BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Televisi adalah salah satu bentuk media penyiaran
yang menyajikan berbagai acara dengan format yang
beragam. Selain untuk menarik minat konsumen untuk
menyaksikan acara-acara yang disajikan tersebut,
televisi, sebagai salah satu media komunikasi massa
yang paling berpengaruh saat ini, juga memiliki
fungsi sebagai penyampai informasi kepada masyarakat
luas. Walaupun program televisi saat ini didominasi
oleh program acara hiburan demi memenuhi keinginan
pemirsa, televisi tetap tidak melepaskan tanggung
jawabnya sebagai penyampai informasi yang mendidik
melalui program berita.
Berita sendiri, menurut JB. Wahyudi, yang ditulis
kembali oleh Arifin S. Harahap (2007: 4), adalah
laporan tentang peristiwa atau pendapat yang
memiliki nilai penting, menarik bagi sebagian
khalayak, masih baru, dan dipublikasikan secara luas
1
melalui media massa periodik. Berita tersebut
disajikan dengan tujuan memberikan informasi tentang
peristiwa-peristiwa penting yang menyangkut
kehidupan masyakat.
Di sinilah, kemampuan seorang jurnalis sebagai
reporter maupun juru kamera dalam mengumpulkan data
dari lapangan diuji. Berbeda dengan radio, berita
yang disajikan melalui televisi juga menampilkan
visualisasi kejadian di lapangan. Dalam berita TV,
gambar akan menjadi fokus perhatian utama
dibandingkan dengan narasi. Namun, hal ini tidak
berarti membuat kerja reporter menjadi ringan.
Reporter justru harus semakin kritis untuk mencari
data-data lain yang tidak terlihat secara kasat mata
pada saat peliputan berlangsung, sebagai pelengkap
informasi yang dapat memperjelas gambar yang
ditampilkan.
Salah satu stasiun televisi di Indonesia adalah
TVRI, yang merupakan televisi nasional yang dimiliki
oleh Indonesia. TVRI memiliki cabang di berbagai
kota di Indonesia sebagai sarana untuk melaporkan
2
berita-berita daerah maupun penayangan program yang
disesuaikan dengan daerah tersebut, salah satunya
adalah TVRI Jogja. Dalam penayangan program berita,
TVRI Jogja memiliki dua variasi program, yaitu
berita yang dihimpun dari daerah tersebut dan juga
program berita yang disiarkan langsung dari stasiun
TVRI Jakarta. Meski pengemasan programnya memiliki
suatu keunikan tersendiri dari program berita
lainnya, namun cara kerja reporter di lapangan tidak
jauh berbeda. Perbedaan dari tiap stasiun televisi
adalah kode etik perusahaan, peralatan, serta pola
kerja karyawannya.
Saya memilih TVRI Jogja dalam rangka mempelajari
tugas dan tanggung jawab reporter dalam pemberitaan.
Namun, saya tidak mengambil spesifikasi dalam
pembelajaran di lapangan agar saya dapat mempelajari
peliputan untuk berbagai jenis berita yang ada
dengan bantuan Tim TVRI Jogja. Dengan begitu,
kemampuan dan pemahaman saya akan dunia reportase
oleh reporter akan semakin kaya.
3
B. Rumusan Masalah
Bagaimana tugas dan tanggung jawab reporter dalam
proses produksi program berita di TVRI Jogja?
C. Tujuan
1. Mempelajari dan memahami tugas dan tanggung
jawab reporter dalam proses produksi program
berita di TVRI Jogja
2. Mengaplikasikan materi kuliah yang telah
penulis dapat selama mengikuti kegiatan
perkuliahan baik dari segi praktek maupun
teori
D. Manfaat
1. Penulis dapat memperoleh pengetahuan mengenai
tugas dan tanggung jawab reporter dalam
proses produksi program berita.
2. Sebagai penerapan teori dan praktek dari
hasil kegiatan perkuliahan.
5
3. Sebagai masukan bagi program studi Ilmu
Komunikasi FISIP UAJY, terutama di bidang
broadcasting.
4. Sebagai masukan dan evaluasi bagi TVRI Jogja,
serta pembelajaran bagi stasiun TV lokal
lainnya.
6
E. Kerangka Teori
Jurnalisme
1. Sembilan Elemen Jurnalisme
Menurut Iswara (2007: 8), di dalam dunia
jurnalistik, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh wartawan sebagai pedoman
saat bekerja di dalamnya, yaitu:
1.Kewajiban pertama jurnalisme adalah
kebenaran
Jurnalis harus memberikan fakta yang
akurat, yang diperoleh dari sikap disiplin
profesional dalam mengumpulkan dan
melakukan verifikasi data. Karena pada
dasarnya, kebenaran itu tidak bisa langsung
terungkap secara utuh, melainkan sedikit
demi sedikit dan menuju pada kebenaran yang
sesungguhnya atau kebenaran yang lebih
lengkap. Dengan adanya sikap transparan
jurnalis tersebut, maka audience dapat
memberikan penilaian mereka tentang
informasi yang disajikan.
7
2.Loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada
warga masyarakat
Jurnalisme mempunyai misi untuk melayani
kepentingan masyarakat, sehingga media
massa harus dapat menjamin bahwa informasi
yang mereka berikan kepada audience tidak
demi keuntungan kelompok-kelompok tertentu,
diri sendiri, maupun sponsor dari media
tersebut.
8
3.Inti jurnalisme adalah disiplin untuk
melakukan verifikasi
Verifikasi dilakukan dengan cara
mengumpulkan data dari sebanyak mungkin
sumber. Makin banyak sumber yang diperoleh,
makin akurat pula berita yang akan
disampaikan karena verifikasi ini juga
dimaksudkan untuk menyaring berita-berita
yang diperoleh dan memilah berita yang
mengandung kebenaran dari berita-berita
lainnya.
Awalnya, kaum jurnalis mengenal apa yang
disebut dengan realisme, yaitu menyajikan
berita begitu saja sesuai dengan fakta yang
ada, sehingga kebenaran itu akan muncul
dengan sendirinya. Hal ini bersamaan dengan
munculnya sistem karangan berbentuk
piramida terbalik, di mana karangan dimulai
dari hal yang paling penting sampai
akhirnya ke hal yang tidak penting,
9
sehingga pembaca dapat memahami berita
secara alamiah. Dan ini mengarah kepada
objektifitas yang sesungguhnya adalah
disiplin dalam melaksanakan verifikasi.
Kovach dan Rosenstiel menawarkan lima
konsep dalam verifikasi, yaitu :
Jangan menambah atau mengarang apa pun;
Jangan menipu atau menyesatkan pembaca,
pemirsa, maupun pendengar;
Bersikaplah setransparan dan sejujur
mungkin tentang metode dan motivasi
Anda dalam melakukan reportase;
Bersandarlah terutama pada reportase
Anda sendiri;
Bersikaplah rendah hati.
Selain itu, mereka juga mengungkapkan
metode kongkrit dalam melaksanakan
verifikasi, yaitu :
Penyuntingan secara skeptis, yaitu
selalu mempertanyakan, meragukan, dan
10
mewaspadai segala sesuatu yang
diterima.
Memeriksa akurasi
Jangan berasumsi; harus mendekati
sumber primer yang merupakan saksi
langsung.
Ada 3 lingkaran konsentris tentang
sumber, yaitu data sekunder yang
berasal dari media lain, dokumen-
dokumen, dan saksi mata.
a) Pengecekan fakta
4.Para wartawan harus memiliki kebebasan dari
sumber yang mereka liput
Jurnalis tidak hanya harus bersikap netral
dalam melakukan peliputan dan pemberitaan,
tetapi harus membuka jiwa dan pemikirannya
agar tidak terpengaruh oleh kelompok-
kelompok tertentu yang berkepentingan.
5.Wartawan harus mengemban tugas sebagai
pemantau yang bebas terhadap kekuasaan
11
Pers juga memiliki peran sebagai penjaga,
sehingga tidak boleh menggunakan atau
mengeksploitasi berita demi keuntungan
komersial. Jurnalis seakan menjadi
penghubung antara pemerintah dan
masyarakat. Namun dalam memberikan berita
investigasi ini pun harus sangat hati-hati
mengenai keakuratannya, karena dapat
menjatuhkan reputasi seseorang juga.
6.Jurnalisme harus menyediakan forum untuk
kritik dan komentar publik
Diskusi publik dapat melayani masyarakat
karena bila masyarakat memperoleh berita
sesuai fakta dari jurnalis dan mereka
mendiskusikannya, maka dapat memungkinkan
munculnya cara penanggulangan suatu
masalah.
7.Jurnalisme harus berusaha membuat hal yang
penting menjadi menarik dan relevan
Jurnalis tidak hanya menyajikan berita yang
diinginkan oleh masyarakat, tetapi juga
12
berita yang penting dan wajib diketahui.
Oleh karena itu, jurnalis harus pintar
dalam mengemas berita agar apa yang awalnya
penting tetapi tidak menarik perhatian
pembaca, menjadi menarik dan dibaca oleh
masyarakat. Sehingga, jurnalis memerlukan
kemampuan untuk membuat narasi, yang
komposisinya pas dan dapat membawa emosi
pembaca.
13
8.Wartawan harus menjaga agar berita itu
proporsional dan komprehensif
Berita harus dibuat dengan proporsional
agar dapat memberikan informasi yang
berguna bagi masyarakat dalam menentukan
arah kehidupannya. Pemilihan penting atau
tidaknya berita dapat berbeda-beda antara
wartawan dan pembaca. Oleh karena itu,
keproporsionalan berita harus semakin
ditekankan karena pemilihan berita itu
bersifat sangat subjektif.
9.Wartawan itu memiliki kewajiban utama
terhadap suara hatinya
Jurnalis harus memiliki etika dan tanggung
jawab dalam melaksanakan tugasnya. Selain
itu, ia juga harus berani menyuarakan
perbedaan di antara rekan-rekan kerjanya
bila itu memang untuk tujuan yang positif.
2. Ciri-Ciri Jurnalisme
Tidak selamanya segala hal yang berupa
peliputan adalah bagian dari jurnalisme.
14
Berikut adalah beberapa ciri dari jurnalisme
menurut Iswara (2007: 1), yaitu:
1. Skeptis
Mempertanyakan segala sesuatu, meragukan
apa yang diterima, dan mewaspadai segala
kepastian agar tidak mudah ditipu. Untuk
itu, perlu mencari sumber informasi yang
akurat sebanyak-banyaknya untuk mendukung
informasi yang disampaikan.
2. Bertindak
Jurnalis harus memiliki inisiatif dalam
mencari berita, tidak hanya menunggu
sampai peristiwa itu muncul di depan mata.
Di sini, ketajaman naluri untuk seorang
wartawan diuji.
3. Berubah
Jurnalisme mendorong perubahan yang
terjadi di dalam kehidupan masyarakat,
terutama akibat berkembang pesatnya
teknologi informasi yang digunakan dalam
bidang jurnalistik. Perubahan ini pun
15
menggeser posisi media yang dahulu hanya
sebagai penyalur informasi, menjadi
fasilitator, penyaring, dan pemberi makna
dari sebuah informasi.
4. Seni dan profesi
Perpaduan antara menulis dan seni menulis
itu sendiri, di mana kecerdasaan otak dan
kreatifitas reporter dalam menyampaikan
berita dilebur menjadi satu untuk
mengungkapkan fakta, tanpa melibatkan
perasaan pribadi reporter.
5. Peran pers
Pers hanya berperan sebagai pelapor yang
harus berada di posisi netral dalam setiap
pemberitaannya. Pers juga dapat melakukan
analisis terhadap isu yang sedang dibahas.
Selain itu, pers juga berfungsi sebagai
watch dog, sebagai kontrol sosial.
16
Berita
Sebelum mengolah dan menulis berita, seorang
reporter harus mengerti dengan benar apa yang
dimaksud dengan berita. Deddy Iskandar Muda
(2005: 22) dalam bukunya yang berjudul
“Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter
Profesional” menyatakan bahwa:
“Berita adalah suatu fakta atau idea atau opini
aktual yang menarik dan akurat serta dianggap
penting bagi sejumlah besar pembaca, pendengar,
maupun penonton.”
Bila di dalam pengumpulan data tidak terdapat
salah satu unsur di atas, maka tulisan tersebut
belum bisa disebut sebagai berita.
Tujuan utama penyajian berita adalah untuk
memberikan informasi yang penting kepada
masyarakat dengan daya tarik tersendiri agar
masyarakat mau menonton berita tersebut. Daya
tarik tersebut dapat dilihat dari bobot
peristiwa berdasarkan eksklusivitas,
keistimewaan, atau jangkauannya. Selain itu,
17
opini pun dapat disebut sebagai berita bila
muncul dari orang-orang penting atau
berpengaruh. Sedangkan opini masyarakat biasa
hanya dapat dijadikan sebagai pendukung
pemberitaan. Sedangkan, wartawan dilarang keras
untuk memasukkan opininya di dalam pemberitaan
agar tidak mengurangi keakuratan fakta.
Surat Kabar Washington Post, seperti yang dikutip
oleh Muda (2005: 46), memiliki standar tentang
sikap adil dalam pemberitaan, yaitu:
Berita tidak boleh mengabaikan fakta penting,
sehingga harus lengkap.
Berita harus memasukkan informasi yang
relevan.
Berita tidak boleh menipu.
Berita tidak boleh dipengaruhi oleh emosi dan
perasaan reporternya.
Berita ada dua jenis, yang pertama adalah
berita yang terpusat pada peristiwa, yaitu
menyajikan informasi terkini tanpa menghubungkan
peristiwa tersebut dengan hal lainnya. Yang
18
kedua adalah berita yang terpusat pada proses,
yaitu menyampaikan informasi tentang hal-hal
yang berkaitan tentang hal lainnya yang pernah
terjadi sebelumnya.
Menurut Muda (2005: 29), berita juga memiliki
nilai-nilai tersendiri yang membuatnya menjadi
menarik untuk dilihat, yaitu:
1. Timeliness : waktu yang tepat dalam melakukan
pemberitaan, ada berita yang harus
disampaikan dengan cepat, ada pula yang
dapat ditunda.
2. Proximity : kedekatan penonton dengan obyek
yang diberitakan. Bisa berupa kedekatan
lokasi, profesi, kebudayaan, dan
kepentingan lainnya.
3. Prominence : berita tentang orang-orang yang
terkemuka atau berpengaruh dalam kehidupan
penonton.
4. Consequence : menyampaikan informasi tentang
hal yang menimbulkan dampak dalam kehidupan
19
penonton, seperti kenaikan harga BBM, UU
mengenai helm SNI, dll.
5. Conflict : tentang konflik yang berhubungan
dengan peristiwa kehidupan.
6. Development : tentang keberhasilan dan
kegagalan dalam pembangunan.
7. Bencana dan kriminal
8. Cuaca
9. Olah raga
10. Human interest : berita yang dapat
menyentuh perasaan, pendapat, dan pikiran
manusia dengan membangkitkan segi emosi
penonton.
Sementara itu, Charnley (dalam Baksin, 2006:
51) mengemukakan standar yang dipakai untuk
mengukur kualitas berita, yaitu:
1. Akurasi : Berita harus dicek ketepatannya
sebelum disebarluaskan
2. Properly attributed : saksi dan narasumber harus
punya kapabilitas untuk memberikan
informasi
20
3. Seimbang dan adil : tiap narasumber
memiliki kesempatan yang sama untuk
menyampaikan informasi (cover both side)
4. Obyektif : sesuai dengan informasi dari
realita, fakta, dan narasumber
5. Brief and focused : berita disusun sedemikian
rupa agar mudah dipahami
6. Well written : naskahnya ditulis secara jelas,
langsung, dan menarik
Berita merupakan program televisi yang
termasuk dalam karya jurnalistik, yang
mengutamakan kecepatan penyampaian, mengusung
informasi dari sumber pendapat, realita, dan
peristiwa. Berikut ini merupakan jenis-jenis
berita televisi menurut Onong Uchyana Effendy,
yang ditulis kembali oleh Baksin (2006: 83),
yaitu:
1. Warta Berita
Berita ini merupakan laporan tercepat
tentang kejadian yang sedang terjadi.
Biasanya, berita seperti ini disiarkan tiap
21
satu jam sekali selama sekitar 15 menit.
Penyusunan beritanya memakai rumus 5 W + 1
H agar ideal, serta menggunakan struktur
piramida terbalik di mana berita tersebut
disusun mulai dari bagian terpenting hingga
ke bagian penjelas saja.
2. Pandangan Mata
Laporan pandangan mata tidak hanya meliputi
pemberitaan yang berisi laporan secara
langsung (live reporting), tetapi juga meliputi
seluruh pengambilan gambar dan pemberitaan
yang dilakukan di luar studio. Di dalam
berita ini, reporter hanya bertugas untuk
menjelaskan, bukan memberikan ulasan, sebab
penonton dapat melihat secara langsung
kejadian yang sesungguhnya melalui tampilan
visual.
3. Wawancara Udara
Berita ini banyak ditunggu dan mendapat
perhatian lebih dari masyarakat karena
mereka dapat mendengar pendapat langsung
22
dari narasumber yang terpercaya. Wawancara
ini terbagi menjadi dua. Yang pertama
adalah informational interview, yaitu wawancara
dengan narasumber mengenai fenomena
tertentu. Dan yang kedua adalah personality
interview, yaitu wawancara mengenai pribadi
narasumber itu sendiri.
4. Komentar
Berita ini bersifat analisis terhadap
berita yang pernah disiarkan sebelumnya.
Komentator harus memiliki kemampuan untuk
menyelami fakta dan latar belakang
peristiwa lebih dalam, menyelidiki orang
yang berperan, menentukan sikap, dan dapat
menyajikan pandangan ke depan.
Televisi
Makin banyak orang yang menghabiskan waktunya
untuk menonton televisi. Bagi mereka, televisi
adalah teman. Dan televisi dapat menjadi cermin
perilaku masyarakat yang dapat dijadikan pedoman
23
untuk bertindak di dalam kehidupan. Dalam
penyiarannya pun, televisi menggunakan gelombang
udara milik publik, sehingga memiliki tanggung
jawab secara tidak langsung terhadap masyarakat.
Stasiun televisi dapat menayangkan berbagai
macam program hiburan, tetapi yang menjadi
identitas atau ciri khasnya adalah program
berita. Program berita sendiri merupakan bentuk
pemenuhan kewajiban stasiun televisi kepada
masyarakat setempat.
Menurut Wibowo (2007: 1), jurnalistik
televisi sendiri muncul akibat adanya
perkembangan teknologi dalam pengiriman suara
dan gambar yang ditemukan oleh Paul Nipkow pada
tahun 1883. Sedangkan, di Indonesia sendiri ,
stasiun televisi resmi yang pertama kali dibuka
adalah TVRI, yaitu pada tanggal 24 Agustus 1962.
Dan setelahnya, muncullah berbagai macam stasiun
televisi lainnya, seperti RCTI, TPI, Indosiar,
dan sebagainya.
24
Jurnalistik Televisi
Sifat media televisi adalah dapat didengar
dan dilihat (audiovisual) saat penyiaran
berlangsung (yang merupakan gabungan dari sifat
media cetak dan audio), memiliki daya rangsang
yang tinggi, serta daya jangkau yang luas. Media
ini termasuk dalam media yang menguasai waktu
tetapi tidak menguasai ruang, artinya penyiaran
melalui media televisi dapat diterima
disepanjang jangkauan siarannya tetapi tidak
bisa diulang. Namun tak dapat dipungkiri, biaya
yang dibutuhkan pun tinggi jumlahnya.
Dalam penyajiannya, antara audio dan
visualnya harus sinkron karena kedua elemen itu
sifatnya saling mendukung penyampaian informasi
yang dimaksud. Menurut Wibowo (2007: 100), Media
audiovisual berorientasi pada kekuatan pemikiran
dan ungkapan visual sedangkan audio diperlukan
sebagai pelengkap informasi dari tayangan visual
tersebut. Dengan tayangan visual tersebut,
penonton akan dibawa untuk seolah-olah
25
menyaksikan peristiwa yang terjadi. Unsur visual
ini pula yang memiliki nilai berita yang lebih
tinggi dan lebih objektif.
Selain itu, berorientasi pada audiovisual
membuat berita yang dilaporkan haruslah
memberikan informasi untuk mata dan telinga.
Tayangan gambar harus jelas, urutannya runtut
agar mudah dimengerti, tidak diulang-ulang, dan
disertai dengan narasi yang tidak bertele-tele,
sederhana, dan tepat dengan menggunakan rumus
easy listening formula karena informasi yang telah
disampaikan harus segera ditangkap dan tidak
dapat diulang. Idealnya setiap kalimat tidak
lebih dari 15 kata, karena kalimat yang terlalu
panjang dapat membuat kesatuan pikirannya
menjadi kabur. Oleh karena itu, sangat penting
untuk menyusun kalimat dengan urutan yang logis
dan runtut dari awal hingga akhir.
Program Berita Televisi
26
Sesuai dengan apa yang ditulis oleh Morissan
(2008: 24) dalam bukunya yang berjudul
“Jurnalistik Televisi Mutakhir”, dikatakan bahwa
pengelola stasiun televisi harus mampu menarik
rasa ingin tahu penonton melalui berbagai macam
jenis program yang ditawarkan.
Untuk menyampaikan berita pun, terdapat
beberapa cara, yaitu:
a) Hard News
Terdiri dari informasi-informasi penting
yang harus segera disiarkan agar dapat
diketahui penonton dengan cepat. Televisi
lebih dipercaya dalam penayangan hard news
karena adanya visual yang dapat dijadikan
bukti sehingga lebih terpercaya
keakuratannya. Media televisi sendiri
menyajikan hard news secara tetap dalam
sebuah program berita.
27
Hard news dibagi menjadi 3 bentuk, yaitu:
i. Straight News
Berita langsung yang
menyampaikan informasi penting
mencakup 5W+1H dalam singkat karena
dikejar oleh waktu dan keaktualan.
ii. Feature
Sisi lain dari straight news yang
membahas tentang human interest dari
suatu berita. Feature masuk ke dalam
kategori hard news bila durasi
penayangannya singkat (kurang dari
lima menit).
iii. Infotainment
Tidak diartikan sebagai berita
yang memberikan hiburan atau
menghibur, melainkan sebagai berita
yang menginformasikan kehidupan
selebriti, yang notabene bekerja
dalam industri hiburan. Karena
sifatnya yang harus segera
28
ditayangkan, maka berita ini
dimasukkan dalam kategori straight
news.
b) Soft News
Berbeda dengan hard news, berita ini
tidak menuntut kecepatan penyiaran. Bahkan
pengolahan data sering kali dilakukan
secara mendalam sebelum kemudian
disebarluaskan melalui media.
29
Soft news antara lain terdiri dari:
i. Current Affair
Berita ini menyajikan informasi
lanjutan dari berita penting yang
pernah muncul sebelumnya dengan
lebih lengkap dan mendalam.
Tuntutan kecepatan waktu
pemberitaan hanya terletak pada
masih adanya perhatian masyarakat
terhadap persoalan yang dibahas
tersebut.
ii. Magazine
Tema yang disajikan mirip
dengan apa yang disajikan dalam
majalah, serta dapat pula disebut
feature dengan durasi yang lebih
panjang. Berita ini memprioritaskan
aspek menarik daripada aspek
pentingnya.
iii. Documenter
30
Program yang dikemas dengan
menarik dalam proses penceritaan
dan editingnya, sebagai media
pembelajaran dan pendidikan.
iv. Talk Show
Menampilkan satu atau beberapa
orang untuk membahas topik tertentu
yang telah ditentukan sebelumnya
dengan dipandu oleh pembawa acara.
Yang diundang adalah orang-orang
yang ahli di bidangnya atau orang-
orang yang memiliki pengalaman
dalam bidang tersebut.
Reporter
Menurut J.B. Wahyudi (1991: 105), reporter
termasuk sebagai wartawan memiliki tanggung
jawab untuk mengumpulkan, memilih, mengolah
berita, dan menyajikannya dengan cepat kepada
masyarakat melalui media massa. Reporter berita
televisi dituntut untuk memiliki keterampilan
31
dalam mengombinasikan uraian fakta, pendapat,
dan penyajian pendapat yang relevan dari
narasumber dalam bentuk audiovisual. Sebelum
melaporkan hasil peliputan di lapangan, reporter
wajib melakukan check and re-check, yaitu memeriksa
kembali kebenaran berita dengan melakukan lebih
banyak pengumpulan data untuk dikomparasikan
dengan hasil liputan. Hal ini dilakukan untuk
memastikan keobyektivitasan dan keakuratan fakta
yang diperoleh.
Pada dasarnya, sebelum berangkat dari kantor,
reporter telah diberi arahan atau tugas dari
direktur program. Hal ini memudahkan reporter
untuk melakukan peliputan karena dapat
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan
saat peliputan dengan lebih baik. Namun, dalam
kondisi-kondisi tertentu, reporter juga dituntut
untuk kreatif dan bergerak cepat saat ada
kejadian yang lebih penting lagi. Peliputan tak
terencana seperti ini hanya mengandalkan
kepandaian dan kekreatifan reporter dalam
32
mengumpulkan fakta dan menjawab rumusan 5 W + 1
H dalam waktu yang singkat agar dapat segera
disampaikan pada masyarakat.
Ada pula istilah reporter stand up, yaitu
posisi dimana reporter melakukan laporan
langsung dari tempat kejadian. Dalam hal ini,
reporter dituntut untuk bisa menguasai perasaan,
suara, dan hal psikis lainnya agar informasi
yang disampaikan tetap terlihat netral di mata
masyarakat. Saat melaporkan, reporter hanya
dibekali dengan catatan-catatan kecil yang
berfungsi sebagai petunjuk, sedangkan narasi
harus diimprovisasi sendiri agar menarik untuk
diperhatikan penonton. Selain itu, eye contact
dengan penonton harus tetap dijaga. Sistem ini
dapat digunakan untuk live reporting maupun untuk
rekaman paket berita.
Pemberitaan seperti ini dimungkinkan bagi
seorang reporter karena adanya sistem ROSS yang
dibedakan menjadi empat, seperti yang dituliskan
oleh Wahyudi (1991: 151), yaitu:
33
a) Reporter on the spot on the screen
Reporter berada di tempat kejadian dan
ketika ditayangkan tampak di layar kaca.
Reporter melaporkan informasi dengan latar
belakang kejadian yang sedang diberitakan.
b) Reporter on the spot off the screen
Reporter berada di tempat kejadian tetapi
tidak ikut masuk di dalam layar, melainkan
hanya suara narasinya saja yang ikut
terekam.
34
c) Reporter off the spot on the screen
Reporter tidak ada di tempat kejadian,
namun kameramen akan mengambil gambar-
gambar yang diinginkan oleh reporter
tersebut. Dengan bantuan teknik blue screen,
reporter dapat dibuat seolah berada di
tempat kejadian.
d) Reporter off the spot off the screen
Reporter tidak muncul di dalam layar dalam
peliputannya. Kameramen pun hanya mengambil
gambar dari arsip-arsip yang dimiliki
perusahaan.
Sebagai seorang wartawan/ reporter, seseorang
wajib mengetahui fenomena apa yang menarik untuk
disampaikan kepada masyarakat. Dalam usahanya
untuk mengumpulkan informasi pun, reporter harus
giat berusaha, sebab informasi tersebut tidak
dapat diperoleh dengan mudah. Hal ini akan lebih
mudah dilakukan bila reporter tersebut memiliki
rasa ingin tahu yang besar tentang permasalahan
yang sedang dibahas, terutama dalam menjawab
35
rumusan 5 W + 1 H. Informasi tersebut juga dapat
diperoleh dengan melakukan observasi langsung
kepada orang-orang yang bersangkutan, ikut
merasakan kejadian yang sesungguhnya, atau pun
dengan mengamati secara diam-diam agar
memperoleh informasi yang akurat. Di lapangan,
reporter juga bertindak sebagai produser,
sehingga ia pun bertanggung jawab dalam
kelengkapan peralatan dan keberhasilan liputan.
36
BAB II
DESKRIPSI OBJEK KKL
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di
Stasiun Televisi Republik Indonesia Daerah Yogyakarta
atau yang lebih dikenal dengan TVRI Jogja. Dalam
pengumpulan data mengenai perusahaan dan sistem kerja,
penulis dibantu oleh Siti Wahyuni selaku penanggung
jawab bidang berita, Anang Wiharyanto selaku penanggung
jawab humas dan protokol, yang memberikan data-data
perusahaan kepada saya, serta rekan-rekan reporter,
yaitu Herdian Giri dan Eddyana Riyanto.
1. Sejarah TVRI Jogja
TVRI Stasiun D. I. Yogyakarta didirikan pada tahun
1965 dengan dikepalai oleh Ir. Dewabrata. Saat itu,
TVRI Stasiun D. I. Yogyakarta ini merupakan TVRI
stasiun daerah yang pertama kali didirikan di
Indonesia. Lokasi kantor TVRI Jogja seluas 4 hektar,
yang terletak di Jalan Magelang Km. 4,5 Yogyakarta
tersebut merupakan bangunan kedua yang baru
37
ditempati pada tahun 1970, sebelumnya kantor
tersebut berada di Jalan Hayam Wuruk.
Sebagai permulaan, TVRI Jogja mengudara tiga kali
seminggu dengan durasi dua jam per siaran, format
siaran hitam putih, dan pemancar VHF berkekuatan 10
KWatt, sehingga jangkauan siarnya pun masih sangat
terbatas. Siaran perdananya dilakukan pada tanggal
17 Agustus 1965 untuk menyiarkan pidato peringatan
Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang
ke-20 oleh Wakil Gubernur D. I. Yogyakarta, Sri
Paduka Paku Alam VIII.
Tahun 1973, siaran telah dilakukan setiap hari
dengan durasi 2,5 hingga 3 jam siar per hari, yang
merupakan akumulasi dari penyiaran terpadu dari TVRI
Pusat Jakarta dengan produksi lokal TVRI Jogja.
Namun, sebelum tahun 2009, terdapat beberapa daerah
di Gunung Kidul maupun Kulonprogo yang belum dapat
menerima siaran TVRI Jogja karena faktor topografis
yang berupa pegunungan. Maka di awal November 2008,
dibangunlah menara pemancar di Bukit Pathuk, Gunung
Kidul, untuk memperluas jangkauan siar tersebut.
38
Tabel 1
Nama-nama pemegang jabatan Kepala Stasiun di TVRI Jogja
No. Nama Periode
1. Ir. Dewabrata 1965 – 1971
2. R. M. Soenarto 1971 – 1975
3. Drs. Darjoto 1975 – 1983
4. M. Djaslan, B.A. 1983 – 1985
5. Drs. Ishadi S.K., M.Sc. 1985 – 1988
6. Drs. Semyon Sinulingga 1988 – 1990
7. Drs. Suryanto 1990 – Juli 1995
8. Drs. Bakaroni A. S.Agustus – Desember
1995
9. Sunjoto SuwartoJanuari 1995 –
1998
10. Drs. Pudjatmo 1998 – 2000
11. Drs. Sutrimo, M.M., M.Si. 2000
12. Drs. Sudarto H. S. 2000 – 2003
13.Drs. Bambang Winarso,
M.Sc.2003 – 2007
14. Drs. Tribowo Kriswinarso 2007 – 2009
15. Drs. Tri Wiyono 2009 – 2010
39
Somahardja, M.M.
16.Made Ayu Dwie Mahenny,
S.H., M.Si.2010 - sekarang
(Sumber: Humas TVRI Jogja. 2011)
TVRI Jogja sempat berlangganan Riset Media AC
Nielsen untuk memonitor tingkat penyiarannya
dibandingkan stasiun TVRI lainnya. Namun, karena
ketidakterbukaan AC Nielsen dalam memperoleh dan
mengolah data, akhirnya TVRI Jogja memutuskan untuk
berhenti berlangganan. Pada April 2006, TVRI Jogja
memperoleh channel share terbaik di antara stasiun TVRI
di seluruh Indonesia, yakni 4,9 poin. Lalu pada
Januari 2008, saat terdapat peristiwa meninggalnya
Mantan Presiden Republik Indonesia, Soeharto, TVRI
Jogja memperoleh rating share 1,7. Dan hingga saat ini,
rating share yang diperoleh masih unggul 2,4 bila
dibandingkan dengan TVRI stasiun daerah lainnya.
(Wiharyanto. 2010.
http://anangwiharyanto.wordpress.com/acara/)
40
2. Lokasi dan Waktu KKL
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan di
Kantor TVRI Stasiun Daerah Istimewa Yogyakarta, yang
terletak di Jl. Magelang Km. 4,5 Yogyakarta,
tepatnya di ruang divisi berita. Kegiatan tersebut
dilaksanakan penulis selama satu bulan, terhitung
tanggal 3 – 28 Januari 2011.
Selama satu minggu pertama, penulis melakukan
penyesuaian dengan membantu di ruang redaksi berita,
di tempat para reporter dan editor berkumpul. Lalu
selanjutnya penulis mulai ikut terjun ke lapangan
bersama seorang reporter dan juru kamera untuk
mempelajari cara kerja reporter dan mencoba
mempraktekkannya. Selain itu, penulis juga beberapa
kali mencoba menulis naskah berita yang akan
disiarkan dan merekam pembacaan naskah tersebut.
3. Visi dan Misi
3.1. VISI
Terwujudnya TVRI D.I Yogyakarta sebagai media
Televisi Publik yang independen, profesional,
41
terpercaya dan pilihan masyarakat DIY , dalam
keberagaman usaha dan program yang ditujukan
untuk melayani kepentingan masyarakat dalam
upaya memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan masyarakat, dan melestarikan nilai
budaya yang berkembang di DIY dalam rangka
memperkuat kesatuan nasional melalui jejaring
TVRI Nasional.
3.2. MISI
i. Mengembangkan TVRI D.I Yogyakarta menjadi
media perekat sosial sekaligus media kontrol
sosial yang dinamis.
ii. Mengembangkan TVRI D.I Yogyakarta menjadi
pusat layanan informasi yang utama serta
menyajikan hiburan yang sehat dengan
mengoptimalkan potensi daerah dan kebudayaan
yang tumbuh dan berkembang di DIY.
iii. Memberdayakan TVRI D.I Yogyakarta menjadi
pusat pembelajaran demokratisasi dan
42
transparansi informasi dalam rangka
mewujudkan masyarakat madani.
iv. Memberdayakan TVRI D.I Yogyakarta sebagai
Televisi Publik yang bertumpu pada
keseimbangan informasi dengan tetap
memperhatikan komunitas terabaikan.
v. Memberdayakan TVRI D.I Yogyakarta menjadi
media untuk membangun citra positif DIY
sebagai pusat budaya, pendidikan dan
pariwisata ditingkat nasional, regional
maupun di dunia internasional melalui
jejaring TVRI Nasional.
(Humas TVRI Jogja. 2011. Profil LPP TVRI: Visi dan
Misi.
http://tvriyogyakarta.com/visi_dan_misi_130.html)
4. Arti Logo
Makna :
Secara simbolis, bentuk logo ini menggambarkan “
layanan publik yang informatif, komunikatif, elegan
dan dinamis “ dalam upaya mewujudkan visi dan misi
43
TVRI sebagai TV Publik yaitu media yang memiliki
fungsi kontrol dan perekat sosial untuk memelihara
persatuan dan kesatuan bangsa.
Bentuk lengkung yang berawal pada huruf T dan
berakhir pada huruf I dari huruf TVRI membentuk
huruf ”P” yang mengandung 5 (lima) makna layanan
informasi dan komunikasi menyeluruh, yaitu :
1. P sebagai huruf awal dari kata PUBLIK yang
berarti “memberikan layanan informasi dan
komunikasi kepada masyarakat dengan jangkauan
nasional dalam upaya ikut mencerdaskan kehidupan
bangsa”
2. P sebagai huruf awal dari kata PERUBAHAN yang
berarti ”membawa perubahan ke arah yang lebih
sempurna”
3. P sebagai huruf awal dari kata PERINTIS yang
berarti ”merupakan perintis atau cikal bakal
pertelevisian Indonesia”
4. P sebagai huruf awal dari kata PEMERSATU yang
berarti ”merupakan lembaga penyiaran publik yang
mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar di
44
bumi Nusantara yang sangat luas dan terdiri atas
ribuan pulau”
5. P sebagai huruf awal dari kata PILIHAN yang
berarti ”menjadi pilihan alternatif tontonan
masyarakat Indonesia dari berbagai segmen dan
lapisan masyarakat”
Bentuk elips dengan ekor yang runcing dan dinamis
melambangkan komet yang bergerak cepat dan terarah
serta bermakna gerakan perubahan yang cepat dan
terencana menuju televisi publik yang lebih sempurna.
Bentuk tipografi TVRI memberi makna elegan dan
dinamis, siap mengantisipasi perubahan dan
perkembangan jaman serta tuntutan masyarakat.Warna
BIRU mempunyai makna elegan, jernih, cerdas, arif,
informatif dan komunikatif. Perubahan warna jingga ke
warna merah melambangkan sinar atau cahaya yang
membawa pencerahan untuk ikut bersama mencerdaskan
kehidupan bangsa serta mempunyai makna : Semangat dan
dinamika perubahan menuju ke arah yang lebih
sempurna.
45
Khusus untuk TVRI Stasiun D.I Yogyakarta, dibawah
logo tersebut dicantumkan identitas lokal, yakni kata
Jogja seperti yang tercantum dalam tulisan Jogja Never
Ending Asia, yang berupa tulisan tangan Sri Sultan
Hamengkubuwono X. Hal ini mengandung makna sebagai
penghormatan terhadap Kraton Yogyakarta sebagai pusat
budaya dan cikal bakal pengembangan wilayah DIY serta
untuk turut mempromosikan ikon wisata DIY baik di
kancah regional, nasional dan internasional. Hal lain
lagi, bahwa dengan pencantuman tulisan Jogja ini,
diharapkan TVRI Jogja mampu menjalankan visi dan
misinya selaku TV Publik yang mempunyai kepedulian
dan keberpihakan terhadap publik DIY.
(Dikutip dari Wiharyanto, Anang. 2010. Profil LPP
TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta: Arti Logo TVRI.
http://anangwiharyanto.wordpress.com/acara/)
46
5. Program Kerja TVRI:
a) Pembenahan Struktur Organisasi
b) Pembenahan citra TVRI dan budaya kerja
organisasi
c) Reevaluasi menyeluruh thd acara berita maupun
non berita
d) Peningkatan acara2 baru menjadi tontonan yang
menarik
e) Promosi program2 unggulan
f) Peningkatan pelayanan kpd mitra melalui promosi
dan pemasaran
g) Peningkatan kualitas SDM di bidang teknik,
marketing, program, berita, keuangan dan
pelayanan
h) Kerjasama produksi dan penyiaran dengan berbagai
Departemen / Lembaga Pemerintah dan
non_Pemerintah
i) Peningkatan sistem dan prosedur tata kelola
perusahaan.
j) Peningkatan tertib administrasi pengelolaan
penerimaan & pengeluaran dana
48
k) Peningkatan daya pemancar
l) Revitalisasi sarana & prasarana yg ada terutama
di daerah Perbatasan NKRI.
m) Peningkatan kemampuan Stasiun Penyiaran daerah.
(Dikutip dari Wiharyanto, Anang. 2010. Profil LPP
TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta: Program kerja TVRI.
http://anangwiharyanto.wordpress.com/acara/)
49
6. Kondisi Pegawai di TVRI Jogja
Pegawai TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta menurut
Wiharyanto, Anang. terdiri dari 2 bagian besar,
yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Kontrak. Adapun sampai dengan bulan April 2009
kondisinya seperti terungkap di tabel berikut
(Dikutip dari Wiharyanto, Anang. 2010. Deskripsi LPP
TVRI STA. D.I. YOGYAKARTA. Kondisi Pegawai.
http://anangwiharyanto.wordpress.com/acara/deskripsi
-lembaga-penyiaran-publik-tvri-stasiun-d-i-
yogyakarta-lpp-tvri-d-i-yogyakarta/):
STATUS JABATAN/ PENDIDIKAN
NO PEKERJAAN SD SMP SLA SM S1 S2 D1 D2 D3 D4 JUMLAH
1 KEPALA STASIUN 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
2BIDANG PROG. &
PU0 0 22 0 24 3 1 2 0 4 56
3 BIDANG BERITA 0 0 10 0 21 2 1 2 1 5 42
4 BIDANG TEKNIK 0 9 24 0 7 2 6 5 6 4 63
5 BAGIAN KEUANGAN 0 0 7 3 6 2 0 0 0 0 18
50
6 BAGIAN UMUM 2 7 13 1 2 3 0 0 0 1 29
JUMLAH PNS 9 9 78 6 68 6 9 8 11 15 209
1 KEPALA STASIUN
2BIDANG PROG. &
PU1 1 1 3
3 BIDANG BERITA 5 5 5 2 17
4 BIDANG TEKNIK 1 4 8 1 14
5 BAGIAN KEUANGAN 1 1
6 BAGIAN UMUM 1 2 16 1 20
JUMLAH KONTRAK 2 3 26 0 13 0 0 0 8 3 55
JUMLAH TOTAL 13 12 104 6 81 6 9 8 19 18 264
NO STATUS JABATAN/ AGAMA
PEKERJAAN ISLAM KRISTEN KATHOLI K HINDU JUMLAH
1 KEPALA STASIUN 1 1
2BIDANG PROG. &
PU43 8 5 56
3 BIDANG BERITA 33 5 4 42
51
NO STATUS JABATAN/ AGAMA
4 BIDANG TEKNIK 48 7 8 63
5 BAGIAN KEUANGAN 16 1 1 18
6 BAGIAN UMUM 27 2 29
JUMLAH PNS 166 20 20 1 209
1 KEPALA STASIUN
2BIDANG PROG. &
PU3 3
3 BIDANG BERITA 16 1 17
4 BIDANG TEKNIK 14 14
5 BAGIAN KEUANGAN
6 BAGIAN UMUM 19 19
JUMLAH KONTRAK 52 1 0 0 53
JUMLAH TOTAL 231 22 20 1 274
7. Deskripsi Program Berita
a) BERITA JOGJA
Siaran : Setiap hari, 17.00 – 18.00
WIB
Karakteristik : Siaran Langsung
52
Format Program : News
Format Produksi : Studio
Durasi : 60 menit
Sasaran Pemirsa : Umum
Frekuensi Program : Harian
Deskripsi
Latar Belakang :
Peristiwa atau kejadian-kejadian aktual di
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan
sekitarnya terjadi setiap hari, baik yang
bersifat hard news, soft news atau ceremonial
perlu diinformasikan secara cepat, tepat dan
akurat sehingga publik dapat menerima akses
berita yang terjadi di daerahnya.
Tujuan :
Memberikan informasi aktual dan faktual
seputar kejadian di DIY dan sekitarnya.
Komponen Elemen Program :
a. 2 Penyiar berita
b. Dekorasi & Property
Lay Out Program/Tata Urutan Program :
53
a. Tune
b. Penyiar membuka berita
c. Ringkasan berita
d. Isi berita DIY
e. Dialog Warga
f. Penyiar menutup berita & Kerabat kerja
Berita Jogja di Studio 3
b) YOGYAWARTA
Siaran : Setiap hari, 15.00 – 15.30
WIB
Karakteristik : Siaran Langsung
Format Program : News
Format Produksi : Studio
54
Deskripsi
Latar Belakang :
Yogyakarta sebagai pusat budaya Jawa
memiliki karakteristik plurarisme yakni tetap
melestarikan budaya lokal dan menerima masuknya
budaya lain. Peristiwa aktual, faktual
pendidikan, sosial budaya dan lain-lain
senantiasa mewarnai sentral budaya jawa
tersebut. Dengan penyampaian informasi yang
cepat, tepat dan berimbang yang disampaikan
dengan bahasa tutur jawa krarma madya
diharapkan dapat mengkomunikasikan peristiwa
tersebut pada khalayak.
Tujuan :
Memberikan informasi aktual dan faktual
seputar kejadian atau peristiwa yang terjadi
DIY dan sekitarnya melalui media tutur Bahasa
Jawa.
Komponen Elemen Program :
a. Seorang Penyiar berita
b. Dekorasi & Property
56
Lay Out Program/Tata Urutan Program :
a. Tune
b. Penyiar membuka berita
c. Ringkasan berita
d. Isi berita DIY
e. Penyiar menutup berita & Kerabat kerja
Siaran Yogyawarta di Studio 3 (New`s Centre)
c) JOGJA WEEKEND
Siaran : Setiap Minggu, 17.30 – 18.00
WIB
Karakteristik : Siaran Langsung
Format Program : News
Format Produksi : Studio
57
Durasi : 30 menit
Sasaran Pemirsa : Umum
Frekuensi Program : Mingguan
Deskripsi
Latar Belakang :
Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata
kaya akan tontonan seni budaya dan adat
istiadat yang menarik untuk diketahui
wisatawan mancanegara maupun wisatawan
domistik. Informasi seputar peristiwa atau
kejadian kegiatan tersebut perlu diinformasikan
dalam tutur bahasa inggris sebagai media
komunikasi.
58
Tujuan :
Memberikan informasi liputan berita dalam
bahasa Inggris.
Komponen Elemen Program :
a. Seorang Penyiar Berita
b. Dekorasi & Property
Lay Out Program/Tata Urutan Program :
a. Tune
b. Penyiar membuka berita
c. Ringkasan berita
d. Isi berita
e. Penyiar menutup berita & Kerabat Kerja
Jogja Weekend di Studio 3
59
(Dikutip dari Wiharyanto, Anang. 2010. Deskripsi Acara.
http://anangwiharyanto.wordpress.com/acara/acara-yang-
diproduksi/)
60
8. Target Audience
Semua acara yang terdapat di dalam stasiun
televisi ini ditujukan kepada seluruh masyarakat
dari berbagai lapisan dan golongan, yang berdomisili
di wilayah Propinsi DIY dan sebagian Jawa Tengah,
yang masuk dalam jangkauan siar TVRI Jogja. Desain
program di stasiun ini tidak mengenal istilah Prime
Time seperti layaknya stasiun TV pada umumnya. Hal
ini disebab oleh realita di lapangan, bahwa acara
apapun itu, asal bagus dan berkualitas, pasti akan
dinanti dan dinikmati oleh audience tanpa
mempersoalkan waktu siarnya. Hal ini mematahkan
anggapan mengenai waktu prime time pada pukul 19.00 –
21.00 adalah penayangan acara unggulan suatu acara
Televisi.
Anggapan ini didukung oleh penelitian kecil yang
dilakukan oleh Tim Universitas Kristen Duta Wacana
Yogyakarta pada bulan Juli 2007 yang lalu. Melalui
penyebaran angket secara acak pada 100 warga di DIY,
diperoleh hasil bahwa 64 orang atau 64 persen warga
DIY masih melihat TVRI Jogja. (Wiharyanto, Anang.
61
2010. Profil LPP TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta: Ruang
Lingkup – Target Audiece.
http://anangwiharyanto.wordpress.com/acara/)
9. Fungsi Publik
Sebagai stasiun televisi yang bervisikan budaya,
pendidikan dan kerakyatan, maka TVRI Stasiun D.I.
Yogyakarta berusaha untuk ikut lebur bersama
dinamika kehidupan masyarakat. Untuk itu, selain
melalui acara-acara talkshow yang memberi ruang luas
bagi pemirsa untuk ikut menyuarakan aspirasinya,
kita juga memberikan kesempatan kepada masyarakat
untuk memanfaatkan fasilitas di TVRI Stasiun D.I.
Yogyakarta untuk kegiatan pendidikan, seni budaya,
serta kegiatan ekonomis. (Wiharyanto, Anang. 2010.
Profil LPP TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta: Fungsi
Publik. http://anangwiharyanto.wordpress.com/acara/)
10. Deskripsi Seksi Produksi Berita
Seksi Produksi Berita berada di dalam kesatuan
Divisi Berita yang dikepalai oleh Bambang Satmoko.
62
Divisi ini dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu
Seksi Produksi Berita dan Seksi Current Affair dan Siaran
Olah Raga. Masing-masing seksi bekerja dalam ruangan
yang terpisah dan tidak saling berhubungan. Seksi
Produksi Berita sendiri dikepalai oleh Arieato,
dengan dibantu oleh dua orang penanggung jawab,
yaitu Siti Wahyuni dan Agus Yusup.
Seksi ini bertanggung jawab atas produksi
program acara berita Yogyawarta, Berita Jogja, dan
Jogja Weekend). Seksi ini memiliki sekitar 40 orang
karyawan, yang terdiri dari 5 editor naskah, 6
editor VTR, 8 reporter tetap, 7 juru kamera,
beberapa orang koresponden, dan 6 pembawa berita.
Namun, belum seluruh karyawan tersebut sudah
berstatus tetap, beberapa masih dalam status kontrak
atau belum menjadi Pegawai Negeri Sipil.
Alur produksi berita dimulai dari penentuan
topik dan jadwal yang dilakukan oleh Kepala Seksi
Produksi Berita, yang telah disetujui oleh Kepala
Bidang Berita. Kemudian reporter TVRI Jogja melihat
topik liputan yang mereka dapatkan untuk tugas pada
63
hari tersebut, dan mulai menentukan akan menggunakan
topik tersebut atau tidak dengan pertimbangan
kepentingan masyarakat, serta mulai mencari
informasi-informasi mengenai topik tersebut sebagai
referensi dalam melakukan liputan dan wawancara.
Setelah liputan selesai dilakukan, reporter
akan kembali ke ruang redaksi untuk menuliskan
naskah beritanya, sementara juru kamera menyerahkan
rekaman gambar untuk di capture di dalam komputer
editing. Setelah naskah berita selesai ditulis,
editor naskah akan menyuntingnya agar kalimat yang
digunakan lebih jelas dan mudah dipahami oleh
pemirsa nantinya. Dan berikutnya adalah tugas Editor in
Chief untuk memilih berita mana saja yang akan masuk
ke dalam program berita hari itu. Berita yang
dipilih untuk disiarkan kemudian didubbing oleh
reporter yang bertanggung jawab dalam peliputannya.
Setelah proses dubbing selesai dilakukan, barulah
editor VTR memulai proses pengeditan untuk persiapan
penyiaran nanti.
64
11. Struktur Organisasi
(Sumber: Wiharyanto, Anang. 2010. Deskripsi LPP TVRI
STA. D.I. Yogyakarta. Struktur Organisasi TVRI Stasiun
D. I. Yogyakarta.
65
http://anangwiharyanto.wordpress.com/acara/deskripsi-
lembaga-penyiaran-publik-tvri-stasiun-d-i-yogyakarta-
lpp-tvri-d-i-yogyakarta/)
66
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN DESKRIPSI KULIAH KERJA LAPANGAN
SERTA ANALISISNYA
A. Hasil Kuliah Kerja Lapangan
Selama satu bulan, tanggal 3 – 28 Januari 2011,
penulis berperan menjadi asisten reporter yang bertugas
mencatat info-info yang diperoleh dari narasumber agar
dapat dipakai untuk melengkapi catatan yang dimiliki
oleh reporter TVRI Jogja yang diikuti. Penulis juga
diberi kesempatan beberapa kali untuk membuat naskah
berita atas nama reporter TVRI Jogja yang diikuti di
lapangan, kemudian menyerahkannya kepada editor untuk
diubah sesuai dengan pembahasaan berita TVRI Jogja.
Tugas dan tanggung jawab reporter di kantor divisi
berita TVRI Jogja tidak jauh berbeda dengan reporter
pada umumnya. Reporter TVRI Jogja berperan penting
sebagai pencari dan pengumpul data serta informasi
untuk kemudian disampaikan kepada masyarakat dalam
kemasan berita pada program acara Yogyawarta, Berita
Jogja, maupun Jogja Weekend. Mengingat stasiun televisi
67
ini bersifat lokal, maka informasi yang dikumpulkan pun
hanya yang ada di seputar Daerah Istimewa Yogyakarta,
sedangkan untuk wilayah Jawa Tengah akan ditangani oleh
para koresponden.
Setiap hari, mereka telah diberi jadwal untuk
melakukan peliputan serta tema yang harus diliput.
Jadwal sudah akan dipasang mulai pukul 17.00 WIB.
Penentuan jadwal tersebut diatur oleh Kepala Seksi
Produksi Berita melalui inisiatif sendiri berdasarkan
pengetahuan yang didapat, melalui berita-berita di
media lain, kontak dengan sesama wartawan, maupun
berdasarkan undangan untuk melakukan pemberitaan yang
biasanya bersifat publikasi untuk acara seremonial.
Jadwal tersebut hanya digunakan sebagai pengarah
dan selalu dapat berubah sewaktu-waktu bila ada
kejadian lain yang jauh lebih penting ataupun yang
lebih tinggi nilai beritanya. Terkadang, karena
idealisme yang tinggi, dalam sehari mereka justru tidak
mendapat informasi apapun untuk dijadikan bahan berita.
Selain itu, tidak ada deadline pengumpulan bahan berita
di dalam prosedur kerja sehingga berita yang tidak
68
dapat ditayangkan langsung pada hari tersebut, karena
keterlambatan kembalinya reporter ke kantor, dengan
mudah dapat ditayangkan pada hari berikutnya dengan
catatan berita tersebut bukanlah berita yang sangat
penting. Hal ini sering kali membuat Tim Redaksi
kebingungan untuk menyusun berita yang akan ditayangkan
karena sering kali jumlah berita yang diperoleh dari
reporter dan koresponden tidak dapat memenuhi durasi
program berita yang harus ditayangkan.
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya,
mereka dituntut untuk memiliki beberapa hal penting,
yaitu kesigapan mencari data selengkapnya untuk bahan
berita, keingintahuan yang besar tentang masalah yang
sedang dibahas, keberanian untuk melakukan peliputan
dalam situasi dan kondisi apapun, dan kejujuran dalam
melaporkan data yang ada. Setelah mengetahui tema
berita yang harus diliput, mereka harus segera menyusun
pertanyaan yang akan diajukan. Awalnya semua ditulis
dalam poin-poin penting, namun setelah sering melakukan
peliputan, mereka hanya perlu mengingat-ingat saja
karena sudah terbiasa. Pertanyaan yang diajukan juga
69
tidak terpaku pada apa yang telah mereka persiapkan
sebelum bertemu dengan narasumber, melainkan harus
dikembangkan sesuai dengan jawaban-jawaban yang
diberikan oleh narasumber sebagai salah satu proses
penggalian data mendalam.
Demi mendukung peliputan, mereka selalu datang
lebih awal ke ruang redaksi untuk melakukan pencarian
data (browsing melalui internet), guna mencari dan
mempelajari kembali berita-berita yang terkait dengan
tema pemberitaan yang harus diliput hari itu. Data-data
tersebut nantinya dapat menjadi pendukung maupun
menjadi jembatan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kepada narasumber, serta dapat menjadi berita
pengembangan dari berita yang sudah pernah ada
sebelumnya dalam kasus atau materi yang sama.
Kondisi di lapangan tidak selalu memungkinkan bagi
mereka untuk langsung menuliskan apa yang tertangkap
oleh inderanya ke dalam buku catatan yang mereka bawa,
oleh karena itu mereka harus memiliki daya ingat yang
tajam. Setelah kondisi memungkinkan, mereka harus
segera mencatat temuan-temuan itu ke dalam buku catatan
70
agar tidak ada yang terlewatkan. Catatan mereka pun
selalu dimulai dengan pertanyaan 5 W + 1 H, dan
ditambahkan dengan berbagai catatan statement dari
narasumber yang dapat menjadi kata kunci dalam
pemberitaan, serta temuan-temuan pendukung lainnya.
Selain mencatat, mereka juga bertugas untuk
mengarahkan juru kamera dalam mengambil gambar.
Walaupun juru kamera sudah diberi pelatihan tersendiri
mengenai tata cara pengambilan gambar, teknik, serta
tanggung jawab juru kamera, namun para reporter TVRI
Jogja ini tetap harus teliti dan cepat mengarahkan juru
kamera bila dirasa gambar-gambar yang diambil belum
cukup untuk menggambarkan suasana yang akan dimunculkan
dalam berita yang akan mereka tulis nantinya. Hal ini
terlihat sepele namun perlu perhatian khusus mengingat
efek visual dalam siaran televisi sangat mempengaruhi
sudut pandang audience dalam menerima dan menerjemahkan
pesan yang didapat. Khusus untuk rekaman statement, hal
ini dilakukan di akhir peliputan. Setelah mereka
mewawancarai narasumber dan mencatat berbagai info yang
diperoleh, beberapa statement yang dirasa tepat akan
71
dipilih untuk memperkuat keseluruhan badan berita, dan
kemudian meminta narasumber untuk mengulangi statement
tersebut saat juru kamera merekam gambar dan suaranya.
Seni dalam menuliskan berita ke dalam bentuk
naskah pun wajib diperhatikan karena pilihan kata dan
tata cara penyampaian yang digunakan akan mempengaruhi
bentuk berita serta cara pemirsa menangkap informasi
yang disampaikan. Naskah berita disusun dalam format
piramida terbalik dan menggunakan pilihan-pilihan kata
yang lazim digunakan untuk memudahkan pemirsa memahami
isi berita. Reporter TVRI Jogja juga dituntut untuk
kreatif dalam menyusun kalimat agar apa yang awalnya
penting tetapi tidak menarik perhatian pembaca, menjadi
menarik dan ditangkap oleh masyarakat. Selain itu,
sudut pandang yang dibangun oleh reporter saat
menuliskan naskah akan sangat mempengaruhi bagaimana
masyarakat menerima berita tersebut. Bila salah
menggunakan sudut pandang, berita dapat berbalik seakan
menyerang pihak yang diberitakan ataupun menyinggung
pihak-pihak yang terkait di dalamnya. Hal ini merupakan
salah satu peran pers, terutama reporter, sebagai
72
interpreter yang memberikan penafsiran atau arti pada
suatu peristiwa.
Begitu pula dalam membacakan naskah narasi berita
tersebut, intonasi yang digunakan disesuaikan dengan
isi dan maksud berita yang ingin disampaikan agar tidak
terjadi kesalahpahaman dalam menangkap isi berita
tersebut. Reporter yang telah selesai menuliskan naskah
berita diminta untuk menunggu dahulu hingga naskah
selesai diedit oleh editor, untuk melakukan proses
rekaman suara untuk berita yang diliputnya (dubbing).
Rekaman suara ini nantinya akan diedit dan dijadikan
satu dengan gambar yang akan ditayangkan, sesuai dengan
teknik Package (PKG), yaitu teknik pembacaan naskah berita
lead oleh penyiar, isi berita oleh reporter dengan
disertai penayangan gambar yang mendukung berita
tersebut, dan di tengah pemberitaan diselipi komentar
dari narasumber yang bersangkutan. Namun, reporter
sering kali tidak sabar menunggu dan langsung pulang.
Hal ini sering menyebabkan para editor naskah sering
kali kewalahan karena harus mengedit berita-berita yang
73
cukup banyak jumlahnya sembari menggantikan reporter
yang melalaikan tugasnya untuk melakukan dubbing.
Bila naskah tidak segera didubbing, maka kerja
editor visual pun akan terhambat dan menyebabkan kerja
editor visual menjadi sangat terburu-buru. Tak jarang
para editor naskah tersebut kemudian dibantu oleh staf-
staf lainnya, yang masih berada di kantor divisi berita
tersebut. Walau begitu, menurut Ibu Siti Wahyuni, yang
saat itu menjabat sebagai penanggung jawab program
kerja berita, rasa kekeluargaan yang ada di dalam
lingkup karyawan dapat membuat mereka tetap kompak dan
saling bantu tanpa ada rasa saling dirugikan. Ibu Siti
sendiri pun tak jarang ikut membantu dalam proses
rekaman suara agar kerja editor naskah maupun visual
tidak terhambat.
Pekerjaan reporter TVRI Jogja tidak hanya sekedar
meliput dan menuliskan naskah berita saja. Selain harus
melakukan proses rekaman suara, reporter juga harus
mendampingi editor visual dalam proses pemotongan
gambar dan pemasukan rekaman suara. Bahkan,
sekembalinya reporter dan juru kamera dari lapangan,
74
reporter harus melihat rekaman gambar yang telah
diambil oleh juru kamera untuk menyesuaikan antara alur
naskah berita yang akan dibuat dengan stok gambar yang
ada. Menurut Herdian Giri (reporter), hal ini dilakukan
untuk antisipasi ketidakcocokan gambar dengan berita
yang dimaksudkan oleh reporter. Proses editing bisa
saja langsung dikerjakan oleh editor visual tanpa
arahan dari reporter, namun nantinya, jika terjadi
kesalahan maupun ketidakcocokan dengan materi yang
disampaikan, maka akan tetap menjadi tanggung jawab
reporter tersebut.
Penulis mendapati cara reporter TVRI bekerja yang
berbeda dari kedua reporter yang diikuti selama proses
pembelajaran di lapangan. Saat mendapat undangan untuk
meliput rapat di DPRD Kota Yogyakarta mengenai dana
bantuan bagi korban gempa yang lalu, reporter (Eddy
Yanna) hanya hadir sebentar agar juru kamera bisa
mengambil gambar kemudian keluar ruangan dan pergi ke
tempat lain dengan membawa sebendel materi rapat yang
telah dipersiapkan sebelumnya oleh pihak panitia
penyelenggara, sehingga berita menjadi tidak lengkap
75
karena tidak ada proses pengambilan keputusan dalam
rapat tersebut. Verifikasi data pun hampir tidak pernah
dilakukan. Padahal, verifikasi sangat penting demi
keakuratan data yang dipakai untuk membangun berita
yang akan disajikan kepada masyarakat nantinya.
Reporter masih cenderung menggunakan satu narasumber
saja dan langsung menerima informasi seutuhnya.
Kemampuan berbahasa asing, terutama Bahasa
Inggris, sangat diperlukan oleh reporter. Selain
menguasai Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, dan
Bahasa Jawa sebagai bahasa yang dipakai dalam daerah
liputan TVRI Jogja, Bahasa Inggris pun diperlukan
sebagai satu-satunya bahasa internasional yang umum
digunakan. Pentingnya kemampuan berbahasa asing ini
sangat terlihat saat reporter harus melakukan wawancara
kepada beberapa orang pelajar dari Australia yang
sedang menjalani pertukaran pelajar. Reporter sangat
kewalahan untuk mengajukan pertanyaan sederhana kepada
para pelajar asing tersebut, sehingga wawancara agak
terhambat karena harus dibantu oleh seorang guru bahasa
inggris dari sekolah tersebut untuk menjelaskan maksud
76
pertanyaan tersebut. Karena adanya keterbatasan itu,
sering kali antara pertanyaan dan jawaban yang
diberikan menjadi tidak sinkron.
Selain harus memiliki ketrampilan sebagai seorang
reporter, mereka pun hendaknya memiliki relasi yang
luas, yang dapat mempermudah akses mereka untuk
mendapatkan berita. Eddy Yana memiliki kemampuan untuk
mudah bersosialisasi dengan narasumber, sehingga beliau
memiliki relasi yang luas dan cukup dikenal. Seperti
saat akan mewawancarai Kepala Sekolah SMA Tirtonirmolo,
Camat Danurejan, dan Anggota Komisi A DPRD DIY
misalnya. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan, mereka terlihat sangat santai dan dapat
menjawab dengan jelas dan mantap. Menurut Eddy Yana,
hal ini merupakan salah satu ketrampilan yang juga
harus dimiliki reporter untuk mendukung keberhasilan
wawancara. Jika narasumber merasa tidak nyaman, mereka
akan menjawab hanya dengan kalimat-kalimat pendek,
sehingga sulit untuk menggali informasi lebih dalam
lagi.
77
Lain halnya dengan Herdian Giri. Beliau lebih
senang menjaga jarak dengan narasumber agar tidak
terjadi keterikatan mungkin nantinya dapat membuatnya
sungkan dalam melakukan pemberitaan, terutama jika
pemberitaan tersebut cenderung ke arah yang negatif.
Dalam melakukan peliputan, beliau tidak pernah terburu-
buru. Keadaan lapangan diamati dengan cermat sembari
mengumpulkan informasi dari pihak-pihak terkait. Saat
meliput kejadian crop circle di Berbah misalnya. Beliau
terlihat tenang dalam menilik lokasi dan menunggu
informasi yang dapat dikatakan paling akurat, tidak
seperti reporter-reporter lain yang langsung mencatat
segala laporan pandangan mata dan mengirimkannya ke
kantor masing-masing, bahkan ada yang langsung
mengadakan siaran langsung tanpa ada informasi yang
jelas terlebih dahulu. Menurut beliau, sikap gegabah
dan terburu-buru seperti itu justru dapat menjerumuskan
masyarakat ke dalam pemberitaan yang tidak benar, serta
dapat menimbulkan konflik maupun kepanikan. Reporter
memang diharuskan memiliki kecepatan dalam mengumpulkan
informasi untuk diberitakan agar berita tersebut tidak
78
‘kadaluarsa', namun tetap harus menitikberatkan pada
keakuratan sebagai poin utamanya.
Daripada menjalin hubungan terlalu dekat dengan
narasumber, Herdian Giri lebih memilih untuk memiliki
teman-teman reporter dari stasiun dan media yang
berbeda untuk bekerja sama. Dengan hubungan pertemanan
tersebut, mereka dapat saling membantu dalam hal
mengambil gambar dan melengkapi informasi yang
diperoleh. Saat salah satu tertinggal dalam meliput
atau tidak dapat menangkap informasi dengan jelas,
mereka akan saling berbagi informasi. Begitu pun dalam
pengambilan gambar. Bila stok gambar dirasa tidak
mencukupi, mereka akan saling bertukar untuk melengkapi
satu sama lain. Menurut beliau, TVRI Jogja lebih mudah
untuk meminta tolong dari reporter media lain dalam
hal-hal seperti ini. Hal ini disebabkan oleh tidak
adanya rasa persaingan media lain terhadap TVRI Jogja,
yang harus diakui bahwa tidak luas lingkup pasarnya.
Sehingga media lain pun merasa aman-aman saja saat
membagi informasi dan stok gambar dengan TVRI Jogja.
Selain itu, luasnya jaringan yang dimiliki dengan
79
sesama reporter mempermudah mereka untuk menemukan
kejadian-kejadian yang dapat diliput karena mereka akan
saling mengkontak satu sama lain untuk meliput bersama.
Teori bahwa jurnalis harus bebas dari keterikatan
dengan sumber manapun dan harus loyal dalam
pemberitaannya kepada masyarakat, sempat dilanggar saat
penulis mengikuti salah satu reporter untuk melakukan
peliputan tentang kasus yang sedang ditangani oleh
seorang pengacara dan juga peliputan profil usaha.
Reporter tersebut menerima amplop dari narasumber
sebagai bentuk ucapan terima kasih atas peliputan yang
dilakukan mengenai profil mereka. Pemberian amplop
tersebut membuat reporter terikat dengan pihak
narasumber dan membuat pemberitaan menjadi cenderung
menunjukkan sisi positifnya saja tanpa menyentuh sisi-
sisi yang tersembunyi di balik itu.
B. Deskripsi Kerja Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan
Pada hari pertama, seluruh mahasiswa yang akan
melaksanakan program KKL di TVRI Jogja, diajak
berkeliling kantor produksi sembari diberikan
80
penjelasan secara sangat singkat. Setelah itu, kami
dihantarkan ke ruang pembimbing KKL kami untuk
diperkenalkan dan mendapat pengarahan langsung dari
pembimbing kami. Pembimbing penulis adalah Ibu Siti
Wahyuni, di bagian produksi berita.
Selama minggu pertama, tanggal 3 – 12 Januari
2011, yang merupakan hari kedua hingga hari ke
sebelas selama magang, penulis hanya diminta untuk
menyusun kertas dan karbon yang nantinya akan
dipakai oleh editor untuk mencetak naskah berita.
Kemudian saat semua naskah telah dicetak, penulis
menyusun naskah-naskah berita tersebut sesuai dengan
urutan pemberitaan dan membagikannya ke bagian VTR,
Editor, TC, PD, FD, Asco, dan News Anchor. Selama
ini tidak ada yang membantu dalam penyusunan kertas
tersebut sehingga editor sering kali kewalahan,
terutama saat semakin mendekati waktu siaran berita.
Terlihat sekali dengan adanya kami, mahasiswa KKL,
mereka sangat senang dan sangat terbantu.
Waktu selama satu minggu ini dimaksudkan untuk
adaptasi penulis di kantor produksi berita. Sambil
81
menyusun kertas-kertas tersebut, kami diminta untuk
juga mengamati kerja seluruh karyawan yang berada di
dalam ruangan itu dan melakukan pendekatan agar bisa
memperoleh informasi-informasi. Yang paling sulit
adalah melakukan pendekatan dengan rekan-rekan
reporter, karena mereka sering kali datang dan
berkumpul di kantin untuk sarapan, berangkat ke
lapangan, dan pulang dalam keadaan terburu-buru
untuk mengetik naskah berita yang mereka liput.
Setelah sepuluh hari, barulah penulis diijinkan
untuk mengikuti peliputan di lapangan. Penulis mulai
mengikuti liputan yang dilakukan oleh Eddy Yana
(reporter) dan Tri Wiyanto (cameraman) pada tanggal
13 Januari 2011, yang merupakan hari kedua belas
dalam proses magang penulis. Liputan yang dilakukan
pada saat itu adalah mengenai tuntutan perbankan
terhadap UMKM pasca gempa dan wacana kereta ekonomi
pakai AC. Dalam liputan mengenai tuntutan perbankan,
Eddy mendapatkan undangan untuk meliput rapat yang
diadakan di Gedung DPRD Kota Yogyakarta, sedangkan
untuk wacana kereta api, Eddy telah membuat janji
82
terlebih dahulu dengan Kepala Humas PT. Kereta Api
Indonesia Daop 6 Yogyakarta, Eko Budiyanto, via
telepon pada hari yang sama, kira-kira pukul 11.00
WIB.
Dalam liputan ini, penulis masih dalam tahap
mengamati apa saja yang dilakukan oleh reporter
dalam peliputan, serta melihat bagaimana mereka
melakukan wawancara dengan narasumber. Penulis juga
mencoba untuk menangkap hal-hal yang disampaikan
oleh narasumber, yang dapat dijadikan bahan dalam
penulisan naskah berita. Namun ternyata, menangkap
segala sesuatu yang kita dengar tidaklah mudah.
Tidak jarang ada kata-kata penting yang tidak
tertangkap, dan dalam kasus ini, reporter tidak
boleh segan-segan untuk bertanya kembali untuk
memperoleh kejelasan.
Hari ketiga belas, tanggal 14 Januari 2011,
penulis diajak ke SMA Tirtanirmala Bantul. Yang
diliput kali ini adalah mengenai sekolah sehat dan
Bahasa Indonesia yang digemari oleh pelajar asing.
Di sini, penulis sempat berperan menjadi penerjemah
83
dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris. Hal ini
karena pelajar asing tersebut tidak mengerti apa
yang ditanyakan oleh Eddy, dan ia sendiri pun tidak
dapat mengucapkannya dalam Bahasa Inggris yang baik,
sehingga wawancara menjadi terhambat. Dalam liputan
kali ini, penulis sudah mulai mencoba untuk mencatat
informasi yang diperoleh dari seluruh narasumber
untuk mengasah kemampuan menangkap dan mengingat
informasi dengan cepat seperti yang harus dilakukan
oleh reporter di lapangan.
Hari keempat belas, tanggal 15 Januari 2011,
penulis mengikuti peliputan mengenai seleksi Anggota
Komisi Informasi Daerah dan juga mengenai ikan hias
yang sedang digemari masyarakat. Dalam peliputan
mengenai KID, penulis hanya membantu reporter (Eddy)
untuk mencatat informasi yang diberikan oleh
narasumber. Sedangkan saat meliput mengenai ikan
hias, reporter telah mulai memberikan kesempatan
pada penulis untuk mewawancarai pemilik toko ikan
hias yang menjadi narasumber kami saat itu, serta
mencatat sendiri informasi yang didapatkan. Karena
84
bentuk beritanya adalah soft news dan materi yang
dibahas adalah materi yang ringan, maka wawancara
pun menjadi terlihat seperti obrolan biasa.
Hari kelima belas, tanggal 17 Januari 2011,
sebelum melakukan peliputan, penulis sempat
melakukan dubbing untuk pertama kalinya, sembari
menunggu Eddy yang saat itu belum datang. Proses
dubbing dilakukan di dalam ruangan kecil dengan satu
set computer dan mic. Proses perekaman sempat
diulang sebanyak tiga kali karena penulis belum
terbiasa dengan kepekaan mic dan nada suara masih
terlalu rendah untuk dipakai sebagai narasi. Namun
proses rekaman akhirnya selesai dilakukan dengan
hasil yang sangat baik. Bahkan penulis sempat
ditawari menjadi dubber untuk program paket liputan
features yang kerap dilakukan.
Setelah proses dubbing selesai, penulis
melakukan peliputan ke Wilayah Kecamatan Danurejan
yang sempat menjadi korban lahar dingin merapi yang
meluap di Kali Code. Dalam liputan kali ini, penulis
bertugas mewawancarai warga yang berada di posko
85
pengungsian sementara reporter mewawancarai Camat
Danurejan. Wawancara dilakukan kepada kedua belah
pihak untuk mewujudkan berita yang berimbang, yang
dapat mewakili aspirasi dari pemerintah maupun dari
masyarakat setempat. Setelah melakukan peliputan,
penulis memberikan hasil wawancara tadi kepada
reporter untuk digunakan sebagai bahan penulisan
naskah berita.
Hari keenam belas, tanggal 18 Januari 2011,
peliputan dilakukan di SMA Negeri 1 Jetis Bantul,
mengenai kesiapan untuk menghadapi Ujian Akhir.
Dalam peliputan kali ini, wawancara dilakukan dengan
Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah. Wawancara
dilakukan terutama oleh reporter sementara penulis
ikut menambahkan beberapa pertanyaan yang dapat
memperjelas jawaban yang diberikan. Setelah
wawancara resmi dilakukan, kami mencari tempat yang
tepat untuk merekam wawancara tersebut, yang
akhirnya dilakukan di depan taman sekolah di samping
pintu masuk.
86
Peliputan berikutnya, masih pada hari yang
sama, gagal dilakukan karena narasumber yang dicari
sedang tidak berada di tempat. Setelah dicari
alternatif lain, yaitu mengenai hama padi, ternyata
liputan itu pun tidak dapat kami jadikan berita
karena kurangnya stok gambar dan kesulitan
mewawancarai petani yang kami temui. Kesulitan
wawancara terjadi karena narasumber tidak
komunikatif. Saat kami mengajukan pertanyaan,
walaupun sudah dalam bahasa jawa yang biasa mereka
pakai, jawaban mereka pun sangat singkat dan tidak
dapat menjelaskan kejadian tersebut.
Sepulang dari peliputan, penulis kembali
membantu untuk mendubbing naskah-naskah yang belum
digarap agar editor segera dapat menyusun gambar
untuk VTR-nya. Proses rekaman kali ini berlangsung
dengan lancar tanpa perlu melakukan pengulangan
karena penulis sudah cukup terbiasa. Selain itu,
penulis juga membantu menyusun naskah-naskah ke
dalam satu paket berita untuk program Berita Jogja,
87
serta mengantarkannya ke Asco, Telecine, Editor, PD,
FD, News Reader, dan VTR.
Hari ketujuh belas, tanggal 19 Januari 2011,
penulis memilih untuk membantu di ruang redaksi
karena kondisi fisik yang sedang menurun sehingga
takut merepotkan bila terjadi sesuatu di lapangan.
Pada hari tersebut, penulis membantu melakukan
dubbing untuk beberapa berita. Selain itu, penulis
mendapat kesempatan untuk membuat naskah berita
berdasarkan press release yang dikirimkan dari
pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mengenai
pembentukan Badan Narkotika Propinsi yang akan
segera dilantik. Penulis diberi kebebasan untuk
menyusun sendiri berita tersebut, lalu kemudian
dibenahi oleh editor pelaksana, Bapak Zainal.
Hari kedelapan belas, penulis hanya mengikuti
peliputan di rumah seorang pengacara pada tanggal 21
Januari 2011, yang membicarakan mengenai kasus
Gayus. Pengacara tersebut diwawancarai untuk
memberikan pendapat mengenai cara pemerintah dan
kepolisian dalam menyikapi kasus Gayus yang pada
88
waktu itu sedang menjadi topik terhangat.
Selebihnya, selama hari kedelapan belas hingga hari
kedua puluh satu, penulis hanya membantu di ruang
redaksi dan melakukan beberapa rekaman untuk
dubbing. Penulis juga sempat belajar membuat naskah
berita lagi melalui press release dari Kota Yogyakarta
bersama seorang rekan magang lainnya, karena jumlah
komputer yang dapat digunakan sangat terbatas
jumlahnya sehingga kami harus mendahulukan
kepentingan editor dan reporter yang baru saja
pulang dari lapangan.
Hari kedua puluh dua, tanggal 25 Januari 2011,
penulis kembali mengikuti proses peliputan. Kali ini
penulis mengikuti Herdian Giri (reporter) dan Tri
(Juru kamera) untuk meliput tentang fenomena crop circle
di Berbah yang sedang diperiksa oleh pihak
kepolisian bersama dengan BATAN. Dalam peliputan
tersebut, penulis juga diminta untuk mencari
informasi untuk bahan pemberitaan. Dalam peliputan
kali ini, mencari informasi benar-benar harus
dilakukan dengan jauh lebih teliti, karena di
89
sekitar terjadi kesimpangsiuran berita yang tidak
jelas mana yang benar dan mana yang salah.
Sore harinya, saat hujan deras dan angin
kencang menerpa, ada korban yang meninggal karena
tersambar petir dan jatuh dari bukit saat sedang
melihat crop circle tersebut. Penulis bersama reporter
pun sibuk mencari identitas korban untuk segera
dilaporkan dalam program Berita Jogja yang akan
tayang sore itu. Informasi mengenai identitas pun
diperoleh dari teman korban yang turun dari bukit
tersebut dengan bekas hitam di dadanya yang diduga
juga terkena sambaran petir walau tidak sekuat yang
dialami korban. Saat itu, penulis diminta oleh
reporter untuk menanyakan nama, usia, dan asal
korban untuk berita sementara, karena narasumber
sedang dalam kondisi shock.
Hari kedua puluh tiga, tanggal 26 Januari 2011,
penulis dan kru TVRI Jogja menuju ke Polsek Berbah.
Sebelumnya, kami berkumpul di sebuah warung makan
untuk menunggu teman-teman wartawan dari media-media
yang berbeda. Dalam peliputan di Polsek, kami
90
melakukan wawancara terhadap warga pemilik lahan
yang melaporkan kerusakan tanaman padinya dan
menuntut ganti rugi. Dalam wawancara ini, penulis
hanya aktif mencatat informasi karena tidak mahir
menggunakan bahasa jawa sebagai bahasa komunikasi
yang digunakan saat itu.
Dari Polsek, penulis bersama rombongan wartawan
menuju ke TKP untuk mencari informasi mengenai
pengolahan TKP serta kepastian apakah fenomena
tersebut adalah fenomena alam ataukah buatan
manusia. Kami menunggu sampai pengolahan TKP selesai
dilakukan, kemudian Giri melakukan wawancara dengan
Kapolsek yang memimpin pengolahan TKP tersebut,
sementara penulis mencatat semua informasi yang
diberikan tersebut. Setelah informasi telah cukup,
kami menuju ke rumah salah satu koresponden dari
sebuah stasiun TV swasta untuk meminta stok gambar.
Hal ini dikarenakan kamera yang dibawa oleh juru
kamera TVRI Jogja ternyata kehabisan baterai,
sehingga tidak dapat mengambil gambar saat peliputan
91
di TKP saat itu. Setelah stok gambar kami dapatkan,
kami pun kembali ke kantor.
Setelah itu, kami tidak lagi meliput mengenai
crop circle. Hari kedua puluh empat, tanggal 27 Januari
2011, kami menunggu Bapak Yuke Indra Agung Laksana,
Ketua DPRD D.I. Yogyakarta, untuk memperoleh
informasi mengenai kelangsungan pengurusan RUUK DIY.
Kami harus menunggu dengan sabar mengingat
narasumber kami memiliki jadwal yang padat pula
untuk urusan pekerjaannya. Topik ini juga kami bahas
pada tanggal 28 Januari 2011, hari kedua puluh lima,
dengan narasumber yang berbeda. Dan liputan tersebut
adalah liputan terakhir yang diikuti oleh penulis,
yang juga merupakan hari terakhir penulis dalam
program KKL ini.
C. Analisis
Teori mengenai sembilan elemen jurnalisme
kurang tampak di dalam pelaksaaan tugas dan tanggung
jawab reporter TVRI Jogja dalam produksi berita. Hal
pertama adalah mengenai kewajiban jurnalisme
92
terhadap kebenaran yang juga berkaitan dengan hal
disiplin melakukan verifikasi data, karena kedua hal
ini sangat berkaitan, dimana kebenaran bisa pasti
disebut benar setelah banyaknya verifikasi yang
dilakukan untuk memastikan fakta tersebut. Eddy
terlihat sangat kurang dalam melakukan verifikasi
data atau mencari informasi pendukung mengenai topik
yang diliputnya. Hal ini berbeda dengan Giri, yang
selalu datang lebih awal untuk melakukan pencarian
informasi mengenai topik yang akan diliput, minimal
tentang berita terakhir mengenai topik tersebut,
untuk membantunya dalam membuat pertanyaan
wawancara. Padahal menurut J.B. Wahyudi (1991: 105),
reporter wajib melakukan check and re-check, yaitu
memeriksa kembali kebenaran berita dengan melakukan
lebih banyak pengumpulan data untuk dikomparasikan
dengan hasil liputan. Hal ini dilakukan untuk
memastikan keobyektivitasan dan keakuratan fakta
yang diperoleh.
Selain itu, tindakan Eddy yang mau menerima
amplop yang diberikan oleh narasumber membuatnya
93
cenderung membuat berita menjadi seperti ajang
promosi bagi narasumber tersebut. Dengan imbalan
yang diterimanya tersebut, sangat kecil kemungkinan
berita yang ditulisnya dapat benar-benar menjadi
objektif. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua
reporter dapat benar-benar loyal terhadap masyarakat
dengan tidak terikat pada kelompok atau individu
tertentu dalam setiap pemberitaannya. Dan hal ini
juga melanggar elemen dimana wartawan harus memiliki
kebebasan dari sumber yang mereka liput. Padahal,
menurut teori jurnalistik, reporter dilarang
menerima segala macam bentuk pemberian yang dapat
mempengaruhi pemberitaan dengan alasan apapun
(Harahap, 2007: 25).
Dalam penulisan berita, reporter harus membuat
agar berita tersebut menarik untuk disimak oleh
masyarakat. Hal ini tidak dimiliki oleh semua
reporter TVRI Jogja. Beberapa reporter cenderung
menulis berita yang membosankan karena menggunakan
kalimat yang terlalu panjang dan bertele-tele. Oleh
karena itu, editor harus bersabar dalam mengedit
94
berita-berita yang telah ditulis oleh reporter dan
tak jarang editor harus merombak kalimat maupun
susunan berita tersebut agar lebih menarik dan mudah
ditangkap oleh masyarakat.
Dari ciri-ciri jurnalisme yang ada, sikap
skeptis tidak tampak dalam kerja reporter TVRI
Jogja. Karena program berita yang ada terbatas,
sementara waktu yang dimiliki oleh reporter cukup
singkat untuk mencari berita, mereka cenderung hanya
memakai informasi yang diperoleh dari satu sumber
saja. Apa yang dikerjakan oleh Eddy sangat jelas
menggambarkan hal tersebut, dimana beliau selalu
pergi meliput tanpa persiapan yang cukup matang dan
hanya mengambil informasi dari satu sumber saja
kemudian langsung menuliskan beritanya tanpa
berusaha memeriksa kebenarannya.
Saat topik yang diberikan oleh kepala seksi
produksi berita tidak begitu penting untuk diketahui
oleh masyarakat menurut reporter, atau bila topik
yang diberikan tidak dapat diliput karena narasumber
tidak dapat ditemukan, reporter harus sigap untuk
95
langsung mencari alternatif lain sebagai bahan
peliputan. Hal ini sesuai dengan teori yang
diungkapkan oleh Deddy Iskandar Muda (2005: 22)
dalam bukunya yang berjudul “Jurnalistik Televisi
Menjadi Reporter Profesional” bahwa:
“Berita adalah suatu fakta atau idea atau opini
aktual yang menarik dan akurat serta dianggap
penting bagi sejumlah besar pembaca, pendengar,
maupun penonton.”
Bila di dalam pengumpulan data tidak terdapat
salah satu unsur di atas, maka tulisan tersebut
belum bisa disebut sebagai berita. Dalam hal ini,
posisi Kepala Seksi Produksi Berita adalah orang
yang berada di dalam kantor tanpa tahu persis apa
yang terjadi di lapangan, sehingga terkadang topik
berita pada jadwal yang dirancangnya tidak sesuai
dengan kondisi masyarakat di Yogyakarta. Untuk itu,
reporter TVRI Jogja harus lebih jeli dalam
menentukan dan memutuskan topik mana yang akan
mereka liput, yang penting untuk diketahui
masyarakat di Yogyakarta.
96
Pada umumnya, dalam kondisi normal, reporter
biasanya diberi pengarahan terlebih dahulu oleh
direktur program sebelum berangkat ke lapangan,
namun hal ini tidak terjadi di TVRI Jogja. Hal ini,
menurut Bapak Arieanto, justru menjadi tidak efektif
bila dilaksanakan karena lingkup wilayah pemberitaan
yang cukup sempit. Pengarahan hanya dilakukan pada
pelaksaaan liputan-liputan khusus, selebihnya Kepala
Seksi Produksi Berita hanya menempelkan jadwal
peliputan tanpa memberikan pengarahan terlebih
dahulu, sehingga reporter pun tidak dapat mengajukan
topik lain yang dirasa lebih penting sebelum jadwal
dicetak. Namun, reporter selalu bebas bertanya saat
topik dirasa kurang jelas dan tetap diberi kebebasan
untuk mengganti topik beritanya saat dirasa kurang
pas, asalkan tetap relevan dengan peristiwa yang
teraktual dan memenuhi kepentingan masyarakat.
Dengan adanya relasi antarreporter, terutama yang
dimiliki oleh Giri, dapat sangat membantu saat
mencari topik pengganti liputan. Mereka biasanya
saling mengkomunikasikan tentang peristiwa dan
97
tempat peliputan yang sedang atau akan mereka liput
sehingga rekan-rekan reporter lainnya bisa ikut
bergabung bersama. Dalam dunia media, reporter
sering kali terlihat berlomba-lomba untuk menjadi
yang teraktual dalam menyampaikan suatu berita
dibanding dengan rekan-rekan seprofesinya. Namun,
mereka pun memiliki rasa senasib sepenanggungan
dalam fungsinya sebagai penyampai informasi kepada
masyarakat.
Dalam menuliskan berita yang diperoleh dari
lapangan pun, reporter TVRI Jogja harus berhati-
hati. Hal ini berkaitan dengan seni menulis dan
berbahasa yang menjadi ciri jurnalisme sebagai
profesi seperti yang dikemukakan oleh Charnley
(dalam Baksin, 2006: 51) tentang standar yang
dipakai untuk mengukur kualitas berita, di antaranya
adalah obyektif (sesuai dengan informasi dari
realita, fakta, dan narasumber), brief and focused
(berita disusun sedemikian rupa agar mudah
dipahami), dan well written (naskahnya ditulis secara
jelas, langsung, dan menarik).
98
Reporter memang dituntut untuk kreatif dalam
menyusun kalimat agar berita apapun menjadi menarik
untuk disimak oleh masyarakat (Iswara 2007; 12),
begitu pun yang terjadi di dalam pelaksanaan tugas
reporter TVRI Jogja. Namun jika tidak berhati-hati,
kesalahan pemakaian kata maupun penempatan sudut
pandang dapat merubah makna berita yang ingin mereka
sampaikan, sehingga yang diterima masyarakat
nantinya akan berbeda dengan maksud reporter
tersebut. Untuk itulah, pada saat pengeditan, editor
selalu menanyakan kembali maksud berita yang telah
diketik oleh reporter, terutama bila bahasa yang
digunakan kira-kira tidak enak didengar atau
membingungkan. Tak jarang penyusunan kalimat yang
dilakukan oleh para reporter tersebut justru
membingungkan saat dibaca, padahal salah satu peran
pers, terutama reporter, adalah sebagai interpreter
yang memberikan penafsiran atau arti pada suatu
peristiwa (Iswara, 2007: 8). Untuk itu, konfirmasi
yang dilakukan oleh editor naskah kepada reporter
yang bersangkutan dilakukan agar tidak terjadi
99
kesalahan penyampaian informasi yang dapat
mempengaruhi pola pikir masyarakat nantinya, sebab
jurnalisme harus menempatkan diri dalam posisi
netral dimana mereka hanya boleh bertindak sebagai
pelapor yang tidak memihak.
Seperti yang disampaikan oleh Wibowo (2007:
100), tayangan gambar dalam program berita televisi
harus jelas, urutannya runtut agar mudah dimengerti,
tidak diulang-ulang, dan disertai dengan narasi yang
tidak bertele-tele, sederhana, dan tepat dengan
menggunakan rumus easy listening formula karena informasi
yang telah disampaikan harus segera ditangkap dan
tidak dapat diulang. Hal ini lah yang menyebabkan
reporter harus bekerja sama dengan juru kamera,
editor naskah, dan editor visual, serta memantau
terus penggarapan beritanya, agar tidak terjadi
kesalahan dalam penyampaian beritanya, dalam bentuk
audio maupun pilihan tayangan visualnya. Dalam
penggarapan paket berita ini, reporter lah yang
berperan sebagai pemimpinnya dan yang bertanggung
jawab atas keberhasilan pengumpulan hingga
100
penyampaian beritanya. Hal ini semakin menekankan
bahwa proses produksi sebuah berita hingga selesai
proses editing merupakan tanggung jawab penuh dari
reporter (Muda, 2005: 101).
Tugas tambahan yang dibebankan kepada rekan-
rekan reporter di TVRI Jogja adalah melakukan dubbing
naskah berita. Rekaman suara atau dubbing ini nantinya
akan diedit dan dijadikan satu dengan gambar yang
akan ditayangkan, sesuai dengan teknik Package (PKG),
yaitu teknik pembacaan naskah berita lead oleh
penyiar, isi berita oleh reporter dengan disertai
penayangan gambar yang mendukung berita tersebut,
dan di tengah pemberitaan diselipi komentar dari
narasumber yang bersangkutan. (Harahap, 2007: 58).
Namun sering kali reporter tidak sabar menunggu
proses editing selesai sehingga proses dubbing
terpaksa digantikan oleh rekan reporter lainnya atau
pun staf produksi berita yang masih berada di tempat
saat itu. Tak jarang, editor naskah pun akhirnya
harus ikut men-dubbing naskah yang sudah mereka edit
tersebut.
101
Dalam pelaksanaan KKL ini, berita yang ikut
diliput oleh penulis adalah berita dalam bentuk Hard
News, yaitu Straight News dan Feature (seperti liputan
penanggulangan bencana di Kecamatan Danurejan,
Bahasa Indonesia yang digemari oleh pelajar asing,
dan sekolah sehat), serta Soft News dalam bentuk Current
Affair seperti pada liputan crop circle tersebut. Dalam
satu paket berita, selalu ada bagian berita dalam
bentuk Straight News dan Feature, dan komposisinya dibuat
berimbang.
102
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Setelah melaksanakan KKL dari tanggal 3 – 28
Januari 2011, penulis dapat mengambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
Tugas reporter TVRI Jogja dalam produksi
program berita adalah meliput peristiwa-
peristiwa di seputar wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta dan sekitarnya, yang dianggap
penting untuk diketahui oleh masyarakat yang
menjadi target audiencenya, yaitu masyarakat
Yogyakarta dan sekitarnya, yang berada dalam
jangkauan siar TVRI Jogja. Hasil liputan inilah
yang nantinya dapat disebut sebagai berita.
Dalam melaksanakan tugasnya, reporter TVRI
Jogja memiliki tanggung jawab penuh atas
produksi berita yang diliputnya. Oleh karena
itu, dalam hal ini mereka pun berperan sebagai
pemimpin atas produksi berita yang diliputnya,
103
baik di lapangan saat sedang bertugas bersama
juru kamera, maupun di ruang editing bersama
editor naskah dan editor VTR. Mereka harus
mengontrol pengeditan dan memastikan bahwa
hasil editing tersebut sesuai dengan berita
yang dimaksudnya sebelum disiarkan. Namun
proses produksi berita sering kali terhambat
karena kekurangtertiban beberapa reporter TVRI
Jogja dalam melaksanakan seluruh tugas dan
tanggung jawabnya, yang akhirnya membuat staf
lainnya harus mengambil alih dalam penyelesaian
tugas tersebut, terutama dalam hal kecepatan
mengumpulkan naskah berita dan pelaksanaan
dubbing.
Pekerjaan reporter TVRI Jogja menuntut
kemampuan untuk bekerja sama di dalam tim.
Tutur kata dan tingkah laku mereka sangat
mempengaruhi respon yang akan mereka terima
nantinya. Oleh karena itu, mereka harus selalu
menjaga relasi mereka antarsesama karyawan TVRI
Jogja, khususnya dalam satu seksi, maupun
104
relasi dengan rekan-rekan reporter dari media
lainnya. Relasi ini akan sangat membantu
kelancaran dalam produksi berita yang ingin
dicapai.
Keterampilan bahasa yang dimiliki oleh reporter
TVRI Jogja, baik lisan maupun tertulis, masih
kurang baik. Hal ini mengakibatkan kesulitan
dalam proses wawancara karena narasumber
terkadang tidak paham maksud pertanyaan
reporter tersebut. Selain itu, pemilihan kata
yang terdengar kurang pas dan tidak seni dalam
penulisan naskah berita, sering kali membuat
berita menjadi sulit untuk dipahami.
Keloyalan reporter TVRI Jogja saat melakukan
tugas dan tanggung jawab pun masih kurang
terjaga. Beberapa masih mau menerima amplop
dari narasumber, padahal seharusnya mereka
tidak boleh terikat dengan sumber mana pun yang
mereka liput.
2. Kritik dan Saran
105
Tidak adanya pengarahan dari pembimbing KKL
membuat peserta KKL bingung akan apa saja yang
dapat mereka lakukan. Setiap pembimbing
hendaknya membuat jadwal tugas untuk peserta
KKL yang dapat dijadikan pedoman kerja setiap
harinya. Tidak adanya arahan yang jelas
tersebut membuat peserta KKL di divisi news
terlalu lama menghabiskan waktu untuk membantu
menyusun kertas yang tidak ada hubungannya
dengan judul proposal yang telah diajukan
sebelumnya.
Keterampilan bahasa yang dimiliki oleh beberapa
reporter TVRI Jogja masih kurang, baik lisan
maupun tulisan. Untuk meningkatkan kemampuan
tersebut, pihak TVRI Jogja dapat melakukan
seminar atau pun pelatihan dalam menggunakan
bahasa jurnalistik. Adanya pelatihan Bahasa
Inggris pun diperlukan untuk berjaga-jaga saat
dibutuhkan, terutama saat harus mewawancarai
narasumber yang adalah warga negara asing.
106
Kepala seksi produksi berita dan penanggung
jawab harus lebih sering memantau cara kerja
reporter TVRI Jogja agar produksi berita dapat
berjalan dengan lebih lancar. Untuk hal-hal
yang dianggap merugikan, seperti menerima
amplop dari narasumber dan meninggalkan berita
yang belum selesai diproduksi, seharusnya dapat
dikenai sanksi demi kelancaran kerja seluruh
staf.
107
Daftar Pustaka
Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi Teori dan
Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Harahap, Arifin. 2007. Jurnalistik Televisi: Teknik
Memburu dan Menulis Berita TV. Jakarta: PT.
Indeks.
Humas TVRI Jogja. 2011. Profil.
http://tvriyogyakarta.com/. Waktu akses: 24
Agustus 2011, pukul 21.00 WIB.
Ishwara, Luwi. 2007. Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar.
Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Morrisan. 2008. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Muda, Deddy Iskandar. 2005. Jurnalistik Televisi
Menjadi Reporter Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Wahyudi, JB. 1991. Jurnalistik Televisi : Pengetahuan
Praktis Bidang Kewartawanan, Suratkabar – Majalah,
Radio dan Televisi. Bandung : Penerbit Alumni.
108
Wibowo, Fred. 2007. Teknik Produksi Program Televisi.
Yogyakarta: Penerbit Pinus.
Wiharyanto, Anang. 2010. Profil LPP TVRI Stasiun D. I.
Yogyakarta.
http://anangwiharyanto.wordpress.com/acara/. Waktu
Akses: 24 Agustus 2011, pukul 20.30 WIB.
Wiharyanto, Anang. 2010. Deskripsi LPP TVRI STA. D.
I. Yogyakarta.
http://anangwiharyanto.wordpress.com/acara/deskrip
si-lembaga-penyiaran-publik-tvri-stasiun-d-i-
yogyakarta-lpp-tvri-d-i-yogyakarta/. Waktu Akses:
24 Agustus 2011, pukul 20.40 WIB.
Wiharyanto, Anang. 2010. Deskripsi Acara.
http://anangwiharyanto.wordpress.com/acara/acara-
yang-diproduksi/. Waktu Akses: 24 Agustus 2011,
pukul 20.40 WIB.
109
(Sumber: Wiharyanto, Anang. 2010. DESKRIPSI LPP TVRI
STA. D.I. YOGYAKARTA. POLA SIARAN TVRI STASIUN D.I
YOGYAKARTA.
http://anangwiharyanto.wordpress.com/acara/deskripsi-
lembaga-penyiaran-publik-tvri-stasiun-d-i-yogyakarta-
lpp-tvri-d-i-yogyakarta/)
115
TELEVISI REPUBLIK INDONESIA
STASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAACARA : BERITA JOGJA POKOK : WACANA KERETA EKONOMI PAKAI A-CTANGGAL : 13 JAN 2010 KODE : EDDY YANA-TRI W (IKSAN)
VIDEO AUDIO
PENYIAR ………
VTR START . . . . . .
-Kedatanagn kereta api ekonomi
-Suasana di stasiun lempuyangan
S.I CHARGENTYOGYAKARTA, 13
PT-KERETA API INDONESIADAERAH OPERASIONAL ENAMYOGYAKARTA MEWACANAKAN KERETAAPI EKONOMI BERANGKAT DARIYOGYAKARTA MEMAKAI PENDINGIN,A-C// KERETA EKONOMI YANGDIBERI FASILITAS A-C BARUBEROPERASI DI DAOP LIMA DANDAOP DUA.//
WACANA KERETA API EKONOMIBERFASILITAS A-C, MILIK DAOP ENAMYOGYAKARTA SEBAGAI TINDAK LANJUTKAJIAN DALAM RANGKA MENINGKATKANPELAYANAN KEPADA MASYARAKAT.//KEPALA HUMAS PT K-A-I DAOP ENAMYOGYAKARTA EKO BUDIYANTOMENGATAKAN, KERETA API EKONOMIBERFASILITAS A-C DIHARAPKAN BISADIOPERASIKAN DI TAHUN 2011 SEJALANDENGAN SEMAKIN BAIKNYA PERTUMBUHANEKONOMI MASYARAKAT// MASYARAKATDIHARAPKAN MAMPU MENYEIMBANGKANPENGGUNAAN KERETA API EKONOMIBER-AC, DENGAN PERUNTUKAN KERETAYANG MENGGANGGU KENYAMANAN DAN
116
JAN 2011WACANA KERETA EKONOMI DAOP 6 AKAN DIBERI A-C
-Konfirmasi
-Kereta api
-Suasana di stasiun tugu ataudi lempuyangan
S.I CHARGENTEKO BUDIYANTOKAHUMAS PT KAI DAOP 6 YK
-kereta api berjalan
KETERTIBAN PENUMPANG TERUTAMABARANG BAWAAN DIUPAYAKANMENGHINDARI AROMA TIDAK SEDAPSEPERTI KERANJANG BERISI AYAM.///TERKAIT PENUNDAAN KENAIKAN HARGATIKET KERETA API EKONOMI, P-TKERETA API HANYA MENGIKUTIKEPUTUSAN PEMERINTAH, KARENAPENENTUAN HARGA TIKET BERADA DIPEMERINTAH, DAN P-T K-A-I HANYAPELAKSANAN DILAPANGAN.// EKOBUDIYANTO MENGATAKAN, MURAHNYATIKET KERETA API EKONOMI KARENADISUBSIDI PEMERINTAH./// TAHUN2011 SUBSIDI PEMERINTAH UNTUKPENUMPANG MENGGUNAKAN FASILITASKERETA EKONOMI SEBESAR 639MILYAR.///CUE IN :================PASS================CUE OUT : . . . . . .SELESAINGOMONG.KERETA API EKONOMI MILIK DAERAHOPERASI ENAM YOGYAKARTA MELIPUTIKERETA EKONOMI PROGO, KERETABENGAWAN DAN SRI TANJUNG// EddyYana & Tri Wiyanto melaporkan///
117
TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAACARA : BERITA JOGJA POKOK : TUNTUTAN PERBANKAN THD UMKM PASCA GEMPATANGGAL : 13 JAN 2010 KODE : EDDY YANA-TRI W (IKSAN)
VIDEO AUDIO
PENYIAR ………
VTR START . . . .. .
-DOK>Gempa bumi 2006
-Suasana pertemuandi DPRD DIY
S.I CHARGENTYOGYAKARTA, 13 JAN2011TUNTUTAN PERBANKANTHD UMKM KORBAN GEMPA BUMI 2006
PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAHBAGI U-M-K-M DI YOGYAKARTAPASCA GEMPA BUMI TAHUN DUARIBU ENAM, PERBANKAN MENUNTUTKREDITUR TETAP MEMBAYAR POKOKPINJAMAN TETAPI MEMBEBASKANBUNGA PINJAMANNYA//
PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAHRATUSAN U-M-K-M DI YOGYAKARTAAKIBAT GEMPA BUMI 2006 YANGMENCAPAI HAMPIR 75 KOMA EMPATMILYAR RUPIAH. HARI INI DIBAHASKOMISI B DPRD DIY BERSAMADISPERINDAGKOP DIY, PERBANKAN,KOMUNITAS U-M-K-M, DAN TIM ADHOC./// PERTEMUAN DIPIMPIN AHMADSUMIYANTO BERSAMA WAKIL KETUADPRD DIY TUTIK MASRIA WIDYA.//AGENDA INI MERUPAKAN LANJUTANPERTEMUAN KOMISI B DPRD DIYDENGAN U-M-KM KORBAN GEMPA DANDISPERINDAGKOP PROPINSI DIYSEBELUMNYA.// DIMANA DALAMPERTEMUSAN SEBELUMNYA ITUDISEPAKATI AGAR PERBANKAN TIDAKMELAKUKAN INTIMIDASI DAN
118
-Sambutan Wakil ketua dprd diy
-Suasana pertemuan
-Sambutan-2
-Suasana
-Peserta pertemuan
PENYITAAN ASET U-M-K-M YANGBERMASALAH// TUTIK MASRIA WIDYAMENYAMPAIKAN PERSOALAN MUNCULKARENA DANA 75 MILYAR YANGDIBEBANKAN APBN DIPERKIRAKAN BARUCAIR APRIL 2011.// PADAHALDISPENSASI PERBANKAN KEPADAKREDITUR SUDAH BERAKHIR 31DESEMBER 2010.// DANA KARENAKUCURAN DANA PEMERINTAH MELALUIAPBN BARU CAIR APRIL MENDATANG,PERWAKILAN BANK INDONESIA/ DEWI/MENEGASKAN PERBANKAN MENUNTUTKREDITUR MEMBAYAR POKOK PINJAMAN,SEDANGKAN BUNGA TIDAK PERLUDIBAYARKAN./// SEMENTARA JUMLAHKREDITUR DI B-P-R YANG BERMASALAHSUDAH BERKURANG DARI 2 KOMA 5MILYAR SAMPAI SAAT INI TINGGAL457 JUTA RUPIAH.// eddyyanariyanto & tri wiyantomelaporkan.// OKEY EIC
119
TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAAcara : BERITA JOGJA Pokok : SEKOLAH SEHAT Tanggal : 14 JAN 2011 Kode : EDDY YANA-TRI W(JOKO)
VIDEO AUDIO
PENYIAR ……………
VCR START……………
-Gedung sekolahsma Tirtonirmolo
-Suasana di tamansiswa banyak ygbelajar kelompok
S.I CHARGENTYOGYAKARTA, 14JAN 2011SEKOLAH SEHAT
-Konfirmasi dgKepala sekolahSMA N 1 KasihanBtl
-Suasana siswa
USAHA KESEHATAN SEKOLAH ATAUU-K-S MEMILIKI PERANMENDIDIK, MELAYANI DAN MEMBINALINGKUNGAN SEKOLAH UNTUKHIDUP SEHAT///
MELALUI USAHA KESEHATAN SEKOLAH,PRAKTEK HIDUP SEHAT SERTA ASPEKYANG BERKAITAN DENGAN KESEHATANDITANAMKAN KEPADA PARA SISWA, GURUDAN KARYAWAN/// U-K-S MEMBERIPENYULUHAN, MEMANTAU, MELAKSANAANTINDAKAN DAN MEMBIASAKAN HIDUPSEHAT SECARA BERKESINAMBUNGAN//KEPALA SEKOLAH MENENGAH ATASNEGERI SATU KASIHAN BANTUL, H.SUHARJA, MENGEMUKAKAN / UNTUKMEWUJUDKAN BUDAYA BERSIH, SEHATDAN BUDAYA KEKELUARGAAN, SEKOLAHMENGAJAK SELURUH WARGA SEKOLAHMEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA,MENCUCI TANGAN SEBELUM DAN SESUDAHMAKAN, MENYEDIAKAN WARUNG SEKOLAHYANG BERSIH, MELARANG SISWAMEROKOK SERTA MINUMAN KERAS///SELAIN ITU, SECARA PERIODIKDIJADWALKAN PEMERIKSAAN KESEHATANTERHADAP SISWA, GURU MAUPUN
120
lagi belajar
-Lingkungansekolah yang asri
-Para siswa dankegiatannya
S.I CHARGENTDrs. H. SUHARJA,M.PdKEPALA SMAN 1TAMAN TIRTO,KASIHAN BANTUL
-Suasanalingkungan dankegiatan parasiswa
-Para guru dansiswa
-Kegiatan anaksekolah
KARYAWAN// H. SUHARJA MENAMBAHKAN,MESKI TIDAK RUTIN MELAKUKANPEMERIKSAAN ATAS SISWA, NAMUNSOSIALISASI PENGERTIAN SEKOLAHSEHAT DAN PENANAMAN KEDISIPLINANKEPADA SISWA AKTIV SETIAP HARIDILAKUKAN SEHINGGA HIDUP SEHAT DANPENCIPTAAN SUASANA YANG SEHATMENJADI BUDAYA SETIAP SISWA.//
CUE IN : ===PASS=======OUT :. . . . . SELESAI NGOMONG.
SEBAGAI WUJUD DUKUNGAN SEKOLAHTERHADAP USAHA KESEHATAN SEKOLAH,PENGELOLA SEKOLAH INIMENGIKUTSERTAKAN U-K-S PADA LOMBASEKOLAH SEHAT DAN MENJALINKERJASAMA DENGAN DINAS KESEHATANDAN ASURANSI KESEHATAN// U-K-SDIHARAPKAN JUGA BERPERAN PADAPENYULUHAN KESEHATAN,PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DANPENYAKIT RAKYAT, PENINGKATANKUALITAS AIR MINUM, DANPERLINDUNGAN TERHADAP BAHAYANARKOBA// eddy yanariyanto & triwiyanto melaporkan.///OKEY EIC
121
TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAACARA : BERITA JOGJA POKOK : BHS INDONESIA DIGEMARI PELAJAR ASINGTANGGAL : 14 JAN 2010 KODE : EDDY YANA-TRI W (JOKO)
VIDEO AUDIO
PENYIAR ………
VTR START . . . . . .-Susana sekolah
S.I CHARGENTYOGYAKARTA, 14 JAN 2011BHS INDONESIA DIGEMARI PELAJAR ASING
-Gedung sekolah
-Kegiatan para siswa
-Suasana di tamandg kepala sekolahdan siswa asing
BAHASA INDONESIA SEBAGAI SALAHSATU BAHASA DI DUNIA BANYAKDIGEMARI PELAJAR ASING UNTUKDIPELAJARI SEBAGAI BAHASAPENDAMPING SELAIN BAHASANASIONAL DI NEGARA MEREKABERASAL //
SEBAGAI KOTA PELAJAR YOGAYAKARTAMENJADI KOTA TUJUAN PELAJAR ASINGUNTUK MENIMBA ILMU TENTANG BAHASADAN BUDAYA INDONESIA.// BAHKAN APAYANG DIPELAJARINYA DI YOGYAKARTAKHUSUSNYA DIPAKAI SEBAGAIREFERENSI YANG DITERAPKAN DIDALAMKEHIDUPAN SEHARI-HARI PELAJARASING//// TIGA PELAJAR AUSTRALIAADALAH ELIZABETH ABBOT PELAJARSEKOLAH S-T COLUMBA COLLEGESOUTH AUSTRALIA, CHRISTOPHERBRAYNE PELAJAR FLINDERS CHRISTIANCOMMUNITY COLLEGE MERUPAKANPESERTA DALAM PROGRAM PERTUKARANPELAJAR S-M-A NEGERI SATU KASIHANBANTUL DENGAN SEKOLAH DIAUSTRALIA DAN MADDY HOLLAND.//PARA PELAJAR ASING INI SANGAT
122
S.I CHARGENTELIZABETH ABBOTPELAJAR DARI AUSTRALIA
CHRISTOPHER BRAYNEPELAJAR DARI AUSTRALIA
MADDY HOLLANDPELAJAR DARI AUSTRALIA
-Suasana di ruangan kepala sekolah
-Suasana siswa dihalaman sekolah dan didalam sekolah
MENYUKAI BAHASA INDONESIA DANBUDAYANYA KARENA MEMUAT ETIKA,BUDI PEKERTI SERTA TOLERANSI DANFILOSOFI LUHUR HINGGA KESOPANAN.//
IN : ========PASS======= OUT :…SELESAI NGOMONG.
IN : ========PASS=======OUT : . . .SELESAI NGOMONG.
IN : ========PASS======== OUT :…SELESAI NGOMONG.
KEPALA HUMAS SMA NEGERI SATUKASIHAN BANTUL TAVIP MENYATAKAN,ANTUSIAS PELAJAR AUSTRALIA MENIMBAILMU DI SMA TIRTONIRMOLO TERJALINTIGA TAHUN LALU.// HINGGA KINIKURANG LEBIH SUDAH 50 PELAJAR DARIAUSTRALIA BELAJAR DISINI DENGANWAKTU BELAJAR DUA HINGGA ENAMMINGGU, TERGANTUNG PROGRAM YANGDIIKUTI./// eddy yanariyanto & triwiyanto melaporkan.// OKEY EIC
123
TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
ACARA : BERITA JOGJA POKOK : DPRD DIY SOAL SELEKSAI ANGGOTA KIDTANGGAL : 15 JAN 2011 KODE : EDDY YANA-TRI W (YAMIDI)
VIDEO AUDIO
PENYIAR ………
VTR START . . . .. . .
-Gedung Dprd Diy
S.I CHARGENTYOGYAKARTADPRD DIY-Soal Seleksi Calon Anggota KID
-Suasana jalan di kota
KOMISI INFORMASI DAERAH K-I-D, DIHARAPKAN MAMPU BERPERANOPTIMAL MENGINFORMASIKANKEBIJAKAN DAERAH SECARATRANSPARAN UTAMANYAMENINGKATKAN PELAYANANBIROKRASI KEPADAMASYARAKAT//
SEPULUH NAMA CALON ANGGOTA KOMISIINFORMASI DAERAH K-I-D,HASIL SELEKSI TIM ADHOC, SAMPAISAAT INI MASIH DI EKSEKUTIF,BELUM DISERAHKAN KE D-P-R-D D-I-Y//// ANGGOTA KOMISI A D-P-R-DD-I-Y AHMAD SUBANGI MENGATAKAN,D-P-R-D DIY SEGERA MELAKUKAN UJIKEPATUTAN DAN KELAYAKAN BILAPENGANTAR DARI GUBERNUR ATAUEKSEKUTIF SUDAH DIBERIKAN KEPADAPIMPINAN D-P-R-D D-I-Y DANDISPOSISI DIBERIKAN KEPADA KOMISIA DPRD DIY/// SELEKSI UJIKELAYAKAN DAN KEPATUTAN TERHADAPCALON ANGGOTA KOMISI INFORMASIDAERAH BELUM TENTU DILAKUKAN
124
-Suasana di GedungDprd Diy
-konfirmasi dg AShmad Subangi
-Suasana jalan raya
S.I CHARGENTAHMAD SUBANGIANGGOAT KOMISI A DPRD DIY
-Dok .orang melihat tayangan TV
-Lalu lintas
KOMISI A, KARENA MASIH ADAPOLEMIK KEWENANGAN KOMISI ADENGAN KOMISI C/// AHMAD SUBANGIBERHARAP SIAPAPUN YANG AKANMELAKUKAN UJI KELAYAKAN DANKEPATUTAN, DIHARAPKAN ANGGOTAKOMISI INFORMASI DAERAH TERPILIHMAMPU MENJALANKAN AMANAH DENGANTEGAS DAN BENAR.//CUE IN : =======PASS=====CUE UT : . . .. . SELESAINGOMONG.AGAR SEGERA BISA BEKERJA, AHMADSUBANGI BERHARAP, PEMERINTAHSEGERA MENGIRIM NAMA-NAMA CALONANGGOTA K-I-D UNTUK DIUJI/////EDDY YANA & TRI WIYANTOMELAPORKAN///
125
TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
ACARA : BERITA JOGJA POKOK : IKAN HIAS PENGHIBUR SUASANATANGGAL : 15 JAN 2011 KODE : EDDY YANA-TRI W ( YAMIDI)
VIDEO AUDIO
PENYIAR ………
VTR START . . . .. .
-Suasana Toko dg aquarium nya
-Aneka ikan hias
S.I CHARGENTYOGYAKARTA, Budidaya Ikan Hias
-Konfirmasi dg pengelola ikan hias
-Aneka ikan hias yg dijual
HOBY MERUPAKAN SYARAT UTAMAPENUNJANG KEBERHASILAN USAHAPENGEMBANGBIAKAN IKANHIAS//// DIDUKUNG KETEKUNANDAN KECERMATAN, USAHA ITUBISA MENDATANGKANKEUNTUNGAN ///
PERKEMBANGAN PASAR IKAN HIAS DIYOGYAKARTA CUKUP SIGNIFIKAN DENGANBERTAMBAHNYA PEMBUDIDAYA IKAN HIASDITANDAI MENINGKATNYA JUMLAHPENGGEMAR IKAN HIAS BAIK YANGSEKEDAR HOBI MAUPUN UNTUK BISNIS//SALAH SATU PEMBUDIDAYA IKAN HIASTHE TIONG BING MENGATAKAN, BUDIDAYA IKAN HIAS TIDAK MEMERLUKANTEMPAT MAUPUN WAKTU YANG LUAS,NAMUN CUKUP DIKEMBANGKAN DIAQUARIUM///// DENGAN KEMAJUANTEKNOLOGI, SEMUA PERMASALAHAN DANHAMBATAN BISA DIANTISIPASI,ASALKAN DILANDASI KEMAUAN UNTUKMAJU/// THE TIONG BING YANG HARUSDICERMATI DALAM BUDIDAYA IKAN HIASADALAH KEBERSIHAN TEMPAT, DANMENGENAL KARAKTER MASING-MASING
126
-Warna-warni ikan hias(ikan KOI)
S.I. CHARGENTTHE TIONG BINGPembudi Daya Ikan Hias
-Aneka jenis ikan hias
IKAN HIAS/// SAAT INI DARI RATUSANSPESIES IKAN HIAS, IKAN DISCUSBANYAK DICARI MASYRAKAT KARENAKEELOKAN RUPA DAN BENTUK BADANIKAN.//CUE IN :============PASS============CUE OUT :. . . SELESSAI NGOMONG.THE TIONG BING MENGATAKAN,KEINDAHAN IKAN HIAS DIANTARANYAMELALUI BENTUK, WARNA DAN TINGKAHLAKU, SEHINGGA MASING-MASING IKANHIAS MEMPUNYAI HARGA YANGBERVARIASI.// BAHKAN MEMELIHARAIKAN HIAS DAPAT MENJADI OBATSTRESS./// EDDY YANARIYANTO & TRIWIYANTO MELAPORKAN///
127
TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAACARA : BERITA JOGJA POKOK : NGAYOGJAZZ 2011TANGGAL : 17 JANUARI 2011 KODE : DONNY -AMBAR
VIDEO AUDIO
PENYIAR START …..
VTR START ………………VIS. suasana penampilan iga mawarnai
SI CHARGENT :
YOGYAKARTA , Ngayogjazz 2011
vis. suasana penampilan syahrani
vis. suasana penampilan tohpati
PERHELATAN MUSIK NGAYOGJAZZ2011 YANG DIGELAR DIPADEPOKAN KI JOKO PEKIK,KASIHAN, BANTUL BEBERAPA HARILALU, BERLANGSUNGSPEKTAKULER, DAN DIHADIRIRIBUAN PENGGEMAR JAZZ DARIBERBAGAI DAERAH//
========ATMO=======PULUHAN MUSISI JAZZ TERNAMA DARIBERBAGAI DAERAH DI TANAH AIRTAMPIL DALAM PAGELARAN MUSIKNGAYOGJAZZ TAHUN 2011///KOMUNITAS JAZZ JOGJA, BALI, NGISORRINGIN SEMARANG, DAN GUGUN BLUESSHELTER TAMPIL MEMUKAU////
DENGAN TEMA/ MANGAN ORA MANGANNGEJAZZ, PERTUNJUKAN YANG DIBAGIDALAM TIGA PANGGUNG INI MAMPUMEMUASKAN RIBUAN PENONTON// SALAHSATU PENYANYI KAWAKAN YANG TELAHTIGA KALI TURUT DALAM EVENTYOGYAJAZZ ADALAH SYAHRANI YANGKALI INI TAMPIL MEMUKAU BERSAMAQUEEN FIREWORKS //
==========ATMO========SEDANG GITARIS TOHPATI YANG TAMPILDENGAN KELOMPOK BARUNYA, INDRO
128
vis. suasana penampilan glend
klaborasi gending
SI CHARGENT :DJADUG FERIANTO , EVENT DIRECTOR NGAYOGJAZZ 2011
VIS. SUASANA
HARDJODIKORO PADA BASS DAN BOWOPADA DRUMER MENYAJIKAN KOLABORASIATRAKTIF YANG SANGAT ENERJIK//SEDANGKAN GLEND FREDLY MEMBAWAKANBEBERAPA LAGU DALAM NUANSA POP DANREGGE JAZZ//// HUJAN DAN SUASANASEGAR DIBAWAH RIMBUNNYA PEPOHONANMEMBERIKAN NUANSA TERSENDIRI BAGIPARA PENONTON UNTUK MENIKMATIALUNAN MUSIK JAZZ //
==========ATMO==========MENURUT DJADUK FERIANTO NGAYOGJAZZ2011 INI SEMPAT DIUNDUR KARENAMUSIBAH GUNUNG MERAPI/// cue in:cue out:SECARA KESELURUHAN PENYELENGGARAANPERHELATAN MUSIK JAZZ TERBESAR DITANAH AIR INI BERLANGSUNG SUKSESBAIK DARI JUMLAH PENONTON MAUPUNMUSISI YANG HADIR //DONNY RAHMAD AMBAR PERTIWI TVRIYOGYA MELAPORKAN
129
TELEVISI REPUBLIK INDONESIA STASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ACARA : BERITA JOGJA POKOK : TANGGAP BENCANA BANJIR DI KEC.DANUREJANTANGGAL : 17 JAN 2011 KODE : EDDY YANA – TRI W (YAMIDI)
VIDEO AUDIO
PENYIAR ………
VTR START . . . .. .
-Gedung kecamatan Danurejan
S.I CHARGENTYOGYAKARTATanggap Bencana Kec.Danurejan
-Konfirmasi dg camat dan lurah
-Peninjauan ke
KARENA MASIH TERANCAM BANJIRLAHAR DINGIN, PEMERINTAHKECAMATAN DANUREJANMENYIAPKAN DUA PULUH ENAMTEMPAT EVAKUASI BERIKUTDAPUR UMUM UNTUK WARGAPINGGIR SUNGAI CODE/////
BANJIR BESAR DI SUNGAI CODEMENGAKIBATKAN RATUSAN RUMAH WARGADI BANTARAN SUNGAI DI WILAYAHKECAMATAN DANUREJAN TERENDAM AIRDAN PASIR///// AKIBAT BANJIRITU, WARGA MENGUNGSI DI POSKOPENGUNGSIAN YANG SUDAHDILENGKAPI DENGAN DAPUR UMUM DIMASING-MASING R-W/// CAMATDANUREJAN OCTO NOOR ARAFATMENGATAKAN, DUA KELURAHAN DIWILAYAHNYA, MASING-MASINGKELURAHAN TEGAL PANGGUNG, DANSURYATMAJAN RAWAN BANJIR LAHARDINGIN MERAPI./// LUAPAN SUNGAICODE AKHIR NOVEMBER LALUMERENDAM LEBIH DARI DUA RATUSRUMAH DAN MENGAKIBATKAN LIMARUMAH RUSAK/// PEMILIK RUMAH ITU,
130
code
-Rumah rusak & Kegiatan masy.
S.I CHARGENTOCTO NOOR ARAFAT, S.IPCamat Danurejan
-Tower Early warning system
-Kegiatan masy dipinggiran code Peninjauan ke posko Penampungan & Tower peringatandini
HINGGA SAAT INI MASIH TINGGAL DIBALAI R-W DAN SEBAGIAN LAINNYAPINDAH RUMAH/// KARENA MASIHRAWAN BANJIR, SEBAGAI AKSITANGGAP BENCANA PEMERINTAHKECAMATAN DANUREJAN ANTARA LAINMEMBUAT POSKO TANGGAP BENCANA,DAN MEMBUAT JALUR EVAKUASI///CUEIN :===============PASS==========CUE OUT : . . . .. . SELESAINGOMONG. KHUSUS UNTUK SITEM PERINGATANDINI MAUPUN KOMUNIKASI ANTARPOSKO DIKOORDINASIKAN MELALUIJALUR KHUSUS FREKWENSI INTERNALKECAMATAN DANUREJAN HINGGATINGKAT KELURAHAN.// EDDYYANARIYANTO & TRI WIYANTOMELAPORKAN///
131
TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAACARA : BERITA JOGJA POKOK : PENERIMAAN RASKIN KAB. SLEMAN TANGGAL :18 JANUARI 2011 KODE : YUDHA
VIDEO AUDIO
PENYIAR…..
VTR START…Vis: DOK. BULOG
SI / CH : SLEMAN
PENERIMAAN RASKINTAHUN 2011
PENERIMAAN JUMLAH RASKINTAHUN 2011 DI KABUPATENSLEMAN MENGALAMI PENINGKATANSEBESAR 10 KILOGRAM PERTAHUN///
KELUARGA MISKIN DI KABUPATENSLEMAN TAHUN 2011 AKANMEMPEROLEH TAMBAHAN RASKINSEBESAR SEPULUH KILOGRAM PERTAHUN/// SEBELUMNYA RUMAH TANGGASASARAN PENERIMA MANFAAT ATAUR-T-S-P-M DI KABUPATEN SLEMANHANYA MENERIMA 15 KILOGRAM PER R-T-S-P-M SELAMA SEBELAS BULAN///MENURUT KEPALA BIDANGKESEJAHTERAAN SOSIAL KABUPATENSLEMAN SIGIT TURYANTO/ PADA TAHUN2011 INI SETIAP RUMAH TANGGASASARAN MENERIMA LIMA BELASKILOGRAM PER R-T-S-P-MPER BULAN SELAMA DUA BELAS BULANATAU SEBANYAK SERATUS DELAPANPULUH KILOGRAM/ DENGAN HARGATEBUS RASKIN SEBESAR SERIBU ENAMRATUS PER KILOGRAMNYA/// MESKIMENGALAMI PENINGKATAN PENERIMAANJUMLAH PER TAHUNNYA/ NAMUN JUMLAHPENERIMA RASKIN DI KABUPATEN
132
SI / CH : SIGIT TURYANTO
KABID.KESEJAHTERAAN
SOSIAL KAB. SLEMAN
SLEMAN TIDAK MENGALAMI PERUBAHANYAITU SEBANYAK TIGA PULUH TUJUHRIBU EMPAT RATUS ENAM BELASKELUARGA///
CUE IN :CUE OUT :
PROSES PENDISTRIBUSIAN RASKINTELAH DIMULAI SEJAK TANGGALSEPULUH JANUARI LALU/ YANGTERSEBAR DI TUJUH BELAS KECAMATANDAN DELAPAN PULUH ENAM KELURAHANDI KABUPATEN SLEMAN/// DEMIKIAN HARIF YUDHA TVRI YOGYAKARTAMELAPORKAN
133
TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
ACARA : BERITA JOGJ POKOK : KESIAPAN SEKOLAH HADAPI UJIAN NASIONALTANGGAL : 18 JAN 2011 KODE : EDDY YANA-TRI W (SUWARTO)
VIDEO AUDIO
PENYIAR ………
VTR START . . . . .. .
--Gedung SMA Jetis BTL
-Suasana siswa di sekolah
-Konfirmasi
S.I CHARGENTBANTULSEKOLAH HADAPI UJIAN NASIONAL
-Kegiatan para siswa
-Kegiatan para
KELUARNYA PERATURAN BARU DARIPEMERINTAH, TERHADAP KELULUSANSEKOLAH TIDAK HANYA DITENTUKANHASIL NILAI UJIAN NASIONALTETAPI JUGA DARI NILAIKEPRIBADIAN DAN NILAI UJIANSEKOLAH.//
MENJELANG PELAKSANAAN UJIAN NASIONALPERTENGAHAN APRIL MENDATANGBERBAGAI KESIAPAN DAN PERSIAPANDILAKUKAN SEKOLAH TERUTAMA KESIAPANSISWA DAN ORANG TUA SISWA.// KEPALASEKOLAH S-M-A NEGERI SATU JETISBANTUL WIYONO MENGATAKAN, NILAIRAPOR SISWA SEMESTER TIGA, EMPAT DANSEMESTER LIMA MENJADI PEGANGAN UNTUKDIGABUNGKAN DENGAN HASIL UJIANSEKOLAH DAN UJIAN NASIONAL.//////MENGHADAPI UJIAN NASIONAL / PIHAKSEKOLAH MENYELENGGARAKAN KLINIKPEMBELAJARAN, KEGIATAN PENINGKATANMUTU AKADEMIK, MELAKUKAN TRI OUT,MELIPUTI TRI OUT DI SEKOLAH, TINGKATKABUPATEN DAN PROPINSI .//// SEKOLAHJUGA RUTIN MELAKUKAN BIMBINGANKEROHANIAN MAUPUN MUSYAWARAH DENGAN
134
guru di ruangan
-Konfirmasi
-sailent statetklepsek sma jeris btl
-Suasana lingkungan sekolah
ORANG TUA SISWA DAN WARGA SEKOLAHLAINNYA./// KEPALA SEKOLAH S-M-ANEGERI SATU JETIS BANTUL, H. WIYONOMENAMBAHKAN, PERUBAHAN PERATURANTENTANG KELULUSAN SISWA DISAMBUTPOSITIF PIHAK SEKOLAH, SEHINGGAMENDORONG SISWA SENANTIASA BELAJARDAN SELALU SIAP./// MENJELANGUJIAN NASIONAL , PIHAK SEKOLAHMEMINTA KELUARGA SISWA MENYEDIAKANWAKTU UNTUK KEPENTINGAN SISWA/ SEBABKEBERHASILAN SISWA PERLU DUKUNGANPIHAK SEKOLAH MAUPUN KELUARGA.// Eddy Yanariyanto & Tri Wiyantomelaporkan
135
TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAACARA : BERITA JOGJA POKOK: GELOMBANG
TINGGI, NELAYAN PANTAISELATAN TAKUT MELAUT
TANGGAL : 18 JANUARI 2011 KODE : AMBAR-DONIVIDEO AUDIO
PENYIAR.....
VTR START
VIS. SUASANA PANTAI
SI:BANTULGelombang Tinggi,Nelayan Pantai Selatan Takut Melaut
VIS. IKAN
Si/ch:ROSINNELAYAN PANTAI DEPOKVIS. SUASANA
NELAYAN DI PANTAI SELATANMENGURANGI MELAUT KARENAKHAWATIR GELOMBANG TINGGI DANANGIN KENCANG, YANG TERJADISEPEKAN TERAKHIR .//
SEKITAR EMPAT PULUH KAPAL DIPANTAI DEPOK, PARANGTRITIS, SUDAHSEPEKAN INI BERSANDAR DI PINGGIRPANTAI/// PARA NELAYAN MASIHKHAWATIR GELOMBANG TINGGI YANGDAPAT MENCAPAI EMPAT METER DANANGIN KENCANG/// NAMUN, SEBAGIANNELAYAN MASIH MELAUT, KARENATERPAKSA UNTUK MEMENUHIKEBUTUHANNYA, MESKIPUN MEMBATASIWAKTU MELAUT// JIKA BIASANYAMEREKA MELAUT HINGGA SORE HARI,KINI HANYA SAMPAI TENGAH HARISAJA///// MEREKA TAKUT KAPALNYATERBALIK APABILA TIBA-TIBA MUNCULANGIN KENCANG DAN GELOMBANG TINGGIDARI ARAH BARAT DAYA YANG SERINGTERJADI PADA SORE HARI// Cue in:…(tangkapan ikan turun 50%)Cue out:….SELAIN GELOMBANG TINGGI DAN ANGINKENCANG, PARA NELAYAN JUGA
136
PANTAI KESULITAN MENJARING IKAN KARENABANYAK SAMPAH DI LAUT// SAMPAH-SAMPAH YANG BERASAL DARI SUNGAIOPAK INI, IKUT TERBAWA JARINGNELAYAN//// AMBAR PERTIWI DAN DONI RAHMADMELAPORKAN//
137
TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
ACARA : BERITA JOGJA POKOK : PENYEMPITAN JALAN AKIBAT BANJIR TANGGAL : 18012011 KODE : DHIAN ADHIE ( KORES MAGELANG )
VIDEO AUDIO
PENYIAR START …..
VTR START ………………SI CH “MAGELANGAkibat Banjir,Jalan Menyempit
SI CH :SARWIStaf Bina Marga Jawa Tengah
BANJIR LAHAR DINGIN YANG KEENAM KALINYA DI KALI PUTIH/ MENYEBABKAN JALAN SEPANJANG TUJUH RATUS METER RUSAK DAN BAHUJALAN TERGERUS SEDALAM DUAMETER///
JALUR UTAMA MAGELANG YOGYAKARTA/ DIDESA JUMOYO/ KECAMATAN SALAM/MAGELANG/ RUSAK SETELAH BERKALI-KALIDITERJANG BANJIR LAHAR DINGIN////AKIBAT DERASNYA AIR YANG BERCAMPURBATU, BAHU JALAN DI DAERAH ITUTERGERUS SEDALAM DUA METER/SEHINGGA JALAN YANG MENGHUBUNGKAND-I-Y DAN JAWA TENGAH INI MENYEMPITSEPANJANG DUA PULUH LIMA METER///=============ATMOS==========AKIBAT PENYEMPITAN JALAN/ ARUS LALULINTAS TERGANGGU///// PETUGAS DARIBINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAHMEMBUAT PEMBATAS PENGAMAN JALAN DARIDRUM DAN BAMBU/// PARA PENGGUNA JALANDIHIMBAU BERHATI HATI KARENA KONDISIJALAN MAKIN SEMPIT, LICIN DAN MASIHBANYAK TIMBUNAN MATERIAL DI PINGGIRJALAN///
138
TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
ACARA : BERITA JOGJA POKOK : PENGURUS BNP DIY SEGERA DILANTIKTANGGAL :19 JANUARI 2011 KODE : RELL DIY
VIDEO AUDIO
PENYIAR……………
VTR START…..Vis. KunjunganBNNSI. CHARGENTKRATON KILENGubernur TerimaBNN
-kunjugan
DALAM WAKTU DEKAT, BADANNARKOTIKA NASIONAL AKAN MEMBENTUK DAN MELANTIKBADAN NARKOTIKA PROPINSI DISEPULUH PROPINSI, SALAH SATUNYADI D-I-Y/////
PADA AKHIR JANUARI ATAU AWAL FEBRUARIMENDATANG/ BADAN NARKOTIKA PROPINSIDIHARAPKAN TELAH TERBENTUK/// B-N-PBERTUGAS DENGAN TIGA PILAR YAKNIPEMBERANTASAN, REHABILITASI DANPENCEGAHAN//// MENURUT KEPALA BADANNASIONAL NARKOTIKA KOMJEN POLISIGORIES MERE , SEPULUH PROPINSIMENDAPAT PRIORITAS UNTUK SEGERADIBENTUK BADAN NARKOTIKA PROPINSI,SALAH SATUNYA D-I-Y//// KETIKAMENEMUI GUBERNUR D-I-Y DI KRATONKILEN TADI MALAM, GORIES MEREMENGEMUKAKAN UNDANG-UNDANG TENTANGNARKOTIKA MENGAMANATKAN PENEGAKANHUKUM BAGI PENGEDAR MAUPUN PENGGUNANARKOTIKA/// DALAM UNDANG-UNDANG ITUANCAMAN HUKUMAN BAGI SINDIKAT MAKINDIPERBERAT BAHKAN BISA SAMPAIHUKUMAN MATI//// SEMENTARA ITU,
140
Kunjungan
DOK. Rumahsakit Grasia/Lapas Narkoba
GUBERNUR D-I-Y MENGEMUKAKAN,YOGYAKARTA JUGA TIDAK TERLEPAS DARIMASALAH PENYALAHGUNAAN NARKOBA,KARENA SEBAGAI KOTA PENDIDIKAN,BANYAK PELAJAR MAUPUN MAHASISWA DARIBERBAGAI DAERAH TINGGAL DIYOGYAKARTA/// TERKAIT DENGANPEMBERANTASAN NARKOBA, HAMENGKUBUWONO KESEPULUH BERHARAP DIBANGUNKOORDINASI DARI BERBAGAI PIHAK///SELAIN ITU, KORBAN NARKOBA HENDAKNYADIREHABILITASI HINGGA SEMBUH,SEBAGAIMANA YANG DILAKUKAN DI RUMAHSAKIT GHRASIA YOGYAKARTA/// KEPADA B-N-N, GUBERNUR D-I-Y BERHARAP RUMAHSAKIT GRASIA MENJADI MODEL PROPINSILAIN///
KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONALGORIES MERE DIDAMPINGI 7 ORANGSTAFNYA/ MENEMUI GUBERNUR DIYHAMENGKU BUWONO KESEPULUH/ PADASELASA MALAM LALU DI KRATON KILENYOGYAKARTA// KUNJUNGAN INIDILAKSANAKAN DENGAN TUJUAN MELAPORKANADANYA PEMBENTUKAN BADAN NARKOTIKAPROVINSI DI 33 PROVINSI/ TERMASUKDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA//KEPENGURUSAN BADAN TERSEBUT AKANDILAKSANAKAN PADA AKHIR JANUARI ATAUAWAL FEBRUARI MENDATANG//
SESUAI DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 35/2009, MASALAH NARKOTIKA MEMILIKI DUASISI// SISI KERAS MENGENAI PENEGAKAN
141
HUKUM KEPADA PENGEDAR SERTA SISIHUMANIS KEPADA PENGGUNA YANGDIPOSISIKAN SEBAGAI KORBAN// UNTUKITU/ BELIAU BERHARAP BADAN BARU INIDAPAT BEKERJA DENGAN TIGA PILAR/YAITU PEMBERANTASAN/ REHABILITASI/DAN PENCEGAHAN//
SEMENTARA ITU/ SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO KESEPULUH MENYAMPAIKAN BAHWAPERMASALAHAN NARKOBA TIDAK DAPATDISELESAIKAN DENGAN TINDAKAN PIDANASAJA// YANG DIBUTUHKAN ADALAHREHABILITASI AGAR KORBAN DAPATDITANGANI SECARA PROFESIONAL HINGGASEMBUH// DI DIY/ REHABILITASI DANRUANG TAHANAN BAGI PEMAKAI NARKOBATELAH TERDAPAT DI RUMAH SAKITGRHASIA/ PAKEM/ SLEMAN// SULTANBERHARAP/ HAL INI DAPAT DIJADIKANCONTOH BAGI PROVINSI LAINNYA//
142
TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAACARA : BERITA JOGJA POKOK: BAND BELANDA
TIM KNOL TANGGAL : 21 JANUARI 2011 KODE : AMBAR-DONI
VIDEO AUDIO
PENYIAR.....
VTR START
VIS. SUASANAMUSIK
SI:YOGYAKARTABAND BELANDATIM KNOL TAMPIL DI YOGYAKARTA
VIS. SUASANAMUSIK
ERASMUS HUIS / KARTA PUSTAKA DANUNIVERSITAS ATMAJAYA YOGJAKARTA /KEMBALI MENGELAR KONSER MUSIKMENAMPILKAN MUSSISI ASAL MANCANEGARA /MENAMPILKAN MUSISI MUDA TERNAMA ASALNEGERI KINCIR ANGIN TIM KNOL AND THEBAND / BERIKUT LIPUTANNYA ///
===ATMO===
GRUB BAND ASAL BELANDA / TIM KNOL ANDTHE BAND / TAMPIL MEMUKAU SAAT TAMPILPERDANA MENGHIBUR PARA PENGEMARNYA DIAUDITORIUM THOMAS AQUINAS KAMPUSATMAJAYA, BABARSARI, YOGYAKARTA //PENAMPILAN INI MERUPAKAN PENAMPILANPERTAMA TIM KNOL AND THE BAND DALAMKONSERNYA DI INDONESIA // TIM KNOL SANGVOKALIS YANG TAMPIL BERSAMA JEROENOVERMAN PADA BAS / KEES SCHAPER PADADRUM / MATTHIJS VAN DUIJVENBODE PADAPIANO SERTA ANNE SOLDAAT PADA LEADGITAR // MEMBAWAKAN ENAM BELAS LAGUYANG BERIRAMA POP ROCK LAWAS/ ERA ENAMPULUH HINGGA TUJUH PULUHAN SEPERTI /WHAT THE HELL / GONNA GET THERE DAN SAMLIVING TOWN ///
===ATMO===KARAKTER VOKAL PENYANYI MUDA KELAHIRANHOORN BELANDA DUA PULUH TAHUN SILAM INI
143
VIS. SUASANAMUSIK
VIS. SUASANAMUSIK
/ MIRIP DENGAN VOKALIS COLDPLAY CHRISMARTIN YANG MENAWAN // DENGAN WARNAMUSIK YANG MEMADUKAN POP ROCK LAWAS DANMASA KINI / TIM KNOL AND THE BAND MAMPUMEMBUAI PENONTON / YANG SEBAGIANMAHASISWA ASAL MANCA NEGARA YANGBELAJAR DI YOGYAKARTA///
===ATMO===
SELAIN TERINPIRASI DENGAN MUSISITERNAMA MANCANEGARA SEPERTI GRAHAMPARSONS / NEIL YOUNG ATAUPUN WILCO /PARA MUSISI ASAL BELANDA INI TERNYATAJUGA PENGGEMAR SALAH SATU BANDLEGENDARIS ASAL INDOENSIA KOES PLUS // ===ATMO===SEBAGAI PENYELENGGARA / ERASMUS HUIS /KARTA PUSTAKA DAN UNIVERSITAS ATMAJAYAYOGJAKARTA BERHARAP KEGIATAN RUTINTAHUNAN YANG MENGHADIRKAN ARTIS DANMUSISI DARI MANCANEGARA INI / SELAINDAPAT MEMBERIKAN HIBURAN / JUGA DAPATMEMBUKA WAWASAN DALAM BERKESENIAN DANKEBUDAYAAN KEPADA MASYARAKAT /KHUSUSNYA GENERASI MUDA/// REV. DONNY RAHMAD AMBAR PERTYIWI TVRI YOGYAKARTAMELAPORKAN///
144
TELEVISI REPUBLIK INDONESIA STASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAACARA : BERITA JOGJA POKOK : MENYOAL KASUS GAYUSTANGGAL : 22 JAN 2011 KODE : EDDY YANA-TRI W (YAMIDI)
VIDEO AUDIO
PENYIAR START. . . . .. .. . .
VTR START . .. . . . . . .. . .
Dok tvri.Kasus hukum gayus dipengadilan.
-Lalu lintas di DIY
-Konfirmasi dg Ramdlon naming
S.I CHARGENTYOGYAKARTAMenyoal Kasus
PERNYATAAN KABARESKRIM MABESPOLRI TENTANG PENYIMPANGAN DIINSTANSI TIDAK SEMUA PERLU DIBUKAUNTUK PUBLIK, DINILAIBERTENTANGAN DENGAN PERNYATAANPRESIDEN.///
SEBAGAIMANA DIKUTIP SEJUMLAH MEDIAHARI INI, KABAREKSRIM MABES POLRIJENDERAL POLISI ITO SUMARDI MENYATAKANTIDAK SEMUA PENYIMPANGAN DI INSTANSIPEMERINTAH BISA DIBUKA KE PUBLIK,GUNA MENJAGA KEPERCAYAAN RAKYAT KEPADAPEMERINTAH./// MENURUT PRAKTISI HUKUMRAMDLON NANING, PERNYATAAN ITUBERTENTANGAN DENGAN KEINGINAN PRESIDENTENTANG PENEGAKAN HUKUM//// RAKYATAKAN PERCAYA SEPENUHNYA KEPADAPEMERINTAH BILA SEMUA PENYIMPANGAN DANPELANGGARAN HUKUM TERMASUK KORUPSI DISEMUA INSTANSI PEMERINTAH DIBUKA DANDILAKUKAN PENEGAKAN HUKUM, SEKALIPUNAKAN MENYERET OKNUM PIMPINANPEMERINTAHAN.// KOMITMEN PEMERINTAHANS-B-Y MENDUKUNG DAN AKAN BERTINDAKKERAS TERHADAP PELAKU KORUPSI DANPENYELEWENGAN LAIN HARUS DIDUKUNG
145
Gayus Tambunan
-Dok TVRI.Pengadilan yang berjalanmemeriksa gayus
-Konfirmasi
-Lalu lintas di Diy
S.I CHARGENTRAMDLON NANING,SH. MS.MM PRAKTISI HUKUM
-Lalu lintas
SELURUH JAJARAN PENEGAK HUKUM TERMASUKAPARATUR INSTANSI PEMERINTAH//SEMENTARA ITU TERKAIT KASUS GAYUS,RAMDLONG NANING MENGATAKAN,SEBENARNYA BANYAK YANG BISADIKEMBANGKAN DAN DILAKUKANPEMERIKSAAN/// DALAM PERSIDANGANTERNYATA HANYA DIUNGKAP SATU KASUSSAJA/// MENURUT RAMDLON, INIDITENGARAHI SEBAGAI UPAYA PERLINDUNGANKEPADA OKNUM PIMPINAN DI KEPOLISIANDAN KEJAKSAAN YANG LAMBANMENYELESAIKAN SUATU KASUS HUKUM.///CUE IN : ======PASS=======CUE OUT : . . . . .SELESAI NGOMONG.DITEGASKAN, KASUS GAYUS ITU SEGERADITANGANI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSIAGAR LEBIH EFEKTIF/// EDDY YANA & TRIWIYANTO MELAPORKAN///
146
TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
ACARA : BERITA JOGJA POKOK : POLISI PERIKSA PEMILIK SAWAH CROP CIRCLE
TANGGAL : 26 JAN11 KODE : GIRI / TRIH
VIDEO AUDIO
PENYIAR .....
VTR START . .. . . .
Vis: Crop Circle
S.I. CHARGENT:SLEMANPOLISI PERIKSAPEMILIK SAWAHCROP CIRCLE
Vis: SuasanaPemeriksaan
Vis: PemilikSawah
TUJUH DARI DELAPAN PEMILIK SAWAHYANG TERDAPAT FENOMENA LINGKARANTANAMAN ATAU CROP CIRCLE/ DIREJOSARI/ JOGOTIRTO/ BERBAH/SLEMAN MENJALANI PEMERIKSAANPOLISI DI MAPOLSEK BERBAH///
LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSANASIONAL TELAH MEMASTIKAN LINGKARANTANAMAN ATAU CROP CIRCLE DI BERBAHSLEMAN/ MERUPAKAN BUATAN MANUSIA//APARAT KEPOLISIAN PUN BERGERAK CEPATUNTUK MENYELIDIKI PEMBUAT LINGKARANTANAMAN YANG TELAH MERUSAK SAWAHWARGA ITU// TUJUH DARI DELAPANPEMILIK SAWAH MASING-MASING DJUMADI/DALDIRI/ HERI SUPRIYANTO ANAK DARIMUSTARI/ NGADIRAN/ SUGIRAN/ DANJUMILAN/ YANG KESEMUANYA ADALAH WARGAREJOSARI/ JOGOTIRTO/ BERBAH/ SLEMAN/DIMINTAI KETERANGAN DI RUANG UNITRESKRIM MAPOLSEK BERBAH/ SLEMAN//PEMERIKSAAN INI MELIPUTI KEPEMILIKANLAHAN/ KEGIATAN SEBELUM ADA LINGKARANTANAMAN/ DAN PEMERIKSAAN KELENGKAPAN
147
Vis: HeriSupriyanto
Vis: Crop Circle
S.I. CHARGENT:HERI SUPPRIYANTOAnak PemilikSawah
Vis: SuasanaOlah TKP
ADMINISTRASI// HERI SUPRIYANTOMENGATAKAN/ DIRINYA TIDAK MELIHATTANDA-TANDA SEBELUM TERBENTUKNYALINGKARAN TANAMAN/ YANG BARU PERTAMAKALI TERJADI DI INDONESIA ITU// MESKIDEMIKIAN/ DIRINYA MERASA DIRUGIKANDENGAN ADANYA LINGKARAN TANAMAN/ YANGTERDAPAT DI SAWAH MILIK AYAHNYA ITU//In: ... Out: ...HINGGA KINI/ POLISI TERUS MELAKUKANPENYELIDIKAN FENOMENA LINGKARANTANAMAN DI BERBAH SLEMAN/ SALAHSATUNYA DENGAN MELAKUKAN OLAH TEMPATKEJADIAN PERKARA///DEMIKIAN HERDIAN GIRI DAN TRIHARTANTO MELAPORKAN
148
TELEVISI REPUBLIK INDONESIA STASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
ACARA : BERITA JOGJA POKOK : POLISI OLAH TKP SAWAH CROP CIRCLE
TANGGAL : 26 JAN11 KODE : GIRI / TRIH
VIDEO AUDIO
PENYIAR .....
VTR START . .. . . .
Vis: SuasanaOlah TKP
S.I. CHARGENT:SLEMANPOLISI OLAHTKP SAWAH CROPCIRCLE
Vis: Polisi
Vis: SuasanaOlah TKP
Vis: Crop Circle
DARI HASIL OLAH TEMPAT KEJADIANPERKARA OLEH POLRES SLEMAN/DIAMETER ATAU GARIS TENGAH CROPCIRCLE DI REJOSARI/ JOGOTIRTO/BERBAH/ SLEMAN/ MENCAPAI LEBIHDARI 25-METER///
TIM IDENTIFIKASI KEPOLISIAN RESORSLEMAN MELAKUKAN OLAH T-K-P DI LOKASISAWAH YANG ADA CROP CIRCLE ATAULINGKARAN TANAMAN DI REJOSARI/JOGOTIRTO/ BERBAH/ SLEMAN// DARI OLAHT-K-P DIDAPATKAN/ DIAMETER CROP CIRCLETERBESAR MENCAPAI 25-KOMA-TUJUH-METER// SEDANGKAN LINGKARAN BESARKEDUA BERDIAMETER SEKITAR 22-METER//DALAM LINGKARAN BESAR KEDUA INI/ ADABENTUK MENYERUPAI BELIMBING YANGBERSATU GARISNYA DAN MEMBENTUKLINGKARAN// SEDANGKAN LINGKARANPALING KECIL BERDIAMETER DUA-KOMA-TUJUH-METER// SEMENTARA ITU/ SEMUAPADI YANG ROBOH SEARAH JARUM JAM//SELAIN ITU/ JUGA DITEMUKAN PADI YANGTAK ROBOH// PADI INI BERADA DI DEKAT
149
S.I. CHARGENT:AKBP IRWAN RAMAINIKapolresSleman
Vis: SuasanaOlah TKP
PATOK BETON MILIK PERTAMINA/ KARENADI SEKITAR SAWAH ADA PIPA MILIKPERTAMINA// MESKI DEMIKIAN POLISIMASIH TERUS MENGOLAH DAN MENELITITEMUAN OLAH T-K-P//In: ... Out: ...SELAIN POLRES SLEMAN/ TIM LEMBAGAPENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONALJUGA MELAKUKAN PENELITIAN// DARITEMUANNYA/ LAPAN MENYIMPULKANLINGKARAN TANAMAN ITU BUATANMANUSIA///DEMIKIAN HERDIAN GIRI DAN TRIHARTANTO MELAPORKAN
150
TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
ACARA : BERITA JOGJA POKOK : MASALAH RUUK DIY
TANGGAL : 26 JAN11 KODE : GIRI / TRIH
VIDEO AUDIO
PENYIAR .....
VTR START . .. . . .
Vis: Dok. DPRRI
S.I. CHARGENT:YOGYAKARTAMASALAH RUUKDIY
Vis: Dok. DPRRI
Vis: SuasanaWawancara
MEKANISME PENETAPAN DALAMSUKSESI KEPEMIMPINAN DI PROVINSID-I-Y MERUPAKAN SEJUMLAH MATERIYANG AKAN DIBAWA ANGGOTA D-P-R-DD-I-Y DALAM RAPAT DENGARPENDAPAT UMUM KOMISI DUA D-P-RR-I TENTANG R-U-U-K D-I-Y///
AWAL FEBRUARI MENDATANG/ KOMISI DUADEWAN PERWAKILAN RAKYAT MULAIMEMBAHAS RANCANGAN UNDANG-UNDANGKEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWAYOGYAKARTA// DALAM PEMBAHASAN ITU/ANGGOTA DEWAN AKAN MELAKUKAN DUALANGKAH AWAL/ YAKNI DISEMINASI TURUNKE LAPANGAN DAN MENGGELAR RAPATDENGAN PENDAPAT UMUM MENGUNDANG RAJAYOGYAKARTA SEKALIGUS GUBERNUR D-I-YSRI SULTAN HAMENGKU BUWONO KESEPULUH/DAN JUGA D-P-R-D D-I-Y// LANGKAH INIDIRESPON D-P-R-D D-I-Y DENGANMENYIAPKAN DELEGASI DAN MATERI YANGAKAN DIBAWA KE R-D-P-U// MENURUTKETUA D-P-R-D D-I-Y YUKE INDRA AGUNGLAKSANA/ PENENTUAN ANGGOTA DELEGASI
151
Vis: Yuke
Vis: Dok.Rapur RUUK DIY
S.I. CHARGENT:YOEKE INDRA AGUNG LAKSANAKetua DPRD DIYVis: Dok. DemoRUUK DIY
Vis: Dok. DemoRUUK DIY
AKAN DIBAHAS DALAM RAPAT BADANMUSYWARAH// SEDANGKAN MATERI YANGDIPERSIAPKAN ADALAH HASIL RAPATPARIPURNA TERBUKA BEBERAPA WAKTULALU/ TENTANG SIKAP ANGGOTA DEWANTERHADAP PEMBAHASAN R-U-U-K D-I-Y//In: ... Out: ...MESKIPUN TIDAK MEMPUNYAI HAK SUARADALAM PEMBAHASAN R-U-U-K D-I-Y/ D-P-R-D D-I-Y BERHARAP ANGGOTA D-P-R R-IMENGAKOMODASI MAYORITAS ASPIRASIMASYARAKAT YOGYAKARTA/ YAKNIMEKANISME PENETAPAN DALAM SUKSESIKEPEMIMPINAN DI PROVINSI D-I-Y///DEMIKIAN HERDIAN GIRI DAN TRIHARTANTO MELAPORKAN
152
TELEVISI REPUBLIK INDONESIASTASIUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAACARA : BERITA JOGJA POKOK : DPRD DIY SESALKAN PEMERINTAH SOAL RUUK DIYTANGGAL : 28 JAN11 KODE : GIRI / TRIH
VIDEO AUDIOPENYIAR .....
VTR START . .. . . .
Vis: Dok. DPRRI
S.I. CHARGENT:YOGYAKARTADPRD DIYSESALKAN PEMERINTAHSOAL RUUK DIY
Vis: Dok. DPRRI
Vis: Dok. DPRRI
KETUA D-P-R-D DAERAH ISTIMEWAYOGYAKARTA YUKE INDRA AGUNGLAKSANA MENYAYANGKAN SIKAPPEMERINTAH/ YANG TETAPMEMPERTAHANKAN MEKANISMEPEMILIHAN SUKSESI KEPEMIMPINANDALAM RANCANGAN UNDANG-UNDANGKEISTIMEWAAN D-I-Y///
PEMERINTAH TETAP PADA PENDIRIANKEPALA DAERAH DI PROVINSI D-I-YDIPILIH D-P-R-D/ BUKAN DITETAPKANSECARA LANGSUNG// SEDANGKAN/ POSISISRI SULTAN HAMENGKU BUWONO DAN PAKUALAM YANG BERTAHTA TETAP SEBAGAIGUBERNUR UTAMA DANN WAKIL GUBERNURUTAMA/ YANG MENJALANKAN FUNGSISEBAGAI PELINDUNG/ PENGAYOM/ DANPENJAGA BUDAYA/ SERTA SIMBOLPEMERSATU MASYARAKAT YOGYAKARTA//PENEGASAN ITU DISAMPAIKAN MENTERIDALAM NEGERI GAMAWAN FAUZI PADA RAPATDENGAN KOMISI DUA D-P-R R-I TENTANGRANCANGAN UNDANG-UNDANG KEISTIMEWAANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA/ DI GEDUNGD-P-R R-I JAKARTA/ RABU LALU// KETUAD-P-R-D DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAYUKE INDRA AGUNG LAKSANA MENYESALKAN
153
Vis: SuasanaWawancara
Vis: Yuke
S.I. CHARGENT:YOEKE INDRA AGUNG LAKSANAKetua DPRD DIY
Vis: Dok. KotaJogja
Vis: Dok. KotaJogja
SIKAP PEMERINTAH/ YANG TETAPMEMPERTAHANKAN KLAUSUL PEMILIHANGUBERNUR DALAM RANCANGAN UNDANG-UNDANG KEISTIMEWAAN D-I-Y// PADAHAL/ASPIRASI MASYARAKAT SUDAH SANGATJELAS TIDAK MENGHENDAKI PEMILIHANGUBERNUR LANGSUNG ATAUPUN TIDAKLANGSUNG// In: ... Out: ...KINI SATU-SATUNYA CARA UNTUKMEMPERJUANGKAN ASPIRASI WARGA D-I-Y/ADALAH MELALUI D-P-R PADA SAATPEMBAHASAN R-U-U-K// UNTUK ITU/ D-P-R-D D-I-Y AKAN MENGIRIMKAN DUA TIMDELEGASI/ YANG MASING-MASINGBERANGGOTAKAN 25-ORANG/ UNTUK BERTEMUDENGAN KOMISI DUA D-P-R R-I/ GUNAMENYAMPAIKAN ASPIRASI WARGAYOGYAKARTA/ YANG SEBAGIAN BESARMENGHENDAKI PENETAPAN///DEMIKIAN HERDIAN GIRI DAN TRIHARTANTO MELAPORKAN
154