KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...

103
KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DI DUSUN TAMPUNG, DESA TAMPUNG TENGAH, KECAMATAN LEKOK, KABUPATEN PASURUAN Oleh : AMELIA DEWI YANTI NIM. 1801098 PROGRAM DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA SIDOARJO 2021

Transcript of KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ...

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSIDENGANMASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DI

DUSUN TAMPUNG, DESA TAMPUNG TENGAH,KECAMATAN LEKOK, KABUPATEN PASURUAN

Oleh :

AMELIA DEWI YANTINIM. 1801098

PROGRAM DIII KEPERAWATANPOLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA

SIDOARJO2021

ii

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSIDENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DI

DUSUN TAMPUNG, DESA TAMPUNG TENGAH,KECAMATAN LEKOK, KABUPATEN PASURUAN

Sebagai Persyaratan untuk mengikuti salah satu persyaratan Ahli MadyaKeperawatan di Politeknik kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Oleh :

AMELIA DEWI YANTI

NIM. 1801098

PROGRAM DIII KEPERAWATANPOLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA

SIDOARJO2021

iii

SURAT PERTANYAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Amelia Dewi Yanti

Nim : 1801098

Tempat, Tanggal Lahir : Pasuruan, 11 April 1997

Insitusi : Akademi Keperawatan Kerta Cendekia

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan

Keperawatan Pada Pasien Hipertensi dengan Masalah Keperawatan Nyeri

Akut di Desa Tampung Dusun Tampung Tengah Kec. Lekok Kab.

Pasuruan” adalah bukan Karya Tulis Ilmiah orang lain baik sebagaian maupun

keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebut sumbernya.

Demikian surat pernytaan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

apabila pertanyaan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi.

Pasuruan, 2 Maret 2021Yang menyatakan,

Amelia Dewi YantiNIM. 1801098

Mengetahui,

Pembimbing 1

N.s Meli Diana, S.Kep.,M.KesNIDN. 0724098402

Pembimbing 2

R.A. Helda Puspitasari, S.Kep.Ns.. M.Kep.NIDN. 3409098401

iv

LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Amelia Dewi Yanti

Judul : “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi Dengan Masalah

Nyeri Akut di Desa Tampung Dusun Tampung Tengah Kecamatan

Lekok Kabupaten Pasuruan”

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah pada

tanggal: 20 Mei 2021

Oleh:

Pembimbing 1

N.s Meli Diana, S.Kep.,M.KesNIDN. 0724098402

Pembimbing 2

R.A. Helda Puspitasari, S.Kep.Ns., M,Kep.NIDN. 3409098401

Mengetahui,

Direktur Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Agus Sulistyowati, S.Kep., M.KesNIDN. 0703087801

v

HALAMAN PENGESAHAN

Telah di uji dan di setujui oleh Tim Penguji pada sidang di Progam DIII

Keperawatan di Politeknik Kerta Cendekia Sidoarjo.

Tanggal : 20 Mei 2021

TIM PENGUJI

Tanda Tangan

Ketua : Ns. Riesmiyatiningdyah, S. Kep ., M. Kes ………………..

Anggota : 1. N.s Meli Diana, S.Kep.,M.Kes ………………..

2. R.A. Helda Puspitasari, S.Kep.Ns., M.Kep. ……………….

Mengetahui,

Direktur Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Agus Sulistyowati, S.Kep., M.Kes

NIDN. 0703087801

vi

MOTTO

“Selalu focus dijalanmu, tinggalkan apa yang tak perlu ditunggu, tabrak

apapun yang menghalangi langkahmu dan jangan berhenti ketika

tujuanmu belum sampai”

( Amelia d.y )

vii

LEMBAR PERSEMBAHAN

Syukur alhamdulillah senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat

terselesaiakan.

Isi pikiran yang tersampikan dalam karya ini saya persembahkan untuk :

1. Untuk Orangtua Ayah Irawan Ismail dan Ibu Dati Sumianti, Adek saya

Fandia Camella, adik kedua saya Berlina Oktavia

2. Orang yang tersayang Swara Gading Putra Siwi yang telah memberikan

dukungan dan motivasi dalam pembuatan Karya Tulis Imiah ini dari awal

hingga akhir.

3. Para sahabat Devi, Via, Cici, Shello, Rina, Ummul yang telah mendukung

untuk terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini tepat waktu, teman – teman

seperjuangan yang telah menemani selama saya menempuh pendidikan di

Politeknis Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo.

4. Pihk – pihak yang turut berjasa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

viii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang

berjudul “Asuha Keperawatan Pada Pasien Hipertensi Dengan Masalah

Keperawatan Nyeri Akut di Desa Tampung Dusun Tampung Tengah

Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan” ini dengan tepat waktu sebagai

persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program D3 Keperawatan di

Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan

bimbingan pihak, untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan rahmat serta ridho-Nya,

sehingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai tepat waktu

2. Ibu Agus Sulistyowati, S. Kep., M. Kes. selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo dan Bapak Nurul Huda, S.Psi., S.

Kep., M. Si. selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia

Kampus Pasuruan

3. Orang Tua yang selalu memberikan dukungan baik secara moriil maupun

materiil dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini

4. Ibu Ns. Meli Diana, S.Kep., M.Kes. selaku pembimbing pertama

5. Ibu R.A. Helda Puspitasari, S.Kep.Ns., M.Kep. selaku pembimbing

kedua

6. Responden

7. Pihak-pihak yang turut berjasa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu

Penulis sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum mencapai kesempurnaan,

sebagai bekal perbaikan, penulis akan berterima kasih apabila para pembaca

berkenan memberikan masukan, baik dalam bentuk kritikan maupun saran demi

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini

bermanfaat bagi pembaca dan bagi keperawatan.

Pasuruan, 20 Mei 2021

Penulis

ix

DAFTAR ISI

Sampul depam..................................................................................................... iLembar Judul ......................................................................................................iiLembar Pernyataan..............................................................................................iiiLembar Persetujuan.............................................................................................ivHalaman Pengesahan.......................................................................................... vHalamanMotto.................................................................................................... viHalaman Persembahan........................................................................................viiKata Pengantar.................................................................................................... viiiDaftar Isi..............................................................................................................ixDaftar Tabel........................................................................................................ xiiDaftar Gambar.....................................................................................................xiiiDaftar Lampiran..................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 11.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 31.3 Tujuan Masalah.............................................................................................31.4 Manfaat Praktis............................................................................................. 41.4 Metode Penelitian..........................................................................................51.5 Sistem Penulisan........................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1.Konsep Hipertensi.........................................................................................8

2.1.1. Pengertian........................................................................................... 82.1.2. Anatomi fasiologi .............................................................................. 92.1.3 Klafikasi..............................................................................................122.1.4 Etiologi................................................................................................132.1.5 Patofisiologi........................................................................................ 132.1.6 Pathway ..............................................................................................152.1.7 Faktor resiko....................................................................................... 162.1.8 Konsep Diet Hipertensi.......................................................................172.1.9 Syarat-Syarat Untuk Diet Rendah Natrium........................................ 172.1.10 Diet Rendah Garam...........................................................................172.1.11 Cara Memilih makanan.....................................................................182.1.12 Makanan yang diperbolehkan........................................................... 192.1.13 Makanan yang tidak diperbolehkan.................................................. 202.1.14 Farmakologi ..................................................................................... 212.1.15 Penatalaksanaan................................................................................ 22

2.2 Konsep Keluarga...........................................................................................232.2.1 Definisi Keluarga................................................................................ 232.2.2 Definisi Diatas dapat diTarik Kesimpulan Kelurga............................232.2.3 Duvall Logan.......................................................................................232.2.4 Bailon dan Maglaya............................................................................ 242.2.5 Struktur Keluarga................................................................................242.2.6 Ciri-Ciri Keluarga............................................................................... 24

x

2.2.7 Peran Keluarga....................................................................................252.2.8 Fungsi Keluarga.................................................................................. 26

2.2.8.1 Fungsi Efektif............................................................................262.2.8.2 Fungsi Sosilisasi........................................................................262.2.8.3 Fungsi Ekonomi........................................................................ 262.2.8.4 Fungsi Keperawatan Kesehatan................................................26

2.2.9 Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga.....................................262.2.9.1 Pasangan Pemula atau Pasangan Baru Menikah.......................262.2.9.2 Keluarga dengan Clind Bearing ( Kelahiran anak pertama).....272.2.9.3 Keluarga Dengan Anak Pra Sekolah.........................................272.2.9.4 Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah.......................................272.2.9.5 Keluarga Dengan Anak Remaja................................................28

2.3 Konsep Nyeri Akut....................................................................................... 282.3.1 Definisi Nyeri Akut.............................................................................282.3.2 Fisiologi Nyeri.................................................................................... 292.3.3 Klafikasi Nyeri....................................................................................292.3.4 Stimulus Nyeri.................................................................................... 302.3.5 Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri.....................................................322.3.6 Cara Mengukur Intensitas Nyeri.........................................................35

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan....................................................................... 352.4.1 Definisi................................................................................................352.4.2 Pengkajian...........................................................................................35

2.4.2.1 Indentitas Pasien....................................................................... 362.4.2.2 Keluhan Utama......................................................................... 362.4.2.3 Riwayat Penyakit Saat Ini.........................................................362.4.2.4 Riwayat Penyakit dahulu.......................................................... 372.4.2.5 Riwayat Kesehatan Keluarga....................................................372.4.2.6 Data Psikososial........................................................................ 372.4.2.7 Pengkajian Data Terkait Aktivitas............................................ 37

2.4.3 Diagnosa..............................................................................................382.4.4 Intervensi.............................................................................................392.4.5 Implementasi.......................................................................................432.4.6 Evaluasi...............................................................................................43

2.5 Kerangka Masalah.........................................................................................45

BAB III TINJAUAN KASUS3.1 Pengkajian.....................................................................................................463.2 Analisa Data..................................................................................................593.3 Diagnosis ......................................................................................................613.4 Perencanaan Keperawatan............................................................................ 643.5 Implementasi Keperawatan...........................................................................663.6 Evaluasi Keperawatan...................................................................................70

BAB IV PEMBAHASAN4.1 Pengkajian.....................................................................................................754.2 Diagnosis Keperawatan.................................................................................764.3 Perencanaan Keperawatan/Intervensi Keperawatan..................................... 774.4 Implementasi Keperawatan...........................................................................78

xi

4.5 Evaluasi Keperawatan...................................................................................79

BAB V PENUTUP5.1 Kesimpulan................................................................................................... 805.2 Saran..............................................................................................................81

Daftar Pustaka..................................................................................................... 83Lampiran-Lampiran............................................................................................ 84

xii

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Tabel Hal

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO.................................... 12Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi Menurut Joint National On Detevtion 12Tabel 2.2 Tipe Stimulus Nyeri, Sumber dan Proses Patofisiologi..........31Tabel 2.3 Skala Nyeri Menurut Hayward dan Mc.Gill...........................35Tabel 2.4 Intervensi Keperawatan pada Penyakit Hipertensi ................ 40Tabel 3.1 Komposisi Keluarga............................................................... 47Tabel 3.1 Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga.....................................54Tabel 3.2 Analisa Data............................................................................59Tabel 3.3 Diagnosa Keperawatan........................................................... 61Tabel 3.3 Skoring Prioritas Nyeri Akut.................................................. 62Tabel 3.3 Skoring Prioritas Masalah Manajemen Kesehatan Keluarga

Tidak Efektif...........................................................................62Tabel 3.4 Intervensi Keperawatan.......................................................... 64Tabel 3.5 Implementasi Keperawatan.....................................................66Tabel 3.6 Evaluasi Keperawatan.............................................................70

xiii

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Gambar Hal

Gambar 2.1 Anatomi Jantung.....................................................................9Gambar 2.2 Kerangka Masalah Nyeri Akut............................................... 45Gambar 3.3 Denah Rumah......................................................................... 50

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Lampiran Hal

Lampiran 1 Lembar Pengantar Studi Penelitian.........................................84Lampiran 2 Lembar Inform Consent..........................................................85Lampiran 3 Lembar Konsultasi Bimbingan............................................... 87Lampiran 4 Lembar Konsultasi Bimbingan............................................... 88

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga merupakan aspek penting dalam keperawatan. Keluarga berperan

mengatasi masalah kesehatan anggota kesehatannya. Anggota keluarga

memerlukan perawatan,pengawasan, dan perhatian bila menderita masalah

kesehatan misalnya hipertensi. Keluarga harus memiliki pengetahuan yang efektif

dan kompeten dalam mengatasi masalah kesehatan anggota tersebut

(Hariyanto,2012). Penderita hipertensi tidak jarang kurang mematuhi program diet,

pola tidur dan pola aktivitas yang dapat menyebabkan nyeri seperti ditusuk-tusuk

bagian tengkuk. Hal tersebut akan mempengaruhi keluarga dan membuat keluarga

mengalami peningkatan peran dalam merawat anggota keluarga yang sakit, Nyeri

pada hipertensi dikarenakan adanya peningkatan tekanan pada pembuluh darah ke

otak sehingga seperti merasa pegal atau tegang.

Menurut data dari WHO tahun 2000, menunjukkan sekitar 972 orang atau

26,4% penduduk dunia penderita hipertensi, dengan perbandingan 50,54% pria

dan 49,49% wanita. Jumlah ini cenderung meningkat tiap tahunnya

(Ardiansyah,2012). Menurut data di Indonesia jumlah kasus hipertensi sebesar 63

juta orang sedangkan yang meninggal sebesar 427 kematian. Berdasarkan hasil

prevalensi dijawa timur ditahun (2012) sebesar 37,4% diantara orang dewasa yang

menderita hipertensi menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka

cenderung untuk menjadi hal yang berat karena tidak menghindari dan tidak

2

mengetahui factor resikonya. Berdasarkan data medis dipuskesmas Lekok

ditahun (2017) 90 orang yang menderita hipertensi dan data nyeri sebesar 30%

yang mengalami nyeri dikepala tersebut.

Hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan hamper konstan

pada arteri. Dan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah.

Hipertensi berkaitan dengan kenaikan tekanan diastolic, tekanan sistolik atau

kedua-duanya secara terus menerus. Tekanan sistolik berkaitan dengan tekanan

pada arteri bila jantung beraktraksi ( denyut jantung ). Tekanan diastolic berkaitan

dengan tekanan dalam arteri jantung berada dalam keadaan relaksasi diantara dua

denyutan. Perjalan penyakit berpotensi sangat perlahan. Penderita hipertensi

mungkin tidak menunjukan gejala yang bertahun-tahun, masalah laten ini

menyelubungi perkembangan penyakit sampai dikerusakan organ yang penting.

Bila terdapat gejala maka biasanya bersifat non faksible, misalnya sakit kepala

atau pusing dan kelelahan. Nyeri skala yang dialami pasien dikarenakan adanya

gangguan sirkulasi pada otak, konsistensi pembuluh darah diotak akan meningkat

yang mengakibatkan terjadi nyeri akut.

Dampak yang ditimbulkan nyeri kepala karena hipertensi meliputi

kegelisahan, stress, ketidaknyamanan, gangguan pola tidur, dan ketidakmampuan

untuk melakukan aktivitas. Untuk mengatasi nyeri kepala yaitu dengan

menganjurkan pasien untuk mempertahankan tirah baring, membatasi aktivitas

klien, melakukan menejemen nyeri kepala, dan melakukan kolaborasi pemberian

antihipertensi. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik melakukan

pembuataan kasus keperawatan dalam bentuk Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan

judul

3

“Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien Hipertensi Dengan Masalah

Keperawatan Nyeri Akut Di Desa Tampung, Kecamatan Lekok Kabupaten

Pasuruan”.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk mengetahui lebih lanjut perawatan dari penyakit ini maka penulis

akan melakukan kejian lebih lanjut dengan membuat rumusan masalah,

Bagaimana Gambaran “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi Dengan

Masalah Keperawatan Nyeri Akut Di Desa Tampung,Kecamatan Lekok

Kabupaten Pasuruan”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi dan Menggambarkan

“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi Dengan Masalah Keperawatan

Nyeri Akut Di Desa Tampung, Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan”.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Menggambarkan Pengkajian dana analisa data kepada “Asuhan

Keperawatan Pada Pasien Hipertensi Di Desa Tampung Dusun

Tampung Tengah, Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan”

1.3.2.2 Menetapkan Diagnosa “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi

Di Desa Tampung Dusun Tampung Tengah, Kecamatan Lekok

Kabupaten Pasuruan”

4

1.3.2.3 Menyusun Perencanaan “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi

Di Desa Tampung Dusun Tampung Tengah, Kecamatan Lekok

Kababupaten Pasuruan”.

1.3.2.4 Melaksanakan Tindakan Keperawatan “Asuhan Keperawatan Pada

Pasien Hipertensi Di Desa Tampung Dusun Tampung Tengah

Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan”.

1.3.2.5 Melakukan Evaluasi Keperawatan “Asuhan Keperawatan Pada Pasien

Hipertensi Di Desa Tampung Dusun Tampung Tengah Kecamatan

Lekok Kabupaten Pasuruan”.

1.4 Manfaat Peneliti

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka penelitian ini diharapkan

dapat memberi manfaat:

1.4.1 Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber ilmu

pengetahuan dan pembelajaran, Khususnya dalam bidang asuhan

keperawatan dengan kasus Hipertensi.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Tenaga Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan referensi perawat

dalam memberikan asuhan keperawatan dan menambah pengetahuan

serta pengalaman kerja perawat dalam memeberikan asuhan keperawatan

dimasa mendatang, khususnya pada kasus Hipertensi.

5

1.4.2.2 Klien dan Keluarga

Hasil penelitian ini dapat membantu keluarga dengan pasien Hipertensi

untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam memberikan

pengobatan dan perawatan Hipertensi.

1.4.2.4 Bagi Pembaca

Dengan adanya penelitian ini, pembaca dapat menggunakannya sebagai

sumber informasi tentang perawatan dan pengobatan Hipertensi.

1.5 Motode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu

metode yang dilakukan dengan melihat peristiwa atau keadaan subjek dengan

rinci. Metode ini difokuskan pada masalah yang akan dibahas yaitu Hipertensi,

yang meliputi studi kepustakaan yang mempelajari,mengumpulkan dan membahas

data studi. Dengan langkah-langkah pengkajian, diagnose, perencaan, pelaksaan,

dan evaluasi.

1.5.1 Teknik Pengumpulan Data

1.5.1.1 Wawancara

Data diperoleh melalui percakapan baik dengan pasien dan keluarga pasien.

1.5.1.2 Observasi

Data diambil melalui pengamatan pasien

1.5.1.3 Pemeriksaan

Data diperoleh dengan melakukan pemeriksaan fisik yang dapat

menunjang menegakkan diagnose dan penanganan lanjut

6

1.5.2 Sumber Data

1.5.2.1 Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari pasien, dengan pasien adalah

sumber data pasien

1.5.2.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang

terdekat pasien, catatan medis, hasil-hasil pemeriksaan dan tim kesehatan

lain.

1.5.3 Studi kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data dengan tinjauan

pustaka dan pengumpulan buku-buku atau bahan tertulis serta refensi-

refensi penelitian akan dibahas.

1.6 Sistem penulisan

Agar lebih jelas dan penelitian ini dapat mudah dipahami serta dipelajari,

secara keseluruan dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

1.6.1 Bagian awal

Mencakup halaman judul, halaman persetujuan, kata pengantar, daftar isi

1.6.2 Bagian inti

Bagian ini terdiri dari dua bab, yang setiap bab terdiri sari sub-bab atau

bagian sebagai berikut :

7

1.6.2.1 Bab 1 : Pendahuluan

Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, metode penulisan dan sistem penulisan

1.6.2.2 Bab 2 : Tinjauan pustaka

Yang berisi tentang konsep penyakit yang dilihat dari sudut pandang

medis dan asuhan keperawatan pasien dengan diagnose hipertensi

1.6.3 Bagian Akhir

Mencakup daftar pustaka, dan lampiran-lampiran

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Hipertensi

2.1.1 Pengertian

Penyakit darah tinggi atau Hipertensi (Hypertensio) adalah suatu keadaan

dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang

menunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada

pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang

cuff air raksa (Sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya (brunner 2015).

Hipertensi merupakan keadaan yang ditandai dengan peningkatan tekanan

darah stolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan Diastolik lebih dari 90 mmHg

yang bersistem. Menurut Djoko Santoso (2010).

Tekanan darah adalah Tekanan dimana darah beredar dalam pembuluh

darah. Tekanan ini terus menerus berada dalam pembuluh darah dan

kemungkinan darah mengalir konstan. Tekanan darah dalam tubuh pada

dasarnya merupakan ukuran tekanan atau gaya didalam arteri yang harus

seimbang dengan deyut jantung membuat denyutan jantung darah akan dipompa

melalui pembuluh darah kemudian dibawa keseluruh baguan tubuh.

Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas pembuluh darah

hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana

9

tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolic diatas 90

mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik

160 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg (Andra&Yessie mariza, 2013).

2.1.2 Anatomi Fisiologi

Anatomi Sistem Kardiovaskuler

Ruang Jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu :

1) Endocardium adalah lapisan dalam dari dinding jantung, terdiri dari sel

endotel yang halus, permukaan edokardium yang tidak kaku karena

berfungsi untuk mengumpulkan darah, memompa dan dapat membantu

mengatur kontraktilitas.

2) Miokardium adalah lapisan jantung bagian tengah yang merupakan

jaringan otot jantung dan lapisan tebal dari dinding jantung, terdiri dari

sel-sel otot jantung, atau kardiomiosit. Kordiomiosit adalah sel otot

yang mengkhusukan berkontraksi dengan sel otot lainnya.

10

3) Epikardium adalah lapisan jantung bagian luar, yang dapat merujuk

pada lapisan luar jantung dan lapisan dalam dari pericardium visceral

serosa, yang menyambung dengan lapisan serosa.

Ruang Jantung

(a) Antrium kanan adalah salah satu sisi kanan dari jantung dan

sebagian besar membentang dibelakang sternum. Darah memasuki

atrium melalui:

((1)) Vena kava superior pada ujung atasnya

((2)) Vena kava inferior pada ujung bawahnya

((3)) Sinus koronaria (v. kecil yang melewati, dimana darah berasal

dari jantung itu sendiri)

((4)) Pada sisi kiri dari antrium terdapat ostium arteriventrikuler

kanan merupakan ostium kedalam ventrikel kanan.

((5)) Vertikel kanan adalah bilik dengan dinding yang tebal yang

membentuk sebagian besar jantung depan.

((6)) Atrium kiri adalah ruangan dengan dinding yang tipis terletak

disebelah belakang dari jantung. Dua buah v. pulmonalis

memasukinya masing-masing sisinya, membawa dari paru-paru.

((7)) Ventrikel kiri adalah rongga dengan dinding yang tebal pada

bagian kiri dan belakang dari jantung

(b) Katup jantung

Fungsi katup yaitu mencegah terjadinya aliran darah balik,

sehingga darah hanya mengalir satu arah dalam jantung.

11

Dua jenis katup yaitu

((1)) Katup Atrioventrikularis

(((2)) Katup Semilunaris

(c) Arteri koronaria

Arteri koronaria merupakan pembuluh darah yang menyuplai otot

jantung, yang mempunyai kebutuhan metabolisme tinggi oksigen dan

nutrisi.

Fisiologi sistem Kardivaskuler

1) Hemodinamika jantung

Tekanan yang bertanggung jawab terhadap aliran darah normal

dibangkitkan oleh kontraksi otot ventrikel.

Ketika otot berkontraksi, darah terdorong dari ventrikel ke aorta selama

tekanan vertrikel kiri melebihi tekanan aorta.

2) Darah yang telah memasuki aorta, akan menaikkan tekanan dalam aorta,

akibatnya darah akan terdorong kearah arteri, arteriole, kafiler sampai ke

dalam sel, serta kembali ke vena sampai kedalam atrium kanan.

3) Darah yang ada dalam atrium kanan, kemudian mengalirkan kedalam

ventrikel melewati katup trikuspidalis. Tekanan yang meningkat dalam

vertikel kanan, akan mendorong darah kearah arteri pulmonalis sampai

kedalam paru-paru, dan kembali ke atrium kiri melalui vena pulmonalis.

Siklus jantung

Jantung mempunyai 4 pompa yang terpisah yaitu : 2 pompa primer sadium dan 2

pompa tenaga vertikel. Periode akhir kontraksi jantung sampai akhir berikutnya

dinamakan siklus jantung. Tiap siklus dimulai oleh timbulnya potensial secara

12

spontan pada simpul sino Artial node (SA) pada dinding posterior antrium kanan

dekat muara vena kava superior. Potensial aksi berjalan dengan cepat melalui

berkas atrio vebtrikular (AV) kedalam ventrikel. Pada susuna khusus istem

pengantar antrium terdapat perlamabatan 1/10 detik antarajalan impuls jantung

dan atrium kedalam ventrikel, memungkinkan atrium berkontraksi mendahului

ventrikel (Syaifuddin, 2011).

2.1.3 Klasifikasi

Menurut (WHO, 2000) menentukan standar batasan darah manusia.

Table 2.1 klafikasi hipertensi menurut WHO

Klafikasi Sistolik (mmHg) Diastolic (mmHg)

Normatensi

Boardeline

Definite

<140

141 – 159

>160

<90

91 – 94

>95

Laporan Joint National On Detection, Evaluation and Treatment of Haigh

Blood Presure tahun 1992 menyatakan:

Tabel 2.1 Klafikasi Hipertensi menurut Joint National On Detection, Evaluation

and Treatment of Haigh Blood Presure

Klafikasi Sistolik (mmHg) Diastolic (mmHg)

Normal

Normal tinggi

Hipertensi Tingkat 1

Hipertensi Tingkat 2

Hipertensi Tingkat 3

<130

131 – 139

140 – 159

160 – 179

180 – 209

<85

85 – 89

90 – 99

100 – 109

110 – 119

13

Hipertensi Tingkat 4 >210 >120

2.1.4 Etiologi

2.1.4.1 Hipertensi primer

Hipertensi Primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak diketahui

penyebab atau idiopatik. Sekitar 20% popilasi dewasa mengalami hipertensi.

Lebih dari 90% diantara mereka menderita hipertensi esensial. Biasanya factor

yang mempengaruhinya adalah genetic, lingkungan dan faktornya yang

meningkatnya resiko seperti obesitas, merokok, stress, penurunan elastisitas

jaringan dan aterosklerosi pada aorta atau arteri. Pada suatu saat dapat juga

terjadi mendadak dan berat, perjalannya dipercepat yang menyebabkan kondisi

pasien memburuk dengan cepat. Hipertensi esensial biasanya dimulai sebagai

individu dan secara bertahap dan menetap.

2.1.4.2 Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder ini terdapat 5% kasus. Penyebab spesifiknya

diketahui seperti penggunaan esterogen, penyakit ginjal, dan adanya gangguan

pada sistem endokrin, gangguan neorogi, kegunaan obat-obatan, makanan yang

mengandung trimin, gangguan vaskuler, kehamilan, peningkatan volume

intravaskuler, kokain dan lainnya ( Arif Mansjoer, 1999).

2.1.5 Patofisiologi

Dalam keadaan normal jantung memiliki kemampuan untuk memompa

lebih dari daya pompanya dalam keadaan istirahat. Kalau jantung menderita

volume atau tekanan berlebihan secara terus-menerus, maka vertikel dapat

14

melebar untuk meningkatnya jumlah otot dan kekuatan memompa sebagai

kompensator alamiah.

Jika mekanisme pengkompensasian tidak dapat menopang perfusi perifer

yang memadai, maka aliran harus dibagi sesuai kebutuhan. Darah akan

dipindahkan dari daerah-daerah yang tidak vital seperti kulit dan ginjal sehingga

perfusi darah otak dan jantung dapat dipertahankan. Tekanan artei sistemik

ditimbulkan oleh cardiac output dan tahanan perifer total.

Nyeri akut (Sakit Kepala) keadaan dimana seorang individu mengalami

nyeri yang menetap atau intermiten yang berlangsung selama enam bulan atau

lebih. Yang ditandai dengan perpindahan pembuluh darah diotak

Intoleransi aktifitas terjadi karena penurunan aktifitas seseorang untuk

mempertahankan aktifitas sampai ketingkat yang diinginkan suplai O2 menurun

sehingga terjadi kelemahan fisik.

Kurang informasi yang tidak adekuat yang menyebabkan individu atau kelompok

mengalami defisiensi pengtahuan kognitif atau keretampilan psikomotor

berkenaan dengan kondisi atau rencana pengobatan sehingga terjadi kurang

pengetahuan.

15

2.1.6 Pathway

umur Jenis Kelamin Gaya Hidup ObesitaElatistisitas

arterosklerosi

Hipertensi

Kerusakan vaskulerPembukh darah

PerubahanStruktur

Penyumbatanpembuluh darah

Vasokontriksi

Gangguan sirkulasin otakresistensi darah

meningkat

Nyeri kepala

Agen Pencederafisiologis

Tidak mengetahuimengontrol tekanan

darah tinggi

Pasien tidak mampumanajemenkesehatannya

Manajemen kesehatankeluarga tidak efektif

Keluarga tidak mampumemberikan dukungankepada pasien terkaitmanajemen kesehatan

Konflik pengambilankeputusan

16

2.1.7 Faktor Resiko

2.1.7.1 Faktor Resiko yang tidak dapat dimodifikasi

1) Riwayat Keluarga

Apabila riwayat keluarga hipertensi didapat pada kedua orang tua, maka

dugaan hipertensi esensial maka akan sangat besar

2) Usia

Dengan semakin bertambahnya usia yaitu 50 tahun kemungkinan seseorang

menderita hipertensi juga sangat besar.

3) Seks (Jenis Kelamin)

Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi dari pada

wanita. Hipertensi berdasarkan gender ini sering kali dipicu oleh perilaku

yang tidak sehat ( merokok, kelebihan berat badan ) depresi dan rendahnya

status pekerjaan. Sedangkan pada pria yang berhubung dengan pekerjaan

seperti perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan dan pengangguran.

2.2.5.2 Faktor Resiko yang dapat dimodifikasi

a) Stress

Diketahui bahwa stress atau ketegangan jiwa ( rasa tertekan, murung, rasa

marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah ). Dapat merangsang anak ginjal

melepaskan hormone adrenaline dan memicu jantung berdenyut lebih

cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat.

17

b) Gaya hidup yang kurang sehat

Walaupun hidup tidak terlalu jelas hubungannya dengan hipertensi

namun kebiasaan merokok, minum-minuman beralkohol dapat

mempengaruhi tekanan darah.

c) Asupan garam

Melalui meningkat volume plasma ( cairan tubuh ) dan tekanan darah

yang akan diikuti oleh peningkat ekskresi kelebihan garam sehingga

kembali pada keadaan sistem peredaran yang normal.

2.1.8 Konsep Diet Hipertensi

Diet rendah natrium diberikan kepada penderita hipertensi, dengan

tujuan membantu menghilangkan retensi garam/ air dalam jaringan tubuh

dan menurunkan tekanan darah pada hipertensi

2.1.9 Syarat-Syarat untuk diet rendah natrium yaitu :

1) Cukup kalori, protein, mineral, dan vitamin.

2) Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit.

3) Jumlah natrium yang diperbolehkan disesuikan dengan berat tidaknya

retensi garam/air dan hipertensi

2.1.10 Diet Rendah Garam

Diet rendah garam pada hakekatnya merupakan diet dengan

mengkonsumsi makanan tanpa garam. Garam dapur mempunyai kandungan

40% natrium. Sumber sodium lainnya antara lain makanan yang mengandung

18

soda kue, baking powder, MSG (mono sodium glutamate), pengawet makanan

atau natrium bensoat biasanya terdapat dalam saos, kecap, selai,jelly, makanan

yang terbuat dari mentega (Hartono andry 2006).

Diet ini mengandung cukup zat-zat gizi. Sesuai dengan keadaan penyakit, dapat

diberikan berbagai tingkatan :

1) Diet Garam Rendah I (200 – 400 mgNa)

Diberikan pasien dengan Oedema, asistes, atau hipertensi berat. Pada

pengolohan makanan tidak ditambahkan garam dapur, dihindari bahan makanan

yang tinggi natrium.

2) Diet Garam Rendah II (600 – 800 mgNa)

Diberikan pada pasien dengan Oedema, asites, hipertensi tidak terlalu

berat. Pada pengolahan makanan boleh menggunakan ¼ sdt garam dapur (1 gram),

bahan makanan tinggi natrium dihindari.

3) Diet Garam Rendah II (1000 – 1200 mgNa)

Diberikan pada pasien dengan Oedema atau Hipertensi ringan. Pada pengolahan

makanan boleh makanan boleh menggunakan ½ sdt (2 gram) garam dapur.

2.1.11 Cara Memilih Makanan

Makanan biasanya rata-rata mengandung 2800 – 6000 mg natrium sehari.

Yang sama dengan 7 – 15 gr natrium klorida. Sebagian besar natrium berasal dari

19

garam dapur, selebihnya dari bahan makanan asli. Diet rendah natrium membatasi

garam dapur dan bahan makanan yang mengandung natrium tinggi.

2.1.12 Makanan yang diperbolehkan

1) Sumber hidrat arang

Sumber hidrat arang ini berupa beras, bulgur, kentang, singkong,

terigu tapioca, hunkwee, gula, makanan yang diolah dari bahan makanan

tersebut diatas tanpa garam dapur dan soda seperti: macaroni, mi bihun,

roti, biscuit, kue kering dan sebagainya.

2) Sumber Protein Hewani

Daging dan ikan maksimum 100 gram sehari, telur maksimum 1

btr sehari, susu maksimum 200 gram sehari

3) Sumber Protein Nabati

Semua kacang – kacangan dan hasil olahan dan dimasak tanpa

garam

4) Sayur-mayur

Semua sayuran segar, sayuran yang diawetkan tanpa garam dapur,

natrium benzoad dan soda

5) Buah-buahan

Semua buah – buahan yang diawetkan tanpa natrium benzoad dan soda

6) Lemak

Minyak, margarine tanpa garam, mentega tanpa garam.

20

7) Bumbu – bumbu

Semua bumbu – bumbu segar dan kering yang tidak mengandung

garam dapur dan lain ikat natrium

8) Minuman

Teh, minuman botol ringan

2.1.13 Makanan yang tidak diperolehkan

1) Sumber Hidrat Arang

Roti, biscuit, dan kue – kue yang dimasak dengan garam dapur

atau soda.

2) Sumber Protein Hewani

Otak, ginjal, lindah sardine, keju, gading

3) Sumber protein nabati

Keju, kacang tanah dan semua kacang – kacangan dan hasilnya

yang dimasak dengan garam dapur dan ikatan natrium.

4) Sayur – sayuran

Sayuran yang diawetkan dengan garam dapur dan lain ikatan

natrium seperti sayuran dalam kaleng, sawi asin, asinan, acar, dan

sebagainya

5) Buah – buahanBuah – buahan yang diawetkan dengan garam dapur, dan lain

ikatan natrium.

6) LemakMargarine dan mentega biasa

21

7) Bumbu – bumbu

Garam dapur, “baking powder”, soda kue, vatsin dan bumbu –

bumbu , soda kue, vatsin dan bumbu – bumbu yang mengandung garam

dapur seperti : kecap, terasi, ragi, tomato, ketchup, petis, tauco.

8) Minuman

Coklat, kopi

2.1.14 Farmakologis

Terapi obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah

saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertnsi

agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya

perlu dilakukan seumur hidup penderita.

Pengobatan standar yang dianjurkan oleh komite ahli hipertensi (Joint

National Committee On Detection, Evaluation And Treatment Of High

Blood Pressure, USA, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika,

penyaket beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan

sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita

dan penyakit lain yang ada pada penderita.

Pengobatannya meliputi :

1) Step 1

Obat pilihan Pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE

inhibitor

2) Step 2

Alternatif yang bias diberikan :

22

(a) Dosis obat pertama dinaikkan

(b) Diganti jenis lain dari pilihan pertama

(c) Ditambah obat ke-2 jenis lain, dapat berupa diuretika, beta blocker, Ca

antagonis, Alpa blocker, clonidine, Reserphin, Vasodilator.

3) Step 3

Alternatif yang bias ditempuh

(a) Obat ke – 2 diganti

(b) Ditambah obat ke – 3 jenis lain

4) Step 4

Alternatif pemberian obatnya

(a) Ditambah obat ke – 3 dan ke – 4

(b) Re-evaluasi dan konsultasi

(c) Follow up untuk mempertahankan terapi

Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan intraksi dan

komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan (dokter,prawat)

dengan cara pmberian pendidikan kesehatan.

Beberapa obat bias menurunkan tekanan darah dengan cepat dan sebagian besar

diberikan secara intravena (melalui pembuluh dara).

Captopril lisnopril atenolol

2.1.15 Penatalaksanaan

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas

akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan

pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg

23

2.2 Konsep Keluarga

2.2.1 Definisi keluarga

Menurut Jhonson R-Leny R, 2010 keluarga berasal dari bahasa sansekerta

yang kula dan warga : “Kulawarga: yang berarti “anggota” “kelompok kerabat”.

Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang masih memiliki hubungan

yang banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan

masyarakat. Berikut akan dikemukakan beberapa pengertian keluarga (Jhonson,

2010)

2.2.2 Definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga adalah:

1) Unit terkecil dari masyarakat.

2) Terdiri dari 2 orang atau lebih

3) Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah

4) Hidup dalam satu rumah tangga

5) Dibawah asuhan seorang kepala anggota keluarga

6) Dan setiap anggota keluarga memiliki perannya masing-masing

7) Keluh kesah, bahagia tetap bersama

8) Menciptakan, mempertahankan suatu budaya

2.2.3 Duvall dan logan

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran,

dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan

meningkatkan perkembangan fisik,mental, emosional, serta social dari tiap

anggota keluarga.

24

2.2.4 Bailon dan Maglaya

Keluarga adalah dua atau individu yang hidup dalam satu rumah tangga

karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling

berinretaksi satu dengan yang klain, mempunyai peran masing-masing dan

menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

2.2.5 Struktur Keluarga

Partilineal : Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubunganitu disusun melalui jalur ayah

Matrilineal : Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudarah dalam beberapa

generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.

Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu

Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami

Keluarga perkawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan

keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian kelurag karena adanya

hubungan dengan suami istri.

2.2.6 Ciri – Ciri Struktur Keluarga

1) Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota

keluarga

2) Ada keterbatasaan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga

mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing

– masing

3) Ada perbedaan dan kekhhususan : setiap anggota keluarga mempunyai

peranan dan fungsinya masing-masing

25

2.2.6.1 Megang Kekuasaan dalam kelurga

1) Patriakal : yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga

mempunyai peranan ayah.

2) Matriakal : yang dominan dan yang memegang kekuasaan dalam keluarga

adalah ialah ibu

3) Equalitarian : yang memegang kekuasaan adalah ayah dan ibu.

2.2.7 Peranan Keluarga

Peranaan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,

sifat, perilaku, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi

tertentu. Peranana ayah dan ibu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola

perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

1) Peran ayah, sebagai suami dari isti dan anak-anaknya, beberapa peran

sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman.

Sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta

sebagai anggota masyarakat dan lingkungannya.

2) Peran ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan

untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-

anaknya, perlindung dan sebagai salah satu kelompok dari lingkungannya.

Disamping itu ibu juga dapat berperan sebagai nafkah tambahan dalam

keluarga.

3) Peran anak, anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesui dengan

tingkat perkembangan baik fisik,mental, social spriritual.

26

2.2.8 Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut friedman (1986)

2.2.8.1 Fungsi efektif

Fungsi efektif adalah fungsi internal kluarga sebagai dasar kekuatan

keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengisi, saling mendukung dan saling

menghargai antara anggota keluarga.

2.2.8.2 Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi

dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat

individu untuk belajar bersosialisasi.

2.2.8.3 Fungsi Reproduksi

Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan

kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia

2.2.8.4 Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan

seluruh anggota keluarga yaitu, sandang pangan, dan papan.

2.2.8.5 Fungsi Keperawatan Kesehatan

Fungsi keperawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah

terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami

masalah kesehatan

2.2.9 Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga

2.2.9.1 Pasangan Pemula atau pasangan baru menikah

Tahapan ini dimulai saat dua insan dewasa mengikat janji melalui

pernikahan dengan landasan cinta dan kasih saying. Tugas pada tahapan

27

perkembangan keluarga antara lain saling memuaskan antar pasangan, beradaptasi

dengan keluarga anak, memperjelaskan peran masing-masing pasangan.

2.2.9.2 Keluarga dengan “Child Bearing”(kelahiran anak pertama)

Tahapan ini dimulai dari tahap saat ibu hamil sampai dengan kelahiran

anak pertama dan berlanjut sampai dengan anak pertama berusia 30 bulan. Tugas

keluarga pada tahap ini antara lain: mempersiapkan biaya persalinan,

mempersiapkan mental, calon orang tua dan mempersiapkan berbagai kebutuhan

anak. Apabila anak bayi (minimal 6 bulan), memberikan kasih saying, mulai

mensosialisasikan kembali melakukan adaptasi karena kehadiran anggota kelurga

termasuk siklus hubungan seks, mempertahankan hubungan dalam memuaskan

pasangan.

2.2.9.3 Keluarga dengan pra sekolah

Dimulai saat anak pertama berusi 2,5 tahun dan berakhir berusia

prasekolah diantaranya: menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupan, mulai

menanamkan keyakinan beragama mengenalkan kultur keluarga, memenuhi

kebutuhan bermain anak, membantu anak dalam bersosialisasi dalam lingkup

kecil, memperhatikan dan memberikan stimulasi bagi pertumbuhan dan

perkembangan anak pra sekolah.

2.2.9.4 Keluarga dengan anak usia sekolah

Dimulai saat ini anak pertama berusia 6 tahun dan berakhir saat anak

berusia 12 tahun. Tugas yang dimiliki keluarga dengan anak usia sekolah antara

lain memenuhi kebutuhan sekolah anak bak alat-alat sekolah maupun biaya

sekolah.

28

2.2.9.5 Keluarga dengan anak remaja

Dimulai saat anak pertama berusia 13 tshun dan berakhir saat berusia 19-20 tahun.

Keluarga dengan anak remaja berada dalam posisi dilematis, mengingat anak

sudah mulai menurun perhatian orang tua disbanding dengan teman sebaya.

2.3 Konsep Nyeri

2.3.1 Definisi

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang actual atau potensial.

Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawat

kesehatan. Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan

dengan beberapa pemeriksaan diagnostic atau pengobatan. Nyeri sangat

menganggu dan menyulitkan lebih banyak orang disbanding suatu

penyakit manapun (Smeltzer,2010).

Sensasi nyeri yang dirasakan berbeda-beda tergantung jaringan apa

yang mengalami kerusakan dan seberapa luas cedera atau kerusakannya.

Nyeri timbul akibat rangsangan pada reseptor nyeri yang kemudian diubah

menjadi piotensial aksi yang dihantarkan ke sentral melalui beberapa

saluran saraf. Rangkaian proses yang menyertai antara kerusakan jaringan

(sebagian sumber stimuli nyeri) sampai dirasakannya persepsi nyeri adalah

proses elektro-fisiologik, yang disebut sebagai resepsi

(nociception).(Andarmoyo,Sulistyo 2013)

29

2.3.2 Fisiologi Nyeri

Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima

rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah

ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus

kuat yang secaara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga

nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang

bermielien da nada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer.

Berdasarkan letaknya, nosireceptor dapat dikelompokkan dalam beberapa

sebagaian tubuh yaitu pada kulit (kutaneus), somatic dalam(deep somatic),

dan pada daerah visceral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri

yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda.

2.3.3 Klasifikasi Nyeri

Menurut Smeltzer (2010), nyeri dapat diklasifikasi sebagai berikut:

1) Nyeri akut

Nyeri akut biasanya diitanya tiba-tiba dan umunnya berkaitan

dengan cedera spesifik. Hal ini menarik perhatian pada kenyataan

bahwa nyeri ini benar terjadi dan mengajarkan kepada kita untuk

menghindari situasi serupa yang secara potensial menimbulkan nyeri.

Jika kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistematik,

nyeri akut biasanya menurun sejalan dengan terjadi penyembuhan;

nyeri ini umumnya terjadi kurang dari enam bulan dan biasanya

kurang dari satu bulan. Untuk tujuan definisi, nyeri akut dapat

dijelaskan sebagai nyeri yang berlangsung dari beberapa detik hingga

enam bulan.

30

2) Nyeri kronik

Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap

sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung dengan

penyebab atau cedera spesifik. Nyeri kronis dapat diobati karena

biasanya nyeri ini tidak memberikan respons terhadap pengobatan

yang diarahkan pada penyebabnya. Meski nyeri akut dapat menjadi

signal yang sangat penting bahwa sesuatu tidak berjalan sebagaimana

mestinya, nyeri kronis biasanya menjadi masalah dengan sendirinya.

(Andarmoyo, sulistyo 2013)

2.3.4 Stimulus Nyeri

Nyeri selalu berkaitan dengan adanya stimulus (rangsang nyeri)

dan reseptor. Reseptor yang dimaksud adalah nosiseptor, yaitu ujung-

ujung saraf bebas pada kulit yang berespon terhadap stimulus yang kuat.

Munculnya nyeri dimulai dengan adanya stimulus nyeri. Stimulus-

stimulus tersebut dapat berupa biologis, zat kimia, panas, listrik serta

mekanik. Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut

saraf perifer, lalu memasuki medulla spinalis dan menjadi salah satu dari

beberapa rute saraf dan akhirnya sampai didalam masa berwarna abu-abu

dimedula spinalis. Pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel inhibitor,

mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak atau ditransmini

tanpa hambatan ke korteks serebral, maka otak menginterpretasi kualitas

nyeri dan memproses informasi tentang pengetahuan dan pengalaman

yang lalu serta kebudayaan dalam upaya mempersepsikan nyeri.

(Potter&perry, 2006).

31

Table 2.2 Tipe Stimulus nyeri, sumber, dan proses patofisiologi

Tipe Stimulus Sumber Proses Patofisiologi

Mekanik Gangguan dalam cairan

tubuh distensi dukun lesi

yang mengisi ruang

(tumor)

Distensi odema pada

jaringan duktus lumen

sempit (missal saluran

batu ginjal melalui

ureter)

Iritasi saraf penter oleh

pertumbuhan lesi

didalam ruangan lesi

Kimia Perforasi organ visceral Iritasi kimiawi oleh

sekresi pada ujung-ujung

saraf yang sensitive

missal (Ruptur ependik,

ulkus duodenum)

Termal Terbakar (akibat panas

atau dingin yang

ekstrem)

Inflamasi atau hilangnya

lapisan supervisial atau

epidermis, yang

menyebabkan

peningkatan sensitivitas

ujung-ujung saraf

Terbakar Lapisan kulit terbakar

disertai cedera jaringan

32

subkutan dan cedera

jaringan otot,

menyebabkan cedera

pada ujung-ujung saraf

2.3.5 Faktor yang mempengaruhi Nyeri

1) Usia

Usia dalam hal ini merupakan variable yang penting yang

mempengaruhi nyeri terutama pada anak dan orang dewasa (Potter&Perry

(2006). Perbedaan perkembangan yang ditemukan antara kedua kelompok

umur ini dapat mempengaruhi bagaimana anak dan orang dewasa bereaksi

terhadap nyeri. Anak-anak kesulitan untuk memahami nyeri dan

beranggapan kalau apa yang dilakukan perawat dapat menyebabkan nyeri.

Anak-anak yang belum mempunyai kosakata yang banyak, mempunyai

kesulitan mendeskripsikan secara verbal dan mengekspresikan nyeri

kepada orang tua atau perawat. Anak belum bisa mengungkapkan nyeri,

sehingga perawat harus mengkaji respon nyeri pada anak, pada orang

dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami

kerusakan fungsi (Tamsuri, 2007).

2) Jenis kelamin

Factor jenis kelamin ini dalam hubungannya dengan factor yang

mempengaruhi nyeri adalah bahwasannya laki-laki dan wanita tidak

mempunyai perbedaan secara signifikan mengenai respon mereka terhadap

nyeri, masih diragukan bahwa jenis kelamin merupakan factor yang berdiri

33

sendiri dalam ekspresi nyeri. Misalnya anak laki-laki harus berani dan

tidak boleh menangis dimana seorang wanita dapat menangis dalam waktu

yang sama. Penelitian yang dilakukan Burn, dkk. (2006) dikutip dari

potter&perry, 2006 mempelajari kebutuhan narkotik post operative pada

wanita lebih banyak dibandingkan dengan pria.

3) Budaya

Keyakinan dan nilai-nilai budaya memperngaruhi cara individu

mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa

yang diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana

bereaksi terhadap nyeri (Calvillo&Flaskerud, 2007). Mengenali nilai-

nilai budaya yang memiliki seseorang dan memahami mengapa nilai-

nilai ini berbeda dari nilai-nilai kebudayaan lainnya membantu untuk

menghindari mengevaluasi perilaku pasien berdasarkan harapan dan

nilai budaya seseorang. Perawat yang mengetahui perbedaan budaya

akan mempunyai pemahaman yang lebih besar tentang nyeri pasien

dan akan lebih akurat dalam mengkaji nyeri dan respon-respon

perilaku terhadap nyeri juga efektif dalam menghilangkan nyeri pasien

(Smeltzer&Bare, 2009).

4) Keluarga dan Support Sosial.

Faktor lain yang juga mempengaruhi respon terhadap nyeri adalah

khadiran dari orang terdekat. Orang-orang yang sedang dalam keadaan

nyeri sering bergantung pada keluarga untuk mensupport, membantu

atau melindungi. Ketidak hadiran keluarga atau teman terdekat

mungkin akan membuat nyeri semakin bertambah. Kehadiran orangtua

34

merupakan hal khusus yang penting untuk anak-anak dalam

menghadapi nyeri (Potter&Perry, 2006).

5) Ansietas ( Cemas )

Meskipun pada umumnya diyakini bahwa ansietas akan

meningkatkan nyeri, mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua

keadaan. Riset tidak memperlihatkan suatu hubungan yang konsisten

antara ansietas dan nyeri juga tidak memperlihatkan bahwa pelatih

pengurangan stress praoperatif menurunkan nyeri saat pasca operatif.

Namun, ansietas yang relevan atau berhubungan dengan nyeri dapat

meningkatkan persepsi pasie terhadap nyeri.

6) Ketika seseorang mengalami nyeri dan menjalani perawatan

dirumah sakit adalah hal yang sangat tak tertahankan. Secara terus-

menerus pasien kehilangan control dan tidak mampu untuk

mengontrol lingkungan trmasuk nyeri. Pasien sering menemukan

jalan untuk mengatasi efek nyeri fisik maupun psikologis. Penting

untuk mengerti sumber koping individu selama nyeri. Sumber-

sumber koping ini seperti berkomunikasi dengan keluartga, latihan

dan bernyanyi dapat digunakan sebagai rencana untuk mensupport

pasien dan menurunkan nyeri pasien.(Potter&Perry, 2006).

35

2.3.6 Cara mengukur intensitas nyeri

1. Tabel 2.3 Skala Nyeri menurut Hayward

Skala Keterangan0 Tidak Nyeri

1-3 Nyeri Ringan4-6 Nyeri Sedang7-9 Sangat Nyeri, tetapi masih dapat dokontrol dengan

aktivitas yang biasa dilakukan10 Sangat Nyeri dan tidak bias dikontrol

2. Tabel 2.3 Skala Nyeri menurut McGill

Skala Keterangan1 Tidak Nyeri2 Nyeri Sedang3 Nyeri Berat4 Nyeri Sangat Berat5 Nyeri Hebat

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan

2.4.1 Definisi

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks

dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan

keluarga dan individu sebagai anggota keluarga

2.4.2 Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil

informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya

(Abi Muhlisin, 2012).

Hal – hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :

2.4.2.1 Indentitas pasien

36

Data biografi merupakan data yang perlu diketahui, yaitu dengan

menanyakan nama, umur, jenis kelamin, tempat tinggal,suku, dan

agama yang dianut oleh pasien.

2.4.2.2 Keluhan utama

Keluahan pertama klien dengan penyakit hipertensi adalah suatu

kedaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas

normal.

2.4.2.3 Riwayat penyakit saat ini

Pengkajian riwayat penyakit sekarang yang mendukung keluhan

utama dilakukan dengan mengajuan pertanyaan mengenai kelemahan

fisik secara PQRST, antaranya:

1) Provoking incident : kelemahan fisik terjadi setelah melakukan

pertengkaran dan aktivitas ringan sampai berat,pusing, dengan

gangguan pada kepalanya yang pusing dan gangguan pada jantung.

2) Quality of pain : seperti keluhan kelemahan dalam melakukan

aktivitas yang dirasakan atau digambarkan oleh pasien, biasanya

pasien dalam hal ini saat pasien beraktivitas merasakan sesak napas

3) Region : radiation, relief : apakah kelemahan fisik bersifat local atau

memengaruhi keseluruhan sistem otot rangka atau sering disertai

dengan ketidakmampuan dalam melakukan penggerakan.

4) Severity (scale) of pain : kaji rentang kemampuan klien dalam

melakukan aktivitas sehari-hari.

37

5) Time : sifat awalnya adalah dengan timbulnya (Onset), keluhan

kelemahannya (durasi) kelemahan saat beraktivitas biasanya setiap

saat, baik saat istirahat maupun saatberaktivitas.

2.4.2.4 Riwayat penyakit dahulu

Pengkajian yang mendukung dikaji dengan menanyakan

Apakah sebelumnya pasien pernah menderita nyeri dikepala, iskemia

miokardium, hipertensi, infark miokardium, diabetes mellitus. Tanyakan

mengenai obat-obatan yang biasanya dikonsumsi oleh pasien pada masa

yang lalu dan masih relevan dengan kondisi saat ini. Obat-obatan yang

terikat misalnya seperti antihipertensi. Dan catat adanya efeksamping

yang terjadi dimasa lalu, alergi obat dan reaksi alergi yang timbul

(mitaqqin, 2014).

2.4.2.5 Riwayat kesehatan keluarga

Perawat memfokuskan bertanya tentang penyakit yang pernah

dialami oleh anggota keluarga.

2.4.2.6 Data psikososial

Perubahan intergritas ego yang ditemukan pada pasien adalah

biasanya sering kali menyangkal, marah pada penyakit/perawatan yang

tidak perlu, khawatir tentang keluarga, pekerjaan, dan keuangan dan

terjadi perubahan peran yang kadang menyebabkan pasien jatuh dalam

keadaan depresi aktivitas menurut (widuri, 2011).

2.4.2.7 Pengkajian data terkait aktivitas menurut (Widuri, 2011).

1) Data Obyektif

(a) Kaji tingkat ketergantungan : level 0,1,2,3,4

38

Level 0 : Mandiri

Level 1 : membutuhkan pengguna alat bantu

Level 2 : membutuhkan supervise/ pengawas orang lain

Level 3 : membutuhkan bantuan orang lain

Level 4 : ketergantungan/ tidak berpartisipasi

(b) Tes rom sendi.

(c) Tes kekuatan tonus dan otot.

(d) Tes keseimbangan

(e) Palpasi nadi : teraba/tidak, rate, irama dan kualitas

(f) Catat bunyi jantung dan adanya mur mur

(g) Rekam tekanan darah, catat adanya perubahan dengan posisi

atau aktivitas

(h) Kaji status vaskuler, missal : palpasi perifer, varises kapiler

refill, tanda perubahan kulit atropik

(i) Observasi hygiene umum, penampilan berpakaian dan

berhias.

(j) Observasi pola tidur

(k) Observasi gangguan pola tidur/aktivitas

(l) Observasi kesadaran dan status mental

2.4.3 Diagnosa

Diagnose keperawatan yang mungkin muncul pada hipertensi primer menurut

Cit. Wilkinson (2012).

1) Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga

2) Nyeri akut

39

Rumusan diagnose keperawatan.

1) Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga

2) Nyeri Akut dengan ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal

masalah anggota keluarga dengan hipertensi.

2.4.4 Intervensi

Intervensi keperawatan adalah segala trearment yang dikerjakan oleh

perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai

luaran (outcome)

Tabel 2.4 intervensi keperawatan pada penyakit hipertensiDiagnosa Kode SLKI Luaran Kode SIKI Intervensi

Nyeri Akut denganketidakmampuankeluarga merawat dalammengenal masalahanggota keluarga denganhipertensi.

L.08066 Luaran Utama:Tingkat Nyeri

Luaran Tambahana. Kontrol Nyerib. pola tidurc. perfusi periferd. status kenyamanan

1.13486 Intervensi Utama:

a. Indentifikasi kebutuhan terkaitmasalah kesehatan keluarga

b. Indentifikasi tugas keluarga yangterhambat

c. Indentifikasi dukungan spiritualTerapeutik

d. Yakinkan keluarga bahwaanggota keluarganya akandiberikan pelayanan terbaik

e. Bina hubungan saling percayaf. Dengarkan keinginan perasaan

keluargaEdukasi

g. Ajarkan mekanisme koping yangdapat dijalankan keluarga

Manajemen kesehatankeluarga tidak efektifberhubungan denganketidakmampuankeluarga merawat dalammengenal masalahanggota keluarga denganhipertensi.

L.12105

L.09074

L.12107

L.12108

Luaran Utama: Manajemenkesehatan keluarga

Luaran Tambahan:a. Ketahanan keluargab. Perilaku kesehatanc. Status kesehatan keluargad. Tingkat pengetahuan

1.12472

L.09265

L.09277

Intervensi Utama:

Promosi perilaku upaya kesehatana. Observasi identifikasi perilakukesehatan yang dapat ditingkatkanpb. TerapeutikBerikan lingkungan yang mendukungc. Edukasi

L.12111informasi yang faktual meningkate. Persepsi yang keliru terhadapmasalah menurun

L.10334

L12383

Anjurkan makan secara teratur danmenghindari makanan yang dapatmemicu hipertensi kambuh

Intervensi Pendukung :a. Dukungan pengambilan keputusanb. Dukungan tanggung jawab pada dirisendiri dan keluargac. Konselingd. Edukasi kesehatan

43

2.4.5 Implementasi

Tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang

dikerjakan oleh perawat untuk memngimplementasikan interversi keperawatan

(tim pokja SIKI DPP PPIN,2018). Implementasi proses keperawatan merupakan

rangkaian aktivitas keperawatan dari hari ke hari yang harus dilakukan dan

didokumentasikan dengan. Perawat melakukan pengawasan terhadap efektivitas

interversi yang dilakukan,bersama pula dengan menilai perkembangan pasien

terhadap percapaian tujuan atas hasil yang diharapkan.pada tahun ini, perawat

harus melaksanakan tindakan keperawatan yang ada dalam rencana keperawatan

dan langsung mencatatnya dalam format tindakanya keperawanan

(Dinarti,aryani,R,Nurhaeni,H,Chairina,R,2013a).

Implementasi keperawatan membutuhkan fleksibilititas dan kreativitas

perawat.Sebelum melakukan suatu tindakan,perawatan harus mengetahui alasan

mengapa tindakan tersebut dilakukan pesawat harus yakin bahwa tindakan

tersebut dilakukan perawat harus yakin bahwa tindakan keperawatan yang

dilakukan,sesuia dengan yang sudah direncanakan,dilakukan dengan cara yang

tepat,aman,serta sesuai dengan kondisi pasien,selalu dieveluasi apakah sudah

efektif,dan selalu didomentasikan merurut urutan waktu (Deboran,2013).

2.4.6 Evaluasi

Eveluasi adalah tahapan kelima dari proses keperawatan,pada tahap ini

membandingkan hasil tindakan yang telah dilakukan dengan kriteria hasil sudah

ditetapkan serta menilai apakah masalah yang terjadi sudah teratasi

seluruhnya.Eveluasi adalah proses yang berkelanjutan yaitu seluruhnya .Eveluasi

44

adalah proses yang berkelanjutan yaitu suatu proses yang digunakan untuk

mengukur dan memonitor kondisi klien untuk mengetahui:

a) kesesuaian tindakan keperawatan

b) perbaikan tindakan keperawatan

c) kebutuhan klien saat ini

d) perlunya dirujuk pada tempat kesehatan lain

e) apakah perlu menyusun ulang prioritas diagonosis supaya kebutuhan klien bias

terpenuhi.

Dalam perumusan eveluasi keperawatan menggunakan empat komponen yang

dikenal dengan istilah SOAP,yakni S (subjektif) mweupakan data informasi

informasi berupa ungkapan keluhan pasien,O (objektif) merupakan data berupa

hasil pengamatan,

45

2.5 Kerangka Masalah

Gambar 2.2 kerangka masalah nyeri akut

umur Jenis Kelamin Gaya Hidup ObesitaElatistisitas

arterosklerosis

Hipertensi

Kerusakan vaskulerPembulu darah

PerubahanStruktur

Penyumbatanpembuluh darah

Vasokontriksi

Gangguan sirkulasin otakresistensi darah

meningkat

Nyeri kepala

Agen Pencederafisiologis

Tidak mengetahuimengontrol tekanan

darah tinggi

Pasien tidak mampumanajemenkesehatannya

Manajemen kesehatankeluarga tidak efektif

Keluarga tidak mampumemberikan dukungankepada pasien terkaitmanajemen kesehatan

Konflik pengambilankeputusan

46

BAB III

STUDY KASUS

Pengkajian dilakukan pada 28 februari 2021 pukul 09.00 WIB dirumah

keluarga Tn. I desa Tampung Kec. Lekok, dengan teknik pengumpulan data

wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi keperawatan.

3.1 Pengkajian

3.1.1 Identitas Umum

3.1.1.1 Identitas keluarga

1. Nama : Tn I

2. Alamat dan telepon : Tampung tengah Kec Lekok Kab.Pasuruan

3. Pekerjaan KK : Karyawan

4. Agama : Islam

5. Umur : 45 Tahun

6. Pendidikan KK : SMA

7. Suku : Jawa

8. Nomer Telp : 085804xxxxxx

47

3.1.1.2 Komposisi Keluarga

Tabel 3.1 komposisi KeluargaNo

Nama

JK

Hub.keluargadengan KK

Umur

Pen-Didikan

Status ImunisasiBCG

Polio DPT Hepatitis Campak

Ket1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

1 Tn I L Suami 45 SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √2 Ny

SP Istri 40 SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 An.A

P Anak 23 Mahasiswa

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

4 An.F

P Anak 15 Pelajar √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

5 An.B

P Anak 9 Pelajar √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Genogram

Keterangan : : Laki-laki

: Perempuan

: Anak

: Meninggal

9. Tipe Keluarga :

Tipe Nurclear Family yaitu dalam keluarga terdiri dari bapak, ibu, anak

48

10. Suku bangsa :

Keluarga klien berasal dari suku Jawa atau Indonesia kebudayaan yang

dianut tidak bertentangan dengan masalah kesehatan, bahasa sehari-hari

yang digunakan yaitu bahasa Jawa.

11. Agama : Islam

12. Status social ekonomi keluarga

Jumlah pendapatan perbulan : 3.500.000,00

Sumber pendapatan perbulan : Sumber pendapatan

keluarga diperoleh dari jasa pedagang

Penghasilan :

Berdagang: 3.500.000,00

Kebutuhan yang dibutuhkan keluarga :

Makan : 400.000,00

Listrik : 150.000,00

Lain : 500.000,00+

1.350.000,00

Barang-barang yang dimiliki : televisi, kipas angin, sepeda, 2

almari, 2 set kursi tamu.

Jumlah pengeluaran perbulan : 1.350.000,00

13. Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi di luar rumah yang diadakan 2xsetiap/ tahun.

I. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

14. Tahap perkembangan keluarga saat ini

49

Tahap perkembangan keluarga Tn.I merupakan tahap V keluarga

dengan anak remaja (anak tertua dengan umur 24tahun )

15. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tidak ada

16. Riwayat kesehatan keluarga inti

a. Tn. I sebagai Kepala Keluarga jarang sakit mempunyai

hipertensi sejak 1 th yang lalu, rutin kontrol ke rumah sakit 1 bulan

sekali untuk cek lab dan mengambil obat rutin, tidak mempunyai

masalah dengan istirahat, makan maupun kebutuhan dasar lainnya

mempunyai penyakit hipertensi pada saat pengkajian :

TD : 150/80 mmhg S : 37 C BB : 65 Kg

N : 80 x/m R : 20 x/m TB : 180 cm

b. Tn. I jarang sekali sakit tidak mempunyai masalah kesehatan

yang serius, tidak ada masalah istirahat, makan maupun kebutuhan

dasar yang lain, tidak mempunyai keturunan hipertensi.

c. Ny. S jarang sakit tidak mempunyai masalh dengan istirahat, makan,

maupun kebuthan dasar yang lainnya.

d. An.A jarang sakit tidak mempunyai masalah kesehatan,

Imunisasi sudah lengkap.

e. An.F Jarang sakit tidak mempunyai masalah kesehatan, imunisasi sudah

lengkap.

f. An.B Jarang sakit tidak mempunyai masalah kesehatan, imunisasi

sudah lengkap.

17. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

50

Tn. I menderita hipertensi tapi keluarganya Tn.I dari pihak Bapak/

Ibu tidak ada yang menderita hipertensi.

II. Data lingkungan

15. Karakteristik rumah

Memiliki sirkulasi udara yang baik, memiliki sistem sanitasi yang yang

baik, dan memiliki sistem penerangan ruang yang baik.

Gambar Dena Rumah

16. Karakteristik tetangga dan komunitasnya

Hubungan antar tetangga saling membantu, bila ada tetangga yang

membangun rumah dikerjakan saling gotong royong.

17. Mobilitas geografis keluarga

Sebagai penduduk Kota Pasuruan, tidak pernah transmigrasi

maupun imigrasi.

18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dalam masyarakat

Tn.I mengatakan mulai bekerja pukul 08.00-16.00 WIB.

51

19. System pendukung keluarga

Jumlah anggota keluarga yaitu 5 orang, ke Rumah Sakit datang sendiri.

III. Struktur keluarga

20. Struktur peran

Formal :

Tn.I sebagai Kepala Keluarga, Ny.S sebagai Istri, An A sebagai Anak,

An F sebagai Anak, An. B sebagai anak

Informal : Tn.I dibantu Istrinya untuk mencari nafkah.

21. Nilai atau norma keluarga

Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur, demikian pula

dengan sehat dan sakit keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada

obatnya, bila ada keluarga yang sakit dibawa ke RS atau petugas

kesehatan yang terdekat.

22. Pola komunikasi keluarga

Anggota keluarga menggunakan bahasa jawa dalam berkomunikasi

sehari-harinya dan mendapatkan informasi kesehatan dari petugas

kesehatan dan televisi.

23. Struktur kekuatan keluarga

Tn.I menderita penyakit hipertensi, anggota keluarga lainnya dalam

keadaan sehat.

IV. Fungsi keluarga

24. Fungsi ekonomi

Keluarga dapat memenuhi kebutuhan semua

25. Fungsi mendapatkan status social

52

Tn.I Sudah menikah dengan Ny.S

26. Fungsi pendidikan

Tn.I pendidikan terakhir SMA Perguruan Tinggi

27. Fungsi sosialisasi

Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam

keluarga baik dan selalu mentaati norma yang baik

28. Fungsi pemenuhan kesehatan

Penyediaan makanan selalu dimasak terdiri komposisi, nasi, lauk pauk,

dan sayur dengan frekuensi 3 kali sehari dan bila ada anggota keluarga

yang sakit keluarga merawat dan mengantarkan ke rumah sakit atau

petugas kesehatan

29. Fungsi religious

Tn.I selalu menjalankan solat 5 waktu dan selalu berdoa

30. Fungsi rekreasi

Tn.I suka pergi ke pariwisata gunung untuk menghilangkan stres

31. Fungsi reproduksi

Tn.I sudah tidak melakukan hubungan seksual karena merasa sudah

tua

32. Fungsi afeksi

Hubungan antara keluarga baik, mendukung bila ada yang sakit langsung

dibawa ke petugas kesehatan atau rumah sakit

V. Stress dan koping keluarga

33. Stressor jangka pendek dan panjang

Stresor jangka pendek : Tn.I sering mengeluh pusing

53

Stresor jangka panjang : Tn.I khwatir karena tekanan darahnya tinggi.

34. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke

Rumah sakit dengan petugas kesehatan.

35. Strategi koping yang dugunakan

Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan

masalah yang ada.

36. Strategi adaptasi disfungsional

Keluarga Tn. I tidak ada masalah dalam strategi adaptasi disfungsional

54

VI. Pemeriksaan kesehatan tiap individu anggota keluarga

Tabel 3.1 Pemeriksaan Fisik Anggota KeluargaIdentitasKlien

Tn.I(45 Thn )

Ny.S(41 thn )

An.A(24 thn )

An. F(16 thn )

An. B(9 thn )

Pola Tidur/IstirahatWaktuTidur

Pagi : -Siang : -Malam: 00.00

Pagi : -Siang :-Malam : 21.00

Pagi :-Siang : 13.00Malam: 23.00

Pagi :-Siang : 14.00Malam: 22.00

Pagi :-Siang :13.00Malam:20.00

WaktuBangun

Pagi : 08.00Siang : -Malam:-

Pagi : 05.00Siang : -Malam:-

Pagi : 05.00Siang : -Malam: -

Pagi : 06.00Siang : -Malam:-

Pagi : 08.00Siang : -Malam:-

MasalahTidur

Susah Tidur Tidak ada masalah tidur Tidak adamasalah tidur

Tidak adamasalah tidur

Tidak adamasalah tidur

Pola EliminasiBAB Lancar, 1x

sehari,kuningkecoklatan,bau khas

Lancar, 1x sehari,kuning kecoklatan,bau khas

Lancar, 1xsehari,kuningkecoklatan,bau khas

Lancar, 1xsehari,kuningkecoklatan,bau khas

Lancar, 1x sehari,kuning kecoklatan,bau khas

BAK ± 1000 ml,jernih berbaukhas

± 1000 ml, jernihberbau khas

± 1000 ml,jernih berbaukhas

± 1000 ml,jernih berbaukhas

± 1000 ml, jernihberbau khas

KesulitanBAB/BAK

Tidak adakesulitanBAB/BAK

Tidak ada kesulitanBAB/BAK

Tidak adakesulitanBAB/BAK

Tidak adakesulitanBAB/BAK

Tidak adakesulitanBAB/BAK

Pola Makan danMinum

Jumlahdan jenismakanan

3x sehari,porsihabis,nasi,lauk pauk, sayur

3x sehari, porsihabis,nasi,laukpauk, sayur

3x sehari,porsihabis,nasi,lauk pauk, sayur

3x sehari,porsihabis,nasi,lauk pauk, sayur

3x sehari, porsihabis,nasi,laukpauk, sayur

Waktupemberianmakanan

Pagi : 08.00Siang : 13.00Malam:20.00

Pagi : 08.00Siang : 15.00Malam:20.00

Pagi : 08.00Siang : 13.00Malam:22.00

Pagi : 08.00Siang : 13.00Malam:22.00

Pagi : 08.00Siang : 15.00Malam:20.00

Jumlahdan jeniscairan

Air putih +/-1.400 ml/hari

Air putih +/- 1.400ml/hari

Air putih +/-1.000 ml/hari

Air putih +/-1.000 ml/hari

Air putih +/- 1.000ml/hari

Waktupemberian cairan

Saatmerasakanhaus setelahlapar

Saat merasakanhaus setelah lapar

Saatmerasakanhaus setelahlapar

Saatmerasakanhaus setelahlapar

Saat merasakanhaus setelah lapar

Patangan Tidak adaalergi

Tidak ada alergi Tidak adaalergi

Tidak adaalergi

Tidak ada alergi

55

Masalahmakanandanminuman

Tidak adamasalahmakan danminum

Tidak ada masalahmakan dan minum

Tidak adamasalahmakan danminum

Tidak adamasalahmakan danminum

Tidak ada masalahmakan dan minum

Kebersihan DiriPemelihara badan

Mandi2x/hari,keramas 1x/2 hari, gantibaju 2x/hari

Mandi 2x/hari,keramas 1x/ 2 hari,ganti baju 2x/hari

Mandi2x/hari,keramas 1x/2 hari, gantibaju 2x/hari

Mandi2x/hari,keramas 1x/ 2hari, gantibaju 2x/hari

Mandi 2x/hari,keramas 1x/ 2 hari,ganti baju 2x/hari

Pemelihara gigi danmulut

Gosok gigi2x/hari

Gosok gigi 2x/hari Gosok gigi2x/hari

Gosok gigi2x/hari

Gosok gigi 2x/hari

Pemelihara kuku

Memotongkuku1x/minggu

Memotong kuku1x/minggu

Memotongkuku1x/minggu

Memotongkuku1x/minggu

Memotong kuku1x/minggu

56

Tabel 3.2 Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga

IdentitasKlien

Tn.I(45 Thn )

Ny.S(41 thn )

An.A(24 thn )

An. F(16 thn )

An. B(9 thn )

KeadaanUmum

Keadaanumum baik,composmentis

Keadaan umumbaik,composmentis

Keadaanumum baik,composmentis

Keadaan umumbaik,composmentis

Keadaanumum baik,composmentis

Tanda-tandaVital

Tekanandarah

150/80 mmhg 110/70 mmhg 110/80 mmhg 100/70 100/60

Nadi 80 x/m 85 x/m 85 x/m 80 x/m 75 x/mSuhu 37 °C 36,5 °C 36.0 °C 36.0 °C 35 °CRR 20 x/m 24 x/m 24 x/m 24 x/m 20 x/mTinggiBadan

168 cm 160 cm 160 cm 163 cm 80 cm

Berat Badan 79 kg 80 kg 54 kg 49 kg 35 kg

PemeriksaanKepala dan Leher

Kepala Meshocepal Meshocepal Meshocepal Meshocepal Meshocepal

Rambut Hitam bersih Hitam bersih Hitam bersih Hitam bersih Hitam bersih

Mata Simetris,konjungtivatidak anemisdan skleratidak ikterik,penglihatanbaik

Simetris,konjungtiva tidakanemis dan skleratidak ikterik,penglihatan baik

Simetris,konjungtivatidak anemisdan skleratidak ikterik,penglihatanbaik

Simetris,konjungtivatidak anemisdan sklera tidakikterik,penglihatan

Simetris,konjungtivatidak anemisdan skleratidak ikterik,penglihatan

Hidung Bersih, fungsipenghidungbaik

Bersih, fungsipenghidung baik

Bersih, fungsipenghidungbaik

Bersih, fungsipenghidungbaik

Bersih, fungsipenghidungbaik

Mulut dantenggorokan

Bersih tidakberbau, gigibersih, tidakada nyeritelan

Bersih tidakberbau, gigibersih, tidak adanyeri telan

Bersih tidakberbau, gigibersih, tidakada nyeritelan

Bersih tidakberbau, gigibersih, tidakada nyeri telan

Bersih tidakberbau, gigibersih, tidakada nyeritelan

Telinga Simetris,pendengaranbaik, tidakmenggunakanalat bantu

Simetris,pendengaranbaik, tidakmenggunakanalat bantu

Simetris,pendengaranbaik, tidakmenggunakanalat bantu

Simetris,pendengaranbaik, tidakmenggunakanalat bantu

Simetris,pendengaranbaik, tidakmenggunakanalat bantu

Leher Tidak adapembesarankelenjar tiroid

Tidak adapembesarankelenjar tiroid

Tidak adapembesarankelenjar tiroid

Tidak adapembesarankelenjar tiroid

Tidak adapembesarankelenjar tiroid

PemeriksaanIntergumen dan

57

Muskuloskeletal

Kulit Sawo matang,turgor baik

Kuning Langsat,turgor baik

KuningLangsat,turgor baik

KuningLangsat, turgorbaik

KuningLangsat,turgor baik

Ekstremitas Tidak adaabdomen

Tidak adaabdomen

Tidak adaabdomen

Tidak adaabdomen

Tidak adaabdomen

PemeriksaanDada/Thorax danAbdomen

Dada Tidak adawheezing

Tidak adawheezing

Tidak adawheezing

Tidak adawheezing

Tidak adawheezing

Perut Tidakkembungtidak nyeritekan

Tidak kembung,tidak nyeri tekan

Tidakkembung,tidak nyeritekan

Tidakkembung, tidaknyeri tekan

Tidakkembung,tidak nyeritekan

Ektremitas Tidak adakelainanbentuk

Tidak adakelainan bentuk

Tidak adakelainanbentuk

Tidak adakelainan bentuk

Tidak adakelainanbentuk

Table. 3.3 Pemeriksaan Penunjang Anggota Keluarga

Indentitas Klien Tn.I(45 Thn )

Ny.S(41 thn )

An.A(24 thn )

An. F(16 thn )

An. B(9 thn )

Diagnosa Medis Hipetensi - - -PemeriksaanDiagnostik/penunjang medis

TTV :150/90

Tidakdilakukan

Tidakdilakukan

Tidak dilakukan

Lain-lain Tidakdilakukan

Tidakdilakukan

Tidakdilakukan

Tidak dilakukan

58

VII. Harapan Keluarga

Keluarga Tn.I berharap dengan kedatangan mahasiswi politeknik kerta

cendekia ini, ada perkembangan kesehatannya dan tidak mudah putus asa.

59

3.2 Analisa DataNama : Tn. IUmur : 45

Tabel 3.4 Analisa DataDATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH

DS :1) Pasien mengatakan

nyeri kepala sebelahkanan

2) P = nyeri bertambahsaat melakukanaktivitas

3) Q = Nyeri terasaseperti ditusuk-tusuk/cekot-cekot

4) R = kepala sebelahkanan

5) S = klien mengatakanskala Nyeri 4

6) T = Nyeri yangdirasakan hilang timbul

DO : pasien Nampakmemegangi kepala

Mata tampaksayu

TTV :TD : 150/90 mmHgN : 80 x/mnt

Faktor PredisposisiHipertensi

Kerusakan VaskulerPembuluh Darah

Penyumbatan pembuluhdarah

Vasokonstriksi

Gangguan sirkulasi otakResistensi darah

meningkat

Nyeri Kepala

Agen pencedera fisiologis

Nyeri Akut

DS :1) Keluarga klien

mengatakan kurangmemahami caramerawat.

2) Keluarga klienmengatakan kesulitanmenjalankanperawatan yangditerapkan

3) Keluarga klienkurang memahamicara mengenalmasalah Tn “I” yangkhawatir tensinyaakan bertambahtinggi

Pasien tidak mengetahuibagaimana mengontroltekanan darahnya yang

tinggi

Keluarga tidak mampumemberikan dukungankepada pasien terkaitmanajemen kesehatan

Pasien tidak mampumemutuskan manajemen

kesehatanya

Koflik pengambilankeputusam

Manajemen KesehatanKeluarga tidak efektif

60

DO :1) Keluarga klien

tampak kurangmemahami penyakityang diderita Tn.I

2) Keluarga klien tampaktidak tepat dalammengatasi masalahkesehatan tersebut.

61

3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO TANGGAL DIAGNOSA TANGGALTERAPI

TT

1. 27 Februari 2021 Nyeri akut berhubungan denganagens cidera biologis

28 Februari 2021

2. 27 Februari 2021 Manajemen kesehatan keluargatidak efektif berhubungan denganketidakmampuan

28 Februari 2021

62

3.4 Skoring

Tabel 3.3 Nyeri Akut

NO Kriteria Score Bobot Nilai Pembenaran

1. Sifat masalaha) Aktualb) Resikoc) Potensial

321

1 3/3x1=1

Tn. I Merasakan nyeri dikepalasebelah kanan masih dalammasa pengobatan

2. Kemungkinankeadaan masalahdapat diubah :

a) Mudahb) Sebagianc) Tidak dapat

210

2 1/2x2=1

Keluarga Pasien sangatmengiginkan Tn.I sembuh daripenyakitnya

3. Potensial masalahuntuk dicegah:

a) Tinggib) Cukupc) Rendah

321

1 2/3x1=0.6

Potensial masalah untukdicegah tinggi, denganmemodifikasi gaya hidup,penerapan perilaku gaya hidupbersih dan mematuhipengobatan

4. Menonjolnyamasalah:

a) Segerab) Tidak perlu

segerac) Tidak

dirasakan

21

0

1 1/2x=0.5

Keluarga menyadari denganmematuhi diet yang dianjurkandapat menyembuhkan rasanyerinya

Skor 31

b). Skoring prioritas masalah Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif

Tabel 3.3 Skoring prioritas masalah Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif

NO Kriteria Score Bobot Nilai Pembenaran

1. Sifat masalah

a) Aktual32 1 3/3x1=1

Tn. I Rasa takut menyebabkanpeningkatan TD yang dapatmemperburuk keadaan

63

b) Resikoc) Potensial

1

2. Kemungkinankeadaan masalahdapat diubah :a) Mudahb) Sebagianc) Tidak dapat

210

2 1/2x2=1

Pemberian penjelasan yangtepat dapat membantumenurunkan rasa takut

3. Potensial masalahuntuk dicegah:

a) Tinggib) Cukupc) Rendah

321

1 2/3x1=0.6

Penjelasan dapat membantumengurangi rasa takut

4. Menonjolnyamasalah:

a) Segerab) Tidak perlu

segerac) Tidak

dirasakan

21

0

1 1/2x=0.5

Keluarga menyadari denganmematuhi diet yang dianjurkandapat

Skor 31

3.5 Intervensi KeperawatanTabel 3.4 Intervensi keperawatan keluarga

NO. Diagnosa SLKI SIKI

1. Nyeri akut berhubungandengan agens ciderabiologis

Setelah dilakukan oerawatan 4 jam diharapkannyeri berkurang

Kruteria Hasil:Luaran utama4) Tingkat nyeri

(a) Ekspresi wajah dari grimace menjadi tidakgrimace

(b) Pola istirahat dari terganggu menjadi tidakterganggu

(c) Skala nyeri dari skala 4 turun menjadi 2

Luaran tambahan :1) Verbalisasi

Menjaga pola tidur2) Perilaku mengikuti program perawatan dan

pengobatan dari memburuk menjadimembaik

3) Perilaku menjalankan anjuran darimemburuk menjadi membaik

Intervensi UtamaManajemen Nyeri

a) Identitas lokasi, karakterisik, durasi,frekuensi, kualitas, intensitas yeri

b) Identitas skala nyeric) Monitor efek samping pengguna

analgetikTerapeutik

b) Berikan teknik nonfarmakologis untukmengurangi rasa nyeri (mis, terapimusic, terapi pijat, aroma terapi,kompres air hangat/dingin, terapibermain )

Edukasic) Jelaskan penyebab. Periode, dan

pemicu nyerid) Jelaskan strategi merendahkan nyerie) Anjurkan memonitor nyeri secara

mandirif) Ajarkan teknik nonfarmakologis

untuk mengurangi rasa nyeri

2. Manajemen kesehatankeluarga tidak efektifberhubungan denganketidakmampuan

Setelah dilakukan Perawatan 24x jam diharapkankeluarga pasien mengetahui masalah kesehatandalam keluarga

Kriteria Hasil Luaran Utama :Manajemen kesehatan keluarga

Luaran Tambahan :

1) Ketahanan keluarga2) Perilaku kesehatan3) Status kesehatan keluarga4) Tingkat pengetahuan

Intervensi Utama:Menejemen Kesehataan

1) Promosi perilaku upaya kesehatanObservasi identifikasi perilaku kesehatanyang dapat ditingkatkanp

2) TerapeutikBerikan lingkungan yang mendukung

3) EdukasiAnjurkan makan secara teratur danmenghindari makanan yang dapat memicuhipertensi kambuh

Intervensi Pendukung :a) Dukungan pengambilan keputusanb) Dukungan tanggung jawab pada dirisendiri dan keluargac) Konselinge) Edukasi kesehatan

3.6 Implementasi Keperawatan

Tabel 3.5 Implementasi Keperawatan

NO. DIAGNOSA HARI/TANGGAL Jam IMPLEMENTASI1. Nyeri akut

berhubungan denganagens cidera biologis

Sabtu/ 27 Februari 2021 08.00 1) Membina hubungan saling percaya antaraklien, keluarga, dan perawata. Menggunakan pendekatan

komunikasi terapeutikb. Memperkenalkan diric. Menjelaskan tujuan perawat kepada

pasien dan keluarga2) Melakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif.P : Nyeri kepalaQ : Nyeri seperti ditusuk-tusukR : Dikepala sebelah kananS : Skala 4T : Saat beraktivitas berat

3) Memberikan posisi yang nyaman danrelaksasi nafas dalam

4) Melakukan kolaborasi dengan tim medisdalam pemberian analgetik dan terapi antihipertensi

5) Melakukan terapi nonfarmakologis untukmengurangi nyeri ( mis. kompres air

dingin)6) Mengukur TTV

TTD : 160/90 mmhgNadi : 80 x/menit

Minggu/ 28 Februari2021

15.30 1) Mengkaji nyeri secara komprehensifP : Nyeri kepalaQ : Nyeri seperti ditusuk-tusukR : Dikepala sebelah kananS : Skala 4T : Saat beraktivitas berat

2) Anjurkan minum obat dengan tepat danteratur (Captopril lisnopril atenolol )

Mengukur TTVTTD : 160/90 mmhgNadi : 80 x/menit

3) Memonitor efek samping analgesic

2. Manajemenkesehatan keluargatidak efektifberhubungan denganketidakmampuan

Sabtu/ 27 Februari 2021 08.00 1) Memberikan penyuluhan pada keluargatentang penyakit Hipertensi2) Melatih dan mengajarkan senam hipertensi3) Menganjurkan pada keluarga memeriksaTn secara teratur setiap minggu dan minumobat secara teratur4) Memberikan penjelasan diet rendahnatrium, diet rendah garam.

3.7 Evaluasi Keperawatan

Tabel 3.6 Evaluasi Keperawatan

NO. Diagnosa Hari/Tanggal Jam Catatan Perkembangan1. Nyeri akut berhubungan

dengan peningkatanvascular cerebral

Sabtu/27 Februari 2021

Minggu/28 Februari 2021

08.00

15.30

S : Pasien mengatakan nyeri kepala (pusing)sebelah kananP : Nyeri bertambah jika melakukan aktivitasQ : Nyeri terasa seperti ditusuk-tusukR : Kepala sebelah kananS : skala 4T : hilang timbul

O : klien tampak masih memegang kepalanyaTTVTD : 160/90 mmHgN : 80 x/mntA : tujuan teratasi sebagianP : lanjut intervensi1. Mengkaji skala nyeri2. Anjurkan minum obat secara teratur dan

tepat

S : P : Pasien mengatakan nyeri mulaiberkurang dank lien dapat bergerak beraktivitassecara bertahapQ : Nyeri terasa seperti ditusuk-tusukR : Kepala sebelah kanan

S : skala 2T : hilang timbul

O : -TTVTD : 150/90 mmHgN : 80 x/mntA : masalah teratasi sebagianP : intervensi dihentikan

2. Manajemen kesehatankeluarga tidak efektifberhubungan denganketidakmampuan keluargamerawat dalam mengenalmasalah anggota keluargadengan hipertensi

Sabtu/ 27 Februari 2021 08.00 S : Keluarga mengatakan sudah memahamitentang cara merawat keluarga denganhipertensi dengan memperhatikan diet, polatidur dan kontrol secarateraturO :K/U : BaikTTV :TD : 150/80 mmHgN : 80 x/mntKeluarga dapat mengungkapkan kembalicara merawat keluarga hipertensi denganmemperhatikan diet, pola tidur dankontrol teraturMakanan yang disajikan untuk Tn. Isama dengan anggota keluarga yanglainA : masalah teratasi sebagianP : Intervensi dihentikan

75

BAB IV

PEMBAHASAN

Metode penelitian adalah suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian

yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada

seluruh proses penelitian (Nursalam, 2014). Pada bab ini dapat disajikan design

penelitian, batasan istilah, partisipan, lokasi dan waktu penelitian, pengumpulan

data, uji keabsenan data, analisa data, dan etika penelitian.

4.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dimanatahap ini

penulis berusaha mengkaji secara menyeluruh meliputi bi, psiko, social, kultural

dan spiritual. Dalam melakukan pengkajian, data yang diperoleh berasal hasil

wawancara, observasi langsung dan bekerjasama dengan keluarga pasien dan

perawat ruangan (Doengoes dkk, 2006).

Pada pengkajian pemeriksaan fisik ini didapatkan data pada Tn. I mengeluh

klien mengatakan nyeri kepala sebelah kanan, nyeri bertambah jika melakukan

aktivitas, nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk, kepala sebelah kanan, skala nyeri 4,

nyeri menetap dan terus menerus, sedangkan data objektif klien tampak

memegangi kepalanya, wajah grimace, melalui pengkajian dalam kasus yang

dialami Tn. I yang dialami adanya nyeri hilang timbul dalam skala 4 menjadi ke

skala 2. Berdasarkan tinjuan teori yang dikemukakan oleh Smehzer (2010)

manifestasi klinis hipertensi salah satunya adalah adanya keterlibatan

serebrovaskuler seperti perubahan pada penglihatan, maupun pengecapan pusing,

76

kelemahan tidak ada kesenjangan dalam teori dan fakta, karena nyeri

merupakan salah satu tanda keterlibatan serebrovaskluer

4.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisis data subjektif dan

objektif yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakkan diagnose

keperawatan. Diagnose keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks tentang

data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medic, dan pemberi pelayanan

kesehatan yang lain (Nursalam, 2014). Berdasarkan data-data yang didapatkan

dari proses pengkajian baik data subjektif/objektif terdapat data yang

memungkinkan untuk diangkatnya suatu diagnose keperawatan sesuai diagnose

keperawatan sesuai masalah-masalah yang terjadi.

Pada Tn. I diangkat diagnose keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan

dengan vaskuler serebral. Pada diagnose keperawatan nyeri akut terdapat batasan

karakteristika yaitu perubahan selera makanan, perubahan TD, perubahan

frekuensi jantung, perubahan frekuensi pernafasan, adanya laporan/ isyarat

tentang nyeri, diaphoresis, perilaku distraksi. Sikap melindungi area nyeri,

hambatan proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang lain dan lingkungan,

indikasi nyeri yang dapat diantisipasi, perubahan posisi untuk menghindari nyeri,

sikap tubuh melindungi, melaporkan nyeri secara verbal, dilatasi pupil, gangguan

tidur, menurut penulis, diagnose keperawatan nyeri akut diangkat pada pasien Tn.I

karena mengatakan nyeri pada kepala, ekspresi wajah pada kedua klien tampak

grimace, memegang area kepalanya. Pada keluarga Tn.I diangkat diagnose

keperawatan manajemen kesehatan keluarga tidak efektif yaitu Manajemen

77

kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat dalam mengenal masalah anggota keluarga dengan hipertensi. Pada

diagnose keperawatan Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif yaitu

Keluarga mengatakan sudah memahami tentang cara merawat keluarga dengan

hipertensi dengan memperhatikan diet, pola tidur dan kontrol secara teratur,

menurut penulis, diagnose keperawatan keperawatan Manajemen kesehatan

keluarga tidak efektif diangkat pada keluarga pasien Tn. I karena mengatakan

tidak mampu dan tidak memahami tentang cara merawat keluarga.

4.3 Intervensi Keperawatan

Perencanaan asuhan keperawatan disesuaikan dengan masalah yang

dialami oleh klien dan prioritas masalah sehingga kebutuhan klien dapat

terpenuhi. Perencanaan yang tersusun pada tinjauan pustaka sebagian besar dapat

diterapkan pada tinjauan kasus. Rencana asuahan keperawatan pada Tn.I diambil

pada tinjauan pustaka yang berdasarkan teori asuhan keperawatan pada pasien

hipertensi dengan nyeri akut. Diagnose Nyeri Akut bina hubungan saling

percaya antara perawat dengan pasien dan keluarga pasien diruang intervensi.

Intervensi yang diberikan peneliti kepada pasien yaitu berikan saran untuk

melakukan aktifitas seperti melihat televise,mendengarkan music agar pasien

dapat mengalihkan rasa nyeri yang dialaminya. Menurut penulis alasan mengapa

intervensi tersebut dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien

sehingga pasien merasakan sedikit kenyamanan. Diruang intervensi

berkolaborasi dalam pemberian terapi antihipertensi. Intervensi berkolaborasi

dalam pemberian antihipertensi tidak rencana, menurut penulis intervensi

tersebut perlu dicantumkan untuk menurunkan tekanan darah. Diagnose

78

Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif, kaji Manajemen kesehatan keluarga

tidak efektif diruang intervensi. Menurut penulis alasan intervensi tersebut

dilakukan agar perawat dapat mengetahui keluhan yang dirasakan keluarga

pasien. Jelaskan penyebab ketidak mampuan. Intervensi dijelaskan penyebab

ketidak mampuan merawat keluarga pasien merawat keluarga. Menurut penulis

alasan intervensi agar perawat mengetahui penyebab ketidakmampuan keluarga

pasien merawat keluarganya. Tindakan keperawatan adalah perilaku atau

aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk memngimplementasikan

interversi

4.4 Implementasi Keperawatan

Perawatan (tim pokja SIKI DPP PPIN,2018). Implementasi proses

keperawatan merupakan rangkaian aktivitas keperawatan dari hari ke hari

yang harus dilakukan dan didokumentasikan dengan. Perawat melakukan

pengawasan terhadap efektivitas interversi yang dilakukan,bersama pula

dengan menilai perkembangan pasien terhadap percapaian tujuan atas hasil

yang diharapkan.pada tahun ini, perawat harus melaksanakan tindakan

keperawatan yang ada dalam rencana keperawatan dan langsung mencatatnya

dalam format tindakanya keperawanan

(Dinarti,aryani,R,Nurhaeni,H,Chairina,R,2013a). Implementasi keperawatan

membutuhkan fleksibilititas dan kreativitas perawat.Sebelum melakukan suatu

tindakan,perawatan harus mengetahui alasan mengapa tindakan tersebut

dilakukan pesawat harus yakin bahwa tindakan tersebut dilakukan perawat

harus yakin bahwa tindakan keperawatan yang dilakukan,sesuia dengan yang

sudah direncanakan,dilakukan dengan cara yang tepat,aman,serta sesuai

79

dengan kondisi pasien,selalu dieveluasi apakah sudah efektif,dan selalu

didomentasikan merurut urutan waktu (Deboran,2013).

4.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah seperangkat tindakan yang saling berhubungan untuk

mengukur pelaksanaan serta berdasarkan tujuan dan kriteria. Guna mengevaluasi,

menilai kemampuan dalam memberikan asuhan keperawatan, menilai efektifitas

dari asuhan keperawatan sebagai umpan balik untuk memperbaiki

(Nursalam,2009). Pada tinjauan kasus pada waktu dilakukan evaluasi Nyeri akut

berhubungan dengan peningkatan vascular cerebral 4 jam karena yang tepat

klien juga melakukan apa yang diajarkan oleh penulis untuk mengatasi nyeri dan

berhasil dilakukan dan tujuan serta kriteria hasil tercapai

Pada akhir evaluasi semua tujuan dan kriteria hasil dicapai sebagian karena

kerjasama yang baik antara keluarga klien dan hasil evaluasi pada Tn. I susah

sesuai dengan harapan masalah teratasi sebagian.

80

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan “Asuhan Keperawatan Pada Pasien

Hipertensi dengan Masalah Nyeri Akut di Desa Tampung Dusun Tampung

Tengah Kec. Lekok Kab. Pasuruan”diatas maka pasien dapat diambil

kesimpulan dan saran sebagai berikut:

1) Pada pengkajian asuahan keperawatan yaitu penulis mengkaji keluhan

utama, kekuatan otot, skala nyeri, riwayat penyakit, pemeriksaan tekanan

darah, dan hasil pemeriksaan. Pengkajian pada pasien yakni Tn.I tanggal

28 Februari 2021 didapatkan subjektif yaitu klien mengarakan nyeri

kepala sebelah kanan, nyeri bertambah jika melakukan aktivitas, nyeri

terasa ditusuk-tusuk, kepala sebelah kanan, skala nyeri 6, nyeri menetap

dan terus menerus.

2) Pada diagnose keperawatan yang muncul pada pasien yaitu nyeri akut

berhubungan dengan peningkatan vaskuler serebral dan intoleransi

aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

3) Intervensi yang diberikan peneliti kepada pasien yaitu berikan saranan

untuk melakukan aktivitas seperti melihat televise, mendengarkan music

agar pasien dapat mengalihkan rasa nyeri yang dialaminya

4) Implementasi yang dilaksanakan pada pasien hipertensi adalah teknik

distraksi dan relaksasi serta pemberian obat anti hipertensi. Penulis

81

5) melaksankan tindakan sesuai dengan intervensi yang telah dilakukan

pada rencana keperawatan selama 3 hari

6) Evaluasi keperawatan pada Tn.I dengan masalah nyeri akut dan

manajemen kesehatan keluarga tidak efektif sudah teratasi.

5.2 saran

5.2.1 Bagi Instilusi

Dapat digunakan sebagai refensi pengetahuan untuk memberikan

pelayanan pada pasien hipertensi yang lebih dengan mengikuti

perkembangan ilmu keperawatan terkini.

5.2.2 Bagi Ruamh Sakit

Diharapkan petugas kesehatan dimana sakit lebih meningkatkan

komunikasi terapeutik kepada pasien dan melakukan penyuluhan tentang

kesehatan khususnya tentang hipertensi,dalam melakukan perawatan dan

terapi kepada pasien seperti yang ada pada SOP.

5.2.3 Bagi Anggota Profesi

Menambah pengetahuan dan sebagai bahan dalam asuhan

keperawatan medical bedah dalam meningkatkan komikasi terapeutik

dan melakukan pengubahan tentang kesehatan dan penalataksanaan.

5.2.4 Bagi Mahasiswa Keperawataan

Diharapkan mahasiswa dapat meeningkatkan dalam pemberian

asuhan keperawatan pada pasien hipetensi khususnya yang mengalami

komplikasi.

5.2.5 Bagi Pasien

Diharapkan pasien melakukan tanpa bisa yang bisa melakukan resiko

82

dari penyakit hipertensi.

83

DAFTAR PUSTAKA

Andra&YessieMariza (2013) KeperawatanMedikalBedah 1 (KeperawatanDewasa). Jakarta: NuhaMedika.

Andramoyo, Sulistyo (2013) Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.

Almatsier Sunita (2010) Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta \: Gramedia PustakaUtama

Indonesia, K. K. (2018). Hasil Utama RISKESDAS 2018 Provinsi Jawa Timur .Jakarta: Puslitbang Kemenkes RI

Brunner&Suddart (2015). Keperawatan Medikal bedah. Jakarta: EGC Brun, dkk,(2015). AplikassiAsuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis

Friedman, M. M., (2010). Familly Nursing: Theory and Assessment, Jakarta:Appleton Century-Crofts

Harto Andry (2006) Terapi Gizi dan Diet Rumah sakit. Jakarta: EGC

Jhonson (2010). Teori keperawatan keluarga. Jakarta : Pustaka KedokteranKusuma H. (2015)

MuhlisinAbi (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Musttaqin Arif (2009) Asuhan Keperawatan Klien dengan gangguan systemKardiovaskuler. Jakarta: salemba medika

Syaifudin (2011). Anatomi dan Patofisiologi. Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama

Smeltzer (2010). Konsepdan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Ar-Ruzzmedia

84

Lampiran 1

85

Lampiran 2

INFORM CONSENT

Judul: “Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Utama Nyeri AKut ”. Tanggal

pengambilan studi kasus 19 Januari 2021

Sebelum tanda tangan dibawah, saya telah mendapatkan informasi tentang

tugas pengambilan studi kasus ini dengan jelas dari mahasiswa yang bernama

Ummul Habibah proses pengambilan studi kasus ini dan saya mengerti semua

yang telah dijelaskan tersebut.

Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan studi kasus ini

dan saya telah menerima salinan dari form ini.

Saya Tn. Irawan

Dengan ini saya memberikan kesediaan setelah mengerti semua yang telah

dijelaskan oleh peneliti terkait dengan proses pengambilan studi kasus ini dengan

baik. Semua data dan informasi dari saya sebai partisipan hanya akan digunakan

untuk tujuan dari studi kasus ini.

Tanda tangan Partisipan Tanda Tangan Peneliti

( Tn. Irawan ) (Amelia Dewi Yanti)

86

87

Lampiran 3LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN

(PEMBIMBING I)

Nama : Amelia Dewi YantiNIM : 1801098Nama Dosen Pembimbing : Ns. Meli Diana, S.Kep., M.KesJudul Kasus : Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi Dengan Masalah

Nyeri Akut di Desa Tampung Dusun Tampung Tengah Kecamatan

Lekok Kabupaten Pasuruan

Hari/Tanggal KETERANGAN KONSUL TTD

21 Januari 2021 Pengajuan judul proposal pembimbing1 danACC judul

22 Januari 2021 Konsul Bab 1

25 Januari 2021 Revisi bab 1 latar belakang

27 januari 2021 Revisi bab 1 format penulisan

30 Januari 2021 ACC bab 1 dan menambahkan bab 2

03 Februari 2021 Konsul Bab 1 dan Bab 2

09 Februari 2021 Konsul Bab 1 dan Bab 2 (ACC)

17 Mei 2021 Konsul bab 3 Tinjauan Kasus

18 Mei 2021 Konsul Revisi bab 3-4

19 Mei 2021 Konsul revisi bab 3-4

20 Mei 2021 Konsul Bab 4

21 Mei 2021 Konsul Bab 4

22 mei 2021 Konsul Bab 4 Pembahasan (ACC) KonsulBab 5 Penutup (ACC) Daftar Pustaka danLampiran (ACC)

88

Lampiran 4

LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN(PEMBIMBING II)

Nama : Amelia Dewi YantiNIM : 1801098Nama Dosen Pembimbing : R.A. Helda Puspitasari, S.Kep.Ns.. M.Kep.Judul Kasus : Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi Dengan Masalah

Nyeri Akut di Desa Tampung Dusun Tampung Tengah Kecamatan

Lekok Kabupaten Pasuruan

Hari/Tanggal KETERANGAN KONSUL TTD

21 Januari 2021 Pengajuan judul proposal pembimbing1 danACC judul

22 Januari 2021 Konsul Bab 1

25 Januari 2021 Revisi bab 1 latar belakang

27 januari 2021 Revisi bab 1 format penulisan

30 Januari 2021 ACC bab 1 dan menambahkan bab 2

03 Februari 2021 Konsul Bab 1 dan Bab 2

09 Februari 2021 Konsul Bab 1 dan Bab 2 (ACC)

17 Mei 2021 Konsul bab 3 Tinjauan Kasus

18 Mei 2021 Konsul Revisi bab 3-4

19 Mei 2021 Konsul revisi bab 3-4

20 Mei 2021 Konsul Bab 4

21 Mei 2021 Konsul Bab 4

22 mei 2021 Konsul Bab 4 Pembahasan (ACC) KonsulBab 5 Penutup (ACC) Daftar Pustaka dan

89

Lampiran (ACC)