LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
7 -
download
0
Transcript of LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN ...
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
JUDUL :
“OPTIMALISASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
(PPI) MELALUI PEDOMAN DAN PENERAPAN STANDAR
OPERATIONAL PROSEDUR (SPO)
DI RSUD KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN”
Oleh :
HUSTI IRYANI KANDRO., S.Kep., Ners
NDH : 16
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN LII
LINGKUP KAB. KONAWE KEPULAUAN TAHUN 2020
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDARI
2020
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
“OPTIMALISASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
(PPI) MELALUI PEDOMAN DAN PENERAPAN STANDAR
OPERATIONAL PROSEDUR (SPO)
DI RSUD KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN”
Oleh :
HUSTI IRYANI KANDRO., S.Kep., Ners
NDH : 16
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN LII
LINGKUP KAB. KONAWE KEPULAUAN TAHUN 2020
PEMERINTAH KAB. KONAWE KEPULAUAN
BEKERJASAMA DENGAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDARI
2020
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Jalan Chairil Anwar No. 8 APuwatuTlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
“OPTIMALISASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
(PPI) MELALUI PEDOMAN DAN PENERAPAN STANDAR
OPERATIONAL PROSEDUR (SPO)
DI RSUD KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN”
Oleh :
HUSTI IRYANI KANDRO., S.Kep., Ners
NDH :16
Telah disetujui untuk diseminarkan tanggal: Juni 2020
di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara
COACH,
HJ. PUTRI MASE S. Ikom
NIP. 196302251983032014
MENTOR,
SITI YUSNI., AMK
NIP. 19780519200012200
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 APuwatuTlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
“OPTIMALISASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
(PPI) MELALUI PEDOMAN DAN PENERAPAN STANDAR
OPERATIONAL PROSEDUR (SPO)
DI RSUD KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN”
Oleh :
HUSTI IRYANI KANDRO., S.Kep., Ners
NDH: 16
Telah diperbaiki sesuai saran Penguji, Coach dan Mentor
pada Seminar Rancangan Aktualisasi yang dilaksanakan pada tanggal, Juni 2020 dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diaktulisasikan pada Pelatihan Dasar CPNS Golongan
III Angkatan LII Tahun 2020
Kendari, Juni 2020
PENGUJI,
Drs. Sahabuddin., Msi
NIP. 196212071982031 003
COACH,
HJ. PUTRI MASE., S.Ikom
NIP. 196302251983032014
MENTOR,
SITI YUSNI., AMK
NIP. 19780519200012200
Mengetahui :
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA,
Dr. Hj. NUR ENDANG ABBAS, SE., M.Si
NIP. 19620407 198103 2 002
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 APuwatuTlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI
“OPTIMALISASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
(PPI) MELALUI PEDOMAN DAN PENERAPAN STANDAR
OPERATIONAL PROSEDUR (SPO)
DI RSUD KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN”
Oleh :
HUSTI IRYANI KANDRO., S.Kep., Ners
NIP : 19930624201903 2 006
Telah disetujui untuk diseminarkan tanggal: Juni 2020
COACH,
HJ. PUTRI MASE., S.Ikom
NIP. 196302251983032014
MENTOR,
SITI YUSNI., AMK
NIP. 19780519200012200
iv
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 A PuwatuTlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
OPTIMALISASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI
RSUD KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN”
Oleh :
HUSTI IRYANI KANDRO., S.Kep.,Ners
NIP. 19930624201903 2 006
Telah diterima dan diperbaiki sesuai masukan Penguji, Coach dan Mentor
pada Seminar/ Evaluasi Pelaksanaan Aktualisasi yang diselenggarakan
Pada tanggal : 2020
Kendari, Juni 2020
PENGUJI,
Drs. SAHABUDDIN., Msi
NIP. 196212071982031 003
COACH,
HJ. PUTRI MASE., S.Ikom
NIP. 196302251983032014
MENTOR,
SITI YUSNI., AMK
NIP:19780519200012200
Mengetahui :
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA,
Dr. Hj. NUR ENDANG ABBAS, SE., M.Si
NIP. 19620407 198103 2 002
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Rancangan
aktualisasi dan habituasi yang berjudul “Optimalisasi Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) di RSUD Kab. Konawe Kepulauan” sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Pemerintah
Kabupaten Konawe Kepulauan bekerja sama dengan Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. Kegiatan pada
Rancangan aktualisasi ini diharapkan mampu mencerminkan nilai-nilai dasar
profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang meliputi materi tentang Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) yang
dapat diterapkan di unit kerja.
Penulisan Rancangan Aktualisasi dan Habituasi ini tidak terlepas dari
bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah turut serta membantu
penyusunan rancangan ini kepada :
1. Muh. Tahir., SH., MH selaku narasumber atau penguji, yang akan
memberikan masukan dan arahan sehingga rancangan aktualisasi ini dapat
diterapkan dengan baik.
2. Ibu Sitti Yusni, AMK selaku mentor yang telah memberikan masukan dan
arahan sehingga rancangan aktualisasi ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Hj. Putri Mase., S. Ikom yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada
penulis sehingga rancangan aktualisasi ini dapat selesai dengan baik.
4. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmunya selama
kegiatanPelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan LII.
5. Seluruh panitia penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
Angkatan LII.
iv
v
6. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III khususnya
Angkatan LII atas inspirasi, kekompakan, bantuan, dan dukungannya.
7. Bapak, Ibu, Adik-Adikku, Dan Rekan-Rakan kelas A serta seluruh pihak
yang telah mendukung, terima kasih atas doa, dukungan dan bantuan moral,
material maupun spiritual.
Penulis menyadari bahwa dalam rancangan aktualisasi dan habituasi ini
masih banyak kekurangan, untuk itu penulis berharap kepada semua pihak agar
memberikan saran dan juga kritik yang membangun untuk penyempurnaan
aktualisasi ini. Semoga Rancangan aktualisasi ini dapat memberikan manfaat dan
juga dapat diterapkan di lingkungan kerja dengan sebaik-baiknya, serta dapat
dikembangan lebih lanjut. Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga
rancangan aktualisai ini bermanfaat bagi semua pihak.
Kendari, Maret 2020
Penulis
v
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii
PRAKATA ............................................................................................................ iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan .....................................................................................................10
C. Manfaat .................................................................................................. 11
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI
DASAR DAN KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN
ISU........................................................................................................................ 12
A. Gambaran Umum Organisasi……..........................................................12
1. Visi, Misi, dan Nilai Organisasi………………….............................. 15
2. Struktur Organisasi……………………..............................................16
3. Tugas Pokok Dan fungsi Organisasi.....................................................17
B. Nilai Dasar ASN……………..……………………………….………...18
C. Kedudukan dan Peran ASN…………………………………………….18
D. Penetapan Isu Dan Dampaknya……………………………………….. 18
. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Nilai
ANEKA ........................................................................................... 19
B. Jadwal Rencana Aktualisasi .............................................................. 34
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ................................... 36
vi
vii
BAB V PENUTUP.................................................................................... 67
A. Kesimpulan ........................................................................... 67
B. Saran……….......................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi yang terdiri dari pegawai negeri
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kontrak kerja yang bekerja di instansi
pemerintah. ASN memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan pelayanan publik. Sejumlah keputusan-keputusan strategis mulai dari
perumusan hingga pelaksaanannya berpotensi memiliki dampak bagi masyarakat
luas. ASN diharapkan mampu memperbaiki manajemen pemerintahan yang
beorientasi pada pelayanan publik karena ASN tidak lagi berorientasi melayani
atasannya melainkan melayani masyarakat. Aturan ini menempatkan ASN sebagai
sebuah profesi yang bebas dari intervensi politik dan akan menerapkan sistem
karier terbuka yang mengutamakan prinsip profesionalisme yang memiliki
kompetensi, kualifikasi, kinerja, transparansi, objektivitas serta bebas dari KKN
yang berbasis pada manajemen sumber daya manusia dan mengedepankan sistem
merit menuju terwujudnya birokrasi pemerintahan yang profesional.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara menimbang bahwa diperlukan pembangunan Aparatur Sipil Negara yang
memiliki integritas, professional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan
pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur
perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pembangunan tersebut diharapkan
dapat berkontribusi positif bagi pencapaian cita-cita dan tujuan bangsa seperti yang
tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945.
ASN dalam menjalankan fungsinya secara professional sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu
1
2
bangsa, penerapan nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi (ANEKA) menjadi hal yang sangat
penting. Pemahaman serta internalisasi nilai-nilai ANEKA harus ditanamkan sejak
ASN menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS). Salah satunya dengan cara
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA, yang akan dilaksanakan di tempat
kerja. Dalam proses membentuk ASN yang professional dan mewujudkan visi dan
misi organisasi melalui kegiatan aktualisasi, penulis bermaksud untuk
mengidentifikasi, hambatan, masalah dan literasi dalam pelaksanaan tugas, fungsi
dan tanggungjawab sebagai profesi ASN khususnya sebagai perawat di RSUD Kab.
Konawe Kepulauan.
Balai kesehatan merupakan unit kesehatan yang menyelenggarakan dengan
penuh segala upaya yang mengatasi masalah-masalah kesehatan yang ada pada
masyarakat. RSUD Kab. Konawe Kepulauan mempunyai tugas melaksanakan
sebagian kegiatan teknis operasional dalam menyelenggarakan upaya kesehatan
strata kedua di dalam dan di luar gedung untuk mengatasi masalah kesehatan di
Kabupaten Konawe Kepulauan sebagai Rumah sakit satu satunya di Kab. Konawe
Kepulauan RSUD Konawe Kepulauan juga mempunyai peran dalam memberikan
pelayanan medis dasar.
Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan, RSUD Kab. Konawe Kepulauan juga
diwajibkan menyelenggarakan Keselamatan Pasien sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien.
Pengaturan Keselamatan Pasien bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan
fasilitas pelayanan kesehatan melalui penerapan manajemen risiko dalam seluruh
aspek pelayanan yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan. Salah satu
sasaran keselamatan pasien berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 11
tahun 2017 tersebut adalah mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan.
Pedoman mengenai Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) tertuang di
dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No 27 tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian infeksi diFasilita .
3
Pelayanan Kesehatan. Tujuan pengorganisasian program PPI adalah
mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yang didapat serta ditularkan di
antara pasien, staf, tenaga professional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga sukarela,
mahasiswa, dan pengunjung. Berdasarkan PMK No. 27 tahun 2017 tersebut RSUD
Kab. Konawe Kepulauan sebagai salah satu fasilitas kesehatan juga diharuskan
melaksanakan PPI.
Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) adalah upaya untuk mencegah
dan meminimalkan terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung, dan
masyarakat sekitar fasilitas pelayanan kesehatan. Pelaksanaan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan bertujuan untuk melindungi
pasien, petugas kesehatan, pengunjung yang menerima pelayanan kesehatan serta
masyarakat dalam lingkungannya dengan cara memutus siklus penularan penyakit
infeksi melalui kewaspadaan standar dan berdasarkan transmisi. Kewaspadaan
standar yaitu kewaspadaan yang utama. Salah satu komponen utama yang harus
dilaksanakan dan dipatuhi dalam kewaspadaan standar yaitu kebersihan tangan.
Hand hygiene atau praktik cuci tangan saat ini dipertimbangkan sebagai
salah satu elemen kunci terpenting dalam upaya pencegahan infeksi. Praktik hand
hygiene telah memiliki bukti ilmiah yang cukup bahwa apabila dilakukan dengan
benar dapat secara signifikan mengurangi risiko perpindahan infeksi di fasilitas
kesehatan. Kebersihan tangan (hand hygiene) merupakan tolok ukur dalam upaya
pencegahan penyebaran resistensi antimikroba dan mengurangi infeksi. Namun
demikian kepatuhan tenaga kesehatan RSUD Kab. Konawe Kepulauan. penerapan
praktik kebersihan tangan (hand hygiene) pada saat pelayanan kesehatan masih
belum optimal karena banyak petugas kesehatan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien tidak selalu melakukan cuci tangan atau melakukan cuci tangan akan
tetapi tidak sesuai dengan standar. Kebersihan tangan petugas kesehatan sangat
penting karena dapat menjadi media perpindahan bakteri patogen ke pasien,
namun praktik cuci tangan ini terindikasi berisiko tinggi tidak
4
dipatuhi oleh tenaga kesehatan, seperti pada saat sebelum kontak dengan pasien
atau prosedur antiseptik.
Kewaspadaan standar yang juga dirasa mendesak untuk diterapkan di RSUD
Kab. Konawe Kepulauan yaitu pemakaian alat pelindung diri (APD), penerapan
etika batuk dan bersin, serta praktik menyuntik dan aman. Hal ini didasari oleh
fenomena yang ditemui di RSUD Kab. Konawe Kepulauan terutama di Rawat inap
antara lain: 1) sering ditemui petugas kesehatan tidak menggunakan alat pelindung
diri (APD) yang memadai saat melakukan tindakan ke pasien; 2) pemberian obat
injeksi kadangkala tidak langsung habis dan sisanya untuk pemberian berikutnya;
3) dalam pemberian injeksi menggunakan cairan pelarut yang digunakan untuk
lebih dari satu pasien; 3) etika batuk petugas kesehatan belum sesuai dengan
standar; 4) sering ditemui pengunjung dan pasien yang batuk dengan tidak
mempraktikkan etika batuk.
B. Tujuan
Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan rancangan aktualisasi nilai-
nilai dasar ASN ini adalah sebagai berikut:
1. Umum
Menjadikan RSUD Kab. Konawe Kepulauan sebagai fasilitas kesehatan yang
berintegritas, berkualitas dengan menyelenggarakan dan mengatasi masalah-
masalah kesehatan yang ada pada masyarakat melalui dengan upaya
mengoptimalkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) sehingga tercapai
derajat kesehatan setinggi-tinginya untuk masayarakat Kab. Konawe Kepulauan
2. Khusus
Meningkatkan dan mengoptimalkan kualitas kerja tim Pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) dalam upaya mencegah dan meminimalkan
terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung, dan masyarakat sekitar
fasilitas pelayanan kesehatan sehingga dapat melindungi pasien, petugas
kesehatan, pengunjung yang menerima pelayanan kesehatan serta masyarakat
dalam lingkungannya dengan cara memutus siklus penularan penyakit infeksi
melalui kewaspadaan standar
5
C. Manfaat
Manfaat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
a. Mampu menginternalisasi dan mengaktualisasikan serta menghabituasikan
nilai-nilai ANEKA di lingkungan RSUD Kab. Konawe Kepulauan
b. Menjadi perawat yang mampu menjalankan fungsi sebagai pelaksana
kebijakan, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa yang memiliki
integritas dan profesional di lingkungan RSUD Kab. Konawe Kepulauan
c. Memahami cara mengoptimalkan pencegahan dan pengendalian infeksi
di RSUD Konawe Kepulauan.
2. Bagi Instansi RSUD Kab. Konawe Kepulauan
a. Rancangan aktualisasi ini dapat meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan
pengembangan mutu pelayanan kesehatan diRSUD Kab. Konawe
Kepulauan.
b. Membantu terwujudnya visi dan misi, tujuan organisasi serta
menguatkan nilai-nilai instansi RSUD Kab. Konawe Kepulauan
3. Bagi masyarakat dan Stakeholder
Mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan
harapannya dalam bidang kesehatan masyarakat di Kab. Konawe
Kepulauan.
D. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi
Ruang lingkup Kegiatan Aktualisasi ini menerapkan nilai-nilai dasar ASN yaitu
nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi serta Nilai Pelayanan public, Manajemen Aparatur Sipil Negara, dan
Whole of Government (WOG).
6 12
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN RANCANGAN AKTUALISASI
A. Gambaran Umum Organisasi
1. Profil Organisasi
Secara geografis Kabupaten Konawe Kepulauan terletak di sebelah timur
daratan Provinsi Sulawesi Tenggara, berada di dataran Pulau Wawonii dengan
ibu Kota Kabupaten terletak di Langara. Wilayah pemerintahan Kabupaten
Konawe Kepulauan terdiri dari 7 kecamatan dengan jumlah penduduk pada tahun
2016 sebesar 33.707 jiwa dengan jumlah masyarakat miskin sebanyak 20.539
jiwa atau 64% dari total penduduk.
Kabupaten Konawe Kepulauan Ibukotanya Langara Kecamatan Wawonii
Barat, 53 km dari Kota Kendari, secara geografis terletak di bagian selatan
Khatulistiwa, melintang dari Utara ke Selatan antara 03°68’ dan 04°16’ Lintang
Selatan, membujur dari Barat ke Timur antara 122°56’ dan 123°16’ Bujur Timur.
Luas wilayah daratan Kabupaten Konawe Kepulauan 86.761Km2, 77,28 Ha atau
11,38%. Jarak Kabupaten Konawe Kepulauan dari ibu Kota Provinsi Sulawesi
Tenggara berjarak 29 Mil laut atau sebanding 46,4 Km jarak darat dengan
menggunakan sarana transportasi laut (kapal).
RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan saat ini mempunyai kapasitas 24 tempat
tidur terdiri dari :
NO
RUANG JUMLAH
1 Interna 10
2 Bedah 8
3 Kebidanan 2
4 Anak 4
Jumlah 24
7
Kedudukan Organisasi
Berdasarkan Undang Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 5
menyatakan bahwa Rumah Sakit mempunyai fungsi yaitu :
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehhatan sesuai dengan
standar pelayanan Rumah Sakit;
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;
3. Penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan;
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
2. Visi Misi Organisasi
Visi
Menjadi Rumah Sakit yang berkualitas dan menjadi kepercayaan publik di
Kabupaten Konawe Kepulauan
Misi
1. Mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan terakreditasi dengan
mengutamakan keselamatan pasien serta kepuasan pelanggan
2. Menyelenggarakan Pendidikan, pelatihan, dan penelitian kesehatan yang
bermutu dan beretika untuk penunjang pelayanan
3. Menyediakan sumber daya manusia kesehatan yang berkompetensi dan
professional di bidangnya
4. Menyediakan peralatan, fasilitas dan sarana prasarana yang aman dan
mutakhir
5. Mewujudkan tata kelola rumah sakit yang profesionalisme, integritas,
beretika, dan akuntabel
3. Struktur Organisasi
Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan Nomor 2 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Konawe
Kepulauan (Lembaran Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2016
Nomor 3); Adapun struktur organisasi RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan
dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2015 Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit adalah sebagai berikut :
1. Direktur, yang merupakan pimpinan rumah sakit;
2. Kepala Sub Bagian Perencanaan
3. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
8
4. Kepala Seksi Pelayanan Medis
5. Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan
6. Kepala Seksi Penunjang Medis
7. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari :
a) Komite Medis
b) Komite Keperawatan
c) Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
d) Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan pasien
e) Komite K3
f) Komite Etik
g) Komite Nakes Lainnya
8. Instalasi-Instalasi dan Unit
Instalasi di RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan terdiri dari :
a) Instalasi Gawat Darurat ( IGD )
b) Instalasi Farmasi
c) Instalasi Gizi
d) Unit Laboratorium
e) Instalasi Rawat Jalan
f) Instalasi Rawat Inap
g) Instalasi Rekam Medis
h) Unit CSSD
i) Unit Loundry
Adapun Bagan struktur organisasi RSUDKabupaten Konawe Kepulauan sebagai
berikut :
9
Sumber Daya Manusia RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan
Jenis dan Jumlah Ketenagaan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe
Kepulauan Tahun 2017menurut Kualifikasi Pendidikan sebanyak 113 Orang.
Tabel Tenaga Kesehatan di RSUD Kabupaten Konawe KepulauanTahun
2017
NO KUALIFIKASI
PENDIDIKAN PNS
HONOR/
KONTRAK JUMLAH
I Tenaga Medis
1 Dokter Umum +
Interesensif 3 4 7
2 Dokter Spesialis Bedah - - -
3 Dokter Spesialis Penyakit
Dalam - - -
4 Dokter Spesialis Kes.Anak - - -
5 Dokter Spesialis Obgyn - - -
6 Dokter Spes THT - - -
7 Dokter Spes Anastesi - - -
10
7 Dokter Gigi 1 1
Sub Total 4 4 8
II Tenaga Keperawatan
1 Perawat Profesional (Ners) 23 9 32
2 Sarajana Keperawatan - 2 2
3 Perawat Vokasi (D3/D4) 4 23 27
4 Perawat Kesehatan Gigi
( AMKG ) 6 2 8
5 Bidan 6 19 25
6 Fisioterapis - 1 1
Sub Total 39 56 95
III Tenaga Kefarmasian
1 Apoteker 4 1 5
2 S1 Farmasi 1 1 1
3 D3 Farmasi - 6 6
Sub Total 5 8 12
IV Tenaga Kesehatan
Masyarakat
1 S2 Kesehatan Masyarakat - - -
2 S1 Kesehatan Masyarakat 9 2 11
Sub Total 11 2 11
V Tenaga Gizi
1 S1 Gizi - 2 2
2 D3 Gizi 4 1 5
3 Tenaga Gizi lainnya - - -
Sub Total 4 3 7
VII Tenaga Penunjang Medis
1 Radiografer 2 - 2
2 Elektromedis 1 - 1
3 Analis Kesehatan 5 3 8
4 Sanitarian 3 1 1
5 Perekam Medis 4 - 4
Sub Total 15 4 16
IX Sarjana Muda / Sarjana Non Kesehatan
1 S1 Komputer - 1 1
11
2 D1 Komputer - - -
3 D3 Lainnya - - -
Sub Total - 1 1
X SLTA / SLTP / SD
1 SMA Sederajat 1 9 9
2 SLTP Sederajat - - -
Sub Total 1 9 9
JUMLAH TOTAL 79 96 175
Sumber :Data Primer per Januari Tahun 2020
Fasilitas Kesehatan RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan
9. Pelayanan Rawat Jalan
a) Poliklinik Umum
Unit pelayanan yang menangani kasus-kasus untuk konsultasi rawat
jalan. Memiliki unit layanan konsultasi dokter umum dan dilengkapi
tempat pemeriksaan dan peralatan. Unit ini diatangani oleh satu orang
dokter umum dan tiga orang perawat.
b) Poliklinik Gigi
Unit pelayanan yang menangani pemeriksaan dan perawatan gigi
dengan jenis-jenis pelayanan seperti : ekstraksi gigi, pembersihan plak
dan karang gigi, penambalan gigi dan pemeliharaan gigi. Unit ini
dilengkapi dengan satu dental unit yang ditangani oleh satu orang
dokter gigi dan enam orang perawat gigi.
c) Poliklinik KIA
Unit pelayanan ini menangani pemeriksaan untuk konsultasi rawat
jalan kebidanan dan Keluarga Berencana, Program KB (layanan alat
kontrasepsi), pemeriksaan kehamilan dan post melahirkan. Poliklinik
ini ditangani oleh bidan yang jaga pada saat shift pagi.
10. Unit Gawat Darurat
Unit pelayanan ini menangani kasus-kasus yang bersifat kegawat
daruratan, yang terdiri dari kasus darurat bedah dan darurat non
bedah. Unit ini ditangani oleh 5 dokter umum dan 22 orang perawat.
Untuk menunjang kinerja dan kelancaran pelayanan selama 24 jam
unit ini juga ditunjang oleh unit-unit yang lain misalnya : farmasi,
gizi, laboratorium dan lain-lain.
11. Pelayanan Rawat Inap Obgin
Pelayanan rawat inap memegang peranan penting dalam menunjukan
kemampuan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan yang
12
diberikan oleh sebuah rumah sakit, dengan kapasitas tempat tidur dan
jumlah tenaga bidan 25 orang. Pelayanan rawat inap diharapkan
mampu menjawab kebutuhan pelayanan kesehatan yang prima.
12. Pelayanan Rawat Inap anak
Unit pelayanan ini menagani kasus-kasus yang terjadi pada anak. Unit
ini ditangani oleh dokter umum dan 21orang tenaga perawat.
13. Pelayanan Rawat Inap Penyakit Dalam
Unit pelayanan ini menagani kasus-kasus yang terjadi pada anak dan
dewasa. Unit ini ditangani oleh dokter umum dan 21 orang tenaga
perawat dan bidan.
14. Pelayanan Penunjang Lainnya
a) Instalasi Farmasi
Pelayanan yang diberikan oleh Apotek RSUD Kabupaten
Konawe Kepulauan berupa penyediaan obat-obatan dan bahan
habis pakai bagi pasien rawat jalan dan rawat inap. Unit ini buka
24 jam yang ditangani oleh 5 orang Apoteker dan 6 orang
asisten Apoteker.
b) Laboratorium
Instalasi ini merupakan penunjang dalam upaya menentukan
diagnose penyakit pasien secara tepat dan akurat. Tindakan atau
treatment medis yang akan diberikan kepada pasien sangat
mempertimbangkan hasil laboratorium yang diperoleh. Jenis-
jenis pemeriksaan laboratorium yang dapat dilaksanakan di
RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan terdiri dari : pemeriksaan
darah rutin, kolesterol, asam urat, gula darah, urine, dan BTA.
Unit ini ditangani oleh 8 orang analis.
c) Instalasi Gizi
Instalasi Gizi RSU Negara menangani gizi untuk pasien rawat
inap (pengadaan makanan pasien). Unit ini ditangani oleh 4
orang tenaga gizi.
4. Tugas dan Fungsi Perawat Ahli Pertama (UU No. 35 Tahun 2019)
1. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu;
2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga;
3. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;
4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut;
5. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;
13
6. Melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya pengawasan risiko
infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan;
7. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada
pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi;
8. Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang berdampak
pada pelayanan kesehatan;
9. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular;
10. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu;
(Sumber : Uraian Tugas dan Fungsi Perawat, Jabatan Fungsional Perawat dan
Angka Kreditnya Peraturan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2019, Jakarta :
Menpan RB, 2019)
B. Nilai-Nilai Dasar ASN
Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar sebagai
seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi dan tugasnya
sebagai ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).
Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
publik komitmen mutu dan Anti korupsi yang harus di tanamkan kepada setiap ASN
maka perlu di ketahui indikator-indikator dari kelima kata tersebut, yaitu:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang sering kali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk
dipahami. Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Responsibiltas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok, atau instansi
untuk memenuhi tang gung jawab yang menjadi amanah.
Menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, adapun indikator nilainya, yaitu :
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
Pimpinan mempromosikan lingkungan yang akuntabel dapat dilakukan
dengan memberikan contoh pada orang lain (lead by example) .
b. Transparansi
Transparansi memiliki tujuan mendorong komunikasi yang lebih besar dan
kerjasama antara kelompok internal dan eksternal, memberikan perlindungan
14
terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam pengambilan
keputusan.
c. Integritas
Integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi
semua hukum yang berlaku. Dengan adanya integritas institusi, dapat
memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan atau stakeholders.
d. Tanggungjawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan memberikan
kewajiban bagi setiap individu dan lembaga bahwa ada suatu konsekuensi dari
setiap tindakan yang telah dilakukan karena adanya tuntutan untuk
bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat.
e. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus dipelihara
dan dipromosikan oleh pemimpin pada lingkungan organisasinya. Oleh sebab
itu, ketidakadilan harus dihindari karena dapat menghancurkan kepercayaan
dan kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak
optimal.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan itu yang
akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas. Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik
juga harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian
(skill) yang dimiliki.
h. Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan
tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan
sistem pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah
kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap
tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya
komitmen dan kredibilitas anggota organisasi.
15
(Sumber: Akuntabilitas, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan
III, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2015)
2. Nasionalisme
Nasionalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran nasional yang
mnegandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut
kemerdekaan atau membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sikap
seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain.
Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta
yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan
bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia
serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling
mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
(Sumber: Nasionalisme, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan
III, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2015).
3. Etika Publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang
harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral
mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya
dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi
tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan
dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN,
yakni sebagai berikut :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;
b. Setia dalam mempertahankan UUD 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
16
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;
h. Memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
(Sumber: Etika Publik, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III, Jakarta : Lembaga Administrasi Negara, 2015).
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi
pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain :
a. Efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan target;
b. Efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan pemborosan;
c. Inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mengandung kebaruan;
d. Berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang dipersepsi individu
terhadapt produk atau jasa.
(Sumber: Komitmen Mutu, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2015).
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruption yang artinya kerusakan,
kebobrokan, dan kebusukan. Dalam bahasa Yunani Corruptio perbuatan yang tidak
baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian,
melanggar norma-norma agama, material, mental, dan umum.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
a. Mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi
yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat;
b. Kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target dari
suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk korupsi secara
materiil maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil;
17
c. Berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau pihak yang
berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan;
d. Disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-undung
yang mengatur;
e. Peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang
lain;
f. Jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma);
g. Tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita
kerjakan dalam bentuk apapun;
h. Sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan iklas terhadap
apa yang telah ada dan diberikan oleh Tuhan kepada kita;
i. Adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan maupun
perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi.
C. Kedudukan dan Peran ASN
Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi tantangan-
tantangan global, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin
professional. Undang-undang ini merupakan dasar dalam manajemen aparatur sipil
negara yang bertujuan untuk membangun aparat sipil negara yang memiliki
integritas, profesional dan netral serta bebas dari intervensi politik, juga bebas dari
praktek KKN, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas
bagi masyarakat.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain :
1. Kepastian hukum;
2. Profesionalitas;
3. Proporsionalitas;
4. Keterpaduan;
5. Delegasi;
6. Netralitas;
7. Akuntabilitas;
8. Efektif dan efisien;
18
9. Keterbukaan;
10. Non diskriminatif;
11. Persatuan;
12. Kesetaraan;
13. Keadilan;
14. Kesejahteraan
2. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala bentuk
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat dan daerah
dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima
adalah:
a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat
pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara
pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk
mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan
memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait dengan bentuk dan
jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme penyelenggaraan
layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar
perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi
berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang
mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu
ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
19
tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi
mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan
yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan
dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang
murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat
dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan
yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan akan
tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka
kepada masyarakat luas melalui media publik.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat
(Sumber: Pelayanan Publik, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara, 2017).
3. Whole Of Govemment
Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan kategori
hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai berikut:
1.Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
2. Penyertaan,yaitu strategi dengan mempertimbangkan dampak;
a. Dialog atau pertukaran informasi;
b. Joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama sementara.
3. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
20
a. Joint working, atau kolaborasi sementara;
b. Joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada
pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;
c. Satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai
mekanisme integratif.
4. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
a. Aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada isu
besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;
b. Union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak;
merger, yaitu penggabungan ke dalam struktur baru.
(Sumber: Whole of Government, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara, 2017).
D. Identifikasi Isu, Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan, dan Penetapan Isu
Kedudukan serta peran PNS dalam NKRI yaitu Manajemen ASN, Whole of
Government dan Pelayanan Publik merupakan prinsip kegiatan aktualisasi dan
habituasi yang akan dilaksanakan di RSUD Kab. Konawe Kepulauan dengan
menerapkan nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi (ANEKA). Berdasarkan uraian latar belakang di atas, beberapa isu yang
ditemukan oleh penulis terkait dengan manajemen ASN, Whole of Government, dan
pelayanan publik dapat di identifikasi sebagai berikut:
21
No
Identifikasi
Isu
Sumber
Isu
Kondisi Saat Ini
Kondisi yang
Diharapkan
1. Belum
optimalnya
pelaksanaan
discharge
planning
(perencanaa
n pulang)
pada pasien
rawat inap di
RSUD Kab.
Konawe
Kepulauan
Manajeme
n ASN,
Pelayanan
Publik
Perawat belum
optimal dalam
melaksanakan
discharge
planning pada
pasien rawat inap
Belum tersedianya
media pendidikan
kesehatan
penunjang
discharge planning
Belum
tersedianya form discharge
planning
Perawat
melaksanakan
discharge
planning pada
pasien rawat
inap secara
optimal
2. Rendahnya praktik cuci
tangan
petugas di
RSUD
Kab.
Konawe
Kepulauan sesuai standar WHO
Pelayanan Publik
Masih banyak petugas yang belum
menerapkan 5
moment cuci tangan
dan belum
mementingkan APD
Petugas tertib 5 moment cuci tangan dan patuh APD
3. Kurang optimalnya
sistem
pertukaran
jaga perawat
di RSUD
Kab.
Konawe
Kepulauan
Pelayanan Publik
Belum adanya SOP pertukaran jaga antar perawat Buku bantu pertukaran jaga kurang komunikatif
Ada SOP
pertukaran jaga yang disepakati sesuai komitmen bersama Buku bantu
pertukaran
jaga yang
lebih
komunikatif
4. Pelaksanaan asuhan keperawatan mandiri belum berjalan optimal
Pelayanan Publik
Perawat lebih banyak menjalankan tugas yang bersifat kolaboratif Perawat menjalankan asuhan keperawatan mandiri hanya sebatas rutinitas
Perawat lebih tanggap dalam menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan
baik yang
bersifat
mandiri
maupun
kolaboratif
5. Pelayanan gawat darurat masih belum Optimal
Manajeme n ASN, Pelayanan Publik
Ruang pelayanan
gawat darurat
masih belum
representative
Beberapa perawat
RSUD Kab.
Konawe kepulauan
belum memiliki
sertifikat BTCLS
(basic trauma and
cardiac life
support) dan ada
yang sudah
Ruang
pelayanan
gawat darurat
di RSUD
Kab. Konawe
Kepulauan
lebih
representative
dengan
ditunjang
fasilitas yang
memadai
Tabel Indentifikasi Isu :
22
No Identifikasi
Isu
Sumber
Isu
Kondisi Saat Ini Kondisi yang
Diharapkan
Pemberian obat injeksi
kadangkala tidak
langsung habis dan sisanya untuk pemberian
berikutnya.
Dalam pemberian
injeksi menggunakan
cairan pelarut yang digunakan untuk lebih
dari satu pasien.
Etika batuk petugas
kesehatan belum sesuai dengan
standar.
Sering ditemui
pengunjung dan pasien
yang batuk dengan
tidak mempraktikkan
etika batuk.
- Belum adanya
Pedoman atau
literature terkini
sebagai penguat
program ppi agar ppi
terus berjalan di rumah
sakit
tindakan kepada
pasien,
menerapkan etika
batuk dan bersin
dan praktik
menyuntik yang
aman
No
Identifikasi
Isu
Sumber
Isu
Kondisi Saat Ini Kondisi yang
Diharapkan
kadaluwarsa dan
harus di update.
Semua perawat
di RSUD
Konawe
Kepulauan
minimal
memiliki
sertifikat
BTCLS 6. Belum optimalnya pendokument asian asuhan keperawatan pasien rawat inap di RSUD Kab. Konawe Kepulauan
Pelayanan Publik
Saat menerima pasien baru rawat inap, perawat lebih fokus mendokumentasikan kegiatan yang bersifat administratif, sementara asuhan keperawatan yang menjadi ruhnya perawat justru terabaikan. Padahal pendokumentasian asuhan keperawatan juga merupakan tugas pokok jabatan perawat dan merupakan salah satu
butir sasaran kinerja
perawat.
Perawat lebih menyadari dan melaksanakan tugasnya sebagai perawat untuk mendokumentas ikan asuhan keperawatan
7. Belum optimalnya
upaya
pencegahan
dan pengendalian
infeksi (PPI) di RSUD Konawe Kepulauan
Manajeme n ASN,
Pelayanan
Publik
Banyak pegawai yang belum mengetahui dan melaksanakan pengendalian infeksi.
Banyak ditemui petugas kesehatan yang tidak melakukan cuci tangan sesuai
standar setelah
kontak dengan
pasien.
Petugas kesehatan
sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
tidak selalu
melakukan cuci tangan.
Sering ditemui petugas kesehatan tidak menggunakan alat pelindung diri
(APD) yang memadai saat melakukan
tindakan ke pasien.
Pegawai khususnya dokter, perawat, dan bidan
mengetahui
serta melaksanakan
cegahan dan
pengendalian
infeksi di RSUD
Kab. Konawe
Kepulauan
Pegawai
khususnya
dokter, perawat,
dan bidan
menerapkan
kebersihan
tangan,
menggunakan alat
perlindungan
diri (APD) saat
melakukan
23
19 Dari hasil analisis penentuan perbandingan skala perioritas ditetapkan
isu yang dipilih dan ditindaklanjuti dengan gagasan rencana kegiatan yang
akan dilakukan untuk mengatasi isu tersebut. Hasil perumusan isu yang
terpilih adalah “Belum optimalnya upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi (PPI) di RSUD Kab Konawe Kepulauan.
2. Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan
Dampak apabila program pengendalian infeksi di tidak optimal, maka
akan menyebabkan:
a. Tidak terpenuhinya visi RSUD Kab. Konawe Kepulauan untuk
menjadi balai kesehatan ibu dan anak yang perama dan terbaik melalui
upaya kesehatan terpadu dan bermutu.
b. Resiko terjadinya infeki nososomial lebih tinggi.
c. Keselamatan pasien dan pegawai di RSUD Kab. Konawe Kepulauan
kurang terjamin dan terlindungi.
d. Menurunnya mutu pelayanan baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap pasien dan keluarga pasien.
e. Tidak terciptanya budaya mutu dalam aspek keamanan pelayanan
E. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan Dengan Nilai
ANEKA
Rencana kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di RSUD Kab.
Konawe Kepulauan sesuai dengan pedoman Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara
yaitu ANEKA dan berprinsip pada Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan
Whole of Government (WoG). Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi
dibuat berdasarkan identifikasi isu dan penentuan skala perioritas Isu yang
paling dibutuhkan dan paling tinggi tingkat keseriusan masalahnya
(Serioussness) serta perkembangan isu tersebut jika tidak dipecahkan
Sumber kegiatan berasal dari Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dan
Tupoksi, surat tugas pimpinan dan inovasi, maka isu tersebut akan di
breakdown menjadi kegiatan-kegiatan yang bersumber dari Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP) dan Tupoksi, Perintah Pimpinan maupun Inovasi yang
diciptakan untuk mendukung pekerjaan yang dilaksanakan guna mendapat
hasil yang maksimal.
Rancangan kegiatan aktualisasi merupakan rencana operasional
pelaksanaan aktualisasi dan habituasi yang akan diterapkan oleh penulis
selama 30 hari kerja mulai tanggal 6 Maret 2020 sampai dengan 12 April 2020
diRSUD Kab. Konawe Kepulauan Rancangan kegiatan aktualisasi disajikan
secara rinci sebagai beriku
24
Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Unit kerja : RSUD Kab. Konawe Kepulauan
Identifikasi Isu : Isu yang ditemukan di lingkungan RSUD Kab. Konawe
Kepulauan:
1. Belum optimalnya pelaksanaan discharge planning
(perencanaan pulang) pada pasien Instalasi rawat inap
di RSUD Kab. Konawe Kepulauan
2. Rendahnya praktik cuci tangan petugas di RSUD Kab.
Konawe Kepulauan
3. Kurang optimalnya sistem pertukaran jaga
perawat di RSUD Kab. Konawe Kepulauan
4. Pelaksanaan asuhan keperawatan mandiri belum
berjalan optimal
5. Pelayanan gawat darurat masih belum optimal
6. Belum optimalnya pendokumentasian asuhan
keperawatan pasien Instalasi rawat inap di RSUD Kab
Konawe Kepulauan
7. Belum optimalnya upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) di RSUD Kab. Konawe
Kepulauan
Isu yang diangkat :Belum optimalnya upaya pencegahan
dan pengendalian infeksi (PPI) di RSUD Kab.
Konawe Kepulauan
Gagasan Pemecahan Isu :Optimalisasi upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) Melalui Pedoman
dan Sandar operasional prosedur (SPO) di
RSUD Kab. Konawe Kepulauan
Tujuan Gagasan Pemecahan Isu :Agar Masyarakat terhindar Terhindar dari
Healthcare Associated Infections (Hais) atau
Infeksi yang berasal dari Rumah sakit
sehingga mencapai Kesejatraan, Kesehatan,
dan kepuasan Pelayanan di RSUD Kab.
Konawe kepulauan.
Rencana kegiatan :Mengukur tingkat pengetahuan dan
pelaksanaan pencegahan dan pengendalian
infeksi terhadap seluruh pegawai di RSUD
Kab. Konawe Kepulauan
25
2. Merestrukturisasi tim pencegahan dan pengendalian
infeksi (PPI)
3. Membuat pedoman pengendalian dan pencegahan
infeksi (PPI) di RSUD Kab. Konawe Kepulauan
4. Menyusun pedoman kewaspadaan standar: 1)
kebersihan tangan (hand hygiene) mengacu pada
standar WHO terkini, 2) penggunaan alat pelindung diri
(APD), 3) etika batuk dan bersin, 4) serta praktik
menyuntik yang aman.
5. Mengadakan penyegaran materi mengenai PPI
kepada petugas di RSUD Kab.
Konawe Kepulauan
6. Membuat media informasi: kewaspadaan standar:
1) kebersihan tangan (hand hygiene) mengacu pada
standar WHO terkini, 2) penggunaan alat pelindung
diri (APD), 3) etika batuk dan bersin, 4) serta praktik
menyuntik yang aman.
7. Melakukan evaluasi pengetahuan dan
pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi
terhadap seluruh pegawai di RSUD Kab. Konawe
Kepulauan
Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi
No.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output/ Hasil
Kegiatan
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
(ANEKA)
Kontribusi
terhadap Visi
Misi Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
Dampak jika
kegiatan tidak
dilaksanakan
1
.
Mengukur
tingkat
pengetahuan
dan
pelaksanaan pencegahan dan
pengendalian
infeksi terhadap
seluruh
pegawai di
RSUD Konawe
Kepulauan.
Sumber kegiatan:
inovasi
Terukurnya tingkat
pengetahuan &
pelaksanaan
pencegahan &
pengendalian infeksi pada seluruh petugas di
RSUD Kab. Konawe
kepulauan
Berkontribusi
dalam pencapaian
Misi RSUD Kab.
Konawe
Kepulauan yang ke 1 yaitu
“Mewujudkan
pelayanan yang
berkualitas dan
terakreditasi
dengan
mengutamakan
keselamatan
pasien serta
kepuasan
pelanggan”
Kegiatan ini
memberikan
penguatan
nilai di
RSUD Kab. Konawe
Kepulauan
yaitu
Professional
dan
perlindungan
diri
Tidak dapat
diketahui
tingkat
pengetahuan
dan pelaksanaan PPI sebelum
dilaksanakan
tindakan
aktualisasi
sehingga tidak
dapat
dibandingkat
dengan hasil
setelah
aktualisasi
1. Melakukan studi literatur/ mencari referensi untuk memperoleh kejelasan materi
tentang PPI dan
materi dapat
dipertanggung
jawabkan
1. Materi tentang PPI
Akuntabilitas: Kejelasan, tanggung
jawab dalam melakukan
pencarian
materi/literature PPI
Nasionalisme:
Pemahaman dan
implementasi nilai-nilai
kemanusiaan dalam
mendapatkan literature
materi PPI untuk
kepentingan pelayanan
terpadu
Etika Publik:
Memberikan Informasi
secara benar akan
metode PPI di Rumah sakit
Komitmen Mutu
Berinovasi dalam
meningkatkan kinerja
dengan upaya mencari
materi ppi
Anti Korupsi:
Mandiri dan peduli akan
kesejatraan masyarakat
terutama pasien di
rumah sakit
2. Berkonsultasi
dengan RSUD Kab.
Konawe Kepulauan atau
IPCN tentang isi
pertanyaan dalam angket
dan daftar pertanyaan lembar observasi dengan
sopan dan santun
2. Berita acara konsultasi
Akuntabilitas: Integritas atasan dan bawahan dalam meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit Nasionalisme: Berkonsultasi/
bermusyawarah
kepada direktur
dan IPCN adalah
salah satu wujud
atas
mendukungnya
program dan
kegiatan untuk
meningkatkan
kualitas ppi dirumah sakit Etika Publik: berkonsultasi sopan dan santun Kepada direktur dan IPCN tentang isi pertanyaan dalam angket
Komitmen Mutu:
Adaptif, dan
responsive dalam
menerima
masukan dan saran
tentang kegiatan
yang akan dicapai
Anti Korupsi
bertanggung
jawab selama proses kegiatan
berlangsung
3. Menyusun angket
mengenai tingkat
pengetahuan dan
lembar observasi
pelaksanaan pencegahan
dan pengendalian
infeksi oleh pegawai
di RSUD Kab. Konawe Kepulauan Gagasan
didorong oleh
adanya keinginan
untuk perubahan
(inovasi)
3. Daftar
pertanyaan
mengenai tingkat
pengetahuan dan
lembar observasi
pelaksanaan
pencegahan dan
pengendalian
infeksi oleh
petugas di
RSUD Kab. Konawe
Kepulauan
Akuntabilitas: Integritas dan transparansi dalam menyusun angket dan mengobservasi pelaksanaan ppi Nasionalisme: Melakukan aksi nyata dalam memajukan kesejatraan pasien Etika Publik: Tidak menyalahgunakan informasi yang berasal dari data pengetahuan petugas Komitmen mutu: Meningkatkan kinerja dan pelayanan melalui inovasi Anti Korupsi: Kerja keras dalam menyusun angket mengenai tingkat pengetahuan petugas
23 2
3
No.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output/ Hasil
Kegiatan
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
(ANEKA)
Kontribusi
terhadap Visi
Misi Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
Dampak jika
kegiatan tidak
dilaksanakan
4. Menyebarkan angket kepada seluruh
pegawai di RSUD
Kab.Konawe Kepulauan sehingga
informasi yang ingin
digali dapat diketahui
oleh semua pegawai
secara transparan
4. Angket yang telah diisi oleh pegawai
Akuntabilitas: Transparan kepada seluruh petugas tentang pengetahuan petugas tentang ppi di rumah sakit Nasional: Menjadikan pengetahuan petugas tentang ppi menjadi salah satu Impelementasi kemanusiaan Etika Publik: Kejujuran atas pengetahuan petugas tentang ppi Komitemn mutu: Efisien dan efektif serta memudahkan petugas untuk mengetahui manfaat ppi di rumah sakit Anti Korupsi: Tanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan guna tercapaikanya mutu dan kualitas pelayanan rumah sakit
5. Melakukan observasi kepada petugas kesehatan untuk mengetahui dengan jelas mengenai pelaksanaan cuci
tangan, penggunaan
APD, etika batuk,
dan praktik menyuntik
yang aman
5. Lembar observasi yang diisi oleh petugas kesehatan
Akuntabilitas: Kejelasan mengenai pelaksanaan cuci tangan, penggunaan APD, etika batuk, dan praktek menyuntik yang aman Nasionalisme: Menjadikan pengetahuan petugas tentang ppi menjadi salah satu Impelementasi kemanusiaan Etika Publik: Sopan santun, Ramah dalam mengkaji dan mengobservasi sejauh mana kepatuhan petugas dalam pelaksanaan program ppi Komitmen Mutu: Responsif terhadap petugas yang tidak mengikuti pengendalian infeksi rumah sakit dan yang mengikuti Anti Korupsi: Peduli akan kesejatraan dan keselamatan petugas dan pasien untuk mengendalikan pencegahan infeksi
24
No.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output/ Hasil
Kegiatan
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan (ANEKA)
Kontribusi
terhadap Visi
Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
Dampak jika
kegiatan tidak
dilaksanakan
6. Membuat tabulasi
data dan
menyimpulkan hasil secara jujur apa
adanya dan penuh
tangungjawab
6. Kesimpulan hasil
pelaksanaan upaya
pencegahan dan pengendalian
infeksi oleh
Petugas di RSUD
Kab. Konawe
Kepulauan
Akuntabilitas: bertanggung jawab akan hasil dari tabulasi yang diperoleh dari pengetahuan petugas mengenai ppi Nasional: Implementasi nilai-nilai kebijaksanaan dalam menyimpulkan data petugas Etika public: Tidak diskriminatif dan memaparkan secara jelas dalam mengolah data Komitmen Mutu: Tabulasi data adalah salah satu langkah yang efektif dan efesien untuk mengetahui berapa banyak dan sejauhmana pengetahuan petugas tentang ppi
Anti korupsi: Jujur atas hasil yang didapatkan dari tabulasi data petugas
2.
Merestrukturisasi tim pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
Sumber
kegiatan:
Penugasan
pimpinan
1. Berkonsultasi
Dengan Direktur RSUD
Kab. Konawe Kepulauan
dan IPCN mengenai calon
anggota tim PPI
Terbentuknya
struktur baru tim PPI 1. Berita acara konsultasi
Akuntabilitas: Konsistensi dan tanggung jawab atasan dan bawahan dalam meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit untuk membentuk tim ppi Nasionalisme: Membahas dan membentuk anggota tim ppi dengan (Musyawarah) melalui kebijakan direktur Etika Publik: Berkonsultasi dengan sopan dan santun dapat membentuk komunikasi yang baik untuk mencapai harapan Komitmen Mutu: Berkonsultasi dengan direktur atau IPCN secara Adaptif Responsif tentang perekrutan anggota tim ppi Anti Korupsi:
Berkontribusi dalam
pencapaian
Misi RSUD
Kab. Konawe
Kepulauan
yang ke 3 yaitu
“Menyediakan sumber daya
manusia
kesehatan yang
berkompetensi
dan
professional
dibidangnya
Kegiatan ini memberikan
penguatan kepada
filosofi RSUD
Kab. Konawe
Kepulauan yaitu
keselamatan dan
kesehatan pasien diwujudkan
dengan
profesionalism e
dan kebanggan
dalam pelayanan
Tidak ada petugas yang
fokus pada
upaya
pencegahan dan
pengendalian
infeksi
2. Mengusulkannama-
nama calon angota
tim secara adil
dengan
mempertimbangkan
kompetensi dan tupoksinya
2. Daftar nama petugas yang akan
dijadikan anggota tim
PPI
Akuntabilitas: Usul/mengemukaka n pendapat/ Partisipatif secara jujur dan jelas
Nasionalisme Mengusulkan dan menjelaskan secara Adil (sila ke 5) kompetensi anggota yang diusulkan Etika Publik: Tidak diskriminatif Komitmen Mutu: Inovatif mengusulkan anggota tim yang berkompeten dan minat ppi Anti Korupsi: Berani mengusulkan nama-nama yang betul-betul berminat dan memiliki kompeten di ppi
3. Mengusulkan untuk pembuatan SK tim
PPI RSUD Kab.
Konawe Kepulauan
3. Adanya SK tim PPI di RSUD Kab.
Konawe
Kepulauan
Akuntabilitas: Partisipatif mengusulkan pembuatan SK tim ppi kepada pimpinan Nasionalisme: Membentuk tim menjadikan kinerja lebih baik sesuai dengan sila ke 3 Persatuan Indonesia Etika Publik Tidak diskriminatif kepada calon anggota yang tim yang berkompeten di ppi Komitmen mutu: Berinovasi membentuk dan mengupayakan tim ppi Anti Korupsi: Jujur dan terbuka akan kemampuan tim yang diusulkan
No.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output/ Hasil
Kegiatan
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
(ANEKA)
Kontribusi
terhadap Visi
Misi Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
Dampak jika
kegiatan tidak
dilaksanakan
3. Membuat pedoman dan
SPO
pengendalian
dan pencegahan
infeksi (PPI) di
RSUD Kab.
Konawe Kepulauan
Sumber
kegiatan:
inovasi
Adanya pedoman pengendalian dan
pencegahan infeksi
(PPI) terkini untuk
digunakan di BKMIA
Kartini
Berkontribusi dalam pencapaian
Misi di RSUD
Kab. Konawe
Kepulauan yang
ke 2 “Menyelenggrakan Pendidikan, Pelatihan, dan penelitia kesehatan yang bermutu dan beretika untuk penunjang pelayanan ”
Kegiatan ini memberikan
penguatan
kepada filosofi
Di RSUD Kab.
Konawe
Kepulauan yaitu
keselamatan dan kesehatan Pasien
diwujudkan
dengan
profesionalism e
dan kebanggan
dalam pelayanan
Tidak adanya pedoman yang
dijadikan
rujukan dalam
pelaksanaan PPI 1. Melakukan studi literatur/ mencari referensi materi tentang PPI dengan jelas dan dapat
dipertanggung
jawabkan
1. Adanya sumber literatur yang dijadikan rujukan penyusunan buku PPI
Akuntabilitas: Jujur, dan Tanggujawab dalam
memilih dan membuat
literature yang dijadikan
pedoman untuk
kepentingan pasien dan
petugas
Nasionalisme:
Mencerdaskan petugas
dengan mencari
literature pedoman terkini dalam
pencegahan dan
pengendalian infeksi
Etika Publik:
Tulus membantu mencari
dan menyampaikan
literature atau pedoman
ppi
Komitmen Mutu:
Berinovasi menemukan
dan mencari literature pedoman terkini,
terintegrasi dan dan
sesuai standar ppi
Anti Korupsi:
Peduli terhadap
Kinerja dan pedoman
yang kuat untuk
dipertanggung jawabkan
sebagai acuan ppi
25
2. Menyusun pedoman pengendalian dan
pencegahan infeksi
(PPI) yang akan
digunakan di
RSUD Kab. Konawe
Kepulauan Mencantumkan sumber
referensi pada daftar
pustaka sebagai
bentuk penghargaan
terhadap karya
orang lain dan
menghindari plagiasi. Pedoman disusun
dengan inovasi dan
berorientasi mutu
2. Adanya buku pedoman PPI D Kab. Konawe Kepulauan
Akuntabilitas: Konsistensi dan kejelasan materi pedoman kuat untuk ppi di rumah sakit Nasionalisme: Mencerdaskan petugas dengan mencari literature pedoman terkini ppi EtikaPublik: penghargaan terhadap karya orang lain dan menghindari plagiasi. Komitmen Mutu: inovasi, berorientasi mutu dari pedoman yang terkini, tersandar, dan siap diajdikan acuan ppi dalam pelayanan di rumah sakit AntiKorupsi: Peduli terhadap
Kinerja dan pedoman
yang kuat untuk dipertanggung jawabkan
sebagai acuan ppi
26 2
6
No.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output/ Hasil
Kegiatan
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
(ANEKA)
Kontribusi
terhadap Visi
Misi Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
Dampak jika
kegiatan tidak
dilaksanakan
3. Berkonsultasi
Dengan Direktur
RSUD Kab. Konawe
Kepulauan atau IPCLN
dengan sopan dan
santun untuk persetujuan/pengesa
han isi buku
3. Lembar pengesahan
oleh Direktur RSUD Kab. Konawe
Kepulauan
Akuntabiltas: Integritas atasan dan bawahan dalam meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit
Nasionalisme: Berkonsultasi/
bermusyawarah
kepada direktur
dan IPCN adalah salah satu wujud
atas
mendukungnya
program dan
kegiatan untuk
meningkatkan
kualitas ppi
dirumah sakit Etika Publik: berkonsultasi sopan dan santun Kepada direktur dan IPCN tentang persetujuan pengesahan pedoman
Komitmen Mutu:
Adaptif, dan
responsive dalam
menerima
masukan dan saran
tentang kegiatan yang akan dicapai
AntiKorupsi: Peduli terhadap
Kinerja dan pedoman
yang kuat dipertanggung
jawabkan sebagai acuan
ppi
Etika Publik:
Berkonsultasi,
sopan dan santun
27
4. Menyusun pedoman
kewaspadaan
standar: 1)
kebersihan
tangan (hand
hygiene)
mengacu pada
standar WHO
terkini, 2) penggunaan alat
pelindung diri
(APD), 3) etika
batuk dan bersin,
4) serta praktik
menyuntik yang aman.
Sumber
kegiatan:
inovasi
1 . Merujuk pada pedoman PPI RSUD Kab. Konawe Kepulauan dengan jelas dan dapat di pertangung jawabakan
Adanya pedoman kewaspadaan
standar:
1) kebersihan tangan
(hand hygiene)
mengacu pada standar
WHO terkini,
2) penggunaan alat
pelindung diri (APD), 3) etika batuk dan bersin, 4) serta praktik menyuntik yang aman
dengan standar terkini untuk digunakan di
RSUD di Kab. Konawe
Kepulauan
Akuntabilitas: Jelas serta Tanggujawab dalam memilih dan membuat literature yang dijadikan pedoman Kewaspadaan standar Nasionalisme:
Mencerdaskan petugas
dengan mencari
literature pedoman
terkini dalam
pencegahan dan
pengendalian infeksi
Etika Publik:
Mengefektifkn
penyusunan sehingga
lebih bermanfaat ketika menyampaikan pedoman
Komitmen Mutu:
Berinovasi Menyusun
pedoman terkini,
terintegrasi dan dan
sesuai standar
Anti Korupsi:
Peduli menyusun
pedoman
Berkontribusi dalam pencapaian
Misi RSUD kab.
Konawe
Kepulauan yang
ke 2 “Menyelenggrakan Pendidikan, Pelatihan, dan penelitia kesehatan yang bermutu dan beretika untuk penunjang pelayanan”
Kegiatan ini memberikan
penguatan
kepada filosofi
RSUD Kab.
Konawe
Kepulauan yaitu
keselamatan dan
kesehatan Pasien
diwujudkan dengan
profesionalism e
dan kebanggan
dalam pelayanan
Tidak adanya pedoman untuk
pelaksanaan
kewaspadaan
standar yang
bisa dijadikan
rujukan
1. Adanya buku pedoman PPI RSUD Kab. Konawe Kepulauan
28
o.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output/ Hasil
Kegiatan
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
(ANEKA)
Kontribusi
terhadap Visi
Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
Dampak jika
kegiatan tidak
dilaksanakan
5. Mengadakan penyegaran
materi mengenai
PPI kepada
petugas di
RSUD Kab. Konawe
Kepulauan
Sumber
kegiatan:
Inovasi &
SKP
Adanya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan
petugas kesehatan di
RSUD Kab. Konawe
Kepulauan tentang
PPI sesuai dengan
standar terkini.
Berkontribusi dalam pencapaian Misi RSUD kab. Konawe Kepulauan yang ke 2 “Menyelenggrakan Pendidikan, Pelatihan, dan penelitia kesehatan yang bermutu dan beretika untuk penunjang pelayanan”
Kegiatan ini memberikan
penguatan
kepada filosofi
RSUD Kab.
Konawe Kepulauan yaitu
keselamatan dan
kesehatan
Pasien
diwujudkan
dengan
profesionalism e
dan kebanggan
dalam
pelayanan
Defisiensi pengetahuan
petugas tentang
PPI
1. Berkoordinasi (musyawarah)
Dengan Direktur
RSUD Kab.
Konawe Kepulauan
dan bagian tata
usaha untuk
menentukan waktu, tempat pemateri i untuk kegiatan penyegaran materi mengenai PPI
1. Tersedianya waktu, tempat,
dan dana untuk
kegiatan
penyegaran
materi PPI
Akuntabilitas: Integritas atasan dan bawahan dalam meningkatkan kualitas pelayanan
Nasionalisme: Bermusyawarah
kepada direktur salah
satu wujud
atasdidukungnya
program ppi dirumah sakit Etika Publik: Berkoordinasi dengan sopan dan santun Kepada direktur dan tentang isi persiapan eduksai materi
Komitmen Mutu:
Adaptif, dan responsive dalam
menerima masukan
saran dicapai
Anti Korupsi
bertanggung
jawab selama proses
kegiatan berlangsung
2. M en yi a pka n r a n ca n ga n s os i a l i sa s i m a t er i da n Membuat SAP (satuan acara penyuluhan) tentang materi dan program ppi
1. tesedianya materi, waktu dan tempat serta media yang digunakan
Akuntabilitas: Jelas serta Tanggujawab dalam memilih dalam membuat materi soasialisasi ppi
Nasionalisme:
Mencerdaskan petugas
dengan sosialisasi pedoman
terkini dalam pencegahan
dan pengendalian infeksi
Etika Publik:
Mengefektifkan
penyusunan sehingga lebih bermanfaat ketika
menyampaikan pedoman
Komitmen Mutu:
Berinovasi Menyusun
pedoman terkini,
terintegrasi dan dan sesuai
standar
Anti Korupsi:
Peduli menyusun pedoman
3. Membuat undangan resmi dan melakukan kerjasama secara sopan dengan IPCN
2. Adanya undangan untuk penyegaran materi ppi dan didukung oleh IPCN
Akuntabilitas: Jujur dan jelas dalam membuat undangan kerja sama soasialisasi ppi dengan IPCN Nasionalisme: Malakukan kerjasama (sila 4) untuk mencapai terlaksana nya kegiatan yang diharapkan
Etika publik:
Sopan dalam mengajak
IPCN untuk bekerja sama
Anti Korupsi: memeberikan informasi secara jelas
29 2
9
No.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output/ Hasil
Kegiatan
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
(ANEKA)
Kontribusi
terhadap Visi
Misi Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
Dampak jika
kegiatan tidak
dilaksanakan
4. Membuat undangan
untuk petugas
RSUD Kab. Konawe
Kepulauan sebagai
bentuk penghormatan dalam meminta
kehadirannya
3. Adanya undangan
untuk Petugas
RSUD Kab.
Konawe
Kepulauan
Akuntabilitas: Jujur dan jelas dalam membuat undangan soasialisasi ppi Kepada semua petugas Nasionalisme: Sebagai bentuk penghormatan untuk mencapai terlaksana nya kegiatan yang diharapkan
Etika publik:
Sopan santun dalam
mengajak petugas untuk
menerima penyegaran
materi ppi
Komitmen Mutu:
Adaptif responsive ketika mengajak petugas dalam
penerimaan materi ppi
Anti Korupsi:
memeberikan informasi
secara jelas melalui
undangan
5. Pemaparan materi untuk memberikan
kejelasan kepada
audience
4. Materi dari narasumber
Akuntabilitas: Kejelasan dari program dan pengetahuan tentang ppi di rumah sakit
Nasionalisme:
Mencerdaskan petugas
dengan materi dalam
pencegahan dan
pengendalian infeksi
Etika Publik:
Mengefektifkn dan
mengefesienkan materi
sehingga lebih
bermanfaat untuk audience
Komitmen Mutu:
Berinovasi
Menyampaikan pedoman
terkini, terintegrasi dan
dan sesuai standar
Anti Korupsi:
Peduli, jujur dan berani
menyampaikan pedoman
yang sebenarnya
6. Membuat dokumentasi kegiatan untuk pertanggungja waban
5. Berita acara, daftar hadir, notula dan foto kegiatan
Akuntabilitas: Bukti pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah terlaksana Nasionalisme: Bentuk bukti penghargaan perjuangan yang telah dicapai Etika Publik: Tulus memberikan edukasi dan penjelasana mengenai pentingnya ppi di rumah sakit Komitmen mutu: Kualitas bukti terlaksananya kegiatan berdsarkan dokumentasi yang ada Antikorupsi: Jujur dan bertanggungjawab dengan kegiatan
6. Membuat media informasi:
kewaspadaan
standar: 1)
kebersihan
tangan (hand
hygiene)
mengacu pada
standar WHO
terkini, 2) penggunaan alat
pelindung
Adanya media informasi (pamflet
dan leaflet) mengenai
kewaspadaan standar;
1) kebersihan tangan
(hand hygiene)
mengacu pada standar
WHO terkini, 2) penggunaan alat pelindung diri (APD), 3) etika batuk dan bersin, 4) serta
Berkontribusi dalam pencapaian
Misi RSUD Kab.
Konawe
Kepulauan yang
ke 2 “Menyelenggrakan Pendidikan, Pelatihan, dan penelitia kesehatan yang bermutu dan beretika untuk penunjang pelayanan”
Kegiatan ini memberikan
penguatan nilai
di RSUD Kab.
Konawe
Kepulauan
Informasi yang telah didapatkan
dapat dilupakan
jika tidak
terpapar secara
terus menerus
30 3
0
No.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output/ Hasil
Kegiatan
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
(ANEKA)
Kontribusi
terhadap Visi
Misi Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
Dampak jika
kegiatan tidak
dilaksanakan
diri (APD), 3)
etika batuk dan
bersin, 4) serta
praktik
menyuntik
yang aman.
Sumber
kegiatan:
Inovasi &
SKP
praktik menyuntik yang
aman,
yang dapat dilihat
setiap saat oleh petugas
kesehatan maupun oleh
pasien
1. Melakukan studi literatur/ mencari referensi materi tentang kewaspadaan standar yang jelas dan dapat
dipertanggungjawa
bkan
1. Adanya sumber literatur yang dijadikan rujukan
Akuntabilitas: Jujur, dan Tanggujawab dalam
memilih dan membuat
literature kewaspadaan
standar untuk pelayanan
Nasionalisme:
Mencerdaskan petugas
dengan mencari
literature terkini tentang
kewaspadaan standar
Etika Publik:
Tulus membantu mencari dan menyampaikan
literature kewaspadaan
standar
Komitmen Mutu:
Berinovasi menemukan
dan mencari literature
pedoman terkini,
terintegrasi dan sesuai
standar
Anti Korupsi:
Peduli terhadap Kinerja dan pedoman
yang kuat sebagai acuan
ppi
2. Membuat media informasi inovatif dalam bentuk leaflet
dan pamflet dalam
rangka peningkatan
mutu pelayanan
2. Leaflet dan pamflet: a. Cuci tangan
mengacu pada standar WHO terkini
b. 6 (enam)
momen cuci
tangan
c. Penggunaan alat
pelindung diri
(APD)
d. Etika batuk dan
bersin
Akuntabilitas: Konsistensi dan kejelasan dalam penyaluran media edukatif Nasionalisme: Mencerdaskan petugas dan pasien dengan melalui media leaflet/pamflet EtikaPublik: penghargaan terhadap karya orang lain dan menghindari plagiasi. Komitmen Mutu: inovasi, berorientasi mutu dari isi leaflet dan pamphlet untuk kepentingan pelayanan yang terstandarisasi AntiKorupsi: Peduli terhadap
Kinerja, kerja keras
dalam mencapai
kebrhasilan pelayanan
yang baik
31
No.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output/ Hasil
Kegiatan
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
(ANEKA)
Kontribusi
terhadap Visi
Misi Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
Dampak jika
kegiatan tidak
dilaksanakan
e. Praktik menyuntik
yang aman.
3. Berkonsultasi dengan IPCN
untuk
persetujuan/pengesa
han media informasi;
leaflet dan pamflet
3. Lembar persetujuan oleh
kepala RSUD Kab.
Konawe Kepulauan
Akuntabilitas: Integritas sesama sejawat dalam meningkatkan kualitas pelayanan
Nasionalisme: Bermusyawarah
kepada IPCN salah
satu wujud
mendukungnya
program ppi
dirumah sakit Etika Publik: Berkonsultasi dengan sopan dan santun Kepada IPCN tentang isi Leaflet/pamfhlet eduksai materi
Komitmen Mutu: Adaptif, dan
responsive dalam
menerima
masukan saran
yang dicapai Anti Korupsi bertanggung jawab selama proses kegiatan berlangsung
31
4. Mempublikasikan media kewaspadaan
standar di lingkungan
RSUD kab. Konawe
Kepulauan untuk
memberikan informasi
publik yang
berorientasi mutu
dengan cara
menempelkan pamflet di titik-titik strategis
dan menempatkan
leaflet di ruang
tunggu pasien
4. Leaflet tersedia di ruang tunggu pasien
dan pamflet
terpasang di titik-
titik strategis
Akuntabilitas: Kejelasan dari media edukatif tentang kewaspadaan standar
Nasionalisme:
Mencerdaskan
petugas/pasien dengan media leaflet tentang
kewaspadaan standar
Etika Publik:
Mengefektifkn dan
mengefesienkan materi
sehingga lebih
bermanfaat untuk
petugas dan pasien
Komitmen Mutu:
Berinovasi
Menyampaikan pedoman
terkini, berdsarkan orientasi mutu yang
terintegrasi dan sesuai
standar
Anti Korupsi:
Peduli, jujur dan berani
menyampaikan
kewaspadaan standar
yang sebenarnya
32
No.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output/ Hasil
Kegiatan
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
(ANEKA)
Kontribusi
terhadap Visi
Misi Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
Dampak jika
kegiatan tidak
dilaksanakan
7. Melakukan evaluasi pengetahuan
dan pelaksanaan
pencegahan
dan
pengendalian
infeksi
terhadap
seluruh pegawai diRSUD Kab. Konawe Kepulauan Sumber
kegiatan:
inovasi
Adanya hasil pengukuran tingkat pengetahuan dan
pelaksanaan pencegahan infeksi
setelah dilakukan
serangkaian kegiatan
optimalisasi upaya PPI
Berkontribusi dalam pencapaian Misi
RSUD kab. Konawe Kepulauan
yang ke 1 yaitu
“Mewujudkan
pelayanan yang
berkualitas dan
terakreditasi
dengan
mengutamakan
keselamatan pasien
serta kepuasan
pelanggan”
Kegiatan ini memberikan penguatan nilai di
RSUD Kab.
Konawe
Kepulauan
Tidak dapat dibandingkan antara hasil
pengkajian sebelum
aktualisasi dan
setelah
dilakukan
aktualisasi
1. Menyiapkan angket mengenai tingkat pengetahuan dan lembar observasi pelaksanaan
pencegahan dan
pengendalian infeksi
oleh pegawai di
RSUD Kab. Konawe
Kepulauan
Menyampaikan hasil
evaluasi sebagai
bentuk transparansi dan pertanggungjawab an
1. Daftar pertanyaan mengenai tingkat pengetahuan dan lembar observasi pelaksanaan
pencegahan dan
pengendalian
infeksi oleh Petugas
Akuntabilitas: Transparansi dan Tanggujawab dalam
Menyiapkan angket untuk mengukur tingkat
pengetahuan petugas
akan ppi
Nasionalisme: Sebagai bentuk penghormatan untuk mencapai terlaksana nya kegiatan yang diharapkan
Etika Publik:
Tulus dan tidak
diskriminatif dalam
menyiapkan angket
Komitmen Mutu:
Berinovasi menyiapkan
dan menyebar angket
pengetahuan terintegrasi
dan sesuai standar
Anti Korupsi:
Jujur dan bertanggung
jawab terhadap Angket yang disiapkan
32
2. Menyebarkan angket kepada seluruh
petugas sehingga
informasi yang ingin
digali dapat diketahui
oleh semua pegawai
secara transparan
2. Angket yang telah diisi oleh petugas
Akuntabilitas: Kejelasan dari angket tingkat pengetahuan petugas mengenai ppi
Nasionalisme:
Menggali pengetahuan
petugas dengan bermusyawarah tentang
ppi adalah dengan
melalui angket
Etika Publik:
Mengefektifkan
informasi mengenai
pengetahuan tantang ppi
dengan angket
Komitmen Mutu:
Berinovasi menegtahui
pemahaman tentang ppi
dan program ppi dengan angket, berdsarkan
orientasi mutu yang
terintegrasi dan sesuai
standar
Anti Korupsi:
Peduli, jujur dan berani
menyampaikan
pengetahuan tentang ppi
dan manfaat ppi di
rumah sakit
17
No.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output/ Hasil
Kegiatan
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
(ANEKA)
Kontribusi
terhadap Visi
Misi Organisasi
3. Melakukan
observasi kepada
petugas kesehatan
mengenai pelaksanaan
(Kewaspadaan
standar) cuci tangan,
penggunaan APD,
etika batuk, dan
praktik menyuntik
yang aman. Pengamatan dilakukan
secara jujur apa
adanya dengan
tidak memihak
3. Lembar observasi
yang diisioleh
peserta
Akuntabilitas:
Bertanggung jawab
dengan memberikan
penilaian mengenai
pelaksanaan petugas
dalam pelaksanaan
Kewaspadaan standar
Nasionalisme:
Memberi penilaian
pengamatan pelaksanaan
kewaspadaan standar
petugas secara adil dan
makmur sesuai sila ke 2
Etika Publik:
Melakukan pengamatan
secara efisien dan efektif
Komitmen Mutu:
Berinovasi berdasarkan
orientasi mutu
pelaksanaan kepatuhan
kewaspadaan standar
Antikorupsi: jujur tidak memihak pada
pengamatan dan
penilaian terhadap
petugas
18
4. Membuat tabulasi data dan
menyimpulkan hasil
dengan jujur sesuai
kondisi yang sebenarnya, tidak
memanipulasi data
dan data disajikan
secara transparan
sehingga kualitas
data tetap terjaga
4. Kesimpulan hasil pelaksanaan
upaya pencegahan
dan pengendalian
infeksi oleh petugas
Akuntabilitas: Transparan dalam membuat tabulasi bentuk mengkoreksi kelayakan dan kemampuan petugas dalam penerapkan kewaspadaan standar ppi di rumah sakit Nasionalisme:
Memberi penilaian
pengamatan pelaksanaan
kewaspadaan standar
petugas secara adil dan
makmur sesuai sila ke 2
Etika publik: Tidak memanipulasi Data adalah bentuk
kejujuran dalam
mengolah data yang
relevan demi kemajuan pelayanan dirumah sakit
Komitmen mutu:
Data yang benar dan
relevan menunjang
Orientasi mutu pelayanan
dirumah sakit yang
sebenarnya
Anti korupsi: Jujur melakukan tabulasi data berdasarkan data yang real
19
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI
A. KENDALA DAN ANTISIPASI
No Uraian Tugas Kendala/permasalahan Antisipasi/solusi
1 2 3 4
1 Mengukur tingkat
pengetahuan dan
pelaksanaan
pencegahan dan
pengendalian infeksi
terhadap seluruh
pegawai di RSUD
Kab. Konawe
Kepulauan
Mengingat semua petugas
mempunyai tugas pokok dan
fungsi yang berbeda dan
mempunyai jadwal shif dinas
yang berbeda-beda sehingga
sulit untuk menemui mereka
Sebelum tatap muka ,
penulis menelpon
terlebih dahulu dan
mengundang masing-
masing unit untuk
mengisi angket pre test
yang disediakan
2 Merestrukturisasi tim
pencegahan dan
pengendalian infeksi
(PPI)
Masih ada yang kurang
berminat masuk tim PPI
karena beban kerja dan
program PPI yang terlalu
banyak
Menanyakan dan
menawarkan jika betul-
betul berkompeten
masuk di TIM PPI dan
tidak menggangu tugas
pokok dan fungsi
3 Membuat pedoman
pengendalian dan
pencegahan infeksi
(PPI) di RSUD Kab.
Konawe Kepulauan
Sulitnya menghubungi rumah
sakit yang setipe dan telah
terakreditasi yang mempunyai
pedoman lengkap dan
terupdate mengenai regulasi
PPIRS
Berkonsultasi bersama
IPCN kemudian
mencarikan solusi
untuk menghubungi
IPCN Rumah sakit lain
yang setipe
4 Menyusun pedoman
kewaspadaan standar:
1) kebersihan tangan
(hand hygiene)
mengacu pada standar
WHO terkini,2)
20
penggunaan alat
pelindung diri (APD),
3) etika batuk dan
bersin, 4) serta praktik
menyuntik yang
aman.
5 Mengadakan
penyegaran materi
mengenai PPI kepada
petugas di RSUD Kab.
Konawe Kepulauan
Mengingat semua petugas
mempunyai tugas pokok dan
fungsi yang berbeda dan
mempunyai jadwal shif dinas
yang berbeda-beda sehingga
sulit untuk menemui mereka
Membuat undangan dan
membagikan di setiap
ruangan
6 Membuat media
informasi:
kewaspadaan standar:
1) kebersihan tangan
(hand hygiene)
mengacu pada standar
WHO terkini, 2)
penggunaan alat
pelindung diri (APD),
3) etika batuk dan
bersin, 4) serta praktik
menyuntik yang aman
Belum ada percetakan benner,
kertas leaflet bagus di Langara
Peserta harus memesan
dikendari
7 Melakukan evaluasi
pengetahuan dan
pelaksanaan
pencegahan dan
pengendalian infeksi
terhadap seluruh
pegawai di RSUD Kab.
Konawe Kepulauan
Masih adanya petugas yang
kurang paham pentingnya
PPIRS
Melakukan observasi
langsung secara berkala
petugas, tenaga medis
termasuk dalam
melakukan tindakan
aceptic kepada pasien
21
B. Hasil Aktualisasi
Tabel 3.1 Kegiatan Aktualisasi Nilai-nilai dasar PNS
No.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output/ Hasil
Kegiatan
Keontribusi Output/Hasil
Kegiatan terhadap
penguatan NDS
Kontribusi
terhadap Visi
Misi Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
Kegiatan
Subtitusi
Tambahan
1
.
Mengukur
tingkat
pengetahuan
dan
pelaksanaan
pencegahan dan
pengendalian
infeksi terhadap
seluruh pegawai di
RSUD Konawe
Kepulauan.
Sumber
kegiatan:
inovasi
Terukurnya tingkat
pengetahuan &
pelaksanaan
pencegahan &
pengendalian infeksi
pada seluruh petugas di
RSUD Kab. Konawe
kepulauan
Dengan
berkontribusi
mengujur tingkat
pengetahuan
petugas tentang
pelaksanaan PPI
maka dapat
meningkatkan
dalam pencapaian Misi RSUD Kab.
Konawe
Kepulauan yang
ke 1 yaitu
“Mewujudkan
pelayanan yang
berkualitas dan
terakreditasi
dengan
mengutamakan
keselamatan
pasien serta kepuasan
pelanggan”
1. Melakukan studi literatur/ mencari referensi untuk memperoleh kejelasan materi
tentang PPI dan
materi dapat
dipertanggung jawabkan
1. Memperoleh Materi tentang PPI
Akuntabilitas: Mendapatkan kejelasan,
tanggung jawab dalam
melakukan pencarian
materi/literature PPI
Nasionalisme:
Memiliki Pemahaman
dan implementasi nilai-
nilai kemanusiaan
dalam mendapatkan literature materi PPI
untuk kepentingan
pelayanan terpadu
Etika Publik:
Memberikan Informasi
secara benar akan
metode PPI di Rumah
sakit
Komitmen Mutu
Dapata berinovasi
dalam meningkatkan kinerja dengan upaya
mencari materi ppi
Anti Korupsi:
Menjadi mandiri dan
peduli akan kesejatraan
masyarakat terutama
pasien di rumah sakit
22
2. Berkonsultasi
dengan RSUD Kab.
Konawe Kepulauan atau
IPCN tentang isi
pertanyaan dalam angket
dan daftar pertanyaan lembar observasi dengan
sopan dan santun
2. Berita acara Konsultasi
Akuntabilitas: Integritas atasan dan bawahan dalam meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit Nasionalisme: Berkonsultasi/
bermusyawarah
kepada direktur
dan IPCN adalah
salah satu wujud
atas
mendukungnya
program dan
kegiatan untuk
meningkatkan
kualitas ppi dirumah sakit Etika Publik: berkonsultasi sopan dan santun Kepada direktur dan IPCN tentang isi pertanyaan dalam angket
Komitmen Mutu:
Adaptif, dan
responsive dalam
menerima
masukan dan saran
tentang kegiatan
yang akan dicapai
Anti Korupsi
bertanggung
jawab selama proses kegiatan
berlangsung
23
3. Menyusun angket
mengenai tingkat
pengetahuan dan
lembar observasi
pelaksanaan pencegahan
dan pengendalian
infeksi oleh pegawai
di RSUD Kab. Konawe Kepulauan Gagasan
didorong oleh
adanya keinginan
untuk perubahan
(inovasi)
3. Daftar
pertanyaan
mengenai tingkat
pengetahuan dan
lembar observasi
pelaksanaan
pencegahan dan
pengendalian
infeksi oleh
petugas di
RSUD Kab. Konawe
Kepulauan
Akuntabilitas: Integritas dan transparansi dalam menyusun angket dan mengobservasi pelaksanaan ppi Nasionalisme: Melakukan aksi nyata dalam memajukan kesejatraan pasien Etika Publik: Tidak menyalahgunakan informasi yang berasal dari data pengetahuan petugas Komitmen mutu: Meningkatkan kinerja dan pelayanan melalui inovasi Anti Korupsi: Kerja keras dalam menyusun angket mengenai tingkat pengetahuan petugas
24
23 2
3
No.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output/ Hasil
Kegiatan
Keontribusi Output/Hasil Kegiatan terhadap penguatan NDS
Kontribusi
terhadap Visi
Misi Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
Kegiatan
subtitusi
tambahan
4. Menyebarkan angket kepada seluruh
pegawai di RSUD Kab.Konawe
Kepulauan sehingga
informasi yang ingin
digali dapat diketahui
oleh semua pegawai
secara transparan
4. Mendapatkan Angket yang telah diisi oleh pegawai
Akuntabilitas: Menjadi transparan kepada seluruh petugas tentang pengetahuan petugas tentang ppi di rumah sakit Nasional: Menjadikan pengetahuan petugas tentang ppi menjadi salah satu Impelementasi kemanusiaan Etika Publik: Menjadikan kejujuran atas pengetahuan petugas tentang ppi Komitemn mutu: Menjadi efisien dan efektif serta memudahkan petugas untuk mengetahui manfaat ppi di rumah sakit Anti Korupsi: Tanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan guna tercapaikanya mutu dan kualitas pelayanan rumah sakit
25
5. Melakukan observasi kepada petugas kesehatan untuk mengetahui dengan Jelas mengenai pelaksanaan cuci tangan, penggunaan APD, etika batuk, dan praktik menyuntik yang aman
5. Lembar observasi yang diioleh petugas kesehatan
Akuntabilitas: Kejelasan mengenai pelaksanaan cuci tangan, penggunaan APD, etika batuk, dan praktek menyuntik yang aman Nasionalisme: Menjadikan pengetahuan petugas tentang ppi menjadi salah satu Impelementasi kemanusiaan Etika Publik: Sopan santun, Ramah dalam mengkaji dan mengobservasi sejauh mana kepatuhan petugas dalam pelaksanaan program ppi Komitmen Mutu: Responsif terhadap petugas yang tidak mengikuti pengendalian infeksi rumah sakit dan yang mengikuti Anti Korupsi: Peduli akan kesejatraan dan keselamatan petugas dan pasien untuk mengendalikan pencegahan infeksi
26
24
No.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output/ Hasil
Kegiatan
Keontribusi Output/Hasil
Kegiatan terhadap
penguatan NDS
Kontribusi
terhadap Visi
Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
Kegiatan
subtitusi
tambahan
6. Membuat tabulasi
data dan
menyimpulkan hasil
secara jujur apa
adanya dan penuh
tangungjawab
6. Kesimpulan hasil
pelaksanaan upaya
pencegahan dan
pengendalian
infeksi oleh
Petugas di RSUD
Kab. Konawe Kepulauan
Akuntabilitas: bertanggung jawab akan hasil dari tabulasi yang diperoleh dari pengetahuan petugas mengenai ppi Nasional: Implementasi nilai-nilai kebijaksanaan dalam menyimpulkan data petugas Etika public: Tidak diskriminatif dan memaparkan secara jelas dalam mengolah data Komitmen Mutu: Tabulasi data adalah salah satu langkah yang efektif dan efesien untuk mengetahui berapa banyak dan sejauhmana pengetahuan petugas tentang ppi
Anti korupsi: Jujur atas hasil yang didapatkan dari tabulasi data petugas
27
2.
Merestrukturisasi tim pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
Sumber
kegiatan:
Penugasan
pimpinan
1. Berkonsultasi
Dengan Direktur RSUD
Kab. Konawe Kepulauan
dan IPCN mengenai calon
anggota tim PPI
Terbentuknya
struktur baru tim PPI 1. Terbentuknya TIM PPI
Akuntabilitas: Konsistensi dan tanggung jawab atasan dan bawahan dalam meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit untuk membentuk tim ppi Nasionalisme: Membahas dan membentuk anggota tim ppi dengan (Musyawarah) melalui kebijakan direktur Etika Publik: Berkonsultasi dengan sopan dan santun dapat membentuk komunikasi yang baik untuk mencapai harapan Komitmen Mutu: Berkonsultasi dengan direktur atau IPCN secara Adaptif Responsif tentang perekrutan anggota tim ppi Anti Korupsi:
Berkontribusi dalam
pencapaian
Misi RSUD
Kab. Konawe
Kepulauan
yang ke 3 yaitu
“Menyediakan sumber daya
manusia
kesehatan yang
berkompetensi
dan
professional
dibidangnya
2. Mengusulkannama-
nama calon angota
tim secara adil
dengan mempertimbangkan
kompetensi dan
tupoksinya
2. Daftar nama petugas yang akan
dijadikan anggota tim
PPI
Akuntabilitas: Usul/mengemukaka n pendapat/ Partisipatif secara jujur dan jelas
Nasionalisme Mengusulkan dan menjelaskan secara Adil (sila ke 5) kompetensi anggota yang diusulkan Etika Publik: Tidak diskriminatif Komitmen Mutu: Inovatif mengusulkan anggota tim yang berkompeten dan minat ppi Anti Korupsi: Berani mengusulkan nama-nama yang betul-betul berminat dan memiliki kompeten di ppi
28
3. Mengusulkan untuk
pembuatan SK tim
PPI RSUD Kab.
Konawe Kepulauan
3. Adanya SK tim PPI di RSUD Kab.
Konawe
Kepulauan
Akuntabilitas: Partisipatif mengusulkan pembuatan SK tim ppi kepada pimpinan Nasionalisme: Membentuk tim menjadikan kinerja lebih baik sesuai dengan sila ke 3 Persatuan Indonesia Etika Publik Tidak diskriminatif kepada calon anggota yang tim yang berkompeten di ppi Komitmen mutu: Berinovasi membentuk dan mengupayakan tim ppi Anti Korupsi: Jujur dan terbuka akan kemampuan tim yang diusulkan
29
No.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output/ Hasil
Kegiatan
Keontribusi
Output/Hasil
Kegiatan terhdap
penguatan NDS
Kontribusi
terhadap Visi
Misi Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
Kegiatan
subtitusi
tambahan
3. Membuat pedoman & SPO pengendalian dan pencegahan infeksi (PPI) di RSUD Kab. Konawe Kepulauan
Sumber
kegiatan:
inovasi
Adanya pedoman pengendalian dan
pencegahan infeksi
(PPI) terkini untuk
digunakan di BKMIA
Kartini
Membuat SPO PPI termaksud peserta berkontribusi dalam pencapaian
Misi di RSUD
Kab. Konawe
Kepulauan yang
ke 2 “Menyelenggrakan Pendidikan, Pelatihan, dan penelitia kesehatan yang bermutu dan beretika untuk penunjang pelayanan ”
30
1. Melakukan studi literatur/mencari referensi materi tentang PPI dengan jelas dan dapat
dipertanggung
jawabkan
1. Adanya sumber literatur yang dijadikan rujukan penyusunan buku PPI
Akuntabilitas: Jujur, dan Tanggujawab dalam
memilih dan membuat literature yang dijadikan
pedoman untuk
kepentingan pasien dan
petugas
Nasionalisme:
Mencerdaskan petugas
dengan mencari
literature pedoman
terkini dalam
pencegahan dan
pengendalian infeksi
Etika Publik: Tulus membantu mencari
dan menyampaikan
literature atau pedoman
ppi
Komitmen Mutu:
Berinovasi menemukan
dan mencari literature
pedoman terkini,
terintegrasi dan dan
sesuai standar ppi
Anti Korupsi: Peduli terhadap
Kinerja dan pedoman
yang kuat untuk
dipertanggung jawabkan
sebagai acuan ppi
31
25
2. Menyusun pedoman pengendalian dan
pencegahan infeksi
(PPI) yang akan
digunakan di
RSUD Kab. Konawe
Kepulauan
2. Adanya buku pedoman PPI D Kab. Konawe Kepulauan
Akuntabilitas: Konsistensi dan kejelasan materi pedoman kuat untuk ppi di rumah sakit Nasionalisme: Mencerdaskan petugas dengan mencari literature pedoman terkini ppi EtikaPublik: penghargaan terhadap karya orang lain dan menghindari plagiasi. Komitmen Mutu: inovasi, berorientasi mutu dari pedoman yang terkini, tersandar, dan siap diajdikan acuan ppi dalam pelayanan di rumah sakit AntiKorupsi: Peduli terhadap
Kinerja dan pedoman
yang kuat untuk
dipertanggung jawabkan
sebagai acuan ppi
32
No.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output/ Hasil
Kegiatan
Keontribusi
Output/Hasil
Kegiatan terhadap
penguatan NDS
Kontribusi
terhadap Visi
Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
Kegiatan
subtitusi
tambahan
3. Berkonsultasi
Dengan Direktur
RSUD Kab. Konawe
Kepulauan atau IPCLN
dengan sopan dan santun untuk
persetujuan/pengesa
han isi buku
3. Lembar pengesahan
oleh Direktur
RSUD Kab.
Konawe
Kepulauan
Akuntabiltas: Integritas atasan dan bawahan dalam meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit
Nasionalisme: Berkonsultasi/
bermusyawarah
kepada direktur dan
IPCN adalah salah satu
wujud atas mendukungnya
program dan kegiatan
untuk meningkatkan
kualitas ppi dirumah
sakit Etika Publik: berkonsultasi sopan dan santun Kepada direktur dan IPCN tentang persetujuan pengesahan pedoman
Komitmen Mutu:
Adaptif, dan
responsive dalam
menerima masukan
dan saran tentang
kegiatan yang akan
dicapai AntiKorupsi: Peduli terhadap
Kinerja dan pedoman yang
kuat dipertanggung jawabkan
sebagai acuan ppi
33
26 2
6
27
28
o.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output/ Hasil
Kegiata
n
Keterkaitan Keontribusi
Output/Hasil
Kegiatan terhadap
penguatan NDS
Kontribusi
terhadap Visi
Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
Dampak jika
kegiatan tidak
dilaksanakan
5. Mengadakan penyegaran
materi mengenai
PPI kepada
petugas di RSUD Kab.
Konawe
Kepulauan
Adanya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan
petugas kesehatan di
RSUD Kab.
Konawe
Kepulauan tentang PPI sesuai dengan
standar terkini.
Berkontribusi dalam pencapaian Misi RSUD kab. Konawe Kepulauan yang ke 2 “Menyelen
Kegiatan ini memberikan
penguatan
kepada filosofi
RSUD Kab. Konawe
Kepulauan yaitu
keselamatan dan
kesehatan Pasien
Defisiensi pengetahuan petugas tentang PPI
4. Menyusun pedoman
kewaspadaan
standar: 1)
kebersihan
tangan (hand
hygiene)
mengacu pada
standar WHO
terkini, 2) penggunaan alat
pelindung diri
(APD), 3) etika
batuk dan bersin,
4) serta praktik
menyuntik yang aman.
Sumber
kegiatan:
inovasi
1 . Merujuk pada pedoman PPI RSUD Kab. Konawe Kepulauan dengan jelas dan dapat di pertangung jawabakan
Adanya pedoman kewaspadaan
standar:
1) kebersihan tangan
(hand hygiene)
mengacu pada standar
WHO terkini, 2)
penggunaan alat
pelindung diri (APD), 3) etika batuk dan bersin, 4) serta praktik menyuntik yang aman dengan standar terkini untuk digunakan di RSUD di Kab. Konawe Kepulauan
Akuntabilitas: Jelas serta Tanggujawab dalam memilih dan membuat literature yang dijadikan pedoman Kewaspadaan standar Nasionalisme:
Mencerdaskan petugas
dengan mencari literature
pedoman terkini dalam
pencegahan dan
pengendalian infeksi
Etika Publik:
Mengefektifkn penyusunan
sehingga lebih bermanfaat
ketika menyampaikan
pedoman
Komitmen Mutu:
Berinovasi Menyusun
pedoman terkini, terintegrasi
dan dan sesuai standar
Anti Korupsi:
Peduli menyusun pedoman
Menyusun pedoman dan SPO PPI dapat berkontribusi dalam
pencapaian
Misi RSUD kab. Konawe
Kepulauan
yang ke 2 “Menyelenggrakan Pendidikan, Pelatihan, dan penelitia kesehatan yang bermutu dan beretika untuk penunjang pelayanan”
1. Adanya buku pedoman PPI RSUD Kab. Konawe Kepulauan
34
Sumber
kegiatan:
Inovasi &
SKP
1. Berkoordinasi (musyawarah) Dengan Direktur
RSUD Kab. Konawe
Kepulauan dan bagian
tata usaha untuk
menentukan waktu,
tempat pemateri i untuk kegiatan penyegaran materi mengenai PPI
1. Tersedianya waktu, tempat,
dan dana untuk
kegiatan
penyegaran
materi PPI
Akuntabilitas: Integritas atasan dan bawahan dalam meningkatkan kualitas pelayanan
Nasionalisme: Bermusyawarah
kepada direktur salah
satu wujud
atasdidukungnya
program ppi dirumah
sakit Etika Publik: Berkoordinasi dengan sopan dan santun Kepada direktur dan tentang isi persiapan eduksai materi
Komitmen Mutu:
Adaptif, dan
responsive dalam
menerima masukan
saran dicapai
Anti Korupsi
bertanggung jawab selama proses kegiatan
berlangsung
ggrakan Pendidikan, Pelatihan, dan penelitia kesehatan yang bermutu dan beretika untuk penunjang pelayanan”
diwujudkan
dengan
profesionalism e
dan kebanggan
dalam pelayanan
35
2. M en yi a pka n r a n ca n ga n s os i a l i sa s i m a t er i d a n Membuat SAP (satuan acara penyuluhan) tentang materi dan program ppi
1. tesedianya materi, waktu dan tempat serta media yang digunakan
Akuntabilitas: Jelas serta Tanggujawab dalam memilih dalam membuat materi soasialisasi ppi
Nasionalisme:
Mencerdaskan petugas
dengan sosialisasi pedoman
terkini dalam pencegahan
dan pengendalian infeksi
Etika Publik:
Mengefektifkan penyusunan
sehingga lebih bermanfaat ketika menyampaikan
pedoman
Komitmen Mutu:
Berinovasi Menyusun
pedoman terkini, terintegrasi
dan dan sesuai standar
Anti Korupsi:
Peduli menyusun pedoman
3. Membuat undangan resmi dan melakukan kerjasama secara sopan dengan IPCN
2. Adanya undangan untuk penyegaran materi ppi dan didukung oleh IPCN
Akuntabilitas: Jujur dan jelas dalam membuat undangan kerja sama soasialisasi ppi dengan IPCN Nasionalisme: Malakukan kerjasama (sila 4) untuk mencapai terlaksana nya kegiatan yang diharapkan
Etika publik:
Sopan dalam mengajak IPCN
untuk bekerja sama
Anti Korupsi: memeberikan informasi secara jelas
36
29 2
9
No.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output/ Hasil
Kegiatan
Keontribusi Output/Hasil
Kegiatan terhadap penguatan NDS
Kontribusi
terhadap Visi
Misi Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
Kegiaran
subtitusi
tambahan
4. Membuat undangan
untuk petugas
RSUD Kab. Konawe
Kepulauan sebagai
bentuk penghormatan dalam meminta
kehadirannya
3. Adanya undangan
untuk Petugas
RSUD Kab.
Konawe
Kepulauan
Akuntabilitas: Jujur dan jelas dalam membuat undangan soasialisasi ppi Kepada semua petugas Nasionalisme: Sebagai bentuk penghormatan untuk mencapai terlaksana nya kegiatan yang diharapkan
Etika publik:
Sopan santun dalam
mengajak petugas untuk
menerima penyegaran
materi ppi
Komitmen Mutu:
Adaptif responsive ketika mengajak petugas dalam
penerimaan materi ppi
Anti Korupsi:
memeberikan informasi
secara jelas melalui
undangan
37
5. Pemaparan materi untuk memberikan
kejelasan kepada
audience
4. Materi dari narasumber
Akuntabilitas: Kejelasan dari program dan pengetahuan tentang ppi di rumah sakit
Nasionalisme:
Mencerdaskan petugas
dengan materi dalam
pencegahan dan
pengendalian infeksi
Etika Publik:
Mengefektifkn dan
mengefesienkan materi
sehingga lebih bermanfaat
untuk audience
Komitmen Mutu:
Berinovasi Menyampaikan
pedoman terkini,
terintegrasi dan dan sesuai
standar
Anti Korupsi:
Peduli, jujur dan berani
menyampaikan pedoman
yang sebenarnya
38
6. Membuat dokumentasi kegiatan untuk pertanggungja waban
5. Berita acara, daftar hadir, notula dan foto kegiatan
Akuntabilitas: Bukti pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah terlaksana Nasionalisme: Bentuk bukti penghargaan perjuangan yang telah dicapai Etika Publik: Tulus memberikan edukasi dan penjelasana mengenai pentingnya ppi di rumah sakit Komitmen mutu: Kualitas bukti terlaksananya kegiatan berdsarkan dokumentasi yang ada Antikorupsi: Jujur dan bertanggungjawab dengan kegiatan
6. Membuat media informasi:
kewaspadaan
standar: 1)
kebersihan
tangan (hand
hygiene)
mengacu pada
standar WHO
terkini, 2) penggunaan alat
pelindung
Adanya media informasi (pamflet
dan leaflet) mengenai
kewaspadaan standar;
1) kebersihan tangan
(hand hygiene)
mengacu pada standar
WHO terkini, 2) penggunaan alat pelindung diri (APD), 3) etika batuk dan bersin, 4) serta
Membuat media informasi dapat berkontribusi dalam
pencapaian Misi
RSUD Kab.
Konawe
Kepulauan yang ke 2 “Menyelenggrakan Pendidikan, Pelatihan, dan penelitia kesehatan yang bermutu dan beretika untuk penunjang pelayanan”
39
30 3
0
No.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output/ Hasil
Kegiatan
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
(ANEKA)
Kontribusi
terhadap Visi
Misi Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
Dampak jika
kegiatan tidak
dilaksanakan
diri (APD), 3)
etika batuk dan
bersin, 4) serta
praktik
menyuntik
yang aman.
Sumber
kegiatan:
Inovasi &
SKP
praktik menyuntik yang
aman,
yang dapat dilihat
setiap saat oleh petugas
kesehatan maupun oleh
pasien
1. Melakukan studi literatur/ mencari referensi materi tentang kewaspadaan standar yang jelas dan dapat
dipertanggungjawa
bkan
1. Adanya sumber literatur yang dijadikan rujukan
Akuntabilitas: Jujur, dan Tanggujawab dalam
memilih dan membuat
literature kewaspadaan
standar untuk pelayanan
Nasionalisme:
Mencerdaskan petugas
dengan mencari
literature terkini tentang
kewaspadaan standar
Etika Publik:
Tulus membantu mencari dan menyampaikan
literature kewaspadaan
standar
Komitmen Mutu:
Berinovasi menemukan
dan mencari literature
pedoman terkini,
terintegrasi dan sesuai
standar
Anti Korupsi:
Peduli terhadap Kinerja dan pedoman
yang kuat sebagai acuan
ppi
40
2. Membuat media informasi inovatif dalam bentuk leaflet
dan pamflet dalam
rangka peningkatan
mutu pelayanan
2. Leaflet dan pamflet: a. Cuci tangan
mengacu pada standar WHO terkini
b. 6 (enam)
momen cuci
tangan
c. Penggunaan alat
pelindung diri
(APD)
d. Etika batuk dan
bersin
Akuntabilitas: Konsistensi dan kejelasan dalam penyaluran media edukatif Nasionalisme: Mencerdaskan petugas dan pasien dengan melalui media leaflet/pamflet EtikaPublik: penghargaan terhadap karya orang lain dan menghindari plagiasi. Komitmen Mutu: inovasi, berorientasi mutu dari isi leaflet dan pamphlet untuk kepentingan pelayanan yang terstandarisasi AntiKorupsi: Peduli terhadap
Kinerja, kerja keras
dalam mencapai
kebrhasilan pelayanan
yang baik
41
31
No.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output/ Hasil
Kegiatan
Keontribusi
Output/Hasil
Kegiatan
terhadap
penguatan NDS
Kontribusi
terhadap Visi
Misi Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
Kegiatan
subtitusi
tambahan
e. Praktik menyuntik
yang aman.
3. Berkonsultasi dengan IPCN
untuk
persetujuan/pengesa
han media informasi;
leaflet dan pamflet
3. Lembar persetujuan oleh
kepala RSUD Kab.
Konawe Kepulauan
Akuntabilitas: Integritas sesama sejawat dalam meningkatkan kualitas pelayanan
Nasionalisme: Bermusyawarah
kepada IPCN salah
satu wujud
mendukungnya
program ppi
dirumah sakit Etika Publik: Berkonsultasi dengan sopan dan santun Kepada IPCN tentang isi Leaflet/pamfhlet eduksai materi
Komitmen Mutu: Adaptif, dan
responsive dalam
menerima
masukan saran
yang dicapai Anti Korupsi bertanggung jawab selama proses kegiatan berlangsung
42
31
4. Mempublikasikan media kewaspadaan
standar di lingkungan
RSUD kab. Konawe
Kepulauan untuk
memberikan informasi
publik yang
berorientasi mutu
dengan cara
menempelkan pamflet di titik-titik strategis
dan menempatkan
leaflet di ruang
tunggu pasien
4. Leaflet tersedia di ruang tunggu pasien
dan pamflet
terpasang di titik-
titik strategis
Akuntabilitas: Kejelasan dari media edukatif tentang kewaspadaan standar
Nasionalisme:
Mencerdaskan
petugas/pasien dengan media leaflet tentang
kewaspadaan standar
Etika Publik:
Mengefektifkn dan
mengefesienkan materi
sehingga lebih
bermanfaat untuk
petugas dan pasien
Komitmen Mutu:
Berinovasi
Menyampaikan pedoman
terkini, berdsarkan orientasi mutu yang
terintegrasi dan sesuai
standar
Anti Korupsi:
Peduli, jujur dan berani
menyampaikan
kewaspadaan standar
yang sebenarnya
43
32
No.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output/ Hasil
Kegiatan
Keontribusi
Output/Hasil
Kegiatan
terhadap
penguatan
NDS
Kontribusi
terhadap Visi Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
Kegiatan
subtitusi
tambahan
7. Melakukan evaluasi pengetahuan
dan
pelaksanaan
pencegahan
dan pengendalian
infeksi
terhadap
seluruh pegawai diRSUD Kab. Konawe Kepulauan Sumber
kegiatan:
inovasi
Adanya hasil pengukuran tingkat pengetahuan dan
pelaksanaan
pencegahan infeksi
setelah dilakukan
serangkaian kegiatan optimalisasi upaya PPI
Melakukan evaluasi pengetahuan PPI termaksud berkontribusi dalam pencapaian Misi
RSUD kab. Konawe
Kepulauan yang ke 1
yaitu “Mewujudkan
pelayanan yang
berkualitas dan
terakreditasi dengan
mengutamakan
keselamatan pasien serta kepuasan
pelanggan”
44
1. Menyiapkan angket mengenai tingkat pengetahuan dan lembar observasi pelaksanaan pencegahan dan
pengendalian infeksi
oleh pegawai di
RSUD Kab. Konawe
Kepulauan
Menyampaikan hasil
evaluasi sebagai
bentuk transparansi dan pertanggungjawab an
1. Daftar pertanyaan mengenai tingkat pengetahuan dan lembar observasi pelaksanaan pencegahan dan
pengendalian
infeksi oleh Petugas
Akuntabilitas: Transparansi dan Tanggujawab dalam
Menyiapkan angket
untuk mengukur
tingkat pengetahuan
petugas akan ppi
Nasionalisme: Sebagai bentuk penghormatan untuk mencapai terlaksana nya kegiatan yang diharapkan
Etika Publik: Tulus dan tidak
diskriminatif dalam
menyiapkan angket
Komitmen Mutu:
Berinovasi
menyiapkan dan
menyebar angket
pengetahuan
terintegrasi dan sesuai
standar
Anti Korupsi:
Jujur dan bertanggung jawab terhadap
Angket yang disiapkan
45
2. Menyebarkan angket kepada seluruh petugas sehingga informasi yang ingin digali dapat diketahui oleh semua pegawai secara transparan
2. Angket yang telah diisi oleh petugas
Akuntabilitas: Kejelasan dari angket tingkat pengetahuan petugas mengenai ppi
Nasionalisme: Menggali pengetahuan
petugas dengan
bermusyawarah
tentang ppi adalah
dengan melalui angket
Etika Publik:
Mengefektifkan
informasi mengenai
pengetahuan tantang
ppi dengan angket
Komitmen Mutu: Berinovasi menegtahui pemahaman tentang ppi dan program ppi dengan angket, berdsarkan orientasi
mutu yang terintegrasi
dan sesuai standar
Anti Korupsi:
Peduli, jujur dan berani menyampaikan
pengetahuan tentang
ppi dan manfaat ppi di
rumah sakit
46
No.
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output/ Hasil
Kegiatan
Keontribusi
Output/Hasil
Kegiatan
terhadap
penguatan NDS
Kontribusi
terhadap Visi
Misi Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
Kegiatan subtitusi
tambahan
3. Melakukan
observasi kepada
petugas kesehatan
mengenai pelaksanaan
(Kewaspadaan
standar) cuci tangan,
penggunaan APD,
etika batuk, dan
praktik menyuntik
yang aman.
Pengamatan dilakukan secara jujur apa
adanya dengan
tidak memihak
3. Lembar observasi
yang diisioleh
peserta
Akuntabilitas:
Bertanggung jawab
dengan memberikan
penilaian mengenai
pelaksanaan petugas dalam
pelaksanaan Kewaspadaan
standar
Nasionalisme:
Memberi penilaian
pengamatan pelaksanaan
kewaspadaan standar
petugas secara adil dan
makmur sesuai sila ke 2
Etika Publik:
Melakukan pengamatan
secara efisien dan efektif
Komitmen Mutu:
Berinovasi berdasarkan
orientasi mutu
pelaksanaan kepatuhan
kewaspadaan standar
Antikorupsi: jujur tidak memihak pada
pengamatan dan penilaian
terhadap petugas
4. Membuat tabulasi data dan menyimpulkan
hasil dengan jujur sesuai
kondisi yang sebenarnya,
tidak memanipulasi data
dan data disajikan secara
transparan sehingga kualitas
data tetap terjaga
4. Kesimpulan hasil pelaksanaan
upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi oleh petugas
Akuntabilitas: Transparan dalam membuat tabulasi bentuk mengkoreksi kelayakan dan kemampuan petugas dalam penerapkan kewaspadaan standar ppi di rumah sakit Nasionalisme:
Memberi penilaian
pengamatan pelaksanaan
kewaspadaan standar
47
32
33 3
3
Kendari, April 2020
petugas secara adil dan
makmur sesuai sila ke 2
Etika publik: Tidak memanipulasi Data adalah bentuk
kejujuran dalam mengolah
data yang relevan demi
kemajuan pelayanan dirumah sakit
Komitmen mutu:
Data yang benar dan
relevan menunjang
Orientasi mutu pelayanan
dirumah sakit yang Anti
korupsi:
Jujur melakukan tabulasi
data berdasarkan data
sebenarnya yang real
Menyetujui,
Coach
Hj. Putri Mase, S.Ikom
NIP. 19630225 198303 2 014
Peserta
Husti Iryani Kandro, S.Kep.,Ns.
NIP. 19930624 201903 2 006
17
C. DESKRIPSI KEGIATAN
Berdasarkan hasil aktualisasi yang telah dilaksanakan sejak tanggal 06 Maret 2020 s/d 12
Maret 2020 di RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan yang terdiri dari 5 kegiatan, dengan
rincian kegiatan disertai pembuktian kegiatan sebagai berikut :
Judul kegiatan No. 1 Mengukur tingkat pengetahuan dan pelaksanaan
pencegahan dan pengendalian infeksi terhadap seluruh
pegawai di RSUD Kab. Konawe Kepulauan
Tanggal pelaksanaan Kegiatan 09 Maret 2020 – 12 Maret 2020
Daftar Lampiran bukti kegiatan
/Evidence
1. Dokumentasi menyiapkan dan mencari materi/literatur
tentang PPI
2. Dokumentasi berkonsultasi bersama pimpinan dengan
RSUD Kab. Konawe Kepulauan atau Mentor tentang
isi pertanyaan dalam angket
3. Dokumentasi menyusun angket mengenai tingkat
pengetahuan pencegahan dan pengendalian infeksi
olehpetugasdi RSUD Kab. Konawe Kepulauan
4. Dokumentasi menyebarkan angket kepada seluruh
pegawai di RSUD Kab. Konawe Kepulauan
5. Dokumentasi melakukan observasi kepada petugas
kesehatan untuk mengetahui dengan jelas mengenai
pelaksanaan cuci tangan, penggunaan APD, etika
batuk, dan praktik menyuntik yang aman
6. Dokumentasi membuat tabulasi data dan
menyimpulkan hasil
Uraian kegiatan yang dilaksanakan
1. Menyiapkan dan mencari materi/literature tentang PPI
a. Akuntabilitas: Menyiapkan dan mencari materi/literature dengan penuh tanggung
jawab sebagai wujud kejelasan antara pimpinan dan bawahan
b. Nasionalisme: Menyiapkan materi/literatur tentang PPI dilakukan dengan bahasa
indonesia yang mudah dipahami dan penuh kejujuran
c. Etika Publik: Bahan materi/literatur yang akan dikonsulkan disiapkan dengan
cermat & tulus
d. Komitmen Mutu: Materi yang disiapkan dapat dibuktikan secara fisik dan efisien
18
e. Anti Korupsi: dilakukan dengan kerja keras serta disiplin dalam melakukan
kegiatan.
Dokumentasi
Gambar 3.1.1 Mencari/menyiapkan materi/literaur tentang PPI
Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
Jika bahan materi/literature tidak dilakukan dengan penuh tanggung jawab,maka
pertemuan dengan pimpinan akan berjalan tidak memenuhi komitmen mutu dan
nilai-nilai kesopanan serta integritas sebagai seorang ASN.
2) Nasionalisme
Jika bahan materi/literature tidak disiapkan dengan cara yang jujur, maka akan
menimbulkan hilangnya kepercayaan dari pimpinan yang akan menurunkan
integritasnya sebagai ASN, hal ini akan mempengaruhi kinerja.
19
3) Etika Publik
Jika bahan materi/literature tidak disiapkan dengan memperhatikan secara
seksama dan cermat, maka akan berpotensi terjadi kesalah pemahaman dari
pimpinan sehingga berpotensi mengacaukan atau menghambat pelaksanaan
aktualisasi dan habituasi.
4) Komitmen Mutu
Jika bahan materi/literature tidak dapat dibuktikan secara fisik maka berpotensi
gagalnya komunikasi dan koordinasi dengan atasan, kurangnya kepercayaan dari
atasan,yang berdampak pada kegiatan aktualisasi dan habituasi yang berpotensi
terhambat.
5) AntiKorupsi
Jika bahan materi/literature tidak dilakukan dengan disiplin, maka akan
membuang-buang waktu dan menghambat kegiatan lainnya
2. Melakukan konsultasi bersama pimpinan RSUD Kab. Konawe Kepulauan dan
Mentor tentang materi PPI
a. Akuntabilitas
Melakukan pertemuan dalam hal ini tentang literatur PPI sekaligus meminta izin
kepada pimpinan untuk melaksanakan kegiatan aktualisasi selama 1bulan di Instalasi
Rawat Inap RSUD Kab. Konawe Kepulauan. Pertemuan dilakukan dengan tanggung
jawab
b. Nasionalisme
menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan menunjukkan nilai
Persatuan Indonesia.
c. Etika Publik
Saat melakukan pertemuan kepada Pimpinan/Mentor saya menyampaikan rancangan
aktualisasi dengan sopan santun dan Hormat kepada beliau agar tercipta suasana
yang nyaman saat pertemuan berlangsung
d. Komitmen Mutu
memahami arahan dan Responsif
e. Anti Korupsi
jujur dan tanggap
Dokumentasi
21
Gambar 3.1.3 Pertemuan dengan Mentor
Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
Jika pertemuan tidak dilakukan dengan penuh tanggung jawab,maka pelaksanaan
aktualisasi dan habituasi akan berjalan tidak terarah,terukur dan berpotensi
terhambat
22
2) Nasionalisme
Jika pertemuan tidak dilakukan dengan penghormatan yang baik dari bawahan
kepada pimpinan,maka akan menimbulkan hilangnya kekuatan persatuan mencapai
tujuan atau kinerja organisasi yang optimal dan terhambatnya atau gagalnya
pelaksanaan aktualisasi dan habituasi
3) EtikaPublik
Jika pertemuan tidak dilakukan dengan sopan santun, maka akan menyebabkan
potensi terhambatnya pelaksanaan aktualisasi
4) Komitmen Mutu
Jika pertemuan tidak dilakukan dengan memperhatikan secara seksama dan
mencatatnya, maka akan terjadi kesalah pemahaman dalam menerima dan mengerti
arahan dan saran yang diberikan sehingga berpotensi mengacaukan atau
menghambat pelaksanaan aktualisasi dan habituasi
5) AntiKorupsi
Jika pertemuan tidak dilakukan dengan memperhatikan kerja atau waktu kerja
pimpinan maka akan menyebabkan terhambatnya manajemen RSUD Kab. Konawe
Kepulauan atau kinerja pimpinan dalam tugasnya.
Dokumentasi
Gambar 3.1.4 Lembar Persetujuan Pelaksanaan Aktualisasi
23
Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
Jika persetujuan tidak dilakukan dengan penuh tanggung jawab maka berpotensi
menurunkan integritas yang berpengaruh pada kinerja.
2) Nasionalisme
Jika persetujuan dengan pimpinan tidak dilakukan dengan penghormatan dan
kepatuhan maka berpotensi menurunkan rasa respect dan kepercayaan.
3) Etika Publik
Jika persetujuan dengan pimpinan tidak dilakukan dengan sopan santun, maka
akan berpotensi terhamb atau gagalnya pelaksanaan aktualisasi
4) Komitmen Mutu
Jika persetujuan dengan pimpinan tidak dilakukan dengan memahami arahan dari
pimpinan, maka potensi kesalahan prosedur dan maksud dari arahan tersebut akan
terjadi sehingga mengganggu pelaksanaan aktualisasi dan habituasi
5) Anti Korupsi
Jika persetujuan dengan pimpinan tidak dilakukan dengan jujur dan tanggap, maka
potensi terhambat bahkan gagalnya pelaksanaan aktualisasi akan terjadi
3. Menyusun angket mengenai tingkat pengetahuan pencegahan dan pengendalian
infeksi oleh petugas di RSUD Kab. Konawe Kepulauan
a. Akuntabilitas
Integritas dan transparansi dalam menyusun angket dan mengobservasi pelaksanaan
pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
b. Nasionalisme
Melakukan aksi nyata dalam memajukan kesejatraan pasien dengan memberikan angket
kepada petugas
c. Etika Publik
Tidak menyalahgunakan informasi yang berasal dari data pengetahuan petugas
d. Komitmen mutu
Meningkatkan kinerja dan pelayanan melalui inovasi
e. Anti Korupsi
Kerja keras dalam menyusun angket mengenai tingkat pengetahuan petugas
24
Dokumentasi
Gambar 3.1.5 Penyusunan Angket mengenai tingkat pengetahuan PPI Petugas
Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
Tidak dapat diketahui tingkat pengetahuan dan pelaksanaan PPI sebelum dilaksanakan
tindakan aktualisasi sehingga tidak dapat dibandingkan dengan hasil setelah aktualisasi
maka berpotensi menurunkan integritas yang berpengaruh pada kinerja.
2) Nasionalisme
Jika penyusunan angket tidak dilakukan secara baik dengan penuh tanggung jawab dan
kepatuhan maka berpotensi menurunkan rasa respect dan kepercayaan.
3) Etika Publik
Jika penyusunan angket tidak dilakukan secara bai dengan sopan santun, maka akan
berpotensi terhambat atau gagalnya pelaksanaan aktualisasi
4) Komitmen Mutu
Jika penyusunan angket tidak dilakukan maka potensi kesalahan prosedur sehingga
mengganggu pelaksanaan aktualisasi dan habituasi
5) Anti Korupsi
Jika penyususnan angket tidak dilakukan dengan jujur dan tanggap, maka potensi
terhambat bahkan gagalnya pelaksanaan aktualisasi akan terjadi
25
4. Menyebarkan angket kepada seluruh pegawai diRSUD Kab. Konawe Kepulauan
a. Akuntabilitas
Transparan kepada seluruh petugas tentang pengetahuan petugas tentang ppi di rumah
sakit
b. Nasionalisme
Menjadikan pengetahuan petugas tentang ppi menjadi salah satu Impelementasi
kemanusiaan
c. Etika Publik
Kejujuran atas pengetahuan petugas tentang ppi
d. Komitemn mutu
Efisien dan efektif serta memudahkan petugas untuk mengetahui manfaat ppi di rumah
sakit
e. Anti Korupsi
Tanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan guna tercapaikanya mutu dan kualitas
pelayanan rumah sakit
Dokumetasi:
Gambar 3.1.6 Menyebarkan angket Kepada seluruh Petugas (Pre test)
26
Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
Jika angket tidak disebar secara merata dengan penuh tanggung jawab, maka
pelaksanaan aktualisasi dan habituasi akan berjalan tidak terarah, terukur dan
berpotensi terhambat
2) Nasionalisme
Jika angket tidak disebar dengan baik, maka akan menimbulkan hilangnya
kekuatan persatuan mencapai tujuan atau kinerja organisasi yang optimal dan
terhambatnya atau gagalnya pelaksanaan aktualisasi dan habituasi
3) EtikaPublik
Jika angket tidak disebar dengan baik dan sopan santun, maka akan menyebab
kanpotensi terhambatnya pelaksanaan aktualisasi
4) Komitmen Mutu
Jika angket tidak tidak disebar dengan baik dengan memperhatikan secara seksama
dan mencatatnya, maka akan berpotensi mengacaukan atau menghambat
pelaksanaan aktualisasi danha bituasi
5) Anti Korupsi
Jika angket tidak disebar dengan memperhatikan kerja atau waktu kerja petugas
maka akan menyebabkan terhambatnya manajemen RSUD Kab. Konawe
Kepulauan atau kinerja petugas dalam tugasnya.
5. Melakukan observasi kepada petugas kesehatan untuk mengetahui dengan jelas
mengenai pelaksanaan cuci tangan, penggunaan APD, etika batuk, danpraktik
menyuntikyang aman
a. Akuntabilitas
Kejelasan mengenai pelaksanaan cuci tangan, penggunaan APD, etika batuk, dan praktek
menyuntik yang aman
b. Nasionalisme
Menjadikan pengetahuan petugas tentang ppi menjadi salah satu Impelementasi
kemanusiaan
c. Etika Publik:
Sopan santun, Ramah dalam mengkaji dan mengobservasi sejauh mana kepatuhan
petugas dalam pelaksanaan program PPI
27
d. Komitmen Mutu
Responsif terhadap petugas yang tidak mengikuti pengendalian infeksi rumah sakit dan
yang mengikuti
e. Anti Korupsi
Peduli akan kesejatraan dan keselamatan petugas dan pasien untuk mengendalikan
pencegahan infeksi
Dokumentasi
Gambar 3.1.7 Lembar Observasi surveilans kepatuhan petugas dalam pelaksanaan
cuci tangan, dan penggunaan APD
28
Gambar 3.1.8 Observasi surveilans terhadap kepatuhan petugas dalam pelaksanaan cuci
tangan menggunakan desinfektan dan penggunaan APD sebelum melakukan perlakuan
kepada pasien
Analisis Dampak
a. Akuntabilitas
Jika tidak melakukan observasi kepada petugas kesehatan untuk mengetahui dengan jelas
mengenai pelaksanaan cuci tangan, penggunaan APD, etika batuk, dan praktik
menyuntik yang aman dengan penuh tanggung jawab, maka pelaksanaan aktualisasi dan
habituasi akan berjalan tidak terarah tidak dan berpotensi terhambat penyebaran infeksi
semakin tinggi
b. Nasionalisme
Jika tidak melakukanobservasi kepada petugas kesehatan untuk mengetahui dengan jelas
mengenai pelaksanaan cuci tangan, penggunaan APD, etika batuk, danpraktik menyuntik
yang aman maka akan menimbulkan hilangnya perlindungan terhadap penyebaran infeksi
sehingga kinerja organisasi tidak optimal dan berpengaruh ataupelaksanaanaktualisasi
danhabituasi
29
c. Etika Publik
Jika tidak melakukan observasi kepada petugas kesehatan untuk mengetahui dengan jelas
mengenai pelaksanaan cuci tangan, penggunaan APD, etika batuk, danpraktik
menyuntikyang aman dengan baik dan sopan santun, maka akan menyebabkan potensi
terhambatnya pelaksanaan aktualisasi
d. Komitmen Mutu
Jika tidak melakukan observasi kepada petugas kesehatan untuk mengetahui dengan jelas
mengenai pelaksanaan cuci tangan, penggunaan APD, etika batuk, danpraktik menyuntik
yang aman dengan baik dengan memperhatikan secara seksama dan mencatatnya, maka
akan berpotensi mengacaukan atau menghambat pelaksanaan aktualisasi dan habituasi
e. Anti Korupsi
Jika tidak melakukan observasi kepada petugas kesehatan untuk mengetahui dengan jelas
mengenai pelaksanaan cuci tangan, penggunaan APD, etika batuk, danpraktik
menyuntikyang aman dengan memperhatikan kerja atau waktu kerja petugas maka akan
menyebabkan terhambatnya manajemen RSUD Kab. Konawe Kepulauan atau kinerja
petugas dalam tugasnya.
6. Membuat tabulasi data dan menyimpulkan hasil
a. Akuntabilitas:
Bertanggung jawab akan hasil dari tabulasi yang diperoleh dari pengetahuan petugas
mengenai PPI
b. Nasionalisme
Implementasi nilai-nilai kebijaksanaan dalam menyimpulkan data petugas
c. Etika Publik
Tidak diskriminatif dan memaparkan secara jelas dalam mengolah data
d. Komitmen Mutu:
Tabulasi data adalah salah satu langkah yang efektif dan efesien untuk mengetahui
berapa banyak dan sejauhmana pengetahuan petugas tentang PPI
e. Anti Korupsi
Jujur atas hasil yang didapatkan dari tabulasi data petugas
30
Dokumentasi
Gambar: 3.1.9 Dokumentasi membuat tabulasi data dan menyimpulkan hasil nilai
rata-rata peserta pre test
31
Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
Jika tidak membuat tabulasi data dan menyimpulkan hasil dengan penuh tanggung
jawab, maka pelaksanaan aktualisasi dan habituasi akan berjalan tidak terarah,
terukur dan berpotensi terhambat
2) Nasionalisme
Jika tidak membuat tabulasi data dan menyimpulkan hasil disebar dengan baik,
maka akan menimbulkan hilangnya kekuatan persatuan mencapai tujuan atau
kinerja organisasi yang optimal dan terhambatnya atau gagalnya pelaksanaan
aktualisasi dan habituasi
3) EtikaPublik
Jika tidak membuat tabulasi data dan menyimpulkan hasil dengan baik dan sopan
santun, maka akan menyebabkan potensi terhambatnya pelaksanaan aktualisasi
4) Komitmen Mutu
Jika tidak membuat tabulasi data dan menyimpulkan hasil dengan baik dengan
memperhatikan secara seksama dan mencatatnya, maka akan berpotensi
mengacaukan atau menghambat pelaksanaan aktualisasi dan habituasi
5) AntiKorupsi
Jikatidak membuat tabulasi data dan menyimpulkan hasil tidak memperhatikan
kerja atau waktu kerja petugas maka akan menyebabkan terhambatnya manajemen
RSUD Kab. Konawe Kepulauan atau kinerja petugas dalam tugasnya.
A. Kedudukan dan Peran ASN
Mengukur tingkat pengetahuan dan pelaksanaan PPI seluruh petugas dan Konsultasi
dengan Pimpinan/Mentor dilakukan dengan antusias (passionate), cara terbaik
(progressive), dan penuh kesabaran (patience) sebagai wujud sinergitas dengan lintas
program, pimpinan, dan mentor (WoG) agar optimalisasi kualitas mutu hasil pelayan public
dan kerjasama yang optimal tercapai.
B. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan terlaksananya pengukuran tingkat pengetahuan dan pelaksanaan PPI terhadap
petugas melalui pertemuan dan persetujuan dari mentor dan direktur dapat mewujudkan Visi
RSUD Kab Konawe kepulauan “Menjadi Rumah sakit yang berkualitas dan menjadi
kepercayaan public di Kabupaten Konawe Kepulauan”.
C. Analisis Manfaat
Terlaksananya kegiatan menentukan terlaksananya kegiatan aktualisasi, dapat memberikan
32
kepastian pelaksanaan kegiatan sosialisasi, sehingga Peserta dapat menginformasikan kepada
petugas dan mempersiapkan segala kebutuhan agar kegiatan berjalan lancar.
Judul kegiatan No. 2 Merestrukturisasi TIM Pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI)
Tanggal pelaksanaan Kegiatan 13 Maret 2020
Daftar Lampiran bukti kegiatan
/Evidence
1. Dokumentasi Berkonsultasi Dengan Direktur
RSUD Kab. Konawe Kepulauan dan IPCN
mengenai calon anggota tim PPI
2. Lampiran Daftar nama petugas yang akan
dijadikan anggota tim PPI
3. Lampiran SK tim PP di RSUD Kab. Konawe
Kepulauan
Uraian kegiatan yang dilaksanakan
1. Berkonsultasi dengan Direktur RSUD Kab. Konawe Kepulauan dan IPCN
mengenai calon anggotatimPPI
a. Akuntabilitas
pertemuan dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan transparan agar pimpinan
dan IPCN mengetahui kegiatan yang akan dilakukan.
b. Nasionalisme
Pertemmuan dilakukan penuhpenghormatan agar tercipta suasana yang nyaman
selama pertemuan berlangsung.
c. Etika Publik
Pertemuan dilakukan dengan sopansantun agar pimpinana dan IPCN merasa
nyaman dalam proses diskusi
d. Komitmen Mutu
Pertemuan dilakukan bertujuan menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan secara detail
dan seksama.
e. Anti Korupsi
pertemuaan dilakukan agar tidak mengganggu pekerjaanatau waktukerjapimpinan
dan IPCN
33
Dokumentasi
Gambar 3.2.1 Berkonsultasi Dengan IPCN mengenai calon anggota tim PPI
Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
Jika pertemuan tidak dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan transparan, maka
pelaksanaan aktualisasi dan habituasi akan berjalan tidak terarah, terukur dan
berpotensi terhambat
2) Nasionalisme
Jika pertemuan tidak dilakukan dengan penghormatan yang baik maka akan
menimbulkan hilangnya kekuatan persatuan mencapai tujuan atau kinerja
organisasi yang optimal dan terhambatnya atau gagalnya pelaksanaan aktualisasi
dan habituasi
3) EtikaPublik
Jika pertemuan tidak dilakukan dengan sopan santun, maka akan menyebabkan
potensi terhambatnya pelaksanaan aktualisasi
4) KomitmenMutu
Jika pertemuan tidak dilakukan dengan menjelaskan secara detail dan seksama
mencatatnya, maka akan terjadi kesalahpemahaman dalam menerima dan mengerti
maksud dan tujuan kegiatan sehingga berpotensi mengacaukan atau menghambat
34
pelaksanaan aktualisasi dan habituasi
5) AntiKorupsi
Jika pertemuan tidak dilakukan dengan memperhatikan pekerjaan atau waktu
kerja perawatmaka akan menyebabkan terhambatnya manajemen pekerjaan
perawat di Instalasi rawat Inap
2. Mengusulkan nama-nama nama calon angota tim secara adil dengan
mempertimbangkan kompetensi dan tupoksinya
a. Akuntabilitas
Peserta membahas Usul/mengemukakan pendapat/Partisipatif secara jujur dan jelas
rencana kegiatan yang akan dilakukan Kepada IPCN dan disetujui pleh pimpinan
dengan tanggung jawab dan menyampaikan segalanya secara transparansi dan jujur.
b. Nasionalisme
Meminta saran dan usul yaitu menghormati pendapat orang lain sertapada saat
melakukan koordinasi untuk menghasilkan keputusan bersama yang menjunjung
tinggi nilai musyawarah, mengusulkan dan menjelaskan secara Adil (sila ke 5)
kompetensi anggota yang diusulkan
c. Etika Publik
Sopan santun & ramah. Tidak diskriminatif
d. Komitmen Mutu
Memahami rencana kegiatan sosialisasi yang akan dilaksanakan Inovatif
mengusulkan anggota tim yang berkompeten dan minat PPI
e. Anti Korupsi
Jujur dantanggap Berani mengusulkan nama-nama yang betul-betul berminat dan
memiliki kompeten di
PPI
Dokumentasi :
35
Gambar 3.2.3 Lampiran Pengusulan Nama-nama tim PPIRS kepada Kasubag
Kepegawaian (KTU) untuk pembuatan SK TIM PPIRS
Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
Jika pengusulan tim PPI tidak dilakukan dengan penuh tanggung jawab, maka
kemudahan manajemen dan organiasi tim penncegah pengedaliinfeksi di rumah
sakidalam pelaksanaan kegiatan akan terganggu
2) Nasionalisme
Jika pengusulann tim ppi tidak dilakukan dengan penghormatan yang baik, maka
berpotensi akan menghambat tercapainya pelaksanaan aktualisasi dan habituasi
3) EtikaPublik
Jika pertemuan pembahasan tidak dilakukan dengan sopan santun dan etika yang
baik, maka berpotensi akan menghambat pelaksanaan aktualisasi dan habituasi di
lingkup Instalasi Rawat Inap RSUD Kab. Konawe Kepulauan.
4) AntiKorupsi
Jika pertemuan tidak dilakukan dengan penuh kepatuhan dan kejujuran, maka akan
menghambat pelaksanaan aktualisasi secara tepat dan terukur sasaran
36
3. Mengusulkan untukpembuatan SKtim PPIRSUD Kab. Konawe Kepulauan
a. Akuntabilitas
Dalam tahapan pengusulan SK Tim PPIRS peserta melakukan dengan tanggung
jawab dan Partisipatif, mengusulkan anggota sesuai dengan kompeten dan minat
anggota dalam tim yang mampu bekerja sama dan mendukung keberhasilan tim
PPIRS
b. Nasionalisme
Mengusulkan pembuatan SK Tim PPIRS oleh pimpinan sekiranya agar mencatat
saran dan arahan yang disampaikan dilakukan dengan penuh penghormatan agar
bersatu membentuk tim yang menjadikan kinerja lebih baik
c. Etika Publik
Tulus dalam mengusulkan pembuatan SK Tim PPIRS agar Tidak diskriminatif
kepada calon anggota yang tim yang berkompeten di PPI
d. Komitmen Mutu
Pengusulan nama-nama tim anggota PPIRS agar memperhatikan dengan seksama
dan mencatatnya, secara inovatif, berinovasi membentuk dan mengupayakan tim PPI
e. Anti Korupsi
Mengusulkan anggota Tim PPIRS dilakukan dengan jujur dan penuh tanggung
jawab sesuai dengan saran dan arahan yang disampaikan jujur dan terbuka akan
kemampuan tim yang diusulkan
Dokumentasi SK TIM PPIRS
37
Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
Jika dalam tahapan pengusulan SK Tim PPIRS tidak dilakukan dengan penuh
tanggung jawab maka berpotensi menurunkan integritas yang berpengaruh pada
kinerja pelayanan RSUD
2) Nasionalisme
Jika dalam tahapan pengusulan SK Tim PPIRS tidak dilakukan dengan
penghormatan dan kepatuhan maka berpotensi menurunkan rasa respect dan
kepercayaan pimpinan.
3) Etika Publik
Jika dalam tahapan pengusulan SK Tim PPIRS tidak dilakukan dengan sopan
santun, maka akan berpotensi terhambat atau gagalnya pelaksanaan aktualisasi dan
pembentukan tim
4) Komitmen Mutu
Jika tahapan pengusulan SK Tim PPIRS tidak dilakukan dengan memahami arahan
dari pimpinan, maka potensi kesalahan prosedur dan maksud dari arahan tersebut
akan terjadi sehingga mengganggu pelaksanaan aktualisasi dan habituasi dan kinerja
petugas dalam memberikan pelayanan di RSUD
5) Anti Korupsi
Jika dalam tahapan pengusulan SK Tim PPIRS tidak dilakukan dengan jujur dan
tanggap, maka potensi terhambat bahkan gagalnya pelaksanaan aktualisasi akan
terjadi
A. Kedudukan dan Peran ASN
Pertemuan dengan perawat dilakukan dengan antusias (passionate), cara terbaik
(progressive), dan penuh kesabaran (patience) sebagai wujud sinergitas dengan lintas
program, pimpinan, dan mentor (WoG) agar optimalisasi kualitas mutu hasil pelayan
public dan kerjasama yang optimal tercapai.
B. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan terlaksananya pertemuan dan persetujuan dari perawat instalasi rawat inap maka
menjawab misi pertama “Mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan terakreditasi
dengan mengutamakan keselamatan serta kepuasan pasien”
C. Analisis Manfaat
Terlaksananya kegiatan menentukan jadwal dan tempat kegiatan sosialisasi, dapat
38
memberikan kepastian pelaksanaan kegiatan sosialisasi, sehingga Peserta dapat
menginformasikan kepada Petugas di RSUD kab. Konawe Kepulauan dan
mempersiapkan segala kebutuhan agar kegiatan berjalan lancar.
Judul kegiatan No. 3 Membuat pedoman dan SPO pengendalian dan
pencegahan infeksi (PPI) di RSUD Kab. Konawe
Kepulauan
Tanggal pelaksanaan kegiatan 13 Maret 2020 – 19 Maret 2020
Daftar lampiran bukti kegiatan
/Evidence
1. Dokumentasi mencari referensi materi tentang
PPI dengan Jelas dan dapat dipertanggung
jawabkan
2. Dokumentasi Adanya buku pedoman PPI RSUD
Kab. Konawe Kepulauan
3. Dokumentasi Lembar pengesahan oleh Direktur
RSUD Kab. Konawe Kepulauan
Uraian kegiatan yang dilaksanakan
1. Melakukan studi literatur/ mencari referensi materi tentang PPI
a. Akuntabilitas
Pencarian literature/mencari referensi materi PPI dengan jelas Jujur, dan
Tanggujawab dalam memilih dan membuat literature yang dijadikan pedoman untuk
kepentingan pasien dan petugas
b. Nasionalisme
Mencerdaskan petugas dengan mencari literature pedoman terkini dalam pencegahan
dan pengendalian infeksi pada pasien di RSUD Kab. Konawe Kepulauan
c. Etika Publik
Tulus membantu mencari dan menyampaikan literature atau pedoman ppi untuk
meningkatkan kualitas keberhasilan tim ppi dalam pelayanan petugas kepada pasien
di RSUD Kab. Konawe Kepulauan
d. Komitmen Mutu
Berinovasi menemukan dan mencari literature pedoman terkini, terintegrasi dan dan
sesuai standar ppi agar kualitas pelayanan RSUD Kab. Konawe Kepulauan semakin
baik dan lebih aman untuk pasien
e. Anti Korupsi
39
Peduli terhadap pedoman yang kuat untuk dipertanggung jawabkan sebagai acuan
Tim PPI untuk melakukan perubahan kinerja yang lebih baik
Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
Jika pencariaan liteatur PPI tidak dilakukan dengan penuh tanggung jawab maka
tujuan membuat pedoman sebagai media pengingat dan petunjuk tidak akan
terlaksana dengan baik
2) Nasionalisme
Jika pencarian literature tidak dilakukan kecerdasan petugas tidak terbentuk
makaakan menimbulkan keraguan petugas akan terlaksananya PPIRS sehingga
pengambilan keputusan pelayanan yang salah dan menjadikan kerugian kemanan
diri pasien
3) Etika Publik
Jika pencarian literature dan pedoman dibuat tidak dilakukan dengan menggunakan
ketulusan maka hasil yang didapatkan tidak maksimal dan akan menjadikan
kekeliruan pada pedoman tersebut.
4) Komitmen Mutu
Jika pencarian literature tidak dilakukan dengan berinovasi dengan baik maka akan
terjadi kurangnya daya tarik petugas pemberi asuhan dalam mempelajari
pedoman tersebut
5) Anti Korupsi
Jika pencarian literature tidak dilakukan dengan jujur dan peduli maka akan
menimbulkan tidak berkualitasnya pedoman sehingga dapat menghambat
pelaksanaan petugas.
2. Menyusun pedoman pengendalian dan pencegahan infeksi (PPI) yang akan
digunakan di RSUD Kab. Konawe Kepulauan, Mencantumkan sumber referensi
pada daftar pustaka sebagai bentuk penghargaan terhadapkarya orang lain dan
menghindari plagiasi.
a. Akuntabilitas
Saat menyusun pedoman dengan penuh tanggung jawab dan jujur sehingga dapat
Konsistensi dan kejelasan materi pedoman kuat untuk ppi di rumah sakit
b. Komitmen Mutu
Menyususn pedoman PPIRS diperlukan kehati-hatian, teliti dan tuntas agar hasilnya
40
baik, sehingga maksud dan tujuan tersampaikan. Sehingga dapat Mencerdaskan
petugas
c. Nasionalisme
Dilakukan dengan berinovatif, teliti agar tujuan dalam penyusunan pedoman dapat
dipahami dan ini merupakan salah satu bentukcinta tanah air adalah berkontribusi
dengan membuat inovasi
d. Etika Publik
Menyusun pedoman PPIRS diperlukan pula Kerja sama kepada pihak lain sebagai
bentuk keselarasan materi untuk meningkatkan keselamatan kerja dan keselamatn
pasien diberbagai rumah sakitdan penghargaan terhadapkarya oranglaindan
menghindari plagiasi dengan mencantumkan daftar pustaka.
Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
Jika penyusunan pedoman tidak dilakukan dengan penuh tanggung jawab maka
pelaksanaan kegiatan aktualisasi tidak akan terlaksana dengan baik sebab sebagai
acuan PPI dalam melakukan tupoksinya
2) Nasionalisme
Jika penyusunan pedoman dilakukan dengan tidak berinovatif, dan teliti maka tujuan
akan tidak tercapai akibat kendala yang dialami dan pedoman akan sulit untuk dipahami.
3) Etika Publik
Jika penyusunan pedoman tidak mengedepankan kerja sama maka prinsip sinergitas
tidak tercapai sehingga salah satu penerapan prinsip ASN tidak tercapai
4) Komitmen Mutu
Jika penyusunan pedoman tidak dilakukan dengan kehati-hatian, teliti dan tuntas maka
kendala akan terjadi dan akan menghasilkan hasil yang kurang baik
5) Anti Korupsi
Jika penyusunan pedoman tidak dilakukan dengan tidak jujur maka pelaksanaan
kegiatan aktualisasi tidak akan terlaksana dengan baik
3. Berkonsultasi Dengan Direktur RSUD Kab. Konawe Kepulauan atau IPCN dengan
sopan dan santun untuk persetujuan/pengesahan isi (pedoman)
1. Akuntabiltas
Persetujuan/pengesahan pedoman oleh pimpinan merupakan wujud Integritas atasan
41
dan bawahan dalam meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit
2. Nasionalisme
Berkonsultasi/ bermusyawarah kepada direktur dan IPCN dan menyetujui
penyususnan pedoman PPI adalah salah satu wujud atas mendukungnya program dan
kegiatan untuk meningkatkan kualitas PPI dirumah sakit
3. EtikaPublik
Berkonsultasi sopan dan santun kepada direktur dan IPCN tentang persetujuan
pengesahan pedoman PPIRS merupakan bentuk penghormatan kepada pimpinan atas
suatu kegiatan yang dijalankan PPI di RSUD Kab. Konawe Kepulauan sehingga
bernilai legal
4. Komitmen Mutu
Mendapatkan persetujuan/pengesahan pedoman PPI merupakan hal yangAdaptif, dan
responsive dalam menerima masukan dan saran tentang kegiatan yang akan dicapai
5. AntiKorupsi
Mendapatkan persetujuan darin pimpinan atas apa yang dikonsultasikan adalah sikap
peduli terhadap kinerja untuk pelayanan di RSUD Kab. Konawe Kepulauan sehingga
pedoman itu menjadi kuat dan terdukung
Analisis Dampak
1) Akuntabiltas
Jika Persetujuan/pengesahan pedoman oleh pimpinan tidak dilakukan maka tidak aka
nada wujud Integritas atasan dan bawahan sehingga kualitas pelayanan di rumah sakit
menjadi tidak maksimal
2) Nasionalisme
Jika berkonsultasi/bermusyawarah kepada direktur dan IPCN tidak dilakukandan tidak
ada persetujuan penyususnan pedoman PPI maka wujud atas program dan kegiatan
kualitas ppi dirumah sakit tidak semakin berkurang
3) Etika Publik
Jika berkonsultasi sopan dan santun kepada direktur dan IPCN tentang persetujuan
pengesahan pedoman PPIRS tidak dilakukan maka bentuk penghormatan tidak ada
kepada pimpinan atas suatu kegiatan yang dijalankan PPI di RSUD Kab. Konawe
Kepulauan sehingga bernilai illegal atau tidak resmi
4) Komitmen Mutu
Jika tidak mendapatkan persetujuan/pengesahan pedoman PPI merupakan hal yang
42
maladaptif, dan iresponsive sehingga masukan dan saran tentang kegiatan tidak akan
dicapai
5) Anti Korupsi:
Jika tidak mendapatkan persetujuan darin pimpinan atas apa yang dikonsultasikan
maka tidak akan ada sikap peduli terhadap kinerja untuk pelayanan di RSUD Kab.
Konawe Kepulauan sehingga pedoman itu menjadi lemah dan tidak terdukung
Judul kegiatan No. 4 Menyusun pedoman kewaspadaan standar: 1)
kebersihan tangan (hand hygiene) mengacupada
standar WHO terkini, 2) penggunaan alat
pelindung diri (APD), 3) etikabatukdan
bersin,4)serta praktik menyuntik yangaman.
Tanggal pelaksanaan Kegiatan 18 Maret 2020 – 23 Maret 2020
Daftar Lampiran bukti kegiatan
/Evidence
1. Dokumentasi adanya pedoman (SPO)
kewaspadaan standar: 1) kebersihan tangan (hand
hygiene) mengacupada standar WHO terkini, 2)
penggunaan alat pelindung diri (APD), 3) etika
batuk dan bersin, 4) serta praktik menyuntik yang
aman
Uraian kegiatan yang dilaksanakan
1. Merujuk Pada Pedoman PPI RSUD Kab. Konawe Kepulauan
a. Akuntabilitas
Menyusun pedoman kewaspadaan standar dengan Jelas serta tanggungjawab dalam
memilih dan membuat literature yang dijadikan pedoman Kewaspadaan standar
b. Nasionalisme
Menyusun pedoman kewaspadaan standar dapatmencerdaskan petugas dengan mencari
literature pedoman terkini dalam pencegahan dan pengendalian infeksi
c. Etika Publik
Menyusun pedoman kewaspadaan standardapat mengefektifkan penyusunan sehingga
lebih bermanfaat ketika menyampaikan pedoman
d. Komitmen Mutu
43
Menyusun pedoman kewaspadaan standar denganberinovasi Menyusun pedoman
terkini, terintegrasi dan dan sesuai standar
e. Anti Korupsi
Menyusun pedoman kewaspadaan standar dengan peduli menyusun pedoman
Dokumentasi SPO Penggunaan APD
A. Kedudukan dan Peran ASN
Pelaksanaan menyusun pedoman kewaspadaan standar: 1) kebersihan tangan (hand
hygiene) mengacu pada standar who terkini, 2) penggunaan alat pelindung diri (apd), 3)
etika batuk dan bersin, 4) serta praktik menyuntik yang aman dilakukan dengan antusias
(passionate), cara terbaik (progressive), dan penuhk esabaran (patience) sebagai wujud
sinergitas dengan lintas program, pimpinan, dan mentor (WoG) agar optimalisasi kualitas
mutu hasil pelayan public dan kerjasama yang optimal tercapai.
B. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan adanya pedoman kewaspadaan standar: 1) kebersihan tangan (hand hygiene)
mengacu pada standar who terkini, 2) penggunaan alat pelindung diri (apd), 3) etika batuk
dan bersin, 4)serta praktik menyuntik yang aman dapat mendukung Misi
“Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan yang bermutu dan
44
beretika untuk menunjang pelayanan”
C. Analisis Manfaat
Adanya pedoman kewaspadaan standar: 1) kebersihan tangan (hand hygiene)
mengacupada standar who terkini, 2) penggunaan alat pelindung diri (apd), 3)
etikabatukdan bersin,4)serta praktik menyuntik yangaman dapat memberikan kepastian
atau kejelasandan dalam bekerja sesuai tupoksi, sehingga ASN dapat mempersiapkan diri
dan segala kebutuhan agar kegiatan berjalan lancar.
Judul kegiatan No. 5 Mengadakan penyegaran materi PPI Kepada
petugas di RSUD Kab. Konawe Kepulauan
Tanggal pelaksanaan Kegiatan 18 Maret 2020 – 23 Maret 2020
Daftar Lampiran bukti kegiatan
/Evidence
1. Dokumentasi berkoordinasi dengan pimpinan dan
bagian KTU untuk menetukan waktu dan tempat
terkait kegiatan penyegaran materi PPI
2. Dokumentasiundangan, daftar hadir, materi, daftar
pertanyaan dan post test
3. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan sosialisasi
Uraian kegiatan yang dilaksanakan
1. Berkoordinasi dengan mentor dan KTU untuk melaksanakan kegiatan penyegaran
materi PPI
a. Akuntabilitas
Konsultasi dilakukan dengan penuh tanggung jawab integritas atasan dapat
meningkatkan kualitas pelayanan sebagai wujud kejelasan wewenang antara pimpinan
dan bawahan
b. Nasionalisme
Konsultasi kepada pimpinan dengan penghormatan merupakan salah satu wujud atas
didukungnya program PPI di RSUD
c. Etika Publik
Berkoordinasi dengan pimpinan dengan sopansantun, dari persiapan sampai adukasi
materi adalah wujud penghargaan kepada atasan
d. KomitmenMutu
Berkordinasi memperhatikan dengan seksama dan mencatatnya secara adaptif, dan
responsive dalam menerima saran
45
e. AntiKorupsi
Berkoordinasi dengan tidak mengganggu kerja atau waktu kerja pimpinan dan
menjelaskan selama kegiatan berlangsung dengan penuh tanggung jawab.
Dokumentasi
Gambar 3.5.1 Berkoordinasi dengan KTU terkait kegiatan sosialisasi penyegaran
materi PPI
Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
Jika konsultasi tidak dilakukan dengan penuh tanggung jawab, maka pelaksanaan
aktualisasi dan habituasi akan berjalan tidak terarah, terukur dan berpotensi terhambat
2) Nasionalisme
Jika konsultasi tidak dilakukan dengan penghormatan yang baik dari bawahan kepada
pimpinan, maka akan menimbulkan hilangnya kekuatan persatuan mencapai tujuan atau
kinerja organisasi yang optimal dan terhambatnya atau gagalnya pelaksanaan aktualisasi
dan habituasi
3) Etika Publik
Jika konsultasi tidak dilakukan dengan sopan santun, maka akan menyebabkan
potensi terhambatnya pelaksanaan aktualisasi
4) Komitmen Mutu
Jika konsultasi tidak dilakukan dengan memperhatikan secara seksama dan
mencatatnya, maka akan terjadi kesalah pemahaman dalam menerima dan mengerti
arahan dan saran yang diberikan sehingga berpotensi mengacaukan atau menghambat
46
pelaksanaan aktualisasi dan habituasi
5) Anti Korupsi
Jika konsultasi tidak dilakukan dengan memperhatikan kerja atau waktu kerja pimpinan
maka akan menyebabkan terhambatnya manajemen atau kinerja pimpinan dalam
tugasnya
2. Menyiapkan rancangan sosialisasi materi dan membuat SAP (Satuan Acara
Penyuluhan) tentang materi dan program PPI
a. Akuntabilitas
Jelas serta tangggung jawab dalam memilih dan membuat materi penyegaran PPI
merupakan wujud tindakan sungguh-sungguh saat memberikan materi terbaik pada
petugas RSUD untuk meningkatkan kualitas pelayanan
b. Nasionalisme
Mencerdaskan petugas dengan sosialisasi pedoman terkini tentang pencegahan dan
pengendalian infeksi
c. Etika Publik
Mengefektifkan penyusunan rancangan materi sehingga lebih bermanfaat dan
tersampaikan dengan baik ketika dijelaskan kepada petugas
d. Komitmen Mutu
Menyiapkan rancangan materi dengan Berinovasi menyusun pedoman terkini,
terintegrasi dan sesuai standar dan kebutuhan rumah sakit
e. Anti Korupsi
Menyiapkan rancangan sosialisasi dengan rasa peduli, sehingga hasil yang didapakan
dapat lebih baik dan menunjang kualitas susunan pedoman
Dokumentasi:
47
Gambar 3.5.2 SAP Hand Hygiene
Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
Jika tidak menyiapkan materi sosialisasi maka tidak ada kejelasan serta tangggung
jawab sehingga saat memberikan materi menjadi kurang baik Kepada petugas RSUD
dan dapat menurunkan kualitas pelayanan
2) Nasionalisme
Jika tidak menyiapkan materi sosialisasi dengan baik maka rencana mencerdaskan
petugas dengan sosialisasi pedoman terkini tentang pencegahan dan pengendalian
infeksi tidak akan terlaksana dan program ppi tidak akan berjalan
3) Etika Publik
Jika tidak menyiapkan materi sosialisasi maka keefektifan penyusunan rancangan
materi tidak terlalu bermanfaat dan tersampaikan dengan baik ketika dijelaskan kepada
petugas dan sulit untuk tersampaikan dengan baik
4) Komitmen Mutu
Jika tidak menyiapkan materi sosialisasi PPI tidak dengan berinovasi melalui pedoman
terkini, tidak terintegrasi dan tidak sesuai standar maupun tidak sesuai kebutuhan
rumah sakit maka semua akan individu terkait mengalami kerugian.
48
5) Anti Korupsi
Jika tidak menyiapkan rancangan sosialisasi dengan rasa peduli, maka hasil yang
didapakan tidak lebih baik dan tidak menunjang kualitas susunan pedoman
3. Membuat Undangan, daftar hadir, materi sosialisasi, daftar pertanyaan post test
a. Akuntabilitas
Membuat undangan, daftar hadir, materi sosilaisasi, dan daftar pertanyaan dilakukan
dengan penuh tanggung jawab
b. Nasionalisme
Menggunakan bahasa Indonesia yang mudah di pahami
c. EtikaPublik
Dilakukan dengan tulus untuk menyelenggrakan sosialisasi penyegaran materi PPI kepada
petugas
d. KomitmenMutu
efektif dan efisien, menggunakan waktu dan tempat agar sosialisasi berjalan baik dan
khidmat dan peserta ikut aktif dalam menyaksiakan sosialisasi
Anti Korupsi
jujur dan adil dalam menjelaskan dan memberikan isi materi sosialisasi mengayomi
semua peserta yang mengikuti sosialisasi dan memberikan arahan yang baik
terkait materi
Dokumentasi:
49
Gambar 3.5.3 Membuat Undangan, daftar hadir, materi sosialisasi, daftar pertanyaan
Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
Jika kegiatan ini tidak dilakukan dengan penuh tanggung jawab, maka tujuan dari
kegiatan ini tidak akan tercapai.
2) Nasionalisme
Jika tidak menggunakan bahasa yang sopan & santun, akan sulit untuk dipahami tujuan
dari kegiatan sosialisasi penyegaran materi PPI sehingga berpotensi menghambat
pelaksanaan aktualisasi
3) Etika Publik
Jika kegiatan sosialisasi tidak mengedepankan kerja sama maka prinsip sinergitas tidak
tercapai sehingga salah satu penerapan prinsip ASN tidak tercapai
4) Komitmen Mutu
Jika kegiatan ini tidak dilakukan dengan teliti dan tuntas maka kendala dalam capaian
menyiapkan bahan sosialisasi tidak akan menghasilkan hasil yang baik.
5) Anti Korupsi
50
Jika dilakukan dengan tidak jujur dan adil maka pelaksanaan kegiatan aktualisasi
tidakakan terlaksana dengan baik
4. Pemaparan materi untuk memberikan kejelasan kepada audience
a. Akuntabilitas
Kegiatan sosialisasi dilaksanakan dilakukan dengan penuh tanggung jawab,
menyampaikan materi sosialisasi dengan jujur dan benar
b. Nasionalisme
Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan menunjukkan nilai Persatuan Indonesia,
selain itu nilai dasar terdapat pada saat diskusi dengan audiens yaitu menghormati
pendapat orang lain,
c. Etika Publik
Materi disampaikan dengan sopan dan tetap menghormati audiens sebagai teman
sejawat
d. KomitmenMutu
Sosialisasi dengan efisiensi dan efektifitas serta berinovasi dalam menyampaikan
materi agar mudah dimengerti oleh peserta sosialisasi, dengan demikian tujuan dari
sosialisasi dapat tercapai dengan cepat dan mudah
e. Anti Korupsi
Dilakukan dengan jujur dan adil maka pelaksanaan kegiatan aktualisasi akan terlaksana
dengan baik
Dokumentasi :
51
Gambar 3.5.4 Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Penyegaran Materi PPI Dasar
Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
Jika kegiatan ini tidak dilakukan dengan penuh tanggung jawab, maka tujuan dari
kegiatan ini tidak akan tercapai.
2) Nasionalisme
Jika tidak menggunakan bahasa yang sopan & santun, akan sulit untuk dipahami tujuan
52
dari kegiatan sosialisasi penyegaran materi PPI sehingga berpotensi menghambat
pelaksanaan aktualisasi
3) Etika Publik
Jika koordinasi tidak dilakukan dengan sopan santun dan etika yang baik, maka
berpotensi akan menghambat pelaksanaan sosialisasi yang akan dilakukan.
4) Komitmen Mutu
Jika dalam tahapan ini, peserta tidak menyampaikan materi sosialisasi dengan efisien,
efektifitas serta berinovasi, maka akan sulit dimengerti oleh peserta sosialisasi. Dengan
demikian, tujuan dari sosialisasi tidak dapat tercapai
5) Anti Korupsi
Jika dilakukan dengan tidak jujur dan adil maka pelaksanaan kegiatan aktualisasi
tidakakan terlaksana dengan baik
A. Kedudukan dan Peran ASN
Pelaksanaan kegiatan sosialisasi penyegaran materi PPI dilakukan dengan antusias
(passionate), cara terbaik (progressive), dan penuh kesabaran (patience) sebagai wujud
sinergitas dengan lintas program, pimpinan,dan mentor (WoG) agar optimalisasi kualitas
mutu hasil pelayan public dan kerjasama yang optimal tercapai.
B. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan terlaksananya Sosialisasitentang pentingnya pencegahan dan pengendalian infeksi
di RSUD Kab. Konawe Kepulauan dikalangan PPA dan petugas lainnya mendukung
misiRSUD Kab. Konawe kepulauan yakni Menyediakan Sumber Daya Manusia Kesehatan
yang berkompetensi dan profesional dibidangnya
C. Analisis Manfaat
Pelaksanaan kegiatan sosialisasi penyegaran materi PPI di RSUD Kab. Konawe
Kepulauan dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman serta kepatuhan dan kepahaman
petugas tentang pencegahan dan pengendalian infeksi dalam memberikan pelayanan
kepada pasien untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
53
Judul kegiatan No. 6 Membuat media informasi kewaspadaan standar:
kebersihan tangan (hand hygiene) mengacupada
standar WHO terkini, 2) penggunaan alat pelindung
diri (APD),
Tanggal pelaksanaan Kegiatan 24 Maret 2020 – 06 April 2020
Daftar Lampiran bukti kegiatan
/Evidence
1. Dokumentasi Kesediaan Laeflet dan Benner
2. Dokumentasi lembar persetujuan oleh pimpinan (IPCN)
Uraian kegiatan yang dilaksanakan
1. Melakukan studi literature/ mencari referensi materi kewaspadaa standar
a. Akuntabilitas
Jujur dan tanggung jawab dalam memilih dan membuat literature kewaspadaan
standar dilakukansebagai wujud kejelasan materi
b. Nasionalisme
Mencari literature terkini tentang kewaspadaaan standar sebagai wujud mecerdaskan
petugas
c. Etika Publik
Tulus membantu dan mencari litertur guna meningkatkan kesejatraan keehatan di
lingkungan RSUD dan sebagai bentuk lancarya kegiatan aktualisasi
d. Komitmen Mutu
Berinovasi menemukan dan mencari literature pedoman terkini terintegrasi dan sesuai
dengan standar
e. AntiKorupsi
Peduli terhadap kinerja petugas melalui pedoman yang sebagai acuan pencegah dan
penegndali infeksi di RSUD
Dokumentasi:
Gambar 3.6.1 Dokumentasi membuat SPO kewaspadaan standar
54
Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
Jika peserta tidak Jujur dan tidak bertanggung jawab dalam memilih dan membuat
literature kewaspadaan standar makatidakakan ada kejelasan materi yang disusun
2) Nasionalisme
Jika tidak mencari literature terdahulu tentang kewaspadaaan standar maka petugas
tidak mendapatkan kelimuan kesehatan terbaru
3) Etika Publik
Jika tidak tulus untuk membantu dan mencari litertur makaakan menurunkan kesejatraan
keehatan di lingkungan RSUD dan kegiatan aktualisasi pun akan terhambat
4) Komitmen Mutu
Jika tidak berinovasi menemukan dan mencari literature pedoman terkini terintegrasi dan
sesuai dengan standar maka keselamatan dan keamanan pasien akan terbengkalai dan
resiko tinggi infeksi akan terjadi
5) Anti Korupsi
Jika tidak peduli terhadap kinerja petugas melalui pedoman yang sebagai acuan
pencegah dan pengendali infeksi di RSUD maka peserta akan membuat sesuai dengan
keinginannya
2. Membuat media informasi inovatif dalam bentuk leaflet
a. Akuntabilitas
Konsisten dan kejelasan dalam peyaluran media edukatif
b. Nasionalisme
Melakukan tanpa adanya diskriminatif bahan dan mrek dan dilakukan secara jujur
guna mencerdaskan petugas, pengunjung melalui media leaflet atau benner
c. Etika Publik
Penghargaan terhadap karya orang lain dan menghindari plagiasi
d. Komitmen Mutu
Inovasi, berorientasi mutu, dari isi leaflet untuk kepentingan pelayanan yang
tersandarisasi
e. Anti Korupsi
Peduli terhadap kinerja,kerja, keras dalam mencapai keberhasilan pelayanan yang baik
Dokumentasi :
56
Gambar 3.6.3 Media edukatif Penggunaan APD & Etika Batuk Bersin
Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
Tidak Konsisten dan tidak jelas dalam peyaluran media edukatif mempengaruhi kulitas
isi media edukatif (leaflet)
2) Nasionalisme
Melakukan dengan diskriminatif bahan dan mereka dan dilakukan secara tidak jujur
guna dapat menurunkan kepercayaan diri dalam membuat media pamflet atau
benner
3) Etika Publik
Tidak adanya penghargaan terhadap karya orang lain dapat menimbulkan plagiasi
4) Komitmen Mutu
Tidak berInovasi, tidak berorientasi dapat menurunkan mutu dari isi leaflet
sehingga pelayanan berdampak tidak tersandarisasi
5) Anti Korupsi
Tidak peduli terhadap kinerja, kerja, keras dapat menggalkan keberhasilan pelayanan
shingga menjadi buruk
3. Berkonsultasi dengan IPCN untuk persetujuan media informasi, leaflet
a. Akuntabilitas
Integritas sesame sejawat dalam meningkatkan kualitas pelayanan
57
b. Nasionalisme
Bermusyawarah kepada IPCN salah satu wujud mendukungnya program PPI dirumah
sakit
c. Etika Publik
Berkonsultasi dengan sopan santun kepada IPCN tentang isi leaflet edukasi materi
d. Komitmen Mutu
Adaptif dan responsive dalam menerima masukan saran yang akan dicapai
e. Anti Korupsi
Bertanggung jawab selama proses kegiatan berlangsung
Dokumentasi:
Gambar 3.6.4 Konsultasi Kepada IPCN sekaligus meminta persetujuan untuk
penyebaran media edukatif
Analisis Dampak:
1) Akuntabilitas
Jika tidak berkonsultasi dengan IPCN maka tidak ada akan nada Integritas sesame
sejawat dalam meningkatkan kualitas pelayanan
2) Nasionalisme
Jika tidak bermusyawarah kepada IPCN maka tidak ada wujud mendukungnya
program PPI dimana IPCN merupakan pengendali PPI
58
3) Etika Publik
Jika tidak berkonsultasi dengan sopan dan santun kepada IPCN tentang isi leaflet
edukasi materi maka tidak adanya rasa penghargaan sesama sejawat
4) Komitmen Mutu
Jika tidak ada sikap Adaptif dan responsive dalam menerima masukan saran dari
IPCN maka kualitas mutu leaflet yang dikonsulkasn kurang memenuhi standard dan
kualitas
5) Anti Korupsi
Jika konsultasi bersama IPCN tidak dilakukan maka tidak akan ada rasa tanggung
jawab selama proses kegiatan berlangsung
4. Mempublikasikan Media Kewaspadaan standar dilingkungan RSUD Kab. Konawe
kepulauan
a. Akuntabilitas
Kejelasan dari media edukatif tentang kewaspadaan standar
b. Nasionalisme
Mencerdaskan petugas/pengunjung dengan media leaflet tentang kewaspadaan standar
c. Etika Publik
Mengefektifkan dan mengefesienkan materi sehingga lebih bermanfaat untuk petugas
dan pengunjung
d. Komitmen mutu
Berinovasi menyampaikan pedoman terkini, berdasarkan orientasi mutu yang
terintegrasi dan sesuai standar
e. Anti Korupsi
Peduli Jujur dan berani menyampaikan kewaspadaan standar yang sebenarnya
59
Gambar 3.6.5 Dokumentasi Kesediaan pamphlet hand Hygiene di lingkungan RSUD Kab.
Konawe Kepulauan
Gambar 3.6.6 Kesediaan Leaflet Hand hygiene, Etika batuk di tempat yang dapat di
jangkau pengunjung dan petugas RSUD kab. Konawe Kepulauan
60
Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
2) Jika tidak ada Kejelasan dari media edukatif tentang kewaspadaan standar maka
kualitas media akan kurang tersampaikan
3) Nasionalisme
Media akan kurang mengedukatif petugas/pengunjung jika dibuat dengan sungguh-
sungguh
4) Etika Publik
Jika tidak Mengefektifkan dan mengefesienkan materi maka akan kurang bermanfaat
untuk petugas dan pengunjung
5) Komitmen mutu
Jika tidak dilakukan dengan berinovasi dalam menyampaikan pedoman terkini, maka
orientasi mutu tidak akan terintegrasi dan tidak terstandar
6) Anti Korupsi
Jika sikap peduli,Jujur dan berani tidak ada saat menyampaikan kewaspadaan standar
yang sebenarnya maka kualitas media akan tidak tersampaikan dengan baik dan akan
menimbulkan kekeliruan
A. Kedudukan dan Peran ASN
Pelaksanaan Kegiatan mempublikasikan media kewaspadaan standar dilingkungan RSUD
Kab. Konawe kepulauan dilakukan dengan antusias (passionate), cara terbaik (progressive),
danpenuh kesabaran (patience) sebagai wujud sinergitas dengan lintas program, pimpinan,
dan mentor (WoG) agar optimalisasi kualitas mutu hasil pelayan public dan kerjasama yang
optimal tercapai.
B. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan mempublikasikan media kewaspadaan standar dilingkungan RSUD Kab. Konawe
kepulauan dikalangan petugas dan pengunjung lainnya dapat mendukung misi RSUD Kab.
Konawe kepulauan yakni Menyediakan Sumber Daya Manusia Kesehatan yang
berkompetensi dan profesional dibidangnya
C. Analisis Manfaat
Pelaksanaan kegiatan mempublikasikan media kewaspadaan standar dilingkungan RSUD
Kab. Konawe kepulauandapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman serta kepatuhan dan
kepahaman petugas tentang pencegahan dan pengendalian infeksi dalam memberikan
pelayanan kepada pasien untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
61
Judul kegiatan No. 7 Melakukan evaluasi pengetahuan dan
pelaksanaan pencegahan dan pengendalian
infeksi terhadap seluruh pegawai diRSUD Kab.
Konawe Kepulauan
Tanggal pelaksanaan Kegiatan 24 Maret 2020 – 06 April 2020
Daftar Lampiran bukti
kegiatan /Evidence
1. Dokumentasi hasil pengukuran tingkat
pengetahuan dan pelaksanaan pencegahan infeksi
setelah dilakukan serangkaian kegiatan
optimalisasi upaya PPI
2. Dokumentasi daftar pertanyaan mengenai tingkat
pengetahuan dan lembar observasi pelaksanaan
pencegahan dan pengendalian infeksi oleh
Petugas
3. Dokumentasi angket yang telah diisi oleh petugas
62
Uraian kegiatan yang dilaksanakan
1. Menyiapkan angket mengenai tingkat pengetahuan dan lembar observasi
pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi oleh pegawai di RSUD Kab.
Konawe Kepulauan
a. Akuntabilitas: Transparansi dan Tanggujawab dalam Menyiapkan angket untuk
mengukur tingkat pengetahuan petugas akan ppi
b. Nasionalisme:
Sebagai bentuk penghormatan untuk mencapai terlaksana nya kegiatan yang
diharapkan
c. Etika Publik:
Tulus dan tidak diskriminatif dalam menyiapkan angket
d. Komitmen Mutu:
Berinovasi menyiapkan dan menyebar angket pengetahuan terintegrasi dan sesuai
standar
e. Anti Korupsi:
Jujur dan bertanggung jawab terhadap Angket yang disiapkan
Gambar 3.7.1 Daftar pertanyaan mengenai tingkat pengetahuan petugas
63
Analisis Dampak:
1. Akuntabilitas: Jika Transparansi dan Tanggujawab tidak dilakukan dalam
Menyiapkan angket untuk mengukur tingkat pengetahuan petugas akan ppi maka
petugas akan sulit memahami isi angket
2. Nasionalisme:
Jika menyiapkan angket tidak memakai bahasa yang jelas dan santun maka angket
akan sulit dipahami sehingga sulit untuk mencapai terlaksannya kegiatan yang
diharapkan dengan baik
3. Etika Publik:
Jika tidak tulus dan diskriminatif dalam menyiapkan angket maka akan menurunkan
kesejatraan keehatan di lingkungan RSUD dan kegiatan aktualisasi pun akan terhambat
4. Komitmen Mutu:
Jika tidak berinovasi menyiapkan dan menyebar angket pengetahuan terintegrasi
dan sesuai standar maka keselamatan dan keamanan pasien akan terbengkalai dan
resiko tinggi infeksi akan terjadi
5. Anti Korupsi:
Jika tidak jujur dan tidak bertanggung jawab terhadap angket yang disiapkan maka
peserta akan membuat sesuai dengan keinginannya tanpa adanya mafaat pada
angket tersebut
2. Menyebarkan angket kepada seluruh petugas
a. Akuntabilitas:
Menyebarkan angket kepada seluruh petugas dapat memberikan kejelasan dari
tingkat pengetahuan petugas mengenai ppi tersebut
b. Nasionalisme:
Menggali pengetahuan petugas dengan bermusyawarah tentang ppi adalah dengan
melalui angket
c. Etika Publik:
Mengefektifkan informasi mengenai pengetahuan tantang ppi dengan angket
d. Komitmen Mutu:
Berinovasi menegtahui pemahaman tentang ppi dan program ppi dengan angket,
berdsarkan orientasi mutu yang terintegrasi dan sesuai standar
e. Anti Korupsi:
Peduli, jujur dan berani menyampaikan pengetahuan tentang ppi dan manfaat ppi di
rumah sakit
65
Analisis Dampak
1. Akuntabilitas:
Jika tidak menyebarkan angket kepada seluruh petugas tidak dapat memberikan
kejelasan sejauh mana tingkat pengetahuan petugas mengenai ppi tersebut
2. Nasionalisme:
Jika tidak menyebarkan angket maka kita tidak dapat Menggali pengetahuan
petugas dengan bermusyawarah tentang ppi
3. Etika Publik:
Jika tidak dapat menyebarkan angket berakibat tidak mengefektifkan informasi
mengenai pengetahuan petugas tentang ppi
4. Komitmen Mutu:
Jika tidak berinovasi mengetahui pemahaman tentang ppi dan program ppi dengan
angket, maka orientasi mutu tidak akan terintegrasi sesuai standar
5. Anti Korupsi:
Jika tidak peduli, jujur dan berani menyampaikan pengetahuan tentang ppi dan
manfaat ppi di rumah sakit maka program dan kualitas PPI di RSUD semakin
menurun
4. Membuat tabulasi data
a. Akuntabilitas:
Transparan dalam membuat tabulasi bentuk mengkoreksi kelayakan dan kemampuan
petugas dalam penerapkan kewaspadaan standar ppi di rumah sakit
b. Nasionalisme:
Memberi penilaian pengamatan pelaksanaan kewaspadaan standar petugas secara adil
dan makmur sesuai sila ke 2
c. Etika publik:
Tidak memanipulasi Data adalah bentuk kejujuran dalam mengolah data yang relevan
demi kemajuan pelayanan dirumah sakit
d. Komitmen mutu:
Data yang benar dan relevan menunjang Orientasi mutu pelayanan dirumah sakit yang
sebenarnya
e. Anti korupsi:
Jujur melakukan tabulasi data berdasarkan data yang real
66
Dokumentasi:
Gambar 3.7.3 Dokumentasi hasil pengukuran tingkat pengetahuan dan
pelaksanaan pencegahan infeksi setelah dilakukan serangkaian kegiatan
optimalisasi upaya PPI
Analisis Dampak:
1. Akuntabilitas:
Jika tidak transparan dalam membuat tabulasi maka tidak dapat mengkoreksi
kelayakan dan kemampuan petugas dalam penerapkan kewaspadaan standar ppi di
rumah sakit
2. Nasionalisme:
Jika tidak memberi penilaian pengamatan pelaksanaan kewaspadaan standar petugas
maka tidak dapat mengetahui sejauhmana petugas menegetahui PPI secara adil dan
makmur
67
Kendari, April 2020
Peserta
HUSTI IRYANI KANDRO,S.Kep., Ns
NIP. 19930624 201903 2 006
3. Etika publik:
Jika memanipulasi data dilakukan maka akan terjadi bentuk kebohongan dalam
mengolah data yang palsu sehingga justru pelayanan dirumah sakit akan semakin
buruk
4. Komitmen mutu:
Data yang salah dan tidak relevan akan menurunkan Orientasi mutu pelayanan
dirumah sakit yang sebenarnya
5. Anti korupsi:
Jika tidak jujur melakukan tabulasi data berdasarkan data yang real maka kerugian
terjadi Kepada petugas baik segi pengetahuan maupun pelayanan yang buruk untuk
pasien akan terjadi.
A. Kedudukan dan Peran ASN
Pelaksanaan Kegiatan Melakukan Evaluasi dilakukan pengetahuan
pencegahan dan pengendalian infeksi terhadap seluruh pegawai diRSUD Kab. Konawe
Kepulauan dengan antusias (passionate), caraterbaik (progressive), dan penuh kesabaran
(patience) sebagai wujud sinergitas dengan lintas program, pimpinan, dan mentor
(WoG) agar optimalisasi kualitas mutu hasil pelayan public dan kerja sama yang
optimal tercapai.
B. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisas
Dengan adanya evaluasi pengetahuan pelaksanaan pencegahan dan pengendalian
infeksi terhadap seluruh pegawai diRSUD Kab. Konawe Kepulauan maka menjawab
misi RS yakni misi ketiga yakni Menyediakan Sumber Daya Manusia Kesehatan yang
berkompetensi dan profesional dibidangnya
C. Analisis Manfaat
Dengan dibuatnya laporan hasil evaluasi menghasilkan bukti konkrit kegiatan
yang dapat di pertanggungjawabkan sebagai seorang ASN yang berintegritas sesuai
dengan nilai-nilai dasar ASN.
68
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Isu yang terpilih dalam aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar PNS
adalah “Belum optimalnya upaya pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
di RSUD Kab. Konawe Kepulauan. Oleh karena itu perlu dilaksanakan
kegiatan yang mengarah pada optimalisasi pencegahan dan pengendalian
infeksi di RSUD kab. Konawe Kepulauan agar mutu pelayanan kepada
pelanggan dapat lebih optimal. Adapun kegiatan yang yang dilaksanakan
berjumlah 7 (Tujuh) kegiatan.
2. Sebanyak 7 (Tujuh) kegiatan Akan dilaksanakan mulai tanggal 6 Maret 2020
sampai dengan 12 April 2020. Seluruh kegiatan akan dilakukan sebagai
perwujudan nilai-nilai dasar PNS yang terdiri dari nilai ANEKA yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
3. Kegiatan aktualisasi dan habituasi ini penting dalam rangka menunjang
Visi RSUD Kab. Konawe Kepulauan, yaitu: “Menjadi rumah sakit yang
berkualitas dan menjadi kepercayaan public di Kab. Konawe Kepulauan, yaitu:
1. Mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan terakreditasi dengan
mengutamakan keselamatan pasien serta kepuasan pelanggan
2. Menyelenggarakan Pendidikan, pelatihan, dan penelitian kesehatan yang
bermutu dan beretika untuk penunjang pelayanan
3. Menyediakan sumber daya manusia kesehatan yang berkompetensi dan
professional di bidangnya
4. Menyediakan peralatan, fasilitas dan sarana prasarana yang aman dan
mutakhir
5. Mewujudkan tata kelola rumah sakit yang profesionalisme, integritas,
beretika, dan akuntabel
B. SARAN
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan habituasi yang disertai nilai-nilai
dasar PNS bias memberikan dampak positif baik untuk pribadi, institusi
maupun masyarakat. Adapun rekomendasi agar nilai- nilai dasar PNS
diterapkan secara berkelanjutan:
1. Untuk Peserta Latsar
69
Hendaknya nilai-nilai dasar PNS diaktuliasasi dan dihabituasikan pada
setiap pelaksanaan kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi agar
dapat menjadi ASN yang profesional dan pembawa perubahan yang
positif.
2. Untuk Institusi
Hendaknya nilai-nilai dasar PNS diterapkan oleh semua perawat di RSUD
Kab. Konawe Kepulauan sehingga visi, misi dan nilai-nilai organisasi
RSUD Kab. Konawe Kepulauan dapat tercapai dengan baik.
C. Rencana Tindak Lanjut
Diharapkan kegiatan pelaksanaan pengendalian infeksi di RSUD Kab.
Konawe kepulauan dapat membantu membantu menunjang kualitas pelayanan di
RSUD kab. Konawe Kepulauan dengan :
a. Melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya pengawasan
risiko infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan;
b. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada
pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi;
c. Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang
berdampak pada pelayanan kesehatan;
d. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit
menular;