makalah leasing

19
1 Makalah Lembaga Keuangan dan Pasar Modal Leasing Dosen: Fadia Fitriyanti, S.H., M.Hum., M.Kn. Kelompok 2 M. Ferry Kisman 20120610024

Transcript of makalah leasing

1

Makalah

Lembaga Keuangan dan Pasar Modal

Leasing

Dosen: Fadia Fitriyanti, S.H., M.Hum., M.Kn.

Kelompok 2

M. Ferry Kisman 20120610024

2

 FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

25/Maret/2015

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji bagi Allah SWT

pencipta alam yang selalu meridhoi apa yang dilakukan hambanya

dalam kebaikan,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini

yang ditugaskan oleh dosen mata kuliah Hukum Perniagaan

Internasional. Shalawat serta salam kita curah limpahkan

kepada Nabi besar kita Muhammad SAW hingga akhir zaman.

Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas kelompok dan

kami mengambil bahan untuk tugas ini dari berbagai sumber

yaitu internet serta melalui metode pustaka. Selanjutnya kami

mohon maaf atas kekurangan dan kelebihan dari tugas yang kami

buat ini jika ada kesalahan dalam pembahasan maupun

penulisan, karena kami masih dalam tahap belajar, tugas ini

kami buat dengan harapan akan berguna atau bermanfaat bagi

teman-teman dan khususnya bagi kami sendiri.

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR : 2

DAFTAR ISI : 3

BAB I PENDAHULUAN : 4

A. Latar Belakang : 4

B. Rumusan Masalah : 4

BAB II PEMBAHASAN : 5

1. Pengertian dari leasing : 52. Pihak-pihak dalam Leasing : 63. Ciri-ciri serta jenis leasing : 7 

4

3. Elemen-elemen dari leasing : 94. Landasan Hukum leasing : 115. Tata cara dalam leasing : 12

BAB III PENUTUP : 14

A. Kesimpulan : 14

DAFTAR PUSTAKA : 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tidak dapat disangkal, kebutuhan akan sesuatu dari tahun

ketahun meningkat, demi tewujudnya kebutuhan tersebut

diperlukan biaya atau modal dalam bentuk moneter (uang) ataupun

5

berupa barang. Hal ini merupakan peluang besar bagi pelaku

usaha dibidang Leasing (pembiayaan) secara kredit kepada

masyarakat yang membutuhkan. Dengan proses yang mudah serta

mengiurkan, banyak masyarakat yang ”bermain” dalam hal ini.

Tak dipungkiri hampir seluruh lapisan masyarakat pernah

berurusan dalam Leasing khususnya dalam pengadaan kendaraan

bermotor atau barang-barang lain.

Masalah timbul akibat dari tidak terpenenuhinya point-point

kesepakatan dalam perjajian tersebut. Tidak terlunasinya

kredit merupakan masalah yang paling sering dijumpai yang

berujung dengan penarikan oleh pihak Leasing oleh Debt

Collector baik secara halus atau kasar yang dalam artinya tindak

ditempat alias “dijemput paksa”. Hal ini menjadi problema

karena cara tersebut berbenturan dengan peraturan perundang-

undangan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari leasing ?2. Siapakah Pihak-pihak yang terkait dalam kegiatanLeasing?3. Apa Ciri-ciri serta jenis leasing ?4. Apa elemen-elemen dari leasing

5. Landasan Hukum apakah leasing itu ?6. Bagaimana tata cara dalam leasing?

6

\

BAB II

PEMBAHASAN

1.    Pengertian LeasingIstilah leasing sebenarnya berasal dari kata lease yang

berarti sewa-menyewa. Karena dasarnya artinya memang sewa-menyewa. Jadi leasing adalah derevatif dari sewa-menyewa.Kemudian dalam dunia bisnis berkembanglah sewa-menyewa yangdisebut leasing itu kadang-kadang disebut saja sebagai lease,dan telah berubah menjadi salah satu jenis pembiayaan.

Dalam bahasa Indonesia leasing sering di istilahkan dengan“sewa guna usaha.”ewa Guna Usaha (Leasing) menurut Perpres No 9 tahun 2009 tentang lembaga pembiayaan adalah lembaga pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik sewa guna usaha dengan hakopsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk di gunakan oleh penyewa guna usaha (lessee). Selama jangka waktu tertentu selama masih jangka waktu tertentu berdasarkan pembiayaan secara angsuran.

Leasing (Sewa Guna Usaha/SGU) menurut KMK No.1169/KMK.01/1991 adalah kegiatan pembiayaan dalam bentukpenyediaan barang modal baik secara sewa-guna-usaha dengan hakopsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi(operating lease) untuk digunakan oleh Lessee selama jangka waktutertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.

Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, MenteriPerdagangan dan Menteri Perindustrian No. Kep-1221MK/2/1974,

7

No. 321MISKI 2/1974 dan No. 30/Kpb/l/74 tanggal 7 Pebruari1974 tentang “Perijinan Usaha Leasing” menyatakan:

“Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalambentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan olehsuatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkanpembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih(optie) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barangmodal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktuleasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama.”

2. Pihak-pihak dalam Leasing Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proses pemberian

fasilitas leasing adalah sebagai berikut:1. Lessor.Merupakan perusahaan leasing yang membiayai keinginan nasabahnyauntuk memperoleh barang-barang modal. Lessor dalam financiallease bertujuan untuk mendapatkan kembali biaya yang telahdikeluarkan untuk membiayai barang modal dengan mendapatkankeuntungan.

2. Lessee.Adalah nasabah yang mengajukan permohonan leasing kepada lessoruntuk memperoleh barang modal yang diinginkan.

3. Supplier.

8

Yaitu pedagang yang menyediakan barang yang akan dileasingsesuai perjanjian antara lessors dengan lessee dan dalam halini suplier juga dapat bertindak sebagai lessor. Dalammekanisme financial lease, suplier langsung menyerahkan barangkepada lease tanpa melalui pihak lessor sebagai pihak yangmemberikan pembiayaan.

4. Bank dan krediturDalam suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak bank ataukreditur lain tidak terlibat secara langsung dalam kontraktersebut, namun pihak bank memegang peranan dalam halpenyediaan dana kepada lessor.

2.    Ciri-Ciri dan Jenis LeasingA. Ciri – ciri adalah sebagai berikut ;

a. Biasanya ada hubungan jangka waktu lease dan masa kegunaanbenda lease tersebut.

b. Hak milik benda lease ada pada leasorc. Benda yang menjadi objek leasing adalah benda – benda yangdigunakan dalam suatu perusahaan.B. Jenis dari leasing meliputi ;

a.    Finance Leasing (sewa guna usaha pembiayaan)Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha (lessor)adalah pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Penyewaguna usaha (lessee) biasanya memilih barang modal yangdibutuhkan dan atas nama perusahaan sewa guna usaha, sebagai

9

pemilik barng modal tersebut, melakukan pemesanan, pemeriksaandan pemeliharaan barang modal yang menjadi objek transaksileasing.

Lessor akan mengeluarkan dananya untuk membayar barangtersebut kepada supplier dan kemudian barang tersebutdiserahkan kepada lessee. Sebagai imblan atau jasa penggunaanbarang tersebut lesse akan membayar secara berkala kepadalessor sejumlah uang yang beruba uang rental untuk jangkawaktu tertentu yang telah disepakati bersama. Jumlah rentalini secara keseluruhan akan meliputi harga barang yang dibayaroleh lessor ditambah faktor bunga serta keuntungan pihaklessor.

b.    Operating lease (sewa menyewa biasa)Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha membelibarang modal dan selanjutnya disewagunakan kepada penyewa gunausaha. Berbeda dengan finance lease, jumlah seluruh pembayaransewa guna usaha berkala dalam operating lease tidak mencakupjumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang modaltersebut berikut dengan bunganya.

Perbedaan ini disebabkan perusahaan sewa guna usahamengharapkan keuntungan justru dari penjualan barang modalyang disewa guna usahakan atau melalui beberapa kontrak sewaguna usaha lainnya. Perusahaan sewa guna usaha dalam operatinglease biasanya bertanggung jawab atas biaya – biayapelaksanaan sewa guna usaha seperti asuransi, pajak maupunpemeliharaan barang modal yang bersangkutan.

10

c.    Sales – Typed Lease (sewa guna usaha penjualan)Suatu transaksi sewa guna usaha, dimana produsen atau pabrikanjuga berperan sebagai perusahaan sewa guna usaha sehinggajumlah traksaksi termasuk bagian laba sudah diperhitungkanoleh produsen atau pabrikan.

d.   Leveraged Lease

Suatu transaksi sewa guna usaha, selain melibatkan lessor danlessee juga melibatkan bank atau kreditor jangka panjang yangmembiayai bagian terbesar transaksi.

e.    Cross Border Lease

Transaksi pada jenis ini merupakan suatu transaksi leasingyang dilakukan dengan melewati batas suatu negara. Dengandemikian antara lessor dan lesse yang dilakukan denganmelewati batas suatu negara. Dengan demikian antara lessor danlesse terletak pada dua negara berbeda.

3.    Elemen-Elemen LeasingElemen-elemen dari suatu leasing adalah sebagai berikut ;

11

a.    Suatu pembiayaan perusahanAwal mulanya leasing memang dimaksudkan sebagai usahamemberikanKemudahan pembiyaan kepada perusahaan tertentu yangmemerlukannya. Tetapi dalam perkembangan kemudian. Bahkanleasing dapat juga diberikan kepada individu denganperuntukkan barang belum tentu untuk kegiatan usaha.

b.    Penyediaan barang modalUnsur selanjutnya dari leasing adalah adanya penyediaan barangmodal, biasanya oleh pihak supplier atas biaya dari lessor.Barang modal tersebut akan dipergunakan oeh lessee umumnyauntuk kepentingan bisnisnya. Barang modal ini sangatbervariasi.

Dapat misalnya berupa mesin-mesin, pesawat terbang,peralatan kantor seperti computer, mesin foto copy, kendaraanbermotor dan sebagainya.

c.    Keterbatasan jangka waktuSalah satu unsur penting dari lembaga leasing adalah adanyajangka waktu yang terbatas. Sehingga , apabila ada deal-dealyang tidak terbatas jangka waktunya, ini belumlah di katakanaleasing,melainkan sewa menyewa biasa.

Biasanya dalam kontrak leasing ditentukan untuk berapatahun leasing tersebut dilakukan. Selanjutnya setelah jangkawaktu tertentu tersebut berakhir, ditentukan pula bagaimanastatus kepemilikan dari barang tersebut. Misalnya pada saatitu kepada lessee diberikan “hak opsi” yakni pilihan apakahlessee akan membeli barang tersebut pada harga yang terlebihdahulu disepakati bersama, atau lessee tetap menyewa,ataupunmengembalikan barang kepada pihak lessor.

12

d.   Pembayaran kembali secara berkalaKarena lessor telah membayar lunas harga barang modal kepadapihak penjual/supplier,maka adalah kewajiban lessee kemudianuntuk mengangsur pembayaran kembali harga barang modal kepadalessor. Besarnya dan lamanya angsuran sesuai dengan angsuranpembayaran ini, maka leasing mirip dengan suatu kredit bank,dengan barang itu sendiri sebagai angunanya.

e.    Hak opsi untuk membeli barang modalHak opsi yang dimiliki oleh lessee untuk membeli barang modalpada saat tertentu pada syarat tertentu pula, juga merupakansalah satu unsur dari leasing. Artinya, di akhir masa leasing,diberikan hak (bukan kewajiban) kepada lessee untuk apakahmembeli barang modal tersebut dengan harga yang bersangkutan.Sungguhpun diakui pula bahwa tidak semua jenis leasingmemberikan hak opsi ini.

Karena ada juga jenis leasing yang sama sekali tidakmemberikan hak opsi tersebut kepada lessee, melainkan harusmenyerahkan kembali barang modal tersebut kepada pihaklessornya di akhir masa leasing. Tetapi ada juga leasing yangjustru memberi hak kepemilikan kepada pihak lessee diakhirmasa leasing tanpa perlu memberikan hak opsinya.

f.     Nilai Sisa (Residu)Nilai sisa merupakan besarnya jumlah uang yang harus dibayarkembali kepada lessor oleh lessee diakhir masa berlakunyaleasing atau pada saat lessee mempunyai hak opsi. Nilai sisabiasanya sudah terlebih dahulu ditentukan bersama dalamkontrak leasing.

13

4.    Landasan Hukum Leasinga.    Surat Keputusan Bersama No. 122/MK/IV/2/1974 tanggal 7februari 1974 tentang perijinan usaha leasing.

b.    Surat Keputusan Menteri Keuangan No.Kep.649/MK/IV/5/1974tanggal 6 mei 1974 tantang perijinan usaha leasing.

c.    Surat Keputusan Menteri Keuangan No.Kep.650/MK/IV/6/1974tanggal 6 mei 1974 tentang penegasan ketentuan pajak penjualandan besarnya bea materai terhadap usaha leasing.

d.   Surat edaran Dit.Jen.Moneter No.Peng.307/DJM/III.1/7/1974tanggal 8 juli 1974 tentang ;

1)   Tata cara perizinan2)    Pembatasan usaha3)   Pembukuan4)   Tingkat suku bunga5)   Perpajakan6)   Pengawasan dan pembinaan

14

e.    Surat Dit.Jen.Pajak No. D. 15.4/II/8/34-3/1976 tanggal 23desember 1976 tentang ketentuan PPS dan PBDR.

5.    Tata Cara LeasingDalam melakukan perjanjian leasing terdapat prosedur dan

mekanisme yang harus dijalankan yang secara garis besar dapatdiuraikan sebaga berikut ;

a.    Lesse bebas memilih dan menentukan peralatan yangdibutuhkan, mengadakan penawaran harga dan menunjuk supplierperalatan yang dimaksudkan.

b.    Setelah lesse mengisi formulir permohonan lease, makadikirimkan kepada lessor disertai dokumen lengkap.

c.    Lessor mengevakuasi kelayakan kredit dan memutuskan untukmemberikan fasilitas lease dengan syarat dan kondisi yangdisetujui lesse (lama kontrak pembayaran sew lease), setelahini maka kontrak lease dapat ditandatangani.

15

d.   Pada yang sama, lesse dapat menandatangani kontrak asuransiuntuk peralatan yang dilease dengan perusahaan asuransi yangdisetujui lessor, seperti yang tercantum dalam kontrak lease.Antara lessor dan perusahaan asuransi terjalin perjanjiankontrak utama. Kontrak pembelian peralatan akan ditandatanganilessor dengan supplier peralatan tersebut.

e.    Supplier dapat mengirimkan peralatan yang dilease ke lokasilesse. Untuk mempertahankan dan memelihara kondisi peralatantersebut, supplier akan menandatangani perjanjian purna jual.

f.     Lessee menandatangani tanda terima peralatan danmenyerahkan kepada supplier.

g.    Supplier menyerahkan tanda terima (yang diterima darilesse), bukti pemilikan dan pemindahan pemilikan kepadasupplier.

h.    Lessor membayar harga peralatan yang dilease kepadasupplier.

i.      Lesse membayar sewa lease secara periodik sesuai denganjadwal pembayaran yang telah dditentukan dalam kontrak lease.Perjanjian yang dibuat antara lessor dengan lessee disebutlease agrement, dimana didalam perjanjian tersebut memuatkontrak kerja bersyarat antara kedua belah pihak.

Isi kontrak yang dibuat secara umum memuat antara lain ;1) Nama dan alamat lease2) Jenis barang modal yang diinginkan3) Jenis atau jumlah barang yang dileasekan

16

4) Syarat – syarat pembayaran5) Syarat kepemilikan atau syarat lainnya6) Biaya – biaya yang dikenakan7) Sangsi – sangsi apabila lesse ingkar janji

Setiap fasilitas leasing yang diberikan oleh perusahaanleasing kepada pemohon (Lessee) akan dikenakan berbagai macambiaya yang dibebankan terhadap lesse tidaklah sama.

BAB III

17

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dengan semakin banyaknya perusahaan yang terjun ke dunia

bisnis, maka semakin banyak kebutuhandana dan modal yang harus

dipenuhi oleh berbagai perusahaan. Hal tersebut mendorong

industry bisnis yang bergerak dalam bidang pembiayaan yang

disebut lembaga pembiayaan.

Leasing termasuk ke dalam salah satu bentuk lembaga

pembiayaan karena yang dikatakan dengan lembaga pembiayaan

adalah suatu badan usahayang di dalam melakukan kegiatan

pembiayaan dalam bentuk penyediaandana atau barang modal

dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.

Sedangkan leasing adalah setiap kegiatan

pembiayaanperusahaan dalam bentuk penyediaan barang – barang

modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, untuk jangka

waktu tertentu, berdasarkan pembayaran secara berkala disertai

dengan hak pilih (optie) bagiperusahaan tersebut untuk membeli

barang -barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang

jangka waktu leasing berdasarkan nila isisa yang telah

disepakati bersama. Oleh karena itu, leasing termasuk

salahsatu jenis lembaga pembiayaan karena leasing membiayai

perusahaan dalam bentuk penyediaan barang modal.

Peerjanjian sewa guna usaha yang lahir pada prosedur

mekanisme leasing terdiri dari ketentuan-ketentuan yang salah

satunya adalah ketentuan mengenai tanggung jawab para pihak

terhadap obyek leasing.

18

Pemabagian dan pengaturan mengenai tanggung jawab para

pihak terhadap obyek leasing tersebut pada umumnya dipengaruhi

dan ditentukan oleh jenis pembiayaan yang terdapat dalam

perjanjian leasing itu sendiri, namun secara khusus pembagian

dan pengaturan tersebut pada dasranya harus didasarkan pada

kesepakatan para pihak dalam perjanjian. sedangkan untuk

pelaksanaannya harus dilakukan berdasarkan undang-undang.

DAFTAR PUSTAKA

- Perpres No 9 tahun 2009

- Subagyo, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Ke-2, (Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 2002)

- Dr. Faried Wijaya M., M.A. Lembaga-Lembaga Keuangan Dan Keuangan, Edisi Ke-2. Yogyakarta: BPFE, 1991.

- Drs. Herman Darmawi . Pasar Finansial Dan Lembaga-Lembaga Finansial, (Jakarta: Pt. Bumi Aksara,2006)

- Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Ke-6, Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2002

- Totok Budisantoso, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Ke-2, (Jakarta: Salemba Empat, 2006),

- Y. Sri Susilo Dkk, Bank Dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta: Salemba Empat, 2000).

19

- Thomas Suyatno, KelembagaanPerbankan, (Jakarta: PT Grafindo Pustaka Utama, 1999).

http://bagus-ahmad.blogspot.com/2013/12/makalah-leasing.html http://achmadzaidun.blogspot.com/2013/11/makalah-manajemen-sewa-guna-usaha.html

http://iusyusephukum.blogspot.com/2013/04/makalah-leasing-sewa-guna-usaha.html