Kebijakan Moneter

31
MAKALAH EKONOMI MAKRO ISLAM “KEBIJAKAN MONETER DALAM EKONOMI ISLAM” (Disusun sebagai tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro Islam dan akan dipresentasikan pada tanggal 19 November2014) Dosen Pengampu Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si. Disusun Oleh Helmi Susanti (213-13-153) Hanna Hidayah (213-13-158) Istriyani (213-13-178) PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH S1

Transcript of Kebijakan Moneter

MAKALAH

EKONOMI MAKRO ISLAM

“KEBIJAKAN MONETER DALAM EKONOMI ISLAM”

(Disusun sebagai tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro Islam dan akan

dipresentasikan pada tanggal 19 November2014)

Dosen Pengampu

Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si.

Disusun Oleh

Helmi Susanti (213-13-153)

Hanna Hidayah (213-13-158)

Istriyani (213-13-178)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH S1

JURUSAN SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2014

ii

Kata Pengantar

Bismillahirrohmanirrohim,

Allah Akbar, Maha Besar Allah yang telah banyak

memberikan kemudahan dan ilmu kepada penulis.

Alhamdulillah, karena bimbingan, perlindungan, dan

pengajaran dari Allah SWT. sehingga dapat menghantarkan

penulis pada penyelesaian penulisan makalah yang sedang

ditangan pembaca saat ini.

Sesungguhnya dalam penulisan ini, penulis banyak

menghadapi kendala yang membuat sedikit bingung.

Terutama mengenai kebijakan moneter dalam ekonomi

Islam. Dimana perbandingan yang cukup spesifik antara

ekonomi konvensional dan ekonomi Islam. Namun setelah

merujuk ke beberapa referensi sedikit menambah wawasan

penulis dalam penyelesaian makalah ini. Sampailah

kepada penulisan akhir, dan dengan sedikit banyak usaha

yang dikeluarkan dapat menghantarkan penulis pada

penyelesaian makalah ini. Namun tentu penyelesaian

tulisan ini tak terlepas dari bantuan dari berbagai

pihak. Sebagai tanda penghargaan, penulis mengucapkan

terima kasih secara khusus yang ditujukan kepada:

Ayah dan Bunda yang telah memberikan segala fasilitas

berupa materi yang tidak akan pernah penulis mampu

untuk menggantinya.

ii

Dosen pengampu mata kuliah, dan segenap teman-teman

seperjuangan yang telah banyak memberikan sumbangsih.

Serta kepada semua pihak yang belum mampu penulis

sebutkan satu per satu.

Kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai

pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan

makalah ini. Karena mengingat makalah ini masih sangat

jauh dari panggang apai. Namun, semoga makalah ini

dapat menambah khazanah pengetahuan dan menimbulkan

keberkahan bagi pembaca sekalian.

Wallahu A’lamu Bi al Shawab

Billahitaufiq wal Hidayah.

14 November 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA

PENGANTAR .............................................

........................................ ii

DAFTAR

ISI ...................................................

.................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN

iii

Latar

Belakang...............................................

............................ 1

Rumusan

Masalah................................................

...................... 2

Tujuan.................................................

........................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Kebijakan Moneter Secara Umum

(Konvensional)

1. Pengertian Kebijakan

Moneter…………...................... 3

2. Tujuan Kebijakan Moneter……………………………

3

3. Instrumen Kebijakan

Moneter................................

....... 4

B. Kebijakan Moneter Secara Islam

1. Pengertian Kebijakan Moneter Secara

Islam................ 5

2. Perbedaan Kebijakan Moneter

Konvensional dengan Kebijakan Moneter

Secara

iv

Islam..................................

5

3. Instrumen Kebijakan Moneter

Syari’ah........................ 6

C. Dampak Kebijakan Moneter……………………………...

9

BAB III PENUTUP

Kesimpulan..............................

........................................ 11

Saran...................................

.............................................

11

DAFTAR PUSTAKA

v

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam permasalahan ekonomi makro banyak sekali

yang harus di hadapi oleh suatu Negara khususnya

Indinesia.Permasalahan tersebut seperti,

pengangguran, kemiskinan, isnfansi dan lain

sebagainya. Tidak bisa dipungkiri bahwa peranan uang

dirasakan sangat penting bagi kehidupan ekonomi

manusia. Uang berfungsi tidak hanya sebagai alat

pembayaran, tetapi juga media penyimpan kekayaan dan

untuk dasar perhitungan berbagai transaksi ekonomi

dan keuangan.Sejalan dengan itu, perkembangan jumlah

uang yang beredar mempunyai keterkaitan dan pengaruh

langsung pada perkembangan berbagai aktivitas

perekonomian.Keterkaitan itu tercermin pada hubungan

yang terjadi antara jumlah uang yang beredar dengan

perkembangan variable-variabel ekonomi utama, yaitu

tingkat produksi (output) dan harga.

Peningkatan jumlah uang yang beredar yang

berlebihan dapat mendorong peningkatan harga melebihi

tingkat yang diharapkan sehingga dalam jangka panjang

dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya,

apabila peningkatan jumlah uang yang beredar sangat

rendah, maka kelesuan ekonomu akan terjadi. Apabila

hal ini terus menerus berlangsung, kemakmuran

1

masyarakat secara keseluruhan pada gilirannya akan

mengalami penurunan. Kegiatan pengendalian jumlah

uang yang beredar tersebut lazimnya disebut dengan

kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral.

Namun, sejauh ini kebijakan moneter yang dilakukan

oleh bank sentral adalah bersifat konvensional yang

jauh dari sistem yang syar’i.Dalam makalah ini akan

mencoba mengupas mengenai kebijakan moneter islam.

Dimana kebijakan moneter islam ini tentunya akan

mengacu pada hukum dan syarat-syarat islam dalam

mengatasi berbagai masalah uang yang beredar di

masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas ialah;

a. Apa bedanya kebijakan moneter konvensional dan

syariah?

b. Apa saja yang dilakukan bank sentral syariah untuk

melaksanakan kebijakan moneter Islam?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah untuk

mengetagui seperti apa kebijakan moneter sejara islam

dalam menstabilkan uang yang beredar di masyarakan,

agar pembaca lebih paham dengan hal tersebut.

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kebijakan Moneter Konvensional

1. Pengertian Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah suatu tindakan yang

dilakukan oleh bank sentral untuk menstabilkan

3

jumlah uang yang beredar pada masyarakat dan

kredit yang pada akhirnya akan sangat

mempengaruhi pada kegiatan masyarakat.

2. Tujuan Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter bertujuan untuk menstabilkan

perekonomian yang dapat diukur dengan kesempatan

kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran

internasional yang seimbang.Kalau kestabilan

ekonomi terganggu, maka kebijaksanaan moneter

dapat dipakai untuk memulihkannya.

Pengaturan jumlah uang yang beredar pada

masyarakat diatur dengan cara menambah atau

mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan

moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive

policy)

Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah

jumlah uang yang beredar.Kebijakan ini dilakukan

untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan

daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada

saat perekonomian mengalami resesi atau depresi.

Kebijakan ini disebut juga kebijakan moneter

longgar (easy money policy)

Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive

policy)

Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi

jumlah uang yang beredar.Kebijakan ini dilakukan

4

pada saat perekonomian mengalami inflasi.Disebut

juga dengan kebijakan uang ketat (tight money

policy).

3. Instrumen Kebijakan Moneter

Adapun instrument yang dipakai adalah sebagai

berikut:

a. Kebijakan Kuantitatif

Kebijakan kuantitatif adalah kebijakan yang

bersifat umum yang dilakukan oleh Bank

Sentral.kebijakan tersebut meliputi:

1) Operasi Pasar Terbuka (Open Market)

Meliputi tindakan menjual dan membeli

surat-surat berharga oleh bank

sentral.tindakan ini akan berpengaruh:

pertama, menaikkan cadangan bank-bank umum

yang tersangkut dalam bertransaksi. Sebab

dalam pembelian surat berharga misalnya,

bank sentral akan menambah cadangan bank

umum yang menjual surat berharga tersebut,

yang ada pada bank sentral. akibat tambahnya

cadangan, maka bank umum dappat menambah

jumlah uang yang beredar (melalui proses

penciptaan kredit). Kedua, tindakan

5

pembelian/penjualan surat berharga akan

mempengaruhi harga (dan dengan demikian juga

tingkat bunga) surat berharga. Akibatnya,

tingkat bunga umum juga akan terpengasuh.

2) Perubahan Tingkat Suku Bunga (Diskonto)

Tindakan untuk mengubah-ubah tingkat

bunga yang harus dibayar oleh bank umum

dalam hal meminjam dana dari bank sentral.

Dengan menaikkan diskonto, maka ongkos

meminjam dana dari bank sentral akan naik

sehingga akan mengurangi keinginan bank umum

untuk meminjam. Akibatnya, jumlah uang yang

beredar dapat ditekan/dikurangi.

3) Cadangan Minimum (reserves requirments)

Seperti yang telah dijelaskan di depan

(dalam proses penciptaan kredit) bahwa

perubahan cadangan minimum dapat

mempengaruhi jumlah uang yang beredar.

Apabila ketentuan cadangan minimum

diturunkan, jumlah uang beredar cenderung

naik, dan sebaliknya kalau dinaikkan jumlah

uang akan cenderung turun.

b. Kebijakan Kulitatif

1) Margin Requirement

Digunakan untuk membatasi penggunaan

kredit untuk tujuan-tujuan pembelian surat

berharga (yang biasanya bersifat

6

spekulatif). Caranya, dengan menetapkan

jumlah minimum kas down payment untuk

transaksi surat berharga. Misalnya,

ditentukan margin requirement 80% artinya

apabila seseorang hendak membeli surat

berharga, maka 80% harus dibayar dengan kas

dan baru sisanya (20%) boleh dipinjam dari

bank.

2) Moral Suasion

Dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap

lembaga moneter dan individu yang bergerak

di bidang moneter dengan pidato-pidato

Gubernur Bank Sentral, atau publikasi-

publikasi, agar bersikap seperti

yangdikehendaki oleh penguasa moneter.

B. Kebijakan Moneter Islam

1. Pengertian Kebijakan Moneter Islam

Pengertian kebijakan moneter dalam islam tidak

jauh berbeda dengan konvensional yaitu dimana

kebijakan moneter adalah suatu kebijakan yang

dipakai guna untuk menjaga stabilitas dari mata

uang (baik secara internal maupun eksternal) dan

stabilitas jumlah uang yang beredar sehingga

pertumbuhan ekonomi yang merata yang diharapkan

dapat tercapai. Stabilitas dalam nilai uang tidak

7

terlepas dari tujuan ketulusan dan keterbukaan

dalam berhubungan dengan manusia.

2. Perbedaan Kebijakan Moneter Konvensional dan

kebijakan Moneter Islam

No Syariah Konvensional1 Sector perbankan syariah

menerapkan sistem

pembagian keuntungan dan

kerugian (profit and loss

sharing)

Sector

perbankan

konvensional

menerapkan

sistem bunga2 Sector moneter memiliki

ketergantungan pada sector

riil

Sector riil

memiliki

ketergantungan

pada sector

moneter

8

3 Manajemen moneter Islam

menggunakan metode

penghapusan suku bunga dan

adanya kewajiban

pembayaran pajak atas

biaya produktif yang

menganggur

Manajemen

moneter

konvensional

menggunakan

paradigma uang

pasif dan uang

aktif

3. Konsep Uang Beredar dalam Ketiga Mazhab Ekonomi

Islam

a. Mazhab Iqtishaduna

Pandangan utama dari mazhab ini adalah

jumlah uang yang beredar merupakan elastis

sempurna, dimana pemerintah sebagai pemegang

otoritas moneter tidak mampu untuk

memengaruhi jumlah uang yang beredar.

Pendapat ini didasarkan pada asumsi yang

merefleksikan gambaran ekonomi pada masa

Rasulullah Saw.

9

Pada grafik tersebut dapat kita lihat bahwa

penawaran uang (Ms) adalah elastis sempurna,

dimana penawaran uang ditentukan oleh

perdagangan ekspor impor barang dengan Roma

dan Persia, sedangkan tidak adanya institusi

yang melakukan pencetakan uang mengakibatkan

tidak ada bank sentral yang mencetak dan

mengendalikan uang beredar (dinar dan dirham).

Seperti yang telah dijelaskan bahwa karena

tidak adanya bea masuk perdagangan dan nilai

value uang sama dengan instrinsiknya telah

menjadikan uang beredar bersifat elastis,

banyak sedikitnya uang beredar yang ada tidak

akan memengaruhi tangguh bayar.

Dalam pasar barang pada e2 tingkat

pendapatan adalah Y2 dengan harga P2.

10

Ketika ada tambahan ekspor barang

(tambahan impor uang), maka agregat demand

dalam negeri akan naik. Peningkatan

agregat demand ini dipicu adanya

peningkatan pendapatan dalam negeri.

Kenaikan agregat demand ini dapat

digambarkan dari pergerakan kurva AD2 ke

AD3, sehingga keseimbangan di pasar barang

yang baru adalah titik e3, dimana harga

akan meningkat dari P2 ke P3.

Dalam pasar uang dengan adanya kenaikan

jumlah pendapatan mengakibatkan permintaan

terhadap uang meningkat. Sehingga titik

keseimbangan di pasar uang akan bergeser

dari e2 ke e3, dimana jumlah uang beredar

bertambah dari M2 ke M3. Pergeseran M2 ke

M3 ini dapat kita lihat dari adanya

surplus ekspor barang yang berdampak pada

peningkatan capital inflow.

b. Mazhab Mainstream

Penawaran uang diasumsikan secara penuh

dipengaruhi oleh kebijakan central bank,

sehingga secara grafik akan terlihat bahwa

Ms bersifat perfect inelastis.

11

Pada tingkat biaya u1 tingkat keseimbangan

akan berada pada E1. Apabila pada tingkat

biaya u1 ada kecenderungan permintaan uang

melebihi kurva penawaran barang (MD2), maka

pemerintah akan berusaha mengalihkan

penyimpanan uang kas yang ada di tangan

masyarakat untuk ditransaksikan di pasa,

baik untuk konsumsi maupun investasi dengan

cara meningkatkan biaya menjadi u2.

Sehingga, hal ini akan mendorong kurva

permintaan bergeser ke atas (MD2) karena

adanya peningkatan velositas uang dan

pendapatan. Kenaikan u2 akan menyebabkan

pergerakan disepanjang kurva Md2, sehingga

mencapai keseimbangan baru di titik E2.

Maka, kebijakan yang ditempuh bukanlah

dengan cara mencetak uang, tetapi

memengaruhi permintaan uang itu sendiri

12

yaitu dengan pengenaan biaya terhadap asset

atau uang yang dianggurkan.

c. Mazhab Alternatif

Grafik di bawah ini dapat memperjelas

bagaimana keseimbangan dalam sistem keuangan

Islam dicapai dengan memasukkan variabel

expected rate of profit:

Pergerakan kurva permintaan untuk sistem

keuangan mudharabah ini dipengaruhi oleh

tinggi rendahnya ekspektasi terhadap tingkat

keuntungan. M1 adalah banyaknya uang yang

ditawarkan untuk memenuhi transaksi

mudharabah ketika P1=P2. M1 adalah jumlah

uang yang disediakan lebih sedikit dari

kebutuhan, yaitu ketika P1=P2, sekarang

katakanlah ada perubahan teknologi dalam

project mudharabah dimana P1>P2 maka akan

menarik dana di luar project mudharabah ini,

13

sehingga kapasitas stock uang akan bertambah

menjadi M2. Titik equilibrium akan bergeser

E1 ke E2. Pergeseran titik keseimbangan ini

merupakan hasil dari proses integrative-

interactive-evolutionary pengetahuan yang

akan berdampak terhadap hubungan πdengan M.Pergeseran E1 ke E2 merupakan fungsi dari

nilai ∅ dimana ∅ adalah objektivitas

pengetahuan masyarakat terhadap perubahan

teknologi (A.Karim,edisi 2, 2013: 198-206)

4. Instrumen kebijakan Moneter Islam

Kiranya dapat disarankan mekanik bagi kebijakan

moneter yang tidak hanya membantu pengaturan

penawaran uang sesuai dengan permintaan riil

tetapi juga membantu memenuhi kebutuhan untuk

menutup defisit “asli” pemerintah dan sekaligus

mencapai tujuan-tujuan lain masyarakat Islam.

Mekanik tersebut harus mencakup enam elemen

yaitu:

1) Target Pertumbuhan M dan Mo

Setiap tahun Bank Sentral harus

menentukan pertumbuhan peredaran uang (M)

sesuai dengan sasaran ekonomi

nasional.Pertumbuhan M terkait erat dengan

pertumbuhan Mo (high powered money:uang

dalam sirkulasi dan deposito pada bank

14

sentral). Bank sentral harus mengawasi

secara ketat pertumbuhan Mo yang

dialokasikan untuk pemerintah, bank

komersial dan lembaga keuangan sesuai

proporsi yang ditentukan berdasarkan kondisi

ekonomi, dan sasaran dalam perekonomian

Islam.Mo yang disediakan untuk bank-bank

komersial terutama dalam bentuk mudharabah

harus dipergunakan oleh bank sentral sebagai

instrument kualitatif dan kuantitatif untuk

mengendalikan kredit.

2) Public Share of Demand Deposit (Uang giral)

Dalam jumlah tertentu demand deposit

bank-bank komersial (maksimum 25%) harus

diserahkan kepada pemerintah untuk membiayai

proyek-proyek sosial yang menguntungkan.

3) Statutory Reserve Requirement

Bank-bank komersil diharuskan memiliki

cadangan wajib dalam jumlah tertentu di Bank

Sentral. Statutory reserve requirements

membantu memberikan jaminan atas deposit dan

sekaligus membantu penyediaan likuiditas

15

yang memadai bagi bank. Sebaliknya, Bank

Sentral harus mengganti biaya yang

dikeluarkan untuk memobilisasi dana yang

dikeluarkan oleh bank-bank komersial ini.

4) Credit Ceilings (Pembatasan Kredit).

Kebijakan menetapkan batas kredit yang

boleh dilakukan oleh bank-bank komersil

untuk memberikan jaminan bahwa penciptaan

kredit sesuai dengan target moneter dan

menciptakan kompetisi yang sehat antar bank

komersial.

5) Alokasi Kredit BerdasarkanNilai

Realisasi kredit harus meningkatkan

kesejahteraan masyarakat .Alokasi kredit

mengarah pada optimisasi produksi dan

distribusi barang dan jasa yang diperlukan

oleh sebagian besar masyarakat.Keuntungan

yang diperoleh dari pemberian kredit juga

diperuntukkan bagi kepentingan

masyarakat.Untuk itu perlu adanya jaminan

kredit yang disepakati oleh pemerintah dan

bank-bank komerisal untuk mengurangi risiko

dan biaya yang harus ditanggung bank.

6) Teknik Lain

16

Teknik kualitatif dan kuantitatif diatas

harus dilengkapi dengan senjata-senjata lain

untuk merealisasikan sasaran yang diperlukan

termasuk diantranya moral suasion atau

himbauan moral.

C. Dampak Kebijakan Moneter

Anggaplah pemerintah menjalankan atau menerapkan suatu

kebijakan moneter ekspansif (expansionary monetary policy),

yaitu melalui peningkatan jumlah uang beredar (money

supply atau Ms) di dalam perekonomian. Dengan adanya

ekspansi moneter tersebut, akan menyebabkan tingkat

bunga (i) turun, dan yang pada gilirannya mendorong

investasi (I) naik, dan naiknya investasi selanjutnya

menyebabkan permintaan agregat (AD) juga mengalami

kenaikan. 

Dalam kerangka model IS-LM, naiknya permintaan agregat

(AD) yang disebabkan oleh kenaikan di dalam jumlah uang

beredar tadi, akan mendorong kurva LM bergeser ke kanan.

Sebagai akibatnya, tingkat bunga (i) akan turun, namun

pendapatan (Y) sebaliknya mengalami kenaikan. Dalam

kerangka model AS-AD, adanya kenaikan jumlah uang

beredar (Ms) yang menyebabkan kurva AD bergeser ke

kanan, (dengan kurva AS yang tertentu), telah

menyebabkan baik tingkat pendapatan (Y) maupun tingkat

17

harga (P) di dalam perekonomian juga mengalami

kenaikan. 

Dengan adanya kenaikan jumlah uang beredar (Ms) dari

dari Ms0 menjadi Ms1, telah menyebabkan kurva LM

bergeser ke kanan dari LM0 (Ms0) menjadi LM1 (Ms1).   

Dengan kurva IS yang tertentu, maka kenaikan di dalam

jumlah uang beredar yang menyebabkan kurva LM bergeser

ke kanan itu telah mendorong tingkat bunga (1) turun

dari l0 menjadi 11, dan pendapatan (Y) akan naik dari Y0

ke Y. 

Pada gambar 9.3.b. tampak bahwa dengan adanya kenaikan

di dalam jumlah uang beredar, telah menyebabkan kurva

permintaan agregat (AD) bergeser dari AD0 (Ms0) keADl,

(Msl), yang selanjutnya mengakibatkan tingkat harga (P)

naik dari P0 ke P1,    dan pendapatan (Y) juga naik dari

Y0 ke Y1.

18

Sebaliknya, apabila sekarang pemerintah menjalankan

suatu kebijakan moneter kontraktif (contractionary monetary

policy) yaitu dengan mengurangi jumlah uang beredar (Ms)

di dalam perekonomian, dalam kerangka model AS-AD akan

menyebabkan kurva AD bergeser ke kiri. Dengan kurva AS

yang tertentu, bergesernya kurva AD ke kiri akan

menyebabkan tingkat harga dan pendapatan turun (lihat

gambar 9.4a dan 9.4b)

19

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tidak adanya intrumen-intrumen tradisional untuk

membuat kebijakan moneter.Oleh karena itu tidak

perlu harus menimbulkan kesulitan-kesulitan serius

dalam mengatur kebijakan moneter. Ini untuk

mengatakan bahwa dalam sistem ilslam sebagaimana

dalam sistem lainnya bekerja sama antara bank

sentral dan pemerintah jelas sangat penting kecuali

kalau pemerintah bertekat untuk menjadikan

stabilitas harga sebagai suatu tujuan kebijakan

yang tidak bisa ditawar-tawar. Dan atas dasar itu

pula dibuat anggaran belanja maka suatu kebijakan

moneter yang efektif kiranya menjadi tidak

20

mungkin.Sekali high power money diatur dari pusat,

berbagai penyesuaian karena berubahnya kondisi

ekonomi terpaksa harus dilakukan oleh bank sentral

sendiri.

Suatu kebijakan moneter syari’ah tentunya sangat

diperlukan guna mengurangi atau menghilangkan

sistem konvensional yang jauh dari syariat agama

islam. Bahkan dapat dikatakan kebijakan moneter

konvensional itu kharam karena tidak terlepas dari

sistem bunga.

B. Saran

Terkait dengan kajian diatas, penulis berharap

pemerintah dapat memperhatikan kembali kebijakan

moneter yang telah terlaksanakan itu agar secara

perlahan dapat beralih kepada sistem kebijakan

moneter yang syari’ah.Agar nantinya dapat tercapai

perekonomian yang bersih dan diridhai Allah SWT.

21

DAFTAR PUSTAKA

Raharjo Mugi. 2009. Ekonomi Moneter. Surakarta: UNS Press.

Nopirin. 2009. Ekonomi Moneter Buku 1. Yogyakarta: BPEE-

Yogyakarta.

Capra M.Umer.1997. Al Quran Menuju Sistem Moneter yang

Adil.Yogyakarta:

PT. DANA BHAKTI PRIMA YAS.

http://isa7695.wordpress.com/2009/12/17/kebijakan-

moneter-konvensional-vs-syariah/

Pertanyaan:

1. Oka (213-11-149)

Bagaimana harga naik pendapatan naik berdasarkan

kurva kebijakan moneter ekspansif?

Harga naik dikarenakan bergesernya kurva

permintaan agregat(AD) ke kanan yang menyebabkan

permintaan meningkat dan permintaan meningkat

tersebut mendorong penjual untuk menaikkan harga.

Dengan begitu, konsumen pun akan menyesuaikan

penghasilannya sehingga tingkat pendapatan pun

menjadi naik.

2. Ilmi (213-13-175)

Cara mencegah inflasi dan menjaga kestabilan nilai

mata uang?

Jawab:

Inflasi tidak dapat dicegah namun dapat

diminimalisir dengan solusi sebagai berikut

menurut Dr. Husain Syahhatah:

2

1. Reformasi terhadap sistem moneter yang ada

sekarang dan menghubungkan antara kuantitas

uang dengan kuantitas produksi.

2. Mengarahkan belanja dan melarang terlalu

berlebihan, mubazir, dan belanja yang tidak

bermanfaat.

3. Larangan menyimpan atau menimbun harta dan

mendorong untuk menginvestasikannya.

4. Meningkatkan produksi dengan memberikan

dorongan terhadap unsur manusia secara moral

dan material (Hasan, 2005: 287).

Menjaga kestabilan nilai mata uang:

Untuk dapat mencapai tujuan dalam menjaga

kestabilan nilai mata uang, bank sentral diberikan

beberapa kewenangan dalam melakukan tugasnya.

Tugas pertama adalah merumuskan dan melaksanakan

kebijakan moneter untuk mengendalikan jumlah uang

yang beredar atau suku bunga dalam perekonomian

agar dapat mendukung pencapaian tujuan kestabilan

nilai uang tersebut dan sekaligus mampu mendorong

pertumbuhan perekonomian nasional. Tugas kedua

adalah mengatur dan melaksanakan sistem

pembayaran, yang mencakup sekumpulan kesepakatan,

aturan, standar, dan prosedur yang digunakan dalam

mengatur peredaran uang antar pihak dalam

melakukan kegiatan ekonomi dan keuangan dengan

3

menggunakan instrumen pembayaran yang sah. Tugas

ketiga adalah mengatur dan mengawasi perbankan.

Peran penting perbankan terutama dalam

memobilisasi dana masyarakat dan menyalurkannya

dalam bentuk kredit maupun bentuk pembiayaan

lainnya untuk dunia usaha.

3. Toha (213-13-050)

Bagaimana cara menghapus suku bunga?

Jawab:

Dengan mengubah mekanisme keuangan yang semulamenganut sistem konvensional diganti denganmanajemen moneter Islam, langkahnya antara lain:pertama, dengan mendorong pemilik modal untukberinvestasi pada sekoltor riil.

Kedua, adanya mekanisme bagi hasil sehingga akanmemberi kesempatan secara bersama-sama untukmenggerakkan roda perekonomian.

Ketiga, dunia usaha relatif stabil, profit shareratio tidak sefluktuatif suku bunga, sehinggatercipta kepastian berusaha.

Keempat, menerapkan sistem profit and losssharing. Dimana untung dinikmati bersama dan rugiditanggung bersama (Zuhri,1996:162).

4