Panduan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Prodi Pendidikan Geografi 2015

20
PENDIDIKAN GEOGRAFI BP 2011 2015 PANDUAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL) Disusun Oleh: Riki Rahmad, S.Pd., M.Sc. Prodi Pendidikan Geografi STKIP Ahlussunnah

Transcript of Panduan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Prodi Pendidikan Geografi 2015

PE

ND

IDIK

AN

GE

OG

RA

FI

BP

20

11

20

15

PA

ND

UA

N K

UL

IAH

KE

RJA

LA

PA

NG

AN

(K

KL

)

Disusun Oleh:

Riki Rahmad, S.Pd., M.Sc.

Prodi Pendidikan Geografi

STKIP Ahlussunnah

KKL Prodi Geografi STKIP Ahlussunnah 2015 1

PEDOMAN KULIAH KERJA LAPANGAN(KKL)

PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI

STKIP AHLUSSUNNAH BUKITTINGGI

2015

1. PENGUKURAN DEBIT DI SUNGAI

1.1. Latar Belakang

Debit sungai atau aliran sungai merupakan informasi yang sangat penting dalam

pengelolaan sumberdaya air. Debit puncak yang terjadi saat musim hujan diperlukan untuk

merancang bangunan pengendali banjir. Sementara debit aliran kecil diperlukan untuk

perencanaan alokasi air untuk berbagai macam keperluan, terutama pada musim

kemarau panjang. Debit aliran rata -rata tahunan dapat memberikan gambaran potensi

sumberdaya air yang dapat dimanfaatkan dari suatu daerah aliran sungai.

Debit aliran adalah laju aliran yang melewati suatu penampang sungai per

satuan waktu dalam satuan meter kubik per detik (m3/dt). Dalam laporan teknis debit

aliran digambarkan dalam bentuk hidrograf aliran. Hidrograf aliran adalah suatu

perilaku debit sebagai respon terhadap pengubahan karakteristik biogeofisik yang

berlangsung dalam suatu DAS. Salah satu contoh berupa pengubahan penggunaan lahan

hutan menjadi pertanian intensif.

Dalam kegiatan kuliah lapangan ini akan dikemukakan berbagai cara mengukur debit

sungai. Secara garis besar pengukuran debit sungai dibedakan menjadi dua yaitu

pengukuran debit sungai berukuran kecil/sedang dan pengukuran debit sungai berukuran

besar (sungai-sungai diluar pulau Jawa). Namun dalam praktikum ini akan dilakukan

pengukuran debit sungai berukuran kecil/sedang.

1.2. Tujuan

Mahasiswa memahami prinsip pengukuran debit disungai (lihat referensi panduan)

Mahasiswa mampu mengukur debit dengan metode pelampung

KKL Prodi Geografi STKIP Ahlussunnah 2015 2

1.3. Persiapan Pengukuran Debit

Sebelum mengadakan pengukuran, pemilihan lokasi merupakan hal penting yang

harus diperhatikan, karena kesesuaian lokasi akan berpengaruh terhadap akurasi hasil

pengukuran. Kriteria lokasi yang ideal untuk melakukan pengukuran adalah:

tidak ada pusaran air

profil sungai rata tanpa ada penghalang aliran air

arus sungai terpusat dan tidak melebar saat tinggi muka air naik

khusus untuk pengukuran pada sungai besar harus ada jembatan yang kuat

Perlengkapan yang perlu dipersiapkan adalah:

Alat tulis (buku, pensil, dan spidol )

Timer (stopwatch)

Alat pelampung (bola tennis, bambu dengan pemberat)

Meteran

Benang atau tali

Palu dan paku

Tongkat bambu atau kayu (tongkat duga)

Penggaris

1.4. Pelaksanaan Pengukuran Debit

Kegiatan yang dilakukan dalam pengukuran debit adalah pembuatan profil sungai dan

pengukuran kecepatan aliran.

1.4.1. Pembuatan Profil Sungai

Profil sungai atau bentuk geometri saluran sungai berpengaruh terhadap besarnya

kecepatan aliran sungai, sehingga dalam perhitungan debit perlu dilakukan pembuatan profil

sungai, dengan cara sebagai berikut:

Pilih lokasi yang representatif (dapat mewakili) untuk pengukurandebit.

Ukur lebar sungai (penampang horisontal).

Bagi lebar sungai menjadi 10-20 bagian dengan interval jarak yang sama.

Ukur kedalaman air di setiap interval dengan mempergunakan tongkat.

KKL Prodi Geografi STKIP Ahlussunnah 2015 3

Contoh hasil pengukuran profil sungai

Dengan melakukan pengukuran profil sungai, maka luas penampang sungai dapat

diketahui. Luas penampang sungai (A) merupakan penjumlahan seluruh bagian penampang

sungai yang diperoleh dari hasil perkalian antara interval jarak horisontal dengan kedalaman

air atau dapat dituliskan sebagai berikut:

dimana:

L=lebar penampang horisontal (m);

D=Kedalaman (m)

KKL Prodi Geografi STKIP Ahlussunnah 2015 4

1.4.2. Pengukuran Kecepatan Aliran

Kecepatan aliran sungai pada satu penampang saluran tidak sama. Kecepatan aliran

sungai ditentukan oleh bentuk aliran, geometri saluran dan faktorfaktor lainnya. Kecepatan

aliran sungai diperoleh dari rata-rata kecepatan aliran pada tiap bagian penampang sungai

tersebut. Idealnya, kecepatan aliran rata-rata diukur dengan mempergunakan 'flow probe' atau

'current meter' (Gambar 2.4). Alat ini dapat mengetahui kecepatan aliran pada berbagai

kedalaman penampang. Namun apabila alat tersebut tidak tersedia, kecepatan aliran dapat

diukur dengan metode apung.

Pengukuran debit dilakukan dengan jalan mengapungkan suatu benda misalnya bola

tennis, pada lintasan tertentu sampai dengan suatu titik yang telah diketahui jaraknya.

Pengukuran dilakukan oleh tiga orang yang masingmasing bertugas sebagai pelepas

pengapung di titik awal, pengamat di titik akhir lintasan dan pencatat waktu perjalanan alat

pengapung dari awal sampai titik akhir. Langkah pengukuran debit adalah sebagai berikut:

Pilih lokasi pengukuran pada bagian sungai yang relatif lurus dan tidak banyak

pusaran air. Bila sungai relatif lebar, bawah jembatan adalah tempat pengukuran yang

cukup ideal.

Tentukan lintasan dengan jarak tertentu, kira-kira waktu tempuh benda yang

diapungkan lebih kurang 20 detik.

Buat profil sungai pada titik akhir lintasan.

Catat waktu tempuh benda apung mulai saat dilepaskan sampai dengan garis akhir

lintasan.

Ulangi pengukuran sebanyak tiga kali.

Hitung kecepatan rata-ratanya.

Kecepatan aliran merupakan hasil bagi antara jarak lintasan dengan waktu tempuh atau dapat

dituliskan dengan persamaan:

dimana:

V = kecepatan (m/detik); L=panjang lintasan (m); t = waktu tempuh (detik)

KKL Prodi Geografi STKIP Ahlussunnah 2015 5

Kecepatan yang diperoleh dari metode ini merupakan kecepatan maksimal sehingga

perlu dikalikan dengan faktor koreksi kecepatan. Pada sungai dengan dasar yang kasar faktor

koreksinya sebesar 0.75 dan pada dasar sungai yang halus faktor koreksinya 0.85, tetapi

secara umum faktor koreksiyang dipergunakan adalah sebesar 0.65.

1.4.3. Perhitungan Debit Sungai

Setelah dilakukan pengukuran luas penampang dan kecepatan aliran, langkah akhir

adalah menghitung debit aliran sungai. Rumusnya adalah:

Q= V . A

Dimana:

Q= Debit aliran(mᵌ/s), V=Kecepatan Aliran (m/s), dan A=Luas Penampang Sungai(m²)

2. ANALISIS KUALITAS AIR

2.1. Latar Belakang

Daerah Aliran Sungai(DAS) memiliki dua fungsi utama yaitu fungsi hidrologis dan

fungsi ekologis. Secara hidrologis, DAS berfungsi untuk menampung air hujan, menyimpan,

dan melepaskannya dalam bentuk limpasan permukaan, air bawah permukaan, dan air bawah

tanah yang dialirkan ke laut atau danau melewati sungai; sedangkan secara ekologis

berfungsi sebagai tempat terjadinya berbagai reaksi biokimia, dan sebagai tempat hidup

atau habitat bagi hewan dan tumbuhan. Pengelolaan DAS yang baik harus memenuhi

kedua fungsi tersebut, hal ini mengingat bahwa air merupakan kebutuhan pokok bagi

kelangsungan hidup manusia, hewan, dan tumbuhan.

Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat kondisi suatu DAS adalah

kualitas air. Kualitas air sungai yang dihasilkan dari suatu fungsi hidrogis DAS harus

memenuhi sistem penyediaan air bersih (sistem baku mutu air) bagi masyarakt setempat.

Berbagai hal yang penting untuk diperhatikan dalam keperluan perencanaan sistem

penyediaan air bersih bagi penduduk (manusia) adalah asal sumber air baku, kuantitas,

kualitas dan kontinuitas sumber air baku tersebut. Dari segi kualitas perlu dilakukan

pemeriksaan terhadap kandungan warna dan kekeruhan, bau dan rasa, zat besi,

KKL Prodi Geografi STKIP Ahlussunnah 2015 6

temperatur, pH dan electric conductivity. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui

kondisi fisik air secara visual dan dengan mempergunakan peralatan pendeteksi,

hubungannya dengan persyaratan/standar kualitas air yang dapat digunakan untuk air bersih.

2.2. Tujuan

1. Mahasiswa mengetahui cara pemeriksanaan kualitas air dari aspek fisik cara

sederhana.

2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan kualitas air.

3. Mahasiswa dapat menjelaskan cara pemeriksaan kualitas air kepada masyarakat.

2.3. Metoda

Penjelasan tata cara pemeriksaan dan praktek

2.4. Bahan dan Alat

Botol sampel

Sampel air

Kertas saring

pH meter

EC meter

Termonmeter

2.5. Waktu

Waktu pelaksanaan 30 menit

2.6. Langkah-langkah

2.6.1. Pemeriksaan Warna dan Kekeruhan

a. Pemeriksaaan warna

Masukkan sample air kedalam botol

Saring sebagian air dengan kertas saring

Amati hasil penyaringan, secara umum dapat diklasifikasikan :

KKL Prodi Geografi STKIP Ahlussunnah 2015 7

Hasil Penyaringan Warna

Jernih dan bersih (bening) Tidak berwarna

Kekuning-kuningan atau agak coklat Sedikit berwarna

Kuning Tua atau coklat Air berwarna

b. Pemeriksaan Kekeruhan

Selanjutnya amati sisa sampel air yang terdapat dalam botol, klasifikasi kekeruhan

secara umum :

Hasil Pengamatan Kekeruhan

Jernih dan bersih (bening) Kecil

Sedikit keruh tetapi masih dapat

dilihat menembus botol

Sedang

Sangat keruh Tinggi

2.6.2. Pemeriksanaan Bau dan Rasa

a. Pemeriksanaan Kandungan Bau

Pemeriksaan bau air adalah dengan menggunakan indra penciuman, klasifikasi bau

secara umum dibandingakan dengan bau besi atau lumpur :

Tidak ada bau, artinya tidak berbau

Sedikit berbau besi/lumpur, artinya sedikit berbau

Sangat berbau besi/lumpur, artinya berbau

b. Pemeriksaan Kandungan Rasa

Pemeriksaan rasa air adalah dengan menggunakan indra perasa, klasifikasi rasa secara

umum dibandingkan dengan rasa garam :

Hambar, artinya tidak ada rasa

Sedikit asin, artinya agak berasa

Sangat asin, artinya berasa

2.6.3. Kandungan Zat Besi (Fe)

Pemeriksaan kandungan zat Besi dalam air :

KKL Prodi Geografi STKIP Ahlussunnah 2015 8

Ambil contoh air ± 1 liter

Aerasikan selama 1 menit dengan cara dituangkan dari 1 gelas ke gelas yang lain pada

ketinggian yang cukup dan berulang-ulang

Tuangkan contoh tersebut kedalam gelas terbuka, tunggu selama 10 menit

Klasifikasikan contoh tersebut berdasarkan tabel dibawah ini :

Klasifikasi Kandungan Besi

Tidak ada gumpalan coklat, tidak ada/sedikit

endapan coklat Kecil

Banyak gumpalan coklat, sedikit endapan

coklat tetapi tidak menutupi dasar bejana Sedang

Banyak gumpalan coklat, lapisan tipis

endapan menutupi seluruh dasar bejana Tinggi

2.6.4. Pengukuran Temperatur

Masukkan termometer kedalam air baku pada lokasi tempat air keluar

Baca temperatur ketika masih didalam air, atau segera setelah termometer diangkat

dari dalam air

Abaikan penggunaan air yang mempunyai suhu ≥ 45º C

2.6.5. Pengukuran pH

Pengukuran pH ditujukan untuk mengetahui derajat keasaman (acidity) atau derajat

kebasahan (alkalinity). Besaran pH yang paling ideal untuk air baku adalah 6.5 – 8.5.

Cara pengukuran pH air baku adalah dengan mencelupkan elektroda pH meter kedalan

sampel air baku dan kemudian baca besaran angka yang yang dihasilkan.

2.6.6. Pengukuran Electric Conductivity (EC)

Electric conductivity atau daya hantar listrik (DHL) adalah petunjuk untuk

salinitas air atau kandungan garam dalam air. Pengukuran EC dapat langsung

dilakukan dengan mencelupkan elektroda EC meter langsung kedalam sample air dan

kemudian baca besaran angka yang dihasilkannya.

KKL Prodi Geografi STKIP Ahlussunnah 2015 9

DAFTAR PUSTAKA

Asdak, Chai. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta.

Hadisusanto, Nugroho. 2010. Aplikasi Hidrologi. Jogja Mediuatama. Yogyakarta.

Rahayu S, Widodo RH, van Noordwijk M, Suryadi I dan Verbist B. 2009. Monitoring air di

daerah aliran sungai. World Agroforestry Centre - Southeast Asia Regional

Office. 104 p. Bogor.

Soemarno, CD. 1995. Hidrologi Teknik. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Sosrodarsono, Ir. Suyono, Kensaku Takeda. 2006. Hidrologi Untuk Pengairan. Pradnya

Paramita. Jakarta.

Sri Harto, B.R. 1981. Mengenal Dasar Hidrologi Terapan. Biro Penerbit Mahasiswa Teknik

Sipil Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Supirin, 2002. Pelestarian Sumer Daya Tanah dan Air. Penerbit Andi. Yogyakarta.

KKL Prodi Geografi STKIP Ahlussunnah 2015 10

ANGKET KKL GEOGRAFI BP 2011

Pengukuran Profil Sungai

Nama sungai : Lebar hulu :

Tempat : Lebar hilir :

Tanggal Pengamatan : Diukur oleh :

Waktu :

Penampang Hulu Penampang Hilir

Interval lebar

sungai

Kedalaman (m) Interval lebar

sungai

Kedalaman (m)

Hitunglah Luas Penampang Sungai !

KKL Prodi Geografi STKIP Ahlussunnah 2015 11

Gambarkanlah profil penampang melintang sungai bagian hulu !

KKL Prodi Geografi STKIP Ahlussunnah 2015 12

Gambarkanlah profil penampang melintang sungai bagian hilir !

KKL Prodi Geografi STKIP Ahlussunnah 2015 13

Pengukuran Kecepatan Aliran Sungai

Nama sungai : Muatan dasar sungai :

Tempat : Material Tebing Sungai :

Tanggal Pengamatan : Keadaan aliran sungai :

Waktu :

Bagian kanan sungai

Percobaan

ke-

Panjang Lintasan

(m)

Waktu Tempuh

Pelampung(detik)

Kecepatan

pelampung(m/detik)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Rata-rata

Bagian tengah sungai

Percobaan

ke-

Panjang Lintasan

(m)

Waktu Tempuh

Pelampung(detik)

Kecepatan

pelampung(m/detik)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Rata-rata

KKL Prodi Geografi STKIP Ahlussunnah 2015 14

Bagian kiri sungai

Percobaan

ke-

Panjang Lintasan

(m)

Waktu Tempuh

Pelampung(detik)

Kecepatan

pelampung(m/detik)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Rata-rata

Hitunglah Kecepatan Aliran Sungai Rata-rata !

Hitunglah Debit Aliran Sungai !

KKL Prodi Geografi STKIP Ahlussunnah 2015 15

PENGAMATAN KUALITAS AIR SUNGAI

Ceklistlah Indikator Kualitas Sungai Sesuai dengan Pengamatan !

1. Warna

Tidak Berwarna Sedikit Berwarna Air Berwarna

2. Kekeruhan

Kecil Sedang Tinggi

3. Bau

Tidak Berbau Sedikit Berbau Berbau

4. Rasa

Tidak Ada Rasa Agak Berasa Berasa

5. Kandungan zat besi (Fe)

Kecil Sedang Tinggi

6. Temperatur:

7. pH:

8. Daya Hantar Listrik (DHL):

Catat semua hasil pengukuran profil sungai, kecepatan aliran, debit air dan kualitas air

dilapangan meliputi warna, tingkat kekeruhan, bau&rasa, kandungan besi, temperatur,

pH, dan daya hantar listrik. Bahas dan buat kesimpulan berkaitan dengan pengelolaan

DAS! Apakah dengan indikator profil sungai dan kualitas air yang ada menunjukkan

pengelolaan yang baik atau buruk? Jelaskan alasannya!

KKL Prodi Geografi STKIP Ahlussunnah 2015 16

DAFTAR KELOMPOK KKL PENDIDIKAN GEOGRAFI BP 2011

KELOMPOK 1

1. Jaya Wardana

2. Rico Febriance

3. Rito Sumardi

4. Novia Yulianda

5. Alfi Nurul Aulia

6. Elvia Ningsih

7. Eka Saparingga

8. Mira Sutra

9. Dian Sari Rahayu

10. Yora Novita

11. Ria Kasmila Wita

12. Ratmanita

13. Rini Nurjannah

KELOMPOK 2

1. Rendy Fernando

2. Muhammad Zaki

3. Arismanto

4. Lysza Rahmadeni

5. Lidiya Saskia

6. Silvia Warniza

7. Pitra Wati

8. Ilfi Rahmi

9. Riska Haryanti

10. Defni Anggriani

11. Septia Zamriani

12. Rosi Pardila

13. Wira Yunelmi

KELOMPOK 3

1. Edi Syahputra

2. Zakaria Nur

3. Delvi Eka Putra

4. Adtri Naldo

5. Fetri Murni

6. Delmayenti

7. Fitria Anggraini

8. Refsi Restu Ananda

9. Emi Susanti

10. Jasmawita

11. Gusti Ayu

12. Neni Afrianti

13. Novita Sari

KKL Prodi Geografi STKIP Ahlussunnah 2015 17

KELOMPOK 4

1. Jeki Irwansyah Putra

2. Ahmad Kartubi

3. Mira Herlina

4. Ing Gusmeri

5. Riska Hidayati

6. Rinda Herdawati

7. Yesi

8. Agne Sri Yulanda

9. Reni Karmila

10. Dewita Gusni

11. Rahmi Tria Putri

12. Indah Lestari

13. Rahmatul Fauzia

KELOMPOK 5

1. Rifel

2. Yogi Adson

3. Gito Sahputra

4. Haviza Fresillia

5. Suci Anggi Pertiwi

6. Ridha Mahayeni

7. Sri Wahyuni Lestari

8. Rahmadeni Fitri

9. Resi Ratna Mirni

10. Tiara Suci Ramadhani

11. Desi Afnur Sari

12. Melda Yulita

13. Faulintini

KELOMPOK 6

1. Elpian

2. Duski Rana Bakti

3. Jan Yanofit

4. Meli Febrita

5. Nurma Yunita

6. Yolly Eka Putri

7. Eza Delvia

8. Hidayatul Nazifah

9. Nurjannah

10. Tia Endriani

11. Nursalmi

12. Dina Ariani

KKL Prodi Geografi STKIP Ahlussunnah 2015 18

KELOMPOK 7

1. Mefrinaldo

2. Syahrul Syddiq

3. Ramona Indriani

4. Rini Jesinta

5. Resna Novia

6. Putri Prima Sari

7. Citra Ayunanda

8. Lili Yani

9. Titis Purwasari

10. Yanti Sari

11. Silaturrahmi

12. Annisa

13. Rezki Lidia

KELOMPOK 8

1. Ilfa Muhanri

2. Erwin

3. Rini Fitria

4. Oktalia

5. Ismeliza

6. Eka Sulastri

7. Elisa Syukri

8. Nise Febrina

9. Agustri Nursela

10. Mulyana

11. Sherly Yulianti

12. Nora Malindo

13. Nika Karwanti

KELOMPOK 9

1. Andrizal

2. Ferdian Reski

3. Riky Yunasril

4. Nurul Khairiyah

5. Silvia

6. Suci Rahmadani

7. Irma Suryani

8. Neli Gustia

9. Anisah

10. Ika Novita Ariani

11. Novia Harista

12. Rani Ravita Dewi

13. Dewi Maulani

KKL Prodi Geografi STKIP Ahlussunnah 2015 19