Konstruksi Plat Lantai

24
223 BAB 10 MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN Dalam penggambaran konstruksi beton untuk keperluan pelaksanaan pembangunan gedung sangat berperan. Untuk itu perlu dikuasai oleh seseorang yang berkecimpung dalam pelaksanaan pembangunan. Gambar konstruksi beton bertulang merupakan komponen dalam bangunan yang tidak dapat dipisahkan dengan komponen lainnya karena merupakan salah satu subsistem dalam bangunan. Dalam penggambaran kadang-kadang tidak sesuai dengan keadaan lapangan. Untuk itu dalam penggambaran harus sesuai dengan perencanaan, tetapi dalam pelaksanaan jangan sampai menyimpang terlalu jauh karena dapat mengakibatkan fatal atau kegagalan dalam konstruksi. Pada materi gambar konstruksi beton ini akan menjelaskan tentang simbol yang dipakai, aturan, atau persyaratan dasar dalam konstruksi beton bertulang. Dengan adanya materi ini diharapkan dapat menjelaskan kepada orang lain bagaimana menggambar konstruksi beton yang benar tidak menyalahi aturan yang berlaku. Dalam materi ini diawali dengan simbol-simbol, pembengkokan tulangan, persyaratan konstruksi beton bertulang untuk pelat dan balok, penggambaran konstruksi beton bertulang sesuai perhitungan konstruksi. 10.1 Simbol Konstruksi Beton Bertulang Agar dalam penggambaran konstruksi beton bertulang dapat jelas dalam pembacaannya, maka perlu ada tanda atau simbol penunjang dalam penggambaran sehingga siapapun penggunanya dapat menterjemahkan gambar tersebut untuk diri sendiri maupun kepada orang lain. Ataupun pengertian gambar antara satu dengan lainnya sama.

Transcript of Konstruksi Plat Lantai

223

BAB 10MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN

Dalam penggambaran konstruksi beton untuk keperluan pelaksanaanpembangunan gedung sangat berperan. Untuk itu perlu dikuasai oleh seseorangyang berkecimpung dalam pelaksanaan pembangunan.Gambar konstruksi beton bertulang merupakan komponen dalam bangunan yangtidak dapat dipisahkan dengan komponen lainnya karena merupakan salah satusubsistem dalam bangunan. Dalam penggambaran kadang-kadang tidak sesuaidengan keadaan lapangan. Untuk itu dalam penggambaran harus sesuai denganperencanaan, tetapi dalam pelaksanaan jangan sampai menyimpang terlalu jauhkarena dapat mengakibatkan fatal atau kegagalan dalam konstruksi.Pada materi gambar konstruksi beton ini akan menjelaskan tentang simbol yangdipakai, aturan, atau persyaratan dasar dalam konstruksi beton bertulang. Denganadanya materi ini diharapkan dapat menjelaskan kepada orang lain bagaimanamenggambar konstruksi beton yang benar tidak menyalahi aturan yang berlaku.Dalam materi ini diawali dengan simbol-simbol, pembengkokan tulangan,persyaratan konstruksi beton bertulang untuk pelat dan balok, penggambarankonstruksi beton bertulang sesuai perhitungan konstruksi.

10.1 Simbol Konstruksi Beton BertulangAgar dalam penggambaran konstruksi beton bertulang dapat jelas dalampembacaannya, maka perlu ada tanda atau simbol penunjang dalampenggambaran sehingga siapapun penggunanya dapat menterjemahkangambar tersebut untuk diri sendiri maupun kepada orang lain. Ataupunpengertian gambar antara satu dengan lainnya sama.

224

Simbol/Tanda-Tanda dan Keterangan dalam Konstruksi BetonBertulang

Tabel 10.1

225

Tabel 10.2

226

Tabel 10.3

227

Tabel 10.4

228

10.2 Menggambar Denah Rencana Penulangan Pelat Lantai

Gambar 10.1Denah Penulangan Pelat Luifel

Ditentukan :– Pelat luifel (lihat gambar di atas)– Luas tulangan yang diperlukan A = 5,35 cm2

Diminta:– Gambarkan penulangannya dengan skala 1 : 25!– Hitung tonase tulangan yang diperlukan!– Hitung kubikasi/volume beton yang diperlukan!

229

Gambar 10.2Denah Penulangan Pelat Atap Satu Petak

Ditentukan:– Pelat atap satu petak (lihat gambar di atas)– Luas tulangan lapangan b sejajar lebat pelat = A lb = 5,82 cm2

– Luas tulangan lapangan l sejajar panjang pelat = A ll = 3,30 cm2

– Luas tulangan tumpuan b sejajar lebat pelat = A tb = 7,05 cm2

– Luas tulangan tumpuan l sejajar panjang pelat = A tl = 6,20 cm2

Diminta:– Gambarkan penulangannya dengan skala 1 : 25!– Hitung tonase tulangan yang diperlukan!– Hitung kubikasi/volume beton yang diperlukan!

230

Gambar 10.3Denah Penulangan Pelat Lantai

Ditentukan:– Pelat lantai satu petak (lihat gambar di atas)– Luas tulangan lapangan b sejajar lebat pelat = A lb = A lx = +6,82 cm2

– Luas tulangan lapangan l sejajar panjang pelat = A ll = A ly = +4,74 cm2

– Luas tulangan tumpuan b sejajar lebat pelat = A tb = A tx = –8,16 cm2

– Luas tulangan tumpuan l sejajar panjang pelat = A tl = A ty = –5,89 cm2

Diminta:– Gambarkan penulangannya dengan skala 1 : 25!– Hitung tonase tulangan yang diperlukan!– Hitung kubikasi/volume beton yang diperlukan!

Catatan:Tulangan pokok yang dipasang hanya boleh menggunakan besi tulangandiameter 8 mm dan 10 mm.

231

Gambar 10.4Penulangan Pelat Lantai Lebih dari Satu Petak

Ditentukan:

Pelat lantai lebih dari satu petak (lihat gambar di atas)

– Pelat (a) : A lx = +5,42 cm2

A ly = +2,42 cm2

A tx = –6,28 cm2

A ty = –3,59 cm2

– Pelat (b) : A lx = +2,82 cm2

A ly = +2,62 cm2

A tx = –3,52 cm2

A ty = –3,14 cm2

– Pelat (c) : A t = 5,82 cm2

Diminta:– Gambarkanlah penulangan pelat lantai tersebut di atas dengan skala 1 : 50!– Hitunglah kebutuhan baja/besi beton bertulang dan kubikasi beton!

232

10.3 Menggambar Detail Potongan Pelat LantaiAgar dalam penggambaran konstruksi beton bertulang untuk pelat luifel, atapdan lantai sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan perlu memahamiketentuan-ketentuan yang terkandung dalam konstruksi beton bertulang.

Jenis TulanganTulangan-tulangan yang terdapat pada konstruksi pelat beton bertulang adalah:

1) Tulangan pokoka. Tulangan pokok primer, ialah tulangan yang dipasang sejajar (//)

dengan sisi pelat arah lebar (sisi pendek) dan dipasang mendekatisisi luar beton.

b. Tulangan pokok sekunder, ialah tulangan yang dipasang sejajar (//)dengan sisi pelat arah panjang dan letaknya di bagian dalam setelahtulangan pokok primer.

2) Tulangan susut ialah tulangan yang dipasang untuk melawan penyusutan/pemuaian dan pemasangannya berhadapan dan tegak lurus dengantulangan pokok dengan jarak dari pusat ke pusat tulangan susut maksimal40 cm.

3) Tulangan pembagi ialah tulangan yang dipasang pada pelat yangmempunyai satu macam tulangan pokok, dan pemasangannya tegak lurusdengan tulangan pokok. Besar tulangan pembagi 20% dari tulangan pokokdan jarak pemasangan dari pusat ke pusat tulangan pembagi maksimum25 cm atau tiap bentang 1 meter 4 batang.

Pemasangan tulangan pembagi biasanya terdapat pada konstruksi pelatluifel/atap/lantai dan dinding. Tulangan pembagi berguna:

– Menahan tulangan pokok supaya tetap pada tempatnya– Meratakan pembagian beban– Mencegah penyusutan konstruksi

233

Pemasangan TulanganKetentuan pada tulangan pokok pelat

Keterangan:T = Tebal pelatt = Jarak bersihpemasangan tulangan

= 2,5cm minimal2,5 cm

= 2 T= 20 cm

Gambar 10.5 Tulangan Pokok Pelat

a = Selimut betona = 1,5 cm, bilamana berhubungan dengan air laut atau asam ditambah 1 cm

Apabila momen yang bekerja kecil, maka jarak tulangan pokok dari pusat kepusat maksimal 40 cm.Untuk segala hal tulangan pelat tidak boleh kurang dari 0,25% dari luaspenampang beton (untuk keperluan tulangan pokok, pembagi, dan susut).

Tebal PelatPelat atap = 7 cm minimal 7 cmPelat lantai = 12 cm minimal 12 cm

Diameter Tulangan PelatBaja lunak tulangan pokok = Ø 8 mm dan tulangan pembagi Ø 6 mmBaja keras tulangan pokok = Ø 5 mm dan tulangan pembagi Ø 4mm

Pada pelat yang tebalnya lebih dari 25 cm, penulangan pada setiap tempatharus dipasang rangkap (dobel) dan ini tidak berlaku pada pondasi telapak.

234

DindingUntuk konstruksi dinding, yang perlu mendapatkan perhatian adalah tebal daridinding vertikal (T) adalah:

T = 1/ 30 bentang bersihApabila menerima lenturan (M lentur) T = 12 cm minimal 12 cmApabila tidak menerima lentur T = 10 cm minimal 10 cmUntuk dinding luar di bawah tanah tebalnya = 20 cm tebal minimal 20 cm

Penulangan dinding untuk reservoir air dan dinding bawah tanah:Tebal dinding (T) 30 cm < T = 12 cmPenulangan senantiasa dibuat rangkapPenulangan dinding yang horizontal dan untuk memikul susut seratperubahan suhu minimal 20% F beton yang adaContoh:Tebal dinding 12 cm. Penulangan yang dibutuhkan setiap 1 m2 = 0,25 x 12 cm2

= 3 cm2

Diameter tulangan pokok minimal Ø 8 mm dan tulangan pembagi minimalØ 6 mmApabila terdapat lubang pada dinding, maka harus dipasang minimal 2 Ø16 mm dan diteruskan paling sedikit 60 cm melalui sudut-sudut lubang

Gambar 10.6Penulangan Dinding Reservoir Air dan Dinding Bawah Tanah

235

Sistem konstruksi pada tepi pelat:Terletak bebasTerjepit penuhTerjepit elastis

Konstruksi Terletak BebasApabila tepi pelat itu ditumpu di atas suatu tumpuan yang dapat berputar (tidakdapat menerima momen), misalnya pelat tersebut terletak di atas dindingtembok.

Gambar 10.7 Konstruksi Terletak Bebas

Konstruksi Terjepit PenuhApabila tepi pelat terletak di atas tumpuan yang tidak dapat berputar akibatbeban yang bekerja pada pelat tersebut, misalnya pelat tersebut menjadi satukesatuan monolit dengan balok penahannya.

Gambar 10.8 Konstruksi Terjepit Penuh

Konstruksi Terjepit ElastisApabila tepi pelat terletak di atas tumpuan yang merupakan kesatuan monolitdengan balok pemikulnya yang relatif tidak terlalu kaku dan memungkinkanpelat dapat berputar pada tumpuannya.

236

Pemasangan TulanganPemasangan tulangan pelat yang dipasang pada empat sisi:1) Pemasangan tulangan untuk memikul momen lapangan dalam arah yang

// dengan tepi pelat dapat dikurangi sampai setengahnya.2) Setiap sudut pelat yang ditumpu bebas, harus dipasang tulangan atas

dan bawah dalam kedua arah. Ini akan berguna untuk menahan momen-momen puntir.Jumlah tulangan untuk kedua arah harus diambil sama dengan jumlahtulangan yang terbesar, dan daerah pemasangannya = 1/5 bentang pelat.Contoh:Al = 2,96 cm2 Ø 8–17Ab = 3,59 cm2 Ø 8–14

Maka tulangan disudut pelat tersebut, untuk atas dan bawah harus dipasangdalam ke dua arah yaitu Ø 8–14.

Gambar 10.9Pemasangan Tulangan pada Empat Sisi

237

3) Pada pelat-pelat, apabila l / b atau ly / lx > 2,5a) Untuk pelat satu petak

Pada arah ly harus dipasang tulangan dengan besar momen(M ly) = 1/5 Momen lx atau = 0,2 M lxPada tumpuan jarak ly juga harus dipasang tulangan denganbesarnya Momen (M ty) = 0,6 M lx dan bagian yang dipasangtulangan harus = 1/5 l x

Gambar 10.10Pemasangan Tulangan untuk Pelat Satu Petak

Catatan:l y = sisi pelat yang panjangl x = sisi pelat yang pendek

b) Untuk pelat menerus (lebih sari satu petak)dimana l y / l x > 2,5Untuk pelat yang terjepit atau menerus dipasang tulangan tumpuannegatif yaitu M ty = –0,3 M lxPelat terletak bebas, dipasang minimal 1/5 lx atau 0,2 lx dan pada sisipendek harus juga dipasang tulangan tumpuan positif sebesar (M ty)M ty = + 0,3 M lx dan tulangan dipasang panjang minimal ½ lx

238

Gambar 10.11Pemasangan Tulangan untuk Pelat Menerus

c) Untuk pelat yang dipikul hanya 2 sisi yang sejajarDianggap dengan perbandingan ly/lx > 2,5 dan hanya ada tulanganpokokM ly = Momen lapangan // lebar pelatM tx = Momen tumpuan // lebar pelat

Memilih Besi BetonUntuk menentukan atau memilih diameter tulangan pada konstruksi betonbertulang setelah besaran atau luas tulangan hasil perhitungan didapatkanuntuk keperluan penggambaran harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut.– Daftar konstruksi beton bertulang

i. Luas penampang tulangan besi beton dalam cm2 untuk setiap lebarpelat 100 cm

ii. Garis tengah tulangan besi beton dalam mm, berat dalam kg/m danluas penampang baja bulat dalam cm2

iii. Garis tengah tulangan besi beton dalam mm, berat dalam kg/m, luaspenampang baja bulat dalam cm2 serta minimal lebar balok atau kolomdalam cm dengan ketebalan penutup balok tertentu dan diametersengkang

239

– Ketentuan jarak minimal dan maksimal tulangan yang boleh dipasang– Ketentuan jumlah minimal yang harus dipasang– Ketentuan besarnya diameter minimal untuk suatu konstruksi– Pilih diameter besi beton yang beredar dalam pasaran atau perdagangan

Memilih Besi Beton untuk Pelat– Tulangan terdiri dari tulangan tumpuan dan lapangan.– Teknik pemasangan ada yang lurus saja untuk kepraktisan dan kecepatan

dalam pemasangan. Tetapi ada pula yang pemasangannya dibengkokkanpada ¼ bentang untuk daerah tumpuan dan lapangan, agar lebih hematkarena sesuai dengan fungsinya. Dan dalam perhitungan atau memilihtulangan lapangan dibagi 2 karena jalur pemasangan dibuat bergantian.

– Tulangan lapangan dipilih terlebih dahulu dengan melihat daftar apakahluasnya sudah memenuhi sesuai dengan perhitungan, setelah itu barumenetapkan jarak tulangan. Ingat, jangan lupa minimal dan maksimal jaraktulangan serta minimal diameter tulangan yang boleh digunakan.

– Kekurangan luas pada tumpuan dicari lagi besarannya dalam daftarsehingga luas tumpuan terpenuhi. Panjang tulangan tumpuan biasanya ¼bentang pelat. Pada tulangan tumpuan perlu besi beton pengait atautulangan pembagi dengan diameter Ø 8–20

– Penulangan pelat atap pemasangannya sama dengan pelat lantai hanyasaja perlu tulangan susut dengan tulangan diameter 6 mm jarak 40 cm(Ø 6–40). Pemasangan tulangan susut diharapkan tidak terjadi retak-retakkarena perubahan cuaca.

– Untuk pelat luifel terdiri dari tulangan pokok dan pembagi serta bilamanaperlu diberikan juga tulangan susut yang menyilang terletak di bawahdengan diameter 6 mm jarak 40 cm (Ø 6–40).

240

Contoh Penggambaran Penulangan Pelat Luifel.

Gambar 10.12Penulangan Pelat Luifel

241

Untuk pelat luifel sebuah bangunan kantor lihat gambar dibutuhkan tulanganA = 5,31 cm2. Gambarlah rangkaian penulangan luifel tersebut dengan mutubeton K 125 dan baja U22! Penyelesaian:A = 5,31 cm2 dipilih Ø 10–14 = 5,61 cm2 > 5,31 cm2 (OK)Tulangan pembagi = 20% x 5,61 = 1,12 cm2 dipilih Ø6–25 =1,13 > 1,12 cm2 (OK)

Contoh Penggambaran Penulangan Pelat Lantai:

Gambar 10.13Penulangan Pelat Lantai

Suatu pelat lantai satu petak dibutuhkan tulangan seluas : Alx = 3,37 cm2;Aly = 2,37 cm ; Atx = 7,05 cm2 ; Aty = 5,00 cm2

Gambarkan penulangan pelat tersebut jika mutu bahan, beton : K175 danbaja : U22

Alx = 3,37 cm2 dipilih Ø 8–14,5 = 3,47 cm2 > 3,37 cm2 (OK)Masuk tumpuan Atx = 3,47/2 = 1,73 cm2 Ø 8– 29Tulang tumpuan tambahan Atx = 7,05 – 1,73 = 5,32 cm2 dipilih Ø 10–14,5= 5,42 cm2 > 5,32 cm2 (OK)Jadi, jumlah tumpuan Atx yang dipasang = 1,73 + 5,42 = 7,15 > 7,05 cm2

Tulangan pembagi yang dibutuhkan = 20% x 7,15 = 1,43 cm2 dipilih Ø 6–15= 1,89 cm2 > 1,43 cm2 (OK)Aly = 2,37 cm2 dipilih Ø 8–20 = 2,51 cm2 > 2,37 cm2 (OK)Masuk tumpuan Aty = 2,51/2 = 1,25 cm2 Ø 8–40

242

Tulang tumpuan tambahan Atx = 5,00–1,25 = 3,75 cm2 dipilih Ø 10–20= 3,93 cm2 > 3,75 cm2 (OK)Jadi jumlah tumpuan Aty yang dipasang = 1,25 + 3,93 = 5,18 > 5,00 cm2

Tulangan pembagi yang dibutuhkan = 20% x 5,18 = 1,04 cm2 dipilih Ø 6–14,5= 1,95 cm2 > 1,04 cm2 (OK)

Tulangan susut tidak perlu dipasang karena selalu terlindung.

Contoh Penggambaran Penulangan Pelat Atap

Gambar 10.14Penulangan Pelat Atap

Pelat atap satu petak dibutuhkan tulangan seluas : Alx = 3,36 cm2 ; Aly= 1,89 cm ; Atx = 6,83 cm2 ; Aty = 4,63 cm2

Gambarkan penulangan pelat tersebut jika mutu bahan, beton : K125 danbaja : U24Alx = 3,36 cm2 dipilih Ø 8–14,5 = 3,47 cm2 > 3,36 cm2 (OK)Masuk tumpuan Atx = 3,47/2 = 1,73 cm2 Ø 8–29Tulang tumpuan tambahan Atx = 6,83 – 1,73 = 5,10 cm2 dipilih Ø 10–14,5= 5,42 cm2 > 5,10 cm2 (OK)Jumlah tumpuan Atx yang dipasang = 1,73 + 5,42 = 7,15 > 6,83 cm2

Aly = 1,89 cm2 dipilih Ø 8–20 = 2,51 cm2 > 1,89 cm2 (OK)Masuk tumpuan Aty = 2,51/2 = 1,25 cm2 Ø 8–40Tulang tumpuan tambahan Atx = 4,63 – 1,25 = 3,38 cm2 dipilih Ø 10–20= 3,93 cm2 > 3,38 cm2 (OK)

243

Jadi jumlah tumpuan Aty yang dipasang = 1,25 + 3,93 = 5,18 > 4,63 cm2 OK

Tulangan pembagi yang dibutuhkan untuk tumpuan Atx = 20% x 7,15= 1,43 cm2 dipilih Ø 6–15 = 1,89 cm2 > 1,43 cm2

Untuk tumpuan Aty = 20 % x 5,18 = 1,04 cm2 Ø 6–14,5 = 1,95 cm2 > 1,04 cm2

Tulangan susut perlu dipasang karena pelat atap tidak terlindung dariperubahan-perubahan.Contoh Penggambaran Penulangan Pelat Atap dan Luifel

Gambar 10.15Penulangan Pelat Atap dan Luifel

244

Sebuah rumah jaga dengan atap pelat datar dari beton bertulang.Luas tulangan Alx = 3,66 cm2

Aly = 4,45 cm2

Atx = 9,00 cm2

Aty = 6,79 cm2

Luifel A = 5, 30 cm2

Untuk menjaga puntiran maka setiap sudut pelat dipasang tulangan denganluas = 5,30 cm2

Alx = 3,66 cm2 dipilih Ø 10–20 = 3,93 cm2 > 3,66 cm2 (OK)Masuk tumpuan Atx = 3,93/2 = 1,96 cm2 Ø 10–40Tulang tumpuan tambahan Atx = 9,00 – 1,96 = 7,04 cm2 dipilih Ø 10–10= 7,85 cm2 > 7,04 cm2 (OK)Jumlah tumpuan Atx yang dipasang = 1,96 + 7,85 = 9,81 > 9,00 cm2

VW = 1/5 x 9,81 = 1,96 cm2 Ø 6–14 = 2,02 cm2 > 1,96 cm2 OKAly = 3,45 cm2 dipilih Ø 8–14 = 3,59 cm2 > 3,45 cm2 (OK)Masuk tumpuan Aty = 3,59/2 = 1,79 cm2 Ø 8–28Tulang tumpuan tambahan Atx = 6,79 – 1,79 = 5,00 cm2 dipilih Ø 10–14= 5,61 cm2 > 5,00 cm2 (OK)Jadi jumlah tumpuan Aty yang dipasang = 1,79 + 5,61= 7,40 > 6,79 cm2 OKVW = 1/5 x 7,40 = 1,48 cm2 Ø 6–15 = 1,89 cm2 > 1,48 cm2 OKLuifel A = 5,30 cm2 Ø 10–10 // lx

Ø 10–14 // ly

245

Contoh Penggambaran Penulangan Pelat Atap Lebih dari Satu Petak

Gambar 10.16Penulangan Pelat Atap Lebih dari Satu Petak

Pelat (a) Atx = 2.77 cm2 Ø 8–13 = 2,87 cm2 > 2,77 cm2

Aty = 2.90 cm2 Ø 8–17 = 2,96 cm2 > 2,90 cm2

Alx = 1.90 cm2 Ø 8–20 = 2,57 cm2 > 1,90 cm2

Aly = 1,66 cm2 Ø 8–20 = 2,57 cm2 > 1,66 cm2

Pelat (b) Atx = 4.16 cm2 Ø 8–12 = 4,19 cm2 > 4,16 cm2

Aty = 2.90 cm2 Ø 8–17 = 2,96 cm2 > 2,90 cm2

Alx = 1,90 cm2 Ø 8–20 = 2,51 cm2 > 1,90 cm2

Ay = 1.66 cm2 Ø 8–20 = 2,51 cm2 > 1,66 cm2

Pelat Luifel (c) : 3,25 cm2 Ø 8–12 = 3,87 cm2 > 3,28 cm2 // AtxØ 8–7 dan Ø 8–68 = 2,70 > 3,28 cm2 // Aty

246

Latihan1. Terangkan dengan singkat apa arti simbol:

– a, b, c, …..dan seterusnya– 3 Ø 14– Ø 12–18– v w Ø 8–20

2. Berapa tebal minimal untuk pelat atap dan lantai?

3. Sebutkan macam-macam tulangan yang dipasang pada pelat atap!

4. Berapa jarak atau panjang daerah tulangan tumpuan pada pelat?

5. Pelat luifel dibutuhkan tulangan seluas A = 6,94 cm2.Hitunglah luas tulangan pembagi yang diperlukan dan tentukan diameter yangdipilih!

6. Sebuah pelat lantai membutuhkan tulangan A lx = 3,08 cm2 dan A tx = 6,22 cm2,jika tulangan untuk lapangan dipilih diameter 8 mm, tentukan tulangan tambahanuntuk tulangan tumpuannya!