i KREATIVITAS SISWA KELAS VII B SMP KANISIUS GAYAM ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of i KREATIVITAS SISWA KELAS VII B SMP KANISIUS GAYAM ...
i
KREATIVITAS SISWA KELAS VII B SMP KANISIUS GAYAM
YOGYAKARTA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH
KONTEKSTUAL MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT DALAM
PEMBELAJARAN YANG MENGIMPLEMENTASIKAN MODEL
TREFFINGER
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Regina Rosdasari Saramose
141414067
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Orang-orang yang maju dalam hidup ini adalah orang-rang
yang bangkit dan mencari lingkungan yang mereka
inginkan, lalu jika mereka tak dapat menemukannya,
mereka menciptakannya.”
(George Bernard Shaw)
Dengan penuh ketulusan dan rasa syukur, saya dedikasikan skripsi ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Bapa (alm), Mama dan Saudaraku
Teman-teman, keluarga dan kerabat,
Teristimewa
Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
ABSTRAK
Regina Rosdasari Saramose. 2018. Kreativitas Siswa Kelas VII B SMP
Kanisius Gayam Yogyakarta dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual
Matematika Materi Segiempat dalam Pembelajaran yang
Mengimplementasikan Model Pembelajaran Treffinger. Skripsi. Program
Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan model
Treffinger pada pembelajaran matematika dan kreativitas siswa kelas VII B SMP
Kanisius Gayam Yogyakarta dalam menyelesaikan masalah kontekstual
matematika pada materi segiempat sesudah diterapkannya model pembelajaran
Treffinger. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Subyek penelitian adalah 6 siswa dari kelas VII B SMP Kanisius
Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2017/2018. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Februari-Mei 2018. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
tes hasil belajar, observasi, dan wawancara. Instrumen pengumpulan data yaitu
soal tes, lembar observasi pembelajaran dan lembar pedoman wawancara siswa.
Data akan dianalisis menggunakan panduan penskoran yang dibuat peneliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pembelajaran matematika pada
materi segiempat yang mengimplementasikan model pembelajaran Treffinger
termasuk dalam kategori sangat baik. Namun terdapat langkah pembelajaran
dalam model Treffinger yang belum dapat terlaksana secara maksimal yaitu
menentukan tujuan dan mengembangkan solusi. (2) Hasil post test menunjukkan
bahwa kreativitas siswa dikategorikan ke dalam empat tingkatan kemampuan
kreativitas yaitu sangat rendah (1 siswa), rendah (1 siswa), sedang (3 siswa) dan
sangat tinggi (1 siswa). Siswa dengan kreativitas sangat rendah belum mampu
memenuhi aspek kefasihan, fleksibilitas dan orisinalitas untuk semua
permasalahan yang diberikan. Siswa dengan kreativitas rendah memenuhi aspek
kefasihan, fleksibilitas dan orisinalitas untuk satu dari tiga permasalahan yang
diberikan. Siswa dengan kreativitas sedang memenuhi aspek fleksibilitas dan
orisinalitas untuk dua dari tiga permasalahan yang diberikan. Siswa dengan
kreativitas sangat tinggi memenuhi aspek fleksibilitas dan orisinalitas untuk
semua permasalahan yang diberikan dan aspek kefasihan untuk dua dari tiga
permasalahan yang disajikan.
Kata kunci: Kreativitas, Model Pembelajaran Treffinger, Masalah Kontekstual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRACT
Regina Rosdasari Saramose. 2018. The Creativity of the Students Class VII B
in Kanisius Gayam Yogyakarta Junior High School in Solving the
Mathematics Contextual Problems of Quadrilateral Materials in Learning
Implementing the Treffinger Model. Thesis. Mathematics Education Study
Program, Majoring in Mathematics and Natural Sciences, Faculty of
Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
This research aims to describe the implementation of the Treffinger model and
creativity of the students of grade VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta in
solving the mathematical contextual problem in quadrilateral material after the
applied of the Treffinger learning model. The type of research used in this study is
qualitative descriptive. The subjects of the study were 6 students from grade VII B
SMP Kanisius Gayam Yogyakarta academic year 2017/2018. This research was
conducted in February-May 2018. Methods of data collection in this study were
written the test of study result, observation, and interview with the instruments of
data collection were the test questions, learning observation sheet and student
interview sheet. The data will be analyzed using the scoring guidelines the
researchers made.
The results showed that: (1) Mathematics learning on quadrilateral material
that implements the Treffinger learning model belongs in very good category.
However, there are steps learned in the Treffinger model that have not been
maximally implemented, that is determining the objectives and developing the
solution. (2) The post testt results show that students' creativity is categorized into
four levels of creativity, is very low (1 student), low (1 student), moderate (3
students) and very high (1 student). Students with very low creativity have not
been able to meet aspects of fluency, flexibility and originality for all given
problems. Students with low creativity meet aspects of eloquence, flexibility and
originality for one of three given issues. Students with moderate creativity are
meeting the aspect of flexibility and originality for two of the three given issues.
Students with very high creativity meet the aspect of flexibility and originality for
all given problems and aspects of fluency for two of the three problems presented.
Keywords: Creativity, Treffinger Learning Model, Contextual Problems
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan
bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kreativitas
Siswa Kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dalam Menyelesaikan
Masalah Kontekstual Matematika Materi Segiempat dalam Pembelajaran
yang Mengimplementasikan Model Pembelajaran Treffinger”. Penulis
menyadari bahwa begitu banyak pihak yang sudah membantu dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
Maka penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan.
2. Bapak Beni Utomo, M Sc., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika.
3. Ibu Veronika Fitri Rianasari, S.Pd., M.Sc., selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan
kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.
4. Segenap dosen Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yang telah
membagikan ilmu dan pengalaman kepada penulis selama mengikuti
perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.
5. Segenap staf sekretariat JPMIPA yang telah banyak membantu penulis selama
perkuliahan di program studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………. iv
HALAMAN KEASLIAN KARYA….…………………………………… v
ABSTRACK……………………………………………………………… vi
ABSTRACT………………………………………………………………………. vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA ILMIAH……… viii
KATA PENGANTAR…………………………………………………… ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………... xi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. xiii
DAFTAR TABEL……………………………………………………….. xiv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. xvi
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………….. 1
A. Latar Belakang………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………… …………………………………….... 6
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………….. 7
D. Pembatasan Masalah………………………………………………… 7
E. Batasan Istilah………………………………………………………. 8
F. Manfaat Penulisan…………………………………………………… 9
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………. 11
A. Masalah Kontekstual Matematika…………………………………… 11
B. Pemecahan Masalah dalam Matematika…………………………….. 13
C. Kreativitas…………………………………………………………… 15
1. Pengertian Kreativitas……………………………………………. 15
2. Indikator Kreativitas……………………………………………… 16
D. Kreativitas dalam Menyelesaikan Masalah
Kontekstual Matematika……………………………………………... 19
E. Model Pembelajaran Treffinger……………………………………… 20
1. Sejarah Model Pembelajaran Treffinger………………………….. 20
2. Hakekat Model Pembelajaran Treffinger………………………… 21
3. Karakteristik Model Pembelajaran Treffinger……………………. 22
4. Langkah-Langkah Pembelajaran Model Treffinger……………… 24
5. Kelebihan Model Pembelajaran Treffinger………………………. 28
F. Materi Pembelajaran…………………………………………………. 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
1. Definisi dan Sifat-Sifat Bangun Datar
Segiempat Beraturan……………………………………………… 29
2. Rumus Keliling dan Luas Bangun
Datar Segiempat Beraturan………………………………………... 34
G. Penelitian yang Relevan……………………………………………… 35
H. Kerangka Berpikir……………………………………………………. 36
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………... 39
A. Jenis Penelitian……………………………………………………….. 39
B. Subyek Penelitian…………………………………………………….. 39
C. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………… 40
D. Bentuk Data………………………………………………………….. 41
E. Metode Pengumpulan data…………………………………………… 42
F. Instrumen Penelitian…………………………………………………. 44
G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ……………………… 47
H. Teknik Analisis Data…………………………………………………. 50 BAB IV PELAKSANAAN, HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN… 56
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ……………………………………. 56 1. Deskripsi Tempat Penelitian ……………………………………… 56
2. Persiapan Penelitian……………………………………………….. 56
3. Uji Coba Instrumen………………………………………………... 57
4. Pelaksanan Penelitian……………………………………………… 61
B. Tabulasi Data…………………………………………………………. 72
1. Data Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran
dengan Menerapkan Model Pembelajaran Treffinger…………….. 72
2. Data Kemampuan Kreativitas Siswa dalam
Menyelesaikan Masalah Kontekstual Matematika………………… 74
3. Data Wawancara Siswa …………………………………………… 80
C. Analisis Data ………………………………………………………….. 81
1. Analisis Data Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran
dengan Menerapkan Model Pembelajaran Treffinger…………….. 81
2. Analisis Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Masalah
Kontekstual Matematika Berdasarkan Hasil
Post test dan Data Wawancara Siswa……………………………… 93
D. Pembahasan…………………………………………………………... 125
1. Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Menerapkan
Model Pembelajaran Treffinger………………………………….. 125
2. Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Masalah
Kontekstual Matematika…………………………………………. 130
3. Temuan Lain dalam Penelitian…………………………………... 135
E. Keterbatasan Penelitian……………………………………………… 136
BAB V Kesimpulan dan Saran…………………………………………… 138
A. Kesimpulan………………………………………………………. 138
B. Saran……………………………………………………………… 140
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 142
LAMPIRAN……….................................................................................... 146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Karakteristik Model Pembelajaran Treffinger……………… 23
Gambar 4.1 Guru Membimbing Siswa Dalam Diskusi Kelompok……… 87
Gambar 4.2 Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Kelompok………… 88
Gambar 4.3 Kegiatan Tanya Jawab………………………………………. 91
Gambar 4.4 Jawaban S1 untuk Soal Nomor 1……………………………. 93
Gambar 4.5 Jawaban S1 untuk Soal Nomor 2……………………………. 98
Gambar 4.6 Jawaban S1 untuk Soal Nomor 3……………………………. 94
Gambar 4.7 Alternatif Jawaban S1 untuk Soal Nomor 2………………… 97
Gambar 4.8 Jawaban S16 untuk Soal Nomor 1………………………….. 99
Gambar 4.9 Jawaban S16 untuk Soal Nomor 2………………………….. 100
Gambar 4.10 Jawaban S16 untuk Soal Nomor 3…………………………. 100
Gambar 4.11 Alternatif Jawaban S16 untuk soal nomor 2……………….. 103
Gambar 4.12 Jawaban S22 untuk Soal Nomor 1…………………………. 105
Gambar 4.13 Jawaban S22 untuk Soal Nomor 2a………………………… 105
Gambar 4.14 Jawaban S22 untuk Soal Nomor 2b………………………… 105
Gambar 4.15 Jawaban S22 untuk Soal Nomor 3………………………….. 110
Gambar 4.16 Jawaban S38 untuk Soal Nomor 1………………………… 110
Gambar 4.17 Jawaban S38 untuk Soal Nomor 2………………………… 110
Gambar 4.18 Jawaban S38 untuk Soal Nomor 3………………………… 111
Gambar 4.19 Jawaban S31 untuk Soal Nomor 1…………………………. 115
Gambar 4.20 Jawaban S31 untuk Soal Nomor 2………………………… 115
Gambar 4.21 Jawaban S31 untuk Soal Nomor 3………………………… 116
Gambar 4.22 Jawaban S32 untuk Soal Nomor 1………………………… 120
Gambar 4.23 Jawaban S32 untuk Soal Nomor 2………………………… 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Indikator Kreativitas dalam Menyelesaikan
Masalah Kontekstual Matematika…………………………… 20
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar (Pre test)…………………… 45
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar (Post test)………………….. 45
Tabel 3.3. Panduan Wawancara Siswa………………………………….. 46
Tabel 3.4. Kualifikasi Reliabilitas………………………………………. 50
Tabel 3.5 Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran………………………. 53
Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif
Ditinjau dari Indikator Kefasihan, Fleksibililitas Dan
Orisinalitas……………………………………………………… 54
Tabel 3.7 Kriteria Kemampuan Berpikir Kreatif………………………… 55
Tabel 4.1. Hasil Uji Coba Tes Hasil Kreativitas Siswa………………….. 58
Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas Tes Hasil Kreativitas Siswa……………… 59
Tabel 4.3. Hasil Uji Reliabilitas Tes Hasil Kreativitas Siswa…………… 60
Tabel 4.4. Jadwal Pelaksanaan Penelitian……………………………….. 61
Tabel 4.5 Kategori Kemampuan Kreativitas Siswa
Kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta……………… 63
Tabel 4.6. Hasil Pre test Ditinjau dari Kemampuan Kreativitas Siswa…. 63
Tabel 4.7 Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika yang
Mengimplementasikan Model Pembelajaran Treffinger……… 72
Tabel 4.8 Data Hasil Post test Ditinjau dari Kemampuan Kreativitas
Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual
Matematika Soal Nomor 1…………………………………… 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Tabel 4.9 Data Hasil Post test Ditinjau dari Kemampuan Kreativitas
Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual
Matematika Soal Nomor 2…………………………………… 77
Tabel 4.10 Data Hasil Post test Ditinjau dari Kemampuan Kreativitas
Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual
Matematika Soal Nomor 3…………………………………… 79
Tabel 4.11 Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran……………………. 81
Tabel 4.12 Hasil Transkrip Wawancara Peneliti dan S1………………… 94
Tabel 4.13 Hasil Transkrip Wawancara Peneliti dan S16……………….. 100
Tabel 4.14 Hasil Transkrip Wawancara Peneliti dan S22……………….. 106
Tabel 4.15 Hasil Transkrip Wawancara Peneliti dan S38……………….. 111
Tabel 4.16 Hasil Transkrip Wawancara Peneliti dan S31……………….. 116
Tabel 4.17 Hasil Transkrip Wawancara Peneliti dan S32……………….. 120
Tabel 4.19 Analisis Data Kemampuan Kreativitas Siswa dalam
Menyelesaikan Masalah Kontekstual Matematika pada
Materi Segiempat ditinjau dari Kefasihan,
Fleksibilitas, dan Orisinalitas………………………………… 123
Tabel 4.19 Data Tingkat Kemampuan Kreativitas Siswa dalam
Menyelesaikan Masalah Kontekstual Matematika pada
Materi Segiempat……………………………………………… 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN…………………………... 147
Lampiran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)………………. 148
Lampiran 1.2 Lembar Observasi Keterlaksanan Pembelajaran yang
Mengimplementasikan Model Pembelajaran Treffinger….. 206
Lampiran 1.3 Lembar Tes Hasil Belajar (Pre Test)……………………… 209
Lampiran 1.4 Lembar Tes Hasil Belajar (Post Test)…………………….. 211
LAMPIRAN 2 LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN OLEH PAKAR…. 213
Lampiran 2. 1 Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)………………………………………. 214
Lampiran 2.2 Lembar Validasi Lembar Observasi Keterlaksanan
Pembelajaran yang Mengimplementasikan Model
Pembelajaran Treffinger …………………………………… 220
Lampiran 2.3 Lembar Validasi Pedoman Wawancara…………………… 226
Lampiran 2.4 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar (Pre Test)…………….. 232
Lampiran 2.5 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar (Post Test)……………. 240
LAMPIRAN 3 DATA PENELITIAN……………………………………. 248
Lampiran 3.1 Hasil Pengisian Lembar Observasi Keterlaksanaan
Pembelajaran yang Mengimplementasikan Model
Pembelajaran Treffinger………………………………….. 249
Lampiran 3.2 Hasil Transkrip Pembelajaran yang Mengimplementasikan
Model Treffinger………………………………………….. 255
Lampiran 3.3 Hasil Pengerjaan Tes Hasil Belajar Siswa (Pre Test)....….. 266
Lampiran 3.3 Hasil Pengerjaan Tes Hasil Belajar Siswa (Post Test)....…. 274
Lampiran 3.4 Hasil Transkrip Wawancara dengan Siswa……………….. 282
LAMPIRAN 4 SURAT IJIN PENELITIAN…………………………….. 291
Lampiran 4.1 Surat Ijin Penelitian dari Kampus………………………… 292
LAMPIRAN 5 FOTO-FOTO PENELITIAN……………………………. 293
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia Indonesia kini membutuhkan keterampilan lebih
untuk berhasil dalam menghadapi persaingan abad ke-21. Griffin, McGaw, &
Care (dalam Zubaidah, 2016:3) menjelaskan bahwa Assesment and Teaching of
21st Century Skills (ATC21S) mengkategorikan keterampilan abad ke-21
menjadi 4 kategori, yaitu way of thinking, way of working, tools for working
dan skills for living in the world. Way of thinking mencakup kreativitas,
inovasi, berpikir kritis, pemecahan masalah dan pembuat keputusan. Way of
working mencakup keterampilan berkomunikasi, berkolaborasi dalam tim.
Tools for working mencakup adanya kesadaran sebagai warga negara global
maupun lokal, pengembangan hidup dan karir, serta adanya rasa tanggung
jawab sebagai pribadi maupun sosial. Skills for living in the world mencakupi
keterampilan yang didasarkan pada literasi informasi, penguasaan teknologi
informasi dan komunikasi baru, serta kemampuan untuk belajar dan bekerja
melalui jaringan sosial digital.
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam ATC21S bahwa keterampilan
kreativitas dan penyelesaian masalah sangatlah diperlukan dalam menghadapi
tantangan abad ke-21. Dalam dunia pendidikan kreativitas dan penyelesaian
masalah merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Darminto (2013)
menjelaskan bahwa jika kreativitas seseorang semakin tinggi maka
kemampuan memecahkan masalah matematisnya pun semakin baik, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sebaliknya. Selain itu, Siswono (2005: 6) menjelaskan juga bahwa
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif artinya meningkatkan skor
kemampuan siswa dalam memahami masalah, kefasihan, fleksibilitas dan
kebaruan penyelesaian masalah. Siswa dikatakan memahami masalah bila
menunjukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, memiliki kefasihan
dalam menyelesaikan masalah bila dapat menyelesaikan masalah dengan
jawaban beragam namun benar secara logika, memiliki fleksibilitas dalam
menyelesaikan masalah jika dapat menyelesaikan soal dengan dua beragam
cara yang bervariasi dan benar serta memiliki kebaruan dalam menyelesaikan
masalah bila dapat membuat jawaban yang berbeda dari jawaban sebelumnya
atau yang umum diketahui siswa (Supardi, 2012). Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa keterampilan kreativitas sangatlah penting dan menjadi dasar
dalam membantu siswa untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi.
Menyadari pentingnya kemampuan kreativitas, dalam dunia pendidikan,
maka diperlukan sarana untuk mengembangkannya. Salah satu sarana untuk
mengembangkan daya kreativitas para siswa dalam dunia pendidikan adalah
melalui pembelajaran matematika. Dengan tegas dijelaskan dalam kurikulum
matematika bahwa salah satu tujuan pembelajaran matematika yang hendak
dicapai dalam menghadapi tantangan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta informasi adalah diperlukan sumber daya manusia yang
memiliki keterampilan tinggi yang melibatkan pemikiran kritis sistematis,
logis, kreatif dan kemampuan bekerja sama yang efektif. Siswono (2004) juga
menjelaskan bahwa melalui pembelajaran matematika siswa diharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
mampu mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi,
dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisional, rasa
ingin tahu, dan membuat prediksi berdasarkan pemikiran yang rasional.
Dengan demikian, guru yang mengajar matematika diharapkan berperan untuk
mengembangkan pikiran inovatif dan kreatif, membantu siswa dalam
mengembangkan daya nalar, berpikir logis, sistematika logis, cerdas, rasa
keindahan, sikap terbuka dan rasa ingin tahu.
Dalam rangka mengembangkan aktivitas kreatif dalam pembelajaran
matematika di kelas, maka para siswa perlu diberikan kesempatan untuk
menggali kreativitas melalui penyelesaian masalah matematika yang bersifat
menantang, tidak rutin, kompleks, dan terstruktur. Salah satu bentuk
permasalahan yang dapat menggali kemampuan kreativitas penyelesaian
masalah siswa adalah masalah kontekstual. Anggo (2011) mendefinisikan
konteks sebagai obyek, peristiwa, fakta atau konsep yang telah dikenal dengan
baik oleh seseorang sehingga dapat membangkitkan pengetahuan tentang hal
tersebut dalam bentuk metode kerjanya sendiri. Dengan demikian masalah
kontekstual matematika dapat diartikan sebagai masalah matematika yang
menggunakan berbagai konteks sehingga menghadirkan situasi yang pernah
dialami secara real bagi siswa dan dapat berkaitan langsung dengan obyek
dalam pikiran siswa. Hal ini mengindikasikan bahwa masalah kontekstual
bertujuan mengarahkan siswa untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan
pendekatan dari beberapa arah dan menuntut seseorang untuk berpikir kreatif
dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat dikatakan bahwa kreativitas
penyelesaian masalah kontekstual merupakan aspek yang penting dalam
pembelajaran matematika. Kendati demikian, tak dapat dipungkiri bahwa
aspek ini masih menjadi masalah yang cukup memprihatinkan dalam
pembelajaran matematika. Ibu Ir. Margaretha A.N.D., selaku guru matematika
kelas VII B di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dalam wawancara dengan
peneliti menjelaskan bahwa kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah
kontekstual matematika masih terbilang rendah. Beliau seringkali menemukan
sebagian besar siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika secara kreatif.
Misalkan dalam pembelajaran matematika, guru menyajikan permasalahan
penerapan konsep luas dan keliling bangun datar segiempat dalam menentukan
banyaknya ubin yang dibutuhkan untuk menempati suatu ruangan tertentu.
Siswa seringkali mengalami kesulitan untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut. Menurut Ibu Rita kesulitan siswa dalam memecahkan masalah
kontekstual matematika secara kreatif disebabkan oleh berbagai faktor
diantaranya adalah: (1) kurangnya pemberian motivasi kepada siswa, (2)
ketidakberanian siswa untuk menyampaikan pendapat, (3) faktor intelegensi,
(4) siswa yang cenderung pasif, (5) kebiasaan siswa yang mudah menyerah
dalam menyelesaikan masalah matematika, (6) ketergantungan siswa terhadap
solusi yang diberikan guru dalam menyelesaikan soal matematika, (7) merasa
kurang percaya diri dalam menyelesaikan soal yang diberikan, (8) guru
cenderung tidak memberi stimulus dengan baik kepada siswa, serta (9) guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
cenderung menyajikan rumus atau trik-trik siap pakai daripada penekanan
konsep dalam menyelesaikan masalah matematika.
Mengingat pentingnya pemecahan masalah kontekstual untuk membantu
meningkatkan kreativitas maka para siswa perlu dilatih untuk menyelesaikan
berbagai masalah kontekstual dalam pembelajaran matematika. Salah satu cara
yang dapat dilakukan adalah dengan menyajikan masalah matematika ke dalam
masalah kontekstual matematika. Dalam pembelajaran matematika di kelas
terdapat banyak sub materi yang dapat disajikan dalam bentuk masalah
kontekstual matematika. Salah satunya adalah materi bangun datar segiempat.
Konsep segiempat dapat mudah disajikan dalam masalah kontekstual
dikarenakan penerapan dari konsep segiempat sudah sering dijumpai di
lingkungan sekitar siswa bahkan sering dialami secara nyata oleh para siswa.
Berangkat dari pemaparan di atas, berbagai permasalahan yang dihadapi
para siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual secara kreatif tentunya
merupakan masalah yang cukup krusial dalam pembelajaran matematika. Oleh
karena diperlukan suatu upaya agar siswa menjadi kreatif dan memiliki
kemampuan pemecahan masalah matematika yang baik. Salah satunya upaya
yang dapat dilakukan adalah melalui penerapan model pembelajaran
Treffinger. Polamato (2006:24) dalam hasil penelitiannya menjelaskan bahwa
model pembelajaran Trefiinger merupakan suatu model pembelajaran yang
berbasis pada pemecahan masalah guna untuk meningkatkan kreativitas
matematik siswa dalam pembelajaran matematika dan juga penerapan model
Treffinger dalam pembelajaran matematika memberikan kontribusi positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
terhadap pengembangan atau peningkatan kreativitas matematik siswa dalam
pembelajaran matematika. Model Treffinger juga melibatkan dua ranah, yaitu
kognitif dan afektif, serta terdiri atas tiga komponen utama yang memuat
langkah-langkah pembelajaran dari model Treffinger (Munandar dalam
Rosiyanti dan Esti, 2015). Tiga komponen dalam model Treffinger adalah:
pertama, understanding challenge (memahami tantangan). Kedua, generating
Ideas (membangkitkan gagasan). Ketiga, tahap reparing for Action
(mempersiapkan tindakan) (Treffinger dalam Huda, 2013).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk meneliti tentang
kreativitas siswa kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dalam
menyelesaikan masalah kontekstual matematika materi segiempat dalam
pembelajaran yang mengimplementasikan model pembelajaran Treffinger.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah keterlaksanaan model pembelajaran Treffinger pada
pembelajaran matematika materi segiempat di kelas VII B SMP Kanisius
Gayam Yogyakarta?
2. Bagaimanakah kreativitas siswa kelas VII B SMP Kanisius Gayam
Yogyakarta dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika pada
materi segiempat sesudah diterapkannya model Treffinger?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari diadakannya penelitian ini
adalah:
1. Untuk mendeskripsikan keterlaksanaan model Treffinger pada
pembelajaran matematika materi segiempat di kelas VII B SMP Kanisius
Gayam Yogyakarta.
2. Untuk mendeskripsikan kreativitas siswa kelas VII B SMP Kanisius
Gayam Yogyakarta dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika
pada materi segiempat sesudah diterapkannya model Treffinger.
D. Pembatasan Masalah
Batasan masalah untuk membatasi lingkup dalam penelitian ini adalah:
1. Subyek dalam penelitian ini hanya dibatasi 6 siswa dari kelas VII B SMP
Kanisius Gayam Yogyakarta tahun pelajaran 2017/2018.
2. Materi yang difokuskan dalam penelitian ini adalah bangun datar
segiempat dan kompetensi dasarnya adalah: 3.11 mengaitkan rumus
keliling dan luas untuk berbagai jenis segiempat (persegi, persegipanjang,
belahketupat, jajargenjang, trapesium, dan layang-layang) dan segitiga dan
4.11 menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan luas dan
keliling segiempat (persegi, persegipanjang, belahketupat, jajargenjang,
trapesium, dan layang-layang) dan segitiga.
3. Hasil belajar siswa ditinjau dari kreativitas siswa dalam menyelesaikan
masalah kontekstual matematika yang diperoleh melalui tes hasil belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
E. Batasan Istilah
Adapun batasan istilah untuk penelitian ini adalah:
1. Masalah Kontekstual Matematika
Masalah kontekstual matematika merupakan masalah matematika yang
mengaitkat materi matematika dengan berbagai konteks kehidupan sehingga
menghadirkan situasi yang pernah dialami secara real bagi siswa. Masalah
kontekstual bertujuan mengarahkan siswa untuk menyelesaikan suatu
permasalahan dengan pendekatan dari beberapa arah serta mengarahkan
siswa agar memiliki pengetahuan ataupun keterampilan yang secara fleksibel
dapat diterapkan dari satu permasalahan ke permasalahan yang lain.
2. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan suatu proses terstruktur yang perlu dilakukan
untuk menemukan solusi yang benar dan tepat dari suatu masalah yang harus
dipecahkan. Kemampuan penyelesaian masalah merupakan salah satu tujuan
umum dalam pembelajaran matematika. Adapun tahapan dalam proses
penyelesaian masalah yaitu: 1) memahami masalah, 2) membuat rencana, 3)
melaksanakan rencana, 4) verifikasi jawaban.
3. Kreativitas
Kreativitas merupakan cara berpikir divergen yang dapat menentukan dan
menghasilkan berbagai hubungan ataupun gagasan-gagasan baru dan unik
dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
4. Kreativitas dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual Matematika
Indikator kreativitas dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika
meliputi: 1) kefasihan, 2) fleksibilitas, 3) orisinalitas. Adapun beberapa faktor
yang mendukung kreativitas dalam menyelesaikan masalah kontekstual
diantaranya: 1) bebas dalam menyatakan pendapat, 2) mempunyai pendapat
pribadi dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, 3) mempunyai rasa
ingin tahu yang besar, 4) percaya diri dan mandiri, 5) kaya akan inisiatif, 6)
kritis terhadap pendapat orang lain.
5. Model Pembelajaran Treffinger
Model Treffinger merupakan suatu model pembelajaran yang berbasis pada
pemecahan masalah guna untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam
pembelajaran. Model Treffinger melibatkan dua ranah, yaitu kognitif dan
afektif, serta terdiri atas enam langkah. Adapun langkah-langkah
pembelajaran dalam model Treffinger adalah: (1) menentukan tujuan, (2)
menggali data, (3) merumuskan masalah, (4) memunculkan gagasan, (5)
mengembangkan solusi, dan (6) membangun penerima.
F. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dala penelitian ini adalah:
1. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai referensi model
pembelajaran yang dapat menunjang kreativitas siswa dalam pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
matematika khususnya dalam menyelesaikan masalah kontekstual pada
materi segiempat.
2. Bagi Siswa
Melalui penerapan model pembelajaran Treffinger, siswa diharapkan
mampu meningkatkan kemampuan kreativitas dalam menyelesaikan soal
kontekstual pada materi segiempat.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini memberikan manfaat bagi peneliti untuk menemukan dan
merasakan pengetahuan serta pengalaman baru dalam menerapkan model
Treffinger dalam pembelajaran matematika. Selain itu, pengetahuan dan
pengalaman yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi bekal bagi
peneliti saat terjun di dunia pendidikan sebagai guru matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Masalah Kontekstual Matematika
Dalam pembelajaran matematika, masalah merupakan salah satu komponen
penting yang perlu disajikan kepada siswa. Adapun salah satu tujuan masalah
matematika diberikan kepada siswa adalah untuk melatih siswa mematangkan
kemampuan intelektualnya dalam memahami, merencanakan, melaksanakan,
dan memperoleh solusi dari setiap masalah yang dihadapinya. Menurut Mayer
& Wittrock (dalam Setiawan dan Harta, 2014) masalah matematika dapat
diklasifikasikan menjadi: 1) masalah rutin (routine problem) yaitu suatu
masalah dimana seorang pemecah masalah sudah mempunyai prosedur
penyelesaian yang siap digunakan dan 2) masalah tidak rutin (non-routine
problem) adalah suatu masalah yang mana seorang pemecah masalah tidak
mempunyai prosedur penyelesaian yang siap pakai sebelumnya.
Dalam penelitian ini, masalah matematika yang disajikan lebih fokus
kepada masalah tidak rutin dalam hal ini masalah kontekstual matematika.
Masalah kontekstual dapat disebut sebagai masalah tidak rutin. Anggo (2011)
menjelaskan bahwa ketika masalah matematika disajikan dengan menggunakan
konteks tertentu, maka pemecahan yang dilakukan siswa mungkin saja tidak
menggunakan prosedur matematika formal, tetapi menggunakan prosedur
informal berdasarkan pengetahuan yang sudah dimilikinya tentang konteks
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Membahas mengenai masalah kontekstual, Nelissen (dalam Anggo, 2011)
mendefinisikan konteks sebagai situasi yang menarik perhatian anak dan yang
mereka dapat kenali dengan baik. Anggo (2011) mendefinisikan konteks
sebagai obyek, peristiwa, fakta atau konsep yang telah dikenal dengan baik
oleh seseorang sehingga dapat membangkitkan pengetahuan tentang hal
tersebut dalam bentuk metode kerjanya sendiri. Dengan demikian, masalah
matematika kontekstual adalah masalah matematika yang berkaitan dengan
konteks sebagaimana telah didefinisikan. Berdasarkan pemahaman tersebut,
jelas bahwa sifat kontekstual dari suatu masalah matematika dapat berkaitan
langsung dengan obyek nyata, atau berkaitan dengan obyek dalam pikiran.
Stanic dan kilpatrick (dalam Setiawan dan Harta, 2014) menjelaskan bahwa
tujuan menyajikan masalah yang bersifat kontekstual adalah (1) untuk
menciptakan kesempatan bagi siswa untuk membuat penemuan tentang konsep
menggunakan media yang familiar dan diinginkan (motivasi), (2) untuk
membantu membuat suatu konsep menjadi lebih konkret (melalui praktik), (3)
untuk menawarkan alasan untuk belajar matematika (pembenaran). Ahli lain
yang juga mengemukakan pendapatnya mengenai manfaat dari masalah
kontekstual adalah Johnson. Dalam Amir (2015) Johnson menjelaskan bahwa
manfaat dari penyajian masalah kontekstual yaitu membantu siswa mengaitkan
pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata karena dengan
mengaitkan keduanya para siswa diharapkan mampu menemukan
permasalahan yang menarik, mencari informasi dan menarik kesimpulan serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
secara aktif memilih, menyusun, mengatur, menyentuh, merencanakan,
menyelidiki, mempertanyakan, dan membuat keputusan dari masalah tersebut.
Berdasarkan penjelaskan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
penyajian masalah kontekstual dalam pembelajaran matematika adalah untuk
memotivasi siswa agar mencoba menghubungkan dan mengkonstruksi
pemahaman konsep secara teoritis atau abstrak sesuai dengan konsep
matematika dan pengalaman yang pernah mereka didapat baik yang meliputi
segala aktivitas atau kegiatan yang pernah siswa alami sebelum pembelajaran
atau saat pembelajaran berlangsung. Dengan penyajian masalah kontekstual
matematika yang menitikberatkan hubungan antara materi yang dipelajari
siswa dengan kegunaan praktis dalam kehidupan sehari-hari diharapkan dapat
menekankan kebosanan siswa saat mempelajari konsep matematika dan
meningkatkan minat siswa dalam belajar serta diharapkan melalui proses
berpikir siswa tersebut, kemampuan analisis siswa dalam memecahkan
masalah melalui masalah kontekstual akan meningkat.
B. Pemecahan Masalah dalam Matematika
Dalam pembelajaran matematika, pemecahan masalah merupakan proses
yang sangat penting untuk menata nalar siswa. Hal ini karena pada dasarnya
salah satu tujuan belajar matematika bagi siswa adalah agar ia mempunyai
kemampuan atau keterampilan dalam memecahkan masalah atau soal-soal
matematika, sebagai sarana baginya untuk mengasah penalaran yang cermat,
logis, kritis, analitis, dan kreatif. Selain itu, pada pembelajaran matematika di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
sekolah, guru biasanya menjadikan kegiatan pemecahan masalah sebagai
bagian penting yang wajib dilaksanakan. Tujuan dari hal tersebut disamping
untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, juga
untuk melatih siswa agar mampu menerapkan pengetahuan yang dimilikinya
kedalam berbagai situasi dan masalah berbeda.
Beberapa para ahli juga mengemukakan pendapatnya mengenai pentingnya
pemecahan masalah diantaranya: 1) Widjajanti (dalam Hudoyo, 1998)
kemampuan pemecahan masalah menjadi fokus pembelajaran matematika di
semua jenjang, dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi karena dengan
mempelajari pemecahan masalah di dalam matematika, para siswa akan
mendapatkan cara-cara berfikir, kebiasaan tekun, dan keingintahuan, serta
kepercayaan diri di dalam situasi-situasi tidak biasa, sebagaimana situasi yang
akan mereka hadapi di luar ruang kelas matematika serta dalam kehidupan
sehari-hari dan dunia kerja dapat menjadi seorang pemecah masalah yang baik
bisa membawa manfaat-manfaat besar. 2) Menurut Pehkonen (dalam Setiawan
dan Harta, 2014) alasan pentingnya pemecahan masalah diberikan karena
pemecahan masalah: (a) dapat mengembangkan keterampilan kognitif, (b)
dapat meningkatkan kreativitas, (c) merupakan bagian dari proses aplikasi
matematika, (d) dapat memotivasi siswa untuk belajar matematika.
Pendapat-pendapat para ahli tersebut menegaskan bahwa pemecahan
masalah secara matematis dapat membantu para siswa meningkatkan
kemampuan analitis dan dapat membantu siswa dalam menerapkan
kemampuan tersebut pada beragam situasi. Selain itu, latihan pemecahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
masalah matematis dapat membantu peserta didik dalam mengambil
keputusan, sebab peserta didik telah dibakali keterampilan mengenai cara
mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisis informasi, dan
menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil yang telah diperolehnya
serta menegaskan bahwa proses berpikir kreatif merupakan salah satu hal
utama yang digunakan dalam menyelesaikan masalah.
Wallas (dalam Schunk, 2012) menjelaskan bahwa pemecahan masalah
adalah proses yang terjadi dalam 4 (empat) fase, yaitu:
a. fase persiapan: mempelajari masalah serta pengumpulan informasi yang
berkaitan dengan masalah yang sedang dipecahkan;
b. fase pematangan: kegiatan yang berkaitan dengan usaha memahami
keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya dalam rangka
pemecahan masalah;
c. fase iluminasi: berupa penemuan cara-cara yang perlu dilakukan untuk
memecahkan masalah; dan
d. fase verifikasi: berupa kegiatan yang berkaitan dengan usaha untuk
mengevaluasi apakah langkah-langkah yang akan digunakan dalam
pemecahan masalah akan memberikan hasil yang sesuai.
C. Kreativitas
1. Pengertian Kreativitas
Supriadi (1994) menjelaskan bahwa “Kreativitas didefinisikan secara
berbeda-beda. Sedemikian beragam definisi itu tergantung bagaimana orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
mendefinisikannya. Berdasarkan penekanannya, definisi-definisi kreativitas
dapat dibedakan ke dalam dimensi person, proses, produk, dan press.” Kendati
demikian, berikut dirangkum beberapa pengertian kreativitas menurut
beberapa ahli yang memiliki pendapat yang hampir sama diantaranya adalah:
(1) Santrock (dalam Sujiono dan Bambang, 2010) kreativitas adalah
kemampuan untuk memikirkan sesuatu dengan cara-cara yang baru dan tidak
biasa serta melahirkan suatu solusi yang unik terhadap masalah-masalah yang
dihadapi.; (2) Munandar (dalam Sujiono dan Bambang, 2010) kreativitas
merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan
menerapkannya dalam pemecahan masalah; (3) Mayesti (dalam Sujiono dan
Bambang, 2010) menyatakan bahwa kreativitas adalah cara berpikir dan
bertindak atau menciptakan sesuatu yang original dan bernilai bagi orang
tersebut.
Berdasarkan pengertian tentang kreativitas yang telah disebutkan oleh
beberapa pandangan para ahli, maka dapat dalam penelitian ini kreativitas
definisikan sebagai cara berpikir divergen untuk memandang suatu masalah
atau situasi dengan menentukan berbagai hubungan baru antara berbagai hal
serta menentukan dan menghasilkan suatu cara, komposisi, gagasan yang pada
dasarnya baru dalam pemecahan masalah.
2. Indikator Kreativitas
Indikator kreativitas banyak digunakan untuk mengidentifikasikan orang-
orang kreatif yang ditunjukkan oleh kemampuannya dalam berpikir kreatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Beberapa pendapat para ahli mengenai indikator yang dapat digunakan untuk
menilai kemampuan kreativitas seseorang.
Silver (1997) menjelaskan bahwa untuk menilai kemampuan berpikir kreatif
anak dan orang dewasa dapat dilakukan dengan menggunakan “The Torrance
Test of Creative Thinking (TTCT). Tiga komponen yang digunakan untuk
menilai kemampuan berpikir kreatif melalui TTCT adalah kefasihan (fluency),
fleksibilitas (fleksibility) dan kebaruan (novelty). Dengan pengertian sebagai
berikut:
a. Kefasihan (fluency) adalah jika siswa mampu menyelesaikan masalah
matematika dengan beberapa alternatif jawaban (beragam) dan benar.
b. Fleksibilitas (fleksibility) adalah jika siswa mampu menghasilkan ide-ide
penyelesaikan masalah matematika dengan dengan cara yang berbeda
c. Kebaruan (novelty) adalah jika siswa mampu menyelesaikan masalah
matematika dengan beberapa jawaban yang berbeda tetapi bernilai benar
dan satu jawaban yang tidak biasa dilakukan oleh siswa pada tahap
perkembangan mereka atau tingkat pengetahuannya.
Sementara menurut Jamaris (dalam Sujiono dan Bambang, 2010: 38) secara
umum karakteristik dari suatu bentuk kreativitas tampak dalam proses berpikir
saat seseorang memecahkan masalah yang berhubungan dengan:
a. kelancaran dalam memberikan jawaban dan atau mengemukakan pendapat
atau ide-ide;
b. kelenturan berupa kemampuan untuk mengemukakan berbagai alternatif
dalam memecahkan masalah;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
c. keaslian berupa kemampuan untuk menghasilkan berbagai ide atau karya
yang asli hasil pemikiran sendiri;
d. elaborasi berupa kemampuan untuk memperluas ide dan aspek-aspek yang
mungkin tidak terpikirkan atau terlihat oleh orang lain; serta
e. keuletan dan kesabaran dalam menghadapi suatu situasi yang tidak
menentu.
Selain itu, kreativitas memiliki ciri-ciri non-aptitude seperti rasa ingin
tahu, senang mengajukan pertanyaan, dan selalu ingin mencari pengalaman-
pengalaman baru.
Sementara menurut Olson (dalam Supriyadi, 1994) karakteristik dari
kreativitas terdiri dari dua unsur yaitu:
a. Kefasihan
Kefasihan ditunjukkan oleh kemampuan menghasilkan sejumlah besar
gagasan pemecahan masalah secara lancar dan cepat.
b. Keluwesan
Keluwesan pada umumnya mengacu pada kemampuan untuk menemukan
gagasan yang berbeda-beda dan luar biasa untuk memecahkan suatu
masalah.
Supriyadi (1994: 55) menjelaskan bahwa ciri-ciri kreativitas dapat
dibedakan kedalam ciri kognitif dan non-kognitif. Ciri kognitif meliputi
orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran, dan elaborasi. Sementara yang termaksud
dalam ciri non-kognitif meliputi motivasi, sikap, dan kepribadian kreatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Munandar (dalam Supriyadi, 1994) mengemukakan tujuh ciri sikap,
kepercayaan, dan nilai-nilai yang melekat pada orang-orang yang kreatif, yaitu:
terbuka terhadap pengalaman baru dan luar biasa, luwes dalam berpikir dan
bertindak, bebas dalam mengekspresikan diri, dapat mengapresiasi fantasi,
berminat pada kegiatan-kegiatan kreatif, percaya pada gagasan sendiri, dan
mandiri.
D. Kreativitas dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual Matematika
Suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang
untuk menyelesaikannya akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus
dikerjakan untuk menyelesaikannya. Masalah matematika dalam penelitian ini
adalah masalah kontekstual dimana memuat suatu entitas yang tidak diketahui
dan perlu dicari pemecahannya. Menurut Mousoulides (dalam Anggo, 2011)
pemecahan suatu masalah matematika mensyaratkan siswa berhubungan
dengan situasi yang tidak dikenalnya melalui berpikir secara fleksibel dan
kreatif. Hal yang sama disampaikan oleh Suejono (dalam Eviliyanida, 2010)
bahwa suatu masalah matematika dapat dilukiskan sebagai tantangan bila
pemecahannya memerlukan kreativitas, pengertian, pemikiran yang asli atau
imajinasi.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan salah satu aspek yang
dibutuhkan dan memiliki andil yang besar dalam menyelesaikan masalah
kontekstual matematika adalah kreativitas. Singkatnya bahwa dalam proses
penyelesaikan masalah kontekstual matematika tentunya membutuhkan proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
berpikir yang kreatif agar dapat mengorganisasi strategi yang ditempuh sesuai
dengan data dan permasalahan yang dihadapi. Hal ini mengindikasikan bahwa
siswa yang memiliki kreativitas yang baik bukan mereka yang mampu
menyelesaikan masalah rutin secara kreatif melainkan siswa yang bisa
menyelesaikan masalah tidak rutin seperti masalah kontekstual matematika
secara kreatif.
Dalam penelitian ini, indikator kreativitas dalam menyelesaikan masalah
kontekstual matematika adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1. Indikator Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Masalah
Kontekstual Matematika
No Indikator Keterangan
1. Kefasihan Siswa mampu menyelesaikan masalah kontekstual
matematika dengan beberapa alternatif jawaban
beragam dan benar.
2. Fleksibilitas Siswa mampu menghasilkan ide-ide penyelesaikan
masalah kontekstual matematika dengan dengan cara
yang berbeda.
3. Keaslian Siswa mampu menghasilkan berbagai ide atau karya
yang merupakan hasil pemikiran sendiri.
E. Model Pembelajaran Treffinger
1. Sejarah Model Pembelajaran Treffinger
Model pembelajaran Treffinger merupakan perkembangan dari model
Creative Problem Solve (CPS). Model pembelajaran CPS digagas oleh Osborn
pada tahun 1952. Model Treffinger disebut juga sebagai model CPS Treffinger.
Model CPS Treffinger dikenalkan oleh Donald J. Treffinger pada tahun 1980.
Donald J. Treffinger adalah presiden di Center of Creative Learning,
IncSarasota. Singkatnya model Treffinger merupakan revisi atas kerangka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kerja CPS versi Osborn. Donald J. Treffinger memodifikasi enam tahapan
Osborn menjadi tiga komponen penting. Kendati demikian, model CPS versi
Osborn dan model Treffinger memiliki tujuan yang sama yaitu mengajak siswa
untuk berpikir kreatif dalam menyelesaian masalah. Perbedaan kedua model
pembelajaran ini terletak pada sintaksnya.
Treffinger dalam Polamato (2006: 23) berdasarkan kajiannya mengenai
sejumlah pustaka yang membahas pengembangan kreativitas mencoba
mengajukan suatu model untuk membangkitkan belajar kreatif. Model tersebut
dinamakan sebagai model pembelajaran Treffinger. Di samping itu, menurut
Treffinger dalam Huda (2013: 318) menjelaskan bahwa alasan digagasnya
model Treffinger dikarenakan perkembangan yang terus berubah dengan cepat
dan semakin kompleksnya permasalahan yang harus dihadapi. Oleh karena itu,
untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan suatu cara agar dapat
menyelesaikan suatu permasalahan dan menghasilkan solusi yang paling tepat.
2. Hakekat Model Pembelajaran Treffinger
Model pembelajaran Treffinger merupakan salah satu dari sedikit model
yang menangani masalah kreativitas yang berbasis pada pemecahan masalah
secara langsung dan memberikan saran-saran praktis bagaimana mencapai
keterpaduan dengan melibatkan keterampilan kognitif dan afektif pada setiap
tingkat dari model pembelajaran ini (Munandar dalam Rosiyanti dan Esti,
2015). Model pembelajaran Treffinger dapat membantu siswa untuk berpikir
kreatif dalam memecahkan masalah, membantu siswa dalam menguasai
konsep-konsep materi yang diajarkan, serta memberikan kepada siswa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
menunjukkan potensi-potensi kemampuan yang dimilikinya termasuk
kemampuan kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah (Polamato, 2006).
Dengan melibatkan keterampilan kognitif dan afektif, model Treffinger
menunjukkan hubungan dan ketergantungan antara keduanya dalam
mendorong belajar secara kreatif (Maygayanti, dkk., 2016).
Model pembelajaran Treffinger ini juga menuntut guru agar lebih kreatif
dan aktif lagi dalam membimbing siswanya pada proses pembelajaran, karena
materi yang akan disampaikan harus dikuasai oleh guru agar nantinya lebih
mudah untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan yang lebih menantang siswa.
Hal ini akan membuat siswa agar lebih aktif dan kreatif dalam mencari
jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh guru saat proses pembelajaran
berlangsung, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan
hasil belajar siswapun menjadi meningkat.
3. Karakteristik Model Pembelajaran Treffinger
Polamato (dalam Huda, 2013: 320) menjelaskan bahwa karakteristik yang
paling dominan dari model Treffinger adalah upayanya dalam
mengintegrasikan dimensi kognitif dan afektif siswa untuk mencari arah-arah
penyelesaian yang akan ditempuhnya untuk memecahkan permasalahan. Hal
ini berarti bahwa siswa diberi keleluasan untuk berkreativitas menyelesaikan
permasalahannya sendiri dengan cara yang dikehendakinya (Huda: 2013).
Sementara menurut Munandar (dalam Rosiyanti dan Esti, 2015:40)
menjelaskan bahwa karakteristik dari model pembelajaran Treffinger adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Gambar 2.1. Karakteristik Model Pembelajaran Treffinger
Dari gambar karakteristik model pembelajaran Treffinger di atas dapat
disimpulkan bahwa karakteristik dari model Treffinger adalah keterlibatan
aspek kognitif dan afektif pada setiap tingkat dari model Treffinger serta
Tingkat III
Keterlibatan dalam
tantangan nyata
Kognitif:
a. Penerapan
b. Analisis
c. Sintesis
d. Evaluasi
e. Keterampilan metodologis
dan penenetian
f. Transformasi
g. Metaphor dan analogi
Afektif
a. keterbukaan terhadap
perasaan-perasaan majemuk
b. meditasi dan kesantaian
c. pengembangan nilai
d. keselamatan psikologis
dalam berkreasi
e. penggunaan khayalan dan
tamsil
Tingkat II
Proses berpikir dan
perasaan majemuk
Kognitif:
a. pengajuan
pertanyaan secara
mandiri
b. pengarahan diri
c. pengelolahan sumber
pengembangan
produk
Afektif
a. pengikatan diri terhadap
hidup produktif
b. menuju perwujudan diri
Tingkat I
Fungsi Divergen
Afektif
a. rasa ingin tahu
b. kesediaan untuk menjawab
c. keterbukaan terhadap
pengalaman
d. keberanian mengambil
resiko
e. kepekaan terhadap masalah
f. tenggang rasa terhadap
kesamaan kedwiartian
g. percaya diri
Kognitif:
a. kelancaran
b. kelenturan
c. orisinalitas
d. pemerincian
e. pengenalan dan ingatan
dan ingatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
menunjukkan saling berhubungan dan ketergantungan antara kognitif dan
afektif dalam mendorong belajar kreatif.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran Model Treffinger
Treffinger (dalam Huda, 2013) menyebutkan bahwa model pembelajaran
Treffinger terdiri dari 3 komponen penting yaitu understanding challenge,
generating ideas, dan preparing for action yang kemudian dirinci ke dalam
enam tahapan atau langkah-langkah.
a. Komponen 1: Understanding Challenge (Memahami Tantangan)
Adapun langkah-langkah dalam understanding challenge, diantaranya:
1) Menentukan tujuan
Guru menginformasikan kompetensi atau tujuan yang harus dicapai
dalam pembelajaran.
2) Menggali data
Guru mendemonstrasikan atau menyajikan fenomena alam yang dapat
mengundang keingintahuan siswa.
3) Merumuskan masalah
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi
permasalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
b. Komponen II: Generating Ideas (Membangkitkan Gagasan)
Langkah-langkah dalam komponen generating ideas adalah:
4) Memunculkan gagasan
Guru memberikan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk
mengungkapkan gagasan-gagasan siswa dan membimbing siswa untuk
menyepakati alternatif pemecahan yang akan diuji.
c. Komponen III: Preparing for Action (Mempersiapkan Tindakan)
Langkah-langkah dalam komponen preparing for action adalah:
5) Mengembangkan solusi
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
6) Membangun penerimaan
Guru mengecek solusi yang telah diperoleh siswa dan memberikan
permasalahan yang baru namun yang lebih kompleks agar siswa dapat
menerapkan solusi yang telah diperoleh.
Sementara Maygayanti, dkk. (2016) memaparkan langkah-langkah dalam
model pembelajaran Treffinger sebagai berikut:
1) Fase 1: Menentukan tujuan dan masalah
Guru menginformasikan kompetensi yang harus dicapai dalam
pembelajaran dan selanjutnya guru memberikan suatu permasalahan yang
terbuka dengan jawaban yang lebih dari satu penyelesaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2) Fase 2: Menggali data
Guru membimbing siswa untuk memecahkan masalah permasalahan
dengan mengaitkan dengan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat
mengundang keingintahuan siswa
3) Fase 3: Merumuskan masalah
Guru membimbing siswa untuk melakukan diskusi dengan kelompoknya
yang terdiri dari 2-3 orang dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengindentifikasi permasalahan
4) Fase 4: Memunculkan gagasan
Guru memberikan waktu dan kesempatan pada siswa untuk
mengungkapkan solusi dan membimbing siswa untuk menyepakati solusi
pemecahan yang telah ditentukan.
5) Fase 5: Mengembangkan solusi
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan
permasalahan yang diberikan
6) Fase 6: Membangun penerima
Guru mengecek solusi yang telah diperoleh siswa dan memberikan
permasalahan yang baru namun lebih kompleks agar siswa dapat
menerapkan solusi yang telah diperoleh
7) Fase 7: Hasil karya
Setelah penyelesaian masalah dan mendapatkan solusi, peserta didik akan
menemukan sebuah pengetahuan baru yang berkaitan dengan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
yang dipecahkan. Disini siswa akan diberikan kuis kecil yang berkaitan
dengan permasalahan yang diberikan.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka langkah-langkah
model pembelajaran Treffinger dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Menentukan tujuan
Guru menginformasikan kompetensi atau tujuan yang harus dicapai
dalam pembelajaran.
2) Menggali data
Guru mendemonstrasikan atau menyajikan fenomena alam yang dapat
menundang keingintahuan siswa.
3) Merumuskan masalah
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi
permasalahan
4) Memunculkan gagasan
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan
gagasan-gagasan siswa dan membimbing siswa untuk menyepakati
alternatif untuk menyelesaikan masalah yang disajikan
5) Mengembangkan solusi
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
6) Membangun penerimaan
Guru mengecek solusi yang telah diperoleh siswa dan memberikan
permasalahan yang baru namun yang lebih kompleks agar siswa dapat
menerapkan solusi yang telah diperoleh.
5. Kelebihan Model Pembelajaran Treffinger
Treffinger (dalam Nisa, 2011) menjelaskan bahwa model Treffinger
memiliki kelebihan yaitu:
a. model Treffinger didasarkan pada asumsi bahwa kreativitas adalah proses
dan hasil belajar;
b. dilaksanakan kepada semua peserta didik dalam berbagai latar belakang
dan tingkat pengetahuan;
c. mengintegrasikan dimensi kognitif dan afektif dalam pengembangannya;
d. melibatkan secara bertahap kemampuan berpikir konvergen dan divergen
dalam proses pemecahan masalah;
e. memiliki tahapan pengembangan yang sistematik, dengan berbagai macam
metode dan teknik untuk setiap tahap yang dapat diterapkan secara
fleksibel.
F. Materi Pembelajaran
Segiempat adalah bangun datar yang dibatasi oleh empat buah sisi (Smith
dan James, 1956:161). Segiempat terdiri dari dua macam yaitu segiempat
beraturan dan tidak beraturan. Adapun yang termaksud dalam segi empat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
beraturan yaitu trapesium, jajargenjang, persegi panjang, persegi, belah
ketupat, dan layang-layang.
1. Definisi dan Sifat-Sifat Bangun Datar Segiempat Beraturan
a. Jajargenjang
Jajargenjang merupakan segiempat yang memiliki dua pasang sisi
sejajar (Smith dan James, 1956:74). Contoh gambar dari bangun datar
jajargenjang adalah sebagai berikut:
As’ri, dkk (2017: 418) menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki
jajargenjang adalah sebagai berikut:
1) Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar
2) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar
3) Jumlah sudut yang berdekatan adalah 180°
4) Kedua diagonal saling membagi dua sama panjang
5) Memiliki 2 simetri putar
b. Persegi Panjang
Persegi panjang merupakan jajargenjang yang salah satu sudutnya
siku-siku (Smith dan James, 1956:178). Berikut ini adalah contoh gambar
dari bangun datar persegi panjang:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
As’ri, dkk (2017: 417) menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki bangun
datar persegi panjang adalah:
1) Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang
2) Keempat sudutnya sama besar
3) Kedua diagonalnya sama panjang, berpotongan di satu titik dan
saling membagi dua sama panjang
4) Memiliki 2 simetri putar dan 2 simetri lipat
c. Persegi
Persegi merupakan persegi panjang dengan dua sisi berdekatan sama
panjang (Smith dan James, 1956:180). Gambar berikut ini merupakan
contoh dari bangun datar persegi:
As’ri, dkk (2017: 417) menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki persegi
adalah sebagai berikut:
1) Keempat sisinya sama panjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2) Keempat sudutnya sama besar
3) Kedua diagonalnya sama panjang, saling berpotongan tegak lurus di
satu titik, dan saling membagi dua sama panjang
4) Diagonal-diagonalnya membagi sudut-sudutnya menjadi dua bagian
sama besar
5) Memiliki 4 simetri putar dan 4 simetri lipat
d. Belah Ketupat
Belah ketupat adalah segiempat dengan dua sisi berdekatan sama
panjang (Smith dan James, 1956:161). Gambar berikut ini merupakan
contoh dari bangun datar belah ketupat:
As’ri, dkk (2017: 418) menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki bangun
datar belah ketupat adalah:
1) Keempat sisinya sama panjang
2) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar
3) Sudut-sudut yang berhadapan dibagi dua sama besar oleh diagonal-
diagonalnya
4) Jumlah sudut yang berdekatan adalah 180°
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
5) Diagonal-diagonalnya saling tegak lurus dan membagi dua sama
panjang
6) Memiliki 2 simetri putar dan 2 simetri lipat
e. Layang-Layang
Layang-layang merupakan segiempat dengan tepat dua pasang sisi
berdekatan sama panjang (Wagiyo, dkk., 2008: 209). Berikut ini
merupakan contoh dari bangun datar layang-layang:
As’ri, dkk (2017: 419) sifat-sifat yang dimiliki layang-layang adalah
sebagai berikut:
1) Terdapat dua pasang sisi yang sama panjang
2) Sepasang sudut berhadapan sama besar
3) Salah satu diagonalnya saling tegak lurus dan membagi dua sama
panjang
f. Trapesium
Trapesium merupakan segiempat yang memiliki tepat satu pasang sisi
sejajar (Wagiyo, dkk., 2008: 210). Ada tiga macam bentuk trapesium,
yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
1) Trapesium sembarang adalah trapesium yang mempunyai tepat satu
pasang sisi sejajar. Gambar berikut ini merupakan contoh
trapesium sembarang:
2) Trapesium siku-siku adalah trapesium yang mempunyai sudut siku-
siku. Berikut ini adalah contoh dari trapesium siku-siku:
3) Trapesium sama kaki adalah trapesium yang mempunyai sepasang
sisi (yang tidak sejajar) yang sama panjang. Berikut ini adalah
contoh dari trapesium sama kaki:
As’ri, dkk (2017: 418) menjelaskan sifat-sifat dari trapesium adalah
sebagai berikut:
1) Jumlah sudut yang berdekatan diantara dua sisi sejajar pada trapesium
adalah 180°.
2) Trapesium sama kaki mempunyai 1 simetri putar
3) Pada trapesium sama kaki, diagonal-diagonalnya sama panjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2. Rumus Keliling dan Luas Bangun Datar Segiempat Beraturan
As’ri, dkk. (2017) mendefinisikan serta merumuskan luas dan keliling
dari jenis-jenis bangun datar segiempat sebagai berikut:
Luas dari suatu bangun datar segiempat dapat didefinisikan sebagai
luasan daerah yang dibatasi oleh sisi-sisi pada bangun datar tersebut.
Sementara keliling dari suatu bangun datar segiempat didefinisikan sebagai
jumlah panjang sisi-sisi yang membatasi bangun datar tersebut.
a. Trapesium
Jika L adalah luas, K adalah keliling, a dan b adalah panjang sisi-sisi
sejajar, dan t merupakan tinggi dari sebuah trapesium maka: 𝐿 = (𝑎+𝑏) × 𝑡
2
dan keliling (K) trapesium adalah jumlah panjang sisi-sisinya.
b. Jajargenjang
Misalkan L adalah luas, K adalah keliling, a adalah panjang alas, dan t
adalah tinggi dari sebuah jajargenjang, maka: 𝐿 = 𝑎 × 𝑡 dan keliling
jajargenjang adalah jumlah panjang sisi-sisinya.
c. Persegi Panjang
Jika L adalah luas, K adalah keliling, p adalah panjang, dan l adalah
lebar dari sebuah persegi panjang maka: 𝐿 = 𝑝 × 𝑙 dan 𝐾 = 2𝑝 + 2𝑙.
d. Persegi
Jika L adalah luas, K adalah keliling, s adalah Panjang sisi sebuah
persegi, maka: 𝐿 = 𝑠 × 𝑠 dan 𝐾 = 4 × 𝑠.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
e. Belah Ketupat
Misalkan L adalah luas, K adalah keliling, s adalah panjang sisi-sisinya,
𝑑1 merupakan panjang diagonal 1, dan 𝑑2 merupakan panjang diagonal 2
dari sebuah belah ketupat maka: 𝐿 = 𝑑1+𝑑2
2 dan 𝐾 = 4 × 𝑠.
f. Layang-Layang
Misal
kan L adalah luas, K adalah keliling, 𝑑1 merupakan panjang diagonal 1,
dan 𝑑2 merupakan panjang diagonal 2 dari sebuah laying-layang maka:
𝐿 = 𝑑1+𝑑2
2 dan keliling layang-layang adalah jumlah panjang sisi-sisinya.
G. Penelitian yang Relevan
Dalam melakukan penelitian, penulis menemukan beberapa penelitian yang
relevan terutama yang berkaitan dengan penerapan model pembelajaran
Treffinger dalam pembelajaran matematika yakni:
1. Pomalato, Polamato Waliyatimas (2005), meneliti tentang pengaruh
penerapan model Treffinger pada pembelajaran matematika dalam
mengembangkan kemampuan kreatif dan pemecahan masalah matematika
siswa. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen dengan
menggunakan kelas kontrol. Adapun hasil penelitiannya adalah penerapan
model Treffinger dalam pembelajaran matematika memberikan kontribusi
positif terhadap pengembangan atau peningkatan kemampuan kreatif
matematik dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2. Andriani, Rahmawati Atika (2016), meneliti tentang efektivitas model
pembelajaran Treffinger dengan menggunakan mind map terhadap
kreativitas berpikir dan minat belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1
Tempuran pada materi segitiga. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan desain nonequivalent
control group design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) model
pembelajaran Treffinger dengan menggunakan mind map tidak lebih
efektif daripada model pembelajaran konvensional terhadap kreativitas
berpikir siswa, dan (2) model pembelajaran Treffinger dengan
menggunakan mind map lebih efektif daripada model pembelajaran
konvensional terhadap minat belajar siswa.
H. Kerangka Berpikir
Kreativitas merupakan salah satu aspek yang memiliki kontribusi penting
di abad ke-21. Sebagaimana terangkum dalam Assesment and Teaching of 21st
Century Skills yang mengkategorikan keterampilan abad ke-21 menjadi 4
kategori dan salah satu diantaranya mencakup kreativitas. Kendati demikian
dalam pembelajaran matematika di sekolah, kreativitas masih menjadi masalah
yang cukup memprihatinkan yang seringkali dihadapi oleh sebagian besar
siswa khususnya dalam menyelesaikan masalah-masalah kontekstual
matematika. Tentunya permasalahan tersebut membutuhkan solusi yang tepat
agar kemampuan kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual
matematika menjadi lebih baik. Model pembelajaran yang ditawarkan peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
sebagai solusi dari masalah tersebut adalah model pembelajaran Treffinger.
Model pembelajaran Treffinger merupakan salah satu dari dari sedikit model
yang menangani masalah kreativitas yang berbasis pada pemecahan masalah
secara langsung. Model pembelajaran ini mengarahkan siswa untuk lebih aktif
dan kreatif dalam menyelesaikan masalah-masalah matematika.
Dalam rangka mendeskripsikan kemampuan kreativitas siswa dalam
menyelesaikan masalah kontekstual matematika, tentunya peneliti akan
memberikan pre test terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kreativitas awal
siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual materi segiempat. Kemudian
akan dilaksanakan pembelajaran yang mengimplementasikan model
pembelajaran Treffinger. Setelah itu, peneliti akan memberikan post test untuk
mengetahui kreativitas siswa setelah diterapkan model pembelajaran Treffinger
guna untuk membantu peneliti menganalisis kemampuan kreativitas siswa
dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika. Jawaban siswa pada
soal post test akan dianalisis menggunakan panduan penskoran yang dibuat
peneliti.
Keterlaksanakan model pembelajaran Treffinger tentunya juga akan
dideskripsikan dalam penelitian ini. Dalam rangka mendeskripsikan
keterlaksanaannya maka akan diawali dengan mengimplementasikan model
pembelajaran Treffinger di sekolah pada materi segiempat. Selain itu, akan
digunakan juga lembar observasi pembelajaran yang akan diisi oleh peneliti
dan beberapa observer yang mengamati proses pembelajaran yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
oleh guru. Lembar observasi akan dianalisis dengan menggunakan panduan
analisis yang dibuat peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa tujuan dari dilaksanakannya penelitian
ini adalah untuk mendeskripsikan kreativitas siswa kelas VII B SMP Kanisius
Gayam Yogyakarta dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika
pada materi segiempat sesudah diterapkannya model pembelajaran Treffinger.
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa metode
penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Menurut Arikunto (dalam Prastowo, 2014:203) penelitian deskriptif adalah
penelitian yang menggambarkan apa adanya tentang sesuatu variabel, gejala
atau keadaan. Sedangkan metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah instrumen kunci,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive. Teknik
pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekan makna dari pada generalisasi
(Sugiyono, 2014: 15).
B. Subyek Penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII B SMP Kanisius
Gayam Yogyakarta pada tahun ajaran 2017/2018. Namun, tidak semua siswa
kelas VII B dijadikan sebagai subyek pada penelitian ini. Dalam penelitian ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
peneliti hanya memilih 6 siswa berdasarkan kategori kemampuan kreativitas
siswa dengan masing-masing kategori terdiri dari 2 siswa. Kategori yang
dimaksudkan adalah siswa dengan kreativitas tinggi, sedang dan kreativitas
rendah.
Adapun pertimbangan dalam pengambilan subyek penelitian (hanya 6
siswa) adalah peneliti ingin menganalisis kreativitas dari 6 siswa kelas VII B
tersebut secara mendalam khususnya kreativitas dalam menyelesaikan masalah
kontekstual matematika. Pemilihan 6 subyek didasarkan pada dua hal yaitu
hasil pre test yang mengukur indikator kefasihan dan orisinalitas serta
berdasarkan rekomendari dari guru matematika yang lebih mengenal tingkat
kreativitas dari siswa-siswa di kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan bulan Februari-Juni 2018. Pengambilan data
dilaksanakan bulan April-Mei 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
D. Bentuk Data
Adapun beberapa bentuk data dalam penelitian ini, adalah:
1. Data Kreativitas Siswa
Data hasil belajar siswa diperoleh dari jawaban yang diberikan siswa
terhadap pertanyaan yang termuat dalam tes hasil belajar setelah dilakukan
pembelajaran yang mengimplementasikan model pembelajaran Treffinger.
Setiap jawaban siswa dianalisis sesuai dengan panduan penskoran yang
dibuat oleh peneliti.
2. Data Keterlaksanaan Pembelajaran
Data keterlaksanaan pembelajaran diperoleh melalui observasi pembelajaran
yang dilakukan oleh beberapa observer dan guru mata pelajaran matematika
dengan memberikan tanda centang pada kolom “Ya” atau “Tidak” pada
lembar observasi. Observasi pembelajaran dilakukan untuk mengetahui
keterlaksanaan model Treffinger pada pembelajaran matematika materi
segiempat di kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. Selain itu,
kegiatan observasi juga bertujuan untuk mengetahui perkembangan
kreativitas siswa kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta setelah
diimplementasikan model pembelajaran Treffinger.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
E. Metode Pengumpulan data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam penelitian ini,
metode yang digunakan unutk mengumpulkan data adalah:
1. Tes Hasil Belajar
Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan
jawaban. Dalam penelitian ini, adapun tujuan dari hal tersebut adalah untuk
mengetahui kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual
matematika pada materi segiempat yang mengimplementasikan model
pembelajaran Treffinger.
Tes hasil belajar dilaksanakan dua kali yaitu sebelum (pre test) dan
sesudah (post test) diterapkannya pembelajaran matematika menggunakan
model pembelajaran Treffinger. Pre test diberikan kepada seluruh siswa
kelas VII B SMP Kanisius Gayam. Bentuk tes yang digunakan adalah tes
uraian. Instrumen tes yang diujikan terlebih dahulu dilakukan uji coba pada
kelas VII A. Uji coba soal dilakukan untuk mengetahui apakah butir soal
sudah memenuhi kriteria soal yang baik atau belum. Analisis butir soal yang
digunakan meliputi uji validitas dan reliabilitas.
2. Wawancara (in depth interview)
Menurut Arikunto (2015) wawancara merupakan dialog yang dilakukan
pewawancara untuk mendapatkan informasi dari terwawancara. Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan tujuan untuk
menemukan permasalahan dan potensi yang harus diteliti serta mengetahui
hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Dalam penelitian ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
wawancara dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang
mendalam mengenai kreativitas siswa sebelum dan sesudah
dilaksanakannya pembelajaran matematika yang mengimplementasikan
model Treffinger.
3. Observasi
Kegiatan observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan meliputi
kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan
seluruh alat indra (Arikunto, 2013:199). Dalam penelitian ini observasi yang
dimaksud adalah observasi pembelajaran yang terstruktur artinya observasi
yang dilakukan pengamat telah dirancang secara sistematis, tentang apa
yang akan diamati, kapan dan dimana pelaksanaan kegiatan observasi.
Adapun tujuan dari kegiatan observasi pembelajaran dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran Treffinger
pada pembelajaran matematika materi segiempat di kelas VII B SMP
Kanisius Gayam Yogyakarta. Selain itu, kegiatan observasi juga bertujuan
untuk mengetahui kreativitas siswa kelas VII B SMP Kanisius Gayam
Yogyakarta selama proses pembelajaran yang mengimplementasikan model
pembelajaran Treffinger.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
F. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2015:156) menjelaskan bahwa instrumen penelitian merupakan alat
ukur seperti tes, kuisioner, pedoman wawancara dan pedoman observasi yang
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Dalam
penelitian ini, instrument penelitian terdiri dari instrumen pembelajaran dan
instrumen pengumpulan data. Berikut adalah penjelasannya:
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
RPP yang disusun adalah RPP kurikulum 2013 revisi 2017 dengan
mempertimbangkan kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD),
indikator pencapaian kompetensi dan prinsip-prinsip yang berlaku pada
pembelajaran yang mengimplementasikan model pembelajaran
Treffinger.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kerja siswa memuat latihan soal-soal matematika yang
berkaitan dengan materi segiempat. Soal-soal dalam LKS terdiri dari
soal rutin dan soal yang disajikan dalam masalah kontekstual
matematika.
2. Instrumen Pengumpulan Data
a. Soal Tes Uraian
Instrumen yang berupa tes dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi (Arikunto, 2013:266).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Dalam penelitian ini, soal tes yang digunakan adalah tes uraian. Adapun
tujuan dari soal tes uraian yaitu untuk mengukur kreativitas siswa kelas
VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta sebelum dan sesudah
diimplementasikan model Treffinger. Kisi-kisi soal tes disajikan dalam
tabel berikut ini:
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar (Pre testt)
No soal Indikator
1
a. Menerapkan konsep keliling dari bangun datar persegi
panjang untuk menyelesaikan masalah kontekstual.
b. Menerapkan konsep keliling dari bangun datar persegi
untuk menyelesaikan masalah kontekstual.
2
a. Menerapkan konsep luas dari bangun datar persegi
panjang untuk menyelesaikan masalah kontekstual.
b. Menerapkan konsep luas dan keliling dari bangun datar
belah ketupat untuk menyelesaikan masalah
kontekstual.
3
a. Menerapkan konsep luas dari bangun datar persegi
panjang untuk menyelesaikan masalah kontekstual.
b. Menerapkan konsep luas dari bangun datar layang-
layang untuk menyelesaikan masalah kontekstual.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar (Post testt)
No Soal Indikator
1
a. Menerapkan konsep keliling dari bangun datar persegi
panjang untuk menyelesaikan masalah kontekstual.
b. Menerapkan konsep keliling dari bangun datar persegi
untuk menyelesaikan masalah kontekstual.
2
a. Menerapkan konsep luas dari bangun datar persegi
panjang untuk menyelesaikan masalah kontekstual.
b. Menerapkan konsep luas dan keliling dari bangun datar
belah ketupat untuk menyelesaikan masalah
kontekstual.
3
a. Menerapkan konsep luas dari bangun datar persegi
panjang untuk menyelesaikan masalah kontekstual.
b. Menerapkan konsep luas dari bangun datar layang-
layang untuk menyelesaikan masalah kontekstual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
c. Lembar Observasi Pembelajaran
Lembar observasi pembelajaran bertujuan untuk mengetahui
mengetahui keterlaksanaan model Treffinger pada pembelajaran
matematika materi segiempat serta untuk mengetahui kreativitas siswa
kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta setelah
diimplementasikan model Treffinger. Lembar observasi memuat
pernyataan-pernyataan yang menyatakan ragam kegiatan yang terjadi
selama proses pembelajaran serta memuat aspek-aspek yang menjadi
indikator dari kreativitas siswa. Pengamat akan memberikan tanda
centang pada kolom “Ya” atau “Tidak” untuk menyatakan terlaksana
atau tidaknya suatu kegiatan dalam pembelajaran tersebut serta untuk
menyatakan terpenuhi atau tidaknya aspek-aspek yang merupakan
aspek pendukung kreativitas siswa dalam menyelesaikan soal
kontekstual matematika.
d. Pedoman Wawancara Siswa
Pedoman wawancara bertujuan untuk memperkuat informasi mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas siswa dalam
menyelesaikan masalah kontekstual dalam pembelajaran matematika
yang mengimplementasikan model Treffinger. Pedoman wawancara
siswa disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.3. Panduan Wawancara Siswa
No Indikator Kreativitas Daftar Pertanyaan
1. Kefasihan 1. Apakah kamu dapat menduga
dengan cepat kemungkinan solusi
dari suatu permasalahan kontekstual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
No Indikator Kreativitas Daftar Pertanyaan
matematika?
2. Apakah kamu langsung dapat
membayangkan langkah-langkah
penyelesaian jika diberi soal
kontekstual matematika dari pokok
bahasan yang sudah dipelajari?
3. Apakah kamu dapat menyelesaikan
masalah kontekstual matematika
dengan lancar dan tepat?
2. Fleksibilitas 1. Apakah kamu berusaha untuk
memikirkan ide atau gagasan yang
beragam dari suatu masalah
kontekstual matematika?
2. Apakah kamu mencoba metode yang
praktis dalam menyelesaikan
masalah kontekstual matematika?
3. Apakah kamu memiliki alternatif
penyelesaian yang lain untuk semua
nomor soal post test? Konsep
apakah yang kamu gunakan?
3. Orisinalitas
1. Apakah kamu senang jika guru
memberikan soal dan langsung
membahasnya, tanpa memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
mengerjakannya?
2. Apakah kamu langsung mencari
buku kumpulan penyelesaian soal-
soal matematika atau penyelesaian
di internet, tanpa terlebih dahulu
berusaha mengerjakannya jika diberi
suatu permasalahan?
3. Apakah kamu memiliki kemauan
keras untuk menyelesaikan masalah
matematika dengan cara atau
metode sendiri?
4. Apakah kamu mencoba
mengembangkan ide dari suatu
permasalahan dengan caramu
sendiri?
G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Best dan Khan (dalam Sugiyono, 2015:176) menjelaskan bahwa “Validity
and reliability are essential to the effektivenee of any data gathering
procedure”. Hal ini menegaskan bahwa validitas dan reliabilitas instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
penelitian merupakan hal yang esensial dan utama dalam meningkatkan proses
pengumpulan data penelitian.
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2013: 210). Dalam penelitian ini,
ada dua jenis validitas yang digunakan untuk menguji kevalidan instrumen
yang dibuat peneliti yakni validitasi isi dan validitas butir item.
a. Validitas Isi
Validitas isi adalah validitas yang terkait dengan isi sebuah instrumen.
Peneliti meminta pertimbangan dari para ahli yakni dosen mata kuliah
geometri, dosen pembimbing skripsi dan guru mata pelajaran
matematika untuk menguji kesesuaian isi dari instrumen penelitian
yang meliputi RPP, lembar observasi, tes hasil belajar dan panduan
wawancara siswa.
b. Validitas Butir Item
Validitas butir item digunakan untuk mengetahui validitas butir-butir
item pada suatu instrumen dengan mencari korelasi antara skor pada
masing-masing butir item dengan skor total pada instrumen tersebut.
Validasi butir item dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
validitas dari tes hasil belajar. Validasi butir item dalam penelitian ini
digunakan untuk menguji validitas dari tes hasil belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Rumus korelasi yang digunakan adalah rumus korelasi product -
momen Pearson yakni:
𝑟𝑥𝑦 =𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋) (∑ 𝑌)
√{𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2
}{𝑁 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2
}
Keterangan
𝑟𝑥𝑦 : koefisien korelasi variabel dan y
𝑁 : jumlah siswa
𝑋 : Skor yang diperoleh pada suatu butir item
𝑌 : Total skor maksimal yang diperoleh
Item dikatakan valid jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙.
c. Reliabilitas
Reliabilitas instrumen tes hasil belajar dan angket minat akan
dihitung dengan bantuan software SPSS yang menggunakan rumus
Alpha – Cronbach yakni:
𝑟11 = (𝑛
𝑛 − 1) (1 −
∑ 𝑆𝑖2
∑ 𝑆𝑡2)
Keterangan
𝑟11 : koefisien reliabilitas
𝑛 : banyak soal
∑ 𝑆𝑖2 : jumlah varians tiap-tiap soal
∑ 𝑆𝑡2 : varian total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Varians tiap-tiap soal dapat dicari dengan cara:
𝑆𝑖2 =
∑ 𝑥𝑖2 −
(∑ 𝑥𝑖)2
𝑁𝑁
Keterangan
𝑆𝑖2 : varians tiap-tiap soal
𝑥𝑖 : skor pada soal ke-𝑖
𝑁 : jumlah siswa
Sutrisno (dalam Ratnawulan, 2015: 175) menjelaskan bahwa tabel
kualifikasi reliabilitas yang akan dipadankan dengan koefisian
reliabilitas instrumen yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4. Kualifikasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,800 – 1,000 Sangat tinggi
0,600 – 0,799 Tinggi
0,400 – 0,599 Cukup tinggi
0,200 – 0,399 Rendah
0,000 – 0,199 Sangat rendah
Item dikatakan reliabel jika nilai 𝑟11 memenuhi kualifikasi cukup
tinggi, tinggi dan sangat tinggi.
H. Teknik Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2015:369) analisis data
dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung,
dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Selain itu,
aktivitas analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Adapun
aktivitas dalam analisis data, yaitu:
1. Reduksi Data (data reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema, dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dalam
penelitian ini, aktivitas reduksi datanya adalah mereduksi data hasil
wawancara dan transkrip pembelajaran. Data wawancara yang diambil
adalah informasi-informasi yang relevan dan mendukung aspek kefasihan,
orisinalitas dan fleksibilitas subyek dalam menyelesaikan masalah
kontekstual matematika. Sementara data transkrip wawancara yang
difokuskan adalah data-data yang sesuai dengan langkah-langkah pada
model pembelajaran Treffinger.
2. Penyajian Data (data display)
Penyajian data bertujuan agar data terorganisasikan, tersusun dalam pola
hubungan sehingga semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif,
penyajian data yang sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif.
3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi (conclusion drawing/ verification)
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan yang berupa
deskripsi atau gambaran suatu obyek, dapat berupa perbandingan berbagai
kategori dan dapat berupa hubungan kausal, interaktif, dan hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
struktural (hubungan jalur, memuat variabel intervening satu atau lebih).
Dalam penelitian ini, kegiatan penarikan kesimpulan meliputi kegiatan
triangulasi. Tujuan dilaksanakan triangulasi adalah untuk mendeskripsikan
kreativitas siswa kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dalam
menyelesaikan masalah kontekstual matematika materi segiempat. Adapun
kegiatan yang merupakan bagian dari triangulasi dalam penelitian ini yaitu
wawancara, observasi dan pre test. Peneliti terlebih dahulu melakukan
wawancara dengan Ibu Ir. Margaretha A. N. D., selaku guru matematika di
kelas VII B untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan
kreativitas siswa. Peneliti juga melakukan observasi untuk mengamati
aktivitas dan sikap siswa di kelas yang mendukung kemampuan berpikir
kreativitas siswa. Selanjutnya peneliti melaksanakan pre test untuk
memperkuat data yang telah diperoleh peneliti mengenai kreativitas siswa
dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika.
Berdasarkan penjelasan teknik analisis di atas di atas, peneliti melakukan
analisis data menggunakan panduan berikut ini:
1. Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran
Analisis data keterlaksanaan pembelajaran dimulai dengan
mengkonversikan pilihan pada lembar keterlaksanaan pembelajaran
dalam bentuk skor. Apabila diberi tanda centang pada kolom “Ya” maka
skornya 1 dan apabila diberi tanda centang pada kolom “Tidak” maka
diberikan skor 0. Selanjutnya persentase keterlaksanan pembelajaran
(𝑃𝑘𝑝) diperoleh dengan membandingkan banyak indikator yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
terlaksana (𝐼𝑝) dalam pembelajaran dengan jumlah indikator seluruhnya
(𝐼𝑡). Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑃𝑘𝑝 =𝐼𝑝
𝐼𝑡× 100%
Keterangan:
𝑃𝑘𝑝: persentase keterlaksanaan pembelajaran
𝐼𝑝: jumlah indikator yang terlaksana
𝐼𝑡: jumlah indikator seluruhnya
Persentase keterlaksanaan pembelajaran yang diperoleh dipadankan
dengan kategori keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan tabel berikut
(Arikunto, 1988: 155):
Tabel 3.5 Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran
Persentase Kategori
81% − 100% Baik sekali
61% − 80% Baik
41% − 60% Cukup
21% − 40% Kurang
0% − 20% Sangat Kurang
2. Analisis Kemampuan Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Masalah
Kontekstual Matematika pada Materi Segiempat
Kemampuan kreativitas siswa akan dianalisis per indikator yang
meliputi kefasihan, fleksibilitas dan orisinalitas. Setiap indikator akan
diberi skor 0, 1, 2 atau 3 sesuai kriteria dengan jawaban yang
diberikan subyek. Kriteria penilaian kemampuan berpikir kreatif
ditinjau dari indikator kefasihan, fleksibililitas dan orisinalitas
dimodifikasi dari Bosch (dalam Moma, 2015). Perbedaan kriteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini dan menurut Bosch
terletak pada banyak banyaknya skor dan keterangan dari masing-
masing skor. Berikut ini adalah kriteria kemampuan berpikir kreatif
yang dibuat peneliti:
Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif ditinjau
dari Indikator Kefasihan, Fleksibililitas dan Orisinalitas
Indikator Skor dan Keterangan
0 1 2 3
Kefasihan Tidak
memberikan
jawaban
Menyelesaik
an dengan
satu cara
tetapi tidak
lancar dan
tepat
Menyelesaik
an dengan
cara yang
beragam
tidak hanya
satu cara
yang dapat
diselesaikan
dengan
lancar dan
tepat
Menyelesaik
an dengan
cara yang
beragam dan
dapat
diselesaikan
dengan
lancar dan
tepat
Fleksibilitas Tidak
memberikan
jawaban
Tidak
mampu
menghasilka
n ide yang
relevan
dengan
permasalaha
n
Mampu
menghasilka
n sejumlah
gagasan
tetapi hanya
salah satu ide
yang relevan
dan benar
Mampu
menghasilka
n sejumlah
gagasan yang
beragam
serta relevan
benar
Orisinalitas Tidak
memberikan
jawaban atau
jawaban yang
diberikan
bukan
merupakan
hasil
pemikiran
sendiri
Memberikan
ide -ide yang
beragam dan
merupakan
pemikiran
sendiri tetapi
tidak ada
yang benar
Memberikan
ide -ide yang
beragam dan
merupakan
pemikiran
sendiri tetapi
hanya salah
satu yang
benar
Memberikan
ide -ide yang
beragam dan
benar serta
merupakan
pemikiran
sendiri
Setelah diperoleh nilai kemampuan berpikir kreatif untuk masing-
masing indikator maka peneliti akan menentukan skor total yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
diperoleh untuk masing-masing subyek dengan membandingkan skor
yang diperoleh dengan skor keseluruhan. Secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut:
𝐾𝐵𝐾 =𝑆𝑘 + 𝑆𝑓 + 𝑆𝑂
𝑆𝑡× 100
Keterangan:
𝐾𝐵𝐾: kemampuan berpikir kreatif
𝑆𝑘: skor untuk indikator kefasihan
𝑆𝑓: skor untuk indikator fleksibilitas
𝑆𝑜: skor untuk indikator orisinalitas
𝑆𝑡: total skor maksimal untuk setiap indikator
Kemampuan berpikir kreatif yang diperoleh dipadankan dengan
kriteria kemampuan berpikir kreatif yang akan disajikan pada tabel
berikut ini (Purwanto, 2008: 103):
Tabel 3.7 Kriteria Kemampuan Berpikir Kreatif
Interval Tingkat Kreativitas
86 − 100 Sangat Tinggi
76 − 85 Tinggi
60 − 75 Sedang
55 − 59 Rendah
< 59 Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
1. Deskripsi Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Kanisisus Gayam Yogyakarta yang
beralamat di Jl. Doktor Sutomo No.16, Baciro, Gondokusuman,
Yogyakarta. Sekolah ini berakreditasi A dan kurikulum yang digunakan di
SMP Kanisius Gayam Yogyakarta pada tahun ajaran 2017/2018 adalah
kurikulum 2013 revisi untuk kelas VII sementara untuk kelas VIII dan IX
masih menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
2. Persiapan Penelitian
Adapun tahapan persiapan penelitian adalah sebagai berikut:
a. Perijinan
Sebelum melaksanaan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengurus
surat ijin di sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (JPMIPA) Universitas Sanata Dharma yang
ditujukan kepada Kepala SMP Kanisius Gayam Yogyakarta.
b. Wawancara dengan Guru Matematika
Peneliti menemui guru matematika kelas VII SMP Kanisius Gayam
Yogyakarta untuk membicarakan mengenai materi penelitian, kelas
penelitian, pelaksanaan observasi dan penelitian serta wawancara
mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan kreativitas siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika pada materi
segiempat.
c. Observasi Pembelajaran
Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik
siswa dan situasi kelas penelitian guna persiapan dalam melaksanakan
pembelajaran matematika yang mengimplementasikan model
Treffinger.
3. Uji Coba Instrumen
Uji coba dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas soal tes untuk mengukur kreativitas siswa. Sebelum dilakukan uji
coba, instrumen tersebut terlebih dahulu dikonsultasikan dan divalidasi oleh
dua orang pakar yaitu ibu Veronika Fitri Rianasari M, Sc. (dosen
Pendidikan matematika) dan Ir. Margaretha A. N. D. (guru mata pelajaran
matematika di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta).
Uji coba tes hasil kreativitas siswa dilakukan kepada 39 orang siswa di
kelas VII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. Akan tetapi dalam
penelitian ini hanya soal pre test yang diujicobakan. Sementara untuk soal
post testt tidak dapat diujicobakan dikarena keterbatasan waktu.
Berikut adalah hasil perolehan skor siswa pada setiap soal pre test yang
diujicobakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 4.1. Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Kreativitas Siswa dalam
Menyelesaikan Masalah Kontekstual Matematika pada Materi Segiempat
No
Kode
Siswa
Nomor Soal
1 2 3
Skor
Total Skor maks
15
Skor maks
25
Skor maks
20
1. S1 5 6 8 19
2. S2 2 3 2 7
3. S3 5 4 1 10
4. S4 1 3 2 6
5. S5 1 3 0 3
6. S6 6 2 2 10
7. S7 1 2 1 4
8. S8 1 2 0 3
9. S9 4 0 1 5
10. S10 5 4 3 12
11. S11 2 1 0 3
12. S12 6 5 1 12
13. S13 8 8 0 16
14. S14 7 0 0 7
15. S15 7 7 0 14
16. S16 2 3 0 5
17. S17 6 7 0 13
18. S18 1 3 2 4
19. S19 8 3 3 14
20. S20 1 3 1 5
21. S21 2 0 1 3
22. S22 5 8 0 13
23. S23 3 5 1 9
24. S24 3 0 1 4
25. S25 7 1 9 17
26. S26 3 0 6 9
27. S27 2 0 3 5
28. S28 5 3 3 11
29. S29 5 1 0 6
30. S30 1 0 0 0
31. S31 1 0 0 1
32. S32 4 1 0 5
33. S33 3 3 1 7
34. S34 3 5 11 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
No
Kode
Siswa
Nomor Soal
1 2 3
Skor
Total Skor maks
15
Skor maks
25
Skor maks
20
35. S35 3 2 0 5
36. S36 1 0 0 1
37. S37 1 0 1 2
38. S38 2 2 0 4
39. S39 3 1 0 4
a. Analisis Validasi Tes Hasil Kreativitas Siswa dalam Hasil Uji Coba
Validitas tes hasil kreativitas siswa dapat diukur atau dicari
menggunakan validitas butir item yang menggunakan rumus korelasi
Product-Moment. Setiap butir soal pada tes hasil kreativitas siswa akan
dihitung koefisien korelasinya dengan bantuan software SPSS. Item
(soal) dikatakan valid jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dimana dalam penelitian ini
diperoleh nilai 𝑟(39,0,05) = 0,3160. Berdasarkan hasil perhitungan
menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagaimana yang dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas Tes Kemampuan Kreativitas Siswa
Soal ke-𝒊 𝒓𝑿𝒀 Keterangan
1 0,424 Valid
2 0,334 Valid
3 0,154 Tidak Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Berdasarkan hasil uji coba, diidentifikasikan bahwa terdapat 2
buah soal yang valid yaitu soal nomor 1 dan 2 sementara satu soal
ditemukan tidak valid yaitu soal nomor 3. Kendati demikian soal
nomor 3 tetap dimasukan dalam soal pre test dikarenakan masalah
teknis (keterbatasan waktu) yang tidak memungkinkan soal-soal
tersebut diujicobakan kembali. Selain alasan tersebut, pertimbangan
soal nomor 3 tetap dimasukkan ke dalam soal pre test dikarenakan
salah satu indikator dalam pembelajaran hanya termuat dalam soal
nomor 3. Namun, walaupun tidak diujicobakan kembali, soal nomor 3
telah mendapat revisi dari peneliti dengan mempertimbangan masukan
dari dosen pembimbing skripsi.
b. Analisis Reliabilitas Tes Hasil Kreativitas Siswa dalam Hasil Uji
Coba
Selain uji validitas, data hasil uji coba tes hasil kreativitas siswa juga
diuji reliabilitasnya. Reliabilitas dari instrument tes hasil kreativitas
siswa ini diuji menggunakan rumus Alpha-Cronbach. Perhitungan
dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS sehingga
diperoleh hasil sebagai berikut ini:
Tabel 4.3. Hasil Uji Reliabilitas Tes Hasil Kreativitas Siswa
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0,473 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa koefisien korelasi reliabilitas
hasil uji coba instrument tes hasil kreativitas siswa adalah 𝑟11 = 0,473.
Dengan demikian tes hasil kreativitas siswa dinyatakan reliabel karena
termasuk dalam kategori cukup tinggi.
4. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta
yang terdiri dari 44 siswa. Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai
observer dan yang berperan sebagai pelaksana pembelajaran matematika
yang mengimplementasikan model pembelajaran Treffinger adalah Ibu Ir.
Margaretha A. D. N. (guru matematika kelas VII B di SMP Kanisius Gayam
Yogyakarta).
Penelitian dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan dengan rinciannya 2 kali
pertemuan untuk pelaksanaan pembelajaran yang mengimplementasikan
model pembelajaran Treffinger, 1 kali pertemuan untuk pre test dan 1 kali
pertemuan untuk post test. Rincian pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.4. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Hari, Tanggal Kegiatan
1. Rabu, 2 Mei 2018 Pelaksanaan pre test di kelas VII B
dengan materi yang diujikan adalah
segiempat
2. Senin, 7 Mei 2018 Pertemuaan I: Sifat-sifat segiempat
serta keliling dan luas bangun datar
segiempat
3. Selasa, 8 Mei 2018 Pertemuan II: Latihan soal tentang luas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
dan keliling dari bangun datar
segiempat
4. Rabu, 9 Mei 2018 Pelaksanaan post test di kelas VII B
dengan materi yang diujikan adalah
segiempat
a. Pre Test
Pre test dilaksanakan pada Rabu, 2 Mei 2018 di kelas VII B SMP
Kanisius Gayam Yogyakarta. Tujuan dilaksanakannya pre test di kelas
VII B adalah sebagai salah satu sarana untuk memilih 6 subyek penelitian
yang terdiri dari 2 siswa dengan kreativitas tinggi, 2 siswa dengan
kreativitas sedang, dan 2 siswa dengan kreativitas rendah. Dalam
penelitian ini dilaksanakan juga post test pada Rabu, 9 Mei 2018. Tujuan
diadakan post test adalah sebagai salah satu sarana untuk dapat
mendeskripsikan kreativitas siswa kelas VII B SMP Kanisius Gayam
Yogyakarta dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika
materi segiempat. Bentuk soal yang termuat dalam pre test dan post test
adalah soal uraian yang disajikan dalam bentuk masalah kontekstual
matematika materi segiempat dan terdiri dari tiga buah soal. Siswa
diberikan kesempatan untuk menyelesaikan permasalahan yang disajikan
dalam pre test dan post test secara individu di kelas dan diberi waktu
maksimal 90 menit.
Dalam rangka menganalisis hasil pre test hanya dua indikator yang
dapat diukur yaitu meliputi aspek kefasihan dan orisinalitas. Sementara
untuk aspek fleksibilitas tidak dapat tidak dapat diukur karena tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
termuat dalam lembar kerja siswa. Namun, untuk aspek tersebut, peneliti
meminta rekomendasi dari Ibu Ir. Margaretha A.N.D., selaku guru
matematika kelas VII B.
Penentuan tingkat kreativitas siswa kelas VII B SMP Kanisius Gayem
Yogyakarta menggunakan panduan kategori kreativitas yang diperoleh
melalui perhitungan standar deviasi pengelompokan atas 3 rangking.
Adapun alasan menggunakan perhitungan standar deviasi adalah agar
semua kategori tingkat kreativitas dari subyek penelitian dapat
terakomodasi.
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh nilai standar deviasinya
adalah 15, 1772033. Sehingga diperoleh kategori kemampuan
kreativitas untuk kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta sebagai
berikut:
Tabel 4.5 Kategori Kemampuan Kreativitas Siswa Kelas VII B SMP
Kanisius Gayam Yogyakarta
Kemampuan Kreativitas Interval
Tinggi 100 − 48
Sedang 47 − 17
Rendah < 17
Berikut ini adalah hasil analisis pre test ditinjau dari kemampuan
kreativitas siswa kelas VII B.
Tabel 4.6. Hasil Pre test Ditinjau dari Kemampuan Kreativitas Siswa
Kode
Siswa
Soal 1 Soal 2 Soal 3 Jumlah Skor
Akhir
Tingkat
Kreativitas T1 T2 T3
S1 6 4 4 14 78 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Kode
Siswa
Soal 1 Soal 2 Soal 3 Jumlah Skor
Akhir
Tingkat
Kreativitas S2 2 0 4 6 33 Sedang
S3 2 0 4 6 33 Sedang
S4 2 2 2 6 33 Sedang
S 2 2 2 6 33 Sedang
S6 2 2 2 6 33 Sedang
S7 2 0 0 2 11 Rendah
S8 2 0 2 4 22 Sedang
S9 2 0 4 6 33 Sedang
S10 2 0 2 4 22 Sedang
S11 2 0 2 4 22 Sedang
S12 2 4 2 8 44 Sedang
S13 2 4 2 8 44 Sedang
S14 6 2 4 12 67 Tinggi
S15 2 2 2 6 33 Sedang
S16 6 2 4 12 67 Tinggi
S17 2 0 2 4 22 Sedang
S18 2 0 4 6 33 Sedang
S19 2 2 4 8 44 Sedang
S20 2 0 4 6 33 Sedang
S21 4 2 0 6 33 Sedang
S22 0 2 2 4 22 Sedang
S23 2 2 2 6 33 Sedang
S24 2 4 4 10 56 Tinggi
S25 2 2 0 4 22 Sedang
S26 2 2 0 4 22 Sedang
S27 2 2 0 4 22 Sedang
S28 2 0 2 4 22 Sedang
S29 2 2 0 4 22 Sedang
S30 4 2 0 6 33 Sedang
S31 2 0 0 2 11 Rendah
S32 0 0 0 0 0 Rendah
S33 2 2 0 4 22 Sedang
S34 2 2 4 8 44 Sedang
S35 2 2 4 8 44 Sedang
S36 2 0 2 4 22 Sedang
S37 2 0 2 4 22 Sedang
S38 4 2 2 8 44 Sedang
S39 2 2 2 6 33 Sedang
S40 2 2 2 6 33 Sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Keterangan:
T1: Jumlah skor nomor 1
T2: Jumlah skor nomor 2
T3: Jumlah skor nomor 3
Berdasarkan hasil analisis pre test ditinjau dari kemampuan kreativitas
siswa dan juga mempertimbangkan rekomendari dari guru maka siswa
yang akan menjadi subyek penelitian adalah S1, S16, S22, S31, S32 dan
S38.
b. Deskripsi Pembelajaran
Berikut ini adalah hasil deskripsi pembelajaran matematika di kelas
VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta yang mengimplementasikan
model pembelajaran Treffinger.
1.1. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama untuk pelaksanaan pembelajaran di kelas VII
B dilaksakan pada Senin, 7 Mei 2018 pada jam pelajaran ketiga dan
keempat yakni pukul 08.45 WIB - 09.15 WIB kemudian dilanjutkan
pukul 09. 30 WIB – 10.10 WIB. Ada dua orang siswa yang tidak
hadir dalam pembelajaran hari ini. Pada pertemuan pertama ini,
peneliti dibantu oleh dua observer yang bertugas membantu peneliti
mengamati proses pembelajaran matematika di kelas VII B yang
mengimplementasikan model pembelajaran Treffinger. Agenda
pembelajaran hari ini adalah mempelajari ciri-ciri, keliling dan luas
dari jenis-jenis bangun datar segiempat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Pada pertemuan pertama pembelajaran diawali dengan saling
menyampaikan salam antara guru dan siswa. Setelah itu, guru
mengecek kehadiran dan kesiapan siswa. Sebelum masuk kegiatan
inti dalam pembelajaran, guru terlebih dahulu mengajak siswa untuk
mengingat kembali materi pelajaran yang sudah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya dan hampir semua siswa dapat mengingat
dengan baik. Guru juga menampilkan slide power point yang
menjelaskan tujuan pembelajaran pada hari ini. Hal ini dilakukan
agar siswa dapat mengetahui dan memahami tujuan dari proses
pembelajaran hari ini.
Pembelajaran matematika kemudian dilanjutkan dengan kegiatan
tanya jawab antara guru dengan siswa tentang aplikasi dari konsep
keliling dan luas dalam kehidupan sehari hari. Siswa memberikan
jawaban yang cukup beragam seperti menghitung luas dan keliling
dari dinding kelas, papan tulis, meja, dan masih banyak lagi. Selain
itu, guru juga menampilkan beberapa gambar di slide power point
dan meminta siswa untuk menentukan gambar yang termasuk dalam
bangun datar segiempat beserta nama dari bangun tersebut. Adapun
tujuan dari kegiatan ini guna untuk mengarahkan siswa agar dapat
memahami definisi dan jenis-jenis dari bangun datar dari segiempat.
Ada banyak siswa yang mengacungkan tangan untuk menjawab
pertanyaan guru. Dari beberapa siswa tersebut guru memilih 3 siswa
untuk memberikan jawaban. Siswa tersebut memberikan jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
bahwa yang termaksud dari bangun datar segiempat adalah gambar
satu, gambar tiga, gambar empat, gambar lima, gambar enam,
gambar tujuh, gambar sembilan. Setelah memberikan jawaban, guru
selalu mengarahkan siswa lain untuk memberikan pendaat jika
memiliki ide yang berbeda dan juga guru tidak lupa memberikan
penguatan untuk jawaban yang sudah tepat.
Kegiatan selanjutnya adalah diskusi kelompok. Guru mengawali
dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dimana satu
kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Setelah guru memastikan semua
siswa duduk dalam kelompoknya, guru membagikan LKS kepada
siswa dimana LKS tersebut memuat soal yang berkaitan dengan
proses mengidentifikasikan ciri-ciri dan rumus luas dari jenis-jeis
bangun datar segiempat. Guru juga membagikan kertas bewarna
yang berbentuk jenis-jenis bangun datar segiempat sebagai sarana
untuk menjawab pertanyaan di LKS. Sebelum siswa memulai
diskusi kelompok guru menyampaikan petunjuk dalam
menyelesaikan soal di LKS. Untuk mengisi tabel pada soal 1 siswa
harus mengamati dan mengukur kertas berwarna tersebut baik
panjang sisi-sisinya, diagonal dan juga besar sudutnya. Sementara
untuk menjawab soal nomor 2 siswa harus menggunting kertas yang
telah dibagikan sedemikian sehingga dapat membentuk bangun datar
persegi panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Guru selalu memantau kegiatan diskusi dan juga membimbing,
serta mendengarkan ide dari masing-masing kelompok. Guru juga
siap sedia dalam mengarahkan siswa yang mengalami kebingungan
dalam menyelesaikan soal-soal tersebut. Tidak lupa juga guru
memotivasi semua siswa agar berani dan percaya diri dalam
menyampaikan pendapat serta menuntun siswa agar lebih kreatif
dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang. disajikan di
LKS.
Setelah diskusi kelompok selesai, guru membimbing para siswa
untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Guru memilih
beberapa kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil
diskusi tentang sifat-sifat yang diselidiki pada jenis-jenis bangun
datar segiempat serta proses mengidentifikasikan rumus luas pada
jenis-jenis bangun datar segiempat. Guru juga meminta kelompok
yang tidak terpilih agar memperhatikan kelompok yang sedang
mempresentasi dan memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi.
Ketika ada siswa yang memberikan pendapat guru berusaha
membimbing siswa tersebut untuk menjelaskan ide atau gagasannya
secara detail. Pada saat presentasi berakhir, guru memandu siswa
untuk memberikan tepuk tangan sebagai perhargaan terhadap
kelompok yang telah melakukan presentasi.
Setelah kegiatan presentasi berakhir, guru mengarahkan siswa
untuk menyimpulkan materi pembelajaran pada hari ini. Kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
guru juga menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya yaitu membahas soal mengenai luas dan keliling dari
jenis-jenis bangun datar segiempat. Sebelum mengakhiri
pembelajaran, guru membagikan lembar soal kepada siswa yang
akan dijadikan pekerja rumah dan akan dibahas pada pertemuan
berikutnya yaitu pada Selasa, 8 Mei 2018. Pembelajaran hari ini pun
ditutup dengan ucapan terima kasih dan salam penutup.
1.2. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua untuk pembelajaran matematika yang
mengimplementasikan model pembelajaran Treffinger dilaksanakan
pada Selasa, 8 Mei 2018 jam pelajaran keempat dan kelima yaitu
pukul 09.30 WIB -10.50 WIB. Pada hari ini, peneliti juga dibantu
oleh dua orang observer yang bertugas mengamati prose
pembelajaran di kelas. Agenda kegiatan pada pertemuan ini adalah
membahas latihan soal mengenai keliling dan luas dari jenis-jenis
bangun datar segiempat.
Pertemuan pada hari ini diawali dengan saling memberi salam
pembuka antara guru dan siswa. Kemudian dilanjutkan dengan
kegiatan guru mengecek kehadiran dan juga kesiapan siswa. Pada
hari ini ada dua siswa yang tidak mengikuti pembelajaran
dikarenakan sakit. Kemudian setelah mengecek kehadiran siswa,
guru pun mengecek apakah para siswa sudah menyelesaikan semua
soal pekerja rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Beberapa siswa mengatakan sudah mengerjakan semuanya tetapi
tidak sedikit pula yang mengatakan belum mengerjakan semuanya.
Kegiatan selanjutnya adalah guru mengarahkan siswa untuk
kembali mengingat pengertian keliling dari bangun datar segiempat
yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Jawaban dari
siswa cukup bervariasi. Ada siswa yang mengatakan bahwa keliling
merupakan jumlah sisi-sisinya. Ada yang langsung menyebutkan
rumus dari keliling masing-masing bangun datar segiempat. Guru
tidak mengatakan jawaban siswa salah akan tetapi guru
mengarahkan siswa bahwa definisi yang tepat untuk keliling dari
bangun datar segiempat adalah jumlah panjang sisi-sisi yang
membatasi bangun datar tersebut.
Kegiatan pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan membahas
soal-soal pekerjaan rumah. Dalam kegiatan ini terjadi proses tanya
jawab antara guru dengan siswa dimana guru menanyakan
penyelesaian soal-soal tersebut dan siswa memberikan jawaban.
Dalam soal pekerja rumah tersebut terdiri dari dua macam soal yaitu
soal-soal yang rutin dan masalah kontekstual. Soal yang rutin terdiri
dari 6 buah soal sedangkan masalah kontekstual terdiri dari 3 buah
soal. Guru mengarahkan siswa untuk membahas soal-soal yang rutin
terlebih dahulu yaitu menghitung keliling dan luas dari persegi,
persegi panjang, jajargenjang, trapesium, belah ketupat dan layang-
layang. Hampir semua siswa dapat mengerjakan 6 buah soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
tersebut. Ketika membahas penyelesaian soal tentang luas dan
keliling dari bangun datar trapesium, layang-layang dan belah
ketupat, guru mengarahkan siswa untuk memberikan lebih dari satu
penyelesaian. Untuk masalah trapesium, beberapa siswa menjelaskan
bahwa selain menggunakan rumus luas trapesium, untuk menghitung
luas trapesium dapat menggunakan konsep luas segitiga dan persegi
panjang. Sementara untuk luas belah ketupat dan layang-layang
dapat menggunakan konssep luas segitiga dan teorema phytagoras
selain menggunakan rumus belah ketupat dan layang-layang itu
sendiri. Dalam kegiatan tanya jawab ini, guru juga mengarahkan
siswa untuk dapat mengembangkan ide-ide yang telah disampaikan.
Guru juga memberikan apresiasi dan motivasi bagi para siswa.
Setelah membahas soal-soal rutin, guru membimbing siswa untuk
membahas masalah-masalah kontekstual yang telah disajikan dalam
soal pekerjaan rumah. Awalnya siswa mengalami kesulitan. Maka
dari itu, guru pun membimbing para siswa untuk menyelesaikan
masalah tersebut secara bersama-sama. Guru selalu meminta siswa
untuk menyampaikan ide -ide mereka terlebih dahulu kemudian
meminta siswa mengembangkan ide-ide tersebut. Ketika sudah
membahas salah satu maslaah kontestual tersebut, guru meminta
siswa untuk memikirkan ide penyelesaian yang lain dan juga
mengembangkan ide tersebut. Siswa pun memberikan ide-ide
mereka dengan saling melengkapi ide-ide satu sama lain kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
guru akan mengarahkan siswa-siswa untuk mengembangkan ide
tersebut secara bersama-sama. Masalah kontestual tidak dapat
terbahas semuanya dikarenakan keterbatasan waktu. Hanya dua buah
soal yang dapat diselesaikan.
Setelah membahas soal-soal tersebut, guru menyampaikan
rencana kegiatan pada pertemuan berikutnya yaitu pada Rabu, 9 Mei
2018 bahwa akan diadakan ulangan harian. Selain itu, guru juga
menasehati siswa mempersiapkan diri dengan baik dan juga
memperbanyak latihan-latihan soal. Pertemuan hari ini pun diakhiri
dengan ucapan terimakasih dan saling memberikan salam penutup.
B. Tabulasi Data
1. Data Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model
Pembelajaran Treffinger
Observasi pembelajaran dilakukan oleh dua orang pengamat pada setiap
pertemuannya. Berikut adalah hasil pengamatannya dari pengamat yang
dirangkum pada setiap pertemuannya:
Tabel 4.7. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika yang
Mengimplementasikan Model Pembelajaran Treffinger
Indikator Pertemuan
Pertama
Pertemuan
Kedua
Guru memberikan salam pembuka √ √
Guru mengecek kehadiran siswa √ √
Guru menyampaikan rencana kegiatan yang
akan dilakukan selama pembelajaran
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Indikator Pertemuan
Pertama
Pertemuan
Kedua
Langkah-Langkah Model Treffinger dalam Pembelajaran
Langkah 1: Menentukan tujuan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai √ −
Langkah 2: Menggali data
Guru menyajikan fenomena alam yang
mengundang keingintahuan siswa √ √
Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kepada siswa untuk mendorong
keingintahuan siswa
√ √
Langkah 3: Merumuskan masalah
Guru menyajikan permasalahan untuk
dipecahkan oleh siswa √ √
Guru mengarahkan siswa untuk
mengidentifikasikan masalah-masalah yang
diberikan
√ √
Langkah 4: Memunculkan gagasan
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memunculkan ide berupa solusi
penyelesaian masalah
√ √
Guru membimbing siswa untuk
mengungkapkan ide-ide penyelesaian
masalah
√ √
Guru mengarahkan siswa untuk menyepakati
alternatif ide untuk menyelesaikan masalah
yang disajikan
√ √
Langkah 5: Mengembangkan solusi
Guru meminta siswa untuk mengembangkan
ide-ide yang telah disepakati sebagai
alternatif penyelesaian masalah
√ √
Guru mengarahkan siswa untuk
mempresentasikan solusi penyelesaian
masalah yang telah dikembangkan
√ √
Guru mengarahkan siswa lain untuk
memberikan tanggapan √ √
Guru meminta siswa untuk mengeksplorasi
ide-ide yang beragam − −
Langkah 6: Membangun penerimaan
Guru memberikan penguatan untuk solusi
penyelesaian yang sudah tepat √ √
Guru mengarahkan siswa untuk bersama-
sama memperbaiki solusi yang masih keliru √ √
Guru memberikan permasalahan baru yang
lebih kompleks kepada siswa √ √
Kegiatan Penutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Indikator Pertemuan
Pertama
Pertemuan
Kedua
Guru mengarahkan siswa untuk
menyampaikan kesimpulan mengenai materi
yang telah dipelajari
− −
Guru membimbing siswa untuk
menyampaikan refleksi atas pembelajaran
yang sudah dilaksanakan
− −
Guru menyampaikan rencana pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya √ √
Keterangan:
√ : Kegiatan terlaksana
− : Kegiatan tidak terlaksana
2. Data Kemampuan Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Masalah
Kontekstual Matematika
a. Data Hasil Pre Test
Data hasil pre test ditinjau dari kemampuan kreativitas siswa kelas
VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dalam menyelesaikan masalah
kontekstual matematika materi segiempat dapat dilihat pada tabel 4.6.
b. Data Post test
Berikut ini adalah data hasil post test ditinjau dari kemampuan
kreativitas siswa kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dalam
menyelesaikan masalah kontekstual matematika pada materi segiempat:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 4.8 Data Hasil Post Test Ditinjau dari Kemampuan Kreativitas
Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual Matematika
Soal Nomor 1
Soal Nomor 1
Kode
Siswa
Jawaban Siswa Keterangan
S1 Keliling Kc = 5 + 4 + 5 + 4
= 18 𝑚
Keliling Kkt = 4 × 4
= 16 𝑚
Keliling Ks = 10 + 3 + 10 + 3
= 26 𝑚
Jadi, 18 + 16 + 26 = 60 𝑚
Jadi, biaya yang diperlukan untuk
membuat pagar adalah 60 ×80.000,00 = 𝑅𝑝 4.800.000,00
Langkah-langkah penyelesaian
masalah sistematis,
memberikan kesimpulan yang
benar sehingga jawaban yang
diberikan tepat
S16 Daerah yang ditanami sayur
= 2 × (𝑝 × 𝑙)
= 2 × (10 𝑚 + 3𝑚)
= 2 × 13 𝑚
= 26 𝑚
Daerah yang ditanami cabai
= 2 × (𝑝 × 𝑙)
= 2 × (5 𝑚 + 4 𝑚)
= 2 × 9 𝑚
= 18 𝑚
Daerah yang ditanami kacang
tanah
= 2 × (𝑝 × 𝑙)
= 2 × (4 𝑚 + 4 𝑚)
= 2 × 8 𝑚
= 16 𝑚
Diperoleh, 26 𝑚 + 18 𝑚 +16 𝑚 = 60 𝑚
Jadi, biaya yang diperlukan untuk
membuat pagar adalah 60 ×80.000,00 = 𝑅𝑝 4.800.000,00
Langkah penyelesaian masalah
sangat terinci dan sistematis
serta jawaban yang diberikan
tepat
S22 K = 2 × (10 + 3)
= 2 × 13
= 26 𝑚
K = 2 × (4 + 4)
= 2 × 8
= 16 𝑚
K = 2 × (5 + 4)
= 2 × 9
= 18 𝑚
Jawaban yang diberikan tepat
tetapi langkah penyelesaian
masalah kurang lengkap dan
jelas
S38 𝐾 = 2 × (𝑝 × 𝑙) Jawaban yang diberikan tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Soal Nomor 1
Kode
Siswa
Jawaban Siswa Keterangan
= 2 × (10 𝑚 + 3𝑚)
= 2 × 13 𝑚
= 26 𝑚
K = 2 × (𝑝 × 𝑙)
= 2 × (5 𝑚 + 4 𝑚)
= 2 × 9 𝑚
= 18 𝑚
K = 2 × (𝑝 × 𝑙)
= 2 × (4 𝑚 + 4 𝑚)
= 2 × 8 𝑚
= 16 𝑚
Diperoleh, 26 𝑚 + 18 𝑚 +16 𝑚 = 60 𝑚
Jadi, biaya yang diperlukan untuk
membuat pagar adalah 60 ×80.000,00 = 𝑅𝑝 4.800.000,00
tetapi dan subyek memberikan
kesimpulan yang lengkap.
Tetapi subyek kurang
menjelaskan jawaban secara
rinci dan lengkap
S31 𝐾 = 2 × (𝑝 × 𝑙)
= 2 × (10 𝑚 + 3𝑚)
= 2 × 13 𝑚
= 26 𝑚
K = 2 × (𝑝 × 𝑙)
= 2 × (4 𝑚 + 4 𝑚)
= 2 × 8 𝑚
= 16 𝑚
K = 2 × (𝑝 × 𝑙)
= 2 × (5 𝑚 + 4 𝑚)
= 2 × 9 𝑚
= 18 𝑚
Diperoleh, 26 𝑚 + 18 𝑚 +16 𝑚 = 60 𝑚
Jadi, biaya yang diperlukan untuk
membuat pagar adalah 60 ×80.000,00 = 𝑅𝑝 4.800.000,00
Jawaban yang diberikan tepat.
Tetapi subyek kurang
menjelaskan jawaban secara
rinci dan lengkap
S32 𝐾 = 2 × (𝑝 × 𝑙)
= 2 × (10 𝑚 + 3𝑚)
= 2 × 13 𝑚
= 26 𝑚
K = 2 × (𝑝 × 𝑙)
= 2 × (4 𝑚 + 4 𝑚)
= 2 × 8 𝑚
= 16 𝑚
K = 2 × (𝑝 × 𝑙)
= 2 × (5 𝑚 + 4 𝑚)
= 2 × 9 𝑚
= 18 𝑚
Diperoleh, 26 𝑚 + 18 𝑚 +
Jawaban yang diberikan tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Soal Nomor 1
Kode
Siswa
Jawaban Siswa Keterangan
16 𝑚 = 60 𝑚
Jadi, biaya yang diperlukan untuk
membuat pagar adalah 60 ×80.000,00 = 𝑅𝑝 4.800.000,00
Tabel 4.9 Data Hasil Post Test Ditinjau dari Kemampuan Kreativitas
Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual Matematika
Soal Nomor 2
Soal Nomor 2
Kode
Siswa
Jawaban Siswa Keterangan
S1 a. 𝐿 = 𝐿𝑝𝑝 − 2𝐿𝑏𝑘
𝐿 = (𝑝 × 𝑙) − 2(𝑑1×𝑑2)
2
𝐿 = (90 × 30) − (30 × 40)
𝐿 = 2700 − 1200
𝐿 = 1500 𝑐𝑚2
Jadi, berat lempengan emas
murni adalah
1500 × 2 = 3000 𝑔𝑟𝑎𝑚
b. 𝐶𝐵2 = 𝐴𝐵2 + 𝐴𝐶2
𝐶𝐵2 = 202 + 152
𝐶𝐵2 = 400 + 225
𝐶𝐵2 = 625
𝐶𝐵 = √625 𝐶𝐵 = 25 𝑐𝑚
Jadi, panjang tali hias adalah:
8 × 25 = 200 𝑐𝑚
Jawaban yang diberikan tepat
dan langkah-langkah
penyelesaian masalah
sistematis serta memberikan
kesimpulan yang jelas
S16 a. 𝐿 = 𝐿𝑝𝑝 − 2𝐿𝑏𝑘
𝐿 = (90 𝑐𝑚 × 30 𝑐𝑚) −(30 𝑐𝑚 × 40 𝑐𝑚)
𝐿 = 2700 𝑐𝑚2 − 1200 𝑐𝑚2
𝐿 = 1500 𝑐𝑚2
Jadi, berat lempengan emas
murni adalah
1500 × 2 = 3000 𝑔𝑟𝑎𝑚
b. 𝐵𝐶2 = 𝐴𝐵2 + 𝐶𝐴2
𝐵𝐶2 = 202 + 152
𝐵𝐶2 = 400 + 225
𝐵𝐶 = √625 𝐵𝐶 = 25 𝑐𝑚
Jadi, panjang tali hias adalah:
8 × 25 = 200 𝑐𝑚
Langkah-langkah penyelesaian
masalah sistematis,
memberikan kesimpulan yang
jelas dengan demikian jawaban
yang diberikan tepat
S22 a. Luas daerah yang tidak Langkah-langkah penyelesaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Soal Nomor 2
Kode
Siswa
Jawaban Siswa Keterangan
ditempati dua lukisan
= (𝑝 × 𝑙) − (2 (𝑑𝑖𝑎𝑔𝑜𝑛𝑎𝑙 1 ×𝑑𝑖𝑎𝑔𝑜𝑛𝑎𝑙 2) ∶ 2)
= (90 𝑐𝑚 × 30 𝑐𝑚) −(2 (40 × 30) ∶ 2)
= 2700 𝑐𝑚2 − 1200 𝑐𝑚2
= 1500 𝑐𝑚2
Jadi, berat lempengan emas
murni adalah
1500 𝑐𝑚2 × 2 𝑔𝑟 =3000 𝑔𝑟𝑎𝑚
b. 𝑎2 = 𝑏2 + 𝑐2
𝑎2 = 152 + 202
𝑎2 = 352
𝑎 = 35
Jadi panjang tali hias adalah
35 × 8 = 280 𝑐𝑚
masalah sistematis, namun
pada poin 2b subyek belum
mampu memberikan
kesimpulan yang benar
sedemikian hingga jawaban
yang diberikan kurang tepat
S38 a. L yang tidak ditempati lukisan:
𝐿 = 𝐿𝑝𝑝 − 2𝐿𝑏𝑘
𝐿 = (90 × 30) − 2(30×40)
2
𝐿 = 2700 𝑐𝑚2 − 1200 𝑐𝑚2
𝐿 = 1500 𝑐𝑚2
Jadi, berat lempengan emas
murni adalah
1500 × 2 = 3000 𝑔𝑟𝑎𝑚
b. Panjang minimal tali
= 202 + 152
= 400 + 225
= √625 = 25 𝑐𝑚
Jadi, panjang tali hias adalah:
8 × 25 = 200 𝑐𝑚
Jawaban yang diberikan tepat
S31 a. L yang tidak ditempati lukisan:
𝐿 = 𝐿𝑝𝑝 − 2𝐿𝑏𝑘
𝐿 = (𝑝 × 𝑙) − 2(𝑑1×𝑑2)
2
𝐿 = (90 × 30) − 2(30×40)
2
𝐿 = 2700 𝑐𝑚2 − 1200 𝑐𝑚2
𝐿 = 1500 𝑐𝑚2
Jadi, berat lempengan emas
murni adalah
1500 × 2 = 3000 𝑔𝑟𝑎𝑚
b. 𝐶𝑏2 = 𝐴𝐵2 + 𝐴𝑐2
𝐶𝑏2 = 202 + 152
𝐶𝑏2 = 400 + 225
Langkah-langkah penyelesaian
masalah sistematis,
memberikan kesimpulan yang
jelas dengan demikian jawaban
yang diberikan tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Soal Nomor 2
Kode
Siswa
Jawaban Siswa Keterangan
𝐶𝑏2 = 625
𝐶𝑏 = √625 𝐶𝑏 = 25 𝑐𝑚
Jadi, panjang tali hias adalah:
8 × 25 = 200 𝑐𝑚
S32 a. 𝒑 × 𝑙 = 90 × 30
= 3500 − 1500
= 2000 𝑐𝑚 × 2 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 4000 𝑔𝑟𝑎𝑚
b. 750 cm karena setiap belah
ketupat mempunyai luas
=30×50
2
=1500
2
= 750 𝑐𝑚
Jawaban yang diberikan
subyek kurang tepat.
Tabel 4.10 Data Hasil Post Test Ditinjau dari Kemampuan Kreativitas
Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual Matematika
Soal Nomor 3
Soal Nomor 3
Kode
Siswa
Jawaban Siswa Keterangan
S1 Tidak, budi tidak bisa membuat
layang-layang karena bahan
bakunya tidak cukup.
Alasannya:
1 rusuk layang-layang = 68
2 rusuk layang-layang = 136
Jadi 150−136 = 14 𝑐𝑚 (sisa
rusuknya)
Kertas= 100 𝑐𝑚 × 30 𝑐𝑚
2 layang-layang = 80 𝑐𝑚 ×56 𝑐𝑚
Tidak cukup.
Jawaban yang diberikan subyek
belum tepat. Subyek kurang
teliti dalam menyelesaikan
permasalahan
S16
Rusuk bambu
= 40 𝑐𝑚 + 28 𝑐𝑚 + 40 𝑐𝑚 +
Subyek mampu menyelesaikan
masalah dengan tepat tetapi
langkah-langkah penyelesaian
yang diberikan kurang lengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Soal Nomor 3
Kode
Siswa
Jawaban Siswa Keterangan
28 𝑐𝑚
= 136 𝑐𝑚
Jadi, rusuk bambu dan kertas yang
diperlukan untuk membuat
layang-layang cukup untuk
membuat 2 layang-layang.
S22 Tidak bisa karena satu layang-
layang luasnya 280 =𝑑1×𝑑2
2
=40×14
2
=560
2
= 280
Sedangkan luas kertas hanya 300
cm
Jadi, Budi tidak bisa membuat 2
layang-layang karena budi
kekurangan kertas untuk membuat
layang-layang kesukaannya.
Jawaban yang diberikan belum
tepat dan subyek belum mampu
memahami informasi pada soal
dengan baik
S38 L=40×28
2
L= 560 𝑐𝑚2
Bisa, karena dapat membuat 2
buah layang-layang yang
diinginkan Budi.
Subyek mampu memberikan
kesimpulan yang tepat tetapi
langkah-langkah penyelesaian
yang diberikan kurang lengkap
dan mendukung kesimpulanJ
sehingga jawaban yang
diberikan belum tepat
S31 Bisa
Karena
= 100 × 30
=3000 𝑐𝑚
2
= 1500
150
= 10
Jawaban yang diberikan subyek
belum tepat serta langkah-
langkah penyelesaian kurang
lengkap dan jelas
S32 Tidak ada jawaban Subyek tidak memberikan
jawaban
3. Data Wawancara Siswa
Wawancara siswa dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk
mengkonfirmasi jawaban siswa terhadap hasil tes yang belum dipahami oleh
peneliti serta untuk memperdalam informasi mengenai kemampuan
kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
pada materi segiempat. Hasil transkrip wawancara peneliti dengan subyek
penelitian yang utuh dapat dilihat di lampiran 3.5.
C. Analisis Data
1. Analisis Data Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran dengan
Menerapkan Model Pembelajaran Treffinger
Berdasarkan hasil observasi di kelas VII B SMP Kanisius Gayam
Yogyakarta terkait keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan
mengimplementasikan model pembelajaran Treffinger yang telah
diuraikan pada tabel 4.7 di atas, maka hasil observasi tersebut dapat
dianalisis sebagai berikut:
a) Analisis Secara Kuantitatif
Berdasarkan data hasil pengamatan dari kedua observer, adapun
keterlaksanaan pembelajaran matematika di kelas VII B SMP
Kanisius Gayam Yogyakarta yang mengimplementasikan model
pembelajaran Treffinger pada setiap pertemuannya adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.11 Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran
Pertemuan Persentase
1 18
21× 100% = 85,71%
≈ 86 %
2 17
21× 100% = 80,95 %
≈ 81 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Rata-rata (18
21×100%)+(
17
21×100%)
2= 83.33 %
≈ 83 %
Berdasarkan perhitungan yang disajikan pada tabel di atas,
diperoleh bahwa persentase keterlaksanaan pembelajaran yang
mengimplementasikan model pembelajaran Treffinger pada
pertemuan pertam dan kedua berturut-turut adalah 86 % dan 81 %.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika
pada materi segiempat menggunakan model Treffinger berada pada
kategori baik sekali. Kendati demikian, terdapat beberapa hal yang
menjadi kekurangan selama proses pembelajaran yang dilakukan pada
setiap pertemuannya yang akan diuraikan pada bagian pembahasan.
b) Analisis Secara Kualitatif
1) Pertemuan Pertama
Berikut ini adalah hasil analisis keterlaksanaan model
pembelajaran Treffinger pada materi segiempat:
• Langkah 1: Menentukan Tujuan
Mengacu pada karakteristik pembelajaran dengan model
Treffinger dan hasil observasi yang telah diuraikan secara
spesifik pada tabel 4.7 di atas khususnya pada bagian langkah
pertama dari model Treffinger yaitu menentukan tujuan, maka
salah satu langkah dalam model pembelajaran Treffinger sudah
terpenuhi untuk pertemuan pertama. Hal ini bisa dilihat pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
lembar hasil observasi bahwa setelah guru mengecek
kehadiran siswa dan menyampaikan rencana kegiatan, guru
langsung menyampaikan tujuan pembelajaran Selain itu,
implementasi dari langkah 1 ini dapat dilihat pada hasil
trankrip pembelajaran berikut ini:
Guru: Oke. Nah, sekarang dari itu kalian tentunya akan atau ingin
mengetahui di kehidupan sehari-hari apa saja yang kamu
temukan. Apa saja bangun-bangun segiempat yang kalian
temukan dalam kehidupan sehari-hari? Tapi sebelumnya
kalian perlu tahu dulu apa toh yang menjadi tujuan hari ini
kita belajar, yah. Yang pertama kita bisa mengetahui sifat-
sifatnya dan jenis-jenis dari segiempat. Sifatnya
bagaimana? Jenis-jenisnya apa saja? Yah. Kemudian yang
kedua kita juga bisa mengidentifikasikan. Apa yang bisa kita
identifikasikan? Rumus keliling dan luas dari jenis-jenis
segiempat yang kita pelajari. Yah, keliling dan luas. Yang
tentunya tidak asing ya? Tidak kan?
Dari hasil transkrip pembelajaran di atas, dapat dilihat
bahwa guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada materi
segiempat kepada siswa. Guru juga mampu menguraikan
tujuan pembelajaran secara eksplisit. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa langkah pertama dalam model
pembelajaran Treffinger dapat terlaksana dengan baik pada
pertemuan pertama.
• Langkah 2: Menggali Data
Berdasarkan lembar hasil observasi pembelajaran
menggunakan model Treffinger bahwa pada pertemuan
pertama setelah guru mengimplementasikan langkah pertama
dalam model Treffinger, guru menyajikan fenomena alam dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa. Kedua
kegiatan tersebut termaksud dalam langkah kedua dalam
model pembelajaran Treffinger yaitu menggali data.
Implementasi dari langkah kedua ini juga dalam dilihat pada
hasil transkrip pembelajaran berikut ini:
Guru: Dalam kehidupan sehari-hari ada masalah tidak dengan
keliling dan luas? Ada masalah tidak yang bisa
diselesaikan menggunakan rumus luas dan keliling dari
bangun datar segiempat? Waktu di SD ada gak? Di kelas ini
apa yang bisa kita lakukan? Coba sebagai contoh supaya
kamu juga punya gambaran.
Siswa: Keliling dan luas dari ruang kelas ini.
Guru: Oke. Keliling dan luas dari ruang kelas ini. Hanya di
alasnya.
(Kemudian guru meminta siswa untuk mengamati gambar-gambar
yang ditampilkan di slide powerpoint)
Guru: Sekarang kalian perhatikan gambar-gambar berikut ini anak-
anak. Sudah pernah melihat ya benda-benda ini?
Siswa: Sudah.
Guru: adakah bangun-bangun yang terkait dengan segiempat?
Siswa: Ya. Ada
Guru: Semuanya? Kalau kalian melihat gambar ini kira-kira
berkaitan dengan bangun apa?
Siswa: Trapesium
Guru: Oke kalau gambar yang lain?
Siswa: Persegi, persegi panjang, layang-layang.
Berdasarkan hasil transkrip pembelajaran di atas, terlihat
bahwa guru menyajikan suatu permasalahan dalam kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
sehari-hari yang mengundang keingintahuan siswa mengenai
aplikasi dari segiempat dalam kehidupan sehari-hari.
Permasalahan yang disajikan guru sangat relevan dengan
materi segiempat. Selain itu siswa juga memberikan respon
yang baik terhadapat permasalahan yang disajikan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa langkah kedua dalam
pembelajaran Treffinger pada materi segiempat dapat
terlaksana dengan baik pada pertemuan pertama.
• Langkah 3: Merumuskan Masalah
Mengacu pada lembar hasil observasi yang telah diuraikan
pada tabel 4.7 di atas dapat disimpulkan bahwa langkah ketiga
pada model pembelajaran Treffinger sudah terpenuhi dengan
baik. Dalam pertemuan pertama guru selalu menyajikan
permasalahan-permasalahan untuk diselesaikan oleh siswa.
Selain itu, guru juga menuntun siswa untuk dapat menemukan
permasalahan dari soal-soal yang diberikan. Pada pertemuan
pertama guru menyajikan soal tentang mengidentifikasikan
sifat dan rumus luas dan keliling dari bangun datar segiempat.
Melalui kegiatan ini, guru membimbing siswa untuk
merumuskan permasalah-permasalahan yang disajikan dalam
lembar soal. Dengan demikian, langkah ketiga model
pembelajaran Treffinger dapat terealisasikan dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
dalam pembelajaran matematika di kelas VII B SMP Kanisius
Gayam Yogyakarta.
• Langkah 4: Memunculkan Gagasan
Berdasarkan lembar hasil observasi pada tabel 4.7, dapat
disimpulkan bahwa langkah keempat dalam model
pembelajaran Treffinger terpenuhi atau terealisasi dengan baik.
Selain itu, implementasi dari langkah keempat ini dapat terlihat
saat kegiatan diskusi kelompok. Melalui kegiatan diskusi
kelompok, guru mengarahkan siswa untuk memunculkan ide-
ide dan gagasan sebagai solusi dari permasalahan yang
diberikan. Diskusi kelompok tentang mengidentifikasikan
sifat-sifat, rumus luas dari jenis-jenis bangun datar segiempat
menuntut siswa untuk berusaha memunculkan berbagai
gagasan yang relevan dengan permasalahan yang diberikan.
Selain itu, kegiatan yang mengindikasikan implementasi dari
langkah keempat adalah kegiatan tanya jawab dalam proses
pembelajaran. Dalam kegiatan ini, guru mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada siswa yang tentunya menuntut
siswa untuk memunculkan ide-ide yang relevan sebagai
jawaban dari pertanyaan tersebut. Berikut ini adalah salah satu
contoh implementasi dari langkah keempat dalam model
pembelajaran Treffinger:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Gambar 4.1 Guru Membimbing Siswa Dalam Diskusi Kelompok
• Langkah 5: Mengembangkan Solusi
Mengacu pada lembar hasil observasi pada tabel 4.7 di atas,
disimpulkan bahwa langkah kelima dalam model pembelajaran
Treffinger terlaksana namun belum maksimal. beberapa
implementasi dari langkah ini dapat terlihat pada kegiatan
diskusi kelompok, tanya jawab dan juga persentasi kelompok.
Kegiatan diskusi kelompok tentang mengidentifikasikan sifat-
sifat dan rumus luas dari jenis-jenis bangun datar segiempat
dengan bantuan kertas bewarna yang berbentuk jenis-jenis
bangun datar segiempat menuntun siswa untuk mengumpulkan
informasi yang relevan dan melakukan beberapa percobaan
untuk menyelesaikan permasalahan yang disajikan. Selain itu
melalui kegiatan presentasi dan tanya jawab juga mengarahkan
siswa untuk menyampaikan ide dan gagasan kepada siswa lain.
Dengan demikian siswa akan saling berbagi informasi guna
untuk mengembangkan gagasan-gasan yang sudah
dimunculkan sebelum kegiatan presentasi dan tanya jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
dilaksanakan. Berikut ini adalah salah satu contoh
implementasi dari langkah kelima:
Gambar 4.2 Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Kelompok
• Langkah 6: Membangun Penerimaan
Berdasarkan lembar hasil observasi disimpulkan bahwa
langkah keenam dalam model pembelajaran Treffinger dapat
terlaksana dengan baik. Selain mengacu pada hasil lembar
observasi, aktivitas-aktivitas yang mengindikasikan langkah
keenam ini terealisasi dengan baik adalah kegiatan tanya jawab
saat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan penugasan.
Guru selalu memberikan penguatan untuk jawaban yang sudah
tepat dan perbaikan untuk jawaban yang masih keliru. Selain
itu, untuk mengecek pemahaman siswa, guru juga memberikan
penugasan kepada siswa tentang menghitung luas dan keliling
dari jenis-jenis bangun datar segiempat. Soal-soal tugas yang
disajikan berupa masalah rutin dan masalah kontekstual.
Dengan demikian, langkah keenam yaitu membangun
penerimaan dapat dikatakan terlaksana dengan baik dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
pembelajaran matematika di kelas VII B SMP Kanisius Gayam
Yogyakarta.
2) Pertemuan Kedua
Berikut ini adalah hasil analisis keterlaksanaan model
pembelajaran Treffinger pada materi segiempat:
• Langkah 1: Menentukan Tujuan
Mengacu pada karakteristik pembelajaran dengan model
Treffinger dan hasil observasi yang telah diuraikan secara
spesifik pada tabel 4.7 di atas khususnya pada bagian langkah
pertama dari model Treffinger yaitu menentukan tujuan, maka
salah satu langkah dalam model pembelajaran Treffinger
belum terpenuhi atau terlaksana pada pertemuan kedua. Dapat
dilihat pada lembar hasil observasi bahwa setelah guru
mengecek kehadiran siswa, guru mengajukan pertanyaan-
pertanyaan kepada siswa tanpa menentukan tujuan
pembelajaran terlebih dahulu.
• Langkah 2: Menggali Data
Berdasarkan lembar hasil observasi yang disajikan pada tabel
4.7, langkah kedua dalam model pembelajaran Treffinger
dapat terlaksana dengan baik. Dalam pertemuan kedua guru
menyajikan permasalahan-permasalahan kontekstual yang
berkaitan dengan luas dan keliling bangun datar segiempat.
Melalui kegiatan ini guru menuntun siswa untuk berusaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
menemukan solusi dari masalah-masalah tersebut. Siswa juga
menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dalam menyelesaikan
permasalahan yang diberikan.
• Langkah 3: Merumuskan Masalah
Mengacu pada lembar hasil observasi yang telah diuraikan
pada tabel 4.7 di atas dapat disimpulkan bahwa langkah ketiga
pada model pembelajaran Treffinger sudah terpenuhi dengan
baik. Dalam pertemuan kedua guru menyajikan permasalahan-
permasalahan untuk diselesaikan oleh siswa. Selain itu, guru
juga menuntun siswa untuk dapat menemukan permasalahan
dari dalam soal-soal yang diberikan. Pada pada pertemuan
kedua guru menyajikan soal yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan luas dari jenis-jenis bangun datar
segiempat. Melalui kegiatan ini, guru membimbing siswa
untuk merumuskan permasalah-permasalahan yang disajikan
dalam lembar soal. Dengan demikian, langkah ketiga model
pembelajaran Treffinger dapat terealisasikan dengan baik
dalam pembelajaran matematika di kelas VII B SMP Kanisius
Gayam Yogyakarta.
• Langkah 4: Memunculkan Gagasan
Berdasarkan lembar hasil observasi pada tabel 4.7, dapat
disimpulkan bahwa langkah keempat dalam model
pembelajaran Treffinger terpenuhi atau terealisasi dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Selain itu, implementasi dari langkah keempat ini dapat terlihat
saat kegiatan tanya jawab pada pembahasan soal. Melalui
kegiatan kegiatan ini, guru mengarahkan siswa untuk
memunculkan ide-ide dan gagasan sebagai solusi dari
permasalah yang diberikan. Dalam kegiatan ini, guru
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa yang
tentunya menuntut siswa untuk memunculkan ide-ide yang
relevan sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut. Berikut ini
adalah salah satu contoh implementasi dari langkah keempat
dalam model pembelajaran Treffinger pada pertemuan kedua:
Gambar 4.3 Kegiatan Tanya Jawab
• Langkah 5: Mengembangkan Solusi
Mengacu pada lembar hasil observasi pada tabel 4.7 di atas,
disimpulkan bahwa langkah kelima dalam model pembelajaran
Treffinger belum terlaksana dengan baik. Namun dalam
pembelajaran guru sudah mampu menunjukkan implementasi
dari langkah keempat ini. Pada pertemuan kedua, langkah ini
dapat terlihat pada kegiatan pembahasan soal. Melalui kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
ini siswa diarahkan untuk menyampaikan hasil ide atau
gagasan sebagai permasalahan yang disajikan. Siswa juga
dituntun untuk saling berbagi informasi yang secara tidak
langsung membimbing siswa untuk mengembangkan gagasan-
gasan yang sudah dimunculkan sebelum kegiatan pembahasan
soal dilaksanakan. Namun dalam pembelajaran, peran guru
lebih dominan dalam mengekplorasi ide-ide yang beragam
daripada siswa.
• Langkah 6: Membangun Penerimaan
Berdasarkan lembar hasil observasi disimpulkan bahwa
langkah keenam dalam model pembelajaran Treffinger dapat
terlaksana dengan baik. Selain mengacu pada hasil lembar
observasi, aktivitas yang mengindikasikan langkah keenam ini
terealisasi dengan baik adalah kegiatan tanya jawab saat
mempresentasikan penyelesaian dari soal yang diberikan.
Melalui kegiatan ini, guru memberikan penguatan untuk
jawaban yang sudah tepat dan perbaikan untuk jawaban yang
masih keliru. Selain itu, untuk mengecek pemahaman siswa,
guru juga mengadakan ulangan harian kepada siswa materi
yang berkaitan dengan bangun datar segiempat. Soal-soal
ulangan harian yang disajikan berupa masalah kontekstual
yang bersifat lebih kompleks dari soal-soal latihan
sebelumnya. Dengan demikian, langkah keenam yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
membangun penerimaan dapat dikatakan terlaksana dengan
baik dalam pembelajaran matematika di kelas VII B SMP
Kanisius Gayam Yogyakarta.
2. Analisis Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual
Matematika Berdasarkan Hasil Post Test dan Data Wawancara Siswa
Masalah kontesktual yang dibuat peneliti terdiri dari 3 buah soal yang
disajikan dalam soal post test. Masalah kontekstual tersebut digunakan
untuk mengukur kreativitas siswa. Kemampuan kreativitas akan dianalisis
berdasarkan indikator kreativitas yaitu kefasihan, fleksibilitas dan
orisinalitas dan menggunakan panduan pada tabel 3.6 dan 3.7.
Berdasarkan hasil tes dan wawancara siswa terhadap masalah-masalah
kontekstual, maka dapat dianalisis sebagai berikut:
a. Analisis Kreativitas S1 dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual
Matematika Materi Segiempat
Berikut ini adalah lembar jawaban S1 dalam menyelesaikan
masalah kontekstual pada soal nomor 1, nomor 2 dan nomor 3 serta
hasil transkrip wawancara peneliti dengan S1:
Gambar 4.4 Jawaban S1 untuk Soal Nomor 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Gambar 4.5 Jawaban S1 untuk Soal Nomor 2
Gambar 4.6 Jawaban S1 untuk Soal Nomor 3
Tabel 4.12 Hasil Transkrip Wawancara Peneliti dengan S1
Peneliti S1
Apakah kamu dapat menyelesaikan masalah
nomor 1 dengan cara yang beragam?
Em…. gak bisa mba.
Apakah kamu yakin? Coba kamu berusaha
mencari cara yang lain untuk menyelesaikan
soal ini. Bisa tidak?
Gak bisa e mba, Gak tau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Untuk nomor 2 selain menggunakan konsep
luas persegi panjang dan belah ketupat ada gak
cara lain yang berbeda untuk menyelesaiakan
soal tersebut?
Em. Sebentar mba. Bisa
Mba
Coba kamu jelaskan caramu itu? Jadi dihitung luas bangun-
bangunnya itu mba.
Bangun-bangun apa ya? Jadikan dihitung luas satu
segitiga ini soalnyakan
luasnya sama semua
kemudian dikalikan delapan
kemudian ditambah luas
dari persegi panjang yang
ini.
Apakah kamu bisa menyelesaikan soal nomor
3 dengan cara yang beragam?
Gak bisa e mba.
Apakah yang membuat kamu merasa kesulitan
untuk menyelesaikan masalahan kontekstual
matematika pada materi segieempat dengan
lancar?
Bingung mba, terus
kebanyakan mikir, gak
percaya sama jawaban saya
sama kurang banyak
latihan soal.
Apakah kamu berusaha untuk memikirkan ide
atau gagasan yang beragam dari suatu masalah
kontekstual matematika?
Terkadang Mba. Kalau
udah dapat pelajarannya.
Tapi lebih seringnya gak.
Saya memang berusaha sih
mba, tapi kalau gak bisa
yaudah jawab asal aja.
Tapi saya gak yakin kalau
pake cara sendiri gitu mba.
Apakah ide penyelesaian yang kamu sajikan
dalam lembar jawaban merupakan ide kamu
sendiri?
Iya dong mba. Itu saya
kerja sendiri semuanya.
Dari hasil lembar jawaban diatas maka kemampuan kreativitas
S1 dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika pada
materi segiempat akan dianalisis sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
1) Kefasihan
Merujuk pada lembar jawaban S1 di atas, terlihat bahwa S1
mampu menyelesaikan soal nomor 1 dan 2 yang menyajikan
masalah kontekstual dengan lancar dan tepat. Langkah-langkah
dalam penyelesaian soal disajikan secara jelas oleh S1.
Sementara untuk soal nomor 3, berdasarkan lembar jawaban
pada gambar 4.6 di atas, disimpulkan bahwa S1 belum mampu
menyelesaikan masalah kontekstual tersebut dengan lancar dan
tepat.
Jika merujuk pada hasil transkrip wawancara pada tabel 4.12 di
atas, untuk soal nomor 1 dan 3, terlihat bahwa S1 mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan dengan cara yang
beragam. Terlihat bahwa S1 belum mampu menghasilkan dan
mengembangkan alternatif penyelesaian yang beragam dengan
fasih dan tepat. Sementara untuk soal nomor 2, terlihat bahwa
S1 mampu menyelesaikan masalah dengan beragam cara serta
dengan langkah penyelesaian yang lancar dan jawaban yang
benar. Berikut adalah alternatif penyelesaian yang berbeda yang
dikerjakan oleh S1 untuk soal nomor 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Gambar 4.7 Alternatif Jawaban S1 untuk Soal Nomor 2
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa aspek kefasihan S1 untuk nomor 1 dan 3 belum terpenuhi
dengan baik. Sementara untuk nomor 2, S1 memiliki aspek
kefasihan yang baik.
2) Fleksibilitas
Berdasarkan hasil transkrip wawancara peneliti dengan S1
yang disajikan pada tabel 4.12 di atas, S1 belum mampu
menghasilkan sejumlah gagasan yang beragam untuk
menyelesaikan masalah kontekstual pada soal nomor 1 dan 3.
Sementara untuk soal nomor 2, S1 mampu menghasilkan dua
buah gagasan untuk menyelesaikan masalah kontekstual tersebut
yaitu pertama, menggunakan konsep luar persegi panjang dan
belah ketupat dan kedua, menggunakan konsep luas segitiga dan
persegi panjang serta teorema phytagoras.
Dengan demikian untuk soal nomor 2, S1 memiliki
kemampuan aspek fleksibilitas yang baik, sementara untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
masalah nomor 1 dan 3, S1 belum mampu memenuhi aspek
fleksibilitas dengan baik.
3) Orisinalitas
Merujuk pada hasil lembar kerja S1 dan hasil transkrip
wawancara peneliti dengan subyek maka dapat disimpulkan
bahwa S1 memenuhi aspek orisinalitas dengan baik untuk soal
nomor 1 dan 2. S1 menunjukkan kemampuan untuk
menghasilkan ide penyelesaian dalam menyelesaikan masalah
kontesktual yang merupakan gagasan asli sebagai pemikiran
sendiri. Ide yang dihasilkan S1 sebagai penyelesaian untuk
masalah nomor 1 dan 2 juga bernilai benar. Sementara untuk
soal nomor 3, S1 belum mampu memenuhi aspek orisinalitas
dengan baik. Walaupun S1 mampu menghasilkan gagasan asli
sebagai pemikiran subyek sendiri, namu ide yang dihasilkan
subyek sebagai solusi masalah tersebut belum tepat.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa S1 hanya
dapat memenuhi aspek orisinalitas dengan baik untuk soal
nomor 1 dan 2, sementara untuk soal nomor 3, S1 belum mampu
memenuhi aspek tersebut dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
b. Analisis Kreativitas S16 dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual
Matematika Materi Segiempat
Berikut ini adalah lembar jawaban S16 dalam menyelesaikan
masalah kontekstual pada soal nomor 1, nomor 2 dan nomor 3 serta
hasil transkrip wawancara peneliti dengan S16:
Gambar 4.8 Jawaban S16 untuk Soal Nomor 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Gambar 4.9 Jawaban S16 untuk Soal Nomor 2
Gambar 4.10 Jawaban S16 untuk Soal Nomor 3
Tabel 4.13 Hasil Transkrip Wawancara Peneliti dengan S16
Peneliti S16
Apakah kamu dapat menyelesaikan
masalah nomor 1 dengan cara yang
beragam?
Bisa sih mba menurut saya.
Coba kamu jelaskan ke mba. Jadi gini mba, kalau daerah
yang ditanami sayurkan udah
tadi. Kalau untuk daerah yang
ditanami cabai dan kacang tanah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Peneliti S16
gini mba caranya, inikan
panjangnya 12 m. terus jalan
setapaknya 3 meter. Berati
panjang yang ini itu totalnya 9
meter. Teruskan lebarnya ini 4
meter pake cara yang tadi. Jadi,
total keliling yang cabai dan
kacang tanang itu 4 ditambah 4
ditambah 9 ditambah 9 hasilnya
26 m. Kemudian dikalikan harga
pagarnya mba. Jadi nanti
dapatnya sama Rp 4.800.000,00
Untuk nomor 2 selain menggunakan
konsep luas persegi panjang dan belah
ketupat ada gak cara lain yang berbeda
untuk menyelesaiakan soal tersebut?
Bisa Mba
Coba kamu jelaskan caramu itu? Menghitung luas segitiga dan
luas trapesium ini. Kemudian
ditambah, mba
Untuk soal nomor 3 apakah kamu bisa
menyelesaikannya dengan cara yang
beragam?
Em. Bisa kayaknya mba
Bisa kamu jelaskan idenya? Kalau ini kan pakai gambar
mba, Kalau menurutku bisa kita
hitung luas kertas untuk satu
layang-layang. Terus nanti cari
sisanya.
Bisa kamu kembangkan idenya? Bingung mba. Sampai situ toh
Apakah yang membuat kamu merasa
kesulitan untuk menyelesaikan
masalahan kontekstual matematika
pada materi segieempat dengan lancar?
Malas sih mba biasanya. Ngeliat
angka itu jadi kayak malas.
Apakah kamu berusaha untuk
memikirkan ide atau gagasan yang
beragam dari suatu masalah
kontekstual matematika?
Iya mba. Tapi aku itu sebenarnya
kayak orang-orang yang punya
banyak ide mba. Jadi aku coba
dulu cara satunya terus cara
yang lain gitu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Peneliti S16
Apakah ide penyelesaian yang kamu
sajikan dalam lembar jawaban
merupakan ide kamu sendiri?
Iya mba
Dari hasil lembar jawaban diatas maka kemampuan kreativitas
S16 dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika pada
materi segiempat akan dianalisis sebagai berikut:
1) Kefasihan
Merujuk pada lembar jawaban S16 di atas, terlihat bahwa S16
mampu menyelesaikan soal nomor 1, 2 dan 3 yang menyajikan
masalah kontekstual dengan lancar dan tepat. Langkah-langkah
dalam penyelesaian soal disajikan secara jelas dan sistematis
oleh oleh S16.
Jika merujuk pada hasil transkrip wawancara pada tabel 4.13 di
atas, terlihat bahwa S16 mampu menyelesaikan permasalahan
dengan cara yang beragam secara lancar dan juga benar untuk
soal nomor 1 dan 2. S16 mampu menunjukkan dan
mengembangkan alternatif penyelesaian yang beragam dengan
fasih dan benar. Sementara untuk soal nomor 3, terlihat bahwa
S1 belum mampu mengembangkan ide yang beragam dengan
lancar dan tepat sebagai solusi dari masalah kontekstual
tersebut.
Berikut ini ada alternatif penyelesaian yang berbeda yang
dikerjakan oleh S1 untuk soal nomor 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Gambar 4.11 Alternatif Jawaban S16 untuk soal nomor 2
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa untuk nomor 1 dan 2, S1 mampu memenuhi aspek
kefasihan dengan baik sementara untuk nomor 3, S1 belum
memenuhi aspek kefasihan yang baik dikarenakan
ketidakmampuan subyek untuk menyelesaikan permasalahan
nomor 3 dengan cara yang beragam secara lancar dan tepat.
2) Fleksibilitas
Berdasarkan hasil transkrip wawancara peneliti dengan S16
yang disajikan pada tabel 4.13 di atas, S16 sudah mampu
menghasilkan sejumlah gagasan yang beragam untuk
menyelesaikan masalah kontekstual pada soal nomor 1, 2 dan 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Dengan demikian untuk soal nomor 1,2 dan 3, dapat
disimpulkan bahwa subyek dapat memenuhi aspek fleksibilitas
dengan baik.
3) Orisinalitas
Merujuk pada hasil lembar kerja S16 dan hasil transkrip
wawancara peneliti dengan subyek maka dapat disimpulkan
bahwa S1 memenuhi aspek orisinalitas dengan baik untuk soal
nomor 1, 2 dan 3. S16 menunjukkan kemampuan untuk
menghasilkan ide penyelesaian dalam menyelesaikan masalah
kontesktual yang merupakan gagasan asli sebagai pemikiran
sendiri. Ide yang dihasilkan S1 sebagai penyelesaian untuk
semua masalah kontekstual yang disajikan juga bernilai benar.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa S1 dapat
memenuhi aspek orisinalitas dengan baik semua masalah
kontekstual yang disajikan dalam soal post test.
c. Analisis Kreativitas S22 dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual
Matematika Materi Segiempat
Berikut ini adalah lembar jawaban S22 dalam menyelesaikan
masalah kontekstual pada soal nomor 1, nomor 2 dan nomor 3 serta
hasil transkrip wawancara peneliti dengan S22:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Gambar 4.12 Jawaban S22 untuk Soal Nomor 1
Gambar 4.13 Jawaban S22 untuk Soal Nomor 2a
Gambar 4.14 Jawaban S22 untuk Soal Nomor 2b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Gambar 4.15 Jawaban S22 untuk Soal Nomor 3
Tabel 4.14 Hasil Transkrip Wawancara Peneliti dan S22
Peneliti S22
Apakah semua ini asli pekerjaanmu? Iya mba
Apakah kamu dapat menyelesaikan
masalah nomor 1 dengan cara yang
beragam?
Bisa mba
Bisakah kamu jelaskan untuk nomor 1? Jadi akan dicari harga pagar
untuk daerah yang akan
ditanami sayur, daerah yang
akan ditanami cabai dan kacang
tanah. Untuk yang ditanami
cabai dan kacang tanah,
panjang ini kan 12 meter terus
ada jalan setapaknya tiga. Jadi
dikurangi 3 meter sama dengan
9 meter. Sementara lebarnya
pake yang kayak gini jadi dapat
4 meter. Kemudian dihitung
kayak tadi mba. Jadi nanti
dapatnya sama Rp 4.800.000,00
Apakah kamu dapat menyelesaiakan
masalah nomor 2 dengan cara yang
berbeda?
Hitung luas bangun datar 4
segitiga dan 2 trapesiumnya
mba
Bisa kamu kembangkan idenya? Gak bisa mba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Peneliti S22
Untuk soal nomor 3 bisa kamu selesaikan
dengan cara beragam?
Gak tau mba
Apakah kesulitan yang kamu temukan
dalam menyelesaiakan masalah-masalah
tersebut?
Soalnya terlalu rumit mba, gak
biasa latihan soal kayak gini.
Biasanya yang langsung hitung-
hitung gitu.
Apakah yang menyebabkan kamu
kesulitan menyelesaiakan masalah
matematika dengan lancar dan jawaban
yang tepat?
Sulit hitung nya mba, terlalu
susah memahami soalny mba.
Bingung
Apakah kamu berusaha memikirkan
alternatif penyelesaian yang beragam
untuk menyelesaikan masalah
matematika?
Terkadang mba. Kebanyakan
tanya teman.
Kenapa kamu gak berusaha sendiri dulu? Takut salah mba
Dari hasil lembar jawaban diatas maka kemampuan kreativitas
S22 dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika pada
materi segiempat akan dianalisis sebagai berikut:
1) Kefasihan
Merujuk pada lembar jawaban S22 di atas, terlihat bahwa S22
belum mampu menyelesaikan semua permasalahan yang
disajikan dengan lancar dan tepat. Soal yang dapat diselesaikan
subyek dengan lancar dan benar yaitu soal nomor 1 dan 2a.
Sementara soal 2b nomor 3 belum mampu diselesaikan subyek
dengan tepat dan fasih.
Jika merujuk pada hasil transkrip wawancara pada tabel 4.14 di
atas, terlihat bahwa S22 belum mampu menyelesaikan semua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
permasalahan dengan metode yang beragam secara lancar dan
benar. S32 hanya mampu menyelesaikan permasalahan dengan
ide yang beragam untuk soal nomor 1. S22 menjelaskan bahwa
hal tersebut dikarenakan subyek merasa bahwa soal yang
disajikan tidak mudah bagi subyek, takut salah dan juga kurang
adanya latihan soal yang berkaitan dengan masalah kontekstual
matematika.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa S22 belum mampu memenuhi aspek kefasihan dengan
baik untuk semua permasalahan yang disajikan.
2) Fleksibilitas
Berdasarkan hasil transkrip wawancara peneliti dengan S22
yang disajikan pada tabel 4.14 di atas, S22 mampu menemukan
atau menghasilkan berbagai alternatif penyelesaian yang
beragam untuk masalah nomor 1 dan 2. Sementara untuk soal
nomor 3 subyek menemukan kesulitan untuk menghasilkan ide
yang beragam sebagai solusi dari permasalahan yang disajikan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek belum
dapat memenuhi aspek fleksibilitas dengan baik untuk soal
nomor 3 sementara untuk 2 permasalahan lainnya, subyek dapat
memenuhi aspek fleksibilitas dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
3) Orisinalitas
Merujuk pada hasil lembar kerja S22 dan hasil transkrip
wawancara peneliti dengan subyek maka dapat disimpulkan
bahwa S22 mampu memenuhi aspek orisinalitas dengan baik
untuk soal nomor 1. S22 menjelaskan bahwa penyelesaian soal
pada lembar jawaban merupakan hasil gagasan subyek sendiri.
Selain itu dapat dilihat pada lembar kerja bahwa ide yang
dihasilkan subyek sebagai solusi masalah tersebut sudah tepat.
Sementara untuk soal nomor 2 dan 3, jawaban yang
diberikan subyek merupakan gagasan asli, namun jawaban yang
diberikan kurang tepat. Dengan demikian, S22 belum mampu
memenuhi aspek orisinalitas untuk semua masalah kontekstual
yang diberikan.
d. Analisis Kreativitas S38 dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual
Matematika Materi Segiempat
Berikut ini adalah lembar jawaban S38 dalam menyelesaikan
masalah kontekstual pada soal nomor 1, nomor 2 dan nomor 3 serta
hasil transkrip wawancara peneliti dengan S38:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Gambar 4.16 Jawaban S38 untuk Soal Nomor 1
Gambar 4.17 Jawaban S38 untuk Soal Nomor 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Gambar 4.18 Jawaban S38 untuk Soal Nomor 3
Tabel 4.15 Hasil Transkrip Wawancara Peneliti dan S38
Peneliti S38
Apakah semua ini asli pekerjaanmu? Iya mba. Pekerjaan saya
sendiri
Apakah kamu dapat menyelesaikan
masalah nomor 1 dengan cara yang
beragam?
Bisa mba
Bisakah kamu jelaskan untuk nomor
1?
Jadi akan dicari harga pagar
untuk daerah yang akan
ditanami sayur, daerah yang
akan ditanami cabai dan
kacang tanah. Untuk yang
ditanami cabai dan kacang
tanah, panjang ini kan 12
meter terus ada jalan
setapaknya tiga. Jadi
dikurangi 3 meter sama
dengan 9 meter. Sementara
lebarnya pake yang kayak
gini jadi dapat 4 meter.
Kemudian dihitung kayak
tadi mba. Jadi nanti dpaatnya
sama Rp 4.800.000,00
Apakah kamu dapat menyelesaiakan
masalah nomor 2 dengan cara yang
berbeda?
Bisa mba. Jadi nanti hitung
dulu luas bangun segitiga ini
kan ada 4 terus luas 2
trapesiumnya, baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
ditambahkan mba
Bisa kamu kembangkan idenya? Agak bingung e mba
Untuk soal nomor 3 bisa kamu
selesaikan dengan cara beragam?
Gak bisa saya mba
Apakah kesulitan yang kamu temukan
dalam menyelesaiakan masalah-
masalah tersebut?
Kalau yang menurut saya
paling sulit nomor 3 dan 2b
mba
Apakah yang menyebabkan kamu
kesulitan menyelesaikan masalah
matematika dengan lancar dan
jawaban yang tepat?
Susah mba, Serita yang ada
dalam soal sama kurang
disajikan masalah seperti ini
dalam pembelajaran mba
Apakah kamu berusaha memikirkan
alternatif penyelesaian yang beragam
untuk menyelesaikan masalah
matematika?
Pernah mba. Tapi gak selalu.
Dari hasil lembar jawaban diatas maka kemampuan kreativitas
S38 dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika pada
materi segiempat akan dianalisis sebagai berikut:
1) Kefasihan
Merujuk pada lembar jawaban S38 di atas, terlihat bahwa
subyek belum mampu menyelesaikan semua permasalahan yang
disajikan dengan lancar dan tepat. Soal yang dapat diselesaikan
subyek dengan lancar dan benar yaitu soal nomor 1 dan 2.
Sementara soal nomor 3 belum mampu diselesaikan subyek
dengan tepat dan fasih.
Jika merujuk pada hasil transkrip wawancara pada tabel 4.15 di
atas, terlihat bahwa S38 belum mampu menyelesaikan semua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
permasalahan dengan metode yang beragam secara lancar dan
benar. S38 hanya mampu menyelesaikan permasalahan dengan
ide yang beragam untuk soal nomor 1. S38 menjelaskan bahwa
hal tersebut dikarenakan subyek merasa bahwa soal yang
disajikan tidak mudah, kesulitan untuk memahami serita yang
ada dalam soal dan juga kurang adanya latihan soal yang
berkaitan dengan masalah kontekstual matematika.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa S38 belum mampu memenuhi aspek kefasihan dengan
baik untuk semua permasalahan yang disajikan.
2) Fleksibilitas
Berdasarkan hasil transkrip wawancara peneliti dengan S38
yang disajikan pada tabel 4.15 di atas, S38 mampu menemukan
atau menghasilkan berbagai alternatif penyelesaian yang
beragam untuk masalah nomor 1 dan 2. Sementara untuk soal
nomor 3 subyek menemukan kesulitan untuk menghasilkan ide
yang beragam sebagai solusi dari permasalahan yang disajikan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek belum
dapat memenuhi aspek fleksibilitas dengan baik untuk soal
nomor 3 sementara untuk 2 permasalahan lainnya, subyek dapat
memenuhi aspek fleksibilitas dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
3) Orisinalitas
Merujuk pada hasil lembar kerja S38 dan hasil transkrip
wawancara peneliti dengan subyek maka dapat disimpulkan
bahwa S38 mampu memenuhi aspek orisinalitas dengan baik
untuk soal nomor 1 dan 2. S38 menjelaskan bahwa penyelesaian
soal pada lembar jawaban merupakan hasil gagasan subyek
sendiri. Selain itu dapat dilihat pada lembar kerja bahwa ide
yang dihasilkan subyek sebagai solusi masalah tersebut sudah
tepat.
Sementara untuk soal nomor 3, jawaban yang diberikan
subyek merupakan gagasan asli, namun jawaban yang diberikan
kurang tepat. Dengan demikian, S38 belum mampu memenuhi
aspek orisinalitas untuk semua masalah kontekstual yang
diberikan.
e. Analisis Kreativitas S31 dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual
Matematika Materi Segiempat
Berikut ini adalah lembar jawaban S31 dalam menyelesaikan
masalah kontekstual pada soal nomor 1, nomor 2 dan nomor 3 serta
hasil transkrip wawancara peneliti dengan S31:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Gambar 4.19 Jawaban S31 untuk Soal Nomor 1
Gambar 4.20 Jawaban S31 untuk Soal Nomor 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Gambar 4.21 Jawaban S31 untuk Soal Nomor 3
Tabel 4.16 Hasil Transkrip Wawancara Peneliti dan S31
Peneliti S31
Apakah semua ini asli pekerjaanmu? Kerjaanku mba.
Apakah kamu dapat menyelesaikan
masalah nomor 1 dengan cara yang
beragam?
bisa e mba. Tapi kurang yakin
Bisakah kamu jelaskan untuk nomor 1? Jadi akan dicari harga pagar
untuk daerah yang akan
ditanami sayur, daerah yang
akan ditanami cabai dan
kacang tanah. Untuk yang
ditanami cabai dan kacang
tanah, panjang ini kan 12
meter terus ada jalan
setapaknya tiga. Jadi
dikurangi 3 meter sama
dengan 9 meter. Sementara
lebarnya pake yang kayak gini
jadi dapat 4 meter. Kemudian
dihitung kayak tadi mba. Jadi
nanti dpaatnya sama Rp
4.800.000,00
Apakah kamu dapat menyelesaikan
masalah nomor 2 dengan cara yang
berbeda?
Pake itu ya mba, hitung luas
bangun-bangun yang ini
Bangun-bangun yang mana yang kamu
maksudkan?
Ini kan ada bangun trapesium
dan segitiga. Jadi dihitung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Peneliti S31
luas bangunnya itu.
Bisa kamu kembangkan idenya? Bingung e mba
Untuk soal nomor 3 bisa kamu selesaikan
dengan cara beragam?
Gak bisa e mba
Apakah kesulitan yang kamu temukan
dalam menyelesaiakan masalah-masalah
tersebut?
Soalnya tidak mudah, susah
dipahami. Susahnya yang
hitung layang-layang sama
yang nomor dua mba.
Apakah yang menyebabkan kamu kesulitan
menyelesaiakan masalah matematika
dengan lancar dan jawaban yang tepat?
Em gimana ya. Gak perhatiin
guru saat pembelajaran di
kelas, jarang belajar karena
malas, malas menghitung
Apakah kamu berusaha memikirkan
alternatif penyelesaian yang beragam untuk
menyelesaikan masalah matematika?
Gak mba.
Kenapa? Kenapa ya? Karena nyarinya
agak susah, bingung, takut
salah
Dari hasil lembar jawaban diatas maka kemampuan kreativitas
S31 dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika pada
materi segiempat akan dianalisis sebagai berikut:
1) Kefasihan
Merujuk pada lembar jawaban S31 di atas, terlihat bahwa S31
belum mampu menyelesaikan semua permasalahan yang
disajikan dengan lancar dan tepat. Hanya dua soal yang dapat
diselesaikan subyek dengan lancar dan benar. Sementara soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
nomor 3 belum mampu diselesaikan subyek dengan tepat dan
fasih.
Jika merujuk pada hasil transkrip wawancara pada tabel 4.16 di
atas, terlihat bahwa S31 belum mampu menyelesaikan semua
permasalahan dengan metode yang beragam secara lancar dan
benar. S31 hanya mampu menyelesaikan permasalahan dengan
ide yang beragam untuk soal nomor 1. S31 menjelaskan bahwa
hal tersebut dikarenakan subyek merasa bahwa soal yang
disajikan tidak mudah bagi subyek, takut salah dan juga
kesulitan dalam memehami informasi yang ada di soal.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa S31 belum mampu memenuhi aspek kefasihan dengan
baik untuk semua permasalahan yang disajikan.
2) Fleksibilitas
Berdasarkan hasil transkrip wawancara peneliti dengan S31
yang disajikan pada tabel 4.16 di atas, S31 mampu menemukan
atau menghasilkan berbagai alternatif penyelesaian yang
beragam untuk masalah nomor 1 dan 2. Sementara untuk soal
nomor 3 subyek menemukan kesulitan untuk menghasilkan ide
yang beragam sebagai solusi dari permasalahan yang disajikan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek belum
dapat memenuhi aspek fleksibilitas dengan baik untuk soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
nomor 3 sementara untuk 2 permasalahan lainnya, subyek dapat
memenuhi aspek fleksibilitas dengan baik.
3) Orisinalitas
Merujuk pada hasil lembar kerja S31 dan hasil transkrip
wawancara peneliti dengan subyek maka dapat disimpulkan
bahwa S1 mampu memenuhi aspek orisinalitas dengan baik
untuk soal nomor 1 dan 2. S31 menjelaskan bahwa penyelesaian
soal pada lembar jawaban merupakan hasil gagasan subyek
sendiri. Selain itu dapat dilihat pada lembar kerja bahwa ide
yang dihasilkan subyek sebagai solusi masalah tersebut sudah
tepat.
Sementara untuk soal nomor 3, jawaban yang diberikan subyek
merupakan gagasan asli, namun jawaban yang diberikan kurang
tepat. Dengan demikian, untuk maslaah nomor 3. S31 belum
mampu memenuhi aspek orisinalitas dengan baik.
f. Analisis Kreativitas S32 dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual
Matematika Materi Segiempat
Berikut ini adalah lembar jawaban S32 dalam menyelesaikan
masalah kontekstual pada soal nomor 1, nomor 2 dan nomor 3 serta
hasil transkrip wawancara peneliti dengan S32:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Gambar 4.22 Jawaban S32 untuk Soal Nomor 1
Gambar 4.23 Jawaban S32 untuk Soal Nomor 2
Tabel 4.17 Hasil Transkrip Wawancara Peneliti dan S32
Peneliti S32
Apakah kamu dapat menyelesaikan masalah
nomor 1, 2 dan 2 dengan cara yang beragam?
Gak bisa e mba.
Apakah ide-ide pada lembar penyelesaian
merupakan gagasan asli kamu sendiri?
Iya mba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Peneliti S32
Apakah kesulitan yang kamu temukan dalam
menyelesaiakan masalah-masalah tersebut?
Bingung rumusnya, kurang
paham soalnya sama kurang
katihan soal mba.
Apakah yang menyebabkan kamu kesulitan
menyelesaiakan masalah matematika dengan
lancar dan jawaban yang tepat?
Gak paham mba sama gak
memerhatikan penjelasan
guru di kelas. Saat guru
menjelaskan kurang
mendengarkan mba
Apakah kamu berusaha memikirkan
alterfnatif penyelesaian yang beragam untuk
menyelesaikan masalah matematika?
Jarang mba
Kenapa? Lebih suka cara guru mba,
lebih gampang
Dari hasil lembar jawaban diatas maka kemampuan kreativitas
S32 dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika pada
materi segiempat akan dianalisis sebagai berikut:
1) Kefasihan
Merujuk pada lembar jawaban S32 di atas, terlihat bahwa S32
belum mampu menyelesaikan semua permasalahan yang
disajikan dengan lancar dan tepat. Hanya satu soal yang dapat
diselesaikan subyek dengan lancar dan benar. Sementara dua
soal lainnya yaitu soal nomor 2 dan 3 belum mampu subyek
selesaikan dengan tepat dan fasih.
Jika merujuk pada hasil transkrip wawancara pada tabel 4.17 di
atas, terlihat bahwa S32 belum mampu menyelesaikan
permasalahan dengan cara yang beragam secara lancar dan juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
benar untuk soal nomor 1 dan 2. S32 menjelaskan bahwa hal
tersebut dikarenakan subyek kurang mampu memahami
informasi pada soal dengan baik dan juga ketidakkonsetrasian
subyek saat pelajaran di kelas.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa S32 belum mampu memenuhi aspek kefasihan dengan
baik untuk semua permasalahan yang disajikan.
2) Fleksibilitas
Berdasarkan hasil transkrip wawancara peneliti dengan S32
yang disajikan pada tabel 4.17 di atas, S32 menemukan
kesulitan untuk menghasilkan sejumlah gagasan yang beragam
untuk menyelesaikan masalah kontekstual yang disajikan.
Subyek menemukan kesulitan untuk menentukan rumus dan ide
yang tepat sebagai solusi dari permasalahan yang diberikan.
Selain itu, dari hasil wawancara, subyek menegaskan bahwa,
salah satu faktor subyek kesulitan menghasilkan alternatif
penyelesaian yang beragam dikarenakan subyek lebih suka dan
mengandalkan cara dari guru.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek belum
dapat memenuhi aspek fleksibilitas dengan baik untuk semua
masalah kontekstual yang disajikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
3) Orisinalitas
Merujuk pada hasil lembar kerja S32 dan hasil transkrip
wawancara peneliti dengan subyek maka dapat disimpulkan
bahwa S32 belum mampu memenuhi aspek orisinalitas dengan
baik untuk soal nomor 1, 2 dan 3. S32 memang menegaskan
bahwa penyelesaian soal pada lembar jawaban merupakan hasil
gagasan subyek sendiri. Walaupun S32 mampu menghasilkan
gagasan asli sebagai pemikiran subyek sendiri, namun ide yang
dihasilkan subyek sebagai solusi masalah tersebut belum tepat.
Dengan demikian, S32 belum mampu memenuhi aspek
orisinalitas dengan baik.
Berdasarkan hasil analisis di atas, maka dapat diketahui tingkatan
kemampuan kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual
matematika pada materi segiempat. Berikut adalah tingkatan kemampuan
kreativitas dari 6 subyek penelitian:
Tabel 4.18. Analisis Data Kemampuan Kreativitas Siswa dalam
Menyelesaikan Masalah Kontekstual Matematika pada Materi Segiempat
Ditinjau dari Aspek Kefasihan, Fleksibilitas dan Orisinalitas
Subyek Skor Kemampuan Kreativitas
Soal 1 Soal 2 Soal 3
K F O K F O K F O
S1 2 0 2 3 3 3 1 0 1
S16 3 3 3 3 3 3 2 3 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
S22 3 3 3 2 3 2 1 0 1
S38 3 3 3 2 3 3 1 0 1
S31 3 3 3 3 3 3 1 0 1
S32 2 0 1 1 0 1 0 0 0
Keterangan:
K: Kefasihan F: Fleksibilitas O: Orisinalitas
Tabel 4.19 Data Tingkat Kemampuan Kreativitas Siswa dalam
Menyelesaikan Masalah Kontekstual Matematika pada Materi Segiempat
Subyek Skor Kemampuan Kreativitas Total Tingkatan
Kemampuan
Kreativitas Soal 1 Soal 2 Soal 3
S1 4 9 2 59 Rendah
S16 9 9 7 93 Sangat Tingggi
S22 9 7 2 67 Sedang
S38 9 8 2 70 Sedang
S31 9 8 2 70 Sedang
S32 3 2 0 19 Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
D. Pembahasan
1. Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran
Treffinger
Pembelajaran matematika yang mengimplementasikan model
pembelajaran Treffinger pada materi segiempat di kelas VII B SMP
Kanisius Gayam Yogyakarta telah terlaksana. Kegiatan pembelajaran yang
menggunakan model pembelajaran ini dilaksanakan dalam dua pertemuan.
Persentase keterlaksanaan pembelajaran matematika yang
mengimplementasikan model pembelajaran Treffinger pada materi
segiempat untuk pertemuan pertama dan kedua berturut-turut adalah
86% dan 81%. Dengan demikian pembelajaran matematika yang
mengimplementasikan model pembelajaran Treffinger pada materi
segiempat dapat terlaksana dengan baik. Adapun pembahasan
keterlaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
Treffinger adalah sebagai berikut:
a. Langkah Pertama: Menentukan Tujuan
Berdasarkan hasil analisis, guru sudah mampu menunjukkan
implementasi dari langkah pertama yaitu menentukan tujuan dalam
pembelajaran matematika materi segiempat. Hal ini dapat terlihat
pada hasil transkrip pembelajaran pada pertemuan pertama dimana
guru secara eksplisit menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Hal ini sejalan dengan dengan pendapat Treffinger dalam
Huda (2013) yang menyatakan bahwa dalam langkah menentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
tujuan pembelajaran guru menginformasikan kompetensi atau
tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran. Namun, pada
pertemuan kedua guru tidak menyampaikan tujuan dari
pembelajaran. Adapun faktor yang menyebabkan hal ini terjadi
dikarenakan guru belum terbiasa menyampaikan tujuan
pembelajaran dalam setiap pembelajaran matematika dan tidak
cukupnya waktu. Dengan demikian langkah pertama yaitu
menentukan tujuan belum dpaat terlaksana dengan maksimal.
b. Langkah Kedua: Menggali Data
Mengacu pada hasil analisis, guru mampu menunjukkan dan
mengeksplorasi langkah kedua dalam model pembelajaran
Treffinger dengan baik. Hal ini dapat terlihat pada hasil transkrip
pembelajaran pertemuan pertama dimana guru menyajikan
beberapa permasalahan yang berkaitan dengan aplikasi dari konsep
bangun datar segiempat dalam kehidupan sehari-hari. Respon yang
diberikan siswa juga mengindasikankan bahwa siswa memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi terhadap permasalahan yang diberikan. Hal
ini tentunya sejalan dengan pendapat Treffinger dalam Hudo
(2013) bahwa yang dimaksudkan dalam langkah menggali data
yaitu guru mendemonstrasikan atau menyajikan fenomena alam
yang dapat menundang keingintahuan siswa. Dengan demikian
langkah menggali dapat belum dapat terlaksana dengan dalam
pembelajaran matematika materi segiempat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
c. Langkah Ketiga: Merumuskan Masalah
Mengacu pada hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa langkah
merumuskan masalah sudah dapat terlaksana dengan baik dan
maksimal. Hal ini dapat terlihat pada hasil transkrip pembelajaran
dimana guru membimbing siswa dalam kelompok untuk
menentukan permasalahan dari soal-soal mengenai identifikasi ciri-
ciri dan luas dari bangun datar segiempat serta permasalahan
mengenai keliling dan luas bangun datar segiempat yang disajikan
dalam bentuk masalah rutin dan kontekstual. Hal ini sesuai dengan
pendapat yang dijelaskan oleh Marygayanti, dkk (2016) bahwa
dalam langkah merumuskan masalah guru membimbing siswa
untuk melakukan diskusi dengan kelompoknya orang dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengindentifikasi
permasalahan.
d. Langkah Keempat: Memunculkan Gagasan
Berdasarkan hasil analisis, disimpulkan bahwa langkah
memunculkan gagasan pada pembelajaran matematika materi
segiempat sudah dapat terlaksana dengan baik. Guru
mengimplementasikan langkah ini melalui kegiatan diskusi
kelompok, tanya jawab dan juga presentasi kelompok. Salah satu
contohnya dapat dilihat pada gambar 4.1 dan 4.3 dimana guru
menuntun siswa untuk memunculkan berbagai gagasan sebagai
solusi dari permasalahan yang diberikan. Sebagaimana yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
ditegaskan oleh oleh Marygayanti, dkk (2016) bahwa dalam
langkah memunculkan gagasan guru memberikan waktu dan
kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan solusi dan
membimbing siswa untuk menyepakati solusi pemecahan yang telah
ditentukan.
e. Langkah Kelima: Mengembangkan Solusi
Mengacu pada hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa guru
sudah mampu menunjukkan implementasi dari langkah
mengembangkan solusi. Beberapa kegiatan yang mengindikasikan
implementasi dari langkah kelima ini diantaranya tanya jawab dan
presentasi kelompok sebagaimana yang terlihat pada gambar 4.5.
Melalui kegiatan ini guru memfasilitasi siswa untuk mengumpulkan
ide-ide dari berbagai siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat
Treffinger dalam Huda (2013) bahwa dalam langkah
mengembangkan solusi guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen,
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
Namun, guru belum mampu mengeksplorasi langkah
mengembangkan solusi secara maksimal. Hal ini terlihat dalam
beberapa kegiatan dimana siswa kurang berani menyampaikan dan
mengembangkan ide-ide yang beragam sebagai solusi dari
permasalah yang diberikan. Adapun faktor yang menyebabkan
langkah kelima tidak dapat terlaksana dengan baik adalah kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
cukupnya waktu. Hal ini dikarenakan waktu yang terpotong cukup
banyak saat siswa berdiskusi dalam kelompok dan
mempresentasikan hasil diskusi. Sementara menurut pendapat
beberapa siswa, faktor yang menyebabkan siswa mengalami
kesulitan dalam mengeksplorasi ide yang beragam dikarenakan
kurangnya percaya terhadap solusi yang diberikan dan dan
kurangnya pengalaman pembelajaran yang mendorong siswa untuk
berpikir divergen. Sementara berdasarkan hasil pengamatan siswa
kurang diberi kesempatan untuk secara mandiri mengekplorasi ide-
ide yang beragam dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual
pada materi segiempat.
f. Langkah Keenam: Membangun Penerimaan
Mengacu pada hasil analisis dapat disimpulkan bahwa langkah
membangun penerimaan sudah dapat terlaksana dengan baik.
Dapat dilihat dalam hasil transkrip pembelajaran bahwa guru selalu
memberikan penguatan untuk solusi yang diberikan siswa,
memperbaiki solusi yang belum tepat, memberikan penugasan dan
ulangan harian. Sebagaimana yang dijelakkan oleh Treffinger
dalam Hudo (2013) bahwa dalam langkah membangun penerimaan
guru mengecek solusi yang telah diperoleh siswa dan memberikan
permasalahan yang baru namun yang lebih kompleks agar siswa
dapat menerapkan solusi yang telah diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
2. Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual Matematika
Berdasarkan hasil analisis data tes dan wawancara terkait kreativitas
siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika, maka dapat
disimpulkan bahwa, tingkat kreativitas dari subyek penelitian adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.20 Data Tingkat Kreativitas Siswa Dalam Menyelesaikan
Masalah Kontekstual Matematika pada Materi Segiempat
Tingkat Kreativitas
Subyek Banyaknya Siswa
Sangat Rendah S32 1
Rendah S1 1
Sedang S22, S31, S38 3
Sangat Tinggi S16 1
Dari tabel 4.20 di atas maka dapat simpulkan bahwa tingkat kreativitas
dari subyek penelitian lebih banyak berada pada tingkat sedang dengan
banyaknya subyek adalah 3. Berikut akan dijelaskan kemampuan yang
dimililiki oleh subyek dari masing-masing kategori ditinjau dari kreativitas
siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika pada materi
segiempat:
a. Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual
Matematika pada Materi Segiempat yang Berada pada Kategori Sangat
Rendah
Berdasarkan tabel 4.20, subyek yang berada pada tingkat kreativitas
rendah dalam menyelesaikan masalah kontektual matematika pada
materi segiempat adalah S32. Hasil tes mengindikasi bahwa subyek
yang berada pada tingkat ini belum mampu menyelesaikan semua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
masalah kontekstual dengan kefasihan, fleksibilitas dan orisinalitas.
Subyek hanya mampu menyelesaikan satu dari tiga masalah kontekstual
pada materi segiempat dengan kreatif. Selain itu, pada tingkat
kreativitas rendah, subyek belum mampu menghasilkan ide-ide yang
beragam untuk semua masalah yang disajikan serta belum mampu
memahami informasi mengenai masalah kontekstual dengan baik.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi subyek kurang
menunjukkan keberanian untuk mencoba dan mengembangkan
berbagai alternatif penyelesaian dari masalah kontekstual yang
diberikan, kurang percaya diri dan kurang menunjukkan partisipasi aktif
dalam pembelajaran. Selain itu, subyek juga menegaskan bahwa
kurangya pembelajaran yang menyajikan masalah kontektual dan
latihan mengembangkan suatu ide yang beragam dalam pembelajaran
matematika menjadi faktor penyebab subyek kesulitan untuk berpikit
secara kreatif. Namun kendati demikian jika meninjau kembali
indikator kefasihan dan orisinalitas subyek sebelum dan sesudah
diterapkanya model pembelajaran terlihat bahwa kreativitas subyek
mengalami peningkatan dimana poin yang dihasilkan siswa sebelum
dan sesudah pembelajaran yang mengimplementasikan model
Treffinger berturut-turut adalah 0 dan 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
b. Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual
Matematika pada Materi Segiempat yang Berada pada Kategori Rendah
Berdasarkan tabel 4.20, subyek yang berada pada tingkat kreativitas
rendah dalam menyelesaikan masalah kontektual matematika pada
materi segiempat adalah S1. Subyek yang berada pada tingkat
kreativitas sangat rendah mampu memahami informasi dalam masalah
kontekstual dengan baik sehingga bisa menyelesaikan dua masalah
dengan lancar dan benar. Akan tetapi subyek belum mampu berpikir
secara fleksibel dalam menyelesaikan masalah kontekstual segiempat
yang disajikan.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dalam pembelajaran di
kelas subyek menunjukkan partisipasi aktif, mengajukan pertanyaan jika
terdapat pengetahuan yang belum dipahami. Namun, subyek dalam
kategori ini belum mampu menunjukkan keberanian untuk mencoba dan
mengembangkan berbagai alternatif penyelesaian dari suatu masalah
kontekstual. Subyek kurang percaya diri memberikan gagasan pribadi
yang fleksibel dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika
pada materi segiempat. Kurangnya pembelajaran matematika yang
menyajikan masalah kontekstual dan latihan mengembangkan suatu ide
yang beragam menjadi faktor penyebab subyek kesulitan untuk berani
menyampaikan gagasan secara kreatif.
Jika meninjau kembali indikator kefasihan dan orisinalitas subyek
sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran terlihat bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
kreativitas subyek mengalami penurunan dimana poin yang dihasilkan
siswa sebelum dan sesudah pembelajaran yang mengimplementasikan
model Treffinger adalah berturut-turut adalah 11 dan 15.
c. Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual
Matematika pada Materi Segiemapat yang Berada pada Kategori Sedang
Berdasarkan tabel 4.20, subyek yang berada pada tingkat kreativitas
sedang dalam menyelesaikan masalah kontektual matematika pada
materi segiempat adalah S22, S31 dan S38. Secara umum, subyek yang
berada pada tingkat kreativitas sedang mampu memahami informasi
dalam masalah kontekstual dengan baik sehingga bisa menyelesaikan
dua masalah dengan lancar dan benar. Pada kategori ini, subyek mampu
menunjukkan kemampuan fleksibilitas dalam menyelesaikan dua
masalah kontekstual matematika pada materi segiempat. Sementara
untuk kemampuan kefasihan dan orisinalitas subyek belum mampu
menunjukkannya dengan maksimal.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi mengindikasikan bahwa
subyek menunjukkan partisipasi aktif dalam pembelajaran, mengajukan
pertanyaan jika terdapat pengetahuan yang belum dipahami dan
menunjukkan keberanian untuk mencoba dan mengembangkan berbagai
alternatif penyelesaian dari suatu masalah kontekstual. Namun, subyek
dalam kategori ini masih menemukan kesulitan untuk mengembangkan
ide yang bervariasi dengan lancar. Subyek menegaskan bahwa penyebab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
terjadinya hal tersebut karena kurang percaya diri dan kurang adanya
pembelajaran matematika yang menyajikan masalah kontekstual.
Jika meninjau kembali indikator kefasihan dan orisinalitas subyek
sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran terlihat bahwa
kreativitas subyek mengalami peningkatan sebelum dan sesudah
pembelajaran yang mengimplementasikan model Treffinger.
d. Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual
Matematika pada Materi Segiemapat yang Berada pada Kategori Sangat
Tinggi
Berdasarkan tabel 4.20, subyek yang berada pada tingkat kreativitas
sedang dalam menyelesaikan masalah kontektual matematika pada
materi segiempat adalah S16. Subyek yang berada pada tingkat
kreativitas sangat tinggi subyek mampu menunjukkan kemampuan
aspek fleksibilitas dan orisinalitas dengan maksimal khususnya dalam
menyelesaikan masalah kontekstual matematika pada materi segiempat.
Sementara untuk aspek kefasihan subyek sudah mampu menunjukkan
dengan maksimal untuk dua permasalahan kontekstual yang disajikan
dalam soal post test.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi mengindikasikan bahwa
subyek mampu menunjukkan partisipasi aktif dalam pembelajaran,
mengajukan pertanyaan jika terdapat pengetahuan yang belum
dipahami, menunjukkan keberanian untuk mencoba dan
mengembangkan berbagai alternatif penyelesaian dari suatu masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
kontekstual dan memiliki percaya diri yang tinggi terhadap gagasan
pribadi serta memiliki kemauan untuk berpikir secara divergen. Dalam
kategori subyek tidak menemukan kesulitan yang berarti untuk
mengembangkan ide yang bervariasi dengan lancar. Sementara jika
meninjau kembali indikator kefasihan dan orisinalitas subyek sebelum
dan sesudah diterapkannya model pembelajaran terlihat bahwa
kreativitas subyek mengalami peningkatan sebelum dan sesudah
pembelajaran yang mengimplementasikan model Treffinger.
3. Temuan Lain dalam Penelitian
Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa salah satu subyek yaitu S1
mengalami penurunan tingkat kreativitas yang pada awalnya diasumsikan
berada tingkat kreativitas yang tinggi (berdasarkan perhitungan
menggunakan standar deviasi) dan setelah diimplementasikannya model
pembelajaran Treffinger pada materi segiempat subyek berada pada tingkat
kreativitas rendah. Berdasarkan hasil wawancara ditegaskan oleh subyek
bahwa hal tersebut terjadi karena beberapa faktor diantaranya adalah:
1) Kurang percaya diri terhadap gagasan pribadi dan rasa takut salah untuk
memunculkan dan mengembangkan ide-de yang beragam sebagai solusi
dari permasalahan yang diberikan. Hal ini menegaskan bahwa terdapat
faktor lingkungan yang kurang mampu memotivasi siswa untuk memiliki
keberanian dalam menyampaikan gagasan pribasi serta mengelaborasi
berbagai ide yang beragam dalam menyelesaikan permasalahan yang
diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
2) Subyek menegaskan bahwa dalam pembelajaran matematika masalah
yang sering disajikan adalah masalah-masalah rutin. Subyek jarang
menjumpai masalah-masalah kontekstual dalam pembelajaran
sebagaimana yang dibuat peneliti dalam soal pre test dan post test.
3) Kurang mendapat pengalaman pembelajaran yang mendorong siswa
untuk berpikir secara kreatif seperti pembelajaran yang menuntut siswa
untuk mengeksplorasi ide-ide yang beragam dalam menyelesaikan
permasalahan.
Berdasarkan faktor yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa
untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah
kontekstual matematika yang mengimplementasikan model pembelajaran
Treffinger tidak hanya dipengaruhi oleh aspek kognitif tetapi juga aspek
afektif. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Polamato dalam Huda (2013:
320) bahwa karakteristik yang paling dominan dari model Treffinger
adalah upayanya dalam mengintegrasikan dimensi kognitif dan afektif
siswa untuk mencari arah-arah penyelesaian yang akan ditempuhnya
untuk memecahkan permasalahan.
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yaitu:
1. Pembelajaran yang mengimplementasikan model pembelajaran Treffinger
pada materi segiempat di kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta
hanya dapat dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dikarenakan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
keterbatasan waktu. Hal ini mengakibatkan pelaksanaan pembelajaran yang
mengimplementasikan model pembelajaran Treffinger pada materi
segiemppat kurang optimal dan terdapat beberapa materi yang tidak dapat
tersampaikan dengan baik.
2. Soal post test tidak dapat dilakukan uji coba dikarenakan keterbatasan
waktu. Hal ini mengakibatkan soal post test tidak dapat diuji kevalidannya.
3. Tidak dapat dilakukan wawancara untuk hasil pre test dikarenakan rentang
pelaksanaan pre test dan pelaksanaan penelitian cukup singkat. Hal ini
mengakibatkan aspek fleksibilitas dalam kreativitas tidak dapat dinilai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, diperoleh
hasil sebagai berikut:
1. Keterlaksanaan Pembelajaran yang Mengimplementasikan Model
Pembelajaran Treffinger
Hasil pengamatan terhadap pembelajaran yang dilakukan menunjukkan
bahwa pembelajaran matematika yang mengimplementasikan model
pembelajaran Treffinger berada pada kategori sangat baik. Hal ini
ditunjukkan dengan persentase keterlaksanaan pembelajaran yaitu 83%.
Namun terdapat beberapa langkah dalam model Treffinger yang belum
terlaksana dengan baik antara lain menentukan tujuan dan
mengembangkan solusi. Pada langkah menentukan tujuan guru tidak
selalu menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam setiap
pertemuan, sementara pada langkah mengembangkan solusi guru kurang
memberikan kesempatan kepada siswa secara mandiri untuk
mengeksplorasi ide-ide yang beragam dalam menyelesaikan masalah
kontekstual segiempat yang diberikan.
2. Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual Matematika
pada Materi Segiempat
Kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual
matematika pada materi segiempat berada pada empat kategori yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
sangat rendah, rendah, sedang dan sangat tinggi. Berdasarkan hasil
analisis ditunjukkan bahwa siswa yang memiliki kreativitas sangat
rendah, rendah dan sangat tinggi masing-masing sebanyak 1 siswa
sementara siswa yang berada pada kategori sangat tinggi sebanyak 3
siswa.
Pada kategori sangat rendah subyek belum mampu menyelesaikan
semua masalah kontekstual dengan kefasihan, fleksibilitas dan
orisinalitas. Subyek hanya mampu menyelesaikan satu dari tiga masalah
kontekstual pada materi segiempat dengan kreatif. Selain itu, subyek
belum mampu menghasilkan ide-ide yang beragam untuk
menyelesaikan masalah kontekstual yang disajikan serta belum dapat
memahami informasi mengenai masalah kontekstual dengan baik.
Sementara pada kategori rendah mampu memahami informasi dalam
masalah kontekstual dengan baik sehingga bisa menyelesaikan dua
masalah dengan lancar dan benar. Akan tetapi subyek belum mampu
berpikir secara fleksibel dalam menyelesaikan masalah kontekstual
segiempat yang disajikan. Subyek pada kategori sedang mampu
memahami informasi dalam masalah kontekstual dengan baik sehingga
bisa menyelesaikan dua masalah dengan lancar dan benar. Pada
kategori ini, subyek mampu menunjukkan kemampuan fleksibilitas
dalam menyelesaikan dua masalah kontekstual matematika pada materi
segiempat. Sementara untuk kemampuan kefasihan dan orisinalitas
subyek belum mampu menunjukkannya dengan maksimal. Subyek pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
kategori sangat tinggi mampu menunjukkan kemampuan aspek
fleksibilitas dan orisinalitas dengan maksimal khususnya dalam
menyelesaikan masalah kontekstual matematika pada materi segiempat.
Sementara untuk aspek kefasihan subyek sudah mampu menunjukkan
dengan maksimal untuk dua permasalahan kontekstual yang disajikan
dalam soal post test.
Berdasarkan hasil wawancara terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi kreativitas siswa antara lain kepercayaan diri dalam
menyampaikan gagasan pribadi dan gagasan yang beragam, pemberian
motivasi dan juga pengalaman pembelajaran yang menuntut siswa
untuk berpikir kreatif. Namun dalam pembelajaran, siswa kurang diberi
kesempatan agar secara mandiri mengeksplorasi ide-ide yang beragam
dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika pada materi
segiempat. Sehingga hal tersebut menyebabkan kurang adanya
kepercayaan diri siswa dalam menyampaikan gagasan pribadi dan juga
berpikir divergen.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa saran yang
disampaikan peneliti yakni:
a. Bagi Guru
1. Dalam pembelajaran yang mengimplementasikan model Treffinger
dengan tujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam
menyelesaikan masalah kontekstual matematika, sebaiknya guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
mampu mengintegrasikan dimensi kognitif dan afektif siswa. Hal ini
didasarkan pada temuan lain dalam penelitian ini dimana kreativitas
salah satu subyek menurun dikarenakan beberapa faktor yang berkaitan
dengan aspek afektif seperti kurang percaya diri dalam mengeksplorasi
ide-ide yang beragam dalam menyelesaikan masalah kontekstual
matematika.
2. Model pembelajaran Treffinger membutuhkan waktu yang cukup lama
agar dapat terlaksana dengan maksimal sehingga diperlukan persiapan
yang matang dalam merancangan aktivitas pembelajaran di kelas.
Selain itu, guru juga diharapkan agar dapat menerapkan model
pembelajaran Treffinger untuk beberapa topik dalam pembelajaran
matematika.
b. Bagi Peneliti Lain
Dalam penelitian ini, model pembelajaran Treffinger belum dapat
terlaksana dengan maksimal dikarenakan terdapat beberapa langkah
pembelajaran yang belum terealisasi dengan baik. Selain itu, kreativitas
beberapa subyek dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika
dalam pembelajaran matematika pada materi segiempat yang
mengimplementasi model Treffinger masih berada pada kategori rendah
dan sangat rendah. Dengan demikian diharapkan peneliti selanjutnya bisa
mendalami faktor-faktor yang mempengaruhi langkah-langkah tersebut
terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Mohammad Faizal. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Berbasis Masalah Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan
Metakognisi Siswa Sekolah Dasar. Journal of Medives, 2(1), 117-128.
Anggo, Mustamin. 2011. Pelibatan Metakognisi dalam Pemecahan Masalah
Matematika. Jurnal Edumatica, 1(1), 25-32.
Arikunto, Suharsimi. 1988. Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
As’ari, Abdur Rahman, dkk. 2017. Buku Guru Matematika SMP/MTs Kelas VII.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Darminto, Bambang Priyo. 2013. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis melalui Pembelajaran Model Treffinger. Jurnal
Pendidikan Matematika, 2(3), 239-248.
Eviliyanida. E. 2010. Pemecahan Masalah Matematika. Jurnal Visipena, 1(2), 10-
17.
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran (Isu-Isu
Metodis dan Paradikmatis). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hudoyo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Maygayanti, Made Ni. Dkk. 2016. Studi Komparatif Penggunaan Model
Pembelajaran Treffinger dan Problem Based Learning terhadap Hasil
Belajar TIK Siswa Kelas XI di SMA Laboratorium Undiksha Singaraja.
Jurnal Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika, 5(2), 1-10.
Moma, L. 2015. Pengembangan Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis untuk Siswa SMP. Jurnal Matematika dan Pendidikan
Matematika, 4(1), 27-41.
Nisa, Titin Faridatun. 2011. Pembelajaran Matematika Dengan Setting Model
Treffinger Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa. Jurnal Pedagogia,
1(1), 35-50.
Polamato, Sarson Waliyatimas. 2006. Mengembangkan Kreativitas Matematik
Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Model
Treffinger. Jurnal Pendidikan Matematika, 25(1), 22-26.
Prastowo, Andi. 2014. Memahami Metode-Metode Penelitian.
Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Purwanto. 2016. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ratnawulan, Elis dan H.A. Rusdiana. 2013. Evaluasi Pembelajaran.
Bandung: Pustaka Setia.
Rosiyanti, Hastri. dan Esti Wijayanti. 2015. Implementasi Model Pembelajaran
Treffinger terhadap Hasil Belajar dan Sikap Siswa. Jurnal Pendidikan
Matematika dan Matematika, 1(2), 37-44.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Schunk, Dale H. 2012. Teori-Teori Pembelajaran. Edisi ke 6. Diterjemahkan oleh
Hamdiah dan Fajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Setiawan, Raden Heri dan Idris Harta. 2014. Pengaruh Pendekatan Open-Ended
dan Pendekatan Kontekstual terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
dan Sikap Siswa terhadap Matematika. Jurnal Riset Pendidikan
Matematika, 1(2), 240-256.
Silver, Edwar A. 1997. Fostering Creativity through Instruction Rich in
Mathematical Problem Solving and Problem Posing. The International
Journal of Mathematics Education, 29(3), 75-82.
Smith, Rolland R. dan James F. Ulrich. 1956. Plane Geometry. New York:
Harcourt, Brace and World, Inc.
Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2014. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and
Development). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
Dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sujiono, Yuliani Nurani dan Bambang Sujiono. 2010. Bermain Kreatif Berbasis
Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT Indeks.
Supriadi, Dedi. 1994. Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan IPTEK.
Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Suprijono, Agus. 2016. Model-Model Pembelajaran Emansipatoris. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Treffinger, Donald J. 2005. Creative Problem Solving: The History, Development,
dan Implication for Gifted Education and Talent Development. Journal of
The Evolution of CPS in Gifted Education, 49(4), 342-353.
Wagiyo, A., dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika I untuk SMP/Mta Kelas
VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
LAMPIRAN 1
INSTRUMEN PENELITIAN
1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1.2 Lembar Observasi Keterlaksanan Pembelajaran yang
Mengimplementasikan Model Pembelajaran Treffinger
1.3 Lembar Soal Tes Hasil Belajar (Pre Test)
1.4 Lembar Soal Tes Hasil Belajar (Post Test)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMP Kanisius Gayam Yogyakarta
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII A/ Genap
Materi Pokok : Segiempat (Trapesium, Jajargenjang, Persegi
Panjang, Persegi, Belah Ketupat, Layang-Layang)
Alokasi Waktu : 1 Pertemuan (2 JP)
A. Kompetensi Inti
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial
adalah “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan
pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak
di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.”
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda
sesuai dengan kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.11 Mengaitkan rumus keliling dan
luas untuk berbagai jenis
segiempat (persegi,
persegipanjang, belahketupat,
jajargenjang, trapesium, dan
layang-layang) dan segitiga
4.11 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan
dengan luas dan keliling
segiempat (persegi,
persegipanjang, belahketupat,
jajargenjang, trapesium, dan
layang-layang) dan segitiga
3.11.1 Mengidentifikasikan sifat-sifat
dari jajargenjang
3.11.2 Mengidentifikasikan sifat-sifat
dari persegi panjang
3.11.3 Mengidentifikasikan sifat-sifat
dari persegi
3.11.4 Mengidentifikasikan sifat-sifat
dari belah ketupat
3.11.5 Mengidentifikasikan sifat-sifat
dari layang-layang
3.11.6 Mengidentifikasikan sifat-sifat
dari dan trapesium
C. Tujuan Pembelajaran
• Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa diharapkan mampu
mengidentifikasikan sifat-sifat dari jajargenjang
• Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa diharapkan mampu
mengidentifikasikan sifat-sifat persegi panjang
• Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa diharapkan mampu
mengidentifikasikan sifat-sifat dari persegi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
• Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa diharapkan mampu
mengidentifikasikan sifat-sifat dari belah ketupat
• Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa diharapkan mampu
mengidentifikasikan sifat-sifat dari layang-layang
• Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa diharapkan mampu
mengidentifikasikan sifat-sifat dari dan trapesium.
Sikap
• Percaya diri
• Bekerja sama
D. Materi Pembelajaran
Segiempat adalah bangun datar yang dibatasi oleh empat buah sisi. Adapun
ciri-ciri dari bangun datar segiempat yaitu: memiliki empat buah sisi, memiliki
empat titik sudut, serta keempat titik tersebut tidak pernah segaris. Segiempat
terdiri dari dua macam yaitu segiempat beraturan dan tidak beraturan. Adapun
yang termaksud dalam segi empat beraturan yaitu trapesium, jajargenjang,
persegi panjang, persegi, belah ketupat, dan layang-layang.
DEFINISI DAN SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR SEGIEMPAT
BERATURAN
a. Jajargenjang
Jajargenjang merupakan segiempat yang memiliki dua pasang sisi
sejajar. Contoh gambar dari bangun datar jajargenjang adalah sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Adapun sifat-sifat yang dimiliki jajargenjang, yaitu:
1) Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar
2) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar
3) Jumlah sudut yang berdekatan adalah 180°
4) Kedua diagonal saling membagi dua sama Panjang
5) Memiliki 2 simetri putar
b. Persegi Panjang
Persegi panjang merupakan segiempat yang memiliki dua pasang sisi
sejajar dan sudutnya siku-siku. Berikut ini adalah contoh gambar dari
bangun datar persegi panjang:
Sifat-sifat yang dimiliki bangun datar persegi panjang adalah:
1) Sisi-sisi yang berhadapan sama Panjang
2) Keempat sudutnya sama besar
3) Kedua diagonalnya sama panjang, berpotongan di satu titik dan
saling membagi dua sama Panjang
4) Memiliki 2 simetri putar dan 2 simetri lipat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
c. Persegi
Persegi merupakan segiempat yang memiliki dua pasang sisi sejajar,
sudutnya siku-siku serta dua sisi berdekatan sama panjang. Gambar berikut
ini merupakan contoh dari bangun datar persegi:
Sifat-sifat yang dimiliki persegi adalah sebagai berikut:
1) Keempat sisinya sama Panjang
2) Keempat sudutnya sama besaKedua diagonalnya sama panjang,
saling berpotongan tegak lurus di satu titik, dan saling membagi dua
sama panjang
1) Diagonal-diagonalnya membagi sudut-sudutnya menjadi dua bagian
sama besar
2) Memiliki 4 simetri putar dan 4 simetri lipat
c. Belah Ketupat
Belah ketupat adalah segiempat dengan dua sisi berdekatan sama
panjang. Gambar berikut ini merupakan contoh dari bangun datar belah
ketupat:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Sifat-sifat yang dimiliki bangun datar belah ketupat adalah:
1) Keempat sisinya sama Panjang
2) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar
3) Sudut-sudut yang berhadapan dibagi dua sama besar oleh diagonal-
diagonalnya
4) Jumlah sudut yang berdekatan adalah 180°
5) Diagonal-diagonalnya saling tegak lurus dan membagi dua sama
Panjang
6) Memiliki 2 simetri putar dan 2 simetri lipat
d. Layang-Layang
Layang-layang merupakan segiempat dengan tepat dua pasang sisi
berdekatan sama panjang. Berikut ini merupakan contoh dari bangun datar
layang-layang:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Sifat-sifat yang dimiliki layang-layang adalah sebagai berikut:
1) Terdapat dua pasang sisi yang sama Panjang
2) Sepasang sudut berhadapan sama besar
3) Salah satu diagonalnya saling tegak lurus dan membagi dua sama
Panjang
e. Trapesium
Trapesium merupakan segi empat yang memiliki tepat satu pasang sisi
sejajar. Ada tiga macam bentuk trapesium, yaitu:
1) Trapesium sembarang adalah trapesium yang mempunyai tepat satu
pasang sisi sejajar. Gambar berikut ini merupakan contoh trapesium
sembarang:
2) Trapesium siku-siku adalah trapesium yang mempunyai sudut siku-
siku. Berikut ini adalah contoh dari trapesium siku-siku:
3) Trapesium sama kaki adalah trapesium yang mempunyai sepasang sisi
(yang tidak sejajar) yang sama panjang. Berikut ini adalah contoh dari
trapesium sama kaki:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Adapun sifat-sifat dari trapesium adalah sebagai berikut:
1) Jumlah sudut yang berdekatan diantara dua sisi sejajar pada
trapesium adalah 180°.
2) Trapesium sama kaki mempunyai 1 simetri putar
3) Pada trapesium sama kaki, diagonal-diagonalnya sama Panjang
LUAS DAN KELILING BANGUN DATAR SGIEMPAT
Luas dari suatu bangun datar segiempat dapat didefinisikan sebagai luasan
daerah yang dibatasi oleh sisi-sisi pada bangun datar tersebut. Sementara keliling
dari suatu bangun datar segiempat didefinisikan sebagai jumlah panjang sisi-sisi
yang membatasi bangun datar tersebut.
a. Jajargenjang
Misalkan L adalah luas, K adalah keliling, a adalah panjang alas, dan t
adalah tinggi dari sebuah jajargenjang, maka: 𝐿 = 𝑎 × 𝑡 dan keliling
jajargenjang adalah jumlah panjang sisi-sisinya.
b. Persegi Panjang
Jika L adalah luas, K adalah keliling, p adalah panjang, dan l adalah
lebar dari sebuah persegi panjang maka: 𝐿 = 𝑝 × 𝑙 dan 𝐾 = 2𝑝 + 2𝑙.
c. Persegi
Jika L adalah luas, K adalah keliling, s adalah panjang sisi sebuah
persegi, maka: 𝐿 = 𝑠 × 𝑠 dan 𝐾 = 4 × 𝑠.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
d. Belah Ketupat
Misalkan L adalah luas, K adalah keliling, s adalah panjang sisi-sisinya,
𝑑1 merupakan panjang diagonal 1, dan 𝑑2 merupakan panjang diagonal
2 dari sebuah belah ketupat maka: 𝐿 = 𝑑1+𝑑2
2 dan 𝐾 = 4 × 𝑠.
e. Layang-Layang
Misalkan L adalah luas, K adalah keliling, 𝑑1 merupakan panjang
diagonal 1, dan 𝑑2 merupakan panjang diagonal 2 dari sebuah laying-
layang maka: 𝐿 = 𝑑1+𝑑2
2 dan keliling laying-layang adalah jumlah
panjang sisi-sisinya.
f. Trapesium
Jika L adalah luas, K adalah keliling, a dan b adalah panjang sisi-sisi
sejajar, dan t merupakan tinggi dari sebuah trapesium maka: 𝐿 =
(𝑎+𝑏) × 𝑡
2 dan keliling (K) trapesium adalah jumlah panjang sisi-sisinya.
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya-Jawab, Penugasan
Model Pembelajaran : Treffinger
Sintaks model pembelajaran Treffinger:
1) Menentukan tujuan
2) Menggali data
3) Merumuskan masalah
4) Memunculkan gagasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
5) Mengembangkan solusi
6) Membangun penerimaan
F. Media dan Alat Pembelajaran
Media : Slide PowerPoint
Alat/bahan : Papan tulis, Laptop, LCD, Proyektor, Penggaris, dan
Busur
G. Sumber Belajar
• Rahman As’ari, Abdur, dkk. 2016. Buku Guru Matematika Kelas VII Ed
Revisi 2016. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemdikbud, hal 406− 417.
• Wagiyo, A, dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika untuk SMP/MTs
Kelas
VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, hal 201-
210.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
PEMBUKAAN
1. Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam
pembuka kepada siswa
• Guru mengecek kehadiran siswa
• Guru meminta siswa untuk
menyiapkan buku matematika dan
alat tulis lainnya.
Orientasi (Langkah 1: menentukan
tujuan)
• Guru menyampaikan kompetensi
• Siswa menjawab
ucapan salam
pembuka dari guru
serta memberikan
respon saat guru
mengecek kehadiran.
• Siswa menyiapkan
buku matematika
serta alat tulis yang
lainnya.
10
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
dasar dan tujuan pembelajaran.
• Guru menyampaikan cakupan
materi dan penjelasan rencana
kegiatan pembelajaran,
Motivasi
• Guru memberikan dorongan
kepada siswa untuk lebih semangat
mengikuti pembelajaran.
Apersepsi (Langkah 2: menggali
data)
• Guru mengarahkan siswa untuk
mengingat kembali materi
mengenai segiempat di sekolah
dasar dengan mengajukan
pertanyaan:
Adakah yang sudah pernah
mendengar istilah “segiempat”?
Jika sudah, sebutkan contoh-
contoh segiempat yang pernah
Anda jumpai dalam kehidupan
nyata!
• Siswa mendengarkan
penjelasan guru
• Siswa menjawab
pertanyaan mengenai
Adakah yang sudah
pernah mendengar
istilah “segiempat”?
Jika sudah, sebutkan
contoh-contoh
segiempat yang
pernah Anda jumpai
dalam kehidupan
nyata!
INTI
1) Mengamati (Langkah 2: menggali
data)
• Guru menampilkan beberapa
contoh bentuk bangun datar
segiempat dalam kehidupan
sehari-hari.
• Guru meminta siswa untuk
memperhatikan gambar yang
ditampilkan pada Slide
PowerPoint
Mengamati (Langkah 2:
menggali data)
• Siswa mencermati
contoh-contoh
segiempat dalam
kehidupan sehari-
hari yang
ditampilkan guru
pada slide
PowerPoint
• Siswa mengamati
gambar bangun
datar berikut ini:
60
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
Menanya (Langkah 2: menggali data)
Guru mengajukan pertanyaan-
pertanyaan berikut ini kepada siswa:
• Manakah diantara bangun datar
di atas yang merupakan bangun
datar segiempat?
• Bagaimana cara mengetahui
bahwa suatu benda tersebut
dikatakan segiempat dan bukan
segiempat?
• Apa sajakah jenis-jenis bangun
datar segiempat? Jelaskan
pengertian dari masing-masng
jenis bangun datar segiempat
tersebut!
Mengasosiasikan dan Menggali
Informasi (Langkah 3: merumuskan
masalah dan Langkah 4:
memunculkan gagasan)
• Guru mempertegas kembali
mengenai definisi dari
segiempat dan definisi dari
bangun datar jajargenjang,
persegi panjang. persegi,
belah ketupat, layang-layang
dan trapesium.
• Guru membagi siswa
kedalam kelompok dimana
masing-masing kelompok
terdiri dari 5-6 siswa
• Guru membagikan LKS
kepada masing-masing
siswa.
• Guru membimbing siswa
untuk mengerjakan soal-soal
di LKS dan
mendiskusikannya dalam
kelompok.
Mengkomunikasikan (Langkah 5:
mengembangkan solusi dan Langkah
6: membangun penerimaan)
• Guru meminta masing-
Menanya (Langkah 2:
menggali data)
Siswa akan memberikan
jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan
berikut ini:
• Manakah diantara
bangun datar
tersebut yang
merupakan
bangun datar
segiempat?
• Bagaimana cara
mengetahui bahwa
suatu benda-benda
tersebut
merupakan
segiempat?
• Apa sajakah jenis-
jenis bangun datar
segiempat?
Jelaskan pengertian
dari pengertian dari
masing-masing
jenis bangun datar
segiempat tersebut
Mengasosiasikan dan
Menggali Informasi
(Langkah 3:
merumuskan masalah
dan Langkah 4:
memunculkan gagasan).
• Siswa
berkumpul
dalam bentuk
kelompok sesuai
yang telah
dibagikan guru.
• Siswa
berdiskusi dan
kerja sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelompok
yang lain.
• Guru mengarahkan
kelompok lain untuk
menyampaikan tanggapan
serta ide atau gagasan yang
berbeda dari kelompok
tersebut.
• Guru mengarahkan siswa
untuk memperdalam ide-ide
tersebut.
• Guru memberikan penguatan
untuk jawaban yang sudah
tepat dan perbaikan untuk
jawaban yang masih keliru.
• Guru memberikan apresiasi
kepada semua kelompok.
dalam kelompok
untuk
menyelesaikan
soal-soal dalam
LKS
Mengkomunikasikan
(Langkah 5:
mengembangkan solusi
dan Langkah 6:
membangun
penerimaan)
• Siswa
mempresentasik
an hasil diskusi
kelompok.
• Siswa dari
kelompok lain
memberikan
tanggapan
terkait jawaban
dari kelompok
presentasi.
PENUTUP
2) • Guru membimbing para
siswa untuk menyimpulkan
hubungan antara jenis-jenis
bangun datar segiempat.
• Guru meminta siswa untuk
merefleksikan terkait:
1) Adakah hal-hal yang
belum dipahami?
2) Kesan dan pesan selama
pembelajaran.
• Guru meminta siswa
mengerjakan tugas kepada
siswa. (Langkah 6:
membangun penerimaan)
• Guru menutup pembelajaran
dengan mengucapkan salam
penutup.
• Siswa memberikan
kesimpulan mengenai
hubungan antara
jenis-jenis bangun
datar segiempat.
• Siswa menjawab
pertanyaan refleksi
pembelajaran secara
lisan.
• Siswa menjawab
salam penutup guru
10
menit
I. Penilaian Hasil Belajar
1. Lingkup penilaian: pengetahuan dan sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
2. Teknik penilaian
• Pengetahuan: tes lisan dan tes tertulis
• Sikap: observasi
3. Bentuk instrumen
• Soal uraian
• Lembar observasi
J. Lampiran
• Lembar Kerja Siswa (LKS)
• Lembar observasi mengenai aspek pendukung kreativitas siswa dalam
pembelajaran matematika
Yogyakarta, …………… 2018
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas
Nur Sukapti, S.Pd. Ir. Margaretha A. N. D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Lampiran 1
Nama Anggota Kelompok
Kerjakan soal-soal berikut ini!
Soal 1:
Amatilah benda-benda (yang telah dibagikan) yang berbentuk bangun
datar trapesium, jajargenjang, persegi panjang, persegi, belah ketupat dan
layang-layang. Isilah tabel berikut ini untuk mengidentifikasikan sifat dari
masing-masing jenis bangun datar segiempat!
Berilah tanda centang (√) untuk sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun datar
tersebut dan jelaskan keterangannya!
Sifat-Sifat Segiempat
yang diselidiki
Jenis-Jenis Bangun Datar Segiempat
Jajargejang
Persegi
Panjang
Persegi
Memiliki sisi-sisi yang
sejajar √
(Dua pasang
sisi yang
berhadapan
sejajar)
Memiliki sisi-sisi yang
sama Panjang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
LEMBAR KERJA SISWA 1
Kelas:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Keterangan: Simetri lipat adalah banyaknya lipatan yang dapat dibentuk oleh
suatu bangun datar sehingga menjadi dua bagian yang sama besar; simetri
putar adalah banyaknya putaran yang dapat dilakukan terhadap suatu bangun
datar dimana hasl putarannya membentuk pola yang sama, namun bukan
kembali ke posisi awal.
Memiliki sudut-sudutnya
yang sama besar
Memiliki diagonal-
diagonalnya yang saling
membagi dua sama
Panjang
Memiliki diagonal-
diagonal yang saling
tegak lurus
Memiliki simetri lipat
Memiliki simetri putar
Sifat-Sifat Segiempat
yang diselidiki
Jenis-Jenis Bangun Datar Segiempat
Belah
Ketupat
Layang-
Layang
Trapesium
Memiliki sisi-sisi yang
sejajar √
(Dua pasang
sisi yang
berhadapan
sejajar)
Memiliki sisi-sisi yang
sama Panjang
Memiliki sudut-sudutnya
yang sama besar
Memiliki diagonal-
diagonalnya yang saling
membagi dua sama
Panjang
Memiliki diagonal-
diagonal yang saling
tegak lurus
Memiliki simetri lipat
Memiliki simetri putar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Soal 2
Identifikasikan rumus untuk mencari luas dari masing-masing bangun datar
segiempat tersebut menggunakan konsep luas bangun datar persegi dan persegi
panjang.
Contoh:
Mengidentifikasikan rumus luas bangun datar segiempat
Belah Ketupat
Langkah-langkah:
a. Buatlah gambar belah ketupat pada kertas lipat seperti dibawah ini:
b. Potonglah belah ketupat menurut sepanjang diagonal 2 (d2).
c. Potonglah belah ketupat menurut setengah diagonal 1 (d1).
d. Kemudian potongan-potongan tersebut di geser.
e. Potongan sebelah kiri atas (biru) kita geser ke bawah kanan.
f. Potongan sebelah kanan atas (abu-abu) kita geser ke kiri bawah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
g. Sehingga kita peroleh gambar persegi panjang:
Dengan panjang = d 2 dan lebar =
1
2d
1
h. Maka kita peroleh rumus luas belah ketupat yaitu:
𝐿 = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 × 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟
𝐿 = 𝑑 2 ×
1
2𝑑
1
𝐿 = 1
2𝑑
1 × 𝑑 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Lampiran 2
Soal 1:
Amatilah benda-benda (yang telah dibagikan) yang berbentuk bangun datar
trapesium, jajargenjang, persegi panjang, persegi, belah ketupat dan layang-
layang. Isilah tabel berikut ini untuk mengidentifikasikan sifat dari masing-
masing jenis bangun datar segiempat!
Jawaban:
Berilah tanda centang (√) untuk sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun datar
tersebut dan jelaskan keterangannya!
Sifat-Sifat
Segiempat yang
diselidiki
Jenis-Jenis Bangun Datar Segiempat
Jajargejang
Persegi Panjang Persegi
Memiliki sisi-
sisi yang sejajar √
(Sisi-sisi yang
berhadapan
sejajar)
√
(Sisi-sisi yang
berhadapan sejajar)
√
(Sisi-sisi yang
berhadapan
sejajar)
Memiliki sisi-
sisi yang sama
panjang
√
(Sisi-sisi yang
berhadapan sama
panjang)
√
(Sisi-sisi yang
berhadapan sama
panjang)
√
(Sisi-sisi yang
berdekatan sama
panjang atau
keempat sisinya
sama panjang)
Memiliki sudut-
sudutnya yang
sama besar
√
(Sudut-sudut yang
berhadapan sama
besar)
√
(Semua sudutnya
sama besar dan besar
sudutnya adalah 900)
√
(Semua sudutnya
sama besar dan
besar sudutnya
adalah 900)
Memiliki
diagonal-
diagonalnya
yang saling
membagi dua
√
(Kedua
diagonalnya saling
membagi dua sama
panjang)
√
(Kedua diagonalnya
saling membagi dua
sama panjang)
√
( Kedua
diagonalnya
saling membagi
dua sama
KUNCI JAWABAN LKS 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
sama panjang panjang)
Memiliki
diagonal-
diagonal yang
saling tegak
lurus
− √
(Kedua diagonalnya
saling membagi dua
sama panjang)
√
(Kedua
diagonalnya
saling membagi
dua sama panjang
dan saling
berpotongan
tegak lurus)
Memiliki
simetri lipat − √
(Memiliki 2 simetri
lipat)
√
(Memiliki 2
simetri lipat)
Memiliki
simetri putar √
(Memiliki 2
simetri putar)
√
(Memiliki 2 simetri
putar)
√
(Memiliki 4
simetri putar)
Sifat-Sifat
Segiempat yang
diselidiki
Jenis-Jenis Bangun Datar Segiempat
Belah Ketupat
Layang-Layang Trapesium
Memiliki sisi-
sisi yang sejajar √
(Sisi-sisi yang
berhadapan
sejajar)
− √
(Sepasang sisi
yang berhadapan
sejajar)
Memiliki sisi-
sisi yang sama
Panjang
√
(Sisi-sisi yang
berdekatan sama
panjang atau
keempat sisinya
sama panjang)
√
(Dua pasang sisi
yang berdekatan
sama panjang)
√
(Pada trapesium
sama kaki,
sepasang sisinya
sama panjang)
Memiliki sudut-
sudutnya yang
sama besar
√
(Sudut-sudut yang
berhadapan sama
besar)
√
(Sepasang sudut
yang berhadapan
sama besar)
−
Memiliki
diagonal-
diagonalnya
yang saling
membagi dua
sama Panjang
√
(Kedua
diagonalnya saling
membagi dua sama
panjang)
√
(Diagonal terpanjang
membagi dua sama
panjang diagonal
terpendek)
√
(Pada trapesium
sama kaki, kedua
diagonalnya
saling membagi
dua sama
panjang)
Memiliki
diagonal-
diagonal yang
saling tegak
lurus
√
(Kedua
diagonalnya
saling
berpotongan
tegak lurus)
√
(Kedua diagonalnya
saling berpotongan
tegak lurus)
−
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Soal 2:
Mengidentifikasikan rumus luas bangun datar segiempat
Belah Ketupat
Langkah-langkah:
1. Buatlah gambar belah ketupat pada kertas lipat seperti dibawah ini:
2. Potonglah belah ketupat menurut sepanjang diagonal 2 (d2).
3. Potonglah belah ketupat menurut setengah diagonal 1 (d1).
4. Kemudian potongan-potongan tersebut di geser.
5. Potongan sebelah kiri atas (biru) kita geser ke bawah kanan.
Memiliki
simetri lipat √
(Memiliki 2
simetri lipat)
−
√
(Pada trapesium
sama kaki
memiliki satu
simetri lipat)
Memiliki
simetri putar √
(Memiliki 2
simetri putar)
√
(Memiliki 1 simetri
lipat)
√
(Pada trapesium
sama kaki
memiliki 1 simetri
putar)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
6. Potongan sebelah kanan atas (abu-abu) kita geser ke kiri bawah.
7. Sehingga kita peroleh gambar persegi panjang:
Dengan panjang = d 2
lebar = 1
2d
1
8. Maka kita peroleh rumus luas belah ketupat yaitu:
𝐿 = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 × 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟
𝐿 = 𝑑 2 ×
1
2𝑑
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
𝐿 = 1
2𝑑
1 × 𝑑 2
Layang-Layang
1. Buatlah gambar layang-layang pada kertas lipat seperti dibawah ini:
2. Potonglah layang-layang menurut diagonal dua (d2).
3. Potonglah layang-layang menurut setengah diagonal satu (d1).
4. Kemudian potongan-potongan tersebut di geser.
5. Potongan atas kiri (hijau) kita putar 180° dan geser ke atas kanan.
6. Potongan bawah kiri (merah) kita putar 180° dan geser ke bawah kanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
7. Sehingga kita peroleh gambar persegi panjang
Dengan panjang = d 2
lebar = 1
2d
1
8. Maka kita peroleh rumus luas layang-layang yaitu:
𝐿 = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 × 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟
𝐿 = 𝑑 2 ×
1
2𝑑
1
𝐿 = 1
2𝑑
1 × 𝑑 2
Jajargenjang
1. Buatlah gambar jajargenjang pada kertas lipat seperti dibawah ini:
2. Potong jajargenjang menurut garis t.
3. Potongan tersebut berupa segitiga, kemudian kita geser ke sebelah
kanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
4. Sehingga kita peroleh gambar persegi panjang
Dengan panjang = a
lebar = t
5. Maka kita peroleh rumus luas jajargenjang yaitu:
𝐿 = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 × 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟
𝐿 = 𝑎𝑙𝑎𝑠 × 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
Trapesium
1. Buatlah gambar trapesium pada kertas lipat seperti dibawah ini:
2. Potonglah trapesium sepanjang setengah t (1
2𝑡).
3. Potongan-potongan tersebut kita geser.
4. Potongan kiri atas (ungu) kita putar dan geser ke bawah kiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
5. Potongan kanan atas (biru) kita putar dan geser ke bawah kanan.
6. Potongan tengah (merah) kita geser ke bawah kanan sebelah potongan
biru.
7. Sehingga kita peroleh gambar persegi panjang :
Dengan panjang = a + b
lebar = 1
2𝑡
8. Maka kita peroleh rumus luas trapesium yaitu:
𝐿 = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 × 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟
𝐿 = (𝑎 + 𝑏) ×1
2𝑡
𝐿 =1
2(𝑎 + 𝑏) × 𝑡
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Lampiran 3
Kerjakan soal-soal di bawah ini!
1. Hitunglah dan keliling dari bangun datar berikut ini!
a) Persegi panjang ABCD berikut ini:
b) Persegi EFGH berikut ini:
c) Jajargenjang ABCD berikut ini:
d) Trapesium ABCD berikut ini:
SOAL TUGAS 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
e) Belah ketupat PQRS berikut ini:
f) Layang-layang ABCD berikut ini dengan 𝐵𝑂 = 12 𝑐𝑚, 𝐶𝑂 = 16 𝑐𝑚,
𝐴𝐵 = 15 𝑐𝑚 dan 𝐴𝑂 = 9 𝑐𝑚
2. Sebuah denah taman kotah terlihat seperti gambar berikut ini:
E F
G H
P
Q
S
R O
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
a) Pemerintah kota berencana untuk membuat pagar di sekeliling taman
tersebut. Jika harga pagar per meter adalah Rp 100.000,00. Berapakah
biaya yang diperlukan pemerintah kota tersebut untuk membeli pagar
yang akan digunakan untuk menata taman kota tersebut?
b) Tentukan luas dari taman kota tersebut!
(Berikan 2 alternatif penyelesaian)
2. Gambar di bawah ini merupakan denah taman milik keluarga Putri yang
berbentuk persegi dengan panjangnya sisinya 7 𝑚.
Daerah yang ditanami rumput peking berbentuk persegi. Sementara di pinggir-
pinggir daerah tersebut akan diisi dengan batu kerikil jenis koral putih dan
koral hitam dengan ketebalan yang sama. Harga rumput peking adalah Rp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
60.000,00 dan dapat menutupi daerah seluas 2 𝑚2, batu koral putih seharga Rp
30.000,00 dapat menutupi daerah seluas 1 𝑚2 dan batu koral hitam seharga Rp
50.000,00 dapat menutupi daerah seluas 2 𝑚2. Berapakah biaya yang
diperlukan oleh keluarga Putri untuk membeli rumput dan kedua jenis batu
kerikil tersebut agar dapat menghias taman? (Berikan 2 alternatif penyelesaian)
3. Budi berencana membuat layang-layang untuk. Dia telah membuat rancangan
layang-layang seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:
Rusuk bambu yang panjang tegak lurus dan membagi dua sama panjang rusuk
bambu yang pendek. Untuk membuat layang-layang tersebut Budi telah
menyediakan sebuah rusuk bambu yang panjangnya 300 𝑐𝑚 dan sebuah kertas
berbentuk persegi panjang dengan ukuran 120 𝑐𝑚 × 40 𝑐𝑚. Apakah dengan
persediaan rusuk bambu dan kertas yang disiapkan Budi dapat membuat 3 buah
layang-layang kesukaannya dimana terdiri dari 2 buah layang-layang ukuran 1
dan sebuah layang-layang ukuran 2? Jelaskan alasannya!
(Berikan 2 alternatif penyelesaian)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMP Kanisius Gayem Yogyakarta
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII A/ Genap
Materi Pokok : Segiempat (Trapesium, Jajargenjang, Persegi
Panjang, Persegi, Belah Ketupat, Layang-Layang)
Alokasi Waktu : 1 Pertemuan (2 JP)
A. Kompetensi Inti
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial
adalah “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan
pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak
di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.”
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metode
sesuai dengan kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.12 Mengaitkan rumus keliling dan
luas untuk berbagai jenis
segiempat (persegi,
persegipanjang, belahketupat,
jajargenjang, trapesium, dan
layang-layang) dan segitiga
4.12 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan
dengan luas dan keliling
segiempat (persegi,
persegipanjang, belahketupat,
jajargenjang, trapesium, dan
layang-layang) dan segitiga
3.11.7 Menghitung luas dan keliling dari
bangun datar persegi, persegipanjang
jajargenjang, belah ketupat, layang-
layang dan trapesium.
4.11.2 Menerapkan konsep luas dan keliling
dari bangun datar persegi untuk
menyelesaikan masalah konteskstual.
4.11.3 Menerapkan konsep luas dan keliling
dari bangun datar persegi panjang
untuk menyelesaikan masalah
konteskstual.
4.11.4 Menerapkan konsep luas dan keliling
dari bangun datar jajargenjang untuk
menyelesaikan masalah konteskstual
4.11.5 Menerapkan konsep luas dan keliling
dari bangun datar belah ketupat untuk
menyelesaikan masalah konteskstual
4.11.6 Menerapkan konsep luas dan keliling
dari bangun datar layang-layang
untuk menyelesaikan masalah
konteskstual
4.11.7 Menerapkan konsep luas dan keliling
dari bangun datar trapesium untuk
menyelesaikan masalah konteskstual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
C. Tujuan Pembelajaran
• Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa diharapkan mampu
menghitung luas dan keliling dari persegi, persegi panjang jajargenjang,
belah ketupat, layang-layang dan trapesium.
• Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa diharapkan mampu
menerapkan konsep luas dan keliling dari bangun datar persegi untuk
menyelesaikan masalah konteskstual.
• Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa diharapkan mampu
menerapkan konsep luas dan keliling dari bangun datar persegi panjang
untuk menyelesaikan masalah konteskstual.
• Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa diharapkan mampu
menerapkan konsep luas dan keliling dari bangun datar jajargenjang untuk
menyelesaikan masalah konteskstual
• Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa diharapkan mampu
menerapkan konsep luas dan keliling dari bangun datar belah ketupat
untuk menyelesaikan masalah konteskstual
• Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa diharapkan mampu
menerapkan konsep luas dan keliling dari bangun datar layang-layang
untuk menyelesaikan masalah konteskstual
• Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa diharapkan mampu
menerapkan konsep luas dan keliling dari bangun datar trapesium untuk
menyelesaikan masalah konteskstual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Sikap
• Percaya diri
• Bekerja sama
D. Materi Pembelajaran
Luas dari suatu bangun datar segiempat dapat didefinisikan sebagai luasan
daerah yang dibatasi oleh sisi-sisi pada bangun datar tersebut. Sementara
keliling dari suatu bangun datar segiempat didefinisikan sebagai jumlah
panjang sisi-sisi yang membatasi bangun datar tersebut.
a. Jajargenjang
Misalkan L adalah luas, K adalah keliling, a adalah panjang alas, dan t
adalah tinggi dari sebuah jajargenjang, maka: 𝐿 = 𝑎 × 𝑡 dan keliling
jajargenjang adalah jumlah panjang sisi-sisinya.
b. Persegi Panjang
Jika L adalah luas, K adalah keliling, p adalah panjang, dan l adalah
lebar dari sebuah persegi panjang maka: 𝐿 = 𝑝 × 𝑙 dan 𝐾 = 2𝑝 + 2𝑙.
c. Persegi
Jika L adalah luas, K adalah keliling, s adalah panjang sisi sebuah
persegi, maka: 𝐿 = 𝑠 × 𝑠 dan 𝐾 = 4 × 𝑠.
d. Belah Ketupat
Misalkan L adalah luas, K adalah keliling, s adalah panjang sisi-sisinya,
𝑑1 merupakan panjang diagonal 1, dan 𝑑2 merupakan panjang diagonal
2 dari sebuah belah ketupat maka: 𝐿 = 𝑑1+𝑑2
2 dan 𝐾 = 4 × 𝑠.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
e. Layang-Layang
Misalkan L adalah luas, K adalah keliling, 𝑑1 merupakan panjang
diagonal 1, dan 𝑑2 merupakan panjang diagonal 2 dari sebuah laying-
layang maka: 𝐿 = 𝑑1+𝑑2
2 dan keliling laying-layang adalah jumlah
panjang sisi-sisinya.
f. Trapesium
Jika L adalah luas, K adalah keliling, a dan b adalah panjang sisi-sisi
sejajar, dan t merupakan tinggi dari sebuah trapesium maka: 𝐿 =
(𝑎+𝑏) × 𝑡
2 dan keliling (K) trapesium adalah jumlah panjang sisi-sisinya.
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya-Jawab
Model Pembelajaran : Treffinger
Sintaks model pembelajaran Treffinger:
1) Menentukan tujuan
2) Menggali data
3) Merumuskan masalah
4) Memunculkan gagasan
5) Mengembangkan solusi
6) Membangun penerimaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
F. Media dan Alat Pembelajaran
Media : Slide PowerPoint
Alat/bahan : Papan tulis, Laptop, LCD, Proyektor
G. Sumber Belajar
• Rahman As’ari, Abdur, dkk. 2016. Buku Guru Matematika Kelas VII Ed
Revisi 2016. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemdikbud, hal 406− 417.
• Wagiyo, A, dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika untuk SMP/MTs
Kelas
VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, hal
201210.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
PEMBUKAAN
Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam
pembuka kepada siswa
• Guru mengecek kehadiran
siswa
• Guru meminta siswa
untuk menyiapkan buku
matematika dan alat tulis
lainnya.
Orientasi (Langkah 1:
• Siswa menjawab ucapan
salam pembuka dari guru
serta memberikan respon
saat guru mengecek
kehadiran.
• Siswa menyiapkan buku
matematika serta alat tulis
yang lainnya.
• Siswa mendengarkan
penjelasan guru
10
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
menentukan tujuan)
• Guru menyampaikan
kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran
• Guru menyampaikan
cakupan materi dan
penjelasan rencana
kegiatan pembelajaran,
Motivasi
Guru memberikan dorongan
kepada siswa untuk lebih
semangat mengikuti
pembelajaran.
Apersepsi
Guru mereview kembali
materi pertemuan
sebelumnya dengan
mengajukan pertanyaan
kepada siswa tentang cara
menghitung keliling dan
luas dari jajargenjang,
persegi panjang, persegi,
belah ketupat, layang-
layang dan trapesium.
• Siswa menjawab pertanyaan
guru mengenai cara
menghitung keliling dan luas
dari jajargenjang, persegi
panjang, persegi, belah
ketupat, layang-layang dan
trapesium.
INTI
3) Mengamati (Langkah 2:
menggali data)
Guru menampilkan latihan
soal yang dijadikan tugas
pada pertemuan
sebelumnya.
Mengamati (Langkah 2:
menggali data)
Siswa mencermati soal-soal
tugas yang ditampilkan guru
pada slide PowerPoint
60
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
Menanya (Langkah 2:
menggali data)
Guru mengarahkan siswa
untuk mengajukan
pertanyaan.
Mengasosiasikan dan
Menggali Informasi
(Langkah 3: merumuskan
masalah dan Langkah 4:
memunculkan gagasan)
Guru membimbing siswa
untuk memeriksa kembali
hasil penyelesaian soal
siswa di buku tugas masing-
masing.
Mengkomunikasikan
(Langkah 5:
mengembangkan solusi dan
Langkah 6: membangun
penerimaan)
• Guru meminta siswa
untuk mengerjakan
penyelesaian soal di
papan tulis dan
menjelaskan
jawabannya.
• Guru mengarahkan
siswa lain untuk
memberikan
tanggapan serta ide
atau alternatif
Menanya (Langkah 2: menggali
data)
Siswa mengajukan pertanyaan
terkait hal-hal yang belum
dipahami.
Mengasosiasikan dan Menggali
Informasi (Langkah 3:
merumuskan masalah dan
Langkah 4: memunculkan
gagasan).
Siswa melihat kembali hasil
penyelesaian soal di buku tugas
serta menyiapkan diri untuk
membahas penyelesaian dari
soal-soak tersebut.
Mengkomunikasikan (Langkah
5: mengembangkan solusi dan
Langkah 6: membangun
penerimaan)
• Siswa mempresentasikan
hasil diskusi kelompok.
• Siswa dari memberikan
tanggapan terhadap hasil
kerja siswa lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
penyelesaian yang
berbeda
• Guru memberikan
penguatan untuk
jawaban yang sudah
tepat dan perbaikan
untuk jawaban yang
masih keliru.
• Guru memberikan
apresiasi kepada siswa
PENUTUP
4) • Guru membimbing
siswa untuk
menyimpulkan
penggunaan konsep luas
dan keliling dalam
menyelesaikan masalah
kontekstual matematika.
• Guru meminta siswa
untuk merefleksikan
terkait:
3) Adakah hal-hal yang
belum dipahami?
4) Kesan dan pesan
selama
pembelajaran.
• Guru menutup
pembelajaran dengan
mengucapkan salam
penutup
• Siswa menyimpulkan inti
dari materi yang telah
dipelajari selama
pembelajaran berlangsung.
• Siswa menjawab pertanyaan
refleksi pembelajaran secara
lisan.
10
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
I. Penilaian Hasil Belajar
4. Lingkup penilaian: pengetahuan dan sikap
5. Teknik penilaian
• Pengetahuan: tes lisan, tes tertulis
• Sikap: observasi
6. Bentuk instrumen
• Soal uraian
• Lembar observasi
J. Lampiran
• Lembar Kerja Siswa (LKS)
• Lembar observasi aspek pendukung kreativitas siswa
Yogyakarta, …………… 2018
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas
Nur Sukapti, S.Pd. Ir. Margaretha A. N. D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
Lampiran 1
SOAL TUGAS
Kerjakan soal-soal di bawah ini!
1. Hitunglah dan keliling dari bangun datar berikut ini!
a) Persegi panjang ABCD berikut ini:
b) Persegi EFGH berikut ini:
c) Jajargenjang ABCD berikut ini:
d) Trapesium ABCD berikut ini:
E F
G H
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
e) Belah ketupat PQRS berikut ini:
f) Layang-layang ABCD berikut ini dengan 𝐵𝑂 = 12 𝑐𝑚, 𝐶𝑂 = 16 𝑐𝑚,
𝐴𝐵 = 15 𝑐𝑚 dan 𝐴𝑂 = 9 𝑐𝑚
2. Sebuah denah taman kotah terlihat seperti gambar berikut ini:
Pemerintah kota berencana untuk membuat pagar di sekeliling taman
tersebut. Jika harga pagar per meter adalah Rp 100.000,00.
a) Berapakah biaya yang diperlukan pemerintah kota tersebut untuk
membeli pagar yang akan digunakan untuk menata taman kota tersebut?
b) Tentukan luas dari taman kota tersebut!
(Berikan 2 alternatif penyelesaian)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
3. Gambar di bawah ini merupakan denah taman milik keluarga Putri yang
berbentuk persegi dengan panjangnya sisinya 7 𝑚.
Daerah yang ditanami rumput peking berbentuk persegi. Sementara di pinggir-
pinggir daerah tersebut akan diisi dengan batu kerikil jenis koral putih dan
koral hitam dengan ketebalan yang sama. Harga rumput peking adalah Rp
60.000,00 dan dapat menutupi daerah seluas 2 𝑚2, batu koral putih seharga Rp
30.000,00 dapat menutupi daerah seluas 1 𝑚2 dan batu koral hitam seharga Rp
50.000,00 dapat menutupi daerah seluas 2 𝑚2. Berapakah biaya yang
diperlukan oleh keluarga Putri untuk membeli rumput dan kedua jenis batu
kerikil tersebut agar dapat menghias taman? (Berikan 2 alternatif penyelesaian)
4. Budi berencana membuat layang-layang untuk. Dia telah membuat rancangan
layang-layang seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
Rusuk bambu yang panjang tegak lurus dan membagi dua sama panjang rusuk
bambu yang pendek. Untuk membuat layang-layang tersebut Budi telah
menyediakan sebuah rusuk bambu yang panjangnya 300 𝑐𝑚 dan sebuah kertas
berbentuk persegi panjang dengan ukuran 120 𝑐𝑚 × 40 𝑐𝑚. Apakah dengan
persediaan rusuk bambu dan kertas yang disiapkan Budi dapat membuat 3 buah
layang-layang kesukaannya dimana terdiri dari 2 buah layang-layang ukuran 1
dan sebuah layang-layang ukuran 2? Jelaskan alasannya!
(Berikan 2 alternatif penyelesaian)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
Lampiran 2
1. Menentukan keliling dan luas dari bangun datar berikut ini
a) Persegi panjang ABCD
Diketahui: panjang persegi panjang ABCD (𝑝) = 18 𝑐𝑚 dan lebar
persegi panjang ABCD (𝑙) = 12𝑐𝑚
Ditanya: keliling dan luas persegi panjang ABCD!
Penyelesaian:
• Keliling persegi panjang ABCD = 2 (p +l)
= 2 (18 +12)
= 2 (30)
= 60 𝑐𝑚
• Luas persegi panjang ABCD = 𝑝 × 𝑙
=18 ×12
= 216 𝑐𝑚2
b) Persegi EFGH
Diketahui: panjang sisi persegi EFGH (𝑠) = 9 𝑐𝑚
Ditanya: keliling dan luas persegi EFGH!
Penyelesaian:
• Keliling persegi EFGH = 4 × 𝑠
KUNCI JAWABAN LKS 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
= 4 × 9
= 36 𝑐𝑚
• Luas persegi EFGH = 𝑠 × 𝑠
= 9 × 9
= 81 𝑐𝑚2
c) Jajargenjang ABCD
Diketahui:
panjang sisi AB jajarjenjang ABCD = 12 𝑐𝑚
panjang sisi BC jajargenjang ABCD = 9 𝑐𝑚
tinggi jajargenjang ABCD (𝑡) = 6 𝑐𝑚
AB dipandang sebagai alas dari jajargenjang
Ditanya: keliling dan luas persegi panjang ABCD!
Penyelesaian:
Cara 1
• Keliling persegi panjang ABCD = 12 + 9 + 12 + 9
= 30 𝑐𝑚
• Luas persegi panjang ABCD = 𝑎 × 𝑡
=12 × 6
= 72 𝑐𝑚2
Cara 2:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
Jajargenjang diatas dibagi menjadi 2 bangun segitiga yaitu ∆𝐴𝐵𝐷 dan
∆𝐵𝐶𝐷
Perhatikan ∆𝐴𝐵𝐷
AB dipandang sebagai alas dari segitiga ∆𝐴𝐵𝐷, dengan panjang sisi AB
adalah 12 𝑐𝑚 dan tinggi ∆𝐴𝐵𝐷 adalah 6 𝑐𝑚.
Perhatikan ∆𝐵𝐶𝐷
AB dipandang sebagai alas dari segitiga ∆𝐵𝐶𝐷, dengan panjang sisi CD
adalah 12 𝑐𝑚 dan ∆𝐵𝐶𝐷 adalah 6 𝑐𝑚.
Maka diperoleh:
Luas jajargenjang ABCD = Luas ∆𝐴𝐵𝐷 + Luas ∆𝐵𝐶𝐷
Luas jajargenjang ABCD = 12×6
2+
12×6
2
Luas jajargenjang ABCD = 36 + 36
Luas jajargenjang ABCD = 72 cm2
d) Trapesium EFGH
Diketahui: Panjang 𝐻𝐺̅̅ ̅̅ = 10 𝑐𝑚, panjang 𝐸𝐻̅̅ ̅̅ = 13 𝑐𝑚, panjang 𝐹𝐺̅̅ ̅̅ =
15 𝑐𝑚, panjang 𝐸𝐹̅̅ ̅̅ = 24 𝑐𝑚 dan tinggi trapesium= 12 𝑐𝑚.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
Ditanya: Keliling dan luas!
Penyelesaian:
Keliling trapesium = 10 + 13 + 15 + 24
Keliling trapesium = 𝟔𝟐 𝒄𝒎
Luas trapesium = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑖−𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟×𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
2
Luas trapesium = (10+24)×12
2
Luas trapesium = 𝟐𝟎𝟒 𝒄𝒎𝟐
e) Belah ketupat PQRS berikut ini:
Diketahui: Diketahui: Panjang 𝑃𝑄̅̅ ̅̅ = 13 𝑐𝑚, panjang 𝑃𝑂̅̅ ̅̅ = 5 𝑐𝑚
Ditanya: Keliling dan luas!
Penyelesaian:
Keliling belah ketupat = 13 + 13 + 13 + 13
Keliling belah ketupat = 4 × 13 𝑐𝑚
Keliling belah ketupat = 𝟓𝟐 𝒄𝒎
Luas belah ketupat = 𝑑1×𝑑1
2
Luas belah ketupat = 24×10
2
Luas belah ketupat = 𝟏𝟐𝟎 𝒄𝒎𝟐
f) Layang-layang
Diketahui Layang-layang ABCD berikut ini dengan panjang 𝐵𝑂̅̅ ̅̅ =
12 𝑐𝑚, panjang 𝐶𝑂̅̅ ̅̅ = 16 𝑐𝑚, panjang 𝐴𝐵̅̅ ̅̅ = 15 𝑐𝑚 dan panjang 𝐴𝑂̅̅ ̅̅ =
9 𝑐𝑚
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
Ditanya: Keliling dan luas!
Penyelesaian:
Mencari panjang sisi 𝐵𝐶 dan 𝐶𝐷(𝐵𝐶 = 𝐶𝐷)
𝐵𝐶 = √𝑂𝐶2 + 𝑂𝐵2
𝐵𝐶 = √162 + 122
𝐵𝐶 = √400
𝐵𝐶 = 20
Diperoleh, 𝐵𝐶 = 𝐶𝐷 = 20 𝑐𝑚
Keliling layang-layang = 𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 + 𝐶𝐷 + 𝐴𝐷
Keliling layang-layang = 15 + 20 + 20 + 15
Keliling layang-layang= 𝟕𝟎 𝒄𝒎
Luas layang-layang = 𝑑1×𝑑1
2
Luas layang-layang = 25×24
2
Luas layang-layang = 𝟖𝟎𝟎 𝒄𝒎𝟐
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
2. Diketahui:
Sebuah taman kota dengan bentuk dan ukuran seperti tampak pada gambar
Ditanya:
a) Pemerintah kota berencana untuk membuat pagar di sekeliling taman
tersebut. Jika harga pagar per meter adalah Rp 100.000,00. Berapakah
biaya yang diperlukan pemerintah kota tersebut untuk membeli pagar
yang akan digunakan untuk menata taman kota tersebut?
b) Daerah yang diarsir merupakan taman kota. Tentukan luas dari taman
kota tersebut!
Penyelesaian:
a) Untuk menentukan biaya yang diperlukan pemerintah kota tersebut
untuk membeli pagar yang akan digunakan untuk menata taman kota
tersebut maka langkah pertama adalah menentukan keliling dari taman
tersebut
Cara I
𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑚𝑎𝑛 = 𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚 + 2(5)
Panjang sisi miring dari trapesium= √122 + (20 − 15)2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
Panjang sisi miring dari trapesium= √122 + 52
Panjang sisi miring dari trapesium= 13 𝑚
Diperoleh:
𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑚𝑎𝑛 = (20 + 12 + 15 + 13) + 2(5)
𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑚𝑎𝑛 = 70 𝑚
Diketahui bahwa harga pagar per meter adalah Rp 100.000,00 maka untuk
biaya yang diperlukan pemerintah kota tersebut untuk membeli pagar adalah:
= 70 × Rp 100.000,00
=Rp 7.000.000,00
Cara II
𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑚𝑎𝑛 = 𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚 − 6 + 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑔𝑖 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 − 6
Panjang sisi miring dari trapesium= √122 + (20 − 15)2
Panjang sisi miring dari trapesium= √122 + 52
Panjang sisi miring dari trapesium= 13 𝑚
Diperoleh:
𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑚𝑎𝑛 = 𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚 − 6 + 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑔𝑖 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 − 6
𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑚𝑎𝑛 = (20 + 12 + 15 + 13) − 6 + (2(6 + 5)) − 6
𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑚𝑎𝑛 = 70 𝑚
Diketahui bahwa harga pagar per meter adalah Rp 100.000,00 maka untuk
biaya yang diperlukan pemerintah kota tersebut untuk membeli pagar adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
= 70 × Rp 100.000,00
=Rp 7.000.000,00
b) Luas taman
Cara I
Luas taman= 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚 − 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑔𝑖 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
Luas taman= (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟×𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
2) − (𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 × 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟)
Luas taman= ((15+20)×12
2) − (6 × 5)
Luas taman= 180 𝑚2
Cara II
Luas taman= 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑔𝑖 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐼 + 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑔𝑖 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐼𝐼 +
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎
Luas taman= (𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 × 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟) + (𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 × 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟) + (𝑎𝑙𝑎𝑠 ×𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
2)
Luas taman= ((15 − 6) × 12) + (6 × (12 − 5)) + ((20−15)×12
2)
Luas taman= 108 + 42 + 30
Luas taman= 180 𝑚2
3. Diketatui: sebuah denah taman milik keluarga Putri yang berbentuk persegi
panjang dengan panjang sisinya 7 𝑚 terlihat seperti gambar berikut ini:
Daerah yang ditanami rumput peking berbentuk
persegi. Harga rumput peking adalah Rp
60.000,00 dan dapat menutupi daerah seluas 2
𝑚2, batu koral putih seharga Rp 30.000,00
dapat menutupi daerah seluas 1 𝑚2 dan batu
koral hitam seharga Rp 50.000,00 dapat
menutupi daerah seluas 2 𝑚2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
Ditanya: Berapakah biaya yang diperlukan oleh keluarga Putri untuk membeli
rumput dan kedua jenis batu kerikil tersebut agar dapat menghias taman?
Penyelesaian:
Untuk menentukan biaya yang diperlukan oleh keluarga Putri untuk
membeli rumput dan kedua jenis batu kerikil tersebut agar dapat menghias
taman maka terlebih dahulu menghitung luas dari daerah-daerah yang akan
dihiasi rumput dan kedua jenis batu kerikil
Cara I
Luas daerah yang akan ditanami rumput= 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑔𝑖
Luas daerah yang akan ditanami rumput= 𝑠𝑖𝑠𝑖 × 𝑠𝑖𝑠𝑖
Luas daerah yang akan ditanami rumput= (7 − 1 − 1) × (7 − 1 − 1)
Luas daerah yang akan ditanami rumput= 𝟐𝟓 𝒎𝟐
Luas daerah yang akan dihiasi koral putih= 2 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚
Luas daerah yang akan dihiasi koral putih= 2 × (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟×𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
2)
Luas daerah yang akan dihiasi koral putih= 2 × ((7+5)×1
2)
Luas daerah yang akan dihiasi koral putih= 𝟏𝟐 𝒎𝟐
Luas daerah yang akan dihiasi koral hitam= 2 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚
Luas daerah yang akan dihiasi koral hitam= 2 × (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟×𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
2)
Luas daerah yang akan dihiasi koral hitam= 2 × ((7+5)×1
2)
Luas daerah yang akan dihiasi koral hitam= 𝟏𝟐 𝒎𝟐
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
Diperoleh:
Biaya yang diperlukan untuk membeli rumput peking= 25
2× Rp 60.000,00
Biaya yang diperlukan untuk membeli rumput peking= Rp 750.000,00
Biaya yang diperlukan untuk membeli koral putih= 12
1× Rp 30.000,00
Biaya yang diperlukan untuk membeli koral putih= Rp 360.000,00
Biaya yang diperlukan untuk membeli koral hitam= 12
2× Rp 50.000,00
Biaya yang diperlukan untuk membeli koral hitam= Rp 300.000,00
Jadi total biaya yang diperlukan untuk membeli kerikil dan rumput adalah:
= 𝑹𝒑 𝟕𝟓𝟎. 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎 + 𝑹𝒑 𝟑𝟔𝟎. 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎 + 𝑹𝒑 𝟑𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎
= 𝑹𝒑 𝟏. 𝟒𝟏𝟎. 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎
Cara II
Luas daerah yang akan dihiasi koral putih= 2 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚
Luas daerah yang akan dihiasi koral putih= 2 × (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟×𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
2)
Luas daerah yang akan dihiasi koral putih= 2 × ((7+5)×1
2)
Luas daerah yang akan dihiasi koral putih= 𝟏𝟐 𝒎𝟐
Luas daerah yang akan dihiasi koral hitam= 2 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚
Luas daerah yang akan dihiasi koral hitam= 2 × (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟×𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
2)
Luas daerah yang akan dihiasi koral hitam= 2 × ((7+5)×1
2)
Luas daerah yang akan dihiasi koral hitam= 𝟏𝟐 𝒎𝟐
Luas daerah yang akan ditanami rumput
= 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑎𝑚𝑎𝑛 − 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑟𝑎𝑙 ℎ𝑖𝑡𝑎𝑚 − 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑟𝑎𝑙 ℎ𝑖𝑡𝑎𝑚
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
= (7 × 7) − 12 − 12
= 25 𝒎𝟐
Diperoleh:
Biaya yang diperlukan untuk membeli rumput peking= 25
2× Rp 60.000,00
Biaya yang diperlukan untuk membeli rumput peking= Rp 750.000,00
Biaya yang diperlukan untuk membeli koral putih= 12
1× Rp 30.000,00
Biaya yang diperlukan untuk membeli koral putih= Rp 360.000,00
Biaya yang diperlukan untuk membeli koral hitam= 12
2× Rp 50.000,00
Biaya yang diperlukan untuk membeli koral hitam= Rp 300.000,00
Jadi total biaya yang diperlukan untuk membeli kerikil dan rumput adalah:
= 𝑅𝑝 750.000,00 + 𝑅𝑝 360.000,00 + 𝑅𝑝 300.000,00
= 𝑹𝒑 𝟏. 𝟒𝟏𝟎. 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎
4. Diketahui: Rancangan layang-layang Budi terlihat pada gambar di bawah ini:
Rusuk bambu yang panjang tegak lurus dan membagi dua sama panjang rusuk
bambu yang pendek. Untuk membuat layang-layang tersebut Budi telah
menyediakan sebuah rusuk bambu yang panjangnya 300 𝑐𝑚 dan sebuah kertas
berbentuk persegi panjang dengan ukuran 120 𝑐𝑚 × 40 𝑐𝑚.
Ditanya: Apakah dengan persediaan rusuk bambu dan kertas yang disiapkan
Budi dapat membuat 3 buah layang-layang kesukaannya dimana terdiri dari 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
buah layang-layang ukuran 1 dan sebuah layang-layang ukuran 2? Jelaskan
alasannya!
Penyelesaian:
Dengan persediaan rusuk bambu dan kertas yang disiapkan, Budi tidak dapat
membuat 3 buah layang-layang kesukaannya dimana terdiri dari 2 buah layang-
layang ukuran 1 dan sebuah layang-layang ukuran 2. Alasannya sebagai
berikut:
Cara I:
a) Menentukan banyaknya layang-layang ditinjau dari rusuk bambu
Ukuran 1:
Panjang rusuk bambu terpanjang= (36 + 24) 𝑐𝑚
Panjang rusuk bambu terpanjang= 60 𝑐𝑚
Panjang rusuk bambu terpendek= (15 + 15) 𝑐𝑚
Panjang rusuk bambu terpendek= 30 𝑐𝑚
Banyaknya rusuk bambu yang dibutuhkan untuk membuat 2 layang-layang
ukuran 1 adalah 2(60 + 30) 𝑐𝑚 = 180 𝑐𝑚. Maka dengan persediaan rusuk
bambu pasti dapat membuat 2 buah layang-layanng ukuran 1. Dengan
demikian sisa panjang rusuk babmbu adalah:
= 300 − 180
= 120 𝑐𝑚
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
Ukuran 2:
Panjang rusuk bambu terpanjang= (21 + 15) 𝑐𝑚
Panjang rusuk bambu terpanjang= 36 𝑐𝑚
Panjang rusuk bambu terpendek= (15 + 15) 𝑐𝑚
Panjang rusuk bambu terpendek= 30 𝑐𝑚
Banyaknya rusuk bambu yang dibutuhkan untuk membuat 2 layang-layang
ukuran 1 adalah 2(60 + 30) 𝑐𝑚 = 180 𝑐𝑚. Maka dengan persediaan rusuk
bambu pasti dapat membuat 2 buah layang-layanng ukuran 1. Dengan
demikian sisa panjang rusuk bambu adalah:
= 300 − 180
= 120 𝑐𝑚
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
Lampiran 1.2 Lembar Observasi Keterlaksanan Pembelajaran yang
Mengimplementasikan Model Pembelajaran Treffinger
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN
PEMBELAJARAN MATEMATIKA YANG MENGIMPLMENTASIKAN
MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER
Sekolah : SMP Kanisisus Gayam Yogyakarta
Kelas : VII B
Hari/Tanggal :
Waktu :
Jam Pelajaran :
Pokok Bahasan :
PETUNJUK:
1. Amatilah aktivitas guru selama proses pembelajaran matematika yang
mengimplementasikan model pembelajaran Treffinger.
2. Tulislah tanda (√) sesuai dengan keadaan yang Anda amati pada kolom
“Ya” atau “Tidak”.
No ASPEK YANG DIAMATI KETERANGAN
YA TIDAK
A Kegiatan Pembuka
1. Guru memberikan salam pembuka
2. Guru mengecek kehadiran siswa
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
4. Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan
dilakukan selama pembelajaran
B Langkah-Langkah Model Treffinger dalam Pembelajaran
Langkah 1: Menentukan tujuan
1. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
No ASPEK YANG DIAMATI KETERANGAN
YA TIDAK
dalam pembelajaran
Langkah 2: Menggali data
1. Guru menyajikan fenomena alam yang mengundang
keingintahuan siswa
2. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
siswa untuk mendorong keingintahuan siswa
Langkah 3: Merumuskan masalah
1. Guru menyajikan permasalahan untuk dipecahkan
oleh siswa
2. Guru mengarahkan siswa untuk mengidentifikasikan
masalah-masalah yang diberikan
Langkah 4: Memunculkan gagasan
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memunculkan ide berupa solusi penyelesaian
masalah
2. Guru membimbing siswa untuk mengungkapkan ide-
ide penyelesaian masalah
3. Guru mengarahkan siswa untuk menyepakati
alternatif ide untuk menyelesaikan masalah yang
disajikan
Langkah 5: Mengembangkan solusi
1. Guru meminta siswa untuk mengembangkan ide-ide
yang telah disepakati sebagai alternatif penyelesaian
masalah
2. Guru mengarahkan siswa untuk mempresentasikan
solusi penyelesaian masalah yang telah
dikembangkan
3. Guru mengarahkan siswa lain untuk memberikan
tanggapan
4. Guru meminta siswa untuk mengeksplorasi ide-ide
yang disebutkan saat memberikan tanggapan
Langkah 6: Membangun penerimaan
1. Guru memberikan penguatan untuk solusi
penyelesaian yang sudah tepat
2. Guru mengarahkan siswa untuk bersama-sama
memperbaiki solusi yang masih keliru
3. Guru memberikan permasalahan baru yang lebih
kompleks kepada siswa
C Kegiatan Penutup
1. Guru mengarahkan siswa untuk menyampaikan
kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari
2. Guru membimbing siswa untuk menyampaikan
refleksi atas pembelajaran yang sudah dilaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
No ASPEK YANG DIAMATI KETERANGAN
YA TIDAK
3. Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya
Yogyakarta, ………………. 2018
Pengamat
(………………………..)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
Lampiran 1. 3 Lembar Soal Tes Hasil Belajar (Pre Test)
1. Anisa memiliki kebun berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 9 𝑚
dan lebar 6 𝑚. Denah kebun tersebut terlihat seperti gambar berikut ini:
Kebun tersebut terbagi menjadi beberapa bagian yaitu daerah berbentuk
persegi yang akan ditanami sayur, daerah berbentuk persegi panjang yang akan
ditanami cabai serta jalan setapak yang lebarnya adalah 1 𝑚. Anisa berencana
untuk memagari pinggiran daerah yang akan ditamani sayur dan cabai. Jika
harga pagar per meter adalah seharga Rp 80.000,00. Berapakah biaya yang
diperlukan Anisa untuk membuat pagar pada kebun tersebut?
2. Suatu hiasan di dalam sebuah istana berbentuk seperti gambar berikut ini:
Hiasan istana di atas terdiri dari bingkai yang berbentuk persegi panjang dan
lukisan gambar burung yang sisi-sisinya sama panjang. Panjang dari bingkai
tersebut adalah 40 𝑐𝑚 dan lebarnya 30 𝑐𝑚.
a) Jika daerah yang tidak ditempati lukisan gambar burung terbuat dari
lempengan emas murni dengan ketebalan yang sama. Berapakah berat
lempengan emas murni tersebut jika luas 1 𝑐𝑚2 lempengan emas murni
beratnya 2 gram?
Daerah yang akan ditanami
sayur
Daerah yang akan
ditanami cabai
Jalan
setapak
Jalan
setapak
Jala
n seta
pa
k
: Pagar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
b) Jika pinggiran lukisan gambar burung dilapisi dengan benang emas.
Berapakah panjang minimal benang emas yang dibutuhkan untuk melapisi
pinggiran dari lukisan tersebut?
3. Anton akan membuat sebuah layang-layang kesukaannya. Layang-layang
tersebut memiliki bentuk dan ukuran seperti yang terlihat pada gambar berikut
ini:
Rusuk bambu yang panjang tegak lurus dan membagi dua sama panjang rusuk
bambu yang pendek. Untuk membuat layang-layang tersebut Anton telah
menyediakan sebuah rusuk bambu yang panjangnya 90 𝑐𝑚 dan sebuah kertas
berbentuk persegi panjang dengan ukuran 80 𝑐𝑚 × 45 𝑐𝑚. Apakah dengan
persediaan rusuk bambu dan kertas yang disiapkan Anton dapat membuat
sebuah layang-layang kesukaannya? Jelaskan alasannya!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
Lampiran 1.4 Lembar Soal Tes Hasil Belajar (Post Test)
1. Putri memiliki kebun berbentuk persegi panjang. Denah dan ukuran kebun
tersebut terlihat seperti gambar berikut ini:
Kebun tersebut terbagi menjadi beberapa bagian yaitu dua daerah
berbentuk persegi panjang yang masing-masing akan ditanami sayur dan cabai,
daerah berbentuk persegi yang akan ditanami kacang tanah, serta jalan setapak
yang lebarnya adalah 1 𝑚. Putri berencana untuk memagari pinggiran daerah
yang akan ditamani sayur, cabai dan kacang tanah. Jika harga pagar per meter
adalah Rp 80.000,00. Berapakah biaya yang diperlukan Putri untuk membuat
pagar pada kebun tersebut!
2. Sebuah hiasan dinding berbentuk seperti gambar berikut ini:
𝟑 𝒎
jalan setapak
jalan setapak
jalan setapak
jala
n seta
pak
jala
n s
etap
ak
𝟏𝟐 𝒎
𝟏𝟎 𝒎
Daerah yang akan
ditanami kacang
tanah
Daerah yang akan
ditanami cabai
Daerah yang akan ditanami sayur
: pagar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
Hiasan dinding di atas terdiri dari bingkai yang berbentuk persegi panjang
dan 2 buah lukisan gambar burung seperti yang tampak pada gambar. Dua
buah lukisan tersebut memiliki ukuran yang sama serta sisi-sisi pada lukisan
tersebut juga sama panjang.
a) Jika daerah yang tidak ditempati dua lukisan gambar burung terbuat dari
lempengan emas murni dengan ketebalan yang sama. Berapakah berat
lempengan emas murni tersebut jika luas 1 𝑐𝑚2 lempengan emas murni
beratnya 2 gram?
b) Pinggiran lukisan gambar burung dilapisi dengan tali hias. Berapakah
panjang minimal tali hias yang dibutuhkan untuk melapisi pinggiran dari
lukisan tersebut?
3. Budi berencana membuat layang-layang kesukaannya. Bentuk dan ukuran
layang-layang yang dirancang Budi terlihat seperti gambar di bawah ini:
Rusuk bambu yang panjang tegak lurus dan membagi dua sama panjang rusuk
bambu yang pendek. Untuk membuat layang-layang tersebut Budi telah
menyediakan sebuah rusuk bambu yang panjangnya 150 𝑐𝑚 dan sebuah kertas
berbentuk persegi panjang dengan ukuran 100 𝑐𝑚 × 30 𝑐𝑚. Apakah dengan
persediaan rusuk bambu dan kertas yang disiapkan Budi dapat membuat 2 buah
layang-layang kesukaannya? Jelaskan alasannya!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
LAMPIRAN 2
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN OLEH PAKAR
2.1 Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2.2 Lembar Validasi Lembar Observasi Keterlaksanan Pembelajaran yang
Mengimplementasikan Model Pembelajaran Treffinger
2.3 Lembar Validasi Pedoman Wawancara
2.4 Lembar Validasi Soal Tes Hasil Belajar (Pre Test)
2.5 Lembar Validasi Soal Tes Hasil Belajar (Post Test)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
Lampiran 2.1 Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
Lampiran 2.2 Lembar Validasi Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
yang Mengimplementasikan Model Pembelajaran Treffinger
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
Lampiran 2.4 Lembar Validasi Soal Tes Hasil Belajar (Pre Test)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
Lampiran 2.5 Lembar Validasi Soal Tes Hasil Belajar (Post Test)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
LAMPIRAN 3
DATA PENELITIAN
3.1 Hasil Pengisian Lembar Observasi Keterlaksanan Pembelajaran yang
Mengimplementasikan Model Pembelajaran Treffinger
3.2 Hasil Transkrip Pembelajaran yang Mengimplementasikan Model Treffinger
3.3 Hasil Pengerjaan Tes Hasil Belajar Siswa (Pre Test)
3.4 Hasil Pengerjaan Tes Hasil Belajar Siswa (Post Test)
3.5 Hasil Transkrip Wawancara dengan Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
Lampiran 3.1 Hasil Pengisian Lembar Observasi Keterlaksanan Pembelajaran
yang Mengimplementasikan Model Pembelajaran Treffinger
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
254
Lampiran 3.2 Hasil Transkrip Pembelajaran yang Mengimplementasikan Model
Treffinger
Berikut ini adalah hasil transkrip pembelajaran matematika di kelas VII B SMP
Kanisius Gayam Yogyakarta yang mengimplementasikan model pembelajaran
Treffinger.
a. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada 7 Mei 2018 jam pelajaran ke 3 dan
4. Adapun hasil transkrip pembelajarannya sebagai berikut:
Pendahuluan:
Siswa: Selamat pagi Ibu Rita dan kakak.
Guru: Selamat pagi anak-anak.
(Ibu Rita menuju meja guru dan menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan
pembelajaran matematika serta menampilkan slide Powerpoint)
Guru: Baik. Anak-anakku hari ini kita akan belajar tentang segiempat.
Tentunya kalian sudah tahu tentang segiempat ketika kamu berada di
sekolah dasar. Tetapi sebelum kita masuk ke situ saya ingin tahu dulu
VII A siapa yang tidak masuk?
Siswa: Masuk semua bu.
Guru: VII A masuk semua? Oke. VII C?
Siswa: Sammy. . . Brilian. . .
(Guru menuju meja guru untuk mencatat nama siswa yang tidak hadir)
Guru: Anak-anak sekarang kita bisa memulai pembelajaran? (situasi kelas
kurang kondusif)
Siswa: Bisa.
Guru: Sudah tenang yang duduk dibelakang itu? (Guru berdiri di depan kelas
sambal memandang siswa-siswa yang ribut). Oke, jadi ada teman kita
ya yang hari ini tidak masuk, semoga teman-teman kalian besok bisa
bergabung dan belajar seperti kalian. Anak-anak masih ingat yang
kalian pelajari pada pertemuan yang lalu? Tentang apa?
Siswa: Bangun datar bu.
Guru: Oke. Tentunya kalian masih ingat. Nah, sekarang kita akan fokuskan
pada segiempat ini. Coba kalian ingat lagi yuk segiempat itu apa
saja? Bangun-bangun apa saja? Yuk!
Siswa: Trapesium. . . persegi panjang
(Guru menginstruksi siswa agar ketika menjawab pertanyaan, terlebih dahulu
mengacungkan tangan)
Siswa: Persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, persegi panjang,
trapesium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
255
Guru: Ayo, coba kita ulangi lagi anak-anak. Tadi apa saja?
Siswa: Persegi, persegipanjang, layang-layang, belah ketupat, trapesium.
Guru: yang belum apa? Coba dengarkan temanmu.
(Guru menunjuk salah satu siswa untuk menyebutkan nama dari
bangun datar segiempat)
Siswa: Coba, kamu ulang dari awal. Coba dengarkan apa yang temanmu
sampaikan.
Siswa: Persegi, persegipanjang, layang-layang, belah ketupat, trapesium. dan
jajargenjang.
Guru: Oke. Nah, sekarang dari itu kalian tentunya akan atau ingin
mengetahui di kehidupan sehari-hari apa saja yang kamu temukan.
Apa saja bangun-bangun segiempat yang kalian temukan dalam
kehidupan sehari-hari? Tapi sebelumnya kalian perlu tahu dulu apa
toh yang menjadi tujuan hari ini kita belajar, yah. Yang pertama kita
bisa mengetahui sifat-sifatnya dan jenis-jenis dari segiempat. Sifatnya
bagaimana? Jenis-jenisnya apa saja? Yah. Kemudian yang kedua kita
juga bisa mengidentifikasikan. Apa yang bisa kita identifikasikan?
Rumus keliling dan luas dari jenis-jenis segiempat yang kita pelajari.
Yah, keliling dan luas. Yang tentunya tidak asing ya? Tidak kan?
(Langkah 1: Menentukan Tujuan)
Siswa: Tidak
Guru: Kemudian berikutrnya kita juga dapat menyelesaikan berbagai
masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas, ya. Ayo kita
mengulang kembali apa yang kita pelajari atau tujuan dari
pembelajaran hari ini? (Langkah 1: Menentukan Tujuan)
Guru: Yang pertama apa?
Siswa: Sifat-sifat dan jenis-jenis
Guru: Yang kedua apa?
Siswa: Mengidentifikasi rumus luas dan keliling dari jenis-jenis bangun datar
segiempat
Guru: Yang ketiga?
Siswa: Menyelesaikan berbagai masalah yang berkaitan dengan luas dan
keliling dari bangun datar segiempat.
Kegiatan Inti
Langkah 2: Menggali Data
Guru: Dalam kehidupan sehari-hari ada masalah tidak dengan keliling dan
luas? Ada masalah tidak yang bisa diselesaikan menggunakan rumus
luas dan keliling dari bangun datar segiempat? Waktu di SD ada gak?
Dikelas ini apa yang bisa kita lakukan? Coba sebagai contoh supaya
kamu juga punya gambaran.
Siswa: Keliling dan luas dari ruang kelas ini.
Guru: Oke. Keliling dan luas dari ruang kelas ini. Hanya di alasnya.
(Kemudian guru meminta siswa untuk mengamati gambar-gambar yang
ditampilkan di slide powerpoint)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
256
Guru: Sekarang kalian perhatikan gambar-gambar berikut ini anak-anak.
Sudah pernah melihat ya benda-benda ini?
Siswa: Sudah.
Guru: adakah bangun-bangun yang terkait dengan segiempat?
Siswa: Ya. Ada
Guru: Semuanya? Kalau kalian melihat gambar ini kira-kira berkaitan
dengan bangun apa?
Siswa: Trapesium
Guru: Oke kalau gambar yang lain?
Siswa: Persegi, persegi panjang, layang-layang.
Guru: Oke sekarang kita lihat ini.
(Guru menampilkan gambar berikut di slide powerpoint)
Guru: sekarang saya hanya mau tanyakan, kalau kalian lihat di situ ada
berapa bangun segiempat?
Siswa: Tujuh, bu.
Guru: Siapa yang bisa menyebutkan di gambar berapa saja?
Siswa: Satu.
(Guru menunjuk salah satu siswa yang mengacungkan tangan)
Siswa: Gambar satu, gambar tiga, gambar empat, gambar lima, gambar
enam, gambar tujuh, gambar sembilan.
Guru: Oke. Sekarang yang bukan segiempat?
Siswa: Gambar delapan.
Guru: Oke sekarang yang jadi permasalahan nomor dua. Coba dilihat dulu
gambarnya.
Siswa: Kurang jelas, bu.
Guru: Itu gambarnya kurang jelas bagi kalian?
Siswa: Iya, bu.
Guru: Oke, paling tidak kalian sudah paham mana yang segiempat dan yang
bukan segiempat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
257
Langkah 3: Merumuskan Masalah dan Langkah 4: Memunculkan
Gagasan
Guru: Kalau begitu, silakan bagi dalam kelompok-kelompok. Kalian akan
mencoba mengerjakan soal di lembar kerja ini.
(Guru membagi siswa ke dalam kelompok dimana 1 kelompok terdiri dari 4-
5 siswa kemudian guru membagikan LKS kepada siswa. Guru juga
membimbing siswa selama kegiatan diskusi dalam kelompok. Melalui
kegiatan diskusi kelompok, guru memfasilitas dan memberi kesempatan
kepada siswa untuk dapat merumuskan berbagai masalah yang telah
disajikan dalam soal serta berusaha mencari alternatif penyelesaian
masalah tersebut)
Langkah 4: Memunculkan Gagasan dan Langkah 5: Mengembangkan
Solusi
Guru: Sekarang kita akan membahasa hasil pekerja kalian. (sambil menujuk
salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi terkait
sifat-sifat dari jenis-jenis bangun datar segiempat).
Guru: Ayo nak silakan dijelaskan jawabannya.
(Siswa pun mulai menjelaskan. Namun karena kondisi kelas kurang
kondusif, guru meminta salah satu dari anggota kelompok tersebut untuk
mempresentasikan hasil diskusi sekali lagi yaitu pada bagian hasil jawaban
siswa pada baris pertama).
Siswa: Sifat-sifat segiempat yang diselidiki. Memiliki sisi-sisi yang sejajar.
Yang pertama untuk bangun datar jajargenjang kedua pasang sisi
yang berhadapan sejajar, persegi panjang dua pasang sisi yang
berhadapan sejajar dan untuk persegi keempat sisinya sejajar.
Guru: memiliki empat sisi sejajar?
Siswa: Memiliki empat pasang sisi sejajar
Guru: Coba nak dijelaskan maksudnya?
Siswa: Memiliki 4 sisi yang sejajar.
Guru: Ada yang memiliki pendapat lain?
(Siswa lain mengacungkan tangan)
Siswa: Memiliki dua pasang sisi yang berhadapan sejajar bu.
Guru: Oke. Jadi yang tepat adalah persegi memiliki dua pasang sisi yang
berhadapan sejajar ya anak-anak. Mari kita lanjutkan ke baris yang
kedua dan ketiga. Silakan kelompok yang sudah mempresentasikan
menunjuk kelompok lain.
(Salah satu anggota kelompok menunjuk kelompok lain)
Guru: Ayo, silakan salah satu dari kelompok kalian menjelaskan jawaban
pada baris 2 dan 3.
Siswa: Sifat-sifat segiempat yang diselidiki. Memiliki sisi yang sama panjang.
Jenis-jenis bangun datar segiempat. Jajargenjang memiliki dua
pasang sisi yang sama panjang, persegi panjang memiliki dua pasang
sisi yang sama panjang, persegi memiliki dua pasang sisi yang sama
panjang.
Guru: Oke anak-anak. Adakah yang memiliki pendapat lain?
Siswa: Untuk persegi keempat sisinya sama panjang, bu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
258
Guru: Oke. Terima kasih Nak. Jadi bangun datar persegi memiliki sisi-sisi
yang sama panjang ya atau keempat sisinya sama panjang.
Selanjutnya, silakan dilanjutkan nak baris ketiiga.
Siswa: Sifat-sifat segiempat yang diselidiki. Memiliki sudut-sudut yang sama
besar. Untuk bangun datar jajar genjang sudut-sudut berhadapan
sama besar, untuk persegi panjang, sudut-sudutnya sama besar dan
untuk persedi keempat sudutnya sama besar.
Guru: Berapa besar sudut-sudut pada persegi panjang dan persegi nak?
Siswa: 90 bu.
Guru: Oke. Baiklah. Jadi begitu ya anak-anak. Sekarang ayo kelompokmu
tentukan kelompok berikutnya.
(Salah satu anggota kelompok menunjuk kelompok lain)
Guru: Ayo nak jelaskan.
Siswa: Sifat-sifat segiempat yang diselidiki. Memiliki diagonal-diagonalnya
yang saling membagi dua sama panjang. Jajargenjang diagonal-
diagonalnya membagi dua sama panjang, persegi panjang diagonal-
diagonalnya membagi dua sama panjang, dan persegi diagonal-
diagonalnya membagi dua sama panjang. Baris ke empat memiliki
diagonal-diagonal yang saling tegak lurus. Bangun jajargenjang
tidak, persegi panjang diagonal-diagonal yang saling tegak lurus dan
persegi diagonal-diagonal yang saling tegak lurus.
Guru: Ada yang mau berkomentar? Oke anak-anak jadi benar ya. Sekarang
silakan kelompok berikutnya jelaskan baris enam dan tujuh.
Siswa: Baris keenam. Memiliki simetri lipat. Jajar genjang tidak, persegi
panjang ya sebanyak dua dan persegi juga sebanyak dua. Baris ke
tujug, memiliki simetri putar jajargenjang dua simetri putar, persegi
panjang 2 simetri putar dan persegi 4 simetri putar.
(Kegiatan presentasi berlanjut hingga sampai dan guru berusaha untuk
membimbing siswa serta selalu memberi kesempatan kepada siswa untuk
berpendapat)
Guru: Baik anak-anak sekarang kita akan masuk ke soal nomor dua. Namun,
sebelumnya ibu mau tanya adakah yang masih ingat apa yang
dimaksud dengan keliling dari bangun batar segiempat?
Siswa: Jumlah sisi-sisinya, bu.
Guru: Coba jelaskan maksud menjumlahkan sisi-sisinya seperti apa?
Siswa: Jadi maksudnya begini bu, misalkan pada persegi. Kita akan hitung eh
jumlahkan sisi yang ini, ini, ini dan ini.
Guru: Oke, ibu tidak mengatakan salah ya nak. Ada yang mau berkomentar?
Oke ibu tanya, yang dijumlahkan itu sisi-sisinya atau panjang sisi-
sisinya?
Siswa: Sisi-sisinya, bu. Panjang sisi-sisinya, Bu.
Guru: Jadi anak-anak yang tepat itu adalah jumlah panjang sisi-sisinya atau
seluruh panjang lintasannya. Nah sekarang tentunya kalian pernah
belajar luas dari persegipanjang dan persegi ya. Coba siapa yang
masih ingat, bagaimana untuk menghitung luas persegi panjang dan
persegi?
Siswa: Kalau untuk persegi panjang, p kali l bu. Kalau persegi s kali s.
Guru: Oke kamu mengatakan p dikali l untuk persegi panjang dan s kali s
untuk persegi. P, l dan s itu apa toh nak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
259
Siswa: p itu panjang dan l itu lebar persegi panjang bu. Kalau s itu sisi
persegi?
Guru: Benar ya nak. Sekang coba kalian temukan rumus bangun datar yang
lainnya menggunakan perintah di lembar kerja dan bahan yang telah
dibagikan tadi. Coba diskusi dengan kelompoknya masiung-masing.
(Siswa pun kembali berdiskusi dalam kelompok. Sementara guru
membimbing para siswa. Setelah berdiskusi, guru mengarahkan siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusinya dalam kelompok)
Guru: Sekarang ibu minta kelompok yang belum presentasi tadi, silakan
presentasikan hasil diskusi kalian untuk nomor 2. (Sambil menunjuk
salah satu kelompok). Silakan maju dan jelaskan hasil diskusi kalian ke
kelompok lain.
Siswa: Jadi begini teman-teman (sambil menunjukkan sebuah kertas yang
berbentuk jajargenjang, kelompok tersebut menjelaskannya sebagai
berikut).
Kertas terlihat seperti gambar berikut ini:
Siswa dari kelompok tersebut menjelaskan sebagai berikut:
Kelompok kami menggunting bagian yang ini sehingga hasilnya
seperti ini:
Nah ini kan bentuknya jadi persegi panjang. Terus kan luas persegi
kan p kali l, eh maksudnya panjang kali lebar. Terus panjannya
disinikan a dan lebarnya t. jadi luas jajar genjang sama dengan
panjang kali lebar sama dengan a kali t.
Guru: Ada yang mau berpendapat? Atau ada yang punya ide lain? Oh ya
nak a dan t itu apa? Apanya jajargenjang?
Siswa: a itu alasnya bu, t itu tingginya.
Guru: Oke anak-anak. Ada yang punya cara lain?
Siswa: Tidak bu.
Guru: Mari beri tepuk tangan untuk kelompok. Sekarang silakan kelompok
memilih kelompok lain untuk membahas mengenai luas bangun
datar layang-layang.
(Kelompok tersebut menunjuk kelompok lain untuk mempresentasikan
proses identifikasi rumus layang-layang)
Siswa: Jadi teman-teman kami mengunting bagian yang ini dan ini (Sambil
menunjuk bagian yang digunting dan menunjukan kertas berbentuk layang-
layang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
260
Kemudian siswa memindahkan kertas yang digunting sehingga
terlihat seperti gambar berikut ini:
Lebar persegi panjang sama dengan 1
2 𝑑1 dan lebarnya 𝑑2 jadinya
luasnya adalah panjang kali lebar sama dengan 𝑑2 kali 1
2 𝑑1
Guru: 𝑑1 dan 𝑑2 apanya nak?
Siswa: Diagonalnya bu. Eh diagonal satu dan diagonal duanya bu.
Guru: Oke. Benar ya, nak. Jadi rumus luas layang-layang bagaimana anak-
anak?
Siswa: Setengah kali d satu kali d dua bu.
Guru: Coba belajar menyebutkan sesuatu dengan jelas. D satu dan d
duanya itu apa? Coba dijelaskan selagi.
Siswa: Setengah kali diagonal satu dan diagonal 2, bu.
Guru: Jadi begitu ya nak. Karena waktunya tidak cukup jadi untuk
trapesium tidak perlu kalian jelaskan, yang penting kalian sudah
pahamkan bagaimana cara menemukan luas dari bangun-bangun
tersebut?
Siswa: Iya bu
Guru: Sebelum menutup pembelajaran ibu mau minta coba sebutkan rumus
luas dari bangun-bangun yang kalian sebutkan tadi?
Siswa: Persegi panjang panjang kali lebar, persegi sisi kali sisi, belah
ketupat setengah kali diagonal 1 kali diagonal 2, layang-layang-
layang diagonal satu kali diagonal 2, jajargenjang alas kali tinggi,
bu.
Guru: Kalau trapesium, Nak?
Siswa: Sisi -sisinya ditambahkan kali tinngi dibagi 2, bu.
Guru: Sisi yang apa yang ditambahkan?
Siswa: yang sejajar, bu.
Langkah 6: Membangun Penerimaan
Guru: Jadi anak-anak apa yang kalian telah pelajari hari ini?
Siswa: Sifat-sifat bangun datar segiempat, bu.
Guru: Apalagi, nak?
Siswa: Keliling dan luas bangun datar segiempat, bu.
Guru: Ini ada tugas untuk dikerjakan dirumah. Silakan dikerjakan dan besok
dikumpulkan dan akan kita bahas besok (sambil membagikan
lembar soal).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
261
Siswa: Baik, ibu.
Guru: Baik anak-anak sekian pembelajaran hari ini, silakan istirahat.
Siswa: Baik ibu. Terima kasih Ibu Rita.
b. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada 8 Mei 2018 dimulai pukul 10.30
sampai 12. 00 WIB (jam pelajaran ke 5 dan 6). Adapun hasil transkrip
pembelajarannya adalah sebagai berikut:
Pendahuluan:
Siswa: Selamat pagi bu Rita dan kakak (siswa berdiri dan mengucap
salam pembuka).
Guru: Selamat pagi anak-anak. Ayo silakan duduk menurut denah
matematikanya.
(Setelah semua siswa duduk sesuai denah ibu Rita bertanya)
Guru: Siapakah yang tidak masuk hari ini nak?
Siswa: Sammy
Siswa: Excel bu.
Guru: Mengapa Nak?
Siswa: Sammy Sakit Bu.
Guru: Sammy sakit. Excel?
Siswa: Gak tau Ibu. Kemarin masuk sini Bu.
Guru: Baik. Sudah dibawa ya PRnya?
Siswa: Sudah Bu
Guru: Sudah dikerjakan semua?
Siswa: Belum Bu
Guru: yang mana?
Siswa: Nomer dua bu.
Guru: Sebentar. Kelihatannyakan waktu SD sudah belajar tentang bangun
datar seperti ini to?
Siswa: Sudah Bu……Lupa Bu…
Kegiatan Inti:
Langkah 2: Menggali Data, Langkah 3: Merumuskan Masalah,
Langkah 4: Memunculkan Gagasan, Langkah 5: Mengembangkan
Solusi dan Langkah 6: Membangun Penerimaan
Guru: Iya. Baik. Tidak apa-apa. Yuk, Coba kita bahas sebentar. Mungkin
ada yang lupa ya. Sekarang kita lihat dulu yang nomor satu. Ibu
tanya dulu yang nomor satu. Persegi panjang ABCD yang bagian A
ada kesulitan atau tidak itu?
Siswa: Tidak
Guru: Bagaimana kamu menghitung kelilingnya dulu? Kelilingnya
bagaimana?
Siswa: Dua kali p tambah l
Guru: (menggambar di papan tulis)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
262
Guru: Baik. Coba lihat yang pertama dulu. Siapa yang sudah mengerjakan
1a?
(Siswa yang sudah mengerjakan langsung mengacungkan tangan)
Guru: Ibu yakin kalau ini kalian pasti bisa mengerjakannya. Bagaimana
cara menghitung keliling dari persegi panjang ini? (sambil menunjuk
gambar persegi panjang di papan tulis)
Siswa: Dua kali p tambah l
Guru: Apa itu?
Siswa: Dua kali panjang ditambah lebar
Guru: Panjangnya yang mana? Berapa panjangnya?
Siswa: AB sama dengan 18 cm
Guru: Cara menghitung kelilingnya bagaimana?
Siswa: Dua kali panjang ditambah lebar
Guru: Coba jangan rumus dulu
Siswa: 𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 + 𝐶𝐷 + 𝐷𝐴
Guru: Berapa panjang sisi-sisinya?
Siswa: 18 𝑐𝑚 + 12 𝑐𝑚 + 18 𝑐𝑚 + 12 𝑐𝑚
Guru: Ibu mau tanya dulu, kenapa kalian tau CD sama dengan 18 𝑐𝑚?
Siswa: Karena panjang AB sama dengan CD
Guru: Mengapa bisa dikatakan sama?
Siswa: Karena merupakan sifat persegi panjang.
Guru: Apa sifatnya?
Siswa: Memiliki sisi yang berhadapan sama panjang.
Guru: Oke anak-anak. Berapakah hasil perhitungan kelilingnya?
Siswa: 60 𝑐𝑚
Guru: Oke anak-anak. Siapakah yang jawaban nomor 1a hasilnya 60 cm?
(Beberapa siswa mengacungkan tangan.)
Guru: Yang tidak angkat tangan alasannya kenapa?
Siswa: Beda bu hasilnya
Guru: Coba jelaskan jawabanmu. Perbedaannya terletak dimana?
Siswa: Keliling persegi panjang sama dengan 2𝑝 + 𝑙 Guru: Oke anak-anak. Kita juga pasti mendapatkan kemungkinan salah
dalam mengerjakan soal. Misalkan masalah tanda kurung. Tanda
kurung bisa mengubah arti dari operasinya. Paham ya?
(Kemudian kegiatan selanjutnya adalah membahas soal-soal yang
berkaitan dengan masalah keliling dari bangun datar persegi,
jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium. Guru menujuk
siswa secara acak untuk menjelaskan penyelesaian dari soal-soal tersebut.
Guru juga selalu memberikan kesempatan kepada siswa-siswa yang
memiliki pendapat yang berbeda, memberikan penguatan untuk jawaban
yang sudah tepat, mengarahkan siswa untuk memperbaiki jawaban yang
masih keliru serta memberikan motivasi kepada siswa yang kurang berani
dalam menyampaikan pendapat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
263
Guru: Oke anak-anak. Sekarang kita akan membahas mengenai luas dari
bangun-bangun tersebut. Untuk soal 1a, Luas persegi panjang apa
anak-anak?
Siswa: Luasnya sama dengan panjang dikali lebarnya, bu.
(Guru menuliskan rumus luas persegi panjang di papan tulis)
Guru: Panjang dan lebarnya berapa anak-anak?
Siswa: Panjangnya 18 𝑐𝑚, lebarnya 12 𝑐𝑚 bu.
Guru: Oke anak-anak ayo kita hitung luasnya berapa?
Siswa: 216 𝑐𝑚2
Guru: Untuk 1b saya yakin kalian bisa ya. Sekarang ayo kita bahas nomor
1c. Silakan, coba.
(Guru menunjuk salah satu siswa dan bertanya jenis bangun datar apakah
yang akan dihitung luasnya)
Siswa: Bangun datar jajargenjang. Luasnya adalah alas kali tinggi.
Guru: Alasnya yang mana, nak?
Siswa: Alasnya yang AB.
Guru: Berapa panjangnya:
Siswa: 12 cm
Guru: Ya. Tingginya berapa?
Siswa: 6 cm
Guru: Jadi luasnya berapa, nak?
Siswa: Luasnya adalah alas kali tinggi sama dengan 12 cm dikali 6 cm sama
dengan 72 𝑐𝑚2
Guru: Benar ya anak-anak. Sekarang ayo kita lanjutkan nomor berikutnya
(guru menggambar bangun trapesium di papan tulis yang akan
dihitung luasnya). Bagaimanakah cara menghitung luas dari
bangun ini, nak?
Siswa: 10 + 24 dikali 12 dibagi 2
Guru: 24 dari mana, Nak coba kalian jelaskan?
Siswa: 24 dari 5+10+9 bu
Guru: Bagaimana kalian bisa mengatakan itu?
Siswa: Rumus trapesium, bu.
Guru: Rumusnya bagaimana, nak?
Siswa: Jumlah sisi sejajar kali tinggi dibagi 2, bu.
Guru: Oke anak-anak. Ayo kita hitung bersama-sama.
(Guru mengarahkan siswa untuk menghitung luas trapesium tersebut)
Guru: Jadi hasilnya bagaimana anak-anak?
Siswa: 204 𝑐𝑚2
Guru: Baik anak-anak. Sekarang ibu mau bertanya selain menggunakan
rumus trapesium, adakah cara lain untuk menghitung trapesium
tersebut?
Siswa: Ada, bu.
Guru: Bagaiman nak caranya?
Siswa: Menghitung luas bangun-bangun yang ada di trapesium, bu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
264
Guru: Bangun-bangun yang mana, Nak? Ada berapa bangun? Adakah yang
bisa menyebutkan bangun-bangun apa saja?
Siswa: Dua, bu. Segitiga dan persegi panjang
(Selanjutnya guru mengarahkan siswa untuk mengembangkan ide tersebut.
Guru memandu siswa untuk menghitung luas trapesium dengan
menggunakan konsep luas bangun datra segitiga dan persegi panjang)
Guru: Adakah yang belum paham anak-anak?
Siswa: Sudah, Bu.
Guru: Baiklah anak-anak. Jadi perlu diingat bahwa untuk menghitung luas
dari bangun datar seperti ini jangan terlalu fokus satu cara. Coba
kalian belajar bagaimana menyelesaiakan masalah dengan cara-cara
yang lain yang telah kami pelajari konsepnya.
Siswa: Baik, ibu.
Guru: Oke. Sekarang ayo kita lanjutkan untuk layang-layang.
Bagaimanakah kita menghitung luasnya?
Siswa: 𝑑1 dikali 𝑑2 dibagi 2 bu.
Guru: 𝑑1 dan 𝑑2 itu apanya anak-anak?
Siswa: Diagonal satu dan diagonal 2, bu
(Guru pun mengarahkan siswa untuk menghitung luas layang-layang
menggunakan rumus tersebut)
Guru: Selain cara ini, apakah ada cara lain?
Siswa: Menghitung luas segitiganya bu.
(Kemudian guru mengarahkan siswa untuk menghitung luas layang-layang
menggunakan konsep segitiga dan konsep teorema phytagoras)
Guru: Oke anak-anak dari soal-soal yang telah kita bahas, adakah yang
belum memahaminya?
Siswa: Sudah, bu.
Guru: Baik anak-anak selanjutnya kita akan membahas soal berikutnya.
(Soal yang dibahas berikutnya adalah masalah kontekstual. Soal tersebut
terdiri dari 3 buah soal dan 2 soal yang terbahas).
Guru: Bagaimana anak-anak, apakah kalian mengalami kesulitan?
Siswa: Iya, bu.
Guru: Sulitnya dibagian mana?
Siswa: Semuanya bu.
Guru: Oke anak-anak. Jadi memang kalian perlu banyak latihan soal- soal
seperti ini. Biar ketika ada soal-soal seperti ini kalian akan dengan
mudah memahaminya. Jadi begitu ya anak-anak untuk hari ini.
Siswa: Baik, ibu.
Guru: Oke anak-anak apa yang telah kalian pelajari hari in?
Siswa: Menghitung luas dan keliling, bu.
Guru: Oke. Baik. Jadi anak-anak untuk besok akan diadakan ulangan
harian tentang materi segienpat. Silakan belajar di rumah.
Persiapkan diri kalian dengan baik. Pahami kembali apa yang telah
kalian belajar hari ini yak nak.
Siswa: Baik, Ibu.
Guru: Silakan istirahat anak-anak. Selamat siang
Siswa: Selamat siang, Ibu Rita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
265
Lampiran 3.3 Hasil Pengerjaan Tes Hasil Belajar Siswa (Pre Test)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
273
Lampiran 3.4 Hasil Pengerjaan Tes Hasil Belajar Siswa (Post Test)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
281
Lampiran 3.5 Hasil Transkrip Wawancara dengan Siswa
Peneliti S1
Apakah kamu dapat menduga dengan
cepat kemungkinan solusi dari suatu
permasalahan kontekstual
matematika?
Em. Cuma ide atau caranya doang
mba. Tapi gak setiap saat.
Apakah kamu langsung dapat
membayangkan langkah-langkah
penyelesaian jika diberi soal
kontekstual matematika dari pokok
bahasan yang sudah dipelajari?
Bisa sih mba kalau udah dapat idenya.
Tapi sejujurnya masih sering ragu-ragu
sama jawabannya. Soalnya kebanyakan
mikir mba
Apakah kamu dapat menyelesaikan
masalah kontekstual matematika
dengan lancar dan tepat?
Kadang, mba. Tetapi lebih banyak
Bingung mba, terus kebanyakan mikir,
gak percaya sama jawaban saya sama
kurang banyak latihan soal.
Apakah kamu berusaha untuk
memikirkan ide atau gagasan yang
beragam dari suatu masalah
kontekstual matematika?
Terkadang Mba. Kalau udah dapat
pelajarannya. Tapi lebih seringnya gak
berusaha. Saya memang berusaha sih
mba, tapi kalau gak bisa yaudah jawab
asal aja. Tapi saya gak yakin kalau
pake cara sendiri gitu mba.
Apakah kamu mencoba metode yang
praktis dalam menyelesaikan masalah
kontekstual matematika?
Kalau udah ada jawaban dari guru, gak
coba cara lain lagi mba. Soalnya malas
mikir.
Apakah kamu memiliki alternatif
penyelesaian yang lain untuk semua
nomor soal post tes? Konsep apakah
yang kamu gunakan?
Soal nomor 2 mba. Menggunakan
konsep luas bangun datar segitiga dan
persegi panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
282
Apakah kamu senang jika guru
memberikan soal dan langsung
membahasnya, tanpa memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
mengerjakannya?
Saya senang mba. Takut salah mba
kalau ngerjain dengan cara sendiri.
Apakah kamu langsung mencari buku
kumpulan penyelesaian soal-soal
matematika atau penyelesaian di
internet, tanpa terlebih dahulu
berusaha mengerjakannya jika diberi
suatu permasalahan?
Coba dulu mba. Kalau gak bisa baru
cari di google atau baca-baca buku.
Apakah kamu memiliki kemauan
keras untuk menyelesaikan masalah
matematika dengan cara atau metode
sendiri?
Pengen mba, Tapi selalu mengalami
kesulitan.
Apakah kamu mencoba
mengembangkan ide dari suatu
permasalahan dengan caramu sendiri?
Jarang mba.
Peneliti S16
Apakah kamu dapat menduga
dengan cepat kemungkinan solusi
dari suatu permasalahan
kontekstual matematika?
Aku diam dulu mba biasanya. Kayak
ingat-ingat aku pernah catat apa aja nya
dicatatan. Kalau ada yang berkaitan
dengan soal yang dikasih guru berarti
bias gitu tapi kalau gak pernah gak bias
menduga cepat mba.
Apakah kamu langsung dapat
membayangkan langkah-langkah
penyelesaian jika diberi soal
kontekstual matematika dari pokok
bahasan yang sudah dipelajari?
Tergantung mba. Kalau udah pernah
dipelajari atau dicatat pasti bisa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
283
Apakah kamu dapat menyelesaikan
masalah kontekstual matematika
dengan lancar dan tepat?
Beberapa soal mba. Tapi malas mba
kalau lihat angka gitu. Kadang asal kerja.
Tapi gak terlalu yakin benar atau enggak.
Apakah kamu berusaha untuk
memikirkan ide atau gagasan yang
beragam dari suatu masalah
kontekstual matematika?
Iya mba. Tapi aku itu sebenarnya kayak
orang-orang yang punya banyak ide mba.
Jadi aku coba dulu cara satunya terus
cara yang lain gitu.
Apakah kamu mencoba metode
yang praktis dalam menyelesaikan
masalah kontekstual matematika?
Mencoba mba. Yang penting ada
jawabannya. Tapi gak terlalu yakin sama
jawabannya.
Apakah kamu memiliki alternatif
penyelesaian yang lain untuk semua
nomor soal post tes? Konsep
apakah yang kamu gunakan?
Ada mba. Misalkan untuk nomor 2
menggunakan konsep luas bangun datar
segitiga dan trapesium.
Apakah kamu senang jika guru
memberikan soal dan langsung
membahasnya, tanpa memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
mengerjakannya?
Senang mba. Aku suka lihat caranya guru.
Apakah kamu langsung mencari
buku kumpulan penyelesaian soal-
soal matematika atau penyelesaian
di internet, tanpa terlebih dahulu
berusaha mengerjakannya jika
diberi suatu permasalahan?
Coba dulu mba. Kalau gak bisa tanya
teman dulu baru lihat dibuku.
Apakah kamu memiliki kemauan
keras untuk menyelesaikan masalah
matematika dengan cara atau
metode sendiri?
Kadang-kadang mba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
284
Apakah kamu mencoba
mengembangkan ide dari suatu
permasalahan dengan caramu
sendiri?
Gak e mba. Malas soalnnya. Gak terlalu
suka matematika.
Peneliti S22
Apakah kamu dapat menduga
dengan cepat kemungkinan solusi
dari suatu permasalahan
kontekstual matematika?
Terkadang sih mba. Kalau sudah ada
rumusnya langsung bisa. Tapi kalua
masalah-masalah kayak gini lumayan
susah.
Apakah kamu langsung dapat
membayangkan langkah-langkah
penyelesaian jika diberi soal
kontekstual matematika dari pokok
bahasan yang sudah dipelajari?
Terkadang aja mba. Tapi gak selalu yakin
kalua langkah-langkahnya benar.
Apakah kamu dapat menyelesaikan
masalah kontekstual matematika
dengan lancar dan tepat?
Gak mba. Sulit hitung nya mba, terlalu
susah memahami soalny mba. Bingung
Apakah kamu berusaha untuk
memikirkan ide atau gagasan yang
beragam dari suatu masalah
kontekstual matematika?
Terkadang mba. Kebanyakan tanya
teman. Soalnya takut salah sama jawaban
sendiri.
Apakah kamu mencoba metode
yang praktis dalam menyelesaikan
masalah kontekstual matematika?
Terkadang mba. Lebih banyak tanya
teman dan guru. Takut salah kalua
mencoba pake metode sendiri.
Apakah kamu memiliki alternatif
penyelesaian yang lain untuk semua
nomor soal post tes? Konsep
apakah yang kamu gunakan?
Beberapa mba. Kalau untuk nomor 2
menghitung luas bangun datar 4 segitiga
dan 2 trapesiumnya mba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
285
Apakah kamu senang jika guru
memberikan soal dan langsung
membahasnya, tanpa memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
mengerjakannya?
Senang mba. Soalnya kalau jawab sendiri
gak yakin. Takut salah soalnya.
Apakah kamu langsung mencari
buku kumpulan penyelesaian soal-
soal matematika atau penyelesaian
di internet, tanpa terlebih dahulu
berusaha mengerjakannya jika
diberi suatu permasalahan?
Tanya teman dulu mba baru mencari
buku.
Apakah kamu memiliki kemauan
keras untuk menyelesaikan masalah
matematika dengan cara atau
metode sendiri?
Lumayan sih mba.
Apakah kamu mencoba
mengembangkan ide dari suatu
permasalahan dengan caramu
sendiri?
Jarang mba.
Peneliti S38
Apakah kamu dapat menduga
dengan cepat kemungkinan solusi
dari suatu permasalahan
kontekstual matematika?
Gak selalu sih mba. Tergantung soalnya
juga.
Apakah kamu langsung dapat
membayangkan langkah-langkah
penyelesaian jika diberi soal
kontekstual matematika dari pokok
bahasan yang sudah dipelajari?
Kalau udah dapat idenya sih mba bisa.
Tapi gak yakin. Tapi kalau masalah kayak
gini agak susah mba. Jarang ngerjain
soal kayak gini juga.
Apakah kamu dapat menyelesaikan
masalah kontekstual matematika
dengan lancar dan tepat?
Susah mba, Serita yang ada dalam soal
sama kurang disajikan masalah seperti ini
dalam pembelajaran mba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
286
Apakah kamu berusaha untuk
memikirkan ide atau gagasan yang
beragam dari suatu masalah
kontekstual matematika?
Pernah mba. Tapi gak selalu.
Apakah kamu mencoba metode
yang praktis dalam menyelesaikan
masalah kontekstual matematika?
Pernah mba. Tapi gak selalu.
Apakah kamu memiliki alternatif
penyelesaian yang lain untuk semua
nomor soal post tes? Konsep
apakah yang kamu gunakan?
Ada mba untuk soal nomo1 1 dan 2. Pake
konsep luas segitiga dan trapesium untuk
soal nomor 2.
Apakah kamu senang jika guru
memberikan soal dan langsung
membahasnya, tanpa memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
mengerjakannya?
Senang mba. Soalnya cara guru lebih
gampang.
Apakah kamu langsung mencari
buku kumpulan penyelesaian soal-
soal matematika atau penyelesaian
di internet, tanpa terlebih dahulu
berusaha mengerjakannya jika
diberi suatu permasalahan?
Berpikir dulu mba. Kalau gak bisa baru
baca-baca buku.
Apakah kamu memiliki kemauan
keras untuk menyelesaikan masalah
matematika dengan cara atau
metode sendiri?
Jarang mba. Kadang soal-soalnya susah.
Apakah kamu mencoba
mengembangkan ide dari suatu
permasalahan dengan caramu
sendiri?
Jarang e mba. Sulit soalnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
287
Peneliti S31
Apakah kamu dapat menduga
dengan cepat kemungkinan solusi
dari suatu permasalahan
kontekstual matematika?
Gak e mba. Gak mudah soalnya mba.
Apakah kamu langsung dapat
membayangkan langkah-langkah
penyelesaian jika diberi soal
kontekstual matematika dari pokok
bahasan yang sudah dipelajari?
Terkadang mba. Soalnya masalah
kontekstualnya gak mudah.
Apakah kamu dapat menyelesaikan
masalah kontekstual matematika
dengan lancar dan tepat?
Gak yakin mba. Soalnya tidak mudah,
susah dipahami. Susahnya yang hitung
layang-layang sama yang nomor dua
mba. Em gimana ya. Gak perhatiin guru
saat pembelajaran di kelas, jarang
belajar karena malas, malas menghitung
Apakah kamu berusaha untuk
memikirkan ide atau gagasan yang
beragam dari suatu masalah
kontekstual matematika?
Jarang mba. Soalnya gak mudah.
Apakah kamu mencoba metode
yang praktis dalam menyelesaikan
masalah kontekstual matematika?
Soalnya tidak mudah, susah dipahami.
Susahnya yang hitung layang-layang
sama yang nomor dua mba.
Apakah kamu memiliki alternatif
penyelesaian yang lain untuk semua
nomor soal post tes? Konsep
apakah yang kamu gunakan?
Pake itu ya mba, hitung luas bangun-
bangun yang ini. Ini kan ada bangun
trapesium dan segitiga. Jadi dihitung luas
bangunnya itu.
Apakah kamu senang jika guru
memberikan soal dan langsung
membahasnya, tanpa memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
mengerjakannya?
Senang e mba. soalnya lebih teliti.
Soalnya kalau sendiri yang kerja nyarinya
agak susah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
288
Apakah kamu langsung mencari
buku kumpulan penyelesaian soal-
soal matematika atau penyelesaian
di internet, tanpa terlebih dahulu
berusaha mengerjakannya jika
diberi suatu permasalahan?
Tanya teman dulu sih mba.
Apakah kamu memiliki kemauan
keras untuk menyelesaikan masalah
matematika dengan cara atau
metode sendiri?
Jarang sih mba.
Apakah kamu mencoba
mengembangkan ide dari suatu
permasalahan dengan caramu
sendiri?
Jarang juga mba.
Peneliti S32
Apakah kamu dapat menduga
dengan cepat kemungkinan solusi
dari suatu permasalahan
kontekstual matematika?
Kalau udah paham soalnya bisa sih mba.
Tapi lebih seringnya gak. Kebanyak mikir
dan juga kurang mendengarkan guru
kalau lagi di kelas.
Apakah kamu langsung dapat
membayangkan langkah-langkah
penyelesaian jika diberi soal
kontekstual matematika dari pokok
bahasan yang sudah dipelajari?
Terkadang mba. kalau tau rumusya.
Apakah kamu dapat menyelesaikan
masalah kontekstual matematika
dengan lancar dan tepat?
Gak paham mba sama gak memerhatikan
penjelasan guru di kelas. Saat guru
menjelaskan kurang mendengarkan mba.
Bingung rumusnya, kurang paham
soalnya sama kurang katihan soal mba.
Apakah kamu berusaha untuk
memikirkan ide atau gagasan yang
beragam dari suatu masalah
kontekstual matematika?
Jarang mba. kurang berani pake cara
sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
289
Apakah kamu mencoba metode
yang praktis dalam menyelesaikan
masalah kontekstual matematika?
Jarang mba. malu kadang kalau pake
cara sendiri.
Apakah kamu memiliki alternatif
penyelesaian yang lain untuk semua
nomor soal post tes? Konsep
apakah yang kamu gunakan?
Em… sulit e mba.
Apakah kamu senang jika guru
memberikan soal dan langsung
membahasnya, tanpa memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
mengerjakannya?
Lebih suka cara guru mba, lebih gampang
Apakah kamu langsung mencari
buku kumpulan penyelesaian soal-
soal matematika atau penyelesaian
di internet, tanpa terlebih dahulu
berusaha mengerjakannya jika
diberi suatu permasalahan?
Jarang juga sih mba. lebih suka tanya
teman.
Apakah kamu memiliki kemauan
keras untuk menyelesaikan masalah
matematika dengan cara atau
metode sendiri?
Jarang mba. soalnya kadang gak paham
sama soalnya. Jadi gak berani kalau pake
cara sendiri.
Apakah kamu mencoba
mengembangkan ide dari suatu
permasalahan dengan caramu
sendiri?
Gak e mba. sulit sama gak yakin. Sama
kadnag gak paham rumusnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
290
LAMPIRAN 4
SURAT IJIN PENELITIAN
4.1 Surat Ijin Penelitian dari Kampus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI