BAB I PENDAHULUAN I

82
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri pertambangan batubara di indonesia saat ini mengalami perkembangan yang pesat.Hal ini mendorong dengan adanya tuntutan bahwa perlu tersedianya persediaan batubra untuk memenuhi permintaan pasar.Oleh karena itu,kegiatan eksplorasi dan eksploitasi terhadap tambang semakin meningkat pula,yang mana pertambangan merupakan industri dengan resiko tinggi baik dari resiko ekonomi maupun teknologi,sehingga perlu dilakukannya sebuah perencanaan yang baik untuk meminimalisir resiko- resiko tersebut.Perencanaan itu meliputi perencenaan dari segi operasi,biaya dan lain lain. Batubara merupakan bahan galian strtegis yang mempunyai beberapa kelebihan yaitu merupakan sumber daya energi yang jumlahnya masih cukup besar untuk saat ini dan penanganan batubara lebih mudah dibandingkan bahan bakar lain seperti minyakbumi dan gas bumi yang keberadaannya pada saat ini semakin hari semakin menipis dan juga dalam beberapa tahun terkahir harga minyak dunia melonjak secara signifikan.Kemudian batubara ini merupakan solusi untuk memeasok kebutuhan energi terutama bagi pembangkit listrik dan berbagai macam industri lainnya. PT.Bukit Asam ( persero ) Tbk tanjung enim merupakan perusahaan tambang batubara dengan Izin Usaha Pertambangan untuk Tambang Air Laya Seluas 7.700 Ha,Muara Tiga Besar ( MTB ) 3.300 Ha dan Banko barat 4.300 Ha.Dari luas Izin Usaha Pertambangan yang ada total cadangan yang tertambang sebesar 1,2 miliar ton.Potensi Batubara di PT.BA saat ini memungkinkan untuk ditingkatkan lagi denagan memberikan prioritas yang lebih besar pada pengembangan dan pemanfaatannya.Oleh karena PT.BA dari tahun ke tahun terus berupaya untuk mengoptimalkan produksi batubara. Universitas Bangka Belitung Page 1

Transcript of BAB I PENDAHULUAN I

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Industri pertambangan batubara di indonesia saat inimengalami perkembangan yang pesat.Hal ini mendorong denganadanya tuntutan bahwa perlu tersedianya persediaan batubrauntuk memenuhi permintaan pasar.Oleh karena itu,kegiataneksplorasi dan eksploitasi terhadap tambang semakin meningkatpula,yang mana pertambangan merupakan industri dengan resikotinggi baik dari resiko ekonomi maupun teknologi,sehinggaperlu dilakukannya sebuah perencanaan yang baik untukmeminimalisir resiko- resiko tersebut.Perencanaan itu meliputiperencenaan dari segi operasi,biaya dan lain lain.

Batubara merupakan bahan galian strtegis yang mempunyaibeberapa kelebihan yaitu merupakan sumber daya energi yangjumlahnya masih cukup besar untuk saat ini dan penangananbatubara lebih mudah dibandingkan bahan bakar lain sepertiminyakbumi dan gas bumi yang keberadaannya pada saat inisemakin hari semakin menipis dan juga dalam beberapa tahunterkahir harga minyak dunia melonjak secarasignifikan.Kemudian batubara ini merupakan solusi untukmemeasok kebutuhan energi terutama bagi pembangkit listrik danberbagai macam industri lainnya.

PT.Bukit Asam ( persero ) Tbk tanjung enim merupakanperusahaan tambang batubara dengan Izin Usaha Pertambanganuntuk Tambang Air Laya Seluas 7.700 Ha,Muara Tiga Besar( MTB ) 3.300 Ha dan Banko barat 4.300 Ha.Dari luas Izin UsahaPertambangan yang ada total cadangan yang tertambang sebesar1,2 miliar ton.Potensi Batubara di PT.BA saat ini memungkinkanuntuk ditingkatkan lagi denagan memberikan prioritas yanglebih besar pada pengembangan dan pemanfaatannya.Oleh karenaPT.BA dari tahun ke tahun terus berupaya untuk mengoptimalkanproduksi batubara.

Universitas Bangka Belitung Page 1

Sistem penambangan yang digunakan PT.BA adalah tambangterbuka dengan metode konvensional dan continous mining.metodeKonvensional merupakan kombinasi antara alat gali muat shoveldan alat angkut Dump Truck sedangkan continous mining menggunakanBucket Whell Excavator yang merupakan suatu sistem rangkaiankerja secara berkesinambungan atau menerus artinya jika salahsatu sistem ini terhenti maka bagian-bagian yang lain akanterhenti juga.Sistem penambangannya menggunakan BWE systemsebagai alat utamanya.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami merumuskanmerumuskan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini,yaitu:

1. Bagaimana keadaan tanah interburden yang akan digali dandipindahkan menyangkut dengan kepadatan,kedalam yang akandigaki dan rencana kemiringan slope dalam penggalianinterburden.

2. Bagaimana sistem penggalian dan pengangkutan yangditerapkan sesuai dengan metode penambangan backfilling.

3. Bagaimana produktifitas alat Excavator,bulldozer dandumptruck dalam mewujudkan keselaran kerja alat mekanisutama tersebut.

4. Bagaimana besaran volume disposal area yang akan ditimbunoleh tanah interburden.

5. Bagaimana kepadatan yang direncanakan dalam daerahdisposal.

6. Bagaimana sistem penirisan air yang dilakukan dalammengalirkan mata air dan air lumpur dari area disposal.

Universitas Bangka Belitung Page 2

I.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui keadaan tanah interburden sebelum digali dan kondisinya setelah digali.

2. Mengetahui cara penggalian dan penggangkutan tanah interburdennya.

3. Mengetahui kapasitas produksi alat mekanis yang digunakandan bagaimana keselarasan alatnya.

4. Mengetahui keadaan disposal yang diinginkan baik kepadatannya,dan sistem drainasenya.

5. Mengetahui tingkat keberhasilan dalam pencapaian produksiExcavator,bulldozer dan dumptruck sebagai alat alat mekanis utama.

I.4 Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan pada tanggal (15juli-15agustus 20140dengan lokasi penelitian di tambang batubara PT. Bukit Asam (Persero) ,Tbk . di penambangan Swakelola pit1 timur,Banko Barat.

2. Peralatan mekanis uttama yang digunakan untuk penggaliandan pengangkutan lapisan tanah over burden adalah Excavator ,bulldozer ,haul dump.

3. menganalisa keadaan luar(sifat fisik) dan drynage dari disposal (area penimbunan tanah)

4. menganalisa sifat material interburden .

I.5 Data-Data yamg diperlukan

Universitas Bangka Belitung Page 3

Data-Data yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan penelitian adalah :

1. Segi geologi ,antara lain : data curah hujan,komposisi material tanah ,kualitas batubara ,citra satelit lokasi penambangan ,data kegempaan.

2. Segi penambangan ,antara lain : jenis material over burden ,kedalaman over burden ,kemiringan slope ,sistem kerja alat ,faktor effisiensi kerja (operator alat) ,sfesifikasi alat yang digunakan ,produktivitas alat ,kepadatan tanah disposal ,sistem penirisan air ke sump(drynage)

I.6 KEGIATAN KERJA PRAKTEK

Tabel1. kegiatan kerja praktek

WAKTU KEGIATAN Minggu ke-1 Administrasi Kerja

Praktek di Diklat Induksi K3 Administrasi Kerja

Praketk diSwakelola

Orientasi POHA (Prencanaan Operasi Harian) dan WASNAMTOR (Pengawasan Penambangan Kontraktor)

Minggu ke-2 Pengenalan lingkungan penambangan (pekerja & pemnimning lapangan

Pengamatan di lapangan Pengambilan Data

Minggu ke-3 Evaluasi data Pengolahan data dan

analisis Penyusunan laporan

Universitas Bangka Belitung Page 4

Minggu ke-4 Penyelesaian laporan

BAB II

TINJAUAN UMUM

II.1 Sejarah Perkembangan PT.Tambang Batubara Bukit Asam ( Persero )

Sejarah pertambangan batubara di Tanjung Enim dimulaisejak zaman kolonial Belanda tahun 1919 dengan menggunakanmetode penambangan terbuka (open pit mining) di wilayahoperasi pertama, yaitu di Tambang Air Laya. Selanjutnya mulai1923 beroperasi dengan metode penambangan bawah tanah(underground mining) hingga 1940, sedangkan produksi untukkepentingan komersial dimulai pada 1938.Seiring denganberakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air, parakaryawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan statustambang menjadi pertambangan nasional. Pada 1950, PemerintahRI kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara TambangArang Bukit Asam (PN TABA).

 Pada 1981, PN TABA kemudian berubah status menjadi PerseroanTerbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)Tbk, yang selanjutnya disebut Perseroan. Dalam rangkameningkatkan pengembangan industri batubara di Indonesia, pada1990 Pemerintah menetapkan penggabungan Perum Tambang BatubaraUniversitas Bangka Belitung Page 5

dengan Perseroan.Sesuai dengan program pengembangan ketahananenergi nasional, pada 1993 Pemerintah menugaskan Perseroanuntuk mengembangkan usaha briket batubara. Pada 23 Desember2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan publik diBursa Efek Indonesia dengan kode “PTBA”.

II.1.1 Visi, Misi dan Strategi Perusahaan

 Visi

Menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang ramahlingkungan

Misi

Fokus kepada core competency dan pertumbuhan yangberkesinambungan

Memberikan tingkat pengembalian yang optimal kepadapemegang saham

Meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja Memberikan kontribusi pengembangan ekonomi nasional Memberikan kontribusi yang maksimal dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan 

StrategiPerusahaan energi berbasis batubara yang ramah lingkungan danterkemuka di Indonesia yang menerapkan Enam LangkahStrategis :

Fokus kepada pertumbuhan produksi/ penjualan batubara Fokus pada proyek-proyek dengan skala kesiapan 1 Restrukturisasi korporasi Meningkatkan kompetensi dan regenerasi SDM serta

meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja Meningkatkan sistem remunerasi yang berdasarkan kinerja  Meningkatkan peringkat kinerja penataan pengelolaan

lingkungan.

II.2 LOKASI PENAMBANGANUniversitas Bangka Belitung Page 6

Ditinjau dari lembaga yang mengurusnya sampai saat iniPT.Tambang Batubara Bukit Asam (persero) secara berturut turutdikelola oleh :

1. Tahun 1919 s.d 1942 oleh pemerintahan Belanda2. Tahun 1942 s.d 1945 oleh pemerintahan Militer Jepang3. Tahun 1945 s.d 1947 oleh pemerintahan Republik Indonesia4. Tahun 1947 s.d 1949 oleh Pemerintahan Belanda ( agresi

militer )5. Tahun 1950 s.d sekarang pemerintah Republik Indonesia

yang terdiri dari :a. Tahun 1959 s.d 1960 oleh Biro Perusahaan Tambang Negara

( BAPUTAN ) berdasarkan PP no.86 th 1958.b. Tahun 1962 s.d 1967 oleh Badan Pimpinan Umum ( BPU )

perusahaan-perusahaan tambang batubara.BPU jugamembawahi tiga perusahaan negara yaitu :1. PN.Batubara Ombilin di Sumatera Barat.

Universitas Bangka Belitung Page 7

2. PN.Tambang Arang Bukit Asam di Tanjung Enim SumateraSelatan

3. PN. Tambang Batubara Mahakam di Kalimantan Timurc. Tahun 1968 s.d 1980 oleh PN.Tambang Batubara

berdasarkan PP.No.23 tahun 1968.d. Tahun 1981 s.d sekarang oleh PT Tambang Batubara Bukit

Asam berdasarkan PP.No.42 tahun 1980.

Dalam upaya merehabilitasi tambang di Indonesia,khususnya Tambang Batubara Bukit Asam, maka dibentuklahProyek Pembangunan Pertambangan dan Pengangkutan BatubaraBukit Asam ( P4BA ) dengan ruang lingkup sebagai berikut :

1. Penambangan terbuka batubara Bukit Asam dengan kapasitasproduksi 5 juta ton per tahun

2. Daerah pemukiman untuk menampung ± 5.000 karyawan PT.Tambang Batubara Bukit Asam beserta keluarganya.

3. Sistem angkutan kereta api untuk mengangkut batubara dariTanjung Enim ke pelabuhan Tarahan Bandar Lampung.

4. Pelabuhan batubara Tarahan Bandar Lampung.5. Kapal yang dilengkapi dengan alat bongkar untuk

mengangkut batubara dari tarahan ke PLTU Suralaya JawaBarat.

6. Gerbong Kereta Api dari pelbunhan kertapati untuk memuatdan mengangkut batubara non suralaya.

7. Sistem komunikasi terpadu antara tambang,perumka,kapallaut dan PLTU.

Universitas Bangka Belitung Page 8

II.2.1 Keadaan Topografi

Secara umum daerah umum tambang PT. Bukt Asam (Persero)Tbk mempunyai topografi yang bervariasi mulai dari dataranrendah ,hingga perbukitan. Dataran rendah menempati sisirendah menempati sisi bagian selatan ,yaitu daerah yangterdapat aliran sungai-sungai kecil yang bermuara disungailawai dan sungai lematang dengan ketinggian ±50 meter diataspermukaan laut ,daerah perbukitan terdapat dibagian baratdengan elevasi ±282meter diatas permukaan laut .Pda keduadaerah ini banyak terdapat vegetasi yang sebagian besarmerupakan tumbuhan hujan tropika dan semak belukar.

Pada umumnya kondisi topografi didaerah banko baratadalah bergelombang degan ketinggian 60-110m diatas permukaan

Universitas Bangka Belitung Page 9

laut ,terdiri atas sungai ,hutan ,lembah ,arealpertanian ,perkebunan karet ,dan daerah perumahan penduduk.

II.2.2 Geologi dan Stratigrafi

Lapisan batubara di daerah IUP PT.BukIT Asam (Persero)Tbk UPTE menempati tepi barat bagian dari cekungan sumateratengah dan sumatera selatan (Coster ,1974 ,dan Harsa ,1975)

Universitas Bangka Belitung Page 10

Lapisan batubara pada daerah ini tersingkap dalam sepuluhlapisan batubara yang terdiri dari lapisan tua sampaimuda ,yakni lapisan petai ,lapisan suban ,lapisan mangus ,dantujuh lapisan gantung (hanging seam)

Daerah penambangan PT. Bukit Asam (Persero) Tbk termasukdalam zona fisiografis cekungan sumatera selatan dan merupakanbagian dari antiklinorium muara enim dari cekungan sumateraselatan .Litologi utama yang dijumpai adalah formasi muaraenim sebagai pembawa batubara yang didominasi batuan lempunglanau dengan umur mio-pliosen.

Struktur geologi yang berkembang adalah antiklin yanmembentuk kubah ,sesar normal ,sesar-sesar minor dengan polaradial ,dan sesar yang tidak menerus sampai bagian bawah darilapisan batuan yang ada .Hal ini terjadi sebagai akibat dariintrusi batuan beku andesit ,struktur geologi pada Tambang AirLaya(TAL) juga dipengaruhi adanya gaya tektonik pada zamanpliosen dengan utama utara-selatan.

Geologi regional daerah PT.Bukit Asam (Persero) Tbktermasuk dalam sub cekungan Palembang yang merupakan baguandari cekungan sumatera-selatan dan terbuat dari zamantersier . sub cekungan sumatera selatan yang diendapkan selamazaman kenozoikum terdapat urutan geologi yang terdiri dalam 2kelompok ,yaitu kelompok telisa dan kelompok palembang.Kelompok telisa terdiri dari formasi Lahat ,formasi talangakar ,formasi baturaja ,formasi mdan formasi gumai. Sedangkankelompok palembang terdiri dari formasi air benakat ,formasiair muara enim ,dan formasi kasai.

Endapan tersier pada cekungan sumatera selatan terdiri dariyang tua samoai yang muda dapat dipisahkanmenajdi beberapaformasi ,yaitu ;

A. Formasi Muara enim

Merupakan indikasi yang mengandung batubara (coal measured)dicirikan dengan adanya batu lempung ,batu lanau ,dan batupasir yang dominan .Didaerah air laya ,formasi muara enimUniversitas Bangka Belitung Page 11

tertinggi oleh endapan sungai Tua secara tidak selaras.Endapan sunagi-sungai yang berumur kuarter ini belum mengalamipemadatan secara sempurna.

B. Formasi Kasai

Formasi ini diceritakan oleh tufa yang berwarnaputih ,seperti yangtersingkap didaerah suban maupunklawas .Terdiri dari interbed tuff ,batu pasir tufaan ,batulempung tufaan ,batubara tipis. Lingkungan pengendapan didarat sampai transisi ketebalan 500-1000 meter.

C. Formasi Talang Akar

Formasi ini terdiri dari anggota gritsand (grm) dan anggotatransisi lokasi Tipenya disumur limau kurag lebih barat dayaprabumulih denga nama asal “talang akar stage” . Anggotagritsand dari batua pasir kasar hingga sanat kasar denganinterkalasi seroih dan lanau yang diendapkan oleh lingkunganfluvatil hingga delta. Anggota ini diendapkan tidak selarasdiatas formasi lahat selama oligoasen ketebalan 550 meter.

D. Formasi Baturaja

Formasi ini terdiri dari batu gamping teumbu dan batu gamingdetritus,kearah cekuangan berubah fasies menjadi serpih ,napaldengan sisipan tipis batu gamping dari formasi gumai .formasiimi terletak tidak selaras diatas batuan pra-tersier.Ketebalan formasi ini pada daerah paparan adalah 60-75meter ,tetapi apabila terletak diatas batuan dasar ,variasinyaakan lebih besar antara 60-120 meter ,bahkan pada singkapanbesar bukit gerbah mencapai 520 meter ,formasi bermur miosenawal.

E. Formasi Gumai

Pada puncak transgesi pada cekungan sumatera selatan dicapaipada waktu Pengendapan Formasi gumai sehingga formasi inimempunyai penyebaran yang sangat luas pada cekungan sumatera-selatan. Formasi ini diendapkan selaras diatas formasi

Universitas Bangka Belitung Page 12

baturaja dan anggota transisi Ferominifera dengan sisipan batupasir gampingan pada bagian bawah dan sisipan batu gampingpada bagian tengah dan atasnya. Ketebalan formasi ini mencapai200-500 meter.

F. Formasi Air Benakat

Litologi satuan ini adalah serpih gampingan yang kaya akanforaminifera Dibagaian bawahnya ,makin ke atas dijumpai batupasir yang mengandung glukonit . Pada puncak satuan inipasirnya meningkat mkadang dijumpai sisipan tipis batubaraatau sisa-sisa tumbuhan .Formasi ini diendapkan padalingkungan neritik yang berangsur-angsur menjadi laut dangkalfan pro-delta.diendapkan selaras diatas formasi gumai padamiosen tengah .

II.2.2.1 Stratigrafi

Universitas Bangka Belitung Page 13

Formasi Muara Enim dibedakan menjadi 4 anggota, yaitu M1,

M2, M3 dan M4,

masing masing anggota mengandung lapisan batubara sebagai

berikut :Anggota M1 Formasi Muara Enim mengandung 2 lapisan

batubara, yakni lapisan batubara Kladi (5 – 10 m) dan Merapi

(0.2 – 1 m).

Anggota M2 Formasi Muara Enim mengandung mayoritas

lapisan batubara yang terdapat di Tanjung Enim. Lapisan

batubara tersebut dinamakan lapisan batubara C (Petai) dengan

ketebalan 5 – 9 m, lapisan batubara B (Suban) dengan ketebalan

Universitas Bangka Belitung Page 14

10 – 18 m dan lapisan batubara A (Mangus), dengan ketebalan 8

– 12 m.

Anggota M3 Formasi Muara Enim mengandung beberapa lapisan

batubara dengan ketebalan kurang dari 2 m, hanya ada 1

lapisan batubara yang cukup tebal yaitu lapisan batubara

Benuang dengan ketebalan 1-2 m.

Anggota M4 Formasi Muara Enim mengandung beberapa

lapisan batubara dengan ketebalan mencapai 20 m, lapisan

batubara tsb antara lain: lapisan batubara Kebon, Enim,

Jelawatan dan Niru.

II.3 Ruang Lingkup PT.Tambang Batubara Bukit Asam ( persero )

Pada penambangan batubara di Bukit Asam terdapat duamacam cara penambangan,yaitu secara konvensional( conventional mining ) untuk daerah tambang batubara Non AirLaya ( NAL ) dan penambangan secara terbuka danberkesinambungan ( continous surface mining) untukdaerah Tambang Air Laya ( TAL ).

II.3 1 Tambang Batubara Air Laya ( TAL )

Untuk penambangan Tal termasuk sarana pendukungnya,telahdilakukan pembebasan tanah seluas kurang le (bih 2000 ha yangmulai dilakukan pada tahun 1982.TAL dalam pengoperasiaanyamenggunakan sistem continous surface ( penambangan secaraterus menerus ) dengan peralatan utamaa meliputi :

1. Bucket wheel excavator ( BWE )Terdapat lima unit Bucket wheel excavator yang masing-masingdigabungkan dengan Belt Wagon ( BW ) dan Cable Real Car (CRC ) / Hopper Car ( HC )

2. Belt Wagon

Universitas Bangka Belitung Page 15

Bila posisi BWE jauh dari sistemm conveyor maka untukmenyalurkan material galian harus menggunakan alat galianyang disebut Belt Wagon.

3. Cable Real Car ( CRC )Merupakan kendaraan pembawa kabel 20 kV yang akanmenyalurkan energi listrik ke BWE. CRC berkaitan denganHopper Car ( HC ) sehingga dapat bergerak diatas BeltConveyor.

4. Hopper Car ( hc )Merupakan kendaraan oenadah material yang bergeraksepanjang rel.dimana dapat mengikuti gerakan rel

5. Spreader Terdapat dua unit spreader yang dilengkapi dengan TripperCar ( TC ).Material yang dibawa berupa tanah olehconveyor dumping diterima oleh TC,setelah itu materualdibawa ke spreader untuk dibuang ke tempat penimbunan.

6. Belt conveyor Belt conveyor panjangnya kurang dari 35 km yang digunakanmembawa material hasil galian. Belt Conveyor ini terdiri dari: Conveyor Excavator ( CE ),Conveyor Shunting ( CS ),Conveyor DistributionPoint ( CDP ),Coal Conveyor ( CC ),Conveyor Dumping ( CD )

7. Stacker / Reclamer ( S/R )Alat ini digunakan untuk melayani batubara di daerahstockpile yang diterimanya dari Coal Conveyor.

8. Train Lading Station ( TLS ) Merupakan pengisian batubara ke gerbong kereta api yangakan mengangkutnya ke Tarahan atau Kertapati,pengisiandapat dilakukan secara otomatis dengan instrumenelektronik maupun manual dengan tombol operasi. .

Untuk mengetahui lebih rinci dari lapisan batubara ( seam ) dilokasi penambangan Tambang Air Laya ( TAL ) berikut penampang litologi daaerah Tambang Air Laya :

Universitas Bangka Belitung Page 16

Universitas Bangka Belitung Page 17

Seam A1 Seam A2 Seam B1

Seam B2 Seam C

II.3.2. Tambang Batubara Non Air Laya ( NAL )

Disamping penambangan Batubara di TAL, maka dilakukanpula operasi produksi batubara di beberapa daerah di sekitarTAL,seperti di daerah suban,Muara Tiga Besar,Klawas dan daerahAir Petai.

Berbeda dengan peralatan utama TAL yang berupa BWE danalat berat pembantunya,maka dalam tambang batubara NALmenggunakan peralatan konvensional berupa Shovel and Truck.

Dalam pelaksanaannya,setelah daerah yang akan ditambangbatubaranya dibersihkan Dari semak-semak dan pepohonan yang

Universitas Bangka Belitung Page 18

ada atau clearing dan gabling,maka dilanjutkan dengan pekerjaanpengupasan tanah penutup batubara dengan menggunakan buldozer.

Universitas Bangka Belitung Page 19

Universitas Bangka Belitung Page 20

PIT 1 TIMUR BANKO BARAT

II.3.3 Pelabuhan Batubara Tarahan.

Pelabuhan Tarahan adalah pelabuhan khusus batubara yangdibangun oleh PT.Tambang Batubara Bukit Asam yang terletak dikotamadya Bandar Lampung,kira-kira 6 km di sebelah selatanPelabuhan Panjang.Luas daerah yang digunakan untuk pelabuhanini adalah 42 Ha dan merupakan pelabuhan transit.Batubara daritambang Tanjung Enim dibongkar dan ditimbun di pelabuhanini.Selanjutnya akan dimuat di kapal yang akan menganggkutnyake PLTU Suralaya di Jawa Barat.Kapasitas pelabuhan Tarahanadalah kira-kira 12 Too setiap tahun.

II.3.4 Pelabuhan Batubara Kertapati

Pelabuhan ini didirikan pada tahun 1920 terletak di tepisungai musi Palembang.Pelabuhan batubara tersebut untukmelayani pengapalan batubara untuk para konsumen seperti PLTUSuralaya,Pelabuhan timah di mentok,pengolahan dan pemurnian

Universitas Bangka Belitung Page 21

biji nikel di pomala dan Malili ,pabrik semen Kupang dan lainlain termasuk ekspor.

II.3.5 Unit Penambangan Ombilin

Berlokasi di Sawahlunto,Sumatera Barat.Kawasan inidiperkirakan memiliki cadangan batubara sekitar 147 ton.Sementara produksinya rata-rata mencapai 1,1 juta ton pertahun.Mengingat karakteristiknya maka batubara dari tambangini harus melalui proses pencucian terlebih dahulu sebelumdipasarkan ke konsumen.Produksi batubara UPO dipasarkan antaralain untuk PLTU Ombilin dan Pabrik Semen PT.SemenPadang.Sedangkan selebihnya diangkut ke pelabuhan batubaraTeluk Bayur,Padang.Alat angkut yang dipergunakan adalah keretaapi gerbong,kecuali untuk melayani PLTU ombili digunakanTruck.

II.3.6 Pelabuhan Batubara Teluk Bayur

Pelabuhan ini terletak di padang, sumatera barat dengankapasitas laluan sebesar 2 juta ton per tahun.pelabuhan inidifungsikan untuk melayani konsumen domestik seperti : PabrikSemen Nusantara di cilacap,Pabrik Semen Andalas diAceh.Sementara tujuan ekspornya adalah keJepang,Malaysia,Thailand dan Korea.

Bertindak sebagai mitra usaha Kontrak Kerja Sama ( KKS )batubara yang beroperasi di Sumatera Barat,Kalimantan Selatandan Kalimantan Timur.

II.4 UNIT BISNIS - PENJUALAN

Untuk menjamin berlangsungnya peningkatan penjualandimasa-masa mendatang di tengah kecenderungan permintaanbatubara yang meningkat, Perseroan menjalankan strategipemasaran meliputi: Komitmen jaminan kualitas produk, Komitmenpelayanan pelanggan, Koordinasi, Persiapan Implementasi SupplyChain Management System.

Universitas Bangka Belitung Page 22

Perseroan menjual batubara ke pasar domestik maupunekspor dengan harga yang memberikan tingkatpengembalian terbaik. Perseroan melakukan penjualan batubaradalam bentuk kontrak penjualan jangka panjang maupun melaluipasar spot, sedangkan harga penjualan selalu mengacu padaharga pasar batubara thermal internasional.

  Tahun 2010 Perseroan mencatat volume penjualan sebesar12,95 juta ton, naik 3,7% dari tingkat penjualan tahun2009, sebesar 12,48 juta ton. Penjualan ini terdiri daripenjualan domestik sebanyak 8,23 juta ton dan penjualan eksporsebanyak 4,72 juta ton. Dengan demikian, distribusi penjualandomestik menjadi 63,5% sedangkan pasar ekspor menjadi36,5%, meningkat dari angka sebesar 35,40% di tahunsebelumnya.

 II.4.1 PRODUKSI

  Perseroan menetapkan target peningkatan produksi batubarapada 2010, agar sejalan dengan keberhasilanprogram peningkatan kapasitas angkut kereta api. Untukmencapai target produksi tersebut, Perseroan secarakonsisten menerapkan strategi produksi terintegrasi, fokuspada peningkatan efisiensi operasional produksi, kualitasproduksi dan ketersediaan batubara dengan tetap menjaga aspekKeselamatan & Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan.

Perseroan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkanefisiensi operasional penambangan. Upaya tersebutditujukan untuk mencapai 3 (tiga) sasaran utama yakni: menekanbiaya produksi, meningkatkan efisiensi operasionaldan meningkatkan kapasitas produksi batubara swakelola.

Untuk menekan biaya produksi, Perseroan melaksanakanbeberapa program, diantaranya melakukan penghematan konsumsiBBM, handling batubara, suku cadang/ material serta konsumsienergi listrik; memaksimalkan produksi batubara secaraswakelola dengan mengoptimalkan penggunaan BWE system dan

Universitas Bangka Belitung Page 23

mengembangkan sistem penambangan shovel & truck; optimalisasiinside dump untuk memperpendek jarak angkut.

Dengan mempertimbangkan efisiensi serta optimalisasi asetoperasi, mulai tahun 2009 Perseroan melakukanpersiapan pemindahan BWE sistem ke lokasi Tambang Muara TigaBesar Utama (MTBU) berupa 2 unit BWE dan 1 unit spreader.

  Seiring dengan optimalisasi BWE sistem tersebut,Perseroan melakukan pembangunan PLTU milik sendiri gunamendukung program operasi BWE sistem serta program efisiensilain secara menyeluruh dengan menggunakan bahan bakarbatubara limbah yang selama ini belum termanfaatkan.

  Pelaksanaan strategi operasional membuat Perseroanberhasil kembali meningkatkan volume produksi batubaramenjadi 12,5 juta ton, naik 7,4 % dibandingkan volume produksitahun 2009 yang berjumlah 11,6 juta ton.

Dari keseluruhan produksi tersebut, produksi yangdilakukan secara swakelola meningkat menjadi 5,64 juta ton,naik 11,5% dari produksi tahun sebelumnya sebesar 5,05 jutaton. Secara bertahap, Perseroan berencana menaikkankapasitas produksi swakelola. Dengan peningkatan secarabertahap, maka kompetensi SDM Perseroan dalam mengelolatambang secara penuh akan semakin meningkat juga.

 

Universitas Bangka Belitung Page 24

BAB III

DASAR TEORI

III.1 BATUBARA

Batubara merupakan bahan bakar fosil berupa mineral

organik yang dapat terbakar,terbentuk dari endapan, batuan

organik yang terutama terdiri dari karbon, hidrogen dan

oksigen. Batubara terbentuk dari tumbuhan yang telah

terkonsolidasi antara strata batuan lainnya dan diubah

oleh kombinasi pengaruh tekanan dan panas selama jutaan

tahun sehingga membentuk lapisan batubara. Komposisi kimia

batubara hampir sama dengan komposisi kimia jaringan

tumbuhan, keduanya terdiri dari unsur C, H, O, N, S, P.

Hal ini disebabkan batubara terbentuk dari jaringan

tumbuhan yang mengalami proses pembatubaraan (coalification).

Penimbunan lanau dan sedimen lainnya, bersama dengan

pergeseran kerak bumi (dikenal sebagai pergeseran

tektonik) mengubur rawa dan gambut yang seringkali sampai

ke kedalaman yang sangat dalam. Dengan penimbunan

tersebut, material tumbuhan tersebut terkena suhu dan

tekanan yang tinggi. Suhu dan tekanan yang tinggi tersebut

menyebabkan tumbuhan tersebut mengalami proses perubahan

fisika dan kimiawi dan mengubah tumbuhan tersebut menjadi

gambut dan kemudian batubara.

Universitas Bangka Belitung Page 25

III.1.1 Faktor yang Berpengaruh dalam Pembentukan Batubara

Dikenal serangkaian faktor yang akan berpengaruh dan akan

menentukan terbentuknya batubara (Hutton dan Jones, 1995 dalam

Sukandarrumidi, 2005) diantaranya :

a. Posisi Geoteknik : letak suatu tempat yang merupakan

cekungan sedimentasi yang keberadaannya dipengaruhi

oleh tektonik lempeng. Makin dekat cekungan

sedimentasi batubara terbentuk/terakumulasi, terhadap

posisi kegiatan tektonik lempeng, kualitas batubara

yang dihasilkan akan semakin baik

b. Keadaan topografi daerah : Daerah tempat tumbuhan

berkembang baik, merupakan daerah yang relative

tersedia air,yaitu daerah dengan topografi yang

relative rendah. Keadaan topografi ini jika

dipengaruhi oleh gaya tektonik, maka akan berpengaruh

terhadap luas penyebaran tanaman yang merupakan bahan

utama pembentuk batubara, hal inilah yang menyebabkan

penyebaran terbentuknya batubara.

c. Iklim daerah : iklim berperan penting dalam

pertumbuhan tanaman. Pada daerah beriklim tropis pada

masa lampau dimungkinkan terbentuk endapan batubara

yang banyak. Sebab pada daerah dengan iklim tropis

hampir semua jenis tumbuhan dapat hidup dan proses

pelapukan dapat mudah terjadi.

d. Proses Penurunan Cekungan Sedimen : cekungan

sedimentasi di alam bersifat dinamis (dasar cekungan

dapat mengalami penurunan atau pengangkatan), apabila

Universitas Bangka Belitung Page 26

proses penurunan dasar cekungan lebih banyak terjadi

akan menambah luas permukaan tempat tanaman mampu

hidup dan berkembang, juga diprediksi batubara yang

terbentuk akan tebal. dengan proses hal ini terlihat

di Sumetera dan Kalimantan.

e. Umur Geologi : Di Indonesia batubara didapat pada

ckungan sedimen yang berumur tersier (± 70 jt tahun

yang lalu), hal ini masih muda jika dibanding dengan

jaman karbon, sehingga mempengaruhi tingkat

pembatubaraan/rank batubara yang terbentuk. Makin tua

lapisan batubara, makin tinggi rank batubara yang

diperoleh

f. Jenis tumbuh-tumbuhan : Jenis kayu yang keras dan

berumur tua akan menghasilkan mutu arang yang bagus

(dalam proses pembuatan arang) jika dibanding dengan

jenis kayu yang agak lunak dan berumur muda. Di

Indonesia khususnya Pulau Sumatera dan Kalimantan

didapatkan jenis batubara Bitumina dalam jumlah yang

besar, Peat yang dikenal juga sebagai gambut yang

banyak terdapat di Kalimantan dan Sumatera yang

terbentuk dri tanaman semak dan rumput.

g. proses Dekomposisi : Setelah tanaman mati proses

degradasi biokimia lebih berperan, proses pembusukan

akan terjadi akibat kinerja mikrobiologi dalam bentuk

bakteri anaerobic (jenis bakteri yang bekerja tanpa

oksigen). Selama proses biokimia berlangsung dalam

keadaan kurang oksigen (kondisi reduksi)

mengakibatkan : keluarnya air (H2O) dan unsur-unsur

Universitas Bangka Belitung Page 27

karbon akan hilang dalam bentuk CO2, CO, dan metana

(CH4). akibatnya jumlah unsur karbon (C) relative

akan bertambah. kecepatan pembentukan gambut

tergantung pada kecepatan perkembangan tumbuhan dan

proses pembusukannya. semakin tumbuhan yang telah

mati tertutup oleh air dan sedimen berbutir halus

dengan cepat maka proses disintegrasi/ penguraian olh

mikrobia anaerobic ini lebih intensif, berbeda dengan

tumbuhan yang terlalu lama berada diudara terbuka.

h. Sejarah Pengendapan : Makin dekat posisi cekungan

sedimentasi dengan posisi geoteknik yang selalu

dinamis, akan mempengaruhi perkembangan batubaradan

cekungan letak batubara, selama itu pula proses

geokimia dan metamorfisme organic akan ikut berperan

dalam mengubah gambut menjadi batubara. apabila

dinamika geoteknik memungkinkan terbentuknya

perlipatan pada lapisan batubara yang mengandung

batubara dan terjadi pensesaran maka proses ini akan

mempercepat terbentuknya batubara dengan rank yang

lebih tinggi, juga pada daerah cekungan yang dekat

dengan intrusi magmatis. proses-proses tersebut akan

mempercepat terjadinya proses coalification/proses

permuliaan batubara. Hasil akhir dari proses ini akan

menghasilkan batubara dengan kandungan C yang tinggi

dan H2O yang relative rendah.

i. Struktur geologi cekungan : Cekungan sedimen akan

mengalami deformasi yang lebih hebat oleh tektonik

apabila berada pada sistem Geantiklin dan geosinklin.

Universitas Bangka Belitung Page 28

apabila terjadi tektonik batubara bersamaan dengan

bt.sedimen yang merupakan perlapisan diantaranya akn

terlipat dan tersesarkan yang akan menghasilkan panas

yang akan mengakibatkan metamorfosis batubara dan

batubara akan menjadi lebih keras dan lapisannya

terpatah-patah

j. Metamorfisme Organik : tingakat kedua dlam proses

pembentukan batubara adalah penimbunan dan penguburan

oleh sedimen baru, apabila penimbunan telah terjadi

maka proses biokimia tidak berperan lagi, tetapi

mulai digantikan dengan proses dinamokimia. ini akan

menyebabkan perubahan gambut menjadi bt.bara dalam

berbagai mutu. selama proses ini terjadi akan

terjadinya pengurangan air lembab, oksigen, dan

senyawa kimia lainnya antara lain : CO, CO2, CH4 dan

gas lainnya, disaping itu akan terjadi peningkatan

persentase karbon (C ), belerang (S) dan kandungan

abu. peningkatan mutu batubara sangat ditentukan oleh

faktor tekanan dan waktu

III.1 2 Klasifikasi batu bara

Universitas Bangka Belitung Page 29

Klasifikasi batubara didasarkan pada derajat dan

kualitas batubara :

a. Gambut

Golongan ini sebenarnya belum termasuk jenis

batubara, tapi merupakan bahan bakar. Hal ini

disebabkan karena masih merupakan fase awal dari

proses pembentukan batubara. Endapan ini masih

memperlihatkan sifat awal dari bahan dasarnya

(tumbuh-tumbuhan)

b. Lignite

Golongan ini sudah memperlihatkan proses

selanjutnya berupa struktur kekar dan gejala

pelapisan. Apabila dikeringkan, maka gas dan airnya

akan keluar. Endapan ini bisa dimanfaatkan secara

terbatas untuk kepentingan yang bersifat sederhana,

karena panas yang dikeluarkan sangat rendah

c. Subbituminous

Golongan ini memperlihatkan ciri-ciri tertentu

yaitu warna yang kehitam-hitaman dan sudah mengandung

lilin. Endapan ini dapat digunakan untuk pemanfaatan

pembakaran yang cukup dengan temperatur yang tidak

terlalu tinggi

d. Bituminous

Golongan ini dicirikan dengan sifat-sifat yang

padat, hitam, rapuh (brittle) dengan membentuk

bongkah-bongkah prismatik. Berlapis dan tidak

mengeluarkan gas dan air bila dikeringkan. Endapan

Universitas Bangka Belitung Page 30

ini dapat digunakan antara lain untuk kepentingan

transportasi dan industri

e. Antrhacite

Golongan ini berwarna hitam, keras, kilap

tinggi, dan pecahannya memperlihatkan pecahan

chocoidal. Pada proses pembakaran memperlihatkan warna

biru dengan derajat pemanasan yang tinggi. Digunakan

untuk berbagai macam industri besar yang memerlukan

temperatur tinggi.

Semakin tinggi kualitas batubara, maka kadar

karbon akan meningkat, sedangkan hidrogen dan oksigen

akan berkurang. Batubara bermutu rendah, seperti

lignite dan sub-bituminous, memiliki tingkat

kelembaban (moisture) yang tinggi dan kadar karbon

yang rendah, sehingga energinya juga rendah. Semakin

tinggi mutu batubara, umumnya akan semakin keras dan

kompak, serta warnanya akan semakin hitam mengkilat.

Selain itu, kelembabannya pun akan berkurang

sedangkan kadar karbonnya akan meningkat, sehingga

kandungan energinya juga semakin besar.

III.1.3 Sulfur

Sulfur adalah salah satu komponen dalam batubara, yang

terdapat sebagai sulfur organik maupun anorganik. Umumnya

komponen sulfur dalam batubara terdapat sebagai sulfur

syngenetik yang erat hubungannya dengan proses fisika dan

Universitas Bangka Belitung Page 31

kimia selama proses penggambutan (Meyers, 1982) dan dapat

juga sebagai sulfur epigenetik yang dapat diamati sebagai

pirit pengisi cleat pada batubara akibat proses

presipitasi kimia pada akhir proses pembatubaraan

(Mackowsky, 1968).

Sulfur walaupun secara relatif kandungannya rendah,

merupakan salah satu elemen penting pada batubara yang

mempengaruhi kualitas. Terdapat berbagai cara terbentuknya

sulfur dalam batubara, diantaranya adalah berasal dari

pengaruh lapisan pengapit yang terendapkan dalam

lingkungan laut (Horne et.al,1978), pengaruh air laut

selama proses pengendapan tumbuhan, proses mikrobial dan

perubahan pH (Casagrande et.al, 1987).Di lingkungan laut,

pH umumnya berkisar antara 4 – 8 (netral – basa) dan Eh

cukup rendah, kecuali pada beberapa centimeter dari

permukaan. Sulfat berlimpah & umumnya cukup banyak ion Fe

yang hadir baik sebagai unsur terlarut dalam air laut atau

penguraian dari bahan tumbuhan & mineral. Keadaan ini

menyebabkan aktifitas bakteri sangat berperan untuk

terbentuknya sulfur. Sedangkan lingkungan pengendapan

batubara pada air tawar (lacustrine dan rawa) pH umumnya

rendah. Sulfat terlarut juga rendah ( ± < 40 ppm),

sehingga sulfur yang terbentuk sedikit karena aktifitas

bakteri rendah.

Dengan demikian jumlah sulfur yang dihasilkan

tergantung pada kondisi pH, Eh, konsentrasi sulfat dan

untuk pirit khususnya perlu kehadiran ion Fe dan aktivitas

bakteri. Pada lingkungan pengendapan batubara yang

Universitas Bangka Belitung Page 32

dipengaruhi oleh endapan laut akan menghasilkan batubara

dengan kadar sulfur yang tinggi, sedangkan batubara yang

terendapkan di lingkungan darat / air tawar umumnya

didominasi oleh sulfur organik dengan persentase pirit

yang rendah.

Dari hasil penelitian mengenai pembentukan dan

keberadaan sulfur pada batubara dan gambut, Casagrande

(1987) membuat beberapa kesimpulan, yaitu :

a. Secara umum batubara bersulfur rendah (<1%) mengandung

lebih banyak sulfur organik daripada piritik. Sebaliknya

batubara dengan kandungan sulfur tinggi mengandung lebih

banyak sulfur piritik daripada organik.

b. Batubara bersulfur tinggi biasanya berasosiasi dengan

batuan penutup yang berasal dari lingkungan laut

c. Kandungan sulfur pada batubara umumnya paling tinggi

pada bagian roof dan pada bagian floor lapisan batubara.

Proses paling penting dalam pembentukan unsur dan

senyawa sulfur adalah reaksi reduksi sulfat oleh aktivitas

bakteri. Berikut adalah skema yang menunjukkan urutan

proses pembentukan sulfur dalam batubara :

Universitas Bangka Belitung Page 33

Gambar 2.1 Skema pembentukan sulfur dalam batubara (modifikasi

dari Suits & Arthur, 2000)

1. Sulfur Piritik

Pirit (dan Markasit) merupakan mineral sulfida yang

paling umum dijumpai pada batubara. Kedua jenis mineral

ini memiliki komposisi kimia yang sama (FeS2) tetapi

berbeda pada sistem kristalnya. Pirit berbentuk isometrik

sedangkan Markasit berbentuk orthorombik (Taylor G.H,

et.al., 1998).

Pirit (FeS2) merupakan mineral yang memberikan kontribusi

besar terhadap kandungan sulfur dalam batubara, atau lebih

dikenal dengan sulfur piritik (Mackowsky, 1943 dalam

Organic petrology, 1998). Berdasarkan genesanya, pirit

pada batubara dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Pirit Syngenetik, yaitu pirit yang terbentuk selama

proses penggambutan (peatification). Pirit jenis ini

biasanya berbentuk framboidal dengan butiran sangat halus

dan tersebar dalam material pembentuk batubara (Demchuk,

1992 dalam international journal of coal geology,1992).

2. Pirit Epigenetik, yaitu pirit yang terbentuk setelah

proses pembatubaraan. Pirit jenis ini biasanya terendapkan

dalam kekar, rekahan dan cleat pada batubara serta

biasanya bersifat masif. (Mackowsky, 1968; Gluskoter,

1977; Frankie and Howe, 1987 dalam international journal

Universitas Bangka Belitung Page 34

of coal geology, 1992). Umumnya pirit jenis ini dapat

diamati sebagai pirit pengisi cleat pada batubara.

Pirit dapat terbentuk sebagai hasil reduksi sulfur primer

oleh organisme dan air tanah yang mengandung ion besi.

Bentuk pirit hasil reduksi ini biasanya framboidal dengan

sumber sulfur yang tereduksi kemungkinan terdapat dalam

material yang terendapkan bersama batubara. Terbentuknya

pirit epigenetik sangat berhubungan dengan frekuensi cleat

/ rekahan karena kation-kation yang terlarut (dalam hal

ini ion Fe) akan terbawa ke dalam batubara oleh aliran air

tanah melalui cleat tersebut dan selanjutnya bereaksi

dengan sulfur yang telah tereduksi untuk kemudian

membentuk pirit (Demchuk T.D, dalam International Journal

of Coal Geology, 1992).

2. Sulfur Organik

Sulfur organik merupakan suatu elemen pada struktur

makromolekul dalam batubara yang kehadirannya secara

parsial dikondisikan oleh kandungan dari elemen yang

berasal dari material tumbuhan asal. Dalam kondisi

geokimia dan mikrobiologis spesifik, sulfur inorganik

dapat terubah menjadi sulfur organik. (Wiser W.H, 2000).

Secara umum sebagian besar sulfur dalam batubara berupa

sulfur syngenetik yang keterdapatan dan distribusinya

dikontrol oleh kondisi fisika dan kimia selama proses

pembentukan gambut. Sulfur organik dalam batubara dapat

berasal dari material kayu dan pepohonan. Disamping itu

Universitas Bangka Belitung Page 35

sebagian sulfur juga mungkin terjadi dari sisa-sisa

organisme yang hidup selama perkembangan gambut.

Sulfur organik dapat terakumulasi dari sejumlah material

organik oleh proses penghancuran biokimia dan oksidasi.

Namun secara umum, penghancuran biokimia merupakan proses

yang paling penting dalam pembentukan sulfur organik, yang

pembentukannya berjalan lebih lambat pada lingkungan yang

basah atau jenuh air (A.C. Cook, 1982).

Sulfur yang bukan berasal dari material pembentuk

batubara diduga mendominasi dalam menentukan kandungan

sulfur total. Sulfur inorganik yang biasanya melimpah

dalam lingkungan marin atau payau kemungkinan besar akan

terubah membentuk hidrogen sulfida dan senyawa sulfat

dalam kondisi dan proses geokimia. Reaksi yang terjadi

adalah reduksi sulfat oleh material organik menjadi

hidrogen sulfida (H2S). Reaksi reduksi ini dipicu oleh

adanya bakteri desulfovibrio dan desulfotomaculum

(Trudinger et.al, dalam Meyers, 1982).

Unsur sulfur, hidrogen sulfida dan ion sulfida dapat

bereaksi dengan unsur atau molekul organik dari gambut

menjadi sulfur organik. Unsur sulfur (S0) kemungkinan

muncul dari proses oksidasi hidrogen sulfida yang terkena

kontak dengan oksigen terlarut dalam kisi – kisi air, di

samping itu S0 juga bisa muncul karena adanya aktivitas

bakteri. Unsur sulfur (S0) dapat bereaksi dengan asam

humik yang terbentuk selama proses penggambutan

(Meyers,1982).

Universitas Bangka Belitung Page 36

Berdasarkan eksperimen dapat diketahui bahwa H2S juga

dapat bereaksi dengan asam humik yang terbentuk selama

proses penggambutan. Jenis interaksi antara H2S dengan

asam humik inilah yang mempunyai peranan paling penting

dalam menentukan kandungan sulfur organik dalam batubara

(Meyers, 1982). Disamping itu kandungan sulfur organik

yang tinggi hanya akan berasosiasi dengan lingkungan rawa

gambut yang minim suplai Fe (Gransh & Postuma, 1974 ; Bein

et.al, 1990 ; Zaback & Pratt dalam Suits and Arthur,

2000).

3. Sulfur Sulfat

Sulfat dalam batubara umumnya ditemui dalam bentuk sulfat

besi, kalsium dan barium. Kandungan sulfat tersebut biasanya

rendah sekali atau tidak ada kecuali jika batubara telah

terlapukkan dan beberapa mineral pirit teroksidasi akan

menjadi sulfat. (Meyers, 1982 and Kasrai et.al, 1996).Sulfur

sulfat juga dapat berasal dari reaksi garam laut atau air

payau yang mengisi lapisan dasar yang jaraknya tidak jauh dan

berada di atas atau di bawah lapisan batubara. Pada umumnya

kandungan sulfur organik lebih tinggi pada bagian bawah

lapisan,

III.2 AKTIFITAS PERTAMBANGAN DI TAMBANG PIT 1 BANKO BARAT

Dalam pelaksanaan kegiatan pertambangan di Tambang Pit 1 Banko Barat ini,adapun urutan kegiatannya :

Universitas Bangka Belitung Page 37

III.2.1 TAHAP GEOLOGI EKSPLORASI PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PIT 1 BANKO BARAT

Dari hasil kegiatan geologi eksplorasi akan didapatkan kondisilapisan batubara secara rinci menyangkut tentang lapisan,ketebalan batubara serta karakteristik dari tanah interburden dan interburdennya.

Lapisan batubara banko barat merupakan bagaian dari sumbusinklin dan antiklin yang manujam ke arah barat laut dengankemiringan lapisan cukup terjal ,ada tiga lapisan batubara

Universitas Bangka Belitung Page 38

utama yaitu ,lapisan mangus ,lapisan suban ,dan lapisan petai.Yang tiap lapisan sisipan yaitu lapisan batuan sedimen barupabatu lempung lanauan sampai pasiran.

Berdasarkan litologinya maka batuan yang tersingkap ditambang banko barat pit 1 dapat dikelompokkan menjadi tigaformasi yang terdapat didalam kelompok palembang yaitu formasikasai ,formasi muara enim ,dan formasi air benakat. Urutandari umuryang paling tua sampai umur yang paling muda adalahsebagai berikut :

A. Formasi air benakat

Formasi ini tersingkap disebelah selatan yang dicirikan dengan batuan serpih karbonat yang kaya akan foraminifera dan sisipan batuan lempung bagian bawah ,semakain ke atas semakin banyak dijumpai tumbuh-tumbuhan. Diperkirakan formasi ini berumur miosen tengah.

B. Formasi Muara Enim

Formasi ini hampir tersingkap di seluruh tambang bankobarat ,yang diendapkan selaras diatas formasi air benakatdengan penyusunannya terdiri dari batu pasir ,batulanau ,batu lempung setebal ±650 meter ,dimana terdapatsisipan batubara yang cukup tebal sehingga sering disebutsebagai formasi pembawa batubara/ Formasi ini berumur miosenatas sampai pliosen bawah dan diendapkan pada lingkungandelta plain . formasi ini dibagi dalam empat sub formasiyaitu ,mangus 1,mangus 2 ,mangus 3,mangus 4.

Universitas Bangka Belitung Page 39

Untuk mengetahui lebih rinci dapat dilihat pada penampang litologi pit 1 timur dan susunan stratigrafi seperti berikut :

Universitas Bangka Belitung Page 40

Universitas Bangka Belitung Page 41

1. Lapisan tanah timur

Tanah penutup terdiri dari endapan sungai tua (pasirdan kerikil) batu lempung dan lapisan lanau yangsilisified ,juga tedapat iron stone nodules serta lapisangantung (hanging steam) . dapat dijelaskan bahwa lapisanini merupakan lapisan yang terdiri dari tanahliat ,bentonit ,dan campuran lumpur serta batu pasirhalus mpada bagian ini dapat dijumpai nodul-nodul clayironstone yang berbentuk cakram pada gantung batubaradengan ketebalan rata-rata diatas 0,25-0,80m.

2. Lapisan Batubara A1 (Mangus Atas)

Umumnya Lapisan batubara ini dapat dicirikan dengan adanya material-material pengotor berupa tiga lapisan tanah liat yang disebut dengan clayband ,adapun ketebalandari lapisan batubara a1 adalah 7m.

3. Lapisan interburden A1-A2Lapisan ini dicirikan oleh adanya material tufaan

berwarna putih dan abu-abu. Secara keseluruhan lapisanini memperlihatkan adanya struktur graded bedding dengan

Universitas Bangka Belitung Page 42

Seam A1

batu pasir konglomerat pada bagian dasar ,batulanau ,batu lempung. Ketebalan 2-4m

4. Lapisan Batubara A2

Lapisan batubara ini memiliki ketebalan 7,5 – 11,5m.

5. Lapisan interburden A2-B1Lapisan ini dicirikan dengan batu lempung serta

sisipan batu pasir

6. Lapisan B1

Universitas Bangka Belitung Page 43

Seam A2

Lapisan batubara ini memiliki ketebalan 9,1 – 14,1 meter dan terdapat sisipan batu lempung

7. Lapisan interburden B2-CLapisan ini mengandung batu lempung dan batu lanau

tipis8. Lapisan Batubara B2

Universitas Bangka Belitung Page 44

Seam B1

Ğ̂Ăŵ Ϯ

Lapisan batubara ini memiliki ketebalan 4,35-5,55

9. Lapisan interburden B2-C Lapisan ini mengandung batu lanau ,batu pasir ,dan sisipan batu lanau. Ketebalan 38-44.

10. Lapisan Batubara C

Lapisan batubara ini memiliki ketebalan 11 meter dengansisipan tipis batu lempung dan dibawahnya terdapat batulempung dan batu lanau. Pada lapisan C banyak dijumpai lensa–lensa batu lanau atau siltstone terkadang bersifat silikaanwarnanya mirip batubara.

III.2.2 Land Clearing dan Pengupasan Top Soil

Kegiatan ini dilakukan untuk membersihkan lahan daritumbuhan,pepohonan,dan sisa organik yang terdapat pada areayang akan ditambang.

Tujuan dari Land Clearing tersebut adalah :

Universitas Bangka Belitung Page 45

Seam C/C1/C2

C2

C1c

a. Memudahkan proses pembuatan jalan dan lokasi untukfasilitas lainnya.

b. Memudahkan alat untuk bekerja dalam pengupasan top soil.

Setelah kegiatan Land Clearing,dilakukan pengupasan danpengangkutan top soil ke suatu area yang telahdisiapkan.Pengupasan,pengangkutan dan penumpukan top soildilakukan secara teliti untuk menjaga kondisi top soiltersebut,dikarenakan nantinya Top soil tersebut akan digunakanuntuk proses reklamasi tambang.Maka dari itu dibuatlah suatudaerah penumpukan khusus untuk Top Soil yang dinamakan DumpingArea atau Disposal.

III.2.3 Pengupasan Interburden,Pemuatan dan Pengangkutan

Dalam pengupasan Interburden, PT.BA menggunakan metodeshovel and Truck yaitu digunakan Excavator sebagai alat gali danalat muat.sedangkan Truck sebagai alat angkut.Kegiatan inidilakukan oleh pihak swakelola dan dibawah pengawasanPT.BA.Material ini diangkut dan ditumpuk ke lokasi penambanganyang tidak aktif lagi atau disebuat area disposal yang tidakada lapisan batubaranya lagi.Kegiatan ini menggunakan alatmekanis utama tanpa buldozer karena komposisi tanahny berjenislunak.

Berikut alat-alat mekanis utama yang di gunakan dalampenggalian,pemuatan dan pengangkutan pada tambang batubara pit1 Timur Banko Barat.

1 Bulldozer scrapping.

Universitas Bangka Belitung Page 46

Pada dasarnya merupakan traktor sebagai penggerak utama ,yang ditambahkan dengan dozer tambahan [blade , ripper dll ].Bulldozer adalah salah satu jenis dozer yang bergerak ke depan,sedangkan jenis lainnya adalah angle dozer yang bergerakserong 25oType bulldozer , tergantung dari macam blade dan alatgeraknya.

3.1. Alat - Alat Pembersihan lahan, spesifikasi dan carakerjanya

Bulldozer dapat dibedakan antara lain :

1. Berdasarkan alat geraknya / mounted Bulldozer dapat dibedakan:

Universitas Bangka Belitung Page 47

a. Crawler tractor Dozer [ roda rantai ]

b. Wheel tractor Dozer [ roda karet ]

c. Swamp Bulldozer [ untuk daerah rawa ]

2. Berdasarkan alat Kendali pisau dozer dibedakan:a. cable controlled yaitu kendali pisau dozer yang mengunakanpengikat panjang sebagai pengendalinya.b. hydraulic controlled yaitu kendali pisau dozer yangmenggunakan cairan sebagai tenaga pengendali pisau dozer.

1. Produktivitas BulldozerBulldozer merupakan alat bantu Excavator dalam melakukan

penggalian dan pengumpulan material tanah penutup.dengan sketsa sebagai berikut:

PRODUKTIVITAS RIPPING BULDOZER

P = QR x 3600s /hrCmt

Universitas Bangka Belitung Page 48

QR = RS x RP x RD

KETERANGAN :

Full time ripping(no puahing or dozing assignment)P = PRODUKSI RIPPING PER JAM (BCM/JAM)QR = PRODUKTIVITAS RIPPING PER CYCLE (BCM)RS = SPASI RIPPING (M)RP = PENETRASI RIPPER (M)RD = JARAK RIPPING (M)CMT= CYCLE TIME RIPPING

2. Excavator berfungsi sebagai alat gali seklaigus memuat tanah ke dalam Dump Truck yang akan diagkut ke lokasi penimbunan,adapun mengenai sketsa Excavator berseta bagian-bagiannya dapat dilihat pada gambar

Sketsa ExcavatorKeterangan :A = Cab HeightB = House width ,Without mirror

Universitas Bangka Belitung Page 49

C = Track Width ,Standard ShoeD = Ground Clearence ,FrameE = Ground Clearence ,CounterweightF = Tail swing radiusG = Overaall track lengthH = Overall transport lengthJ = Shipping heightK = Length of track on groundL = Track gauge

PRODUKTIVITAS EXCAVATOR

Q = q x 3600Ctr x E

Q = q1 x k ; cm = Cstd x Cf

Keterangan :

Q = Produksi per jam (Bcm/Jam)

Cm = Cycle time = digging time + swing time (loaded) + dumpingtime + swing time (empty) s

Q = Produksi per cycle (m3

Q1 = bucket capacity (heaped) (m3)

K = Bucket fill factor

Cstd = Cycle time standard

Cf = Faktor konversi

E = Effisiensi kerja

Catatan :

Jika faktor penggali = 3600 ,maka satuan cycle time yang digunaka n taitu detik

Jika faktor penggali = 60 ,maka satuan waktu cycle time yang digunakan yaitu menit.

Universitas Bangka Belitung Page 50

3. Dump TruckDump Truck Hauling mrupakan alat angkut yang digunakan

untuk mengangkut material tanah penutup . Adapun mengenai sketsa Dump Truck berserta bagian-bagiannya.

1. PRODUKTIVITAS DUMP TRUCK HAULING :

P = C X 3600Cmt¿

¿ x E x M

C = n x q1 x K

N = C1q1xK

KETERANGAN :

P = Produktivi tas alat ( BCM/Jam)

E = Effisiensi kerja

M = Jumlah Dump Truck

C = Produksi per cycle

Universitas Bangka Belitung Page 51

C1 = Kapasitas heaped Dump Truck (m3)

n = Jumlah cycle alat muat yang dibutuhkan untuk mengisi penuh alat angkut

q1 = Kapasitas bucket alat muat (m3)

K = Bucket fill factor

Cmt = Cycle time Dump Truck.

Faktor – Faktor yang mempengaruhi produktivitas

Faktor – faktoryang mempengaruhi produktivitas adalah faktoryang mempengaruhi kondisi kerja ketika pengamatandilakukan,adapun faktor – faktornya adalah sebagai berikut :

1. FAKTOR POLA PEMUATANPola pemuatan yang digunakan tergantung pada kondisi

lapangan operasi perngupasan serta alat mekanis yangdigunakan dengan asumsi bahwa setiap alat angkut yangdatang ,bucket ,alat galian sudah terisi penih dan siapditumpahkan. Setelah alat angkut terisi penuh segeraberangkat dan dilanjutkan dengan alat angkut lainnyasehingga tidak terjadi waktu tunggu pada alat angkutmaupun alat gali-muatnya. Pola pemuatan pada operasipengangkutan di tambang terbuka dikelompokkan berdasarkanposisi Excavator ,terhadap front penggalian dan posisiDump Truck terhadap Excavator. Lebih jelas sebagaiberikut :

A. BERDASARKAN POSISI ALAT GALIi. Top Loading

Yaitu kedudukan alat gali muat lebih tinggidari alat angkut dimana alat gali gali muatberada diatas jenjang.

ii. Bottom loadingPola pemuatan dimana alat gali muat dan alatangkut terletak pada satu ketinggian yangsama.

B. BERDASARKAN PENEMPATAN POSISI ALAT ANGKUT :

Universitas Bangka Belitung Page 52

i. Single back upYaitu alat angkut memposisikan diri untukdimuat pada satu tempat dan alat angkutberikutnya menunggu alat angkut pertamadimuati sampai penih ,setelah alat angkutpertama berangkat maka alat angkut keduamemposisikan diri untuk dimuati danseterusnya.

ii. Double back upYaitu alat angkut memposisikan diri untukdimuati pada dua tempat ,kemudian alat galimuat mengisi salah satu alat angkut sampaipenu setelah itu mengisi alat angkut keduayang memposisikan diri ditempat yang samadengan alat angkut pertama dan begituseterusnya.

C. FAKTOR MATERIAL Lapisan tanah penutup adalah semua lapisan

tanah atau batuan yang berada diatas danlangsung menutupi lapisan bahan galian berhargasehingga perlu disingkirkan terlebih dahulusebelum dapat menggali bahan galian berhargatersebut. Lapisan tanah penutup yang dapatditemui umumnya dikelompokkan menjadi berberapasifat/jenis :

A. Material yang mudah digali (sangat lunak)i. Material yang mengandung sedikit air misalnya

pasir ,tanah biasa kerikil ,campuran dengantanah biasa.

ii. Material yang banyak mengandung air misalnyapasir lempungan ,lempung pasiran ,lumpur danpasir yang banyak mengandung air.

B. Material yang lunak

Universitas Bangka Belitung Page 53

Misalnya tanah biasa yang bercampur kerikilpasir yang bercampur dengan kerikil dan pasirkasar.

C. Material yang setengah kerasMaterial batubara ,shale (clay yang sudah mulai

kompak) batuan kerikil yang mengalami sedimentasidan pengompakan batuan beku yang sudah mulai lapukdan batuan-batuan beku yang banyak mengalamirekahan.

D. Material kerasMisalnya sandstone ,limestone ,slate ,vulcanic

tuff. Batuan beku yang mudah lapuk dan mineralmineral penyusun batuan yang tlah mengalamisementasi dan pengompakan.

E. Material sangat kerasMisalnya batuan batuan beku dan batuan batuan

metamorf. Contohnyagranit ,andesit ,slate ,kuarsit dan sebagainya.

Keadaan material tanah yang akan digali akan sangatmempengaruhi suatu proses penambangan ,Jenis material akanmempengaruhi besarnya produksi alat dan carapengoperasiannya ,yang akan menentukan volume secarakeseluruhan yang akan dikupas.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Kegiatan Penambangan Pit 1 Timur Banko Barat

Pada penambangan batubara di pit 1 bangko barat inimenggunakan sistem penambangan back filling yaitu dimanapenggalian batubara yang dilakukan sampai ke coal basebergerak ke depan ke arah utara dari strike seam c dengan

Universitas Bangka Belitung Page 54

meninggalkan lahan kosong sebagai sump di belakang nya atau didaerah utara dari seam c. Namun pada penambangan yangdilakukan oleh PT.Bukit Asam ( persero ) Tbk saat ini mulaibergeser ke seam b2 dikarenakan penambangan pada seam c sudahhampir sampai ke coal base. Oleh karena itu sudah dilakukanpenggalian interburden antara seam C dengan Seam B2.Untuklebih memperjelas dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek 2014. “ Back filling method“

Universitas Bangka Belitung Page 55

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek 2014

4.2 Kondisi Interburden antara Seam C dengan Seam B2

Pada tahap ini akan dibahas keadaan tanah interburdenantara seam C dengan seam B2 menyangkut tentang jenistanah,sifat-sifat dan karakteristik tanahnya.Maka dari ituberikut penampang litologi dari material interburden antaraseam c dengan seam B2.

Universitas Bangka Belitung Page 56

Dari penampang litologi diatas dapat dilihat material tanahpenyusun interburden tersebut adalah batu lanau ( silt ) danadanya perulangan dengan batu pasir.Maka dari itu dilakukanpembahasan mengenai karakteristik dari komposisi tanahinterburden antara seam C dengan Seam B2 tersebut.

4.2.1 Tanah lanau ( Silt )

Lanau adalah bahan yang merupakan peralihan antara lempung danpasir halus. Kurang plastis dan lebih mudah ditembus air daripadalempung dan memperlihatkan sifat dilatansi yang tidak terdapatpada lempung. Dilatansi adalah sifat yang menunjukkan gejalaperubahan isi apabila lanau itu dirubah bentuknya.

4.2.1.1 Deskripsi Sistematik

Sedikit banyak, sifat-sifat tanah selalu tergantung padaukuran butirannya dan ini dipakai sebagai titik tolak untukklasifikasi teknis dari tanah. Klasifikasi tanah berdasarkanukuran butirannya disajikan dalam Gambar dibawah ini.

Universitas Bangka Belitung Page 57

Sumber : Dokumentasi Kuliah Praktek 2014.

Perbedaan istilah antara “lempung” dan “fraksi lempung” atau“lanau” dan “fraksi lanau” penting untuk diketahui. Lempungadalah istilah yang dipakai untuk menyatakan tanah berbutirhalus yang memiliki sifat cohesive, plastisitas, tidakmemperlihatkan sifat dilatansi dan tidak mengandung jumlahbahan kasar yang berarti. Fraksi lempung adalah bagian beratdari tanah yang butiran-butirannya lebih halus dari 0.002 mm.Sedangkan lanau adalah istilah yang dipakai untuk menyatakantanah yang bersifat seperti lanau. Fraksi lanau adalah bagianberat dari tanah yang butiran-butirannya antara 0,002 mm-0,06mm.

Berikut adalah standard kekerasan tanah lanau yang telahditetapkan.

Universitas Bangka Belitung Page 58

Sumber : Kuliah Praktek 2014.

Dari tabel diatas kita dapat mengetahui termasuk kategoriapakah interburden antara seam c dengan seam B2.Namunsebelumnya harus diketahui terlebih dahulu kedalamaninterburden tersebut.

Sumber : Dokumentasi Kuliah Praktek 2014.

Universitas Bangka Belitung Page 59

Dari gambar diatas dapat kita lihat selisih elevasi topsoil dengan interburden yaitu : +85.7-(+45 ) = 40.7 meter dan+85.7-(+36)=49.7 meter yang merupakan kedalaman penggalianinterburden tersebut sehingga dapat diketahui bahwa tanahtersebut merupakan tanah berjenis lanau kepasiran keras.

Sumber : Dokumentasi Kuliah Praktek 2014.

Maka dari itu untuk melakukan penggalian pada interburdentersebut harus menggunakan bantuan dari bulldozer untuk

Universitas Bangka Belitung Page 60

mengelupas kompaksinasi tanah yang keras lalu digali olehExcavator.Sedangkan untuk perbandingan slope digunakanperbandingan 1:1 yaitu kemiringan 600 dengan ketinggian lereng9 meter hal itu dapat dilakukan karena jenis tanah lanau yangkeras namun untuk jenis tanah lain mungkin akan membahayakan.

4.3 Keserasian Alat Mekanis Utama Dalam Penggalian danPengangkutan Interburden

Keserasian alat yang dimaksud disini adalah keselarasankerja dari alat utama yang digunakan dalam keserasiannya untukkondisi tanah galian.Karena seperti yang telah dibahas dalamkondisi interburden,komposisi tanahnya adalah lanau kerasberpasir maka berperan aktif alat bulldozer untuk mengoptimalkankinerja alat mekanis utama sehingga tidak terjadi delay dariExcavator dan Dump Truck maka akan tercapai efisiensi kerja yangtinggi dan produktifitas alat tercapai.

Nilai Keserasian kerja alat ini sering disebut sebagaiMatch Factor yaitu suatu penilaian terhadap sinkronisasi darialat gali muat dan alat angkut dengan tujuan agar alat-alatmekanis yang digunakan sesuai dengan kebutuhan lapangan.Faktorkeserasian ini dipengaruhi oleh:

Nh : Jumlah Dump Truck n : Jumlah pemuatan cl : Waktu Edar Excavator nl : Jumlah Excavator ch : Waktu edar Dump Truck

Secara sistematis dapat dirumuskan seperti dibawah ini :

Harga penilaian match factor adalah :FK < 1 ( Ada waktu tunggu untuk alat gali dan muat )

Universitas Bangka Belitung Page 61

FK=

nh x (n x cl )nl x

Artinya : alat gali-muat bekerja kurang dari100%,sedangkan alat angkut bekerja 100%sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat gali-muat karena menunggu alat angkut yang belumdatang.

FK = 1 ( Tidak ada waktu tunggu untuk alat gali muatdan alat angkut )

Artinya : alat gali – muat dan angkut bekerja100%,sehingga tidak terjadi waktu tunggu darialat tersebut.

FK >1 (Ada waktu tunggu untuk alat angkut )Artinya : alat gali – muat bekerja100% ,sedangkan alat angkut bekerja kurang dari100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alatangkut.

4.3.1 Jam kerja Alat dan Kebutuhan Alat mekanis.

Penghitungan ini sangat dibutuhkan untuk dapat mengetahuiharga dari keserasian alat mekanis utama.Untuk menghitungjam kerja alat dan kebutuhan alat mekanis,dapat menggunakanrumus-rumus dibawah ini :

Universitas Bangka Belitung Page 62

Target Produksi (Jam KerjaAlat = Produktifitas alat

KebutuhanAlat =

Jam kerja alat

Jam kerja efektif

4.3.2 Produktifitas Alat Mekanis Utama

Produktifitas dari alat ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui harga faktor keserasian alat gali-muat dan angkut pada penambangan interburden antara seam C dengan seam B2.ukti

1. PRODUKTIVITAS RIPING BULLDOZER

QR = RS x RP x RD= 1,0M x 1,2 M x 20

M= 24 M

P = QR X x E

= QR X x 0.83

= 24 x 57,98 x 0,83= 1154,9616 BCM/Jam

Dengan jam efektif 421,7 jam/bulan maka ;

= 421,7 x 1154,9616 = 487047.31 BCM/Bulan

Kapasitas bulldozer yang dipakai ( 2 unit )

= 487047.31 x 2 = 974094,62

Ketercapaian produksi :

Universitas Bangka Belitung Page 63

3600Detik/Jam

3600Detik/Jam

974094,62 BCM

500.000 BCM

= x 100%

= 1,94 x 100% = 194%

B. PRODUKTIVITAS EXCAVATOR CAT BK 88

Q = q x E x SF

Q = 4,1413 Bcm x 0,83 x 0,72

Q = 4.1413Bcm x 179,820 x 0,83 x 0,72

Q = 445,02589 Bcm/jam

Dengan jam operasi efektif 421,7 jam/bulan .maka ;

= 421,7 jam/bulan x 445,02589 Bcm/jam

= 187667,42 Bcm/bulan

Kapasitas produksi Excavator yang beroperasi (2 fleet) maka ;

= 187667,42 x 2

= 375334,84

Ketercapaian produksi ;

=

= 0,75 x 100%

= 75%

Universitas Bangka Belitung Page 64

3600detik/jam

3600 detik/jam

20,02

375334,84

500000

C. PRODUKTIVITAS DUMP TRUCK (HAUL DUMP) CAT BK 377

P = C x x E x M x SF

C = 24,84 x x 0,83 x 1 x 0,72

C = 79,240 BCM/Jam

Dengan jam kerja efektif 421,7 jam/bulan maka ;

= 421,7 jam/bulan x 79,240

= 33415,71 BCM/Bulan

Kapasitas produksi (6 unit ) :

= 33415,71 x 6 = 200494.26 BCM/Bulan

4.3.3 Nilai Keserasian Kerja( Match Factor )

Untuk menghitung nilai ini harus diketahui terlebih dahulukebutuhan alat yang diperlukan ( jumlah alat ) yang digunakan yaitu jumlah Excavator dan Dumptruck.

A. Excavator CAT BK 80

=

= 1123.5301 Jam

Universitas Bangka Belitung Page 65

60 MENIT

CTA

KebutuhanAlat =

Jam KerjaAlat =

Jam kerja alat

60 MENIT

11,24 MENIT

Jam kerja efektif

Target Produksi (

Produktifitas alat

500.000

445,02589 Bcm/jam

=

= 2.66 = 3 unit

B. Dump Truck CAT BK 377

= = 6295.6434 jam

=

= 14.92 = 15 buah

C. Nilai Keserasian Kerja

Universitas Bangka Belitung Page 66

1123.5301 Jam

Jam KerjaAlat =

421.7 Jam

Target Produksi (

KebutuhanAlat =

Produktifitas alat

Jam kerja alat

500.000

79.240 Bcm/jam

Jam kerja efektif

6295.6434 Jam

421.7 Jam

Rangkaian alat mekanis di front penambangan Pit 1 Timur Banko Barat.( Excavator CAT BK 88 dengan Dump Truck CAT 377 ).a. Jumlah Dump Truck pada CAT 377 = 15 unitb. Jumlah Excavator Caterpillar BK 88 C ( ngm) = 3 Unitc. Cycle time Excavator CAT BK 88 = 20.02 detik =

0.33 menitd. Cycle time Dump Truck CAT 377 = 11.24 menite. Banyak Pemuatan ( n) =26.6 BCM / 4.66

BCM = 5.7 =6

= = 0.89 = 89 %

hasilnya dapat kita lihat bahwa Keserasian alat atau FK < 1itu menunjukkan:

a. ( Ada waktu tunggu untuk alat gali dan muat )Artinya :alat gali-muat bekerja kurang dari 100%,sedangkan alatangkut bekerja 100% sehingga terdapat waktu tunggu bagialat gali-muat karena menunggu alat angkut yang belumdatang.

b. Adanya faktor jumlah unit angkut yang terlalu banyakmengakibatkan terjadi delay pada alat angkut.Solusiyang perlu dicoba adalah penambahan Excavator ataupengurangan unit Dumptruck.

4.4 Kondisi Disposal

Universitas Bangka Belitung Page 67

FK=

nh x (n x

nl x 15 x (6x 0.33

3 x

Disposal adalah suatu area penimbunan material tanahdari hasil penggalian.Pada penambangan Batubara di Pit 1 BankoBarat,disposal terletak di selatan atau dibelakang seam Ckarena disposal terbentuk setelah penambangan batubara sampaike coal base.Area disposal merupakan area vital dalampenambangan batubara kerena merupakan wadah penampung tanahhasil pengupasan interburden maupun interburden.

Material pengisi disposal adalah material lanau,pasirdan clay dari hasil transportasi interburden yang dibawa olehair sehingga materialnya berubah jadi lumpur.Hal ini terjadikarena sump sebelum ditimbun menjadi disposal terletak didaerah yang paling rendah elevasinya.

Sumber : Dokumentasi Kuliah Praktek 2014.

Dari gambar diatas kita dapat melihat sump sebelumditimbun terletak pada elevasi terendah sehingga berisi lumpurdan genangan air.Hal itu membahayakan jika area sump tidakditimbun akan mengakibatkan timbulnya area genangan air yangluas dan menjadi air asam tambang karena air langsungberinteraksi dengan batubara serta sulfur.

Oleh sebab itu dilakukan metode penimbunan pada daerahpenambangan.Berikut spesifikasi rencana penimbunan yang akandilaksanakan.

Universitas Bangka Belitung Page 68

Sumber : Dokumentasi Kuliah Praktek 2014.

Metode penimbunan yang dilakukan adalah penimbunankebawah yaitu Tanah yang diangkut oleh Dump Truck dijatuhkan kearea tepi disposal lalu diratakan oleh buldozer.Proses iniakan mengubah komposisi lumpur karena tanah keras dariinterburden blending dengan lumpur akan megeraskan lumpur danair akan merambat ke daerah yang lebih rendah.

Universitas Bangka Belitung Page 69

Sumber : Dokumentasi Kuliah Praktek 2014.

Selain itu juga dalam penimbunan yang perludiperhatikan dan menjadi kunci keberhasilan penimbunan adalahpemadatan tanahnya.Karena dengan adanya pemadatan tanah akanterkompaksinasi dan menghilangkan kandungan air pada lumpursebelumya.Keberhasilan pemadatan ini ditunjukkan dengan tidakbergoyangnya area disposal saat ditekan oleh Dump Truck,Excavatormaupun alat lainnya.

Pemadatan tanah disposal pada tambang Batubara Pit 1Banko Barat adalah dengan naturalisasi yaitu pemadatan terjadiseiring bekerjanya alat berat di daerah disposal,artinya tidakmenggunakan alat untuk khusus pemadat tanah melainkan hululalang alat berat didaerah disposal dan tekanan dari beratsendiri material tanah galian yang turun secara perlahan.

Kemudian faktor yang perlu diperhatikan adalah tinggidisposal dan perbandingan lereng pada area disposal.Padatambang Batubara Pit 1 Banko Barat perbandingan lereng yangditerapkan adalah 1: 3 yaitu kemiringan yang diterapkanmenjadi 71.50 dengan ketinggian maksimal 6 meter. Ketinggian

Universitas Bangka Belitung Page 70

ini 3 meter lebih rendah dari rencana interburden karenapengaruh tanahnya yang loose belum terkompaksinasi sempurna.

Sumber : Dokumentasi Kuliah Praktek 2014.

Universitas Bangka Belitung Page 71

Sumber : Dokumentasi Kuliah Praktek 2014.

4.4.1 Hubungan keserasian alat dengan penimbunan disposal

Keserasian kinerja alat utama sangat erat hubungannyadengan berhasilnya rencana produksi tanah yangditimbun.Pengarunya itu antara lain:

Target penimbunan tanah yang direncanakan adalah 500.000BCM per bulan agar dapat seefektif mungkin area disposalberselisih 6 meter dengan disposal diatasnya danmembentuk kemiringan jejang 71.50 sehingga dapat dilakukanpenimbunan sump dibawahnya dan memungkinkan dilakukannyapemajuan tambang. Oleh karena itu sangat berperankeserasian alat.Dari hasil keserasian yang telah dihitungdiperoleh FK = 89 % = <1 dengan jumlah Excavator 3 unit,15unit Dumptruck dan terjadi delay pada Dumptruck karenakekalahan kinerja dari Excavator.Namun secara keseluruhandengan 3 Unit Excavator yang masing berkapasitas produksi187667,42 Bcm/bulan telah mencapai 563002,26 dan itutelah mencapai rencana produksi maka dari itu alat

Universitas Bangka Belitung Page 72

mekanis utama telah mencapai keberhasilan keserasianalat.

15 unit Dumptruck dari hasil perhitungan keserasian alatwalapun terjadi delay hal ini tidak akan menambah costbagi pihak PT.BA karena penyewaannya hanya pada Excavatorsedangkan pada Dump Truck berdasarkan banyak yang telahdiangkut.Namun ini membuat keuntungan bagi pemadatandisposal karena semakin banyak alat yang bergerak didisposal akan mengakibatkan pemadatan tanah disposallebih efektif dan lebih cepat.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan yang elah diuraikan pada bab – babsebelumnya,maka dapa di tarik kesimpulan :

1. Kondisi Interburden antara seam C dengan seam B2,materialtanahnya berjenis batu lanau ( silt ) dan adanyaperulangan dengan batu pasir.

2. Tanah interburden antara seam C dengan seam B2 mempunyaiselisih elevasi antara top soil dengan interburdenbernilai : +85.7-(+45 ) = 40.7 meter dan +85.7-(+36)=49.7meter ini merupakan kedalaman penggalian interburdentersebut sehingga dapat diketahui bahwa tanah padainterburden merupakan tanah berjenis lanau kepasirankeras.

3. Pada penggalian interburden tersebut harus menggunakanbantuan dari bulldozer untuk mengelupas kompaksinasi tanahyang keras lalu digali oleh Excavator.

4. Pada penggalian tanah interburden antara seam C denganSeam B2 didapat hasil perhitungan

Produksi Bulldozer : = 1154,9616BCM/Jam

Universitas Bangka Belitung Page 73

Kapasitas bulldozer yang dipakai ( 2 unit ) =487047.31 x 2 = 974094,62

Produksi Excavator Caterpillar BK 88 = 187667,42Bcm/bulan

Produksi Dump Truck CAT BK 377 = 79,240 BCM/Jam Jam kerja Excavator Caterpillar BK 88 = 1123.5301

Jam Kebutuhan Excavator Caterpillar BK 88 = 3 unit Jam kerja Dump Truck CAT BK 377 = 6295.6434 jam Kebutuhan Alat Dump Truck CAT BK 377= 15 unit. Keserasian alat = 89%

5. FK < 1 itu menunjukkan: ( Ada waktu tunggu untuk alat gali dan muat )Artinya: alat gali-muat bekerja kurang dari 100%,sedangkanalat angkut bekerja 100% sehingga terdapat waktutunggu bagi alat gali-muat karena menunggu alatangkut yang belum datang.

Adanya faktor jumlah unit angkut yang terlalu banyakmengakibatkan terjadi delay pada alat angkut.Solusiyang perlu dicoba adalah penambahan Excavator ataupengurangan unit Dumptruck.

6. Material pengisi disposal adalah material lanau,pasir danclay dari hasil transportasi interburden yang dibawa olehair sehingga materialnya berubah jadi lumpur.

7. Sump sebelum ditimbun terletak pada elevasi terendahsehingga berisi lumpur dan genangan air.

8. Metode penimbunan disposal yang dilakukan adalahpenimbunan kebawah yaitu Tanah yang diangkut oleh DumpTruck dijatuhkan ke area tepi disposal lalu diratakan olehbuldozer

9. Pemadatan tanah disposal pada tambang Batubara Pit 1Banko Barat adalah dengan naturalisasi yaitu pemadatanterjadi seiring bekerjanya alat berat di daerahdisposal,artinya tidak menggunakan alat untuk khususpemadat tanah melainkan hulu lalang alat berat didaerahdisposal dan tekanan dari berat sendiri material tanahgalian yang turun secara perlahan.

Universitas Bangka Belitung Page 74

10. Pada tambang Batubara Pit 1 Banko Barat perbandinganlereng yang diterapkan adalah 1: 3 yaitu kemiringan yangditerapkan menjadi 71.50 dengan ketinggian maksimal 6meter. Ketinggian ini 3 meter lebih rendah dari rencanainterburden karena pengaruh tanahnya yang loose belumterkompaksinasi sempurna.

11. Keserasian kinerja alat utama sangat erat hubungannyadengan berhasilnya rencana produksi tanah yangditimbun.Pengarunya itu antara lain:

Target penimbunan tanah yang direncanakan adalah500.000 BCM per bulan agar dapat seefektif mungkinarea disposal berselisih 6 meter dengan disposaldiatasnya dan membentuk kemiringan jejang 71.50

sehingga dapat dilakukan penimbunan sump dibawahnyadan memungkinkan dilakukannya pemajuan tambang. Olehkarena itu sangat berperan keserasian alat.Darihasil keserasian yang telah dihitung diperoleh FK =89 % = <1 dengan jumlah Excavator 3 unit,15 unitDumptruck dan terjadi delay pada Dumptruck karenakekalahan kinerja dari Excavator.Namun secarakeseluruhan dengan 3 Unit Excavator yang masingberkapasitas produksi 187667,42 Bcm/bulan telahmencapai 563002,26 dan itu telah mencapai rencanaproduksi maka dari itu alat mekanis utama telahmencapai keberhasilan keserasian alat.

15 unit Dumptruck dari hasil perhitungan keserasianalat walapun terjadi delay hal ini tidak akanmenambah cost bagi pihak PT.BA karena penyewaannyahanya pada Excavator sedangkan pada Dump Truckberdasarkan banyak yang telah diangkut.Namun inimembuat keuntungan bagi pemadatan disposal karenasemakin banyak alat yang bergerak di disposal akanmengakibatkan pemadatan tanah disposal lebih efektifdan lebih cepat.

V.2 SARAN

Universitas Bangka Belitung Page 75

1. Dari pengamatan yang telah dilakukan dilapangan penulisdapat memberikan saran pada penimbunan disposal haruslebih memperhatikan pengaliran air tambang sehingga tidakterjadi lagi penambangan batubara yang tergenang air danmerembesnya mata air ke permukaan disposal sehingga harusdilakukan penimbunan kembali.

2. Kepada mahasiswa yang melakukan Kuliah Praktek disarankanuntuk melakukan safety masing sesuai dengan kebutuhanpribadi dan dalam melaksanakan pengamatan disarankanuntuk mempersiapkan rencana data yang akan diambilsebelum masuk ke lapangan supaya studinya efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Muchjidin (2006) “Pengendalian mutu dalam industri batubara” Jurusan Teknik Pertambangan ,Institus Teknologi Bandung. Bandung

R.F Craig ,Budi susilo (Edisi ke-4 1996) “Mekanis Tanah” Department of civil engineering University of dundee .Penerbir Erlangga .Ciracas – Jakarta 13740 .

Ir. Irwan (2006/2007) “ Diktat Mata Kuliah Batubara) Jurusan Teknik Pertambangan ,Universitas Bangka-Belitung. Sungai Liat .

Serikat Pegawai Bukit Asam (SPBA) 2006 “Perjanjian Kerja Bersama(PKB) Periode Tahun 2014-2016”

Universitas Bangka Belitung Page 76

LEMBAR ABSENSI

Tabel1. kegiatan kerja praktek

WAKTU KEGIATAN Minggu ke-1 Administrasi Kerja

Praktek di Diklat Induksi K3 Administrasi Kerja

Praketk diSwakelola

Orientasi POHA (Prencanaan Operasi Harian) dan WASNAMTOR (Pengawasan Penambangan Kontraktor)

Minggu ke-2 Pengenalan lingkungan penambangan (pekerja &

Universitas Bangka Belitung Page 77

pemnimning lapangan Pengamatan di lapangan Pengambilan Data

Minggu ke-3 Evaluasi data Pengolahan data dan

analisis Penyusunan laporan

Minggu ke-4 Penyelesaian laporan

Bahwa mahasiswa yang bernama :

1. Damos Tinambunan (103.1111.012)2. Gregorius Fredrick (103.1111.018)

Telah melaksanakan kerja praktek pada tanggal 15Juli-15Agustusdengan Nota Dinas

(Nomor : 341 /Int-16131 /HM.03 /VII /2014) .Laporan dan absensi iniakan menjadi acuan Laporan ke Ketua Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Bangka-Belitung untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah “Kerja Praktek” semester VI.

Universitas Bangka Belitung Page 78

Yang menyetujui

PT.Bukit Asam (PERSERO) Tbk

Manajer Penambangan Swakelola

( SUBAGIO )

Asisten Manajer Penambangan Swakelola

(Yuhendri Wisra S.Mn)

Kepala Pengawas

( Arief Fauzan S.T)

Universitas Bangka Belitung Page 79

LAMPIRAN IDATA-DATA YANG DIPEROLEH DARI HASIL STUDI LITERATURE DAN STUDI

LAPANGAN

KETERANGAN NILAI

SWELL FACTOR 0,72

EFFISIENSI KERJA 0,83

CYCLE TIME EXCAVATOR 20,22 menit

CYCLE TIME HAUL DUMP 11,24 menit

JAM KERJA EFEKTIF 421,7 jam

BUCKET FILL FACTOR 0,9

SPASI RIPING 0,5meter

PENETRASI RIPPER 1,231meter

JARAK RIPING 20meter

KECEPATAN MUNDUR BULLDOZER 4,7km/jam = 1,30m/s

KECEPATAN MAJU BULLDOZER 3,8km/jam = 1,05m/s

KAPASITAS HEAPED DUMP TRUCK 35,6 M3

KAPASITAS BUCKET ALAT MUAT HAUL DUMP 4,66M3

CYCLE TIME STANDAR EXCAVATOR (Cstd) 21 detik

CYCLE TIME ALAT GALI MUAT (CTm) 21 x 1 = 21 detik

Universitas Bangka Belitung Page 80

LAMPIRAN II

PETA SEKUEN PIT 1 TIMUR BANKO BARAT 2 DIMENSI

Universitas Bangka Belitung Page 81

Universitas Bangka Belitung Page 82