IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
Transcript of IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH ...
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM
MENANGANI MASALAH PROGRAM KELUARGA HARAPAN
(PKH) DI DESA TELUK KECAMATAN PEMAYUNG
KABUPATEN BATANGHARI
SKRIPSI
Oleh :
IDA ROYANI
NIM 105170463
DOSEN PEMBIMBIN
DR. YULIATIN, S.AG,.M.HI
MUSTIAH RH, S.AG.,M.SY
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020/2021
v
MOTTO
ثم والعدوان ول تعاونوا على ال د واتقوا للاه د ان للاه
العقاب
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah
kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT karena sudah menghadirkan orang-orang berarti disekeliling saya.Yang
selalu memberi semangat dan doa, sehingga skripsi saya ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dengan ini saya persembahkan karya ini untuk Ayahanda ( Zur’i ) dan ibunda( Jamalia ), beliaulah yang senantiasa mendo’akan setiap saat,
memberikan motivasi, dukungan serta membuat saya semangat untuk menyeselsaikan skripsi ini
Terimakasih selanjutnya untuk adik saya M Rizki Fernanda dan Cantika Gladis yang senantiasa membuatku bersemangat untuk cepat menyelesaikan perkulihan ini agar menjadi orang sukses dan menjadi
contoh yang baik untuk adik-adik ku.
Kemudian untuk sahabat-sahabat ku yang sangat kusayangi yang selama ini bersama sama menemani perjalanan jenjang akademisiku
dikampus yaitu Murti, Anggi, Fitri, Wela, Mila terimakasih sudah banyak memberikan cerita dalam hidupku.Dan tak lupa teman teman kelas ku IP D
angkatan 2017 yang banyak berbagi pengalaman dan juga cerita yang telah kita lalui selama lebih kurang 3,5 tahun ini.
Teruntuk teman sekaligus keluargadi prodi Ilmu Pemerinahan, teman KKN Kembang Desa, yang senasib kukerta dimasa COVID, terima
kasih atas canda tawa dan solidaritas yang sangat luar biasa dan tak kulupakan sahabat-sahabatiku di PMII Komisariat Uin STS jambi Kak
Milsisi, Desyi, Amel, Rayi, Lisa yang seperjuangan dengan ku yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalaman didalam berorganisasi.
Terimakasih juga saya ucapkan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kesuksesan di hidup saya,mohon maaf tidak dapat saya sebutkan
satu-persatu. Semoga ALLAH SWT. Selalu membalas kebaikan kalian semua (Aamiin ya Rabb).
vii
ABSTRAK
Kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat
perhatian pemerintah di negara manapun, kemiskinan merupakan gambaran
kehidupan di banyak negara berkembang dan juga kemiskinan menjadi salah satu
permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah Negara Indonesia, Pemerintah
Indonesia telah melaksnakan berbagai program bantuan sosial dan subsidi dalam
upaya untuk memenuhi hak dasar, mengurangi beban hidup, serta memperbaiki
kualitas hidup masyarakat kurang mampu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Untuk mengetahui apa yang menjadi
target dari Program Keluarga Harapan di Desa Teluk. Untuk mengetahui
pelaksanaannya Program Keluarga Harapan di Desa Teluk. Untuk mengetahui
Implementasi dalam mengatasi permasalahan yang timbul dari program keluarga
harapan yang tidak tepat sasaran di Desa Teluk. Jenis penelitian ini adalah
penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan penelitian kualitatif.
Sumber data dalam penelitian ini adalah terdiri dari data primer dan data sekunder
yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan literature
lainnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai
berikut : Pertama, Target Dari Program Keluarga Harapan (PKH) bersandar pada
lima target, yaitu: Target Kinerja Sasaran Program, Target Penetapan Sasaran
Calon Penerima PKH, Target Kinerja Sasaran, Penetapan Lokasi Calon Penerima
Bantuan PKH dan Pengukuran Kinerja. Dimana Memberikan target-target dalam
memperoleh pencapaian kesuksesan dalam program bantuan sosial PKH, Kedua
Adapun Faktor Dan Kendala Program Keluarga Harapan (PKH) dimana Faktor
pendukung dari Program Keluarga Harapan (PKH) adalah sumber daya finansial
yang cukup sehingga dapat menentukan kesuksesan tujuan dari program dan
penghambat adalah faktor konflik yang terjadi antar individu karna pendamping
Tidak mendata semua masyarakat yang tidak mampu, Kurangnya Sosialisasi
Pencairan Dana Bantuan Oleh Pendamping PKH, Masyarakat yang
menyalahgunakan uang bantuan PKH, Ketiga implementasi program keluarga
harapan sudah berjalan akan tetapi belum maksimal hal tersebutlah yang ingin
dicapai agar program tersebut berjalan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan.
Kata Kunci :Aplikasi, Bantuan Sosial , Program Keluarga Harapan
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Menangani
Masalah Program Keluarga Harapan (Pkh) Di Desa Teluk Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batanghari Jambi” Kemudian tak lupa penulis kirimkan sholawat
teriring salam kepada nabi besar Muhammad SAW. Yang telah memberi kita
petunjuk dari alam kejahilan menuju alam yang terang benderang seperti yang
kita rasakan sekarang ini, yang disinari dengan iman dan Islam. Skripsi ini
disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu dan
memenuhi sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar serana strata satu (S1)
pada Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha
semaksimal mungkin untuk kesempurnaan skripsi ini, namun karena keterbatasan
ilmu pengetahuan yang penulis miliki, sehingga masih terdapat kejanggalan dan
kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan
ribuan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asyari, MA. Ph. D, Sebagai Rektor Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag.,MH sebagai Dekan Fakultas Syariah Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
ix
3. Bapak Agus Salim, S.Th.I.,MA.,M.IR.,Ph sebagai Wakil Dekan Bidang
Akademik dan Kelembagaan
4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH,M.Hum sebagai Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan
5. Bapak Dr. H. Ishak, SH.,M.Hum sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Kerjasama.
6. Dr. Irmawati Sagala, S.IP., M.SI,MSHS dan Sekretaris Prodi Ilmu
Pemerintahan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
7. Ibu Dr. Yuliatin, S.Ag.,M.HI, selaku Pembimbing I, dan Ibu Mustiah RH,
S.Ag.,M.HI selaku Pembimbing II
8. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen dan Seluruh Karyawan/Karyawati
Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT.
Kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafannya.
Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah,
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMEBIMBING .............................................................. iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 6
C. Batasan Masalah ....................................................................... 7
D. Tujuan dan Kegunaan Peneliti .................................................. 7
E. Kerangka Teori ......................................................................... 8
F. Kerangka Konseptual ............................................................... 13
G. Penelitian Terdahulu ................................................................. 21
BAB II METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 23
B. Pendekatan Penelitian ............................................................... 23
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 24
D. Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 26
E. Unit Data .................................................................................. 28
F. Teknis Analisis Data ................................................................. 29
G. Sitematika Penulisan ................................................................ 31
BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah dan Geografis Kabupaten Batanghari .......................... 34
B. Letak Geografis ........................................................................ 37
C. Profil Dinas Sosial Kabupaten Batanghari ............................... 39
D. Visi Misi Dinas Sosial Kabupaten Batanghari ......................... 40
E. Profil Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan ................... 43
F. Pelaksanaan Program Keluarga Harapan Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batanghari…………………………… 44
xvi
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Apa saja pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah dalam
Program Keluarga Harapan di Desa Teluk Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batanghari ? .......................................... 45
B. Kendala Dan Faktor dalam Pelaksanaan Program Keluarga
Harapan (PKH) Desa Teluk Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batanghari ? ........................................................... 63
C. Bagaimana Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah
Program Keluarga Harapan Di Desa Teluk Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batanghari ? .......................................... 74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 81
B. Saran-saran ............................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat
perhatian pemerintah di negara manapun, kemiskinan merupakan gambaran
kehidupan di banyak negara berkembang dan juga kemiskinan menjadi salah satu
permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah Negara Indonesia, akan tetapi
sampai saat ini pemerintah belum mampu menghadapi atau menyelesaikan
permasalahan tersebut. Dikarenakan kondisi kemiskinan Indonesia semakin parah,
jumlah penduduk miskin di Indonesia bertambah pesat, usaha pemerintah dalam
penanggulangan masalah kemiskinan sangatlah serius bahkan merupakan salah
satu program prioritas termasuk bagi pemerintah Provinsi Jambi.1
Pemerintah Indonesia telah melaksnakan berbagai program bantuan sosial
dan subsidi dalam upaya untuk memenuhi hak dasar, mengurangi beban hidup,
serta memperbaiki kualitas hidup masyarakat kurang mampu. Berbagai bantuan
sosial diberikan secara langsung kepada individu, keluarga, kelompok dari
masyarakat kurang mampu melalui berbagai kementerian/lembaga pelaksana.
Subsidi juga diberikan langsung kepada keluarga atau kelompok masyarakat,
namun sebagian besar subsidi masih dalam bentuk subsidi barang. Salah satunya
program keluarga harapan (PKH) yang digolongkan sebagai program untuk
masyarakat kurang mampu.
1Risnandar, Implementasi Program Bantuan sosial Non Tunai di Berbagai Kota di
Indonesia, Vol.7, No.03, Mei – Agustus, Tahun 2018,hlm.147.
2
Peraturan bupati tentang kriteria dan ketentuan pelaksanaan penyaluran
dana bantuan sosial untuk santunan bantuan bagi masyarakat miskin dikabupaten
batanghari, ada beberapa ketentuan ketentuan agar masyarakat itu bisa
mendapatkan bantuan sosial ini, pertama: bertempat tinggal menetap di kabupaten
tersebut, Kedua: santunan bantuan sosial ini adalah wujud kepedulin pemerintah
daerah untuk membantu masyarakat miskin yang telah diakui oleh kepala desa
tempat masyarakat itu tinggal, Ketiga: santunan bantuan sosial yang diberikan
harus sesuai dengan ketentuan yang tertera.2
Dari 3400 jiwa jumlah Penduduk dan terdiri dari 700 KK, yang terdaftar
sebagai Program Keluarga Harapan (PKH) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
berjumlah sebanyak 134 KK. Dalam bidang pendidikan 64 Penerima, dalam
bidang kesehatan 32 Penerima dan yang dalam bidang kesejahteraan sosial 38
Penerima oleh karena itu Kelompok masyarakat miskin akan mendapatkan
electronic voucher (e-voucher) dalam bentuk kartu. Oleh karena itu, dalam
mendukung penyaluran bantuan pangan non tunai secara luas maka dipandang
perlu melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi agar dalam pelaksanaannya
dapat berjalan sesuai dengan konsepnya.
Di Provinsi Jambi Kabupaten Batanghari Kecamatan Pemayung
khususnya di Desa Teluk sebagai salah satu penerima bantuan sosial program
keluarga harapan (PKH) dalam bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan
sosial dapat dibuktikan bahwa dalam bidang bidang itu sangat banyak kekeliruan
2 Peraturan Bupati Kabupaten Batanghari Bab II 2018, Tentang Ketentuan penerima
Bantuan Sosial, hlm 5.
3
atas jenis jenis penerima yang tidak tepat sasaran, dengan itu dapat dibuktikan
dengan.
a. Dalam bidang pendidikan, kepala kelurga yang mendapatkan bantuan PKH
tersebut yang anaknya saat awal bersekolah mendapatkan bantuan tersebut
tetapi saat ini tidak bersekolah lagi masih mendapatkan bantuan PKH.
b. Dalam bidang kesehatan, kepala keluarga yang mendapatkan bantuan PKH
tersebut salah satunya ibu menyusui yang tidak tepatnya yaitu saat salah
seorang anaknya tidak menyusui lagi tetapi keluarga tersebut masih juga
mendapatkan bantuan PKH.
c. Dalam bidang kesejahteraan sosial, yang mana dalam bidang ini warga yang
mendapatkan bantuan ini diberikan berupa barang yaitu seperti tabung LPG
bertujuan ingin membolak balikan keuntungan dari tabung LPG tersebut
tetapi masalahnya disini tabung LPG yang diberikan oleh bantuan sosial
tersebut malah dijual kewarga tanpa sepengetahuan tim pengawas PKH.
Maka dari itu penelitian tentang “Implementasi Pelaksanaan Peraturan
Kementrian Sosial No 1 Tahun 2018 tentang Program Keluarga Harapan di
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari” perlu di teliti karena dalam rangka
mengukur penerapan, efektivitas dan efesiensi penyaluran bantuan sosial serta
mewujudkan prinsip 4T (Tepat Sasaran, Tepat Waktu, Tepat Jumlah, dan Tepat
Administrasi).
Berdasarkan hasil grand tour di lapangan diperoleh informasi bahwa salah
satu bentuk penyelewengan yang dilakukan oleh pendamping, pertama,
masyarakat yang mampu masih mendapatkan bantuan PKH; kedua, anak yang
4
sudah putus sekolah masih mendapat bantuan PKH; ketiga, tidak adanya
monitoring terhadap batas akhir penerima bantuan PKH.3
Di Desa Teluk Kecamatan Pemayung, mengenai Bantuan Pangan Non
Tunai penulis menemukan beberapa masalah yang tidak sesuai dengan arahan
yang telah dibuat oleh Presiden dan Peraturan Menteri Sosial, berbagai
kesenjangan dalam implementasinya seperti Data penerima BPNT yang tidak
tepat sasaran. Peran Pelaksana Program PKH di Desa Teluk yang kurang efektif
dalam menjalankan Program BPNT, baik dari pelaksana tingkat kecamatan yaitu
Tim Koordinasi Bantuan Pangan Kecamatan, Perangkat Desa serta Pendamping
BPNT desa Teluk. Kurangnya Koordinasi antar pelaksana PKH yang menjadi
faktor utama sebagai penghambat keberhasilan dari implementasi PKH yang di
tetapkan, kurangnya Pemantauan/ Pengawasan dari Pemerintah Daerah.
Kasus-kasus penyelewengan bantuan sosial PKH yang dilakukan oleh
Pendamping maupun peserta sebenarnya bisa dicegah dengan adanya pemantauan.
Kegiatan monitoring sebenarnya juga bisa dilakukan pengawasan oleh masyarakat
disekitar area kegiatan PKH.4
Adapun hal yang mengatur tentang sanksi jika peserta PKH tidak memenuhi
komitmennya sebenarnya telah termuat, setiap pelanggaran yang dilakukan oleh
peserta bisa segera diketahui melalui bantuan para pendamping PKH yang rutin
melaporkan kegiatannya setiap peserta. Laporan ini digunakan sebagai bahan
3 Wawancara dengan Bapak Yusri, selaku kepala dusun 1 desa teluk, tanggal 8 Februari
2020, jam 16.45 WIB. 4Aditya Wisnu Broto. Pedoman Program Bantuan Sosial.Vol. 14. No. 1, Tahun 2018,
hlm. 172.
5
pertimbangan untuk memutuskan apakah seseorang peserta masih tepat menerima
atau tidaknya dan perlu mendapatkan sanksi atau tidak.
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini mencoba untuk melihat
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah agar tidak terjadinya penyelewengan
dalam program bantuan sosial tersebut, yang kemudian direflesikan melalui
sebuah penelitian yang berjudul:
“IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH
DALAM MENANGANI MASALAH PROGRAM KELUARGA HARAPAN
(PKH) DI DESA TELUK KECAMATAN PEMAYUNG KABUPATEN
BATANGHARI JAMBI”
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis jelaskan
sebelumnya, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa saja pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah dalam Program
Keluarga Harapan di Desa Teluk Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batanghari ?
2. Kendala Dan Faktor dalam Pelaksanaan Program Keluarga Harapan
(PKH) Desa Teluk Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari ?
3. Bagaimana Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah Program Keluarga
Harapan Di Desa Teluk Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari ?
6
B. Batasan Masalah
Untuk menghindari adanya perluasan masalah yang dibahas yang
menyebabkan pembahasan menjadi tidak konsisten dengan rumusan masalah yang
telah penulis buat sebelumnya maka permasalahan dibatasi berdasarkan
identifikasi masalah di atas, penelitian akan difokuskan pada Implementasi
Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Menangani Masalah Program Keluarga
Harapan (PKH) Yang Tidak Tepat Sasaran Berdasarkan Peraturan Menteri Sosial
Republik Indonesia No 1 Tahun 2018 Tentang Program Keluarga Harapan Di
Desa Teluk Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari Jambi.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dengan adanya semua perumusan masalah di atas, diharapkan adanya
suatu kejelasan yang dijadikan tujuan bagi penulis dalam skripsi ini. Tujuan yang
ingin dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pelaksanaan Pemerintah Daerah Program Keluarga
Harapan di Desa Teluk Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari.
b. Untuk mengetahui Kendala dan Faktor Pada Program Keluarga Harapan di
Desa Teluk Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari.
c. Untuk mengetahui Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah dalam
Program Keluarga Harapan di Desa Teluk Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batanghari.
7
2. Kegunaan Penelitian
Adapun yang menjadi kegunaan dari penelitian ini sebagai berikut:
a. Secara akademisi dapat menambah wawasan kepada pembaca pada
umumnya, dalam hal ini berkenaan dengan implementasi Peraturan Menteri
Sosial No 1 Tahun 2018 tentang Program Keluarga Harapan.
b. Bagi penulis, penelitian ini dapat melengkapi salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada jurusan Ilmu Pemerintah
fakultas Syari’ah UIN STS JAMBI.
c. Bagi instansi terkait, diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai
bahan pertimbangan dalam mengambil keputuasan terkait topik penelitian.
d. Sebagai sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi dan
praktisi masyarakat di dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan
bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lain.
D. Kerangka Teori
Teori Implementasi Kebijakan
Dalam penelitian ini, penulis meneliti mengenai implementasi Peraturan
Kementrian Sosial republik Indonesia tentang Program Keluarga Harapan dalam
meringankan beban masyarakat miskin di Kecamatan Pemayung, Kabupaten
Batanghari, dalam upaya menjawab rumusan masalah penelitian ini, penulis
mengambil teori dari:
8
George C. Edward III
Menyatakan bahwa keberhasilan implementasi kebijakan sangat
ditentukan beberapa faktor penting yaitu:
a. Komunikasi
Menurut Edwards, persyaratan pertama bagi efektivitas implementasi
kebijakan adalah para pelaksana harus mengetahui apa yang seharusnya mereka
lakukan, sebab hanya dengan cara demikian proses komunikasi antar sesamanya
akan dapat berjalan dengan baik. Dalam proses komunikasi terkandung transmisi,
konsistensi, dan kejelasan 5.
b. Sumber Daya
Sumber daya yang akan mendukung implementasi kebijakan yang efektif
disini menyangkut staf, wewenang, informasi, wewenang, dan fasilitas-fasilitas6.
c. Sikap implementor (disposition)
Agar implementasi kebijakan dapat efektif, maka segenap upaya harus
dilakukan oleh pembuat kebijakan agar isi dan tujuan kebijakan dapat
berkesesuaian dengan keinginan para implementor melalui pemahaman setiap
individu akan arah kebijakan yang mereka kerjakan/implementasikan. Disamping
itu para pelaksana harus memahami/mengetahui apa yang harus dikerjakan,
mereka juga harus memiliki kemampuan untuk melaksanakannya. Hal-hal penting
yang perlu dicermati pada variabel disposisi Yaitu: 1. Pengangkatan birokrat;
disposisi atau sikap pelaksana akan menimbulkan hambatan-hambatan yang nyata
5 Husaini Usman, Manajemen, Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Bumi Aksara,
Jakarta, 2006), hlm. 3. 6 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Remaja Rosdakarya, Bandung,
2008), hlm. 143.
9
terhadap implementasi kebijakan apabila personil yang ada tidak melaksanakan
kebijakan-kebijakan yang diinginkan oleh pejabat-pejabat tinggi. Karena itu,
pemilihan dan pengangkatan personil pelaksana kebijakan haruslah orang-orang
yang memiliki dedikasi pada kebijakan yang telah ditetapkan. 2. Insentif; Edward
menyatakan bahwa salah satu teknik yang disarankan untuk mengatasi masalah
kecenderungan para pelaksana adalah dengan memanipulasi insentif. Oleh karena
itu, pada umumnya orang bertindak menurut kepentingan mereka sendiri, maka
memanipulasi insentif oleh para pembuat kebijakan mempengaruhi tindakan para
pelaksana kebijakan. Dengan cara menambah keuntungan atau biaya tertentu
mungkin akan menjadi faktor pendorong yang membuat para pelaksana kebijakan
melaksanakan perintah dengan baik. Hal ini dilakukan sebagai upaya memenuhi
kepentingan pribadi (self interst) atau organisasi7.
d. Struktur birokrasi.
Secara umum birokrasi merupakan suatu badan yang paling sering terlibat
dalam implementasi kebijakan secara keseluruhan. Bentuk organisasi dipilih
sebagai suatu kesepakatan kolektif untuk memecahkan berbagai masalah sosial.
Struktur organisasi-organisasi pelaksana kebijakan mempunyai pengaruh
penting pada impelentasi kebijakan. Para pelaksana kebijakan dapat saja
mengetahui apa yang harus dilakukan, memiliki keinginan serta dukungan
fasilitas untuk melakukannya.
Dua karakteristik, menurut Edward III, yang dapat mendongkrak kinerja
struktur birokrasi/organisasi kearah yang lebih baik, yaitu dengan melakukan: 1.
7 Agostiono, Implementasi Kebijakan Publik Model Van Meter dan Van Horn, (Rajawali
Press, Jakarta, 2010), hlm 154.
10
Standar Operating Prosedures (SOPs); adalah suatu kegiatan rutin yang
memungkinkan para pegawai (atau pelaksana kebijakan/administrator/birokrat)
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatannya setiap hari sesuai dengan standar yang
ditetapkan atau standar minimum yang dibutuhkan. 2. Fragmentasi; adalah upaya
penyebaran tanggungjawab kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas pegawai
diantara beberapa unit kerja.8
Van Metter dan Van Horn
Menurut Van Metter dan Van Horn, yang mempengaruhi kinerja kebijakan
yaitu:9
a. Ukuran dan Tujuan Kebijakan
Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur keberhasilannya jika dan
hanya jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan sosio-kultur
yang ada di level pelaksana kebijakan.
b. Sumberdaya
Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
c. Karakteristik Agen Pelaksana
Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan
organisasi informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan (publik)
akan sangat banyak dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat serta sesuai dengan para
8 Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran sebuah Teori dan Konsep Dasar, (PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2000), hlm. 183. 9 17 Agostiono, Implementasi Kebijakan Publik Model Van Meter dan Van Horn,
(Rajawali Press, Jakarta, 2010), hlm 154.
11
agen pelaksananya. Selain itu, cakupan atau luas wilayah implementasi kebijakan
perlu juga diperhitungkan manakala hendak menentukan agen pelaksana. Semakin
luas cakupan implementasi kebijakan, maka seharusnya semakin besar pula agen
yang dilibatkan.
d. Sikap/Kecenderungan (Disposition) para pelaksana
Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana akan sangat banyak
mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja implementasi kebijakan publik.
Hal ini sangat mungkin terjadi oleh karena kebijakan yang dilaksanakan bukanlah
hasil formulasi orang-orang yang terkait langsung terhadap kebijakan yang
mengenal betul persoalan dan permasalahan yang mereka rasakan.
e. Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana
Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam impelementasi
kebijakan publik. Semakin baik koordinasi komunikasi diantara pihak-pihak yang
terlibat dalam suatu proses implementasi, maka asumsinya kesalahan-kesalahan
akan sangat kecil untuk terjadi dan begitu pula sebaliknya.
f. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik
Sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan
kebijakan publik yang telah ditetapkan. Lingkungan sosial, ekonomi, dan politik
yang tidak kondusif dapat menjadi penyebab dari kegagalan kinerja implementasi
kebijakan.
Dari teori tokoh George C. Edward III dan Van Metter dan Van Horn
tersebut, penulis dapat menjawab permasalahan-permasalahan yang ada dalam
implementasi Peraturan Kementrian Sosial Republik Indonesia tentang Program
12
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan VII Koto Ilir, Kabupaten
Tebo, Jika dilihat dari prosesnya apakah penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) di Kecamatan VII Koto Ilir, Kabupaten Tebo sudah sesuai dengan
peraturan yang ditentukan, serta apakah tujuan kebijakan itu tercapai.
E. Penelitian Terdahulu
Setelah peneliti mengadakan suatu kajian kepustakaan Terdapat penelitian
yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang peneliti lakukan, yaitu;
Pertama, Dalam Skripsi Tirtado Sinaga.10
dengan judul “Implementasi
Kebijakan Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Penanggulangan
Kemiskinan di Kecamatan Medan Selayan” Jurusan Administrasi Publik Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sumatera Utara 2018. Penelitian skripsi ini berfokus
pada Perbandingan Implemntasi Kebijakan, yaitu dengan menggunakan teori
Edwar III dan juga untuk mengetahui tingkat ketepatan pelaksanaan program
PKH yang telah ditetapkan dalam peraturan.
Penelitian yang dilakukan oleh Tirtado Sinaga memiliki judul yang mirip
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yang membedakan penelitian
yang peneliti lakukan sekarang adalah lokasi penelitiannya. Penelitian yang
dilakukan oleh Tirtado Sinaga berlokasi di Sumatra Utara. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa dalam pelaksanaannya kebijakan tersebut belum berjalan
secara optimal, masih sangat banyak masyarakat yang menerima bantuan PKH ini
yang susah digapai jika ingin mengambilnya. Sedangkan lokasi penelitian yang
10Sinaga, Tirtado, 2018, Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan (PKH)
dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kecamatan Medan Selayan, Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik, Universitas Sumatera Utara
13
penulis lakukan berlokasi di Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari. Oleh
karena itu sampai saat ini, belum ada peningkatan yang terjadi secara signifikan.
Skripsi yang ditulis oleh Heri Gunawan, mahasiswa dari program studi
ilmu kesejahteraan sosial, fakultas ilmu sosial dan politik Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara “Implementasi Kebijakan Pelaksanaan Program
Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) Penerima Manfaat terhadap kesejahteraan
keluarga miskin di kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat” Penelitian
ini berfokus pada Implementasi Kebijakan Pelaksanaan Program Bantuan Pangan
Non Tunai (BPNT) penerima manfaat terhadap kesejahteraan keluarga miskin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Efektivitas Pelaksanaan Program Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT) Penerima Manfaat Terhadap Kesejahteraan Keluarga
Miskin di Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat dapat dikatakan
berjalan efektif. Hal ini didasari dengan adanya pendataan dan survey yang
merupakan bagian dari strategi program sehingga bantuan tersebut tepat sasaran
dan tepat waktu, sehingga masyarakat mendapatkan bantuan untuk terwujudnya
kesejahteraan keluarga miskin dalam aspek tingkat pendapatan dan ketahanan
pangan11
.
Perbedaan dengan penelitian saya yang berjudul Implementasi Kebijakan
Pemeintah Daerah dalam Program Keluarga Harapan di Desa Teluk Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batanghari dengan Skripsi yang ditulis oleh Heri Gunawan
yaitu yang pertama dari segi lokasi penelitian, yang kedua skripsi yang di tulis
Oleh Heri Gunawan ini meneliti Bagaimana Tingkat Pelaksanaan Program
11
Gunawan, Heri, 2019, Efektivitas Pelaksanaan Program Bantuan Pangan Non-Tunai
(BPNT) Penerima Manfaat terhadap Kesejahteraan Keluarga Miskin Di Kelurahan Glugur Kota
Kecamatan Medan Barat. Skripsi. Sumatera Utara: Universitas Muhammadiyah.
14
Keluarga Harapan, serta dampak atau peran penting Program PKH dalam
mensejahterakan KPM sedangkan penelitian saya membahas tentang Bagaimana
Pelaksanaan PKH di Desa Teluk, apakah sudah berjalan sesuai Peraturan Menteri
Sosial Nomor 1 Tahun 2018, seperti apa tingkat ketepatan penyaluran kepada
KPM dan apasaja faktor-faktor penghambat penyaluran program Bantuan Pangan
Non Tunai.
Jurnal yang ditulis oleh Rohana Tiara dan Mardiyanto yang berjudul
“Implementasi Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kota Palembang”.
Hasil dari penelitiannya yaitu proses pelaksanaan Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) di Kota Palembang belum efektif karena disebabkan oleh kurangnya
anggaran untuk pelaksanaan program yang ada di Dinas Sosial Kota Palembang
dan Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu menjalankan serta
mengawasi jalannya program BPNT12
.
Perbedaan dengan penelitian saya yang berjudul Implementasi Kebijakan
Pemerintah Daerah dalam Program Keluarga Harapan di Desa Teluk Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batanghari dengan jurnal yang ditulis oleh Rohana Tiara
dan Mardiyanto yaitu yang pertama dari segi lokasi penelitian, yang kedua jurnal
yang di tulis Rohana Tiara dan Mardiyanto ini meneliti Bagaimana Tingkat
Keberhasilan Program BPNT serta seperti apa proses penyaluran Program BPNT
dalam pelaksanaannya. sedangkan penelitian saya membahas tentang Bagaimana
Penerapan Penyaluran BPNT di lapangan, apakah sudah berjalan sesuai peraturan
12
Rohana, Tiara, dan Mardiayanto, 2019, Efektivitas Program Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT) di Kota Palembang, Vol 06 (2)
15
menteri social nomor 1 tahun 2018, dan seperti apa tingkat ketetpatan penyaluran
KPM dan apa saja factor-faktor penghambatnya. .
23
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini tentang Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam
Menangani Masalah Program Keluarga Harapan di Desa Teluk Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batanghari, tempat dilaksanakan penelitian ini adalah di
Desa Teluk Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari, yang mana Kegiatan
Penelitian Ini dimulai sejak di sahkannya penelitian, yaitu pada Bulan Juli 2020.
Tahap-tahap dalam pelaksanaan kegiatan ini rencananya akan di mulai dari tahap
persiapan, observasi, wawancara, dokumentasi sampai dengan penulisan laporan
penelitian.
B. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu
untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti.13
Dalam hal pengungkapan data secara mendalam melalui wawancara, observasi
dan kajian dokumen terhadap apa yang dilakukan para informan seperti
bagaimana para pelaksana menerapkan kebijakan, menjalankan peran dan fungsi,
serta kewajiban mereka dalam penenerapan peraturan pemerintah, dan memantau
KPM dalam Pelaksanaan Program Keluarga Harapan yang diberikan. Dengan
pendekatan tersebut agar dapat memudahkan penulis untuk mendapatkan data
yang objektif dalam rangka mengetahui penelitian ini tentang Implementasi
13
Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), hlm. 22.
24
Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Menangani Masalah Program Keluarga
Harapan di Desa Teluk Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari,
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Data yang disajikan diproleh dari sumber-sumber data yang terdiri dari
data primer dan data sekunder.
2. Data Primer
Dalam memperoleh data secara primer penulis memperoleh data Berupa
informasi yang diambil dari lapangan melalui observasi dan wawancara penulis
dari melihat beberapa Respon masyarakat Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
sebagai penerima Program Keluarga Harapan, menilai proses kerja Kasi
Kesejahteraan Sosial, Ketentraman dan Ketertiban Umum Kecamatan Pemayung,
meneliti kinerja Pendamping Program Keluarga Harapan Kecamatan terhadap
KPM Program Keluarga Harapan di Desa Teluk , meneliti kinerja sebagai sarana
penyaluran dan pemanfaatan Program PKH KPM desa Teluk, melihat seperti apa
proses awal hingga akhir KPM terkait penerimaan Program PKH.
3. Data sekunder
Data yang diproleh dari Dokumen Tenaga Kerja Sosial Kecamatan terkait
Penduduk yang menjadi Kelurga Penerima Manfaat (KPM), dokumen Kantor
Desa Teluk terkait KPM Program PKH, dari Pendamping di Kecamatan, dokumen
dari Program BPNT Kecamatan, Buku Pedoman Pelaksanaan Program Keluarga
Harapan, Buku Kajian BPNT 2017, Buku Pedoman Tenaga Kerja Sosial
Kecamatan, Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia No. 1 Tahun 2018
25
tentang Penyaluran Program Keluarga Harapan, Peraturan Presiden No. 63 Tahun
2017 tentang Penyaluran Bantuan Pangan secara Non Tunai (BPNT)
4. Sumber Data
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana
data diperoleh. Sumber data dapat diperoleh dari tindakan, pengamatan, ataupun
data-data yang didapat pada saat penelitian berlangsung. Sumber data dalam
penelitian ini diperoleh:
a. Dari kantor Dinas Sosial Kabupaten
b. Dari kantor Desa Teluk
c. Dari Pendamping PKH Kecamatan Pemayung
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen Pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Instrument pengumpulan data adalah alamat yang digunakan untuk
mengumpulkan dan fakta penelitian14
.
1. Pengamatan/ Observasi
Dalam observasi ini, penulis menggunakan Observasi Partisipatif yang
mana peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau
yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dalam penelitian ini dilakukan
dengan mengamati dan mencatat langsung terhadap objek penelitian seperti
pendekatan mendalam terhadap KPM Program PKH, Pendamping Program PKH
14
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, (Edisi Revisi), cet Ke-2, (Jambi :Syari’ah
Press, 2014), hlm.37.
26
Kecamatan, Tenaga Kerja Sosial Kecamatan (TKSK), Peraturan Menteri Sosial
No 1 Tahun 2018 Tentang Program Keluarga Harapan di Kecamatan Pemayung.
2. Interview/ Wawancara
Dalam proses ini penulis melakukan Wawancara yang mana dapat
memudahkan penulis dalam memperoleh data, menemukan masalah secara lebih
terbuka dan bebas dalam proses wawancara. Alat-alat yang digunakan penulis
dalam wawancara adalah buku catatan, laptop, dan Kamera karena penulis
menggunakan wawancara catatan lapangan. Informasi dalam penelitian ini adalah
orang-orang yang mengetahui dengan pasti persoalan yang terjadi.
Oleh karena itu, secara Khusus wawancara ini ditunjukkan kepada
a. Bapak Yusri, Selaku Kepala Dusun 1 Desa Teluk
b. Bapak Sopiyan SE, Selaku Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Batanghari
c. Bapak Bustomy, SE, selaku Ketua Bagian Koordinator Program Keluarga
Harapan Kabuapten Batanghari.
d. Bapak Yusuf SE., selaku Koordinator Kecamatan Pemayung
e. Ibu Indah SE, Selaku Kasi Program Keluarga Harapan
f. Bapak Badran, selaku Ketua BPD Teluk
g. Masyarakat dan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Bantuan PKH
Desa Teluk.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini adalah penulis melihat beberapa
sejumlah dokumen-dokumen yang telah dikeluarkan oleh Dinas Sosial Kabupaten
Batanghari terkait data Bantuan PKH di Kecamatan Pemayung, dokumen
27
mengenai data penduduk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari Tim Koordinasi
Bantuan Pangan Kecamatan atau Pendamping Khusus Bantuan PKH, , kebijakan-
kebijakan Pemerintah Pusat seperti Peraturan Menteri Sosial Nomor 11 Tahun
2018 Tentang Penyaluran Program Bantuan Pangan Non Tunai, Buku Pedoman
umum PKH, Materi Sosialisasi Bantuan PKH.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri dan orang lain15
.
menggunakan penerapan teknik yaitu :
a. Mereduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok,
menfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya.16
dalam
penelitian ini, peneliti mereduksi data yang diambil dari hasil data yang diambil
berkaitan tentang bantuan program keluarga harapan yang tidak tepat sasaran di
Kecamatan Pemayung.
b. Penyajian Data
15
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2009), hal.244.
16
Beni Ahmad Saebani,”Metode Penelitian “, ( Bandung : Cv Pustaka Setia, 2008 ),
hlm.201.
28
Dalam penelitian ini data disajikan secar sistematis agar lebih mudah
memahami karya ilmiah tentang bantuan sosial program keluarga harapan yang
tidak tepat sasaran di Kecamatan Pemayung.
c. Penarikan Kesimpulan
Langkah terakhir yaitu membuat kesimpulan dari data data yang
terkumpul, sehingga dapat di ambil langkah langkah awal untuk penelitian
lanjutan dan mengecek kembali data data asli yang diperoleh. Kesimpulan dalam
skripsi ini merupakan data yang bersangkutan dengan tidak tepat sasarannya
bantuan program keluarga harapan di Desa Teluk Kecamatan Pemayung.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam
penulisan proposal skripsi ini akan disistematisasi sebagai berikut:17
Untuk mendapatkan pemahaman secara runtun, pemahaman dalam
penulisan skripsi ini akan di sistematisasi sebagi berikut :18
Bab I. Pendahuluan, dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
kerangka teori, dan tinjauan pustaka. Bab ini merupakan permasalahan yang
merupakan berpikir bagi bab – bab selanjutnya.
Bab II. Metode penelitian. Dalam bab ini membahas mengenai pendekatan
penelitian, jenis dan sumber, pengumpulan, serta analisis data, sistematika
penulisan dan jadwal penelitian.
17
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), cet. Ke-2 (Jambi: Syari’ah
Press, 2014), hlm.54.
18
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi edisi revisi, cet ke-2 (Jambi :Syariah
press,2014)hlm 54
29
Bab III. Gambaran umum. membahas bantuan sosial program keluarga
harapan yang tidak tepat sasaran di kecamatan pemayung, Persfektif islam
dan Pengentasan Kemiskinan.
Bab IV. Pembahasan. Dalam bab ini membahas tentang Target, Kendala dan
Implementasi kebijakan pemerintah daerah dalam menangani masalah
program keluarga harapan yang tidak tepat sasaran di Desa Teluk kecamatan
pemayung kabupaten batanghari.
Bab V. Penutup. Dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan dan hasil
penelitian serta saran saran terkait dengan Implementasi kebijakan
pemerintah daerah dalam menangani masalah program keluarga harapan yang
tidak tepat sasaran di Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari dan
Curriculum Vitae.
33
BAB III
GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah Dan Geografis Kabupaten Batanghari
Kabupaten Batanghari adalah salah satu yang kabupaten yang paling tinggi
tingkat laju pertumbuhan penduduknya, sesudah Kabupaten Merangin.
Kabupaten Batanghari dengan Ibu Kota Muara Bulian merupakan salah
satu dari 11 Kabupaten di Provinsi Jambi. Kabupaten Batanghari dibentuk pada
tanggal 1 desember tahun 1948 melalui Peraturan Komisaris Pemerintah RI di
Bukit Tinggi No.81/Kom/U tanggal 30 November 1948 dengan pusat
pemerintahan waktu itu di Jambi, sekarang menjad Kota Jambi.
Batanghari yang ada sekarang mengalami dua kali pemekaran, awalnya
kabupaten yang berada di sumatera bagian tengah ini berdasarkan UU No. 7
Tahun 1965 dimekarkan menjadi dua daerah tingkat II yaitu Kabupaten
Batanghari yang saat itu ibu kotanya Kenali Asam dan Kabupaten Tanjung
Jabung beribu kota Kuala Tungkal. Yang kemudian dimekarkan menjadi
Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur.
Dalam perkembangannya, sejalan dengan era reformasi dan tuntutan
otonomi daerah, kabupaten yang dibelah sungai batanghari ini sesuai dengan
UU No. 54 Tahun 1999, kembali dimekarkan menjadi dua kabupaten yaitu
Batanghari dengan ibukota Muara Bulian dan Muaro Jambi dengan ibu kotanya
Sengeti.
34
Ditinjau dari letak geografis, Kabupaten Batanghari di sebelah utara
berbatasan dengan kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten
Tanjung Jabung Barat. Sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera
Selatan, Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Muaro Jambi dan Sebelah
Barat berbatasan dengan Kabupaten Tebo serta di sebelah Timur berbatasan
dengan Kabupaten Muaro Jambi.
B. Letak Geografis
Sebelah Utara : Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi, dan
Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Sebelah Selatan : Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Sarolangun dan
Kabupaten Muaro Jambi.
Sebelah Barat : Kabupaten Tebo.
Sebelah Timur : Kabupaten Muaro Jambi
Secara administratif Kabupaten Batanghari menjadi 8 kecamatan yang
terdiri dari 114 desa dan 10 kelurahan termasuk unit pemukiman transmigrasi.
Adapun nama-nama kecamatan dalam kabupaten batang hari adalah sebagai
berikut.19
1. Kecamatan Mersam dengan ibu kota Kembang Paseban
2. Kecamatan Maro Sebo Ulu dengan ibu kota Simp. Sei Rengas
3. Kecamatan Bathin XXIV dengan ibu kota Muara Jangga
4. Kecamatan Muara Tembesi dengan ibu kota Muara Tembesi
5. Kecamatan Kota Muara Bulian dengan ibu kota Muara Bulian
19 https://id.wikipedia.org/wiki/kabupaten_Batanghari#Luas_Wilayah
35
6. Kecamatan Bajubang dengan ibu kota Bajubang
7. Kecamatan Maro Sebo Ilir dengan ibu kota Terusan
8. Kecamatan Pemayung dengan ibu kota Jembatan Mas
Kecamatan yang memiliki paling luas paling besar adalah Kecamatan
Pemayung yaitu 1.022,15 km2
dan yang paling kecil adalah Kecamatan Maro
Sebo Ilir yaitu 129,06 km2.
Kabupaten Batanghari mempunyai luas wilayah 5.804,83 km2. Secara
administratif Kabupaten Batanghari menjadi 8 kecamatan yang terdiri dari 114
desa 10 kelurahan termasuk unit pemukiman transmigrasi.
Bila ditinjau dari letak astronominya Kabupaten Batanghari terletak pada
garis Lintang 1o15
’ sampai dengan 2
o2’Lintang Selatan dan pada garis bujur
102o30’ sampai dengan 104
o30’ Bujur Timur.
Daerah ini beriklim tropis, dengan tingkat evaluasi sebagian besar terdiri
dari dataran rendah dengan ketinggian 11-100 meter diatas permukaan laut
(sebesar 92,67 %). Sedangkan 7,33 % lainnya berada pada ketinggian 101-500
meter di atas pemukaan laut, Kabupaten ini juga dilalui dua sungai besar yaitu
sungai Batanghari dan sungai tembesi.
36
C. Propil Dinas Sosial Kabupaten Batanghari
1. Struktur Organisasi Dinas Sosial Kabupaten Batang Hari
KEPALA DINAS
FAUZAN AZHARI, SE, MM
NIP. 197206192002121006
SEKRETARIS
H. BUSTOMI, S.Ag,
M.Pd.I
Subbagian Umum dan
Kepegawaian
R.ROZALI RIVAI, SE
Subbagian Keuangan,
Perencanaan, Evaluasi
dan Pelaporan
SANDI PRIMA
Bidang Pemberdayaan dan
Rehabilitas Sosial
Srimarta Puriana, SP
Seksi Pemberdayaan Sosial
MUHAMMAD AMIN, SE
Seksi Rehabilitas Sosial
SULAIMAN
Seksi Penanganan Bencana
SUHARYO
Kelompok Jabatan
Fungsional
Bidang Perlindungan Sosial
SUDIRMAN SAUFIE
Seksi Perlindungan dan
JaminanSosial
BIMA GIHARTO
Seksi Penanganan Pakir
Miskin
INDARNI, SE Seksi Pengelolaan Bantuan
Sosial dan Taman Makam
Pahlawan
ARYANTO
37
2. Visi Misi Dinas Sosial Kabupaten Batang Hari
Visi
1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang sehat cerdas
dan berkarakter.
2. Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui ekonomi kerakyatan.
3. Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah seara
efektif efisien, akuntable transfaran melalui penerapan reformasi,
birkrasi yang berkeadilan.
“Mewujudkan Masyarakat Batang Hari Maju, Adil dan
Sejahtera Berlandaskan Ketaqwaan Melalui Peningkatan
Kesejahteraan Sosial dan Pemberdayaan PMKS”
MISI
1. Mewujudkan Kesejahteraan Sosial melalui peningkatan peran
serta kelembagaan kesejahteraan sosial dan pemberdayaan
terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).
2. Mewujudkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas
pelayanan dan perlindungan bagi penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS)
3. Mewujudkan kesejahteraan sosial melalui program kartu batang
hari sejahtera (KBS).
4. Menyelenggarakan pelayanan pemerintah urusan bidang sosial.20
20 Dokumentasi Dinas Sosial Kabupaten Batanghari Hari Tahun 2020
38
D. Profil Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan(PKH)
1. Struktur Organisasi Program Keluarga Harapan Kecamatan
Pemayung.21
21 Dokumentasi Struktur Organisasi Program Keluarga Harapan Kecamatan Pemayung
Tahun 2020
AAN DARWAT, S.Pt
ELVIRA, SE
IKA NURYADI SAPITRI, SE. Sy
NOVITA NURMAYASARI, SE
PENGARAH
KEPALA DINAS SOSIAL
KETUA PPKH
KEPALA BIDANG
PERLINDUNGAN SOSIAL
SEKRETARIS
SUDIRMAN SAUFIE
KOORDINATOR KABUPATEN
YUSUF, SE
KOODINATOR KECAMATAN
INDAH ENI SYAPUTRI, SE
PENDAMPING DESA
39
Visi dan Misi Program Keluarga Harapan (PKH)
VISI
Pembangunan bidang kesejahteraan sosial pada hakekatnya adalah
upaya peningkatan kualitas kesejahteraan sosial perorangan, keluarga,
kelompok dan komunitas masyarakat yang mempunyai harkat dan
martabat sehingga mampu mengambil peran dan menjalankan
fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan mengacu pada
Standar Pelayanan Minimal Bidang Sosial Daerah Provinsi dan
Kabupaten Sampang Pembangunan Kesejahteraan Social orientasi.
1. Membangun ketahanan sosial yang mampu memberi bantuan
penyelamatan dan pemberdayaan masyarakat terhadap penyandang
masalah kesejahteraan social dan mencegah timbulnya gizi buruk
pada balita dan turunnya kualitas generasi muda.
2. Meningkatkan kepedulian terhadap ibu hamil dan anak anak putus
sekolah sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya di kecamatannya.
3. Meningkatkan kedudukan dan peran perempuan dalam
pembangunan melalui kebijakan daerah yang diemban oleh
lembaga yang mampu memperjuangkan terwujudnya kesetaraan.
4. Meningkatkan kualitas generasi muda di kecamatan akan
pentingnya pendidikan.
WIWIN PURNAMA SARI, S.Sy
40
MISI
1. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemenuhan
kebutuhan dasar.
2. Memberdayakan potensi penyandang masalah kesejahteraan
masyarakat.
3. Menumbuh kembangkan harga diri / percaya diri masyarakat
khususnya keluarga harapan.
4. Mengoptimalkan peran dinas pendidikan dan kesehatan serta
masyarakat.
5. Mewujudkan tertib administrasi kependudukan.
6. Meningkatkan pentingnya akan pendidikan dan kesehatan.
7. Mengurangi angka kematian bayi dan ibu melahirkan.
8. Meningkatkan mutu SDM anak sekolah.
TUJUAN VISI MISI
Mensejahterakan dan memutus rantai kemiskinan masyarakat
kecamatan khususnya RTSM (Rumah Tangga Sangat Miskin) yang
menjadi anggota PKH (Program Keluarga Harapan), sehingga menjadi
keluarga yang sehat, sejahtera dan berpendidikan.22
E. Pelaksana Program Keluarga Harapan Kabupaten Batanghari
Kecamatan Pemayung.
1. Tugas Pokok dan Fungsi SDM PKH.
22 Buku Laporan Pelaksanaan Program Keluarga Harapan Dinas Sosial Kabupaten
Batanghari
41
Dalam menjalankan tugas pokok dan Fungai Korkab, APD (
Administrasi Pangkalan Data ), Pendaming Sosial PKH memiliki surat
keputusan menjadi pendamping sosial PKH dikeluarkan oleh Dikretur
Jaminan Sosial Keluarga yang menjabarkan tentang Tufoksi
Pendamping Sosial PKH.
Tugas dan Fungsi Koordinator Kabupaten/Kota, meliputi :
1. Menyusun rencana kerja pelaksanaan PKH, meliputi
a. Pemetaan Wilayah Kerja Pendamping Sosial, Asisten
pendamping sosial, dan administator pangklan data,
b. Pemetaan SDM PKH sesuai rasio dampingan,
c. Menyususun rencana kerja pelaksanaan PKH ditingkat
Kabupaten/Kota,
2. Melaksanakan Pengendalian Dan Pengawsan dalam rangka
penguatan pelaksanaan bisnis proses PKH, meliputi
a. Pelaksanaan validasi calon peserta PKH,
b. Paelaksanaan Penyalirran Bantuan Sosial,
c. Pelaksanaan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga
(P2k2),
3. Melakukan evaluasi dan menyusun pelaporan pelaksanaan PKH,
meliputi
a. Menimbang SDM PKH diwilayah kerjanya,
b. Membangun Kominikasi dengan SKPD terkait,
42
c. Meningkatkan pengetahuan proses PKH,23
23 Buku Laporan Pelaksanaan Program Keluarga Harapan Dinas Sosial Kabupaten
Batanghari
45
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Apa Saja Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam
Program Keluarga Harapan Desa Teluk Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batanghari.
1. Menyusun Rencana Kerja Pelaksanaa PKH
a. Pemetaan Wilayah Kerja Pendamping Sosial,
Tugas pendamping sosial yaitu menyusun rencana kerja PKH diwilayah
dampingannya untuk melakukan sosialisasi PKH Kepada aparat pemerintah
tingkat kecamatan, desa atau kelurahan, calon KPM PKH dan masyarakat umum
yaitu dengan melakukan pemetaan dan organisasi kelompok KPM PKH
berdasarkan kedekatan geografis dengan memastikan KPM memperoleh bantuan
program komplementer sepeti BPNT,KIS,KIP, bantuan sosial atau subsidi lainnya
dengan melalui pendamping PKH untuk menyusun laporan pelaksanaan P2K2
kepada koordinator kabupaten atau dinas sosial kabupaten secara berkala.
Pada prosedur penerimaan uang bantuan pendamping hanya memberikan
informasi, melalui ketua kelompok PKH, tidak adanya surat edaran yang
diberikan kepada anggota PKH. Informasi yang diberikan hanya dari mulut ke
mulut sehingga tidak efektif untuk melancarkan sebuah program.
Berdasarkan wawancara bersama Ibu Devi Selaku Penerima Bantuan PKH
Desa Teluk :
Sampai saat ini anggota penerima bantuan program keluarga harapan
masih kurangnya informasi jika ingin ada pertemuan dengan
pendamping, dikarenakan ketua terkadang memberitahukan hal
46
pertemuan tersebut sangalah mendadak hal tersebut dikarenakan
masyarakat desa teluk ini mayoritas pekejaannya petani jadi jika ketua
memberitahukannya kepada anggotanya, anggota tersebut kebanyakan
lagi tidak ada dirumah, masalah tersebutlah yang sampai saat ini
masih selalu terjadi di setiap petemuan yang akan dilaksanakan.24
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa tugas pendamping
masih sangat minim, sosialisasi yang dilakukan masih belum sesuai yang
diharapkan dan sampai saat beleum ada kebiajakn dari pemerintah daerah untuk
menanggulangi masalah belum ada perkembangan.
b. Administrasi Pangkala Data.
Administrasi pangkalan data yaitu menerima data dan formulis terkait
validasi calon KPM PKH, Verifikasi komitmen dan pemutakhiran data KPM PKH
serta mendistribusikannya kepada seluruh pendamping sosial sesuai wilayah kerja
untuk menerima verifikasi dan mengelola data hasil validasi untuk menyiapkan
kebutuhan data dan administrasi kegiatan bagi pemangku kepentingan di
kabupaten/kota agar melaporkan secara berkala perkembangan pelaksanaan PKH
di wilayah kerjanya kepada coordinator kabupaten atau kota dan dinas sosial
kabupaten.
24 Wawancara dengan Ibu Devi, Selaku Anggota Penerima Bantuan Progam Keluarga
Harapan, tanggal 20 April 2020, jam. 19. 45 WIB
47
TABEL
Data Penerima Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan
Di Desa Teluk Kecamatan Pemayung
NO Jenis Bantuan Jumlah Penerima
1 Bidang Pendidikan 64 Kepala Keluarga
2 Bidang Kesehatan 32 Kepala Keluarga
3 Bidang Kesejahteraan Sosial 38 Kepala Keluarga
Jumlah Keseluruhan 134 Kepala Keluarga
Sumber: Data penerima program keluarga harapan kecamatan pemayung 2018.25
Dari data diatas telah diketahui bahwasanya program keluarga harapan
(PKH) telah berusaha agar tepat sasaran tetapi kurangnya pemantauan koordinator
sampai masih kurang lebih 30% penerima tersebut tidak tepat sasaran.
Dikatakan oleh koordinator kecamatan pemayung Ibu Indah megatakan :
Untuk meningkatkan ketepatan pada program keluarga harapan,
koordinator membentuk tim lagi yaitu dinamakan pendamping
desa, dimana pendamping desa ini ditempatkan pada setiap desa
yang ada di kecamatan pemayung, yaitu pendamping desa ini
bertujuan untuk memaksimalkan hasil targeting pada setiap bidang-
bidang yang ada.26
Berdasarkan hasil wawancara tersebut sudah terlihat jelas bahwa
pendataan yang dilaksanakan pendamping belum sesuai yang diharapkan.
25 Data penerima program keluarga harapan kecamatan pemayung 2018
26
Wawancara dengan Ibu Indah, Selaku Koornator Kecamatan Pemayung , tanggal 18
April 2020, jam. 10.15 WIB
48
2. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan dalam rangka penguatan
pelaksanaan bisnis proses PKH.
a. Pelaksanaan validasi calon peserta PKH
Validasi calon peserta merupakan kegiatan pencocokan data awal calon
KPM PKH dengan bukti dan fakta kondisi terkini sesuai kriteria komponen untuk
memperoleh data calon peserta PKH yang sebenarnya dengan tujuan untuk
mendapatkan data mendatory yang memenuhi syarat.
Pelaksanaan Program Keluarga Harapan Di Desa Teluk Kecamatan
Pemayung kehadiran koordinator pemayung sangat dibutuhkan guna mmbantu
peserta PKH dalam memperoleh hak yang selayaknya mereka terima agar
sepenuhnya berjalan maksimal yang diharapkan dikatakan oleh Fitriyah selaku
pendamping desa yaitu :
Program ini belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan yang
diharapkan karena masih banyak rumah tangga yang sangat miskin
tidak tersentuh bantuan ini.
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa validasi calon
peserta PKH di Desa Teluk saat ini sudah dilaksanakan akan tetapi masih banyak
ditemukan kesenjangan diantaranya ketidak sesuaian data berdasarkan kebijakan
daerah itu sendiri
b. Pelaksanaan penyaluran bantuan sosial
Penyaluran bantuan sosial merupakan proses registrasi atau pembuatan
rekening penerima bantuan sosial berdasarkan data yang telah ditetapkan oleh
49
pemberi bantuan sosial berdasarkan data terpadu program penanganan Fakir
miskin.
Dapat dilihat dalam penyaluran bantuan sosial PKH Desa Teluk
pendamping sudah menjalankan tugas dan fungsinya dalam mendampingi KPM
PKH saat melakukan registrasi tersebut.
c. Pelaksanaan pemutakhiran data
Pemutakhiran data adalah proses pembaharuan data anggota keluarga
peserta PKH yang meliputi nama pengurus keluarga, anggota keluarga, alamat,
struktur keluarga, jenjang pendidikan, dilakukan pula pendataan bantuan sosial
lainnya meliputi program jaminan kesehatan nasional, pemutakhiran data
dilakukan oleh pendamping PKH setiap ada perubahan data anggota keluarga
peserta PKH. Hasil pemutakhiran data akan menjadi salah satu dasar
penghutungan besaran nilai bantuan PKH pada penyaluran tahap berikutnya.
Wawancara bersama Ibu Fitriyah Selaku Pendamping Desa Teluk
Proses pendataan Keluarga Penerima Manfaat PKH tidak dilaksanakan
secara setahun sekali, proses pembaharuan data hanya dilaksanakan
selama 10 tahun sekali.27
Hasil wawancara diatas dapat di cermati bahwa pendataan KPM Program
PKH tidak dilaksanakan secara setahun sekali, sedangkan Siklus kondisi sosial
dan ekonomi masyarakat yang tidak menetap menyebabkan data KPM terkait
Program PKH tersebut kurang efektif, yang mana pendataan yang dilakukan pada
tahun 2015 di bandingkan dengan kondisi ekonomi masyarakat sekarang tentu
27
Wawancara dengan Ibu Fitriyah, SE, selaku Pendamping PKH Desa Teluk, 10 Agustus
2020
50
akan banyak mengalami perubahan dan tidak akan sama dengan 5 tahun
sebelumnya. Bisa saja kondisi ekonomi KPM PKH yang dulunya termasuk
masyarakat yang kondisi sosial ekonominya 25% terendah di desa TKPI berubah
menjadi masyarakat yang sudah serba berkecukupan dan tidak dianggap layak lagi
menerima PKH. Begitupun sebaliknya masyarakat yang sosial ekonominya dulu
serba berkecukupan berubah menjadi 25% terendah dan dianggap layak menerima
PKH
3. Melakukan Pemetaan sumber daya
a. Penyusunan kebutuhan SDM sesuai dengan rasio dampingan dalam
bentuk usulan rekrutmen, mutasi maupun reposisi SDM PKH sesuai wilayah
kerjanya.
Penyusunan Kebutuhan SDM merupakan jumlah kebutuhan tenaga ahli dengan
asisten tenaga ahli pada direktorat jaminan sosial keluarga ditetapkan mengacu
struktur organisasi direktorat jaminan sosial keluarga yang jumlahnya disesuaikan
dengan kenutuhsn masing-masing bagiannya.
b. Koordinasi antar Kabupaten/Kota dalam mutasi SDM PKH.
Koordinasi antar Kabupaten/Kota merupakan jabatan karier bagi
pendamping sosial dan administrator data kabupaten/kota, adalah jumlah
kebutuhan koordinator kabupaten/kota yang diperlukan dalam rangka
pendampingan kecamatan pelaksanaan PKH, dengan perencanaan kebutuhan
koordinator kabupaten untuk tiap kabupaten ditetapkan dengan rasio 1 berbanding
100 dengan orang pendamping sosial dan administrator pangkalan data.
4. Melakukan aktivitas peningkatan kapasitas SDM PKH.
51
a. Meningkatkan pengetahuan bisnis proses PKH.
Proses pengetahuan bisnis merupakan merubah perilaku terhadap
kebiasaan sehari-hari untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
mengenai pendidikan, kesehatan, untuk lebih paham mengelola keuangan
keluarga dan meningkatkan kemampuan peserta untuk lebih memahami potensi
diri yang dimiliki yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarga.
b. Membimbing SDM PKH di wilayah kerjanya
Membimbing SDM PKH merupakan meningkatkan kemampuan keluarga
yang tidak semata-mata hanya memberikan materi saja akan tetapi juga ada
kegiatan diskusi kelompok, melakukan kegiatan berkaya yaitu melalui
pendamping sosial yang dapat menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan ,
kegiatan ini merupakan salah satu tombak keberhasilan KPM PKH.
c. Penanganan keluhan dan pengaduan diwilayah kerja PKH
Penanganan keluhan dan pengaduan merupakan upaya mengantisipasi dan
respon cepat agar layanan bansos non tunai dapat berjalan efektif, kementerian
sosial juga menyiapkan Call Center untuk menerima pengaduan dari masyarakat,
untuk pengaduan secara langsung kementerian sosial menyiapkan pekerja sosial
yang siap melayani dan memberikan solusi terkait masalah pelaksanaan PKH dan
masalah psikososial lainnya.
5. Melaksanakan fungsi koordinasi dengan pemerintah daerah dalam rangka
pelaksanaan PKH.
52
a. Melakukan sosialisasi kebijakan terkini dalam pelaksanaan PKH
Sosialisasi dilakukan oleh pendamping desa, pendamping sebagai
komunikator intens dalam melakukan sosialisasi yaitu pesan yang disampaikan
oleh komunikator menggunskn kst-ksts yang mudah dipahami, jadi pendamping
desa inilah yang menjadi pengaruh besar dalam keberhasilan PKH.
Wawancara Besama Ibu Indah Selaku Koordinator Kecamatan
Peran pelaksana Tim Koordinasi Bansos Kecamatan merupakan
sabagai mediator desa maupun Pendamping dalam pelaksanaan
Program PKH, namun peran fungsi kami disini yaitu sebagai Tim
Koordinasi Bansos Pangan Kecamatan kurang di manfaatkan,
sehingga seharusnya apapun yang terjadi baik itu kendala maupun
perkembangan di desa terkait pelaksanaan PKH, yang mana
pendamping maupun Perangkat desa seharusnya
mengkoordinasikan kepada kami, sehingga masalah tersebut bisa
sama-sama diatasi dan mencari solusi yang tepat agar pelaksanaan
Program PKH yaitu baik dalam Perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, sosialisasi, pengaduan, pemantauan dan evaluasi
Program PKH di Kecamatan dapat berjalan dengan baik, sehingga
implementasi BPNT itu memang benar-benar dijalankan sesuai
dengan prosedur yang ada.28
Hasil wawancara penulis diatas dapat dicermati bahwa, kurangnya
koordinasi Perangkat desa dan Pendamping dengan Tim Koordinasi Kecamatan
terkait pelaksanaan Program PKH, kurangnya ketegasan Pemerintah Desa serta
Pendamping PKH dalam menangani Permaslahan yang ada, sehingga sampai saat
ini belum adanya pengendalian, pengawasan, pengaduan serta evaluasi yang
dilakukan dalam menangani atau mengatasi permasalahan Program PKH di desa
Teluk, yang mana permasalahan yang sedikit jika tidak diatasi maka akan bisa
berkembang menjadi besar sehingga sulit teratasi, jika dibiarkan maka masalah
28
Wawancara dengan Ibu Indah (Selaku Kasi Koordinator Kecamatan), pada Tanggal 18
Agustus 2020.
53
akan semakin menjadi rumit, sehingga implementasi yang terjadi dimasyarakat
tidak sesuai dengan tujuan utama Program PKH, maka yang dirugikan adalah
masyarakat apabila pelaksana/ organisasi pemerintah tidak bertanggungjawab
dalam menjalankan Program PKH tersebut.
b. Membangun Komunikasi dengan SKPD
SKPD melakukan komunikasi secara tatap muka atau turun kelapangan
dengan penerima PKH dengan melakukan kegiatan pemasangan stiker di rumah
KPM, pemasangan stiker ini juga sekalian validasi data dan fakta di lapangan
bahwa penerima bantuan memang keluarga kurang mampu.
c. Melakukan evaluasi dan menyusun pelaporan pelaksanaan PKH,
Evaluasi yaitu dilakukan untuk mengetahui kemajuan dalam pelaksanaan
program, mengumpulakan informasi untuk dijadikan bahan bagi penyempurnaan,
dan melakukan koreksi terhadap kesalahan yang telah dilakukan, evaluasi
dilakukan sejak perumusan desain program. Dalam hal ini evaluasi ada tiga tife,
pertama, evaluasi sebelum program dilakukan, kedua, evaluasi saat program
sedang berjalan, tiga, evaluasi setelah program selesai dilaksanakan . Bentuk
evaluasi ini menjadi rujukan dalam penelitian tentang evaluasi program keluarga
harapan dalam pengentasan pendidikan dan kesehatan.
54
B. Kendala Dan Faktor dalam Pelaksanaan Program Keluarga Harapan
(PKH) Desa Teluk Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari.
1. Kendala dalam Pelaksanaan Program Keluarga Harapan
a. Kendala Structural
Struktur sosial adalah pola hubungan terutama hubungan kekuasaan antara
kelompok sosial dalam bentuk stratifikasi, komposisi, differensiasi, dan sosial.
Sebagai strafikasi sosial dan perubahan kekuasaan, struktur yang bisa
menghambat atau memberikan kendala pada tindakan manusia. Kekuatan
struktural ini yang sering dugunakan penguasa untuk membangun pola dominasi
yang menindas dalam masyarakat yaitu salah satunya penetapan lokasi calon
penerima bantuan PKH.
Penetapan Lokasi Kabupaten atau Kota berdasarkan proposal daerah
ketersediaan data awal, penetapan lokasi pelaksanaan PKH dilakukan melalui
surat keputusan direktur jendral perlindungan dan jaminan. Setelah penetapan
sasaran selesai pelaksanaan PKH pusat melakukan validasi calon peserta program
keluarga harapan. Pertemuan awal adalah kegiatan sosialisasi tentang program
kepada calon peserta program keluarga harapan. Sedangkan validasi adalah
kegiatan mencocokkan data awal hasil hasil pendataan PPLS dengan kondisi
terkini calon peserta program keluarga harapan.
Wawancara dengan salah satu Koordinator Kecamatan , yakni dengan Ibu
Indah sebagai Koordinator Kecamatan Ia Menjelaskan :
Untuk mendukung pelaksanaan program keluarga harapan ini,
pertama pembentukan Tim Koordinasi PKH di tingkatan
Kecamatan Pemayung, setelah itu melakukan sosialisasi kepada
Tim Koordinasi Kecamatan kepada aparat pemerintah di
55
lingkungan Kecamatan dan Kelurahan dan Masyarakat, tidak hanya
selesai juga di sosialisasi akan tetapi juga menyediakan kantor
sekretariat di tingkatan masing-masing kecamatan yang berada di
Kabupaten Batanghari29
a. Kendala Kultural
Kultur adalah segala system nilai, norma, kepercayaan dan semua
kebiasaan serta adat istiadat yang mendarah daging pada individu atau masyarakat
sehingga memiliki kekuatan untuk membentuk pola perilaku dan sikap anggota
masyarakat sehingga memiliki kekuatan untuk membentuk pola perilaku dan
sikap anggota masyarakat yang tidak bagus yaitu seperti tidak mendata semua
masyarakat yang tidak mampu, dam kurangnya sosialisasi kebijakan pemerintah
daerah dalam sosialisai pencairan dana bantuan sosial PKH.
a) Tidak mendata semua masyarakat yang tidak mampu
Di Desa Teluk Kecamatan Pemayung Program Keluarga Harapan masih
banyak diberikan kepada masyarakat yang dikatagorikan menengah keatas , masih
banyaknya terdapat masyarakat yang tidak mampu tidak mendapatkan bantuan
PKH, Hal tersebut dikarenakan yang mendata masyarakat miskin diberikan
pendamping kepada wali kampung dan kader-kader yang ada di tempat tersebut
akibat dari hal tersebut yaitu dalam siapa yang berhak untuk mendapatkan
bantuan PKH hanya melihat bagaimana hubungan kader yang mendata dengan
orang yang di data, kalau ada hubungan kekeluargaan dengan pendata mata
keluarga tersebut bisa diusulkan sebagai calon penerima bantuan PKH, dan data
tersebutlah yang diberikan kependamping desa yang akan di masukkan kedalam
usulan penerima PKH dinas sosial.
29 Wawancara dengan Ibu Indah, Selaku Koordinator Kecamatan, tanggal 12 juni 2020,
jam. 10. 10 WIB
56
Seperti dikatakan Yusuf, SE Selaku Koordiator Kabupaten Mengatakan :
Pada awalnya pendataan masyarakat miskin tersebut kami selaku
tim hanya meminta data kepada aparatur desa saja, dikarenakan
terbentuknya lagi pendamping desa maka diharapkan data yang
diberikan menjadi maksimal, akan tetapi sampai saat ini masih
banyaknya laporan yang diterima masih banyak masyarakat yang
tidak tepat untuk mendapatkan bantuan program keluarga
harapan.30
Kendala satu ini sebenarnya sudah ditegaskan dari dinas sosial langsung
berdasarkan wawancara tersebut sudah dijelaskan bahwa koordinator kabupaten
sudah membentuk tim dengan tujuan agar data yang diterima benar-benar warga
yang terdata warga yang tidak mampu akan tetapi masih saja terjadinya ketidak
tepatan, hal tersebut sampai saat ini masih diarahkan agar koordinator pemayung
lebih tegas terhadap masyarakat yang benar-benar tidak mampulah yang
mendapatkan bantuan program keluarga harapan tersebut.
b) Kurangnya Sosialisasi Pencairan Dana Bantuan Oleh Pendamping PKH
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan terlihat bahwa jadwal
pelaksanaan penyaluran bantuan tersebut tidak sesuai dengan situasi dan kondisi
yang ada pada peraturan ketetapan program PKH. Dalam prosedur pencairan dana
bantuan PKH, para peserta tidak ada yang mendapatkan undangan yang bersifat
pemberitahuan jadwal pencairan dana bantuan tersebut, pendamping PKH hanya
memberikan informasi melalui ketua PKH saja, dan ketualah yang
memberitahukan kepada anggota-anggotanya.
Pada prosedur penerimaan uang bantuan pendamping hanya memberikan
informasi, melalui ketua kelompok PKH, tidak adanya surat edaran yang
30 Wawancara dengan Bapak Yusuf SE, Selaku Koordinator Kabupaten, tanggal 18
April 2020, jam. 11.20 WIB
57
diberikan kepada anggota PKH. Informasi yang diberikan hanya dari mulut ke
mulut sehingga tidak efektif untuk melancarkan sebuah program.
Berdasarkan wawancara bersama Ibu Devi Selaku Penerima Bantuan PKH
Desa Teluk :
Sampai saat ini anggota penerima bantuan program keluarga harapan
masih kurangnya informasi jika ingin ada pertemuan dengan
pendamping, dikarenakan ketua terkadang memberitahukan hal
pertemuan tersebut sangalah mendadak hal tersebut dikarenakan
masyarakat desa teluk ini mayoritas pekejaannya petani jadi jika
ketua memberitahukannya kepada anggotanya, anggota tersebut
kebanyakan lagi tidak ada dirumah, masalah tersebutlah yang sampai
saat ini masih selalu terjadi di setiap petemuan yang akan
dilaksanakan.31
2. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Pelaksanaan Program
Keluarga Harapan (PKH) Dalam Upaya Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat
Dalam implementasi PKH tidak terlepas dari adanya faktor pendukung
dan penghambat. Dalam hal ini Faktor pendukung dari Program Keluarga
Harapan (PKH) adalah sumber daya finansial yang cukup sehingga dapat
menentukan kesuksesan tujuan dari program tersebut.
Dari berjalannya faktor pendukung ini untuk mengkoordinasi antar pihak-
pihak yang terkait dalam implementasi PKH di desa teluk kecamatan pemayung,
hal ini terbukti dari adanya dukungan dari setiap pihak-pihak yang terkait dan para
peserta PKH juga sangat antusias dalam mendukung program tersebut.
wawancara bersama ibu devi selaku penerima bantuan sosial mengatakan :
31 Wawancara dengan Ibu Devi, Selaku Anggota Penerima Bantuan Progam Keluarga
Harapan, tanggal 20 April 2020, jam. 19. 45 WIB
58
Semenjak adanya peraturan jika pemberian informasi secara langsung
kepada peserta jika ingin ada pertemuan dan tidak terlalu mendadak ,
saat ini peran pendamping sangat bagus karna informasi yang
diberikan tiga hari sebelum adanya pertemuan semua anggota sudah
mengetahui jika akan adany pertemuan tersebut, beberapa peserta
mengakui bahwa pendamping berhubungan langsung dengan para
penerima PKH, sehingga pendamping PKH juga merupakan aktor
yang sangat penting dalam implementasi PKH tersebut.32
Dalam faktor pendukung tidak kala jauh dari faktor penghambat, faktor
penghambat dari implementasi PKH di desa teluk ini adalah faktor konflik yang
terjadi antar individu. Dari keterangan pendamping PKH di desa teluk kecamatan
pemayung, masyarakat disana masih banyak yang tidak paham terhadap program
tersebut sebenar benarnya peraturan ketentuannya dikarenakan setiap 1
pendamping desa 4 desa yang kurang lebih terdapat 300-450 peserta penerima
PKH.
Dari hal tersebut pendamping sudah menjalankan prosedur yang tertera
pada ketentuan akan tetapi masyarakat yang termasuk namanya dalam bantuan
tersebut yang tidak tepatlah yang menjadi pemasalah yang pendampingpun
kurang bisa memahami dikarenakan jika dipandang masyarakat tidak mampu dan
realita dirumahnya mereka mampu hal tersebutlah yang membuat
permasalahanyang menjadikan program keluarga harapan menjadi tidak maksimal
di desa teluk kecamatan pemayung kabupaten batanghari.33
32 Wawancara dengan Ibu Devi, Selaku Masyarakat Desa Teluk, tanggal 25 juni 2020,
jam. 10. 10 WIB
33
Wawancara dengan Ibu Indah, Selaku Koordinator Kecamatan, tanggal 12 Juni 2020,
jam. 13.20 WIB
59
Dari faktor pendukung dan penghambat dapat disimpulkan bahwa sangat
dibutuhkannya dukungan dari koordinator kabupatendan pemantau dari
pemerintahan dinas sosial yang pada saat pencairan uang koordinator juga
memberikan arahan kepada peserta sehingga dapat cepat menentukan kesuksesan
bantuan sosial ini ,
Wawancara bersama ibu indah, selaku koordinator kecamatan,
mengatakan :
pelaksanaan program keluarga harapan inidapat berjalan dengan baik
dan pada akhirnya kualitas hidup rumah tangga sangat miskin
(RTSM) sebagai tujuan program dapat meningkat.34
Pelaksanaan Program Keluarga Harapan Di Desa Teluk Kecamatan
Pemayung kehadiran koordinator pemayung sangat dibutuhkan guna mmbantu
peserta PKH dalam memperoleh hak yang selayaknya mereka menerima PKH
agar sepenuhnya berjalan maksimal yang diharapkan dikatakan oleh Fitriyah
selaku pendamping desa yaitu :
Program ini belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan yang
diharapkan karena masih banyak rumah tangga yang sangat miskin
tidak tersentuh bantuan ini. data yang menjadi pedoman dalam
pemberian bantuan ini sudah tidak relevan sehingga harus diadakan
pendataan ulang terhadap masyarakat yang benar benar pantas
mendapatkan bantuan PKH.35
Hasil penelitian ini menujukkan bahwa dalam hal ini program keluarga
harapan di desa teluk kecamatan pemayung masih ada yang belum tepat sasaran
34 Wawancara dengan Ibu Indah, Selaku Koordinator Kecamatan, tanggal 12 Juni 2020,
jam. 13.32 WIB
35
Wawancara dengan Ibu Fitriyah, Selaku Pendamping Desa, tanggal 13 Juni 2020, jam.
11.15 WIB
60
karena masih menggunakan data yang lama sehingga harus ada pembaharuan
yang detail, oleh karena itu banyak orang yang lebih pantas untuk menerima
bantuan ini tapi tidak mendapatkannya, hal inilah yang akan di tuntaskan sampai
penerima bantuan PKH benar benar pantas mereka mendapatkannya.
C. Implementasi Kebijakan Peraturan Pemerintah Daerah dalam Program
Keluarga Harapan (PKH) Desa Teluk Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batanghari.
Berdasarkan Hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa implementasi
Peraturan Pemerintah Daerah dalam Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa
Teluk Kecamatan Pemayung sudah berjalan akan tetapi belum maksimal.
Keberhasilan inilah yang belum maksimal dan hal tersebutlah yang ingin capai
agar program tersebut berjalan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan.
Di dalam Kebijakan Daerah Kabupaten Batang Hari Provinsi Jambi
Menetapkan beberapa Mekanisme dalam Penerapan Program Keluarga Harapan
(PKH) Yaitu.
1. Menyusun Rencana Kerja Pelaksana PKH
a. Pemetaan Wilayah Kerja Pendamping Sosial
Menurut teori implementasi kebijakan Van Metter dan Van Horn terdapat
enam variabel yang mempengaruhi kinerja kebijakan publik36, diantaranya yaitu:
Sumber Daya. Dalam Kebijakan Pemerintah Daerah terkait Program Keluarga
Harapan (PKH) Pendamping merupakan salah satu Sumber Daya atau Pelaksana
36 Ibid,
61
dari Program PKH tersebut, Van Metter dan Van Horn mengatakan bahwa
Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manusia merupakan sumber daya yang
terpenting dalam menentukan suatu keberhasilan proses implementasi. Tetapi
diluar sumber daya manusia, sumber daya lain yang perlu diperhitungkan juga
ialah sumber daya finansial dan sumber daya waktu.
Di dalam implementasi Kebijakan Peraturan Pemerintah Daerah di Desa
Teluk Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari terkait Kinerja Pendamping
PKH Berdasarkan wawancara bersama Ibu Devi Selaku Penerima Bantuan PKH
Desa Teluk :
Sampai saat ini anggota penerima bantuan program keluarga harapan
masih kurangnya informasi jika ingin ada pertemuan dengan
pendamping, dikarenakan ketua terkadang memberitahukan hal
pertemuan tersebut sangalah mendadak hal tersebut dikarenakan
masyarakat desa teluk ini mayoritas pekejaannya petani jadi jika ketua
memberitahukannya kepada anggotanya, anggota tersebut kebanyakan
lagi tidak ada dirumah, masalah tersebutlah yang sampai saat ini
masih selalu terjadi di setiap petemuan yang akan dilaksanakan.37
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan
tugas dan fungsi Pendamping PKH belum dijalankan secara Profesional sesuai
prosedur dan kebijakan Pemerintah Daerah yang mana kurangnya sosialisasi yang
dilakukan oleh pendamping terhadap KPM PKH di Desa Teluk Kecamatan
Pemayaung abupaten Batang Hari.
b. Administrasi Pangkala Data
37 Wawancara dengan Ibu Devi, Selaku Anggota Penerima Bantuan Progam Keluarga
Harapan, tanggal 20 April 2020, jam. 19. 45 WIB
62
Berdasarkan hasil wawancara dengan Koordinator Kecamatan pemayung
Ibu Indah megatakan :
Untuk meningkatkan ketepatan pada program keluarga harapan,
koordinator membentuk tim lagi yaitu dinamakan pendamping desa,
dimana pendamping desa ini ditempatkan pada setiap desa yang ada di
kecamatan pemayung, yaitu pendamping desa ini bertujuan untuk
memaksimalkan hasil targeting pada setiap bidang-bidang yang ada.38
Dari hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa Administrasi Pangkala
Data terkait PKH itu dilaksanakan oleh pendamping, yang mana setiap
Pendamping yang bertugas di desa tersebut memiliki kewajiban secara penuh
terkait Pendataan di daerah masing-masing.
2. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan dalam rangka penguatan
pelaksanaan bisnis proses PKH.
a. Pelaksanaan validasi calon peserta PKH
Implementasi kebijakan pelaksanaan validasi calon peserta PKH
merupakan rangkaian kegiatan setelah suatu kebijakan dirumuskan. Tanpa suatu
implementasi maka suatu kebijakan yang telah dirumuskan akan sia-sia belaka,
begitu juga tampa validasi calon peserta PKH oleh pelaksana maka penerapan
yang dilakukan dilapangan mengakibatkan program tidak tepat sasaran.
Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan ibu Fitriyah selaku
pendamping desa yaitu :
Program ini belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan yang diharapkan
karena masih banyak rumah tangga yang sangat miskin tidak tersentuh
bantuan ini39
.
38 Wawancara dengan Ibu Indah, Selaku Koornator Kecamatan Pemayung , tanggal 18
April 2020, jam. 10.15 WIB 39
Wawancara Dengan Ibu Fitriyah, Selaku Pendamping PKH, Tanggal 18 April 2020
63
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa validasi calon
peserta PKH di Desa Teluk saat ini sudah dilaksanakan akan tetapi masih banyak
ditemukan kesenjangan diantaranya ketidak sesuaian data berdasarkan kebijakan
daerah itu sendiri seperti yang didata sebagai KPM PKH kebanyakan berasal dari
keluarga pendamping itu sendiri.
b. Pelaksanaan penyaluran bantuan sosial
Mekanisme penyaluran Bantuan Sosial PKH secara Non Tunai sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) meliputi: Pembukaan rekening penerima
Bantuan Sosial PKH, Sosialisasi dan Edukasi, Distribusi Kartu Keluarga
Sejahtera, Proses Penyaluran Bantuan Sosial PKH, Penarikan dana Bantuan Sosial
PKH, Ekonsiliasi Hasil Penyaluran Bantuan Sosial PKH dan Pemantauan,
Evaluasi, dan Pelaporan Penyaluran Bantuan Sosial PKH40
.
Proses penyaluran Bantuan Sosial PKH yang dilakukan oleh Bank Penyalur
dilakukan dengan memindahbukukan/pemindahbukuan dana dari rekening
Pemberi Bantuan Sosial PKH kepada rekening penerima Bantuan Sosial PKH.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan terlihat bahwa jadwal
pelaksanaan penyaluran bantuan tersebut tidak sesuai dengan situasi dan kondisi
yang ada pada peraturan ketetapan program PKH. Dalam prosedur pencairan dana
bantuan PKH, para peserta tidak ada yang mendapatkan undangan yang bersifat
pemberitahuan jadwal pencairan dana bantuan tersebut, pendamping PKH hanya
memberikan informasi melalui ketua PKH saja, dan ketualah yang
memberitahukan kepada anggota-anggotanya, tidak adanya surat edaran yang
40
Dokumentasi Peraturan Menteri Sosial Ropublik Indonesia Nomor 1 Tahun 2018
Tentang Program Keluarga Harapan (PKH)
64
diberikan kepada anggota PKH. Informasi yang diberikan hanya dari mulut ke
mulut sehingga dalam pemanfaatan Bantuan Sosial PKH oleh KPM untuk saat ini
baik terkait kejelasan informasi penyaluran, maupun jadwal pemanfaatan oleh
pelaksana/ agen penyalur belum dilaksanakan secara efektif.
c. Pelaksanaan pemutakhiran data
Pemutakhiran Data Keluarga Penerima Manfaat PKH sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 32 huruf i dilaksanakan setiap ada perubahan sebagian atau
seluruh data anggota Keluarga Penerima Manfaat PKH.. Kegiatan Pemutakhiran
Data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pendamping sosial dan
administrator pangkalan data. Administrator pangkalan data sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dalam melakukan kegiatan Pemutakhiran Data melalui
sistem informasi manjemen PKH41
.
Sejauh ini implementasi Pelaksanaan Pemeuktahiran Data di Desa Teluk
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari sepenuhnya belum dilaksanakan
yang mana sampai saat ini belum adanya pembaharuan data KPM PKH, yang
mana masyarakat yang terdaftar sebagai KPM PKH tersebut masih banyak
bersumber dari masyarakat yang sudah dikategorikan mampu dan tidak layak
untuk menerima Bantuan Sosial tersebut.Hal ini dikarenakan yang mendata
masyarakat miskin diberikan pendamping kepada wali kampung dan kader-kader
yang ada di tempat tersebut akibat dari hal tersebut siapa yang berhak untuk
mendapatkan bantuan PKH hanya melihat bagaimana hubungan kader yang
mendata dengan orang yang di data, kalau ada hubungan kekeluargaan dengan
41
Dokumentasi Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2018
Tentang Program Keluarga Harapan (PKH)
65
pendata mata keluarga tersebut bisa diusulkan sebagai calon penerima bantuan
PKH, dan data tersebutlah yang diberikan kependamping desa yang akan di
masukkan kedalam usulan penerima PKH dinas sosial.
3. Melakukan Pemetaan sumber daya
a. Penyusunan kebutuhan SDM sesuai dengan rasio dampingan dalam bentuk
usulan rekrutmen, mutasi maupun reposisi SDM PKH sesuai wilayah
kerjanya.
Pelaksana Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan terdiri Wilayah
Kabupaten Kota terdiri dari Tim koordinasi Teknis PKH daerah kabupaten/kota,
Tim Koordinasi Teknis PKH Kecamatan, dan Pendamping PKH masing-masing
Desa.
b. Koordinasi antar Kabupaten/Kota dalam mutasi SDM PKH.
Koordinasi antar Kabupaten/Kota merupakan jabatan karier bagi
pendamping sosial dan administrator data kabupaten/kota, adalah jumlah
kebutuhan koordinator kabupaten/kota yang diperlukan dalam rangka
pendampingan kecamatan pelaksanaan PKH, dengan perencanaan kebutuhan
koordinator kabupaten untuk tiap kabupaten ditetapkan dengan rasio 1 berbanding
100 dengan orang pendamping sosial dan administrator pangkalan data.
4. Melakukan aktivitas peningkatan kapasitas SDM PKH
a. Meningkatkan pengetahuan bisnis proses PKH
Proses pengetahuan bisnis merupakan merubah perilaku terhadap
kebiasaan sehari-hari untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
mengenai pendidikan, kesehatan, untuk lebih paham mengelola keuangan
66
keluarga dan meningkatkan kemampuan peserta untuk lebih memahami potensi
diri yang dimiliki yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarga. Namun implementasi yang penulis temukan banyak masyarakat
memanfaatkan bantuan tidak sesuai dengan yang di anjurkan pemerintah
Berdasarkan wawancara bersama Ibu Jamalia selaku masyarakat desa teluk
mengatakan :
Saya pernah menemukan anggota penerima bantuan PKH berbicara,
jika uang yang diterima dari pkh tersebut untuk kebutuhan tambahan
mereka, uang tersebut dipergunakan untuk membeli gorden
rumahnya, menurut ibu jamalia anggota seperti ini sangatlah tidak
tepat, menurutnya jika membeli gorden saja mereka menggunakan
uang yang diterima pkh berarti keluarga mereka tersebut
dikatagorikan mampu, dikatakanya masih bayaknya anggota yang
menyalahgunakan uang yang dterima tersebut.42
Jadi dari hasil wawancara di atas terdapat ketidaksesuaian pemanfaatan
bantuan dengan tujuan yang diharapkan pemerintah.
b. Membimbing SDM PKH di wilayah kerjanya
Membimbing SDM PKH merupakan meningkatkan kemampuan keluarga
yang tidak semata-mata hanya memberikan materi saja akan tetapi juga ada
kegiatan diskusi kelompok, melakukan kegiatan berkaya yaitu melalui
pendamping sosial yang dapat menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan ,
kegiatan ini merupakan salah satu tombak keberhasilan KPM PKH.
Keluarga Penerima Manfaat PKH berhak mendapatkan, Bantuan Sosial
PKH, Pendampingan PKH, Pelayanan di fasilitas kesehatan, pendidikan, dan/atau
kesejahteraan sosial, dan Program Bantuan Komplementer di bidang kesehatan,
42 Wawancara dengan Ibu Jamalia, Selaku Masyarakat Desa Teluk, tanggal 21 April
2020, jam. 15. 10 WIB
67
pendidikan, subsidi energi, ekonomi, perumahan, dan pemenuhan kebutuhan dasar
lainnya.
Keluarga Penerima Manfaat PKH juga berkewajiban untuk, Memeriksakan
kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan protokol kesehatan
bagi ibu hamil/menyusui dan anak berusia 0 (nol) sampai dengan 6 (enam) tahun,
Mengikuti kegiatan belajar dengan tingkat kehadiran paling sedikit 85% (delapan
puluh lima persen) dari hari belajar efektif bagi anak usia sekolah wajib belajar 12
(dua belas) tahun, dan Mengikuti kegiatan di bidang kesejahteraan sosial sesuai
dengan kebutuhan bagi keluarga yang memiliki komponen lanjut usia mulai dari
60 (enam puluh) tahun dan/atau penyandang disabilitas berat.
Disini Pelaksana Khususnya Pembimbing PKH mengarahkan KPM PKH
terkait apasaja yang menjadi hak dan kewajiban yang harus dipenuhi selama
mereka menjadi KPM PKH, dan tidak memanfaatkan bantuan tidak sesuai
kebutuhan yang sudah ditetapkan. Apabila Keluarga Penerima Manfaat tidak
memenuhi kewajiban sesuai dengan kebijakan pemerintah maka dikenakan
sanksi. Sanksi sebagaimana dimaksud berupa penangguhan atau penghentian
Bantuan Sosial PKH.
c. Penanganan keluhan dan pengaduan diwilayah kerja PKH
Penanganan keluhan dan pengaduan merupakan upaya mengantisipasi dan
respon cepat agar layanan bansos non tunai dapat berjalan efektif, kementerian
sosial juga menyiapkan Call Center untuk menerima pengaduan dari masyarakat,
untuk pengaduan secara langsung kementerian sosial menyiapkan pekerja sosial
68
yang siap melayani dan memberikan solusi terkait masalah pelaksanaan PKH dan
masalah psikososial lainnya.
5. Melaksanakan fungsi koordinasi dengan pemerintah daerah dalam
rangka pelaksanaan PKH.
a. Melakukan sosialisasi kebijakan terkini dalam pelaksanaan PKH
Sosialisasi dilakukan oleh pendamping desa, pendamping sebagai
komunikator intens dalam melakukan sosialisasi yaitu pesan yang disampaikan
oleh komunikator menggunakan kata-kata yang mudah dipahami, jadi
pendamping desa inilah yang menjadi pengaruh besar dalam keberhasilan PKH.
b. Membangun Komunikasi dengan SKPD
SKPD melakukan komunikasi secara tatap muka atau turun kelapangan
dengan penerima PKH dengan melakukan kegiatan pemasangan stiker di rumah
KPM, pemasangan stiker ini juga sekalian validasi data dan fakta di lapangan
bahwa penerima bantuan memang keluarga kurang mampu.
Kurangnya koordinasi antar Pelaksana yang terjadi penulis melakukan
observasi di lapangan, dapat dilihat bahwa saat ini belum adanya kegiatan
pemasangan stiker oleh koordinator PKH di rumah atau tempat tinggal KPM
PKH.
c. Melakukan evaluasi dan menyusun pelaporan pelaksanaan PKH
Evaluasi yaitu dilakukan untuk mengetahui kemajuan dalam pelaksanaan
program, mengumpulakan informasi untuk dijadikan bahan bagi penyempurnaan,
dan melakukan koreksi terhadap kesalahan yang telah dilakukan, evaluasi
69
dilakukan sejak perumusan desain program. Dalam hal ini evaluasi ada tiga tife,
pertama, evaluasi sebelum program dilakukan, kedua, evaluasi saat program
sedang berjalan, tiga, evaluasi setelah program selesai dilaksanakan . Bentuk
evaluasi ini menjadi rujukan dalam penelitian tentang evaluasi program keluarga
harapan dalam pengentasan pendidikan dan kesehatan.
Dalam hal ini Bupati/wali kota sesuai dengan kewenangannya melakukan
evaluasi pelaksanaan kebijakan dan kegiatan program PKH yang dilakukan secara
berkala. Hasil evaluasi pelaksanaan kebijakan dan kegiatan program PKH
digunakan untuk perencanaan tahun berikutnya untuk perbaikan program. Namun
dilihat dari perkembangannya belum adanya pelaksanaan evaluasi yang
dilaksanakan oleh para Pelaksana Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa
Teluk Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari, siklus keberhasilan Bantuan
Sosial Pangan Program Keluarga Harapan (PKH) masih belum stabil dan kerap
tidak ada perubahan yang signifikan terutama permasalahan pada pendataan KPM
PKH itu sendiri.
1
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Implementasi
Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Penyaluran Program
Keluarga Harapan Studi di Desa Teluk, secara umum pelaksanaannya sudah
berjalan namun secara keseluruhan Implementasinya belum dikatakan berjalan
secara efektif dan efisien sehingga perlu dievaluasi dengan baik.
1. Implementasi Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2018 Tentang
Penyaluran Program Bantuan Pangan Non Tunai Studi di Desa Teluk belum
berjalan dengan efektif dan efisien, sesuai implementasinya di Desa Teluk
yang berpenduduk 700 KK yang menerima PKH berjumlah sebanyak 134
KK 35% tidak tetap sasaran, dalam pemanfaatan bantuan yang masih belum
efektif.
2. Faktor Dan Kendala Program Keluarga Harapan (PKH) Desa Teluk
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari, Adapun Faktor Pendukung
Dan Penghambat Dalam Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH)
Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat yaitu. Faktor
pendukung dari Program Keluarga Harapan (PKH) adalah sumber daya
finansial yang cukup sehingga dapat menentukan kesuksesan tujuan dari
program dan faktor penghambat dari implementasi PKH di desa teluk ini
adalah faktor konflik yang terjadi antar individu karna pendamping sudah
menjalankan prosedur yang tertera pada ketentuan akan tetapi masyarakat
yang termasuk namanya dalam bantuan tersebut yang tidak tepatlah yang
2
menjadi pemasalah yang pendampingpun kurang bisa memahami dikarenakan
jika dipandang masyarakat tidak mampu. Dan adapun Kendala Dalam
Program Keluarga Harapan yaitu : 1. Tidak mendata semua masyarakat yang
tidak mampu, 2. Kurangnya Sosialisasi Pencairan Dana Bantuan Oleh
Pendamping PKH, 3. Masyarakat yang menyalahgunakan uang bantuan PKH.
3. Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Desa Teluk Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batanghari yaitu : implementasi program keluarga
harapan di Desa Teluk Kecamatan Pemayung sudah berjalan akan tetapi
belum maksimal. Keberhasilan inilah yang belum maksimal dan hal
tersebutlah yang ingin capai agar program tersebut berjalan sesuai dengan
peraturan yang ditetapkan.
B. Saran-Saran
Berdasarkan Kesimpulan diatas, peneliti dapat memberikan saran terhadap
apa yang menjadi permasalahan dalam pembahasan skripsi ini :
1. Untuk meningkatkan hasil kesuksesan dalam Program Keluarga
Harapan (PKH) pentingnya Pemerintah Kecamatan Pemayung dan
sejajarannya untuk mengoptimalkan program keluarga harapan
dalam rangka meningkatkan kualitas Pendidikan, Kesehatan, dan
Kesejahteraan.
2. Perlu adanya penambahan jumlah pendamping Program Keluarga
Harapan (PKH) agar tujuan program ini mudah di gapai.
3
3. Diharapkan kepada masyarakat penerima agar meningkatkan
kesadaran diri dikarenakan yang mendapatkan bantuan ini
diharapkan benar-benar warga yang kurang mampu.
81
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
A.G. Subarsono, Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Aditya Wisnu Broto. pedoman program bantuan sosial.Vol. 14. No. 1, Tahun
2018.
Aditya Wisnu Broto. Pedoman Program Bantuan Sosial.Vol. 14. No. 1, Tahun
2018.
Ayu Diah Amalia, Komplementaritas Program Bantuan Sosial Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Keluarga Penerima Manfaat Kajian
Cepat Pada Daerah Di Indonesia, Program Studi Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik UIN Sunan Gunung Djati.
Beni Ahmad Saebani,”Metode Penelitian “, Bandung : Cv Pustaka Setia, 2008.
Data dari Ibu Qomaria Selaku Ketua Ibu PKK Desa Teluk 2018-2019.
Dewanti, Ajeng Kusuma, Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan,
Skripsi, Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta UNY, 2012
Dewanti, Ajeng Kusuma, Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan,
Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta UNY.
H.R, Ridwan, Hukum Administrasi Negara, Jogyakarta; UI Pres, 2002.
Heri Gunawan, Efektifitas Pelaksanaan Program Bantuan Pangan Non Tunai
(Bpnt) Penerima Manfaat Terhadap Kesejahteraan Keluarga Miskin Di
Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat, Program Studi Ilmu
Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas
Muhammadiyah Sumatra Utara.
Iskandar , Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta :Gaung Persada,2009.
Novita Wulansangi Sunge, Perbandingan Implementasi Program Bantuan Sosial
dengan Saluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Sumatra Barat,
Pascasarjana Universutas Andalas.
Risnandar, Implementasi Program Bantuan sosial Non Tunai di Berbagai Kota di
Indonesia, Vol.7, No.03, Mei – Agustus, Tahun 2018.
Rohana Tiara, Mardiyanto, Efektifitas Program Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) di Kota Bandar Lampung, skripsi : Universitas Bandar
Lampung, 2018
Said Zainal Abidin, Kebijakan Publik, Gadjah mada university press.2003.
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, Jambi :Fakultas Syariah,2012.
Solichin Abdul Wahab, Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi
Kebijakan Negara, Jakarta: Bumi Aksara, 1997.
Solichin Abdul Wahab, Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi
Kebijakan Negara, Jakarta: Bumi Aksara, 1997.
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif R dan D, Bandung
Alfabeta, 2009.
Sugiyono, Metode Kualitatif dan RNB, Bandung : Alfabeta, 2013.
Tim Penyusun, Jurnal Riset Akuntansi,Universitas Komputer Indonesia: Vol.
VIII, No.2, SUMMER 2016.
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi edisi revisi, cet ke-2 Jambi : Syariah
press,2014.
William N. Dunn, Pengantar analisis kebijaka publik, Gadjah mada university
press.2003.
B. Perundang Undangan
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor: 1 Tahun 2018, Pasal 8,
tanggal 19 September 2019.
Peraturan Bupati Kabupaten Batanghari Bab II 2018, Tentang Ketentuan
penerima Bantuan Sosial.
C. Lain-Lain
Kamus Besar Bahasa Indonesia,”.http://KBBI.co.id, akses 5 september 2019.
D. Wawancara
Wawancara dengan Bapak Yusri, selaku kepala dusun 1 desa teluk, tanggal 8
Februari 2020, jam 16.45 WIB.
Wawancara dengan Ibu Zubaidah, selaku masyarakat desa Teluk, tanggal 14
September 2019, jam. 19.15 WIB.
Wawancara dengan Bapak Sopiyan, Selaku Kantor Dinas Sosial, tanggal 13 April
2020, jam. 12.20 WIB.
Wawancara dengan Bapak Bustomy, selaku Ketua Bagian Koordinator Program
Keluarga Harapan , tanggal 13 April 2020, jam. 12.20 WIB.
Wawancara dengan Ibu Indah, Selaku Koornator Kecamatan Pemayung , tanggal
18 April 2020, jam. 10.15 WIB
Wawancara dengan Bapak Yusuf SE, Selaku Koordinator Kabupaten, tanggal 18
April 2020, jam. 11.20 WIB
Wawancara dengan Ibu Devi, Selaku Masyarakat Desa Teluk, tanggal 25 juni
2020, jam. 10. 10 WIB
Wawancara dengan Ibu Fitriyah, Selaku Pendamping Desa, tanggal 13 Juni 2020,
jam. 11.15 WIB
Wawancara dengan Ibu Jamalia, Selaku Masyarakat Desa Teluk, tanggal 21 April
2020, jam. 15. 10 WIB
DOKUMENTASI LOKASI PENELITIAN
Gambar.1 Kantor Dinas Sosial Kabupaten Batanghari
Gambar.2 Poto Bersama Kariawan Bagian Koordinator dan Sekretaris PKH
Kabupaten Batanghari
CURRICULUM VITAE
PERSONAL DETAILS
Name : Ida Royani
Date of birth : July 01, 1998
Gender : Female
Address : Teluk, Kecamatan Pemayung, Kabupaten
Batanghari
Marital Status : Single
Religion : Islam
Nationality : Indonesian
Phone : [email protected]
EDUCATION DETAILS
2006 – 2011
State Elementary School 18/1 Kecamatan Pemayung
2012 – 2014
State Junior high school 7 Kabupaten Batanghari
2015 – 2017
State Senior High School 1 Muaro Jambi
WORK SKILLS
Cooking
Design Batik