BAB 1 pengembangan

57
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi otomotif serta penggunaan media pengajaran yang tepat pada setiap materi yang akan diajarkan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap pendidik dalam proses belajar dan pembelajaran di dalam kelas/bengkel otomotif. Penggunaan media pembelajaran yang tepat merupakan suatu bidang yang seyogianya dikuasai oleh setiap pendidik yang prefesional untuk mewujudkan tujuan pendidikan pada khususnya dan tujuan pendidikan nasional pada umumnya, karna dalam penggunaan media pembelajaran yang tepat mempengaruhi pencapaian tujuan belajar dan mengajar di kelas, oleh karna itu guru dituntut untuk membantu memperbaiki perkembangan media pembelajaran dalam sistem pendidikan yaitu guru harus memiliki kemampuan mendesain media, mendesain materi, mendesain soal dan lain-lain. Sesuai dengan fungsi guru sebagai fasilitator, mediator, motivator, driver, dan manajer dalam proses belajar mengajar.

Transcript of BAB 1 pengembangan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi otomotif serta penggunaan media pengajaran

yang tepat pada setiap materi yang akan diajarkan

merupakan hal yang sangat penting bagi setiap

pendidik dalam proses belajar dan pembelajaran di

dalam kelas/bengkel otomotif. Penggunaan media

pembelajaran yang tepat merupakan suatu bidang yang

seyogianya dikuasai oleh setiap pendidik yang

prefesional untuk mewujudkan tujuan pendidikan pada

khususnya dan tujuan pendidikan nasional pada

umumnya, karna dalam penggunaan media pembelajaran

yang tepat mempengaruhi pencapaian tujuan belajar

dan mengajar di kelas, oleh karna itu guru dituntut

untuk membantu memperbaiki perkembangan media

pembelajaran dalam sistem pendidikan yaitu guru

harus memiliki kemampuan mendesain media, mendesain

materi, mendesain soal dan lain-lain. Sesuai dengan

fungsi guru sebagai fasilitator, mediator,

motivator, driver, dan manajer dalam proses belajar

mengajar.

2

“Media juga bagian yang tak terpisahkan dari

proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan

pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran pada

khususnya” (Azhar Arsyad, 2013: 2). Undang-undang RI

nomor 14 tahun 2005 pasal 8 berbunyi: guru wajib

memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani,

serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional.

Hasil dari survei pada mata kuliah sisitem AC

(Air conditioner) di program studi pendidikan teknik

mesin Universitas Sriwijaya selama ini proses

belajar mengajar materi sistem AC belum memenuhi

kriteria yang diharapkan. Belajar mengajar mahasiswa

hanya dijelaskan dasar-dasar sirkulasi sistem AC,

perhitungan dan prinsip kerjanya saja, tetapi

komponen-komponen sistem AC yang real mahasiswa

tidak banyak mengetahuinya, bagaimana bisa mahasiswa

mengetahui komponen-komponen sistem AC yang real,

media sistem AC yang berbentuk papan panel untuk

mahasiswa mengetahui komponen-komponen sisitem AC

prodi pendidikan teknik mesin belum mempunyai media

tersebut. Bagai mana tujuan prodi pendidikan teknik

mesin menciptakan lulusan guru yang berkompetensi

dan berskil dalam memenuhi kebutuhan SMK jika

3

praktek yang dilakukan mahasiswa sangat minim

sekali.

pada umumnya proses belajar mengajar materi

sistem AC tidak banyak mengalami perubahan meskipun

kurikulum telah banyak mengalami perubahan. Oleh

karna itu peneliti membuat suatu rancangan atau

desain media alat praga sistem AC yang berbentuk

papan panel untuk mata kuliah sistem AC yang

berbasis kompetensi dan untuk proses belajar

mengajar di program studi pendidikan teknik mesin

lebih kompeten, lebih praktis dan lebih baik lagi

khususnya menambah pengetahuan, keterampilan, skill

untuk mahasiswa program studi pendidikan teknik

mesin universitas sriwijaya. Dengan adanya media

sistem AC di program studi pendidikan teknik mesin

diharapkan mahasiswa dapat menguasai satu keahlian

kompetensi dari berbagai materi kompetensi yang ada

di program studi pendidikan teknik mesin.

Media yang peneliti buat media yang bisa

digunakan terus-menerus pada materi sistem AC dalam

praktek, teori sistem AC, sevis AC, kendala yang

sering terjadi pada sitem AC, mengetahui komponen-

komponen sistem AC, membongkar dan memasang sistem

AC, dan juga mengetahui alat-alat yang digunakan

4

untuk sevis/perbaikan AC, dan dapat menambah

keaktifan dan keterampilan mahasiswa pendidikan

teknik mesin.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana media pembelajaran sistem AC kendaraan

yang dikembangkan oleh peneliti sudah valid dan

praktis.

1.3. Batasan Masalah

Pembatasan masalah sangat diperlukan untuk

menghindari kesalahpahaman yang menyimpang dari

judul. Karena banyaknya media maupun alat bantu

dalam pembelajaran maka penulis membatasi ruang

lingkup permasalahan pada:

1. Pembuatan desain media pembelajaran sistem AC

kendaraan.

1.4. Tujuan

5

Adapun tujuan yang diharapkan peneliti dan

berdasarkan pedoman latar belakang dan masalah

diatas, maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk memperoleh alat bantu pengajaran dan

pelatihan yang efektif dan materi yang diajarkan

akan lebih cepat diserap/diterima oleh mahasiswa

pendidikan teknik mesin.

2. Untuk melihat apakah ada perbedaan tingkat

pemahaman menggunakan media sistem AC dengan yang

sebelumnya diajarkan.

3. Untuk mengetahui apakah mengajar dengan

menggunakan media AC ini akan lebih efektif dalam

praktik dan memudahkan mahasiswa memahami materi

yang diajarkan khususnya materi sistem AC (Air

conditioner)

1.5. Manfaat

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian

ini adalah:

1. Dengan menggunakan desain media AC mahasiswa akan

lebih cepat memahami materi sistem AC (Air

conditioner).

2. Untuk menambah wawasan mahasiswa dalam bidang

otomotif khususnya pada bagian sistem AC (Air

conditioner).

6

3. Dengan menggunakan alat bantu media AC memudahkan

guru dan mahasiswa dalam berinteraksi langsung ke

benda yang diajarkan, serta mempermudahkan guru

dalam penyampaian materi sistem AC (Air conditioner).

BAB II

7

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Penelitian Pengembangan

Penelitian pengembangan dalam bahasa inggris

(research and development) yang bearti penelitian untuk

menghasilkan produk baru, dan diujicoba keefektifan

produk tersebut (Sugiono, 2006: 333). Menurut Gay,

Mills, dan airasian dalam Emzir (2010: 263) “dalam

bidang pendidikan tujuan utama penelitian dan

pengembangan bukan untuk merumuskan atau menguji

teori, tetapi untuk mengembangkan produk-produk yang

efektif untuk digunakan disekolah-sekolah”.

Berdasarkan pengertian diatas penelitian

pengembangan adalah penelitian untuk menghasilkan

produk baru dalam pendidikan secara sistematis,

diujicoba, diperbaiki, dievaluasi sehingga diperoleh

produk baru yang memenuhi kriteria keefektifan,

kualitas, kevalidan dan standar kompetensi untuk

bisa digunakan produk tersebut dalam pendidikan.

2.2. Pengertian media pembelajran

“Kata media berasal dari bahasa latin medius

yang secara harfiah bearti ‘tengah’, ‘perantara’

atau ‘pengantar’. Pengantar pesan dari pengirim

8

kepada penerima pesan”. (Azhar Arsyad, 2013: 3).

Menurut Rayandra Asyhar (2012: 5) “media adalah

suatu sarana atau perangkat yang berfungsi sebagai

perantara atau saluran dalam suatu proses komunikasi

antara komunikator dan komunikan”. Sedangkan menurut

Arief S.Sadiman, Rahardjo, Anung Haryono &

Rahardjito (2011: 19) media atau bahan adalah

perangkat lunak (software) berisi pesan dan informasi

pendidikan yang disajikan dengan mempergunakan

peralatan.

Pembelajaran dimana guru dan siswa/mahasiswa

saling berinteraktif secara dinamis. Menurut

Rayandra Asyhar (2012: 7) pembelajaran adalah segala

sesuatu yang disajikan dapat membawa informasi dan

pengetahuan dalam interaksi langsung antara pendidik

dan peserta didik. Menururt Azhar Arsyad (2013: 10)

media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyampaikan gagasan berupa pesan

atau informasi dalam proses belajar mengajar

sehingga perhatian minat siswa dalam belajar dapat

terangsang. Sedangkan menurut Rayandra Asyhar (2012:

8) “media pembelajaran adalah segala sesuatu yang

dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu

sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan

belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat

9

melakukan proses belajar secara efisien dan

efektif”.

Media pembelajaran juga dapat membantu

mahasiswa meningkatkan pemahaman, ilmu pengetahuan,

menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,

memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi

(Azhar Arsyad, 2013: 20). Menurut Harjanto (2008:

246) penggunaan media secara tepat dan bervariasi

dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal

ini media pendidikan berguna untuk:

a.Menimbulkan kegairahan belajar,

b.Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara

anak didik dengan lingkungan dan kenyataan,

c.Memungkin anak didik belajar sendiri-sendiri

menurut kemampuanya dan minatnya.

Berdasarkan pengertian diatas media

pembelajaran dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran suatu peralatan atau perangkat untuk

menyampaikan pesan dan informasi kepada peserta

didik dalam proses belajar mengajar, antara guru dan

peserta didik dapat berinteraksi secara langsung

sehingga menimbulkan perhatian, rasa ingin tahu, dan

minat belajar terhadap peserta didik sehingga

terjadi suasana belajar yang kondusif dan efektif.

10

2.3. Alat Peraga

Alat peraga adalah media yang membantu dalam

proses belajar mengajar dan digunakan untuk

meragakan isi dari materi pelajaran tersebut (Azhar

Arsyad, 2013: 9). “Alat peraga juga mengandung

pengertian bahwa segala sesuatu yang masih bersiafat

abstrak, kemudian dikonkretkan dengan menggunakan

alat agar dapat dijangkau dengan pikiran yang

sederhana dan dapat dilihat benda nyatanya,

dipandang, dan dirasakan” (Azhar Arsyad, 2013: 9).

Menurut Rayandra Asyhar (2012: 12) alat peraga

adalah media yang memiliki ciri atau bentuk dari

konsep-konsep materi ajar yang dipergunakan untuk

memperagakan isi materi tersebut sehingga materi

pembelajaran yang abstrak lebih mudah dipahami oleh

siswa. Sedangkan alat peraga pengajaran menurut

Rayandra Asyhar (2012: 11) mengatakan alat peraga

pengajaran adalah alat atau bahan yang digunakan

oleh pebelajar untuk:

1). Membantu pembelajar untuk meningkatkan

keterampilan dan pengetahuan pembelajar

2). Mengilustrasikan dan memantapkan pesan dan

informasi

11

3). Menghilangkan ketegangan dan hambatan dan

rasa malas peserta didik.

Dari pengertian diatas media alat peraga lebih

berguna dan membantu mahasiswa dalam proses

belajarnya dengan media alat praga, dan membantu

pendidik dalam proses mengajar lebih efisien.

Penggunaan alat peraga terpusat pada mahasiswa sebab

membantu mahasiswa dalam proses belajarnya agar

materi yang masih bersifat abstrak yang diajarkan

lebih cepat diterima dan diingat.

2.4. Pengertian AC (air conditioner)

AC (air conditioner) adalah rangkaian peralatan

yang berfungsi untuk mengatur pendinginan didalam

ruangan/kabin agar penumpang dan pengemudi dapat

merasakan segar dan nyaman (Wahyu Triono & Djoko

Sumaryanto, 2010: 5). Menurut E. Karyanto Dipl, dkk

(2009: 1) mengatakan prinsip kerja mesin

pendingin/AC (air conditioner) adalah memindahkan panas

dari tempat temperatur rendah ke tempat temperatur

yang lebih tinggi. AC (air conditioner) pada mobil

mempunyai fungsi utama sebagaimana dikatakan Wahyu

Triono & Djoko Sumaryanto ( 2010: 9) sebagai

berikut.

12

Untuk mengatur termperatur dan kelembabanudara serta membersihkan udara dalam kabinmobil. Ketika dalam cuaca dingin atau padasaat turun hujan, kondensasi dapat munculpada kaca mobil sehingga pandangan pengemudipun menjadi terhalang. Dengan adanya AC yangdapat menghasilkan uadara yang cukup kering,sehingga udara yang lembab didalam mobildapat dihilangkan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan `AC

(air conditioner) adalah suatu rangkaian mesin yang

digunakan untuk mendinginkan udara sekitar,

mempertahankan kondisi udara sekitar dan

mempertahankan suhu dan kelembaban udara dengan cara

refrigerant/freon bersikulasi bertekanan tinggi

melalui selang-selang AC ke semua komponen AC.

Fungsi AC (air conditioner) pada mobil adalah komponen

yang sangat diperlukan bagi pengemudi maupun

penumpang, dikarnakan keadaan suhu didalam mobil

jika tidak adanya pendingin maka pengemudi maupun

penumpang akan merasakan suhu yang panas dan pengap

didalamnya, pendingin didalam mobil juga berfungsi

untuk memberikan sensasi suhu yang dingin, mengatur

sirkulasi udara didalam mobil dan memberikan

kenyamanan bagi pengemudi maupun penumpang pada saat

suhu didalam mobil panas.

13

2.4.1. Regrigerant/Freon

Menurut Wahyu Triono & Djoko Sumaryanto

( 2010: 28) mengatakan bahwa refrigerant adalah

media berbentuk senyawa yang bersikulasi dalam

siklus panas dan mengalami perubahan fase dari

berbentuk gas ke bentuk cair dan sebaliknya.

Refrigerant adalah media untuk pemindah panas

yaitu senyawa yang bersikulasi pada sistem AC

berbentuk tekanan tinggi ke tekanan rendah dan

sebaliknya dari tekanan rendah ketekanan tinggi

dan seterunya itu dilakukan untuk menghasilkan

efek pendinginan. Refrigerant yang dipergunakan

pada kendaraan sekarang ini adalah refrigerant

HFC134a/R134a yang tidak mempunyai sifat sebagai

perusak lapisan Ozone, karena sifat refrigerant

HFC134a tidak mengandung Chlor.

Sifat dari refrigerant HFC134a itu sendiri

pada tekanan atmosfor air mendidih pada suhu 100oC (212 oF), tetapi HFC134a mendidih pada suhu -

26,9 oC (-16,4 oF). Jika HFC134a dilepaskan ke

udara maka secara cepat akan menguap dengan

mengambil panas dari udara disekitarnya. HFC134a

14

juga secara cepat mengembun kembali menjadi cair,

pada kondisi tekanan tertentu dengan melepaskan

panas kesekelilingnya.

Berbeda dengan refrigerant CFC12 model lama

yang mengandung senyawa Chlor. Refrigerant

CFC12/R12 model lama adalah senyawa yang sangat

stabil, dari bumi senyawa tersebut melewati

Troposphere dan senyawa tersebut tanpa

terpecah/rusak. Di Troposphere refrigerant

tersebut memecah akibat pancaran sinar ultraviolet

dan melepaskan atom Chlor. Dan Chlor sebagai

katalisator reaksi dan Ozone tekikis lama kelamaan

lapisan Ozone akan tipis dan bolong.

Gambar 1.

Lapisan Ozone

15

Gambar 2. Gambar 3.

Refrigerant/freon HFC134aRefrigerant/freon CFC12

2.5. Sitem AC Mobil

Sistem AC mobil bekerja jika adanya sirkulasi

refreigerant kekomponen-komponen sistem AC melalui

selang AC, sirkulasi refrigerant pada AC mobil

sebagai berikut:.

16

a. pada keluaran kompresor, refrigerant bersuhu

dan bertekanan tinggi mengandung panas yang

diserap dari evaporaot dan panas yang dihasilkan

oleh kompresor pada langkah tekan.

b. Gas refrigerant ini mengalir ke kondensor

melalui selang ½, didalam kondensor di embunkan

menjadi cairan refrigerant.

c. Cairan refrigerant ini mengalir ke receiver

melalui selang 3/8. Di receiver cairan disaring

dan di simpan sampai evaporator membutuhkan

refrigerant untuk diuapkan.

d. Expansion valve merubah cairan refrigerant

menjadi bersuhu dan bertekanan rendah dengan

bentuk kabut.

e. Refrigerant bersuhu rendah dan berbentuk

kabut tersebut mengalir kedalam evaporator. Di

evaporator refrigerant menguap dan mengambil

panas dari udara hangat yang dilewatkan di

evaporator. Seluruh cairan berubah menjadi gas

refrigerant di dalam evaporator dan gas yang

mempunyai panas tersebut mengalir kedalam

kompresor, selanjutnya proses tersebut berulang

kembali.

17

Gambar 4. Sirkulasi

refrigerant sistem AC mobil

2.5.1. Komponen-komponen Sistem AC Mobil

1. Kompresor

18

Gambar 5. Kompresor AC

Kompresor adalah pompa yang dirancang

untuk menaikan tekanan refrigerant/freon.

Kenaikan tekanan refrigarent maka akan juga

menaikan suhu refrigarant. Refrigarant berbentuk

uap bersuhu tinggi akan mengembun secara cepat

didalam kondensor dan akan melepaskan panas ke

udara sekitar.

2. Kondensor

19

Gambar 6. Kondensor

AC

Kondensor fungsinya didalam mekanisme AC

mobil adalah untuk mendinginkan gas refrigerant

bertekanan dan bersuhu tinggi dan merubahnya

menjadi cairan refrigerant. Suhu panas gas

refrigarent akan dilepas ke udara bebas melalui

kondensor dan fin-fin kondensor. Kedudukan

kondensor harus dipasang didepan kendaraan atau

di depan radiator untuk mendapatkan pendinginan

oleh kipas radiator dan udara yang lewat pada

saat kendaraan berjalan. Jika kondensor tidak

mendapatkan pendinginan yang maksimal maka hal

ini akan mempengaruhi efek pendinginan di

evaporator.

3. Expansion Valve

Ada 3 jenis tipe expansion valve yang

digunakan dalam sistem AC pada umumnya yaitu:.

1. Expansion valve tipe constant pressure

(Tekanan Tetap)

20

Expansion valve tipe ini sangat jarang

digunakan pada AC mobil tetapi expansion valve

tipe ini hanya diperuntukan untuk AC

ruangan/rumah.

Gambar 7. Expansion valve

tipe constant pressure

2. Expansion Valve Tipe Thermal (Tipe Sensor

Panas)

Expansion valve tipe ini lah yang banyak

digunakan pada AC mobil keluaran tahun 1984

sampai tahun 2000. Expansion valve tipe

thermal sampai saat ini masih banyak

digunakan.

21

Gambar 8. Expansion Valve Tipe

Thermal

3. Expansion Valve Tipe Box (Tipe Baru)

Gambar 9. Expansion valve

tipe box

Expansion valve tipe box biasa digunakan

pada kendaraan model terbaru/keluaran diatas

tahun 2000an seperti mobil innova, avanza,

suzuki APV, xenia dan lain-lain. Expansion

valve tipe box adalah expansion valve tipe

external aqualizing sensor indera panasnya

digabung didalam expansion valve. Dan pada

22

ruangan diafragma diisikan gas refrigerant,

beda dengan expansion valve tipe thermal yang

sensor panasnya terpisah dari expansion valve.

Gambar 10.

Kontruksi expansion valve

Expansion valve adalah komponen AC yang

berfungsi sebagai pengatur jumlah aliran

refrigerant/freon yang diuapkan di evaporator

menjadi pengkabutan kristal es maka evaporator

menjadi beku. Pada saat cairan refrigerant

melalui Lubang kecil (input) expansion valve

dan tiba-tiba membesar (output) akibat cairan

yang tiba-tiba membesar, maka cairan

23

refrigerant akan berubah menjadi suhu

bertekanan rendah dengan wujud kabut.

Expansion valve dilengkapi sensor katup

valve/temperature sensing tube yang berisi air

raksa, sensor katup valve ini dilekatkan pada

selang 5/8 dari evaporator yang bertujuan

mendeteksi suhu pada selang 5/8 dari

evaporator, jika selang 5/8 suhu beban

pendinginannya tinggi maka air raksa pada

sensor katup valve akan naik dan menekan

valve/katup maka katup akan membuka lebar dan

aliran cairan regrigerant akan masuk melewati

katup dalam jumlah besar, sebaliknya jika suhu

beban pendinginanya rendah maka air raksa akan

turun dan menarik katup maka katup akan

terbuka sedikit sehingga aliran refrigerant

akan kecil dan pengabutan refrigerant tidak

sempurna maka akan mempengaruhi pendinginan

evaporator.

4. Evavorator

24

Gambar 11. Evaporator AC

Evaporator adalah komponen AC yang beku

pada saat AC dinyalakan, kegunaan evaporator

sangat berlawanan dengan kegunaan kondensor.

Cairan refrigerant yang berbentuk kabut

bertekanan rendah akan membekukan evaporator

secara cepat melalui tube evaporator, dan

selanjutnya pada saat evaporator beku/dingin

fin-fin evaporator akan mentransferkan dingin

evaporator ke udara sekitar sehingga udara

sekitar menjadi udara dingin.

5. Blower AC

25

Gambar 12. Single blower.

Gambar 13. Double blower (duckting).

blower adalah box/tempat kedudukan motor

blower dan evaporator, blower juga berfungsi

sebagai mengalirkan udara dari luar atau udara

dari dalam ruangan mobil ke evaporator yang

selanjutnya keruangan mobil atau penumpang.

6. Selang AC

Selang AC berfungsi sebagai tempat

mengalirnya/sirkulasi refrigerant ke komponen-

komponen AC seperti kompresor, kondensor,

driyer, evaporator, expansion valve. Selang pada

26

sistem AC mobil yang digunakan ada 3 jenis

selang yaitu:

1. Selang 5/8

Selang 5/8 ini dipasang pada AC dari

evaporator ke kompresor

Gambar 14. selang 8/5

2. Selang ½

Selang 1/2 dipasang dari kompresor ke

kondensor

27

Gambar 15. selang ½

3. Selang 3/8

Selang 3/8 dipasang dari kompresor output

ke dryer dan dari dryer ke expansion valve

Gambar 16.

selang 3/8

7.Dryer/Receiver

28

Gambar 17. Kontruksi dryer

Gambar 18. Dryer/receiver

Dryer/receiver adalah komponen AC yang

digunakan untuk menyimpan cairan refrigerant dan

filter didalam dryer akan menyerap air dan kotoran

yang ada didalam refrigerant. Dryer memisahkan

refrigerant dalam bentuk gas dari cairan

refrigerant oleh perbedaan berat dan memastikan

bahwa aliran yang mengalir ke expansion sudah

berbentuk cairan. Dryer juga berisi desiccant

yaitu zeolite yang berfungsi menyerap uap air.

Desiccant adalah suatu zat yang digunakan untuk

menghilangkan uap air dan menyerap air.

2.5.2. Komponen-Komponen Kelistrikan Sistem AC Mobil

29

Gambar 19. Rangkaian kelistrikan

sistem AC kendaraan

1. Magnetic Clucth

Gambar 20. Magnetic clucth, pully dan

center face

Magnetic clutch digunakan untuk

menghubungkan dan memutuskan hubungan kompresor

30

ke mesin. Komponen utamanya adalah stator,

pully dan pressure plate/center face. Cara

kerja magnetic clutch ini adalah pada saat

engine beroperasi, pully berputar karena pully

di hubungkan dengan crank shaft dengan

menggunakan belt, tetapi kompresor belum

bekerja sebelum magnetic clutch diberi arus

listrik. Ketika sistem AC ON, amplifier memberi

arus listrik kestator/magnetic clutch, kemudian

stator berbentuk elektomagnet menarik pressure

plate menekan permukaan gesek pada pully, hal

ini menyebabkan pressure plate berputar

mengikuti putaran pully, dan kompresor bekerja.

2. Motor Blower

Motor Motor blower dalam kelistrikn AC

berfungsi untuk menggerakan fun blower/kipas

blower. Umumnya yang digunakan adalah motor

tipe ferrite motor dan fun tipe sirocco fun.

31

Gambar 21. Ferrite Motor dan Sirocco

Motor

3. Blower resistor

Gambar 22. Blower Resistor

Blower resistor dalam kelistrikan AC

mobil berfungsi sebagai pengontrol keluaran

udara dari putaran motor blower 1, 2, 3, dan 4

pada control panel pada dasbot mobil.

32

Gambar 23. Control Panel

AC Mobil

4. Termostat

Ada 2 tipe termostat yang digunakan pada

AC mobil yaitu:.

1.Tipe Thermistor

Thermistor berasal dari bahasa ‘thermal

resistor’, thermistor adalah komponen yang

dibuat dari semi konduktor yang berubah

resistansinya (tahananya) mengikuti suhu. On

– Off–nya magnetic clutch diatur dari suhu

evaporator dan resistensi thermistor yang

menempel pada evaporator,

33

pada saat suhu evaporator rendah maka

resistansi thermistor berubah tinggi dan arus

yang keamplifier akan tinggi. Sebaliknya jika

suhu evaporator tinggi maka resistansi

thermistor berubah menjadi rendah maka arus

yang mengalir keamplifier menjadi rendah.

Suhu di kontrol dengan membandinkan sinyal

dari thermistor dan hasilnya akan dikuatkan

oleh amplifier untuk mengontrol magnetic

clutch.

Gambar 24. Thermistor AC

2.Tipe Thermostat

Thermostat terdiri dari capillary tube,

Diapragma dan Micro switch. Capillary tube

berisi sepesial gas, Capillary tube

disisipkan dikeluaran evaporator. Tekanan gas

pada Capillary tube berubah tergantung dari

suhu disekelilingnya.

34

Ketika suhu evaporator bertambah,

tekanan didlam Capillary tube bertambah,

sehingga akan menutup contact point pada

micro switch (On). Sebaliknya jika suhu

evaporator berkurang, tekanan Capillary tube

pada thermostat akan berkurang, sehingga akan

membuka contact point pada micro switch

(Off). Maka dari kesimpulan diatas On – Off–

nya magnetic clutch tergantung dari suhu

keluaran evaporator, dan hal ini akan

mengatur suhu ruangan penumpang.

Gambar 25. Thermostat AC

5. Amplifier AC

Amplifier adalah elektrikal/modul AC mobil

untuk mengontrol sirkulasi arus listrik AC

35

mobil dan sebagai menstabil tegangan arus

kekomponen-komponen kelistrikan AC mobil.

Gambar 26. Amplifier AC

6. Kipas kondensor/Condensor fun

Kipas kondensor sebagai penghembus yang

diletakan didepan radiator, dan sebagai

penghisap diletakan dibelakang radiator. Fungsi

kipas kondensor untuk menghisap/menghembuskan

udara bebas melewati fin-fin kondensor sebagai

pelepas udara panas keudara bebas.

36

Gambar 27. Kipas Kondensor

7. Rellay

Gambar 28. Rellay

Rellay berfungsi sebagai menstabilkan,

menambah, menahan tegangan arus batterai (aki),

adapun terminal/kaki-kaki pada rellay yaitu :

8. Terminal 87 = Out (pengeluaran arus)

9. Terminal 85 = Massa body

10. Terminal 30 = Stroom standbay aki

37

11. Terminal 86 = In (pemasukan arus)

12. Terminal 87a = Out

Gambar 29. Terminal Rellay

Gambar 30. Skema rellay

38

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian

pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan

produk media pembelajaran sistem AC yang valid dan

praktis pada mata kuliah sistem AC diprogram studi

pendidikan teknik mesin.

3.2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian pengembangan ini adalah

mahasiswa pendidikan teknik mesin Universitas

Sriwijaya.

3.3. Prosedur Penelitian

39

Penelitian pengembangan media pembelajaran

sistem AC ini menggunakan metode R & D (Research and

Development) adalah metode penelitian yang digunakan

untuk menghasilkan produk baru dalam pendidikan dan

diuji keefektifan produk tersebut, sehingga

diperoleh produk baru yang memenuhi kriteria

keefektifan, kualitas, kevalidan dan kepraktisan

produk tersebut (Sugiono, 2006: 333). Dalam

penelitian pengembangan Research and development ini

karena berkaitan dengan pengembangan media

pembelajaran sistem AC dan media untuk praktek

kompetensi yang diajarkan pada mata kuliah sistem AC

mahasiswa pendidikan teknik mesin Universitas

Sriwijaya.

Menurut Sugiono (2006: 235) Penelitian ini

dilakukan dalam 10 tahap untuk dapat menghasilkan

produk media pembelajaran sistem AC yang valid dan

praktis dan mudah untuk dipahami materi sistem AC,

tahapan tersebut dapat di lihat pada gambar berikut:

Potensi dan Masalah

40

Gambar 27.

Langkah-langkah penggunaan metode Research and

Development (Sugiono, 2006: 335)

3.3.1. Potensi dan

Masalah

Langkah pertama dalam penelitian

pengembangan reseacth and development ini adalah

identifikasi/potensi dan masalah. Masalah yang

terjadi pada pelajaran sistem AC pendidikan

teknik mesin Universitas Sriwijaya adalah tidak

adanya media berbasis kompetensi praktek materi

sistem AC. Tujuan belajar mengajar materi

sistem AC belum tercapai seperti yang

diharapkan prodi pendidikan teknik mesin.

Pengumpulan Data

DesainProduk

ValidasiDesain

Revisi Desain

UjicobaProduk

Revisi Produk

UjicobaPemakaian

Revisi Produk

ProduksiMasal

41

3.3.2. Pengumpulan Data

Setelah masalah dapat ditunjukan dan

teridentifikasi, maka selanjutnya dilakukan

pengumpulan data/informasi untuk mengetahui

kebutuhan materi ajar sistem AC prodi

pendidikan teknik mesin Universitas Sriwijaya

terhadap produk yang ingin dikembangkan melalui

penelitian pengembangan media pembelajaran

sistem AC.

3.3.3. Desain Produk

Pada tahap ini peneliti mendesain

produk/media alat praga yang berkaitan dengan

mata kuliah sistem AC yang berbasis kompetensi.

Produk yang dihasilkan pada tahap desain produk

ini yaitu desain produk yang disebut prototype.

Pada desain produk yang peneliti kembangkan

untuk menggerakan kompresor menggunakan dinamo

listrik sebagai pengganti putaran engine.

3.3.4. Validasi Desain

42

Validasi desain merupakan proses kegiatan

untuk menilai produk media pembelajaran AC yang

telah dirancang/dibuat dengan menghadirkan

beberapa pakar/tenaga ahli yang sudah

berpengalaman di bidang AC mobil untuk menilai

produk/media pembelajaran AC yang peneliti

rancang. Setiap pakar memberikan

masukan/penilaian desain media pembelajaran AC

yang dapat dijadikan dasar perbaikan desain

media pembelajaran AC. Validasi desain media

pembelajaran AC dilakukan bersama beberapa

pakar AC mobil melalui forum diskusi, peneliti

mempresentasikanya terlebih dahulu desain media

pembelajaran AC yang telah peneliti

rancang/desain.

3.3.5. Perbaikan Desain

Setelah dilakukan validasi desain media

pembelajaran sistem AC bersama beberapa

pakar/ahli AC mobil melalui diskusi, maka akan

dapat mengetahui kelemahan dan kekurangan

desain media pembelajaran sistem AC. Kelemahan

dan kekurangan tersebut selanjutnya diperbaiki

berdasarkan masukan-masukan dari beberapa

pakar/ahli AC mobil.

43

3.3.6. Uji Coba Produk

Setelah dilakukan revisi dari desain

media pembelajaran AC, maka peneliti dalam

pengembangan media pembelajaran sistem AC

melakukan uji coba produk. Uji coba produk

dilakukan untuk mengetahui efektivitas dari

produk yang peneliti kembangkan. Pengujian

desain media pembelajaran dilakukan pada tiga

orang (One-to-one) sebagai uji coba produk desain

media pembelajaran AC, Dari tiga orang tersebut

diminta untuk mengamati, mengementari, memberi

masukan dan tanggapan. Dari hasil komentar dan

saran dari tiga orang tersebut, akan dijadikan

masukan untuk memperbaiki produk yang

dikembangkan.

3.3.7. Revisi Produk

Setelah dilakukan uji coba produk dari

masukan-masukan tiga orang maka akan diketahui

kelemahan dan kekurangan produk yang

dikembangkan. Maka peneliti merevisi produk

berdasarkan masukan-masukan dari tiga orang

44

tersebut untuk mengurangi kelemahan dan

kekurangan produk pengembangan ini.

3.3.8. Uji Coba Pemakaian

Setelah revisi produk dilakukan, maka

selanjutnya produk yang dikembangkan oleh

peneliti diujicobakan dalam kelompok yang lebih

luas (small group) untuk mengetahui keefektivan

dan kekurangan produk yang dikembangkan. Dari

uji coba dalam kelompok maka akan mendapatkan

masukan-masukan untuk direvisi produk tahap

akhir.

3.3.9. Revisi Produk

Setelah melewati tahap uji coba produk,

maka tahap selanjutnya peneliti merevisi

produk. Merevisi produk didapat berdasarkan

masukan-masukan dalam kelompok (small group)

tersebut, Untuk dijadikan produksi massal/uji

coba tahap akhir.

3.3.10. Field Test

45

Pada tahap akhir ini produk yang

dikembangkan setelah melewati beberapa tahap

uji coba dan revisi, maka produk akan diuji

cobakan dilapangan dalam situasi yang

realistis. Pengujian dilakukan pada subjek

penelitian yaitu mahasiswa pendidikan teknik

mesin 2011 Universitas Sriwijaya. Uji coba

desain ini dilakukan dengan menggunakan pre

test dan post test untuk melihat hasil belajar

mahasiswa pendidikan teknik mesin 2011. Hasil

akhirnya akan dilakukan penilaian post test

keefektifan kompetensi terhadap mahasiswa

teknik mesin 2011 terhadap pembelajaran dengan

menggunakan media pembelajaran AC yang telah

dikembangkan oleh peneliti.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

3.4.1. Lembar Validasi Instrumen

Untuk mengetahui data tentang kevalidan

dari materi kompetensi desain media

pembelajaran AC yang telah didesain oleh

peneliti menggunakan lembar validasi. Media

pembelajaran AC akan diuji cobakan oleh dosen

pendidikan teknik mesin selaku dosen mata

46

pelajaran sistem AC dan beberapa pakar/ahli AC

mobil. Kemudian diberi lembar validasi kepada

dosen, pakar AC dan mahasiswa pendidikan teknik

mesin pada tahap validasi desain.

3.4.2. Observasi Berperan Serta

Menurut Sugiono (2006: 162) “peneliti

terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai

sumber data penelitian. Sambil melakukan

pengamatan, peneliti ikut apa yang dikerjakan

oleh sumber data, dan ikut merasakan suka

dukanya”.

Observasi dilakukan pada penelitian

pengembangan ini untuk mengetahui keefektifan

materi ajar sistem AC setelah menggunakan media

pembelajaran AC. Peneliti terlibat langsung

dengan kegiatan belajar mengajar sistem AC

menggunakan media pembelajaran AC sambil

melakukan pengamatan terhadap mahasiswa

pendidikan teknik mesin 2011. Pengamatan

penelitin ini dibantu oleh rekan peneliti

selaku observer pada tahap uji coba pemakaian

produk (small group) yang telah didesain.

47

3.4.3. Tes Hasil Belajar

Pada penelitian ini dilakukan dua tahap

test yaitu pre test dan post test. Tahap pertama

dilakukan pre test kepada subjek yaitu mahasiswa

pendidikan teknik mesin 2011, proses belajar

mengajar sebelum menggunakan media pembelajaran

AC untuk mengetahui hasil belajar mahasiswa

yang sudah diajarkan sebelumnya diperkuliahan.

Tahap kedua dilakukan post test kepada

mahasiswa pendidikan teknik mesin 2011 belajar

mengajar setelah menggunakan media pembelajaran

sistem AC untuk mengetahui hasil belajar

mahasiswa dan keefektivan bahan ajar setelah

menggunakan media pembelajaran sistem AC.

3.5. Teknik Analisis Data

3.5.1. Analisis Data Kevalidan Media

Data kevalidan media pembelajaran AC

dilakukan dalam 3 tahap yaitu : data kevalidan

dari dosen pelajaran sistem AC, data kevalidan

dari pakar/ahli AC mobil dan data kevalidan

48

dari rekan mahasiswa pendidikan teknik mesin.

Lembar validasi dapat dilihat dari tabel

berikut.

Tabel 1. Lembar Validasi

Aspek KriteriaNilai

1 2 3 4

Format

Kejelasan petunjuk

komponen-komponen sistem ACKesesuaian lembar kerja

praktik dengan materi.Kejelasan materi sistem AC

pada media.Kejelasan nama-nama

komponen sistem ACKesesuaian rangkaian sistem

AC pada lembar kerja

praktik.

Isi

Kesesuaian dengan silabus

dan tujuan pembelajaran.Kesesuaian antara materi

sistem AC pada media

pembelajaran sistem AC

menggunakan alat peragaKejelasan konsep sistem AC

yang disampaikan pada media

49

pembelajaran sistem AC

menggunakan alat peragaKesesuaian desain dengan

evaluasi.

BahasaKejelasan informasi di alat

peraga.Penggunaan bahasa jelas dan

singkat.

3.5.2. Analisis Data Observasi

Analisis data observasi pada tahap ini

penilaian dilakukan dengan memberi tanda check

(√) pada skor pilihan indikator yang dipilih.

Lembar penilaian data observasi diisi oleh

rekan mahasiswa sebagai observer, analisis data

observasi diambil penilaianya pada tahap uji

coba pemakaian berlangsung. Penilaian desain

media sistem AC dengan menghitung skor

berdasarkan banyaknya tanda check (√) yang

diberikan untuk setiap indikator yang akan

diamati dari masing-masing mahasiswa. Lembar

observasi diberi skor 1-5 sehingga skor

maksimum adalah 4, skor minimum adalah 1.

Lembar observasi dapat dilihat pada tabel

berikut:.

50

Nama Mahasiswa :

Nim :

Petunjuk pengisian : Berilah tanda check (√) pada

setiap indikator yang

muncul sesuai dengan nama

mahasiswa masing-masing.

No IndikatorSkor

1 2 3 4 51 Tampilan dalam

mengoprsikan media sistem

AC.2 Terampil dalam membongkar

dan memasang komponen-

komponen AC.3 Terampil dalam mengenali

nama-nama komponen sistem

AC.4 Terampil dalam menemukan

dan mengatasi

masalah/kerusakan sistem

AC.

5 Kesesuaian alat peraga

dengan materi ajar.

51

Jumlah skor yang diperoleh

Langkah-langkah dalam menganalisis data

observasi dapat diuraikan sebagai berikut:.

1. Menghitung skor yang diperoleh pada setiap

mahasiswa untuk masing-masing indikator. Untuk

mengetahui apakah media pembelajaran sistem AC

yang peneliti kembangkan dapat dikatakan

efektif untuk digunakan dalam proses belajar

mengajar mata kuliah sistem AC.

2. Menentukan presentase skor data observasi.

Presentase skor mahasiswa jika didapat nilai

70% atau lebih dalam katagori valid dan

praktis, maka desain media pembelajaran sistem

AC dapat dikatakan telah memenuhi kriteria

valid dan praktis. Skor data observasi dapat

dilihat pada tabel berikut:.

Tabel 3. Katagori Skor

Observasi

Skor Observasi Katagori5 Sangat praktis4 Praktis3 Cukup Praktis2 Kurang Praktis

52

1 Tidak Praktis

Modifikasi Arikunto

(2011: 245).

3.5.3. Analisis Data Test

Data test hasil belajar mahasiswa dapat

diperoleh setelah memberikan keseluruhan test

dari pre test dan post test kemudian dianalisis

untuk melihat tingkat keberhasilan mahasiswa

dalam menggunakan media pembelajaran sistem AC

pada mata kuliah sistem AC. Skor yang didapat

dari hasil belajar mahasiswa diperoleh dengan

cara menjumlahkan semua skor jawaban mahasiswa.

Jumlah skor yang didapat oleh mahasiswa dari

hasil test, kemudian dikonversikan kedalam

bentuk nilai dengan rentang 0 – 100. Nilai

akhir mahasiswa dikonversikan kedalam penilaian

hasil belajar mahasiswa dengan katagori hasil

belajar berikut ini:.

Tabel 4. Katagori Hasil

Belajar

Skor Kategori

86 – 100 Baik sekali

53

71 – 85 Baik

56 – 70 Cukup

41– 55 Kurang

0 – 40 Gagal

( Sumber : Pedoman FKIP,

2009 : 92 )

Hasil belajar mahasiswa dikatakan lulus

terhadap hasil belajar menggunakan media

pembelajaran sistem AC dengan skor >56.

Sebaliknya jika skor yang didapat mahasiswa <56

dapat dikatakan tidak lulus.

54

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : PT

Raja Grafindo Persada

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung : Alfabeta

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif &

Kualitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Denso. Buku Pedoman AC (Air Conditioner). Percetakan dan

penerbit Denso

Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.

Jakarta : Bumi Aksara

Harjanto. 2008. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka

Cipta

Sadiman, Arief S. Dkk. 2011. Media Pendidikan Pengembangan,

dan Pemanfaatanya. Jakarta : Rajawali Pers

Asyhar Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media

Pembelajaran. Jakarta : Referensi Jakarta

55

Pidarta, Made. 2007. Landasan kependidikan Stimulus Ilmu

pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta

Universitas Sriwijaya. 2009. Buku Pedoman FKIP Universitas

Sriwijaya. Indralaya : Percetakan dan Penerbit

Universitas Sriwijaya

Triyono Wahyu dan Djoko Sumaryanto. 2010. Pedoman Praktis

Merawat AC Mobil. Jakarta : Erlangga

Karyanto, E. Dkk. 2009. Penuntun Praktikum Perawatan Air

Conditioner (Tata Udara). Jakarta : Restu Agung

56

57

Gambar 29. Rangkaian kelistrikan AC mobil