BAB I PENDAHULUAN 1
-
Upload
tricahyajuliadi -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan akan masalah yang dihadapi oleh
masyarakat dalam era globalisasi ini merupakan hal yang
penting untuk dijadikan suatu pembekalan bagi mahasiswa
khususnya masalah pekerjaan yang lambat laun semakin
sempit. Di lain sisi, setiap tahun jumlah lulusan
sarjana maupun diploma semakin bertambah dan sulit
tertampung di bidang-bidang yang sesuai dengan
jurusannya atau bidang usaha lainnya, termasuk dalam
bidang lapangan pekerjaan.
Persaingan terbuka dengan berbagai negara di dunia
sudah tidak dapat dihindari lagi. Hal ini mengakibatkan
tiap individu dituntut untuk mampu bersaing dan
mengimbangi setiap kemajuan yang sesuai dengan tuntutan
zaman. Penguasaan skill yang sesuai dan komunikasi yang
baik serta pengetahuan mengenai segala informasi
merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh pada
kemampuan individu untuk mampu bersaing.
Oleh karena itu, sebelum benar-benar terjun secara
langsung di dunia kerja maka mahasiswa Teknik Kimia
Politeknik Negeri Sriwijaya melakukan Kuliah Kerja
Lapangan dalam rangka memenuhi kurikulum pendidikannya
dengan maksud agar mahasiswa dapat mengetahui gambaran
1
mengenai industri yang bergerak di bidang keteknik
kimiaan dan juga menambah wawasan dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui kegiatan observasi
(pengamatan langsung) dan diskusi serta wawancara
dengan pihak industri/perusahaan/instansi pemerintah
atau institusi lainnya.
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1Tujuan
Adapun tujuan dari kuliah kerja lapangan ini
adalah sebagai berikut :
a.Untuk memenuhi salah satu syarat kurikulum
semester V di Jurusan Teknik Kimia Politeknik
Negeri Sriwijaya.
b.Sebagai media pembanding dari ilmu atau teori yang
diperoleh di bangku kuliah dengan keadaan yang
sebenarnya di lapangan.
c.Untuk meningkatkan pengetahuan terhadap industri-
industri yang ada di Indonesia.
1.2.2 Manfaat
Apabila tujuan dari kuliah kerja lapangan ini
dapat tercapai, maka manfaat dari kuliah kerja
lapangan ini yaitu :
a. Dapat persyaratan standar kurikulum mata kuliah
kerja lapangan semester V.
2
b. Dapat memperluas wawasan dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi.
c. Dapat memperoleh informasi tentang industri
yang dikunjungi.
d. Mengenal unit dan peralatan di industri besar
di Indonesia.
e. Memperoleh pengetahuan tentang uraian proses
produksi di industri yang dikunjungi.
BAB II
TINJAUAN UMUM
3
Pada bab ini akan diuraikan tentang industri
dikunjungi dalam kuliah kerja lapangan ini yaitu:
1. PT. Coca-Cola Amatil Indonesia
2. PT. Sier Pier
2.1 PT. Coca – Cola Amatil Indonesia
2.1.1 Sejarah Perusahaan
PT. Tirta Mukti Indah Bottling Company dengan
status perusahaan Modal Dalam Negeri mendapat
kepercayaan dari PT. Coca-Cola Indonesia untuk
memproduksikan dan memasarkan minuman Coca-Cola, Sprite,
Fanta untuk wilayah Jawa Barat yang di dirikan pada
tanggal 7 Agustus 1979. Pembangunan fisik pabrik ini
mulai dilaksanakan pada tanggal 2 Februari 1982
berlokasi di JL. Raya Bandung-Garut Km. 26 Kabupaten
Sumedang Jawa Barat. Setelah Pembangunan pabrik ini
selesai maka diresmikan pada tanggal 15 Oktober 1983.
Pada tanggal 8 November 1991 PT. Tirta Mukti
Indah Bottling Company resmi berubah menjadi PT. Coca-
Cola Tirtalina Bottling Company dengan status Perusahaan
4
Modal Asing. Perubahan status ini dikarenakan
dibelinya sebagian saham oleh pihak asing. Pemasaran
dan penjualan produk PT. Tirta Mukti Indah Bottling
Company diserahkan kepada PT. Ranca Agung Luhur
sebagai distributor tunggal sejak tanggal 22
September 1983 yang kemudian berganti nama menjadi PT.
Coca-Cola Banyu Argo Unit Jawa Barat pada tanggal 8
November 1991 bersamaan dengan pergantian nama PT.
Tirta Mukti Indah Bottling Company menjadi PT. Coca-Cola
Tirtalina Bottling Company. Tahun 1995 PT. Coca-Cola Banyu Argo
dan PT. Coca-Cola Tirtalina BottlingCompany berafiliansi dengan
Coca-Cola Amatil, satu grup perusahaan Coca-Cola di
kawasan Asia Pasifik dan Eropa Timur yang
bermarkas di Sydney Australia. Pada tanggal 1 Januari
2000, terjadi merger perusahaan Coca-Cola diseluruh
Indonesia dengan pergantian nama menjadi PT. Coca-Cola
Amatil Indonesia Bottling untuk perusahaan pembotolan dan PT.
Coca-Cola Amatil Indonesia untuk perusahaan distributornya.
Pada tanggal 1 Juli 2002, PT. Coca-Cola Amatil Indonesia
Bottling berubah nama menjadi PT. Coca-Cola Bottling Indonesia
dan PT. Coca-Cola Amatil Indonesia berubah nama
menjadi PT. Coca-Cola Distribution Indonesia. Sedangkan untuk
hal-hal yang bersifat penggabungan antara perusahaan
pembotolan dan perusahaan distributor nama perusahaan
yang digunakan adalah PT. Coca-Cola Bottling Indonesia.
5
Perubahan nama ini diharapkan dapat membuat masyarakat
Indonesia merasa lebih akrab dengan Coca-Cola.
2.1.2 Lokasi
- Sumatera Bagian Utara
- Sumatera Bagian Selatan
- Jakarta
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- Jawa Timur
- Balinusa
- Kalimantan
- Sulawesi Bagian Selatan
2.1.3 Produk
Coca – Cola Bottling Indonesia memproduksi merek –
merek inti seperti Coca – Cola, Sprite, Fanta, dan
Frestea di dalam pabrik – pabriknya yang tersebar
diseluruh Indonesia. Untuk menjaga agar mutu minuman
yang dihasilkan sesuai dengan standar, kami menerapkan
dengan ketat proses produksi yang diakui secara
internasional.
Pemberian kode – kode pada setiap produk merupakan
bagian terpenting dari keseluruhan proses. Dengan kode
– kode itu kami menjaga agar para pelanggan mendapatkan
minuman dalam rasanya yang terbaik.
6
Setiap kode menunjukkan keterangan-keterangan
tertentu tentang produk tersebut. Ada kode yang
menunjukkan keterangan tentang tanggal pembuatan. Ada
kode yang lebih rumit, terdiri atas huruf dan angka
yang menunjukkan hari, bulan, shift, dan pabrik tempat
minuman tersebut dibuat. Ada lagi yang tidak tampak
pada kemasan karena tinta yang digunakan hanya dapat
dibaca dengan teknologi khusus.
Semua itu menunjukkan komitment PT. Coca – Cola
untuk memastikan bahwa teknologi, sumber daya manusia
maupun material yang dipergunakan, semuanya tertuju
untuk kepuasan para pelanggan dan konsumen.
Produk PT. Coca – Cola :
Coca – Cola
Coca – Cola
Diet Coke
Coca – Cola Zero
Sprite
Sprite
Sprite Zero
Fanta
Fanta Strawberry
Fanta Vitamin C
Fanta Fruitpunch
Fanta Orange
Fanta Blueberry
7
Frestea
Frestea Jasmine
Frestea Green
Frestea Apel – Lemon – Markisa
Minute Maid
Minute Maid Pulpy Orange
Minute Maid Pulpy Tropical
Minute Maid Pulpy O’Mango
Schweppes
Ades
Powerade Isotonik
A & W
2.2.4 Penjualan dan Pemasaran Produk
PT. Coca – Cola Amatil Indonesia memiliki beberapa
program untuk mendukung penjualan dan pemasaran produk-
produk. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan
kepuasan dan loyalitas konsumen, yaitu:
Program Promosi
PT. Coca – Cola Amatil Indonesia mempunyai program
promosi yang beragam, yang tidak hanya untuk
meningkatkan penjualan dan pemasaran, tetapi juga
meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk PT.
Coca – Cola.
Layanan Konsumen
8
Di Coca-Cola, Customer Service System (CSS),
sistem pelayanan pelanggan kami, didesain untuk
meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen secara
terus-menerus terhadap produk-produk Coca-Cola dengan
menyediakan pelayanan yang optimal kepada seluruh
pelanggan berdasarkan kebutuhan mereka masing-masing.
Area Marketing Contractor
Terbatasnya sumberdaya dan kemampuan untuk
melakukan pengembangan daerah tertentu, sekaligus
komitmen untuk menciptakan peluang kerja yang luas di
sektor informal, mendorong Coca – Cola untuk secara
serius dan berkesinambungan mengembangkan jaringan
Distribusi Tak Langsung (Indirect Distribution)
berbasis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia.
Sistem Distribusi ini mengandalkan dua kelompok usaha
kecil dan menengah yang terbagi dalam dua kelompok
besar: Area Marketing Contractor (AMC) dan Street
Vending.
Layanan Pendingin Produk
Riset membuktikan bahwa 90% konsumen kami lebih
menyukai membeli produk-produk Coca – Cola dalam
keadaan dingin. Hal ini menunjukkan bahwa peranan Cold
Drink Equipment (peralatan pendingin) sangat penting
9
dalam meningkatkan pertumbuhan penjualan dan mendorong
tingkat keuntungan para pelanggan kami.
HoReCa
Dengan bekerjasama dengan berbagai Hotel,
Restaurant, dan Café ternama, kami memberikan beragam
penawaran menarik melalui program HoReCa ini.
2.1.5 Produksi dan Distribusi
Semua produk yang dijual dan didistribusikan oleh
Coca – Cola Bottling Indonesia diproduksi di Indonesia.
Saat ini terdapat 10 pabrik pembotolan yang tersebar di
seluruh Indonesia. Selama ini pabrik-pabrik yang ada di
Indonesia telah menerima berbagai penghargaan dari The
Coca – Cola Company atas pencapaian standar yang
melampaui standar yang ditetapkan untuk pabrik-pabrik
sejenis di berbagai lokasi lain di dunia.
Semua pabrik diwajibkan mematuhi dan bahkan kerap
kali melampaui berbagai ketentuan internasional dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan secara
teratur melaksanakan audit di bidang pengawasan mutu,
lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.
Minuman Coca – Cola sebelum sampai ke tangan
konsumen berawal dari bahan baku pilihan berkualitas
tinggi yang diproses melalui beberapa tahapan, yaitu:
10
persiapan bahan, pencampuran, pencucian, pengisian dan
penutupan, pengkodean, pemeriksaan, pengemasan, dan
pengangkutan.
Tim penjualan yang sangat besar tidak saja menjual
produk – produk kepada para pelanggan, tetapi mereka
juga memberikan saran bagaimana sebaiknya mereka
menjual produk – produk Coca – Cola. Supervisor
penjualan di PT. Coca – Cola juga teratur mengunjungi
para pelanggan dan memberikan bimbingan, serta
menampung masukan yang disampaikan para pelanggan.
Kebijakan penjualan dan distribusi secara
menyeluruh diarahkan oleh National Office di Cibitung,
Bekasi, namun penerapan kebijakan tersebut dilaksanakan
oleh para manajer operasional dan regional yang handal
dan berpengalaman beserta staf mereka. Pabrik Coca-Cola
di Indonesia terbuka untuk kunjungan bagi semua lapisan
masyarakat : kalangan pendidikan, instansi
pemerintah/swasta, organisasi sosial dan lain – lain.
Yang ingin melihat langsung proses produksi kami yang
higienis dan berkualitas.
2.2 PT. Sier Pier
2.3.1 Sejarah Perusahaan
11
PT. Sari Husada adalah perusahaan yang memproduksi
produk bernutrisi untuk bayi dan anak-anak Indonesia,
mulai dari aneka susu formula untuk bayi hingga makanan
bernutrisi dengan standar mutu internasional. Pada
tahun 1954 dalam rangka swasembada protein pemerintah
Indonesia bekerja sama dengan PBB mendirikan sebuah
pabrik susu nabati dengan nama NV Sari Dele.
Pengelolaannya dipercayakan kepada Bank Industri
Negara, sedangkan PBB dalam hal ini United Nations
International Children’s Emergency Funds (UNICEF)
memberi pinjaman mesin-mesin pengolah susu oleh Sari
Dele melalui Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Tenaga ahli dididik oleh dan atas tanggungan biaya Food
And Agricultural Organization (FAO).
Pada tahun 1962 hubungan Indonesia dengan UNICEF
dan FAO terputus. Beberapa tahun kemudian pengelolaan
NV Sari Dele diserahkan pada Badan Pimpinan Umum (BPU)
Farmasi Negara dan berubah menjadi Perusahaan Negara
(PN Sari Dele).
Menteri kesehatan Prof. Dr. Satrio, atas saran
para dokter anak senior di Fakultas Kedokteran
12
Universitas Indonesia menugaskan PN Sari Dele untuk
membuat sejenis susu bayi dan kemudian diberi nama SGM
(Susu Gula Minyak). Dalam perkembangan selanjutnya PN
Sari Dele juga memproduksi sejenis bubur yang diberi
nama SNM (Susu Nasi Minyak) yang hingga kini dikenal
dan banyak digunakan masyarakat luas. Berawal dari susu
formula, kini produk-produk perusahaan ini berkembang
dan terentang dari susu formula hingga produk makanan
bergizi untuk bayi dan anak-anak.
Pada tahun 1967 Indonesia bergabung kembali dengan
PBB, UNICEF menyerahkan kepemilikan seluruh harta milik
perusahaan kepada Departemen Kesehatan RI, perubahan
kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan pengelolaan
perusahaan-perusahaan negara yaitu dengan dihapuskannya
BPU, termasuk pula BPU Farmasi merubah juga status PN
Sari Dele menjadi PN Sari Husada.
Pada tanggal 18 Agustus 1968 dengan di bentuknya
PT. Kimia Farma, sebuah Badan Usaha Milik Negara
(BUMN). Kepemilikan PN Sari Husada diserahkan kepada PT
Kimia Farma dengan diganti nama menjadi PT Kimia Farma
Unit Produksi Yogyakarta. Menghadapai masuknya modal
asing persaingan-persaingan dimana yang akan datang,
timbul beberapa gagasan :
a) Memperbaharui mesin-mesin produksi yang sudah tua.
b) Meningkatkan kondisi bangunan dan sistem
kelistrikan.
13
c) Mendidik tenaga-tenaga kerja yang ahli dan
terampil di bidangnya masing-masing.
d) Mengadakan sistem manajemen dengan pengetahuan
teknis.
e) Menyempurnakan alat-alat laboratorium dan
pengendalian mutu.
Pada tanggal 8 Mei 1972 PT. Kimia Farma
menandatangani suatu kerjasama dengan PT. Tiga Raksa
yang kemudian membentuk PT. Sari Husada dibawah akte
yang disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dengan surat
keputusan tanggal 28 September 1972 Nomor Y.A.5/159/7,
serta didaftarkan di kantor Panitera Pengadilan Negeri
Yogyakarta tanggal 3 Oktober 1972 Nomor 73/72/PT dan
diumumkan dalam berita Negara RI tanggal 26 Desember
1972 Nomor 103 tambahan Nomor 542. Secara operasional
PT. Sari Husada baru menjalankan usahanya tanggal 1
Oktober 1972 dengan memanfaatkan fasilitas Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN) seperti diatur dalam Undang-
Undang No. 6 tahun 1968.
Pada tanggal 4 Juni 1983 berdasarkan surat Nomor
SI.083/PM/1983, Bapepam memberikan kesempatan kepada
PT. Sari Husada untuk menjual sahamnya kepada
masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia di Jakarta.
Komposisi kepemilikan saham PT Sari Husada sejak saat
itu adalah sebagai berikut :
a. PT. Kimia Farma : 43,54 %
14
b. PT. Tiga Raksa : 35,63 %
c. Publik : 20,83 %
Pada tahun 1992, keseluruhan saham yang dimiliki
oleh PT. Kimia Farma dijual kepada PT. Tiga Raksa
sehingga kepemilikan saham PT. Tiga Raksa terhadap PT.
Sari Husada menjadi 79,17 %.
Berdasarkan keputusan RUPS Luar Biasa tanggal 2
Mei 1994, PT Sari Husada memutuskan untuk melakukan
Penawaran Umum Terbatas III kepada para pemegang saham
disertai dengan hak memesan efek terlebih dahulu,
sejumlah 14.264.650 lembar saham dengan harga Rp.
2.000,00 (dua ribu rupiah) per lembar saham. Tujuan
kegiatan tersebut adalah untuk memperoleh dana
dalamrangka membiayai akuisisi terhadap seluruh saham
PT. Sugizindo dari PT. Tiga Raksa.
Tahun 1996 PT. Sari Husada telah mempersiapkan diri
dalam menghadapi era globalisasi dengan mengadakan
restrukturasi pada semua bidang, meliputi :
a) Memperbaharui atau memodifikasi mesin-mesin
produksi.
b) Penerapan sistem manajemen mutu (TQM, ISO 9002).
c) Sumber daya manusia (pembobotan dan sistem
penggajian baru).
d) Investasi strategis (pengembangan lahan) di desa
Kemudo Klaten. Untuk memperkuat kedudukannya dalam
15
peta persaingan global, pada tahun 1998 Sari
Husada beraliansi dengan Nutricia International,
BV (Royal Numico) yang berpusat di Amsterdam,
Belanda dan kini Nutricia merupakan pemegang saham
mayoritas Sari Husada yang memiliki kelebihan pada
aspek internasional, yaitu :
a. Research and development.
b. Teknologi.
c. Internasional Marketing.
d. Modal yang besar.
Adapun mengenai kepemilikan saham adalah sebagai
berikut :
a. Nutricia Internasional BV : 72,99 %
b. PT. Tiga Raksa : 5,99 %
c. PT. Tiga Raksa Satria : 0,0001 %
d. Publik : 21,03 %
Pada tahun 2001 PT. Sari Husada telah mengalami
perubahan kepemilikan saham yang terbaru, sesuai dengan
RUPS Mei tahun 2001, adalah :
a. Nutricia Internasional BV : 80,80 %
b. Lembaga dan masyarakat Indonesia : 16,50 %
c. Lembaga dan masyarakat asing : 2,70 %
Pada tahun 2002 PT. Sari Husada telah mengalami
perubahan kepemilikan saham yang terbaru, sesuai dengan
RUPS Mei tahun 2002, adalah :
a. Nutricia Internasional BV : 80,81 %
16
b. Lembaga dan masyarakat Indonesia : 16,49 %
c. Lembaga dan masyarakat asing : 2,70 %
Pada tahun 2003 PT. Sari Husada telah mengalami
perubahan kepemilikan saham yang terbaru, sesuai dengan
RUPS Mei tahun 2003, adalah :
a. Nutricia Internasional BV : 80,85 %
b. Lembaga dan masyarakat Indonesia : 15,64 %
c. Lembaga dan masyarakat asing : 3,51 %
Setelah PT. Sari Husada berkembang pesat maka
berusaha untuk memperluas wilayah. Pada tahun 2000, di
daerah Kemudo, Klaten didirikan perusahaan yang
merupakan pengembangan dari PT. Sari Husada Yogyakarta
dengan nama PT. Sari Husada Unit II Kemudo Klaten.
PT. Sari Husada memproduksi berbagai jenis produk
susu berstandar internasional untuk bayi dan anak-anak
dengan harga terjangkau dari susu pertumbuhan hingga
susu khusus untuk bayi yang peka laktosa dan bayi yang
lahir dengan berat tubuh rendah. PT. Sari Husada juga
menyediakan susu untuk ibu hamil dan ibu menyusui.
Produksinya dilakukan di pabriknya di kawasan
Yogyakarta dan Klaten, Jawa Tengah.
Pada tahun 2006, agar lebih fokus dalam
pengembangan usahanya, perusahaan mengajukan perubahan
status dari perusahaan publik menjadi perusahaan
privat. Kemudian di tahun 2007, Danone Group
17
mengakuisisi Royal Numico. Hingga dewasa ini, dengan
pengalaman panjangnya di dalam menyediakan produk-
produk bergizi tinggi, berstandar mutu internasional
dan dengan harga terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat, Sari Husada telah membuktikan dirinya
sebagai asset nasional yang sangat penting dan perlu
diperhitungkan.
2.3.2. Proses Produksi
PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta merupakan
perusahaan yang berkembang dan bergerak di bidang
industri makanan yang mengolah dan memproduksi susu
segar menjadi susu dan makanan bayi. PT. Sari Husada
Unit I terletak di Jl. Raya Kusumanegara 173
Yogyakarta.
1. Bahan-bahan
Dalam proses produksi menggunakan bahan-bahan
sebagai berikut:
a. Bahan baku
1) Susu segar
Susu segar yang didatangkan dari banyak KUD yang
bergabung dalam GKSI (Gabungan Koperasi Susu
Indonesia). KUD yang masih aktif memberikan kontribusi
susu segar diantaranya adalah Koperasi Kaliurang,
Koperasi Sarana Makmur, Koperasi Puspetasari, Koperasi
18
Wargamulya, Koperasi Jatinom, Koperasi Cepogo, Koperasi
Musuk dan Koperasi Pesat.
Susu yang disetor oleh KUD diangkut oleh mobil
tangki yang selanjutnya dibawa ke tempat penampungan
susu namun sebelumnya diperiksa dahulu oleh petugas
laboratorium dan setelah dinyatakan release dialirkan
ke BTD untuk diproses sedangkan susu yang tidak lulus
uji maka tidak terima dan dikembalikan. Hal ini
dimaksudkan untuk mempertahankan kualitas yang
diharapkan.
2) Skim
Susu skim dibutuhkan untuk campuran dari susu
segar yang telah diproses menjadi bentuk bubuk. Susu
skim berperan untuk materi lain yang dibutuhkan dalam
nilai gizi susu produk PT. Sari Husada Unit I
Yogyakarta, susu skim ini merupakan susu lemak dengan
nilai protein dan laktosa yang cukup memadai. Susu
inipun sebelum masuk dalam proses harus melalui
persetujuan QA lebih dahulu untuk memastikan bahwa
bahan susu skim ini layak untuk diproduksi atau tidak.
3) Minyak nabati
Bahan minyak yang dipakai dalah minyak kelapa,
minyak kacang atau kedelai dan minyak kelapa sawit yang
dipakai sebagai pengganti asam lemak jenuh. Pembelian
19
semua jenis minyak dilakukan di Semarang, kemudian
dilakukan pencampuran melalui pabrik lokal di
Indonesia.
4) Gula pasir
Merupakan sumber karbohidrat yang sekaligus
memberi rasa manis yang biasanya disukai oleh bayi.
Gula pasir ini dibeli dari PT. Gondang Baru (Klaten).
b. Bahan Tambahan
Bahan tambahan yang digunakan antara lain:
1) Mineral
2) Coklat
3) Vitamin
4) Flavour
5) Lesithin
6) Renoxsan sebagai antioksidan.
7) Maltodekstrin pangan
2. Tahapan Proses
Proses pembuatan susu bubuk full cream milk powder
(FCMP) melalui 2
tahap sebagai berikut:
1. Proses Pengolahan Susu Kental
(a) Penerimaan Susu Segar
20
Susu segar diterima dari GKSI biasanya 45.000-
50.000 liter, yang kemudian diuji oleh Quality
Assurance, jika telah memenuhi syarat maka akan dipompa
ke balance tank ( BT )melalui pipa-pipa yang dilengkapi
penyaring dan katup yang berfungsi untuk mengatur
kontinyuitas aliran susu yang akan masuk ke proses
pendinginan.
(b) Pendinginan
Dari BT, susu segar dialirkan melalui flow meter
menuju plate cooler. Flow meter berfungsi untuk
menghitung susu segar yang akan masuk ke tahap
pendinginan. Dalam plate cooler terjadi pendinginan
yang akan mengubah suhu susu dari 7oC-9oC menjadi 2oC-
4oC. Media pendingin yang digunakan pada plate cooler
adalah air dingin dengan suhu 1oC-2oC.
(c) Compounding Tank
Compounding Tank merupakan tempat untuk mencampur
bahan-bahan untuk membuat inti. Bahan-bahan yag
dicampur antara lain susu segar, minyak nabati,
mineral, lechitin, senozan, air panas dan rework.
Rework merupakan susu hasil keringan yang berupa
gumpalan padat yang tidak bisa lolos dalam pengujian
kualitas. Jumlah penambahan rework maksimal 10 % dari
jumlah susu segar yang
21
diproses. Penambahan lebih dari itu memungkinkan rework
tidak dapat tersuspensi. Pencampuran dilakukan dengan
pengadukan selama 15 menit. Susu
dalam compounding tank sekitar 60oC, pH = 6.5-7.
(d) Pemisahan kotoran pada susu.
Susu setelah dicampur dengan bahan-bahan yang
dibutuhkan kemudian masuk tahap pemisahan kotoran.
Tahap pemisahan kotoran ada 2, yaitu :
(1) Duplex Filter
Duplex Filter berfungsi untuk memisahkan kotoran-
kotoran sari susu, yang berkapasitas 500 liter dan
berukuran 200 mesh.
(2) Clarifier Clarifier
Clarifier Clarifier berfungsi untuk mengendapkan
sisa-sisa logam (akibat gesekan). Ukuran logamnya
sangat kecil sehingga tidak dapat dipisahkan
menggunakan Duplex Filter.
(e) Pasteurisasi
Pasteurisasi yang dilakukan PT. Sari Husada
menggunakan System High Temperature Short Time
( HTST ), yaitu pasteurisasi dengan suhu tinggi dan
22
waktu yang pendek. Proses ini dilakukan dengan
regenerated spiroterm, yaitu unit
yang terdiri dari tiga bagian yaitu regenerasi,
pasteurisasi dan bagian pendingin. Susu segar yang
didinginkan dari silo susu segar dialirkan ke bagian
regenerasi untuk pemanasan awal. Susu segar dipanaskan
menggunakan medium pemanas berupa susu yang telah
dipasteurisasi. Dari bagian regenerasi susu dialirkan
ke bagian pasteurisasi yang merupakan pemanas dengan
menggunakan medium pemanas berupa uap air, dengan
holding time 15 detik pada suhu ( 76-84 )oC.
Selanjutnya susu hasil pasteurisasi akan memanaskan
susu segar yang masuk dalam regenerator dan susu hasil
pasteurisasi akan mengalami penurunan suhu karena
mengalami kontak tak langsung dengan suhu dingin. Susu
hasil pasteurisasi kemudian masuk bagian untuk
didinginkan lebih lanjut, di sana akan diturunkan
suhunya sekitar 4-5oC media pendingin berupa air es 1-
2oC
(f) Homogenisasi
Proses homogenisasi adalah perlakuan dengan cara
melewatkan susu kental pada suatu lubang yang ukurannya
sangat kecil. Tujuannya untuk menyeragamkan globula
besar menjadi kecil dengan pemberian tekanan tinggi.
23
Globula lemak yang berukuran 2 mikron ini dapat
meningkatkan stabilitas susu sebagai emulsi jika
didiamkan selama 48 jam pada suhu 45oC mencegah
pemisahan krim. Homogenisasi dilakukan dalam 2 tahap,
tahap pertama menggunakan tekanan 1500 psi untuk
mengubah globula lemak besar menjadi kecil dan tahap
kedua menggunakan tekanan 500 psi untuk menyeragamkan
lemak. Kedua tahap ini menyebabkan globula lemak
menjadi semakin homogen dengan diameter semakin kecil
(2 mikron).
(g) Pendinginan
Proses pendinginan susu kental dilakukan dalam
plate cooler sampai suhu
turun menjadi (7-9)oC. Pendinginan susu kental
bertujuan untuk menghambat mikroba dan mencegah
terjadinya pemanasan lebih lanjut pada susu agar tidak
terjadi denaturasi protein dan rusaknya zat gizi serta
timbulnya off flavor. Pada plate cooler menggunakan
system plate heat exchange. Susu segar masuk melalui
pipa atas dan media pendingin masuk melalui pipa bawah.
Aliran susu berlawanan arah dengan aliran mesin
pendinginan berjalan efisien. Susu kental yag sudah
didinginkan kemudian disimpan di mixed storage tank
( MST ).
24
(h) Mixed Storage Tank ( MST )
Susu kental dari plate cooler kemudian ditampung
dalam mixed storage tank yang berjumlah 4 buah dan
berkapasitas 10.000 liter. Penyimpanan susu disertai
dengan pengadukan berkecepatan 40 rpm yang bertujuan
untuk mencegaah terjadinya pengendapan dan pemisahan
partikel susu yang telah dihomogenisasi. Penampungan
susu di dalam MST merupakan penampungan sementara
untuk pengaturan pengaliran susu kental menuju proses
pengeringan. Waktu tinggal susu di dalam adalah 12 jam,
apabila lebih dari itu maka susu akan
di rechliling. Suhu di dalam MST dijaga agar di bawah
15oC, apabila suhu diatas
15oC, maka susu akan dikarantina.
2. Proses Pengolahan Susu Bubuk
(a) Evaporasi
Evaporasi adalah proses pemekatan suatu larutan
dengan cara menguapkan sebagian cairan yang ada akan
didapatkan kadar padatan sesuai yang diinginkan 55 %.
Evaporator yang digunakan di PT. Sari Husada Unit I
Yogyakarta adalah evaporator yang bekerja dengan sistem
falling film, yaitu susu akan mengalir perlahan seperti
cairan tipis di sekeliling pipa-pipa dalam kalandria
sehingga kotak perpindahan panas dapat terjadi secara
sempurna.
25
Susu dari MST masuk ke bagian preheater I untuk
mengalami pemanasan awal menggunakan uap air hasil
pemisahan dari separaaator. Kemudian masuk ke dalam
preheater II untuk dipanaskan kembali menggunakan steam
yang keluar dari evaporator sehingga suhu susu mencapai
(52-55)oC. Susu akan disemprotkan dari bagian atas
evaporator menggunakan distribusi device. Kemudian susu
akan mengalir melalui bagian atas kalandria secara
falling film. Steam dimasukkan melalui bagian atas
tabung evaporator dan berada di luar kalandria sehingga
steam
tidak terkoyak langsung dengan susu. Hasil dari
evaporator yaitu susu dengan suhu (59-60)oC kemudian
dialirkan ke density record untuk mengukur kadar
padatan dalam produk. Susu yang tidak memenuhi
spesifikasi akan dikembalikan lagi ke evaporator untuk
kemudian dipekatkan kembali. Separator digunakan untuk
memisahkan uap air yang terbawa dalam susu hasil
operasi selanjutnya dialirkan ke feed tank (FT) untuk
ditampung.
(b) Preheater (consisitator)
Dari FT susu kental dipanaskan dalam preheater
untuk mengalami pemanasan awal dengan dialiri uaap air
(steam) sebagai media pemanasnya.
26
Pemanasan awal susu mencapai suhu (70-75)oC bertujuan
untuk mempercepat proses pengeringan sehingga
pengeringan berjalan lebih efisien. Setelah melalui
pemanasan awal, susu dilewatkan pada duplex filter.
(c) Pengeringan
Dryer chamber digunakan sebagai alat pengeringan
utama. Media pengering berupa udara yang dilewatkan
dikoil steam dimasukkan ke dalam chamber sehingga
bercampur dengan umpan susu yang telah dikabutkan oleh
nozzle otomizer. Sebagai pengering digunakan purna
vibro fluidizer dryer.Susu yang terbentuk dari
pengering utama akan jatuh karena gaya grafitasi dan
memilki kadar air sekitar 3 %. Selanjutnya susu bubuk
ini akan diangkut ke vibro fluidizer dryer dengan udara
panas sekitar 85-95 oC untuk pengering panas. Powder
yang dihasilkan dari pengering purna mempunyai kadar
air yang rendah sekitar 2-3 %. Udara pengering yang
telah digunakan dan uap air dihisap exhaust fan ,
melalui kain penyaring yang dipasang di bagian atas
ruang pengering. Bubuk susu yang jatuh dalam lantai
pengering akan dikumpulkan dengan menggunakan pengeruk.
Selanjutnya dengan screw conveyor bubuk susu diangkat
ke shifter untuk pemisahan bubuk susu.
(d) Pengayakan
27
Proses pengayakan susu bubuk dilakukan oleh
shifter dengan menggunakan saringan berukuran 14 mesh
yang bekerja secara otomatis. Susu yang halus akan
lolos dari pengayakan kemudian 14 mesh yang bekerja
diserap masuk ke dalam silo penyimpanan (silo 1 atau 2)
sebelum dikemas. Sedangkan susu terbentuk gumpalan dan
tidak lolos pengayakan akan mengalami rework yang akan
dimasukkan kembali ke dalam compounding tank untuk
proses kembali. Bubuk susu yang akan dikemas harus
menjalani proses pengujian fisik, organoleptik, kimia
dan mikrobiologis yang bertujuan untuk pengawasan mutu
produk akhir.
(e) Weight and blending
Bubuk susu kering ( base powder ) masuk ke silo 1
atau 2. Powder ditimbang dan ditambah premik, vitamin
dan gula lalu dimasukkan ke lindor blendor selama 300
detik. Proses selanjutnya adalah penampungan powder
dalam hooper bin filling untuk disimpan dalam wood bin
kemudian dikirim ke Kemudo untuk di packing.
Untuk produk berupa FCMP setelah melewati silo
susu powder kemudian masuk ke hooper bin filling untuk
kemudian dikemas dalam zak kapasitas 25 kg. Sebelum
masuk bin dan zak terdapat alat yang disebut dengan
metal detector untuk mendeteksi dan mengambil metal-
metal yang terikut dalam powder. Sistem pengisian
28
dilakukan secara manual, yaitu operator mengendalikan
pengeluaran bubuk susu dan di bawah hooper bin filling
terdapat timbangan. Setelah bubuk susu diisikan ke
dalam kantong plastik dilapisi empat lapis kertas zak (
multi kraft paper bags ). Dengan susunan yang berlapis-
lapis tersebut maka kemasan relatif lebih tahan
terhadap goncangan maupun pengaruh dari luar lainnya.
2.3.3 Produk
Ke dalam kantong plastik dilapisi empat lapis
kertas zak ( multi kraft paper bags ). Dengan susunan
yang berlapis-lapis tersebut maka kemasan relatif lebih
tahan terhadap goncangan maupun pengaruh dari luar
lainnya.
Jenis-jenis Produk dan Standar Mutu PT. Sari
Husada ini memproduksi berbagai jenis produk olahan
susu mulai dari susu formula, bubur bayi, maupun susu
umtuk orang dewasa. Jenis produk utama olahan susu yang
dihasilkan PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta yang
dikelompokkan berdasarkan jenis penggunaannya antara
lain:
a. Infant Milk Formula
Untuk bayi yang berusia 0-12 bulan. Produk ini
diantaranya:
1. SGM 1
2. Vitalac 1
29
3. Vitalac 1 Genio
b. Follow Up Milk Formula
Untuk bayi atau anak usia 6-36 bulan. Produk ini
diantaranya:
1) SGM 2
2) Vitalac 2
3) Vitalac 2 Genio
c. Growing up milk formula
Untuk anak usia 1-5 tahun. Produk ini diantaranya:
1) SGM 3 Vanila, SGM 3 Madu, SGM 3 Coklat.
2) Vitalac 3 vanila, Vitalac 3 Madu
3) Vitalac 3 Genio Vanila, Vitalac 3 Genio Madu.
4) Vitaplus Vanila, Vitaplus Coklat.
5) SGM Vanila, SGM Madu, SGM Coklat untuk anak 4
tahun keatas
d. Special milk formula
1) SGM LLM (Low Lactose Milk): Untuk anak atau bayi
yang menderita lactose intolerant.
2) SGM BBLR (Berat Badan Bayi Lebih Rendah): Untuk
bayi prematur dan
berat badan lahir rendah.
3) Vitalac BL (Bebas Lactose): Untuk bayi dan anak
yang menderita lactose intolerant.
30
e. Bubur Bayi (SGM Sereal)
1) SGM Sereal Tahap Pemula Beras Putih, SGM Sereal
tahap Pemula Beras
Merah, SGM Sereal Tahap Pemula Kacang Hijau:
Untuk bayi berusia 6 bulan keatas.
2) SGM Sereal Tahap Lanjutan Sayur-sayuran, SGM
Sereal Tahap Lanjutan Tim Ayam, SGM Sereal
Tahap Lanjutan Buah Campur: Untuk bayi berusia
6 bulan keatas.
3) SGM Sereal Tahap Tumbuh Tim Sup Daging Sapi
Sayur, SGM Sereal Tahap Tumbuh Tim Sup Jagung
Ayam, SGM Sereal Tahap Tumbuh Tim Sup Ikan
Sayur: Untuk usia bayi 8 bulan keatas.
f. Biskuit Bayi
1) SGM Biskuit Bayi Classic.
2) SGM Biskuit Bayi kacang Hijau.
3) SGM Biskuit Bayi Beras Merah.
g. Pregnant Milk Formula.
1) Lactamil Ibu Hamil Vanilla, Lactamil Ibu Hamil
Coklat.
2) Lactamil Ibu Hamil UHT Coklat.
h. Lactating Milk Formula.
1) Lactamil Ibu Menyusui Vanilla.
2) Lactamil Ibu Menyusui Coklat.
3) Lactamil Ibu Menyusui Jahe.
31
i. Full Cream Milk Formula (FCMP)
1) FCMP Plain.
2) FCMP Coklat.
Selain menbuat produk sendiri, PT. Sari Husada
Unit I Yogyakarta membuat produk berdasarkan lisensi
dari dalam maupun luar negeri seperti Produgen dari PT.
Tiga Raksa Satria dan lisensi dari luar negeri seperti:
1) Morinaga BMT dari Jepang,
2) Chil Mil dari Jepang,
3) VITANOVA dari Denmark,
4) Nutricia dari Belanda.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari kunjungan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan, sebagai berikut :
PT. Indonesia Power, atau IP, adalah sebuah anak
perusahaan PLN yang menjalankan usaha komersial
pada bidang pembangkitan tenaga listrik. Dan PT.
Indonesia Power unit PLTU Suralaya merupakan
pembangkit listrik tenaga uap terbesar di ASEAN
dengan kapasitas total sebesar 3400 MW.
PT. Coca-Cola Amatil Indonesia adalah sebuah
perusahaan manufaktur yang memproduksi minuman
32
ringan terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini
memproduksi berbagai macam minuman ringan di bawah
lisensi perusahaan The Coca-Cola Company yang
berpusat di kota Atlanta, provinsi Georgia,
Amerika Serikat.sebagai perusahaan minuman ringan
terbesar di dunia, pihak Coca-Cola tentunya
menggunakan cara-cara produksi dan distribusi yang
berbeda dengan perusahaan yang lain.
PT. Sari Husada adalah perusahaan yang bergerak
dibidang makanan dan minuman yang bergizi berbahan
baku susu diproses secara modern dan higienis dan
mencakup aktivitas mixing, driying, blending,
filling dan packing.
PT. Sari Husada II terletak di Desa Kemudo,
Prambanan, Klaten, didirikan di cix atas tanah
seluas 15 Ha. Jumlah tenaga kerja PT. Sari Husada
II sampai saat ini adalah 616 tenaga kerja
Indonesia, 2 orang tenaga kerja asing dan 533
orang tenaga kerja dari pihak ketiga (PT. DPK).
3.2 Saran
33