i KREATIVITAS SISWA KELAS VII B SMP KANISIUS GAYAM ...

310
i KREATIVITAS SISWA KELAS VII B SMP KANISIUS GAYAM YOGYAKARTA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH KONTEKSTUAL MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT DALAM PEMBELAJARAN YANG MENGIMPLEMENTASIKAN MODEL TREFFINGER SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Oleh: Regina Rosdasari Saramose 141414067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of i KREATIVITAS SISWA KELAS VII B SMP KANISIUS GAYAM ...

i

KREATIVITAS SISWA KELAS VII B SMP KANISIUS GAYAM

YOGYAKARTA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH

KONTEKSTUAL MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT DALAM

PEMBELAJARAN YANG MENGIMPLEMENTASIKAN MODEL

TREFFINGER

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Regina Rosdasari Saramose

141414067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Orang-orang yang maju dalam hidup ini adalah orang-rang

yang bangkit dan mencari lingkungan yang mereka

inginkan, lalu jika mereka tak dapat menemukannya,

mereka menciptakannya.”

(George Bernard Shaw)

Dengan penuh ketulusan dan rasa syukur, saya dedikasikan skripsi ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Bapa (alm), Mama dan Saudaraku

Teman-teman, keluarga dan kerabat,

Teristimewa

Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

ABSTRAK

Regina Rosdasari Saramose. 2018. Kreativitas Siswa Kelas VII B SMP

Kanisius Gayam Yogyakarta dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual

Matematika Materi Segiempat dalam Pembelajaran yang

Mengimplementasikan Model Pembelajaran Treffinger. Skripsi. Program

Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan model

Treffinger pada pembelajaran matematika dan kreativitas siswa kelas VII B SMP

Kanisius Gayam Yogyakarta dalam menyelesaikan masalah kontekstual

matematika pada materi segiempat sesudah diterapkannya model pembelajaran

Treffinger. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif. Subyek penelitian adalah 6 siswa dari kelas VII B SMP Kanisius

Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2017/2018. Penelitian ini dilaksanakan pada

bulan Februari-Mei 2018. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

tes hasil belajar, observasi, dan wawancara. Instrumen pengumpulan data yaitu

soal tes, lembar observasi pembelajaran dan lembar pedoman wawancara siswa.

Data akan dianalisis menggunakan panduan penskoran yang dibuat peneliti.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pembelajaran matematika pada

materi segiempat yang mengimplementasikan model pembelajaran Treffinger

termasuk dalam kategori sangat baik. Namun terdapat langkah pembelajaran

dalam model Treffinger yang belum dapat terlaksana secara maksimal yaitu

menentukan tujuan dan mengembangkan solusi. (2) Hasil post test menunjukkan

bahwa kreativitas siswa dikategorikan ke dalam empat tingkatan kemampuan

kreativitas yaitu sangat rendah (1 siswa), rendah (1 siswa), sedang (3 siswa) dan

sangat tinggi (1 siswa). Siswa dengan kreativitas sangat rendah belum mampu

memenuhi aspek kefasihan, fleksibilitas dan orisinalitas untuk semua

permasalahan yang diberikan. Siswa dengan kreativitas rendah memenuhi aspek

kefasihan, fleksibilitas dan orisinalitas untuk satu dari tiga permasalahan yang

diberikan. Siswa dengan kreativitas sedang memenuhi aspek fleksibilitas dan

orisinalitas untuk dua dari tiga permasalahan yang diberikan. Siswa dengan

kreativitas sangat tinggi memenuhi aspek fleksibilitas dan orisinalitas untuk

semua permasalahan yang diberikan dan aspek kefasihan untuk dua dari tiga

permasalahan yang disajikan.

Kata kunci: Kreativitas, Model Pembelajaran Treffinger, Masalah Kontekstual

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

ABSTRACT

Regina Rosdasari Saramose. 2018. The Creativity of the Students Class VII B

in Kanisius Gayam Yogyakarta Junior High School in Solving the

Mathematics Contextual Problems of Quadrilateral Materials in Learning

Implementing the Treffinger Model. Thesis. Mathematics Education Study

Program, Majoring in Mathematics and Natural Sciences, Faculty of

Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

This research aims to describe the implementation of the Treffinger model and

creativity of the students of grade VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta in

solving the mathematical contextual problem in quadrilateral material after the

applied of the Treffinger learning model. The type of research used in this study is

qualitative descriptive. The subjects of the study were 6 students from grade VII B

SMP Kanisius Gayam Yogyakarta academic year 2017/2018. This research was

conducted in February-May 2018. Methods of data collection in this study were

written the test of study result, observation, and interview with the instruments of

data collection were the test questions, learning observation sheet and student

interview sheet. The data will be analyzed using the scoring guidelines the

researchers made.

The results showed that: (1) Mathematics learning on quadrilateral material

that implements the Treffinger learning model belongs in very good category.

However, there are steps learned in the Treffinger model that have not been

maximally implemented, that is determining the objectives and developing the

solution. (2) The post testt results show that students' creativity is categorized into

four levels of creativity, is very low (1 student), low (1 student), moderate (3

students) and very high (1 student). Students with very low creativity have not

been able to meet aspects of fluency, flexibility and originality for all given

problems. Students with low creativity meet aspects of eloquence, flexibility and

originality for one of three given issues. Students with moderate creativity are

meeting the aspect of flexibility and originality for two of the three given issues.

Students with very high creativity meet the aspect of flexibility and originality for

all given problems and aspects of fluency for two of the three problems presented.

Keywords: Creativity, Treffinger Learning Model, Contextual Problems

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan

bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kreativitas

Siswa Kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dalam Menyelesaikan

Masalah Kontekstual Matematika Materi Segiempat dalam Pembelajaran

yang Mengimplementasikan Model Pembelajaran Treffinger”. Penulis

menyadari bahwa begitu banyak pihak yang sudah membantu dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

Maka penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan.

2. Bapak Beni Utomo, M Sc., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika.

3. Ibu Veronika Fitri Rianasari, S.Pd., M.Sc., selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan

kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

4. Segenap dosen Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yang telah

membagikan ilmu dan pengalaman kepada penulis selama mengikuti

perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.

5. Segenap staf sekretariat JPMIPA yang telah banyak membantu penulis selama

perkuliahan di program studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………. ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………. iv

HALAMAN KEASLIAN KARYA….…………………………………… v

ABSTRACK……………………………………………………………… vi

ABSTRACT………………………………………………………………………. vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA ILMIAH……… viii

KATA PENGANTAR…………………………………………………… ix

DAFTAR ISI……………………………………………………………... xi

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. xiii

DAFTAR TABEL……………………………………………………….. xiv

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. xvi

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………….. 1

A. Latar Belakang………………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah…………… …………………………………….... 6

C. Tujuan Penelitian…………………………………………………….. 7

D. Pembatasan Masalah………………………………………………… 7

E. Batasan Istilah………………………………………………………. 8

F. Manfaat Penulisan…………………………………………………… 9

BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………. 11

A. Masalah Kontekstual Matematika…………………………………… 11

B. Pemecahan Masalah dalam Matematika…………………………….. 13

C. Kreativitas…………………………………………………………… 15

1. Pengertian Kreativitas……………………………………………. 15

2. Indikator Kreativitas……………………………………………… 16

D. Kreativitas dalam Menyelesaikan Masalah

Kontekstual Matematika……………………………………………... 19

E. Model Pembelajaran Treffinger……………………………………… 20

1. Sejarah Model Pembelajaran Treffinger………………………….. 20

2. Hakekat Model Pembelajaran Treffinger………………………… 21

3. Karakteristik Model Pembelajaran Treffinger……………………. 22

4. Langkah-Langkah Pembelajaran Model Treffinger……………… 24

5. Kelebihan Model Pembelajaran Treffinger………………………. 28

F. Materi Pembelajaran…………………………………………………. 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

1. Definisi dan Sifat-Sifat Bangun Datar

Segiempat Beraturan……………………………………………… 29

2. Rumus Keliling dan Luas Bangun

Datar Segiempat Beraturan………………………………………... 34

G. Penelitian yang Relevan……………………………………………… 35

H. Kerangka Berpikir……………………………………………………. 36

BAB III METODE PENELITIAN………………………………………... 39

A. Jenis Penelitian……………………………………………………….. 39

B. Subyek Penelitian…………………………………………………….. 39

C. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………… 40

D. Bentuk Data………………………………………………………….. 41

E. Metode Pengumpulan data…………………………………………… 42

F. Instrumen Penelitian…………………………………………………. 44

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ……………………… 47

H. Teknik Analisis Data…………………………………………………. 50 BAB IV PELAKSANAAN, HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN… 56

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ……………………………………. 56 1. Deskripsi Tempat Penelitian ……………………………………… 56

2. Persiapan Penelitian……………………………………………….. 56

3. Uji Coba Instrumen………………………………………………... 57

4. Pelaksanan Penelitian……………………………………………… 61

B. Tabulasi Data…………………………………………………………. 72

1. Data Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran

dengan Menerapkan Model Pembelajaran Treffinger…………….. 72

2. Data Kemampuan Kreativitas Siswa dalam

Menyelesaikan Masalah Kontekstual Matematika………………… 74

3. Data Wawancara Siswa …………………………………………… 80

C. Analisis Data ………………………………………………………….. 81

1. Analisis Data Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran

dengan Menerapkan Model Pembelajaran Treffinger…………….. 81

2. Analisis Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Masalah

Kontekstual Matematika Berdasarkan Hasil

Post test dan Data Wawancara Siswa……………………………… 93

D. Pembahasan…………………………………………………………... 125

1. Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Menerapkan

Model Pembelajaran Treffinger………………………………….. 125

2. Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Masalah

Kontekstual Matematika…………………………………………. 130

3. Temuan Lain dalam Penelitian…………………………………... 135

E. Keterbatasan Penelitian……………………………………………… 136

BAB V Kesimpulan dan Saran…………………………………………… 138

A. Kesimpulan………………………………………………………. 138

B. Saran……………………………………………………………… 140

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 142

LAMPIRAN……….................................................................................... 146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Karakteristik Model Pembelajaran Treffinger……………… 23

Gambar 4.1 Guru Membimbing Siswa Dalam Diskusi Kelompok……… 87

Gambar 4.2 Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Kelompok………… 88

Gambar 4.3 Kegiatan Tanya Jawab………………………………………. 91

Gambar 4.4 Jawaban S1 untuk Soal Nomor 1……………………………. 93

Gambar 4.5 Jawaban S1 untuk Soal Nomor 2……………………………. 98

Gambar 4.6 Jawaban S1 untuk Soal Nomor 3……………………………. 94

Gambar 4.7 Alternatif Jawaban S1 untuk Soal Nomor 2………………… 97

Gambar 4.8 Jawaban S16 untuk Soal Nomor 1………………………….. 99

Gambar 4.9 Jawaban S16 untuk Soal Nomor 2………………………….. 100

Gambar 4.10 Jawaban S16 untuk Soal Nomor 3…………………………. 100

Gambar 4.11 Alternatif Jawaban S16 untuk soal nomor 2……………….. 103

Gambar 4.12 Jawaban S22 untuk Soal Nomor 1…………………………. 105

Gambar 4.13 Jawaban S22 untuk Soal Nomor 2a………………………… 105

Gambar 4.14 Jawaban S22 untuk Soal Nomor 2b………………………… 105

Gambar 4.15 Jawaban S22 untuk Soal Nomor 3………………………….. 110

Gambar 4.16 Jawaban S38 untuk Soal Nomor 1………………………… 110

Gambar 4.17 Jawaban S38 untuk Soal Nomor 2………………………… 110

Gambar 4.18 Jawaban S38 untuk Soal Nomor 3………………………… 111

Gambar 4.19 Jawaban S31 untuk Soal Nomor 1…………………………. 115

Gambar 4.20 Jawaban S31 untuk Soal Nomor 2………………………… 115

Gambar 4.21 Jawaban S31 untuk Soal Nomor 3………………………… 116

Gambar 4.22 Jawaban S32 untuk Soal Nomor 1………………………… 120

Gambar 4.23 Jawaban S32 untuk Soal Nomor 2………………………… 120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Indikator Kreativitas dalam Menyelesaikan

Masalah Kontekstual Matematika…………………………… 20

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar (Pre test)…………………… 45

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar (Post test)………………….. 45

Tabel 3.3. Panduan Wawancara Siswa………………………………….. 46

Tabel 3.4. Kualifikasi Reliabilitas………………………………………. 50

Tabel 3.5 Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran………………………. 53

Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif

Ditinjau dari Indikator Kefasihan, Fleksibililitas Dan

Orisinalitas……………………………………………………… 54

Tabel 3.7 Kriteria Kemampuan Berpikir Kreatif………………………… 55

Tabel 4.1. Hasil Uji Coba Tes Hasil Kreativitas Siswa………………….. 58

Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas Tes Hasil Kreativitas Siswa……………… 59

Tabel 4.3. Hasil Uji Reliabilitas Tes Hasil Kreativitas Siswa…………… 60

Tabel 4.4. Jadwal Pelaksanaan Penelitian……………………………….. 61

Tabel 4.5 Kategori Kemampuan Kreativitas Siswa

Kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta……………… 63

Tabel 4.6. Hasil Pre test Ditinjau dari Kemampuan Kreativitas Siswa…. 63

Tabel 4.7 Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika yang

Mengimplementasikan Model Pembelajaran Treffinger……… 72

Tabel 4.8 Data Hasil Post test Ditinjau dari Kemampuan Kreativitas

Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual

Matematika Soal Nomor 1…………………………………… 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

Tabel 4.9 Data Hasil Post test Ditinjau dari Kemampuan Kreativitas

Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual

Matematika Soal Nomor 2…………………………………… 77

Tabel 4.10 Data Hasil Post test Ditinjau dari Kemampuan Kreativitas

Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual

Matematika Soal Nomor 3…………………………………… 79

Tabel 4.11 Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran……………………. 81

Tabel 4.12 Hasil Transkrip Wawancara Peneliti dan S1………………… 94

Tabel 4.13 Hasil Transkrip Wawancara Peneliti dan S16……………….. 100

Tabel 4.14 Hasil Transkrip Wawancara Peneliti dan S22……………….. 106

Tabel 4.15 Hasil Transkrip Wawancara Peneliti dan S38……………….. 111

Tabel 4.16 Hasil Transkrip Wawancara Peneliti dan S31……………….. 116

Tabel 4.17 Hasil Transkrip Wawancara Peneliti dan S32……………….. 120

Tabel 4.19 Analisis Data Kemampuan Kreativitas Siswa dalam

Menyelesaikan Masalah Kontekstual Matematika pada

Materi Segiempat ditinjau dari Kefasihan,

Fleksibilitas, dan Orisinalitas………………………………… 123

Tabel 4.19 Data Tingkat Kemampuan Kreativitas Siswa dalam

Menyelesaikan Masalah Kontekstual Matematika pada

Materi Segiempat……………………………………………… 124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN…………………………... 147

Lampiran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)………………. 148

Lampiran 1.2 Lembar Observasi Keterlaksanan Pembelajaran yang

Mengimplementasikan Model Pembelajaran Treffinger….. 206

Lampiran 1.3 Lembar Tes Hasil Belajar (Pre Test)……………………… 209

Lampiran 1.4 Lembar Tes Hasil Belajar (Post Test)…………………….. 211

LAMPIRAN 2 LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN OLEH PAKAR…. 213

Lampiran 2. 1 Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP)………………………………………. 214

Lampiran 2.2 Lembar Validasi Lembar Observasi Keterlaksanan

Pembelajaran yang Mengimplementasikan Model

Pembelajaran Treffinger …………………………………… 220

Lampiran 2.3 Lembar Validasi Pedoman Wawancara…………………… 226

Lampiran 2.4 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar (Pre Test)…………….. 232

Lampiran 2.5 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar (Post Test)……………. 240

LAMPIRAN 3 DATA PENELITIAN……………………………………. 248

Lampiran 3.1 Hasil Pengisian Lembar Observasi Keterlaksanaan

Pembelajaran yang Mengimplementasikan Model

Pembelajaran Treffinger………………………………….. 249

Lampiran 3.2 Hasil Transkrip Pembelajaran yang Mengimplementasikan

Model Treffinger………………………………………….. 255

Lampiran 3.3 Hasil Pengerjaan Tes Hasil Belajar Siswa (Pre Test)....….. 266

Lampiran 3.3 Hasil Pengerjaan Tes Hasil Belajar Siswa (Post Test)....…. 274

Lampiran 3.4 Hasil Transkrip Wawancara dengan Siswa……………….. 282

LAMPIRAN 4 SURAT IJIN PENELITIAN…………………………….. 291

Lampiran 4.1 Surat Ijin Penelitian dari Kampus………………………… 292

LAMPIRAN 5 FOTO-FOTO PENELITIAN……………………………. 293

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya manusia Indonesia kini membutuhkan keterampilan lebih

untuk berhasil dalam menghadapi persaingan abad ke-21. Griffin, McGaw, &

Care (dalam Zubaidah, 2016:3) menjelaskan bahwa Assesment and Teaching of

21st Century Skills (ATC21S) mengkategorikan keterampilan abad ke-21

menjadi 4 kategori, yaitu way of thinking, way of working, tools for working

dan skills for living in the world. Way of thinking mencakup kreativitas,

inovasi, berpikir kritis, pemecahan masalah dan pembuat keputusan. Way of

working mencakup keterampilan berkomunikasi, berkolaborasi dalam tim.

Tools for working mencakup adanya kesadaran sebagai warga negara global

maupun lokal, pengembangan hidup dan karir, serta adanya rasa tanggung

jawab sebagai pribadi maupun sosial. Skills for living in the world mencakupi

keterampilan yang didasarkan pada literasi informasi, penguasaan teknologi

informasi dan komunikasi baru, serta kemampuan untuk belajar dan bekerja

melalui jaringan sosial digital.

Sebagaimana yang telah disebutkan dalam ATC21S bahwa keterampilan

kreativitas dan penyelesaian masalah sangatlah diperlukan dalam menghadapi

tantangan abad ke-21. Dalam dunia pendidikan kreativitas dan penyelesaian

masalah merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Darminto (2013)

menjelaskan bahwa jika kreativitas seseorang semakin tinggi maka

kemampuan memecahkan masalah matematisnya pun semakin baik, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

sebaliknya. Selain itu, Siswono (2005: 6) menjelaskan juga bahwa

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif artinya meningkatkan skor

kemampuan siswa dalam memahami masalah, kefasihan, fleksibilitas dan

kebaruan penyelesaian masalah. Siswa dikatakan memahami masalah bila

menunjukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, memiliki kefasihan

dalam menyelesaikan masalah bila dapat menyelesaikan masalah dengan

jawaban beragam namun benar secara logika, memiliki fleksibilitas dalam

menyelesaikan masalah jika dapat menyelesaikan soal dengan dua beragam

cara yang bervariasi dan benar serta memiliki kebaruan dalam menyelesaikan

masalah bila dapat membuat jawaban yang berbeda dari jawaban sebelumnya

atau yang umum diketahui siswa (Supardi, 2012). Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa keterampilan kreativitas sangatlah penting dan menjadi dasar

dalam membantu siswa untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi.

Menyadari pentingnya kemampuan kreativitas, dalam dunia pendidikan,

maka diperlukan sarana untuk mengembangkannya. Salah satu sarana untuk

mengembangkan daya kreativitas para siswa dalam dunia pendidikan adalah

melalui pembelajaran matematika. Dengan tegas dijelaskan dalam kurikulum

matematika bahwa salah satu tujuan pembelajaran matematika yang hendak

dicapai dalam menghadapi tantangan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta informasi adalah diperlukan sumber daya manusia yang

memiliki keterampilan tinggi yang melibatkan pemikiran kritis sistematis,

logis, kreatif dan kemampuan bekerja sama yang efektif. Siswono (2004) juga

menjelaskan bahwa melalui pembelajaran matematika siswa diharapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

mampu mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi,

dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisional, rasa

ingin tahu, dan membuat prediksi berdasarkan pemikiran yang rasional.

Dengan demikian, guru yang mengajar matematika diharapkan berperan untuk

mengembangkan pikiran inovatif dan kreatif, membantu siswa dalam

mengembangkan daya nalar, berpikir logis, sistematika logis, cerdas, rasa

keindahan, sikap terbuka dan rasa ingin tahu.

Dalam rangka mengembangkan aktivitas kreatif dalam pembelajaran

matematika di kelas, maka para siswa perlu diberikan kesempatan untuk

menggali kreativitas melalui penyelesaian masalah matematika yang bersifat

menantang, tidak rutin, kompleks, dan terstruktur. Salah satu bentuk

permasalahan yang dapat menggali kemampuan kreativitas penyelesaian

masalah siswa adalah masalah kontekstual. Anggo (2011) mendefinisikan

konteks sebagai obyek, peristiwa, fakta atau konsep yang telah dikenal dengan

baik oleh seseorang sehingga dapat membangkitkan pengetahuan tentang hal

tersebut dalam bentuk metode kerjanya sendiri. Dengan demikian masalah

kontekstual matematika dapat diartikan sebagai masalah matematika yang

menggunakan berbagai konteks sehingga menghadirkan situasi yang pernah

dialami secara real bagi siswa dan dapat berkaitan langsung dengan obyek

dalam pikiran siswa. Hal ini mengindikasikan bahwa masalah kontekstual

bertujuan mengarahkan siswa untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan

pendekatan dari beberapa arah dan menuntut seseorang untuk berpikir kreatif

dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat dikatakan bahwa kreativitas

penyelesaian masalah kontekstual merupakan aspek yang penting dalam

pembelajaran matematika. Kendati demikian, tak dapat dipungkiri bahwa

aspek ini masih menjadi masalah yang cukup memprihatinkan dalam

pembelajaran matematika. Ibu Ir. Margaretha A.N.D., selaku guru matematika

kelas VII B di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dalam wawancara dengan

peneliti menjelaskan bahwa kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah

kontekstual matematika masih terbilang rendah. Beliau seringkali menemukan

sebagian besar siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta mengalami

kesulitan dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika secara kreatif.

Misalkan dalam pembelajaran matematika, guru menyajikan permasalahan

penerapan konsep luas dan keliling bangun datar segiempat dalam menentukan

banyaknya ubin yang dibutuhkan untuk menempati suatu ruangan tertentu.

Siswa seringkali mengalami kesulitan untuk menyelesaikan permasalahan

tersebut. Menurut Ibu Rita kesulitan siswa dalam memecahkan masalah

kontekstual matematika secara kreatif disebabkan oleh berbagai faktor

diantaranya adalah: (1) kurangnya pemberian motivasi kepada siswa, (2)

ketidakberanian siswa untuk menyampaikan pendapat, (3) faktor intelegensi,

(4) siswa yang cenderung pasif, (5) kebiasaan siswa yang mudah menyerah

dalam menyelesaikan masalah matematika, (6) ketergantungan siswa terhadap

solusi yang diberikan guru dalam menyelesaikan soal matematika, (7) merasa

kurang percaya diri dalam menyelesaikan soal yang diberikan, (8) guru

cenderung tidak memberi stimulus dengan baik kepada siswa, serta (9) guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

cenderung menyajikan rumus atau trik-trik siap pakai daripada penekanan

konsep dalam menyelesaikan masalah matematika.

Mengingat pentingnya pemecahan masalah kontekstual untuk membantu

meningkatkan kreativitas maka para siswa perlu dilatih untuk menyelesaikan

berbagai masalah kontekstual dalam pembelajaran matematika. Salah satu cara

yang dapat dilakukan adalah dengan menyajikan masalah matematika ke dalam

masalah kontekstual matematika. Dalam pembelajaran matematika di kelas

terdapat banyak sub materi yang dapat disajikan dalam bentuk masalah

kontekstual matematika. Salah satunya adalah materi bangun datar segiempat.

Konsep segiempat dapat mudah disajikan dalam masalah kontekstual

dikarenakan penerapan dari konsep segiempat sudah sering dijumpai di

lingkungan sekitar siswa bahkan sering dialami secara nyata oleh para siswa.

Berangkat dari pemaparan di atas, berbagai permasalahan yang dihadapi

para siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual secara kreatif tentunya

merupakan masalah yang cukup krusial dalam pembelajaran matematika. Oleh

karena diperlukan suatu upaya agar siswa menjadi kreatif dan memiliki

kemampuan pemecahan masalah matematika yang baik. Salah satunya upaya

yang dapat dilakukan adalah melalui penerapan model pembelajaran

Treffinger. Polamato (2006:24) dalam hasil penelitiannya menjelaskan bahwa

model pembelajaran Trefiinger merupakan suatu model pembelajaran yang

berbasis pada pemecahan masalah guna untuk meningkatkan kreativitas

matematik siswa dalam pembelajaran matematika dan juga penerapan model

Treffinger dalam pembelajaran matematika memberikan kontribusi positif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

terhadap pengembangan atau peningkatan kreativitas matematik siswa dalam

pembelajaran matematika. Model Treffinger juga melibatkan dua ranah, yaitu

kognitif dan afektif, serta terdiri atas tiga komponen utama yang memuat

langkah-langkah pembelajaran dari model Treffinger (Munandar dalam

Rosiyanti dan Esti, 2015). Tiga komponen dalam model Treffinger adalah:

pertama, understanding challenge (memahami tantangan). Kedua, generating

Ideas (membangkitkan gagasan). Ketiga, tahap reparing for Action

(mempersiapkan tindakan) (Treffinger dalam Huda, 2013).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk meneliti tentang

kreativitas siswa kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dalam

menyelesaikan masalah kontekstual matematika materi segiempat dalam

pembelajaran yang mengimplementasikan model pembelajaran Treffinger.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah keterlaksanaan model pembelajaran Treffinger pada

pembelajaran matematika materi segiempat di kelas VII B SMP Kanisius

Gayam Yogyakarta?

2. Bagaimanakah kreativitas siswa kelas VII B SMP Kanisius Gayam

Yogyakarta dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika pada

materi segiempat sesudah diterapkannya model Treffinger?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari diadakannya penelitian ini

adalah:

1. Untuk mendeskripsikan keterlaksanaan model Treffinger pada

pembelajaran matematika materi segiempat di kelas VII B SMP Kanisius

Gayam Yogyakarta.

2. Untuk mendeskripsikan kreativitas siswa kelas VII B SMP Kanisius

Gayam Yogyakarta dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika

pada materi segiempat sesudah diterapkannya model Treffinger.

D. Pembatasan Masalah

Batasan masalah untuk membatasi lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Subyek dalam penelitian ini hanya dibatasi 6 siswa dari kelas VII B SMP

Kanisius Gayam Yogyakarta tahun pelajaran 2017/2018.

2. Materi yang difokuskan dalam penelitian ini adalah bangun datar

segiempat dan kompetensi dasarnya adalah: 3.11 mengaitkan rumus

keliling dan luas untuk berbagai jenis segiempat (persegi, persegipanjang,

belahketupat, jajargenjang, trapesium, dan layang-layang) dan segitiga dan

4.11 menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan luas dan

keliling segiempat (persegi, persegipanjang, belahketupat, jajargenjang,

trapesium, dan layang-layang) dan segitiga.

3. Hasil belajar siswa ditinjau dari kreativitas siswa dalam menyelesaikan

masalah kontekstual matematika yang diperoleh melalui tes hasil belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

E. Batasan Istilah

Adapun batasan istilah untuk penelitian ini adalah:

1. Masalah Kontekstual Matematika

Masalah kontekstual matematika merupakan masalah matematika yang

mengaitkat materi matematika dengan berbagai konteks kehidupan sehingga

menghadirkan situasi yang pernah dialami secara real bagi siswa. Masalah

kontekstual bertujuan mengarahkan siswa untuk menyelesaikan suatu

permasalahan dengan pendekatan dari beberapa arah serta mengarahkan

siswa agar memiliki pengetahuan ataupun keterampilan yang secara fleksibel

dapat diterapkan dari satu permasalahan ke permasalahan yang lain.

2. Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan suatu proses terstruktur yang perlu dilakukan

untuk menemukan solusi yang benar dan tepat dari suatu masalah yang harus

dipecahkan. Kemampuan penyelesaian masalah merupakan salah satu tujuan

umum dalam pembelajaran matematika. Adapun tahapan dalam proses

penyelesaian masalah yaitu: 1) memahami masalah, 2) membuat rencana, 3)

melaksanakan rencana, 4) verifikasi jawaban.

3. Kreativitas

Kreativitas merupakan cara berpikir divergen yang dapat menentukan dan

menghasilkan berbagai hubungan ataupun gagasan-gagasan baru dan unik

dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

4. Kreativitas dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual Matematika

Indikator kreativitas dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika

meliputi: 1) kefasihan, 2) fleksibilitas, 3) orisinalitas. Adapun beberapa faktor

yang mendukung kreativitas dalam menyelesaikan masalah kontekstual

diantaranya: 1) bebas dalam menyatakan pendapat, 2) mempunyai pendapat

pribadi dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, 3) mempunyai rasa

ingin tahu yang besar, 4) percaya diri dan mandiri, 5) kaya akan inisiatif, 6)

kritis terhadap pendapat orang lain.

5. Model Pembelajaran Treffinger

Model Treffinger merupakan suatu model pembelajaran yang berbasis pada

pemecahan masalah guna untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam

pembelajaran. Model Treffinger melibatkan dua ranah, yaitu kognitif dan

afektif, serta terdiri atas enam langkah. Adapun langkah-langkah

pembelajaran dalam model Treffinger adalah: (1) menentukan tujuan, (2)

menggali data, (3) merumuskan masalah, (4) memunculkan gagasan, (5)

mengembangkan solusi, dan (6) membangun penerima.

F. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan dala penelitian ini adalah:

1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai referensi model

pembelajaran yang dapat menunjang kreativitas siswa dalam pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

matematika khususnya dalam menyelesaikan masalah kontekstual pada

materi segiempat.

2. Bagi Siswa

Melalui penerapan model pembelajaran Treffinger, siswa diharapkan

mampu meningkatkan kemampuan kreativitas dalam menyelesaikan soal

kontekstual pada materi segiempat.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini memberikan manfaat bagi peneliti untuk menemukan dan

merasakan pengetahuan serta pengalaman baru dalam menerapkan model

Treffinger dalam pembelajaran matematika. Selain itu, pengetahuan dan

pengalaman yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi bekal bagi

peneliti saat terjun di dunia pendidikan sebagai guru matematika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Masalah Kontekstual Matematika

Dalam pembelajaran matematika, masalah merupakan salah satu komponen

penting yang perlu disajikan kepada siswa. Adapun salah satu tujuan masalah

matematika diberikan kepada siswa adalah untuk melatih siswa mematangkan

kemampuan intelektualnya dalam memahami, merencanakan, melaksanakan,

dan memperoleh solusi dari setiap masalah yang dihadapinya. Menurut Mayer

& Wittrock (dalam Setiawan dan Harta, 2014) masalah matematika dapat

diklasifikasikan menjadi: 1) masalah rutin (routine problem) yaitu suatu

masalah dimana seorang pemecah masalah sudah mempunyai prosedur

penyelesaian yang siap digunakan dan 2) masalah tidak rutin (non-routine

problem) adalah suatu masalah yang mana seorang pemecah masalah tidak

mempunyai prosedur penyelesaian yang siap pakai sebelumnya.

Dalam penelitian ini, masalah matematika yang disajikan lebih fokus

kepada masalah tidak rutin dalam hal ini masalah kontekstual matematika.

Masalah kontekstual dapat disebut sebagai masalah tidak rutin. Anggo (2011)

menjelaskan bahwa ketika masalah matematika disajikan dengan menggunakan

konteks tertentu, maka pemecahan yang dilakukan siswa mungkin saja tidak

menggunakan prosedur matematika formal, tetapi menggunakan prosedur

informal berdasarkan pengetahuan yang sudah dimilikinya tentang konteks

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

Membahas mengenai masalah kontekstual, Nelissen (dalam Anggo, 2011)

mendefinisikan konteks sebagai situasi yang menarik perhatian anak dan yang

mereka dapat kenali dengan baik. Anggo (2011) mendefinisikan konteks

sebagai obyek, peristiwa, fakta atau konsep yang telah dikenal dengan baik

oleh seseorang sehingga dapat membangkitkan pengetahuan tentang hal

tersebut dalam bentuk metode kerjanya sendiri. Dengan demikian, masalah

matematika kontekstual adalah masalah matematika yang berkaitan dengan

konteks sebagaimana telah didefinisikan. Berdasarkan pemahaman tersebut,

jelas bahwa sifat kontekstual dari suatu masalah matematika dapat berkaitan

langsung dengan obyek nyata, atau berkaitan dengan obyek dalam pikiran.

Stanic dan kilpatrick (dalam Setiawan dan Harta, 2014) menjelaskan bahwa

tujuan menyajikan masalah yang bersifat kontekstual adalah (1) untuk

menciptakan kesempatan bagi siswa untuk membuat penemuan tentang konsep

menggunakan media yang familiar dan diinginkan (motivasi), (2) untuk

membantu membuat suatu konsep menjadi lebih konkret (melalui praktik), (3)

untuk menawarkan alasan untuk belajar matematika (pembenaran). Ahli lain

yang juga mengemukakan pendapatnya mengenai manfaat dari masalah

kontekstual adalah Johnson. Dalam Amir (2015) Johnson menjelaskan bahwa

manfaat dari penyajian masalah kontekstual yaitu membantu siswa mengaitkan

pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata karena dengan

mengaitkan keduanya para siswa diharapkan mampu menemukan

permasalahan yang menarik, mencari informasi dan menarik kesimpulan serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

secara aktif memilih, menyusun, mengatur, menyentuh, merencanakan,

menyelidiki, mempertanyakan, dan membuat keputusan dari masalah tersebut.

Berdasarkan penjelaskan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

penyajian masalah kontekstual dalam pembelajaran matematika adalah untuk

memotivasi siswa agar mencoba menghubungkan dan mengkonstruksi

pemahaman konsep secara teoritis atau abstrak sesuai dengan konsep

matematika dan pengalaman yang pernah mereka didapat baik yang meliputi

segala aktivitas atau kegiatan yang pernah siswa alami sebelum pembelajaran

atau saat pembelajaran berlangsung. Dengan penyajian masalah kontekstual

matematika yang menitikberatkan hubungan antara materi yang dipelajari

siswa dengan kegunaan praktis dalam kehidupan sehari-hari diharapkan dapat

menekankan kebosanan siswa saat mempelajari konsep matematika dan

meningkatkan minat siswa dalam belajar serta diharapkan melalui proses

berpikir siswa tersebut, kemampuan analisis siswa dalam memecahkan

masalah melalui masalah kontekstual akan meningkat.

B. Pemecahan Masalah dalam Matematika

Dalam pembelajaran matematika, pemecahan masalah merupakan proses

yang sangat penting untuk menata nalar siswa. Hal ini karena pada dasarnya

salah satu tujuan belajar matematika bagi siswa adalah agar ia mempunyai

kemampuan atau keterampilan dalam memecahkan masalah atau soal-soal

matematika, sebagai sarana baginya untuk mengasah penalaran yang cermat,

logis, kritis, analitis, dan kreatif. Selain itu, pada pembelajaran matematika di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

sekolah, guru biasanya menjadikan kegiatan pemecahan masalah sebagai

bagian penting yang wajib dilaksanakan. Tujuan dari hal tersebut disamping

untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, juga

untuk melatih siswa agar mampu menerapkan pengetahuan yang dimilikinya

kedalam berbagai situasi dan masalah berbeda.

Beberapa para ahli juga mengemukakan pendapatnya mengenai pentingnya

pemecahan masalah diantaranya: 1) Widjajanti (dalam Hudoyo, 1998)

kemampuan pemecahan masalah menjadi fokus pembelajaran matematika di

semua jenjang, dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi karena dengan

mempelajari pemecahan masalah di dalam matematika, para siswa akan

mendapatkan cara-cara berfikir, kebiasaan tekun, dan keingintahuan, serta

kepercayaan diri di dalam situasi-situasi tidak biasa, sebagaimana situasi yang

akan mereka hadapi di luar ruang kelas matematika serta dalam kehidupan

sehari-hari dan dunia kerja dapat menjadi seorang pemecah masalah yang baik

bisa membawa manfaat-manfaat besar. 2) Menurut Pehkonen (dalam Setiawan

dan Harta, 2014) alasan pentingnya pemecahan masalah diberikan karena

pemecahan masalah: (a) dapat mengembangkan keterampilan kognitif, (b)

dapat meningkatkan kreativitas, (c) merupakan bagian dari proses aplikasi

matematika, (d) dapat memotivasi siswa untuk belajar matematika.

Pendapat-pendapat para ahli tersebut menegaskan bahwa pemecahan

masalah secara matematis dapat membantu para siswa meningkatkan

kemampuan analitis dan dapat membantu siswa dalam menerapkan

kemampuan tersebut pada beragam situasi. Selain itu, latihan pemecahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

masalah matematis dapat membantu peserta didik dalam mengambil

keputusan, sebab peserta didik telah dibakali keterampilan mengenai cara

mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisis informasi, dan

menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil yang telah diperolehnya

serta menegaskan bahwa proses berpikir kreatif merupakan salah satu hal

utama yang digunakan dalam menyelesaikan masalah.

Wallas (dalam Schunk, 2012) menjelaskan bahwa pemecahan masalah

adalah proses yang terjadi dalam 4 (empat) fase, yaitu:

a. fase persiapan: mempelajari masalah serta pengumpulan informasi yang

berkaitan dengan masalah yang sedang dipecahkan;

b. fase pematangan: kegiatan yang berkaitan dengan usaha memahami

keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya dalam rangka

pemecahan masalah;

c. fase iluminasi: berupa penemuan cara-cara yang perlu dilakukan untuk

memecahkan masalah; dan

d. fase verifikasi: berupa kegiatan yang berkaitan dengan usaha untuk

mengevaluasi apakah langkah-langkah yang akan digunakan dalam

pemecahan masalah akan memberikan hasil yang sesuai.

C. Kreativitas

1. Pengertian Kreativitas

Supriadi (1994) menjelaskan bahwa “Kreativitas didefinisikan secara

berbeda-beda. Sedemikian beragam definisi itu tergantung bagaimana orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

mendefinisikannya. Berdasarkan penekanannya, definisi-definisi kreativitas

dapat dibedakan ke dalam dimensi person, proses, produk, dan press.” Kendati

demikian, berikut dirangkum beberapa pengertian kreativitas menurut

beberapa ahli yang memiliki pendapat yang hampir sama diantaranya adalah:

(1) Santrock (dalam Sujiono dan Bambang, 2010) kreativitas adalah

kemampuan untuk memikirkan sesuatu dengan cara-cara yang baru dan tidak

biasa serta melahirkan suatu solusi yang unik terhadap masalah-masalah yang

dihadapi.; (2) Munandar (dalam Sujiono dan Bambang, 2010) kreativitas

merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan

menerapkannya dalam pemecahan masalah; (3) Mayesti (dalam Sujiono dan

Bambang, 2010) menyatakan bahwa kreativitas adalah cara berpikir dan

bertindak atau menciptakan sesuatu yang original dan bernilai bagi orang

tersebut.

Berdasarkan pengertian tentang kreativitas yang telah disebutkan oleh

beberapa pandangan para ahli, maka dapat dalam penelitian ini kreativitas

definisikan sebagai cara berpikir divergen untuk memandang suatu masalah

atau situasi dengan menentukan berbagai hubungan baru antara berbagai hal

serta menentukan dan menghasilkan suatu cara, komposisi, gagasan yang pada

dasarnya baru dalam pemecahan masalah.

2. Indikator Kreativitas

Indikator kreativitas banyak digunakan untuk mengidentifikasikan orang-

orang kreatif yang ditunjukkan oleh kemampuannya dalam berpikir kreatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Beberapa pendapat para ahli mengenai indikator yang dapat digunakan untuk

menilai kemampuan kreativitas seseorang.

Silver (1997) menjelaskan bahwa untuk menilai kemampuan berpikir kreatif

anak dan orang dewasa dapat dilakukan dengan menggunakan “The Torrance

Test of Creative Thinking (TTCT). Tiga komponen yang digunakan untuk

menilai kemampuan berpikir kreatif melalui TTCT adalah kefasihan (fluency),

fleksibilitas (fleksibility) dan kebaruan (novelty). Dengan pengertian sebagai

berikut:

a. Kefasihan (fluency) adalah jika siswa mampu menyelesaikan masalah

matematika dengan beberapa alternatif jawaban (beragam) dan benar.

b. Fleksibilitas (fleksibility) adalah jika siswa mampu menghasilkan ide-ide

penyelesaikan masalah matematika dengan dengan cara yang berbeda

c. Kebaruan (novelty) adalah jika siswa mampu menyelesaikan masalah

matematika dengan beberapa jawaban yang berbeda tetapi bernilai benar

dan satu jawaban yang tidak biasa dilakukan oleh siswa pada tahap

perkembangan mereka atau tingkat pengetahuannya.

Sementara menurut Jamaris (dalam Sujiono dan Bambang, 2010: 38) secara

umum karakteristik dari suatu bentuk kreativitas tampak dalam proses berpikir

saat seseorang memecahkan masalah yang berhubungan dengan:

a. kelancaran dalam memberikan jawaban dan atau mengemukakan pendapat

atau ide-ide;

b. kelenturan berupa kemampuan untuk mengemukakan berbagai alternatif

dalam memecahkan masalah;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

c. keaslian berupa kemampuan untuk menghasilkan berbagai ide atau karya

yang asli hasil pemikiran sendiri;

d. elaborasi berupa kemampuan untuk memperluas ide dan aspek-aspek yang

mungkin tidak terpikirkan atau terlihat oleh orang lain; serta

e. keuletan dan kesabaran dalam menghadapi suatu situasi yang tidak

menentu.

Selain itu, kreativitas memiliki ciri-ciri non-aptitude seperti rasa ingin

tahu, senang mengajukan pertanyaan, dan selalu ingin mencari pengalaman-

pengalaman baru.

Sementara menurut Olson (dalam Supriyadi, 1994) karakteristik dari

kreativitas terdiri dari dua unsur yaitu:

a. Kefasihan

Kefasihan ditunjukkan oleh kemampuan menghasilkan sejumlah besar

gagasan pemecahan masalah secara lancar dan cepat.

b. Keluwesan

Keluwesan pada umumnya mengacu pada kemampuan untuk menemukan

gagasan yang berbeda-beda dan luar biasa untuk memecahkan suatu

masalah.

Supriyadi (1994: 55) menjelaskan bahwa ciri-ciri kreativitas dapat

dibedakan kedalam ciri kognitif dan non-kognitif. Ciri kognitif meliputi

orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran, dan elaborasi. Sementara yang termaksud

dalam ciri non-kognitif meliputi motivasi, sikap, dan kepribadian kreatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Munandar (dalam Supriyadi, 1994) mengemukakan tujuh ciri sikap,

kepercayaan, dan nilai-nilai yang melekat pada orang-orang yang kreatif, yaitu:

terbuka terhadap pengalaman baru dan luar biasa, luwes dalam berpikir dan

bertindak, bebas dalam mengekspresikan diri, dapat mengapresiasi fantasi,

berminat pada kegiatan-kegiatan kreatif, percaya pada gagasan sendiri, dan

mandiri.

D. Kreativitas dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual Matematika

Suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang

untuk menyelesaikannya akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus

dikerjakan untuk menyelesaikannya. Masalah matematika dalam penelitian ini

adalah masalah kontekstual dimana memuat suatu entitas yang tidak diketahui

dan perlu dicari pemecahannya. Menurut Mousoulides (dalam Anggo, 2011)

pemecahan suatu masalah matematika mensyaratkan siswa berhubungan

dengan situasi yang tidak dikenalnya melalui berpikir secara fleksibel dan

kreatif. Hal yang sama disampaikan oleh Suejono (dalam Eviliyanida, 2010)

bahwa suatu masalah matematika dapat dilukiskan sebagai tantangan bila

pemecahannya memerlukan kreativitas, pengertian, pemikiran yang asli atau

imajinasi.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan salah satu aspek yang

dibutuhkan dan memiliki andil yang besar dalam menyelesaikan masalah

kontekstual matematika adalah kreativitas. Singkatnya bahwa dalam proses

penyelesaikan masalah kontekstual matematika tentunya membutuhkan proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

berpikir yang kreatif agar dapat mengorganisasi strategi yang ditempuh sesuai

dengan data dan permasalahan yang dihadapi. Hal ini mengindikasikan bahwa

siswa yang memiliki kreativitas yang baik bukan mereka yang mampu

menyelesaikan masalah rutin secara kreatif melainkan siswa yang bisa

menyelesaikan masalah tidak rutin seperti masalah kontekstual matematika

secara kreatif.

Dalam penelitian ini, indikator kreativitas dalam menyelesaikan masalah

kontekstual matematika adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1. Indikator Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Masalah

Kontekstual Matematika

No Indikator Keterangan

1. Kefasihan Siswa mampu menyelesaikan masalah kontekstual

matematika dengan beberapa alternatif jawaban

beragam dan benar.

2. Fleksibilitas Siswa mampu menghasilkan ide-ide penyelesaikan

masalah kontekstual matematika dengan dengan cara

yang berbeda.

3. Keaslian Siswa mampu menghasilkan berbagai ide atau karya

yang merupakan hasil pemikiran sendiri.

E. Model Pembelajaran Treffinger

1. Sejarah Model Pembelajaran Treffinger

Model pembelajaran Treffinger merupakan perkembangan dari model

Creative Problem Solve (CPS). Model pembelajaran CPS digagas oleh Osborn

pada tahun 1952. Model Treffinger disebut juga sebagai model CPS Treffinger.

Model CPS Treffinger dikenalkan oleh Donald J. Treffinger pada tahun 1980.

Donald J. Treffinger adalah presiden di Center of Creative Learning,

IncSarasota. Singkatnya model Treffinger merupakan revisi atas kerangka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

kerja CPS versi Osborn. Donald J. Treffinger memodifikasi enam tahapan

Osborn menjadi tiga komponen penting. Kendati demikian, model CPS versi

Osborn dan model Treffinger memiliki tujuan yang sama yaitu mengajak siswa

untuk berpikir kreatif dalam menyelesaian masalah. Perbedaan kedua model

pembelajaran ini terletak pada sintaksnya.

Treffinger dalam Polamato (2006: 23) berdasarkan kajiannya mengenai

sejumlah pustaka yang membahas pengembangan kreativitas mencoba

mengajukan suatu model untuk membangkitkan belajar kreatif. Model tersebut

dinamakan sebagai model pembelajaran Treffinger. Di samping itu, menurut

Treffinger dalam Huda (2013: 318) menjelaskan bahwa alasan digagasnya

model Treffinger dikarenakan perkembangan yang terus berubah dengan cepat

dan semakin kompleksnya permasalahan yang harus dihadapi. Oleh karena itu,

untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan suatu cara agar dapat

menyelesaikan suatu permasalahan dan menghasilkan solusi yang paling tepat.

2. Hakekat Model Pembelajaran Treffinger

Model pembelajaran Treffinger merupakan salah satu dari sedikit model

yang menangani masalah kreativitas yang berbasis pada pemecahan masalah

secara langsung dan memberikan saran-saran praktis bagaimana mencapai

keterpaduan dengan melibatkan keterampilan kognitif dan afektif pada setiap

tingkat dari model pembelajaran ini (Munandar dalam Rosiyanti dan Esti,

2015). Model pembelajaran Treffinger dapat membantu siswa untuk berpikir

kreatif dalam memecahkan masalah, membantu siswa dalam menguasai

konsep-konsep materi yang diajarkan, serta memberikan kepada siswa untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

menunjukkan potensi-potensi kemampuan yang dimilikinya termasuk

kemampuan kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah (Polamato, 2006).

Dengan melibatkan keterampilan kognitif dan afektif, model Treffinger

menunjukkan hubungan dan ketergantungan antara keduanya dalam

mendorong belajar secara kreatif (Maygayanti, dkk., 2016).

Model pembelajaran Treffinger ini juga menuntut guru agar lebih kreatif

dan aktif lagi dalam membimbing siswanya pada proses pembelajaran, karena

materi yang akan disampaikan harus dikuasai oleh guru agar nantinya lebih

mudah untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan yang lebih menantang siswa.

Hal ini akan membuat siswa agar lebih aktif dan kreatif dalam mencari

jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh guru saat proses pembelajaran

berlangsung, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan

hasil belajar siswapun menjadi meningkat.

3. Karakteristik Model Pembelajaran Treffinger

Polamato (dalam Huda, 2013: 320) menjelaskan bahwa karakteristik yang

paling dominan dari model Treffinger adalah upayanya dalam

mengintegrasikan dimensi kognitif dan afektif siswa untuk mencari arah-arah

penyelesaian yang akan ditempuhnya untuk memecahkan permasalahan. Hal

ini berarti bahwa siswa diberi keleluasan untuk berkreativitas menyelesaikan

permasalahannya sendiri dengan cara yang dikehendakinya (Huda: 2013).

Sementara menurut Munandar (dalam Rosiyanti dan Esti, 2015:40)

menjelaskan bahwa karakteristik dari model pembelajaran Treffinger adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Gambar 2.1. Karakteristik Model Pembelajaran Treffinger

Dari gambar karakteristik model pembelajaran Treffinger di atas dapat

disimpulkan bahwa karakteristik dari model Treffinger adalah keterlibatan

aspek kognitif dan afektif pada setiap tingkat dari model Treffinger serta

Tingkat III

Keterlibatan dalam

tantangan nyata

Kognitif:

a. Penerapan

b. Analisis

c. Sintesis

d. Evaluasi

e. Keterampilan metodologis

dan penenetian

f. Transformasi

g. Metaphor dan analogi

Afektif

a. keterbukaan terhadap

perasaan-perasaan majemuk

b. meditasi dan kesantaian

c. pengembangan nilai

d. keselamatan psikologis

dalam berkreasi

e. penggunaan khayalan dan

tamsil

Tingkat II

Proses berpikir dan

perasaan majemuk

Kognitif:

a. pengajuan

pertanyaan secara

mandiri

b. pengarahan diri

c. pengelolahan sumber

pengembangan

produk

Afektif

a. pengikatan diri terhadap

hidup produktif

b. menuju perwujudan diri

Tingkat I

Fungsi Divergen

Afektif

a. rasa ingin tahu

b. kesediaan untuk menjawab

c. keterbukaan terhadap

pengalaman

d. keberanian mengambil

resiko

e. kepekaan terhadap masalah

f. tenggang rasa terhadap

kesamaan kedwiartian

g. percaya diri

Kognitif:

a. kelancaran

b. kelenturan

c. orisinalitas

d. pemerincian

e. pengenalan dan ingatan

dan ingatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

menunjukkan saling berhubungan dan ketergantungan antara kognitif dan

afektif dalam mendorong belajar kreatif.

4. Langkah-Langkah Pembelajaran Model Treffinger

Treffinger (dalam Huda, 2013) menyebutkan bahwa model pembelajaran

Treffinger terdiri dari 3 komponen penting yaitu understanding challenge,

generating ideas, dan preparing for action yang kemudian dirinci ke dalam

enam tahapan atau langkah-langkah.

a. Komponen 1: Understanding Challenge (Memahami Tantangan)

Adapun langkah-langkah dalam understanding challenge, diantaranya:

1) Menentukan tujuan

Guru menginformasikan kompetensi atau tujuan yang harus dicapai

dalam pembelajaran.

2) Menggali data

Guru mendemonstrasikan atau menyajikan fenomena alam yang dapat

mengundang keingintahuan siswa.

3) Merumuskan masalah

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi

permasalahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

b. Komponen II: Generating Ideas (Membangkitkan Gagasan)

Langkah-langkah dalam komponen generating ideas adalah:

4) Memunculkan gagasan

Guru memberikan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk

mengungkapkan gagasan-gagasan siswa dan membimbing siswa untuk

menyepakati alternatif pemecahan yang akan diuji.

c. Komponen III: Preparing for Action (Mempersiapkan Tindakan)

Langkah-langkah dalam komponen preparing for action adalah:

5) Mengembangkan solusi

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,

melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan

pemecahan masalah.

6) Membangun penerimaan

Guru mengecek solusi yang telah diperoleh siswa dan memberikan

permasalahan yang baru namun yang lebih kompleks agar siswa dapat

menerapkan solusi yang telah diperoleh.

Sementara Maygayanti, dkk. (2016) memaparkan langkah-langkah dalam

model pembelajaran Treffinger sebagai berikut:

1) Fase 1: Menentukan tujuan dan masalah

Guru menginformasikan kompetensi yang harus dicapai dalam

pembelajaran dan selanjutnya guru memberikan suatu permasalahan yang

terbuka dengan jawaban yang lebih dari satu penyelesaian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

2) Fase 2: Menggali data

Guru membimbing siswa untuk memecahkan masalah permasalahan

dengan mengaitkan dengan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat

mengundang keingintahuan siswa

3) Fase 3: Merumuskan masalah

Guru membimbing siswa untuk melakukan diskusi dengan kelompoknya

yang terdiri dari 2-3 orang dan memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengindentifikasi permasalahan

4) Fase 4: Memunculkan gagasan

Guru memberikan waktu dan kesempatan pada siswa untuk

mengungkapkan solusi dan membimbing siswa untuk menyepakati solusi

pemecahan yang telah ditentukan.

5) Fase 5: Mengembangkan solusi

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan

permasalahan yang diberikan

6) Fase 6: Membangun penerima

Guru mengecek solusi yang telah diperoleh siswa dan memberikan

permasalahan yang baru namun lebih kompleks agar siswa dapat

menerapkan solusi yang telah diperoleh

7) Fase 7: Hasil karya

Setelah penyelesaian masalah dan mendapatkan solusi, peserta didik akan

menemukan sebuah pengetahuan baru yang berkaitan dengan masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

yang dipecahkan. Disini siswa akan diberikan kuis kecil yang berkaitan

dengan permasalahan yang diberikan.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka langkah-langkah

model pembelajaran Treffinger dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Menentukan tujuan

Guru menginformasikan kompetensi atau tujuan yang harus dicapai

dalam pembelajaran.

2) Menggali data

Guru mendemonstrasikan atau menyajikan fenomena alam yang dapat

menundang keingintahuan siswa.

3) Merumuskan masalah

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi

permasalahan

4) Memunculkan gagasan

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan

gagasan-gagasan siswa dan membimbing siswa untuk menyepakati

alternatif untuk menyelesaikan masalah yang disajikan

5) Mengembangkan solusi

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,

melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan

pemecahan masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

6) Membangun penerimaan

Guru mengecek solusi yang telah diperoleh siswa dan memberikan

permasalahan yang baru namun yang lebih kompleks agar siswa dapat

menerapkan solusi yang telah diperoleh.

5. Kelebihan Model Pembelajaran Treffinger

Treffinger (dalam Nisa, 2011) menjelaskan bahwa model Treffinger

memiliki kelebihan yaitu:

a. model Treffinger didasarkan pada asumsi bahwa kreativitas adalah proses

dan hasil belajar;

b. dilaksanakan kepada semua peserta didik dalam berbagai latar belakang

dan tingkat pengetahuan;

c. mengintegrasikan dimensi kognitif dan afektif dalam pengembangannya;

d. melibatkan secara bertahap kemampuan berpikir konvergen dan divergen

dalam proses pemecahan masalah;

e. memiliki tahapan pengembangan yang sistematik, dengan berbagai macam

metode dan teknik untuk setiap tahap yang dapat diterapkan secara

fleksibel.

F. Materi Pembelajaran

Segiempat adalah bangun datar yang dibatasi oleh empat buah sisi (Smith

dan James, 1956:161). Segiempat terdiri dari dua macam yaitu segiempat

beraturan dan tidak beraturan. Adapun yang termaksud dalam segi empat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

beraturan yaitu trapesium, jajargenjang, persegi panjang, persegi, belah

ketupat, dan layang-layang.

1. Definisi dan Sifat-Sifat Bangun Datar Segiempat Beraturan

a. Jajargenjang

Jajargenjang merupakan segiempat yang memiliki dua pasang sisi

sejajar (Smith dan James, 1956:74). Contoh gambar dari bangun datar

jajargenjang adalah sebagai berikut:

As’ri, dkk (2017: 418) menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki

jajargenjang adalah sebagai berikut:

1) Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar

2) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar

3) Jumlah sudut yang berdekatan adalah 180°

4) Kedua diagonal saling membagi dua sama panjang

5) Memiliki 2 simetri putar

b. Persegi Panjang

Persegi panjang merupakan jajargenjang yang salah satu sudutnya

siku-siku (Smith dan James, 1956:178). Berikut ini adalah contoh gambar

dari bangun datar persegi panjang:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

As’ri, dkk (2017: 417) menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki bangun

datar persegi panjang adalah:

1) Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang

2) Keempat sudutnya sama besar

3) Kedua diagonalnya sama panjang, berpotongan di satu titik dan

saling membagi dua sama panjang

4) Memiliki 2 simetri putar dan 2 simetri lipat

c. Persegi

Persegi merupakan persegi panjang dengan dua sisi berdekatan sama

panjang (Smith dan James, 1956:180). Gambar berikut ini merupakan

contoh dari bangun datar persegi:

As’ri, dkk (2017: 417) menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki persegi

adalah sebagai berikut:

1) Keempat sisinya sama panjang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

2) Keempat sudutnya sama besar

3) Kedua diagonalnya sama panjang, saling berpotongan tegak lurus di

satu titik, dan saling membagi dua sama panjang

4) Diagonal-diagonalnya membagi sudut-sudutnya menjadi dua bagian

sama besar

5) Memiliki 4 simetri putar dan 4 simetri lipat

d. Belah Ketupat

Belah ketupat adalah segiempat dengan dua sisi berdekatan sama

panjang (Smith dan James, 1956:161). Gambar berikut ini merupakan

contoh dari bangun datar belah ketupat:

As’ri, dkk (2017: 418) menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki bangun

datar belah ketupat adalah:

1) Keempat sisinya sama panjang

2) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar

3) Sudut-sudut yang berhadapan dibagi dua sama besar oleh diagonal-

diagonalnya

4) Jumlah sudut yang berdekatan adalah 180°

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

5) Diagonal-diagonalnya saling tegak lurus dan membagi dua sama

panjang

6) Memiliki 2 simetri putar dan 2 simetri lipat

e. Layang-Layang

Layang-layang merupakan segiempat dengan tepat dua pasang sisi

berdekatan sama panjang (Wagiyo, dkk., 2008: 209). Berikut ini

merupakan contoh dari bangun datar layang-layang:

As’ri, dkk (2017: 419) sifat-sifat yang dimiliki layang-layang adalah

sebagai berikut:

1) Terdapat dua pasang sisi yang sama panjang

2) Sepasang sudut berhadapan sama besar

3) Salah satu diagonalnya saling tegak lurus dan membagi dua sama

panjang

f. Trapesium

Trapesium merupakan segiempat yang memiliki tepat satu pasang sisi

sejajar (Wagiyo, dkk., 2008: 210). Ada tiga macam bentuk trapesium,

yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

1) Trapesium sembarang adalah trapesium yang mempunyai tepat satu

pasang sisi sejajar. Gambar berikut ini merupakan contoh

trapesium sembarang:

2) Trapesium siku-siku adalah trapesium yang mempunyai sudut siku-

siku. Berikut ini adalah contoh dari trapesium siku-siku:

3) Trapesium sama kaki adalah trapesium yang mempunyai sepasang

sisi (yang tidak sejajar) yang sama panjang. Berikut ini adalah

contoh dari trapesium sama kaki:

As’ri, dkk (2017: 418) menjelaskan sifat-sifat dari trapesium adalah

sebagai berikut:

1) Jumlah sudut yang berdekatan diantara dua sisi sejajar pada trapesium

adalah 180°.

2) Trapesium sama kaki mempunyai 1 simetri putar

3) Pada trapesium sama kaki, diagonal-diagonalnya sama panjang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

2. Rumus Keliling dan Luas Bangun Datar Segiempat Beraturan

As’ri, dkk. (2017) mendefinisikan serta merumuskan luas dan keliling

dari jenis-jenis bangun datar segiempat sebagai berikut:

Luas dari suatu bangun datar segiempat dapat didefinisikan sebagai

luasan daerah yang dibatasi oleh sisi-sisi pada bangun datar tersebut.

Sementara keliling dari suatu bangun datar segiempat didefinisikan sebagai

jumlah panjang sisi-sisi yang membatasi bangun datar tersebut.

a. Trapesium

Jika L adalah luas, K adalah keliling, a dan b adalah panjang sisi-sisi

sejajar, dan t merupakan tinggi dari sebuah trapesium maka: 𝐿 = (𝑎+𝑏) × 𝑡

2

dan keliling (K) trapesium adalah jumlah panjang sisi-sisinya.

b. Jajargenjang

Misalkan L adalah luas, K adalah keliling, a adalah panjang alas, dan t

adalah tinggi dari sebuah jajargenjang, maka: 𝐿 = 𝑎 × 𝑡 dan keliling

jajargenjang adalah jumlah panjang sisi-sisinya.

c. Persegi Panjang

Jika L adalah luas, K adalah keliling, p adalah panjang, dan l adalah

lebar dari sebuah persegi panjang maka: 𝐿 = 𝑝 × 𝑙 dan 𝐾 = 2𝑝 + 2𝑙.

d. Persegi

Jika L adalah luas, K adalah keliling, s adalah Panjang sisi sebuah

persegi, maka: 𝐿 = 𝑠 × 𝑠 dan 𝐾 = 4 × 𝑠.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

e. Belah Ketupat

Misalkan L adalah luas, K adalah keliling, s adalah panjang sisi-sisinya,

𝑑1 merupakan panjang diagonal 1, dan 𝑑2 merupakan panjang diagonal 2

dari sebuah belah ketupat maka: 𝐿 = 𝑑1+𝑑2

2 dan 𝐾 = 4 × 𝑠.

f. Layang-Layang

Misal

kan L adalah luas, K adalah keliling, 𝑑1 merupakan panjang diagonal 1,

dan 𝑑2 merupakan panjang diagonal 2 dari sebuah laying-layang maka:

𝐿 = 𝑑1+𝑑2

2 dan keliling layang-layang adalah jumlah panjang sisi-sisinya.

G. Penelitian yang Relevan

Dalam melakukan penelitian, penulis menemukan beberapa penelitian yang

relevan terutama yang berkaitan dengan penerapan model pembelajaran

Treffinger dalam pembelajaran matematika yakni:

1. Pomalato, Polamato Waliyatimas (2005), meneliti tentang pengaruh

penerapan model Treffinger pada pembelajaran matematika dalam

mengembangkan kemampuan kreatif dan pemecahan masalah matematika

siswa. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen dengan

menggunakan kelas kontrol. Adapun hasil penelitiannya adalah penerapan

model Treffinger dalam pembelajaran matematika memberikan kontribusi

positif terhadap pengembangan atau peningkatan kemampuan kreatif

matematik dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

2. Andriani, Rahmawati Atika (2016), meneliti tentang efektivitas model

pembelajaran Treffinger dengan menggunakan mind map terhadap

kreativitas berpikir dan minat belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1

Tempuran pada materi segitiga. Jenis penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan desain nonequivalent

control group design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) model

pembelajaran Treffinger dengan menggunakan mind map tidak lebih

efektif daripada model pembelajaran konvensional terhadap kreativitas

berpikir siswa, dan (2) model pembelajaran Treffinger dengan

menggunakan mind map lebih efektif daripada model pembelajaran

konvensional terhadap minat belajar siswa.

H. Kerangka Berpikir

Kreativitas merupakan salah satu aspek yang memiliki kontribusi penting

di abad ke-21. Sebagaimana terangkum dalam Assesment and Teaching of 21st

Century Skills yang mengkategorikan keterampilan abad ke-21 menjadi 4

kategori dan salah satu diantaranya mencakup kreativitas. Kendati demikian

dalam pembelajaran matematika di sekolah, kreativitas masih menjadi masalah

yang cukup memprihatinkan yang seringkali dihadapi oleh sebagian besar

siswa khususnya dalam menyelesaikan masalah-masalah kontekstual

matematika. Tentunya permasalahan tersebut membutuhkan solusi yang tepat

agar kemampuan kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual

matematika menjadi lebih baik. Model pembelajaran yang ditawarkan peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

sebagai solusi dari masalah tersebut adalah model pembelajaran Treffinger.

Model pembelajaran Treffinger merupakan salah satu dari dari sedikit model

yang menangani masalah kreativitas yang berbasis pada pemecahan masalah

secara langsung. Model pembelajaran ini mengarahkan siswa untuk lebih aktif

dan kreatif dalam menyelesaikan masalah-masalah matematika.

Dalam rangka mendeskripsikan kemampuan kreativitas siswa dalam

menyelesaikan masalah kontekstual matematika, tentunya peneliti akan

memberikan pre test terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kreativitas awal

siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual materi segiempat. Kemudian

akan dilaksanakan pembelajaran yang mengimplementasikan model

pembelajaran Treffinger. Setelah itu, peneliti akan memberikan post test untuk

mengetahui kreativitas siswa setelah diterapkan model pembelajaran Treffinger

guna untuk membantu peneliti menganalisis kemampuan kreativitas siswa

dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika. Jawaban siswa pada

soal post test akan dianalisis menggunakan panduan penskoran yang dibuat

peneliti.

Keterlaksanakan model pembelajaran Treffinger tentunya juga akan

dideskripsikan dalam penelitian ini. Dalam rangka mendeskripsikan

keterlaksanaannya maka akan diawali dengan mengimplementasikan model

pembelajaran Treffinger di sekolah pada materi segiempat. Selain itu, akan

digunakan juga lembar observasi pembelajaran yang akan diisi oleh peneliti

dan beberapa observer yang mengamati proses pembelajaran yang dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

oleh guru. Lembar observasi akan dianalisis dengan menggunakan panduan

analisis yang dibuat peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa tujuan dari dilaksanakannya penelitian

ini adalah untuk mendeskripsikan kreativitas siswa kelas VII B SMP Kanisius

Gayam Yogyakarta dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika

pada materi segiempat sesudah diterapkannya model pembelajaran Treffinger.

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa metode

penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Menurut Arikunto (dalam Prastowo, 2014:203) penelitian deskriptif adalah

penelitian yang menggambarkan apa adanya tentang sesuatu variabel, gejala

atau keadaan. Sedangkan metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti

pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah instrumen kunci,

pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive. Teknik

pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan

hasil penelitian kualitatif lebih menekan makna dari pada generalisasi

(Sugiyono, 2014: 15).

B. Subyek Penelitian

Subyek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII B SMP Kanisius

Gayam Yogyakarta pada tahun ajaran 2017/2018. Namun, tidak semua siswa

kelas VII B dijadikan sebagai subyek pada penelitian ini. Dalam penelitian ini,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

peneliti hanya memilih 6 siswa berdasarkan kategori kemampuan kreativitas

siswa dengan masing-masing kategori terdiri dari 2 siswa. Kategori yang

dimaksudkan adalah siswa dengan kreativitas tinggi, sedang dan kreativitas

rendah.

Adapun pertimbangan dalam pengambilan subyek penelitian (hanya 6

siswa) adalah peneliti ingin menganalisis kreativitas dari 6 siswa kelas VII B

tersebut secara mendalam khususnya kreativitas dalam menyelesaikan masalah

kontekstual matematika. Pemilihan 6 subyek didasarkan pada dua hal yaitu

hasil pre test yang mengukur indikator kefasihan dan orisinalitas serta

berdasarkan rekomendari dari guru matematika yang lebih mengenal tingkat

kreativitas dari siswa-siswa di kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan bulan Februari-Juni 2018. Pengambilan data

dilaksanakan bulan April-Mei 2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

D. Bentuk Data

Adapun beberapa bentuk data dalam penelitian ini, adalah:

1. Data Kreativitas Siswa

Data hasil belajar siswa diperoleh dari jawaban yang diberikan siswa

terhadap pertanyaan yang termuat dalam tes hasil belajar setelah dilakukan

pembelajaran yang mengimplementasikan model pembelajaran Treffinger.

Setiap jawaban siswa dianalisis sesuai dengan panduan penskoran yang

dibuat oleh peneliti.

2. Data Keterlaksanaan Pembelajaran

Data keterlaksanaan pembelajaran diperoleh melalui observasi pembelajaran

yang dilakukan oleh beberapa observer dan guru mata pelajaran matematika

dengan memberikan tanda centang pada kolom “Ya” atau “Tidak” pada

lembar observasi. Observasi pembelajaran dilakukan untuk mengetahui

keterlaksanaan model Treffinger pada pembelajaran matematika materi

segiempat di kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. Selain itu,

kegiatan observasi juga bertujuan untuk mengetahui perkembangan

kreativitas siswa kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta setelah

diimplementasikan model pembelajaran Treffinger.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

E. Metode Pengumpulan data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam penelitian ini,

metode yang digunakan unutk mengumpulkan data adalah:

1. Tes Hasil Belajar

Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan

jawaban. Dalam penelitian ini, adapun tujuan dari hal tersebut adalah untuk

mengetahui kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual

matematika pada materi segiempat yang mengimplementasikan model

pembelajaran Treffinger.

Tes hasil belajar dilaksanakan dua kali yaitu sebelum (pre test) dan

sesudah (post test) diterapkannya pembelajaran matematika menggunakan

model pembelajaran Treffinger. Pre test diberikan kepada seluruh siswa

kelas VII B SMP Kanisius Gayam. Bentuk tes yang digunakan adalah tes

uraian. Instrumen tes yang diujikan terlebih dahulu dilakukan uji coba pada

kelas VII A. Uji coba soal dilakukan untuk mengetahui apakah butir soal

sudah memenuhi kriteria soal yang baik atau belum. Analisis butir soal yang

digunakan meliputi uji validitas dan reliabilitas.

2. Wawancara (in depth interview)

Menurut Arikunto (2015) wawancara merupakan dialog yang dilakukan

pewawancara untuk mendapatkan informasi dari terwawancara. Wawancara

digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan tujuan untuk

menemukan permasalahan dan potensi yang harus diteliti serta mengetahui

hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Dalam penelitian ini,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

wawancara dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang

mendalam mengenai kreativitas siswa sebelum dan sesudah

dilaksanakannya pembelajaran matematika yang mengimplementasikan

model Treffinger.

3. Observasi

Kegiatan observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan meliputi

kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan

seluruh alat indra (Arikunto, 2013:199). Dalam penelitian ini observasi yang

dimaksud adalah observasi pembelajaran yang terstruktur artinya observasi

yang dilakukan pengamat telah dirancang secara sistematis, tentang apa

yang akan diamati, kapan dan dimana pelaksanaan kegiatan observasi.

Adapun tujuan dari kegiatan observasi pembelajaran dalam penelitian ini

adalah untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran Treffinger

pada pembelajaran matematika materi segiempat di kelas VII B SMP

Kanisius Gayam Yogyakarta. Selain itu, kegiatan observasi juga bertujuan

untuk mengetahui kreativitas siswa kelas VII B SMP Kanisius Gayam

Yogyakarta selama proses pembelajaran yang mengimplementasikan model

pembelajaran Treffinger.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

F. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2015:156) menjelaskan bahwa instrumen penelitian merupakan alat

ukur seperti tes, kuisioner, pedoman wawancara dan pedoman observasi yang

digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Dalam

penelitian ini, instrument penelitian terdiri dari instrumen pembelajaran dan

instrumen pengumpulan data. Berikut adalah penjelasannya:

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

RPP yang disusun adalah RPP kurikulum 2013 revisi 2017 dengan

mempertimbangkan kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD),

indikator pencapaian kompetensi dan prinsip-prinsip yang berlaku pada

pembelajaran yang mengimplementasikan model pembelajaran

Treffinger.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kerja siswa memuat latihan soal-soal matematika yang

berkaitan dengan materi segiempat. Soal-soal dalam LKS terdiri dari

soal rutin dan soal yang disajikan dalam masalah kontekstual

matematika.

2. Instrumen Pengumpulan Data

a. Soal Tes Uraian

Instrumen yang berupa tes dapat digunakan untuk mengukur

kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi (Arikunto, 2013:266).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Dalam penelitian ini, soal tes yang digunakan adalah tes uraian. Adapun

tujuan dari soal tes uraian yaitu untuk mengukur kreativitas siswa kelas

VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta sebelum dan sesudah

diimplementasikan model Treffinger. Kisi-kisi soal tes disajikan dalam

tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar (Pre testt)

No soal Indikator

1

a. Menerapkan konsep keliling dari bangun datar persegi

panjang untuk menyelesaikan masalah kontekstual.

b. Menerapkan konsep keliling dari bangun datar persegi

untuk menyelesaikan masalah kontekstual.

2

a. Menerapkan konsep luas dari bangun datar persegi

panjang untuk menyelesaikan masalah kontekstual.

b. Menerapkan konsep luas dan keliling dari bangun datar

belah ketupat untuk menyelesaikan masalah

kontekstual.

3

a. Menerapkan konsep luas dari bangun datar persegi

panjang untuk menyelesaikan masalah kontekstual.

b. Menerapkan konsep luas dari bangun datar layang-

layang untuk menyelesaikan masalah kontekstual.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar (Post testt)

No Soal Indikator

1

a. Menerapkan konsep keliling dari bangun datar persegi

panjang untuk menyelesaikan masalah kontekstual.

b. Menerapkan konsep keliling dari bangun datar persegi

untuk menyelesaikan masalah kontekstual.

2

a. Menerapkan konsep luas dari bangun datar persegi

panjang untuk menyelesaikan masalah kontekstual.

b. Menerapkan konsep luas dan keliling dari bangun datar

belah ketupat untuk menyelesaikan masalah

kontekstual.

3

a. Menerapkan konsep luas dari bangun datar persegi

panjang untuk menyelesaikan masalah kontekstual.

b. Menerapkan konsep luas dari bangun datar layang-

layang untuk menyelesaikan masalah kontekstual.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

c. Lembar Observasi Pembelajaran

Lembar observasi pembelajaran bertujuan untuk mengetahui

mengetahui keterlaksanaan model Treffinger pada pembelajaran

matematika materi segiempat serta untuk mengetahui kreativitas siswa

kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta setelah

diimplementasikan model Treffinger. Lembar observasi memuat

pernyataan-pernyataan yang menyatakan ragam kegiatan yang terjadi

selama proses pembelajaran serta memuat aspek-aspek yang menjadi

indikator dari kreativitas siswa. Pengamat akan memberikan tanda

centang pada kolom “Ya” atau “Tidak” untuk menyatakan terlaksana

atau tidaknya suatu kegiatan dalam pembelajaran tersebut serta untuk

menyatakan terpenuhi atau tidaknya aspek-aspek yang merupakan

aspek pendukung kreativitas siswa dalam menyelesaikan soal

kontekstual matematika.

d. Pedoman Wawancara Siswa

Pedoman wawancara bertujuan untuk memperkuat informasi mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas siswa dalam

menyelesaikan masalah kontekstual dalam pembelajaran matematika

yang mengimplementasikan model Treffinger. Pedoman wawancara

siswa disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.3. Panduan Wawancara Siswa

No Indikator Kreativitas Daftar Pertanyaan

1. Kefasihan 1. Apakah kamu dapat menduga

dengan cepat kemungkinan solusi

dari suatu permasalahan kontekstual

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

No Indikator Kreativitas Daftar Pertanyaan

matematika?

2. Apakah kamu langsung dapat

membayangkan langkah-langkah

penyelesaian jika diberi soal

kontekstual matematika dari pokok

bahasan yang sudah dipelajari?

3. Apakah kamu dapat menyelesaikan

masalah kontekstual matematika

dengan lancar dan tepat?

2. Fleksibilitas 1. Apakah kamu berusaha untuk

memikirkan ide atau gagasan yang

beragam dari suatu masalah

kontekstual matematika?

2. Apakah kamu mencoba metode yang

praktis dalam menyelesaikan

masalah kontekstual matematika?

3. Apakah kamu memiliki alternatif

penyelesaian yang lain untuk semua

nomor soal post test? Konsep

apakah yang kamu gunakan?

3. Orisinalitas

1. Apakah kamu senang jika guru

memberikan soal dan langsung

membahasnya, tanpa memberikan

kesempatan kepada siswa untuk

mengerjakannya?

2. Apakah kamu langsung mencari

buku kumpulan penyelesaian soal-

soal matematika atau penyelesaian

di internet, tanpa terlebih dahulu

berusaha mengerjakannya jika diberi

suatu permasalahan?

3. Apakah kamu memiliki kemauan

keras untuk menyelesaikan masalah

matematika dengan cara atau

metode sendiri?

4. Apakah kamu mencoba

mengembangkan ide dari suatu

permasalahan dengan caramu

sendiri?

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Best dan Khan (dalam Sugiyono, 2015:176) menjelaskan bahwa “Validity

and reliability are essential to the effektivenee of any data gathering

procedure”. Hal ini menegaskan bahwa validitas dan reliabilitas instrumen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

penelitian merupakan hal yang esensial dan utama dalam meningkatkan proses

pengumpulan data penelitian.

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2013: 210). Dalam penelitian ini,

ada dua jenis validitas yang digunakan untuk menguji kevalidan instrumen

yang dibuat peneliti yakni validitasi isi dan validitas butir item.

a. Validitas Isi

Validitas isi adalah validitas yang terkait dengan isi sebuah instrumen.

Peneliti meminta pertimbangan dari para ahli yakni dosen mata kuliah

geometri, dosen pembimbing skripsi dan guru mata pelajaran

matematika untuk menguji kesesuaian isi dari instrumen penelitian

yang meliputi RPP, lembar observasi, tes hasil belajar dan panduan

wawancara siswa.

b. Validitas Butir Item

Validitas butir item digunakan untuk mengetahui validitas butir-butir

item pada suatu instrumen dengan mencari korelasi antara skor pada

masing-masing butir item dengan skor total pada instrumen tersebut.

Validasi butir item dalam penelitian ini digunakan untuk menguji

validitas dari tes hasil belajar. Validasi butir item dalam penelitian ini

digunakan untuk menguji validitas dari tes hasil belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Rumus korelasi yang digunakan adalah rumus korelasi product -

momen Pearson yakni:

𝑟𝑥𝑦 =𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋) (∑ 𝑌)

√{𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2

}{𝑁 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2

}

Keterangan

𝑟𝑥𝑦 : koefisien korelasi variabel dan y

𝑁 : jumlah siswa

𝑋 : Skor yang diperoleh pada suatu butir item

𝑌 : Total skor maksimal yang diperoleh

Item dikatakan valid jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙.

c. Reliabilitas

Reliabilitas instrumen tes hasil belajar dan angket minat akan

dihitung dengan bantuan software SPSS yang menggunakan rumus

Alpha – Cronbach yakni:

𝑟11 = (𝑛

𝑛 − 1) (1 −

∑ 𝑆𝑖2

∑ 𝑆𝑡2)

Keterangan

𝑟11 : koefisien reliabilitas

𝑛 : banyak soal

∑ 𝑆𝑖2 : jumlah varians tiap-tiap soal

∑ 𝑆𝑡2 : varian total

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Varians tiap-tiap soal dapat dicari dengan cara:

𝑆𝑖2 =

∑ 𝑥𝑖2 −

(∑ 𝑥𝑖)2

𝑁𝑁

Keterangan

𝑆𝑖2 : varians tiap-tiap soal

𝑥𝑖 : skor pada soal ke-𝑖

𝑁 : jumlah siswa

Sutrisno (dalam Ratnawulan, 2015: 175) menjelaskan bahwa tabel

kualifikasi reliabilitas yang akan dipadankan dengan koefisian

reliabilitas instrumen yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4. Kualifikasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,800 – 1,000 Sangat tinggi

0,600 – 0,799 Tinggi

0,400 – 0,599 Cukup tinggi

0,200 – 0,399 Rendah

0,000 – 0,199 Sangat rendah

Item dikatakan reliabel jika nilai 𝑟11 memenuhi kualifikasi cukup

tinggi, tinggi dan sangat tinggi.

H. Teknik Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2015:369) analisis data

dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung,

dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Selain itu,

aktivitas analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Adapun

aktivitas dalam analisis data, yaitu:

1. Reduksi Data (data reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema, dan polanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dalam

penelitian ini, aktivitas reduksi datanya adalah mereduksi data hasil

wawancara dan transkrip pembelajaran. Data wawancara yang diambil

adalah informasi-informasi yang relevan dan mendukung aspek kefasihan,

orisinalitas dan fleksibilitas subyek dalam menyelesaikan masalah

kontekstual matematika. Sementara data transkrip wawancara yang

difokuskan adalah data-data yang sesuai dengan langkah-langkah pada

model pembelajaran Treffinger.

2. Penyajian Data (data display)

Penyajian data bertujuan agar data terorganisasikan, tersusun dalam pola

hubungan sehingga semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif,

penyajian data yang sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif.

3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi (conclusion drawing/ verification)

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan yang berupa

deskripsi atau gambaran suatu obyek, dapat berupa perbandingan berbagai

kategori dan dapat berupa hubungan kausal, interaktif, dan hubungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

struktural (hubungan jalur, memuat variabel intervening satu atau lebih).

Dalam penelitian ini, kegiatan penarikan kesimpulan meliputi kegiatan

triangulasi. Tujuan dilaksanakan triangulasi adalah untuk mendeskripsikan

kreativitas siswa kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dalam

menyelesaikan masalah kontekstual matematika materi segiempat. Adapun

kegiatan yang merupakan bagian dari triangulasi dalam penelitian ini yaitu

wawancara, observasi dan pre test. Peneliti terlebih dahulu melakukan

wawancara dengan Ibu Ir. Margaretha A. N. D., selaku guru matematika di

kelas VII B untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan

kreativitas siswa. Peneliti juga melakukan observasi untuk mengamati

aktivitas dan sikap siswa di kelas yang mendukung kemampuan berpikir

kreativitas siswa. Selanjutnya peneliti melaksanakan pre test untuk

memperkuat data yang telah diperoleh peneliti mengenai kreativitas siswa

dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika.

Berdasarkan penjelasan teknik analisis di atas di atas, peneliti melakukan

analisis data menggunakan panduan berikut ini:

1. Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran

Analisis data keterlaksanaan pembelajaran dimulai dengan

mengkonversikan pilihan pada lembar keterlaksanaan pembelajaran

dalam bentuk skor. Apabila diberi tanda centang pada kolom “Ya” maka

skornya 1 dan apabila diberi tanda centang pada kolom “Tidak” maka

diberikan skor 0. Selanjutnya persentase keterlaksanan pembelajaran

(𝑃𝑘𝑝) diperoleh dengan membandingkan banyak indikator yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

terlaksana (𝐼𝑝) dalam pembelajaran dengan jumlah indikator seluruhnya

(𝐼𝑡). Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:

𝑃𝑘𝑝 =𝐼𝑝

𝐼𝑡× 100%

Keterangan:

𝑃𝑘𝑝: persentase keterlaksanaan pembelajaran

𝐼𝑝: jumlah indikator yang terlaksana

𝐼𝑡: jumlah indikator seluruhnya

Persentase keterlaksanaan pembelajaran yang diperoleh dipadankan

dengan kategori keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan tabel berikut

(Arikunto, 1988: 155):

Tabel 3.5 Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran

Persentase Kategori

81% − 100% Baik sekali

61% − 80% Baik

41% − 60% Cukup

21% − 40% Kurang

0% − 20% Sangat Kurang

2. Analisis Kemampuan Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Masalah

Kontekstual Matematika pada Materi Segiempat

Kemampuan kreativitas siswa akan dianalisis per indikator yang

meliputi kefasihan, fleksibilitas dan orisinalitas. Setiap indikator akan

diberi skor 0, 1, 2 atau 3 sesuai kriteria dengan jawaban yang

diberikan subyek. Kriteria penilaian kemampuan berpikir kreatif

ditinjau dari indikator kefasihan, fleksibililitas dan orisinalitas

dimodifikasi dari Bosch (dalam Moma, 2015). Perbedaan kriteria

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini dan menurut Bosch

terletak pada banyak banyaknya skor dan keterangan dari masing-

masing skor. Berikut ini adalah kriteria kemampuan berpikir kreatif

yang dibuat peneliti:

Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif ditinjau

dari Indikator Kefasihan, Fleksibililitas dan Orisinalitas

Indikator Skor dan Keterangan

0 1 2 3

Kefasihan Tidak

memberikan

jawaban

Menyelesaik

an dengan

satu cara

tetapi tidak

lancar dan

tepat

Menyelesaik

an dengan

cara yang

beragam

tidak hanya

satu cara

yang dapat

diselesaikan

dengan

lancar dan

tepat

Menyelesaik

an dengan

cara yang

beragam dan

dapat

diselesaikan

dengan

lancar dan

tepat

Fleksibilitas Tidak

memberikan

jawaban

Tidak

mampu

menghasilka

n ide yang

relevan

dengan

permasalaha

n

Mampu

menghasilka

n sejumlah

gagasan

tetapi hanya

salah satu ide

yang relevan

dan benar

Mampu

menghasilka

n sejumlah

gagasan yang

beragam

serta relevan

benar

Orisinalitas Tidak

memberikan

jawaban atau

jawaban yang

diberikan

bukan

merupakan

hasil

pemikiran

sendiri

Memberikan

ide -ide yang

beragam dan

merupakan

pemikiran

sendiri tetapi

tidak ada

yang benar

Memberikan

ide -ide yang

beragam dan

merupakan

pemikiran

sendiri tetapi

hanya salah

satu yang

benar

Memberikan

ide -ide yang

beragam dan

benar serta

merupakan

pemikiran

sendiri

Setelah diperoleh nilai kemampuan berpikir kreatif untuk masing-

masing indikator maka peneliti akan menentukan skor total yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

diperoleh untuk masing-masing subyek dengan membandingkan skor

yang diperoleh dengan skor keseluruhan. Secara matematis dapat

dituliskan sebagai berikut:

𝐾𝐵𝐾 =𝑆𝑘 + 𝑆𝑓 + 𝑆𝑂

𝑆𝑡× 100

Keterangan:

𝐾𝐵𝐾: kemampuan berpikir kreatif

𝑆𝑘: skor untuk indikator kefasihan

𝑆𝑓: skor untuk indikator fleksibilitas

𝑆𝑜: skor untuk indikator orisinalitas

𝑆𝑡: total skor maksimal untuk setiap indikator

Kemampuan berpikir kreatif yang diperoleh dipadankan dengan

kriteria kemampuan berpikir kreatif yang akan disajikan pada tabel

berikut ini (Purwanto, 2008: 103):

Tabel 3.7 Kriteria Kemampuan Berpikir Kreatif

Interval Tingkat Kreativitas

86 − 100 Sangat Tinggi

76 − 85 Tinggi

60 − 75 Sedang

55 − 59 Rendah

< 59 Sangat Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

1. Deskripsi Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Kanisisus Gayam Yogyakarta yang

beralamat di Jl. Doktor Sutomo No.16, Baciro, Gondokusuman,

Yogyakarta. Sekolah ini berakreditasi A dan kurikulum yang digunakan di

SMP Kanisius Gayam Yogyakarta pada tahun ajaran 2017/2018 adalah

kurikulum 2013 revisi untuk kelas VII sementara untuk kelas VIII dan IX

masih menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)

2. Persiapan Penelitian

Adapun tahapan persiapan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Perijinan

Sebelum melaksanaan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengurus

surat ijin di sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam (JPMIPA) Universitas Sanata Dharma yang

ditujukan kepada Kepala SMP Kanisius Gayam Yogyakarta.

b. Wawancara dengan Guru Matematika

Peneliti menemui guru matematika kelas VII SMP Kanisius Gayam

Yogyakarta untuk membicarakan mengenai materi penelitian, kelas

penelitian, pelaksanaan observasi dan penelitian serta wawancara

mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan kreativitas siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika pada materi

segiempat.

c. Observasi Pembelajaran

Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik

siswa dan situasi kelas penelitian guna persiapan dalam melaksanakan

pembelajaran matematika yang mengimplementasikan model

Treffinger.

3. Uji Coba Instrumen

Uji coba dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui validitas dan

reliabilitas soal tes untuk mengukur kreativitas siswa. Sebelum dilakukan uji

coba, instrumen tersebut terlebih dahulu dikonsultasikan dan divalidasi oleh

dua orang pakar yaitu ibu Veronika Fitri Rianasari M, Sc. (dosen

Pendidikan matematika) dan Ir. Margaretha A. N. D. (guru mata pelajaran

matematika di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta).

Uji coba tes hasil kreativitas siswa dilakukan kepada 39 orang siswa di

kelas VII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. Akan tetapi dalam

penelitian ini hanya soal pre test yang diujicobakan. Sementara untuk soal

post testt tidak dapat diujicobakan dikarena keterbatasan waktu.

Berikut adalah hasil perolehan skor siswa pada setiap soal pre test yang

diujicobakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Tabel 4.1. Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Kreativitas Siswa dalam

Menyelesaikan Masalah Kontekstual Matematika pada Materi Segiempat

No

Kode

Siswa

Nomor Soal

1 2 3

Skor

Total Skor maks

15

Skor maks

25

Skor maks

20

1. S1 5 6 8 19

2. S2 2 3 2 7

3. S3 5 4 1 10

4. S4 1 3 2 6

5. S5 1 3 0 3

6. S6 6 2 2 10

7. S7 1 2 1 4

8. S8 1 2 0 3

9. S9 4 0 1 5

10. S10 5 4 3 12

11. S11 2 1 0 3

12. S12 6 5 1 12

13. S13 8 8 0 16

14. S14 7 0 0 7

15. S15 7 7 0 14

16. S16 2 3 0 5

17. S17 6 7 0 13

18. S18 1 3 2 4

19. S19 8 3 3 14

20. S20 1 3 1 5

21. S21 2 0 1 3

22. S22 5 8 0 13

23. S23 3 5 1 9

24. S24 3 0 1 4

25. S25 7 1 9 17

26. S26 3 0 6 9

27. S27 2 0 3 5

28. S28 5 3 3 11

29. S29 5 1 0 6

30. S30 1 0 0 0

31. S31 1 0 0 1

32. S32 4 1 0 5

33. S33 3 3 1 7

34. S34 3 5 11 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

No

Kode

Siswa

Nomor Soal

1 2 3

Skor

Total Skor maks

15

Skor maks

25

Skor maks

20

35. S35 3 2 0 5

36. S36 1 0 0 1

37. S37 1 0 1 2

38. S38 2 2 0 4

39. S39 3 1 0 4

a. Analisis Validasi Tes Hasil Kreativitas Siswa dalam Hasil Uji Coba

Validitas tes hasil kreativitas siswa dapat diukur atau dicari

menggunakan validitas butir item yang menggunakan rumus korelasi

Product-Moment. Setiap butir soal pada tes hasil kreativitas siswa akan

dihitung koefisien korelasinya dengan bantuan software SPSS. Item

(soal) dikatakan valid jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dimana dalam penelitian ini

diperoleh nilai 𝑟(39,0,05) = 0,3160. Berdasarkan hasil perhitungan

menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagaimana yang dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas Tes Kemampuan Kreativitas Siswa

Soal ke-𝒊 𝒓𝑿𝒀 Keterangan

1 0,424 Valid

2 0,334 Valid

3 0,154 Tidak Valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Berdasarkan hasil uji coba, diidentifikasikan bahwa terdapat 2

buah soal yang valid yaitu soal nomor 1 dan 2 sementara satu soal

ditemukan tidak valid yaitu soal nomor 3. Kendati demikian soal

nomor 3 tetap dimasukan dalam soal pre test dikarenakan masalah

teknis (keterbatasan waktu) yang tidak memungkinkan soal-soal

tersebut diujicobakan kembali. Selain alasan tersebut, pertimbangan

soal nomor 3 tetap dimasukkan ke dalam soal pre test dikarenakan

salah satu indikator dalam pembelajaran hanya termuat dalam soal

nomor 3. Namun, walaupun tidak diujicobakan kembali, soal nomor 3

telah mendapat revisi dari peneliti dengan mempertimbangan masukan

dari dosen pembimbing skripsi.

b. Analisis Reliabilitas Tes Hasil Kreativitas Siswa dalam Hasil Uji

Coba

Selain uji validitas, data hasil uji coba tes hasil kreativitas siswa juga

diuji reliabilitasnya. Reliabilitas dari instrument tes hasil kreativitas

siswa ini diuji menggunakan rumus Alpha-Cronbach. Perhitungan

dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS sehingga

diperoleh hasil sebagai berikut ini:

Tabel 4.3. Hasil Uji Reliabilitas Tes Hasil Kreativitas Siswa

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,473 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa koefisien korelasi reliabilitas

hasil uji coba instrument tes hasil kreativitas siswa adalah 𝑟11 = 0,473.

Dengan demikian tes hasil kreativitas siswa dinyatakan reliabel karena

termasuk dalam kategori cukup tinggi.

4. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta

yang terdiri dari 44 siswa. Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai

observer dan yang berperan sebagai pelaksana pembelajaran matematika

yang mengimplementasikan model pembelajaran Treffinger adalah Ibu Ir.

Margaretha A. D. N. (guru matematika kelas VII B di SMP Kanisius Gayam

Yogyakarta).

Penelitian dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan dengan rinciannya 2 kali

pertemuan untuk pelaksanaan pembelajaran yang mengimplementasikan

model pembelajaran Treffinger, 1 kali pertemuan untuk pre test dan 1 kali

pertemuan untuk post test. Rincian pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.4. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Hari, Tanggal Kegiatan

1. Rabu, 2 Mei 2018 Pelaksanaan pre test di kelas VII B

dengan materi yang diujikan adalah

segiempat

2. Senin, 7 Mei 2018 Pertemuaan I: Sifat-sifat segiempat

serta keliling dan luas bangun datar

segiempat

3. Selasa, 8 Mei 2018 Pertemuan II: Latihan soal tentang luas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

dan keliling dari bangun datar

segiempat

4. Rabu, 9 Mei 2018 Pelaksanaan post test di kelas VII B

dengan materi yang diujikan adalah

segiempat

a. Pre Test

Pre test dilaksanakan pada Rabu, 2 Mei 2018 di kelas VII B SMP

Kanisius Gayam Yogyakarta. Tujuan dilaksanakannya pre test di kelas

VII B adalah sebagai salah satu sarana untuk memilih 6 subyek penelitian

yang terdiri dari 2 siswa dengan kreativitas tinggi, 2 siswa dengan

kreativitas sedang, dan 2 siswa dengan kreativitas rendah. Dalam

penelitian ini dilaksanakan juga post test pada Rabu, 9 Mei 2018. Tujuan

diadakan post test adalah sebagai salah satu sarana untuk dapat

mendeskripsikan kreativitas siswa kelas VII B SMP Kanisius Gayam

Yogyakarta dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika

materi segiempat. Bentuk soal yang termuat dalam pre test dan post test

adalah soal uraian yang disajikan dalam bentuk masalah kontekstual

matematika materi segiempat dan terdiri dari tiga buah soal. Siswa

diberikan kesempatan untuk menyelesaikan permasalahan yang disajikan

dalam pre test dan post test secara individu di kelas dan diberi waktu

maksimal 90 menit.

Dalam rangka menganalisis hasil pre test hanya dua indikator yang

dapat diukur yaitu meliputi aspek kefasihan dan orisinalitas. Sementara

untuk aspek fleksibilitas tidak dapat tidak dapat diukur karena tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

termuat dalam lembar kerja siswa. Namun, untuk aspek tersebut, peneliti

meminta rekomendasi dari Ibu Ir. Margaretha A.N.D., selaku guru

matematika kelas VII B.

Penentuan tingkat kreativitas siswa kelas VII B SMP Kanisius Gayem

Yogyakarta menggunakan panduan kategori kreativitas yang diperoleh

melalui perhitungan standar deviasi pengelompokan atas 3 rangking.

Adapun alasan menggunakan perhitungan standar deviasi adalah agar

semua kategori tingkat kreativitas dari subyek penelitian dapat

terakomodasi.

Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh nilai standar deviasinya

adalah 15, 1772033. Sehingga diperoleh kategori kemampuan

kreativitas untuk kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta sebagai

berikut:

Tabel 4.5 Kategori Kemampuan Kreativitas Siswa Kelas VII B SMP

Kanisius Gayam Yogyakarta

Kemampuan Kreativitas Interval

Tinggi 100 − 48

Sedang 47 − 17

Rendah < 17

Berikut ini adalah hasil analisis pre test ditinjau dari kemampuan

kreativitas siswa kelas VII B.

Tabel 4.6. Hasil Pre test Ditinjau dari Kemampuan Kreativitas Siswa

Kode

Siswa

Soal 1 Soal 2 Soal 3 Jumlah Skor

Akhir

Tingkat

Kreativitas T1 T2 T3

S1 6 4 4 14 78 Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Kode

Siswa

Soal 1 Soal 2 Soal 3 Jumlah Skor

Akhir

Tingkat

Kreativitas S2 2 0 4 6 33 Sedang

S3 2 0 4 6 33 Sedang

S4 2 2 2 6 33 Sedang

S 2 2 2 6 33 Sedang

S6 2 2 2 6 33 Sedang

S7 2 0 0 2 11 Rendah

S8 2 0 2 4 22 Sedang

S9 2 0 4 6 33 Sedang

S10 2 0 2 4 22 Sedang

S11 2 0 2 4 22 Sedang

S12 2 4 2 8 44 Sedang

S13 2 4 2 8 44 Sedang

S14 6 2 4 12 67 Tinggi

S15 2 2 2 6 33 Sedang

S16 6 2 4 12 67 Tinggi

S17 2 0 2 4 22 Sedang

S18 2 0 4 6 33 Sedang

S19 2 2 4 8 44 Sedang

S20 2 0 4 6 33 Sedang

S21 4 2 0 6 33 Sedang

S22 0 2 2 4 22 Sedang

S23 2 2 2 6 33 Sedang

S24 2 4 4 10 56 Tinggi

S25 2 2 0 4 22 Sedang

S26 2 2 0 4 22 Sedang

S27 2 2 0 4 22 Sedang

S28 2 0 2 4 22 Sedang

S29 2 2 0 4 22 Sedang

S30 4 2 0 6 33 Sedang

S31 2 0 0 2 11 Rendah

S32 0 0 0 0 0 Rendah

S33 2 2 0 4 22 Sedang

S34 2 2 4 8 44 Sedang

S35 2 2 4 8 44 Sedang

S36 2 0 2 4 22 Sedang

S37 2 0 2 4 22 Sedang

S38 4 2 2 8 44 Sedang

S39 2 2 2 6 33 Sedang

S40 2 2 2 6 33 Sedang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Keterangan:

T1: Jumlah skor nomor 1

T2: Jumlah skor nomor 2

T3: Jumlah skor nomor 3

Berdasarkan hasil analisis pre test ditinjau dari kemampuan kreativitas

siswa dan juga mempertimbangkan rekomendari dari guru maka siswa

yang akan menjadi subyek penelitian adalah S1, S16, S22, S31, S32 dan

S38.

b. Deskripsi Pembelajaran

Berikut ini adalah hasil deskripsi pembelajaran matematika di kelas

VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta yang mengimplementasikan

model pembelajaran Treffinger.

1.1. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama untuk pelaksanaan pembelajaran di kelas VII

B dilaksakan pada Senin, 7 Mei 2018 pada jam pelajaran ketiga dan

keempat yakni pukul 08.45 WIB - 09.15 WIB kemudian dilanjutkan

pukul 09. 30 WIB – 10.10 WIB. Ada dua orang siswa yang tidak

hadir dalam pembelajaran hari ini. Pada pertemuan pertama ini,

peneliti dibantu oleh dua observer yang bertugas membantu peneliti

mengamati proses pembelajaran matematika di kelas VII B yang

mengimplementasikan model pembelajaran Treffinger. Agenda

pembelajaran hari ini adalah mempelajari ciri-ciri, keliling dan luas

dari jenis-jenis bangun datar segiempat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Pada pertemuan pertama pembelajaran diawali dengan saling

menyampaikan salam antara guru dan siswa. Setelah itu, guru

mengecek kehadiran dan kesiapan siswa. Sebelum masuk kegiatan

inti dalam pembelajaran, guru terlebih dahulu mengajak siswa untuk

mengingat kembali materi pelajaran yang sudah dipelajari pada

pertemuan sebelumnya dan hampir semua siswa dapat mengingat

dengan baik. Guru juga menampilkan slide power point yang

menjelaskan tujuan pembelajaran pada hari ini. Hal ini dilakukan

agar siswa dapat mengetahui dan memahami tujuan dari proses

pembelajaran hari ini.

Pembelajaran matematika kemudian dilanjutkan dengan kegiatan

tanya jawab antara guru dengan siswa tentang aplikasi dari konsep

keliling dan luas dalam kehidupan sehari hari. Siswa memberikan

jawaban yang cukup beragam seperti menghitung luas dan keliling

dari dinding kelas, papan tulis, meja, dan masih banyak lagi. Selain

itu, guru juga menampilkan beberapa gambar di slide power point

dan meminta siswa untuk menentukan gambar yang termasuk dalam

bangun datar segiempat beserta nama dari bangun tersebut. Adapun

tujuan dari kegiatan ini guna untuk mengarahkan siswa agar dapat

memahami definisi dan jenis-jenis dari bangun datar dari segiempat.

Ada banyak siswa yang mengacungkan tangan untuk menjawab

pertanyaan guru. Dari beberapa siswa tersebut guru memilih 3 siswa

untuk memberikan jawaban. Siswa tersebut memberikan jawaban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

bahwa yang termaksud dari bangun datar segiempat adalah gambar

satu, gambar tiga, gambar empat, gambar lima, gambar enam,

gambar tujuh, gambar sembilan. Setelah memberikan jawaban, guru

selalu mengarahkan siswa lain untuk memberikan pendaat jika

memiliki ide yang berbeda dan juga guru tidak lupa memberikan

penguatan untuk jawaban yang sudah tepat.

Kegiatan selanjutnya adalah diskusi kelompok. Guru mengawali

dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dimana satu

kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Setelah guru memastikan semua

siswa duduk dalam kelompoknya, guru membagikan LKS kepada

siswa dimana LKS tersebut memuat soal yang berkaitan dengan

proses mengidentifikasikan ciri-ciri dan rumus luas dari jenis-jeis

bangun datar segiempat. Guru juga membagikan kertas bewarna

yang berbentuk jenis-jenis bangun datar segiempat sebagai sarana

untuk menjawab pertanyaan di LKS. Sebelum siswa memulai

diskusi kelompok guru menyampaikan petunjuk dalam

menyelesaikan soal di LKS. Untuk mengisi tabel pada soal 1 siswa

harus mengamati dan mengukur kertas berwarna tersebut baik

panjang sisi-sisinya, diagonal dan juga besar sudutnya. Sementara

untuk menjawab soal nomor 2 siswa harus menggunting kertas yang

telah dibagikan sedemikian sehingga dapat membentuk bangun datar

persegi panjang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Guru selalu memantau kegiatan diskusi dan juga membimbing,

serta mendengarkan ide dari masing-masing kelompok. Guru juga

siap sedia dalam mengarahkan siswa yang mengalami kebingungan

dalam menyelesaikan soal-soal tersebut. Tidak lupa juga guru

memotivasi semua siswa agar berani dan percaya diri dalam

menyampaikan pendapat serta menuntun siswa agar lebih kreatif

dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang. disajikan di

LKS.

Setelah diskusi kelompok selesai, guru membimbing para siswa

untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Guru memilih

beberapa kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil

diskusi tentang sifat-sifat yang diselidiki pada jenis-jenis bangun

datar segiempat serta proses mengidentifikasikan rumus luas pada

jenis-jenis bangun datar segiempat. Guru juga meminta kelompok

yang tidak terpilih agar memperhatikan kelompok yang sedang

mempresentasi dan memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi.

Ketika ada siswa yang memberikan pendapat guru berusaha

membimbing siswa tersebut untuk menjelaskan ide atau gagasannya

secara detail. Pada saat presentasi berakhir, guru memandu siswa

untuk memberikan tepuk tangan sebagai perhargaan terhadap

kelompok yang telah melakukan presentasi.

Setelah kegiatan presentasi berakhir, guru mengarahkan siswa

untuk menyimpulkan materi pembelajaran pada hari ini. Kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

guru juga menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya yaitu membahas soal mengenai luas dan keliling dari

jenis-jenis bangun datar segiempat. Sebelum mengakhiri

pembelajaran, guru membagikan lembar soal kepada siswa yang

akan dijadikan pekerja rumah dan akan dibahas pada pertemuan

berikutnya yaitu pada Selasa, 8 Mei 2018. Pembelajaran hari ini pun

ditutup dengan ucapan terima kasih dan salam penutup.

1.2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua untuk pembelajaran matematika yang

mengimplementasikan model pembelajaran Treffinger dilaksanakan

pada Selasa, 8 Mei 2018 jam pelajaran keempat dan kelima yaitu

pukul 09.30 WIB -10.50 WIB. Pada hari ini, peneliti juga dibantu

oleh dua orang observer yang bertugas mengamati prose

pembelajaran di kelas. Agenda kegiatan pada pertemuan ini adalah

membahas latihan soal mengenai keliling dan luas dari jenis-jenis

bangun datar segiempat.

Pertemuan pada hari ini diawali dengan saling memberi salam

pembuka antara guru dan siswa. Kemudian dilanjutkan dengan

kegiatan guru mengecek kehadiran dan juga kesiapan siswa. Pada

hari ini ada dua siswa yang tidak mengikuti pembelajaran

dikarenakan sakit. Kemudian setelah mengecek kehadiran siswa,

guru pun mengecek apakah para siswa sudah menyelesaikan semua

soal pekerja rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Beberapa siswa mengatakan sudah mengerjakan semuanya tetapi

tidak sedikit pula yang mengatakan belum mengerjakan semuanya.

Kegiatan selanjutnya adalah guru mengarahkan siswa untuk

kembali mengingat pengertian keliling dari bangun datar segiempat

yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Jawaban dari

siswa cukup bervariasi. Ada siswa yang mengatakan bahwa keliling

merupakan jumlah sisi-sisinya. Ada yang langsung menyebutkan

rumus dari keliling masing-masing bangun datar segiempat. Guru

tidak mengatakan jawaban siswa salah akan tetapi guru

mengarahkan siswa bahwa definisi yang tepat untuk keliling dari

bangun datar segiempat adalah jumlah panjang sisi-sisi yang

membatasi bangun datar tersebut.

Kegiatan pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan membahas

soal-soal pekerjaan rumah. Dalam kegiatan ini terjadi proses tanya

jawab antara guru dengan siswa dimana guru menanyakan

penyelesaian soal-soal tersebut dan siswa memberikan jawaban.

Dalam soal pekerja rumah tersebut terdiri dari dua macam soal yaitu

soal-soal yang rutin dan masalah kontekstual. Soal yang rutin terdiri

dari 6 buah soal sedangkan masalah kontekstual terdiri dari 3 buah

soal. Guru mengarahkan siswa untuk membahas soal-soal yang rutin

terlebih dahulu yaitu menghitung keliling dan luas dari persegi,

persegi panjang, jajargenjang, trapesium, belah ketupat dan layang-

layang. Hampir semua siswa dapat mengerjakan 6 buah soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

tersebut. Ketika membahas penyelesaian soal tentang luas dan

keliling dari bangun datar trapesium, layang-layang dan belah

ketupat, guru mengarahkan siswa untuk memberikan lebih dari satu

penyelesaian. Untuk masalah trapesium, beberapa siswa menjelaskan

bahwa selain menggunakan rumus luas trapesium, untuk menghitung

luas trapesium dapat menggunakan konsep luas segitiga dan persegi

panjang. Sementara untuk luas belah ketupat dan layang-layang

dapat menggunakan konssep luas segitiga dan teorema phytagoras

selain menggunakan rumus belah ketupat dan layang-layang itu

sendiri. Dalam kegiatan tanya jawab ini, guru juga mengarahkan

siswa untuk dapat mengembangkan ide-ide yang telah disampaikan.

Guru juga memberikan apresiasi dan motivasi bagi para siswa.

Setelah membahas soal-soal rutin, guru membimbing siswa untuk

membahas masalah-masalah kontekstual yang telah disajikan dalam

soal pekerjaan rumah. Awalnya siswa mengalami kesulitan. Maka

dari itu, guru pun membimbing para siswa untuk menyelesaikan

masalah tersebut secara bersama-sama. Guru selalu meminta siswa

untuk menyampaikan ide -ide mereka terlebih dahulu kemudian

meminta siswa mengembangkan ide-ide tersebut. Ketika sudah

membahas salah satu maslaah kontestual tersebut, guru meminta

siswa untuk memikirkan ide penyelesaian yang lain dan juga

mengembangkan ide tersebut. Siswa pun memberikan ide-ide

mereka dengan saling melengkapi ide-ide satu sama lain kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

guru akan mengarahkan siswa-siswa untuk mengembangkan ide

tersebut secara bersama-sama. Masalah kontestual tidak dapat

terbahas semuanya dikarenakan keterbatasan waktu. Hanya dua buah

soal yang dapat diselesaikan.

Setelah membahas soal-soal tersebut, guru menyampaikan

rencana kegiatan pada pertemuan berikutnya yaitu pada Rabu, 9 Mei

2018 bahwa akan diadakan ulangan harian. Selain itu, guru juga

menasehati siswa mempersiapkan diri dengan baik dan juga

memperbanyak latihan-latihan soal. Pertemuan hari ini pun diakhiri

dengan ucapan terimakasih dan saling memberikan salam penutup.

B. Tabulasi Data

1. Data Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model

Pembelajaran Treffinger

Observasi pembelajaran dilakukan oleh dua orang pengamat pada setiap

pertemuannya. Berikut adalah hasil pengamatannya dari pengamat yang

dirangkum pada setiap pertemuannya:

Tabel 4.7. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika yang

Mengimplementasikan Model Pembelajaran Treffinger

Indikator Pertemuan

Pertama

Pertemuan

Kedua

Guru memberikan salam pembuka √ √

Guru mengecek kehadiran siswa √ √

Guru menyampaikan rencana kegiatan yang

akan dilakukan selama pembelajaran

√ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Indikator Pertemuan

Pertama

Pertemuan

Kedua

Langkah-Langkah Model Treffinger dalam Pembelajaran

Langkah 1: Menentukan tujuan

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai √ −

Langkah 2: Menggali data

Guru menyajikan fenomena alam yang

mengundang keingintahuan siswa √ √

Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan

kepada siswa untuk mendorong

keingintahuan siswa

√ √

Langkah 3: Merumuskan masalah

Guru menyajikan permasalahan untuk

dipecahkan oleh siswa √ √

Guru mengarahkan siswa untuk

mengidentifikasikan masalah-masalah yang

diberikan

√ √

Langkah 4: Memunculkan gagasan

Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk memunculkan ide berupa solusi

penyelesaian masalah

√ √

Guru membimbing siswa untuk

mengungkapkan ide-ide penyelesaian

masalah

√ √

Guru mengarahkan siswa untuk menyepakati

alternatif ide untuk menyelesaikan masalah

yang disajikan

√ √

Langkah 5: Mengembangkan solusi

Guru meminta siswa untuk mengembangkan

ide-ide yang telah disepakati sebagai

alternatif penyelesaian masalah

√ √

Guru mengarahkan siswa untuk

mempresentasikan solusi penyelesaian

masalah yang telah dikembangkan

√ √

Guru mengarahkan siswa lain untuk

memberikan tanggapan √ √

Guru meminta siswa untuk mengeksplorasi

ide-ide yang beragam − −

Langkah 6: Membangun penerimaan

Guru memberikan penguatan untuk solusi

penyelesaian yang sudah tepat √ √

Guru mengarahkan siswa untuk bersama-

sama memperbaiki solusi yang masih keliru √ √

Guru memberikan permasalahan baru yang

lebih kompleks kepada siswa √ √

Kegiatan Penutup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Indikator Pertemuan

Pertama

Pertemuan

Kedua

Guru mengarahkan siswa untuk

menyampaikan kesimpulan mengenai materi

yang telah dipelajari

− −

Guru membimbing siswa untuk

menyampaikan refleksi atas pembelajaran

yang sudah dilaksanakan

− −

Guru menyampaikan rencana pembelajaran

untuk pertemuan berikutnya √ √

Keterangan:

√ : Kegiatan terlaksana

− : Kegiatan tidak terlaksana

2. Data Kemampuan Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Masalah

Kontekstual Matematika

a. Data Hasil Pre Test

Data hasil pre test ditinjau dari kemampuan kreativitas siswa kelas

VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dalam menyelesaikan masalah

kontekstual matematika materi segiempat dapat dilihat pada tabel 4.6.

b. Data Post test

Berikut ini adalah data hasil post test ditinjau dari kemampuan

kreativitas siswa kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dalam

menyelesaikan masalah kontekstual matematika pada materi segiempat:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Tabel 4.8 Data Hasil Post Test Ditinjau dari Kemampuan Kreativitas

Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual Matematika

Soal Nomor 1

Soal Nomor 1

Kode

Siswa

Jawaban Siswa Keterangan

S1 Keliling Kc = 5 + 4 + 5 + 4

= 18 𝑚

Keliling Kkt = 4 × 4

= 16 𝑚

Keliling Ks = 10 + 3 + 10 + 3

= 26 𝑚

Jadi, 18 + 16 + 26 = 60 𝑚

Jadi, biaya yang diperlukan untuk

membuat pagar adalah 60 ×80.000,00 = 𝑅𝑝 4.800.000,00

Langkah-langkah penyelesaian

masalah sistematis,

memberikan kesimpulan yang

benar sehingga jawaban yang

diberikan tepat

S16 Daerah yang ditanami sayur

= 2 × (𝑝 × 𝑙)

= 2 × (10 𝑚 + 3𝑚)

= 2 × 13 𝑚

= 26 𝑚

Daerah yang ditanami cabai

= 2 × (𝑝 × 𝑙)

= 2 × (5 𝑚 + 4 𝑚)

= 2 × 9 𝑚

= 18 𝑚

Daerah yang ditanami kacang

tanah

= 2 × (𝑝 × 𝑙)

= 2 × (4 𝑚 + 4 𝑚)

= 2 × 8 𝑚

= 16 𝑚

Diperoleh, 26 𝑚 + 18 𝑚 +16 𝑚 = 60 𝑚

Jadi, biaya yang diperlukan untuk

membuat pagar adalah 60 ×80.000,00 = 𝑅𝑝 4.800.000,00

Langkah penyelesaian masalah

sangat terinci dan sistematis

serta jawaban yang diberikan

tepat

S22 K = 2 × (10 + 3)

= 2 × 13

= 26 𝑚

K = 2 × (4 + 4)

= 2 × 8

= 16 𝑚

K = 2 × (5 + 4)

= 2 × 9

= 18 𝑚

Jawaban yang diberikan tepat

tetapi langkah penyelesaian

masalah kurang lengkap dan

jelas

S38 𝐾 = 2 × (𝑝 × 𝑙) Jawaban yang diberikan tepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Soal Nomor 1

Kode

Siswa

Jawaban Siswa Keterangan

= 2 × (10 𝑚 + 3𝑚)

= 2 × 13 𝑚

= 26 𝑚

K = 2 × (𝑝 × 𝑙)

= 2 × (5 𝑚 + 4 𝑚)

= 2 × 9 𝑚

= 18 𝑚

K = 2 × (𝑝 × 𝑙)

= 2 × (4 𝑚 + 4 𝑚)

= 2 × 8 𝑚

= 16 𝑚

Diperoleh, 26 𝑚 + 18 𝑚 +16 𝑚 = 60 𝑚

Jadi, biaya yang diperlukan untuk

membuat pagar adalah 60 ×80.000,00 = 𝑅𝑝 4.800.000,00

tetapi dan subyek memberikan

kesimpulan yang lengkap.

Tetapi subyek kurang

menjelaskan jawaban secara

rinci dan lengkap

S31 𝐾 = 2 × (𝑝 × 𝑙)

= 2 × (10 𝑚 + 3𝑚)

= 2 × 13 𝑚

= 26 𝑚

K = 2 × (𝑝 × 𝑙)

= 2 × (4 𝑚 + 4 𝑚)

= 2 × 8 𝑚

= 16 𝑚

K = 2 × (𝑝 × 𝑙)

= 2 × (5 𝑚 + 4 𝑚)

= 2 × 9 𝑚

= 18 𝑚

Diperoleh, 26 𝑚 + 18 𝑚 +16 𝑚 = 60 𝑚

Jadi, biaya yang diperlukan untuk

membuat pagar adalah 60 ×80.000,00 = 𝑅𝑝 4.800.000,00

Jawaban yang diberikan tepat.

Tetapi subyek kurang

menjelaskan jawaban secara

rinci dan lengkap

S32 𝐾 = 2 × (𝑝 × 𝑙)

= 2 × (10 𝑚 + 3𝑚)

= 2 × 13 𝑚

= 26 𝑚

K = 2 × (𝑝 × 𝑙)

= 2 × (4 𝑚 + 4 𝑚)

= 2 × 8 𝑚

= 16 𝑚

K = 2 × (𝑝 × 𝑙)

= 2 × (5 𝑚 + 4 𝑚)

= 2 × 9 𝑚

= 18 𝑚

Diperoleh, 26 𝑚 + 18 𝑚 +

Jawaban yang diberikan tepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Soal Nomor 1

Kode

Siswa

Jawaban Siswa Keterangan

16 𝑚 = 60 𝑚

Jadi, biaya yang diperlukan untuk

membuat pagar adalah 60 ×80.000,00 = 𝑅𝑝 4.800.000,00

Tabel 4.9 Data Hasil Post Test Ditinjau dari Kemampuan Kreativitas

Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual Matematika

Soal Nomor 2

Soal Nomor 2

Kode

Siswa

Jawaban Siswa Keterangan

S1 a. 𝐿 = 𝐿𝑝𝑝 − 2𝐿𝑏𝑘

𝐿 = (𝑝 × 𝑙) − 2(𝑑1×𝑑2)

2

𝐿 = (90 × 30) − (30 × 40)

𝐿 = 2700 − 1200

𝐿 = 1500 𝑐𝑚2

Jadi, berat lempengan emas

murni adalah

1500 × 2 = 3000 𝑔𝑟𝑎𝑚

b. 𝐶𝐵2 = 𝐴𝐵2 + 𝐴𝐶2

𝐶𝐵2 = 202 + 152

𝐶𝐵2 = 400 + 225

𝐶𝐵2 = 625

𝐶𝐵 = √625 𝐶𝐵 = 25 𝑐𝑚

Jadi, panjang tali hias adalah:

8 × 25 = 200 𝑐𝑚

Jawaban yang diberikan tepat

dan langkah-langkah

penyelesaian masalah

sistematis serta memberikan

kesimpulan yang jelas

S16 a. 𝐿 = 𝐿𝑝𝑝 − 2𝐿𝑏𝑘

𝐿 = (90 𝑐𝑚 × 30 𝑐𝑚) −(30 𝑐𝑚 × 40 𝑐𝑚)

𝐿 = 2700 𝑐𝑚2 − 1200 𝑐𝑚2

𝐿 = 1500 𝑐𝑚2

Jadi, berat lempengan emas

murni adalah

1500 × 2 = 3000 𝑔𝑟𝑎𝑚

b. 𝐵𝐶2 = 𝐴𝐵2 + 𝐶𝐴2

𝐵𝐶2 = 202 + 152

𝐵𝐶2 = 400 + 225

𝐵𝐶 = √625 𝐵𝐶 = 25 𝑐𝑚

Jadi, panjang tali hias adalah:

8 × 25 = 200 𝑐𝑚

Langkah-langkah penyelesaian

masalah sistematis,

memberikan kesimpulan yang

jelas dengan demikian jawaban

yang diberikan tepat

S22 a. Luas daerah yang tidak Langkah-langkah penyelesaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Soal Nomor 2

Kode

Siswa

Jawaban Siswa Keterangan

ditempati dua lukisan

= (𝑝 × 𝑙) − (2 (𝑑𝑖𝑎𝑔𝑜𝑛𝑎𝑙 1 ×𝑑𝑖𝑎𝑔𝑜𝑛𝑎𝑙 2) ∶ 2)

= (90 𝑐𝑚 × 30 𝑐𝑚) −(2 (40 × 30) ∶ 2)

= 2700 𝑐𝑚2 − 1200 𝑐𝑚2

= 1500 𝑐𝑚2

Jadi, berat lempengan emas

murni adalah

1500 𝑐𝑚2 × 2 𝑔𝑟 =3000 𝑔𝑟𝑎𝑚

b. 𝑎2 = 𝑏2 + 𝑐2

𝑎2 = 152 + 202

𝑎2 = 352

𝑎 = 35

Jadi panjang tali hias adalah

35 × 8 = 280 𝑐𝑚

masalah sistematis, namun

pada poin 2b subyek belum

mampu memberikan

kesimpulan yang benar

sedemikian hingga jawaban

yang diberikan kurang tepat

S38 a. L yang tidak ditempati lukisan:

𝐿 = 𝐿𝑝𝑝 − 2𝐿𝑏𝑘

𝐿 = (90 × 30) − 2(30×40)

2

𝐿 = 2700 𝑐𝑚2 − 1200 𝑐𝑚2

𝐿 = 1500 𝑐𝑚2

Jadi, berat lempengan emas

murni adalah

1500 × 2 = 3000 𝑔𝑟𝑎𝑚

b. Panjang minimal tali

= 202 + 152

= 400 + 225

= √625 = 25 𝑐𝑚

Jadi, panjang tali hias adalah:

8 × 25 = 200 𝑐𝑚

Jawaban yang diberikan tepat

S31 a. L yang tidak ditempati lukisan:

𝐿 = 𝐿𝑝𝑝 − 2𝐿𝑏𝑘

𝐿 = (𝑝 × 𝑙) − 2(𝑑1×𝑑2)

2

𝐿 = (90 × 30) − 2(30×40)

2

𝐿 = 2700 𝑐𝑚2 − 1200 𝑐𝑚2

𝐿 = 1500 𝑐𝑚2

Jadi, berat lempengan emas

murni adalah

1500 × 2 = 3000 𝑔𝑟𝑎𝑚

b. 𝐶𝑏2 = 𝐴𝐵2 + 𝐴𝑐2

𝐶𝑏2 = 202 + 152

𝐶𝑏2 = 400 + 225

Langkah-langkah penyelesaian

masalah sistematis,

memberikan kesimpulan yang

jelas dengan demikian jawaban

yang diberikan tepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Soal Nomor 2

Kode

Siswa

Jawaban Siswa Keterangan

𝐶𝑏2 = 625

𝐶𝑏 = √625 𝐶𝑏 = 25 𝑐𝑚

Jadi, panjang tali hias adalah:

8 × 25 = 200 𝑐𝑚

S32 a. 𝒑 × 𝑙 = 90 × 30

= 3500 − 1500

= 2000 𝑐𝑚 × 2 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 4000 𝑔𝑟𝑎𝑚

b. 750 cm karena setiap belah

ketupat mempunyai luas

=30×50

2

=1500

2

= 750 𝑐𝑚

Jawaban yang diberikan

subyek kurang tepat.

Tabel 4.10 Data Hasil Post Test Ditinjau dari Kemampuan Kreativitas

Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual Matematika

Soal Nomor 3

Soal Nomor 3

Kode

Siswa

Jawaban Siswa Keterangan

S1 Tidak, budi tidak bisa membuat

layang-layang karena bahan

bakunya tidak cukup.

Alasannya:

1 rusuk layang-layang = 68

2 rusuk layang-layang = 136

Jadi 150−136 = 14 𝑐𝑚 (sisa

rusuknya)

Kertas= 100 𝑐𝑚 × 30 𝑐𝑚

2 layang-layang = 80 𝑐𝑚 ×56 𝑐𝑚

Tidak cukup.

Jawaban yang diberikan subyek

belum tepat. Subyek kurang

teliti dalam menyelesaikan

permasalahan

S16

Rusuk bambu

= 40 𝑐𝑚 + 28 𝑐𝑚 + 40 𝑐𝑚 +

Subyek mampu menyelesaikan

masalah dengan tepat tetapi

langkah-langkah penyelesaian

yang diberikan kurang lengkap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Soal Nomor 3

Kode

Siswa

Jawaban Siswa Keterangan

28 𝑐𝑚

= 136 𝑐𝑚

Jadi, rusuk bambu dan kertas yang

diperlukan untuk membuat

layang-layang cukup untuk

membuat 2 layang-layang.

S22 Tidak bisa karena satu layang-

layang luasnya 280 =𝑑1×𝑑2

2

=40×14

2

=560

2

= 280

Sedangkan luas kertas hanya 300

cm

Jadi, Budi tidak bisa membuat 2

layang-layang karena budi

kekurangan kertas untuk membuat

layang-layang kesukaannya.

Jawaban yang diberikan belum

tepat dan subyek belum mampu

memahami informasi pada soal

dengan baik

S38 L=40×28

2

L= 560 𝑐𝑚2

Bisa, karena dapat membuat 2

buah layang-layang yang

diinginkan Budi.

Subyek mampu memberikan

kesimpulan yang tepat tetapi

langkah-langkah penyelesaian

yang diberikan kurang lengkap

dan mendukung kesimpulanJ

sehingga jawaban yang

diberikan belum tepat

S31 Bisa

Karena

= 100 × 30

=3000 𝑐𝑚

2

= 1500

150

= 10

Jawaban yang diberikan subyek

belum tepat serta langkah-

langkah penyelesaian kurang

lengkap dan jelas

S32 Tidak ada jawaban Subyek tidak memberikan

jawaban

3. Data Wawancara Siswa

Wawancara siswa dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk

mengkonfirmasi jawaban siswa terhadap hasil tes yang belum dipahami oleh

peneliti serta untuk memperdalam informasi mengenai kemampuan

kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

pada materi segiempat. Hasil transkrip wawancara peneliti dengan subyek

penelitian yang utuh dapat dilihat di lampiran 3.5.

C. Analisis Data

1. Analisis Data Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran dengan

Menerapkan Model Pembelajaran Treffinger

Berdasarkan hasil observasi di kelas VII B SMP Kanisius Gayam

Yogyakarta terkait keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan

mengimplementasikan model pembelajaran Treffinger yang telah

diuraikan pada tabel 4.7 di atas, maka hasil observasi tersebut dapat

dianalisis sebagai berikut:

a) Analisis Secara Kuantitatif

Berdasarkan data hasil pengamatan dari kedua observer, adapun

keterlaksanaan pembelajaran matematika di kelas VII B SMP

Kanisius Gayam Yogyakarta yang mengimplementasikan model

pembelajaran Treffinger pada setiap pertemuannya adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.11 Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran

Pertemuan Persentase

1 18

21× 100% = 85,71%

≈ 86 %

2 17

21× 100% = 80,95 %

≈ 81 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

Rata-rata (18

21×100%)+(

17

21×100%)

2= 83.33 %

≈ 83 %

Berdasarkan perhitungan yang disajikan pada tabel di atas,

diperoleh bahwa persentase keterlaksanaan pembelajaran yang

mengimplementasikan model pembelajaran Treffinger pada

pertemuan pertam dan kedua berturut-turut adalah 86 % dan 81 %.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika

pada materi segiempat menggunakan model Treffinger berada pada

kategori baik sekali. Kendati demikian, terdapat beberapa hal yang

menjadi kekurangan selama proses pembelajaran yang dilakukan pada

setiap pertemuannya yang akan diuraikan pada bagian pembahasan.

b) Analisis Secara Kualitatif

1) Pertemuan Pertama

Berikut ini adalah hasil analisis keterlaksanaan model

pembelajaran Treffinger pada materi segiempat:

• Langkah 1: Menentukan Tujuan

Mengacu pada karakteristik pembelajaran dengan model

Treffinger dan hasil observasi yang telah diuraikan secara

spesifik pada tabel 4.7 di atas khususnya pada bagian langkah

pertama dari model Treffinger yaitu menentukan tujuan, maka

salah satu langkah dalam model pembelajaran Treffinger sudah

terpenuhi untuk pertemuan pertama. Hal ini bisa dilihat pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

lembar hasil observasi bahwa setelah guru mengecek

kehadiran siswa dan menyampaikan rencana kegiatan, guru

langsung menyampaikan tujuan pembelajaran Selain itu,

implementasi dari langkah 1 ini dapat dilihat pada hasil

trankrip pembelajaran berikut ini:

Guru: Oke. Nah, sekarang dari itu kalian tentunya akan atau ingin

mengetahui di kehidupan sehari-hari apa saja yang kamu

temukan. Apa saja bangun-bangun segiempat yang kalian

temukan dalam kehidupan sehari-hari? Tapi sebelumnya

kalian perlu tahu dulu apa toh yang menjadi tujuan hari ini

kita belajar, yah. Yang pertama kita bisa mengetahui sifat-

sifatnya dan jenis-jenis dari segiempat. Sifatnya

bagaimana? Jenis-jenisnya apa saja? Yah. Kemudian yang

kedua kita juga bisa mengidentifikasikan. Apa yang bisa kita

identifikasikan? Rumus keliling dan luas dari jenis-jenis

segiempat yang kita pelajari. Yah, keliling dan luas. Yang

tentunya tidak asing ya? Tidak kan?

Dari hasil transkrip pembelajaran di atas, dapat dilihat

bahwa guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada materi

segiempat kepada siswa. Guru juga mampu menguraikan

tujuan pembelajaran secara eksplisit. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa langkah pertama dalam model

pembelajaran Treffinger dapat terlaksana dengan baik pada

pertemuan pertama.

• Langkah 2: Menggali Data

Berdasarkan lembar hasil observasi pembelajaran

menggunakan model Treffinger bahwa pada pertemuan

pertama setelah guru mengimplementasikan langkah pertama

dalam model Treffinger, guru menyajikan fenomena alam dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa. Kedua

kegiatan tersebut termaksud dalam langkah kedua dalam

model pembelajaran Treffinger yaitu menggali data.

Implementasi dari langkah kedua ini juga dalam dilihat pada

hasil transkrip pembelajaran berikut ini:

Guru: Dalam kehidupan sehari-hari ada masalah tidak dengan

keliling dan luas? Ada masalah tidak yang bisa

diselesaikan menggunakan rumus luas dan keliling dari

bangun datar segiempat? Waktu di SD ada gak? Di kelas ini

apa yang bisa kita lakukan? Coba sebagai contoh supaya

kamu juga punya gambaran.

Siswa: Keliling dan luas dari ruang kelas ini.

Guru: Oke. Keliling dan luas dari ruang kelas ini. Hanya di

alasnya.

(Kemudian guru meminta siswa untuk mengamati gambar-gambar

yang ditampilkan di slide powerpoint)

Guru: Sekarang kalian perhatikan gambar-gambar berikut ini anak-

anak. Sudah pernah melihat ya benda-benda ini?

Siswa: Sudah.

Guru: adakah bangun-bangun yang terkait dengan segiempat?

Siswa: Ya. Ada

Guru: Semuanya? Kalau kalian melihat gambar ini kira-kira

berkaitan dengan bangun apa?

Siswa: Trapesium

Guru: Oke kalau gambar yang lain?

Siswa: Persegi, persegi panjang, layang-layang.

Berdasarkan hasil transkrip pembelajaran di atas, terlihat

bahwa guru menyajikan suatu permasalahan dalam kehidupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

sehari-hari yang mengundang keingintahuan siswa mengenai

aplikasi dari segiempat dalam kehidupan sehari-hari.

Permasalahan yang disajikan guru sangat relevan dengan

materi segiempat. Selain itu siswa juga memberikan respon

yang baik terhadapat permasalahan yang disajikan. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa langkah kedua dalam

pembelajaran Treffinger pada materi segiempat dapat

terlaksana dengan baik pada pertemuan pertama.

• Langkah 3: Merumuskan Masalah

Mengacu pada lembar hasil observasi yang telah diuraikan

pada tabel 4.7 di atas dapat disimpulkan bahwa langkah ketiga

pada model pembelajaran Treffinger sudah terpenuhi dengan

baik. Dalam pertemuan pertama guru selalu menyajikan

permasalahan-permasalahan untuk diselesaikan oleh siswa.

Selain itu, guru juga menuntun siswa untuk dapat menemukan

permasalahan dari soal-soal yang diberikan. Pada pertemuan

pertama guru menyajikan soal tentang mengidentifikasikan

sifat dan rumus luas dan keliling dari bangun datar segiempat.

Melalui kegiatan ini, guru membimbing siswa untuk

merumuskan permasalah-permasalahan yang disajikan dalam

lembar soal. Dengan demikian, langkah ketiga model

pembelajaran Treffinger dapat terealisasikan dengan baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

dalam pembelajaran matematika di kelas VII B SMP Kanisius

Gayam Yogyakarta.

• Langkah 4: Memunculkan Gagasan

Berdasarkan lembar hasil observasi pada tabel 4.7, dapat

disimpulkan bahwa langkah keempat dalam model

pembelajaran Treffinger terpenuhi atau terealisasi dengan baik.

Selain itu, implementasi dari langkah keempat ini dapat terlihat

saat kegiatan diskusi kelompok. Melalui kegiatan diskusi

kelompok, guru mengarahkan siswa untuk memunculkan ide-

ide dan gagasan sebagai solusi dari permasalahan yang

diberikan. Diskusi kelompok tentang mengidentifikasikan

sifat-sifat, rumus luas dari jenis-jenis bangun datar segiempat

menuntut siswa untuk berusaha memunculkan berbagai

gagasan yang relevan dengan permasalahan yang diberikan.

Selain itu, kegiatan yang mengindikasikan implementasi dari

langkah keempat adalah kegiatan tanya jawab dalam proses

pembelajaran. Dalam kegiatan ini, guru mengajukan

pertanyaan-pertanyaan kepada siswa yang tentunya menuntut

siswa untuk memunculkan ide-ide yang relevan sebagai

jawaban dari pertanyaan tersebut. Berikut ini adalah salah satu

contoh implementasi dari langkah keempat dalam model

pembelajaran Treffinger:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Gambar 4.1 Guru Membimbing Siswa Dalam Diskusi Kelompok

• Langkah 5: Mengembangkan Solusi

Mengacu pada lembar hasil observasi pada tabel 4.7 di atas,

disimpulkan bahwa langkah kelima dalam model pembelajaran

Treffinger terlaksana namun belum maksimal. beberapa

implementasi dari langkah ini dapat terlihat pada kegiatan

diskusi kelompok, tanya jawab dan juga persentasi kelompok.

Kegiatan diskusi kelompok tentang mengidentifikasikan sifat-

sifat dan rumus luas dari jenis-jenis bangun datar segiempat

dengan bantuan kertas bewarna yang berbentuk jenis-jenis

bangun datar segiempat menuntun siswa untuk mengumpulkan

informasi yang relevan dan melakukan beberapa percobaan

untuk menyelesaikan permasalahan yang disajikan. Selain itu

melalui kegiatan presentasi dan tanya jawab juga mengarahkan

siswa untuk menyampaikan ide dan gagasan kepada siswa lain.

Dengan demikian siswa akan saling berbagi informasi guna

untuk mengembangkan gagasan-gasan yang sudah

dimunculkan sebelum kegiatan presentasi dan tanya jawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

dilaksanakan. Berikut ini adalah salah satu contoh

implementasi dari langkah kelima:

Gambar 4.2 Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Kelompok

• Langkah 6: Membangun Penerimaan

Berdasarkan lembar hasil observasi disimpulkan bahwa

langkah keenam dalam model pembelajaran Treffinger dapat

terlaksana dengan baik. Selain mengacu pada hasil lembar

observasi, aktivitas-aktivitas yang mengindikasikan langkah

keenam ini terealisasi dengan baik adalah kegiatan tanya jawab

saat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan penugasan.

Guru selalu memberikan penguatan untuk jawaban yang sudah

tepat dan perbaikan untuk jawaban yang masih keliru. Selain

itu, untuk mengecek pemahaman siswa, guru juga memberikan

penugasan kepada siswa tentang menghitung luas dan keliling

dari jenis-jenis bangun datar segiempat. Soal-soal tugas yang

disajikan berupa masalah rutin dan masalah kontekstual.

Dengan demikian, langkah keenam yaitu membangun

penerimaan dapat dikatakan terlaksana dengan baik dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

pembelajaran matematika di kelas VII B SMP Kanisius Gayam

Yogyakarta.

2) Pertemuan Kedua

Berikut ini adalah hasil analisis keterlaksanaan model

pembelajaran Treffinger pada materi segiempat:

• Langkah 1: Menentukan Tujuan

Mengacu pada karakteristik pembelajaran dengan model

Treffinger dan hasil observasi yang telah diuraikan secara

spesifik pada tabel 4.7 di atas khususnya pada bagian langkah

pertama dari model Treffinger yaitu menentukan tujuan, maka

salah satu langkah dalam model pembelajaran Treffinger

belum terpenuhi atau terlaksana pada pertemuan kedua. Dapat

dilihat pada lembar hasil observasi bahwa setelah guru

mengecek kehadiran siswa, guru mengajukan pertanyaan-

pertanyaan kepada siswa tanpa menentukan tujuan

pembelajaran terlebih dahulu.

• Langkah 2: Menggali Data

Berdasarkan lembar hasil observasi yang disajikan pada tabel

4.7, langkah kedua dalam model pembelajaran Treffinger

dapat terlaksana dengan baik. Dalam pertemuan kedua guru

menyajikan permasalahan-permasalahan kontekstual yang

berkaitan dengan luas dan keliling bangun datar segiempat.

Melalui kegiatan ini guru menuntun siswa untuk berusaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

menemukan solusi dari masalah-masalah tersebut. Siswa juga

menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dalam menyelesaikan

permasalahan yang diberikan.

• Langkah 3: Merumuskan Masalah

Mengacu pada lembar hasil observasi yang telah diuraikan

pada tabel 4.7 di atas dapat disimpulkan bahwa langkah ketiga

pada model pembelajaran Treffinger sudah terpenuhi dengan

baik. Dalam pertemuan kedua guru menyajikan permasalahan-

permasalahan untuk diselesaikan oleh siswa. Selain itu, guru

juga menuntun siswa untuk dapat menemukan permasalahan

dari dalam soal-soal yang diberikan. Pada pada pertemuan

kedua guru menyajikan soal yang berkaitan dengan

menghitung keliling dan luas dari jenis-jenis bangun datar

segiempat. Melalui kegiatan ini, guru membimbing siswa

untuk merumuskan permasalah-permasalahan yang disajikan

dalam lembar soal. Dengan demikian, langkah ketiga model

pembelajaran Treffinger dapat terealisasikan dengan baik

dalam pembelajaran matematika di kelas VII B SMP Kanisius

Gayam Yogyakarta.

• Langkah 4: Memunculkan Gagasan

Berdasarkan lembar hasil observasi pada tabel 4.7, dapat

disimpulkan bahwa langkah keempat dalam model

pembelajaran Treffinger terpenuhi atau terealisasi dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Selain itu, implementasi dari langkah keempat ini dapat terlihat

saat kegiatan tanya jawab pada pembahasan soal. Melalui

kegiatan kegiatan ini, guru mengarahkan siswa untuk

memunculkan ide-ide dan gagasan sebagai solusi dari

permasalah yang diberikan. Dalam kegiatan ini, guru

mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa yang

tentunya menuntut siswa untuk memunculkan ide-ide yang

relevan sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut. Berikut ini

adalah salah satu contoh implementasi dari langkah keempat

dalam model pembelajaran Treffinger pada pertemuan kedua:

Gambar 4.3 Kegiatan Tanya Jawab

• Langkah 5: Mengembangkan Solusi

Mengacu pada lembar hasil observasi pada tabel 4.7 di atas,

disimpulkan bahwa langkah kelima dalam model pembelajaran

Treffinger belum terlaksana dengan baik. Namun dalam

pembelajaran guru sudah mampu menunjukkan implementasi

dari langkah keempat ini. Pada pertemuan kedua, langkah ini

dapat terlihat pada kegiatan pembahasan soal. Melalui kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

ini siswa diarahkan untuk menyampaikan hasil ide atau

gagasan sebagai permasalahan yang disajikan. Siswa juga

dituntun untuk saling berbagi informasi yang secara tidak

langsung membimbing siswa untuk mengembangkan gagasan-

gasan yang sudah dimunculkan sebelum kegiatan pembahasan

soal dilaksanakan. Namun dalam pembelajaran, peran guru

lebih dominan dalam mengekplorasi ide-ide yang beragam

daripada siswa.

• Langkah 6: Membangun Penerimaan

Berdasarkan lembar hasil observasi disimpulkan bahwa

langkah keenam dalam model pembelajaran Treffinger dapat

terlaksana dengan baik. Selain mengacu pada hasil lembar

observasi, aktivitas yang mengindikasikan langkah keenam ini

terealisasi dengan baik adalah kegiatan tanya jawab saat

mempresentasikan penyelesaian dari soal yang diberikan.

Melalui kegiatan ini, guru memberikan penguatan untuk

jawaban yang sudah tepat dan perbaikan untuk jawaban yang

masih keliru. Selain itu, untuk mengecek pemahaman siswa,

guru juga mengadakan ulangan harian kepada siswa materi

yang berkaitan dengan bangun datar segiempat. Soal-soal

ulangan harian yang disajikan berupa masalah kontekstual

yang bersifat lebih kompleks dari soal-soal latihan

sebelumnya. Dengan demikian, langkah keenam yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

membangun penerimaan dapat dikatakan terlaksana dengan

baik dalam pembelajaran matematika di kelas VII B SMP

Kanisius Gayam Yogyakarta.

2. Analisis Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual

Matematika Berdasarkan Hasil Post Test dan Data Wawancara Siswa

Masalah kontesktual yang dibuat peneliti terdiri dari 3 buah soal yang

disajikan dalam soal post test. Masalah kontekstual tersebut digunakan

untuk mengukur kreativitas siswa. Kemampuan kreativitas akan dianalisis

berdasarkan indikator kreativitas yaitu kefasihan, fleksibilitas dan

orisinalitas dan menggunakan panduan pada tabel 3.6 dan 3.7.

Berdasarkan hasil tes dan wawancara siswa terhadap masalah-masalah

kontekstual, maka dapat dianalisis sebagai berikut:

a. Analisis Kreativitas S1 dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual

Matematika Materi Segiempat

Berikut ini adalah lembar jawaban S1 dalam menyelesaikan

masalah kontekstual pada soal nomor 1, nomor 2 dan nomor 3 serta

hasil transkrip wawancara peneliti dengan S1:

Gambar 4.4 Jawaban S1 untuk Soal Nomor 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Gambar 4.5 Jawaban S1 untuk Soal Nomor 2

Gambar 4.6 Jawaban S1 untuk Soal Nomor 3

Tabel 4.12 Hasil Transkrip Wawancara Peneliti dengan S1

Peneliti S1

Apakah kamu dapat menyelesaikan masalah

nomor 1 dengan cara yang beragam?

Em…. gak bisa mba.

Apakah kamu yakin? Coba kamu berusaha

mencari cara yang lain untuk menyelesaikan

soal ini. Bisa tidak?

Gak bisa e mba, Gak tau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Untuk nomor 2 selain menggunakan konsep

luas persegi panjang dan belah ketupat ada gak

cara lain yang berbeda untuk menyelesaiakan

soal tersebut?

Em. Sebentar mba. Bisa

Mba

Coba kamu jelaskan caramu itu? Jadi dihitung luas bangun-

bangunnya itu mba.

Bangun-bangun apa ya? Jadikan dihitung luas satu

segitiga ini soalnyakan

luasnya sama semua

kemudian dikalikan delapan

kemudian ditambah luas

dari persegi panjang yang

ini.

Apakah kamu bisa menyelesaikan soal nomor

3 dengan cara yang beragam?

Gak bisa e mba.

Apakah yang membuat kamu merasa kesulitan

untuk menyelesaikan masalahan kontekstual

matematika pada materi segieempat dengan

lancar?

Bingung mba, terus

kebanyakan mikir, gak

percaya sama jawaban saya

sama kurang banyak

latihan soal.

Apakah kamu berusaha untuk memikirkan ide

atau gagasan yang beragam dari suatu masalah

kontekstual matematika?

Terkadang Mba. Kalau

udah dapat pelajarannya.

Tapi lebih seringnya gak.

Saya memang berusaha sih

mba, tapi kalau gak bisa

yaudah jawab asal aja.

Tapi saya gak yakin kalau

pake cara sendiri gitu mba.

Apakah ide penyelesaian yang kamu sajikan

dalam lembar jawaban merupakan ide kamu

sendiri?

Iya dong mba. Itu saya

kerja sendiri semuanya.

Dari hasil lembar jawaban diatas maka kemampuan kreativitas

S1 dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika pada

materi segiempat akan dianalisis sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

1) Kefasihan

Merujuk pada lembar jawaban S1 di atas, terlihat bahwa S1

mampu menyelesaikan soal nomor 1 dan 2 yang menyajikan

masalah kontekstual dengan lancar dan tepat. Langkah-langkah

dalam penyelesaian soal disajikan secara jelas oleh S1.

Sementara untuk soal nomor 3, berdasarkan lembar jawaban

pada gambar 4.6 di atas, disimpulkan bahwa S1 belum mampu

menyelesaikan masalah kontekstual tersebut dengan lancar dan

tepat.

Jika merujuk pada hasil transkrip wawancara pada tabel 4.12 di

atas, untuk soal nomor 1 dan 3, terlihat bahwa S1 mengalami

kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan dengan cara yang

beragam. Terlihat bahwa S1 belum mampu menghasilkan dan

mengembangkan alternatif penyelesaian yang beragam dengan

fasih dan tepat. Sementara untuk soal nomor 2, terlihat bahwa

S1 mampu menyelesaikan masalah dengan beragam cara serta

dengan langkah penyelesaian yang lancar dan jawaban yang

benar. Berikut adalah alternatif penyelesaian yang berbeda yang

dikerjakan oleh S1 untuk soal nomor 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Gambar 4.7 Alternatif Jawaban S1 untuk Soal Nomor 2

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa aspek kefasihan S1 untuk nomor 1 dan 3 belum terpenuhi

dengan baik. Sementara untuk nomor 2, S1 memiliki aspek

kefasihan yang baik.

2) Fleksibilitas

Berdasarkan hasil transkrip wawancara peneliti dengan S1

yang disajikan pada tabel 4.12 di atas, S1 belum mampu

menghasilkan sejumlah gagasan yang beragam untuk

menyelesaikan masalah kontekstual pada soal nomor 1 dan 3.

Sementara untuk soal nomor 2, S1 mampu menghasilkan dua

buah gagasan untuk menyelesaikan masalah kontekstual tersebut

yaitu pertama, menggunakan konsep luar persegi panjang dan

belah ketupat dan kedua, menggunakan konsep luas segitiga dan

persegi panjang serta teorema phytagoras.

Dengan demikian untuk soal nomor 2, S1 memiliki

kemampuan aspek fleksibilitas yang baik, sementara untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

masalah nomor 1 dan 3, S1 belum mampu memenuhi aspek

fleksibilitas dengan baik.

3) Orisinalitas

Merujuk pada hasil lembar kerja S1 dan hasil transkrip

wawancara peneliti dengan subyek maka dapat disimpulkan

bahwa S1 memenuhi aspek orisinalitas dengan baik untuk soal

nomor 1 dan 2. S1 menunjukkan kemampuan untuk

menghasilkan ide penyelesaian dalam menyelesaikan masalah

kontesktual yang merupakan gagasan asli sebagai pemikiran

sendiri. Ide yang dihasilkan S1 sebagai penyelesaian untuk

masalah nomor 1 dan 2 juga bernilai benar. Sementara untuk

soal nomor 3, S1 belum mampu memenuhi aspek orisinalitas

dengan baik. Walaupun S1 mampu menghasilkan gagasan asli

sebagai pemikiran subyek sendiri, namu ide yang dihasilkan

subyek sebagai solusi masalah tersebut belum tepat.

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa S1 hanya

dapat memenuhi aspek orisinalitas dengan baik untuk soal

nomor 1 dan 2, sementara untuk soal nomor 3, S1 belum mampu

memenuhi aspek tersebut dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

b. Analisis Kreativitas S16 dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual

Matematika Materi Segiempat

Berikut ini adalah lembar jawaban S16 dalam menyelesaikan

masalah kontekstual pada soal nomor 1, nomor 2 dan nomor 3 serta

hasil transkrip wawancara peneliti dengan S16:

Gambar 4.8 Jawaban S16 untuk Soal Nomor 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Gambar 4.9 Jawaban S16 untuk Soal Nomor 2

Gambar 4.10 Jawaban S16 untuk Soal Nomor 3

Tabel 4.13 Hasil Transkrip Wawancara Peneliti dengan S16

Peneliti S16

Apakah kamu dapat menyelesaikan

masalah nomor 1 dengan cara yang

beragam?

Bisa sih mba menurut saya.

Coba kamu jelaskan ke mba. Jadi gini mba, kalau daerah

yang ditanami sayurkan udah

tadi. Kalau untuk daerah yang

ditanami cabai dan kacang tanah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Peneliti S16

gini mba caranya, inikan

panjangnya 12 m. terus jalan

setapaknya 3 meter. Berati

panjang yang ini itu totalnya 9

meter. Teruskan lebarnya ini 4

meter pake cara yang tadi. Jadi,

total keliling yang cabai dan

kacang tanang itu 4 ditambah 4

ditambah 9 ditambah 9 hasilnya

26 m. Kemudian dikalikan harga

pagarnya mba. Jadi nanti

dapatnya sama Rp 4.800.000,00

Untuk nomor 2 selain menggunakan

konsep luas persegi panjang dan belah

ketupat ada gak cara lain yang berbeda

untuk menyelesaiakan soal tersebut?

Bisa Mba

Coba kamu jelaskan caramu itu? Menghitung luas segitiga dan

luas trapesium ini. Kemudian

ditambah, mba

Untuk soal nomor 3 apakah kamu bisa

menyelesaikannya dengan cara yang

beragam?

Em. Bisa kayaknya mba

Bisa kamu jelaskan idenya? Kalau ini kan pakai gambar

mba, Kalau menurutku bisa kita

hitung luas kertas untuk satu

layang-layang. Terus nanti cari

sisanya.

Bisa kamu kembangkan idenya? Bingung mba. Sampai situ toh

Apakah yang membuat kamu merasa

kesulitan untuk menyelesaikan

masalahan kontekstual matematika

pada materi segieempat dengan lancar?

Malas sih mba biasanya. Ngeliat

angka itu jadi kayak malas.

Apakah kamu berusaha untuk

memikirkan ide atau gagasan yang

beragam dari suatu masalah

kontekstual matematika?

Iya mba. Tapi aku itu sebenarnya

kayak orang-orang yang punya

banyak ide mba. Jadi aku coba

dulu cara satunya terus cara

yang lain gitu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

Peneliti S16

Apakah ide penyelesaian yang kamu

sajikan dalam lembar jawaban

merupakan ide kamu sendiri?

Iya mba

Dari hasil lembar jawaban diatas maka kemampuan kreativitas

S16 dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika pada

materi segiempat akan dianalisis sebagai berikut:

1) Kefasihan

Merujuk pada lembar jawaban S16 di atas, terlihat bahwa S16

mampu menyelesaikan soal nomor 1, 2 dan 3 yang menyajikan

masalah kontekstual dengan lancar dan tepat. Langkah-langkah

dalam penyelesaian soal disajikan secara jelas dan sistematis

oleh oleh S16.

Jika merujuk pada hasil transkrip wawancara pada tabel 4.13 di

atas, terlihat bahwa S16 mampu menyelesaikan permasalahan

dengan cara yang beragam secara lancar dan juga benar untuk

soal nomor 1 dan 2. S16 mampu menunjukkan dan

mengembangkan alternatif penyelesaian yang beragam dengan

fasih dan benar. Sementara untuk soal nomor 3, terlihat bahwa

S1 belum mampu mengembangkan ide yang beragam dengan

lancar dan tepat sebagai solusi dari masalah kontekstual

tersebut.

Berikut ini ada alternatif penyelesaian yang berbeda yang

dikerjakan oleh S1 untuk soal nomor 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Gambar 4.11 Alternatif Jawaban S16 untuk soal nomor 2

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa untuk nomor 1 dan 2, S1 mampu memenuhi aspek

kefasihan dengan baik sementara untuk nomor 3, S1 belum

memenuhi aspek kefasihan yang baik dikarenakan

ketidakmampuan subyek untuk menyelesaikan permasalahan

nomor 3 dengan cara yang beragam secara lancar dan tepat.

2) Fleksibilitas

Berdasarkan hasil transkrip wawancara peneliti dengan S16

yang disajikan pada tabel 4.13 di atas, S16 sudah mampu

menghasilkan sejumlah gagasan yang beragam untuk

menyelesaikan masalah kontekstual pada soal nomor 1, 2 dan 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

Dengan demikian untuk soal nomor 1,2 dan 3, dapat

disimpulkan bahwa subyek dapat memenuhi aspek fleksibilitas

dengan baik.

3) Orisinalitas

Merujuk pada hasil lembar kerja S16 dan hasil transkrip

wawancara peneliti dengan subyek maka dapat disimpulkan

bahwa S1 memenuhi aspek orisinalitas dengan baik untuk soal

nomor 1, 2 dan 3. S16 menunjukkan kemampuan untuk

menghasilkan ide penyelesaian dalam menyelesaikan masalah

kontesktual yang merupakan gagasan asli sebagai pemikiran

sendiri. Ide yang dihasilkan S1 sebagai penyelesaian untuk

semua masalah kontekstual yang disajikan juga bernilai benar.

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa S1 dapat

memenuhi aspek orisinalitas dengan baik semua masalah

kontekstual yang disajikan dalam soal post test.

c. Analisis Kreativitas S22 dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual

Matematika Materi Segiempat

Berikut ini adalah lembar jawaban S22 dalam menyelesaikan

masalah kontekstual pada soal nomor 1, nomor 2 dan nomor 3 serta

hasil transkrip wawancara peneliti dengan S22:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Gambar 4.12 Jawaban S22 untuk Soal Nomor 1

Gambar 4.13 Jawaban S22 untuk Soal Nomor 2a

Gambar 4.14 Jawaban S22 untuk Soal Nomor 2b

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

Gambar 4.15 Jawaban S22 untuk Soal Nomor 3

Tabel 4.14 Hasil Transkrip Wawancara Peneliti dan S22

Peneliti S22

Apakah semua ini asli pekerjaanmu? Iya mba

Apakah kamu dapat menyelesaikan

masalah nomor 1 dengan cara yang

beragam?

Bisa mba

Bisakah kamu jelaskan untuk nomor 1? Jadi akan dicari harga pagar

untuk daerah yang akan

ditanami sayur, daerah yang

akan ditanami cabai dan kacang

tanah. Untuk yang ditanami

cabai dan kacang tanah,

panjang ini kan 12 meter terus

ada jalan setapaknya tiga. Jadi

dikurangi 3 meter sama dengan

9 meter. Sementara lebarnya

pake yang kayak gini jadi dapat

4 meter. Kemudian dihitung

kayak tadi mba. Jadi nanti

dapatnya sama Rp 4.800.000,00

Apakah kamu dapat menyelesaiakan

masalah nomor 2 dengan cara yang

berbeda?

Hitung luas bangun datar 4

segitiga dan 2 trapesiumnya

mba

Bisa kamu kembangkan idenya? Gak bisa mba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Peneliti S22

Untuk soal nomor 3 bisa kamu selesaikan

dengan cara beragam?

Gak tau mba

Apakah kesulitan yang kamu temukan

dalam menyelesaiakan masalah-masalah

tersebut?

Soalnya terlalu rumit mba, gak

biasa latihan soal kayak gini.

Biasanya yang langsung hitung-

hitung gitu.

Apakah yang menyebabkan kamu

kesulitan menyelesaiakan masalah

matematika dengan lancar dan jawaban

yang tepat?

Sulit hitung nya mba, terlalu

susah memahami soalny mba.

Bingung

Apakah kamu berusaha memikirkan

alternatif penyelesaian yang beragam

untuk menyelesaikan masalah

matematika?

Terkadang mba. Kebanyakan

tanya teman.

Kenapa kamu gak berusaha sendiri dulu? Takut salah mba

Dari hasil lembar jawaban diatas maka kemampuan kreativitas

S22 dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika pada

materi segiempat akan dianalisis sebagai berikut:

1) Kefasihan

Merujuk pada lembar jawaban S22 di atas, terlihat bahwa S22

belum mampu menyelesaikan semua permasalahan yang

disajikan dengan lancar dan tepat. Soal yang dapat diselesaikan

subyek dengan lancar dan benar yaitu soal nomor 1 dan 2a.

Sementara soal 2b nomor 3 belum mampu diselesaikan subyek

dengan tepat dan fasih.

Jika merujuk pada hasil transkrip wawancara pada tabel 4.14 di

atas, terlihat bahwa S22 belum mampu menyelesaikan semua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

permasalahan dengan metode yang beragam secara lancar dan

benar. S32 hanya mampu menyelesaikan permasalahan dengan

ide yang beragam untuk soal nomor 1. S22 menjelaskan bahwa

hal tersebut dikarenakan subyek merasa bahwa soal yang

disajikan tidak mudah bagi subyek, takut salah dan juga kurang

adanya latihan soal yang berkaitan dengan masalah kontekstual

matematika.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa S22 belum mampu memenuhi aspek kefasihan dengan

baik untuk semua permasalahan yang disajikan.

2) Fleksibilitas

Berdasarkan hasil transkrip wawancara peneliti dengan S22

yang disajikan pada tabel 4.14 di atas, S22 mampu menemukan

atau menghasilkan berbagai alternatif penyelesaian yang

beragam untuk masalah nomor 1 dan 2. Sementara untuk soal

nomor 3 subyek menemukan kesulitan untuk menghasilkan ide

yang beragam sebagai solusi dari permasalahan yang disajikan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek belum

dapat memenuhi aspek fleksibilitas dengan baik untuk soal

nomor 3 sementara untuk 2 permasalahan lainnya, subyek dapat

memenuhi aspek fleksibilitas dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

3) Orisinalitas

Merujuk pada hasil lembar kerja S22 dan hasil transkrip

wawancara peneliti dengan subyek maka dapat disimpulkan

bahwa S22 mampu memenuhi aspek orisinalitas dengan baik

untuk soal nomor 1. S22 menjelaskan bahwa penyelesaian soal

pada lembar jawaban merupakan hasil gagasan subyek sendiri.

Selain itu dapat dilihat pada lembar kerja bahwa ide yang

dihasilkan subyek sebagai solusi masalah tersebut sudah tepat.

Sementara untuk soal nomor 2 dan 3, jawaban yang

diberikan subyek merupakan gagasan asli, namun jawaban yang

diberikan kurang tepat. Dengan demikian, S22 belum mampu

memenuhi aspek orisinalitas untuk semua masalah kontekstual

yang diberikan.

d. Analisis Kreativitas S38 dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual

Matematika Materi Segiempat

Berikut ini adalah lembar jawaban S38 dalam menyelesaikan

masalah kontekstual pada soal nomor 1, nomor 2 dan nomor 3 serta

hasil transkrip wawancara peneliti dengan S38:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

Gambar 4.16 Jawaban S38 untuk Soal Nomor 1

Gambar 4.17 Jawaban S38 untuk Soal Nomor 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

Gambar 4.18 Jawaban S38 untuk Soal Nomor 3

Tabel 4.15 Hasil Transkrip Wawancara Peneliti dan S38

Peneliti S38

Apakah semua ini asli pekerjaanmu? Iya mba. Pekerjaan saya

sendiri

Apakah kamu dapat menyelesaikan

masalah nomor 1 dengan cara yang

beragam?

Bisa mba

Bisakah kamu jelaskan untuk nomor

1?

Jadi akan dicari harga pagar

untuk daerah yang akan

ditanami sayur, daerah yang

akan ditanami cabai dan

kacang tanah. Untuk yang

ditanami cabai dan kacang

tanah, panjang ini kan 12

meter terus ada jalan

setapaknya tiga. Jadi

dikurangi 3 meter sama

dengan 9 meter. Sementara

lebarnya pake yang kayak

gini jadi dapat 4 meter.

Kemudian dihitung kayak

tadi mba. Jadi nanti dpaatnya

sama Rp 4.800.000,00

Apakah kamu dapat menyelesaiakan

masalah nomor 2 dengan cara yang

berbeda?

Bisa mba. Jadi nanti hitung

dulu luas bangun segitiga ini

kan ada 4 terus luas 2

trapesiumnya, baru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

ditambahkan mba

Bisa kamu kembangkan idenya? Agak bingung e mba

Untuk soal nomor 3 bisa kamu

selesaikan dengan cara beragam?

Gak bisa saya mba

Apakah kesulitan yang kamu temukan

dalam menyelesaiakan masalah-

masalah tersebut?

Kalau yang menurut saya

paling sulit nomor 3 dan 2b

mba

Apakah yang menyebabkan kamu

kesulitan menyelesaikan masalah

matematika dengan lancar dan

jawaban yang tepat?

Susah mba, Serita yang ada

dalam soal sama kurang

disajikan masalah seperti ini

dalam pembelajaran mba

Apakah kamu berusaha memikirkan

alternatif penyelesaian yang beragam

untuk menyelesaikan masalah

matematika?

Pernah mba. Tapi gak selalu.

Dari hasil lembar jawaban diatas maka kemampuan kreativitas

S38 dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika pada

materi segiempat akan dianalisis sebagai berikut:

1) Kefasihan

Merujuk pada lembar jawaban S38 di atas, terlihat bahwa

subyek belum mampu menyelesaikan semua permasalahan yang

disajikan dengan lancar dan tepat. Soal yang dapat diselesaikan

subyek dengan lancar dan benar yaitu soal nomor 1 dan 2.

Sementara soal nomor 3 belum mampu diselesaikan subyek

dengan tepat dan fasih.

Jika merujuk pada hasil transkrip wawancara pada tabel 4.15 di

atas, terlihat bahwa S38 belum mampu menyelesaikan semua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

permasalahan dengan metode yang beragam secara lancar dan

benar. S38 hanya mampu menyelesaikan permasalahan dengan

ide yang beragam untuk soal nomor 1. S38 menjelaskan bahwa

hal tersebut dikarenakan subyek merasa bahwa soal yang

disajikan tidak mudah, kesulitan untuk memahami serita yang

ada dalam soal dan juga kurang adanya latihan soal yang

berkaitan dengan masalah kontekstual matematika.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa S38 belum mampu memenuhi aspek kefasihan dengan

baik untuk semua permasalahan yang disajikan.

2) Fleksibilitas

Berdasarkan hasil transkrip wawancara peneliti dengan S38

yang disajikan pada tabel 4.15 di atas, S38 mampu menemukan

atau menghasilkan berbagai alternatif penyelesaian yang

beragam untuk masalah nomor 1 dan 2. Sementara untuk soal

nomor 3 subyek menemukan kesulitan untuk menghasilkan ide

yang beragam sebagai solusi dari permasalahan yang disajikan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek belum

dapat memenuhi aspek fleksibilitas dengan baik untuk soal

nomor 3 sementara untuk 2 permasalahan lainnya, subyek dapat

memenuhi aspek fleksibilitas dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

3) Orisinalitas

Merujuk pada hasil lembar kerja S38 dan hasil transkrip

wawancara peneliti dengan subyek maka dapat disimpulkan

bahwa S38 mampu memenuhi aspek orisinalitas dengan baik

untuk soal nomor 1 dan 2. S38 menjelaskan bahwa penyelesaian

soal pada lembar jawaban merupakan hasil gagasan subyek

sendiri. Selain itu dapat dilihat pada lembar kerja bahwa ide

yang dihasilkan subyek sebagai solusi masalah tersebut sudah

tepat.

Sementara untuk soal nomor 3, jawaban yang diberikan

subyek merupakan gagasan asli, namun jawaban yang diberikan

kurang tepat. Dengan demikian, S38 belum mampu memenuhi

aspek orisinalitas untuk semua masalah kontekstual yang

diberikan.

e. Analisis Kreativitas S31 dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual

Matematika Materi Segiempat

Berikut ini adalah lembar jawaban S31 dalam menyelesaikan

masalah kontekstual pada soal nomor 1, nomor 2 dan nomor 3 serta

hasil transkrip wawancara peneliti dengan S31:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Gambar 4.19 Jawaban S31 untuk Soal Nomor 1

Gambar 4.20 Jawaban S31 untuk Soal Nomor 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Gambar 4.21 Jawaban S31 untuk Soal Nomor 3

Tabel 4.16 Hasil Transkrip Wawancara Peneliti dan S31

Peneliti S31

Apakah semua ini asli pekerjaanmu? Kerjaanku mba.

Apakah kamu dapat menyelesaikan

masalah nomor 1 dengan cara yang

beragam?

bisa e mba. Tapi kurang yakin

Bisakah kamu jelaskan untuk nomor 1? Jadi akan dicari harga pagar

untuk daerah yang akan

ditanami sayur, daerah yang

akan ditanami cabai dan

kacang tanah. Untuk yang

ditanami cabai dan kacang

tanah, panjang ini kan 12

meter terus ada jalan

setapaknya tiga. Jadi

dikurangi 3 meter sama

dengan 9 meter. Sementara

lebarnya pake yang kayak gini

jadi dapat 4 meter. Kemudian

dihitung kayak tadi mba. Jadi

nanti dpaatnya sama Rp

4.800.000,00

Apakah kamu dapat menyelesaikan

masalah nomor 2 dengan cara yang

berbeda?

Pake itu ya mba, hitung luas

bangun-bangun yang ini

Bangun-bangun yang mana yang kamu

maksudkan?

Ini kan ada bangun trapesium

dan segitiga. Jadi dihitung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Peneliti S31

luas bangunnya itu.

Bisa kamu kembangkan idenya? Bingung e mba

Untuk soal nomor 3 bisa kamu selesaikan

dengan cara beragam?

Gak bisa e mba

Apakah kesulitan yang kamu temukan

dalam menyelesaiakan masalah-masalah

tersebut?

Soalnya tidak mudah, susah

dipahami. Susahnya yang

hitung layang-layang sama

yang nomor dua mba.

Apakah yang menyebabkan kamu kesulitan

menyelesaiakan masalah matematika

dengan lancar dan jawaban yang tepat?

Em gimana ya. Gak perhatiin

guru saat pembelajaran di

kelas, jarang belajar karena

malas, malas menghitung

Apakah kamu berusaha memikirkan

alternatif penyelesaian yang beragam untuk

menyelesaikan masalah matematika?

Gak mba.

Kenapa? Kenapa ya? Karena nyarinya

agak susah, bingung, takut

salah

Dari hasil lembar jawaban diatas maka kemampuan kreativitas

S31 dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika pada

materi segiempat akan dianalisis sebagai berikut:

1) Kefasihan

Merujuk pada lembar jawaban S31 di atas, terlihat bahwa S31

belum mampu menyelesaikan semua permasalahan yang

disajikan dengan lancar dan tepat. Hanya dua soal yang dapat

diselesaikan subyek dengan lancar dan benar. Sementara soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

nomor 3 belum mampu diselesaikan subyek dengan tepat dan

fasih.

Jika merujuk pada hasil transkrip wawancara pada tabel 4.16 di

atas, terlihat bahwa S31 belum mampu menyelesaikan semua

permasalahan dengan metode yang beragam secara lancar dan

benar. S31 hanya mampu menyelesaikan permasalahan dengan

ide yang beragam untuk soal nomor 1. S31 menjelaskan bahwa

hal tersebut dikarenakan subyek merasa bahwa soal yang

disajikan tidak mudah bagi subyek, takut salah dan juga

kesulitan dalam memehami informasi yang ada di soal.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa S31 belum mampu memenuhi aspek kefasihan dengan

baik untuk semua permasalahan yang disajikan.

2) Fleksibilitas

Berdasarkan hasil transkrip wawancara peneliti dengan S31

yang disajikan pada tabel 4.16 di atas, S31 mampu menemukan

atau menghasilkan berbagai alternatif penyelesaian yang

beragam untuk masalah nomor 1 dan 2. Sementara untuk soal

nomor 3 subyek menemukan kesulitan untuk menghasilkan ide

yang beragam sebagai solusi dari permasalahan yang disajikan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek belum

dapat memenuhi aspek fleksibilitas dengan baik untuk soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

nomor 3 sementara untuk 2 permasalahan lainnya, subyek dapat

memenuhi aspek fleksibilitas dengan baik.

3) Orisinalitas

Merujuk pada hasil lembar kerja S31 dan hasil transkrip

wawancara peneliti dengan subyek maka dapat disimpulkan

bahwa S1 mampu memenuhi aspek orisinalitas dengan baik

untuk soal nomor 1 dan 2. S31 menjelaskan bahwa penyelesaian

soal pada lembar jawaban merupakan hasil gagasan subyek

sendiri. Selain itu dapat dilihat pada lembar kerja bahwa ide

yang dihasilkan subyek sebagai solusi masalah tersebut sudah

tepat.

Sementara untuk soal nomor 3, jawaban yang diberikan subyek

merupakan gagasan asli, namun jawaban yang diberikan kurang

tepat. Dengan demikian, untuk maslaah nomor 3. S31 belum

mampu memenuhi aspek orisinalitas dengan baik.

f. Analisis Kreativitas S32 dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual

Matematika Materi Segiempat

Berikut ini adalah lembar jawaban S32 dalam menyelesaikan

masalah kontekstual pada soal nomor 1, nomor 2 dan nomor 3 serta

hasil transkrip wawancara peneliti dengan S32:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Gambar 4.22 Jawaban S32 untuk Soal Nomor 1

Gambar 4.23 Jawaban S32 untuk Soal Nomor 2

Tabel 4.17 Hasil Transkrip Wawancara Peneliti dan S32

Peneliti S32

Apakah kamu dapat menyelesaikan masalah

nomor 1, 2 dan 2 dengan cara yang beragam?

Gak bisa e mba.

Apakah ide-ide pada lembar penyelesaian

merupakan gagasan asli kamu sendiri?

Iya mba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

Peneliti S32

Apakah kesulitan yang kamu temukan dalam

menyelesaiakan masalah-masalah tersebut?

Bingung rumusnya, kurang

paham soalnya sama kurang

katihan soal mba.

Apakah yang menyebabkan kamu kesulitan

menyelesaiakan masalah matematika dengan

lancar dan jawaban yang tepat?

Gak paham mba sama gak

memerhatikan penjelasan

guru di kelas. Saat guru

menjelaskan kurang

mendengarkan mba

Apakah kamu berusaha memikirkan

alterfnatif penyelesaian yang beragam untuk

menyelesaikan masalah matematika?

Jarang mba

Kenapa? Lebih suka cara guru mba,

lebih gampang

Dari hasil lembar jawaban diatas maka kemampuan kreativitas

S32 dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika pada

materi segiempat akan dianalisis sebagai berikut:

1) Kefasihan

Merujuk pada lembar jawaban S32 di atas, terlihat bahwa S32

belum mampu menyelesaikan semua permasalahan yang

disajikan dengan lancar dan tepat. Hanya satu soal yang dapat

diselesaikan subyek dengan lancar dan benar. Sementara dua

soal lainnya yaitu soal nomor 2 dan 3 belum mampu subyek

selesaikan dengan tepat dan fasih.

Jika merujuk pada hasil transkrip wawancara pada tabel 4.17 di

atas, terlihat bahwa S32 belum mampu menyelesaikan

permasalahan dengan cara yang beragam secara lancar dan juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

benar untuk soal nomor 1 dan 2. S32 menjelaskan bahwa hal

tersebut dikarenakan subyek kurang mampu memahami

informasi pada soal dengan baik dan juga ketidakkonsetrasian

subyek saat pelajaran di kelas.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa S32 belum mampu memenuhi aspek kefasihan dengan

baik untuk semua permasalahan yang disajikan.

2) Fleksibilitas

Berdasarkan hasil transkrip wawancara peneliti dengan S32

yang disajikan pada tabel 4.17 di atas, S32 menemukan

kesulitan untuk menghasilkan sejumlah gagasan yang beragam

untuk menyelesaikan masalah kontekstual yang disajikan.

Subyek menemukan kesulitan untuk menentukan rumus dan ide

yang tepat sebagai solusi dari permasalahan yang diberikan.

Selain itu, dari hasil wawancara, subyek menegaskan bahwa,

salah satu faktor subyek kesulitan menghasilkan alternatif

penyelesaian yang beragam dikarenakan subyek lebih suka dan

mengandalkan cara dari guru.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek belum

dapat memenuhi aspek fleksibilitas dengan baik untuk semua

masalah kontekstual yang disajikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

3) Orisinalitas

Merujuk pada hasil lembar kerja S32 dan hasil transkrip

wawancara peneliti dengan subyek maka dapat disimpulkan

bahwa S32 belum mampu memenuhi aspek orisinalitas dengan

baik untuk soal nomor 1, 2 dan 3. S32 memang menegaskan

bahwa penyelesaian soal pada lembar jawaban merupakan hasil

gagasan subyek sendiri. Walaupun S32 mampu menghasilkan

gagasan asli sebagai pemikiran subyek sendiri, namun ide yang

dihasilkan subyek sebagai solusi masalah tersebut belum tepat.

Dengan demikian, S32 belum mampu memenuhi aspek

orisinalitas dengan baik.

Berdasarkan hasil analisis di atas, maka dapat diketahui tingkatan

kemampuan kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual

matematika pada materi segiempat. Berikut adalah tingkatan kemampuan

kreativitas dari 6 subyek penelitian:

Tabel 4.18. Analisis Data Kemampuan Kreativitas Siswa dalam

Menyelesaikan Masalah Kontekstual Matematika pada Materi Segiempat

Ditinjau dari Aspek Kefasihan, Fleksibilitas dan Orisinalitas

Subyek Skor Kemampuan Kreativitas

Soal 1 Soal 2 Soal 3

K F O K F O K F O

S1 2 0 2 3 3 3 1 0 1

S16 3 3 3 3 3 3 2 3 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

S22 3 3 3 2 3 2 1 0 1

S38 3 3 3 2 3 3 1 0 1

S31 3 3 3 3 3 3 1 0 1

S32 2 0 1 1 0 1 0 0 0

Keterangan:

K: Kefasihan F: Fleksibilitas O: Orisinalitas

Tabel 4.19 Data Tingkat Kemampuan Kreativitas Siswa dalam

Menyelesaikan Masalah Kontekstual Matematika pada Materi Segiempat

Subyek Skor Kemampuan Kreativitas Total Tingkatan

Kemampuan

Kreativitas Soal 1 Soal 2 Soal 3

S1 4 9 2 59 Rendah

S16 9 9 7 93 Sangat Tingggi

S22 9 7 2 67 Sedang

S38 9 8 2 70 Sedang

S31 9 8 2 70 Sedang

S32 3 2 0 19 Sangat Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

D. Pembahasan

1. Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran

Treffinger

Pembelajaran matematika yang mengimplementasikan model

pembelajaran Treffinger pada materi segiempat di kelas VII B SMP

Kanisius Gayam Yogyakarta telah terlaksana. Kegiatan pembelajaran yang

menggunakan model pembelajaran ini dilaksanakan dalam dua pertemuan.

Persentase keterlaksanaan pembelajaran matematika yang

mengimplementasikan model pembelajaran Treffinger pada materi

segiempat untuk pertemuan pertama dan kedua berturut-turut adalah

86% dan 81%. Dengan demikian pembelajaran matematika yang

mengimplementasikan model pembelajaran Treffinger pada materi

segiempat dapat terlaksana dengan baik. Adapun pembahasan

keterlaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

Treffinger adalah sebagai berikut:

a. Langkah Pertama: Menentukan Tujuan

Berdasarkan hasil analisis, guru sudah mampu menunjukkan

implementasi dari langkah pertama yaitu menentukan tujuan dalam

pembelajaran matematika materi segiempat. Hal ini dapat terlihat

pada hasil transkrip pembelajaran pada pertemuan pertama dimana

guru secara eksplisit menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai. Hal ini sejalan dengan dengan pendapat Treffinger dalam

Huda (2013) yang menyatakan bahwa dalam langkah menentukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

tujuan pembelajaran guru menginformasikan kompetensi atau

tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran. Namun, pada

pertemuan kedua guru tidak menyampaikan tujuan dari

pembelajaran. Adapun faktor yang menyebabkan hal ini terjadi

dikarenakan guru belum terbiasa menyampaikan tujuan

pembelajaran dalam setiap pembelajaran matematika dan tidak

cukupnya waktu. Dengan demikian langkah pertama yaitu

menentukan tujuan belum dpaat terlaksana dengan maksimal.

b. Langkah Kedua: Menggali Data

Mengacu pada hasil analisis, guru mampu menunjukkan dan

mengeksplorasi langkah kedua dalam model pembelajaran

Treffinger dengan baik. Hal ini dapat terlihat pada hasil transkrip

pembelajaran pertemuan pertama dimana guru menyajikan

beberapa permasalahan yang berkaitan dengan aplikasi dari konsep

bangun datar segiempat dalam kehidupan sehari-hari. Respon yang

diberikan siswa juga mengindasikankan bahwa siswa memiliki rasa

ingin tahu yang tinggi terhadap permasalahan yang diberikan. Hal

ini tentunya sejalan dengan pendapat Treffinger dalam Hudo

(2013) bahwa yang dimaksudkan dalam langkah menggali data

yaitu guru mendemonstrasikan atau menyajikan fenomena alam

yang dapat menundang keingintahuan siswa. Dengan demikian

langkah menggali dapat belum dapat terlaksana dengan dalam

pembelajaran matematika materi segiempat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

c. Langkah Ketiga: Merumuskan Masalah

Mengacu pada hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa langkah

merumuskan masalah sudah dapat terlaksana dengan baik dan

maksimal. Hal ini dapat terlihat pada hasil transkrip pembelajaran

dimana guru membimbing siswa dalam kelompok untuk

menentukan permasalahan dari soal-soal mengenai identifikasi ciri-

ciri dan luas dari bangun datar segiempat serta permasalahan

mengenai keliling dan luas bangun datar segiempat yang disajikan

dalam bentuk masalah rutin dan kontekstual. Hal ini sesuai dengan

pendapat yang dijelaskan oleh Marygayanti, dkk (2016) bahwa

dalam langkah merumuskan masalah guru membimbing siswa

untuk melakukan diskusi dengan kelompoknya orang dan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengindentifikasi

permasalahan.

d. Langkah Keempat: Memunculkan Gagasan

Berdasarkan hasil analisis, disimpulkan bahwa langkah

memunculkan gagasan pada pembelajaran matematika materi

segiempat sudah dapat terlaksana dengan baik. Guru

mengimplementasikan langkah ini melalui kegiatan diskusi

kelompok, tanya jawab dan juga presentasi kelompok. Salah satu

contohnya dapat dilihat pada gambar 4.1 dan 4.3 dimana guru

menuntun siswa untuk memunculkan berbagai gagasan sebagai

solusi dari permasalahan yang diberikan. Sebagaimana yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

ditegaskan oleh oleh Marygayanti, dkk (2016) bahwa dalam

langkah memunculkan gagasan guru memberikan waktu dan

kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan solusi dan

membimbing siswa untuk menyepakati solusi pemecahan yang telah

ditentukan.

e. Langkah Kelima: Mengembangkan Solusi

Mengacu pada hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa guru

sudah mampu menunjukkan implementasi dari langkah

mengembangkan solusi. Beberapa kegiatan yang mengindikasikan

implementasi dari langkah kelima ini diantaranya tanya jawab dan

presentasi kelompok sebagaimana yang terlihat pada gambar 4.5.

Melalui kegiatan ini guru memfasilitasi siswa untuk mengumpulkan

ide-ide dari berbagai siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat

Treffinger dalam Huda (2013) bahwa dalam langkah

mengembangkan solusi guru mendorong siswa untuk

mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen,

untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

Namun, guru belum mampu mengeksplorasi langkah

mengembangkan solusi secara maksimal. Hal ini terlihat dalam

beberapa kegiatan dimana siswa kurang berani menyampaikan dan

mengembangkan ide-ide yang beragam sebagai solusi dari

permasalah yang diberikan. Adapun faktor yang menyebabkan

langkah kelima tidak dapat terlaksana dengan baik adalah kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

cukupnya waktu. Hal ini dikarenakan waktu yang terpotong cukup

banyak saat siswa berdiskusi dalam kelompok dan

mempresentasikan hasil diskusi. Sementara menurut pendapat

beberapa siswa, faktor yang menyebabkan siswa mengalami

kesulitan dalam mengeksplorasi ide yang beragam dikarenakan

kurangnya percaya terhadap solusi yang diberikan dan dan

kurangnya pengalaman pembelajaran yang mendorong siswa untuk

berpikir divergen. Sementara berdasarkan hasil pengamatan siswa

kurang diberi kesempatan untuk secara mandiri mengekplorasi ide-

ide yang beragam dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual

pada materi segiempat.

f. Langkah Keenam: Membangun Penerimaan

Mengacu pada hasil analisis dapat disimpulkan bahwa langkah

membangun penerimaan sudah dapat terlaksana dengan baik.

Dapat dilihat dalam hasil transkrip pembelajaran bahwa guru selalu

memberikan penguatan untuk solusi yang diberikan siswa,

memperbaiki solusi yang belum tepat, memberikan penugasan dan

ulangan harian. Sebagaimana yang dijelakkan oleh Treffinger

dalam Hudo (2013) bahwa dalam langkah membangun penerimaan

guru mengecek solusi yang telah diperoleh siswa dan memberikan

permasalahan yang baru namun yang lebih kompleks agar siswa

dapat menerapkan solusi yang telah diperoleh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

2. Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual Matematika

Berdasarkan hasil analisis data tes dan wawancara terkait kreativitas

siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika, maka dapat

disimpulkan bahwa, tingkat kreativitas dari subyek penelitian adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.20 Data Tingkat Kreativitas Siswa Dalam Menyelesaikan

Masalah Kontekstual Matematika pada Materi Segiempat

Tingkat Kreativitas

Subyek Banyaknya Siswa

Sangat Rendah S32 1

Rendah S1 1

Sedang S22, S31, S38 3

Sangat Tinggi S16 1

Dari tabel 4.20 di atas maka dapat simpulkan bahwa tingkat kreativitas

dari subyek penelitian lebih banyak berada pada tingkat sedang dengan

banyaknya subyek adalah 3. Berikut akan dijelaskan kemampuan yang

dimililiki oleh subyek dari masing-masing kategori ditinjau dari kreativitas

siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika pada materi

segiempat:

a. Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual

Matematika pada Materi Segiempat yang Berada pada Kategori Sangat

Rendah

Berdasarkan tabel 4.20, subyek yang berada pada tingkat kreativitas

rendah dalam menyelesaikan masalah kontektual matematika pada

materi segiempat adalah S32. Hasil tes mengindikasi bahwa subyek

yang berada pada tingkat ini belum mampu menyelesaikan semua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

masalah kontekstual dengan kefasihan, fleksibilitas dan orisinalitas.

Subyek hanya mampu menyelesaikan satu dari tiga masalah kontekstual

pada materi segiempat dengan kreatif. Selain itu, pada tingkat

kreativitas rendah, subyek belum mampu menghasilkan ide-ide yang

beragam untuk semua masalah yang disajikan serta belum mampu

memahami informasi mengenai masalah kontekstual dengan baik.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi subyek kurang

menunjukkan keberanian untuk mencoba dan mengembangkan

berbagai alternatif penyelesaian dari masalah kontekstual yang

diberikan, kurang percaya diri dan kurang menunjukkan partisipasi aktif

dalam pembelajaran. Selain itu, subyek juga menegaskan bahwa

kurangya pembelajaran yang menyajikan masalah kontektual dan

latihan mengembangkan suatu ide yang beragam dalam pembelajaran

matematika menjadi faktor penyebab subyek kesulitan untuk berpikit

secara kreatif. Namun kendati demikian jika meninjau kembali

indikator kefasihan dan orisinalitas subyek sebelum dan sesudah

diterapkanya model pembelajaran terlihat bahwa kreativitas subyek

mengalami peningkatan dimana poin yang dihasilkan siswa sebelum

dan sesudah pembelajaran yang mengimplementasikan model

Treffinger berturut-turut adalah 0 dan 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

b. Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual

Matematika pada Materi Segiempat yang Berada pada Kategori Rendah

Berdasarkan tabel 4.20, subyek yang berada pada tingkat kreativitas

rendah dalam menyelesaikan masalah kontektual matematika pada

materi segiempat adalah S1. Subyek yang berada pada tingkat

kreativitas sangat rendah mampu memahami informasi dalam masalah

kontekstual dengan baik sehingga bisa menyelesaikan dua masalah

dengan lancar dan benar. Akan tetapi subyek belum mampu berpikir

secara fleksibel dalam menyelesaikan masalah kontekstual segiempat

yang disajikan.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dalam pembelajaran di

kelas subyek menunjukkan partisipasi aktif, mengajukan pertanyaan jika

terdapat pengetahuan yang belum dipahami. Namun, subyek dalam

kategori ini belum mampu menunjukkan keberanian untuk mencoba dan

mengembangkan berbagai alternatif penyelesaian dari suatu masalah

kontekstual. Subyek kurang percaya diri memberikan gagasan pribadi

yang fleksibel dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika

pada materi segiempat. Kurangnya pembelajaran matematika yang

menyajikan masalah kontekstual dan latihan mengembangkan suatu ide

yang beragam menjadi faktor penyebab subyek kesulitan untuk berani

menyampaikan gagasan secara kreatif.

Jika meninjau kembali indikator kefasihan dan orisinalitas subyek

sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran terlihat bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

kreativitas subyek mengalami penurunan dimana poin yang dihasilkan

siswa sebelum dan sesudah pembelajaran yang mengimplementasikan

model Treffinger adalah berturut-turut adalah 11 dan 15.

c. Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual

Matematika pada Materi Segiemapat yang Berada pada Kategori Sedang

Berdasarkan tabel 4.20, subyek yang berada pada tingkat kreativitas

sedang dalam menyelesaikan masalah kontektual matematika pada

materi segiempat adalah S22, S31 dan S38. Secara umum, subyek yang

berada pada tingkat kreativitas sedang mampu memahami informasi

dalam masalah kontekstual dengan baik sehingga bisa menyelesaikan

dua masalah dengan lancar dan benar. Pada kategori ini, subyek mampu

menunjukkan kemampuan fleksibilitas dalam menyelesaikan dua

masalah kontekstual matematika pada materi segiempat. Sementara

untuk kemampuan kefasihan dan orisinalitas subyek belum mampu

menunjukkannya dengan maksimal.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi mengindikasikan bahwa

subyek menunjukkan partisipasi aktif dalam pembelajaran, mengajukan

pertanyaan jika terdapat pengetahuan yang belum dipahami dan

menunjukkan keberanian untuk mencoba dan mengembangkan berbagai

alternatif penyelesaian dari suatu masalah kontekstual. Namun, subyek

dalam kategori ini masih menemukan kesulitan untuk mengembangkan

ide yang bervariasi dengan lancar. Subyek menegaskan bahwa penyebab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

terjadinya hal tersebut karena kurang percaya diri dan kurang adanya

pembelajaran matematika yang menyajikan masalah kontekstual.

Jika meninjau kembali indikator kefasihan dan orisinalitas subyek

sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran terlihat bahwa

kreativitas subyek mengalami peningkatan sebelum dan sesudah

pembelajaran yang mengimplementasikan model Treffinger.

d. Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual

Matematika pada Materi Segiemapat yang Berada pada Kategori Sangat

Tinggi

Berdasarkan tabel 4.20, subyek yang berada pada tingkat kreativitas

sedang dalam menyelesaikan masalah kontektual matematika pada

materi segiempat adalah S16. Subyek yang berada pada tingkat

kreativitas sangat tinggi subyek mampu menunjukkan kemampuan

aspek fleksibilitas dan orisinalitas dengan maksimal khususnya dalam

menyelesaikan masalah kontekstual matematika pada materi segiempat.

Sementara untuk aspek kefasihan subyek sudah mampu menunjukkan

dengan maksimal untuk dua permasalahan kontekstual yang disajikan

dalam soal post test.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi mengindikasikan bahwa

subyek mampu menunjukkan partisipasi aktif dalam pembelajaran,

mengajukan pertanyaan jika terdapat pengetahuan yang belum

dipahami, menunjukkan keberanian untuk mencoba dan

mengembangkan berbagai alternatif penyelesaian dari suatu masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

kontekstual dan memiliki percaya diri yang tinggi terhadap gagasan

pribadi serta memiliki kemauan untuk berpikir secara divergen. Dalam

kategori subyek tidak menemukan kesulitan yang berarti untuk

mengembangkan ide yang bervariasi dengan lancar. Sementara jika

meninjau kembali indikator kefasihan dan orisinalitas subyek sebelum

dan sesudah diterapkannya model pembelajaran terlihat bahwa

kreativitas subyek mengalami peningkatan sebelum dan sesudah

pembelajaran yang mengimplementasikan model Treffinger.

3. Temuan Lain dalam Penelitian

Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa salah satu subyek yaitu S1

mengalami penurunan tingkat kreativitas yang pada awalnya diasumsikan

berada tingkat kreativitas yang tinggi (berdasarkan perhitungan

menggunakan standar deviasi) dan setelah diimplementasikannya model

pembelajaran Treffinger pada materi segiempat subyek berada pada tingkat

kreativitas rendah. Berdasarkan hasil wawancara ditegaskan oleh subyek

bahwa hal tersebut terjadi karena beberapa faktor diantaranya adalah:

1) Kurang percaya diri terhadap gagasan pribadi dan rasa takut salah untuk

memunculkan dan mengembangkan ide-de yang beragam sebagai solusi

dari permasalahan yang diberikan. Hal ini menegaskan bahwa terdapat

faktor lingkungan yang kurang mampu memotivasi siswa untuk memiliki

keberanian dalam menyampaikan gagasan pribasi serta mengelaborasi

berbagai ide yang beragam dalam menyelesaikan permasalahan yang

diberikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

2) Subyek menegaskan bahwa dalam pembelajaran matematika masalah

yang sering disajikan adalah masalah-masalah rutin. Subyek jarang

menjumpai masalah-masalah kontekstual dalam pembelajaran

sebagaimana yang dibuat peneliti dalam soal pre test dan post test.

3) Kurang mendapat pengalaman pembelajaran yang mendorong siswa

untuk berpikir secara kreatif seperti pembelajaran yang menuntut siswa

untuk mengeksplorasi ide-ide yang beragam dalam menyelesaikan

permasalahan.

Berdasarkan faktor yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa

untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah

kontekstual matematika yang mengimplementasikan model pembelajaran

Treffinger tidak hanya dipengaruhi oleh aspek kognitif tetapi juga aspek

afektif. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Polamato dalam Huda (2013:

320) bahwa karakteristik yang paling dominan dari model Treffinger

adalah upayanya dalam mengintegrasikan dimensi kognitif dan afektif

siswa untuk mencari arah-arah penyelesaian yang akan ditempuhnya

untuk memecahkan permasalahan.

E. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yaitu:

1. Pembelajaran yang mengimplementasikan model pembelajaran Treffinger

pada materi segiempat di kelas VII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta

hanya dapat dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dikarenakan masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

keterbatasan waktu. Hal ini mengakibatkan pelaksanaan pembelajaran yang

mengimplementasikan model pembelajaran Treffinger pada materi

segiemppat kurang optimal dan terdapat beberapa materi yang tidak dapat

tersampaikan dengan baik.

2. Soal post test tidak dapat dilakukan uji coba dikarenakan keterbatasan

waktu. Hal ini mengakibatkan soal post test tidak dapat diuji kevalidannya.

3. Tidak dapat dilakukan wawancara untuk hasil pre test dikarenakan rentang

pelaksanaan pre test dan pelaksanaan penelitian cukup singkat. Hal ini

mengakibatkan aspek fleksibilitas dalam kreativitas tidak dapat dinilai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, diperoleh

hasil sebagai berikut:

1. Keterlaksanaan Pembelajaran yang Mengimplementasikan Model

Pembelajaran Treffinger

Hasil pengamatan terhadap pembelajaran yang dilakukan menunjukkan

bahwa pembelajaran matematika yang mengimplementasikan model

pembelajaran Treffinger berada pada kategori sangat baik. Hal ini

ditunjukkan dengan persentase keterlaksanaan pembelajaran yaitu 83%.

Namun terdapat beberapa langkah dalam model Treffinger yang belum

terlaksana dengan baik antara lain menentukan tujuan dan

mengembangkan solusi. Pada langkah menentukan tujuan guru tidak

selalu menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam setiap

pertemuan, sementara pada langkah mengembangkan solusi guru kurang

memberikan kesempatan kepada siswa secara mandiri untuk

mengeksplorasi ide-ide yang beragam dalam menyelesaikan masalah

kontekstual segiempat yang diberikan.

2. Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual Matematika

pada Materi Segiempat

Kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual

matematika pada materi segiempat berada pada empat kategori yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

sangat rendah, rendah, sedang dan sangat tinggi. Berdasarkan hasil

analisis ditunjukkan bahwa siswa yang memiliki kreativitas sangat

rendah, rendah dan sangat tinggi masing-masing sebanyak 1 siswa

sementara siswa yang berada pada kategori sangat tinggi sebanyak 3

siswa.

Pada kategori sangat rendah subyek belum mampu menyelesaikan

semua masalah kontekstual dengan kefasihan, fleksibilitas dan

orisinalitas. Subyek hanya mampu menyelesaikan satu dari tiga masalah

kontekstual pada materi segiempat dengan kreatif. Selain itu, subyek

belum mampu menghasilkan ide-ide yang beragam untuk

menyelesaikan masalah kontekstual yang disajikan serta belum dapat

memahami informasi mengenai masalah kontekstual dengan baik.

Sementara pada kategori rendah mampu memahami informasi dalam

masalah kontekstual dengan baik sehingga bisa menyelesaikan dua

masalah dengan lancar dan benar. Akan tetapi subyek belum mampu

berpikir secara fleksibel dalam menyelesaikan masalah kontekstual

segiempat yang disajikan. Subyek pada kategori sedang mampu

memahami informasi dalam masalah kontekstual dengan baik sehingga

bisa menyelesaikan dua masalah dengan lancar dan benar. Pada

kategori ini, subyek mampu menunjukkan kemampuan fleksibilitas

dalam menyelesaikan dua masalah kontekstual matematika pada materi

segiempat. Sementara untuk kemampuan kefasihan dan orisinalitas

subyek belum mampu menunjukkannya dengan maksimal. Subyek pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

kategori sangat tinggi mampu menunjukkan kemampuan aspek

fleksibilitas dan orisinalitas dengan maksimal khususnya dalam

menyelesaikan masalah kontekstual matematika pada materi segiempat.

Sementara untuk aspek kefasihan subyek sudah mampu menunjukkan

dengan maksimal untuk dua permasalahan kontekstual yang disajikan

dalam soal post test.

Berdasarkan hasil wawancara terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi kreativitas siswa antara lain kepercayaan diri dalam

menyampaikan gagasan pribadi dan gagasan yang beragam, pemberian

motivasi dan juga pengalaman pembelajaran yang menuntut siswa

untuk berpikir kreatif. Namun dalam pembelajaran, siswa kurang diberi

kesempatan agar secara mandiri mengeksplorasi ide-ide yang beragam

dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika pada materi

segiempat. Sehingga hal tersebut menyebabkan kurang adanya

kepercayaan diri siswa dalam menyampaikan gagasan pribadi dan juga

berpikir divergen.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa saran yang

disampaikan peneliti yakni:

a. Bagi Guru

1. Dalam pembelajaran yang mengimplementasikan model Treffinger

dengan tujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam

menyelesaikan masalah kontekstual matematika, sebaiknya guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

mampu mengintegrasikan dimensi kognitif dan afektif siswa. Hal ini

didasarkan pada temuan lain dalam penelitian ini dimana kreativitas

salah satu subyek menurun dikarenakan beberapa faktor yang berkaitan

dengan aspek afektif seperti kurang percaya diri dalam mengeksplorasi

ide-ide yang beragam dalam menyelesaikan masalah kontekstual

matematika.

2. Model pembelajaran Treffinger membutuhkan waktu yang cukup lama

agar dapat terlaksana dengan maksimal sehingga diperlukan persiapan

yang matang dalam merancangan aktivitas pembelajaran di kelas.

Selain itu, guru juga diharapkan agar dapat menerapkan model

pembelajaran Treffinger untuk beberapa topik dalam pembelajaran

matematika.

b. Bagi Peneliti Lain

Dalam penelitian ini, model pembelajaran Treffinger belum dapat

terlaksana dengan maksimal dikarenakan terdapat beberapa langkah

pembelajaran yang belum terealisasi dengan baik. Selain itu, kreativitas

beberapa subyek dalam menyelesaikan masalah kontekstual matematika

dalam pembelajaran matematika pada materi segiempat yang

mengimplementasi model Treffinger masih berada pada kategori rendah

dan sangat rendah. Dengan demikian diharapkan peneliti selanjutnya bisa

mendalami faktor-faktor yang mempengaruhi langkah-langkah tersebut

terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Mohammad Faizal. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Berbasis Masalah Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan

Metakognisi Siswa Sekolah Dasar. Journal of Medives, 2(1), 117-128.

Anggo, Mustamin. 2011. Pelibatan Metakognisi dalam Pemecahan Masalah

Matematika. Jurnal Edumatica, 1(1), 25-32.

Arikunto, Suharsimi. 1988. Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Departemen

Pendidikan Dan Kebudayaan.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

As’ari, Abdur Rahman, dkk. 2017. Buku Guru Matematika SMP/MTs Kelas VII.

Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Darminto, Bambang Priyo. 2013. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematis melalui Pembelajaran Model Treffinger. Jurnal

Pendidikan Matematika, 2(3), 239-248.

Eviliyanida. E. 2010. Pemecahan Masalah Matematika. Jurnal Visipena, 1(2), 10-

17.

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran (Isu-Isu

Metodis dan Paradikmatis). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hudoyo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

Maygayanti, Made Ni. Dkk. 2016. Studi Komparatif Penggunaan Model

Pembelajaran Treffinger dan Problem Based Learning terhadap Hasil

Belajar TIK Siswa Kelas XI di SMA Laboratorium Undiksha Singaraja.

Jurnal Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika, 5(2), 1-10.

Moma, L. 2015. Pengembangan Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis untuk Siswa SMP. Jurnal Matematika dan Pendidikan

Matematika, 4(1), 27-41.

Nisa, Titin Faridatun. 2011. Pembelajaran Matematika Dengan Setting Model

Treffinger Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa. Jurnal Pedagogia,

1(1), 35-50.

Polamato, Sarson Waliyatimas. 2006. Mengembangkan Kreativitas Matematik

Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Model

Treffinger. Jurnal Pendidikan Matematika, 25(1), 22-26.

Prastowo, Andi. 2014. Memahami Metode-Metode Penelitian.

Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Purwanto. 2016. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ratnawulan, Elis dan H.A. Rusdiana. 2013. Evaluasi Pembelajaran.

Bandung: Pustaka Setia.

Rosiyanti, Hastri. dan Esti Wijayanti. 2015. Implementasi Model Pembelajaran

Treffinger terhadap Hasil Belajar dan Sikap Siswa. Jurnal Pendidikan

Matematika dan Matematika, 1(2), 37-44.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

Schunk, Dale H. 2012. Teori-Teori Pembelajaran. Edisi ke 6. Diterjemahkan oleh

Hamdiah dan Fajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Setiawan, Raden Heri dan Idris Harta. 2014. Pengaruh Pendekatan Open-Ended

dan Pendekatan Kontekstual terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

dan Sikap Siswa terhadap Matematika. Jurnal Riset Pendidikan

Matematika, 1(2), 240-256.

Silver, Edwar A. 1997. Fostering Creativity through Instruction Rich in

Mathematical Problem Solving and Problem Posing. The International

Journal of Mathematics Education, 29(3), 75-82.

Smith, Rolland R. dan James F. Ulrich. 1956. Plane Geometry. New York:

Harcourt, Brace and World, Inc.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2014. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.

Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and

Development). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono.2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

Dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sujiono, Yuliani Nurani dan Bambang Sujiono. 2010. Bermain Kreatif Berbasis

Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT Indeks.

Supriadi, Dedi. 1994. Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan IPTEK.

Bandung: Alfabeta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

Suprijono, Agus. 2016. Model-Model Pembelajaran Emansipatoris. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Treffinger, Donald J. 2005. Creative Problem Solving: The History, Development,

dan Implication for Gifted Education and Talent Development. Journal of

The Evolution of CPS in Gifted Education, 49(4), 342-353.

Wagiyo, A., dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika I untuk SMP/Mta Kelas

VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

LAMPIRAN 1

INSTRUMEN PENELITIAN

1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

1.2 Lembar Observasi Keterlaksanan Pembelajaran yang

Mengimplementasikan Model Pembelajaran Treffinger

1.3 Lembar Soal Tes Hasil Belajar (Pre Test)

1.4 Lembar Soal Tes Hasil Belajar (Post Test)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

Lampiran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Kanisius Gayam Yogyakarta

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VII A/ Genap

Materi Pokok : Segiempat (Trapesium, Jajargenjang, Persegi

Panjang, Persegi, Belah Ketupat, Layang-Layang)

Alokasi Waktu : 1 Pertemuan (2 JP)

A. Kompetensi Inti

Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menghayati dan mengamalkan

ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial

adalah “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan

pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak

di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,

bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.”

KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis,

spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

KI 4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara

efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan

solutif dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan

dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda

sesuai dengan kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.11 Mengaitkan rumus keliling dan

luas untuk berbagai jenis

segiempat (persegi,

persegipanjang, belahketupat,

jajargenjang, trapesium, dan

layang-layang) dan segitiga

4.11 Menyelesaikan masalah

kontekstual yang berkaitan

dengan luas dan keliling

segiempat (persegi,

persegipanjang, belahketupat,

jajargenjang, trapesium, dan

layang-layang) dan segitiga

3.11.1 Mengidentifikasikan sifat-sifat

dari jajargenjang

3.11.2 Mengidentifikasikan sifat-sifat

dari persegi panjang

3.11.3 Mengidentifikasikan sifat-sifat

dari persegi

3.11.4 Mengidentifikasikan sifat-sifat

dari belah ketupat

3.11.5 Mengidentifikasikan sifat-sifat

dari layang-layang

3.11.6 Mengidentifikasikan sifat-sifat

dari dan trapesium

C. Tujuan Pembelajaran

• Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa diharapkan mampu

mengidentifikasikan sifat-sifat dari jajargenjang

• Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa diharapkan mampu

mengidentifikasikan sifat-sifat persegi panjang

• Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa diharapkan mampu

mengidentifikasikan sifat-sifat dari persegi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

• Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa diharapkan mampu

mengidentifikasikan sifat-sifat dari belah ketupat

• Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa diharapkan mampu

mengidentifikasikan sifat-sifat dari layang-layang

• Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa diharapkan mampu

mengidentifikasikan sifat-sifat dari dan trapesium.

Sikap

• Percaya diri

• Bekerja sama

D. Materi Pembelajaran

Segiempat adalah bangun datar yang dibatasi oleh empat buah sisi. Adapun

ciri-ciri dari bangun datar segiempat yaitu: memiliki empat buah sisi, memiliki

empat titik sudut, serta keempat titik tersebut tidak pernah segaris. Segiempat

terdiri dari dua macam yaitu segiempat beraturan dan tidak beraturan. Adapun

yang termaksud dalam segi empat beraturan yaitu trapesium, jajargenjang,

persegi panjang, persegi, belah ketupat, dan layang-layang.

DEFINISI DAN SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR SEGIEMPAT

BERATURAN

a. Jajargenjang

Jajargenjang merupakan segiempat yang memiliki dua pasang sisi

sejajar. Contoh gambar dari bangun datar jajargenjang adalah sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

Adapun sifat-sifat yang dimiliki jajargenjang, yaitu:

1) Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar

2) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar

3) Jumlah sudut yang berdekatan adalah 180°

4) Kedua diagonal saling membagi dua sama Panjang

5) Memiliki 2 simetri putar

b. Persegi Panjang

Persegi panjang merupakan segiempat yang memiliki dua pasang sisi

sejajar dan sudutnya siku-siku. Berikut ini adalah contoh gambar dari

bangun datar persegi panjang:

Sifat-sifat yang dimiliki bangun datar persegi panjang adalah:

1) Sisi-sisi yang berhadapan sama Panjang

2) Keempat sudutnya sama besar

3) Kedua diagonalnya sama panjang, berpotongan di satu titik dan

saling membagi dua sama Panjang

4) Memiliki 2 simetri putar dan 2 simetri lipat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

c. Persegi

Persegi merupakan segiempat yang memiliki dua pasang sisi sejajar,

sudutnya siku-siku serta dua sisi berdekatan sama panjang. Gambar berikut

ini merupakan contoh dari bangun datar persegi:

Sifat-sifat yang dimiliki persegi adalah sebagai berikut:

1) Keempat sisinya sama Panjang

2) Keempat sudutnya sama besaKedua diagonalnya sama panjang,

saling berpotongan tegak lurus di satu titik, dan saling membagi dua

sama panjang

1) Diagonal-diagonalnya membagi sudut-sudutnya menjadi dua bagian

sama besar

2) Memiliki 4 simetri putar dan 4 simetri lipat

c. Belah Ketupat

Belah ketupat adalah segiempat dengan dua sisi berdekatan sama

panjang. Gambar berikut ini merupakan contoh dari bangun datar belah

ketupat:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

Sifat-sifat yang dimiliki bangun datar belah ketupat adalah:

1) Keempat sisinya sama Panjang

2) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar

3) Sudut-sudut yang berhadapan dibagi dua sama besar oleh diagonal-

diagonalnya

4) Jumlah sudut yang berdekatan adalah 180°

5) Diagonal-diagonalnya saling tegak lurus dan membagi dua sama

Panjang

6) Memiliki 2 simetri putar dan 2 simetri lipat

d. Layang-Layang

Layang-layang merupakan segiempat dengan tepat dua pasang sisi

berdekatan sama panjang. Berikut ini merupakan contoh dari bangun datar

layang-layang:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

Sifat-sifat yang dimiliki layang-layang adalah sebagai berikut:

1) Terdapat dua pasang sisi yang sama Panjang

2) Sepasang sudut berhadapan sama besar

3) Salah satu diagonalnya saling tegak lurus dan membagi dua sama

Panjang

e. Trapesium

Trapesium merupakan segi empat yang memiliki tepat satu pasang sisi

sejajar. Ada tiga macam bentuk trapesium, yaitu:

1) Trapesium sembarang adalah trapesium yang mempunyai tepat satu

pasang sisi sejajar. Gambar berikut ini merupakan contoh trapesium

sembarang:

2) Trapesium siku-siku adalah trapesium yang mempunyai sudut siku-

siku. Berikut ini adalah contoh dari trapesium siku-siku:

3) Trapesium sama kaki adalah trapesium yang mempunyai sepasang sisi

(yang tidak sejajar) yang sama panjang. Berikut ini adalah contoh dari

trapesium sama kaki:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

Adapun sifat-sifat dari trapesium adalah sebagai berikut:

1) Jumlah sudut yang berdekatan diantara dua sisi sejajar pada

trapesium adalah 180°.

2) Trapesium sama kaki mempunyai 1 simetri putar

3) Pada trapesium sama kaki, diagonal-diagonalnya sama Panjang

LUAS DAN KELILING BANGUN DATAR SGIEMPAT

Luas dari suatu bangun datar segiempat dapat didefinisikan sebagai luasan

daerah yang dibatasi oleh sisi-sisi pada bangun datar tersebut. Sementara keliling

dari suatu bangun datar segiempat didefinisikan sebagai jumlah panjang sisi-sisi

yang membatasi bangun datar tersebut.

a. Jajargenjang

Misalkan L adalah luas, K adalah keliling, a adalah panjang alas, dan t

adalah tinggi dari sebuah jajargenjang, maka: 𝐿 = 𝑎 × 𝑡 dan keliling

jajargenjang adalah jumlah panjang sisi-sisinya.

b. Persegi Panjang

Jika L adalah luas, K adalah keliling, p adalah panjang, dan l adalah

lebar dari sebuah persegi panjang maka: 𝐿 = 𝑝 × 𝑙 dan 𝐾 = 2𝑝 + 2𝑙.

c. Persegi

Jika L adalah luas, K adalah keliling, s adalah panjang sisi sebuah

persegi, maka: 𝐿 = 𝑠 × 𝑠 dan 𝐾 = 4 × 𝑠.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

d. Belah Ketupat

Misalkan L adalah luas, K adalah keliling, s adalah panjang sisi-sisinya,

𝑑1 merupakan panjang diagonal 1, dan 𝑑2 merupakan panjang diagonal

2 dari sebuah belah ketupat maka: 𝐿 = 𝑑1+𝑑2

2 dan 𝐾 = 4 × 𝑠.

e. Layang-Layang

Misalkan L adalah luas, K adalah keliling, 𝑑1 merupakan panjang

diagonal 1, dan 𝑑2 merupakan panjang diagonal 2 dari sebuah laying-

layang maka: 𝐿 = 𝑑1+𝑑2

2 dan keliling laying-layang adalah jumlah

panjang sisi-sisinya.

f. Trapesium

Jika L adalah luas, K adalah keliling, a dan b adalah panjang sisi-sisi

sejajar, dan t merupakan tinggi dari sebuah trapesium maka: 𝐿 =

(𝑎+𝑏) × 𝑡

2 dan keliling (K) trapesium adalah jumlah panjang sisi-sisinya.

E. Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran : Saintifik

Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya-Jawab, Penugasan

Model Pembelajaran : Treffinger

Sintaks model pembelajaran Treffinger:

1) Menentukan tujuan

2) Menggali data

3) Merumuskan masalah

4) Memunculkan gagasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

5) Mengembangkan solusi

6) Membangun penerimaan

F. Media dan Alat Pembelajaran

Media : Slide PowerPoint

Alat/bahan : Papan tulis, Laptop, LCD, Proyektor, Penggaris, dan

Busur

G. Sumber Belajar

• Rahman As’ari, Abdur, dkk. 2016. Buku Guru Matematika Kelas VII Ed

Revisi 2016. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,

Kemdikbud, hal 406− 417.

• Wagiyo, A, dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika untuk SMP/MTs

Kelas

VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, hal 201-

210.

H. Langkah-Langkah Pembelajaran

No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi

Waktu

PEMBUKAAN

1. Pendahuluan

• Guru mengucapkan salam

pembuka kepada siswa

• Guru mengecek kehadiran siswa

• Guru meminta siswa untuk

menyiapkan buku matematika dan

alat tulis lainnya.

Orientasi (Langkah 1: menentukan

tujuan)

• Guru menyampaikan kompetensi

• Siswa menjawab

ucapan salam

pembuka dari guru

serta memberikan

respon saat guru

mengecek kehadiran.

• Siswa menyiapkan

buku matematika

serta alat tulis yang

lainnya.

10

menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi

Waktu

dasar dan tujuan pembelajaran.

• Guru menyampaikan cakupan

materi dan penjelasan rencana

kegiatan pembelajaran,

Motivasi

• Guru memberikan dorongan

kepada siswa untuk lebih semangat

mengikuti pembelajaran.

Apersepsi (Langkah 2: menggali

data)

• Guru mengarahkan siswa untuk

mengingat kembali materi

mengenai segiempat di sekolah

dasar dengan mengajukan

pertanyaan:

Adakah yang sudah pernah

mendengar istilah “segiempat”?

Jika sudah, sebutkan contoh-

contoh segiempat yang pernah

Anda jumpai dalam kehidupan

nyata!

• Siswa mendengarkan

penjelasan guru

• Siswa menjawab

pertanyaan mengenai

Adakah yang sudah

pernah mendengar

istilah “segiempat”?

Jika sudah, sebutkan

contoh-contoh

segiempat yang

pernah Anda jumpai

dalam kehidupan

nyata!

INTI

1) Mengamati (Langkah 2: menggali

data)

• Guru menampilkan beberapa

contoh bentuk bangun datar

segiempat dalam kehidupan

sehari-hari.

• Guru meminta siswa untuk

memperhatikan gambar yang

ditampilkan pada Slide

PowerPoint

Mengamati (Langkah 2:

menggali data)

• Siswa mencermati

contoh-contoh

segiempat dalam

kehidupan sehari-

hari yang

ditampilkan guru

pada slide

PowerPoint

• Siswa mengamati

gambar bangun

datar berikut ini:

60

menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi

Waktu

Menanya (Langkah 2: menggali data)

Guru mengajukan pertanyaan-

pertanyaan berikut ini kepada siswa:

• Manakah diantara bangun datar

di atas yang merupakan bangun

datar segiempat?

• Bagaimana cara mengetahui

bahwa suatu benda tersebut

dikatakan segiempat dan bukan

segiempat?

• Apa sajakah jenis-jenis bangun

datar segiempat? Jelaskan

pengertian dari masing-masng

jenis bangun datar segiempat

tersebut!

Mengasosiasikan dan Menggali

Informasi (Langkah 3: merumuskan

masalah dan Langkah 4:

memunculkan gagasan)

• Guru mempertegas kembali

mengenai definisi dari

segiempat dan definisi dari

bangun datar jajargenjang,

persegi panjang. persegi,

belah ketupat, layang-layang

dan trapesium.

• Guru membagi siswa

kedalam kelompok dimana

masing-masing kelompok

terdiri dari 5-6 siswa

• Guru membagikan LKS

kepada masing-masing

siswa.

• Guru membimbing siswa

untuk mengerjakan soal-soal

di LKS dan

mendiskusikannya dalam

kelompok.

Mengkomunikasikan (Langkah 5:

mengembangkan solusi dan Langkah

6: membangun penerimaan)

• Guru meminta masing-

Menanya (Langkah 2:

menggali data)

Siswa akan memberikan

jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan

berikut ini:

• Manakah diantara

bangun datar

tersebut yang

merupakan

bangun datar

segiempat?

• Bagaimana cara

mengetahui bahwa

suatu benda-benda

tersebut

merupakan

segiempat?

• Apa sajakah jenis-

jenis bangun datar

segiempat?

Jelaskan pengertian

dari pengertian dari

masing-masing

jenis bangun datar

segiempat tersebut

Mengasosiasikan dan

Menggali Informasi

(Langkah 3:

merumuskan masalah

dan Langkah 4:

memunculkan gagasan).

• Siswa

berkumpul

dalam bentuk

kelompok sesuai

yang telah

dibagikan guru.

• Siswa

berdiskusi dan

kerja sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi

Waktu

masing kelompok untuk

mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelompok

yang lain.

• Guru mengarahkan

kelompok lain untuk

menyampaikan tanggapan

serta ide atau gagasan yang

berbeda dari kelompok

tersebut.

• Guru mengarahkan siswa

untuk memperdalam ide-ide

tersebut.

• Guru memberikan penguatan

untuk jawaban yang sudah

tepat dan perbaikan untuk

jawaban yang masih keliru.

• Guru memberikan apresiasi

kepada semua kelompok.

dalam kelompok

untuk

menyelesaikan

soal-soal dalam

LKS

Mengkomunikasikan

(Langkah 5:

mengembangkan solusi

dan Langkah 6:

membangun

penerimaan)

• Siswa

mempresentasik

an hasil diskusi

kelompok.

• Siswa dari

kelompok lain

memberikan

tanggapan

terkait jawaban

dari kelompok

presentasi.

PENUTUP

2) • Guru membimbing para

siswa untuk menyimpulkan

hubungan antara jenis-jenis

bangun datar segiempat.

• Guru meminta siswa untuk

merefleksikan terkait:

1) Adakah hal-hal yang

belum dipahami?

2) Kesan dan pesan selama

pembelajaran.

• Guru meminta siswa

mengerjakan tugas kepada

siswa. (Langkah 6:

membangun penerimaan)

• Guru menutup pembelajaran

dengan mengucapkan salam

penutup.

• Siswa memberikan

kesimpulan mengenai

hubungan antara

jenis-jenis bangun

datar segiempat.

• Siswa menjawab

pertanyaan refleksi

pembelajaran secara

lisan.

• Siswa menjawab

salam penutup guru

10

menit

I. Penilaian Hasil Belajar

1. Lingkup penilaian: pengetahuan dan sikap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

2. Teknik penilaian

• Pengetahuan: tes lisan dan tes tertulis

• Sikap: observasi

3. Bentuk instrumen

• Soal uraian

• Lembar observasi

J. Lampiran

• Lembar Kerja Siswa (LKS)

• Lembar observasi mengenai aspek pendukung kreativitas siswa dalam

pembelajaran matematika

Yogyakarta, …………… 2018

Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Kelas

Nur Sukapti, S.Pd. Ir. Margaretha A. N. D.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

Lampiran 1

Nama Anggota Kelompok

Kerjakan soal-soal berikut ini!

Soal 1:

Amatilah benda-benda (yang telah dibagikan) yang berbentuk bangun

datar trapesium, jajargenjang, persegi panjang, persegi, belah ketupat dan

layang-layang. Isilah tabel berikut ini untuk mengidentifikasikan sifat dari

masing-masing jenis bangun datar segiempat!

Berilah tanda centang (√) untuk sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun datar

tersebut dan jelaskan keterangannya!

Sifat-Sifat Segiempat

yang diselidiki

Jenis-Jenis Bangun Datar Segiempat

Jajargejang

Persegi

Panjang

Persegi

Memiliki sisi-sisi yang

sejajar √

(Dua pasang

sisi yang

berhadapan

sejajar)

Memiliki sisi-sisi yang

sama Panjang

1.

2.

3.

4.

5.

6.

LEMBAR KERJA SISWA 1

Kelas:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

Keterangan: Simetri lipat adalah banyaknya lipatan yang dapat dibentuk oleh

suatu bangun datar sehingga menjadi dua bagian yang sama besar; simetri

putar adalah banyaknya putaran yang dapat dilakukan terhadap suatu bangun

datar dimana hasl putarannya membentuk pola yang sama, namun bukan

kembali ke posisi awal.

Memiliki sudut-sudutnya

yang sama besar

Memiliki diagonal-

diagonalnya yang saling

membagi dua sama

Panjang

Memiliki diagonal-

diagonal yang saling

tegak lurus

Memiliki simetri lipat

Memiliki simetri putar

Sifat-Sifat Segiempat

yang diselidiki

Jenis-Jenis Bangun Datar Segiempat

Belah

Ketupat

Layang-

Layang

Trapesium

Memiliki sisi-sisi yang

sejajar √

(Dua pasang

sisi yang

berhadapan

sejajar)

Memiliki sisi-sisi yang

sama Panjang

Memiliki sudut-sudutnya

yang sama besar

Memiliki diagonal-

diagonalnya yang saling

membagi dua sama

Panjang

Memiliki diagonal-

diagonal yang saling

tegak lurus

Memiliki simetri lipat

Memiliki simetri putar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

Soal 2

Identifikasikan rumus untuk mencari luas dari masing-masing bangun datar

segiempat tersebut menggunakan konsep luas bangun datar persegi dan persegi

panjang.

Contoh:

Mengidentifikasikan rumus luas bangun datar segiempat

Belah Ketupat

Langkah-langkah:

a. Buatlah gambar belah ketupat pada kertas lipat seperti dibawah ini:

b. Potonglah belah ketupat menurut sepanjang diagonal 2 (d2).

c. Potonglah belah ketupat menurut setengah diagonal 1 (d1).

d. Kemudian potongan-potongan tersebut di geser.

e. Potongan sebelah kiri atas (biru) kita geser ke bawah kanan.

f. Potongan sebelah kanan atas (abu-abu) kita geser ke kiri bawah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

g. Sehingga kita peroleh gambar persegi panjang:

Dengan panjang = d 2 dan lebar =

1

2d

1

h. Maka kita peroleh rumus luas belah ketupat yaitu:

𝐿 = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 × 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟

𝐿 = 𝑑 2 ×

1

2𝑑

1

𝐿 = 1

2𝑑

1 × 𝑑 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

Lampiran 2

Soal 1:

Amatilah benda-benda (yang telah dibagikan) yang berbentuk bangun datar

trapesium, jajargenjang, persegi panjang, persegi, belah ketupat dan layang-

layang. Isilah tabel berikut ini untuk mengidentifikasikan sifat dari masing-

masing jenis bangun datar segiempat!

Jawaban:

Berilah tanda centang (√) untuk sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun datar

tersebut dan jelaskan keterangannya!

Sifat-Sifat

Segiempat yang

diselidiki

Jenis-Jenis Bangun Datar Segiempat

Jajargejang

Persegi Panjang Persegi

Memiliki sisi-

sisi yang sejajar √

(Sisi-sisi yang

berhadapan

sejajar)

(Sisi-sisi yang

berhadapan sejajar)

(Sisi-sisi yang

berhadapan

sejajar)

Memiliki sisi-

sisi yang sama

panjang

(Sisi-sisi yang

berhadapan sama

panjang)

(Sisi-sisi yang

berhadapan sama

panjang)

(Sisi-sisi yang

berdekatan sama

panjang atau

keempat sisinya

sama panjang)

Memiliki sudut-

sudutnya yang

sama besar

(Sudut-sudut yang

berhadapan sama

besar)

(Semua sudutnya

sama besar dan besar

sudutnya adalah 900)

(Semua sudutnya

sama besar dan

besar sudutnya

adalah 900)

Memiliki

diagonal-

diagonalnya

yang saling

membagi dua

(Kedua

diagonalnya saling

membagi dua sama

panjang)

(Kedua diagonalnya

saling membagi dua

sama panjang)

( Kedua

diagonalnya

saling membagi

dua sama

KUNCI JAWABAN LKS 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

sama panjang panjang)

Memiliki

diagonal-

diagonal yang

saling tegak

lurus

− √

(Kedua diagonalnya

saling membagi dua

sama panjang)

(Kedua

diagonalnya

saling membagi

dua sama panjang

dan saling

berpotongan

tegak lurus)

Memiliki

simetri lipat − √

(Memiliki 2 simetri

lipat)

(Memiliki 2

simetri lipat)

Memiliki

simetri putar √

(Memiliki 2

simetri putar)

(Memiliki 2 simetri

putar)

(Memiliki 4

simetri putar)

Sifat-Sifat

Segiempat yang

diselidiki

Jenis-Jenis Bangun Datar Segiempat

Belah Ketupat

Layang-Layang Trapesium

Memiliki sisi-

sisi yang sejajar √

(Sisi-sisi yang

berhadapan

sejajar)

− √

(Sepasang sisi

yang berhadapan

sejajar)

Memiliki sisi-

sisi yang sama

Panjang

(Sisi-sisi yang

berdekatan sama

panjang atau

keempat sisinya

sama panjang)

(Dua pasang sisi

yang berdekatan

sama panjang)

(Pada trapesium

sama kaki,

sepasang sisinya

sama panjang)

Memiliki sudut-

sudutnya yang

sama besar

(Sudut-sudut yang

berhadapan sama

besar)

(Sepasang sudut

yang berhadapan

sama besar)

Memiliki

diagonal-

diagonalnya

yang saling

membagi dua

sama Panjang

(Kedua

diagonalnya saling

membagi dua sama

panjang)

(Diagonal terpanjang

membagi dua sama

panjang diagonal

terpendek)

(Pada trapesium

sama kaki, kedua

diagonalnya

saling membagi

dua sama

panjang)

Memiliki

diagonal-

diagonal yang

saling tegak

lurus

(Kedua

diagonalnya

saling

berpotongan

tegak lurus)

(Kedua diagonalnya

saling berpotongan

tegak lurus)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

Soal 2:

Mengidentifikasikan rumus luas bangun datar segiempat

Belah Ketupat

Langkah-langkah:

1. Buatlah gambar belah ketupat pada kertas lipat seperti dibawah ini:

2. Potonglah belah ketupat menurut sepanjang diagonal 2 (d2).

3. Potonglah belah ketupat menurut setengah diagonal 1 (d1).

4. Kemudian potongan-potongan tersebut di geser.

5. Potongan sebelah kiri atas (biru) kita geser ke bawah kanan.

Memiliki

simetri lipat √

(Memiliki 2

simetri lipat)

(Pada trapesium

sama kaki

memiliki satu

simetri lipat)

Memiliki

simetri putar √

(Memiliki 2

simetri putar)

(Memiliki 1 simetri

lipat)

(Pada trapesium

sama kaki

memiliki 1 simetri

putar)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

6. Potongan sebelah kanan atas (abu-abu) kita geser ke kiri bawah.

7. Sehingga kita peroleh gambar persegi panjang:

Dengan panjang = d 2

lebar = 1

2d

1

8. Maka kita peroleh rumus luas belah ketupat yaitu:

𝐿 = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 × 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟

𝐿 = 𝑑 2 ×

1

2𝑑

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170

𝐿 = 1

2𝑑

1 × 𝑑 2

Layang-Layang

1. Buatlah gambar layang-layang pada kertas lipat seperti dibawah ini:

2. Potonglah layang-layang menurut diagonal dua (d2).

3. Potonglah layang-layang menurut setengah diagonal satu (d1).

4. Kemudian potongan-potongan tersebut di geser.

5. Potongan atas kiri (hijau) kita putar 180° dan geser ke atas kanan.

6. Potongan bawah kiri (merah) kita putar 180° dan geser ke bawah kanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

7. Sehingga kita peroleh gambar persegi panjang

Dengan panjang = d 2

lebar = 1

2d

1

8. Maka kita peroleh rumus luas layang-layang yaitu:

𝐿 = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 × 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟

𝐿 = 𝑑 2 ×

1

2𝑑

1

𝐿 = 1

2𝑑

1 × 𝑑 2

Jajargenjang

1. Buatlah gambar jajargenjang pada kertas lipat seperti dibawah ini:

2. Potong jajargenjang menurut garis t.

3. Potongan tersebut berupa segitiga, kemudian kita geser ke sebelah

kanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172

4. Sehingga kita peroleh gambar persegi panjang

Dengan panjang = a

lebar = t

5. Maka kita peroleh rumus luas jajargenjang yaitu:

𝐿 = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 × 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟

𝐿 = 𝑎𝑙𝑎𝑠 × 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

Trapesium

1. Buatlah gambar trapesium pada kertas lipat seperti dibawah ini:

2. Potonglah trapesium sepanjang setengah t (1

2𝑡).

3. Potongan-potongan tersebut kita geser.

4. Potongan kiri atas (ungu) kita putar dan geser ke bawah kiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

5. Potongan kanan atas (biru) kita putar dan geser ke bawah kanan.

6. Potongan tengah (merah) kita geser ke bawah kanan sebelah potongan

biru.

7. Sehingga kita peroleh gambar persegi panjang :

Dengan panjang = a + b

lebar = 1

2𝑡

8. Maka kita peroleh rumus luas trapesium yaitu:

𝐿 = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 × 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟

𝐿 = (𝑎 + 𝑏) ×1

2𝑡

𝐿 =1

2(𝑎 + 𝑏) × 𝑡

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174

Lampiran 3

Kerjakan soal-soal di bawah ini!

1. Hitunglah dan keliling dari bangun datar berikut ini!

a) Persegi panjang ABCD berikut ini:

b) Persegi EFGH berikut ini:

c) Jajargenjang ABCD berikut ini:

d) Trapesium ABCD berikut ini:

SOAL TUGAS 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175

e) Belah ketupat PQRS berikut ini:

f) Layang-layang ABCD berikut ini dengan 𝐵𝑂 = 12 𝑐𝑚, 𝐶𝑂 = 16 𝑐𝑚,

𝐴𝐵 = 15 𝑐𝑚 dan 𝐴𝑂 = 9 𝑐𝑚

2. Sebuah denah taman kotah terlihat seperti gambar berikut ini:

E F

G H

P

Q

S

R O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176

a) Pemerintah kota berencana untuk membuat pagar di sekeliling taman

tersebut. Jika harga pagar per meter adalah Rp 100.000,00. Berapakah

biaya yang diperlukan pemerintah kota tersebut untuk membeli pagar

yang akan digunakan untuk menata taman kota tersebut?

b) Tentukan luas dari taman kota tersebut!

(Berikan 2 alternatif penyelesaian)

2. Gambar di bawah ini merupakan denah taman milik keluarga Putri yang

berbentuk persegi dengan panjangnya sisinya 7 𝑚.

Daerah yang ditanami rumput peking berbentuk persegi. Sementara di pinggir-

pinggir daerah tersebut akan diisi dengan batu kerikil jenis koral putih dan

koral hitam dengan ketebalan yang sama. Harga rumput peking adalah Rp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177

60.000,00 dan dapat menutupi daerah seluas 2 𝑚2, batu koral putih seharga Rp

30.000,00 dapat menutupi daerah seluas 1 𝑚2 dan batu koral hitam seharga Rp

50.000,00 dapat menutupi daerah seluas 2 𝑚2. Berapakah biaya yang

diperlukan oleh keluarga Putri untuk membeli rumput dan kedua jenis batu

kerikil tersebut agar dapat menghias taman? (Berikan 2 alternatif penyelesaian)

3. Budi berencana membuat layang-layang untuk. Dia telah membuat rancangan

layang-layang seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:

Rusuk bambu yang panjang tegak lurus dan membagi dua sama panjang rusuk

bambu yang pendek. Untuk membuat layang-layang tersebut Budi telah

menyediakan sebuah rusuk bambu yang panjangnya 300 𝑐𝑚 dan sebuah kertas

berbentuk persegi panjang dengan ukuran 120 𝑐𝑚 × 40 𝑐𝑚. Apakah dengan

persediaan rusuk bambu dan kertas yang disiapkan Budi dapat membuat 3 buah

layang-layang kesukaannya dimana terdiri dari 2 buah layang-layang ukuran 1

dan sebuah layang-layang ukuran 2? Jelaskan alasannya!

(Berikan 2 alternatif penyelesaian)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Kanisius Gayem Yogyakarta

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VII A/ Genap

Materi Pokok : Segiempat (Trapesium, Jajargenjang, Persegi

Panjang, Persegi, Belah Ketupat, Layang-Layang)

Alokasi Waktu : 1 Pertemuan (2 JP)

A. Kompetensi Inti

Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menghayati dan mengamalkan

ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial

adalah “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan

pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak

di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,

bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.”

KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis,

spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

KI 4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara

efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan

solutif dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan

dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metode

sesuai dengan kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.12 Mengaitkan rumus keliling dan

luas untuk berbagai jenis

segiempat (persegi,

persegipanjang, belahketupat,

jajargenjang, trapesium, dan

layang-layang) dan segitiga

4.12 Menyelesaikan masalah

kontekstual yang berkaitan

dengan luas dan keliling

segiempat (persegi,

persegipanjang, belahketupat,

jajargenjang, trapesium, dan

layang-layang) dan segitiga

3.11.7 Menghitung luas dan keliling dari

bangun datar persegi, persegipanjang

jajargenjang, belah ketupat, layang-

layang dan trapesium.

4.11.2 Menerapkan konsep luas dan keliling

dari bangun datar persegi untuk

menyelesaikan masalah konteskstual.

4.11.3 Menerapkan konsep luas dan keliling

dari bangun datar persegi panjang

untuk menyelesaikan masalah

konteskstual.

4.11.4 Menerapkan konsep luas dan keliling

dari bangun datar jajargenjang untuk

menyelesaikan masalah konteskstual

4.11.5 Menerapkan konsep luas dan keliling

dari bangun datar belah ketupat untuk

menyelesaikan masalah konteskstual

4.11.6 Menerapkan konsep luas dan keliling

dari bangun datar layang-layang

untuk menyelesaikan masalah

konteskstual

4.11.7 Menerapkan konsep luas dan keliling

dari bangun datar trapesium untuk

menyelesaikan masalah konteskstual

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180

C. Tujuan Pembelajaran

• Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa diharapkan mampu

menghitung luas dan keliling dari persegi, persegi panjang jajargenjang,

belah ketupat, layang-layang dan trapesium.

• Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa diharapkan mampu

menerapkan konsep luas dan keliling dari bangun datar persegi untuk

menyelesaikan masalah konteskstual.

• Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa diharapkan mampu

menerapkan konsep luas dan keliling dari bangun datar persegi panjang

untuk menyelesaikan masalah konteskstual.

• Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa diharapkan mampu

menerapkan konsep luas dan keliling dari bangun datar jajargenjang untuk

menyelesaikan masalah konteskstual

• Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa diharapkan mampu

menerapkan konsep luas dan keliling dari bangun datar belah ketupat

untuk menyelesaikan masalah konteskstual

• Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa diharapkan mampu

menerapkan konsep luas dan keliling dari bangun datar layang-layang

untuk menyelesaikan masalah konteskstual

• Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab siswa diharapkan mampu

menerapkan konsep luas dan keliling dari bangun datar trapesium untuk

menyelesaikan masalah konteskstual

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181

Sikap

• Percaya diri

• Bekerja sama

D. Materi Pembelajaran

Luas dari suatu bangun datar segiempat dapat didefinisikan sebagai luasan

daerah yang dibatasi oleh sisi-sisi pada bangun datar tersebut. Sementara

keliling dari suatu bangun datar segiempat didefinisikan sebagai jumlah

panjang sisi-sisi yang membatasi bangun datar tersebut.

a. Jajargenjang

Misalkan L adalah luas, K adalah keliling, a adalah panjang alas, dan t

adalah tinggi dari sebuah jajargenjang, maka: 𝐿 = 𝑎 × 𝑡 dan keliling

jajargenjang adalah jumlah panjang sisi-sisinya.

b. Persegi Panjang

Jika L adalah luas, K adalah keliling, p adalah panjang, dan l adalah

lebar dari sebuah persegi panjang maka: 𝐿 = 𝑝 × 𝑙 dan 𝐾 = 2𝑝 + 2𝑙.

c. Persegi

Jika L adalah luas, K adalah keliling, s adalah panjang sisi sebuah

persegi, maka: 𝐿 = 𝑠 × 𝑠 dan 𝐾 = 4 × 𝑠.

d. Belah Ketupat

Misalkan L adalah luas, K adalah keliling, s adalah panjang sisi-sisinya,

𝑑1 merupakan panjang diagonal 1, dan 𝑑2 merupakan panjang diagonal

2 dari sebuah belah ketupat maka: 𝐿 = 𝑑1+𝑑2

2 dan 𝐾 = 4 × 𝑠.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182

e. Layang-Layang

Misalkan L adalah luas, K adalah keliling, 𝑑1 merupakan panjang

diagonal 1, dan 𝑑2 merupakan panjang diagonal 2 dari sebuah laying-

layang maka: 𝐿 = 𝑑1+𝑑2

2 dan keliling laying-layang adalah jumlah

panjang sisi-sisinya.

f. Trapesium

Jika L adalah luas, K adalah keliling, a dan b adalah panjang sisi-sisi

sejajar, dan t merupakan tinggi dari sebuah trapesium maka: 𝐿 =

(𝑎+𝑏) × 𝑡

2 dan keliling (K) trapesium adalah jumlah panjang sisi-sisinya.

E. Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran : Saintifik

Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya-Jawab

Model Pembelajaran : Treffinger

Sintaks model pembelajaran Treffinger:

1) Menentukan tujuan

2) Menggali data

3) Merumuskan masalah

4) Memunculkan gagasan

5) Mengembangkan solusi

6) Membangun penerimaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183

F. Media dan Alat Pembelajaran

Media : Slide PowerPoint

Alat/bahan : Papan tulis, Laptop, LCD, Proyektor

G. Sumber Belajar

• Rahman As’ari, Abdur, dkk. 2016. Buku Guru Matematika Kelas VII Ed

Revisi 2016. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,

Kemdikbud, hal 406− 417.

• Wagiyo, A, dkk. 2008. Pegangan Belajar Matematika untuk SMP/MTs

Kelas

VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, hal

201210.

H. Langkah-Langkah Pembelajaran

No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi

Waktu

PEMBUKAAN

Pendahuluan

• Guru mengucapkan salam

pembuka kepada siswa

• Guru mengecek kehadiran

siswa

• Guru meminta siswa

untuk menyiapkan buku

matematika dan alat tulis

lainnya.

Orientasi (Langkah 1:

• Siswa menjawab ucapan

salam pembuka dari guru

serta memberikan respon

saat guru mengecek

kehadiran.

• Siswa menyiapkan buku

matematika serta alat tulis

yang lainnya.

• Siswa mendengarkan

penjelasan guru

10

menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184

No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi

Waktu

menentukan tujuan)

• Guru menyampaikan

kompetensi dasar dan

tujuan pembelajaran

• Guru menyampaikan

cakupan materi dan

penjelasan rencana

kegiatan pembelajaran,

Motivasi

Guru memberikan dorongan

kepada siswa untuk lebih

semangat mengikuti

pembelajaran.

Apersepsi

Guru mereview kembali

materi pertemuan

sebelumnya dengan

mengajukan pertanyaan

kepada siswa tentang cara

menghitung keliling dan

luas dari jajargenjang,

persegi panjang, persegi,

belah ketupat, layang-

layang dan trapesium.

• Siswa menjawab pertanyaan

guru mengenai cara

menghitung keliling dan luas

dari jajargenjang, persegi

panjang, persegi, belah

ketupat, layang-layang dan

trapesium.

INTI

3) Mengamati (Langkah 2:

menggali data)

Guru menampilkan latihan

soal yang dijadikan tugas

pada pertemuan

sebelumnya.

Mengamati (Langkah 2:

menggali data)

Siswa mencermati soal-soal

tugas yang ditampilkan guru

pada slide PowerPoint

60

menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185

No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi

Waktu

Menanya (Langkah 2:

menggali data)

Guru mengarahkan siswa

untuk mengajukan

pertanyaan.

Mengasosiasikan dan

Menggali Informasi

(Langkah 3: merumuskan

masalah dan Langkah 4:

memunculkan gagasan)

Guru membimbing siswa

untuk memeriksa kembali

hasil penyelesaian soal

siswa di buku tugas masing-

masing.

Mengkomunikasikan

(Langkah 5:

mengembangkan solusi dan

Langkah 6: membangun

penerimaan)

• Guru meminta siswa

untuk mengerjakan

penyelesaian soal di

papan tulis dan

menjelaskan

jawabannya.

• Guru mengarahkan

siswa lain untuk

memberikan

tanggapan serta ide

atau alternatif

Menanya (Langkah 2: menggali

data)

Siswa mengajukan pertanyaan

terkait hal-hal yang belum

dipahami.

Mengasosiasikan dan Menggali

Informasi (Langkah 3:

merumuskan masalah dan

Langkah 4: memunculkan

gagasan).

Siswa melihat kembali hasil

penyelesaian soal di buku tugas

serta menyiapkan diri untuk

membahas penyelesaian dari

soal-soak tersebut.

Mengkomunikasikan (Langkah

5: mengembangkan solusi dan

Langkah 6: membangun

penerimaan)

• Siswa mempresentasikan

hasil diskusi kelompok.

• Siswa dari memberikan

tanggapan terhadap hasil

kerja siswa lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186

No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi

Waktu

penyelesaian yang

berbeda

• Guru memberikan

penguatan untuk

jawaban yang sudah

tepat dan perbaikan

untuk jawaban yang

masih keliru.

• Guru memberikan

apresiasi kepada siswa

PENUTUP

4) • Guru membimbing

siswa untuk

menyimpulkan

penggunaan konsep luas

dan keliling dalam

menyelesaikan masalah

kontekstual matematika.

• Guru meminta siswa

untuk merefleksikan

terkait:

3) Adakah hal-hal yang

belum dipahami?

4) Kesan dan pesan

selama

pembelajaran.

• Guru menutup

pembelajaran dengan

mengucapkan salam

penutup

• Siswa menyimpulkan inti

dari materi yang telah

dipelajari selama

pembelajaran berlangsung.

• Siswa menjawab pertanyaan

refleksi pembelajaran secara

lisan.

10

menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187

I. Penilaian Hasil Belajar

4. Lingkup penilaian: pengetahuan dan sikap

5. Teknik penilaian

• Pengetahuan: tes lisan, tes tertulis

• Sikap: observasi

6. Bentuk instrumen

• Soal uraian

• Lembar observasi

J. Lampiran

• Lembar Kerja Siswa (LKS)

• Lembar observasi aspek pendukung kreativitas siswa

Yogyakarta, …………… 2018

Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Kelas

Nur Sukapti, S.Pd. Ir. Margaretha A. N. D.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

188

Lampiran 1

SOAL TUGAS

Kerjakan soal-soal di bawah ini!

1. Hitunglah dan keliling dari bangun datar berikut ini!

a) Persegi panjang ABCD berikut ini:

b) Persegi EFGH berikut ini:

c) Jajargenjang ABCD berikut ini:

d) Trapesium ABCD berikut ini:

E F

G H

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189

e) Belah ketupat PQRS berikut ini:

f) Layang-layang ABCD berikut ini dengan 𝐵𝑂 = 12 𝑐𝑚, 𝐶𝑂 = 16 𝑐𝑚,

𝐴𝐵 = 15 𝑐𝑚 dan 𝐴𝑂 = 9 𝑐𝑚

2. Sebuah denah taman kotah terlihat seperti gambar berikut ini:

Pemerintah kota berencana untuk membuat pagar di sekeliling taman

tersebut. Jika harga pagar per meter adalah Rp 100.000,00.

a) Berapakah biaya yang diperlukan pemerintah kota tersebut untuk

membeli pagar yang akan digunakan untuk menata taman kota tersebut?

b) Tentukan luas dari taman kota tersebut!

(Berikan 2 alternatif penyelesaian)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190

3. Gambar di bawah ini merupakan denah taman milik keluarga Putri yang

berbentuk persegi dengan panjangnya sisinya 7 𝑚.

Daerah yang ditanami rumput peking berbentuk persegi. Sementara di pinggir-

pinggir daerah tersebut akan diisi dengan batu kerikil jenis koral putih dan

koral hitam dengan ketebalan yang sama. Harga rumput peking adalah Rp

60.000,00 dan dapat menutupi daerah seluas 2 𝑚2, batu koral putih seharga Rp

30.000,00 dapat menutupi daerah seluas 1 𝑚2 dan batu koral hitam seharga Rp

50.000,00 dapat menutupi daerah seluas 2 𝑚2. Berapakah biaya yang

diperlukan oleh keluarga Putri untuk membeli rumput dan kedua jenis batu

kerikil tersebut agar dapat menghias taman? (Berikan 2 alternatif penyelesaian)

4. Budi berencana membuat layang-layang untuk. Dia telah membuat rancangan

layang-layang seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191

Rusuk bambu yang panjang tegak lurus dan membagi dua sama panjang rusuk

bambu yang pendek. Untuk membuat layang-layang tersebut Budi telah

menyediakan sebuah rusuk bambu yang panjangnya 300 𝑐𝑚 dan sebuah kertas

berbentuk persegi panjang dengan ukuran 120 𝑐𝑚 × 40 𝑐𝑚. Apakah dengan

persediaan rusuk bambu dan kertas yang disiapkan Budi dapat membuat 3 buah

layang-layang kesukaannya dimana terdiri dari 2 buah layang-layang ukuran 1

dan sebuah layang-layang ukuran 2? Jelaskan alasannya!

(Berikan 2 alternatif penyelesaian)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

192

Lampiran 2

1. Menentukan keliling dan luas dari bangun datar berikut ini

a) Persegi panjang ABCD

Diketahui: panjang persegi panjang ABCD (𝑝) = 18 𝑐𝑚 dan lebar

persegi panjang ABCD (𝑙) = 12𝑐𝑚

Ditanya: keliling dan luas persegi panjang ABCD!

Penyelesaian:

• Keliling persegi panjang ABCD = 2 (p +l)

= 2 (18 +12)

= 2 (30)

= 60 𝑐𝑚

• Luas persegi panjang ABCD = 𝑝 × 𝑙

=18 ×12

= 216 𝑐𝑚2

b) Persegi EFGH

Diketahui: panjang sisi persegi EFGH (𝑠) = 9 𝑐𝑚

Ditanya: keliling dan luas persegi EFGH!

Penyelesaian:

• Keliling persegi EFGH = 4 × 𝑠

KUNCI JAWABAN LKS 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

193

= 4 × 9

= 36 𝑐𝑚

• Luas persegi EFGH = 𝑠 × 𝑠

= 9 × 9

= 81 𝑐𝑚2

c) Jajargenjang ABCD

Diketahui:

panjang sisi AB jajarjenjang ABCD = 12 𝑐𝑚

panjang sisi BC jajargenjang ABCD = 9 𝑐𝑚

tinggi jajargenjang ABCD (𝑡) = 6 𝑐𝑚

AB dipandang sebagai alas dari jajargenjang

Ditanya: keliling dan luas persegi panjang ABCD!

Penyelesaian:

Cara 1

• Keliling persegi panjang ABCD = 12 + 9 + 12 + 9

= 30 𝑐𝑚

• Luas persegi panjang ABCD = 𝑎 × 𝑡

=12 × 6

= 72 𝑐𝑚2

Cara 2:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

194

Jajargenjang diatas dibagi menjadi 2 bangun segitiga yaitu ∆𝐴𝐵𝐷 dan

∆𝐵𝐶𝐷

Perhatikan ∆𝐴𝐵𝐷

AB dipandang sebagai alas dari segitiga ∆𝐴𝐵𝐷, dengan panjang sisi AB

adalah 12 𝑐𝑚 dan tinggi ∆𝐴𝐵𝐷 adalah 6 𝑐𝑚.

Perhatikan ∆𝐵𝐶𝐷

AB dipandang sebagai alas dari segitiga ∆𝐵𝐶𝐷, dengan panjang sisi CD

adalah 12 𝑐𝑚 dan ∆𝐵𝐶𝐷 adalah 6 𝑐𝑚.

Maka diperoleh:

Luas jajargenjang ABCD = Luas ∆𝐴𝐵𝐷 + Luas ∆𝐵𝐶𝐷

Luas jajargenjang ABCD = 12×6

2+

12×6

2

Luas jajargenjang ABCD = 36 + 36

Luas jajargenjang ABCD = 72 cm2

d) Trapesium EFGH

Diketahui: Panjang 𝐻𝐺̅̅ ̅̅ = 10 𝑐𝑚, panjang 𝐸𝐻̅̅ ̅̅ = 13 𝑐𝑚, panjang 𝐹𝐺̅̅ ̅̅ =

15 𝑐𝑚, panjang 𝐸𝐹̅̅ ̅̅ = 24 𝑐𝑚 dan tinggi trapesium= 12 𝑐𝑚.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

195

Ditanya: Keliling dan luas!

Penyelesaian:

Keliling trapesium = 10 + 13 + 15 + 24

Keliling trapesium = 𝟔𝟐 𝒄𝒎

Luas trapesium = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑖−𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟×𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

2

Luas trapesium = (10+24)×12

2

Luas trapesium = 𝟐𝟎𝟒 𝒄𝒎𝟐

e) Belah ketupat PQRS berikut ini:

Diketahui: Diketahui: Panjang 𝑃𝑄̅̅ ̅̅ = 13 𝑐𝑚, panjang 𝑃𝑂̅̅ ̅̅ = 5 𝑐𝑚

Ditanya: Keliling dan luas!

Penyelesaian:

Keliling belah ketupat = 13 + 13 + 13 + 13

Keliling belah ketupat = 4 × 13 𝑐𝑚

Keliling belah ketupat = 𝟓𝟐 𝒄𝒎

Luas belah ketupat = 𝑑1×𝑑1

2

Luas belah ketupat = 24×10

2

Luas belah ketupat = 𝟏𝟐𝟎 𝒄𝒎𝟐

f) Layang-layang

Diketahui Layang-layang ABCD berikut ini dengan panjang 𝐵𝑂̅̅ ̅̅ =

12 𝑐𝑚, panjang 𝐶𝑂̅̅ ̅̅ = 16 𝑐𝑚, panjang 𝐴𝐵̅̅ ̅̅ = 15 𝑐𝑚 dan panjang 𝐴𝑂̅̅ ̅̅ =

9 𝑐𝑚

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

196

Ditanya: Keliling dan luas!

Penyelesaian:

Mencari panjang sisi 𝐵𝐶 dan 𝐶𝐷(𝐵𝐶 = 𝐶𝐷)

𝐵𝐶 = √𝑂𝐶2 + 𝑂𝐵2

𝐵𝐶 = √162 + 122

𝐵𝐶 = √400

𝐵𝐶 = 20

Diperoleh, 𝐵𝐶 = 𝐶𝐷 = 20 𝑐𝑚

Keliling layang-layang = 𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 + 𝐶𝐷 + 𝐴𝐷

Keliling layang-layang = 15 + 20 + 20 + 15

Keliling layang-layang= 𝟕𝟎 𝒄𝒎

Luas layang-layang = 𝑑1×𝑑1

2

Luas layang-layang = 25×24

2

Luas layang-layang = 𝟖𝟎𝟎 𝒄𝒎𝟐

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

197

2. Diketahui:

Sebuah taman kota dengan bentuk dan ukuran seperti tampak pada gambar

Ditanya:

a) Pemerintah kota berencana untuk membuat pagar di sekeliling taman

tersebut. Jika harga pagar per meter adalah Rp 100.000,00. Berapakah

biaya yang diperlukan pemerintah kota tersebut untuk membeli pagar

yang akan digunakan untuk menata taman kota tersebut?

b) Daerah yang diarsir merupakan taman kota. Tentukan luas dari taman

kota tersebut!

Penyelesaian:

a) Untuk menentukan biaya yang diperlukan pemerintah kota tersebut

untuk membeli pagar yang akan digunakan untuk menata taman kota

tersebut maka langkah pertama adalah menentukan keliling dari taman

tersebut

Cara I

𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑚𝑎𝑛 = 𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚 + 2(5)

Panjang sisi miring dari trapesium= √122 + (20 − 15)2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

198

Panjang sisi miring dari trapesium= √122 + 52

Panjang sisi miring dari trapesium= 13 𝑚

Diperoleh:

𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑚𝑎𝑛 = (20 + 12 + 15 + 13) + 2(5)

𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑚𝑎𝑛 = 70 𝑚

Diketahui bahwa harga pagar per meter adalah Rp 100.000,00 maka untuk

biaya yang diperlukan pemerintah kota tersebut untuk membeli pagar adalah:

= 70 × Rp 100.000,00

=Rp 7.000.000,00

Cara II

𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑚𝑎𝑛 = 𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚 − 6 + 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑔𝑖 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 − 6

Panjang sisi miring dari trapesium= √122 + (20 − 15)2

Panjang sisi miring dari trapesium= √122 + 52

Panjang sisi miring dari trapesium= 13 𝑚

Diperoleh:

𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑚𝑎𝑛 = 𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚 − 6 + 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑔𝑖 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 − 6

𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑚𝑎𝑛 = (20 + 12 + 15 + 13) − 6 + (2(6 + 5)) − 6

𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑚𝑎𝑛 = 70 𝑚

Diketahui bahwa harga pagar per meter adalah Rp 100.000,00 maka untuk

biaya yang diperlukan pemerintah kota tersebut untuk membeli pagar adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

199

= 70 × Rp 100.000,00

=Rp 7.000.000,00

b) Luas taman

Cara I

Luas taman= 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚 − 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑔𝑖 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔

Luas taman= (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟×𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

2) − (𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 × 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟)

Luas taman= ((15+20)×12

2) − (6 × 5)

Luas taman= 180 𝑚2

Cara II

Luas taman= 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑔𝑖 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐼 + 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑔𝑖 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐼𝐼 +

𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎

Luas taman= (𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 × 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟) + (𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 × 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟) + (𝑎𝑙𝑎𝑠 ×𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

2)

Luas taman= ((15 − 6) × 12) + (6 × (12 − 5)) + ((20−15)×12

2)

Luas taman= 108 + 42 + 30

Luas taman= 180 𝑚2

3. Diketatui: sebuah denah taman milik keluarga Putri yang berbentuk persegi

panjang dengan panjang sisinya 7 𝑚 terlihat seperti gambar berikut ini:

Daerah yang ditanami rumput peking berbentuk

persegi. Harga rumput peking adalah Rp

60.000,00 dan dapat menutupi daerah seluas 2

𝑚2, batu koral putih seharga Rp 30.000,00

dapat menutupi daerah seluas 1 𝑚2 dan batu

koral hitam seharga Rp 50.000,00 dapat

menutupi daerah seluas 2 𝑚2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

200

Ditanya: Berapakah biaya yang diperlukan oleh keluarga Putri untuk membeli

rumput dan kedua jenis batu kerikil tersebut agar dapat menghias taman?

Penyelesaian:

Untuk menentukan biaya yang diperlukan oleh keluarga Putri untuk

membeli rumput dan kedua jenis batu kerikil tersebut agar dapat menghias

taman maka terlebih dahulu menghitung luas dari daerah-daerah yang akan

dihiasi rumput dan kedua jenis batu kerikil

Cara I

Luas daerah yang akan ditanami rumput= 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑔𝑖

Luas daerah yang akan ditanami rumput= 𝑠𝑖𝑠𝑖 × 𝑠𝑖𝑠𝑖

Luas daerah yang akan ditanami rumput= (7 − 1 − 1) × (7 − 1 − 1)

Luas daerah yang akan ditanami rumput= 𝟐𝟓 𝒎𝟐

Luas daerah yang akan dihiasi koral putih= 2 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚

Luas daerah yang akan dihiasi koral putih= 2 × (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟×𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

2)

Luas daerah yang akan dihiasi koral putih= 2 × ((7+5)×1

2)

Luas daerah yang akan dihiasi koral putih= 𝟏𝟐 𝒎𝟐

Luas daerah yang akan dihiasi koral hitam= 2 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚

Luas daerah yang akan dihiasi koral hitam= 2 × (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟×𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

2)

Luas daerah yang akan dihiasi koral hitam= 2 × ((7+5)×1

2)

Luas daerah yang akan dihiasi koral hitam= 𝟏𝟐 𝒎𝟐

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

201

Diperoleh:

Biaya yang diperlukan untuk membeli rumput peking= 25

2× Rp 60.000,00

Biaya yang diperlukan untuk membeli rumput peking= Rp 750.000,00

Biaya yang diperlukan untuk membeli koral putih= 12

1× Rp 30.000,00

Biaya yang diperlukan untuk membeli koral putih= Rp 360.000,00

Biaya yang diperlukan untuk membeli koral hitam= 12

2× Rp 50.000,00

Biaya yang diperlukan untuk membeli koral hitam= Rp 300.000,00

Jadi total biaya yang diperlukan untuk membeli kerikil dan rumput adalah:

= 𝑹𝒑 𝟕𝟓𝟎. 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎 + 𝑹𝒑 𝟑𝟔𝟎. 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎 + 𝑹𝒑 𝟑𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎

= 𝑹𝒑 𝟏. 𝟒𝟏𝟎. 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎

Cara II

Luas daerah yang akan dihiasi koral putih= 2 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚

Luas daerah yang akan dihiasi koral putih= 2 × (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟×𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

2)

Luas daerah yang akan dihiasi koral putih= 2 × ((7+5)×1

2)

Luas daerah yang akan dihiasi koral putih= 𝟏𝟐 𝒎𝟐

Luas daerah yang akan dihiasi koral hitam= 2 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚

Luas daerah yang akan dihiasi koral hitam= 2 × (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟×𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

2)

Luas daerah yang akan dihiasi koral hitam= 2 × ((7+5)×1

2)

Luas daerah yang akan dihiasi koral hitam= 𝟏𝟐 𝒎𝟐

Luas daerah yang akan ditanami rumput

= 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑎𝑚𝑎𝑛 − 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑟𝑎𝑙 ℎ𝑖𝑡𝑎𝑚 − 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑟𝑎𝑙 ℎ𝑖𝑡𝑎𝑚

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

202

= (7 × 7) − 12 − 12

= 25 𝒎𝟐

Diperoleh:

Biaya yang diperlukan untuk membeli rumput peking= 25

2× Rp 60.000,00

Biaya yang diperlukan untuk membeli rumput peking= Rp 750.000,00

Biaya yang diperlukan untuk membeli koral putih= 12

1× Rp 30.000,00

Biaya yang diperlukan untuk membeli koral putih= Rp 360.000,00

Biaya yang diperlukan untuk membeli koral hitam= 12

2× Rp 50.000,00

Biaya yang diperlukan untuk membeli koral hitam= Rp 300.000,00

Jadi total biaya yang diperlukan untuk membeli kerikil dan rumput adalah:

= 𝑅𝑝 750.000,00 + 𝑅𝑝 360.000,00 + 𝑅𝑝 300.000,00

= 𝑹𝒑 𝟏. 𝟒𝟏𝟎. 𝟎𝟎𝟎, 𝟎𝟎

4. Diketahui: Rancangan layang-layang Budi terlihat pada gambar di bawah ini:

Rusuk bambu yang panjang tegak lurus dan membagi dua sama panjang rusuk

bambu yang pendek. Untuk membuat layang-layang tersebut Budi telah

menyediakan sebuah rusuk bambu yang panjangnya 300 𝑐𝑚 dan sebuah kertas

berbentuk persegi panjang dengan ukuran 120 𝑐𝑚 × 40 𝑐𝑚.

Ditanya: Apakah dengan persediaan rusuk bambu dan kertas yang disiapkan

Budi dapat membuat 3 buah layang-layang kesukaannya dimana terdiri dari 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

203

buah layang-layang ukuran 1 dan sebuah layang-layang ukuran 2? Jelaskan

alasannya!

Penyelesaian:

Dengan persediaan rusuk bambu dan kertas yang disiapkan, Budi tidak dapat

membuat 3 buah layang-layang kesukaannya dimana terdiri dari 2 buah layang-

layang ukuran 1 dan sebuah layang-layang ukuran 2. Alasannya sebagai

berikut:

Cara I:

a) Menentukan banyaknya layang-layang ditinjau dari rusuk bambu

Ukuran 1:

Panjang rusuk bambu terpanjang= (36 + 24) 𝑐𝑚

Panjang rusuk bambu terpanjang= 60 𝑐𝑚

Panjang rusuk bambu terpendek= (15 + 15) 𝑐𝑚

Panjang rusuk bambu terpendek= 30 𝑐𝑚

Banyaknya rusuk bambu yang dibutuhkan untuk membuat 2 layang-layang

ukuran 1 adalah 2(60 + 30) 𝑐𝑚 = 180 𝑐𝑚. Maka dengan persediaan rusuk

bambu pasti dapat membuat 2 buah layang-layanng ukuran 1. Dengan

demikian sisa panjang rusuk babmbu adalah:

= 300 − 180

= 120 𝑐𝑚

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

204

Ukuran 2:

Panjang rusuk bambu terpanjang= (21 + 15) 𝑐𝑚

Panjang rusuk bambu terpanjang= 36 𝑐𝑚

Panjang rusuk bambu terpendek= (15 + 15) 𝑐𝑚

Panjang rusuk bambu terpendek= 30 𝑐𝑚

Banyaknya rusuk bambu yang dibutuhkan untuk membuat 2 layang-layang

ukuran 1 adalah 2(60 + 30) 𝑐𝑚 = 180 𝑐𝑚. Maka dengan persediaan rusuk

bambu pasti dapat membuat 2 buah layang-layanng ukuran 1. Dengan

demikian sisa panjang rusuk bambu adalah:

= 300 − 180

= 120 𝑐𝑚

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

205

Lampiran 1.2 Lembar Observasi Keterlaksanan Pembelajaran yang

Mengimplementasikan Model Pembelajaran Treffinger

LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN

PEMBELAJARAN MATEMATIKA YANG MENGIMPLMENTASIKAN

MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER

Sekolah : SMP Kanisisus Gayam Yogyakarta

Kelas : VII B

Hari/Tanggal :

Waktu :

Jam Pelajaran :

Pokok Bahasan :

PETUNJUK:

1. Amatilah aktivitas guru selama proses pembelajaran matematika yang

mengimplementasikan model pembelajaran Treffinger.

2. Tulislah tanda (√) sesuai dengan keadaan yang Anda amati pada kolom

“Ya” atau “Tidak”.

No ASPEK YANG DIAMATI KETERANGAN

YA TIDAK

A Kegiatan Pembuka

1. Guru memberikan salam pembuka

2. Guru mengecek kehadiran siswa

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai

4. Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan

dilakukan selama pembelajaran

B Langkah-Langkah Model Treffinger dalam Pembelajaran

Langkah 1: Menentukan tujuan

1. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

206

No ASPEK YANG DIAMATI KETERANGAN

YA TIDAK

dalam pembelajaran

Langkah 2: Menggali data

1. Guru menyajikan fenomena alam yang mengundang

keingintahuan siswa

2. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada

siswa untuk mendorong keingintahuan siswa

Langkah 3: Merumuskan masalah

1. Guru menyajikan permasalahan untuk dipecahkan

oleh siswa

2. Guru mengarahkan siswa untuk mengidentifikasikan

masalah-masalah yang diberikan

Langkah 4: Memunculkan gagasan

1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memunculkan ide berupa solusi penyelesaian

masalah

2. Guru membimbing siswa untuk mengungkapkan ide-

ide penyelesaian masalah

3. Guru mengarahkan siswa untuk menyepakati

alternatif ide untuk menyelesaikan masalah yang

disajikan

Langkah 5: Mengembangkan solusi

1. Guru meminta siswa untuk mengembangkan ide-ide

yang telah disepakati sebagai alternatif penyelesaian

masalah

2. Guru mengarahkan siswa untuk mempresentasikan

solusi penyelesaian masalah yang telah

dikembangkan

3. Guru mengarahkan siswa lain untuk memberikan

tanggapan

4. Guru meminta siswa untuk mengeksplorasi ide-ide

yang disebutkan saat memberikan tanggapan

Langkah 6: Membangun penerimaan

1. Guru memberikan penguatan untuk solusi

penyelesaian yang sudah tepat

2. Guru mengarahkan siswa untuk bersama-sama

memperbaiki solusi yang masih keliru

3. Guru memberikan permasalahan baru yang lebih

kompleks kepada siswa

C Kegiatan Penutup

1. Guru mengarahkan siswa untuk menyampaikan

kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari

2. Guru membimbing siswa untuk menyampaikan

refleksi atas pembelajaran yang sudah dilaksanakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

207

No ASPEK YANG DIAMATI KETERANGAN

YA TIDAK

3. Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk

pertemuan berikutnya

Yogyakarta, ………………. 2018

Pengamat

(………………………..)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

208

Lampiran 1. 3 Lembar Soal Tes Hasil Belajar (Pre Test)

1. Anisa memiliki kebun berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 9 𝑚

dan lebar 6 𝑚. Denah kebun tersebut terlihat seperti gambar berikut ini:

Kebun tersebut terbagi menjadi beberapa bagian yaitu daerah berbentuk

persegi yang akan ditanami sayur, daerah berbentuk persegi panjang yang akan

ditanami cabai serta jalan setapak yang lebarnya adalah 1 𝑚. Anisa berencana

untuk memagari pinggiran daerah yang akan ditamani sayur dan cabai. Jika

harga pagar per meter adalah seharga Rp 80.000,00. Berapakah biaya yang

diperlukan Anisa untuk membuat pagar pada kebun tersebut?

2. Suatu hiasan di dalam sebuah istana berbentuk seperti gambar berikut ini:

Hiasan istana di atas terdiri dari bingkai yang berbentuk persegi panjang dan

lukisan gambar burung yang sisi-sisinya sama panjang. Panjang dari bingkai

tersebut adalah 40 𝑐𝑚 dan lebarnya 30 𝑐𝑚.

a) Jika daerah yang tidak ditempati lukisan gambar burung terbuat dari

lempengan emas murni dengan ketebalan yang sama. Berapakah berat

lempengan emas murni tersebut jika luas 1 𝑐𝑚2 lempengan emas murni

beratnya 2 gram?

Daerah yang akan ditanami

sayur

Daerah yang akan

ditanami cabai

Jalan

setapak

Jalan

setapak

Jala

n seta

pa

k

: Pagar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

209

b) Jika pinggiran lukisan gambar burung dilapisi dengan benang emas.

Berapakah panjang minimal benang emas yang dibutuhkan untuk melapisi

pinggiran dari lukisan tersebut?

3. Anton akan membuat sebuah layang-layang kesukaannya. Layang-layang

tersebut memiliki bentuk dan ukuran seperti yang terlihat pada gambar berikut

ini:

Rusuk bambu yang panjang tegak lurus dan membagi dua sama panjang rusuk

bambu yang pendek. Untuk membuat layang-layang tersebut Anton telah

menyediakan sebuah rusuk bambu yang panjangnya 90 𝑐𝑚 dan sebuah kertas

berbentuk persegi panjang dengan ukuran 80 𝑐𝑚 × 45 𝑐𝑚. Apakah dengan

persediaan rusuk bambu dan kertas yang disiapkan Anton dapat membuat

sebuah layang-layang kesukaannya? Jelaskan alasannya!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

210

Lampiran 1.4 Lembar Soal Tes Hasil Belajar (Post Test)

1. Putri memiliki kebun berbentuk persegi panjang. Denah dan ukuran kebun

tersebut terlihat seperti gambar berikut ini:

Kebun tersebut terbagi menjadi beberapa bagian yaitu dua daerah

berbentuk persegi panjang yang masing-masing akan ditanami sayur dan cabai,

daerah berbentuk persegi yang akan ditanami kacang tanah, serta jalan setapak

yang lebarnya adalah 1 𝑚. Putri berencana untuk memagari pinggiran daerah

yang akan ditamani sayur, cabai dan kacang tanah. Jika harga pagar per meter

adalah Rp 80.000,00. Berapakah biaya yang diperlukan Putri untuk membuat

pagar pada kebun tersebut!

2. Sebuah hiasan dinding berbentuk seperti gambar berikut ini:

𝟑 𝒎

jalan setapak

jalan setapak

jalan setapak

jala

n seta

pak

jala

n s

etap

ak

𝟏𝟐 𝒎

𝟏𝟎 𝒎

Daerah yang akan

ditanami kacang

tanah

Daerah yang akan

ditanami cabai

Daerah yang akan ditanami sayur

: pagar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

211

Hiasan dinding di atas terdiri dari bingkai yang berbentuk persegi panjang

dan 2 buah lukisan gambar burung seperti yang tampak pada gambar. Dua

buah lukisan tersebut memiliki ukuran yang sama serta sisi-sisi pada lukisan

tersebut juga sama panjang.

a) Jika daerah yang tidak ditempati dua lukisan gambar burung terbuat dari

lempengan emas murni dengan ketebalan yang sama. Berapakah berat

lempengan emas murni tersebut jika luas 1 𝑐𝑚2 lempengan emas murni

beratnya 2 gram?

b) Pinggiran lukisan gambar burung dilapisi dengan tali hias. Berapakah

panjang minimal tali hias yang dibutuhkan untuk melapisi pinggiran dari

lukisan tersebut?

3. Budi berencana membuat layang-layang kesukaannya. Bentuk dan ukuran

layang-layang yang dirancang Budi terlihat seperti gambar di bawah ini:

Rusuk bambu yang panjang tegak lurus dan membagi dua sama panjang rusuk

bambu yang pendek. Untuk membuat layang-layang tersebut Budi telah

menyediakan sebuah rusuk bambu yang panjangnya 150 𝑐𝑚 dan sebuah kertas

berbentuk persegi panjang dengan ukuran 100 𝑐𝑚 × 30 𝑐𝑚. Apakah dengan

persediaan rusuk bambu dan kertas yang disiapkan Budi dapat membuat 2 buah

layang-layang kesukaannya? Jelaskan alasannya!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

212

LAMPIRAN 2

LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN OLEH PAKAR

2.1 Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2.2 Lembar Validasi Lembar Observasi Keterlaksanan Pembelajaran yang

Mengimplementasikan Model Pembelajaran Treffinger

2.3 Lembar Validasi Pedoman Wawancara

2.4 Lembar Validasi Soal Tes Hasil Belajar (Pre Test)

2.5 Lembar Validasi Soal Tes Hasil Belajar (Post Test)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

213

Lampiran 2.1 Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

214

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

215

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

216

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

217

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

218

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

219

Lampiran 2.2 Lembar Validasi Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

yang Mengimplementasikan Model Pembelajaran Treffinger

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

220

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

221

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

222

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

223

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

224

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

225

Lampiran 2.3 Lembar Validasi Pedoman Wawancara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

226

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

227

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

228

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

229

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

230

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

231

Lampiran 2.4 Lembar Validasi Soal Tes Hasil Belajar (Pre Test)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

232

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

233

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

234

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

235

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

236

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

237

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

238

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

239

Lampiran 2.5 Lembar Validasi Soal Tes Hasil Belajar (Post Test)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

240

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

241

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

242

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

243

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

244

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

245

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

246

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

247

LAMPIRAN 3

DATA PENELITIAN

3.1 Hasil Pengisian Lembar Observasi Keterlaksanan Pembelajaran yang

Mengimplementasikan Model Pembelajaran Treffinger

3.2 Hasil Transkrip Pembelajaran yang Mengimplementasikan Model Treffinger

3.3 Hasil Pengerjaan Tes Hasil Belajar Siswa (Pre Test)

3.4 Hasil Pengerjaan Tes Hasil Belajar Siswa (Post Test)

3.5 Hasil Transkrip Wawancara dengan Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

248

Lampiran 3.1 Hasil Pengisian Lembar Observasi Keterlaksanan Pembelajaran

yang Mengimplementasikan Model Pembelajaran Treffinger

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

249

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

250

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

251

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

252

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

253

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

254

Lampiran 3.2 Hasil Transkrip Pembelajaran yang Mengimplementasikan Model

Treffinger

Berikut ini adalah hasil transkrip pembelajaran matematika di kelas VII B SMP

Kanisius Gayam Yogyakarta yang mengimplementasikan model pembelajaran

Treffinger.

a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada 7 Mei 2018 jam pelajaran ke 3 dan

4. Adapun hasil transkrip pembelajarannya sebagai berikut:

Pendahuluan:

Siswa: Selamat pagi Ibu Rita dan kakak.

Guru: Selamat pagi anak-anak.

(Ibu Rita menuju meja guru dan menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan

pembelajaran matematika serta menampilkan slide Powerpoint)

Guru: Baik. Anak-anakku hari ini kita akan belajar tentang segiempat.

Tentunya kalian sudah tahu tentang segiempat ketika kamu berada di

sekolah dasar. Tetapi sebelum kita masuk ke situ saya ingin tahu dulu

VII A siapa yang tidak masuk?

Siswa: Masuk semua bu.

Guru: VII A masuk semua? Oke. VII C?

Siswa: Sammy. . . Brilian. . .

(Guru menuju meja guru untuk mencatat nama siswa yang tidak hadir)

Guru: Anak-anak sekarang kita bisa memulai pembelajaran? (situasi kelas

kurang kondusif)

Siswa: Bisa.

Guru: Sudah tenang yang duduk dibelakang itu? (Guru berdiri di depan kelas

sambal memandang siswa-siswa yang ribut). Oke, jadi ada teman kita

ya yang hari ini tidak masuk, semoga teman-teman kalian besok bisa

bergabung dan belajar seperti kalian. Anak-anak masih ingat yang

kalian pelajari pada pertemuan yang lalu? Tentang apa?

Siswa: Bangun datar bu.

Guru: Oke. Tentunya kalian masih ingat. Nah, sekarang kita akan fokuskan

pada segiempat ini. Coba kalian ingat lagi yuk segiempat itu apa

saja? Bangun-bangun apa saja? Yuk!

Siswa: Trapesium. . . persegi panjang

(Guru menginstruksi siswa agar ketika menjawab pertanyaan, terlebih dahulu

mengacungkan tangan)

Siswa: Persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, persegi panjang,

trapesium.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

255

Guru: Ayo, coba kita ulangi lagi anak-anak. Tadi apa saja?

Siswa: Persegi, persegipanjang, layang-layang, belah ketupat, trapesium.

Guru: yang belum apa? Coba dengarkan temanmu.

(Guru menunjuk salah satu siswa untuk menyebutkan nama dari

bangun datar segiempat)

Siswa: Coba, kamu ulang dari awal. Coba dengarkan apa yang temanmu

sampaikan.

Siswa: Persegi, persegipanjang, layang-layang, belah ketupat, trapesium. dan

jajargenjang.

Guru: Oke. Nah, sekarang dari itu kalian tentunya akan atau ingin

mengetahui di kehidupan sehari-hari apa saja yang kamu temukan.

Apa saja bangun-bangun segiempat yang kalian temukan dalam

kehidupan sehari-hari? Tapi sebelumnya kalian perlu tahu dulu apa

toh yang menjadi tujuan hari ini kita belajar, yah. Yang pertama kita

bisa mengetahui sifat-sifatnya dan jenis-jenis dari segiempat. Sifatnya

bagaimana? Jenis-jenisnya apa saja? Yah. Kemudian yang kedua kita

juga bisa mengidentifikasikan. Apa yang bisa kita identifikasikan?

Rumus keliling dan luas dari jenis-jenis segiempat yang kita pelajari.

Yah, keliling dan luas. Yang tentunya tidak asing ya? Tidak kan?

(Langkah 1: Menentukan Tujuan)

Siswa: Tidak

Guru: Kemudian berikutrnya kita juga dapat menyelesaikan berbagai

masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas, ya. Ayo kita

mengulang kembali apa yang kita pelajari atau tujuan dari

pembelajaran hari ini? (Langkah 1: Menentukan Tujuan)

Guru: Yang pertama apa?

Siswa: Sifat-sifat dan jenis-jenis

Guru: Yang kedua apa?

Siswa: Mengidentifikasi rumus luas dan keliling dari jenis-jenis bangun datar

segiempat

Guru: Yang ketiga?

Siswa: Menyelesaikan berbagai masalah yang berkaitan dengan luas dan

keliling dari bangun datar segiempat.

Kegiatan Inti

Langkah 2: Menggali Data

Guru: Dalam kehidupan sehari-hari ada masalah tidak dengan keliling dan

luas? Ada masalah tidak yang bisa diselesaikan menggunakan rumus

luas dan keliling dari bangun datar segiempat? Waktu di SD ada gak?

Dikelas ini apa yang bisa kita lakukan? Coba sebagai contoh supaya

kamu juga punya gambaran.

Siswa: Keliling dan luas dari ruang kelas ini.

Guru: Oke. Keliling dan luas dari ruang kelas ini. Hanya di alasnya.

(Kemudian guru meminta siswa untuk mengamati gambar-gambar yang

ditampilkan di slide powerpoint)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

256

Guru: Sekarang kalian perhatikan gambar-gambar berikut ini anak-anak.

Sudah pernah melihat ya benda-benda ini?

Siswa: Sudah.

Guru: adakah bangun-bangun yang terkait dengan segiempat?

Siswa: Ya. Ada

Guru: Semuanya? Kalau kalian melihat gambar ini kira-kira berkaitan

dengan bangun apa?

Siswa: Trapesium

Guru: Oke kalau gambar yang lain?

Siswa: Persegi, persegi panjang, layang-layang.

Guru: Oke sekarang kita lihat ini.

(Guru menampilkan gambar berikut di slide powerpoint)

Guru: sekarang saya hanya mau tanyakan, kalau kalian lihat di situ ada

berapa bangun segiempat?

Siswa: Tujuh, bu.

Guru: Siapa yang bisa menyebutkan di gambar berapa saja?

Siswa: Satu.

(Guru menunjuk salah satu siswa yang mengacungkan tangan)

Siswa: Gambar satu, gambar tiga, gambar empat, gambar lima, gambar

enam, gambar tujuh, gambar sembilan.

Guru: Oke. Sekarang yang bukan segiempat?

Siswa: Gambar delapan.

Guru: Oke sekarang yang jadi permasalahan nomor dua. Coba dilihat dulu

gambarnya.

Siswa: Kurang jelas, bu.

Guru: Itu gambarnya kurang jelas bagi kalian?

Siswa: Iya, bu.

Guru: Oke, paling tidak kalian sudah paham mana yang segiempat dan yang

bukan segiempat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

257

Langkah 3: Merumuskan Masalah dan Langkah 4: Memunculkan

Gagasan

Guru: Kalau begitu, silakan bagi dalam kelompok-kelompok. Kalian akan

mencoba mengerjakan soal di lembar kerja ini.

(Guru membagi siswa ke dalam kelompok dimana 1 kelompok terdiri dari 4-

5 siswa kemudian guru membagikan LKS kepada siswa. Guru juga

membimbing siswa selama kegiatan diskusi dalam kelompok. Melalui

kegiatan diskusi kelompok, guru memfasilitas dan memberi kesempatan

kepada siswa untuk dapat merumuskan berbagai masalah yang telah

disajikan dalam soal serta berusaha mencari alternatif penyelesaian

masalah tersebut)

Langkah 4: Memunculkan Gagasan dan Langkah 5: Mengembangkan

Solusi

Guru: Sekarang kita akan membahasa hasil pekerja kalian. (sambil menujuk

salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi terkait

sifat-sifat dari jenis-jenis bangun datar segiempat).

Guru: Ayo nak silakan dijelaskan jawabannya.

(Siswa pun mulai menjelaskan. Namun karena kondisi kelas kurang

kondusif, guru meminta salah satu dari anggota kelompok tersebut untuk

mempresentasikan hasil diskusi sekali lagi yaitu pada bagian hasil jawaban

siswa pada baris pertama).

Siswa: Sifat-sifat segiempat yang diselidiki. Memiliki sisi-sisi yang sejajar.

Yang pertama untuk bangun datar jajargenjang kedua pasang sisi

yang berhadapan sejajar, persegi panjang dua pasang sisi yang

berhadapan sejajar dan untuk persegi keempat sisinya sejajar.

Guru: memiliki empat sisi sejajar?

Siswa: Memiliki empat pasang sisi sejajar

Guru: Coba nak dijelaskan maksudnya?

Siswa: Memiliki 4 sisi yang sejajar.

Guru: Ada yang memiliki pendapat lain?

(Siswa lain mengacungkan tangan)

Siswa: Memiliki dua pasang sisi yang berhadapan sejajar bu.

Guru: Oke. Jadi yang tepat adalah persegi memiliki dua pasang sisi yang

berhadapan sejajar ya anak-anak. Mari kita lanjutkan ke baris yang

kedua dan ketiga. Silakan kelompok yang sudah mempresentasikan

menunjuk kelompok lain.

(Salah satu anggota kelompok menunjuk kelompok lain)

Guru: Ayo, silakan salah satu dari kelompok kalian menjelaskan jawaban

pada baris 2 dan 3.

Siswa: Sifat-sifat segiempat yang diselidiki. Memiliki sisi yang sama panjang.

Jenis-jenis bangun datar segiempat. Jajargenjang memiliki dua

pasang sisi yang sama panjang, persegi panjang memiliki dua pasang

sisi yang sama panjang, persegi memiliki dua pasang sisi yang sama

panjang.

Guru: Oke anak-anak. Adakah yang memiliki pendapat lain?

Siswa: Untuk persegi keempat sisinya sama panjang, bu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

258

Guru: Oke. Terima kasih Nak. Jadi bangun datar persegi memiliki sisi-sisi

yang sama panjang ya atau keempat sisinya sama panjang.

Selanjutnya, silakan dilanjutkan nak baris ketiiga.

Siswa: Sifat-sifat segiempat yang diselidiki. Memiliki sudut-sudut yang sama

besar. Untuk bangun datar jajar genjang sudut-sudut berhadapan

sama besar, untuk persegi panjang, sudut-sudutnya sama besar dan

untuk persedi keempat sudutnya sama besar.

Guru: Berapa besar sudut-sudut pada persegi panjang dan persegi nak?

Siswa: 90 bu.

Guru: Oke. Baiklah. Jadi begitu ya anak-anak. Sekarang ayo kelompokmu

tentukan kelompok berikutnya.

(Salah satu anggota kelompok menunjuk kelompok lain)

Guru: Ayo nak jelaskan.

Siswa: Sifat-sifat segiempat yang diselidiki. Memiliki diagonal-diagonalnya

yang saling membagi dua sama panjang. Jajargenjang diagonal-

diagonalnya membagi dua sama panjang, persegi panjang diagonal-

diagonalnya membagi dua sama panjang, dan persegi diagonal-

diagonalnya membagi dua sama panjang. Baris ke empat memiliki

diagonal-diagonal yang saling tegak lurus. Bangun jajargenjang

tidak, persegi panjang diagonal-diagonal yang saling tegak lurus dan

persegi diagonal-diagonal yang saling tegak lurus.

Guru: Ada yang mau berkomentar? Oke anak-anak jadi benar ya. Sekarang

silakan kelompok berikutnya jelaskan baris enam dan tujuh.

Siswa: Baris keenam. Memiliki simetri lipat. Jajar genjang tidak, persegi

panjang ya sebanyak dua dan persegi juga sebanyak dua. Baris ke

tujug, memiliki simetri putar jajargenjang dua simetri putar, persegi

panjang 2 simetri putar dan persegi 4 simetri putar.

(Kegiatan presentasi berlanjut hingga sampai dan guru berusaha untuk

membimbing siswa serta selalu memberi kesempatan kepada siswa untuk

berpendapat)

Guru: Baik anak-anak sekarang kita akan masuk ke soal nomor dua. Namun,

sebelumnya ibu mau tanya adakah yang masih ingat apa yang

dimaksud dengan keliling dari bangun batar segiempat?

Siswa: Jumlah sisi-sisinya, bu.

Guru: Coba jelaskan maksud menjumlahkan sisi-sisinya seperti apa?

Siswa: Jadi maksudnya begini bu, misalkan pada persegi. Kita akan hitung eh

jumlahkan sisi yang ini, ini, ini dan ini.

Guru: Oke, ibu tidak mengatakan salah ya nak. Ada yang mau berkomentar?

Oke ibu tanya, yang dijumlahkan itu sisi-sisinya atau panjang sisi-

sisinya?

Siswa: Sisi-sisinya, bu. Panjang sisi-sisinya, Bu.

Guru: Jadi anak-anak yang tepat itu adalah jumlah panjang sisi-sisinya atau

seluruh panjang lintasannya. Nah sekarang tentunya kalian pernah

belajar luas dari persegipanjang dan persegi ya. Coba siapa yang

masih ingat, bagaimana untuk menghitung luas persegi panjang dan

persegi?

Siswa: Kalau untuk persegi panjang, p kali l bu. Kalau persegi s kali s.

Guru: Oke kamu mengatakan p dikali l untuk persegi panjang dan s kali s

untuk persegi. P, l dan s itu apa toh nak?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

259

Siswa: p itu panjang dan l itu lebar persegi panjang bu. Kalau s itu sisi

persegi?

Guru: Benar ya nak. Sekang coba kalian temukan rumus bangun datar yang

lainnya menggunakan perintah di lembar kerja dan bahan yang telah

dibagikan tadi. Coba diskusi dengan kelompoknya masiung-masing.

(Siswa pun kembali berdiskusi dalam kelompok. Sementara guru

membimbing para siswa. Setelah berdiskusi, guru mengarahkan siswa untuk

mempresentasikan hasil diskusinya dalam kelompok)

Guru: Sekarang ibu minta kelompok yang belum presentasi tadi, silakan

presentasikan hasil diskusi kalian untuk nomor 2. (Sambil menunjuk

salah satu kelompok). Silakan maju dan jelaskan hasil diskusi kalian ke

kelompok lain.

Siswa: Jadi begini teman-teman (sambil menunjukkan sebuah kertas yang

berbentuk jajargenjang, kelompok tersebut menjelaskannya sebagai

berikut).

Kertas terlihat seperti gambar berikut ini:

Siswa dari kelompok tersebut menjelaskan sebagai berikut:

Kelompok kami menggunting bagian yang ini sehingga hasilnya

seperti ini:

Nah ini kan bentuknya jadi persegi panjang. Terus kan luas persegi

kan p kali l, eh maksudnya panjang kali lebar. Terus panjannya

disinikan a dan lebarnya t. jadi luas jajar genjang sama dengan

panjang kali lebar sama dengan a kali t.

Guru: Ada yang mau berpendapat? Atau ada yang punya ide lain? Oh ya

nak a dan t itu apa? Apanya jajargenjang?

Siswa: a itu alasnya bu, t itu tingginya.

Guru: Oke anak-anak. Ada yang punya cara lain?

Siswa: Tidak bu.

Guru: Mari beri tepuk tangan untuk kelompok. Sekarang silakan kelompok

memilih kelompok lain untuk membahas mengenai luas bangun

datar layang-layang.

(Kelompok tersebut menunjuk kelompok lain untuk mempresentasikan

proses identifikasi rumus layang-layang)

Siswa: Jadi teman-teman kami mengunting bagian yang ini dan ini (Sambil

menunjuk bagian yang digunting dan menunjukan kertas berbentuk layang-

layang)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

260

Kemudian siswa memindahkan kertas yang digunting sehingga

terlihat seperti gambar berikut ini:

Lebar persegi panjang sama dengan 1

2 𝑑1 dan lebarnya 𝑑2 jadinya

luasnya adalah panjang kali lebar sama dengan 𝑑2 kali 1

2 𝑑1

Guru: 𝑑1 dan 𝑑2 apanya nak?

Siswa: Diagonalnya bu. Eh diagonal satu dan diagonal duanya bu.

Guru: Oke. Benar ya, nak. Jadi rumus luas layang-layang bagaimana anak-

anak?

Siswa: Setengah kali d satu kali d dua bu.

Guru: Coba belajar menyebutkan sesuatu dengan jelas. D satu dan d

duanya itu apa? Coba dijelaskan selagi.

Siswa: Setengah kali diagonal satu dan diagonal 2, bu.

Guru: Jadi begitu ya nak. Karena waktunya tidak cukup jadi untuk

trapesium tidak perlu kalian jelaskan, yang penting kalian sudah

pahamkan bagaimana cara menemukan luas dari bangun-bangun

tersebut?

Siswa: Iya bu

Guru: Sebelum menutup pembelajaran ibu mau minta coba sebutkan rumus

luas dari bangun-bangun yang kalian sebutkan tadi?

Siswa: Persegi panjang panjang kali lebar, persegi sisi kali sisi, belah

ketupat setengah kali diagonal 1 kali diagonal 2, layang-layang-

layang diagonal satu kali diagonal 2, jajargenjang alas kali tinggi,

bu.

Guru: Kalau trapesium, Nak?

Siswa: Sisi -sisinya ditambahkan kali tinngi dibagi 2, bu.

Guru: Sisi yang apa yang ditambahkan?

Siswa: yang sejajar, bu.

Langkah 6: Membangun Penerimaan

Guru: Jadi anak-anak apa yang kalian telah pelajari hari ini?

Siswa: Sifat-sifat bangun datar segiempat, bu.

Guru: Apalagi, nak?

Siswa: Keliling dan luas bangun datar segiempat, bu.

Guru: Ini ada tugas untuk dikerjakan dirumah. Silakan dikerjakan dan besok

dikumpulkan dan akan kita bahas besok (sambil membagikan

lembar soal).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

261

Siswa: Baik, ibu.

Guru: Baik anak-anak sekian pembelajaran hari ini, silakan istirahat.

Siswa: Baik ibu. Terima kasih Ibu Rita.

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada 8 Mei 2018 dimulai pukul 10.30

sampai 12. 00 WIB (jam pelajaran ke 5 dan 6). Adapun hasil transkrip

pembelajarannya adalah sebagai berikut:

Pendahuluan:

Siswa: Selamat pagi bu Rita dan kakak (siswa berdiri dan mengucap

salam pembuka).

Guru: Selamat pagi anak-anak. Ayo silakan duduk menurut denah

matematikanya.

(Setelah semua siswa duduk sesuai denah ibu Rita bertanya)

Guru: Siapakah yang tidak masuk hari ini nak?

Siswa: Sammy

Siswa: Excel bu.

Guru: Mengapa Nak?

Siswa: Sammy Sakit Bu.

Guru: Sammy sakit. Excel?

Siswa: Gak tau Ibu. Kemarin masuk sini Bu.

Guru: Baik. Sudah dibawa ya PRnya?

Siswa: Sudah Bu

Guru: Sudah dikerjakan semua?

Siswa: Belum Bu

Guru: yang mana?

Siswa: Nomer dua bu.

Guru: Sebentar. Kelihatannyakan waktu SD sudah belajar tentang bangun

datar seperti ini to?

Siswa: Sudah Bu……Lupa Bu…

Kegiatan Inti:

Langkah 2: Menggali Data, Langkah 3: Merumuskan Masalah,

Langkah 4: Memunculkan Gagasan, Langkah 5: Mengembangkan

Solusi dan Langkah 6: Membangun Penerimaan

Guru: Iya. Baik. Tidak apa-apa. Yuk, Coba kita bahas sebentar. Mungkin

ada yang lupa ya. Sekarang kita lihat dulu yang nomor satu. Ibu

tanya dulu yang nomor satu. Persegi panjang ABCD yang bagian A

ada kesulitan atau tidak itu?

Siswa: Tidak

Guru: Bagaimana kamu menghitung kelilingnya dulu? Kelilingnya

bagaimana?

Siswa: Dua kali p tambah l

Guru: (menggambar di papan tulis)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

262

Guru: Baik. Coba lihat yang pertama dulu. Siapa yang sudah mengerjakan

1a?

(Siswa yang sudah mengerjakan langsung mengacungkan tangan)

Guru: Ibu yakin kalau ini kalian pasti bisa mengerjakannya. Bagaimana

cara menghitung keliling dari persegi panjang ini? (sambil menunjuk

gambar persegi panjang di papan tulis)

Siswa: Dua kali p tambah l

Guru: Apa itu?

Siswa: Dua kali panjang ditambah lebar

Guru: Panjangnya yang mana? Berapa panjangnya?

Siswa: AB sama dengan 18 cm

Guru: Cara menghitung kelilingnya bagaimana?

Siswa: Dua kali panjang ditambah lebar

Guru: Coba jangan rumus dulu

Siswa: 𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 + 𝐶𝐷 + 𝐷𝐴

Guru: Berapa panjang sisi-sisinya?

Siswa: 18 𝑐𝑚 + 12 𝑐𝑚 + 18 𝑐𝑚 + 12 𝑐𝑚

Guru: Ibu mau tanya dulu, kenapa kalian tau CD sama dengan 18 𝑐𝑚?

Siswa: Karena panjang AB sama dengan CD

Guru: Mengapa bisa dikatakan sama?

Siswa: Karena merupakan sifat persegi panjang.

Guru: Apa sifatnya?

Siswa: Memiliki sisi yang berhadapan sama panjang.

Guru: Oke anak-anak. Berapakah hasil perhitungan kelilingnya?

Siswa: 60 𝑐𝑚

Guru: Oke anak-anak. Siapakah yang jawaban nomor 1a hasilnya 60 cm?

(Beberapa siswa mengacungkan tangan.)

Guru: Yang tidak angkat tangan alasannya kenapa?

Siswa: Beda bu hasilnya

Guru: Coba jelaskan jawabanmu. Perbedaannya terletak dimana?

Siswa: Keliling persegi panjang sama dengan 2𝑝 + 𝑙 Guru: Oke anak-anak. Kita juga pasti mendapatkan kemungkinan salah

dalam mengerjakan soal. Misalkan masalah tanda kurung. Tanda

kurung bisa mengubah arti dari operasinya. Paham ya?

(Kemudian kegiatan selanjutnya adalah membahas soal-soal yang

berkaitan dengan masalah keliling dari bangun datar persegi,

jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium. Guru menujuk

siswa secara acak untuk menjelaskan penyelesaian dari soal-soal tersebut.

Guru juga selalu memberikan kesempatan kepada siswa-siswa yang

memiliki pendapat yang berbeda, memberikan penguatan untuk jawaban

yang sudah tepat, mengarahkan siswa untuk memperbaiki jawaban yang

masih keliru serta memberikan motivasi kepada siswa yang kurang berani

dalam menyampaikan pendapat)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

263

Guru: Oke anak-anak. Sekarang kita akan membahas mengenai luas dari

bangun-bangun tersebut. Untuk soal 1a, Luas persegi panjang apa

anak-anak?

Siswa: Luasnya sama dengan panjang dikali lebarnya, bu.

(Guru menuliskan rumus luas persegi panjang di papan tulis)

Guru: Panjang dan lebarnya berapa anak-anak?

Siswa: Panjangnya 18 𝑐𝑚, lebarnya 12 𝑐𝑚 bu.

Guru: Oke anak-anak ayo kita hitung luasnya berapa?

Siswa: 216 𝑐𝑚2

Guru: Untuk 1b saya yakin kalian bisa ya. Sekarang ayo kita bahas nomor

1c. Silakan, coba.

(Guru menunjuk salah satu siswa dan bertanya jenis bangun datar apakah

yang akan dihitung luasnya)

Siswa: Bangun datar jajargenjang. Luasnya adalah alas kali tinggi.

Guru: Alasnya yang mana, nak?

Siswa: Alasnya yang AB.

Guru: Berapa panjangnya:

Siswa: 12 cm

Guru: Ya. Tingginya berapa?

Siswa: 6 cm

Guru: Jadi luasnya berapa, nak?

Siswa: Luasnya adalah alas kali tinggi sama dengan 12 cm dikali 6 cm sama

dengan 72 𝑐𝑚2

Guru: Benar ya anak-anak. Sekarang ayo kita lanjutkan nomor berikutnya

(guru menggambar bangun trapesium di papan tulis yang akan

dihitung luasnya). Bagaimanakah cara menghitung luas dari

bangun ini, nak?

Siswa: 10 + 24 dikali 12 dibagi 2

Guru: 24 dari mana, Nak coba kalian jelaskan?

Siswa: 24 dari 5+10+9 bu

Guru: Bagaimana kalian bisa mengatakan itu?

Siswa: Rumus trapesium, bu.

Guru: Rumusnya bagaimana, nak?

Siswa: Jumlah sisi sejajar kali tinggi dibagi 2, bu.

Guru: Oke anak-anak. Ayo kita hitung bersama-sama.

(Guru mengarahkan siswa untuk menghitung luas trapesium tersebut)

Guru: Jadi hasilnya bagaimana anak-anak?

Siswa: 204 𝑐𝑚2

Guru: Baik anak-anak. Sekarang ibu mau bertanya selain menggunakan

rumus trapesium, adakah cara lain untuk menghitung trapesium

tersebut?

Siswa: Ada, bu.

Guru: Bagaiman nak caranya?

Siswa: Menghitung luas bangun-bangun yang ada di trapesium, bu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

264

Guru: Bangun-bangun yang mana, Nak? Ada berapa bangun? Adakah yang

bisa menyebutkan bangun-bangun apa saja?

Siswa: Dua, bu. Segitiga dan persegi panjang

(Selanjutnya guru mengarahkan siswa untuk mengembangkan ide tersebut.

Guru memandu siswa untuk menghitung luas trapesium dengan

menggunakan konsep luas bangun datra segitiga dan persegi panjang)

Guru: Adakah yang belum paham anak-anak?

Siswa: Sudah, Bu.

Guru: Baiklah anak-anak. Jadi perlu diingat bahwa untuk menghitung luas

dari bangun datar seperti ini jangan terlalu fokus satu cara. Coba

kalian belajar bagaimana menyelesaiakan masalah dengan cara-cara

yang lain yang telah kami pelajari konsepnya.

Siswa: Baik, ibu.

Guru: Oke. Sekarang ayo kita lanjutkan untuk layang-layang.

Bagaimanakah kita menghitung luasnya?

Siswa: 𝑑1 dikali 𝑑2 dibagi 2 bu.

Guru: 𝑑1 dan 𝑑2 itu apanya anak-anak?

Siswa: Diagonal satu dan diagonal 2, bu

(Guru pun mengarahkan siswa untuk menghitung luas layang-layang

menggunakan rumus tersebut)

Guru: Selain cara ini, apakah ada cara lain?

Siswa: Menghitung luas segitiganya bu.

(Kemudian guru mengarahkan siswa untuk menghitung luas layang-layang

menggunakan konsep segitiga dan konsep teorema phytagoras)

Guru: Oke anak-anak dari soal-soal yang telah kita bahas, adakah yang

belum memahaminya?

Siswa: Sudah, bu.

Guru: Baik anak-anak selanjutnya kita akan membahas soal berikutnya.

(Soal yang dibahas berikutnya adalah masalah kontekstual. Soal tersebut

terdiri dari 3 buah soal dan 2 soal yang terbahas).

Guru: Bagaimana anak-anak, apakah kalian mengalami kesulitan?

Siswa: Iya, bu.

Guru: Sulitnya dibagian mana?

Siswa: Semuanya bu.

Guru: Oke anak-anak. Jadi memang kalian perlu banyak latihan soal- soal

seperti ini. Biar ketika ada soal-soal seperti ini kalian akan dengan

mudah memahaminya. Jadi begitu ya anak-anak untuk hari ini.

Siswa: Baik, ibu.

Guru: Oke anak-anak apa yang telah kalian pelajari hari in?

Siswa: Menghitung luas dan keliling, bu.

Guru: Oke. Baik. Jadi anak-anak untuk besok akan diadakan ulangan

harian tentang materi segienpat. Silakan belajar di rumah.

Persiapkan diri kalian dengan baik. Pahami kembali apa yang telah

kalian belajar hari ini yak nak.

Siswa: Baik, Ibu.

Guru: Silakan istirahat anak-anak. Selamat siang

Siswa: Selamat siang, Ibu Rita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

265

Lampiran 3.3 Hasil Pengerjaan Tes Hasil Belajar Siswa (Pre Test)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

266

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

267

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

268

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

269

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

270

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

271

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

272

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

273

Lampiran 3.4 Hasil Pengerjaan Tes Hasil Belajar Siswa (Post Test)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

274

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

275

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

276

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

277

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

278

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

279

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

280

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

281

Lampiran 3.5 Hasil Transkrip Wawancara dengan Siswa

Peneliti S1

Apakah kamu dapat menduga dengan

cepat kemungkinan solusi dari suatu

permasalahan kontekstual

matematika?

Em. Cuma ide atau caranya doang

mba. Tapi gak setiap saat.

Apakah kamu langsung dapat

membayangkan langkah-langkah

penyelesaian jika diberi soal

kontekstual matematika dari pokok

bahasan yang sudah dipelajari?

Bisa sih mba kalau udah dapat idenya.

Tapi sejujurnya masih sering ragu-ragu

sama jawabannya. Soalnya kebanyakan

mikir mba

Apakah kamu dapat menyelesaikan

masalah kontekstual matematika

dengan lancar dan tepat?

Kadang, mba. Tetapi lebih banyak

Bingung mba, terus kebanyakan mikir,

gak percaya sama jawaban saya sama

kurang banyak latihan soal.

Apakah kamu berusaha untuk

memikirkan ide atau gagasan yang

beragam dari suatu masalah

kontekstual matematika?

Terkadang Mba. Kalau udah dapat

pelajarannya. Tapi lebih seringnya gak

berusaha. Saya memang berusaha sih

mba, tapi kalau gak bisa yaudah jawab

asal aja. Tapi saya gak yakin kalau

pake cara sendiri gitu mba.

Apakah kamu mencoba metode yang

praktis dalam menyelesaikan masalah

kontekstual matematika?

Kalau udah ada jawaban dari guru, gak

coba cara lain lagi mba. Soalnya malas

mikir.

Apakah kamu memiliki alternatif

penyelesaian yang lain untuk semua

nomor soal post tes? Konsep apakah

yang kamu gunakan?

Soal nomor 2 mba. Menggunakan

konsep luas bangun datar segitiga dan

persegi panjang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

282

Apakah kamu senang jika guru

memberikan soal dan langsung

membahasnya, tanpa memberikan

kesempatan kepada siswa untuk

mengerjakannya?

Saya senang mba. Takut salah mba

kalau ngerjain dengan cara sendiri.

Apakah kamu langsung mencari buku

kumpulan penyelesaian soal-soal

matematika atau penyelesaian di

internet, tanpa terlebih dahulu

berusaha mengerjakannya jika diberi

suatu permasalahan?

Coba dulu mba. Kalau gak bisa baru

cari di google atau baca-baca buku.

Apakah kamu memiliki kemauan

keras untuk menyelesaikan masalah

matematika dengan cara atau metode

sendiri?

Pengen mba, Tapi selalu mengalami

kesulitan.

Apakah kamu mencoba

mengembangkan ide dari suatu

permasalahan dengan caramu sendiri?

Jarang mba.

Peneliti S16

Apakah kamu dapat menduga

dengan cepat kemungkinan solusi

dari suatu permasalahan

kontekstual matematika?

Aku diam dulu mba biasanya. Kayak

ingat-ingat aku pernah catat apa aja nya

dicatatan. Kalau ada yang berkaitan

dengan soal yang dikasih guru berarti

bias gitu tapi kalau gak pernah gak bias

menduga cepat mba.

Apakah kamu langsung dapat

membayangkan langkah-langkah

penyelesaian jika diberi soal

kontekstual matematika dari pokok

bahasan yang sudah dipelajari?

Tergantung mba. Kalau udah pernah

dipelajari atau dicatat pasti bisa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

283

Apakah kamu dapat menyelesaikan

masalah kontekstual matematika

dengan lancar dan tepat?

Beberapa soal mba. Tapi malas mba

kalau lihat angka gitu. Kadang asal kerja.

Tapi gak terlalu yakin benar atau enggak.

Apakah kamu berusaha untuk

memikirkan ide atau gagasan yang

beragam dari suatu masalah

kontekstual matematika?

Iya mba. Tapi aku itu sebenarnya kayak

orang-orang yang punya banyak ide mba.

Jadi aku coba dulu cara satunya terus

cara yang lain gitu.

Apakah kamu mencoba metode

yang praktis dalam menyelesaikan

masalah kontekstual matematika?

Mencoba mba. Yang penting ada

jawabannya. Tapi gak terlalu yakin sama

jawabannya.

Apakah kamu memiliki alternatif

penyelesaian yang lain untuk semua

nomor soal post tes? Konsep

apakah yang kamu gunakan?

Ada mba. Misalkan untuk nomor 2

menggunakan konsep luas bangun datar

segitiga dan trapesium.

Apakah kamu senang jika guru

memberikan soal dan langsung

membahasnya, tanpa memberikan

kesempatan kepada siswa untuk

mengerjakannya?

Senang mba. Aku suka lihat caranya guru.

Apakah kamu langsung mencari

buku kumpulan penyelesaian soal-

soal matematika atau penyelesaian

di internet, tanpa terlebih dahulu

berusaha mengerjakannya jika

diberi suatu permasalahan?

Coba dulu mba. Kalau gak bisa tanya

teman dulu baru lihat dibuku.

Apakah kamu memiliki kemauan

keras untuk menyelesaikan masalah

matematika dengan cara atau

metode sendiri?

Kadang-kadang mba.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

284

Apakah kamu mencoba

mengembangkan ide dari suatu

permasalahan dengan caramu

sendiri?

Gak e mba. Malas soalnnya. Gak terlalu

suka matematika.

Peneliti S22

Apakah kamu dapat menduga

dengan cepat kemungkinan solusi

dari suatu permasalahan

kontekstual matematika?

Terkadang sih mba. Kalau sudah ada

rumusnya langsung bisa. Tapi kalua

masalah-masalah kayak gini lumayan

susah.

Apakah kamu langsung dapat

membayangkan langkah-langkah

penyelesaian jika diberi soal

kontekstual matematika dari pokok

bahasan yang sudah dipelajari?

Terkadang aja mba. Tapi gak selalu yakin

kalua langkah-langkahnya benar.

Apakah kamu dapat menyelesaikan

masalah kontekstual matematika

dengan lancar dan tepat?

Gak mba. Sulit hitung nya mba, terlalu

susah memahami soalny mba. Bingung

Apakah kamu berusaha untuk

memikirkan ide atau gagasan yang

beragam dari suatu masalah

kontekstual matematika?

Terkadang mba. Kebanyakan tanya

teman. Soalnya takut salah sama jawaban

sendiri.

Apakah kamu mencoba metode

yang praktis dalam menyelesaikan

masalah kontekstual matematika?

Terkadang mba. Lebih banyak tanya

teman dan guru. Takut salah kalua

mencoba pake metode sendiri.

Apakah kamu memiliki alternatif

penyelesaian yang lain untuk semua

nomor soal post tes? Konsep

apakah yang kamu gunakan?

Beberapa mba. Kalau untuk nomor 2

menghitung luas bangun datar 4 segitiga

dan 2 trapesiumnya mba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

285

Apakah kamu senang jika guru

memberikan soal dan langsung

membahasnya, tanpa memberikan

kesempatan kepada siswa untuk

mengerjakannya?

Senang mba. Soalnya kalau jawab sendiri

gak yakin. Takut salah soalnya.

Apakah kamu langsung mencari

buku kumpulan penyelesaian soal-

soal matematika atau penyelesaian

di internet, tanpa terlebih dahulu

berusaha mengerjakannya jika

diberi suatu permasalahan?

Tanya teman dulu mba baru mencari

buku.

Apakah kamu memiliki kemauan

keras untuk menyelesaikan masalah

matematika dengan cara atau

metode sendiri?

Lumayan sih mba.

Apakah kamu mencoba

mengembangkan ide dari suatu

permasalahan dengan caramu

sendiri?

Jarang mba.

Peneliti S38

Apakah kamu dapat menduga

dengan cepat kemungkinan solusi

dari suatu permasalahan

kontekstual matematika?

Gak selalu sih mba. Tergantung soalnya

juga.

Apakah kamu langsung dapat

membayangkan langkah-langkah

penyelesaian jika diberi soal

kontekstual matematika dari pokok

bahasan yang sudah dipelajari?

Kalau udah dapat idenya sih mba bisa.

Tapi gak yakin. Tapi kalau masalah kayak

gini agak susah mba. Jarang ngerjain

soal kayak gini juga.

Apakah kamu dapat menyelesaikan

masalah kontekstual matematika

dengan lancar dan tepat?

Susah mba, Serita yang ada dalam soal

sama kurang disajikan masalah seperti ini

dalam pembelajaran mba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

286

Apakah kamu berusaha untuk

memikirkan ide atau gagasan yang

beragam dari suatu masalah

kontekstual matematika?

Pernah mba. Tapi gak selalu.

Apakah kamu mencoba metode

yang praktis dalam menyelesaikan

masalah kontekstual matematika?

Pernah mba. Tapi gak selalu.

Apakah kamu memiliki alternatif

penyelesaian yang lain untuk semua

nomor soal post tes? Konsep

apakah yang kamu gunakan?

Ada mba untuk soal nomo1 1 dan 2. Pake

konsep luas segitiga dan trapesium untuk

soal nomor 2.

Apakah kamu senang jika guru

memberikan soal dan langsung

membahasnya, tanpa memberikan

kesempatan kepada siswa untuk

mengerjakannya?

Senang mba. Soalnya cara guru lebih

gampang.

Apakah kamu langsung mencari

buku kumpulan penyelesaian soal-

soal matematika atau penyelesaian

di internet, tanpa terlebih dahulu

berusaha mengerjakannya jika

diberi suatu permasalahan?

Berpikir dulu mba. Kalau gak bisa baru

baca-baca buku.

Apakah kamu memiliki kemauan

keras untuk menyelesaikan masalah

matematika dengan cara atau

metode sendiri?

Jarang mba. Kadang soal-soalnya susah.

Apakah kamu mencoba

mengembangkan ide dari suatu

permasalahan dengan caramu

sendiri?

Jarang e mba. Sulit soalnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

287

Peneliti S31

Apakah kamu dapat menduga

dengan cepat kemungkinan solusi

dari suatu permasalahan

kontekstual matematika?

Gak e mba. Gak mudah soalnya mba.

Apakah kamu langsung dapat

membayangkan langkah-langkah

penyelesaian jika diberi soal

kontekstual matematika dari pokok

bahasan yang sudah dipelajari?

Terkadang mba. Soalnya masalah

kontekstualnya gak mudah.

Apakah kamu dapat menyelesaikan

masalah kontekstual matematika

dengan lancar dan tepat?

Gak yakin mba. Soalnya tidak mudah,

susah dipahami. Susahnya yang hitung

layang-layang sama yang nomor dua

mba. Em gimana ya. Gak perhatiin guru

saat pembelajaran di kelas, jarang

belajar karena malas, malas menghitung

Apakah kamu berusaha untuk

memikirkan ide atau gagasan yang

beragam dari suatu masalah

kontekstual matematika?

Jarang mba. Soalnya gak mudah.

Apakah kamu mencoba metode

yang praktis dalam menyelesaikan

masalah kontekstual matematika?

Soalnya tidak mudah, susah dipahami.

Susahnya yang hitung layang-layang

sama yang nomor dua mba.

Apakah kamu memiliki alternatif

penyelesaian yang lain untuk semua

nomor soal post tes? Konsep

apakah yang kamu gunakan?

Pake itu ya mba, hitung luas bangun-

bangun yang ini. Ini kan ada bangun

trapesium dan segitiga. Jadi dihitung luas

bangunnya itu.

Apakah kamu senang jika guru

memberikan soal dan langsung

membahasnya, tanpa memberikan

kesempatan kepada siswa untuk

mengerjakannya?

Senang e mba. soalnya lebih teliti.

Soalnya kalau sendiri yang kerja nyarinya

agak susah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

288

Apakah kamu langsung mencari

buku kumpulan penyelesaian soal-

soal matematika atau penyelesaian

di internet, tanpa terlebih dahulu

berusaha mengerjakannya jika

diberi suatu permasalahan?

Tanya teman dulu sih mba.

Apakah kamu memiliki kemauan

keras untuk menyelesaikan masalah

matematika dengan cara atau

metode sendiri?

Jarang sih mba.

Apakah kamu mencoba

mengembangkan ide dari suatu

permasalahan dengan caramu

sendiri?

Jarang juga mba.

Peneliti S32

Apakah kamu dapat menduga

dengan cepat kemungkinan solusi

dari suatu permasalahan

kontekstual matematika?

Kalau udah paham soalnya bisa sih mba.

Tapi lebih seringnya gak. Kebanyak mikir

dan juga kurang mendengarkan guru

kalau lagi di kelas.

Apakah kamu langsung dapat

membayangkan langkah-langkah

penyelesaian jika diberi soal

kontekstual matematika dari pokok

bahasan yang sudah dipelajari?

Terkadang mba. kalau tau rumusya.

Apakah kamu dapat menyelesaikan

masalah kontekstual matematika

dengan lancar dan tepat?

Gak paham mba sama gak memerhatikan

penjelasan guru di kelas. Saat guru

menjelaskan kurang mendengarkan mba.

Bingung rumusnya, kurang paham

soalnya sama kurang katihan soal mba.

Apakah kamu berusaha untuk

memikirkan ide atau gagasan yang

beragam dari suatu masalah

kontekstual matematika?

Jarang mba. kurang berani pake cara

sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

289

Apakah kamu mencoba metode

yang praktis dalam menyelesaikan

masalah kontekstual matematika?

Jarang mba. malu kadang kalau pake

cara sendiri.

Apakah kamu memiliki alternatif

penyelesaian yang lain untuk semua

nomor soal post tes? Konsep

apakah yang kamu gunakan?

Em… sulit e mba.

Apakah kamu senang jika guru

memberikan soal dan langsung

membahasnya, tanpa memberikan

kesempatan kepada siswa untuk

mengerjakannya?

Lebih suka cara guru mba, lebih gampang

Apakah kamu langsung mencari

buku kumpulan penyelesaian soal-

soal matematika atau penyelesaian

di internet, tanpa terlebih dahulu

berusaha mengerjakannya jika

diberi suatu permasalahan?

Jarang juga sih mba. lebih suka tanya

teman.

Apakah kamu memiliki kemauan

keras untuk menyelesaikan masalah

matematika dengan cara atau

metode sendiri?

Jarang mba. soalnya kadang gak paham

sama soalnya. Jadi gak berani kalau pake

cara sendiri.

Apakah kamu mencoba

mengembangkan ide dari suatu

permasalahan dengan caramu

sendiri?

Gak e mba. sulit sama gak yakin. Sama

kadnag gak paham rumusnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

290

LAMPIRAN 4

SURAT IJIN PENELITIAN

4.1 Surat Ijin Penelitian dari Kampus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

291

Lampiran 4.1 Surat Ijin Penelitian dari Kampus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

292

LAMPIRAN 5

FOTO-FOTO PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

293

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

294

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI