Kisah - Kisah Dalam Al-Quran Antara Fiksi dan Fakta

34
TUGAS ULUMUL QURAN Qasas Al-Quran (Kisah-Kisah dalam Al-Quran Antara Fiksi dan Fakta) M. ANUGRAH ARIFIN NIM:154141009 DI AJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ULUMUL QURAN DOSEN PENGAMPU DR. FAKHRURRAZI, MA

Transcript of Kisah - Kisah Dalam Al-Quran Antara Fiksi dan Fakta

TUGAS ULUMUL QURAN

Qasas Al-Quran

(Kisah-Kisah dalam Al-Quran Antara Fiksi dan

Fakta)

M. ANUGRAH ARIFINNIM:154141009

DI AJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ULUMUL QURAN

DOSEN PENGAMPUDR. FAKHRURRAZI, MA

2

Jurusan Magister Pendidikan Agama IslamInstitut Agama Islam Negeri Mataram

DAFTARA ISI

BAB I

Pendahuluan..............................................

.......................................3

A. Latar belakang

.......................................................

..................................3

B. Rumusan

masalah................................................

....................................4

C. Tujuan ................................................

.....................................................4

BAB II

Pembahasan...............................................

....................................5

A. Definisi ...........................................

..................................................5

B. Macam-macam kisah dalam Al-

Quran.............................................7

3

C. Hikmah kisah-kisah dalam Al-

quran...............................................

13

D. Hikmah pengulangan kisah-kisah dalam Al-

Quran........................16

E. Kisah-kisah dalam Al-Quran antara khayalan dan

kenyataan.........18

BAB III

Penutup..................................................

.....................................21

Kesimpulan...............................................

..................................................21

Daftar

Pustaka..................................................

..........................................23

4

Qasas Al-Quran

(Kisah-Kisah dalam Al-Quran Antara Fiksi dan

Fakta)

BAB I PENDAHULUANA. Latar belakang

Allah swt menurunkan Al-Quran sebagai pedoman

hidup umat manusia yang memuat berbagai ajaran –

ajaran untuk kemaslahatan, baik berupa tuntunan

ubudiyah maupun tuntunan akhlak, serta pelajaran-

pelajaran kehidupan sosial masyarakat. Sebagai

sebuah mujizat, Al-Quran juga memuat sejarah umat-

umat terdahulu yang menguatkan posisi Muhammad SAW

sebagai Seorang nabi penyempurna ajaran terdahulu,

dalam artian ketika nabi SAW di nobatkan sebagai

nabi akhir zaman dan menyempurnakan ajaran

terdahulu, tentu beliau harus mengetahui dan

memahami seluk beluk para nabi terdahulu dan ajaran-

ajaran serta kisah dakwah mereka. Inilah yang

kemudian menjadi salah satu sebab Allah SWT

menurunkan pelajaran Bagi Nabi Muhammad SAW dan

pengikutnya tentang kisah-kiah para nabi dan umat-

umat terdahulu.

5

Kata kisah dalam Al-Quran dengan berbagai

mustaqqat (derivasi)-nya dipergunakan sebanyak 26

kali1. Penggunaan kata yang berulang kali ini

memberikan suatu isyarat akan urgensinya masalah

tersebut bagi umat manusia. Bahkan, salah satu surat

(surat ke-28) dalam Al- Qur’an dinamakan Surat al-

Qashash, yang berarti kisah-kisah. Begitu pula

terdapat beberapa surat lain yang isinya lebih

banyak memuat cerita, seperti surat Yusuf yang

berisi cerita kehidupan Nabi Yusuf AS, surat al-

Kahfi yang mengisahkan caritas ashhābul kahfi (para

pemuda shalih yang tidur di gua selama 309 tahun)

dan surat al-Anbiyā’ yang memuat kisahkisah para

nabi.

Menurut keyakinan umat islam banyaknya kisah

dalam Al-Qur’an ini jelaslah bukan berarti al-Qur’an

hanya sekedar dongeng yang bersifat fantastis atau

pelipur lara sebagaimana Allah SWT tegaskan : ...

“Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, ...”(QS. Ali

Imran:62)

Namun kisah-kisah dalam Al-Quran ini juga

dijadikan senjata oleh musuh-musuh islam untuk

melukai Al-Quran dengan tuduhan Kisah-Kisah itu

hanyalah dongeng atau tidak seluruhnya benar. Oleh

Karena itu, dalam tulisan singkat ini, penulis akan

1 Muhammad Fuad Abdul Baqi, al-Mu’jam al-Mufahras li-Alfadz al-Qur’an al-Karim,Dar Al-Hadits, Kairo,2001, 654-655

6

menguraikan masalah “ Kisah-Kisah Dalam Al-Qur’an Antara Fiksi

Dan Fakta”

B. Rumusan masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Qasas Al-Quran..?

2. Bagaimana Hikmah Kisah-Kisah dalam Al-Quran..?

3. Apa saja Faktor-Faktor yang mendukung kenyataan

Kisah-Kisah dalam Al-Quran .?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi Qasas Al-Quran..?

2. Untuk mengetahui Hikmah Kisah-Kisah dalam Al-

Quran..?

3. Untuk mengetahui Faktor-Faktor yang mendukung

kenyataan Kisah-Kisah dalam Al-Quran .?

BAB II PEMBAHASAN

7

A. Definisi Qasas Al-Quran

a. Etimologi

Dalam bahasa Arab istilah Al-Qashash

terbentuk dari huruf tiga huruf; -ص-ص para . ق�ulama memberikan dua makna dasar dari kata

tersebut; pendapat pertama menekankan makna Al-

Qashash pada aspek perbutan menceritakan atau

mengabarkan,2 Penggunaan makna pertama ini dapat

dijumpai dalam Al-Quran surat Yusuf Ayat 3, Allah

swt berfirman:

… “ Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan

mewahyukan Al Quran ini kepadamu, …”.

Pendapat kedua mengatakan bahwa makna Al-Qashas

berarti mengikuti/menapak tilas al-Atsar (jejak

perjalanan), atau menyelidiki berita. 3 Allah swt

berfirman:

“Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan:

"Ikutilah dia" Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang

mereka tidak mengetahuinya”

2 Ahmad Warson Munawir. Kamus Al-Munawir. Surabaya: Pustaka Progressif. 1997.11263 Manna’ Khalil Al-Qattan. Mabahits Fi ‘Ulumi Al-Quran. Terjemahan Drs. Mudzakkir AS.Jakarta:Pustaka Litera AntarNusa:2013. 435 lihat juga Muhammad Ahmad khalaf Allah. Al-Fannu Al-Qhashashiyyu Fi Al-Quran Al-Karim, Beirut: Al-Qahirah.1999.150-151

8

Dari kedua makna diatas, dapat dipahami bahwa

perbuatan berkisah tidak hanya cukup dengan

menceritakan atau mengabarkan suatu berita,

melainkan diikuti pula oleh penelusuran jejak dan

penyelidikan akan kebenaran kisah/cerita yang

disampaikan sehingga istilaha kisah hanya

digunakan untuk perbuatan memberikan kisah yang

benar hal ini berbeda penggunaan istilah Al-

Asaathiir yang dalam bahasa arab berarti

Dongeng/hikayat/cerita yang tidak ada asalusulnya

ataupun An-Naba’ yang berarti berita 4. menurut

hemat penulis kedua istilah ini memiliki perbedaan

dengan istilah Al-Qasas/Al-Qissah setidaknya

dalam dua hal yaitu ;

1. Istilah kisah hanya digunakan untuk

menuturkan kisah yang benar sedangkan dongeng

(Al-Asaathiir) memuat konotasi negative

tentang kepalsuan cerita yang disampaikan

2. Kisah lebih khusus dari pada berita (An-

Naba’). Sehingga semua kisah adalah berita

namun belum tentu berita termasuk dalam

kategori kisah, misalnya cerita tentang

kedahsyatan Hari kiamat, surga dan neraka

adalah gambaran umum yang masuk dalam

kategori berita (an-naba’) sedangkan

kejadian-kejadian yang ada didalamnya seperti

perdebatan antara syaithon dan ahli neraka

4 Ahmad Warson Munawir. Kamus Al-Munawir. Surabaya: Pustaka Progressif. 1997. 631 , 1375

9

dalam Surah Ibrahim ayat 22 dapat disebut

dengan kisah

b. Terminologi

Secara istilah ada beberapa definisi yang dapat

penulis kutip diantaranya :

1. Muhammad Bakar Ismail mendefinisikan yang

dimaksud dengan Qisah Al-Quran adalah cerita

atau kisah dalam Al-Qur’an yang menceritakan

hal-ihwal umat umat terdahulu dan Nabi-Nabi

mereka dan peristiwa yang telah terjadi, yang

sedang terjadi dan akan terjadi5

2. Manna’ Khalil Al-Qattan dalam kitabnya Mabahits

fii Ulumil Quran mendefinisikan Qasas Al-Quran

adalah pemberitaan Al-Quran tentang hal ihwal

umat yang telah lalu, nubuwat (kenabian) yang

terdahulu dan pristiwa-pristiwa yang telah

terjadi.6

3. Kisah didefinisikan sebagai ilmu menceritakan

peristiwa-peristiwa dan perbuatan dengan metode

bahasa tertentu yang berujung pada pencapaian

target tertentu. Dengan demikian Qasas Al-Quran

adalah kisah-kisah dalam Al-Quran yang

5 Lihat Muhammad Bakar Ismail, Qashash al-Qur’an, Dar al-Manar, kairo, 1998. 7. lihat pula Supiana dan M.Karman, Ulumul Qur’an, Pustaka Islamika, Bandung, 2002. 244.6 Manna’ Khalil al-Qaththan, Mabahits fii ‘Ulum al-Qur’an, Muassasah al-Risalah, Beirut, 1994, hal. 305

10

disampaikan dengan uslub bahasa yang indah,

ringan, dan memikat pendengarnya.7

Dari ketiga definisi diatas penulis menyimpulkan

bahwa Qasas Al-Quran adalah kisah-kisah dalam Al-

quran yang memuat penjabaran tentang hal ihwal

umat terdahulu beserta para nabi mereka dan

pristiwa-pristiwa yang telah terjadi, tertulis

dengan uslub dan gaya bahasa yang indah dengan

tujuan untuk memikat perhatian pendengar sekaligus

memudahkan proses penalaraan nila-nilai yang

terkandung didalamnya.

B. Macam-macam kisah dalam Al-Quran

Secara garis besar, Kisah-Kisah dalam Al-Quran

meliputi;

pertama: Kisah para nabi dan segala yang

berhubungan dengan nya seperti mukjizat,

perjalanan dakwah, sikap dan akibat bagi orang-

orang yang mendukung atau memusuhinya. Kedua kisah

tentang peristiwa-peristiwa umat terdahulu dan

orang-orang yang tidak dipastikan kenabiannya.

Ketiga: Kisah – kisah yang berhubungan dengan

pristiwa-pristiwa yang terjadi di masa Rasulullah

SAW. 8

7 Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asyqar . Mu’jamul Ulumil Lugoh Al-Arabiyah,. 3208 Manna’ Khalil al-Qaththan, Mabahits fii ‘Ulum al-Qur’an, Muassasah al-Risalah, Beirut, 1994, hal. 35

11

1. Kisah para nabi dan segala yang berhubungan

dengan nya

Allah SWT banyak menjelaskan tentang

kisah-kisah para nabi dan rasul didalam Al-

Quran. Didalam kisah-kisah tersebut juga

terjabarkan perihal mukjizat para nabi dan

rasul, perjalanan dan perkembangan dakwahnya,

sikap para pendukung dan penentangnya serta

ganjaran dan akibat yang diterima oleh mereka.

Jika kita telaah sejumlah 25 orang rasulAllah yang wajib diketahui mulai Nabi Adam ashingga Nabi Muhammad SAW semua dituturkan dalamAl-Qur’an. Misalnya : Nabi Adam as dikisahkandalam surat al-Baqarah : 31-37, Surat Ali Imran: 33 dan 59, surat al-Maidah : 27, surat al-A’raf : 11, 19, 26, 27, 31, 35 dan 172, suratal-Isra’ : 61-70, surat al-Kahfi : 50, suratMaryam : 58 dan surat Thaha : 115-121. KisahNabi Idris As terdapat dalam surat Maryam : 56dan surat al-Anbiya’ : 85. Kisah Nabi Nuhterdapat dalam surat al-Nisa’ : 163, al-A’raf59-69, al-Taubah : 70, Yunus : 71, Ibrahim : 9,al-Anbiya’ : 76 dan seterusnya9. Secaraterperinci Al-Quran pun menyebutkan nama-namadua puluh lima nabi dan rasul tersebut; 18orang di sebutkan dalam surat Al-An’am ayat 83-86 dan 7 orang lagi dalam beberapa ayatterpisah. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :

اء ش�� ن� ن� ات� م� �� ع درج�� �� رف� ه ن� وم�� لى ق� م ع� ي) راه� ن-��� ا ا. اه��� ن ي) ت23 ا ا5 ن ت� ج� ك: ح� ل ت��م لي) م ع� كي) ك: ج� ���Bت ن� ر ا*ا. ن ي3) د ا ه��� ل وت� ك� عق��� اق� وي�) ج س��� ه ا. ا ل�� �� ن ي� ووه�

9 Muhammad Syahrur, al-Kitab wa al-Qur’an : Qira’ah Mu’ashirah, Syirkah Mathbu’ah, Beirut,2000.676-677

12

وت� ي-)���� Tمان� وا لي) ه داوود وس����� ت����� YZي ر ن� د ل وم� ���� ن� ن� ق�� ا م� ن ي3) د ا ه����� وج����� وي�يYن� ن س�� مح ي) ال� ز ج� ك: ن� ل� د ارون� وك� وسى وه� ف وم� وس� (Bي ا*و ت-)�� ر ك� ور

ن� ي) ج ال� ن� ال�ص������ ل م� اس ك������� ن)������ ل� ى وا. س������ ي) ى وع� ي) ح ل*ون�) ن) ماع� س������� وا.ن� مي) عال� لى ال� ا ع� لن ص ا ف� ل ا وك� وط� س ول� ون� (Bي سع و ي) وال�

“Dan Itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahimuntuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kamikehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu MahaBijaksana lagi Maha mengetahui.

Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yaqubkepadanya. kepada keduanya masing-masing telah Kami beripetunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beripetunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh)Yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun.Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yangberbuat baik.

Dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. semuanya Termasukorang-orang yang shaleh.

Dan Ismail, Alyasa', Yunus dan Luth. masing-masing Kamilebihkan derajatnya di atas umat (di masanya),”(QS.Al An’am:83-86)

ودا...� م ه� اه� ج� Tاد ا لى ع� وا. “ Dan (kami telah mengutus) kepada kaum 'Aad saudaramereka, Hud. ia berkata. . . (QS.Al-A’raf : 65)"

ا...� ج ال� م ص� اه� ج� Tمود ا لى ث� وا.“Dan (kami telah mengutus) kepada kaum Tsamudsaudara mereka shaleh…" (QS.Al- A’raf: 73)"

ا...�و ن� Yعت م س� اه� ج� Tن� ا ي-) د لى م� ا.

13

“Dan (kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yansaudara mereka, Syu'aib…" (QS.Al-A’raf : 85)"

ن� مي) عال� لى ال� مران� ع� ل ع� م وا5 ي) راه� ن-� ل ا. ا وا5 وج� دم وي� ى ا5 ف ط اص� ن� اهلل ا.“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluargaIbrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masamereka masing-masing),” (QS.Ali Imran: 33)

ن� (Bي ان��ر ن� ال�ص ل م� ل ك� كف ا ال� درن�)س ود ل وا. ن) ماع� س� وا.“Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. semua merekaTermasuk orang-orang yang sabar.” (QS.Al-Anbiya: 85)

ل...� س� لهال�ر ن� ق� من لي� دج� ف� ول� ارس� ل دا. م ح ام� وم�“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguhtelah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul...” (QS.Ali‘Imran: 144)

Namun demikian tidak semua nabi dan rasul

diceritakan didalam Al-Quran. Allah swt

berfirman :

Dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh

telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan

Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka

kepadamu...(QS. An-Nisa:164)

Penulis memandang perbuatan Allah SWT

dalam mencantumkan kisah sebagian nabi dan

rasul dan tidak mencantumkan sebagian yang lain

14

adalah salah satu keilmiahan Al-Quran dimana

sebuah kisah yang baik selalu memuat beberapa

hal berikut

1. Tersusun secara terangkai dan bersifat

simple, membuang perincian-perincian yang

tidak diperlukan.

2. Kisah mempunyai target sasaran utama yang

bisa diraba secara tidak langsung dari

konteks pemaparan

3. Menggunakan ungkapan yang jelas dan mudah,

karena pembaca lebih focus kepada alur kisah.

4. Keragaman ungkapan antara lembut dank eras

sesuai dengan kondisi dan kepribadian.

5. Memasukkan unsur cinta kedalam kisah karena

kekuatannya sebagai factor penunjang . cinta

merupakan perasaan humanis yang universal.10

Al-Quran telah memuat seluruh persyaratan

kisah yang baik ini, bahkan memuat kesempurnaan

lebih baik dari seluruh kisah terbaik yang ada

di dunia. Penulis melihat kenyataan bahwa tidak

disebutkannya seluruh kisah nabi dan rasul

dalam Al-Quran merupakan salah satu efisiensi

dan efektifitas Al-Quran sebagai kitab

universal yang memuat kisah-kisah nabi dan

rasul dengan kandungan nilai-nilai keagamaan,

keteladanan, dan sosial kemanusiaan yang

10 Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asyqar . Mu’jamul Ulumil Lugoh Al-Arabiyah,. 320

15

tinggi. Al-quran akan terkesan tidak efektif

dan efisien serta tidak memiliki tujuan dan

target pembelajaran yang jelas jika seluruh

kisah nabi dan rasul dihimpun didalamnya.

2. Kisah Tentang Peristiwa-Peristiwa Umat

Terdahulu Dan Orang-Orang Yang Tidak Dipastikan

Kenabiannya.

Dalam Al-Qur’an juga banyak disebutkan

kisah-kisah umat terdahulu dari kalangan yang

bukan Nabi, baik itu cerita tentang tokoh yang

perlu diteladani maupun cerita tentang golongan

yang tidak perlu diteladani oleh kaum mukminin.

Di antara contoh kisah-kisah teladan seperti :

kisah wanita shalihah Maryam, ibunda Nabi Isa

AS yang terdapat dalam surat Ali Imran : 36-45,

al-Nisa’ : 156, 171, surat al-Maidah : 17, 110,

surat Maryam : 16, 27, surat al-Mukminun : 50

dan surat al- Tahrim : 12. Kemudian kisah Ali

Imran yang terdapat dalam surat Ali Imran : 33-

35 dan kisah Ashhabul Kahfi yang diceritakan dalam

surat al-Kahfi.

Sedangkan di antara kisah-kisah yang

tidak perlu dijadikan teladan seperti : kisah

Fir’aun yang lalim dan keji yang terdapat dalam

surat al-Baqarah : 49-50, surat Ali Imran : 11,

surat al-A’raf : 103-141, surat al-Anfal : 52-

54 dan ayat-ayat lain). Kisah Qarun yang

sombong dan kufur setelah kaya raya yang

16

terdapat dalam surat al-Qashash : 76-79, surat

al-Ankabut : 39 dan surat Ghafir : 24. Begitu

pula dengan kisah Iblis yang terdapat dalam

surat al-Baqarah : 34, surat al-A’raf : 11,

surat al-Hijr : 31-32, surat al-Isra’ : 61 dan

ayat-ayat lain.11

Penuturan kisah-kisah teladan dari

kalangan selain para Nabi dan Rasul Allah ini

dapat dijadikan suatu pelajaran, bahwa meskipun

tidak sebagai seorang Nabi dan Rasul atau

kesempatan menjadi seorang Nabi/Rasul itu

terbatas, namun manusia tetap bisa berpeluang

menjadi orang baik yang bisa menjadi pilihan

dan teladan yang lain. Sementara kisah-kisah

yang tidak layak dijadikan teladan juga

bermanfaat bagi upaya penjagaan diri agar tidak

terjerumus pada perbuatan yang sama. Dari kedua

model kisah yang baik dan buruk tersebut bisa

dijadikan bahan perbandingan untuk membentuk

karakter manusia yang beriman dan menjauhkan

diri dari karakter manusia yang ingkar.

3. Kisah – Kisah Yang Berhubungan Dengan Pristiwa-

Pristiwa Yang Terjadi Di Masa Rasulullah Saw

Dalam Al-Qur’an dikisahkan pula tentang

peristiwa yang terjadi pada masa Rasulullah Saw

bahkan ada satu surah yang diberi nama dengan

11 Muhammad Syahrur, al-Kitab wa al-Qur’an : Qira’ah Mu’ashirah, Syirkah Mathbu’ah, Beirut,2000. 172

17

nama beliau. Diantara pristiwa yang terjadi

dizaman Rasul saw dan dikisahkan kembali oleh

Al-Quran adalah : kisah perang Badar yang

merupakan titik kemenangan umat Islam atas

orang-orang musyrik. Dalam peperangan ini Allah

menampakkan atas pertolongan orang-orang mukmin

karena keimanan dan ketulusan mereka dalam

berjuang meskipun melawan orang-orang musyrik

yang jumlahnya jauh lebih banyak. Allah SWT

berfirman:

(Yaitu di hari) ketika kamu berada di pinggir lembah

yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh

sedang kafilah itu berada di bawah kamu. Sekiranya kamu

Mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari

pertempuran), pastilah kamu tidak sependapat dalam

menentukan hari pertempuran itu, akan tetapi (Allah

mempertemukan dua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu

urusan yang mesti dilaksanakan, Yaitu agar orang yang binasa

itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang

yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata (pula).

Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui,

18

(yaitu) ketika Allah Menampakkan mereka kepadamu di

dalam mimpimu (berjumlah) sedikit. dan Sekiranya Allah

memperlihatkan mereka kepada kamu (berjumlah) banyak

tentu saja kamu menjadi gentar dan tentu saja kamu akan

berbantah-bantahan dalam urusan itu, akan tetapi Allah telah

menyelamatkan kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui

segala isi hati.

Dan ketika Allah Menampakkan mereka kepada kamu

sekalian, ketika kamu berjumpa dengan mereka berjumlah

sedikit pada penglihatan matamu dan kamu ditampakkan-Nya

berjumlah sedikit pada penglihatan mata mereka, karena Allah

hendak melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan. dan

hanyalah kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.

Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu

memerangi pasukan (musuh), Maka berteguh hatilah kamu dan

sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu

beruntung. (QS. Al-Anfal: 42-45)

Peristiwa lain yang memiliki nilai

strategis dalam sejarah umat Islam adalah

peristiwa Isra’ Mi’raj yang menjadi salah satu

mu’jizat Rasulullah SAW.12. kisah-kisah tersebut

bisa dipergunakan untuk memantapkan keyakinan

dan keimanan umat islam agar benar-benar

mencontoh kebaikan yang dilakukan para sahabat

yang telah berjuang dengan semangat yang

membaja dalam pertempuran walaupun dalam

12 Contoh ayat yang mengisahkan hal ini dapat dibaca pada surat al-Isra’

19

keadaan dan kondisi yang serba kekurangan serta

jumlah pasukan yang sedikit. Umat Islam juga

dapat mengambil motivasi untuk selalu berjuang

dan berkorban di jalan Allah swt. Jika pada

zaman Rasulullah perjuangan dengan pertempuraan

di medan perang, saat ini bisa diwujudkan

dengan berbagai sarana, seperti memerangi

kebodohan, memerangi kemiskinan dan

keterbelakangan serta memerangi ketidak adilan

dan ketimpangan yang terjadi di masyarakat.

Melalui kisah-kisah yang diceritakan Al-Quran

ini umat islam juga dapat mengenal dan

merenungi sosok Rasulullah saw dan para sahabat

beliau sehingga akan menambah keimanan dan

kecintaan kita pada Islam dan Nabi Muhammad

SAW.

C. Hikmah kisah-kisah dalam Al-quran

Menurut penulis, secara umum kisah – kisah

dalam Al-Quran mengandung hikmah yang sama dengan

hikmah dan tujuan diturunkannya Al-Quran yaitu

sebagai pembenar dan penyempuran ajaran nabi

terdahulu, petunjuk, pembelajaran dan pedoman

hidup bagi umat manusia, sebagaimana yang Allah

SWT firmankan dalam Al-Quran surat Al Maaidah ayat

48 :

...

20

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan

membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu

Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian

terhadap Kitab-Kitab yang lain itu.”

Al- Quran Surat AN-Nahl ayat 89.

...

“... dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk

menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar

gembira bagi orang-orang yang berserah diri.”

Para ahli menuliskan beberapa hikmah

diturunkannya kisah-kisah dalam Al- Quran yang

secara garis besar penulis bagi dalam dua

kelompok; pertama; hikmah untuk Rasulullah saw,

para sahabat dan orang-orang yang semasa dengan

beliau saw, kedua hikmah kisah-kisah dalam Al-

Quran untuk seluruh umat manusia. 13

a. Hikmah kisah-kisah dalam Al-Quran untuk

Rasulullah saw, para sahabat dan orang-orang

yang semasa dengan beliau saw

1. Meneguhkan hati Rasulullah saw dan para

sahabat beliau atas agama Allah.

13 Pembagian ini penulis buat berdasarkan beberapa sumber diantaranya terjemahan Mabahits fi ulumil Quran karya Manna’ Khalil Al-Qattan (hal.437), Al-Fannu Al-Qashasiyu fi Al-Quran Al-Karim karya Muhammad Ahmad Khalaf Allah (hal.226), dan sumber lainnya.

21

“Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan

kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami

teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang

kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan

bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Huud:120)

Nabi Muhammad saw dan para sahabat beliau

dapat mengambil pelajaran dalam kisah nabi-

nabi terdahulu untuk menyikapi orang-orang

yang menentang dakwah islamiyah. Karena

sesungguhnya dalam kisah-kisah tersebut

Rasulullah SAW mendengar perbuatan orang-

orang kafir pada para nabi mereka, dan

ganjaran yang Allah berikan pada mereka serta

pertolongan Allah atas orang-orang yang tetap

teguh dalam keimanan

2. Menampakkan kebenaran Muhammad saw dalam

dakwahnya dengan apa yang diberitakannya

tentang hal ihwal orang-orang terdahulu

disepanjang kurun dan generasi

3. Menyibak kebohongan ahli kitab dengan hujjah

yang membeberkan keterangan dan petunjuk yang

mereka sembunyikan, dan menantang mereka

dengan isi kitab mereka sendiri sebelum

kitab itu diubah dan diganti.

22

“Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan

makanan yang diharamkan oleh Israil (Ya'qub) untuk

dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah:

"(Jika kamu mengatakan ada makanan yang diharamkan

sebelum turun Taurat), Maka bawalah Taurat itu, lalu

bacalah Dia jika kamu orang-orang yang benar".

4. Bagi orang-orang kafir yang hidup dizaman

Rasululullah saw dan para sahabat beliau,

kisah-kisah dalam Al-Quran berfungsi sebagai

saksi sejarah yang membeberkan tentang hal-

hal/azab yang terjadi kepada umat terdahulu

yang telah menentang nabi-nabi mereka dan

pertolongan Allah terhadap para nabi dan

umatnya yang beriman, sehingga ketika mereka

mendengar ayat-ayat tentang kisah-kisah

tersebut, akan timbul rasa takut yang

kemudian akan menjadi sebab ketundukan dan

masuknya iman kedalam hati mereka.14

b. Hikmah kisah-kisah dalam Al-Quran untuk seluruh

umat manusia.

1. Menjelaskan asas-asas dakwah menuju Allah dan

menjelaskan pokok-pokok syariat yang dibawa

oleh para nabi. Allah swt berfirman:

14 Muhammad Ahmad Khalaf Allah. “Al-Fannu Al-Qashasiyu fi Al-Quran Al-Karim” Beirut: Al-Qahirah.1999.226

23

Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu

melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak

ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah

olehmu sekalian akan aku". (QS.Al-Anbiya’;25)

2. Membenarkan para nabi terdahulu, menghidupkan

kenangan terhadap mereka serta mengabadikan

jejak dan peninggalannya.

3. Kisah termasuk salah satu bentuk sastra yang

dapat menarik perhatian para pendengar dan

memantapkan pesan-pesan yang terkandung di

dalamnya ke dalam jiwa.

“ Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat

pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al

Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi

membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan

menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan

rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS. Yusuf:111)15

4. Dalam dunia pendidikan, kisah-kisah para nabi

dapat dijadikan sebagai media pembelajaran

untuk membentuk karakter-karakter mulia dan

15 Manna’ Khalil Al-Qattan. Mabahits Fi ‘Ulumi Al-Quran. Terjemahan Drs. Mudzakkir AS.Jakarta:Pustaka Litera AntarNusa:2013.437

24

menghindar dari karakter-karakter tercela

sedini mungkin .

5. Menjadi tolak ukur penelitian dan pembuktian

sejarah-sejarah nabi-nabi dan umat-umat

terdahulu .

D. Hikmah pengulangan kisah-kisah dalam Al-Quran

Di dalam Al-Quran banyak sekali dijumpai

pengulangan- pengulangan kisah. Kisah-kisah

tersebut terkadang ada yang didahulukan disatu

tempat, diakhirkan ditempat lain. Adapula yang

diceritakan secara ringkas ada pula yang

diceritakan panjang lebar. Bahkan ada beberapa

bagian dalam satu kisah yang disebutkan dalam

satu surat dan sebagian yang lain disebutkan

dalam surat yang berbeda. Seperti kisah tentang

nabi musa yang disebutkan dalam beberapa surat

diantaranya Surat, Al-Baqarah, Al-Kahfi, Taha,

dan lain sebagainya.

Pengulangan-pengulangan kisah tersebut

memiliki beberapa hikmah diantaranya:

1. Menjelaskan kebalagahan Al-Quran dalam

tingkat paling tinggi. Sebab diantara

keistimewaan balagah adalah mengungkapkan

sebuah makna dalam berbagai macam bentuk yang

berbeda. Dan kisah yang berulang itu

diungkapkan disetiap tempat dengan uslub yang

25

berbeda serta dituangkan dengan pola yang

berbeda pula sehingga tidak membuat

pendengar/pembacanya merasa bosan, bahkan

dapat menambahkan makna-makna baru yang tidak

didapatkan disaat membacanya di tempat yang

lain.

2. Menunjukan kehebatan kemukjizatan Al-Quran.

Sebab mengemukakan suatu makna dalam berbagai

bentuk susunan kalimat yang berbeda dimana

salah satu bentuk susunan pun tidak dapat

ditiru dan ditandingi oleh sastrawan Arab,

merupakan tantangan dahsyat dan bukti bahwa

Qura;an itu datang dari Allah SWT.

3. Memberikan perhatian besar terhadap kisah

tersebut agar pesan-pesannya lebih mantap dan

melekat dalam jiwa.

4. Perbedaan tujuan yang karenanya kisah itu

diungkapkan. Maka sebagian dari makna-

maknanya diterangkan di suatu tempat karena

hanya itulah yang diperlukan sedangkan makna-

makna yang lain diungkapkan dalam tempat yang

lain pula sesuai dengan tuntutan keadaan.16

E. Kisah-kisah dalam Al-Quran, antara Fiksi dan

Fakta.16 Manna’ Khalil Al-Qattan. Mabahits Fi ‘Ulumi Al-Quran. Terjemahan Drs. Mudzakkir AS.Jakarta:Pustaka Litera AntarNusa:2013.438

26

Agama – agama didunia banyak memuat kisah-

kisah yang menjadi salah satu ajaran dan nilai

tersendiri bagi para pemeluknya. Agama hindu

dengan cerita mahabratanya, budha dengan kisah

dewa dan dewi penghuni nirwana, Kristen dengan

kisah para rasul dan paulus dalam kitab mereka,

yahudi dengan kisah ‘uzair, bahkan dongeng dewa-

dewa yunani yang sampai sekarang masih berkembang

dalam bentuk perfiliman. Kenyataan ini menimbulkan

sebuah pertanyaan apakah kisah-kisah yang di muat

Al-Quran sekedar khayalan sebagaimana dongeng dan

cerita dalam mitologi agama-agama didunia atau

sebuah kenyataan yang wajib diimani oleh setiap

muslim..? Pertanyaan semacam ini, melahirkan

beberapa pemikiran yang karena beberapa hal

penulis kutip contoh kecil saja hanya untuk

mewakili pendapat dari kalangan Islam sendiri dan

kalangan orientalis :

1. Kalangan Islam :Dr. Muhammad Khalafullah ;

“kisah-kisah dalam Al-Quran merupakan karya

seni yang tunduk kepada daya cipta dan

kreatifitas yang dipatuhi oleh seni tanpa harus

memegangi kebenaran sejarah. Dan kenyataannya

Muhammad adalah seorang seniman dalam

pengertian.”17

2. Kalangan Orientalis: Teori yang paling masyhur

digunakan adalah teori pengaruh dan peminjaman

17 Ibid, 2013.439

27

(influence and borrowing theory). Melalui teori ini mereka

menyimpulkan bahwa Al-Qur’an “dipengaruhi” dan

“meminjam” dari kitab-kitab sebelumnya, seperti:

ajaran Yahudi dan PL’nya, Kristen dan tradisinya,

bahkan kandungan Gospel Palsu (Apocryphal Gospels).

Teori di atas, misalnya, digemakan oleh Abraham

Geiger, H. Hirschfeld, J. Horovitz, C. C. Torrey,

Abraham I. Katsch, John Wansbrough. Bahwa Al-Qur’an

dipengaruhi oleh agama Kristen, diwakili oleh: Karl

Friedrick Gerock, Manneval, Tor Andrae, J.

Henninger, dan Richard Bell. Sedangkan teori yang

menyatakan bahwa Al-Qur’an dipengaruhi oleh tradisi

dan agama Yahudi-Kristen, dikemukakan oleh: W.

Rudolph, D. Masson, William Montgomery Watt, Philip

K. Hitti, dan Bambang Noorsena18 dalam teori ini,

Kisah-kisah dalam Al-Quran dianggap sebagai tiruan

dari kitab-kitab dan tradisi agama kristen, yahudi,

bahkan juga berisi mitos-mitos yang tidak benar.

Untuk menjawab berbagai pernyataan yang

memojokkan Al-Quran sebagaimana diatas, diperlukan

penjelasan dan pengkajian yang panjang, sehingga

dalam kesempatan ini, penulis akan mencoba

mengungkapkan beberapa argumen/dalil baik naqli

maupun aqli yang secara otomatis bisa menyangkal

pandangan-pandangan tersebut. Diantaranya:

a. Dalil Naqli :

1. Allah SWT menegaskan kebenaran kisah-kisah

dalam Al-Quran dalam firmanNya :18 http://pemikiran.blogspot.com/2012/11/al-quran-dan-orientalis_11.html

28

... “Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, ...”(QS. Ali

Imran:62)

2. Dalam Surat Yusuf ayat 3 Allah SWT menegaskan

bahwa Nabi SAW tidak mengetahui kisah-kisah

umat terdahulu sehingga tidak mungkin

mengarang kisah-kisah tersebut

Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik

dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan

Sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan) nya

adalah Termasuk orang-orang yang belum mengetahui. (QS.

Yusuf : 3)

3.Dalam Surat Al-Hijr ayat 9 Allah SWT menjaminkeaslian seluruh isi Al-Quran dan tetap akan

memelihara Al-Quran sepanjang masa.

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan

Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”

b. Dalil Aqli :

1. Kenyataan beberapa kisah dalam Al-Quran

terbukti dengan adanya penemuan ilmiah

seperti penemuan jasad firaun yang masih utuh

sebagaimana di gambarkan dalam Al-Quran Surat

Yunus ayat 96. Atau penemuan tentang bahtera

Nuh as, dan lain sebagainya.

29

2. Kenyataan bahwa Rasulullah saw adalah Ummiy

dalam artian tidak mampu membaca dan menulis

serta tidak pernah mempelajari isi kitab-

kitab terdahulu menutup keungkinan bahwa

beliau SAW meniru kisah para rasul

sebagaimana yang terdapat dalam kitab-kitab

dan tradisi ahli kitab.

3. Fakta sejarah tentang penulisan Al-Quran yang

begitu ketat dan langsung dalam pengawasan

Nabi SAW, begitu juga pengumpulan dan

pengkodifikasian Al-Quran di lakukan oleh

panitia yang seluruhnya hafal Al-Quran dan

terpercaya berdasarkan pada kriteria-kriteria

yang sangat ketat untuk menjaga keoutentikan

seluruh isi Al-Quran.

30

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

1. Qasas Al-Quran adalah kisah-kisah dalam Al-quran

yang memuat penjabaran tentang hal ihwal umat

terdahulu beserta para nabi mereka dan pristiwa-

pristiwa yang telah terjadi, tertulis dengan uslub

dan gaya bahasa yang indah dengan tujuan untuk

memikat perhatian pendengar sekaligus memudahkan

proses penalaraan nila-nilai yang terkandung

didalamnya

2. Hikmah Kisah-Kisah dalam Al-Quran secara umum

mengandung hikmah yang sama dengan hikmah dan

tujuan diturunkannya Al-Quran yaitu sebagai

pembenar dan penyempuran ajaran nabi terdahulu,

petunjuk, pembelajaran dan pedoman hidup bagi umat

manusia. Adapun secara terperinci hikmah kisah-

kisah dalam Al-Quran adalah sebagai berikut :

a. Hikmah kisah-kisah dalam Al-Quran untuk

Rasulullah saw, para sahabat dan orang-orang

yang semasa dengan beliau saw

31

1. Meneguhkan hati Rasulullah saw dan para

sahabat beliau atas agama Allah

2. Menampakkan kebenaran Muhammad saw dalam

dakwahnya dengan apa yang diberitakannya

tentang hal ihwal orang-orang terdahulu

disepanjang kurun dan generasi

3. Menyibak kebohongan ahli kitab dengan

hujjah yang membeberkan keterangan dan

petunjuk yang mereka sembunyikan, dan

menantang mereka dengan isi kitab mereka

sendiri sebelum kitab itu diubah dan

diganti.

4. Bagi orang-orang kafir yang hidup dizaman

Rasululullah saw dan para sahabat beliau,

kisah-kisah dalam Al-Quran berfungsi

sebagai saksi sejarah yang membeberkan

tentang hal-hal/azab yang terjadi kepada

umat terdahulu yang telah menentang nabi-

nabi mereka dan pertolongan Allah terhadap

para nabi dan umatnya yang beriman,

sehingga ketika mereka mendengar ayat-ayat

tentang kisah-kisah tersebut, akan timbul

rasa takut yang kemudian akan menjadi

sebab ketundukan dan masuknya iman kedalam

hati mereka.19

19 Muhammad Ahmad Khalaf Allah. “Al-Fannu Al-Qashasiyu fi Al-Quran Al-Karim” Beirut: Al-Qahirah.1999.226

32

b. Hikmah kisah-kisah dalam Al-Quran untuk

seluruh umat manusia.

1. Menjelaskan asas-asas dakwah menuju Allah

dan menjelaskan pokok-pokok syariat yang

dibawa oleh para nabi.

2. Membenarkan para nabi terdahulu,

menghidupkan kenangan terhadap mereka

serta mengabadikan jejak dan

peninggalannya.

3. Kisah termasuk salah satu bentuk sastra

yang dapat menarik perhatian para

pendengar dan memantapkan pesan-pesan yang

terkandung di dalamnya ke dalam

4. Dalam dunia pendidikan, kisah-kisah para

nabi dapat dijadikan sebagai media

pembelajaran untuk membentuk karakter-

karakter mulia dan menghindar dari

karakter-karakter tercela sedini mungkin .

5. Menjadi tolak ukur penelitian dan

pembuktian sejarah-sejarah nabi-nabi dan

umat-umat terdahulu .

3. Setelah meninjau dalil naqli maupun aqli,

penulis menyimpulkan bahwa kisah-kisah dalam

Al-Quran adalah realita yang benar-benar pernah

terjadi dan dituangkan kembali oleh Allah SWT

berupa wahyu Al-Quran yang ditulis tanpa ada

33

satupun perubahan atau karangan dari Rasulullah

saw dan para sahabat beliau.

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Fuad Abdul Baqi, al-Mu’jam al-Mufahras li-Alfadz al-Qur’an al-Karim, Dar Al-Hadits, Kairo,2001,

Ahmad Warson Munawir. Kamus Al-Munawir. Surabaya: Pustaka Progressif. 1997.

Manna’ Khalil Al-Qattan. Mabahits Fi ‘Ulumi Al-Quran. Terjemahan Drs. Mudzakkir AS.Jakarta:Pustaka Litera AntarNusa:2013.

Muhammad Ahmad khalaf Allah. Al-Fannu Al-Qhashashiyyu Fi Al-Quran Al-Karim, Beirut: Al-Qahirah.1999.

Muhammad Bakar Ismail, Qashash al-Qur’an, Dar al-Manar, kairo, 1998.

Supiana dan M.Karman, Ulumul Qur’an, Pustaka Islamika, Bandung, 2002. 244.

Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asyqar . Mu’jamul Ulumil Lugoh Al-Arabiyah,. , Kairo, 1990.

Muhammad Syahrur, al-Kitab wa al-Qur’an : Qira’ah Mu’ashirah, Syirkah Mathbu’ah, Beirut,2000.

Muhammad Syahrur, al-Kitab wa al-Qur’an : Qira’ah Mu’ashirah, Syirkah Mathbu’ah, Beirut,2000.

Muhammad Ahmad Khalaf Allah. “Al-Fannu Al-Qashasiyu fiAl-Quran Al-Karim” Beirut: Al-Qahirah.1999.

34

http://pemikiran.blogspot.com/2012/11/al-quran-dan-rientalis_11.html