3. bab 1 bab 2 bab 3 fixed
Transcript of 3. bab 1 bab 2 bab 3 fixed
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Toxoplasma adalah sejenis parasit yang
terdapat pada hewan yang dapat ditularkan kepada
manusia dan menyebabkan penyakit yang dikenal
dengan nama Toxoplasmosis kongenital atau Toxoplasmosis
akuisita. Indonesia negara tropis merupakan tempat
yang sesuai perkembangan parasit tersebut,
ditambah beberapa kondisi yang menunjang
perkembangan parasit ini adalah sanitasi
lingkungan dan banyaknya sumber penularan terutama
kucing dan sebangsanya.
Selama ini Toxoplasma di anggap banyak
diderita oleh wanita hamil saja, padahal siapa
saja bisa terkena dan terjangkit penyakit ini.
1
Penyakit ini berbahaya jika diderita oleh
penderita yang mengalami imunodefisiensi dan
wanita hamil. Toxoplasma berhabitat disemua sel
yang berinti. Adanya penyakit Toxoplasma di
Indonesia sudah tidak diragukan lagi, Toxoplasma
pada kucing maupun pada hewan ternak dan bahkan
hewan liar merupakan sumber penularan pada
manusia. Toxoplasma bukanlah penyakit menular,
tetapi ia menurun pada keturunan. Untuk menjawab
hal di atas penulis memilih judul “TOXOPLASMA
GONDII” sebagai judul Karya Tulis Ilmiah ini.
1.2 Pembatasan Masalah
Agar penulisan lebih akurat serta
keterbatasan waktu yang dimiliki penulis, maka
karya tulis ini hanya akan membahas tentang
pengertian dari Toxoplasma gondii dan akibat yang
ditimbulkan oleh Toxoplasma.
2
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk memberikan informasi mengenai
Toksoplasma gondii.
2. Untuk memenuhi program akademis SMAN 81 Jakarta
tahun pelajaran 2010-2011.
1.4 Ruang Lingkup
Karya tulis ini akan membahas beberapa macam
hal yaitu sejarah Toxoplasma gondii, morfologi dan
klasifikasi, daur hidup, cara terinfeksi, gejala-
gejala yang di alami, akibat dari Toxoplasma, dan
cara pencegahannya.
1.5 Landasan Teori
Adyatma, dalam kutipan
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19305/5/ Chapt
3
er %20I. pdf yang berjudul “CHAPTER 1.pdf – USU
REPOSITORY” di berpendapat “Toxoplasma adalah sejenis
parasit yang terdapat pada hewan yang ditularkan kepada
manusia dan menyebabkan penyakit yang dikenal dengan nama
Toxoplasmosis. Indonesia negara tropis merupakan tempat yang
sesuai perkembangan parasit tersebut, ditambah beberapa kondisi
yang menunjang perkembangan parasit ini adalah sanitasi
lingkungan dan banyaknya sumber penularan terutama kucing,
burung, anjing dan sebangsannya”
Purplegalz, dalam kutipan
http://kumpulkumpulkucing.blogspot.com/2009/05/pen
genalan-tentang-toxoplasma.html yang berjudul
“kumpulkumpulkucing: pengenalan tentang toxoplasma”
di berpendapat “Toxoplasma adalah protozoa atau parasit
bersel satu yang sering dikenal dengan nama Toxoplasma gondii.
Parasit ini dapat ditemukan pada hewan berdarah panas dan
mamalia lainnya termasuk manusia sebagai hospes perantara dan
kucing, serta berbagai jenis felidae lainnya sebagai hospes
definitif.”
4
Valeron, dalam kutipan
http://filmetrbaru.blogspot.com/2009/04/jenis-
penyakit-toxoplasmosis.html yang berjudul “lmu
kesehatan: Jenis penyakit Toxoplasmosis” di
berpendapat “Toxoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan
oleh protozoa (bersel satu) yang disebut Toxoplasma gondii yaitu
suatu parasit intraselluler yang banyak terinfeksi pada manusia
dan hewan peliharaan. Penyakit Toxoplasmosis biasanya
ditularkan dari kucing atau anjing tetapi penyakit ini juga dapat
menyerang hewan lain seperti babi, sapi, domba, dan hewan
peliharaan lainnya.”
Dari ketiga pendapat di atas, penulis
menyimpulkan bahwa Toxoplasma gondii adalah sejenis
parasit yang terdapat pada hewan yang ditularkan
kepada manusia dan hewan menyababkan penyakit yang
dikenal dengan Toxoplasmosis. Parasit ini dapat
ditemukan pada hewan berdarah panas dan mamalia
lainnya termasuk manusia sebagai hospes perantara
dan kucing.
5
1.6 Metodologi Penelitian
Penulisan karya tulis ini menggunakan metode
studi kepustakaan. Pengambilan data berasal dari
buku dan internet.
1.7 Sistematika Penulisan
ABSTRAK
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Pembatasan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
6
1.4 Ruang Lingkup
1.5 Landasan Teori
1.6 Metodologi Penulisan
1.7 Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 TOXOPLASMA GONDII
2.1.1 Sejarah Toxoplasma gondii
2.1.2 Morfologi dan Klasifikasi
2.1.3 Daur Hidup
2.2 Akibat yang Ditimbulkan Toxoplasma
2.2.1 Cara Terinfeksi
2.2.2 Patologi dan Gejala Klinik
2.2.3 Akibat dari Toxoplasma gondii
2.2.4 Cara Pencegahan
BAB III PENUTUP
7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TOKSOPLASMA GONDII
2.1.1 Sejarah Toxoplasma gondii
Toxoplasma berasal dari kata toxon yang berarti
bulan sabit dan gondii yang berarti rodensia,
Toxoplasma gondii pertama kali ditemukan oleh Nicole
dan Manceaux tahun 1908 pada limfa dan hati hewan
pengerat Ctenodactylus gundi di Tunisia Afrika dan pada
seekor kelinci di Brazil. Lalu pada tahun 1908
protozoa yang sama terdapat pada anjing di Italia,
sedangkan pada tahun 1923 protozoa ini ditemukan
pada penderita korioretinitis dan pada tahun 1937
telah diisolasi dari neonatus dengan esefalitis dan
dinyatakan sebagai penyebab infeksi kongenital pada
anak. Tahun 1970 daur hidup parasit ini menjadi
9
jelas setelah dilakukan penelitian lebih lanjut oleh
pakar ilmu kesehatan.
Menurut salah satu pakar ilmu kesehatan, pada
tahun 1969 Toxoplasma gondii dalam klasifikasi masih
belum pasti, namun pada tahun 1970 dapat ditetapkan
bahwa Toxoplasma gondii termasuk sporozoa yang mirip
dengan Isospora. Pada tahun 1970, ditemukan secara
serentak dibeberapa Negara bahwa Toxoplasma gondii
ternyata memproduksi ookista di dalam tubuh kucing
yang tidak dapat dibedakan dengan suatu ookista
yang kemudian disebut Isospora bigemina. Dengan
kata lain, ookista ini berisi dua sporokista yang
masing-masing berisi empat sporozoit. Di Indonesia
Toxoplasma gondii mulai diteliti pakar ilmu kesehatan
pada tahun 1972 baik pada manusia ataupun pada
hewan.
2.1.2 Morfologi dan Klasifikasi
10
Toxoplasma gondii merupakan protozoa obligat
intraseluler, terdapat dalam tiga bentuk yaitu
takizoit (bentuk proliferatif), kista (berisi
bradizoit), dan ookista (berisi sporozoit). Bentuk
takizoit menyerupai bulan sabit dengan ujung yang
runcing dan ujung lain agak membulat. Ukuran panjang
4-8 mikron, lebar 2-4 mikron dan mempunyai selaput
sel, satu inti yang terletak ditengah bulan sabit
dan beberapa organel lain seperti mitokondria dan
badan golgi. Tidak mempunyai kinetoplas dan
sentrosom serta tidak dapat berpigmen. Bentuk ini
terdapat pada hospes perantara seperti burung dan
mamalia termasuk manusia dan kucing sebagai hospes
definitif. Takizoit ditemukan pada infeksi akut
dalam berbagai jaringan tubuh. Takizoit dapat
memasuki tiap sel yang berinti.
Kista dibentuk di dalam sel hospes bila
takizoit yang membelah telah membentuk dinding.
Ukuran kista berbeda-beda, ada yang ukuran kecil 11
hanya berisi beberapa bradizoit dan ada yang
berukuran 200 mikron berisi kira-kira 3000
bradizoit. Kista dalam tubuh hospes dapat ditemukan
seumur hidup terutama di otak, otot jantung, dan
otot bergaris.
Gambar 2.1 Takizoit toxoplasma gondii (a) Takizoit dalam sel
mononuclear besar dan (b) Takizoit bebas dalam darah.
12
(sumber:repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3733/.../fkm-indra
%20c4.pdf)
Di otak bentuk kista lonjong atau bulat, tetapi
didalam otot bentuk kista mengikuti bentuk sel otot.
Kista ini merupakan stadium istirahat dari Toxoplasma
gondii. Menurut ahli biologis, pada infeksi kronis
kita dapat menemukan jaringan organ tubuh dan
terutama di otak.
Ookista berbentuk lonjong, berukuran 11-14 x 9-
11 mikron. Ookista mempunyai dinding, berisi satu
sporoblas. Pada perkembangan selanjutnya kedua
sporoblas membentuk dinding dan menjadi sporokista.
Masing-masing sporokista tersebut berisi 4
sporozoit yang berukuran 8 x 2 mikron dan sebuah
benda residu.
Toxoplasma gondii dalam klasifikasi termasuk kelas
sporozoasida, karena berkembang biar secara seksual
13
dan aseksual yang terjadi secara bergantian.
Klasifikasi parasit sebagai berikut:
1. Dunia : Animalia
2. Sub Dunia : Protozoa
3. Filum : Apicomplexa
4. Kelas : Sporozoasida
5. Sub Kelas : Coccidiasina
6. Bangsa : Eucoccidiorida
7. Sub Bangsa : Eimeriorina
8. Suku : Sarcocystidae
9. Marga : Toxoplasma
10. Jenis : Toxoplasma gondii.
2.1.3 Daur Hidup
14
Kucing dan hewan sejenisnya merupakan hospes
definitif dari Toxoplasma gondii. Di dalam usus kecil
kucing sporozoit menembus sel epitel dan tumbuh
menjadi trofozoit. Inti trofozoit membelah menjadi
banyak sehingga terbentuk skizon. Skizon matang
pecah dan menghasilkan banyak merozoit (skizogoni).
Daur aseksual ini dilanjutkan dengan daur seksual.
Merozoit masuk ke dalam epitel dan membentuk
makrogametosit dan mikrogametosit yang menjadi
makrogamet dan mikrogamet (gametogoni). Setelah
terjadi pembuahan terbentuk ookista, yang akan
dikeluarkan bersama tinja kucing.
Di luar tubuh kucing, ookista tersebut akan
berkembang membentuk dua sporokista yang masing-
masing berisi empat sporozoit (sporogoni). Bila
ookista tertelan oleh mamalia seperti domba, sapi,
babi dan tikus serta ayam atau burung, maka di
dalam tubuh hospes perantara akan terjadi daur
aseksual yang menghasilkan takizoit. Takizoit akan 15
membelah, kecepatan membelah takizoit ini berkurang
secara berangsur kemudian terbentuk kista yang
mengandung bradizoit. Bradizoit dalam kista
biasanya ditemukan pada infeksi menahun (infeksi
laten).
16
Gamba
r 1.2 Daur hidup toxoplasma gondii, sumber infeksi pada
manusia.
(sumber:repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3733/.../ fkm -indra
%20c4.pdf)
Bila kucing sebagai hospes definitif makan
hospes perantara yang terinfeksi maka berbagai
stadium seksual di dalam sel epitel usus muda akan 17
terbentuk lagi. Jika hospes perantara yang dimakan
kucing mengandung kista Toxoplasma gondii, maka masa
prepatennya 2-3 hari. Tetapi bila ookista tertelan
langsung oleh kucing, maka masa prepatennya 20-24
hari. Dengan demikian kucing lebih mudah terinfeksi
oleh kista dari pada oleh ookista.
2.2 Akibat yang ditimbulkan oleh Toxoplasma
Hospes definitif dari Toxoplasma gondii adalah kucing
dan hewan famili Felidae, hospes perantaranya adalah
manusia, burung, dan mamalia lainnya. Penyakit yang
ditimbulkan disebut Toxoplasmosis kongenital atau
Toxoplasmosis akuisita.
2.2.1 Cara Terinfeksi
Manusia dapat terinfeksi oleh Toxoplasma gondii
dengan berbagai cara yaitu makan daging mentah atau
kurang masak yang mengandung kista Toxoplasma gondii,
termakan atau tertelan bentuk ookista dari tinja
kucing (infeksi akuisita), misalnya bersama buah-18
buahan dan sayur-sayuran yang terkontaminasi. Bisa
juga terinfeksi melalui transplantasi organ tubuh
donor penderita Toxoplasmosis laten kepada resipien yang
belum pernah terinfeksi Toxoplasma gondii. kecelakaan
laboratorium dapat terjadi melalui jarum suntik dan
alat laboratorium lain yang terkontaminasi oleh
Toxoplasma gondii. infeksi kongenital, terjadi intra
uterin melalui plasenta.
Setelah terjadi infeksi Toxoplasma gondii ke dalam
tubuh akan terjadi proses yang terdiri dari tiga
tahap yaitu parasitemia, di mana parasit menyerang
organ dan jaringan serta memperbanyak diri dan
menghancurkan sel-sel inang. Proses perbanyak diri
ini paling nyata terjadi pada jaringan
retikuloendotelial dan otak, di mana parasit
mempunyai afinitas paling besar. Pembentukan
antibodi merupakan tahap kedua setelah terjadinya
infeksi. Tahap ketiga merupakan rase kronik,
terbentuk kista-kista yang menyebar di jaringan 19
otot dan syaraf, yang sifatnya menetap tanpa
menimbulkan peradangan lokal.
2.2.2 Patologi dan Gejala Klinik
Gejala klinik yang ditimbulkan oleh parasit ini
tergantung dari kerusakan jaringan dalam tubuh.
Kerusakan ini tergantung pada beberapa hal, yaitu:
1. Umur, pada bayi kerusakan lebih berat dari
pada orang dewasa,
2. Virulensi strain Toxoplasma,
3. Jumlah parasit,
4. Organ tubuh yang diserang.
Lesi pada susunan saraf pusat biasanya lebih
berat dan permanen, karena jaringan ini tidak mampu
berregenerasi. Kelainan susunan saraf pusat berupa
nekrosis dengan klasifikasi. Pada infeksi akut
20
retina, penyembuhannya meninggalkan sikatrik dengan
atrofi retina dan koroid disertai pigmentasi.
Di otot jantung dan otot bergaris lainnya dapat
ditemukan Toxoplasma gondii tanpa menimbulkan
peradangan. Toxoplasmosis dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Toxoplasmosis kongenital
Berat-ringannya infeksin tergantung dari usia
janin saat infeksi terjadi. Makin muda usia
janin saat terjadi infeksi, makin berat
kerusakan pada organ tubuh. Infeksi yang
terjadi pada waktu ibu hamil muda menyebabkan
keguguran atau anak lahir mati. Kadang-kadang
bayi lahir normal, tapi gejala klinis baru
timbul setelah beberapa minggu atau sampai
beberapa tahun.
2. Toxoplasmosis akuisita
Infeksi Toxoplasma gondii pada orang dewasa
biasanya tanpa gejala. Bila ada gejala
21
biasanya ringan, seperti mononukleosis
infeksiosa, limfadenopati, lelah, demam,
sakit kepala, kadang-kadang terdapat
eksantem.
Bila seorang wanita hamil menderita
Toxoplasmosis akuisita kadang-kadang dapat
melahirkan bayi dengan Toxoplasmosis kongenital.
Bila terjadi retiokoroiditis pada usia
remaja, biasanya sebagai reaksi laten dari
Toxoplasmosis kongenital.
2.2.3 Akibat dari Toxoplasma gondii
Dampak yang diakibatkan dari Toxoplasma gondii
memang cukup memberikan dampak pada embrio yang ada
dalam kandungan, dalam hal ini memang sang ibu
tidak merasakan efek dari Toxoplasma gondii tersebut
melainkan akan dirasakan pada saat bayi tersebut 22
lahir. Beberapa bayi yang mengidap Toxoplasma gondii
akan mengalami beberapa gangguan pada pendengaran,
pernafasan, gangguan hati, penglihatan bahkan hal
terburuk bisa mengalami kebutaan, dan menyebabkan
cacat bawaan disaat dalam kandungan.
Dalam proses gangguan saraf akibat Toxoplasma
gondii tersebut akan nampak pada bayi setelah beberapa
bulan atau beberapa tahun, meskipun beberapa
diantaranya bayi yang terjangkit parasit tersebut
lahir tanpa mengalami gangguan dalam arti lain 90%
bayi yang terinfeksi lahir dengan normal dan 10%
mengalami keguguran akibat parasit tersebut.
Beberapa dokter kandungan pun menyarankan kepada
para ibu hamil yang memelihara binatang seperti
kucing atau anjing untuk melakukan pemeriksaan USG,
untuk mencegah hal tersebut pada bayi dan jika
indikasi tersebut ada pada hasil tes tersebut saat
ini para dokter menyarankan untuk melakukan suntik
untuk mengatasi parasit tersebut, meskipun biaya 23
yang harus kita keluarkan untuk melakukan pencegahan
tersebut cukup mahal.
Toxoplasma gondii ini memang bukan hanya menyerang
bayi, tetapi pria atau wanita dewasa juga dapat
terjangkit penyakit dari parasit tersebut. Jika
anda mengerti dampak dari penyakit tersebut ada
baiknya jika anda sedang hamil atau mengandung
untuk menghindari binatang peliharaan anda sejauh
mungkin dan cobalah untuk mengkonsumsi makanan
sehat.
2.2.4 Cara Pencegahan
1. Lakukan pemeriksaan terhadap binatang
peliharaan anda di rumah, seperti kucing,
burung, ikan, kelinci dan anjing untuk
mengetahui apakah mereka memiliki infeksi
aktif atau tidak. Jika binatang peliharaan
anda ternyata memiliki infeksi aktif,
titipkan mereka ke tempat pemeliharaan atau
24
pada teman sekurang kurangnya selama 6 minggu
(yaitu dimana masa infeksi dapat ditularkan).
Jika mereka bebas dari infeksi, biarkan
mereka seperti biasanya dengan tidak
membiarkan mereka memakan daging mentah,
pergi keluar rumah, memburu tikus atau
burung, atau bermain dengan binatang lain.
2. Mintalah seseorang untuk membersihkan kandang
dan kotorannya. Bila harus melakukannya
sendiri, gunakan sarung tangan dan cuci
tangan setelah selesai. Kandang harus
dibersihkan setiap hari karena oosit yang
memindahkan penyakit akan sangat menular
dengan berjalannya waktu.
3. Gunakan sarung tangan jika anda berkebun.
Jangan berkebun di tanah yang terkena kotoran
kucing. Juga jangan biarkan anak bermain di
pasir yang terkena kotoran kucing.
25
4. Cuci buah dan sayur terutama yang ditanam
sendiri dengan sunlight, bilas dengan bersih.
5. Jangan makan daging mentah atau daging yang
kurang matang atau susu yang tidak di
pasteurisasi. Bila anda ke restoran pesanlah
daging yang matang penuh.
6. Thermometer daging yang anda masak atau
rebus. Minimal harus menunjukkan 70°C. (kista
ini di lingkungan dapat hidup sampai beberapa
bulan. Dan dia tahan terhadap desinfektan,
freezing and drying. Tapi parasit ini akan
mati pada suhu 70°C dalam 10menit).
7. Jika anda sedang hamil lakukan pemeriksaan
rutin untuk mengindari dan mengantisipasi
jika terkena Toxoplasma gondii.
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyakit Toxoplasmosis merupakan penyakit
kosmopolitan dengan frekuensi tinggi di berbagai
negara juga di Indonesia, karena gejala klinisnya
ringan maka sering kali luput dari pengamatan
dokter. Padahal akibat yang ditimbulkannya
memberikan beban berat bagi masyarakat seperti
abortus, lahir mati maupun cacat kongenital.
Kucing dan hewan sejenisnya merupakan hospes
definitif dari Toxoplasma gondii. Jika hospes
perantara yang dimakan kucing mengandung kista
27
Toxoplasma gondii, maka masa prepatennya 2-3 hari.
Tetapi bila ookista tertelan langsung oleh kucing,
maka masa prepatennya 20-24 hari. Dengan demikian
kucing lebih mudah terinfeksi oleh kista dari pada
oleh ookista.
Untuk mengetahui kita terkena Toxoplasma gondii
atau tidak, dapat dengan cara memeriksakan diri ke
dokter dengan pemeriksaan laboratorium antibodi
kelas IgM dan igG.
3.2 Saran
Dari penjelasan karya tulis di atas, penulis
menyarankan untuk ibu hamil yang memelihara
binatang seperti kucing atau anjing untuk
melakukan pemeriksaan USG, untuk mencegah hal yang
28
tidak diinginkan pada cabang bayi dan jika
indikasi tersebut ada pada hasil tes, saat ini
penulis menyarankan untuk melakukan suntik untuk
mengatasi parasit tersebut. Dan menjaga pola
makan 4 sehat 5 sempurna, serta menjaga kebersihan
lingkungan sekitar. Tidak memakan makanan yang
setengah matang atau mentah. Atau untuk ibu-ibu
yang sudah memiliki anak agar selalu menjaga buah
hatinya agar tidak terjangkit Toxoplasma gondii
dengan tidak membiarkan si anak bermain dipasir
atau tanah dan memelihara binatang dengan
berlebihan. Jika memiliki hewan peliharaan,
lakukanlah pemeriksaan terhadap hewan peliharaan
tersebut untuk memastikan apakah terinfeksi aktif
atau tidak. Tetapi lebih baik tidak memelihara
hewan peliharaan agar kita dan keluarga terhindar
dari Toxoplasma gondii. Untuk ibu hamil dianjurkan
memeriksakan ke dokter pada trisemester pertama
secara teratur.
29