Laporan praktikum Perangkap lalat Buah

25
LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU PERANGKAP LALAT BUAH (Bactrocera spp ) Diajukkan untuk memenuhi salah satu syarat Mata Kuliah Pengelolaan Hama Terpadu pada Semester VII Disusun Oleh : Cucu Endah Lestari 1141175001081 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI F A K U L T A S P E R T A N I A N

Transcript of Laporan praktikum Perangkap lalat Buah

LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA

TERPADU

PERANGKAP LALAT BUAH

(Bactrocera spp)Diajukkan untuk memenuhi salah satu syarat

Mata Kuliah Pengelolaan Hama Terpadu pada Semester VII

Disusun Oleh :

Cucu Endah Lestari 1141175001081

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

F A K U L T A S P E R T A N I A N

UNIVERSITAS NEGERI SINGAPERBANGSA

KARAWANG

2015

2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya sehinggan penulis dapat menyelesaikan laporan

Praktikum Pembuatan Perangkap Lalat Buah. Laporan ini

disusun untuk memenuhi salah satu syarat penilaian

pada mata kuliah Pengelolaan Hama Terpadu semester

VII.

Dalam penyusunan makalah ini,penulis banyak

memperoleh bantuan serta bimbingan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, penulis ucapakan terimakasih

kepada :

1. H. Sugiarto Ir.,M.M. selaku dosen mata kuliah

Pengendalian Hama Terpadu.

2. Seluruh pihak yang telah membantu dalam

penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini

masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik

dan saran sangatlah penulis harapakan untuk

kesempurnaan makalah ini.

i

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya serta menjadi inspirasi bagi pembaca pada

umumnya.

Karawang, 02 Januari 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................i

DAFTAR ISI................................................iiBAB I PENDAHULUAN.........................................1

1.1 Latar Belakang.......................................11.2 Tujuan...............................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................32.1 Biologi Lalat Buah...................................3

2.1.1 Klasifikasi Lalat Buah...........................32.1.2 Morfologi dan Daur Hidup Lalat Buah.............3

2.2 Gejala Serangan Lalat Buah...........................42.3 Metil Eugenol........................................5

BAB III BAHAN DAN METODE..................................6

ii

3.1 Waktu dan Tempat.....................................63.2 Alat dan Bahan.......................................6

3.3 Metode...............................................63.4 Pengamatan...........................................7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................94.1 Hasil Pengamatan.....................................9

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................115.1 Kesimpulan..........................................11

5.2 Saran...............................................11DAFTAR PUSTAKA..............................................

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lalat buah merupakan hama yang sangat merugikan di

bidang hortikultura, karena sering membuat produk

hortikultura seperti mangga, cabai, jambu biji,

belimbing, nangka, jeruk dan buah-buahan lainnya

menjadi busuk dan berbelatung. Hama ini juga dapat

menjadi penghambat perdagangan (Trade barrier) antar

Negara, karena apabila pada komoditas ekspor suatu

produk terdapat telur lalat buah, maka produk tersebut

akan ditolak. Lalat buah (Bactrocera spp) termasuk kedalam

family tephritidae yang tersebar luas diseluruh dunia

yang dapat ditemukan dari daerah yang memiliki suhu

yang dingin sampai ke daerah tropis.

Kebutuhan terhadap teknik pengendalian yang ramah 

lingkungan sangat diharapkan, terutama yang efektif dan

efisien serta mudah diperoleh  petani dalam

operasionalnya di lapangan. Perbaikan terhadap teknik

identifikasi yang disesuaikan dengan kunci determinasi

yang terbaru, memerlukan sosialisasi, sehingga petani

1

dapat mengetahui organisme pengganggu tumbuhan  yang

telah merusak tanamannya dan banyak menimbulkan

kerugian.

Contohnya penggunaan perangkap dalam pengendalian lalat

buah dengan menggunakan Metil eugenol sebagai penarik

lalat buah tersebut.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum pembuatan perangkap lalat

buah ini, yaitu:

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara

pembuatan perangkap lalat buah.

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara

kerja dari perangkap buah tersebut.

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi Lalat Buah

2.1.1 Klasifikasi Lalat Buah

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Diptera

Family : Tephritidae

Genus : Bactrocera

Subgenus : Bactrocera

Spesies : Bactrocera papayae, Bactrocera carambolae3

2.1.2 Morfologi dan Daur Hidup Lalat Buah

Lalat buah berukuran 1-6 mm, berkepala besar,

berleher sangat kecil. Warnanya sangat bervariasi,

kuning cerah, oranye, hitam, cokelat, atau kombinasinya

dan bersayap datar. Pada tepi ujung sayap ada bercak-

bercak coklat kekuningan. Pada abdomennya terdapat

pita-pita hitam, sedangkan pada thoraxnya terdapat

bercak-bercak kekuningan. Disebut Tephtridae berarti

bor, karena terdapat ovipositor pada lalat betina.

Bagian tubuh itu berguna memasukkan telur ke dalam

buah. Ovipositornya terdiri dari tiga ruas dengan bahan

seperti tanduk yang keras.

Dengan ovipositornya, lalat buah betina menusuk

kulit buah atau sayur untuk meletakkan telurnya. Jumlah

telur sekitar 50-100 butir. Setelah 2-5 hari, telur

akan menetas dan menjadi larva. Larva tersebut akan

membuat terowongan di dalam buah dan memakan dagingnya

selama lebih kurang 4-7 hari. Larva yang telah dewasa

meninggalkan buah dan jatuh di atas tanah, kemudian

membuat terowongan sedalam 2-5 cm dan berubah menjadi

pupa.

4

Lama masa pupa 3-5 hari. Lalat dewasa keluar dari

dalam pupa, dan kurang dari satu menit langsung bisa

terbang. Total daur hidupnya antara 23-34 hari,

tergantung cuaca. Dalam waktu satu tahun lalat ini

diperkirakan menghasilkan 8-10 generasi. Lalat buah

sering menyerang dan menghancurkan tanaman saat musim

penghujan karena kelembapan memicu pupa untuk keluar

menjadi lalat dewasa.

2.2 Gejala Serangan Lalat Buah

Hama ini menyerang pada fase larva. Buah yang

terserang kecil dan warnanya kuning. Serangan berat

buah menjadi busuk.Gejala awal pada permukaan kulit

buah ditandai dengan adanya noda atau titik bekas

tusukan ovipositor (alat peletak telur) lalat betina

saat meletakkan telurnya ke dalam buah. Selanjutnya

akibat gangguan larva yang menetas dari telur di dalam

buah, maka noda-noda tersebut berkembang menjadi bercak

coklat di sekitar titik tersebut. Larva memakan daging

buah, dan akhirnya buah menjadi busuk dan gugur sebelum

matang.

5

2.3 Metil Eugenol

Metil eugenol merupakan zat yang

bersifat volatile atau menguap dan melepaskan aroma

wangi. Susunan kimia metil eugenol terdiri dari unsur

C, H, dan O (C12H24O2). Zat ini merupakan food

lure atau dibutuhkan oleh lalat buah jantan untuk

dikonsumsi. Dengan demikian, jika mencium aroma metil

eugenol, lalat buah jantan akan berusahan mencari

sumber aroma tersebut dan memakannya. Radius aroma

antraktan dari metil eugenol ini mencapai 20-100 m,

tetapi jika di bantu angin, jangkauannya bisa mencapai

3 km.

Di dalam tubuh lalat buah jantan, metil eugenol di

proses menjadi zat pemikat yang akan berguna dalam

proses perkawinan. Dalam proses perkawinan tersebut,

lalat buah betina akan memilih lalat buah jantan yang

telah mengonsumsi metil eugenol karena lalat buah

jantan tersebut mampu mengeluarkan aroma yang berfungsi

sebagai sex pheromone (daya pikat seksual).

Di alam, lalat buah jantan memperoleh metil

eugenol dari berbagai jenis tanaman, seperti treggula

6

dan selasih. Lalat buah jantan memperoleh metil eugenol

dengan cara mengisap bunga atau daun tanaman penghasil

metil eugenol sehingga tidak jarang dilihat kerumunan

lalat buah yang sedang mengerumuti  tanaman penghasil

metil eugenol.

7

BAB III BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum pembuatan perangkap lalat buah

dilaksanakan pada tanggal 05 Desember 2014 di Fakultas

Pertanian UNSIKA.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat

perangkap lalat buah, yaitu:

- Botol air mineral bekas ukuran sedang

- Benang atau tali

- Alat suntik

- Pisau cutter

- Streples

- Metil eugenol

- Furadan

- Kapas.

3.3 Metode

Cara pembuatan perangkap lalat buah dengan

menggunakan metil eugenol adalah sebagai berikut:

8

1. Potong bagian atas botol air mineral bekas dengan

menggunakan pisau cutter.

2. Lubangi pada bagian tengan botol dengan

menggunakan jarum.

3. Kapas yang telah disiapkan diberi metil eugenol

sebanyak ± 1 ml dengan menggunakan alat suntik.

4. Masukkan benang pada lubang yang telah dibuat

dengan menggunakan jarum, kemudian lilitkan kapas

yang telah diberi metil eugenol tadi. Letak kapas

diusahakan menggantung didalam botol.

5. Masukkan furadan secukupnya kedalam botol.

6. Potongan bagian atas botol tadi dipasang pada

potongan bagian bawah botol namun dengan posisi

terbalik, rapatkan dengan menggunakan streples.

7. Pasang benang atau tali pada botol untuk

menggantungkan botol pada dahan pohon. Usahakan

botol dalam posisi horisontal.

8. Perangkap siap digunakan.

3.4 Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan mengamati jumlah lalat

buah yang terperangkap dalam perangkap tersebut serta

9

dilakukan setelah 24 jam pemasangan perangkap, setelah

48 jam dan setelah 72 jam pemasangan perangkap.

Pengamatan dilakukan sebanyak 9 kali. Rincian

pengamatan dapat dilihat pada Tabel 1 .

Tabel 1. Pengamatan Perangkap Lalat Buah

No TanggalPengamatan

Pengamatanke-

KeteranganPengamatan

PEMASANGAN I

1 06 Desember2014 1 24 jam setelah

pemasangan I

2 08 Desember2014 2 48 jam setelah

pemasangan I

3 11 Desember2014 3 72 jam setelah

pemasangan IPEMASANGAN II

4 12 Desember2014 4 24 jam setelah

pemasangan II

5 14 Desember2014 5 48 jam setelah

pemasangan II

6 17 Desember2014 6 72 jam setelah

pemasangan IIPEMASANGAN III

7 18 Desember2014 7 24 jam setelah

pemasangan III

8 20 Desember2014 8 48 jam setelah

pemasangan III

9 23 Desember2014 9

72 jam setelahpemasangan III

10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Perangkap lalat buah ini dipasang pada pukul 19.00

WIB tepatnya di pohon mangga. Pengamatan jumlah lalat

buah yang terperangkap dilakukan pada pukul 19.00WIB.

Pada pengamatan ke-1 dilakukan 24 jam setelah

pemasangan perangkap, jumlah lalat buah yang

terperangkap lebih banyak dibandingkan dengan

11

pengamatan ke-4 . Jumlah lalat buah pada pengamatan ke-

4 sedikit dibandingkan pada pengamatan ke-7 yang

jumlahnya cukup banyak.

Pada pengamatan ke-2 yang dilakukan 48 jam setelah

pengamatan jumlah lalat buah yang terperangkap lebih

banyak dari pada pengamatan ke-5. Jumlah lalat buah

yang terperangkap lebih sedikit pada pengamatan ke-5

dibandingkan dengan pengamatan ke-8 dengan jumlah lalat

yang terperangkap lebih banyak.

Jumlah lalat buah yang terperangkap pada

pengamatan ke-3 yang dilakukan 72 jam setelah

pemasangan perangkap cukup banyak, dibandingkan dengan

jumlah lalat buah dalam perangkap pada pengamatan ke-6

yang jumlahnya lebih sedikit. Sedangkan pada pengamatan

ke-6 jumlah lalat lebih sedikit dibandingkan dengan

pengamatan ke-9 dengan jumlah lalat cukup banyak.

Pada pengamatan 24 jam setelah pemasangan

perangkap jumlah lalat yang terperangkap cukup banyak.

Sedangkan pengamatan 48 jam dan 72 jam setelah

pemasangan perangkap, jumlah lalat buah yang

terperangkap semakin sedikit. Karena dari waktu ke12

waktu kadar zat yang bersifat volatile tersebut semakin

berkurang sehingga membuat lalat buah tidak tertarik

lagi untuk mendekati perangkap yang telah dipasang

tersebut.

Indera penciuman serangga terdapat pada antena dan

palpus serta dapat mencium bau yang lemah. Zat yang

mudah menguap pada suhu kamar mudah dikenali oleh

serangga tersebut ( Sayono, et al. 2012).

Jenis lalat buah yang terperangkap pada botol

yaitu Bactrocera papayae, karena tanaman mangga

merupakan salah satu tanaman inang dari jenis tersebut.

Jenis lalat buah tersebut memiliki ciri-ciri yaitu pada

scutum terdapat dua buah lateral postural vitae yang

paralel (letaknya ada pada punggung lalat buah)

(Ditlinhorti, 2013). Yang terlihat perbedaannya antara

jenis lalat buah yang satu dengan yang lainnya yaitu

pada sayapnya. Pada Bactrocera papayae sayapnya tidak

memiliki corak.

Tabel 2. Jumlah Lalat Buah Pada Setiap Pengamatan

No TanggalPengamatan

Pengamatanke-

Jumlah LalatBuah yang

terperangkap(ekor)

13

PEMASANGAN I1 06 Desember

20141 108

2 08 Desember2014

2 103

3 11 Desember2014

3 96

PEMASANGAN II4 12 Desember

20144 103

5 14 Desember2014

5 94

6 17 Desember2014

6 87

PEMASANGAN III7 18 Desember

20147 105

8 20 Desember2014

8 102

9 23 Desember2014

9 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Perangkap lalat buah ini dapat digunakan sebagai

cara pengendalian lalat buah yang cukup bagus.

Karena dengan menggunakan perangkap ini tidak

menimbulkan residu atau pencemaran lingkungan.

Feromon seperti ini tidak diproduksi terus menerus,

tetapi hanya ketika serangga telah mencapai usia

cukup dewasa untuk kawin, dan bahkan itu pun pada

14

saat tertentu saja. Methyl eugenol merupakan senyawa

atraktan yang komposisinya mirip dengan feromon seks

lalat buah betina, sehingga dapat menarik lalat buah

jantan untuk mendekat.  

5.2 Saran

Dalam pemasangan perangkap diusahakan terhindar

dari hujan agar perangkap tersebut tidak cepat

rusak.

Gunakan tali yang lebih kuat agar pada saat

pemasangan perangkap tidak mudah putus talinya.

Pengendalian lalat buah pada pertanaman mangga

perlu didukungdengan upaya sanitasi lingkungan

untuk mengurangi sumber infestasi lalat buah.

15

DAFTAR PUSTAKA

Destina, Y. 2013. Metil Eugenol Sebagai Perangkap Lalat Buah. Dipetik Januari 10, 2015.dari

http://balittra.litbang.pertanian.go.id/index.php?option=com_content&vie w=ar ticle&id=1197&Itemid=10

Fitrianti, A. d. 2005. SURVEILANS DISTRIBUSI SPESIES LALAT BUAH DI KABUPATEN BELITUNG DAN KABUPATEN BELITUNG TIMUR.

Dipetik Januari 10, 2015, dari

http://www.faperta.ugm.ac.id/perlintan2005/brt0005.htm

Kurnianti, N. 2013. LALAT BUAH. Dipetik Januari 10, 2015, dari

http://www.tanijogonegoro.com/2013/05/lalat-buah.html

Sayono, S. M. 2012. Pengaruh Aroma Umpan dan Warna Kertas Perangkap Terhadap Jumlah Lalat yang Terperangkap. Hal 40.

Habibi. 2012. Perangkap Lalat Buah.

http://infohamapenyakittumbuhan.blogspot.com.Diakses tanggal 10 Januari 2015.

Murdita, Wayan, dkk. 2013. Pengenalan Beberapa Spesies Lalat Buah. Karawang: Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan.

DOKUMENTASI KEGIATAN

Pengamatan ke-1

Pengamatan ke-2

Pengamatan ke-7