BAB III LANDASAN TEORI 3
Transcript of BAB III LANDASAN TEORI 3
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Umum
Manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan tentang
seni memimpin organisasi yang terdiri dari kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian terhadap sumber daya yang terbatas
dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran yang efektif
dan efisien. Tujuan manajemen adalah mendapatkan
metode atau cara teknis yang paling baik, agar
dengan sumber-sumber daya yang terbatas diperoleh
hasil maksimal dalam hal ketepatan, kecepatan,
penghematan dan keselamatan kerja secara
komprehensif. Unsur-unsur manajemen adalah sebagai
berikut:
Tujuan yaitu sasaran yang hendak dicapai dalam
optimasi biaya, mutu, waktu dan keselamatan.
Seorang pemimpin yang mengarahkan organisasi
dalam mencapai sasaran dan tujuan.
Sumber daya yang terbatas seperti manusia, biaya,
peralatan dan material.
Kegiatan-kegiatan yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian.
III -1
Proyek adalah kegiatan sementara yang
berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan
alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk
melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan
dengan jelas. Aktivitas proyek selalu ditunjukan
untuk mencapai suatu tujuan, mempunyai suatu titik
awal dan titik akhir, baik biaya maupun hasilnya
dapat diatur. Secara umum proyek mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau
hasil kerja akhir.
Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu
dalam proses mencapai tujuan telah ditentukan.
Bersifat sementara, dalam arti umumnya dibatasi
oleh selesainya tugas.
Non rutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan
intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek
berlangsung.
Proyek dapat dilihat sebagai suatu sistem
terpadu yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Bersifat kompleks dan mempunyai banyak kegiatan
yang saling bergantung.
Mempunyai jangka waktu terbatas.
Untuk tujuan yang tertentu.
Bukan merupakan kegiatan yang rutin.
III -2
Memerlukan informasi yang padat dan
berkelanjutan.
Menggunakan banyak sumber daya.
Memerlukan koordinasi berbagi pihak terkait.
Timbulnya suatu proyek, dalam kurun waktu yang
dibatasi, biasanya disertaidengan kebutuhan yang
sifatnya mendesak karena tuntutan pengembangan
dantingkat pertumbuhan sosial dan ekonomi dari suatu
lokasi atau daerah tertentu.Proyek biasanya
difasilitasi oleh pemerintah atau dapat juga dilatar
belakangisemata-mata oleh manfaat ekonomis, yang
biasanya dilakukan oleh sektor swasta.Besar kecilnya
proyek yang biasa difasilitasi oleh pemerintah
menentukan jumlahketerlibatan sumber daya. Karena
itu, nilai sosial dan ekonomis proyek
terhadappertumbuhan suatu daerah menjadi
pertimbangan penting dalam perwujudannya.
Proyek-proyek yang besar biasanya dipenuhi
dengan kegiatan-kegiatan yangmembutuhkan dukungan
dan suplai sumber daya seperti tenaga kerja,
material,peralatan dan modal yang besar pula,
sehingga sangat mempengaruhipertumbuhan ekonomi dari
hulu sampai hilir pada daerah lokasi proyek
tersebut.Manfaat yang diperoleh dari kegiatan
III -3
investasi ini dapat berupa penyerapansumber daya
yang cukup besar, peningkatan hasil akhir yang lebih
efektif danefisien, penghematan devisa, dan lain
sebagainya. Besar kecilnya jenis proyekjuga dapat
memberikan indikasi kegiatan utama yang dilakukan di
dalamnya.Masing-masing proyek biasanya mempunyai
karakteristik dalam hal kegiatanyang dilakukan,
tujuan dan sasaran, serta produk akhir.
Setelah dapat memahami makna manajemen dan
proyek, maka kita dapat menyimpulkan bahwa istilah
manajemen proyek adalah sebagai suatu aplikasi dari
pengetahuan, keahlian, alat dan pada aktivitas
proyek tertentu untuk memenuhi persyaratan
berlangsungnya sebuah proyek. Dengan kata lain,
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, dalam budget,
dan sesuai persyaratan dan spesifikasi menurut Project
Management Institute ( PMI ).
Untuk menyelenggarakan proyek diperlukan adanya
perencanaan waktu dan pengalokasian sumber daya agar
proyek tersebut dapat mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dimana proyek merupakan suatu kegiatan
yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan sumber
daya yang terbatas. Dan apabila terjadi penambahan
waktu pelaksanaan proyek yang melebihi waktu yang
III -4
direncanakan atau adanya penggunaan sumber daya yang
tidak efektif dan efisien maka akan ada biaya
tambahan yang harus dikeluarkan oleh pihak
penyelenggara proyek. Hal ini akan menimbulkan
pemborosan dalam pelaksanaan proyek yang menyebabkan
biaya proyek yang meningkat, dan juga hal ini akan
menyebabkan gagalnya suatu proyek.
Dengan adanya perencanaan waktu yaitu pembuatan
time schedule maka pelaksanaan kegiatan proyek akan
lebih terkoordinasi dimaan pada time schedule ini akan
tampak :
Uraian pekerjaan secara rinci.
Waktu mulai dan waktu akhir dari masing – masing
kegiatan proyek serta lama waktunya ( durasi ).
Hubungan antara masing – masing jenis pekerjaan
daengan waktu.
Dengan mengalokasikan sumber daya yang tersedia
sesuai dengan kebutuhan seperti yang di tetapkan
dalam rencana maka akan dihasilkan suatu jadwal yang
berisi serangkaian perkiraan tanggal mulai bagi
setiap operasi yang terdapat dalam proyek. Sehingga
dalam pelaksanaan suatu proyek penggunaan sumber
daya dilakukan secara efektif dan efisien.
III -5
3.2 Perencanaan Waktu dan Penyusunan Jadwal ( Time
Schedule )
Perencanaan waktu adalah pengalokasian waktu
dalam penjabaran perencanaan proyek menjadi urutan
langkah – langkah pelaksanaan pekerjaan untuk
mencapai sasaran. Dengan perencanaan waktu
diharapkan bisa ditetapkan skala prioritas pada tiap
tahap dan bila terjadi perubahan waktu pelaksanaan
kegiatan, segera bisa diperkirakan akibatnya
sehingga keputusan yang diperlukan bisa diambil.
Tujuan perencanaan waktu dalam penyelenggaraan
proyek adalah untuk menekan tingkat ketidakpastian
dalam waktu pelaksanaan selama penyelenggaraan
proyek. Dengan demikian diharapkan waktu yang tepat
bisa ditentukan sehingga analisis biaya dan sumber
daya bisa dilakukan. Manfaat lain dari perencanaan
waktu ini adalah cara kerja yang efisien bisa
diselenggarakan sehingga waktu penyelenggaraan juga
menjadi efisien.
Dalam proyek konstruksi ada beberapa teknik/
metode yang digunakan dalam membuat perencanaan time
schedule. Pemilihan teknik dalam membuat perencanaan
time schedule tergantung dari jenis dan sifat proyek
konstruksi yang dilaksanakan.Metode – metode
perencanaan yang digunakan dalam menyusun jadwal
III -6
antara lain ialah bagan balok (barchart)/ gantchart,
diagram jaringan kerja (network planning), metode jalur
kritis. Berikut pembahasan dari beberapa metode time
schedule yang umumnya digunakan pada penjadwalan.
3.2.1 Bagan Balok ( barchart )
Diagram balok merupakan metode perencanaan time
schedule yang paling sederhana dan sering digunakan
pada proyek yang tidak terlalu rumit serta mudah
dibuat dan dipahami oleh orang awam. Metode ini
ditemukan oleh H.L. Gant pada tahun 1917. Diagram
ini paling banyak di gunakan pada penjadwalan proyek
konstruksi karena kemudahannya sebagai alat
komunikasi dalam penyelengaraan proyek. Bagan balok
di susun dengan maksud mengidentifikasi unsur waktu
dan urutan dalam merencanakan suatu kegiatan, yang
terdiri dari waktu mulai penyelesaian, dan pada saat
pelaporan.
Bagan balok tersusun pada koordinat X dan Y.
Disumbu tegak lurus X, dicatat pekerjaan atau elemen
dari hasil penguraian lingkup suatu proyek, dan
dilukis sebagi balok. Sedangkan sumbuh horizontal Y,
tertulis satuan waktu pekerjaan misalnya hari,
mingguan atau bulan.
III -7
Gambar3.1BaganBalok (gantchart)
3.2.2 Jaringan Kerja ( Network Diagram )
Penyusunan jadwal jaringan merupakan suatu
langkah penyempurnaan metode bagan balok, karena
dapat memberikan jawaban atas pertanyaan -
pertanyaan yang belum terpecahkan dari metode
tersebut, seperti berapa waktu penyelesaian proyek,
kegiatan mana bersifat kritis dalam hubungannya
dengan penyelesaian proyek, berapa besar pengaruh
III -8
dari keterlambatan dari suatu kegiatan terhadap
sasaran jadwal penyelesaian proyek secarah
menyeluruh.
Diantara berbagia versi analisis jaringan kerja
yang amat luas pemakaiannya adalah metode jalur
kritis (critical path method-CPM), teknik evaluasi dan
Review proyek (project evaluation and Review Tecnique-PERT),
metode preseden diagram (Presedent diagram Methode -
PDM). Jaringan kerja merupakan metode yang dianggap
mampu menyuguhkan teknik dasar dalam menetukan
urutan dan kurun waktu kegiatan unsur proyek yang
selanjutnya dapat dipakai untuk memperkirakan waktu
penyelesaian proyek secara keseluruhan.
3.2.2.1 CPM
CPM merupakan singkatan dari Critical path
methode, metode ini dikembangkan oleh ahli
matematika dan tim insinyur dari perusahaan
Dupont yang bekerja sana dengan Rand corparation
dalam usahanya untuk mengembangkan sistem kontrol
manejemen. CPM merupakan suatu teknik perencanaan
dengan analisis jaringan (network) berdasarkan
logika ketergantungan antara aktifitas yang yang
ada dalam proyek.
Dalam proses identfikasi jalur kritis, dikenal
beberapa istilah sebagai berikut:
III -9
Event/ EST
LSTN
LFTN
EFT
D
EST (Earliest Star Time), waktu mulai paling awal
suatu kegiaatan.
LST (Latest Star Time), waktu paling akhir waktu
paling akhir dapat di mulai.
EFT (Earlies Finish Time), waktu selesai paling
awal suatu kegiatan.
LFT (Latest Finish Time), waktu paling akhir
kegiatan dapat selesai.
D (Durasi), kurun waktu suatu kegiatan.
Dummy, merupakan garis putus-putus yang
menggambarkan hubungan ketergantungan antara
dua peristiwa (event), tidak memerlukan sumber
daya (Resources) dan tidak memerlukan waktu.
N (Number), nomor peristiwa
Gambar 3.2. Tanda Simbol CPM
Disamping istilah diatas dikenal juga istilah
float, float terbagi atas tiga jenis, yaitu :
Total Float (TF), yaituwaktu yang
diperkenankansuatukegiatanterlambat yang
III -10
manaketerlambatantersebuttidakmempengaruhiwak
tupenyelesaianproyeksecarakeseluruhan.
TF = LFT-D-EST
Free Float (FF), yaituwaktu yang
diperkenankansuatukegiatanterlambat yang
manaketerlambatantersebuttidakmempengaruhkegi
atan yang didepannya.
FF = EFT- D-EST
Independent Float (IF), yaituwaktu yang
tersediadarisuatukegiatantanpamengganggukegia
tan yang adadidepannyaataudibelakangnya.
IF =EFT-D-LST
D = 6
B = 8
E = 12
J = 11A = 4
F = 15
C = 7 I = 3 K = 5
G = 9
H = 10
Jalur Non Kritis
Dummy
Jalur Kritis
0 0 0
7 6 15
4 4 4
8 2 10
16 8 16
19 10 24
27 12 27
32 14 32
Gambar 3.3. Crithical Path Method
III -11
3.2.2.2 PDM
MetodePreseden Diagram (PDM) adalahmetode
yang diperkenalkanoleh D.H. Bush (1991)
untukmerencanakandanmengendalikanjadwalproyek,
khususnyapenggunaancadanganwaktu.
PDM dituliskandalam node yang
umumnyaberbentuksegiempat,
sedangkananakpanahsebagaipetunjukhubunganantarake
giatan-kegiatan yang
bersangkutan.Dengandemikiandummy yang dalam CPM
danPERTyang merupakantanda yang
pentinguntukmenunjukkanhubunganketergantungan,
didalam PDM tidakdiperlukanlagi.
PDMsangatpraktisdigunakanuntukproyek yang
rangkaiankegiatan yang tumpangtindih
(overlapping)danberulang - ulang.
Dalam pengertian yang lain, diagram preseden
atau disebut juga Activity On Node (AON) merupakan
penyempurnaan dari diagram panah. Pada diagram
preseden dapat digambarkan empat hubungan
aktivitas yaitu hubungan awal-awal (SS), hubungan
akhir-awal (FS), hubungan akhir-akhir (FF), dan
hubungan awal-akhir (SF). Pada diagram preseden
III -12
aktivitas dummy juga tidak diperlukan lagi. Ciri-
ciri diagram preseden adalah sebagai berikut :
a. Aktivitas tidak dinyatakan sebagai panah
melainkan divisualisasikan sebagai node,
lingkaran atau kotak.
b. Anak panah / garis penghubung tidak mempunyai
durasi, sehingga pada diagram preseden tidak
diperlukan adanya aktivitas dummy.
c. Anak panah dari satu node ke node yang lain
menunjukkan
hubungan
ketergantungan
dan urutan aktivitas-aktivitas tersebut.
Kegiatan dalam precedence diagram method
diwakili oleh sebuah lambang yang mudah
diidentifikasi, misalnya sebagai berikut :
Keterangan :
EST (Earliest Start) : Saat mulai paling
awal suatu aktivitas
III -13
Gambar 3. 4. Node Diagram Preseden
EFT (Earliest Finish) : Saat berakhir
paling awal suatu
aktivitas
LST (Latest Start) : Saat mulai paling
lambat suatu aktivitas
LFT (Latest Finish) : Saat berakhir
paling lambat suatu
aktivitas
TF (Total Float) : waktu tunda
diperkenanankan suatu
aktivitas
FF (Free Float) : waktu tunda tanpa
mempengaruhi waktu mulai
awal suatu aktivitas
Dalam PDM dikenal 4 hubungan antar pekerjaan,
yaitu :
Start to Start : suatu pekerjaan harus
dimulai bersamaan waktunya dengan pekerjaan
lain.
III -14
Start to Finish : suatu pekerjaan baru boleh
diakhiri jika pekerjaan lain dimulai.
Finish to Start : suatu pekerjaan baru boleh
dimulai jika pekerjaan pendahulunya telah
selesai.
Finish to Finish :
selesainyapekerjaantergantungdariselesainyape
kerjaanterdahulunya.
Gambar3.5hubunganantarpekerjaandalam PDM
Disampingkeempatkonstraintersebut,
terdapathubungan lain yang
sifatnyaturunandandituliskanpadagariskonstrain.
Hubunganturunantersebutdicirikandenganadanyapene
kananwaktu (lead time) ataupenguluranwaktu (lag
time).
III -15
Gambar3.6. Diagram PDM (Precedent DiagramMethod)
Penjadwalan aktivitas pada PDM mempertimbangkan
hubungan ketergantungan antar aktivitas dan durasi
setiap aktivitas. PDM pada dasarnya menitikberatkan
pada persoalan keseimbangan antara biaya dan waktu
penyelesaian proyek. PDM menekankan pada hubungan
antara pemakaian sejumlah tenaga kerja untuk
mempersingkat waktu pelaksanaan suatu proyek dan
kenaikan biaya sebagai akibat penambahan tenaga
kerja tersebut.
Jumlah waktu pelaksanaan yang diperlukan dalam
PDM untuk menyelesaikan tahapan proyek konstruksi
dianggap diketahui dengan pasti. Selain itu juga
hubungan antara jumlah tenaga kerja yang
III -16
dipergunakan dan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek juga dianggap diketahui.
3.3 Pengendalian Proyek ( Kurva “s” )
Kurva “S” adalah pengembangan dan penggabungan
dari diagram balok dan HannumCurve. Kurva “S”
merupakan diagram balok yang dilengkapi dengan
bobot tiap pekerjaan dalm persen (%).Kurva “S”
disusun untuk menunjukkan hubungan antara nilai
kumulatif biaya atau jam-orang yang telah digunakan
atau persentase (%) penyelesaian pekerjaan terhadap
waktu, dalam bentuk grafik. Ini berarti
menggambarkan kemajuan volume pekerjaan yang
diselesaikan selama berlansungnya proyek.
Grafik yang dibuat dengan umbu vertikal
menunjukkan nilai kumulatif biaya atau penyelesaian
pekerjaan ( 0% - 100% ) dan sumbu
horisontalmenunjukkan waktu dalam satuan waktu
tertentu.
Pada jalur bagian bawah ada persentase rencana
dan persentase kumulatif dari realisasi
tersebut.Dari Kurva “S”dapat diketahui persentase
(%) pekerjaan yang harus dicapai pada saat tertentu.
Untuk menentukan bobot tiap pekerjaan maka harus
dihitung dahulu volume pekerjaan dan biayanya serta
biaya nominal dari seluruh pekerjaan tersebut. Kurva
III -17
“S” ini sangat efektif untuk mengevaluasi dan
mengendalikan waktu dan biaya proyek.
Gambar3.7 Time Schedule dengan barchart dan kurva “S”
3.4 Perencanaan Sumber Daya
Perencanaan sumber daya adalah proses
mengidentifikasi jenis dan jumlah sumber daya sesuai
jadwal keperluan yang telah ditetapkan. Tujuan
perencanaan tersebut adalah mengusahakan agar sumber
daya yang dibutuhkan tersedia tepat waktu, tidak
boleh terlalu awal atau terlambat, karena keduanya
merupakan suatu pemborosan.
3.4.1 Perencanaan Sumber Daya Material
III -18
Material merupakan bahan pembentuk bangunan,
oleh karena itudiperlukan pengelolaan / manajemen
yang optimal. Manajemen materialmerupakan satu
kesatuan dari seluruh aktfitas terhadap
material.Dalam menganalisa kebutuhan pada suatu
proyek diperlukan suatu pengelolaan / manajemen yang
baik. Pengelolaan material merupakan kegiatan yang
mencakup fungsi perencanaan kebutuhan, penetapan
anggaran, pemilihan sumber pemilihan, pengangkutan ,
penyimpanan dan pengawasan barang dengan optimal
karena material merupakan kebutuhan yang sangat
penting dalam keberhasilan suatu proyek konstruksi.
Oleh karena itu kontraktor mulai
mengembangkan sistem manajemen material antara
identifikasi atau perencanaan kebutuhan material,
identifikasi suplier,pengadaaan material transportasi,
penyimpanan atau pergudangan,dan pendistribusian
material.
Dengan mengendalikan bahan konstruksi sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan kita akan mampu
memberikan keuntungan dalam banyak hal,diantaranya
peningkatan produktifitas tenaga kerja, mencegah
timbulnya kehilangan material, efisiensi tenaga
kerja, dan mencegahm cashflow yang negatif. (Eddy
Herjanto,2005)
III -19
3.4.1.1 Rangkaian Kegaiatan Manajemen Material Pada
Proyek Konstruksi
Dalam manejemen material terdapat berbagai
kegiatan yang saling berhubungan dan dilakukan oleh
masing-masing bagian yang berbeda agar dapat
menjalankan fungsi dari manejemen material. Maka
diperlukan pengendalian material dan sistem
informasi manejemen pada tahap pelaksanaan proyek
konstruksi secara umum rangkaian kegiatan
manejemen material.
1. Perencanaan kebutuhan material
Tugas utama dalam manejemen material
adalah menyediakan material yang diperlukan oleh
bagian pelaksanaan dilapangan untuk melaksanakan
pekerjaan yang telah dijadwalkan agar kebutuhan
material secara umum. Sasaran dari perencanaan
kebutuhan material adalah dilapangan dapat tersedia
dengan lancar. Maka perlu dilakukan perencanaan
kebutuhan material dengan membuat perencanaan kebutuhan
material jangka panjang dengan mengidentifikasikan
jenis material serta kuantitas dan kualitasnya
disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan proyek.
2. Pengadaan material
III -20
Perencanaan kebutuhan material kemudian
diikuti oleh bagaimana cara pengadaan material
tersebut sehingga sesuai dengan jadwal mutu, dan
harga yang sesuai. Agar pekerjaan dapat dilaksanakan
dengan lancar tanpa mengalami hambatan dari segi
pengadaan material, maka pengadaan material harus
dilakuan dengan cara yang efektif dan efisien.
Pengadaan yang efektif berkaitan dengan ketepatan
dalam mutu. ,jumlah,waktu,harga,sumber material, dan
lokasi pengiriman.
3. Penyimpanan Material
Sebagai lanjutan dari proses pengadaan
material maka dilakukan proses penyimpanan
material. Secara umum sasaran dari penyimpanan
adalah :
- Membuat laporan penerimaan material ditiap
suplier
- Menyediakan gudang yang sesuai untuk masing –
masing material dan mengatur penempatan
material di dalam gudang.
4. Pendistribusian Material
III -21
Sebagai lanjutan dari proses penyimpanan
material maka dilakukan proses pendistribusian
material. Sasaran umum dari pendistribusian ini
adalah :
- Mengecek ketersediaan material gudang.
- Menyediakan kebutuhan material yang diajukan
oleh bagian pelaksana.
- Membuat laporan pengeluaran material dari
dalam gudang.
3.4.1.2 Analisa Kebutuhan Material
Untuk menghitung jumlah material dimulai
dengan menghitung volume pekerjaan sesuai dengan
gambar kerja. Kemudian dengan menggunakan
koefisien – koefisien dari daftar analisa, seperti
analisa SNI, BOW, Analisa K dan lain- lain.
Berikut contoh perhitungan analisa kebutuhan
material :
Analisa :PekerjaanPasanganDinding ½ bata (SNI)
70 Bh BhBatu Bata
11.5 kg Semen
0,043 m³ PasirPasang
III -22
Apabila diketahui volume pasangan dinding Rumah
Sakit = 5,56 m² makajumlahbahan yang dibutuhkan
masing –masingadalah :
Batu Bata = 5,56 m² x 70 Bh = 389 Buah
Semen = 5,56 m² x 11.5 Kg =
63,94 kg= 1.58 Zak
Pasir = 5,56 m² x 0,043 m³ =
0.230 m³
Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah
bahan yang dibutuhkan untuk satu item pekerjaan
pasangan dinding ½ batu.
3.4.2 Perencanaan Sumber Daya Tenaga Kerja
Perencanaan Sumber Daya Manusia / Tenaga
Kerja adalah suatu cara untuk mencoba menetapkan
keperluan tenaga kerja untuk satu periode tertentu
baik secara kualitas maupun kuantitas dengan cara-
cara tertentu. Perencanaan itu dimaksudkan agar
perusahaan dapat terhindar dari kelangkaan sumber
daya manusia pada saat dibutuhkanmaupun kelebihan
sumber daya manusia pada saat kurang dibutuhkan.
Dalam mengatur alokasi jumlah tenaga kerja
sepanjang durasi proyek diusahakan agar fluktuasinya
III -23
tidak terlalu berlebihan dan cenderung berbentuk
kurva distribusi normal. Pada awal proyek, jumkah
tenaga kerja sedikit, kemudian sesuai dengan jumlah
volume pekerjaan, jumlahnya naik signifikan dan
turun menjelang akhir proyek. Harus dipertimbangkan
pula kebutuhan maksimal per hari, per minggu atau
per bulan agar persediaan tenaga kerja tidak
melampaui kemampuan proyek. (Ir. Abrar Husen, MT,
2008: 31)
3.4.2.1 Faktor – Faktor Tenaga Kerja Proyek
Beberapa faktor yang berpengaruh dalam tenaga
kerja antara lain.
1. Produktifitas tenaga kerja
Menurut Wulfram I. Ervianto (2002: 215)
produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara
output dengan input, atau rasio hasil produksi dengan
total sumber daya yang digunakan. Dalam proses
konstruksi, rasio produktivitas adalah nilai yang
diukur selama proses konstruksi, dapat dipisahkan
menjadi biaya tenaga kerja, material, uang,
metoda dan alat. Sukses dan tidaknya konstruksi
tergantung kepada efektivitas pengelolaan sumber
daya.
III -24
2. Tenaga kerja periode puncak
Menurut Ir. Imam Soeharto (2001: 141-142)
periodepuncak (peak) adalah periode yang paling
sibuk dalam arti yang paling banyak memerlukan
tenaga kerja. Pengetahuan mengenai seberapa besar
tenaga puncak dan periodenya berguna bagi
perencanaan kapasitas fasilitas penampungan,
transportasi dan akhirnya arus dana (cash flow)
pembiayaan proyek.
3. Jumlah tenaga kerja kantor pusat
4. Perkiraan jumlah tenaga kerja konstruksi di
lapangan
Persoalan utama dalam masalah tenaga kerja
bagi kontraktor dan perusahan-perusahan sejenis,
yang volume usahanya naik turun secara tajam
adalah bagaimana membuat seimbang antara jumlah
kebutuhan tenaga kerja dengan jumlah pekerjaan
yang tersedia dari waktu ke waktu.
5. Meratakan jumlah tenaga kerja guna mencegah
gejolak (fluctuation) yang tajam
Disamping naik turunnya pekerjaan yang
disebabkan oleh ada atau tidaknya kontrak atau
usaha yang ditangani, sifat kegiatan proyek sendiri
bersifat dinamis dengan akibat jumlah keperluan
tenaga kerja berubah- ubah selama siklus
III -25
proyek, baik kuantitas maupun kualitasnya. Secara
teoritis untuk menjaga efisiensi maka jumlah
tenaga kerja haru disesuaikan dengan perubahan
diatas.
3.4.2.2 Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja
Dalam penyelenggaraan proyek, salah satu
sumber daya yang menjadi penentu keberhasilannya
adalah tenaga kerja. Jenis dan intensitas kegiatan
proyek berubah sepanjang siklusnya, sehingga
penyediaan jumlah tenaga, jenis keterampilan dan
keahliannya harus mengikuti tuntutan perubahan
kegiatan yang sedang berlangsung.
Bertolak dari kenyataan tersebut, maka suatu
perencanaan tenaga kerja proyek yang menyeluruh
dan terperinci harus meliputi perkiraan jenis dan
kapan tenaga kerja dibutuhkan. Dengan mengetahui
perkiraan angka dan jadwal kebutuhannya,maka dapat
dimulai kegiatan pengumpulan informasi perihal
sumber penyediaan, baik kualitas maupun kuantitas.
Dalam pelaksanaan proyek, jumlah kebutuhan tenaga
kerja yang terbesar adalah tenaga kerja lapangan.
Tenaga kerja lapangan ini berhubungan langsung
dengan pekerjaan fisik konstruksi di lapangan.
Tenaga konstruksi dapat digolongkan menjadi 2
macam :
III -26
a. Penyelia atau pengawas, bertugas untuk
mengawasi dan mengarahkanpekerjaan yang
dilakukan oleh pekerja/buruh lapangan.
Setiappengawas membawahi sejumlah pekerja
lapangan.
b. Pekerja atau buruh lapangan (craft labour),
terdiri dari berbagai macamtukang yang memiliki
keahlian tertentu, seperti : tukang kayu,
tukang besi,tukang batu, tukang alumunium dan
tukang cat. Dalam melaksanakan pekerjaan
biasanya mereka dibantu oleh pembantu tukang
atau pekerja (buruh terlatih, buruh semi
terlatih, dan buruh tak terlatih).
Berikut contoh Analisa kebutuhan Tenaga Kerja :
Analisa pekerjaan pondasi camp 1: 3 ( 1pc : 3
ps )
1.5 OH Pekerja
0.6 OH Tukang
0,06 OH Kepala Tukang
0,075 OH Mandor
Apabiladiketahui volume pekerjaan pondasi =
26,25 m³makajumlahtenaga kerja adalah :
Kebutuhan Tenaga :
Pekerja = 26,25 m3 x 1,5 = 39,4 OH
Tukang = 26,25 m3 x 0,6 = 16 OH
III -27
Kep.Tkg = 26,25 m3 x 0,06 = 1,6 OH
Mandor = 26,25 m3 x 0,075=2 OH
Contoh : Dari perhitungan analisa diatas, untuk
menyelesaikan pekerjaan pemasangan pondasi jika
durasi pekerjaan 10 hari kerja, maka pekerja yang
dibutuhakan 39,4/10 = 3,9 = 4 orang, Tukang 16+2+1,6
= 19,6 / 10 = 2 orang, jumlah tenaga tersebut
adalah jumlah tenaga maksimum, sehingga dalam
pelaksanaan tidak harus dipenuhi semua, melihat
kondisi lapangan, bila tenaga sesuai dengan hitungan
diatas waktu penyelesaiannya lebih dari 10 hari
perlu ditinjau cara kerja tenaga tersebut,bisa
tenaga belum ahli dibidangnya atau cara kerjanya
terlalu lambat, apabila hal itu yang terjadi
sebaiknya tenaga pelaksananya
diganti.
3.5 Analisa Durasi Pekerjaan
Durasipekerjaandapatdiketahuidarianalisakapasitastenagak
erja, menetapkanjumlahtenagakerja yang dipakaidan volume
pekerjaan.PerhitunganDurasipekerjaandapatdiperolehdengan
menggunakanrumusberikut :
III -28
Dimana :
D = Durasi
V = Volume Pekerjaan (m³,m²,kg)
P = Produktivitas
Kp = KelompokPekerja (orang)
3.6 Pengalokasian Sumber Daya
Pengalokasian Sumber daya adalah perencanaan
dan penjadwalan sumber daya. Perencanaan sumber daya
adalah proses mengidentifikasi jenis dan jumlah
kebutuhan terhadap sumber daya, sedangkan
penjadwalan sumber daya adalah pengaturan atau
pembagian sumber daya selama waktu pelaksanaan
proyek dengan memperhatikan urutan kegiatan,
aktifitas kritis , dan rentang waktu (float). Dengan
demikian dapat diketahui kegiatan – kegiatan yang
harus diprioritaskan dan kegiatan yang dapat
disesuaikan dengan keterbatasan sumber daya.
Pengalokasian sumber daya merupakan bagian dari
siklus manajemen dan pengendalian proyek. Siklus ini
mencakup pembuatan rencana dan pengalokasian sumber
daya dan hasilnya, yang berupa pembuatan suatu
jadwal yang menetapkan tanggal perkiraan waktu mulai
dan selesai proyek sehingga diperoleh alokasi sumber
daya yang optimal.Selain karena keterbatasan sumber
III -29
daya, kesulitan pengalokasian sumber daya juga
kadang disebabkan oleh faktor – faktor sebagai
berikut :
1. Pembatasan sumber daya yang diperkenankan
oleh perusahaan biasanya ditetapkan dengan
menduga – duga saja.
2. Terdapat gejala penentuan tingkat sumber
daya secara kurang lebih tetap sepanjang
pelaksanaan proyek.
3. Kebijakan perusahaan dapat mengakibatkan
manajemen proyek keluar dari relnya. Misanya
: tenaga kerja yang sekali disewa harus
tetap di pakai sampai proyek tersebut
rampung, dan sebagainya.
4. Masalah – masalah di luar proyek berada di
luar jangkauan perhitungan matematik,
sehingga dapat mengakibatkan melesetnya
perhitungan durasi proyek, biaya proyek, dan
pendayagunaan sumber daya, seperti
keterlambatan material, kenaikan harga, dan
lain – lain.
III -30
3.6.1 Tujuan Pengalokasian Sumber Daya
Pengalokasian sumber daya pada suatu proyek
bertujuan untuk menentukan biaya investasi dan untuk
memperoleh penggunaan alokasi sumber daya yang
merata dengan fluktuasi yang tidak tajam selama
durasi pelaksanaan penyelesaian proyek yang
bersangkutan. Jadi alokasi sumber daya merupakan
suatu bagian dari keseluruhan fungsi untuk mencapai
pemanfaatan sumber daya yang efektif.
Alokasi sumber daya yang efektif bagi suatu
proyek tidak hanya berarti berhasil menghemat biaya
keseluruhan proyek. Tetapi juga berhasil membebaskan
kesulitan dari proyek lainnya yang bersamaan
diselenggarakan.
3.6.2 Kriteria Pengalokasian Sumber Daya
Suatu jadwal adalah hasil dari pengalokasian
sumber daya yang tersedia berdasarkan atas kebutuhan
yang telah ditetapkan didalam rencana. Dengan
demikian dapat diperkirakan tanggal mulai bagi
setiap aktifitas yang terdapat dalam proyek. Jadi,
dalam keseluruhan tugas menyusun jadwal harus
diperhitungkan.
III -31
1. Urutan, kaitan dan ketergantungan setiap
aktivitas yang direncanakan (yang ditunjukkan
pada diagram panah).
2. Metode pelaksanaan seperti yang telah ditentukan
oleh rencana proyek, yaitu jumlah pekerja, tipe
dan banyaknya peralatan, biaya yang tersedia
untuk menyelesaikan dengan kecepatan normal,
dipercepat atau dipercepat sebagian.
3. Sumber daya yang dialokasikan hanya sampai pada
batas yang tersedia saja.
4. Jangka waktu berlangsungnya proyek tidak
diperpanjang sampai melampaui jangka waktu yang
ditetapkan dalam rencananya.
3.6.3 Metode Pengalokasian Sumber Daya
Secara umum untuk menentukan urutan
pengalokasian sumber daya digunakan suatu metode
yang dinamakan sistem prioritas. Ada dua metode
sistem prioritas yaitu, secara statis dan secara
dinamis. Faktor yang paling utama dalam pendekatan
secara statis adalah bahwa hubungan prioritas
ditetapkan hanya sekali dan berlaku sepanjang
prosedur pengalokasian. Urutan prioritas ini tidak
dapat diubah-ubah lagi, meski pekerjaan mungkin
III -32
dijadwal atas dasar susunan yang agak berbeda dari
semula, sesuai dengan tersedianya sumber daya.
Pendekatan dinamis terhadap sistem prioritas
beranggapan bahwa tingkat kekritisan adalah faktor
yang paling utama dalam pengalokasian sumber daya.
Dengan anggapan ini , maka hubungan prioritas dapat
berubah secara radikalsetelah setiap pengalokasian.
Jadi, dibutuhkan suatu prosedur “penyesuaian” untuk
menghitung kembali prioritas segera setelah
pekerjaan dijadwal. Sistem dinamis ini digunakan
dalam prosedur pengalokasian aneka sumber daya.
Berdasarkan sistem prioritas tersebut, masalah
pengalokasian tenaga kerja mulai di rampingkan
dengan membahas :
Alokasi tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja
terbatas
Alokasi tenaga kerja pada kondisi ini
memungkinkan adanya penambahan waktu akibat
bergesernya aktivitas.
Alokasi tenaga kerja dengan waktu terbatas.
Alokasi tenaga kerja pada kondisi ini
memungkinkan adanya penambahan tenaga kerja yang
di butuhkan.
III -33
Adapun metode yang kami gunakan untuk
mengalokasikan sumber daya tenaga kerja dan material
adalah metode coba – coba / Perataan.
1. Metode Coba-Coba / Perataan
Metode ini terbatas penggunaanya pada proyek
dimana aktifitasnya relatif kurang dan dengan
sumber daya yang tidak terbatas. Yang menjadi hal
penting dalam alokasi sumber daya ini adalah mengatur
jadwal aktifitas-aktifitas sedemikian rupa sehingga
tingkat kebutuhan sumber daya dari waktu ke waktu
menjadi serata mungkin. Dengan demikian akan
diperoleh tingkat penggunaan sumber daya yang
optimal, atau tingkat penggangguran sumber daya
yang lebih kecil.
Sebagai pedoman untuk memilih alternatif
yang paling optimal dari alternatif-alternatif
pengalokasian sumber daya tipe ini,digunakan
metode kuadrat terkecil (last square metode).
Kuadrat terkecil diperoleh dengan
menjumlahkan kuadrat-kuadrat dari total kebutuhan
tenaga kerja persatu satuan waktu yang di
gunakan. Penjumlahan kuadrat akan semakin
III -34
mengecil jika kebutuhan tenaga kerja mulai merata
tiap satuan waktu tersebut.untuk lebih jelasnya
perhatikan untuk lebih jelasnya ilustrasi berikut
:
Gambar 3.8 Ilustrasi Metode Coba – Coba
III -35
Dari ilustrasi di atas dapat ditarik
kesimpulan, bahwa semakin merata distribusi
tenaga kerja, maka semakin kecil jumlah
kuadratnya. Prinsip ini digunakan sebagai dasar
pemikiran dalam mengalokasikan sumber daya tidak
terbatas.
Adapun langkah-langkah yang diperhatikan
dalam alokasi sumber daya tidak terbatas, yaitu
meratakan tingkat kebutuhan sumber daya dari
waktu ke waktu dengan cara :
1. Susunlah peta proyek Network Diagram yang telah
disusun terlebih dahulu. Aktifitas-aktifitas
ditabulasikan sesuai dengan urutan logika
saling ketergantunganya.
2. Lakukan penjadwalan alokasi sumber daya,
sehingga diperoleh alokasi sumber daya yang
paling rata. Penjadwalan ini tidak boleh
melampaui batas kelonggaran waktu (float yang
ada).
3. Pemilihanalternatif penjadwal
dilakukandenganmempertimbangkan
indikatorJumlah kuadrat terkecil pada
perencanaan alokasi sumber daya.
3.6.4 Langkah-Langkah Pengalokasian Sumber Daya
III -36
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan
dalam alokasi sumber daya tidak terbatas, yaitu
meratakan tingkat kebutuhan sumber daya dari
waktu ke waktu dengan cara :
1. Buat daftar kegiatan yang akan dilakukan serta
durasi untuk setiap kegiatan tersebut.
2. Tentukan saling ketergantungan/kaitan antara
kegiatan dengan menggunakan tabel urutan
kegiatan.
3. Gambar jaringan kerja serta EET dan LFT untuk
setiap event.
4. Buat analisis CPM sehingga ditentukan kegiatan
kritis ataunon kritis dan kelonggaran waktu
tiap pekerjaan.
5. Tentukan kebutuhan material dan tenaga kerja
untuk setiap kegiatan.
6. Lakukan penjadwalan alokasi sumber daya yang
paling rata. Penjadwalan ini tidak boleh
melampaui batas kelonggaran waktu(float yang
ada).
7. Penjadwalan dihentikan, bila sudah tidak ada
lagi kemungkinan untuk memperoleh alokasi
sumber daya yang paling rata. Berarti alokasi
sumber daya optimal.
3.7 Microsoft Project 2007
III -37
Microsoft Project merupakan suatu aplikasi
populer yang digunakan untuk mengelola proyek,
digunakan untuk melakukan perencanaan, pengelolaan,
pengawasan dan pelaporan data dari suatu proyek.
Kemudahan penggunaan dan keleluasaan lembar kerja serta
cakupan unsur-unsur proyek menjadikan software
ini sangat mendukung proses administrasi
sebuah proyek.
Microsoft Project 2007 memberikan unsur-unsur
manajeman proyek yang sempurna dengan memadukan
kemudahan penggunaan, kemampuan, dan fleksibilitas
sehingga penggunanya dapat mengatur proyek secara
lebih efisien dan efektif. Anda akan mendapatkan
informasi, mengendalikan pekerjaan proyek,
jadwal, laporan keuangan, serta mengendalikan
kekompakan tim proyek. Anda juga akan lebih produktif
dengan mengintegrasikan program-program Microsoft
Office yang familiar, membuat pelaporan yang
kuat, perencanaan yang terkendali dan sarana
yang fleksibel.
Pengelolaan proyek konstruksi membutuhkan
waktu yang panjang dan ketelitian yang tinggi.
Microsoft Project 2007 dapat menunjang dan membantu
tugas pengelolaan sebuah proyek konstruksi sehingga
menghasilkan suatu data yang akurat. Keunggulan
III -38
Microsoft Project 2007 adalah kemampuannya menangani
perencanaan suatu kegiatan, pengorganisasian dan
pengendalian waktu serta biaya yang mengubah input
data menjadi sebuah output data sesuai tujuannya.
Pengelolaan Proyek Konstruksi Bangunan Gedung dengan
Microsoft Project 2007 secara khusus ditujukan bagi
para perencana dan praktisi yang ingin menerapkan
Microsoft Project 2007 secara praktis, cepat dan
aplikatif untuk mengelola proyek konstruksi
bangunan gedung.
Microsoft Project 2007 merupakan software
yang dapat digunakan untuk membuat rancangan
proyek serta melakukan manajemen dalam proyek
tersebut. kelengkapan fasilitas dan kemampuannya yang
luar biasa dalam pengolah data- data proyek
menjadikan software ini paling banyak dipakai oleh
operator komputer. ini karena keberadaannya benar-benar
mampu membnatudan memudahkan pemakai dalam
menyelesaikan pekerjaan, terutama pekerjaan yang
berhubungan dengan olah data proyek.
3.7.1 Keuntungan Microsoft project 2007
Berikut ini beberapa keuntungan yang dapat
diperoleh dengan menggunakan Microsoft Project:
III -39
1. Dapat melakukan penjadwalan produksi secara
efektif dan efisien, karena ditunjang dengan
informasi alokasi waktu yang dibutuhkan untuk
tiap proses, serta kebutuhan sumber daya untuk
setiap proses sepanjang waktu.
2. Dapat diperoleh secara langsung informasi
aliran biaya selama periode.
3. Mudah dilakukan modifikasi, jika ingin
dilakukan rescheduling.
4. Penyusunan jadwal produksi yang tepat akan
lebih mudah dihasilkan dalam waktu yang cepat.
3.7.2 Tujuan Microsoft project 2007
Tujuan yang diharapkan dari sistem ini adalah
penggunaan platform atau sistem project management
yang effektif dan seragam (uniform),menghilangkan
duplikasi informasi dan data entry, menurunkan
ketergantungan terhadap spreadsheet, memudahkan
pembuatan laporan konsolidasi, dan memperbaiki
komunikasi antara staf/karyawan. Sehingga keuntungan
yang diperoleh dari sistem ini seperti informasi
proyek yang up-to-date, akurat, tepat waktu, dan
dipercaya, bukanlah hal yang sulit untuk
dipenuhi.
3.7.3 Output data Microsoft project 2007
III -40
Output atau keluaran dari suatu pekerjaan
perencanaan proyek menggunakan Microsoft Project 2007
bisa bermacam-macam. Microsoft Project 2007
menyediakan fasilitas seperti umumnya suatu aplikasi.
Maksudnya, dokumen proyek atau pekerjaan manajemen
proyek yang sudah dibuat bisa langsung di cetak atau
di print ke printer seperti biasa. Selain itu
apabila memerlukan report tertentu, Microsoft Project
2007 juga menyedian berbagai macam report sesuai
kebutuhan sebuah proyek.
3.7.4 Pengaturan Jadwal (Schedule) Microsoft project
2007
Gantt Chart adalah view pertama yang muncul
saat Project dibuka. Gantt Chart memperlihatkan
spreadsheet dengan data kolum beserta grafik
representatif dari tugas-tugas di dalam project
yang tersusun secara horizontal timeline. Dengan
menggunakan data yang ada di kolum (seperti halnya
di task name, start date, finish date, dan
resources assigned to tasks) anda bisa mengerti
parameter dari setiap tugas dan melihat waktunya
sesuai dengan yang tampil di grafikal area. Dengan
memperlihatkan semua informasi ini dalam satu
halaman tentunya membantu anda untuk mengerti
III -41
lebih baik apa yang terjadi pada proyek anda dari
segi waktu dan ongkos.
Network Diagram (juga dinamakan logic
diagram) adalah PERT chart versinya Microsoft.
PERT (Program Evaluation and Review Technique)
lahir pada saat pembuatan Polaris submarine di
tahun 1950. Umumnya Network Diagram hanya
memperlihatkan “perjalanan” tugas-tugas yang ada
di project dalam bentuk grafis saja dan tidak
memperlihatkan waktu dari tiap tugas. View ini
membantu anda untuk melihat bagaimana satu tugas
“menjalankan” tugas lainya dan juga memberikan
makna dimana tugas anda sekarang berada tidak
terlalu berdampak pada waktu melainkan bertumpu
pada berapa sisa tugas yang harus diselesaikan.
Risk Management sangat penting dalam bagian
suatu project management karena tentunya proyek
selalu penuh kendala (risk). Anda akan menghadapi
berbagai macam kendala (risk) dimana sumber daya
(resource) anda tidak mampu menanganinya, atau
materialnya akan datang terlambat, atau klien anda
akan berubah pikiran sehingga harus merubah banyak
parameter dari isi proyek itu sendiri bahkan
hampir setengah dari keseluruhan proyek harus ikut
dirubah.
III -42
Resource Mangement terdiri dari penggunaan sumber
daya (resource) secara bijak. Seorang project
manager menemukan sumber daya (resource) yang
tepat yang kemudian menugaskan seseorang dengan
waktu dan beban kerja yang pantas, yang kemudian
juga tetap waspada akan kerja lembur atau shift di
dalam schedule yang bisa mengakibatkan suatu
sumber daya (resource) menjadi terlalu padat, dan
juga pada saat kelangsungan proyek sang project
manager membuat perubahan-perubahan untuk menjaga
keseluruh resources agar tetap produktif. Di
Project, alat-alat sudah tersedia sperti halnya
resource graph (dulunya disebut histogram) dan
resource usage chart yang menggambarkan beban
kerja sumber daya (resource workload) itu.
III -43
Gambar 3.9 Tampilan Awal Microsoft Project 2007
3.7.5 Langkah-langkah Menggunakan Microsoft Project
2007
Sebuah proyek pasti mempunyai sebuah patokan
tanggal yang akan digunakan sebagai patokan dalam
memulai proyek tersebut. Untuk memasukkan nilai
tanggal dimulainya proyek, pilih menu Project -
Project Information, kemudian :
1. Pilih salah satu dari jenis Scedulle From atau
dasar penghitungan tanggal, yaitu Project Start Date
atau Project Finish Date
2. Start Date. Pada bagian ini Anda harus
memasukkan nilai tanggal dimulainya proyek.
3. Finish Date, bagian yang digunakan untuk
memasukkan tanggal berakhirnya proyek.
4. Current Date, berisi tanggal hari ini
berdasarkan setting pada komputer Anda.
5. Calender, berisi jenis-jenis penanggalan yang
telah tersedia dan dapat digunakan, yaitu 24
Hours, Night Shift, Standard.
III -44
6. Comment, bagian yang digunakan untuk memasukkan
komentar yang nantinya akan muncul pada saat pembuatan
laporan.
Gambar 3.10 Tampilan Penetapan Tanggal Proyek
A. Mengisi Task Name
Untuk mengisi nama pekerjaan (Task Name) pada
Project adalah sebagai berikut :
1) Tempatkan pointer Project pada isian Task
Name.
2) Ketikkan nama pekerjaannya.
III -45
3) Tekan Enter. Lakukan langkah 1-3 untuk
pekerjaan-pekerjaan berikutnya.
Gambar 3.11Tampilan Penamaan Kegiatan Proyek
B. Memasukkan Duration
Durasi pekerjaan adalah jumlah hari yang
digunakan untukmenyelesaikan suatu pekerjaan.
III -46
Dalam Microsoft Project, durasi suatu pekerjaan
secara default akan diberikan 1 days (hari).
Untuk memasukkan nilai durasi ke dalam kolom
Duration dengan satuan hari tidak perlu ditulis
lengkap karena secara otomatis akan ditambahkan
satuannya. Sebagai contoh, bila ingin memasukkan
nilai 3 hari, langsung ketikkan 3 dan tekan
Enter, maka secara otomatis akan berubah menjadi
3 days. Sementara untuk satuan waktu yang lain, Anda
cukup mengetikkan inisialnya saja,seperti minggu
dengan wks,bulan dengan mons dan satuan yang lainnya
C. Predecessor
Dalam sebuah proyek selalu ada keterkaitan
antara pekerjaan yang satudengan pekerjaan yang lain.
Hubungan antar pekerjaan ini disebut dengan
Predecessor.Suatu pekerjaan menggunakan predecessor
karena penggunaan sumber daya manusia maupun
dikarenakan adanya hubungan keterkaitan antarpekerjaan.
Suatu jenis pekerjaan bisa mempunyai lebih dari 1
predecessor. Dalam Mc. Project, hubungan
ketergantungan antar pekerjaan dibedakan dalam beberapa
macam :
Finish to Start (FS), suatu pekerjaan
dilaksanakan setelah pekerjaan lain selesai.
III -47
Finish to Finish (FF), suatu pekerjaan selesai
bersamaan dengan pekerjaan lain.
Start to Start (SS), suatu pekerjaan dimulai
bersamaan dengan pekerjaan lain.
Start to Finish (SF), suatu pekerjaan selesai
setelah pekerjaan lain dimulai.
Lag Time (+), merupakan tenggang waktu antara
selesainya satu pekerjaan dengan dimulainya
pekerjaan yang lain. Sebagai contoh, pekerjaan
pengecatan bisa dilaksanakan 2 hari setelah pekerjaan
plesteran selesai maka dituliskan 2FS+2d.
Lead Time (-), merupakan penumpukan waktu antara
selesainya satu pekerjaan dengan dimulainya
pekerjaan yang lain. Sebagai contoh, plesteran sudah
harus dimulai 2 hari sebelum pemasang genting selesai,
maka dituliskan 2FS-2d.
Calender (Jadwal Kerja)
Microsoft Project mempunyai kerja standar, yaitu :
Hari kerja adalah Senin - Jum’at. Jam kerja adalah
jam 08.00-12.00, kemudian dilanjutkan dari jam 13.00-
17.00, yang berarti dalam satu hari ada 8 jam
kerja.Tidak ada hari libur khusus.
III -48
Membuat Jadwal Kerja 6 Hari Kerja
Setiap proyek selalu mempunyai jadwal kerja yang
khusus karena jadwal kerja tersebut berguna
untuk keperluan administrasi proyek itu sendiri. Untuk
membuat sebuah jadwal, langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
1. Klik menu Tools, klik Change Working, pada
Select Date (s), tekan tombol Scroll up sampai
menemui bulan yang diinginkan.
2. Blok semua hari yang ada kecuali hari
minggu (, M, T, W, Th, F, S) kemudian kllik
Nondefault working time. Klik Ok
Untuk membuat waktu kalender lembur,
langkahnya dalah :
1. Klik Tools, Klik Change Working Time.
Pilih New, isi pada Name : ”Lembur”,
lalu pilih ”create a new base calender”, lalu ok.
2. Blok pada select date(s) tanggal yang
ingin dijadikan lembur.
3. Pilih Nondefault working Time, dan
tambahkan jam berapa hingga jam berapa
lembur dilakukan. Klik Ok
III -49
Gambar 3.12 Tampilan Logika Ketergantungan
D. Resource
Dalam Microsoft Project, sumber daya yang
terlibat dalam sebuah proyek meliputi sumber daya
manusia dan material. Resource ini akan mempunyai
tugas sebagai pelaksana proyek. Untuk menentukan
resource terlebih dahulu harus memiliki daftar
resource yang akan digunakan. Daftar resource
tersebut disebut dengan resource sheet. Prosedur untuk
mengaktifkan adalah klik menu View – Resource
Sheet
III -50
Gambar 3.13Tampilan Pemberian Sumber daya
Resource sheet berisi nama-nama tenaga kerja
dan material yang digunakan dalam keseluruhan proyek
beserta seluruh detail resource tersebut. Pada
bagian resource sheet, akan ditemukan bagian-bagian
atau kolom-kolom berikut :
- L , berisi informasi seputar penggunaan jenis
resource tersebut (terisi otomatis)
- Resource Name, nama-nama resource yang digunakan
sebagai sumber daya Manusia atau Material.
- Type, digunakan untuk memasukkan tipe resource
dengan 2 nilai pilihan, yaitu Work dan Material.
- Material Label, diisi dengan satuan untuk
resource yang bertipe material. Misalnya untuk semen
adalah sak, pasir adalah m3, dan lain-lain.
- Initials, merupakan singkatan dari nama-nama
resource pada kolom resource name (bebas sesuai
dengan kebutuhan), misalnya semen dapat disingkat
dengan Smn.
III -51
- Group, digunakan untuk memasukkan nama kelompok
dari sumber daya tersebut. Misalnya, pekerjaan
pengecatan diserahkan pada orang atau kelompok yang
tidak sama dengan yang mengerjakan pekerjaan beton dan
pondasi, maka kolom group harus diisi dengan
masing-masing group yang menangani pekerjaan
tersebut.
- Max. Units, digunakan untuk menentukan jumlah
resource yang digunakan selama proyek tersebut
berlangsung. Max. units ini hanya diisikan pada sumber
daya manusia saja, tidak pada sumber daya material.
- Std. Rate, diisi dengan harga satuan untuk
masing-masing resource yang berlaku untuk semua jenis
resource, baik Work maupun Material. Untuk resource
yang bertipe work, maka standar satuannya adalah harga
per jam. Sedangkan untuk resource material adalah
harga per satuan (material label).
- Ovt. Rate, diisi dengan tarif lembur dari
resource name tersebut (untuk tipe work).
- Cost/Use, diisi khusus untuk resource yang
melakukan pekerjaan secara borongan (honornya tidak
dihitung perjam).
- Accrue At, berisi 3 jenis pembayaran dari
resource tersebut :
1. Start, jenis pembayaran yang diberikan
saat pekerjaan akan dimulai.
III -52
2. End, jenis pembayaran yang diberikan
setelah resource tersebut melakukan
pekerjaan dan diberlakukan untuk sumber daya
manusia.
3. Prorate, jenis pembayaran yang diberikan
berdasarkan persentas pekerjaan yang
telah diselesaikan oleh resource tersebut.
− Base Calender, berisi jenis kalender yang
digunakan oleh sumber daya tersebut ( 24 hours,
Night Shift dan Standard).
− Code, diisi kode masing-masing resource. Kode
ini bebas sesuai dengan keinginan.
Memasukkan Resource dalam Kolom Resource Name
Pengisian Resources Name dapat dilakukan dengan
mengetikkan secara langsung nama dan jumlah resource
yang diperlukan pada Resources Name. Berikut
ini cara mengetikkan resource secara langsung pada
kolom Resources Name :
1. Aktivkan pointer mouse pada kolom Resources
Name dari pekerjaan yang akan diisi resource-nya.
2. Pilih nama resource dan ketik jumlahnya yang
diapit dengan tanda kurung siku ( [jumlah] ).
Untuk resource bertipe Work, ketik dalam nilai
ratusan (2 orang = 200), untuk resource yang
III -53
bertipe material cukup dituliskan jumlahnya saja,
serta dengan format sebagai berikut:
Nama Resource[Jumlah]
3. Untuk nama resource berikutnya, gunakan pemisah
tanda koma (,) sehingga : Nama Resource [Jumlah],
Resouce Berikutnya [Jumlah]
E. Resource Conflict
Conflict (konflik) diartikan sebagai
pekerjaan-pekerjaan yang saling bertubrukan.
Untuk mengantisipasi terjadinya tubrukan antar
pekerjaan dapat dilakukan dengan menggeser jadwal-
jadwal yang mengalami tubrukan tersebut. Resource
Conflict terjadi apabila menggunakan resource
lebih dari jumlah unit yang tersedia.
Terjadinya konflik pada resource tidak segera
dapat dilihat pada saat melakukan Resource
Assignment atau penyusunan resource, namun setelah
seluruh item selesai dimasukkan. salah satu caranya
yaitu melalui Resource Graph. Langkah Manual
Mengatasi Konflik Untuk mengatasi konflik dapat
dilakukan dengan cara manual yaitu :
1. Mengurangi Jumlah Resource
mengurangi jumlah resource yang berlebihan
pada task-task yang mengalami kelebihan beban
hingga mencapai batas maks. resource yang dapat
III -54
digunakan. Biasanya durasi pekerjaan tersebut
akan bertambah panjang atau akan terjadi
penundaan (delay). Penambahan durasi ini dapat terjadi
bila banyaknya durasi tergantung pada pemakaian
resource.
2. Mengganti Resource yang Mengalami Konflik
dengan Resource Lain
Hanya dapat dilakukan bila resource pengganti
tersebut mampu melakukan pekerjaan yang hasilnya
sama dengan hasil pekerjaan resource yang diganti
(yang mengalami konflik). Risikonya adalah hasil
pekerjaan yang tidak dapat maksimal dan biayanya
mungkin akan bertambah.
3. Menggeser Jadwal Task
Langkah ini dapat dilakukan bila konflik
tersebut terjadi karena adanya overlapping atau
tubrukan antara beberapa task. Risikonya adalah
terjadinya penundaan pekerjaan (delay).
4. Mengubah Hubungan antar Task (Predecessor)
Dengan menggeser task yang mengalami konflik,
overlapping dapat dihindari tanpa harus menunda
tanggal selesai dari proyek tersebut.
5. Melemburkan Resource pada Hari Libur
Dengan menambah jam kerja pada hari libur dapat
mengatasi kekurangan resource.
6. Mengubah Hubungan antar Task
III -55
Perubahan hubungan antartask dimungkinkan untuk
menghindari overlap yang mungkin terjadi antartask,
di mana dapat dilakukan tanpa harus menunda tanggal
penyelesaian proyek.
F. Mengatasi Konflik dengan Leveling (automatic)
Leveling adalah suatu cara yang digunakan
untuk mengatasi konflik yang disebabkan oleh
beberapa task yang saling bertubrukan dengan cara
menggeser task yang mengalami overlap atau tubrukan
tersebut. Hal ini juga dapat mencegah terjadinya
overheated. Akibat dari leveling adalah terjadinya
delay atau penundaan pekerjaan.
Perlu tidaknya penggunaan leveling tergantung
pada parah atau tidaknya konflik yang terjadi.
Beberapa hal yang hanya bisa dilakukan secara manual
di antaranya adalah :
− Mengganti resource yang mengalami konflik dengan
resource yang lain.
− Mengganti jumlah resource yang terpasang pada
suatu task.
− Mengganti durasi task (menambah dan mengurangi
durasi).
− Mengganti hubungan antartask (predecessor).
Untuk melakukan leveling, ikuti langkah-langkah
berikut :
III -56
1. Pilih menu Tools - Level Resouces.
2. Pilih jenis levelling Automatic, kemudian Ok.
Dari beberapa penjelasan di atas penulis akan
mengalokasikan sumber daya dengan metodecoba-
coba/Perataan dan dengan menggunakan bantuan
Microsoft Project 2007 menggunakan metode Resource
Levelling.
III -57