BAB 2 DEAL
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of BAB 2 DEAL
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Masyarakat
2.1.1 Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling
bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi.
Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu
sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu
dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama
(Kontjaraningrat,1990)
Masyarakat atau komunitas adalah menunjuk pada
bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu
wilayah (dalam arti geografi) dengan batas-batas
tertentu, dimana yang menjadi dasarnya adalah interaksi
yang lebih besar dari anggota-anggotanya, dibandingkan
dengan penduduk diluar batas wilayahnya (Soerdjono
Soekanto, 1982).
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami
territorial tertentu dan adanya sifat-sifat yang saling
tergantung, adanya pembagian kerja dan kebudayaan
bersama (Mac Iaver, 1957).
Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah
cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga dapat
mengorganisasikan diri dan berpikir tentang dirinya
sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas
tertentu (Linton, 1936).
2.1.2 Ciri-ciri Masyarakat
5
1. Interaksi sesama anggota masyarakat
Di dalam masyarakat terjadi interaksi sosial yang
merupakan hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan antara perorangan, antara
kelompok-kelompok maupun antara perseorangan dengan
kelompok, untuk terjadinya interaksi sosial harus
memiliki dua syarat yaitu kontak sosial dan
komunikasi.
2. Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu
Suatu kelompok masyarakat menempati suatu wilayah
kelompok tertentu menurut suatu keadaan geografis
sebagai tempat tinggal komunitasnya, baik dalam ruang
lingkup yang kecil RT/RW, desa, kelurahan, kecamatan,
kabupaten, provinsi, dan bahkan negara.
3. Saling tergantung satu sama lain
Anggota masyarakat yang hidup pada suatu wilayah
tertentu saling tergantung satu sama lain dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Tiap-tiap anggota
masyarakat mempunyai ketrampilan sesuai dengan
kemampuan dan profesi masing-masing. Mereka hidup
saling melengkapi, saling memenuhi agar berhasil
dalam kehidupannya.
4 Memiliki adat / budaya tertentu
Adat-istiadat dan kebudayaan diciptakan untuk
mengatur tatanan kehidupan bermasyarakat, yang
mencakup bidang yang sangat luas diantara tata cara
berinteraksi antara kelompok-kelompok yang ada
6
dimasyarakat, apakah itu dalam perkawinan, kesenian,
mata pencaharian, sistem kekerabatan, dsb.
5 Memiliki identitas bersama
Suatu kelompok masyarakat memiliki identitas yang
dapat dikenali oleh anggota masyarakat lainnya, hal
ini penting untuk menopang kehidupan dalam
bermasyarakat yang lebih luas. Identitas kelompok
dapat berupa lambang-lambang bahasa, pakaian, simbol-
simbol tertentu dari perumahan, benda-benda tertentu
seperti alat pertanian, mata uang, senjata tajam,
kepercayaan, dsb.
2.1.3 Tipe – Tipe Masyarakat
1. Berdasarkan sudut perkembangannya
a. Cresive institution
Lembaga masyarakat yang paling primer, merupakan
lembaga-lembaga yang secara tidak sengaja tumbuh
dari adapt-istiadat masyarakat, misalnya yang
menyangkut hak milik, perkawinan, agama, dsb.
b. Enacted institution
Lembaga masyarakat yang sengaja dibentuk untuk
memenuhi tujuan tertentu misalnya yang menyangkut:
lembaga utang-piutang, lembaga perdagangan,
pertanian, pendidikan yang kesemuanya berakar pada
kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat. Pengalaman
dalam melaksanakan kebiasaan tersebut
disistematisasi, yang kemudian dituangkan kedalam
lembaga yang disyahkan Negara.
7
2. Berdasarkan sudut sistem nilai yang diterima oleh
masyarakat
a. Basic institution
Lembaga masyarakat yang sangat penting untuk
memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam
masyarakat, diantaranya keluarga, sekolah-sekolah,
yang dianggap institusi dasar yang pokok.
b. Subsidiary institution
Lembaga masyarakat yang muncul tetapi dianggap
kurang penting, Karena untuk memenuhi kegiatan-
kegiatan tertentu saja. Misalnya pembentukan
panitia rekreasi, palntikan/wisuda bersama, dsb.
3.Berdasarkan sudut penerimaan masyarakat
a. Approved atau social sanctioned institution
Lembaga masyarakat yang diterima masyarakat
seperti sekolah, perusahaan, koperasi, dsb.
b. Unsanctioned institution
Lembaga masyarakat yang ditolak oleh masyarakat,
walaupun kadang-kadang masyarakat tidak
memberantasnya, misalnya penjahat, pemeras,
pelacur, gelandangan dan pengemis, dll.
4.Berdasarkan sudut penyebarannya
a. General institution
Lembaga masyarakat yang didasarkan atas faktor
penyebarannya. Misalnya agama karena dikenal
hampir semua masyarakat dunia.
b. Restricted institution
8
Lembaga agama yang dianut oleh masyarakat tertentu
saja misalnya budha banyak dianut oleh Muangthai,
Vietnam. Kristen Katolik banyak dianut oleh
masyarakat Italia dan Perancis. Islam oleh
masyarakat Arab dan Indonesia, dsb.
5.Berdasarkan sudut fungsi
a. Operatif institution
Lembaga masyarakat yang menghimpun pola-pola atau
tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan
lembaga yang bersangkutan seperti lembaga
industri.
b. Regulatif institution
Lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat
istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi
bagian mutlak daripada lembaga itu sendiri,
misalnya lembaga hukum diantaranya kejaksaan,
pengadilan, dsb.
2.1.4 Ciri-ciri Masyarakat Indonesia
Dilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat
Indonesia menjadi 3 kategori dengan ciri-ciri sebagai
berikut
1. Masyarakat Desa
Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat
Hubungan didasarkan pada adat
Percaya pada kekuatan gaib
Tingkat buta huruf tinggi
Berlaku hukum tak tertulis
9
Tidak ada lembaga pendidikan khusus dibidang
teknologi dan keterampilan
Semangat gotong royong dalam ekonomi dan sosial
sangat kuat
2. Masyarakat Madya
Hubungan keluarga masih kuat dan kemasyarakatan
mulai mengendor
Adat istiadat masih dihormati dan masyarakat mulai
terbuka
Timbul rasionalitas pada cara berfikir
Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat
Tingkat buta huruf menurun
Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tak tertulis
Tingkat buta huruf menurun
Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarah kepada
produksi pasaran sehingga menimbulkan deferensiasi
dalam struktur masyarakat
Gotong royong tradisional tinggal untuk keperluan
sosial dikalangan keluarga dan tetangga
3. Masyarakat Modern
Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan
pribadi
Hubungan antar masyarakat dilakukan secara terbuka
Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap manfaat
iptek sebagai sarana untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan
keahlian
10
Tingkat pendidikan tinggi dan merata
Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang
kompleks
Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar yang
didasarkan atas penggunaan uang dan alat pembayaran
lainnya.
2.1.5 Ciri-Ciri Masyarakat Sehat
1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
2. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan terutama untuk ibu dan anak
3. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama
penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan mutu
lingkungan hidup
4. Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan
peningkatan status sosial ekonomi masyarakat
5. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai
sebab dan penyakit.
2.1.6 Indikator Masyarakat Sehat
Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat
adalah:
1. Keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan
masyarakat meliputi:
11
a. Indikator komprehensif
1. Angka kematian kasar menurun
2. Rasio angka mortalitas proporsional rendah
3. Umur harapan hidup meningkat
b. Indikator spesifik
1 Angka kematian ibu dan anak menurun
2 Angka kematian karena penyakit menular menurun
3 Angka kelahiran menurun
2. Indikator pelayanan kesehatan
a. Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk
seimbang
b. Distribusi tenaga kesehatan merata
c. Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di RS,
fasilitas kesehatan lain dan sebagainya
d. Informasi tentang jumlah sarana yankes diantaranya
rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin dan sebagainya
2.2 Asuhan Keperawatan Komunitas
2.2.1 Definisi Asuhan Keperawatan Komunitas
Asuhan keperawatan komunitas pada hakekatnya adalah
proses keperawatan yang diterapkan pada klien
komunitas, yang langkah-langkahnya meliputi pengkajian,
analisa data, diagnosa keperawatan, rencana asuhan
keperawatan, implementasi asuhan keperawatan, dan
evaluasi asuhan keperawatan, dimana proses ini
bervariasi dalam setiap situasi dan memiliki elemen-
elemen penting yaitu kesungguhan (deliberative), kesesuaian
(adaptable), siklus (cyclic), berfokus pada klien (client
12
focused), interaktif (interactive) dan berorientasi pada
kebutuhan komunitas (need-oriented) (Effendy, 2000).
2.2.2 Asumsi dan Kepercayaan terhadap Perawatan Kesehatan
Komunitas menurut ANA (American Nurses Association)
a.Asumsi
1) Sistem pemeliharaan yang komplek.
2) Komponen sistem pemeliharaan kesehatan primer,
sekunder dan tersier.
3) Perawatan subsistem pemeliharaan kesehatan dan
produk pendidikan dasar praktik penelitian.
4) Pemeliharaan kesehatan primer lebih menonjol
dari sekunder dan tersier.
5) Perawatan kesehatan menyangkut setting
pemeliharaan kesehatan primer.
b.Kepercayaan
1) Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan
diterima semua orang.
2) Orang yang menerima asuhan harus dilibatkan.
3) Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai
konsumen pelayanan kesehatan.
4) Lingkungan berdampak pada kesehatan populasi
dan individu.
5) Pencegahan penyakit bagian esensial dari
peningkatan kesehatan.
6) Kesehatan sebagai proses menyangkut kehidupan
dalam jangka waktu yang lama.
7) Klien hanya anggota tetap dari tim pemeliharaan
kesehatan.
13
8) Individu dalam sistem kesehatan masyarakat
bertanggung jawab secara mandiri dan aktif
berpartisipasi dalam pemeliharaan kesehatan.
2.2.3 Falsafah Keperawatan Komunitas
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang
mendasar tersebut, maka dapat dikembangkan falsafah
keperawatan komunitas sebagai landasan praktik
keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan
komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan
yang memberikan perhatian terhadap pengruh lingkungan
(bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) terhadap kesehatan komunitas
dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang
melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada
paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting,
yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan
sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah
pekerjaan yang luhur dan manusiawi yang ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya
berdasarkan kemanusiaan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya
manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang
sehat pada umumnya.
b. Pelayanan kesehatan keperawatan masyarakat harus
14
terjangkau dan dapat diterima oleh semua orang dan
merupakan bagian integral dari upaya kesehatan.
c. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok
tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
d. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang
diberikan berlangsung secara berkesinambungan.
e. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan
klien sebagai consumer pelayanan keperawatan dan
kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling
mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam
kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah
peningkatan status kesehatan masyarakat.
f. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan
masyarakat direncanakan secara berkesinambungan
dan terus menerus.
g. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung
jawab atas kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya
mendorong, mendidik, dan berpartisipasi aktif
dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.
2.2.4 Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas
1. Tujuan Umum
Masyarakat memahami pentingnya hidup sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal dan dapat
menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas
yang mereka miliki.
15
2. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu,
keluarga, kelompok khusus dan masyarakat dalam hal:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan
yang dihadapi.
b. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan
prioritas masalah.
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
kesehatan/keperawatan.
d. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang
mereka hadapi.
e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah
kesehatan/keperawatan.
f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pelayanan kesehatan/keperawatan.
g. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan
secara mandiri (self care).
h. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan
kesehatan.
i. Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka
kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya
norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
j. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang
rawan terhadap masalah kesehatan.
2.2.5 Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, baik yang sehat
16
maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan.
a. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga.
Apabila individu tersebut mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat
diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan
dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik
secara fisik, mental maupun sosial.
b. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat,
terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga
lainnya yang berkumpul dan tinggal adalam suatu
rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan
perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling
tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau
beberapa anggota keluarga mempunyai masalah
kesehatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota
keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada
disekitarnya.
c. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang
mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur,
permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang
sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk
diantaranya adalah:
1. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai
akibat perkembangan dan pertumbuhannya, seperti
17
ibu hamil, bayi baru lahir, balita, anak usia
sekolah, usia lanjut
2. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan,
diantaranya adalah penderita penyakit menular,
seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin
lainnya, penderita dengan penyakit tak menular,
seperti penyakit diabetes melitus, jantung
koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
3. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,
diantaranya wanita tuna susila, kelompok
penyalahgunaan obat dan narkoba, kelompok-kelompok
pekerja tertentu, dan lain-lain.
4. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi,
diantaranya adalah panti wredha, panti asuhan,
pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan
sosial), penitipan balita.
d. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat
mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka
sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang
telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan
kelompok individu yang saling berinteraksi, saling
tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan.
Interaksi sesama anggota masyarakat akan memunculkan
banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,
18
kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan
khususnya.
2.2.6 Ruang Lingkup Perawatan Komunitas
Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi:
upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
(preventif), pemeliharan kesehatan dan pengobatan (kuratif),
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta
memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya
(resosialisasi).
Asuhan keperawatan komunitas adalah kegiatan yang
ditekankan pada upaya preventif dan promotif dengan
tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan
resosialitatif.
1. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan
jalan memberikan:
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat.
b. Peningkatan gizi.
c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan.
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan.
e. Olahraga secara teratur.
f. Rekreasi.
g. Pendidikan seks
2. Upaya Preventif
19
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya
penyakit dan gangguan terhadap kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu
hamil.
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui
posyandu, puskesmas, ataupun di rumah.
c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu,
puskesmas ataupun di rumah.
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan
menyusui.
3.Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati
anggota-anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang
menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui
kegiatan:
a. Perawatan orang sakit di rumah (home care).
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan
dari puskesmas dan rumah sakit.
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di
rumah, ibu bersalin dan nifas.
d. Perawatan payudara.
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
4. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan
bagi penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun
terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita
20
penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik
dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan:
a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik
seperti penderita kusta, patah tulang maupun
kelainan bawaan.
b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita
penyakit tertentu, misalnya TBC, latihan napas dan
batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang
mungkin dilakukan oleh perawat.
5. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan
individu, keluarga dan kelompok khusus ke dalam
pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-
kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena
menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau
kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila
(WTS), tuna wisma dan lain-lain. Disamping itu, upaya
resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat
menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah
kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah
kesehatan yang mereka derita. Upaya resosialisasi ini
tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau
batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.
2.2.7 Kegiatan
Kegiatan praktik perawatan kesehatan masyarakat yang
dilakukan oleh perawat mencakup hal-hal yang sangat
luas, tentunya sesuai dengan tingkat pelayanan
21
kesehatan, dimana perawat kesehatan masyarakat itu
bekerja, tetapi secara umum kegiatan perawat kesehatan
masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada
individu, keluarga, kelompok-kelompok khusus baik di
rumah ( home nursing) , di sekolah (school health nursing),
di perusahaan, di posyandu, di polindes, dan di
daerah binaan kesehatan masyarakat
2. Penyuluhan atau pendidikan kesehatan masyarakat dalam
rangka mengubah perilaku individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
3. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang
dihadapi.
4. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang
mereka hadapi
5. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang
memerlukan penganganan lebih lanjut.
6. Penemuan kasus pada tingkat individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
7. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit
pelayanan kesehatan.
8. Melaksanakan asuhan kesehatan komunitas, melalui
pengenalan masalah kesehatan masyarakat, perencanaan
kesehatan, pelaksanaan dan penilaian kesehatan
menggunakan proses keperawatan sebagai suatu
pendekatan ilmiah keperawatan.
9. Mengadakan koordinasi diberbagai kegiatan asuhan
keperawatan komunitas.
22
10. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas
sektoral dengan instansi terkait.
11. Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan
oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
berkaitan dengan keperawatan dan kesehatan.
12. Ikut serta dalam penelitian untuk mengembangkan
perawatan kesehatan masyarakat sesuai dengan tingkat
pelayanan dan pendidikan yang dimiliki.
2.2.8 Prinsip Dasar
Prinsip dasar dalam pelaksanaan praktek perawatan
kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Keluarga adalah sebagai unit utama dalam pelayanan
kesehatan masyarakat.
2. Ada 4 tingkat sasaran dalam pelayanan perawatan
kesehatan masyarakat yaitu: individu, keluarga, kelompok
khusus dan masyarakat.
3. Perawat kesehatan masyarakat bekerja dengan dan
bukan bekerja untuk individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Bekerja dengan maksud dalam setiap
kegiatannya selalu mengikutsertakan partisipasi
masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan mereka
sendiri.
4. Pelayananan kesehatan dan keperawatan yang diberikan
lebih menekankan kepada upaya promotif dan preventif
dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif.
5. Dasar utama dalam pelayanan perawatan kesehatan
masyarakat adalah menggunakan pendekatan pemecahan
23
masalah yang dituangkan dalam proses keperawatan.
6. Kegiatan utama perawatan kesehatan masyarakat adalah
di masyarakat dan bukan dirumah sakit.
7. Pasien adalah masyarakat secara keseluruhan baik
yang sehat maupun yang sakit.
8. Perawatan kesehatan masyarakat ditekankan kepada
pembinaan perilaku sehat masyarakat.
9. Tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah
meningkatkan fungsi kehidupan sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seoptimal
mungkin secara mandiri.
10. Perawat kesehatan masyarakat tidak bekerja sendiri
tetapi bekerja secara tim.
11. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan
masyarakat digunakan untuk kegiatan-kegiatan peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, melayani masyarakat yang
sehat dan sakit, penduduk yang sakit dan tidak berobat
ke puskesmas dan pasien yang baru kembali dari rumah
sakit.
12. Perawat kesehatan masyarakat harus melihat kenyataan
dan keadaaan yang nyata di lingkungan klien, baik di
rumah, di sekolah, panti-panti dan lain sebagainya. Oleh
karena itu kunjungan rumah atau home visit sangat penting
artinya untuk membantu mengatasi permasalahan kesehatan
atau perawatan klien.
13. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama
perawatan kesehatan guna merubah perilaku dan kebiasaan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke arah yang
24
menguntungkan kesehatan.
14. Pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat harus
mengacu pada sistem pelayanan kesehatan yang ada.
15. Pelaksanaan asuhan perawatan kesehatan masyarakat
dilakukan di institusi pelayanan kesehatan yaitu
puskesmas dan institusi lain seperti panti, sekolah, dan
lainnya dan rumah dimana keluarga sebagai unti
pelayanan.
2.2.9 Pendekatan
Dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat yang
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat secara keseluruhan, pendekatan yang digunakan
oleh perawat kesehatan adalah pendekatan pemecahan masalah
(problem solving approach), yang dituangkan dalam proses
keperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi
yang dikaitkan dengan upaya kesehatan dasar (PHC).
Pendekatan pemecahan masalah yang dimaksudkan adalah
bahwa setiap masalah kesehatan yang dihadapi oleh
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat akan dapat
diatasi oleh perawat melalui ketrampilan melaksanakan
profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat.
Bila pendekatan dilakukan terhadap keluarga binaan
disebut dengan family approach, tetapi bila pembinaan keluarga
berdasarkan kepada seleksi kasus yang datang ke puskesmas
yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut case approach,
dan bila pendekatan dilakukan terhadap masyarakat daerah
25
binaan melalui survei mawas diri dengan melibatkan
partisipasi masyarakat disebut community approach.
2.2.10 Peranan Perawat Kesehatan Masyarakat
a) Pelaksana Pelayanan Keperawatan (provider of nursing
care)
Peranan yang utama dari perawat kesehatan masyarakat
adalah sebagai pelaksana asuhan keperawatan individu,
keluarga kelompok dan masyarakat baik yang sehat maupun
yang sakit atau yang mempunyai masalah kesehatan atau
keperawatan apakah itu di rumah, di sekolah, puskesmas,
panti dan sebagainya sesuai dengan kebutuhannya.
b) Pendidik (Health Educator)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu,
keluarga kelompok dan masyarakat baik di rumah, di
puskesmas dan di masyarakat secara terorganisir dalam
rangka menanamkan perilkau sehat, sehingga terjadi
perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam
mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
c) Pengamat Kesehatan (Health Monitor)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan
dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap
status kesehatan, melalui kunjungan rumah, pertemuan-
pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
d) Pembaharu (inovator)
26
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai
agen pembaharu terhadap individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat terutama dalam merubah perilaku dan pola
hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan.
e) Pengorganisir pelayanan Kesehatan (Organisator)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan serta dalam
mewmberikan motivasi dalam rangka meningkatkan
keikutsertaan masyarakat, individu, keluarga, kelompok
dam masyarakat dalam setiap upaya pelayanan kesehatan
yang dilaksanakan oleh masyarakat misalnya: kegiatan
posyandu, dana sehat, mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan sampai dengan tahap penilaian, sehingga itu
berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan dan
pengorganisasian masyarakat dalam bidang kesehatan.
f) Koordinator Pelayanan kesehatan (Coordinator Of Service)
Mengkooordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan
kesehatan masyarakat dan puskesmas dalam mencapai
tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan tema
kesehatan lainnya sehingga tercipta keterpaduan dalam
sisitem pelayanan kesehatan. Dengan demikian pelayanan
kesehatan yang diberikan merupakan suatu kegiatan yang
menyeluruh dan tidak terpisah-pisah antara satu dengan
yang lain.
g) Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan
contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang
27
bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan
dicontoh oleh masyarakat.
h) Tempat bertanya (Fasilitator)
Perawat kesehatan masyarakat dapat dijadikan tempat
bertanya oleh individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam
bidang kesehatan dan keperawatan yang dihadapi sehari-
hari. Dan perawat kesehatan diharapkan dapat membantu
memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah
kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.
i) Pengelola (menejer)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola
berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan
masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab
yang diemban kepadanya.
j) Peneliti
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai kemampuan
untuk melakukan penelitian dibidangnya, guna untuk
pengembangan body of knowledge keperawatan. Dengan
kemampuan meneliti, perawat akan dapat mengidentifikasi
masalah keperawatan, menerapkan prinsip dan metode yang
tepat sehingga dapat meningkatkan mutu asuhan
keperawatan
Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh
masyarakat termasuk individu, keluarga, dan kelompok yang
beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh,
28
daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau
termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil.
Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas
terdiri dari tiga tingkat yaitu :
1. Tingkat Individu
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu
yang mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya
TBC, DHF, ibu hamil d1l) yang dijumpai di poliklinik,
Puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada
masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan
individu.
2. Tingkat Keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota
keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dirawat
sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh
mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu
mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan
kepada anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang
sehat dan memanfaatkan sumber daya masyarakat untuk
meningkatkan kesehatan keluarga.
Prioritas pelayanan perawatan kesehatan masyarakat
difokuskan pada keluarga rawan yaitu :
a. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan,
yaitu keluarga dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu
nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan
neonatusnya, balita tertentu, penyakit kronis menular
yang tidak dapat diintervensi oleh program, penyakit
29
endemis, penyakit kronis tidak menular atau keluarga
dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik).
b. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan
ibu hamil yang memiliki masalah gizi, seperti anemia
gizi berat (HB kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang
Energi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko
tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi,
keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga dengan
neonatus BBLR, keluarga dengan usia lanjut atau
keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.
c. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan.
3. Tingkat Komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai
klien, Pembinaan kelompok khusus, Pembinaan desa atau
masyarakat bermasalah
2.3. Aplikasi Teori Model Keperawatan Anderson
2.3.1 Proses Keperawatan Komunitas
Setelah klien (individu, keluarga, masyarakat) kontak
dengan pelayanan kesehatan (di rumah, di Puskesmas),
perawat melakukan praktik keperawatan dengan cara
menggunakan proses keperawatan komunitas.
Sesuai dengan teori Neuman yang dikembangkan oleh
Anderson, kelompok atau komunitas dilihat sebagai klien
dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu komunitas yang
30
merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai
pendekatan, yang terdiri dari lima tahapan :
1. Pengkajian
Pada tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan
data yang bertujuan mengidentifikasi data yang penting
mengenai klien.
Yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas adalah :
a. Core atau inti: data demografi kelompok atau
komunitas yang terdiri: umur, pendidikan, jenis
kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan
serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
b. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas
• Perumahan: Rumah yang dihuni oleh penduduk,
penerangan, sirkulasi dan kepadatan.
• Pendidikan: Apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan.
• Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat
tinggal: Apakah tidak menimbulkan stress.
• Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan
kesehatan: Apakah cukup menunjang sehingga
memudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai
bidang termasuk kesehatan.
• Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan
deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau
apabila gangguan sudah terjadi.
• Sistem komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang
dapat dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk
meningkatkan pengetahuan terkait dengan masalah
31
kesehatan yang terjadi misalnya televisi, radio,
koran atau leaflet yang diberikan kepada komunitas.
• Ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara
keseluruhan apakah sesuai dengan UMR (Upah Minimum
Regional), dibawah UMR atau diatas UMR sehingga
upaya pelayanan kesehatan yang diberikan dapat
terjangkau, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis
makanan sesuai status ekonomi tersebut.
• Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja
dibuka, dan apakah biayanya terjangkau oleh
komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan
komunitas untuk mengurangi stress.
c. Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari
biostatistik dan vital statistik, antara lain angka
mortalitas, angka morbiditas, IMR , serta cakupan
imunisasi.
2. Diagnosa keperawatan dan analisa data
Setelah dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-
data yang dicari, maka kemudian dikelompokkan dan
dianalisa seberapa besar stressor yang mengancam
masyarakat dan seberapa berat reaksi yang timbul pada
masyarakat tersebut. Berdasarkan hal tersebut diatas
dapat disusun diagnosa keperawatan komunitas dimana
terdiri dari: masalah kesehatan, karakteristik
populasi, karakteristik lingkungan.
Contoh :
32
Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
pada komunitas di RW 04 Kelurahan Kampung Melayu
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh.
Masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat
disampaikan dalam pelaksanaan lokakarya mini atau
istilah lainnya musyawarah masyarakat desa/RW. Data
dapat disajikan dengan menggunakan grafik, tabel
ataupun melalui sosio drama.
3. Perencanaan (Intervensi)
Tahap ketiga dari proses keperawatan merupakan tindakan
menetapkan apa yang harus dilakukan untuk membantu
sasaran dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap perencanaan
adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk
mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan
diagnosa keperawatan. Dalam menentukan tahap berikutnya
yaitu rencana pelaksanaan kegiatan maka ada dua faktor
yang mempengaruhi dan dipertimbangkan dalam menyusun
rencana tersebut yaitu sifat masalah dan sumber/potensi
masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia.
4. Pelaksanaan (Implementasi)
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan
yang telah direncanakan yang sifatnya:
a)Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalahyang
terkait, mempertahankan kondisi seimbang atau sehat
dan meningkatkan kesehatan.
33
b) Mendidik komunitasi tentang perilaku sehat untuk
mencegah terjadinya masalah kesehatan tertentu.
c) Sebagai advokat komunitas sekaligus menfasilitasi
terpenuhinya kebutuhan komunitas.
Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus
pada tingkat pencegahan, yaitu :
a) Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit
dan difokuskan pada populasi sehat, mencakup pada
kegiatan kesehatan secara umum serta perlindungan
khusus terhadap penyakit, contoh: imunisasi,
penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam
kesehatan keluarga.
b) Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan
pada saat terjadinya perubahan derajat kesehatan
masyarakat dan ditemukan masalah kesehatan.
Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa
dini dan tindakan untuk mnghambat proses penyakit,
Contoh: Memotivasi keluarga untuk melakukan
penieriksaan kesehatan seperti mata, gigi, telinga,
dll.
c) Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan
pengembalian individu pada tingkat berfungsinya
secara optimal dari ketidakmampuan keluarga.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang
telah dilaksanakan dibandingkan dengan tujuan semula
dan dijadikan dasar untuk memodifikasi rencana
berikutnya.
34
Dalam model keperawatan sebagai mitra (Gambar 1.1), ada
2 faktor sentral : pertama fokus pada komunitas sebagai
mitra ditandai dengan roda pengkajian komunitas
dibagian atas, dengan menyatukan anggota masyarakat
sebagai intinya, dan kedua, penerapan proses
keperawatannya.
35
ANALISA
PENGKAJIAN
DERAJAT REAKSI
STRESOR
PENCEGAHAN SEKUNDER
RENCANA
INTERVENSI
PENCEGAHAN PRIMER
EVALUASI
PENCEGAHAN TERSIER
DIAGNOSIS KEPERAWATAN KOMUNITAS
36
8 subsistem :1. Lingkungan 2. Pendidikan3. Keamanan dan Transportasi4. Politik dan Pemerintahan5. Pelayanan kesehatan dan sosial6. Komunikasi7. Ekonomi8. Rekreasi
KOMUNITASSSS
STRESOR
INTI(INDIVIDU)
8 subsistem :1. Lingkungan 2. Pendidikan3. Keamanan dan Transportasi4. Politik dan Pemerintahan5. Pelayanan kesehatan dan sosial6. Komunikasi7. Ekonomi8. Rekreasi
KOMUNITAS
STRESOR
INTI(INDIVIDU)
Gambar 1.2 Roda pengkajian komunitas,
menggambarkan garis resistensi dan pertahanan dalam
struktur komunitas
Inti dari roda pengkajian (Gambar 1.2 ) adalah
individu yang membentuk komunitas. Inti meliputi
demografi, nilai, keyakinan, dan sejarah
penduduksetempat. Sebagai anggota masyarakat, penduduk
setempat dipengaruhi oleh delapan subsistem komunitas
dan sebaliknya. Delapan subsistem ini terdiri atas
lingkungan, pendidikan, keamanan dan transportasi,
37
politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan
social, komunikasi, ekonomi, dan rekreasi.
Demografik
Data demografik kelompok atau komunitas yang terdiri
atas:umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama,
nilai-nilai, dan keyakinan.
Data demografik yang perlu dikaji dalam masyarakat
adalah populasi anak, usia remaja, dewasa, lansia, jenis
kelamin, insiden penyakit, angka kelahiran, angka
kematian, populasi ibu hamil.
Nilai dan Kepercayaan
Bagian dari inti komunitas adalah nilai, keyakinan, dan
praktik keagamaan penduduk. Setiap komunitas bersifat
unik dengan nilai, keyakinan, dan praktik keagamaan yang
mengakar pada tradisi dan secara kontinu berkembang
serta tetap eksis karena memenuhi kebutuhan masyarakat.
Semua kelompok etnik dan rasial mempunyai nilai dan
keyakinan yang berinteraksi dengan sistem komunitas
untuk mempengaruhi kesehatan warganya.
Dalam masyarakat perlu ditanyakan keyakinan terhadap
sehat dan sakit, tempat mereka berobat, dan usaha untuk
menyembuhkan sakit atau meningkatkan derajad kesehatan.
Sejarah
Sejarah dalam komunitas adalah terkait dengan sejarah
masyarakat, daerah yang terkait dengan kesehatan yang
pernah dialai oleh masyarakat. Tokoh masyarakat yang
disegani yang mengetahui sejarah daerah.
38
8 SUBSISTEM
1. Lingkungan fisik
Lingkungan adalah salah satu subsistem yang
berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Untuk
meningkatkan derajad kesehatan masyarakat perlu
ditingkatkan juga kebersihan lingkungan sekitar dengan
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Data subsistem lingkungan yang perlu dikaji adalah
lingkungan biologi (jenis binatang peliharaan, letak
kandang, jenis tanaman yang ditanam dirumah, dan
manfaat tanaman tersebut), kimia (sumber polusi,
pembuangan dan pengelolaan limbah rumah tangga dan
kotoran ternak), fisik (tempat pembuangan sampah,
pengelolaan sampah, ketersediaan jamban, ventilasi
rumah, sumber air, ketersediaan air bersih, dan alat
penerangan) , dan geografi (kondisi iklim di desa dan
kondisi jalan menuju pelayanan kesehatan).
2. Keamanan dan transportasi
Di lingkungan tempat tinggal, apakah tidak menimbulkan
stress. Yang perlu dikaji adalah tindak criminal yang
paling sering, layanan perlindungan yang tersedia
(Hansip), tempat perlindungan dan pengaduan bila
terancam rasa amannya (RT, RW, Kades), tersediannya
ambulan desa, tersedianya kendaraan umum (Ojek,
Angkot), tersediannya kendaraan pribadi (Mobil, Sepeda
motor), tersediannya jalan pintas, penggunaan jalan
umum.
3. Pelayanan kesehatan dan sosial
39
Pelayanan kesehatan dan sosial yang tersedia untuk
melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau
memantau apabila gangguan sudah terjadi.
Point yang perlu dikaji dalam hal pelayanan kesehatan
dan sosial adalah Ketersediaan tenaga kesehatan, Jarak
RS, Ketersediaan klinik dan gawat darurat, Mencari
pelayanan kesehatan, Pemanfaatan posyandu,
ketersediaan pustu, jarak puskesmas, pelaksanaan dalam
1 bulan, jenis pelayanan untuk ibu dan anak, keahlian
kader, penggunaan alat kontrasepsi, Biaya, dan adanya
jaminan kesehatan
4. Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi komunitas apakah sudah
mencukupi, sehingga upaya pelayanan kesehatan yang
diberikan dapat terjangkau.
Yang perlu dikaji adalah jumlah pengeluaran rata-rata
keluarga tiap bulan, ketersediaan lapangan kerja,
alokasi penghasilan untuk kesejahteraan ibu dan anak.
5. Pendidikan
Pendidikan penting dalam pengkajian karena untuk
mengetahui apakah terdapat sarana pendidikan yang
dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat terutama dalam peningkatan pengetahuan
tentang kesehatan.
Yang perlu dikaji daalam subsistem pendidikan yaitu,
kondisi sekolah (gedung sekolah, ketersediaan kamar
mandi,kebersihan, tempat sampah, kantin sekolah,
ventilasi kelas, tersedianya fasilitas kesehatan
40
disekolah, penerapan pola perilaku hidup sehat di
sekolah (cuci tangan dan gosok gigi), pemeriksaan
kesehatan berkala, dan jajanan sekolah.
6. Politik dan pemerintahan
Politik dan pemerintahan sangat berpengaruh terhadap
kesehatan masyarakat terutama dalam penyediaan sarana
pelayanan kesehatan untuk menunjang kesehatan
masyarakat.
Di masyarakat yang perlu dikaji adalah adanya
penanggung jawab PKK, adanya jadwal pelaksana kegiatan
PKK, rutinitas kegiatan PKK, program PKK, penanggung
jawab dasa wisma, program dasa wisma, rutinitas
kegiatan dasawisma, tersedianya alat transportasi
ambulan desa, tersedianya kader-kader kesehatan tiap
RT, dan adanya pelatihan-pelatihan terhadap kader-
kader kesehatan.
7. Komunikasi
Sistem komunikasi dalam masyarakat sangatlah penting
dalam menerima informasi terutama terkait dengan
kesehatan. Sarana komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dengan kesehatan (mis.televisi,
radio, koran, atau leaflet yang diberikan kepada
komunitas)
Dalam subsistem komunikasi yang perlu dikaji adalah
penggunaan alat komunikasi (telepon,handphone, tv,
radio, koran dll), ketersediaan tempat untuk kegiatan
41
bersama warga, antusias warga dalam mendapatkan
informasi kesehatan.
8. Rekreasi
Rekreasi disekitar daerah apakah terdapat masalah atau
bisa menimbulkan masalah kesehatan kepada masyarakat
disekitarnya.
Yang perlu dikaji dalam subsistem rekreasi adalah
ketersediaan fasilitas bermain anak-anak dan bentuk
rekreasi yang sering dilakukan.
2.4 Bentuk-Bentuk Pelayanan Asuhan Keperawatan Komunitas
a. Di Tingkat Individu
Dapat dilaksanakan dirumah (home nursing) dan di Puskesmas
dengan tidur atau rawat jalan, yang meliputi:
1. Penderita yang memerlukan pelayanan tidak lanjut (follow
up care) karena berbagai sebab tidak mungkin dilakukan
asuhan keperawatan dirumah dan perlu penanganan
Puskesmas atau rumah sakit. Demikian pula sebaliknya
penderita yang baru pulang dari rumah sakit atau
Puskesmas yang masih memerlukan pelayanan keperawatan
lanjutan.
2. Penderita yang tergolong resiko tingggi, seperti DHF,
muntah berak dan bila tidak segera ditangani akan dapat
mengancam kehidupan penderita.
3. Seseorang karena kebutuhan kesehatan dan keperawatan
memerlukan pengawasan dan perawatan yang berkelanjutan,
misalnya ibu hamil, bayi, usia lanjut dan penderita-
penderita yang kronis.
42
b. Di Tingkat Keluarga
Diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dari
masyarakat, diutamakan keluarga-keluarga dengan resiko
tinggi dalam bidang kesehatan yang benar-benar
membutuhkan pelayanan kesehatan, diantaranya adalah:
1. Keluarga-keluarga dengan sosial ekonomi rendah yang
mempunyai resiko untuk menderita gangguan gizi,
menderita penyakit, anggota keluarga yang terlalu
besar, mempunyai penyakit keturunan.
2. Keluarga-keluarga yang anggota keluarganya menderita
penyakit menular dan kronis.
c. Di Tingkat Kelompok
Pelayanan terhadap kelompok khusus bertujuan untuk
membantu kelompok khusus yang mempunyai masalah kesehatan
dan keperawatan tertentu, yang penekanannya pada saat ini
ditunjukan terhadap:
Kelompok Ibu dan Anak:
1. Ibu hamil
2. Ibu bersalin
3. Ibu menyusui
4. Ibu nifas
5. Bayi dan balita
Kelompok usia lanjut:
1. Di institusi (panti-panti)
2. Di luar institusi
d.Di Tingkat Masyarakat
43
Perawatan kesehatan masyarakat di tingkat
masyarakat dilakukan dalam lingkup kecil sampai luas
didalam suatu wilayah kerja puskesmas. Pelayanan di
tingkat masyarakat dibatasi oleh batas – batas wilayah
(RT, RW, desa, kecamatan) atau masyarakat yang mempunyai
ciri-ciri tertentu misalnya kebudayaan, kepercayaan,
pekerjaan, pendidikan dan sebagainya.
Untuk menggali masalah kesehatan dan keperawatan
dimasyarakat diperlukan informasi tentang kejadian dan
kondisi lingkungan, sosial ekonomi, budaya, perilaku
masyarakat, serta kesehatan masyarakat yang sangat
berkaitan dengan insidensi dan prevalensi penyakit,
sikap masyarakat terhadap kesehatan dan sebagainya.
Untuk dapat mengetahui masalah kesehatan disuatu
wilayah kerja puskesmas diperlukan survey mawas diri
(SMD), dengan mengumpulkan data kependudukan, sosial
ekonomi budaya, kesling, data kesehatan, pola penyakit,
kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang berkaitan dengan
masalah kesehatan.
Data tersebut kemudian diolah, dianalisa, setelah
itu barulah ditemukan masalah kesehatan dan keperawatan
yang terjadi pada masyarakat tersebut, kemudian masalah
tersebut dibawa dalam pertemuan tingkat desa (rembuk
desa) atau Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) atau
lokakarya mini kesehatan masyarakat. Yang pada intinya
pertemuan tersebut untuk mencari alternatif pemecahan
masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh
masyarakat dan kemudian disusun perencanaan
44
penanggulangan atau program kerja yang melibatkan
partisipasi masyarakat secara menyeluruh dan instansi
terkait diantaranya puskesmas, pemerintah desa,
organisasi sosial masyarakat dan kader-keder kesehatan
yang ada.
2.5 Strategi
Untuk dapat melaksanakan praktik perawatan kesehatan
masyarakat dengan berhasil guna, diperlukan berbagai
strategi yang ditempuh, terutama yang menyangkut tenaga,
pengelolaan, dan partisipasi masyarakat secara aktif
melalui:
1. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga
pengelola dan pelaksana perawatan kesehatan masyarakat
di berbagai tingkat pelayanan melalui pendidikan dan
pelatihan
2. Meningkatkan kemampuan manajemen pengelola dan
pelaksana sehingga dapat mencapai hasil secara optimal
3. Meningkatkan kerjasama lintas program dan sektoral
diantara instansi terkait dengan program perawatan
kesehatan masyarakat
4. Membantu masyarakat mulai dari tahap identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian dengan
cara:
1. Pendidikan dan pelatihan kader
2. Bimbingan teknik dilapangan
3. Pendidikan kesehatan
4. Pelayanan kesehatan dasar
45
5. Pembinaan keluarga binaan/masyarakat binaan yang rawan
terhadap masalah kesehatan
6. Mengadakan koordinasi dengan seluruh upaya kesehatan
pokok puskesmas dalam memberikan pelayanan komprehensif
baik di luar maupun di dalam gedung sesuai dengan
fungsi puskesmas
2.6 Langkah-Langkah Pelaksanaan
Pelaksaanaan perawatan kesehatan dilakukan melalui
beberapa tahapan yang tercakup dalam proses keperawatan
dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang
dinamis dalam memperbaiki dan memelihara kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sampai ke
tahap optimum melalui suatu pendekatan yang sistematis
untuk mengenal masalah kesehatan dan keperawatan serta
membantu memenuhi kebutuhan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat dengan langkah sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok
khusus dan masyarakat melalui wawancara, observasi,
studi dokumentasi dengan menggunakan instrumen
pengumpulan data dalam menghimpun informasi.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta
faktor lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas
menurut Anderson dan MC Forlane (1958) terdiri dari inti
komunitas, yaitu meliputi demografi, populasi, nilai-
nilai keyakinan dan riwayat termasuk riwayat kesehatan.
46
Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan fisik,
pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan
pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial,
komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Faktor lingkungan
perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan
efektif dalam langkah-langkah selanjutnya.
b. Analisis Data
Analisa data dilaksanakan berdasarakan data yang telah
diperoleh dan disusun dalam suatu format yang
sistematis. Analisa data memerlukan pemikiran yang
kritis. Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa
besar faktor stressor yang mengancam dan seberapa berat
reaksi yang timbul di komunitas. Selanjutnya dirumuskan
masalah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987)
masalah tersebut terdiri dari masalah sehat sakit,
karakteristik populasi, karakteristik lingkungan.
Data yang terkumpul kemudian diteliti kembali validitas
dan reabilitasnya, bila ada yang tidak atau kurang
lengkap dilengkapi kembali, kemudian baru diolah dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1 Editing
2 Coding
3 Klasifikasi
4 Tabulasi
5 Analisa data
6 Perumusan masalah
7 Prioritas masalah
c.Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan/Kesehatan
47
Kegiatan ini dilakukan di berbagai tingkat sesuai dengan
urutan prioritasnya. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan
dapat aktual, ancaman resiko atau kesejahteraan (wellness).
Dasar penentuan masalah keperawatan/kesehatan masyarakat
antara lain:
- Masalah yang ditetapkan dari data umum.
- Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan
kesehatan.
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan
tindakan yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap
dapat mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan
dengan mempertimbangkan:
Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat.
Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat.
Kemapuan dan sumber daya masyarakat.
Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat.
Kriteria skala prioritas:
Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap,
keterlibatan emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan
yang dihadapi dan urgensinya untuk segera ditanggulangi.
Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada
suatu kurun waktu tertentu.
Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut
dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat.
Kemungkinan masalah untuk dikelola dengan
memepertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara
pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumber daya,
48
sarana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul
(Effendi, 1995).
Indikator prioritas masalah yang digunakan meliputi :
1. Diagnosa
2. Sesuai dengan peran perawat
3. Jumlah yang beresiko
4. Besarnya resiko
5. Kemungkinan untuk pendidkan kes
6. Minat masyarakat
7. Kemungkinan untuk diatasi
8. Sesuai dengan program pemerintah
9. Sumber daya
Tempat
Peralatan
Waktu
Orang
dana
Kemudian dijumlahkan dengan skoring yang sudah
disepakati.
d.Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan adalah:
Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan.
Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah
kesehatan dan keperawatan.
Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan
yang akan dilakukan.
Setelah data diolah dan diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh individu, keluarga,
49
kelompok dan masyarakat secara keseluruhan, dengan
mempertimbangkan faktor sebagai berikut:
1 Tujuan yang ingin dicapai
2 Kelompok sasaran
3 Jangka waktu
4 Target yang ingin dicapai
5 Sumber yang tersedia di masyarakat
6 Biaya
7 Tenaga pelaksana dari masyarakat (kader, dasawisma,
KPKIA dan sebagainya) dari puskesmas koordinator CHN
dan tenaga kesehatan lainnya serta unsur lain yang
terkait seperti PKK, pengurus PKMD, PLKB, pemuda dan
sebagainya.
e.Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan
dengan melibatkan individu, keluarga, masyarakat sepenuhnya
dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam
pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan komunitas adalah:
Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas
sektoral dengan instansi terkait.
Mengikutkan partisipasi aktif individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatannya.
Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di
masyarakat.
Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan
komunitas terdiri atas:
50
1. Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau tidak
berfungsinya dan diaplikasikannya ke dalam populasi sehat
pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan
intervensi yang tepat untuk menghambat proses patologis,
sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi
ketidakmampuan sampai stabil atau menetap atau tidak dapat
diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai pencegahan
primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit
sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada tingkat
berfungsi optimal dari ketidakmampuannya.
f.Evaluasi
Penilaian dan pemantauan merupakan kegiatan untuk menilai
sejauh mana keberhasilan pencapaian tujuan dari rencana
yang telah dibuat, apakah telah mencapai hasil yang
maksimal atau belum sesuai dengan kriteria standar yang
telah ditetapkan. Penilaian dan pemantauan dapat
dilaksanakan
1 selama pelaksanaan kegiatan (formatif)
2 setelah pelaksanaan kegiatan (sumatif)
Penilaian dan pemantauan penting artunya untuk mengkaji
ulang perencanaan pembinaan dalam pelaksanaan perawatan
kesehatan masyarakat yang telah disusun mencapai sasaran
atau tidak, dan penting juga untuk pengembangan perencanaan
51
selanjutnya termasuk perluasan dari segi kualitatif dan
kuantitatif.
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program
kesehatan. Hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input),
pelaksanaan (procces) dan hasil akhir (output).
Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang
akan dicapai, sesuai dengan perencanaan yang telah disusun
semula, ada 4 dimensi yang harus dipertimbangkan dalam
melaksanakan penilaian, yaitu daya guna, hasil guna,
kelayakan, kecukupan.
Fokus evaluasi adalah relevansi atau hubungan antara
kenyataan yang ada dengan pelaksanaan, perkembangan atau
kemajuan proses effisiensi biaya, efektifitas kerja,
dampaknya apakah status kesehatan meningkat atau menurun
dalam jangka waktu berapa lama.
Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini:
Keterangan:
: Peran masyarakat
: Peran perawat
Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan alih peran
untuk memandirikan klien dalam menanggulangi masalah
kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar daripada
klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada
perawat.
52
Tujuan akhir perawat komunitas adalah kemandirian
keluarga yang terkait dengan lima tugas kesehatan, yaitu:
mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan tindakan
kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan
yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga
serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah
pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses
keperawatan.
53