LAPORAN HASIL AKTUALISASI - Diklat Garbarata
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
10 -
download
0
Transcript of LAPORAN HASIL AKTUALISASI - Diklat Garbarata
ii
LAPORAN HASIL AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
OPTIMALISASI PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS UEESI MELALUI PENGGUNAAN LABEL PENANDA OBAT NEAR EXPIRED DAN BBOK (BUKU
BANTU OBAT KADALUARSA)
Oleh : DEWI ASTRIYANTI, S.Farm., Apt
NDH : 15
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III
ANGKATAN XLIX TAHUN 2020
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA BOMBANA BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDARI 2020
ii
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Jalan Chairil Anwar No. 8 APuwatuTlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN HASIL AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
“OPTIMALISASI PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS UEESI MELALUI PENGGUNAAN LABEL PENANDA OBAT NEAR EXPIRED DAN BBOK (BUKU
BANTU OBAT KADALUARSA)”
Oleh :
DEWI ASTRIYANTI., S.Farm., Apt NDH : 15
Telah disetujui untuk diseminarkan tanggal: 09 Juni 2020
di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara
COACH,
Drs. LD. NDISE, M.Si NIP. 19621207 198203 1 003
MENTOR,
MUH. SAID, SKM NIP. 19781229 200012 1 002
ii
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Jalan Chairil Anwar No. 8 APuwatuTlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
“OPTIMALISASI PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS UEESI MELALUI PENGGUNAAN LABEL PENANDA OBAT NEAR EXPIRED DAN BBOK (BUKU
BANTU OBAT KADALUARSA)”
Oleh :
DEWI ASTRIYANTI., S.Farm., Apt NDH. 15
Telah diperbaiki sesuai saran Penguji, Coach dan Mentor
pada Seminar Rancangan Aktualisasi yang dilaksanakan pada tanggal, .......................
dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diaktulisasikan pada Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
Angkatan XLIX Tahun 2020
Kendari, ………………….. 2020
PENGUJI,
Dr. Hj. NUR ENDANG ABBAS, SE., M.Si
NIP. 19620407 198103 2 002
COACH,
Drs. LD. NDISE, M.Si
NIP. 19621207 198203 1 003
MENTOR,
MUH. SAID, SKM NIP. 19781229 200012 1 002
Mengetahui : KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA,
Dr. Hj. NUR ENDANG ABBAS, SE., M.Si NIP. 19620407 198103 2 002
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Kuasa karena Anugrahnya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Pengelolaan Obat di
Puskesmas Ueesi Melalui Penggunaan Label Penanda Obat Near Expired dan BBOK (Buku
Bantu Obat Kadaluarsa)”.
Penulisan Rancangan ini terlaksana karena kontribusi banyak pihak berupa bimbingan dan
motivasi sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya terutama kepada :
1. Ibu Dr. Hj. Nur Endang Abbas, SE., M.Si selaku penguji yang memberikan banyak
arahan membangun.
2. Bapak Drs. LD. NDISE, M.Si selaku Coach yang telah memberikan bimbingan,
masukan dan pengarahan.
3. Bapak Muh. Said, SKM Selaku Mentor yang telah memberikan masukan dan arahan.
4. Seluruh rekan-rekan peserta Diklat Prajabatan Golongan III Angkatan XLIX,
terimakasih untuk kebersamaanya dalam menjalani hari-hari selama di tempat Diklat.
5. Kedua orang tua serta keluarga besar yang senantiasa mendo’akan.
6. Jajaran panitia pelaksana Pelatihan Dasar CPNS Golongan III serta seluruh pihak
yang telah menyelenggarakan Latihan Dasar CPNS.
7. Semua Pihak yang membantu penyelesaian Rancangan Aktualisasi ini yang tak
mampu penulis sebutkan satu persatu.
Penulis berupaya agar Rancangan kegiatan Aktualisasi ini dapat mencapai tujuan yang
diharapkan, sehingga kritik dan saran yang sifatnya membagun sangat penulis perlukan demi
kesempurnaan penulisan ini.
Kendari, Juni 2020
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.......................................................................................... . vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................... 2
C. Manfaat .................................................................................... 2
D. Ruang Lingkup Kegiatan .......................................................... 2
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi ................................................................. 3
1. Profil Puskesmas ................................................................ 3
2. Luas Wilayah ...................................................................... 4
3. Batas Wilayah .................................................................... 4
4. Demografi .......................................................................... 5
5. Sosial, Ekonomi, dan Pendidikan.......................................... 5
B. Struktur Organisasi ................................................................... 6
C. Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN .................................................. 8
1. Akuntabilitas........................................................................ 9
2. Nasionalisme........................................................................ 9
3. Etika Publik.......................................................................... 10
4. Komitmen Mutu................................................................... 10
5. Anti Korupsi......................................................................... 11
D. Nilai-Nilai Dasar Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI....... 12
1. Whole of Goverment (WoG).................................................. 12
2. Managemen ASN.................................................................. 12
3. Pelayanan Publik................................................................... 13
E. Identikasi Isu dan Analisis Dampak .......................................... 14
BAB III CAPAIAN AKTUALISASI
A. Kendala dan Antisipasi ............................................................. 30
B. Hasil Aktualisasi......................................................................... 31
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan….. ....................................................................... 64
B. Saran….. ................................................................................. 64
v
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 65
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ueesi ................................. 4
Gambar 2. Struktur Organisasi Puskesmas Ueesi............................................. 6
Gambar 3. Kegiatan Meminta Dukungan Mentor/Pimpinan............................ . 38
Gambar 4. Konsultasi dengan Atasan............................................................... . 38
Gambar 5. Kegiatan Meminta Izin untuk Menggunakan Data Obat................... 38
Gambar 6. Surat Izin......................................................................................... .. 38
Gambar 7. Kegiatan Penyampaian Rancangan Kegiatan ................................. 43
Gambar 8. Kegiatan Meminta Saran Kegiatan ................................................. 43
Gambar 9. Kegiatan Meminta Partisipasi Dokter............................................. 43
Gambar 10. Surat Persetujuan Partisipasi......................................................... 43
Gambar 11. Kegiatan Penyiapan alat dan Bahan.............................................. 47
Gambar 12. Kegiatan Pembuatan Label Penanda Obat Near Expired............. 47
Gambar 13. Kegiatan Pemasangan label Obat Penanda Near Expired............ 48
Gambar 14. Kegiatan Penyiapan Data Obat Near Expired.............................. 52
Gambar 15.Kegiatan Pengisian Buku Bantu.................................................. 52
Gambar 16.Kegiatan Pemberian Buku Bantu Pada Dokter........................... 53
Gambar 17.Kegiatan Pemberian Informasi Sosialisasi.................................. 58
Gambar 18. Kegiatan Pengumpulan Peserta................................................... 58
Gambar 19. Kegiatan Sosialisasi Terkait Label Penanda Obat dan BBOK.... 58
Gambar 20. Kegiatan Pelayanan Menggunakan Label Penanda Obat BBOK.... 63
Gambar 21. Kegiatan Pelayanan Menggunakan Label Obat dan BBOK............ 63
Gambar 22. Kegiatan Pengumpulan Data Evaluasi............................................. 63
Gambar 23. Kegiatan Evaluasi ............................................................................ 63
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi........................ 15
Tabel 2. Kendala dan Antisipasi............................................................. 30
Tabel 3. Hasil Aktualisasi....................................................................... 31
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Undang-Undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) menyebutkan
bahwa ASN adalah Profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja di Instansi Pemerintah Sedangkan Pegawai Negeri Sipil atau yang
biasa disingkat PNS adalah Warga Negara Indonesia yng mempuyai syarat tertentu, diangkat
sebagai Pegawai Asn secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan. Pegawai ASN juga memiliki 3 fungsi yaitu: pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik, pererat dan pemersatu bangsa.
Salah satu pelayanan publik bagi ASN adalah puskesmas. Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya. Upaya kesehatan yang dapat menunjang terwujudnya derajat kesehatan yang optimal
dapat dilakukan melalui pelayanan kefarmasian.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 72 tahun 2016 tentang standar pelayanan
kefarmasian meliputi 2 (dua) kegiatan yaitu kegiatan manajerial dan pelayanan farmasi klinik.
Kegiatan manajerial pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
sebagai mana dimaksud meliputi, pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian, dan administrasi.
Pengelolaan obat di puskesmas merupakan salah satu komponen penting karena bertujuan agar
obat yang diperlukan bisa selalu tersedia setiap saat diperlukan dalam jumlah yang cukup, tepat
jenis, tepat waktu dan mutu yang terjamin serta digunakan secara rasional. Jika pengelolaan
tidak efisien akan berdampak negatif terhadap puskesmas secara medis maupun ekonomi. Salah
satu kegiatan pengelolaan sediaan farmasi adalah penyimpanan dan pendistribusian obat.
Penyimpanan sediaan farmasi bertujuan untuk menjaga agar mutu sediaan farmasi yang
tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Penyimpanan obat secara FIFO FEFO (First in First Out dan First Expired First Out)
merupakan sistem penyimpanan yang diterapkan di puskesmas Ueesi. Sistem penyimpanan ini
bertujuan untuk memaksimalkan pendistribusian obat dan mencegah adanya obat yang
kadaluarsa serta mencegah pemberian obat kadaluarsa ke pasien. Akan tetapi, penyimpanan
2
dengan menggunakan sistem FIFO FEFO saja belum cukup untuk meminimalisir jumlah obat
kadaluarsa di puskesmas. kurangnya ketelitian petugas di ruang kefarmasian dan kurangnya
kordinasi dengan dokter membuat pengeluaran obat menjadi sulit terkontrol. Akibatnya obat
dengan waktu kadalursa lebih cepat tidak didistribusikan sedangkan obat yang waktu
kadaluarsa lebih lama menjadi sering didistribusikan ke pasien. Sehingga terjadi penumpukan
obat di gudang hingga memasuki masa kadaluarsanya.
Oleh karena itu, melalui kegiatan aktualisasi habituasi ini penulis mengangkat judul
“Optimalisasi Pengelolaan Obat di Puskesmas Ueesi Melalui Penggunaan Label Penanda
Obat Near Expired dan BBOK (Buku Bantu Obat Kadaluarsa) yang diharapkan mampu
memaksimalkan pelayanan kefarmasian dan menjaga agar mutu obat tetap terjaga.
B. TUJUAN
1. Umum
Teraktualisasinya nilai-nilai dasar (ANEKA) pada Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam
pelaksanaan tugas secara profesional.
2. Khusus
Mengoptimalkan pengelolaan obat di puskesmas Ueesi unuk meningkatkan kualitas
pelayanan
C. MANFAAT
1. Untuk penulis
Dapat menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA, kedudukan dan peran PNS dalam pekerjaaan
sebagai Aparatur Sipil Negara
2. Untuk instansi
Dapat mengoptimasilasi pengelolaan obat yang dapat meningkatkan mutu pelayanan
puskesmas
3. Untuk masyarakat
Dapat meningkatkan kepuasan pasien dalam pelayanan kefarmasian di puskesmas Ueesi.
4. RUANG LINGKUP KEGIATAN
Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan di puskesmas Ueesi. Waktu pelaksanaan dimulai dari
tanggal 2 Maret –11 April 2020.
3
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi
1. Lokasi Puskesmas
UPTD Puskesmas Ueesi merupakan satu-satunya Puskesmas yang ada di Kecamatan
Ueesi Kabupaten Kolaka Timur yang berdiri pada tahun 2013. Terbentuknya UPTD
Puskesmas Ueesi berdasarkan Perbup No.13 tahun 2013. Dikeluarkan oleh pemerintah
Kabupaten Kolaka, sebelum adanya pemekaran Kabupaten Kolaka Timur di tahun yang
sama. UPTD Puskesmas Ueesi berdiri pada tahun 2013 (sesuai Sk Bupati tahun 2013)
merupakan pemekaran puskesmas Sanggona.
Lokasi UPTD Puskesmas Ueesi berada di Jl. Kompleks Perkantoran Kecamatan
Ueesi, Desa Ueesi Kode Pos 93575.Transportasi antar wilayah hanya dihubungkan
dengan jalan darat. Jalan utama desa masih berupa pengerasan batu dan sebagian besar
tanah. Masih ada desa di kecamatan Ueesi yang sulit dijangkau dengan sarana transportasi
darat. Hal ini terjadi karena medan yang cukup sulit, seperti kondisi jalan yang menanjak,
berliku, sempit dan kerusakan jalan, dan akan lebih sulit jika memasuki musim hujan.
4
Gambar 1. Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ueesi
2. Luas Wilayah
Luas wilayah kerja UPTD Puskesmas Ueesi sekitar 1300 Km² yang terdiri dari 11
desa dengan 43 dusun.
3. Batas Wilayah
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Ueesi berada di wilayah pegunungan yang
sebagian besar merupakan hutan lindung dan terdapat sungai Konaweeha sebagai sungai
utama dan berbagai anak sungai yang hampir tersebar disetiap desa di kecamatan Ueesi.
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Ueesi seluruhnya merupakan daerah tinggi dengan
ketinggian minimal 200 meter hingga 2000 meter di atas dari permukaan laut. Adapun
batas-batas wilayah UPTD Puskesmas Ueesi adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kolaka Utara
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Latoma Kabupaten Konawe
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Uluiwoi Kabupaten Kolaka Timur
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Wolo Kabupaten Kolaka
5
4. Demografi
Perkembangan jumlah penduduk di wilayah UPTD Puskesmas Ueesi cukup
signifikan dan berkembang. Jumlah penduduk wilayah kerja UPTD Puskesmas Ueesi
3366 jiwa dan jumlah rumah tangga 809 KK. Penduduk baru yang datang ke kecamatan
Ueesi sebagian besar adalah penduduk trans dari Jawa, Sumatera dan Sulawesi.
Rata-rata jumlah anggota rumah tangga dalam satu KK berjumlah 5 orang. Jumlah
penduduk terbanyak adalah Desa Ueesi dengan jumlah 662 jiwa, sedangkan yang paling
sedikit adalah Desa Watumendonga yaitu sebesar 87 jiwa
5. Sosial, Ekonomi, dan Pendidikan
Kondisi sosial penduduk di kecamatan Ueesi tergolong baik. Hal ini dapat dilihat dari
keberhasilan pembangunan pemerintah desa dibidang ekonomi yaitu disektor
perkebunan. Hampir semua masyarakat yang ada diwilayah kerja UPTD Puskesmas
Ueesi adalah petani nilam. Selain itu, kecamatan Ueesi juga merupakan salah satu
penghasil madu terbaik di Sulawesi Tenggara dan sudah mendapatkan tempat di pasaran,
sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Ueesi.
7
Visi Misi dan Nilai Puskesmas
1. Visi
“Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Yang Prima Terbaik Dan Profesional Menuju
Masyarakat Ueesi Yang Sehat”
2. Misi
a. Memberikan Pelayanan Kesehatan Yang Prima
b. Melaksanakan Pelayanan Yang Berkualitas
c. Memberikan Pelayanan Kesehatan Yang Merata dan Terjangkau
d. Mendorong Masyarakat Berprilaku Hidup Bersih Dan Sehat.
3. Nilai-nilai Organisasi
Tata nilai puskesmas Ueesi adalah
C Epat : dan tanggap dalam bertindak
E Fisien : dan efektif dalam bekerja
R Amah : dan santun dalam memberikan pelayanan
I Khlas : dalam bekerja
A Dil : kepada siapapun yang membutuhkan pelayanan
8
4. Tugas dan Fungsi Apoteker Ahli Pertama
Berdasarkan PMK. Nomor 74 Tahun 2016 standar pelayanan kefarmasian di
puskesmas adalah :
a. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai sebagaimana dimaksud
meliputi
1) Perencanaan kebutuhan;
2) Permintaan;
3) Penerimaan;
4) Penyimpanan;
5) Pendistribusian;
6) Pengendalian;
7) Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan; serta
8) Pemantauan dan evaluasi pengelolaan.
b. Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik sebagaimana dimaksud meliputi
1) Pengkajian resep, penyerahan Obat, dan pemberian informasi Obat;
2) Pelayanan Informasi Obat (PIO);
3) Konseling;
4) Ronde/visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap);
5) Pemantauan dan pelaporan efek samping Obat;
6) Pemantauan terapi Obat; dan
7) Evaluasi penggunaan Obat.
C. Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN
Ada lima (5) nilai dasar profesi PNS, yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan antikorupsi. Lima (5) nilai dasar yang biasa disingkat ANEKA ini
merupakan modal awal PNS dalam menjalankan tugasnya. Sebelum mengimplementasikan
nilai dasar PNS, ada satu tahap yang dilalui yaitu tahap internalisasi. Internalisasi merupakan
proses pemahaman atas nilai yang terkandung dari masing-masing poin ANEKA yaitu:
9
1. Akuntabilitas
Merupakan kesadaran adanya tanggung jawab dan kemauan untuk bertanggung jawab.
PNS memiliki tugas pokok fungsi yang wajib untuk dijalankan. Setiap PNS hendaknya sadar
akan tugasnya. Tidak hanya sekadar sadar. Mereka juga harus bertanggung jawab atas apa yang
telah dilaksanakan. Sebagai abdi masyarakat, PNS memiliki tanggung jawab yang besar. Maka
tidak salah jika setiap PNS melakukan perencanaan yang matang sebelum melaksanakan
tugasnya. Adanya transparansi juga penting untuk dilaksanakan. Tanpa transparansi PNS akan
kesulitan dalam menjalankan tugas (Kumalasari, dkk. 2014). Ada 9 aspek akuntabilitas antara
lain:
a. Kepimpinan
b. Transparansi;
c. Integritas;
d. Tanggung jawab;
e. Keadilan;
f. Kepercayaan;
g. Keseimbangan;
h. Kejelasan; dan
i. Konsistensi.
2. Nasionalisme
Yaitu sikap menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila. Setiap sila dalam Pancasila
mengandung nilai-nilai kemuliaan. Sila pertama, Ketuhanan yang Maha Esa. Kedua,
Kemanusiaan yang adil dan beradab. Ketiga, Persatuan Indonesia. Keempat, Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Kelima, Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sila ini merupakan pondasi dan pandangan hidup
bangsa Indonesia. Sebagai motor penggerak suatu negara, PNS harus mampu menjadi teladan.
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN adalah menjalankan
kebijakan publik. Kebijakan publik diharapkan dapat dilakukan dengan integritas tinggi dalam
melayani publik sehingga dalam menjadi pelayan publik yang professional. ASN adalah
aparat pelaksana yang melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang menjadi
landasan kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.
Indikator-indikator yang terdapat dalam nilai nasionalisme yang harus dimiliki Aparatur
Sipil Negara antara lain sebagai berikut:
10
a. Berwawasan kebangsaan yang kuat ;
b. Memahami pluralitas;
c. Berorientasi kepublikan yang kuat; dan
d. Mementingkan kepentingan nasional di atas segalanya.
3. Etika Publik
Yaitu pembelian pelayanan kepada masyarakat Seorang PNS harus mampu memberi
pelayanan yang ramah selama menjalankan tugasnya. Dalam kondisi apapun, PNS tidak boleh
terlihat sombong, angkuh, galak, apalagi tidak sopan (Kumorotomo, dkk. 2014). Aspek etika
publik antara lain:
a. Jujur;
b. Integritas;
c. Disiplin;
d. Sopan;
e. Transparan;
f. Kerjasama;
g. Empati;
h. Respek; dan
i. Keluwesan.
4. Komitmen Mutu
Yaitu sikap menjaga efektivitas dan efisiensi mutu. Ada empat indikator dari nilai-nilai
dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu (Yuniarsih, Tjutju, dkk. 2014) :
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan
efektivitas menunjukan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik yang
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari
kuantitas dan mutu hasil kerja, melainkan kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.
b. Efisien
Efisiensi adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa
menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi
penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan dilakukan sehingga dapat diketahui ada
11
tidaknya penggunaan sumber daya yang berlebihan, penyalahgunaan alokasi,
penyimpanagan prosedur dan mekanisme yang tidak sesuai dengan alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik merupakan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan
memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan
dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses
dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan
nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan
dan keinginannya, bahkan melampaui harapan. Ada lima dimensi karakteristik yang
digunakan pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayanan (Berry dan Pasuraman dalam
Zulian Zamit, 2010:11) yaitu:
1) Tangibles, yaitu bukti langsung yang meliputi fasilitas fisik, perlengkapan pegawai
dan sarana komunikasi.
2) Reliability, yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan
memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan.
3) Responsiveness, yaitu keinginan untuk memberikan pelayanan dengan tanggap.
4) Assurance, yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya.
5) Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan
perhatian yang tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan
dan kebusukan. Korupsi dikatakan sebagai kejahatan yang luar biasa karena dampaknya
yang luar biasa yaitu mampu merusak tatanan kehidupan dalam ranah pribadi, keluarga,
masyarakat maupun ranah kehidupan yang lebih luas lagi. Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) bersama dengan pakar telah melakukan identifikasi nilai – nilai dasar anti korupsi.
Ada 9 (sembilan) nilai – nilai anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu (Tim Penulis
Komisi Pemberantasan Korupsi. 2014):
1. Kejujuran: Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri. Seseorang yang dapat berkata jujur dan transparan serta tidak
12
berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri
dari perbuatan curang.
2. Kepedulian: Dengan adanya kepedulian terhadap orang lain menjadikan seseorang
memiliki rasa kasih sayang antar sesama. Pribadi dengan jiwa sosial yang tinggi tidak
akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar.
3. Kemandirian: Kemandirian membentuk karakter pada diri seseorang untuk tidak mudah
bergantung kepada pihak lain. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan
dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat.
4. Kedisiplinan: Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Seseorang yang
mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam
kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
Menurut Undang-undang No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok
tindak pidana korupsi yang terdiri dari: (1) kerugian keuangan negara; (2) suap-menyuap;
(3) pemerasan; (4) perbuatan curang; (5) penggelapan dalam jabatan; (6) benturan
kepentingan dalam pengadaan; dan (7) gratifikasi.
D. Nilai Nilai Dasar Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
1. Whole of Government (WoG)
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan penyelenggaraan pemerintah
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program, dan pelayanan publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait urusan-
urusan yang relevan (Suwarno & Sejati, 2016).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan publik bekerja lintas batas atau
lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap
isu-isu tertentu. Penerapan Whole of Goverment (WoG) dalam kegiatan aktualisasi ini antara
lain adalah dengan melakukan kordinasi kepada pimpinan puskesmas, kordinasi dengan
dokter selaku penanggung jawab ruang pelayanan umum, kordinasi dengan petugas yang
terlibat dan diberi kewenangan melakukan pengelolaan obat (Suwarno & Sejati, 2017).
2. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
13
korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS dan Manajemen
PPPK. PNS diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan
pemerintahan dan memilili nomor induk pegawai nasional. Sementara itu, PPPK diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi
pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit. Manajemen ASN meliputi
penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier;
pola karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; penghargaan;
disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN,
Manajemen Aparatur Sipil Negara, 2014).
3. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan
umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan Peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry (rivalitas) dan excludability
(ekskludabilitas) yang rendah. Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak
dapat diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem, non-rivalry, dan non-
excludable, serta cara mengkonsumsinya dapat dilakukan secara kolektif.
Perkembangan paradigma pelayanan meliputi: Old Public Administration (OPA), New
Public Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public Service (NPS). Sembilan
prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif,
transparan, responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel,
akuntabel, dan berkeadilan. Dalam aplikasinya, penerapan pelayan publik yang dilakukan
oleh penulis adalah dengan melakukan pelayanan prima yaitu adil kepada semua pasien tanpa
diskriminasi pasien berdasarkan statusnya, bekerja secara transparan, jujur, dan berorientasi
mutu untuk meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian (Purwanto, dkk.
2017).
14
E. Identifikasi ISU dan Dampaknya
Berdasarkan hasil analisis, konsultasi dengan coach dan disetujui oleh mentor maka
penulis akan mengangkat isu yaitu “Belum Optimalnya Pengelolaan Obat di Puskesmas Ueesi”
dikarenakan sistem pengelolaan obat yang diterapkan sebelumnya belum optimal untuk
meminimalisir jumlah obat yang kadaluarsa, belum adanya SOPP tentang pengelolaan obat dan
kurangnya kordinasi dengan dokter mengenai distribusi obat ke pasien. Jika isu/permasalahan
tersebut tidak ditangani, maka jumlah obat yang kadaluarsa di puskesmas akan tinggi sehingga
akan merugikan puskesmas secara materi dan merugikan pasien.
Dilihat dari penyebabnya, maka akan diselesaikan dengan cara “Optimalisasi Pengelolaan
Obat di Puskesmas Ueesi melalui penggunaan media BBOK (Buku Bantu Obat Kadaluarsa)
yang diharapkan mampu memperbaiki sistem pengelolaan obat dan menurunkan jumlah obat
kadaluarsa di puskesmas Ueesi
15
Tabel 1. Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkatan substansi/ mata
pelatihan
Kontribusi visi dan
misi organisasi
Penguatan nilai
dan organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Konsultasi
kepada
atasan/mentor
1.1 meminta
dukungan
atasan/mentor
Terperolehnya
dukungan
atasan/mentor
Akuntabilitas: meminta dukungan
atasan/mentor dengan menjelaskan
secara transparan rancangan kegiatan
yang akan dikerjakan.
Nasionalisme: meminta dukungan
atasan dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Etika Publik: dalam meminta
dukungan harus sopan dan santun
kepada atasan.
Komitmen Mutu : meminta
dukungan dengan cara yang efektif
dan efisien
Antikorupsi: dalam meminta
dukungan atasan harus memberikan
informasi yang jujur
Kegiatan ini
berkontribusi pada
visi mewujudkan
pelayanan kesehatan
yang prima terbaik
dan profesional
menuju masyarakat
Ueesi yang sehat dan
misi puskesmas yaitu
memberikan
pelayanan yang
prima.
Konsultasi ke
pimpinan merupakan
usaha untuk
Kegiatan konsultasi
ini merupakan
bentuk penguatan
nilai efiesien dan
efektif dalam
bekerja
16
1.2 Konsultasi
dengan atasan
Arahan/petunjuk/bi
mbingan
pelaksanaan
kegiatan
Akuntabilitas: dalam berkonsultasi
dengan atasan harus jelas target apa
yang akan dicapai
Nasionalisme: berkonsultasi dengan
atasan tidak boleh memaksakan
kehendak dan siap menerima
masukan
Etika Publik: berkonsultasi kepada
atasan dengan hormat
Komitmen mutu: berkonsultasi
kepada atasan dengan
mempertimbangkan efektifitas dan
efisiensi
Anti korupsi: berkonsultasi dengan
atasan dengan sikap berani
mengemukakan gagasan.
memberikan
pelayanan yang yang
maksimal ke pasien
sehingga pasien
mendapatkan
pelayanna kesehatan
yang prima.
1.3 Meminta izin
untuk menggunakan
data obat
Terbitnya izin dari
atasan.
Akuntabilitas: meminta izin untuk
menggunakan data obat secara
bertanggung jawab.
17
Nasionalisme: meminta izin dengan
menggunakan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar
Etika Publik: meminta izin
menggunakan data obat
Dengan sikap sopan dan santun
Komitmen mutu: meminta izin
menggunakan data obat merrupakan
usaha yang bertujuan untuk
meningkatkan mutu pelayanan
Anti korupsi: meminta izin
menggunakan data obat dengan sikap
berani
2 Kordinasi
dengan dokter
2.1 Menyampaikan
rancangan kegiatan
Terlaksanakannya
penyampaian
rancangan kegiatan
Akuntabilitas: menyampaikan
rancangan kegiatan secara transparan
Nasionalisme: menyampaikan
rancangan kegiatan aktualiasi dengan
menggunakan Bahasa Indoneia yang
baik dan benar
Etika Publik: menyampaikan
rancangan kegiatan dengan hormat
Melakukan kordinasi
dnegan dokter sebagai
penulis resep
merupakan bentuk
kontribusi terhadap
visi mewujudkan
pelayanan kesehatan
yang prima terbaik
Kegiatan
melakukan
kordinasi dengan
dokter merupakan
bentuk penguatan
pada nilai efektif
dan efisien dalam
bekerja
18
Komitmen mutu: menyampaikan
rancangan kegiatan dengan efektif
dan efisien
Anti korupsi: menyampaikan
rancangan kegiatan dengan sikap
berani.
dan profesional
menuju masyarakat
Ueesi yang sehat dan
misi memberikan
pelayanann
kesehatan yang
prima
Kordinasi dengan
dokter merupakan
upaya maksimal yang
penulis lakukanan
dengan harapan
program yang
direncanakan dapat di
dukung sehingga
dapat meningkatkan
pelayanan
2.2 meminta saran
mengenai kegiatan
yang akan
dilaksanakan
Adanya
saran/masukan
Akuntabilitas: meminta saran
mengenai kegiatan yang akan
dilakukan dengan mengutamakan
kepentingan umum
Nasionalisme: meminta saran
dengan bermusyawarah
Etika Publik: meminta saran dan
menghormati pendapat dokter terkait
kegiatan rancangan aktualisasi
Komitmen mutu: meminta saran
kepada merupakan salah satu cara
efektif untuk meminta dukungan dan
partisipasi
Anti korupsi: meminta saran kepada
dokter mengenai kegiatan dengan
19
disipin waktu, tidak mengambil
waktu pelayanan dokter
Meminta dokter untuk
bersedia berpartisipasi
dalam kegiatan ini
Terwujudnya
komitmen dokter
untuk bersedia
berpartisipasi
dalam program
aktualisasi
Akuntabilitas: meminta dokter
untuk berartisipasi merupakan bentuk
sikap partisipatif dokter
meningkatkan pelayanan kesehatan.
Nasionalisme: meminta dokter untuk
bersedia berpartisipasi dengan
menggunakan bahasa indonesia yang
baik dan benar
Etika Publik: meminta dokter untuk
berpartisipasi dan bekerjasama dalam
mensukseskan rancangan kegiatan
aktualisasi
Komitmen mutu: meminta dokter
untuk berpartisipasi dalam kegiatan
ini dengan orientasi peningkatan
mutu pelayanan
Anti korupsi: meminta dokter untuk
berpartisipasi dalam kegiatan ini
dengan penuh tanggung jawab.
20
3 Pembuatan
label penanda
obat near
expired
3.1 Penyiapan alat dan
bahan
Tersedianya alat
dan bahan
Akuntabilitas : penyiapan alat dan
bahan dengan penuh tanggung jawab
sebagai pelaksana program
Nasionalisme: dalam menyiapkan
alat dan bahan harus rela berkorban
tenaga dan waktu dan biaya
Etika Publik: menyiapkan alat dan
bahan dengan tulus
Komitmen mutu: menyiapkan alat
dan bahan dengan efektif dan efisien
Anti Korupsi: menyiapkan alat dan
bahan dengan jujur
Pembuatan label dan
buku bantu
berkontribusi pada visi
puskesmas
mewujudkan
pelayanan kesehatan
yang prima terbaik
dan profesional
menuju masyarakat
Ueesi yang sehat dan
misi puskesmas yaitu
memberikan
pelayanan yang
berkualitas.
Kegiatan ini adalah
usaha untuk
memberikan
pelayanan yang
berkulitas kepada
pasien.
Pembuatan serta
pemasangan label
dan buku bantu
merupakan bentuk
penguatan dari nilai
efektif dan efisien
dalam bekerja.
Dalam pembuatan
label dan buku
bantu harus
mengutamakan
efektivitas kegiatan
dan efiensinya
waktu dan biaya
yang digunakan.
3.2 Pembuatan label
penanda obat near
expired
Tersedianya label
penanda obat near
expired
Akuntabilitas : dalam pembuatan
label penanda obat near expierd
harus didasarkan atas tanggung
jawab selaku pelaksana program
Nasionalisme: dalam pembuatan
label harus rela meluangkan waktu
lebih
Etika Publik: membuat label
dengan sikap tekun
21
Komitmen mutu: membuat label
dengan efektif dan efisien
Anti Korupsi: dalam pembuatan
label harus transparan jika
menggunakan fasilitas puskesmas
3.3 pemasangan label
penanda obat near
expired
Tersedianya label
penanda obat near
expired pada box
obat
Akuntabilitas : pemasangan label
harus didasari atas sikap tanggung
jawab sebagai pelaksana program
Nasionalisme: pemasangan label
dilakukan dengan rasa semangat
Etika Publik: pemasnagan label
harus dilakukan dengan hati-hati
untuk menghindari kesalahan
Komitmen mutu: pemasangan label
dilakuan dengan efektif dan efisien
Anti Korupsi: pemasangan label
pada box obat ttidak boleh
bergantung pada bantuan petugas
lain
22
4. Pengisian
BBOK`
4.1 penyiapan data
obat near expired
Data Akuntabilitas : penyiapan data
dilakukan secara transparan,
dikteahui oleh pimpinan
Nasionalisme: penyiapan data
dilakukan engan etos kerja yang
tinggi
Etika Publik: penyiapan data harus
dialkukan dengan hati hati untuk
menghindari terjadinya kesalahan
Komitmen mutu: penyiapan data
dilakukan secara efisien
Anti Korupsi: penyiapan data harus
dapat dipertanggung jawabkan
Pengisian BBOK
bantu berkontribusi
pada visi puskesmas
mewujudkan
pelayanan kesehatan
yang prima terbaik
dan profesional
menuju masyarakat
Ueesi yang sehat dan
misi puskesmas yaitu
memberikan
pelayanan yang
berkualitas.
Kegiatan ini adalah
usaha untuk
memberikan
pelayanan yang
berkulitas kepada
pasien.
Pengisian BBOK
merupakan bentuk
penguatan dari nilai
efektif dan efisien
dalam bekerja.
Dalam pembuatan
label dan buku
bantu harus
mengutamakan
efektivitas kegiatan
dan efiensinya
waktu dan biaya
yang digunakan. 4.2 pengisian buku
bantu
Terlaksananya
pengisian buku
bantu
Akuntabilitas : pengisian buku
bantu harus dapat dipertanggung
jawabkan
Nasionalisme: dalam mengisi buku
bantu harus rela berkorban waktu
Etika Publik: pegisian buku bantu
harus dialkukan dengan hati hati
23
untuk menghindari terjadinya
kesalahan
Komitmen mutu: pengisian buku
bantu dilakukan secara efisien
Anti Korupsi: pengisian buku bantu
harus transparan,
4.3 Pemberian buku
bantu pada dokter
Terlaksananya
pemberian buku
bantu
Akuntabilitas : pemberian buku
bantu kepada dokter harus disertai
dengan penjelasan
Nasionalisme: pemberian buku
bantu kepada dokter menggunakan
bahasa indonesia yang baik dan
benar
Etika Publik: pemberian buku bantu
dilakukan dengan sikap sopan
Komitmen mutu: pemberian buku
bantu berorientasi pada peningkatan
pelayanan mutu
Anti Korupsi: penyerahan buku
bantu harus dapat dipertanggung
jawabkan
24
5. Sosialisasi
mengenai
penggunaan
label penanda
obat near
expired dan
penggunaan
buku bantu
obat
kadaluarsa
5.1 Pemberian
informasi secara lisan
kepada petugas
terkait waktu dan
tempat sosialisasi
Tersedia
kesepakatan jadwal
pelaksanaan
sosialisasi
Akuntabilitas : pemberian informasi
dilakukan penulis sebagai tanggung
jawab akan program yang akan
dilaksanakan
Nasionalisme: pemberian informasi
menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar
Etika Publik: pemberian informasi
dilakukan dengan tulus
Komitmen mutu: pemberian
informasi dilakukan secara efektif
dan efisien
Anti Korupsi: pemberian informasi
dilakukan secara transparan
mengenai sosialisasi yang akan
dilakukan
Sosialisasi SOP
merupakan bentuk
kontribusi pada visi
mewujudkan
pelayanan kesehatan
yang prima terbaik
dan profesional
menuju masyarakat
Ueesi yang sehat dan
misi puskesmas yaitu
memberikan
pelayanan yang
profesional.
Dengan melakukan
sosialisasi maka akan
terbentuk pemahaman
petugas terkait
penggunaan label
penanda obat near
expired dan BBOK
Sosialiasi
merupakan
penguatan nilai
cepat dan tanggap
dalam bertindak
5.2 mengumpulkan
peserta sosialisasi di
ruang pertemuan
Adanya peserta
diruang pertemuan
Akuntabilitas : pengumpulan
peserta sosialisasi dilakukan sebagai
bentuk tanggung jawab
Nasionalisme: dalam
mengumpulkan sosialisasi rela
25
berkorban tenaga dan waktu
meyediakan tempat sosialisasi
Etika Publik: mengumpulkan
peserta sosialisasi dilakukan dengan
sopan dan santun
Komitmen mutu: mengumpulkan
peserta sosialisasi dilakukan secara
efektif dan efisien
Anti Korupsi: mengumpulkan
peserta sosialisasi dengan tidak
berharap pada orang lain
yang merupakan
wujud keprofesionalan
dalam bekerja
5.3 melakukan
sosialisasi terkait
penggunaan label
penanda obat near
expired dan BBOK
Terlaksananya
sosialisasi terkait
penggunaan label
penanda obat near
expired dan BBOK
yang dibuktikan
melalui
dokumentasi
Akuntabilitas : dalam melakukan
sosialisasi, penulis bertanggung
jawab sebagai narasumber
Nasionalisme: dalam melakukan
sosialisasi dengan penuh rasa
percaya diri
Etika Publik: dalam melakukan
sosialisasi, penulis mengajak petugas
untuk ikut bekerjasama
26
menggunakan media BBOK dan
label penanda obat near expired
Komitmen mutu: sosialisasi
bertujuan untuk memberikan
pemahaman kepada petugas dalam
menjalankan kegiatan pengelolaan
obat yang bertujuan pada
peningkatan mutu pelayanan
kefarmasian
Anti Korupsi: melakukan sosialisasi
harus disiplin terhadap waktu
sosialisasi dalam arti tidak
mengurangi atau menambah waktu
sesuai dengan informasi yang
diberikan ke peserta sebelumnya
6 Pelaksanaan
pengelolaan
obat melalui
penggunaan
Label
Penanda Obat
6.1 melakukan
pelayanan dengan
memperhatikan label
penanda obat near
expired dan BBOK
Terlaksananya
pelayanan dengan
memperhatikan
label penanda obat
near expired dan
BBOK
Akuntabilitas : melakukan
pelayanan dengan konsisten
menerapkan pengguanaan label dan
BBOK
Pelaksanaan
penggunaan obat
berkontribusi pada
visi mewujudkan
pelayanan kesehatan
yang prima terbaik
Pelaksanaan
penggunaan obat
merupakan wujud
penguatan nilai
puskesmas yaitu
27
Near Expired
dan BBOK
Nasionalisme: melakukan pelayanan
dengan tidak membeda-bedakan
pasien
Etika Publik: melakukan pelayanan
dengan cermat agar tidak terjadi
kesalahan pemberian obat
Komitmen mutu: melakukan
pelayanan dengan efektif dan efisien
Anti Korupsi: melakukan pelayanan
dengann jujur memberikan obat yang
bermutu
dan profesional
menuju masyarakat
Ueesi yang sehat dan
misi puskesmas yaitu
memberikan
pelayanan yang
profesional.
Pelaksanaan
pengelolaan obat
melalui penggunaan
media BBOK
merupakan program
inovasi yang telah
dilakukan dengan
tujuan pada
peningkatan
pelayanan yang prima.
efektif dan efisien
dalam bekerja
6.2 pengumpulan data
untuk persiapan
evaluasi
Tersedianya
data/referensi
Akuntabilitas : mengumpulkan data
dilakukan penulis sebagai bentu
tanggung jawab
Nasionalisme: mengumpulkan data
dengan rela meluangkan waktu dan
tenaga untuk mengumpulkan
referensi
Etika Publik: mengumpulkan data
dengan hati hati agar tidak terjadi
kesalahan
28
Komitmen mutu: mengumpulkan
data dilakukan dengan efektif dan
efisien
Anti Korupsi: pengumpulan data
dilakukan dengan jujur, dan sesuai
dengan data real.
6.3 evaluasi Terlaksanannya
evaluasi terhadap
inovasi yang
dilakukan
Akuntabilitas : melakukan evaluasi
secara jujur dengan menggunakan
data real
Nasionalisme: pengerjaan evaluasi
dilakukan dengan semangat
Etika Publik: evaluasi dilakukan
dengan cermat dalam menganalisis
data
Komitmen mutu: pelaksanaan
evaluasi dilakukan dengan orientasi
peningkatan mutu pelayanan
kefarmasian
Anti Korupsi: proses evaluasi
dilakukan secara transparan baik
29
Kendari, Juni 2020
Menyetujui, Peserta
Coach
(Drs. Ld. Ndise, M.Si) (Dewi Astriyanti, S.Farm., Apt)
NIP. 19621207 198203 1 003 NIP. 19930825 201903 2 025
kepada pimpinan maupun pihak lain
yang terlibat dalam pengelolaan obat
30
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI
A. Kendala dan Antisipasi
Tabel 2. Kendala dan Antisipasi
No Uraian Kegiatan Kendala Antisipasi
1 Konsultasi kepada atasan/mentor Tidak ada
kendala dalam
kegiatan ini
Tidak ada antisipasi dalam
kegiatan ini
2 Kordinasi dengan dokter Tidak ada
kendala dalam
kegiatan ini
Tidak ada antisipasi dalam
kegiatan ini
3 Pembuatan label penanda obat near
expired
Tidak ada
toko ATK di
Ueesi
Sumber
listrik sangat
minim
ATK yang diperlukan
dipersiapkan di kendari
Proses mencari design
dan literatur dilakukan di
kendari.
4 Pengisian BBOK` Tidak ada
kendala dalam
kegiatan ini
Tidak ada antisipasi dalam
kegiatan ini
5 Sosialisasi mengenai penggunaan
label penanda obat near expired dan
penggunaan buku bantu obat
kadaluarsa
Sumber listrik
sangat minim
Sosialisas dilakukan secara
langsung tidak
menggunakan power point
6 Pelaksanaan pengelolaan obat
melalui penggunaan Label Penanda
Obat Near Expired dan BBOK
Tidak ada
kendala dalam
kegiatan ini
Tidak ada antisipasi dalam
kegiatan ini
31
B. Hasil Aktualisasi
Tabel 3. Hasil Aktualisasi
No Uraian
Kegiatan
Tahapan Kegiatan Output/Hasil Tanggal
pelaksanaan
Keterangan
1 Konsultasi
kepada
atasan/mentor
a. meminta
dukungan
atasan/mentor
b. melakukan
konsultasi dengan
atasan
c. meminta izin
untuk
menggunakan
data obat
a. terlaksananya
kegiatana
meminta
dukungan
dengan
atasan/mentor
b. terlaksananya
konsultasi
dengan atasan
c. terbitnya izin
utuk
menggunakan
data obat
puskesmas
Jumat, 28
februari
2020
Terlaksana
2 Kordinasi
dengan dokter
a. menyampaikan
rancangan
kegiatan
b. meminta saran
mengenai kegiatan
yang akan
dilaksanakan
c. meminta dokter
untuk bersedia
berpartisipasi
dalam kegiatan
a. terlaksananya
kegiatan
penyampaian
rancangan
kegiata kepada
dokter
b. terlaksananya
diskusi dengan
dokter yang
disertai
pemberian
saran terkait
kegiatan yang
Senin, 2
Maret 2020
Terlaksana
32
akan
dilaksanakan
c. terbitnya
persetujuan
dokter untuk
berpartisipasi
3 Pembuatan
label penanda
obat near
expired
a. mempersiapkan
alat dan bahan
b. membuat label
penanda obat near
expired
c. melakukan
pemasangan label
penanda obat near
expired
a. tersedianya alat
dan bahan
b. tersedianya
label label
penanda obat
near expired
c. terlaksanya
pemasangan
label penanda
obat near
expired
Selasa, 3
Maret 2020
Terlaksana
4 Pengisian
BBOK`
a. mempersiapkan
data obat near
expired
b. melakukan
pengisian buku
bantu
c. memberikan Buku
Bantu Obat
Kadaluarsa kepada
dokter
a. tersedianya
data data obat
near expired
b. terlaksanya
pengisian buku
bantu
c. terlaksananya
pemberian
Buku Bantu
Obat
Kadaluarsa
kepada dokter
Rabu –
Kamis,
4 maret
2020-12
maret 2020
Terlaksana
5 Sosialisasi
mengenai
penggunaan
label penanda
a. menginformasikan
secara lisan
kepada petugas
a. terlaksananya
pemberian
informasi
kepada petugas
Kamis-
senin,
Terlaksana
33
obat near
expired dan
penggunaan
buku bantu
obat
kadaluarsa
terkait waktu dan
tempat sosialisasi
b. mengumpulkan
peserta sosialisasi
di ruang
pertemuan
c. melakukan
sosialisasi terkait
penggunaan label
penanda obat near
expired dan
BBOK
terkait waktu
dan tempat
sosialisasi
b. terlaksananya
pengumpulan
peserta
sosialisasi
c. terlaksananya
sosialisasi
terkait
penggunaan
label penanda
obat near
expired dan
BBOK
12 maret
2020- 16
maret 220
6 Pelaksanaan
pengelolaan
obat melalui
penggunaan
Label
Penanda Obat
Near Expired
dan BBOK
a. melakukan
pelayanan dengan
memperhatikan
label penanda obat
near expired dan
BBOK
b. pengumpulan data
untuk persiapan
evaluasi
c. melakukan
evaluasi
a. terlaksananya
pelayanan
dengan
memperhatikan
label penanda
obat near
expired dan
BBOK
b. tersedianya
data
c. terlaksaanya
evaluasi
keberhasilan
kegiatan
Selasa, 17
maret 2020-
april
34
Kegiatan 1 Konsultasi kepada atasan/mentor
Tanggal Jumat, 28 Februari 2020
Lampiran Surat Izin Melaksanakan Kegiatan Aktualisasi
1. Uraian kegiatan yang memuat nilai dasar yang melandasi
Melakukan konsultasi merupakan kegiatan awal dari seluruh kegiatan
aktualisasi sebab selaku atasan kepala puskesmas wajib mengetahui kegiatan-
kegiatan yang akan dilaksanakan di Puskesmas yang bertujuan untuk membina kerja
sama dengan bawahan. Adapun uraian kegiatan yag memuat nilai dasar yaitu:
a. Meminta dukungan atasan atau mentor.
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah transparansi. Dalam
menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan, saya menjelaskan secara
transparan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan dengan tujuan
membangun kepercayaan atasan sehingga atasan dapat memberikan
dukungan.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah menggunakan
bahasa Indonesia, bahwa dalam meminta dukungan kepada atasan saya
menggunakan bahasa Indonesia yang baik.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan santun. Dalam
meminta dukungan kepada atasan, saya bersikap sopan dan santun mulai dari
masuk menemui atasan hingga berbicara kepada atasan.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif dan
efisien. Dalam meminta dukungan kepada atasan, saya menyampaikan
informasi secara efektif tanpa ada pembahasan di luar materi kegiatan yang
diusulkan sehingga dapat mengefisienkan waktu pertemuan.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah jujur, bahwa dalam
meminta dukungan kepada atasan, saya bersikap jujur terkait hambatan dan
dampak yang mungkin dapat ditimbulkan dari kegiatan yang akan saya
laksanakan.
35
b. Konsultasi dengan atasan
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah kejelasan, bahwa
pada saat berkonsultasi dengan pimpinan, saya menyampaikan maksud dan
tujuan kegiatan ini dengan jelas dan target yang diharapkan dengan
dilakukannya kegiatan ini.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah musyawarah
mufakat, bahwa dalam melakukan konsultasisaya sebagai pelksana kegiatan
harus menerima saran yang diberikan oleh pimpinan dan tidak boleh
memaksakan kehendak terhadap keputusan pimpinan.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah bersikap hormat, dalam
melakukan konsultasi kepada pimpinan, saya menghormati saran yang
diberikan oleh kepala puskesmas.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif dan
efisien, bahwa dalam melakukan konsultasi saya mendengarkan dan
memahami semua saran dari pimpinan sehingga konsultasi dapat berlangsung
secara efektif dan efisien.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah berani, bahwa dalam
melakukan konsultasi kepada Kepala Puskesmas, saya berani mengemukakan
gagasan dan berani bertanggung jawab terhadap gagasan yang saya usulkan.
c. Meminta izin untuk menggunakan data obat
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah bertanggung jawab,
bahwa pada saat meminta izin untuk untuk menggunakan data obat
puskesmas, saya akan bertanggung jawab dengan tidak menyalahgunakan
penggunaan data obat.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah bahasa Indonesia,
bahwa dalam meminta izin untuk menggunakan data obat, saya menggunakan
bahasa Indonesia.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan santun, dalam
meminta izin, saya bersikap sopan santun dengan intonasi yang lembut dan
bahasa yang baik.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah orientasi mutu,
bahwa dengan diizinkannya penggunaan data obat, maka kegiatan aktualisasi
36
dapat berjalan lancar yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pelayanan
puskesmas.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah berani. Dalam
meminta izin menggunakan data obat, saya dengan berani menyampaikan
permohonan tersebut kepada pimpinan dan berani bertanggung jawab
terhadap data yang sudah diamanahkan.
2. Tekhnik aktualisasi yang dipergunakan dan bukti fisik kegiatan/evidence
1) Meminta dukungan atasan/mentor = transparansi. Dukungan mentor atau
pimpinan merupakan hal utama sebelum melakukan kegiatan. Tanpa adanya
dukungan dari pimpinan, maka suatu kegiatan tidak boleh dilaksanakan di
instansi tersebut. Untuk memperleh dukungan dari pimpinan, tentunya
mejelaskan secara tarnaparan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan
menjadi sebuah keharusan, sehingga pimpinan mengetahu kegiatan apa yang
akan dijalankan dan bagaimana mekanismenya.
2) Konsultasi dengan atasan = musyawarah. Teknik yang digunakan saat
berkonsultasi dengan pimpinan adalah musyawarah. Saat konsultasi, seorang
pimpinan pasti akan memberikan tanggapan baik berupa kritik atau
masukan/saran, sehingga pada saat melakukan konsultasi, harus melakukannya
dengan teknik musyarah, tidak memaksakan kehendak salah satu pihak.
3) Meminta izin untuk menggunakan data obat =.bertanggung jawab. Data obat
merupakan data privasi puskesmas yang seharsnya tidak dipublikasikan.
Sehingga saat seorang pimpinan memberi izin untuk menggunakan data obat
puskemas, maka harus digunakan dengan penung tanggungjawab, tidak
disalahgunakan untuk kepentingan tertentu.
3. Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan
a. Meminta dukungan atasan/mentor. Sebelum meminta dukungan Pimpinan,
saya mempersiapkan proposal kegiatan yang akan dilaksanakan, kemudian
saya menjelaskan secara rinci mengenai kegiatan dan data yang saya butuhkan
untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Transparasi kegiatan yang saya jelaskan
bertujuan untuk memperoleh dukungan dari pimpinan. Adapun output dari
kegiatan ini ialah terlaksananya kegiatan meminta dukungan dati atasan..
37
b. Konsultasi dengan atasan. Setelah memperoleh dukungan dari atasan, saya
meminta masukan terkait kegiatan yang akan saya jalankan di puskesmas,
tujuannya adalah untuk memkasimalkan kegiata. Adapun output dari
kegiatan ini ialah terlaksananya konsultasi dengan atasan
c. Meminta izin untuk untuk menggunakan data obat. Setelah melaksanakan
konsultasi, saya meminta izin untuk menggunakan data obat baik data obat
kadaluarsa maupun data penggunaan obat. Adapun output dari kegiatan ini
ialah terbitnya izin dari atasan.
4. Manfaat kegiatan terhadap pencapaian visi, misi dan tugas organisasi
Konsultasi ke pimpinan merupakan usaha untuk memberikan pelayanan yang
yang maksimal dan profesional ke pasien, sehingga pasien mendapatkan pelayanan
kesehatan yang prima.
5. Analisis dampak (terhadap satuan kerja, Organisasi dan masyarakat) jika
aktualisasi tidak berdasarkan NDS
a. Dampak terhadap satuan kerja
Jika konsultasi kepada mentor tidak dilakukan dan tidak berdasarkan nilai-nilai
ANEKA, maka kegiatan yang dilaksanakan dapat dikatakan sebagai kegiatan
yang ilegal dan saat terjadi masalah dalam melaksanakan kegiatan, mentor tidak
dapat bertanggung jawab.
1) Dampak terhadap organisasi
Jika konsultasi kepada mentor tidak dilakukan dan tidak berdasarkan nilai-nilai
ANEKA, maka tidak ada dukungan penuh dari mentor/pimpinan atas
pelaksanaan aktualisasi ini. Hal tersebut berdampak kepada pimpinan tidak
turut bertanggung jawab atas masalah yang mungkin muncul, penulis tidak
mendapatkan arahan dan bimbingan yang dibutuhkan, serta kegiatan yang
direncanakan belum tentu dinilai efektif karena tidak adanya konsultasi
2) Dampak terhadap masyarakat
Konsultasi dan meminta persetujuan pimpinan atas pelaksanaan aktualisasi
yang dilakukan tidak berdasarkan nilai ANEKA, akhirnya akan sangat
berpengaruh kepada hasil aktualisasi yakni kegiatan yang dibuat tidak berfungsi
optimal di UPTD yang berujung pada tidak optimalnya pelayanan publik.
38
Evidence kegiatan 1
Gambar 4. Konsultasi dengan Atasan Gambar 3. Kegiatan Meminta
Dukungan Mentor/Pimpinan
Gambar 5. Kegiatan Meminta Izin
untu Menggunakan Data Obat Gambar 6. Surat Izin
39
Kegiatan 2 Kordinasi dengan Dokter
Tanggal Senin, 2 maret 2020
Lampiran Surat persetujuan untuk berpartisipasi
1. Uraian kegiatan yang memuat nilai dasar yang melandasi
Melakukan kordinasi dengan dokter merupakan kegiatan kedua dalam
kegiata aktuliasi ini. Kordinasi dengan dokter perlu dilakukan karena dokter
memegang peranan penting yaitu sebagai pemberi resep/obat. Kordinasi yang baik
dengan dokter akan sangat membantu dalam memaksimalkan kegiatan . Adapun
uraian kegiatan yag memuat nilai dasar yaitu:
a. Menyampaikan rancangan kegiatan.
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah transparansi. Dalam
menyampaikan rancangan kegiatan, saya menjelaskan secara transparan dan
detail terkait kegiatan yang akan saya lakukan dan bagaimana keterlibatan
dokter di dalamnya.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah menggunakan
bahasa Indonesia, bahwa menyampaikan rancangan kegiatan saya
menggunakan bahasa Indonesia yang baik.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah hormat. Dalam
menyampaikan rancangan kepada dokter, saya bersikap hormat dengan cara
menyampaikan rancangan menggunakan bahasa yang baik, sopan, dan ramah.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif dan
efisien. Dalam meminta menyampaikan rancangan kepada dokter, saya
menyampaikan seluruh informasi secara rinci dan menggunakan waktu
diskusi secara efisien.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah berani, bahwa dalam
menyampaikan rancangan kegiatan kepada dokter, saya melakukan dengan
berani, sebab kegiatan yang akan saya jalankan sedikit banyak akan
mempengaruhi metode dalam penulisan resep.
b. Meminta saran mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah mendahulukan
kepetingan umum, bahwa pada saat saya meminta saran kepada dokter, saya
siap menerima jika dokter mememberikan masukan mengenai kegiatan yang
40
akan saya jalankan sehingga tidak mengganggu pelayanan kesehatan yang
dilakukan dokter
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah musyawarah
mufakat, bahwa dalam meminta saran mengenai kegiatan yang akan
dilaksanakan, saya dan dokter bemusyawarah menentukan metode yang
paling tepat untuk memaksimalkan kegiatan aktualisasi saya tanpa
mengurangi kualitas pelayanan .
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah bersikap hormat, dalam
meminta saran kepada dokter, saya menghormati setiap saran yang diberikan
oleh dokter.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif, bahwa
dalam meminta saran mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan, saya akan
memperoleh metode yang paling efektif untuk memaksimalkan kegiata
aktualisasi saya.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah disiplin waktu, bahwa
dalam meminta saran mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan, saya tidak
menggunakan waktu pelayanan (kerja).
c. Meminta dokter untuk berpartisipasi
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah partisipasif, bahwa
saat meminta dokter untuk berpartisipasi dan dokter bersedia untuk itu, maka
ini meruakan bentuk partisipasif dokter untuk meningkatkan pelayanan di
puskesmas.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah bahasa Indonesia,
bahwa dalam meminta dokter untuk berpartisipasi, saya menggunakan bahasa
Indonesia.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah kerjasama, bahwa
dalam kesediaan dokter untuk berpartisipasi, kesediaan dokter untuk
berpartisipasi merupakan bentuk kerjasama antara dokter dan saya dalam
memaksimalkan pelayanan.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah orientasi mutu,
bahwa dengan partisipasi dokter dalam kegiatan ini, maka hal tersebut
meningkatkan mutu pelayanan puskesmas.
41
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah tanggung jawab.
Dalam meminta partisipasi dokter,saya siap bertanggung jawab terhadap
kegiatan yang akan dilaksanakan dan terhadap kemungkinan dampak yang
ditimbulkan.
2. Tekhnik aktualisasi yang dipergunakan dan bukti fisik kegiatan/evidence
a. Menyampaikan rancangan kegiatan = profesional. Teknik aktualisasi yang
digunakan saat menyampaikan ranvangan kepada dokter adalah profesional
dimana saat menyampaikan ranangan, proposal kegiatan dan bahan yang akan
diajukan untuk kegiatan harus telah dipersiapkan. Sehingga pada tahap ini
kegiatan akan berlangsung degan efektif dan efisien.
b. Meminta saran mengenai kegiatan= musyawarah mufakat. Dalam melakukan
kegiatan diskusi, harus didasari dengan teknik musyawarah mufakat. Dimana,
pelaksana kegiatan harus mendengarkan masukan yang diberikan oleh dokter,
dan tidak boleh memaksakan kehendak pribadi. Semua dilakukan dengan tujuan
untuk meingkatkan kualitas pelayanan puskesmas.
c. Meminta dokter untuk berpartisipasi= kerjasama. Keberhasilan suatu kegiatan,
tidak dapat terjadi jika kegiatan tersebut dilaksanakan sendiri, terlebih kegiatan
ini memerlukan dukungan dan partisipasi litas profesi. Sehingga pada tahapan ini
teknik kerjasaa sangat diperlukan untuk memaksimalkan hasil kegiatan yang
akan dijalankan.
3 Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan
a. Menyampaikan rancangan kegiatan. Sebelum menyampaikan rancangan
kegiatan kepada dokter, maka saya menyiapkan proposal kegiatan aktualisasi
terlebih dahulu. Kemudian menjelaskan program yang akan saya jalankan,
tujuan dari program tersebut, dan bagaimaan peran dokter di dalamnya. Adapun
output dari kegiatan ini ialah terlaksananya kegiatan penyampaian
rancangan kegiatan.
b. Meminta saran kepada dokter. Setelahmenyampaikan rancangan kegiatan dan
dokter memahami kegiatan yang akan saya laksanakan, saya meminta saran
kepada dokter untuk memaksimalkan kegiatan aktualisasi tanpa mengurangi
42
kualitas pelayanan puskesmas. Adapun output dari kegiatan ini ialah
terlaksananya kegiatan meminta saran kepada dokter.
c. Meminta dokter untuk berpartisipasi dalam kegiatan. Setelah melaksanakan
menyampaikan rancangan dan meminta saran, saya meminta kesediaan dokter
untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, sebab kegiatan aktuliasasi ini tidak
akan emmperoleh hasil yang maksimal tanpa bantuan dari dokter. Adapun
output dari kegiatan ini ialah terbitnya pernyataan kesediaan dokter untuk
berpartisipasi.
4 Manfaat kegiatan terhadap pencapaian visi, misi dan tugas organisasi
Kordinasi dengan dokter merupakan upaya yang penulis lakukan dengan tujuan
program yang direncanakan dapat di dukung sehingga dapat mewujudkan pelayanan
yang prima, terbaik dan profesional
5 Analisis dampak (terhadap satuan kerja, Organisasi dan masyarakat) jika
aktualisasi tidak berdasarkan NDS
a. Dampak terhadap satuan kerja
Jika penulis tidak melakukan konsultasi dengan dokter, maka kegiatan aktulisasi
penulis tidak bisa memperoleh hasil yang maksimal sebab dokter merupakan
“pemberi resep/obat” sehingga keterlibatan dokter sangat diperlukan.
b. Dampak terhadap organisasi
Jika konsultasi kepada dokter tidak dilakukan, maka kegiatan aktualisasi penulis
tidak akan berjalan. Selain itu jika terjadi kesalahan dalam pemerian obat, maka
dokter tidak dapat bertanggung jawab mengenai hal tersebut.
c. Dampak terhadap masyarakat
Jika konsultasi kepada dokter tidak dilakukan, maka masyarakat tidak akan
memperoleh pelayanan yang maksimal karena tidak ada sinkronisasi kerja antara
dokter dan apoteker.
43
Bukti Evidence kegiatan 2
Kegiatan 3 Pembuatan label penanda obat near expired
Tanggal Selasa, 3 Maret 2020
Lampiran Dokumentasi label penanda obat near expired
1. Uraian kegiatan yang memuat nilai dasar yang melandasi
Melakukan pembuatan label penanda obat near expired merupakan
kegiatan ketiga dari kegiatan aktualisasi. Label penanda obat near expired sangat
penting untuk dibuat guna membantu petugas farmasi untuk mengetahui obat obat
Gambar 8. Kegiatan Meminta Saran
Kegiatan
Gambar 7. Kegiatan Penyampaian
Rancangan Kegiatan
Gambar 10. Surat Persetujuan
Partisipasi
Gambar 10. Kegiatan Meminta
Partisipasi Dokter
44
yang mendekati waktu kadaluarsa. . Adapun uraian kegiatan yag memuat nilai dasar
yaitu:
a. Penyiapan alat dan bahan.
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah tanggung jawab.
Dalam mepersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat label,
saya bertanggung jawab menyediakan alat dan bahan sendiri dengan tidak
membebani orang lain atau puskesmas.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah rela berkorban,
bahwa menyiapkan alat dan bahan, saya rela berkorban waktu dan biaya
(dana) pribadi untuk mempersipakan semuanya.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah tulus. Dalam
mempersiapkan alat dan bahan, saya melakukannya dengan tulus, tidak
mengharapkan pamrih.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif dan
efisien. Dalam menyiapkan bahan, terlebih dahulu saya membuat daftar bahan
dan alat yang dibutuhkan sehingga pembelian bahan dapat dilakukan secara
efektif dan efisien.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah jujur, bahwa dalam
menyiapkan alat dan bahan, saya melakukan dengan jujur dengan tidak
mengambil waktu pelayanan.
b. Pembuatan label penanda obat near expired
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah tanggung jawab.
Dalam membuat label penanda obat, saya bertanggung jawab penuh dengan
mencari design, membuatnya sendiri, hingga mencetak label sendiri.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah rela berkorban,
bahwa dalam membuat label penanda obat, saya relah berkorban waktu
dengan menggunakan jam istirahat untuk mengerjakan aktualisasi .
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah bersikap tekun, dalam
membuat label penanda obat, saya melakukannya dengan tekun, dimulai
dengan mendesign label, mencetak, mencatat obat yang akan kadaluarsa pada
label penanda.
45
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif dan
efisien, bahwa membuat label penanda obat, saya melakukannya sesuai
dengan rancangan, sehingga label yang dibuat sesuai dengan rancangan dan
waktu pembuatan dapat di efisienkan.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah transparan, bahwa
dalam membuat label penanda obat, saya melakukannya dengan transparan,
dimana jika saya menggunakan fasilitas puskesmas, saya akan meminta izin
kepada kepala puskesmas.
c. pemasangan label penanda obat near expired
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah tanggung jawab,
bahwa dalam melakukan pemasangan label penanda obat near expired, saya
bertanggung jawab penuh terhadap kegiatan yang dilakukan. Label hanya
akan dipasang pada obat obat yang masuk dalam kategori near expired.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah semangat, bahwa
dalam memasang label obat, saya melakukan dengan semangat, tidak
mengeluh, dan ikhlas meskipun kegiatan ini saya lakukan sendiri. .
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah berhati hati, bahwa
dalam melakukan pemasangan label penanda, maka saya melakukannya
dengan hati hati, untuk menghindari kesalahan pemasangan label yang dapat
berakibat fatal pada salahnya data obat dan kemungkinan terburuk salahnya
pemberian obat ke pasien.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif dan
efisien, bahwa dalam melakukan pemasangan label penanda obat, saya sudah
memiliki list obat yang masuk dalam daftar obat near expired, sehingga
kegiatan ini dapat dilakukan ecara efektif ddan efisien.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah Mandiri. Dalam
melakukan pemasangan label, saya melakukannya sendiri sebagai bentuk
kemandirian dan tanggung jawab terhadap program.
2. Tekhnik aktualisasi yang dipergunakan dan bukti fisik kegiatan/evidence
a. Persiapan alat dan bahan = Rela berkorban. Kegiatan ini bukan kegiatan
puskesmas, sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan sikap rela berkorban.
46
Rela berkorban dalam hal ini adalah rela menggunakan dana pribadi, tenaga, dan
waktu dalam menyelesaikan kegiatan.
b. Pembuatan label penanda obat near expired = profesional. Dala melakuan
kegiatan ini maka tehnik yang digunakan adalah profesional. Profesional yang
dimaksud adalah, dalam pross pengerjaan kegiatan aktualisasi, saya juga harus
tetap profesional melakukan tugas ebagai seorang apoteker di pelayanan
kesehatan, sehingga kegiatan aktualisasi ini tidak boleh mengganggu kegiatan
pelayanan di puskesmas.
c. Pemasangan label penanda obat near expired = Mandiri. Tahap kegiatan ini
membutuhkan tehnik kemandirian. Dimana, sebagai pelaksana program, maka
tidak boleh bergantung dengan bantuan orang. Jika masih dapat dilakukan
sendiri, maka harus dikerjakan sendiri.
3. Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan
a. Persiapan alat dan bahan. Sebelum memuat label penanda obat near expired,
saya mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, bahan yang tidak bia
diperoleh di Ueesi, saya persiapkan dari kendari. Adapun output dari kegiatan
ini ialah tersedianya alat dan bahan.
b. Pembuatan Label Penanda Obat Near Expired. Setelah alat dan bahan siap,
dilanjutkan dengan mebuatan label. Terlebih dahulu, saya mencari design untuk
label obat, mengumpulkan emogi (design) kemudian membuatnya dikomputer.
Setelah design yang saya inginkan diperoleh, saya kemudian mencetaknya. Label
yang telah dicetak kemudian saya isi dengan waktu kadaluarsa . Adapun output
dari kegiatan ini ialah tersedianya label penanda obat near expired.
c. Pemasangan label penanda obat near expired. Setelah label penanda dibuat,
saya melakukan pemasangan label. Pemasangan label harus teliti, saya melihat
list obat near expired, kemudian saya mencari box obatnya. Jika obat sudah
sesuai, label kemudia ditempelkan. Adapun output dari kegiatan ini ialah
tersedianya label penanda obat near expired pada box obat.
4. Manfaat kegiatan terhadap pencapaian visi, misi dan tugas organisasi
Pembuatan label penanda obat near expired merupakan usaha untuk memaksimalkan
penggunaan obat dan mengawasi pemberian obat kepada pasien sehingga melalui
47
pembuatan label penanda obat near expired merupakan wujud pelayanan kesehatan
yang prima terbaik dan profesional.
5. Analisis dampak (terhadap satuan kerja, Organisasi dan masyarakat) jika
aktualisasi tidak berdasarkan NDS
a. Dampak terhadap satuan kerja
Jika pembuatan label penanda obat near expired tidak dilakukan dan tidak
berdasarkan nilai-nilai ANEKA, maka pengelolaan obat mendekati kadaluarsa
tidak berjalan dengan optimal yang akan mengakibatkan banyaknya obat
kadaluarsa yang akan merugikan.
b. Dampak terhadap organisasi
Jika pembuatan label penanda obat near expired tidak dilakukan dan tidak
berdasarkan nilai-nilai ANEKA, maka pengelolaan obat dipuskesmas tidak
berjalan dengan optimal, puskesmas dapat melakukan permintaan/pembelian
obat pengganti obat expired karena pengelolaannya yang tidak tepat.
c. Dampak terhadap masyarakat
Jika pembuatan label penanda obat near expired tidak dilakukan dan tidak
berdasarkan nilai-nilai ANEKA, maka masyarakat dapat megalami kekurangan
obat akibat pengelolaan obat yang buruk, bahkan dampak buruk lain adalah
masyarakat dapat menerima obat yang expired.
Bukti Evidence kegiatan 3
Gambar 12. Kegiatan Pembuatan Label
Penanda Obat Near Expired
Gambar 11. Kegiatan Penyiapan
alat dan Bahan
48
Kegiatan 4 Pengisian BBOK
Tanggal Rabu, 4 maret 2020 – Kamis, 12 Maret 2020
Lampiran Dokumentasi Buku Bantu Obat Kadaluarsa
1. Uraian kegiatan yang memuat nilai dasar yang melandasi
Melakukan pembuatan dan pengisian Buku Bantu Obat Kadaluarsa
(BBOK)merupakan tahapan keempat dalam kegiatan aktualisasi. Pembuatan BBOK
sangat penting untuk emmudahkan dokter mengetahui obat obat yang mendekati
masa kadaluarsa.sehingga BBOK dapat digunakan dokter sebagai panduan dalam
merepkan obat. Adapun uraian kegiatan yag memuat nilai dasar yaitu:
a. Penyiapan data obat near expired
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah transparan. Dalam
menyiapkan data obat, saya telah meminta izin da menjelaskan kepada
pimpinan mengenai data obat apa saja yang akan saya gunakan dalam kegiatan
ini.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah etos kerja, bahwa
dalam menyiapkan data obat, saya bekerja dengan ikhlas, bertanggung jawab
terhadap data yang digunkaan, dan tekun.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah berhati-hati. Dalam
mempersiapkan data obat, saya melakukan dengan teliti dan hati hati untuk
menghindari terjadinya kesalahaan data.
Gambar 13. Kegiatan Pemasangan
label Obat Penanda Near Expired
49
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efisien, dalam
melakukan penyiapan data obat, saya menggunakan waktu sebaik mungkin
sehingga proses ini dapat diselesaikan dengan cepat.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah bertanggung jawab,
bahwa dalam menyiapkan data obat, maka saya harus bertanggung jawab
dengan tidak menyalahgunakan data obat puskesmas.
b. Pengisian BBOK
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah tanggung jawab.
Dalam melakukan pengisian BBOK, maka saya harus bertanggung jawab
terhadap apa yang telah saya tulis, sehingga data yang saya sajikan dalam
BBOK harus sesuai dengan keadaan real.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah rela berkorban,
bahwa dalam melakukan pengisian BBOK, saya relah berkorban waktu
dengan menggunakan jam istirahat untuk mengerjakan aktualisasi, dan rela
berkorban tenaga.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah hati-hati, dalam
melakukan pengisian BBOK, saya harus teliti dan hati hati untuk mencegah
penginputan data yang salah.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efisien, bahwa
dalam melakukan pengisian BBOK, saya sudah memiliki catatan obat obat
yang akan di masukkan dalam BBOK, sehingga proses pengisian dapat
berlangsung lebih efisien.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah transparan, bahwa
dalam melakukan pengisian BBOK, semua data obat yang saya sajikan adalah
data obat yang sudah diketahui dan diizinkan penggunaannya oleh kepala
puskesmas.
c. Pemberian buku bantu pada dokter
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah kejelasan, bahwa
dalam memberikan buku bantu kepada dokter, saya memberi penjelasan rinci
mengenai isi buku dan bagaimanametode peresepan obat jika berpedoman
pada buku bantu tersebut.
50
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah bahasa indonesia,
bahwa dalammemberikan buku bantu kepada dokter saya menggunakan
bahasa indonesia yang baik.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan, bahwa dalam
memberikan buku bantu kepada dokter, saya bersikap sopan, berbicara dengan
lembut disertai sikap yang ramah.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah orientasi mutu,
bahwa dalam memberikan buku bantu kepada dokter, saya bertujuan untuk
meningkatkan mutu peeglolaan obat dan pelayanan di puskesmas
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah bertanggung jawab.
Dalam melakukan melakukan penyerahan buku bantu, saya siap bertanggung
jawab terhadap kebenaran data pada buku bantu dan dokter pun siap
bertanggung jawab terhadap pengobatan yang akan diresepkan jika
berpedoman kepada buku bantu tersebut.
2. Tekhnik aktualisasi yang dipergunakan dan bukti fisik kegiatan/evidence
a. penyiapan data obat near expired = cermat. Data merupakan hal yang sangat
penting dalam pengisian BBOK. Sehingga dalam melakukan penyiapan data,
teknik yang dilakukan adalah cermat. Data harus dipilih berdasarkan sumber
yang paling akurat, pemilihan dan pengambilan data pun harus dilakukan dengan
cermat dan teliti sehingga tidak terjadi kesalahan informasi.
b. Pengisian BBOK = Bekerja keras. BBOK merupakan suatu inovasi yang
diberlakukan di puskesmas Ueesi yang bertujuan untuk mengoptimalkan
pengelolaan obat di puskesmas tersebut. Karena merupakan inovasi sehingga
dalam prosesnya, penulis harus bekerja keras dalam melakukan pengisian
BBOK. Setelah berjalanya BBOK di puskesmas, maka pengisian BBOK ini tdak
hanya dapat dilakukan oleh penulis, tetapi seua tenaga medis yang terlibat.
c. Pemberian BBOK pada dokter = Profesional. BBOK merupakan media bantu
dokter dalam peresepan obat sekaligus sebagai media kerjasama antara dokter
dan farmasi dalam melakukan pengelolaan obat. Sehingga dalam proses
pemberian BBOK kepada dokter, harus dilakukan secara profesional, dimana
sekalipun farmasi telah merekomendasikan obat yang sebaiknya dberikan
51
kepada pasien, keputusan tertinggi dalam mengeluarkan resep obat adalah
dokter.
3. Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan
a. Penyiapan data obat near expired. Sebelum membuat Buku Bantu Obat
Kadaluarsa (BBOK, maka tahap pertama yang harus dilakukan adalah
menyiapkan data obat near expired. Data dapat diperoleh dengan cara melihat
langsung pada kemasan obat. Adapun output dari kegiatan ini ialah
tersedianya data obat near expired.
b. Pengisian BBOK. Tahap selanjutnya adalah melakukan pengisian BBOK. Pada
tahap ini semua jenis obat yang ada di puskesmas akan dimasukkan dalam
BBOK, dan obat yang memiliki kemiripan farmakologi akan ditulis
berdampingan. Tujuannya agar dokter mengetahui jenis obat yang ada
dipuskesmas. Kemudian semua obat yang dicatata di BBOK di beri keterangan
kapan masa kadaluarsanya. Sehingga dokter mengetahui obat mana yang
diprioritaskan untuk diberikan ke pasien dan untuk mencegah terjadinya
pemberian obat kadaluarsa. Adapun output dari kegiatan ini ialah
tersedianya Buku Bantu Obat Kadaluarsa (BBOK).
c. Penyerahan BBOK pada dokter. Setelah BBOK dibuat, maka tahap terakhir
adalah menyerahkan BBOK ke dokter. Saat penyerahan, dokter diberikan
penjelasan bagaimana sistematika peresepan dengan menggunakan BBOK.
Adapun output dari kegiatan ini ialah terlaksanya penyerahan BBOK pada
dokter.
4. Manfaat kegiatan terhadap pencapaian visi, misi dan tugas organisasi
Pembuatan Buku Bantu Obat Kadaluarsa (BBOK) merupakan bentuk kontibusi saya
untuk meningkatkan pengelolaan obat demi mewujudkan pelayanan kesehatan yang
prima terbaik dan profesional.
5. Analisis dampak (terhadap satuan kerja, Organisasi dan masyarakat) jika
aktualisasi tidak berdasarkan NDS
a. Dampak terhadap satuan kerja
Jika pengisian/pembuatan BBOK tidak dilakukan dan tidak berdasarkan nilai-
nilai ANEKA, maka Farmasi dan dokter tidak memiliki kordinasi yang baik
52
dalam melakukan pengelolaan obat yang mendekati masa kadaluarsayang
berakibat pada banyaknya jumlah obat yang kadaluarsa dipuskesmas .
b. Dampak terhadap organisasi
Jika pengisian/pembuatan BBOK tidak dilakukan dan tidak berdasarkan nilai-
nilai ANEKA, maka puskesmas akan mengalami kerugian karena harus
melakukan permintaan atau pembelian obat untuk mengisi stok obat yang kosong
akibat adanya obat kadaluarsa.
c. Dampak terhadap masyarakat
Jika pengisian/pembuatan BBOK tidak dilakukan dan tidak berdasarkan nilai-nilai
ANEKA, maka masyarakat bisa saja memperoleh obat yang sudah kadaluarsa
sehingga kualitas obat yang diterima akan berkurang dan efek terapi yang
diharapkan menjadi kurang maksimal.
Bukti Evidence kegiatan 4
Gambar 15.Kegiatan Pengisian Buku
Bantu
Gambar 14. Kegiatan Penyiapan
Data Obat Near Expired
53
Kegiatan 5 Sosialisasi mengenai penggunaan label penanda obat near expired
dan penggunaan buku bantu obat kadaluarsa
Tanggal Kamis, 12 Maret 2020- Senin, 16 Maret 2020
Lampiran
1. Uraian kegiatan yang memuat nilai dasar yang melandasi
Melakukan sosialisasi kepada petugas yang terlibat dalam pengelolaan
obat perlu dilakukan, sehingga pengelolaan obat bisa tetap berjalan dengan baik.
Petugas yang memiliki keterlibatan dalam pengelolaan obat adalah petugas farmasi,
perawat poli umum dan perawat UGD, serta bidan. Sehingga kepada tenaga medis
tersebut harus dilakukan sosialisasi mengenai penggunaan label penanda obat near
expired dan penggunaan buku bantu obat kadaluarsa. Adapun uraian kegiatan yag
memuat nilai dasar yaitu:
a. Pemberian informasi secara lisan kepada petugas terkait waktu dan tempat
sosialisasi
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah tanggung jawab.
Dalam memberikan informasi kepada petugas medis terkait waktu dan
tempat sosialisasi, saya bertanggung jawab menyampaikan informasi tersebut
sendiri dan bertanggung jawab bahwa informasi mengenai sosiaisasi sampai
kepada mereka.
Gambar 16.Kegiatan Pemberian
Buku Bantu Pada Dokter
54
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah bahasa indonesia,
dalam menyampaikan infromasi secara lisan kepada petugas terkait waktu
dan tempat sosialisasi, saya menggunkaan bahasa indonesia.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah tulus. Dalam
menyampaikan informasi secara lisan kepada petugas terkait waktu dan
tempat sosialisasi, saya dengan tulus mendatangi ruangan masing masing
tenaga medis terkait untuk menyampiakn informasi mengenai waktu dan
tempat sosialisasi.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif dan
efisien, dalam menyampaikan infromasi secara lisan kepada petugas terkait
waktu dan tempat sosialisasi, saya hanya menyampiakan apakah petugas
medis dapat mengikuti sosialisasi di waktu yang telah saya tentukan, dan
penyampian infromasi hanya seputar waktu sosialisasi sehingga waktu
pelayanan tenaga medis lain tidak terganggu .
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah transparan, dalam
menyampaikan infromasi secara lisan kepada petugas terkait waktu dan
tempat sosialisasi, saya menjelaskan secara transparan mengenai kegiatan dan
materi apa yang akan di bawakan saat sosialisasi.
b. Mengumpulkan peserta sosialisasi di ruang pertemuan
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah tanggung jawab.
Dalam mengumpulkan peserta sosialisasi d ruang pertemuan, saya
bertanggung jawab menyediakan tempat untuk peserta sosialisasi.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah rela berkorban,
Dalam mengumpulkan peserta sosialisasi d ruang pertemuan, saya dan tenaga
medis terkait rela berkorban waktu dan tenaga untuk mencari tempat dan
waktu d luar jam pelayanan.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan santun, Dalam
mengumpulkan peserta sosialisasi d ruang pertemuan, saya menyampaikan
peserta untuk berkumpul d apotek dengan cara yang sopan, bahasa yang santu
dan lemah lembut.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif dan
efisien, Dalam mengumpulkan peserta sosialisasi d ruang pertemuan, saya
55
mengumpulkan tenaga medis terkait, telah mempersiapkan materi sosialisasi,
dan telah menyediakan tempat sehingga tidak banyak membuang waktu .
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah mandiri, Dalam
mengumpulkan peserta sosialisasi d ruang pertemuan, saya sendri yang
mengajak tenaga medis terkait, mandiri dalam menyiapkan materi, dan
mandiri dalam menyediakan tempat.
c. Melakukan sosialisasi terkait penggunaan label penanda obat near expired dan
BBOK
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah bertanggung jawab,
dalam melakukan sosialisasi terkait penggunaan label penanda obat near
expired dan BBOK, saya bertanggung jawab dengan menjadi narasumber
sosialisasi.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah percaya diri, dalam
melakukan sosialisasi terkait penggunaan label penanda obat near expired dan
BBOK, saya dengan percaya diri menjelaskan bagaimana manageen
pengelolaan obat yang baru dengan adanya label penanda obat near expired
dan BBOK kepada petugas medis terkait.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah bekerjasama, dalam
melakukan sosialisasi terkait penggunaan label penanda obat near expired dan
BBOK, saya mengajak petugas medis terkait untuk bekerjasama memahami
dan menerapkan sistem pengelolaan obat baru menggunaan label penanda
obat near expired dan BBOK.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah orientasi mutu,
dalam melakukan sosialisasi terkait penggunaan label penanda obat near
expired dan BBOK, saya mengharapkan kerjasama yangbaik dengan petugas
medis lain dalam menerapkan sistem pengelolaan obat yang baru dapat
meningkatkan mutu pelayananke pasien
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah disiplin waktu, dalam
melakukan sosialisasi terkait penggunaan label penanda obat near expired dan
BBOK, saya memaparkan materi sosialisasi sesuai dengan waktu yang telah
disepakati, sehingga sosialisasi tidak mengambil waktu pelayanan
56
2. Tekhnik aktualisasi yang dipergunakan dan bukti fisik kegiatan/evidence
a. Pemberian informasi secara lisan kepada petugas terkait waktu dan tempat
sosialisasi Pengisian BBOK = Efektif dan Efisien. Dalam melakukan kegiatan
aktualisasi ini banyak tenaga medis yang telibat, sehingga tenaga medis yang
terlibat harus diberikan informasi mengenai sistem pengelolaan baru. Karena
puskesmas Ueesi memiliki ketebatasan dalam hal sinyal dan listrik, sehingga
informasi harus disampaikan secara lisan. Oleh karena itu, pemberian informasi
harus di lakukan secara efektif dan efisien.
b. Mengumpulkan peserta sosialisasi di ruang pertemuan = Bertanggung jawab.
Teknik yang digunakan dalam proses ini adalah tanggung jawab. Sebagai
pelaksana aktualisasi, penulis bertanggung jawab untuk menyiapkan materi
sosialisasi, menyiapkan media, dan meyiapkan tempat/ ruang pertemuan.
c. Melakukan sosialisasi terkait penggunaan label penanda obat near expired dan
BBOK = Efektif dan Efisien. Sosialisasi dilakukan untuk memberikan informasi
kepada petugas medis terkait dalam melakukan pengelolaan obat yang baru.
Karena tenaga medis berasal dari lintas profesi, maka kegiatan sosialisasi tidak
dapat dilakukan dalam waktu yang lama sebab tiap tenaga medis memiliki shift
kerja yang berbeda beda. Untuk itu dalam melakukan sosialisasi ini harus secara
efektif dan efisien.
3. Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan
a. Pemberian informasi secara lisan kepada petugas terkait waktu dan
tempat sosialisasi Pengisian BBOK. Kgiatan aktualisasi ini melibatkan tenaga
medis lain, sehingga saat dilakukan sistem pengelolaan obat yang baru, maka
tenaga medis terkait harus diinformasikan mengenai sistem pengelolaan tersebut.
Tenaga medis yang terlibat adalam perawat poli umum , perawat UGD, bidan,
dan tenaga farmasi sendiri. Karena tenaga yang terlibat terbatas, maka infromasi
mengenai sosialisasi dilakukan secara lisan saja kepada masing masing teaga
medis terkait. Adapun output dari kegiatan ini ialah terlaksananya
pemberian informasi secara lisan kepada petugas terkait waktu dan
tempat sosialisasi Pengisian BBOK.
b. Mengumpulkan peserta sosialisasi di ruang pertemuan. Tahap selanjutnya
mengumpulkan peserta ke ruangan pertemuan yaitu apotek. Pemilihan tempat di
57
apotek saya lakukan untuk memudahkan petugas melihat secara langsung
tentang sistem pengelolaan obat baru. Adapun output dari kegiatan ini ialah
terlaksananya kegiatan mengumpulkan peserta sosialisasi di ruang
pertemuan.
c. Melakukan sosialisasi terkait penggunaan label penanda obat near expired
dan BBOK . Setelah mengunpulkan peserta, maka terakhir adalah sosialisasi.
Sosialisasi dilakukan secara efektif dan efisien, menggunkaan media Label
penanda langsung untuk memudahkan petuas terkait memahami sistem
pengelolaan obat yang baru. Adapun output dari kegiatan ini ialah
terlaksanya sosisalisasi terkait penggunaan label penanda obat near expired
dan BBOK.
4. Manfaat kegiatan terhadap pencapaian visi, misi dan tugas organisasi
Dengan melakukan sosialisasi maka akan terbentuk pemahaman petugas terkait
penggunaan label penanda obat near expired dan BBOK yang merupakan usaha
untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang prima terbaik dan profesional.
5. Analisis dampak (terhadap satuan kerja, Organisasi dan masyarakat) jika
aktualisasi tidak berdasarkan NDS
a. Dampak terhadap satuan kerja
Jika sosialisasi mengenai penggunaan label penanda obat near expired dan
penggunaan buku bantu obat kadaluarsa dan tidak berdasarkan nilai-nilai
ANEKA, maka Farmasi dan dan tenaga medis lain tidak saling berkordinasi
mengenai pengelolaan obat yang dapat mengakibatkan kegiatan aktuliasasi tidak
berjalan optimal.
b. Dampak terhadap organisasi
Jika sosialisasi mengenai penggunaan label penanda obat near expired dan
penggunaan buku bantu obat kadaluarsa dan tidak berdasarkan nilai-nilai
ANEKA, maka puskesmas akan emmiliki 2 sistem pengelolaan obat, yaitu sistem
pengelolaan obat yang lama karena ketidaktahuan petugas medis terkait dan
sitem pengelolaan obat baru yaitu dengan adanya label penanda obat dan BBOK.
Sehingga pengelolaan obat yang diharapkan tidak akan berjalan optimal.
58
c. Dampak terhadap masyarakat
Jika sosialisasi mengenai penggunaan label penanda obat near expired dan
penggunaan buku bantu obat kadaluarsa dan tidak berdasarkan nilai-nilai
ANEKA, maka petugas medis lain bisa saja memberikan obat yang kadaluarsa
kepada pasien sehingga pasien tidak merasakan efek farmakologi yang
diharapkan.
Bukti Evidence kegiatan 5
Gambar 18. Kegiatan Pengumpulan
Peserta
Gambar 17.Kegiatan Pemberian
Informasi Sosialisasi
Gambar 19. Kegiatan Sosialisasi
Terkait Label Penanda Obat dan
BBOK
59
Kegiatan 6 Pelaksanaan pengelolaan obat melalui penggunaan Label Penanda
Obat Near Expired dan BBOK
Tanggal Selasa, 17 Maret 2020- Jumat, 11 April 2020
Lampiran Berita Acara serah terima obat expired
Data evaluasi
1. Uraian kegiatan yang memuat nilai dasar yang melandasi
Pelaksanaan pengelolaan obat melalui penggunaan BBOK dan label penanda
obat near expired merupkan tahap terakhir untuk mengimplementasikan program
BBOK dan label obat penanda. Adapun uraian kegiatan yag memuat nilai dasar yaitu:
a. Melakukan pelayanan dengan memperhatikan label penanda obat near expired
dan BBOK
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah konsisten. Dalam
melakukan pelayanan, saya, dokter, dan petugas medis lain konsisten
menjalankan progrma pengelolaan obat baru yaitu dengan memperhatikan
label penanda obat dan BBOK.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah tidak diskriminatif,
Dalam melakukan pelayanan, saya, dokter, dan petugas medis lain tidak
membeda bedakan pasien berdasarkan pangkat, suku, ras, atau agama.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah cermat. Dalam
melakukan pelayanan, semua tenaga medis harus teliti dalam menggunakan
BBOK dan label penanda obat near expired sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam pemberian obat ke pasien.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif dan
efisien, Dalam melakukan pelayanan, semua tenaga medis harus bekerja
secara profesional, sehingga dalam melakukan pelayanan petugas medis tidak
melakukan kegiatan lain yang membuat kinerja menjadi tidak efektif dan
efisien.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah jujur. Dalam
melakukan pelayanan, semua tenaga medis akan memberikan informasi yang
sebenarnya kepada pasien mengenai pengobatan yang diterima termasuk jika
obat yang diterima pasien adalah obat kategori near expired maka pasien harus
diinformasikan mengenai ha tersebut .
60
b. pengumpulan data untuk persiapan evaluasi
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah tanggung jawab.
Dalam mengumpulkan data evaluasi peggunaan obat, maka saya
mengumpulkan data sendiri sebagai bentuk tanggung jawab atas pelaksanaan
program aktualisasi.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah rela berkorban,
Dalam mengumpulkan data untuk evaluasi, saya rela berkorban waktu waktu
luang dan rela berkorban tenaga untuk mengerjakan evaluasi.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah hati-hati, Dalam
mengumpulkan data untuk evaluasi, maka saya mengerjakannya dengan hati-
hati untuk menghndari terjadinya kesalahan data.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif dan
efisien, Dalam mengumpulkan data untuk evaluasi, maka saya menggunakan
resep dan laporan bulanan untuk melihat penggunaan obat selama sebulan,
dengan menggunakan kedua data tersebut, maka pengumpulan data akan
berjalan lebih efektif dan efisien .
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah jujur, Dalam
mengumpulkan data untuk evaluasi, maka data yang digunakan adalah data
yang sebenarnya.
c. Evaluasi
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah jujur,dalam
melakukan evaluasi maka saya dengan jujur menggunakan data real.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah semangat, dalam
melakukan evaluasi saya mengerjakannya dengan penuh semangat.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah cermat, dalam
melakukan evaluasi maka pengolahan data harus dilakukan dengan cermat
untuk menghidari terjadinya kesalahan.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah orientasi mutu,
dalam melakukan evaluasi maka tujuannya adalah untuk meningkatkan
pelayanan puskesmas. jika dengan adaya label penanda obat dan BBOK
membuat pengelolaan obat menjadi baik, maka program dapat terus
dilanjutkan.
61
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah transparan, melakukan
evaluasi, maka data hasil evaluasi harus di informasikan kepada pimpinan
sehingga pimpinan dapat menentukan sikap apakah program akan terus
dilanjutkan atau tidak.
2. Tekhnik aktualisasi yang dipergunakan dan bukti fisik kegiatan/evidence
a. Melakukan pelayanan dengan memperhatikan label penanda obat near expired
dan BBOK = Profesional. Pelayanan medis yang dimaksud pada tahap ini adalah
mulai dari daangnya pasien sampai pasien diberikan obat. Pada tahap ini, semua
tenaga medis yang terlibat (perawat, bidam, farmasi, dan dokter) akan memulai
melakukan pelayanan denga memperhatikan label penanda obat near expired
dan BBOK, sehingga pada tahap ini keprofesionalan tenaga medis sangat
diperlukan, dimana tenaga medis harus profesional menjalankan program
pengelolaan obat yag baru tetapi tetap mengutamakan kebutuhan pasien.
b. Pengumpulan data untuk persiapan evaluasi = bekerja keras. Evaluasi perlu
dilakukan untuk menilai apakah program yang dijalankan dapat memberikan
hasil yang diharapkan atau tidak. Untuk itu, sebelum melakukan evaluasi, perlu
dilakukan pegumpulan data. Dalam mengumpulkan data ini, penulis harus
bekerja keras mengumpulkan data penggunaan obat selama sebulan. Penulis juga
harus teliti sehngga data yang dihasilkan sesuai dengan kenyataan yang ada di
lapangan.
c. Evaluasi = bertanggung jawab. Setelah hasil evaluasi diperoleh, maka penulis
harus berani mempertanggungjawabkan hasil yang diperoleh di depan pimpinan
dengan tenaga medis lain.
3. Deskripsi proses dan kualitas produk kegiatan
a. Melakukan pelayanan dengan memperhatikan label penanda obat near
expired dan BBOK.. setelah melakukan seluruh tahapan kegiatan awal, maka
kegiatan terakhir adalah meimplementasikan saat bekerja. Jadi pada tahap ini,
farmasi, dokter, dan tenaga medis terkait akan melakukan pelayanan dengan
menggunakan BBOK dan label obat penada. Dokter saat melakukan peresepan
akan memperhatikan BBOK, sedangkan farmasi, dan tenaga medis terkait yang
bertugas di apotek, akan mulai melakukan pelayanan obat dengan
62
memperhatikan label penanda obat near expired. Adapun output dari kegiatan
ini ialah terlaksananya pelayanan dengan memperhatikan label obat near
expired dan BBOK.
b. Pengumpulan data untuk persiapan evaluasi. Setelah melakukan pelayanan
dengan memperhatikan label penanda obat near expired dan BBOK, maka tahap
selanjutya adalah melakukan evaluasi untuk melihat apakah program yang
dilaksakan berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Untuk itu,
dilakukan pengumpulan data. Data diperoleh dari resep atau rekapan bulanan
obat dalam sebulan .Adapun output dari kegiatan ini tersedianya data untuk
melakukan evaluasi.
c. Evaluasi. Tahap terakhir adalah melakukan evaluasi. Dalam tahap ini akan di
peroleh data bagaiaman peran BBOK dan label obat penanda near expired dalam
memperbaiki pengelolaan obat di puskesmas Ueesi. Adapun output dari
kegiatan ini ialah data evaluasi.
4. Manfaat kegiatan terhadap pencapaian visi, misi dan tugas organisasi
Pelaksanaan pengelolaan obat melalui penggunaan media BBOK merupakan
program inovasi yang telah dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan pelayanan
kesehatan yang prima terbaik dan profesional.
5. Analisis dampak (terhadap satuan kerja, Organisasi dan masyarakat) jika
aktualisasi tidak berdasarkan NDS
a. Dampak terhadap satuan kerja
Jika pelaksanaan pengelolaan obat dikerjakan tidak melalui penggunaan BBOK
dan tidak berdasarkan nilai-nilai ANEKA, maka apotek akan sulit mengelola obat
obat yang near expired, karena penggunaan sistem FIFO FEFO belum cukup
optimal untuk menangani obat near expired.
b. Dampak terhadap organisasi
Jika pelaksanaan pengelolaan obat dikerjakan tidak melalui penggunaan BBOK
dan tidak berdasarkan nilai-nilai ANEKA, maka pengelolaan obat dipuskesmas
tidak akan berjalan dengan baik, pasien dapat menerima obat kadaluarsa dan
dapat terjadi penumpukan obat kadaluarsa di puskesmas.
c. Dampak terhadap masyarakat
63
Jika pelaksanaan pengelolaan obat dikerjakan tidak melalui penggunaan BBOK
dan tidak berdasarkan nilai-nilai ANEKA, maka masyarakat bisa saja
memperoleh obat yang sudah kadaluarsa sehingga menurun kualitasnya.
Evidence kegiatan 6
Gambar 21. Kegiatan Pelayanan
Menggunakan Label Penanda Obat Near
Expired
Gambar 20. Kegiatan Pelayanan
Menggunakan Label Penanda Obat
BBOK
Gambar 22. Kegiatan Pengumpulan
Data Evaluasi Gambar 23. Kegiatan Evaluasi
64
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar aparatur sipil negara
sebagai apoteker ahli pertama dalam optimalisasi pengelolaan obat di Puskesmas Ueesi
dengan Buku Bantu Obat Kadaluarsa (BBOK), dapat disimpulkan bahwa sebagai
Aparatur Sipil Negara (ASN) penerapan nilai-nilai ANEKA sangat diperlukan dalam
mendukung tercapainya pelayanan yang prima. Selain itu, penerapan nilai ANEKA
dalam lingkungan kerja dapat membantu terwujudnya visi dan misi organisasi.
Pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar aparatur sipil negara yang
dilaksanakan sebagai seorang apoteker di puskesmas Ueesi Kabupaten Kolaka Timur
telah memberikan dampak pada sistem pengelolaan obat kadaluarsa di puskesmas Ueesi,
hal ini diharapkan puskesmas dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata, dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Ueesi sehingga mampu mewujudkan visi
puskesmas yaitu mewujudkan pelayanan kesehatan yang prima, terbaik, dan profesional
menuju masyarakat Ueesi yang sehat.
B. Saran
Diharapkan kelima nilai dasar profesi ASN, yang terdiri dari Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi dapat teraktualisasikan
secara nyata pada aktivitas sehari-hari. Kegiatan saling koordinasi antar bagian diharapkan
dapat mengandung nilai-nilai ASN baik. Hal ini dilakukan untuk mengembalikan semangat
dan etos kerja ASN yang terkadang terkikis oleh waktu.
65
DAFTAR PUSTAKA
Kumorotomo, Wahyudi, dkk. 2014. Etika Publik Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III. Jakarta : LAN
Kusumasari, dkk. 2014. Akuntabilitas Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan
III. Jakarta : LAN
Latief, Yudi., dkk. Nasionalisme Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III.
Jakarta : LAN
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
Purwanto, Agus, dkk. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Pelayanan Publik. Jakarta:
LAN
Suwarno, Y., dan Atmojo Sejati. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Whole Of
Goverment. Jakarta: LAN
Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. 2014. Anti Korupsi Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta : LAN
Undang-Undang No 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.
Yuniarsih, Tjutju, dkk. 2014. Komitmen Mutu Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III. Jakarta : LAN
NAMA OBAT PENGELUARAN
BULAN
FEBRUARI
PENGELUARAN
BULAN MARET
PENGELUARAN
BULAN APRIL
Amoxicillin 250 mg 0 150 180
Chloramfenikol kapsul 0 56 0
Vitamin B kompleks 300 900 600
Vocefa sirup 0 0 0
Pritamox (amoxicillin
500 mg)
0 209 -
Amoxicillin 500 mg tab 60 250
Mefinal (asam
mefenamat)
0 50 -
Asam mefenamat 200 150 250
Pantrin (pirantel pamoat) 0 60 40
Pirantel pamoate 0 0 0
CTM 150 200 180
Loratadin 100 0 0
Metoklorpramide 0 80 50
Domperidon 50 0 0
Amlodipin 10 mg 150 90 90
Amlodipin 5 mg 0 300 210
Betahistin 0 0 0
Erytromisin 0 70 45
Loperamid 0 80 80
Kotrimoksazol tab
(dewasa)
150 30 70
Metilprednisolon 200 250 150
Prednison 100 - -
Dexametason - - -
Natrium diklofenak 50
mg
0 120 100
natrium diklofenak 25
mg
100 0 0
Oralit 200 180 150
Parasetamol tablet 50 250 200
Sanmol 250 0 0
Pirasetam 0 0 0
Puricemia 0 50 -
Allopurinol 200 50 80
Tablet tambah darah 0 120 100
Amoxicillin SK 0 10 15
Harmida 0 150 100
Glibeklamid 120 0 0
Oxytetrasiklin salep mata 0 5 5
Kloramfenikol salep
mata
18 0 0
Vit B6 200 550 350
Vit B1 200 550 350
Vit C 200 500 250
Jadwal Kegiatan Aktualisasi Habituasi
NO Kegiatan
Februari - Maret
28 02 03 04 05 06 09 10 11 12 13 16 17 18 19 20 23 24 25 26 27 28 30 31 01 02 03
1 Konsultasi atsan/mentor
2 Kordinasi dengan dokter
3 Pembuatan label penanda
obat near expired
4 Pengisian BBOK
5
Sosialisasi mengenai
penggunaan label penanda
obat near expired dan
penggunaan BBOK
expired dan penggunaan
buku bantu obat
kadaluarsa
Nama Peserta : Dewi Astriyanti, S.farm., Apt
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Ueesi
Waktu : 02 Maret – 03 April 2020
April
6
Pelaksanaan pengelolaan
obat melalui penggunaan
label penanda obat Near
Expired dan BBOK
Keterangan
Kegiatan 1
Kegiatan 2
Kegiatan 3
Kegiatan 4
Kegiatan 5
Kegiatan 6
1. Strategi Pembimbingan Rincian Pelaksanaan Bimbingan Mentor
Nama peserta : Dewi Astriyanti, S.Farm., Apt
Satuan Kerja : Puskesmas Ueesi
Tempat Aktualisasi : Puskesmas Ueesi
NO Tanggal/Waktu Catatan Bimbingan Hasil Capaian/Output Paraf
Mentor
1 28 Februari
2020
Program yang akan
dilaksanakan sangat
berpotensi untuk
memperbaiki sistem
pengelolaan obat di
puskesmas. karena kegiata
ini melibatnya tenaga medis
seperti perawat, bidan, dan
dokter, maka tenaga medis
tersebut harus
diinformasikan mengenai
kegiatan ini.
1. Terselenggaranya
pertemuan dengan
pimpinan dan
mentor
2. Surat persetujuan
rencana aktualisasi
2 18 Maret 2020 Karena sudah label penanda
obat near expired dan BBOK
sudah dibuat, pemberian
informasi kepada petugas
medis terkait sudah
dilakukan, maka tahap
terakhir silahkan melakukan
pelayanan dengan
menerapkan media BBOK
dan label penanda obat.
Terselenggaranya
pertemuan dengan
mentor/pimpinan
3 3 April 2020 Jikadilihat dari hasil yang
diperoleh, sepertinya
memang aa perubahan yang
cukup signifikan dalam
mengelola obat yang
mendekat kadaluarsa. Jadi
sebaiknya kegiatan ini tetap
dilaksanakan walaupun
aktualisasi telah selesai
Terselenggaranya
pertemuan dengan
mentor/pimpinan
2. Strategi Pembimbingan Rincian Pelaksanaan Bimbingan Coach
Nama peserta : Dewi Astriyanti, S.Farm., Apt
Satuan Kerja : Puskesmas Ueesi
Tempat Aktualisasi : Puskesmas Ueesi
NO Tanggal/Waktu Catatan Bimbingan Hasil
Capaian/Output
Paraf
Mentor
1 22 April 2020 Tiap tahan kegiatan harus ada
dokumentasiya
2 08 Juni 2020 Format laporan mengikuti
format penyelenggara (Ibu
Puteri) dan format LAN,
Isi laporan mengikuti masukan
dari penguji