkan untuk

71

siklus II mengenai penulisan karangan narasi dengan metode peta pikiran(mind

mapping).

b. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II

Siklus II diadakan selama 2 kali pertemuan (4x35 menit), yaitu pada

tanggal 2 Mei 2021dan 6 Mei 2021. Adapun tahap-tahap yang dilakukan pada

siklus II, yaitu sebagai berikut.

1) Tahap Perencanaan (Planning)

Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus I diketahui

bahwa sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar Bahasa

Indonesia pokok bahasan menulis narasi pada murid kelas IVC SDIT As

Sunnah Makassar tetapi belum berhasil dengan maksimal. Hal ini

ditunjukkan masih ada 8 murid yang belum tuntas dalam pembelajaran

menulis narasi. Dari hasil tindakan siklus I, diadakan diskusi sekaligus

konsultasi dengan guru kelas IVC untuk mencari alternatif pemecahan agar

dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada pokok materi

menulis narasi pada murid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar. Dari

diskusi tersebut diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan tindakan siklus

IIdilaksanakan dalam 2 pertemuan dengan alokasi waktu tiap pertemuan 2

x 35 menit yaitu pada tanggal 2 Mei 2021 dan tanggal 6 Mei 2021. Hal yang

perlu diperbaiki guru dalam pembelajaran menulis narasi dengan metode

peta pikiran (mind mapping) sebagai upaya untuk mengatasi kecukupan

72

yang ada yaitu menggunakan media gambar yang disesuaikan dengan

pengalaman murid.

Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

SD 2006 Kelas IV, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan

pembelajaran menulis narasi dengan menerapkan metode peta pikiran

(mind mapping) sebagai berikut:

✓ Memilih indikator yang sesuai dengan pokok materi menulis.

✓ Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pembelajaran disusun 2 kali pertemuan masing-masing

pertemuan 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit yang dilaksanakan pada

tanggal 2 Maret 2013 dan tanggal 6 Mei 2021. Perencanaan RPP mencakup

penentuan: Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, media,

metode, sumber pembelajaran, langkah-langkah / sekenario pembelajaran,

dan sistem penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terlampir.

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan

pembelajaran adalah:

a) Ruang belajar

Ruang belajar yang digunakan adalah ruang belajar yang biasa

digunakan setiap hari.Kursi diatur sedemikian rupa, kursi diatur dengan

model U atau per individu.

73

b) Gambar dan Spidol Warna

Gambar digunakan sebagai media yang memudahkan murid dalam

pembuatan peta pikiran (mind mapping). Gambar besar di tempel di

depan kelas, kemudian guru menjelaskan cara membuat peta pikiran

(mind mapping) kemudian mencabang- cabangkannya dengan

menggunakan spidol warna. Sementara itu, setiap murid mendapat

gambar menarik di ketas HVS untuk membuat peta pikiran (mind

mapping)dengan menggunakan spidol warna.

c) Buku pelajaran

Buku pelajaran Bahasa Indonesia digunakan sebagai buku acuan belajar.

Buku yang digunakan yaitu Bahasa Indonesia Untuk SD

dan MI Kelas IV pengarang: Kaswan Narmadi dan Rita Nurbaya.

3) Tahap Pelaksanaan

Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan

metode peta pikiran (mind mapping) dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telahdisusun sebelumnya. Siklus II dilaksanakan

dalam 2 kali pertemuan. Perbedaan siklus II darisiklus I adalah selain pada

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai juga pada media gambaryang akan

digunakan dalam membuat peta pikiran (mind mapping) lebih menarik dan

disesuaikan dengan pengalaman murid sehingga murid lebih termotivasi untuk

mengembangkan tulisannya dari peta pikiran tersebut.

74

1) Pertemuan I

Pada pertemuan I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 2 Mei pada

jam pertama dan kedua yaitu pukul 07.35-08.45 WITA. Materi yang

diajrkan adalah murid dapat menyebutkan 3 langkah mengarang, membuat

peta pikiran (mind mapping), dan membuat karangan dari peta pikiran

tersebut. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan metode Peta

Pikiran (Mind Mapping). media penunjang yang digunakan dalam

pembelajaran ini adalah menggunakan media gambar dan gambar

berwarna di kertas HVS putih yang disesuaikan dengan tema karangan

dari pengalaman murid.

Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam dan meminta salah satu

murid untuk memimpin berdo’a, kemudian guru melanjutkaan dengan

kegiatan presensi. Gurumemberikan apersepsi dengan mengajak bersama

murid mengingat kembali tentang karangan narasi dari pembelajaran

sebelumnya.

Pada kegiatan inti guru dan murid bertanya jawab tentang 3 langkah

mengarang danmurid dapat menjawab dengan tepat dan antusias. Setelah

itu guru membacakan karangan yang menceritakan tentang berkemah.

Murid diberikan tugas untuk menuliskan kembali karangan yang telah

dibacakan guru. Guru memberikan penjelasandari karangan yang telah

dituliskan di depan kelas. Guru memberitahukan cara penulisankarangan

yang benar. Murid berdiskusi kelompok dengan teman sebangku tentang

75

temayang akan dikarang. Guru dan murid bertanya jawab tentang hal-

hal yang berkaitan dengan pasar atau supermarket. Murid dan guru

bersama-sama menentukan tema karangan (pasar atau supermarket).

Murid diberi tugas untuk membuat peta pikiran(mind mapping) dari tema

pasar atau supermarket dengan kertas HVS putih yang disertaigambar dan

menggunakan spidol warna. Guru membimbing murid membuat peta

pikiran (mind mapping) dengan menggunakan gambar pasar atau

supermarket yangdicabang-cabangkan dengan spidol warna. Sehingga

murid dapat melihat contoh peta pikiran secara lebih jelas. Guru

berkeliling dan melihat-lihat murid yang masih belumbisa membuat peta

pikiran, kemudian memberikan arahan. Murid yang masih belum bisa

membuat peta pikiran, kemudian memberikan arahan.

Setelah murid menyelesaikan peta pikiran yang telah dibuat,

lalu guru menugaskan murid untukmembuat karangan narasi dari hasil

peta pikiran (mind mapping) yang telah dibuat. Masing-masing murid

menuliskan karangan dengan tema pasar atau supermarket pada kertas

folio yang telah disediakan guru. Murid bersemangat pada saat mengarang

narasi.Kegiatan akhir pembelajaran diisi dengan guru bersama murid

menyimpulkan semua hasil kegiatan pembelajaran. Setelah itu, guru

menutup pembelajaran bahasa Indonesia.

2) Pertemuan II

Pada pertemuan II dilaksanakan pada jam pertama dan kedua yaitu pukul

76

07.35- 08.45 WITA pada hari Rabu tanggal 6 Mei 2021. Pada

pertemuan ini materi yang dipelajari adalah murid dapat menulis karangan

berdasarkan pengalaman yang pernah dialami dan murid dapat

menggunakan kata penghubung lalu dalam karangan. Pembelajaran

dilaksanakan dengan menerapkan metode peta pikiran (mind mapping).

Media penunjang yang digunakan pembelajaran ini adalah menggunakan

gambar berwarna yang disesuaikan dengan tema berdasarkan pengalaman

murid.

Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah satu

murid untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan dengan

kegiatan presensi. Guru dan murid bersama-sama mengingat kembali

pembuatan peta pikiran (mind mapping) dalamkarangan narasi.

Pada kegiatan inti dimulai dengan bertanya jawab tentang hal-hal

yang berkaitan dengan karangan. Murid memberi tanggapan dari hal-hal

yang berkaitan dengan mengarang. Guru dan murid mengingat kembali

tentang karangan narasi yang sudah dipelajari dari pertemuan sebelumnya.

Guru mengingatkan kembali cara pembuatan peta pikiran (mind mapping)

untuk membuat karangan narasi. Guru juga mengingatkankembali cara

penulisan karangan yang benar dan penggunaan kata penghubung lalu

dalam kalimat. Guru memberitahukan bahwa kata penghubung lalu

digunakan untuk menerangkan keterangan waktu, sehingga dapat

digunakan dalam menuliskan karangan narasi karena karangan narasi

77

adalah bentuk karangan menceritan suatu peristiwa yangberkaitan dengan

waktu. Murid ditugaskan berdiskusi kelompok dengan teman sebangku

untuk menggunakan kata penghubung lalu. Setiap kelompok mencoba

untukmembuat kalimat yang menggunakan kata penghubung lalu. Setelah

itu salah satu perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk menuliskan

hasil diskusinya.

Guru dan murid bersama-sama membahas kalimat yang telah

dituliskan masing-masing kelompok. Guru mencocokkan penulisan

kalimat yang menggunakan kata penghubunglalu yang ada di depan. Guru

memberikan penghargaan kepada kelompok yang mengerjakan dengan

benar. Guru dan murid bertanya jawab tentang pengalaman bersepeda,

kemudian guru dan murid bersama-sama menentukan tema dari

pengalaman bersepeda menjadi karangan narasi. Guru mengingatkan

kembali pembuatan peta pikiran (mind mapping). Guru memberi tugas

murid untuk membuat peta pikiran dari tema bersepeda. Guru membagikan

kertas HVS putih yang disertai gambar berwarna yang sesuai tema, lalu

murid membuat peta pikiran (mind mapping) dari gambar tersebut.

Murid membuat peta pikiran dengan menggunakan spidol

berwarna. Guru memantau kegiatan murid saat membuat peta pikiran

(mind mapping). Guru memberikan bimbingan dan arahan kepada murid

untuk lebih mengembangkan peta pikiran (mind mapping) dari pengalaman

bersepeda yang pernah mereka alami. Setelahmurid selesai membuat peta

78

pikiran, kemudian murid ditugaskan untuk membuat karangan narasi

berdasar peta pikiran (mind mapping) yang telah dibuat. Murid juga

dianjurkan guru untuk menggunakan kata penghubung lalu di dalam

karangannya. Setiap murid menuliskan karangan narasi dengan tema

bersepeda pada kertas folio yang telah disediakan guru. Murid tampak

begitu bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam mengarang narasi.

Kegiatan akhir pembelajaran diisi dengan kegiatan guru bersama

murid menyimpulkan semua hasil kegiatan pembelajaran. Setelah itu, guru

menutup pembelajaran bahasa Indonesia.

3) Tahap Pengamatan (Observation)

Pada tahap observasi dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Mapping dengan

mengamati kegiatan murid dan guru melalui alat bantu berupa lembar

observasi.

Lembar observasi ini diarahkan pada poin-poin kegiatan yang akan

diamati saat proses pembelajaran berlangsung yang sebelumnya telah

dirumuskan oleh peneliti dan disusun berdasarkan dengan metode yang

digunakan yaitu metode Mind Mapping. Observasi ini dilakukan untuk

memperoleh data tentang kesesuaian pelaksanaan pembelajaran menulis

karangan narasi dengan rancangan pembelajaran (RPP) yang telah disusun

berdasarkan metode yang digunakan yang bertujuan untuk mengetahui

79

seberapa besar keefektivitasan metode Mind Mapping terhadap perubahan

hasil menulis karangan narasi murid kelas IVC SDIT As Sunnah Maassar.

Kegiatan observasi ini dilakukan oleh Guru kelas IV sebagai observer

sedangkan peneliti bertindak sebagai guru. Observasi dilakukan mulai dari

kegiatanawal hingga kegiatan akhir. Adapun hasil observasi pada siklus II

sebagai berikut.

a) Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus II

Hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran menulis narasi

dengan metode PetaPikiran (Mind Mapping) di kelas IVC SDIT As Sunnah

pada siklus pada aspek penilaian persiapan guru memulai kegiatan

pembelajaran pada pertemuan pertama dengan skor 3 dan pada pertemuan

kedua dengan skor 4. Kemampuan guru mengelola kelas pada pertemuan

pertama dengan skor 3 dan pada pertemuan kedua dengan skor 4.

Memberikan apersepsi kelas pada pertemuan pertama dengan skor 3 dan

pada pertemuan kedua dengan skor 4. Kemampuan guru dalam

menyampaikan pelajaran pada pertemuan pertama dengan skor 3 dan pada

pertemuan kedua dengan skor 4. Kemampuan guru dalam menutup

pelajaran pada pertemuan pertama dengan skor 4 dan pada pertemuan

kedua dengan skor 4.

Sedangkan skor rata-rata hasil observasi pengajar pada siklus II.

Berdasarkan grafik yang disajikan, terlihat bahwa pada aspek penilaian

80

persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran skor rata-ratanya sebesar

3,5 Kemampuan guru mengelola kelas skor rata-ratanya sebesar 3,5.

Kemampuan guru mengelola waktu pembelajaran skor rata-ratanya sebesar

3. Memberikan apersepsi skor rata-ratanya sebesar 3,5. Kemampuan guru

dalam menyampaikan pelajaran skor rata-ratanya sebesar 3,5. Kemampuan

guru dalam menutup pelajaran skor rata-ratanya sebesar 4.

b) Hasil Observasi Aktifitas Murid pada Siklus II

Hasil observasi aktivitas belajar siswa kelas IVC SDIT As Sunnah

Makassar pada siklusII sebagai berikut pada pertemuan 1 siklus I, pada

aspek penilaian kedisiplinan muridpada pertemuan pertama dengan skor 3

dan pada pertemuan kedua dengan skor 4. Kesiapanmurid menerima

pelajaran pada pertemuan pertama dengan skor 3 dan pada pertemuan

kedua dengan skor 4. Keaktifan murid dalam pembelajaran pada

pertemuan pertama denganskor 3 dan pada pertemuan kedua dengan skor

4. Kemampuan murid mmbuat karangan padapertemuan pertama dengan

skor 3 dan pada pertemuan kedua dengan skor 3. Kemampuan murid

dalam mengerjakan post test pada pertemuan pertama dengan skor 3 dan

pada pertemuan kedua dengan skor 4

Sedangkan tampak grafik skor rata-rata hasil observasi aktiftas

murid pada siklus I. Berdasarkan grafik yang disajikan, terlihat bahwa

pada aspek penilaian kedisiplinan murid skor rata-ratanya sebesar 3,5.

81

Kesiapan murid menerima pelajaranvskor rata-ratanya sebesar 3,5.

Keaktifan murid dalam pembelajaran skor rata-ratanya sebesar 3,5.

Kemampuan murid membuat karangan skor rata-ratanya sebesar 3,5.

Kemampuan murid dalam mengerjakn post test skor rata-ratanya sebesar

3,5.

c) Hasil Belajar Murid Pada Siklus II

Berdasarkan hasil belajar murid kelas IVC SDIT As Sunnah

Makassar pada siklus II hasil belajar pada siklus II menunjukkan bahwa

nilai tertinggi 96, nilai terendah 64 dan nilai rata-ratanya 80. Sedangkan

pada gambar 13, tampakgafik statistik hasil belajar menulis narasi murid

kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar padasiklus II menunjukkan yang

memperoleh nilai sangat tinggi sebanyak 2 murid (8,33%), yang

memperoleh nilai tinggi sebanyak 8 murid (33,33%), yangmemperoleh

nilai sedang sebanyak 11 murid (45,83%), yang memperoleh nilai rendah

sebanyak 3 murid (12,5%), dan tidak ada murid yang memperoleh nilai

yang sangat rendah.

Berdasarkan data di atas, dari 24 murid ada 22 murid (91,67%)

yang mencapai nilai ketuntasan minimal (KKM) dalam pembelajaran

menulis narasi dengan menggunakan metode Peta Pikiran (Mind

Mapping) sedangkan yang belum mencapai KKM sebanyak 2 murid

(8,33%).

82

4) Tahap Refleksi (Reflection)

Berdasarkan data di atas, dapat dikemukakan bahwa dari hasil

observasi selama proses pembelajaran menunjukkan murid dalammengikuti

pembelajaran dengan metode peta pikiran (mind mapping) sudah sepenuhnya

menunjukkan perubahan dari siklus sebelumnya. Murid mengerti dan paham

bagaimana membuat peta pikiran (mind mapping) yang digunakan untuk

menulis narasi. Murid mampu mengembangkan peta pikiran mereka

berdasarkan pengalaman, kemudian murid dapat menuangkan pikirannya

tersebut ke dalam bentuk karangan narasi. Hal ini menunjukkan bahwa murid

sudah sepenuhnya dapat membuat karangan narasi dengan metode peta pikiran

(mind mapping). Murid juga sudah mampu menulis narasi yang sesuai dengan

aturan penulisan yang benar serta penggunaan kata penghubung lalu dalam

karangan. Sehingga nilai yang diperoleh murid pada siklus II telah

menunjukkan perubahan yang cukup berarti dengan nilai rata-rata kelas

mencapai 80. Murid yang memperoleh nilai <75 (KKM) ada 2 murid atau

8,33% dan murid yang memperoleh nilai ≥75 (KKM) yaitu 22 murid atau

91,67%.

Pembelajaran pada siklus II dikatakan berhasil apabila kemampuan

menulis narasi murid yang memperoleh nilai ≥75 (KKM) mencapai 75%. Dari

data diperoleh sebanyak 22murid atau 91,67% dari 24 murid memperoleh nilai

≥75 (KKM). Dengan demikian, dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar

83

menulis narasi siswa yang memperoleh nilai ≥75 (KKM) sudah menunjukkan

peningkatan dan peningkatan rata-rata kelas, sehingga pembelajaran pada

siklus II mengenai penulisan karangan narasi dengan metode peta pikiran(mind

mapping) sudah berhasil.

B. Pembahasan.

Untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran yang menyenangkan yang

dapat membantu murid dalam mengkonstruksi pengetahuannya dengan mudah,

maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang variatif dan dapat

meningkatkan minat murid dalam belajar. Salah satu metode yang peneliti

anggap mampu untuk meningkatkan minat murid dalam belajar yaitu dengan

menggunakan metode Mind Mapping.

Metode ini merupakan metode yang dapat meningkatkan kreativitas

murid dan membuatmurid lebih aktif dalam berfikir dan belajar. Metode Peta

Pikiran (Mind Mapping) memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada

murid untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran khususnya

menulis karangan narasi dengan cara mengemukakangagasannya serta mampu

mengapresiasikan imajinasinya melalui sebuah gambar (mind map) dan

membaca hasil arangannya di depan kelas. Berdasarkan hasil pengamatan dan

analisis data yang diproleh dalam penelitian ini, metode Mind Mapping terbukti

dapat meningkatkan partisipasi siswa kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar

dalam proses pembelajaran menulis karangan narasi. Hal ini dapat dilihat dari

84

peningkatan hasil belajar murid melalui pelaksanaan tindakan dari siklus I

hingga siklusII yang menunjukkan adanya peningkatan yang baik. Berikut ini

merupakan perbandingan hasil pengamatan dan hasil analisis data pada siklus I

dan siklus II.

Perbandingan Aktivitas Mengajar Guru pada Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan data siklus I persiapan guru dalam memulai kegiatan

pembelajaran dengan skor 2,5 dengan persentase sebesar 62,5% dan pada siklus

II dengan skor 3,5 dengan persentase sebesar 87,5%, kemampuan guru

mengelola kelas pada siklus I dengan skor 2,5 dengan persentase sebesar 62,5%

dan pada siklus II dengan skor 3,5dengan persentase sebesar 87,5%, kemampuan

guru mengelola waktu pembelajaran pada siklus I dengan skor 3 dengan

persentase sebesar 75% dan pada siklus II dengan skor yang sama, yaitu 3

dengan persentase 75%, kemampuan guru melakukan apersepsi pada siklus I

dengan skor 2,5 dengan persentase sebesar 62,5% dan pada siklus II dengan skor

3,5 denganpersentase sebesar 87,5%, kemampuan guru dalam menyampaikan

materi pelajaran pada siklus I dengan skor 2 dengan persentase sebesar 50% dan

pada siklus II dengan skor 3,5 dengan persentase sebesar 87,5%, dan

kemampuan guru dalam menutup pelajaran pada siklus I dengan skor 3 dengan

persentase sebesar 75% dan pada siklus II dengan skor sempurna, yaitu 4 dengan

persentase sebesar 100%.

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi yang diperoleh dalam

85

penelitian dapat ditemukan adanya peningkatan aktivitas guru atau pengajar

dikelas IVC SDIT As Sunnah Makassar dan peningkatan kualitas proses

pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan metode Mind

Mapping, antara lain

a. Persiapan guru dalam perencanaan pembelajaran lebih baik dan terarah

dibandingkandengan sebelum pelaksanaan tindakan.

b. Sebelum menjelaskan materi, guru selalu menyampaikan tujuan

pembelajaran sehinggamurid mengetahui arah pembelajaran.

c. Guru menjadi lebih cermat dalam memberikan apersepsi.

d. Penyampaian materi oleh guru lebih mudah dimengerti murid.

e. Guru lebih mampu memanfaatkan media pembelajaran dengan baik.

f. Kemampuan guru dalam mengelola kelas lebih baik.

g. Guru lebih terampil dalam memberikan motivasi dan menutup pelajaran.

Berdasarkan perbandingan hasil analisis observasi aktivitas guru di

atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan guru pada pembelajaran menulis

karangan narasi dengan menggunakan metode Mind Mapping mengalami

peningkatan dari siklus I sampai siklus II. Peningkatan kualitas proses

pembelajaran ini juga mengakibatkan peningkatan hasil belajar Bahasa

Indonesia murid kelas IVC SDIT As Sunnah Maassar.

Perbandingan Aktivitas Belajar Murid pada Siklus I dan II dapat

dilihat dalam data aktivitas belajar murid pada siklus I dan II di atas,

dapatdisajikan dalam bentuk grafik berikut ini. Bpada siklus I kedisiplinan

murid dengan skor2,5 dengan persentase sebesar 62,5% dan pada siklus II

86

dengan skor 3,5 dengan persentase sebesar 87,5%, kesiapan murid menerima

pelajaran pada siklus I dengan skor 2,5 dengan persentase sebesar 62,5% dan

pada siklus II dengan skor 3,5 dengan persentase sebesar 87,5%, keaktifan

murid dalam pembelajaran pada siklus I dengan skor 3 dengan persentase

sebesar 62,5% dan pada siklus II dengan skor 4 dengan persentase 87,5%,

kemampuan murid membuat karangan pada siklus I dengan skor 2,5 dengan

persentase sebesar 62,5% dan pada siklus II dengan skor 3,5 dengan

persentase sebesar 87,5%, kemampuan murid dalam menerjakan post test

pada siklus I dengan skor 1,5 dengan persentase sebesar 37,5% dan pada

siklus II dengan skor 3,5 dengan persentase sebesar 87,5%.

Pada tabel dan grafik perbadingan aktivitas belajar murid di atas,

tampak adanya peningkatan persentase aktivitas belajar murid kelas IVC SDIT

As Sunnah Makassar dan peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis

karangan narasi dengan menggunakan metode Mind Mapping dari siklus I ke

siklus II. Peningkatan tersebut antara lain:

h. Kesiapan murid sebelum menerima pelajaran lebih tinggi dari pembelajaran

sebelum tindakan dilaksanakan.

i. Murid lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

j. Murid dapat mengembangkan isi pikiran atau gagasannya dengan

87

metode peta pikiran(mind Mapping).

k. Murid lebih mudah membuat karangan narasi dengan metode peta

pikiran (mindmapping).

l. Murid secara runtut mengungkapkan isi pikirannya dalam bentuk karangan

narasi.

m. Murid menunjukkan sikap sungguh-sungguh dalam membuat karangan

narasi.

n. Murid lebih aktif dan semangat mengerjakan tugas dari guru.

o. Kemampuan murid dalam mengerjakan tes mengarang lebih meningkat.

Perbandingan Hasil Belajar Murid pada Kondisi Awal, Siklus I dan

Siklus II, Dengan meningkatnya keaktifan murid pada saat proses

pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Mapping maka hasil

belajar menulis karangan narasi murid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar

juga meningkat. Peningkatan tersebut terlihat pada nilai hasil evaluasi

pembelajaran menilis karangan narasi pada kondisi awal, siklus I dan siklus II

Berdasarkan data perbandingan hasil belajar murid di atas, terlihat bahwa

nilai tertinggipada kondisi awal adalah 80, siklus I sebesar 83 dan pada siklus

II sebesar 96 dan nilai terendah pada kodisi awal adalah 50, siklus I sebesar 55

sedangkan pada siklus II sebesar 64.Adapun nilai rata-rata pada kondisi awal

sebesar 65, siklus I sebesar 69 dan pada siklus II meningkat menjadi 80. Hal

ini menunjukkan keefektifan penerapan metode Mind Mapping dalam

88

meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi murid kelas IVC SDIT As

Sunnah Maassar.

Pada data perbandingan ketuntasan hasil belajar menulis karangan narasi

murid kelas IVC SDIT As Sunnah Makassar dapat diketahui bahwa pada kondisi

awal murid yang tuntasmhanya sebanyak 6 murid (25%). Setelah pelaksanaan

tindakan dengan menggunakan metode Mind Mapping, maka terjadi

peningkatan jumlah murid yang yang mencapai ketuntasan minimal yaitu pada

sikus I murid yang mencapai KKM sebanyak 14 (50,33%) murid dan padasiklus

II sebanyak 22 murid (91,67%). Sedangkan jumlah murid yang belum mencapai

batasminimal (KKM) pada kondisi awal sebanyak 18 murid (75%), pada siklus I

sebanyak 10 murid(41,67%), dan pada siklus II sebanyak 2 murid (3,33%). Dari

hasil analisis data di atas menunjukkan adanya peningkatan jumlah murid yang

mencapai ketuntasan belajar dari tes awal hingga pada siklus terakhir, walaupun

sampai pada akhir siklus ternyata masih ada muridsebanyak 1 orang murid yang

belum bisa mencapai ketuntasan. Tetapi secara umum, penelitian yang

dilakukan sudah berhasil dengan persentase ketuntasan sebesar 91,67%.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk

meningkatkan kemampuan menulis narasi murid kelas IVC SDIT As Sunnah

Makassar yaitu denganmenggunakan metode peta pikiran (mind mapping). Hal

ini terjadi karena pembelajaran dengan peta pikiran (mind mapping) dapat

mempermudah murid dalam menuangkan pikiran / gagasannya dalam bentuk

karangan narasi. Selain itu, murid menjadi lebih aktif dalam prosespembelajaran,

89

khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada pokok materi menulis

narasi. Metode Mind Mapping juga sangat efektif untuk meningkatkan

keterlibatan murid dalam proses pembelajaran. Bagi murid, hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa tidak hanya aktivitas murid yang meningkat tetapi juga

prestasi belajarnya. Dampak dari peningkatan aktivitas tersebut menyebabkan

tumbuhnya keterampilan sosial dan dan kemampuan emosional murid.

Kenyataan ini ditunjukkan dengan tampaknya kemampuan murid untuk

menjawab pertanyaan guru ataupun teman, meningkatnya keberanian untuk

mempertahankanpendapat ketika mempersentasikan hasil karyanya.

Selain aktivitas dan penguasaan materi yang meningkat, penelitian pada

pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan metode Mind Mapping ini

sangat efektif untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja guru, baik dalam

pengembangan perencanaan pembelajaran, pengelolaan kelas, pengelolaan

proses pembelajaran, pemanfaatan media hingga pada peningkatan partisipasi

dan prestasi belajar murid. Metode pembelajaran Mind Mapping sangat disukai

oleh murid, hal ini terbukti pada saat proses pembelajaran murid terlihat lebih

senang dan bersemangat dalam belajar. Kondisi pembelajaran terkesan lebih

menarik dan menyenangkan, pembelajaran lebih terpusat pada murid sedangkan

guru hanya mengarahkan kegiatan murid dalam proses pembelajaran.

Perubahan pada Tahap Refleksi Berdasarkan hasil pembahasan hasil

refleksi selama proses pembelajaran menunjukkan murid dalam mengikuti

pembelajaran dengan

90

metode peta pikiran (mind mapping) sudah sepenuhnya menunjukkan perubahan

dari siklus sebelumnya. Murid mengerti dan paham bagaimana membuat peta

pikiran (mind mapping) yang digunakan untuk menulis narasi. Murid mampu

mengembangkan peta pikiran mereka berdasarkan pengalaman, kemudian

murid dapat menuangkan pikirannya tersebut ke dalam bentuk karangan narasi.

Hal ini menunjukkan bahwa murid sudah sepenuhnya dapat membuat karangan

narasi dengan metode peta pikiran(mind mapping). Murid juga sudah mampu

menulis narasi yang sesuai dengan aturan penulisan yang benar serta

penggunaan kata penghubung lalu dalam karangan. Sehingga nilai yang

diperoleh murid pada siklus II telah menunjukkan perubahan yang cukup berarti

dengan nilai rata-rata kelas mencapai 80. Murid yang memperoleh nilai <75

(KKM) ada 2 murid atau 8,33% dan murid yang memperoleh nilai ≥75 (KKM)

yaitu 22 murid atau 91,67%.

Pembelajaran pada siklus II dikatakan berhasil apabila kemampuan

menulis narasi murid yang memperoleh nilai ≥75 (KKM) mencapai 75%. Dari

data diperoleh sebanyak 22murid atau 91,67% dari 24 murid memperoleh nilai

≥75 (KKM). Dengan demikian, dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar

menulis narasi siswa yang memperoleh nilai ≥75 (KKM) sudah menunjukkan

peningkatan dan peningkatan rata-rata kelas, sehingga pembelajaran pada siklus

II mengenai penulisan karangan narasi dengan metode peta pikiran (mind

mapping) sudah berhasil.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua

siklus selama enam kali pertemuan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

Dengan menggunakan metode Mind Mapping yang divariasikan dengan

metode lain seperti ceramah, diskusi, tanya jawab, pemberian tugas dapat

menumbuhkan semangat belajar murid sehingga suasana belajar lebih

menyenangkan, murid lebih aktif, dan tidak cepat merasa jenuh dalam mengikuti

proses pembelajaran dalam setiap siklusnya. Hal itu dapat terlihat pada saat

proses pembelajaran aktivitas murid terlihat lebih meningkat.

Penerapan metode Mind Mapping dalam pembelajaran dapat

meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi murid kelas IVC SDIT As

Sunnah Makassar. Hal ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya partisipasi

belajar dan hasil belajar murid. Data membuktikan bahwa terjadi peningkatan

persentase partisipasi belajar dan hasil belajar murid disetiap akhir siklus. Hasil

menulis karangan narasi murid kelas IVC SDIT As SunnahMakassar sebagai

berikut: nilai rata-rata pada siklus I yaitu 69 dengan nilai terendah yaitu 55 dan

nilai tertinggi yaitu 83, dan nilai rata-rata pada siklus II yaitu 80 dengan nilai

91

92

terendah yaitu 64 dan nilai tertinggi yaitu 96. Sedangkan jumlah murid yang

mencapai batas ketuntasan pada siklus I sebanyak 14 murid (50,33%), dan pada

siklus II sebanyak 22 murid(91,67%). Sedangkan jumlah murid yang belum

mencapai batas minimal (KKM) pada siklusI sebanyak 10 murid (41,67%), dan

pada siklus II sebanyak 2 murid (3,33%). Dari hasil analisis data di atas

menunjukkan adanya peningkatan jumlah murid yang mencapai ketuntasan

belajar dari siklus I hingga siklus II, walaupun pada akhir siklus ternyata masih

ada murid sebanyak 2 orang murid yang belum bisa mencapai ketuntasan. Tetapi

secara umum, penelitian yang dilakukan sudah berhasil dengan persentase

ketuntasan klasikal sebesar 96,15 %.

B. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti memberikan

saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam melaksanakan

pembelajaran khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia untuk

meningkatkan kemampuan menulis narasi dengan menggunakan metode

Peta Pikiran (Mind Mapping).

2. Bagi Guru

Guru dalam mengajar hendaknya menggunakan metode Peta Pikiran

(Mind Mapping) dalam pembelajaran menulis narasi. Penggunaan metode

Peta Pikiran (Mind Mapping) dimaksudkan agar pembelajaran tidak terasa

93

membosankan dan membantu murid dalam meningkatkan kemampuan

menulis narasi.

3. Bagi Murid

a. Hendaknya lebih mengembangkan inisiatif dan keberanian dalam

menyampaikan pendapat dalam proses pembelajaran untuk menambah

pengetahuan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.

b. Hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran dan rajin belajar

sehingga dapatmemperoleh hasil belajar yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Abdul. 2009. Menulis Lanjut. Jawa Barat: YAF Garut Jawa Barat.

Ahmadi, Mukhsin. 1990. Strategi Belajar-Mengajar Keterampilan Berbahasa dan

Apresiasi Sastra. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh.

Akhmat Sudrajat. 2008. Kecakapan (Kecerdasan dan Bakat)

Individu. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/kemampuan-

individu/ Diakses 20 November 2012

Anton. 2009. http://en.wordpress.com/tag/mind-map/ Diakses 25 November 2012.

Aziz, Abdul. 2009. Menulis Lanjut. Jawa Barat: YAF Garut Jawa Barat.

Buzan, Tony. 2007. Mind Map untuk Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

. 2008. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustak

Utama. Depdiknas. 2006. Pedoman Hasil Belajar Sekolah Dasar. Balai Pustaka:

Jakarta.

Darusma, R. (2018). Penerapan metodde mind mapping (peta pikiran) untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Infinity Jurnal, 3(2). 164-173.

[Online] Tersedia: http://e-journal.stkipsiliwan

gi.ac.id/index.php/infinity/article/view/61/60 (Diakses pada tanggal 15

Mei 2021)

Keraf, Gorys. 2001. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Rostina. 2011. Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Melalui Penggunaan Metode

Mind Mapping pada Murid Kelas V SDI Bertingkat Labuang Baji Tahun

Ajaran 2010/2011. Makassar: Unismuh Makassar. (Skripsi tidak

dipublikasikan)

94

95

Salama Suardi. 2010. Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi dengan Menggunakan

Metode Mind Mapping pada Murid SDI Kelas V 41 Birue Keamatan Barru

Kabupaten Barru TahunAjaran 2009/2010. Makassar: Unismuh Makassar.

(Skripsi tidak dipublikasikan)

Soemarjadi, dkk. (1992). Psikologi Keterampilan. Jakarta: Depertemen Pendidikandan

Kebudayaan.

Tarigan, Henry Guntur. 1994. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung. Penerbit Angkasa

Tarman Arief. 2018. Teknik Penyusunan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Bagi Gurudi

Sekolah Dasar. (Jurnal tidak dipublikasikan)

Uzer, Usman. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Zainurrahman. 2011. Menulis: Dari Teori Hingga Praktik. Bandung: Alfabeta.

http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/01/keterampilan-menulis-karangan-

narasi.html

Diakses 27 Maret 2020.

http://en.wikipedia.org/wiki/mindmap/ Diakses 25 Maret 2020

http://id.wikipedia.org/wiki/pemetaan-pikiran Diakses 25 Maret 2020.

http://id.wikipedia.org/wiki/narasi Diakses 23 Maret 2020.

http://en.endonesa.wordpress.com/2009/21/pembelajaran-bahasa-indonesia Diakses

30 Maret2020

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( RPP ) DARING

Satuan Pendidikan : SDIP AS-SUNNAH MAKASSAR

Kelas / Semester : IV /Genap

Tema : 8. Lingkungan Sahabat Kita

Sub Tema : 1. Menulis Karangan Narasi

Pembelajaran ke : 1, 2 dan 5

Muatan Terpadu : Bhs. Indonesia Alokasi waktu : 1 hari

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui kegiatan melakukan pengamatan, siswa mampu mengidentifikasi manfaat Menulis Karangan Narasi dengan baik.

2. Melalui kegiatan berdiskusi, siswa mampu membuat peta pikiran mengenai Menulis Karangan Narasi dengan benar

3. Melalui kegiatan pengamatan, siswa mampu membuat Karangan Narasi dengan baik

4. Melalui kegiatan menggali informasi dari sumber bacaan, siswa dapat membuat bagan sederhana untuk menjelaskan Karanagn Narasi

5. Melalui kegiatan berdiskusi, siswa dapat menjelaskan pengertian Karangan Narasi

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi

Kegiatan

Aloka si

Wakt u

Kegiatan 1. Pembiasaan membaca (kegiatan literasi) buku/bacaan

Disesuaikan Pendahulu an

yang ada di rumah 10-15 menit, sebelum pelajaran

dimulai. 2. Guru mengirim pesan via whatsapp grup, agar

membaca materi yang akan dibahas hari ini. 3. Kelas dimulai dengan aplikasi Google

Classrmeet dimulai dengan salam, membaca do’a pembuka

majelis, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran

peserta didik melalui aplikasi. 4. Mengingatkan peserta didik untuk berdo’a

sebelum memulai pembelajaran. 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus

dicapai oleh peserta didik.

Kegiatan 1. Guru menggunakan Google Classmeet untuk menjelaskan

Inti materi kepada peserta didik 2. Guru menjelaskan pokok bahasan Menulis

Karangan Narasi secara umum

dengan menggunakan metode Mind Mapping. 3. Guru memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti. 4. Guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok 5. Masing-masing kelompok membuat grup WA dan Guru

bergabung disetiap grup WA

6. Selanjutnya pembelajaran dilakukan melalui aplikasi WA 7. Masing-masing kelompok membuat Mind Mapping

tentang pokok bahasan Karangan Narasi 8. Guru membimbing siswa dalam membuat Mind Mapping

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

tentang Karangan Air melalui diskusi grup WA

9. Setiap

kelompok mempresentasikan Mind Mapnya

sedangkan kelompok yang lain memberikan tanggapan atau saran.

10. Guru melakukan perbaikan tentang konsep-konsep

Mind Map yang telah dibuat oleh siswa 11. pesert

a Didik menyampaik

an tanggapannya/rangkuman materi yang telah dipelajari hari ini

Kegiatan 1. Guru memberikan refleksi, penguatan dan kesimpulan

Penutup 2. Peserta didik

diberikan kesempatan berbicara /bertanya

dan menambahkan informasi dari penyampain guru

selama pembelajaran berlangsung.

3. Mengingatkan peserta didik untuk senantiasa menjaga

kesehatan selama masa pandemi covid-19.

4. Salam dan do’a kaffaratul majelis oleh guru.

C. PENILAIAN

• Tes Tertulis: menjawab soal latihan

• Tes Kinerja: pengamatan

Mengetahui,

Kepala Sekolah

Makassar, 20 Mei 2021

Pengajar

Awal Dian Nusa Putra Rudi, S.Pd Nurmiftahul Janna

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP ) DARING

Satuan Pendidikan : SDIP AS-SUNNAH MAKASSAR

Kelas / Semester : IV /Genap

Tema : 8. Lingkungan Sahabat Kita

Sub Tema : 1. Menulis Karangan Narasi

Pembelajaran ke : 1, 2 dan 5

Muatan Terpadu : Bhs. Indonesia Alokasi waktu : 1 hari

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui kegiatan melakukan pengamatan, siswa mampu mengidentifikasi

manfaat Menulis Karangan Narasi dengan baik.

2. Melalui kegiatan berdiskusi, siswa mampu membuat peta pikiran mengenai Menulis Karangan Narasi dengan benar

3. Melalui kegiatan pengamatan, siswa mampu membuat Karangan Narasi dengan baik

4. Melalui kegiatan menggali informasi dari sumber bacaan, siswa dapat membuat bagan sederhana untuk menjelaskan Karanagn Narasi

5. Melalui kegiatan berdiskusi, siswa dapat menjelaskan pengertian Karangan Narasi

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi

Kegiatan

Aloka si

Wakt u

Kegiatan 1. Pembiasaan membaca (kegiatan literasi) buku/bacaan

Disesuaikan Pendahulu an

yang ada di rumah 10-15 menit, sebelum pelajaran

dimulai. 2. Guru mengirim pesan via whatsapp grup, agar

membaca materi yang akan dibahas hari ini. 3. Kelas dimulai dengan aplikasi Google

Classrmeet dimulai dengan salam, membaca do’a pembuka

majelis, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran

peserta didik melalui aplikasi. 4. Mengingatkan peserta didik untuk berdo’a

sebelum memulai pembelajaran. 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus

dicapai oleh peserta didik.

Kegiatan 1. Guru menggunakan Google Classmeet untuk menjelaskan

Inti materi kepada peserta didik 2. Guru menjelaskan pokok bahasan Menulis

Karangan Narasi secara umum

dengan menggunakan metode Mind Mapping.

3. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

bertanya tentang materi yang belum dimengerti. 4. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok 5. Masing-masing kelompok membuat grup WA dan Guru

bergabung disetiap grup WA

6. Selanjutnya pembelajaran dilakukan melalui aplikasi WA 7. Masing-masing kelompok membuat Mind Mapping

tentang pokok bahasan Karangan Narasi 8. Guru membimbing siswa dalam membuat Mind Mapping

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

tentang Karangan Air melalui diskusi grup WA

9. Setiap

kelompok mempresentasikan Mind Mapnya

sedangkan kelompok yang lain memberikan tanggapan atau saran.

10. Guru melakukan perbaikan tentang konsep-konsep

Mind Map yang telah dibuat oleh siswa 11. pesert

a Didik menyampaik

an tanggapannya/rangkuman materi yang telah dipelajari hari ini

Kegiatan 1. Guru memberikan refleksi, penguatan dan kesimpulan

Penutup 2. Peserta didik

diberikan kesempatan berbicara /bertanya

dan menambahkan informasi dari penyampain guru

selama pembelajaran berlangsung.

3. Mengingatkan peserta didik untuk senantiasa menjaga

kesehatan selama masa pandemi covid-19.

4. Salam dan do’a kaffaratul majelis oleh guru.

D. PENILAIAN

Tes Tertulis: menjawab soal latihan

Tes Kinerja: pengamatan

Makassar, 22 MEi 2021

Mengetahui, Kepala Sekolah Pengajar

Awal Dian Nusa Putra Rudi, S.Pd Nurmiftahul Janna

DAFTAR HADIR SISWA

KELAS IV SDIP AS-SUNNAH

NO NAMA SISWA SIKLUS I SIKLUS II

I II I II

1 Aisyah Nur Bahiya Natsar √ √ √ √

2 Adelia Fahira Qodir √ √ √ √

3 Alfirah Putri Nabila √ √ √ √

4 Bervy Frilesta Yustisia √ √ √ √

5 Hafidzah Qurratu Hanin √ √ √ √

6 Haniyah Aliyah Ramadhani √ √ √ √

7 Kayla Zahra √ √ √ √

8 Keisha Rafeyza Faizal √ √ s √

9 Nailah √ √ √ √

10 Nur Aifah √ √ √ √

11 Puteri Maharani √ √ √ √

12 Qonitah Maulidya Althafunnisa √ √ √ √

13 Queena Faheemah Muhlis √ √ √ √

14 Sazkia Safrin √ √ √ √

15 Siti Khairunnisa Munir √ √ √ √

16 Syahla Nayla Shabrina √ √ √ √

17 Syariza Aulia Hakim √ √ √ √

18 Ummu Kultsum Bintu Asrul √ √ √ √

19 Zahra Aqilla Mumtaza √ √ √ √

DAFTAR NILAI SIKLUS I

NO NAMA NILAI

1 Aisyah Nur Bahiya Natsar 70

2 Adelia Fahira Qodir 80

3 Alfirah Putri Nabila 75

4 Bervy Frilesta Yustisia 70

5 Hafidzah Qurratu Hanin 70

6 Haniyah Aliyah Ramadhani 70

7 Kayla Zahra 75

8 Keisha Rafeyza Faizal 85

9 Nailah 85

10 Nur Aifah 90

11 Puteri Maharani 80

12 Qonitah Maulidya Althafunnisa 86

13 Queena Faheemah Muhlis 70

14 Sazkia Safrin 70

15 Siti Khairunnisa Munir 75

16 Syahla Nayla Shabrina 70

17 Syariza Aulia Hakim 70

18 Ummu Kultsum Bintu Asrul 70

19 Zahra Aqilla Mumtaza 80

JUMLAH 1.441

RATA-RATA 75,9

DAFTAR NILAI SIKLUS II

NO NAMA NILAI

1 Aisyah Nur Bahiya Natsar 80

2 Adelia Fahira Qodir 85

3 Alfirah Putri Nabila 85

4 Bervy Frilesta Yustisia 70

5 Hafidzah Qurratu Hanin 75

6 Haniyah Aliyah Ramadhani 70

7 Kayla Zahra 80

8 Keisha Rafeyza Faizal 90

9 Nailah 95

10 Nur Aifah 100

11 Puteri Maharani 80

12 Qonitah Maulidya Althafunnisa 100

13 Queena Faheemah Muhlis 70

14 Sazkia Safrin 70

15 Siti Khairunnisa Munir 80

16 Syahla Nayla Shabrina 70

17 Syariza Aulia Hakim 75

18 Ummu Kultsum Bintu Asrul 70

19 Zahra Aqilla Mumtaza 90

JUMLAH 1.535

RATA-RATA 80,9

Tugas karangan narasi kelas IV C SDIT As-Sunnah Makassar

1. Tugas Dari :

Nama : Afifah Nailah Ilham

Judul Karangan : Bapak Pendidikan Nasional

Dunia pendidikan akan selalu berterimakasih terhadap jasa

tokoh pelopor pendidikan sejak zaman penjajahan Belanda. Beliau

adalah Ki Hajar Dewantara. Perjuangan beliau saat zaman penjajahan

Belanda adalah agar rakyat pribumi dapat memperoleh hak pendidikan

seperti hak para priyayi maupun orang-orang Belanda. Perjuangannya

inilah yang membuat beliau dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan

Nasional dan hari kelahirannya diperingati sebagai Hari Pendidikan

Nasional.

Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di

Yogyakarta. Nama kecil beliau adalah Raden Mas Soewardi

Soeryaningrat. Di masa mudanya, Ki Hajar Dewantara aktif dalam

organisasi sosial politik. Beliau selalu memberikan sosialisasi dengan

tujuan menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya persatuan

dan kesatuan berbangsa bernegara.

Ki Hajar Dewantara mulai aktif dalam pendidikan ketika

beliau diasingkan di Belanda. Dalam masa pengasingan, beliau belajar

ilmu pendidikan hingga memperoleh gelas Europeesche Akte. Gelar

ini menjadi berguna ketika tahun 1919 beliau kembali ke Indonesia dan

berlatih menjadi guru. Langkah besar beliau adalah ketika mendirikan

sekolah Perguruan Nasional Taman Siswa pada tanggal 3 Juli 1992.

Banyak halangan dan rintangan yang diluncurkan oleh pemerintah

Belanda terhadap beliau. Akan tetapi beliau tetap memperjuangkan

pendidikan. Hingga beliau menciptakan semboyan yang terkenal

sampai sekarang.

Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan). Ing

Madya Mangun Karsa (di tengah menciptakan peluang untuk

berprakarsa). Ing Ngarsa Sungtulada (di depan memberi teladan).

Semboyan ini kemudian digunakan sebagai slogan Kementerian

Pendidikan Nasional.

2. Tugas Dari :

Nama : Asy Syifa

Judul Karangan : Orang Tua Kedua adalah Guru

Semua orang pasti memiliki orang tua sehingga kita bisa

terlahir di dunia ini. Tapi ada istilah orang tua kedua yang ada di

sekolah. Ya, itu merupakan sebutan untuk guru-guru yang ada di

sekolah. Karena saat di sekolah merekalah yang membimbing,

menjaga, menegur kita selama kita bersekolah.

Saat kita di sekolah, ada banyak guru dengan materi yang

diajarkannya masing-masing serta kepribadiannya masing-masing.

Kenapa kepribadian? Itu karena kita pasti sering atau pernah

menemukan guru yang sangat baik dan sabar, guru yang tegas, guru

yang ditakuti murid karena sering marah, guru yang lucu sering

membuat kita tertawa, dan masih banyak lagi. Ah, selain itu ada juga

guru-guru yang cantik dan ganteng serta masih muda yang menjadi

bahan modusan(italic) murid-murid.

Terlepas dari itu semua, guru merupakan kunci dimana kita

bisa sukses nantinya. Para pahlawan tanpa tanda jasa. Merekalah yang

selalu ada dalam suka duka saat kita menempuh pendidikan di sekolah.

Mereka yang juga akan bangga jika kita meraih prestasi, mereka juga

yang akan ikut bersedih jika kita mengalami kegagalan, namun mereka

juga membangkitkan kita dari kegagalan tersebut. Guru, segala hormat

kami untukmu.

3. Tugas Dari :

Nama : Fayrooz Ara

Judul Karangan : Sebuah Pengalaman yang Mengesankan

Ketika bangun pada hari Senin pagi, aku sangat

terkejut karena melihat jam di kamar

telah menunjukkan pukul 06.30 WIB.

Aku langsung bangun dan menuju ke kamar mandi.

Sampai di kamar mandi tiba-tiba aku terpeleset dan hampir saja

mencederaiku.

Setelah mandi, aku berpakaian sekolah, sarapan pagi lalu

berangkat sekolah dengan menggunakan sepeda motor. Sesampainya

di sekolah kulihat tasku untuk mengambil topi. Betapa terkejutnya aku,

ternyata topiku tidak ada di dalam tas. Karena hari itu hari senin (ada

upacara bendera) aku pulang ke rumah untuk mengambil topi. Selesai

mengambil topi aku kembali lagi ke sekolah dengan menaiki sepeda

motor.

Tiba-tiba di jalan motorku mogok, setelah diperiksa ternyata

bensinnya habis. Terpaksa kudorong motor untuk mencari tempat

penjualan bensin eceran. Untunglah tempat penjualan bensin itu tidak

jauh. Aku membeli satu liter bensin dan langsung tancap gas menuju

ke sekolah.

Setibanya di sekolah ternyata murid-murid sudah berkumpul di

lapangan. Upacara hampir saja dimulai. Aku pun tergesa-gesa berlari

menuju ke lapangan upacara. Ketika upacara dimulai kepala sekolah

langsung memberi pengarahan tentang tata tertib sekolah.

Tiba-tiba datanglah seorang guru untuk memeriksa kerapian

murid-muridnya, dan sialnya rambutku dinilai panjang oleh guru.

Dengan leluasa serta tak kuasa kumenolak gunting yang ada

digengaman guru mencabik-cabik rambutku.

Dengan rambutku yang tak karuan, aku langsung masuk ke kelas

untuk mengikuti pelajaran. Rupaya pelajaran tersebut mempunyai

pekerjaan rumah (PR) dan aku lupa mengerjakan tugas tersebut lalu

dihukum oleh guru untuk membuat tugas itu sebanyak tiga kali.

Aku langsung mengerjakan tugas itu. Sebelum aku

mengerjakannya jam pelajaran pun habis lalu aku disuruh menulis

beberapa kali lipat lagi oleh guru. Ketika sedang mengerjakan tugas

itu, teman-teman ribut di kelas karena jam pelajarannya kosong.

Dengan senangnya teman-teman pun bermain di kelas sehingga aku

pun merasa terganggu.

Aku menegurnya supaya tidak ribut lagi, ternyata mereka tidak

senang dan tidak terima atas teguranku. Temanku tadi langsung

merobek tugas yang sedang kubuat. Aku merasa kesal dan tanpa basa-

basi lagi aku langsung menghajarnya sehingga terjadilah perkelahian.

Kemudian kami dipanggil wali kelas ke kantor untuk menyelesaikan

masalah tersebut. Aku ceritakan masalah tersebut dan kami pun

disuruh untuk bermaaf-maafan.

Setelah itu kami disuruh untuk melupakan masalah tersebut,

akhirnya lonceng pun berbunyi menandakan pulang sekolah. Kami

pun langsung pulang ke rumah. Setibanya di rumah aku merasa senang

karena permasalahan tersebut telah selesai.

Aku bercerita tentang kejadian-kejadian yang aku alami di

sekolah tadi dengan orang tuaku. Orang tuaku pun menasehati agar

selalu mengerjakan tugas tersebut dan mentaati peraturan tata tertib

yang ada di sekolah

4. Tugas Dari :

Nama : Indah Dhya Kamilah

Judul Karangan : Pengalaman

Pada Bulan Juni, tanggal 13 di sekolahku akan memasuki masa

libur dan akan berakhir pada tanggal 15 Juli. Kami sekeluarga tidak

menyipkan liburan. Ketika itu aku memilih berlibur ke Pantai

Parangtritis.

Dan keesokan harinya aku mempersiapkan segalanya

perbekalan yang nantinya diperlukan. Sepanjang perjalanan, aku iringi

dengan nyanyian lagu riang. Betapa senangnya aku ketika sampai di

pantai tersebut. Dengan semua pemndangannya yang menawan.

Lalu kemudian sesampainya disana kami keluargaku saling

berfoto-foto untuk mengabadikan momen yang indah ini. waktu

berlalu begitu cepat tak terasa berjam-jam telah kuhabiskan disana.

Perpisahan pun terjadi ketika hari beranjak sore. Tak rela

rasanya kebahagiaan ini akhirnya selesai. Dalam benakku, aku kan

kembali esok.

5. Tugas dari :

Nama : Khanza Aura Jazial

Judul Karangan : Ranting Tua Terlalu Bengkok

Namanya Clara mungkin berusia 16 tahun . dia tinggal di sebuah

desa bernama Woodland di negara Batavia. Ibunya seorang tabib yang

cantik dan bijaksana, aku sangat dekat dengan ibuku. Sedangkan

ayahku adalah seorang elf (peri) musim dingin. Tiak Heran aku

memiliki tubuh seperti manusia biasa tetapi dipunggungku terdapat

sepasang sayap berkilauan.

Ayah dan ibuku berpisah semenjak Imaji diangkat sebagai

sesepuh desa. Dia mengatakan bahwa elf, manusia, penyihir, dan para

kurcaci tidak akan pernah bisa bersama. Aku heran kenapa semua

makhluk tunduk dan patuh kepada si tua itu.

Suatu hari aku sedang pergi jauh ke hutan bersama kucing

berjubah putih mencari jamur pelelap tidur. Tiba-tiba aku dan Squishi,

si kucing berjubah putih mendengar suara di balik semak terdengar

orang itu sedang mengomel. ” Bagaimana caranya kalau begini ? Siapa

yang akan membantuku ? Ah….. harusnya aku, bukan penyihir bodoh

dan jelek itu, tapi… aku juga tidak berani mengganggunya, jadi aku

harus bagaimana ?

Dengan perlahan aku mencoba mendekat dan mencari sumber

suara itu. Tidak kusangka orang yang sedang mengomel itu adalah

Imaji situa berisik dan menyebalkan. “Kakek !”. Aku mencoba

mengagetkannya. ” Oh ! Kau !. Gadis berdarah orange ! sedang apa

kau disini bersama kucing gemuk dengan jubah putih dekilnya ? “.

Kata-kata kakek yua itu memang pedas seperti biasa.

“Aku sedang mencari jamur pelelap tidur , kau sendiri kakek tua

?” .”Anak kecil berdarah orange sepertimu tidak akan paham !

Darahmu terlalu kental untuk memahami masalahku . Sudah kubilang

manusia dan peri tidak akan menghasilkan keturunan yang baik !”.

Kakek itu malah memarahiku, lalu pergi begitu saja dengan tongkat

tua bengkoknya.

Sepulang dari hutan aku dan Squishi sepakat untuk tidak

membicarkan kejadian buruk tadi kepada ibuku. Tapi aku tidak bisa

menyembunyikan rasa kesal dan sakit hatiku.

” Ada apa sayang ? Apakah kau terluka …atau… ada ranting

tua yang terlalu bengkok di hutan dan memarahimu ? ” tanya ibuku.

Dia tahu aku bermasalah denga Imaji sang sesepuh bawel.

Lalu aku menceritakan semuanya kepada ibuku.

Kemudian dia memberi tahu aku sebuah kisah mengenai

alasan Imaji melarang semua kloni akur. Ternyata, dulu ia adalah salah

satu elf musim semi dengan kekuatan yang luar biasa. Namun ia

menikah dengan seorang wanita cantik yang licik . Ia

membujuk Imaji agar berubah menjadi manusia biasa agar semua

kemampuan dan sayapnya hilang. Imaji mengira wanita itu tulus

mencintainya, akan tetapi setelah lama menikah dan tak kunjung

dikaruniai keturunan wanita itupun pergi meninggalkan Imaji dan

memilih untuk menikah dengan seorang penyihir jahat yang telah lama

membenci Imaji.

Imaji merasa sangat sedih dan kesal , naumn ia tidak dapat

berbuat banyak. Sejak kejadian itu, dia melarang antar kloni

berhubungan apalagi menikah. Ia takut apa yang menimpanya akan

terjadi pada orang lain

Hal itu memang tidak adil, tapi aku mengerti dan tidak banyak

bertanya pada ibu. Aku hanya terdiam sambil menatap pohon cemara

tua yang rantingnya terlalu bengkok. Seperti itulah perasaan Imaji

sekarang.