sejarah dan latar belakang terbentuknya kampung bebas ...

16
Halaman : 1/16 SEJARAH DAN LATAR BELAKANG TERBENTUKNYA KAMPUNG BEBAS ASAP ROKOK DI RW VI TEGALHARJO Pelatihan Analisa Sosial Kampung Tanpa Rokok (ANSOS KTR) bersama Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) Hotel Aston Solo 25 – 29 Maret 2019

Transcript of sejarah dan latar belakang terbentuknya kampung bebas ...

Halaman : 1/16

SEJARAH DAN LATAR BELAKANG

TERBENTUKNYA KAMPUNG BEBAS ASAP ROKOK

DI RW VI TEGALHARJO

Pelatihan

Analisa Sosial Kampung Tanpa Rokok (ANSOS KTR) bersama

Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA)

Hotel Aston Solo

25 – 29 Maret 2019

Halaman : 2/16

Halaman : 3/16

Halaman : 4/16

DESKRIPSI

Dalam mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat,

nyaman dan melindungi anak-anak dari bahaya asap rokok

adalah dengan menciptakan lingkungan yang bersih dari

asap rokok yang kita tahu memberikan banyak dampak

negatif baik bagi perokok itu sendiri maupun orang yang ada

disekitarnya.

Ada beberapa permasalahan terkait mewujudkan

lingkungan yang bersih dari asap rokok salah satunya yaitu

kurangnya kesadaran dan kepedulian para perokok untuk

merokok pada tempatnya dan tidak merokok disembarang

tempat.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu

adanya kegiatan yang dapat menggugah kesadaran dan

kepedulian perokok aktif terhadap lingkungan sekitar

dengan membentuk suatu kawasan lingkungan yang bebas

dari asap rokok di satu wilayah RW di Kelurahan Tegalharjo

yang dinamai Kampung Bebas Asap Rokok.

Kampung bebas asap rokok adalah tempat untuk

menghimbau perokok agar tidak merokok di sembarang

tempat dengan tujuan untuk mewujudkan lingkungan yang

bersih sehat dan nyaman, memberikan perlindungan bagi

masyarakat bukan perokok, menurunkan angka perokok,

mencegah perokok pemula dan melindungi generasi muda

dari penyalahgunaan narkoba karena rokok adalah salah

satu pintu masuknya narkoba, memberikan pengertian

kepada perokok untuk tidak merokok ditempat-tempat yang

sudah menjadi kesepakatan bebas asap rokok yang sifatnya

tidak melarang tapi hanya membatasi.

Diharapkan dengan Terbentuknya Kampung Bebas

Asap Rokok Masyarakat tidak lagi merokok disembarang

tempat sehingga akan tercipta lingkungan yang bersih, sehat

dan nyaman bagi semua orang. (Sumber: Iwan Murtanto, SE., MM)

Halaman : 5/16

LATAR BELAKANG

Hidup sehat adalah dambaan semua orang. Untuk

dapat hidup sehat seseorang membutuhkan suatu lingkungan

yang sehat. Salah satu ciri lingkungan yang sehat adalah

lingkungan yang bersih, asri dan bebas dari asap rokok.

Untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas

asap rokok Pemerintah Kota Surakarta telah mengeluarkan

Peraturan Walikota Surakarta Nomor : 13 Tahun 2010 tentang

Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok.

Namun saat ini kita masih banyak menemui masyarakat baik

tua, muda bahkan anak dan perempuan dengan santainya

merokok di sembarang tempat seolah itu sudah menjadi suatu

hal yang biasa dan tidak berdampak bagi orang lain

disekitarnya. Orang yang mengerti dan sadar tentang

kesehatan pastinya akan prihatin dengan keadaan seperti ini.

Merokok itu jelas merugikan kesehatan bagi diri sendiri dan

orang lain selain itu juga menciptakan lingkungan yang tidak

sehat terlebih bagi anak dan ibu hamil.

Lingkungan perokok menjadi salah satu faktor utama

yang menyebabkan anak dan remaja menjadi perokok. Masa

anak-anak dan remaja yang penuh dengan rasa ingin tahu

membuat mereka ingin mencoba banyak hal. Mereka belum

tahu bahaya merokok. Padahal seperti yang sudah kita

ketahui bahwa rokok mengandung nikotin yang

mengakibatkan kecanduan. Maka sekali merokok, akan sulit

untuk berhenti, kecuali ada kemauan yang keras dan bantuan

dari lingkungan.

Seperti kita ketahui bahwa asap rokok sangat

berbahaya bagi kesehatan baik itu perokok aktif maupun

pasif diantaranya adalah meningkatnya resiko kanker paru-

paru, penyakit jantung, gangguan kehamilan dan lain

sebagainya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa merokok

di tempat umum dan tidak memperdulikan orang lain yang

Halaman : 6/16

tidak merokok adalah orang yang egois karena asap yang

dikeluarkan lebih berbahaya daripada yang masuk ke dalam

tubuh perokok pasif hal ini dikarenakan asap rokok

mengandung lebih banyak nikotin, karbon monoksida, tar

dan zat kimia berbahaya lainnya.

Data hasil pendataan PHBS yang dilaksanakan pada

bulan Juli Tahun 2017 dari seluruh KK yang dikunjungi yaitu

sejumlah 1.477 KK hanya 743 KK yang tidak merokok

sisanya sebanyak 734 KK atau sebesar 49,68% ada anggota

keluarga yang merokok. Sedangkan orang yang sakit akibat

rokok yang berobat di Puskesmas Purwodiningratan pada

tahun 2018 sebanyak 50 orang dan hanya 3 orang yang

datang ke klinik berhenti merokok. (Sumber: Iwan Murtanto, SE.,

MM)

Diawali dari adanya Peraturan Walikota Surakarta

nomor : 13 Tahun 2010 tentang Kawasan Tanpa Rokok dan

Kawasan Terbatas Merokok yang merupakan tindak lanjut

dari UU no. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; Peraturan

Pemerintah no. 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok

bagi Kesehatan; Surat Menteri Dalam Negeri no. 440/945/Sj

tanggal 17 April 2008 perihal: Peringatan Hari Tanpa

Tembakau se-Dunia dan Larangan Merokok di Tempat

Umum/Ruang Kerja.

Pemerintah Kotamadya Surakarta telah menerapkan

Kawasan Bebas Asap Rokok ditempat umum dan

mewajibkan setiap Kelurahan untuk menunjuk Kampung

Bebas Asap Rokok.

Di Kelurahan Tegalharjo telah dilakukan sosialisasi

awal sejak bulan April 2018 dengan materi perlunya

mengenali bahaya merokok bagi kesehatan serta orang lain

di lingkungan tinggal yang meliputi; pengertian rokok;

dampak merokok bagi kesehatan manusia termasuk solusi

mengurangi dampak merokok dengan menunjuk 2 kampung

bebas asap rokok di tingkat RW yaitu RW II dan RW VI

sebagai percontohan.

Halaman : 7/16

Kegiatannya untuk menghimbau perokok agar tidak

merokok di dalam rumah, juga agar membiasakan para

perokok aktif tidak merokok di dalam rumah, di dalam

pertemuan, di depan ibu hamil, di depan anak-anak maupun

ditempat umum.

Dalam pembentukan Kampung Bebas Asap Rokok

tersebut tahapan-tahapan yang telah dilakukan antara lain:

Dilakukannya sosialisasi tentang maksud dan tujuan

pembentukan kampung bebas asap rokok,

Kelurahan menunjuk wilayah RW II dan RW VI untuk

dijadikan contoh kampung bebas asap rokok,

Adanya komitmen dan dukungan dari Puskesmas

Purwodiningratan, Kelurahan Tegalharjo, masyarakat RT

dan RW yang dituangkan dalam penandatanganan naskah

deklarasi dan pencanangan oleh Camat Jebres,

Pemasangan spanduk/himbauan ditempat strategis,

Menyediakan pojok-pojok rokok sebagai tempat bagi

perokok aktif.

Membantu penghijauan di jalan kampung Semeru Barat III

di RW 06.

Dalam kurun waktu kurang lebih 6 bulan sejak

terbentuknya Kampung Bebas Asap Rokok di kawasan RW

VI, dirasakan cukup menggungah kesadaran dan kepedulian

perokok aktif tidak merokok disembarang tempat. Walaupun

belum bisa merubah kebiasaan merokok menjadi berhenti

tidak merokok, namun sudah mampu menumbuhkan budaya

malu merokok ditempat umum karena akan kena teguran

dari warga masyarakat yang tidak merokok.

Untuk meningkatkan budaya malu merokok ditempat

umum menjadi budaya tidak merokok atau berhenti merokok

masih memerlukan perjalanan yang panjang. Dengan

meningkatkan dasar hukumnya dari Peraturan Walikota

Surakarta menjadi Peraturan Daerah yang ditindak lanjuti

para kader memberikan peringatan langsung, adakan

sosialisasi dampak negative merokok, pemasangan sticker

Halaman : 8/16

/rambu peringatan kampung bebas asap rokok secara terus

menerus dan berkesinambungan, kami optimis akan berhasil

tercipta Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas

Merokok di wilayah RW VI khusunya dan di wilayah

Kelurahan Tegalharjo umumnya.

TAHAPAN PEMBENTUKAN KAMPUNG BEBAS ASAP ROKOK

I. SOSIALISASI DEKLARASI

.

.

Halaman : 9/16

II. DEKLARASI

Halaman : 10/16

III. BINTEK

Halaman : 11/16

IV. PENCANANGAN DAN DEKLARASI

Halaman : 12/16

V. FOTO KAMPUNG BEBAS ASAP ROKOK RW06

Halaman : 13/16

VI. KEGIATAN PENGHIJAUAN

DI JL. SEMERU BARAT III RW. 06

Halaman : 14/16

Halaman : 15/16

Halaman : 16/16

DEKLARASI DAN SOSIALISASI

KAMPUNG BEBAS ASAP ROKOK RW II DAN VI KELURAHAN TEGALHARJO

bersama

PUSKESMAS PURWODININGRATAN

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT SURAKARTA

26 Oktober 2018