BAB I PENDAHULUAN 1

34
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan akan masalah yang dihadapi oleh masyarakat dalam era globalisasi ini merupakan hal yang penting untuk dijadikan suatu pembekalan bagi mahasiswa khususnya masalah pekerjaan yang lambat laun semakin sempit. Di lain sisi, setiap tahun jumlah lulusan sarjana maupun diploma semakin bertambah dan sulit tertampung di bidang-bidang yang sesuai dengan jurusannya atau bidang usaha lainnya, termasuk dalam bidang lapangan pekerjaan. Persaingan terbuka dengan berbagai negara di dunia sudah tidak dapat dihindari lagi. Hal ini mengakibatkan tiap individu dituntut untuk mampu bersaing dan mengimbangi setiap kemajuan yang sesuai dengan tuntutan zaman. Penguasaan skill yang sesuai dan komunikasi yang baik serta pengetahuan mengenai segala informasi merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh pada kemampuan individu untuk mampu bersaing. Oleh karena itu, sebelum benar-benar terjun secara langsung di dunia kerja maka mahasiswa Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya melakukan Kuliah Kerja Lapangan dalam rangka memenuhi kurikulum pendidikannya dengan maksud agar mahasiswa dapat mengetahui gambaran 1

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengetahuan akan masalah yang dihadapi oleh

masyarakat dalam era globalisasi ini merupakan hal yang

penting untuk dijadikan suatu pembekalan bagi mahasiswa

khususnya masalah pekerjaan yang lambat laun semakin

sempit. Di lain sisi, setiap tahun jumlah lulusan

sarjana maupun diploma semakin bertambah dan sulit

tertampung di bidang-bidang yang sesuai dengan

jurusannya atau bidang usaha lainnya, termasuk dalam

bidang lapangan pekerjaan.

Persaingan terbuka dengan berbagai negara di dunia

sudah tidak dapat dihindari lagi. Hal ini mengakibatkan

tiap individu dituntut untuk mampu bersaing dan

mengimbangi setiap kemajuan yang sesuai dengan tuntutan

zaman. Penguasaan skill yang sesuai dan komunikasi yang

baik serta pengetahuan mengenai segala informasi

merupakan faktor  penting yang sangat berpengaruh pada

kemampuan individu untuk mampu bersaing.

Oleh karena itu, sebelum benar-benar terjun secara

langsung di dunia kerja maka mahasiswa Teknik Kimia

Politeknik Negeri Sriwijaya melakukan Kuliah Kerja

Lapangan dalam rangka memenuhi kurikulum pendidikannya

dengan maksud agar mahasiswa dapat mengetahui gambaran

1

mengenai industri yang bergerak di bidang keteknik

kimiaan dan juga menambah wawasan dalam bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi melalui kegiatan observasi

(pengamatan langsung) dan diskusi serta wawancara

dengan pihak industri/perusahaan/instansi pemerintah

atau institusi lainnya.

1.2 Tujuan dan Manfaat

1.2.1Tujuan

Adapun tujuan dari kuliah kerja lapangan ini

adalah sebagai berikut :

a.Untuk memenuhi salah satu syarat kurikulum

semester V di Jurusan Teknik Kimia Politeknik

Negeri Sriwijaya.

b.Sebagai media pembanding dari ilmu atau teori yang

diperoleh di bangku kuliah dengan keadaan yang

sebenarnya di lapangan.

c.Untuk meningkatkan pengetahuan terhadap industri-

industri yang ada di Indonesia.

1.2.2 Manfaat

Apabila tujuan dari kuliah kerja lapangan ini

dapat tercapai, maka manfaat dari kuliah kerja

lapangan ini yaitu :

a. Dapat persyaratan standar kurikulum mata kuliah

kerja lapangan semester V.

2

b. Dapat memperluas wawasan dalam bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi.

c. Dapat memperoleh informasi tentang industri

yang dikunjungi.

d. Mengenal unit dan peralatan di industri besar

di Indonesia.

e. Memperoleh pengetahuan tentang uraian proses

produksi di industri yang dikunjungi.

BAB II

TINJAUAN UMUM

3

Pada bab ini akan diuraikan tentang industri

dikunjungi dalam kuliah kerja lapangan ini yaitu:

1. PT. Coca-Cola Amatil Indonesia

2. PT. Sier Pier

2.1 PT. Coca – Cola Amatil Indonesia

2.1.1 Sejarah Perusahaan

PT. Tirta Mukti Indah Bottling Company dengan

status perusahaan Modal Dalam Negeri mendapat

kepercayaan dari PT. Coca-Cola Indonesia untuk

memproduksikan dan memasarkan minuman Coca-Cola, Sprite,

Fanta untuk wilayah Jawa Barat yang di dirikan pada

tanggal 7 Agustus 1979. Pembangunan fisik pabrik ini

mulai dilaksanakan pada tanggal 2 Februari 1982

berlokasi di JL. Raya Bandung-Garut Km. 26 Kabupaten

Sumedang Jawa Barat. Setelah Pembangunan pabrik ini

selesai maka diresmikan pada tanggal 15 Oktober 1983.

Pada tanggal 8 November 1991 PT. Tirta Mukti

Indah Bottling Company resmi berubah menjadi PT. Coca-

Cola Tirtalina Bottling Company dengan status Perusahaan

4

Modal Asing. Perubahan status ini dikarenakan

dibelinya sebagian saham oleh pihak asing. Pemasaran

dan penjualan produk PT. Tirta Mukti Indah Bottling

Company diserahkan kepada PT. Ranca Agung Luhur

sebagai distributor tunggal sejak tanggal 22

September 1983 yang kemudian berganti nama menjadi PT.

Coca-Cola Banyu Argo Unit Jawa Barat pada tanggal 8

November 1991 bersamaan dengan pergantian nama PT.

Tirta Mukti Indah Bottling Company menjadi PT. Coca-Cola

Tirtalina Bottling Company. Tahun 1995 PT. Coca-Cola Banyu Argo

dan PT. Coca-Cola Tirtalina BottlingCompany berafiliansi dengan

Coca-Cola Amatil, satu grup perusahaan Coca-Cola di

kawasan Asia Pasifik dan Eropa Timur yang

bermarkas di Sydney Australia. Pada tanggal 1 Januari

2000, terjadi merger perusahaan Coca-Cola diseluruh

Indonesia dengan pergantian nama menjadi PT. Coca-Cola

Amatil Indonesia Bottling untuk perusahaan pembotolan dan PT.

Coca-Cola Amatil Indonesia untuk perusahaan distributornya.

Pada tanggal 1 Juli 2002, PT. Coca-Cola Amatil Indonesia

Bottling berubah nama menjadi PT. Coca-Cola Bottling Indonesia

dan PT. Coca-Cola Amatil Indonesia berubah nama

menjadi PT. Coca-Cola Distribution Indonesia. Sedangkan untuk

hal-hal yang bersifat penggabungan antara perusahaan

pembotolan dan perusahaan distributor nama perusahaan

yang digunakan adalah PT. Coca-Cola Bottling Indonesia.

5

Perubahan nama ini diharapkan dapat membuat masyarakat

Indonesia merasa lebih akrab dengan Coca-Cola.

2.1.2 Lokasi

- Sumatera Bagian Utara

- Sumatera Bagian Selatan

- Jakarta

- Jawa Barat

- Jawa Tengah

- Jawa Timur

- Balinusa

- Kalimantan

- Sulawesi Bagian Selatan

2.1.3 Produk

Coca – Cola Bottling Indonesia memproduksi merek –

merek inti seperti Coca – Cola, Sprite, Fanta, dan

Frestea di dalam pabrik – pabriknya yang tersebar

diseluruh Indonesia. Untuk menjaga agar mutu minuman

yang dihasilkan sesuai dengan standar, kami menerapkan

dengan ketat proses produksi yang diakui secara

internasional.

Pemberian kode – kode pada setiap produk merupakan

bagian terpenting dari keseluruhan proses. Dengan kode

– kode itu kami menjaga agar para pelanggan mendapatkan

minuman dalam rasanya yang terbaik.

6

Setiap kode menunjukkan keterangan-keterangan

tertentu tentang produk tersebut. Ada kode yang

menunjukkan keterangan tentang tanggal pembuatan. Ada

kode yang lebih rumit, terdiri atas huruf dan angka

yang menunjukkan hari, bulan, shift, dan pabrik tempat

minuman tersebut dibuat. Ada lagi yang tidak tampak

pada kemasan karena tinta yang digunakan hanya dapat

dibaca dengan teknologi khusus.

Semua itu menunjukkan komitment PT. Coca – Cola

untuk memastikan bahwa teknologi, sumber daya manusia

maupun material yang dipergunakan, semuanya tertuju

untuk kepuasan para pelanggan dan konsumen.

Produk PT. Coca – Cola :

Coca – Cola

Coca – Cola

Diet Coke

Coca – Cola Zero

Sprite

Sprite

Sprite Zero

Fanta

Fanta Strawberry

Fanta Vitamin C

Fanta Fruitpunch

Fanta Orange

Fanta Blueberry

7

Frestea

Frestea Jasmine

Frestea Green

Frestea Apel – Lemon – Markisa

Minute Maid

Minute Maid Pulpy Orange

Minute Maid Pulpy Tropical

Minute Maid Pulpy O’Mango

Schweppes

Ades

Powerade Isotonik

A & W

2.2.4 Penjualan dan Pemasaran Produk

PT. Coca – Cola Amatil Indonesia memiliki beberapa

program untuk mendukung penjualan dan pemasaran produk-

produk. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan

kepuasan dan loyalitas konsumen, yaitu:

Program Promosi

PT. Coca – Cola Amatil Indonesia mempunyai program

promosi yang beragam, yang tidak hanya untuk

meningkatkan penjualan dan pemasaran, tetapi juga

meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk PT.

Coca – Cola.

Layanan Konsumen

8

Di Coca-Cola, Customer Service System (CSS),

sistem pelayanan pelanggan kami, didesain untuk

meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen secara

terus-menerus terhadap produk-produk Coca-Cola dengan

menyediakan pelayanan yang optimal kepada seluruh

pelanggan berdasarkan kebutuhan mereka masing-masing.

Area Marketing Contractor

Terbatasnya sumberdaya dan kemampuan untuk

melakukan pengembangan daerah tertentu, sekaligus

komitmen untuk menciptakan peluang kerja yang luas di

sektor informal, mendorong Coca – Cola untuk secara

serius dan berkesinambungan mengembangkan jaringan

Distribusi Tak Langsung (Indirect Distribution)

berbasis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia.

Sistem Distribusi ini mengandalkan dua kelompok usaha

kecil dan menengah yang terbagi dalam dua kelompok

besar: Area Marketing Contractor (AMC) dan Street

Vending.

Layanan Pendingin Produk

Riset membuktikan bahwa 90% konsumen kami lebih

menyukai membeli produk-produk Coca – Cola dalam

keadaan dingin. Hal ini menunjukkan bahwa peranan Cold

Drink Equipment (peralatan pendingin) sangat penting

9

dalam meningkatkan pertumbuhan penjualan dan mendorong

tingkat keuntungan para pelanggan kami.

HoReCa

Dengan bekerjasama dengan berbagai Hotel,

Restaurant, dan Café ternama, kami memberikan beragam

penawaran menarik melalui program HoReCa ini.

2.1.5 Produksi dan Distribusi

Semua produk yang dijual dan didistribusikan oleh

Coca – Cola Bottling Indonesia diproduksi di Indonesia.

Saat ini terdapat 10 pabrik pembotolan yang tersebar di

seluruh Indonesia. Selama ini pabrik-pabrik yang ada di

Indonesia telah menerima berbagai penghargaan dari The

Coca – Cola Company atas pencapaian standar yang

melampaui standar yang ditetapkan untuk pabrik-pabrik

sejenis di berbagai lokasi lain di dunia.

Semua pabrik diwajibkan mematuhi dan bahkan kerap

kali melampaui berbagai ketentuan internasional dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan secara

teratur melaksanakan audit di bidang pengawasan mutu,

lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.

Minuman Coca – Cola sebelum sampai ke tangan

konsumen berawal dari bahan baku pilihan berkualitas

tinggi yang diproses melalui beberapa tahapan, yaitu:

10

persiapan bahan, pencampuran, pencucian, pengisian dan

penutupan, pengkodean, pemeriksaan, pengemasan, dan

pengangkutan.

Tim penjualan yang sangat besar tidak saja menjual

produk – produk kepada para pelanggan, tetapi mereka

juga memberikan saran bagaimana sebaiknya mereka

menjual produk – produk Coca – Cola. Supervisor

penjualan di PT. Coca – Cola juga teratur mengunjungi

para pelanggan dan memberikan bimbingan, serta

menampung masukan yang disampaikan para pelanggan.

Kebijakan penjualan dan distribusi secara

menyeluruh diarahkan oleh National Office di Cibitung,

Bekasi, namun penerapan kebijakan tersebut dilaksanakan

oleh para manajer operasional dan regional yang handal

dan berpengalaman beserta staf mereka. Pabrik Coca-Cola

di Indonesia terbuka untuk kunjungan bagi semua lapisan

masyarakat : kalangan pendidikan, instansi

pemerintah/swasta, organisasi sosial dan lain – lain.

Yang ingin melihat langsung proses produksi kami yang

higienis dan berkualitas.

2.2 PT. Sier Pier

2.3.1 Sejarah Perusahaan

11

PT. Sari Husada adalah perusahaan yang memproduksi

produk bernutrisi untuk bayi dan anak-anak Indonesia,

mulai dari aneka susu formula untuk bayi hingga makanan

bernutrisi dengan standar mutu internasional. Pada

tahun 1954 dalam rangka swasembada protein pemerintah

Indonesia bekerja sama dengan PBB mendirikan sebuah

pabrik susu nabati dengan nama NV Sari Dele.

Pengelolaannya dipercayakan kepada Bank Industri

Negara, sedangkan PBB dalam hal ini United Nations

International Children’s Emergency Funds (UNICEF)

memberi pinjaman mesin-mesin pengolah susu oleh Sari

Dele melalui Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Tenaga ahli dididik oleh dan atas tanggungan biaya Food

And Agricultural Organization (FAO).

Pada tahun 1962 hubungan Indonesia dengan UNICEF

dan FAO terputus. Beberapa tahun kemudian pengelolaan

NV Sari Dele diserahkan pada Badan Pimpinan Umum (BPU)

Farmasi Negara dan berubah menjadi Perusahaan Negara

(PN Sari Dele).

Menteri kesehatan Prof. Dr. Satrio, atas saran

para dokter anak senior di Fakultas Kedokteran

12

Universitas Indonesia menugaskan PN Sari Dele untuk

membuat sejenis susu bayi dan kemudian diberi nama SGM

(Susu Gula Minyak). Dalam perkembangan selanjutnya PN

Sari Dele juga memproduksi sejenis bubur yang diberi

nama SNM (Susu Nasi Minyak) yang hingga kini dikenal

dan banyak digunakan masyarakat luas. Berawal dari susu

formula, kini produk-produk perusahaan ini berkembang

dan terentang dari susu formula hingga produk makanan

bergizi untuk bayi dan anak-anak.

Pada tahun 1967 Indonesia bergabung kembali dengan

PBB, UNICEF menyerahkan kepemilikan seluruh harta milik

perusahaan kepada Departemen Kesehatan RI, perubahan

kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan pengelolaan

perusahaan-perusahaan negara yaitu dengan dihapuskannya

BPU, termasuk pula BPU Farmasi merubah juga status PN

Sari Dele menjadi PN Sari Husada.

Pada tanggal 18 Agustus 1968 dengan di bentuknya

PT. Kimia Farma, sebuah Badan Usaha Milik Negara

(BUMN). Kepemilikan PN Sari Husada diserahkan kepada PT

Kimia Farma dengan diganti nama menjadi PT Kimia Farma

Unit Produksi Yogyakarta. Menghadapai masuknya modal

asing persaingan-persaingan dimana yang akan datang,

timbul beberapa gagasan :

a) Memperbaharui mesin-mesin produksi yang sudah tua.

b) Meningkatkan kondisi bangunan dan sistem

kelistrikan.

13

c) Mendidik tenaga-tenaga kerja yang ahli dan

terampil di bidangnya masing-masing.

d) Mengadakan sistem manajemen dengan pengetahuan

teknis.

e) Menyempurnakan alat-alat laboratorium dan

pengendalian mutu.

Pada tanggal 8 Mei 1972 PT. Kimia Farma

menandatangani suatu kerjasama dengan PT. Tiga Raksa

yang kemudian membentuk PT. Sari Husada dibawah akte

yang disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dengan surat

keputusan tanggal 28 September 1972 Nomor Y.A.5/159/7,

serta didaftarkan di kantor Panitera Pengadilan Negeri

Yogyakarta tanggal 3 Oktober 1972 Nomor 73/72/PT dan

diumumkan dalam berita Negara RI tanggal 26 Desember

1972 Nomor 103 tambahan Nomor 542. Secara operasional

PT. Sari Husada baru menjalankan usahanya tanggal 1

Oktober 1972 dengan memanfaatkan fasilitas Penanaman

Modal Dalam Negeri (PMDN) seperti diatur dalam Undang-

Undang No. 6 tahun 1968.

Pada tanggal 4 Juni 1983 berdasarkan surat Nomor

SI.083/PM/1983, Bapepam memberikan kesempatan kepada

PT. Sari Husada untuk menjual sahamnya kepada

masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia di Jakarta.

Komposisi kepemilikan saham PT Sari Husada sejak saat

itu adalah sebagai berikut :

a. PT. Kimia Farma : 43,54 %

14

b. PT. Tiga Raksa : 35,63 %

c. Publik : 20,83 %

Pada tahun 1992, keseluruhan saham yang dimiliki

oleh PT. Kimia Farma dijual kepada PT. Tiga Raksa

sehingga kepemilikan saham PT. Tiga Raksa terhadap PT.

Sari Husada menjadi 79,17 %.

Berdasarkan keputusan RUPS Luar Biasa tanggal 2

Mei 1994, PT Sari Husada memutuskan untuk melakukan

Penawaran Umum Terbatas III kepada para pemegang saham

disertai dengan hak memesan efek terlebih dahulu,

sejumlah 14.264.650 lembar saham dengan harga Rp.

2.000,00 (dua ribu rupiah) per lembar saham. Tujuan

kegiatan tersebut adalah untuk memperoleh dana

dalamrangka membiayai akuisisi terhadap seluruh saham

PT. Sugizindo dari PT. Tiga Raksa.

Tahun 1996 PT. Sari Husada telah mempersiapkan diri

dalam menghadapi era globalisasi dengan mengadakan

restrukturasi pada semua bidang, meliputi :

a) Memperbaharui atau memodifikasi mesin-mesin

produksi.

b) Penerapan sistem manajemen mutu (TQM, ISO 9002).

c) Sumber daya manusia (pembobotan dan sistem

penggajian baru).

d) Investasi strategis (pengembangan lahan) di desa

Kemudo Klaten. Untuk memperkuat kedudukannya dalam

15

peta persaingan global, pada tahun 1998 Sari

Husada beraliansi dengan Nutricia International,

BV (Royal Numico) yang berpusat di Amsterdam,

Belanda dan kini Nutricia merupakan pemegang saham

mayoritas Sari Husada yang memiliki kelebihan pada

aspek internasional, yaitu :

a. Research and development.

b. Teknologi.

c. Internasional Marketing.

d. Modal yang besar.

Adapun mengenai kepemilikan saham adalah sebagai

berikut :

a. Nutricia Internasional BV : 72,99 %

b. PT. Tiga Raksa : 5,99 %

c. PT. Tiga Raksa Satria : 0,0001 %

d. Publik : 21,03 %

Pada tahun 2001 PT. Sari Husada telah mengalami

perubahan kepemilikan saham yang terbaru, sesuai dengan

RUPS Mei tahun 2001, adalah :

a. Nutricia Internasional BV : 80,80 %

b. Lembaga dan masyarakat Indonesia : 16,50 %

c. Lembaga dan masyarakat asing : 2,70 %

Pada tahun 2002 PT. Sari Husada telah mengalami

perubahan kepemilikan saham yang terbaru, sesuai dengan

RUPS Mei tahun 2002, adalah :

a. Nutricia Internasional BV : 80,81 %

16

b. Lembaga dan masyarakat Indonesia : 16,49 %

c. Lembaga dan masyarakat asing : 2,70 %

Pada tahun 2003 PT. Sari Husada telah mengalami

perubahan kepemilikan saham yang terbaru, sesuai dengan

RUPS Mei tahun 2003, adalah :

a. Nutricia Internasional BV : 80,85 %

b. Lembaga dan masyarakat Indonesia : 15,64 %

c. Lembaga dan masyarakat asing : 3,51 %

Setelah PT. Sari Husada berkembang pesat maka

berusaha untuk memperluas wilayah. Pada tahun 2000, di

daerah Kemudo, Klaten didirikan perusahaan yang

merupakan pengembangan dari PT. Sari Husada Yogyakarta

dengan nama PT. Sari Husada Unit II Kemudo Klaten.

PT. Sari Husada memproduksi berbagai jenis produk

susu berstandar internasional untuk bayi dan anak-anak

dengan harga terjangkau dari susu pertumbuhan hingga

susu khusus untuk bayi yang peka laktosa dan bayi yang

lahir dengan berat tubuh rendah. PT. Sari Husada juga

menyediakan susu untuk ibu hamil dan ibu menyusui.

Produksinya dilakukan di pabriknya di kawasan

Yogyakarta dan Klaten, Jawa Tengah.

Pada tahun 2006, agar lebih fokus dalam

pengembangan usahanya, perusahaan mengajukan perubahan

status dari perusahaan publik menjadi perusahaan

privat. Kemudian di tahun 2007, Danone Group

17

mengakuisisi Royal Numico. Hingga dewasa ini, dengan

pengalaman panjangnya di dalam menyediakan produk-

produk bergizi tinggi, berstandar mutu internasional

dan dengan harga terjangkau oleh seluruh lapisan

masyarakat, Sari Husada telah membuktikan dirinya

sebagai asset nasional yang sangat penting dan perlu

diperhitungkan.

2.3.2. Proses Produksi

PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta merupakan

perusahaan yang berkembang dan bergerak di bidang

industri makanan yang mengolah dan memproduksi susu

segar menjadi susu dan makanan bayi. PT. Sari Husada

Unit I terletak di Jl. Raya Kusumanegara 173

Yogyakarta.

1. Bahan-bahan

Dalam proses produksi menggunakan bahan-bahan

sebagai berikut:

a. Bahan baku

1) Susu segar

Susu segar yang didatangkan dari banyak KUD yang

bergabung dalam GKSI (Gabungan Koperasi Susu

Indonesia). KUD yang masih aktif memberikan kontribusi

susu segar diantaranya adalah Koperasi Kaliurang,

Koperasi Sarana Makmur, Koperasi Puspetasari, Koperasi

18

Wargamulya, Koperasi Jatinom, Koperasi Cepogo, Koperasi

Musuk dan Koperasi Pesat.

Susu yang disetor oleh KUD diangkut oleh mobil

tangki yang selanjutnya dibawa ke tempat penampungan

susu namun sebelumnya diperiksa dahulu oleh petugas

laboratorium dan setelah dinyatakan release dialirkan

ke BTD untuk diproses sedangkan susu yang tidak lulus

uji maka tidak terima dan dikembalikan. Hal ini

dimaksudkan untuk mempertahankan kualitas yang

diharapkan.

2) Skim

Susu skim dibutuhkan untuk campuran dari susu

segar yang telah diproses menjadi bentuk bubuk. Susu

skim berperan untuk materi lain yang dibutuhkan dalam

nilai gizi susu produk PT. Sari Husada Unit I

Yogyakarta, susu skim ini merupakan susu lemak dengan

nilai protein dan laktosa yang cukup memadai. Susu

inipun sebelum masuk dalam proses harus melalui

persetujuan QA lebih dahulu untuk memastikan bahwa

bahan susu skim ini layak untuk diproduksi atau tidak.

3) Minyak nabati

Bahan minyak yang dipakai dalah minyak kelapa,

minyak kacang atau kedelai dan minyak kelapa sawit yang

dipakai sebagai pengganti asam lemak jenuh. Pembelian

19

semua jenis minyak dilakukan di Semarang, kemudian

dilakukan pencampuran melalui pabrik lokal di

Indonesia.

4) Gula pasir

Merupakan sumber karbohidrat yang sekaligus

memberi rasa manis yang biasanya disukai oleh bayi.

Gula pasir ini dibeli dari PT. Gondang Baru (Klaten).

b. Bahan Tambahan

Bahan tambahan yang digunakan antara lain:

1) Mineral

2) Coklat

3) Vitamin

4) Flavour

5) Lesithin

6) Renoxsan sebagai antioksidan.

7) Maltodekstrin pangan

2. Tahapan Proses

Proses pembuatan susu bubuk full cream milk powder

(FCMP) melalui 2

tahap sebagai berikut:

1. Proses Pengolahan Susu Kental

(a) Penerimaan Susu Segar

20

Susu segar diterima dari GKSI biasanya 45.000-

50.000 liter, yang kemudian diuji oleh Quality

Assurance, jika telah memenuhi syarat maka akan dipompa

ke balance tank ( BT )melalui pipa-pipa yang dilengkapi

penyaring dan katup yang berfungsi untuk mengatur

kontinyuitas aliran susu yang akan masuk ke proses

pendinginan.

(b) Pendinginan

Dari BT, susu segar dialirkan melalui flow meter

menuju plate cooler. Flow meter berfungsi untuk

menghitung susu segar yang akan masuk ke tahap

pendinginan. Dalam plate cooler terjadi pendinginan

yang akan mengubah suhu susu dari 7oC-9oC menjadi 2oC-

4oC. Media pendingin yang digunakan pada plate cooler

adalah air dingin dengan suhu 1oC-2oC.

(c) Compounding Tank

Compounding Tank merupakan tempat untuk mencampur

bahan-bahan untuk membuat inti. Bahan-bahan yag

dicampur antara lain susu segar, minyak nabati,

mineral, lechitin, senozan, air panas dan rework.

Rework merupakan susu hasil keringan yang berupa

gumpalan padat yang tidak bisa lolos dalam pengujian

kualitas. Jumlah penambahan rework maksimal 10 % dari

jumlah susu segar yang

21

diproses. Penambahan lebih dari itu memungkinkan rework

tidak dapat tersuspensi. Pencampuran dilakukan dengan

pengadukan selama 15 menit. Susu

dalam compounding tank sekitar 60oC, pH = 6.5-7.

(d) Pemisahan kotoran pada susu.

Susu setelah dicampur dengan bahan-bahan yang

dibutuhkan kemudian masuk tahap pemisahan kotoran.

Tahap pemisahan kotoran ada 2, yaitu :

(1) Duplex Filter

Duplex Filter berfungsi untuk memisahkan kotoran-

kotoran sari susu, yang berkapasitas 500 liter dan

berukuran 200 mesh.

(2) Clarifier Clarifier

Clarifier Clarifier berfungsi untuk mengendapkan

sisa-sisa logam (akibat gesekan). Ukuran logamnya

sangat kecil sehingga tidak dapat dipisahkan

menggunakan Duplex Filter.

(e) Pasteurisasi

Pasteurisasi yang dilakukan PT. Sari Husada

menggunakan System High Temperature Short Time

( HTST ), yaitu pasteurisasi dengan suhu tinggi dan

22

waktu yang pendek. Proses ini dilakukan dengan

regenerated spiroterm, yaitu unit

yang terdiri dari tiga bagian yaitu regenerasi,

pasteurisasi dan bagian pendingin. Susu segar yang

didinginkan dari silo susu segar dialirkan ke bagian

regenerasi untuk pemanasan awal. Susu segar dipanaskan

menggunakan medium pemanas berupa susu yang telah

dipasteurisasi. Dari bagian regenerasi susu dialirkan

ke bagian pasteurisasi yang merupakan pemanas dengan

menggunakan medium pemanas berupa uap air, dengan

holding time 15 detik pada suhu ( 76-84 )oC.

Selanjutnya susu hasil pasteurisasi akan memanaskan

susu segar yang masuk dalam regenerator dan susu hasil

pasteurisasi akan mengalami penurunan suhu karena

mengalami kontak tak langsung dengan suhu dingin. Susu

hasil pasteurisasi kemudian masuk bagian untuk

didinginkan lebih lanjut, di sana akan diturunkan

suhunya sekitar 4-5oC media pendingin berupa air es 1-

2oC

(f) Homogenisasi

Proses homogenisasi adalah perlakuan dengan cara

melewatkan susu kental pada suatu lubang yang ukurannya

sangat kecil. Tujuannya untuk menyeragamkan globula

besar menjadi kecil dengan pemberian tekanan tinggi.

23

Globula lemak yang berukuran 2 mikron ini dapat

meningkatkan stabilitas susu sebagai emulsi jika

didiamkan selama 48 jam pada suhu 45oC mencegah

pemisahan krim. Homogenisasi dilakukan dalam 2 tahap,

tahap pertama menggunakan tekanan 1500 psi untuk

mengubah globula lemak besar menjadi kecil dan tahap

kedua menggunakan tekanan 500 psi untuk menyeragamkan

lemak. Kedua tahap ini menyebabkan globula lemak

menjadi semakin homogen dengan diameter semakin kecil

(2 mikron).

(g) Pendinginan

Proses pendinginan susu kental dilakukan dalam

plate cooler sampai suhu

turun menjadi (7-9)oC. Pendinginan susu kental

bertujuan untuk menghambat mikroba dan mencegah

terjadinya pemanasan lebih lanjut pada susu agar tidak

terjadi denaturasi protein dan rusaknya zat gizi serta

timbulnya off flavor. Pada plate cooler menggunakan

system plate heat exchange. Susu segar masuk melalui

pipa atas dan media pendingin masuk melalui pipa bawah.

Aliran susu berlawanan arah dengan aliran mesin

pendinginan berjalan efisien. Susu kental yag sudah

didinginkan kemudian disimpan di mixed storage tank

( MST ).

24

(h) Mixed Storage Tank ( MST )

Susu kental dari plate cooler kemudian ditampung

dalam mixed storage tank yang berjumlah 4 buah dan

berkapasitas 10.000 liter. Penyimpanan susu disertai

dengan pengadukan berkecepatan 40 rpm yang bertujuan

untuk mencegaah terjadinya pengendapan dan pemisahan

partikel susu yang telah dihomogenisasi. Penampungan

susu di dalam MST merupakan penampungan sementara

untuk pengaturan pengaliran susu kental menuju proses

pengeringan. Waktu tinggal susu di dalam adalah 12 jam,

apabila lebih dari itu maka susu akan

di rechliling. Suhu di dalam MST dijaga agar di bawah

15oC, apabila suhu diatas

15oC, maka susu akan dikarantina.

2. Proses Pengolahan Susu Bubuk

(a) Evaporasi

Evaporasi adalah proses pemekatan suatu larutan

dengan cara menguapkan sebagian cairan yang ada akan

didapatkan kadar padatan sesuai yang diinginkan 55 %.

Evaporator yang digunakan di PT. Sari Husada Unit I

Yogyakarta adalah evaporator yang bekerja dengan sistem

falling film, yaitu susu akan mengalir perlahan seperti

cairan tipis di sekeliling pipa-pipa dalam kalandria

sehingga kotak perpindahan panas dapat terjadi secara

sempurna.

25

Susu dari MST masuk ke bagian preheater I untuk

mengalami pemanasan awal menggunakan uap air hasil

pemisahan dari separaaator. Kemudian masuk ke dalam

preheater II untuk dipanaskan kembali menggunakan steam

yang keluar dari evaporator sehingga suhu susu mencapai

(52-55)oC. Susu akan disemprotkan dari bagian atas

evaporator menggunakan distribusi device. Kemudian susu

akan mengalir melalui bagian atas kalandria secara

falling film. Steam dimasukkan melalui bagian atas

tabung evaporator dan berada di luar kalandria sehingga

steam

tidak terkoyak langsung dengan susu. Hasil dari

evaporator yaitu susu dengan suhu (59-60)oC kemudian

dialirkan ke density record untuk mengukur kadar

padatan dalam produk. Susu yang tidak memenuhi

spesifikasi akan dikembalikan lagi ke evaporator untuk

kemudian dipekatkan kembali. Separator digunakan untuk

memisahkan uap air yang terbawa dalam susu hasil

operasi selanjutnya dialirkan ke feed tank (FT) untuk

ditampung.

(b) Preheater (consisitator)

Dari FT susu kental dipanaskan dalam preheater

untuk mengalami pemanasan awal dengan dialiri uaap air

(steam) sebagai media pemanasnya.

26

Pemanasan awal susu mencapai suhu (70-75)oC bertujuan

untuk mempercepat proses pengeringan sehingga

pengeringan berjalan lebih efisien. Setelah melalui

pemanasan awal, susu dilewatkan pada duplex filter.

(c) Pengeringan

Dryer chamber digunakan sebagai alat pengeringan

utama. Media pengering berupa udara yang dilewatkan

dikoil steam dimasukkan ke dalam chamber sehingga

bercampur dengan umpan susu yang telah dikabutkan oleh

nozzle otomizer. Sebagai pengering digunakan purna

vibro fluidizer dryer.Susu yang terbentuk dari

pengering utama akan jatuh karena gaya grafitasi dan

memilki kadar air sekitar 3 %. Selanjutnya susu bubuk

ini akan diangkut ke vibro fluidizer dryer dengan udara

panas sekitar 85-95 oC untuk pengering panas. Powder

yang dihasilkan dari pengering purna mempunyai kadar

air yang rendah sekitar 2-3 %. Udara pengering yang

telah digunakan dan uap air dihisap exhaust fan ,

melalui kain penyaring yang dipasang di bagian atas

ruang pengering. Bubuk susu yang jatuh dalam lantai

pengering akan dikumpulkan dengan menggunakan pengeruk.

Selanjutnya dengan screw conveyor bubuk susu diangkat

ke shifter untuk pemisahan bubuk susu.

(d) Pengayakan

27

Proses pengayakan susu bubuk dilakukan oleh

shifter dengan menggunakan saringan berukuran 14 mesh

yang bekerja secara otomatis. Susu yang halus akan

lolos dari pengayakan kemudian 14 mesh yang bekerja

diserap masuk ke dalam silo penyimpanan (silo 1 atau 2)

sebelum dikemas. Sedangkan susu terbentuk gumpalan dan

tidak lolos pengayakan akan mengalami rework yang akan

dimasukkan kembali ke dalam compounding tank untuk

proses kembali. Bubuk susu yang akan dikemas harus

menjalani proses pengujian fisik, organoleptik, kimia

dan mikrobiologis yang bertujuan untuk pengawasan mutu

produk akhir.

(e) Weight and blending

Bubuk susu kering ( base powder ) masuk ke silo 1

atau 2. Powder ditimbang dan ditambah premik, vitamin

dan gula lalu dimasukkan ke lindor blendor selama 300

detik. Proses selanjutnya adalah penampungan powder

dalam hooper bin filling untuk disimpan dalam wood bin

kemudian dikirim ke Kemudo untuk di packing.

Untuk produk berupa FCMP setelah melewati silo

susu powder kemudian masuk ke hooper bin filling untuk

kemudian dikemas dalam zak kapasitas 25 kg. Sebelum

masuk bin dan zak terdapat alat yang disebut dengan

metal detector untuk mendeteksi dan mengambil metal-

metal yang terikut dalam powder. Sistem pengisian

28

dilakukan secara manual, yaitu operator mengendalikan

pengeluaran bubuk susu dan di bawah hooper bin filling

terdapat timbangan. Setelah bubuk susu diisikan ke

dalam kantong plastik dilapisi empat lapis kertas zak (

multi kraft paper bags ). Dengan susunan yang berlapis-

lapis tersebut maka kemasan relatif lebih tahan

terhadap goncangan maupun pengaruh dari luar lainnya.

2.3.3 Produk

Ke dalam kantong plastik dilapisi empat lapis

kertas zak ( multi kraft paper bags ). Dengan susunan

yang berlapis-lapis tersebut maka kemasan relatif lebih

tahan terhadap goncangan maupun pengaruh dari luar

lainnya.

Jenis-jenis Produk dan Standar Mutu PT. Sari

Husada ini memproduksi berbagai jenis produk olahan

susu mulai dari susu formula, bubur bayi, maupun susu

umtuk orang dewasa. Jenis produk utama olahan susu yang

dihasilkan PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta yang

dikelompokkan berdasarkan jenis penggunaannya antara

lain:

a. Infant Milk Formula

Untuk bayi yang berusia 0-12 bulan. Produk ini

diantaranya:

1. SGM 1

2. Vitalac 1

29

3. Vitalac 1 Genio

b. Follow Up Milk Formula

Untuk bayi atau anak usia 6-36 bulan. Produk ini

diantaranya:

1) SGM 2

2) Vitalac 2

3) Vitalac 2 Genio

c. Growing up milk formula

Untuk anak usia 1-5 tahun. Produk ini diantaranya:

1) SGM 3 Vanila, SGM 3 Madu, SGM 3 Coklat.

2) Vitalac 3 vanila, Vitalac 3 Madu

3) Vitalac 3 Genio Vanila, Vitalac 3 Genio Madu.

4) Vitaplus Vanila, Vitaplus Coklat.

5) SGM Vanila, SGM Madu, SGM Coklat untuk anak 4

tahun keatas

d. Special milk formula

1) SGM LLM (Low Lactose Milk): Untuk anak atau bayi

yang menderita      lactose intolerant.

2) SGM BBLR (Berat Badan Bayi Lebih Rendah): Untuk

bayi prematur dan

    berat badan lahir rendah.

3) Vitalac BL (Bebas Lactose): Untuk bayi dan anak

yang menderita lactose     intolerant.

30

e. Bubur Bayi (SGM Sereal)

1) SGM Sereal Tahap Pemula Beras Putih, SGM Sereal

tahap Pemula Beras

    Merah, SGM Sereal Tahap Pemula Kacang Hijau:

Untuk bayi berusia 6     bulan keatas.

2) SGM Sereal Tahap Lanjutan Sayur-sayuran, SGM

Sereal Tahap Lanjutan     Tim Ayam, SGM Sereal

Tahap Lanjutan Buah Campur: Untuk bayi     berusia

6 bulan keatas.

3) SGM Sereal Tahap Tumbuh Tim Sup Daging Sapi

Sayur, SGM Sereal      Tahap Tumbuh Tim Sup Jagung

Ayam, SGM Sereal Tahap Tumbuh Tim      Sup Ikan

Sayur: Untuk usia bayi 8 bulan keatas.

f. Biskuit Bayi

1) SGM Biskuit Bayi Classic.

2) SGM Biskuit Bayi kacang Hijau.

3) SGM Biskuit Bayi Beras Merah.

g. Pregnant Milk Formula.

1) Lactamil Ibu Hamil Vanilla, Lactamil Ibu Hamil

Coklat.

2) Lactamil Ibu Hamil UHT Coklat.

h. Lactating Milk Formula.

1) Lactamil Ibu Menyusui Vanilla.

2) Lactamil Ibu Menyusui Coklat.

3) Lactamil Ibu Menyusui Jahe.

31

i. Full Cream Milk Formula (FCMP)

1) FCMP Plain.

2) FCMP Coklat.

Selain menbuat produk sendiri, PT. Sari Husada

Unit I Yogyakarta membuat produk berdasarkan lisensi

dari dalam maupun luar negeri seperti Produgen dari PT.

Tiga Raksa Satria dan lisensi dari luar negeri seperti:

1) Morinaga BMT dari Jepang,

2) Chil Mil dari Jepang,

3) VITANOVA dari Denmark,

4) Nutricia dari Belanda.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari kunjungan yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan, sebagai berikut :

PT. Indonesia Power, atau IP, adalah sebuah anak

perusahaan PLN yang menjalankan usaha komersial

pada bidang pembangkitan tenaga listrik. Dan PT.

Indonesia Power unit PLTU Suralaya merupakan

pembangkit listrik tenaga uap terbesar di ASEAN

dengan kapasitas total sebesar 3400 MW.

PT. Coca-Cola Amatil Indonesia adalah sebuah

perusahaan manufaktur yang memproduksi minuman

32

ringan terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini

memproduksi berbagai macam minuman ringan di bawah

lisensi perusahaan The Coca-Cola Company yang

berpusat di kota Atlanta, provinsi Georgia,

Amerika Serikat.sebagai perusahaan minuman ringan

terbesar di dunia, pihak Coca-Cola tentunya

menggunakan cara-cara produksi dan distribusi yang

berbeda dengan perusahaan yang lain.

PT. Sari Husada adalah perusahaan yang bergerak

dibidang makanan dan minuman yang bergizi berbahan

baku susu diproses secara modern dan higienis dan

mencakup aktivitas mixing, driying, blending,

filling dan packing.

PT. Sari Husada II terletak di Desa Kemudo,

Prambanan, Klaten, didirikan di cix atas tanah

seluas 15 Ha. Jumlah tenaga kerja PT. Sari Husada

II sampai saat ini adalah 616 tenaga kerja

Indonesia, 2 orang tenaga kerja asing dan 533

orang tenaga kerja dari pihak ketiga (PT. DPK).

3.2 Saran

33

Untuk pelaksanaan Kerja Kuliah Lapangan (KKL)

selanjutnya, diharapkan memastikan bahwa industri yang

dikunjungi memperbolehkan mahasiswa melihat proses

produksinya secara langsung ke area plant.

34