Realization of POLICRYPS Gratings: Optical and Electro-Optical Properties
OPTICAL BIOSENSOR
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of OPTICAL BIOSENSOR
PHOTONIC BIOMEDIS
“OPTICAL BIOSENSOR”
JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
NOPEMBER
SURABAYA
2014
IKA NOVITASARI
NRP. 2411.100.005
RESUME
NAMA : IKA NOVITASARI
NRP : 2411.100.005
PHOTONICS BIOMEDIS Page 1
“OPTICAL BIOSENSOR”
Perkembangan terbaru teknologi optic kali ini adalah berperan sebagai sensor untuk
mendiagnosa, mendeteksi maupun melakukan pengontrolan terhadap segala hal yang
berhubungan dengan reaksi biologi (spesies) maupun reaksi kimia dibeberapa objek penelitian
dan pengukuran.
1. Devinisi Optical Biosensor
Biosensor merupakan divais yang dapat mendeteksi adanya reaksi kimia maupun spesies
biologi yang kemudian menciptakan respon kimia maupun fisika yang dapat dikonfersi
kedalam sinyal yang dapat dibaca oleh tranduser. Aplikasi biosensor ini banyak ditemukan
didalam clinical diagnostics, drug development, enviromental monitoring, dan kontrol
kualitas makanan.
Gambar 1. Schema biosensing
Dari devinisi diatas, maka diketahui bahwa optical biosensor merupakan biosensor yang
menggunakan media berbasis optik didalamnya dimana sensor ini dapat merubah respon fisik
maupun kimia dari proses bioreognition kealam bentuk fasa, amplitudo, polarisasi, atau
frekuensi dengan inputan berupa cahaya.
Adapun keuntungan menggunakan optical biosensor dibandingkan dengan sensor lain
adalah sebagai berikut.
a. Lebih selektif dan spesifikasi
b. Mempunyai sensor remote
c. Terisolasi dari adanya interferensi elegtromagnetik
d. Lebih cepat, pengukuran dilakukan real-time
e. Mempunyai sistem deteksi multi (multiparameters detection)
f. Compact Design
g. Meminimalkan gangguan pada pengukuran struktur dalam jaringan (in vivo),
h. Informasi reaksi kimia ada analisa lebih detail.
NAMA : IKA NOVITASARI
NRP : 2411.100.005
PHOTONICS BIOMEDIS Page 2
2. Komponen Utama Optical Biosensor
Adapun komponen utama dari optical biosensor adalah sumber cahaya, medium untuk
mentransmisi optic ( ex: fiber optic), elemen biologi yang diteliti (ex: enzim, microba), optical
probes pada tranduksi (ex: fluoresense marker), dan sistem pendeteksi optik.
Gambar 2. Komponen Utama Optical Biosensor
3. Prinsip Optical Biosensor
Adapun prinsip dari Optical Biosensor terfokus pada Biorecognition dan Optical Tranducer.
A. Biorecognition
Biorecognition merupakan elemen biologi yang meliputi enzim, sistem kekebalan tubuh
(antibodi), lektin, neuroreseptor, DNA/RNA, sel biologi, dan mikroorganisme yang
teranalisis recognize. Elemen biologi ini sering berhenti ketika meningkatkan konsentrasi
lokal pada elemen sensor optik dan terdeteksi hingga kemunculannya.
B. Optical Tranduser
Adapun cakupan manifestasi yang digunakan didalam biosensor pada Optical Tranduser
diantaranya meliputi :
Gambar 3. Manifestasi biosensor pada Optical Tranduser
Light
Source
Elemen
biologi
Optical Probes
(Tranduction)
Optical
Detection
Medium Transmisi
NAMA : IKA NOVITASARI
NRP : 2411.100.005
PHOTONICS BIOMEDIS Page 3
C. Fluorescence Sensing
Pada sensor fluorense terdiri dari 2 macam sensor, diantaranta yaitu sensor terarah
(Direct Sensing) dan sensor tidak terarah (Indirect Sensing).
Sensor Terarah (Direct Sensing)
Pada sensor jenis ini memanfaatkan pengaruh langsung pada properti fluorense
terhadap elemen biorecognition (elektronik energi Transfer, EET) dimana properti
fluoresense mempunyai spesifikasi reaksi enzim-dikatalisasi.
Sensor Tidak Terarah (Indirect Sensing)
merupakan jenis sensor yang dipengaruhi oleh faktor eksternal dimana sensor ini
menanggapi analisa pada biorecognisi akibat dari adanya erubahan pada properti
fluorense.
D. Fluorescence Energy Transfer Sensors (FRET Sensors)
Fluorescence Energy Transfer Sensors (FRET Sensors) mempunyai kelompok pemberi
(donor) dan kelompok penerima (acceptor) dengan dilakukan transfer energi electronic
yang dihasilkan dari biorecognitif, dimana bioreognitif dapat menyebabkan efisiensi
didalam transfer energi elektronik (EET) dari kelompok donor menuju kelompok
acceptor yang sangat fluorense.
Gambar 4. Sensor Fluoresense pada FRET biosensor
Sedangkan jika dilakukan transfer energi melalui transfer photoindiksi pada
elektron ( Photoinduced Electron Transfer, PET) adalah sebagai berikut.
NAMA : IKA NOVITASARI
NRP : 2411.100.005
PHOTONICS BIOMEDIS Page 4
Gambar 5. Sensor Fluoresense pada PET biosensor
HOMO (Highest Occupied Molecular Orbital): energi level donor lebih besar
daripada acceptor.
E. Molecular Beacons
Molecular Beacons didasarkan pada skema transfer energi elektronik (EET) yaitu
menunjukkan hubungan antara unit fluoresense (FI) dan Fluoresense Quencher (Q).
Molecular Beacon mendeteksi dan dapat berinteraksi dengan kelas DNA dan RNA.
Gambar 6. Prinsip Kerja Molecular Beacons
NAMA : IKA NOVITASARI
NRP : 2411.100.005
PHOTONICS BIOMEDIS Page 5
F. Biosensor Geometri Optik
Gambar 7. Ruang Lingkup Optical Geometry of Biosensor
4. Fiber – Optic Biosensor
Fiber optic merupakan divais pentransmisi cahaya dari satu tempat ketempat yang lain
tanpa menimbulkan loss yang berlebih jika dibandingkan dengan kabel tembaga biasa. Selain
mempunyai fungsi sebagai divais pentransmisi, fiber optik juga dapat digunakan sebagai
sensor optik.
Gambar 8. Macam-macam layer sensor didalam fiber optic sebagai sensor
Penggunaan fiber optik sebagai sensor dapat dimodifikasi geometrisnya tergantung
pada aplikasi sensor yang akan digunakan. (seperti single core fiber, dual core fiber, Y-
junction fiber, dan fiber bundles).
Gambar 9. a) single core fiber,b)dual core fiber dan c)fiber bundles.
NAMA : IKA NOVITASARI
NRP : 2411.100.005
PHOTONICS BIOMEDIS Page 6
Salah satu aplikasi penggunaan fiber optic dibidang biosensor adalah sangat sesuai
diaplikasikan untuk biosensor pada endoscopi (in vivo biosensing), karena mempunyai
ukuran yang relatif kecil, sehingga mudah dimasukkan kedalam organ tubuh dn mudah
diarahkan juga.
Gambar 10. in vivo biosensing dengan bantuan spectroscopy untuk imaging.
Pada perkembangan terbaru mengenai fiber optik sebagai biosensor didunia medis
adalah untuk mendteksi adanya kanker sejak dini (awal ertumbuhan kanker), mengontrol
serta mengurangi kanker dengan menembakkan cahaya pada rentang optical window (650-
1000 Hz) kedalam jaringan yang terkena kanker. Maka berkas cahaya tersebut akan diserap
pada sel kanker dan didapatkan informasi mengenai karakteristik sel kanker tersebut melalui
DOS (iDiffuse Optical Spectroscopy).
Gambar 11. Lintasan foton didalam jaringan
NAMA : IKA NOVITASARI
NRP : 2411.100.005
PHOTONICS BIOMEDIS Page 7
5. Planar Waveguide Biosensors
Gambar 12. Planar Waveguide
Planar Waveguid merupakan media yang mempropagasi pandu gelombang optik yang
dibatasi didalam comparable dimension pada panjang gelombang cahaya. Adapun
keuntungan utama menggunakan sensor ini adalah akan membentuk pola geometri ketika
mendeteksi simultan multichanel dengan banyak analisis.
Terdapat tiga teknik penting dalam penggabungan cahaya (coupling) planar waveguide,
diantaranya adalah :
Menggunakan coupling prisma,
Menggunakan grating coupling,
End-fire coupling.
Gambar 13 Aplikasi pada biomoleules menggunakan flow cels.
Gambar 14 Aplikasi array biosensor
Gambar diatas merupakan salah satu wujud aplikasi Planar waveguide sebagai
biosensor dan masih banyak lagi aplikasi lain yang menggunakan cahaya planar (cahaya
yang mempunyai jarak sumbernya cukup jauh).
NAMA : IKA NOVITASARI
NRP : 2411.100.005
PHOTONICS BIOMEDIS Page 8
6. Evanescent Wave Biosensors
Evanescent wave sebagai sensor dapat berinteraksi pada rentang panjang gelombang
elektromagnetik dan dapat menembus daerah sekitar yang mempunyai nilai indeks bias
rendah serta mengalami rapidly decaying pada daerah amplitudo elektrik, dengan
konstantan perambatan k adalah imajiner. Skema sensor ditunjukan sebagai berikut :
Gambar 15. Skema Evanescent Wave Sensing.
Sebuah sensor fluoresense menggunakan monomode planar waveguide untuk mengeksitasi
bersama pada area evanescent yang digunakan untuk mendeteksi fluoresense seperti yang
ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 16. Sensor fluoresense menggunakan monomode planar waveguide.
7. Interferometric Biosensors
Interferometer sebagai sensor ini menggunakan informasi pada perubahan fasa (∆∅)
yang dideteksi oleh elemen biorecognisi yang beroperasi pada permukaan waveguide
channel. Perubahan fasa ini akan terdteksi oleh interferometer dengan menciptakan adanya
interferensi antara dua beam.
NAMA : IKA NOVITASARI
NRP : 2411.100.005
PHOTONICS BIOMEDIS Page 9
Gambar 17. Interferometry Mac-Zender
Berdasarkan teori, rumus matematis intensitas outputan interferometer adalah sebagai
berikut.
𝐼𝑂𝑢𝑡 = 𝐼𝑖𝑛(1 + 𝑀 cos ∆∅) ................... 1
∆∅ = (2𝜋𝜆. 𝐿𝑖𝑛𝑡 . ∆𝑁) ....................2
Dimana : 𝐼𝑂𝑢𝑡 : Intensitas Keluaran Interferometer
𝐼𝑖𝑛 : Intensitas masukan interferometer
M : faktor Modulasi
∆∅ : perubahan fasa
𝐿𝑖𝑛𝑡 : panjang Interaksi
8. Surface Plasmon Resonance Biosensor
Surface Plasmon Resonance Biosensor menggunakan prinsip propagasi pada permukaan
plasmon ketika cahaya dirambatkan pada sudut tertentu (sudut kritis) disepanjang
antarmuka logam dengan media dielektrik.
NAMA : IKA NOVITASARI
NRP : 2411.100.005
PHOTONICS BIOMEDIS Page 10
Gambar 18. Surface Plasmon Resonance Biosensor
Pada gambar diatas menunjukkan Surface Plasmon Resonance memanfaatkan CCD
atau fotodioda array dan hasilya ditampilkan didalma sensogram dimana menunjukkan
adanya pergeseran SPR dari 1 ke 2 setelah mengalami reaksi. Serta diperoleh informasi
resonansi sinyal pada kopling yang bergesar sudut sebagai fungsi waktu.
Adapun keuntungan menggunakan Surface Plasmon Resonance Biosensor diantaranya
adalah sebagai berikut.
Tidak memperlukan pelabelan pada penanda fluoresence, sehingga memungkinkan
untuk menganalisis berbagai sistem biomolekuler,
Realtime monitoring, sehingga memberikan informasi dengan efek cepat dan
kuantitatif,
Bahan yang dibutuhkan dalam analisis cukup dalam sample kecil.
NAMA : IKA NOVITASARI
NRP : 2411.100.005
PHOTONICS BIOMEDIS Page 11
9. Divais Optical Biosensors Lainnya
Adapun perkembangan divais optical biosensor lainnya yang telah berkembang diantaranya
adalah :
Photonic Cristals Sensors
Optical Sensors Array dan hubungannya dengan sumber cahaya,
Hybrid Tranduction Biosensors,
Time Domain Sensing
Surface – Enhanced Raman Sensors
Dan Divais Optical Biosensor lainnya.
REFERENSI
Prasad, Paras. 2003.”Introduction to Biophotonics” : Canada
Lauren, Joel Hailey. 2009. “Optical Biosensor”, Departement of Electrical and Computer
Engineering, Colorado State University : Colorado.