KOPERASI SEBAGAI JALAN KELUAR DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN NASIONAL MENUJU PERDAGANGAN BEBAS
Transcript of KOPERASI SEBAGAI JALAN KELUAR DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN NASIONAL MENUJU PERDAGANGAN BEBAS
i
KOPERASI SEBAGAI JALAN KELUAR DALAM MEMBANGUN
PEREKONOMIAN NASIONAL MENUJU PERDAGANGAN BEBAS
Karya tulis ilmiah
Oleh :
DHIMAS PRIAMBODO
KOPERASI KESEJAHTERAAN MAHASISWA
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
BANTEN
2014
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh puji syukur saya
ucapkan kehadirat Allah SWT dan tidak lupa salawat serta salam semoga selalu
terucap kepada nabi kita Muhammad SAW. Alhamdulillah karya tulis ilmiah yang
dibuat untuk keikutsertaan lomba karya tulis ilmiah jambore koperasi pemuda
dalam rangka memperingati Semarak Hari Koperasi (HARKOP) ke-67 Tingkat
Provinsi Banten dan Kabupaten Serang Tahun 2104 dengan judul “Koperasi
Sebagai Jalan Keluar Dalam Membangun Perekonomian Nasional Menuju
Perdagangan Bebas”. Penulis dapat menyusun secara maksimal walaupun dengan
kendala waktu yang terbatas. Namun itu semua tidak menjadi kendala yang berarti
sebab koperasi menjadi kekuatan bagi penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah
ini.
Tidak lupa penulis ingin berterima kasih kepada penerbit jurnal-jurnal
ilmiah yang sangat membantu dalam penulisan karya tulis ilmiah ini dan juga
pembina serta rekan-rekan dari Kokesma Untirta. Penulis berharap semoga tulisan
ini dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya para pengerak koperasi. Penulis
juga menyadari dalam penulisan karya tulis ilmiah ini pasti ada kekurangan
maupun kesalahan oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis terima dengan
senang hati demi kemajuan penulis kedepannya. Akhir kata penulis ucapkan
terima kasih. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Serang, 31 Agustus 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul...........................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................3
D. Manfaat....................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
2.A. Sulitnya Perkembangan Koperasi di Indonesia....................................4
2.B. Permasalahan Umum Koperasi Dan Solusinya .................................11
BAB III METODOLOGI PENULISAN................................................................15
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................16
4.A. Runtuhnya Kapitalisme......................................................................16
4.B.Ekonomi Rakyat Sebagai Katup Perekonomian Nasional ..................17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................19
5.A. Kesimpulan........................................................................................ 19
5.B. Saran...................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...............................................................................22
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara bahasa, koperasi berasal dari bahasa Inggris ‘Cooperative’ yang
memiliki arti ‘bekerja bersama-sama atau usaha bersama untuk kepentingan
bersama’. Secara umum, koperasi dapat dipahami sebagai perkumpulan orang
yang secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan
kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan sebuah perusahaan yang
dikelola secara demokratis.
Sedangkan definisi koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 tentang
Perkoperasian menyebutkan bahwa koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Di Indonesia sendiri, asas kekeluargaan dan kegotongroyongan telah
diwarisi secara turun-temurun dari nenek moyang bangsa Indonesia.
Kebiasaan-kebiasaan nenek moyang yang turun-temurun itu dapat dijumpai di
berbagai daerah di Indonesia di antaranya adalah Arisan untuk daerah Jawa
Tengah dan Jawa Timur, paketan, mitra cai dan ruing mungpulung daerah
Jawa Barat, Mapalus di daerah Sulawesi Utara, kerja sama pengairan yang
terkenal dengan Subak untuk daerah Bali, dan Julo-julo untuk daerah Sumatra
Barat merupakan sifat-sifat hubungan sosial, nonprofit dan menunjukkan usaha
atau kegiatan kekeluargaan.
2
Namun dengan seiringnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, membuat nilai-nilai kekeluargaan dan kegotongroyongan semakin
memudar. Masyarakat tidak lagi peduli dan cenderung mementingkan diri
sendiri. Sehingga timbullah sikap materialistis. Yang akhirnya muncullah kaum
kapitalis. Yang dengan serakah telah merenggut dan merampas hak-hak
masyarakat ekonomi lemah dan hanya menyisakan kemelaratan dan
kemiskinan bagi masyarakat kelas bawah seperti yang terjadi pada hari ini.
Berbeda dari Indonesia, nagara-nagara Barat yang notabene-nya
bersistem ekonomi kapitalis, justu koperasi berkembang pesat. Seperti di
Inggris, Prancis, Jerman, Denmark, Swedia, bahkan di Amerika Serikat juga
terdapat sistem koperasi. Tidak hanya di negara Barat saja, di Asia pun tumbuh
koperasi contohnya di Jepang, Korea, Singapura dan negeri tetangga yaitu
Malaysia. Itu membuktikan bahwa koperasi memang dapat diterima di semua
negara, termasuk Indonesia.
Berangkat dari fenomena tersebut, penulis tertarik untuk membuat
sebuah tulisan yang bertujuan untuk menyadarkan masyarakat tentang
pentingnya berkoperasi dengan judul “KOPERASI SEBAGAI JALAN
KELUAR DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN NASIONAL
MENUJU PERDAGANGAN BEBAS”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Mengapa koperasi di Indonesia sulit berkembang?
2. Bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah dalam perkoperasian di
Indonesia?
3
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya tulisan ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui penyebab koperasi di Indonesia kurang berkembang.
2. Untuk mengetahui cara menyelesaikan masalah dalam perkembangan
koperasi.
D. Manfaat
Tulisan ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan bagi
perkembangan khasanah ilmu ekonomi dan koperasi khusunya tentang
koperasi sebagai alternatif dalam membangun perekonomian nasional menuju
masyarakat ekonomi global.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.A. Sulitnya Perkembangan Koperasi di Indonesia
Koperasi sebagai salah satu unit ekonomi yang didasarkan atas asas
kekeluargaan dewasa ini telah mengalami perkembangan yang pesat di dunia.
Eksistensi koperasi sejak zaman dulu sampai sekarang telah banyak berperan
dalam pembangunan khususnya di umumnya di dunia.
Sebagai gerakan ekonomi rakyat yang menyatukan kaum ekonomi
lemah, koperasi telah membantu membangun ekonomi negara–negara di dunia
baik negara maju maupun negara berkembang. Bahkan sekarang koperasi di
negara–negara maju tidak hanya sebagai unit ekonomi kecil lagi tetapi sudah
berkembang menjadi unit ekonomi yang besar, strategis dan punya daya saing
dengan perusahaan–perusahaan skala besar.
Pembangunan koperasi dapat diartikan sebagai proses perubahan yang
menyangkut kehidupan perkoperasian Indonesia guna mencapai kesejahteraan
anggotanya. Tujuan pembangunan koperasi adalah menciptakan keadaan
masyarakat khususnya anggota koperasi agar mampu mengurus dirinya sendiri
(self help).
Koperasi tidak tampak di permukaan sebagai “bangun perusahaan”
yang kokoh dan mampu sebagai landasan (fundamental) perekonomian, serta
koperasi berada pada sisi marjinal.
Upaya pemulihan ekonomi koperasi tetap dalam posisi yang
termarjinalkan. Pemerintah sering bersuara lantang untuk memberdayakan
5
koperasi, tetapi tetap saja koperasi tidak terlihat peranan yang signifikan dalam
menyumbang perekonomian. Yang berkembang hanyalah kuantitas koperasi
dan tidak terlihat perbaikan kualitasnya, baik mikro maupun makro ekonomi.
Perkembangan koperasi masih menghadapi masalah-masalah baik di
bidang kelembagaan maupun di bidang usaha koperasi itu sendiri. Masalah-
masalah tersebut dapat bersumber dari dalam koperasi sendiri maupun dari
luar. Masalah kelembagaan koperasi juga dapat dikelompokkan dalam masalah
intern maupun masalah ekstern. Masalah intern mencakup masalah
keanggotaan, kepengurusan, pengawas, manajer, dan karyawan koperasi.
Sedangkan masalah ekstern mencakup hubungan koperasi dengan bank,
dengan usaha-usaha lain, dan juga dengan instansi pemerintah.
2.A.1. Dari Sisi Kelembagaan Koperasi
Masalah Internal :
1. Keanggotaan dalam koperasi
Keadaan keanggotaan ditinjau dari segi kuantitas tercermin dari
jumlah anggota yang semakin lama semakin berkurang. Masalahnya
kenggotaan koperasi yang ada sekarang belum menjangkau bagian
terbesar dari masyarakat. Ditinjau dari segi kualitas masalah keaggotaan
koperasi tercermin dalam :
a. Tingkat pendidikan mereka yang pada umumnya masih rendah.
b. Ketrampilan dan keahlian yang dimiliki oleh para anggota
terbatas.
c. Sebagian dari anggota belum menyadari hak dan kewajiban
mereka sebagai anggota. Kebanyakan anggota koperasi belum
6
menyadari bahwa koperasi merupakan suatu wadah usaha yang
dimaksudkan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi dan
kesejahteraan mereka. Sebaiknya dalam kelompok tersebut harus
ada tokoh yang berfungsi sebagai sebagai penggerak organisatoris
untuk menggerakkan koperasi kearah sasaran yang benar.
d. Partisipasi mereka dalam kegiatan organisasi juga masih harus
ditingkatkan. Apabila suatu koperasi mengadakan Rapat Anggota
Tahunan (RAT) banyak anggotanya yang tidak hadir. Akibatnya
keputusan-keputusan yang dihasilkan tidak mereka rasakan
sebagai keputusan yang mengikat.
e. Banyaknya anggota yang tidak mau bekerjasama dan mereka juga
memiliki banyak utang kepada koperasi, hal ini menyebabkan
modal yang ada dikoperasi semakin berkurang.
2. Pengurus Koperasi
Dalam hal kepengurusan juga dihadapi kelemahan-kelemahan
yang sama. masalah yang menjadi penghambat berkembangnya koperasi
dari sisi pengurus adalah :
a. Pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan anggota
pengurusnya masih belum memadai.
b. Pengurus belum mampu melaksanakan tugas mereka dengan
semestinya.
c. Pengurus kurang berdedikasi terhadap kelangsungan hidup
koperasi. Ini berarti bahwa kepribadian dan mental pengurus,
7
pengawas, manajer belum berjiwa koperasi sehingga harus
diperbaiki lagi.
d. Pengurus kadang-kadang tidak jujur.
e. Masih ada koperasi yang anggota pengurusnya kurang berusaha
untuk menigkatkan pengetahuan dan ketrampilannya. Kursus-
kursus yang diselenggarakan untuk pengurus koperasi sering
tidak mereka hadiri.
f. Dalam kepengurusan koperasi sampai saat ini masih belum ada
pembagian tugas yang jelas.
g. Pengurus koperasi kebanyakan yang sudah lanjut usia dan para
tokoh masyarakat yang sudah memiliki jabatan ditempat lain,
sehingga perhatiannya terhadap koperasi berkurang.
h. Pegurus masih belum mampu berkoordinasi dengan anggota,
manajer, pengawas, dan instansi pemerintah dengan baik.
3. Pengawas Koperasi
Anggota dari badan pengawas koperasi banyak yang belum
berfungsi. Hal ini di disebabkan oleh :
a. Kemampuan anggoota pengawas yang belum memadai, terlebih
jika dibandingkan dengan semakin meningkatnya usaha koperasi
b. Di pihak lain, pembukuan koperasi biasanya belum lengkap dan
tidak siap untuk diperiksa.
c. Pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas koperasi sekunder dan
kantor koperasi juga belum banyak membantu perkembangan
8
kemampuan anggota pengawas ataupun peningkatan pembukuan
koperasi. Pemeriksaan yang mereka lakukan terutama mengarah
pada kepentingan permohonan kredit.
Masalah Eksternal
Iklim yang mendukung pertumbuhan koperasi belum selaras dengan
kehendak anggota koperasi, seperti kebijakan pemerintah yang belem jelas
dan efektif untuk koperasi, sistem prasarana, pelayanan, pendidikan, dan
penyuluhan.
Banyaknya badan usaha lain yang bergerak pada bidang usaha yang
sama dengan koperasi. Kurangnya fasilitas-fasilitas yang dapat menarik
perhatian masyarakat dan masih banyaknya masyarakat yang tidak
mempercayai koperasi.
2.A.2. Dari Sisi Bidang Usaha Koperasi
Masalah usaha koperasi dapat digambarkan sebagai berikut. Ada
koperasi yang manajer dan karyawannya belum memenuhi harapan. Di
antara mereka ada yang belum dapat bekerja secara profesional, sesuai
dengan peranan dan tugas operasi yang telah ditetapkan. Masih ada
administrasi koperasi yang belum menggunakan prinsip-prinsip
pembukuan dengan baik. Sistem informasi majemen koperasi mesih belum
berkembang sehingga pengambilan keputusan belum didukung dengan
informasi yang cukup lengkap dan dapat diandalkan.
Di samping itu masih ada manajer yang kurang mempunyai
kemampuan sebagai wirausaha. Di antara mereka bahkan masih ada yang
kurang mampu untuk menyusun rencana, program, dan kegiatan usaha.
9
Padahal mereka harus memimpin dan menggerakkan karyawan untuk
melaksanakan rencana, program, dan kegiatan usaha yang ditentukan.
Penilaian terhadap keadaan serta mengadakan penyesuaian rencana,
program, dan kegiatan usaha setiap kali ada perkembangan dalam keadaan
yang dihadapainya.
Dari sisi produksi, koperasi sering mengalami kesulitan untuk
memperoleh bahan baku. Salah satu bahan baku pokok yang sulit
diperoleh adalah modal. Dalam hal kualitas, output koperasi tidak
distandardisasikan, sehingga secara relatif kalah dengan output industri
besar. dalam banyak kasus, output koperasi (dan UKM) tidak memiliki
keunggulan komparatif sehingga sulit untuk dipasarkan.
Koperasi menjadi salah satu unit ekonomi yang punya peran besar
dalam memakmurkan negara ini sejak zaman penjajahan sampai sekarang.
Perkembangan koprasi tidak berkembang ,ini dikarenakan beberapa hal
yaitu:
1. Image koperasi sebagai ekonomi kelas dua masih tertanam dalam
benak orang–orang sehingga, menjadi sedikit penghambat dalam
pengembangan koperasi menjadi unit ekonomi yang lebih besar,
maju dan punya daya saing dengan perusahaan–perusahaan besar.
2. Perkembangan koperasi dimulai dari atas (bottom up) tetapi dari
atas (top down), artinya koperasi berkembang bukan dari kesadaran
masyarakat, tetapi muncul dari dukungan pemerintah yang
disosialisasikan ke bawah. Berbeda dengan yang di luar negeri,
koperasi terbentuk karena adanya kesadaran masyarakat untuk
10
saling membantu memenuhi kebutuhan dan mensejahterakan yang
merupakan tujuan koperasi itu sendiri, sehingga pemerintah tinggal
menjadi pendukung dan pelindung saja. pemerintah bekerja double
selain mendukung juga harus mensosialisasikanya dulu ke bawah
sehingga rakyat menjadi mengerti akan manfaat dan tujuan dari
koperasi.
3. Tingkat partisipasi anggota koperasi masih rendah, ini disebabkan
sosialisasi yang belum optimal. Masyarakat yang menjadi anggota
hanya sebatas tahu koperasi itu hanya untuk melayani konsumen
seperti biasa, baik untuk barang konsumsi atau pinjaman. Artinya
masyarakat belum tahu esensi dari koperasi itu sendiri, baik dari
sistem permodalan maupun sistem kepemilikanya. Mereka belum
tahu betul bahwa dalam koperasi konsumen juga berarti pemilik,
dan mereka berhak berpartisipasi menyumbang saran demi
kemajuan koperasi miliknya serta berhak mengawasi kinerja
pengurus. Keadaan seperti ini tentu sangat rentan terhadap
penyelewengan dana oleh pengurus, karena tanpa partisipasi
anggota tidak ada kontrol dari anggota nya sendiri terhadap
pengurus.
4. Manajemen koperasi yang belum profesional, ini banyak terjadi di
koperasi koperasi yang anggota dan pengurusnya memiliki tingkat
pendidikan yang rendah. contohnya banyak terjadi pada KUD yang
nota bene di daerah terpencil. Banyak sekali KUD yang bangkrut
karena manajemenya kurang profesional baik itu dalam sistem
11
kelola usahanya, dari segi sumberdaya manusianya maupun
finansialnya. Banyak terjadi KUD yang hanya menjadi tempat bagi
pengurusnya yang korupsi akan dana bantuan dari pemerintah yang
banyak mengucur. Karena hal itu, maka KUD banyak dinilai
negatif dan disingkat Ketua Untung Duluan.
5. Pemerintah terlalu memanjakan koperasi, ini juga menjadi alasan
kuat mengapa koperasi Indonesia tidak maju maju. Koperasi
banyak dibantu pemerintah lewat dana dana segar tanpa ada
pengawasan terhadap bantuan tersebut. Sifat bantuanya pun tidak
wajib dikembalikan. Tentu saja ini menjadi bantuan yang tidak
mendidik, koperasi menjadi ”manja” dan tidak mandiri hanya
menunggu bantuan selanjutnya dari pemerintah.
Selain merugikan pemerintah bantuan seperti ini pula akan
menjadikan koperasi tidak bisa bersaing karena terus terusan
menjadi benalu negara. Seharusnya pemerintah mengucurkan
bantuan dengan sistem pengawasan nya yang baik, walaupun
dananya bentuknya hibah yang tidak perlu dikembalikan. Dengan
demikian akan membantu koperasi menjadi lebih profesional,
mandiri dan mampu bersaing.
2.B. Permasalahan Umum Koperasi Dan Solusinya
Masalah yang dihadapi koperasi akan semakin meluas jika tidak
ditangani sesegera mungkin. Sebelum melakukan tindakan pemecahan
masalah langkah awal yang harus kita lakukan adalah menganalisa penyebab
terjadinya masalah. Setelah kita mengetahui akar permasalahannya dimana
12
barulah kita dapat melakukan langkah konkrit yang diharapkan dapat
memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Dalam penyelesaian masalah ini
dibutuhkan keterlibatan semua elemen masyarakat baik pemerintah dan
masayarakat itu sendiri.
Berikut ini masalah yang dihadapi koperasi secara umum dan cara
mengatasi permasalahan tersebut, yaitu :
1. Koperasi jarang peminatnya
Koperasi jarang peminatnya dikarenakan ada pandangan
yang berkembang dalam masyarakat bahwa koperasi adalah usaha
bersama yang diidentikkan dengan masyarakat golongan menengah
ke bawah. Dari sinilah perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat
tentang koperasi. Dengan adanya sosialisasi diharapkan pengetahuan
masyarakat tentang koperasi akan bertambah. Masyarakat dapat
mengetahui bahwa sebenarnya koperasi merupakan ekonomi rakyat
yang dapat menyejahterakan anggotanya. Sehingga mereka berminat
untuk bergabung.
2. Kualitas Sumber Daya yang terbatas
Koperasi sulit berkembang disebabkan oleh banyak faktor,
yaitu bisa disebabkan Sumber Daya Manusia yang kurang. Sumber
daya manusia yang dimaksud adalah pengurus koperasi. Seperti yang
sering dijumpai, pengurus koperasi biasanya merupakan tokoh
masyarakat sehingga dapat dikatakan rangkap jabatan, kondisi
seperti inilah yang menyebabkan ketidakfokusan terhadap
13
pengelolaan koperasi itu sendiri. Selain rangkap jabatan biasanya
pengurus koperasi sudah lanjut usia sehingga kapasitasnya terbatas.
Perlu dilakukan pengarahan tentang koperasi kepada generasi
muda melalui pendidikan agar mereka dadat berpartisipasi dalam
koperasi. Partisipasi merupakan faktor yang penting dalam
mendukung perkembangan koperasi. Partisipasi akan meningkatkan
rasa tanggung jawab sehingga dapat bekerja secara efisien dan
efektif.
3. Banyaknya pesaing dengan usaha yang sejenis
Pesaing merupakan hal yang tidak dapat dielakkan lagi, tetapi
kita harus mengetahui bagaimana menyikapinya. Bila kita tidak peka
terhadap lingkungan (pesaing) maka mau tidak mau kita akan
tersingkir. Bila kita tahu bagaimana menyikapinya maka koperasi
akan survive dan dapat berkembang.
Dalam menanggapi pesaing kita harus mempunyai trik–trik
khusus, trik–trik/langkah khusus tersebut dapat kita lakukan dengan
cara melalui harga barang/jasa, sistem kredit dan pelayanan yang
maksimum. Mungkin koperasi sulit untuk bermain dalam harga, tapi
hal ini dapat dilakukan dengan cara sistem kredit, yang
pembayarannya dapat dilakukan dalam waktu mingguan ataupun
bulanan tergantung perjanjian. Dengan adanya hal seperti ini
diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat untuk menjadi
anggota.
14
4. Keterbatasan Modal
Pemerintah perlu memberikan perhatian kepada koperasi
yang memang kesulitan dalam masalah permodalan. Dengan
pemberian modal koperasi dapat memperluas usahanya sehingga
dapat bertahan dan bisa berkembang. Selain pemerintah, masyarakat
merupakan pihak yang tak kalah pentingnya, dimana mereka yang
memiliki dana lebih dapat menyimpan uang mereka dikoperasi yang
nantinya dapat digunakan untuk modal koperasi.
5. Partisipasi anggota
Sebagai anggota dari koperasi seharusnya mereka
mendukung program-program yang ada di koperasi dan setiap
kegiatan yang akan dilakukan harus melalui keputusan bersama dan
setiap anggota harus mengambil bagian di dalam kegiatan tersebut.
6. Perhatian pemerintah
Pemerintah harus bisa mengawasi jalannya kegiatan koperasi
sehingga bila koperasi mengalami kesulitan, koperasi bisa mendapat
bantuan dari pemerintah, misalnya saja membantu penyaluran dana
untuk koperasi. Akan tetapi pemerintah juga jangan terlalu
mencampuri kehidupan koperasi terutama hal-hal yang bersifat
menghambat pertumbuhan koperasi. Pemerintah hendaknya
membuat kenijakan-kebijakan yang dapat membantu perkembangan
koperasi.
15
7. Manajemen koperasi
Dalam pelaksanaan koperasi tentunya memerlukan
manajemen, baik dari bentuk perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan. Karena hal ini sangat berfungsi dalam
pengambilan keputusan tetapi tidak melupakan partisipasi dari
anggota.
Apabila semua kegiatan koperasi bisa dijalankan dengan baik
dan setiap anggota mau mengambil bagian di dalam kegiatan
koperasi serta perhatian pemerintah dapat memberikan motifasi yang
baik, koperasi pasti dapat berjalan dengan lancar.
BAB III
METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah ,metode kepustakaan
yaitu, metode dengan mengambil data dari bahan pustaka yang relevan dengan
bahan penulisan.
16
BAB IV
PEMBAHASAN
4. A. Runtuhnya Kapitalisme
Globalisasi yang secara bahasa bararti proses integrasi internasional
yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan
aspek-aspek kebudayaan lainnya telah mempengaruhi setiap sendi-sendi
kehidupan manusia, tidak terkecuali perdagangan. Dengan adnya pengaruh dari
globaisasi, perdagangan antar negara dapat dilakukan dengan mudah dan
singkat. Globalisasi jga telah mempengaruhi kita bahwa pasar bebas akan
membawa kemakmuran bagi kita semua. Keyakinan ini diperkuat dengan
momentum runtuhnya Uni Soviet, sebuah negara yang menerapkan ekonomi
terpusat dan mengharamkan kepemilikan perorangan.
Namun, di tegah-tengah kegembiraan tentang globalisasi di berbagai
negara di dunia, sebuah kenyataan mulai bermunculan pada abad ke dua puluh
menuju abad dua puluh satu. Indikasi kemakmuran yang diramalkan
meningkat, tidak terlihat tanda-tandanya. Bahkan dunia telah menyaksikan
berbagai fenomena menurunnya fungsi-fungsi ekonomi dan harapan bagi
semua. Gejala-gejala utama kegagalan secara sistematik ini dapat dilihat dari:
Semakin lesunya pertumbuhan ekonomi.
Semakin besarnya ketidakpastian ekonomi dari negara-negara industri
maju barat termasuk jepang yang telah menciptakan minoritas rakyat yang
hidup di bawah garis kemiskinan, yaitu sekitar 30%lebih dari seluruh
penduduk AS dan Inggris.
17
Semakin tepinggirkannya negara-negara miskin. Sulitnya kehidupan dari
80% penduduk di dunia, terutama yang tinggal di negara-negara
berkembang dan negara-negara miskin mantan anggota blok Uni Soviet di
masa lalu, semakin menjadi-jadi.
Semakin seringnya krisis pasar keuangan dari negara-negara yang telah
mencicipi sistem ekonomi bebas.
Dalam situasi kehancuran keuangan yang semakin terasa ini, tidak ada
satupun lembaga resmi di dunia barat yang mengakui kelemahan model
oraganisasi ekonomi (kapitalisme) ini. Penyebabnya adalah
ketidakmampuan para pemimpin dunia untuk memahami penyebab dasar
masalah ini, karena jika ada pengakuan terbuka atas realitas ini akan
membawa kesimpulan bahwa:
Sistem kapitalis yang dominan dan didasarkan pada keuntungan
pribadi kini sudah pada posisi yang tidak stabil dan semakin
merusak, dan juga sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan
ekonomi modern serta perkembangan teknologi yang sedang
terjadi.
Alternatif model lain yang lebih fungsional akan menghilangkan
praktik-praktik pengalihan kekayaan ekonomi ke tangan berbagai
kelompok minoritas.
4.B. Ekonomi Rakyat Sebagai Katup Krisis Perekonomian Nasional.
Krisis moneter yang pada awalnya dipicu oleh runtuhnya nilai tukar Baht
Thailand pada bulan Juli 1997, kemudian merembet ke negara-negara lain,
termasuk Indonesia.
18
Kekuatan usaha besar tiba-tibamenjadi sirna, lumpuh, tak berdaya
menghadapi krisis ekonomi, yang menjadikan perekonomian nasional seakan
jalan ditempat, bahkan menurut data Badan Pusat Statistik, perekonomian
nasional tercatat bertumbuh minus. Di sisi lain, dunia perbankan menjadi terseok-
seok dan kegiatan sektor riil pun menjadi terngengah-engah untuk bertahan hidup.
Di kala itu tampil peran ekonomi rakyat, yang oleh sebagian pengamat
ekonomi disebut sebagai katup pengaman di masa krisis menerpa perekonomian
nasioanal. Relatif hanya sektor rakyatlah yang pada saat itu relatif mmpu
bertahan dari gempuran krisis ekonomi dan tetap menggulirkan roda
perekonomian bangsa.
Sebagian pengamat berpendapat, bahwa terlalu mengandalkan
kemampuan usaha besar sebagai engine of growth dan kurang memberi peran
yang luas kepada kekuatan ekonomi rakyat, termasuk koperasi, dalam
membangun perekonomian nasional pada masa-masa sebelum krisis ekonomi,
adalaha salah satu sebab runyamnya perekonomian nasional kita dalam
menghadapi krisis.
Sebaliknya membesarnya peran kekuatan ekonomi rakyat slama dan
setelah krisis ekonomi berlangsung, telah memberikan kontribusi yang sangat
positif dalam proses penyembuhan perekonomian nasional, sehngga dalam kurun
waktu kurang dari lima tahun perekonomian nasional kita beransur-angsur mulai
membaik.
19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.A. Kesimpulan
Tantangan yang tidak kecil yang menghadang koperasi yaitu kemampuan
dan kesanggupan mereka untuk bekerja secara lebih produktif dan lebih efisien
sebagai wujud pelaku ekonomi yang berkeunggulan kompetitif di tengah-tengah
perekonomian nasional maupun perekonomian global saat ini dan.
Sementara itu, ancaman besar yang tengah dihadapi koperasi adalah
persaingan yang semakin tajam, bukan saja atas produk barang dan jasa dari para
pelaku ekonomi di dalam negeri, melainkan juga masuknya produk-produk luar
negeri yang sebenarnya sudah dapat diproduksi oleh KUMKM di tanah air
sebagaimana terjual bebas di pasar domestik. Ancaman lain datang dari jaringan
institusi bisnis internasional yang menerobos masuk ke tengah-tengah
masyarakat, termasuk keberadaan pasar-pasar modern, hyper market, dan lain-
lain. Sedangkan hambatan besar yang akan tetap dihadapi oleh koperasi adalah
tingkat kepedulian, keberpihakan, komitmen dari para pemimpin bangsa, para
pengemban kekuasaan dan para pemangku kepentingan yang kerap tidak
konsisten membela keberadaan koperasi.
Berbagai tantangan, ancaman, dan hambatan sebagaimana dipaparkan
diatas, tentunya tidak boleh dipandang sebagai faktor penghambat.
Bila koperasi dan semua pihak dan semua pihak yang selama ini
memberikan dukungan kepada koperasi mau dan mampu menganalis semua
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki koperasi dengan tepat, kemudian mampu
menyiasati dan mengemasnya ke dalam berbagai langkah yang tepat, maka
20
bukan tidak mungkin berbagai tantangan, ancaman, dan hambatan tersebut justru
dapat menjadi faktor pendukung terbukanya peluang usaha yang positif bagi
gerakan koperasi dan ekonomi rakyat pada umunya.
5.B. Saran
Seyogyanya pemerintah harus menjadikan koperasi sebagai garda terdepan
perekonomian Indonesia, dan melalui kebijakan-kebijakan dari pemerintah,
pemerintah dapat menerapkan kebijakan dari hulu hingga hilir sehingga tercipta
tatanan masyarakat yang sejahtera melalui koperasi dan para aktivis koperasi
menjadi fasilitator bagi masyarakat terhadap pemerintah. Sehingga koperasi dapat
bersaing baik di tingkat nasional maupun internasional.
21
DAFTAR PUSTAKA
Gumilar, Hikmat. 2005. Runtuhnya Kapitalisme. Jakarta: Teraju
Soesilo, M. Iskandar Dinamika. 2005. Gerakan Koperasi Indonesia, Corak
Perjuangan Ekonomi Rakyat Untuk Menggapai Sejahtera Bersama. Jakarta:
RMBOOKS dan DEKOPIN.
Husamah. 2013. Dengan Koperasi Kita Wujudkan Kedaulatan Ekonomi. Lomba
Karya Tulis Perkoperasian Tingkat Jawa Timur Kategori Masyarakat Umum.
Malang.
Setiawaty, Sri. 2012. Mengapa Koprasi Tidak Berkembang Dan Maju Secara
Signifikan. Tugas Mata Kuliah Softskill Ekonomi Koperasi. Program Sarjana
Ekonomi Manajemen,
Universitas Gunadarma.
22
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Dhimas Priambodo
Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 19 April 1994
Alamat Rumah : Kp. Prisen desa Kiara
Kecamatan Walantaka
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Status : Mahasiswa
No. Hp : 08974398007
E-mail : [email protected]
TKIT IbadurrahmanTahun 1999-2000
SDN 1 Ciruas 2000-2006
SMPN 1 Ciruas 2006-2009
SMAN 1 Kota Serang 2009-2012
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Tahun
2012
Pelatihan Ipteks Bagi Kewirausahaan 2014
Finalis Fun Life In Green Hill Tournament 2011
Finalis Lomba Karya Seni Pramuka (KANIRA) 2011
DATA PRIBADI
RIWAYAT PENDIDIKAN
PENDIDIKAN FORMAL
PRESTASI
PENDIDIKAN NONFORMAL
23
Finalis Lomba Kreatifitas Kewirausahaan Tingkat Universitas 2013
Penerima Dana Hibah Program kreatifitas Mahasiswa-Kewirausahaan Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Bendahara Umum Pramuka 2011-2012
Ketua Divisi Pengembangan Potensi Pelajar (P3) Risma Al-Hidayah 2011-2012
Ketua Umum Risma Riyadhul Jannah 2010-2015
Ketua Divisi Kajian Islamic Economic Society (IES) 2014-2015
Ketua Divisi Bidang Peralatan Mahasiswa Penjelajah Alam (MAPALAUT) 2014-
2015
Menejer HRD Koperasi Kesejahteraan Mahasiswa Untirta (KOKESMA) 2014-
2015
Anggota Divisi Media Tirtayasa Research and Academic Society (TRAS) 2014-
2015
PENGALAMAN ORGANISASI