DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN ...
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
i
-COVER DEPAN-Q
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
ii
KATA PENGANTAR
Sejalan dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 46 Tahun 2020 tentang
Rencana Strategis Kementerian Perdagangan tahun 2020-2024, telah dirumuskan
juga didalamnya berkaitan dengan stabilisasi harga, ketersediaan pasokan barang
kebutuhan pokok, serta peningkatan pasar produk dalam negeri setidaknya untuk
kurun waktu lima tahun yang akan datang. Selanjutnya menjadi tugas dari Eselon I
untuk melakukan penerjemahan arahan kebijakan maupun program yang harus
dijalankan dan strategi dalam memenuhi target yang sudah sinkron baik dengan
Rencana Strategis Kementerian juga RPJM Nasional. Penyusunan dokumen ini
menjadi keharusan setiap direktorat jenderal termasuk Direktorat Jenderal
Perdagangan Dalam Negeri. Penerjemahan Rencana Strategis Kementerian ini harus
dapat mencakup arahan kebijakan hingga program yang akan dilaksanakan oleh
Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri hingga 5 (lima) tahun kedepan.
Mengingat pentingnya dokumen tersebut sebagai pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan dimaksud maka dipandang perlu untuk membuat target-target pengukuran
kerja secara kuantitatif dan kualitatif agar memudahkan untuk melakukan evaluasi
kinerja Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri. Target pada indikator kinerja
yang tercantum dalam dokumen tersebut disesuaikan dengan kondisi terkini dengan
proyeksi yang lebih realistis mengingat pandemi Covid-19 akan berdampak pada
pemulihan kondisi ekonomi nasional dalam jangka menengah.
Dokumen Pengembangan Arah Kebijakan dan Program Direktorat Jenderal
Perdagangan Dalam Negeri untuk 5 Tahun Kedepan diharapkan menjadi pedoman
dalam meningkatkan keterpaduan, keteraturan, dan pengendalian perencanaan
program dan kegiatan dari seluruh unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal
Perdagangan Dalam Negeri dalam rangka mewujudkan visi misi Presiden Republik
Indonesia.
Jakarta, Desember 2020
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri
Syailendra
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... II
DAFTAR ISI ................................................................................................................................ III
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................................................IV
DAFTAR TABEL .......................................................................................................................... V
BAB 1 - PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 KONDISI UMUM ...................................................................................................................... 2
1.2 PANDEMI COVID-19 ............................................................................................................. 5
1.3 POTENSI DAN PERMASALAHAN (SWOC) DIREKTORAT JENDERAL
PERDAGANGAN DALAM NEGERI .................................................................................... 7
BAB 2 - RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERDAGANGAN ............................ 14
2.1 VISI KEMENTERIAN PERDAGANGAN ......................................................................... 14
2.2 MISI KEMENTERIAN PERDAGANGAN ........................................................................ 15
2.3 TUJUAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN YANG BERKAITAN DENGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI .............................. 17
2.4 SASARAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERDAGANGAN YANG BERKAITAN
DENGAN DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI .......... 18
2.5 TUJUAN DARI DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI 20
BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI .................................................................... 23
3.1 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL ........................................................ 23
3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN PERDAGANGAN ............ 26
3.3 ARAH KEBIJAKAN DARI DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM
NEGERI ..................................................................................................................................... 27
3.4 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DIREKTORAT JENDERAL
PERDAGANGAN DALAM NEGERI BERDASARKAN ANALISIS SWOC .............. 29
3.5 KERANGKA REGULASI ....................................................................................................... 31
3.6 KERANGKA KELEMBAGAAN ........................................................................................... 32
BAB 4 - TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ....................................... 36
4.1 TARGET KINERJA ................................................................................................................. 36
4.2 KERANGKA PENDANAAN ................................................................................................. 46
BAB 5 - PENUTUP ................................................................................................................... 49
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Hubungan Renstra Kementerian Perdagangan dengan
Dokumen Perencanaan Nasional .............................................................................. 1
Gambar 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Dunia, Negara Maju, Negara Berkembang, dan
ASEAN (persen) Tahun 2015-2019 ......................................................................... 2
Gambar 1.3 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Mitra Dagang
Indonesia (y-on-y) ........................................................................................................... 6
Gambar 2.1 Kerangka Tujuan Strategis 1 Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam
Negeri ................................................................................................................................. 21
Gambar 2.2 Kerangka Tujuan Strategis 2 Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam
Negeri ................................................................................................................................. 22
Gambar 3.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Perdagangan
2020-2024 ........................................................................................................................ 25
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri ..... 34
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Indonesia ...................................................................................... 4
Tabel 2.1 Indikator Tujuan Peningkatan Kosumsi Nasional yang Mendukung
Pertumbuhan Ekonomi .................................................................................................. 18
Tabel 2.2 Indikator Sasaran Strategis Terwujudnya Stabiisasi Harga dan
Ketersediaan Pasokan Barang Kebutuhan Pokok ............................................... 19
Tabel 2.3 Indikator Sasaran Strategis Meningkatnya Pasar Produk Dalam Negeri .... 20
Tabel 4.1 Target Kinerja Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam
Negeri 2020-2024 ............................................................................................................ 36
Tabel 4.5 Target Kinerja Program Perdagangan Dalam Negeri pada Meningkatnya
Pembinaan Usaha dan Pelaku Distribusi Perdagangan .................................... 37
Tabel 4.6 Target Kinerja Program Perdagangan Dalam Negeri pada Meningkatnya
Pemanfaatan Sarana Perdagangan yang Mendukung Aktivitas Ekonomi
Masyarakat .......................................................................................................................... 38
Tabel 4.7 Target Kinerja Program Perdagangan Dalam Negeri pada Meningkatnya
Aktivitas Perdagangan Antar Pulau .......................................................................... 40
Tabel 4.8 Target Kinerja Program Perdagangan Dalam Negeri pada Mewujudkan
Stabilisasi Harga dan Ketersediaan Pasokan Barang Kebutuhan Pokok ... 41
Tabel 4.9 Target Kinerja Program Perdagangan Dalam Negeri dalam Meningkatkan
Penggunaan Produk Dalam Negeri ........................................................................... 42
Tabel 4.10 Sasaran dan Indikator Kegiatan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam
Negeri 2020-2024 ............................................................................................................ 44
Tabel 4.11 Kerangka Pendanaan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perdagangan
Dalam Negeri 2020-2024 .............................................................................................. 48
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
1
BAB 1 - PENDAHULUAN
Sejalan dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional yang menyebutkan bahwa perencanaan pembangunan
nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap
terhadap perubahan, pasal 15 mengamanatkan semua Pimpinan Kementerian/
Lembaga (K/L) menyiapkan rancangan Renstra-K/L sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya dengan berpedoman kepada rancangan awal RPJM Nasional. Kementerian
Perdangan telah menyusun Rencana Srategis yang dituangkan dalam Peraturan
Menteri Kementerian Perdagangan Nomor 46 Tahun 2020. Kemudian dilanjutkan
dengan adanya pengembangan arah kebijakan dan program untuk Eselon I sesuai
arahan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Gambar 1.1 Kerangka Hubungan Renstra Kementerian Perdagangan dengan Dokumen Perencanaan Nasional
Khusus untuk mengamankan perdagangan dalam negeri, Kementerian Perdagangan
memiliki Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) yang memiliki tugas
untuk menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penguatan dan pengembangan perdagangan dalam negeri. Fungsi Direktorat Jenderal
PDN diantaranya adalah perumusan kebijakan di bidang pengendalian distribusi dan
ketersediaan barang kebutuhan pokok dan/atau barang penting; pembinaan pelaku
usaha distribus, penciptaan dan pembinaan iklim usaha, transaksi perdagangan
melalui sistem elektronik; pengembangan sarana distribusi perdagangan dan
perdagangan antar pulau dan perbatasan; peningkatan penggunaan produk dalam
negeri, akses pasar usaha mikro, kecil dan menengah perdagangan; serta pelaksanaan
administrasi. Amanah tersebut perlu kemudian dituangkan dalam bentuk arah
kebijakan, strategi dan program Rencana Strategis Eselon I yang disinkronisasi
dengan arahan dokumen Renstra Kementerian Perdagangan Tahun 2020-2024.
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
2
1.1 KONDISI UMUM
Perlambatan ekonomi dunia teridikasi dengan adanya perlambatan hingga 0,5 persen
di kelompok negara maju. Amerika Serikat contohnya yang mengalami penurunan
pertumbuhan ekonomi hingga 0,6 persen sejak kuartal II 2019 akibat adanya
perlambatan pengiriman logistic semakin tertekan akibat pandemi. Pertumbuhan
ekonomi di Kawasan Eropa juga melampat hingga 0,7 persen akibat rendahnya
permintaan global dan tersendatnya pertumbuhan konsumsi swasta akibat penjualan
ritel. Namun terdapat negara yang dapat bertahan seperti Jepang yang mengalami
peningkatan 0,4 persen karena menguatnya permintaan domestic yang turut
membantu perbaikan ekonomi. Sementara itu pertumbuhan ekonomi di negara
berkembang masih lebih tinggi dengan rata-rata mencapai 3,7 persen karena
menguatnya permintaan domestic masing-masing negara.
Gambar 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Dunia, Negara Maju, Negara Berkembang, dan ASEAN (persen) Tahun 2015-2019
Sumber : IMF dan ADB, 2020 dalam BPS 2020
Tren negatif laju pertumbuhan ekonomi dunia diprediksi terus berlanjut di tahun
2020 dan akan semakin parah dengan ancaman resesi global di depan mata akibat
merebaknya pandemi Covid-19. Kejadian luar biasa yang melanda banyak negara di
dunia sejak Desember 2019 ini membuat Bank Dunia dan Lembaga International
Monetary Fund (IMF) terus merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun
2020. IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia akan terkontraksi tajam
sebesar -3% pada tahun 2020 yang merupakan angka terendah sejak krisis keuangan
global tahun 2008. Perlambatan ekonomi di Kawasan ASEAN tercatat sebesar 0,7
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
3
poin yaitu dari 5,1 persen pada tahun 2018 menjadi 4,4 persen pada tahun 2019.
Namun capaian ini masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi dunia,
negara maju, dan negara berkembang. Pertumbuhan ekonomi di ASEAN didorong
masih cukup tingginya pertumbuhan ekonomi di Filipina, Indonesia dan Vietnam
yang mencatatkan pertumbuhan di atas 5 persen di tahun 2019.
Perekonomian nasional sepanjang 2019 tetap menunjukkan perkembangan yang
positif di tengah perlambatan ekonomi dunia. Ekonomi nasional mampu tumbuh di
angka 5,02 persen dan masih lebih baik dari beberapa negara lainnya walaupun
sama-sama terdampak dari gejolak ekonomi dunia yang tidak pasti. Indonesia sendiri
juga dihadapkan pada kondisi yang penuh tantangan baik dari luar maupun dalam
negeri. Tantangan ekonomi yang berasal dari luar negeri diantaranya perang dagang
Amerika Serikat-Tiongkok, penurunan permintaan serta stagnasi harga komoditas
dunia, isu Brexit, ketegangan dan konflik politik di sejumlah kawasan, dan krisis
ekonomi di sejumlah negara Amerika Latin. Sementara itu, tantangan dari dalam
negeri yaitu perlambatan pertumbuhan ekonomi, daya beli masyarakat,
membesarnya sektor informal, posisi daftar tunggu dari para investor, hingga target
penerimaan pajak yang tidak tercapai.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS), neraca
perdagangan Indonesia tahun 2019 mengalami defisit sebesar USD 3,2 miliar, lebih
rendah daripada tahun 2018 yang mengalami defisit USD 8,7 miliar. Nilai ekspor
Indonesia di tahun 2019 hanya mencapai USD 167,5 Miliar, menurun 6,95%
dibandingkan tahun 2018 yang mencapai USD 180 Miliar. Sementara dari sisi impor,
nilainya turun 9,5% menjadi USD 170,7 Miliar dari sebelumnya mencapai USD 188,7
Miliar.
Pada triwulan I 2020, Neraca Perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar USD
2.591,8 juta. Hal ini disebabkan oleh penurunan impor yang cukup tinggi yaitu
sebesar -12,2 persen (QtQ) atau -3,7 persen (YoY). Namun terjadi juga penurunan
ekspor dari triwulan sebelumnya (-3,6 persen), tetapi memiliki kinerja masih lebih
baik dibandingkan periode yang sama tahun 2019 (2,8 persen, YoY). Pada triwulan II
2020, Neraca Perdagangan Indoensia masih mengalami surplus sebesar USD 2,9
miliar dengan ekspor total sebesar USD 34,6 miliar dan impor total sebesar USD 31,7
miliar. Namun nilai ekspor total dan impor total sendiri mengalami penurunan baik
secara triwulan maupun tahunan. Neraca perdagangan ekspor turun sebesar 17,1
persen (QtQ) dan 12,5 persen (YoY). Sedangkan, neraca perdagangan impor turun
sebesar 19,0 persen (QtQ) dan 23,5 persen (YoY). Penurunan ekspor total maupun
impor total tersebut disebabkan adanya penurunan baik pada jenis migas maupun
non migas sebagai akibat dari dampak pandemic Covid-19.
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
4
Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Indonesia
URAIAN 2019 2020
Q2 Q1 Q2
Neraca Total -1.917,9 2.591,9 2.892,7
Ekspor Total 39.583,3 41.760,8 34.626,8
Impor Total 41.501,2 39.169,0 31.734,2
Neraca Nonmigas 1.756,1 5.658,7 3.383,7
Ekspor Nonmigas 37.126,8 39.486,4 32.932,9
Impor Nonmigas 35.370,7 33.827,7 29.549,2
Neraca Migas -4.728,4 -3.066,9 -495,2
Ekspor Migas 1.402,2 2.274,4 1.693,9
Impor Migas 6.130,6 5.341,3 2.188,9
Sumber : BPS 2020, diolah
Pembangunan Perdagangan dalam lima tahun ke depan akan berlandaskan pada
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang dijabarkan
ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020β2024 serta
bertumpu pada keseimbangan antara pembangunan perdagangan dalam negeri dan
pembangunan perdagangan luar negeri. Artinya, peningkatan pertumbuhan ekspor
nonmigas dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi harus diiringi dengan
penguatan perdagangan dalam negeri untuk menjaga kestabilan harga dan
ketersediaan barang domestik serta menciptakan iklim usaha yang sehat.
Dalam Rapat Koordinasi Tingkat Menteri Bidang Perekonomian tanggal 21 Agustrus
2020, Menteri Perdagangan menyatakan bahwa pihaknya sudah menyiapkan
beberapa strategi pemulihan ekonomi di bidang perdagangan dalam rangka
pemulihan ekonomi nasional akibat pandemic. Strategi tersebut dimaksudkan untuk
menggeliatkan kegiatan perdagangan dalam negeri. Salah satu caranya adalah dengan
pengunaan perdagangan daring di pasar rakyat serta pemberian panduan protocol
kesehatan di pusat perbelanjaan serta pasar rakyat.
Kementerian Perdagang hingga sejauh ini sudah menyelesaikan revitalisasi pasar
rakyat di 133 kabupaten/kota untuk tahun 2020. Revitalisasi ini diestimasikan dapat
menyerap hingga 3.375 tenaga kerja. Selain itu ada juga program bantuan sarana
usaha perdagangan untuk tahun 2020-2022 yang diperkirakan dapat memberikan
manfaat kepada sekitar 22.170 orang. Sementara itu untuk mendukung aktivitas
pasar rakyat selama masa pandemic, telah dialokasikan anggaran berupa bantuan
untuk pedagang dan pengelola pasar. Bantuan yang dimaksud berupa masker, sarung
tangan, sabun cair, hand sanitizer, tangka air dan wastafel, hingga bilik disinfektan
untuk 157 pasar rakyat. Disisi lain, pandemik juga mendorong peningkatan
pembayaran secara digital.
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
5
Pada kesempatan lain, disampaikan juga bahwa Rencana Kerja Pemerintah tahun
2021 yang memiliki tema βPemulihan Ekonomi dan Reformasi Sosialβ menetapkan
dua kebijakan utama yaitu akselerasi peningkatan ekspor dan pengelolaam Impor,
serta penguatan pasar dalam negeri. Melalui kebijakan tersebut, Kementerian
Perdagangan berupaya meningkatkan kontribusi sektor perdagangan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Beberapa langkah strategis yang akan dilakukan dalam
kebijakan penguatan pasar dalam negeri diantaranya stabilitas harga dan
ketersediaan bahan pokok, peningkatan penggunaan dan pemasaran produk dalam
negeri serta pengembangan UMKM dan niaga elektronik. Kegiatan yang direncanakan
terkait penguatan pasar dalam negeri diantaranya pembangunan/ revitalisasi pasar
rakyat; pemberian bantuan pemasaran dan bantuan sarana usaha; peningkatan
penggunaan produk dalam negeri (Bangga Buatan Indonesia); stabilisasi harga
barang kebutuhan pokok menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional; pengawasan
barang beredar dan edukasi konsumen; serta optimalisasi pemanfaatan Sistem Resi
Gudang, pasar lelang, dan pasar berjangka komoditi.
Jika kita selisik kembali pada saat krisis global melanda dunia, UMKM berkontribusi
sebagai salah satu penopang dalam roda perekonomian Indonesia. Oleh karena itu,
peran UMKM begitu besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain UMKM,
Sistem Resi Gudang juga turut mendukung penguatan perdagangan dalam negeri dan
sarana pengendalian stok nasional yang lebih efisien. Disamping itu Kementerian
Perdagangan juga melakukan berbagai strategi yaitu pengamanan pasar domestik,
peningkatan aksesibilitas usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta penataan
regulasi dengan kualitas yang baik dan kuantitas yang proporsional. Hal itu sebagai
bentuk komitmen kuat pemerintah untuk meningkatkan perdagangan nasional,
1.2 PANDEMI COVID-19
Pandemi Covid-19 menimbulkan goincangan ekonomi yang mengarah pada resesi
global. Banyak kebijakan yang dilakukan untuk menekan penyebaran Covid-19
seperti penutupan sekolah dan kegiatan bisnis, pembatasan sosial berskala besar,
hingga lockdown, yang berdampak pada penurunan tingkat konsumsi dan investasi.
Harga komoditas migas dan hasil tambang di pasar internasional pada Triwulan II-
2020 secara umum mengalami penurunan (q-to-q) maupun (y-on-y), sementara
harga komoditas makanan (gandum, minyak kelapa sawit, dan kedelai) mengalami
penurunan (q-to-q), tetapi secara (y-on-y) mengalami peningkatan. Ekonomi
beberapa mitra dagang Indonesia terkontraksi sebagai akibat pembatasan aktivitas
penduduk untuk mengendalikan penyebaran Covid-19.
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
6
Dampak dari Covid-19 juga dirasakan dengan adanya penurunan penjualan mobil dan
sepeda motor. Hampir diseluruh tempat dilakukan penutupan gerai penjualan
sebagai pelaksanaan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal
tersebut menyebabkan terjadi penurunan omzet perdagangan ritel. Penurunan ini
terlihat dari struktur PDB di Triwulan II 2020 dimana sektor perdagangan mengalami
kontraksi hingga 7,57 persen (y-on-y). Kegiatan ini juga mempengaruhi laju
pertumbuhan ekspor barang dan jasa yang terkonstraksi hingga 11,66 persen (y-on-
y). Ekspor nonmigas mengalami konstraksi seiring dengan penurunan nilai dan
volume komoditas utama seperti bahan bakar mineral danmesin/peralatan listrik.
Ekspor jasa juga terkonstraksi sejalan dengan penurunan jumlah wisatawan
mancanegara (wisman) yang masuk ke Indonesia dan penurunan devisa yang masuk.
Sebagian besar pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang utama Indonesia
mengalami konstraksi, kecuali Tiongkok.
Gambar 1.3 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Mitra Dagang Indonesia (y-on-y)
Sumber : BPS 2020, diolah
Pandemi COVID-19 yang pada awal tahun 2020 telah memaksa hampir seluruh
negara di dunia untuk mengurangi aktivitas ekonomi. Sebagai akibatnya
pertumbuhan ekonomi dunia menjadi tertekan. Banyak negara yang mengalami
kontraksi ekonomi pada tahun 2020. Konstraksi ekonomi ini menyebabkan adanya
pergeseran struktural pada perekonomian global dimana banyak negara yang
memberlakukan kebijakan yang berorientasi pada domestik, perkembangan ekonomi
digital, perubahan perilaku kegiatan ekonomi terkait respon perkembangan digital
dalam ekonomi, serta terintegrasinya berbagai kebijakan lainnya.
Pandemi ini mampu memberikan efek domino pada aspek kesehatan, sosial, ekonomi
hingga keuangan. Secara ekonomi dapat dirasakan pada aktivitas perekonomian yang
melambat. Banyak negara, termasuk Indonesia, mulai memberlakukan pembatasan
kegiatan ekonomi untuk menghentikan penyebaran virus. TIdak hanya pembatasan
kegiatan ekonomi, berbagai negara juga diharuskan siap memulihkan perekonomian
dengan dukungan fiskal yang cukup besar dalam upaya pemulihan kesehatan warga
dan pemulihan kegiatan ekonomi. Tidak terkecuali Indonesia, pemerintah juga sudah
melakukan berbagai macam upaya dalam meminimalkan dampak Covid-19.
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
7
Sejak wabah COVID-19 meluas ke berbagai negara termasuk di Indonesia dan
kemudian ditetapkan sebagai pandemi global, Kementerian Perdagangan telah secara
aktif melakukan berbagai mitigasi dampak dan memberikan respons kebijakan
perdagangan terkait wabah ini. respons pertama dan juga langkah preventif
Kementerian Perdagangan adalah mengeluarkan larangan sementara impor binatang
hidup dari Tiongkok karena wabah ini berasal dari negara tersebut. Hal ini diatur
dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 10 Tahun 2020 yang dikeluarkan pada
6 Februari 2020. Sejalan dengan perkembangan situasi di dalam negeri, secara
bertahap Kementerian Perdagangan melakukan berbagai langkah strategis dengan
berpedoman pada PERPPU Nomor 1 Tahun 2020, Keputusan Presiden Nomor 9
Tahun 2020, dan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020.
Adapun kebijakan strategis yang dilakukan oleh Kementerian Perdagangan di masa
pandemi COVID-19, yaitu pertama realokasi dan refocussing anggaran. Hal ini
dilakukan di antaranya melalui program bantuan untuk Pasar Rakyat dalam
menangani dampak COVID-19. Kedua, dengan menjaga stabilisasi harga dan jaminan
stok barang kebutuhan pokok. Di antaranya melalui deregulasi kebijakan terkait
pangan dan menjamin kelancaran distribusi barang kebutuhan pokok. Ketiga,
pengamanan penyediaan alat kesehatan, di antaranya melalui relaksasi impor alat
pelindung diri (APD) dan masker. Keempat, pemberian stimulus ekonomi nonfiskal.
Di antaranya penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) barang ekspor melalui
penerapan affixed signature dan stamp. Kelima, pengawasan barang beredar
dan/atau jasa dalam perdagangan daring. Selama masa pandemi, Kemendag telah
menutup akun pedagang daring yang menjual alat kesehatan seperti masker, serta
hand sanitizer. Disamping itu, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri juga sudah
melaksanakan Sekolah Rakyat, dimana kegiatan yang memberikan pengarahan
kepada pasar rakyat dalam melaksanakan protokol kesehatan. Keenam, fasilitasi
ekspor di masa pandemi. Salah satunya dengan memfasilitasi kegiatan business
matching secara virtual. Selain itu, pada masa pandemi ini, kementerian perdagangan
telah berhasil merealisasikan peningkatan ekspor kopi ke Mesir dan rumput laut ke
Korea Selatan. Ketujuh, pemanfaatan forum kerja sama perdagangan internasional,
seperti forum G20.
1.3 POTENSI DAN PERMASALAHAN (SWOC) DIREKTORAT JENDERAL
PERDAGANGAN DALAM NEGERI
Adanya berbagai tantangan perekonomian dan perdagangan 2020-2024seerti
pertumbuhan ekonomi yang stagnan, defisit trnasaksi berjalan yang berpotensi
meningkat, ketidakpastian global, revolusi industri dan ekonomi digital, serta
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
8
pandemi covid-19, menyimpan berbagai potensi maupun permasalahan terkait
dengan perdagnagan yang harus ditangai, khususnya yang berkaitan dengan
Perdagangan Dalam Negeri.
1.3.1 Potensi Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri
Mempertimbangkan berbagai perkembangan perdagangan global maupun nasional,
serta kegiatan yang dilaksanakan di unit kerja dalam lingkup Direktorat Perdagangan
Dalam Negeri, terdapat beberapa potensi yang dapat dimanfaatkan.
Besarnya Market Size Dalam Negeri
Indonesia merupakan negara dengan pasar domestik yang sangat besar. Disamping
luas wilayah, ukuran pasar domestik juga tercermin dari besarnya populasi
penduduk, tingkat pertumbuhan penduduk, meningkatnya daya beli masyarakat,
serta besarnya nilai produksi perekonomian. Sejalan dengan peningkatan daya beli
masyarakat, Indonesia memiliki peluang pasar yang sangat menjanjikan bagi
pengusaha lokal maupun asing. Sebagai negara dengan tingkat pertumbuhan
penduduk dan daya beli yang tinggi, Indonesia juga merupakan negara dengan
penduduk muslim terbesar di dunia. Hal ini dapat menjadi potensi yang baik bagi
Indonesia dalam mengembangkan industri berbasis halal, baik sebagai pasar produk
halal maupun produsen produk halal. Indonesia berada pada posisi strategis bagi
halal superhighway link dalam global halal supply chain. Halal tidak hanya terbatas
pada bidang makanan dan minuman, tetapi juga dapat dikembangkan pada bidang
jasa, produk, dan kesehatan. Sebagai negara yang berpenduduk mayoritas muslim,
Indonesia memiliki potensi untuk meningkatkan ekspor melalui produk-produk halal
yang diproduksi di dalam negeri dan diharapkan menjadi penjamin produk halal
terbaik di dunia kedepannya. Sejalan dengan itu, saat ini Indonesia menjadi pengguna
internet terbesar di Asia, dengan angka mencapai 150 juta lebih pengguna. Angka
tersebut menunjukan lebih dari 50 persen penduduk Indonesia telah terhubung
jaringan internet. Seiring dengan pertumbuhan pengguna internet, maka terbuka
pula peluang usaha online yang dapat memberikan multiplier-effect yang cukup
signifikan. Melalui teknologi informasi dan internet, pendapatan negara dari sektor
ini juga dapat meningkat. Kinerja ekonomi akan terus terdorong dan sekat-sekat
birokrasi terpotong serta proses transaksi menjadi jauh lebih cepat. Angka pengguna
internet yang terus meningkat perlu untuk dicermati karena akan memperkuat
konsumsi domestik Indonesia, sekaligus memberikan kontribusi bagi perekonomian
nasional melalui penyerapan tenaga kerja, distribusi barang, industri elektronik dan
perangkat lunak.
Pemantauan Harga Barang Pokok secara Berkala
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
9
Pemantauan harga barang pokok dan penting sudah dilaksanakan di 34 provinsi
secara mingguan. Selain itu, dari pantauan harga tersebut dapat dilakukan stok
barang di pasar induk. Kementerian Perdagangan sendiri memiliki wewenang dalam
mengeluarkan cadangan beras pemerintah apabila terjadi kenaikan harga beras.
Pemantauan harga secara live bird dilakukan secara harian, dengan demikian harga
barang pokok dan penting diketahui secara pasti. Barang kebutuhan pokok yang
dilakukan pemantauan adalah beras, gula, minyak goreng, terigu, kedelai, jagung,
susu, daging sapi, daging ayam, dan telur ayam. Komoditas yang menjadi fokus adalah
beras sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) sesuai Permendag No 57/2017. Selain itu,
minyak goreng, daging sapi, daging ayam, telur ayam dan bawang merah sesuai acuan
(Permendag No 58/2018) serta bawang putih. Pemantauan ini diharapkan dapat
membantu dalam mengetahui adanya disparitas harga sehingga hal tersebut dapat
diatasi sebelum terjadi kenaikan harga yang tinggi missal dengan dilakukannya
penetrasi pasar. Tujuan dari penetrasi pasar melalui operasi pasar dan menggelar
pasar murah adalah menjaga stabilitas harga berbagai komoditas bahan pokok.
Kegiatan operasi pasar dilakukan dengan pemantauan langsung di pasar-pasar rakyat
di berbagai wilayah. Penetrasi Pasar juga mempengaruhi harga tetap stabil dan
memantau pengamanan pasokan. Pengawasan terhadap kondisi stabilitas dan
ketersediaan barang perlu terus dilakukan, didukung dengan koordinasi antar intansi
yang terkait terutama jika terjadi gangguan pasokan.
Koordinasi dengan K/L lain dan Pemerintah Daerah
Dalam melakukan pemantauan pasokan barang, diperlukan kerjasama dan
koordinasi dengan K/L lain. Hal ini dikarenakan Kementerian Perdagangan tidak
memiliki barang. Untuk itu diperlukan koordinasi dalam menjaga pasokan barang
pokok dan penting. Koordinasi juga diperlukan untuk melakukan perjanjian
pertukaran informasi data antar K/L terkait data barang yang dimiliki oleh K/L.
Koordinasi dengan berbagai pihak dilakukan, yaitu seperti Perum Bulog, Satgas
Pangan, Dinas Perdagangan Provinsi/Daerah, kepolisian dan pelaku usaha yang ada
di daerah untuk memasok barang kebutuhan pokok yang harganya mulai tampak naik
di pasar tersebut. Koordinasi ini juga diperlukan untuk penanganan subsidi biaya tol
laut. Subsidi yang diberikan saat ini lebih banyak diberikan untuk pelayaran,
sedangkan fakta yang ada di lapangan adalah biaya terbesar dikeluarkan untuk biaya
di darat. Berkenaan subsidi tol laut ini merupakan keputusan dari K/L lain. Jalan
keluar dari permasalahan ini adalah dengan melakukan koordinasi dengan K/L
terkait. Koordinasi juga diperlukan dengan pemerintah daerah, terutama dalam
pemantauan harga barang pokok dan peting serta ketersediaan pasokan di daerah.
Selain itu diperlukan juga untuk pelaporan data-data yang diperlukan dalam menjaga
stabilitas harga. Untuk pelaporan ketersediaan barang, kebutuhan barang, supply
barang, maupun harga barang di daerah sudah dilakukan secara berkala dengan 34
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
10
provinsi, hanya diperlukan pengoptimalan pelaporan yang lebih efisien agar
pemantauan lebih efektif missal dengan melakukan pendekatan IT.
Optimalisasi Pengelola Pasar dan Pusat Distribusi
Upaya Kementerian Perdagangan dalam mendukung perekonomian Indonesia dari
sisi perdagangan dalam negeri salah satunya dengan melakukan revitalisasi pasar
dan program penetrasi pasar dalam rangka menjaga melambungnya harga-harga
barang pokok terutama di waktu tertentu. Konsep pembangunan/revitalisasi pasar
rakyat tidak hanya sekedar pembenahan bangunan fisik, tetapi juga nonfisik yang
terkait dengan pengelolaan pasar dan integrasi dengan sektor lain. Pembenahan
secara fisik diharapkan dapat meningkatkan citra serta menggantikan kesan buruk
terhadap pasar rakyat yang kumuh, becek, dan kotor menjadi bersih dan nyaman
untuk dikunjungi. Disamping itu diperlukan juga revitalisasi nonfisik yang meliputi
revitalisasi manajemen, revitalisasi ekonomi, dan revitalisasi sosial. Revitalisasi
manajemen merupakan pembenahan yang mencakup tata cara penempatan
pedagang, permodalan, dan SOP pelayanan pasar. Revitalisasi ekonomi yaitu
pembenahan untuk meningkatkan pendapatan pedagang dan mengakomodasi
kegiatan ekonomi formal dan informal di pasar rakayat. Sedangkan revitalisasi sosial
budaya yaitu pembenahan dengan menciptakan lingkungan pasar yang menarik,
berdampak positif, dan dapat meningkatkan dinamika dan kehidupan sosial
masyarakat.
Untuk memperkuat peran pasar rakyat dalam perekonomian daerah, Pemerintah
dalam hal ini Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah
melakukan pembangunan, pemberdayaan, dan peningkatan kualitas pengelolaan
pasar rakyat. Guna meningkatkan kualitas pasar, saat ini pasar rakyat sudah memiliki
Standar Nasional Indonesia (SNI) yang menjadi rujukan bagi pengelola pasar dalam
mengelola dan memberdayakan komunitas pasar secara optimal dan profesional.
Kementerian Perdagangan akan melakukan sertifikasi terhadap pasar rakyat agar
bisa memiliki SNI. Dalam mengoptimalkan peran pasar rakyat, SNI 8152:2015 dibuat
dengan tujuan menjadi pedoman dalam mengelola, membangun serta
memberdayakan komunitas pasar rakyat dan menjadi sarana perdagangan yang
kompetitif terhadap pusat perbelanjaan, pertokoan, mall, maupun pusat perdagangan
lainnya, yang pada akhirnya juga dapat meningkatkan perlindungan terhadap
konsumen. Berdasarkan aturan tersebut, upaya yang perlu dilakukan Kementerian
Perdagangan adalah dengan memenuhi 3 persyaratan pasar rakyat yang meliputi
persyaratan umum, persyaratan teknis, dan persyaratan pengelolaan.
Pengembangan UMKM binaan Kementerian Perdagangan
Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri
melakukan program pembinaan di level hulu melalui UMKM. Pembinaan yang
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
11
dimaksud berupa kualitas produk yang sesuai dengan preferensi konsumen mulai
dari harga, kualitas hingga keterjangkauan. Selain itu, Kementerian Perdagangan juga
berperan di hilir yaitu dengan mengadakan temu usaha untuk mengumpulkan UMKM
daerah dengan retail modern. Isi dari temu usaha tersebut diakukan penilaian
terhadap produk UMKM yang dapat masuk kedalam retail. Pembinaan UMKM binaan
ini juga dapat menjadi sumber data guna mengetahui potensi UMKM yang dimiliki
oleh daerah. Sehingga selanjutnya dapat diprogramkan jenis pembinaan bagi UMKM
yang seperti apa yang sesuai dan dibutuhkan. Dalam pembinaan maupun
pengembangan UMKM diperlukan pendekatan dengan mengoptimalisasikan fungsi
IT sehingga dapat membantu dalam kompetensi dan kapasitas.
1.3.2 Permasalahan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri
Mempertimbangkan berbagai perkembangan perdagangan global maupun nasional,
serta kegiatan yang dilaksanakan di unit kerja dalam lingkup Direktorat Perdagangan
Dalam Negeri, terdapat beberapa permasalahan yang harus segera diselesaikan.
Keterbatasan Data dan Informasi Perdagangan
Beberapa pengambilan kebijakan perdagangan terhalang karena adanya
keterbatasan data dan infomasi. Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam memenuhi
keterbatasan hal ini. Hingga saat ini Kementerian Perdagangan sendiri sudah
melakukan MoU dan menandatangai nota kesepahaman terkait tukar informasi
dengan K/L lain maupun pemerintah daerah. Seperti MoU yang dilakukan dengan
Pelindo untuk data barang, atau BPS dalam data inflasi dan sebagainya. Hanya saja
pemanfaatannya masih kurang maksimal. Pergerakan atau pelaporan data dengan
pemerintah daerah juga banyak terhambat karena berbagai alasan. Untuk itu
diperlukan pembenahan dalam pemenuhan data ini. Salah satu cara yang dapat
digunakan adalah dengan memanfaatkan IT untuk melakukan monitoring, verifikasi,
pelaporan ketersediaan barang, kebutuhan barang, supply barang, dan harga barang
di daerah. Disamping itu perlu ada inisiasi dalam pembuatan big data komoditi
perdagangan dalam rangka pengambilan keputusan. Melakukan update data secara
berkala terutama yang berkaitan dengan UMKM. Beberapa kendala data seerti kurang
berjalaua pelaporan dari PTSP setempat atau Dinas Perdagangan di Daerah juga perlu
dibenahi dengan membuat suatu mekanisme yang apabila dimungkinkan
menerapkan sanksi dan reward.
Penataan Sistem dan Sarana Distribusi Perdagangan
Kendala dalam distribusi nasional menjadi salah satu perhatian Kementerian
Perdagangan dalam periode lima tahun kedepan karena sangat erat kaitannya dengan
stabilitas harga barang terutama barang kebutuhan pokok. Untuk menciptakan
stabilisasi harga perlu dilakukan penataan sistem dan sarana distribusi perdagangan
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
12
guna menjamin ketersediaan, memastikan kelancaran distribusi, efisiensi biaya
produksi, distribusi dan margin, memantau permintaan, serta menetapkan kebijakan
seperti kebijakan harga, pengelolaan stok dan logistik, serta pengelolaan ekspor
impor. Secara umum, produk pangan pokok dipengaruhi oleh biaya distribusi di
dalam negeri yang masih tinggi, ini merupakan akibat bottleneck dalam rantai pasok
serta terbatasnya kapasitas bongkar/muat pelabuhan di beberapa daerah yang
kemudian menciptakan disparitas harga antar daerah. Kendala lain yang terjadi
adalah belum efisien dan efektifnya jaringan distribusi perdagangan. Dukungan
Kementerian Perdagangan dalam penataan sistem dan sarana distribusi perdagangan
adalah dengan mendorong efisiensi arus barang melalui peningkatan kualitas sarana
distribusi perdagangan (pasar, gudang yang menerapkan sistem resi Gudang, dan
gerai maritim), peningkatan kapasitas pelaku logistik, serta peningkatan koordinasi
dengan instansi pemerintah terkait dan pelaku usaha/asosiasi.
Efektivitas Pengawasan Barang
Selain meningkatkan kesadaran konsumen dan pelaku usaha, Kementerian
Perdagangan telah melakukan pengawasan dan penegakan hukum terhadap
ketentuan yang berlaku melalui pengawasan prapasar atau uji petik barang impor
wajib SNI, pengawasan barang beredar di pasar (pemenuhan SNI, label, manual kartu
garansi) serta pengawasan Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BDKT) yang pada
tahun 2018 dilakukan pada 6.803 produk. Pengawasan dilakukan agar pelaku usaha
mematuhi ketentuan di bidang perdagangan (K3L, perizinan impor untuk produk
impor, dan lain sebagainya). Jenis penindakan yang diberikan berupa sanksi
administratif (pemberian teguran, rekomendasi pencabutan API (Angka Pengenal
Importir), rekomendasi pemblokiran akses kepabeanan, rekomendasi pencabutan
izin usaha), penarikan dari peredaran, pengamanan dan pemusnahan barang, serta
proses sanksi pidana. Di samping itu, pengawasan pada sektor jasa juga telah
dilakukan mulai dari pembinaan terhadap seluruh asosiasi pada sektor jasa dan juga
pembinaan langsung terhadap beberapa jasa bisnis dan jasa distribusi seperti jasa
travel umroh, marketplace, surveyor, jasa perparkiran, dan lain-lain; khususnya yang
terkait dengan parameter pengawasan yang meliputi standar mutu pelayanan, cara
menjual, layanan purna jual, pengiklanan, serta klausula baku. Terlepas dari berbagai
kegiatan pengawasan yang telah terlaksana, dalam kaitan ini adalah permasalahan
mengenai sudah sejauh mana kegiatan pengawasan tersebut memberikan dampak
terhadap sasaran yang dituju, seperti jumlah peredaran barang impor yang ber-SNI,
jumlah peredaran barang di pasar yang memiliki parameter SNI, label bahasa
Indonesia dan kartu garansi, dan jumlah barang dalam kemasan terbungkus, serta
jumlah perizinan dan jumlah pengawasan barang pokok dan barang penting. Hal
tersebut menjadi penting untuk mengetahui kegiatan pengawasan tersebut sudah
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
13
berjalan dengan baik yaitu dengan melihat sejauh mana efektivitas pengawasan
tersebut berdampak terhadap sasaran yang dituju.
Pengaturan E-Commerce
Dalam euforia perdagangan secara elektronik (e-commerce) yang semakin
meningkat, penyerapan produk dalam negeri ikut terdongkrak. Saat ini terdapat
sekitar empat juta UKM yang berhasil masuk ke marketplace (lapak online), dimana
sebanyak 80 persen produk yang dijual adalah produk lokal. Pada penyelenggaraan
hari belanja online nasional (Harbolnas) 2018, transaksi tercatat meningkat 44,7
persen dibandingkan pada 2017. Namun meningkatnya transaski perdagangan
secara elektronik belum diimbangi dengan terlaksananya pengaturan terkait seperti:
a) Penyelesaian regulasi dan tata kelola e-commerce bersinergi dengan
Kemenkominfo dan kementerian/lembaga terkait, dengan tujuan melindungi
kepentingan pelaku usaha nasional khususnya pelaku usaha mikro, kecil dan
menengah;
b) Pengamanan aktivitas perdagangan digital melalui pengawasan produk di e-
commerce terkait SNI dan Label;
c) Penyiapan infrastruktur online untuk platform e-commerce bagi para
pedagang di pasar rakyat; serta
d) Secara paralel, ekosistem offline juga perlu diperkuat, seperti packaging dan
branding harus dipersiapkan untuk membantu para pedagang melakukan
penetrasi pasar dan menggapai konsumennya.
Tantangan Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki tingkat pertumbuhan
e-commerce cukup tinggi, menyebabkan perlu disiapkannya perlindungan konsumen
untuk perdagangan melalui sistem elektronik. Di dalam Paket Kebijakan Ekonomi XIV
terkait Roadmap E-Commerce, terdapat arahan aspek regulasi terkait perlindungan
konsumen, yaitu (i) Peraturan Pemerintah tentang Transaksi Perdagangan melalui
Sistem Elektronik; (2) harmonisasi regulasi; (iii) sistem pembayaran perdagangan
dan pembelanjaan barang/jasa pemerintah melalui e-commerce dan (iv)
pengembangan national payment gateway secara bertahap. Rancangan peraturan
pemerintah perlu disusun terkait Transaksi Perdagangan melalui Sistem Elektronik
agar dapat melindungi konsumen dalam setiap transaksi yang menggunakan sistem
tersebut. Selain itu, edukasi terhadap kosumen perlu dilakukan agar meningkatkan
pemahaman transaksi melalui sistem elektronik baik kepada masyarakat maupun
pelaku usaha.
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
14
BAB 2 - RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN
PERDAGANGAN
Dalam Penyusunan Dokumen Pengembangan Arah Kebijakan dan Program
Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri untuk 5 Tahun ke Depan, tim
konsultan akan menjadikan dokumen Rencana Stretegis Kementerian Perdagangan
2020-2024 sebagai salah satu landasannya. Sejalan dengan hal tersebut, maka
dilakukan telaahan dokumen Renstra terkait perdagangan dalam negeri. Sasaran
strategis dan indikator kinerja yang berkaitan dengan perdagangan dalam negeri,
hingga arah kebijakan maupun program untuk Direktorat Jenderal Perdagangan
Dalam Negeri. Berikut adalah keterkaitan masing-masing komponen dalam Rencana
Strategis Kementerian Perdagangan 2020-2024 dengan perdagangan dalam negeri.
2.1 VISI KEMENTERIAN PERDAGANGAN
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Kementerian Perdagangan wajib mengacu
pada visi dari Presiden dan Wakil Presiden. Teknis penyusunan visi dalam dokumen
Rencana Strategis Kementerian Perdagangan periode 2020-2024 dilakukan dengam
menyelaraskan visi dari Presiden dan Wakil Presiden. Untuk itu, visi dari
Kementerian Perdagangan 2020-2024 pada periode 2020-2024 adalah sebagai
berikut.
Kementerian Perdagangan yang Andal, Profesional, Inovatif, dan
Berintegrasi dalam Pelayanan kepada Presiden dan Wakil Presiden
untuk Mewujudkan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden:
βIndonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royongβ
Kementerian Perdagangan berperan sebagai penggerak pertumbuhan akan
membantu mewujudkan Indonesia yang berdaulat dan mandiri dalam bidang
ekonomi. Hal ini dapat diwujudkan melalui peningkatkan kinerja non-migas
berkualitas, penguatan stabilitas perdagangan di dalam negeri dan pelaksanaan tata
kelola pemerintahan yang baik dan berkualitas oleh Kementerian Perdagangan.
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
15
2.2 MISI KEMENTERIAN PERDAGANGAN
Sesuai dengan amanat Presiden agar setiap Kementerian/Lembaga memiliki Misi
yang sama dengan Presiden. Misi Presiden dan Wakil Presiden 2020 β 2024 yang
terkait lansung dengan tugas dan fungsi Kementerian Perdagangan adalah sebagai
berikut:
Misi 1 βPeningkatan Kualitas Manusia Indonesiaβ, Kementerian Perdagangan turut
berperan dalam hal, yaitu (1) Pendidikan dan pelatihan vokasi yang merupakan
terusan dari reviltalisasi pelatihan vokasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia
industri dan perkembangan teknologi; serta (2) menumbuhkan kewirausahaan
dengan mendorong berkembangnya marketplace yang berorientasi ekspor.
Misi 2 βStruktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri dan Berdaya Saingβ,
Kementerian Perdagangan setidaknya berperan dalam dua hal yaitu (1) melanjutkan
revitalisasi industri dan infrastruktur pendukungnya untuk menyonsong revolusi
industri 4.0 dengan cara meneruskan revitalisasi dan pembangunan sarana dan
prasarana logistik domestik dan internasional, seperti pelabuhan dan gudang dengan
fasilitas pengolahan pascapanen, agar biaya logistik dapat bersaing dengan
memanfaatkan kemajuan digital; serta (2) mengembangkan sektor-sektor ekonomi
baru melalui memfasilitasi berkembangnya ekonomi digital, termasuk transportasi
online, dengan menciptakan peluang bisnis, kepastian hukum pada pelaku usaha dan
perlindungan pada konsumen, serta meningkatkan daya saing demi kepentingan
nasional.
Misi 3 βPembangunan yang Merata dan Berkeadilanβ, Kementerian Perdagangan
setidaknya berperan dalam tiga hal yaitu (1) mengembankan produktivitas dan daya
saing UMKM dengan cara membantu usaha kecil dan menengah untuk mengekspor
produknya ke luar negeri terutama dengan menggunakan teknologi digital;
meneruskan pembangunan dan rehabilitasi pasar rakyat; serta mendorong
berkembangnya market place yang berorientasi ekspor, baik yang bersifat business
to business ataupun business to consumers. (2) mengembangkan ekonomi kerakyatan
dengan cara meningkatkan kesejahteraan petani melalui mengembangkan program
kemitraan pemerintah, dan dunia usaha; serta menstimulasi munculnya usaha-usaha
baru dalam sektor industri halal, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun
orientasi ekspor. (3) mengembangkan potensi ekonomi daerah untuk pemerataan
pembangunan antar wilayah dengan cara mempercepat kemudahan berusaha di
daerah termasuk reformasi pelayanan perizinan yang berbasis sistem informasi
digital (e-gov); serta mempermudah kemunculan wirausahawan-wirausahawan baru
di daerah, dengan insentif, bantuan permodalan, dan fasilitas usaha.
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
16
Misi 4 βMencapai lingkungan hidup yang berkelanjutanβ, Kementerian
Perdagangan sangat mendukung pembangunan berkelanjutan melalui menjaga
kelestarian lingkungan hidup antara lain dengan pengawasan dan pembatasan impor
barang bahan berbahaya, mendukung prospek produk daur ulang dan ramah
lingkungan, serta implementasi prototipe pasar rakyat bertema kesehatan,
kebersihan, dan ramah lingkungan. Kementerian Perdagangan akan bersinergi
dengan kementerian/lembaga lain dalam penyusunan rencana aksi yang diperlukan
untuk keberhasilan hal-hal dimaksud.
Misi 5 βKemajuan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsaβ,
Kementerian Perdagangan aktif mendukung misi ini melalui upaya perlindungan dan
pemberdayaan konsumen nasional. Peran Kementerian Perdagangan dalam aspek
promosi, regulasi, edukasi, dan pengawasan baik terhadap perilaku konsumen
maupun perilaku pelaku usaha secara berkelanjutan pada gilirannya diharapkan
dapat mendukung revolusi mental sebagaimana akan tercermin dalam budaya
konsumsi masyarakat Indonesia yang berkualitas. Selanjutnya, hal kemajuan zaman
dalam isu perubahan cara transaksi semula konvensional menjadi berbasis
elektronik akan mendorong geliat ekonomi menjadi lebih atraktif, namun demikian
akan mensyaratkan konsumen dan pelaku usaha untuk saling memberikan
kepercayaan, berhati-hati dan bijak. Untuk itu, peran Kementerian Perdagangan
bersama K/L, Pemda, dan pihak lainnya kedepan akan memiliki peran kunci dalam
tugas untuk memberikan perlindungan dan edukasi konsumen.
Misi 6 βPenegakan sustem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan
terpercayaβ. Dalam pelaksaanaan anggaran, Kementerian Perdagangan akan
mengikuti kaidah-kaidah penggaran yang transparan dan akuntabel, serta dapat
dipertanggung jawabkan. Lebih lanjut, terkait dengan tugas teknis Kemendag sebagai
Pembina dan pengawas peredaran barang dan jasa di pasar juga akan melakukan
tindakan-tindakan tegas khususnya bagi pelaku usaha apabila terdapat
penyimpangan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku tanpa kompromi yang
mengarah pada unsur korupsi sehingga memberikan efek jera dan perubahan
perilaku.
Misi 7 βPerlindungan bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada
Seluruh Wargaβ, Kementerian Perdagangan setidaknya berperan dalam
melanjutkan haluan politik luar negeri yang bebas aktif dengan cara meningkatkan
pemanfaatan potensi budaya dan kekayaan kuliner sebagai instrument diplomasi
Indonesia; serta memperkuat diplomasi ekonomi, untuk memperjuangkan
kepentingan ekonomi nasional Indonesia dalam kerja sama perdagangan, investasi
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
17
dan pariwisata, serta perluasan pasar potensial ekspor ke negaranegara non-
tradisional.
Misi 8 βPengelolaan Pemerintah yang Bersih, Efektif, dan Terpercayaβ.
Reformasi Birokrasi yang telah berjalan beberapa tahun ini terus dikawal oleh
Kementerian Perdagangan dan ini sejalan dalam mendukung misi presiden tersebut.
Kementerian Perdagangan terus mengupayakan level indeks Reformasi Birokrasi
terus meningkat dari tahun ke tahun. Selain itu, Kementerian Perdagangan juga
berkomitmen penuh untuk melakukan peningkatan kapabilitas pegawai serta
melakukan perbaikan manajemen kinerja setiap unit, monitoring setiap SOP makro
maupun mikro sehingga setiap waktu dapat dievaluasi efektiftasnya.
Misi 9 βSinergi pemerintah daerah dalam kerangka Negara Kesatuanβ.
Berdasarkan UU No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, Kementerian Perdagangan
bersama dengan Pemerintah Daerah untuk bekerja sama dan bersinergi dalam
pelaksaanaan kegiatan perdagangan dalam lingkup masing-masing kewenangan dan
tanggung jawab. Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,
masing-masing kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah dibagi
sebagaimana pembagiannya berdasarkan urusan-urusan perdagangan. Misalnya
dalam hal tugas menjaga stabilitas harga barang kebutuhan pokok, Kemendag akan
bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam penyediaan cadangan/stok pangan
pada wilayah masing-masing. Selain itu, kegiatan pembangunan sarana perdagangan,
kemetrologian dan peningkatan ekspor, Kemendag juga bekerja sama dengan
pemerintah daerah karena prinsipnya stakeholder perdagangan berada dalam
wilayahwilayah administrasi pemerintah daerah.
Mengacu pada Misi Presiden dan Wakil Presiden di atas, maka dalam Renstra
Kementerian Perdagangan 2020 β 2024, ditetapkan Misi sebagai berikut:
β’ Meningkatkan Kinerja Perdagangan Luar Negeri;
β’ Meningkatkan Kinerja Perdagangan Dalam Negeri; dan
β’ Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di Sektor
Perdagangan.
2.3 TUJUAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN YANG BERKAITAN
DENGAN DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI
Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi yang tersebut diatas serta memperhatikan
potensi, permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi; maka Tujuan yang ingin
dicapai Kementerian Perdagangan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan yang
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
18
berkaitan dengan Perdagangan Dalam Negeri adalah Peningkatan konsumsi
nasional yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Tujuan tersebut dapat dicapai
melalui stabilisasi harga dan barang kebutuhan pokok, konsumen berdaya dan pelaku
usaha bertanggung jawab, peningkatan pasar produk dalam negeri, dan optimalisasi
peran Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang
Komoditas sehingga mendukung peningkatan nilai tambah ekonomi dalam
memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan
berkeadilan.
Tujuan 2: Peningkatan konsumsi nasional yang mendukung pertumbuhan ekonomi
Melalui stabilisasi harga dan barang kebutuhan pokok, konsumen berdaya dan pelaku
usaha bertanggung jawab, peningkatan pasar produk dalam negeri, dan optimalisasi
peran Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang
Komoditas sehingga mendukung peningkatan nilai tambah ekonomi dalam
memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan
berkeadilan.
Tabel 2.1 Indikator Tujuan Peningkatan Kosumsi Nasional yang Mendukung
Pertumbuhan Ekonomi
INDIKATOR TAHUN
2020 2021 2022 2023 2024
Pertumbuhan PDB Sub-
sektor Perdagangan Besar
dan Eceran, bukan Mobil
dan Sepeda Motor (%)
4,5 4,8 5,3 5,6 6,0
Sumber : Rencana Strategis Kementerian Perdagangan 2020-2024
2.4 SASARAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERDAGANGAN YANG
BERKAITAN DENGAN DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN
DALAM NEGERI
Sasaran strategis merupakan penjabaran dari tujuan yang telah dirumuskan dan
merupakan kondisi yang akan dicapai oleh Kementerian Perdagangan selama periode
pembangunan tahun 2020- 2024 dan dapat diukur secara nyata melalui indikator-
indikator kinerja. Sasaran strategis dari tujuan tersebut yang berkaitan dengan
Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri adalah sasaran (2) terwujudnya
stabilisasi harga dan ketersediaan pasokan barang kebutuhan pokok; serta (4)
meningkatnya pasar produk dalam negeri.
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
19
Sasaran Strategis 2: Terwujudnya Stabilisasi Harga dan Ketersediaan Pasokan Barang
Kebutuhan Pokok
Dalam periode 2020-2024, keberhasilan pencapaian sasaran terwujudnya stabilisasi
harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok diukur dengan indikator inflasi
pangan bergejolak (volatile food). Kriteria pangan bergejolak dipilih karena bahan
pangan bergejolak secara signifikan berpengaruh positif terhadap pergerakan angka
inflasi umum. Sebagaimana tertuang dalam dokumen RPJMN 2020-2024, target
inflasi pangan bergejolak pada tahun 2020 diharapkan tercapai pada tingkat 3,2
persen plus minus 1 persen atau sebesar 3,2 Β± 1 persen. Sementara pada tahun 2024,
inflasi pangan bergejolak ditargetkan dapat dijaga pada tingkat 3,1 persen.
Tabel 2.2 Indikator Sasaran Strategis Terwujudnya Stabiisasi Harga dan Ketersediaan
Pasokan Barang Kebutuhan Pokok
INDIKATOR TAHUN
2020 2021 2022 2023 2024
Inflasi pangan
bergejolak (%) 3,2 Β± 1 3,2 Β± 1 3,1 Β± 1 3,1 Β± 1 3, 1
Sumber : Rencana Strategis Kementerian Perdagangan 2020-2024
Sasaran Strategis 4: Meningkatnya Pasar Produk Dalam Negeri
Dalam mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis meningkatnya pasar
produk dalam negeri, indikator yang digunakan adalah (1) Pertumbuhan Subsektor
Perdagangan Besar dan Eceran, bukan Mobil dan Sepeda Motor; dan (2) Kontribusi
produk dalam negeri dalam konsumsi rumah tangga nasional. Untuk mendukung
pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2020-2024 rata-rata
sebesar 5,7 β 6,0 persen per tahun, sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2020-2024,
target pertumbuhan Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran, bukan Mobil dan
Sepeda Motor pada tahun 2020 adalah sebesar 4,5 persen dan tumbuh menjadi 6,0
persen pada tahun 2024.
Kontribusi produk dalam negeri dalam konsumsi rumah tangga merupakan nilai
konsumsi rumah tangga yang dikurangi dengan nilai konsumsi yang dipenuhi oleh
barang yang diimpor dari luar negeri. Indikator ini dihitung secara tahunan agar
pengelolaan impor barang-barang konsumsi dapat lakukan secara efektif dan efisien.
Dengan mempertimbangkan realisasi kontribusi produk dalam negeri terhadap
konsumsi rumah tangga nasional pada tahun 2019 sebesar 94 persen, maka target
dari indikator kontribusi produk dalam negeri terhadap konsumsi rumah tangga
nasional tahun 2020 adalah sebesar 94 persen dan meningkat menjadi 95 persen
pada tahun 2024.
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
20
Tabel 2.3 Indikator Sasaran Strategis Meningkatnya Pasar Produk Dalam Negeri
INDIKATOR TAHUN
2020 2021 2022 2023 2024
Pertumbuhan PDB
Sub-Sektor
Perdagangan
Besar dan Eceran,
bukan Mobil dan
Sepeda Motor (%)
4,5 4,8 5,3 5,6 6,0
Kontribusi produk
dalam negeri
dalam konsumsi
rumah tangga
nasional (%)
94,0 94,3 94,5 94,8 95
Sumber : Rencana Strategis Kementerian Perdagangan 2020-2024
2.5 TUJUAN DARI DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM
NEGERI
Berdasarkan Perturan Menteri Perdagangan Nomor 46 Tahun 2020 tentang Rencana
Strategis Kementerian Perdagangan 2020-2024, untuk mendukung tercapainya
tujuan Kementerian Perdagangan, Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri
memiliki 2 Sasaran strategis yang menjadi arahan kinerja dari Ditjen kedepannya.
Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri memiliki 2 tujuan
yang masing-masing memayungi kedua sasaran strategis tersebut.
Dalam Recana Strategis Kementerian Perdagangan 2020-2024, Sasaran Strategis 2
yang ditujukan untuk Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri berbunyi
βTerwujudnya Stabilitas Harga dan Ketersediaan Pasokan Barang Kebutuhan Pokokβ.
Sasaran strategis tersebut memiliki satu sasaran program yaitu βMewujudkan
Stabilitas Harga Barang Kebutuhan Pokokβ. Dari turunan tersebut dapat disimpulkan
bahwa sasaran strategis ini berfokus pada stabilisasi harga dan pasokan barang.
Untuk itu kerangka tujuan strategis dari sasaran strategis ini adalah βStabilisasi
Harga dan Pasokan Barang Kebutuhan Pokokβ. Pada dasarnya dalam memenuhi
stabilisasi harga maupun pasokan barang kebutuhan pokok diperlukan kerjasama
dan koordinasi dari semua kalangan. Untuk itu dalam penuhannya tujuan ini banyak
dilakukan koordiasi bukan hanya dengan K/L lain, namun juga internal Kementerian
Perdagangan khususnya yang berkaitan dengan pengendalian impor barang.
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
21
Gambar 2.1 Kerangka Tujuan Strategis 1 Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri
Selain sasaran strategis 2, Sasaran Strategis 4 yang berbunyi βMeningkatnya Pasar
Produk Dalam Negeriβ dengan dua sasaran program yaitu βMeningkatnya
Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeriβ dan βMeningkatnya
Pengembangan Kapasitas Pelaku Usaha dan Sarana Perdaganganβ. Dari turunan
tersebut dapat disimpulkan bahwa sasaran strategis ini berkaitan langsung dengan
keberjalanan perdagangan dalam negeri. Sehingga kernagka tujuan strategis dari
sasaran strategis ini adalah βPeningkatan Kinerja Perdagangan Dalam Negeriβ.
Peningkatan kinerja yang dimaksud disini dilihat dari dua arah yaitu mengenai
penggunaan produk dalam negeri juga pengembangan kapasitas pelaku usaha. Dalam
penggunaan produk dalam negeri sendiri sudah memiliki tim satuan tugas khusus
yang dibentuk berdasarkan peraturan presiden, dimana Direktorat Jenderal
Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan mengemban tugas sebagai
koordinator pokja sosialisasi. Disamping itu pemasaran dan penggunaan produk
dalam negeri perlu diiringi juga dengan peningkatan pengembangan pelaku usaha
sebagai pelaku perdagangan juga peningkatan kualitas sarana perdagangan seperti
pasar rakyat, Gudang, maupun pusat distribusi.
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
22
Gambar 2.2 Kerangka Tujuan Strategis 2 Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
23
BAB 3 - ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Bab ini akan menjelaskan mengenai rumusan Arah Kebijakan dan Sasaran Strategi
Nasional yang kemudian dijabarkan dalam Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian
Perdagangan.
3.1 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL
RPJMN 2020-2024 merupakan tahap pembangunan terakhir dari Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2005. Dengan kata lain, RPJMN
pada tahap ini memberikan pengaruh penting dalam pencapaian target
pembangunan yang sebelumnya dituliskan pada RPJPN, yaitu pendapatan perkapita
Indonesia diperkirakan mencapai tingkat kesejahteraan setara dengan negara-negara
berpenghasilan menengah atas yang memiliki kondisi infrastruktur, kualitas sumber
daya manusia, layanan publik, serta kesejahteraan rakyat yang lebih baik. Sasaran
pembangunan pada RPJMN Ke-4 ini adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang
mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai
bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh
berlandaska keunggulan kompetitif di wilayah dan juga di dukung oleh Sumber Daya
Manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Tujuan pembangunan ini juga sejalan
dengan target-target Sustainable Development Goals (SDGs), yang kemdian
diturunkan kedalam 7 agenda pembangunan yang didalamnya terdapat Program
Prioritas, Kegiatan Prioritas, dan Proyek Prioritas.
Pada Pidato Kenegaraan Pertama Presiden, Presiden menetapkan ada lima Arahan
Utama sebagai strategi dalam pelaksanaan Nawacita dan perceptan sasaran visi
Indonesia 2025. Arahan tersebut diharapkan dapat mendorong Indonesia menjadi
lebih produktif, berdaya saing, dan fleksibel dalam menghadapi tantangan global yang
dinamis dan penuh resiko. Adapun yang dimaksud Arahan Utama Presiden pada
periode 2020 β 2024 adalah sebagai berikut:
1. Pembangunan Sumber Daya Manusia
2. Pembangunan Infrastruktur
3. Penyederhanaan Regulasi
4. Penyederhanaan Birokrasi
5. Transformasi Ekonomi
Arahan yang meliputi semua stakeholder di Indonesia termasuk Kementerian
Perdagangan, yaitu Pembangunan Sumber Daya Manusia. Pembangunan SDM
merupakan prioritas utama presiden dengan mendorong agar SDM menjadi pekerja
keras yang dinamis dan produktif. Selain itu ditekankan juga dalam pembangunan
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
24
SDM yang terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembangunan SDM
berkaitan dengan program aksi Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia, yang
didalamnya terdapat langkah untuk menumbuhkan kewirausahaan. Program aksi
tersebut sejalan dengan lingkup Perdagangan yang terdapat dalam UU Perdagangan
berupa Kemudahan Berusaha, Perdagangan melalui Sistem Elektronik, Distribusi
Barang, Pengembangan dan Pembinaan Ekspor, Penyediaan Informasi Pasar Ekspor,
serta Promosi Dagang.
Presiden juga menyebutkan mengenai meminimalisir kendala regulasi. Untuk itu
agenda Penyederhanaan Regulasi dilakukan tidak hanya meningkatkan daya saing
namun juga peningkatan pelayanan publik. Agenda ini sejalan dengan program aksi
kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa dengan upaya revitalisasi
revolusi mental, serta program penegakan sistem hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya dengan upata melanjutkan penataan regulasi serta
pecegahan dan pemberantasan korupsi. Penyederhanaan regulasi ini dilakukan
dengan menggunakan pendekatan Omnibus Law. Program aksi tersebut sejalan
dengan lingkup Perdagangan yang terdapat dalam UU Perdagangan berupa
Pengelolaan Kebijakan dan Perundang-undangan, Pelayanan Publik terkait
Perdagangan, Sistem Informasi Perdagangan, Pengawasan Internal serta Audit.
Sejalan dengan hal tersebut, agenda Penyederhanaan Birokrasi juga dilakukan
dengan harapan investasi dapat ditingkatkan serta penciptaan lapangan kerja.
Penyederhanaan ini bertujuan untuk memotong prosedur yang ada agar birokrasi
yang akan dilakukan tidak terlalu panjang. Ini berkaitan dengan program aksi
pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya dengan beberapa
langkah yang dilakukan adalah mengembangkan ASN yang professional, reformasi
system perencanaan penganggaran dan akuntabilitas birokrasi, serta reformasi
kelembagaan birokrasi yang efektif dan efisien. Hal tersebut sejalan dengan lingkup
Perdagangan yang terdapat dalam UU Perdagangan yaitu Efektifitas Organisasi dan
Kinerja ASN; Perencanaan, Penganggaran, dan Akuntabilitas Birokrasi; Sistem
Informasi Perdagangan; Pengawasan Internal serta Audit.
Dari kelima agenda diatas, Transformasi Ekonomi merupakan agenda yang
berkaitan langsung dengan Kementerian Perdagangan. Hal ini dikarenakan pada
periode mendatang Indonesia akan menekankan untuk mengurangi ketergantungan
pada sumber daya alam dengan bertranformasi ke manufaktur dan jasa modern. Ini
diyakini memiliki nilai tambah tinggi dan dapat meberikan kontribusi terhadap
kemakmuran bangsa demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Agenda
tersebut berkaitan dengan program aksi struktur ekonomi yang produktif, mandiri
dan berdaya saing, dimana didalamnya terdapat upaya untuk Melanjutkan
revitasilsasi industry dan infrastruktur pendukung untuk menyonsong revulosi
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
25
industri 4.0. Hal ini sejala dengan lingkup Perdagangan yang terdapat dalam UU
Perdagangan berupa Ekspor (Produk Pertanian, Kehutanan, Industri) serta Perizinan
Ekspor dan Impor. Disamping itu terdapat juga upaya dalam mengembangkan
struktur ekonomi baru yang sejalan dengan Peningkatan Produk Dalam Negeri,
Pengendalian Barang Pokok dan Baang Penting, Perdagangan melalui Sistem
Elektonik, Perlindungan Konsumen, serta Standarisasi dan Pengendalian Mutu
Barang.
Gambar 3.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Perdagangan 2020-2024
Sumber : Rencana Strategis Kementerian Perdagangan 2020-2024
Program aksi lain yang berkaitan degan agenda ini adalah Pembangunan yang Merata
dan Berkeadilan. Dimana beberapa langkah yang dilakukan berkaitan dengan
mengembangkan produktivitas dan daya saing UMKM koperasi, mengembangkan
ekonomi kerakyatan, serta mengembangkan reformasi sistem jaminan perlindungan
sosial. Hal-hal tersebut berkaitan dengan lingkup perdagangan yaitu Distribusi
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
26
Barang, Saranan Perdagangan, Pemberdayaan Koperasi dan UMKM, Perdagangan
melalui Sistem Elektronik, Sistem Resi Gudang, Pasar Lelang Komoditas, serta Pasar
Berjangka Komoditi. Program aksi lain yang berkaitan adalam mengenai
perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga,
salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melanjutkan haluan politik luar
negeri yang bebas aktif. Ini sejalan dengan lingkup perdagangan yaitu Perlindugan
dan Pengamanan Perdagangan, Perizinan Ekspor dan Impor, Kerjasama Perdagangan
Internasional, Pembukaan Pasar Tujuan Ekspor, serta Pengembangan Ekspor.
3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN PERDAGANGAN
Dalam mewujudkan indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berlandaskan gotong royong, RPJMN 2020-2024 sebagai landasan utama
pembangunan Indonesia selama lima tahun kedepan telah menuangkan 5 (lima)
Arahan Presiden yang dijabarkan ke dalam 7 (tujuh) Agenda Pembangunan. Dalam
mendukung dan mengimplementasikan arah kebijakan dan strategi dalam Agenda
Pembangunan yang telah dijelaskan sebelumnya, Kementerian Perdagangan
memiliki 12 arah kebijakan. Arah kebijakan yang berkaitan dengan Direktorat
Jenderal Perdangan Dalam Negeri ada 3, yaitu sebagai berikut:
1. Penguatan Jaringan Distribusi Barang Kebutuhan Pokok
Dalam mendukung arah kebijakan penguatan jaringan distribusi untuk barang
kebutuhan pokok, maka strategi yang diperlukan adalah (a) Meningkatkan
ketersediaan sarana dan prasarana perdagangan; dan (b) Meningkatkan
koordinasi dan peran pemerintah daerah dalam kelancaran distribusi.
Pengimplementasian strategi tersebut dilakukan antara lain melalui: (i)
optimalisasi pemanfaatan pasar dan gudang; (ii)optimalisasi pemanfaatan gerai
maritim dan tol laut; (iii)pengembangan dan optimalisasi pemanfaatan Sistem
Perdagangan Antar Provinsi; dan (iv) pembinaan dan pengawasan pelaku usaha
distribusi barang kebutuhan pokok.
2. Pengendalian Harga dan Pasokan Barang Kebutuhan Pokok
Dalam mendukung arah kebijakan pengembangan dan peningkatan pengawasan
terhadap bapokting, maka strategi yang diperlukan adalah (a) Meningkatkan
akurasi data harga barang kebutuhan pokok; (b) Meningkatkan koordinasi dan
pengawasan barang kebutuhan pokok; (c) Mengoptimalkan pengelolaan impor
barang kebutuhan pokok. Pengimplementasian strategi tersebut dilakukan
antara lain melalui: (i) pengembangan dan optimalisasi pemanfaatan sistem
informasi harga barang kebutuhan pokok; (ii) peningkatan koordinasi dan
pengawasan barang kebutuhan pokok Bersama instituri penegak hukum dan
pemerintah daerah; (iii) optimalisasi efektivitas pengelolaan impor barang
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
27
kebutuhan pokok; dan (iv) optimalisasi efektivitas kebijakan pengaturan harga
kebutuhan pokok.
3. Pembinaan dan Pengamanan Pasar Dalam Negeri
Dalam rangka mendukung kebijakan pengamanan pasar dalam negeri, maka
strategi yang diperlukan adalah (a) Meningkatkan penggunaan dan perdagangan
produk dalam negeri; dan (b) Meingkatkan koordinasi dan sinergi lintas K/L dan
daerah dalam mendukung implementasi sistem logistik nasional yang efektif dan
efisien. Pengimplementasian strategi tersebut dilakukan antara lain melalui: (i)
peningkatan pelayanan kemudahan berusaha dalam bidang perdagangan dalam
negeri yang mudah, murah, cepat dan akurat; (ii) peningkatan sinergitas antara
pusat dan daerah dalam membangun dan mengembangkan sarana dan
prasarana perdagangan; (iii) optimalisasi revitalisasi pasar yang berkualitas,
nyaman aman dan bersih; (iv) optimalisasi kegiatan pemasaran produk dalam
negeri unggulan yang berkesinambungan; (v) peningkatan kapasitas pelaku
usaha (UMKM) melalui pembinaan dan pelatihan usaha; dan (vi) optimalisasi
pemanfaatan teknologi digital untuk pasar dan produk dalam negeri.
3.3 ARAH KEBIJAKAN DARI DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN
DALAM NEGERI
Dalam rangka pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Kementerian
Perdagangan, dengan mengimplementasikan arah kebijakan dan strategi nasional
serta Kementerian Perdagangan, maka dilakukan penyusunan program kementerian
yang terdiri dari 4 (empat) program, yaitu: (1) Program Dukungan Manajemen; (2)
Program Perdagangan Dalam Negeri; (3) Program Perdagangan Luar Negeri; (4)
Program Riset dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Program Perdagangan Dalam Negeri terdiri dari serangkaian kegiatan-kegiatan yang
bersifat teknis mencakup fasilitasi, promosi, regulasi, advokasi, penetrasi, distribusi,
kerjasama, edukasi, pengamanan dan pengawasan yang secara khusus ditujukan
untuk pencapaian sasaran-sasaran stabilisasi harga dan ketersediaan pasokan barang
kebutuhan pokok dan penting, peningkatan pasar produk dalam negeri, konsumen
berdaya saing dan pelaku usaha yang bertanggung jawab, serta optimalisasi peran
PBK, SRG, dan PLK melalui pengelolaan dan pengembanga pasar dalam negeri,
perlindungan konsumen dan tertib niaga, serta pengawasan perdagangan berjangka
komoditi. Program ini dilakukan untuk mendukung kerangka pengembangan
perdagangan dalam negeri, perlindungan konsumen dan tertib niaga, dan
perdagangan berjangka komoditi. Pada dokumen ini, pembahasan akan difokuskan
pada pengembangan perdagangan dalam negeri.
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
28
Arah pelaksanaan kegiatan dalam kerangka pengembangan perdagangan dalam
negeri terdiri dari lima bagian yaitu sebagai berikut.
a. Peningkatan Stabilitas Harga dan Pasokan Barang Kebutuhan Pokok dan
Barang Penting melalui penyempurnaan berbagai kebijakan terkait distribusi
komoditi di dalam negeri, peningkatan efektivitas monitoring stok dan harga
bahan pokok, ketersediaan data harga dan stok barang kebutuhan pokok dan
barang penting yang akurat, serta stabilisasi harga dan ketersediaan barang
kebutuhan pokok menjelang HBKN.
b. Pengembangan Sarana Distribusi Perdagangan dan Kapasitas Logistik
Perdagangan melalui studi pengembangan sistem logistik nasional, fasilitasi
peningkatan daya saing sarana distribusi perdagangan dan pengembangan
sistem informasi sarana logistik perdagangan, penyusunan dan pengembangan
kebijakan dan peningkatan pembinaan serta fasilitasi revitalisasi pasar rakyat
dalam rangka meningkatkan daya saing pasar rakyat, dan fasilitasi
pembangunan dan pengembangan sarana perdagangan khususnya daerah-
daerah perbatasan dan daerah tertinggal/terpencil dalam rangka percepatan
pertumbuhan kegiatan ekonomi dan perdagangan.
c. Pembinaan Usaha dan Pelaku Distribusi Perdagangan melalui berbagai
penyempurnaan dan penyusunan kebijakan di bidang usaha perdagangan,
rancangan kebijakan di bidang usaha perdagangan secara elektronik,
rancangan kebijakan di bidang usaha perdagangan konvensional, dan
pembinaan pelaku usaha di bidang perdagangan.
d. Peningkatan Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri melalui
peningkatan kewirausahaan dan bantuan pemasaran, peningkatan penggunaan
produk dalam negeri, dan promosi makanan dan minuman sehat nusantara
sehingga dapat meningkatkan kapasitas pelaku usaha dan dukungan
pemasaran produk dalam negeri.
e. Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Daerah dengan fokus kegiatan pada
peningkatan kualitas logistik daerah, harmonisasi dan sinkronisasi kebijakan
peningkatan iklim usaha dan pengembangan pasar domestik daerah melalui
kegiatan monitoring harga dan stok barang kebutuhan pokok, pemetaan sarana
distribusi perdagangan dan pelaku jasa logistik di daerah, sosialisasi dan
harmonisasi kebijakan pembinaan usaha, pembinaan usaha kecil dan
menengah, fasilitasi pasar murah, perlindungan konsumen di daerah,
Standardisasi dan Pengendalian Mutu di Daerah, dan penggunaan pasar lelang
di daerah.
Outcome yang diharapkan dari pengembangan perdagangan dalam negeri adalah: (i).
Mewujudkan stabilitas harga barang kebutuhan pokok; (ii). Meningkatnya
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
29
Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri; (iii). Meningkatnya
Pengembangan Kapasitas Pelaku Usaha dan Sarana Perdagangan. Adanya arahan-
arahan terkait peningkatan kinerja perdagangan dalam negeri dari dokumen RPJM
Nasional 2020-2024 dan Rencana Strategis Kementerian Perdagangan 2020-2024,
menjadi landasan dalam menyusun arah kebijakan dan program Direktorat Jenderal
Perdagangan Dalam Negeri untuk 5 tahun ke depan.
3.4 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DIREKTORAT JENDERAL
PERDAGANGAN DALAM NEGERI BERDASARKAN ANALISIS SWOC
Berdasarkan hasil Analisis SWOC yang dilakukan dengan menyilangkan potensi dan
permasalahan yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri
didapatkan arh kebijakan dan strategi yang hasil dijalankan.
1) Peningkatan Pembinaan Usaha dan Pelaku Distribusi
Dalam rangka mencapai arah kebijakan tersebut, strategi yang akan ditempuh
adalah sebagai berikut.
a. Meningkatkan dukungan regulasi dan kebijakan di bidang distribusi
langsung, distribusi tidak langsung, perdagangan jasa, perdagangan sistem
elektronik yang sesuai dengan perkembangan dunia usaha.
b. Melakukan koordinasi dan sosialisasi kebijakan di bidang distribusi
langsung, distribusi tidak langsung, perdagangan jasa, perdagangan sistem
elektronik dengan semua stakeholder terkait.
c. Melakukan koordinasi, harmonisasi, dan sinkronisasi kebijakan pembinaan
dan pengawasan pelaku usaha distribusi dengan K/L terkait dan pemerintah
daerah.
d. Meningkatkan kapabilitas dan kapasitas pelaku usaha melalui sistem
pelatihan dengan pendekatan IT (Learning Management System).
e. Menyusun dan mengembangkan standar operasional prosedur dalam
pendampingan pelaku usaha setelah mengikuti pelatihan.
f. Menyusun dan mengembangkan standar kompetensi pengelola pasar.
2) Penguatan Jaringan Distribusi dan Kapasitas Logistik Perdagangan
Dalam rangka mencapai arah kebijakan tersebut, strategi yang akan ditempuh
adalah sebagai berikut.
a. Meningkatkan dukungan regulasi dan kebijakan dalam penguatan jaringan
distribusi dan kapasitas logistik perdagangan.
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
30
b. Mengoptimalkan koordinasi dan peran pemerintah daerah dalam
kelancaran distribusi dan pemanfaatan sarana distribusi.
c. Mengembangkan dan mengoptimalkan sistem informasi untuk sarana
perdagangan.
d. Meningkatkan fasilitas pembangunan dan pengembangan sarana
perdagangan di daerah.
e. Mengembangkan dan mengoptimalkan standar operasional prosedur dalam
revitalisasi dan pengelola pasar.
f. Menyusun dan mengembangkan standar operasional prosedur untuk sistem
pengawasan pembangunan sarana perdagangan.
g. Meningkatkan pemanfaatan gerai maritim dan tol laut bekerjasama dengan
Kementerian/Lembaga lain dan pemerintah daerah.
h. Meningkatan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaku usaha distribusi
barang.
i. Membentuk kelembagaan dan alur mekanisme untuk pergudangan di
daerah bekerjasama dengan pelaku usaha dan pemerintah daerah dengan
pendekatan IT.
3) Penguatan Stabilitas Harga dan Pasokan Barang Kebutuhan Pokok dan
Penting
Dalam rangka mencapai arah kebijakan tersebut, strategi yang akan ditempuh
adalah sebagai berikut.
a. Meningkatkan dukungan regulasi dan kebijakan dalam penguatan stabilitas
harga dan pasokan barang kebutuhan pokok dan penting.
b. Melakukan koordinasi, harmonisasi, dan sinkronisasi kebijakan dengan K/L
terkait dan pemerintah daerah dalam penguatan stabilitas harga dan
pasokan barang kebutuhan pokok dan penting.
c. Meningkatkan koordinasi dengan K/L terkait dalam penyediaan data harga
dan stok barang kebutuhan pokok dan barang penting yang akurat.
d. Meningkatkan koordinasi pemerintah daerah dalam penyediaan data
ketersediaan (stock), kebutuhan (demand), pasokan (supply), dan harga
untuk barang kebutuhan pokok dan barang penting di daerah.
e. Meningkatkan efektifitas monitoring stock dan harga barang kebutuhan
pokok dan barang penting dengan pendekatan IT.
f. Menguatkan koordinasi dan peranan dengan K/L terkait dan pemerintah
daerah dalam upaya penyediaan barang kebutuhan pokok dan barang
penting.
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
31
g. Menyusun dan mengembangkan standar operasional prosedur untuk
penanganan stabilitas ketersediaan barang dan harga.
4) Peningkatan Penggunaan dam Pemasaran Produk Dalam Negeri
Dalam rangka mencapai arah kebijakan tersebut, strategi yang akan ditempuh
adalah sebagai berikut.
a. Meningkatkan dukungan regulasi dan kebijakan dalam peningkatan
penggunaan dan pemasaran produk dalam negeri.
b. Meningkatkan koordinasi, harmonisasi, dan sinkronisasi kebijakan
peningkatan iklim usaha dan pengembangan pasar dalam negeri dengan K/L
terkait dan pemerintah daerah.
c. Meningkatkan koordinasi, harmonisasi, dan sinkronisasi kebijakan
pembinaan dan pengembangan UMKM binaan Kemendag dengan K/L
terkait dan pemerintah daerah.
d. Meningkatkan kapabilitas dan kapasitas UMKM Binaan Kemendag melalui
sistem pelatihan dengan pendekatan IT (Learning Management System).
e. Menyusun dan mengembangkan standar operasional prosedur dalam
pembinaan dan pendampingan UMKM binaan Kemendag setelah pelatihan
f. Melakukan penguatan promosi dan kampanye penggunaan produk dalam
negeri.
g. Mengembangkan dan mengoptimalkan business matching forum bagi UMKM
Binaan Kemendag (PDN) dalam rangka membuka akses pasar dalam dan
luar negeri.
3.5 KERANGKA REGULASI
Dalam perencanaan pembangunan bidang perdagangan, peran kerangka regulasi
menjadi sangat penting dikarenakan regulasi akan memegang peranan sebagai
sarana dalam mengoperasionalkan kebijakan pemerintah Kementerian Perdagangan.
Kerangka regulasi merupakan bentuk formal kebijakan Kementerian Perdagangan
yang mempunyai kekuatan hukum dalam menggerakkan perilaku untuk dipatuhi,
dilaksanakan dan ditegakkan. Dengan demikian, keterkaitan antara fungsi regulasi
merupakan satu kesatuan dengan arah kebijakan pembangunan sektor perdagangan
kedepan. Kerangka regulasi Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri
Kementerian Perdagangan bermaksud untuk memberi arahan dan landasan
pengaturan/regulasi dalam menyelenggarakan kegiatan pembangunan bidang
perdagangan dengan muatan indikasi atau arah kebijakan mengenai rancangan
peraturan perundang-undangan yang diusulkan dalam kurun 5 (lima) tahun
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
32
mendatang. Selain itu, dalam rangka memecahkan permasalahan yang penting,
mendesak dan memiliki dampak besar terhadap pencapaian sasaran pembangunan
perdagangan atau dalam kata lain sebagai regulasi diarahkan sebagai pelengkap
landasan pengaturan.
Berdasarkan program dan kegiatan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri
dapat didukung oleh landasan regulasi yang baik dan berbentuk Undang-undang
serta peraturan pelaksananya, maupun yang sifatnya peraturan dan keputusan oleh
Menteri Perdagangan. Dasar pelaksanaan program dan kegiatan serta
mengamanatkan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri untuk
melaksanakan tugas, tanggung jawab dan fungsinya, diantaranya sebagai berikut.
a. Undang-undang Nomor 11 tahun 1965 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 tentang Perubahan Undang-
undang Nomor 2 PRP tahun 1960 tentang Pergudangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 1962 Nomor 31) menjadi undang-undang
b. Undang-undang Nomor 7 tahun 2014 tentang Perdagangan
c. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 46 Tahun 2020 tentang Rencana
Strategis Kementerian Perdagangan 2020-2024
d. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 80 Tahun 2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Perdagangan
Selama periode 2020-2024 terdapat beberapa bentuk rancangan peraturan yang
akan digagas, yaitu 2 (dua) Undang-undang terkait perdagangan yang akan digagas
untuk diperbaharui karena adanya penyesuaian relevansi dengan kondisi saat ini,
yaitu mengenai Metrologi Legal dan Perlindungan Konsumen. Ada 4 (empat)
Peraturan Pemerintah yang diperbaharui, yaitu terkait (i) Sanksi Administrasi
Larangan Pelaku Usaha Barang dan Penyedia Jasa; (ii) Klausula Baku dan Sanksi
Administrasi; (iii) Pelaksanaan Tugas Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
serta (iv) Perdagangan melalui sistem elektronik.
3.6 KERANGKA KELEMBAGAAN
Dalam rangka mendukung capaian Kementerian Perdagangan, maka diperlukan
organisasi yang memiliki tugas dan fungsi yang selaras dengan upaya pencapaian
sasaran strategis yang telah ditetapkan. Organisasi yang disusun diharapkan dapat
menjawab segala perubahan dan dinamika yang terjadi di tingkat nasional maupun
dunia terhadap perdagangan. Organisasi juga dapat berjalan secara efisien dan efektif
agar kesejahteraan masyarakat melalui perdagangan dapat terwujud.
Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri Perdagangan dan dipimpin oleh Direktur Jenderal. Direktorat
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
33
Jenderal Perdagangan Dalam Negeri mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bindang penguatan dan pengembangan
kebijakan di bidang perdagangan dalam negeri. Berdasarkan Peraturan Menteri
Perdagangan Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Perdagangan, dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal
Perdagangan Dalam Negeri menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang pengendalian distribusi dan ketersediaan barang
kebutuhan pokok dan/atau barang penting, pengawasan distribusi perdagangan
dalam negeri, pembinaan pelaku dan usaha distribusi, penciptaan dan
pembinaan iklim usaha, pengembangan sarana distribusi perdagangan,
perdagangan atar pulau dan perbatasan, transaksi perdagangan melalui sistem
elektronik, peningkatan penggunaan produk dalam negeri, peningkatan akses
pasar usaha mikro, kecil, dan menengah perdagangan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian distribusi dan ketersediaan
barang kebutuhan pokok dan/atau barang penting, pengawasan distribusi
perdagangan dalam negeri, pembinaan pelaku dan usaha distribusi, penciptaan
dan pembinaan iklim usaha, pengembangan sarana distribusi perdagangan,
perdagangan atar pulau dan perbatasan, transaksi perdagangan melalui sistem
elektronik, peningkatan penggunaan produk dalam negeri, peningkatan akses
pasar usaha mikro, kecil, dan menengah perdagangan;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian
distribusi dan ketersediaan barang kebutuhan pokok dan/atau barang penting,
pengawasan distribusi perdagangan dalam negeri, pembinaan pelaku dan usaha
distribusi, penciptaan dan pembinaan iklim usaha, pengembangan sarana
distribusi perdagangan, perdagangan atar pulau dan perbatasan, transaksi
perdagangan melalui sistem elektronik, peningkatan penggunaan produk dalam
negeri, peningkatan akses pasar usaha mikro, kecil, dan menengah perdagangan;
d. pelaksanaan pemberian bimingan teknis dan supervise di bidang pengendalian
distribusi dan ketersediaan barang kebutuhan pokok dan/atau barang penting,
pengawasan distribusi perdagangan dalam negeri, pembinaan pelaku dan usaha
distribusi, penciptaan dan pembinaan iklim usaha, pengembangan sarana
distribusi perdagangan, perdagangan atar pulau dan perbatasan, transaksi
perdagangan melalui sistem elektronik, peningkatan penggunaan produk dalam
negeri, peningkatan akses pasar usaha mikro, kecil, dan menengah perdagangan;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pegendalian distribusi dan
ketersediaan barang kebutuhan pokok dan/atau barang penting, pengawasan
distribusi perdagangan dalam negeri, pembinaan pelaku dan usaha distribusi,
penciptaan dan pembinaan iklim usaha, pengembangan sarana distribusi
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
34
perdagangan, perdagangan atar pulau dan perbatasan, transaksi perdagangan
melalui sistem elektronik, peningkatan penggunaan produk dalam negeri,
peningkatan akses pasar usaha mikro, kecil, dan menengah perdagangan;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri; serta
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Kelembagaan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri telah diatur sesuai
dengan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan, yang terdiri 5 (lima)
unit setingkat Eselon II, yang terdiri dari Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat
Bina Usaha dan Pelaku Distribusi; Direktorat Sarana Disribusi dan Logistik;
Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting; serta Direktorat
Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri.
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri
Sumber : http://ditjenpdn.kemendag.go.id/detail/struktur
Tugas dan fungsi masing-masing unit Eselon II Direktorat Jenderal Perdagangan
Dalam Negeri dapat dijabarkan sebagai berikut.
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
35
a. Sekretariat Direktorat Jenderal, mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
pelaksanaan tugas dan pemberian pelayanan dukungan teknis dan adminsitrasi
kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal.
b. Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi, mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan pedoman, norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi
dan pelaporan di bidang pembinaan usaha perdagangan dan pelaku distribusi.
c. Direktorat Sarana Disribusi dan Logistik, mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan supervisi, evaluasi dan
pelaporan di bidang sarana distribusi dan logistik.
d. Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting, mempunyai tugas
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan supervisi,
evaluasi dan pelaporan di bidang barang kebutuhan pokok dan barang penting.
e. Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri, mempunyai
tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan supervisi,
evaluasi dan pelaporan di bidang penggunaan dan pemasaran produk dalam
negeri.
Upaya yang dilakukan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri dalam
pelaksanaan Reformasi Birokrasi adalah dengan adanya perubahan pada pola pikir
dan budaya kerja aparatur, peraturan perundang-undangan, organisasi, tata laksana,
sumber daya manusia aparatur, pengawasan, akuntabilitas dan pelayanan publik.
Agenda yang dilaksanakan dalam pelaksanaan reformasi birokasi tersebut,
diantaranya adalah menajemen perubahan, penataan peraturan perundang-
undangan, penataan dan penguatan organisasi, penataan tata laksana, penataan
sistem manajemen SDM aparatur, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas
kinerja, peningkatan kualitas pelayanan publik dan monitoring, evaluasi serta
pelaporan.
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
36
BAB 4 - TARGET KINERJA DAN KERANGKA
PENDANAAN
4.1 TARGET KINERJA
Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas RI Nomor 5 Tahun 2019 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis K/L 2020-2024 menyampaikan
bahwa target kinerja merupakan hasil dan satuan hasil yang direncanakan akan
dicapai dari setiap indikator kinerja. Tolok ukur keberhasilan pelaksanaan Renstra
Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri 2020-2024 diukur dengan berbagai
indikator kinerja beserta target kinerjanya. Terdapat sasaran strategis, sasaran
program, dan sasaran kegiatan yang menjadi sasaran kinejra Ditjen PDN. Pada sub
bab ini akan dijelaskan mengenai hasil dan satuan hasil yang akan dicapai dari setiap
indikator kinerja, baik indikator kinerja sasaran strategis, indikator kinerja program
dan indikator kinerja kegiatan.
Tabel 4.1 Target Kinerja Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri 2020-2024
SASARAN / INDIKATOR SATUAN TARGET
2020 2021 2022 2023 2024
Terwujudnya stabilisasi harga dan ketersediaan pasokan barang kebutuhan pokok
(SS2)
Inflasi Pangan Bergejolak Persen 3,2 Β± 1 3,2 Β± 1 3,1 Β± 1 3,1 Β± 1 3,1
Meningkatnya pasar produk dalam negeri (SS4)
Pertumbuhan PDB Sub-Sektor
Perdagangan Besar dan Eceran,
bukan Mobil dan Sepeda Motor
Persen 4,5 4,8 5,3 5,6 6
Persentase Kontribusi Produk
Dalam Negeri dalam Konsumsi
Rumah Tangga Nasional
Persen 94 94,3 94,5 94,8 95
Dalam rangka mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam dokumen
Renstra Ditjen PDN 2020-2024, Ditjen PDN telah menetapkan sasaran program
(outcome) dan indikator sasaran program. Indikator Sasaran Program merupakan
alat ukur yang mengindikasikan keberhasilan pencapaian hasil (outcome) dari suatu
program. Indikator Sasaran Program ditetapkan secara spesifik untuk mengukur
pencapaian kinerja berkaitan dengan sasaran program (outcome). Sedangkan
Indikator Sasaran Kegiatan merupakan alat ukur yang mengindikasikan keberhasilan
pencapaian keluaran (output) dari suatu kegiatan. Indikator Sasaran Kegiatan
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
37
ditetapkan secara spesifik untuk mengukur pencapaian kinerja berkaitan dengan
sasaran (output).
Tabel 4.2 Target Kinerja Program Perdagangan Dalam Negeri pada Meningkatnya Pembinaan Usaha dan Pelaku Distribusi Perdagangan
SASARAN / INDIKATOR SATUAN TARGET
2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya pembinaan usaha dan pelaku distribusi perdagangan
Persentase pertumbuhan waralaba
dalam negeri Persen 5 5 5 5 5
Pertumbuhan UMKM binaan fasilitator
edukasi Perdagangan Melalui Sistem
Elektronik (PMSE) yang berjualan di
marketplace
Persen 10 10 10 10 10
1. Persentase Pertumbuhan Waralaba dalam Negeri
Waralaba merupakan bagian dari perdagangan dan dibawah kewenangan dari
Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri. Waralaba adalah hak khusus
yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis
dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang
telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak
lain berdasarkan Perjanjian Waralaba (Permendag Nomor 71 Tahun 2019).
Waralaba yang digunakan adalah jumlah waralaba dalam satu tahun dan
membandingkan dengan waralaba tahun sebelumnya. Dari rumus tersebut kita
dapatkan persentase pertumbuhan atau penurunan waralaba dalam satu tahun.
Perhitungan dalam menentukan persentase pertumbuhan waralaba dalam
negeri yaitu dengan rumus sebagai berikut :
π =ππ β ππβ1
ππΓ 100%
π = Persentase pertumbuhan waralaba dalam negeri
ππ = Jumlah waralaba tahun ukur
ππβ1 = Jumlah waralaba tahun sebelumnya
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
38
2. Pertumbuhan UMKM binaan fasilitator edukasi Perdagangan Melalui Sistem
Elektronik (PMSE) yang berjualan di marketplace.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan kegiatan usaha yang mampu
memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas
kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan
peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan
berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Direktorat Jenderal
Perdagangan Dalam Negeri memiliki kewenangan untuk memberikan fasilitasi
edukasi perdagangan. Fasilitasi tersebut melalui Perdagangan Melalui Sistem
Elektronik (PMSE). UMKM yang menjadi sasaran adaah UMKM binaan yang
berjualan di marketplace.
π =ππ β ππβ1
ππΓ 100%
π = Persentase pertumbuhan UMKM binaan fasilitator edukasi PMSE
yang berjualan di ππππππ‘πππππ
ππ = UMKM binaan tahun ukur
ππβ1 = UMKM binaan tahun sebelumnya
Tabel 4.3 Target Kinerja Program Perdagangan Dalam Negeri pada Meningkatnya Pemanfaatan Sarana Perdagangan yang Mendukung Aktivitas Ekonomi Masyarakat
SASARAN / INDIKATOR SATUAN TARGET
2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya pemanfaatan sarana perdagangan yang mendukung aktivitas ekonomi
masyarakat
Persentase sarana perdagangan yang
dimanfaatkan untuk aktivitas
perdagangan yang telah direvitalisasi
Persen 50 50 50 50 50
Persentase peningkatan Omzet
pedagang Pasar Rakyat yang telah
direvitalisasi
Persen - 20 20 20 20
1. Persentase Sarana Perdagangan yang Dimanfaatkan untuk Aktivitas
Perdagangan yang Telah Direvitalisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 61 Tahun 2015 tentang
Pedoman dan Pengelolaan Sarana Perdagangan, yang dimaksud dengan
revitalisasi usaha untuk melakukan peningkatkan atau pemberdayaan sarana-
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
39
prasarana fisik, manajemen, sosial budaya, dan ekonomi atas Sarana
Perdagangan. Sedangkan yang dimaksudkan dengan sarana perdagangan
meliputi pasar rakyat, gudang non sistem resi gudang, dan pusat distribusi.
Dalam rangka memperlancar distribusi arus barang serta meningkatkan daya
saing pasar dalam negeri, Kementerian Perdagangan perlu meningkatkan
pemanfaatan sarana perdagangan berupa pasar rakyat, gudang non sistem resi
gudang, dan pusat distribusi yang selama ini sudah dilakukan
pembangunan/revitalisasI oleh Kementerian Perdagangan. Sehingga fungsi
sarana perdagangan yang telah dibangun/direvitalisasi untuk mendukung
kelancaran Distribusi arus barang dan dapat mendukung aktifitas ekonomi
masyarakat. Perhitungan indikator ini secara matematis sebagai berikut:
ππ =πππ’π
πππ’πΓ 100%
ππ = Persentase Sarana Perdagangan yang Dimanfaatkan
untuk Aktivitas Perdagangan yang Telah Direvitalisasi
πππ = jumlah sarana perdagangan yang dimanfaatkan
Sπππ = jumlah sarana perdagangan yang telah dibangun/direvitalisasi
2. Persentase peningkatan Omzet pedagang Pasar Rakyat yang telah direvitalisasi
Omzet yang digunakan adalah omzet tahunan dengan menjumlahkan omzet
seluruh pedagang dalam satu tahun berjalan dan membandingkan dengan omzet
tahun sebelumnya. Dari rumus tersebut kita dapatkan persentase kenaikan atau
penurunan omzet pedagang dalam satu tahun. Perhitungan dalam menentukan
persentase kenaikan omzet Pedagang yaitu dengan rumus sebagai berikut :
π =ππ β ππβ1
ππΓ 100%
π = Persentase peningkatan omzet Pedagang
Pasar Rakyat yang telah direvitalisasI
ππ = Omzet Pasar Rakyat yang telah direvitalisasi tahun ukur
ππβ1 = Omzet Pasar Rakyat yang telah direvitalisasi tahun sebelumnya
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
40
Tabel 4.4 Target Kinerja Program Perdagangan Dalam Negeri pada Meningkatnya Aktivitas Perdagangan Antar Pulau
SASARAN / INDIKATOR SATUAN TARGET
2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya aktivitas perdagangan antar pulau
Persentase pertumbuhan volume
perdagangan barang kebutuhan pokok
melalui perdagangan antar pulau
dengan menggunakan manifest
domestik
Persen 5 5 5 5 5
1. Persentase Pertumbuhan Volume Perdagangan Barang Kebutuhan Pokok
Melalui Perdagangan Antar Pulau dengan Menggunakan Manifest Domestik
Daftar Muatan (Manifes Domestik) Antarpulau adalah dokumen yang berisi data
dan/atau informasi terkait Perdagangan Antarpulau. Daftar Muatan (Manifes
Domestik) Antarpulau paling sedikit memuat data dan/atau informasi mengenai:
1. Pemilik Muatan (Cargo Owner) Antarpulau;
2. Barang yang diperdagangkan antarpulau;
3. Pengangkutan barang yang diperdagangkan antarpulau; dan
4. Penerima muatan.
Kewajiban melengkapi Daftar Muatan (Manifes Domestik) Antarpulau
dilaksanakan oleh Pemilik Muatan (Cargo Owner) antarpulau secara elektronik
melalui SINSW (Sistem Indonesia National Single Window) yang terintegrasi
dengan SIPT (Sistem Informasi Perizinan Terpadu) Kementerian Perdagangan
untuk kemudian diterbitkan nomor laporan atas daftar manifest domestik
tersebut.
Pengaturan kegiatan Perdagangan Antarpulau melalui penerbitan nomor
laporan data manifes bertujuan untuk integrasi pasar dalam negeri, sehingga
terwujud pemerataan ekonomi antar daerah. Semakin banyak laporan data
manifest menunjukkan peningkatan aktifitas dari para pelaku usaha yang
dengan sendirinya diharapkan dapat menjadi indikator dalam peningkatan
aktifitas perdagangan antar pulau secara agregat. Perhitungan dalam
menentukan persentase Pertumbuhan Jumlah Laporan Perdagangan antar Pulau
yaitu dengan rumus sebagai berikut :
πΏπ =πΏππ β πΏππβ1
πΏππβ1
Γ 100%
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
41
πΏπ = Pertumbuhan Jumlah Laporan Perdagangan antar Pulau
berdasarkan Data Manifest Domestik pada tahun berjalan
πΏππ = Jumlah Laporan Perdagangan antar Pulau tahun berjalan
πΏππβ1 = Jumlah Laporan Perdagangan antar Pulau tahun tahun sebelumnya
Tabel 4.5 Target Kinerja Program Perdagangan Dalam Negeri pada Mewujudkan Stabilisasi Harga dan Ketersediaan Pasokan Barang Kebutuhan Pokok
SASARAN / INDIKATOR SATUAN TARGET
2020 2021 2022 2023 2024
Mewujudkan stabilisasi harga dan ketersediaan pasokan barang kebutuhan pokok
Koefisien variasi harga kebutuhan
pokok antar waktu Persen 6 6 5,9 5,9 5,9
1. Koefisien Variasi Harga Kebutuhan Pokok Antar Waktu
Stabilisasi harga merupakan salah satu aspek dalam kebijakan pangan yang
senantiasa menjadi agenda pemerintah. Stabilisasi harga komoditi barang
kebutuhan pokok merupakan isu yang selalu dibahas dan perkembangan harga
itu sendiri selalu dimonitor oleh pemerintah, mengingat sebagian besar komoditi
Bapok merupakan produk pertanian yang memiliki karakteristik produksi
bersifat musiman dan harga berfluktuasi sementara permintaan terjadi
sepanjang waktu. Selain itu stabilisasi harga bapok juga penting dilakukan untuk
menjaga daya beli masyarakat dan pengendalian inflasi.
Pendekatan untuk mengukur terjaganya stabilitas harga barang kebutuhan
pokok adalah dengan menghitung koefisien variasi (biasanya disingkat KV) antar
waktu (antar bulan dalam periode 1 tahun). Koefisien variasi barang kebutuhan
pokok antar waktu dihitung berdasarkan dari data harga secara runtun waktu
yang menggambarkan fluktuasi (simpangan terhadap rata-rata) yang digunakan
untuk mengetahui stabilitas harga barang antar waktu. Semakin kecil nilai
koefisien variasi dari masing-masing komoditas barang kebutuhan pokok yang
dihitung maka dapat diinterpretasikan bahwa harga relatif stabil ataumemiliki
fluktuasi yang rendah. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
πΎπ = π
xΜ π₯ 100%
πΎπ = Koefisien Variasi
π = Simpangan Baku dari harga ratarata untuk periode 12 bulan
xΜ = nilai rata β rata per bulan per tahun
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
42
Data yang digunakan adalah data harga bulanan nasional untuk masing-masing
komoditas. Jumlah barang kebutuhan pokok yang dipakai dalam menghitung
koefisien variasi ini berjumlah 10 macam, yaitu: beras, gula pasir, jagung, kedelai,
tepung terigu, minyak goreng, susu kental manis, daging ayam, daging sapi, dan
telur.
Tabel 4.6 Target Kinerja Program Perdagangan Dalam Negeri dalam Meningkatkan Penggunaan Produk Dalam Negeri
SASARAN / INDIKATOR SATUAN TARGET
2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya penggunaan produk dalam negeri
Persentase kontribusi produk dalam
negeri dalam konsumsi rumah tangga
nasional
Persen 94 94,3 94,5 94,8 95
Persentase tingkat penggunan barang
dalam negeri yang diperdagangkan di
toko swalayan
Persen 80 82 83 84 85
1. Persentase Kontribusi Produk Dalam Negeri dalam Konsumsi Rumah Tangga
Nasional
Kontribusi produk dalam negeri dalam konsumsi rumah tangga merupakan nilai
konsumsi rumah tangga yang dikurangi dengan nilai konsumsi yang dipenuhi
oleh barang yang diimpor dari luar negeri. Dengan demikian untuk menghitung
besaran kontribusi produk dalam negeri dalam konsumsi rumah tangga adalah
dengan menggunakan pendekatan rasio penggunaan produk dalam negeri
terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga. Peningkatan konsumsi
masyarakat terhadap produk dalam negeri dapat meningkatkan daya saing
produk nasional dan mendorong pertumbuhan produksi barang dalam negeri.
Penghitungan nilai rasio penggunaan produk dalam negeri terhadap
pengeluaran adalah 1 dikurangi dengan hasil nilai impor barang konsumsi dibagi
dengan nilai pengeluaran konsumsi rumah tangga dikalikan 100 persen. Nilai
impor barang konsumsi bersumber pada data yang dikeluarkan oleh Badan
Pusat Statistik. Adapun barang konsumsi yang dihitung dalam indikator kinerja
ini adalah:
a. Produk makanan/minuman (belum diolah) untuk rumah tangga;
b. Produk makanan/minuman (olahan) untuk rumah tangga;
c. Bahan bakar dan pelumas (olahan)
d. Mobil penumpang;
e. Alat angkutan bukan untuk industri;
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
43
f. Barang konsumsi tahan lama (produk farmasi, peralatan listrik, dll);
g. Barang konsumsi setengah tahan lama (alas kaki, pakaian jadi, dll)
h. Barang konsumsi tidak tahan lama (sabun, kosmetik, dll); dan
i. Barang konsumsi lain yang tidak diklasifikasikan.
Cara penghitungannya adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
π = 1 β (πππ
πΎππ‘) Γ 100%
π = rasio penggunaan barang produksi dalam negeri terhadap
pengeluaran rumah tangga
πππ = nilai impor barang konsumsi
πΎππ‘ = nilai pengeluaran konsumsi rumah tangga
2. Persentase Tingkat Penggunan Barang Dalam Negeri Yang Diperdagangkan Di
Toko Swalayan
Indikator ini merupakan salah satu ketentuan yang terdapat dalam Peraturan
Menteri Perdagangan No. 56 tahun 2014 tentang Pedoman Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Toko
modern sebagaimana dimaksud di atas secara bertahap meningkatkan penjualan
barang serupa yang diproduksi di Indonesia dan melaporkan pelaksanaannya
kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri. Indikator
tersebut berguna untuk mengetahui sejauh mana implikasi peraturan terhadap
toko swalayan dalam mematuhi dan berpartisipasi dengan aktif dalam
membantu mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indonesia.
Meskipun barang dagangan hasil produksi dalam negeri paling sedikit 80 persen
dari jumlah dan jenis barang yang diperdagangkan di toko swalayan, namun
dalam Peraturan Menteri Perdagangan No. 56 tahun 2014, Menteri Perdagangan
memberikan izin penyediaan barang dagangan produksi dalam negeri kurang
dari 80 persen kepada toko modern yang berbentuk stand alone brand dan/atau
outlet/toko khusus (specialty stores), dalam hal barang dagangan:
a. memerlukan keseragaman produksi (uniformity) dan bersumber dari satu
kesatuan jaringan pemasaran global (global supply chain);
b. memiliki brand/merek sendiri yang sudah terkenal di dunia (premium
product) dan belum memiliki basis produksi di Indonesia; atau
c. berasal dari negara tertentu untuk memenuhi kebutuhan warga negaranya
yang tinggal di Indonesia.
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
44
Sasaran indikator program (Eselon I) selanjutnya diuraikan menjadi sasaran kegiatan
(output) dan indikator kegiatan. Sasaran kegiatan ini menjadi kegiatan pada unit
Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri dan
membentuk komponen anggaran. Berikut ini adalah rincian indikator kinerja
kegiatan pada setiap kegiatan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri.
Tabel 4.7 Sasaran dan Indikator Kegiatan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri 2020-2024
NO INDIKATOR SASARAN KEGIATAN SATUAN TARGET
2020 2021 2022 2023 2024
Terwujudnya dukungan terhadap informasi dan rancangan peraturan yang disetujui
1 Persentase berita positif terhadap
informasi bidang PDN yang
dipublikasikan
Persen 90 90 90 90 90
2 Jumlah rancangan peraturan di
bidang Perdagangan Dalam Negeri
yang disetujui
Peraturan 6 6 6 6 6
Terwujudnya Pengelolaan program yang transparan, akuntabel, dan bersih
1 Persentase penyusunan dokumen
program sesuai ketentuan
Persen 100 100 100 100 100
Terwujudnya Kepuasan pegawai terhadap layanan Kesekretariatan
1 Indeks Kepuasan Layanan Internal
Kesekretariatan Ditjen PDN
Persen 75 75 80 80 80
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri
1 Indeks Kepuasan Masyarakat Atas
Layanan Publik
Nilai 80 80 80 80 80
Meningkatnya birokrasi yang transparan, akuntabel dan bersih
1 Nilai Hasil Evaluasi SAKIP Ditjen
PDN
Nilai 80 80 80 80 80
2 Nilai Kinerja Anggaran Ditjen PDN Nilai 80 81 82 83 84
Terwujudnya dukungan layanan teknis dan administrasi yang berkualitas
1 Indeks kualitas layanan teknis dan
administrasi Direktorat Bina Usaha
dan Pelaku Distribusi
Persen 80 80 80 80 80
2 Indeks kualitas layanan teknis dan
administrasi Direktorat Sarana
Distribusi dan Logistik
Persen 80 80 80 80 80
3 Indeks kualitas layanan teknis dan
administrasi Direktorat Kebutuhan
Pokok dan Barang Penting
Persen 80 80 80 80 80
4 Indeks kualitas layanan teknis dan
administrasi Direktorat
Penggunaan dan Pemasaran Produk
Dalam Negeri
Persen 80 80 80 80 80
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
45
NO INDIKATOR SASARAN KEGIATAN SATUAN TARGET
2020 2021 2022 2023 2024
Meningkatnya kapasitas pelaku usaha dan aparatur di bidang perdagangan
1 Jumlah Fasilitator edukasi
perdagangan melalui sistem
elektronik
Jumlah 130 200 200 200 200
2 Persentase pertumbuhan waralaba
dalam negeri
Persen 5 5 5 5 5
3 Jumlah pelaku usaha dan aparatur
yang mendapat pembinaan di
bidang usaha perdagangan dalam
negeri
Orang 1000 2000 2000 2000 2000
Meningkatnya kemudahan dan kesempatan berusaha dalam perdagangan dalam negeri
1 Jumlah rancangan peraturan terkait
kebijakan usaha perdagangan
Jumlah
Rancangan
4 6 6 6 6
2 Persentase pemenuhan komitmen
melalui sistem perizinan online
bidang perdagangan dalam negeri
Persen 100 100 100 100 100
3 Persentase pertumbuhan waralaba
dalam negeri
Persen 5 5 5 5 5
Meningkatnya Pengembangan Sarana Perdagangan yang Mendukung Aktifitas Ekonomi
Masyarakat
1 Persentase Jumlah Pasar Rakyat
hasil revitalisasi yang dimonitor
dan dievaluasi
Persen 100 100 100 100 100
2 Persentase Pembangunan Sarana
Perdagangan yang sesuai dengan
perencanaan
Persen 85 85 85 85 85
Meningkatnya hasil pembinaan pelaku usaha di bidang sarana perdagangan
1
Persentase pertumbuhan pelaku
usaha di bidang sarana
perdagangan (diluar gerai
maritime) yang telah dibina
Persen
0 10 15 15 15
Meningkatnya partisipasi Pelaku Usaha dalam perdagangan antar pulau yang melaporkan
manifest domestik
1
Jumlah jenis barang yang
dilaporkan oleh pelaku usaha
(cargo owner) pada data manifest
domestik
Jumlah
18 20 22 24 26
2
Jumlah pelaku gerai maritim yang
difasilitasi pada program
penyelenggaraan kewajiban
pelayanan publik untuk angkutan
barang di darat, laut dan udara di
daerah 3TP
Jumlah
225 235 245 255 265
Terjaganya stabilitas harga barang dan kebutuhan pokok
1 Koefisien variasi harga bapk hasil
pertanian antar waktu
Persen 3 3 2.9 2.9 2.9
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
46
NO INDIKATOR SASARAN KEGIATAN SATUAN TARGET
2020 2021 2022 2023 2024
2 Koefisien variasi harga bapok
holtikultura antar waktu
Persen 24 24 23 23 23
3 Koefisien variasi harga bapok
peternakan dan perikanan antar
waktu
Persen
6 6 5.9 5.9 5.9
4 Koefisien variasi harga bapok
industri antar waktu
Persen 5 5 4.9 4.9 4.9
5 Koefisien variasi harga barang
penting antar waktu
Persen 3 3 3 2.9 2.9
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Data dan Informasi harga barang kebutuhan pokok dan
barang penting
1 Persentase kesesuaian data dan
informasi harga barang kebutuhan
pokok dan barang penting dengan
kondisi riil lapangan
Persen 100 100 100 100 100
2 Persentase tingkat ketepatan waktu
penyampaian data dan informasi
harga barang kebutuhan pokok dan
barang penting secara periodik
Persen 100 100 100 100 100
Meningkatnya Kapasitas dan Kewirausahaan Pelaku UMKM serta Penggunaan Produk Dalam
Negeri
1 Jumlah Pelaku UMKM yang
Mendapat Fasilitasi Peningkatan
Kualitas Produk dan Kapasitas
Usaha
UMKM 3000 3000 3000 3000 3000
2 Persentase Kenaikan Omzet Pelaku
UMKM yang Memperoleh Fasilitasi
Kemitraan, Pameran dan Promosi
lainnya
Persen 10 10 10 10 10
3 Persentase Peningkatan
Kebanggaan Peserta Literasi
Menggunakan Produk Dalam Negeri
Persen 80 80 80 80 80
4.2 KERANGKA PENDANAAN
Dalam periode pembangunan 5 (lima) tahun mendatang, peran pemerintah bersama
seluruh pemangku akan semakin penting. Seiring dengan maraknya revolusi industri
4.0 di berbagai bidang yang diiringi dengan stagnasi perekonomian global dan tren
penurunan harga komoditas internasional, sejumlah tantangan yang dihadapi
Kementerian Perdagangan pada umumnya dan Direktorat Jenderal Perdagangan
Dalam Negeri pada khususnya, menjadi semakin luas. Menguatnya pasar produk
dalam negeri, terwujudnya konsumen yang cerdas dan pelaku usaha yang
bertanggung jawab, serta optimalisasi peran Pasar Berjangka Komoditi, Sistem Resi
Gudang, dan Pasar Lelang Komoditas menjadi semakin penting dalam menghadapi
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
47
persaingan di era industri 4.0. Sementara itu, stagnasi perekonomian global dan tren
penurunan harga komoditas internasional menjadi tantangan unik tersendiri dalam
upaya Meningkatkan pertumbuhan ekspor barang non-migas yang bernilai tambah
dan jasa. Penyelesaian sejumlah tantangan di atas akan berjalan dengan baik bila
didukung dengan peningkatan kinerja birokrasi yang bersih, akuntabel dan
profesional dan peningkatan profesionalisme SDM perdagangan nasional.
Kinerja Kementerian Perdagangan dalam menjawab sejumlah tantangan kedepan
dapat berjalan dengan efektif dengan pendanaan yang tepat dan efisien dengan
bersumber dari dana APBN atau sumber lainnya. Kerangka pendanaan kedepan
disusun dengan mengedepankan prinsip money follows program. Kesinambungan
implementasi money follows program terlihat dari program/kegiatan prioritas
Kementerian Perdagangan yang mengacu pada Prioritas Nasional yang tertuang
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-
2024. Oleh karena itu, kerangka pendanaan Kementerian Perdagangan akan
berorientasi pada Prioritas Nasional yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2020-2024
untuk mencapai tujuan dan agenda pembangunan nasional.
Sesuai dengan arah kebijakan dan strategi yang dituangkan pada bab sebelumnya,
guna merealisasikan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam
Negeri 2020-2024, program dan kegiatan dilingkungan Direktorat Jenderal
Perdagangan Dalam Negeri dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang akan datang akan
didanai yang bersumber dari APBN baik berupa Rupiah Murni (RM), Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP), dan Hibah Luar Negeri. Selain itu, pencapaian sasaran
pembangunan yang optimal membutuhkan sinergi antar pemerintah baik ditingkat
pusat maupun di daerah. Kementerian Perdagangan bersama dengan Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Keuangan
mengkoordinasikan pengalokasian Dana Transfer Khusus, yaitu mekanisme
pendanaan dalam APBN kepada daerah dengan tujuan untuk membantu kegiatan
khusus, baik fisik maupun nonfisik yang merupakan urusan daerah. Terkait
pendanaan kegiatan khusus fisik yang merupakan urusan daerah, Kementerian
Perdagangan bertugas dan bertanggungjawab mengampu Dana Alokasi Khusus
(DAK) Fisik.
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
48
Tabel 4.8 Kerangka Pendanaan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri 2020-2024
PROGRAM/ KEGIATAN
PERKIRAAN KEBUTUHAN ANGGARAN
(dalam Juta Rupiah) UNIT KERJA
PELAKSANA 2020*) 2021 2022 2023 2024
PROGRAM DUKUNGAN
MANAJEMEN
3719-Dukungan
Manajemen dan
Dukungan Teknis
Lainnya Ditjen
Perdagangan Dalam
Negeri
83.401 94.244 95.114 96.011 97.543
Sekretariat
Direktorat
Jenderal
Perdagangan
Dalam Negeri
PROGRAM
PERDAGANGAN
DALAM NEGERI
3716-Peningkatan
Penggunaan dan
Pemasaran Produk
Dalam Negeri
65.402 192.331 197.340 202.499 205.731
Direktorat
Penggunaan dan
Pemasaran
Produk Dalam
Negeri
3720-Peningkatan
Stabilitas Harga dan
Pasokan Barang
Kebutuhan Pokok dan
Barang Penting
31.798 50.515 51.100 51.703 52.528
Direktorat Barang
Kebutuhan Pokok
dan Barang
Penting
3722-Pembinaan Usaha
dan Pelaku Distribusi
Perdagangan
16.595 25.173 25.315 25.461 25.867
Direktorat Bina
Usaha dan Pelaku
Distribusi
3974-Pengembangan
Perdagangan Dalam
negeri Daerah
22.948 67.506 68.026 64.562 69.656
Sekretariat
Direktorat
Jenderal
Perdagangan
Dalam Negeri
5090-Pengembangan
Sarana Distribusi
Perdagangan dan
Kapasitas Logistik
Perdagangan
425.259 701.047 719.732 738.978 750.773
Direktorat Sarana
Distribusi dan
Logistik
*) pasca penghematan
DOKUMEN PENGEMBANGAN ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI UNTUK 5 TAHUN KEDEPAN
49
BAB 5 - PENUTUP
Dokumen Pengembangan Arah Kebijakan dan Program Direktorat Jenderal
Perdagangan Dalam Negeri untuk 5 Tahun Kedepan merupakan penjabaran dari visi,
misi, tujuan, dan sasaran strategis Kementerian Perdagangan dalam mendukung
agenda pembangunan nasional. Renstra Ditjen Perdagangan Dalam Negeri disusun
dengan mengacu pada Renstra Kementerian Perdagangan 2020-2024, RPJPN 2005-
2025, RPJMN IV 2020-2024 dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Perdagangan. Dokumen Pengembangan Arah Kebijakan dan Program Direktorat
Jenderal Perdagangan Dalam Negeri untuk 5 Tahun Kedepan dibuat sebagai pedoman
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Ditjen Perdagangan Dalam Negeri dalam
mewujudkan Visi Presiden βTerwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri,
dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong Royongβ.
Berdasarkan visi dan misi Presiden tersebut kemudian ditetapkan Visi dan Misi
Kementerian perdagangan serta tujuan yang ingin dicapai oleh Kementerian
Perdagangan dalam menjadikan perdagangan sebagai penggerak pertumbuhan dan
daya saing ekonomi. Tujuan yang ingin dicapai oleh Kementerian Perdagangan dalam
kurun waktu lima tahun yang akan datang yaitu: (1) Meningkatkan Kinerja
Perdagangan Luar Negeri; (2) Meningkatkan Kinerja Perdagangan Dalam Negeri; dan
(3) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di Sektor
Perdagangan.
Dalam mendukung capaian Tujuan tersebut dijabarkan kembali oleh Ditjen
Perdagangan Dalam Negeri dengan melaksanakan dua sasaran strategis yang
berkaitan dengan tugas dan fungsi Ditjen Perdagangan Dalam Negeri yaitu (1)
Terwujudnya stabilisasi harga dan ketersediaan pasokan bapokting; dan (2)
Meningkatnya pasar produk dalam negeri. Lingkup dari program yang dilaksanakan
oleh Ditjen Perdagangan Dalam Negeri mencakup berbagai kegiatan dalam upaya
mendukung perdagangan sebagai penggerak penggerak pertumbuhan ekonomi.
Keberhasilan dalam menjadikan perdagangan sebagai penggerak pertumbuhan dan
daya saing ekonomi membutuhkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan
baik pemerintah daerah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat. Dokumen
Pengembangan Arah Kebijakan dan Program Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam
Negeri untuk 5 Tahun Kedepan ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi para
stakeholder baik di pusat maupun di daerah guna mendukung pencapaian sasaran
pembangunan di bidang Perdagangan Dalam Negeri.