GEOGRAFI KOTA - pEMBAHASAN KOTA BALIKPAPAN

39
PERKEMBANGAN KOTA BALIKPAPAN DAN DAMPAK PERMASALAHANNYA Disusun guna memenuhi tugas Geografi Kota Dosen pengampu: Dra. Inna Prihartini, M.S. Disusun oleh: 1. Agustin Maharani (k5413004/A) 2. Rika Oktariyani (k5413057/B) 3. Rini Astuti (k5413058/B) 4. Shara Nur Istiqomah (k5413063/B) 5. Siti Fatimah (k5413065/B) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Transcript of GEOGRAFI KOTA - pEMBAHASAN KOTA BALIKPAPAN

PERKEMBANGAN KOTA BALIKPAPAN DAN DAMPAKPERMASALAHANNYA

Disusun guna memenuhi tugas Geografi Kota

Dosen pengampu:

Dra. Inna Prihartini, M.S.

Disusun oleh:

1. Agustin Maharani (k5413004/A)2. Rika Oktariyani (k5413057/B)3. Rini Astuti (k5413058/B)4. Shara Nur Istiqomah (k5413063/B)5. Siti Fatimah (k5413065/B)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Secara umum kota adalah tempat

bermukimnya warga kota, tempat bekerja, tempat

kegiatan dalam bidang ekonomi, pemerintah dan

lain-lain. Kota terdapat berbagai fasilitas

untuk kebutuhan masyarakat dan terbentuk

dengan tahap dan proses yang cukup lama.

Selain itu, dalam perkembangan kota sendiri

dipengaruhi oleh faktor alamiah dan faktor

sosial. Dalam perkembangannya, terutama

terkait faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembangan kota tersebut pasti tidak

terlepas dari permasalahan sosial seperti

kemacetan, kemiskinan, permukiman, dan lain-

lain. Hal ini akan memberikan pengaruh

perkembangan bahkan perubahan tata kota yang

tidak hanya bersifat sementara, namun bisa

jadi bersifat terus-menerus akibat tidak

konsistensinya kebijakan akan solusi dari

permasalahan tersebut.

Setiap kota dalam perkembangannya pasti

memiliki permasalahan. Pada umumnya disebabkan

oleh daya tarik kota itu sendiri, misalnya

kemajuan di sektor ekonomi, pariwisata,

pendidikan dan lain-lain. Kemajuan dalam

sector-sektor tersebut cenderung untuk menarik

para pendatang menuju suatu kota. Tetapi,

dalam prosesnya justru menimbulkan berbagai

permasalahan seperti kemacetan, kriminalitas

tinggi, sampah dan lain-lain. Hal ini juga

terjadi di salah satu kota di Indonesia yaitu

Kota Balikpapan tepatnya di Provinsi

Kalimantan Timur. Oleh karena itu, penulis

tertarik untuk mengulas Kota Balikpapan yang

dijuluki sebagai“ Kota Kaya Raya“ dengan judul

“ PERKEMBANGAN KOTA BALIKPAPAN DAN DAMPAK

PERMASALAHANNYA“.

B. Rumusan masalah

Dari latar belakang diatas, dapat diketahui

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi faktor alamiah dan sosial

kota Balikpapan terkait perkembangan kota

tersebut?

2. Bagaiamana dampak dari perkembangan kota

Balikpapan?

3. Bagaimana solusi dari dampak perkembangan

kota Balikpapan?

C. Tujuan penulisan

Dari rumusan masalah diatas, dapat diketahui

tujuan penulisan sebagai berikut:

1. Mengetahui kondisi faktor alamiah dan

sosial kota Balikpapan terkait perkembangan

kota tersebut,

2. Mengetahui dampak dari perkembangan kota

Balikpapan,

3. Mengetahui solusi dari dampak perkembangan

kota Balikpapan.

4.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Kondisi Faktor Alamiah dan Sosial Kota

Balikpapan Terkait Perkembangan Kota Tersebut

Kota Balikpapan dengan luas 503,30

kilometer persegi mempunyai lima wilayah

kecamatan, masing-masing: Kecamatan Balikpapan

Barat, Balikpapan Utara, Balikpapan Tengah,

Balikpapan Selatan, dan Balikpapan Timur.

Wilayah Kota Balikpapan berdasarkan kemiringan

dan ketinggian dari permukaan laut sangat

beragam, dari ketinggian 0 meter di wilayah

pantai sampai wilayah berbukit dengan

ketinggian 100 meter dari permukaan laut.

Menurut letak geografisnya Kota

Balikpapan antara 116,6’ BT dan 117,0’ LU dan

1,5’ LS. Sedangkan perbatasan untuk sebelah

utara berbatasan dengan Kabupaten Kutai

Kartanegara, sebelah timur berbatasan dengan

Selat Makassar, sebelah selatan berbatasan

dengan Selat Makassar, sebelah barat

berbatasan dengan Kabupaten Penajam Paser

Utara. Dari adanya pembagian kecamatan dan

perbatasan di wilayah kota Balikpapan

menimbulkan adanya perkembangan kota. Hal ini

didasari pada kota Balikpapan yang memiliki

daya tarik utama dalam sektor ekonomi mampu

menarik para pendatang untuk bekerja bahkan

menetap disana. Berikut merupakan faktor-

faktor yang mempengaruhi perkembangan kota.

a. Faktor alamiah

Faktor alamiah merupakan salah satu di

antara dua faktor yang mempengaruhi

perkembangan kota. Faktor tersebut

meliputi topografi, iklim, suhu dan

kelembaban, penggunaan lahan dan lain-lain.

Berikut merupakan elemen-elemen faktor

alamiah kota Balikpapan, Kalimantan Timur

adalah:

1) Iklim

Balikpapan beriklim tropis,

mempunyai musim yang hampir sama dengan

wilayah yang ada di Kalimantan Timur pada

umumnya, yaitu adanya musim kemarau dan

musim penghujan. Musim kemarau biasanya

terjadi pada bulan Mei sampai dengan

Oktober, sedangkan musim penghujan

terjadi pada bulan November sampai bulan

April.

Keadaan ini berlangsung terus setiap

tahun yang diselingi dengan musim

peralihan pada bulan-bulan tertentu.

Selain itu, karena letaknya di daerah

khatulistiwa maka iklim di Kalimantan

Timur juga dipengaruhi oleh angin musson

barat pada bulan November–April dan

musson timur pada bulan Mei – Oktober.

Namun dalam tahun-tahun terakhir ini,

keadaan musim di Balikpapan terkadang

tidak menentu, pada bulan-bulan tertentu

adalah musim penghujan, tetapi tidak

terjadi pada sebaliknya.

2) Suhu dan Kelembaban

Sebagaimana biasanya bahwa suhu di

suatu tempat sangat ditentukan oleh

tinggi rendahnya tempat tersebut terhadap

permukaan laut dan jaraknya dari pantai.

Secara umum daerah Balikpapan beriklim

panas dengan suhu udara sepanjang tahun

berkisar 20° celcius sampai dengan 34,4°.

Selain itu sebagai daerah beriklim

tropis, Balikpapan mempunyai kelembaban

udara relatif tinggi dengan rata-rata

berkisar antara 85 – 89 % sampai dengan

8.00 knot.

3) Topografi

Keadaan geografis Kota Balikpapan

adalah 85 % merupakan daerah berbukit

dengan kemiringan 15 – 40 % dan daerah

datar 15 % dengan kemiringan 0 40 %,

sedangkan elevasi Kota Balikpapan berada

pada ketinggian 0 – 100 meter DPL. Adapun

strukrur tanah di Kota Balikpapan ini

terdiri atas tanah podsolik merah kuning,

tanah alluvial, dan pasir kwarsa. Berikut

peta topografi kota Balikpapan:

4) Tutupan dan Penggunaan Lahan

Secara umum kondisi tutupan lahan di

Kota Balikpapan masih didominasi oleh

lahan tidak terbangun dengan luas 44.813,

21 ha (89,04%) dari luas wilayah Kota

Balikpapan. Sedangkan lahan terbangun

mencapai luas 5.517,36 ha (10,96.%) dari

luas wilayah. Lahan tidak terbangun di

Kota Balikpapan berupa hutan dengan luas

20.295,86 ha (40,33%), semak dan belukar

seluas 12.226,31 HA (24,29%),

ladang/kebun seluas 5.100, 29 ha

(10,13%), sawah 103,93 ha, tambak 694,59

ha, perkebunan 316,93 ha, ruang terbuka

hijau berupa makam-makam, taman, lapangan

seluas 393,46 ha. Lahan tidak terbangun

ini pada umumnya masih mendominasi Kota

Balikpapan bagian utara, barat dan timur,

tepatnya di Kecamatan Balikpapan Barat,

Utara dan Kecamatan Balikpapan Timur.

Sedangkan lahan terbangun pada

umumnya terpusat di wilayah kota tepatnya

di Kecamatan Balikpapan Selatan, Tengah

dan sebagian Barat. Penggunaan lahan

terbesar berupa permukiman dengan luas

3.147,32 Ha disusul kemudian penggunaan

lahan untuk kegiatan industri dan

pergudangan seluas 630,24 ha, perdagangan

dan jasa seluas 424,12 ha, pelayanan umum

dan bangunan umum mencapai luas 503,28

ha. Berikut adalah luas tiap-tiap jenis

tutupan lahan di Kota Balikpapan :

Sedangkan berdasarkan status lahannya penggunaan

lahan dibedakan atas kawasan budidaya dan kawasan

lindung. Berdasarkan klasifikasi tersebut maka luas

penggunaan lahan yang ada di Kota Balikpapan dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

5) Kekayaan Alam

Potensi sumber daya alam yang

dimiliki Propinsi Kalimantan Timur,

terutama kota Balikpapan cukup besar,

sebagian telah dimanfaatkan untuk

kegiatan pertanian, pertambangan, dan

industry. Sebagian besar sumber daya alam

tersebut memiliki potensi untuk

dikembangkan, yaitu sumber daya hutan

yang sangat luas, lahan yang relative

subur untuk pertanian, perikanan dan

sumber daya mineral yang cukup besar

seperti batu bara, emas, minyak bumi dan

gas alam, serta sumber daya kelautan.

Berikut salah satu peta persebaran batu

bara:

b. Faktor sosial

Faktor sosial meliputi aspek ekonomi,

demografi,

1) Demografi

Keadaan penyebaran penduduk di Kota

Balikpapan adalah merupakan konsentrasi

pada kawasan perdagangan, kawasan pantai

dan pertanian, selebihnya adalah kawasan

kosong.

Adapun gambaran umum per wilayah sebagai

berikut:

Kecamatan LuasWilayah

JumlahPenduduk

KepadatanPenduduk

BalikpapanTimur

132,12 km² 50.156 jiwa 379 jiwa

BalikpapanSelatan

47,95 km² 188.317jiwa

3.927 jiwa

BalikpapanTengah

11,07 km² 114,548jiwa

10.347 jiwa

Balikpapn

Utara

132,17 km² 101.539jiwa

768 jiwa

BalikpapanTimur

179,95 km² 85.904 jiwa 477 jiwa

Total 503,31 km² 540.464jiwa

Jumlah penduduk selain dari penduduk asli

juga di tambah dengan pendatang yang

bertujuan migrasi baik yang sifat

permanen maupun tidak. Migrasi dengan

tujuan balikpapan dan samarinda

kebanyakan berasal darindaerah jawa,

Sulawesi dan Sumatra. Berikut peta

migrasi penduduk :

2) Indikator Ekonomi

perkembangan industri kecil,

menengah, dan perdagangan. secara khusus

pada sektor perdagangan dan industri:

a) sektor perdagangan

skala kecil, jumlah 6.598, investasi

rp 155.560.081.386,00. Skala menengah,

jumlah 1.709, investasi rp

116.663.590.200,00.

b) sektor industry

skala kecil, jumlah 2.985, investasi

rp 91.358.593.776,00. Skala menengah,

jumlah 38, investasi rp

15.879.555.117,00. Jumlah skala kecil:

9.583, investasi rp 246.918.675.162,00.

jumlah skala menengah: 1.767, investasi

rp 132.543.145.317,00.

3) Faktor SDM Kota Balikpapan

a) Sumberdaya petani dan hasil produksi

pertanian

Jumlah kelompok tani di kota

Balikpapan mencapai 125 kelompok dan

jumlah anggotanya 3.765 orang. Jumlah

petani di kota Balikpapan sangat

sedikit bila di bandingkan dengan

kabupaten dan kota lain di provinsi

Kalimantan Timur di karena kan iklim

kerja di kota Balikpapan iklim indutri

dan lahan yang tersedia juga sangat

sedikit.

Produksi padi untuk kota

Balikpapan baik untuk padi sawah dan

padi ladang berfluktuatif produksi

tertinggi untuk padi sawah terjadi

pada tahun 2008 dengan produksi

1.178 ton sedangkan untuk padi ladang

terjadi pada tahun 2012 dengan produksi

326 ton. Untuk luas tanam sendiri

menurun dalam kurun waktu 2008

sampai dengan 2012 baik untuk padi

sawah sedangkan untuk padi ladang

ada penambahan luas tanam.

Perkembangan luas panen, produktivitas,

dan produksi padi sawah di Kota

Balikpapan. Berikut komoditi hasil

pertanian kota Balikpapan dengan luas

panen produktivitas dan produksi yang

dihasilkan tahun 2012:

Padi Sawah 146 44,71 653

Padi Ladang 130 25,09 326

Padi 276 35,47 979

Jagung 183 30,83 564

Kedelai 0 0,00 0

Kacang Tanah 19 22,88 43

Kacang Hijau 0 0 0

Ubi Kayu 418 296,03 12.374

Ubi Jalar 22 155,92 343

Sumber : ATAP 2012

4) Fasilitas umum dan social kota Balikpapan

a) Fasilitas Pendidikan

Kota Balikpapan sebagai kota besar

memiliki fasilitas pendidikan yang

cukup memadai yang tersebar di tiap-

tiap kecamatan. Jumlah Taman Kanak-

Kanak seluruhnya 90 unit, Sekolah

Dasar 192 unit, SLTP 52 unit, SMU 23

unit SMK ekonomi 9 unit, SMK Teknologi

10 unit, dan SMK Kesejahteraan

Keluarga / Pariwisata 3 unit

b) Fasilitas Kesehatan

Jumlah Rumah Sakit di Kota

Balikpapan sebanyak 5 unit, Puskesmas

38 unit, yang terdiri dari Puskesmas

Umum dan Puskesmas Pembantu. Selain

itu tersedia pula fasilitas kesehatan

yang lainnya, seperti apotik, balai

pengobatan, BKIA dan sebagainya.

2. Dampak dari Perkembangan Kota Balikpapan

Nama kota yang mungkin asing ditelinga

khalayak ramai, namun sesekali berkunjunglah

ke kota yang terletak di Kalimantan Timur ini.

Kota kecil yang penduduknya ramah, bersih,

indah, aman, dan nyaman, seperti slogannya,

“Balikpapan Beriman”. Namun apa yang

digambarkan tadi merupakan situasi kondisi

kota Balikpapan beberapa tahun yang lalu. Kini

Kota Balikpapan telah melakukan transformasi

besar-besaran disegala aspek, mulai dari

infrastruktur sampai pengembangan wilayah

seperti industri, pariwisata, dan perdagangan.

Balikpapan kini telah memasuki masa

puber-nya, bahkan ada yang menjuluki

Balikpapan sebagai kota mini metro politan,

entah mungkin saja beberapa tahun kedepan

Balikpapan akan sungguh-sungguh menjadi Kota

Metropolitan seperti Surabaya, Jakarta, dan

lain-lain. Kota yang sering dikabarkan akan

menjadi Ibukota Negara ini bahkan menyaingi

Ibu kota provinsi di Kalimantan Timur, yaitu

Samarinda. Namun perlu kembali dicermati

kembali perihal kemajuan yang terbilang begitu

pesat dan cepat di Kota Balikpapan itu

sendiri, mulai dari kepantasan dan kesiapan

Kota dan yang terpenting kesiapan dan

kepantasan Masyarakat Kota Balikpapan.

Balikpapan menunjukkan perkembangan yang

sangat cepat. Namun perkembangan yang cukup

signifikan pada kota Balikpapan ini

menimbulkan beberapa dampak. Dampaknya

meliputi dampak positif dan negatif. Dampak

positifnya bias menjadikan Balikpapan lebih

maju dan tidak terbelakang. Namun dampak

negatifnya bias jadi membuat alam yang dulunya

sangat terjaga menjadi rusak. Bukti

perkembangan yang terjadi di kota Balikpapan

beserta dampaknya meliputi sebagai berikut :

a. Makin menjamurnya tempat-tempat pusat

perbelanjaan.

Semua tempat perbelanjaan berusaha

menunjukkan eksistensinya masing-masing dengan

memberikan hiburan yang lengkap yang

dibutuhkan oleh masyarakat Balikpapan yang

haus akan tempat hiburan. Makin maraknya

bioskop dengan standar internasional menjadi

salah satu tempat yang sekarang paling banyak

diminati. Seiring perkembangan tersebut, maka

berdampak pada keadaan kota. Tingkat kemacetan

pun semakin terasa. Terutama dijalan-jalan

yang melewati kawasan perbelanjaan.

b. Makin menjamurnya tempat-tempat pusat

hiburan (Club malam/diskotik).

Dengan adanya perkembangan tempat-tempat

hiburan di kota balik papan menyebabkan

munculnya Pragmatisme dan hedonisem yang

merupakan sedikit contoh dari banyak penyakit yang

timbul akibat dari kekagetan masyarakat dalam

menerima hal-hal yang baru di kota Balikpapan.

Dengan merebaknya penyakit hedonisme maka

munculah human trafficking yang ditandai makin

banyaknya anak baru gede (ABG) yang menjual

diri demi memenuhi hawa hedonism mereka.

c. Para investor mulai melirik kota Balikpapan

sebagai tempat investasi yang

menguntungkan.

Selain itu ditambah lagi dengan banyaknya

perusahaan tambang dan minyak bisa menjadi

motivasi bagi investor untuk menanamkan

modalnya disegala bentuk investasi. Tingkat

perekonomian dan pendapatan yang tinggi

dibanding provinsi lainnya yang ada di

Indonesia menambah jumlah kedatangan pencari

kerja untuk mencari penghidupan di kota

Balikpapan. Pengawasan yang tidak ketat oleh

pemerintah Balikpapan membuat arus perpindahan

penduduk ke kota ini tidak terkendali. Di satu

sisi membuat pendapatan para investor

meningkat akan tetapi di sisi lainnya

berdampak pada padatnya kota Balikpapan.

Pertambahan penduduk di kota Balikpapan yang

tidak terkendali akan memunculkan pemukiman-

pemukiman kumuh yang dibangun oleh pendatang.

Banyak yang memperkirakan pada tahun 2015

Balikpapan akan menjadi kota terpadat dan

termacet.

d. Dibukanya beberapa lahan yang dulunya

adalah hutan.

Pembukaan lahan sebagai jalan tol. Dampak dari

pembangunan jalan tol:

1) Berkurangnya luas area hutan lindung di

Pulau Kalimantan

Alasan: Dalam pembuatan jalan tol

tersebut memerlukan lahan yang tidak

sedikit. Apalagi untuk kota Samarinda dan

Balikpapan yang banyak terdapat hutan

lindung. Sebenarnya sudah cukup luas ara

hutan lindung yang di ubah menjadi hutan

produktif, apalagi bila ditambah untuk

jalan tol, maka berkuranglah hutan sebagai

penyumbang oksigen dibumi.

2) Hilangya habitat flora dan fauna endemic

penghuni Pulau Kalimantan.

Alasan: Proyek pembangunan jalan tol

Samarinda – Balikpapan tidak sedikit

memakan lahan area hutan lindung. Padahal

dalam hutan lindung tersebut banyak

terdapat jenis flora dan fauna yang tidak

terdapat di hutan lain. Misalnya baberapa

jenis anggrek yang tidak terdapat di hutan

manapun, begitupun juga hewan seperti orang

utan yang habitat aslinya di Pulau

Kalimantan.

3) Sering terjadi pencurian satwa dan

tumbuhan langka

Alasan: Apabila proyek pembangunan

jalan tol tersebut terealisasi dan ada

jalan tol melalui hutan lindung di

Kalimantan, maka pencurian satwa maupun

tumbuhan marak terjadi, karena akses ke

hutan lindung lebih mudah dengan adanya

jalan tol. Walaupun jalan tol terkenal

tidak terputus-putus oleh lalulintas

kendaraan yang lalu lalang, tidak menutup

kemungkinan untuk terjadinya tindakan-

tindakan yang dilakukan oleh orang yang

tidak bertanggungjawab seperti pencurian

tersebut.

Perkembangan di kota Balikpapan sangat

menunjang pendidikan yang ada di

balikpapan. Karena dengan berkembangnya

akses keluar masuk kota Balikpapan itu maka

akses fasilitas pendidikan ke kota

balikpapan juga semakin mudah. Dengan

terbukanya akses pendidikan tersebut maka

pendidikan yang didapat oleh masyarakat

kota Balikpapan akan semakin maju.

e. Kasus Sampah

1) Komponen Persampahan

Pengolahan sampah di Kota Balikpapan

dilakukan oleh beberapa pihak di samping

Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP),

masing-masing memiliki daerah pelayanannya

sendiri. Namun lokasi pembuangan akhir

sampahnya berada di tempat yang sama, yaitu

12 km arah Samarinda. Volume sampah yang

dilaksanakan Kota Balikpapan dari tahun ke

tahun makin meningkat sejalan dengan

bertambahnya penduduk dan tingkat

kesejahteraannya. Dari data DKP bahwa pada

tahun 1998 timbunan sampah Kota Balikpapan

sebesar 922 m3 dengan volume yang terangkut

baru mencapai 812 m3 yang berarti baru

terlayani 95.14% .

2) Komponen Sanitasi/Limbah Cair

Limbah cair dari kegiatan permukiman

dalam pembuangannya saat ini masih

disatukan dengan jaringan drainase.

Sedangkan limbah padat (tinja) saat ini

masih menggunakan sanitasi setempat (on site

sanitation). Secara umum sistem ini masih belum

menimbulkan permasalahan yang serius. Di

masa datang untuk pertumbuhan penduduk dan

kepadatan penduduk yang tinggi, pembangunan

jaringan sistem limbah perkotaan dapat

digunakan sebagai alternatif penaganan

limbah.

f. Kemacetan

Pertambahan penduduk yang dipengaruhi

oleh tingginya jumlah pendatang,

mengakibatkan permasalahan serius yakni

kemacetan yang sekarang tidak hanya terjadi

di Jalan Sudirman dan Stalkuda, namun telah

meluas ke jalan arteri lainnya. Penduduk

mengeluhkan kondisi Balikpapan yang macet

apalagi pada saat jam-jam sibuk, pagi hari

ketika hendak pergi kerja dan sekolah

maupun di sore hari ketika kembali ke

rumah. Semua persimpangan maupun jalan

arteri perkotaan mengalami kemacetan.

g. Kriminalitas

Seiring bertambahnya penduduk, lapangan

pekerjaan menjadi sempit, tingkat stres

tinggi, mengakibatkan kehilangan kendali

sehingga membuat angka kriminalitas

(kejahatan) pencurian kendaraan di

Balikpapan tertinggi se-Kaltim.[9] Sekcam

(Sekretaris Camat) Balikpapan Tengah dan

Kasi (Kepala Seksi) Trantib Damai

menyatakan bahwa pendatang menimbulkan

kerawanan akan terjadinya hal-hal yang

tidak diinginkan, tindak kejahatan serta

buronan polisi yang sangat meresahkan

penduduk.

d. Pengemis Menjamur

Sejumlah pengemis yang merupakan

pendatang, menyerbu titik-titik keramaian

seperti Balikpapan Permai (BP), Kampung

Baru, pasar, tempat ibadah dan wisata.

Pengemis juga meminta-minta di rumah

penduduk dengan dalih menjual buku atau

sumbangan pembangunan masjid.

Mereka mengaku bahwa pendapatannya

meminta-minta di Balikpapan jauh lebih

tinggi dibanding di Jawa. Di Balikpapan,

mereka bisa mendapat uang sebanyak Rp

5.000,00 hingga mencapai Rp 10.000,00

sedangkan di Jawa mereka mendapat lima ratus

sampai seribu rupiah. Kebanyakan dari

pengemis masuk ke Balikpapan dengan pesawat

ketimbang kapal.

3. Solusi dari Dampak Perkembangan Kota Balikpapan

Seiring dengan berkembangnya suatu kota

yang meliputi kemajuan di berbagai bidang

seperti kemajuan di bidang ekonomi, industri,

perdagangan, jasa, pendidikan, transportasi

dan lain-lain tentunya memiliki dampak bagi

kota tersebut. Hal ini memang menunjukkan

suatu kemajuan suatu kota, akan tetapi di sisi

lain juga menimbulkan dampak negatif. Dampak

negatif tersebut dapat dilihat dari tingginya

jumlah pendatang yang memadati Kota

Balikpapan, munculnya kemacetan di jalan raya,

kemiskinan, kriminalitas dan lain-lain.

Permasalahan tersebut dapat diminimalisir

dengan cara saling berpartisipasi dari

berbagai pihak. Upaya-upaya yang dapat

dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Upaya mengatasi tingginya pendatang menuju

Kota Balikpapan

Kebanyakan dari para pendatang menuju ke

Kota Balikpapan karena daya tarik dari aspek

ekonomi. Semakin banyaknya para pendatang

tentunya harus ada upaya dalam menangani hal

tersebut. Walaupun tidak dibatasi, hal itu

akan membantu pulau jawa dalam persebaran

penduduk. Namun jika dibatasi maka akan

meringankan Pemerintah Kota dalam mengurusi

hal kependudukan oleh para pendatang dari

berbagai pulau.

b. Upaya mengatasi kemacetan di jalan raya

Kemacetan terjadi dikarenakan tingginya

jumlah kendaraan pribadi, sempitnya jalan

raya, dan banyaknya orang-orang yang melewati

jalur dan waktu yang sama. Hal itu dapat

diatasi dengan berbagai cara diantaranya :

1) Menaikkan harga dan pajak kendaraan pribadi

Semakin rendah harga kendaraan bermotor

maka kemampuan masyarakat untuk membeli

kendaraan pribadi semakin tinggi. Apalagi

dengan mudahnya cara pembelian dengan cara

kredit semakin memudahkan masyarakat untuk

membeli. Hal ini akan menyebabkan tingginya

jumlah kendaraan pribadi sehingga kemacetan

pun tidak dapat dihindari.

Upaya yang dapat dilakukan dalam

menekan jumlah kendaraan pribadi adalah

dari pihak Pemerintah sendiri membuat

kebijakan untuk menaikkan harga kendaraan

dan pajak kendaraan, serta menghapus sistem

pembelian kredit kendaraan. Hal itu akan

menyebabkan menurunnya minat masyarakat

untuk membeli kendaraan pribadi.

2) Memperbaiki kualitas kendaraan umum

Untuk menarik minat masyarakat dalam

menggunakan kendaraan umum sebaiknya

Pemerintah memperbaiki kualitas

transportasi umum. Misalnya, mengganti

kendaraan yang tidak layak jalan,

memperbanyak halte dan lain-lain.

3) Pelebaran jalan dan penambahan jalur

alternatif

Hal ini dilakukan supaya mengurangi padatnya kendaraan di jalan.4) Menunda jam kerja bagi pegawai negeri

Kemacetan yang terjadi di jalan raya

umumnya terjadi pada waktu jam berangkat

kerja dan pulang kerja. Maka Pemerintah

dapat memberlakukan kebijakan untuk menunda

jam kerja bagi pegawai negeri yaitu jam

09.00 misalnya. Dengan upaya tersebut maka

jumlah kendaraan dapat dikurangi oleh

kendaraan pegawai negeri tersebut karena

mereka berangkat jam 09.00 bukan jam 07.00

seperti biasa.

c. Upaya mengatasi sampah

Pembuangan sampah dapat dilakukan

dengan memilah sampah terlebih dahulu

antara sampah organik dan non organik.

Dengan demikian sampah non organik dapat

dimanfaatkan. Upaya yang dapat dilakukan

adalah sebagai berikut:

1) Mengumpulkan sampah yang sudah ditaruh di

trotoar, dibungkus dalam kantung

plastik berwarna hitam, yang sudah

dikelompokan menurut jenisnya.

Seperti untuk sampah yang berbentuk

kertas, buku-buku, karton dan lain-lain

dikumpulkan ke dalam kantung plastik

tersendiri. Sampah yang berjenis botol-

botol juga dikumpulkan tersendiri.

Semuanya dipisahkan terlebih dulu sambil

menunggu waktu sampah-sampah itu

diangkut.

2) Sampah yang tadinya sudah dikumpulkan

akan diangkut sesuai jenisnya, dan

pisahkan sesuai hari yang berbeda.

Misalnya untuk sampah kertas dan lain-

lain diangkut hari Senin, begitu pula

dengan jenis sampah lainnya.

3) Bagi ada masyarakat yang mencampur isi

sampah ke dalam satu kantung plastik maka

akan dikenai denda.

4) Pertugas juga membersihkan kota,

tertutama soal kebersihan kota dari

guguran daun-daunan pada musim gugur.

5) Petugas yang dipekerjakan adalah petugas-

petugas yang handal. Mereka mulai

beroperasi sejak subuh dengan maksud

tidak mengganggu kelancaran lalu lintas.

Ada prosedur yang harus mereka lakukan,

yaitu kerap menjaga kebersihan kendaraan

dan peralatan mereka setiap selesai

bekerja.

Dengan demikian sampah-sampah

dapatteorganisir dengan baik dan dapat di

lakukan daur ulang untuk sampah non

organik. Sedangkan sampah yang organik

dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos.

d. Upaya mengatasi pengemis

Banyaknya gelandangan yang tersebar di

kota-kota besar membuat pemandangan kota

terlihat kurang indah dan menganggu

kenyamanan para pengguna jalan dan

masyarakat yang memanfaatkan fasilitas kota

yang ada. Oleh sebab itu sebaiknya

pemerintah dapat memberi kebijakan berupa

kegiatan rehabilitatif dengan cara memberi

ketrampilan kepada mereka sehingga memiliki

bekal untuk mencari pekerjaan. Sebelum

melakukan hal tersebut, perlu upaya

preventif untuk mengatasi pengemis. Upaya

preventif tersebut diantaranya adalah

sebagai berikut :

1) Penyebaran pamflet dan leaflet tentang

gelandangan dan pengemis serta bahaya

merantau ke kota tanpa bekal dan

ketrampilan. Hal ini dilakukan pada

daerah-daerah desa yang berada di sekitar

Kota Balikpapan.

2) Penyuluhan sosial dengan melibatkan tokoh

masyarakat dan tokoh agama yang peduli

terhadap gelandang dan pengemis. Upaya-

upaya tersebut semoga dapat mengurangi

tingkat pengemis di Kota Balik papan.

e. Upaya mengatasi kriminalitas di Kota

Balikpapan

Secara konsepsial usaha pembinaan

terhadap pelaku kejahatan adalah dengan

memasukan unsur-unsur yang yang terkait

dengan mekanisme peradilan pidana dan

partisi masyarakat, antara lain:

1) Peningkatan dan pemantapan aparat penegak

hukum yaitu meliputi pemantapan

organisasi, personal, sarana, prasarana,

untuk dapat mempercepat penyelesaian

perkara-perkara pidana.

2) Perundang-undangan berfungsi untuk

menganalisis dan menekan kejahatan dengan

mempertimbangkan masa depan.

3) Mekanisme peradilan yang efektif

(memenuhi sifat-sifat: cepat, tepat,

murah, dan sederhana).

4) Koordinasi antara aparatur penegak hukum

dan aparatur pemerintah lainnya yang

saling berhubungan dan saling mengisi

untuk meningkatkan daya guna

penanggulangan kriminalitas.

5) Partisipasi masyarakat untuk membantu

kelancaran pelaksanaan penanggulangan

kriminalitas.

Disamping upaya-upaya tersebut

diatas, yang terpenting adalah upaya yang

bersifat preventif atau pencegahan, yaitu

dengan jalan menyadarkan atau menekan

terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan

kejahatan. Disinilah peran moral dan

agama untuk menuntun manusia kepada jalan

yang benar. Salah satu contoh

kecenderungan manusia untuk melakukan

pencurian dan perampokan di beberapa

tempat.

a.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Faktor alam juga mempengaruhi perkembangan

kota Balikpapan, seperti keadaan iklim,

suhu, kelembaban dan topografi. Keadaan

yang relative ini membuat orang nyaman dan

tertarik untuk tinggal di balikpapan

sehingga lama-kelamaan akan mendorong suatu

perkembangan kota. sedangkan Faktor social

seperti penduduk, ekonomi, dan SDM dalam

mengolah lingkungan (petani) juga mendukung

perkembangan kota. Kedua faktor ini tidak

dapat dipisahkan karena satu sama liain

saling mempengaruhi.

2. Perkembangan kota juga memiliki berbagai

dampak seperti kemacetan lalu lintas,

sampah, limbah, kemiskinan (gelandangan)

dan perubahan fungsi lahan.

3. Upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi

permasalahan yang muncul seiring dengan

perkembangan kota yakni menahan jumlah

penduduk yang masuk ke daerah balikpapan,

memperlebar jalan untuk minghindari

kemacetan, penundaan jam kerja untuk

pegawai negeri, kemudian untuk menahan

jumlah kendaraan pribadi maka, menaikan

harga kendaraan dan pajak, menghapuskan

sistem kredit. Untuk masalah gelandangan

maka upaya yang dapat dilakukan yaitu

rehabilitative dan sosialisasi.

4.

DAFTAR PUSTAKA

http://balikpapanberiman.blogspot.com/2011/06/

profil-kota-balikpapan.html. profil kota

balikpapan(akses 31 mei 2014)

http://dispertan.kaltimprov.go.id/media/KOTA

%20BALIKPAPAN.pdf. Kota balikpapan(akses 29

mei 2014)

http://madinatuliman.blogspot.com/2008/03/kondisi-

kota-balikpapan.html. kondisi kota

balikpapan(akses 30 mei 2014)

http://www.balikpapan.go.id/index.php?

option=com_content&view=article&id=99&Itemid=6

8&lang=in . aspek geografi kota

Balikpapan(akses 29 mei 2014)