LAPORAN KKL

154
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi adalah salah satu bentuk media penyiaran yang menyajikan berbagai acara dengan format yang beragam. Selain untuk menarik minat konsumen untuk menyaksikan acara-acara yang disajikan tersebut, televisi, sebagai salah satu media komunikasi massa yang paling berpengaruh saat ini, juga memiliki fungsi sebagai penyampai informasi kepada masyarakat luas. Walaupun program televisi saat ini didominasi oleh program acara hiburan demi memenuhi keinginan pemirsa, televisi tetap tidak melepaskan tanggung jawabnya sebagai penyampai informasi yang mendidik melalui program berita. Berita sendiri, menurut JB. Wahyudi, yang ditulis kembali oleh Arifin S. Harahap (2007: 4), adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru, dan dipublikasikan secara luas 1

Transcript of LAPORAN KKL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Televisi adalah salah satu bentuk media penyiaran

yang menyajikan berbagai acara dengan format yang

beragam. Selain untuk menarik minat konsumen untuk

menyaksikan acara-acara yang disajikan tersebut,

televisi, sebagai salah satu media komunikasi massa

yang paling berpengaruh saat ini, juga memiliki

fungsi sebagai penyampai informasi kepada masyarakat

luas. Walaupun program televisi saat ini didominasi

oleh program acara hiburan demi memenuhi keinginan

pemirsa, televisi tetap tidak melepaskan tanggung

jawabnya sebagai penyampai informasi yang mendidik

melalui program berita.

Berita sendiri, menurut JB. Wahyudi, yang ditulis

kembali oleh Arifin S. Harahap (2007: 4), adalah

laporan tentang peristiwa atau pendapat yang

memiliki nilai penting, menarik bagi sebagian

khalayak, masih baru, dan dipublikasikan secara luas

1

melalui media massa periodik. Berita tersebut

disajikan dengan tujuan memberikan informasi tentang

peristiwa-peristiwa penting yang menyangkut

kehidupan masyakat.

Di sinilah, kemampuan seorang jurnalis sebagai

reporter maupun juru kamera dalam mengumpulkan data

dari lapangan diuji. Berbeda dengan radio, berita

yang disajikan melalui televisi juga menampilkan

visualisasi kejadian di lapangan. Dalam berita TV,

gambar akan menjadi fokus perhatian utama

dibandingkan dengan narasi. Namun, hal ini tidak

berarti membuat kerja reporter menjadi ringan.

Reporter justru harus semakin kritis untuk mencari

data-data lain yang tidak terlihat secara kasat mata

pada saat peliputan berlangsung, sebagai pelengkap

informasi yang dapat memperjelas gambar yang

ditampilkan.

Salah satu stasiun televisi di Indonesia adalah

TVRI, yang merupakan televisi nasional yang dimiliki

oleh Indonesia. TVRI memiliki cabang di berbagai

kota di Indonesia sebagai sarana untuk melaporkan

2

berita-berita daerah maupun penayangan program yang

disesuaikan dengan daerah tersebut, salah satunya

adalah TVRI Jogja. Dalam penayangan program berita,

TVRI Jogja memiliki dua variasi program, yaitu

berita yang dihimpun dari daerah tersebut dan juga

program berita yang disiarkan langsung dari stasiun

TVRI Jakarta. Meski pengemasan programnya memiliki

suatu keunikan tersendiri dari program berita

lainnya, namun cara kerja reporter di lapangan tidak

jauh berbeda. Perbedaan dari tiap stasiun televisi

adalah kode etik perusahaan, peralatan, serta pola

kerja karyawannya.

Saya memilih TVRI Jogja dalam rangka mempelajari

tugas dan tanggung jawab reporter dalam pemberitaan.

Namun, saya tidak mengambil spesifikasi dalam

pembelajaran di lapangan agar saya dapat mempelajari

peliputan untuk berbagai jenis berita yang ada

dengan bantuan Tim TVRI Jogja. Dengan begitu,

kemampuan dan pemahaman saya akan dunia reportase

oleh reporter akan semakin kaya.

3

4

B. Rumusan Masalah

Bagaimana tugas dan tanggung jawab reporter dalam

proses produksi program berita di TVRI Jogja?

C. Tujuan

1. Mempelajari dan memahami tugas dan tanggung

jawab reporter dalam proses produksi program

berita di TVRI Jogja

2. Mengaplikasikan materi kuliah yang telah

penulis dapat selama mengikuti kegiatan

perkuliahan baik dari segi praktek maupun

teori

D. Manfaat

1. Penulis dapat memperoleh pengetahuan mengenai

tugas dan tanggung jawab reporter dalam

proses produksi program berita.

2. Sebagai penerapan teori dan praktek dari

hasil kegiatan perkuliahan.

5

3. Sebagai masukan bagi program studi Ilmu

Komunikasi FISIP UAJY, terutama di bidang

broadcasting.

4. Sebagai masukan dan evaluasi bagi TVRI Jogja,

serta pembelajaran bagi stasiun TV lokal

lainnya.

6

E. Kerangka Teori

Jurnalisme

1. Sembilan Elemen Jurnalisme

Menurut Iswara (2007: 8), di dalam dunia

jurnalistik, terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan oleh wartawan sebagai pedoman

saat bekerja di dalamnya, yaitu:

1.Kewajiban pertama jurnalisme adalah

kebenaran

Jurnalis harus memberikan fakta yang

akurat, yang diperoleh dari sikap disiplin

profesional dalam mengumpulkan dan

melakukan verifikasi data. Karena pada

dasarnya, kebenaran itu tidak bisa langsung

terungkap secara utuh, melainkan sedikit

demi sedikit dan menuju pada kebenaran yang

sesungguhnya atau kebenaran yang lebih

lengkap. Dengan adanya sikap transparan

jurnalis tersebut, maka audience dapat

memberikan penilaian mereka tentang

informasi yang disajikan.

7

2.Loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada

warga masyarakat

Jurnalisme mempunyai misi untuk melayani

kepentingan masyarakat, sehingga media

massa harus dapat menjamin bahwa informasi

yang mereka berikan kepada audience tidak

demi keuntungan kelompok-kelompok tertentu,

diri sendiri, maupun sponsor dari media

tersebut.

8

3.Inti jurnalisme adalah disiplin untuk

melakukan verifikasi

Verifikasi dilakukan dengan cara

mengumpulkan data dari sebanyak mungkin

sumber. Makin banyak sumber yang diperoleh,

makin akurat pula berita yang akan

disampaikan karena verifikasi ini juga

dimaksudkan untuk menyaring berita-berita

yang diperoleh dan memilah berita yang

mengandung kebenaran dari berita-berita

lainnya.

Awalnya, kaum jurnalis mengenal apa yang

disebut dengan realisme, yaitu menyajikan

berita begitu saja sesuai dengan fakta yang

ada, sehingga kebenaran itu akan muncul

dengan sendirinya. Hal ini bersamaan dengan

munculnya sistem karangan berbentuk

piramida terbalik, di mana karangan dimulai

dari hal yang paling penting sampai

akhirnya ke hal yang tidak penting,

9

sehingga pembaca dapat memahami berita

secara alamiah. Dan ini mengarah kepada

objektifitas yang sesungguhnya adalah

disiplin dalam melaksanakan verifikasi.

Kovach dan Rosenstiel menawarkan lima

konsep dalam verifikasi, yaitu :

Jangan menambah atau mengarang apa pun;

Jangan menipu atau menyesatkan pembaca,

pemirsa, maupun pendengar;

Bersikaplah setransparan dan sejujur

mungkin tentang metode dan motivasi

Anda dalam melakukan reportase;

Bersandarlah terutama pada reportase

Anda sendiri;

Bersikaplah rendah hati.

Selain itu, mereka juga mengungkapkan

metode kongkrit dalam melaksanakan

verifikasi, yaitu :

Penyuntingan secara skeptis, yaitu

selalu mempertanyakan, meragukan, dan

10

mewaspadai segala sesuatu yang

diterima.

Memeriksa akurasi

Jangan berasumsi; harus mendekati

sumber primer yang merupakan saksi

langsung.

Ada 3 lingkaran konsentris tentang

sumber, yaitu data sekunder yang

berasal dari media lain, dokumen-

dokumen, dan saksi mata.

a) Pengecekan fakta

4.Para wartawan harus memiliki kebebasan dari

sumber yang mereka liput

Jurnalis tidak hanya harus bersikap netral

dalam melakukan peliputan dan pemberitaan,

tetapi harus membuka jiwa dan pemikirannya

agar tidak terpengaruh oleh kelompok-

kelompok tertentu yang berkepentingan.

5.Wartawan harus mengemban tugas sebagai

pemantau yang bebas terhadap kekuasaan

11

Pers juga memiliki peran sebagai penjaga,

sehingga tidak boleh menggunakan atau

mengeksploitasi berita demi keuntungan

komersial. Jurnalis seakan menjadi

penghubung antara pemerintah dan

masyarakat. Namun dalam memberikan berita

investigasi ini pun harus sangat hati-hati

mengenai keakuratannya, karena dapat

menjatuhkan reputasi seseorang juga.

6.Jurnalisme harus menyediakan forum untuk

kritik dan komentar publik

Diskusi publik dapat melayani masyarakat

karena bila masyarakat memperoleh berita

sesuai fakta dari jurnalis dan mereka

mendiskusikannya, maka dapat memungkinkan

munculnya cara penanggulangan suatu

masalah.

7.Jurnalisme harus berusaha membuat hal yang

penting menjadi menarik dan relevan

Jurnalis tidak hanya menyajikan berita yang

diinginkan oleh masyarakat, tetapi juga

12

berita yang penting dan wajib diketahui.

Oleh karena itu, jurnalis harus pintar

dalam mengemas berita agar apa yang awalnya

penting tetapi tidak menarik perhatian

pembaca, menjadi menarik dan dibaca oleh

masyarakat. Sehingga, jurnalis memerlukan

kemampuan untuk membuat narasi, yang

komposisinya pas dan dapat membawa emosi

pembaca.

13

8.Wartawan harus menjaga agar berita itu

proporsional dan komprehensif

Berita harus dibuat dengan proporsional

agar dapat memberikan informasi yang

berguna bagi masyarakat dalam menentukan

arah kehidupannya. Pemilihan penting atau

tidaknya berita dapat berbeda-beda antara

wartawan dan pembaca. Oleh karena itu,

keproporsionalan berita harus semakin

ditekankan karena pemilihan berita itu

bersifat sangat subjektif.

9.Wartawan itu memiliki kewajiban utama

terhadap suara hatinya

Jurnalis harus memiliki etika dan tanggung

jawab dalam melaksanakan tugasnya. Selain

itu, ia juga harus berani menyuarakan

perbedaan di antara rekan-rekan kerjanya

bila itu memang untuk tujuan yang positif.

2. Ciri-Ciri Jurnalisme

Tidak selamanya segala hal yang berupa

peliputan adalah bagian dari jurnalisme.

14

Berikut adalah beberapa ciri dari jurnalisme

menurut Iswara (2007: 1), yaitu:

1. Skeptis

Mempertanyakan segala sesuatu, meragukan

apa yang diterima, dan mewaspadai segala

kepastian agar tidak mudah ditipu. Untuk

itu, perlu mencari sumber informasi yang

akurat sebanyak-banyaknya untuk mendukung

informasi yang disampaikan.

2. Bertindak

Jurnalis harus memiliki inisiatif dalam

mencari berita, tidak hanya menunggu

sampai peristiwa itu muncul di depan mata.

Di sini, ketajaman naluri untuk seorang

wartawan diuji.

3. Berubah

Jurnalisme mendorong perubahan yang

terjadi di dalam kehidupan masyarakat,

terutama akibat berkembang pesatnya

teknologi informasi yang digunakan dalam

bidang jurnalistik. Perubahan ini pun

15

menggeser posisi media yang dahulu hanya

sebagai penyalur informasi, menjadi

fasilitator, penyaring, dan pemberi makna

dari sebuah informasi.

4. Seni dan profesi

Perpaduan antara menulis dan seni menulis

itu sendiri, di mana kecerdasaan otak dan

kreatifitas reporter dalam menyampaikan

berita dilebur menjadi satu untuk

mengungkapkan fakta, tanpa melibatkan

perasaan pribadi reporter.

5. Peran pers

Pers hanya berperan sebagai pelapor yang

harus berada di posisi netral dalam setiap

pemberitaannya. Pers juga dapat melakukan

analisis terhadap isu yang sedang dibahas.

Selain itu, pers juga berfungsi sebagai

watch dog, sebagai kontrol sosial.

16

Berita

Sebelum mengolah dan menulis berita, seorang

reporter harus mengerti dengan benar apa yang

dimaksud dengan berita. Deddy Iskandar Muda

(2005: 22) dalam bukunya yang berjudul

“Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter

Profesional” menyatakan bahwa:

“Berita adalah suatu fakta atau idea atau opini

aktual yang menarik dan akurat serta dianggap

penting bagi sejumlah besar pembaca, pendengar,

maupun penonton.”

Bila di dalam pengumpulan data tidak terdapat

salah satu unsur di atas, maka tulisan tersebut

belum bisa disebut sebagai berita.

Tujuan utama penyajian berita adalah untuk

memberikan informasi yang penting kepada

masyarakat dengan daya tarik tersendiri agar

masyarakat mau menonton berita tersebut. Daya

tarik tersebut dapat dilihat dari bobot

peristiwa berdasarkan eksklusivitas,

keistimewaan, atau jangkauannya. Selain itu,

17

opini pun dapat disebut sebagai berita bila

muncul dari orang-orang penting atau

berpengaruh. Sedangkan opini masyarakat biasa

hanya dapat dijadikan sebagai pendukung

pemberitaan. Sedangkan, wartawan dilarang keras

untuk memasukkan opininya di dalam pemberitaan

agar tidak mengurangi keakuratan fakta.

Surat Kabar Washington Post, seperti yang dikutip

oleh Muda (2005: 46), memiliki standar tentang

sikap adil dalam pemberitaan, yaitu:

Berita tidak boleh mengabaikan fakta penting,

sehingga harus lengkap.

Berita harus memasukkan informasi yang

relevan.

Berita tidak boleh menipu.

Berita tidak boleh dipengaruhi oleh emosi dan

perasaan reporternya.

Berita ada dua jenis, yang pertama adalah

berita yang terpusat pada peristiwa, yaitu

menyajikan informasi terkini tanpa menghubungkan

peristiwa tersebut dengan hal lainnya. Yang

18

kedua adalah berita yang terpusat pada proses,

yaitu menyampaikan informasi tentang hal-hal

yang berkaitan tentang hal lainnya yang pernah

terjadi sebelumnya.

Menurut Muda (2005: 29), berita juga memiliki

nilai-nilai tersendiri yang membuatnya menjadi

menarik untuk dilihat, yaitu:

1. Timeliness : waktu yang tepat dalam melakukan

pemberitaan, ada berita yang harus

disampaikan dengan cepat, ada pula yang

dapat ditunda.

2. Proximity : kedekatan penonton dengan obyek

yang diberitakan. Bisa berupa kedekatan

lokasi, profesi, kebudayaan, dan

kepentingan lainnya.

3. Prominence : berita tentang orang-orang yang

terkemuka atau berpengaruh dalam kehidupan

penonton.

4. Consequence : menyampaikan informasi tentang

hal yang menimbulkan dampak dalam kehidupan

19

penonton, seperti kenaikan harga BBM, UU

mengenai helm SNI, dll.

5. Conflict : tentang konflik yang berhubungan

dengan peristiwa kehidupan.

6. Development : tentang keberhasilan dan

kegagalan dalam pembangunan.

7. Bencana dan kriminal

8. Cuaca

9. Olah raga

10. Human interest : berita yang dapat

menyentuh perasaan, pendapat, dan pikiran

manusia dengan membangkitkan segi emosi

penonton.

Sementara itu, Charnley (dalam Baksin, 2006:

51) mengemukakan standar yang dipakai untuk

mengukur kualitas berita, yaitu:

1. Akurasi : Berita harus dicek ketepatannya

sebelum disebarluaskan

2. Properly attributed : saksi dan narasumber harus

punya kapabilitas untuk memberikan

informasi

20

3. Seimbang dan adil : tiap narasumber

memiliki kesempatan yang sama untuk

menyampaikan informasi (cover both side)

4. Obyektif : sesuai dengan informasi dari

realita, fakta, dan narasumber

5. Brief and focused : berita disusun sedemikian

rupa agar mudah dipahami

6. Well written : naskahnya ditulis secara jelas,

langsung, dan menarik

Berita merupakan program televisi yang

termasuk dalam karya jurnalistik, yang

mengutamakan kecepatan penyampaian, mengusung

informasi dari sumber pendapat, realita, dan

peristiwa. Berikut ini merupakan jenis-jenis

berita televisi menurut Onong Uchyana Effendy,

yang ditulis kembali oleh Baksin (2006: 83),

yaitu:

1. Warta Berita

Berita ini merupakan laporan tercepat

tentang kejadian yang sedang terjadi.

Biasanya, berita seperti ini disiarkan tiap

21

satu jam sekali selama sekitar 15 menit.

Penyusunan beritanya memakai rumus 5 W + 1

H agar ideal, serta menggunakan struktur

piramida terbalik di mana berita tersebut

disusun mulai dari bagian terpenting hingga

ke bagian penjelas saja.

2. Pandangan Mata

Laporan pandangan mata tidak hanya meliputi

pemberitaan yang berisi laporan secara

langsung (live reporting), tetapi juga meliputi

seluruh pengambilan gambar dan pemberitaan

yang dilakukan di luar studio. Di dalam

berita ini, reporter hanya bertugas untuk

menjelaskan, bukan memberikan ulasan, sebab

penonton dapat melihat secara langsung

kejadian yang sesungguhnya melalui tampilan

visual.

3. Wawancara Udara

Berita ini banyak ditunggu dan mendapat

perhatian lebih dari masyarakat karena

mereka dapat mendengar pendapat langsung

22

dari narasumber yang terpercaya. Wawancara

ini terbagi menjadi dua. Yang pertama

adalah informational interview, yaitu wawancara

dengan narasumber mengenai fenomena

tertentu. Dan yang kedua adalah personality

interview, yaitu wawancara mengenai pribadi

narasumber itu sendiri.

4. Komentar

Berita ini bersifat analisis terhadap

berita yang pernah disiarkan sebelumnya.

Komentator harus memiliki kemampuan untuk

menyelami fakta dan latar belakang

peristiwa lebih dalam, menyelidiki orang

yang berperan, menentukan sikap, dan dapat

menyajikan pandangan ke depan.

Televisi

Makin banyak orang yang menghabiskan waktunya

untuk menonton televisi. Bagi mereka, televisi

adalah teman. Dan televisi dapat menjadi cermin

perilaku masyarakat yang dapat dijadikan pedoman

23

untuk bertindak di dalam kehidupan. Dalam

penyiarannya pun, televisi menggunakan gelombang

udara milik publik, sehingga memiliki tanggung

jawab secara tidak langsung terhadap masyarakat.

Stasiun televisi dapat menayangkan berbagai

macam program hiburan, tetapi yang menjadi

identitas atau ciri khasnya adalah program

berita. Program berita sendiri merupakan bentuk

pemenuhan kewajiban stasiun televisi kepada

masyarakat setempat.

Menurut Wibowo (2007: 1), jurnalistik

televisi sendiri muncul akibat adanya

perkembangan teknologi dalam pengiriman suara

dan gambar yang ditemukan oleh Paul Nipkow pada

tahun 1883. Sedangkan, di Indonesia sendiri ,

stasiun televisi resmi yang pertama kali dibuka

adalah TVRI, yaitu pada tanggal 24 Agustus 1962.

Dan setelahnya, muncullah berbagai macam stasiun

televisi lainnya, seperti RCTI, TPI, Indosiar,

dan sebagainya.

24

Jurnalistik Televisi

Sifat media televisi adalah dapat didengar

dan dilihat (audiovisual) saat penyiaran

berlangsung (yang merupakan gabungan dari sifat

media cetak dan audio), memiliki daya rangsang

yang tinggi, serta daya jangkau yang luas. Media

ini termasuk dalam media yang menguasai waktu

tetapi tidak menguasai ruang, artinya penyiaran

melalui media televisi dapat diterima

disepanjang jangkauan siarannya tetapi tidak

bisa diulang. Namun tak dapat dipungkiri, biaya

yang dibutuhkan pun tinggi jumlahnya.

Dalam penyajiannya, antara audio dan

visualnya harus sinkron karena kedua elemen itu

sifatnya saling mendukung penyampaian informasi

yang dimaksud. Menurut Wibowo (2007: 100), Media

audiovisual berorientasi pada kekuatan pemikiran

dan ungkapan visual sedangkan audio diperlukan

sebagai pelengkap informasi dari tayangan visual

tersebut. Dengan tayangan visual tersebut,

penonton akan dibawa untuk seolah-olah

25

menyaksikan peristiwa yang terjadi. Unsur visual

ini pula yang memiliki nilai berita yang lebih

tinggi dan lebih objektif.

Selain itu, berorientasi pada audiovisual

membuat berita yang dilaporkan haruslah

memberikan informasi untuk mata dan telinga.

Tayangan gambar harus jelas, urutannya runtut

agar mudah dimengerti, tidak diulang-ulang, dan

disertai dengan narasi yang tidak bertele-tele,

sederhana, dan tepat dengan menggunakan rumus

easy listening formula karena informasi yang telah

disampaikan harus segera ditangkap dan tidak

dapat diulang. Idealnya setiap kalimat tidak

lebih dari 15 kata, karena kalimat yang terlalu

panjang dapat membuat kesatuan pikirannya

menjadi kabur. Oleh karena itu, sangat penting

untuk menyusun kalimat dengan urutan yang logis

dan runtut dari awal hingga akhir.

Program Berita Televisi

26

Sesuai dengan apa yang ditulis oleh Morissan

(2008: 24) dalam bukunya yang berjudul

“Jurnalistik Televisi Mutakhir”, dikatakan bahwa

pengelola stasiun televisi harus mampu menarik

rasa ingin tahu penonton melalui berbagai macam

jenis program yang ditawarkan.

Untuk menyampaikan berita pun, terdapat

beberapa cara, yaitu:

a) Hard News

Terdiri dari informasi-informasi penting

yang harus segera disiarkan agar dapat

diketahui penonton dengan cepat. Televisi

lebih dipercaya dalam penayangan hard news

karena adanya visual yang dapat dijadikan

bukti sehingga lebih terpercaya

keakuratannya. Media televisi sendiri

menyajikan hard news secara tetap dalam

sebuah program berita.

27

Hard news dibagi menjadi 3 bentuk, yaitu:

i. Straight News

Berita langsung yang

menyampaikan informasi penting

mencakup 5W+1H dalam singkat karena

dikejar oleh waktu dan keaktualan.

ii. Feature

Sisi lain dari straight news yang

membahas tentang human interest dari

suatu berita. Feature masuk ke dalam

kategori hard news bila durasi

penayangannya singkat (kurang dari

lima menit).

iii. Infotainment

Tidak diartikan sebagai berita

yang memberikan hiburan atau

menghibur, melainkan sebagai berita

yang menginformasikan kehidupan

selebriti, yang notabene bekerja

dalam industri hiburan. Karena

sifatnya yang harus segera

28

ditayangkan, maka berita ini

dimasukkan dalam kategori straight

news.

b) Soft News

Berbeda dengan hard news, berita ini

tidak menuntut kecepatan penyiaran. Bahkan

pengolahan data sering kali dilakukan

secara mendalam sebelum kemudian

disebarluaskan melalui media.

29

Soft news antara lain terdiri dari:

i. Current Affair

Berita ini menyajikan informasi

lanjutan dari berita penting yang

pernah muncul sebelumnya dengan

lebih lengkap dan mendalam.

Tuntutan kecepatan waktu

pemberitaan hanya terletak pada

masih adanya perhatian masyarakat

terhadap persoalan yang dibahas

tersebut.

ii. Magazine

Tema yang disajikan mirip

dengan apa yang disajikan dalam

majalah, serta dapat pula disebut

feature dengan durasi yang lebih

panjang. Berita ini memprioritaskan

aspek menarik daripada aspek

pentingnya.

iii. Documenter

30

Program yang dikemas dengan

menarik dalam proses penceritaan

dan editingnya, sebagai media

pembelajaran dan pendidikan.

iv. Talk Show

Menampilkan satu atau beberapa

orang untuk membahas topik tertentu

yang telah ditentukan sebelumnya

dengan dipandu oleh pembawa acara.

Yang diundang adalah orang-orang

yang ahli di bidangnya atau orang-

orang yang memiliki pengalaman

dalam bidang tersebut.

Reporter

Menurut J.B. Wahyudi (1991: 105), reporter

termasuk sebagai wartawan memiliki tanggung

jawab untuk mengumpulkan, memilih, mengolah

berita, dan menyajikannya dengan cepat kepada

masyarakat melalui media massa. Reporter berita

televisi dituntut untuk memiliki keterampilan

31

dalam mengombinasikan uraian fakta, pendapat,

dan penyajian pendapat yang relevan dari

narasumber dalam bentuk audiovisual. Sebelum

melaporkan hasil peliputan di lapangan, reporter

wajib melakukan check and re-check, yaitu memeriksa

kembali kebenaran berita dengan melakukan lebih

banyak pengumpulan data untuk dikomparasikan

dengan hasil liputan. Hal ini dilakukan untuk

memastikan keobyektivitasan dan keakuratan fakta

yang diperoleh.

Pada dasarnya, sebelum berangkat dari kantor,

reporter telah diberi arahan atau tugas dari

direktur program. Hal ini memudahkan reporter

untuk melakukan peliputan karena dapat

mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan

saat peliputan dengan lebih baik. Namun, dalam

kondisi-kondisi tertentu, reporter juga dituntut

untuk kreatif dan bergerak cepat saat ada

kejadian yang lebih penting lagi. Peliputan tak

terencana seperti ini hanya mengandalkan

kepandaian dan kekreatifan reporter dalam

32

mengumpulkan fakta dan menjawab rumusan 5 W + 1

H dalam waktu yang singkat agar dapat segera

disampaikan pada masyarakat.

Ada pula istilah reporter stand up, yaitu

posisi dimana reporter melakukan laporan

langsung dari tempat kejadian. Dalam hal ini,

reporter dituntut untuk bisa menguasai perasaan,

suara, dan hal psikis lainnya agar informasi

yang disampaikan tetap terlihat netral di mata

masyarakat. Saat melaporkan, reporter hanya

dibekali dengan catatan-catatan kecil yang

berfungsi sebagai petunjuk, sedangkan narasi

harus diimprovisasi sendiri agar menarik untuk

diperhatikan penonton. Selain itu, eye contact

dengan penonton harus tetap dijaga. Sistem ini

dapat digunakan untuk live reporting maupun untuk

rekaman paket berita.

Pemberitaan seperti ini dimungkinkan bagi

seorang reporter karena adanya sistem ROSS yang

dibedakan menjadi empat, seperti yang dituliskan

oleh Wahyudi (1991: 151), yaitu:

33

a) Reporter on the spot on the screen

Reporter berada di tempat kejadian dan

ketika ditayangkan tampak di layar kaca.

Reporter melaporkan informasi dengan latar

belakang kejadian yang sedang diberitakan.

b) Reporter on the spot off the screen

Reporter berada di tempat kejadian tetapi

tidak ikut masuk di dalam layar, melainkan

hanya suara narasinya saja yang ikut

terekam.

34

c) Reporter off the spot on the screen

Reporter tidak ada di tempat kejadian,

namun kameramen akan mengambil gambar-

gambar yang diinginkan oleh reporter

tersebut. Dengan bantuan teknik blue screen,

reporter dapat dibuat seolah berada di

tempat kejadian.

d) Reporter off the spot off the screen

Reporter tidak muncul di dalam layar dalam

peliputannya. Kameramen pun hanya mengambil

gambar dari arsip-arsip yang dimiliki

perusahaan.

Sebagai seorang wartawan/ reporter, seseorang

wajib mengetahui fenomena apa yang menarik untuk

disampaikan kepada masyarakat. Dalam usahanya

untuk mengumpulkan informasi pun, reporter harus

giat berusaha, sebab informasi tersebut tidak

dapat diperoleh dengan mudah. Hal ini akan lebih

mudah dilakukan bila reporter tersebut memiliki

rasa ingin tahu yang besar tentang permasalahan

yang sedang dibahas, terutama dalam menjawab

35

rumusan 5 W + 1 H. Informasi tersebut juga dapat

diperoleh dengan melakukan observasi langsung

kepada orang-orang yang bersangkutan, ikut

merasakan kejadian yang sesungguhnya, atau pun

dengan mengamati secara diam-diam agar

memperoleh informasi yang akurat. Di lapangan,

reporter juga bertindak sebagai produser,

sehingga ia pun bertanggung jawab dalam

kelengkapan peralatan dan keberhasilan liputan.

36

BAB II

DESKRIPSI OBJEK KKL

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di

Stasiun Televisi Republik Indonesia Daerah Yogyakarta

atau yang lebih dikenal dengan TVRI Jogja. Dalam

pengumpulan data mengenai perusahaan dan sistem kerja,

penulis dibantu oleh Siti Wahyuni selaku penanggung

jawab bidang berita, Anang Wiharyanto selaku penanggung

jawab humas dan protokol, yang memberikan data-data

perusahaan kepada saya, serta rekan-rekan reporter,

yaitu Herdian Giri dan Eddyana Riyanto.

1. Sejarah TVRI Jogja

TVRI Stasiun D. I. Yogyakarta didirikan pada tahun

1965 dengan dikepalai oleh Ir. Dewabrata. Saat itu,

TVRI Stasiun D. I. Yogyakarta ini merupakan TVRI

stasiun daerah yang pertama kali didirikan di

Indonesia. Lokasi kantor TVRI Jogja seluas 4 hektar,

yang terletak di Jalan Magelang Km. 4,5 Yogyakarta

tersebut merupakan bangunan kedua yang baru

37

ditempati pada tahun 1970, sebelumnya kantor

tersebut berada di Jalan Hayam Wuruk.

Sebagai permulaan, TVRI Jogja mengudara tiga kali

seminggu dengan durasi dua jam per siaran, format

siaran hitam putih, dan pemancar VHF berkekuatan 10

KWatt, sehingga jangkauan siarnya pun masih sangat

terbatas. Siaran perdananya dilakukan pada tanggal

17 Agustus 1965 untuk menyiarkan pidato peringatan

Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang

ke-20 oleh Wakil Gubernur D. I. Yogyakarta, Sri

Paduka Paku Alam VIII.

Tahun 1973, siaran telah dilakukan setiap hari

dengan durasi 2,5 hingga 3 jam siar per hari, yang

merupakan akumulasi dari penyiaran terpadu dari TVRI

Pusat Jakarta dengan produksi lokal TVRI Jogja.

Namun, sebelum tahun 2009, terdapat beberapa daerah

di Gunung Kidul maupun Kulonprogo yang belum dapat

menerima siaran TVRI Jogja karena faktor topografis

yang berupa pegunungan. Maka di awal November 2008,

dibangunlah menara pemancar di Bukit Pathuk, Gunung

Kidul, untuk memperluas jangkauan siar tersebut.

38

Tabel 1

Nama-nama pemegang jabatan Kepala Stasiun di TVRI Jogja

No. Nama Periode

1. Ir. Dewabrata 1965 – 1971

2. R. M. Soenarto 1971 – 1975

3. Drs. Darjoto 1975 – 1983

4. M. Djaslan, B.A. 1983 – 1985

5. Drs. Ishadi S.K., M.Sc. 1985 – 1988

6. Drs. Semyon Sinulingga 1988 – 1990

7. Drs. Suryanto 1990 – Juli 1995

8. Drs. Bakaroni A. S.Agustus – Desember

1995

9. Sunjoto SuwartoJanuari 1995 –

1998

10. Drs. Pudjatmo 1998 – 2000

11. Drs. Sutrimo, M.M., M.Si. 2000

12. Drs. Sudarto H. S. 2000 – 2003

13.Drs. Bambang Winarso,

M.Sc.2003 – 2007

14. Drs. Tribowo Kriswinarso 2007 – 2009

15. Drs. Tri Wiyono 2009 – 2010

39

Somahardja, M.M.

16.Made Ayu Dwie Mahenny,

S.H., M.Si.2010 - sekarang

(Sumber: Humas TVRI Jogja. 2011)

TVRI Jogja sempat berlangganan Riset Media AC

Nielsen untuk memonitor tingkat penyiarannya

dibandingkan stasiun TVRI lainnya. Namun, karena

ketidakterbukaan AC Nielsen dalam memperoleh dan

mengolah data, akhirnya TVRI Jogja memutuskan untuk

berhenti berlangganan. Pada April 2006, TVRI Jogja

memperoleh channel share terbaik di antara stasiun TVRI

di seluruh Indonesia, yakni 4,9 poin. Lalu pada

Januari 2008, saat terdapat peristiwa meninggalnya

Mantan Presiden Republik Indonesia, Soeharto, TVRI

Jogja memperoleh rating share 1,7. Dan hingga saat ini,

rating share yang diperoleh masih unggul 2,4 bila

dibandingkan dengan TVRI stasiun daerah lainnya.

(Wiharyanto. 2010.

http://anangwiharyanto.wordpress.com/acara/)

40

2. Lokasi dan Waktu KKL

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan di

Kantor TVRI Stasiun Daerah Istimewa Yogyakarta, yang

terletak di Jl. Magelang Km. 4,5 Yogyakarta,

tepatnya di ruang divisi berita. Kegiatan tersebut

dilaksanakan penulis selama satu bulan, terhitung

tanggal 3 – 28 Januari 2011.

Selama satu minggu pertama, penulis melakukan

penyesuaian dengan membantu di ruang redaksi berita,

di tempat para reporter dan editor berkumpul. Lalu

selanjutnya penulis mulai ikut terjun ke lapangan

bersama seorang reporter dan juru kamera untuk

mempelajari cara kerja reporter dan mencoba

mempraktekkannya. Selain itu, penulis juga beberapa

kali mencoba menulis naskah berita yang akan

disiarkan dan merekam pembacaan naskah tersebut.

3. Visi dan Misi

3.1. VISI

Terwujudnya TVRI D.I Yogyakarta sebagai media

Televisi Publik yang independen, profesional,

41

terpercaya dan pilihan masyarakat DIY , dalam

keberagaman usaha dan program yang ditujukan

untuk melayani    kepentingan masyarakat dalam

upaya memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan masyarakat, dan melestarikan nilai

budaya yang berkembang di DIY dalam rangka

memperkuat kesatuan nasional melalui jejaring

TVRI Nasional.

3.2. MISI

i. Mengembangkan TVRI D.I Yogyakarta menjadi

media perekat sosial sekaligus media kontrol

sosial yang dinamis.

ii. Mengembangkan TVRI D.I Yogyakarta menjadi

pusat layanan informasi   yang utama serta

menyajikan hiburan yang sehat dengan

mengoptimalkan potensi daerah dan kebudayaan

yang tumbuh dan berkembang di  DIY.

iii. Memberdayakan TVRI D.I Yogyakarta menjadi

pusat pembelajaran demokratisasi dan

42

transparansi informasi dalam rangka

mewujudkan masyarakat madani.

iv. Memberdayakan TVRI D.I Yogyakarta sebagai

Televisi Publik yang bertumpu pada

keseimbangan informasi dengan tetap

memperhatikan komunitas terabaikan.

v. Memberdayakan TVRI D.I Yogyakarta menjadi

media untuk membangun citra positif DIY

sebagai pusat budaya, pendidikan dan

pariwisata ditingkat nasional, regional

maupun di dunia internasional melalui

jejaring TVRI Nasional.

(Humas TVRI Jogja. 2011. Profil LPP TVRI: Visi dan

Misi.

http://tvriyogyakarta.com/visi_dan_misi_130.html)

4. Arti Logo

Makna :

Secara simbolis, bentuk logo ini menggambarkan “

layanan publik yang informatif, komunikatif, elegan

dan dinamis “ dalam upaya mewujudkan visi dan misi

43

TVRI sebagai TV Publik yaitu media yang memiliki

fungsi kontrol dan perekat sosial untuk memelihara

persatuan dan kesatuan bangsa.

Bentuk lengkung yang berawal pada huruf T dan

berakhir pada huruf I dari huruf TVRI membentuk

huruf ”P” yang mengandung 5 (lima) makna layanan

informasi dan komunikasi menyeluruh, yaitu :

1. P sebagai huruf awal dari kata PUBLIK yang

berarti “memberikan layanan informasi dan

komunikasi kepada masyarakat dengan jangkauan

nasional dalam upaya ikut mencerdaskan kehidupan

bangsa”

2. P sebagai huruf awal dari kata PERUBAHAN yang

berarti ”membawa perubahan ke arah yang lebih

sempurna”

3. P sebagai huruf awal dari kata PERINTIS yang

berarti ”merupakan perintis atau cikal bakal

pertelevisian Indonesia”

4. P sebagai huruf awal dari kata PEMERSATU yang

berarti ”merupakan lembaga penyiaran publik yang

mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar di

44

bumi Nusantara yang sangat luas dan terdiri atas

ribuan pulau”

5. P sebagai huruf awal dari kata PILIHAN yang

berarti ”menjadi pilihan alternatif tontonan

masyarakat Indonesia dari berbagai segmen dan

lapisan masyarakat”

Bentuk elips dengan ekor yang runcing dan dinamis

melambangkan komet yang bergerak cepat dan terarah

serta bermakna gerakan perubahan yang cepat dan

terencana menuju televisi publik yang lebih sempurna.

Bentuk tipografi TVRI memberi makna elegan dan

dinamis, siap mengantisipasi perubahan dan

perkembangan jaman serta tuntutan masyarakat.Warna

BIRU mempunyai makna elegan, jernih, cerdas, arif,

informatif dan komunikatif. Perubahan warna jingga ke

warna merah melambangkan sinar atau cahaya yang

membawa pencerahan untuk ikut bersama mencerdaskan

kehidupan bangsa serta mempunyai makna : Semangat dan

dinamika perubahan menuju ke arah yang lebih

sempurna.

45

Khusus untuk TVRI Stasiun D.I Yogyakarta, dibawah

logo tersebut dicantumkan identitas lokal, yakni kata

Jogja seperti yang tercantum dalam tulisan Jogja Never

Ending Asia, yang berupa tulisan tangan Sri Sultan

Hamengkubuwono X. Hal ini mengandung makna sebagai

penghormatan terhadap Kraton Yogyakarta sebagai pusat

budaya dan cikal bakal pengembangan wilayah DIY serta

untuk turut mempromosikan ikon wisata DIY baik di

kancah regional, nasional dan internasional. Hal lain

lagi, bahwa dengan pencantuman tulisan Jogja ini,

diharapkan TVRI Jogja mampu menjalankan visi dan

misinya selaku TV Publik yang mempunyai kepedulian

dan keberpihakan terhadap publik DIY.

(Dikutip dari Wiharyanto, Anang. 2010. Profil LPP

TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta: Arti Logo TVRI.

http://anangwiharyanto.wordpress.com/acara/)

46

47

5. Program Kerja TVRI:

a) Pembenahan Struktur Organisasi

b) Pembenahan citra TVRI dan budaya kerja

organisasi

c) Reevaluasi menyeluruh thd acara berita maupun

non berita

d) Peningkatan acara2 baru menjadi tontonan yang

menarik

e) Promosi program2 unggulan

f) Peningkatan pelayanan kpd mitra melalui promosi

dan pemasaran

g) Peningkatan kualitas SDM di bidang teknik,

marketing, program, berita, keuangan dan

pelayanan

h) Kerjasama produksi dan penyiaran dengan berbagai

Departemen / Lembaga Pemerintah dan

non_Pemerintah

i) Peningkatan sistem dan prosedur tata kelola

perusahaan.

j) Peningkatan tertib administrasi pengelolaan

penerimaan & pengeluaran dana

48

k) Peningkatan daya pemancar

l) Revitalisasi sarana & prasarana yg ada terutama

di daerah Perbatasan NKRI.

m) Peningkatan kemampuan Stasiun Penyiaran daerah.

(Dikutip dari Wiharyanto, Anang. 2010. Profil LPP

TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta: Program kerja TVRI.

http://anangwiharyanto.wordpress.com/acara/)

49

6. Kondisi Pegawai di TVRI Jogja

Pegawai TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta menurut

Wiharyanto, Anang. terdiri dari 2 bagian besar,

yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai

Kontrak. Adapun sampai dengan bulan April 2009

kondisinya seperti terungkap di tabel berikut

(Dikutip dari Wiharyanto, Anang. 2010. Deskripsi LPP

TVRI STA. D.I. YOGYAKARTA. Kondisi Pegawai.

http://anangwiharyanto.wordpress.com/acara/deskripsi

-lembaga-penyiaran-publik-tvri-stasiun-d-i-

yogyakarta-lpp-tvri-d-i-yogyakarta/):

STATUS JABATAN/ PENDIDIKAN

NO PEKERJAAN SD SMP SLA SM S1 S2 D1 D2 D3 D4 JUMLAH

1 KEPALA STASIUN 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1

2BIDANG PROG. &

PU0 0 22 0 24 3 1 2 0 4 56

3 BIDANG BERITA 0 0 10 0 21 2 1 2 1 5 42

4 BIDANG TEKNIK 0 9 24 0 7 2 6 5 6 4 63

5 BAGIAN KEUANGAN 0 0 7 3 6 2 0 0 0 0 18

50

6 BAGIAN UMUM 2 7 13 1 2 3 0 0 0 1 29

JUMLAH PNS 9 9 78 6 68 6 9 8 11 15 209

1 KEPALA STASIUN

2BIDANG PROG. &

PU1 1 1 3

3 BIDANG BERITA 5 5 5 2 17

4 BIDANG TEKNIK 1 4 8 1 14

5 BAGIAN KEUANGAN 1 1

6 BAGIAN UMUM 1 2 16 1 20

JUMLAH KONTRAK 2 3 26 0 13 0 0 0 8 3 55

JUMLAH TOTAL 13 12 104 6 81 6 9 8 19 18 264

NO STATUS JABATAN/ AGAMA

PEKERJAAN ISLAM KRISTEN KATHOLI K HINDU JUMLAH

1 KEPALA STASIUN 1 1

2BIDANG PROG. &

PU43 8 5 56

3 BIDANG BERITA 33 5 4 42

51

NO STATUS JABATAN/ AGAMA

4 BIDANG TEKNIK 48 7 8 63

5 BAGIAN KEUANGAN 16 1 1 18

6 BAGIAN UMUM 27 2 29

JUMLAH PNS 166 20 20 1 209

1 KEPALA STASIUN

2BIDANG PROG. &

PU3 3

3 BIDANG BERITA 16 1 17

4 BIDANG TEKNIK 14 14

5 BAGIAN KEUANGAN

6 BAGIAN UMUM 19 19

JUMLAH KONTRAK 52 1 0 0 53

JUMLAH TOTAL 231 22 20 1 274

7. Deskripsi Program Berita

a) BERITA JOGJA

Siaran : Setiap hari, 17.00 – 18.00

WIB

Karakteristik : Siaran Langsung

52

Format Program : News

Format Produksi : Studio

Durasi : 60 menit

Sasaran Pemirsa     : Umum

Frekuensi Program     : Harian

Deskripsi

Latar   Belakang   :

Peristiwa atau kejadian-kejadian aktual di

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan

sekitarnya terjadi setiap hari,  baik yang

bersifat hard news, soft news atau ceremonial

perlu diinformasikan secara cepat, tepat dan

akurat  sehingga publik dapat menerima akses

berita yang terjadi di daerahnya.

Tujuan   :

Memberikan informasi aktual dan faktual

seputar kejadian di DIY dan sekitarnya.

Komponen Elemen Program   :

a. 2 Penyiar berita

b. Dekorasi & Property

Lay Out Program/Tata Urutan Program   :

53

a. Tune

b. Penyiar membuka berita

c. Ringkasan berita

d. Isi berita DIY

e. Dialog Warga

f. Penyiar menutup berita & Kerabat kerja

Berita Jogja di Studio 3

b) YOGYAWARTA

Siaran : Setiap hari, 15.00 – 15.30

WIB

Karakteristik : Siaran Langsung

Format Program : News

Format Produksi : Studio

54

Durasi : 30 menit

Sasaran Pemirsa     : Umum

Frekuensi Program     : Harian

55

Deskripsi

Latar   Belakang   :

Yogyakarta sebagai pusat budaya Jawa

memiliki karakteristik plurarisme yakni tetap

melestarikan budaya lokal dan menerima masuknya

budaya lain. Peristiwa aktual, faktual

pendidikan, sosial budaya dan lain-lain

senantiasa mewarnai sentral budaya jawa

tersebut. Dengan penyampaian informasi yang

cepat, tepat dan berimbang  yang disampaikan

dengan bahasa tutur jawa krarma madya

diharapkan dapat mengkomunikasikan peristiwa

tersebut pada khalayak.

Tujuan   :

Memberikan informasi aktual dan faktual 

seputar kejadian atau peristiwa yang terjadi

DIY dan sekitarnya melalui media tutur Bahasa

Jawa.

Komponen Elemen Program   :

a. Seorang Penyiar berita

b. Dekorasi & Property

56

Lay Out Program/Tata Urutan Program   :

a. Tune

b. Penyiar membuka berita

c. Ringkasan berita

d. Isi berita DIY

e. Penyiar menutup berita & Kerabat kerja

Siaran Yogyawarta di Studio 3 (New`s Centre)

c) JOGJA WEEKEND

Siaran : Setiap Minggu, 17.30 – 18.00

WIB

Karakteristik : Siaran Langsung

Format Program : News

Format Produksi : Studio

57

Durasi : 30 menit

Sasaran Pemirsa     : Umum

Frekuensi Program     : Mingguan

Deskripsi

Latar Belakang   :

Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata

kaya akan tontonan seni budaya dan adat

istiadat  yang menarik untuk diketahui

wisatawan mancanegara maupun wisatawan

domistik. Informasi seputar peristiwa atau

kejadian kegiatan tersebut perlu diinformasikan

dalam tutur bahasa inggris sebagai media

komunikasi.

58

Tujuan   :

Memberikan informasi liputan berita dalam

bahasa Inggris.

Komponen Elemen Program   :

a. Seorang Penyiar Berita

b. Dekorasi & Property

Lay Out Program/Tata Urutan Program   :

a. Tune

b. Penyiar membuka berita

c. Ringkasan berita

d. Isi berita

e. Penyiar menutup  berita & Kerabat Kerja

Jogja Weekend di Studio 3

59

(Dikutip dari Wiharyanto, Anang. 2010. Deskripsi Acara.

http://anangwiharyanto.wordpress.com/acara/acara-yang-

diproduksi/)

60

8. Target Audience

Semua acara yang terdapat di dalam stasiun

televisi ini ditujukan kepada seluruh masyarakat

dari berbagai lapisan dan golongan, yang berdomisili

di wilayah Propinsi DIY dan sebagian Jawa Tengah,

yang masuk dalam jangkauan siar TVRI Jogja. Desain

program di stasiun ini tidak mengenal istilah Prime

Time seperti layaknya stasiun TV pada umumnya. Hal

ini disebab oleh realita di lapangan, bahwa acara

apapun itu, asal bagus dan berkualitas, pasti akan

dinanti dan dinikmati oleh audience tanpa

mempersoalkan waktu siarnya. Hal ini mematahkan

anggapan mengenai waktu prime time pada pukul 19.00 –

21.00 adalah penayangan acara unggulan suatu acara

Televisi.

Anggapan ini didukung oleh penelitian kecil yang

dilakukan oleh Tim Universitas Kristen Duta Wacana

Yogyakarta pada bulan Juli 2007 yang lalu. Melalui

penyebaran angket secara acak pada 100 warga di DIY,

diperoleh hasil bahwa 64 orang atau 64 persen warga

DIY masih melihat TVRI Jogja. (Wiharyanto, Anang.

61

2010. Profil LPP TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta: Ruang

Lingkup – Target Audiece.

http://anangwiharyanto.wordpress.com/acara/)

9. Fungsi Publik

Sebagai stasiun televisi yang bervisikan budaya,

pendidikan dan kerakyatan, maka  TVRI Stasiun D.I.

Yogyakarta berusaha untuk ikut lebur bersama

dinamika kehidupan masyarakat. Untuk itu, selain

melalui acara-acara talkshow yang memberi ruang luas

bagi pemirsa untuk ikut menyuarakan aspirasinya,

kita juga memberikan kesempatan kepada masyarakat

untuk memanfaatkan fasilitas di TVRI Stasiun D.I.

Yogyakarta untuk kegiatan pendidikan, seni budaya,

serta kegiatan ekonomis. (Wiharyanto, Anang. 2010.

Profil LPP TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta: Fungsi

Publik. http://anangwiharyanto.wordpress.com/acara/)

10. Deskripsi Seksi Produksi Berita

Seksi Produksi Berita berada di dalam kesatuan

Divisi Berita yang dikepalai oleh Bambang Satmoko.

62

Divisi ini dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu

Seksi Produksi Berita dan Seksi Current Affair dan Siaran

Olah Raga. Masing-masing seksi bekerja dalam ruangan

yang terpisah dan tidak saling berhubungan. Seksi

Produksi Berita sendiri dikepalai oleh Arieato,

dengan dibantu oleh dua orang penanggung jawab,

yaitu Siti Wahyuni dan Agus Yusup.

Seksi ini bertanggung jawab atas produksi

program acara berita Yogyawarta, Berita Jogja, dan

Jogja Weekend). Seksi ini memiliki sekitar 40 orang

karyawan, yang terdiri dari 5 editor naskah, 6

editor VTR, 8 reporter tetap, 7 juru kamera,

beberapa orang koresponden, dan 6 pembawa berita.

Namun, belum seluruh karyawan tersebut sudah

berstatus tetap, beberapa masih dalam status kontrak

atau belum menjadi Pegawai Negeri Sipil.

Alur produksi berita dimulai dari penentuan

topik dan jadwal yang dilakukan oleh Kepala Seksi

Produksi Berita, yang telah disetujui oleh Kepala

Bidang Berita. Kemudian reporter TVRI Jogja melihat

topik liputan yang mereka dapatkan untuk tugas pada

63

hari tersebut, dan mulai menentukan akan menggunakan

topik tersebut atau tidak dengan pertimbangan

kepentingan masyarakat, serta mulai mencari

informasi-informasi mengenai topik tersebut sebagai

referensi dalam melakukan liputan dan wawancara.

Setelah liputan selesai dilakukan, reporter

akan kembali ke ruang redaksi untuk menuliskan

naskah beritanya, sementara juru kamera menyerahkan

rekaman gambar untuk di capture di dalam komputer

editing. Setelah naskah berita selesai ditulis,

editor naskah akan menyuntingnya agar kalimat yang

digunakan lebih jelas dan mudah dipahami oleh

pemirsa nantinya. Dan berikutnya adalah tugas Editor in

Chief untuk memilih berita mana saja yang akan masuk

ke dalam program berita hari itu. Berita yang

dipilih untuk disiarkan kemudian didubbing oleh

reporter yang bertanggung jawab dalam peliputannya.

Setelah proses dubbing selesai dilakukan, barulah

editor VTR memulai proses pengeditan untuk persiapan

penyiaran nanti.

64

11. Struktur Organisasi

(Sumber: Wiharyanto, Anang. 2010. Deskripsi LPP TVRI

STA. D.I. Yogyakarta. Struktur Organisasi TVRI Stasiun

D. I. Yogyakarta.

65

http://anangwiharyanto.wordpress.com/acara/deskripsi-

lembaga-penyiaran-publik-tvri-stasiun-d-i-yogyakarta-

lpp-tvri-d-i-yogyakarta/)

66

BAB III

HASIL PENGAMATAN DAN DESKRIPSI KULIAH KERJA LAPANGAN

SERTA ANALISISNYA

A. Hasil Kuliah Kerja Lapangan

Selama satu bulan, tanggal 3 – 28 Januari 2011,

penulis berperan menjadi asisten reporter yang bertugas

mencatat info-info yang diperoleh dari narasumber agar

dapat dipakai untuk melengkapi catatan yang dimiliki

oleh reporter TVRI Jogja yang diikuti. Penulis juga

diberi kesempatan beberapa kali untuk membuat naskah

berita atas nama reporter TVRI Jogja yang diikuti di

lapangan, kemudian menyerahkannya kepada editor untuk

diubah sesuai dengan pembahasaan berita TVRI Jogja.

Tugas dan tanggung jawab reporter di kantor divisi

berita TVRI Jogja tidak jauh berbeda dengan reporter

pada umumnya. Reporter TVRI Jogja berperan penting

sebagai pencari dan pengumpul data serta informasi

untuk kemudian disampaikan kepada masyarakat dalam

kemasan berita pada program acara Yogyawarta, Berita

Jogja, maupun Jogja Weekend. Mengingat stasiun televisi

67

ini bersifat lokal, maka informasi yang dikumpulkan pun

hanya yang ada di seputar Daerah Istimewa Yogyakarta,

sedangkan untuk wilayah Jawa Tengah akan ditangani oleh

para koresponden.

Setiap hari, mereka telah diberi jadwal untuk

melakukan peliputan serta tema yang harus diliput.

Jadwal sudah akan dipasang mulai pukul 17.00 WIB.

Penentuan jadwal tersebut diatur oleh Kepala Seksi

Produksi Berita melalui inisiatif sendiri berdasarkan

pengetahuan yang didapat, melalui berita-berita di

media lain, kontak dengan sesama wartawan, maupun

berdasarkan undangan untuk melakukan pemberitaan yang

biasanya bersifat publikasi untuk acara seremonial.

Jadwal tersebut hanya digunakan sebagai pengarah

dan selalu dapat berubah sewaktu-waktu bila ada

kejadian lain yang jauh lebih penting ataupun yang

lebih tinggi nilai beritanya. Terkadang, karena

idealisme yang tinggi, dalam sehari mereka justru tidak

mendapat informasi apapun untuk dijadikan bahan berita.

Selain itu, tidak ada deadline pengumpulan bahan berita

di dalam prosedur kerja sehingga berita yang tidak

68

dapat ditayangkan langsung pada hari tersebut, karena

keterlambatan kembalinya reporter ke kantor, dengan

mudah dapat ditayangkan pada hari berikutnya dengan

catatan berita tersebut bukanlah berita yang sangat

penting. Hal ini sering kali membuat Tim Redaksi

kebingungan untuk menyusun berita yang akan ditayangkan

karena sering kali jumlah berita yang diperoleh dari

reporter dan koresponden tidak dapat memenuhi durasi

program berita yang harus ditayangkan.

Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya,

mereka dituntut untuk memiliki beberapa hal penting,

yaitu kesigapan mencari data selengkapnya untuk bahan

berita, keingintahuan yang besar tentang masalah yang

sedang dibahas, keberanian untuk melakukan peliputan

dalam situasi dan kondisi apapun, dan kejujuran dalam

melaporkan data yang ada. Setelah mengetahui tema

berita yang harus diliput, mereka harus segera menyusun

pertanyaan yang akan diajukan. Awalnya semua ditulis

dalam poin-poin penting, namun setelah sering melakukan

peliputan, mereka hanya perlu mengingat-ingat saja

karena sudah terbiasa. Pertanyaan yang diajukan juga

69

tidak terpaku pada apa yang telah mereka persiapkan

sebelum bertemu dengan narasumber, melainkan harus

dikembangkan sesuai dengan jawaban-jawaban yang

diberikan oleh narasumber sebagai salah satu proses

penggalian data mendalam.

Demi mendukung peliputan, mereka selalu datang

lebih awal ke ruang redaksi untuk melakukan pencarian

data (browsing melalui internet), guna mencari dan

mempelajari kembali berita-berita yang terkait dengan

tema pemberitaan yang harus diliput hari itu. Data-data

tersebut nantinya dapat menjadi pendukung maupun

menjadi jembatan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan

kepada narasumber, serta dapat menjadi berita

pengembangan dari berita yang sudah pernah ada

sebelumnya dalam kasus atau materi yang sama.

Kondisi di lapangan tidak selalu memungkinkan bagi

mereka untuk langsung menuliskan apa yang tertangkap

oleh inderanya ke dalam buku catatan yang mereka bawa,

oleh karena itu mereka harus memiliki daya ingat yang

tajam. Setelah kondisi memungkinkan, mereka harus

segera mencatat temuan-temuan itu ke dalam buku catatan

70

agar tidak ada yang terlewatkan. Catatan mereka pun

selalu dimulai dengan pertanyaan 5 W + 1 H, dan

ditambahkan dengan berbagai catatan statement dari

narasumber yang dapat menjadi kata kunci dalam

pemberitaan, serta temuan-temuan pendukung lainnya.

Selain mencatat, mereka juga bertugas untuk

mengarahkan juru kamera dalam mengambil gambar.

Walaupun juru kamera sudah diberi pelatihan tersendiri

mengenai tata cara pengambilan gambar, teknik, serta

tanggung jawab juru kamera, namun para reporter TVRI

Jogja ini tetap harus teliti dan cepat mengarahkan juru

kamera bila dirasa gambar-gambar yang diambil belum

cukup untuk menggambarkan suasana yang akan dimunculkan

dalam berita yang akan mereka tulis nantinya. Hal ini

terlihat sepele namun perlu perhatian khusus mengingat

efek visual dalam siaran televisi sangat mempengaruhi

sudut pandang audience dalam menerima dan menerjemahkan

pesan yang didapat. Khusus untuk rekaman statement, hal

ini dilakukan di akhir peliputan. Setelah mereka

mewawancarai narasumber dan mencatat berbagai info yang

diperoleh, beberapa statement yang dirasa tepat akan

71

dipilih untuk memperkuat keseluruhan badan berita, dan

kemudian meminta narasumber untuk mengulangi statement

tersebut saat juru kamera merekam gambar dan suaranya.

Seni dalam menuliskan berita ke dalam bentuk

naskah pun wajib diperhatikan karena pilihan kata dan

tata cara penyampaian yang digunakan akan mempengaruhi

bentuk berita serta cara pemirsa menangkap informasi

yang disampaikan. Naskah berita disusun dalam format

piramida terbalik dan menggunakan pilihan-pilihan kata

yang lazim digunakan untuk memudahkan pemirsa memahami

isi berita. Reporter TVRI Jogja juga dituntut untuk

kreatif dalam menyusun kalimat agar apa yang awalnya

penting tetapi tidak menarik perhatian pembaca, menjadi

menarik dan ditangkap oleh masyarakat. Selain itu,

sudut pandang yang dibangun oleh reporter saat

menuliskan naskah akan sangat mempengaruhi bagaimana

masyarakat menerima berita tersebut. Bila salah

menggunakan sudut pandang, berita dapat berbalik seakan

menyerang pihak yang diberitakan ataupun menyinggung

pihak-pihak yang terkait di dalamnya. Hal ini merupakan

salah satu peran pers, terutama reporter, sebagai

72

interpreter yang memberikan penafsiran atau arti pada

suatu peristiwa.

Begitu pula dalam membacakan naskah narasi berita

tersebut, intonasi yang digunakan disesuaikan dengan

isi dan maksud berita yang ingin disampaikan agar tidak

terjadi kesalahpahaman dalam menangkap isi berita

tersebut. Reporter yang telah selesai menuliskan naskah

berita diminta untuk menunggu dahulu hingga naskah

selesai diedit oleh editor, untuk melakukan proses

rekaman suara untuk berita yang diliputnya (dubbing).

Rekaman suara ini nantinya akan diedit dan dijadikan

satu dengan gambar yang akan ditayangkan, sesuai dengan

teknik Package (PKG), yaitu teknik pembacaan naskah berita

lead oleh penyiar, isi berita oleh reporter dengan

disertai penayangan gambar yang mendukung berita

tersebut, dan di tengah pemberitaan diselipi komentar

dari narasumber yang bersangkutan. Namun, reporter

sering kali tidak sabar menunggu dan langsung pulang.

Hal ini sering menyebabkan para editor naskah sering

kali kewalahan karena harus mengedit berita-berita yang

73

cukup banyak jumlahnya sembari menggantikan reporter

yang melalaikan tugasnya untuk melakukan dubbing.

Bila naskah tidak segera didubbing, maka kerja

editor visual pun akan terhambat dan menyebabkan kerja

editor visual menjadi sangat terburu-buru. Tak jarang

para editor naskah tersebut kemudian dibantu oleh staf-

staf lainnya, yang masih berada di kantor divisi berita

tersebut. Walau begitu, menurut Ibu Siti Wahyuni, yang

saat itu menjabat sebagai penanggung jawab program

kerja berita, rasa kekeluargaan yang ada di dalam

lingkup karyawan dapat membuat mereka tetap kompak dan

saling bantu tanpa ada rasa saling dirugikan. Ibu Siti

sendiri pun tak jarang ikut membantu dalam proses

rekaman suara agar kerja editor naskah maupun visual

tidak terhambat.

Pekerjaan reporter TVRI Jogja tidak hanya sekedar

meliput dan menuliskan naskah berita saja. Selain harus

melakukan proses rekaman suara, reporter juga harus

mendampingi editor visual dalam proses pemotongan

gambar dan pemasukan rekaman suara. Bahkan,

sekembalinya reporter dan juru kamera dari lapangan,

74

reporter harus melihat rekaman gambar yang telah

diambil oleh juru kamera untuk menyesuaikan antara alur

naskah berita yang akan dibuat dengan stok gambar yang

ada. Menurut Herdian Giri (reporter), hal ini dilakukan

untuk antisipasi ketidakcocokan gambar dengan berita

yang dimaksudkan oleh reporter. Proses editing bisa

saja langsung dikerjakan oleh editor visual tanpa

arahan dari reporter, namun nantinya, jika terjadi

kesalahan maupun ketidakcocokan dengan materi yang

disampaikan, maka akan tetap menjadi tanggung jawab

reporter tersebut.

Penulis mendapati cara reporter TVRI bekerja yang

berbeda dari kedua reporter yang diikuti selama proses

pembelajaran di lapangan. Saat mendapat undangan untuk

meliput rapat di DPRD Kota Yogyakarta mengenai dana

bantuan bagi korban gempa yang lalu, reporter (Eddy

Yanna) hanya hadir sebentar agar juru kamera bisa

mengambil gambar kemudian keluar ruangan dan pergi ke

tempat lain dengan membawa sebendel materi rapat yang

telah dipersiapkan sebelumnya oleh pihak panitia

penyelenggara, sehingga berita menjadi tidak lengkap

75

karena tidak ada proses pengambilan keputusan dalam

rapat tersebut. Verifikasi data pun hampir tidak pernah

dilakukan. Padahal, verifikasi sangat penting demi

keakuratan data yang dipakai untuk membangun berita

yang akan disajikan kepada masyarakat nantinya.

Reporter masih cenderung menggunakan satu narasumber

saja dan langsung menerima informasi seutuhnya.

Kemampuan berbahasa asing, terutama Bahasa

Inggris, sangat diperlukan oleh reporter. Selain

menguasai Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, dan

Bahasa Jawa sebagai bahasa yang dipakai dalam daerah

liputan TVRI Jogja, Bahasa Inggris pun diperlukan

sebagai satu-satunya bahasa internasional yang umum

digunakan. Pentingnya kemampuan berbahasa asing ini

sangat terlihat saat reporter harus melakukan wawancara

kepada beberapa orang pelajar dari Australia yang

sedang menjalani pertukaran pelajar. Reporter sangat

kewalahan untuk mengajukan pertanyaan sederhana kepada

para pelajar asing tersebut, sehingga wawancara agak

terhambat karena harus dibantu oleh seorang guru bahasa

inggris dari sekolah tersebut untuk menjelaskan maksud

76

pertanyaan tersebut. Karena adanya keterbatasan itu,

sering kali antara pertanyaan dan jawaban yang

diberikan menjadi tidak sinkron.

Selain harus memiliki ketrampilan sebagai seorang

reporter, mereka pun hendaknya memiliki relasi yang

luas, yang dapat mempermudah akses mereka untuk

mendapatkan berita. Eddy Yana memiliki kemampuan untuk

mudah bersosialisasi dengan narasumber, sehingga beliau

memiliki relasi yang luas dan cukup dikenal. Seperti

saat akan mewawancarai Kepala Sekolah SMA Tirtonirmolo,

Camat Danurejan, dan Anggota Komisi A DPRD DIY

misalnya. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan, mereka terlihat sangat santai dan dapat

menjawab dengan jelas dan mantap. Menurut Eddy Yana,

hal ini merupakan salah satu ketrampilan yang juga

harus dimiliki reporter untuk mendukung keberhasilan

wawancara. Jika narasumber merasa tidak nyaman, mereka

akan menjawab hanya dengan kalimat-kalimat pendek,

sehingga sulit untuk menggali informasi lebih dalam

lagi.

77

Lain halnya dengan Herdian Giri. Beliau lebih

senang menjaga jarak dengan narasumber agar tidak

terjadi keterikatan mungkin nantinya dapat membuatnya

sungkan dalam melakukan pemberitaan, terutama jika

pemberitaan tersebut cenderung ke arah yang negatif.

Dalam melakukan peliputan, beliau tidak pernah terburu-

buru. Keadaan lapangan diamati dengan cermat sembari

mengumpulkan informasi dari pihak-pihak terkait. Saat

meliput kejadian crop circle di Berbah misalnya. Beliau

terlihat tenang dalam menilik lokasi dan menunggu

informasi yang dapat dikatakan paling akurat, tidak

seperti reporter-reporter lain yang langsung mencatat

segala laporan pandangan mata dan mengirimkannya ke

kantor masing-masing, bahkan ada yang langsung

mengadakan siaran langsung tanpa ada informasi yang

jelas terlebih dahulu. Menurut beliau, sikap gegabah

dan terburu-buru seperti itu justru dapat menjerumuskan

masyarakat ke dalam pemberitaan yang tidak benar, serta

dapat menimbulkan konflik maupun kepanikan. Reporter

memang diharuskan memiliki kecepatan dalam mengumpulkan

informasi untuk diberitakan agar berita tersebut tidak

78

‘kadaluarsa', namun tetap harus menitikberatkan pada

keakuratan sebagai poin utamanya.

Daripada menjalin hubungan terlalu dekat dengan

narasumber, Herdian Giri lebih memilih untuk memiliki

teman-teman reporter dari stasiun dan media yang

berbeda untuk bekerja sama. Dengan hubungan pertemanan

tersebut, mereka dapat saling membantu dalam hal

mengambil gambar dan melengkapi informasi yang

diperoleh. Saat salah satu tertinggal dalam meliput

atau tidak dapat menangkap informasi dengan jelas,

mereka akan saling berbagi informasi. Begitu pun dalam

pengambilan gambar. Bila stok gambar dirasa tidak

mencukupi, mereka akan saling bertukar untuk melengkapi

satu sama lain. Menurut beliau, TVRI Jogja lebih mudah

untuk meminta tolong dari reporter media lain dalam

hal-hal seperti ini. Hal ini disebabkan oleh tidak

adanya rasa persaingan media lain terhadap TVRI Jogja,

yang harus diakui bahwa tidak luas lingkup pasarnya.

Sehingga media lain pun merasa aman-aman saja saat

membagi informasi dan stok gambar dengan TVRI Jogja.

Selain itu, luasnya jaringan yang dimiliki dengan

79

sesama reporter mempermudah mereka untuk menemukan

kejadian-kejadian yang dapat diliput karena mereka akan

saling mengkontak satu sama lain untuk meliput bersama.

Teori bahwa jurnalis harus bebas dari keterikatan

dengan sumber manapun dan harus loyal dalam

pemberitaannya kepada masyarakat, sempat dilanggar saat

penulis mengikuti salah satu reporter untuk melakukan

peliputan tentang kasus yang sedang ditangani oleh

seorang pengacara dan juga peliputan profil usaha.

Reporter tersebut menerima amplop dari narasumber

sebagai bentuk ucapan terima kasih atas peliputan yang

dilakukan mengenai profil mereka. Pemberian amplop

tersebut membuat reporter terikat dengan pihak

narasumber dan membuat pemberitaan menjadi cenderung

menunjukkan sisi positifnya saja tanpa menyentuh sisi-

sisi yang tersembunyi di balik itu.

B. Deskripsi Kerja Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan

Pada hari pertama, seluruh mahasiswa yang akan

melaksanakan program KKL di TVRI Jogja, diajak

berkeliling kantor produksi sembari diberikan

80

penjelasan secara sangat singkat. Setelah itu, kami

dihantarkan ke ruang pembimbing KKL kami untuk

diperkenalkan dan mendapat pengarahan langsung dari

pembimbing kami. Pembimbing penulis adalah Ibu Siti

Wahyuni, di bagian produksi berita.

Selama minggu pertama, tanggal 3 – 12 Januari

2011, yang merupakan hari kedua hingga hari ke

sebelas selama magang, penulis hanya diminta untuk

menyusun kertas dan karbon yang nantinya akan

dipakai oleh editor untuk mencetak naskah berita.

Kemudian saat semua naskah telah dicetak, penulis

menyusun naskah-naskah berita tersebut sesuai dengan

urutan pemberitaan dan membagikannya ke bagian VTR,

Editor, TC, PD, FD, Asco, dan News Anchor. Selama

ini tidak ada yang membantu dalam penyusunan kertas

tersebut sehingga editor sering kali kewalahan,

terutama saat semakin mendekati waktu siaran berita.

Terlihat sekali dengan adanya kami, mahasiswa KKL,

mereka sangat senang dan sangat terbantu.

Waktu selama satu minggu ini dimaksudkan untuk

adaptasi penulis di kantor produksi berita. Sambil

81

menyusun kertas-kertas tersebut, kami diminta untuk

juga mengamati kerja seluruh karyawan yang berada di

dalam ruangan itu dan melakukan pendekatan agar bisa

memperoleh informasi-informasi. Yang paling sulit

adalah melakukan pendekatan dengan rekan-rekan

reporter, karena mereka sering kali datang dan

berkumpul di kantin untuk sarapan, berangkat ke

lapangan, dan pulang dalam keadaan terburu-buru

untuk mengetik naskah berita yang mereka liput.

Setelah sepuluh hari, barulah penulis diijinkan

untuk mengikuti peliputan di lapangan. Penulis mulai

mengikuti liputan yang dilakukan oleh Eddy Yana

(reporter) dan Tri Wiyanto (cameraman) pada tanggal

13 Januari 2011, yang merupakan hari kedua belas

dalam proses magang penulis. Liputan yang dilakukan

pada saat itu adalah mengenai tuntutan perbankan

terhadap UMKM pasca gempa dan wacana kereta ekonomi

pakai AC. Dalam liputan mengenai tuntutan perbankan,

Eddy mendapatkan undangan untuk meliput rapat yang

diadakan di Gedung DPRD Kota Yogyakarta, sedangkan

untuk wacana kereta api, Eddy telah membuat janji

82

terlebih dahulu dengan Kepala Humas PT. Kereta Api

Indonesia Daop 6 Yogyakarta, Eko Budiyanto, via

telepon pada hari yang sama, kira-kira pukul 11.00

WIB.

Dalam liputan ini, penulis masih dalam tahap

mengamati apa saja yang dilakukan oleh reporter

dalam peliputan, serta melihat bagaimana mereka

melakukan wawancara dengan narasumber. Penulis juga

mencoba untuk menangkap hal-hal yang disampaikan

oleh narasumber, yang dapat dijadikan bahan dalam

penulisan naskah berita. Namun ternyata, menangkap

segala sesuatu yang kita dengar tidaklah mudah.

Tidak jarang ada kata-kata penting yang tidak

tertangkap, dan dalam kasus ini, reporter tidak

boleh segan-segan untuk bertanya kembali untuk

memperoleh kejelasan.

Hari ketiga belas, tanggal 14 Januari 2011,

penulis diajak ke SMA Tirtanirmala Bantul. Yang

diliput kali ini adalah mengenai sekolah sehat dan

Bahasa Indonesia yang digemari oleh pelajar asing.

Di sini, penulis sempat berperan menjadi penerjemah

83

dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris. Hal ini

karena pelajar asing tersebut tidak mengerti apa

yang ditanyakan oleh Eddy, dan ia sendiri pun tidak

dapat mengucapkannya dalam Bahasa Inggris yang baik,

sehingga wawancara menjadi terhambat. Dalam liputan

kali ini, penulis sudah mulai mencoba untuk mencatat

informasi yang diperoleh dari seluruh narasumber

untuk mengasah kemampuan menangkap dan mengingat

informasi dengan cepat seperti yang harus dilakukan

oleh reporter di lapangan.

Hari keempat belas, tanggal 15 Januari 2011,

penulis mengikuti peliputan mengenai seleksi Anggota

Komisi Informasi Daerah dan juga mengenai ikan hias

yang sedang digemari masyarakat. Dalam peliputan

mengenai KID, penulis hanya membantu reporter (Eddy)

untuk mencatat informasi yang diberikan oleh

narasumber. Sedangkan saat meliput mengenai ikan

hias, reporter telah mulai memberikan kesempatan

pada penulis untuk mewawancarai pemilik toko ikan

hias yang menjadi narasumber kami saat itu, serta

mencatat sendiri informasi yang didapatkan. Karena

84

bentuk beritanya adalah soft news dan materi yang

dibahas adalah materi yang ringan, maka wawancara

pun menjadi terlihat seperti obrolan biasa.

Hari kelima belas, tanggal 17 Januari 2011,

sebelum melakukan peliputan, penulis sempat

melakukan dubbing untuk pertama kalinya, sembari

menunggu Eddy yang saat itu belum datang. Proses

dubbing dilakukan di dalam ruangan kecil dengan satu

set computer dan mic. Proses perekaman sempat

diulang sebanyak tiga kali karena penulis belum

terbiasa dengan kepekaan mic dan nada suara masih

terlalu rendah untuk dipakai sebagai narasi. Namun

proses rekaman akhirnya selesai dilakukan dengan

hasil yang sangat baik. Bahkan penulis sempat

ditawari menjadi dubber untuk program paket liputan

features yang kerap dilakukan.

Setelah proses dubbing selesai, penulis

melakukan peliputan ke Wilayah Kecamatan Danurejan

yang sempat menjadi korban lahar dingin merapi yang

meluap di Kali Code. Dalam liputan kali ini, penulis

bertugas mewawancarai warga yang berada di posko

85

pengungsian sementara reporter mewawancarai Camat

Danurejan. Wawancara dilakukan kepada kedua belah

pihak untuk mewujudkan berita yang berimbang, yang

dapat mewakili aspirasi dari pemerintah maupun dari

masyarakat setempat. Setelah melakukan peliputan,

penulis memberikan hasil wawancara tadi kepada

reporter untuk digunakan sebagai bahan penulisan

naskah berita.

Hari keenam belas, tanggal 18 Januari 2011,

peliputan dilakukan di SMA Negeri 1 Jetis Bantul,

mengenai kesiapan untuk menghadapi Ujian Akhir.

Dalam peliputan kali ini, wawancara dilakukan dengan

Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah. Wawancara

dilakukan terutama oleh reporter sementara penulis

ikut menambahkan beberapa pertanyaan yang dapat

memperjelas jawaban yang diberikan. Setelah

wawancara resmi dilakukan, kami mencari tempat yang

tepat untuk merekam wawancara tersebut, yang

akhirnya dilakukan di depan taman sekolah di samping

pintu masuk.

86

Peliputan berikutnya, masih pada hari yang

sama, gagal dilakukan karena narasumber yang dicari

sedang tidak berada di tempat. Setelah dicari

alternatif lain, yaitu mengenai hama padi, ternyata

liputan itu pun tidak dapat kami jadikan berita

karena kurangnya stok gambar dan kesulitan

mewawancarai petani yang kami temui. Kesulitan

wawancara terjadi karena narasumber tidak

komunikatif. Saat kami mengajukan pertanyaan,

walaupun sudah dalam bahasa jawa yang biasa mereka

pakai, jawaban mereka pun sangat singkat dan tidak

dapat menjelaskan kejadian tersebut.

Sepulang dari peliputan, penulis kembali

membantu untuk mendubbing naskah-naskah yang belum

digarap agar editor segera dapat menyusun gambar

untuk VTR-nya. Proses rekaman kali ini berlangsung

dengan lancar tanpa perlu melakukan pengulangan

karena penulis sudah cukup terbiasa. Selain itu,

penulis juga membantu menyusun naskah-naskah ke

dalam satu paket berita untuk program Berita Jogja,

87

serta mengantarkannya ke Asco, Telecine, Editor, PD,

FD, News Reader, dan VTR.

Hari ketujuh belas, tanggal 19 Januari 2011,

penulis memilih untuk membantu di ruang redaksi

karena kondisi fisik yang sedang menurun sehingga

takut merepotkan bila terjadi sesuatu di lapangan.

Pada hari tersebut, penulis membantu melakukan

dubbing untuk beberapa berita. Selain itu, penulis

mendapat kesempatan untuk membuat naskah berita

berdasarkan press release yang dikirimkan dari

pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mengenai

pembentukan Badan Narkotika Propinsi yang akan

segera dilantik. Penulis diberi kebebasan untuk

menyusun sendiri berita tersebut, lalu kemudian

dibenahi oleh editor pelaksana, Bapak Zainal.

Hari kedelapan belas, penulis hanya mengikuti

peliputan di rumah seorang pengacara pada tanggal 21

Januari 2011, yang membicarakan mengenai kasus

Gayus. Pengacara tersebut diwawancarai untuk

memberikan pendapat mengenai cara pemerintah dan

kepolisian dalam menyikapi kasus Gayus yang pada

88

waktu itu sedang menjadi topik terhangat.

Selebihnya, selama hari kedelapan belas hingga hari

kedua puluh satu, penulis hanya membantu di ruang

redaksi dan melakukan beberapa rekaman untuk

dubbing. Penulis juga sempat belajar membuat naskah

berita lagi melalui press release dari Kota Yogyakarta

bersama seorang rekan magang lainnya, karena jumlah

komputer yang dapat digunakan sangat terbatas

jumlahnya sehingga kami harus mendahulukan

kepentingan editor dan reporter yang baru saja

pulang dari lapangan.

Hari kedua puluh dua, tanggal 25 Januari 2011,

penulis kembali mengikuti proses peliputan. Kali ini

penulis mengikuti Herdian Giri (reporter) dan Tri

(Juru kamera) untuk meliput tentang fenomena crop circle

di Berbah yang sedang diperiksa oleh pihak

kepolisian bersama dengan BATAN. Dalam peliputan

tersebut, penulis juga diminta untuk mencari

informasi untuk bahan pemberitaan. Dalam peliputan

kali ini, mencari informasi benar-benar harus

dilakukan dengan jauh lebih teliti, karena di

89

sekitar terjadi kesimpangsiuran berita yang tidak

jelas mana yang benar dan mana yang salah.

Sore harinya, saat hujan deras dan angin

kencang menerpa, ada korban yang meninggal karena

tersambar petir dan jatuh dari bukit saat sedang

melihat crop circle tersebut. Penulis bersama reporter

pun sibuk mencari identitas korban untuk segera

dilaporkan dalam program Berita Jogja yang akan

tayang sore itu. Informasi mengenai identitas pun

diperoleh dari teman korban yang turun dari bukit

tersebut dengan bekas hitam di dadanya yang diduga

juga terkena sambaran petir walau tidak sekuat yang

dialami korban. Saat itu, penulis diminta oleh

reporter untuk menanyakan nama, usia, dan asal

korban untuk berita sementara, karena narasumber

sedang dalam kondisi shock.

Hari kedua puluh tiga, tanggal 26 Januari 2011,

penulis dan kru TVRI Jogja menuju ke Polsek Berbah.

Sebelumnya, kami berkumpul di sebuah warung makan

untuk menunggu teman-teman wartawan dari media-media

yang berbeda. Dalam peliputan di Polsek, kami

90

melakukan wawancara terhadap warga pemilik lahan

yang melaporkan kerusakan tanaman padinya dan

menuntut ganti rugi. Dalam wawancara ini, penulis

hanya aktif mencatat informasi karena tidak mahir

menggunakan bahasa jawa sebagai bahasa komunikasi

yang digunakan saat itu.

Dari Polsek, penulis bersama rombongan wartawan

menuju ke TKP untuk mencari informasi mengenai

pengolahan TKP serta kepastian apakah fenomena

tersebut adalah fenomena alam ataukah buatan

manusia. Kami menunggu sampai pengolahan TKP selesai

dilakukan, kemudian Giri melakukan wawancara dengan

Kapolsek yang memimpin pengolahan TKP tersebut,

sementara penulis mencatat semua informasi yang

diberikan tersebut. Setelah informasi telah cukup,

kami menuju ke rumah salah satu koresponden dari

sebuah stasiun TV swasta untuk meminta stok gambar.

Hal ini dikarenakan kamera yang dibawa oleh juru

kamera TVRI Jogja ternyata kehabisan baterai,

sehingga tidak dapat mengambil gambar saat peliputan

91

di TKP saat itu. Setelah stok gambar kami dapatkan,

kami pun kembali ke kantor.

Setelah itu, kami tidak lagi meliput mengenai

crop circle. Hari kedua puluh empat, tanggal 27 Januari

2011, kami menunggu Bapak Yuke Indra Agung Laksana,

Ketua DPRD D.I. Yogyakarta, untuk memperoleh

informasi mengenai kelangsungan pengurusan RUUK DIY.

Kami harus menunggu dengan sabar mengingat

narasumber kami memiliki jadwal yang padat pula

untuk urusan pekerjaannya. Topik ini juga kami bahas

pada tanggal 28 Januari 2011, hari kedua puluh lima,

dengan narasumber yang berbeda. Dan liputan tersebut

adalah liputan terakhir yang diikuti oleh penulis,

yang juga merupakan hari terakhir penulis dalam

program KKL ini.

C. Analisis

Teori mengenai sembilan elemen jurnalisme

kurang tampak di dalam pelaksaaan tugas dan tanggung

jawab reporter TVRI Jogja dalam produksi berita. Hal

pertama adalah mengenai kewajiban jurnalisme

92

terhadap kebenaran yang juga berkaitan dengan hal

disiplin melakukan verifikasi data, karena kedua hal

ini sangat berkaitan, dimana kebenaran bisa pasti

disebut benar setelah banyaknya verifikasi yang

dilakukan untuk memastikan fakta tersebut. Eddy

terlihat sangat kurang dalam melakukan verifikasi

data atau mencari informasi pendukung mengenai topik

yang diliputnya. Hal ini berbeda dengan Giri, yang

selalu datang lebih awal untuk melakukan pencarian

informasi mengenai topik yang akan diliput, minimal

tentang berita terakhir mengenai topik tersebut,

untuk membantunya dalam membuat pertanyaan

wawancara. Padahal menurut J.B. Wahyudi (1991: 105),

reporter wajib melakukan check and re-check, yaitu

memeriksa kembali kebenaran berita dengan melakukan

lebih banyak pengumpulan data untuk dikomparasikan

dengan hasil liputan. Hal ini dilakukan untuk

memastikan keobyektivitasan dan keakuratan fakta

yang diperoleh.

Selain itu, tindakan Eddy yang mau menerima

amplop yang diberikan oleh narasumber membuatnya

93

cenderung membuat berita menjadi seperti ajang

promosi bagi narasumber tersebut. Dengan imbalan

yang diterimanya tersebut, sangat kecil kemungkinan

berita yang ditulisnya dapat benar-benar menjadi

objektif. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua

reporter dapat benar-benar loyal terhadap masyarakat

dengan tidak terikat pada kelompok atau individu

tertentu dalam setiap pemberitaannya. Dan hal ini

juga melanggar elemen dimana wartawan harus memiliki

kebebasan dari sumber yang mereka liput. Padahal,

menurut teori jurnalistik, reporter dilarang

menerima segala macam bentuk pemberian yang dapat

mempengaruhi pemberitaan dengan alasan apapun

(Harahap, 2007: 25).

Dalam penulisan berita, reporter harus membuat

agar berita tersebut menarik untuk disimak oleh

masyarakat. Hal ini tidak dimiliki oleh semua

reporter TVRI Jogja. Beberapa reporter cenderung

menulis berita yang membosankan karena menggunakan

kalimat yang terlalu panjang dan bertele-tele. Oleh

karena itu, editor harus bersabar dalam mengedit

94

berita-berita yang telah ditulis oleh reporter dan

tak jarang editor harus merombak kalimat maupun

susunan berita tersebut agar lebih menarik dan mudah

ditangkap oleh masyarakat.

Dari ciri-ciri jurnalisme yang ada, sikap

skeptis tidak tampak dalam kerja reporter TVRI

Jogja. Karena program berita yang ada terbatas,

sementara waktu yang dimiliki oleh reporter cukup

singkat untuk mencari berita, mereka cenderung hanya

memakai informasi yang diperoleh dari satu sumber

saja. Apa yang dikerjakan oleh Eddy sangat jelas

menggambarkan hal tersebut, dimana beliau selalu

pergi meliput tanpa persiapan yang cukup matang dan

hanya mengambil informasi dari satu sumber saja

kemudian langsung menuliskan beritanya tanpa

berusaha memeriksa kebenarannya.

Saat topik yang diberikan oleh kepala seksi

produksi berita tidak begitu penting untuk diketahui

oleh masyarakat menurut reporter, atau bila topik

yang diberikan tidak dapat diliput karena narasumber

tidak dapat ditemukan, reporter harus sigap untuk

95

langsung mencari alternatif lain sebagai bahan

peliputan. Hal ini sesuai dengan teori yang

diungkapkan oleh Deddy Iskandar Muda (2005: 22)

dalam bukunya yang berjudul “Jurnalistik Televisi

Menjadi Reporter Profesional” bahwa:

“Berita adalah suatu fakta atau idea atau opini

aktual yang menarik dan akurat serta dianggap

penting bagi sejumlah besar pembaca, pendengar,

maupun penonton.”

Bila di dalam pengumpulan data tidak terdapat

salah satu unsur di atas, maka tulisan tersebut

belum bisa disebut sebagai berita. Dalam hal ini,

posisi Kepala Seksi Produksi Berita adalah orang

yang berada di dalam kantor tanpa tahu persis apa

yang terjadi di lapangan, sehingga terkadang topik

berita pada jadwal yang dirancangnya tidak sesuai

dengan kondisi masyarakat di Yogyakarta. Untuk itu,

reporter TVRI Jogja harus lebih jeli dalam

menentukan dan memutuskan topik mana yang akan

mereka liput, yang penting untuk diketahui

masyarakat di Yogyakarta.

96

Pada umumnya, dalam kondisi normal, reporter

biasanya diberi pengarahan terlebih dahulu oleh

direktur program sebelum berangkat ke lapangan,

namun hal ini tidak terjadi di TVRI Jogja. Hal ini,

menurut Bapak Arieanto, justru menjadi tidak efektif

bila dilaksanakan karena lingkup wilayah pemberitaan

yang cukup sempit. Pengarahan hanya dilakukan pada

pelaksaaan liputan-liputan khusus, selebihnya Kepala

Seksi Produksi Berita hanya menempelkan jadwal

peliputan tanpa memberikan pengarahan terlebih

dahulu, sehingga reporter pun tidak dapat mengajukan

topik lain yang dirasa lebih penting sebelum jadwal

dicetak. Namun, reporter selalu bebas bertanya saat

topik dirasa kurang jelas dan tetap diberi kebebasan

untuk mengganti topik beritanya saat dirasa kurang

pas, asalkan tetap relevan dengan peristiwa yang

teraktual dan memenuhi kepentingan masyarakat.

Dengan adanya relasi antarreporter, terutama yang

dimiliki oleh Giri, dapat sangat membantu saat

mencari topik pengganti liputan. Mereka biasanya

saling mengkomunikasikan tentang peristiwa dan

97

tempat peliputan yang sedang atau akan mereka liput

sehingga rekan-rekan reporter lainnya bisa ikut

bergabung bersama. Dalam dunia media, reporter

sering kali terlihat berlomba-lomba untuk menjadi

yang teraktual dalam menyampaikan suatu berita

dibanding dengan rekan-rekan seprofesinya. Namun,

mereka pun memiliki rasa senasib sepenanggungan

dalam fungsinya sebagai penyampai informasi kepada

masyarakat.

Dalam menuliskan berita yang diperoleh dari

lapangan pun, reporter TVRI Jogja harus berhati-

hati. Hal ini berkaitan dengan seni menulis dan

berbahasa yang menjadi ciri jurnalisme sebagai

profesi seperti yang dikemukakan oleh Charnley

(dalam Baksin, 2006: 51) tentang standar yang

dipakai untuk mengukur kualitas berita, di antaranya

adalah obyektif (sesuai dengan informasi dari

realita, fakta, dan narasumber), brief and focused

(berita disusun sedemikian rupa agar mudah

dipahami), dan well written (naskahnya ditulis secara

jelas, langsung, dan menarik).

98

Reporter memang dituntut untuk kreatif dalam

menyusun kalimat agar berita apapun menjadi menarik

untuk disimak oleh masyarakat (Iswara 2007; 12),

begitu pun yang terjadi di dalam pelaksanaan tugas

reporter TVRI Jogja. Namun jika tidak berhati-hati,

kesalahan pemakaian kata maupun penempatan sudut

pandang dapat merubah makna berita yang ingin mereka

sampaikan, sehingga yang diterima masyarakat

nantinya akan berbeda dengan maksud reporter

tersebut. Untuk itulah, pada saat pengeditan, editor

selalu menanyakan kembali maksud berita yang telah

diketik oleh reporter, terutama bila bahasa yang

digunakan kira-kira tidak enak didengar atau

membingungkan. Tak jarang penyusunan kalimat yang

dilakukan oleh para reporter tersebut justru

membingungkan saat dibaca, padahal salah satu peran

pers, terutama reporter, adalah sebagai interpreter

yang memberikan penafsiran atau arti pada suatu

peristiwa (Iswara, 2007: 8). Untuk itu, konfirmasi

yang dilakukan oleh editor naskah kepada reporter

yang bersangkutan dilakukan agar tidak terjadi

99

kesalahan penyampaian informasi yang dapat

mempengaruhi pola pikir masyarakat nantinya, sebab

jurnalisme harus menempatkan diri dalam posisi

netral dimana mereka hanya boleh bertindak sebagai

pelapor yang tidak memihak.

Seperti yang disampaikan oleh Wibowo (2007:

100), tayangan gambar dalam program berita televisi

harus jelas, urutannya runtut agar mudah dimengerti,

tidak diulang-ulang, dan disertai dengan narasi yang

tidak bertele-tele, sederhana, dan tepat dengan

menggunakan rumus easy listening formula karena informasi

yang telah disampaikan harus segera ditangkap dan

tidak dapat diulang. Hal ini lah yang menyebabkan

reporter harus bekerja sama dengan juru kamera,

editor naskah, dan editor visual, serta memantau

terus penggarapan beritanya, agar tidak terjadi

kesalahan dalam penyampaian beritanya, dalam bentuk

audio maupun pilihan tayangan visualnya. Dalam

penggarapan paket berita ini, reporter lah yang

berperan sebagai pemimpinnya dan yang bertanggung

jawab atas keberhasilan pengumpulan hingga

100

penyampaian beritanya. Hal ini semakin menekankan

bahwa proses produksi sebuah berita hingga selesai

proses editing merupakan tanggung jawab penuh dari

reporter (Muda, 2005: 101).

Tugas tambahan yang dibebankan kepada rekan-

rekan reporter di TVRI Jogja adalah melakukan dubbing

naskah berita. Rekaman suara atau dubbing ini nantinya

akan diedit dan dijadikan satu dengan gambar yang

akan ditayangkan, sesuai dengan teknik Package (PKG),

yaitu teknik pembacaan naskah berita lead oleh

penyiar, isi berita oleh reporter dengan disertai

penayangan gambar yang mendukung berita tersebut,

dan di tengah pemberitaan diselipi komentar dari

narasumber yang bersangkutan. (Harahap, 2007: 58).

Namun sering kali reporter tidak sabar menunggu

proses editing selesai sehingga proses dubbing

terpaksa digantikan oleh rekan reporter lainnya atau

pun staf produksi berita yang masih berada di tempat

saat itu. Tak jarang, editor naskah pun akhirnya

harus ikut men-dubbing naskah yang sudah mereka edit

tersebut.

101

Dalam pelaksanaan KKL ini, berita yang ikut

diliput oleh penulis adalah berita dalam bentuk Hard

News, yaitu Straight News dan Feature (seperti liputan

penanggulangan bencana di Kecamatan Danurejan,

Bahasa Indonesia yang digemari oleh pelajar asing,

dan sekolah sehat), serta Soft News dalam bentuk Current

Affair seperti pada liputan crop circle tersebut. Dalam

satu paket berita, selalu ada bagian berita dalam

bentuk Straight News dan Feature, dan komposisinya dibuat

berimbang.

102

BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Setelah melaksanakan KKL dari tanggal 3 – 28

Januari 2011, penulis dapat mengambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

Tugas reporter TVRI Jogja dalam produksi

program berita adalah meliput peristiwa-

peristiwa di seputar wilayah Daerah Istimewa

Yogyakarta dan sekitarnya, yang dianggap

penting untuk diketahui oleh masyarakat yang

menjadi target audiencenya, yaitu masyarakat

Yogyakarta dan sekitarnya, yang berada dalam

jangkauan siar TVRI Jogja. Hasil liputan inilah

yang nantinya dapat disebut sebagai berita.

Dalam melaksanakan tugasnya, reporter TVRI

Jogja memiliki tanggung jawab penuh atas

produksi berita yang diliputnya. Oleh karena

itu, dalam hal ini mereka pun berperan sebagai

pemimpin atas produksi berita yang diliputnya,

103

baik di lapangan saat sedang bertugas bersama

juru kamera, maupun di ruang editing bersama

editor naskah dan editor VTR. Mereka harus

mengontrol pengeditan dan memastikan bahwa

hasil editing tersebut sesuai dengan berita

yang dimaksudnya sebelum disiarkan. Namun

proses produksi berita sering kali terhambat

karena kekurangtertiban beberapa reporter TVRI

Jogja dalam melaksanakan seluruh tugas dan

tanggung jawabnya, yang akhirnya membuat staf

lainnya harus mengambil alih dalam penyelesaian

tugas tersebut, terutama dalam hal kecepatan

mengumpulkan naskah berita dan pelaksanaan

dubbing.

Pekerjaan reporter TVRI Jogja menuntut

kemampuan untuk bekerja sama di dalam tim.

Tutur kata dan tingkah laku mereka sangat

mempengaruhi respon yang akan mereka terima

nantinya. Oleh karena itu, mereka harus selalu

menjaga relasi mereka antarsesama karyawan TVRI

Jogja, khususnya dalam satu seksi, maupun

104

relasi dengan rekan-rekan reporter dari media

lainnya. Relasi ini akan sangat membantu

kelancaran dalam produksi berita yang ingin

dicapai.

Keterampilan bahasa yang dimiliki oleh reporter

TVRI Jogja, baik lisan maupun tertulis, masih

kurang baik. Hal ini mengakibatkan kesulitan

dalam proses wawancara karena narasumber

terkadang tidak paham maksud pertanyaan

reporter tersebut. Selain itu, pemilihan kata

yang terdengar kurang pas dan tidak seni dalam

penulisan naskah berita, sering kali membuat

berita menjadi sulit untuk dipahami.

Keloyalan reporter TVRI Jogja saat melakukan

tugas dan tanggung jawab pun masih kurang

terjaga. Beberapa masih mau menerima amplop

dari narasumber, padahal seharusnya mereka

tidak boleh terikat dengan sumber mana pun yang

mereka liput.

2. Kritik dan Saran

105

Tidak adanya pengarahan dari pembimbing KKL

membuat peserta KKL bingung akan apa saja yang

dapat mereka lakukan. Setiap pembimbing

hendaknya membuat jadwal tugas untuk peserta

KKL yang dapat dijadikan pedoman kerja setiap

harinya. Tidak adanya arahan yang jelas

tersebut membuat peserta KKL di divisi news

terlalu lama menghabiskan waktu untuk membantu

menyusun kertas yang tidak ada hubungannya

dengan judul proposal yang telah diajukan

sebelumnya.

Keterampilan bahasa yang dimiliki oleh beberapa

reporter TVRI Jogja masih kurang, baik lisan

maupun tulisan. Untuk meningkatkan kemampuan

tersebut, pihak TVRI Jogja dapat melakukan

seminar atau pun pelatihan dalam menggunakan

bahasa jurnalistik. Adanya pelatihan Bahasa

Inggris pun diperlukan untuk berjaga-jaga saat

dibutuhkan, terutama saat harus mewawancarai

narasumber yang adalah warga negara asing.

106

Kepala seksi produksi berita dan penanggung

jawab harus lebih sering memantau cara kerja

reporter TVRI Jogja agar produksi berita dapat

berjalan dengan lebih lancar. Untuk hal-hal

yang dianggap merugikan, seperti menerima

amplop dari narasumber dan meninggalkan berita

yang belum selesai diproduksi, seharusnya dapat

dikenai sanksi demi kelancaran kerja seluruh

staf.

107

Daftar Pustaka

Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi Teori dan

Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Harahap, Arifin. 2007. Jurnalistik Televisi: Teknik

Memburu dan Menulis Berita TV. Jakarta: PT.

Indeks.

Humas TVRI Jogja. 2011. Profil.

http://tvriyogyakarta.com/. Waktu akses: 24

Agustus 2011, pukul 21.00 WIB.

Ishwara, Luwi. 2007. Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar.

Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Morrisan. 2008. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Muda, Deddy Iskandar. 2005. Jurnalistik Televisi

Menjadi Reporter Profesional. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Wahyudi, JB. 1991. Jurnalistik Televisi : Pengetahuan

Praktis Bidang Kewartawanan, Suratkabar – Majalah,

Radio dan Televisi. Bandung : Penerbit Alumni.

108

Wibowo, Fred. 2007. Teknik Produksi Program Televisi.

Yogyakarta: Penerbit Pinus.

Wiharyanto, Anang. 2010. Profil LPP TVRI Stasiun D. I.

Yogyakarta.

http://anangwiharyanto.wordpress.com/acara/. Waktu

Akses: 24 Agustus 2011, pukul 20.30 WIB.

Wiharyanto, Anang. 2010. Deskripsi LPP TVRI STA. D.

I. Yogyakarta.

http://anangwiharyanto.wordpress.com/acara/deskrip

si-lembaga-penyiaran-publik-tvri-stasiun-d-i-

yogyakarta-lpp-tvri-d-i-yogyakarta/. Waktu Akses:

24 Agustus 2011, pukul 20.40 WIB.

Wiharyanto, Anang. 2010. Deskripsi Acara.

http://anangwiharyanto.wordpress.com/acara/acara-

yang-diproduksi/. Waktu Akses: 24 Agustus 2011,

pukul 20.40 WIB.

109

LAMPIRAN

110

111

112

113

114

(Sumber: Wiharyanto, Anang. 2010. DESKRIPSI LPP TVRI

STA. D.I. YOGYAKARTA. POLA SIARAN TVRI STASIUN D.I

YOGYAKARTA.

http://anangwiharyanto.wordpress.com/acara/deskripsi-

lembaga-penyiaran-publik-tvri-stasiun-d-i-yogyakarta-

lpp-tvri-d-i-yogyakarta/)

115

TELEVISI REPUBLIK INDONESIA

STASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAACARA : BERITA JOGJA POKOK : WACANA KERETA EKONOMI PAKAI A-CTANGGAL : 13 JAN 2010 KODE : EDDY YANA-TRI W (IKSAN)

VIDEO AUDIO

PENYIAR ………

VTR START . . . . . .

-Kedatanagn kereta api ekonomi

-Suasana di stasiun lempuyangan

S.I CHARGENTYOGYAKARTA, 13

PT-KERETA API INDONESIADAERAH OPERASIONAL ENAMYOGYAKARTA MEWACANAKAN KERETAAPI EKONOMI BERANGKAT DARIYOGYAKARTA MEMAKAI PENDINGIN,A-C// KERETA EKONOMI YANGDIBERI FASILITAS A-C BARUBEROPERASI DI DAOP LIMA DANDAOP DUA.//

WACANA KERETA API EKONOMIBERFASILITAS A-C, MILIK DAOP ENAMYOGYAKARTA SEBAGAI TINDAK LANJUTKAJIAN DALAM RANGKA MENINGKATKANPELAYANAN KEPADA MASYARAKAT.//KEPALA HUMAS PT K-A-I DAOP ENAMYOGYAKARTA EKO BUDIYANTOMENGATAKAN, KERETA API EKONOMIBERFASILITAS A-C DIHARAPKAN BISADIOPERASIKAN DI TAHUN 2011 SEJALANDENGAN SEMAKIN BAIKNYA PERTUMBUHANEKONOMI MASYARAKAT// MASYARAKATDIHARAPKAN MAMPU MENYEIMBANGKANPENGGUNAAN KERETA API EKONOMIBER-AC, DENGAN PERUNTUKAN KERETAYANG MENGGANGGU KENYAMANAN DAN

116

JAN 2011WACANA KERETA EKONOMI DAOP 6 AKAN DIBERI A-C

-Konfirmasi

-Kereta api

-Suasana di stasiun tugu ataudi lempuyangan

S.I CHARGENTEKO BUDIYANTOKAHUMAS PT KAI DAOP 6 YK

-kereta api berjalan

KETERTIBAN PENUMPANG TERUTAMABARANG BAWAAN DIUPAYAKANMENGHINDARI AROMA TIDAK SEDAPSEPERTI KERANJANG BERISI AYAM.///TERKAIT PENUNDAAN KENAIKAN HARGATIKET KERETA API EKONOMI, P-TKERETA API HANYA MENGIKUTIKEPUTUSAN PEMERINTAH, KARENAPENENTUAN HARGA TIKET BERADA DIPEMERINTAH, DAN P-T K-A-I HANYAPELAKSANAN DILAPANGAN.// EKOBUDIYANTO MENGATAKAN, MURAHNYATIKET KERETA API EKONOMI KARENADISUBSIDI PEMERINTAH./// TAHUN2011 SUBSIDI PEMERINTAH UNTUKPENUMPANG MENGGUNAKAN FASILITASKERETA EKONOMI SEBESAR 639MILYAR.///CUE IN :================PASS================CUE OUT : . . . . . .SELESAINGOMONG.KERETA API EKONOMI MILIK DAERAHOPERASI ENAM YOGYAKARTA MELIPUTIKERETA EKONOMI PROGO, KERETABENGAWAN DAN SRI TANJUNG// EddyYana & Tri Wiyanto melaporkan///

117

TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAACARA : BERITA JOGJA POKOK : TUNTUTAN PERBANKAN THD UMKM PASCA GEMPATANGGAL : 13 JAN 2010 KODE : EDDY YANA-TRI W (IKSAN)

VIDEO AUDIO

PENYIAR ………

VTR START . . . .. .

-DOK>Gempa bumi 2006

-Suasana pertemuandi DPRD DIY

S.I CHARGENTYOGYAKARTA, 13 JAN2011TUNTUTAN PERBANKANTHD UMKM KORBAN GEMPA BUMI 2006

PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAHBAGI U-M-K-M DI YOGYAKARTAPASCA GEMPA BUMI TAHUN DUARIBU ENAM, PERBANKAN MENUNTUTKREDITUR TETAP MEMBAYAR POKOKPINJAMAN TETAPI MEMBEBASKANBUNGA PINJAMANNYA//

PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAHRATUSAN U-M-K-M DI YOGYAKARTAAKIBAT GEMPA BUMI 2006 YANGMENCAPAI HAMPIR 75 KOMA EMPATMILYAR RUPIAH. HARI INI DIBAHASKOMISI B DPRD DIY BERSAMADISPERINDAGKOP DIY, PERBANKAN,KOMUNITAS U-M-K-M, DAN TIM ADHOC./// PERTEMUAN DIPIMPIN AHMADSUMIYANTO BERSAMA WAKIL KETUADPRD DIY TUTIK MASRIA WIDYA.//AGENDA INI MERUPAKAN LANJUTANPERTEMUAN KOMISI B DPRD DIYDENGAN U-M-KM KORBAN GEMPA DANDISPERINDAGKOP PROPINSI DIYSEBELUMNYA.// DIMANA DALAMPERTEMUSAN SEBELUMNYA ITUDISEPAKATI AGAR PERBANKAN TIDAKMELAKUKAN INTIMIDASI DAN

118

-Sambutan Wakil ketua dprd diy

-Suasana pertemuan

-Sambutan-2

-Suasana

-Peserta pertemuan

PENYITAAN ASET U-M-K-M YANGBERMASALAH// TUTIK MASRIA WIDYAMENYAMPAIKAN PERSOALAN MUNCULKARENA DANA 75 MILYAR YANGDIBEBANKAN APBN DIPERKIRAKAN BARUCAIR APRIL 2011.// PADAHALDISPENSASI PERBANKAN KEPADAKREDITUR SUDAH BERAKHIR 31DESEMBER 2010.// DANA KARENAKUCURAN DANA PEMERINTAH MELALUIAPBN BARU CAIR APRIL MENDATANG,PERWAKILAN BANK INDONESIA/ DEWI/MENEGASKAN PERBANKAN MENUNTUTKREDITUR MEMBAYAR POKOK PINJAMAN,SEDANGKAN BUNGA TIDAK PERLUDIBAYARKAN./// SEMENTARA JUMLAHKREDITUR DI B-P-R YANG BERMASALAHSUDAH BERKURANG DARI 2 KOMA 5MILYAR SAMPAI SAAT INI TINGGAL457 JUTA RUPIAH.// eddyyanariyanto & tri wiyantomelaporkan.// OKEY EIC

119

TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAAcara : BERITA JOGJA Pokok : SEKOLAH SEHAT Tanggal : 14 JAN 2011 Kode : EDDY YANA-TRI W(JOKO)

VIDEO AUDIO

PENYIAR ……………

VCR START……………

-Gedung sekolahsma Tirtonirmolo

-Suasana di tamansiswa banyak ygbelajar kelompok

S.I CHARGENTYOGYAKARTA, 14JAN 2011SEKOLAH SEHAT

-Konfirmasi dgKepala sekolahSMA N 1 KasihanBtl

-Suasana siswa

USAHA KESEHATAN SEKOLAH ATAUU-K-S MEMILIKI PERANMENDIDIK, MELAYANI DAN MEMBINALINGKUNGAN SEKOLAH UNTUKHIDUP SEHAT///

MELALUI USAHA KESEHATAN SEKOLAH,PRAKTEK HIDUP SEHAT SERTA ASPEKYANG BERKAITAN DENGAN KESEHATANDITANAMKAN KEPADA PARA SISWA, GURUDAN KARYAWAN/// U-K-S MEMBERIPENYULUHAN, MEMANTAU, MELAKSANAANTINDAKAN DAN MEMBIASAKAN HIDUPSEHAT SECARA BERKESINAMBUNGAN//KEPALA SEKOLAH MENENGAH ATASNEGERI SATU KASIHAN BANTUL, H.SUHARJA, MENGEMUKAKAN / UNTUKMEWUJUDKAN BUDAYA BERSIH, SEHATDAN BUDAYA KEKELUARGAAN, SEKOLAHMENGAJAK SELURUH WARGA SEKOLAHMEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA,MENCUCI TANGAN SEBELUM DAN SESUDAHMAKAN, MENYEDIAKAN WARUNG SEKOLAHYANG BERSIH, MELARANG SISWAMEROKOK SERTA MINUMAN KERAS///SELAIN ITU, SECARA PERIODIKDIJADWALKAN PEMERIKSAAN KESEHATANTERHADAP SISWA, GURU MAUPUN

120

lagi belajar

-Lingkungansekolah yang asri

-Para siswa dankegiatannya

S.I CHARGENTDrs. H. SUHARJA,M.PdKEPALA SMAN 1TAMAN TIRTO,KASIHAN BANTUL

-Suasanalingkungan dankegiatan parasiswa

-Para guru dansiswa

-Kegiatan anaksekolah

KARYAWAN// H. SUHARJA MENAMBAHKAN,MESKI TIDAK RUTIN MELAKUKANPEMERIKSAAN ATAS SISWA, NAMUNSOSIALISASI PENGERTIAN SEKOLAHSEHAT DAN PENANAMAN KEDISIPLINANKEPADA SISWA AKTIV SETIAP HARIDILAKUKAN SEHINGGA HIDUP SEHAT DANPENCIPTAAN SUASANA YANG SEHATMENJADI BUDAYA SETIAP SISWA.//

CUE IN : ===PASS=======OUT :. . . . . SELESAI NGOMONG.

SEBAGAI WUJUD DUKUNGAN SEKOLAHTERHADAP USAHA KESEHATAN SEKOLAH,PENGELOLA SEKOLAH INIMENGIKUTSERTAKAN U-K-S PADA LOMBASEKOLAH SEHAT DAN MENJALINKERJASAMA DENGAN DINAS KESEHATANDAN ASURANSI KESEHATAN// U-K-SDIHARAPKAN JUGA BERPERAN PADAPENYULUHAN KESEHATAN,PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DANPENYAKIT RAKYAT, PENINGKATANKUALITAS AIR MINUM, DANPERLINDUNGAN TERHADAP BAHAYANARKOBA// eddy yanariyanto & triwiyanto melaporkan.///OKEY EIC

121

TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAACARA : BERITA JOGJA POKOK : BHS INDONESIA DIGEMARI PELAJAR ASINGTANGGAL : 14 JAN 2010 KODE : EDDY YANA-TRI W (JOKO)

VIDEO AUDIO

PENYIAR ………

VTR START . . . . . .-Susana sekolah

S.I CHARGENTYOGYAKARTA, 14 JAN 2011BHS INDONESIA DIGEMARI PELAJAR ASING

-Gedung sekolah

-Kegiatan para siswa

-Suasana di tamandg kepala sekolahdan siswa asing

BAHASA INDONESIA SEBAGAI SALAHSATU BAHASA DI DUNIA BANYAKDIGEMARI PELAJAR ASING UNTUKDIPELAJARI SEBAGAI BAHASAPENDAMPING SELAIN BAHASANASIONAL DI NEGARA MEREKABERASAL //

SEBAGAI KOTA PELAJAR YOGAYAKARTAMENJADI KOTA TUJUAN PELAJAR ASINGUNTUK MENIMBA ILMU TENTANG BAHASADAN BUDAYA INDONESIA.// BAHKAN APAYANG DIPELAJARINYA DI YOGYAKARTAKHUSUSNYA DIPAKAI SEBAGAIREFERENSI YANG DITERAPKAN DIDALAMKEHIDUPAN SEHARI-HARI PELAJARASING//// TIGA PELAJAR AUSTRALIAADALAH ELIZABETH ABBOT PELAJARSEKOLAH S-T COLUMBA COLLEGESOUTH AUSTRALIA, CHRISTOPHERBRAYNE PELAJAR FLINDERS CHRISTIANCOMMUNITY COLLEGE MERUPAKANPESERTA DALAM PROGRAM PERTUKARANPELAJAR S-M-A NEGERI SATU KASIHANBANTUL DENGAN SEKOLAH DIAUSTRALIA DAN MADDY HOLLAND.//PARA PELAJAR ASING INI SANGAT

122

S.I CHARGENTELIZABETH ABBOTPELAJAR DARI AUSTRALIA

CHRISTOPHER BRAYNEPELAJAR DARI AUSTRALIA

MADDY HOLLANDPELAJAR DARI AUSTRALIA

-Suasana di ruangan kepala sekolah

-Suasana siswa dihalaman sekolah dan didalam sekolah

MENYUKAI BAHASA INDONESIA DANBUDAYANYA KARENA MEMUAT ETIKA,BUDI PEKERTI SERTA TOLERANSI DANFILOSOFI LUHUR HINGGA KESOPANAN.//

IN : ========PASS======= OUT :…SELESAI NGOMONG.

IN : ========PASS=======OUT : . . .SELESAI NGOMONG.

IN : ========PASS======== OUT :…SELESAI NGOMONG.

KEPALA HUMAS SMA NEGERI SATUKASIHAN BANTUL TAVIP MENYATAKAN,ANTUSIAS PELAJAR AUSTRALIA MENIMBAILMU DI SMA TIRTONIRMOLO TERJALINTIGA TAHUN LALU.// HINGGA KINIKURANG LEBIH SUDAH 50 PELAJAR DARIAUSTRALIA BELAJAR DISINI DENGANWAKTU BELAJAR DUA HINGGA ENAMMINGGU, TERGANTUNG PROGRAM YANGDIIKUTI./// eddy yanariyanto & triwiyanto melaporkan.// OKEY EIC

123

TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ACARA : BERITA JOGJA POKOK : DPRD DIY SOAL SELEKSAI ANGGOTA KIDTANGGAL : 15 JAN 2011 KODE : EDDY YANA-TRI W (YAMIDI)

VIDEO AUDIO

PENYIAR ………

VTR START . . . .. . .

-Gedung Dprd Diy

S.I CHARGENTYOGYAKARTADPRD DIY-Soal Seleksi Calon Anggota KID

-Suasana jalan di kota

KOMISI INFORMASI DAERAH K-I-D, DIHARAPKAN MAMPU BERPERANOPTIMAL MENGINFORMASIKANKEBIJAKAN DAERAH SECARATRANSPARAN UTAMANYAMENINGKATKAN PELAYANANBIROKRASI KEPADAMASYARAKAT//

SEPULUH NAMA CALON ANGGOTA KOMISIINFORMASI DAERAH K-I-D,HASIL SELEKSI TIM ADHOC, SAMPAISAAT INI MASIH DI EKSEKUTIF,BELUM DISERAHKAN KE D-P-R-D D-I-Y//// ANGGOTA KOMISI A D-P-R-DD-I-Y AHMAD SUBANGI MENGATAKAN,D-P-R-D DIY SEGERA MELAKUKAN UJIKEPATUTAN DAN KELAYAKAN BILAPENGANTAR DARI GUBERNUR ATAUEKSEKUTIF SUDAH DIBERIKAN KEPADAPIMPINAN D-P-R-D D-I-Y DANDISPOSISI DIBERIKAN KEPADA KOMISIA DPRD DIY/// SELEKSI UJIKELAYAKAN DAN KEPATUTAN TERHADAPCALON ANGGOTA KOMISI INFORMASIDAERAH BELUM TENTU DILAKUKAN

124

-Suasana di GedungDprd Diy

-konfirmasi dg AShmad Subangi

-Suasana jalan raya

S.I CHARGENTAHMAD SUBANGIANGGOAT KOMISI A DPRD DIY

-Dok .orang melihat tayangan TV

-Lalu lintas

KOMISI A, KARENA MASIH ADAPOLEMIK KEWENANGAN KOMISI ADENGAN KOMISI C/// AHMAD SUBANGIBERHARAP SIAPAPUN YANG AKANMELAKUKAN UJI KELAYAKAN DANKEPATUTAN, DIHARAPKAN ANGGOTAKOMISI INFORMASI DAERAH TERPILIHMAMPU MENJALANKAN AMANAH DENGANTEGAS DAN BENAR.//CUE IN : =======PASS=====CUE UT : . . .. . SELESAINGOMONG.AGAR SEGERA BISA BEKERJA, AHMADSUBANGI BERHARAP, PEMERINTAHSEGERA MENGIRIM NAMA-NAMA CALONANGGOTA K-I-D UNTUK DIUJI/////EDDY YANA & TRI WIYANTOMELAPORKAN///

125

TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ACARA : BERITA JOGJA POKOK : IKAN HIAS PENGHIBUR SUASANATANGGAL : 15 JAN 2011 KODE : EDDY YANA-TRI W ( YAMIDI)

VIDEO AUDIO

PENYIAR ………

VTR START . . . .. .

-Suasana Toko dg aquarium nya

-Aneka ikan hias

S.I CHARGENTYOGYAKARTA, Budidaya Ikan Hias

-Konfirmasi dg pengelola ikan hias

-Aneka ikan hias yg dijual

HOBY MERUPAKAN SYARAT UTAMAPENUNJANG KEBERHASILAN USAHAPENGEMBANGBIAKAN IKANHIAS//// DIDUKUNG KETEKUNANDAN KECERMATAN, USAHA ITUBISA MENDATANGKANKEUNTUNGAN ///

PERKEMBANGAN PASAR IKAN HIAS DIYOGYAKARTA CUKUP SIGNIFIKAN DENGANBERTAMBAHNYA PEMBUDIDAYA IKAN HIASDITANDAI MENINGKATNYA JUMLAHPENGGEMAR IKAN HIAS BAIK YANGSEKEDAR HOBI MAUPUN UNTUK BISNIS//SALAH SATU PEMBUDIDAYA IKAN HIASTHE TIONG BING MENGATAKAN, BUDIDAYA IKAN HIAS TIDAK MEMERLUKANTEMPAT MAUPUN WAKTU YANG LUAS,NAMUN CUKUP DIKEMBANGKAN DIAQUARIUM///// DENGAN KEMAJUANTEKNOLOGI, SEMUA PERMASALAHAN DANHAMBATAN BISA DIANTISIPASI,ASALKAN DILANDASI KEMAUAN UNTUKMAJU/// THE TIONG BING YANG HARUSDICERMATI DALAM BUDIDAYA IKAN HIASADALAH KEBERSIHAN TEMPAT, DANMENGENAL KARAKTER MASING-MASING

126

-Warna-warni ikan hias(ikan KOI)

S.I. CHARGENTTHE TIONG BINGPembudi Daya Ikan Hias

-Aneka jenis ikan hias

IKAN HIAS/// SAAT INI DARI RATUSANSPESIES IKAN HIAS, IKAN DISCUSBANYAK DICARI MASYRAKAT KARENAKEELOKAN RUPA DAN BENTUK BADANIKAN.//CUE IN :============PASS============CUE OUT :. . . SELESSAI NGOMONG.THE TIONG BING MENGATAKAN,KEINDAHAN IKAN HIAS DIANTARANYAMELALUI BENTUK, WARNA DAN TINGKAHLAKU, SEHINGGA MASING-MASING IKANHIAS MEMPUNYAI HARGA YANGBERVARIASI.// BAHKAN MEMELIHARAIKAN HIAS DAPAT MENJADI OBATSTRESS./// EDDY YANARIYANTO & TRIWIYANTO MELAPORKAN///

127

TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAACARA : BERITA JOGJA POKOK : NGAYOGJAZZ 2011TANGGAL : 17 JANUARI 2011 KODE : DONNY -AMBAR

VIDEO AUDIO

PENYIAR START …..

VTR START ………………VIS. suasana penampilan iga mawarnai

SI CHARGENT :

YOGYAKARTA , Ngayogjazz 2011

vis. suasana penampilan syahrani

vis. suasana penampilan tohpati

PERHELATAN MUSIK NGAYOGJAZZ2011 YANG DIGELAR DIPADEPOKAN KI JOKO PEKIK,KASIHAN, BANTUL BEBERAPA HARILALU, BERLANGSUNGSPEKTAKULER, DAN DIHADIRIRIBUAN PENGGEMAR JAZZ DARIBERBAGAI DAERAH//

========ATMO=======PULUHAN MUSISI JAZZ TERNAMA DARIBERBAGAI DAERAH DI TANAH AIRTAMPIL DALAM PAGELARAN MUSIKNGAYOGJAZZ TAHUN 2011///KOMUNITAS JAZZ JOGJA, BALI, NGISORRINGIN SEMARANG, DAN GUGUN BLUESSHELTER TAMPIL MEMUKAU////

DENGAN TEMA/ MANGAN ORA MANGANNGEJAZZ, PERTUNJUKAN YANG DIBAGIDALAM TIGA PANGGUNG INI MAMPUMEMUASKAN RIBUAN PENONTON// SALAHSATU PENYANYI KAWAKAN YANG TELAHTIGA KALI TURUT DALAM EVENTYOGYAJAZZ ADALAH SYAHRANI YANGKALI INI TAMPIL MEMUKAU BERSAMAQUEEN FIREWORKS //

==========ATMO========SEDANG GITARIS TOHPATI YANG TAMPILDENGAN KELOMPOK BARUNYA, INDRO

128

vis. suasana penampilan glend

klaborasi gending

SI CHARGENT :DJADUG FERIANTO , EVENT DIRECTOR NGAYOGJAZZ 2011

VIS. SUASANA

HARDJODIKORO PADA BASS DAN BOWOPADA DRUMER MENYAJIKAN KOLABORASIATRAKTIF YANG SANGAT ENERJIK//SEDANGKAN GLEND FREDLY MEMBAWAKANBEBERAPA LAGU DALAM NUANSA POP DANREGGE JAZZ//// HUJAN DAN SUASANASEGAR DIBAWAH RIMBUNNYA PEPOHONANMEMBERIKAN NUANSA TERSENDIRI BAGIPARA PENONTON UNTUK MENIKMATIALUNAN MUSIK JAZZ //

==========ATMO==========MENURUT DJADUK FERIANTO NGAYOGJAZZ2011 INI SEMPAT DIUNDUR KARENAMUSIBAH GUNUNG MERAPI/// cue in:cue out:SECARA KESELURUHAN PENYELENGGARAANPERHELATAN MUSIK JAZZ TERBESAR DITANAH AIR INI BERLANGSUNG SUKSESBAIK DARI JUMLAH PENONTON MAUPUNMUSISI YANG HADIR //DONNY RAHMAD AMBAR PERTIWI TVRIYOGYA MELAPORKAN

129

TELEVISI REPUBLIK INDONESIA STASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ACARA : BERITA JOGJA POKOK : TANGGAP BENCANA BANJIR DI KEC.DANUREJANTANGGAL : 17 JAN 2011 KODE : EDDY YANA – TRI W (YAMIDI)

VIDEO AUDIO

PENYIAR ………

VTR START . . . .. .

-Gedung kecamatan Danurejan

S.I CHARGENTYOGYAKARTATanggap Bencana Kec.Danurejan

-Konfirmasi dg camat dan lurah

-Peninjauan ke

KARENA MASIH TERANCAM BANJIRLAHAR DINGIN, PEMERINTAHKECAMATAN DANUREJANMENYIAPKAN DUA PULUH ENAMTEMPAT EVAKUASI BERIKUTDAPUR UMUM UNTUK WARGAPINGGIR SUNGAI CODE/////

BANJIR BESAR DI SUNGAI CODEMENGAKIBATKAN RATUSAN RUMAH WARGADI BANTARAN SUNGAI DI WILAYAHKECAMATAN DANUREJAN TERENDAM AIRDAN PASIR///// AKIBAT BANJIRITU, WARGA MENGUNGSI DI POSKOPENGUNGSIAN YANG SUDAHDILENGKAPI DENGAN DAPUR UMUM DIMASING-MASING R-W/// CAMATDANUREJAN OCTO NOOR ARAFATMENGATAKAN, DUA KELURAHAN DIWILAYAHNYA, MASING-MASINGKELURAHAN TEGAL PANGGUNG, DANSURYATMAJAN RAWAN BANJIR LAHARDINGIN MERAPI./// LUAPAN SUNGAICODE AKHIR NOVEMBER LALUMERENDAM LEBIH DARI DUA RATUSRUMAH DAN MENGAKIBATKAN LIMARUMAH RUSAK/// PEMILIK RUMAH ITU,

130

code

-Rumah rusak & Kegiatan masy.

S.I CHARGENTOCTO NOOR ARAFAT, S.IPCamat Danurejan

-Tower Early warning system

-Kegiatan masy dipinggiran code Peninjauan ke posko Penampungan & Tower peringatandini

HINGGA SAAT INI MASIH TINGGAL DIBALAI R-W DAN SEBAGIAN LAINNYAPINDAH RUMAH/// KARENA MASIHRAWAN BANJIR, SEBAGAI AKSITANGGAP BENCANA PEMERINTAHKECAMATAN DANUREJAN ANTARA LAINMEMBUAT POSKO TANGGAP BENCANA,DAN MEMBUAT JALUR EVAKUASI///CUEIN :===============PASS==========CUE OUT : . . . .. . SELESAINGOMONG. KHUSUS UNTUK SITEM PERINGATANDINI MAUPUN KOMUNIKASI ANTARPOSKO DIKOORDINASIKAN MELALUIJALUR KHUSUS FREKWENSI INTERNALKECAMATAN DANUREJAN HINGGATINGKAT KELURAHAN.// EDDYYANARIYANTO & TRI WIYANTOMELAPORKAN///

131

TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAACARA : BERITA JOGJA POKOK : PENERIMAAN RASKIN KAB. SLEMAN TANGGAL :18 JANUARI 2011 KODE : YUDHA

VIDEO AUDIO

PENYIAR…..

VTR START…Vis: DOK. BULOG

SI / CH : SLEMAN

PENERIMAAN RASKINTAHUN 2011

PENERIMAAN JUMLAH RASKINTAHUN 2011 DI KABUPATENSLEMAN MENGALAMI PENINGKATANSEBESAR 10 KILOGRAM PERTAHUN///

KELUARGA MISKIN DI KABUPATENSLEMAN TAHUN 2011 AKANMEMPEROLEH TAMBAHAN RASKINSEBESAR SEPULUH KILOGRAM PERTAHUN/// SEBELUMNYA RUMAH TANGGASASARAN PENERIMA MANFAAT ATAUR-T-S-P-M DI KABUPATEN SLEMANHANYA MENERIMA 15 KILOGRAM PER R-T-S-P-M SELAMA SEBELAS BULAN///MENURUT KEPALA BIDANGKESEJAHTERAAN SOSIAL KABUPATENSLEMAN SIGIT TURYANTO/ PADA TAHUN2011 INI SETIAP RUMAH TANGGASASARAN MENERIMA LIMA BELASKILOGRAM PER R-T-S-P-MPER BULAN SELAMA DUA BELAS BULANATAU SEBANYAK SERATUS DELAPANPULUH KILOGRAM/ DENGAN HARGATEBUS RASKIN SEBESAR SERIBU ENAMRATUS PER KILOGRAMNYA/// MESKIMENGALAMI PENINGKATAN PENERIMAANJUMLAH PER TAHUNNYA/ NAMUN JUMLAHPENERIMA RASKIN DI KABUPATEN

132

SI / CH : SIGIT TURYANTO

KABID.KESEJAHTERAAN

SOSIAL KAB. SLEMAN

SLEMAN TIDAK MENGALAMI PERUBAHANYAITU SEBANYAK TIGA PULUH TUJUHRIBU EMPAT RATUS ENAM BELASKELUARGA///

CUE IN :CUE OUT :

PROSES PENDISTRIBUSIAN RASKINTELAH DIMULAI SEJAK TANGGALSEPULUH JANUARI LALU/ YANGTERSEBAR DI TUJUH BELAS KECAMATANDAN DELAPAN PULUH ENAM KELURAHANDI KABUPATEN SLEMAN/// DEMIKIAN HARIF YUDHA TVRI YOGYAKARTAMELAPORKAN

133

TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ACARA : BERITA JOGJ POKOK : KESIAPAN SEKOLAH HADAPI UJIAN NASIONALTANGGAL : 18 JAN 2011 KODE : EDDY YANA-TRI W (SUWARTO)

VIDEO AUDIO

PENYIAR ………

VTR START . . . . .. .

--Gedung SMA Jetis BTL

-Suasana siswa di sekolah

-Konfirmasi

S.I CHARGENTBANTULSEKOLAH HADAPI UJIAN NASIONAL

-Kegiatan para siswa

-Kegiatan para

KELUARNYA PERATURAN BARU DARIPEMERINTAH, TERHADAP KELULUSANSEKOLAH TIDAK HANYA DITENTUKANHASIL NILAI UJIAN NASIONALTETAPI JUGA DARI NILAIKEPRIBADIAN DAN NILAI UJIANSEKOLAH.//

MENJELANG PELAKSANAAN UJIAN NASIONALPERTENGAHAN APRIL MENDATANGBERBAGAI KESIAPAN DAN PERSIAPANDILAKUKAN SEKOLAH TERUTAMA KESIAPANSISWA DAN ORANG TUA SISWA.// KEPALASEKOLAH S-M-A NEGERI SATU JETISBANTUL WIYONO MENGATAKAN, NILAIRAPOR SISWA SEMESTER TIGA, EMPAT DANSEMESTER LIMA MENJADI PEGANGAN UNTUKDIGABUNGKAN DENGAN HASIL UJIANSEKOLAH DAN UJIAN NASIONAL.//////MENGHADAPI UJIAN NASIONAL / PIHAKSEKOLAH MENYELENGGARAKAN KLINIKPEMBELAJARAN, KEGIATAN PENINGKATANMUTU AKADEMIK, MELAKUKAN TRI OUT,MELIPUTI TRI OUT DI SEKOLAH, TINGKATKABUPATEN DAN PROPINSI .//// SEKOLAHJUGA RUTIN MELAKUKAN BIMBINGANKEROHANIAN MAUPUN MUSYAWARAH DENGAN

134

guru di ruangan

-Konfirmasi

-sailent statetklepsek sma jeris btl

-Suasana lingkungan sekolah

ORANG TUA SISWA DAN WARGA SEKOLAHLAINNYA./// KEPALA SEKOLAH S-M-ANEGERI SATU JETIS BANTUL, H. WIYONOMENAMBAHKAN, PERUBAHAN PERATURANTENTANG KELULUSAN SISWA DISAMBUTPOSITIF PIHAK SEKOLAH, SEHINGGAMENDORONG SISWA SENANTIASA BELAJARDAN SELALU SIAP./// MENJELANGUJIAN NASIONAL , PIHAK SEKOLAHMEMINTA KELUARGA SISWA MENYEDIAKANWAKTU UNTUK KEPENTINGAN SISWA/ SEBABKEBERHASILAN SISWA PERLU DUKUNGANPIHAK SEKOLAH MAUPUN KELUARGA.// Eddy Yanariyanto & Tri Wiyantomelaporkan

135

TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAACARA : BERITA JOGJA POKOK: GELOMBANG

TINGGI, NELAYAN PANTAISELATAN TAKUT MELAUT

TANGGAL : 18 JANUARI 2011 KODE : AMBAR-DONIVIDEO AUDIO

PENYIAR.....

VTR START

VIS. SUASANA PANTAI

SI:BANTULGelombang Tinggi,Nelayan Pantai Selatan Takut Melaut

VIS. IKAN

Si/ch:ROSINNELAYAN PANTAI DEPOKVIS. SUASANA

NELAYAN DI PANTAI SELATANMENGURANGI MELAUT KARENAKHAWATIR GELOMBANG TINGGI DANANGIN KENCANG, YANG TERJADISEPEKAN TERAKHIR .//

SEKITAR EMPAT PULUH KAPAL DIPANTAI DEPOK, PARANGTRITIS, SUDAHSEPEKAN INI BERSANDAR DI PINGGIRPANTAI/// PARA NELAYAN MASIHKHAWATIR GELOMBANG TINGGI YANGDAPAT MENCAPAI EMPAT METER DANANGIN KENCANG/// NAMUN, SEBAGIANNELAYAN MASIH MELAUT, KARENATERPAKSA UNTUK MEMENUHIKEBUTUHANNYA, MESKIPUN MEMBATASIWAKTU MELAUT// JIKA BIASANYAMEREKA MELAUT HINGGA SORE HARI,KINI HANYA SAMPAI TENGAH HARISAJA///// MEREKA TAKUT KAPALNYATERBALIK APABILA TIBA-TIBA MUNCULANGIN KENCANG DAN GELOMBANG TINGGIDARI ARAH BARAT DAYA YANG SERINGTERJADI PADA SORE HARI// Cue in:…(tangkapan ikan turun 50%)Cue out:….SELAIN GELOMBANG TINGGI DAN ANGINKENCANG, PARA NELAYAN JUGA

136

PANTAI KESULITAN MENJARING IKAN KARENABANYAK SAMPAH DI LAUT// SAMPAH-SAMPAH YANG BERASAL DARI SUNGAIOPAK INI, IKUT TERBAWA JARINGNELAYAN//// AMBAR PERTIWI DAN DONI RAHMADMELAPORKAN//

137

TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ACARA : BERITA JOGJA POKOK : PENYEMPITAN JALAN AKIBAT BANJIR TANGGAL : 18012011 KODE : DHIAN ADHIE ( KORES MAGELANG )

VIDEO AUDIO

PENYIAR START …..

VTR START ………………SI CH “MAGELANGAkibat Banjir,Jalan Menyempit

SI CH :SARWIStaf Bina Marga Jawa Tengah

BANJIR LAHAR DINGIN YANG KEENAM KALINYA DI KALI PUTIH/ MENYEBABKAN JALAN SEPANJANG TUJUH RATUS METER RUSAK DAN BAHUJALAN TERGERUS SEDALAM DUAMETER///

JALUR UTAMA MAGELANG YOGYAKARTA/ DIDESA JUMOYO/ KECAMATAN SALAM/MAGELANG/ RUSAK SETELAH BERKALI-KALIDITERJANG BANJIR LAHAR DINGIN////AKIBAT DERASNYA AIR YANG BERCAMPURBATU, BAHU JALAN DI DAERAH ITUTERGERUS SEDALAM DUA METER/SEHINGGA JALAN YANG MENGHUBUNGKAND-I-Y DAN JAWA TENGAH INI MENYEMPITSEPANJANG DUA PULUH LIMA METER///=============ATMOS==========AKIBAT PENYEMPITAN JALAN/ ARUS LALULINTAS TERGANGGU///// PETUGAS DARIBINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAHMEMBUAT PEMBATAS PENGAMAN JALAN DARIDRUM DAN BAMBU/// PARA PENGGUNA JALANDIHIMBAU BERHATI HATI KARENA KONDISIJALAN MAKIN SEMPIT, LICIN DAN MASIHBANYAK TIMBUNAN MATERIAL DI PINGGIRJALAN///

138

DHIAN ADHIE MELAPORKAN DARIMAGELANG////

139

TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ACARA : BERITA JOGJA POKOK : PENGURUS BNP DIY SEGERA DILANTIKTANGGAL :19 JANUARI 2011 KODE : RELL DIY

VIDEO AUDIO

PENYIAR……………

VTR START…..Vis. KunjunganBNNSI. CHARGENTKRATON KILENGubernur TerimaBNN

-kunjugan

DALAM WAKTU DEKAT, BADANNARKOTIKA NASIONAL AKAN MEMBENTUK DAN MELANTIKBADAN NARKOTIKA PROPINSI DISEPULUH PROPINSI, SALAH SATUNYADI D-I-Y/////

PADA AKHIR JANUARI ATAU AWAL FEBRUARIMENDATANG/ BADAN NARKOTIKA PROPINSIDIHARAPKAN TELAH TERBENTUK/// B-N-PBERTUGAS DENGAN TIGA PILAR YAKNIPEMBERANTASAN, REHABILITASI DANPENCEGAHAN//// MENURUT KEPALA BADANNASIONAL NARKOTIKA KOMJEN POLISIGORIES MERE , SEPULUH PROPINSIMENDAPAT PRIORITAS UNTUK SEGERADIBENTUK BADAN NARKOTIKA PROPINSI,SALAH SATUNYA D-I-Y//// KETIKAMENEMUI GUBERNUR D-I-Y DI KRATONKILEN TADI MALAM, GORIES MEREMENGEMUKAKAN UNDANG-UNDANG TENTANGNARKOTIKA MENGAMANATKAN PENEGAKANHUKUM BAGI PENGEDAR MAUPUN PENGGUNANARKOTIKA/// DALAM UNDANG-UNDANG ITUANCAMAN HUKUMAN BAGI SINDIKAT MAKINDIPERBERAT BAHKAN BISA SAMPAIHUKUMAN MATI//// SEMENTARA ITU,

140

Kunjungan

DOK. Rumahsakit Grasia/Lapas Narkoba

GUBERNUR D-I-Y MENGEMUKAKAN,YOGYAKARTA JUGA TIDAK TERLEPAS DARIMASALAH PENYALAHGUNAAN NARKOBA,KARENA SEBAGAI KOTA PENDIDIKAN,BANYAK PELAJAR MAUPUN MAHASISWA DARIBERBAGAI DAERAH TINGGAL DIYOGYAKARTA/// TERKAIT DENGANPEMBERANTASAN NARKOBA, HAMENGKUBUWONO KESEPULUH BERHARAP DIBANGUNKOORDINASI DARI BERBAGAI PIHAK///SELAIN ITU, KORBAN NARKOBA HENDAKNYADIREHABILITASI HINGGA SEMBUH,SEBAGAIMANA YANG DILAKUKAN DI RUMAHSAKIT GHRASIA YOGYAKARTA/// KEPADA B-N-N, GUBERNUR D-I-Y BERHARAP RUMAHSAKIT GRASIA MENJADI MODEL PROPINSILAIN///

KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONALGORIES MERE DIDAMPINGI 7 ORANGSTAFNYA/ MENEMUI GUBERNUR DIYHAMENGKU BUWONO KESEPULUH/ PADASELASA MALAM LALU DI KRATON KILENYOGYAKARTA// KUNJUNGAN INIDILAKSANAKAN DENGAN TUJUAN MELAPORKANADANYA PEMBENTUKAN BADAN NARKOTIKAPROVINSI DI 33 PROVINSI/ TERMASUKDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA//KEPENGURUSAN BADAN TERSEBUT AKANDILAKSANAKAN PADA AKHIR JANUARI ATAUAWAL FEBRUARI MENDATANG//

SESUAI DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 35/2009, MASALAH NARKOTIKA MEMILIKI DUASISI// SISI KERAS MENGENAI PENEGAKAN

141

HUKUM KEPADA PENGEDAR SERTA SISIHUMANIS KEPADA PENGGUNA YANGDIPOSISIKAN SEBAGAI KORBAN// UNTUKITU/ BELIAU BERHARAP BADAN BARU INIDAPAT BEKERJA DENGAN TIGA PILAR/YAITU PEMBERANTASAN/ REHABILITASI/DAN PENCEGAHAN//

SEMENTARA ITU/ SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO KESEPULUH MENYAMPAIKAN BAHWAPERMASALAHAN NARKOBA TIDAK DAPATDISELESAIKAN DENGAN TINDAKAN PIDANASAJA// YANG DIBUTUHKAN ADALAHREHABILITASI AGAR KORBAN DAPATDITANGANI SECARA PROFESIONAL HINGGASEMBUH// DI DIY/ REHABILITASI DANRUANG TAHANAN BAGI PEMAKAI NARKOBATELAH TERDAPAT DI RUMAH SAKITGRHASIA/ PAKEM/ SLEMAN// SULTANBERHARAP/ HAL INI DAPAT DIJADIKANCONTOH BAGI PROVINSI LAINNYA//

142

TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAACARA : BERITA JOGJA POKOK: BAND BELANDA

TIM KNOL TANGGAL : 21 JANUARI 2011 KODE : AMBAR-DONI

VIDEO AUDIO

PENYIAR.....

VTR START

VIS. SUASANAMUSIK

SI:YOGYAKARTABAND BELANDATIM KNOL TAMPIL DI YOGYAKARTA

VIS. SUASANAMUSIK

ERASMUS HUIS / KARTA PUSTAKA DANUNIVERSITAS ATMAJAYA YOGJAKARTA /KEMBALI MENGELAR KONSER MUSIKMENAMPILKAN MUSSISI ASAL MANCANEGARA /MENAMPILKAN MUSISI MUDA TERNAMA ASALNEGERI KINCIR ANGIN TIM KNOL AND THEBAND / BERIKUT LIPUTANNYA ///

===ATMO===

GRUB BAND ASAL BELANDA / TIM KNOL ANDTHE BAND / TAMPIL MEMUKAU SAAT TAMPILPERDANA MENGHIBUR PARA PENGEMARNYA DIAUDITORIUM THOMAS AQUINAS KAMPUSATMAJAYA, BABARSARI, YOGYAKARTA //PENAMPILAN INI MERUPAKAN PENAMPILANPERTAMA TIM KNOL AND THE BAND DALAMKONSERNYA DI INDONESIA // TIM KNOL SANGVOKALIS YANG TAMPIL BERSAMA JEROENOVERMAN PADA BAS / KEES SCHAPER PADADRUM / MATTHIJS VAN DUIJVENBODE PADAPIANO SERTA ANNE SOLDAAT PADA LEADGITAR // MEMBAWAKAN ENAM BELAS LAGUYANG BERIRAMA POP ROCK LAWAS/ ERA ENAMPULUH HINGGA TUJUH PULUHAN SEPERTI /WHAT THE HELL / GONNA GET THERE DAN SAMLIVING TOWN ///

===ATMO===KARAKTER VOKAL PENYANYI MUDA KELAHIRANHOORN BELANDA DUA PULUH TAHUN SILAM INI

143

VIS. SUASANAMUSIK

VIS. SUASANAMUSIK

/ MIRIP DENGAN VOKALIS COLDPLAY CHRISMARTIN YANG MENAWAN // DENGAN WARNAMUSIK YANG MEMADUKAN POP ROCK LAWAS DANMASA KINI / TIM KNOL AND THE BAND MAMPUMEMBUAI PENONTON / YANG SEBAGIANMAHASISWA ASAL MANCA NEGARA YANGBELAJAR DI YOGYAKARTA///

===ATMO===

SELAIN TERINPIRASI DENGAN MUSISITERNAMA MANCANEGARA SEPERTI GRAHAMPARSONS / NEIL YOUNG ATAUPUN WILCO /PARA MUSISI ASAL BELANDA INI TERNYATAJUGA PENGGEMAR SALAH SATU BANDLEGENDARIS ASAL INDOENSIA KOES PLUS // ===ATMO===SEBAGAI PENYELENGGARA / ERASMUS HUIS /KARTA PUSTAKA DAN UNIVERSITAS ATMAJAYAYOGJAKARTA BERHARAP KEGIATAN RUTINTAHUNAN YANG MENGHADIRKAN ARTIS DANMUSISI DARI MANCANEGARA INI / SELAINDAPAT MEMBERIKAN HIBURAN / JUGA DAPATMEMBUKA WAWASAN DALAM BERKESENIAN DANKEBUDAYAAN KEPADA MASYARAKAT /KHUSUSNYA GENERASI MUDA/// REV. DONNY RAHMAD AMBAR PERTYIWI TVRI YOGYAKARTAMELAPORKAN///

144

TELEVISI REPUBLIK INDONESIA STASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAACARA : BERITA JOGJA POKOK : MENYOAL KASUS GAYUSTANGGAL : 22 JAN 2011 KODE : EDDY YANA-TRI W (YAMIDI)

VIDEO AUDIO

PENYIAR START. . . . .. .. . .

VTR START . .. . . . . . .. . .

Dok tvri.Kasus hukum gayus dipengadilan.

-Lalu lintas di DIY

-Konfirmasi dg Ramdlon naming

S.I CHARGENTYOGYAKARTAMenyoal Kasus

PERNYATAAN KABARESKRIM MABESPOLRI TENTANG PENYIMPANGAN DIINSTANSI TIDAK SEMUA PERLU DIBUKAUNTUK PUBLIK, DINILAIBERTENTANGAN DENGAN PERNYATAANPRESIDEN.///

SEBAGAIMANA DIKUTIP SEJUMLAH MEDIAHARI INI, KABAREKSRIM MABES POLRIJENDERAL POLISI ITO SUMARDI MENYATAKANTIDAK SEMUA PENYIMPANGAN DI INSTANSIPEMERINTAH BISA DIBUKA KE PUBLIK,GUNA MENJAGA KEPERCAYAAN RAKYAT KEPADAPEMERINTAH./// MENURUT PRAKTISI HUKUMRAMDLON NANING, PERNYATAAN ITUBERTENTANGAN DENGAN KEINGINAN PRESIDENTENTANG PENEGAKAN HUKUM//// RAKYATAKAN PERCAYA SEPENUHNYA KEPADAPEMERINTAH BILA SEMUA PENYIMPANGAN DANPELANGGARAN HUKUM TERMASUK KORUPSI DISEMUA INSTANSI PEMERINTAH DIBUKA DANDILAKUKAN PENEGAKAN HUKUM, SEKALIPUNAKAN MENYERET OKNUM PIMPINANPEMERINTAHAN.// KOMITMEN PEMERINTAHANS-B-Y MENDUKUNG DAN AKAN BERTINDAKKERAS TERHADAP PELAKU KORUPSI DANPENYELEWENGAN LAIN HARUS DIDUKUNG

145

Gayus Tambunan

-Dok TVRI.Pengadilan yang berjalanmemeriksa gayus

-Konfirmasi

-Lalu lintas di Diy

S.I CHARGENTRAMDLON NANING,SH. MS.MM PRAKTISI HUKUM

-Lalu lintas

SELURUH JAJARAN PENEGAK HUKUM TERMASUKAPARATUR INSTANSI PEMERINTAH//SEMENTARA ITU TERKAIT KASUS GAYUS,RAMDLONG NANING MENGATAKAN,SEBENARNYA BANYAK YANG BISADIKEMBANGKAN DAN DILAKUKANPEMERIKSAAN/// DALAM PERSIDANGANTERNYATA HANYA DIUNGKAP SATU KASUSSAJA/// MENURUT RAMDLON, INIDITENGARAHI SEBAGAI UPAYA PERLINDUNGANKEPADA OKNUM PIMPINAN DI KEPOLISIANDAN KEJAKSAAN YANG LAMBANMENYELESAIKAN SUATU KASUS HUKUM.///CUE IN : ======PASS=======CUE OUT : . . . . .SELESAI NGOMONG.DITEGASKAN, KASUS GAYUS ITU SEGERADITANGANI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSIAGAR LEBIH EFEKTIF/// EDDY YANA & TRIWIYANTO MELAPORKAN///

146

TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ACARA : BERITA JOGJA POKOK : POLISI PERIKSA PEMILIK SAWAH CROP CIRCLE

TANGGAL : 26 JAN11 KODE : GIRI / TRIH

VIDEO AUDIO

PENYIAR .....

VTR START . .. . . .

Vis: Crop Circle

S.I. CHARGENT:SLEMANPOLISI PERIKSAPEMILIK SAWAHCROP CIRCLE

Vis: SuasanaPemeriksaan

Vis: PemilikSawah

TUJUH DARI DELAPAN PEMILIK SAWAHYANG TERDAPAT FENOMENA LINGKARANTANAMAN ATAU CROP CIRCLE/ DIREJOSARI/ JOGOTIRTO/ BERBAH/SLEMAN MENJALANI PEMERIKSAANPOLISI DI MAPOLSEK BERBAH///

LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSANASIONAL TELAH MEMASTIKAN LINGKARANTANAMAN ATAU CROP CIRCLE DI BERBAHSLEMAN/ MERUPAKAN BUATAN MANUSIA//APARAT KEPOLISIAN PUN BERGERAK CEPATUNTUK MENYELIDIKI PEMBUAT LINGKARANTANAMAN YANG TELAH MERUSAK SAWAHWARGA ITU// TUJUH DARI DELAPANPEMILIK SAWAH MASING-MASING DJUMADI/DALDIRI/ HERI SUPRIYANTO ANAK DARIMUSTARI/ NGADIRAN/ SUGIRAN/ DANJUMILAN/ YANG KESEMUANYA ADALAH WARGAREJOSARI/ JOGOTIRTO/ BERBAH/ SLEMAN/DIMINTAI KETERANGAN DI RUANG UNITRESKRIM MAPOLSEK BERBAH/ SLEMAN//PEMERIKSAAN INI MELIPUTI KEPEMILIKANLAHAN/ KEGIATAN SEBELUM ADA LINGKARANTANAMAN/ DAN PEMERIKSAAN KELENGKAPAN

147

Vis: HeriSupriyanto

Vis: Crop Circle

S.I. CHARGENT:HERI SUPPRIYANTOAnak PemilikSawah

Vis: SuasanaOlah TKP

ADMINISTRASI// HERI SUPRIYANTOMENGATAKAN/ DIRINYA TIDAK MELIHATTANDA-TANDA SEBELUM TERBENTUKNYALINGKARAN TANAMAN/ YANG BARU PERTAMAKALI TERJADI DI INDONESIA ITU// MESKIDEMIKIAN/ DIRINYA MERASA DIRUGIKANDENGAN ADANYA LINGKARAN TANAMAN/ YANGTERDAPAT DI SAWAH MILIK AYAHNYA ITU//In: ... Out: ...HINGGA KINI/ POLISI TERUS MELAKUKANPENYELIDIKAN FENOMENA LINGKARANTANAMAN DI BERBAH SLEMAN/ SALAHSATUNYA DENGAN MELAKUKAN OLAH TEMPATKEJADIAN PERKARA///DEMIKIAN HERDIAN GIRI DAN TRIHARTANTO MELAPORKAN

148

TELEVISI REPUBLIK INDONESIA STASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ACARA : BERITA JOGJA POKOK : POLISI OLAH TKP SAWAH CROP CIRCLE

TANGGAL : 26 JAN11 KODE : GIRI / TRIH

VIDEO AUDIO

PENYIAR .....

VTR START . .. . . .

Vis: SuasanaOlah TKP

S.I. CHARGENT:SLEMANPOLISI OLAHTKP SAWAH CROPCIRCLE

Vis: Polisi

Vis: SuasanaOlah TKP

Vis: Crop Circle

DARI HASIL OLAH TEMPAT KEJADIANPERKARA OLEH POLRES SLEMAN/DIAMETER ATAU GARIS TENGAH CROPCIRCLE DI REJOSARI/ JOGOTIRTO/BERBAH/ SLEMAN/ MENCAPAI LEBIHDARI 25-METER///

TIM IDENTIFIKASI KEPOLISIAN RESORSLEMAN MELAKUKAN OLAH T-K-P DI LOKASISAWAH YANG ADA CROP CIRCLE ATAULINGKARAN TANAMAN DI REJOSARI/JOGOTIRTO/ BERBAH/ SLEMAN// DARI OLAHT-K-P DIDAPATKAN/ DIAMETER CROP CIRCLETERBESAR MENCAPAI 25-KOMA-TUJUH-METER// SEDANGKAN LINGKARAN BESARKEDUA BERDIAMETER SEKITAR 22-METER//DALAM LINGKARAN BESAR KEDUA INI/ ADABENTUK MENYERUPAI BELIMBING YANGBERSATU GARISNYA DAN MEMBENTUKLINGKARAN// SEDANGKAN LINGKARANPALING KECIL BERDIAMETER DUA-KOMA-TUJUH-METER// SEMENTARA ITU/ SEMUAPADI YANG ROBOH SEARAH JARUM JAM//SELAIN ITU/ JUGA DITEMUKAN PADI YANGTAK ROBOH// PADI INI BERADA DI DEKAT

149

S.I. CHARGENT:AKBP IRWAN RAMAINIKapolresSleman

Vis: SuasanaOlah TKP

PATOK BETON MILIK PERTAMINA/ KARENADI SEKITAR SAWAH ADA PIPA MILIKPERTAMINA// MESKI DEMIKIAN POLISIMASIH TERUS MENGOLAH DAN MENELITITEMUAN OLAH T-K-P//In: ... Out: ...SELAIN POLRES SLEMAN/ TIM LEMBAGAPENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONALJUGA MELAKUKAN PENELITIAN// DARITEMUANNYA/ LAPAN MENYIMPULKANLINGKARAN TANAMAN ITU BUATANMANUSIA///DEMIKIAN HERDIAN GIRI DAN TRIHARTANTO MELAPORKAN

150

TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ACARA : BERITA JOGJA POKOK : MASALAH RUUK DIY

TANGGAL : 26 JAN11 KODE : GIRI / TRIH

VIDEO AUDIO

PENYIAR .....

VTR START . .. . . .

Vis: Dok. DPRRI

S.I. CHARGENT:YOGYAKARTAMASALAH RUUKDIY

Vis: Dok. DPRRI

Vis: SuasanaWawancara

MEKANISME PENETAPAN DALAMSUKSESI KEPEMIMPINAN DI PROVINSID-I-Y MERUPAKAN SEJUMLAH MATERIYANG AKAN DIBAWA ANGGOTA D-P-R-DD-I-Y DALAM RAPAT DENGARPENDAPAT UMUM KOMISI DUA D-P-RR-I TENTANG R-U-U-K D-I-Y///

AWAL FEBRUARI MENDATANG/ KOMISI DUADEWAN PERWAKILAN RAKYAT MULAIMEMBAHAS RANCANGAN UNDANG-UNDANGKEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWAYOGYAKARTA// DALAM PEMBAHASAN ITU/ANGGOTA DEWAN AKAN MELAKUKAN DUALANGKAH AWAL/ YAKNI DISEMINASI TURUNKE LAPANGAN DAN MENGGELAR RAPATDENGAN PENDAPAT UMUM MENGUNDANG RAJAYOGYAKARTA SEKALIGUS GUBERNUR D-I-YSRI SULTAN HAMENGKU BUWONO KESEPULUH/DAN JUGA D-P-R-D D-I-Y// LANGKAH INIDIRESPON D-P-R-D D-I-Y DENGANMENYIAPKAN DELEGASI DAN MATERI YANGAKAN DIBAWA KE R-D-P-U// MENURUTKETUA D-P-R-D D-I-Y YUKE INDRA AGUNGLAKSANA/ PENENTUAN ANGGOTA DELEGASI

151

Vis: Yuke

Vis: Dok.Rapur RUUK DIY

S.I. CHARGENT:YOEKE INDRA AGUNG LAKSANAKetua DPRD DIYVis: Dok. DemoRUUK DIY

Vis: Dok. DemoRUUK DIY

AKAN DIBAHAS DALAM RAPAT BADANMUSYWARAH// SEDANGKAN MATERI YANGDIPERSIAPKAN ADALAH HASIL RAPATPARIPURNA TERBUKA BEBERAPA WAKTULALU/ TENTANG SIKAP ANGGOTA DEWANTERHADAP PEMBAHASAN R-U-U-K D-I-Y//In: ... Out: ...MESKIPUN TIDAK MEMPUNYAI HAK SUARADALAM PEMBAHASAN R-U-U-K D-I-Y/ D-P-R-D D-I-Y BERHARAP ANGGOTA D-P-R R-IMENGAKOMODASI MAYORITAS ASPIRASIMASYARAKAT YOGYAKARTA/ YAKNIMEKANISME PENETAPAN DALAM SUKSESIKEPEMIMPINAN DI PROVINSI D-I-Y///DEMIKIAN HERDIAN GIRI DAN TRIHARTANTO MELAPORKAN

152

TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAACARA : BERITA JOGJA POKOK : DPRD DIY SESALKAN PEMERINTAH SOAL RUUK DIYTANGGAL : 28 JAN11 KODE : GIRI / TRIH

VIDEO AUDIOPENYIAR .....

VTR START . .. . . .

Vis: Dok. DPRRI

S.I. CHARGENT:YOGYAKARTADPRD DIYSESALKAN PEMERINTAHSOAL RUUK DIY

Vis: Dok. DPRRI

Vis: Dok. DPRRI

KETUA D-P-R-D DAERAH ISTIMEWAYOGYAKARTA YUKE INDRA AGUNGLAKSANA MENYAYANGKAN SIKAPPEMERINTAH/ YANG TETAPMEMPERTAHANKAN MEKANISMEPEMILIHAN SUKSESI KEPEMIMPINANDALAM RANCANGAN UNDANG-UNDANGKEISTIMEWAAN D-I-Y///

PEMERINTAH TETAP PADA PENDIRIANKEPALA DAERAH DI PROVINSI D-I-YDIPILIH D-P-R-D/ BUKAN DITETAPKANSECARA LANGSUNG// SEDANGKAN/ POSISISRI SULTAN HAMENGKU BUWONO DAN PAKUALAM YANG BERTAHTA TETAP SEBAGAIGUBERNUR UTAMA DANN WAKIL GUBERNURUTAMA/ YANG MENJALANKAN FUNGSISEBAGAI PELINDUNG/ PENGAYOM/ DANPENJAGA BUDAYA/ SERTA SIMBOLPEMERSATU MASYARAKAT YOGYAKARTA//PENEGASAN ITU DISAMPAIKAN MENTERIDALAM NEGERI GAMAWAN FAUZI PADA RAPATDENGAN KOMISI DUA D-P-R R-I TENTANGRANCANGAN UNDANG-UNDANG KEISTIMEWAANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA/ DI GEDUNGD-P-R R-I JAKARTA/ RABU LALU// KETUAD-P-R-D DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAYUKE INDRA AGUNG LAKSANA MENYESALKAN

153

Vis: SuasanaWawancara

Vis: Yuke

S.I. CHARGENT:YOEKE INDRA AGUNG LAKSANAKetua DPRD DIY

Vis: Dok. KotaJogja

Vis: Dok. KotaJogja

SIKAP PEMERINTAH/ YANG TETAPMEMPERTAHANKAN KLAUSUL PEMILIHANGUBERNUR DALAM RANCANGAN UNDANG-UNDANG KEISTIMEWAAN D-I-Y// PADAHAL/ASPIRASI MASYARAKAT SUDAH SANGATJELAS TIDAK MENGHENDAKI PEMILIHANGUBERNUR LANGSUNG ATAUPUN TIDAKLANGSUNG// In: ... Out: ...KINI SATU-SATUNYA CARA UNTUKMEMPERJUANGKAN ASPIRASI WARGA D-I-Y/ADALAH MELALUI D-P-R PADA SAATPEMBAHASAN R-U-U-K// UNTUK ITU/ D-P-R-D D-I-Y AKAN MENGIRIMKAN DUA TIMDELEGASI/ YANG MASING-MASINGBERANGGOTAKAN 25-ORANG/ UNTUK BERTEMUDENGAN KOMISI DUA D-P-R R-I/ GUNAMENYAMPAIKAN ASPIRASI WARGAYOGYAKARTA/ YANG SEBAGIAN BESARMENGHENDAKI PENETAPAN///DEMIKIAN HERDIAN GIRI DAN TRIHARTANTO MELAPORKAN

154