Metlit bab 1-2
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Metlit bab 1-2
KUALITAS LAYANAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN KEPERCAYAAN KLIEN
TERHADAP CITRA EMPAT BESAR KANTOR AKUNTAN PUBLIK
DI JAKARTA TAHUN 2013
Oleh :
CLAUDIA TAMARA
35110005
MARGARETHA TIFFANY
32110046
Metodologi Penelitian
Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian
Jurusan Akuntansi
Kwik Kian Gie School of Business
Maret 2014
ABSTRAK
Claudia Tamara - 35110005 - 2011 / Margaretha Tiffany -
32110046 - 2011 / Kualitas Layanan Kantor Akuntan Publik dan
Kepercayaan Klien Terhadap Citra Empat Besar Kantor Akuntan
Publik di Jakarta tahun 2013 / Dosen Mata Kuliah : Dr. Husein
Umar.
Citra KAP (Kantor Akuntan Publik) Big Four adalah gambaran
kantor akuntan publik yang merupakan empat besar di mata klien
atas penilaian dalam hal independensi dan kualitas hasil
audit.
Objek penelitian skripsi ini adalah KAP Big Four di Jakarta
pada tahun 2013 dengan membahas mengenai variabel – variabel
terkait yang secara signifikan berpengaruh terhadap Citra KAP
Big Four.
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan terlebih
dahulu, kualitas layanan KAP dan juga kepercayaan atau
loyalitas klien berpengaruh secara signifikan atau dapat
dikatakan berelasi secara positif terhadap Citra KAP Big Four
yang ada di Jakarta pada tahun 2013.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada
waktunya, Adapun skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah “Metodologi Penelitian”.
Skripsi ini merupakan bagian dari proses pembelajaran dan
sebagai tahap awal untuk persiapan dalam menyusun skripsi yang
sebenarnya, yang dibuat untuk memenuhi persyaratan kelulusan
di semester depan.
Pada kesempatan ini, Penulis juga ingin berterima kasih
kepada Dr. Husein Umar selaku dosen mata kuliah tersebut, yang
telah memberikan kesempatan ini beserta bimbingan dan arahan
beliau sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari adanya kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini, Oleh sebab itu, Penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari Pembaca guna menyempurnakan
kekurangan yang ada.
Penulis berharap kiranya skripsi ini dapat menambah
pengetahuan serta bermanfaat bagi Pembaca.
Tuhan memberkati.
Jakarta, Maret 2014
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN :
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Batasan Penelitian
1.5 Rumusan Masalah
1.6 Tujuan Penelitian
1.7 Manfaat Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS:
2.1 Landasan Teori
2.2 Kerangka Pemikiran
2.3 Hipotesis Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perusahaan melaporkan kondisi keuangan mereka
kepada para investor, calon investor, kreditur, calon
kreditur dan pemerintah. Pihak investor maupun calon
investor menggunakan informasi yang terdapat dalam
laporan keuangan perusahaan untuk mengambil keputusan
investasi, sedangkan kreditur menggunakan laporan
keuangan untuk mengantisipasi kemungkinan perusahaan
mengalamin gagal bayar atas pinjamannya. Birt et. Al
(2008:6) mengungkapkan bahwa calon investor, investor,
pegawai, konsumen, badan pengatur, otoritas pemerintah
dan institusi keuangan adalah beberapa dari banyak
individu atau kelompok yang tertarik pada informasi
akuntansi dan membutuhkan akuntansi untuk membantu
mereka dalam mengambil keputusan. Individu dan entitas
ini membutuhkan informasi keuangan untuk membantu
mereka dalam membuat keputusan tentang resiko dan
kesempatan pengembalian investasi.
Laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP) lebih dapat dipercaya oleh
berbagai pihak pengguna laporan keuangan dibandingkan
dengan laporan keuangan yang belum diaudit, karena dari
laporan keuangan yang telah diaudit oleh pihak yang
independen dan professional dapat lebih memberikan
informasi keuangan yang netral dan andal. Kebutuhan
terhadap jasa audit independen atas laporan keuangan
dapat dihubungkan dengan empat kondisi berikut, yaitu
karena adanya konflik kepentingan antara manajemen dan
pemilik, adanya suatu konsekuensi dan pentingnya
laporan keuangan bagi investor, adanya kompleksitas
yang melekat dalam persiapan atas laporan keuangan, dan
adanya remoteness atau jarak bagi pihak investor atas
perusahaan tempat di mana mereka melakukan investasi
(Boynton dan Johnson, 2005:20).
Peranan KAP atau auditor independen itu sendiri
adalah untuk mensertifikasikan bahwa laporan keuangan
perusahaan akurat dan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum (Jeff Madura, 2007 : 334). Audit
independen menjadi sangat diperlukan oleh berbagai
pihak yang berkepentingan terhadap informasi yang
terdapat dalam laporan keuangan. Tidak hanya pihak yang
diaudit, tetapi pihak-pihak lainnya seperti pemerintah,
konsumen, masyarakat juga harus diberikan kepuasan
dengan kejelasan dalam laporan keuangan yang diaudit.
Pihak-pihak tersebut sangat mengandalkan pendapat yang
diberikan oleh auditor yang kompeten yang dicirikan
oleh independensi dan integritas moral auditor.
Pada era globalisasi seperti saat ini, setiap
perusahaan menghadapi persaingan yang sangat ketat dari
perusahaan lainnya dari seluruh dunia, hal ini tentu
saja akan dialami juga oleh semua KAP yang ada di
Indonesia, khususnya di Jakarta. Meningkatnya
intensitas persaingan dan jumlah pesaing menuntut
setiap perusahaan atau KAP secara khusus untuk selalu
memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen (klien
KAP), serta memenuhi apa yang klien KAP harapkan dengan
cara memberikan kepuasan yang lebih daripada yang
dilakukan para pesaing. Salah satu caranya adalah
dengan memberikan hasil audit yang berkualitas atau
dengan cara lainnya, dan dengan tetap menjaga sikap
independensi sebagai akuntan publik.
Riset tentang kepuasan pelanggan dan
kepercayaan klien sangatlah penting, karena dari riset
ini dapat bermanfaaat bagi perusahaan (KAP) dalam
rangka mengevaluasi posisi perusahaan (KAP Big Four)
saat ini dibandingkan dengan pesaing, serta menemukan
bagian yang membutuhkan peningkatan bagi kelangsungan
hidup perusahaan (KAP) di masa yang akan datang. KAP
yang memiliki dukungan pelanggan yang loyal akan dapat
meningkatkan kinerja jasanya secara optimal dan dapat
membangun customer relationship, menciptakan customer
retention, menghasilkan customer referrals yaitu kesediaan
pelanggan untuk memberitahukan kepuasan yang mereka
nikmati kepada orang lain, dan mudah memperoleh customer
recovery yaitu mengubah kesalahan dengan segera dan
cepat menambah loyalitas pelanggan (Freddy Rangkuti,
2006:5).
Penelitian mengenai kepuasan layanan KAP dan
kepercayaan klien terhadap citra KAP Big Four telah
dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu Behn et.al
(1997:7-24), yang kemudian dikembangkan oleh Carcel lo
et.al (1992) yang menyatakan hubungan positif di
antaranya.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan
pelanggan menurut Freddy Rangkuti (2006:30) adalah
terdiri dari persepsi pelanggan mengenai kualitas jasa,
kualitas produk, harga, dan faktor – faktor yang
bersifat pribadi serta bersifat situasi sesaat, citra
yang dimiliki serta komitmen dan kepemimpinan yang kuat
dari pimpinan puncak. Hal ini dapat berarti pula bahwa
kepuasan klien KAP dapat dipengaruhi oleh kualitas
audit yang diterima klien, audit fee yang dikenakan oleh
KAP atas jasa yang diberikan, citra KAP, dan juga
keterlibatan pimpinan KAP.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti
termotivasi untuk melakukan pengujian kembali terhadap
hal tersebut guna memastikan faktor – faktor apa saja
yang berpengaruh secara positif terhadap citra KAP Big
Four.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, Penulis
mengidentifikasikan masalah-masalah yang ada sebagai
berikut :
a. Apakah Kualitas Layanan KAP mempunyai pengaruh
secara signifikan terhadap Citra KAP?
b. Apakah Harga (Audit Fee) KAP Big Four berpengaruh
secara signifikan terhadap Citra KAP?
c. Apakah Kepuasan Klien berpengaruh secara signifikan
terhadap Citra KAP?
d. Apakah Kepercayaan Klien berpengaruh secara
signifikan terhadap Citra KAP?
1.3 Batasan Masalah
a. Apakah kualitas layanan menggambarkan citra dari KAP
tersebut?
b. Apakah kepercayaan klien memiliki pengaruh terhadap
citra suatu KAP?
1.4 Batasan Penelitian
Penelitian dibatasi pada :
a. Berdasarkan aspek objek penelitian, penelitian
dilakukan pada empat perusahaan Kantor Akuntan
Publik (KAP Big Four).
b. Berdasarkan aspek waktu, periode penelitian adalah
pada tahun 2013.
c. Berdasarkan aspek metode, penelitian menggunakan
metode survey dengan membandingkan data mengenai
jumlah klien dari masing-masing KAP yang diteliti
pada tahun yang bersangkutan serta memberikan
kuisioner bagi klien secara global.
d. Berdasarkan aspek wilayah, penelitian ini dilakukan
pada empat KAP besar yang ada di Jakarta.
1.5 Rumusan Masalah
Masalah yang dapat dirumuskan berdasarkan pemaparan di
atas adalah :
Apakah terdapat pengaruh antara kualitas layanan KAP
dan kepercayaan klien terhadap citra KAP big four?
1.6 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai atas penelitian ini antara
lain :
a. Bagaimana kualitas layanan KAP Big Four?
b. Bagaimanakah citra dari masing-masing KAP tersebut?
c. Berapa besar pengaruh kualitas layanan terhadap
citra KAP?
1.7 Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
a. Manfaat teoritis : Penelitian ini bermanfaat untuk
mengetahui apakah teori yang menyatakan kualitas
layanan dan kepercayaan klien tersebut berpengaruh
atau tidak berpengaruh terhadap citra dari KAP itu
sendiri.
b. Manfaat Praktis : Penelitian ini bermanfaat bagi
empat KAP besar di jakarta dalam rangka untuk
mengetahui perbedaan kualitas layanan masing-masing
KAP dan kaitannya dengan kepercayaan klien sehingga
masing-masing KAP dapat bersaing dengan lebih baik
dengan menunjukan citra yang baik di mata klien.
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS:
2.1 Landasan Teori
1. Atribut Kualitas Audit
Kualitas memiliki hubngan yang erat dengan
kepuasan pelanggan dalam rangka untuk menjalin
ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan, dalam
jangka panjang dapat menciptakan kesetiaan pelanggan
kepada perusahaan, dan perusahaan akan memiliki daya
saing berkelanjutan, serta dapat meningkatkan
pendapatan perusahaan, sehingga kelangsungan hidup
perusahaan akan terjamin. Setiap profesi yang ada
pastinya akan memberikan perhatian terhadap kualitas
dari jasanya, dan profesi akuntan publik tidak
terkecuali. Kualitas atas jasa adalah yang paling
penting karena untuk menjamin bahwa profesi itu
bertanggung jawab kepada masyarakat umum, klien, dan
pemerintah. Setiap profesi memiliki multilevel
kerangka peraturan yang dikembangkan untuk member
jaminan kualitas dalam pelaksanaan audit dan jasa
professional lainnya.
Menurut Porothea Wahyu Ariani, factor utama
yang menentukan kinerja suatu perusahaan adalah
kualitas barang dan jasa yang sesuai dengan apa yang
dihasilkan. Produk dan jasa yang berkualitas adalah
produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang
diinginkan konsumennya. Perusahaan atau organisasi
yang telah menghasilkan produk atau jasa yang
berkualitas akan mendapat predikat sebagai
organisasi yang mengutamakan kualitas. Oleh karena
itu, perusahaan atau organisasi tersebut dikenal
oleh masyarakat luas dan mendapatkan nilai lebih
dimata masyarakat luas dan dipercaya masyarakat.
Kualitas jasa berfokus pada upaya pemenuhan
kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta ketepatan
penyampaian untuk mengimbangi harapan pelanggan.
Kualitas jasa jauh lebih sukar didefinisikan,
dijabarkan dan diukur bila dibandingkan dengan
kualitas barang, kualitas jasa diukur secara
subjektif dan acapkali ditentukan oleh konsumen,
kriteria pengukuran lebih sulit disusun dan sering
kali sukar dikendalian, kualitas sulit
distandardisasikan dan membutuhkan investasi besar
pada pelaihan sumber daya manusia, lebih sulit
mengkomunikasikan kualitas, pemulihan atas jasa yang
jelek sulit digantikan karena tidak bisa mengganti
“jasa yang cacat”, bergantung pada komponen peripherals
untuk merealisasikan kualitas.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia menjelaskan
bahwa kualitas jasa adalah terdapatnya keyakinan
bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan
diberikan dengan standar kinerja yang tinggi.
Kualitas audit didefinisikan sebagai probabilitas
bahwa laporan keuangan tidak memuat penghilangan
ataupun kesalahan penyajian yang material. Kualitas
audit juga didefinisikan dari segi resiko audit,
yakni dengan jasa yang bermutu tinggi akan
mencerminkan resiko audit yang kecil.
Hasil dari suatu laporan keuangan yang telah
diaudit memberikan wawasan yang luas bagi pengguna
seperti pemegang saham, kreditor, pemerintah,
agensi, serta masyarakat umum. Kualitas audit
keuangan yang tinggi, secara signifikan mengurangi
resiko bahwa investor dan kreditor akan menggunakan
kualitas informasi yang rendah ketika membuat
berbagai keputusan investasi. Parasuranman, Zatrhaml
dan Berry (1985) mengidentifikasikan lima dimensi
kualitas yaitu reliability, responsiveness,
assurance, empathy, dan tangibles. Sedangkan Garvin
(1996) menjelaskan bahwa ada sembilan dimensi
kualitas pada industry jasa antara lain terdiri dari
communication, credibility, knowing the customer,
tangible, reliability, responsiveness, competence,
access, dan courtesy. Kualitas jasa yang diberikan
auditor sangat tergantung pada kecermatan dan
keseksamaan dalam melaksanakan audit dan dalam
menyusun laporan audit, untuk itu maka seorang
auditor harus menggunakan seluruh kemampuan,
kompetensi, dan keahliannya dalam melaksanakan
tugasnya.
Nurkholis dan Retno Rushanty Wasistyorini dalam
penelitiannya mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan
persepsi diantara ketiga kelompok responden yakni
auditor, manajer, dan pemakai laporan keuangan dalam
melihat faktor-faktor yang dapat menentukan kualitas
audit. Faktor-faktor yang paling banyak mendapat
tanggapan sebagai faktor penting untuk meningkatkan
kualitas audit adalah pengalaman tim audit dan KAP
dalam bidang audit, kemampuan merespon terhadap
kebutuhan klien, pemahaman terhadap industri klien,
dan keterlibatan komite audit.
2. Portofolio Jasa Audit
Analisis portofolio pelanggan dimulai dari
tindakan wajib yang umumnya dipakai manajemen
pemasaran, yakni segmentasi pasar. Pada akhir proses
segmentasi pasar tersebut, perusahaan-perusahaan
dapat menentukan segmen-segmen mana yang akan
dilayani. Perusahaan ingin membidik dan
meidentifikasikan para pelanggan yang dapat
menghasilkan keuntungan di masa depan, mereka
menjadi pelanggan yang lebih baik untuk dilayani dan
dipuaskan oleh perusahaan bersangkutan beserta
jajarannya, dari para pesaingnya. Menurut Abdul
Halim, salah satu penyebab klien berganti KAP adalah
adanya ketidakpuasan klien terhadap KAP lama yang
bisa dikarenakan oleh klien merasa fee KAP lama
terlalu tinggi dan klien membutuhkan jasa
profesional yang lebih luas dan tidak sekedaa audit
atas laporan keuangan saja, tetapi jasa profesi
lainnya seperti konsultasi pajak, dan konsultasi
manajemen.
Pekerjaan utama dari KAP meliputi pelaksanaan
jasa audit, akuntansi perpajakan, dan konsultasi
manajemen. Bidang jasa akuntan publik dan KAP adalah
atestasi, yang meliputi jasa audit umum atas laporan
keuangan, jasa pemeriksaan atas laporan keuangan
prospektif, jasa pemeriksaan atas pelaporan
informasi keuangan performa, dan jasa lainnya
sebagaimana tercanum dalam SPAP.
3. Reputasi Kantor Akuntan Publik
Merupakan keadaan dimana pelanggan mengakui
bahwa operasi dari penyedia jasa dapat dipercaya dan
memberikan nilai atau imbalan yang sepadan dengan
biaya yang dikeluarkan. Citra yang buruk menimbulkan
persepsi produk tidak berkualitas, sehingga
pelanggan mudah marah untuk kesalahan kecil
sekalipun, begitupun sebaliknya sehingga pelanggan
memaafkan suatu kesalahan meskipun tidak untuk
kesalahan selanjutnya. Pertimbangan penting dalam
strategi internasionalisasi perusahaan adalah
kebutuhan untuk menjaga reputasi dan integritas
perusahaan serta nama merek dan merek dagangnya.
Klien mencari KAP yang kredibilitasnya tinggi
untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangannya
dimata para pemakai. Auditor diharapkan dapat
mendeteksi dan memperbaiki atau mengungkapkan
penghilangan atau kesalahan saji informasi keuangan
yang material. Ketika auditor gagal untuk memenuhi
ekspetasi ini, maka kegagalan auditor adalah hasil
yang tidak dapat dielakkan. Maka kemudian tingkat
kualitas auditlah yang dapat menghindarkan
terjadinya kegagalan audit. Namun apabila kegagalan
audit terjadi, maka sebagai konsekuensinya akan
membuat KAP berhadapan dengan litigitasi yang
merugikan dan hilangnya reputasi. Litigasi dapat
digunakan sebagai suatu ukuran tidak langsung dari
kualitas audit dengan menggunakan suatu hubungan
terbalik auditor dengan tingkat litigasi yang
relatif rendah (tinggi) berarti menawarkan kualitas
audit yang tinggi (rendah).
Reputasi auditor sangat menentukan kredibilitas
laporan keuangan, independensi, dan kualitas auditor
akan berdampak terhadap pendeteksian earning
management. Banyak pendapat yang menyatakan bahwa
auditor yang memiliki reputasi baik dapat mendeteksi
kemungkinan adanya earning management secara dini
karena auditor tersebut mempunyai pengalaman audit
yang cukup lama dan telah mengikuti pelatihan audit
yang memadai, sehingga dapat menghasilkan kualitas
audit yang tinggi.
4. Pergantian Auditor
Menurut SPAP dalam SA seksi 315, auditor change
adalah keinginan untuk berpindah dari auditor satu
ke auditor lainnya. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI), auditor pengganti adalah auditor yang sedang
mempertimbangkan untuk menerima perikatan untuk
mengaudit laporan keuangan, namun belum melakukan
komunikasi dengan auditor pendahulu dna dengan
auditor yang telah menerima perikatan.
Auditor independen yang menarik diri dari
penugasannya karena menemukan pelanggaran terhadapt
Undang-undang dan peraturan pemerintah, harus
memperhatikan aspek hukum atas status dan
kewajibannya bila auditor penggantinya ingin
mengetahui alasan penarikan diri auditor independen
tersebut. Auditor independen tersebut juga dapat
menganjurkan pada auditor independen penggantinya
untuk meminta izin kepada pemberi tugas secara bebas
antara auditor independen sebelumnya dengan
penggantinya (Sukrisno Agnes, 2004:308). Akuntan
Publik terdahulu, jika diperlukan, harus bersedia
memperlihatkan audit working papers tahun sebelumnya
kepada akuntan publik pengganti hanya jika hal ini
diminta oleh klien yang bersangkutan.
5. Fee Audit (Audit Fee)
Harga dapat diartikan dalam jumlah uang dan
aspek lain yang mengandung utilitas atau kegunaan
tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu
jasa. Menetapkan harga sembarangan adalah mudah,
yang tidak mudah adalah menetapkan berapa harga yang
tepat, yaitu tidak terlalu murah dan tidak terlalu
mahal di mata para konsumen, masih memberikan
keuntungan bagi perusahaan dan tidak menjadi
kelemahan perusahaan di mata pesaing. Seorang
akuntan yang jujur adalah seorang yang tidak bohong,
menipu atau mencuri. Kata ini menjadi sebuah
argument bahwa seorang akuntan yang berbohong kepada
klien atau seorang pegawai adalah tidak beretika.
Akuntan yang tidak beretika tidak bisa
dipercaya untuk mendapat pekerjaan yang dilakukan
pada suatu waktu. Akuntang yang beretika tidak
menuntut harga, menagih klien untuk pekerjaan yang
tidak dilakukan. komplain umumnya terjadi karena
banyak profesional yang menetapkan feenya terlalu
mahal dibandingkan dengan kualitas atau kuantitas
pekerjaan yang dilakukan. Harga mempengaruhi citra
dan strategi positioning. Dalam pemasaran jasa,
prestisius yang mengutamakan citra kualitas dan
eksklusivitas harga menjadi unsure penting. Konsumen
cenderung mengasosiasikan harga dengan tingkat
kualitas jasa. Harga yang mahal dipersepsikan
mencermikan kualitas yang tinggi dan sebaliknya
(Fandy Tjiptono 2007:181).
Salah satu dari tahapan audit adalah KAP
mengajukan surat penawaran (audit proposal) yang
antara lain berisi jenis jasa yang diberikan,
besarnya biaya audit (audit fee), kapan audit
dimulai, kapan laporan harus diserahkan, dan lain-
lain. Fee profesional terbagi atas dua yaitu besaran
fee dan fee kontijen. Besarnya fee anggota dapat
bervariasi tergantung antara lain resiko penugasan,
kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian
yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut,
struktur biaya KAP yang bersangkutan dan
pertimbangan profesional lainnya.
Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk
pelaksanaan suatu jasa profesional tanpa adanya fee
yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil
tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan
atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak
kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan
pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar
penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau
temuan badan pengatur.
6. Kepuasan Klien Kantor Akuntan Publik
Kepuasan dapat diartikan sebagai upaya
pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai
(Fandy Tjiptono 2007:349). Kepuasan adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah
membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang
dipikirkan terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan.
Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika
kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas dan
senang (Kotler, 2008).
Definisi klien sendiri menurut IAI adalah
pemberi kerja (orang atau badan) yang memperkejakan
atau menugaskan seseorang atau lebih anggota IAI
atau KAP tempat anggota bekerja untuk melaksanakan
jasa profesional, sedangkan definisi KAP adalah
suatu bentuk organisasi akuntan public yang
memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berusaha di bidang pemberian jasa
profesional dalam praktik Akuntan Publik (IAI,
2006). Jadi kepuasan klien KAP merupakan tingkat
perasaan klien atau pemberi kerja setelah
mebandingkan antara harapan yang diinginkan dengan
jasa profesional yang diberikan oleh KAP atau jasa
yang diterima klien.
2.2 Kerangka Pemikiran
1. Atribut Audit dengan Citra KAP
Tubs (1992) dalam penelitiannya mengatakan
bahwa auditor yang berpengalaman akan memiliki
keunggulan dalam hal mendeteksi kesalahan, memahami
kesalahan secara akurat, mencari penyebab kesalahan.
Melalui keunggulan tersebut akan bermanfaat bagi
klien untuk melakukan perbaikan-perbaikan dan klien
akan merasa puas. Client experience berpengaruh
secara signifikan terhadap kepuasan klien, yang
berarti bahwa auditor yang berpengalaman dan yang
terkait dengan pelaksanaan audit akan memberikan
kepuasan bagi klien KAP.
Klien berharap dan menerima keuntungan dari
keahlian dan pengetahuan auditor di bidang usaha dan
memberikan nasihat tanpa diminta. Selain itu,
atribut yang membuat klien memutuskan pilihannya
terhadap suatu KAP ialah kesungguhan dari KAP dalam
memperhatikan kebutuhan klien.
2. Portofolio Jasa Audit dan Citra KAP
Salah satu faktor yang membuat klien memilih
KAP adalah portofolio jasa audit yang disediakan
oleh KAP yang akan dipilih oleh klien. Portofolio
jasa audit berkembang dikarenakan permintaan klien
sehingga auditor harus menanggapi permintaan klien
secara responsive agar klien tidak berpaling pada
jasa KAP lain. KAP mengembangkan porofolio jasa
audit untuk memperoleh keunggulan kompetitif agar
dapat bersaing dengan KAP lain dan jasa-jasa yang
diberikan dirancang untuk dapat membangun hubungan
jangka panjang dengan klien.
3. Reputasi KAP dan Citra KAP
Reputasi baik didasarkan dengan apa yang telah
dilakukan oleh KAP tersebut di masa lalu, reputasi
juga didasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh
KAP tersebut. Semakin besar sebuah KAP, semakin
besar sumber daya yang dimilikinya. Sumber daya yang
lebih besar diekspektasi memiliki hubungan dengan
kualitas audit yang baik juga. Peningkatan kualitas
audit akan mempertinggi reputasi KAP, yang juga akan
berpengaruh pada klien untuk memilih KAP. Faktor
yang paling dominan yang dapat mempengaruhi
perusahaan dalam memilih KAP adalah reputasi KAP.
KAP yang mempunyai reputasi baik biasanya mempunyai
jangka waktu kerja sama yang cukup lama dengan
kliennya karena klien merasa puas dan tidak
mempunyai keinginan untuk mengganti KAP itu dengan
KAP lainnya.
4. Pergantian Auditor dan Citra KAP
Terdapat pengaruh signifikan antara pergantian
auditor dengan kepuasan klien KAP. Pergantian
auditor dibentuk dari ketidakpuasan dengan pelayanan
KAP, ketidakpastian dengan pelayanan KAP, penurunan
fee, lengkapnya paket jasa yang ditawarkan KAP, dan
nama baik KAP.
5. Audit Fee dan Citra KAP
Ketidakpuasan klien terhadap KAP salah satunya
bisa dikarenakan oleh klien merasa fee KAP lama
terlalu tinggi. Besarnya fee audit dapat ditentukan
oleh banyak faktor, namun demikian pada dasarnya
empat faktor dominan yang menentukan besarnya fee
audit yaitu karakteristik keuangan, lingkungan,
karakteristik operasi, dan kegiatan eksternal
auditor, seperti pengalaman, tingkat koordinasi
dengan internal auditor, dan lain-lain.
2.3 Hipotesis
Dalam suatu penelitian, hipotesis sangatlah penting
karena merupakan kesimpulan sementara yang masih harus
diuji kebenarannya. Berdasarkan konsep-konsep yang
telah dituangkan dalam kerangka pembahasan teori maka
hipotesis yang dapat diajukan adalah:
H0 Kualitas layanan kantor akuntan publik dan
kepercayaan klien berpengaruh terhadap Citra
KAP
H1 Kualitas layanan kantor akuntan publik dan
kepercayaan klien tidak
berpengaruh terhadap Citra KAP