Lingkungan Keluarga dan Fasilitas Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa Akuntansi

10
1 Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Fasilitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Akuntansi SMK Negeri 31 Jakarta Pusat Irawaty Lusiana Putri Hutahaean 8105110051 Santi Susanti, S.Pd,. M.Ak Susi Indriani, S.E, M.S.Ak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian seseorang serta kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung selama seumur hidup. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius dalam menangani masalah dalam bidang pendidikan, karena dengan sistem pendidikan yang baik maka diharapkan akan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan keterampilan, kecerdasan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dalam rangka membangun diri sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Pendidikan merupakan kunci untuk menciptakan generasi yang unggul dan mampu bersaing. Pembaharuan dan pengembangan di bidang pendidikan sangat diperlukan untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang selalu maju dan berkembang. Penyelenggaran pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu jalur pendidikan formal dan informal. Jalur pendidikan formal merupakan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah melalui kegiatan belajar dan mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan.Sedangkan, pendidikan informal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah, melalui kegiatan belajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan contohnya seperti kursus mejahit, memasak, komputer dll. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu tergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga. Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dengan lingkungannya dan di dalam proses interaksi itu terdapat perubahan tingkah laku dalam diri invidu tersebut baik perubahan yang bersifat positif ataupun negatif. Tinggi rendahnya hasil belajar siswa mencerminkan kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan yang bermutu dapat dicapai dengan cara menerapkan proses belajar mengajaar yang efektif dan juga efisien. Hasil belajar merupakan bagian akhir dari proses belajar. Banyak siswa yang mengalami masalah dalam belajar, akibatnya hasil belajar yang diperoleh menjadi rendah. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar perlu diketahui dan diteliti sehingga dapat dilakukan upaya-upaya guna meningkatkan hasil belajar. Faktor lingkungan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor lingkungan yang dimaksud adalah faktor yang berasal dari luar siswa atau faktor eksternal. Lingkungan sekitar baik teman sekolah, tetangga, teman sepermainan dan yang paling penting keluarga siswa khususnya orang tua dapat membantu siswa dalam belajar. Lingkungan sosial yang yang banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa sendiri. Keluarga merupakan tempat siswa melakukan sosialisasi untuk pertama

Transcript of Lingkungan Keluarga dan Fasilitas Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa Akuntansi

1

Pengaruh Lingkungan Keluarga

dan Fasilitas Belajar Terhadap

Hasil Belajar Siswa Akuntansi

SMK Negeri 31 Jakarta Pusat

Irawaty Lusiana Putri Hutahaean

8105110051

Santi Susanti, S.Pd,. M.Ak

Susi Indriani, S.E, M.S.Ak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama

dalam pembentukan pribadi manusia.

Pendidikan sangat berperan dalam

membentuk baik atau buruknya pribadi

manusia menurut ukuran normatif.

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha

sadar untuk mengembangkan kepribadian

seseorang serta kemampuan di dalam dan di

luar sekolah dan berlangsung selama seumur

hidup.

Menyadari akan hal tersebut,

pemerintah sangat serius dalam menangani

masalah dalam bidang pendidikan, karena

dengan sistem pendidikan yang baik maka

diharapkan akan muncul generasi penerus

bangsa yang berkualitas dan mampu

menyesuaikan diri untuk hidup

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pendidikan merupakan suatu proses yang

sangat penting untuk meningkatkan

keterampilan, kecerdasan, mempertinggi

budi pekerti, memperkuat kepribadian dan

mempertebal semangat kebangsaan dalam

rangka membangun diri sendiri serta

bersama-sama bertanggung jawab atas

pembangunan bangsa.

Pendidikan merupakan kunci untuk

menciptakan generasi yang unggul dan

mampu bersaing. Pembaharuan dan

pengembangan di bidang pendidikan

sangat diperlukan untuk menciptakan

pendidikan yang berkualitas yang sesuai

dengan kebutuhan masyarakat yang selalu

maju dan berkembang. Penyelenggaran

pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur,

yaitu jalur pendidikan formal dan

informal. Jalur pendidikan formal

merupakan pendidikan yang dilaksanakan

di sekolah melalui kegiatan belajar dan

mengajar secara berjenjang dan

berkesinambungan.Sedangkan, pendidikan

informal merupakan pendidikan yang

diselenggarakan di luar sekolah, melalui

kegiatan belajar yang tidak harus

berjenjang dan berkesinambungan

contohnya seperti kursus mejahit,

memasak, komputer dll. Berhasil atau

gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu

tergantung pada proses belajar yang

dialami siswa baik ketika berada di

sekolah maupun di lingkungan rumah atau

keluarga.

Belajar pada hakikatnya adalah

suatu interaksi antara individu dengan

lingkungannya dan di dalam proses

interaksi itu terdapat perubahan tingkah

laku dalam diri invidu tersebut baik

perubahan yang bersifat positif ataupun

negatif. Tinggi rendahnya hasil belajar

siswa mencerminkan kualitas pendidikan.

Kualitas pendidikan yang bermutu

dapat dicapai dengan cara menerapkan

proses belajar mengajaar yang efektif dan

juga efisien. Hasil belajar merupakan

bagian akhir dari proses belajar. Banyak

siswa yang mengalami masalah dalam

belajar, akibatnya hasil belajar yang

diperoleh menjadi rendah.

Faktor yang mempengaruhi hasil

belajar perlu diketahui dan diteliti

sehingga dapat dilakukan upaya-upaya

guna meningkatkan hasil belajar. Faktor

lingkungan sangat mempengaruhi hasil

belajar siswa. Faktor lingkungan yang

dimaksud adalah faktor yang berasal dari

luar siswa atau faktor eksternal.

Lingkungan sekitar baik teman sekolah,

tetangga, teman sepermainan dan yang

paling penting keluarga siswa khususnya

orang tua dapat membantu siswa dalam

belajar. Lingkungan sosial yang yang

banyak mempengaruhi kegiatan belajar

adalah orang tua dan keluarga siswa

sendiri. Keluarga merupakan tempat siswa

melakukan sosialisasi untuk pertama

2

kalinya dan merupakan lingkungan

pertama dalam pembentukan kepribadian

dan kemampuan anak. Pentingnya

pendidikan anak di lingkungan keluarga

menjadikan keluarga mempunyai pengaruh

yang positif terhadap keberhasilan anak.

Cara orang tua mendidik, relasi

antar anggota keluarga, suasana rumah,

keadaan ekonomi keluarga, pengertian dan

perhatian orang tua, latar kebudayaan juga

akan berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa. Dalam meningkatkan hasil belajar

juga di perlukan kerjasama yang baik

antara pihak sekolah dan orang tua siswa.

Kenyataan yang ada sekarang ini adalah

orang tua cenderung menyerahkan proses

pembelajaran siswa sepenuhnya kepada

pihak sekolah. Orang tua terlalu sibuk

dengan pekerjaannya yang menyebabkan

kurangnya perhatian yang mereka berikan

dan cenderung acuh terhadap kegiatan

belajar anak. Seseorang yang dididik dan

dibimbing dalam keluarga yang kurang

kasih sayang dan kurang perhatian, maka

siswa tersebut akan tumbuh dan

berkembang menjadi anak yang nakal dan

pemalas.

Seperti halnya yang terjadi di kota

Malang, “terdapat ratusan pelajar SMP

Negeri 15 terindikasi telah menggunakan

narkoba dan obat-obat terlarang lainnya

dan pelajar yang mengkonsumsi narkoba

tersebut adalah rata-rata berasal dari

keluarga broken home.” Semakin baik

relasi antara anggota keluarga maka hasil

belajar siswa juga akan baik begitu juga

sebaliknya kondisi keluarga yang tidak

harmonis menyebabkan hasil belajar anak

tidak akan maksimal.

Dalam proses pembelajaran,

motivasi dari dalam diri siswa juga sangat

diperlukan untuk memperoleh hasil

belajar yang lebih baik, karena apabila

siswa tidak memiliki keinginan sendiri

untuk belajar, maka siswa tersebut tidak

akan memperoleh hasil belajar yang

maksimal. Motivasi belajar siswa yang

rendah menyebabkan mereka tidak dapat

belajar secara optimal selama di kelas,

sehingga berdampak pula pada hasil

belajar yang akan diperoleh oleh siswa

tersebut. Berkurangnya semangat belajar

para siswa, pada dasarnya akan

menyebabkan kurang betahnya siswa

untuk mengikuti proses belajar di sekolah.

Seperti halnya yang terjadi di

Provinsi Surabaya, “Siswa SDN Dupak V

tiap berangkat dan pulang sekolah harus

menyeberangi sungai menggunakan kapal

kecil yang pengoperasiannya

menggunakan tenaga manusia, yang

digunakan menggunakan kawat seling.”

Semakin tinggi motivasi belajar

siswa maka akan semakin baik pula hasil

belajar yang diperoleh, begitu juga

sebaliknya apabila motivasi belajar siswa

rendah maka hasil belajar yang diperoleh

tidak akan maksimal. Berdasarkan

pengamatan peneliti di sekolah yang akan

menjadi tempat penelitian, masih banyak

siswa yang kurang memiliki motivasi

belajar. Hal ini dibuktikan dengan masih

banyaknya siswa yang datang terlambat ke

sekolah dan seringkali terlihat acuh dan

cuek dalam belajar.

Hasil belajar juga ditentukan oleh

kondisi fisik siswa itu sendiri. Kesehatan

siswa sangat berpengaruh pada kondisi

ketika mengikuti proses belajar. Kondisi

fisik pada umumnya sangat berpengaruh

terhadap kemampuan seseorang dalam

mengikuti pembelajaran. Orang yang segar

jasmaninya, akan berlainan belajarnya dari

orang yang dalam kondisi kelelahan.

Seperti halnya yang terjadi di

Rembang, “Siswi SMAN 1 Lasem pingsan

saat mengikuti Ujian Nasional hari

pertama lantaran keletihan dan tidak

sarapan.”

Fasilitas belajar sangat penting

dalam proses pembelajaran untuk

mempermudah dan memperlancar kegiatan

pengajaran. Fasilitas belajar sangat

dibutuhkan untuk menunjang kegiatan

belajar mengajar yang nantinya secara

tidak langsung berperan dalam

pembentukan hasil belajar siswa. Fasilitas

belajar ini berasal dari sekolah dan rumah.

Fasilitas yang dimaksud adalah berupa

alat-alat yang dipergunakan siswa dalam

3

membantu proses belajarnya seperti ruang

belajar, alat-alat pelajaran, penerangan dan

suasana tempat belajar. Karena, orang

yang belajar tanpa dibantu dengan fasilitas

tidak jarang akan mendapatkan hambatan

dalam menyelesaikan kegiatan belajar.

Oleh karena itu, fasilitas tidak bisa

diabaikan dalam masalah belajar. “SMA

Negeri 18 Kota Bekasi masih menumpang

di SD Negeri di Bekasi Jaya VI, Bekasi

Timur meski sudah melaksanakan kegiatan

belajar-mengajar sejak tiga tahun lalu”.

Fasilitas belajar yang memadai

akan mendukung siswa dalam mencapai

prestasi belajar. Pemakaian fasilitas secara

optimal sesuai dengan kebutuhan akan

banyak memberikan peluang kepada siswa

untuk berprestasi. Kondisi lingkungan

belajar yang tidak kondusif juga sangat

menghambat hasil belajar siswa yang

maksimal.

Proses belajar mengajar itu

memerlukan ruang dan lingkungan

pendukung untuk dapat membantu siswa

dan guru agar dapat berkonsentrasi dalam

belajar. “Sejumlah siswa SMK Bakti

Insani Kota Bogor Senin pagi terpaksa

menggunakan masker dalam mengerjakan

ujian nasional. Hal ini tentu saja membuat

konsentrasi mereka terganggu, ratusan

siswa lain terpaksa menggunakan masker,

saat mengikuti ujian nasional karena bau

kotoran sapi yang menyengat. Kebetulan

sekolah ini bersebelahan dengan

peternakan sapi perah. Pihak sekolah

pernah mengajukan keberatan namun tidak

digubris”.

Oleh karena itu, jika para siswa

belajar dalam kondisi yang menyenangkan

dengan kelas yang bersih, udara yang

bersih, dan sedikit polusi suara, niscaya

hasil belajar yang diperoleh siswa juga

akan naik. Dalam hal ini peneliti

menemukan masalah yang serupa di

sekolah tempat penelitian akan

berlangsung, hal ini dapat dilihat dari

kondisi sekitar sekolah yang kurang

kondusif yang ditandai dengan lingkungan

sekolah yang berdekatan dengan

pemukiman padat penduduk dan

bersebelahan dengan sungai yang

menimbulkan bau tak sedap yang dapat

mengganggu konsentrasi belajar siswa.

Hasil belajar siswa yang diperoleh

tidak luput dari peran guru sebagai

pendidik dan fasilitator penyampaian

materi pelajaran. Apabila guru memiliki

kompetensi yang baik, maka proses

pembelajaran akan lebih kondusif dan

materi pelajaran akan diserap siswa

dengan baik pula. Akan tetapi saat ini

banyak guru yang tidak memiliki

kompetensi yang baik, sehingga membuat

kurang maksimalnya proses pembelajaran

pada diri siswa itu sendiri.

Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad

Nuh mengatakan, “Nilai rata-rata

sementara hasil uji kompetensi awal

(UKA) guru tidak memuaskan. Pasalnya,

dari hasil pemindaian yang baru berjalan

82 persen , menunjukkan bahwa nilai rata-

rata guru SD hanya mencapai angka 35

dari 100 soal yang dikerjakan”. Fakta

yang demikian merupakan ironi dalam

bidang pendidikan, sebab jika ingin

membuat pendidikan di Indonesia menjadi

lebih baik harus ada peningkatan

kompetensi guru yang ada. Apabila

kompetensi guru terus-menerus rendah,

maka pendidikan di Indonesia tidak akan

berkembang sesuai dengan harapan.

Masalah yang demikian juga dapat

ditemui di sekolah tempat penelitian akan

berlangsung, dapat dilihat dari terdapat

beberapa guru yang masih menggunakan

metode belajar yang kurang variatif

sehingga kompetensi yang dimiliki guru

tersebut kurang mengembangkan

pengetahuan siswa.

Dari semua pembahasan di atas,

peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar

yang diperoleh siswa sebagai variabel

terikat dipengaruhi oleh lima variabel

bebas antara lain kondisi keluarga siswa,

motivasi belajar, lingkungan belajar,

fasilitas belajar dan kompetensi guru.

4

A. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang

maka dapat di identifikasi

permasalahannya yaitu sebagai berikut:

1. Kondisi keluarga siswa yang kurang

harmonis atau broken home;

2. Kurangnya motivasi belajar dari

dalam diri siswa;

3. Kondisi fisik yang kurang baik

dalam proses pembelajaran;

4. Lingkungan belajar siswa yang tidak

kondusif;

5. Kurangnya fasilitas belajar siswa

baik fasilitas di sekolah maupun

fasilitas di rumah;

6. Kompetensi guru yang kurang baik

dalam proses pembelajaran.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah,

ternyata hal yang mempengaruhi hasil

belajar siswa sangat luas. Berhubung

terdapat keterbatasan yang dimiliki

peneliti, maka penelitian ini dibatasi

hanya pada masalah: “pengaruh

lingkungan keluarga dan fasilitas

belajar terhadap hasil belajar siswa”.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah

diatas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh antara

lingkungan keluarga terhadap hasil

belajar siswa?

2. Apakah terdapat pengaruh antara

fasilitas belajar terhadap hasil belajar

siswa?

3. Apakah terdapat pengaruh antara

lingkungan keluarga dan fasilitas

belajar terhadap hasil belajar siswa?

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan

berguna dan bermanfaat bagi berbagai

pihak antara lain:

1. Peneliti Menambah wawasan berpikir dan

ilmu pengetahuan serta pengalaman

peneliti dalam mengaplikasikan ilmu

yang telah didapat selama duduk di

bangku perkuliahan.

2. Universitas Negeri Jakarta a. Kegunaan teoritis

Kegunaan teoritis dalam penelitian

ini adalah untuk menambah wawasan

dan referensi penelitian mengenai

pengaruh lingkungan keluarga dan

fasilitas belajar terhadap hasil belajar

siswa.

b. Kegunaan Praktis

1) Bagi mahasiswa Universitas Negeri

Jakarta

Dapat dijadikan tambahan dan

bahan referensi yang bermanfaat dan

relevan khususnya bagi mahasiswa

Program Studi Pendidikan Akuntansi.

2) Bagi Universitas Negeri Jakarta

Sebagai bahan referensi bagi

perpustakaan ekonomi dan khususnya

perpustakaan Universitas Negeri

Jakarta serta dapat menambah informasi

dan pengetahuan bagi civitas

akademika yang akan mengadakan

penelitian mengenai pengaruh

lingkungan keluarga dan fasilitas

belajar terhadap hasil belajar serta

menambah referensi perbendaharaan

kepustakaan.

3) Bagi sekolah

Dapat dijadikan bahan informasi

dan referensi bagi pihak sekolah untuk

mengetahui bahwa terdapat hubungan

antara lingkungan keluarga dan fasilitas

belajar terhadap hasil belajar siswa.

4) Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan informasi kepada

masyarakat luas tentang hubungan

antara lingkungan keluarga dan fasilitas

belajar terhadap hasil belajar siswa

sehingga masyarakat yang

berkepentingan dapat membedakan

secara jelas hasil dari penelitian ini.

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Deskripsi Konseptual

1. Hasil Belajar

5

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Nana Syaodih

Sukmadinata, “Hasil belajar atau

achievement merupakan realisasi atau

pemekaran dari kecakapan-kecakapan

potensial atau kapasitas yang dimiliki

seseorang.”

Menurut Gagne, “Hasil belajar

adalah terbentuknya konsep, yaitu

kategori yang kita berikan pada

stimulus yang ada di lingkungan, yang

menyediakan skema yang terorganisasi

untuk mengasimilasi stimulus-stimulus

baru dan menentukan hubungan di

dalam dan di antara kategori-kategori.”

Sedangkan Winkel mengemukakan

bahwa, “Hasil belajar adalah perubahan

yang mengakibatkan manusia berubah

dalam sikap dan tingkah lakunya.

Aspek perubahan itu mengacu kepada

taksonomi tujuan pengajaran yang

dikembangkan oleh Bloom, Simpson

dan Harrow mencakup aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor.”

b. Alat Ukur Hasil Belajar

Menurut Benyamin.S Bloom,

indikator hasil belajar dibagi menjadi 3

ranah, yaitu: ranah kognitif (yang

berkenaan dengan hasil belajar

intelektual yang terdiri dari enam

aspek: pengetahuan dan ingatan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,

dan evaluasi) ranah afektif (berkenan

dengan sikap yang terdiri dari lima

aspek: penerimaan, jawaban atau reaksi,

penilaian, organisasi dan internalisasi)

dan ranah psikomotoris (yang

berkenaan dengan hasil belajar

keterampilan dan kemampuan bertindak

yang terdiri dari enam aspek: gerakan

reflex, keterampilan gerakan dasar,

kemampuan perceptual, keharmonisan

atau ketepatan, gerakan keterampilan

kompleks dan gerakan ekspresif dan

interpretatif). Hasil belajar akan diukur

menggunakan ranah kognitif

menggunakan nilai formatif.

2. Lingkungan Keluarga a. Pengertian Lingkungan Keluarga

Menurut Umar Tirtarahardja,

“Lingkungan keluarga adalah

lingkungan pendidikan yang pertama

dan utama. Keluarga merupakan

pengelompokkan primer yang terdiri

dari sejumlah kecil orang karena

hubungan semenda dan sedarah.

Keluarga ini dapat berbentuk keluarga

inti (nucleus family: ayah, ibu dan

anak), ataupun keluarga yang diperluas

(di samping inti, ada orang lain:

kakek/nenek, adek/ipar, pembantu, dan

lain-lain).”

Menurut Hasbullah, “Lingkungan

keluarga merupakan lingkungan

pendidikan yang pertama, karena dalam

keluarga inilah anak pertama-tama

mendapatkan didikan dan bimbingan.

Juga dikatakan lingkungan yang utama,

karena sebagian besar dari kehidupan

anak adalah di dalam keluarga,

sehingga pendidikan yang paling

banyak diterima oleh anak adalah

dalam keluarga.”

Sedangkan menurut Minuchin,

“keluarga adalah multibodied organism

yang terdiri dari banyak badan.

Keluarga adalah satu kesatuan (entity)

atau organism. Ia bukanlah merupakan

kumpulan (collection) individu-

individu. Ibarat amoeba, keluarga

mempunyai komponen-komponen yang

membentuk organisme dan komponen-

komponen itu adalah anggota

keluarga.”

b. Alat Ukur Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga diukur dari

cara orang tua mendidik, relasi antar

anggota keluarga, suasana rumah dan

keadaan ekonomi keluarga.

3. Fasilitas Belajar

a. Pengertian Fasilitas Belajar

Menurut Suharsimi Arikunto,

“sarana pendidikan adalah semua

fasilitas yang diperlukan dalam proses

belajar mengajar, baik yang bergerak

maupun tidak bergerak agar pencapaian

tujuan pendidikan dapat berjalan

dengan lancar, teratur, efektif dan juga

efisien.”

6

Suryosubroto mengatakan bahwa

“sarana/fasilitas pendidikan adalah

semua fasilitas yang diperlukan dalam

proses belajar mengajar baik yang

bergerak maupun tidak bergerak agar

pencapaian tujuan pendidikan dapat

berjalan dengan lancar, teratur, efektif

dan efisien.”

Sedangkan menurut Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah, “sarana pendidikan

diartikan sebagai semua fasilitas yang

menunjang proses belajar mengajar

dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan termasuk personil dan

kurikulum.”

b. Alat Ukur Fasilitas Belajar

Fasilitas belajar dapat diukur dari

tersedianya fasilitas bergerak dan

tersedianya fasilitas tidak bergerak.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan kajian penelitian

sebelumnya dari beberapa jurnal.

Pertama, Pengaruh Lingkungan

Keluarga dan Fasilitas Belajar terhadap

Prestasi Belajar siswa kelas X

Administrasi Perkantoran di SMKN1

Payakumbuh oleh Fanny Violita,

Fakultas Ekonomi UNP, 2008. Teori

yang dikembangkan dalam penelitian

ini teori Lingkungan Keluarga yang

dikemukakan oleh Slameto yaitu

keluarga memegang peranan penting

dalam menunjang keberhasilan belajar

siswa. Sedangkan teori fasilitas belajar

dikemukakan oleh Dimyati dan

Mudjiono yaitu lengkapnya sarana dan

prasarana pembelajaran merupakan

kondisi pembelajaran yang baik.

Kedua, Pengaruh Lingkungan

Keluarga terhadap Hasil Belajar siswa

pada mata pelajaran Geografi di SMA

Negeri 1 Marawola oleh Babul

Hasanah, FKIP Universitas Tadulako,

2009. Teori yang dikembangkan dalam

penelitian ini adalah teori Lingkungan

Keluarga yang dikemukan oleh

Hamalaik yaitu lingkungan

(environtment) sebagai dasar

pengajaran adalah faktor kondisional

yang mempengaruhi tingkah laku

individu dan merupakan faktor belajar

yang sangat penting.

Ketiga, Pengaruh Lingkungan

Belajar dan Fasilitas Belajar terhadap

Hasil Belajar Matematika siswa SMA

Negeri 1 Kandangan oleh Atik

Andarwati, FMIPA STKIP PGRI

Jombang. Teori yang dikembangkan

dalam penelitian ini adalah teori

Fasilitas Belajar yang dikemukakan

oleh Hamalik yaitu lingkungan belajar

adalah sesuatu yang berada diluar diri

siswa yang dapat mendukungnya dalam

proses belajar mengajar. Sedangkan

teori fasilitas belajar dikemukakan oleh

UU Sikdiknas pasal 45 ayat 1 yaitu

bahwa setiap satuan pendidikan formal

dan non formal menyediakan sarana

dan prasarana yang memenuhi

keperluan pendidikan sesuai dengan

pertumbuhan dan perkembangan

potensi fisik, kecerdasan intelektual,

sosial, emosional dan kejiwaan peserta

didik.

Keempat, Pengaruh Fasilitas

Belajar dan Motivasi Belajar terhadap

Hasil Belajar siswa mata pelajaran

peralatan kantor pada siswa kelas X

program keahlian Administrasi

Perkantoran SMK Cokroaminoto

Banjarnegara oleh Dwi Raflian

Giantera, FE UNNES, 2007. Teori yang

dikembangkan dalam penelitian ini

adalah Fasilitas Belajar yang

dikemukakan oleh Gie yaitu untuk

belajar yang baik hendaknya tersedia

fasilitas belajar yang memadai antara

lain ruang belajar yang baik, perabotan

belajar yang tepat, perlengkapan belajar

yang efisien.

Kelima, Pengaruh Disiplin Belajar

dan Lingkungan Keluarga terhadap

Hasil Belajar Ekonomi oleh

Muhammad Khafid, FE UNNES, 2007.

Dalam penelitian ini teori yang

dikembangkan adalah Lingkungan

Keluarga yang dikemukan oleh Majid

7

yaitu faktor-faktor yang bersumber dari

keluarga yang mempengaruhi hasil

belajar adalah: 1) kemampuan ekonomi

orangtua yang memadai, 2) anak kurang

mendapat pengawasan dan perhatian

orangtua, 3) harapan orangtua yang

terlalu tinggi terhadap anak dan 4)

orangtua pilih kasih terhadap anak.

C. Kerangka Teoritik

Menurut Muhibbin Syah, “hasil

belajar dipengaruhi oleh tiga faktor

yaitu faktor internal, faktor eksternal

dan faktor pendekatan belajar. Faktor

eksternal salah satunya adalah terdiri

dari Lingkungan Sosial. Banyak faktor

dalam lingkungan sosial ini yang dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa,

berikut ini faktor-faktor dalam

lingkungan sosial yaitu: (1) para guru,

(2) tenaga kependidikan (3) teman

sekelas (4) masyarakat dan (5)

lingkungan keluarga/orang tua.”

Menurut Winkel W.S “faktor-

faktor yang mempengaruhi hasil belajar

terdiri dari dua faktor yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Salah satu

yang termasuk dalam faktor eksternal

adalah faktor pengaturan belajar

disekolah yaitu kurikulum, disiplin

sekolah, guru, fasilitas belajar dan

pengelompokkan belajar.”

Menurut Sumadi Suryabrata

“terdapat dua faktor yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Yang

termsuk dalam faktor eksternal adalah

faktor-faktor nonsosial dan faktor

sosial. Faktor nonsosial adalah keadaan

udara, suhu udara, cuaca, alat-alat yang

dipakai untuk belajar/fasilitas belajar

sedangkan faktor sosial adalah faktor

manusia seperti teman, tetangga dan

keluarga.”

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan pada deskripsi teoritis

dan kerangka berpikir yang telah

disusun, maka peneliti merumuskan

hipotesis sebagai berikut:

1.Terdapat pengaruh antara Lingkungan

Keluarga terhadap hasil belajar;

2.Terdapat pengaruh antara Fasilitas

Belajar terhadap hasil belajar;

3.Terdapat pengaruh antara Lingkungan

Keluarga dan Fasilitas Belajar terhadap

hasil belajar.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan pengetahuan berdasarkan

data dan fakta yang valid serta dapat

dipercaya mengenai:

1. Pengaruh lingkungan keluarga

terhadap hasil belajar siswa;

2. Pengaruh fasilitas belajar terhadap

hasil belajar siswa;

3. Pengaruh lingkungan keluarga dan

fasilitas belajar terhadap hasil belajar

siswa.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada SMK

Negeri 31 Jakarta, yang beralamat di

Jalan Kramat Jaya Baru Blok D II.

Tempat ini dipilih karena peneliti

melihat masih banyak permasalahan

hasil belajar siswa yang dipengaruhi

oleh faktor lingkungan keluarga dan

fasilitas belajar. Oleh karena itu peneliti

tertarik untuk meneliti sejauh mana

pengaruh lingkungan keluarga dan

fasilitas belajar terhadap hasil belajar

siswa SMKN 31 Jakarta. Adapun waktu

penelitiannya adalah dilaksanakan

selama dua bulan terhitung dari bulan

Maret 2015 sampai April 2015.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan

adalah metode survey dengan

pendekatan korelasional dan

menggunakan data primer untuk

variabel bebas serta data sekunder

untuk variabel terikat.

8

Konstelasi Penelitian

Ket: X1: Lingkungan Keluarga

X2 : Fasilitas Belajar

Y : Hasil Belajar

D. Populasi dan Sampling

Populasi penelitian ini terdiri dari

seluruh siswa SMK Negeri 31 Jakarta

yang berjumlah 721 siswa. Populasi

terjangkaunya adalah siswa kelas

X jurusan akuntansi sebanyak dua kelas

yang berjumlah 64 siswa.

Untuk menentukan jumlah sampel

yang digunakan dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan tabel Isaac dan

Michael dengan tingkat kesalahan 5%

.Maka sampel yang didapatkan dari

populasi terjangkau tersebut 52 orang.

Teknik Pengambilan Sampel

Kelas Jumlah

Siswa

Jumlah

Sampel

X

AK 1

32 (32/64) x

52 = 26

X

AK 2

32 (32/64) x

52 = 26

Jumlah 52

E. Teknik Pengumpulan Data

Operasional Variabel Penelitian

1. Lingkungan Keluarga (X1)

a) Defenisi Konseptual

Lingkungan keluarga merupakan

lingkungan pertama dan utama yang

mempengaruhi perkembangan dan

tingkah laku anak. Di lingkungan

keluarga anak mendapatkan kasih

sayang, dorongan, bimbingan, kasih

sayang, dorongan, bimbingan,

keteladanan, dan pemenuhan kebutuhan

ekonomi dari orang tua sehingga anak

dapat mengembangkan segala potensi

yang dimilikinya demi

perkembangannya di masa mendatang.

b) Defenisi Operasional

Lingkungan keluarga dalam hal ini

diperoleh dari hasil pengisian kuosioner

yang disebarkan kepada siswa kelas X

Akuntansi SMK Negeri 31 Jakarta.

Indikator dalam lingkungan keluarga

berupa: (1) cara orang tua mendidik (2)

relasi antar anggota keluarga (3)

suasana rumah (4) keadaan ekonomi

keluarga.

2. Fasilitas Belajar (X2)

a) Defenisi Konseptual

Fasilitas dapat diartikan sebagai

segala sesuatu yang memudahkan dan

melancarkan suatu usaha termasuk

usaha dalam proses belajar dan

mengajar.

b) Defenisi Operasional

Fasilitas belajar dapat diukur

dengan indikator fasilitas belajar yang

tersedia di sekolah maupun di rumah

berupa: (1) tersedianya fasilitas

bergerak dan (2) tersedianya fasilitas

tidak bergerak.

3. Hasil Belajar

a) Defenisi Konseptual

Hasil belajar merupakan

penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan

dalam mata pelajaran yang ditunjukkan

dalam hasil belajar berupa nilai tes atau

angka nilai yang diberikan oleh guru.

b) Defenisi Operasional

Hasil belajar dalam hal ini

diperoleh dari skor hasil evaluasi

belajar berupa pengukuran siswa

melalui ranah kognitif mata pelajaran

Akuntansi yang diambil dari hasil tes

formatif yang berupa nilai hasil ulangan

harian siswa kelas X Akuntansi

semester genap tahun ajaran 2015/2016.

Indikator hasil belajar dari ranah

X1

Y

X2

9

kognitif meliputi: (1) pengetahuan, (2)

pemahaman, (3) aplikasi dan (4)

analisis.

F. Teknik Analisis Data

1.Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Instrumen

Validitas sering diartikan dengan

kesahihan. M. Chabib Thoha

mengatakan bahwa “suatu alat ukur

disebut memiliki validitas bilamana alat

ukur tersebut isinya layak mengukur

objek yang seharusnya di ukur dan

sesuai dengan kriteria tertentu artinya

adalah adanya kesesuaian antara alat

ukur dengan fungsi pengukuran dan

sasaran pengukuran.”

Keterangan :

Rxy: Koefisien korelasi antara X dan Y

X : Skor butir

Y : Skor Total

N : Jumlah Subyek

M.Chabib Thotha mengungkapkan

bahwa “reliabilitas sering diartikan

dengan keterandalan. Artinya suatu tes

memiliki keterandalan bilamana tes

tersebut dipakai mengukur berulang-

ulang hasilnya sama. Dengan demikian

reliabilitas dapat pula diartikan dengan

keajegan atau stabilitas.”

keterangan:

rit = Koefisien reliabilitas instrumen

k = Jumlah butir instrumen

Si2

= Varians butir

St2

= Varians total

2. Analisis Deskriptif Presentase

Teknik ini digunakan untuk

mendeskripsikan masing-masing

variabel agar lebih mudah

memahaminya. Rumus yang digunakan

adalah sebagai berikut:

Persentase skor (%) = 𝒏

𝑵x 100%

Keterangan:

n: jumlah skor jawaban responden

N: jumlah skor jawaban ideal

3. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis ini digunakan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh

lingkungan keluarga dan fasilitas

belajar terhadap hasil belajar siswa

kelas X Akuntansi SMK Negeri 31

Jakarta. Adapun persamaan regresinya

yaitu

Ý = 𝜶 + 𝒃𝟏 𝑿𝟏 + 𝒃𝟐 𝑿𝟐

Keterangan:

Ŷ = variabel terikat hasil belajar mata

pelajaran Spreedsheet

a = bilangan konstanta

b1 = koefisien regresi untuk X1

b2 = koefisien regresi untuk X2

X1 = lingkungan keluarga

X2 = fasilitas belajar

4. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi variabel

terikat dan variabel bebas mempunyai

distribusi normal atau tidak. Model

regresi yang baik adalah yang memiliki

distribusi normal atau mendekati

normal.

Lo = | F ( Zi ) – S ( Zi ) |

Keterangan:

F ( Zi ) : merupakan peluang angka baku

S ( Zi ) : merupakan proporsi angka baku

L o : L observasi (harga mutlak terbesar)

DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman Mulyono. (2010).

Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan

Belajar, Jakarta: Rineka Citra

Abu Ahmadi. (1991). Sosiologi

Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta

Daryanto H. (2010). Evaluasi Pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta

2

21

1

i

ii

t

Skr

k S

10

Dimyati Mudjiono, (2006). Belajar dan

Pembelajaran, Jakarta: Rineka Citra

Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara

Djamarah Bahri Syaiful. (2010). Aswan

Zain.Strategi Belajar

Hamdani. (2010). Strategi Belajar

Mengajar.Bandung: Pustaka Setia

Hasbullah. (2005). Dasar-dasar ilmu

pendidikan. Jakarta: PT.Raja Grafindo

Harum Wahyu Sri Ambar. Manajemen

Sarana dan Prasarana Pendidikan.

Jakarta: Multi Karya Mulia

Ibrahim Bafadal. (2003). Manajemen

Perlengkapan Sekolah. Jakarta: Bumi

Aksara

Ihsan M.Fuad. Dasar-dasar

Kependidikan.Jakarta: Rineka Cipta

Maisah, Martinis Yamin. (2012).

Manajemen Pembelajaran

Kelas,Jakarta: GP Press

M.Chabib Thota. (2011). Teknik Evaluasi

Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Purwanto (2011) .Evaluasi Hasil

Belajar,Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Siregar Eveline. (2010). Teori Belajar dan

Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor –

Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta

: Rineka Cipta

Suryosubroto. (2002). Proses Belajar

Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka

Cipta

Sudjana Nana. (2010). Penilaian Hasil

Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Sukmadinata Syaodih Nana. (2007).

Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

Bandung: Remaja Rosdakarya

Suryabrata Sumadi. (2004). Psikologi

Pendidikan. Jakarta: PT.Rajagrafindo

Persada

S.Willis, H.Sofyan. (2013). Konseling

Keluarga. Bandung: Alfabeta

Syah Muhibbin. (2010). Psikologi

Pendidikan. Bandung: Rosda

Tirtarahardja Umar. (2005). Pengantar

Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Winkel W.S, (2009). Psikologi

Pengajaran . Jakarta: Media Abadi

JURNAL

Babul Hasanah. (2014). Pengaruh

Lingkungan Keluarga Terhadap Hasil

Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Geografi.Tadulako: Jurnal UNTAD

Fanny Violita. (2013). Pengaruh

Lingkungan Keluarga dan Fasilitas

Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa

kelas X. Padang: Jurnal UNP

Muhammad Khafid. (2007). Pengaruh

disiplin belajar dan lingkungan

keluarga terhadap hasil belajar

ekonomi. Semarang: FE UNNES

INTERNET

http://m.jpnn.com/news.php?id=271307.

Diakses pada 02 Februari 2015

pukul 10.43

http://news.detik.com/read/2014/09/22/085

423/2696808/475/bu-risma-warga-

dan-siswa-tambak-asri-butuh-

jembatan-untuk-

menyeberang?nd771104bcj. diakses

pada 02 Februari 2014 pukul 21.59

http://www.murianews.com/rembang/item/

2906-belum-sarapan-siswi-sman-1-

lasem-pingsan-saat-mengikuti-un-

hari-pertama.html. Diakses pada 04

Februari 2015 pukul 20.09

http://www.tempo.co/read/news/2014/09/0

2/083603970/SMA-Negeri-Bekasi-

Tiga-Tahun-Menumpang-di-Ruang-

SD. Diakses pada 02 Februari 2015

pukul 13.59

http://www.indosiar.com/fokus/siswi-smk-

pingsan_105222.html. Diakses pada

03 Februari 2015 pukul 12.50

http://www.lpmpjateng.go.id/web/index.ph

p/arsip/berita/673-nilai-kompetensi-

gurus-sd-buruk. Diakses pada 03

Februari 2015 pukul 13.07