MAKALAH FILSAFAT ILMU PENDEKATAN DESKRIPTIF DALAM ILMU GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS...

28
1 | Page MAKALAH FILSAFAT ILMU PENDEKATAN DESKRIPTIF DALAM ILMU GEOLOGI ------MAKALAH----- UNTUK MEMENUHI TUGAS PEMBUATAN MAKALAH SEMESTER III MATA KULIAH FILSAFAT ILMU penyusun: Nurman Triana 270110130012 PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

Transcript of MAKALAH FILSAFAT ILMU PENDEKATAN DESKRIPTIF DALAM ILMU GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS...

1 | P a g e

MAKALAH FILSAFAT ILMU

PENDEKATAN DESKRIPTIF DALAM ILMU GEOLOGI

------MAKALAH-----

UNTUK MEMENUHI TUGAS PEMBUATAN MAKALAH SEMESTER III

MATA KULIAH FILSAFAT ILMU

penyusun:

Nurman Triana

270110130012

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

GEOLOGI

2 | P a g e

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur terlebih dahulu, penulis panjatkan kehadirat

Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah merahmati kita semua dengan

berjuta kasih sayang-Nya. Dengan kasih sayang-Nya kita diberikan

banyak sekali kenikmatan yang tidak pernah bisa kita hitung

jumlahnya, dan atas rahmat-Nya pula makalah ini dapat

terselesaikan.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi nilai mata kuliah

filsafat ilmu, sebagai tugas mata kuliah filsafat ilmu.

Melalui tulisan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada

seluruh pihak yang mendukung terselesaikannya makalah ini. Semoga

makalah ini bermanfaat untuk penulis dan juga untuk para pembaca.

Mohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat kekurangan, penulis

berharap kritik dan saran dan pembaca.

3 | P a g e

Sumedang, 04 Desember 2014

penulis

DAFTAR ISI

KOVER…………………………………………………………………………………………...1

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..3

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………....2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….....4

1.2 Maksud dan Tujuan…………………………………………………………….4

1.3 Rumusan Masalah………………………………………………………………4

BAB II ISI DAN PEMBAHASAN

4 | P a g e

2.1 Pengertian Metode

Deskriptif…………………………………………….....5

2.2 Ciri-Ciri Metode

Deskriptif…………………………………………….........6

2.3 Pengembangan Rancangan Penelitian

Deskriptif…………………………7

2.4 Jenis-Jenis Metode

Deskriptif……………………………………………....12

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN…………………………………………………………………….19

REFERENSI……….………………………………………………………………20

BAB I

PENDAHULUAN

5 | P a g e

1.1 Latar belakang

Metode-metode pengembangan ilmu sangat beranekaragam dan

mengalami proses perkembangan. Salahsatu metode penelitian /

metode ilmiah didalam dunia keilmuan adalah metode / pendekatan

deskriptif. Dalam makalah ini akan dijelaskan apa yang dimaksud

dengan pendekatan deskriptif, ciri-cirinya, jenis-jenisnya, serta

langkah penelitian deskriptif.

1.2 Maksud dan tujuan

Maksud penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata

kuliah filsafat ilmu mengenai pendekatan deskriptif. Tujuannya

untuk memahami salahsatu metode yang dapat digunakan dalam bidang

keilmuan geologi.

1.3 Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan metode / pendekatan deskriptif?

6 | P a g e

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Deskriptif

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem

pikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan

dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena

yang diselidiki.

Definisi Whintney (1960)

Menurut Whintney (1960), metode deskriptif adalah pencarian

fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif

mempelajarai masalah-masalah dalam masyarakat serta tata cara

yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu,

termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap,

pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung

dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dalam metode

deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena

tertentu sehingga merupakan suatu setudi komparatif . adakalanya

peneliti mengadakan klasifikasi, seerta penelitian terhadap

7 | P a g e

fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu setandar atau suatu

norma tertentu sehingga banyak ahli menamakan metode deskriptif

ini dengan nama survei normatif (normative survey). Dengan metode

deskriptif ini juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau

factor dan melihat hubungan antara satu factor dengan factor

yang lain. Karenanya, metode deskriptif juga dinamakan studi

status (satus study).

Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau

setandar-setandar, sehingga penelitian deskriptif ini disebut

juga survey normative. Dalam metode deskriptif dapat diteliti

masalah normative bersama-sama dengan masalah setatus dan

sekaligus membuat perbandingan-perbandingan antar fenomena. Studi

demikian dinamakan secara umum sebagai studi atau penelitian

deskriptif. Prespektif waktu yang dijangkau dalam penelitian

deskriptif , adalah waktu sekarang, atau sekurang-kurangnya

jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden.

2.2 Ciri-Ciri Metode Deskriptif

Secara harfiyah, metode deskriptif adalah metode penelitian

untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga

metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka.

Namun, dalam pengertian metode penelitian yang lebih luas,

penelitian deskriptif mencakup metode penelitian yang lebih luas

diluar metode sejarah dan eksperimental, dan secara lebih umum

sering diberi nama metode survei. Kerja peneliti, bukan saja

8 | P a g e

memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga

menerangkan hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membut

predeksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah

yang ingin dipecahkan. Dalam mengumpulkan data digunakan teknik

wawancara, dengan mengunakan schedule questionair ataupun

interview guide.

Nazir (1988: 72-73) dalam buku Metode Penelitian, terdapat

dua kriteria pokok dalam metode penelitian deskriptif, yakni

kriteria umum dan kriteria khusus.

Kriteria umum

Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta

tidak terlalu luas

Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak

terlalu umum

Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan

bukan merupakan opini

Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus

mempunyai validitas

Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu

penelitian dilakukan

Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan

baik dalam mengumpulkan data maupun dalam menganalisa data

serta studi kepustakaan yang dilakukan. Deduksi logis harus

jelas hubungannya dengan kerangka teoritis yang digunakan,

jika kerangka teoritis untuk itu telah dikembangkan

9 | P a g e

Kriteria khusus

Kriteria khusus dari penelitian dengan metode deskriptif

adalah:

Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam

nilai (value)

Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah

mengenai masalah status

Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu tidak ada

kontrol terhadap variabel, dan peneliti tidak mengadakan

pengaturan atau manipulasi terhadap variabel. Variabel

dilihat sebagaimana adanya.

2.3 Pengembangan Rancangan Penelitian Deskriptif

Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai

sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis penelitian. Dalam

arti luas rancangan penelitian meliputi proses perencanaan dan

pelaksanaan penelitian. Dengan demikian maka pengembangan

rancangan deskriptif menjelaskan langkah-langkah sistematis yang

ditempuh dalam penelitian deskriptif, sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dan Memilih Masalah yang Akan Diteliti

Identifikasi masalah merupakan upaya mengelompokam,

mengurutkan sekaligus memetakan masalah berdasarkan bidang-bidang

10 | P a g e

studi, (Sukmadinata, N.S, 2011). Identifikasi masalah pada

umumnya mendeteksi, melacak, menjelaskan aspek permasalahan yang

muncul dan berkaitan dengan masalah atau variabel yang akan

diteliti, Riduwan, (2009).

Menurut Sukmadinata, N. S, (2011), dalam megidentifikasi

masalah sebaiknya menggunakan sumber, baik sumber resmi

pernyataan resmi, kesimpulan seminar atau kenyataan faktual.

Melalui proses ini maka akan dapat diketahui gambaran masalah

yang akan diteliti. Gambaran masalah yang telah teridentifikasi

dihubungkan, dibandingkan satu sama lain, kemudian diurutkan

berdasarkan rangking yang paling penting, mendesak sampai paling

kurang. Meskipun telah diurutkan berdasarkan tingkat urgensi,

masalah-masalah yang telah teridentifikasi perlu dipilih dengan

pertimbangan minat dan kemampuan peneliti, lokasi dan sumber

data, waktu, dana dll.

Menurut Sukmadinata, N. S, (2011), untuk memecahkan masalah

atau menentukan suatu tindakan diperlukan sejumlah informasi.

Informasi tersebut dikumpulkan melalui proses penelitian

deskriptif. Masih menurut Sukmadinata, N. S, (2011), bahwa ada

beberapa informasi yang bisa diperoleh melalui penelitian

deskriptif bagi pemecahan masalah yaitu : 1) bagaimana keadaan

sekarang, 2) informasi yang kita inginkan dan 3) bagaimana sampai

ke sana, bagaimana mencapainya.

2. Merumuskan dan Mengadakan Pembatasan Masalah

11 | P a g e

Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, lalu perlu

dirumuskan. Rumusan masalah merupakan pemetaan faktor-faktor atau

variabel-variabel yang terkait dengan fokus masalah (Sukmadinata,

N. S, 2011). Perumusan ini penting, karena berdasarkan rumusan

tersebut maka peneliti dapat menentukan metode penelitian, metode

pengumpulan data, pengolahan data maupun analisis dan penyimpulan

hasil penelitian.

Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian terarah,

terfokus, dan tidak melenceng ke mana-mana (Riduwan, 2009).

Perlu diperhatikan bahwa sifat masalah akan menentukan cara-cara

pendekatan yang sesuai dan akhirnya akan menentukan rancangan

penelitiannya. Perumusan masalah berhubungan dengan tujuan dan

metode yang digunakan, (Sukmadinata, N. S, 2011). Kalau tujuan

penelitian diarahkan untuk memperoleh gambaran dan deskripsi

secara rinci, sistematis dan akurat suatu fenomena maka metode

penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif

maupun kualitatif.

Jika tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan atau

komparasi suatu variabel maka metode penelitian yang digunakan

adalah metode penelitian deskriptif korelasi atau komparasi.

Selain untuk mendeskripsikan suatu fenomena, penelitian

deskriptif juga dirancang untuk membuat komparasi maupun untuk

mengetahui hubungan atas satu variabel kepada variabel lain.

Suharsimi, A, (2005), menyatakan karena itu pula penelitian

komparasi dan korelasi juga dimasukkan dalam kelompok penelitian

deskriptif.

12 | P a g e

3. Melakukan Kajian Pustaka

Setelah masalah penelitian ditetapkan, selanjutnya pada

tahapan ini peneliti mencari landasan teoritis dari permasalahan

penelitiannya dengan cara melakukan kajian pustaka. Tujuan kajian

pustaka adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan

masalah yang diteliti, memperdalam pengetahuan tentang obyek

(variabel) yang diteliti, mengkaji teori dasar yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti, mengkaji temua penelitian

terdahulu, dan mencari informasi aspek masalah yang belum

tergarap.

Sumber kajian pustaka dapat diperoleh dari sumber primer dan

sekunder. Sumber primer merupakan karangan asli yang ditulis oleh

orang lain secara langsung mengalami, melihat dan mengerjakan

sendiri. Sumber sekunder adalah tulisan tentang penelitian orang

lain. Bahan pustaka yang biasanya tersedia diperpustakaan adalah

ensiklopedia, kamus, buku-buku teks dan buku referensi, buku

pegangan, biografi, indeks, abstrak laporan penelitian, majalah,

jurnal dan surat kabar, skripsi, tesis, desertasi.

4. Membuat Asumsi atau Anggapan-Anggapan

Asumsi dalam konteks penelitian diartikan sebagai anggapan

dasar, yaitu suatu pernyataan atau sesuatau yang diakui

13 | P a g e

kebenarannya atau dianggap benar tanpa harus dibuktikan lebih

dahulu. Asumsi penelitian merupakan pijakan berpikir dan

bertindak dalam melaksanakan penelitian. Menurut sifatnya ada

tiga jenis asumsi, yaitu asumsi konseptual, asumsi situasional

dan asumsi operasional. Asumsi konseptual berakar pada pengakuan

akan kebenaran suatu konsep atau teori. Asumsi situasional

diperlukan untuk mengantisipasi adanya kondisi lokal atau situasi

yang bersifat sementara yang berpotensi mempengaruhi berlakunya

suatu hukum atau prinsip yang dapat menggoyahkan rancangan

penelitian. Asumsi operasional bertolak dari masalah-masalah

operasional yang masih dalam jangkauan pengendalian peneliti.

5. Merumuskan Hipotesis Penelitian, Bila Ada

Hipotesis merupakan dugaan sementara atas permasalahan yang

diteliti. Penelitain deskriptif diperlukan perumusan hipotesis

atau tidak tergantung pada masalah dan tujuan yang telah

dirumuskan, (Sukmadinata, N. S, 2011). Penelitian deskriptif yang

ditujukan untuk membuat penjelasan secara sistematis, faktual,

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau

daerah tertentu tanpa membandingkan atau menghungkan, tidak

memerlukan hipotesis. Namun demikian, sebuah penelitian

deskriptif yang dirancang untuk membuat komparasi atau hubungan

perlu merumuskan hipotesis.

6. Menentukan Populasi, Sampel, Teknik Sampling

14 | P a g e

Populasi adalah keseluruhan subjek atau objek yang berbeda

pada sustu wilayah dan memenuhi sayarat-syarat tertentu berkaitan

masalah yang diteliti, (Martono, N, 2011). Kemudian dijelaskan

bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-

ciri atau keaadan tertentu yang akan diteliti. Terkait dengan hal

ini dalam penelitian deskriptif juga dilakukan penentuan sampel

baik dengan teknik probability maupun non probability.

7. Menentukan Instrumen

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel

yang diteliti. Instrumen atau alat pengumpul data harus sesuai

dengan tujuan pengumpulan data. Sumber data dan jenis data yang

akan dikumpulkan harus jelas. Instrumen penelitian yang digunakan

harus memenuhi persyaratan validitas (kesahihan) dan reliabilitas

(keterandalan), paling tidak ditinjau dari segi isinya sesuai

dengan variabel yang diukur. Prosedur pengembangan instrumen

pengumpul data perlu dijelaskan tentang proses uji coba, analisis

butir tes, uji kesahihan dan uji keterandalan. Dalam penelitian

deskriptif kuantitaif, instrumen yang sering digunakan adalah

angket (kusioner), pedoman wawancara dan pedoman pengamatan.

8. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yaitu wawancara,

angket, observasi dan studi dokumenter, Sukmadinata, N. S,

15 | P a g e

(2011). Terdapat perbedaan penelitian deskriptif dengan

penelitian survey dalam hal teknik pengumpulan data. Menurut

Sukmadinata, N. S, (2011), kajian deskriptif lebih luas

dibanding survey karena mencakup penelitia observasi dan studi

dokumenter, sedangkan survey terbatas pada penggunaan wawancara

dan angket.

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

cara melakukan percakapan dengan responden atau narasumber.

Angket atau kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyataan atau

penrnyataan tertulis kepada responden untuk dijawab, (Sugiyono,

2010). Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan

mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung,

(Sukmadinata, N. S, (2011). Selanjutnya dijelaskan bahwa teknik

studi dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisa dokumen-dokumen tertulis gambar maupun

elektronik.

9. Analisis Data

Berdasarkan sifat data yang dikumpulkan, analisis data hasil

penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu analisis kuantitatif dan

analisis kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk data

yang dapat diklasifikasi dalam bentuk angka-angka. Analisis

kualitatif digunakan untuk data yang bersifat uraian kalimat

(data narartif) yang tidak dapat diubah dalam bentuk angka-angka.

16 | P a g e

Data yang bersifat kauntitaif pada penelitian deskriptif

mutlak dianalisa dengan mengguakan statistis. Statistik

deskriptif digunakan menganalisa data yang bersifat kuantitatif

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data apa adanya.

Statistik deskriptif bisa berupa rata-rata hitung (mean), median,

modus, kadang-kadang persentase dll. Menurut Sugiono, (2010),

statistik deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya

hubungan antar variabel melalui analisis korelasi, melakukan

prediksi dengan analisi regresi dan membuat perbandingan dengan

membandingkan rata-rata data sampel atau populasi.

10. Menarik Kesimpulan atau Generalisasi

Akhirnya dalam kesimpulan harus mencerminkan jawaban dari

pertanyaan yang diajukan. Jangan sampai antara masalah

penelitian, tujuan penelitian, landasan teori, data, analisis

data dan kesimpulan tidak ada runtutan yang jelas. Jika rumusan

masalah dan tujuan dalam penelitian deskriptif hanya ingin

menjelaskan suatu fenomena secara deskriptif maka kesimpulan yang

dikemukakan hanya bersifat deskriptif. Jika peneltian deskriptif

yang bersifat membandingkan atau mencari hubungan maka kesimpulan

akhir menggambarkan adanya perbedaan atau hubungan terkait dengan

masalah yang diteliti.

2.4 Jenis-Jenis Metode Deskriptif

17 | P a g e

Penelitian dibagi menjadi beberapa jenis:

a. Metode survei

Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk

memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari

keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi

sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu

daerah. (Nazir, 1988: 65)

Kerlinger mengemukakan bahwa metode survei adalah penelitian

yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang

dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi

tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif

distribusi, dan hubungan antar variabel. Sosiologi, maupun

psikologis.

Survei pada dasarnya tidak berbeda dengan research

(penelitian). Pemakaian kedua istilah ini kerap kali hanya

dimaksudkan untuk memberikan penekanan mengenai ruang lingkup.

Research memusatkan diri pada salah satu atau beberapa aspek dari

objeknya. Sedangkan survei bersifat menyeluruh yang kemudian akan

dilanjutkan secara khusus pada aspek tertentu bilamana diperlukan

studi yang lebih mendalam (Zulnaidi, 2007: 11)

Lebih lanjut lagi Zulnaidi (2007: 11-12) mengemukakan

beberapa studi yang termasuk dalam metode survei yakni:

Survei kelembagaan (institutional survei)

Analisis jabatan/ pekerjaan (job analysis)

Analisis dokumen (documentary analysis)

18 | P a g e

Analisis isi (content analysis)

Survei pendapat umum (public oppinion survey)

Survey kemasyarakatan (community survey)

Nazir (1988: 65) dalam bukunya Metode Penelitian, mengemukan

terdapat banyak sekali penelitian yang dapat dilakukan dengan

menggunakan metode survei, diantaranya adalah survei masalah

kemasyarakatan, survei komunikasi dan pendapat umum, survei

masalah politik, survei masalah pendidikan, dan lain sebagainya.

b. Metode deskriptif kesinambungan

Metode deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang

dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan sehingga

diperoleh pengetahuan yang menyeluruh mengenai masalah, fenomena,

dan kekuatan-kekuatan sosial yang diperoleh jika hubungan-

hubungan fenomena dikaji dalam suatu periode yang lama.

Menurut Nazir (1988: 65) mendefinisikan metode deskriptif

berkesinambungan atau continuity descriptive research sebagai

kerja meneliti secara deskriptif yang dilakukan secara terus

menerus atas suatu objek penelitian. Salah satu contoh metode

penelitian deskriptif berkesinambungan ini dilakukan oleh Whitney

dan Milholland (1930) yang mempelajari status akademis dari

mahasiswa tingkat persiapan dari Colorado State College of

Education pada tahun 1930. Penelitian dilakukan dalam waktu

empat tahun, dengan menelusuri status akademis sejak tingkat

persiapan sampai dengan lulus sarjana muda.

19 | P a g e

c. Penelitian studi kasus

Penelitian studi kasus memusatkan diri secara intensive

terhadap satu objek tertentu, dengan cara mempelajari sebagai

suatu kasus. Berbagai unit sosial seperti seorang murid

menunjukkan kelainan, sebuah kelompok keluarga, sebuah kelompok

anak nakal, sebuah desa, sebuah lembaga sosial dan lain-lain

dapat diselidiki secara intensive, baik secara menyeluruh maupun

mengenai aspek-aspek tertentu yang mendapat perhatian khusus.

(Zulnaidi, 2007: 13)

Menurut Bogdan dan Bikien (1982) merupakan pengujian secara

rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu

tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu.

Menurut Maxfield (1930: 117-122) dalam Nazir (1988: 66)

mendefinisikan penelitian studi kasus adalah penelitian tentang

status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik

atau khas dari keseluruhan personalitas. Tujuan studi kasus

adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar

belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari

kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian, dari sifat-

sifat khas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.

Penelitian studi kasus menurut Stake (2005) terdapat 3 jenis

penelitian studi kasus yang dibagi berdasarkan karakteristik dan

fungsinya, yakni:

Penelitian studi kasus mendalam

20 | P a g e

Penelitian studi kasus instrumental

Penelitian studi kasus jamak

Tidak berbeda jauh, Creswell (2007) juga membagi penelitian

studi kasus menjadi 3 jenis. Dalam penelitian studi kasus

tentunya terdapat langkah-langkahnya. Menurut Yin (1994),

terdapat langkah-langkah dalam melakukan penelitian studi kasus

yakni secara singkat seperti di bawah ini:

a) Merancang studi kasus

Dalam merancang studi kasus, terdapat dua langkah yakni

melakukan pembekalan pengetahuan dan keterampilan serta melakukan

pengembangan dan pengkajian ulang penelitian.

b) Melakukan studi kasus

Dalam langkah kedua ini terdapat tiga langkah yakni 1)

penentuan teknik pengumpulan data; 2) penyebaran alat pengumpulan

data; dan 3) penganalisisan bukti studi kasus yang terkumpul.

c) Melakukan pengembangan, implikasi, dan saran

Tahap ini merupakan tahap akhir dari setiap penelitian

sebagai upaya melaporkan hasil penelitiannya kepada semua orang.

Nazir (1988: 68) mengemukakan bahwa langkah-langkah pokok

dalam meneliti kasus adalah sebagai berikut: 1) menemukan rumusan

tujuan penelitian; 2) tentukan unit-unit studi, sifat-sifat serta

proses-proses apa yang akan menuntun penelitian; 3) tentukan

rancangan serta pendekatan dalam memilih unit-unit dan teknik

21 | P a g e

pengumpulan data mana yang digunakan. Sumber-sumber data apa yang

tersedia; 4) kumpulkan data; 5) organisasikan informasi serta

data yang terkumpul dan analisa untuk membuat interpretasi serta

generalisasi; 6) susun laporan dengan memberikan kesimpulan serta

implikasi dari hasil penelitian.

d. Penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas

Menurut Nazir (1988: 71) dalam buku Metode Penelitian

mengemukakan bahwa penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas

merupakan penelitian yang ditujukan untuk menyelidiki secara

terperinci aktivitas dan pekerjaan manusia, dan hasil penelitian

tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan

masa yang akan datang.

Lebih lanjut Nazir mengemukakan bahwa studi yang mendalam

dilakukan terhadap kelakuan-kelakuan pekerja, buruh, petani,

guru, dan lain sebagainya terhadap gerak-gerik mereka dalam

melakukan tugas, penggunaan waktu secara efisien dan efektif.

e. Penelitian tindakan (action research)

Penelitian tindakan merupakan penelitian yang berfokus pada

penerapan tindakan yang dengan tujuan meningkatkan mutu atau

memecahkan permasalahan pada suatu kelompok subjek yang diteliti

dan diamati tingkat keberhasilannya atau dampak dari tindakannya.

Menurut Grundy dan Kemmis (1990: 322) mengemukakan bahwa

penelitian tindakan memiliki dua tujuan pokok, yaitu meningkatkan

22 | P a g e

(improve) dan melibatkan (involve). Maksudnya, penelitian

tindakan bertujuan meningkatkan bidang praktik, meningkatkan

pemahaman praktik yang dilakukan oleh praktisi, dan meningkatkan

situasi tempat praktik dilaksanakan. Penelitian tindakan juga

berusaha melibatkan pihak-pihak terkait, jika penelitian tindakan

dilaksanakan di sekolah, maka pihak terkait antara lain adalah

kepala sekolah, guru, siswa, karyawan, dan orang tua siswa.

Penelitian ini sering digunakan oleh para peneliti di bidang

pendidikan yang sering disebut sebagai penelitian tindakan kelas

(Classroom Action Research).

f. Penelitian perpustakaan

Penelitian perpustakaan merupakan kegiatan mengamati

berbagai literatur yagn berhubungan dengan pokok permasalahan

yang diangkat baik itu berupa buku, makalah ataupun tulisan yang

sifatnya membantu sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam

proses penelitian. Menurut Kartini Kartono (1986: 28) dalam buku

Pengantar Metodologi Research Sosial mengemukakan bahwa tujuan

penelitian perpustakaan adalah untuk mengumpulkan data dan

informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang ada di

perpustakaan, hasilnya dijadikan fungsi dasar dan alat utama bagi

praktek penelitian di lapangan.

g. Penelitian Komparatif

23 | P a g e

Menurut Sugiono (2005: 11) penelitian komparatif adalah

suatu penelitian yang bersifat membandingkan.

Dalam buku metode penelitian karangan M. Nazir (1988: 69-70)

terdapat keunggulan dan kelemahan dari metode penelitian

komparatif. Keunggulannya adalah sebagai berikut:

Metode komparatif dapat mensubtitusikan metode eksperimental

karena beberapa alasan: 1) jika sukar diadakan kontrol terhadap

salah satu faktor yang ingin diketahui atau diselidiki hubungan

sebab akibatnya; 2) apabila teknik untuk mengadakan variabel

kontrol dapat menghalangi penampilan fenomena secara normal

ataupun tidak memungkinkan adanya interaksi secara normal; 3)

penggunaan laboratorium untuk penelitian untuk dimungkinkan, baik

karena kendala teknik, keuangan, maupun etika dan moral.

Dengan adanya teknik yang lebih mutakhir serta alat

statistik yang lebih maju, membuat penelitian komparatif dapat

mengadakan estimasi terhadap parameter-parameter hubungan kausal

secara lebih efektif.

Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut:

Penelitian komparatif yang bersifat ex post facto,

mengakibatkan penelitian tersebut tidak mempunyai kontrol

terhadap variabel bebas

Sukar memperoleh kepastian, apakah faktor-faktor penyebab

suatu hubungan kausal yang diselidiki benar-benar relevan.

Interaksi antarfaktor-faktor tunggal sebagai penyebab atau

akibat terjadinya suatu fenomena menjadi sukar untuk

diketahui.

24 | P a g e

Ada kalanya dua atau lebih faktor memperlihatkan adanya

hubungan, tetapi belum tentu bahwa hubungan yang

diperlihatkan adalah hubungan sebab akibat.

Mengkategorisasikan subjek dalam dikhotomi untuk tujuan

perbandingan dapat menjurus pada pengambilan keputusan dan

kesimpulan yang salah, akibatnya kategori dikhotomi yang

dibuat mempunyai sifat kabur, bervariasi, samar, menghendaki

value judgement dan tidak kokoh.

Lebih lanjut lagi Nazir (1988: 70) menjabarkan beberpa

langkah pokok dalam studi komparatif, yaitu: 1) rumuskan dan

definisikan masalah; 2) jajaki dan teliti literatur yang ada; 3)

rumuskan kerangka teoritis dan hipotesa-hipotesa serta asumsi-

asumsi yang dipakai; 4) buatlah rancangan penelitian dengan cara

memilih subjek yang digunakn dengan teknik pengumpulan data yang

diinginkan, dan mengkategorikan sifat-sifat atau atribut-atribut

atau hal-hal lain yang sesuai dengan masalah yang ingin

dipecahkan, untuk mempermudah analisa sebab akibat; 5) uji

hipotesa, membuat interpretasi terhadap hubungan dengan teknik

statistik yang tepat; 6) membuat generalisasi, kesimpulan, serta

implikasi kebijakan; dan 7) menyusun laporan dengan cara

penulisan ilmiah.

25 | P a g e

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem

pikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan

dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena

yang diselidiki.

26 | P a g e

Ciri / kriteria dari metode deskriptif adalah sebagai

berikut:

Kriteria umum

• Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta

tidak terlalu luas

• Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak

terlalu umum

• Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan

bukan merupakan opini

• Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus

mempunyai validitas

• Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu

penelitian dilakukan

• Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan

baik dalam mengumpulkan data maupun dalam menganalisa data serta

studi kepustakaan yang dilakukan. Deduksi logis harus jelas

hubungannya dengan kerangka teoritis yang digunakan, jika

kerangka teoritis untuk itu telah dikembangkan

Kriteria khusus

• Kriteria khusus dari penelitian dengan metode deskriptif

adalah:

• Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam

nilai (value)

27 | P a g e

• Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah

mengenai masalah status

• Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu tidak ada

kontrol terhadap variabel, dan peneliti tidak mengadakan

pengaturan atau manipulasi terhadap variabel. Variabel dilihat

sebagaimana adanya.

Langkah-langkah dalam melakukan kajian ilmiah dengan metode

deskriptrif:

1. Mengidentifikasi dan Memilih Masalah yang Akan Diteliti

2. Merumuskan dan Mengadakan Pembatasan Masalah

3. Melakukan Kajian Pustaka

4. Membuat Asumsi atau Anggapan-Anggapan

5. Merumuskan Hipotesis Penelitian, Bila Ada

6. Menentukan Populasi, Sampel, Teknik Sampling

7. Menentukan Instrumen

8. Teknik Pengumpulan Data

9. Analisis Data

10. Menarik Kesimpulan atau Generalisasi

28 | P a g e

REFERENSI:

http://idtesis.com/metode-deskriptif/

http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_deskriptif

http://ridwanaz.com/umum/bahasa/pengertian-penelitian-deskriptif/

http://www.bimbingan.org/pengertian-pendekatan-deskriptif-

analitis.htm

http://daun2001.blogspot.com/2013/05/rancangan-penelitian-

deskriptif.html

http://blog.uin-malang.ac.id/muttaqin/2010/11/28/10/