Bab 3. Geometri Dan Kepolaran Molekul - xdocs.net
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Bab 3. Geometri Dan Kepolaran Molekul - xdocs.net
KIMIA DASARBAB 3
BAB 3
GEOMETRI DAN KEPOLARAN MOLEKUL
3.1 PENGANTAR MENGENAI BENTUK MOLEKUL
Bentuk molekul mengontrol sifat-sifat fisik maupun kimia molekul. Geometri elektron dan
bentuk molekul ditentukan oleh orientasi semua pasangan elektron valensi atom pusat. Oleh
karena itu, sebelum geometri dan bentuk molekul digambarkan, maka jumlah dan jenis semua
pasangan elektron valensi atom pusat harus ditentukan terlebih dahulu dengan struktur Lewis.
Ada dua jenis pasangan elektron yang mengelilingi atom pusat, yaitu pasangan elektron bebas
(PEB), yang tidak digunakan untuk berikatan dengan atom lain, dan pasangan elektron ikatan
(PEI), yang digunakan untuk berikatan dengan atom lain. Struktur Lewis tidak menunjukkan
bentuk tiga dimensi molekul. Bentuk tiga dimensi molekul dapat diramalkan dengan
menggunakan model VSEPR dan teori ikatan valensi.
3.2 MODEL VSEPR
Valence shell electron pair repulsion model (model VSEPR) didasarkan pada kenyataan bahwa
antar pasangan-pasangan elektron di sekitar atom pusat terjadi gaya tolak-menolak untuk
mencapai kestabilan. Tolakan-tolakan ini menyebabkan atom-atom yang terikat pada atom pusat
mengarah sedemikian rupa membentuk molekul tiga dimensi yang teratur dengan sudut-sudut
ikatan tertentu.
Kekuatan gaya tolak antarPEB-PEB > antarPEB-PEI > antarPEI-PEI. Akibatnya, PEB
dalam molekul menempati ruang yang lebih besar dibandingkan dengan PEI. Gaya tolak-
menolak makin menurun dengan makin besarnya sudut ikatan antarpasangan elektron.
Ruang yang ditempati oleh pasangan-pasangan elektron valensi di sekitar atom pusat disebut
domain sehingga teori VSEPR disebut juga dengan teori domain. Ada dua jenis domain yang
menentukan bentuk molekul, yaitu domain ikatan dan domain nonikatan.
(1) Domain ikatan (DI) adalah domain yang berisi pasangan-pasangan elektron ikatan. Satu
domain berisi satu jenis ikatan, baik ikatan tunggal maupun ikatan rangkap, sehingga ada
domain ikatan tunggal dan domain ikatan rangkap. Ikatan rangkap akan menempati
domain yang lebih besar daripada ikatan tunggal, tetapi semua elektron ikatan menempati
domain yang sama. Contohnya, HCN memiliki domain ikatan tunggal dan rangkap
dengan struktur Lewis sebagai berikut:
H C N
(2) Domain nonikatan (DNI) adalah domain yang berisi pasangan elektron bebas maupun
elektron tunggal (dalam molekul yang memiliki jumlah elektron ganjil).
Untuk meramalkan bentuk molekul dengan model VSEPR, terlebih dahulu harus
menentukan jumlah domain elektron valensi atom pusat melalui penggambaran struktur Lewis.
76
ggalikatan tun domain
rangkapikatan domain
nonikatan domain
KIMIA DASARBAB 3
Tahap selanjutnya adalah menentukan geometri elektron. Geometri elektron menggambarkan
arah semua domain elektron dalam molekul. Adapun bentuk/geometri molekul
menggambarkan arah atom-atom yang terikat pada atom pusat. Misalnya, molekul NH3 dan H2O
keduanya memiliki geometri elektron tetrahedral, tetapi bentuk molekul NH3 dan H2O berturut-
turut adalah segitiga piramida bengkok (V) (Gambar 3.1).
Struktur Lewis Geometri Elektron Bentuk/Geometri Molekul
Tetrahedral Segitiga piramida
Tetrahedral Bengkok (V)
Gambar 3.1 Struktur Lewis, geometri dan bentuk molekul NH3 dan H2O. Kedua molekul
memiliki geometri tetrahedral, tetapi bentuk molekulnya berbeda. NH3 berbentuk segitiga
piramida dan H2O berbentuk bengkok.
Geometri elektron dan bentuk-bentuk molekul dapat dipelajari dari model-model yang
disajikan dalam Tabel 3.1 − Tabel 3.4.
77
BebasElektron Pasangan
BebasElektron Pasangan
KIMIA DASARBAB 3
Tabel 3.1 Geometri elektron dan bentuk/geometri molekul berdomain 2 dan 3
Geometri
Elektron
Jumlah
Domain
Tipe
Molekul Bentuk
Molekul
Contoh
Tipe molekul AB2e2
A: atom pusat
B: domain ikatan
e: domain non ikatan
DI DNI
Linier
2 0 AB2e0
LinierBeCl2
Segitiga planar
3 0 AB3e0
Segitiga planarCH2O
2 1 AB2e1
Bengkok (V) PbCl2, SnBr2
Tabel 3.2 Geometri elektron dan bentuk/geometri molekul berdomain 4
Geometri
Elektron
Jumlah
Domain
Tipe
Moleku
l
Bentuk Molekul Contoh
DI DNI
Tetrahedral
4 0 AB4e0
TetrahedralCH4
3 1 AB3e1
Segitiga
piramida NH3
2 2 AB2e2
Bengkok (V)
H2O
Dari penggambaran ini terlihat bahwa domain non ikatan menempati ruang yang lebih besar
daripada domain ikatan, karena gaya tolak antarPEB-PEB lebih besar daripada gaya tolak
antarPEI-PEI.
Tabel 3.3 Geometri elektron dan bentuk/geometri molekul berdomain 5
78
A
B
e
KIMIA DASARBAB 3
Geometri Elektron Jumlah
Domain
Tipe
Moleku
l
Bentuk
Molekul
Contoh
DI DNI
5 0 AB5e0
Segitiga
bipiramida
PF5
4 1 AB4e1
Tetrahedral
menyimpangSF4
3 2 AB3e2
Bentuk-TBrF3
2 3 AB2e3
Linier
XeF2
79
bipiramida Segitiga
KIMIA DASARBAB 3
Tabel 3.4 Geometri elektron dan bentuk/geometri molekul berdomain 6
Geometri elektron
Jumlah
Domain
Tipe
moleku
l
Bentuk molekul Contoh
DI DNI
Oktahedral
6 0 AB6e0
OktahedralSF6
5 1 AB5e1
Segiempat
piramida
BrF5
4 2 AB4e2
Segiempat planar XeF4
Contoh 3.1
Gambarkan struktur Lewis PF6− dan tentukan bentuk molekulnya menurut teori VSEPR.
Penyelesaian:
Jumlah elektron valensi pada PF6− = 5 + 6(7) + 1 = 48.
Struktur Lewis:
P
F
F
F
FF
FP
F
F
F
FF
F
Semua domain (6 domain) pada atom pusat P adalah domain ikatan, sehingga bentuk molekul
PF6− adalah oktahedral.
80
1.14 Tabelsambungan
KIMIA DASAR
Gambar 3.3 Pembentukan molekul
hidrogen menurut teori ikatan valensi
BAB 3
3.3 TEORI IKATAN VALENSI
Struktur Lewis tidak menjelaskan proses terbentuk ikatan kovalen dan pembagian elektron-
elektron di antara dua atom yang berikatan. Model VSEPR juga tidak menjelaskan mengapa
elektron-elektron berkelompok ke dalam domain-domain. Fakta ini dapat dijelaskan dengan teori
ikatan valensi.
Teori ikatan kovalen yang dikembangkan berdasarkan teori kuantum adalah teori ikatan
valensi (valence bond, VB). Menurut teori VB, ikatan antara dua atom dapat terbentuk apabila
dua elektron dibagi melalui tumpang tindih dua orbital atom. Melalui tumpang tindih orbital,
bagian dua orbital atom dari atom-atom yang berbeda membagi ruang yang sama. Atom-atom
cenderung untuk memposisikan diri sedemikian rupa agar terjadi tumpang tindih orbital secara
maksimum, karena tumpang tindih yang demikian menghasilkan energi potensial minimum dan
ikatan yang paling kuat.
Tumpang tindih antar orbital atom dapat terjadi melalui ujung dengan ujung orbital maupun
sisi dengan sisi orbital. Tumpang tindih antar orbital s, antar orbital p dan antara orbital s dengan
orbital p pada bagian ujung-ujung orbital menghasilkan ikatan sigma, σ (Gambar 3.2).
Contoh
H(1s1) + H(1s1) → H2
F(1s2 2s22p5) + F(1s2 2s22p5) → F2
H(1s1) + F(1s2 2s22p5) → HF
Gambar 3.2 Tumpang tindih dua orbital melalui masing-masing ujung orbital menghasilkan ikatan
sigma (σ). (McGraw-Hill 2009)
Terjadinya tumpang tindih orbital menurut teori VB
pada pembentukan molekul hidrogen ditunjukkan dengan
Gambar 3.3. Ketika dua atom saling mendekat, orbital 1s
dari kedua atom (masing-masing berisi satu elektron dengan
81
elektronsatu berisi masing-masing orbital dua s
tindih tumpangyang ruangmenempatielektron pasangan
, orbital tindih tumpang s
elektronsatu berisi masing-masing orbital dua p
tindih tumpangyang ruangmenempatielektron pasangan
, orbital tindih tumpang p
elektronsatu berisi masing-masing dan orbital ps
tindih tumpangyang ruangmenempatielektron pasangan
,dengan orbital tindih tumpang ps
KIMIA DASAR
Atom S H2S
Gambar 3.4 Pembentukan molekul H2S melalui
tumpang tindih dua orbital 1s dari dua atom H
dengan dua orbital 3p dari atom S.
BAB 3
spin yang berlawanan) mulai mengalami tumpang tindih dan bergabung menghasilkan ikatan
HH.
Contoh yang lain adalah model pembentukan molekul H2S yang dinyatakan dengan
struktur Lewis sebagai berikut:
Ikatan HS terbentuk melalui pemasangan
elektron, satu dari atom H dan satu lagi dari atom
S. Berdasarkan teori VB, setiap atom harus
memiliki orbital setengah penuh yang dapat
bergabung melalui tumpang tindih. Penggabungan
dua orbital 1s dari dua atom H dengan dua orbital
3p dari atom S ditunjukkan oleh model seperti
Gambar 3.4.
Pembentukan H2S dengan cara ini menjadi
alasan mengapa H2S tidak berbentuk tetrahedral,
tetapi berbentuk bengkok dengan sudut ikatan
HSH sebesar 90o. Bandingkan dengan bentuk
molekul H2O!
Teori Hibridisasi
Hibridisasi adalah penggabungan orbital-orbital atom pusat pada kulit terluar dengan
tingkat energi yang relatif sama membentuk orbital baru yang disebut orbital hibrida. Orbital-
orbital atom pusat yang mengalami hibridisasi adalah orbital-orbital yang digunakan untuk
membentuk ikatan dengan atom lain. Jumlah orbital hibrida yang terbentuk sama dengan jumlah
orbital-orbital atom yang bergabung. Nama orbital hibrida sesuai dengan jenis dan jumlah orbital
atom yang bergabung. Misalnya, satu orbital s bergabung dengan satu orbital p membentuk dua
orbital hibrida sp.
1) Hibridisasi sp3
Orbital hibrida sp3 terbentuk melalui hibridisasi satu orbital s dengan 3 orbital p. Hal ini dapat
terjadi pada pembentukan molekul CH4 atau CF4 yang terjadi melalui tahap-tahap sebagai
berikut:
Tahap pertama: Penyetaraan tingkat energi obital 2s dengan 2p, dilanjutkan dengan eksitasi
satu elektron 2s ke orbital 2p bersamaan dengan proses hibridisasi (Gambar
3.5):
82
+H2 S H S H
C atom itereksitaselektron ikonfiguras
C atom hibrida orbital 4 3sp
3sp 3sp 3sp 3sp
21s
22s
22 p
C atomdasar keadaan elektron ikonfiguras
KIMIA DASARBAB 3
Gambar 3.5 Bagan tingkat energi dan proses hibridisasi satu orbital 2s dengan tiga orbital 2p
membentuk empat orbital hibrida sp3.
Penggabungan satu orbital s dengan tiga orbital p menghasilkan empat orbital hibrida sp3 seperti
yang digambarkan dengan model pada Gambar 3.6 berikut.
Gambar 3.6 Model yang menggambarkan hibridisasi satu orbital 2s dengan tiga orbital 2p membentuk
empat orbital hibrida sp3. Setiap orbital hibrida sp3 memiliki dua ruang bulat, yang satu lebih besar
daripada yang lain. Keempat ruang yang besar mengarah ke pojok-pojok tetrahedral tetrahedral dengan
sudut 109,5o.
Tahap kedua: Tumpang tindih empat orbital hibrida sp3 dengan empat orbital s dari empat atom
H membentuk molekul CH4 atau dengan empat orbital p dari atom F membentuk
molekul CF4 (Gambar 3.7).
(a) (b)
Gambar 3.7 (a) Tumpang tindih
empat orbital hibrida sp3 dari
atom C dengan (a) empat orbital
1s dari empat atom H
membentuk molekul metana,
CH4, dan (b) dengan empat
orbital p dari empat atom F
membentuk molekul CF4.
2) Hibridisasi sp2
Penggabungan satu orbital s dengan dua orbital p membentuk tiga orbital hibrida sp2 (Gambar
3.8). Hibridisasi ini terjadi pada pembentukan molekul dengan geometri segitiga planar,
seperti BCl3.
83
ltetrahedra hibrida orbitalempat 3sp
hibrida orbitalsatu 3sp
KIMIA DASARBAB 3
Gambar 3.8 Model yang menggambarkan tumpang tindih satu orbital s
dengan dua orbital p membentuk tiga orbital hibrida sp2.
Pembentukan molekul BF3 diawali dari pembentukan tiga orbital hibrida sp2 dari atom B. Setiap
orbital hibrida sp2 mengandung satu elektron. Ketiga orbital hibirda ini selanjutnya mengadakan
tumpang tindih dengan tiga orbilal p dari tiga atom F membentuk molekul BF3 (Gambar 3.9).
84
ihibridisas
hibrida orbital tiga 2sp
hibrida orbitalsatu 2sp
KIMIA DASARBAB 3
F (Z = 17): 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 (masih ada 1 orbital p yang berisi elektron tak berpasangan)
Gambar 3.9 Bagan tingkat energi dan proses hibridisasi satu orbital 2s dengan dua orbital 2p
membentuk tiga orbital hibrida sp2.
Gambar 1.15 Model molekul BF3
dengan bentuk segitiga planar.
3) Hibridisasi sp
Penggabungan satu orbital s dengan satu orbital p membentuk dua orbital hibrida sp. Molekul
yang dihasilkan memiliki geometri linier seperti yang terjadi pada pembentukan molekul
BeCl2. Proses hibridisasi dapat digambarkan dengan model yang ditunjukkan oleh Gambar
3.10. Molekul yang terjadi memiliki geometri linier dengan orientasi orbital 180o.
Gambar 3.10 Penggabungan satu orbital s dengan satu orbital p membentuk dua orbital hibrida sp.
Hibridisasi sp pada pembentukan molekul BeCl2 terjadi melalui mekanisme sebagai berikut:
Be (Z = 4): 1s2 2s2 2p0 1s2 2s1 2p1 2 orbital hibrida sp
(linier)
85
ihibridisas
hibrida orbital dua sp hibrida orbitalsatu
sp hibrida orbitalsatu
sp
eksitasi ihibridisas
B atom itereksitaselektron ikonfiguras
B atom hibrida orbital ikonfiguras 2sp
B atomdasar keadaan elektron ikonfiguras
21s
22s
12 p
2sp 2sp 2sp