Bab 3 ilkom - Prinsip-prinsip komunikasi
Transcript of Bab 3 ilkom - Prinsip-prinsip komunikasi
• Seperti fungsi dan definisi komunikasi, prinsip-prinsip komunikasi juga diuraikan dengan berbagai cara oleh para pakar komunikasi.
• Menurut William B. Gudykunts dan Young Yun Kim menyebutkan asumsi-asumsi komunikasi, sedangkan Cassandra L. Book, Bert E. Bradley, Larry A. Samovar dan Richard E. Porter. Sarah Trenholm dan Arthur Jensen menyebutnya karakteristik-karakteristik komunikasi.
Prinsip 1 : Komunikasi adalah Proses Simbolik
• Salah satu kebutuhan pokok manusia, seperti dikatakan Susanne K. Langer, adalah kebutuhan simbolisasi atau pengguanaan lambang.
• Ernst Cassirer mengatakan bahwa keunggulan manusia atas makhluk lainnya adalah keistimewaan mereka sebagai animal symbolicum.
• Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku (non verbal), dan objek yang maknanya disepakati bersama.
• Lambang merupakan salah satu kategori tanda. Hubungan antara tanda dengan objek dapat juga direpresentasikan oleh ikon.
• Ikon adalah suatu benda fisik (dua atau tiga dimensi), yang merupai apa yang direpresentasikan.
• Berbeda dengan lambang dan ikon, indeks adalah tanda yang secara alamiah merepresentasikan objek lainnya.
• Indeks muncul berdasarkan hubungan antara sebab-akibat yang memiliki ikatan eksistensi.
Lambang memiliki beberapa sifat
Lambang itu bervariasi
Lambang pada dasarnya tidak memiliki makna, kitalah yang
memberi makna pada lambang
Lambang bersifat sembarangan, manasuka, atau sewenang-wenang
Prinsip 2 : Setiap perilaku mempunyai Potensi
KomunikasiSebagai manusia kita tidak
dapat hidup tanpa berkomunikasi. Komunikasi sendiri terjadi bila seseorang memberi makna pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri. Prinsip ini mengatakan bahwa setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi.
Prinsip 3 : Komunikasi punya dimensi isi dan
dimensi hubunganDimensi isi dapat disampaikan secara
verbal (perkataan), sementara dimensi hubungan disampaikan secara nonverbal (perilaku). Dimensi isi menunjukan muatan isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukan bagaimana cara mengatakannya yang juga menunjukan bagaimana hubungan antara para pelaku komunikasi dan bagaimana seharusnya pesan tersebut ditafsirkan. Tidak semua orang menyadari bahwa pesan yang sama dapat ditafsirkan berbeda bila disampaikan dengan cara yang berbeda.
Prinsip 4 : Komunikasi berlangsung dalam berbagai
tingkat kesengajaanKomunikasi telah terjadi bila
penafsiran telah berlangsung, terlepas dari apakah anda menyengaja perilaku tersebut atau tidak.
Dalam komunikasi antar orang-orang berbeda budaya ketidak sengajaan ini lebih relevan lagi untuk kita perhatikan. Banyak kesalahpahaman antarbudaya sebenarnya disebabkan oleh perilaku seseorang yang tidak disengaja yang dipersepsi, ditafsirkan dan direspon oleh orang dari budaya lain.
Prinsip 5 : Komunikasi terjadi dalam konteks ruang
dan waktuMakna pesan juga bergantung pada
konteks fisik dan ruang (iklim, suhu, intensitas cahaya dan sebagainya), waktu, sosial, dan psikologis.
Prinsip 6 : Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka akan meramalkan efek perilaku komunikasi mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama. Prediksi ini tidak selalu disadari, dan sering berlangsung cepat. Kita dapat memprediksi perilaku komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya.
Setiap individu adalah suatu sistem yang hidup (a living system). Dalam prinsip komunikasi ini, sistem dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Sistem internal adalah seluruh sistem nilai yang dibawa oleh individu ketika ia berpartisipasi dalam komunikasi, yang mengandung semua unsur pembentuk individu.
2. Sistem eksternal terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan di luar individu
•Maka dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah produk dari perpaduan antara sistem internal dan sistem eksternal tersebut
Prinsip 7 : Komunikasi bersifat sistemik
Prinsip 8 : Semakin mirip latar belakang sosial-budaya
semakin efektiflah KomunikasiKomunikasi yang efektif adalah
komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya. Kesamaan dalam hal-hal tertentu, misalnya agama, ras (suku), bahasa, tingkat pendidikan, atau tingkat ekonomi akan mendorong orang-orang untuk saling tertarik dan pada gilirannya komunikasi tersebut akan lebih efektif.
Prinsip 9 : Komunikasi bersifat nonsekuensialMeskipun terdapat banyak model
komunikasi linear (satu-arah) sebenarnya komunikasi manusia dalam bentuk dasarnya bersifat dua-arah. Komunikasi sirkuler ditandai dengan hal-hal berikut :
•Orang-orang yang berkomunikasi dianggap setara•Proses komunikasi berjalan timbal balik (dua-arah)•Tidak membedakan pesan dengan umpan balik•Komunikasi yang terjadi sebenarnya jauh lebih sulit
Prinsip 10 : Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan
transaksionalKomunikasi sebagai proses dapat dianalogikan dengan pernyataan Heraclitus “seorang manusia tidak akan pernah melangkah disungai yang sama dua kali”. Jadi dalam kehidupan manusia tidak akan pernah saat yang sama datang dua kali.
Sedangkan komunikasi bersifat transaksional artinya bahwa para peserta komunikasi saling berhubungan sehingga tidak dapat mempertimbangkan salah satu tanpa mempertimbangkan yang lainnya. Jadi, perspektif transaksional memberi penekanan pada dua sifat komunikasi, yaitu serentak dan saling mempengaruhi.
Prinsip 11 : Komunikasi bersifat irreversible
Suatu perilaku adalah suatu peristiwa. Perilaku berlangsung dalam satu waktu dan tidak dapat diambil kembali. Didalam komunikasi sekali anda memberikan pesan, anda tidak dapat mengendalikan pengaruh pesan tersebut bagi khalayak, apalagi menghilangkan efek pesan tersebut sama sekali.
Sifat irreversible ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai proses yang selalu berubah. Prinsip ini mengingatkan kita agar berhati-hati untuk menyampaikan pesan kepada orang lain.
Prinsip 12 : Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan
berbagai masalahKomunikasi bukanlah
panasea (obat mujarab) untuk menyelesaikan persoalan atau konflik, karena persoalan atau konflik yang terjadi mungkin berkaitan dengan masalah stuktural. Agar komunikasi efektif, kendala stuktural ini juga harus diatasi.