GEOLOGI LAUT
-
Upload
ubrawijaya -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
Transcript of GEOLOGI LAUT
LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI LAUT
ANALISA SEDIMEN BERDASARKAN UKURAN BUTIR DAN BENTUKNYA
Untuk Memenuhi Praktikum Matakuliah Geologi Laut
Oleh :
Bariami Valensia 125080600111089
Galang Fuji Anarki 125080600111086
Tommy Harriski 125080600111100
Riska Ayuk Novia S 125080601111004
Siti Aminah 125080601111008
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Makalah ini di rancang dan di tulis untuk
mencapai beberapa tujuan.Tujuan utama untuk memenuhi
tugas Geologi Laut. Kedua untuk memenuhi praktikum
Geologi Laut.
Dalam pencapaian tujuan-tujuan tersebut, kami
mencoba memadukan berbagai metode dari para ahli teori
dengan pusat bahas pada konsep-konsep yang terap dan
berguna. Pembahasan pada makalah ini telah dipilih
dengan dua pertimbangan pemikiran yaitu untuk
memberikan informasi yang berguna dan relevan, dan
untuk memberikan suatu pemahaman mengenai bagaimana
menentukan ukuran butir dan analisanya.
Salah satu bagian yang menggembirakan dalam
penulisan suatu makalah adalah kesempatan untuk
menyampaikan terimakasih kepada Dosen pembimbing yang
membantu dalam praktikum Geologi Laut atas ide dan
sarannya, serta kesempatan yang telah diberikan kepada
kami dalam pembuatan makalah ini. Tidak lupa puji
syukur kami sampaikan kepada ALLAH SWT atas
kehendaknya dan rahmat serta kasihnya yang telah
dilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami sebagai
penyusun merasa masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Maka dari itu kami meminta
kritik dan saran yang membangun dari pembaca, semoga
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 2
makalah ini berguna bagi siapapun yang membacanya.
Amin
Malang, 5 juni 2014
Kelompok 6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................iKATA PENGANTAR............................................ii
DAFTAR ISI...............................................iiiDAFTAR GAMBAR.............................................iv
DAFTAR TABEL...............................................vBAB I......................................................1
PENDAHULUAN................................................11.1 Latar Belakang.......................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................21.3 Tujuan...............................................2
1.4 Manfaat..............................................31.5 Waktu dan Tempat.....................................3
BAB II.....................................................4
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 3
TINJAUAN PUSTAKA...........................................4
2.1 Kondisi Geografis Pantai Kondang Merak...............42.2 Sedimen..............................................6
2.3 Metode Pengambilan Sampel( Grab dan Core Sampler)....82.4 Metode Pengayakan ( Sieve Shaker)...................11
BAB III...................................................15METODOLOGI................................................15
3.1 Alat dan Bahan......................................153.1.1 Alat............................................15
3.1.2 Bahan...........................................153.2 Diagram Alur........................................16
BAB IV....................................................17HASIL DAN PEMBAHASAN......................................17
4.1 Pengambilan Sampel..................................174.2 Pengeringan Sedimen( Oven)..........................17
4.3 Pengayakan Sedimen(Sieve shaker)....................184.4 Pengamatan Bentuk Sedimen...........................18
4.5 Analisa Hasil.......................................194.5.1 Hasil ayakan....................................19
4.5.2 Visualisasi dan analisis Visual Sedimen........194.5.4 Klasifikasi Sedimen.............................23
4.5.5 Sieve Analisis..................................23BAB V.....................................................30
PENUTUP...................................................305.1 Kesimpulan..........................................30
5.2 Saran...............................................30DAFTAR PUSTAKA............................................31
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 4
DAFTAR GAMBAR
Figure 1 Pantai Kondang Merak..............................5Figure 2 Grab sample dan core sample.......................9Figure 3 Sieve Shaker.....................................13Figure 4 Gambar Hasil Ayakan..............................20
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 5
DAFTAR TABEL
Table 1 Kondisi Geografis Kondang Merak....................4Table 2 Skala Wenworth dari klasifikasi ukuran sedimen.....7Table 3 Urutan Pan dari Sieve Shaker......................12Table 4 Standart Ukuran Ayakan............................13Table 5 Batasan-batasan Ukuran Butiran Tanah..............14Table 6 Hasil Ayakan......................................19Table 7 Tabel hasil Pengamatan Mikroskop..................20
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 6
Table 8 Calculate statistik...............................24Table 9 Sample Statistik..................................25Table 10 Mean Sample......................................28Table 11 Gravel Sand Mud Diagram..........................29Table 12 Sand Silt Clay Diagram...........................29
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangSeluruh permukaan dasar lautan ditutupi oleh partikel-
partikel sedimen yang telah diendapkan secara perlahan-lahan
dalam jangka waktu berjuta-juta tahun. Secara relatif
ketebalan lapisan sedimen yang terdapat di banyak bagian
laut, mempunyai variasi kedalaman yang berbeda-beda dari
sekitar 600 meter di lautan Pasifik, antara 500 sampai 1000
meter di Lautan Atlantik, 4000 meter di Laut Antartika dan
9000 meter Puerto Rico Trench(Sahala dan Evans, 1985).
Sedimen terdiri dari suatu kepingan/potongan material yang
terbentuk oleh proses phisik dan kimia dari batuan/tanah.
Partikel tersebut bervariasi dalam ukuran (dari bongkah
sampai lempung/koloidal), bentuk dari bulat sampai tajam.
Ada beberapa pengertian dari sedimentasi atau juga disebut
proses pengendapan. Menurut Krumbein dan Sloss (1971)
sedimentasi berdasarkan ilmu geologi dan sratigrafi adalah
proses-proses yang berperan atas terbentuknya batuan
sedimen. Selanjutnya disebutkan bahwa urutan proses
sedimentasi adalah meliputi proses : pelapukan, perpindahan,
deposisi (sedimentasi), serta lithifikasi (pembatuan).
(Adhe, 2014).
Untuk menentukan ukuran butir di gunakan alat yaitu
sieve shaker. Sieve shaker merupakan suatu alat yang
berfungsi dalam memilah sedimen berdasarkan ukuran
partikelnya. Pada sieve shaker terdapat saringan ataupun
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 1
ayakan-ayakan yang pada dasarnya diberikan lubang yang
disebut dengan Mesh. Mesh menggunakan jumlah lubang
persatuan panjang yang apabila negara yang menggunakan
sistem satuan Inggris menggunakan satuan inchi yang dihitung
dari pusat kawat. Ukuran partikel adalah dimensi suatu
partikel yang dinyatakan dalam istilah lubang terkecil
dimana partikel tersebut dapat melewatinya(Surbakti, 2014)
Pantai kondang Merak terletak di Kabupaten Malang bagian
selatan yang merupakan lahan bentukan karst. Karakteristik
umum pantai selatan memiliki gelombang yang besar dan
morfologi pantai yang tidak teratur serta mempunyai
topografi kasar. Secara umum pantai kondang merak hampir
sama dengan pantai – pantai lain yang berada di selatan
pulau jawa. Proses yang terjadi pada daerah tersebut yaitu
adanya gelombang perusak pantai (destruktiv waves), yang
mana gelombang perusak pantai ini biasanya mempunyai
ketinggan dan kecepatan yang besar (sangat tinggi). Seperti
yang terjadi di pantai kondang merak, gelombang perusak
pantai membawa material dan voleume air sangat banyak.
Gelombang yang dating kembali menghantam pantai dengan
membawa material tadi menuju ke tengah laut atau ke tempat
lain. Selain proses di atas ada pula proses erosi,
terkikisnya batuan karang yang ada di sana. Proses
perkembangan tanah yang ada di daerah pantai kondang merak,
tanah di sana bertekstur pasir halus. Proses perkembangan
tanahnya tidak terlalu bagus karena banyak proses yang
terjadi di daerah kondang merak tersebut, seperti salah
satunya adalah proses erosi. Selain itu penggunaan bentuk
lahan di daearah sekitart gondang merak antara titik sati
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 2
dengan titik yang lain berbeda. Hal itu dimungkinkan bisa
menyebabkan proses perkembangan tanah di sana berbeda antara
titik satu dengan yang lain(Permitasari, 2013).
1.2 Rumusan Masalah1.2.1 Bagaimana kondisi geografis di pantai kondang
merak?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan sedimen?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan Sieve Shaker dan bagaimana
cara mengoprasikannya?
1.2.4 Apa yang dimaksud dengan Grab dan Core Sampler
serta bagaimana cara mengoprasikannya?
1.3 Tujuan1.2.5 Untuk mengetahui kondisi geografis di kondang merak
1.2.6 Untuk mengetahui maksud dari sedimen
1.2.7 Untuk mengetahui maksud dari sive shaker dan cara
menggunakannya
1.2.8 Untuk mengetahui maksud dari Grab dan Core Sampler
dan cara menggunkannya
1.4 ManfaatManfaat dari praktikum ini, yaitu mahasiswa mampu
mengetahui tipe-tipe umum sedimen perairan, mengetahui
dan mampu melaksanakan metode standar pengambilan sampel
sedimen, mengetahui dan mampu melaksanakan metode standar
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 3
analisa partikel sedimen, mengetahui dan mampu membedakan
antara sedimen Berdasarkan materi penyusunnya serta
ukuran butirnya.
1.5 Waktu dan TempatPraktikum Geologi Laut dimulai pada tanggal 27
April 2014 Pukul 11.00- 16.00 WIB kegiatan Pengambilan
Sampel dilakukan di Pantai Kondang Merak, Malang
Selatan . Sedangkan tanggal 7 Mei- 4 Juni 2014
Pengumpulan Data, Analisa Laboratorium yang dilaksanakan
di Laboratorium Tehnik Pengairan Fakultas Teknik dan
Laboratorium Ilmu Kelautanuntuk melakukan pengamatan
bentuk dan tekstur sedimen , Analisa Data, dan Penyusunan
Laporan yang dilaksanakan di Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Brawijaya.
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kondisi Geografis Pantai Kondang MerakPantai kondang Merak terletak di Kabupaten Malang
bagian selatan yang merupakan lahan bentukan karst.
Karakteristik umum pantai selatan memiliki gelombang yang
besar dan morfologi pantai yang tidak teratur serta
mempunyai topografi kasar. Secara umum pantai kondang merak
hampir sama dengan pantai – pantai lain yang berada di
selatan pulau jawa. Proses yang terjadi pada daerah tersebut
yaitu adanya gelombang perusak pantai (destruktiv waves),
yang mana gelombang perusak pantai ini biasanya mempunyai
ketinggan dan kecepatan yang besar (sangat tinggi). Seperti
yang terjadi di pantai kondang merak, gelombang perusak
pantai membawa material dan voleume air sangat banyak.
Gelombang yang datang kembali menghantam pantai dengan
membawa material tadi menuju ke tengah laut atau ke tempat
lain. Selain proses di atas ada pula proses erosi,
terkikisnya batuan karang yang ada di sana. Proses
perkembangan tanah yang ada di daerah pantai kondang merak,
tanah di sana bertekstur pasir halus. Proses perkembangan
tanahnya tidak terlalu bagus karena banyak proses yang
terjadi di daerah kondang merak tersebut, seperti salah
satunya adalah proses erosi. Selain itu penggunaan bentuk
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 5
lahan di daearah sekitar kondang merak antara titik satu
dengan titik yang lain berbeda. Hal itu dimungkinkan bisa
menyebabkan proses perkembangan tanah di sana berbeda antara
titik satu dengan yang lain(Permitasari, 2013).
Table 1 Kondisi Geografis Kondang Merak
Daerah KeteranganPelataran Kikisan GelombangPel batas gelombang yang
menyentuh bibir gelombangyang bentuknya sepertipelataran (datar).Titik koordinat : 8o23’46” LSdan 112o31’06” BTElevasi : 3 m
2. Pesisir ber-cliffTitik koordinat : 8o23’44,5”LS dan 112o31’02.33” BTElevasi ; 14 m
Pesisir rawa payau Titik koordinat : 8o23’43,7”LS dan 112o30’58,4” BTElevasi : 15 m
Pantai Kondang Merak terletak di Desa Sumberbening,
Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Masih banyak orang
bahkan masyarakat Malang yang tidak mengetahui keberadaan
Pantai yang terletak di bagian selatan Kabupaten Malang INI.
Kurang lebih 63,5 km dan dengan jarak tempuh sekitar 2,5 jam
dari Kota Malang. Terletak diantara 8°23’ 50,56” Lintang
Selatan dan 112° 31’ 06,89” Bujur Timur. Topografi kawasan
Pantai Kondang Merak terdiri dari dataran luasnya
diperkirakan 1.125 Ha dan perbukitan atau pegunungan luasnya
diperkirakan 1.526 Ha. Pantai Kondang Merak mempunyai pantai
yang relatif terlindung, selain itu terdapat adanya muara
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 6
sungai (estuari) yang memiliki organisme yang beraneka ragam
yang meliputi terumbu karang, lamun, dan mangrove. Faktor-
faktor Oceanografi yang mempengaruhi perairan Pantai Kondang
Merak meliputi suhu, arus, salinitas, pH dan kecerahan.
Kondisi ekologi daerah pasang surut Pantai Kondang Merak
yaitu suhu air rata-rata 26,5o C, pH air rata-rata 5,6,
sedangkan subtrat berupa pasir, lumpur, batu-batuan,
termasuk karang dan sebagian besar adalah batu
karang(Khasanah et al, 2013).
Figure 1 Pantai Kondang Merak
Pantai Kondang Merak adalah sebuah pantai di pesisir
selatan provinsi Jawa Timur yang terletak di Kabupaten
Malang tepatnya di Kecamatan Donomulyo. Pantai ini terletak
2 km di sebelah Pantai Balekambang. kondisi ekologi daerah
pasang surut Pantai Kondang Merak yaitu suhu air rata-rata
26,5oC, pH air rata-rata 5,6, sedangkan subtrat berupa
pasir, lumpur, batu-batuan, termasuk karang dan sebagian
besar adalah batu karang. Pantai Kondang Merak merupakan
tempat yang ideal untuk pertumbuhan makroalga sebab
perairannya yang masuk daerah pasang surut sampai daerah
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 7
subtidal, subtratnya berupa batu karang, pasir serta
intensitas cahaya yang cukup(Hasyir, 2013).
2.2 SedimenSedimen laut berasal dari erosi material yang meliputi
fragmen-fragmen batuan dengan berbagai ukuran dan bentuk.
Erosi material ini terbawa oleh aliran sungai, angin, es
yang mencair atau aliran bawah tanah. Fragmen batuan ini
dapat dibentuk dari aktivitas anorganik dan organic. Batuan
sedimen anorganik misalnya batuan’halite’ dan ‘gipsum’.
Sedangkan batuan sedimen organic misalnya karang (coral yang
mengandung kalsium karbonat(CaCO3). Kemudian setelah
organism tersebut mati menjadi material organic lalu
membentuk batu gamping terumbu (Reef Lime Stone). Pada
umumnya batuan sedimen merupakan batu pasir(sand stone),
batu gamping (Lime stone), dan serpihan (Shale). Batuan
sedimen ini penting sebagai sumber minyak, gas alam,
batubara dan beberapa mineral biji seperti besi(Fe) dan
mangan(Mg). Untuk mengidentifikasi dan membedakan bentukan
endapan pasir yang berasal dari sungai, maka dapat dilakukan
analisa statistika(Supriyadi, 1996).
Sedimen adalah hasil proses erosi, baik berupa erosi
permukaan, erosi parit, atau jenis erosi tanah lainnya.
Sedimen umumnya mengendap dibagian bawah kaki bukit, di
daerah genangan banjir, di saluran air, sungai, dan waduk.
Hasil sedimen (sediment yield) adalah besarnya sedimen yang
berasal dari erosi yang terjadi di daerah tangkapan air yang
diukur pada periode waktu dan tempat tertentu. Hasil sedimen
biasanya diperoleh dari pengukuran sedimen terlarut dalam
sungai (suspended sediment) atau dengan pengukuran langsung
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 8
di dalam waduk, dengan kata lain bahwa sedimen merupakan
pecahan, mineral, atau material organik yang ditransforkan
dari berbagai sumber dan diendapkan oleh media udara, angin,
es, atau oleh air dan juga termasuk didalamnya material yang
diendapakan dari material yang melayang dalam air atau dalam
bentuk larutan kimia (Asdak, 2007 dalam Alimuddin, 2012)
Sekumpulan sedimen alami memilki bentuk yang tidak
seragam. Para geolog mengembangkan klasifikasi untuk
menentukan mana yang termasuk pasir, mana yang termasuk
kerikil dan sebagainya. Salah satu klasifikasi yang terkenal
adalah skala Wenworth yang mengklasifikasikan sedimen oleh
ukuran (dalam millimeter) seperti ditunjukkan dalam tabel.1
berikut:
Table 2 Skala Wenworth dari klasifikasi ukuran sedimen
Deskripsi
Ukuran Skala
Wenworth
Diameter Ayakan d (mm)
Ukuran Ayakan
U.S.
Unified Soil
Classificatio
n (USC)Bongkah
(Boulder)
256 Brangkal
(Coble)Brangkal
(Cobble)
76,2
3 in
64,0
Kasar
Keriki
l
Gravel
Krakal/Koral
(Peeble)
19,0
¾ in
4,76
No. 4
4,0
Halus
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 9
Deskripsi
Ukuran Skala
Wenworth
Diameter Ayakan d (mm)
Ukuran Ayakan
U.S.
Unified Soil
Classificatio
n (USC)
Batu Kerikil
(Granule)
2,0
No. 10
kasar
Pasir
Sand
Pasir
(Sand
)
Sangat
kasar
1,0
No. 20
Sedan
g
Kasar 0,5
Sedang 0,42
No. 40
Halus 0,25
Halus
Sangat
halus
0,20
No. 100
0,125
No. 1400,075
No. 200
0,0625
Lanau (silt) 0,00391
Lanau AtauLempung(Clay
)
0,00024
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 10
Deskripsi
Ukuran Skala
Wenworth
Diameter Ayakan d (mm)
Ukuran Ayakan
U.S.
Unified Soil
Classificatio
n (USC)LempungKoloid(collo
id)
Berdasarkan klasifikasi tersebut pasir memilki
diameter antara 0,0625 dan 2,00 mm yang selanjutnya
dibedakan menjadi lima kelas. Material sangat halus seperti
lumpur dan lempung berdiameter di bawah 0,0625 mm yang
merupakan sedimen kohesif(Adhe, 2014).
2.3 Metode Pengambilan Sampel( Grab dan Core Sampler)Grab sedimen adalah alat yang sering digunakan dalam
pengangkatan sedimen permukaan dari dasar laut .Pengambilan
dengan grab ini biasanya ditujukan untuk keperluan seperti
analisa besar butir, analisa organisme bentos, dan analisa
kimia sedimen terutama pada lapisan atas dari sedimen sampai
beberapa cm kedalaman grab sedimen ada yang terbuat dari
besi, secara pengalaman saya dalam penggunaan grab sedimen
atau metode penggunaan alat grab sedimen cukup mudah, untuk
pengambilan sampel sendiri dibutuhkan beberapa orang untuk
melakukanny Untuk mengetahui beberapa lapisan sedimen pada
kedalaman beberapa meter biasanya digunakan alat Core
Sampler berbentuk tabung yang diluncurkan dari atas kapal,
kemudian dilakukan analisa atau diskripsi atas drill
cuttings yang didapat. (Angga, 2013).
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 11
Figure 2 Grab sample dan core sample
Pengambilan sedimen dilakukan dengan menggunakan grab
sampler yang cara kerjanya menurut Emiyarti (2004) dalam
Magfira, 2014 :
1. Lepaskan batu penduga sebagai pengukur kedalaman di sub
stasiun. Jika kedalamannya sesuai, catat posisi waktu
pelepasan dengan GPS.
2. Lepaskan grab sampler untuk mengambil sedimen.
Pengambilan sedimen basah sebanyak ± 200 gram yang
kemudian dimasukkan ke dalam kantung plastik. Lakukan hal
yang sama di setiap titik stasiun.
3. Sampel substrat yang telah dipisahkan dengan
makrozoobenthos kemudian dianalisis besar butirnya dengan
penyaringan sieve shaker di Laboratorium
Grab sampler berfungsi untuk mengambil sedimen
permukaan yang ketebalannya tergantung dari tinggi dan
dalamnya grab masuk kedalam lapisan sedimen. Alat ini
biasa digunakan untuk mengambil sampel sedimen pada
perairan dangkal. Berdasarkan ukuran dan cara
operasional, ada dua jenis grab sampler yaitu grab
sampler berukuran kecil dan besar.Grab sampler yang
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 12
berukuran kecil dapat digunakan dan dioperasionalkan
dengan mudah, hanya dengan menggunakan boat kecil alat
ini dapat diturunkan dan dinaikkan dengan tangan.
Pengambilan sampel sedimen dengan alat ini dapat
dilakukan oleh satu orang dengan cara menrunkannya secara
perlahan dari atas boat agar supaya posisi grab tetap
berdiri sewaktu sampai pada permukaan dasar perairan.
Pada saat penurunan alat, arah dan kecepatan arus harus
diperhitungkan supaya alat tetap konstant pada posisi
titik sampling. Grab Sampler yang berukuran besar
memerlukan peralatan tambahan lainnya seperti winch
(kerekan) yang sudah terpasang pada boat/kapal survey
berukuran besar. Alat ini menggunakan satu atau dua
rahang/jepitan untuk menyekop sedimen. Grab diturunkan
dengan posisi rahang/jepitan terbuka sampai mencapai
dasar perairan dan sewaktu diangkat keatas rahang ini
tertutup dan sample sedimen akan terambil.Keuntungan
pemakaian grab sampler adalah lokasi sampel dapat
ditentukan dengan pasti, prakiraan kedalam perairan dapat
diketahui, sedangkan kerugiannya adalah kapal harus
berhenti sewaktu alat dioperasikan, sampel teraduk, dan
beberapa fraksi sedimen yang halus mungkin
hilang(Pramesti, 2010).
Menurut Education, 2014 Untuk mengetahui beberapa
lapisan sedimen pada kedalaman beberapa meter biasanya
digunakan alat Core Sampler berbentuk tabung yang
diluncurkan dari atas kapal, kemudian dilakukan analisa
atau diskripsi atas drill cuttings yang didapat. Berikut
Adala macam dari Core Sampler:
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 13
1. Pengerukan (dredging)
Pada tahun 1963, National Science Foundation
memulai penelitian berskala internasional yang
menyelidiki dasar laut, disebut Deep Sea Drilling
Project (DSDP). Dengan menggunakan teknologi khusus
yang dikembangkan oleh industri perminyakan, kapal
DSDP mengebor dan mengambil banyak core dari dasar
samudera, beberapa dengan panjang hingga kilometer.
Di tempat-tempat tertentu di dunia, beberapa batuan
sedimen tertua pada dasar samudera mencatat
sedimentasi yang terus-menerus selama lebih dari
180 juta tahun. Batuan tersebut umumnya disusun
oleh kerangka plankton berukuran mikroskopis dan
partikel berukuran lempung. Jika ingin mengetahui
sejarah bumi dengan lebih baik, adalah penting
untuk melihat sedimen di dasarlaut dimana rekaman
pengendapannya lebih lengkap dibandingkan sedimen
di lingkungan darat. Informasi tentang klimat
masalampau bumi, pola arus samudera, dan variasi
volkanisme di masa lampau dapat dijumpai pada
batuan dasarlaut tersebut.Pipa core yang sangat
panjang dari DSDP mampu mengambil kolom sedimen dan
batuan secara utuh hingga panjang lebih 1
kilometer.
2. Kapal Keruk Sederhana
Bucket dreger adalah salah satu jenis dari
kapal keruk sederhana . Bucket dredger adalah
jenis tertua dari suatu kapal keruk. Biasanya
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 14
dilengkapi dengan beberapa alat seperti timba /
bucket yang bergerak secara simultan untuk
mengangkat sedimen dari dasar air. Varian dari
Bucket dredger ini adalah Bucket Wheel Dredger.
Beberapa Bucket dredger dan Grab dredger cukup kuat
untuk mengeruk dan mengangkat karang agar dapat
membuat alur pelayar
3. Kapal Keruk Modern
Kapal Keruk atau dalam bahasa Inggris sering
disebut dredger merupakan kapal yang memiliki
peralatan khusus untuk melakukan pengerukan. Kapal
ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan, baik dari
suatu pelabuhan, alur pelayaran, ataupun industri
lepas pantai, agar dapat bekerja sebagaimana halnya
alat-alat levelling yang ada di darat seperti
excavator dan Buldoser.
2.4 Metode Pengayakan ( Sieve Shaker)Menurut Surbakti, 2014 Pengayakan merupakan pemisahan
berbagai campuran partikel padatan yang mempunyai berbagai
ukuran bahan dengan menggunakan ayakan. Proses pengayakan
juga digunakan sebagai alat pembersih, pemisah kontaminan
yang ukurannya berbeda dengan bahan baku. Pengayakan
memudahkan kita untuk mendapatkan serbuk dengan ukuran yang
seragam. Dengan demikian pengayakan dapat didefinisikan
sebagai suatu metoda pemisahan berbagai campuran partikel
padat sehingga didapat ukuran partikel yang seragam serta
terbebas dari kontaminan yang memiliki ukuran yang berbeda
dengan menggunakan alat pengayakan. Sieve shaker merupakan
suatu alat yang berfungsi dalam memilah sedimen berdasarkan
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 15
ukuran partikelnya. Pada sieve shaker terdapat saringan
ataupun ayakan-ayakan yang pada dasarnya diberikan lubang
yang disebut dengan Mesh. Mesh menggunakan jumlah lubang
persatuan panjang yang apabila negara yang menggunakan
sistem satuan Inggris menggunakan satuan inchi yang dihitung
dari pusat kawat. Ukuran partikel adalah dimensi suatu
partikel yang dinyatakan dalam istilah lubang terkecil
dimana partikel tersebut dapat melewatinya.
Table 3 Urutan Pan dari Sieve Shaker
NO Urutan Pan1 42 103 204 305 406 607 1008 2009 Pan*
*tidak ada sedimen(Debu)
Berikut adalah cara kerja sieve shaker:
1. Urutkan/susun ayakan bertingkat dari atas ke bawah
dengan diawali ayakan yang memiliki diameter lubang
paling besar hingga terkecil
2. Masukkan sedimen ke dalam ayakan paling atas
(diameternya paling besar)
3. Letakkan di atas shieve shaker (mesin pemisah
partikel), dan tutup dengan menggunakan tutup
pemberat yang sudah tersedia di shaker guna untuk
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 16
menekan ayakan bertingkat agar tidak goyang dan
tumpah
4. Nyalakan mesin dengan menekan tombol START/RESUME
5. Tekan SET/DISPLAY untuk mengatur waktu yang
diperlukan selama pengadukan, lalu pilih mode
increase (menambahkan waktu /detik) decrease
(mengurangi waktu/ detik)
Figure 3 Sieve Shaker
Untuk beberapa studi kasus analisa ayakan menggunakan
SNI 03-6388 2000 dan SNI 03-6408-2000 seperti pada Tabel 5:
Table 4 Standart Ukuran Ayakan
Standart
Ukuran(mm)
Alternatif
Satuan75 3 inci50 2 inci25 1 inci9,25 3/8 inci4,75 No. 42,00 No.100,425 No.400,075 No.200
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 17
Untuk menentukan batasan dari ukuran dalam suatu
sample pasir, harus dilakukan analisis ukuran. Mengayak
pasir adalah dimaksudkan untuk menemukan batasan dari ukuran
dalam sampel. Biasanya ayakan berupa pan dengan saringan
kawat sebagai suatu standar diberikan di dasarnya dan
diklasifikasikan seperti yang dapat dilihat dalam Tabel 4.
Ayakan disusun dalam suatu tumpukan di mana untuk ayakan
yang lebih besar pada bagian atas dan ayakan yang lebih
halus berada di bawahnya. Sampel diletakkan pada ayakan yang
paling atas dan ayakan digetarkan sehingga pasir jatuh
sejauh mungkin menembus tumpukan ayakan. Ukuran fraksi yang
berbeda terjebak dalam ayakan dengan ukuran yang bervariasi.
Berat pasir yang tertangkap dalam setiap ayakan ditimbang
dan kemudian ditentukan persentase dari berat total sampel
yang melewati ayakan(Adhe, 2014).
Table 5 Batasan-batasan Ukuran Butiran Tanah
Jenis Butiran Ukuran Butir(mm)Pasir Kasar 2 mm-0,42mmPasir halus 0,42mm-0,075mmLanau 0,075mm-0,002mmLempung 0,002mm-0,001mmKolloida <0,001mm
Setelah dilakukan analisa ayakan dan penggambaran
secara grafis hasil analisa distribusi ukuran butiran untuk
masing-masing jenis butiran, selanjutnya dapat dilakukan
pembacaan dan perhitungan terhadap parameter-parameter
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 18
distribusi frekuensi ukuran butir material dasar.
Klasifikasi ukuran butiran yang digunakan adalah
klasifikasi dari The Subcommittee on Sediment Terminology
of AGU (American Geophysical Union). Ukuran butiran
ditetapkan berdasarkan ukuran saringan (untuk butiran kasar)
dan ukuran/diameter sedimentasi (untuk butiran halus).
Klasifikasi butiran dilakukan berdasarkan nilai diameter
Sedimen dasar(Junaidi, 2011).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat Berikut adalah alat yang digunakan dalam praktikum
Geologi laut:
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 19
Tabung PVC : untuk mengambil sedimen dengan
teknik
core sampler
Cetok : untuk mengambil sedimen dengan
teknik grab
sampler dan batuan
Cetok : Untuk mengambil sampel dengan metode
grab sampler
Sieve Shaker : Untuk mengayak sedimen agar
terpisah
dari sedimen yang berukuran besar
sampai yang kecil
Laptop : Untuk analisa sedimen menggunakan
Software
Mikroskop : Untuk mengamatai bentuk dan struktur
Sedimen
Objek Glass : Untuk Tempat sedimen yang di
amati
Kamera : Untuk dokumentasi
3.1.2 BahanBerikut adalah bahan yang digunakan dalam praktikum
geologi Laut:
Sedimen : Untuk sample yang diamati
Sieve analysis: Untuk software untuk menganalisis
Sedimen
Plastik : Untuk tempat sedimen
Kertas : Untuk penanda dengan sedimen
satu
dengan yang lain
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 20
Pengambilan sedimen di Kondang Merak
Grab Sampler Core Sampler
Pengeringan sedimen dengan cara di Oven pada suhu 120oC
Pengayakan Dengan Menggunakan Sieve Shaker
Pengamatan dengan Menggunakan Mikroskop
Sieve Analisis
Tissue : Untuk membersihkan objek glass
yang
telah diamati
3.2 Diagram Alur
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengambilan SampelPengambilan sampel dilakukan di pantai kondang merak
yang terletak di malang selatan. Terdapat 4 titik dalam
pengambilan sampel yaitu di daerah Lamun, Terumbu karang, di
daerah Pesisir pantai dan daerah Mangrove. Adapun alat yang
digunakan dalam pengambilan sampler adalah cetok yang
digunakan sepagai pengganti grab sampler dan paralon yang
berukuran 1 meter yang digunakan sebagai pengganti core
sampler. Dalam pengambilan sampel menggunakan grab
sampler(Cetok) diambil dengan kedalaman 15 cm, dan tiap
berlakuannya didokumentasi.Daerah pertama yang diambil
sedimennya adalah di pesisir pantai, kemudian di daerah
lamun. Pengambilan sampel didaerah ini harus menggunakan
snorkel dan cukup sulit sebab sedimen terletak di dalam
perairan yang berarus. Karena pengambilannya hanya
menggunakan cetok menyebabkan sedimen selalu terbawa arus
perairan. Dan untuk pengambilan sample didaerah terumbu
karang sama seperti didaerah lamun. Untuk pengambilan sample
didaerah mangrove menggunakan core sampler(Parlaon).
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 22
Pengambilan sample didaerah ini cukup sulit. Butuh banyak
orang dalam pengambilannya. Kedalaman sedimen yang terambil
adalah 50-75 cm. hal ini dilakukan agar dapat diidentifikasi
sedimennya(Hujan atau kemarau). Caranya yaitu menutup ujung
paralon agar ketika diangkat sedimen tidak jatuh lagi.
Kemudian paralon diputar-putar dan dodorong sampai kedalaman
yang diinginkan. Kemudian diangkat core sampler.
4.2 Pengeringan Sedimen( Oven)Pengeringan sedimen dilakukan agar mempermudah dalam
pengayakan dengan sieve shaker. Sebelum diove sedimen
ditimbang terlebih dahulu menggunakan timbangan digital, dan
di catat sebagai berat basah. Hal ini dilakukan untuk
perbandingan dari sedimen kering. Pengeringan sedimen
dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu 120oC(agar
sedimen cepat kering). Proses pengeringan ini dilakukan
selama 5 jam sebagai waktu optimum dimana sedimen dianggap
sudah kering. Setelah dioven kemudian di timbang berat
keringnya. Sedimen yang dikeringkan ini adalah sedimen yang
diambil dengan metode grab sampler. Untuk Sedimen Core
sampler cukup dengan dibelah saja. Lalu dilakukan
identifikasi lapisan sedimen di musim kemarau dan musim
hujan. Jika musim hujan diameter sedimen kecil dan jika
musim kemarau diameter sedimen besar hal ini dipengaruhi
oleh pergerakan arus dan lama transportasinya.
4.3 Pengayakan Sedimen(Sieve shaker)Pengayakan sedimen dilakukan di laboratorium
pengairan, Fakultas Tehnik, Universitas Brawijaya.
Pengayakan ini dilakukan untuk menentukan ukuran butiran
sedimen tertentu sesuai dengan yang diinginkan. Proses
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 23
pengayakan merupakan proses penting dalam menentukan ukuran
partikel yang akan didapatkan dari sedimen, sebab ukuran
partikel mempunyai peranan besar dalam menentukan susbtrat
suatu perairan, pantai maupun laut. Pengayakan adalah sebuah
cara pengelompokan butiran, yang akan dipisahkan menjadi
satu atau beberapa kelompok. Dengan demikian dapat
dipisahkan anatara partikel lolos ayakan (butiran halus) dan
yang tertinggal di ayakan (butiran kasar). Ukuran butiran
tertentu yang masihdapat melintasi ayakan dinyatakan sebagai
butiran batas. Hal pertama yang dilakukan saat pengayakan
adalah menimbang sedimen kering dengan menggunakan timbangan
digital. Kemudian dimasukkan kedalam sieve yang sudah
tersusun sesuai dengan urutannya. Lalu ditutup bagian atas
sieve. Setelah itu di ikat pada shakernya agar ketika shaker
dinyalakan sievenya tidak lepas. Pastikan ikatannya kuat.
Nyalakan tombol On sieve shaker. Ditunggu selama lima menit
yang diasumsikan dimana dalam jangka 5 menit sedimen benar-
benar terpisah dari yang besar ke terkecil. Setelah itu
hasil ayakan di pisah sesuai dengan no dari Sievenya dan
ditimbang masing-masing menggunakan timbangan digital.
Kemudian dilakukan pengamatan dengan mikroskop
4.4 Pengamatan Bentuk SedimenPengamatan bentuk sedimen dilakukan di Laboratorium
Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Brawijaya. Pengamatan sedimen ini dilakukan
untuk menentukan bentuk dari sedimen menggunakan mikroskop
Binokuler, karena memiliki focus yang bagus. Setelah
pengematan dilakukan identifikasi bentuknya.
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 24
4.5 Analisa Hasil
4.5.1 Hasil ayakanSebelum diayak sedimen tercampur menjadi satu, setelah
dilakukan pengayakan sedimen di bagi menjadi 7 berdasarkan
sievenya. Berikut adalah hasil ayakan yang telah ditimbang:
Table 6 Hasil Ayakan
SieveNo.
Diameter(mm)
Berat(gm)
4 4.75 16.89210 2 4520 0.85 12030 0.6 13540 0.425 3060 0.25 20100 0.15 5200 0.075 0Pan 0.036 0
371.892
Gambar Hasil Ayakan
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 25
Gambar Hasil Ayakan
Gambar Hasil Ayakan
Figure 4 Gambar Hasil Ayakan
Pada hasil ayakan diatas dapat dianalisis bahwa pada
sive no 4 dengan diameter sieve 4,75 mm memiliki berat
sedimen sebesar 16,892 gram dimana pada sieve ini sedimennya
memiliki diameter yang paling besar. Semakin ke bawah ukuran
diameternya semakin kecil. Pada sieve 200 tidak terdapat
sedimen sehingga beratnya 0. Dan pada sieve terakhir atau
Pan diasumsikan bahwa di sieve ini hanya ada partikel debu.
Sehingga tidak memiliki berat, hal ini disebabkan karena
jenis sedimen yang kami amatai merukan sedimen kasar.
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 26
4.5.2 Visualisasi dan analisis Visual SedimenVisusalisasi sedimen dilakukan untuk membandingkan
hasil sedimen dari yang basah ke kering, sebelum diayak dan
setelah dai ayak.
Table 7 Tabel hasil Pengamatan Mikroskop
Sedimen basah Sedimen kering
1. Sedimen Basah
2. Berat basahnya 475 gram
3. Warnanya coklat
1. Sedimen kering
2. Berat Keringnya 371.892
3. Warnanya putih
kecoklatan Sebelum diayak sedimen
tercampur menjadi satu
bagian
Setelah diayak sedimen
terpisah menjadi 7 bagian
mulai dari yang berukuran
besar hingga yang berukuran
kecil.
Pada dasarnya sedimen dikondang merak yang dianalisis
secara visual memiliki warna coklat dan putih. Teksture
sedimen pasir cenderung kasar jika dipegang serta memiliki
bau khas sedimen laut yang berbau seperti garam asin.
4.5.3 Hasil Pengamatan
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 27
Pada pengamatan mikroskop didapat hasil sebagai
berikut:
Tabel.6 Hasil Pengamatan
Gambar NO Keterangan4 Shape : ,Discoidal,
Irregular, Tabular,
Cylindrical,Spherical
Shape : Spherical,
Roundness and
sphericity : High
Sphericity : Sub Rounded
10 Shape : Cylindrical,
sheprical
Shape : Spherical,
Roundness and
sphericity : High
Sphericity : Sub Angular
20 Shape: Spherical
Roundness and
sphericity : High
Sphericity: Sub Rounded
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 28
Gambar NO Keterangan30 Shape : Discoidal
40 Shape : Equant
60 Shape : Tabular
Shape : Spherical,
Roundness and
sphericity : High
Sphericity : Sub Angular
100 Shape : Spherical,
Roundness and
Sphericity :low
Sphericity : Very Angular
200 dan PAN 200
Dan
PAN
Pada sieve 200 tidak
terdapat sedimen sehingga
beratnya 0. Dan pada
sieve terakhir atau Pan
diasumsikan bahwa di
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 29
Gambar NO Keterangansieve ini hanya ada
partikel debu. Sehingga
tidak memiliki berat, hal
ini disebabkan karena
jenis sedimen yang kami
amatai merukan sedimen
kasar.
Gambar Perbandingan
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 30
4.5.4 Klasifikasi SedimenBerdasarkan jenis material penyusunnya, sedimen di
kondang merak termasuk dalam jenis sedimen biogenic yang
berasal dari bagian tubuh makhluk hidup. Sedimen ini
mengandung CaCO3 yang berasal dari Cangkang moluska
(bivalve, gastropoda, cephalopoda) memiliki ciri kristal
halus dengan sruktur berlapis. Berdasarkan ukuran butirnya,
sedimen di kondang merak bertipe Gravelly Sand dengan nama
sedimennya adalah Very Fine Gravelly Coarse Sand. Untuk
material kasar (coarse gravel) kurva distribusinya biasanya
mempunyai tipe bimodal, sedangkan untuk material pasir
(sand) kurva distribusinya mempunyai tipe unimodal. Dalam
hal kurva frekuensi berupa bimodal maupun polymodal pada
umumnya ukuran butiran pada puncak pertama selalu 16 sampai
32 kali lebih besar dibandingkan dengan ukuran butiran pada
puncak berikutnya. Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah
karena sampel terdiri dari dua atau lebih populasi butiran
berbeda yang terbentuk karena karakteristik transpor yang
berbeda. Jensi Sedimen di kondang merak memiliki kurva
frekuensi berupan Unimodal.
4.5.5 Sieve AnalisisUntuk Sieve analisis software yang digunakan adalah
gradistat.Pertama buka aplikasi gradistat kemudian input
data kedalam table yang telah disediakan Sebagai berikut :
Table 8 Calculate statistik
Aperture Class Weight
(microns)
Retained
(gram)
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 31
4750 16.892
2000 45
850 120
600 135
425 30
250 20
150 5
75 0
0 0
Pada Aperture diameter sieve dikalikan 1000 untuk
mendapatkan hasil microns. Kemudian pilih options, Enable
this Content, klik ok lalu klik pada calculate statistic.
Berikut adalah table hasilnya.
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 32
Table 9 Sample Statistik
-3.0-2.0-1.00.01.02.03.04.0
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
Chart TitleParticle Diameter (f)
Class Weight (%)
100 1000Particle
Diameter (mm)
A. Skweness(Sk)
Distribusi normal adalah simetris di sekitar rata-rata
dan tidak miring ke arah sisi yang lain dari distribusi.
Distribusi dengan kemiringan negatif adalah miring ke
arah sisi rendah dari ekor distribusi, sementara
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 33
Skewness Description in terms of :Value φ-units Relative particle size-0.3 to -1 very negatively skewed very skewed towards the fine side-0.1 to -0.3 negatively skewed skewed towards the fine side-0.3 to 0.1 nearly symmetrical nearly symmetrical0.1 to 0.3 positively skewed skewed towards the coarse side0.3 to 1 very positively skewed very skewed towards the coarse side
distribusi dengan kemiringan positif adalah miring ke
arah sisi tinggi dari ekor distribusi. Derajat kemiringan
distribusi dapat dilihat sebagai derajat penyimpangan
dari normalitas. Nilai terhitung untuk skewness
didasarkan pada persamaan dari Folk & Ward (1957) yang
dikombinasikan dengan persamaan dari Inman (1952)
sebagai berikut :
Berdasrkan Data diatas dapat di analisis bahwa Nilai
Skweness dari sedimen kondang merak adalah Geometric mm
adalah 0.402 dan Logaritmicnya sebesar – 0.402 ,
Deskripsinya adalah Very Coarse Skewed.
B. Kurtosis
Kurtosis menunjukkan kepuncakan atau kedataran
distribusi dalam perbandingan kepada distribusi normal.
Ukuran ini tidak sering digunakan untuk mengukur distribusi
ukuran partikel pada sungai-sungai dengan dasar kerikil.
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 34
Value Classification Explanation< 0.67 very platykurtic very flat frequency distribution0.67 - 0.90 platykurtic flat0.90 - 1.11 mesokurtic not especially peaked, normal1.11 - 1.50 leptokurtic highly peaked> 1.50 very leptokurtic very highly peaked
Untuk distribusi ukuran partikel dalam satuan φ, Folk &
Ward (1957) mengusulkan untuk menghitung kurtosis
menggunakan ekor dan kuartil dari distribusi :
Kurtosis dihitung dengan pendekatan oleh Folk &
Ward (1957) yang dikelompokkan ke dalam lima kategori:
Dari data diatas dapat dianalisis bahwa kurtosis
sedimen kondang merak ber nilai Geometric mm = 1.182 dan
Logaritma = 1.182 Bertipe Leptokurtic.
C.Standart Deviasi(Sorting)
Sedimen alamiah mempunyai suatu rentang ukuran
partikel. Penyebaran ukuran di sekitar ukuran rata-ratanya
disebut sorting. Sedimen dengan well sorted menunjukkan
penyebaran ukuran yang sempit, dan sedimen dengan poorly-
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 35
Sorting coefficient Characterization> 4 Extremely poor2 – 4 Very poor1 - 2 Poor0,71 – 1 Moderate0,50 – 0,71 Moderately well0,35 – 0,5 well< 0,35 Very well
sorted menunjukkan penyebaran ukuran yang lebar. Dalam
praktek teknik sipil, istilah-istilah ini memiliki arti yang
berlawanan. Sedimen dengan well sorted adalah bergradasi
jelek, dan sedimen dengan poorly-sorted adalah bergradasi
baik. Sedimen dengan well sorted cenderung makin seragam,
sedangkan sedimen dengan poorly-sorted cenderung makin
tidak seragam. Sedimen di pantai kondang merak bertipe
Poorly sorted yang bergradasi baik. Dengan nilai Sorting
Geometric mm = 2.006 dan Logaritma = 1.004.
Folk & Ward memasukkan range yang lebih luas dari
kurva ukuran distribusi komulatif ke dalam analisis sorting
dan menghitung sorting sebagai berikut :
Folk & Ward mengklasifikasikan derajat sorting
sedimen dalam 7 kategori sebagai berikut :
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 36
D.Mean
Mean (rata-rata) dapat dianggap sebagai pusat
matematis dari sekumpulan data. Mean / rata-rata dapat
dihitung dengan berbagai pendekatan. Mode, median dan mean
adalah samadalam sekumpulan data berdistribusi normal
simetris (tidak miring), tetapi tidak sama pada sedimen
kerikil fluvial yang memiliki distribusi yang miring.
Grafik rata-rata geometrik pendekatan akar kuadrat adalah
akar ke n dari perkalian n bilangan. Untuk distribusi
ukuran partikel, rata-rata geometrik secara umum dihitung
dari akar kuadrat dua persentil dalam mm. Berikut adalah
hasil mean sample di kondang merak:
Table 10 Mean Sample
Geometricmm
Logarithmicf
Description
1022.5 -0.032 Very CoarseSand
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 37
Table 11 Gravel Sand Mud Diagram
Table 12 Sand Silt Clay Diagram
Berdasarkan Gambar diatas diperoleh jenis gravel
sebanyak 16,6 %, Sand 83,4 %, Mud 0%. Jenis sedimen di
kondang merak yang mendominasi adalah Gravely sand.
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 38
BAB V
PENUTUP
5.1 KesimpulanDari pembahasan Diatas dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
Pengambilan sedimen dikondang merak menggunakan 2 metode
yaitu core dan grab sampler
Pada saat diayak dengan menggunkan sieve shaker sedimen
kondang merak memiliki 7 bagian
Hasil analisa visual sedimen dapat diidentifikasi bahwa
sedimen dikondang merak berwarna coklat dan putih, bebau
asin dan bertekstur kasar
Berdasarkan jenis material penyusunnya, sedimen di
kondang merak termasuk dalam jenis sedimen biogenic yang
berasal dari bagian tubuh makhluk hidup. Sedimen ini
mengandung CaCO3 yang berasal dari Cangkang moluska
(bivalve, gastropoda, cephalopoda) memiliki ciri kristal
halus dengan sruktur berlapis.
Berdasarkan ukuran butirnya, sedimen di kondang merak
bertipe Gravelly Sand dengan nama sedimennya adalah Very
Fine Gravelly Coarse Sand. Untuk material pasir (sand)
kurva distribusinya mempunyai tipe unimodal.
Berdasrkan Data analisis Nilai Skweness dari sedimen
kondang merak adalah Geometric mm adalah 0.402 dan
Logaritmicnya sebesar – 0.402 , Deskripsinya adalah Very
Coarse Skewed.
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 39
Dari data analisis bahwa kurtosis sedimen kondang merak
bernilai Geometric mm = 1.182 dan Logaritma = 1.182
Bertipe Leptokurtic.
Sedimen di pantai kondang merak bertipe Poorly sorted
yang bergradasi baik. Dengan nilai Sorting Geometric mm
= 2.006 dan Logaritma = 1.004.
Nilai mean dari sedimen kondang merak adalah Geometric
mm = 1022.5 dan Logaritma = -0.032, bertipe Very Coarse
Sand
5.2 SaranDalam praktikum geologi laut diperlukan bimbingan
lebih lanjut agar tidak terjadi kesalahan yang berulang-
ulang dalam pelaksanaannya. Sehingga hasil yang diperoleh
dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Adhe. 2014. Sedimentasi. UNSU. Sumatera
Alimuddin, Aisyah L. 2012. Pendugaan Sedimentasi Pada Das
Mamasa Di Kab. Mamasa Propinsi Sulawesi Barat.
FP:UNHAS. Makassar
Angga, Bagus. 2013. Penjelasan Grab Sedimen, Core Sampler
Dan Nensen Botol. (Online),
http://anggacows3.blogspot.com/2013/02/penjelasan
-grab-sedimen-core-sampler.html, Diakses Pada
Tanggal 2 Juni 2014 Pukul 16.00 Wib
Education. 2014. Alat Pengambilan Sampel Sedimen Dasar Laut.
(Online), www. Education Dedication For All
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 40
Indonesia Students.com, Diakses Pada Tanggal 2
Juni 2014 Pukul 16.00 Wib
Hasyir, Nadia. 2013. Identifikasi Makroalga Ulva lactuca di
Pantai Kondang Merak, Malang Selatan. (Online),
http://nadiahasyir.wordpress.com/2013/11/04/lapor
an-kkl-identifikasi-makroalga-ulva-lactuca-di-
pantai-kondang-merak-malang-selatan/, Diakses
Pada Tanggal 2 Juni 2014 Pukul 16.00 Wib
Junaidi, Restu Wigati. 2011. Analisis Parameter Statistik
Butiran Sedimen Dasar Pada Sungai Alamiah (Studi
Kasus Sungai Krasak Yogyakarta). Wahana TEKNIK
SIPIL Vol.16 No.2
Khasanah ,Umdatul, Syarafina Putri, Aminah Zahara, Muhammad
Faizal. 2013. Taksonomi Tumbuhan Rendahdi Pantai
Kondang Merak Malang Selatan. UIN. Malang
Magfira, Nurul. 2014. Observasi Sedimen Di Perairan Pula
Binitan Timur. Riau
Permitasari, Febri. 2013. Identifikasi Pantai Kondang Merak.
(Online),
Http://Dsweet-Autiezz.Blogspot.Com/2013/02/Identi
fikasi-Pantai-Kondang-Merak.Html, Diakses Pada
Tanggal 2 Juni 2014 Pukul 16.00 Wib
Pramesti, Dwi Ajeng. 2010. Penggunaan Ekman Grab. (Online),
http://dwiajengpramesti.wordpress.com/2010/06/14/
penggunaan-ekman-grab/, Diakses Pada Tanggal 2
Juni 2014 Pukul 16.00 Wib
Laporan Praktikum Geologi Laut Page 41