Merancang dan mengelola klinik Dokter Keluarga klinik Dokter Keluarga
Lingkungan Keluarga dan Fasilitas Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa Akuntansi
-
Upload
kompasiana -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
Transcript of Lingkungan Keluarga dan Fasilitas Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa Akuntansi
1
Pengaruh Lingkungan Keluarga
dan Fasilitas Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa Akuntansi
SMK Negeri 31 Jakarta Pusat
Irawaty Lusiana Putri Hutahaean
8105110051
Santi Susanti, S.Pd,. M.Ak
Susi Indriani, S.E, M.S.Ak
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama
dalam pembentukan pribadi manusia.
Pendidikan sangat berperan dalam
membentuk baik atau buruknya pribadi
manusia menurut ukuran normatif.
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha
sadar untuk mengembangkan kepribadian
seseorang serta kemampuan di dalam dan di
luar sekolah dan berlangsung selama seumur
hidup.
Menyadari akan hal tersebut,
pemerintah sangat serius dalam menangani
masalah dalam bidang pendidikan, karena
dengan sistem pendidikan yang baik maka
diharapkan akan muncul generasi penerus
bangsa yang berkualitas dan mampu
menyesuaikan diri untuk hidup
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pendidikan merupakan suatu proses yang
sangat penting untuk meningkatkan
keterampilan, kecerdasan, mempertinggi
budi pekerti, memperkuat kepribadian dan
mempertebal semangat kebangsaan dalam
rangka membangun diri sendiri serta
bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa.
Pendidikan merupakan kunci untuk
menciptakan generasi yang unggul dan
mampu bersaing. Pembaharuan dan
pengembangan di bidang pendidikan
sangat diperlukan untuk menciptakan
pendidikan yang berkualitas yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat yang selalu
maju dan berkembang. Penyelenggaran
pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur,
yaitu jalur pendidikan formal dan
informal. Jalur pendidikan formal
merupakan pendidikan yang dilaksanakan
di sekolah melalui kegiatan belajar dan
mengajar secara berjenjang dan
berkesinambungan.Sedangkan, pendidikan
informal merupakan pendidikan yang
diselenggarakan di luar sekolah, melalui
kegiatan belajar yang tidak harus
berjenjang dan berkesinambungan
contohnya seperti kursus mejahit,
memasak, komputer dll. Berhasil atau
gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu
tergantung pada proses belajar yang
dialami siswa baik ketika berada di
sekolah maupun di lingkungan rumah atau
keluarga.
Belajar pada hakikatnya adalah
suatu interaksi antara individu dengan
lingkungannya dan di dalam proses
interaksi itu terdapat perubahan tingkah
laku dalam diri invidu tersebut baik
perubahan yang bersifat positif ataupun
negatif. Tinggi rendahnya hasil belajar
siswa mencerminkan kualitas pendidikan.
Kualitas pendidikan yang bermutu
dapat dicapai dengan cara menerapkan
proses belajar mengajaar yang efektif dan
juga efisien. Hasil belajar merupakan
bagian akhir dari proses belajar. Banyak
siswa yang mengalami masalah dalam
belajar, akibatnya hasil belajar yang
diperoleh menjadi rendah.
Faktor yang mempengaruhi hasil
belajar perlu diketahui dan diteliti
sehingga dapat dilakukan upaya-upaya
guna meningkatkan hasil belajar. Faktor
lingkungan sangat mempengaruhi hasil
belajar siswa. Faktor lingkungan yang
dimaksud adalah faktor yang berasal dari
luar siswa atau faktor eksternal.
Lingkungan sekitar baik teman sekolah,
tetangga, teman sepermainan dan yang
paling penting keluarga siswa khususnya
orang tua dapat membantu siswa dalam
belajar. Lingkungan sosial yang yang
banyak mempengaruhi kegiatan belajar
adalah orang tua dan keluarga siswa
sendiri. Keluarga merupakan tempat siswa
melakukan sosialisasi untuk pertama
2
kalinya dan merupakan lingkungan
pertama dalam pembentukan kepribadian
dan kemampuan anak. Pentingnya
pendidikan anak di lingkungan keluarga
menjadikan keluarga mempunyai pengaruh
yang positif terhadap keberhasilan anak.
Cara orang tua mendidik, relasi
antar anggota keluarga, suasana rumah,
keadaan ekonomi keluarga, pengertian dan
perhatian orang tua, latar kebudayaan juga
akan berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Dalam meningkatkan hasil belajar
juga di perlukan kerjasama yang baik
antara pihak sekolah dan orang tua siswa.
Kenyataan yang ada sekarang ini adalah
orang tua cenderung menyerahkan proses
pembelajaran siswa sepenuhnya kepada
pihak sekolah. Orang tua terlalu sibuk
dengan pekerjaannya yang menyebabkan
kurangnya perhatian yang mereka berikan
dan cenderung acuh terhadap kegiatan
belajar anak. Seseorang yang dididik dan
dibimbing dalam keluarga yang kurang
kasih sayang dan kurang perhatian, maka
siswa tersebut akan tumbuh dan
berkembang menjadi anak yang nakal dan
pemalas.
Seperti halnya yang terjadi di kota
Malang, “terdapat ratusan pelajar SMP
Negeri 15 terindikasi telah menggunakan
narkoba dan obat-obat terlarang lainnya
dan pelajar yang mengkonsumsi narkoba
tersebut adalah rata-rata berasal dari
keluarga broken home.” Semakin baik
relasi antara anggota keluarga maka hasil
belajar siswa juga akan baik begitu juga
sebaliknya kondisi keluarga yang tidak
harmonis menyebabkan hasil belajar anak
tidak akan maksimal.
Dalam proses pembelajaran,
motivasi dari dalam diri siswa juga sangat
diperlukan untuk memperoleh hasil
belajar yang lebih baik, karena apabila
siswa tidak memiliki keinginan sendiri
untuk belajar, maka siswa tersebut tidak
akan memperoleh hasil belajar yang
maksimal. Motivasi belajar siswa yang
rendah menyebabkan mereka tidak dapat
belajar secara optimal selama di kelas,
sehingga berdampak pula pada hasil
belajar yang akan diperoleh oleh siswa
tersebut. Berkurangnya semangat belajar
para siswa, pada dasarnya akan
menyebabkan kurang betahnya siswa
untuk mengikuti proses belajar di sekolah.
Seperti halnya yang terjadi di
Provinsi Surabaya, “Siswa SDN Dupak V
tiap berangkat dan pulang sekolah harus
menyeberangi sungai menggunakan kapal
kecil yang pengoperasiannya
menggunakan tenaga manusia, yang
digunakan menggunakan kawat seling.”
Semakin tinggi motivasi belajar
siswa maka akan semakin baik pula hasil
belajar yang diperoleh, begitu juga
sebaliknya apabila motivasi belajar siswa
rendah maka hasil belajar yang diperoleh
tidak akan maksimal. Berdasarkan
pengamatan peneliti di sekolah yang akan
menjadi tempat penelitian, masih banyak
siswa yang kurang memiliki motivasi
belajar. Hal ini dibuktikan dengan masih
banyaknya siswa yang datang terlambat ke
sekolah dan seringkali terlihat acuh dan
cuek dalam belajar.
Hasil belajar juga ditentukan oleh
kondisi fisik siswa itu sendiri. Kesehatan
siswa sangat berpengaruh pada kondisi
ketika mengikuti proses belajar. Kondisi
fisik pada umumnya sangat berpengaruh
terhadap kemampuan seseorang dalam
mengikuti pembelajaran. Orang yang segar
jasmaninya, akan berlainan belajarnya dari
orang yang dalam kondisi kelelahan.
Seperti halnya yang terjadi di
Rembang, “Siswi SMAN 1 Lasem pingsan
saat mengikuti Ujian Nasional hari
pertama lantaran keletihan dan tidak
sarapan.”
Fasilitas belajar sangat penting
dalam proses pembelajaran untuk
mempermudah dan memperlancar kegiatan
pengajaran. Fasilitas belajar sangat
dibutuhkan untuk menunjang kegiatan
belajar mengajar yang nantinya secara
tidak langsung berperan dalam
pembentukan hasil belajar siswa. Fasilitas
belajar ini berasal dari sekolah dan rumah.
Fasilitas yang dimaksud adalah berupa
alat-alat yang dipergunakan siswa dalam
3
membantu proses belajarnya seperti ruang
belajar, alat-alat pelajaran, penerangan dan
suasana tempat belajar. Karena, orang
yang belajar tanpa dibantu dengan fasilitas
tidak jarang akan mendapatkan hambatan
dalam menyelesaikan kegiatan belajar.
Oleh karena itu, fasilitas tidak bisa
diabaikan dalam masalah belajar. “SMA
Negeri 18 Kota Bekasi masih menumpang
di SD Negeri di Bekasi Jaya VI, Bekasi
Timur meski sudah melaksanakan kegiatan
belajar-mengajar sejak tiga tahun lalu”.
Fasilitas belajar yang memadai
akan mendukung siswa dalam mencapai
prestasi belajar. Pemakaian fasilitas secara
optimal sesuai dengan kebutuhan akan
banyak memberikan peluang kepada siswa
untuk berprestasi. Kondisi lingkungan
belajar yang tidak kondusif juga sangat
menghambat hasil belajar siswa yang
maksimal.
Proses belajar mengajar itu
memerlukan ruang dan lingkungan
pendukung untuk dapat membantu siswa
dan guru agar dapat berkonsentrasi dalam
belajar. “Sejumlah siswa SMK Bakti
Insani Kota Bogor Senin pagi terpaksa
menggunakan masker dalam mengerjakan
ujian nasional. Hal ini tentu saja membuat
konsentrasi mereka terganggu, ratusan
siswa lain terpaksa menggunakan masker,
saat mengikuti ujian nasional karena bau
kotoran sapi yang menyengat. Kebetulan
sekolah ini bersebelahan dengan
peternakan sapi perah. Pihak sekolah
pernah mengajukan keberatan namun tidak
digubris”.
Oleh karena itu, jika para siswa
belajar dalam kondisi yang menyenangkan
dengan kelas yang bersih, udara yang
bersih, dan sedikit polusi suara, niscaya
hasil belajar yang diperoleh siswa juga
akan naik. Dalam hal ini peneliti
menemukan masalah yang serupa di
sekolah tempat penelitian akan
berlangsung, hal ini dapat dilihat dari
kondisi sekitar sekolah yang kurang
kondusif yang ditandai dengan lingkungan
sekolah yang berdekatan dengan
pemukiman padat penduduk dan
bersebelahan dengan sungai yang
menimbulkan bau tak sedap yang dapat
mengganggu konsentrasi belajar siswa.
Hasil belajar siswa yang diperoleh
tidak luput dari peran guru sebagai
pendidik dan fasilitator penyampaian
materi pelajaran. Apabila guru memiliki
kompetensi yang baik, maka proses
pembelajaran akan lebih kondusif dan
materi pelajaran akan diserap siswa
dengan baik pula. Akan tetapi saat ini
banyak guru yang tidak memiliki
kompetensi yang baik, sehingga membuat
kurang maksimalnya proses pembelajaran
pada diri siswa itu sendiri.
Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad
Nuh mengatakan, “Nilai rata-rata
sementara hasil uji kompetensi awal
(UKA) guru tidak memuaskan. Pasalnya,
dari hasil pemindaian yang baru berjalan
82 persen , menunjukkan bahwa nilai rata-
rata guru SD hanya mencapai angka 35
dari 100 soal yang dikerjakan”. Fakta
yang demikian merupakan ironi dalam
bidang pendidikan, sebab jika ingin
membuat pendidikan di Indonesia menjadi
lebih baik harus ada peningkatan
kompetensi guru yang ada. Apabila
kompetensi guru terus-menerus rendah,
maka pendidikan di Indonesia tidak akan
berkembang sesuai dengan harapan.
Masalah yang demikian juga dapat
ditemui di sekolah tempat penelitian akan
berlangsung, dapat dilihat dari terdapat
beberapa guru yang masih menggunakan
metode belajar yang kurang variatif
sehingga kompetensi yang dimiliki guru
tersebut kurang mengembangkan
pengetahuan siswa.
Dari semua pembahasan di atas,
peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar
yang diperoleh siswa sebagai variabel
terikat dipengaruhi oleh lima variabel
bebas antara lain kondisi keluarga siswa,
motivasi belajar, lingkungan belajar,
fasilitas belajar dan kompetensi guru.
4
A. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang
maka dapat di identifikasi
permasalahannya yaitu sebagai berikut:
1. Kondisi keluarga siswa yang kurang
harmonis atau broken home;
2. Kurangnya motivasi belajar dari
dalam diri siswa;
3. Kondisi fisik yang kurang baik
dalam proses pembelajaran;
4. Lingkungan belajar siswa yang tidak
kondusif;
5. Kurangnya fasilitas belajar siswa
baik fasilitas di sekolah maupun
fasilitas di rumah;
6. Kompetensi guru yang kurang baik
dalam proses pembelajaran.
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah,
ternyata hal yang mempengaruhi hasil
belajar siswa sangat luas. Berhubung
terdapat keterbatasan yang dimiliki
peneliti, maka penelitian ini dibatasi
hanya pada masalah: “pengaruh
lingkungan keluarga dan fasilitas
belajar terhadap hasil belajar siswa”.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah
diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh antara
lingkungan keluarga terhadap hasil
belajar siswa?
2. Apakah terdapat pengaruh antara
fasilitas belajar terhadap hasil belajar
siswa?
3. Apakah terdapat pengaruh antara
lingkungan keluarga dan fasilitas
belajar terhadap hasil belajar siswa?
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan
berguna dan bermanfaat bagi berbagai
pihak antara lain:
1. Peneliti Menambah wawasan berpikir dan
ilmu pengetahuan serta pengalaman
peneliti dalam mengaplikasikan ilmu
yang telah didapat selama duduk di
bangku perkuliahan.
2. Universitas Negeri Jakarta a. Kegunaan teoritis
Kegunaan teoritis dalam penelitian
ini adalah untuk menambah wawasan
dan referensi penelitian mengenai
pengaruh lingkungan keluarga dan
fasilitas belajar terhadap hasil belajar
siswa.
b. Kegunaan Praktis
1) Bagi mahasiswa Universitas Negeri
Jakarta
Dapat dijadikan tambahan dan
bahan referensi yang bermanfaat dan
relevan khususnya bagi mahasiswa
Program Studi Pendidikan Akuntansi.
2) Bagi Universitas Negeri Jakarta
Sebagai bahan referensi bagi
perpustakaan ekonomi dan khususnya
perpustakaan Universitas Negeri
Jakarta serta dapat menambah informasi
dan pengetahuan bagi civitas
akademika yang akan mengadakan
penelitian mengenai pengaruh
lingkungan keluarga dan fasilitas
belajar terhadap hasil belajar serta
menambah referensi perbendaharaan
kepustakaan.
3) Bagi sekolah
Dapat dijadikan bahan informasi
dan referensi bagi pihak sekolah untuk
mengetahui bahwa terdapat hubungan
antara lingkungan keluarga dan fasilitas
belajar terhadap hasil belajar siswa.
4) Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan informasi kepada
masyarakat luas tentang hubungan
antara lingkungan keluarga dan fasilitas
belajar terhadap hasil belajar siswa
sehingga masyarakat yang
berkepentingan dapat membedakan
secara jelas hasil dari penelitian ini.
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Konseptual
1. Hasil Belajar
5
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Nana Syaodih
Sukmadinata, “Hasil belajar atau
achievement merupakan realisasi atau
pemekaran dari kecakapan-kecakapan
potensial atau kapasitas yang dimiliki
seseorang.”
Menurut Gagne, “Hasil belajar
adalah terbentuknya konsep, yaitu
kategori yang kita berikan pada
stimulus yang ada di lingkungan, yang
menyediakan skema yang terorganisasi
untuk mengasimilasi stimulus-stimulus
baru dan menentukan hubungan di
dalam dan di antara kategori-kategori.”
Sedangkan Winkel mengemukakan
bahwa, “Hasil belajar adalah perubahan
yang mengakibatkan manusia berubah
dalam sikap dan tingkah lakunya.
Aspek perubahan itu mengacu kepada
taksonomi tujuan pengajaran yang
dikembangkan oleh Bloom, Simpson
dan Harrow mencakup aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor.”
b. Alat Ukur Hasil Belajar
Menurut Benyamin.S Bloom,
indikator hasil belajar dibagi menjadi 3
ranah, yaitu: ranah kognitif (yang
berkenaan dengan hasil belajar
intelektual yang terdiri dari enam
aspek: pengetahuan dan ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi) ranah afektif (berkenan
dengan sikap yang terdiri dari lima
aspek: penerimaan, jawaban atau reaksi,
penilaian, organisasi dan internalisasi)
dan ranah psikomotoris (yang
berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak
yang terdiri dari enam aspek: gerakan
reflex, keterampilan gerakan dasar,
kemampuan perceptual, keharmonisan
atau ketepatan, gerakan keterampilan
kompleks dan gerakan ekspresif dan
interpretatif). Hasil belajar akan diukur
menggunakan ranah kognitif
menggunakan nilai formatif.
2. Lingkungan Keluarga a. Pengertian Lingkungan Keluarga
Menurut Umar Tirtarahardja,
“Lingkungan keluarga adalah
lingkungan pendidikan yang pertama
dan utama. Keluarga merupakan
pengelompokkan primer yang terdiri
dari sejumlah kecil orang karena
hubungan semenda dan sedarah.
Keluarga ini dapat berbentuk keluarga
inti (nucleus family: ayah, ibu dan
anak), ataupun keluarga yang diperluas
(di samping inti, ada orang lain:
kakek/nenek, adek/ipar, pembantu, dan
lain-lain).”
Menurut Hasbullah, “Lingkungan
keluarga merupakan lingkungan
pendidikan yang pertama, karena dalam
keluarga inilah anak pertama-tama
mendapatkan didikan dan bimbingan.
Juga dikatakan lingkungan yang utama,
karena sebagian besar dari kehidupan
anak adalah di dalam keluarga,
sehingga pendidikan yang paling
banyak diterima oleh anak adalah
dalam keluarga.”
Sedangkan menurut Minuchin,
“keluarga adalah multibodied organism
yang terdiri dari banyak badan.
Keluarga adalah satu kesatuan (entity)
atau organism. Ia bukanlah merupakan
kumpulan (collection) individu-
individu. Ibarat amoeba, keluarga
mempunyai komponen-komponen yang
membentuk organisme dan komponen-
komponen itu adalah anggota
keluarga.”
b. Alat Ukur Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga diukur dari
cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, suasana rumah dan
keadaan ekonomi keluarga.
3. Fasilitas Belajar
a. Pengertian Fasilitas Belajar
Menurut Suharsimi Arikunto,
“sarana pendidikan adalah semua
fasilitas yang diperlukan dalam proses
belajar mengajar, baik yang bergerak
maupun tidak bergerak agar pencapaian
tujuan pendidikan dapat berjalan
dengan lancar, teratur, efektif dan juga
efisien.”
6
Suryosubroto mengatakan bahwa
“sarana/fasilitas pendidikan adalah
semua fasilitas yang diperlukan dalam
proses belajar mengajar baik yang
bergerak maupun tidak bergerak agar
pencapaian tujuan pendidikan dapat
berjalan dengan lancar, teratur, efektif
dan efisien.”
Sedangkan menurut Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah, “sarana pendidikan
diartikan sebagai semua fasilitas yang
menunjang proses belajar mengajar
dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan termasuk personil dan
kurikulum.”
b. Alat Ukur Fasilitas Belajar
Fasilitas belajar dapat diukur dari
tersedianya fasilitas bergerak dan
tersedianya fasilitas tidak bergerak.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan kajian penelitian
sebelumnya dari beberapa jurnal.
Pertama, Pengaruh Lingkungan
Keluarga dan Fasilitas Belajar terhadap
Prestasi Belajar siswa kelas X
Administrasi Perkantoran di SMKN1
Payakumbuh oleh Fanny Violita,
Fakultas Ekonomi UNP, 2008. Teori
yang dikembangkan dalam penelitian
ini teori Lingkungan Keluarga yang
dikemukakan oleh Slameto yaitu
keluarga memegang peranan penting
dalam menunjang keberhasilan belajar
siswa. Sedangkan teori fasilitas belajar
dikemukakan oleh Dimyati dan
Mudjiono yaitu lengkapnya sarana dan
prasarana pembelajaran merupakan
kondisi pembelajaran yang baik.
Kedua, Pengaruh Lingkungan
Keluarga terhadap Hasil Belajar siswa
pada mata pelajaran Geografi di SMA
Negeri 1 Marawola oleh Babul
Hasanah, FKIP Universitas Tadulako,
2009. Teori yang dikembangkan dalam
penelitian ini adalah teori Lingkungan
Keluarga yang dikemukan oleh
Hamalaik yaitu lingkungan
(environtment) sebagai dasar
pengajaran adalah faktor kondisional
yang mempengaruhi tingkah laku
individu dan merupakan faktor belajar
yang sangat penting.
Ketiga, Pengaruh Lingkungan
Belajar dan Fasilitas Belajar terhadap
Hasil Belajar Matematika siswa SMA
Negeri 1 Kandangan oleh Atik
Andarwati, FMIPA STKIP PGRI
Jombang. Teori yang dikembangkan
dalam penelitian ini adalah teori
Fasilitas Belajar yang dikemukakan
oleh Hamalik yaitu lingkungan belajar
adalah sesuatu yang berada diluar diri
siswa yang dapat mendukungnya dalam
proses belajar mengajar. Sedangkan
teori fasilitas belajar dikemukakan oleh
UU Sikdiknas pasal 45 ayat 1 yaitu
bahwa setiap satuan pendidikan formal
dan non formal menyediakan sarana
dan prasarana yang memenuhi
keperluan pendidikan sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan
potensi fisik, kecerdasan intelektual,
sosial, emosional dan kejiwaan peserta
didik.
Keempat, Pengaruh Fasilitas
Belajar dan Motivasi Belajar terhadap
Hasil Belajar siswa mata pelajaran
peralatan kantor pada siswa kelas X
program keahlian Administrasi
Perkantoran SMK Cokroaminoto
Banjarnegara oleh Dwi Raflian
Giantera, FE UNNES, 2007. Teori yang
dikembangkan dalam penelitian ini
adalah Fasilitas Belajar yang
dikemukakan oleh Gie yaitu untuk
belajar yang baik hendaknya tersedia
fasilitas belajar yang memadai antara
lain ruang belajar yang baik, perabotan
belajar yang tepat, perlengkapan belajar
yang efisien.
Kelima, Pengaruh Disiplin Belajar
dan Lingkungan Keluarga terhadap
Hasil Belajar Ekonomi oleh
Muhammad Khafid, FE UNNES, 2007.
Dalam penelitian ini teori yang
dikembangkan adalah Lingkungan
Keluarga yang dikemukan oleh Majid
7
yaitu faktor-faktor yang bersumber dari
keluarga yang mempengaruhi hasil
belajar adalah: 1) kemampuan ekonomi
orangtua yang memadai, 2) anak kurang
mendapat pengawasan dan perhatian
orangtua, 3) harapan orangtua yang
terlalu tinggi terhadap anak dan 4)
orangtua pilih kasih terhadap anak.
C. Kerangka Teoritik
Menurut Muhibbin Syah, “hasil
belajar dipengaruhi oleh tiga faktor
yaitu faktor internal, faktor eksternal
dan faktor pendekatan belajar. Faktor
eksternal salah satunya adalah terdiri
dari Lingkungan Sosial. Banyak faktor
dalam lingkungan sosial ini yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa,
berikut ini faktor-faktor dalam
lingkungan sosial yaitu: (1) para guru,
(2) tenaga kependidikan (3) teman
sekelas (4) masyarakat dan (5)
lingkungan keluarga/orang tua.”
Menurut Winkel W.S “faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar
terdiri dari dua faktor yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Salah satu
yang termasuk dalam faktor eksternal
adalah faktor pengaturan belajar
disekolah yaitu kurikulum, disiplin
sekolah, guru, fasilitas belajar dan
pengelompokkan belajar.”
Menurut Sumadi Suryabrata
“terdapat dua faktor yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Yang
termsuk dalam faktor eksternal adalah
faktor-faktor nonsosial dan faktor
sosial. Faktor nonsosial adalah keadaan
udara, suhu udara, cuaca, alat-alat yang
dipakai untuk belajar/fasilitas belajar
sedangkan faktor sosial adalah faktor
manusia seperti teman, tetangga dan
keluarga.”
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan pada deskripsi teoritis
dan kerangka berpikir yang telah
disusun, maka peneliti merumuskan
hipotesis sebagai berikut:
1.Terdapat pengaruh antara Lingkungan
Keluarga terhadap hasil belajar;
2.Terdapat pengaruh antara Fasilitas
Belajar terhadap hasil belajar;
3.Terdapat pengaruh antara Lingkungan
Keluarga dan Fasilitas Belajar terhadap
hasil belajar.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan pengetahuan berdasarkan
data dan fakta yang valid serta dapat
dipercaya mengenai:
1. Pengaruh lingkungan keluarga
terhadap hasil belajar siswa;
2. Pengaruh fasilitas belajar terhadap
hasil belajar siswa;
3. Pengaruh lingkungan keluarga dan
fasilitas belajar terhadap hasil belajar
siswa.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada SMK
Negeri 31 Jakarta, yang beralamat di
Jalan Kramat Jaya Baru Blok D II.
Tempat ini dipilih karena peneliti
melihat masih banyak permasalahan
hasil belajar siswa yang dipengaruhi
oleh faktor lingkungan keluarga dan
fasilitas belajar. Oleh karena itu peneliti
tertarik untuk meneliti sejauh mana
pengaruh lingkungan keluarga dan
fasilitas belajar terhadap hasil belajar
siswa SMKN 31 Jakarta. Adapun waktu
penelitiannya adalah dilaksanakan
selama dua bulan terhitung dari bulan
Maret 2015 sampai April 2015.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan
adalah metode survey dengan
pendekatan korelasional dan
menggunakan data primer untuk
variabel bebas serta data sekunder
untuk variabel terikat.
8
Konstelasi Penelitian
Ket: X1: Lingkungan Keluarga
X2 : Fasilitas Belajar
Y : Hasil Belajar
D. Populasi dan Sampling
Populasi penelitian ini terdiri dari
seluruh siswa SMK Negeri 31 Jakarta
yang berjumlah 721 siswa. Populasi
terjangkaunya adalah siswa kelas
X jurusan akuntansi sebanyak dua kelas
yang berjumlah 64 siswa.
Untuk menentukan jumlah sampel
yang digunakan dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan tabel Isaac dan
Michael dengan tingkat kesalahan 5%
.Maka sampel yang didapatkan dari
populasi terjangkau tersebut 52 orang.
Teknik Pengambilan Sampel
Kelas Jumlah
Siswa
Jumlah
Sampel
X
AK 1
32 (32/64) x
52 = 26
X
AK 2
32 (32/64) x
52 = 26
Jumlah 52
E. Teknik Pengumpulan Data
Operasional Variabel Penelitian
1. Lingkungan Keluarga (X1)
a) Defenisi Konseptual
Lingkungan keluarga merupakan
lingkungan pertama dan utama yang
mempengaruhi perkembangan dan
tingkah laku anak. Di lingkungan
keluarga anak mendapatkan kasih
sayang, dorongan, bimbingan, kasih
sayang, dorongan, bimbingan,
keteladanan, dan pemenuhan kebutuhan
ekonomi dari orang tua sehingga anak
dapat mengembangkan segala potensi
yang dimilikinya demi
perkembangannya di masa mendatang.
b) Defenisi Operasional
Lingkungan keluarga dalam hal ini
diperoleh dari hasil pengisian kuosioner
yang disebarkan kepada siswa kelas X
Akuntansi SMK Negeri 31 Jakarta.
Indikator dalam lingkungan keluarga
berupa: (1) cara orang tua mendidik (2)
relasi antar anggota keluarga (3)
suasana rumah (4) keadaan ekonomi
keluarga.
2. Fasilitas Belajar (X2)
a) Defenisi Konseptual
Fasilitas dapat diartikan sebagai
segala sesuatu yang memudahkan dan
melancarkan suatu usaha termasuk
usaha dalam proses belajar dan
mengajar.
b) Defenisi Operasional
Fasilitas belajar dapat diukur
dengan indikator fasilitas belajar yang
tersedia di sekolah maupun di rumah
berupa: (1) tersedianya fasilitas
bergerak dan (2) tersedianya fasilitas
tidak bergerak.
3. Hasil Belajar
a) Defenisi Konseptual
Hasil belajar merupakan
penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan
dalam mata pelajaran yang ditunjukkan
dalam hasil belajar berupa nilai tes atau
angka nilai yang diberikan oleh guru.
b) Defenisi Operasional
Hasil belajar dalam hal ini
diperoleh dari skor hasil evaluasi
belajar berupa pengukuran siswa
melalui ranah kognitif mata pelajaran
Akuntansi yang diambil dari hasil tes
formatif yang berupa nilai hasil ulangan
harian siswa kelas X Akuntansi
semester genap tahun ajaran 2015/2016.
Indikator hasil belajar dari ranah
X1
Y
X2
9
kognitif meliputi: (1) pengetahuan, (2)
pemahaman, (3) aplikasi dan (4)
analisis.
F. Teknik Analisis Data
1.Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Instrumen
Validitas sering diartikan dengan
kesahihan. M. Chabib Thoha
mengatakan bahwa “suatu alat ukur
disebut memiliki validitas bilamana alat
ukur tersebut isinya layak mengukur
objek yang seharusnya di ukur dan
sesuai dengan kriteria tertentu artinya
adalah adanya kesesuaian antara alat
ukur dengan fungsi pengukuran dan
sasaran pengukuran.”
Keterangan :
Rxy: Koefisien korelasi antara X dan Y
X : Skor butir
Y : Skor Total
N : Jumlah Subyek
M.Chabib Thotha mengungkapkan
bahwa “reliabilitas sering diartikan
dengan keterandalan. Artinya suatu tes
memiliki keterandalan bilamana tes
tersebut dipakai mengukur berulang-
ulang hasilnya sama. Dengan demikian
reliabilitas dapat pula diartikan dengan
keajegan atau stabilitas.”
keterangan:
rit = Koefisien reliabilitas instrumen
k = Jumlah butir instrumen
Si2
= Varians butir
St2
= Varians total
2. Analisis Deskriptif Presentase
Teknik ini digunakan untuk
mendeskripsikan masing-masing
variabel agar lebih mudah
memahaminya. Rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Persentase skor (%) = 𝒏
𝑵x 100%
Keterangan:
n: jumlah skor jawaban responden
N: jumlah skor jawaban ideal
3. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis ini digunakan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh
lingkungan keluarga dan fasilitas
belajar terhadap hasil belajar siswa
kelas X Akuntansi SMK Negeri 31
Jakarta. Adapun persamaan regresinya
yaitu
Ý = 𝜶 + 𝒃𝟏 𝑿𝟏 + 𝒃𝟐 𝑿𝟐
Keterangan:
Ŷ = variabel terikat hasil belajar mata
pelajaran Spreedsheet
a = bilangan konstanta
b1 = koefisien regresi untuk X1
b2 = koefisien regresi untuk X2
X1 = lingkungan keluarga
X2 = fasilitas belajar
4. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi variabel
terikat dan variabel bebas mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah yang memiliki
distribusi normal atau mendekati
normal.
Lo = | F ( Zi ) – S ( Zi ) |
Keterangan:
F ( Zi ) : merupakan peluang angka baku
S ( Zi ) : merupakan proporsi angka baku
L o : L observasi (harga mutlak terbesar)
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman Mulyono. (2010).
Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan
Belajar, Jakarta: Rineka Citra
Abu Ahmadi. (1991). Sosiologi
Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta
Daryanto H. (2010). Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta
2
21
1
i
ii
t
Skr
k S
10
Dimyati Mudjiono, (2006). Belajar dan
Pembelajaran, Jakarta: Rineka Citra
Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara
Djamarah Bahri Syaiful. (2010). Aswan
Zain.Strategi Belajar
Hamdani. (2010). Strategi Belajar
Mengajar.Bandung: Pustaka Setia
Hasbullah. (2005). Dasar-dasar ilmu
pendidikan. Jakarta: PT.Raja Grafindo
Harum Wahyu Sri Ambar. Manajemen
Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Jakarta: Multi Karya Mulia
Ibrahim Bafadal. (2003). Manajemen
Perlengkapan Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara
Ihsan M.Fuad. Dasar-dasar
Kependidikan.Jakarta: Rineka Cipta
Maisah, Martinis Yamin. (2012).
Manajemen Pembelajaran
Kelas,Jakarta: GP Press
M.Chabib Thota. (2011). Teknik Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Purwanto (2011) .Evaluasi Hasil
Belajar,Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Siregar Eveline. (2010). Teori Belajar dan
Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor –
Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta
: Rineka Cipta
Suryosubroto. (2002). Proses Belajar
Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta
Sudjana Nana. (2010). Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Sukmadinata Syaodih Nana. (2007).
Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Suryabrata Sumadi. (2004). Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT.Rajagrafindo
Persada
S.Willis, H.Sofyan. (2013). Konseling
Keluarga. Bandung: Alfabeta
Syah Muhibbin. (2010). Psikologi
Pendidikan. Bandung: Rosda
Tirtarahardja Umar. (2005). Pengantar
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Winkel W.S, (2009). Psikologi
Pengajaran . Jakarta: Media Abadi
JURNAL
Babul Hasanah. (2014). Pengaruh
Lingkungan Keluarga Terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Geografi.Tadulako: Jurnal UNTAD
Fanny Violita. (2013). Pengaruh
Lingkungan Keluarga dan Fasilitas
Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa
kelas X. Padang: Jurnal UNP
Muhammad Khafid. (2007). Pengaruh
disiplin belajar dan lingkungan
keluarga terhadap hasil belajar
ekonomi. Semarang: FE UNNES
INTERNET
http://m.jpnn.com/news.php?id=271307.
Diakses pada 02 Februari 2015
pukul 10.43
http://news.detik.com/read/2014/09/22/085
423/2696808/475/bu-risma-warga-
dan-siswa-tambak-asri-butuh-
jembatan-untuk-
menyeberang?nd771104bcj. diakses
pada 02 Februari 2014 pukul 21.59
http://www.murianews.com/rembang/item/
2906-belum-sarapan-siswi-sman-1-
lasem-pingsan-saat-mengikuti-un-
hari-pertama.html. Diakses pada 04
Februari 2015 pukul 20.09
http://www.tempo.co/read/news/2014/09/0
2/083603970/SMA-Negeri-Bekasi-
Tiga-Tahun-Menumpang-di-Ruang-
SD. Diakses pada 02 Februari 2015
pukul 13.59
http://www.indosiar.com/fokus/siswi-smk-
pingsan_105222.html. Diakses pada
03 Februari 2015 pukul 12.50
http://www.lpmpjateng.go.id/web/index.ph
p/arsip/berita/673-nilai-kompetensi-
gurus-sd-buruk. Diakses pada 03
Februari 2015 pukul 13.07