BAB 1 pengembangan
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of BAB 1 pengembangan
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi otomotif serta penggunaan media pengajaran
yang tepat pada setiap materi yang akan diajarkan
merupakan hal yang sangat penting bagi setiap
pendidik dalam proses belajar dan pembelajaran di
dalam kelas/bengkel otomotif. Penggunaan media
pembelajaran yang tepat merupakan suatu bidang yang
seyogianya dikuasai oleh setiap pendidik yang
prefesional untuk mewujudkan tujuan pendidikan pada
khususnya dan tujuan pendidikan nasional pada
umumnya, karna dalam penggunaan media pembelajaran
yang tepat mempengaruhi pencapaian tujuan belajar
dan mengajar di kelas, oleh karna itu guru dituntut
untuk membantu memperbaiki perkembangan media
pembelajaran dalam sistem pendidikan yaitu guru
harus memiliki kemampuan mendesain media, mendesain
materi, mendesain soal dan lain-lain. Sesuai dengan
fungsi guru sebagai fasilitator, mediator,
motivator, driver, dan manajer dalam proses belajar
mengajar.
2
“Media juga bagian yang tak terpisahkan dari
proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan
pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran pada
khususnya” (Azhar Arsyad, 2013: 2). Undang-undang RI
nomor 14 tahun 2005 pasal 8 berbunyi: guru wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
Hasil dari survei pada mata kuliah sisitem AC
(Air conditioner) di program studi pendidikan teknik
mesin Universitas Sriwijaya selama ini proses
belajar mengajar materi sistem AC belum memenuhi
kriteria yang diharapkan. Belajar mengajar mahasiswa
hanya dijelaskan dasar-dasar sirkulasi sistem AC,
perhitungan dan prinsip kerjanya saja, tetapi
komponen-komponen sistem AC yang real mahasiswa
tidak banyak mengetahuinya, bagaimana bisa mahasiswa
mengetahui komponen-komponen sistem AC yang real,
media sistem AC yang berbentuk papan panel untuk
mahasiswa mengetahui komponen-komponen sisitem AC
prodi pendidikan teknik mesin belum mempunyai media
tersebut. Bagai mana tujuan prodi pendidikan teknik
mesin menciptakan lulusan guru yang berkompetensi
dan berskil dalam memenuhi kebutuhan SMK jika
3
praktek yang dilakukan mahasiswa sangat minim
sekali.
pada umumnya proses belajar mengajar materi
sistem AC tidak banyak mengalami perubahan meskipun
kurikulum telah banyak mengalami perubahan. Oleh
karna itu peneliti membuat suatu rancangan atau
desain media alat praga sistem AC yang berbentuk
papan panel untuk mata kuliah sistem AC yang
berbasis kompetensi dan untuk proses belajar
mengajar di program studi pendidikan teknik mesin
lebih kompeten, lebih praktis dan lebih baik lagi
khususnya menambah pengetahuan, keterampilan, skill
untuk mahasiswa program studi pendidikan teknik
mesin universitas sriwijaya. Dengan adanya media
sistem AC di program studi pendidikan teknik mesin
diharapkan mahasiswa dapat menguasai satu keahlian
kompetensi dari berbagai materi kompetensi yang ada
di program studi pendidikan teknik mesin.
Media yang peneliti buat media yang bisa
digunakan terus-menerus pada materi sistem AC dalam
praktek, teori sistem AC, sevis AC, kendala yang
sering terjadi pada sitem AC, mengetahui komponen-
komponen sistem AC, membongkar dan memasang sistem
AC, dan juga mengetahui alat-alat yang digunakan
4
untuk sevis/perbaikan AC, dan dapat menambah
keaktifan dan keterampilan mahasiswa pendidikan
teknik mesin.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana media pembelajaran sistem AC kendaraan
yang dikembangkan oleh peneliti sudah valid dan
praktis.
1.3. Batasan Masalah
Pembatasan masalah sangat diperlukan untuk
menghindari kesalahpahaman yang menyimpang dari
judul. Karena banyaknya media maupun alat bantu
dalam pembelajaran maka penulis membatasi ruang
lingkup permasalahan pada:
1. Pembuatan desain media pembelajaran sistem AC
kendaraan.
1.4. Tujuan
5
Adapun tujuan yang diharapkan peneliti dan
berdasarkan pedoman latar belakang dan masalah
diatas, maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk memperoleh alat bantu pengajaran dan
pelatihan yang efektif dan materi yang diajarkan
akan lebih cepat diserap/diterima oleh mahasiswa
pendidikan teknik mesin.
2. Untuk melihat apakah ada perbedaan tingkat
pemahaman menggunakan media sistem AC dengan yang
sebelumnya diajarkan.
3. Untuk mengetahui apakah mengajar dengan
menggunakan media AC ini akan lebih efektif dalam
praktik dan memudahkan mahasiswa memahami materi
yang diajarkan khususnya materi sistem AC (Air
conditioner)
1.5. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian
ini adalah:
1. Dengan menggunakan desain media AC mahasiswa akan
lebih cepat memahami materi sistem AC (Air
conditioner).
2. Untuk menambah wawasan mahasiswa dalam bidang
otomotif khususnya pada bagian sistem AC (Air
conditioner).
6
3. Dengan menggunakan alat bantu media AC memudahkan
guru dan mahasiswa dalam berinteraksi langsung ke
benda yang diajarkan, serta mempermudahkan guru
dalam penyampaian materi sistem AC (Air conditioner).
BAB II
7
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan dalam bahasa inggris
(research and development) yang bearti penelitian untuk
menghasilkan produk baru, dan diujicoba keefektifan
produk tersebut (Sugiono, 2006: 333). Menurut Gay,
Mills, dan airasian dalam Emzir (2010: 263) “dalam
bidang pendidikan tujuan utama penelitian dan
pengembangan bukan untuk merumuskan atau menguji
teori, tetapi untuk mengembangkan produk-produk yang
efektif untuk digunakan disekolah-sekolah”.
Berdasarkan pengertian diatas penelitian
pengembangan adalah penelitian untuk menghasilkan
produk baru dalam pendidikan secara sistematis,
diujicoba, diperbaiki, dievaluasi sehingga diperoleh
produk baru yang memenuhi kriteria keefektifan,
kualitas, kevalidan dan standar kompetensi untuk
bisa digunakan produk tersebut dalam pendidikan.
2.2. Pengertian media pembelajran
“Kata media berasal dari bahasa latin medius
yang secara harfiah bearti ‘tengah’, ‘perantara’
atau ‘pengantar’. Pengantar pesan dari pengirim
8
kepada penerima pesan”. (Azhar Arsyad, 2013: 3).
Menurut Rayandra Asyhar (2012: 5) “media adalah
suatu sarana atau perangkat yang berfungsi sebagai
perantara atau saluran dalam suatu proses komunikasi
antara komunikator dan komunikan”. Sedangkan menurut
Arief S.Sadiman, Rahardjo, Anung Haryono &
Rahardjito (2011: 19) media atau bahan adalah
perangkat lunak (software) berisi pesan dan informasi
pendidikan yang disajikan dengan mempergunakan
peralatan.
Pembelajaran dimana guru dan siswa/mahasiswa
saling berinteraktif secara dinamis. Menurut
Rayandra Asyhar (2012: 7) pembelajaran adalah segala
sesuatu yang disajikan dapat membawa informasi dan
pengetahuan dalam interaksi langsung antara pendidik
dan peserta didik. Menururt Azhar Arsyad (2013: 10)
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyampaikan gagasan berupa pesan
atau informasi dalam proses belajar mengajar
sehingga perhatian minat siswa dalam belajar dapat
terangsang. Sedangkan menurut Rayandra Asyhar (2012:
8) “media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu
sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan
belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat
9
melakukan proses belajar secara efisien dan
efektif”.
Media pembelajaran juga dapat membantu
mahasiswa meningkatkan pemahaman, ilmu pengetahuan,
menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi
(Azhar Arsyad, 2013: 20). Menurut Harjanto (2008:
246) penggunaan media secara tepat dan bervariasi
dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal
ini media pendidikan berguna untuk:
a.Menimbulkan kegairahan belajar,
b.Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara
anak didik dengan lingkungan dan kenyataan,
c.Memungkin anak didik belajar sendiri-sendiri
menurut kemampuanya dan minatnya.
Berdasarkan pengertian diatas media
pembelajaran dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran suatu peralatan atau perangkat untuk
menyampaikan pesan dan informasi kepada peserta
didik dalam proses belajar mengajar, antara guru dan
peserta didik dapat berinteraksi secara langsung
sehingga menimbulkan perhatian, rasa ingin tahu, dan
minat belajar terhadap peserta didik sehingga
terjadi suasana belajar yang kondusif dan efektif.
10
2.3. Alat Peraga
Alat peraga adalah media yang membantu dalam
proses belajar mengajar dan digunakan untuk
meragakan isi dari materi pelajaran tersebut (Azhar
Arsyad, 2013: 9). “Alat peraga juga mengandung
pengertian bahwa segala sesuatu yang masih bersiafat
abstrak, kemudian dikonkretkan dengan menggunakan
alat agar dapat dijangkau dengan pikiran yang
sederhana dan dapat dilihat benda nyatanya,
dipandang, dan dirasakan” (Azhar Arsyad, 2013: 9).
Menurut Rayandra Asyhar (2012: 12) alat peraga
adalah media yang memiliki ciri atau bentuk dari
konsep-konsep materi ajar yang dipergunakan untuk
memperagakan isi materi tersebut sehingga materi
pembelajaran yang abstrak lebih mudah dipahami oleh
siswa. Sedangkan alat peraga pengajaran menurut
Rayandra Asyhar (2012: 11) mengatakan alat peraga
pengajaran adalah alat atau bahan yang digunakan
oleh pebelajar untuk:
1). Membantu pembelajar untuk meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan pembelajar
2). Mengilustrasikan dan memantapkan pesan dan
informasi
11
3). Menghilangkan ketegangan dan hambatan dan
rasa malas peserta didik.
Dari pengertian diatas media alat peraga lebih
berguna dan membantu mahasiswa dalam proses
belajarnya dengan media alat praga, dan membantu
pendidik dalam proses mengajar lebih efisien.
Penggunaan alat peraga terpusat pada mahasiswa sebab
membantu mahasiswa dalam proses belajarnya agar
materi yang masih bersifat abstrak yang diajarkan
lebih cepat diterima dan diingat.
2.4. Pengertian AC (air conditioner)
AC (air conditioner) adalah rangkaian peralatan
yang berfungsi untuk mengatur pendinginan didalam
ruangan/kabin agar penumpang dan pengemudi dapat
merasakan segar dan nyaman (Wahyu Triono & Djoko
Sumaryanto, 2010: 5). Menurut E. Karyanto Dipl, dkk
(2009: 1) mengatakan prinsip kerja mesin
pendingin/AC (air conditioner) adalah memindahkan panas
dari tempat temperatur rendah ke tempat temperatur
yang lebih tinggi. AC (air conditioner) pada mobil
mempunyai fungsi utama sebagaimana dikatakan Wahyu
Triono & Djoko Sumaryanto ( 2010: 9) sebagai
berikut.
12
Untuk mengatur termperatur dan kelembabanudara serta membersihkan udara dalam kabinmobil. Ketika dalam cuaca dingin atau padasaat turun hujan, kondensasi dapat munculpada kaca mobil sehingga pandangan pengemudipun menjadi terhalang. Dengan adanya AC yangdapat menghasilkan uadara yang cukup kering,sehingga udara yang lembab didalam mobildapat dihilangkan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan `AC
(air conditioner) adalah suatu rangkaian mesin yang
digunakan untuk mendinginkan udara sekitar,
mempertahankan kondisi udara sekitar dan
mempertahankan suhu dan kelembaban udara dengan cara
refrigerant/freon bersikulasi bertekanan tinggi
melalui selang-selang AC ke semua komponen AC.
Fungsi AC (air conditioner) pada mobil adalah komponen
yang sangat diperlukan bagi pengemudi maupun
penumpang, dikarnakan keadaan suhu didalam mobil
jika tidak adanya pendingin maka pengemudi maupun
penumpang akan merasakan suhu yang panas dan pengap
didalamnya, pendingin didalam mobil juga berfungsi
untuk memberikan sensasi suhu yang dingin, mengatur
sirkulasi udara didalam mobil dan memberikan
kenyamanan bagi pengemudi maupun penumpang pada saat
suhu didalam mobil panas.
13
2.4.1. Regrigerant/Freon
Menurut Wahyu Triono & Djoko Sumaryanto
( 2010: 28) mengatakan bahwa refrigerant adalah
media berbentuk senyawa yang bersikulasi dalam
siklus panas dan mengalami perubahan fase dari
berbentuk gas ke bentuk cair dan sebaliknya.
Refrigerant adalah media untuk pemindah panas
yaitu senyawa yang bersikulasi pada sistem AC
berbentuk tekanan tinggi ke tekanan rendah dan
sebaliknya dari tekanan rendah ketekanan tinggi
dan seterunya itu dilakukan untuk menghasilkan
efek pendinginan. Refrigerant yang dipergunakan
pada kendaraan sekarang ini adalah refrigerant
HFC134a/R134a yang tidak mempunyai sifat sebagai
perusak lapisan Ozone, karena sifat refrigerant
HFC134a tidak mengandung Chlor.
Sifat dari refrigerant HFC134a itu sendiri
pada tekanan atmosfor air mendidih pada suhu 100oC (212 oF), tetapi HFC134a mendidih pada suhu -
26,9 oC (-16,4 oF). Jika HFC134a dilepaskan ke
udara maka secara cepat akan menguap dengan
mengambil panas dari udara disekitarnya. HFC134a
14
juga secara cepat mengembun kembali menjadi cair,
pada kondisi tekanan tertentu dengan melepaskan
panas kesekelilingnya.
Berbeda dengan refrigerant CFC12 model lama
yang mengandung senyawa Chlor. Refrigerant
CFC12/R12 model lama adalah senyawa yang sangat
stabil, dari bumi senyawa tersebut melewati
Troposphere dan senyawa tersebut tanpa
terpecah/rusak. Di Troposphere refrigerant
tersebut memecah akibat pancaran sinar ultraviolet
dan melepaskan atom Chlor. Dan Chlor sebagai
katalisator reaksi dan Ozone tekikis lama kelamaan
lapisan Ozone akan tipis dan bolong.
Gambar 1.
Lapisan Ozone
15
Gambar 2. Gambar 3.
Refrigerant/freon HFC134aRefrigerant/freon CFC12
2.5. Sitem AC Mobil
Sistem AC mobil bekerja jika adanya sirkulasi
refreigerant kekomponen-komponen sistem AC melalui
selang AC, sirkulasi refrigerant pada AC mobil
sebagai berikut:.
16
a. pada keluaran kompresor, refrigerant bersuhu
dan bertekanan tinggi mengandung panas yang
diserap dari evaporaot dan panas yang dihasilkan
oleh kompresor pada langkah tekan.
b. Gas refrigerant ini mengalir ke kondensor
melalui selang ½, didalam kondensor di embunkan
menjadi cairan refrigerant.
c. Cairan refrigerant ini mengalir ke receiver
melalui selang 3/8. Di receiver cairan disaring
dan di simpan sampai evaporator membutuhkan
refrigerant untuk diuapkan.
d. Expansion valve merubah cairan refrigerant
menjadi bersuhu dan bertekanan rendah dengan
bentuk kabut.
e. Refrigerant bersuhu rendah dan berbentuk
kabut tersebut mengalir kedalam evaporator. Di
evaporator refrigerant menguap dan mengambil
panas dari udara hangat yang dilewatkan di
evaporator. Seluruh cairan berubah menjadi gas
refrigerant di dalam evaporator dan gas yang
mempunyai panas tersebut mengalir kedalam
kompresor, selanjutnya proses tersebut berulang
kembali.
17
Gambar 4. Sirkulasi
refrigerant sistem AC mobil
2.5.1. Komponen-komponen Sistem AC Mobil
1. Kompresor
18
Gambar 5. Kompresor AC
Kompresor adalah pompa yang dirancang
untuk menaikan tekanan refrigerant/freon.
Kenaikan tekanan refrigarent maka akan juga
menaikan suhu refrigarant. Refrigarant berbentuk
uap bersuhu tinggi akan mengembun secara cepat
didalam kondensor dan akan melepaskan panas ke
udara sekitar.
2. Kondensor
19
Gambar 6. Kondensor
AC
Kondensor fungsinya didalam mekanisme AC
mobil adalah untuk mendinginkan gas refrigerant
bertekanan dan bersuhu tinggi dan merubahnya
menjadi cairan refrigerant. Suhu panas gas
refrigarent akan dilepas ke udara bebas melalui
kondensor dan fin-fin kondensor. Kedudukan
kondensor harus dipasang didepan kendaraan atau
di depan radiator untuk mendapatkan pendinginan
oleh kipas radiator dan udara yang lewat pada
saat kendaraan berjalan. Jika kondensor tidak
mendapatkan pendinginan yang maksimal maka hal
ini akan mempengaruhi efek pendinginan di
evaporator.
3. Expansion Valve
Ada 3 jenis tipe expansion valve yang
digunakan dalam sistem AC pada umumnya yaitu:.
1. Expansion valve tipe constant pressure
(Tekanan Tetap)
20
Expansion valve tipe ini sangat jarang
digunakan pada AC mobil tetapi expansion valve
tipe ini hanya diperuntukan untuk AC
ruangan/rumah.
Gambar 7. Expansion valve
tipe constant pressure
2. Expansion Valve Tipe Thermal (Tipe Sensor
Panas)
Expansion valve tipe ini lah yang banyak
digunakan pada AC mobil keluaran tahun 1984
sampai tahun 2000. Expansion valve tipe
thermal sampai saat ini masih banyak
digunakan.
21
Gambar 8. Expansion Valve Tipe
Thermal
3. Expansion Valve Tipe Box (Tipe Baru)
Gambar 9. Expansion valve
tipe box
Expansion valve tipe box biasa digunakan
pada kendaraan model terbaru/keluaran diatas
tahun 2000an seperti mobil innova, avanza,
suzuki APV, xenia dan lain-lain. Expansion
valve tipe box adalah expansion valve tipe
external aqualizing sensor indera panasnya
digabung didalam expansion valve. Dan pada
22
ruangan diafragma diisikan gas refrigerant,
beda dengan expansion valve tipe thermal yang
sensor panasnya terpisah dari expansion valve.
Gambar 10.
Kontruksi expansion valve
Expansion valve adalah komponen AC yang
berfungsi sebagai pengatur jumlah aliran
refrigerant/freon yang diuapkan di evaporator
menjadi pengkabutan kristal es maka evaporator
menjadi beku. Pada saat cairan refrigerant
melalui Lubang kecil (input) expansion valve
dan tiba-tiba membesar (output) akibat cairan
yang tiba-tiba membesar, maka cairan
23
refrigerant akan berubah menjadi suhu
bertekanan rendah dengan wujud kabut.
Expansion valve dilengkapi sensor katup
valve/temperature sensing tube yang berisi air
raksa, sensor katup valve ini dilekatkan pada
selang 5/8 dari evaporator yang bertujuan
mendeteksi suhu pada selang 5/8 dari
evaporator, jika selang 5/8 suhu beban
pendinginannya tinggi maka air raksa pada
sensor katup valve akan naik dan menekan
valve/katup maka katup akan membuka lebar dan
aliran cairan regrigerant akan masuk melewati
katup dalam jumlah besar, sebaliknya jika suhu
beban pendinginanya rendah maka air raksa akan
turun dan menarik katup maka katup akan
terbuka sedikit sehingga aliran refrigerant
akan kecil dan pengabutan refrigerant tidak
sempurna maka akan mempengaruhi pendinginan
evaporator.
4. Evavorator
24
Gambar 11. Evaporator AC
Evaporator adalah komponen AC yang beku
pada saat AC dinyalakan, kegunaan evaporator
sangat berlawanan dengan kegunaan kondensor.
Cairan refrigerant yang berbentuk kabut
bertekanan rendah akan membekukan evaporator
secara cepat melalui tube evaporator, dan
selanjutnya pada saat evaporator beku/dingin
fin-fin evaporator akan mentransferkan dingin
evaporator ke udara sekitar sehingga udara
sekitar menjadi udara dingin.
5. Blower AC
25
Gambar 12. Single blower.
Gambar 13. Double blower (duckting).
blower adalah box/tempat kedudukan motor
blower dan evaporator, blower juga berfungsi
sebagai mengalirkan udara dari luar atau udara
dari dalam ruangan mobil ke evaporator yang
selanjutnya keruangan mobil atau penumpang.
6. Selang AC
Selang AC berfungsi sebagai tempat
mengalirnya/sirkulasi refrigerant ke komponen-
komponen AC seperti kompresor, kondensor,
driyer, evaporator, expansion valve. Selang pada
26
sistem AC mobil yang digunakan ada 3 jenis
selang yaitu:
1. Selang 5/8
Selang 5/8 ini dipasang pada AC dari
evaporator ke kompresor
Gambar 14. selang 8/5
2. Selang ½
Selang 1/2 dipasang dari kompresor ke
kondensor
27
Gambar 15. selang ½
3. Selang 3/8
Selang 3/8 dipasang dari kompresor output
ke dryer dan dari dryer ke expansion valve
Gambar 16.
selang 3/8
7.Dryer/Receiver
28
Gambar 17. Kontruksi dryer
Gambar 18. Dryer/receiver
Dryer/receiver adalah komponen AC yang
digunakan untuk menyimpan cairan refrigerant dan
filter didalam dryer akan menyerap air dan kotoran
yang ada didalam refrigerant. Dryer memisahkan
refrigerant dalam bentuk gas dari cairan
refrigerant oleh perbedaan berat dan memastikan
bahwa aliran yang mengalir ke expansion sudah
berbentuk cairan. Dryer juga berisi desiccant
yaitu zeolite yang berfungsi menyerap uap air.
Desiccant adalah suatu zat yang digunakan untuk
menghilangkan uap air dan menyerap air.
2.5.2. Komponen-Komponen Kelistrikan Sistem AC Mobil
29
Gambar 19. Rangkaian kelistrikan
sistem AC kendaraan
1. Magnetic Clucth
Gambar 20. Magnetic clucth, pully dan
center face
Magnetic clutch digunakan untuk
menghubungkan dan memutuskan hubungan kompresor
30
ke mesin. Komponen utamanya adalah stator,
pully dan pressure plate/center face. Cara
kerja magnetic clutch ini adalah pada saat
engine beroperasi, pully berputar karena pully
di hubungkan dengan crank shaft dengan
menggunakan belt, tetapi kompresor belum
bekerja sebelum magnetic clutch diberi arus
listrik. Ketika sistem AC ON, amplifier memberi
arus listrik kestator/magnetic clutch, kemudian
stator berbentuk elektomagnet menarik pressure
plate menekan permukaan gesek pada pully, hal
ini menyebabkan pressure plate berputar
mengikuti putaran pully, dan kompresor bekerja.
2. Motor Blower
Motor Motor blower dalam kelistrikn AC
berfungsi untuk menggerakan fun blower/kipas
blower. Umumnya yang digunakan adalah motor
tipe ferrite motor dan fun tipe sirocco fun.
31
Gambar 21. Ferrite Motor dan Sirocco
Motor
3. Blower resistor
Gambar 22. Blower Resistor
Blower resistor dalam kelistrikan AC
mobil berfungsi sebagai pengontrol keluaran
udara dari putaran motor blower 1, 2, 3, dan 4
pada control panel pada dasbot mobil.
32
Gambar 23. Control Panel
AC Mobil
4. Termostat
Ada 2 tipe termostat yang digunakan pada
AC mobil yaitu:.
1.Tipe Thermistor
Thermistor berasal dari bahasa ‘thermal
resistor’, thermistor adalah komponen yang
dibuat dari semi konduktor yang berubah
resistansinya (tahananya) mengikuti suhu. On
– Off–nya magnetic clutch diatur dari suhu
evaporator dan resistensi thermistor yang
menempel pada evaporator,
33
pada saat suhu evaporator rendah maka
resistansi thermistor berubah tinggi dan arus
yang keamplifier akan tinggi. Sebaliknya jika
suhu evaporator tinggi maka resistansi
thermistor berubah menjadi rendah maka arus
yang mengalir keamplifier menjadi rendah.
Suhu di kontrol dengan membandinkan sinyal
dari thermistor dan hasilnya akan dikuatkan
oleh amplifier untuk mengontrol magnetic
clutch.
Gambar 24. Thermistor AC
2.Tipe Thermostat
Thermostat terdiri dari capillary tube,
Diapragma dan Micro switch. Capillary tube
berisi sepesial gas, Capillary tube
disisipkan dikeluaran evaporator. Tekanan gas
pada Capillary tube berubah tergantung dari
suhu disekelilingnya.
34
Ketika suhu evaporator bertambah,
tekanan didlam Capillary tube bertambah,
sehingga akan menutup contact point pada
micro switch (On). Sebaliknya jika suhu
evaporator berkurang, tekanan Capillary tube
pada thermostat akan berkurang, sehingga akan
membuka contact point pada micro switch
(Off). Maka dari kesimpulan diatas On – Off–
nya magnetic clutch tergantung dari suhu
keluaran evaporator, dan hal ini akan
mengatur suhu ruangan penumpang.
Gambar 25. Thermostat AC
5. Amplifier AC
Amplifier adalah elektrikal/modul AC mobil
untuk mengontrol sirkulasi arus listrik AC
35
mobil dan sebagai menstabil tegangan arus
kekomponen-komponen kelistrikan AC mobil.
Gambar 26. Amplifier AC
6. Kipas kondensor/Condensor fun
Kipas kondensor sebagai penghembus yang
diletakan didepan radiator, dan sebagai
penghisap diletakan dibelakang radiator. Fungsi
kipas kondensor untuk menghisap/menghembuskan
udara bebas melewati fin-fin kondensor sebagai
pelepas udara panas keudara bebas.
36
Gambar 27. Kipas Kondensor
7. Rellay
Gambar 28. Rellay
Rellay berfungsi sebagai menstabilkan,
menambah, menahan tegangan arus batterai (aki),
adapun terminal/kaki-kaki pada rellay yaitu :
8. Terminal 87 = Out (pengeluaran arus)
9. Terminal 85 = Massa body
10. Terminal 30 = Stroom standbay aki
37
11. Terminal 86 = In (pemasukan arus)
12. Terminal 87a = Out
Gambar 29. Terminal Rellay
Gambar 30. Skema rellay
38
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan
produk media pembelajaran sistem AC yang valid dan
praktis pada mata kuliah sistem AC diprogram studi
pendidikan teknik mesin.
3.2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian pengembangan ini adalah
mahasiswa pendidikan teknik mesin Universitas
Sriwijaya.
3.3. Prosedur Penelitian
39
Penelitian pengembangan media pembelajaran
sistem AC ini menggunakan metode R & D (Research and
Development) adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk baru dalam pendidikan dan
diuji keefektifan produk tersebut, sehingga
diperoleh produk baru yang memenuhi kriteria
keefektifan, kualitas, kevalidan dan kepraktisan
produk tersebut (Sugiono, 2006: 333). Dalam
penelitian pengembangan Research and development ini
karena berkaitan dengan pengembangan media
pembelajaran sistem AC dan media untuk praktek
kompetensi yang diajarkan pada mata kuliah sistem AC
mahasiswa pendidikan teknik mesin Universitas
Sriwijaya.
Menurut Sugiono (2006: 235) Penelitian ini
dilakukan dalam 10 tahap untuk dapat menghasilkan
produk media pembelajaran sistem AC yang valid dan
praktis dan mudah untuk dipahami materi sistem AC,
tahapan tersebut dapat di lihat pada gambar berikut:
Potensi dan Masalah
40
Gambar 27.
Langkah-langkah penggunaan metode Research and
Development (Sugiono, 2006: 335)
3.3.1. Potensi dan
Masalah
Langkah pertama dalam penelitian
pengembangan reseacth and development ini adalah
identifikasi/potensi dan masalah. Masalah yang
terjadi pada pelajaran sistem AC pendidikan
teknik mesin Universitas Sriwijaya adalah tidak
adanya media berbasis kompetensi praktek materi
sistem AC. Tujuan belajar mengajar materi
sistem AC belum tercapai seperti yang
diharapkan prodi pendidikan teknik mesin.
Pengumpulan Data
DesainProduk
ValidasiDesain
Revisi Desain
UjicobaProduk
Revisi Produk
UjicobaPemakaian
Revisi Produk
ProduksiMasal
41
3.3.2. Pengumpulan Data
Setelah masalah dapat ditunjukan dan
teridentifikasi, maka selanjutnya dilakukan
pengumpulan data/informasi untuk mengetahui
kebutuhan materi ajar sistem AC prodi
pendidikan teknik mesin Universitas Sriwijaya
terhadap produk yang ingin dikembangkan melalui
penelitian pengembangan media pembelajaran
sistem AC.
3.3.3. Desain Produk
Pada tahap ini peneliti mendesain
produk/media alat praga yang berkaitan dengan
mata kuliah sistem AC yang berbasis kompetensi.
Produk yang dihasilkan pada tahap desain produk
ini yaitu desain produk yang disebut prototype.
Pada desain produk yang peneliti kembangkan
untuk menggerakan kompresor menggunakan dinamo
listrik sebagai pengganti putaran engine.
3.3.4. Validasi Desain
42
Validasi desain merupakan proses kegiatan
untuk menilai produk media pembelajaran AC yang
telah dirancang/dibuat dengan menghadirkan
beberapa pakar/tenaga ahli yang sudah
berpengalaman di bidang AC mobil untuk menilai
produk/media pembelajaran AC yang peneliti
rancang. Setiap pakar memberikan
masukan/penilaian desain media pembelajaran AC
yang dapat dijadikan dasar perbaikan desain
media pembelajaran AC. Validasi desain media
pembelajaran AC dilakukan bersama beberapa
pakar AC mobil melalui forum diskusi, peneliti
mempresentasikanya terlebih dahulu desain media
pembelajaran AC yang telah peneliti
rancang/desain.
3.3.5. Perbaikan Desain
Setelah dilakukan validasi desain media
pembelajaran sistem AC bersama beberapa
pakar/ahli AC mobil melalui diskusi, maka akan
dapat mengetahui kelemahan dan kekurangan
desain media pembelajaran sistem AC. Kelemahan
dan kekurangan tersebut selanjutnya diperbaiki
berdasarkan masukan-masukan dari beberapa
pakar/ahli AC mobil.
43
3.3.6. Uji Coba Produk
Setelah dilakukan revisi dari desain
media pembelajaran AC, maka peneliti dalam
pengembangan media pembelajaran sistem AC
melakukan uji coba produk. Uji coba produk
dilakukan untuk mengetahui efektivitas dari
produk yang peneliti kembangkan. Pengujian
desain media pembelajaran dilakukan pada tiga
orang (One-to-one) sebagai uji coba produk desain
media pembelajaran AC, Dari tiga orang tersebut
diminta untuk mengamati, mengementari, memberi
masukan dan tanggapan. Dari hasil komentar dan
saran dari tiga orang tersebut, akan dijadikan
masukan untuk memperbaiki produk yang
dikembangkan.
3.3.7. Revisi Produk
Setelah dilakukan uji coba produk dari
masukan-masukan tiga orang maka akan diketahui
kelemahan dan kekurangan produk yang
dikembangkan. Maka peneliti merevisi produk
berdasarkan masukan-masukan dari tiga orang
44
tersebut untuk mengurangi kelemahan dan
kekurangan produk pengembangan ini.
3.3.8. Uji Coba Pemakaian
Setelah revisi produk dilakukan, maka
selanjutnya produk yang dikembangkan oleh
peneliti diujicobakan dalam kelompok yang lebih
luas (small group) untuk mengetahui keefektivan
dan kekurangan produk yang dikembangkan. Dari
uji coba dalam kelompok maka akan mendapatkan
masukan-masukan untuk direvisi produk tahap
akhir.
3.3.9. Revisi Produk
Setelah melewati tahap uji coba produk,
maka tahap selanjutnya peneliti merevisi
produk. Merevisi produk didapat berdasarkan
masukan-masukan dalam kelompok (small group)
tersebut, Untuk dijadikan produksi massal/uji
coba tahap akhir.
3.3.10. Field Test
45
Pada tahap akhir ini produk yang
dikembangkan setelah melewati beberapa tahap
uji coba dan revisi, maka produk akan diuji
cobakan dilapangan dalam situasi yang
realistis. Pengujian dilakukan pada subjek
penelitian yaitu mahasiswa pendidikan teknik
mesin 2011 Universitas Sriwijaya. Uji coba
desain ini dilakukan dengan menggunakan pre
test dan post test untuk melihat hasil belajar
mahasiswa pendidikan teknik mesin 2011. Hasil
akhirnya akan dilakukan penilaian post test
keefektifan kompetensi terhadap mahasiswa
teknik mesin 2011 terhadap pembelajaran dengan
menggunakan media pembelajaran AC yang telah
dikembangkan oleh peneliti.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
3.4.1. Lembar Validasi Instrumen
Untuk mengetahui data tentang kevalidan
dari materi kompetensi desain media
pembelajaran AC yang telah didesain oleh
peneliti menggunakan lembar validasi. Media
pembelajaran AC akan diuji cobakan oleh dosen
pendidikan teknik mesin selaku dosen mata
46
pelajaran sistem AC dan beberapa pakar/ahli AC
mobil. Kemudian diberi lembar validasi kepada
dosen, pakar AC dan mahasiswa pendidikan teknik
mesin pada tahap validasi desain.
3.4.2. Observasi Berperan Serta
Menurut Sugiono (2006: 162) “peneliti
terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai
sumber data penelitian. Sambil melakukan
pengamatan, peneliti ikut apa yang dikerjakan
oleh sumber data, dan ikut merasakan suka
dukanya”.
Observasi dilakukan pada penelitian
pengembangan ini untuk mengetahui keefektifan
materi ajar sistem AC setelah menggunakan media
pembelajaran AC. Peneliti terlibat langsung
dengan kegiatan belajar mengajar sistem AC
menggunakan media pembelajaran AC sambil
melakukan pengamatan terhadap mahasiswa
pendidikan teknik mesin 2011. Pengamatan
penelitin ini dibantu oleh rekan peneliti
selaku observer pada tahap uji coba pemakaian
produk (small group) yang telah didesain.
47
3.4.3. Tes Hasil Belajar
Pada penelitian ini dilakukan dua tahap
test yaitu pre test dan post test. Tahap pertama
dilakukan pre test kepada subjek yaitu mahasiswa
pendidikan teknik mesin 2011, proses belajar
mengajar sebelum menggunakan media pembelajaran
AC untuk mengetahui hasil belajar mahasiswa
yang sudah diajarkan sebelumnya diperkuliahan.
Tahap kedua dilakukan post test kepada
mahasiswa pendidikan teknik mesin 2011 belajar
mengajar setelah menggunakan media pembelajaran
sistem AC untuk mengetahui hasil belajar
mahasiswa dan keefektivan bahan ajar setelah
menggunakan media pembelajaran sistem AC.
3.5. Teknik Analisis Data
3.5.1. Analisis Data Kevalidan Media
Data kevalidan media pembelajaran AC
dilakukan dalam 3 tahap yaitu : data kevalidan
dari dosen pelajaran sistem AC, data kevalidan
dari pakar/ahli AC mobil dan data kevalidan
48
dari rekan mahasiswa pendidikan teknik mesin.
Lembar validasi dapat dilihat dari tabel
berikut.
Tabel 1. Lembar Validasi
Aspek KriteriaNilai
1 2 3 4
Format
Kejelasan petunjuk
komponen-komponen sistem ACKesesuaian lembar kerja
praktik dengan materi.Kejelasan materi sistem AC
pada media.Kejelasan nama-nama
komponen sistem ACKesesuaian rangkaian sistem
AC pada lembar kerja
praktik.
Isi
Kesesuaian dengan silabus
dan tujuan pembelajaran.Kesesuaian antara materi
sistem AC pada media
pembelajaran sistem AC
menggunakan alat peragaKejelasan konsep sistem AC
yang disampaikan pada media
49
pembelajaran sistem AC
menggunakan alat peragaKesesuaian desain dengan
evaluasi.
BahasaKejelasan informasi di alat
peraga.Penggunaan bahasa jelas dan
singkat.
3.5.2. Analisis Data Observasi
Analisis data observasi pada tahap ini
penilaian dilakukan dengan memberi tanda check
(√) pada skor pilihan indikator yang dipilih.
Lembar penilaian data observasi diisi oleh
rekan mahasiswa sebagai observer, analisis data
observasi diambil penilaianya pada tahap uji
coba pemakaian berlangsung. Penilaian desain
media sistem AC dengan menghitung skor
berdasarkan banyaknya tanda check (√) yang
diberikan untuk setiap indikator yang akan
diamati dari masing-masing mahasiswa. Lembar
observasi diberi skor 1-5 sehingga skor
maksimum adalah 4, skor minimum adalah 1.
Lembar observasi dapat dilihat pada tabel
berikut:.
50
Nama Mahasiswa :
Nim :
Petunjuk pengisian : Berilah tanda check (√) pada
setiap indikator yang
muncul sesuai dengan nama
mahasiswa masing-masing.
No IndikatorSkor
1 2 3 4 51 Tampilan dalam
mengoprsikan media sistem
AC.2 Terampil dalam membongkar
dan memasang komponen-
komponen AC.3 Terampil dalam mengenali
nama-nama komponen sistem
AC.4 Terampil dalam menemukan
dan mengatasi
masalah/kerusakan sistem
AC.
5 Kesesuaian alat peraga
dengan materi ajar.
51
Jumlah skor yang diperoleh
Langkah-langkah dalam menganalisis data
observasi dapat diuraikan sebagai berikut:.
1. Menghitung skor yang diperoleh pada setiap
mahasiswa untuk masing-masing indikator. Untuk
mengetahui apakah media pembelajaran sistem AC
yang peneliti kembangkan dapat dikatakan
efektif untuk digunakan dalam proses belajar
mengajar mata kuliah sistem AC.
2. Menentukan presentase skor data observasi.
Presentase skor mahasiswa jika didapat nilai
70% atau lebih dalam katagori valid dan
praktis, maka desain media pembelajaran sistem
AC dapat dikatakan telah memenuhi kriteria
valid dan praktis. Skor data observasi dapat
dilihat pada tabel berikut:.
Tabel 3. Katagori Skor
Observasi
Skor Observasi Katagori5 Sangat praktis4 Praktis3 Cukup Praktis2 Kurang Praktis
52
1 Tidak Praktis
Modifikasi Arikunto
(2011: 245).
3.5.3. Analisis Data Test
Data test hasil belajar mahasiswa dapat
diperoleh setelah memberikan keseluruhan test
dari pre test dan post test kemudian dianalisis
untuk melihat tingkat keberhasilan mahasiswa
dalam menggunakan media pembelajaran sistem AC
pada mata kuliah sistem AC. Skor yang didapat
dari hasil belajar mahasiswa diperoleh dengan
cara menjumlahkan semua skor jawaban mahasiswa.
Jumlah skor yang didapat oleh mahasiswa dari
hasil test, kemudian dikonversikan kedalam
bentuk nilai dengan rentang 0 – 100. Nilai
akhir mahasiswa dikonversikan kedalam penilaian
hasil belajar mahasiswa dengan katagori hasil
belajar berikut ini:.
Tabel 4. Katagori Hasil
Belajar
Skor Kategori
86 – 100 Baik sekali
53
71 – 85 Baik
56 – 70 Cukup
41– 55 Kurang
0 – 40 Gagal
( Sumber : Pedoman FKIP,
2009 : 92 )
Hasil belajar mahasiswa dikatakan lulus
terhadap hasil belajar menggunakan media
pembelajaran sistem AC dengan skor >56.
Sebaliknya jika skor yang didapat mahasiswa <56
dapat dikatakan tidak lulus.
54
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif &
Kualitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Denso. Buku Pedoman AC (Air Conditioner). Percetakan dan
penerbit Denso
Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta : Bumi Aksara
Harjanto. 2008. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka
Cipta
Sadiman, Arief S. Dkk. 2011. Media Pendidikan Pengembangan,
dan Pemanfaatanya. Jakarta : Rajawali Pers
Asyhar Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media
Pembelajaran. Jakarta : Referensi Jakarta
55
Pidarta, Made. 2007. Landasan kependidikan Stimulus Ilmu
pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta
Universitas Sriwijaya. 2009. Buku Pedoman FKIP Universitas
Sriwijaya. Indralaya : Percetakan dan Penerbit
Universitas Sriwijaya
Triyono Wahyu dan Djoko Sumaryanto. 2010. Pedoman Praktis
Merawat AC Mobil. Jakarta : Erlangga
Karyanto, E. Dkk. 2009. Penuntun Praktikum Perawatan Air
Conditioner (Tata Udara). Jakarta : Restu Agung