FISKAL - DJPb

57
KAJIAN FISKAL REGIONAL TRIWULAN III TAHUN 2021

Transcript of FISKAL - DJPb

KAJIAN

FISKALREGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

TIM PENYUSUNPenanggung Jawab

Imik Eko Putro

Ketua Tim

Darta

Kontributor

Eko Yuli PriantoMudiyono

Margo UtomoEma AshariNita Sara

Ade Prima LatifaDian Cahyaningsih

Desain Layout

Nita Sara

Dashboard

Ema Ashari

Penanggung Jawab

Imik Eko Putro

Ketua Tim

Darta

Kontributor

Eko Yuli PriantoMudiyono

Margo UtomoEma AshariNita Sara

Ade Prima LatifaDian Cahyaningsih

Desain Layout

Nita Sara

Dashboard

Ema Ashari

i

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat yang diberikan sehingga Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Kalimantan Barat dapat menyusun dan menyelesaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan III Tahun 2021 KFR merupakan output pelaksanaan tugas Kanwil DJPb yang memiliki fungsi pembinaan koordinasi supervisi dan representasi Kementerian Keuangan di daerah selaku pengelola fiskal sebagaimana dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262PMK012016 tentang Organisasi dan Tata Kerja lnstansi Vertikal DJPb KFR ini disusun berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 61PB2017 tentang Petunjuk Teknis Kajian Fiskal Regional

KFR Triwulan III Tahun 2021 terdiri atas beberapa analisis diantaranya analisis ekonomi regional yang berisi data kondisi dan analisis perekonomian dan kesejahteraan regional seperti PDRB berdasarkan pengeluaran dan sektorlapangan usaha kontribusi dan pertumbuhan sektorlapangan usaha terhadap PDRB dan fiskal inflasi serta indikator kesejahteraan seperti tingkat kemiskinan pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) Pada KFR ini juga memaparkan analisis fiskal regional yang terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasi APBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisis permasalahan dan solusinyaTopik utama dalam KFR Triwulan III Tahun 2021 ini yaitu analisis tematik dengan tema Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN dan Analisis Peluang Investasi Daerah

Penyusunan KFR ini telah melalui proses pengumpulan data dan informasi dari berbagai pihak sehingga kami berharap substansi KFR yang disusun telah memuat informasi kondisi fiskal Provinsi Kalimantan Barat yang komprehensif dan berguna kepada stakeholders regional Provinsi Kalimantan Barat

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung penyusunan KFR ini terutama berkaitan dengan penyediaan data yang diperlukan Kami menyadari bahwa dalam KFR ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga kami mohon kritik dan saran yang dapat digunakan untuk proses perbaikan dalam penyusunan KFR di masa yang akan datang

Pontianak 12 November 2021 Kepala Kantor Wilayah DJPb Provinsi Kalimantan Barat

Imik Eko Putro

ii

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK iii

DASHBOARD EKONOMI DAN FISKAL REGIONAL iv

RINGKASAN EKSEKUTIF vi

BAB I ANALISIS EKONOMI REGIONAL 11 Perkembangan dan Analisis Indikator Makro Ekonomi 1

111 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 1

112 Inflasi 2

12 Perkembangan dan Analisis Indikator Kesejahteraan 2

121 Kemiskinan 2

122 Pengangguran 3

123 Ketimpangan Pendapatan 4

124 Nilai Tukar Petani (NTP) 5

125 Nilai Tukar Nelayan (NTN) 5

BAB II ANALISIS FISKAL REGIONAL 21 Pelaksanaan APBN 6

211 Pendapatan Negara 6

212 Belanja Negara 8

213 SurplusDefisit 9

214 Prognosis APBN 9

215 Analisis Capaian Output Layanan Dasar Publik 10

22 Pelaksanaan APBD 10

221 Pendapatan Daerah 11

222 Belanja Daerah 12

223 SurplusDefisit APBD 12

224 Pembiayaan Daerah 12

225 Prognosis APBD 12

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian 13

231 Pendapatan Konsolidasian 13

232 Belanja Konsolidasian 13

233 SurplusDefisit Konsilidasian 15

BAB III ANALISIS TEMATIK 31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN 16

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan 20

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN 24

313 Rekomendasi Kebijakan 26

32 Analisis Peluang Investasi Daerah 27

321 Identifikasi Peluang Investasi 27

322 Nilai Kebutuhan Investasi 29

323 Informasi Pasar 29

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi 33

BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI 41 Simpulan 35

42 Rekomendasi 37

iii

Tabel II1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat 6

Tabel II2 Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap PDRB di Kalbar 8

Tabel II3 Perkiraan Ralisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar sd Akhir Tahun 2021 9

Tabel II4 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat sd Akhir Triwulan III Tahun 2020 dan 2021 10

Tabel II5 Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021 13

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021 13

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB 14

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB 15

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat Per Agustus 2021 18

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat Per Agustus 2021 19

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan Tahun 2021 20

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2021 21

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR Tahun 2021 21

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO 29

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia 30

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia 30

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas 31

Grafik I1 Pertumbuhan PDRB dan Growth PDRB Menurut Pengeluaran 1

Grafik I2 Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Usaha 1

Grafik I3 Tingkat Inflasi Kalimantan Barat dan Nasional 2

Grafik I4 Perkembangan Kemiskinan Kalimantan Barat 3

Grafik I5 Disparitas Kemiskinan Desa-Kota 3

Grafik I6 Tingkat Pengangguran Prov Kalimantan Barat 3

Grafik I7 Distribusi Pendapatan Masyarakat Kalimantan Barat 4

Grafik I8 Perkembangan NTP Kalimantan Barat 5

Grafik II1 Komponen Pendapatan Negara Triwulan III 2020 dan 2021 6

Grafik II2 Penerimaan Perpajakan Triwulan III Tahun 2020 dan 2021 7

Grafik II3 Penerimaan Bea Cukai Triwulan III Tahun 2020 dan 2021 7

Grafik II4 Penyaluran KUR Lingkup Kalimantan Barat sd Triwulan III 2021 9

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021 11

Grafik II6 Komposisi Belanja Triwulan III-2021 12

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian 13

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) 14

Grafik II9 Belanja Konsolidasian 14

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian 15

Grafik II11 SurplusDefisit Konsolidasian 16

Grafik III1 NTP Prov Kalimantan Barat Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani 17

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor Tahun 2017 sd Agustus 2021 22

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor Tahun 2017 sd Agustus 2021 23

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian Tahun 2018 sd 2021 23

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan Tahun 2018 sd 2021 24

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian Per Januari sd September 2021 25

Grafik III7 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar Per Januari sd September 2021 25

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar Per Januari sd September 2021 26

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier 28

Diagram III1 Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan 16

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia 29

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia 29

Perkembangan Kinerja PelaksanaanAPBN dan APBD Provinsi Kalimantan Barat

sd TRIWULAN III 2021

Realisasi PendapatanAPBN Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Realisasi BelanjaAPBN Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Realisasi Belanja TKDDAPBN Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Realisasi PendapatanAPBD Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Realisasi BelanjaAPBD Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Tren Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa

Provinsi Kalbar sd TW 2021 (dalam miliar rupiah)

Pagu - Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan Tahun 2018 sd 2021 Provinsi Kalbar (dalam jutaan rupiah)

Pagu - Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian Tahun 2018 sd 2021 Provinsi Kalbar (dalam jutaan rupiah)

vi

A Analisis Ekonomi Regional Indikator Ekonomi Makro dan Kesejahteraan

Tahun 2021 menjadi tahun kedua dimana seluruh dunia masih berjibaku dengan pandemi terlebih di awal periode Triwulan III 2021 Indonesia dilanda oleh pandemi gelombang kedua Namun demikian pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat masih dapat bertahan hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan sebesar 460 persen pada Triwulan III 2021 (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku Triwulan III 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun Dengan demikian pertumbuhan Kalimantan Barat berada di atas pertumbuhan nasional yang mencapai 351 persen

Pada September tahun 2021 Kalbar mengalami inflasi 034 persen lebih tinggi sebesar 038 persen dari inflasi Nasional yaitu -004 persen lebih tinggi apabila dibandingkan dengan inflasi periode yang sama tahun 2020 yang tercatat sebesar 002 persen Sesuai dengan rencana pembangunan yang tercantum pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) target indikator angka pengangguran Provinsi Kalbar Tahun 2021 adalah 363 persen namun sesuai dengan rilis data BPS Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020 Dimana TPT laki-laki sebesar 620 persen lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 521 persen Sedangkan pada Agustus 2021 TPT perkotaan (957

persen) lebih tinggi hampir tiga kali lipat TPT di Daerah perdesaan (386 persen)

Pada Agustus 2021 sejumlah 21606 ribu orang telah terdampak pandemi COVID-19 Kabar baiknya jumlah ini turun 11015 ribu orang dibandingkan Agustus 2020 Dalam beberapa kurun waktu terakhir distribusi pekerja di Kalimantan Barat mayoritas berada di sektor informal Tercatat per Agustus 2021 sebanyak 151 juta orang (6087 ) penduduk yang bekerja berada di sektor informal dan sisanya sebesar 97132 ribu orang (3913) berada di sektor formal Pada tataran nasional tingkat pengangguran Kalimantan Barat tersebut masih dibawah tingkat pengangguran nasional yang mencapai 649 persen

B Analisis Fiskal Regional Perkembangan dan Pengaruh Fiskal di Daerah (APBN dan APBD)

APBN berperan penting dalam menggerakkan perekonomian serta mengatasi pandemi Covid-19 yang berdampak pada sektor kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Realiasi pendapatan Kalimantan Barat sampai dengan Triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 1087 sedangkan belanja negara tumbuh negatif 924 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan Triwulan III 2021 mencapai Rp707749 atau 3415 persen dari total realisasi belanja APBN Belanja pemerintah sebagai stimulus perekonomian Kalbar meliputi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami pertumbuhan positif 1050 Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa periode Triwulan III 2021 sebesar Rp1364910 atau 6585 persen dari total belanja APBN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi

vii

belanja output strategis dan layanan dasar publik periode Triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor kesehatan Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

Pemulihan kondisi akibat pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Sedangkan Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018

C Analisis Tematik 1 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan namun di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang

viii

dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

D Analisis Tematik 2 Peluang Investasi Daerah

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu ldquoTerwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahanrdquo Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan Bappeda Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya

Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Apabila potensi tersebut dioptimalkan kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung Secara langsung hal ini akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian Secara umum terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

E Rekomendasi Kebijakan

Perlu adanya langkah-langkah strategis untuk mengakselerasi penyerapan APBD yang optimal

sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan

upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan Triwulan III 2021 realisasi

DAK Fisik masih 2954 persen Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak

akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas

yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

Selain itu diperlukan juga adanya Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui

KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang

perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat

menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan

Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan Kebijakan Input

Pertanian juga perlu dilakukan melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang pertanian sebagai tambahan

modal usaha pertanianmeningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja operasional

maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan

ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait

dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen

langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya

angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan

yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISIS EKONOMIREGIONAL

BAB I

1

11 Perkembangan dan Analisis Indikator Makro Ekonomi

111 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Seiring adanya beberapa pelonggaran aktivitas ekonomi ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen pada triwulan III 2021 (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun Namun demikian pertumbuhan di Kalimantan Barat berada di atas pertumbuhan nasional yang mencapai 351 persen

Struktur PDRB Kalimantan Barat menurut pengeluaran ata s dasar harga berlaku triwulan III 2021 tidak menunjukkan perubahan yang berarti Perekonomian Kalimantan Barat masih didominasi oleh Komponen PK-RT yang mencakup hampir separuh PDRB Kalimantan Barat yaitu sebesar 4832 persen diikuti oleh komponen PMTB sebesar 3111 persen Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 1376 persen Komponen PK-P sebesar 1171 persen dan Komponen PK-LNPRT sebesar 125 persen Sementara itu Komponen Impor Barang dan Jasa sebegai pengurang dalam PDRB memiliki peran sebesar 683 persen

Grafik I1 Pertumbuhan PDRB dan Growth PDRB Menurut Pengeluaran

Sumber data BPS Kalimantan Barat (diolah)

Grafik I2 Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Usaha

Sumber data BPS Kalimantan Barat (diolah)

2

Namun demikian jika diamati tren pertumbuhan PDRB secara triwulanan (q-to-q) dalam 3 tahun terakhir meskipun PDRB Kalimantan Barat selalu mengalami kontraksi di triwulan I namun masih mampu kembali tumbuh positif di triwulan berikutnya Namun masih dalam kondisi masa pandemi COVID-19 pada triwulan III 2021 dimana ekonomi Kalimantan Barat mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q to q)

Menurut lapangan usaha struktur PDRB Kalimantan Barat atas harga berlaku triwulan III 2021 tidak menunjukkan perubahan berarti Perekonomian Kalimantan Barat masih didominasi oleh Lapangan Usaha Pertanian Kehutanan dan Perikanan sebesar 2122 persen diikuti oleh Industri Pengolahan sebesar 1680 persen Konstruksi sebesar 1364 persen dan Perdagangan sebesar 1267 persen Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Kalimantan Barat mencapai 6433 persen

112 Inflasi

Inflasi diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang berlangsung secara berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu Demikian sebaliknya jika yang terjadi adalah penurunan harga secara umum maka disebut deflasi Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

Grafik I3 Tingkat Inflasi Kalimantan Barat dan Nasional

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Tingkat inflasi tahun kalender sampai dengan Oktober 2021 sebesar 085 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2021 terhadap Oktober 2020) sebesar 174 persen Arah inflasi Kalimantan Barat berlawanan dengan arah inflasi Nasional dimana secara Nasional mengalami inflasi sedangkan Kalimantan Barat mengalami deflasi

12 Perkembangan dan Analisis Indikator Kesejahteraan

121 Kemiskinan

Secara umum pada periode Maret 2010 - Maret2021 tingkat kemiskinan di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi baik dari sisi jumlah maupun persentasenya Selama lebih dari satu dasawarsa ini jumlah penduduk miskin Kalimantan Barat telah dapat ditekan cukup signifikan dari 42876 ribu jiwa (Maret 2010) menjadi 36789 ribu jiwa (Maret 2021) Terjadi penurunan persentase penduduk miskin yang melambat yakni 187 persen dari periode Maret 2010 (902 persen) sampai Maret 2021 (715 persen) Perkembangan tingkat kemiskinan Maret 2010 sampai dengan Maret 2021 ditunjukkan oleh Grafik I4

3

42876

38439 38227

37122 36507

38071

40734 40151

38192 38370

40551

38135

39032 38743 38881 38708

36973

37841

37047 36677

37071 36789

902

800

848

817796

824

874

854

807 803

844

787 800788

786 777

737 749

728 717 724 715

680

730

780

830

880

930

980

32000

34000

36000

38000

40000

42000

44000

Maret2010

Maret2011

Sept2011

Maret2012

Sept2012

Maret2013

Sept2013

Maret2014

Sept2014

Maret2015

Sept2015

Maret2016

Sept2016

Maret2017

Sept2017

Maret2018

Sept2018

Maret2019

Sept2019

Maret2020

Sept2020

Maret2021

Grafik I4 Perkembangan Kemiskinan Kalimantan Barat

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat pada Maret 2021 mencapai 36789 ribu orang Terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 282 ribu orang dibandingkan September 2020 Jika dibandingkan dengan angka Maret tahun sebelumnya jumlah penduduk miskin bertambah sebanyak 112 ribu orang

Berdasarkan derah tempat tinggal sesuai dengan Grafik V disamping pada periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen Empat jenis komoditi yang paling berpengaruh terhadap kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras rokok kretek filter telur ayam ras dan daging ayam ras Sedangkan tiga jenis komoditi bukan makanan yang paling dominan adalah biaya perumahan bensin dan listrik

122 Pengangguran

Grafik I5 Disparitas Kemiskinan Desa-Kota

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Grafik I6 Tingkat Pengangguran Prov Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

4

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582

persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020 Dimana TPT laki-laki sebesar 620

persen lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 521 persen Sedangkan pada Agustus

2021 TPT perkotaan (957 persen) lebih tinggi hampir tiga kali lipat TPT di Daerah perdesaan (386

persen) Dalam beberapa kurun waktu terakhir distribusi pekerja di Kalimantan Barat mayoritas

berada di sektor informal Tercatat per Agustus 2021 sebanyak 151 juta orang (6087 ) penduduk

yang bekerja berada di sektor informal dan sisanya sebesar 97132 ribu orang (3913) berada di

sektor formal Pada tataran nasional tingkat pengangguran Kalimantan Barat tersebut masih

dibawah tingkat pengangguran nasional yang mencapai 649 persen

Pada Agustus 2021 sejumlah 21606 ribu orang telah terdampak pandemi COVID-19 Kabar baiknya

jumlah ini turun 11015 ribu orang dibandingkan Agustus 2020 Optimisme akan berbagai upaya

pemerintah termasuk adanya program vaksinasi dalam menekan laju jumlah kasus COVID-19 dan

upaya pemulihan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu mendorong

peningkatan lapangan kerja serta mengurangi jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat

123 Ketimpangan Pendapatan

Pada Maret 2021 tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Kalimantan Barat yang diukur oleh

Gini Ratio adalah sebesar 0313 Angka ini turun sebesar 0012 poin jika dibandingkan dengan Gini

Ratio September 2020 yang sebesar 0325 Sementara jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret

2020 (0317) tercatat penurunan yang ebih kecil sebesar 0004 poin Gini Ratio daerah perkotaan

pada Maret 2021 tercatat sebesar 0341 naik sebesar 0012 poin dibandingkan dengan Gini Ratio

September 2020 yang sebesar 0329

Dibandingkan dengan Gini Ratio setahun sebelumnya tercatat peningkatan (0006 poin) yaitu pada

posisi 0335 pada Maret 2020 Sementara itu Gini Ratio di daerah perdesaan pada Maret 2021

tercatat sebesar 0267 atau turun sebesar 0006 poin dibanding angka September 2020 sebesar

0273 dan tercatat turun sebesar 0005 poin terhadap Gini Ratio Maret 2020 yang tercatat sebesar

0272

Pada Maret 2021 distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 2127

persen Artinya pengeluaran penduduk berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah Apabila

dirinci menurut wilayah di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 1957 persen sedangkan

perdesaan mencatat angka yang lebih tinggi yaitu sebesar 2318 persen Artinya baik di daerah

perkotaan maupun perdesaan di Kalimantan Barat termasuk dalam kategori ketimpangan rendah

0377

03510341 0344

03350329

0341

0277 0278 0281 02790272 0273

0267

0339

0327 03270318 0317

03250313

Maret-18 Sept-18 Maret-19 Sept-19 Maret-20 Sept-20 Maret-21

Kota Desa Kota+Desa

Grafik I7 Distribusi Pendapatan Masyarakat Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

5

10286 10325 10326 1031 10329 10293 10339 10359 10348 10468 10568 10667

11497 11701 11698 11731 12082 1228 12441 12737 12681 13056 13425 13763

Nov 20 Des Jan 21 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

Nasional Kalbar

124 Nilai Tukar Petani

Pada bulan Oktober NTP Kalimantan Barat sebesar 13763 dengan NTP masing- masing subsektor tercatat sebesar 9405 untuk subsektor tanaman pangan (NTP-P) 10569 untuk sub sektor hortikultura (NTP-H) 1610218 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR) 10077 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 10588 untuk subsektor perikanan (NTNP) Kabar baiknya NTP Provinsi Kalimantan Barat selalu berada pada level surplus dan lebih tinggi daripada NTP Nasional yang artinya kesejahteraan petani di Kalimantan Barat lebih baik daripada level nasional Adanya kenaikan NTP pada bulan Oktober 2021 ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal

125 Nilai Tukar Nelayan

Pada Provinsi Kalimantan Barat Nilai Tukar Nelayan tidak dihitung secara spesifik namun masuk

dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi

lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan Oktober

2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat naik sebesar 038 persen Hal ini terjadi karena

It naik sebesar 057 persen sedangkan Ib naik sebesar 019 persen

Pada Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada Oktober 2021 turun sebesar 004 persen Hal ini

terjadi karena It meningkat sebesar 013 persen lebih rendah dari peningkatan Ib sebesar 016

persen Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga berbagai komoditas Subsektor Perikanan

Tangkap sebesar 057 persen dan subsector Perikanan Budidaya sebesar 013 persen Sedangkan

kenaikan Ib sebesar 018 persen disebabkan kenaikan indeks kelompok IKRTsebesar 015 persen

dan indeks kelompok BPPBM sebesar 024 persen

Grafik I8

Perkembangan NTP Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

BAB II

ANALISIS FISKALREGIONAL

6

21 Pelaksanaan APBN

Sampai dengan triwulan III tahun 2021 alokasi dana APBN masih sangat berperan dalam menggerakkan perekonomian dan mengatasi pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Realiasi pendapatan Kalimantan Barat dalam tekanan berkurangnya aktivitas perekonomian masyarakat masih mengalami pertumbuhan sebesar 1087 sedangkan belanja negara tumbuh negatif 924 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Belanja Pemerintah Pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 namun Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa mengalami pertumbuhan negatif 1585

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu belanja sejalan dengan prioritas Pemerintah Di masa pandemi COVID-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas Pemerintah khususnya dalam mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis

Realisasi APBN antara triwulan III tahun 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebagaimana tabel II1

Tabel II1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

Uraian

2020 2021

Growth Pagu Realisasi

Realisasi Pagu Realisasi

Realisasi

A PENDAPATAN NEGARA 733266 539417 7356 830880 677664 8156 1087

I PENERIMAAN DALAM NEGERI 733266 539417 7356 820702 676068 8238 11 98

1 Penerimaan Pajak 635639 420175 6610 738041 508445 6889 422

2 Bea Cukai 44991 56607 12582 33842 100938 29827 13706

3 PNBP 52636 62635 11900 48820 66685 13659 1479

II HIBAH 000 000 - 10178 1596 1568 -

1 Hibah 000 000 - 10178 1596 1568 -

B BELANJA NEGARA 2840900 2134233 7513 3039749 2072659 6819 -924

I BELANJA PEMERINTAH PUSAT 943876 552084 5849 1095018 707749 6463 1050

1 Belanja Pegawai 385326 270911 7031 389560 282351 7248 309

2 Belanja Barang 388981 204332 5253 389085 249688 6417 2216

3 Belanja Modal 168468 76364 4533 315588 175327 5556 2256

4 Belanja Bantuan Sosial 1102 477 4326 785 383 4872 1262

5 Belanja Lain-lain 000 000 - 000 000 - -

IITRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 1897024 1582148 8340 1944731 1364910 7019 -1585

1 Transfer ke Daerah 1694956 1422744 8394 1738598 1224977 7046 -1606

a Dana Perimbangan 1654531 1388755 8394 1720299 1214698 7061 -1588

1) Dana Alokasi Umum 1097756 922099 8400 1084421 863895 7966 -516

2) Dana Bagi Hasil 73421 48316 6581 91245 73833 8092 2296

3) Dana Alokasi Khusus 483355 418340 8655 544632 276970 5085 -4124

Dana Alokasi Khusus Fisik 182261 170001 9327 239863 70849 2954 -6833

Dana Alokasi Khusus Non Fisik 301094 248339 8248 304770 206120 6763 -1800

d Dana Insentif Desa 40425 33989 8408 18299 10280 5617 -3319

2 Dana Desa 202068 159404 7889 206133 139933 6788 -1395

C SURPLUS DEFISIT -2107635 -1594816 7567 -2208869 -1394995 6315 -1654

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

211 Pendapatan Negara

a Analisa Kontribusi Pendapatan Negara dan Hibah

Total pendapatan negara sampai dengan periode

triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar

mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan

periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417

miliar Komposisi utama dari pendapatan negara

berasal dari penerimaan perpajakan sebesar

Rp508445 atau 7503 Bea Cukai Rp100938 miliar

atau 1489 PNBP sebesar Rp66685 atau 984

dan Hibah sebesar Rp1596 atau 024

000

200000

400000

600000

Pajak Bea Cukai PNBP Hibah

2020 420175 56607 62635 0

2021 508445 100938 66685 1596

Grafik II1 Komponen Pendapatan Negara Triwulan III

2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

7

b Analisis Pertumbuhan Penerimaan Perpajakan

1) Penerimaan Pajak

Penerimaan sektor perpajakan Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III 2021 tercatat 6889 persen dari target tahun 2021 sebesar Rp738 triliun Terjadi pertumbuhan penerimaan sebesar Rp88270 miliar atau 422 persen jika dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama tahun 2020 Pertumbuhan positif penerimaan pajak di Kalbar juga didukung kesadaran wajib pajak yang semakin tinggi Terdapat 5 sektor penyumbang penerimaan pajak Kalbar sebesar 7775 kontribusinya dengan pertumbuhan 1322 Kelima sektor tersebut yaitu Perdagangan besar dan eceran Pertanian kehutanan dan perikanan Industri pengolahan Jasa keuangan dan Asuransi serta Transportasi dan pergudangan Sedangkan kontribusi sebesar 2225 disumbangkan selain 5 sektor tersebut dengan pertumbuhan 610 Dominasi penerimaan perpajakan berasal dari PPh sebesar Rp209875 miliar PPN dan PTLL sebesar Rp265420 miliar Sisanya disumbangkan dari penerimaan PBB dan Pajak Lainnya sebesar Rp3315 miliar

2) Penerimaan Bea Cukai

Penerimaan sektor Bea dan Cukai wilayah

Kalimantan Bagian Barat periode triwulan III 2020

sebesar Rp100938 miliar atau naik 7831 persen

bila dibandingkan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Penerimaan Bea dan Cukai

menyumbangkan kontribusi kepada pendapatan

negara sebesar 1489 persen Secara agregat

penerimaan sektor Bea Cukai telah mencapai

29827 persen melampaui target Nilai devisa

ekspor sampai dengan triwulan III 2021 mengalami

kenaikan Beberapa komoditi potensial

penyumbang devisa meliputi CPO dan turunannya

Washed Bauksit Smelter Grade dan Chemical

Grade Alumina Karet Alam Plywood dan Barang

dari Kayu Kelapa Bulat Residu Rokok Pasir

Zirkon Karet Sintetik serta Komoditas lain

c Analisis Komposisi PNBP

Penerimaan Negara Bukan Pajak sampai dengan periode triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan

sebesar Rp4050 miliar atau 1479 persen dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Komposisi kontribusi PNBP kepada pendapatan negara sebesar 984 persen

Penerimaan PNBP disumbangkan secara signifikan dari peningkatan layanan BLU Pemerintah

Pusat dengan jumlah Rp36863 miliar atau 5528 dari total penerimaan PNBP Rp66685 miliar

Sedangkan kontribusi PNBP Lainnya sebesar Rp29822 miliar atau 4472 dengan sumbangan

utama dari PNBP POLRI serta PNBP Pelabuhan dan Pelayaran

000100000200000300000400000500000600000

PPh PPNdanPTLL

PBB PL Total

2020 204808 201714 8872 5837 421231

2021 209875 265420 21982 11168 508445

Grafik II2 Penerimaan Perpajakan Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

000

50000

100000

150000

BeaMasuk

BeaKeluar

Cukai Total

2020 1904 52695 2008 56607

2021 2090 95218 3631 100938

1904

52695

2008

566072090

95218

3631

100938

Grafik II3 Penerimaan Bea Cukai Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

8

d Analisa tax rasio terhadap PDRB

Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah

Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan

triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax

ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara

langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun

faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung

adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan

utamanya insentif perpajakan yang masih

berlangsung di beberapa sektor

e Analisis perpajakan sektoral terhadap PDRB menurut lapangan usaha

Berdasarkan rilis data BPS Kalbar periode triwulan III 2021 ada beberapa bidang usaha yang mulai

tumbuh antara lain

1) Sektor Pertanian Produksi kelapa sawit meningkat lebih besar dibandingkan tahun lalu untuk memenuhi permintaan CPO yang tinggi pada pasar global Selain itu produksi sektor kehutanan tercermin dari data kayu bulat yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya

2) Industri pengolahan tumbuh positif Dibandingkan tahun sebelumnya volume muat CPO mengalami peningkatan Data Purchasing Managerrsquos Index (PMI) sektor makanan minuman dan tembakau juga meningkat

3) Sektor Kontruksi tumbuh positif Realisasi pengadaan semen Asosiasi Semen Indonesia (ASI) meningkat Selain itu berdasarkan data bongkar semen dan tiang pancang naik meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

4) Sektor perdagangan tumbuh positif Realisasi pajak kendaraan BBN KB-I meningkat dibandingkan tahun lalu Selain itu berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) dan volume bongkar kendaraan juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

5) Sektor Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh positif Terdapatnya kasus baru covid-19 yang pada triwulan III menyebabkan aktivitas rumah sakit kembali meningkat sehingga menyebakan layanan jasa kesahatan dan kegiatan sosial mengalami peningkatan

212 Belanja Negara

a Analisis Belanja Negara

Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan triwulan III 2021 mencapai Rp707749 atau 3415 persen dari total realisasi belanja APBN Belanja pemerintah sebagai stimulus perekonomian Kalbar meliputi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami pertumbuhan positif 1050

Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa periode triwulan III 2021 sebesar Rp1364910 atau 6585 persen dari total belanja APBN Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen

b Analisis pertumbuhan Belanja Pemerintah Pusat dan TKDD

Berdasarkan data realisasi belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 sebagai pendorong laju pertumbuhan ekonomi di masa pandemic covid-19 Pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat yang diprioritaskan untuk kenaikan belanja gaji pegawai belanja bantuan sosial belanja barang untuk penanganan covid-19 dan pembayaran insentif tenaga kesehatan

Tahun Penerimaan Perpajakan

PDRB Perpajakan

PDRB

2021 (sd TW III)

508445 17060760 298

2020 652141 21400175 305

2019 678830 21215033 320

2018 645326 19413822 332

Sumber DJP dan BPS (diolah)

Tabel II2 Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap

PDRB di Kalbar (dalam miliar rupiah)

9

Sedangkan realisasi TKDD mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 Penyaluran DAK Fisik baru terealisasi sebesar 2954 persen dari total pagu sebesar Rp23986 miliar atau menurun 6833 persen miliar Sebagian besar alokasi DAK Fisik untuk pengadaan sarana dan prasarana fisik yang masih dalam proses lelang sehingga penyerapan anggaran belum optimal

c Analisis kemanfaatan Belanja Pemerintah Pusat

Kebijakan dan alokasi anggaran belanja negara termasuk kebijakan anggaran belanja pemerintah pusat sebagai salah satu instrumen utama kebijakan fiskal menempati posisi yang sangat strategis dalam mendukung akselerasi pembangunan yang berkelanjutan dan berdimensi kewilayahan untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah sejalan dengan prioritas pemerintah Di masa pandemi covid-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas utama khususnya dalam rangka mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis Realisasi belanja pemerintah pusat telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu

d Manajemen Investasi Pemerintah

Investasi Pemerintah Pusat adalah Kredit Program berupa pemberian tambahan modal usaha kepada UMKM lingkup Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III tahun 2021 telah tersalurkan sebesar Rp293784 miliar (75903 UMKMdebitur)

213 SurplusDefisit

Realisasi pendapatan APBN Provinsi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi defisit anggaran sebesar Rp1394995 miliar Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 dengan besaran defisit sebesar Rp1594816 terjadi penurunan tingkat defisit 1664 persen

214 Prognosis APBN

Perkiraan realisasi APBN sampai dengan akhir tahun 2021 diperoleh dengan menggunakan penghitungan analisa trand dan atau rata-rata untuk penerimaan pendapatan dan belanja negara melalui data historis tahun 2018 sampai dengan tahun 2020

Tabel II3 Perkiraan Ralisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar sd Akhir Tahun 2021

Uraian 2018 2019 2020 2021

PENDAPATAN NEGARA 768292 871660 834384 890871

1 Penerimaan Pajak 64012 727547 676488 717751

2 Bea dan Cukai 4201 61735 75520 93264

3 PNBP 8616 82378 82376 79856

BELANJA NEGARA 2969551 3001701 2760700 2701800

1 Belanja Pemerintah Pusat 1039925 967435 879993 802519

2 Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa 1929626 2034266 1880707 1899281

SURPLUS DEFISIT (2201259) (2130041) (1926316) (1810929)

Sumber data OMSPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bag Barat

-

500

1000

1500

2000

2500

3000

KalimantanBarat

Sambas

Mempawa

h

Sanggau

Ketapang

Sintang

Kapuas

Hulu

Bengkayang

Landak

Sekadau

Melawi

Kayong

Utara

KubuRaya

Pontianak

Singkawan

g

Jumlah

Debitur 22 7555 4742 8861 6489 6231 4768 4913 5423 3096 2238 1328 9404 7534 3299 7590

Nilai Akad 9943 2903 1742 3058 2768 2755 1654 1536 1872 1340 9623 4536 3234 3631 1455 2937

Nilai Outstanding 6061 2554 1485 2639 2357 2412 1380 1343 1680 1217 8653 3957 2731 3020 1245 2533

Mili

ar

Grafik II4

Penyaluran KUR Lingkup Kalimantan Barat sd Triwulan III 2021

Sumber Sistem Informasi Kredit Program (SIKP)

10

Perkiraan Pendapatan Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 sebesar Rp890871 miliar

terdiri dari perkiraan Penerimaan Pajak sebesar Rp717751 penerimaan Bea dan Cukai sebesar

Rp93264 miliar dan perkiraan PNBP sebesar Rp79856

Perkiraan Belanja Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 akan tercapai sebesar Rp27018

miliar Belanja pemerintah pusat diperkirakan sebesar Rp802519 miliar dan Belanja Transfer ke

Daerah dan Dana Desa diperkirakan akan terserap sebesar Rp1899281 miliar

215 Analisis Capaian Output Layanan Dasar Publik

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi

1) Sektor pendidikan bersumber dana APBN merupakan Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar Output strategis yang ditargetkan antara lain berupa Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah 40104 orang Bantuan Pendidikan Tinggi 628 orang Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 2303 orang dan Sarana Pendukung Pembelajaran sebanyak 30 paket

2) Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Output yang ditargetkan antara lain Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 9989 unit Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat 1168 SR Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) 1389 m Jalan Strategis (ProPN) 110 KM dan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) 151 KM

3) Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar Output yang ditargetkan antara lain Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi 234 orang Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) 300 orang Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan 1 paket dan Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes 1 paket

22 Pelaksanaan APBD

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 telah memaksa pemerintah untuk membatasi pergerakan masyarakat terlebih saat adanya gelombang kedua pandemi di Indonesia yang terjadi pada akhir Juni hingga Juli 2021 Hal ini memberikan dampak yang cukup signifikan pada aktivitas masyarakat dan berimbas pada kegiatan produksi konsumsi hingga laju pertumbuhan ekonomi Pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi

Tabel II4 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

sd Akhir Triwulan III Tahun 2020 dan 2021

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

PENDAPATAN 2633280 1820273 6913 2568471 1681253 6546 -531

PENDAPATAN ASLI DAERAH 460106 269612 5860 477763 231436 4844 -1733 Pajak Daerah 302992 184136 6077 311923 155897 4998 -1776 Retribusi Daerah 15453 11617 7518 15281 8372 5479 -2712 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 20028 18936 9455 21220 17852 8413 -1102 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 121633 54923 4515 129339 49314 3813 -1556

PENDAPATAN TRANSFER 2044468 1529438 7481 2027702 1427694 7041 -588 Transfer dari Pemerintah Pusat 1802572 1413602 7842 1720299 1214698 7061 -996 Dana Bagi Hasil Pajak atau Bagi Hasil Bukan Pajak 59779 48919 8183 91245 73833 8092 -112 Dana Alokasi Umum 1234375 965144 7819 1084421 863895 7966 189 Dana Alokasi Khusus 508418 399539 7858 544632 276970 5085 -3529

11

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

Transfer antar Daerah 90186 48854 5417 82971 62784 7567 3969 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 81221 48794 6008 82971 58612 7064 1759 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 8965 060 067 000 4172 000 000 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 151710 66982 4415 224432 150212 6693 5159

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 128706 21222 1649 63006 22123 3511 11295 Pendapatan Hibah 50905 16309 3204 12657 21731 17169 43591 Pendapatan Lainnya 77801 4913 632 50350 392 078 -8766

BELANJA DAERAH 2697978 1216830 4510 2705329 1226920 4535 056

BELANJA OPERASI 1788473 955565 5343 1727155 926999 5367 045 Belanja Tidak Langsung 992176 710565 7162 1003483 666505 6642 -726 Belanja Pegawai 806104 578173 7172 910353 566012 6217 -1331 Belanja Bunga 200 174 8715 400 152 3793 -5647 Belanja Subsidi 000 000 000 000 000 000 000 Belanja Hibah 179277 128945 7192 87194 98780 11329 5751 Belanja Bantuan sosial 6594 3273 4964 5536 1427 2577 -4809 Belanja Lainnya 000 000 000 000 136 000 000 Belanja Langsung 796297 245000 3077 723671 260493 3600 1699 Belanja Pegawai 113729 000 000 000 000 000 000 Belanja Barang dan Jasa 682569 245000 3589 723671 260493 3600 028

BELANJA MODAL 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540 Belanja Modal 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540

BELANJA TAK TERDUGA 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857 Belanja Tak Terduga 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857

BELANJA TRANSFER 391164 134176 3430 418083 202044 4833 4089 TransferBagi Hasil Pendapatan 78597 53974 6867 108271 62303 5754 -1620 Belanja Bantuan Keuangan 312567 80203 2566 309813 139741 4510 7578

SURPLUSDEFISIT -64699 603442 -93270 -136858 454333 -33197 -6441 PEMBIAYAAN 95268 111882 11744 101027 106210 10513 -1048 Penerimaan Pembiayaan 116283 131717 11327 126342 116210 9198 -1880 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 103628 131717 12711 112941 102245 9053 -2878 Pencairan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Hasil Penjualan KD yang Dipisahkan 000 000 000 000 000 000 000 Penerimaan Pinjaman Daerah 12650 000 000 13397 13965 10424 000 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 005 000 000 005 000 000 000 Penerimaan Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan 21015 19835 9439 25315 10000 3950 -5815 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo 8475 8475 10000 9500 000 000 -10000 Penyertaan Modal Daerah 12540 11360 9059 15815 10000 6323 -3020 Pembentukan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Pemberian Pinjaman Daerah 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) 30569 715325 234001 -35831 560543 -156443 -16686

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

Berdasarkan Tabel II1 dapat diketahui bahwa Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

221 Pendapatan Daerah

Pada sisi pendapatan capaian tertinggi terdapat pada Pendapatan Transfer Daerah yaitu sebanyak Rp1427694 miliar atau sekitar 7041 dari total realisasi pendapatan Secara lebih khusus capaian tertinggi dari Pendapatan Transfer Daerah terdapat pada sisi Transfer dari Pemerintah Pusat yaitu sebesar Rp 1214698 miliar atau sekitar 7224 dari total seluruh pendapatan daerah

Sementara untuk sisi Pendapatan Asli Daerah total realisasi adalah sebesar 5947 turun sebesar 1396 dibanding tahun 2020 pada periode yang sama (year on year) Penurunan ini dikarenakan adanya gelombang kedua pandemi yang terjadi pada awal Triwulan III mengakibatkan adanya kontraksi ekonomi sehingga memaksa pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan yang lebih ketat dan berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian sehingga terjadi penurunan yang cukup besar pada retribusi daerah dan pajak daerah dibanding tahun sebelumnya

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021

PENDAPATAN ASLIDAERAH

PENDAPATANTRANSFER

LAIN-LAINPENDAPATAN

DAERAH YANG SAH

PAGU 477763 2027702 63006

REALISASI 231436 1427694 22123

realisasi 4844 7041 3511

GROWTH (y-o-y) -1733 -1606 11295

-2500

000

2500

5000

7500

10000

12500

000

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

12

222 Belanja Daerah

Pada APBD Kalbar 2021 pagu belanja adalah sebesar Rp 2705329 miliar dengan realisasi hingga Triwulan III adalah sebesar Rp1226920 miliar atau sekitar 4535 Di antara semua sisi belanja belanja operasi dan belanja transfer mengalami pertumbuhan positif dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Sedangkan untuk belanja modal dan belanja tak terduga mengalami pertumbuhan negatif khususnya pada belanja tak terduga yang mengalami penurunan sebesar 9857 Hal ini diakibatkan oleh adanya alokasi yang besar pada Belanja Tak Terduga sebagai antisipasi adanya gelombang pandemi Covid-19 yaitu sebesar Rp30354 miliar namun realisasi anggaran sampai akhir Triwulan III hanya sebesar Rp 2567 miliar atau hanya sekitar 846 hal ini dikarenakan gelombang kedua yang terjadi telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai pada akhir September Hal ini berbeda jauh dari kondisi tahun 2020 dimana belum ada persiapan anggaran untuk Belanja Tak Terduga sehingga pagu yang tersedia hanya sebesar Rp4964 miliar namun realisasi yang terjadi sebesar Rp 29450 miliar atau sekitar 5933

223 SurplusDefisit APBD

Dengan kondisi penyerapan belanja yang masih belum maksimal kondisi yang terjadi hingga Triwulan III 2021 adalah surplus sebesar Rp454333 miliar Hal ini berbeda jauh dengan rencana anggaran dimana pagu menunjukkan kondisi defisit sebesar Rp113897 miliar Selain dikarenakan sangat rendahnya penyerapan pada Belanja Tak Terduga yang masih berada di bawah 10 kondisi surplus yang terjadi juga diakibatkan oleh penyerapan beberapa belanja yang masih belum maksimal seperti penyerapan terendah yang ada pada sisi Belanja ada pada Belanja Modal yang baru terserap sebesar Rp 95309 miliar dari total pagu Rp529736 miliar atau sekitar 1799 Selanjutnya penyerapan yang masih rendah lainnya adalah pada sisi Belanja Barang dan Jasa yang baru terserap sebesar Rp260493 miliar dari total Rp723671 miliar atau hanya sekitar 36

224 Pembiayaan Daerah

Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran rencana anggaran untuk pembiayaan tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran Sedangkan dari sisi pengeluaran pembiayaan belum ada realisasi dari Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo dengan pagu sebesar Rp95 miliar sementara untuk Penyertaan Modal Daerah telah terealisasi sebesar Rp100 miliar atau sekitar 6323 dari total pagu Rp15815 miliar

225 Prognosis APBD

Tahun 2021 merupakan momentum untuk memulihkan ekonomi pasca hantaman pandemi di tahun pertama serta mempercepat berbagai program untuk memperkuat ketahanan menghadapi gelombang pandemi yang akan datang seperti program vaksinasi Di tengah upaya keras untuk menangani masalah kesehatan dan memulihkan ekonomi prognosis untuk anggaran pendapatan mengalami penurunan sedangkan untuk prognosis belanja mengalami peningkatan sehingga untuk kondisi yang diproyeksikan adalah defisit sebesar Rp65631 miliar sebagaimana tabel di bawah ini

BELANJAOPERASI

BELANJAMODAL

BELANJATAK

TERDUGA

BELANJATRANSFER

PAGU 1727155 529736 30355 418083

REALISASI 926999 95310 2568 202044

realisasi 5367 1799 846 4833

GROWTH (yoy) 045 -540 -9857 4089

-12000-10000-8000-6000-4000-20000002000400060008000

000200000400000600000800000

100000012000001400000160000018000002000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II6

Komposisi Belanja Triwulan III-2021

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

13

Tabel II5

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021

(dalam miliar rupiah)

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan Lampiran I Peraturan Pemerintah No71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik (reciprocal accounts)

LKPK Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana tabel berikut

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021

Uraian TW III - 2020 TW III - 2021

Growth Konsolidasian Pusat Daerah Konsolidasian

Pendapatan Negara 783375 669910 1683078 1042579 3309

Pendapatan Perpajakan 654482 603225 202435 805660 2310

Pendapatan Bukan Pajak 128893 66685 104481 171166 3280

Hibah 000 0 15268 2319 000

Transfer 000 0 1360893 63434 000

Belanja Negara 1768914 2072495 1316917 1931859 921

Belanja Pemerintah 1634738 707749 1084342 1792091 963

Transfer 134176 1364746 232575 139768 417

SurplusDefisit -985539 -1402585 366161 -889280 -977

Pembiayaan 111882 0 76401 76401 -3171

Penerimaan Pembiayaan Daerah 131717 0 95901 95901 -2719

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 19835 0 195 195 -169

Sisa Lebih (Kurang) -873657 -1402585 442562 -812879 -696

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

231 Pendapatan Konsolidasian

Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

Uraian Realisasi Prognosis

2018 2019 2020 2021

Pendapatan 2422952 2563928 2355545 2329837

Pendapatan Asli Daerah 390903 404671 381430 382862

Pendapatan Transfer 1985433 2084816 1865863 1859133

Lain-Lain Pendapatan Daerah 46616 74442 108253 87842

Belanja Daerah 2345817 2510634 2375111 2395468

Belanja 1979867 2107845 2032758 2048701

Transfer 365950 402789 342353 346767

SurplusDefisit 77135 53295 -19566 -65631

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

PendapatanPerpajakan

PendapatanBukan Pajak

Hibah Transfer

2020 654482 128893 000 000

2021 805660 171166 2319 63434

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Realisasi Pendapatan sampai dengan tahun

2020 mencapai Rp2355545 miliar sementara

untuk realisasi belanja sebesar Rp2375111

miliar sehingga terdapat defisit sebesar

Rp19566 miliar Melihat trend pendapatan

yang fluktuatif dari tahun ke tahun untuk

prognosis pendapatan di akhir tahun 2021

(Triwulan IV) adalah sebesar Rp2329837

miliar sedangkan untuk prognosis belanja

adalah sebesar Rp2395468 miliar sehingga

diperoleh proyeksi kondisi untuk akhir tahun

2021 adalah defisit sebesar Rp65631 miliar

14

a Analisis kontribusi komponen Pendapatan Konsolidasian Kontribusi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Daerah menyumbang jumlah yang cukup besar dengan kontribusi paling besar dari sisi Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar Rp297494 miliar disusul oleh Pendapatan Transfer sebesar Rp1360893 miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp24691 miliar

b Analisis pertumbuhan (growth) komponen Pendapatan Konsolidasian Meskipun pandemi masih terjadi namun perekonomian di Kalbar sudah mulai menuju pada kemandirian hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada pos Pendapatan Asli Daerah Triwulan III-2021 sebesar Rp 27881 miliar atau sekitar 1034 dari Triwulan III-2020 Kenaikan pada PAD disokong paling besar oleh Pajak Daerah yang berkontribusi sebesar Rp202435 miliar atau sekitar 6805 dari total PAD Dibandingkan dengan tahun 2020 pendapatan dari pajak daerah ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp18299 miliar atau sekitar 10 dari total pajak daerah yang berhasil dihimpun pada periode yang sama di tahun sebelumnya

c Analisis tax ratio atau rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Namun pada triwulan III 2021 tax ratio terhadap PDRB menunjukkan perbaikan dimana ada kenaikan meskipun tidak sebesar di

tahun-tahun sebelum pandemi melanda Sinyal positif ini merupakan tanda adanya keberhasilan atas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi salah satu program utama pemerintah disamping pemulihan kesehatan melalui vaksinasi yang mulai digalakkan sejak awal tahun 2021 Tentunya hal ini harus terus didukung oleh administrasi perpajakan yang terus disempurnakan serta perbaikan struktur ekonominya

232 Belanja Konsolidasian

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Tahun Pajak

Konsolida-sian

PDRB Pajak

Konsolidasi PDRB

2021 (sd TW III)

805660 17060760 472

2020 976373 21400175 456

2019 1094835 21215033 516

2018 969055 19413822 499

Pajak Daerah Retribusi Daerah

HasilPengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

Lain-lainPendapatan AsliDaerah yang Sah

Provinsi 145729 2283 9573 12435

KabKota 56706 6445 9134 55189

Total 202435 8727 18707 67624

Kontribusi 6805 293 629 2273

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

000

50000

100000

150000

200000

250000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)

000500000

100000015000002000000

BelanjaPemerintah

Transfer

2020 1634738 134176

2021 1792091 139768

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II9 Belanja Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB

(dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

15

a Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah Dari total Belanja Konsolidasi komponen terbesar berasal dari sisi Belanja Pegawai sebesar Rp579787 miliar atau sebesar 5948 dari total Belanja Operasi disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 293881 miliar atau sebesar 3015

b Analisis pertumbuhan (growth) Belanja Pemerintah dan TKDD Meskipun terdapat pertumbuhan belanja antara Triwulan III-2020 dibandingkan dengan Triwulan III-2021 sebesar 921 namun terjadi penurunan signifikan pada pos Belanja Tak Terduga sebesar 9087 atau dari Rp29450 miliar pada tahun 2020 menjadi hanya Rp2688 miliar pada tahun 2021 Penurunan realisasi Belanja Tak Terduga ini diakibatkan oleh dampak pandemi yang terjadi pada gelombang kedua telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai sehingga terjadi penurunan realisasi yang signifikan dari pagu yang telah disediakan

c Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB

Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Namun sampai dengan triwulan III 2021 rasio belanja pemerintah masih berada di bawah rasio belanja tahun 2020 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja

pemerintah daerah Pada tahun 2020 rasio belanja pemerintah relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB dan kenaikan belanja Kenaikan belanja pemerintah daerah relatif lebih tinggi saat terjadinya pandemi namun tidak diikuti oleh pertumbuhan PDRB sehingga rasio belanja meningkat

233 SurplusDefisit Konsilidasian

Sampai dengan Triwulan III-2021 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Barat masih dalam posisi defisit Rp889280 miliar Posisi defisit ini disumbang oleh deficit dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1402585 miliar dan surplus dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 366161 miliar Kondisi ini turun sebesar 977 dibanding defisit yang terjadi pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 985539 miliar

Tahun Belanja

Pemerintah Konsolidasian

PDRB Belanja PDRB

2021 (sd TW III)

1792091 17060760 1050

2020 3255080 21400175 1521

2019 3076373 21215033 1450

2018 2939933 19413822 1514

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaBunga

Subsidi HibahBelanjaModal

BelanjaTak

Terduga

BantuanSosial

PUSAT 282351 249688 000 000 000 175327 000 383

DAERAH 579787 293881 152 000 99427 106928 2687 1481

TOTAL 862138 543569 152 000 99427 282255 2687 1863

KONTRIBUSI 4811 3033 001 000 555 1575 015 010

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian

Pusat Daerah Konsolidasi

Defisit -1402585 366161 -1036424

13533 -3533 10000

-6000

-4000

-2000

000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

-1600000

-1400000

-1200000

-1000000

-800000

-600000

-400000

-200000

-

200000

400000

600000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II11

SurplusDefisit Konsolidasian

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian

terhadap PDRB (dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

TIM PENYUSUNPenanggung Jawab

Imik Eko Putro

Ketua Tim

Darta

Kontributor

Eko Yuli PriantoMudiyono

Margo UtomoEma AshariNita Sara

Ade Prima LatifaDian Cahyaningsih

Desain Layout

Nita Sara

Dashboard

Ema Ashari

Penanggung Jawab

Imik Eko Putro

Ketua Tim

Darta

Kontributor

Eko Yuli PriantoMudiyono

Margo UtomoEma AshariNita Sara

Ade Prima LatifaDian Cahyaningsih

Desain Layout

Nita Sara

Dashboard

Ema Ashari

i

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat yang diberikan sehingga Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Kalimantan Barat dapat menyusun dan menyelesaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan III Tahun 2021 KFR merupakan output pelaksanaan tugas Kanwil DJPb yang memiliki fungsi pembinaan koordinasi supervisi dan representasi Kementerian Keuangan di daerah selaku pengelola fiskal sebagaimana dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262PMK012016 tentang Organisasi dan Tata Kerja lnstansi Vertikal DJPb KFR ini disusun berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 61PB2017 tentang Petunjuk Teknis Kajian Fiskal Regional

KFR Triwulan III Tahun 2021 terdiri atas beberapa analisis diantaranya analisis ekonomi regional yang berisi data kondisi dan analisis perekonomian dan kesejahteraan regional seperti PDRB berdasarkan pengeluaran dan sektorlapangan usaha kontribusi dan pertumbuhan sektorlapangan usaha terhadap PDRB dan fiskal inflasi serta indikator kesejahteraan seperti tingkat kemiskinan pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) Pada KFR ini juga memaparkan analisis fiskal regional yang terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasi APBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisis permasalahan dan solusinyaTopik utama dalam KFR Triwulan III Tahun 2021 ini yaitu analisis tematik dengan tema Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN dan Analisis Peluang Investasi Daerah

Penyusunan KFR ini telah melalui proses pengumpulan data dan informasi dari berbagai pihak sehingga kami berharap substansi KFR yang disusun telah memuat informasi kondisi fiskal Provinsi Kalimantan Barat yang komprehensif dan berguna kepada stakeholders regional Provinsi Kalimantan Barat

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung penyusunan KFR ini terutama berkaitan dengan penyediaan data yang diperlukan Kami menyadari bahwa dalam KFR ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga kami mohon kritik dan saran yang dapat digunakan untuk proses perbaikan dalam penyusunan KFR di masa yang akan datang

Pontianak 12 November 2021 Kepala Kantor Wilayah DJPb Provinsi Kalimantan Barat

Imik Eko Putro

ii

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK iii

DASHBOARD EKONOMI DAN FISKAL REGIONAL iv

RINGKASAN EKSEKUTIF vi

BAB I ANALISIS EKONOMI REGIONAL 11 Perkembangan dan Analisis Indikator Makro Ekonomi 1

111 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 1

112 Inflasi 2

12 Perkembangan dan Analisis Indikator Kesejahteraan 2

121 Kemiskinan 2

122 Pengangguran 3

123 Ketimpangan Pendapatan 4

124 Nilai Tukar Petani (NTP) 5

125 Nilai Tukar Nelayan (NTN) 5

BAB II ANALISIS FISKAL REGIONAL 21 Pelaksanaan APBN 6

211 Pendapatan Negara 6

212 Belanja Negara 8

213 SurplusDefisit 9

214 Prognosis APBN 9

215 Analisis Capaian Output Layanan Dasar Publik 10

22 Pelaksanaan APBD 10

221 Pendapatan Daerah 11

222 Belanja Daerah 12

223 SurplusDefisit APBD 12

224 Pembiayaan Daerah 12

225 Prognosis APBD 12

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian 13

231 Pendapatan Konsolidasian 13

232 Belanja Konsolidasian 13

233 SurplusDefisit Konsilidasian 15

BAB III ANALISIS TEMATIK 31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN 16

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan 20

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN 24

313 Rekomendasi Kebijakan 26

32 Analisis Peluang Investasi Daerah 27

321 Identifikasi Peluang Investasi 27

322 Nilai Kebutuhan Investasi 29

323 Informasi Pasar 29

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi 33

BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI 41 Simpulan 35

42 Rekomendasi 37

iii

Tabel II1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat 6

Tabel II2 Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap PDRB di Kalbar 8

Tabel II3 Perkiraan Ralisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar sd Akhir Tahun 2021 9

Tabel II4 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat sd Akhir Triwulan III Tahun 2020 dan 2021 10

Tabel II5 Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021 13

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021 13

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB 14

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB 15

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat Per Agustus 2021 18

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat Per Agustus 2021 19

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan Tahun 2021 20

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2021 21

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR Tahun 2021 21

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO 29

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia 30

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia 30

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas 31

Grafik I1 Pertumbuhan PDRB dan Growth PDRB Menurut Pengeluaran 1

Grafik I2 Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Usaha 1

Grafik I3 Tingkat Inflasi Kalimantan Barat dan Nasional 2

Grafik I4 Perkembangan Kemiskinan Kalimantan Barat 3

Grafik I5 Disparitas Kemiskinan Desa-Kota 3

Grafik I6 Tingkat Pengangguran Prov Kalimantan Barat 3

Grafik I7 Distribusi Pendapatan Masyarakat Kalimantan Barat 4

Grafik I8 Perkembangan NTP Kalimantan Barat 5

Grafik II1 Komponen Pendapatan Negara Triwulan III 2020 dan 2021 6

Grafik II2 Penerimaan Perpajakan Triwulan III Tahun 2020 dan 2021 7

Grafik II3 Penerimaan Bea Cukai Triwulan III Tahun 2020 dan 2021 7

Grafik II4 Penyaluran KUR Lingkup Kalimantan Barat sd Triwulan III 2021 9

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021 11

Grafik II6 Komposisi Belanja Triwulan III-2021 12

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian 13

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) 14

Grafik II9 Belanja Konsolidasian 14

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian 15

Grafik II11 SurplusDefisit Konsolidasian 16

Grafik III1 NTP Prov Kalimantan Barat Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani 17

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor Tahun 2017 sd Agustus 2021 22

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor Tahun 2017 sd Agustus 2021 23

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian Tahun 2018 sd 2021 23

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan Tahun 2018 sd 2021 24

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian Per Januari sd September 2021 25

Grafik III7 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar Per Januari sd September 2021 25

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar Per Januari sd September 2021 26

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier 28

Diagram III1 Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan 16

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia 29

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia 29

Perkembangan Kinerja PelaksanaanAPBN dan APBD Provinsi Kalimantan Barat

sd TRIWULAN III 2021

Realisasi PendapatanAPBN Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Realisasi BelanjaAPBN Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Realisasi Belanja TKDDAPBN Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Realisasi PendapatanAPBD Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Realisasi BelanjaAPBD Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Tren Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa

Provinsi Kalbar sd TW 2021 (dalam miliar rupiah)

Pagu - Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan Tahun 2018 sd 2021 Provinsi Kalbar (dalam jutaan rupiah)

Pagu - Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian Tahun 2018 sd 2021 Provinsi Kalbar (dalam jutaan rupiah)

vi

A Analisis Ekonomi Regional Indikator Ekonomi Makro dan Kesejahteraan

Tahun 2021 menjadi tahun kedua dimana seluruh dunia masih berjibaku dengan pandemi terlebih di awal periode Triwulan III 2021 Indonesia dilanda oleh pandemi gelombang kedua Namun demikian pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat masih dapat bertahan hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan sebesar 460 persen pada Triwulan III 2021 (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku Triwulan III 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun Dengan demikian pertumbuhan Kalimantan Barat berada di atas pertumbuhan nasional yang mencapai 351 persen

Pada September tahun 2021 Kalbar mengalami inflasi 034 persen lebih tinggi sebesar 038 persen dari inflasi Nasional yaitu -004 persen lebih tinggi apabila dibandingkan dengan inflasi periode yang sama tahun 2020 yang tercatat sebesar 002 persen Sesuai dengan rencana pembangunan yang tercantum pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) target indikator angka pengangguran Provinsi Kalbar Tahun 2021 adalah 363 persen namun sesuai dengan rilis data BPS Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020 Dimana TPT laki-laki sebesar 620 persen lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 521 persen Sedangkan pada Agustus 2021 TPT perkotaan (957

persen) lebih tinggi hampir tiga kali lipat TPT di Daerah perdesaan (386 persen)

Pada Agustus 2021 sejumlah 21606 ribu orang telah terdampak pandemi COVID-19 Kabar baiknya jumlah ini turun 11015 ribu orang dibandingkan Agustus 2020 Dalam beberapa kurun waktu terakhir distribusi pekerja di Kalimantan Barat mayoritas berada di sektor informal Tercatat per Agustus 2021 sebanyak 151 juta orang (6087 ) penduduk yang bekerja berada di sektor informal dan sisanya sebesar 97132 ribu orang (3913) berada di sektor formal Pada tataran nasional tingkat pengangguran Kalimantan Barat tersebut masih dibawah tingkat pengangguran nasional yang mencapai 649 persen

B Analisis Fiskal Regional Perkembangan dan Pengaruh Fiskal di Daerah (APBN dan APBD)

APBN berperan penting dalam menggerakkan perekonomian serta mengatasi pandemi Covid-19 yang berdampak pada sektor kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Realiasi pendapatan Kalimantan Barat sampai dengan Triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 1087 sedangkan belanja negara tumbuh negatif 924 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan Triwulan III 2021 mencapai Rp707749 atau 3415 persen dari total realisasi belanja APBN Belanja pemerintah sebagai stimulus perekonomian Kalbar meliputi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami pertumbuhan positif 1050 Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa periode Triwulan III 2021 sebesar Rp1364910 atau 6585 persen dari total belanja APBN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi

vii

belanja output strategis dan layanan dasar publik periode Triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor kesehatan Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

Pemulihan kondisi akibat pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Sedangkan Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018

C Analisis Tematik 1 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan namun di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang

viii

dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

D Analisis Tematik 2 Peluang Investasi Daerah

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu ldquoTerwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahanrdquo Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan Bappeda Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya

Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Apabila potensi tersebut dioptimalkan kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung Secara langsung hal ini akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian Secara umum terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

E Rekomendasi Kebijakan

Perlu adanya langkah-langkah strategis untuk mengakselerasi penyerapan APBD yang optimal

sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan

upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan Triwulan III 2021 realisasi

DAK Fisik masih 2954 persen Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak

akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas

yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

Selain itu diperlukan juga adanya Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui

KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang

perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat

menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan

Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan Kebijakan Input

Pertanian juga perlu dilakukan melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang pertanian sebagai tambahan

modal usaha pertanianmeningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja operasional

maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan

ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait

dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen

langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya

angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan

yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISIS EKONOMIREGIONAL

BAB I

1

11 Perkembangan dan Analisis Indikator Makro Ekonomi

111 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Seiring adanya beberapa pelonggaran aktivitas ekonomi ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen pada triwulan III 2021 (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun Namun demikian pertumbuhan di Kalimantan Barat berada di atas pertumbuhan nasional yang mencapai 351 persen

Struktur PDRB Kalimantan Barat menurut pengeluaran ata s dasar harga berlaku triwulan III 2021 tidak menunjukkan perubahan yang berarti Perekonomian Kalimantan Barat masih didominasi oleh Komponen PK-RT yang mencakup hampir separuh PDRB Kalimantan Barat yaitu sebesar 4832 persen diikuti oleh komponen PMTB sebesar 3111 persen Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 1376 persen Komponen PK-P sebesar 1171 persen dan Komponen PK-LNPRT sebesar 125 persen Sementara itu Komponen Impor Barang dan Jasa sebegai pengurang dalam PDRB memiliki peran sebesar 683 persen

Grafik I1 Pertumbuhan PDRB dan Growth PDRB Menurut Pengeluaran

Sumber data BPS Kalimantan Barat (diolah)

Grafik I2 Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Usaha

Sumber data BPS Kalimantan Barat (diolah)

2

Namun demikian jika diamati tren pertumbuhan PDRB secara triwulanan (q-to-q) dalam 3 tahun terakhir meskipun PDRB Kalimantan Barat selalu mengalami kontraksi di triwulan I namun masih mampu kembali tumbuh positif di triwulan berikutnya Namun masih dalam kondisi masa pandemi COVID-19 pada triwulan III 2021 dimana ekonomi Kalimantan Barat mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q to q)

Menurut lapangan usaha struktur PDRB Kalimantan Barat atas harga berlaku triwulan III 2021 tidak menunjukkan perubahan berarti Perekonomian Kalimantan Barat masih didominasi oleh Lapangan Usaha Pertanian Kehutanan dan Perikanan sebesar 2122 persen diikuti oleh Industri Pengolahan sebesar 1680 persen Konstruksi sebesar 1364 persen dan Perdagangan sebesar 1267 persen Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Kalimantan Barat mencapai 6433 persen

112 Inflasi

Inflasi diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang berlangsung secara berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu Demikian sebaliknya jika yang terjadi adalah penurunan harga secara umum maka disebut deflasi Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

Grafik I3 Tingkat Inflasi Kalimantan Barat dan Nasional

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Tingkat inflasi tahun kalender sampai dengan Oktober 2021 sebesar 085 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2021 terhadap Oktober 2020) sebesar 174 persen Arah inflasi Kalimantan Barat berlawanan dengan arah inflasi Nasional dimana secara Nasional mengalami inflasi sedangkan Kalimantan Barat mengalami deflasi

12 Perkembangan dan Analisis Indikator Kesejahteraan

121 Kemiskinan

Secara umum pada periode Maret 2010 - Maret2021 tingkat kemiskinan di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi baik dari sisi jumlah maupun persentasenya Selama lebih dari satu dasawarsa ini jumlah penduduk miskin Kalimantan Barat telah dapat ditekan cukup signifikan dari 42876 ribu jiwa (Maret 2010) menjadi 36789 ribu jiwa (Maret 2021) Terjadi penurunan persentase penduduk miskin yang melambat yakni 187 persen dari periode Maret 2010 (902 persen) sampai Maret 2021 (715 persen) Perkembangan tingkat kemiskinan Maret 2010 sampai dengan Maret 2021 ditunjukkan oleh Grafik I4

3

42876

38439 38227

37122 36507

38071

40734 40151

38192 38370

40551

38135

39032 38743 38881 38708

36973

37841

37047 36677

37071 36789

902

800

848

817796

824

874

854

807 803

844

787 800788

786 777

737 749

728 717 724 715

680

730

780

830

880

930

980

32000

34000

36000

38000

40000

42000

44000

Maret2010

Maret2011

Sept2011

Maret2012

Sept2012

Maret2013

Sept2013

Maret2014

Sept2014

Maret2015

Sept2015

Maret2016

Sept2016

Maret2017

Sept2017

Maret2018

Sept2018

Maret2019

Sept2019

Maret2020

Sept2020

Maret2021

Grafik I4 Perkembangan Kemiskinan Kalimantan Barat

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat pada Maret 2021 mencapai 36789 ribu orang Terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 282 ribu orang dibandingkan September 2020 Jika dibandingkan dengan angka Maret tahun sebelumnya jumlah penduduk miskin bertambah sebanyak 112 ribu orang

Berdasarkan derah tempat tinggal sesuai dengan Grafik V disamping pada periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen Empat jenis komoditi yang paling berpengaruh terhadap kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras rokok kretek filter telur ayam ras dan daging ayam ras Sedangkan tiga jenis komoditi bukan makanan yang paling dominan adalah biaya perumahan bensin dan listrik

122 Pengangguran

Grafik I5 Disparitas Kemiskinan Desa-Kota

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Grafik I6 Tingkat Pengangguran Prov Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

4

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582

persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020 Dimana TPT laki-laki sebesar 620

persen lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 521 persen Sedangkan pada Agustus

2021 TPT perkotaan (957 persen) lebih tinggi hampir tiga kali lipat TPT di Daerah perdesaan (386

persen) Dalam beberapa kurun waktu terakhir distribusi pekerja di Kalimantan Barat mayoritas

berada di sektor informal Tercatat per Agustus 2021 sebanyak 151 juta orang (6087 ) penduduk

yang bekerja berada di sektor informal dan sisanya sebesar 97132 ribu orang (3913) berada di

sektor formal Pada tataran nasional tingkat pengangguran Kalimantan Barat tersebut masih

dibawah tingkat pengangguran nasional yang mencapai 649 persen

Pada Agustus 2021 sejumlah 21606 ribu orang telah terdampak pandemi COVID-19 Kabar baiknya

jumlah ini turun 11015 ribu orang dibandingkan Agustus 2020 Optimisme akan berbagai upaya

pemerintah termasuk adanya program vaksinasi dalam menekan laju jumlah kasus COVID-19 dan

upaya pemulihan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu mendorong

peningkatan lapangan kerja serta mengurangi jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat

123 Ketimpangan Pendapatan

Pada Maret 2021 tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Kalimantan Barat yang diukur oleh

Gini Ratio adalah sebesar 0313 Angka ini turun sebesar 0012 poin jika dibandingkan dengan Gini

Ratio September 2020 yang sebesar 0325 Sementara jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret

2020 (0317) tercatat penurunan yang ebih kecil sebesar 0004 poin Gini Ratio daerah perkotaan

pada Maret 2021 tercatat sebesar 0341 naik sebesar 0012 poin dibandingkan dengan Gini Ratio

September 2020 yang sebesar 0329

Dibandingkan dengan Gini Ratio setahun sebelumnya tercatat peningkatan (0006 poin) yaitu pada

posisi 0335 pada Maret 2020 Sementara itu Gini Ratio di daerah perdesaan pada Maret 2021

tercatat sebesar 0267 atau turun sebesar 0006 poin dibanding angka September 2020 sebesar

0273 dan tercatat turun sebesar 0005 poin terhadap Gini Ratio Maret 2020 yang tercatat sebesar

0272

Pada Maret 2021 distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 2127

persen Artinya pengeluaran penduduk berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah Apabila

dirinci menurut wilayah di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 1957 persen sedangkan

perdesaan mencatat angka yang lebih tinggi yaitu sebesar 2318 persen Artinya baik di daerah

perkotaan maupun perdesaan di Kalimantan Barat termasuk dalam kategori ketimpangan rendah

0377

03510341 0344

03350329

0341

0277 0278 0281 02790272 0273

0267

0339

0327 03270318 0317

03250313

Maret-18 Sept-18 Maret-19 Sept-19 Maret-20 Sept-20 Maret-21

Kota Desa Kota+Desa

Grafik I7 Distribusi Pendapatan Masyarakat Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

5

10286 10325 10326 1031 10329 10293 10339 10359 10348 10468 10568 10667

11497 11701 11698 11731 12082 1228 12441 12737 12681 13056 13425 13763

Nov 20 Des Jan 21 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

Nasional Kalbar

124 Nilai Tukar Petani

Pada bulan Oktober NTP Kalimantan Barat sebesar 13763 dengan NTP masing- masing subsektor tercatat sebesar 9405 untuk subsektor tanaman pangan (NTP-P) 10569 untuk sub sektor hortikultura (NTP-H) 1610218 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR) 10077 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 10588 untuk subsektor perikanan (NTNP) Kabar baiknya NTP Provinsi Kalimantan Barat selalu berada pada level surplus dan lebih tinggi daripada NTP Nasional yang artinya kesejahteraan petani di Kalimantan Barat lebih baik daripada level nasional Adanya kenaikan NTP pada bulan Oktober 2021 ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal

125 Nilai Tukar Nelayan

Pada Provinsi Kalimantan Barat Nilai Tukar Nelayan tidak dihitung secara spesifik namun masuk

dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi

lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan Oktober

2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat naik sebesar 038 persen Hal ini terjadi karena

It naik sebesar 057 persen sedangkan Ib naik sebesar 019 persen

Pada Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada Oktober 2021 turun sebesar 004 persen Hal ini

terjadi karena It meningkat sebesar 013 persen lebih rendah dari peningkatan Ib sebesar 016

persen Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga berbagai komoditas Subsektor Perikanan

Tangkap sebesar 057 persen dan subsector Perikanan Budidaya sebesar 013 persen Sedangkan

kenaikan Ib sebesar 018 persen disebabkan kenaikan indeks kelompok IKRTsebesar 015 persen

dan indeks kelompok BPPBM sebesar 024 persen

Grafik I8

Perkembangan NTP Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

BAB II

ANALISIS FISKALREGIONAL

6

21 Pelaksanaan APBN

Sampai dengan triwulan III tahun 2021 alokasi dana APBN masih sangat berperan dalam menggerakkan perekonomian dan mengatasi pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Realiasi pendapatan Kalimantan Barat dalam tekanan berkurangnya aktivitas perekonomian masyarakat masih mengalami pertumbuhan sebesar 1087 sedangkan belanja negara tumbuh negatif 924 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Belanja Pemerintah Pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 namun Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa mengalami pertumbuhan negatif 1585

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu belanja sejalan dengan prioritas Pemerintah Di masa pandemi COVID-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas Pemerintah khususnya dalam mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis

Realisasi APBN antara triwulan III tahun 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebagaimana tabel II1

Tabel II1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

Uraian

2020 2021

Growth Pagu Realisasi

Realisasi Pagu Realisasi

Realisasi

A PENDAPATAN NEGARA 733266 539417 7356 830880 677664 8156 1087

I PENERIMAAN DALAM NEGERI 733266 539417 7356 820702 676068 8238 11 98

1 Penerimaan Pajak 635639 420175 6610 738041 508445 6889 422

2 Bea Cukai 44991 56607 12582 33842 100938 29827 13706

3 PNBP 52636 62635 11900 48820 66685 13659 1479

II HIBAH 000 000 - 10178 1596 1568 -

1 Hibah 000 000 - 10178 1596 1568 -

B BELANJA NEGARA 2840900 2134233 7513 3039749 2072659 6819 -924

I BELANJA PEMERINTAH PUSAT 943876 552084 5849 1095018 707749 6463 1050

1 Belanja Pegawai 385326 270911 7031 389560 282351 7248 309

2 Belanja Barang 388981 204332 5253 389085 249688 6417 2216

3 Belanja Modal 168468 76364 4533 315588 175327 5556 2256

4 Belanja Bantuan Sosial 1102 477 4326 785 383 4872 1262

5 Belanja Lain-lain 000 000 - 000 000 - -

IITRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 1897024 1582148 8340 1944731 1364910 7019 -1585

1 Transfer ke Daerah 1694956 1422744 8394 1738598 1224977 7046 -1606

a Dana Perimbangan 1654531 1388755 8394 1720299 1214698 7061 -1588

1) Dana Alokasi Umum 1097756 922099 8400 1084421 863895 7966 -516

2) Dana Bagi Hasil 73421 48316 6581 91245 73833 8092 2296

3) Dana Alokasi Khusus 483355 418340 8655 544632 276970 5085 -4124

Dana Alokasi Khusus Fisik 182261 170001 9327 239863 70849 2954 -6833

Dana Alokasi Khusus Non Fisik 301094 248339 8248 304770 206120 6763 -1800

d Dana Insentif Desa 40425 33989 8408 18299 10280 5617 -3319

2 Dana Desa 202068 159404 7889 206133 139933 6788 -1395

C SURPLUS DEFISIT -2107635 -1594816 7567 -2208869 -1394995 6315 -1654

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

211 Pendapatan Negara

a Analisa Kontribusi Pendapatan Negara dan Hibah

Total pendapatan negara sampai dengan periode

triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar

mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan

periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417

miliar Komposisi utama dari pendapatan negara

berasal dari penerimaan perpajakan sebesar

Rp508445 atau 7503 Bea Cukai Rp100938 miliar

atau 1489 PNBP sebesar Rp66685 atau 984

dan Hibah sebesar Rp1596 atau 024

000

200000

400000

600000

Pajak Bea Cukai PNBP Hibah

2020 420175 56607 62635 0

2021 508445 100938 66685 1596

Grafik II1 Komponen Pendapatan Negara Triwulan III

2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

7

b Analisis Pertumbuhan Penerimaan Perpajakan

1) Penerimaan Pajak

Penerimaan sektor perpajakan Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III 2021 tercatat 6889 persen dari target tahun 2021 sebesar Rp738 triliun Terjadi pertumbuhan penerimaan sebesar Rp88270 miliar atau 422 persen jika dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama tahun 2020 Pertumbuhan positif penerimaan pajak di Kalbar juga didukung kesadaran wajib pajak yang semakin tinggi Terdapat 5 sektor penyumbang penerimaan pajak Kalbar sebesar 7775 kontribusinya dengan pertumbuhan 1322 Kelima sektor tersebut yaitu Perdagangan besar dan eceran Pertanian kehutanan dan perikanan Industri pengolahan Jasa keuangan dan Asuransi serta Transportasi dan pergudangan Sedangkan kontribusi sebesar 2225 disumbangkan selain 5 sektor tersebut dengan pertumbuhan 610 Dominasi penerimaan perpajakan berasal dari PPh sebesar Rp209875 miliar PPN dan PTLL sebesar Rp265420 miliar Sisanya disumbangkan dari penerimaan PBB dan Pajak Lainnya sebesar Rp3315 miliar

2) Penerimaan Bea Cukai

Penerimaan sektor Bea dan Cukai wilayah

Kalimantan Bagian Barat periode triwulan III 2020

sebesar Rp100938 miliar atau naik 7831 persen

bila dibandingkan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Penerimaan Bea dan Cukai

menyumbangkan kontribusi kepada pendapatan

negara sebesar 1489 persen Secara agregat

penerimaan sektor Bea Cukai telah mencapai

29827 persen melampaui target Nilai devisa

ekspor sampai dengan triwulan III 2021 mengalami

kenaikan Beberapa komoditi potensial

penyumbang devisa meliputi CPO dan turunannya

Washed Bauksit Smelter Grade dan Chemical

Grade Alumina Karet Alam Plywood dan Barang

dari Kayu Kelapa Bulat Residu Rokok Pasir

Zirkon Karet Sintetik serta Komoditas lain

c Analisis Komposisi PNBP

Penerimaan Negara Bukan Pajak sampai dengan periode triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan

sebesar Rp4050 miliar atau 1479 persen dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Komposisi kontribusi PNBP kepada pendapatan negara sebesar 984 persen

Penerimaan PNBP disumbangkan secara signifikan dari peningkatan layanan BLU Pemerintah

Pusat dengan jumlah Rp36863 miliar atau 5528 dari total penerimaan PNBP Rp66685 miliar

Sedangkan kontribusi PNBP Lainnya sebesar Rp29822 miliar atau 4472 dengan sumbangan

utama dari PNBP POLRI serta PNBP Pelabuhan dan Pelayaran

000100000200000300000400000500000600000

PPh PPNdanPTLL

PBB PL Total

2020 204808 201714 8872 5837 421231

2021 209875 265420 21982 11168 508445

Grafik II2 Penerimaan Perpajakan Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

000

50000

100000

150000

BeaMasuk

BeaKeluar

Cukai Total

2020 1904 52695 2008 56607

2021 2090 95218 3631 100938

1904

52695

2008

566072090

95218

3631

100938

Grafik II3 Penerimaan Bea Cukai Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

8

d Analisa tax rasio terhadap PDRB

Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah

Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan

triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax

ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara

langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun

faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung

adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan

utamanya insentif perpajakan yang masih

berlangsung di beberapa sektor

e Analisis perpajakan sektoral terhadap PDRB menurut lapangan usaha

Berdasarkan rilis data BPS Kalbar periode triwulan III 2021 ada beberapa bidang usaha yang mulai

tumbuh antara lain

1) Sektor Pertanian Produksi kelapa sawit meningkat lebih besar dibandingkan tahun lalu untuk memenuhi permintaan CPO yang tinggi pada pasar global Selain itu produksi sektor kehutanan tercermin dari data kayu bulat yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya

2) Industri pengolahan tumbuh positif Dibandingkan tahun sebelumnya volume muat CPO mengalami peningkatan Data Purchasing Managerrsquos Index (PMI) sektor makanan minuman dan tembakau juga meningkat

3) Sektor Kontruksi tumbuh positif Realisasi pengadaan semen Asosiasi Semen Indonesia (ASI) meningkat Selain itu berdasarkan data bongkar semen dan tiang pancang naik meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

4) Sektor perdagangan tumbuh positif Realisasi pajak kendaraan BBN KB-I meningkat dibandingkan tahun lalu Selain itu berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) dan volume bongkar kendaraan juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

5) Sektor Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh positif Terdapatnya kasus baru covid-19 yang pada triwulan III menyebabkan aktivitas rumah sakit kembali meningkat sehingga menyebakan layanan jasa kesahatan dan kegiatan sosial mengalami peningkatan

212 Belanja Negara

a Analisis Belanja Negara

Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan triwulan III 2021 mencapai Rp707749 atau 3415 persen dari total realisasi belanja APBN Belanja pemerintah sebagai stimulus perekonomian Kalbar meliputi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami pertumbuhan positif 1050

Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa periode triwulan III 2021 sebesar Rp1364910 atau 6585 persen dari total belanja APBN Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen

b Analisis pertumbuhan Belanja Pemerintah Pusat dan TKDD

Berdasarkan data realisasi belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 sebagai pendorong laju pertumbuhan ekonomi di masa pandemic covid-19 Pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat yang diprioritaskan untuk kenaikan belanja gaji pegawai belanja bantuan sosial belanja barang untuk penanganan covid-19 dan pembayaran insentif tenaga kesehatan

Tahun Penerimaan Perpajakan

PDRB Perpajakan

PDRB

2021 (sd TW III)

508445 17060760 298

2020 652141 21400175 305

2019 678830 21215033 320

2018 645326 19413822 332

Sumber DJP dan BPS (diolah)

Tabel II2 Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap

PDRB di Kalbar (dalam miliar rupiah)

9

Sedangkan realisasi TKDD mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 Penyaluran DAK Fisik baru terealisasi sebesar 2954 persen dari total pagu sebesar Rp23986 miliar atau menurun 6833 persen miliar Sebagian besar alokasi DAK Fisik untuk pengadaan sarana dan prasarana fisik yang masih dalam proses lelang sehingga penyerapan anggaran belum optimal

c Analisis kemanfaatan Belanja Pemerintah Pusat

Kebijakan dan alokasi anggaran belanja negara termasuk kebijakan anggaran belanja pemerintah pusat sebagai salah satu instrumen utama kebijakan fiskal menempati posisi yang sangat strategis dalam mendukung akselerasi pembangunan yang berkelanjutan dan berdimensi kewilayahan untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah sejalan dengan prioritas pemerintah Di masa pandemi covid-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas utama khususnya dalam rangka mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis Realisasi belanja pemerintah pusat telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu

d Manajemen Investasi Pemerintah

Investasi Pemerintah Pusat adalah Kredit Program berupa pemberian tambahan modal usaha kepada UMKM lingkup Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III tahun 2021 telah tersalurkan sebesar Rp293784 miliar (75903 UMKMdebitur)

213 SurplusDefisit

Realisasi pendapatan APBN Provinsi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi defisit anggaran sebesar Rp1394995 miliar Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 dengan besaran defisit sebesar Rp1594816 terjadi penurunan tingkat defisit 1664 persen

214 Prognosis APBN

Perkiraan realisasi APBN sampai dengan akhir tahun 2021 diperoleh dengan menggunakan penghitungan analisa trand dan atau rata-rata untuk penerimaan pendapatan dan belanja negara melalui data historis tahun 2018 sampai dengan tahun 2020

Tabel II3 Perkiraan Ralisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar sd Akhir Tahun 2021

Uraian 2018 2019 2020 2021

PENDAPATAN NEGARA 768292 871660 834384 890871

1 Penerimaan Pajak 64012 727547 676488 717751

2 Bea dan Cukai 4201 61735 75520 93264

3 PNBP 8616 82378 82376 79856

BELANJA NEGARA 2969551 3001701 2760700 2701800

1 Belanja Pemerintah Pusat 1039925 967435 879993 802519

2 Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa 1929626 2034266 1880707 1899281

SURPLUS DEFISIT (2201259) (2130041) (1926316) (1810929)

Sumber data OMSPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bag Barat

-

500

1000

1500

2000

2500

3000

KalimantanBarat

Sambas

Mempawa

h

Sanggau

Ketapang

Sintang

Kapuas

Hulu

Bengkayang

Landak

Sekadau

Melawi

Kayong

Utara

KubuRaya

Pontianak

Singkawan

g

Jumlah

Debitur 22 7555 4742 8861 6489 6231 4768 4913 5423 3096 2238 1328 9404 7534 3299 7590

Nilai Akad 9943 2903 1742 3058 2768 2755 1654 1536 1872 1340 9623 4536 3234 3631 1455 2937

Nilai Outstanding 6061 2554 1485 2639 2357 2412 1380 1343 1680 1217 8653 3957 2731 3020 1245 2533

Mili

ar

Grafik II4

Penyaluran KUR Lingkup Kalimantan Barat sd Triwulan III 2021

Sumber Sistem Informasi Kredit Program (SIKP)

10

Perkiraan Pendapatan Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 sebesar Rp890871 miliar

terdiri dari perkiraan Penerimaan Pajak sebesar Rp717751 penerimaan Bea dan Cukai sebesar

Rp93264 miliar dan perkiraan PNBP sebesar Rp79856

Perkiraan Belanja Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 akan tercapai sebesar Rp27018

miliar Belanja pemerintah pusat diperkirakan sebesar Rp802519 miliar dan Belanja Transfer ke

Daerah dan Dana Desa diperkirakan akan terserap sebesar Rp1899281 miliar

215 Analisis Capaian Output Layanan Dasar Publik

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi

1) Sektor pendidikan bersumber dana APBN merupakan Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar Output strategis yang ditargetkan antara lain berupa Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah 40104 orang Bantuan Pendidikan Tinggi 628 orang Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 2303 orang dan Sarana Pendukung Pembelajaran sebanyak 30 paket

2) Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Output yang ditargetkan antara lain Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 9989 unit Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat 1168 SR Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) 1389 m Jalan Strategis (ProPN) 110 KM dan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) 151 KM

3) Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar Output yang ditargetkan antara lain Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi 234 orang Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) 300 orang Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan 1 paket dan Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes 1 paket

22 Pelaksanaan APBD

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 telah memaksa pemerintah untuk membatasi pergerakan masyarakat terlebih saat adanya gelombang kedua pandemi di Indonesia yang terjadi pada akhir Juni hingga Juli 2021 Hal ini memberikan dampak yang cukup signifikan pada aktivitas masyarakat dan berimbas pada kegiatan produksi konsumsi hingga laju pertumbuhan ekonomi Pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi

Tabel II4 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

sd Akhir Triwulan III Tahun 2020 dan 2021

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

PENDAPATAN 2633280 1820273 6913 2568471 1681253 6546 -531

PENDAPATAN ASLI DAERAH 460106 269612 5860 477763 231436 4844 -1733 Pajak Daerah 302992 184136 6077 311923 155897 4998 -1776 Retribusi Daerah 15453 11617 7518 15281 8372 5479 -2712 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 20028 18936 9455 21220 17852 8413 -1102 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 121633 54923 4515 129339 49314 3813 -1556

PENDAPATAN TRANSFER 2044468 1529438 7481 2027702 1427694 7041 -588 Transfer dari Pemerintah Pusat 1802572 1413602 7842 1720299 1214698 7061 -996 Dana Bagi Hasil Pajak atau Bagi Hasil Bukan Pajak 59779 48919 8183 91245 73833 8092 -112 Dana Alokasi Umum 1234375 965144 7819 1084421 863895 7966 189 Dana Alokasi Khusus 508418 399539 7858 544632 276970 5085 -3529

11

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

Transfer antar Daerah 90186 48854 5417 82971 62784 7567 3969 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 81221 48794 6008 82971 58612 7064 1759 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 8965 060 067 000 4172 000 000 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 151710 66982 4415 224432 150212 6693 5159

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 128706 21222 1649 63006 22123 3511 11295 Pendapatan Hibah 50905 16309 3204 12657 21731 17169 43591 Pendapatan Lainnya 77801 4913 632 50350 392 078 -8766

BELANJA DAERAH 2697978 1216830 4510 2705329 1226920 4535 056

BELANJA OPERASI 1788473 955565 5343 1727155 926999 5367 045 Belanja Tidak Langsung 992176 710565 7162 1003483 666505 6642 -726 Belanja Pegawai 806104 578173 7172 910353 566012 6217 -1331 Belanja Bunga 200 174 8715 400 152 3793 -5647 Belanja Subsidi 000 000 000 000 000 000 000 Belanja Hibah 179277 128945 7192 87194 98780 11329 5751 Belanja Bantuan sosial 6594 3273 4964 5536 1427 2577 -4809 Belanja Lainnya 000 000 000 000 136 000 000 Belanja Langsung 796297 245000 3077 723671 260493 3600 1699 Belanja Pegawai 113729 000 000 000 000 000 000 Belanja Barang dan Jasa 682569 245000 3589 723671 260493 3600 028

BELANJA MODAL 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540 Belanja Modal 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540

BELANJA TAK TERDUGA 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857 Belanja Tak Terduga 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857

BELANJA TRANSFER 391164 134176 3430 418083 202044 4833 4089 TransferBagi Hasil Pendapatan 78597 53974 6867 108271 62303 5754 -1620 Belanja Bantuan Keuangan 312567 80203 2566 309813 139741 4510 7578

SURPLUSDEFISIT -64699 603442 -93270 -136858 454333 -33197 -6441 PEMBIAYAAN 95268 111882 11744 101027 106210 10513 -1048 Penerimaan Pembiayaan 116283 131717 11327 126342 116210 9198 -1880 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 103628 131717 12711 112941 102245 9053 -2878 Pencairan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Hasil Penjualan KD yang Dipisahkan 000 000 000 000 000 000 000 Penerimaan Pinjaman Daerah 12650 000 000 13397 13965 10424 000 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 005 000 000 005 000 000 000 Penerimaan Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan 21015 19835 9439 25315 10000 3950 -5815 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo 8475 8475 10000 9500 000 000 -10000 Penyertaan Modal Daerah 12540 11360 9059 15815 10000 6323 -3020 Pembentukan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Pemberian Pinjaman Daerah 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) 30569 715325 234001 -35831 560543 -156443 -16686

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

Berdasarkan Tabel II1 dapat diketahui bahwa Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

221 Pendapatan Daerah

Pada sisi pendapatan capaian tertinggi terdapat pada Pendapatan Transfer Daerah yaitu sebanyak Rp1427694 miliar atau sekitar 7041 dari total realisasi pendapatan Secara lebih khusus capaian tertinggi dari Pendapatan Transfer Daerah terdapat pada sisi Transfer dari Pemerintah Pusat yaitu sebesar Rp 1214698 miliar atau sekitar 7224 dari total seluruh pendapatan daerah

Sementara untuk sisi Pendapatan Asli Daerah total realisasi adalah sebesar 5947 turun sebesar 1396 dibanding tahun 2020 pada periode yang sama (year on year) Penurunan ini dikarenakan adanya gelombang kedua pandemi yang terjadi pada awal Triwulan III mengakibatkan adanya kontraksi ekonomi sehingga memaksa pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan yang lebih ketat dan berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian sehingga terjadi penurunan yang cukup besar pada retribusi daerah dan pajak daerah dibanding tahun sebelumnya

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021

PENDAPATAN ASLIDAERAH

PENDAPATANTRANSFER

LAIN-LAINPENDAPATAN

DAERAH YANG SAH

PAGU 477763 2027702 63006

REALISASI 231436 1427694 22123

realisasi 4844 7041 3511

GROWTH (y-o-y) -1733 -1606 11295

-2500

000

2500

5000

7500

10000

12500

000

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

12

222 Belanja Daerah

Pada APBD Kalbar 2021 pagu belanja adalah sebesar Rp 2705329 miliar dengan realisasi hingga Triwulan III adalah sebesar Rp1226920 miliar atau sekitar 4535 Di antara semua sisi belanja belanja operasi dan belanja transfer mengalami pertumbuhan positif dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Sedangkan untuk belanja modal dan belanja tak terduga mengalami pertumbuhan negatif khususnya pada belanja tak terduga yang mengalami penurunan sebesar 9857 Hal ini diakibatkan oleh adanya alokasi yang besar pada Belanja Tak Terduga sebagai antisipasi adanya gelombang pandemi Covid-19 yaitu sebesar Rp30354 miliar namun realisasi anggaran sampai akhir Triwulan III hanya sebesar Rp 2567 miliar atau hanya sekitar 846 hal ini dikarenakan gelombang kedua yang terjadi telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai pada akhir September Hal ini berbeda jauh dari kondisi tahun 2020 dimana belum ada persiapan anggaran untuk Belanja Tak Terduga sehingga pagu yang tersedia hanya sebesar Rp4964 miliar namun realisasi yang terjadi sebesar Rp 29450 miliar atau sekitar 5933

223 SurplusDefisit APBD

Dengan kondisi penyerapan belanja yang masih belum maksimal kondisi yang terjadi hingga Triwulan III 2021 adalah surplus sebesar Rp454333 miliar Hal ini berbeda jauh dengan rencana anggaran dimana pagu menunjukkan kondisi defisit sebesar Rp113897 miliar Selain dikarenakan sangat rendahnya penyerapan pada Belanja Tak Terduga yang masih berada di bawah 10 kondisi surplus yang terjadi juga diakibatkan oleh penyerapan beberapa belanja yang masih belum maksimal seperti penyerapan terendah yang ada pada sisi Belanja ada pada Belanja Modal yang baru terserap sebesar Rp 95309 miliar dari total pagu Rp529736 miliar atau sekitar 1799 Selanjutnya penyerapan yang masih rendah lainnya adalah pada sisi Belanja Barang dan Jasa yang baru terserap sebesar Rp260493 miliar dari total Rp723671 miliar atau hanya sekitar 36

224 Pembiayaan Daerah

Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran rencana anggaran untuk pembiayaan tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran Sedangkan dari sisi pengeluaran pembiayaan belum ada realisasi dari Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo dengan pagu sebesar Rp95 miliar sementara untuk Penyertaan Modal Daerah telah terealisasi sebesar Rp100 miliar atau sekitar 6323 dari total pagu Rp15815 miliar

225 Prognosis APBD

Tahun 2021 merupakan momentum untuk memulihkan ekonomi pasca hantaman pandemi di tahun pertama serta mempercepat berbagai program untuk memperkuat ketahanan menghadapi gelombang pandemi yang akan datang seperti program vaksinasi Di tengah upaya keras untuk menangani masalah kesehatan dan memulihkan ekonomi prognosis untuk anggaran pendapatan mengalami penurunan sedangkan untuk prognosis belanja mengalami peningkatan sehingga untuk kondisi yang diproyeksikan adalah defisit sebesar Rp65631 miliar sebagaimana tabel di bawah ini

BELANJAOPERASI

BELANJAMODAL

BELANJATAK

TERDUGA

BELANJATRANSFER

PAGU 1727155 529736 30355 418083

REALISASI 926999 95310 2568 202044

realisasi 5367 1799 846 4833

GROWTH (yoy) 045 -540 -9857 4089

-12000-10000-8000-6000-4000-20000002000400060008000

000200000400000600000800000

100000012000001400000160000018000002000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II6

Komposisi Belanja Triwulan III-2021

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

13

Tabel II5

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021

(dalam miliar rupiah)

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan Lampiran I Peraturan Pemerintah No71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik (reciprocal accounts)

LKPK Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana tabel berikut

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021

Uraian TW III - 2020 TW III - 2021

Growth Konsolidasian Pusat Daerah Konsolidasian

Pendapatan Negara 783375 669910 1683078 1042579 3309

Pendapatan Perpajakan 654482 603225 202435 805660 2310

Pendapatan Bukan Pajak 128893 66685 104481 171166 3280

Hibah 000 0 15268 2319 000

Transfer 000 0 1360893 63434 000

Belanja Negara 1768914 2072495 1316917 1931859 921

Belanja Pemerintah 1634738 707749 1084342 1792091 963

Transfer 134176 1364746 232575 139768 417

SurplusDefisit -985539 -1402585 366161 -889280 -977

Pembiayaan 111882 0 76401 76401 -3171

Penerimaan Pembiayaan Daerah 131717 0 95901 95901 -2719

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 19835 0 195 195 -169

Sisa Lebih (Kurang) -873657 -1402585 442562 -812879 -696

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

231 Pendapatan Konsolidasian

Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

Uraian Realisasi Prognosis

2018 2019 2020 2021

Pendapatan 2422952 2563928 2355545 2329837

Pendapatan Asli Daerah 390903 404671 381430 382862

Pendapatan Transfer 1985433 2084816 1865863 1859133

Lain-Lain Pendapatan Daerah 46616 74442 108253 87842

Belanja Daerah 2345817 2510634 2375111 2395468

Belanja 1979867 2107845 2032758 2048701

Transfer 365950 402789 342353 346767

SurplusDefisit 77135 53295 -19566 -65631

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

PendapatanPerpajakan

PendapatanBukan Pajak

Hibah Transfer

2020 654482 128893 000 000

2021 805660 171166 2319 63434

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Realisasi Pendapatan sampai dengan tahun

2020 mencapai Rp2355545 miliar sementara

untuk realisasi belanja sebesar Rp2375111

miliar sehingga terdapat defisit sebesar

Rp19566 miliar Melihat trend pendapatan

yang fluktuatif dari tahun ke tahun untuk

prognosis pendapatan di akhir tahun 2021

(Triwulan IV) adalah sebesar Rp2329837

miliar sedangkan untuk prognosis belanja

adalah sebesar Rp2395468 miliar sehingga

diperoleh proyeksi kondisi untuk akhir tahun

2021 adalah defisit sebesar Rp65631 miliar

14

a Analisis kontribusi komponen Pendapatan Konsolidasian Kontribusi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Daerah menyumbang jumlah yang cukup besar dengan kontribusi paling besar dari sisi Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar Rp297494 miliar disusul oleh Pendapatan Transfer sebesar Rp1360893 miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp24691 miliar

b Analisis pertumbuhan (growth) komponen Pendapatan Konsolidasian Meskipun pandemi masih terjadi namun perekonomian di Kalbar sudah mulai menuju pada kemandirian hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada pos Pendapatan Asli Daerah Triwulan III-2021 sebesar Rp 27881 miliar atau sekitar 1034 dari Triwulan III-2020 Kenaikan pada PAD disokong paling besar oleh Pajak Daerah yang berkontribusi sebesar Rp202435 miliar atau sekitar 6805 dari total PAD Dibandingkan dengan tahun 2020 pendapatan dari pajak daerah ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp18299 miliar atau sekitar 10 dari total pajak daerah yang berhasil dihimpun pada periode yang sama di tahun sebelumnya

c Analisis tax ratio atau rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Namun pada triwulan III 2021 tax ratio terhadap PDRB menunjukkan perbaikan dimana ada kenaikan meskipun tidak sebesar di

tahun-tahun sebelum pandemi melanda Sinyal positif ini merupakan tanda adanya keberhasilan atas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi salah satu program utama pemerintah disamping pemulihan kesehatan melalui vaksinasi yang mulai digalakkan sejak awal tahun 2021 Tentunya hal ini harus terus didukung oleh administrasi perpajakan yang terus disempurnakan serta perbaikan struktur ekonominya

232 Belanja Konsolidasian

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Tahun Pajak

Konsolida-sian

PDRB Pajak

Konsolidasi PDRB

2021 (sd TW III)

805660 17060760 472

2020 976373 21400175 456

2019 1094835 21215033 516

2018 969055 19413822 499

Pajak Daerah Retribusi Daerah

HasilPengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

Lain-lainPendapatan AsliDaerah yang Sah

Provinsi 145729 2283 9573 12435

KabKota 56706 6445 9134 55189

Total 202435 8727 18707 67624

Kontribusi 6805 293 629 2273

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

000

50000

100000

150000

200000

250000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)

000500000

100000015000002000000

BelanjaPemerintah

Transfer

2020 1634738 134176

2021 1792091 139768

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II9 Belanja Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB

(dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

15

a Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah Dari total Belanja Konsolidasi komponen terbesar berasal dari sisi Belanja Pegawai sebesar Rp579787 miliar atau sebesar 5948 dari total Belanja Operasi disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 293881 miliar atau sebesar 3015

b Analisis pertumbuhan (growth) Belanja Pemerintah dan TKDD Meskipun terdapat pertumbuhan belanja antara Triwulan III-2020 dibandingkan dengan Triwulan III-2021 sebesar 921 namun terjadi penurunan signifikan pada pos Belanja Tak Terduga sebesar 9087 atau dari Rp29450 miliar pada tahun 2020 menjadi hanya Rp2688 miliar pada tahun 2021 Penurunan realisasi Belanja Tak Terduga ini diakibatkan oleh dampak pandemi yang terjadi pada gelombang kedua telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai sehingga terjadi penurunan realisasi yang signifikan dari pagu yang telah disediakan

c Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB

Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Namun sampai dengan triwulan III 2021 rasio belanja pemerintah masih berada di bawah rasio belanja tahun 2020 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja

pemerintah daerah Pada tahun 2020 rasio belanja pemerintah relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB dan kenaikan belanja Kenaikan belanja pemerintah daerah relatif lebih tinggi saat terjadinya pandemi namun tidak diikuti oleh pertumbuhan PDRB sehingga rasio belanja meningkat

233 SurplusDefisit Konsilidasian

Sampai dengan Triwulan III-2021 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Barat masih dalam posisi defisit Rp889280 miliar Posisi defisit ini disumbang oleh deficit dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1402585 miliar dan surplus dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 366161 miliar Kondisi ini turun sebesar 977 dibanding defisit yang terjadi pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 985539 miliar

Tahun Belanja

Pemerintah Konsolidasian

PDRB Belanja PDRB

2021 (sd TW III)

1792091 17060760 1050

2020 3255080 21400175 1521

2019 3076373 21215033 1450

2018 2939933 19413822 1514

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaBunga

Subsidi HibahBelanjaModal

BelanjaTak

Terduga

BantuanSosial

PUSAT 282351 249688 000 000 000 175327 000 383

DAERAH 579787 293881 152 000 99427 106928 2687 1481

TOTAL 862138 543569 152 000 99427 282255 2687 1863

KONTRIBUSI 4811 3033 001 000 555 1575 015 010

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian

Pusat Daerah Konsolidasi

Defisit -1402585 366161 -1036424

13533 -3533 10000

-6000

-4000

-2000

000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

-1600000

-1400000

-1200000

-1000000

-800000

-600000

-400000

-200000

-

200000

400000

600000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II11

SurplusDefisit Konsolidasian

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian

terhadap PDRB (dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

i

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat yang diberikan sehingga Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Kalimantan Barat dapat menyusun dan menyelesaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan III Tahun 2021 KFR merupakan output pelaksanaan tugas Kanwil DJPb yang memiliki fungsi pembinaan koordinasi supervisi dan representasi Kementerian Keuangan di daerah selaku pengelola fiskal sebagaimana dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262PMK012016 tentang Organisasi dan Tata Kerja lnstansi Vertikal DJPb KFR ini disusun berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 61PB2017 tentang Petunjuk Teknis Kajian Fiskal Regional

KFR Triwulan III Tahun 2021 terdiri atas beberapa analisis diantaranya analisis ekonomi regional yang berisi data kondisi dan analisis perekonomian dan kesejahteraan regional seperti PDRB berdasarkan pengeluaran dan sektorlapangan usaha kontribusi dan pertumbuhan sektorlapangan usaha terhadap PDRB dan fiskal inflasi serta indikator kesejahteraan seperti tingkat kemiskinan pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) Pada KFR ini juga memaparkan analisis fiskal regional yang terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasi APBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisis permasalahan dan solusinyaTopik utama dalam KFR Triwulan III Tahun 2021 ini yaitu analisis tematik dengan tema Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN dan Analisis Peluang Investasi Daerah

Penyusunan KFR ini telah melalui proses pengumpulan data dan informasi dari berbagai pihak sehingga kami berharap substansi KFR yang disusun telah memuat informasi kondisi fiskal Provinsi Kalimantan Barat yang komprehensif dan berguna kepada stakeholders regional Provinsi Kalimantan Barat

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung penyusunan KFR ini terutama berkaitan dengan penyediaan data yang diperlukan Kami menyadari bahwa dalam KFR ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga kami mohon kritik dan saran yang dapat digunakan untuk proses perbaikan dalam penyusunan KFR di masa yang akan datang

Pontianak 12 November 2021 Kepala Kantor Wilayah DJPb Provinsi Kalimantan Barat

Imik Eko Putro

ii

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK iii

DASHBOARD EKONOMI DAN FISKAL REGIONAL iv

RINGKASAN EKSEKUTIF vi

BAB I ANALISIS EKONOMI REGIONAL 11 Perkembangan dan Analisis Indikator Makro Ekonomi 1

111 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 1

112 Inflasi 2

12 Perkembangan dan Analisis Indikator Kesejahteraan 2

121 Kemiskinan 2

122 Pengangguran 3

123 Ketimpangan Pendapatan 4

124 Nilai Tukar Petani (NTP) 5

125 Nilai Tukar Nelayan (NTN) 5

BAB II ANALISIS FISKAL REGIONAL 21 Pelaksanaan APBN 6

211 Pendapatan Negara 6

212 Belanja Negara 8

213 SurplusDefisit 9

214 Prognosis APBN 9

215 Analisis Capaian Output Layanan Dasar Publik 10

22 Pelaksanaan APBD 10

221 Pendapatan Daerah 11

222 Belanja Daerah 12

223 SurplusDefisit APBD 12

224 Pembiayaan Daerah 12

225 Prognosis APBD 12

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian 13

231 Pendapatan Konsolidasian 13

232 Belanja Konsolidasian 13

233 SurplusDefisit Konsilidasian 15

BAB III ANALISIS TEMATIK 31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN 16

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan 20

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN 24

313 Rekomendasi Kebijakan 26

32 Analisis Peluang Investasi Daerah 27

321 Identifikasi Peluang Investasi 27

322 Nilai Kebutuhan Investasi 29

323 Informasi Pasar 29

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi 33

BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI 41 Simpulan 35

42 Rekomendasi 37

iii

Tabel II1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat 6

Tabel II2 Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap PDRB di Kalbar 8

Tabel II3 Perkiraan Ralisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar sd Akhir Tahun 2021 9

Tabel II4 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat sd Akhir Triwulan III Tahun 2020 dan 2021 10

Tabel II5 Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021 13

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021 13

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB 14

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB 15

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat Per Agustus 2021 18

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat Per Agustus 2021 19

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan Tahun 2021 20

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2021 21

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR Tahun 2021 21

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO 29

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia 30

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia 30

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas 31

Grafik I1 Pertumbuhan PDRB dan Growth PDRB Menurut Pengeluaran 1

Grafik I2 Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Usaha 1

Grafik I3 Tingkat Inflasi Kalimantan Barat dan Nasional 2

Grafik I4 Perkembangan Kemiskinan Kalimantan Barat 3

Grafik I5 Disparitas Kemiskinan Desa-Kota 3

Grafik I6 Tingkat Pengangguran Prov Kalimantan Barat 3

Grafik I7 Distribusi Pendapatan Masyarakat Kalimantan Barat 4

Grafik I8 Perkembangan NTP Kalimantan Barat 5

Grafik II1 Komponen Pendapatan Negara Triwulan III 2020 dan 2021 6

Grafik II2 Penerimaan Perpajakan Triwulan III Tahun 2020 dan 2021 7

Grafik II3 Penerimaan Bea Cukai Triwulan III Tahun 2020 dan 2021 7

Grafik II4 Penyaluran KUR Lingkup Kalimantan Barat sd Triwulan III 2021 9

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021 11

Grafik II6 Komposisi Belanja Triwulan III-2021 12

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian 13

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) 14

Grafik II9 Belanja Konsolidasian 14

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian 15

Grafik II11 SurplusDefisit Konsolidasian 16

Grafik III1 NTP Prov Kalimantan Barat Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani 17

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor Tahun 2017 sd Agustus 2021 22

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor Tahun 2017 sd Agustus 2021 23

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian Tahun 2018 sd 2021 23

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan Tahun 2018 sd 2021 24

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian Per Januari sd September 2021 25

Grafik III7 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar Per Januari sd September 2021 25

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar Per Januari sd September 2021 26

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier 28

Diagram III1 Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan 16

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia 29

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia 29

Perkembangan Kinerja PelaksanaanAPBN dan APBD Provinsi Kalimantan Barat

sd TRIWULAN III 2021

Realisasi PendapatanAPBN Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Realisasi BelanjaAPBN Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Realisasi Belanja TKDDAPBN Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Realisasi PendapatanAPBD Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Realisasi BelanjaAPBD Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Tren Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa

Provinsi Kalbar sd TW 2021 (dalam miliar rupiah)

Pagu - Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan Tahun 2018 sd 2021 Provinsi Kalbar (dalam jutaan rupiah)

Pagu - Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian Tahun 2018 sd 2021 Provinsi Kalbar (dalam jutaan rupiah)

vi

A Analisis Ekonomi Regional Indikator Ekonomi Makro dan Kesejahteraan

Tahun 2021 menjadi tahun kedua dimana seluruh dunia masih berjibaku dengan pandemi terlebih di awal periode Triwulan III 2021 Indonesia dilanda oleh pandemi gelombang kedua Namun demikian pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat masih dapat bertahan hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan sebesar 460 persen pada Triwulan III 2021 (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku Triwulan III 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun Dengan demikian pertumbuhan Kalimantan Barat berada di atas pertumbuhan nasional yang mencapai 351 persen

Pada September tahun 2021 Kalbar mengalami inflasi 034 persen lebih tinggi sebesar 038 persen dari inflasi Nasional yaitu -004 persen lebih tinggi apabila dibandingkan dengan inflasi periode yang sama tahun 2020 yang tercatat sebesar 002 persen Sesuai dengan rencana pembangunan yang tercantum pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) target indikator angka pengangguran Provinsi Kalbar Tahun 2021 adalah 363 persen namun sesuai dengan rilis data BPS Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020 Dimana TPT laki-laki sebesar 620 persen lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 521 persen Sedangkan pada Agustus 2021 TPT perkotaan (957

persen) lebih tinggi hampir tiga kali lipat TPT di Daerah perdesaan (386 persen)

Pada Agustus 2021 sejumlah 21606 ribu orang telah terdampak pandemi COVID-19 Kabar baiknya jumlah ini turun 11015 ribu orang dibandingkan Agustus 2020 Dalam beberapa kurun waktu terakhir distribusi pekerja di Kalimantan Barat mayoritas berada di sektor informal Tercatat per Agustus 2021 sebanyak 151 juta orang (6087 ) penduduk yang bekerja berada di sektor informal dan sisanya sebesar 97132 ribu orang (3913) berada di sektor formal Pada tataran nasional tingkat pengangguran Kalimantan Barat tersebut masih dibawah tingkat pengangguran nasional yang mencapai 649 persen

B Analisis Fiskal Regional Perkembangan dan Pengaruh Fiskal di Daerah (APBN dan APBD)

APBN berperan penting dalam menggerakkan perekonomian serta mengatasi pandemi Covid-19 yang berdampak pada sektor kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Realiasi pendapatan Kalimantan Barat sampai dengan Triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 1087 sedangkan belanja negara tumbuh negatif 924 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan Triwulan III 2021 mencapai Rp707749 atau 3415 persen dari total realisasi belanja APBN Belanja pemerintah sebagai stimulus perekonomian Kalbar meliputi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami pertumbuhan positif 1050 Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa periode Triwulan III 2021 sebesar Rp1364910 atau 6585 persen dari total belanja APBN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi

vii

belanja output strategis dan layanan dasar publik periode Triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor kesehatan Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

Pemulihan kondisi akibat pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Sedangkan Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018

C Analisis Tematik 1 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan namun di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang

viii

dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

D Analisis Tematik 2 Peluang Investasi Daerah

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu ldquoTerwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahanrdquo Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan Bappeda Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya

Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Apabila potensi tersebut dioptimalkan kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung Secara langsung hal ini akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian Secara umum terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

E Rekomendasi Kebijakan

Perlu adanya langkah-langkah strategis untuk mengakselerasi penyerapan APBD yang optimal

sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan

upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan Triwulan III 2021 realisasi

DAK Fisik masih 2954 persen Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak

akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas

yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

Selain itu diperlukan juga adanya Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui

KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang

perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat

menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan

Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan Kebijakan Input

Pertanian juga perlu dilakukan melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang pertanian sebagai tambahan

modal usaha pertanianmeningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja operasional

maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan

ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait

dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen

langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya

angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan

yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISIS EKONOMIREGIONAL

BAB I

1

11 Perkembangan dan Analisis Indikator Makro Ekonomi

111 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Seiring adanya beberapa pelonggaran aktivitas ekonomi ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen pada triwulan III 2021 (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun Namun demikian pertumbuhan di Kalimantan Barat berada di atas pertumbuhan nasional yang mencapai 351 persen

Struktur PDRB Kalimantan Barat menurut pengeluaran ata s dasar harga berlaku triwulan III 2021 tidak menunjukkan perubahan yang berarti Perekonomian Kalimantan Barat masih didominasi oleh Komponen PK-RT yang mencakup hampir separuh PDRB Kalimantan Barat yaitu sebesar 4832 persen diikuti oleh komponen PMTB sebesar 3111 persen Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 1376 persen Komponen PK-P sebesar 1171 persen dan Komponen PK-LNPRT sebesar 125 persen Sementara itu Komponen Impor Barang dan Jasa sebegai pengurang dalam PDRB memiliki peran sebesar 683 persen

Grafik I1 Pertumbuhan PDRB dan Growth PDRB Menurut Pengeluaran

Sumber data BPS Kalimantan Barat (diolah)

Grafik I2 Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Usaha

Sumber data BPS Kalimantan Barat (diolah)

2

Namun demikian jika diamati tren pertumbuhan PDRB secara triwulanan (q-to-q) dalam 3 tahun terakhir meskipun PDRB Kalimantan Barat selalu mengalami kontraksi di triwulan I namun masih mampu kembali tumbuh positif di triwulan berikutnya Namun masih dalam kondisi masa pandemi COVID-19 pada triwulan III 2021 dimana ekonomi Kalimantan Barat mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q to q)

Menurut lapangan usaha struktur PDRB Kalimantan Barat atas harga berlaku triwulan III 2021 tidak menunjukkan perubahan berarti Perekonomian Kalimantan Barat masih didominasi oleh Lapangan Usaha Pertanian Kehutanan dan Perikanan sebesar 2122 persen diikuti oleh Industri Pengolahan sebesar 1680 persen Konstruksi sebesar 1364 persen dan Perdagangan sebesar 1267 persen Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Kalimantan Barat mencapai 6433 persen

112 Inflasi

Inflasi diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang berlangsung secara berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu Demikian sebaliknya jika yang terjadi adalah penurunan harga secara umum maka disebut deflasi Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

Grafik I3 Tingkat Inflasi Kalimantan Barat dan Nasional

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Tingkat inflasi tahun kalender sampai dengan Oktober 2021 sebesar 085 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2021 terhadap Oktober 2020) sebesar 174 persen Arah inflasi Kalimantan Barat berlawanan dengan arah inflasi Nasional dimana secara Nasional mengalami inflasi sedangkan Kalimantan Barat mengalami deflasi

12 Perkembangan dan Analisis Indikator Kesejahteraan

121 Kemiskinan

Secara umum pada periode Maret 2010 - Maret2021 tingkat kemiskinan di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi baik dari sisi jumlah maupun persentasenya Selama lebih dari satu dasawarsa ini jumlah penduduk miskin Kalimantan Barat telah dapat ditekan cukup signifikan dari 42876 ribu jiwa (Maret 2010) menjadi 36789 ribu jiwa (Maret 2021) Terjadi penurunan persentase penduduk miskin yang melambat yakni 187 persen dari periode Maret 2010 (902 persen) sampai Maret 2021 (715 persen) Perkembangan tingkat kemiskinan Maret 2010 sampai dengan Maret 2021 ditunjukkan oleh Grafik I4

3

42876

38439 38227

37122 36507

38071

40734 40151

38192 38370

40551

38135

39032 38743 38881 38708

36973

37841

37047 36677

37071 36789

902

800

848

817796

824

874

854

807 803

844

787 800788

786 777

737 749

728 717 724 715

680

730

780

830

880

930

980

32000

34000

36000

38000

40000

42000

44000

Maret2010

Maret2011

Sept2011

Maret2012

Sept2012

Maret2013

Sept2013

Maret2014

Sept2014

Maret2015

Sept2015

Maret2016

Sept2016

Maret2017

Sept2017

Maret2018

Sept2018

Maret2019

Sept2019

Maret2020

Sept2020

Maret2021

Grafik I4 Perkembangan Kemiskinan Kalimantan Barat

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat pada Maret 2021 mencapai 36789 ribu orang Terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 282 ribu orang dibandingkan September 2020 Jika dibandingkan dengan angka Maret tahun sebelumnya jumlah penduduk miskin bertambah sebanyak 112 ribu orang

Berdasarkan derah tempat tinggal sesuai dengan Grafik V disamping pada periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen Empat jenis komoditi yang paling berpengaruh terhadap kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras rokok kretek filter telur ayam ras dan daging ayam ras Sedangkan tiga jenis komoditi bukan makanan yang paling dominan adalah biaya perumahan bensin dan listrik

122 Pengangguran

Grafik I5 Disparitas Kemiskinan Desa-Kota

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Grafik I6 Tingkat Pengangguran Prov Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

4

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582

persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020 Dimana TPT laki-laki sebesar 620

persen lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 521 persen Sedangkan pada Agustus

2021 TPT perkotaan (957 persen) lebih tinggi hampir tiga kali lipat TPT di Daerah perdesaan (386

persen) Dalam beberapa kurun waktu terakhir distribusi pekerja di Kalimantan Barat mayoritas

berada di sektor informal Tercatat per Agustus 2021 sebanyak 151 juta orang (6087 ) penduduk

yang bekerja berada di sektor informal dan sisanya sebesar 97132 ribu orang (3913) berada di

sektor formal Pada tataran nasional tingkat pengangguran Kalimantan Barat tersebut masih

dibawah tingkat pengangguran nasional yang mencapai 649 persen

Pada Agustus 2021 sejumlah 21606 ribu orang telah terdampak pandemi COVID-19 Kabar baiknya

jumlah ini turun 11015 ribu orang dibandingkan Agustus 2020 Optimisme akan berbagai upaya

pemerintah termasuk adanya program vaksinasi dalam menekan laju jumlah kasus COVID-19 dan

upaya pemulihan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu mendorong

peningkatan lapangan kerja serta mengurangi jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat

123 Ketimpangan Pendapatan

Pada Maret 2021 tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Kalimantan Barat yang diukur oleh

Gini Ratio adalah sebesar 0313 Angka ini turun sebesar 0012 poin jika dibandingkan dengan Gini

Ratio September 2020 yang sebesar 0325 Sementara jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret

2020 (0317) tercatat penurunan yang ebih kecil sebesar 0004 poin Gini Ratio daerah perkotaan

pada Maret 2021 tercatat sebesar 0341 naik sebesar 0012 poin dibandingkan dengan Gini Ratio

September 2020 yang sebesar 0329

Dibandingkan dengan Gini Ratio setahun sebelumnya tercatat peningkatan (0006 poin) yaitu pada

posisi 0335 pada Maret 2020 Sementara itu Gini Ratio di daerah perdesaan pada Maret 2021

tercatat sebesar 0267 atau turun sebesar 0006 poin dibanding angka September 2020 sebesar

0273 dan tercatat turun sebesar 0005 poin terhadap Gini Ratio Maret 2020 yang tercatat sebesar

0272

Pada Maret 2021 distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 2127

persen Artinya pengeluaran penduduk berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah Apabila

dirinci menurut wilayah di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 1957 persen sedangkan

perdesaan mencatat angka yang lebih tinggi yaitu sebesar 2318 persen Artinya baik di daerah

perkotaan maupun perdesaan di Kalimantan Barat termasuk dalam kategori ketimpangan rendah

0377

03510341 0344

03350329

0341

0277 0278 0281 02790272 0273

0267

0339

0327 03270318 0317

03250313

Maret-18 Sept-18 Maret-19 Sept-19 Maret-20 Sept-20 Maret-21

Kota Desa Kota+Desa

Grafik I7 Distribusi Pendapatan Masyarakat Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

5

10286 10325 10326 1031 10329 10293 10339 10359 10348 10468 10568 10667

11497 11701 11698 11731 12082 1228 12441 12737 12681 13056 13425 13763

Nov 20 Des Jan 21 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

Nasional Kalbar

124 Nilai Tukar Petani

Pada bulan Oktober NTP Kalimantan Barat sebesar 13763 dengan NTP masing- masing subsektor tercatat sebesar 9405 untuk subsektor tanaman pangan (NTP-P) 10569 untuk sub sektor hortikultura (NTP-H) 1610218 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR) 10077 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 10588 untuk subsektor perikanan (NTNP) Kabar baiknya NTP Provinsi Kalimantan Barat selalu berada pada level surplus dan lebih tinggi daripada NTP Nasional yang artinya kesejahteraan petani di Kalimantan Barat lebih baik daripada level nasional Adanya kenaikan NTP pada bulan Oktober 2021 ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal

125 Nilai Tukar Nelayan

Pada Provinsi Kalimantan Barat Nilai Tukar Nelayan tidak dihitung secara spesifik namun masuk

dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi

lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan Oktober

2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat naik sebesar 038 persen Hal ini terjadi karena

It naik sebesar 057 persen sedangkan Ib naik sebesar 019 persen

Pada Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada Oktober 2021 turun sebesar 004 persen Hal ini

terjadi karena It meningkat sebesar 013 persen lebih rendah dari peningkatan Ib sebesar 016

persen Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga berbagai komoditas Subsektor Perikanan

Tangkap sebesar 057 persen dan subsector Perikanan Budidaya sebesar 013 persen Sedangkan

kenaikan Ib sebesar 018 persen disebabkan kenaikan indeks kelompok IKRTsebesar 015 persen

dan indeks kelompok BPPBM sebesar 024 persen

Grafik I8

Perkembangan NTP Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

BAB II

ANALISIS FISKALREGIONAL

6

21 Pelaksanaan APBN

Sampai dengan triwulan III tahun 2021 alokasi dana APBN masih sangat berperan dalam menggerakkan perekonomian dan mengatasi pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Realiasi pendapatan Kalimantan Barat dalam tekanan berkurangnya aktivitas perekonomian masyarakat masih mengalami pertumbuhan sebesar 1087 sedangkan belanja negara tumbuh negatif 924 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Belanja Pemerintah Pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 namun Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa mengalami pertumbuhan negatif 1585

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu belanja sejalan dengan prioritas Pemerintah Di masa pandemi COVID-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas Pemerintah khususnya dalam mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis

Realisasi APBN antara triwulan III tahun 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebagaimana tabel II1

Tabel II1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

Uraian

2020 2021

Growth Pagu Realisasi

Realisasi Pagu Realisasi

Realisasi

A PENDAPATAN NEGARA 733266 539417 7356 830880 677664 8156 1087

I PENERIMAAN DALAM NEGERI 733266 539417 7356 820702 676068 8238 11 98

1 Penerimaan Pajak 635639 420175 6610 738041 508445 6889 422

2 Bea Cukai 44991 56607 12582 33842 100938 29827 13706

3 PNBP 52636 62635 11900 48820 66685 13659 1479

II HIBAH 000 000 - 10178 1596 1568 -

1 Hibah 000 000 - 10178 1596 1568 -

B BELANJA NEGARA 2840900 2134233 7513 3039749 2072659 6819 -924

I BELANJA PEMERINTAH PUSAT 943876 552084 5849 1095018 707749 6463 1050

1 Belanja Pegawai 385326 270911 7031 389560 282351 7248 309

2 Belanja Barang 388981 204332 5253 389085 249688 6417 2216

3 Belanja Modal 168468 76364 4533 315588 175327 5556 2256

4 Belanja Bantuan Sosial 1102 477 4326 785 383 4872 1262

5 Belanja Lain-lain 000 000 - 000 000 - -

IITRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 1897024 1582148 8340 1944731 1364910 7019 -1585

1 Transfer ke Daerah 1694956 1422744 8394 1738598 1224977 7046 -1606

a Dana Perimbangan 1654531 1388755 8394 1720299 1214698 7061 -1588

1) Dana Alokasi Umum 1097756 922099 8400 1084421 863895 7966 -516

2) Dana Bagi Hasil 73421 48316 6581 91245 73833 8092 2296

3) Dana Alokasi Khusus 483355 418340 8655 544632 276970 5085 -4124

Dana Alokasi Khusus Fisik 182261 170001 9327 239863 70849 2954 -6833

Dana Alokasi Khusus Non Fisik 301094 248339 8248 304770 206120 6763 -1800

d Dana Insentif Desa 40425 33989 8408 18299 10280 5617 -3319

2 Dana Desa 202068 159404 7889 206133 139933 6788 -1395

C SURPLUS DEFISIT -2107635 -1594816 7567 -2208869 -1394995 6315 -1654

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

211 Pendapatan Negara

a Analisa Kontribusi Pendapatan Negara dan Hibah

Total pendapatan negara sampai dengan periode

triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar

mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan

periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417

miliar Komposisi utama dari pendapatan negara

berasal dari penerimaan perpajakan sebesar

Rp508445 atau 7503 Bea Cukai Rp100938 miliar

atau 1489 PNBP sebesar Rp66685 atau 984

dan Hibah sebesar Rp1596 atau 024

000

200000

400000

600000

Pajak Bea Cukai PNBP Hibah

2020 420175 56607 62635 0

2021 508445 100938 66685 1596

Grafik II1 Komponen Pendapatan Negara Triwulan III

2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

7

b Analisis Pertumbuhan Penerimaan Perpajakan

1) Penerimaan Pajak

Penerimaan sektor perpajakan Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III 2021 tercatat 6889 persen dari target tahun 2021 sebesar Rp738 triliun Terjadi pertumbuhan penerimaan sebesar Rp88270 miliar atau 422 persen jika dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama tahun 2020 Pertumbuhan positif penerimaan pajak di Kalbar juga didukung kesadaran wajib pajak yang semakin tinggi Terdapat 5 sektor penyumbang penerimaan pajak Kalbar sebesar 7775 kontribusinya dengan pertumbuhan 1322 Kelima sektor tersebut yaitu Perdagangan besar dan eceran Pertanian kehutanan dan perikanan Industri pengolahan Jasa keuangan dan Asuransi serta Transportasi dan pergudangan Sedangkan kontribusi sebesar 2225 disumbangkan selain 5 sektor tersebut dengan pertumbuhan 610 Dominasi penerimaan perpajakan berasal dari PPh sebesar Rp209875 miliar PPN dan PTLL sebesar Rp265420 miliar Sisanya disumbangkan dari penerimaan PBB dan Pajak Lainnya sebesar Rp3315 miliar

2) Penerimaan Bea Cukai

Penerimaan sektor Bea dan Cukai wilayah

Kalimantan Bagian Barat periode triwulan III 2020

sebesar Rp100938 miliar atau naik 7831 persen

bila dibandingkan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Penerimaan Bea dan Cukai

menyumbangkan kontribusi kepada pendapatan

negara sebesar 1489 persen Secara agregat

penerimaan sektor Bea Cukai telah mencapai

29827 persen melampaui target Nilai devisa

ekspor sampai dengan triwulan III 2021 mengalami

kenaikan Beberapa komoditi potensial

penyumbang devisa meliputi CPO dan turunannya

Washed Bauksit Smelter Grade dan Chemical

Grade Alumina Karet Alam Plywood dan Barang

dari Kayu Kelapa Bulat Residu Rokok Pasir

Zirkon Karet Sintetik serta Komoditas lain

c Analisis Komposisi PNBP

Penerimaan Negara Bukan Pajak sampai dengan periode triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan

sebesar Rp4050 miliar atau 1479 persen dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Komposisi kontribusi PNBP kepada pendapatan negara sebesar 984 persen

Penerimaan PNBP disumbangkan secara signifikan dari peningkatan layanan BLU Pemerintah

Pusat dengan jumlah Rp36863 miliar atau 5528 dari total penerimaan PNBP Rp66685 miliar

Sedangkan kontribusi PNBP Lainnya sebesar Rp29822 miliar atau 4472 dengan sumbangan

utama dari PNBP POLRI serta PNBP Pelabuhan dan Pelayaran

000100000200000300000400000500000600000

PPh PPNdanPTLL

PBB PL Total

2020 204808 201714 8872 5837 421231

2021 209875 265420 21982 11168 508445

Grafik II2 Penerimaan Perpajakan Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

000

50000

100000

150000

BeaMasuk

BeaKeluar

Cukai Total

2020 1904 52695 2008 56607

2021 2090 95218 3631 100938

1904

52695

2008

566072090

95218

3631

100938

Grafik II3 Penerimaan Bea Cukai Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

8

d Analisa tax rasio terhadap PDRB

Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah

Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan

triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax

ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara

langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun

faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung

adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan

utamanya insentif perpajakan yang masih

berlangsung di beberapa sektor

e Analisis perpajakan sektoral terhadap PDRB menurut lapangan usaha

Berdasarkan rilis data BPS Kalbar periode triwulan III 2021 ada beberapa bidang usaha yang mulai

tumbuh antara lain

1) Sektor Pertanian Produksi kelapa sawit meningkat lebih besar dibandingkan tahun lalu untuk memenuhi permintaan CPO yang tinggi pada pasar global Selain itu produksi sektor kehutanan tercermin dari data kayu bulat yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya

2) Industri pengolahan tumbuh positif Dibandingkan tahun sebelumnya volume muat CPO mengalami peningkatan Data Purchasing Managerrsquos Index (PMI) sektor makanan minuman dan tembakau juga meningkat

3) Sektor Kontruksi tumbuh positif Realisasi pengadaan semen Asosiasi Semen Indonesia (ASI) meningkat Selain itu berdasarkan data bongkar semen dan tiang pancang naik meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

4) Sektor perdagangan tumbuh positif Realisasi pajak kendaraan BBN KB-I meningkat dibandingkan tahun lalu Selain itu berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) dan volume bongkar kendaraan juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

5) Sektor Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh positif Terdapatnya kasus baru covid-19 yang pada triwulan III menyebabkan aktivitas rumah sakit kembali meningkat sehingga menyebakan layanan jasa kesahatan dan kegiatan sosial mengalami peningkatan

212 Belanja Negara

a Analisis Belanja Negara

Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan triwulan III 2021 mencapai Rp707749 atau 3415 persen dari total realisasi belanja APBN Belanja pemerintah sebagai stimulus perekonomian Kalbar meliputi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami pertumbuhan positif 1050

Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa periode triwulan III 2021 sebesar Rp1364910 atau 6585 persen dari total belanja APBN Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen

b Analisis pertumbuhan Belanja Pemerintah Pusat dan TKDD

Berdasarkan data realisasi belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 sebagai pendorong laju pertumbuhan ekonomi di masa pandemic covid-19 Pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat yang diprioritaskan untuk kenaikan belanja gaji pegawai belanja bantuan sosial belanja barang untuk penanganan covid-19 dan pembayaran insentif tenaga kesehatan

Tahun Penerimaan Perpajakan

PDRB Perpajakan

PDRB

2021 (sd TW III)

508445 17060760 298

2020 652141 21400175 305

2019 678830 21215033 320

2018 645326 19413822 332

Sumber DJP dan BPS (diolah)

Tabel II2 Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap

PDRB di Kalbar (dalam miliar rupiah)

9

Sedangkan realisasi TKDD mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 Penyaluran DAK Fisik baru terealisasi sebesar 2954 persen dari total pagu sebesar Rp23986 miliar atau menurun 6833 persen miliar Sebagian besar alokasi DAK Fisik untuk pengadaan sarana dan prasarana fisik yang masih dalam proses lelang sehingga penyerapan anggaran belum optimal

c Analisis kemanfaatan Belanja Pemerintah Pusat

Kebijakan dan alokasi anggaran belanja negara termasuk kebijakan anggaran belanja pemerintah pusat sebagai salah satu instrumen utama kebijakan fiskal menempati posisi yang sangat strategis dalam mendukung akselerasi pembangunan yang berkelanjutan dan berdimensi kewilayahan untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah sejalan dengan prioritas pemerintah Di masa pandemi covid-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas utama khususnya dalam rangka mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis Realisasi belanja pemerintah pusat telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu

d Manajemen Investasi Pemerintah

Investasi Pemerintah Pusat adalah Kredit Program berupa pemberian tambahan modal usaha kepada UMKM lingkup Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III tahun 2021 telah tersalurkan sebesar Rp293784 miliar (75903 UMKMdebitur)

213 SurplusDefisit

Realisasi pendapatan APBN Provinsi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi defisit anggaran sebesar Rp1394995 miliar Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 dengan besaran defisit sebesar Rp1594816 terjadi penurunan tingkat defisit 1664 persen

214 Prognosis APBN

Perkiraan realisasi APBN sampai dengan akhir tahun 2021 diperoleh dengan menggunakan penghitungan analisa trand dan atau rata-rata untuk penerimaan pendapatan dan belanja negara melalui data historis tahun 2018 sampai dengan tahun 2020

Tabel II3 Perkiraan Ralisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar sd Akhir Tahun 2021

Uraian 2018 2019 2020 2021

PENDAPATAN NEGARA 768292 871660 834384 890871

1 Penerimaan Pajak 64012 727547 676488 717751

2 Bea dan Cukai 4201 61735 75520 93264

3 PNBP 8616 82378 82376 79856

BELANJA NEGARA 2969551 3001701 2760700 2701800

1 Belanja Pemerintah Pusat 1039925 967435 879993 802519

2 Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa 1929626 2034266 1880707 1899281

SURPLUS DEFISIT (2201259) (2130041) (1926316) (1810929)

Sumber data OMSPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bag Barat

-

500

1000

1500

2000

2500

3000

KalimantanBarat

Sambas

Mempawa

h

Sanggau

Ketapang

Sintang

Kapuas

Hulu

Bengkayang

Landak

Sekadau

Melawi

Kayong

Utara

KubuRaya

Pontianak

Singkawan

g

Jumlah

Debitur 22 7555 4742 8861 6489 6231 4768 4913 5423 3096 2238 1328 9404 7534 3299 7590

Nilai Akad 9943 2903 1742 3058 2768 2755 1654 1536 1872 1340 9623 4536 3234 3631 1455 2937

Nilai Outstanding 6061 2554 1485 2639 2357 2412 1380 1343 1680 1217 8653 3957 2731 3020 1245 2533

Mili

ar

Grafik II4

Penyaluran KUR Lingkup Kalimantan Barat sd Triwulan III 2021

Sumber Sistem Informasi Kredit Program (SIKP)

10

Perkiraan Pendapatan Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 sebesar Rp890871 miliar

terdiri dari perkiraan Penerimaan Pajak sebesar Rp717751 penerimaan Bea dan Cukai sebesar

Rp93264 miliar dan perkiraan PNBP sebesar Rp79856

Perkiraan Belanja Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 akan tercapai sebesar Rp27018

miliar Belanja pemerintah pusat diperkirakan sebesar Rp802519 miliar dan Belanja Transfer ke

Daerah dan Dana Desa diperkirakan akan terserap sebesar Rp1899281 miliar

215 Analisis Capaian Output Layanan Dasar Publik

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi

1) Sektor pendidikan bersumber dana APBN merupakan Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar Output strategis yang ditargetkan antara lain berupa Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah 40104 orang Bantuan Pendidikan Tinggi 628 orang Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 2303 orang dan Sarana Pendukung Pembelajaran sebanyak 30 paket

2) Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Output yang ditargetkan antara lain Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 9989 unit Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat 1168 SR Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) 1389 m Jalan Strategis (ProPN) 110 KM dan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) 151 KM

3) Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar Output yang ditargetkan antara lain Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi 234 orang Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) 300 orang Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan 1 paket dan Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes 1 paket

22 Pelaksanaan APBD

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 telah memaksa pemerintah untuk membatasi pergerakan masyarakat terlebih saat adanya gelombang kedua pandemi di Indonesia yang terjadi pada akhir Juni hingga Juli 2021 Hal ini memberikan dampak yang cukup signifikan pada aktivitas masyarakat dan berimbas pada kegiatan produksi konsumsi hingga laju pertumbuhan ekonomi Pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi

Tabel II4 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

sd Akhir Triwulan III Tahun 2020 dan 2021

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

PENDAPATAN 2633280 1820273 6913 2568471 1681253 6546 -531

PENDAPATAN ASLI DAERAH 460106 269612 5860 477763 231436 4844 -1733 Pajak Daerah 302992 184136 6077 311923 155897 4998 -1776 Retribusi Daerah 15453 11617 7518 15281 8372 5479 -2712 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 20028 18936 9455 21220 17852 8413 -1102 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 121633 54923 4515 129339 49314 3813 -1556

PENDAPATAN TRANSFER 2044468 1529438 7481 2027702 1427694 7041 -588 Transfer dari Pemerintah Pusat 1802572 1413602 7842 1720299 1214698 7061 -996 Dana Bagi Hasil Pajak atau Bagi Hasil Bukan Pajak 59779 48919 8183 91245 73833 8092 -112 Dana Alokasi Umum 1234375 965144 7819 1084421 863895 7966 189 Dana Alokasi Khusus 508418 399539 7858 544632 276970 5085 -3529

11

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

Transfer antar Daerah 90186 48854 5417 82971 62784 7567 3969 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 81221 48794 6008 82971 58612 7064 1759 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 8965 060 067 000 4172 000 000 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 151710 66982 4415 224432 150212 6693 5159

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 128706 21222 1649 63006 22123 3511 11295 Pendapatan Hibah 50905 16309 3204 12657 21731 17169 43591 Pendapatan Lainnya 77801 4913 632 50350 392 078 -8766

BELANJA DAERAH 2697978 1216830 4510 2705329 1226920 4535 056

BELANJA OPERASI 1788473 955565 5343 1727155 926999 5367 045 Belanja Tidak Langsung 992176 710565 7162 1003483 666505 6642 -726 Belanja Pegawai 806104 578173 7172 910353 566012 6217 -1331 Belanja Bunga 200 174 8715 400 152 3793 -5647 Belanja Subsidi 000 000 000 000 000 000 000 Belanja Hibah 179277 128945 7192 87194 98780 11329 5751 Belanja Bantuan sosial 6594 3273 4964 5536 1427 2577 -4809 Belanja Lainnya 000 000 000 000 136 000 000 Belanja Langsung 796297 245000 3077 723671 260493 3600 1699 Belanja Pegawai 113729 000 000 000 000 000 000 Belanja Barang dan Jasa 682569 245000 3589 723671 260493 3600 028

BELANJA MODAL 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540 Belanja Modal 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540

BELANJA TAK TERDUGA 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857 Belanja Tak Terduga 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857

BELANJA TRANSFER 391164 134176 3430 418083 202044 4833 4089 TransferBagi Hasil Pendapatan 78597 53974 6867 108271 62303 5754 -1620 Belanja Bantuan Keuangan 312567 80203 2566 309813 139741 4510 7578

SURPLUSDEFISIT -64699 603442 -93270 -136858 454333 -33197 -6441 PEMBIAYAAN 95268 111882 11744 101027 106210 10513 -1048 Penerimaan Pembiayaan 116283 131717 11327 126342 116210 9198 -1880 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 103628 131717 12711 112941 102245 9053 -2878 Pencairan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Hasil Penjualan KD yang Dipisahkan 000 000 000 000 000 000 000 Penerimaan Pinjaman Daerah 12650 000 000 13397 13965 10424 000 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 005 000 000 005 000 000 000 Penerimaan Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan 21015 19835 9439 25315 10000 3950 -5815 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo 8475 8475 10000 9500 000 000 -10000 Penyertaan Modal Daerah 12540 11360 9059 15815 10000 6323 -3020 Pembentukan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Pemberian Pinjaman Daerah 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) 30569 715325 234001 -35831 560543 -156443 -16686

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

Berdasarkan Tabel II1 dapat diketahui bahwa Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

221 Pendapatan Daerah

Pada sisi pendapatan capaian tertinggi terdapat pada Pendapatan Transfer Daerah yaitu sebanyak Rp1427694 miliar atau sekitar 7041 dari total realisasi pendapatan Secara lebih khusus capaian tertinggi dari Pendapatan Transfer Daerah terdapat pada sisi Transfer dari Pemerintah Pusat yaitu sebesar Rp 1214698 miliar atau sekitar 7224 dari total seluruh pendapatan daerah

Sementara untuk sisi Pendapatan Asli Daerah total realisasi adalah sebesar 5947 turun sebesar 1396 dibanding tahun 2020 pada periode yang sama (year on year) Penurunan ini dikarenakan adanya gelombang kedua pandemi yang terjadi pada awal Triwulan III mengakibatkan adanya kontraksi ekonomi sehingga memaksa pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan yang lebih ketat dan berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian sehingga terjadi penurunan yang cukup besar pada retribusi daerah dan pajak daerah dibanding tahun sebelumnya

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021

PENDAPATAN ASLIDAERAH

PENDAPATANTRANSFER

LAIN-LAINPENDAPATAN

DAERAH YANG SAH

PAGU 477763 2027702 63006

REALISASI 231436 1427694 22123

realisasi 4844 7041 3511

GROWTH (y-o-y) -1733 -1606 11295

-2500

000

2500

5000

7500

10000

12500

000

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

12

222 Belanja Daerah

Pada APBD Kalbar 2021 pagu belanja adalah sebesar Rp 2705329 miliar dengan realisasi hingga Triwulan III adalah sebesar Rp1226920 miliar atau sekitar 4535 Di antara semua sisi belanja belanja operasi dan belanja transfer mengalami pertumbuhan positif dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Sedangkan untuk belanja modal dan belanja tak terduga mengalami pertumbuhan negatif khususnya pada belanja tak terduga yang mengalami penurunan sebesar 9857 Hal ini diakibatkan oleh adanya alokasi yang besar pada Belanja Tak Terduga sebagai antisipasi adanya gelombang pandemi Covid-19 yaitu sebesar Rp30354 miliar namun realisasi anggaran sampai akhir Triwulan III hanya sebesar Rp 2567 miliar atau hanya sekitar 846 hal ini dikarenakan gelombang kedua yang terjadi telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai pada akhir September Hal ini berbeda jauh dari kondisi tahun 2020 dimana belum ada persiapan anggaran untuk Belanja Tak Terduga sehingga pagu yang tersedia hanya sebesar Rp4964 miliar namun realisasi yang terjadi sebesar Rp 29450 miliar atau sekitar 5933

223 SurplusDefisit APBD

Dengan kondisi penyerapan belanja yang masih belum maksimal kondisi yang terjadi hingga Triwulan III 2021 adalah surplus sebesar Rp454333 miliar Hal ini berbeda jauh dengan rencana anggaran dimana pagu menunjukkan kondisi defisit sebesar Rp113897 miliar Selain dikarenakan sangat rendahnya penyerapan pada Belanja Tak Terduga yang masih berada di bawah 10 kondisi surplus yang terjadi juga diakibatkan oleh penyerapan beberapa belanja yang masih belum maksimal seperti penyerapan terendah yang ada pada sisi Belanja ada pada Belanja Modal yang baru terserap sebesar Rp 95309 miliar dari total pagu Rp529736 miliar atau sekitar 1799 Selanjutnya penyerapan yang masih rendah lainnya adalah pada sisi Belanja Barang dan Jasa yang baru terserap sebesar Rp260493 miliar dari total Rp723671 miliar atau hanya sekitar 36

224 Pembiayaan Daerah

Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran rencana anggaran untuk pembiayaan tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran Sedangkan dari sisi pengeluaran pembiayaan belum ada realisasi dari Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo dengan pagu sebesar Rp95 miliar sementara untuk Penyertaan Modal Daerah telah terealisasi sebesar Rp100 miliar atau sekitar 6323 dari total pagu Rp15815 miliar

225 Prognosis APBD

Tahun 2021 merupakan momentum untuk memulihkan ekonomi pasca hantaman pandemi di tahun pertama serta mempercepat berbagai program untuk memperkuat ketahanan menghadapi gelombang pandemi yang akan datang seperti program vaksinasi Di tengah upaya keras untuk menangani masalah kesehatan dan memulihkan ekonomi prognosis untuk anggaran pendapatan mengalami penurunan sedangkan untuk prognosis belanja mengalami peningkatan sehingga untuk kondisi yang diproyeksikan adalah defisit sebesar Rp65631 miliar sebagaimana tabel di bawah ini

BELANJAOPERASI

BELANJAMODAL

BELANJATAK

TERDUGA

BELANJATRANSFER

PAGU 1727155 529736 30355 418083

REALISASI 926999 95310 2568 202044

realisasi 5367 1799 846 4833

GROWTH (yoy) 045 -540 -9857 4089

-12000-10000-8000-6000-4000-20000002000400060008000

000200000400000600000800000

100000012000001400000160000018000002000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II6

Komposisi Belanja Triwulan III-2021

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

13

Tabel II5

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021

(dalam miliar rupiah)

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan Lampiran I Peraturan Pemerintah No71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik (reciprocal accounts)

LKPK Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana tabel berikut

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021

Uraian TW III - 2020 TW III - 2021

Growth Konsolidasian Pusat Daerah Konsolidasian

Pendapatan Negara 783375 669910 1683078 1042579 3309

Pendapatan Perpajakan 654482 603225 202435 805660 2310

Pendapatan Bukan Pajak 128893 66685 104481 171166 3280

Hibah 000 0 15268 2319 000

Transfer 000 0 1360893 63434 000

Belanja Negara 1768914 2072495 1316917 1931859 921

Belanja Pemerintah 1634738 707749 1084342 1792091 963

Transfer 134176 1364746 232575 139768 417

SurplusDefisit -985539 -1402585 366161 -889280 -977

Pembiayaan 111882 0 76401 76401 -3171

Penerimaan Pembiayaan Daerah 131717 0 95901 95901 -2719

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 19835 0 195 195 -169

Sisa Lebih (Kurang) -873657 -1402585 442562 -812879 -696

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

231 Pendapatan Konsolidasian

Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

Uraian Realisasi Prognosis

2018 2019 2020 2021

Pendapatan 2422952 2563928 2355545 2329837

Pendapatan Asli Daerah 390903 404671 381430 382862

Pendapatan Transfer 1985433 2084816 1865863 1859133

Lain-Lain Pendapatan Daerah 46616 74442 108253 87842

Belanja Daerah 2345817 2510634 2375111 2395468

Belanja 1979867 2107845 2032758 2048701

Transfer 365950 402789 342353 346767

SurplusDefisit 77135 53295 -19566 -65631

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

PendapatanPerpajakan

PendapatanBukan Pajak

Hibah Transfer

2020 654482 128893 000 000

2021 805660 171166 2319 63434

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Realisasi Pendapatan sampai dengan tahun

2020 mencapai Rp2355545 miliar sementara

untuk realisasi belanja sebesar Rp2375111

miliar sehingga terdapat defisit sebesar

Rp19566 miliar Melihat trend pendapatan

yang fluktuatif dari tahun ke tahun untuk

prognosis pendapatan di akhir tahun 2021

(Triwulan IV) adalah sebesar Rp2329837

miliar sedangkan untuk prognosis belanja

adalah sebesar Rp2395468 miliar sehingga

diperoleh proyeksi kondisi untuk akhir tahun

2021 adalah defisit sebesar Rp65631 miliar

14

a Analisis kontribusi komponen Pendapatan Konsolidasian Kontribusi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Daerah menyumbang jumlah yang cukup besar dengan kontribusi paling besar dari sisi Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar Rp297494 miliar disusul oleh Pendapatan Transfer sebesar Rp1360893 miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp24691 miliar

b Analisis pertumbuhan (growth) komponen Pendapatan Konsolidasian Meskipun pandemi masih terjadi namun perekonomian di Kalbar sudah mulai menuju pada kemandirian hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada pos Pendapatan Asli Daerah Triwulan III-2021 sebesar Rp 27881 miliar atau sekitar 1034 dari Triwulan III-2020 Kenaikan pada PAD disokong paling besar oleh Pajak Daerah yang berkontribusi sebesar Rp202435 miliar atau sekitar 6805 dari total PAD Dibandingkan dengan tahun 2020 pendapatan dari pajak daerah ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp18299 miliar atau sekitar 10 dari total pajak daerah yang berhasil dihimpun pada periode yang sama di tahun sebelumnya

c Analisis tax ratio atau rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Namun pada triwulan III 2021 tax ratio terhadap PDRB menunjukkan perbaikan dimana ada kenaikan meskipun tidak sebesar di

tahun-tahun sebelum pandemi melanda Sinyal positif ini merupakan tanda adanya keberhasilan atas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi salah satu program utama pemerintah disamping pemulihan kesehatan melalui vaksinasi yang mulai digalakkan sejak awal tahun 2021 Tentunya hal ini harus terus didukung oleh administrasi perpajakan yang terus disempurnakan serta perbaikan struktur ekonominya

232 Belanja Konsolidasian

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Tahun Pajak

Konsolida-sian

PDRB Pajak

Konsolidasi PDRB

2021 (sd TW III)

805660 17060760 472

2020 976373 21400175 456

2019 1094835 21215033 516

2018 969055 19413822 499

Pajak Daerah Retribusi Daerah

HasilPengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

Lain-lainPendapatan AsliDaerah yang Sah

Provinsi 145729 2283 9573 12435

KabKota 56706 6445 9134 55189

Total 202435 8727 18707 67624

Kontribusi 6805 293 629 2273

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

000

50000

100000

150000

200000

250000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)

000500000

100000015000002000000

BelanjaPemerintah

Transfer

2020 1634738 134176

2021 1792091 139768

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II9 Belanja Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB

(dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

15

a Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah Dari total Belanja Konsolidasi komponen terbesar berasal dari sisi Belanja Pegawai sebesar Rp579787 miliar atau sebesar 5948 dari total Belanja Operasi disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 293881 miliar atau sebesar 3015

b Analisis pertumbuhan (growth) Belanja Pemerintah dan TKDD Meskipun terdapat pertumbuhan belanja antara Triwulan III-2020 dibandingkan dengan Triwulan III-2021 sebesar 921 namun terjadi penurunan signifikan pada pos Belanja Tak Terduga sebesar 9087 atau dari Rp29450 miliar pada tahun 2020 menjadi hanya Rp2688 miliar pada tahun 2021 Penurunan realisasi Belanja Tak Terduga ini diakibatkan oleh dampak pandemi yang terjadi pada gelombang kedua telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai sehingga terjadi penurunan realisasi yang signifikan dari pagu yang telah disediakan

c Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB

Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Namun sampai dengan triwulan III 2021 rasio belanja pemerintah masih berada di bawah rasio belanja tahun 2020 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja

pemerintah daerah Pada tahun 2020 rasio belanja pemerintah relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB dan kenaikan belanja Kenaikan belanja pemerintah daerah relatif lebih tinggi saat terjadinya pandemi namun tidak diikuti oleh pertumbuhan PDRB sehingga rasio belanja meningkat

233 SurplusDefisit Konsilidasian

Sampai dengan Triwulan III-2021 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Barat masih dalam posisi defisit Rp889280 miliar Posisi defisit ini disumbang oleh deficit dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1402585 miliar dan surplus dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 366161 miliar Kondisi ini turun sebesar 977 dibanding defisit yang terjadi pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 985539 miliar

Tahun Belanja

Pemerintah Konsolidasian

PDRB Belanja PDRB

2021 (sd TW III)

1792091 17060760 1050

2020 3255080 21400175 1521

2019 3076373 21215033 1450

2018 2939933 19413822 1514

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaBunga

Subsidi HibahBelanjaModal

BelanjaTak

Terduga

BantuanSosial

PUSAT 282351 249688 000 000 000 175327 000 383

DAERAH 579787 293881 152 000 99427 106928 2687 1481

TOTAL 862138 543569 152 000 99427 282255 2687 1863

KONTRIBUSI 4811 3033 001 000 555 1575 015 010

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian

Pusat Daerah Konsolidasi

Defisit -1402585 366161 -1036424

13533 -3533 10000

-6000

-4000

-2000

000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

-1600000

-1400000

-1200000

-1000000

-800000

-600000

-400000

-200000

-

200000

400000

600000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II11

SurplusDefisit Konsolidasian

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian

terhadap PDRB (dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

ii

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK iii

DASHBOARD EKONOMI DAN FISKAL REGIONAL iv

RINGKASAN EKSEKUTIF vi

BAB I ANALISIS EKONOMI REGIONAL 11 Perkembangan dan Analisis Indikator Makro Ekonomi 1

111 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 1

112 Inflasi 2

12 Perkembangan dan Analisis Indikator Kesejahteraan 2

121 Kemiskinan 2

122 Pengangguran 3

123 Ketimpangan Pendapatan 4

124 Nilai Tukar Petani (NTP) 5

125 Nilai Tukar Nelayan (NTN) 5

BAB II ANALISIS FISKAL REGIONAL 21 Pelaksanaan APBN 6

211 Pendapatan Negara 6

212 Belanja Negara 8

213 SurplusDefisit 9

214 Prognosis APBN 9

215 Analisis Capaian Output Layanan Dasar Publik 10

22 Pelaksanaan APBD 10

221 Pendapatan Daerah 11

222 Belanja Daerah 12

223 SurplusDefisit APBD 12

224 Pembiayaan Daerah 12

225 Prognosis APBD 12

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian 13

231 Pendapatan Konsolidasian 13

232 Belanja Konsolidasian 13

233 SurplusDefisit Konsilidasian 15

BAB III ANALISIS TEMATIK 31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN 16

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan 20

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN 24

313 Rekomendasi Kebijakan 26

32 Analisis Peluang Investasi Daerah 27

321 Identifikasi Peluang Investasi 27

322 Nilai Kebutuhan Investasi 29

323 Informasi Pasar 29

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi 33

BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI 41 Simpulan 35

42 Rekomendasi 37

iii

Tabel II1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat 6

Tabel II2 Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap PDRB di Kalbar 8

Tabel II3 Perkiraan Ralisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar sd Akhir Tahun 2021 9

Tabel II4 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat sd Akhir Triwulan III Tahun 2020 dan 2021 10

Tabel II5 Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021 13

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021 13

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB 14

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB 15

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat Per Agustus 2021 18

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat Per Agustus 2021 19

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan Tahun 2021 20

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2021 21

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR Tahun 2021 21

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO 29

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia 30

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia 30

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas 31

Grafik I1 Pertumbuhan PDRB dan Growth PDRB Menurut Pengeluaran 1

Grafik I2 Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Usaha 1

Grafik I3 Tingkat Inflasi Kalimantan Barat dan Nasional 2

Grafik I4 Perkembangan Kemiskinan Kalimantan Barat 3

Grafik I5 Disparitas Kemiskinan Desa-Kota 3

Grafik I6 Tingkat Pengangguran Prov Kalimantan Barat 3

Grafik I7 Distribusi Pendapatan Masyarakat Kalimantan Barat 4

Grafik I8 Perkembangan NTP Kalimantan Barat 5

Grafik II1 Komponen Pendapatan Negara Triwulan III 2020 dan 2021 6

Grafik II2 Penerimaan Perpajakan Triwulan III Tahun 2020 dan 2021 7

Grafik II3 Penerimaan Bea Cukai Triwulan III Tahun 2020 dan 2021 7

Grafik II4 Penyaluran KUR Lingkup Kalimantan Barat sd Triwulan III 2021 9

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021 11

Grafik II6 Komposisi Belanja Triwulan III-2021 12

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian 13

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) 14

Grafik II9 Belanja Konsolidasian 14

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian 15

Grafik II11 SurplusDefisit Konsolidasian 16

Grafik III1 NTP Prov Kalimantan Barat Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani 17

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor Tahun 2017 sd Agustus 2021 22

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor Tahun 2017 sd Agustus 2021 23

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian Tahun 2018 sd 2021 23

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan Tahun 2018 sd 2021 24

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian Per Januari sd September 2021 25

Grafik III7 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar Per Januari sd September 2021 25

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar Per Januari sd September 2021 26

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier 28

Diagram III1 Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan 16

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia 29

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia 29

Perkembangan Kinerja PelaksanaanAPBN dan APBD Provinsi Kalimantan Barat

sd TRIWULAN III 2021

Realisasi PendapatanAPBN Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Realisasi BelanjaAPBN Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Realisasi Belanja TKDDAPBN Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Realisasi PendapatanAPBD Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Realisasi BelanjaAPBD Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Tren Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa

Provinsi Kalbar sd TW 2021 (dalam miliar rupiah)

Pagu - Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan Tahun 2018 sd 2021 Provinsi Kalbar (dalam jutaan rupiah)

Pagu - Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian Tahun 2018 sd 2021 Provinsi Kalbar (dalam jutaan rupiah)

vi

A Analisis Ekonomi Regional Indikator Ekonomi Makro dan Kesejahteraan

Tahun 2021 menjadi tahun kedua dimana seluruh dunia masih berjibaku dengan pandemi terlebih di awal periode Triwulan III 2021 Indonesia dilanda oleh pandemi gelombang kedua Namun demikian pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat masih dapat bertahan hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan sebesar 460 persen pada Triwulan III 2021 (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku Triwulan III 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun Dengan demikian pertumbuhan Kalimantan Barat berada di atas pertumbuhan nasional yang mencapai 351 persen

Pada September tahun 2021 Kalbar mengalami inflasi 034 persen lebih tinggi sebesar 038 persen dari inflasi Nasional yaitu -004 persen lebih tinggi apabila dibandingkan dengan inflasi periode yang sama tahun 2020 yang tercatat sebesar 002 persen Sesuai dengan rencana pembangunan yang tercantum pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) target indikator angka pengangguran Provinsi Kalbar Tahun 2021 adalah 363 persen namun sesuai dengan rilis data BPS Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020 Dimana TPT laki-laki sebesar 620 persen lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 521 persen Sedangkan pada Agustus 2021 TPT perkotaan (957

persen) lebih tinggi hampir tiga kali lipat TPT di Daerah perdesaan (386 persen)

Pada Agustus 2021 sejumlah 21606 ribu orang telah terdampak pandemi COVID-19 Kabar baiknya jumlah ini turun 11015 ribu orang dibandingkan Agustus 2020 Dalam beberapa kurun waktu terakhir distribusi pekerja di Kalimantan Barat mayoritas berada di sektor informal Tercatat per Agustus 2021 sebanyak 151 juta orang (6087 ) penduduk yang bekerja berada di sektor informal dan sisanya sebesar 97132 ribu orang (3913) berada di sektor formal Pada tataran nasional tingkat pengangguran Kalimantan Barat tersebut masih dibawah tingkat pengangguran nasional yang mencapai 649 persen

B Analisis Fiskal Regional Perkembangan dan Pengaruh Fiskal di Daerah (APBN dan APBD)

APBN berperan penting dalam menggerakkan perekonomian serta mengatasi pandemi Covid-19 yang berdampak pada sektor kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Realiasi pendapatan Kalimantan Barat sampai dengan Triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 1087 sedangkan belanja negara tumbuh negatif 924 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan Triwulan III 2021 mencapai Rp707749 atau 3415 persen dari total realisasi belanja APBN Belanja pemerintah sebagai stimulus perekonomian Kalbar meliputi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami pertumbuhan positif 1050 Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa periode Triwulan III 2021 sebesar Rp1364910 atau 6585 persen dari total belanja APBN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi

vii

belanja output strategis dan layanan dasar publik periode Triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor kesehatan Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

Pemulihan kondisi akibat pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Sedangkan Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018

C Analisis Tematik 1 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan namun di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang

viii

dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

D Analisis Tematik 2 Peluang Investasi Daerah

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu ldquoTerwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahanrdquo Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan Bappeda Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya

Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Apabila potensi tersebut dioptimalkan kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung Secara langsung hal ini akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian Secara umum terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

E Rekomendasi Kebijakan

Perlu adanya langkah-langkah strategis untuk mengakselerasi penyerapan APBD yang optimal

sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan

upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan Triwulan III 2021 realisasi

DAK Fisik masih 2954 persen Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak

akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas

yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

Selain itu diperlukan juga adanya Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui

KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang

perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat

menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan

Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan Kebijakan Input

Pertanian juga perlu dilakukan melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang pertanian sebagai tambahan

modal usaha pertanianmeningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja operasional

maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan

ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait

dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen

langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya

angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan

yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISIS EKONOMIREGIONAL

BAB I

1

11 Perkembangan dan Analisis Indikator Makro Ekonomi

111 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Seiring adanya beberapa pelonggaran aktivitas ekonomi ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen pada triwulan III 2021 (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun Namun demikian pertumbuhan di Kalimantan Barat berada di atas pertumbuhan nasional yang mencapai 351 persen

Struktur PDRB Kalimantan Barat menurut pengeluaran ata s dasar harga berlaku triwulan III 2021 tidak menunjukkan perubahan yang berarti Perekonomian Kalimantan Barat masih didominasi oleh Komponen PK-RT yang mencakup hampir separuh PDRB Kalimantan Barat yaitu sebesar 4832 persen diikuti oleh komponen PMTB sebesar 3111 persen Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 1376 persen Komponen PK-P sebesar 1171 persen dan Komponen PK-LNPRT sebesar 125 persen Sementara itu Komponen Impor Barang dan Jasa sebegai pengurang dalam PDRB memiliki peran sebesar 683 persen

Grafik I1 Pertumbuhan PDRB dan Growth PDRB Menurut Pengeluaran

Sumber data BPS Kalimantan Barat (diolah)

Grafik I2 Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Usaha

Sumber data BPS Kalimantan Barat (diolah)

2

Namun demikian jika diamati tren pertumbuhan PDRB secara triwulanan (q-to-q) dalam 3 tahun terakhir meskipun PDRB Kalimantan Barat selalu mengalami kontraksi di triwulan I namun masih mampu kembali tumbuh positif di triwulan berikutnya Namun masih dalam kondisi masa pandemi COVID-19 pada triwulan III 2021 dimana ekonomi Kalimantan Barat mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q to q)

Menurut lapangan usaha struktur PDRB Kalimantan Barat atas harga berlaku triwulan III 2021 tidak menunjukkan perubahan berarti Perekonomian Kalimantan Barat masih didominasi oleh Lapangan Usaha Pertanian Kehutanan dan Perikanan sebesar 2122 persen diikuti oleh Industri Pengolahan sebesar 1680 persen Konstruksi sebesar 1364 persen dan Perdagangan sebesar 1267 persen Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Kalimantan Barat mencapai 6433 persen

112 Inflasi

Inflasi diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang berlangsung secara berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu Demikian sebaliknya jika yang terjadi adalah penurunan harga secara umum maka disebut deflasi Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

Grafik I3 Tingkat Inflasi Kalimantan Barat dan Nasional

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Tingkat inflasi tahun kalender sampai dengan Oktober 2021 sebesar 085 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2021 terhadap Oktober 2020) sebesar 174 persen Arah inflasi Kalimantan Barat berlawanan dengan arah inflasi Nasional dimana secara Nasional mengalami inflasi sedangkan Kalimantan Barat mengalami deflasi

12 Perkembangan dan Analisis Indikator Kesejahteraan

121 Kemiskinan

Secara umum pada periode Maret 2010 - Maret2021 tingkat kemiskinan di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi baik dari sisi jumlah maupun persentasenya Selama lebih dari satu dasawarsa ini jumlah penduduk miskin Kalimantan Barat telah dapat ditekan cukup signifikan dari 42876 ribu jiwa (Maret 2010) menjadi 36789 ribu jiwa (Maret 2021) Terjadi penurunan persentase penduduk miskin yang melambat yakni 187 persen dari periode Maret 2010 (902 persen) sampai Maret 2021 (715 persen) Perkembangan tingkat kemiskinan Maret 2010 sampai dengan Maret 2021 ditunjukkan oleh Grafik I4

3

42876

38439 38227

37122 36507

38071

40734 40151

38192 38370

40551

38135

39032 38743 38881 38708

36973

37841

37047 36677

37071 36789

902

800

848

817796

824

874

854

807 803

844

787 800788

786 777

737 749

728 717 724 715

680

730

780

830

880

930

980

32000

34000

36000

38000

40000

42000

44000

Maret2010

Maret2011

Sept2011

Maret2012

Sept2012

Maret2013

Sept2013

Maret2014

Sept2014

Maret2015

Sept2015

Maret2016

Sept2016

Maret2017

Sept2017

Maret2018

Sept2018

Maret2019

Sept2019

Maret2020

Sept2020

Maret2021

Grafik I4 Perkembangan Kemiskinan Kalimantan Barat

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat pada Maret 2021 mencapai 36789 ribu orang Terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 282 ribu orang dibandingkan September 2020 Jika dibandingkan dengan angka Maret tahun sebelumnya jumlah penduduk miskin bertambah sebanyak 112 ribu orang

Berdasarkan derah tempat tinggal sesuai dengan Grafik V disamping pada periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen Empat jenis komoditi yang paling berpengaruh terhadap kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras rokok kretek filter telur ayam ras dan daging ayam ras Sedangkan tiga jenis komoditi bukan makanan yang paling dominan adalah biaya perumahan bensin dan listrik

122 Pengangguran

Grafik I5 Disparitas Kemiskinan Desa-Kota

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Grafik I6 Tingkat Pengangguran Prov Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

4

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582

persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020 Dimana TPT laki-laki sebesar 620

persen lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 521 persen Sedangkan pada Agustus

2021 TPT perkotaan (957 persen) lebih tinggi hampir tiga kali lipat TPT di Daerah perdesaan (386

persen) Dalam beberapa kurun waktu terakhir distribusi pekerja di Kalimantan Barat mayoritas

berada di sektor informal Tercatat per Agustus 2021 sebanyak 151 juta orang (6087 ) penduduk

yang bekerja berada di sektor informal dan sisanya sebesar 97132 ribu orang (3913) berada di

sektor formal Pada tataran nasional tingkat pengangguran Kalimantan Barat tersebut masih

dibawah tingkat pengangguran nasional yang mencapai 649 persen

Pada Agustus 2021 sejumlah 21606 ribu orang telah terdampak pandemi COVID-19 Kabar baiknya

jumlah ini turun 11015 ribu orang dibandingkan Agustus 2020 Optimisme akan berbagai upaya

pemerintah termasuk adanya program vaksinasi dalam menekan laju jumlah kasus COVID-19 dan

upaya pemulihan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu mendorong

peningkatan lapangan kerja serta mengurangi jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat

123 Ketimpangan Pendapatan

Pada Maret 2021 tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Kalimantan Barat yang diukur oleh

Gini Ratio adalah sebesar 0313 Angka ini turun sebesar 0012 poin jika dibandingkan dengan Gini

Ratio September 2020 yang sebesar 0325 Sementara jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret

2020 (0317) tercatat penurunan yang ebih kecil sebesar 0004 poin Gini Ratio daerah perkotaan

pada Maret 2021 tercatat sebesar 0341 naik sebesar 0012 poin dibandingkan dengan Gini Ratio

September 2020 yang sebesar 0329

Dibandingkan dengan Gini Ratio setahun sebelumnya tercatat peningkatan (0006 poin) yaitu pada

posisi 0335 pada Maret 2020 Sementara itu Gini Ratio di daerah perdesaan pada Maret 2021

tercatat sebesar 0267 atau turun sebesar 0006 poin dibanding angka September 2020 sebesar

0273 dan tercatat turun sebesar 0005 poin terhadap Gini Ratio Maret 2020 yang tercatat sebesar

0272

Pada Maret 2021 distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 2127

persen Artinya pengeluaran penduduk berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah Apabila

dirinci menurut wilayah di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 1957 persen sedangkan

perdesaan mencatat angka yang lebih tinggi yaitu sebesar 2318 persen Artinya baik di daerah

perkotaan maupun perdesaan di Kalimantan Barat termasuk dalam kategori ketimpangan rendah

0377

03510341 0344

03350329

0341

0277 0278 0281 02790272 0273

0267

0339

0327 03270318 0317

03250313

Maret-18 Sept-18 Maret-19 Sept-19 Maret-20 Sept-20 Maret-21

Kota Desa Kota+Desa

Grafik I7 Distribusi Pendapatan Masyarakat Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

5

10286 10325 10326 1031 10329 10293 10339 10359 10348 10468 10568 10667

11497 11701 11698 11731 12082 1228 12441 12737 12681 13056 13425 13763

Nov 20 Des Jan 21 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

Nasional Kalbar

124 Nilai Tukar Petani

Pada bulan Oktober NTP Kalimantan Barat sebesar 13763 dengan NTP masing- masing subsektor tercatat sebesar 9405 untuk subsektor tanaman pangan (NTP-P) 10569 untuk sub sektor hortikultura (NTP-H) 1610218 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR) 10077 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 10588 untuk subsektor perikanan (NTNP) Kabar baiknya NTP Provinsi Kalimantan Barat selalu berada pada level surplus dan lebih tinggi daripada NTP Nasional yang artinya kesejahteraan petani di Kalimantan Barat lebih baik daripada level nasional Adanya kenaikan NTP pada bulan Oktober 2021 ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal

125 Nilai Tukar Nelayan

Pada Provinsi Kalimantan Barat Nilai Tukar Nelayan tidak dihitung secara spesifik namun masuk

dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi

lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan Oktober

2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat naik sebesar 038 persen Hal ini terjadi karena

It naik sebesar 057 persen sedangkan Ib naik sebesar 019 persen

Pada Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada Oktober 2021 turun sebesar 004 persen Hal ini

terjadi karena It meningkat sebesar 013 persen lebih rendah dari peningkatan Ib sebesar 016

persen Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga berbagai komoditas Subsektor Perikanan

Tangkap sebesar 057 persen dan subsector Perikanan Budidaya sebesar 013 persen Sedangkan

kenaikan Ib sebesar 018 persen disebabkan kenaikan indeks kelompok IKRTsebesar 015 persen

dan indeks kelompok BPPBM sebesar 024 persen

Grafik I8

Perkembangan NTP Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

BAB II

ANALISIS FISKALREGIONAL

6

21 Pelaksanaan APBN

Sampai dengan triwulan III tahun 2021 alokasi dana APBN masih sangat berperan dalam menggerakkan perekonomian dan mengatasi pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Realiasi pendapatan Kalimantan Barat dalam tekanan berkurangnya aktivitas perekonomian masyarakat masih mengalami pertumbuhan sebesar 1087 sedangkan belanja negara tumbuh negatif 924 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Belanja Pemerintah Pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 namun Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa mengalami pertumbuhan negatif 1585

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu belanja sejalan dengan prioritas Pemerintah Di masa pandemi COVID-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas Pemerintah khususnya dalam mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis

Realisasi APBN antara triwulan III tahun 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebagaimana tabel II1

Tabel II1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

Uraian

2020 2021

Growth Pagu Realisasi

Realisasi Pagu Realisasi

Realisasi

A PENDAPATAN NEGARA 733266 539417 7356 830880 677664 8156 1087

I PENERIMAAN DALAM NEGERI 733266 539417 7356 820702 676068 8238 11 98

1 Penerimaan Pajak 635639 420175 6610 738041 508445 6889 422

2 Bea Cukai 44991 56607 12582 33842 100938 29827 13706

3 PNBP 52636 62635 11900 48820 66685 13659 1479

II HIBAH 000 000 - 10178 1596 1568 -

1 Hibah 000 000 - 10178 1596 1568 -

B BELANJA NEGARA 2840900 2134233 7513 3039749 2072659 6819 -924

I BELANJA PEMERINTAH PUSAT 943876 552084 5849 1095018 707749 6463 1050

1 Belanja Pegawai 385326 270911 7031 389560 282351 7248 309

2 Belanja Barang 388981 204332 5253 389085 249688 6417 2216

3 Belanja Modal 168468 76364 4533 315588 175327 5556 2256

4 Belanja Bantuan Sosial 1102 477 4326 785 383 4872 1262

5 Belanja Lain-lain 000 000 - 000 000 - -

IITRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 1897024 1582148 8340 1944731 1364910 7019 -1585

1 Transfer ke Daerah 1694956 1422744 8394 1738598 1224977 7046 -1606

a Dana Perimbangan 1654531 1388755 8394 1720299 1214698 7061 -1588

1) Dana Alokasi Umum 1097756 922099 8400 1084421 863895 7966 -516

2) Dana Bagi Hasil 73421 48316 6581 91245 73833 8092 2296

3) Dana Alokasi Khusus 483355 418340 8655 544632 276970 5085 -4124

Dana Alokasi Khusus Fisik 182261 170001 9327 239863 70849 2954 -6833

Dana Alokasi Khusus Non Fisik 301094 248339 8248 304770 206120 6763 -1800

d Dana Insentif Desa 40425 33989 8408 18299 10280 5617 -3319

2 Dana Desa 202068 159404 7889 206133 139933 6788 -1395

C SURPLUS DEFISIT -2107635 -1594816 7567 -2208869 -1394995 6315 -1654

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

211 Pendapatan Negara

a Analisa Kontribusi Pendapatan Negara dan Hibah

Total pendapatan negara sampai dengan periode

triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar

mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan

periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417

miliar Komposisi utama dari pendapatan negara

berasal dari penerimaan perpajakan sebesar

Rp508445 atau 7503 Bea Cukai Rp100938 miliar

atau 1489 PNBP sebesar Rp66685 atau 984

dan Hibah sebesar Rp1596 atau 024

000

200000

400000

600000

Pajak Bea Cukai PNBP Hibah

2020 420175 56607 62635 0

2021 508445 100938 66685 1596

Grafik II1 Komponen Pendapatan Negara Triwulan III

2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

7

b Analisis Pertumbuhan Penerimaan Perpajakan

1) Penerimaan Pajak

Penerimaan sektor perpajakan Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III 2021 tercatat 6889 persen dari target tahun 2021 sebesar Rp738 triliun Terjadi pertumbuhan penerimaan sebesar Rp88270 miliar atau 422 persen jika dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama tahun 2020 Pertumbuhan positif penerimaan pajak di Kalbar juga didukung kesadaran wajib pajak yang semakin tinggi Terdapat 5 sektor penyumbang penerimaan pajak Kalbar sebesar 7775 kontribusinya dengan pertumbuhan 1322 Kelima sektor tersebut yaitu Perdagangan besar dan eceran Pertanian kehutanan dan perikanan Industri pengolahan Jasa keuangan dan Asuransi serta Transportasi dan pergudangan Sedangkan kontribusi sebesar 2225 disumbangkan selain 5 sektor tersebut dengan pertumbuhan 610 Dominasi penerimaan perpajakan berasal dari PPh sebesar Rp209875 miliar PPN dan PTLL sebesar Rp265420 miliar Sisanya disumbangkan dari penerimaan PBB dan Pajak Lainnya sebesar Rp3315 miliar

2) Penerimaan Bea Cukai

Penerimaan sektor Bea dan Cukai wilayah

Kalimantan Bagian Barat periode triwulan III 2020

sebesar Rp100938 miliar atau naik 7831 persen

bila dibandingkan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Penerimaan Bea dan Cukai

menyumbangkan kontribusi kepada pendapatan

negara sebesar 1489 persen Secara agregat

penerimaan sektor Bea Cukai telah mencapai

29827 persen melampaui target Nilai devisa

ekspor sampai dengan triwulan III 2021 mengalami

kenaikan Beberapa komoditi potensial

penyumbang devisa meliputi CPO dan turunannya

Washed Bauksit Smelter Grade dan Chemical

Grade Alumina Karet Alam Plywood dan Barang

dari Kayu Kelapa Bulat Residu Rokok Pasir

Zirkon Karet Sintetik serta Komoditas lain

c Analisis Komposisi PNBP

Penerimaan Negara Bukan Pajak sampai dengan periode triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan

sebesar Rp4050 miliar atau 1479 persen dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Komposisi kontribusi PNBP kepada pendapatan negara sebesar 984 persen

Penerimaan PNBP disumbangkan secara signifikan dari peningkatan layanan BLU Pemerintah

Pusat dengan jumlah Rp36863 miliar atau 5528 dari total penerimaan PNBP Rp66685 miliar

Sedangkan kontribusi PNBP Lainnya sebesar Rp29822 miliar atau 4472 dengan sumbangan

utama dari PNBP POLRI serta PNBP Pelabuhan dan Pelayaran

000100000200000300000400000500000600000

PPh PPNdanPTLL

PBB PL Total

2020 204808 201714 8872 5837 421231

2021 209875 265420 21982 11168 508445

Grafik II2 Penerimaan Perpajakan Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

000

50000

100000

150000

BeaMasuk

BeaKeluar

Cukai Total

2020 1904 52695 2008 56607

2021 2090 95218 3631 100938

1904

52695

2008

566072090

95218

3631

100938

Grafik II3 Penerimaan Bea Cukai Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

8

d Analisa tax rasio terhadap PDRB

Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah

Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan

triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax

ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara

langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun

faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung

adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan

utamanya insentif perpajakan yang masih

berlangsung di beberapa sektor

e Analisis perpajakan sektoral terhadap PDRB menurut lapangan usaha

Berdasarkan rilis data BPS Kalbar periode triwulan III 2021 ada beberapa bidang usaha yang mulai

tumbuh antara lain

1) Sektor Pertanian Produksi kelapa sawit meningkat lebih besar dibandingkan tahun lalu untuk memenuhi permintaan CPO yang tinggi pada pasar global Selain itu produksi sektor kehutanan tercermin dari data kayu bulat yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya

2) Industri pengolahan tumbuh positif Dibandingkan tahun sebelumnya volume muat CPO mengalami peningkatan Data Purchasing Managerrsquos Index (PMI) sektor makanan minuman dan tembakau juga meningkat

3) Sektor Kontruksi tumbuh positif Realisasi pengadaan semen Asosiasi Semen Indonesia (ASI) meningkat Selain itu berdasarkan data bongkar semen dan tiang pancang naik meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

4) Sektor perdagangan tumbuh positif Realisasi pajak kendaraan BBN KB-I meningkat dibandingkan tahun lalu Selain itu berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) dan volume bongkar kendaraan juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

5) Sektor Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh positif Terdapatnya kasus baru covid-19 yang pada triwulan III menyebabkan aktivitas rumah sakit kembali meningkat sehingga menyebakan layanan jasa kesahatan dan kegiatan sosial mengalami peningkatan

212 Belanja Negara

a Analisis Belanja Negara

Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan triwulan III 2021 mencapai Rp707749 atau 3415 persen dari total realisasi belanja APBN Belanja pemerintah sebagai stimulus perekonomian Kalbar meliputi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami pertumbuhan positif 1050

Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa periode triwulan III 2021 sebesar Rp1364910 atau 6585 persen dari total belanja APBN Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen

b Analisis pertumbuhan Belanja Pemerintah Pusat dan TKDD

Berdasarkan data realisasi belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 sebagai pendorong laju pertumbuhan ekonomi di masa pandemic covid-19 Pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat yang diprioritaskan untuk kenaikan belanja gaji pegawai belanja bantuan sosial belanja barang untuk penanganan covid-19 dan pembayaran insentif tenaga kesehatan

Tahun Penerimaan Perpajakan

PDRB Perpajakan

PDRB

2021 (sd TW III)

508445 17060760 298

2020 652141 21400175 305

2019 678830 21215033 320

2018 645326 19413822 332

Sumber DJP dan BPS (diolah)

Tabel II2 Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap

PDRB di Kalbar (dalam miliar rupiah)

9

Sedangkan realisasi TKDD mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 Penyaluran DAK Fisik baru terealisasi sebesar 2954 persen dari total pagu sebesar Rp23986 miliar atau menurun 6833 persen miliar Sebagian besar alokasi DAK Fisik untuk pengadaan sarana dan prasarana fisik yang masih dalam proses lelang sehingga penyerapan anggaran belum optimal

c Analisis kemanfaatan Belanja Pemerintah Pusat

Kebijakan dan alokasi anggaran belanja negara termasuk kebijakan anggaran belanja pemerintah pusat sebagai salah satu instrumen utama kebijakan fiskal menempati posisi yang sangat strategis dalam mendukung akselerasi pembangunan yang berkelanjutan dan berdimensi kewilayahan untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah sejalan dengan prioritas pemerintah Di masa pandemi covid-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas utama khususnya dalam rangka mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis Realisasi belanja pemerintah pusat telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu

d Manajemen Investasi Pemerintah

Investasi Pemerintah Pusat adalah Kredit Program berupa pemberian tambahan modal usaha kepada UMKM lingkup Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III tahun 2021 telah tersalurkan sebesar Rp293784 miliar (75903 UMKMdebitur)

213 SurplusDefisit

Realisasi pendapatan APBN Provinsi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi defisit anggaran sebesar Rp1394995 miliar Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 dengan besaran defisit sebesar Rp1594816 terjadi penurunan tingkat defisit 1664 persen

214 Prognosis APBN

Perkiraan realisasi APBN sampai dengan akhir tahun 2021 diperoleh dengan menggunakan penghitungan analisa trand dan atau rata-rata untuk penerimaan pendapatan dan belanja negara melalui data historis tahun 2018 sampai dengan tahun 2020

Tabel II3 Perkiraan Ralisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar sd Akhir Tahun 2021

Uraian 2018 2019 2020 2021

PENDAPATAN NEGARA 768292 871660 834384 890871

1 Penerimaan Pajak 64012 727547 676488 717751

2 Bea dan Cukai 4201 61735 75520 93264

3 PNBP 8616 82378 82376 79856

BELANJA NEGARA 2969551 3001701 2760700 2701800

1 Belanja Pemerintah Pusat 1039925 967435 879993 802519

2 Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa 1929626 2034266 1880707 1899281

SURPLUS DEFISIT (2201259) (2130041) (1926316) (1810929)

Sumber data OMSPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bag Barat

-

500

1000

1500

2000

2500

3000

KalimantanBarat

Sambas

Mempawa

h

Sanggau

Ketapang

Sintang

Kapuas

Hulu

Bengkayang

Landak

Sekadau

Melawi

Kayong

Utara

KubuRaya

Pontianak

Singkawan

g

Jumlah

Debitur 22 7555 4742 8861 6489 6231 4768 4913 5423 3096 2238 1328 9404 7534 3299 7590

Nilai Akad 9943 2903 1742 3058 2768 2755 1654 1536 1872 1340 9623 4536 3234 3631 1455 2937

Nilai Outstanding 6061 2554 1485 2639 2357 2412 1380 1343 1680 1217 8653 3957 2731 3020 1245 2533

Mili

ar

Grafik II4

Penyaluran KUR Lingkup Kalimantan Barat sd Triwulan III 2021

Sumber Sistem Informasi Kredit Program (SIKP)

10

Perkiraan Pendapatan Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 sebesar Rp890871 miliar

terdiri dari perkiraan Penerimaan Pajak sebesar Rp717751 penerimaan Bea dan Cukai sebesar

Rp93264 miliar dan perkiraan PNBP sebesar Rp79856

Perkiraan Belanja Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 akan tercapai sebesar Rp27018

miliar Belanja pemerintah pusat diperkirakan sebesar Rp802519 miliar dan Belanja Transfer ke

Daerah dan Dana Desa diperkirakan akan terserap sebesar Rp1899281 miliar

215 Analisis Capaian Output Layanan Dasar Publik

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi

1) Sektor pendidikan bersumber dana APBN merupakan Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar Output strategis yang ditargetkan antara lain berupa Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah 40104 orang Bantuan Pendidikan Tinggi 628 orang Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 2303 orang dan Sarana Pendukung Pembelajaran sebanyak 30 paket

2) Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Output yang ditargetkan antara lain Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 9989 unit Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat 1168 SR Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) 1389 m Jalan Strategis (ProPN) 110 KM dan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) 151 KM

3) Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar Output yang ditargetkan antara lain Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi 234 orang Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) 300 orang Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan 1 paket dan Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes 1 paket

22 Pelaksanaan APBD

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 telah memaksa pemerintah untuk membatasi pergerakan masyarakat terlebih saat adanya gelombang kedua pandemi di Indonesia yang terjadi pada akhir Juni hingga Juli 2021 Hal ini memberikan dampak yang cukup signifikan pada aktivitas masyarakat dan berimbas pada kegiatan produksi konsumsi hingga laju pertumbuhan ekonomi Pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi

Tabel II4 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

sd Akhir Triwulan III Tahun 2020 dan 2021

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

PENDAPATAN 2633280 1820273 6913 2568471 1681253 6546 -531

PENDAPATAN ASLI DAERAH 460106 269612 5860 477763 231436 4844 -1733 Pajak Daerah 302992 184136 6077 311923 155897 4998 -1776 Retribusi Daerah 15453 11617 7518 15281 8372 5479 -2712 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 20028 18936 9455 21220 17852 8413 -1102 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 121633 54923 4515 129339 49314 3813 -1556

PENDAPATAN TRANSFER 2044468 1529438 7481 2027702 1427694 7041 -588 Transfer dari Pemerintah Pusat 1802572 1413602 7842 1720299 1214698 7061 -996 Dana Bagi Hasil Pajak atau Bagi Hasil Bukan Pajak 59779 48919 8183 91245 73833 8092 -112 Dana Alokasi Umum 1234375 965144 7819 1084421 863895 7966 189 Dana Alokasi Khusus 508418 399539 7858 544632 276970 5085 -3529

11

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

Transfer antar Daerah 90186 48854 5417 82971 62784 7567 3969 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 81221 48794 6008 82971 58612 7064 1759 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 8965 060 067 000 4172 000 000 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 151710 66982 4415 224432 150212 6693 5159

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 128706 21222 1649 63006 22123 3511 11295 Pendapatan Hibah 50905 16309 3204 12657 21731 17169 43591 Pendapatan Lainnya 77801 4913 632 50350 392 078 -8766

BELANJA DAERAH 2697978 1216830 4510 2705329 1226920 4535 056

BELANJA OPERASI 1788473 955565 5343 1727155 926999 5367 045 Belanja Tidak Langsung 992176 710565 7162 1003483 666505 6642 -726 Belanja Pegawai 806104 578173 7172 910353 566012 6217 -1331 Belanja Bunga 200 174 8715 400 152 3793 -5647 Belanja Subsidi 000 000 000 000 000 000 000 Belanja Hibah 179277 128945 7192 87194 98780 11329 5751 Belanja Bantuan sosial 6594 3273 4964 5536 1427 2577 -4809 Belanja Lainnya 000 000 000 000 136 000 000 Belanja Langsung 796297 245000 3077 723671 260493 3600 1699 Belanja Pegawai 113729 000 000 000 000 000 000 Belanja Barang dan Jasa 682569 245000 3589 723671 260493 3600 028

BELANJA MODAL 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540 Belanja Modal 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540

BELANJA TAK TERDUGA 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857 Belanja Tak Terduga 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857

BELANJA TRANSFER 391164 134176 3430 418083 202044 4833 4089 TransferBagi Hasil Pendapatan 78597 53974 6867 108271 62303 5754 -1620 Belanja Bantuan Keuangan 312567 80203 2566 309813 139741 4510 7578

SURPLUSDEFISIT -64699 603442 -93270 -136858 454333 -33197 -6441 PEMBIAYAAN 95268 111882 11744 101027 106210 10513 -1048 Penerimaan Pembiayaan 116283 131717 11327 126342 116210 9198 -1880 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 103628 131717 12711 112941 102245 9053 -2878 Pencairan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Hasil Penjualan KD yang Dipisahkan 000 000 000 000 000 000 000 Penerimaan Pinjaman Daerah 12650 000 000 13397 13965 10424 000 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 005 000 000 005 000 000 000 Penerimaan Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan 21015 19835 9439 25315 10000 3950 -5815 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo 8475 8475 10000 9500 000 000 -10000 Penyertaan Modal Daerah 12540 11360 9059 15815 10000 6323 -3020 Pembentukan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Pemberian Pinjaman Daerah 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) 30569 715325 234001 -35831 560543 -156443 -16686

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

Berdasarkan Tabel II1 dapat diketahui bahwa Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

221 Pendapatan Daerah

Pada sisi pendapatan capaian tertinggi terdapat pada Pendapatan Transfer Daerah yaitu sebanyak Rp1427694 miliar atau sekitar 7041 dari total realisasi pendapatan Secara lebih khusus capaian tertinggi dari Pendapatan Transfer Daerah terdapat pada sisi Transfer dari Pemerintah Pusat yaitu sebesar Rp 1214698 miliar atau sekitar 7224 dari total seluruh pendapatan daerah

Sementara untuk sisi Pendapatan Asli Daerah total realisasi adalah sebesar 5947 turun sebesar 1396 dibanding tahun 2020 pada periode yang sama (year on year) Penurunan ini dikarenakan adanya gelombang kedua pandemi yang terjadi pada awal Triwulan III mengakibatkan adanya kontraksi ekonomi sehingga memaksa pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan yang lebih ketat dan berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian sehingga terjadi penurunan yang cukup besar pada retribusi daerah dan pajak daerah dibanding tahun sebelumnya

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021

PENDAPATAN ASLIDAERAH

PENDAPATANTRANSFER

LAIN-LAINPENDAPATAN

DAERAH YANG SAH

PAGU 477763 2027702 63006

REALISASI 231436 1427694 22123

realisasi 4844 7041 3511

GROWTH (y-o-y) -1733 -1606 11295

-2500

000

2500

5000

7500

10000

12500

000

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

12

222 Belanja Daerah

Pada APBD Kalbar 2021 pagu belanja adalah sebesar Rp 2705329 miliar dengan realisasi hingga Triwulan III adalah sebesar Rp1226920 miliar atau sekitar 4535 Di antara semua sisi belanja belanja operasi dan belanja transfer mengalami pertumbuhan positif dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Sedangkan untuk belanja modal dan belanja tak terduga mengalami pertumbuhan negatif khususnya pada belanja tak terduga yang mengalami penurunan sebesar 9857 Hal ini diakibatkan oleh adanya alokasi yang besar pada Belanja Tak Terduga sebagai antisipasi adanya gelombang pandemi Covid-19 yaitu sebesar Rp30354 miliar namun realisasi anggaran sampai akhir Triwulan III hanya sebesar Rp 2567 miliar atau hanya sekitar 846 hal ini dikarenakan gelombang kedua yang terjadi telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai pada akhir September Hal ini berbeda jauh dari kondisi tahun 2020 dimana belum ada persiapan anggaran untuk Belanja Tak Terduga sehingga pagu yang tersedia hanya sebesar Rp4964 miliar namun realisasi yang terjadi sebesar Rp 29450 miliar atau sekitar 5933

223 SurplusDefisit APBD

Dengan kondisi penyerapan belanja yang masih belum maksimal kondisi yang terjadi hingga Triwulan III 2021 adalah surplus sebesar Rp454333 miliar Hal ini berbeda jauh dengan rencana anggaran dimana pagu menunjukkan kondisi defisit sebesar Rp113897 miliar Selain dikarenakan sangat rendahnya penyerapan pada Belanja Tak Terduga yang masih berada di bawah 10 kondisi surplus yang terjadi juga diakibatkan oleh penyerapan beberapa belanja yang masih belum maksimal seperti penyerapan terendah yang ada pada sisi Belanja ada pada Belanja Modal yang baru terserap sebesar Rp 95309 miliar dari total pagu Rp529736 miliar atau sekitar 1799 Selanjutnya penyerapan yang masih rendah lainnya adalah pada sisi Belanja Barang dan Jasa yang baru terserap sebesar Rp260493 miliar dari total Rp723671 miliar atau hanya sekitar 36

224 Pembiayaan Daerah

Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran rencana anggaran untuk pembiayaan tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran Sedangkan dari sisi pengeluaran pembiayaan belum ada realisasi dari Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo dengan pagu sebesar Rp95 miliar sementara untuk Penyertaan Modal Daerah telah terealisasi sebesar Rp100 miliar atau sekitar 6323 dari total pagu Rp15815 miliar

225 Prognosis APBD

Tahun 2021 merupakan momentum untuk memulihkan ekonomi pasca hantaman pandemi di tahun pertama serta mempercepat berbagai program untuk memperkuat ketahanan menghadapi gelombang pandemi yang akan datang seperti program vaksinasi Di tengah upaya keras untuk menangani masalah kesehatan dan memulihkan ekonomi prognosis untuk anggaran pendapatan mengalami penurunan sedangkan untuk prognosis belanja mengalami peningkatan sehingga untuk kondisi yang diproyeksikan adalah defisit sebesar Rp65631 miliar sebagaimana tabel di bawah ini

BELANJAOPERASI

BELANJAMODAL

BELANJATAK

TERDUGA

BELANJATRANSFER

PAGU 1727155 529736 30355 418083

REALISASI 926999 95310 2568 202044

realisasi 5367 1799 846 4833

GROWTH (yoy) 045 -540 -9857 4089

-12000-10000-8000-6000-4000-20000002000400060008000

000200000400000600000800000

100000012000001400000160000018000002000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II6

Komposisi Belanja Triwulan III-2021

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

13

Tabel II5

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021

(dalam miliar rupiah)

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan Lampiran I Peraturan Pemerintah No71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik (reciprocal accounts)

LKPK Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana tabel berikut

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021

Uraian TW III - 2020 TW III - 2021

Growth Konsolidasian Pusat Daerah Konsolidasian

Pendapatan Negara 783375 669910 1683078 1042579 3309

Pendapatan Perpajakan 654482 603225 202435 805660 2310

Pendapatan Bukan Pajak 128893 66685 104481 171166 3280

Hibah 000 0 15268 2319 000

Transfer 000 0 1360893 63434 000

Belanja Negara 1768914 2072495 1316917 1931859 921

Belanja Pemerintah 1634738 707749 1084342 1792091 963

Transfer 134176 1364746 232575 139768 417

SurplusDefisit -985539 -1402585 366161 -889280 -977

Pembiayaan 111882 0 76401 76401 -3171

Penerimaan Pembiayaan Daerah 131717 0 95901 95901 -2719

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 19835 0 195 195 -169

Sisa Lebih (Kurang) -873657 -1402585 442562 -812879 -696

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

231 Pendapatan Konsolidasian

Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

Uraian Realisasi Prognosis

2018 2019 2020 2021

Pendapatan 2422952 2563928 2355545 2329837

Pendapatan Asli Daerah 390903 404671 381430 382862

Pendapatan Transfer 1985433 2084816 1865863 1859133

Lain-Lain Pendapatan Daerah 46616 74442 108253 87842

Belanja Daerah 2345817 2510634 2375111 2395468

Belanja 1979867 2107845 2032758 2048701

Transfer 365950 402789 342353 346767

SurplusDefisit 77135 53295 -19566 -65631

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

PendapatanPerpajakan

PendapatanBukan Pajak

Hibah Transfer

2020 654482 128893 000 000

2021 805660 171166 2319 63434

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Realisasi Pendapatan sampai dengan tahun

2020 mencapai Rp2355545 miliar sementara

untuk realisasi belanja sebesar Rp2375111

miliar sehingga terdapat defisit sebesar

Rp19566 miliar Melihat trend pendapatan

yang fluktuatif dari tahun ke tahun untuk

prognosis pendapatan di akhir tahun 2021

(Triwulan IV) adalah sebesar Rp2329837

miliar sedangkan untuk prognosis belanja

adalah sebesar Rp2395468 miliar sehingga

diperoleh proyeksi kondisi untuk akhir tahun

2021 adalah defisit sebesar Rp65631 miliar

14

a Analisis kontribusi komponen Pendapatan Konsolidasian Kontribusi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Daerah menyumbang jumlah yang cukup besar dengan kontribusi paling besar dari sisi Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar Rp297494 miliar disusul oleh Pendapatan Transfer sebesar Rp1360893 miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp24691 miliar

b Analisis pertumbuhan (growth) komponen Pendapatan Konsolidasian Meskipun pandemi masih terjadi namun perekonomian di Kalbar sudah mulai menuju pada kemandirian hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada pos Pendapatan Asli Daerah Triwulan III-2021 sebesar Rp 27881 miliar atau sekitar 1034 dari Triwulan III-2020 Kenaikan pada PAD disokong paling besar oleh Pajak Daerah yang berkontribusi sebesar Rp202435 miliar atau sekitar 6805 dari total PAD Dibandingkan dengan tahun 2020 pendapatan dari pajak daerah ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp18299 miliar atau sekitar 10 dari total pajak daerah yang berhasil dihimpun pada periode yang sama di tahun sebelumnya

c Analisis tax ratio atau rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Namun pada triwulan III 2021 tax ratio terhadap PDRB menunjukkan perbaikan dimana ada kenaikan meskipun tidak sebesar di

tahun-tahun sebelum pandemi melanda Sinyal positif ini merupakan tanda adanya keberhasilan atas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi salah satu program utama pemerintah disamping pemulihan kesehatan melalui vaksinasi yang mulai digalakkan sejak awal tahun 2021 Tentunya hal ini harus terus didukung oleh administrasi perpajakan yang terus disempurnakan serta perbaikan struktur ekonominya

232 Belanja Konsolidasian

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Tahun Pajak

Konsolida-sian

PDRB Pajak

Konsolidasi PDRB

2021 (sd TW III)

805660 17060760 472

2020 976373 21400175 456

2019 1094835 21215033 516

2018 969055 19413822 499

Pajak Daerah Retribusi Daerah

HasilPengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

Lain-lainPendapatan AsliDaerah yang Sah

Provinsi 145729 2283 9573 12435

KabKota 56706 6445 9134 55189

Total 202435 8727 18707 67624

Kontribusi 6805 293 629 2273

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

000

50000

100000

150000

200000

250000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)

000500000

100000015000002000000

BelanjaPemerintah

Transfer

2020 1634738 134176

2021 1792091 139768

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II9 Belanja Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB

(dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

15

a Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah Dari total Belanja Konsolidasi komponen terbesar berasal dari sisi Belanja Pegawai sebesar Rp579787 miliar atau sebesar 5948 dari total Belanja Operasi disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 293881 miliar atau sebesar 3015

b Analisis pertumbuhan (growth) Belanja Pemerintah dan TKDD Meskipun terdapat pertumbuhan belanja antara Triwulan III-2020 dibandingkan dengan Triwulan III-2021 sebesar 921 namun terjadi penurunan signifikan pada pos Belanja Tak Terduga sebesar 9087 atau dari Rp29450 miliar pada tahun 2020 menjadi hanya Rp2688 miliar pada tahun 2021 Penurunan realisasi Belanja Tak Terduga ini diakibatkan oleh dampak pandemi yang terjadi pada gelombang kedua telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai sehingga terjadi penurunan realisasi yang signifikan dari pagu yang telah disediakan

c Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB

Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Namun sampai dengan triwulan III 2021 rasio belanja pemerintah masih berada di bawah rasio belanja tahun 2020 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja

pemerintah daerah Pada tahun 2020 rasio belanja pemerintah relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB dan kenaikan belanja Kenaikan belanja pemerintah daerah relatif lebih tinggi saat terjadinya pandemi namun tidak diikuti oleh pertumbuhan PDRB sehingga rasio belanja meningkat

233 SurplusDefisit Konsilidasian

Sampai dengan Triwulan III-2021 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Barat masih dalam posisi defisit Rp889280 miliar Posisi defisit ini disumbang oleh deficit dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1402585 miliar dan surplus dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 366161 miliar Kondisi ini turun sebesar 977 dibanding defisit yang terjadi pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 985539 miliar

Tahun Belanja

Pemerintah Konsolidasian

PDRB Belanja PDRB

2021 (sd TW III)

1792091 17060760 1050

2020 3255080 21400175 1521

2019 3076373 21215033 1450

2018 2939933 19413822 1514

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaBunga

Subsidi HibahBelanjaModal

BelanjaTak

Terduga

BantuanSosial

PUSAT 282351 249688 000 000 000 175327 000 383

DAERAH 579787 293881 152 000 99427 106928 2687 1481

TOTAL 862138 543569 152 000 99427 282255 2687 1863

KONTRIBUSI 4811 3033 001 000 555 1575 015 010

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian

Pusat Daerah Konsolidasi

Defisit -1402585 366161 -1036424

13533 -3533 10000

-6000

-4000

-2000

000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

-1600000

-1400000

-1200000

-1000000

-800000

-600000

-400000

-200000

-

200000

400000

600000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II11

SurplusDefisit Konsolidasian

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian

terhadap PDRB (dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

iii

Tabel II1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat 6

Tabel II2 Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap PDRB di Kalbar 8

Tabel II3 Perkiraan Ralisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar sd Akhir Tahun 2021 9

Tabel II4 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat sd Akhir Triwulan III Tahun 2020 dan 2021 10

Tabel II5 Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021 13

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021 13

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB 14

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB 15

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat Per Agustus 2021 18

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat Per Agustus 2021 19

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan Tahun 2021 20

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2021 21

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR Tahun 2021 21

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO 29

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia 30

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia 30

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas 31

Grafik I1 Pertumbuhan PDRB dan Growth PDRB Menurut Pengeluaran 1

Grafik I2 Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Usaha 1

Grafik I3 Tingkat Inflasi Kalimantan Barat dan Nasional 2

Grafik I4 Perkembangan Kemiskinan Kalimantan Barat 3

Grafik I5 Disparitas Kemiskinan Desa-Kota 3

Grafik I6 Tingkat Pengangguran Prov Kalimantan Barat 3

Grafik I7 Distribusi Pendapatan Masyarakat Kalimantan Barat 4

Grafik I8 Perkembangan NTP Kalimantan Barat 5

Grafik II1 Komponen Pendapatan Negara Triwulan III 2020 dan 2021 6

Grafik II2 Penerimaan Perpajakan Triwulan III Tahun 2020 dan 2021 7

Grafik II3 Penerimaan Bea Cukai Triwulan III Tahun 2020 dan 2021 7

Grafik II4 Penyaluran KUR Lingkup Kalimantan Barat sd Triwulan III 2021 9

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021 11

Grafik II6 Komposisi Belanja Triwulan III-2021 12

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian 13

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) 14

Grafik II9 Belanja Konsolidasian 14

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian 15

Grafik II11 SurplusDefisit Konsolidasian 16

Grafik III1 NTP Prov Kalimantan Barat Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani 17

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor Tahun 2017 sd Agustus 2021 22

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor Tahun 2017 sd Agustus 2021 23

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian Tahun 2018 sd 2021 23

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan Tahun 2018 sd 2021 24

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian Per Januari sd September 2021 25

Grafik III7 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar Per Januari sd September 2021 25

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar Per Januari sd September 2021 26

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier 28

Diagram III1 Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan 16

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia 29

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia 29

Perkembangan Kinerja PelaksanaanAPBN dan APBD Provinsi Kalimantan Barat

sd TRIWULAN III 2021

Realisasi PendapatanAPBN Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Realisasi BelanjaAPBN Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Realisasi Belanja TKDDAPBN Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Realisasi PendapatanAPBD Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Realisasi BelanjaAPBD Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Tren Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa

Provinsi Kalbar sd TW 2021 (dalam miliar rupiah)

Pagu - Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan Tahun 2018 sd 2021 Provinsi Kalbar (dalam jutaan rupiah)

Pagu - Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian Tahun 2018 sd 2021 Provinsi Kalbar (dalam jutaan rupiah)

vi

A Analisis Ekonomi Regional Indikator Ekonomi Makro dan Kesejahteraan

Tahun 2021 menjadi tahun kedua dimana seluruh dunia masih berjibaku dengan pandemi terlebih di awal periode Triwulan III 2021 Indonesia dilanda oleh pandemi gelombang kedua Namun demikian pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat masih dapat bertahan hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan sebesar 460 persen pada Triwulan III 2021 (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku Triwulan III 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun Dengan demikian pertumbuhan Kalimantan Barat berada di atas pertumbuhan nasional yang mencapai 351 persen

Pada September tahun 2021 Kalbar mengalami inflasi 034 persen lebih tinggi sebesar 038 persen dari inflasi Nasional yaitu -004 persen lebih tinggi apabila dibandingkan dengan inflasi periode yang sama tahun 2020 yang tercatat sebesar 002 persen Sesuai dengan rencana pembangunan yang tercantum pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) target indikator angka pengangguran Provinsi Kalbar Tahun 2021 adalah 363 persen namun sesuai dengan rilis data BPS Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020 Dimana TPT laki-laki sebesar 620 persen lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 521 persen Sedangkan pada Agustus 2021 TPT perkotaan (957

persen) lebih tinggi hampir tiga kali lipat TPT di Daerah perdesaan (386 persen)

Pada Agustus 2021 sejumlah 21606 ribu orang telah terdampak pandemi COVID-19 Kabar baiknya jumlah ini turun 11015 ribu orang dibandingkan Agustus 2020 Dalam beberapa kurun waktu terakhir distribusi pekerja di Kalimantan Barat mayoritas berada di sektor informal Tercatat per Agustus 2021 sebanyak 151 juta orang (6087 ) penduduk yang bekerja berada di sektor informal dan sisanya sebesar 97132 ribu orang (3913) berada di sektor formal Pada tataran nasional tingkat pengangguran Kalimantan Barat tersebut masih dibawah tingkat pengangguran nasional yang mencapai 649 persen

B Analisis Fiskal Regional Perkembangan dan Pengaruh Fiskal di Daerah (APBN dan APBD)

APBN berperan penting dalam menggerakkan perekonomian serta mengatasi pandemi Covid-19 yang berdampak pada sektor kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Realiasi pendapatan Kalimantan Barat sampai dengan Triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 1087 sedangkan belanja negara tumbuh negatif 924 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan Triwulan III 2021 mencapai Rp707749 atau 3415 persen dari total realisasi belanja APBN Belanja pemerintah sebagai stimulus perekonomian Kalbar meliputi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami pertumbuhan positif 1050 Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa periode Triwulan III 2021 sebesar Rp1364910 atau 6585 persen dari total belanja APBN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi

vii

belanja output strategis dan layanan dasar publik periode Triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor kesehatan Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

Pemulihan kondisi akibat pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Sedangkan Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018

C Analisis Tematik 1 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan namun di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang

viii

dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

D Analisis Tematik 2 Peluang Investasi Daerah

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu ldquoTerwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahanrdquo Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan Bappeda Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya

Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Apabila potensi tersebut dioptimalkan kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung Secara langsung hal ini akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian Secara umum terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

E Rekomendasi Kebijakan

Perlu adanya langkah-langkah strategis untuk mengakselerasi penyerapan APBD yang optimal

sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan

upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan Triwulan III 2021 realisasi

DAK Fisik masih 2954 persen Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak

akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas

yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

Selain itu diperlukan juga adanya Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui

KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang

perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat

menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan

Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan Kebijakan Input

Pertanian juga perlu dilakukan melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang pertanian sebagai tambahan

modal usaha pertanianmeningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja operasional

maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan

ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait

dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen

langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya

angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan

yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISIS EKONOMIREGIONAL

BAB I

1

11 Perkembangan dan Analisis Indikator Makro Ekonomi

111 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Seiring adanya beberapa pelonggaran aktivitas ekonomi ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen pada triwulan III 2021 (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun Namun demikian pertumbuhan di Kalimantan Barat berada di atas pertumbuhan nasional yang mencapai 351 persen

Struktur PDRB Kalimantan Barat menurut pengeluaran ata s dasar harga berlaku triwulan III 2021 tidak menunjukkan perubahan yang berarti Perekonomian Kalimantan Barat masih didominasi oleh Komponen PK-RT yang mencakup hampir separuh PDRB Kalimantan Barat yaitu sebesar 4832 persen diikuti oleh komponen PMTB sebesar 3111 persen Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 1376 persen Komponen PK-P sebesar 1171 persen dan Komponen PK-LNPRT sebesar 125 persen Sementara itu Komponen Impor Barang dan Jasa sebegai pengurang dalam PDRB memiliki peran sebesar 683 persen

Grafik I1 Pertumbuhan PDRB dan Growth PDRB Menurut Pengeluaran

Sumber data BPS Kalimantan Barat (diolah)

Grafik I2 Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Usaha

Sumber data BPS Kalimantan Barat (diolah)

2

Namun demikian jika diamati tren pertumbuhan PDRB secara triwulanan (q-to-q) dalam 3 tahun terakhir meskipun PDRB Kalimantan Barat selalu mengalami kontraksi di triwulan I namun masih mampu kembali tumbuh positif di triwulan berikutnya Namun masih dalam kondisi masa pandemi COVID-19 pada triwulan III 2021 dimana ekonomi Kalimantan Barat mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q to q)

Menurut lapangan usaha struktur PDRB Kalimantan Barat atas harga berlaku triwulan III 2021 tidak menunjukkan perubahan berarti Perekonomian Kalimantan Barat masih didominasi oleh Lapangan Usaha Pertanian Kehutanan dan Perikanan sebesar 2122 persen diikuti oleh Industri Pengolahan sebesar 1680 persen Konstruksi sebesar 1364 persen dan Perdagangan sebesar 1267 persen Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Kalimantan Barat mencapai 6433 persen

112 Inflasi

Inflasi diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang berlangsung secara berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu Demikian sebaliknya jika yang terjadi adalah penurunan harga secara umum maka disebut deflasi Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

Grafik I3 Tingkat Inflasi Kalimantan Barat dan Nasional

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Tingkat inflasi tahun kalender sampai dengan Oktober 2021 sebesar 085 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2021 terhadap Oktober 2020) sebesar 174 persen Arah inflasi Kalimantan Barat berlawanan dengan arah inflasi Nasional dimana secara Nasional mengalami inflasi sedangkan Kalimantan Barat mengalami deflasi

12 Perkembangan dan Analisis Indikator Kesejahteraan

121 Kemiskinan

Secara umum pada periode Maret 2010 - Maret2021 tingkat kemiskinan di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi baik dari sisi jumlah maupun persentasenya Selama lebih dari satu dasawarsa ini jumlah penduduk miskin Kalimantan Barat telah dapat ditekan cukup signifikan dari 42876 ribu jiwa (Maret 2010) menjadi 36789 ribu jiwa (Maret 2021) Terjadi penurunan persentase penduduk miskin yang melambat yakni 187 persen dari periode Maret 2010 (902 persen) sampai Maret 2021 (715 persen) Perkembangan tingkat kemiskinan Maret 2010 sampai dengan Maret 2021 ditunjukkan oleh Grafik I4

3

42876

38439 38227

37122 36507

38071

40734 40151

38192 38370

40551

38135

39032 38743 38881 38708

36973

37841

37047 36677

37071 36789

902

800

848

817796

824

874

854

807 803

844

787 800788

786 777

737 749

728 717 724 715

680

730

780

830

880

930

980

32000

34000

36000

38000

40000

42000

44000

Maret2010

Maret2011

Sept2011

Maret2012

Sept2012

Maret2013

Sept2013

Maret2014

Sept2014

Maret2015

Sept2015

Maret2016

Sept2016

Maret2017

Sept2017

Maret2018

Sept2018

Maret2019

Sept2019

Maret2020

Sept2020

Maret2021

Grafik I4 Perkembangan Kemiskinan Kalimantan Barat

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat pada Maret 2021 mencapai 36789 ribu orang Terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 282 ribu orang dibandingkan September 2020 Jika dibandingkan dengan angka Maret tahun sebelumnya jumlah penduduk miskin bertambah sebanyak 112 ribu orang

Berdasarkan derah tempat tinggal sesuai dengan Grafik V disamping pada periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen Empat jenis komoditi yang paling berpengaruh terhadap kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras rokok kretek filter telur ayam ras dan daging ayam ras Sedangkan tiga jenis komoditi bukan makanan yang paling dominan adalah biaya perumahan bensin dan listrik

122 Pengangguran

Grafik I5 Disparitas Kemiskinan Desa-Kota

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Grafik I6 Tingkat Pengangguran Prov Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

4

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582

persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020 Dimana TPT laki-laki sebesar 620

persen lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 521 persen Sedangkan pada Agustus

2021 TPT perkotaan (957 persen) lebih tinggi hampir tiga kali lipat TPT di Daerah perdesaan (386

persen) Dalam beberapa kurun waktu terakhir distribusi pekerja di Kalimantan Barat mayoritas

berada di sektor informal Tercatat per Agustus 2021 sebanyak 151 juta orang (6087 ) penduduk

yang bekerja berada di sektor informal dan sisanya sebesar 97132 ribu orang (3913) berada di

sektor formal Pada tataran nasional tingkat pengangguran Kalimantan Barat tersebut masih

dibawah tingkat pengangguran nasional yang mencapai 649 persen

Pada Agustus 2021 sejumlah 21606 ribu orang telah terdampak pandemi COVID-19 Kabar baiknya

jumlah ini turun 11015 ribu orang dibandingkan Agustus 2020 Optimisme akan berbagai upaya

pemerintah termasuk adanya program vaksinasi dalam menekan laju jumlah kasus COVID-19 dan

upaya pemulihan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu mendorong

peningkatan lapangan kerja serta mengurangi jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat

123 Ketimpangan Pendapatan

Pada Maret 2021 tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Kalimantan Barat yang diukur oleh

Gini Ratio adalah sebesar 0313 Angka ini turun sebesar 0012 poin jika dibandingkan dengan Gini

Ratio September 2020 yang sebesar 0325 Sementara jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret

2020 (0317) tercatat penurunan yang ebih kecil sebesar 0004 poin Gini Ratio daerah perkotaan

pada Maret 2021 tercatat sebesar 0341 naik sebesar 0012 poin dibandingkan dengan Gini Ratio

September 2020 yang sebesar 0329

Dibandingkan dengan Gini Ratio setahun sebelumnya tercatat peningkatan (0006 poin) yaitu pada

posisi 0335 pada Maret 2020 Sementara itu Gini Ratio di daerah perdesaan pada Maret 2021

tercatat sebesar 0267 atau turun sebesar 0006 poin dibanding angka September 2020 sebesar

0273 dan tercatat turun sebesar 0005 poin terhadap Gini Ratio Maret 2020 yang tercatat sebesar

0272

Pada Maret 2021 distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 2127

persen Artinya pengeluaran penduduk berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah Apabila

dirinci menurut wilayah di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 1957 persen sedangkan

perdesaan mencatat angka yang lebih tinggi yaitu sebesar 2318 persen Artinya baik di daerah

perkotaan maupun perdesaan di Kalimantan Barat termasuk dalam kategori ketimpangan rendah

0377

03510341 0344

03350329

0341

0277 0278 0281 02790272 0273

0267

0339

0327 03270318 0317

03250313

Maret-18 Sept-18 Maret-19 Sept-19 Maret-20 Sept-20 Maret-21

Kota Desa Kota+Desa

Grafik I7 Distribusi Pendapatan Masyarakat Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

5

10286 10325 10326 1031 10329 10293 10339 10359 10348 10468 10568 10667

11497 11701 11698 11731 12082 1228 12441 12737 12681 13056 13425 13763

Nov 20 Des Jan 21 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

Nasional Kalbar

124 Nilai Tukar Petani

Pada bulan Oktober NTP Kalimantan Barat sebesar 13763 dengan NTP masing- masing subsektor tercatat sebesar 9405 untuk subsektor tanaman pangan (NTP-P) 10569 untuk sub sektor hortikultura (NTP-H) 1610218 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR) 10077 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 10588 untuk subsektor perikanan (NTNP) Kabar baiknya NTP Provinsi Kalimantan Barat selalu berada pada level surplus dan lebih tinggi daripada NTP Nasional yang artinya kesejahteraan petani di Kalimantan Barat lebih baik daripada level nasional Adanya kenaikan NTP pada bulan Oktober 2021 ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal

125 Nilai Tukar Nelayan

Pada Provinsi Kalimantan Barat Nilai Tukar Nelayan tidak dihitung secara spesifik namun masuk

dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi

lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan Oktober

2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat naik sebesar 038 persen Hal ini terjadi karena

It naik sebesar 057 persen sedangkan Ib naik sebesar 019 persen

Pada Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada Oktober 2021 turun sebesar 004 persen Hal ini

terjadi karena It meningkat sebesar 013 persen lebih rendah dari peningkatan Ib sebesar 016

persen Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga berbagai komoditas Subsektor Perikanan

Tangkap sebesar 057 persen dan subsector Perikanan Budidaya sebesar 013 persen Sedangkan

kenaikan Ib sebesar 018 persen disebabkan kenaikan indeks kelompok IKRTsebesar 015 persen

dan indeks kelompok BPPBM sebesar 024 persen

Grafik I8

Perkembangan NTP Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

BAB II

ANALISIS FISKALREGIONAL

6

21 Pelaksanaan APBN

Sampai dengan triwulan III tahun 2021 alokasi dana APBN masih sangat berperan dalam menggerakkan perekonomian dan mengatasi pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Realiasi pendapatan Kalimantan Barat dalam tekanan berkurangnya aktivitas perekonomian masyarakat masih mengalami pertumbuhan sebesar 1087 sedangkan belanja negara tumbuh negatif 924 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Belanja Pemerintah Pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 namun Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa mengalami pertumbuhan negatif 1585

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu belanja sejalan dengan prioritas Pemerintah Di masa pandemi COVID-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas Pemerintah khususnya dalam mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis

Realisasi APBN antara triwulan III tahun 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebagaimana tabel II1

Tabel II1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

Uraian

2020 2021

Growth Pagu Realisasi

Realisasi Pagu Realisasi

Realisasi

A PENDAPATAN NEGARA 733266 539417 7356 830880 677664 8156 1087

I PENERIMAAN DALAM NEGERI 733266 539417 7356 820702 676068 8238 11 98

1 Penerimaan Pajak 635639 420175 6610 738041 508445 6889 422

2 Bea Cukai 44991 56607 12582 33842 100938 29827 13706

3 PNBP 52636 62635 11900 48820 66685 13659 1479

II HIBAH 000 000 - 10178 1596 1568 -

1 Hibah 000 000 - 10178 1596 1568 -

B BELANJA NEGARA 2840900 2134233 7513 3039749 2072659 6819 -924

I BELANJA PEMERINTAH PUSAT 943876 552084 5849 1095018 707749 6463 1050

1 Belanja Pegawai 385326 270911 7031 389560 282351 7248 309

2 Belanja Barang 388981 204332 5253 389085 249688 6417 2216

3 Belanja Modal 168468 76364 4533 315588 175327 5556 2256

4 Belanja Bantuan Sosial 1102 477 4326 785 383 4872 1262

5 Belanja Lain-lain 000 000 - 000 000 - -

IITRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 1897024 1582148 8340 1944731 1364910 7019 -1585

1 Transfer ke Daerah 1694956 1422744 8394 1738598 1224977 7046 -1606

a Dana Perimbangan 1654531 1388755 8394 1720299 1214698 7061 -1588

1) Dana Alokasi Umum 1097756 922099 8400 1084421 863895 7966 -516

2) Dana Bagi Hasil 73421 48316 6581 91245 73833 8092 2296

3) Dana Alokasi Khusus 483355 418340 8655 544632 276970 5085 -4124

Dana Alokasi Khusus Fisik 182261 170001 9327 239863 70849 2954 -6833

Dana Alokasi Khusus Non Fisik 301094 248339 8248 304770 206120 6763 -1800

d Dana Insentif Desa 40425 33989 8408 18299 10280 5617 -3319

2 Dana Desa 202068 159404 7889 206133 139933 6788 -1395

C SURPLUS DEFISIT -2107635 -1594816 7567 -2208869 -1394995 6315 -1654

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

211 Pendapatan Negara

a Analisa Kontribusi Pendapatan Negara dan Hibah

Total pendapatan negara sampai dengan periode

triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar

mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan

periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417

miliar Komposisi utama dari pendapatan negara

berasal dari penerimaan perpajakan sebesar

Rp508445 atau 7503 Bea Cukai Rp100938 miliar

atau 1489 PNBP sebesar Rp66685 atau 984

dan Hibah sebesar Rp1596 atau 024

000

200000

400000

600000

Pajak Bea Cukai PNBP Hibah

2020 420175 56607 62635 0

2021 508445 100938 66685 1596

Grafik II1 Komponen Pendapatan Negara Triwulan III

2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

7

b Analisis Pertumbuhan Penerimaan Perpajakan

1) Penerimaan Pajak

Penerimaan sektor perpajakan Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III 2021 tercatat 6889 persen dari target tahun 2021 sebesar Rp738 triliun Terjadi pertumbuhan penerimaan sebesar Rp88270 miliar atau 422 persen jika dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama tahun 2020 Pertumbuhan positif penerimaan pajak di Kalbar juga didukung kesadaran wajib pajak yang semakin tinggi Terdapat 5 sektor penyumbang penerimaan pajak Kalbar sebesar 7775 kontribusinya dengan pertumbuhan 1322 Kelima sektor tersebut yaitu Perdagangan besar dan eceran Pertanian kehutanan dan perikanan Industri pengolahan Jasa keuangan dan Asuransi serta Transportasi dan pergudangan Sedangkan kontribusi sebesar 2225 disumbangkan selain 5 sektor tersebut dengan pertumbuhan 610 Dominasi penerimaan perpajakan berasal dari PPh sebesar Rp209875 miliar PPN dan PTLL sebesar Rp265420 miliar Sisanya disumbangkan dari penerimaan PBB dan Pajak Lainnya sebesar Rp3315 miliar

2) Penerimaan Bea Cukai

Penerimaan sektor Bea dan Cukai wilayah

Kalimantan Bagian Barat periode triwulan III 2020

sebesar Rp100938 miliar atau naik 7831 persen

bila dibandingkan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Penerimaan Bea dan Cukai

menyumbangkan kontribusi kepada pendapatan

negara sebesar 1489 persen Secara agregat

penerimaan sektor Bea Cukai telah mencapai

29827 persen melampaui target Nilai devisa

ekspor sampai dengan triwulan III 2021 mengalami

kenaikan Beberapa komoditi potensial

penyumbang devisa meliputi CPO dan turunannya

Washed Bauksit Smelter Grade dan Chemical

Grade Alumina Karet Alam Plywood dan Barang

dari Kayu Kelapa Bulat Residu Rokok Pasir

Zirkon Karet Sintetik serta Komoditas lain

c Analisis Komposisi PNBP

Penerimaan Negara Bukan Pajak sampai dengan periode triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan

sebesar Rp4050 miliar atau 1479 persen dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Komposisi kontribusi PNBP kepada pendapatan negara sebesar 984 persen

Penerimaan PNBP disumbangkan secara signifikan dari peningkatan layanan BLU Pemerintah

Pusat dengan jumlah Rp36863 miliar atau 5528 dari total penerimaan PNBP Rp66685 miliar

Sedangkan kontribusi PNBP Lainnya sebesar Rp29822 miliar atau 4472 dengan sumbangan

utama dari PNBP POLRI serta PNBP Pelabuhan dan Pelayaran

000100000200000300000400000500000600000

PPh PPNdanPTLL

PBB PL Total

2020 204808 201714 8872 5837 421231

2021 209875 265420 21982 11168 508445

Grafik II2 Penerimaan Perpajakan Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

000

50000

100000

150000

BeaMasuk

BeaKeluar

Cukai Total

2020 1904 52695 2008 56607

2021 2090 95218 3631 100938

1904

52695

2008

566072090

95218

3631

100938

Grafik II3 Penerimaan Bea Cukai Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

8

d Analisa tax rasio terhadap PDRB

Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah

Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan

triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax

ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara

langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun

faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung

adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan

utamanya insentif perpajakan yang masih

berlangsung di beberapa sektor

e Analisis perpajakan sektoral terhadap PDRB menurut lapangan usaha

Berdasarkan rilis data BPS Kalbar periode triwulan III 2021 ada beberapa bidang usaha yang mulai

tumbuh antara lain

1) Sektor Pertanian Produksi kelapa sawit meningkat lebih besar dibandingkan tahun lalu untuk memenuhi permintaan CPO yang tinggi pada pasar global Selain itu produksi sektor kehutanan tercermin dari data kayu bulat yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya

2) Industri pengolahan tumbuh positif Dibandingkan tahun sebelumnya volume muat CPO mengalami peningkatan Data Purchasing Managerrsquos Index (PMI) sektor makanan minuman dan tembakau juga meningkat

3) Sektor Kontruksi tumbuh positif Realisasi pengadaan semen Asosiasi Semen Indonesia (ASI) meningkat Selain itu berdasarkan data bongkar semen dan tiang pancang naik meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

4) Sektor perdagangan tumbuh positif Realisasi pajak kendaraan BBN KB-I meningkat dibandingkan tahun lalu Selain itu berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) dan volume bongkar kendaraan juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

5) Sektor Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh positif Terdapatnya kasus baru covid-19 yang pada triwulan III menyebabkan aktivitas rumah sakit kembali meningkat sehingga menyebakan layanan jasa kesahatan dan kegiatan sosial mengalami peningkatan

212 Belanja Negara

a Analisis Belanja Negara

Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan triwulan III 2021 mencapai Rp707749 atau 3415 persen dari total realisasi belanja APBN Belanja pemerintah sebagai stimulus perekonomian Kalbar meliputi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami pertumbuhan positif 1050

Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa periode triwulan III 2021 sebesar Rp1364910 atau 6585 persen dari total belanja APBN Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen

b Analisis pertumbuhan Belanja Pemerintah Pusat dan TKDD

Berdasarkan data realisasi belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 sebagai pendorong laju pertumbuhan ekonomi di masa pandemic covid-19 Pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat yang diprioritaskan untuk kenaikan belanja gaji pegawai belanja bantuan sosial belanja barang untuk penanganan covid-19 dan pembayaran insentif tenaga kesehatan

Tahun Penerimaan Perpajakan

PDRB Perpajakan

PDRB

2021 (sd TW III)

508445 17060760 298

2020 652141 21400175 305

2019 678830 21215033 320

2018 645326 19413822 332

Sumber DJP dan BPS (diolah)

Tabel II2 Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap

PDRB di Kalbar (dalam miliar rupiah)

9

Sedangkan realisasi TKDD mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 Penyaluran DAK Fisik baru terealisasi sebesar 2954 persen dari total pagu sebesar Rp23986 miliar atau menurun 6833 persen miliar Sebagian besar alokasi DAK Fisik untuk pengadaan sarana dan prasarana fisik yang masih dalam proses lelang sehingga penyerapan anggaran belum optimal

c Analisis kemanfaatan Belanja Pemerintah Pusat

Kebijakan dan alokasi anggaran belanja negara termasuk kebijakan anggaran belanja pemerintah pusat sebagai salah satu instrumen utama kebijakan fiskal menempati posisi yang sangat strategis dalam mendukung akselerasi pembangunan yang berkelanjutan dan berdimensi kewilayahan untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah sejalan dengan prioritas pemerintah Di masa pandemi covid-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas utama khususnya dalam rangka mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis Realisasi belanja pemerintah pusat telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu

d Manajemen Investasi Pemerintah

Investasi Pemerintah Pusat adalah Kredit Program berupa pemberian tambahan modal usaha kepada UMKM lingkup Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III tahun 2021 telah tersalurkan sebesar Rp293784 miliar (75903 UMKMdebitur)

213 SurplusDefisit

Realisasi pendapatan APBN Provinsi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi defisit anggaran sebesar Rp1394995 miliar Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 dengan besaran defisit sebesar Rp1594816 terjadi penurunan tingkat defisit 1664 persen

214 Prognosis APBN

Perkiraan realisasi APBN sampai dengan akhir tahun 2021 diperoleh dengan menggunakan penghitungan analisa trand dan atau rata-rata untuk penerimaan pendapatan dan belanja negara melalui data historis tahun 2018 sampai dengan tahun 2020

Tabel II3 Perkiraan Ralisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar sd Akhir Tahun 2021

Uraian 2018 2019 2020 2021

PENDAPATAN NEGARA 768292 871660 834384 890871

1 Penerimaan Pajak 64012 727547 676488 717751

2 Bea dan Cukai 4201 61735 75520 93264

3 PNBP 8616 82378 82376 79856

BELANJA NEGARA 2969551 3001701 2760700 2701800

1 Belanja Pemerintah Pusat 1039925 967435 879993 802519

2 Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa 1929626 2034266 1880707 1899281

SURPLUS DEFISIT (2201259) (2130041) (1926316) (1810929)

Sumber data OMSPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bag Barat

-

500

1000

1500

2000

2500

3000

KalimantanBarat

Sambas

Mempawa

h

Sanggau

Ketapang

Sintang

Kapuas

Hulu

Bengkayang

Landak

Sekadau

Melawi

Kayong

Utara

KubuRaya

Pontianak

Singkawan

g

Jumlah

Debitur 22 7555 4742 8861 6489 6231 4768 4913 5423 3096 2238 1328 9404 7534 3299 7590

Nilai Akad 9943 2903 1742 3058 2768 2755 1654 1536 1872 1340 9623 4536 3234 3631 1455 2937

Nilai Outstanding 6061 2554 1485 2639 2357 2412 1380 1343 1680 1217 8653 3957 2731 3020 1245 2533

Mili

ar

Grafik II4

Penyaluran KUR Lingkup Kalimantan Barat sd Triwulan III 2021

Sumber Sistem Informasi Kredit Program (SIKP)

10

Perkiraan Pendapatan Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 sebesar Rp890871 miliar

terdiri dari perkiraan Penerimaan Pajak sebesar Rp717751 penerimaan Bea dan Cukai sebesar

Rp93264 miliar dan perkiraan PNBP sebesar Rp79856

Perkiraan Belanja Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 akan tercapai sebesar Rp27018

miliar Belanja pemerintah pusat diperkirakan sebesar Rp802519 miliar dan Belanja Transfer ke

Daerah dan Dana Desa diperkirakan akan terserap sebesar Rp1899281 miliar

215 Analisis Capaian Output Layanan Dasar Publik

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi

1) Sektor pendidikan bersumber dana APBN merupakan Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar Output strategis yang ditargetkan antara lain berupa Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah 40104 orang Bantuan Pendidikan Tinggi 628 orang Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 2303 orang dan Sarana Pendukung Pembelajaran sebanyak 30 paket

2) Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Output yang ditargetkan antara lain Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 9989 unit Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat 1168 SR Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) 1389 m Jalan Strategis (ProPN) 110 KM dan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) 151 KM

3) Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar Output yang ditargetkan antara lain Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi 234 orang Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) 300 orang Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan 1 paket dan Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes 1 paket

22 Pelaksanaan APBD

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 telah memaksa pemerintah untuk membatasi pergerakan masyarakat terlebih saat adanya gelombang kedua pandemi di Indonesia yang terjadi pada akhir Juni hingga Juli 2021 Hal ini memberikan dampak yang cukup signifikan pada aktivitas masyarakat dan berimbas pada kegiatan produksi konsumsi hingga laju pertumbuhan ekonomi Pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi

Tabel II4 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

sd Akhir Triwulan III Tahun 2020 dan 2021

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

PENDAPATAN 2633280 1820273 6913 2568471 1681253 6546 -531

PENDAPATAN ASLI DAERAH 460106 269612 5860 477763 231436 4844 -1733 Pajak Daerah 302992 184136 6077 311923 155897 4998 -1776 Retribusi Daerah 15453 11617 7518 15281 8372 5479 -2712 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 20028 18936 9455 21220 17852 8413 -1102 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 121633 54923 4515 129339 49314 3813 -1556

PENDAPATAN TRANSFER 2044468 1529438 7481 2027702 1427694 7041 -588 Transfer dari Pemerintah Pusat 1802572 1413602 7842 1720299 1214698 7061 -996 Dana Bagi Hasil Pajak atau Bagi Hasil Bukan Pajak 59779 48919 8183 91245 73833 8092 -112 Dana Alokasi Umum 1234375 965144 7819 1084421 863895 7966 189 Dana Alokasi Khusus 508418 399539 7858 544632 276970 5085 -3529

11

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

Transfer antar Daerah 90186 48854 5417 82971 62784 7567 3969 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 81221 48794 6008 82971 58612 7064 1759 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 8965 060 067 000 4172 000 000 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 151710 66982 4415 224432 150212 6693 5159

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 128706 21222 1649 63006 22123 3511 11295 Pendapatan Hibah 50905 16309 3204 12657 21731 17169 43591 Pendapatan Lainnya 77801 4913 632 50350 392 078 -8766

BELANJA DAERAH 2697978 1216830 4510 2705329 1226920 4535 056

BELANJA OPERASI 1788473 955565 5343 1727155 926999 5367 045 Belanja Tidak Langsung 992176 710565 7162 1003483 666505 6642 -726 Belanja Pegawai 806104 578173 7172 910353 566012 6217 -1331 Belanja Bunga 200 174 8715 400 152 3793 -5647 Belanja Subsidi 000 000 000 000 000 000 000 Belanja Hibah 179277 128945 7192 87194 98780 11329 5751 Belanja Bantuan sosial 6594 3273 4964 5536 1427 2577 -4809 Belanja Lainnya 000 000 000 000 136 000 000 Belanja Langsung 796297 245000 3077 723671 260493 3600 1699 Belanja Pegawai 113729 000 000 000 000 000 000 Belanja Barang dan Jasa 682569 245000 3589 723671 260493 3600 028

BELANJA MODAL 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540 Belanja Modal 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540

BELANJA TAK TERDUGA 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857 Belanja Tak Terduga 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857

BELANJA TRANSFER 391164 134176 3430 418083 202044 4833 4089 TransferBagi Hasil Pendapatan 78597 53974 6867 108271 62303 5754 -1620 Belanja Bantuan Keuangan 312567 80203 2566 309813 139741 4510 7578

SURPLUSDEFISIT -64699 603442 -93270 -136858 454333 -33197 -6441 PEMBIAYAAN 95268 111882 11744 101027 106210 10513 -1048 Penerimaan Pembiayaan 116283 131717 11327 126342 116210 9198 -1880 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 103628 131717 12711 112941 102245 9053 -2878 Pencairan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Hasil Penjualan KD yang Dipisahkan 000 000 000 000 000 000 000 Penerimaan Pinjaman Daerah 12650 000 000 13397 13965 10424 000 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 005 000 000 005 000 000 000 Penerimaan Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan 21015 19835 9439 25315 10000 3950 -5815 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo 8475 8475 10000 9500 000 000 -10000 Penyertaan Modal Daerah 12540 11360 9059 15815 10000 6323 -3020 Pembentukan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Pemberian Pinjaman Daerah 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) 30569 715325 234001 -35831 560543 -156443 -16686

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

Berdasarkan Tabel II1 dapat diketahui bahwa Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

221 Pendapatan Daerah

Pada sisi pendapatan capaian tertinggi terdapat pada Pendapatan Transfer Daerah yaitu sebanyak Rp1427694 miliar atau sekitar 7041 dari total realisasi pendapatan Secara lebih khusus capaian tertinggi dari Pendapatan Transfer Daerah terdapat pada sisi Transfer dari Pemerintah Pusat yaitu sebesar Rp 1214698 miliar atau sekitar 7224 dari total seluruh pendapatan daerah

Sementara untuk sisi Pendapatan Asli Daerah total realisasi adalah sebesar 5947 turun sebesar 1396 dibanding tahun 2020 pada periode yang sama (year on year) Penurunan ini dikarenakan adanya gelombang kedua pandemi yang terjadi pada awal Triwulan III mengakibatkan adanya kontraksi ekonomi sehingga memaksa pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan yang lebih ketat dan berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian sehingga terjadi penurunan yang cukup besar pada retribusi daerah dan pajak daerah dibanding tahun sebelumnya

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021

PENDAPATAN ASLIDAERAH

PENDAPATANTRANSFER

LAIN-LAINPENDAPATAN

DAERAH YANG SAH

PAGU 477763 2027702 63006

REALISASI 231436 1427694 22123

realisasi 4844 7041 3511

GROWTH (y-o-y) -1733 -1606 11295

-2500

000

2500

5000

7500

10000

12500

000

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

12

222 Belanja Daerah

Pada APBD Kalbar 2021 pagu belanja adalah sebesar Rp 2705329 miliar dengan realisasi hingga Triwulan III adalah sebesar Rp1226920 miliar atau sekitar 4535 Di antara semua sisi belanja belanja operasi dan belanja transfer mengalami pertumbuhan positif dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Sedangkan untuk belanja modal dan belanja tak terduga mengalami pertumbuhan negatif khususnya pada belanja tak terduga yang mengalami penurunan sebesar 9857 Hal ini diakibatkan oleh adanya alokasi yang besar pada Belanja Tak Terduga sebagai antisipasi adanya gelombang pandemi Covid-19 yaitu sebesar Rp30354 miliar namun realisasi anggaran sampai akhir Triwulan III hanya sebesar Rp 2567 miliar atau hanya sekitar 846 hal ini dikarenakan gelombang kedua yang terjadi telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai pada akhir September Hal ini berbeda jauh dari kondisi tahun 2020 dimana belum ada persiapan anggaran untuk Belanja Tak Terduga sehingga pagu yang tersedia hanya sebesar Rp4964 miliar namun realisasi yang terjadi sebesar Rp 29450 miliar atau sekitar 5933

223 SurplusDefisit APBD

Dengan kondisi penyerapan belanja yang masih belum maksimal kondisi yang terjadi hingga Triwulan III 2021 adalah surplus sebesar Rp454333 miliar Hal ini berbeda jauh dengan rencana anggaran dimana pagu menunjukkan kondisi defisit sebesar Rp113897 miliar Selain dikarenakan sangat rendahnya penyerapan pada Belanja Tak Terduga yang masih berada di bawah 10 kondisi surplus yang terjadi juga diakibatkan oleh penyerapan beberapa belanja yang masih belum maksimal seperti penyerapan terendah yang ada pada sisi Belanja ada pada Belanja Modal yang baru terserap sebesar Rp 95309 miliar dari total pagu Rp529736 miliar atau sekitar 1799 Selanjutnya penyerapan yang masih rendah lainnya adalah pada sisi Belanja Barang dan Jasa yang baru terserap sebesar Rp260493 miliar dari total Rp723671 miliar atau hanya sekitar 36

224 Pembiayaan Daerah

Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran rencana anggaran untuk pembiayaan tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran Sedangkan dari sisi pengeluaran pembiayaan belum ada realisasi dari Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo dengan pagu sebesar Rp95 miliar sementara untuk Penyertaan Modal Daerah telah terealisasi sebesar Rp100 miliar atau sekitar 6323 dari total pagu Rp15815 miliar

225 Prognosis APBD

Tahun 2021 merupakan momentum untuk memulihkan ekonomi pasca hantaman pandemi di tahun pertama serta mempercepat berbagai program untuk memperkuat ketahanan menghadapi gelombang pandemi yang akan datang seperti program vaksinasi Di tengah upaya keras untuk menangani masalah kesehatan dan memulihkan ekonomi prognosis untuk anggaran pendapatan mengalami penurunan sedangkan untuk prognosis belanja mengalami peningkatan sehingga untuk kondisi yang diproyeksikan adalah defisit sebesar Rp65631 miliar sebagaimana tabel di bawah ini

BELANJAOPERASI

BELANJAMODAL

BELANJATAK

TERDUGA

BELANJATRANSFER

PAGU 1727155 529736 30355 418083

REALISASI 926999 95310 2568 202044

realisasi 5367 1799 846 4833

GROWTH (yoy) 045 -540 -9857 4089

-12000-10000-8000-6000-4000-20000002000400060008000

000200000400000600000800000

100000012000001400000160000018000002000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II6

Komposisi Belanja Triwulan III-2021

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

13

Tabel II5

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021

(dalam miliar rupiah)

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan Lampiran I Peraturan Pemerintah No71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik (reciprocal accounts)

LKPK Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana tabel berikut

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021

Uraian TW III - 2020 TW III - 2021

Growth Konsolidasian Pusat Daerah Konsolidasian

Pendapatan Negara 783375 669910 1683078 1042579 3309

Pendapatan Perpajakan 654482 603225 202435 805660 2310

Pendapatan Bukan Pajak 128893 66685 104481 171166 3280

Hibah 000 0 15268 2319 000

Transfer 000 0 1360893 63434 000

Belanja Negara 1768914 2072495 1316917 1931859 921

Belanja Pemerintah 1634738 707749 1084342 1792091 963

Transfer 134176 1364746 232575 139768 417

SurplusDefisit -985539 -1402585 366161 -889280 -977

Pembiayaan 111882 0 76401 76401 -3171

Penerimaan Pembiayaan Daerah 131717 0 95901 95901 -2719

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 19835 0 195 195 -169

Sisa Lebih (Kurang) -873657 -1402585 442562 -812879 -696

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

231 Pendapatan Konsolidasian

Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

Uraian Realisasi Prognosis

2018 2019 2020 2021

Pendapatan 2422952 2563928 2355545 2329837

Pendapatan Asli Daerah 390903 404671 381430 382862

Pendapatan Transfer 1985433 2084816 1865863 1859133

Lain-Lain Pendapatan Daerah 46616 74442 108253 87842

Belanja Daerah 2345817 2510634 2375111 2395468

Belanja 1979867 2107845 2032758 2048701

Transfer 365950 402789 342353 346767

SurplusDefisit 77135 53295 -19566 -65631

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

PendapatanPerpajakan

PendapatanBukan Pajak

Hibah Transfer

2020 654482 128893 000 000

2021 805660 171166 2319 63434

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Realisasi Pendapatan sampai dengan tahun

2020 mencapai Rp2355545 miliar sementara

untuk realisasi belanja sebesar Rp2375111

miliar sehingga terdapat defisit sebesar

Rp19566 miliar Melihat trend pendapatan

yang fluktuatif dari tahun ke tahun untuk

prognosis pendapatan di akhir tahun 2021

(Triwulan IV) adalah sebesar Rp2329837

miliar sedangkan untuk prognosis belanja

adalah sebesar Rp2395468 miliar sehingga

diperoleh proyeksi kondisi untuk akhir tahun

2021 adalah defisit sebesar Rp65631 miliar

14

a Analisis kontribusi komponen Pendapatan Konsolidasian Kontribusi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Daerah menyumbang jumlah yang cukup besar dengan kontribusi paling besar dari sisi Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar Rp297494 miliar disusul oleh Pendapatan Transfer sebesar Rp1360893 miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp24691 miliar

b Analisis pertumbuhan (growth) komponen Pendapatan Konsolidasian Meskipun pandemi masih terjadi namun perekonomian di Kalbar sudah mulai menuju pada kemandirian hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada pos Pendapatan Asli Daerah Triwulan III-2021 sebesar Rp 27881 miliar atau sekitar 1034 dari Triwulan III-2020 Kenaikan pada PAD disokong paling besar oleh Pajak Daerah yang berkontribusi sebesar Rp202435 miliar atau sekitar 6805 dari total PAD Dibandingkan dengan tahun 2020 pendapatan dari pajak daerah ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp18299 miliar atau sekitar 10 dari total pajak daerah yang berhasil dihimpun pada periode yang sama di tahun sebelumnya

c Analisis tax ratio atau rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Namun pada triwulan III 2021 tax ratio terhadap PDRB menunjukkan perbaikan dimana ada kenaikan meskipun tidak sebesar di

tahun-tahun sebelum pandemi melanda Sinyal positif ini merupakan tanda adanya keberhasilan atas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi salah satu program utama pemerintah disamping pemulihan kesehatan melalui vaksinasi yang mulai digalakkan sejak awal tahun 2021 Tentunya hal ini harus terus didukung oleh administrasi perpajakan yang terus disempurnakan serta perbaikan struktur ekonominya

232 Belanja Konsolidasian

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Tahun Pajak

Konsolida-sian

PDRB Pajak

Konsolidasi PDRB

2021 (sd TW III)

805660 17060760 472

2020 976373 21400175 456

2019 1094835 21215033 516

2018 969055 19413822 499

Pajak Daerah Retribusi Daerah

HasilPengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

Lain-lainPendapatan AsliDaerah yang Sah

Provinsi 145729 2283 9573 12435

KabKota 56706 6445 9134 55189

Total 202435 8727 18707 67624

Kontribusi 6805 293 629 2273

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

000

50000

100000

150000

200000

250000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)

000500000

100000015000002000000

BelanjaPemerintah

Transfer

2020 1634738 134176

2021 1792091 139768

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II9 Belanja Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB

(dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

15

a Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah Dari total Belanja Konsolidasi komponen terbesar berasal dari sisi Belanja Pegawai sebesar Rp579787 miliar atau sebesar 5948 dari total Belanja Operasi disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 293881 miliar atau sebesar 3015

b Analisis pertumbuhan (growth) Belanja Pemerintah dan TKDD Meskipun terdapat pertumbuhan belanja antara Triwulan III-2020 dibandingkan dengan Triwulan III-2021 sebesar 921 namun terjadi penurunan signifikan pada pos Belanja Tak Terduga sebesar 9087 atau dari Rp29450 miliar pada tahun 2020 menjadi hanya Rp2688 miliar pada tahun 2021 Penurunan realisasi Belanja Tak Terduga ini diakibatkan oleh dampak pandemi yang terjadi pada gelombang kedua telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai sehingga terjadi penurunan realisasi yang signifikan dari pagu yang telah disediakan

c Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB

Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Namun sampai dengan triwulan III 2021 rasio belanja pemerintah masih berada di bawah rasio belanja tahun 2020 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja

pemerintah daerah Pada tahun 2020 rasio belanja pemerintah relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB dan kenaikan belanja Kenaikan belanja pemerintah daerah relatif lebih tinggi saat terjadinya pandemi namun tidak diikuti oleh pertumbuhan PDRB sehingga rasio belanja meningkat

233 SurplusDefisit Konsilidasian

Sampai dengan Triwulan III-2021 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Barat masih dalam posisi defisit Rp889280 miliar Posisi defisit ini disumbang oleh deficit dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1402585 miliar dan surplus dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 366161 miliar Kondisi ini turun sebesar 977 dibanding defisit yang terjadi pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 985539 miliar

Tahun Belanja

Pemerintah Konsolidasian

PDRB Belanja PDRB

2021 (sd TW III)

1792091 17060760 1050

2020 3255080 21400175 1521

2019 3076373 21215033 1450

2018 2939933 19413822 1514

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaBunga

Subsidi HibahBelanjaModal

BelanjaTak

Terduga

BantuanSosial

PUSAT 282351 249688 000 000 000 175327 000 383

DAERAH 579787 293881 152 000 99427 106928 2687 1481

TOTAL 862138 543569 152 000 99427 282255 2687 1863

KONTRIBUSI 4811 3033 001 000 555 1575 015 010

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian

Pusat Daerah Konsolidasi

Defisit -1402585 366161 -1036424

13533 -3533 10000

-6000

-4000

-2000

000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

-1600000

-1400000

-1200000

-1000000

-800000

-600000

-400000

-200000

-

200000

400000

600000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II11

SurplusDefisit Konsolidasian

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian

terhadap PDRB (dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

Perkembangan Kinerja PelaksanaanAPBN dan APBD Provinsi Kalimantan Barat

sd TRIWULAN III 2021

Realisasi PendapatanAPBN Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Realisasi BelanjaAPBN Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Realisasi Belanja TKDDAPBN Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Realisasi PendapatanAPBD Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Realisasi BelanjaAPBD Provinsi Kalbar(dalam miliar rupiah)

Tren Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa

Provinsi Kalbar sd TW 2021 (dalam miliar rupiah)

Pagu - Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan Tahun 2018 sd 2021 Provinsi Kalbar (dalam jutaan rupiah)

Pagu - Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian Tahun 2018 sd 2021 Provinsi Kalbar (dalam jutaan rupiah)

vi

A Analisis Ekonomi Regional Indikator Ekonomi Makro dan Kesejahteraan

Tahun 2021 menjadi tahun kedua dimana seluruh dunia masih berjibaku dengan pandemi terlebih di awal periode Triwulan III 2021 Indonesia dilanda oleh pandemi gelombang kedua Namun demikian pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat masih dapat bertahan hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan sebesar 460 persen pada Triwulan III 2021 (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku Triwulan III 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun Dengan demikian pertumbuhan Kalimantan Barat berada di atas pertumbuhan nasional yang mencapai 351 persen

Pada September tahun 2021 Kalbar mengalami inflasi 034 persen lebih tinggi sebesar 038 persen dari inflasi Nasional yaitu -004 persen lebih tinggi apabila dibandingkan dengan inflasi periode yang sama tahun 2020 yang tercatat sebesar 002 persen Sesuai dengan rencana pembangunan yang tercantum pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) target indikator angka pengangguran Provinsi Kalbar Tahun 2021 adalah 363 persen namun sesuai dengan rilis data BPS Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020 Dimana TPT laki-laki sebesar 620 persen lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 521 persen Sedangkan pada Agustus 2021 TPT perkotaan (957

persen) lebih tinggi hampir tiga kali lipat TPT di Daerah perdesaan (386 persen)

Pada Agustus 2021 sejumlah 21606 ribu orang telah terdampak pandemi COVID-19 Kabar baiknya jumlah ini turun 11015 ribu orang dibandingkan Agustus 2020 Dalam beberapa kurun waktu terakhir distribusi pekerja di Kalimantan Barat mayoritas berada di sektor informal Tercatat per Agustus 2021 sebanyak 151 juta orang (6087 ) penduduk yang bekerja berada di sektor informal dan sisanya sebesar 97132 ribu orang (3913) berada di sektor formal Pada tataran nasional tingkat pengangguran Kalimantan Barat tersebut masih dibawah tingkat pengangguran nasional yang mencapai 649 persen

B Analisis Fiskal Regional Perkembangan dan Pengaruh Fiskal di Daerah (APBN dan APBD)

APBN berperan penting dalam menggerakkan perekonomian serta mengatasi pandemi Covid-19 yang berdampak pada sektor kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Realiasi pendapatan Kalimantan Barat sampai dengan Triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 1087 sedangkan belanja negara tumbuh negatif 924 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan Triwulan III 2021 mencapai Rp707749 atau 3415 persen dari total realisasi belanja APBN Belanja pemerintah sebagai stimulus perekonomian Kalbar meliputi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami pertumbuhan positif 1050 Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa periode Triwulan III 2021 sebesar Rp1364910 atau 6585 persen dari total belanja APBN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi

vii

belanja output strategis dan layanan dasar publik periode Triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor kesehatan Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

Pemulihan kondisi akibat pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Sedangkan Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018

C Analisis Tematik 1 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan namun di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang

viii

dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

D Analisis Tematik 2 Peluang Investasi Daerah

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu ldquoTerwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahanrdquo Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan Bappeda Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya

Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Apabila potensi tersebut dioptimalkan kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung Secara langsung hal ini akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian Secara umum terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

E Rekomendasi Kebijakan

Perlu adanya langkah-langkah strategis untuk mengakselerasi penyerapan APBD yang optimal

sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan

upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan Triwulan III 2021 realisasi

DAK Fisik masih 2954 persen Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak

akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas

yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

Selain itu diperlukan juga adanya Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui

KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang

perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat

menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan

Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan Kebijakan Input

Pertanian juga perlu dilakukan melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang pertanian sebagai tambahan

modal usaha pertanianmeningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja operasional

maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan

ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait

dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen

langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya

angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan

yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISIS EKONOMIREGIONAL

BAB I

1

11 Perkembangan dan Analisis Indikator Makro Ekonomi

111 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Seiring adanya beberapa pelonggaran aktivitas ekonomi ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen pada triwulan III 2021 (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun Namun demikian pertumbuhan di Kalimantan Barat berada di atas pertumbuhan nasional yang mencapai 351 persen

Struktur PDRB Kalimantan Barat menurut pengeluaran ata s dasar harga berlaku triwulan III 2021 tidak menunjukkan perubahan yang berarti Perekonomian Kalimantan Barat masih didominasi oleh Komponen PK-RT yang mencakup hampir separuh PDRB Kalimantan Barat yaitu sebesar 4832 persen diikuti oleh komponen PMTB sebesar 3111 persen Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 1376 persen Komponen PK-P sebesar 1171 persen dan Komponen PK-LNPRT sebesar 125 persen Sementara itu Komponen Impor Barang dan Jasa sebegai pengurang dalam PDRB memiliki peran sebesar 683 persen

Grafik I1 Pertumbuhan PDRB dan Growth PDRB Menurut Pengeluaran

Sumber data BPS Kalimantan Barat (diolah)

Grafik I2 Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Usaha

Sumber data BPS Kalimantan Barat (diolah)

2

Namun demikian jika diamati tren pertumbuhan PDRB secara triwulanan (q-to-q) dalam 3 tahun terakhir meskipun PDRB Kalimantan Barat selalu mengalami kontraksi di triwulan I namun masih mampu kembali tumbuh positif di triwulan berikutnya Namun masih dalam kondisi masa pandemi COVID-19 pada triwulan III 2021 dimana ekonomi Kalimantan Barat mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q to q)

Menurut lapangan usaha struktur PDRB Kalimantan Barat atas harga berlaku triwulan III 2021 tidak menunjukkan perubahan berarti Perekonomian Kalimantan Barat masih didominasi oleh Lapangan Usaha Pertanian Kehutanan dan Perikanan sebesar 2122 persen diikuti oleh Industri Pengolahan sebesar 1680 persen Konstruksi sebesar 1364 persen dan Perdagangan sebesar 1267 persen Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Kalimantan Barat mencapai 6433 persen

112 Inflasi

Inflasi diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang berlangsung secara berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu Demikian sebaliknya jika yang terjadi adalah penurunan harga secara umum maka disebut deflasi Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

Grafik I3 Tingkat Inflasi Kalimantan Barat dan Nasional

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Tingkat inflasi tahun kalender sampai dengan Oktober 2021 sebesar 085 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2021 terhadap Oktober 2020) sebesar 174 persen Arah inflasi Kalimantan Barat berlawanan dengan arah inflasi Nasional dimana secara Nasional mengalami inflasi sedangkan Kalimantan Barat mengalami deflasi

12 Perkembangan dan Analisis Indikator Kesejahteraan

121 Kemiskinan

Secara umum pada periode Maret 2010 - Maret2021 tingkat kemiskinan di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi baik dari sisi jumlah maupun persentasenya Selama lebih dari satu dasawarsa ini jumlah penduduk miskin Kalimantan Barat telah dapat ditekan cukup signifikan dari 42876 ribu jiwa (Maret 2010) menjadi 36789 ribu jiwa (Maret 2021) Terjadi penurunan persentase penduduk miskin yang melambat yakni 187 persen dari periode Maret 2010 (902 persen) sampai Maret 2021 (715 persen) Perkembangan tingkat kemiskinan Maret 2010 sampai dengan Maret 2021 ditunjukkan oleh Grafik I4

3

42876

38439 38227

37122 36507

38071

40734 40151

38192 38370

40551

38135

39032 38743 38881 38708

36973

37841

37047 36677

37071 36789

902

800

848

817796

824

874

854

807 803

844

787 800788

786 777

737 749

728 717 724 715

680

730

780

830

880

930

980

32000

34000

36000

38000

40000

42000

44000

Maret2010

Maret2011

Sept2011

Maret2012

Sept2012

Maret2013

Sept2013

Maret2014

Sept2014

Maret2015

Sept2015

Maret2016

Sept2016

Maret2017

Sept2017

Maret2018

Sept2018

Maret2019

Sept2019

Maret2020

Sept2020

Maret2021

Grafik I4 Perkembangan Kemiskinan Kalimantan Barat

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat pada Maret 2021 mencapai 36789 ribu orang Terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 282 ribu orang dibandingkan September 2020 Jika dibandingkan dengan angka Maret tahun sebelumnya jumlah penduduk miskin bertambah sebanyak 112 ribu orang

Berdasarkan derah tempat tinggal sesuai dengan Grafik V disamping pada periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen Empat jenis komoditi yang paling berpengaruh terhadap kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras rokok kretek filter telur ayam ras dan daging ayam ras Sedangkan tiga jenis komoditi bukan makanan yang paling dominan adalah biaya perumahan bensin dan listrik

122 Pengangguran

Grafik I5 Disparitas Kemiskinan Desa-Kota

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Grafik I6 Tingkat Pengangguran Prov Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

4

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582

persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020 Dimana TPT laki-laki sebesar 620

persen lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 521 persen Sedangkan pada Agustus

2021 TPT perkotaan (957 persen) lebih tinggi hampir tiga kali lipat TPT di Daerah perdesaan (386

persen) Dalam beberapa kurun waktu terakhir distribusi pekerja di Kalimantan Barat mayoritas

berada di sektor informal Tercatat per Agustus 2021 sebanyak 151 juta orang (6087 ) penduduk

yang bekerja berada di sektor informal dan sisanya sebesar 97132 ribu orang (3913) berada di

sektor formal Pada tataran nasional tingkat pengangguran Kalimantan Barat tersebut masih

dibawah tingkat pengangguran nasional yang mencapai 649 persen

Pada Agustus 2021 sejumlah 21606 ribu orang telah terdampak pandemi COVID-19 Kabar baiknya

jumlah ini turun 11015 ribu orang dibandingkan Agustus 2020 Optimisme akan berbagai upaya

pemerintah termasuk adanya program vaksinasi dalam menekan laju jumlah kasus COVID-19 dan

upaya pemulihan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu mendorong

peningkatan lapangan kerja serta mengurangi jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat

123 Ketimpangan Pendapatan

Pada Maret 2021 tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Kalimantan Barat yang diukur oleh

Gini Ratio adalah sebesar 0313 Angka ini turun sebesar 0012 poin jika dibandingkan dengan Gini

Ratio September 2020 yang sebesar 0325 Sementara jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret

2020 (0317) tercatat penurunan yang ebih kecil sebesar 0004 poin Gini Ratio daerah perkotaan

pada Maret 2021 tercatat sebesar 0341 naik sebesar 0012 poin dibandingkan dengan Gini Ratio

September 2020 yang sebesar 0329

Dibandingkan dengan Gini Ratio setahun sebelumnya tercatat peningkatan (0006 poin) yaitu pada

posisi 0335 pada Maret 2020 Sementara itu Gini Ratio di daerah perdesaan pada Maret 2021

tercatat sebesar 0267 atau turun sebesar 0006 poin dibanding angka September 2020 sebesar

0273 dan tercatat turun sebesar 0005 poin terhadap Gini Ratio Maret 2020 yang tercatat sebesar

0272

Pada Maret 2021 distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 2127

persen Artinya pengeluaran penduduk berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah Apabila

dirinci menurut wilayah di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 1957 persen sedangkan

perdesaan mencatat angka yang lebih tinggi yaitu sebesar 2318 persen Artinya baik di daerah

perkotaan maupun perdesaan di Kalimantan Barat termasuk dalam kategori ketimpangan rendah

0377

03510341 0344

03350329

0341

0277 0278 0281 02790272 0273

0267

0339

0327 03270318 0317

03250313

Maret-18 Sept-18 Maret-19 Sept-19 Maret-20 Sept-20 Maret-21

Kota Desa Kota+Desa

Grafik I7 Distribusi Pendapatan Masyarakat Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

5

10286 10325 10326 1031 10329 10293 10339 10359 10348 10468 10568 10667

11497 11701 11698 11731 12082 1228 12441 12737 12681 13056 13425 13763

Nov 20 Des Jan 21 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

Nasional Kalbar

124 Nilai Tukar Petani

Pada bulan Oktober NTP Kalimantan Barat sebesar 13763 dengan NTP masing- masing subsektor tercatat sebesar 9405 untuk subsektor tanaman pangan (NTP-P) 10569 untuk sub sektor hortikultura (NTP-H) 1610218 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR) 10077 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 10588 untuk subsektor perikanan (NTNP) Kabar baiknya NTP Provinsi Kalimantan Barat selalu berada pada level surplus dan lebih tinggi daripada NTP Nasional yang artinya kesejahteraan petani di Kalimantan Barat lebih baik daripada level nasional Adanya kenaikan NTP pada bulan Oktober 2021 ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal

125 Nilai Tukar Nelayan

Pada Provinsi Kalimantan Barat Nilai Tukar Nelayan tidak dihitung secara spesifik namun masuk

dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi

lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan Oktober

2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat naik sebesar 038 persen Hal ini terjadi karena

It naik sebesar 057 persen sedangkan Ib naik sebesar 019 persen

Pada Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada Oktober 2021 turun sebesar 004 persen Hal ini

terjadi karena It meningkat sebesar 013 persen lebih rendah dari peningkatan Ib sebesar 016

persen Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga berbagai komoditas Subsektor Perikanan

Tangkap sebesar 057 persen dan subsector Perikanan Budidaya sebesar 013 persen Sedangkan

kenaikan Ib sebesar 018 persen disebabkan kenaikan indeks kelompok IKRTsebesar 015 persen

dan indeks kelompok BPPBM sebesar 024 persen

Grafik I8

Perkembangan NTP Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

BAB II

ANALISIS FISKALREGIONAL

6

21 Pelaksanaan APBN

Sampai dengan triwulan III tahun 2021 alokasi dana APBN masih sangat berperan dalam menggerakkan perekonomian dan mengatasi pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Realiasi pendapatan Kalimantan Barat dalam tekanan berkurangnya aktivitas perekonomian masyarakat masih mengalami pertumbuhan sebesar 1087 sedangkan belanja negara tumbuh negatif 924 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Belanja Pemerintah Pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 namun Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa mengalami pertumbuhan negatif 1585

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu belanja sejalan dengan prioritas Pemerintah Di masa pandemi COVID-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas Pemerintah khususnya dalam mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis

Realisasi APBN antara triwulan III tahun 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebagaimana tabel II1

Tabel II1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

Uraian

2020 2021

Growth Pagu Realisasi

Realisasi Pagu Realisasi

Realisasi

A PENDAPATAN NEGARA 733266 539417 7356 830880 677664 8156 1087

I PENERIMAAN DALAM NEGERI 733266 539417 7356 820702 676068 8238 11 98

1 Penerimaan Pajak 635639 420175 6610 738041 508445 6889 422

2 Bea Cukai 44991 56607 12582 33842 100938 29827 13706

3 PNBP 52636 62635 11900 48820 66685 13659 1479

II HIBAH 000 000 - 10178 1596 1568 -

1 Hibah 000 000 - 10178 1596 1568 -

B BELANJA NEGARA 2840900 2134233 7513 3039749 2072659 6819 -924

I BELANJA PEMERINTAH PUSAT 943876 552084 5849 1095018 707749 6463 1050

1 Belanja Pegawai 385326 270911 7031 389560 282351 7248 309

2 Belanja Barang 388981 204332 5253 389085 249688 6417 2216

3 Belanja Modal 168468 76364 4533 315588 175327 5556 2256

4 Belanja Bantuan Sosial 1102 477 4326 785 383 4872 1262

5 Belanja Lain-lain 000 000 - 000 000 - -

IITRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 1897024 1582148 8340 1944731 1364910 7019 -1585

1 Transfer ke Daerah 1694956 1422744 8394 1738598 1224977 7046 -1606

a Dana Perimbangan 1654531 1388755 8394 1720299 1214698 7061 -1588

1) Dana Alokasi Umum 1097756 922099 8400 1084421 863895 7966 -516

2) Dana Bagi Hasil 73421 48316 6581 91245 73833 8092 2296

3) Dana Alokasi Khusus 483355 418340 8655 544632 276970 5085 -4124

Dana Alokasi Khusus Fisik 182261 170001 9327 239863 70849 2954 -6833

Dana Alokasi Khusus Non Fisik 301094 248339 8248 304770 206120 6763 -1800

d Dana Insentif Desa 40425 33989 8408 18299 10280 5617 -3319

2 Dana Desa 202068 159404 7889 206133 139933 6788 -1395

C SURPLUS DEFISIT -2107635 -1594816 7567 -2208869 -1394995 6315 -1654

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

211 Pendapatan Negara

a Analisa Kontribusi Pendapatan Negara dan Hibah

Total pendapatan negara sampai dengan periode

triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar

mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan

periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417

miliar Komposisi utama dari pendapatan negara

berasal dari penerimaan perpajakan sebesar

Rp508445 atau 7503 Bea Cukai Rp100938 miliar

atau 1489 PNBP sebesar Rp66685 atau 984

dan Hibah sebesar Rp1596 atau 024

000

200000

400000

600000

Pajak Bea Cukai PNBP Hibah

2020 420175 56607 62635 0

2021 508445 100938 66685 1596

Grafik II1 Komponen Pendapatan Negara Triwulan III

2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

7

b Analisis Pertumbuhan Penerimaan Perpajakan

1) Penerimaan Pajak

Penerimaan sektor perpajakan Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III 2021 tercatat 6889 persen dari target tahun 2021 sebesar Rp738 triliun Terjadi pertumbuhan penerimaan sebesar Rp88270 miliar atau 422 persen jika dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama tahun 2020 Pertumbuhan positif penerimaan pajak di Kalbar juga didukung kesadaran wajib pajak yang semakin tinggi Terdapat 5 sektor penyumbang penerimaan pajak Kalbar sebesar 7775 kontribusinya dengan pertumbuhan 1322 Kelima sektor tersebut yaitu Perdagangan besar dan eceran Pertanian kehutanan dan perikanan Industri pengolahan Jasa keuangan dan Asuransi serta Transportasi dan pergudangan Sedangkan kontribusi sebesar 2225 disumbangkan selain 5 sektor tersebut dengan pertumbuhan 610 Dominasi penerimaan perpajakan berasal dari PPh sebesar Rp209875 miliar PPN dan PTLL sebesar Rp265420 miliar Sisanya disumbangkan dari penerimaan PBB dan Pajak Lainnya sebesar Rp3315 miliar

2) Penerimaan Bea Cukai

Penerimaan sektor Bea dan Cukai wilayah

Kalimantan Bagian Barat periode triwulan III 2020

sebesar Rp100938 miliar atau naik 7831 persen

bila dibandingkan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Penerimaan Bea dan Cukai

menyumbangkan kontribusi kepada pendapatan

negara sebesar 1489 persen Secara agregat

penerimaan sektor Bea Cukai telah mencapai

29827 persen melampaui target Nilai devisa

ekspor sampai dengan triwulan III 2021 mengalami

kenaikan Beberapa komoditi potensial

penyumbang devisa meliputi CPO dan turunannya

Washed Bauksit Smelter Grade dan Chemical

Grade Alumina Karet Alam Plywood dan Barang

dari Kayu Kelapa Bulat Residu Rokok Pasir

Zirkon Karet Sintetik serta Komoditas lain

c Analisis Komposisi PNBP

Penerimaan Negara Bukan Pajak sampai dengan periode triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan

sebesar Rp4050 miliar atau 1479 persen dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Komposisi kontribusi PNBP kepada pendapatan negara sebesar 984 persen

Penerimaan PNBP disumbangkan secara signifikan dari peningkatan layanan BLU Pemerintah

Pusat dengan jumlah Rp36863 miliar atau 5528 dari total penerimaan PNBP Rp66685 miliar

Sedangkan kontribusi PNBP Lainnya sebesar Rp29822 miliar atau 4472 dengan sumbangan

utama dari PNBP POLRI serta PNBP Pelabuhan dan Pelayaran

000100000200000300000400000500000600000

PPh PPNdanPTLL

PBB PL Total

2020 204808 201714 8872 5837 421231

2021 209875 265420 21982 11168 508445

Grafik II2 Penerimaan Perpajakan Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

000

50000

100000

150000

BeaMasuk

BeaKeluar

Cukai Total

2020 1904 52695 2008 56607

2021 2090 95218 3631 100938

1904

52695

2008

566072090

95218

3631

100938

Grafik II3 Penerimaan Bea Cukai Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

8

d Analisa tax rasio terhadap PDRB

Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah

Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan

triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax

ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara

langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun

faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung

adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan

utamanya insentif perpajakan yang masih

berlangsung di beberapa sektor

e Analisis perpajakan sektoral terhadap PDRB menurut lapangan usaha

Berdasarkan rilis data BPS Kalbar periode triwulan III 2021 ada beberapa bidang usaha yang mulai

tumbuh antara lain

1) Sektor Pertanian Produksi kelapa sawit meningkat lebih besar dibandingkan tahun lalu untuk memenuhi permintaan CPO yang tinggi pada pasar global Selain itu produksi sektor kehutanan tercermin dari data kayu bulat yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya

2) Industri pengolahan tumbuh positif Dibandingkan tahun sebelumnya volume muat CPO mengalami peningkatan Data Purchasing Managerrsquos Index (PMI) sektor makanan minuman dan tembakau juga meningkat

3) Sektor Kontruksi tumbuh positif Realisasi pengadaan semen Asosiasi Semen Indonesia (ASI) meningkat Selain itu berdasarkan data bongkar semen dan tiang pancang naik meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

4) Sektor perdagangan tumbuh positif Realisasi pajak kendaraan BBN KB-I meningkat dibandingkan tahun lalu Selain itu berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) dan volume bongkar kendaraan juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

5) Sektor Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh positif Terdapatnya kasus baru covid-19 yang pada triwulan III menyebabkan aktivitas rumah sakit kembali meningkat sehingga menyebakan layanan jasa kesahatan dan kegiatan sosial mengalami peningkatan

212 Belanja Negara

a Analisis Belanja Negara

Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan triwulan III 2021 mencapai Rp707749 atau 3415 persen dari total realisasi belanja APBN Belanja pemerintah sebagai stimulus perekonomian Kalbar meliputi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami pertumbuhan positif 1050

Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa periode triwulan III 2021 sebesar Rp1364910 atau 6585 persen dari total belanja APBN Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen

b Analisis pertumbuhan Belanja Pemerintah Pusat dan TKDD

Berdasarkan data realisasi belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 sebagai pendorong laju pertumbuhan ekonomi di masa pandemic covid-19 Pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat yang diprioritaskan untuk kenaikan belanja gaji pegawai belanja bantuan sosial belanja barang untuk penanganan covid-19 dan pembayaran insentif tenaga kesehatan

Tahun Penerimaan Perpajakan

PDRB Perpajakan

PDRB

2021 (sd TW III)

508445 17060760 298

2020 652141 21400175 305

2019 678830 21215033 320

2018 645326 19413822 332

Sumber DJP dan BPS (diolah)

Tabel II2 Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap

PDRB di Kalbar (dalam miliar rupiah)

9

Sedangkan realisasi TKDD mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 Penyaluran DAK Fisik baru terealisasi sebesar 2954 persen dari total pagu sebesar Rp23986 miliar atau menurun 6833 persen miliar Sebagian besar alokasi DAK Fisik untuk pengadaan sarana dan prasarana fisik yang masih dalam proses lelang sehingga penyerapan anggaran belum optimal

c Analisis kemanfaatan Belanja Pemerintah Pusat

Kebijakan dan alokasi anggaran belanja negara termasuk kebijakan anggaran belanja pemerintah pusat sebagai salah satu instrumen utama kebijakan fiskal menempati posisi yang sangat strategis dalam mendukung akselerasi pembangunan yang berkelanjutan dan berdimensi kewilayahan untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah sejalan dengan prioritas pemerintah Di masa pandemi covid-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas utama khususnya dalam rangka mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis Realisasi belanja pemerintah pusat telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu

d Manajemen Investasi Pemerintah

Investasi Pemerintah Pusat adalah Kredit Program berupa pemberian tambahan modal usaha kepada UMKM lingkup Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III tahun 2021 telah tersalurkan sebesar Rp293784 miliar (75903 UMKMdebitur)

213 SurplusDefisit

Realisasi pendapatan APBN Provinsi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi defisit anggaran sebesar Rp1394995 miliar Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 dengan besaran defisit sebesar Rp1594816 terjadi penurunan tingkat defisit 1664 persen

214 Prognosis APBN

Perkiraan realisasi APBN sampai dengan akhir tahun 2021 diperoleh dengan menggunakan penghitungan analisa trand dan atau rata-rata untuk penerimaan pendapatan dan belanja negara melalui data historis tahun 2018 sampai dengan tahun 2020

Tabel II3 Perkiraan Ralisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar sd Akhir Tahun 2021

Uraian 2018 2019 2020 2021

PENDAPATAN NEGARA 768292 871660 834384 890871

1 Penerimaan Pajak 64012 727547 676488 717751

2 Bea dan Cukai 4201 61735 75520 93264

3 PNBP 8616 82378 82376 79856

BELANJA NEGARA 2969551 3001701 2760700 2701800

1 Belanja Pemerintah Pusat 1039925 967435 879993 802519

2 Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa 1929626 2034266 1880707 1899281

SURPLUS DEFISIT (2201259) (2130041) (1926316) (1810929)

Sumber data OMSPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bag Barat

-

500

1000

1500

2000

2500

3000

KalimantanBarat

Sambas

Mempawa

h

Sanggau

Ketapang

Sintang

Kapuas

Hulu

Bengkayang

Landak

Sekadau

Melawi

Kayong

Utara

KubuRaya

Pontianak

Singkawan

g

Jumlah

Debitur 22 7555 4742 8861 6489 6231 4768 4913 5423 3096 2238 1328 9404 7534 3299 7590

Nilai Akad 9943 2903 1742 3058 2768 2755 1654 1536 1872 1340 9623 4536 3234 3631 1455 2937

Nilai Outstanding 6061 2554 1485 2639 2357 2412 1380 1343 1680 1217 8653 3957 2731 3020 1245 2533

Mili

ar

Grafik II4

Penyaluran KUR Lingkup Kalimantan Barat sd Triwulan III 2021

Sumber Sistem Informasi Kredit Program (SIKP)

10

Perkiraan Pendapatan Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 sebesar Rp890871 miliar

terdiri dari perkiraan Penerimaan Pajak sebesar Rp717751 penerimaan Bea dan Cukai sebesar

Rp93264 miliar dan perkiraan PNBP sebesar Rp79856

Perkiraan Belanja Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 akan tercapai sebesar Rp27018

miliar Belanja pemerintah pusat diperkirakan sebesar Rp802519 miliar dan Belanja Transfer ke

Daerah dan Dana Desa diperkirakan akan terserap sebesar Rp1899281 miliar

215 Analisis Capaian Output Layanan Dasar Publik

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi

1) Sektor pendidikan bersumber dana APBN merupakan Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar Output strategis yang ditargetkan antara lain berupa Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah 40104 orang Bantuan Pendidikan Tinggi 628 orang Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 2303 orang dan Sarana Pendukung Pembelajaran sebanyak 30 paket

2) Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Output yang ditargetkan antara lain Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 9989 unit Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat 1168 SR Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) 1389 m Jalan Strategis (ProPN) 110 KM dan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) 151 KM

3) Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar Output yang ditargetkan antara lain Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi 234 orang Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) 300 orang Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan 1 paket dan Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes 1 paket

22 Pelaksanaan APBD

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 telah memaksa pemerintah untuk membatasi pergerakan masyarakat terlebih saat adanya gelombang kedua pandemi di Indonesia yang terjadi pada akhir Juni hingga Juli 2021 Hal ini memberikan dampak yang cukup signifikan pada aktivitas masyarakat dan berimbas pada kegiatan produksi konsumsi hingga laju pertumbuhan ekonomi Pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi

Tabel II4 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

sd Akhir Triwulan III Tahun 2020 dan 2021

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

PENDAPATAN 2633280 1820273 6913 2568471 1681253 6546 -531

PENDAPATAN ASLI DAERAH 460106 269612 5860 477763 231436 4844 -1733 Pajak Daerah 302992 184136 6077 311923 155897 4998 -1776 Retribusi Daerah 15453 11617 7518 15281 8372 5479 -2712 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 20028 18936 9455 21220 17852 8413 -1102 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 121633 54923 4515 129339 49314 3813 -1556

PENDAPATAN TRANSFER 2044468 1529438 7481 2027702 1427694 7041 -588 Transfer dari Pemerintah Pusat 1802572 1413602 7842 1720299 1214698 7061 -996 Dana Bagi Hasil Pajak atau Bagi Hasil Bukan Pajak 59779 48919 8183 91245 73833 8092 -112 Dana Alokasi Umum 1234375 965144 7819 1084421 863895 7966 189 Dana Alokasi Khusus 508418 399539 7858 544632 276970 5085 -3529

11

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

Transfer antar Daerah 90186 48854 5417 82971 62784 7567 3969 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 81221 48794 6008 82971 58612 7064 1759 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 8965 060 067 000 4172 000 000 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 151710 66982 4415 224432 150212 6693 5159

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 128706 21222 1649 63006 22123 3511 11295 Pendapatan Hibah 50905 16309 3204 12657 21731 17169 43591 Pendapatan Lainnya 77801 4913 632 50350 392 078 -8766

BELANJA DAERAH 2697978 1216830 4510 2705329 1226920 4535 056

BELANJA OPERASI 1788473 955565 5343 1727155 926999 5367 045 Belanja Tidak Langsung 992176 710565 7162 1003483 666505 6642 -726 Belanja Pegawai 806104 578173 7172 910353 566012 6217 -1331 Belanja Bunga 200 174 8715 400 152 3793 -5647 Belanja Subsidi 000 000 000 000 000 000 000 Belanja Hibah 179277 128945 7192 87194 98780 11329 5751 Belanja Bantuan sosial 6594 3273 4964 5536 1427 2577 -4809 Belanja Lainnya 000 000 000 000 136 000 000 Belanja Langsung 796297 245000 3077 723671 260493 3600 1699 Belanja Pegawai 113729 000 000 000 000 000 000 Belanja Barang dan Jasa 682569 245000 3589 723671 260493 3600 028

BELANJA MODAL 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540 Belanja Modal 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540

BELANJA TAK TERDUGA 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857 Belanja Tak Terduga 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857

BELANJA TRANSFER 391164 134176 3430 418083 202044 4833 4089 TransferBagi Hasil Pendapatan 78597 53974 6867 108271 62303 5754 -1620 Belanja Bantuan Keuangan 312567 80203 2566 309813 139741 4510 7578

SURPLUSDEFISIT -64699 603442 -93270 -136858 454333 -33197 -6441 PEMBIAYAAN 95268 111882 11744 101027 106210 10513 -1048 Penerimaan Pembiayaan 116283 131717 11327 126342 116210 9198 -1880 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 103628 131717 12711 112941 102245 9053 -2878 Pencairan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Hasil Penjualan KD yang Dipisahkan 000 000 000 000 000 000 000 Penerimaan Pinjaman Daerah 12650 000 000 13397 13965 10424 000 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 005 000 000 005 000 000 000 Penerimaan Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan 21015 19835 9439 25315 10000 3950 -5815 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo 8475 8475 10000 9500 000 000 -10000 Penyertaan Modal Daerah 12540 11360 9059 15815 10000 6323 -3020 Pembentukan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Pemberian Pinjaman Daerah 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) 30569 715325 234001 -35831 560543 -156443 -16686

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

Berdasarkan Tabel II1 dapat diketahui bahwa Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

221 Pendapatan Daerah

Pada sisi pendapatan capaian tertinggi terdapat pada Pendapatan Transfer Daerah yaitu sebanyak Rp1427694 miliar atau sekitar 7041 dari total realisasi pendapatan Secara lebih khusus capaian tertinggi dari Pendapatan Transfer Daerah terdapat pada sisi Transfer dari Pemerintah Pusat yaitu sebesar Rp 1214698 miliar atau sekitar 7224 dari total seluruh pendapatan daerah

Sementara untuk sisi Pendapatan Asli Daerah total realisasi adalah sebesar 5947 turun sebesar 1396 dibanding tahun 2020 pada periode yang sama (year on year) Penurunan ini dikarenakan adanya gelombang kedua pandemi yang terjadi pada awal Triwulan III mengakibatkan adanya kontraksi ekonomi sehingga memaksa pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan yang lebih ketat dan berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian sehingga terjadi penurunan yang cukup besar pada retribusi daerah dan pajak daerah dibanding tahun sebelumnya

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021

PENDAPATAN ASLIDAERAH

PENDAPATANTRANSFER

LAIN-LAINPENDAPATAN

DAERAH YANG SAH

PAGU 477763 2027702 63006

REALISASI 231436 1427694 22123

realisasi 4844 7041 3511

GROWTH (y-o-y) -1733 -1606 11295

-2500

000

2500

5000

7500

10000

12500

000

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

12

222 Belanja Daerah

Pada APBD Kalbar 2021 pagu belanja adalah sebesar Rp 2705329 miliar dengan realisasi hingga Triwulan III adalah sebesar Rp1226920 miliar atau sekitar 4535 Di antara semua sisi belanja belanja operasi dan belanja transfer mengalami pertumbuhan positif dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Sedangkan untuk belanja modal dan belanja tak terduga mengalami pertumbuhan negatif khususnya pada belanja tak terduga yang mengalami penurunan sebesar 9857 Hal ini diakibatkan oleh adanya alokasi yang besar pada Belanja Tak Terduga sebagai antisipasi adanya gelombang pandemi Covid-19 yaitu sebesar Rp30354 miliar namun realisasi anggaran sampai akhir Triwulan III hanya sebesar Rp 2567 miliar atau hanya sekitar 846 hal ini dikarenakan gelombang kedua yang terjadi telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai pada akhir September Hal ini berbeda jauh dari kondisi tahun 2020 dimana belum ada persiapan anggaran untuk Belanja Tak Terduga sehingga pagu yang tersedia hanya sebesar Rp4964 miliar namun realisasi yang terjadi sebesar Rp 29450 miliar atau sekitar 5933

223 SurplusDefisit APBD

Dengan kondisi penyerapan belanja yang masih belum maksimal kondisi yang terjadi hingga Triwulan III 2021 adalah surplus sebesar Rp454333 miliar Hal ini berbeda jauh dengan rencana anggaran dimana pagu menunjukkan kondisi defisit sebesar Rp113897 miliar Selain dikarenakan sangat rendahnya penyerapan pada Belanja Tak Terduga yang masih berada di bawah 10 kondisi surplus yang terjadi juga diakibatkan oleh penyerapan beberapa belanja yang masih belum maksimal seperti penyerapan terendah yang ada pada sisi Belanja ada pada Belanja Modal yang baru terserap sebesar Rp 95309 miliar dari total pagu Rp529736 miliar atau sekitar 1799 Selanjutnya penyerapan yang masih rendah lainnya adalah pada sisi Belanja Barang dan Jasa yang baru terserap sebesar Rp260493 miliar dari total Rp723671 miliar atau hanya sekitar 36

224 Pembiayaan Daerah

Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran rencana anggaran untuk pembiayaan tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran Sedangkan dari sisi pengeluaran pembiayaan belum ada realisasi dari Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo dengan pagu sebesar Rp95 miliar sementara untuk Penyertaan Modal Daerah telah terealisasi sebesar Rp100 miliar atau sekitar 6323 dari total pagu Rp15815 miliar

225 Prognosis APBD

Tahun 2021 merupakan momentum untuk memulihkan ekonomi pasca hantaman pandemi di tahun pertama serta mempercepat berbagai program untuk memperkuat ketahanan menghadapi gelombang pandemi yang akan datang seperti program vaksinasi Di tengah upaya keras untuk menangani masalah kesehatan dan memulihkan ekonomi prognosis untuk anggaran pendapatan mengalami penurunan sedangkan untuk prognosis belanja mengalami peningkatan sehingga untuk kondisi yang diproyeksikan adalah defisit sebesar Rp65631 miliar sebagaimana tabel di bawah ini

BELANJAOPERASI

BELANJAMODAL

BELANJATAK

TERDUGA

BELANJATRANSFER

PAGU 1727155 529736 30355 418083

REALISASI 926999 95310 2568 202044

realisasi 5367 1799 846 4833

GROWTH (yoy) 045 -540 -9857 4089

-12000-10000-8000-6000-4000-20000002000400060008000

000200000400000600000800000

100000012000001400000160000018000002000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II6

Komposisi Belanja Triwulan III-2021

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

13

Tabel II5

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021

(dalam miliar rupiah)

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan Lampiran I Peraturan Pemerintah No71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik (reciprocal accounts)

LKPK Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana tabel berikut

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021

Uraian TW III - 2020 TW III - 2021

Growth Konsolidasian Pusat Daerah Konsolidasian

Pendapatan Negara 783375 669910 1683078 1042579 3309

Pendapatan Perpajakan 654482 603225 202435 805660 2310

Pendapatan Bukan Pajak 128893 66685 104481 171166 3280

Hibah 000 0 15268 2319 000

Transfer 000 0 1360893 63434 000

Belanja Negara 1768914 2072495 1316917 1931859 921

Belanja Pemerintah 1634738 707749 1084342 1792091 963

Transfer 134176 1364746 232575 139768 417

SurplusDefisit -985539 -1402585 366161 -889280 -977

Pembiayaan 111882 0 76401 76401 -3171

Penerimaan Pembiayaan Daerah 131717 0 95901 95901 -2719

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 19835 0 195 195 -169

Sisa Lebih (Kurang) -873657 -1402585 442562 -812879 -696

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

231 Pendapatan Konsolidasian

Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

Uraian Realisasi Prognosis

2018 2019 2020 2021

Pendapatan 2422952 2563928 2355545 2329837

Pendapatan Asli Daerah 390903 404671 381430 382862

Pendapatan Transfer 1985433 2084816 1865863 1859133

Lain-Lain Pendapatan Daerah 46616 74442 108253 87842

Belanja Daerah 2345817 2510634 2375111 2395468

Belanja 1979867 2107845 2032758 2048701

Transfer 365950 402789 342353 346767

SurplusDefisit 77135 53295 -19566 -65631

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

PendapatanPerpajakan

PendapatanBukan Pajak

Hibah Transfer

2020 654482 128893 000 000

2021 805660 171166 2319 63434

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Realisasi Pendapatan sampai dengan tahun

2020 mencapai Rp2355545 miliar sementara

untuk realisasi belanja sebesar Rp2375111

miliar sehingga terdapat defisit sebesar

Rp19566 miliar Melihat trend pendapatan

yang fluktuatif dari tahun ke tahun untuk

prognosis pendapatan di akhir tahun 2021

(Triwulan IV) adalah sebesar Rp2329837

miliar sedangkan untuk prognosis belanja

adalah sebesar Rp2395468 miliar sehingga

diperoleh proyeksi kondisi untuk akhir tahun

2021 adalah defisit sebesar Rp65631 miliar

14

a Analisis kontribusi komponen Pendapatan Konsolidasian Kontribusi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Daerah menyumbang jumlah yang cukup besar dengan kontribusi paling besar dari sisi Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar Rp297494 miliar disusul oleh Pendapatan Transfer sebesar Rp1360893 miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp24691 miliar

b Analisis pertumbuhan (growth) komponen Pendapatan Konsolidasian Meskipun pandemi masih terjadi namun perekonomian di Kalbar sudah mulai menuju pada kemandirian hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada pos Pendapatan Asli Daerah Triwulan III-2021 sebesar Rp 27881 miliar atau sekitar 1034 dari Triwulan III-2020 Kenaikan pada PAD disokong paling besar oleh Pajak Daerah yang berkontribusi sebesar Rp202435 miliar atau sekitar 6805 dari total PAD Dibandingkan dengan tahun 2020 pendapatan dari pajak daerah ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp18299 miliar atau sekitar 10 dari total pajak daerah yang berhasil dihimpun pada periode yang sama di tahun sebelumnya

c Analisis tax ratio atau rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Namun pada triwulan III 2021 tax ratio terhadap PDRB menunjukkan perbaikan dimana ada kenaikan meskipun tidak sebesar di

tahun-tahun sebelum pandemi melanda Sinyal positif ini merupakan tanda adanya keberhasilan atas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi salah satu program utama pemerintah disamping pemulihan kesehatan melalui vaksinasi yang mulai digalakkan sejak awal tahun 2021 Tentunya hal ini harus terus didukung oleh administrasi perpajakan yang terus disempurnakan serta perbaikan struktur ekonominya

232 Belanja Konsolidasian

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Tahun Pajak

Konsolida-sian

PDRB Pajak

Konsolidasi PDRB

2021 (sd TW III)

805660 17060760 472

2020 976373 21400175 456

2019 1094835 21215033 516

2018 969055 19413822 499

Pajak Daerah Retribusi Daerah

HasilPengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

Lain-lainPendapatan AsliDaerah yang Sah

Provinsi 145729 2283 9573 12435

KabKota 56706 6445 9134 55189

Total 202435 8727 18707 67624

Kontribusi 6805 293 629 2273

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

000

50000

100000

150000

200000

250000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)

000500000

100000015000002000000

BelanjaPemerintah

Transfer

2020 1634738 134176

2021 1792091 139768

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II9 Belanja Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB

(dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

15

a Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah Dari total Belanja Konsolidasi komponen terbesar berasal dari sisi Belanja Pegawai sebesar Rp579787 miliar atau sebesar 5948 dari total Belanja Operasi disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 293881 miliar atau sebesar 3015

b Analisis pertumbuhan (growth) Belanja Pemerintah dan TKDD Meskipun terdapat pertumbuhan belanja antara Triwulan III-2020 dibandingkan dengan Triwulan III-2021 sebesar 921 namun terjadi penurunan signifikan pada pos Belanja Tak Terduga sebesar 9087 atau dari Rp29450 miliar pada tahun 2020 menjadi hanya Rp2688 miliar pada tahun 2021 Penurunan realisasi Belanja Tak Terduga ini diakibatkan oleh dampak pandemi yang terjadi pada gelombang kedua telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai sehingga terjadi penurunan realisasi yang signifikan dari pagu yang telah disediakan

c Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB

Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Namun sampai dengan triwulan III 2021 rasio belanja pemerintah masih berada di bawah rasio belanja tahun 2020 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja

pemerintah daerah Pada tahun 2020 rasio belanja pemerintah relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB dan kenaikan belanja Kenaikan belanja pemerintah daerah relatif lebih tinggi saat terjadinya pandemi namun tidak diikuti oleh pertumbuhan PDRB sehingga rasio belanja meningkat

233 SurplusDefisit Konsilidasian

Sampai dengan Triwulan III-2021 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Barat masih dalam posisi defisit Rp889280 miliar Posisi defisit ini disumbang oleh deficit dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1402585 miliar dan surplus dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 366161 miliar Kondisi ini turun sebesar 977 dibanding defisit yang terjadi pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 985539 miliar

Tahun Belanja

Pemerintah Konsolidasian

PDRB Belanja PDRB

2021 (sd TW III)

1792091 17060760 1050

2020 3255080 21400175 1521

2019 3076373 21215033 1450

2018 2939933 19413822 1514

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaBunga

Subsidi HibahBelanjaModal

BelanjaTak

Terduga

BantuanSosial

PUSAT 282351 249688 000 000 000 175327 000 383

DAERAH 579787 293881 152 000 99427 106928 2687 1481

TOTAL 862138 543569 152 000 99427 282255 2687 1863

KONTRIBUSI 4811 3033 001 000 555 1575 015 010

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian

Pusat Daerah Konsolidasi

Defisit -1402585 366161 -1036424

13533 -3533 10000

-6000

-4000

-2000

000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

-1600000

-1400000

-1200000

-1000000

-800000

-600000

-400000

-200000

-

200000

400000

600000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II11

SurplusDefisit Konsolidasian

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian

terhadap PDRB (dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

vi

A Analisis Ekonomi Regional Indikator Ekonomi Makro dan Kesejahteraan

Tahun 2021 menjadi tahun kedua dimana seluruh dunia masih berjibaku dengan pandemi terlebih di awal periode Triwulan III 2021 Indonesia dilanda oleh pandemi gelombang kedua Namun demikian pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat masih dapat bertahan hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan sebesar 460 persen pada Triwulan III 2021 (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku Triwulan III 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun Dengan demikian pertumbuhan Kalimantan Barat berada di atas pertumbuhan nasional yang mencapai 351 persen

Pada September tahun 2021 Kalbar mengalami inflasi 034 persen lebih tinggi sebesar 038 persen dari inflasi Nasional yaitu -004 persen lebih tinggi apabila dibandingkan dengan inflasi periode yang sama tahun 2020 yang tercatat sebesar 002 persen Sesuai dengan rencana pembangunan yang tercantum pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) target indikator angka pengangguran Provinsi Kalbar Tahun 2021 adalah 363 persen namun sesuai dengan rilis data BPS Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020 Dimana TPT laki-laki sebesar 620 persen lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 521 persen Sedangkan pada Agustus 2021 TPT perkotaan (957

persen) lebih tinggi hampir tiga kali lipat TPT di Daerah perdesaan (386 persen)

Pada Agustus 2021 sejumlah 21606 ribu orang telah terdampak pandemi COVID-19 Kabar baiknya jumlah ini turun 11015 ribu orang dibandingkan Agustus 2020 Dalam beberapa kurun waktu terakhir distribusi pekerja di Kalimantan Barat mayoritas berada di sektor informal Tercatat per Agustus 2021 sebanyak 151 juta orang (6087 ) penduduk yang bekerja berada di sektor informal dan sisanya sebesar 97132 ribu orang (3913) berada di sektor formal Pada tataran nasional tingkat pengangguran Kalimantan Barat tersebut masih dibawah tingkat pengangguran nasional yang mencapai 649 persen

B Analisis Fiskal Regional Perkembangan dan Pengaruh Fiskal di Daerah (APBN dan APBD)

APBN berperan penting dalam menggerakkan perekonomian serta mengatasi pandemi Covid-19 yang berdampak pada sektor kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Realiasi pendapatan Kalimantan Barat sampai dengan Triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 1087 sedangkan belanja negara tumbuh negatif 924 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan Triwulan III 2021 mencapai Rp707749 atau 3415 persen dari total realisasi belanja APBN Belanja pemerintah sebagai stimulus perekonomian Kalbar meliputi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami pertumbuhan positif 1050 Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa periode Triwulan III 2021 sebesar Rp1364910 atau 6585 persen dari total belanja APBN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi

vii

belanja output strategis dan layanan dasar publik periode Triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor kesehatan Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

Pemulihan kondisi akibat pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Sedangkan Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018

C Analisis Tematik 1 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan namun di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang

viii

dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

D Analisis Tematik 2 Peluang Investasi Daerah

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu ldquoTerwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahanrdquo Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan Bappeda Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya

Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Apabila potensi tersebut dioptimalkan kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung Secara langsung hal ini akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian Secara umum terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

E Rekomendasi Kebijakan

Perlu adanya langkah-langkah strategis untuk mengakselerasi penyerapan APBD yang optimal

sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan

upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan Triwulan III 2021 realisasi

DAK Fisik masih 2954 persen Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak

akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas

yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

Selain itu diperlukan juga adanya Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui

KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang

perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat

menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan

Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan Kebijakan Input

Pertanian juga perlu dilakukan melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang pertanian sebagai tambahan

modal usaha pertanianmeningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja operasional

maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan

ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait

dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen

langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya

angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan

yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISIS EKONOMIREGIONAL

BAB I

1

11 Perkembangan dan Analisis Indikator Makro Ekonomi

111 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Seiring adanya beberapa pelonggaran aktivitas ekonomi ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen pada triwulan III 2021 (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun Namun demikian pertumbuhan di Kalimantan Barat berada di atas pertumbuhan nasional yang mencapai 351 persen

Struktur PDRB Kalimantan Barat menurut pengeluaran ata s dasar harga berlaku triwulan III 2021 tidak menunjukkan perubahan yang berarti Perekonomian Kalimantan Barat masih didominasi oleh Komponen PK-RT yang mencakup hampir separuh PDRB Kalimantan Barat yaitu sebesar 4832 persen diikuti oleh komponen PMTB sebesar 3111 persen Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 1376 persen Komponen PK-P sebesar 1171 persen dan Komponen PK-LNPRT sebesar 125 persen Sementara itu Komponen Impor Barang dan Jasa sebegai pengurang dalam PDRB memiliki peran sebesar 683 persen

Grafik I1 Pertumbuhan PDRB dan Growth PDRB Menurut Pengeluaran

Sumber data BPS Kalimantan Barat (diolah)

Grafik I2 Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Usaha

Sumber data BPS Kalimantan Barat (diolah)

2

Namun demikian jika diamati tren pertumbuhan PDRB secara triwulanan (q-to-q) dalam 3 tahun terakhir meskipun PDRB Kalimantan Barat selalu mengalami kontraksi di triwulan I namun masih mampu kembali tumbuh positif di triwulan berikutnya Namun masih dalam kondisi masa pandemi COVID-19 pada triwulan III 2021 dimana ekonomi Kalimantan Barat mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q to q)

Menurut lapangan usaha struktur PDRB Kalimantan Barat atas harga berlaku triwulan III 2021 tidak menunjukkan perubahan berarti Perekonomian Kalimantan Barat masih didominasi oleh Lapangan Usaha Pertanian Kehutanan dan Perikanan sebesar 2122 persen diikuti oleh Industri Pengolahan sebesar 1680 persen Konstruksi sebesar 1364 persen dan Perdagangan sebesar 1267 persen Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Kalimantan Barat mencapai 6433 persen

112 Inflasi

Inflasi diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang berlangsung secara berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu Demikian sebaliknya jika yang terjadi adalah penurunan harga secara umum maka disebut deflasi Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

Grafik I3 Tingkat Inflasi Kalimantan Barat dan Nasional

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Tingkat inflasi tahun kalender sampai dengan Oktober 2021 sebesar 085 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2021 terhadap Oktober 2020) sebesar 174 persen Arah inflasi Kalimantan Barat berlawanan dengan arah inflasi Nasional dimana secara Nasional mengalami inflasi sedangkan Kalimantan Barat mengalami deflasi

12 Perkembangan dan Analisis Indikator Kesejahteraan

121 Kemiskinan

Secara umum pada periode Maret 2010 - Maret2021 tingkat kemiskinan di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi baik dari sisi jumlah maupun persentasenya Selama lebih dari satu dasawarsa ini jumlah penduduk miskin Kalimantan Barat telah dapat ditekan cukup signifikan dari 42876 ribu jiwa (Maret 2010) menjadi 36789 ribu jiwa (Maret 2021) Terjadi penurunan persentase penduduk miskin yang melambat yakni 187 persen dari periode Maret 2010 (902 persen) sampai Maret 2021 (715 persen) Perkembangan tingkat kemiskinan Maret 2010 sampai dengan Maret 2021 ditunjukkan oleh Grafik I4

3

42876

38439 38227

37122 36507

38071

40734 40151

38192 38370

40551

38135

39032 38743 38881 38708

36973

37841

37047 36677

37071 36789

902

800

848

817796

824

874

854

807 803

844

787 800788

786 777

737 749

728 717 724 715

680

730

780

830

880

930

980

32000

34000

36000

38000

40000

42000

44000

Maret2010

Maret2011

Sept2011

Maret2012

Sept2012

Maret2013

Sept2013

Maret2014

Sept2014

Maret2015

Sept2015

Maret2016

Sept2016

Maret2017

Sept2017

Maret2018

Sept2018

Maret2019

Sept2019

Maret2020

Sept2020

Maret2021

Grafik I4 Perkembangan Kemiskinan Kalimantan Barat

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat pada Maret 2021 mencapai 36789 ribu orang Terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 282 ribu orang dibandingkan September 2020 Jika dibandingkan dengan angka Maret tahun sebelumnya jumlah penduduk miskin bertambah sebanyak 112 ribu orang

Berdasarkan derah tempat tinggal sesuai dengan Grafik V disamping pada periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen Empat jenis komoditi yang paling berpengaruh terhadap kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras rokok kretek filter telur ayam ras dan daging ayam ras Sedangkan tiga jenis komoditi bukan makanan yang paling dominan adalah biaya perumahan bensin dan listrik

122 Pengangguran

Grafik I5 Disparitas Kemiskinan Desa-Kota

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Grafik I6 Tingkat Pengangguran Prov Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

4

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582

persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020 Dimana TPT laki-laki sebesar 620

persen lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 521 persen Sedangkan pada Agustus

2021 TPT perkotaan (957 persen) lebih tinggi hampir tiga kali lipat TPT di Daerah perdesaan (386

persen) Dalam beberapa kurun waktu terakhir distribusi pekerja di Kalimantan Barat mayoritas

berada di sektor informal Tercatat per Agustus 2021 sebanyak 151 juta orang (6087 ) penduduk

yang bekerja berada di sektor informal dan sisanya sebesar 97132 ribu orang (3913) berada di

sektor formal Pada tataran nasional tingkat pengangguran Kalimantan Barat tersebut masih

dibawah tingkat pengangguran nasional yang mencapai 649 persen

Pada Agustus 2021 sejumlah 21606 ribu orang telah terdampak pandemi COVID-19 Kabar baiknya

jumlah ini turun 11015 ribu orang dibandingkan Agustus 2020 Optimisme akan berbagai upaya

pemerintah termasuk adanya program vaksinasi dalam menekan laju jumlah kasus COVID-19 dan

upaya pemulihan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu mendorong

peningkatan lapangan kerja serta mengurangi jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat

123 Ketimpangan Pendapatan

Pada Maret 2021 tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Kalimantan Barat yang diukur oleh

Gini Ratio adalah sebesar 0313 Angka ini turun sebesar 0012 poin jika dibandingkan dengan Gini

Ratio September 2020 yang sebesar 0325 Sementara jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret

2020 (0317) tercatat penurunan yang ebih kecil sebesar 0004 poin Gini Ratio daerah perkotaan

pada Maret 2021 tercatat sebesar 0341 naik sebesar 0012 poin dibandingkan dengan Gini Ratio

September 2020 yang sebesar 0329

Dibandingkan dengan Gini Ratio setahun sebelumnya tercatat peningkatan (0006 poin) yaitu pada

posisi 0335 pada Maret 2020 Sementara itu Gini Ratio di daerah perdesaan pada Maret 2021

tercatat sebesar 0267 atau turun sebesar 0006 poin dibanding angka September 2020 sebesar

0273 dan tercatat turun sebesar 0005 poin terhadap Gini Ratio Maret 2020 yang tercatat sebesar

0272

Pada Maret 2021 distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 2127

persen Artinya pengeluaran penduduk berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah Apabila

dirinci menurut wilayah di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 1957 persen sedangkan

perdesaan mencatat angka yang lebih tinggi yaitu sebesar 2318 persen Artinya baik di daerah

perkotaan maupun perdesaan di Kalimantan Barat termasuk dalam kategori ketimpangan rendah

0377

03510341 0344

03350329

0341

0277 0278 0281 02790272 0273

0267

0339

0327 03270318 0317

03250313

Maret-18 Sept-18 Maret-19 Sept-19 Maret-20 Sept-20 Maret-21

Kota Desa Kota+Desa

Grafik I7 Distribusi Pendapatan Masyarakat Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

5

10286 10325 10326 1031 10329 10293 10339 10359 10348 10468 10568 10667

11497 11701 11698 11731 12082 1228 12441 12737 12681 13056 13425 13763

Nov 20 Des Jan 21 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

Nasional Kalbar

124 Nilai Tukar Petani

Pada bulan Oktober NTP Kalimantan Barat sebesar 13763 dengan NTP masing- masing subsektor tercatat sebesar 9405 untuk subsektor tanaman pangan (NTP-P) 10569 untuk sub sektor hortikultura (NTP-H) 1610218 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR) 10077 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 10588 untuk subsektor perikanan (NTNP) Kabar baiknya NTP Provinsi Kalimantan Barat selalu berada pada level surplus dan lebih tinggi daripada NTP Nasional yang artinya kesejahteraan petani di Kalimantan Barat lebih baik daripada level nasional Adanya kenaikan NTP pada bulan Oktober 2021 ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal

125 Nilai Tukar Nelayan

Pada Provinsi Kalimantan Barat Nilai Tukar Nelayan tidak dihitung secara spesifik namun masuk

dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi

lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan Oktober

2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat naik sebesar 038 persen Hal ini terjadi karena

It naik sebesar 057 persen sedangkan Ib naik sebesar 019 persen

Pada Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada Oktober 2021 turun sebesar 004 persen Hal ini

terjadi karena It meningkat sebesar 013 persen lebih rendah dari peningkatan Ib sebesar 016

persen Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga berbagai komoditas Subsektor Perikanan

Tangkap sebesar 057 persen dan subsector Perikanan Budidaya sebesar 013 persen Sedangkan

kenaikan Ib sebesar 018 persen disebabkan kenaikan indeks kelompok IKRTsebesar 015 persen

dan indeks kelompok BPPBM sebesar 024 persen

Grafik I8

Perkembangan NTP Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

BAB II

ANALISIS FISKALREGIONAL

6

21 Pelaksanaan APBN

Sampai dengan triwulan III tahun 2021 alokasi dana APBN masih sangat berperan dalam menggerakkan perekonomian dan mengatasi pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Realiasi pendapatan Kalimantan Barat dalam tekanan berkurangnya aktivitas perekonomian masyarakat masih mengalami pertumbuhan sebesar 1087 sedangkan belanja negara tumbuh negatif 924 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Belanja Pemerintah Pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 namun Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa mengalami pertumbuhan negatif 1585

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu belanja sejalan dengan prioritas Pemerintah Di masa pandemi COVID-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas Pemerintah khususnya dalam mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis

Realisasi APBN antara triwulan III tahun 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebagaimana tabel II1

Tabel II1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

Uraian

2020 2021

Growth Pagu Realisasi

Realisasi Pagu Realisasi

Realisasi

A PENDAPATAN NEGARA 733266 539417 7356 830880 677664 8156 1087

I PENERIMAAN DALAM NEGERI 733266 539417 7356 820702 676068 8238 11 98

1 Penerimaan Pajak 635639 420175 6610 738041 508445 6889 422

2 Bea Cukai 44991 56607 12582 33842 100938 29827 13706

3 PNBP 52636 62635 11900 48820 66685 13659 1479

II HIBAH 000 000 - 10178 1596 1568 -

1 Hibah 000 000 - 10178 1596 1568 -

B BELANJA NEGARA 2840900 2134233 7513 3039749 2072659 6819 -924

I BELANJA PEMERINTAH PUSAT 943876 552084 5849 1095018 707749 6463 1050

1 Belanja Pegawai 385326 270911 7031 389560 282351 7248 309

2 Belanja Barang 388981 204332 5253 389085 249688 6417 2216

3 Belanja Modal 168468 76364 4533 315588 175327 5556 2256

4 Belanja Bantuan Sosial 1102 477 4326 785 383 4872 1262

5 Belanja Lain-lain 000 000 - 000 000 - -

IITRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 1897024 1582148 8340 1944731 1364910 7019 -1585

1 Transfer ke Daerah 1694956 1422744 8394 1738598 1224977 7046 -1606

a Dana Perimbangan 1654531 1388755 8394 1720299 1214698 7061 -1588

1) Dana Alokasi Umum 1097756 922099 8400 1084421 863895 7966 -516

2) Dana Bagi Hasil 73421 48316 6581 91245 73833 8092 2296

3) Dana Alokasi Khusus 483355 418340 8655 544632 276970 5085 -4124

Dana Alokasi Khusus Fisik 182261 170001 9327 239863 70849 2954 -6833

Dana Alokasi Khusus Non Fisik 301094 248339 8248 304770 206120 6763 -1800

d Dana Insentif Desa 40425 33989 8408 18299 10280 5617 -3319

2 Dana Desa 202068 159404 7889 206133 139933 6788 -1395

C SURPLUS DEFISIT -2107635 -1594816 7567 -2208869 -1394995 6315 -1654

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

211 Pendapatan Negara

a Analisa Kontribusi Pendapatan Negara dan Hibah

Total pendapatan negara sampai dengan periode

triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar

mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan

periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417

miliar Komposisi utama dari pendapatan negara

berasal dari penerimaan perpajakan sebesar

Rp508445 atau 7503 Bea Cukai Rp100938 miliar

atau 1489 PNBP sebesar Rp66685 atau 984

dan Hibah sebesar Rp1596 atau 024

000

200000

400000

600000

Pajak Bea Cukai PNBP Hibah

2020 420175 56607 62635 0

2021 508445 100938 66685 1596

Grafik II1 Komponen Pendapatan Negara Triwulan III

2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

7

b Analisis Pertumbuhan Penerimaan Perpajakan

1) Penerimaan Pajak

Penerimaan sektor perpajakan Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III 2021 tercatat 6889 persen dari target tahun 2021 sebesar Rp738 triliun Terjadi pertumbuhan penerimaan sebesar Rp88270 miliar atau 422 persen jika dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama tahun 2020 Pertumbuhan positif penerimaan pajak di Kalbar juga didukung kesadaran wajib pajak yang semakin tinggi Terdapat 5 sektor penyumbang penerimaan pajak Kalbar sebesar 7775 kontribusinya dengan pertumbuhan 1322 Kelima sektor tersebut yaitu Perdagangan besar dan eceran Pertanian kehutanan dan perikanan Industri pengolahan Jasa keuangan dan Asuransi serta Transportasi dan pergudangan Sedangkan kontribusi sebesar 2225 disumbangkan selain 5 sektor tersebut dengan pertumbuhan 610 Dominasi penerimaan perpajakan berasal dari PPh sebesar Rp209875 miliar PPN dan PTLL sebesar Rp265420 miliar Sisanya disumbangkan dari penerimaan PBB dan Pajak Lainnya sebesar Rp3315 miliar

2) Penerimaan Bea Cukai

Penerimaan sektor Bea dan Cukai wilayah

Kalimantan Bagian Barat periode triwulan III 2020

sebesar Rp100938 miliar atau naik 7831 persen

bila dibandingkan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Penerimaan Bea dan Cukai

menyumbangkan kontribusi kepada pendapatan

negara sebesar 1489 persen Secara agregat

penerimaan sektor Bea Cukai telah mencapai

29827 persen melampaui target Nilai devisa

ekspor sampai dengan triwulan III 2021 mengalami

kenaikan Beberapa komoditi potensial

penyumbang devisa meliputi CPO dan turunannya

Washed Bauksit Smelter Grade dan Chemical

Grade Alumina Karet Alam Plywood dan Barang

dari Kayu Kelapa Bulat Residu Rokok Pasir

Zirkon Karet Sintetik serta Komoditas lain

c Analisis Komposisi PNBP

Penerimaan Negara Bukan Pajak sampai dengan periode triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan

sebesar Rp4050 miliar atau 1479 persen dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Komposisi kontribusi PNBP kepada pendapatan negara sebesar 984 persen

Penerimaan PNBP disumbangkan secara signifikan dari peningkatan layanan BLU Pemerintah

Pusat dengan jumlah Rp36863 miliar atau 5528 dari total penerimaan PNBP Rp66685 miliar

Sedangkan kontribusi PNBP Lainnya sebesar Rp29822 miliar atau 4472 dengan sumbangan

utama dari PNBP POLRI serta PNBP Pelabuhan dan Pelayaran

000100000200000300000400000500000600000

PPh PPNdanPTLL

PBB PL Total

2020 204808 201714 8872 5837 421231

2021 209875 265420 21982 11168 508445

Grafik II2 Penerimaan Perpajakan Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

000

50000

100000

150000

BeaMasuk

BeaKeluar

Cukai Total

2020 1904 52695 2008 56607

2021 2090 95218 3631 100938

1904

52695

2008

566072090

95218

3631

100938

Grafik II3 Penerimaan Bea Cukai Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

8

d Analisa tax rasio terhadap PDRB

Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah

Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan

triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax

ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara

langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun

faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung

adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan

utamanya insentif perpajakan yang masih

berlangsung di beberapa sektor

e Analisis perpajakan sektoral terhadap PDRB menurut lapangan usaha

Berdasarkan rilis data BPS Kalbar periode triwulan III 2021 ada beberapa bidang usaha yang mulai

tumbuh antara lain

1) Sektor Pertanian Produksi kelapa sawit meningkat lebih besar dibandingkan tahun lalu untuk memenuhi permintaan CPO yang tinggi pada pasar global Selain itu produksi sektor kehutanan tercermin dari data kayu bulat yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya

2) Industri pengolahan tumbuh positif Dibandingkan tahun sebelumnya volume muat CPO mengalami peningkatan Data Purchasing Managerrsquos Index (PMI) sektor makanan minuman dan tembakau juga meningkat

3) Sektor Kontruksi tumbuh positif Realisasi pengadaan semen Asosiasi Semen Indonesia (ASI) meningkat Selain itu berdasarkan data bongkar semen dan tiang pancang naik meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

4) Sektor perdagangan tumbuh positif Realisasi pajak kendaraan BBN KB-I meningkat dibandingkan tahun lalu Selain itu berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) dan volume bongkar kendaraan juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

5) Sektor Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh positif Terdapatnya kasus baru covid-19 yang pada triwulan III menyebabkan aktivitas rumah sakit kembali meningkat sehingga menyebakan layanan jasa kesahatan dan kegiatan sosial mengalami peningkatan

212 Belanja Negara

a Analisis Belanja Negara

Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan triwulan III 2021 mencapai Rp707749 atau 3415 persen dari total realisasi belanja APBN Belanja pemerintah sebagai stimulus perekonomian Kalbar meliputi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami pertumbuhan positif 1050

Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa periode triwulan III 2021 sebesar Rp1364910 atau 6585 persen dari total belanja APBN Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen

b Analisis pertumbuhan Belanja Pemerintah Pusat dan TKDD

Berdasarkan data realisasi belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 sebagai pendorong laju pertumbuhan ekonomi di masa pandemic covid-19 Pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat yang diprioritaskan untuk kenaikan belanja gaji pegawai belanja bantuan sosial belanja barang untuk penanganan covid-19 dan pembayaran insentif tenaga kesehatan

Tahun Penerimaan Perpajakan

PDRB Perpajakan

PDRB

2021 (sd TW III)

508445 17060760 298

2020 652141 21400175 305

2019 678830 21215033 320

2018 645326 19413822 332

Sumber DJP dan BPS (diolah)

Tabel II2 Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap

PDRB di Kalbar (dalam miliar rupiah)

9

Sedangkan realisasi TKDD mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 Penyaluran DAK Fisik baru terealisasi sebesar 2954 persen dari total pagu sebesar Rp23986 miliar atau menurun 6833 persen miliar Sebagian besar alokasi DAK Fisik untuk pengadaan sarana dan prasarana fisik yang masih dalam proses lelang sehingga penyerapan anggaran belum optimal

c Analisis kemanfaatan Belanja Pemerintah Pusat

Kebijakan dan alokasi anggaran belanja negara termasuk kebijakan anggaran belanja pemerintah pusat sebagai salah satu instrumen utama kebijakan fiskal menempati posisi yang sangat strategis dalam mendukung akselerasi pembangunan yang berkelanjutan dan berdimensi kewilayahan untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah sejalan dengan prioritas pemerintah Di masa pandemi covid-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas utama khususnya dalam rangka mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis Realisasi belanja pemerintah pusat telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu

d Manajemen Investasi Pemerintah

Investasi Pemerintah Pusat adalah Kredit Program berupa pemberian tambahan modal usaha kepada UMKM lingkup Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III tahun 2021 telah tersalurkan sebesar Rp293784 miliar (75903 UMKMdebitur)

213 SurplusDefisit

Realisasi pendapatan APBN Provinsi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi defisit anggaran sebesar Rp1394995 miliar Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 dengan besaran defisit sebesar Rp1594816 terjadi penurunan tingkat defisit 1664 persen

214 Prognosis APBN

Perkiraan realisasi APBN sampai dengan akhir tahun 2021 diperoleh dengan menggunakan penghitungan analisa trand dan atau rata-rata untuk penerimaan pendapatan dan belanja negara melalui data historis tahun 2018 sampai dengan tahun 2020

Tabel II3 Perkiraan Ralisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar sd Akhir Tahun 2021

Uraian 2018 2019 2020 2021

PENDAPATAN NEGARA 768292 871660 834384 890871

1 Penerimaan Pajak 64012 727547 676488 717751

2 Bea dan Cukai 4201 61735 75520 93264

3 PNBP 8616 82378 82376 79856

BELANJA NEGARA 2969551 3001701 2760700 2701800

1 Belanja Pemerintah Pusat 1039925 967435 879993 802519

2 Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa 1929626 2034266 1880707 1899281

SURPLUS DEFISIT (2201259) (2130041) (1926316) (1810929)

Sumber data OMSPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bag Barat

-

500

1000

1500

2000

2500

3000

KalimantanBarat

Sambas

Mempawa

h

Sanggau

Ketapang

Sintang

Kapuas

Hulu

Bengkayang

Landak

Sekadau

Melawi

Kayong

Utara

KubuRaya

Pontianak

Singkawan

g

Jumlah

Debitur 22 7555 4742 8861 6489 6231 4768 4913 5423 3096 2238 1328 9404 7534 3299 7590

Nilai Akad 9943 2903 1742 3058 2768 2755 1654 1536 1872 1340 9623 4536 3234 3631 1455 2937

Nilai Outstanding 6061 2554 1485 2639 2357 2412 1380 1343 1680 1217 8653 3957 2731 3020 1245 2533

Mili

ar

Grafik II4

Penyaluran KUR Lingkup Kalimantan Barat sd Triwulan III 2021

Sumber Sistem Informasi Kredit Program (SIKP)

10

Perkiraan Pendapatan Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 sebesar Rp890871 miliar

terdiri dari perkiraan Penerimaan Pajak sebesar Rp717751 penerimaan Bea dan Cukai sebesar

Rp93264 miliar dan perkiraan PNBP sebesar Rp79856

Perkiraan Belanja Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 akan tercapai sebesar Rp27018

miliar Belanja pemerintah pusat diperkirakan sebesar Rp802519 miliar dan Belanja Transfer ke

Daerah dan Dana Desa diperkirakan akan terserap sebesar Rp1899281 miliar

215 Analisis Capaian Output Layanan Dasar Publik

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi

1) Sektor pendidikan bersumber dana APBN merupakan Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar Output strategis yang ditargetkan antara lain berupa Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah 40104 orang Bantuan Pendidikan Tinggi 628 orang Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 2303 orang dan Sarana Pendukung Pembelajaran sebanyak 30 paket

2) Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Output yang ditargetkan antara lain Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 9989 unit Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat 1168 SR Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) 1389 m Jalan Strategis (ProPN) 110 KM dan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) 151 KM

3) Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar Output yang ditargetkan antara lain Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi 234 orang Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) 300 orang Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan 1 paket dan Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes 1 paket

22 Pelaksanaan APBD

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 telah memaksa pemerintah untuk membatasi pergerakan masyarakat terlebih saat adanya gelombang kedua pandemi di Indonesia yang terjadi pada akhir Juni hingga Juli 2021 Hal ini memberikan dampak yang cukup signifikan pada aktivitas masyarakat dan berimbas pada kegiatan produksi konsumsi hingga laju pertumbuhan ekonomi Pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi

Tabel II4 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

sd Akhir Triwulan III Tahun 2020 dan 2021

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

PENDAPATAN 2633280 1820273 6913 2568471 1681253 6546 -531

PENDAPATAN ASLI DAERAH 460106 269612 5860 477763 231436 4844 -1733 Pajak Daerah 302992 184136 6077 311923 155897 4998 -1776 Retribusi Daerah 15453 11617 7518 15281 8372 5479 -2712 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 20028 18936 9455 21220 17852 8413 -1102 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 121633 54923 4515 129339 49314 3813 -1556

PENDAPATAN TRANSFER 2044468 1529438 7481 2027702 1427694 7041 -588 Transfer dari Pemerintah Pusat 1802572 1413602 7842 1720299 1214698 7061 -996 Dana Bagi Hasil Pajak atau Bagi Hasil Bukan Pajak 59779 48919 8183 91245 73833 8092 -112 Dana Alokasi Umum 1234375 965144 7819 1084421 863895 7966 189 Dana Alokasi Khusus 508418 399539 7858 544632 276970 5085 -3529

11

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

Transfer antar Daerah 90186 48854 5417 82971 62784 7567 3969 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 81221 48794 6008 82971 58612 7064 1759 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 8965 060 067 000 4172 000 000 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 151710 66982 4415 224432 150212 6693 5159

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 128706 21222 1649 63006 22123 3511 11295 Pendapatan Hibah 50905 16309 3204 12657 21731 17169 43591 Pendapatan Lainnya 77801 4913 632 50350 392 078 -8766

BELANJA DAERAH 2697978 1216830 4510 2705329 1226920 4535 056

BELANJA OPERASI 1788473 955565 5343 1727155 926999 5367 045 Belanja Tidak Langsung 992176 710565 7162 1003483 666505 6642 -726 Belanja Pegawai 806104 578173 7172 910353 566012 6217 -1331 Belanja Bunga 200 174 8715 400 152 3793 -5647 Belanja Subsidi 000 000 000 000 000 000 000 Belanja Hibah 179277 128945 7192 87194 98780 11329 5751 Belanja Bantuan sosial 6594 3273 4964 5536 1427 2577 -4809 Belanja Lainnya 000 000 000 000 136 000 000 Belanja Langsung 796297 245000 3077 723671 260493 3600 1699 Belanja Pegawai 113729 000 000 000 000 000 000 Belanja Barang dan Jasa 682569 245000 3589 723671 260493 3600 028

BELANJA MODAL 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540 Belanja Modal 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540

BELANJA TAK TERDUGA 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857 Belanja Tak Terduga 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857

BELANJA TRANSFER 391164 134176 3430 418083 202044 4833 4089 TransferBagi Hasil Pendapatan 78597 53974 6867 108271 62303 5754 -1620 Belanja Bantuan Keuangan 312567 80203 2566 309813 139741 4510 7578

SURPLUSDEFISIT -64699 603442 -93270 -136858 454333 -33197 -6441 PEMBIAYAAN 95268 111882 11744 101027 106210 10513 -1048 Penerimaan Pembiayaan 116283 131717 11327 126342 116210 9198 -1880 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 103628 131717 12711 112941 102245 9053 -2878 Pencairan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Hasil Penjualan KD yang Dipisahkan 000 000 000 000 000 000 000 Penerimaan Pinjaman Daerah 12650 000 000 13397 13965 10424 000 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 005 000 000 005 000 000 000 Penerimaan Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan 21015 19835 9439 25315 10000 3950 -5815 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo 8475 8475 10000 9500 000 000 -10000 Penyertaan Modal Daerah 12540 11360 9059 15815 10000 6323 -3020 Pembentukan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Pemberian Pinjaman Daerah 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) 30569 715325 234001 -35831 560543 -156443 -16686

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

Berdasarkan Tabel II1 dapat diketahui bahwa Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

221 Pendapatan Daerah

Pada sisi pendapatan capaian tertinggi terdapat pada Pendapatan Transfer Daerah yaitu sebanyak Rp1427694 miliar atau sekitar 7041 dari total realisasi pendapatan Secara lebih khusus capaian tertinggi dari Pendapatan Transfer Daerah terdapat pada sisi Transfer dari Pemerintah Pusat yaitu sebesar Rp 1214698 miliar atau sekitar 7224 dari total seluruh pendapatan daerah

Sementara untuk sisi Pendapatan Asli Daerah total realisasi adalah sebesar 5947 turun sebesar 1396 dibanding tahun 2020 pada periode yang sama (year on year) Penurunan ini dikarenakan adanya gelombang kedua pandemi yang terjadi pada awal Triwulan III mengakibatkan adanya kontraksi ekonomi sehingga memaksa pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan yang lebih ketat dan berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian sehingga terjadi penurunan yang cukup besar pada retribusi daerah dan pajak daerah dibanding tahun sebelumnya

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021

PENDAPATAN ASLIDAERAH

PENDAPATANTRANSFER

LAIN-LAINPENDAPATAN

DAERAH YANG SAH

PAGU 477763 2027702 63006

REALISASI 231436 1427694 22123

realisasi 4844 7041 3511

GROWTH (y-o-y) -1733 -1606 11295

-2500

000

2500

5000

7500

10000

12500

000

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

12

222 Belanja Daerah

Pada APBD Kalbar 2021 pagu belanja adalah sebesar Rp 2705329 miliar dengan realisasi hingga Triwulan III adalah sebesar Rp1226920 miliar atau sekitar 4535 Di antara semua sisi belanja belanja operasi dan belanja transfer mengalami pertumbuhan positif dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Sedangkan untuk belanja modal dan belanja tak terduga mengalami pertumbuhan negatif khususnya pada belanja tak terduga yang mengalami penurunan sebesar 9857 Hal ini diakibatkan oleh adanya alokasi yang besar pada Belanja Tak Terduga sebagai antisipasi adanya gelombang pandemi Covid-19 yaitu sebesar Rp30354 miliar namun realisasi anggaran sampai akhir Triwulan III hanya sebesar Rp 2567 miliar atau hanya sekitar 846 hal ini dikarenakan gelombang kedua yang terjadi telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai pada akhir September Hal ini berbeda jauh dari kondisi tahun 2020 dimana belum ada persiapan anggaran untuk Belanja Tak Terduga sehingga pagu yang tersedia hanya sebesar Rp4964 miliar namun realisasi yang terjadi sebesar Rp 29450 miliar atau sekitar 5933

223 SurplusDefisit APBD

Dengan kondisi penyerapan belanja yang masih belum maksimal kondisi yang terjadi hingga Triwulan III 2021 adalah surplus sebesar Rp454333 miliar Hal ini berbeda jauh dengan rencana anggaran dimana pagu menunjukkan kondisi defisit sebesar Rp113897 miliar Selain dikarenakan sangat rendahnya penyerapan pada Belanja Tak Terduga yang masih berada di bawah 10 kondisi surplus yang terjadi juga diakibatkan oleh penyerapan beberapa belanja yang masih belum maksimal seperti penyerapan terendah yang ada pada sisi Belanja ada pada Belanja Modal yang baru terserap sebesar Rp 95309 miliar dari total pagu Rp529736 miliar atau sekitar 1799 Selanjutnya penyerapan yang masih rendah lainnya adalah pada sisi Belanja Barang dan Jasa yang baru terserap sebesar Rp260493 miliar dari total Rp723671 miliar atau hanya sekitar 36

224 Pembiayaan Daerah

Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran rencana anggaran untuk pembiayaan tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran Sedangkan dari sisi pengeluaran pembiayaan belum ada realisasi dari Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo dengan pagu sebesar Rp95 miliar sementara untuk Penyertaan Modal Daerah telah terealisasi sebesar Rp100 miliar atau sekitar 6323 dari total pagu Rp15815 miliar

225 Prognosis APBD

Tahun 2021 merupakan momentum untuk memulihkan ekonomi pasca hantaman pandemi di tahun pertama serta mempercepat berbagai program untuk memperkuat ketahanan menghadapi gelombang pandemi yang akan datang seperti program vaksinasi Di tengah upaya keras untuk menangani masalah kesehatan dan memulihkan ekonomi prognosis untuk anggaran pendapatan mengalami penurunan sedangkan untuk prognosis belanja mengalami peningkatan sehingga untuk kondisi yang diproyeksikan adalah defisit sebesar Rp65631 miliar sebagaimana tabel di bawah ini

BELANJAOPERASI

BELANJAMODAL

BELANJATAK

TERDUGA

BELANJATRANSFER

PAGU 1727155 529736 30355 418083

REALISASI 926999 95310 2568 202044

realisasi 5367 1799 846 4833

GROWTH (yoy) 045 -540 -9857 4089

-12000-10000-8000-6000-4000-20000002000400060008000

000200000400000600000800000

100000012000001400000160000018000002000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II6

Komposisi Belanja Triwulan III-2021

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

13

Tabel II5

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021

(dalam miliar rupiah)

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan Lampiran I Peraturan Pemerintah No71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik (reciprocal accounts)

LKPK Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana tabel berikut

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021

Uraian TW III - 2020 TW III - 2021

Growth Konsolidasian Pusat Daerah Konsolidasian

Pendapatan Negara 783375 669910 1683078 1042579 3309

Pendapatan Perpajakan 654482 603225 202435 805660 2310

Pendapatan Bukan Pajak 128893 66685 104481 171166 3280

Hibah 000 0 15268 2319 000

Transfer 000 0 1360893 63434 000

Belanja Negara 1768914 2072495 1316917 1931859 921

Belanja Pemerintah 1634738 707749 1084342 1792091 963

Transfer 134176 1364746 232575 139768 417

SurplusDefisit -985539 -1402585 366161 -889280 -977

Pembiayaan 111882 0 76401 76401 -3171

Penerimaan Pembiayaan Daerah 131717 0 95901 95901 -2719

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 19835 0 195 195 -169

Sisa Lebih (Kurang) -873657 -1402585 442562 -812879 -696

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

231 Pendapatan Konsolidasian

Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

Uraian Realisasi Prognosis

2018 2019 2020 2021

Pendapatan 2422952 2563928 2355545 2329837

Pendapatan Asli Daerah 390903 404671 381430 382862

Pendapatan Transfer 1985433 2084816 1865863 1859133

Lain-Lain Pendapatan Daerah 46616 74442 108253 87842

Belanja Daerah 2345817 2510634 2375111 2395468

Belanja 1979867 2107845 2032758 2048701

Transfer 365950 402789 342353 346767

SurplusDefisit 77135 53295 -19566 -65631

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

PendapatanPerpajakan

PendapatanBukan Pajak

Hibah Transfer

2020 654482 128893 000 000

2021 805660 171166 2319 63434

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Realisasi Pendapatan sampai dengan tahun

2020 mencapai Rp2355545 miliar sementara

untuk realisasi belanja sebesar Rp2375111

miliar sehingga terdapat defisit sebesar

Rp19566 miliar Melihat trend pendapatan

yang fluktuatif dari tahun ke tahun untuk

prognosis pendapatan di akhir tahun 2021

(Triwulan IV) adalah sebesar Rp2329837

miliar sedangkan untuk prognosis belanja

adalah sebesar Rp2395468 miliar sehingga

diperoleh proyeksi kondisi untuk akhir tahun

2021 adalah defisit sebesar Rp65631 miliar

14

a Analisis kontribusi komponen Pendapatan Konsolidasian Kontribusi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Daerah menyumbang jumlah yang cukup besar dengan kontribusi paling besar dari sisi Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar Rp297494 miliar disusul oleh Pendapatan Transfer sebesar Rp1360893 miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp24691 miliar

b Analisis pertumbuhan (growth) komponen Pendapatan Konsolidasian Meskipun pandemi masih terjadi namun perekonomian di Kalbar sudah mulai menuju pada kemandirian hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada pos Pendapatan Asli Daerah Triwulan III-2021 sebesar Rp 27881 miliar atau sekitar 1034 dari Triwulan III-2020 Kenaikan pada PAD disokong paling besar oleh Pajak Daerah yang berkontribusi sebesar Rp202435 miliar atau sekitar 6805 dari total PAD Dibandingkan dengan tahun 2020 pendapatan dari pajak daerah ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp18299 miliar atau sekitar 10 dari total pajak daerah yang berhasil dihimpun pada periode yang sama di tahun sebelumnya

c Analisis tax ratio atau rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Namun pada triwulan III 2021 tax ratio terhadap PDRB menunjukkan perbaikan dimana ada kenaikan meskipun tidak sebesar di

tahun-tahun sebelum pandemi melanda Sinyal positif ini merupakan tanda adanya keberhasilan atas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi salah satu program utama pemerintah disamping pemulihan kesehatan melalui vaksinasi yang mulai digalakkan sejak awal tahun 2021 Tentunya hal ini harus terus didukung oleh administrasi perpajakan yang terus disempurnakan serta perbaikan struktur ekonominya

232 Belanja Konsolidasian

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Tahun Pajak

Konsolida-sian

PDRB Pajak

Konsolidasi PDRB

2021 (sd TW III)

805660 17060760 472

2020 976373 21400175 456

2019 1094835 21215033 516

2018 969055 19413822 499

Pajak Daerah Retribusi Daerah

HasilPengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

Lain-lainPendapatan AsliDaerah yang Sah

Provinsi 145729 2283 9573 12435

KabKota 56706 6445 9134 55189

Total 202435 8727 18707 67624

Kontribusi 6805 293 629 2273

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

000

50000

100000

150000

200000

250000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)

000500000

100000015000002000000

BelanjaPemerintah

Transfer

2020 1634738 134176

2021 1792091 139768

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II9 Belanja Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB

(dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

15

a Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah Dari total Belanja Konsolidasi komponen terbesar berasal dari sisi Belanja Pegawai sebesar Rp579787 miliar atau sebesar 5948 dari total Belanja Operasi disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 293881 miliar atau sebesar 3015

b Analisis pertumbuhan (growth) Belanja Pemerintah dan TKDD Meskipun terdapat pertumbuhan belanja antara Triwulan III-2020 dibandingkan dengan Triwulan III-2021 sebesar 921 namun terjadi penurunan signifikan pada pos Belanja Tak Terduga sebesar 9087 atau dari Rp29450 miliar pada tahun 2020 menjadi hanya Rp2688 miliar pada tahun 2021 Penurunan realisasi Belanja Tak Terduga ini diakibatkan oleh dampak pandemi yang terjadi pada gelombang kedua telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai sehingga terjadi penurunan realisasi yang signifikan dari pagu yang telah disediakan

c Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB

Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Namun sampai dengan triwulan III 2021 rasio belanja pemerintah masih berada di bawah rasio belanja tahun 2020 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja

pemerintah daerah Pada tahun 2020 rasio belanja pemerintah relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB dan kenaikan belanja Kenaikan belanja pemerintah daerah relatif lebih tinggi saat terjadinya pandemi namun tidak diikuti oleh pertumbuhan PDRB sehingga rasio belanja meningkat

233 SurplusDefisit Konsilidasian

Sampai dengan Triwulan III-2021 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Barat masih dalam posisi defisit Rp889280 miliar Posisi defisit ini disumbang oleh deficit dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1402585 miliar dan surplus dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 366161 miliar Kondisi ini turun sebesar 977 dibanding defisit yang terjadi pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 985539 miliar

Tahun Belanja

Pemerintah Konsolidasian

PDRB Belanja PDRB

2021 (sd TW III)

1792091 17060760 1050

2020 3255080 21400175 1521

2019 3076373 21215033 1450

2018 2939933 19413822 1514

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaBunga

Subsidi HibahBelanjaModal

BelanjaTak

Terduga

BantuanSosial

PUSAT 282351 249688 000 000 000 175327 000 383

DAERAH 579787 293881 152 000 99427 106928 2687 1481

TOTAL 862138 543569 152 000 99427 282255 2687 1863

KONTRIBUSI 4811 3033 001 000 555 1575 015 010

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian

Pusat Daerah Konsolidasi

Defisit -1402585 366161 -1036424

13533 -3533 10000

-6000

-4000

-2000

000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

-1600000

-1400000

-1200000

-1000000

-800000

-600000

-400000

-200000

-

200000

400000

600000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II11

SurplusDefisit Konsolidasian

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian

terhadap PDRB (dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

vii

belanja output strategis dan layanan dasar publik periode Triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor kesehatan Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

Pemulihan kondisi akibat pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Sedangkan Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018

C Analisis Tematik 1 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan namun di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang

viii

dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

D Analisis Tematik 2 Peluang Investasi Daerah

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu ldquoTerwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahanrdquo Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan Bappeda Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya

Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Apabila potensi tersebut dioptimalkan kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung Secara langsung hal ini akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian Secara umum terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

E Rekomendasi Kebijakan

Perlu adanya langkah-langkah strategis untuk mengakselerasi penyerapan APBD yang optimal

sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan

upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan Triwulan III 2021 realisasi

DAK Fisik masih 2954 persen Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak

akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas

yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

Selain itu diperlukan juga adanya Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui

KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang

perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat

menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan

Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan Kebijakan Input

Pertanian juga perlu dilakukan melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang pertanian sebagai tambahan

modal usaha pertanianmeningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja operasional

maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan

ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait

dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen

langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya

angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan

yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISIS EKONOMIREGIONAL

BAB I

1

11 Perkembangan dan Analisis Indikator Makro Ekonomi

111 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Seiring adanya beberapa pelonggaran aktivitas ekonomi ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen pada triwulan III 2021 (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun Namun demikian pertumbuhan di Kalimantan Barat berada di atas pertumbuhan nasional yang mencapai 351 persen

Struktur PDRB Kalimantan Barat menurut pengeluaran ata s dasar harga berlaku triwulan III 2021 tidak menunjukkan perubahan yang berarti Perekonomian Kalimantan Barat masih didominasi oleh Komponen PK-RT yang mencakup hampir separuh PDRB Kalimantan Barat yaitu sebesar 4832 persen diikuti oleh komponen PMTB sebesar 3111 persen Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 1376 persen Komponen PK-P sebesar 1171 persen dan Komponen PK-LNPRT sebesar 125 persen Sementara itu Komponen Impor Barang dan Jasa sebegai pengurang dalam PDRB memiliki peran sebesar 683 persen

Grafik I1 Pertumbuhan PDRB dan Growth PDRB Menurut Pengeluaran

Sumber data BPS Kalimantan Barat (diolah)

Grafik I2 Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Usaha

Sumber data BPS Kalimantan Barat (diolah)

2

Namun demikian jika diamati tren pertumbuhan PDRB secara triwulanan (q-to-q) dalam 3 tahun terakhir meskipun PDRB Kalimantan Barat selalu mengalami kontraksi di triwulan I namun masih mampu kembali tumbuh positif di triwulan berikutnya Namun masih dalam kondisi masa pandemi COVID-19 pada triwulan III 2021 dimana ekonomi Kalimantan Barat mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q to q)

Menurut lapangan usaha struktur PDRB Kalimantan Barat atas harga berlaku triwulan III 2021 tidak menunjukkan perubahan berarti Perekonomian Kalimantan Barat masih didominasi oleh Lapangan Usaha Pertanian Kehutanan dan Perikanan sebesar 2122 persen diikuti oleh Industri Pengolahan sebesar 1680 persen Konstruksi sebesar 1364 persen dan Perdagangan sebesar 1267 persen Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Kalimantan Barat mencapai 6433 persen

112 Inflasi

Inflasi diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang berlangsung secara berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu Demikian sebaliknya jika yang terjadi adalah penurunan harga secara umum maka disebut deflasi Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

Grafik I3 Tingkat Inflasi Kalimantan Barat dan Nasional

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Tingkat inflasi tahun kalender sampai dengan Oktober 2021 sebesar 085 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2021 terhadap Oktober 2020) sebesar 174 persen Arah inflasi Kalimantan Barat berlawanan dengan arah inflasi Nasional dimana secara Nasional mengalami inflasi sedangkan Kalimantan Barat mengalami deflasi

12 Perkembangan dan Analisis Indikator Kesejahteraan

121 Kemiskinan

Secara umum pada periode Maret 2010 - Maret2021 tingkat kemiskinan di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi baik dari sisi jumlah maupun persentasenya Selama lebih dari satu dasawarsa ini jumlah penduduk miskin Kalimantan Barat telah dapat ditekan cukup signifikan dari 42876 ribu jiwa (Maret 2010) menjadi 36789 ribu jiwa (Maret 2021) Terjadi penurunan persentase penduduk miskin yang melambat yakni 187 persen dari periode Maret 2010 (902 persen) sampai Maret 2021 (715 persen) Perkembangan tingkat kemiskinan Maret 2010 sampai dengan Maret 2021 ditunjukkan oleh Grafik I4

3

42876

38439 38227

37122 36507

38071

40734 40151

38192 38370

40551

38135

39032 38743 38881 38708

36973

37841

37047 36677

37071 36789

902

800

848

817796

824

874

854

807 803

844

787 800788

786 777

737 749

728 717 724 715

680

730

780

830

880

930

980

32000

34000

36000

38000

40000

42000

44000

Maret2010

Maret2011

Sept2011

Maret2012

Sept2012

Maret2013

Sept2013

Maret2014

Sept2014

Maret2015

Sept2015

Maret2016

Sept2016

Maret2017

Sept2017

Maret2018

Sept2018

Maret2019

Sept2019

Maret2020

Sept2020

Maret2021

Grafik I4 Perkembangan Kemiskinan Kalimantan Barat

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat pada Maret 2021 mencapai 36789 ribu orang Terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 282 ribu orang dibandingkan September 2020 Jika dibandingkan dengan angka Maret tahun sebelumnya jumlah penduduk miskin bertambah sebanyak 112 ribu orang

Berdasarkan derah tempat tinggal sesuai dengan Grafik V disamping pada periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen Empat jenis komoditi yang paling berpengaruh terhadap kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras rokok kretek filter telur ayam ras dan daging ayam ras Sedangkan tiga jenis komoditi bukan makanan yang paling dominan adalah biaya perumahan bensin dan listrik

122 Pengangguran

Grafik I5 Disparitas Kemiskinan Desa-Kota

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Grafik I6 Tingkat Pengangguran Prov Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

4

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582

persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020 Dimana TPT laki-laki sebesar 620

persen lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 521 persen Sedangkan pada Agustus

2021 TPT perkotaan (957 persen) lebih tinggi hampir tiga kali lipat TPT di Daerah perdesaan (386

persen) Dalam beberapa kurun waktu terakhir distribusi pekerja di Kalimantan Barat mayoritas

berada di sektor informal Tercatat per Agustus 2021 sebanyak 151 juta orang (6087 ) penduduk

yang bekerja berada di sektor informal dan sisanya sebesar 97132 ribu orang (3913) berada di

sektor formal Pada tataran nasional tingkat pengangguran Kalimantan Barat tersebut masih

dibawah tingkat pengangguran nasional yang mencapai 649 persen

Pada Agustus 2021 sejumlah 21606 ribu orang telah terdampak pandemi COVID-19 Kabar baiknya

jumlah ini turun 11015 ribu orang dibandingkan Agustus 2020 Optimisme akan berbagai upaya

pemerintah termasuk adanya program vaksinasi dalam menekan laju jumlah kasus COVID-19 dan

upaya pemulihan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu mendorong

peningkatan lapangan kerja serta mengurangi jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat

123 Ketimpangan Pendapatan

Pada Maret 2021 tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Kalimantan Barat yang diukur oleh

Gini Ratio adalah sebesar 0313 Angka ini turun sebesar 0012 poin jika dibandingkan dengan Gini

Ratio September 2020 yang sebesar 0325 Sementara jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret

2020 (0317) tercatat penurunan yang ebih kecil sebesar 0004 poin Gini Ratio daerah perkotaan

pada Maret 2021 tercatat sebesar 0341 naik sebesar 0012 poin dibandingkan dengan Gini Ratio

September 2020 yang sebesar 0329

Dibandingkan dengan Gini Ratio setahun sebelumnya tercatat peningkatan (0006 poin) yaitu pada

posisi 0335 pada Maret 2020 Sementara itu Gini Ratio di daerah perdesaan pada Maret 2021

tercatat sebesar 0267 atau turun sebesar 0006 poin dibanding angka September 2020 sebesar

0273 dan tercatat turun sebesar 0005 poin terhadap Gini Ratio Maret 2020 yang tercatat sebesar

0272

Pada Maret 2021 distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 2127

persen Artinya pengeluaran penduduk berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah Apabila

dirinci menurut wilayah di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 1957 persen sedangkan

perdesaan mencatat angka yang lebih tinggi yaitu sebesar 2318 persen Artinya baik di daerah

perkotaan maupun perdesaan di Kalimantan Barat termasuk dalam kategori ketimpangan rendah

0377

03510341 0344

03350329

0341

0277 0278 0281 02790272 0273

0267

0339

0327 03270318 0317

03250313

Maret-18 Sept-18 Maret-19 Sept-19 Maret-20 Sept-20 Maret-21

Kota Desa Kota+Desa

Grafik I7 Distribusi Pendapatan Masyarakat Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

5

10286 10325 10326 1031 10329 10293 10339 10359 10348 10468 10568 10667

11497 11701 11698 11731 12082 1228 12441 12737 12681 13056 13425 13763

Nov 20 Des Jan 21 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

Nasional Kalbar

124 Nilai Tukar Petani

Pada bulan Oktober NTP Kalimantan Barat sebesar 13763 dengan NTP masing- masing subsektor tercatat sebesar 9405 untuk subsektor tanaman pangan (NTP-P) 10569 untuk sub sektor hortikultura (NTP-H) 1610218 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR) 10077 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 10588 untuk subsektor perikanan (NTNP) Kabar baiknya NTP Provinsi Kalimantan Barat selalu berada pada level surplus dan lebih tinggi daripada NTP Nasional yang artinya kesejahteraan petani di Kalimantan Barat lebih baik daripada level nasional Adanya kenaikan NTP pada bulan Oktober 2021 ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal

125 Nilai Tukar Nelayan

Pada Provinsi Kalimantan Barat Nilai Tukar Nelayan tidak dihitung secara spesifik namun masuk

dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi

lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan Oktober

2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat naik sebesar 038 persen Hal ini terjadi karena

It naik sebesar 057 persen sedangkan Ib naik sebesar 019 persen

Pada Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada Oktober 2021 turun sebesar 004 persen Hal ini

terjadi karena It meningkat sebesar 013 persen lebih rendah dari peningkatan Ib sebesar 016

persen Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga berbagai komoditas Subsektor Perikanan

Tangkap sebesar 057 persen dan subsector Perikanan Budidaya sebesar 013 persen Sedangkan

kenaikan Ib sebesar 018 persen disebabkan kenaikan indeks kelompok IKRTsebesar 015 persen

dan indeks kelompok BPPBM sebesar 024 persen

Grafik I8

Perkembangan NTP Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

BAB II

ANALISIS FISKALREGIONAL

6

21 Pelaksanaan APBN

Sampai dengan triwulan III tahun 2021 alokasi dana APBN masih sangat berperan dalam menggerakkan perekonomian dan mengatasi pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Realiasi pendapatan Kalimantan Barat dalam tekanan berkurangnya aktivitas perekonomian masyarakat masih mengalami pertumbuhan sebesar 1087 sedangkan belanja negara tumbuh negatif 924 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Belanja Pemerintah Pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 namun Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa mengalami pertumbuhan negatif 1585

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu belanja sejalan dengan prioritas Pemerintah Di masa pandemi COVID-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas Pemerintah khususnya dalam mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis

Realisasi APBN antara triwulan III tahun 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebagaimana tabel II1

Tabel II1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

Uraian

2020 2021

Growth Pagu Realisasi

Realisasi Pagu Realisasi

Realisasi

A PENDAPATAN NEGARA 733266 539417 7356 830880 677664 8156 1087

I PENERIMAAN DALAM NEGERI 733266 539417 7356 820702 676068 8238 11 98

1 Penerimaan Pajak 635639 420175 6610 738041 508445 6889 422

2 Bea Cukai 44991 56607 12582 33842 100938 29827 13706

3 PNBP 52636 62635 11900 48820 66685 13659 1479

II HIBAH 000 000 - 10178 1596 1568 -

1 Hibah 000 000 - 10178 1596 1568 -

B BELANJA NEGARA 2840900 2134233 7513 3039749 2072659 6819 -924

I BELANJA PEMERINTAH PUSAT 943876 552084 5849 1095018 707749 6463 1050

1 Belanja Pegawai 385326 270911 7031 389560 282351 7248 309

2 Belanja Barang 388981 204332 5253 389085 249688 6417 2216

3 Belanja Modal 168468 76364 4533 315588 175327 5556 2256

4 Belanja Bantuan Sosial 1102 477 4326 785 383 4872 1262

5 Belanja Lain-lain 000 000 - 000 000 - -

IITRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 1897024 1582148 8340 1944731 1364910 7019 -1585

1 Transfer ke Daerah 1694956 1422744 8394 1738598 1224977 7046 -1606

a Dana Perimbangan 1654531 1388755 8394 1720299 1214698 7061 -1588

1) Dana Alokasi Umum 1097756 922099 8400 1084421 863895 7966 -516

2) Dana Bagi Hasil 73421 48316 6581 91245 73833 8092 2296

3) Dana Alokasi Khusus 483355 418340 8655 544632 276970 5085 -4124

Dana Alokasi Khusus Fisik 182261 170001 9327 239863 70849 2954 -6833

Dana Alokasi Khusus Non Fisik 301094 248339 8248 304770 206120 6763 -1800

d Dana Insentif Desa 40425 33989 8408 18299 10280 5617 -3319

2 Dana Desa 202068 159404 7889 206133 139933 6788 -1395

C SURPLUS DEFISIT -2107635 -1594816 7567 -2208869 -1394995 6315 -1654

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

211 Pendapatan Negara

a Analisa Kontribusi Pendapatan Negara dan Hibah

Total pendapatan negara sampai dengan periode

triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar

mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan

periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417

miliar Komposisi utama dari pendapatan negara

berasal dari penerimaan perpajakan sebesar

Rp508445 atau 7503 Bea Cukai Rp100938 miliar

atau 1489 PNBP sebesar Rp66685 atau 984

dan Hibah sebesar Rp1596 atau 024

000

200000

400000

600000

Pajak Bea Cukai PNBP Hibah

2020 420175 56607 62635 0

2021 508445 100938 66685 1596

Grafik II1 Komponen Pendapatan Negara Triwulan III

2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

7

b Analisis Pertumbuhan Penerimaan Perpajakan

1) Penerimaan Pajak

Penerimaan sektor perpajakan Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III 2021 tercatat 6889 persen dari target tahun 2021 sebesar Rp738 triliun Terjadi pertumbuhan penerimaan sebesar Rp88270 miliar atau 422 persen jika dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama tahun 2020 Pertumbuhan positif penerimaan pajak di Kalbar juga didukung kesadaran wajib pajak yang semakin tinggi Terdapat 5 sektor penyumbang penerimaan pajak Kalbar sebesar 7775 kontribusinya dengan pertumbuhan 1322 Kelima sektor tersebut yaitu Perdagangan besar dan eceran Pertanian kehutanan dan perikanan Industri pengolahan Jasa keuangan dan Asuransi serta Transportasi dan pergudangan Sedangkan kontribusi sebesar 2225 disumbangkan selain 5 sektor tersebut dengan pertumbuhan 610 Dominasi penerimaan perpajakan berasal dari PPh sebesar Rp209875 miliar PPN dan PTLL sebesar Rp265420 miliar Sisanya disumbangkan dari penerimaan PBB dan Pajak Lainnya sebesar Rp3315 miliar

2) Penerimaan Bea Cukai

Penerimaan sektor Bea dan Cukai wilayah

Kalimantan Bagian Barat periode triwulan III 2020

sebesar Rp100938 miliar atau naik 7831 persen

bila dibandingkan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Penerimaan Bea dan Cukai

menyumbangkan kontribusi kepada pendapatan

negara sebesar 1489 persen Secara agregat

penerimaan sektor Bea Cukai telah mencapai

29827 persen melampaui target Nilai devisa

ekspor sampai dengan triwulan III 2021 mengalami

kenaikan Beberapa komoditi potensial

penyumbang devisa meliputi CPO dan turunannya

Washed Bauksit Smelter Grade dan Chemical

Grade Alumina Karet Alam Plywood dan Barang

dari Kayu Kelapa Bulat Residu Rokok Pasir

Zirkon Karet Sintetik serta Komoditas lain

c Analisis Komposisi PNBP

Penerimaan Negara Bukan Pajak sampai dengan periode triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan

sebesar Rp4050 miliar atau 1479 persen dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Komposisi kontribusi PNBP kepada pendapatan negara sebesar 984 persen

Penerimaan PNBP disumbangkan secara signifikan dari peningkatan layanan BLU Pemerintah

Pusat dengan jumlah Rp36863 miliar atau 5528 dari total penerimaan PNBP Rp66685 miliar

Sedangkan kontribusi PNBP Lainnya sebesar Rp29822 miliar atau 4472 dengan sumbangan

utama dari PNBP POLRI serta PNBP Pelabuhan dan Pelayaran

000100000200000300000400000500000600000

PPh PPNdanPTLL

PBB PL Total

2020 204808 201714 8872 5837 421231

2021 209875 265420 21982 11168 508445

Grafik II2 Penerimaan Perpajakan Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

000

50000

100000

150000

BeaMasuk

BeaKeluar

Cukai Total

2020 1904 52695 2008 56607

2021 2090 95218 3631 100938

1904

52695

2008

566072090

95218

3631

100938

Grafik II3 Penerimaan Bea Cukai Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

8

d Analisa tax rasio terhadap PDRB

Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah

Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan

triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax

ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara

langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun

faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung

adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan

utamanya insentif perpajakan yang masih

berlangsung di beberapa sektor

e Analisis perpajakan sektoral terhadap PDRB menurut lapangan usaha

Berdasarkan rilis data BPS Kalbar periode triwulan III 2021 ada beberapa bidang usaha yang mulai

tumbuh antara lain

1) Sektor Pertanian Produksi kelapa sawit meningkat lebih besar dibandingkan tahun lalu untuk memenuhi permintaan CPO yang tinggi pada pasar global Selain itu produksi sektor kehutanan tercermin dari data kayu bulat yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya

2) Industri pengolahan tumbuh positif Dibandingkan tahun sebelumnya volume muat CPO mengalami peningkatan Data Purchasing Managerrsquos Index (PMI) sektor makanan minuman dan tembakau juga meningkat

3) Sektor Kontruksi tumbuh positif Realisasi pengadaan semen Asosiasi Semen Indonesia (ASI) meningkat Selain itu berdasarkan data bongkar semen dan tiang pancang naik meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

4) Sektor perdagangan tumbuh positif Realisasi pajak kendaraan BBN KB-I meningkat dibandingkan tahun lalu Selain itu berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) dan volume bongkar kendaraan juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

5) Sektor Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh positif Terdapatnya kasus baru covid-19 yang pada triwulan III menyebabkan aktivitas rumah sakit kembali meningkat sehingga menyebakan layanan jasa kesahatan dan kegiatan sosial mengalami peningkatan

212 Belanja Negara

a Analisis Belanja Negara

Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan triwulan III 2021 mencapai Rp707749 atau 3415 persen dari total realisasi belanja APBN Belanja pemerintah sebagai stimulus perekonomian Kalbar meliputi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami pertumbuhan positif 1050

Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa periode triwulan III 2021 sebesar Rp1364910 atau 6585 persen dari total belanja APBN Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen

b Analisis pertumbuhan Belanja Pemerintah Pusat dan TKDD

Berdasarkan data realisasi belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 sebagai pendorong laju pertumbuhan ekonomi di masa pandemic covid-19 Pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat yang diprioritaskan untuk kenaikan belanja gaji pegawai belanja bantuan sosial belanja barang untuk penanganan covid-19 dan pembayaran insentif tenaga kesehatan

Tahun Penerimaan Perpajakan

PDRB Perpajakan

PDRB

2021 (sd TW III)

508445 17060760 298

2020 652141 21400175 305

2019 678830 21215033 320

2018 645326 19413822 332

Sumber DJP dan BPS (diolah)

Tabel II2 Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap

PDRB di Kalbar (dalam miliar rupiah)

9

Sedangkan realisasi TKDD mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 Penyaluran DAK Fisik baru terealisasi sebesar 2954 persen dari total pagu sebesar Rp23986 miliar atau menurun 6833 persen miliar Sebagian besar alokasi DAK Fisik untuk pengadaan sarana dan prasarana fisik yang masih dalam proses lelang sehingga penyerapan anggaran belum optimal

c Analisis kemanfaatan Belanja Pemerintah Pusat

Kebijakan dan alokasi anggaran belanja negara termasuk kebijakan anggaran belanja pemerintah pusat sebagai salah satu instrumen utama kebijakan fiskal menempati posisi yang sangat strategis dalam mendukung akselerasi pembangunan yang berkelanjutan dan berdimensi kewilayahan untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah sejalan dengan prioritas pemerintah Di masa pandemi covid-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas utama khususnya dalam rangka mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis Realisasi belanja pemerintah pusat telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu

d Manajemen Investasi Pemerintah

Investasi Pemerintah Pusat adalah Kredit Program berupa pemberian tambahan modal usaha kepada UMKM lingkup Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III tahun 2021 telah tersalurkan sebesar Rp293784 miliar (75903 UMKMdebitur)

213 SurplusDefisit

Realisasi pendapatan APBN Provinsi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi defisit anggaran sebesar Rp1394995 miliar Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 dengan besaran defisit sebesar Rp1594816 terjadi penurunan tingkat defisit 1664 persen

214 Prognosis APBN

Perkiraan realisasi APBN sampai dengan akhir tahun 2021 diperoleh dengan menggunakan penghitungan analisa trand dan atau rata-rata untuk penerimaan pendapatan dan belanja negara melalui data historis tahun 2018 sampai dengan tahun 2020

Tabel II3 Perkiraan Ralisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar sd Akhir Tahun 2021

Uraian 2018 2019 2020 2021

PENDAPATAN NEGARA 768292 871660 834384 890871

1 Penerimaan Pajak 64012 727547 676488 717751

2 Bea dan Cukai 4201 61735 75520 93264

3 PNBP 8616 82378 82376 79856

BELANJA NEGARA 2969551 3001701 2760700 2701800

1 Belanja Pemerintah Pusat 1039925 967435 879993 802519

2 Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa 1929626 2034266 1880707 1899281

SURPLUS DEFISIT (2201259) (2130041) (1926316) (1810929)

Sumber data OMSPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bag Barat

-

500

1000

1500

2000

2500

3000

KalimantanBarat

Sambas

Mempawa

h

Sanggau

Ketapang

Sintang

Kapuas

Hulu

Bengkayang

Landak

Sekadau

Melawi

Kayong

Utara

KubuRaya

Pontianak

Singkawan

g

Jumlah

Debitur 22 7555 4742 8861 6489 6231 4768 4913 5423 3096 2238 1328 9404 7534 3299 7590

Nilai Akad 9943 2903 1742 3058 2768 2755 1654 1536 1872 1340 9623 4536 3234 3631 1455 2937

Nilai Outstanding 6061 2554 1485 2639 2357 2412 1380 1343 1680 1217 8653 3957 2731 3020 1245 2533

Mili

ar

Grafik II4

Penyaluran KUR Lingkup Kalimantan Barat sd Triwulan III 2021

Sumber Sistem Informasi Kredit Program (SIKP)

10

Perkiraan Pendapatan Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 sebesar Rp890871 miliar

terdiri dari perkiraan Penerimaan Pajak sebesar Rp717751 penerimaan Bea dan Cukai sebesar

Rp93264 miliar dan perkiraan PNBP sebesar Rp79856

Perkiraan Belanja Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 akan tercapai sebesar Rp27018

miliar Belanja pemerintah pusat diperkirakan sebesar Rp802519 miliar dan Belanja Transfer ke

Daerah dan Dana Desa diperkirakan akan terserap sebesar Rp1899281 miliar

215 Analisis Capaian Output Layanan Dasar Publik

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi

1) Sektor pendidikan bersumber dana APBN merupakan Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar Output strategis yang ditargetkan antara lain berupa Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah 40104 orang Bantuan Pendidikan Tinggi 628 orang Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 2303 orang dan Sarana Pendukung Pembelajaran sebanyak 30 paket

2) Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Output yang ditargetkan antara lain Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 9989 unit Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat 1168 SR Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) 1389 m Jalan Strategis (ProPN) 110 KM dan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) 151 KM

3) Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar Output yang ditargetkan antara lain Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi 234 orang Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) 300 orang Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan 1 paket dan Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes 1 paket

22 Pelaksanaan APBD

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 telah memaksa pemerintah untuk membatasi pergerakan masyarakat terlebih saat adanya gelombang kedua pandemi di Indonesia yang terjadi pada akhir Juni hingga Juli 2021 Hal ini memberikan dampak yang cukup signifikan pada aktivitas masyarakat dan berimbas pada kegiatan produksi konsumsi hingga laju pertumbuhan ekonomi Pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi

Tabel II4 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

sd Akhir Triwulan III Tahun 2020 dan 2021

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

PENDAPATAN 2633280 1820273 6913 2568471 1681253 6546 -531

PENDAPATAN ASLI DAERAH 460106 269612 5860 477763 231436 4844 -1733 Pajak Daerah 302992 184136 6077 311923 155897 4998 -1776 Retribusi Daerah 15453 11617 7518 15281 8372 5479 -2712 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 20028 18936 9455 21220 17852 8413 -1102 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 121633 54923 4515 129339 49314 3813 -1556

PENDAPATAN TRANSFER 2044468 1529438 7481 2027702 1427694 7041 -588 Transfer dari Pemerintah Pusat 1802572 1413602 7842 1720299 1214698 7061 -996 Dana Bagi Hasil Pajak atau Bagi Hasil Bukan Pajak 59779 48919 8183 91245 73833 8092 -112 Dana Alokasi Umum 1234375 965144 7819 1084421 863895 7966 189 Dana Alokasi Khusus 508418 399539 7858 544632 276970 5085 -3529

11

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

Transfer antar Daerah 90186 48854 5417 82971 62784 7567 3969 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 81221 48794 6008 82971 58612 7064 1759 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 8965 060 067 000 4172 000 000 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 151710 66982 4415 224432 150212 6693 5159

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 128706 21222 1649 63006 22123 3511 11295 Pendapatan Hibah 50905 16309 3204 12657 21731 17169 43591 Pendapatan Lainnya 77801 4913 632 50350 392 078 -8766

BELANJA DAERAH 2697978 1216830 4510 2705329 1226920 4535 056

BELANJA OPERASI 1788473 955565 5343 1727155 926999 5367 045 Belanja Tidak Langsung 992176 710565 7162 1003483 666505 6642 -726 Belanja Pegawai 806104 578173 7172 910353 566012 6217 -1331 Belanja Bunga 200 174 8715 400 152 3793 -5647 Belanja Subsidi 000 000 000 000 000 000 000 Belanja Hibah 179277 128945 7192 87194 98780 11329 5751 Belanja Bantuan sosial 6594 3273 4964 5536 1427 2577 -4809 Belanja Lainnya 000 000 000 000 136 000 000 Belanja Langsung 796297 245000 3077 723671 260493 3600 1699 Belanja Pegawai 113729 000 000 000 000 000 000 Belanja Barang dan Jasa 682569 245000 3589 723671 260493 3600 028

BELANJA MODAL 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540 Belanja Modal 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540

BELANJA TAK TERDUGA 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857 Belanja Tak Terduga 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857

BELANJA TRANSFER 391164 134176 3430 418083 202044 4833 4089 TransferBagi Hasil Pendapatan 78597 53974 6867 108271 62303 5754 -1620 Belanja Bantuan Keuangan 312567 80203 2566 309813 139741 4510 7578

SURPLUSDEFISIT -64699 603442 -93270 -136858 454333 -33197 -6441 PEMBIAYAAN 95268 111882 11744 101027 106210 10513 -1048 Penerimaan Pembiayaan 116283 131717 11327 126342 116210 9198 -1880 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 103628 131717 12711 112941 102245 9053 -2878 Pencairan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Hasil Penjualan KD yang Dipisahkan 000 000 000 000 000 000 000 Penerimaan Pinjaman Daerah 12650 000 000 13397 13965 10424 000 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 005 000 000 005 000 000 000 Penerimaan Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan 21015 19835 9439 25315 10000 3950 -5815 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo 8475 8475 10000 9500 000 000 -10000 Penyertaan Modal Daerah 12540 11360 9059 15815 10000 6323 -3020 Pembentukan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Pemberian Pinjaman Daerah 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) 30569 715325 234001 -35831 560543 -156443 -16686

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

Berdasarkan Tabel II1 dapat diketahui bahwa Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

221 Pendapatan Daerah

Pada sisi pendapatan capaian tertinggi terdapat pada Pendapatan Transfer Daerah yaitu sebanyak Rp1427694 miliar atau sekitar 7041 dari total realisasi pendapatan Secara lebih khusus capaian tertinggi dari Pendapatan Transfer Daerah terdapat pada sisi Transfer dari Pemerintah Pusat yaitu sebesar Rp 1214698 miliar atau sekitar 7224 dari total seluruh pendapatan daerah

Sementara untuk sisi Pendapatan Asli Daerah total realisasi adalah sebesar 5947 turun sebesar 1396 dibanding tahun 2020 pada periode yang sama (year on year) Penurunan ini dikarenakan adanya gelombang kedua pandemi yang terjadi pada awal Triwulan III mengakibatkan adanya kontraksi ekonomi sehingga memaksa pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan yang lebih ketat dan berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian sehingga terjadi penurunan yang cukup besar pada retribusi daerah dan pajak daerah dibanding tahun sebelumnya

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021

PENDAPATAN ASLIDAERAH

PENDAPATANTRANSFER

LAIN-LAINPENDAPATAN

DAERAH YANG SAH

PAGU 477763 2027702 63006

REALISASI 231436 1427694 22123

realisasi 4844 7041 3511

GROWTH (y-o-y) -1733 -1606 11295

-2500

000

2500

5000

7500

10000

12500

000

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

12

222 Belanja Daerah

Pada APBD Kalbar 2021 pagu belanja adalah sebesar Rp 2705329 miliar dengan realisasi hingga Triwulan III adalah sebesar Rp1226920 miliar atau sekitar 4535 Di antara semua sisi belanja belanja operasi dan belanja transfer mengalami pertumbuhan positif dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Sedangkan untuk belanja modal dan belanja tak terduga mengalami pertumbuhan negatif khususnya pada belanja tak terduga yang mengalami penurunan sebesar 9857 Hal ini diakibatkan oleh adanya alokasi yang besar pada Belanja Tak Terduga sebagai antisipasi adanya gelombang pandemi Covid-19 yaitu sebesar Rp30354 miliar namun realisasi anggaran sampai akhir Triwulan III hanya sebesar Rp 2567 miliar atau hanya sekitar 846 hal ini dikarenakan gelombang kedua yang terjadi telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai pada akhir September Hal ini berbeda jauh dari kondisi tahun 2020 dimana belum ada persiapan anggaran untuk Belanja Tak Terduga sehingga pagu yang tersedia hanya sebesar Rp4964 miliar namun realisasi yang terjadi sebesar Rp 29450 miliar atau sekitar 5933

223 SurplusDefisit APBD

Dengan kondisi penyerapan belanja yang masih belum maksimal kondisi yang terjadi hingga Triwulan III 2021 adalah surplus sebesar Rp454333 miliar Hal ini berbeda jauh dengan rencana anggaran dimana pagu menunjukkan kondisi defisit sebesar Rp113897 miliar Selain dikarenakan sangat rendahnya penyerapan pada Belanja Tak Terduga yang masih berada di bawah 10 kondisi surplus yang terjadi juga diakibatkan oleh penyerapan beberapa belanja yang masih belum maksimal seperti penyerapan terendah yang ada pada sisi Belanja ada pada Belanja Modal yang baru terserap sebesar Rp 95309 miliar dari total pagu Rp529736 miliar atau sekitar 1799 Selanjutnya penyerapan yang masih rendah lainnya adalah pada sisi Belanja Barang dan Jasa yang baru terserap sebesar Rp260493 miliar dari total Rp723671 miliar atau hanya sekitar 36

224 Pembiayaan Daerah

Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran rencana anggaran untuk pembiayaan tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran Sedangkan dari sisi pengeluaran pembiayaan belum ada realisasi dari Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo dengan pagu sebesar Rp95 miliar sementara untuk Penyertaan Modal Daerah telah terealisasi sebesar Rp100 miliar atau sekitar 6323 dari total pagu Rp15815 miliar

225 Prognosis APBD

Tahun 2021 merupakan momentum untuk memulihkan ekonomi pasca hantaman pandemi di tahun pertama serta mempercepat berbagai program untuk memperkuat ketahanan menghadapi gelombang pandemi yang akan datang seperti program vaksinasi Di tengah upaya keras untuk menangani masalah kesehatan dan memulihkan ekonomi prognosis untuk anggaran pendapatan mengalami penurunan sedangkan untuk prognosis belanja mengalami peningkatan sehingga untuk kondisi yang diproyeksikan adalah defisit sebesar Rp65631 miliar sebagaimana tabel di bawah ini

BELANJAOPERASI

BELANJAMODAL

BELANJATAK

TERDUGA

BELANJATRANSFER

PAGU 1727155 529736 30355 418083

REALISASI 926999 95310 2568 202044

realisasi 5367 1799 846 4833

GROWTH (yoy) 045 -540 -9857 4089

-12000-10000-8000-6000-4000-20000002000400060008000

000200000400000600000800000

100000012000001400000160000018000002000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II6

Komposisi Belanja Triwulan III-2021

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

13

Tabel II5

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021

(dalam miliar rupiah)

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan Lampiran I Peraturan Pemerintah No71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik (reciprocal accounts)

LKPK Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana tabel berikut

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021

Uraian TW III - 2020 TW III - 2021

Growth Konsolidasian Pusat Daerah Konsolidasian

Pendapatan Negara 783375 669910 1683078 1042579 3309

Pendapatan Perpajakan 654482 603225 202435 805660 2310

Pendapatan Bukan Pajak 128893 66685 104481 171166 3280

Hibah 000 0 15268 2319 000

Transfer 000 0 1360893 63434 000

Belanja Negara 1768914 2072495 1316917 1931859 921

Belanja Pemerintah 1634738 707749 1084342 1792091 963

Transfer 134176 1364746 232575 139768 417

SurplusDefisit -985539 -1402585 366161 -889280 -977

Pembiayaan 111882 0 76401 76401 -3171

Penerimaan Pembiayaan Daerah 131717 0 95901 95901 -2719

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 19835 0 195 195 -169

Sisa Lebih (Kurang) -873657 -1402585 442562 -812879 -696

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

231 Pendapatan Konsolidasian

Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

Uraian Realisasi Prognosis

2018 2019 2020 2021

Pendapatan 2422952 2563928 2355545 2329837

Pendapatan Asli Daerah 390903 404671 381430 382862

Pendapatan Transfer 1985433 2084816 1865863 1859133

Lain-Lain Pendapatan Daerah 46616 74442 108253 87842

Belanja Daerah 2345817 2510634 2375111 2395468

Belanja 1979867 2107845 2032758 2048701

Transfer 365950 402789 342353 346767

SurplusDefisit 77135 53295 -19566 -65631

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

PendapatanPerpajakan

PendapatanBukan Pajak

Hibah Transfer

2020 654482 128893 000 000

2021 805660 171166 2319 63434

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Realisasi Pendapatan sampai dengan tahun

2020 mencapai Rp2355545 miliar sementara

untuk realisasi belanja sebesar Rp2375111

miliar sehingga terdapat defisit sebesar

Rp19566 miliar Melihat trend pendapatan

yang fluktuatif dari tahun ke tahun untuk

prognosis pendapatan di akhir tahun 2021

(Triwulan IV) adalah sebesar Rp2329837

miliar sedangkan untuk prognosis belanja

adalah sebesar Rp2395468 miliar sehingga

diperoleh proyeksi kondisi untuk akhir tahun

2021 adalah defisit sebesar Rp65631 miliar

14

a Analisis kontribusi komponen Pendapatan Konsolidasian Kontribusi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Daerah menyumbang jumlah yang cukup besar dengan kontribusi paling besar dari sisi Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar Rp297494 miliar disusul oleh Pendapatan Transfer sebesar Rp1360893 miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp24691 miliar

b Analisis pertumbuhan (growth) komponen Pendapatan Konsolidasian Meskipun pandemi masih terjadi namun perekonomian di Kalbar sudah mulai menuju pada kemandirian hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada pos Pendapatan Asli Daerah Triwulan III-2021 sebesar Rp 27881 miliar atau sekitar 1034 dari Triwulan III-2020 Kenaikan pada PAD disokong paling besar oleh Pajak Daerah yang berkontribusi sebesar Rp202435 miliar atau sekitar 6805 dari total PAD Dibandingkan dengan tahun 2020 pendapatan dari pajak daerah ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp18299 miliar atau sekitar 10 dari total pajak daerah yang berhasil dihimpun pada periode yang sama di tahun sebelumnya

c Analisis tax ratio atau rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Namun pada triwulan III 2021 tax ratio terhadap PDRB menunjukkan perbaikan dimana ada kenaikan meskipun tidak sebesar di

tahun-tahun sebelum pandemi melanda Sinyal positif ini merupakan tanda adanya keberhasilan atas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi salah satu program utama pemerintah disamping pemulihan kesehatan melalui vaksinasi yang mulai digalakkan sejak awal tahun 2021 Tentunya hal ini harus terus didukung oleh administrasi perpajakan yang terus disempurnakan serta perbaikan struktur ekonominya

232 Belanja Konsolidasian

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Tahun Pajak

Konsolida-sian

PDRB Pajak

Konsolidasi PDRB

2021 (sd TW III)

805660 17060760 472

2020 976373 21400175 456

2019 1094835 21215033 516

2018 969055 19413822 499

Pajak Daerah Retribusi Daerah

HasilPengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

Lain-lainPendapatan AsliDaerah yang Sah

Provinsi 145729 2283 9573 12435

KabKota 56706 6445 9134 55189

Total 202435 8727 18707 67624

Kontribusi 6805 293 629 2273

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

000

50000

100000

150000

200000

250000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)

000500000

100000015000002000000

BelanjaPemerintah

Transfer

2020 1634738 134176

2021 1792091 139768

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II9 Belanja Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB

(dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

15

a Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah Dari total Belanja Konsolidasi komponen terbesar berasal dari sisi Belanja Pegawai sebesar Rp579787 miliar atau sebesar 5948 dari total Belanja Operasi disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 293881 miliar atau sebesar 3015

b Analisis pertumbuhan (growth) Belanja Pemerintah dan TKDD Meskipun terdapat pertumbuhan belanja antara Triwulan III-2020 dibandingkan dengan Triwulan III-2021 sebesar 921 namun terjadi penurunan signifikan pada pos Belanja Tak Terduga sebesar 9087 atau dari Rp29450 miliar pada tahun 2020 menjadi hanya Rp2688 miliar pada tahun 2021 Penurunan realisasi Belanja Tak Terduga ini diakibatkan oleh dampak pandemi yang terjadi pada gelombang kedua telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai sehingga terjadi penurunan realisasi yang signifikan dari pagu yang telah disediakan

c Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB

Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Namun sampai dengan triwulan III 2021 rasio belanja pemerintah masih berada di bawah rasio belanja tahun 2020 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja

pemerintah daerah Pada tahun 2020 rasio belanja pemerintah relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB dan kenaikan belanja Kenaikan belanja pemerintah daerah relatif lebih tinggi saat terjadinya pandemi namun tidak diikuti oleh pertumbuhan PDRB sehingga rasio belanja meningkat

233 SurplusDefisit Konsilidasian

Sampai dengan Triwulan III-2021 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Barat masih dalam posisi defisit Rp889280 miliar Posisi defisit ini disumbang oleh deficit dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1402585 miliar dan surplus dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 366161 miliar Kondisi ini turun sebesar 977 dibanding defisit yang terjadi pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 985539 miliar

Tahun Belanja

Pemerintah Konsolidasian

PDRB Belanja PDRB

2021 (sd TW III)

1792091 17060760 1050

2020 3255080 21400175 1521

2019 3076373 21215033 1450

2018 2939933 19413822 1514

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaBunga

Subsidi HibahBelanjaModal

BelanjaTak

Terduga

BantuanSosial

PUSAT 282351 249688 000 000 000 175327 000 383

DAERAH 579787 293881 152 000 99427 106928 2687 1481

TOTAL 862138 543569 152 000 99427 282255 2687 1863

KONTRIBUSI 4811 3033 001 000 555 1575 015 010

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian

Pusat Daerah Konsolidasi

Defisit -1402585 366161 -1036424

13533 -3533 10000

-6000

-4000

-2000

000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

-1600000

-1400000

-1200000

-1000000

-800000

-600000

-400000

-200000

-

200000

400000

600000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II11

SurplusDefisit Konsolidasian

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian

terhadap PDRB (dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

viii

dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

D Analisis Tematik 2 Peluang Investasi Daerah

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu ldquoTerwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahanrdquo Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan Bappeda Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya

Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Apabila potensi tersebut dioptimalkan kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung Secara langsung hal ini akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian Secara umum terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

E Rekomendasi Kebijakan

Perlu adanya langkah-langkah strategis untuk mengakselerasi penyerapan APBD yang optimal

sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan

upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan Triwulan III 2021 realisasi

DAK Fisik masih 2954 persen Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak

akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas

yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

Selain itu diperlukan juga adanya Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui

KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang

perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat

menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan

Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan Kebijakan Input

Pertanian juga perlu dilakukan melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang pertanian sebagai tambahan

modal usaha pertanianmeningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja operasional

maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan

ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait

dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen

langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya

angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan

yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISIS EKONOMIREGIONAL

BAB I

1

11 Perkembangan dan Analisis Indikator Makro Ekonomi

111 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Seiring adanya beberapa pelonggaran aktivitas ekonomi ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen pada triwulan III 2021 (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun Namun demikian pertumbuhan di Kalimantan Barat berada di atas pertumbuhan nasional yang mencapai 351 persen

Struktur PDRB Kalimantan Barat menurut pengeluaran ata s dasar harga berlaku triwulan III 2021 tidak menunjukkan perubahan yang berarti Perekonomian Kalimantan Barat masih didominasi oleh Komponen PK-RT yang mencakup hampir separuh PDRB Kalimantan Barat yaitu sebesar 4832 persen diikuti oleh komponen PMTB sebesar 3111 persen Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 1376 persen Komponen PK-P sebesar 1171 persen dan Komponen PK-LNPRT sebesar 125 persen Sementara itu Komponen Impor Barang dan Jasa sebegai pengurang dalam PDRB memiliki peran sebesar 683 persen

Grafik I1 Pertumbuhan PDRB dan Growth PDRB Menurut Pengeluaran

Sumber data BPS Kalimantan Barat (diolah)

Grafik I2 Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Usaha

Sumber data BPS Kalimantan Barat (diolah)

2

Namun demikian jika diamati tren pertumbuhan PDRB secara triwulanan (q-to-q) dalam 3 tahun terakhir meskipun PDRB Kalimantan Barat selalu mengalami kontraksi di triwulan I namun masih mampu kembali tumbuh positif di triwulan berikutnya Namun masih dalam kondisi masa pandemi COVID-19 pada triwulan III 2021 dimana ekonomi Kalimantan Barat mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q to q)

Menurut lapangan usaha struktur PDRB Kalimantan Barat atas harga berlaku triwulan III 2021 tidak menunjukkan perubahan berarti Perekonomian Kalimantan Barat masih didominasi oleh Lapangan Usaha Pertanian Kehutanan dan Perikanan sebesar 2122 persen diikuti oleh Industri Pengolahan sebesar 1680 persen Konstruksi sebesar 1364 persen dan Perdagangan sebesar 1267 persen Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Kalimantan Barat mencapai 6433 persen

112 Inflasi

Inflasi diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang berlangsung secara berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu Demikian sebaliknya jika yang terjadi adalah penurunan harga secara umum maka disebut deflasi Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

Grafik I3 Tingkat Inflasi Kalimantan Barat dan Nasional

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Tingkat inflasi tahun kalender sampai dengan Oktober 2021 sebesar 085 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2021 terhadap Oktober 2020) sebesar 174 persen Arah inflasi Kalimantan Barat berlawanan dengan arah inflasi Nasional dimana secara Nasional mengalami inflasi sedangkan Kalimantan Barat mengalami deflasi

12 Perkembangan dan Analisis Indikator Kesejahteraan

121 Kemiskinan

Secara umum pada periode Maret 2010 - Maret2021 tingkat kemiskinan di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi baik dari sisi jumlah maupun persentasenya Selama lebih dari satu dasawarsa ini jumlah penduduk miskin Kalimantan Barat telah dapat ditekan cukup signifikan dari 42876 ribu jiwa (Maret 2010) menjadi 36789 ribu jiwa (Maret 2021) Terjadi penurunan persentase penduduk miskin yang melambat yakni 187 persen dari periode Maret 2010 (902 persen) sampai Maret 2021 (715 persen) Perkembangan tingkat kemiskinan Maret 2010 sampai dengan Maret 2021 ditunjukkan oleh Grafik I4

3

42876

38439 38227

37122 36507

38071

40734 40151

38192 38370

40551

38135

39032 38743 38881 38708

36973

37841

37047 36677

37071 36789

902

800

848

817796

824

874

854

807 803

844

787 800788

786 777

737 749

728 717 724 715

680

730

780

830

880

930

980

32000

34000

36000

38000

40000

42000

44000

Maret2010

Maret2011

Sept2011

Maret2012

Sept2012

Maret2013

Sept2013

Maret2014

Sept2014

Maret2015

Sept2015

Maret2016

Sept2016

Maret2017

Sept2017

Maret2018

Sept2018

Maret2019

Sept2019

Maret2020

Sept2020

Maret2021

Grafik I4 Perkembangan Kemiskinan Kalimantan Barat

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat pada Maret 2021 mencapai 36789 ribu orang Terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 282 ribu orang dibandingkan September 2020 Jika dibandingkan dengan angka Maret tahun sebelumnya jumlah penduduk miskin bertambah sebanyak 112 ribu orang

Berdasarkan derah tempat tinggal sesuai dengan Grafik V disamping pada periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen Empat jenis komoditi yang paling berpengaruh terhadap kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras rokok kretek filter telur ayam ras dan daging ayam ras Sedangkan tiga jenis komoditi bukan makanan yang paling dominan adalah biaya perumahan bensin dan listrik

122 Pengangguran

Grafik I5 Disparitas Kemiskinan Desa-Kota

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Grafik I6 Tingkat Pengangguran Prov Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

4

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582

persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020 Dimana TPT laki-laki sebesar 620

persen lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 521 persen Sedangkan pada Agustus

2021 TPT perkotaan (957 persen) lebih tinggi hampir tiga kali lipat TPT di Daerah perdesaan (386

persen) Dalam beberapa kurun waktu terakhir distribusi pekerja di Kalimantan Barat mayoritas

berada di sektor informal Tercatat per Agustus 2021 sebanyak 151 juta orang (6087 ) penduduk

yang bekerja berada di sektor informal dan sisanya sebesar 97132 ribu orang (3913) berada di

sektor formal Pada tataran nasional tingkat pengangguran Kalimantan Barat tersebut masih

dibawah tingkat pengangguran nasional yang mencapai 649 persen

Pada Agustus 2021 sejumlah 21606 ribu orang telah terdampak pandemi COVID-19 Kabar baiknya

jumlah ini turun 11015 ribu orang dibandingkan Agustus 2020 Optimisme akan berbagai upaya

pemerintah termasuk adanya program vaksinasi dalam menekan laju jumlah kasus COVID-19 dan

upaya pemulihan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu mendorong

peningkatan lapangan kerja serta mengurangi jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat

123 Ketimpangan Pendapatan

Pada Maret 2021 tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Kalimantan Barat yang diukur oleh

Gini Ratio adalah sebesar 0313 Angka ini turun sebesar 0012 poin jika dibandingkan dengan Gini

Ratio September 2020 yang sebesar 0325 Sementara jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret

2020 (0317) tercatat penurunan yang ebih kecil sebesar 0004 poin Gini Ratio daerah perkotaan

pada Maret 2021 tercatat sebesar 0341 naik sebesar 0012 poin dibandingkan dengan Gini Ratio

September 2020 yang sebesar 0329

Dibandingkan dengan Gini Ratio setahun sebelumnya tercatat peningkatan (0006 poin) yaitu pada

posisi 0335 pada Maret 2020 Sementara itu Gini Ratio di daerah perdesaan pada Maret 2021

tercatat sebesar 0267 atau turun sebesar 0006 poin dibanding angka September 2020 sebesar

0273 dan tercatat turun sebesar 0005 poin terhadap Gini Ratio Maret 2020 yang tercatat sebesar

0272

Pada Maret 2021 distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 2127

persen Artinya pengeluaran penduduk berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah Apabila

dirinci menurut wilayah di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 1957 persen sedangkan

perdesaan mencatat angka yang lebih tinggi yaitu sebesar 2318 persen Artinya baik di daerah

perkotaan maupun perdesaan di Kalimantan Barat termasuk dalam kategori ketimpangan rendah

0377

03510341 0344

03350329

0341

0277 0278 0281 02790272 0273

0267

0339

0327 03270318 0317

03250313

Maret-18 Sept-18 Maret-19 Sept-19 Maret-20 Sept-20 Maret-21

Kota Desa Kota+Desa

Grafik I7 Distribusi Pendapatan Masyarakat Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

5

10286 10325 10326 1031 10329 10293 10339 10359 10348 10468 10568 10667

11497 11701 11698 11731 12082 1228 12441 12737 12681 13056 13425 13763

Nov 20 Des Jan 21 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

Nasional Kalbar

124 Nilai Tukar Petani

Pada bulan Oktober NTP Kalimantan Barat sebesar 13763 dengan NTP masing- masing subsektor tercatat sebesar 9405 untuk subsektor tanaman pangan (NTP-P) 10569 untuk sub sektor hortikultura (NTP-H) 1610218 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR) 10077 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 10588 untuk subsektor perikanan (NTNP) Kabar baiknya NTP Provinsi Kalimantan Barat selalu berada pada level surplus dan lebih tinggi daripada NTP Nasional yang artinya kesejahteraan petani di Kalimantan Barat lebih baik daripada level nasional Adanya kenaikan NTP pada bulan Oktober 2021 ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal

125 Nilai Tukar Nelayan

Pada Provinsi Kalimantan Barat Nilai Tukar Nelayan tidak dihitung secara spesifik namun masuk

dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi

lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan Oktober

2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat naik sebesar 038 persen Hal ini terjadi karena

It naik sebesar 057 persen sedangkan Ib naik sebesar 019 persen

Pada Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada Oktober 2021 turun sebesar 004 persen Hal ini

terjadi karena It meningkat sebesar 013 persen lebih rendah dari peningkatan Ib sebesar 016

persen Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga berbagai komoditas Subsektor Perikanan

Tangkap sebesar 057 persen dan subsector Perikanan Budidaya sebesar 013 persen Sedangkan

kenaikan Ib sebesar 018 persen disebabkan kenaikan indeks kelompok IKRTsebesar 015 persen

dan indeks kelompok BPPBM sebesar 024 persen

Grafik I8

Perkembangan NTP Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

BAB II

ANALISIS FISKALREGIONAL

6

21 Pelaksanaan APBN

Sampai dengan triwulan III tahun 2021 alokasi dana APBN masih sangat berperan dalam menggerakkan perekonomian dan mengatasi pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Realiasi pendapatan Kalimantan Barat dalam tekanan berkurangnya aktivitas perekonomian masyarakat masih mengalami pertumbuhan sebesar 1087 sedangkan belanja negara tumbuh negatif 924 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Belanja Pemerintah Pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 namun Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa mengalami pertumbuhan negatif 1585

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu belanja sejalan dengan prioritas Pemerintah Di masa pandemi COVID-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas Pemerintah khususnya dalam mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis

Realisasi APBN antara triwulan III tahun 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebagaimana tabel II1

Tabel II1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

Uraian

2020 2021

Growth Pagu Realisasi

Realisasi Pagu Realisasi

Realisasi

A PENDAPATAN NEGARA 733266 539417 7356 830880 677664 8156 1087

I PENERIMAAN DALAM NEGERI 733266 539417 7356 820702 676068 8238 11 98

1 Penerimaan Pajak 635639 420175 6610 738041 508445 6889 422

2 Bea Cukai 44991 56607 12582 33842 100938 29827 13706

3 PNBP 52636 62635 11900 48820 66685 13659 1479

II HIBAH 000 000 - 10178 1596 1568 -

1 Hibah 000 000 - 10178 1596 1568 -

B BELANJA NEGARA 2840900 2134233 7513 3039749 2072659 6819 -924

I BELANJA PEMERINTAH PUSAT 943876 552084 5849 1095018 707749 6463 1050

1 Belanja Pegawai 385326 270911 7031 389560 282351 7248 309

2 Belanja Barang 388981 204332 5253 389085 249688 6417 2216

3 Belanja Modal 168468 76364 4533 315588 175327 5556 2256

4 Belanja Bantuan Sosial 1102 477 4326 785 383 4872 1262

5 Belanja Lain-lain 000 000 - 000 000 - -

IITRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 1897024 1582148 8340 1944731 1364910 7019 -1585

1 Transfer ke Daerah 1694956 1422744 8394 1738598 1224977 7046 -1606

a Dana Perimbangan 1654531 1388755 8394 1720299 1214698 7061 -1588

1) Dana Alokasi Umum 1097756 922099 8400 1084421 863895 7966 -516

2) Dana Bagi Hasil 73421 48316 6581 91245 73833 8092 2296

3) Dana Alokasi Khusus 483355 418340 8655 544632 276970 5085 -4124

Dana Alokasi Khusus Fisik 182261 170001 9327 239863 70849 2954 -6833

Dana Alokasi Khusus Non Fisik 301094 248339 8248 304770 206120 6763 -1800

d Dana Insentif Desa 40425 33989 8408 18299 10280 5617 -3319

2 Dana Desa 202068 159404 7889 206133 139933 6788 -1395

C SURPLUS DEFISIT -2107635 -1594816 7567 -2208869 -1394995 6315 -1654

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

211 Pendapatan Negara

a Analisa Kontribusi Pendapatan Negara dan Hibah

Total pendapatan negara sampai dengan periode

triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar

mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan

periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417

miliar Komposisi utama dari pendapatan negara

berasal dari penerimaan perpajakan sebesar

Rp508445 atau 7503 Bea Cukai Rp100938 miliar

atau 1489 PNBP sebesar Rp66685 atau 984

dan Hibah sebesar Rp1596 atau 024

000

200000

400000

600000

Pajak Bea Cukai PNBP Hibah

2020 420175 56607 62635 0

2021 508445 100938 66685 1596

Grafik II1 Komponen Pendapatan Negara Triwulan III

2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

7

b Analisis Pertumbuhan Penerimaan Perpajakan

1) Penerimaan Pajak

Penerimaan sektor perpajakan Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III 2021 tercatat 6889 persen dari target tahun 2021 sebesar Rp738 triliun Terjadi pertumbuhan penerimaan sebesar Rp88270 miliar atau 422 persen jika dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama tahun 2020 Pertumbuhan positif penerimaan pajak di Kalbar juga didukung kesadaran wajib pajak yang semakin tinggi Terdapat 5 sektor penyumbang penerimaan pajak Kalbar sebesar 7775 kontribusinya dengan pertumbuhan 1322 Kelima sektor tersebut yaitu Perdagangan besar dan eceran Pertanian kehutanan dan perikanan Industri pengolahan Jasa keuangan dan Asuransi serta Transportasi dan pergudangan Sedangkan kontribusi sebesar 2225 disumbangkan selain 5 sektor tersebut dengan pertumbuhan 610 Dominasi penerimaan perpajakan berasal dari PPh sebesar Rp209875 miliar PPN dan PTLL sebesar Rp265420 miliar Sisanya disumbangkan dari penerimaan PBB dan Pajak Lainnya sebesar Rp3315 miliar

2) Penerimaan Bea Cukai

Penerimaan sektor Bea dan Cukai wilayah

Kalimantan Bagian Barat periode triwulan III 2020

sebesar Rp100938 miliar atau naik 7831 persen

bila dibandingkan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Penerimaan Bea dan Cukai

menyumbangkan kontribusi kepada pendapatan

negara sebesar 1489 persen Secara agregat

penerimaan sektor Bea Cukai telah mencapai

29827 persen melampaui target Nilai devisa

ekspor sampai dengan triwulan III 2021 mengalami

kenaikan Beberapa komoditi potensial

penyumbang devisa meliputi CPO dan turunannya

Washed Bauksit Smelter Grade dan Chemical

Grade Alumina Karet Alam Plywood dan Barang

dari Kayu Kelapa Bulat Residu Rokok Pasir

Zirkon Karet Sintetik serta Komoditas lain

c Analisis Komposisi PNBP

Penerimaan Negara Bukan Pajak sampai dengan periode triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan

sebesar Rp4050 miliar atau 1479 persen dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Komposisi kontribusi PNBP kepada pendapatan negara sebesar 984 persen

Penerimaan PNBP disumbangkan secara signifikan dari peningkatan layanan BLU Pemerintah

Pusat dengan jumlah Rp36863 miliar atau 5528 dari total penerimaan PNBP Rp66685 miliar

Sedangkan kontribusi PNBP Lainnya sebesar Rp29822 miliar atau 4472 dengan sumbangan

utama dari PNBP POLRI serta PNBP Pelabuhan dan Pelayaran

000100000200000300000400000500000600000

PPh PPNdanPTLL

PBB PL Total

2020 204808 201714 8872 5837 421231

2021 209875 265420 21982 11168 508445

Grafik II2 Penerimaan Perpajakan Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

000

50000

100000

150000

BeaMasuk

BeaKeluar

Cukai Total

2020 1904 52695 2008 56607

2021 2090 95218 3631 100938

1904

52695

2008

566072090

95218

3631

100938

Grafik II3 Penerimaan Bea Cukai Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

8

d Analisa tax rasio terhadap PDRB

Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah

Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan

triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax

ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara

langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun

faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung

adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan

utamanya insentif perpajakan yang masih

berlangsung di beberapa sektor

e Analisis perpajakan sektoral terhadap PDRB menurut lapangan usaha

Berdasarkan rilis data BPS Kalbar periode triwulan III 2021 ada beberapa bidang usaha yang mulai

tumbuh antara lain

1) Sektor Pertanian Produksi kelapa sawit meningkat lebih besar dibandingkan tahun lalu untuk memenuhi permintaan CPO yang tinggi pada pasar global Selain itu produksi sektor kehutanan tercermin dari data kayu bulat yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya

2) Industri pengolahan tumbuh positif Dibandingkan tahun sebelumnya volume muat CPO mengalami peningkatan Data Purchasing Managerrsquos Index (PMI) sektor makanan minuman dan tembakau juga meningkat

3) Sektor Kontruksi tumbuh positif Realisasi pengadaan semen Asosiasi Semen Indonesia (ASI) meningkat Selain itu berdasarkan data bongkar semen dan tiang pancang naik meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

4) Sektor perdagangan tumbuh positif Realisasi pajak kendaraan BBN KB-I meningkat dibandingkan tahun lalu Selain itu berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) dan volume bongkar kendaraan juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

5) Sektor Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh positif Terdapatnya kasus baru covid-19 yang pada triwulan III menyebabkan aktivitas rumah sakit kembali meningkat sehingga menyebakan layanan jasa kesahatan dan kegiatan sosial mengalami peningkatan

212 Belanja Negara

a Analisis Belanja Negara

Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan triwulan III 2021 mencapai Rp707749 atau 3415 persen dari total realisasi belanja APBN Belanja pemerintah sebagai stimulus perekonomian Kalbar meliputi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami pertumbuhan positif 1050

Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa periode triwulan III 2021 sebesar Rp1364910 atau 6585 persen dari total belanja APBN Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen

b Analisis pertumbuhan Belanja Pemerintah Pusat dan TKDD

Berdasarkan data realisasi belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 sebagai pendorong laju pertumbuhan ekonomi di masa pandemic covid-19 Pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat yang diprioritaskan untuk kenaikan belanja gaji pegawai belanja bantuan sosial belanja barang untuk penanganan covid-19 dan pembayaran insentif tenaga kesehatan

Tahun Penerimaan Perpajakan

PDRB Perpajakan

PDRB

2021 (sd TW III)

508445 17060760 298

2020 652141 21400175 305

2019 678830 21215033 320

2018 645326 19413822 332

Sumber DJP dan BPS (diolah)

Tabel II2 Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap

PDRB di Kalbar (dalam miliar rupiah)

9

Sedangkan realisasi TKDD mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 Penyaluran DAK Fisik baru terealisasi sebesar 2954 persen dari total pagu sebesar Rp23986 miliar atau menurun 6833 persen miliar Sebagian besar alokasi DAK Fisik untuk pengadaan sarana dan prasarana fisik yang masih dalam proses lelang sehingga penyerapan anggaran belum optimal

c Analisis kemanfaatan Belanja Pemerintah Pusat

Kebijakan dan alokasi anggaran belanja negara termasuk kebijakan anggaran belanja pemerintah pusat sebagai salah satu instrumen utama kebijakan fiskal menempati posisi yang sangat strategis dalam mendukung akselerasi pembangunan yang berkelanjutan dan berdimensi kewilayahan untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah sejalan dengan prioritas pemerintah Di masa pandemi covid-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas utama khususnya dalam rangka mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis Realisasi belanja pemerintah pusat telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu

d Manajemen Investasi Pemerintah

Investasi Pemerintah Pusat adalah Kredit Program berupa pemberian tambahan modal usaha kepada UMKM lingkup Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III tahun 2021 telah tersalurkan sebesar Rp293784 miliar (75903 UMKMdebitur)

213 SurplusDefisit

Realisasi pendapatan APBN Provinsi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi defisit anggaran sebesar Rp1394995 miliar Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 dengan besaran defisit sebesar Rp1594816 terjadi penurunan tingkat defisit 1664 persen

214 Prognosis APBN

Perkiraan realisasi APBN sampai dengan akhir tahun 2021 diperoleh dengan menggunakan penghitungan analisa trand dan atau rata-rata untuk penerimaan pendapatan dan belanja negara melalui data historis tahun 2018 sampai dengan tahun 2020

Tabel II3 Perkiraan Ralisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar sd Akhir Tahun 2021

Uraian 2018 2019 2020 2021

PENDAPATAN NEGARA 768292 871660 834384 890871

1 Penerimaan Pajak 64012 727547 676488 717751

2 Bea dan Cukai 4201 61735 75520 93264

3 PNBP 8616 82378 82376 79856

BELANJA NEGARA 2969551 3001701 2760700 2701800

1 Belanja Pemerintah Pusat 1039925 967435 879993 802519

2 Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa 1929626 2034266 1880707 1899281

SURPLUS DEFISIT (2201259) (2130041) (1926316) (1810929)

Sumber data OMSPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bag Barat

-

500

1000

1500

2000

2500

3000

KalimantanBarat

Sambas

Mempawa

h

Sanggau

Ketapang

Sintang

Kapuas

Hulu

Bengkayang

Landak

Sekadau

Melawi

Kayong

Utara

KubuRaya

Pontianak

Singkawan

g

Jumlah

Debitur 22 7555 4742 8861 6489 6231 4768 4913 5423 3096 2238 1328 9404 7534 3299 7590

Nilai Akad 9943 2903 1742 3058 2768 2755 1654 1536 1872 1340 9623 4536 3234 3631 1455 2937

Nilai Outstanding 6061 2554 1485 2639 2357 2412 1380 1343 1680 1217 8653 3957 2731 3020 1245 2533

Mili

ar

Grafik II4

Penyaluran KUR Lingkup Kalimantan Barat sd Triwulan III 2021

Sumber Sistem Informasi Kredit Program (SIKP)

10

Perkiraan Pendapatan Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 sebesar Rp890871 miliar

terdiri dari perkiraan Penerimaan Pajak sebesar Rp717751 penerimaan Bea dan Cukai sebesar

Rp93264 miliar dan perkiraan PNBP sebesar Rp79856

Perkiraan Belanja Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 akan tercapai sebesar Rp27018

miliar Belanja pemerintah pusat diperkirakan sebesar Rp802519 miliar dan Belanja Transfer ke

Daerah dan Dana Desa diperkirakan akan terserap sebesar Rp1899281 miliar

215 Analisis Capaian Output Layanan Dasar Publik

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi

1) Sektor pendidikan bersumber dana APBN merupakan Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar Output strategis yang ditargetkan antara lain berupa Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah 40104 orang Bantuan Pendidikan Tinggi 628 orang Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 2303 orang dan Sarana Pendukung Pembelajaran sebanyak 30 paket

2) Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Output yang ditargetkan antara lain Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 9989 unit Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat 1168 SR Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) 1389 m Jalan Strategis (ProPN) 110 KM dan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) 151 KM

3) Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar Output yang ditargetkan antara lain Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi 234 orang Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) 300 orang Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan 1 paket dan Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes 1 paket

22 Pelaksanaan APBD

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 telah memaksa pemerintah untuk membatasi pergerakan masyarakat terlebih saat adanya gelombang kedua pandemi di Indonesia yang terjadi pada akhir Juni hingga Juli 2021 Hal ini memberikan dampak yang cukup signifikan pada aktivitas masyarakat dan berimbas pada kegiatan produksi konsumsi hingga laju pertumbuhan ekonomi Pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi

Tabel II4 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

sd Akhir Triwulan III Tahun 2020 dan 2021

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

PENDAPATAN 2633280 1820273 6913 2568471 1681253 6546 -531

PENDAPATAN ASLI DAERAH 460106 269612 5860 477763 231436 4844 -1733 Pajak Daerah 302992 184136 6077 311923 155897 4998 -1776 Retribusi Daerah 15453 11617 7518 15281 8372 5479 -2712 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 20028 18936 9455 21220 17852 8413 -1102 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 121633 54923 4515 129339 49314 3813 -1556

PENDAPATAN TRANSFER 2044468 1529438 7481 2027702 1427694 7041 -588 Transfer dari Pemerintah Pusat 1802572 1413602 7842 1720299 1214698 7061 -996 Dana Bagi Hasil Pajak atau Bagi Hasil Bukan Pajak 59779 48919 8183 91245 73833 8092 -112 Dana Alokasi Umum 1234375 965144 7819 1084421 863895 7966 189 Dana Alokasi Khusus 508418 399539 7858 544632 276970 5085 -3529

11

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

Transfer antar Daerah 90186 48854 5417 82971 62784 7567 3969 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 81221 48794 6008 82971 58612 7064 1759 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 8965 060 067 000 4172 000 000 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 151710 66982 4415 224432 150212 6693 5159

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 128706 21222 1649 63006 22123 3511 11295 Pendapatan Hibah 50905 16309 3204 12657 21731 17169 43591 Pendapatan Lainnya 77801 4913 632 50350 392 078 -8766

BELANJA DAERAH 2697978 1216830 4510 2705329 1226920 4535 056

BELANJA OPERASI 1788473 955565 5343 1727155 926999 5367 045 Belanja Tidak Langsung 992176 710565 7162 1003483 666505 6642 -726 Belanja Pegawai 806104 578173 7172 910353 566012 6217 -1331 Belanja Bunga 200 174 8715 400 152 3793 -5647 Belanja Subsidi 000 000 000 000 000 000 000 Belanja Hibah 179277 128945 7192 87194 98780 11329 5751 Belanja Bantuan sosial 6594 3273 4964 5536 1427 2577 -4809 Belanja Lainnya 000 000 000 000 136 000 000 Belanja Langsung 796297 245000 3077 723671 260493 3600 1699 Belanja Pegawai 113729 000 000 000 000 000 000 Belanja Barang dan Jasa 682569 245000 3589 723671 260493 3600 028

BELANJA MODAL 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540 Belanja Modal 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540

BELANJA TAK TERDUGA 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857 Belanja Tak Terduga 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857

BELANJA TRANSFER 391164 134176 3430 418083 202044 4833 4089 TransferBagi Hasil Pendapatan 78597 53974 6867 108271 62303 5754 -1620 Belanja Bantuan Keuangan 312567 80203 2566 309813 139741 4510 7578

SURPLUSDEFISIT -64699 603442 -93270 -136858 454333 -33197 -6441 PEMBIAYAAN 95268 111882 11744 101027 106210 10513 -1048 Penerimaan Pembiayaan 116283 131717 11327 126342 116210 9198 -1880 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 103628 131717 12711 112941 102245 9053 -2878 Pencairan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Hasil Penjualan KD yang Dipisahkan 000 000 000 000 000 000 000 Penerimaan Pinjaman Daerah 12650 000 000 13397 13965 10424 000 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 005 000 000 005 000 000 000 Penerimaan Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan 21015 19835 9439 25315 10000 3950 -5815 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo 8475 8475 10000 9500 000 000 -10000 Penyertaan Modal Daerah 12540 11360 9059 15815 10000 6323 -3020 Pembentukan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Pemberian Pinjaman Daerah 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) 30569 715325 234001 -35831 560543 -156443 -16686

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

Berdasarkan Tabel II1 dapat diketahui bahwa Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

221 Pendapatan Daerah

Pada sisi pendapatan capaian tertinggi terdapat pada Pendapatan Transfer Daerah yaitu sebanyak Rp1427694 miliar atau sekitar 7041 dari total realisasi pendapatan Secara lebih khusus capaian tertinggi dari Pendapatan Transfer Daerah terdapat pada sisi Transfer dari Pemerintah Pusat yaitu sebesar Rp 1214698 miliar atau sekitar 7224 dari total seluruh pendapatan daerah

Sementara untuk sisi Pendapatan Asli Daerah total realisasi adalah sebesar 5947 turun sebesar 1396 dibanding tahun 2020 pada periode yang sama (year on year) Penurunan ini dikarenakan adanya gelombang kedua pandemi yang terjadi pada awal Triwulan III mengakibatkan adanya kontraksi ekonomi sehingga memaksa pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan yang lebih ketat dan berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian sehingga terjadi penurunan yang cukup besar pada retribusi daerah dan pajak daerah dibanding tahun sebelumnya

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021

PENDAPATAN ASLIDAERAH

PENDAPATANTRANSFER

LAIN-LAINPENDAPATAN

DAERAH YANG SAH

PAGU 477763 2027702 63006

REALISASI 231436 1427694 22123

realisasi 4844 7041 3511

GROWTH (y-o-y) -1733 -1606 11295

-2500

000

2500

5000

7500

10000

12500

000

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

12

222 Belanja Daerah

Pada APBD Kalbar 2021 pagu belanja adalah sebesar Rp 2705329 miliar dengan realisasi hingga Triwulan III adalah sebesar Rp1226920 miliar atau sekitar 4535 Di antara semua sisi belanja belanja operasi dan belanja transfer mengalami pertumbuhan positif dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Sedangkan untuk belanja modal dan belanja tak terduga mengalami pertumbuhan negatif khususnya pada belanja tak terduga yang mengalami penurunan sebesar 9857 Hal ini diakibatkan oleh adanya alokasi yang besar pada Belanja Tak Terduga sebagai antisipasi adanya gelombang pandemi Covid-19 yaitu sebesar Rp30354 miliar namun realisasi anggaran sampai akhir Triwulan III hanya sebesar Rp 2567 miliar atau hanya sekitar 846 hal ini dikarenakan gelombang kedua yang terjadi telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai pada akhir September Hal ini berbeda jauh dari kondisi tahun 2020 dimana belum ada persiapan anggaran untuk Belanja Tak Terduga sehingga pagu yang tersedia hanya sebesar Rp4964 miliar namun realisasi yang terjadi sebesar Rp 29450 miliar atau sekitar 5933

223 SurplusDefisit APBD

Dengan kondisi penyerapan belanja yang masih belum maksimal kondisi yang terjadi hingga Triwulan III 2021 adalah surplus sebesar Rp454333 miliar Hal ini berbeda jauh dengan rencana anggaran dimana pagu menunjukkan kondisi defisit sebesar Rp113897 miliar Selain dikarenakan sangat rendahnya penyerapan pada Belanja Tak Terduga yang masih berada di bawah 10 kondisi surplus yang terjadi juga diakibatkan oleh penyerapan beberapa belanja yang masih belum maksimal seperti penyerapan terendah yang ada pada sisi Belanja ada pada Belanja Modal yang baru terserap sebesar Rp 95309 miliar dari total pagu Rp529736 miliar atau sekitar 1799 Selanjutnya penyerapan yang masih rendah lainnya adalah pada sisi Belanja Barang dan Jasa yang baru terserap sebesar Rp260493 miliar dari total Rp723671 miliar atau hanya sekitar 36

224 Pembiayaan Daerah

Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran rencana anggaran untuk pembiayaan tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran Sedangkan dari sisi pengeluaran pembiayaan belum ada realisasi dari Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo dengan pagu sebesar Rp95 miliar sementara untuk Penyertaan Modal Daerah telah terealisasi sebesar Rp100 miliar atau sekitar 6323 dari total pagu Rp15815 miliar

225 Prognosis APBD

Tahun 2021 merupakan momentum untuk memulihkan ekonomi pasca hantaman pandemi di tahun pertama serta mempercepat berbagai program untuk memperkuat ketahanan menghadapi gelombang pandemi yang akan datang seperti program vaksinasi Di tengah upaya keras untuk menangani masalah kesehatan dan memulihkan ekonomi prognosis untuk anggaran pendapatan mengalami penurunan sedangkan untuk prognosis belanja mengalami peningkatan sehingga untuk kondisi yang diproyeksikan adalah defisit sebesar Rp65631 miliar sebagaimana tabel di bawah ini

BELANJAOPERASI

BELANJAMODAL

BELANJATAK

TERDUGA

BELANJATRANSFER

PAGU 1727155 529736 30355 418083

REALISASI 926999 95310 2568 202044

realisasi 5367 1799 846 4833

GROWTH (yoy) 045 -540 -9857 4089

-12000-10000-8000-6000-4000-20000002000400060008000

000200000400000600000800000

100000012000001400000160000018000002000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II6

Komposisi Belanja Triwulan III-2021

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

13

Tabel II5

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021

(dalam miliar rupiah)

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan Lampiran I Peraturan Pemerintah No71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik (reciprocal accounts)

LKPK Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana tabel berikut

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021

Uraian TW III - 2020 TW III - 2021

Growth Konsolidasian Pusat Daerah Konsolidasian

Pendapatan Negara 783375 669910 1683078 1042579 3309

Pendapatan Perpajakan 654482 603225 202435 805660 2310

Pendapatan Bukan Pajak 128893 66685 104481 171166 3280

Hibah 000 0 15268 2319 000

Transfer 000 0 1360893 63434 000

Belanja Negara 1768914 2072495 1316917 1931859 921

Belanja Pemerintah 1634738 707749 1084342 1792091 963

Transfer 134176 1364746 232575 139768 417

SurplusDefisit -985539 -1402585 366161 -889280 -977

Pembiayaan 111882 0 76401 76401 -3171

Penerimaan Pembiayaan Daerah 131717 0 95901 95901 -2719

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 19835 0 195 195 -169

Sisa Lebih (Kurang) -873657 -1402585 442562 -812879 -696

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

231 Pendapatan Konsolidasian

Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

Uraian Realisasi Prognosis

2018 2019 2020 2021

Pendapatan 2422952 2563928 2355545 2329837

Pendapatan Asli Daerah 390903 404671 381430 382862

Pendapatan Transfer 1985433 2084816 1865863 1859133

Lain-Lain Pendapatan Daerah 46616 74442 108253 87842

Belanja Daerah 2345817 2510634 2375111 2395468

Belanja 1979867 2107845 2032758 2048701

Transfer 365950 402789 342353 346767

SurplusDefisit 77135 53295 -19566 -65631

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

PendapatanPerpajakan

PendapatanBukan Pajak

Hibah Transfer

2020 654482 128893 000 000

2021 805660 171166 2319 63434

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Realisasi Pendapatan sampai dengan tahun

2020 mencapai Rp2355545 miliar sementara

untuk realisasi belanja sebesar Rp2375111

miliar sehingga terdapat defisit sebesar

Rp19566 miliar Melihat trend pendapatan

yang fluktuatif dari tahun ke tahun untuk

prognosis pendapatan di akhir tahun 2021

(Triwulan IV) adalah sebesar Rp2329837

miliar sedangkan untuk prognosis belanja

adalah sebesar Rp2395468 miliar sehingga

diperoleh proyeksi kondisi untuk akhir tahun

2021 adalah defisit sebesar Rp65631 miliar

14

a Analisis kontribusi komponen Pendapatan Konsolidasian Kontribusi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Daerah menyumbang jumlah yang cukup besar dengan kontribusi paling besar dari sisi Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar Rp297494 miliar disusul oleh Pendapatan Transfer sebesar Rp1360893 miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp24691 miliar

b Analisis pertumbuhan (growth) komponen Pendapatan Konsolidasian Meskipun pandemi masih terjadi namun perekonomian di Kalbar sudah mulai menuju pada kemandirian hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada pos Pendapatan Asli Daerah Triwulan III-2021 sebesar Rp 27881 miliar atau sekitar 1034 dari Triwulan III-2020 Kenaikan pada PAD disokong paling besar oleh Pajak Daerah yang berkontribusi sebesar Rp202435 miliar atau sekitar 6805 dari total PAD Dibandingkan dengan tahun 2020 pendapatan dari pajak daerah ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp18299 miliar atau sekitar 10 dari total pajak daerah yang berhasil dihimpun pada periode yang sama di tahun sebelumnya

c Analisis tax ratio atau rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Namun pada triwulan III 2021 tax ratio terhadap PDRB menunjukkan perbaikan dimana ada kenaikan meskipun tidak sebesar di

tahun-tahun sebelum pandemi melanda Sinyal positif ini merupakan tanda adanya keberhasilan atas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi salah satu program utama pemerintah disamping pemulihan kesehatan melalui vaksinasi yang mulai digalakkan sejak awal tahun 2021 Tentunya hal ini harus terus didukung oleh administrasi perpajakan yang terus disempurnakan serta perbaikan struktur ekonominya

232 Belanja Konsolidasian

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Tahun Pajak

Konsolida-sian

PDRB Pajak

Konsolidasi PDRB

2021 (sd TW III)

805660 17060760 472

2020 976373 21400175 456

2019 1094835 21215033 516

2018 969055 19413822 499

Pajak Daerah Retribusi Daerah

HasilPengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

Lain-lainPendapatan AsliDaerah yang Sah

Provinsi 145729 2283 9573 12435

KabKota 56706 6445 9134 55189

Total 202435 8727 18707 67624

Kontribusi 6805 293 629 2273

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

000

50000

100000

150000

200000

250000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)

000500000

100000015000002000000

BelanjaPemerintah

Transfer

2020 1634738 134176

2021 1792091 139768

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II9 Belanja Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB

(dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

15

a Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah Dari total Belanja Konsolidasi komponen terbesar berasal dari sisi Belanja Pegawai sebesar Rp579787 miliar atau sebesar 5948 dari total Belanja Operasi disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 293881 miliar atau sebesar 3015

b Analisis pertumbuhan (growth) Belanja Pemerintah dan TKDD Meskipun terdapat pertumbuhan belanja antara Triwulan III-2020 dibandingkan dengan Triwulan III-2021 sebesar 921 namun terjadi penurunan signifikan pada pos Belanja Tak Terduga sebesar 9087 atau dari Rp29450 miliar pada tahun 2020 menjadi hanya Rp2688 miliar pada tahun 2021 Penurunan realisasi Belanja Tak Terduga ini diakibatkan oleh dampak pandemi yang terjadi pada gelombang kedua telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai sehingga terjadi penurunan realisasi yang signifikan dari pagu yang telah disediakan

c Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB

Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Namun sampai dengan triwulan III 2021 rasio belanja pemerintah masih berada di bawah rasio belanja tahun 2020 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja

pemerintah daerah Pada tahun 2020 rasio belanja pemerintah relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB dan kenaikan belanja Kenaikan belanja pemerintah daerah relatif lebih tinggi saat terjadinya pandemi namun tidak diikuti oleh pertumbuhan PDRB sehingga rasio belanja meningkat

233 SurplusDefisit Konsilidasian

Sampai dengan Triwulan III-2021 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Barat masih dalam posisi defisit Rp889280 miliar Posisi defisit ini disumbang oleh deficit dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1402585 miliar dan surplus dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 366161 miliar Kondisi ini turun sebesar 977 dibanding defisit yang terjadi pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 985539 miliar

Tahun Belanja

Pemerintah Konsolidasian

PDRB Belanja PDRB

2021 (sd TW III)

1792091 17060760 1050

2020 3255080 21400175 1521

2019 3076373 21215033 1450

2018 2939933 19413822 1514

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaBunga

Subsidi HibahBelanjaModal

BelanjaTak

Terduga

BantuanSosial

PUSAT 282351 249688 000 000 000 175327 000 383

DAERAH 579787 293881 152 000 99427 106928 2687 1481

TOTAL 862138 543569 152 000 99427 282255 2687 1863

KONTRIBUSI 4811 3033 001 000 555 1575 015 010

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian

Pusat Daerah Konsolidasi

Defisit -1402585 366161 -1036424

13533 -3533 10000

-6000

-4000

-2000

000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

-1600000

-1400000

-1200000

-1000000

-800000

-600000

-400000

-200000

-

200000

400000

600000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II11

SurplusDefisit Konsolidasian

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian

terhadap PDRB (dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISIS EKONOMIREGIONAL

BAB I

1

11 Perkembangan dan Analisis Indikator Makro Ekonomi

111 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Seiring adanya beberapa pelonggaran aktivitas ekonomi ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen pada triwulan III 2021 (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun Namun demikian pertumbuhan di Kalimantan Barat berada di atas pertumbuhan nasional yang mencapai 351 persen

Struktur PDRB Kalimantan Barat menurut pengeluaran ata s dasar harga berlaku triwulan III 2021 tidak menunjukkan perubahan yang berarti Perekonomian Kalimantan Barat masih didominasi oleh Komponen PK-RT yang mencakup hampir separuh PDRB Kalimantan Barat yaitu sebesar 4832 persen diikuti oleh komponen PMTB sebesar 3111 persen Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 1376 persen Komponen PK-P sebesar 1171 persen dan Komponen PK-LNPRT sebesar 125 persen Sementara itu Komponen Impor Barang dan Jasa sebegai pengurang dalam PDRB memiliki peran sebesar 683 persen

Grafik I1 Pertumbuhan PDRB dan Growth PDRB Menurut Pengeluaran

Sumber data BPS Kalimantan Barat (diolah)

Grafik I2 Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Usaha

Sumber data BPS Kalimantan Barat (diolah)

2

Namun demikian jika diamati tren pertumbuhan PDRB secara triwulanan (q-to-q) dalam 3 tahun terakhir meskipun PDRB Kalimantan Barat selalu mengalami kontraksi di triwulan I namun masih mampu kembali tumbuh positif di triwulan berikutnya Namun masih dalam kondisi masa pandemi COVID-19 pada triwulan III 2021 dimana ekonomi Kalimantan Barat mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q to q)

Menurut lapangan usaha struktur PDRB Kalimantan Barat atas harga berlaku triwulan III 2021 tidak menunjukkan perubahan berarti Perekonomian Kalimantan Barat masih didominasi oleh Lapangan Usaha Pertanian Kehutanan dan Perikanan sebesar 2122 persen diikuti oleh Industri Pengolahan sebesar 1680 persen Konstruksi sebesar 1364 persen dan Perdagangan sebesar 1267 persen Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Kalimantan Barat mencapai 6433 persen

112 Inflasi

Inflasi diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang berlangsung secara berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu Demikian sebaliknya jika yang terjadi adalah penurunan harga secara umum maka disebut deflasi Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

Grafik I3 Tingkat Inflasi Kalimantan Barat dan Nasional

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Tingkat inflasi tahun kalender sampai dengan Oktober 2021 sebesar 085 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2021 terhadap Oktober 2020) sebesar 174 persen Arah inflasi Kalimantan Barat berlawanan dengan arah inflasi Nasional dimana secara Nasional mengalami inflasi sedangkan Kalimantan Barat mengalami deflasi

12 Perkembangan dan Analisis Indikator Kesejahteraan

121 Kemiskinan

Secara umum pada periode Maret 2010 - Maret2021 tingkat kemiskinan di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi baik dari sisi jumlah maupun persentasenya Selama lebih dari satu dasawarsa ini jumlah penduduk miskin Kalimantan Barat telah dapat ditekan cukup signifikan dari 42876 ribu jiwa (Maret 2010) menjadi 36789 ribu jiwa (Maret 2021) Terjadi penurunan persentase penduduk miskin yang melambat yakni 187 persen dari periode Maret 2010 (902 persen) sampai Maret 2021 (715 persen) Perkembangan tingkat kemiskinan Maret 2010 sampai dengan Maret 2021 ditunjukkan oleh Grafik I4

3

42876

38439 38227

37122 36507

38071

40734 40151

38192 38370

40551

38135

39032 38743 38881 38708

36973

37841

37047 36677

37071 36789

902

800

848

817796

824

874

854

807 803

844

787 800788

786 777

737 749

728 717 724 715

680

730

780

830

880

930

980

32000

34000

36000

38000

40000

42000

44000

Maret2010

Maret2011

Sept2011

Maret2012

Sept2012

Maret2013

Sept2013

Maret2014

Sept2014

Maret2015

Sept2015

Maret2016

Sept2016

Maret2017

Sept2017

Maret2018

Sept2018

Maret2019

Sept2019

Maret2020

Sept2020

Maret2021

Grafik I4 Perkembangan Kemiskinan Kalimantan Barat

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat pada Maret 2021 mencapai 36789 ribu orang Terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 282 ribu orang dibandingkan September 2020 Jika dibandingkan dengan angka Maret tahun sebelumnya jumlah penduduk miskin bertambah sebanyak 112 ribu orang

Berdasarkan derah tempat tinggal sesuai dengan Grafik V disamping pada periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen Empat jenis komoditi yang paling berpengaruh terhadap kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras rokok kretek filter telur ayam ras dan daging ayam ras Sedangkan tiga jenis komoditi bukan makanan yang paling dominan adalah biaya perumahan bensin dan listrik

122 Pengangguran

Grafik I5 Disparitas Kemiskinan Desa-Kota

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Grafik I6 Tingkat Pengangguran Prov Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

4

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582

persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020 Dimana TPT laki-laki sebesar 620

persen lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 521 persen Sedangkan pada Agustus

2021 TPT perkotaan (957 persen) lebih tinggi hampir tiga kali lipat TPT di Daerah perdesaan (386

persen) Dalam beberapa kurun waktu terakhir distribusi pekerja di Kalimantan Barat mayoritas

berada di sektor informal Tercatat per Agustus 2021 sebanyak 151 juta orang (6087 ) penduduk

yang bekerja berada di sektor informal dan sisanya sebesar 97132 ribu orang (3913) berada di

sektor formal Pada tataran nasional tingkat pengangguran Kalimantan Barat tersebut masih

dibawah tingkat pengangguran nasional yang mencapai 649 persen

Pada Agustus 2021 sejumlah 21606 ribu orang telah terdampak pandemi COVID-19 Kabar baiknya

jumlah ini turun 11015 ribu orang dibandingkan Agustus 2020 Optimisme akan berbagai upaya

pemerintah termasuk adanya program vaksinasi dalam menekan laju jumlah kasus COVID-19 dan

upaya pemulihan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu mendorong

peningkatan lapangan kerja serta mengurangi jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat

123 Ketimpangan Pendapatan

Pada Maret 2021 tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Kalimantan Barat yang diukur oleh

Gini Ratio adalah sebesar 0313 Angka ini turun sebesar 0012 poin jika dibandingkan dengan Gini

Ratio September 2020 yang sebesar 0325 Sementara jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret

2020 (0317) tercatat penurunan yang ebih kecil sebesar 0004 poin Gini Ratio daerah perkotaan

pada Maret 2021 tercatat sebesar 0341 naik sebesar 0012 poin dibandingkan dengan Gini Ratio

September 2020 yang sebesar 0329

Dibandingkan dengan Gini Ratio setahun sebelumnya tercatat peningkatan (0006 poin) yaitu pada

posisi 0335 pada Maret 2020 Sementara itu Gini Ratio di daerah perdesaan pada Maret 2021

tercatat sebesar 0267 atau turun sebesar 0006 poin dibanding angka September 2020 sebesar

0273 dan tercatat turun sebesar 0005 poin terhadap Gini Ratio Maret 2020 yang tercatat sebesar

0272

Pada Maret 2021 distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 2127

persen Artinya pengeluaran penduduk berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah Apabila

dirinci menurut wilayah di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 1957 persen sedangkan

perdesaan mencatat angka yang lebih tinggi yaitu sebesar 2318 persen Artinya baik di daerah

perkotaan maupun perdesaan di Kalimantan Barat termasuk dalam kategori ketimpangan rendah

0377

03510341 0344

03350329

0341

0277 0278 0281 02790272 0273

0267

0339

0327 03270318 0317

03250313

Maret-18 Sept-18 Maret-19 Sept-19 Maret-20 Sept-20 Maret-21

Kota Desa Kota+Desa

Grafik I7 Distribusi Pendapatan Masyarakat Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

5

10286 10325 10326 1031 10329 10293 10339 10359 10348 10468 10568 10667

11497 11701 11698 11731 12082 1228 12441 12737 12681 13056 13425 13763

Nov 20 Des Jan 21 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

Nasional Kalbar

124 Nilai Tukar Petani

Pada bulan Oktober NTP Kalimantan Barat sebesar 13763 dengan NTP masing- masing subsektor tercatat sebesar 9405 untuk subsektor tanaman pangan (NTP-P) 10569 untuk sub sektor hortikultura (NTP-H) 1610218 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR) 10077 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 10588 untuk subsektor perikanan (NTNP) Kabar baiknya NTP Provinsi Kalimantan Barat selalu berada pada level surplus dan lebih tinggi daripada NTP Nasional yang artinya kesejahteraan petani di Kalimantan Barat lebih baik daripada level nasional Adanya kenaikan NTP pada bulan Oktober 2021 ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal

125 Nilai Tukar Nelayan

Pada Provinsi Kalimantan Barat Nilai Tukar Nelayan tidak dihitung secara spesifik namun masuk

dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi

lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan Oktober

2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat naik sebesar 038 persen Hal ini terjadi karena

It naik sebesar 057 persen sedangkan Ib naik sebesar 019 persen

Pada Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada Oktober 2021 turun sebesar 004 persen Hal ini

terjadi karena It meningkat sebesar 013 persen lebih rendah dari peningkatan Ib sebesar 016

persen Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga berbagai komoditas Subsektor Perikanan

Tangkap sebesar 057 persen dan subsector Perikanan Budidaya sebesar 013 persen Sedangkan

kenaikan Ib sebesar 018 persen disebabkan kenaikan indeks kelompok IKRTsebesar 015 persen

dan indeks kelompok BPPBM sebesar 024 persen

Grafik I8

Perkembangan NTP Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

BAB II

ANALISIS FISKALREGIONAL

6

21 Pelaksanaan APBN

Sampai dengan triwulan III tahun 2021 alokasi dana APBN masih sangat berperan dalam menggerakkan perekonomian dan mengatasi pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Realiasi pendapatan Kalimantan Barat dalam tekanan berkurangnya aktivitas perekonomian masyarakat masih mengalami pertumbuhan sebesar 1087 sedangkan belanja negara tumbuh negatif 924 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Belanja Pemerintah Pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 namun Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa mengalami pertumbuhan negatif 1585

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu belanja sejalan dengan prioritas Pemerintah Di masa pandemi COVID-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas Pemerintah khususnya dalam mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis

Realisasi APBN antara triwulan III tahun 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebagaimana tabel II1

Tabel II1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

Uraian

2020 2021

Growth Pagu Realisasi

Realisasi Pagu Realisasi

Realisasi

A PENDAPATAN NEGARA 733266 539417 7356 830880 677664 8156 1087

I PENERIMAAN DALAM NEGERI 733266 539417 7356 820702 676068 8238 11 98

1 Penerimaan Pajak 635639 420175 6610 738041 508445 6889 422

2 Bea Cukai 44991 56607 12582 33842 100938 29827 13706

3 PNBP 52636 62635 11900 48820 66685 13659 1479

II HIBAH 000 000 - 10178 1596 1568 -

1 Hibah 000 000 - 10178 1596 1568 -

B BELANJA NEGARA 2840900 2134233 7513 3039749 2072659 6819 -924

I BELANJA PEMERINTAH PUSAT 943876 552084 5849 1095018 707749 6463 1050

1 Belanja Pegawai 385326 270911 7031 389560 282351 7248 309

2 Belanja Barang 388981 204332 5253 389085 249688 6417 2216

3 Belanja Modal 168468 76364 4533 315588 175327 5556 2256

4 Belanja Bantuan Sosial 1102 477 4326 785 383 4872 1262

5 Belanja Lain-lain 000 000 - 000 000 - -

IITRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 1897024 1582148 8340 1944731 1364910 7019 -1585

1 Transfer ke Daerah 1694956 1422744 8394 1738598 1224977 7046 -1606

a Dana Perimbangan 1654531 1388755 8394 1720299 1214698 7061 -1588

1) Dana Alokasi Umum 1097756 922099 8400 1084421 863895 7966 -516

2) Dana Bagi Hasil 73421 48316 6581 91245 73833 8092 2296

3) Dana Alokasi Khusus 483355 418340 8655 544632 276970 5085 -4124

Dana Alokasi Khusus Fisik 182261 170001 9327 239863 70849 2954 -6833

Dana Alokasi Khusus Non Fisik 301094 248339 8248 304770 206120 6763 -1800

d Dana Insentif Desa 40425 33989 8408 18299 10280 5617 -3319

2 Dana Desa 202068 159404 7889 206133 139933 6788 -1395

C SURPLUS DEFISIT -2107635 -1594816 7567 -2208869 -1394995 6315 -1654

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

211 Pendapatan Negara

a Analisa Kontribusi Pendapatan Negara dan Hibah

Total pendapatan negara sampai dengan periode

triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar

mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan

periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417

miliar Komposisi utama dari pendapatan negara

berasal dari penerimaan perpajakan sebesar

Rp508445 atau 7503 Bea Cukai Rp100938 miliar

atau 1489 PNBP sebesar Rp66685 atau 984

dan Hibah sebesar Rp1596 atau 024

000

200000

400000

600000

Pajak Bea Cukai PNBP Hibah

2020 420175 56607 62635 0

2021 508445 100938 66685 1596

Grafik II1 Komponen Pendapatan Negara Triwulan III

2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

7

b Analisis Pertumbuhan Penerimaan Perpajakan

1) Penerimaan Pajak

Penerimaan sektor perpajakan Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III 2021 tercatat 6889 persen dari target tahun 2021 sebesar Rp738 triliun Terjadi pertumbuhan penerimaan sebesar Rp88270 miliar atau 422 persen jika dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama tahun 2020 Pertumbuhan positif penerimaan pajak di Kalbar juga didukung kesadaran wajib pajak yang semakin tinggi Terdapat 5 sektor penyumbang penerimaan pajak Kalbar sebesar 7775 kontribusinya dengan pertumbuhan 1322 Kelima sektor tersebut yaitu Perdagangan besar dan eceran Pertanian kehutanan dan perikanan Industri pengolahan Jasa keuangan dan Asuransi serta Transportasi dan pergudangan Sedangkan kontribusi sebesar 2225 disumbangkan selain 5 sektor tersebut dengan pertumbuhan 610 Dominasi penerimaan perpajakan berasal dari PPh sebesar Rp209875 miliar PPN dan PTLL sebesar Rp265420 miliar Sisanya disumbangkan dari penerimaan PBB dan Pajak Lainnya sebesar Rp3315 miliar

2) Penerimaan Bea Cukai

Penerimaan sektor Bea dan Cukai wilayah

Kalimantan Bagian Barat periode triwulan III 2020

sebesar Rp100938 miliar atau naik 7831 persen

bila dibandingkan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Penerimaan Bea dan Cukai

menyumbangkan kontribusi kepada pendapatan

negara sebesar 1489 persen Secara agregat

penerimaan sektor Bea Cukai telah mencapai

29827 persen melampaui target Nilai devisa

ekspor sampai dengan triwulan III 2021 mengalami

kenaikan Beberapa komoditi potensial

penyumbang devisa meliputi CPO dan turunannya

Washed Bauksit Smelter Grade dan Chemical

Grade Alumina Karet Alam Plywood dan Barang

dari Kayu Kelapa Bulat Residu Rokok Pasir

Zirkon Karet Sintetik serta Komoditas lain

c Analisis Komposisi PNBP

Penerimaan Negara Bukan Pajak sampai dengan periode triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan

sebesar Rp4050 miliar atau 1479 persen dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Komposisi kontribusi PNBP kepada pendapatan negara sebesar 984 persen

Penerimaan PNBP disumbangkan secara signifikan dari peningkatan layanan BLU Pemerintah

Pusat dengan jumlah Rp36863 miliar atau 5528 dari total penerimaan PNBP Rp66685 miliar

Sedangkan kontribusi PNBP Lainnya sebesar Rp29822 miliar atau 4472 dengan sumbangan

utama dari PNBP POLRI serta PNBP Pelabuhan dan Pelayaran

000100000200000300000400000500000600000

PPh PPNdanPTLL

PBB PL Total

2020 204808 201714 8872 5837 421231

2021 209875 265420 21982 11168 508445

Grafik II2 Penerimaan Perpajakan Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

000

50000

100000

150000

BeaMasuk

BeaKeluar

Cukai Total

2020 1904 52695 2008 56607

2021 2090 95218 3631 100938

1904

52695

2008

566072090

95218

3631

100938

Grafik II3 Penerimaan Bea Cukai Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

8

d Analisa tax rasio terhadap PDRB

Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah

Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan

triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax

ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara

langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun

faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung

adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan

utamanya insentif perpajakan yang masih

berlangsung di beberapa sektor

e Analisis perpajakan sektoral terhadap PDRB menurut lapangan usaha

Berdasarkan rilis data BPS Kalbar periode triwulan III 2021 ada beberapa bidang usaha yang mulai

tumbuh antara lain

1) Sektor Pertanian Produksi kelapa sawit meningkat lebih besar dibandingkan tahun lalu untuk memenuhi permintaan CPO yang tinggi pada pasar global Selain itu produksi sektor kehutanan tercermin dari data kayu bulat yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya

2) Industri pengolahan tumbuh positif Dibandingkan tahun sebelumnya volume muat CPO mengalami peningkatan Data Purchasing Managerrsquos Index (PMI) sektor makanan minuman dan tembakau juga meningkat

3) Sektor Kontruksi tumbuh positif Realisasi pengadaan semen Asosiasi Semen Indonesia (ASI) meningkat Selain itu berdasarkan data bongkar semen dan tiang pancang naik meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

4) Sektor perdagangan tumbuh positif Realisasi pajak kendaraan BBN KB-I meningkat dibandingkan tahun lalu Selain itu berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) dan volume bongkar kendaraan juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

5) Sektor Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh positif Terdapatnya kasus baru covid-19 yang pada triwulan III menyebabkan aktivitas rumah sakit kembali meningkat sehingga menyebakan layanan jasa kesahatan dan kegiatan sosial mengalami peningkatan

212 Belanja Negara

a Analisis Belanja Negara

Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan triwulan III 2021 mencapai Rp707749 atau 3415 persen dari total realisasi belanja APBN Belanja pemerintah sebagai stimulus perekonomian Kalbar meliputi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami pertumbuhan positif 1050

Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa periode triwulan III 2021 sebesar Rp1364910 atau 6585 persen dari total belanja APBN Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen

b Analisis pertumbuhan Belanja Pemerintah Pusat dan TKDD

Berdasarkan data realisasi belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 sebagai pendorong laju pertumbuhan ekonomi di masa pandemic covid-19 Pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat yang diprioritaskan untuk kenaikan belanja gaji pegawai belanja bantuan sosial belanja barang untuk penanganan covid-19 dan pembayaran insentif tenaga kesehatan

Tahun Penerimaan Perpajakan

PDRB Perpajakan

PDRB

2021 (sd TW III)

508445 17060760 298

2020 652141 21400175 305

2019 678830 21215033 320

2018 645326 19413822 332

Sumber DJP dan BPS (diolah)

Tabel II2 Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap

PDRB di Kalbar (dalam miliar rupiah)

9

Sedangkan realisasi TKDD mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 Penyaluran DAK Fisik baru terealisasi sebesar 2954 persen dari total pagu sebesar Rp23986 miliar atau menurun 6833 persen miliar Sebagian besar alokasi DAK Fisik untuk pengadaan sarana dan prasarana fisik yang masih dalam proses lelang sehingga penyerapan anggaran belum optimal

c Analisis kemanfaatan Belanja Pemerintah Pusat

Kebijakan dan alokasi anggaran belanja negara termasuk kebijakan anggaran belanja pemerintah pusat sebagai salah satu instrumen utama kebijakan fiskal menempati posisi yang sangat strategis dalam mendukung akselerasi pembangunan yang berkelanjutan dan berdimensi kewilayahan untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah sejalan dengan prioritas pemerintah Di masa pandemi covid-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas utama khususnya dalam rangka mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis Realisasi belanja pemerintah pusat telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu

d Manajemen Investasi Pemerintah

Investasi Pemerintah Pusat adalah Kredit Program berupa pemberian tambahan modal usaha kepada UMKM lingkup Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III tahun 2021 telah tersalurkan sebesar Rp293784 miliar (75903 UMKMdebitur)

213 SurplusDefisit

Realisasi pendapatan APBN Provinsi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi defisit anggaran sebesar Rp1394995 miliar Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 dengan besaran defisit sebesar Rp1594816 terjadi penurunan tingkat defisit 1664 persen

214 Prognosis APBN

Perkiraan realisasi APBN sampai dengan akhir tahun 2021 diperoleh dengan menggunakan penghitungan analisa trand dan atau rata-rata untuk penerimaan pendapatan dan belanja negara melalui data historis tahun 2018 sampai dengan tahun 2020

Tabel II3 Perkiraan Ralisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar sd Akhir Tahun 2021

Uraian 2018 2019 2020 2021

PENDAPATAN NEGARA 768292 871660 834384 890871

1 Penerimaan Pajak 64012 727547 676488 717751

2 Bea dan Cukai 4201 61735 75520 93264

3 PNBP 8616 82378 82376 79856

BELANJA NEGARA 2969551 3001701 2760700 2701800

1 Belanja Pemerintah Pusat 1039925 967435 879993 802519

2 Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa 1929626 2034266 1880707 1899281

SURPLUS DEFISIT (2201259) (2130041) (1926316) (1810929)

Sumber data OMSPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bag Barat

-

500

1000

1500

2000

2500

3000

KalimantanBarat

Sambas

Mempawa

h

Sanggau

Ketapang

Sintang

Kapuas

Hulu

Bengkayang

Landak

Sekadau

Melawi

Kayong

Utara

KubuRaya

Pontianak

Singkawan

g

Jumlah

Debitur 22 7555 4742 8861 6489 6231 4768 4913 5423 3096 2238 1328 9404 7534 3299 7590

Nilai Akad 9943 2903 1742 3058 2768 2755 1654 1536 1872 1340 9623 4536 3234 3631 1455 2937

Nilai Outstanding 6061 2554 1485 2639 2357 2412 1380 1343 1680 1217 8653 3957 2731 3020 1245 2533

Mili

ar

Grafik II4

Penyaluran KUR Lingkup Kalimantan Barat sd Triwulan III 2021

Sumber Sistem Informasi Kredit Program (SIKP)

10

Perkiraan Pendapatan Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 sebesar Rp890871 miliar

terdiri dari perkiraan Penerimaan Pajak sebesar Rp717751 penerimaan Bea dan Cukai sebesar

Rp93264 miliar dan perkiraan PNBP sebesar Rp79856

Perkiraan Belanja Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 akan tercapai sebesar Rp27018

miliar Belanja pemerintah pusat diperkirakan sebesar Rp802519 miliar dan Belanja Transfer ke

Daerah dan Dana Desa diperkirakan akan terserap sebesar Rp1899281 miliar

215 Analisis Capaian Output Layanan Dasar Publik

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi

1) Sektor pendidikan bersumber dana APBN merupakan Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar Output strategis yang ditargetkan antara lain berupa Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah 40104 orang Bantuan Pendidikan Tinggi 628 orang Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 2303 orang dan Sarana Pendukung Pembelajaran sebanyak 30 paket

2) Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Output yang ditargetkan antara lain Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 9989 unit Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat 1168 SR Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) 1389 m Jalan Strategis (ProPN) 110 KM dan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) 151 KM

3) Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar Output yang ditargetkan antara lain Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi 234 orang Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) 300 orang Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan 1 paket dan Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes 1 paket

22 Pelaksanaan APBD

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 telah memaksa pemerintah untuk membatasi pergerakan masyarakat terlebih saat adanya gelombang kedua pandemi di Indonesia yang terjadi pada akhir Juni hingga Juli 2021 Hal ini memberikan dampak yang cukup signifikan pada aktivitas masyarakat dan berimbas pada kegiatan produksi konsumsi hingga laju pertumbuhan ekonomi Pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi

Tabel II4 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

sd Akhir Triwulan III Tahun 2020 dan 2021

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

PENDAPATAN 2633280 1820273 6913 2568471 1681253 6546 -531

PENDAPATAN ASLI DAERAH 460106 269612 5860 477763 231436 4844 -1733 Pajak Daerah 302992 184136 6077 311923 155897 4998 -1776 Retribusi Daerah 15453 11617 7518 15281 8372 5479 -2712 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 20028 18936 9455 21220 17852 8413 -1102 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 121633 54923 4515 129339 49314 3813 -1556

PENDAPATAN TRANSFER 2044468 1529438 7481 2027702 1427694 7041 -588 Transfer dari Pemerintah Pusat 1802572 1413602 7842 1720299 1214698 7061 -996 Dana Bagi Hasil Pajak atau Bagi Hasil Bukan Pajak 59779 48919 8183 91245 73833 8092 -112 Dana Alokasi Umum 1234375 965144 7819 1084421 863895 7966 189 Dana Alokasi Khusus 508418 399539 7858 544632 276970 5085 -3529

11

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

Transfer antar Daerah 90186 48854 5417 82971 62784 7567 3969 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 81221 48794 6008 82971 58612 7064 1759 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 8965 060 067 000 4172 000 000 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 151710 66982 4415 224432 150212 6693 5159

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 128706 21222 1649 63006 22123 3511 11295 Pendapatan Hibah 50905 16309 3204 12657 21731 17169 43591 Pendapatan Lainnya 77801 4913 632 50350 392 078 -8766

BELANJA DAERAH 2697978 1216830 4510 2705329 1226920 4535 056

BELANJA OPERASI 1788473 955565 5343 1727155 926999 5367 045 Belanja Tidak Langsung 992176 710565 7162 1003483 666505 6642 -726 Belanja Pegawai 806104 578173 7172 910353 566012 6217 -1331 Belanja Bunga 200 174 8715 400 152 3793 -5647 Belanja Subsidi 000 000 000 000 000 000 000 Belanja Hibah 179277 128945 7192 87194 98780 11329 5751 Belanja Bantuan sosial 6594 3273 4964 5536 1427 2577 -4809 Belanja Lainnya 000 000 000 000 136 000 000 Belanja Langsung 796297 245000 3077 723671 260493 3600 1699 Belanja Pegawai 113729 000 000 000 000 000 000 Belanja Barang dan Jasa 682569 245000 3589 723671 260493 3600 028

BELANJA MODAL 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540 Belanja Modal 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540

BELANJA TAK TERDUGA 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857 Belanja Tak Terduga 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857

BELANJA TRANSFER 391164 134176 3430 418083 202044 4833 4089 TransferBagi Hasil Pendapatan 78597 53974 6867 108271 62303 5754 -1620 Belanja Bantuan Keuangan 312567 80203 2566 309813 139741 4510 7578

SURPLUSDEFISIT -64699 603442 -93270 -136858 454333 -33197 -6441 PEMBIAYAAN 95268 111882 11744 101027 106210 10513 -1048 Penerimaan Pembiayaan 116283 131717 11327 126342 116210 9198 -1880 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 103628 131717 12711 112941 102245 9053 -2878 Pencairan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Hasil Penjualan KD yang Dipisahkan 000 000 000 000 000 000 000 Penerimaan Pinjaman Daerah 12650 000 000 13397 13965 10424 000 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 005 000 000 005 000 000 000 Penerimaan Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan 21015 19835 9439 25315 10000 3950 -5815 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo 8475 8475 10000 9500 000 000 -10000 Penyertaan Modal Daerah 12540 11360 9059 15815 10000 6323 -3020 Pembentukan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Pemberian Pinjaman Daerah 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) 30569 715325 234001 -35831 560543 -156443 -16686

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

Berdasarkan Tabel II1 dapat diketahui bahwa Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

221 Pendapatan Daerah

Pada sisi pendapatan capaian tertinggi terdapat pada Pendapatan Transfer Daerah yaitu sebanyak Rp1427694 miliar atau sekitar 7041 dari total realisasi pendapatan Secara lebih khusus capaian tertinggi dari Pendapatan Transfer Daerah terdapat pada sisi Transfer dari Pemerintah Pusat yaitu sebesar Rp 1214698 miliar atau sekitar 7224 dari total seluruh pendapatan daerah

Sementara untuk sisi Pendapatan Asli Daerah total realisasi adalah sebesar 5947 turun sebesar 1396 dibanding tahun 2020 pada periode yang sama (year on year) Penurunan ini dikarenakan adanya gelombang kedua pandemi yang terjadi pada awal Triwulan III mengakibatkan adanya kontraksi ekonomi sehingga memaksa pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan yang lebih ketat dan berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian sehingga terjadi penurunan yang cukup besar pada retribusi daerah dan pajak daerah dibanding tahun sebelumnya

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021

PENDAPATAN ASLIDAERAH

PENDAPATANTRANSFER

LAIN-LAINPENDAPATAN

DAERAH YANG SAH

PAGU 477763 2027702 63006

REALISASI 231436 1427694 22123

realisasi 4844 7041 3511

GROWTH (y-o-y) -1733 -1606 11295

-2500

000

2500

5000

7500

10000

12500

000

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

12

222 Belanja Daerah

Pada APBD Kalbar 2021 pagu belanja adalah sebesar Rp 2705329 miliar dengan realisasi hingga Triwulan III adalah sebesar Rp1226920 miliar atau sekitar 4535 Di antara semua sisi belanja belanja operasi dan belanja transfer mengalami pertumbuhan positif dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Sedangkan untuk belanja modal dan belanja tak terduga mengalami pertumbuhan negatif khususnya pada belanja tak terduga yang mengalami penurunan sebesar 9857 Hal ini diakibatkan oleh adanya alokasi yang besar pada Belanja Tak Terduga sebagai antisipasi adanya gelombang pandemi Covid-19 yaitu sebesar Rp30354 miliar namun realisasi anggaran sampai akhir Triwulan III hanya sebesar Rp 2567 miliar atau hanya sekitar 846 hal ini dikarenakan gelombang kedua yang terjadi telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai pada akhir September Hal ini berbeda jauh dari kondisi tahun 2020 dimana belum ada persiapan anggaran untuk Belanja Tak Terduga sehingga pagu yang tersedia hanya sebesar Rp4964 miliar namun realisasi yang terjadi sebesar Rp 29450 miliar atau sekitar 5933

223 SurplusDefisit APBD

Dengan kondisi penyerapan belanja yang masih belum maksimal kondisi yang terjadi hingga Triwulan III 2021 adalah surplus sebesar Rp454333 miliar Hal ini berbeda jauh dengan rencana anggaran dimana pagu menunjukkan kondisi defisit sebesar Rp113897 miliar Selain dikarenakan sangat rendahnya penyerapan pada Belanja Tak Terduga yang masih berada di bawah 10 kondisi surplus yang terjadi juga diakibatkan oleh penyerapan beberapa belanja yang masih belum maksimal seperti penyerapan terendah yang ada pada sisi Belanja ada pada Belanja Modal yang baru terserap sebesar Rp 95309 miliar dari total pagu Rp529736 miliar atau sekitar 1799 Selanjutnya penyerapan yang masih rendah lainnya adalah pada sisi Belanja Barang dan Jasa yang baru terserap sebesar Rp260493 miliar dari total Rp723671 miliar atau hanya sekitar 36

224 Pembiayaan Daerah

Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran rencana anggaran untuk pembiayaan tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran Sedangkan dari sisi pengeluaran pembiayaan belum ada realisasi dari Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo dengan pagu sebesar Rp95 miliar sementara untuk Penyertaan Modal Daerah telah terealisasi sebesar Rp100 miliar atau sekitar 6323 dari total pagu Rp15815 miliar

225 Prognosis APBD

Tahun 2021 merupakan momentum untuk memulihkan ekonomi pasca hantaman pandemi di tahun pertama serta mempercepat berbagai program untuk memperkuat ketahanan menghadapi gelombang pandemi yang akan datang seperti program vaksinasi Di tengah upaya keras untuk menangani masalah kesehatan dan memulihkan ekonomi prognosis untuk anggaran pendapatan mengalami penurunan sedangkan untuk prognosis belanja mengalami peningkatan sehingga untuk kondisi yang diproyeksikan adalah defisit sebesar Rp65631 miliar sebagaimana tabel di bawah ini

BELANJAOPERASI

BELANJAMODAL

BELANJATAK

TERDUGA

BELANJATRANSFER

PAGU 1727155 529736 30355 418083

REALISASI 926999 95310 2568 202044

realisasi 5367 1799 846 4833

GROWTH (yoy) 045 -540 -9857 4089

-12000-10000-8000-6000-4000-20000002000400060008000

000200000400000600000800000

100000012000001400000160000018000002000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II6

Komposisi Belanja Triwulan III-2021

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

13

Tabel II5

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021

(dalam miliar rupiah)

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan Lampiran I Peraturan Pemerintah No71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik (reciprocal accounts)

LKPK Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana tabel berikut

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021

Uraian TW III - 2020 TW III - 2021

Growth Konsolidasian Pusat Daerah Konsolidasian

Pendapatan Negara 783375 669910 1683078 1042579 3309

Pendapatan Perpajakan 654482 603225 202435 805660 2310

Pendapatan Bukan Pajak 128893 66685 104481 171166 3280

Hibah 000 0 15268 2319 000

Transfer 000 0 1360893 63434 000

Belanja Negara 1768914 2072495 1316917 1931859 921

Belanja Pemerintah 1634738 707749 1084342 1792091 963

Transfer 134176 1364746 232575 139768 417

SurplusDefisit -985539 -1402585 366161 -889280 -977

Pembiayaan 111882 0 76401 76401 -3171

Penerimaan Pembiayaan Daerah 131717 0 95901 95901 -2719

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 19835 0 195 195 -169

Sisa Lebih (Kurang) -873657 -1402585 442562 -812879 -696

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

231 Pendapatan Konsolidasian

Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

Uraian Realisasi Prognosis

2018 2019 2020 2021

Pendapatan 2422952 2563928 2355545 2329837

Pendapatan Asli Daerah 390903 404671 381430 382862

Pendapatan Transfer 1985433 2084816 1865863 1859133

Lain-Lain Pendapatan Daerah 46616 74442 108253 87842

Belanja Daerah 2345817 2510634 2375111 2395468

Belanja 1979867 2107845 2032758 2048701

Transfer 365950 402789 342353 346767

SurplusDefisit 77135 53295 -19566 -65631

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

PendapatanPerpajakan

PendapatanBukan Pajak

Hibah Transfer

2020 654482 128893 000 000

2021 805660 171166 2319 63434

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Realisasi Pendapatan sampai dengan tahun

2020 mencapai Rp2355545 miliar sementara

untuk realisasi belanja sebesar Rp2375111

miliar sehingga terdapat defisit sebesar

Rp19566 miliar Melihat trend pendapatan

yang fluktuatif dari tahun ke tahun untuk

prognosis pendapatan di akhir tahun 2021

(Triwulan IV) adalah sebesar Rp2329837

miliar sedangkan untuk prognosis belanja

adalah sebesar Rp2395468 miliar sehingga

diperoleh proyeksi kondisi untuk akhir tahun

2021 adalah defisit sebesar Rp65631 miliar

14

a Analisis kontribusi komponen Pendapatan Konsolidasian Kontribusi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Daerah menyumbang jumlah yang cukup besar dengan kontribusi paling besar dari sisi Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar Rp297494 miliar disusul oleh Pendapatan Transfer sebesar Rp1360893 miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp24691 miliar

b Analisis pertumbuhan (growth) komponen Pendapatan Konsolidasian Meskipun pandemi masih terjadi namun perekonomian di Kalbar sudah mulai menuju pada kemandirian hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada pos Pendapatan Asli Daerah Triwulan III-2021 sebesar Rp 27881 miliar atau sekitar 1034 dari Triwulan III-2020 Kenaikan pada PAD disokong paling besar oleh Pajak Daerah yang berkontribusi sebesar Rp202435 miliar atau sekitar 6805 dari total PAD Dibandingkan dengan tahun 2020 pendapatan dari pajak daerah ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp18299 miliar atau sekitar 10 dari total pajak daerah yang berhasil dihimpun pada periode yang sama di tahun sebelumnya

c Analisis tax ratio atau rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Namun pada triwulan III 2021 tax ratio terhadap PDRB menunjukkan perbaikan dimana ada kenaikan meskipun tidak sebesar di

tahun-tahun sebelum pandemi melanda Sinyal positif ini merupakan tanda adanya keberhasilan atas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi salah satu program utama pemerintah disamping pemulihan kesehatan melalui vaksinasi yang mulai digalakkan sejak awal tahun 2021 Tentunya hal ini harus terus didukung oleh administrasi perpajakan yang terus disempurnakan serta perbaikan struktur ekonominya

232 Belanja Konsolidasian

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Tahun Pajak

Konsolida-sian

PDRB Pajak

Konsolidasi PDRB

2021 (sd TW III)

805660 17060760 472

2020 976373 21400175 456

2019 1094835 21215033 516

2018 969055 19413822 499

Pajak Daerah Retribusi Daerah

HasilPengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

Lain-lainPendapatan AsliDaerah yang Sah

Provinsi 145729 2283 9573 12435

KabKota 56706 6445 9134 55189

Total 202435 8727 18707 67624

Kontribusi 6805 293 629 2273

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

000

50000

100000

150000

200000

250000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)

000500000

100000015000002000000

BelanjaPemerintah

Transfer

2020 1634738 134176

2021 1792091 139768

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II9 Belanja Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB

(dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

15

a Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah Dari total Belanja Konsolidasi komponen terbesar berasal dari sisi Belanja Pegawai sebesar Rp579787 miliar atau sebesar 5948 dari total Belanja Operasi disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 293881 miliar atau sebesar 3015

b Analisis pertumbuhan (growth) Belanja Pemerintah dan TKDD Meskipun terdapat pertumbuhan belanja antara Triwulan III-2020 dibandingkan dengan Triwulan III-2021 sebesar 921 namun terjadi penurunan signifikan pada pos Belanja Tak Terduga sebesar 9087 atau dari Rp29450 miliar pada tahun 2020 menjadi hanya Rp2688 miliar pada tahun 2021 Penurunan realisasi Belanja Tak Terduga ini diakibatkan oleh dampak pandemi yang terjadi pada gelombang kedua telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai sehingga terjadi penurunan realisasi yang signifikan dari pagu yang telah disediakan

c Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB

Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Namun sampai dengan triwulan III 2021 rasio belanja pemerintah masih berada di bawah rasio belanja tahun 2020 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja

pemerintah daerah Pada tahun 2020 rasio belanja pemerintah relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB dan kenaikan belanja Kenaikan belanja pemerintah daerah relatif lebih tinggi saat terjadinya pandemi namun tidak diikuti oleh pertumbuhan PDRB sehingga rasio belanja meningkat

233 SurplusDefisit Konsilidasian

Sampai dengan Triwulan III-2021 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Barat masih dalam posisi defisit Rp889280 miliar Posisi defisit ini disumbang oleh deficit dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1402585 miliar dan surplus dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 366161 miliar Kondisi ini turun sebesar 977 dibanding defisit yang terjadi pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 985539 miliar

Tahun Belanja

Pemerintah Konsolidasian

PDRB Belanja PDRB

2021 (sd TW III)

1792091 17060760 1050

2020 3255080 21400175 1521

2019 3076373 21215033 1450

2018 2939933 19413822 1514

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaBunga

Subsidi HibahBelanjaModal

BelanjaTak

Terduga

BantuanSosial

PUSAT 282351 249688 000 000 000 175327 000 383

DAERAH 579787 293881 152 000 99427 106928 2687 1481

TOTAL 862138 543569 152 000 99427 282255 2687 1863

KONTRIBUSI 4811 3033 001 000 555 1575 015 010

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian

Pusat Daerah Konsolidasi

Defisit -1402585 366161 -1036424

13533 -3533 10000

-6000

-4000

-2000

000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

-1600000

-1400000

-1200000

-1000000

-800000

-600000

-400000

-200000

-

200000

400000

600000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II11

SurplusDefisit Konsolidasian

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian

terhadap PDRB (dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

1

11 Perkembangan dan Analisis Indikator Makro Ekonomi

111 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Seiring adanya beberapa pelonggaran aktivitas ekonomi ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen pada triwulan III 2021 (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun Namun demikian pertumbuhan di Kalimantan Barat berada di atas pertumbuhan nasional yang mencapai 351 persen

Struktur PDRB Kalimantan Barat menurut pengeluaran ata s dasar harga berlaku triwulan III 2021 tidak menunjukkan perubahan yang berarti Perekonomian Kalimantan Barat masih didominasi oleh Komponen PK-RT yang mencakup hampir separuh PDRB Kalimantan Barat yaitu sebesar 4832 persen diikuti oleh komponen PMTB sebesar 3111 persen Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 1376 persen Komponen PK-P sebesar 1171 persen dan Komponen PK-LNPRT sebesar 125 persen Sementara itu Komponen Impor Barang dan Jasa sebegai pengurang dalam PDRB memiliki peran sebesar 683 persen

Grafik I1 Pertumbuhan PDRB dan Growth PDRB Menurut Pengeluaran

Sumber data BPS Kalimantan Barat (diolah)

Grafik I2 Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Usaha

Sumber data BPS Kalimantan Barat (diolah)

2

Namun demikian jika diamati tren pertumbuhan PDRB secara triwulanan (q-to-q) dalam 3 tahun terakhir meskipun PDRB Kalimantan Barat selalu mengalami kontraksi di triwulan I namun masih mampu kembali tumbuh positif di triwulan berikutnya Namun masih dalam kondisi masa pandemi COVID-19 pada triwulan III 2021 dimana ekonomi Kalimantan Barat mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q to q)

Menurut lapangan usaha struktur PDRB Kalimantan Barat atas harga berlaku triwulan III 2021 tidak menunjukkan perubahan berarti Perekonomian Kalimantan Barat masih didominasi oleh Lapangan Usaha Pertanian Kehutanan dan Perikanan sebesar 2122 persen diikuti oleh Industri Pengolahan sebesar 1680 persen Konstruksi sebesar 1364 persen dan Perdagangan sebesar 1267 persen Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Kalimantan Barat mencapai 6433 persen

112 Inflasi

Inflasi diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang berlangsung secara berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu Demikian sebaliknya jika yang terjadi adalah penurunan harga secara umum maka disebut deflasi Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

Grafik I3 Tingkat Inflasi Kalimantan Barat dan Nasional

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Tingkat inflasi tahun kalender sampai dengan Oktober 2021 sebesar 085 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2021 terhadap Oktober 2020) sebesar 174 persen Arah inflasi Kalimantan Barat berlawanan dengan arah inflasi Nasional dimana secara Nasional mengalami inflasi sedangkan Kalimantan Barat mengalami deflasi

12 Perkembangan dan Analisis Indikator Kesejahteraan

121 Kemiskinan

Secara umum pada periode Maret 2010 - Maret2021 tingkat kemiskinan di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi baik dari sisi jumlah maupun persentasenya Selama lebih dari satu dasawarsa ini jumlah penduduk miskin Kalimantan Barat telah dapat ditekan cukup signifikan dari 42876 ribu jiwa (Maret 2010) menjadi 36789 ribu jiwa (Maret 2021) Terjadi penurunan persentase penduduk miskin yang melambat yakni 187 persen dari periode Maret 2010 (902 persen) sampai Maret 2021 (715 persen) Perkembangan tingkat kemiskinan Maret 2010 sampai dengan Maret 2021 ditunjukkan oleh Grafik I4

3

42876

38439 38227

37122 36507

38071

40734 40151

38192 38370

40551

38135

39032 38743 38881 38708

36973

37841

37047 36677

37071 36789

902

800

848

817796

824

874

854

807 803

844

787 800788

786 777

737 749

728 717 724 715

680

730

780

830

880

930

980

32000

34000

36000

38000

40000

42000

44000

Maret2010

Maret2011

Sept2011

Maret2012

Sept2012

Maret2013

Sept2013

Maret2014

Sept2014

Maret2015

Sept2015

Maret2016

Sept2016

Maret2017

Sept2017

Maret2018

Sept2018

Maret2019

Sept2019

Maret2020

Sept2020

Maret2021

Grafik I4 Perkembangan Kemiskinan Kalimantan Barat

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat pada Maret 2021 mencapai 36789 ribu orang Terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 282 ribu orang dibandingkan September 2020 Jika dibandingkan dengan angka Maret tahun sebelumnya jumlah penduduk miskin bertambah sebanyak 112 ribu orang

Berdasarkan derah tempat tinggal sesuai dengan Grafik V disamping pada periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen Empat jenis komoditi yang paling berpengaruh terhadap kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras rokok kretek filter telur ayam ras dan daging ayam ras Sedangkan tiga jenis komoditi bukan makanan yang paling dominan adalah biaya perumahan bensin dan listrik

122 Pengangguran

Grafik I5 Disparitas Kemiskinan Desa-Kota

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Grafik I6 Tingkat Pengangguran Prov Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

4

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582

persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020 Dimana TPT laki-laki sebesar 620

persen lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 521 persen Sedangkan pada Agustus

2021 TPT perkotaan (957 persen) lebih tinggi hampir tiga kali lipat TPT di Daerah perdesaan (386

persen) Dalam beberapa kurun waktu terakhir distribusi pekerja di Kalimantan Barat mayoritas

berada di sektor informal Tercatat per Agustus 2021 sebanyak 151 juta orang (6087 ) penduduk

yang bekerja berada di sektor informal dan sisanya sebesar 97132 ribu orang (3913) berada di

sektor formal Pada tataran nasional tingkat pengangguran Kalimantan Barat tersebut masih

dibawah tingkat pengangguran nasional yang mencapai 649 persen

Pada Agustus 2021 sejumlah 21606 ribu orang telah terdampak pandemi COVID-19 Kabar baiknya

jumlah ini turun 11015 ribu orang dibandingkan Agustus 2020 Optimisme akan berbagai upaya

pemerintah termasuk adanya program vaksinasi dalam menekan laju jumlah kasus COVID-19 dan

upaya pemulihan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu mendorong

peningkatan lapangan kerja serta mengurangi jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat

123 Ketimpangan Pendapatan

Pada Maret 2021 tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Kalimantan Barat yang diukur oleh

Gini Ratio adalah sebesar 0313 Angka ini turun sebesar 0012 poin jika dibandingkan dengan Gini

Ratio September 2020 yang sebesar 0325 Sementara jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret

2020 (0317) tercatat penurunan yang ebih kecil sebesar 0004 poin Gini Ratio daerah perkotaan

pada Maret 2021 tercatat sebesar 0341 naik sebesar 0012 poin dibandingkan dengan Gini Ratio

September 2020 yang sebesar 0329

Dibandingkan dengan Gini Ratio setahun sebelumnya tercatat peningkatan (0006 poin) yaitu pada

posisi 0335 pada Maret 2020 Sementara itu Gini Ratio di daerah perdesaan pada Maret 2021

tercatat sebesar 0267 atau turun sebesar 0006 poin dibanding angka September 2020 sebesar

0273 dan tercatat turun sebesar 0005 poin terhadap Gini Ratio Maret 2020 yang tercatat sebesar

0272

Pada Maret 2021 distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 2127

persen Artinya pengeluaran penduduk berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah Apabila

dirinci menurut wilayah di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 1957 persen sedangkan

perdesaan mencatat angka yang lebih tinggi yaitu sebesar 2318 persen Artinya baik di daerah

perkotaan maupun perdesaan di Kalimantan Barat termasuk dalam kategori ketimpangan rendah

0377

03510341 0344

03350329

0341

0277 0278 0281 02790272 0273

0267

0339

0327 03270318 0317

03250313

Maret-18 Sept-18 Maret-19 Sept-19 Maret-20 Sept-20 Maret-21

Kota Desa Kota+Desa

Grafik I7 Distribusi Pendapatan Masyarakat Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

5

10286 10325 10326 1031 10329 10293 10339 10359 10348 10468 10568 10667

11497 11701 11698 11731 12082 1228 12441 12737 12681 13056 13425 13763

Nov 20 Des Jan 21 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

Nasional Kalbar

124 Nilai Tukar Petani

Pada bulan Oktober NTP Kalimantan Barat sebesar 13763 dengan NTP masing- masing subsektor tercatat sebesar 9405 untuk subsektor tanaman pangan (NTP-P) 10569 untuk sub sektor hortikultura (NTP-H) 1610218 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR) 10077 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 10588 untuk subsektor perikanan (NTNP) Kabar baiknya NTP Provinsi Kalimantan Barat selalu berada pada level surplus dan lebih tinggi daripada NTP Nasional yang artinya kesejahteraan petani di Kalimantan Barat lebih baik daripada level nasional Adanya kenaikan NTP pada bulan Oktober 2021 ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal

125 Nilai Tukar Nelayan

Pada Provinsi Kalimantan Barat Nilai Tukar Nelayan tidak dihitung secara spesifik namun masuk

dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi

lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan Oktober

2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat naik sebesar 038 persen Hal ini terjadi karena

It naik sebesar 057 persen sedangkan Ib naik sebesar 019 persen

Pada Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada Oktober 2021 turun sebesar 004 persen Hal ini

terjadi karena It meningkat sebesar 013 persen lebih rendah dari peningkatan Ib sebesar 016

persen Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga berbagai komoditas Subsektor Perikanan

Tangkap sebesar 057 persen dan subsector Perikanan Budidaya sebesar 013 persen Sedangkan

kenaikan Ib sebesar 018 persen disebabkan kenaikan indeks kelompok IKRTsebesar 015 persen

dan indeks kelompok BPPBM sebesar 024 persen

Grafik I8

Perkembangan NTP Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

BAB II

ANALISIS FISKALREGIONAL

6

21 Pelaksanaan APBN

Sampai dengan triwulan III tahun 2021 alokasi dana APBN masih sangat berperan dalam menggerakkan perekonomian dan mengatasi pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Realiasi pendapatan Kalimantan Barat dalam tekanan berkurangnya aktivitas perekonomian masyarakat masih mengalami pertumbuhan sebesar 1087 sedangkan belanja negara tumbuh negatif 924 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Belanja Pemerintah Pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 namun Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa mengalami pertumbuhan negatif 1585

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu belanja sejalan dengan prioritas Pemerintah Di masa pandemi COVID-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas Pemerintah khususnya dalam mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis

Realisasi APBN antara triwulan III tahun 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebagaimana tabel II1

Tabel II1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

Uraian

2020 2021

Growth Pagu Realisasi

Realisasi Pagu Realisasi

Realisasi

A PENDAPATAN NEGARA 733266 539417 7356 830880 677664 8156 1087

I PENERIMAAN DALAM NEGERI 733266 539417 7356 820702 676068 8238 11 98

1 Penerimaan Pajak 635639 420175 6610 738041 508445 6889 422

2 Bea Cukai 44991 56607 12582 33842 100938 29827 13706

3 PNBP 52636 62635 11900 48820 66685 13659 1479

II HIBAH 000 000 - 10178 1596 1568 -

1 Hibah 000 000 - 10178 1596 1568 -

B BELANJA NEGARA 2840900 2134233 7513 3039749 2072659 6819 -924

I BELANJA PEMERINTAH PUSAT 943876 552084 5849 1095018 707749 6463 1050

1 Belanja Pegawai 385326 270911 7031 389560 282351 7248 309

2 Belanja Barang 388981 204332 5253 389085 249688 6417 2216

3 Belanja Modal 168468 76364 4533 315588 175327 5556 2256

4 Belanja Bantuan Sosial 1102 477 4326 785 383 4872 1262

5 Belanja Lain-lain 000 000 - 000 000 - -

IITRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 1897024 1582148 8340 1944731 1364910 7019 -1585

1 Transfer ke Daerah 1694956 1422744 8394 1738598 1224977 7046 -1606

a Dana Perimbangan 1654531 1388755 8394 1720299 1214698 7061 -1588

1) Dana Alokasi Umum 1097756 922099 8400 1084421 863895 7966 -516

2) Dana Bagi Hasil 73421 48316 6581 91245 73833 8092 2296

3) Dana Alokasi Khusus 483355 418340 8655 544632 276970 5085 -4124

Dana Alokasi Khusus Fisik 182261 170001 9327 239863 70849 2954 -6833

Dana Alokasi Khusus Non Fisik 301094 248339 8248 304770 206120 6763 -1800

d Dana Insentif Desa 40425 33989 8408 18299 10280 5617 -3319

2 Dana Desa 202068 159404 7889 206133 139933 6788 -1395

C SURPLUS DEFISIT -2107635 -1594816 7567 -2208869 -1394995 6315 -1654

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

211 Pendapatan Negara

a Analisa Kontribusi Pendapatan Negara dan Hibah

Total pendapatan negara sampai dengan periode

triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar

mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan

periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417

miliar Komposisi utama dari pendapatan negara

berasal dari penerimaan perpajakan sebesar

Rp508445 atau 7503 Bea Cukai Rp100938 miliar

atau 1489 PNBP sebesar Rp66685 atau 984

dan Hibah sebesar Rp1596 atau 024

000

200000

400000

600000

Pajak Bea Cukai PNBP Hibah

2020 420175 56607 62635 0

2021 508445 100938 66685 1596

Grafik II1 Komponen Pendapatan Negara Triwulan III

2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

7

b Analisis Pertumbuhan Penerimaan Perpajakan

1) Penerimaan Pajak

Penerimaan sektor perpajakan Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III 2021 tercatat 6889 persen dari target tahun 2021 sebesar Rp738 triliun Terjadi pertumbuhan penerimaan sebesar Rp88270 miliar atau 422 persen jika dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama tahun 2020 Pertumbuhan positif penerimaan pajak di Kalbar juga didukung kesadaran wajib pajak yang semakin tinggi Terdapat 5 sektor penyumbang penerimaan pajak Kalbar sebesar 7775 kontribusinya dengan pertumbuhan 1322 Kelima sektor tersebut yaitu Perdagangan besar dan eceran Pertanian kehutanan dan perikanan Industri pengolahan Jasa keuangan dan Asuransi serta Transportasi dan pergudangan Sedangkan kontribusi sebesar 2225 disumbangkan selain 5 sektor tersebut dengan pertumbuhan 610 Dominasi penerimaan perpajakan berasal dari PPh sebesar Rp209875 miliar PPN dan PTLL sebesar Rp265420 miliar Sisanya disumbangkan dari penerimaan PBB dan Pajak Lainnya sebesar Rp3315 miliar

2) Penerimaan Bea Cukai

Penerimaan sektor Bea dan Cukai wilayah

Kalimantan Bagian Barat periode triwulan III 2020

sebesar Rp100938 miliar atau naik 7831 persen

bila dibandingkan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Penerimaan Bea dan Cukai

menyumbangkan kontribusi kepada pendapatan

negara sebesar 1489 persen Secara agregat

penerimaan sektor Bea Cukai telah mencapai

29827 persen melampaui target Nilai devisa

ekspor sampai dengan triwulan III 2021 mengalami

kenaikan Beberapa komoditi potensial

penyumbang devisa meliputi CPO dan turunannya

Washed Bauksit Smelter Grade dan Chemical

Grade Alumina Karet Alam Plywood dan Barang

dari Kayu Kelapa Bulat Residu Rokok Pasir

Zirkon Karet Sintetik serta Komoditas lain

c Analisis Komposisi PNBP

Penerimaan Negara Bukan Pajak sampai dengan periode triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan

sebesar Rp4050 miliar atau 1479 persen dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Komposisi kontribusi PNBP kepada pendapatan negara sebesar 984 persen

Penerimaan PNBP disumbangkan secara signifikan dari peningkatan layanan BLU Pemerintah

Pusat dengan jumlah Rp36863 miliar atau 5528 dari total penerimaan PNBP Rp66685 miliar

Sedangkan kontribusi PNBP Lainnya sebesar Rp29822 miliar atau 4472 dengan sumbangan

utama dari PNBP POLRI serta PNBP Pelabuhan dan Pelayaran

000100000200000300000400000500000600000

PPh PPNdanPTLL

PBB PL Total

2020 204808 201714 8872 5837 421231

2021 209875 265420 21982 11168 508445

Grafik II2 Penerimaan Perpajakan Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

000

50000

100000

150000

BeaMasuk

BeaKeluar

Cukai Total

2020 1904 52695 2008 56607

2021 2090 95218 3631 100938

1904

52695

2008

566072090

95218

3631

100938

Grafik II3 Penerimaan Bea Cukai Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

8

d Analisa tax rasio terhadap PDRB

Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah

Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan

triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax

ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara

langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun

faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung

adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan

utamanya insentif perpajakan yang masih

berlangsung di beberapa sektor

e Analisis perpajakan sektoral terhadap PDRB menurut lapangan usaha

Berdasarkan rilis data BPS Kalbar periode triwulan III 2021 ada beberapa bidang usaha yang mulai

tumbuh antara lain

1) Sektor Pertanian Produksi kelapa sawit meningkat lebih besar dibandingkan tahun lalu untuk memenuhi permintaan CPO yang tinggi pada pasar global Selain itu produksi sektor kehutanan tercermin dari data kayu bulat yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya

2) Industri pengolahan tumbuh positif Dibandingkan tahun sebelumnya volume muat CPO mengalami peningkatan Data Purchasing Managerrsquos Index (PMI) sektor makanan minuman dan tembakau juga meningkat

3) Sektor Kontruksi tumbuh positif Realisasi pengadaan semen Asosiasi Semen Indonesia (ASI) meningkat Selain itu berdasarkan data bongkar semen dan tiang pancang naik meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

4) Sektor perdagangan tumbuh positif Realisasi pajak kendaraan BBN KB-I meningkat dibandingkan tahun lalu Selain itu berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) dan volume bongkar kendaraan juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

5) Sektor Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh positif Terdapatnya kasus baru covid-19 yang pada triwulan III menyebabkan aktivitas rumah sakit kembali meningkat sehingga menyebakan layanan jasa kesahatan dan kegiatan sosial mengalami peningkatan

212 Belanja Negara

a Analisis Belanja Negara

Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan triwulan III 2021 mencapai Rp707749 atau 3415 persen dari total realisasi belanja APBN Belanja pemerintah sebagai stimulus perekonomian Kalbar meliputi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami pertumbuhan positif 1050

Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa periode triwulan III 2021 sebesar Rp1364910 atau 6585 persen dari total belanja APBN Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen

b Analisis pertumbuhan Belanja Pemerintah Pusat dan TKDD

Berdasarkan data realisasi belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 sebagai pendorong laju pertumbuhan ekonomi di masa pandemic covid-19 Pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat yang diprioritaskan untuk kenaikan belanja gaji pegawai belanja bantuan sosial belanja barang untuk penanganan covid-19 dan pembayaran insentif tenaga kesehatan

Tahun Penerimaan Perpajakan

PDRB Perpajakan

PDRB

2021 (sd TW III)

508445 17060760 298

2020 652141 21400175 305

2019 678830 21215033 320

2018 645326 19413822 332

Sumber DJP dan BPS (diolah)

Tabel II2 Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap

PDRB di Kalbar (dalam miliar rupiah)

9

Sedangkan realisasi TKDD mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 Penyaluran DAK Fisik baru terealisasi sebesar 2954 persen dari total pagu sebesar Rp23986 miliar atau menurun 6833 persen miliar Sebagian besar alokasi DAK Fisik untuk pengadaan sarana dan prasarana fisik yang masih dalam proses lelang sehingga penyerapan anggaran belum optimal

c Analisis kemanfaatan Belanja Pemerintah Pusat

Kebijakan dan alokasi anggaran belanja negara termasuk kebijakan anggaran belanja pemerintah pusat sebagai salah satu instrumen utama kebijakan fiskal menempati posisi yang sangat strategis dalam mendukung akselerasi pembangunan yang berkelanjutan dan berdimensi kewilayahan untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah sejalan dengan prioritas pemerintah Di masa pandemi covid-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas utama khususnya dalam rangka mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis Realisasi belanja pemerintah pusat telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu

d Manajemen Investasi Pemerintah

Investasi Pemerintah Pusat adalah Kredit Program berupa pemberian tambahan modal usaha kepada UMKM lingkup Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III tahun 2021 telah tersalurkan sebesar Rp293784 miliar (75903 UMKMdebitur)

213 SurplusDefisit

Realisasi pendapatan APBN Provinsi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi defisit anggaran sebesar Rp1394995 miliar Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 dengan besaran defisit sebesar Rp1594816 terjadi penurunan tingkat defisit 1664 persen

214 Prognosis APBN

Perkiraan realisasi APBN sampai dengan akhir tahun 2021 diperoleh dengan menggunakan penghitungan analisa trand dan atau rata-rata untuk penerimaan pendapatan dan belanja negara melalui data historis tahun 2018 sampai dengan tahun 2020

Tabel II3 Perkiraan Ralisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar sd Akhir Tahun 2021

Uraian 2018 2019 2020 2021

PENDAPATAN NEGARA 768292 871660 834384 890871

1 Penerimaan Pajak 64012 727547 676488 717751

2 Bea dan Cukai 4201 61735 75520 93264

3 PNBP 8616 82378 82376 79856

BELANJA NEGARA 2969551 3001701 2760700 2701800

1 Belanja Pemerintah Pusat 1039925 967435 879993 802519

2 Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa 1929626 2034266 1880707 1899281

SURPLUS DEFISIT (2201259) (2130041) (1926316) (1810929)

Sumber data OMSPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bag Barat

-

500

1000

1500

2000

2500

3000

KalimantanBarat

Sambas

Mempawa

h

Sanggau

Ketapang

Sintang

Kapuas

Hulu

Bengkayang

Landak

Sekadau

Melawi

Kayong

Utara

KubuRaya

Pontianak

Singkawan

g

Jumlah

Debitur 22 7555 4742 8861 6489 6231 4768 4913 5423 3096 2238 1328 9404 7534 3299 7590

Nilai Akad 9943 2903 1742 3058 2768 2755 1654 1536 1872 1340 9623 4536 3234 3631 1455 2937

Nilai Outstanding 6061 2554 1485 2639 2357 2412 1380 1343 1680 1217 8653 3957 2731 3020 1245 2533

Mili

ar

Grafik II4

Penyaluran KUR Lingkup Kalimantan Barat sd Triwulan III 2021

Sumber Sistem Informasi Kredit Program (SIKP)

10

Perkiraan Pendapatan Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 sebesar Rp890871 miliar

terdiri dari perkiraan Penerimaan Pajak sebesar Rp717751 penerimaan Bea dan Cukai sebesar

Rp93264 miliar dan perkiraan PNBP sebesar Rp79856

Perkiraan Belanja Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 akan tercapai sebesar Rp27018

miliar Belanja pemerintah pusat diperkirakan sebesar Rp802519 miliar dan Belanja Transfer ke

Daerah dan Dana Desa diperkirakan akan terserap sebesar Rp1899281 miliar

215 Analisis Capaian Output Layanan Dasar Publik

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi

1) Sektor pendidikan bersumber dana APBN merupakan Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar Output strategis yang ditargetkan antara lain berupa Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah 40104 orang Bantuan Pendidikan Tinggi 628 orang Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 2303 orang dan Sarana Pendukung Pembelajaran sebanyak 30 paket

2) Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Output yang ditargetkan antara lain Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 9989 unit Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat 1168 SR Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) 1389 m Jalan Strategis (ProPN) 110 KM dan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) 151 KM

3) Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar Output yang ditargetkan antara lain Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi 234 orang Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) 300 orang Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan 1 paket dan Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes 1 paket

22 Pelaksanaan APBD

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 telah memaksa pemerintah untuk membatasi pergerakan masyarakat terlebih saat adanya gelombang kedua pandemi di Indonesia yang terjadi pada akhir Juni hingga Juli 2021 Hal ini memberikan dampak yang cukup signifikan pada aktivitas masyarakat dan berimbas pada kegiatan produksi konsumsi hingga laju pertumbuhan ekonomi Pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi

Tabel II4 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

sd Akhir Triwulan III Tahun 2020 dan 2021

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

PENDAPATAN 2633280 1820273 6913 2568471 1681253 6546 -531

PENDAPATAN ASLI DAERAH 460106 269612 5860 477763 231436 4844 -1733 Pajak Daerah 302992 184136 6077 311923 155897 4998 -1776 Retribusi Daerah 15453 11617 7518 15281 8372 5479 -2712 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 20028 18936 9455 21220 17852 8413 -1102 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 121633 54923 4515 129339 49314 3813 -1556

PENDAPATAN TRANSFER 2044468 1529438 7481 2027702 1427694 7041 -588 Transfer dari Pemerintah Pusat 1802572 1413602 7842 1720299 1214698 7061 -996 Dana Bagi Hasil Pajak atau Bagi Hasil Bukan Pajak 59779 48919 8183 91245 73833 8092 -112 Dana Alokasi Umum 1234375 965144 7819 1084421 863895 7966 189 Dana Alokasi Khusus 508418 399539 7858 544632 276970 5085 -3529

11

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

Transfer antar Daerah 90186 48854 5417 82971 62784 7567 3969 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 81221 48794 6008 82971 58612 7064 1759 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 8965 060 067 000 4172 000 000 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 151710 66982 4415 224432 150212 6693 5159

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 128706 21222 1649 63006 22123 3511 11295 Pendapatan Hibah 50905 16309 3204 12657 21731 17169 43591 Pendapatan Lainnya 77801 4913 632 50350 392 078 -8766

BELANJA DAERAH 2697978 1216830 4510 2705329 1226920 4535 056

BELANJA OPERASI 1788473 955565 5343 1727155 926999 5367 045 Belanja Tidak Langsung 992176 710565 7162 1003483 666505 6642 -726 Belanja Pegawai 806104 578173 7172 910353 566012 6217 -1331 Belanja Bunga 200 174 8715 400 152 3793 -5647 Belanja Subsidi 000 000 000 000 000 000 000 Belanja Hibah 179277 128945 7192 87194 98780 11329 5751 Belanja Bantuan sosial 6594 3273 4964 5536 1427 2577 -4809 Belanja Lainnya 000 000 000 000 136 000 000 Belanja Langsung 796297 245000 3077 723671 260493 3600 1699 Belanja Pegawai 113729 000 000 000 000 000 000 Belanja Barang dan Jasa 682569 245000 3589 723671 260493 3600 028

BELANJA MODAL 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540 Belanja Modal 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540

BELANJA TAK TERDUGA 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857 Belanja Tak Terduga 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857

BELANJA TRANSFER 391164 134176 3430 418083 202044 4833 4089 TransferBagi Hasil Pendapatan 78597 53974 6867 108271 62303 5754 -1620 Belanja Bantuan Keuangan 312567 80203 2566 309813 139741 4510 7578

SURPLUSDEFISIT -64699 603442 -93270 -136858 454333 -33197 -6441 PEMBIAYAAN 95268 111882 11744 101027 106210 10513 -1048 Penerimaan Pembiayaan 116283 131717 11327 126342 116210 9198 -1880 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 103628 131717 12711 112941 102245 9053 -2878 Pencairan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Hasil Penjualan KD yang Dipisahkan 000 000 000 000 000 000 000 Penerimaan Pinjaman Daerah 12650 000 000 13397 13965 10424 000 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 005 000 000 005 000 000 000 Penerimaan Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan 21015 19835 9439 25315 10000 3950 -5815 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo 8475 8475 10000 9500 000 000 -10000 Penyertaan Modal Daerah 12540 11360 9059 15815 10000 6323 -3020 Pembentukan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Pemberian Pinjaman Daerah 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) 30569 715325 234001 -35831 560543 -156443 -16686

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

Berdasarkan Tabel II1 dapat diketahui bahwa Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

221 Pendapatan Daerah

Pada sisi pendapatan capaian tertinggi terdapat pada Pendapatan Transfer Daerah yaitu sebanyak Rp1427694 miliar atau sekitar 7041 dari total realisasi pendapatan Secara lebih khusus capaian tertinggi dari Pendapatan Transfer Daerah terdapat pada sisi Transfer dari Pemerintah Pusat yaitu sebesar Rp 1214698 miliar atau sekitar 7224 dari total seluruh pendapatan daerah

Sementara untuk sisi Pendapatan Asli Daerah total realisasi adalah sebesar 5947 turun sebesar 1396 dibanding tahun 2020 pada periode yang sama (year on year) Penurunan ini dikarenakan adanya gelombang kedua pandemi yang terjadi pada awal Triwulan III mengakibatkan adanya kontraksi ekonomi sehingga memaksa pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan yang lebih ketat dan berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian sehingga terjadi penurunan yang cukup besar pada retribusi daerah dan pajak daerah dibanding tahun sebelumnya

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021

PENDAPATAN ASLIDAERAH

PENDAPATANTRANSFER

LAIN-LAINPENDAPATAN

DAERAH YANG SAH

PAGU 477763 2027702 63006

REALISASI 231436 1427694 22123

realisasi 4844 7041 3511

GROWTH (y-o-y) -1733 -1606 11295

-2500

000

2500

5000

7500

10000

12500

000

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

12

222 Belanja Daerah

Pada APBD Kalbar 2021 pagu belanja adalah sebesar Rp 2705329 miliar dengan realisasi hingga Triwulan III adalah sebesar Rp1226920 miliar atau sekitar 4535 Di antara semua sisi belanja belanja operasi dan belanja transfer mengalami pertumbuhan positif dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Sedangkan untuk belanja modal dan belanja tak terduga mengalami pertumbuhan negatif khususnya pada belanja tak terduga yang mengalami penurunan sebesar 9857 Hal ini diakibatkan oleh adanya alokasi yang besar pada Belanja Tak Terduga sebagai antisipasi adanya gelombang pandemi Covid-19 yaitu sebesar Rp30354 miliar namun realisasi anggaran sampai akhir Triwulan III hanya sebesar Rp 2567 miliar atau hanya sekitar 846 hal ini dikarenakan gelombang kedua yang terjadi telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai pada akhir September Hal ini berbeda jauh dari kondisi tahun 2020 dimana belum ada persiapan anggaran untuk Belanja Tak Terduga sehingga pagu yang tersedia hanya sebesar Rp4964 miliar namun realisasi yang terjadi sebesar Rp 29450 miliar atau sekitar 5933

223 SurplusDefisit APBD

Dengan kondisi penyerapan belanja yang masih belum maksimal kondisi yang terjadi hingga Triwulan III 2021 adalah surplus sebesar Rp454333 miliar Hal ini berbeda jauh dengan rencana anggaran dimana pagu menunjukkan kondisi defisit sebesar Rp113897 miliar Selain dikarenakan sangat rendahnya penyerapan pada Belanja Tak Terduga yang masih berada di bawah 10 kondisi surplus yang terjadi juga diakibatkan oleh penyerapan beberapa belanja yang masih belum maksimal seperti penyerapan terendah yang ada pada sisi Belanja ada pada Belanja Modal yang baru terserap sebesar Rp 95309 miliar dari total pagu Rp529736 miliar atau sekitar 1799 Selanjutnya penyerapan yang masih rendah lainnya adalah pada sisi Belanja Barang dan Jasa yang baru terserap sebesar Rp260493 miliar dari total Rp723671 miliar atau hanya sekitar 36

224 Pembiayaan Daerah

Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran rencana anggaran untuk pembiayaan tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran Sedangkan dari sisi pengeluaran pembiayaan belum ada realisasi dari Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo dengan pagu sebesar Rp95 miliar sementara untuk Penyertaan Modal Daerah telah terealisasi sebesar Rp100 miliar atau sekitar 6323 dari total pagu Rp15815 miliar

225 Prognosis APBD

Tahun 2021 merupakan momentum untuk memulihkan ekonomi pasca hantaman pandemi di tahun pertama serta mempercepat berbagai program untuk memperkuat ketahanan menghadapi gelombang pandemi yang akan datang seperti program vaksinasi Di tengah upaya keras untuk menangani masalah kesehatan dan memulihkan ekonomi prognosis untuk anggaran pendapatan mengalami penurunan sedangkan untuk prognosis belanja mengalami peningkatan sehingga untuk kondisi yang diproyeksikan adalah defisit sebesar Rp65631 miliar sebagaimana tabel di bawah ini

BELANJAOPERASI

BELANJAMODAL

BELANJATAK

TERDUGA

BELANJATRANSFER

PAGU 1727155 529736 30355 418083

REALISASI 926999 95310 2568 202044

realisasi 5367 1799 846 4833

GROWTH (yoy) 045 -540 -9857 4089

-12000-10000-8000-6000-4000-20000002000400060008000

000200000400000600000800000

100000012000001400000160000018000002000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II6

Komposisi Belanja Triwulan III-2021

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

13

Tabel II5

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021

(dalam miliar rupiah)

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan Lampiran I Peraturan Pemerintah No71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik (reciprocal accounts)

LKPK Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana tabel berikut

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021

Uraian TW III - 2020 TW III - 2021

Growth Konsolidasian Pusat Daerah Konsolidasian

Pendapatan Negara 783375 669910 1683078 1042579 3309

Pendapatan Perpajakan 654482 603225 202435 805660 2310

Pendapatan Bukan Pajak 128893 66685 104481 171166 3280

Hibah 000 0 15268 2319 000

Transfer 000 0 1360893 63434 000

Belanja Negara 1768914 2072495 1316917 1931859 921

Belanja Pemerintah 1634738 707749 1084342 1792091 963

Transfer 134176 1364746 232575 139768 417

SurplusDefisit -985539 -1402585 366161 -889280 -977

Pembiayaan 111882 0 76401 76401 -3171

Penerimaan Pembiayaan Daerah 131717 0 95901 95901 -2719

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 19835 0 195 195 -169

Sisa Lebih (Kurang) -873657 -1402585 442562 -812879 -696

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

231 Pendapatan Konsolidasian

Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

Uraian Realisasi Prognosis

2018 2019 2020 2021

Pendapatan 2422952 2563928 2355545 2329837

Pendapatan Asli Daerah 390903 404671 381430 382862

Pendapatan Transfer 1985433 2084816 1865863 1859133

Lain-Lain Pendapatan Daerah 46616 74442 108253 87842

Belanja Daerah 2345817 2510634 2375111 2395468

Belanja 1979867 2107845 2032758 2048701

Transfer 365950 402789 342353 346767

SurplusDefisit 77135 53295 -19566 -65631

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

PendapatanPerpajakan

PendapatanBukan Pajak

Hibah Transfer

2020 654482 128893 000 000

2021 805660 171166 2319 63434

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Realisasi Pendapatan sampai dengan tahun

2020 mencapai Rp2355545 miliar sementara

untuk realisasi belanja sebesar Rp2375111

miliar sehingga terdapat defisit sebesar

Rp19566 miliar Melihat trend pendapatan

yang fluktuatif dari tahun ke tahun untuk

prognosis pendapatan di akhir tahun 2021

(Triwulan IV) adalah sebesar Rp2329837

miliar sedangkan untuk prognosis belanja

adalah sebesar Rp2395468 miliar sehingga

diperoleh proyeksi kondisi untuk akhir tahun

2021 adalah defisit sebesar Rp65631 miliar

14

a Analisis kontribusi komponen Pendapatan Konsolidasian Kontribusi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Daerah menyumbang jumlah yang cukup besar dengan kontribusi paling besar dari sisi Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar Rp297494 miliar disusul oleh Pendapatan Transfer sebesar Rp1360893 miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp24691 miliar

b Analisis pertumbuhan (growth) komponen Pendapatan Konsolidasian Meskipun pandemi masih terjadi namun perekonomian di Kalbar sudah mulai menuju pada kemandirian hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada pos Pendapatan Asli Daerah Triwulan III-2021 sebesar Rp 27881 miliar atau sekitar 1034 dari Triwulan III-2020 Kenaikan pada PAD disokong paling besar oleh Pajak Daerah yang berkontribusi sebesar Rp202435 miliar atau sekitar 6805 dari total PAD Dibandingkan dengan tahun 2020 pendapatan dari pajak daerah ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp18299 miliar atau sekitar 10 dari total pajak daerah yang berhasil dihimpun pada periode yang sama di tahun sebelumnya

c Analisis tax ratio atau rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Namun pada triwulan III 2021 tax ratio terhadap PDRB menunjukkan perbaikan dimana ada kenaikan meskipun tidak sebesar di

tahun-tahun sebelum pandemi melanda Sinyal positif ini merupakan tanda adanya keberhasilan atas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi salah satu program utama pemerintah disamping pemulihan kesehatan melalui vaksinasi yang mulai digalakkan sejak awal tahun 2021 Tentunya hal ini harus terus didukung oleh administrasi perpajakan yang terus disempurnakan serta perbaikan struktur ekonominya

232 Belanja Konsolidasian

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Tahun Pajak

Konsolida-sian

PDRB Pajak

Konsolidasi PDRB

2021 (sd TW III)

805660 17060760 472

2020 976373 21400175 456

2019 1094835 21215033 516

2018 969055 19413822 499

Pajak Daerah Retribusi Daerah

HasilPengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

Lain-lainPendapatan AsliDaerah yang Sah

Provinsi 145729 2283 9573 12435

KabKota 56706 6445 9134 55189

Total 202435 8727 18707 67624

Kontribusi 6805 293 629 2273

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

000

50000

100000

150000

200000

250000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)

000500000

100000015000002000000

BelanjaPemerintah

Transfer

2020 1634738 134176

2021 1792091 139768

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II9 Belanja Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB

(dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

15

a Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah Dari total Belanja Konsolidasi komponen terbesar berasal dari sisi Belanja Pegawai sebesar Rp579787 miliar atau sebesar 5948 dari total Belanja Operasi disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 293881 miliar atau sebesar 3015

b Analisis pertumbuhan (growth) Belanja Pemerintah dan TKDD Meskipun terdapat pertumbuhan belanja antara Triwulan III-2020 dibandingkan dengan Triwulan III-2021 sebesar 921 namun terjadi penurunan signifikan pada pos Belanja Tak Terduga sebesar 9087 atau dari Rp29450 miliar pada tahun 2020 menjadi hanya Rp2688 miliar pada tahun 2021 Penurunan realisasi Belanja Tak Terduga ini diakibatkan oleh dampak pandemi yang terjadi pada gelombang kedua telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai sehingga terjadi penurunan realisasi yang signifikan dari pagu yang telah disediakan

c Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB

Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Namun sampai dengan triwulan III 2021 rasio belanja pemerintah masih berada di bawah rasio belanja tahun 2020 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja

pemerintah daerah Pada tahun 2020 rasio belanja pemerintah relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB dan kenaikan belanja Kenaikan belanja pemerintah daerah relatif lebih tinggi saat terjadinya pandemi namun tidak diikuti oleh pertumbuhan PDRB sehingga rasio belanja meningkat

233 SurplusDefisit Konsilidasian

Sampai dengan Triwulan III-2021 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Barat masih dalam posisi defisit Rp889280 miliar Posisi defisit ini disumbang oleh deficit dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1402585 miliar dan surplus dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 366161 miliar Kondisi ini turun sebesar 977 dibanding defisit yang terjadi pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 985539 miliar

Tahun Belanja

Pemerintah Konsolidasian

PDRB Belanja PDRB

2021 (sd TW III)

1792091 17060760 1050

2020 3255080 21400175 1521

2019 3076373 21215033 1450

2018 2939933 19413822 1514

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaBunga

Subsidi HibahBelanjaModal

BelanjaTak

Terduga

BantuanSosial

PUSAT 282351 249688 000 000 000 175327 000 383

DAERAH 579787 293881 152 000 99427 106928 2687 1481

TOTAL 862138 543569 152 000 99427 282255 2687 1863

KONTRIBUSI 4811 3033 001 000 555 1575 015 010

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian

Pusat Daerah Konsolidasi

Defisit -1402585 366161 -1036424

13533 -3533 10000

-6000

-4000

-2000

000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

-1600000

-1400000

-1200000

-1000000

-800000

-600000

-400000

-200000

-

200000

400000

600000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II11

SurplusDefisit Konsolidasian

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian

terhadap PDRB (dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

2

Namun demikian jika diamati tren pertumbuhan PDRB secara triwulanan (q-to-q) dalam 3 tahun terakhir meskipun PDRB Kalimantan Barat selalu mengalami kontraksi di triwulan I namun masih mampu kembali tumbuh positif di triwulan berikutnya Namun masih dalam kondisi masa pandemi COVID-19 pada triwulan III 2021 dimana ekonomi Kalimantan Barat mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q to q)

Menurut lapangan usaha struktur PDRB Kalimantan Barat atas harga berlaku triwulan III 2021 tidak menunjukkan perubahan berarti Perekonomian Kalimantan Barat masih didominasi oleh Lapangan Usaha Pertanian Kehutanan dan Perikanan sebesar 2122 persen diikuti oleh Industri Pengolahan sebesar 1680 persen Konstruksi sebesar 1364 persen dan Perdagangan sebesar 1267 persen Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Kalimantan Barat mencapai 6433 persen

112 Inflasi

Inflasi diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang berlangsung secara berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu Demikian sebaliknya jika yang terjadi adalah penurunan harga secara umum maka disebut deflasi Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

Grafik I3 Tingkat Inflasi Kalimantan Barat dan Nasional

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Tingkat inflasi tahun kalender sampai dengan Oktober 2021 sebesar 085 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2021 terhadap Oktober 2020) sebesar 174 persen Arah inflasi Kalimantan Barat berlawanan dengan arah inflasi Nasional dimana secara Nasional mengalami inflasi sedangkan Kalimantan Barat mengalami deflasi

12 Perkembangan dan Analisis Indikator Kesejahteraan

121 Kemiskinan

Secara umum pada periode Maret 2010 - Maret2021 tingkat kemiskinan di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi baik dari sisi jumlah maupun persentasenya Selama lebih dari satu dasawarsa ini jumlah penduduk miskin Kalimantan Barat telah dapat ditekan cukup signifikan dari 42876 ribu jiwa (Maret 2010) menjadi 36789 ribu jiwa (Maret 2021) Terjadi penurunan persentase penduduk miskin yang melambat yakni 187 persen dari periode Maret 2010 (902 persen) sampai Maret 2021 (715 persen) Perkembangan tingkat kemiskinan Maret 2010 sampai dengan Maret 2021 ditunjukkan oleh Grafik I4

3

42876

38439 38227

37122 36507

38071

40734 40151

38192 38370

40551

38135

39032 38743 38881 38708

36973

37841

37047 36677

37071 36789

902

800

848

817796

824

874

854

807 803

844

787 800788

786 777

737 749

728 717 724 715

680

730

780

830

880

930

980

32000

34000

36000

38000

40000

42000

44000

Maret2010

Maret2011

Sept2011

Maret2012

Sept2012

Maret2013

Sept2013

Maret2014

Sept2014

Maret2015

Sept2015

Maret2016

Sept2016

Maret2017

Sept2017

Maret2018

Sept2018

Maret2019

Sept2019

Maret2020

Sept2020

Maret2021

Grafik I4 Perkembangan Kemiskinan Kalimantan Barat

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat pada Maret 2021 mencapai 36789 ribu orang Terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 282 ribu orang dibandingkan September 2020 Jika dibandingkan dengan angka Maret tahun sebelumnya jumlah penduduk miskin bertambah sebanyak 112 ribu orang

Berdasarkan derah tempat tinggal sesuai dengan Grafik V disamping pada periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen Empat jenis komoditi yang paling berpengaruh terhadap kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras rokok kretek filter telur ayam ras dan daging ayam ras Sedangkan tiga jenis komoditi bukan makanan yang paling dominan adalah biaya perumahan bensin dan listrik

122 Pengangguran

Grafik I5 Disparitas Kemiskinan Desa-Kota

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Grafik I6 Tingkat Pengangguran Prov Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

4

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582

persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020 Dimana TPT laki-laki sebesar 620

persen lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 521 persen Sedangkan pada Agustus

2021 TPT perkotaan (957 persen) lebih tinggi hampir tiga kali lipat TPT di Daerah perdesaan (386

persen) Dalam beberapa kurun waktu terakhir distribusi pekerja di Kalimantan Barat mayoritas

berada di sektor informal Tercatat per Agustus 2021 sebanyak 151 juta orang (6087 ) penduduk

yang bekerja berada di sektor informal dan sisanya sebesar 97132 ribu orang (3913) berada di

sektor formal Pada tataran nasional tingkat pengangguran Kalimantan Barat tersebut masih

dibawah tingkat pengangguran nasional yang mencapai 649 persen

Pada Agustus 2021 sejumlah 21606 ribu orang telah terdampak pandemi COVID-19 Kabar baiknya

jumlah ini turun 11015 ribu orang dibandingkan Agustus 2020 Optimisme akan berbagai upaya

pemerintah termasuk adanya program vaksinasi dalam menekan laju jumlah kasus COVID-19 dan

upaya pemulihan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu mendorong

peningkatan lapangan kerja serta mengurangi jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat

123 Ketimpangan Pendapatan

Pada Maret 2021 tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Kalimantan Barat yang diukur oleh

Gini Ratio adalah sebesar 0313 Angka ini turun sebesar 0012 poin jika dibandingkan dengan Gini

Ratio September 2020 yang sebesar 0325 Sementara jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret

2020 (0317) tercatat penurunan yang ebih kecil sebesar 0004 poin Gini Ratio daerah perkotaan

pada Maret 2021 tercatat sebesar 0341 naik sebesar 0012 poin dibandingkan dengan Gini Ratio

September 2020 yang sebesar 0329

Dibandingkan dengan Gini Ratio setahun sebelumnya tercatat peningkatan (0006 poin) yaitu pada

posisi 0335 pada Maret 2020 Sementara itu Gini Ratio di daerah perdesaan pada Maret 2021

tercatat sebesar 0267 atau turun sebesar 0006 poin dibanding angka September 2020 sebesar

0273 dan tercatat turun sebesar 0005 poin terhadap Gini Ratio Maret 2020 yang tercatat sebesar

0272

Pada Maret 2021 distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 2127

persen Artinya pengeluaran penduduk berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah Apabila

dirinci menurut wilayah di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 1957 persen sedangkan

perdesaan mencatat angka yang lebih tinggi yaitu sebesar 2318 persen Artinya baik di daerah

perkotaan maupun perdesaan di Kalimantan Barat termasuk dalam kategori ketimpangan rendah

0377

03510341 0344

03350329

0341

0277 0278 0281 02790272 0273

0267

0339

0327 03270318 0317

03250313

Maret-18 Sept-18 Maret-19 Sept-19 Maret-20 Sept-20 Maret-21

Kota Desa Kota+Desa

Grafik I7 Distribusi Pendapatan Masyarakat Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

5

10286 10325 10326 1031 10329 10293 10339 10359 10348 10468 10568 10667

11497 11701 11698 11731 12082 1228 12441 12737 12681 13056 13425 13763

Nov 20 Des Jan 21 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

Nasional Kalbar

124 Nilai Tukar Petani

Pada bulan Oktober NTP Kalimantan Barat sebesar 13763 dengan NTP masing- masing subsektor tercatat sebesar 9405 untuk subsektor tanaman pangan (NTP-P) 10569 untuk sub sektor hortikultura (NTP-H) 1610218 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR) 10077 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 10588 untuk subsektor perikanan (NTNP) Kabar baiknya NTP Provinsi Kalimantan Barat selalu berada pada level surplus dan lebih tinggi daripada NTP Nasional yang artinya kesejahteraan petani di Kalimantan Barat lebih baik daripada level nasional Adanya kenaikan NTP pada bulan Oktober 2021 ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal

125 Nilai Tukar Nelayan

Pada Provinsi Kalimantan Barat Nilai Tukar Nelayan tidak dihitung secara spesifik namun masuk

dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi

lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan Oktober

2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat naik sebesar 038 persen Hal ini terjadi karena

It naik sebesar 057 persen sedangkan Ib naik sebesar 019 persen

Pada Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada Oktober 2021 turun sebesar 004 persen Hal ini

terjadi karena It meningkat sebesar 013 persen lebih rendah dari peningkatan Ib sebesar 016

persen Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga berbagai komoditas Subsektor Perikanan

Tangkap sebesar 057 persen dan subsector Perikanan Budidaya sebesar 013 persen Sedangkan

kenaikan Ib sebesar 018 persen disebabkan kenaikan indeks kelompok IKRTsebesar 015 persen

dan indeks kelompok BPPBM sebesar 024 persen

Grafik I8

Perkembangan NTP Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

BAB II

ANALISIS FISKALREGIONAL

6

21 Pelaksanaan APBN

Sampai dengan triwulan III tahun 2021 alokasi dana APBN masih sangat berperan dalam menggerakkan perekonomian dan mengatasi pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Realiasi pendapatan Kalimantan Barat dalam tekanan berkurangnya aktivitas perekonomian masyarakat masih mengalami pertumbuhan sebesar 1087 sedangkan belanja negara tumbuh negatif 924 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Belanja Pemerintah Pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 namun Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa mengalami pertumbuhan negatif 1585

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu belanja sejalan dengan prioritas Pemerintah Di masa pandemi COVID-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas Pemerintah khususnya dalam mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis

Realisasi APBN antara triwulan III tahun 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebagaimana tabel II1

Tabel II1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

Uraian

2020 2021

Growth Pagu Realisasi

Realisasi Pagu Realisasi

Realisasi

A PENDAPATAN NEGARA 733266 539417 7356 830880 677664 8156 1087

I PENERIMAAN DALAM NEGERI 733266 539417 7356 820702 676068 8238 11 98

1 Penerimaan Pajak 635639 420175 6610 738041 508445 6889 422

2 Bea Cukai 44991 56607 12582 33842 100938 29827 13706

3 PNBP 52636 62635 11900 48820 66685 13659 1479

II HIBAH 000 000 - 10178 1596 1568 -

1 Hibah 000 000 - 10178 1596 1568 -

B BELANJA NEGARA 2840900 2134233 7513 3039749 2072659 6819 -924

I BELANJA PEMERINTAH PUSAT 943876 552084 5849 1095018 707749 6463 1050

1 Belanja Pegawai 385326 270911 7031 389560 282351 7248 309

2 Belanja Barang 388981 204332 5253 389085 249688 6417 2216

3 Belanja Modal 168468 76364 4533 315588 175327 5556 2256

4 Belanja Bantuan Sosial 1102 477 4326 785 383 4872 1262

5 Belanja Lain-lain 000 000 - 000 000 - -

IITRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 1897024 1582148 8340 1944731 1364910 7019 -1585

1 Transfer ke Daerah 1694956 1422744 8394 1738598 1224977 7046 -1606

a Dana Perimbangan 1654531 1388755 8394 1720299 1214698 7061 -1588

1) Dana Alokasi Umum 1097756 922099 8400 1084421 863895 7966 -516

2) Dana Bagi Hasil 73421 48316 6581 91245 73833 8092 2296

3) Dana Alokasi Khusus 483355 418340 8655 544632 276970 5085 -4124

Dana Alokasi Khusus Fisik 182261 170001 9327 239863 70849 2954 -6833

Dana Alokasi Khusus Non Fisik 301094 248339 8248 304770 206120 6763 -1800

d Dana Insentif Desa 40425 33989 8408 18299 10280 5617 -3319

2 Dana Desa 202068 159404 7889 206133 139933 6788 -1395

C SURPLUS DEFISIT -2107635 -1594816 7567 -2208869 -1394995 6315 -1654

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

211 Pendapatan Negara

a Analisa Kontribusi Pendapatan Negara dan Hibah

Total pendapatan negara sampai dengan periode

triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar

mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan

periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417

miliar Komposisi utama dari pendapatan negara

berasal dari penerimaan perpajakan sebesar

Rp508445 atau 7503 Bea Cukai Rp100938 miliar

atau 1489 PNBP sebesar Rp66685 atau 984

dan Hibah sebesar Rp1596 atau 024

000

200000

400000

600000

Pajak Bea Cukai PNBP Hibah

2020 420175 56607 62635 0

2021 508445 100938 66685 1596

Grafik II1 Komponen Pendapatan Negara Triwulan III

2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

7

b Analisis Pertumbuhan Penerimaan Perpajakan

1) Penerimaan Pajak

Penerimaan sektor perpajakan Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III 2021 tercatat 6889 persen dari target tahun 2021 sebesar Rp738 triliun Terjadi pertumbuhan penerimaan sebesar Rp88270 miliar atau 422 persen jika dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama tahun 2020 Pertumbuhan positif penerimaan pajak di Kalbar juga didukung kesadaran wajib pajak yang semakin tinggi Terdapat 5 sektor penyumbang penerimaan pajak Kalbar sebesar 7775 kontribusinya dengan pertumbuhan 1322 Kelima sektor tersebut yaitu Perdagangan besar dan eceran Pertanian kehutanan dan perikanan Industri pengolahan Jasa keuangan dan Asuransi serta Transportasi dan pergudangan Sedangkan kontribusi sebesar 2225 disumbangkan selain 5 sektor tersebut dengan pertumbuhan 610 Dominasi penerimaan perpajakan berasal dari PPh sebesar Rp209875 miliar PPN dan PTLL sebesar Rp265420 miliar Sisanya disumbangkan dari penerimaan PBB dan Pajak Lainnya sebesar Rp3315 miliar

2) Penerimaan Bea Cukai

Penerimaan sektor Bea dan Cukai wilayah

Kalimantan Bagian Barat periode triwulan III 2020

sebesar Rp100938 miliar atau naik 7831 persen

bila dibandingkan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Penerimaan Bea dan Cukai

menyumbangkan kontribusi kepada pendapatan

negara sebesar 1489 persen Secara agregat

penerimaan sektor Bea Cukai telah mencapai

29827 persen melampaui target Nilai devisa

ekspor sampai dengan triwulan III 2021 mengalami

kenaikan Beberapa komoditi potensial

penyumbang devisa meliputi CPO dan turunannya

Washed Bauksit Smelter Grade dan Chemical

Grade Alumina Karet Alam Plywood dan Barang

dari Kayu Kelapa Bulat Residu Rokok Pasir

Zirkon Karet Sintetik serta Komoditas lain

c Analisis Komposisi PNBP

Penerimaan Negara Bukan Pajak sampai dengan periode triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan

sebesar Rp4050 miliar atau 1479 persen dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Komposisi kontribusi PNBP kepada pendapatan negara sebesar 984 persen

Penerimaan PNBP disumbangkan secara signifikan dari peningkatan layanan BLU Pemerintah

Pusat dengan jumlah Rp36863 miliar atau 5528 dari total penerimaan PNBP Rp66685 miliar

Sedangkan kontribusi PNBP Lainnya sebesar Rp29822 miliar atau 4472 dengan sumbangan

utama dari PNBP POLRI serta PNBP Pelabuhan dan Pelayaran

000100000200000300000400000500000600000

PPh PPNdanPTLL

PBB PL Total

2020 204808 201714 8872 5837 421231

2021 209875 265420 21982 11168 508445

Grafik II2 Penerimaan Perpajakan Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

000

50000

100000

150000

BeaMasuk

BeaKeluar

Cukai Total

2020 1904 52695 2008 56607

2021 2090 95218 3631 100938

1904

52695

2008

566072090

95218

3631

100938

Grafik II3 Penerimaan Bea Cukai Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

8

d Analisa tax rasio terhadap PDRB

Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah

Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan

triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax

ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara

langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun

faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung

adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan

utamanya insentif perpajakan yang masih

berlangsung di beberapa sektor

e Analisis perpajakan sektoral terhadap PDRB menurut lapangan usaha

Berdasarkan rilis data BPS Kalbar periode triwulan III 2021 ada beberapa bidang usaha yang mulai

tumbuh antara lain

1) Sektor Pertanian Produksi kelapa sawit meningkat lebih besar dibandingkan tahun lalu untuk memenuhi permintaan CPO yang tinggi pada pasar global Selain itu produksi sektor kehutanan tercermin dari data kayu bulat yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya

2) Industri pengolahan tumbuh positif Dibandingkan tahun sebelumnya volume muat CPO mengalami peningkatan Data Purchasing Managerrsquos Index (PMI) sektor makanan minuman dan tembakau juga meningkat

3) Sektor Kontruksi tumbuh positif Realisasi pengadaan semen Asosiasi Semen Indonesia (ASI) meningkat Selain itu berdasarkan data bongkar semen dan tiang pancang naik meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

4) Sektor perdagangan tumbuh positif Realisasi pajak kendaraan BBN KB-I meningkat dibandingkan tahun lalu Selain itu berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) dan volume bongkar kendaraan juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

5) Sektor Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh positif Terdapatnya kasus baru covid-19 yang pada triwulan III menyebabkan aktivitas rumah sakit kembali meningkat sehingga menyebakan layanan jasa kesahatan dan kegiatan sosial mengalami peningkatan

212 Belanja Negara

a Analisis Belanja Negara

Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan triwulan III 2021 mencapai Rp707749 atau 3415 persen dari total realisasi belanja APBN Belanja pemerintah sebagai stimulus perekonomian Kalbar meliputi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami pertumbuhan positif 1050

Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa periode triwulan III 2021 sebesar Rp1364910 atau 6585 persen dari total belanja APBN Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen

b Analisis pertumbuhan Belanja Pemerintah Pusat dan TKDD

Berdasarkan data realisasi belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 sebagai pendorong laju pertumbuhan ekonomi di masa pandemic covid-19 Pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat yang diprioritaskan untuk kenaikan belanja gaji pegawai belanja bantuan sosial belanja barang untuk penanganan covid-19 dan pembayaran insentif tenaga kesehatan

Tahun Penerimaan Perpajakan

PDRB Perpajakan

PDRB

2021 (sd TW III)

508445 17060760 298

2020 652141 21400175 305

2019 678830 21215033 320

2018 645326 19413822 332

Sumber DJP dan BPS (diolah)

Tabel II2 Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap

PDRB di Kalbar (dalam miliar rupiah)

9

Sedangkan realisasi TKDD mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 Penyaluran DAK Fisik baru terealisasi sebesar 2954 persen dari total pagu sebesar Rp23986 miliar atau menurun 6833 persen miliar Sebagian besar alokasi DAK Fisik untuk pengadaan sarana dan prasarana fisik yang masih dalam proses lelang sehingga penyerapan anggaran belum optimal

c Analisis kemanfaatan Belanja Pemerintah Pusat

Kebijakan dan alokasi anggaran belanja negara termasuk kebijakan anggaran belanja pemerintah pusat sebagai salah satu instrumen utama kebijakan fiskal menempati posisi yang sangat strategis dalam mendukung akselerasi pembangunan yang berkelanjutan dan berdimensi kewilayahan untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah sejalan dengan prioritas pemerintah Di masa pandemi covid-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas utama khususnya dalam rangka mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis Realisasi belanja pemerintah pusat telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu

d Manajemen Investasi Pemerintah

Investasi Pemerintah Pusat adalah Kredit Program berupa pemberian tambahan modal usaha kepada UMKM lingkup Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III tahun 2021 telah tersalurkan sebesar Rp293784 miliar (75903 UMKMdebitur)

213 SurplusDefisit

Realisasi pendapatan APBN Provinsi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi defisit anggaran sebesar Rp1394995 miliar Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 dengan besaran defisit sebesar Rp1594816 terjadi penurunan tingkat defisit 1664 persen

214 Prognosis APBN

Perkiraan realisasi APBN sampai dengan akhir tahun 2021 diperoleh dengan menggunakan penghitungan analisa trand dan atau rata-rata untuk penerimaan pendapatan dan belanja negara melalui data historis tahun 2018 sampai dengan tahun 2020

Tabel II3 Perkiraan Ralisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar sd Akhir Tahun 2021

Uraian 2018 2019 2020 2021

PENDAPATAN NEGARA 768292 871660 834384 890871

1 Penerimaan Pajak 64012 727547 676488 717751

2 Bea dan Cukai 4201 61735 75520 93264

3 PNBP 8616 82378 82376 79856

BELANJA NEGARA 2969551 3001701 2760700 2701800

1 Belanja Pemerintah Pusat 1039925 967435 879993 802519

2 Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa 1929626 2034266 1880707 1899281

SURPLUS DEFISIT (2201259) (2130041) (1926316) (1810929)

Sumber data OMSPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bag Barat

-

500

1000

1500

2000

2500

3000

KalimantanBarat

Sambas

Mempawa

h

Sanggau

Ketapang

Sintang

Kapuas

Hulu

Bengkayang

Landak

Sekadau

Melawi

Kayong

Utara

KubuRaya

Pontianak

Singkawan

g

Jumlah

Debitur 22 7555 4742 8861 6489 6231 4768 4913 5423 3096 2238 1328 9404 7534 3299 7590

Nilai Akad 9943 2903 1742 3058 2768 2755 1654 1536 1872 1340 9623 4536 3234 3631 1455 2937

Nilai Outstanding 6061 2554 1485 2639 2357 2412 1380 1343 1680 1217 8653 3957 2731 3020 1245 2533

Mili

ar

Grafik II4

Penyaluran KUR Lingkup Kalimantan Barat sd Triwulan III 2021

Sumber Sistem Informasi Kredit Program (SIKP)

10

Perkiraan Pendapatan Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 sebesar Rp890871 miliar

terdiri dari perkiraan Penerimaan Pajak sebesar Rp717751 penerimaan Bea dan Cukai sebesar

Rp93264 miliar dan perkiraan PNBP sebesar Rp79856

Perkiraan Belanja Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 akan tercapai sebesar Rp27018

miliar Belanja pemerintah pusat diperkirakan sebesar Rp802519 miliar dan Belanja Transfer ke

Daerah dan Dana Desa diperkirakan akan terserap sebesar Rp1899281 miliar

215 Analisis Capaian Output Layanan Dasar Publik

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi

1) Sektor pendidikan bersumber dana APBN merupakan Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar Output strategis yang ditargetkan antara lain berupa Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah 40104 orang Bantuan Pendidikan Tinggi 628 orang Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 2303 orang dan Sarana Pendukung Pembelajaran sebanyak 30 paket

2) Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Output yang ditargetkan antara lain Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 9989 unit Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat 1168 SR Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) 1389 m Jalan Strategis (ProPN) 110 KM dan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) 151 KM

3) Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar Output yang ditargetkan antara lain Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi 234 orang Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) 300 orang Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan 1 paket dan Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes 1 paket

22 Pelaksanaan APBD

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 telah memaksa pemerintah untuk membatasi pergerakan masyarakat terlebih saat adanya gelombang kedua pandemi di Indonesia yang terjadi pada akhir Juni hingga Juli 2021 Hal ini memberikan dampak yang cukup signifikan pada aktivitas masyarakat dan berimbas pada kegiatan produksi konsumsi hingga laju pertumbuhan ekonomi Pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi

Tabel II4 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

sd Akhir Triwulan III Tahun 2020 dan 2021

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

PENDAPATAN 2633280 1820273 6913 2568471 1681253 6546 -531

PENDAPATAN ASLI DAERAH 460106 269612 5860 477763 231436 4844 -1733 Pajak Daerah 302992 184136 6077 311923 155897 4998 -1776 Retribusi Daerah 15453 11617 7518 15281 8372 5479 -2712 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 20028 18936 9455 21220 17852 8413 -1102 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 121633 54923 4515 129339 49314 3813 -1556

PENDAPATAN TRANSFER 2044468 1529438 7481 2027702 1427694 7041 -588 Transfer dari Pemerintah Pusat 1802572 1413602 7842 1720299 1214698 7061 -996 Dana Bagi Hasil Pajak atau Bagi Hasil Bukan Pajak 59779 48919 8183 91245 73833 8092 -112 Dana Alokasi Umum 1234375 965144 7819 1084421 863895 7966 189 Dana Alokasi Khusus 508418 399539 7858 544632 276970 5085 -3529

11

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

Transfer antar Daerah 90186 48854 5417 82971 62784 7567 3969 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 81221 48794 6008 82971 58612 7064 1759 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 8965 060 067 000 4172 000 000 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 151710 66982 4415 224432 150212 6693 5159

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 128706 21222 1649 63006 22123 3511 11295 Pendapatan Hibah 50905 16309 3204 12657 21731 17169 43591 Pendapatan Lainnya 77801 4913 632 50350 392 078 -8766

BELANJA DAERAH 2697978 1216830 4510 2705329 1226920 4535 056

BELANJA OPERASI 1788473 955565 5343 1727155 926999 5367 045 Belanja Tidak Langsung 992176 710565 7162 1003483 666505 6642 -726 Belanja Pegawai 806104 578173 7172 910353 566012 6217 -1331 Belanja Bunga 200 174 8715 400 152 3793 -5647 Belanja Subsidi 000 000 000 000 000 000 000 Belanja Hibah 179277 128945 7192 87194 98780 11329 5751 Belanja Bantuan sosial 6594 3273 4964 5536 1427 2577 -4809 Belanja Lainnya 000 000 000 000 136 000 000 Belanja Langsung 796297 245000 3077 723671 260493 3600 1699 Belanja Pegawai 113729 000 000 000 000 000 000 Belanja Barang dan Jasa 682569 245000 3589 723671 260493 3600 028

BELANJA MODAL 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540 Belanja Modal 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540

BELANJA TAK TERDUGA 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857 Belanja Tak Terduga 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857

BELANJA TRANSFER 391164 134176 3430 418083 202044 4833 4089 TransferBagi Hasil Pendapatan 78597 53974 6867 108271 62303 5754 -1620 Belanja Bantuan Keuangan 312567 80203 2566 309813 139741 4510 7578

SURPLUSDEFISIT -64699 603442 -93270 -136858 454333 -33197 -6441 PEMBIAYAAN 95268 111882 11744 101027 106210 10513 -1048 Penerimaan Pembiayaan 116283 131717 11327 126342 116210 9198 -1880 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 103628 131717 12711 112941 102245 9053 -2878 Pencairan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Hasil Penjualan KD yang Dipisahkan 000 000 000 000 000 000 000 Penerimaan Pinjaman Daerah 12650 000 000 13397 13965 10424 000 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 005 000 000 005 000 000 000 Penerimaan Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan 21015 19835 9439 25315 10000 3950 -5815 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo 8475 8475 10000 9500 000 000 -10000 Penyertaan Modal Daerah 12540 11360 9059 15815 10000 6323 -3020 Pembentukan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Pemberian Pinjaman Daerah 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) 30569 715325 234001 -35831 560543 -156443 -16686

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

Berdasarkan Tabel II1 dapat diketahui bahwa Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

221 Pendapatan Daerah

Pada sisi pendapatan capaian tertinggi terdapat pada Pendapatan Transfer Daerah yaitu sebanyak Rp1427694 miliar atau sekitar 7041 dari total realisasi pendapatan Secara lebih khusus capaian tertinggi dari Pendapatan Transfer Daerah terdapat pada sisi Transfer dari Pemerintah Pusat yaitu sebesar Rp 1214698 miliar atau sekitar 7224 dari total seluruh pendapatan daerah

Sementara untuk sisi Pendapatan Asli Daerah total realisasi adalah sebesar 5947 turun sebesar 1396 dibanding tahun 2020 pada periode yang sama (year on year) Penurunan ini dikarenakan adanya gelombang kedua pandemi yang terjadi pada awal Triwulan III mengakibatkan adanya kontraksi ekonomi sehingga memaksa pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan yang lebih ketat dan berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian sehingga terjadi penurunan yang cukup besar pada retribusi daerah dan pajak daerah dibanding tahun sebelumnya

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021

PENDAPATAN ASLIDAERAH

PENDAPATANTRANSFER

LAIN-LAINPENDAPATAN

DAERAH YANG SAH

PAGU 477763 2027702 63006

REALISASI 231436 1427694 22123

realisasi 4844 7041 3511

GROWTH (y-o-y) -1733 -1606 11295

-2500

000

2500

5000

7500

10000

12500

000

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

12

222 Belanja Daerah

Pada APBD Kalbar 2021 pagu belanja adalah sebesar Rp 2705329 miliar dengan realisasi hingga Triwulan III adalah sebesar Rp1226920 miliar atau sekitar 4535 Di antara semua sisi belanja belanja operasi dan belanja transfer mengalami pertumbuhan positif dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Sedangkan untuk belanja modal dan belanja tak terduga mengalami pertumbuhan negatif khususnya pada belanja tak terduga yang mengalami penurunan sebesar 9857 Hal ini diakibatkan oleh adanya alokasi yang besar pada Belanja Tak Terduga sebagai antisipasi adanya gelombang pandemi Covid-19 yaitu sebesar Rp30354 miliar namun realisasi anggaran sampai akhir Triwulan III hanya sebesar Rp 2567 miliar atau hanya sekitar 846 hal ini dikarenakan gelombang kedua yang terjadi telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai pada akhir September Hal ini berbeda jauh dari kondisi tahun 2020 dimana belum ada persiapan anggaran untuk Belanja Tak Terduga sehingga pagu yang tersedia hanya sebesar Rp4964 miliar namun realisasi yang terjadi sebesar Rp 29450 miliar atau sekitar 5933

223 SurplusDefisit APBD

Dengan kondisi penyerapan belanja yang masih belum maksimal kondisi yang terjadi hingga Triwulan III 2021 adalah surplus sebesar Rp454333 miliar Hal ini berbeda jauh dengan rencana anggaran dimana pagu menunjukkan kondisi defisit sebesar Rp113897 miliar Selain dikarenakan sangat rendahnya penyerapan pada Belanja Tak Terduga yang masih berada di bawah 10 kondisi surplus yang terjadi juga diakibatkan oleh penyerapan beberapa belanja yang masih belum maksimal seperti penyerapan terendah yang ada pada sisi Belanja ada pada Belanja Modal yang baru terserap sebesar Rp 95309 miliar dari total pagu Rp529736 miliar atau sekitar 1799 Selanjutnya penyerapan yang masih rendah lainnya adalah pada sisi Belanja Barang dan Jasa yang baru terserap sebesar Rp260493 miliar dari total Rp723671 miliar atau hanya sekitar 36

224 Pembiayaan Daerah

Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran rencana anggaran untuk pembiayaan tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran Sedangkan dari sisi pengeluaran pembiayaan belum ada realisasi dari Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo dengan pagu sebesar Rp95 miliar sementara untuk Penyertaan Modal Daerah telah terealisasi sebesar Rp100 miliar atau sekitar 6323 dari total pagu Rp15815 miliar

225 Prognosis APBD

Tahun 2021 merupakan momentum untuk memulihkan ekonomi pasca hantaman pandemi di tahun pertama serta mempercepat berbagai program untuk memperkuat ketahanan menghadapi gelombang pandemi yang akan datang seperti program vaksinasi Di tengah upaya keras untuk menangani masalah kesehatan dan memulihkan ekonomi prognosis untuk anggaran pendapatan mengalami penurunan sedangkan untuk prognosis belanja mengalami peningkatan sehingga untuk kondisi yang diproyeksikan adalah defisit sebesar Rp65631 miliar sebagaimana tabel di bawah ini

BELANJAOPERASI

BELANJAMODAL

BELANJATAK

TERDUGA

BELANJATRANSFER

PAGU 1727155 529736 30355 418083

REALISASI 926999 95310 2568 202044

realisasi 5367 1799 846 4833

GROWTH (yoy) 045 -540 -9857 4089

-12000-10000-8000-6000-4000-20000002000400060008000

000200000400000600000800000

100000012000001400000160000018000002000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II6

Komposisi Belanja Triwulan III-2021

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

13

Tabel II5

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021

(dalam miliar rupiah)

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan Lampiran I Peraturan Pemerintah No71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik (reciprocal accounts)

LKPK Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana tabel berikut

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021

Uraian TW III - 2020 TW III - 2021

Growth Konsolidasian Pusat Daerah Konsolidasian

Pendapatan Negara 783375 669910 1683078 1042579 3309

Pendapatan Perpajakan 654482 603225 202435 805660 2310

Pendapatan Bukan Pajak 128893 66685 104481 171166 3280

Hibah 000 0 15268 2319 000

Transfer 000 0 1360893 63434 000

Belanja Negara 1768914 2072495 1316917 1931859 921

Belanja Pemerintah 1634738 707749 1084342 1792091 963

Transfer 134176 1364746 232575 139768 417

SurplusDefisit -985539 -1402585 366161 -889280 -977

Pembiayaan 111882 0 76401 76401 -3171

Penerimaan Pembiayaan Daerah 131717 0 95901 95901 -2719

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 19835 0 195 195 -169

Sisa Lebih (Kurang) -873657 -1402585 442562 -812879 -696

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

231 Pendapatan Konsolidasian

Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

Uraian Realisasi Prognosis

2018 2019 2020 2021

Pendapatan 2422952 2563928 2355545 2329837

Pendapatan Asli Daerah 390903 404671 381430 382862

Pendapatan Transfer 1985433 2084816 1865863 1859133

Lain-Lain Pendapatan Daerah 46616 74442 108253 87842

Belanja Daerah 2345817 2510634 2375111 2395468

Belanja 1979867 2107845 2032758 2048701

Transfer 365950 402789 342353 346767

SurplusDefisit 77135 53295 -19566 -65631

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

PendapatanPerpajakan

PendapatanBukan Pajak

Hibah Transfer

2020 654482 128893 000 000

2021 805660 171166 2319 63434

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Realisasi Pendapatan sampai dengan tahun

2020 mencapai Rp2355545 miliar sementara

untuk realisasi belanja sebesar Rp2375111

miliar sehingga terdapat defisit sebesar

Rp19566 miliar Melihat trend pendapatan

yang fluktuatif dari tahun ke tahun untuk

prognosis pendapatan di akhir tahun 2021

(Triwulan IV) adalah sebesar Rp2329837

miliar sedangkan untuk prognosis belanja

adalah sebesar Rp2395468 miliar sehingga

diperoleh proyeksi kondisi untuk akhir tahun

2021 adalah defisit sebesar Rp65631 miliar

14

a Analisis kontribusi komponen Pendapatan Konsolidasian Kontribusi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Daerah menyumbang jumlah yang cukup besar dengan kontribusi paling besar dari sisi Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar Rp297494 miliar disusul oleh Pendapatan Transfer sebesar Rp1360893 miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp24691 miliar

b Analisis pertumbuhan (growth) komponen Pendapatan Konsolidasian Meskipun pandemi masih terjadi namun perekonomian di Kalbar sudah mulai menuju pada kemandirian hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada pos Pendapatan Asli Daerah Triwulan III-2021 sebesar Rp 27881 miliar atau sekitar 1034 dari Triwulan III-2020 Kenaikan pada PAD disokong paling besar oleh Pajak Daerah yang berkontribusi sebesar Rp202435 miliar atau sekitar 6805 dari total PAD Dibandingkan dengan tahun 2020 pendapatan dari pajak daerah ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp18299 miliar atau sekitar 10 dari total pajak daerah yang berhasil dihimpun pada periode yang sama di tahun sebelumnya

c Analisis tax ratio atau rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Namun pada triwulan III 2021 tax ratio terhadap PDRB menunjukkan perbaikan dimana ada kenaikan meskipun tidak sebesar di

tahun-tahun sebelum pandemi melanda Sinyal positif ini merupakan tanda adanya keberhasilan atas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi salah satu program utama pemerintah disamping pemulihan kesehatan melalui vaksinasi yang mulai digalakkan sejak awal tahun 2021 Tentunya hal ini harus terus didukung oleh administrasi perpajakan yang terus disempurnakan serta perbaikan struktur ekonominya

232 Belanja Konsolidasian

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Tahun Pajak

Konsolida-sian

PDRB Pajak

Konsolidasi PDRB

2021 (sd TW III)

805660 17060760 472

2020 976373 21400175 456

2019 1094835 21215033 516

2018 969055 19413822 499

Pajak Daerah Retribusi Daerah

HasilPengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

Lain-lainPendapatan AsliDaerah yang Sah

Provinsi 145729 2283 9573 12435

KabKota 56706 6445 9134 55189

Total 202435 8727 18707 67624

Kontribusi 6805 293 629 2273

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

000

50000

100000

150000

200000

250000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)

000500000

100000015000002000000

BelanjaPemerintah

Transfer

2020 1634738 134176

2021 1792091 139768

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II9 Belanja Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB

(dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

15

a Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah Dari total Belanja Konsolidasi komponen terbesar berasal dari sisi Belanja Pegawai sebesar Rp579787 miliar atau sebesar 5948 dari total Belanja Operasi disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 293881 miliar atau sebesar 3015

b Analisis pertumbuhan (growth) Belanja Pemerintah dan TKDD Meskipun terdapat pertumbuhan belanja antara Triwulan III-2020 dibandingkan dengan Triwulan III-2021 sebesar 921 namun terjadi penurunan signifikan pada pos Belanja Tak Terduga sebesar 9087 atau dari Rp29450 miliar pada tahun 2020 menjadi hanya Rp2688 miliar pada tahun 2021 Penurunan realisasi Belanja Tak Terduga ini diakibatkan oleh dampak pandemi yang terjadi pada gelombang kedua telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai sehingga terjadi penurunan realisasi yang signifikan dari pagu yang telah disediakan

c Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB

Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Namun sampai dengan triwulan III 2021 rasio belanja pemerintah masih berada di bawah rasio belanja tahun 2020 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja

pemerintah daerah Pada tahun 2020 rasio belanja pemerintah relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB dan kenaikan belanja Kenaikan belanja pemerintah daerah relatif lebih tinggi saat terjadinya pandemi namun tidak diikuti oleh pertumbuhan PDRB sehingga rasio belanja meningkat

233 SurplusDefisit Konsilidasian

Sampai dengan Triwulan III-2021 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Barat masih dalam posisi defisit Rp889280 miliar Posisi defisit ini disumbang oleh deficit dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1402585 miliar dan surplus dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 366161 miliar Kondisi ini turun sebesar 977 dibanding defisit yang terjadi pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 985539 miliar

Tahun Belanja

Pemerintah Konsolidasian

PDRB Belanja PDRB

2021 (sd TW III)

1792091 17060760 1050

2020 3255080 21400175 1521

2019 3076373 21215033 1450

2018 2939933 19413822 1514

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaBunga

Subsidi HibahBelanjaModal

BelanjaTak

Terduga

BantuanSosial

PUSAT 282351 249688 000 000 000 175327 000 383

DAERAH 579787 293881 152 000 99427 106928 2687 1481

TOTAL 862138 543569 152 000 99427 282255 2687 1863

KONTRIBUSI 4811 3033 001 000 555 1575 015 010

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian

Pusat Daerah Konsolidasi

Defisit -1402585 366161 -1036424

13533 -3533 10000

-6000

-4000

-2000

000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

-1600000

-1400000

-1200000

-1000000

-800000

-600000

-400000

-200000

-

200000

400000

600000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II11

SurplusDefisit Konsolidasian

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian

terhadap PDRB (dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

3

42876

38439 38227

37122 36507

38071

40734 40151

38192 38370

40551

38135

39032 38743 38881 38708

36973

37841

37047 36677

37071 36789

902

800

848

817796

824

874

854

807 803

844

787 800788

786 777

737 749

728 717 724 715

680

730

780

830

880

930

980

32000

34000

36000

38000

40000

42000

44000

Maret2010

Maret2011

Sept2011

Maret2012

Sept2012

Maret2013

Sept2013

Maret2014

Sept2014

Maret2015

Sept2015

Maret2016

Sept2016

Maret2017

Sept2017

Maret2018

Sept2018

Maret2019

Sept2019

Maret2020

Sept2020

Maret2021

Grafik I4 Perkembangan Kemiskinan Kalimantan Barat

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat pada Maret 2021 mencapai 36789 ribu orang Terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 282 ribu orang dibandingkan September 2020 Jika dibandingkan dengan angka Maret tahun sebelumnya jumlah penduduk miskin bertambah sebanyak 112 ribu orang

Berdasarkan derah tempat tinggal sesuai dengan Grafik V disamping pada periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen Empat jenis komoditi yang paling berpengaruh terhadap kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras rokok kretek filter telur ayam ras dan daging ayam ras Sedangkan tiga jenis komoditi bukan makanan yang paling dominan adalah biaya perumahan bensin dan listrik

122 Pengangguran

Grafik I5 Disparitas Kemiskinan Desa-Kota

Sumber data BPS kalimantan Barat (diolah)

Grafik I6 Tingkat Pengangguran Prov Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

4

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582

persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020 Dimana TPT laki-laki sebesar 620

persen lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 521 persen Sedangkan pada Agustus

2021 TPT perkotaan (957 persen) lebih tinggi hampir tiga kali lipat TPT di Daerah perdesaan (386

persen) Dalam beberapa kurun waktu terakhir distribusi pekerja di Kalimantan Barat mayoritas

berada di sektor informal Tercatat per Agustus 2021 sebanyak 151 juta orang (6087 ) penduduk

yang bekerja berada di sektor informal dan sisanya sebesar 97132 ribu orang (3913) berada di

sektor formal Pada tataran nasional tingkat pengangguran Kalimantan Barat tersebut masih

dibawah tingkat pengangguran nasional yang mencapai 649 persen

Pada Agustus 2021 sejumlah 21606 ribu orang telah terdampak pandemi COVID-19 Kabar baiknya

jumlah ini turun 11015 ribu orang dibandingkan Agustus 2020 Optimisme akan berbagai upaya

pemerintah termasuk adanya program vaksinasi dalam menekan laju jumlah kasus COVID-19 dan

upaya pemulihan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu mendorong

peningkatan lapangan kerja serta mengurangi jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat

123 Ketimpangan Pendapatan

Pada Maret 2021 tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Kalimantan Barat yang diukur oleh

Gini Ratio adalah sebesar 0313 Angka ini turun sebesar 0012 poin jika dibandingkan dengan Gini

Ratio September 2020 yang sebesar 0325 Sementara jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret

2020 (0317) tercatat penurunan yang ebih kecil sebesar 0004 poin Gini Ratio daerah perkotaan

pada Maret 2021 tercatat sebesar 0341 naik sebesar 0012 poin dibandingkan dengan Gini Ratio

September 2020 yang sebesar 0329

Dibandingkan dengan Gini Ratio setahun sebelumnya tercatat peningkatan (0006 poin) yaitu pada

posisi 0335 pada Maret 2020 Sementara itu Gini Ratio di daerah perdesaan pada Maret 2021

tercatat sebesar 0267 atau turun sebesar 0006 poin dibanding angka September 2020 sebesar

0273 dan tercatat turun sebesar 0005 poin terhadap Gini Ratio Maret 2020 yang tercatat sebesar

0272

Pada Maret 2021 distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 2127

persen Artinya pengeluaran penduduk berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah Apabila

dirinci menurut wilayah di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 1957 persen sedangkan

perdesaan mencatat angka yang lebih tinggi yaitu sebesar 2318 persen Artinya baik di daerah

perkotaan maupun perdesaan di Kalimantan Barat termasuk dalam kategori ketimpangan rendah

0377

03510341 0344

03350329

0341

0277 0278 0281 02790272 0273

0267

0339

0327 03270318 0317

03250313

Maret-18 Sept-18 Maret-19 Sept-19 Maret-20 Sept-20 Maret-21

Kota Desa Kota+Desa

Grafik I7 Distribusi Pendapatan Masyarakat Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

5

10286 10325 10326 1031 10329 10293 10339 10359 10348 10468 10568 10667

11497 11701 11698 11731 12082 1228 12441 12737 12681 13056 13425 13763

Nov 20 Des Jan 21 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

Nasional Kalbar

124 Nilai Tukar Petani

Pada bulan Oktober NTP Kalimantan Barat sebesar 13763 dengan NTP masing- masing subsektor tercatat sebesar 9405 untuk subsektor tanaman pangan (NTP-P) 10569 untuk sub sektor hortikultura (NTP-H) 1610218 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR) 10077 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 10588 untuk subsektor perikanan (NTNP) Kabar baiknya NTP Provinsi Kalimantan Barat selalu berada pada level surplus dan lebih tinggi daripada NTP Nasional yang artinya kesejahteraan petani di Kalimantan Barat lebih baik daripada level nasional Adanya kenaikan NTP pada bulan Oktober 2021 ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal

125 Nilai Tukar Nelayan

Pada Provinsi Kalimantan Barat Nilai Tukar Nelayan tidak dihitung secara spesifik namun masuk

dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi

lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan Oktober

2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat naik sebesar 038 persen Hal ini terjadi karena

It naik sebesar 057 persen sedangkan Ib naik sebesar 019 persen

Pada Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada Oktober 2021 turun sebesar 004 persen Hal ini

terjadi karena It meningkat sebesar 013 persen lebih rendah dari peningkatan Ib sebesar 016

persen Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga berbagai komoditas Subsektor Perikanan

Tangkap sebesar 057 persen dan subsector Perikanan Budidaya sebesar 013 persen Sedangkan

kenaikan Ib sebesar 018 persen disebabkan kenaikan indeks kelompok IKRTsebesar 015 persen

dan indeks kelompok BPPBM sebesar 024 persen

Grafik I8

Perkembangan NTP Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

BAB II

ANALISIS FISKALREGIONAL

6

21 Pelaksanaan APBN

Sampai dengan triwulan III tahun 2021 alokasi dana APBN masih sangat berperan dalam menggerakkan perekonomian dan mengatasi pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Realiasi pendapatan Kalimantan Barat dalam tekanan berkurangnya aktivitas perekonomian masyarakat masih mengalami pertumbuhan sebesar 1087 sedangkan belanja negara tumbuh negatif 924 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Belanja Pemerintah Pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 namun Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa mengalami pertumbuhan negatif 1585

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu belanja sejalan dengan prioritas Pemerintah Di masa pandemi COVID-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas Pemerintah khususnya dalam mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis

Realisasi APBN antara triwulan III tahun 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebagaimana tabel II1

Tabel II1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

Uraian

2020 2021

Growth Pagu Realisasi

Realisasi Pagu Realisasi

Realisasi

A PENDAPATAN NEGARA 733266 539417 7356 830880 677664 8156 1087

I PENERIMAAN DALAM NEGERI 733266 539417 7356 820702 676068 8238 11 98

1 Penerimaan Pajak 635639 420175 6610 738041 508445 6889 422

2 Bea Cukai 44991 56607 12582 33842 100938 29827 13706

3 PNBP 52636 62635 11900 48820 66685 13659 1479

II HIBAH 000 000 - 10178 1596 1568 -

1 Hibah 000 000 - 10178 1596 1568 -

B BELANJA NEGARA 2840900 2134233 7513 3039749 2072659 6819 -924

I BELANJA PEMERINTAH PUSAT 943876 552084 5849 1095018 707749 6463 1050

1 Belanja Pegawai 385326 270911 7031 389560 282351 7248 309

2 Belanja Barang 388981 204332 5253 389085 249688 6417 2216

3 Belanja Modal 168468 76364 4533 315588 175327 5556 2256

4 Belanja Bantuan Sosial 1102 477 4326 785 383 4872 1262

5 Belanja Lain-lain 000 000 - 000 000 - -

IITRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 1897024 1582148 8340 1944731 1364910 7019 -1585

1 Transfer ke Daerah 1694956 1422744 8394 1738598 1224977 7046 -1606

a Dana Perimbangan 1654531 1388755 8394 1720299 1214698 7061 -1588

1) Dana Alokasi Umum 1097756 922099 8400 1084421 863895 7966 -516

2) Dana Bagi Hasil 73421 48316 6581 91245 73833 8092 2296

3) Dana Alokasi Khusus 483355 418340 8655 544632 276970 5085 -4124

Dana Alokasi Khusus Fisik 182261 170001 9327 239863 70849 2954 -6833

Dana Alokasi Khusus Non Fisik 301094 248339 8248 304770 206120 6763 -1800

d Dana Insentif Desa 40425 33989 8408 18299 10280 5617 -3319

2 Dana Desa 202068 159404 7889 206133 139933 6788 -1395

C SURPLUS DEFISIT -2107635 -1594816 7567 -2208869 -1394995 6315 -1654

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

211 Pendapatan Negara

a Analisa Kontribusi Pendapatan Negara dan Hibah

Total pendapatan negara sampai dengan periode

triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar

mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan

periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417

miliar Komposisi utama dari pendapatan negara

berasal dari penerimaan perpajakan sebesar

Rp508445 atau 7503 Bea Cukai Rp100938 miliar

atau 1489 PNBP sebesar Rp66685 atau 984

dan Hibah sebesar Rp1596 atau 024

000

200000

400000

600000

Pajak Bea Cukai PNBP Hibah

2020 420175 56607 62635 0

2021 508445 100938 66685 1596

Grafik II1 Komponen Pendapatan Negara Triwulan III

2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

7

b Analisis Pertumbuhan Penerimaan Perpajakan

1) Penerimaan Pajak

Penerimaan sektor perpajakan Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III 2021 tercatat 6889 persen dari target tahun 2021 sebesar Rp738 triliun Terjadi pertumbuhan penerimaan sebesar Rp88270 miliar atau 422 persen jika dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama tahun 2020 Pertumbuhan positif penerimaan pajak di Kalbar juga didukung kesadaran wajib pajak yang semakin tinggi Terdapat 5 sektor penyumbang penerimaan pajak Kalbar sebesar 7775 kontribusinya dengan pertumbuhan 1322 Kelima sektor tersebut yaitu Perdagangan besar dan eceran Pertanian kehutanan dan perikanan Industri pengolahan Jasa keuangan dan Asuransi serta Transportasi dan pergudangan Sedangkan kontribusi sebesar 2225 disumbangkan selain 5 sektor tersebut dengan pertumbuhan 610 Dominasi penerimaan perpajakan berasal dari PPh sebesar Rp209875 miliar PPN dan PTLL sebesar Rp265420 miliar Sisanya disumbangkan dari penerimaan PBB dan Pajak Lainnya sebesar Rp3315 miliar

2) Penerimaan Bea Cukai

Penerimaan sektor Bea dan Cukai wilayah

Kalimantan Bagian Barat periode triwulan III 2020

sebesar Rp100938 miliar atau naik 7831 persen

bila dibandingkan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Penerimaan Bea dan Cukai

menyumbangkan kontribusi kepada pendapatan

negara sebesar 1489 persen Secara agregat

penerimaan sektor Bea Cukai telah mencapai

29827 persen melampaui target Nilai devisa

ekspor sampai dengan triwulan III 2021 mengalami

kenaikan Beberapa komoditi potensial

penyumbang devisa meliputi CPO dan turunannya

Washed Bauksit Smelter Grade dan Chemical

Grade Alumina Karet Alam Plywood dan Barang

dari Kayu Kelapa Bulat Residu Rokok Pasir

Zirkon Karet Sintetik serta Komoditas lain

c Analisis Komposisi PNBP

Penerimaan Negara Bukan Pajak sampai dengan periode triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan

sebesar Rp4050 miliar atau 1479 persen dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Komposisi kontribusi PNBP kepada pendapatan negara sebesar 984 persen

Penerimaan PNBP disumbangkan secara signifikan dari peningkatan layanan BLU Pemerintah

Pusat dengan jumlah Rp36863 miliar atau 5528 dari total penerimaan PNBP Rp66685 miliar

Sedangkan kontribusi PNBP Lainnya sebesar Rp29822 miliar atau 4472 dengan sumbangan

utama dari PNBP POLRI serta PNBP Pelabuhan dan Pelayaran

000100000200000300000400000500000600000

PPh PPNdanPTLL

PBB PL Total

2020 204808 201714 8872 5837 421231

2021 209875 265420 21982 11168 508445

Grafik II2 Penerimaan Perpajakan Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

000

50000

100000

150000

BeaMasuk

BeaKeluar

Cukai Total

2020 1904 52695 2008 56607

2021 2090 95218 3631 100938

1904

52695

2008

566072090

95218

3631

100938

Grafik II3 Penerimaan Bea Cukai Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

8

d Analisa tax rasio terhadap PDRB

Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah

Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan

triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax

ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara

langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun

faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung

adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan

utamanya insentif perpajakan yang masih

berlangsung di beberapa sektor

e Analisis perpajakan sektoral terhadap PDRB menurut lapangan usaha

Berdasarkan rilis data BPS Kalbar periode triwulan III 2021 ada beberapa bidang usaha yang mulai

tumbuh antara lain

1) Sektor Pertanian Produksi kelapa sawit meningkat lebih besar dibandingkan tahun lalu untuk memenuhi permintaan CPO yang tinggi pada pasar global Selain itu produksi sektor kehutanan tercermin dari data kayu bulat yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya

2) Industri pengolahan tumbuh positif Dibandingkan tahun sebelumnya volume muat CPO mengalami peningkatan Data Purchasing Managerrsquos Index (PMI) sektor makanan minuman dan tembakau juga meningkat

3) Sektor Kontruksi tumbuh positif Realisasi pengadaan semen Asosiasi Semen Indonesia (ASI) meningkat Selain itu berdasarkan data bongkar semen dan tiang pancang naik meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

4) Sektor perdagangan tumbuh positif Realisasi pajak kendaraan BBN KB-I meningkat dibandingkan tahun lalu Selain itu berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) dan volume bongkar kendaraan juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

5) Sektor Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh positif Terdapatnya kasus baru covid-19 yang pada triwulan III menyebabkan aktivitas rumah sakit kembali meningkat sehingga menyebakan layanan jasa kesahatan dan kegiatan sosial mengalami peningkatan

212 Belanja Negara

a Analisis Belanja Negara

Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan triwulan III 2021 mencapai Rp707749 atau 3415 persen dari total realisasi belanja APBN Belanja pemerintah sebagai stimulus perekonomian Kalbar meliputi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami pertumbuhan positif 1050

Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa periode triwulan III 2021 sebesar Rp1364910 atau 6585 persen dari total belanja APBN Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen

b Analisis pertumbuhan Belanja Pemerintah Pusat dan TKDD

Berdasarkan data realisasi belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 sebagai pendorong laju pertumbuhan ekonomi di masa pandemic covid-19 Pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat yang diprioritaskan untuk kenaikan belanja gaji pegawai belanja bantuan sosial belanja barang untuk penanganan covid-19 dan pembayaran insentif tenaga kesehatan

Tahun Penerimaan Perpajakan

PDRB Perpajakan

PDRB

2021 (sd TW III)

508445 17060760 298

2020 652141 21400175 305

2019 678830 21215033 320

2018 645326 19413822 332

Sumber DJP dan BPS (diolah)

Tabel II2 Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap

PDRB di Kalbar (dalam miliar rupiah)

9

Sedangkan realisasi TKDD mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 Penyaluran DAK Fisik baru terealisasi sebesar 2954 persen dari total pagu sebesar Rp23986 miliar atau menurun 6833 persen miliar Sebagian besar alokasi DAK Fisik untuk pengadaan sarana dan prasarana fisik yang masih dalam proses lelang sehingga penyerapan anggaran belum optimal

c Analisis kemanfaatan Belanja Pemerintah Pusat

Kebijakan dan alokasi anggaran belanja negara termasuk kebijakan anggaran belanja pemerintah pusat sebagai salah satu instrumen utama kebijakan fiskal menempati posisi yang sangat strategis dalam mendukung akselerasi pembangunan yang berkelanjutan dan berdimensi kewilayahan untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah sejalan dengan prioritas pemerintah Di masa pandemi covid-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas utama khususnya dalam rangka mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis Realisasi belanja pemerintah pusat telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu

d Manajemen Investasi Pemerintah

Investasi Pemerintah Pusat adalah Kredit Program berupa pemberian tambahan modal usaha kepada UMKM lingkup Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III tahun 2021 telah tersalurkan sebesar Rp293784 miliar (75903 UMKMdebitur)

213 SurplusDefisit

Realisasi pendapatan APBN Provinsi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi defisit anggaran sebesar Rp1394995 miliar Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 dengan besaran defisit sebesar Rp1594816 terjadi penurunan tingkat defisit 1664 persen

214 Prognosis APBN

Perkiraan realisasi APBN sampai dengan akhir tahun 2021 diperoleh dengan menggunakan penghitungan analisa trand dan atau rata-rata untuk penerimaan pendapatan dan belanja negara melalui data historis tahun 2018 sampai dengan tahun 2020

Tabel II3 Perkiraan Ralisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar sd Akhir Tahun 2021

Uraian 2018 2019 2020 2021

PENDAPATAN NEGARA 768292 871660 834384 890871

1 Penerimaan Pajak 64012 727547 676488 717751

2 Bea dan Cukai 4201 61735 75520 93264

3 PNBP 8616 82378 82376 79856

BELANJA NEGARA 2969551 3001701 2760700 2701800

1 Belanja Pemerintah Pusat 1039925 967435 879993 802519

2 Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa 1929626 2034266 1880707 1899281

SURPLUS DEFISIT (2201259) (2130041) (1926316) (1810929)

Sumber data OMSPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bag Barat

-

500

1000

1500

2000

2500

3000

KalimantanBarat

Sambas

Mempawa

h

Sanggau

Ketapang

Sintang

Kapuas

Hulu

Bengkayang

Landak

Sekadau

Melawi

Kayong

Utara

KubuRaya

Pontianak

Singkawan

g

Jumlah

Debitur 22 7555 4742 8861 6489 6231 4768 4913 5423 3096 2238 1328 9404 7534 3299 7590

Nilai Akad 9943 2903 1742 3058 2768 2755 1654 1536 1872 1340 9623 4536 3234 3631 1455 2937

Nilai Outstanding 6061 2554 1485 2639 2357 2412 1380 1343 1680 1217 8653 3957 2731 3020 1245 2533

Mili

ar

Grafik II4

Penyaluran KUR Lingkup Kalimantan Barat sd Triwulan III 2021

Sumber Sistem Informasi Kredit Program (SIKP)

10

Perkiraan Pendapatan Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 sebesar Rp890871 miliar

terdiri dari perkiraan Penerimaan Pajak sebesar Rp717751 penerimaan Bea dan Cukai sebesar

Rp93264 miliar dan perkiraan PNBP sebesar Rp79856

Perkiraan Belanja Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 akan tercapai sebesar Rp27018

miliar Belanja pemerintah pusat diperkirakan sebesar Rp802519 miliar dan Belanja Transfer ke

Daerah dan Dana Desa diperkirakan akan terserap sebesar Rp1899281 miliar

215 Analisis Capaian Output Layanan Dasar Publik

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi

1) Sektor pendidikan bersumber dana APBN merupakan Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar Output strategis yang ditargetkan antara lain berupa Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah 40104 orang Bantuan Pendidikan Tinggi 628 orang Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 2303 orang dan Sarana Pendukung Pembelajaran sebanyak 30 paket

2) Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Output yang ditargetkan antara lain Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 9989 unit Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat 1168 SR Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) 1389 m Jalan Strategis (ProPN) 110 KM dan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) 151 KM

3) Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar Output yang ditargetkan antara lain Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi 234 orang Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) 300 orang Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan 1 paket dan Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes 1 paket

22 Pelaksanaan APBD

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 telah memaksa pemerintah untuk membatasi pergerakan masyarakat terlebih saat adanya gelombang kedua pandemi di Indonesia yang terjadi pada akhir Juni hingga Juli 2021 Hal ini memberikan dampak yang cukup signifikan pada aktivitas masyarakat dan berimbas pada kegiatan produksi konsumsi hingga laju pertumbuhan ekonomi Pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi

Tabel II4 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

sd Akhir Triwulan III Tahun 2020 dan 2021

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

PENDAPATAN 2633280 1820273 6913 2568471 1681253 6546 -531

PENDAPATAN ASLI DAERAH 460106 269612 5860 477763 231436 4844 -1733 Pajak Daerah 302992 184136 6077 311923 155897 4998 -1776 Retribusi Daerah 15453 11617 7518 15281 8372 5479 -2712 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 20028 18936 9455 21220 17852 8413 -1102 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 121633 54923 4515 129339 49314 3813 -1556

PENDAPATAN TRANSFER 2044468 1529438 7481 2027702 1427694 7041 -588 Transfer dari Pemerintah Pusat 1802572 1413602 7842 1720299 1214698 7061 -996 Dana Bagi Hasil Pajak atau Bagi Hasil Bukan Pajak 59779 48919 8183 91245 73833 8092 -112 Dana Alokasi Umum 1234375 965144 7819 1084421 863895 7966 189 Dana Alokasi Khusus 508418 399539 7858 544632 276970 5085 -3529

11

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

Transfer antar Daerah 90186 48854 5417 82971 62784 7567 3969 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 81221 48794 6008 82971 58612 7064 1759 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 8965 060 067 000 4172 000 000 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 151710 66982 4415 224432 150212 6693 5159

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 128706 21222 1649 63006 22123 3511 11295 Pendapatan Hibah 50905 16309 3204 12657 21731 17169 43591 Pendapatan Lainnya 77801 4913 632 50350 392 078 -8766

BELANJA DAERAH 2697978 1216830 4510 2705329 1226920 4535 056

BELANJA OPERASI 1788473 955565 5343 1727155 926999 5367 045 Belanja Tidak Langsung 992176 710565 7162 1003483 666505 6642 -726 Belanja Pegawai 806104 578173 7172 910353 566012 6217 -1331 Belanja Bunga 200 174 8715 400 152 3793 -5647 Belanja Subsidi 000 000 000 000 000 000 000 Belanja Hibah 179277 128945 7192 87194 98780 11329 5751 Belanja Bantuan sosial 6594 3273 4964 5536 1427 2577 -4809 Belanja Lainnya 000 000 000 000 136 000 000 Belanja Langsung 796297 245000 3077 723671 260493 3600 1699 Belanja Pegawai 113729 000 000 000 000 000 000 Belanja Barang dan Jasa 682569 245000 3589 723671 260493 3600 028

BELANJA MODAL 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540 Belanja Modal 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540

BELANJA TAK TERDUGA 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857 Belanja Tak Terduga 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857

BELANJA TRANSFER 391164 134176 3430 418083 202044 4833 4089 TransferBagi Hasil Pendapatan 78597 53974 6867 108271 62303 5754 -1620 Belanja Bantuan Keuangan 312567 80203 2566 309813 139741 4510 7578

SURPLUSDEFISIT -64699 603442 -93270 -136858 454333 -33197 -6441 PEMBIAYAAN 95268 111882 11744 101027 106210 10513 -1048 Penerimaan Pembiayaan 116283 131717 11327 126342 116210 9198 -1880 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 103628 131717 12711 112941 102245 9053 -2878 Pencairan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Hasil Penjualan KD yang Dipisahkan 000 000 000 000 000 000 000 Penerimaan Pinjaman Daerah 12650 000 000 13397 13965 10424 000 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 005 000 000 005 000 000 000 Penerimaan Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan 21015 19835 9439 25315 10000 3950 -5815 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo 8475 8475 10000 9500 000 000 -10000 Penyertaan Modal Daerah 12540 11360 9059 15815 10000 6323 -3020 Pembentukan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Pemberian Pinjaman Daerah 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) 30569 715325 234001 -35831 560543 -156443 -16686

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

Berdasarkan Tabel II1 dapat diketahui bahwa Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

221 Pendapatan Daerah

Pada sisi pendapatan capaian tertinggi terdapat pada Pendapatan Transfer Daerah yaitu sebanyak Rp1427694 miliar atau sekitar 7041 dari total realisasi pendapatan Secara lebih khusus capaian tertinggi dari Pendapatan Transfer Daerah terdapat pada sisi Transfer dari Pemerintah Pusat yaitu sebesar Rp 1214698 miliar atau sekitar 7224 dari total seluruh pendapatan daerah

Sementara untuk sisi Pendapatan Asli Daerah total realisasi adalah sebesar 5947 turun sebesar 1396 dibanding tahun 2020 pada periode yang sama (year on year) Penurunan ini dikarenakan adanya gelombang kedua pandemi yang terjadi pada awal Triwulan III mengakibatkan adanya kontraksi ekonomi sehingga memaksa pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan yang lebih ketat dan berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian sehingga terjadi penurunan yang cukup besar pada retribusi daerah dan pajak daerah dibanding tahun sebelumnya

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021

PENDAPATAN ASLIDAERAH

PENDAPATANTRANSFER

LAIN-LAINPENDAPATAN

DAERAH YANG SAH

PAGU 477763 2027702 63006

REALISASI 231436 1427694 22123

realisasi 4844 7041 3511

GROWTH (y-o-y) -1733 -1606 11295

-2500

000

2500

5000

7500

10000

12500

000

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

12

222 Belanja Daerah

Pada APBD Kalbar 2021 pagu belanja adalah sebesar Rp 2705329 miliar dengan realisasi hingga Triwulan III adalah sebesar Rp1226920 miliar atau sekitar 4535 Di antara semua sisi belanja belanja operasi dan belanja transfer mengalami pertumbuhan positif dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Sedangkan untuk belanja modal dan belanja tak terduga mengalami pertumbuhan negatif khususnya pada belanja tak terduga yang mengalami penurunan sebesar 9857 Hal ini diakibatkan oleh adanya alokasi yang besar pada Belanja Tak Terduga sebagai antisipasi adanya gelombang pandemi Covid-19 yaitu sebesar Rp30354 miliar namun realisasi anggaran sampai akhir Triwulan III hanya sebesar Rp 2567 miliar atau hanya sekitar 846 hal ini dikarenakan gelombang kedua yang terjadi telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai pada akhir September Hal ini berbeda jauh dari kondisi tahun 2020 dimana belum ada persiapan anggaran untuk Belanja Tak Terduga sehingga pagu yang tersedia hanya sebesar Rp4964 miliar namun realisasi yang terjadi sebesar Rp 29450 miliar atau sekitar 5933

223 SurplusDefisit APBD

Dengan kondisi penyerapan belanja yang masih belum maksimal kondisi yang terjadi hingga Triwulan III 2021 adalah surplus sebesar Rp454333 miliar Hal ini berbeda jauh dengan rencana anggaran dimana pagu menunjukkan kondisi defisit sebesar Rp113897 miliar Selain dikarenakan sangat rendahnya penyerapan pada Belanja Tak Terduga yang masih berada di bawah 10 kondisi surplus yang terjadi juga diakibatkan oleh penyerapan beberapa belanja yang masih belum maksimal seperti penyerapan terendah yang ada pada sisi Belanja ada pada Belanja Modal yang baru terserap sebesar Rp 95309 miliar dari total pagu Rp529736 miliar atau sekitar 1799 Selanjutnya penyerapan yang masih rendah lainnya adalah pada sisi Belanja Barang dan Jasa yang baru terserap sebesar Rp260493 miliar dari total Rp723671 miliar atau hanya sekitar 36

224 Pembiayaan Daerah

Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran rencana anggaran untuk pembiayaan tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran Sedangkan dari sisi pengeluaran pembiayaan belum ada realisasi dari Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo dengan pagu sebesar Rp95 miliar sementara untuk Penyertaan Modal Daerah telah terealisasi sebesar Rp100 miliar atau sekitar 6323 dari total pagu Rp15815 miliar

225 Prognosis APBD

Tahun 2021 merupakan momentum untuk memulihkan ekonomi pasca hantaman pandemi di tahun pertama serta mempercepat berbagai program untuk memperkuat ketahanan menghadapi gelombang pandemi yang akan datang seperti program vaksinasi Di tengah upaya keras untuk menangani masalah kesehatan dan memulihkan ekonomi prognosis untuk anggaran pendapatan mengalami penurunan sedangkan untuk prognosis belanja mengalami peningkatan sehingga untuk kondisi yang diproyeksikan adalah defisit sebesar Rp65631 miliar sebagaimana tabel di bawah ini

BELANJAOPERASI

BELANJAMODAL

BELANJATAK

TERDUGA

BELANJATRANSFER

PAGU 1727155 529736 30355 418083

REALISASI 926999 95310 2568 202044

realisasi 5367 1799 846 4833

GROWTH (yoy) 045 -540 -9857 4089

-12000-10000-8000-6000-4000-20000002000400060008000

000200000400000600000800000

100000012000001400000160000018000002000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II6

Komposisi Belanja Triwulan III-2021

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

13

Tabel II5

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021

(dalam miliar rupiah)

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan Lampiran I Peraturan Pemerintah No71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik (reciprocal accounts)

LKPK Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana tabel berikut

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021

Uraian TW III - 2020 TW III - 2021

Growth Konsolidasian Pusat Daerah Konsolidasian

Pendapatan Negara 783375 669910 1683078 1042579 3309

Pendapatan Perpajakan 654482 603225 202435 805660 2310

Pendapatan Bukan Pajak 128893 66685 104481 171166 3280

Hibah 000 0 15268 2319 000

Transfer 000 0 1360893 63434 000

Belanja Negara 1768914 2072495 1316917 1931859 921

Belanja Pemerintah 1634738 707749 1084342 1792091 963

Transfer 134176 1364746 232575 139768 417

SurplusDefisit -985539 -1402585 366161 -889280 -977

Pembiayaan 111882 0 76401 76401 -3171

Penerimaan Pembiayaan Daerah 131717 0 95901 95901 -2719

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 19835 0 195 195 -169

Sisa Lebih (Kurang) -873657 -1402585 442562 -812879 -696

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

231 Pendapatan Konsolidasian

Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

Uraian Realisasi Prognosis

2018 2019 2020 2021

Pendapatan 2422952 2563928 2355545 2329837

Pendapatan Asli Daerah 390903 404671 381430 382862

Pendapatan Transfer 1985433 2084816 1865863 1859133

Lain-Lain Pendapatan Daerah 46616 74442 108253 87842

Belanja Daerah 2345817 2510634 2375111 2395468

Belanja 1979867 2107845 2032758 2048701

Transfer 365950 402789 342353 346767

SurplusDefisit 77135 53295 -19566 -65631

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

PendapatanPerpajakan

PendapatanBukan Pajak

Hibah Transfer

2020 654482 128893 000 000

2021 805660 171166 2319 63434

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Realisasi Pendapatan sampai dengan tahun

2020 mencapai Rp2355545 miliar sementara

untuk realisasi belanja sebesar Rp2375111

miliar sehingga terdapat defisit sebesar

Rp19566 miliar Melihat trend pendapatan

yang fluktuatif dari tahun ke tahun untuk

prognosis pendapatan di akhir tahun 2021

(Triwulan IV) adalah sebesar Rp2329837

miliar sedangkan untuk prognosis belanja

adalah sebesar Rp2395468 miliar sehingga

diperoleh proyeksi kondisi untuk akhir tahun

2021 adalah defisit sebesar Rp65631 miliar

14

a Analisis kontribusi komponen Pendapatan Konsolidasian Kontribusi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Daerah menyumbang jumlah yang cukup besar dengan kontribusi paling besar dari sisi Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar Rp297494 miliar disusul oleh Pendapatan Transfer sebesar Rp1360893 miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp24691 miliar

b Analisis pertumbuhan (growth) komponen Pendapatan Konsolidasian Meskipun pandemi masih terjadi namun perekonomian di Kalbar sudah mulai menuju pada kemandirian hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada pos Pendapatan Asli Daerah Triwulan III-2021 sebesar Rp 27881 miliar atau sekitar 1034 dari Triwulan III-2020 Kenaikan pada PAD disokong paling besar oleh Pajak Daerah yang berkontribusi sebesar Rp202435 miliar atau sekitar 6805 dari total PAD Dibandingkan dengan tahun 2020 pendapatan dari pajak daerah ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp18299 miliar atau sekitar 10 dari total pajak daerah yang berhasil dihimpun pada periode yang sama di tahun sebelumnya

c Analisis tax ratio atau rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Namun pada triwulan III 2021 tax ratio terhadap PDRB menunjukkan perbaikan dimana ada kenaikan meskipun tidak sebesar di

tahun-tahun sebelum pandemi melanda Sinyal positif ini merupakan tanda adanya keberhasilan atas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi salah satu program utama pemerintah disamping pemulihan kesehatan melalui vaksinasi yang mulai digalakkan sejak awal tahun 2021 Tentunya hal ini harus terus didukung oleh administrasi perpajakan yang terus disempurnakan serta perbaikan struktur ekonominya

232 Belanja Konsolidasian

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Tahun Pajak

Konsolida-sian

PDRB Pajak

Konsolidasi PDRB

2021 (sd TW III)

805660 17060760 472

2020 976373 21400175 456

2019 1094835 21215033 516

2018 969055 19413822 499

Pajak Daerah Retribusi Daerah

HasilPengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

Lain-lainPendapatan AsliDaerah yang Sah

Provinsi 145729 2283 9573 12435

KabKota 56706 6445 9134 55189

Total 202435 8727 18707 67624

Kontribusi 6805 293 629 2273

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

000

50000

100000

150000

200000

250000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)

000500000

100000015000002000000

BelanjaPemerintah

Transfer

2020 1634738 134176

2021 1792091 139768

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II9 Belanja Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB

(dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

15

a Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah Dari total Belanja Konsolidasi komponen terbesar berasal dari sisi Belanja Pegawai sebesar Rp579787 miliar atau sebesar 5948 dari total Belanja Operasi disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 293881 miliar atau sebesar 3015

b Analisis pertumbuhan (growth) Belanja Pemerintah dan TKDD Meskipun terdapat pertumbuhan belanja antara Triwulan III-2020 dibandingkan dengan Triwulan III-2021 sebesar 921 namun terjadi penurunan signifikan pada pos Belanja Tak Terduga sebesar 9087 atau dari Rp29450 miliar pada tahun 2020 menjadi hanya Rp2688 miliar pada tahun 2021 Penurunan realisasi Belanja Tak Terduga ini diakibatkan oleh dampak pandemi yang terjadi pada gelombang kedua telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai sehingga terjadi penurunan realisasi yang signifikan dari pagu yang telah disediakan

c Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB

Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Namun sampai dengan triwulan III 2021 rasio belanja pemerintah masih berada di bawah rasio belanja tahun 2020 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja

pemerintah daerah Pada tahun 2020 rasio belanja pemerintah relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB dan kenaikan belanja Kenaikan belanja pemerintah daerah relatif lebih tinggi saat terjadinya pandemi namun tidak diikuti oleh pertumbuhan PDRB sehingga rasio belanja meningkat

233 SurplusDefisit Konsilidasian

Sampai dengan Triwulan III-2021 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Barat masih dalam posisi defisit Rp889280 miliar Posisi defisit ini disumbang oleh deficit dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1402585 miliar dan surplus dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 366161 miliar Kondisi ini turun sebesar 977 dibanding defisit yang terjadi pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 985539 miliar

Tahun Belanja

Pemerintah Konsolidasian

PDRB Belanja PDRB

2021 (sd TW III)

1792091 17060760 1050

2020 3255080 21400175 1521

2019 3076373 21215033 1450

2018 2939933 19413822 1514

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaBunga

Subsidi HibahBelanjaModal

BelanjaTak

Terduga

BantuanSosial

PUSAT 282351 249688 000 000 000 175327 000 383

DAERAH 579787 293881 152 000 99427 106928 2687 1481

TOTAL 862138 543569 152 000 99427 282255 2687 1863

KONTRIBUSI 4811 3033 001 000 555 1575 015 010

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian

Pusat Daerah Konsolidasi

Defisit -1402585 366161 -1036424

13533 -3533 10000

-6000

-4000

-2000

000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

-1600000

-1400000

-1200000

-1000000

-800000

-600000

-400000

-200000

-

200000

400000

600000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II11

SurplusDefisit Konsolidasian

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian

terhadap PDRB (dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

4

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582

persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020 Dimana TPT laki-laki sebesar 620

persen lebih tinggi dibanding TPT perempuan yang sebesar 521 persen Sedangkan pada Agustus

2021 TPT perkotaan (957 persen) lebih tinggi hampir tiga kali lipat TPT di Daerah perdesaan (386

persen) Dalam beberapa kurun waktu terakhir distribusi pekerja di Kalimantan Barat mayoritas

berada di sektor informal Tercatat per Agustus 2021 sebanyak 151 juta orang (6087 ) penduduk

yang bekerja berada di sektor informal dan sisanya sebesar 97132 ribu orang (3913) berada di

sektor formal Pada tataran nasional tingkat pengangguran Kalimantan Barat tersebut masih

dibawah tingkat pengangguran nasional yang mencapai 649 persen

Pada Agustus 2021 sejumlah 21606 ribu orang telah terdampak pandemi COVID-19 Kabar baiknya

jumlah ini turun 11015 ribu orang dibandingkan Agustus 2020 Optimisme akan berbagai upaya

pemerintah termasuk adanya program vaksinasi dalam menekan laju jumlah kasus COVID-19 dan

upaya pemulihan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu mendorong

peningkatan lapangan kerja serta mengurangi jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat

123 Ketimpangan Pendapatan

Pada Maret 2021 tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Kalimantan Barat yang diukur oleh

Gini Ratio adalah sebesar 0313 Angka ini turun sebesar 0012 poin jika dibandingkan dengan Gini

Ratio September 2020 yang sebesar 0325 Sementara jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret

2020 (0317) tercatat penurunan yang ebih kecil sebesar 0004 poin Gini Ratio daerah perkotaan

pada Maret 2021 tercatat sebesar 0341 naik sebesar 0012 poin dibandingkan dengan Gini Ratio

September 2020 yang sebesar 0329

Dibandingkan dengan Gini Ratio setahun sebelumnya tercatat peningkatan (0006 poin) yaitu pada

posisi 0335 pada Maret 2020 Sementara itu Gini Ratio di daerah perdesaan pada Maret 2021

tercatat sebesar 0267 atau turun sebesar 0006 poin dibanding angka September 2020 sebesar

0273 dan tercatat turun sebesar 0005 poin terhadap Gini Ratio Maret 2020 yang tercatat sebesar

0272

Pada Maret 2021 distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 2127

persen Artinya pengeluaran penduduk berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah Apabila

dirinci menurut wilayah di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 1957 persen sedangkan

perdesaan mencatat angka yang lebih tinggi yaitu sebesar 2318 persen Artinya baik di daerah

perkotaan maupun perdesaan di Kalimantan Barat termasuk dalam kategori ketimpangan rendah

0377

03510341 0344

03350329

0341

0277 0278 0281 02790272 0273

0267

0339

0327 03270318 0317

03250313

Maret-18 Sept-18 Maret-19 Sept-19 Maret-20 Sept-20 Maret-21

Kota Desa Kota+Desa

Grafik I7 Distribusi Pendapatan Masyarakat Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

5

10286 10325 10326 1031 10329 10293 10339 10359 10348 10468 10568 10667

11497 11701 11698 11731 12082 1228 12441 12737 12681 13056 13425 13763

Nov 20 Des Jan 21 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

Nasional Kalbar

124 Nilai Tukar Petani

Pada bulan Oktober NTP Kalimantan Barat sebesar 13763 dengan NTP masing- masing subsektor tercatat sebesar 9405 untuk subsektor tanaman pangan (NTP-P) 10569 untuk sub sektor hortikultura (NTP-H) 1610218 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR) 10077 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 10588 untuk subsektor perikanan (NTNP) Kabar baiknya NTP Provinsi Kalimantan Barat selalu berada pada level surplus dan lebih tinggi daripada NTP Nasional yang artinya kesejahteraan petani di Kalimantan Barat lebih baik daripada level nasional Adanya kenaikan NTP pada bulan Oktober 2021 ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal

125 Nilai Tukar Nelayan

Pada Provinsi Kalimantan Barat Nilai Tukar Nelayan tidak dihitung secara spesifik namun masuk

dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi

lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan Oktober

2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat naik sebesar 038 persen Hal ini terjadi karena

It naik sebesar 057 persen sedangkan Ib naik sebesar 019 persen

Pada Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada Oktober 2021 turun sebesar 004 persen Hal ini

terjadi karena It meningkat sebesar 013 persen lebih rendah dari peningkatan Ib sebesar 016

persen Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga berbagai komoditas Subsektor Perikanan

Tangkap sebesar 057 persen dan subsector Perikanan Budidaya sebesar 013 persen Sedangkan

kenaikan Ib sebesar 018 persen disebabkan kenaikan indeks kelompok IKRTsebesar 015 persen

dan indeks kelompok BPPBM sebesar 024 persen

Grafik I8

Perkembangan NTP Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

BAB II

ANALISIS FISKALREGIONAL

6

21 Pelaksanaan APBN

Sampai dengan triwulan III tahun 2021 alokasi dana APBN masih sangat berperan dalam menggerakkan perekonomian dan mengatasi pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Realiasi pendapatan Kalimantan Barat dalam tekanan berkurangnya aktivitas perekonomian masyarakat masih mengalami pertumbuhan sebesar 1087 sedangkan belanja negara tumbuh negatif 924 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Belanja Pemerintah Pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 namun Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa mengalami pertumbuhan negatif 1585

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu belanja sejalan dengan prioritas Pemerintah Di masa pandemi COVID-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas Pemerintah khususnya dalam mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis

Realisasi APBN antara triwulan III tahun 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebagaimana tabel II1

Tabel II1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

Uraian

2020 2021

Growth Pagu Realisasi

Realisasi Pagu Realisasi

Realisasi

A PENDAPATAN NEGARA 733266 539417 7356 830880 677664 8156 1087

I PENERIMAAN DALAM NEGERI 733266 539417 7356 820702 676068 8238 11 98

1 Penerimaan Pajak 635639 420175 6610 738041 508445 6889 422

2 Bea Cukai 44991 56607 12582 33842 100938 29827 13706

3 PNBP 52636 62635 11900 48820 66685 13659 1479

II HIBAH 000 000 - 10178 1596 1568 -

1 Hibah 000 000 - 10178 1596 1568 -

B BELANJA NEGARA 2840900 2134233 7513 3039749 2072659 6819 -924

I BELANJA PEMERINTAH PUSAT 943876 552084 5849 1095018 707749 6463 1050

1 Belanja Pegawai 385326 270911 7031 389560 282351 7248 309

2 Belanja Barang 388981 204332 5253 389085 249688 6417 2216

3 Belanja Modal 168468 76364 4533 315588 175327 5556 2256

4 Belanja Bantuan Sosial 1102 477 4326 785 383 4872 1262

5 Belanja Lain-lain 000 000 - 000 000 - -

IITRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 1897024 1582148 8340 1944731 1364910 7019 -1585

1 Transfer ke Daerah 1694956 1422744 8394 1738598 1224977 7046 -1606

a Dana Perimbangan 1654531 1388755 8394 1720299 1214698 7061 -1588

1) Dana Alokasi Umum 1097756 922099 8400 1084421 863895 7966 -516

2) Dana Bagi Hasil 73421 48316 6581 91245 73833 8092 2296

3) Dana Alokasi Khusus 483355 418340 8655 544632 276970 5085 -4124

Dana Alokasi Khusus Fisik 182261 170001 9327 239863 70849 2954 -6833

Dana Alokasi Khusus Non Fisik 301094 248339 8248 304770 206120 6763 -1800

d Dana Insentif Desa 40425 33989 8408 18299 10280 5617 -3319

2 Dana Desa 202068 159404 7889 206133 139933 6788 -1395

C SURPLUS DEFISIT -2107635 -1594816 7567 -2208869 -1394995 6315 -1654

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

211 Pendapatan Negara

a Analisa Kontribusi Pendapatan Negara dan Hibah

Total pendapatan negara sampai dengan periode

triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar

mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan

periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417

miliar Komposisi utama dari pendapatan negara

berasal dari penerimaan perpajakan sebesar

Rp508445 atau 7503 Bea Cukai Rp100938 miliar

atau 1489 PNBP sebesar Rp66685 atau 984

dan Hibah sebesar Rp1596 atau 024

000

200000

400000

600000

Pajak Bea Cukai PNBP Hibah

2020 420175 56607 62635 0

2021 508445 100938 66685 1596

Grafik II1 Komponen Pendapatan Negara Triwulan III

2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

7

b Analisis Pertumbuhan Penerimaan Perpajakan

1) Penerimaan Pajak

Penerimaan sektor perpajakan Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III 2021 tercatat 6889 persen dari target tahun 2021 sebesar Rp738 triliun Terjadi pertumbuhan penerimaan sebesar Rp88270 miliar atau 422 persen jika dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama tahun 2020 Pertumbuhan positif penerimaan pajak di Kalbar juga didukung kesadaran wajib pajak yang semakin tinggi Terdapat 5 sektor penyumbang penerimaan pajak Kalbar sebesar 7775 kontribusinya dengan pertumbuhan 1322 Kelima sektor tersebut yaitu Perdagangan besar dan eceran Pertanian kehutanan dan perikanan Industri pengolahan Jasa keuangan dan Asuransi serta Transportasi dan pergudangan Sedangkan kontribusi sebesar 2225 disumbangkan selain 5 sektor tersebut dengan pertumbuhan 610 Dominasi penerimaan perpajakan berasal dari PPh sebesar Rp209875 miliar PPN dan PTLL sebesar Rp265420 miliar Sisanya disumbangkan dari penerimaan PBB dan Pajak Lainnya sebesar Rp3315 miliar

2) Penerimaan Bea Cukai

Penerimaan sektor Bea dan Cukai wilayah

Kalimantan Bagian Barat periode triwulan III 2020

sebesar Rp100938 miliar atau naik 7831 persen

bila dibandingkan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Penerimaan Bea dan Cukai

menyumbangkan kontribusi kepada pendapatan

negara sebesar 1489 persen Secara agregat

penerimaan sektor Bea Cukai telah mencapai

29827 persen melampaui target Nilai devisa

ekspor sampai dengan triwulan III 2021 mengalami

kenaikan Beberapa komoditi potensial

penyumbang devisa meliputi CPO dan turunannya

Washed Bauksit Smelter Grade dan Chemical

Grade Alumina Karet Alam Plywood dan Barang

dari Kayu Kelapa Bulat Residu Rokok Pasir

Zirkon Karet Sintetik serta Komoditas lain

c Analisis Komposisi PNBP

Penerimaan Negara Bukan Pajak sampai dengan periode triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan

sebesar Rp4050 miliar atau 1479 persen dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Komposisi kontribusi PNBP kepada pendapatan negara sebesar 984 persen

Penerimaan PNBP disumbangkan secara signifikan dari peningkatan layanan BLU Pemerintah

Pusat dengan jumlah Rp36863 miliar atau 5528 dari total penerimaan PNBP Rp66685 miliar

Sedangkan kontribusi PNBP Lainnya sebesar Rp29822 miliar atau 4472 dengan sumbangan

utama dari PNBP POLRI serta PNBP Pelabuhan dan Pelayaran

000100000200000300000400000500000600000

PPh PPNdanPTLL

PBB PL Total

2020 204808 201714 8872 5837 421231

2021 209875 265420 21982 11168 508445

Grafik II2 Penerimaan Perpajakan Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

000

50000

100000

150000

BeaMasuk

BeaKeluar

Cukai Total

2020 1904 52695 2008 56607

2021 2090 95218 3631 100938

1904

52695

2008

566072090

95218

3631

100938

Grafik II3 Penerimaan Bea Cukai Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

8

d Analisa tax rasio terhadap PDRB

Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah

Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan

triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax

ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara

langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun

faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung

adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan

utamanya insentif perpajakan yang masih

berlangsung di beberapa sektor

e Analisis perpajakan sektoral terhadap PDRB menurut lapangan usaha

Berdasarkan rilis data BPS Kalbar periode triwulan III 2021 ada beberapa bidang usaha yang mulai

tumbuh antara lain

1) Sektor Pertanian Produksi kelapa sawit meningkat lebih besar dibandingkan tahun lalu untuk memenuhi permintaan CPO yang tinggi pada pasar global Selain itu produksi sektor kehutanan tercermin dari data kayu bulat yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya

2) Industri pengolahan tumbuh positif Dibandingkan tahun sebelumnya volume muat CPO mengalami peningkatan Data Purchasing Managerrsquos Index (PMI) sektor makanan minuman dan tembakau juga meningkat

3) Sektor Kontruksi tumbuh positif Realisasi pengadaan semen Asosiasi Semen Indonesia (ASI) meningkat Selain itu berdasarkan data bongkar semen dan tiang pancang naik meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

4) Sektor perdagangan tumbuh positif Realisasi pajak kendaraan BBN KB-I meningkat dibandingkan tahun lalu Selain itu berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) dan volume bongkar kendaraan juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

5) Sektor Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh positif Terdapatnya kasus baru covid-19 yang pada triwulan III menyebabkan aktivitas rumah sakit kembali meningkat sehingga menyebakan layanan jasa kesahatan dan kegiatan sosial mengalami peningkatan

212 Belanja Negara

a Analisis Belanja Negara

Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan triwulan III 2021 mencapai Rp707749 atau 3415 persen dari total realisasi belanja APBN Belanja pemerintah sebagai stimulus perekonomian Kalbar meliputi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami pertumbuhan positif 1050

Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa periode triwulan III 2021 sebesar Rp1364910 atau 6585 persen dari total belanja APBN Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen

b Analisis pertumbuhan Belanja Pemerintah Pusat dan TKDD

Berdasarkan data realisasi belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 sebagai pendorong laju pertumbuhan ekonomi di masa pandemic covid-19 Pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat yang diprioritaskan untuk kenaikan belanja gaji pegawai belanja bantuan sosial belanja barang untuk penanganan covid-19 dan pembayaran insentif tenaga kesehatan

Tahun Penerimaan Perpajakan

PDRB Perpajakan

PDRB

2021 (sd TW III)

508445 17060760 298

2020 652141 21400175 305

2019 678830 21215033 320

2018 645326 19413822 332

Sumber DJP dan BPS (diolah)

Tabel II2 Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap

PDRB di Kalbar (dalam miliar rupiah)

9

Sedangkan realisasi TKDD mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 Penyaluran DAK Fisik baru terealisasi sebesar 2954 persen dari total pagu sebesar Rp23986 miliar atau menurun 6833 persen miliar Sebagian besar alokasi DAK Fisik untuk pengadaan sarana dan prasarana fisik yang masih dalam proses lelang sehingga penyerapan anggaran belum optimal

c Analisis kemanfaatan Belanja Pemerintah Pusat

Kebijakan dan alokasi anggaran belanja negara termasuk kebijakan anggaran belanja pemerintah pusat sebagai salah satu instrumen utama kebijakan fiskal menempati posisi yang sangat strategis dalam mendukung akselerasi pembangunan yang berkelanjutan dan berdimensi kewilayahan untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah sejalan dengan prioritas pemerintah Di masa pandemi covid-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas utama khususnya dalam rangka mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis Realisasi belanja pemerintah pusat telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu

d Manajemen Investasi Pemerintah

Investasi Pemerintah Pusat adalah Kredit Program berupa pemberian tambahan modal usaha kepada UMKM lingkup Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III tahun 2021 telah tersalurkan sebesar Rp293784 miliar (75903 UMKMdebitur)

213 SurplusDefisit

Realisasi pendapatan APBN Provinsi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi defisit anggaran sebesar Rp1394995 miliar Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 dengan besaran defisit sebesar Rp1594816 terjadi penurunan tingkat defisit 1664 persen

214 Prognosis APBN

Perkiraan realisasi APBN sampai dengan akhir tahun 2021 diperoleh dengan menggunakan penghitungan analisa trand dan atau rata-rata untuk penerimaan pendapatan dan belanja negara melalui data historis tahun 2018 sampai dengan tahun 2020

Tabel II3 Perkiraan Ralisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar sd Akhir Tahun 2021

Uraian 2018 2019 2020 2021

PENDAPATAN NEGARA 768292 871660 834384 890871

1 Penerimaan Pajak 64012 727547 676488 717751

2 Bea dan Cukai 4201 61735 75520 93264

3 PNBP 8616 82378 82376 79856

BELANJA NEGARA 2969551 3001701 2760700 2701800

1 Belanja Pemerintah Pusat 1039925 967435 879993 802519

2 Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa 1929626 2034266 1880707 1899281

SURPLUS DEFISIT (2201259) (2130041) (1926316) (1810929)

Sumber data OMSPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bag Barat

-

500

1000

1500

2000

2500

3000

KalimantanBarat

Sambas

Mempawa

h

Sanggau

Ketapang

Sintang

Kapuas

Hulu

Bengkayang

Landak

Sekadau

Melawi

Kayong

Utara

KubuRaya

Pontianak

Singkawan

g

Jumlah

Debitur 22 7555 4742 8861 6489 6231 4768 4913 5423 3096 2238 1328 9404 7534 3299 7590

Nilai Akad 9943 2903 1742 3058 2768 2755 1654 1536 1872 1340 9623 4536 3234 3631 1455 2937

Nilai Outstanding 6061 2554 1485 2639 2357 2412 1380 1343 1680 1217 8653 3957 2731 3020 1245 2533

Mili

ar

Grafik II4

Penyaluran KUR Lingkup Kalimantan Barat sd Triwulan III 2021

Sumber Sistem Informasi Kredit Program (SIKP)

10

Perkiraan Pendapatan Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 sebesar Rp890871 miliar

terdiri dari perkiraan Penerimaan Pajak sebesar Rp717751 penerimaan Bea dan Cukai sebesar

Rp93264 miliar dan perkiraan PNBP sebesar Rp79856

Perkiraan Belanja Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 akan tercapai sebesar Rp27018

miliar Belanja pemerintah pusat diperkirakan sebesar Rp802519 miliar dan Belanja Transfer ke

Daerah dan Dana Desa diperkirakan akan terserap sebesar Rp1899281 miliar

215 Analisis Capaian Output Layanan Dasar Publik

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi

1) Sektor pendidikan bersumber dana APBN merupakan Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar Output strategis yang ditargetkan antara lain berupa Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah 40104 orang Bantuan Pendidikan Tinggi 628 orang Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 2303 orang dan Sarana Pendukung Pembelajaran sebanyak 30 paket

2) Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Output yang ditargetkan antara lain Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 9989 unit Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat 1168 SR Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) 1389 m Jalan Strategis (ProPN) 110 KM dan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) 151 KM

3) Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar Output yang ditargetkan antara lain Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi 234 orang Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) 300 orang Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan 1 paket dan Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes 1 paket

22 Pelaksanaan APBD

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 telah memaksa pemerintah untuk membatasi pergerakan masyarakat terlebih saat adanya gelombang kedua pandemi di Indonesia yang terjadi pada akhir Juni hingga Juli 2021 Hal ini memberikan dampak yang cukup signifikan pada aktivitas masyarakat dan berimbas pada kegiatan produksi konsumsi hingga laju pertumbuhan ekonomi Pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi

Tabel II4 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

sd Akhir Triwulan III Tahun 2020 dan 2021

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

PENDAPATAN 2633280 1820273 6913 2568471 1681253 6546 -531

PENDAPATAN ASLI DAERAH 460106 269612 5860 477763 231436 4844 -1733 Pajak Daerah 302992 184136 6077 311923 155897 4998 -1776 Retribusi Daerah 15453 11617 7518 15281 8372 5479 -2712 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 20028 18936 9455 21220 17852 8413 -1102 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 121633 54923 4515 129339 49314 3813 -1556

PENDAPATAN TRANSFER 2044468 1529438 7481 2027702 1427694 7041 -588 Transfer dari Pemerintah Pusat 1802572 1413602 7842 1720299 1214698 7061 -996 Dana Bagi Hasil Pajak atau Bagi Hasil Bukan Pajak 59779 48919 8183 91245 73833 8092 -112 Dana Alokasi Umum 1234375 965144 7819 1084421 863895 7966 189 Dana Alokasi Khusus 508418 399539 7858 544632 276970 5085 -3529

11

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

Transfer antar Daerah 90186 48854 5417 82971 62784 7567 3969 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 81221 48794 6008 82971 58612 7064 1759 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 8965 060 067 000 4172 000 000 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 151710 66982 4415 224432 150212 6693 5159

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 128706 21222 1649 63006 22123 3511 11295 Pendapatan Hibah 50905 16309 3204 12657 21731 17169 43591 Pendapatan Lainnya 77801 4913 632 50350 392 078 -8766

BELANJA DAERAH 2697978 1216830 4510 2705329 1226920 4535 056

BELANJA OPERASI 1788473 955565 5343 1727155 926999 5367 045 Belanja Tidak Langsung 992176 710565 7162 1003483 666505 6642 -726 Belanja Pegawai 806104 578173 7172 910353 566012 6217 -1331 Belanja Bunga 200 174 8715 400 152 3793 -5647 Belanja Subsidi 000 000 000 000 000 000 000 Belanja Hibah 179277 128945 7192 87194 98780 11329 5751 Belanja Bantuan sosial 6594 3273 4964 5536 1427 2577 -4809 Belanja Lainnya 000 000 000 000 136 000 000 Belanja Langsung 796297 245000 3077 723671 260493 3600 1699 Belanja Pegawai 113729 000 000 000 000 000 000 Belanja Barang dan Jasa 682569 245000 3589 723671 260493 3600 028

BELANJA MODAL 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540 Belanja Modal 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540

BELANJA TAK TERDUGA 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857 Belanja Tak Terduga 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857

BELANJA TRANSFER 391164 134176 3430 418083 202044 4833 4089 TransferBagi Hasil Pendapatan 78597 53974 6867 108271 62303 5754 -1620 Belanja Bantuan Keuangan 312567 80203 2566 309813 139741 4510 7578

SURPLUSDEFISIT -64699 603442 -93270 -136858 454333 -33197 -6441 PEMBIAYAAN 95268 111882 11744 101027 106210 10513 -1048 Penerimaan Pembiayaan 116283 131717 11327 126342 116210 9198 -1880 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 103628 131717 12711 112941 102245 9053 -2878 Pencairan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Hasil Penjualan KD yang Dipisahkan 000 000 000 000 000 000 000 Penerimaan Pinjaman Daerah 12650 000 000 13397 13965 10424 000 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 005 000 000 005 000 000 000 Penerimaan Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan 21015 19835 9439 25315 10000 3950 -5815 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo 8475 8475 10000 9500 000 000 -10000 Penyertaan Modal Daerah 12540 11360 9059 15815 10000 6323 -3020 Pembentukan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Pemberian Pinjaman Daerah 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) 30569 715325 234001 -35831 560543 -156443 -16686

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

Berdasarkan Tabel II1 dapat diketahui bahwa Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

221 Pendapatan Daerah

Pada sisi pendapatan capaian tertinggi terdapat pada Pendapatan Transfer Daerah yaitu sebanyak Rp1427694 miliar atau sekitar 7041 dari total realisasi pendapatan Secara lebih khusus capaian tertinggi dari Pendapatan Transfer Daerah terdapat pada sisi Transfer dari Pemerintah Pusat yaitu sebesar Rp 1214698 miliar atau sekitar 7224 dari total seluruh pendapatan daerah

Sementara untuk sisi Pendapatan Asli Daerah total realisasi adalah sebesar 5947 turun sebesar 1396 dibanding tahun 2020 pada periode yang sama (year on year) Penurunan ini dikarenakan adanya gelombang kedua pandemi yang terjadi pada awal Triwulan III mengakibatkan adanya kontraksi ekonomi sehingga memaksa pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan yang lebih ketat dan berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian sehingga terjadi penurunan yang cukup besar pada retribusi daerah dan pajak daerah dibanding tahun sebelumnya

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021

PENDAPATAN ASLIDAERAH

PENDAPATANTRANSFER

LAIN-LAINPENDAPATAN

DAERAH YANG SAH

PAGU 477763 2027702 63006

REALISASI 231436 1427694 22123

realisasi 4844 7041 3511

GROWTH (y-o-y) -1733 -1606 11295

-2500

000

2500

5000

7500

10000

12500

000

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

12

222 Belanja Daerah

Pada APBD Kalbar 2021 pagu belanja adalah sebesar Rp 2705329 miliar dengan realisasi hingga Triwulan III adalah sebesar Rp1226920 miliar atau sekitar 4535 Di antara semua sisi belanja belanja operasi dan belanja transfer mengalami pertumbuhan positif dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Sedangkan untuk belanja modal dan belanja tak terduga mengalami pertumbuhan negatif khususnya pada belanja tak terduga yang mengalami penurunan sebesar 9857 Hal ini diakibatkan oleh adanya alokasi yang besar pada Belanja Tak Terduga sebagai antisipasi adanya gelombang pandemi Covid-19 yaitu sebesar Rp30354 miliar namun realisasi anggaran sampai akhir Triwulan III hanya sebesar Rp 2567 miliar atau hanya sekitar 846 hal ini dikarenakan gelombang kedua yang terjadi telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai pada akhir September Hal ini berbeda jauh dari kondisi tahun 2020 dimana belum ada persiapan anggaran untuk Belanja Tak Terduga sehingga pagu yang tersedia hanya sebesar Rp4964 miliar namun realisasi yang terjadi sebesar Rp 29450 miliar atau sekitar 5933

223 SurplusDefisit APBD

Dengan kondisi penyerapan belanja yang masih belum maksimal kondisi yang terjadi hingga Triwulan III 2021 adalah surplus sebesar Rp454333 miliar Hal ini berbeda jauh dengan rencana anggaran dimana pagu menunjukkan kondisi defisit sebesar Rp113897 miliar Selain dikarenakan sangat rendahnya penyerapan pada Belanja Tak Terduga yang masih berada di bawah 10 kondisi surplus yang terjadi juga diakibatkan oleh penyerapan beberapa belanja yang masih belum maksimal seperti penyerapan terendah yang ada pada sisi Belanja ada pada Belanja Modal yang baru terserap sebesar Rp 95309 miliar dari total pagu Rp529736 miliar atau sekitar 1799 Selanjutnya penyerapan yang masih rendah lainnya adalah pada sisi Belanja Barang dan Jasa yang baru terserap sebesar Rp260493 miliar dari total Rp723671 miliar atau hanya sekitar 36

224 Pembiayaan Daerah

Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran rencana anggaran untuk pembiayaan tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran Sedangkan dari sisi pengeluaran pembiayaan belum ada realisasi dari Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo dengan pagu sebesar Rp95 miliar sementara untuk Penyertaan Modal Daerah telah terealisasi sebesar Rp100 miliar atau sekitar 6323 dari total pagu Rp15815 miliar

225 Prognosis APBD

Tahun 2021 merupakan momentum untuk memulihkan ekonomi pasca hantaman pandemi di tahun pertama serta mempercepat berbagai program untuk memperkuat ketahanan menghadapi gelombang pandemi yang akan datang seperti program vaksinasi Di tengah upaya keras untuk menangani masalah kesehatan dan memulihkan ekonomi prognosis untuk anggaran pendapatan mengalami penurunan sedangkan untuk prognosis belanja mengalami peningkatan sehingga untuk kondisi yang diproyeksikan adalah defisit sebesar Rp65631 miliar sebagaimana tabel di bawah ini

BELANJAOPERASI

BELANJAMODAL

BELANJATAK

TERDUGA

BELANJATRANSFER

PAGU 1727155 529736 30355 418083

REALISASI 926999 95310 2568 202044

realisasi 5367 1799 846 4833

GROWTH (yoy) 045 -540 -9857 4089

-12000-10000-8000-6000-4000-20000002000400060008000

000200000400000600000800000

100000012000001400000160000018000002000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II6

Komposisi Belanja Triwulan III-2021

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

13

Tabel II5

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021

(dalam miliar rupiah)

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan Lampiran I Peraturan Pemerintah No71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik (reciprocal accounts)

LKPK Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana tabel berikut

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021

Uraian TW III - 2020 TW III - 2021

Growth Konsolidasian Pusat Daerah Konsolidasian

Pendapatan Negara 783375 669910 1683078 1042579 3309

Pendapatan Perpajakan 654482 603225 202435 805660 2310

Pendapatan Bukan Pajak 128893 66685 104481 171166 3280

Hibah 000 0 15268 2319 000

Transfer 000 0 1360893 63434 000

Belanja Negara 1768914 2072495 1316917 1931859 921

Belanja Pemerintah 1634738 707749 1084342 1792091 963

Transfer 134176 1364746 232575 139768 417

SurplusDefisit -985539 -1402585 366161 -889280 -977

Pembiayaan 111882 0 76401 76401 -3171

Penerimaan Pembiayaan Daerah 131717 0 95901 95901 -2719

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 19835 0 195 195 -169

Sisa Lebih (Kurang) -873657 -1402585 442562 -812879 -696

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

231 Pendapatan Konsolidasian

Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

Uraian Realisasi Prognosis

2018 2019 2020 2021

Pendapatan 2422952 2563928 2355545 2329837

Pendapatan Asli Daerah 390903 404671 381430 382862

Pendapatan Transfer 1985433 2084816 1865863 1859133

Lain-Lain Pendapatan Daerah 46616 74442 108253 87842

Belanja Daerah 2345817 2510634 2375111 2395468

Belanja 1979867 2107845 2032758 2048701

Transfer 365950 402789 342353 346767

SurplusDefisit 77135 53295 -19566 -65631

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

PendapatanPerpajakan

PendapatanBukan Pajak

Hibah Transfer

2020 654482 128893 000 000

2021 805660 171166 2319 63434

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Realisasi Pendapatan sampai dengan tahun

2020 mencapai Rp2355545 miliar sementara

untuk realisasi belanja sebesar Rp2375111

miliar sehingga terdapat defisit sebesar

Rp19566 miliar Melihat trend pendapatan

yang fluktuatif dari tahun ke tahun untuk

prognosis pendapatan di akhir tahun 2021

(Triwulan IV) adalah sebesar Rp2329837

miliar sedangkan untuk prognosis belanja

adalah sebesar Rp2395468 miliar sehingga

diperoleh proyeksi kondisi untuk akhir tahun

2021 adalah defisit sebesar Rp65631 miliar

14

a Analisis kontribusi komponen Pendapatan Konsolidasian Kontribusi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Daerah menyumbang jumlah yang cukup besar dengan kontribusi paling besar dari sisi Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar Rp297494 miliar disusul oleh Pendapatan Transfer sebesar Rp1360893 miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp24691 miliar

b Analisis pertumbuhan (growth) komponen Pendapatan Konsolidasian Meskipun pandemi masih terjadi namun perekonomian di Kalbar sudah mulai menuju pada kemandirian hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada pos Pendapatan Asli Daerah Triwulan III-2021 sebesar Rp 27881 miliar atau sekitar 1034 dari Triwulan III-2020 Kenaikan pada PAD disokong paling besar oleh Pajak Daerah yang berkontribusi sebesar Rp202435 miliar atau sekitar 6805 dari total PAD Dibandingkan dengan tahun 2020 pendapatan dari pajak daerah ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp18299 miliar atau sekitar 10 dari total pajak daerah yang berhasil dihimpun pada periode yang sama di tahun sebelumnya

c Analisis tax ratio atau rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Namun pada triwulan III 2021 tax ratio terhadap PDRB menunjukkan perbaikan dimana ada kenaikan meskipun tidak sebesar di

tahun-tahun sebelum pandemi melanda Sinyal positif ini merupakan tanda adanya keberhasilan atas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi salah satu program utama pemerintah disamping pemulihan kesehatan melalui vaksinasi yang mulai digalakkan sejak awal tahun 2021 Tentunya hal ini harus terus didukung oleh administrasi perpajakan yang terus disempurnakan serta perbaikan struktur ekonominya

232 Belanja Konsolidasian

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Tahun Pajak

Konsolida-sian

PDRB Pajak

Konsolidasi PDRB

2021 (sd TW III)

805660 17060760 472

2020 976373 21400175 456

2019 1094835 21215033 516

2018 969055 19413822 499

Pajak Daerah Retribusi Daerah

HasilPengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

Lain-lainPendapatan AsliDaerah yang Sah

Provinsi 145729 2283 9573 12435

KabKota 56706 6445 9134 55189

Total 202435 8727 18707 67624

Kontribusi 6805 293 629 2273

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

000

50000

100000

150000

200000

250000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)

000500000

100000015000002000000

BelanjaPemerintah

Transfer

2020 1634738 134176

2021 1792091 139768

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II9 Belanja Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB

(dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

15

a Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah Dari total Belanja Konsolidasi komponen terbesar berasal dari sisi Belanja Pegawai sebesar Rp579787 miliar atau sebesar 5948 dari total Belanja Operasi disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 293881 miliar atau sebesar 3015

b Analisis pertumbuhan (growth) Belanja Pemerintah dan TKDD Meskipun terdapat pertumbuhan belanja antara Triwulan III-2020 dibandingkan dengan Triwulan III-2021 sebesar 921 namun terjadi penurunan signifikan pada pos Belanja Tak Terduga sebesar 9087 atau dari Rp29450 miliar pada tahun 2020 menjadi hanya Rp2688 miliar pada tahun 2021 Penurunan realisasi Belanja Tak Terduga ini diakibatkan oleh dampak pandemi yang terjadi pada gelombang kedua telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai sehingga terjadi penurunan realisasi yang signifikan dari pagu yang telah disediakan

c Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB

Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Namun sampai dengan triwulan III 2021 rasio belanja pemerintah masih berada di bawah rasio belanja tahun 2020 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja

pemerintah daerah Pada tahun 2020 rasio belanja pemerintah relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB dan kenaikan belanja Kenaikan belanja pemerintah daerah relatif lebih tinggi saat terjadinya pandemi namun tidak diikuti oleh pertumbuhan PDRB sehingga rasio belanja meningkat

233 SurplusDefisit Konsilidasian

Sampai dengan Triwulan III-2021 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Barat masih dalam posisi defisit Rp889280 miliar Posisi defisit ini disumbang oleh deficit dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1402585 miliar dan surplus dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 366161 miliar Kondisi ini turun sebesar 977 dibanding defisit yang terjadi pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 985539 miliar

Tahun Belanja

Pemerintah Konsolidasian

PDRB Belanja PDRB

2021 (sd TW III)

1792091 17060760 1050

2020 3255080 21400175 1521

2019 3076373 21215033 1450

2018 2939933 19413822 1514

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaBunga

Subsidi HibahBelanjaModal

BelanjaTak

Terduga

BantuanSosial

PUSAT 282351 249688 000 000 000 175327 000 383

DAERAH 579787 293881 152 000 99427 106928 2687 1481

TOTAL 862138 543569 152 000 99427 282255 2687 1863

KONTRIBUSI 4811 3033 001 000 555 1575 015 010

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian

Pusat Daerah Konsolidasi

Defisit -1402585 366161 -1036424

13533 -3533 10000

-6000

-4000

-2000

000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

-1600000

-1400000

-1200000

-1000000

-800000

-600000

-400000

-200000

-

200000

400000

600000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II11

SurplusDefisit Konsolidasian

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian

terhadap PDRB (dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

5

10286 10325 10326 1031 10329 10293 10339 10359 10348 10468 10568 10667

11497 11701 11698 11731 12082 1228 12441 12737 12681 13056 13425 13763

Nov 20 Des Jan 21 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt

Nasional Kalbar

124 Nilai Tukar Petani

Pada bulan Oktober NTP Kalimantan Barat sebesar 13763 dengan NTP masing- masing subsektor tercatat sebesar 9405 untuk subsektor tanaman pangan (NTP-P) 10569 untuk sub sektor hortikultura (NTP-H) 1610218 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR) 10077 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 10588 untuk subsektor perikanan (NTNP) Kabar baiknya NTP Provinsi Kalimantan Barat selalu berada pada level surplus dan lebih tinggi daripada NTP Nasional yang artinya kesejahteraan petani di Kalimantan Barat lebih baik daripada level nasional Adanya kenaikan NTP pada bulan Oktober 2021 ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal

125 Nilai Tukar Nelayan

Pada Provinsi Kalimantan Barat Nilai Tukar Nelayan tidak dihitung secara spesifik namun masuk

dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi

lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan Oktober

2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat naik sebesar 038 persen Hal ini terjadi karena

It naik sebesar 057 persen sedangkan Ib naik sebesar 019 persen

Pada Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada Oktober 2021 turun sebesar 004 persen Hal ini

terjadi karena It meningkat sebesar 013 persen lebih rendah dari peningkatan Ib sebesar 016

persen Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga berbagai komoditas Subsektor Perikanan

Tangkap sebesar 057 persen dan subsector Perikanan Budidaya sebesar 013 persen Sedangkan

kenaikan Ib sebesar 018 persen disebabkan kenaikan indeks kelompok IKRTsebesar 015 persen

dan indeks kelompok BPPBM sebesar 024 persen

Grafik I8

Perkembangan NTP Kalimantan Barat

Sumber BPS kalimantan Barat (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

BAB II

ANALISIS FISKALREGIONAL

6

21 Pelaksanaan APBN

Sampai dengan triwulan III tahun 2021 alokasi dana APBN masih sangat berperan dalam menggerakkan perekonomian dan mengatasi pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Realiasi pendapatan Kalimantan Barat dalam tekanan berkurangnya aktivitas perekonomian masyarakat masih mengalami pertumbuhan sebesar 1087 sedangkan belanja negara tumbuh negatif 924 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Belanja Pemerintah Pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 namun Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa mengalami pertumbuhan negatif 1585

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu belanja sejalan dengan prioritas Pemerintah Di masa pandemi COVID-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas Pemerintah khususnya dalam mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis

Realisasi APBN antara triwulan III tahun 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebagaimana tabel II1

Tabel II1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

Uraian

2020 2021

Growth Pagu Realisasi

Realisasi Pagu Realisasi

Realisasi

A PENDAPATAN NEGARA 733266 539417 7356 830880 677664 8156 1087

I PENERIMAAN DALAM NEGERI 733266 539417 7356 820702 676068 8238 11 98

1 Penerimaan Pajak 635639 420175 6610 738041 508445 6889 422

2 Bea Cukai 44991 56607 12582 33842 100938 29827 13706

3 PNBP 52636 62635 11900 48820 66685 13659 1479

II HIBAH 000 000 - 10178 1596 1568 -

1 Hibah 000 000 - 10178 1596 1568 -

B BELANJA NEGARA 2840900 2134233 7513 3039749 2072659 6819 -924

I BELANJA PEMERINTAH PUSAT 943876 552084 5849 1095018 707749 6463 1050

1 Belanja Pegawai 385326 270911 7031 389560 282351 7248 309

2 Belanja Barang 388981 204332 5253 389085 249688 6417 2216

3 Belanja Modal 168468 76364 4533 315588 175327 5556 2256

4 Belanja Bantuan Sosial 1102 477 4326 785 383 4872 1262

5 Belanja Lain-lain 000 000 - 000 000 - -

IITRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 1897024 1582148 8340 1944731 1364910 7019 -1585

1 Transfer ke Daerah 1694956 1422744 8394 1738598 1224977 7046 -1606

a Dana Perimbangan 1654531 1388755 8394 1720299 1214698 7061 -1588

1) Dana Alokasi Umum 1097756 922099 8400 1084421 863895 7966 -516

2) Dana Bagi Hasil 73421 48316 6581 91245 73833 8092 2296

3) Dana Alokasi Khusus 483355 418340 8655 544632 276970 5085 -4124

Dana Alokasi Khusus Fisik 182261 170001 9327 239863 70849 2954 -6833

Dana Alokasi Khusus Non Fisik 301094 248339 8248 304770 206120 6763 -1800

d Dana Insentif Desa 40425 33989 8408 18299 10280 5617 -3319

2 Dana Desa 202068 159404 7889 206133 139933 6788 -1395

C SURPLUS DEFISIT -2107635 -1594816 7567 -2208869 -1394995 6315 -1654

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

211 Pendapatan Negara

a Analisa Kontribusi Pendapatan Negara dan Hibah

Total pendapatan negara sampai dengan periode

triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar

mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan

periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417

miliar Komposisi utama dari pendapatan negara

berasal dari penerimaan perpajakan sebesar

Rp508445 atau 7503 Bea Cukai Rp100938 miliar

atau 1489 PNBP sebesar Rp66685 atau 984

dan Hibah sebesar Rp1596 atau 024

000

200000

400000

600000

Pajak Bea Cukai PNBP Hibah

2020 420175 56607 62635 0

2021 508445 100938 66685 1596

Grafik II1 Komponen Pendapatan Negara Triwulan III

2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

7

b Analisis Pertumbuhan Penerimaan Perpajakan

1) Penerimaan Pajak

Penerimaan sektor perpajakan Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III 2021 tercatat 6889 persen dari target tahun 2021 sebesar Rp738 triliun Terjadi pertumbuhan penerimaan sebesar Rp88270 miliar atau 422 persen jika dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama tahun 2020 Pertumbuhan positif penerimaan pajak di Kalbar juga didukung kesadaran wajib pajak yang semakin tinggi Terdapat 5 sektor penyumbang penerimaan pajak Kalbar sebesar 7775 kontribusinya dengan pertumbuhan 1322 Kelima sektor tersebut yaitu Perdagangan besar dan eceran Pertanian kehutanan dan perikanan Industri pengolahan Jasa keuangan dan Asuransi serta Transportasi dan pergudangan Sedangkan kontribusi sebesar 2225 disumbangkan selain 5 sektor tersebut dengan pertumbuhan 610 Dominasi penerimaan perpajakan berasal dari PPh sebesar Rp209875 miliar PPN dan PTLL sebesar Rp265420 miliar Sisanya disumbangkan dari penerimaan PBB dan Pajak Lainnya sebesar Rp3315 miliar

2) Penerimaan Bea Cukai

Penerimaan sektor Bea dan Cukai wilayah

Kalimantan Bagian Barat periode triwulan III 2020

sebesar Rp100938 miliar atau naik 7831 persen

bila dibandingkan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Penerimaan Bea dan Cukai

menyumbangkan kontribusi kepada pendapatan

negara sebesar 1489 persen Secara agregat

penerimaan sektor Bea Cukai telah mencapai

29827 persen melampaui target Nilai devisa

ekspor sampai dengan triwulan III 2021 mengalami

kenaikan Beberapa komoditi potensial

penyumbang devisa meliputi CPO dan turunannya

Washed Bauksit Smelter Grade dan Chemical

Grade Alumina Karet Alam Plywood dan Barang

dari Kayu Kelapa Bulat Residu Rokok Pasir

Zirkon Karet Sintetik serta Komoditas lain

c Analisis Komposisi PNBP

Penerimaan Negara Bukan Pajak sampai dengan periode triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan

sebesar Rp4050 miliar atau 1479 persen dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Komposisi kontribusi PNBP kepada pendapatan negara sebesar 984 persen

Penerimaan PNBP disumbangkan secara signifikan dari peningkatan layanan BLU Pemerintah

Pusat dengan jumlah Rp36863 miliar atau 5528 dari total penerimaan PNBP Rp66685 miliar

Sedangkan kontribusi PNBP Lainnya sebesar Rp29822 miliar atau 4472 dengan sumbangan

utama dari PNBP POLRI serta PNBP Pelabuhan dan Pelayaran

000100000200000300000400000500000600000

PPh PPNdanPTLL

PBB PL Total

2020 204808 201714 8872 5837 421231

2021 209875 265420 21982 11168 508445

Grafik II2 Penerimaan Perpajakan Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

000

50000

100000

150000

BeaMasuk

BeaKeluar

Cukai Total

2020 1904 52695 2008 56607

2021 2090 95218 3631 100938

1904

52695

2008

566072090

95218

3631

100938

Grafik II3 Penerimaan Bea Cukai Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

8

d Analisa tax rasio terhadap PDRB

Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah

Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan

triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax

ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara

langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun

faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung

adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan

utamanya insentif perpajakan yang masih

berlangsung di beberapa sektor

e Analisis perpajakan sektoral terhadap PDRB menurut lapangan usaha

Berdasarkan rilis data BPS Kalbar periode triwulan III 2021 ada beberapa bidang usaha yang mulai

tumbuh antara lain

1) Sektor Pertanian Produksi kelapa sawit meningkat lebih besar dibandingkan tahun lalu untuk memenuhi permintaan CPO yang tinggi pada pasar global Selain itu produksi sektor kehutanan tercermin dari data kayu bulat yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya

2) Industri pengolahan tumbuh positif Dibandingkan tahun sebelumnya volume muat CPO mengalami peningkatan Data Purchasing Managerrsquos Index (PMI) sektor makanan minuman dan tembakau juga meningkat

3) Sektor Kontruksi tumbuh positif Realisasi pengadaan semen Asosiasi Semen Indonesia (ASI) meningkat Selain itu berdasarkan data bongkar semen dan tiang pancang naik meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

4) Sektor perdagangan tumbuh positif Realisasi pajak kendaraan BBN KB-I meningkat dibandingkan tahun lalu Selain itu berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) dan volume bongkar kendaraan juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

5) Sektor Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh positif Terdapatnya kasus baru covid-19 yang pada triwulan III menyebabkan aktivitas rumah sakit kembali meningkat sehingga menyebakan layanan jasa kesahatan dan kegiatan sosial mengalami peningkatan

212 Belanja Negara

a Analisis Belanja Negara

Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan triwulan III 2021 mencapai Rp707749 atau 3415 persen dari total realisasi belanja APBN Belanja pemerintah sebagai stimulus perekonomian Kalbar meliputi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami pertumbuhan positif 1050

Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa periode triwulan III 2021 sebesar Rp1364910 atau 6585 persen dari total belanja APBN Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen

b Analisis pertumbuhan Belanja Pemerintah Pusat dan TKDD

Berdasarkan data realisasi belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 sebagai pendorong laju pertumbuhan ekonomi di masa pandemic covid-19 Pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat yang diprioritaskan untuk kenaikan belanja gaji pegawai belanja bantuan sosial belanja barang untuk penanganan covid-19 dan pembayaran insentif tenaga kesehatan

Tahun Penerimaan Perpajakan

PDRB Perpajakan

PDRB

2021 (sd TW III)

508445 17060760 298

2020 652141 21400175 305

2019 678830 21215033 320

2018 645326 19413822 332

Sumber DJP dan BPS (diolah)

Tabel II2 Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap

PDRB di Kalbar (dalam miliar rupiah)

9

Sedangkan realisasi TKDD mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 Penyaluran DAK Fisik baru terealisasi sebesar 2954 persen dari total pagu sebesar Rp23986 miliar atau menurun 6833 persen miliar Sebagian besar alokasi DAK Fisik untuk pengadaan sarana dan prasarana fisik yang masih dalam proses lelang sehingga penyerapan anggaran belum optimal

c Analisis kemanfaatan Belanja Pemerintah Pusat

Kebijakan dan alokasi anggaran belanja negara termasuk kebijakan anggaran belanja pemerintah pusat sebagai salah satu instrumen utama kebijakan fiskal menempati posisi yang sangat strategis dalam mendukung akselerasi pembangunan yang berkelanjutan dan berdimensi kewilayahan untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah sejalan dengan prioritas pemerintah Di masa pandemi covid-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas utama khususnya dalam rangka mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis Realisasi belanja pemerintah pusat telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu

d Manajemen Investasi Pemerintah

Investasi Pemerintah Pusat adalah Kredit Program berupa pemberian tambahan modal usaha kepada UMKM lingkup Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III tahun 2021 telah tersalurkan sebesar Rp293784 miliar (75903 UMKMdebitur)

213 SurplusDefisit

Realisasi pendapatan APBN Provinsi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi defisit anggaran sebesar Rp1394995 miliar Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 dengan besaran defisit sebesar Rp1594816 terjadi penurunan tingkat defisit 1664 persen

214 Prognosis APBN

Perkiraan realisasi APBN sampai dengan akhir tahun 2021 diperoleh dengan menggunakan penghitungan analisa trand dan atau rata-rata untuk penerimaan pendapatan dan belanja negara melalui data historis tahun 2018 sampai dengan tahun 2020

Tabel II3 Perkiraan Ralisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar sd Akhir Tahun 2021

Uraian 2018 2019 2020 2021

PENDAPATAN NEGARA 768292 871660 834384 890871

1 Penerimaan Pajak 64012 727547 676488 717751

2 Bea dan Cukai 4201 61735 75520 93264

3 PNBP 8616 82378 82376 79856

BELANJA NEGARA 2969551 3001701 2760700 2701800

1 Belanja Pemerintah Pusat 1039925 967435 879993 802519

2 Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa 1929626 2034266 1880707 1899281

SURPLUS DEFISIT (2201259) (2130041) (1926316) (1810929)

Sumber data OMSPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bag Barat

-

500

1000

1500

2000

2500

3000

KalimantanBarat

Sambas

Mempawa

h

Sanggau

Ketapang

Sintang

Kapuas

Hulu

Bengkayang

Landak

Sekadau

Melawi

Kayong

Utara

KubuRaya

Pontianak

Singkawan

g

Jumlah

Debitur 22 7555 4742 8861 6489 6231 4768 4913 5423 3096 2238 1328 9404 7534 3299 7590

Nilai Akad 9943 2903 1742 3058 2768 2755 1654 1536 1872 1340 9623 4536 3234 3631 1455 2937

Nilai Outstanding 6061 2554 1485 2639 2357 2412 1380 1343 1680 1217 8653 3957 2731 3020 1245 2533

Mili

ar

Grafik II4

Penyaluran KUR Lingkup Kalimantan Barat sd Triwulan III 2021

Sumber Sistem Informasi Kredit Program (SIKP)

10

Perkiraan Pendapatan Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 sebesar Rp890871 miliar

terdiri dari perkiraan Penerimaan Pajak sebesar Rp717751 penerimaan Bea dan Cukai sebesar

Rp93264 miliar dan perkiraan PNBP sebesar Rp79856

Perkiraan Belanja Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 akan tercapai sebesar Rp27018

miliar Belanja pemerintah pusat diperkirakan sebesar Rp802519 miliar dan Belanja Transfer ke

Daerah dan Dana Desa diperkirakan akan terserap sebesar Rp1899281 miliar

215 Analisis Capaian Output Layanan Dasar Publik

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi

1) Sektor pendidikan bersumber dana APBN merupakan Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar Output strategis yang ditargetkan antara lain berupa Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah 40104 orang Bantuan Pendidikan Tinggi 628 orang Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 2303 orang dan Sarana Pendukung Pembelajaran sebanyak 30 paket

2) Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Output yang ditargetkan antara lain Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 9989 unit Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat 1168 SR Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) 1389 m Jalan Strategis (ProPN) 110 KM dan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) 151 KM

3) Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar Output yang ditargetkan antara lain Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi 234 orang Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) 300 orang Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan 1 paket dan Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes 1 paket

22 Pelaksanaan APBD

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 telah memaksa pemerintah untuk membatasi pergerakan masyarakat terlebih saat adanya gelombang kedua pandemi di Indonesia yang terjadi pada akhir Juni hingga Juli 2021 Hal ini memberikan dampak yang cukup signifikan pada aktivitas masyarakat dan berimbas pada kegiatan produksi konsumsi hingga laju pertumbuhan ekonomi Pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi

Tabel II4 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

sd Akhir Triwulan III Tahun 2020 dan 2021

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

PENDAPATAN 2633280 1820273 6913 2568471 1681253 6546 -531

PENDAPATAN ASLI DAERAH 460106 269612 5860 477763 231436 4844 -1733 Pajak Daerah 302992 184136 6077 311923 155897 4998 -1776 Retribusi Daerah 15453 11617 7518 15281 8372 5479 -2712 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 20028 18936 9455 21220 17852 8413 -1102 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 121633 54923 4515 129339 49314 3813 -1556

PENDAPATAN TRANSFER 2044468 1529438 7481 2027702 1427694 7041 -588 Transfer dari Pemerintah Pusat 1802572 1413602 7842 1720299 1214698 7061 -996 Dana Bagi Hasil Pajak atau Bagi Hasil Bukan Pajak 59779 48919 8183 91245 73833 8092 -112 Dana Alokasi Umum 1234375 965144 7819 1084421 863895 7966 189 Dana Alokasi Khusus 508418 399539 7858 544632 276970 5085 -3529

11

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

Transfer antar Daerah 90186 48854 5417 82971 62784 7567 3969 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 81221 48794 6008 82971 58612 7064 1759 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 8965 060 067 000 4172 000 000 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 151710 66982 4415 224432 150212 6693 5159

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 128706 21222 1649 63006 22123 3511 11295 Pendapatan Hibah 50905 16309 3204 12657 21731 17169 43591 Pendapatan Lainnya 77801 4913 632 50350 392 078 -8766

BELANJA DAERAH 2697978 1216830 4510 2705329 1226920 4535 056

BELANJA OPERASI 1788473 955565 5343 1727155 926999 5367 045 Belanja Tidak Langsung 992176 710565 7162 1003483 666505 6642 -726 Belanja Pegawai 806104 578173 7172 910353 566012 6217 -1331 Belanja Bunga 200 174 8715 400 152 3793 -5647 Belanja Subsidi 000 000 000 000 000 000 000 Belanja Hibah 179277 128945 7192 87194 98780 11329 5751 Belanja Bantuan sosial 6594 3273 4964 5536 1427 2577 -4809 Belanja Lainnya 000 000 000 000 136 000 000 Belanja Langsung 796297 245000 3077 723671 260493 3600 1699 Belanja Pegawai 113729 000 000 000 000 000 000 Belanja Barang dan Jasa 682569 245000 3589 723671 260493 3600 028

BELANJA MODAL 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540 Belanja Modal 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540

BELANJA TAK TERDUGA 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857 Belanja Tak Terduga 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857

BELANJA TRANSFER 391164 134176 3430 418083 202044 4833 4089 TransferBagi Hasil Pendapatan 78597 53974 6867 108271 62303 5754 -1620 Belanja Bantuan Keuangan 312567 80203 2566 309813 139741 4510 7578

SURPLUSDEFISIT -64699 603442 -93270 -136858 454333 -33197 -6441 PEMBIAYAAN 95268 111882 11744 101027 106210 10513 -1048 Penerimaan Pembiayaan 116283 131717 11327 126342 116210 9198 -1880 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 103628 131717 12711 112941 102245 9053 -2878 Pencairan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Hasil Penjualan KD yang Dipisahkan 000 000 000 000 000 000 000 Penerimaan Pinjaman Daerah 12650 000 000 13397 13965 10424 000 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 005 000 000 005 000 000 000 Penerimaan Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan 21015 19835 9439 25315 10000 3950 -5815 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo 8475 8475 10000 9500 000 000 -10000 Penyertaan Modal Daerah 12540 11360 9059 15815 10000 6323 -3020 Pembentukan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Pemberian Pinjaman Daerah 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) 30569 715325 234001 -35831 560543 -156443 -16686

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

Berdasarkan Tabel II1 dapat diketahui bahwa Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

221 Pendapatan Daerah

Pada sisi pendapatan capaian tertinggi terdapat pada Pendapatan Transfer Daerah yaitu sebanyak Rp1427694 miliar atau sekitar 7041 dari total realisasi pendapatan Secara lebih khusus capaian tertinggi dari Pendapatan Transfer Daerah terdapat pada sisi Transfer dari Pemerintah Pusat yaitu sebesar Rp 1214698 miliar atau sekitar 7224 dari total seluruh pendapatan daerah

Sementara untuk sisi Pendapatan Asli Daerah total realisasi adalah sebesar 5947 turun sebesar 1396 dibanding tahun 2020 pada periode yang sama (year on year) Penurunan ini dikarenakan adanya gelombang kedua pandemi yang terjadi pada awal Triwulan III mengakibatkan adanya kontraksi ekonomi sehingga memaksa pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan yang lebih ketat dan berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian sehingga terjadi penurunan yang cukup besar pada retribusi daerah dan pajak daerah dibanding tahun sebelumnya

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021

PENDAPATAN ASLIDAERAH

PENDAPATANTRANSFER

LAIN-LAINPENDAPATAN

DAERAH YANG SAH

PAGU 477763 2027702 63006

REALISASI 231436 1427694 22123

realisasi 4844 7041 3511

GROWTH (y-o-y) -1733 -1606 11295

-2500

000

2500

5000

7500

10000

12500

000

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

12

222 Belanja Daerah

Pada APBD Kalbar 2021 pagu belanja adalah sebesar Rp 2705329 miliar dengan realisasi hingga Triwulan III adalah sebesar Rp1226920 miliar atau sekitar 4535 Di antara semua sisi belanja belanja operasi dan belanja transfer mengalami pertumbuhan positif dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Sedangkan untuk belanja modal dan belanja tak terduga mengalami pertumbuhan negatif khususnya pada belanja tak terduga yang mengalami penurunan sebesar 9857 Hal ini diakibatkan oleh adanya alokasi yang besar pada Belanja Tak Terduga sebagai antisipasi adanya gelombang pandemi Covid-19 yaitu sebesar Rp30354 miliar namun realisasi anggaran sampai akhir Triwulan III hanya sebesar Rp 2567 miliar atau hanya sekitar 846 hal ini dikarenakan gelombang kedua yang terjadi telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai pada akhir September Hal ini berbeda jauh dari kondisi tahun 2020 dimana belum ada persiapan anggaran untuk Belanja Tak Terduga sehingga pagu yang tersedia hanya sebesar Rp4964 miliar namun realisasi yang terjadi sebesar Rp 29450 miliar atau sekitar 5933

223 SurplusDefisit APBD

Dengan kondisi penyerapan belanja yang masih belum maksimal kondisi yang terjadi hingga Triwulan III 2021 adalah surplus sebesar Rp454333 miliar Hal ini berbeda jauh dengan rencana anggaran dimana pagu menunjukkan kondisi defisit sebesar Rp113897 miliar Selain dikarenakan sangat rendahnya penyerapan pada Belanja Tak Terduga yang masih berada di bawah 10 kondisi surplus yang terjadi juga diakibatkan oleh penyerapan beberapa belanja yang masih belum maksimal seperti penyerapan terendah yang ada pada sisi Belanja ada pada Belanja Modal yang baru terserap sebesar Rp 95309 miliar dari total pagu Rp529736 miliar atau sekitar 1799 Selanjutnya penyerapan yang masih rendah lainnya adalah pada sisi Belanja Barang dan Jasa yang baru terserap sebesar Rp260493 miliar dari total Rp723671 miliar atau hanya sekitar 36

224 Pembiayaan Daerah

Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran rencana anggaran untuk pembiayaan tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran Sedangkan dari sisi pengeluaran pembiayaan belum ada realisasi dari Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo dengan pagu sebesar Rp95 miliar sementara untuk Penyertaan Modal Daerah telah terealisasi sebesar Rp100 miliar atau sekitar 6323 dari total pagu Rp15815 miliar

225 Prognosis APBD

Tahun 2021 merupakan momentum untuk memulihkan ekonomi pasca hantaman pandemi di tahun pertama serta mempercepat berbagai program untuk memperkuat ketahanan menghadapi gelombang pandemi yang akan datang seperti program vaksinasi Di tengah upaya keras untuk menangani masalah kesehatan dan memulihkan ekonomi prognosis untuk anggaran pendapatan mengalami penurunan sedangkan untuk prognosis belanja mengalami peningkatan sehingga untuk kondisi yang diproyeksikan adalah defisit sebesar Rp65631 miliar sebagaimana tabel di bawah ini

BELANJAOPERASI

BELANJAMODAL

BELANJATAK

TERDUGA

BELANJATRANSFER

PAGU 1727155 529736 30355 418083

REALISASI 926999 95310 2568 202044

realisasi 5367 1799 846 4833

GROWTH (yoy) 045 -540 -9857 4089

-12000-10000-8000-6000-4000-20000002000400060008000

000200000400000600000800000

100000012000001400000160000018000002000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II6

Komposisi Belanja Triwulan III-2021

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

13

Tabel II5

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021

(dalam miliar rupiah)

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan Lampiran I Peraturan Pemerintah No71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik (reciprocal accounts)

LKPK Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana tabel berikut

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021

Uraian TW III - 2020 TW III - 2021

Growth Konsolidasian Pusat Daerah Konsolidasian

Pendapatan Negara 783375 669910 1683078 1042579 3309

Pendapatan Perpajakan 654482 603225 202435 805660 2310

Pendapatan Bukan Pajak 128893 66685 104481 171166 3280

Hibah 000 0 15268 2319 000

Transfer 000 0 1360893 63434 000

Belanja Negara 1768914 2072495 1316917 1931859 921

Belanja Pemerintah 1634738 707749 1084342 1792091 963

Transfer 134176 1364746 232575 139768 417

SurplusDefisit -985539 -1402585 366161 -889280 -977

Pembiayaan 111882 0 76401 76401 -3171

Penerimaan Pembiayaan Daerah 131717 0 95901 95901 -2719

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 19835 0 195 195 -169

Sisa Lebih (Kurang) -873657 -1402585 442562 -812879 -696

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

231 Pendapatan Konsolidasian

Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

Uraian Realisasi Prognosis

2018 2019 2020 2021

Pendapatan 2422952 2563928 2355545 2329837

Pendapatan Asli Daerah 390903 404671 381430 382862

Pendapatan Transfer 1985433 2084816 1865863 1859133

Lain-Lain Pendapatan Daerah 46616 74442 108253 87842

Belanja Daerah 2345817 2510634 2375111 2395468

Belanja 1979867 2107845 2032758 2048701

Transfer 365950 402789 342353 346767

SurplusDefisit 77135 53295 -19566 -65631

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

PendapatanPerpajakan

PendapatanBukan Pajak

Hibah Transfer

2020 654482 128893 000 000

2021 805660 171166 2319 63434

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Realisasi Pendapatan sampai dengan tahun

2020 mencapai Rp2355545 miliar sementara

untuk realisasi belanja sebesar Rp2375111

miliar sehingga terdapat defisit sebesar

Rp19566 miliar Melihat trend pendapatan

yang fluktuatif dari tahun ke tahun untuk

prognosis pendapatan di akhir tahun 2021

(Triwulan IV) adalah sebesar Rp2329837

miliar sedangkan untuk prognosis belanja

adalah sebesar Rp2395468 miliar sehingga

diperoleh proyeksi kondisi untuk akhir tahun

2021 adalah defisit sebesar Rp65631 miliar

14

a Analisis kontribusi komponen Pendapatan Konsolidasian Kontribusi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Daerah menyumbang jumlah yang cukup besar dengan kontribusi paling besar dari sisi Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar Rp297494 miliar disusul oleh Pendapatan Transfer sebesar Rp1360893 miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp24691 miliar

b Analisis pertumbuhan (growth) komponen Pendapatan Konsolidasian Meskipun pandemi masih terjadi namun perekonomian di Kalbar sudah mulai menuju pada kemandirian hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada pos Pendapatan Asli Daerah Triwulan III-2021 sebesar Rp 27881 miliar atau sekitar 1034 dari Triwulan III-2020 Kenaikan pada PAD disokong paling besar oleh Pajak Daerah yang berkontribusi sebesar Rp202435 miliar atau sekitar 6805 dari total PAD Dibandingkan dengan tahun 2020 pendapatan dari pajak daerah ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp18299 miliar atau sekitar 10 dari total pajak daerah yang berhasil dihimpun pada periode yang sama di tahun sebelumnya

c Analisis tax ratio atau rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Namun pada triwulan III 2021 tax ratio terhadap PDRB menunjukkan perbaikan dimana ada kenaikan meskipun tidak sebesar di

tahun-tahun sebelum pandemi melanda Sinyal positif ini merupakan tanda adanya keberhasilan atas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi salah satu program utama pemerintah disamping pemulihan kesehatan melalui vaksinasi yang mulai digalakkan sejak awal tahun 2021 Tentunya hal ini harus terus didukung oleh administrasi perpajakan yang terus disempurnakan serta perbaikan struktur ekonominya

232 Belanja Konsolidasian

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Tahun Pajak

Konsolida-sian

PDRB Pajak

Konsolidasi PDRB

2021 (sd TW III)

805660 17060760 472

2020 976373 21400175 456

2019 1094835 21215033 516

2018 969055 19413822 499

Pajak Daerah Retribusi Daerah

HasilPengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

Lain-lainPendapatan AsliDaerah yang Sah

Provinsi 145729 2283 9573 12435

KabKota 56706 6445 9134 55189

Total 202435 8727 18707 67624

Kontribusi 6805 293 629 2273

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

000

50000

100000

150000

200000

250000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)

000500000

100000015000002000000

BelanjaPemerintah

Transfer

2020 1634738 134176

2021 1792091 139768

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II9 Belanja Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB

(dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

15

a Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah Dari total Belanja Konsolidasi komponen terbesar berasal dari sisi Belanja Pegawai sebesar Rp579787 miliar atau sebesar 5948 dari total Belanja Operasi disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 293881 miliar atau sebesar 3015

b Analisis pertumbuhan (growth) Belanja Pemerintah dan TKDD Meskipun terdapat pertumbuhan belanja antara Triwulan III-2020 dibandingkan dengan Triwulan III-2021 sebesar 921 namun terjadi penurunan signifikan pada pos Belanja Tak Terduga sebesar 9087 atau dari Rp29450 miliar pada tahun 2020 menjadi hanya Rp2688 miliar pada tahun 2021 Penurunan realisasi Belanja Tak Terduga ini diakibatkan oleh dampak pandemi yang terjadi pada gelombang kedua telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai sehingga terjadi penurunan realisasi yang signifikan dari pagu yang telah disediakan

c Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB

Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Namun sampai dengan triwulan III 2021 rasio belanja pemerintah masih berada di bawah rasio belanja tahun 2020 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja

pemerintah daerah Pada tahun 2020 rasio belanja pemerintah relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB dan kenaikan belanja Kenaikan belanja pemerintah daerah relatif lebih tinggi saat terjadinya pandemi namun tidak diikuti oleh pertumbuhan PDRB sehingga rasio belanja meningkat

233 SurplusDefisit Konsilidasian

Sampai dengan Triwulan III-2021 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Barat masih dalam posisi defisit Rp889280 miliar Posisi defisit ini disumbang oleh deficit dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1402585 miliar dan surplus dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 366161 miliar Kondisi ini turun sebesar 977 dibanding defisit yang terjadi pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 985539 miliar

Tahun Belanja

Pemerintah Konsolidasian

PDRB Belanja PDRB

2021 (sd TW III)

1792091 17060760 1050

2020 3255080 21400175 1521

2019 3076373 21215033 1450

2018 2939933 19413822 1514

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaBunga

Subsidi HibahBelanjaModal

BelanjaTak

Terduga

BantuanSosial

PUSAT 282351 249688 000 000 000 175327 000 383

DAERAH 579787 293881 152 000 99427 106928 2687 1481

TOTAL 862138 543569 152 000 99427 282255 2687 1863

KONTRIBUSI 4811 3033 001 000 555 1575 015 010

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian

Pusat Daerah Konsolidasi

Defisit -1402585 366161 -1036424

13533 -3533 10000

-6000

-4000

-2000

000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

-1600000

-1400000

-1200000

-1000000

-800000

-600000

-400000

-200000

-

200000

400000

600000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II11

SurplusDefisit Konsolidasian

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian

terhadap PDRB (dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

BAB II

ANALISIS FISKALREGIONAL

6

21 Pelaksanaan APBN

Sampai dengan triwulan III tahun 2021 alokasi dana APBN masih sangat berperan dalam menggerakkan perekonomian dan mengatasi pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Realiasi pendapatan Kalimantan Barat dalam tekanan berkurangnya aktivitas perekonomian masyarakat masih mengalami pertumbuhan sebesar 1087 sedangkan belanja negara tumbuh negatif 924 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Belanja Pemerintah Pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 namun Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa mengalami pertumbuhan negatif 1585

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu belanja sejalan dengan prioritas Pemerintah Di masa pandemi COVID-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas Pemerintah khususnya dalam mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis

Realisasi APBN antara triwulan III tahun 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebagaimana tabel II1

Tabel II1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

Uraian

2020 2021

Growth Pagu Realisasi

Realisasi Pagu Realisasi

Realisasi

A PENDAPATAN NEGARA 733266 539417 7356 830880 677664 8156 1087

I PENERIMAAN DALAM NEGERI 733266 539417 7356 820702 676068 8238 11 98

1 Penerimaan Pajak 635639 420175 6610 738041 508445 6889 422

2 Bea Cukai 44991 56607 12582 33842 100938 29827 13706

3 PNBP 52636 62635 11900 48820 66685 13659 1479

II HIBAH 000 000 - 10178 1596 1568 -

1 Hibah 000 000 - 10178 1596 1568 -

B BELANJA NEGARA 2840900 2134233 7513 3039749 2072659 6819 -924

I BELANJA PEMERINTAH PUSAT 943876 552084 5849 1095018 707749 6463 1050

1 Belanja Pegawai 385326 270911 7031 389560 282351 7248 309

2 Belanja Barang 388981 204332 5253 389085 249688 6417 2216

3 Belanja Modal 168468 76364 4533 315588 175327 5556 2256

4 Belanja Bantuan Sosial 1102 477 4326 785 383 4872 1262

5 Belanja Lain-lain 000 000 - 000 000 - -

IITRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 1897024 1582148 8340 1944731 1364910 7019 -1585

1 Transfer ke Daerah 1694956 1422744 8394 1738598 1224977 7046 -1606

a Dana Perimbangan 1654531 1388755 8394 1720299 1214698 7061 -1588

1) Dana Alokasi Umum 1097756 922099 8400 1084421 863895 7966 -516

2) Dana Bagi Hasil 73421 48316 6581 91245 73833 8092 2296

3) Dana Alokasi Khusus 483355 418340 8655 544632 276970 5085 -4124

Dana Alokasi Khusus Fisik 182261 170001 9327 239863 70849 2954 -6833

Dana Alokasi Khusus Non Fisik 301094 248339 8248 304770 206120 6763 -1800

d Dana Insentif Desa 40425 33989 8408 18299 10280 5617 -3319

2 Dana Desa 202068 159404 7889 206133 139933 6788 -1395

C SURPLUS DEFISIT -2107635 -1594816 7567 -2208869 -1394995 6315 -1654

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

211 Pendapatan Negara

a Analisa Kontribusi Pendapatan Negara dan Hibah

Total pendapatan negara sampai dengan periode

triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar

mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan

periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417

miliar Komposisi utama dari pendapatan negara

berasal dari penerimaan perpajakan sebesar

Rp508445 atau 7503 Bea Cukai Rp100938 miliar

atau 1489 PNBP sebesar Rp66685 atau 984

dan Hibah sebesar Rp1596 atau 024

000

200000

400000

600000

Pajak Bea Cukai PNBP Hibah

2020 420175 56607 62635 0

2021 508445 100938 66685 1596

Grafik II1 Komponen Pendapatan Negara Triwulan III

2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

7

b Analisis Pertumbuhan Penerimaan Perpajakan

1) Penerimaan Pajak

Penerimaan sektor perpajakan Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III 2021 tercatat 6889 persen dari target tahun 2021 sebesar Rp738 triliun Terjadi pertumbuhan penerimaan sebesar Rp88270 miliar atau 422 persen jika dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama tahun 2020 Pertumbuhan positif penerimaan pajak di Kalbar juga didukung kesadaran wajib pajak yang semakin tinggi Terdapat 5 sektor penyumbang penerimaan pajak Kalbar sebesar 7775 kontribusinya dengan pertumbuhan 1322 Kelima sektor tersebut yaitu Perdagangan besar dan eceran Pertanian kehutanan dan perikanan Industri pengolahan Jasa keuangan dan Asuransi serta Transportasi dan pergudangan Sedangkan kontribusi sebesar 2225 disumbangkan selain 5 sektor tersebut dengan pertumbuhan 610 Dominasi penerimaan perpajakan berasal dari PPh sebesar Rp209875 miliar PPN dan PTLL sebesar Rp265420 miliar Sisanya disumbangkan dari penerimaan PBB dan Pajak Lainnya sebesar Rp3315 miliar

2) Penerimaan Bea Cukai

Penerimaan sektor Bea dan Cukai wilayah

Kalimantan Bagian Barat periode triwulan III 2020

sebesar Rp100938 miliar atau naik 7831 persen

bila dibandingkan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Penerimaan Bea dan Cukai

menyumbangkan kontribusi kepada pendapatan

negara sebesar 1489 persen Secara agregat

penerimaan sektor Bea Cukai telah mencapai

29827 persen melampaui target Nilai devisa

ekspor sampai dengan triwulan III 2021 mengalami

kenaikan Beberapa komoditi potensial

penyumbang devisa meliputi CPO dan turunannya

Washed Bauksit Smelter Grade dan Chemical

Grade Alumina Karet Alam Plywood dan Barang

dari Kayu Kelapa Bulat Residu Rokok Pasir

Zirkon Karet Sintetik serta Komoditas lain

c Analisis Komposisi PNBP

Penerimaan Negara Bukan Pajak sampai dengan periode triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan

sebesar Rp4050 miliar atau 1479 persen dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Komposisi kontribusi PNBP kepada pendapatan negara sebesar 984 persen

Penerimaan PNBP disumbangkan secara signifikan dari peningkatan layanan BLU Pemerintah

Pusat dengan jumlah Rp36863 miliar atau 5528 dari total penerimaan PNBP Rp66685 miliar

Sedangkan kontribusi PNBP Lainnya sebesar Rp29822 miliar atau 4472 dengan sumbangan

utama dari PNBP POLRI serta PNBP Pelabuhan dan Pelayaran

000100000200000300000400000500000600000

PPh PPNdanPTLL

PBB PL Total

2020 204808 201714 8872 5837 421231

2021 209875 265420 21982 11168 508445

Grafik II2 Penerimaan Perpajakan Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

000

50000

100000

150000

BeaMasuk

BeaKeluar

Cukai Total

2020 1904 52695 2008 56607

2021 2090 95218 3631 100938

1904

52695

2008

566072090

95218

3631

100938

Grafik II3 Penerimaan Bea Cukai Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

8

d Analisa tax rasio terhadap PDRB

Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah

Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan

triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax

ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara

langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun

faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung

adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan

utamanya insentif perpajakan yang masih

berlangsung di beberapa sektor

e Analisis perpajakan sektoral terhadap PDRB menurut lapangan usaha

Berdasarkan rilis data BPS Kalbar periode triwulan III 2021 ada beberapa bidang usaha yang mulai

tumbuh antara lain

1) Sektor Pertanian Produksi kelapa sawit meningkat lebih besar dibandingkan tahun lalu untuk memenuhi permintaan CPO yang tinggi pada pasar global Selain itu produksi sektor kehutanan tercermin dari data kayu bulat yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya

2) Industri pengolahan tumbuh positif Dibandingkan tahun sebelumnya volume muat CPO mengalami peningkatan Data Purchasing Managerrsquos Index (PMI) sektor makanan minuman dan tembakau juga meningkat

3) Sektor Kontruksi tumbuh positif Realisasi pengadaan semen Asosiasi Semen Indonesia (ASI) meningkat Selain itu berdasarkan data bongkar semen dan tiang pancang naik meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

4) Sektor perdagangan tumbuh positif Realisasi pajak kendaraan BBN KB-I meningkat dibandingkan tahun lalu Selain itu berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) dan volume bongkar kendaraan juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

5) Sektor Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh positif Terdapatnya kasus baru covid-19 yang pada triwulan III menyebabkan aktivitas rumah sakit kembali meningkat sehingga menyebakan layanan jasa kesahatan dan kegiatan sosial mengalami peningkatan

212 Belanja Negara

a Analisis Belanja Negara

Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan triwulan III 2021 mencapai Rp707749 atau 3415 persen dari total realisasi belanja APBN Belanja pemerintah sebagai stimulus perekonomian Kalbar meliputi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami pertumbuhan positif 1050

Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa periode triwulan III 2021 sebesar Rp1364910 atau 6585 persen dari total belanja APBN Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen

b Analisis pertumbuhan Belanja Pemerintah Pusat dan TKDD

Berdasarkan data realisasi belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 sebagai pendorong laju pertumbuhan ekonomi di masa pandemic covid-19 Pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat yang diprioritaskan untuk kenaikan belanja gaji pegawai belanja bantuan sosial belanja barang untuk penanganan covid-19 dan pembayaran insentif tenaga kesehatan

Tahun Penerimaan Perpajakan

PDRB Perpajakan

PDRB

2021 (sd TW III)

508445 17060760 298

2020 652141 21400175 305

2019 678830 21215033 320

2018 645326 19413822 332

Sumber DJP dan BPS (diolah)

Tabel II2 Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap

PDRB di Kalbar (dalam miliar rupiah)

9

Sedangkan realisasi TKDD mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 Penyaluran DAK Fisik baru terealisasi sebesar 2954 persen dari total pagu sebesar Rp23986 miliar atau menurun 6833 persen miliar Sebagian besar alokasi DAK Fisik untuk pengadaan sarana dan prasarana fisik yang masih dalam proses lelang sehingga penyerapan anggaran belum optimal

c Analisis kemanfaatan Belanja Pemerintah Pusat

Kebijakan dan alokasi anggaran belanja negara termasuk kebijakan anggaran belanja pemerintah pusat sebagai salah satu instrumen utama kebijakan fiskal menempati posisi yang sangat strategis dalam mendukung akselerasi pembangunan yang berkelanjutan dan berdimensi kewilayahan untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah sejalan dengan prioritas pemerintah Di masa pandemi covid-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas utama khususnya dalam rangka mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis Realisasi belanja pemerintah pusat telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu

d Manajemen Investasi Pemerintah

Investasi Pemerintah Pusat adalah Kredit Program berupa pemberian tambahan modal usaha kepada UMKM lingkup Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III tahun 2021 telah tersalurkan sebesar Rp293784 miliar (75903 UMKMdebitur)

213 SurplusDefisit

Realisasi pendapatan APBN Provinsi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi defisit anggaran sebesar Rp1394995 miliar Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 dengan besaran defisit sebesar Rp1594816 terjadi penurunan tingkat defisit 1664 persen

214 Prognosis APBN

Perkiraan realisasi APBN sampai dengan akhir tahun 2021 diperoleh dengan menggunakan penghitungan analisa trand dan atau rata-rata untuk penerimaan pendapatan dan belanja negara melalui data historis tahun 2018 sampai dengan tahun 2020

Tabel II3 Perkiraan Ralisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar sd Akhir Tahun 2021

Uraian 2018 2019 2020 2021

PENDAPATAN NEGARA 768292 871660 834384 890871

1 Penerimaan Pajak 64012 727547 676488 717751

2 Bea dan Cukai 4201 61735 75520 93264

3 PNBP 8616 82378 82376 79856

BELANJA NEGARA 2969551 3001701 2760700 2701800

1 Belanja Pemerintah Pusat 1039925 967435 879993 802519

2 Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa 1929626 2034266 1880707 1899281

SURPLUS DEFISIT (2201259) (2130041) (1926316) (1810929)

Sumber data OMSPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bag Barat

-

500

1000

1500

2000

2500

3000

KalimantanBarat

Sambas

Mempawa

h

Sanggau

Ketapang

Sintang

Kapuas

Hulu

Bengkayang

Landak

Sekadau

Melawi

Kayong

Utara

KubuRaya

Pontianak

Singkawan

g

Jumlah

Debitur 22 7555 4742 8861 6489 6231 4768 4913 5423 3096 2238 1328 9404 7534 3299 7590

Nilai Akad 9943 2903 1742 3058 2768 2755 1654 1536 1872 1340 9623 4536 3234 3631 1455 2937

Nilai Outstanding 6061 2554 1485 2639 2357 2412 1380 1343 1680 1217 8653 3957 2731 3020 1245 2533

Mili

ar

Grafik II4

Penyaluran KUR Lingkup Kalimantan Barat sd Triwulan III 2021

Sumber Sistem Informasi Kredit Program (SIKP)

10

Perkiraan Pendapatan Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 sebesar Rp890871 miliar

terdiri dari perkiraan Penerimaan Pajak sebesar Rp717751 penerimaan Bea dan Cukai sebesar

Rp93264 miliar dan perkiraan PNBP sebesar Rp79856

Perkiraan Belanja Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 akan tercapai sebesar Rp27018

miliar Belanja pemerintah pusat diperkirakan sebesar Rp802519 miliar dan Belanja Transfer ke

Daerah dan Dana Desa diperkirakan akan terserap sebesar Rp1899281 miliar

215 Analisis Capaian Output Layanan Dasar Publik

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi

1) Sektor pendidikan bersumber dana APBN merupakan Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar Output strategis yang ditargetkan antara lain berupa Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah 40104 orang Bantuan Pendidikan Tinggi 628 orang Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 2303 orang dan Sarana Pendukung Pembelajaran sebanyak 30 paket

2) Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Output yang ditargetkan antara lain Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 9989 unit Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat 1168 SR Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) 1389 m Jalan Strategis (ProPN) 110 KM dan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) 151 KM

3) Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar Output yang ditargetkan antara lain Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi 234 orang Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) 300 orang Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan 1 paket dan Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes 1 paket

22 Pelaksanaan APBD

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 telah memaksa pemerintah untuk membatasi pergerakan masyarakat terlebih saat adanya gelombang kedua pandemi di Indonesia yang terjadi pada akhir Juni hingga Juli 2021 Hal ini memberikan dampak yang cukup signifikan pada aktivitas masyarakat dan berimbas pada kegiatan produksi konsumsi hingga laju pertumbuhan ekonomi Pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi

Tabel II4 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

sd Akhir Triwulan III Tahun 2020 dan 2021

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

PENDAPATAN 2633280 1820273 6913 2568471 1681253 6546 -531

PENDAPATAN ASLI DAERAH 460106 269612 5860 477763 231436 4844 -1733 Pajak Daerah 302992 184136 6077 311923 155897 4998 -1776 Retribusi Daerah 15453 11617 7518 15281 8372 5479 -2712 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 20028 18936 9455 21220 17852 8413 -1102 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 121633 54923 4515 129339 49314 3813 -1556

PENDAPATAN TRANSFER 2044468 1529438 7481 2027702 1427694 7041 -588 Transfer dari Pemerintah Pusat 1802572 1413602 7842 1720299 1214698 7061 -996 Dana Bagi Hasil Pajak atau Bagi Hasil Bukan Pajak 59779 48919 8183 91245 73833 8092 -112 Dana Alokasi Umum 1234375 965144 7819 1084421 863895 7966 189 Dana Alokasi Khusus 508418 399539 7858 544632 276970 5085 -3529

11

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

Transfer antar Daerah 90186 48854 5417 82971 62784 7567 3969 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 81221 48794 6008 82971 58612 7064 1759 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 8965 060 067 000 4172 000 000 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 151710 66982 4415 224432 150212 6693 5159

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 128706 21222 1649 63006 22123 3511 11295 Pendapatan Hibah 50905 16309 3204 12657 21731 17169 43591 Pendapatan Lainnya 77801 4913 632 50350 392 078 -8766

BELANJA DAERAH 2697978 1216830 4510 2705329 1226920 4535 056

BELANJA OPERASI 1788473 955565 5343 1727155 926999 5367 045 Belanja Tidak Langsung 992176 710565 7162 1003483 666505 6642 -726 Belanja Pegawai 806104 578173 7172 910353 566012 6217 -1331 Belanja Bunga 200 174 8715 400 152 3793 -5647 Belanja Subsidi 000 000 000 000 000 000 000 Belanja Hibah 179277 128945 7192 87194 98780 11329 5751 Belanja Bantuan sosial 6594 3273 4964 5536 1427 2577 -4809 Belanja Lainnya 000 000 000 000 136 000 000 Belanja Langsung 796297 245000 3077 723671 260493 3600 1699 Belanja Pegawai 113729 000 000 000 000 000 000 Belanja Barang dan Jasa 682569 245000 3589 723671 260493 3600 028

BELANJA MODAL 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540 Belanja Modal 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540

BELANJA TAK TERDUGA 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857 Belanja Tak Terduga 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857

BELANJA TRANSFER 391164 134176 3430 418083 202044 4833 4089 TransferBagi Hasil Pendapatan 78597 53974 6867 108271 62303 5754 -1620 Belanja Bantuan Keuangan 312567 80203 2566 309813 139741 4510 7578

SURPLUSDEFISIT -64699 603442 -93270 -136858 454333 -33197 -6441 PEMBIAYAAN 95268 111882 11744 101027 106210 10513 -1048 Penerimaan Pembiayaan 116283 131717 11327 126342 116210 9198 -1880 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 103628 131717 12711 112941 102245 9053 -2878 Pencairan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Hasil Penjualan KD yang Dipisahkan 000 000 000 000 000 000 000 Penerimaan Pinjaman Daerah 12650 000 000 13397 13965 10424 000 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 005 000 000 005 000 000 000 Penerimaan Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan 21015 19835 9439 25315 10000 3950 -5815 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo 8475 8475 10000 9500 000 000 -10000 Penyertaan Modal Daerah 12540 11360 9059 15815 10000 6323 -3020 Pembentukan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Pemberian Pinjaman Daerah 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) 30569 715325 234001 -35831 560543 -156443 -16686

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

Berdasarkan Tabel II1 dapat diketahui bahwa Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

221 Pendapatan Daerah

Pada sisi pendapatan capaian tertinggi terdapat pada Pendapatan Transfer Daerah yaitu sebanyak Rp1427694 miliar atau sekitar 7041 dari total realisasi pendapatan Secara lebih khusus capaian tertinggi dari Pendapatan Transfer Daerah terdapat pada sisi Transfer dari Pemerintah Pusat yaitu sebesar Rp 1214698 miliar atau sekitar 7224 dari total seluruh pendapatan daerah

Sementara untuk sisi Pendapatan Asli Daerah total realisasi adalah sebesar 5947 turun sebesar 1396 dibanding tahun 2020 pada periode yang sama (year on year) Penurunan ini dikarenakan adanya gelombang kedua pandemi yang terjadi pada awal Triwulan III mengakibatkan adanya kontraksi ekonomi sehingga memaksa pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan yang lebih ketat dan berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian sehingga terjadi penurunan yang cukup besar pada retribusi daerah dan pajak daerah dibanding tahun sebelumnya

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021

PENDAPATAN ASLIDAERAH

PENDAPATANTRANSFER

LAIN-LAINPENDAPATAN

DAERAH YANG SAH

PAGU 477763 2027702 63006

REALISASI 231436 1427694 22123

realisasi 4844 7041 3511

GROWTH (y-o-y) -1733 -1606 11295

-2500

000

2500

5000

7500

10000

12500

000

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

12

222 Belanja Daerah

Pada APBD Kalbar 2021 pagu belanja adalah sebesar Rp 2705329 miliar dengan realisasi hingga Triwulan III adalah sebesar Rp1226920 miliar atau sekitar 4535 Di antara semua sisi belanja belanja operasi dan belanja transfer mengalami pertumbuhan positif dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Sedangkan untuk belanja modal dan belanja tak terduga mengalami pertumbuhan negatif khususnya pada belanja tak terduga yang mengalami penurunan sebesar 9857 Hal ini diakibatkan oleh adanya alokasi yang besar pada Belanja Tak Terduga sebagai antisipasi adanya gelombang pandemi Covid-19 yaitu sebesar Rp30354 miliar namun realisasi anggaran sampai akhir Triwulan III hanya sebesar Rp 2567 miliar atau hanya sekitar 846 hal ini dikarenakan gelombang kedua yang terjadi telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai pada akhir September Hal ini berbeda jauh dari kondisi tahun 2020 dimana belum ada persiapan anggaran untuk Belanja Tak Terduga sehingga pagu yang tersedia hanya sebesar Rp4964 miliar namun realisasi yang terjadi sebesar Rp 29450 miliar atau sekitar 5933

223 SurplusDefisit APBD

Dengan kondisi penyerapan belanja yang masih belum maksimal kondisi yang terjadi hingga Triwulan III 2021 adalah surplus sebesar Rp454333 miliar Hal ini berbeda jauh dengan rencana anggaran dimana pagu menunjukkan kondisi defisit sebesar Rp113897 miliar Selain dikarenakan sangat rendahnya penyerapan pada Belanja Tak Terduga yang masih berada di bawah 10 kondisi surplus yang terjadi juga diakibatkan oleh penyerapan beberapa belanja yang masih belum maksimal seperti penyerapan terendah yang ada pada sisi Belanja ada pada Belanja Modal yang baru terserap sebesar Rp 95309 miliar dari total pagu Rp529736 miliar atau sekitar 1799 Selanjutnya penyerapan yang masih rendah lainnya adalah pada sisi Belanja Barang dan Jasa yang baru terserap sebesar Rp260493 miliar dari total Rp723671 miliar atau hanya sekitar 36

224 Pembiayaan Daerah

Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran rencana anggaran untuk pembiayaan tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran Sedangkan dari sisi pengeluaran pembiayaan belum ada realisasi dari Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo dengan pagu sebesar Rp95 miliar sementara untuk Penyertaan Modal Daerah telah terealisasi sebesar Rp100 miliar atau sekitar 6323 dari total pagu Rp15815 miliar

225 Prognosis APBD

Tahun 2021 merupakan momentum untuk memulihkan ekonomi pasca hantaman pandemi di tahun pertama serta mempercepat berbagai program untuk memperkuat ketahanan menghadapi gelombang pandemi yang akan datang seperti program vaksinasi Di tengah upaya keras untuk menangani masalah kesehatan dan memulihkan ekonomi prognosis untuk anggaran pendapatan mengalami penurunan sedangkan untuk prognosis belanja mengalami peningkatan sehingga untuk kondisi yang diproyeksikan adalah defisit sebesar Rp65631 miliar sebagaimana tabel di bawah ini

BELANJAOPERASI

BELANJAMODAL

BELANJATAK

TERDUGA

BELANJATRANSFER

PAGU 1727155 529736 30355 418083

REALISASI 926999 95310 2568 202044

realisasi 5367 1799 846 4833

GROWTH (yoy) 045 -540 -9857 4089

-12000-10000-8000-6000-4000-20000002000400060008000

000200000400000600000800000

100000012000001400000160000018000002000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II6

Komposisi Belanja Triwulan III-2021

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

13

Tabel II5

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021

(dalam miliar rupiah)

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan Lampiran I Peraturan Pemerintah No71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik (reciprocal accounts)

LKPK Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana tabel berikut

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021

Uraian TW III - 2020 TW III - 2021

Growth Konsolidasian Pusat Daerah Konsolidasian

Pendapatan Negara 783375 669910 1683078 1042579 3309

Pendapatan Perpajakan 654482 603225 202435 805660 2310

Pendapatan Bukan Pajak 128893 66685 104481 171166 3280

Hibah 000 0 15268 2319 000

Transfer 000 0 1360893 63434 000

Belanja Negara 1768914 2072495 1316917 1931859 921

Belanja Pemerintah 1634738 707749 1084342 1792091 963

Transfer 134176 1364746 232575 139768 417

SurplusDefisit -985539 -1402585 366161 -889280 -977

Pembiayaan 111882 0 76401 76401 -3171

Penerimaan Pembiayaan Daerah 131717 0 95901 95901 -2719

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 19835 0 195 195 -169

Sisa Lebih (Kurang) -873657 -1402585 442562 -812879 -696

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

231 Pendapatan Konsolidasian

Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

Uraian Realisasi Prognosis

2018 2019 2020 2021

Pendapatan 2422952 2563928 2355545 2329837

Pendapatan Asli Daerah 390903 404671 381430 382862

Pendapatan Transfer 1985433 2084816 1865863 1859133

Lain-Lain Pendapatan Daerah 46616 74442 108253 87842

Belanja Daerah 2345817 2510634 2375111 2395468

Belanja 1979867 2107845 2032758 2048701

Transfer 365950 402789 342353 346767

SurplusDefisit 77135 53295 -19566 -65631

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

PendapatanPerpajakan

PendapatanBukan Pajak

Hibah Transfer

2020 654482 128893 000 000

2021 805660 171166 2319 63434

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Realisasi Pendapatan sampai dengan tahun

2020 mencapai Rp2355545 miliar sementara

untuk realisasi belanja sebesar Rp2375111

miliar sehingga terdapat defisit sebesar

Rp19566 miliar Melihat trend pendapatan

yang fluktuatif dari tahun ke tahun untuk

prognosis pendapatan di akhir tahun 2021

(Triwulan IV) adalah sebesar Rp2329837

miliar sedangkan untuk prognosis belanja

adalah sebesar Rp2395468 miliar sehingga

diperoleh proyeksi kondisi untuk akhir tahun

2021 adalah defisit sebesar Rp65631 miliar

14

a Analisis kontribusi komponen Pendapatan Konsolidasian Kontribusi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Daerah menyumbang jumlah yang cukup besar dengan kontribusi paling besar dari sisi Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar Rp297494 miliar disusul oleh Pendapatan Transfer sebesar Rp1360893 miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp24691 miliar

b Analisis pertumbuhan (growth) komponen Pendapatan Konsolidasian Meskipun pandemi masih terjadi namun perekonomian di Kalbar sudah mulai menuju pada kemandirian hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada pos Pendapatan Asli Daerah Triwulan III-2021 sebesar Rp 27881 miliar atau sekitar 1034 dari Triwulan III-2020 Kenaikan pada PAD disokong paling besar oleh Pajak Daerah yang berkontribusi sebesar Rp202435 miliar atau sekitar 6805 dari total PAD Dibandingkan dengan tahun 2020 pendapatan dari pajak daerah ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp18299 miliar atau sekitar 10 dari total pajak daerah yang berhasil dihimpun pada periode yang sama di tahun sebelumnya

c Analisis tax ratio atau rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Namun pada triwulan III 2021 tax ratio terhadap PDRB menunjukkan perbaikan dimana ada kenaikan meskipun tidak sebesar di

tahun-tahun sebelum pandemi melanda Sinyal positif ini merupakan tanda adanya keberhasilan atas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi salah satu program utama pemerintah disamping pemulihan kesehatan melalui vaksinasi yang mulai digalakkan sejak awal tahun 2021 Tentunya hal ini harus terus didukung oleh administrasi perpajakan yang terus disempurnakan serta perbaikan struktur ekonominya

232 Belanja Konsolidasian

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Tahun Pajak

Konsolida-sian

PDRB Pajak

Konsolidasi PDRB

2021 (sd TW III)

805660 17060760 472

2020 976373 21400175 456

2019 1094835 21215033 516

2018 969055 19413822 499

Pajak Daerah Retribusi Daerah

HasilPengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

Lain-lainPendapatan AsliDaerah yang Sah

Provinsi 145729 2283 9573 12435

KabKota 56706 6445 9134 55189

Total 202435 8727 18707 67624

Kontribusi 6805 293 629 2273

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

000

50000

100000

150000

200000

250000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)

000500000

100000015000002000000

BelanjaPemerintah

Transfer

2020 1634738 134176

2021 1792091 139768

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II9 Belanja Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB

(dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

15

a Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah Dari total Belanja Konsolidasi komponen terbesar berasal dari sisi Belanja Pegawai sebesar Rp579787 miliar atau sebesar 5948 dari total Belanja Operasi disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 293881 miliar atau sebesar 3015

b Analisis pertumbuhan (growth) Belanja Pemerintah dan TKDD Meskipun terdapat pertumbuhan belanja antara Triwulan III-2020 dibandingkan dengan Triwulan III-2021 sebesar 921 namun terjadi penurunan signifikan pada pos Belanja Tak Terduga sebesar 9087 atau dari Rp29450 miliar pada tahun 2020 menjadi hanya Rp2688 miliar pada tahun 2021 Penurunan realisasi Belanja Tak Terduga ini diakibatkan oleh dampak pandemi yang terjadi pada gelombang kedua telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai sehingga terjadi penurunan realisasi yang signifikan dari pagu yang telah disediakan

c Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB

Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Namun sampai dengan triwulan III 2021 rasio belanja pemerintah masih berada di bawah rasio belanja tahun 2020 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja

pemerintah daerah Pada tahun 2020 rasio belanja pemerintah relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB dan kenaikan belanja Kenaikan belanja pemerintah daerah relatif lebih tinggi saat terjadinya pandemi namun tidak diikuti oleh pertumbuhan PDRB sehingga rasio belanja meningkat

233 SurplusDefisit Konsilidasian

Sampai dengan Triwulan III-2021 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Barat masih dalam posisi defisit Rp889280 miliar Posisi defisit ini disumbang oleh deficit dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1402585 miliar dan surplus dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 366161 miliar Kondisi ini turun sebesar 977 dibanding defisit yang terjadi pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 985539 miliar

Tahun Belanja

Pemerintah Konsolidasian

PDRB Belanja PDRB

2021 (sd TW III)

1792091 17060760 1050

2020 3255080 21400175 1521

2019 3076373 21215033 1450

2018 2939933 19413822 1514

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaBunga

Subsidi HibahBelanjaModal

BelanjaTak

Terduga

BantuanSosial

PUSAT 282351 249688 000 000 000 175327 000 383

DAERAH 579787 293881 152 000 99427 106928 2687 1481

TOTAL 862138 543569 152 000 99427 282255 2687 1863

KONTRIBUSI 4811 3033 001 000 555 1575 015 010

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian

Pusat Daerah Konsolidasi

Defisit -1402585 366161 -1036424

13533 -3533 10000

-6000

-4000

-2000

000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

-1600000

-1400000

-1200000

-1000000

-800000

-600000

-400000

-200000

-

200000

400000

600000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II11

SurplusDefisit Konsolidasian

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian

terhadap PDRB (dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

6

21 Pelaksanaan APBN

Sampai dengan triwulan III tahun 2021 alokasi dana APBN masih sangat berperan dalam menggerakkan perekonomian dan mengatasi pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Realiasi pendapatan Kalimantan Barat dalam tekanan berkurangnya aktivitas perekonomian masyarakat masih mengalami pertumbuhan sebesar 1087 sedangkan belanja negara tumbuh negatif 924 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Belanja Pemerintah Pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 namun Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa mengalami pertumbuhan negatif 1585

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu belanja sejalan dengan prioritas Pemerintah Di masa pandemi COVID-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas Pemerintah khususnya dalam mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis

Realisasi APBN antara triwulan III tahun 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebagaimana tabel II1

Tabel II1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

Uraian

2020 2021

Growth Pagu Realisasi

Realisasi Pagu Realisasi

Realisasi

A PENDAPATAN NEGARA 733266 539417 7356 830880 677664 8156 1087

I PENERIMAAN DALAM NEGERI 733266 539417 7356 820702 676068 8238 11 98

1 Penerimaan Pajak 635639 420175 6610 738041 508445 6889 422

2 Bea Cukai 44991 56607 12582 33842 100938 29827 13706

3 PNBP 52636 62635 11900 48820 66685 13659 1479

II HIBAH 000 000 - 10178 1596 1568 -

1 Hibah 000 000 - 10178 1596 1568 -

B BELANJA NEGARA 2840900 2134233 7513 3039749 2072659 6819 -924

I BELANJA PEMERINTAH PUSAT 943876 552084 5849 1095018 707749 6463 1050

1 Belanja Pegawai 385326 270911 7031 389560 282351 7248 309

2 Belanja Barang 388981 204332 5253 389085 249688 6417 2216

3 Belanja Modal 168468 76364 4533 315588 175327 5556 2256

4 Belanja Bantuan Sosial 1102 477 4326 785 383 4872 1262

5 Belanja Lain-lain 000 000 - 000 000 - -

IITRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 1897024 1582148 8340 1944731 1364910 7019 -1585

1 Transfer ke Daerah 1694956 1422744 8394 1738598 1224977 7046 -1606

a Dana Perimbangan 1654531 1388755 8394 1720299 1214698 7061 -1588

1) Dana Alokasi Umum 1097756 922099 8400 1084421 863895 7966 -516

2) Dana Bagi Hasil 73421 48316 6581 91245 73833 8092 2296

3) Dana Alokasi Khusus 483355 418340 8655 544632 276970 5085 -4124

Dana Alokasi Khusus Fisik 182261 170001 9327 239863 70849 2954 -6833

Dana Alokasi Khusus Non Fisik 301094 248339 8248 304770 206120 6763 -1800

d Dana Insentif Desa 40425 33989 8408 18299 10280 5617 -3319

2 Dana Desa 202068 159404 7889 206133 139933 6788 -1395

C SURPLUS DEFISIT -2107635 -1594816 7567 -2208869 -1394995 6315 -1654

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

211 Pendapatan Negara

a Analisa Kontribusi Pendapatan Negara dan Hibah

Total pendapatan negara sampai dengan periode

triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar

mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan

periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417

miliar Komposisi utama dari pendapatan negara

berasal dari penerimaan perpajakan sebesar

Rp508445 atau 7503 Bea Cukai Rp100938 miliar

atau 1489 PNBP sebesar Rp66685 atau 984

dan Hibah sebesar Rp1596 atau 024

000

200000

400000

600000

Pajak Bea Cukai PNBP Hibah

2020 420175 56607 62635 0

2021 508445 100938 66685 1596

Grafik II1 Komponen Pendapatan Negara Triwulan III

2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

7

b Analisis Pertumbuhan Penerimaan Perpajakan

1) Penerimaan Pajak

Penerimaan sektor perpajakan Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III 2021 tercatat 6889 persen dari target tahun 2021 sebesar Rp738 triliun Terjadi pertumbuhan penerimaan sebesar Rp88270 miliar atau 422 persen jika dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama tahun 2020 Pertumbuhan positif penerimaan pajak di Kalbar juga didukung kesadaran wajib pajak yang semakin tinggi Terdapat 5 sektor penyumbang penerimaan pajak Kalbar sebesar 7775 kontribusinya dengan pertumbuhan 1322 Kelima sektor tersebut yaitu Perdagangan besar dan eceran Pertanian kehutanan dan perikanan Industri pengolahan Jasa keuangan dan Asuransi serta Transportasi dan pergudangan Sedangkan kontribusi sebesar 2225 disumbangkan selain 5 sektor tersebut dengan pertumbuhan 610 Dominasi penerimaan perpajakan berasal dari PPh sebesar Rp209875 miliar PPN dan PTLL sebesar Rp265420 miliar Sisanya disumbangkan dari penerimaan PBB dan Pajak Lainnya sebesar Rp3315 miliar

2) Penerimaan Bea Cukai

Penerimaan sektor Bea dan Cukai wilayah

Kalimantan Bagian Barat periode triwulan III 2020

sebesar Rp100938 miliar atau naik 7831 persen

bila dibandingkan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Penerimaan Bea dan Cukai

menyumbangkan kontribusi kepada pendapatan

negara sebesar 1489 persen Secara agregat

penerimaan sektor Bea Cukai telah mencapai

29827 persen melampaui target Nilai devisa

ekspor sampai dengan triwulan III 2021 mengalami

kenaikan Beberapa komoditi potensial

penyumbang devisa meliputi CPO dan turunannya

Washed Bauksit Smelter Grade dan Chemical

Grade Alumina Karet Alam Plywood dan Barang

dari Kayu Kelapa Bulat Residu Rokok Pasir

Zirkon Karet Sintetik serta Komoditas lain

c Analisis Komposisi PNBP

Penerimaan Negara Bukan Pajak sampai dengan periode triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan

sebesar Rp4050 miliar atau 1479 persen dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Komposisi kontribusi PNBP kepada pendapatan negara sebesar 984 persen

Penerimaan PNBP disumbangkan secara signifikan dari peningkatan layanan BLU Pemerintah

Pusat dengan jumlah Rp36863 miliar atau 5528 dari total penerimaan PNBP Rp66685 miliar

Sedangkan kontribusi PNBP Lainnya sebesar Rp29822 miliar atau 4472 dengan sumbangan

utama dari PNBP POLRI serta PNBP Pelabuhan dan Pelayaran

000100000200000300000400000500000600000

PPh PPNdanPTLL

PBB PL Total

2020 204808 201714 8872 5837 421231

2021 209875 265420 21982 11168 508445

Grafik II2 Penerimaan Perpajakan Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

000

50000

100000

150000

BeaMasuk

BeaKeluar

Cukai Total

2020 1904 52695 2008 56607

2021 2090 95218 3631 100938

1904

52695

2008

566072090

95218

3631

100938

Grafik II3 Penerimaan Bea Cukai Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

8

d Analisa tax rasio terhadap PDRB

Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah

Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan

triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax

ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara

langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun

faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung

adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan

utamanya insentif perpajakan yang masih

berlangsung di beberapa sektor

e Analisis perpajakan sektoral terhadap PDRB menurut lapangan usaha

Berdasarkan rilis data BPS Kalbar periode triwulan III 2021 ada beberapa bidang usaha yang mulai

tumbuh antara lain

1) Sektor Pertanian Produksi kelapa sawit meningkat lebih besar dibandingkan tahun lalu untuk memenuhi permintaan CPO yang tinggi pada pasar global Selain itu produksi sektor kehutanan tercermin dari data kayu bulat yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya

2) Industri pengolahan tumbuh positif Dibandingkan tahun sebelumnya volume muat CPO mengalami peningkatan Data Purchasing Managerrsquos Index (PMI) sektor makanan minuman dan tembakau juga meningkat

3) Sektor Kontruksi tumbuh positif Realisasi pengadaan semen Asosiasi Semen Indonesia (ASI) meningkat Selain itu berdasarkan data bongkar semen dan tiang pancang naik meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

4) Sektor perdagangan tumbuh positif Realisasi pajak kendaraan BBN KB-I meningkat dibandingkan tahun lalu Selain itu berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) dan volume bongkar kendaraan juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

5) Sektor Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh positif Terdapatnya kasus baru covid-19 yang pada triwulan III menyebabkan aktivitas rumah sakit kembali meningkat sehingga menyebakan layanan jasa kesahatan dan kegiatan sosial mengalami peningkatan

212 Belanja Negara

a Analisis Belanja Negara

Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan triwulan III 2021 mencapai Rp707749 atau 3415 persen dari total realisasi belanja APBN Belanja pemerintah sebagai stimulus perekonomian Kalbar meliputi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami pertumbuhan positif 1050

Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa periode triwulan III 2021 sebesar Rp1364910 atau 6585 persen dari total belanja APBN Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen

b Analisis pertumbuhan Belanja Pemerintah Pusat dan TKDD

Berdasarkan data realisasi belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 sebagai pendorong laju pertumbuhan ekonomi di masa pandemic covid-19 Pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat yang diprioritaskan untuk kenaikan belanja gaji pegawai belanja bantuan sosial belanja barang untuk penanganan covid-19 dan pembayaran insentif tenaga kesehatan

Tahun Penerimaan Perpajakan

PDRB Perpajakan

PDRB

2021 (sd TW III)

508445 17060760 298

2020 652141 21400175 305

2019 678830 21215033 320

2018 645326 19413822 332

Sumber DJP dan BPS (diolah)

Tabel II2 Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap

PDRB di Kalbar (dalam miliar rupiah)

9

Sedangkan realisasi TKDD mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 Penyaluran DAK Fisik baru terealisasi sebesar 2954 persen dari total pagu sebesar Rp23986 miliar atau menurun 6833 persen miliar Sebagian besar alokasi DAK Fisik untuk pengadaan sarana dan prasarana fisik yang masih dalam proses lelang sehingga penyerapan anggaran belum optimal

c Analisis kemanfaatan Belanja Pemerintah Pusat

Kebijakan dan alokasi anggaran belanja negara termasuk kebijakan anggaran belanja pemerintah pusat sebagai salah satu instrumen utama kebijakan fiskal menempati posisi yang sangat strategis dalam mendukung akselerasi pembangunan yang berkelanjutan dan berdimensi kewilayahan untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah sejalan dengan prioritas pemerintah Di masa pandemi covid-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas utama khususnya dalam rangka mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis Realisasi belanja pemerintah pusat telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu

d Manajemen Investasi Pemerintah

Investasi Pemerintah Pusat adalah Kredit Program berupa pemberian tambahan modal usaha kepada UMKM lingkup Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III tahun 2021 telah tersalurkan sebesar Rp293784 miliar (75903 UMKMdebitur)

213 SurplusDefisit

Realisasi pendapatan APBN Provinsi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi defisit anggaran sebesar Rp1394995 miliar Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 dengan besaran defisit sebesar Rp1594816 terjadi penurunan tingkat defisit 1664 persen

214 Prognosis APBN

Perkiraan realisasi APBN sampai dengan akhir tahun 2021 diperoleh dengan menggunakan penghitungan analisa trand dan atau rata-rata untuk penerimaan pendapatan dan belanja negara melalui data historis tahun 2018 sampai dengan tahun 2020

Tabel II3 Perkiraan Ralisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar sd Akhir Tahun 2021

Uraian 2018 2019 2020 2021

PENDAPATAN NEGARA 768292 871660 834384 890871

1 Penerimaan Pajak 64012 727547 676488 717751

2 Bea dan Cukai 4201 61735 75520 93264

3 PNBP 8616 82378 82376 79856

BELANJA NEGARA 2969551 3001701 2760700 2701800

1 Belanja Pemerintah Pusat 1039925 967435 879993 802519

2 Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa 1929626 2034266 1880707 1899281

SURPLUS DEFISIT (2201259) (2130041) (1926316) (1810929)

Sumber data OMSPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bag Barat

-

500

1000

1500

2000

2500

3000

KalimantanBarat

Sambas

Mempawa

h

Sanggau

Ketapang

Sintang

Kapuas

Hulu

Bengkayang

Landak

Sekadau

Melawi

Kayong

Utara

KubuRaya

Pontianak

Singkawan

g

Jumlah

Debitur 22 7555 4742 8861 6489 6231 4768 4913 5423 3096 2238 1328 9404 7534 3299 7590

Nilai Akad 9943 2903 1742 3058 2768 2755 1654 1536 1872 1340 9623 4536 3234 3631 1455 2937

Nilai Outstanding 6061 2554 1485 2639 2357 2412 1380 1343 1680 1217 8653 3957 2731 3020 1245 2533

Mili

ar

Grafik II4

Penyaluran KUR Lingkup Kalimantan Barat sd Triwulan III 2021

Sumber Sistem Informasi Kredit Program (SIKP)

10

Perkiraan Pendapatan Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 sebesar Rp890871 miliar

terdiri dari perkiraan Penerimaan Pajak sebesar Rp717751 penerimaan Bea dan Cukai sebesar

Rp93264 miliar dan perkiraan PNBP sebesar Rp79856

Perkiraan Belanja Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 akan tercapai sebesar Rp27018

miliar Belanja pemerintah pusat diperkirakan sebesar Rp802519 miliar dan Belanja Transfer ke

Daerah dan Dana Desa diperkirakan akan terserap sebesar Rp1899281 miliar

215 Analisis Capaian Output Layanan Dasar Publik

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi

1) Sektor pendidikan bersumber dana APBN merupakan Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar Output strategis yang ditargetkan antara lain berupa Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah 40104 orang Bantuan Pendidikan Tinggi 628 orang Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 2303 orang dan Sarana Pendukung Pembelajaran sebanyak 30 paket

2) Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Output yang ditargetkan antara lain Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 9989 unit Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat 1168 SR Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) 1389 m Jalan Strategis (ProPN) 110 KM dan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) 151 KM

3) Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar Output yang ditargetkan antara lain Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi 234 orang Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) 300 orang Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan 1 paket dan Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes 1 paket

22 Pelaksanaan APBD

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 telah memaksa pemerintah untuk membatasi pergerakan masyarakat terlebih saat adanya gelombang kedua pandemi di Indonesia yang terjadi pada akhir Juni hingga Juli 2021 Hal ini memberikan dampak yang cukup signifikan pada aktivitas masyarakat dan berimbas pada kegiatan produksi konsumsi hingga laju pertumbuhan ekonomi Pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi

Tabel II4 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

sd Akhir Triwulan III Tahun 2020 dan 2021

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

PENDAPATAN 2633280 1820273 6913 2568471 1681253 6546 -531

PENDAPATAN ASLI DAERAH 460106 269612 5860 477763 231436 4844 -1733 Pajak Daerah 302992 184136 6077 311923 155897 4998 -1776 Retribusi Daerah 15453 11617 7518 15281 8372 5479 -2712 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 20028 18936 9455 21220 17852 8413 -1102 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 121633 54923 4515 129339 49314 3813 -1556

PENDAPATAN TRANSFER 2044468 1529438 7481 2027702 1427694 7041 -588 Transfer dari Pemerintah Pusat 1802572 1413602 7842 1720299 1214698 7061 -996 Dana Bagi Hasil Pajak atau Bagi Hasil Bukan Pajak 59779 48919 8183 91245 73833 8092 -112 Dana Alokasi Umum 1234375 965144 7819 1084421 863895 7966 189 Dana Alokasi Khusus 508418 399539 7858 544632 276970 5085 -3529

11

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

Transfer antar Daerah 90186 48854 5417 82971 62784 7567 3969 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 81221 48794 6008 82971 58612 7064 1759 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 8965 060 067 000 4172 000 000 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 151710 66982 4415 224432 150212 6693 5159

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 128706 21222 1649 63006 22123 3511 11295 Pendapatan Hibah 50905 16309 3204 12657 21731 17169 43591 Pendapatan Lainnya 77801 4913 632 50350 392 078 -8766

BELANJA DAERAH 2697978 1216830 4510 2705329 1226920 4535 056

BELANJA OPERASI 1788473 955565 5343 1727155 926999 5367 045 Belanja Tidak Langsung 992176 710565 7162 1003483 666505 6642 -726 Belanja Pegawai 806104 578173 7172 910353 566012 6217 -1331 Belanja Bunga 200 174 8715 400 152 3793 -5647 Belanja Subsidi 000 000 000 000 000 000 000 Belanja Hibah 179277 128945 7192 87194 98780 11329 5751 Belanja Bantuan sosial 6594 3273 4964 5536 1427 2577 -4809 Belanja Lainnya 000 000 000 000 136 000 000 Belanja Langsung 796297 245000 3077 723671 260493 3600 1699 Belanja Pegawai 113729 000 000 000 000 000 000 Belanja Barang dan Jasa 682569 245000 3589 723671 260493 3600 028

BELANJA MODAL 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540 Belanja Modal 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540

BELANJA TAK TERDUGA 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857 Belanja Tak Terduga 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857

BELANJA TRANSFER 391164 134176 3430 418083 202044 4833 4089 TransferBagi Hasil Pendapatan 78597 53974 6867 108271 62303 5754 -1620 Belanja Bantuan Keuangan 312567 80203 2566 309813 139741 4510 7578

SURPLUSDEFISIT -64699 603442 -93270 -136858 454333 -33197 -6441 PEMBIAYAAN 95268 111882 11744 101027 106210 10513 -1048 Penerimaan Pembiayaan 116283 131717 11327 126342 116210 9198 -1880 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 103628 131717 12711 112941 102245 9053 -2878 Pencairan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Hasil Penjualan KD yang Dipisahkan 000 000 000 000 000 000 000 Penerimaan Pinjaman Daerah 12650 000 000 13397 13965 10424 000 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 005 000 000 005 000 000 000 Penerimaan Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan 21015 19835 9439 25315 10000 3950 -5815 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo 8475 8475 10000 9500 000 000 -10000 Penyertaan Modal Daerah 12540 11360 9059 15815 10000 6323 -3020 Pembentukan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Pemberian Pinjaman Daerah 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) 30569 715325 234001 -35831 560543 -156443 -16686

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

Berdasarkan Tabel II1 dapat diketahui bahwa Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

221 Pendapatan Daerah

Pada sisi pendapatan capaian tertinggi terdapat pada Pendapatan Transfer Daerah yaitu sebanyak Rp1427694 miliar atau sekitar 7041 dari total realisasi pendapatan Secara lebih khusus capaian tertinggi dari Pendapatan Transfer Daerah terdapat pada sisi Transfer dari Pemerintah Pusat yaitu sebesar Rp 1214698 miliar atau sekitar 7224 dari total seluruh pendapatan daerah

Sementara untuk sisi Pendapatan Asli Daerah total realisasi adalah sebesar 5947 turun sebesar 1396 dibanding tahun 2020 pada periode yang sama (year on year) Penurunan ini dikarenakan adanya gelombang kedua pandemi yang terjadi pada awal Triwulan III mengakibatkan adanya kontraksi ekonomi sehingga memaksa pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan yang lebih ketat dan berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian sehingga terjadi penurunan yang cukup besar pada retribusi daerah dan pajak daerah dibanding tahun sebelumnya

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021

PENDAPATAN ASLIDAERAH

PENDAPATANTRANSFER

LAIN-LAINPENDAPATAN

DAERAH YANG SAH

PAGU 477763 2027702 63006

REALISASI 231436 1427694 22123

realisasi 4844 7041 3511

GROWTH (y-o-y) -1733 -1606 11295

-2500

000

2500

5000

7500

10000

12500

000

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

12

222 Belanja Daerah

Pada APBD Kalbar 2021 pagu belanja adalah sebesar Rp 2705329 miliar dengan realisasi hingga Triwulan III adalah sebesar Rp1226920 miliar atau sekitar 4535 Di antara semua sisi belanja belanja operasi dan belanja transfer mengalami pertumbuhan positif dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Sedangkan untuk belanja modal dan belanja tak terduga mengalami pertumbuhan negatif khususnya pada belanja tak terduga yang mengalami penurunan sebesar 9857 Hal ini diakibatkan oleh adanya alokasi yang besar pada Belanja Tak Terduga sebagai antisipasi adanya gelombang pandemi Covid-19 yaitu sebesar Rp30354 miliar namun realisasi anggaran sampai akhir Triwulan III hanya sebesar Rp 2567 miliar atau hanya sekitar 846 hal ini dikarenakan gelombang kedua yang terjadi telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai pada akhir September Hal ini berbeda jauh dari kondisi tahun 2020 dimana belum ada persiapan anggaran untuk Belanja Tak Terduga sehingga pagu yang tersedia hanya sebesar Rp4964 miliar namun realisasi yang terjadi sebesar Rp 29450 miliar atau sekitar 5933

223 SurplusDefisit APBD

Dengan kondisi penyerapan belanja yang masih belum maksimal kondisi yang terjadi hingga Triwulan III 2021 adalah surplus sebesar Rp454333 miliar Hal ini berbeda jauh dengan rencana anggaran dimana pagu menunjukkan kondisi defisit sebesar Rp113897 miliar Selain dikarenakan sangat rendahnya penyerapan pada Belanja Tak Terduga yang masih berada di bawah 10 kondisi surplus yang terjadi juga diakibatkan oleh penyerapan beberapa belanja yang masih belum maksimal seperti penyerapan terendah yang ada pada sisi Belanja ada pada Belanja Modal yang baru terserap sebesar Rp 95309 miliar dari total pagu Rp529736 miliar atau sekitar 1799 Selanjutnya penyerapan yang masih rendah lainnya adalah pada sisi Belanja Barang dan Jasa yang baru terserap sebesar Rp260493 miliar dari total Rp723671 miliar atau hanya sekitar 36

224 Pembiayaan Daerah

Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran rencana anggaran untuk pembiayaan tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran Sedangkan dari sisi pengeluaran pembiayaan belum ada realisasi dari Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo dengan pagu sebesar Rp95 miliar sementara untuk Penyertaan Modal Daerah telah terealisasi sebesar Rp100 miliar atau sekitar 6323 dari total pagu Rp15815 miliar

225 Prognosis APBD

Tahun 2021 merupakan momentum untuk memulihkan ekonomi pasca hantaman pandemi di tahun pertama serta mempercepat berbagai program untuk memperkuat ketahanan menghadapi gelombang pandemi yang akan datang seperti program vaksinasi Di tengah upaya keras untuk menangani masalah kesehatan dan memulihkan ekonomi prognosis untuk anggaran pendapatan mengalami penurunan sedangkan untuk prognosis belanja mengalami peningkatan sehingga untuk kondisi yang diproyeksikan adalah defisit sebesar Rp65631 miliar sebagaimana tabel di bawah ini

BELANJAOPERASI

BELANJAMODAL

BELANJATAK

TERDUGA

BELANJATRANSFER

PAGU 1727155 529736 30355 418083

REALISASI 926999 95310 2568 202044

realisasi 5367 1799 846 4833

GROWTH (yoy) 045 -540 -9857 4089

-12000-10000-8000-6000-4000-20000002000400060008000

000200000400000600000800000

100000012000001400000160000018000002000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II6

Komposisi Belanja Triwulan III-2021

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

13

Tabel II5

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021

(dalam miliar rupiah)

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan Lampiran I Peraturan Pemerintah No71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik (reciprocal accounts)

LKPK Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana tabel berikut

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021

Uraian TW III - 2020 TW III - 2021

Growth Konsolidasian Pusat Daerah Konsolidasian

Pendapatan Negara 783375 669910 1683078 1042579 3309

Pendapatan Perpajakan 654482 603225 202435 805660 2310

Pendapatan Bukan Pajak 128893 66685 104481 171166 3280

Hibah 000 0 15268 2319 000

Transfer 000 0 1360893 63434 000

Belanja Negara 1768914 2072495 1316917 1931859 921

Belanja Pemerintah 1634738 707749 1084342 1792091 963

Transfer 134176 1364746 232575 139768 417

SurplusDefisit -985539 -1402585 366161 -889280 -977

Pembiayaan 111882 0 76401 76401 -3171

Penerimaan Pembiayaan Daerah 131717 0 95901 95901 -2719

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 19835 0 195 195 -169

Sisa Lebih (Kurang) -873657 -1402585 442562 -812879 -696

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

231 Pendapatan Konsolidasian

Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

Uraian Realisasi Prognosis

2018 2019 2020 2021

Pendapatan 2422952 2563928 2355545 2329837

Pendapatan Asli Daerah 390903 404671 381430 382862

Pendapatan Transfer 1985433 2084816 1865863 1859133

Lain-Lain Pendapatan Daerah 46616 74442 108253 87842

Belanja Daerah 2345817 2510634 2375111 2395468

Belanja 1979867 2107845 2032758 2048701

Transfer 365950 402789 342353 346767

SurplusDefisit 77135 53295 -19566 -65631

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

PendapatanPerpajakan

PendapatanBukan Pajak

Hibah Transfer

2020 654482 128893 000 000

2021 805660 171166 2319 63434

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Realisasi Pendapatan sampai dengan tahun

2020 mencapai Rp2355545 miliar sementara

untuk realisasi belanja sebesar Rp2375111

miliar sehingga terdapat defisit sebesar

Rp19566 miliar Melihat trend pendapatan

yang fluktuatif dari tahun ke tahun untuk

prognosis pendapatan di akhir tahun 2021

(Triwulan IV) adalah sebesar Rp2329837

miliar sedangkan untuk prognosis belanja

adalah sebesar Rp2395468 miliar sehingga

diperoleh proyeksi kondisi untuk akhir tahun

2021 adalah defisit sebesar Rp65631 miliar

14

a Analisis kontribusi komponen Pendapatan Konsolidasian Kontribusi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Daerah menyumbang jumlah yang cukup besar dengan kontribusi paling besar dari sisi Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar Rp297494 miliar disusul oleh Pendapatan Transfer sebesar Rp1360893 miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp24691 miliar

b Analisis pertumbuhan (growth) komponen Pendapatan Konsolidasian Meskipun pandemi masih terjadi namun perekonomian di Kalbar sudah mulai menuju pada kemandirian hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada pos Pendapatan Asli Daerah Triwulan III-2021 sebesar Rp 27881 miliar atau sekitar 1034 dari Triwulan III-2020 Kenaikan pada PAD disokong paling besar oleh Pajak Daerah yang berkontribusi sebesar Rp202435 miliar atau sekitar 6805 dari total PAD Dibandingkan dengan tahun 2020 pendapatan dari pajak daerah ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp18299 miliar atau sekitar 10 dari total pajak daerah yang berhasil dihimpun pada periode yang sama di tahun sebelumnya

c Analisis tax ratio atau rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Namun pada triwulan III 2021 tax ratio terhadap PDRB menunjukkan perbaikan dimana ada kenaikan meskipun tidak sebesar di

tahun-tahun sebelum pandemi melanda Sinyal positif ini merupakan tanda adanya keberhasilan atas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi salah satu program utama pemerintah disamping pemulihan kesehatan melalui vaksinasi yang mulai digalakkan sejak awal tahun 2021 Tentunya hal ini harus terus didukung oleh administrasi perpajakan yang terus disempurnakan serta perbaikan struktur ekonominya

232 Belanja Konsolidasian

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Tahun Pajak

Konsolida-sian

PDRB Pajak

Konsolidasi PDRB

2021 (sd TW III)

805660 17060760 472

2020 976373 21400175 456

2019 1094835 21215033 516

2018 969055 19413822 499

Pajak Daerah Retribusi Daerah

HasilPengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

Lain-lainPendapatan AsliDaerah yang Sah

Provinsi 145729 2283 9573 12435

KabKota 56706 6445 9134 55189

Total 202435 8727 18707 67624

Kontribusi 6805 293 629 2273

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

000

50000

100000

150000

200000

250000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)

000500000

100000015000002000000

BelanjaPemerintah

Transfer

2020 1634738 134176

2021 1792091 139768

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II9 Belanja Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB

(dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

15

a Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah Dari total Belanja Konsolidasi komponen terbesar berasal dari sisi Belanja Pegawai sebesar Rp579787 miliar atau sebesar 5948 dari total Belanja Operasi disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 293881 miliar atau sebesar 3015

b Analisis pertumbuhan (growth) Belanja Pemerintah dan TKDD Meskipun terdapat pertumbuhan belanja antara Triwulan III-2020 dibandingkan dengan Triwulan III-2021 sebesar 921 namun terjadi penurunan signifikan pada pos Belanja Tak Terduga sebesar 9087 atau dari Rp29450 miliar pada tahun 2020 menjadi hanya Rp2688 miliar pada tahun 2021 Penurunan realisasi Belanja Tak Terduga ini diakibatkan oleh dampak pandemi yang terjadi pada gelombang kedua telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai sehingga terjadi penurunan realisasi yang signifikan dari pagu yang telah disediakan

c Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB

Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Namun sampai dengan triwulan III 2021 rasio belanja pemerintah masih berada di bawah rasio belanja tahun 2020 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja

pemerintah daerah Pada tahun 2020 rasio belanja pemerintah relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB dan kenaikan belanja Kenaikan belanja pemerintah daerah relatif lebih tinggi saat terjadinya pandemi namun tidak diikuti oleh pertumbuhan PDRB sehingga rasio belanja meningkat

233 SurplusDefisit Konsilidasian

Sampai dengan Triwulan III-2021 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Barat masih dalam posisi defisit Rp889280 miliar Posisi defisit ini disumbang oleh deficit dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1402585 miliar dan surplus dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 366161 miliar Kondisi ini turun sebesar 977 dibanding defisit yang terjadi pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 985539 miliar

Tahun Belanja

Pemerintah Konsolidasian

PDRB Belanja PDRB

2021 (sd TW III)

1792091 17060760 1050

2020 3255080 21400175 1521

2019 3076373 21215033 1450

2018 2939933 19413822 1514

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaBunga

Subsidi HibahBelanjaModal

BelanjaTak

Terduga

BantuanSosial

PUSAT 282351 249688 000 000 000 175327 000 383

DAERAH 579787 293881 152 000 99427 106928 2687 1481

TOTAL 862138 543569 152 000 99427 282255 2687 1863

KONTRIBUSI 4811 3033 001 000 555 1575 015 010

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian

Pusat Daerah Konsolidasi

Defisit -1402585 366161 -1036424

13533 -3533 10000

-6000

-4000

-2000

000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

-1600000

-1400000

-1200000

-1000000

-800000

-600000

-400000

-200000

-

200000

400000

600000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II11

SurplusDefisit Konsolidasian

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian

terhadap PDRB (dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

7

b Analisis Pertumbuhan Penerimaan Perpajakan

1) Penerimaan Pajak

Penerimaan sektor perpajakan Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III 2021 tercatat 6889 persen dari target tahun 2021 sebesar Rp738 triliun Terjadi pertumbuhan penerimaan sebesar Rp88270 miliar atau 422 persen jika dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama tahun 2020 Pertumbuhan positif penerimaan pajak di Kalbar juga didukung kesadaran wajib pajak yang semakin tinggi Terdapat 5 sektor penyumbang penerimaan pajak Kalbar sebesar 7775 kontribusinya dengan pertumbuhan 1322 Kelima sektor tersebut yaitu Perdagangan besar dan eceran Pertanian kehutanan dan perikanan Industri pengolahan Jasa keuangan dan Asuransi serta Transportasi dan pergudangan Sedangkan kontribusi sebesar 2225 disumbangkan selain 5 sektor tersebut dengan pertumbuhan 610 Dominasi penerimaan perpajakan berasal dari PPh sebesar Rp209875 miliar PPN dan PTLL sebesar Rp265420 miliar Sisanya disumbangkan dari penerimaan PBB dan Pajak Lainnya sebesar Rp3315 miliar

2) Penerimaan Bea Cukai

Penerimaan sektor Bea dan Cukai wilayah

Kalimantan Bagian Barat periode triwulan III 2020

sebesar Rp100938 miliar atau naik 7831 persen

bila dibandingkan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Penerimaan Bea dan Cukai

menyumbangkan kontribusi kepada pendapatan

negara sebesar 1489 persen Secara agregat

penerimaan sektor Bea Cukai telah mencapai

29827 persen melampaui target Nilai devisa

ekspor sampai dengan triwulan III 2021 mengalami

kenaikan Beberapa komoditi potensial

penyumbang devisa meliputi CPO dan turunannya

Washed Bauksit Smelter Grade dan Chemical

Grade Alumina Karet Alam Plywood dan Barang

dari Kayu Kelapa Bulat Residu Rokok Pasir

Zirkon Karet Sintetik serta Komoditas lain

c Analisis Komposisi PNBP

Penerimaan Negara Bukan Pajak sampai dengan periode triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan

sebesar Rp4050 miliar atau 1479 persen dibandingkan dengan penerimaan periode yang sama

tahun 2020 Komposisi kontribusi PNBP kepada pendapatan negara sebesar 984 persen

Penerimaan PNBP disumbangkan secara signifikan dari peningkatan layanan BLU Pemerintah

Pusat dengan jumlah Rp36863 miliar atau 5528 dari total penerimaan PNBP Rp66685 miliar

Sedangkan kontribusi PNBP Lainnya sebesar Rp29822 miliar atau 4472 dengan sumbangan

utama dari PNBP POLRI serta PNBP Pelabuhan dan Pelayaran

000100000200000300000400000500000600000

PPh PPNdanPTLL

PBB PL Total

2020 204808 201714 8872 5837 421231

2021 209875 265420 21982 11168 508445

Grafik II2 Penerimaan Perpajakan Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

000

50000

100000

150000

BeaMasuk

BeaKeluar

Cukai Total

2020 1904 52695 2008 56607

2021 2090 95218 3631 100938

1904

52695

2008

566072090

95218

3631

100938

Grafik II3 Penerimaan Bea Cukai Triwulan III

Tahun 2020 dan 2021

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

Sumber OM SPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

8

d Analisa tax rasio terhadap PDRB

Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah

Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan

triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax

ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara

langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun

faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung

adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan

utamanya insentif perpajakan yang masih

berlangsung di beberapa sektor

e Analisis perpajakan sektoral terhadap PDRB menurut lapangan usaha

Berdasarkan rilis data BPS Kalbar periode triwulan III 2021 ada beberapa bidang usaha yang mulai

tumbuh antara lain

1) Sektor Pertanian Produksi kelapa sawit meningkat lebih besar dibandingkan tahun lalu untuk memenuhi permintaan CPO yang tinggi pada pasar global Selain itu produksi sektor kehutanan tercermin dari data kayu bulat yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya

2) Industri pengolahan tumbuh positif Dibandingkan tahun sebelumnya volume muat CPO mengalami peningkatan Data Purchasing Managerrsquos Index (PMI) sektor makanan minuman dan tembakau juga meningkat

3) Sektor Kontruksi tumbuh positif Realisasi pengadaan semen Asosiasi Semen Indonesia (ASI) meningkat Selain itu berdasarkan data bongkar semen dan tiang pancang naik meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

4) Sektor perdagangan tumbuh positif Realisasi pajak kendaraan BBN KB-I meningkat dibandingkan tahun lalu Selain itu berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) dan volume bongkar kendaraan juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

5) Sektor Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh positif Terdapatnya kasus baru covid-19 yang pada triwulan III menyebabkan aktivitas rumah sakit kembali meningkat sehingga menyebakan layanan jasa kesahatan dan kegiatan sosial mengalami peningkatan

212 Belanja Negara

a Analisis Belanja Negara

Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan triwulan III 2021 mencapai Rp707749 atau 3415 persen dari total realisasi belanja APBN Belanja pemerintah sebagai stimulus perekonomian Kalbar meliputi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami pertumbuhan positif 1050

Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa periode triwulan III 2021 sebesar Rp1364910 atau 6585 persen dari total belanja APBN Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen

b Analisis pertumbuhan Belanja Pemerintah Pusat dan TKDD

Berdasarkan data realisasi belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 sebagai pendorong laju pertumbuhan ekonomi di masa pandemic covid-19 Pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat yang diprioritaskan untuk kenaikan belanja gaji pegawai belanja bantuan sosial belanja barang untuk penanganan covid-19 dan pembayaran insentif tenaga kesehatan

Tahun Penerimaan Perpajakan

PDRB Perpajakan

PDRB

2021 (sd TW III)

508445 17060760 298

2020 652141 21400175 305

2019 678830 21215033 320

2018 645326 19413822 332

Sumber DJP dan BPS (diolah)

Tabel II2 Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap

PDRB di Kalbar (dalam miliar rupiah)

9

Sedangkan realisasi TKDD mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 Penyaluran DAK Fisik baru terealisasi sebesar 2954 persen dari total pagu sebesar Rp23986 miliar atau menurun 6833 persen miliar Sebagian besar alokasi DAK Fisik untuk pengadaan sarana dan prasarana fisik yang masih dalam proses lelang sehingga penyerapan anggaran belum optimal

c Analisis kemanfaatan Belanja Pemerintah Pusat

Kebijakan dan alokasi anggaran belanja negara termasuk kebijakan anggaran belanja pemerintah pusat sebagai salah satu instrumen utama kebijakan fiskal menempati posisi yang sangat strategis dalam mendukung akselerasi pembangunan yang berkelanjutan dan berdimensi kewilayahan untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah sejalan dengan prioritas pemerintah Di masa pandemi covid-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas utama khususnya dalam rangka mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis Realisasi belanja pemerintah pusat telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu

d Manajemen Investasi Pemerintah

Investasi Pemerintah Pusat adalah Kredit Program berupa pemberian tambahan modal usaha kepada UMKM lingkup Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III tahun 2021 telah tersalurkan sebesar Rp293784 miliar (75903 UMKMdebitur)

213 SurplusDefisit

Realisasi pendapatan APBN Provinsi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi defisit anggaran sebesar Rp1394995 miliar Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 dengan besaran defisit sebesar Rp1594816 terjadi penurunan tingkat defisit 1664 persen

214 Prognosis APBN

Perkiraan realisasi APBN sampai dengan akhir tahun 2021 diperoleh dengan menggunakan penghitungan analisa trand dan atau rata-rata untuk penerimaan pendapatan dan belanja negara melalui data historis tahun 2018 sampai dengan tahun 2020

Tabel II3 Perkiraan Ralisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar sd Akhir Tahun 2021

Uraian 2018 2019 2020 2021

PENDAPATAN NEGARA 768292 871660 834384 890871

1 Penerimaan Pajak 64012 727547 676488 717751

2 Bea dan Cukai 4201 61735 75520 93264

3 PNBP 8616 82378 82376 79856

BELANJA NEGARA 2969551 3001701 2760700 2701800

1 Belanja Pemerintah Pusat 1039925 967435 879993 802519

2 Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa 1929626 2034266 1880707 1899281

SURPLUS DEFISIT (2201259) (2130041) (1926316) (1810929)

Sumber data OMSPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bag Barat

-

500

1000

1500

2000

2500

3000

KalimantanBarat

Sambas

Mempawa

h

Sanggau

Ketapang

Sintang

Kapuas

Hulu

Bengkayang

Landak

Sekadau

Melawi

Kayong

Utara

KubuRaya

Pontianak

Singkawan

g

Jumlah

Debitur 22 7555 4742 8861 6489 6231 4768 4913 5423 3096 2238 1328 9404 7534 3299 7590

Nilai Akad 9943 2903 1742 3058 2768 2755 1654 1536 1872 1340 9623 4536 3234 3631 1455 2937

Nilai Outstanding 6061 2554 1485 2639 2357 2412 1380 1343 1680 1217 8653 3957 2731 3020 1245 2533

Mili

ar

Grafik II4

Penyaluran KUR Lingkup Kalimantan Barat sd Triwulan III 2021

Sumber Sistem Informasi Kredit Program (SIKP)

10

Perkiraan Pendapatan Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 sebesar Rp890871 miliar

terdiri dari perkiraan Penerimaan Pajak sebesar Rp717751 penerimaan Bea dan Cukai sebesar

Rp93264 miliar dan perkiraan PNBP sebesar Rp79856

Perkiraan Belanja Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 akan tercapai sebesar Rp27018

miliar Belanja pemerintah pusat diperkirakan sebesar Rp802519 miliar dan Belanja Transfer ke

Daerah dan Dana Desa diperkirakan akan terserap sebesar Rp1899281 miliar

215 Analisis Capaian Output Layanan Dasar Publik

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi

1) Sektor pendidikan bersumber dana APBN merupakan Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar Output strategis yang ditargetkan antara lain berupa Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah 40104 orang Bantuan Pendidikan Tinggi 628 orang Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 2303 orang dan Sarana Pendukung Pembelajaran sebanyak 30 paket

2) Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Output yang ditargetkan antara lain Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 9989 unit Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat 1168 SR Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) 1389 m Jalan Strategis (ProPN) 110 KM dan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) 151 KM

3) Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar Output yang ditargetkan antara lain Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi 234 orang Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) 300 orang Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan 1 paket dan Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes 1 paket

22 Pelaksanaan APBD

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 telah memaksa pemerintah untuk membatasi pergerakan masyarakat terlebih saat adanya gelombang kedua pandemi di Indonesia yang terjadi pada akhir Juni hingga Juli 2021 Hal ini memberikan dampak yang cukup signifikan pada aktivitas masyarakat dan berimbas pada kegiatan produksi konsumsi hingga laju pertumbuhan ekonomi Pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi

Tabel II4 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

sd Akhir Triwulan III Tahun 2020 dan 2021

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

PENDAPATAN 2633280 1820273 6913 2568471 1681253 6546 -531

PENDAPATAN ASLI DAERAH 460106 269612 5860 477763 231436 4844 -1733 Pajak Daerah 302992 184136 6077 311923 155897 4998 -1776 Retribusi Daerah 15453 11617 7518 15281 8372 5479 -2712 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 20028 18936 9455 21220 17852 8413 -1102 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 121633 54923 4515 129339 49314 3813 -1556

PENDAPATAN TRANSFER 2044468 1529438 7481 2027702 1427694 7041 -588 Transfer dari Pemerintah Pusat 1802572 1413602 7842 1720299 1214698 7061 -996 Dana Bagi Hasil Pajak atau Bagi Hasil Bukan Pajak 59779 48919 8183 91245 73833 8092 -112 Dana Alokasi Umum 1234375 965144 7819 1084421 863895 7966 189 Dana Alokasi Khusus 508418 399539 7858 544632 276970 5085 -3529

11

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

Transfer antar Daerah 90186 48854 5417 82971 62784 7567 3969 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 81221 48794 6008 82971 58612 7064 1759 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 8965 060 067 000 4172 000 000 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 151710 66982 4415 224432 150212 6693 5159

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 128706 21222 1649 63006 22123 3511 11295 Pendapatan Hibah 50905 16309 3204 12657 21731 17169 43591 Pendapatan Lainnya 77801 4913 632 50350 392 078 -8766

BELANJA DAERAH 2697978 1216830 4510 2705329 1226920 4535 056

BELANJA OPERASI 1788473 955565 5343 1727155 926999 5367 045 Belanja Tidak Langsung 992176 710565 7162 1003483 666505 6642 -726 Belanja Pegawai 806104 578173 7172 910353 566012 6217 -1331 Belanja Bunga 200 174 8715 400 152 3793 -5647 Belanja Subsidi 000 000 000 000 000 000 000 Belanja Hibah 179277 128945 7192 87194 98780 11329 5751 Belanja Bantuan sosial 6594 3273 4964 5536 1427 2577 -4809 Belanja Lainnya 000 000 000 000 136 000 000 Belanja Langsung 796297 245000 3077 723671 260493 3600 1699 Belanja Pegawai 113729 000 000 000 000 000 000 Belanja Barang dan Jasa 682569 245000 3589 723671 260493 3600 028

BELANJA MODAL 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540 Belanja Modal 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540

BELANJA TAK TERDUGA 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857 Belanja Tak Terduga 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857

BELANJA TRANSFER 391164 134176 3430 418083 202044 4833 4089 TransferBagi Hasil Pendapatan 78597 53974 6867 108271 62303 5754 -1620 Belanja Bantuan Keuangan 312567 80203 2566 309813 139741 4510 7578

SURPLUSDEFISIT -64699 603442 -93270 -136858 454333 -33197 -6441 PEMBIAYAAN 95268 111882 11744 101027 106210 10513 -1048 Penerimaan Pembiayaan 116283 131717 11327 126342 116210 9198 -1880 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 103628 131717 12711 112941 102245 9053 -2878 Pencairan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Hasil Penjualan KD yang Dipisahkan 000 000 000 000 000 000 000 Penerimaan Pinjaman Daerah 12650 000 000 13397 13965 10424 000 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 005 000 000 005 000 000 000 Penerimaan Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan 21015 19835 9439 25315 10000 3950 -5815 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo 8475 8475 10000 9500 000 000 -10000 Penyertaan Modal Daerah 12540 11360 9059 15815 10000 6323 -3020 Pembentukan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Pemberian Pinjaman Daerah 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) 30569 715325 234001 -35831 560543 -156443 -16686

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

Berdasarkan Tabel II1 dapat diketahui bahwa Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

221 Pendapatan Daerah

Pada sisi pendapatan capaian tertinggi terdapat pada Pendapatan Transfer Daerah yaitu sebanyak Rp1427694 miliar atau sekitar 7041 dari total realisasi pendapatan Secara lebih khusus capaian tertinggi dari Pendapatan Transfer Daerah terdapat pada sisi Transfer dari Pemerintah Pusat yaitu sebesar Rp 1214698 miliar atau sekitar 7224 dari total seluruh pendapatan daerah

Sementara untuk sisi Pendapatan Asli Daerah total realisasi adalah sebesar 5947 turun sebesar 1396 dibanding tahun 2020 pada periode yang sama (year on year) Penurunan ini dikarenakan adanya gelombang kedua pandemi yang terjadi pada awal Triwulan III mengakibatkan adanya kontraksi ekonomi sehingga memaksa pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan yang lebih ketat dan berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian sehingga terjadi penurunan yang cukup besar pada retribusi daerah dan pajak daerah dibanding tahun sebelumnya

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021

PENDAPATAN ASLIDAERAH

PENDAPATANTRANSFER

LAIN-LAINPENDAPATAN

DAERAH YANG SAH

PAGU 477763 2027702 63006

REALISASI 231436 1427694 22123

realisasi 4844 7041 3511

GROWTH (y-o-y) -1733 -1606 11295

-2500

000

2500

5000

7500

10000

12500

000

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

12

222 Belanja Daerah

Pada APBD Kalbar 2021 pagu belanja adalah sebesar Rp 2705329 miliar dengan realisasi hingga Triwulan III adalah sebesar Rp1226920 miliar atau sekitar 4535 Di antara semua sisi belanja belanja operasi dan belanja transfer mengalami pertumbuhan positif dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Sedangkan untuk belanja modal dan belanja tak terduga mengalami pertumbuhan negatif khususnya pada belanja tak terduga yang mengalami penurunan sebesar 9857 Hal ini diakibatkan oleh adanya alokasi yang besar pada Belanja Tak Terduga sebagai antisipasi adanya gelombang pandemi Covid-19 yaitu sebesar Rp30354 miliar namun realisasi anggaran sampai akhir Triwulan III hanya sebesar Rp 2567 miliar atau hanya sekitar 846 hal ini dikarenakan gelombang kedua yang terjadi telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai pada akhir September Hal ini berbeda jauh dari kondisi tahun 2020 dimana belum ada persiapan anggaran untuk Belanja Tak Terduga sehingga pagu yang tersedia hanya sebesar Rp4964 miliar namun realisasi yang terjadi sebesar Rp 29450 miliar atau sekitar 5933

223 SurplusDefisit APBD

Dengan kondisi penyerapan belanja yang masih belum maksimal kondisi yang terjadi hingga Triwulan III 2021 adalah surplus sebesar Rp454333 miliar Hal ini berbeda jauh dengan rencana anggaran dimana pagu menunjukkan kondisi defisit sebesar Rp113897 miliar Selain dikarenakan sangat rendahnya penyerapan pada Belanja Tak Terduga yang masih berada di bawah 10 kondisi surplus yang terjadi juga diakibatkan oleh penyerapan beberapa belanja yang masih belum maksimal seperti penyerapan terendah yang ada pada sisi Belanja ada pada Belanja Modal yang baru terserap sebesar Rp 95309 miliar dari total pagu Rp529736 miliar atau sekitar 1799 Selanjutnya penyerapan yang masih rendah lainnya adalah pada sisi Belanja Barang dan Jasa yang baru terserap sebesar Rp260493 miliar dari total Rp723671 miliar atau hanya sekitar 36

224 Pembiayaan Daerah

Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran rencana anggaran untuk pembiayaan tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran Sedangkan dari sisi pengeluaran pembiayaan belum ada realisasi dari Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo dengan pagu sebesar Rp95 miliar sementara untuk Penyertaan Modal Daerah telah terealisasi sebesar Rp100 miliar atau sekitar 6323 dari total pagu Rp15815 miliar

225 Prognosis APBD

Tahun 2021 merupakan momentum untuk memulihkan ekonomi pasca hantaman pandemi di tahun pertama serta mempercepat berbagai program untuk memperkuat ketahanan menghadapi gelombang pandemi yang akan datang seperti program vaksinasi Di tengah upaya keras untuk menangani masalah kesehatan dan memulihkan ekonomi prognosis untuk anggaran pendapatan mengalami penurunan sedangkan untuk prognosis belanja mengalami peningkatan sehingga untuk kondisi yang diproyeksikan adalah defisit sebesar Rp65631 miliar sebagaimana tabel di bawah ini

BELANJAOPERASI

BELANJAMODAL

BELANJATAK

TERDUGA

BELANJATRANSFER

PAGU 1727155 529736 30355 418083

REALISASI 926999 95310 2568 202044

realisasi 5367 1799 846 4833

GROWTH (yoy) 045 -540 -9857 4089

-12000-10000-8000-6000-4000-20000002000400060008000

000200000400000600000800000

100000012000001400000160000018000002000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II6

Komposisi Belanja Triwulan III-2021

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

13

Tabel II5

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021

(dalam miliar rupiah)

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan Lampiran I Peraturan Pemerintah No71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik (reciprocal accounts)

LKPK Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana tabel berikut

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021

Uraian TW III - 2020 TW III - 2021

Growth Konsolidasian Pusat Daerah Konsolidasian

Pendapatan Negara 783375 669910 1683078 1042579 3309

Pendapatan Perpajakan 654482 603225 202435 805660 2310

Pendapatan Bukan Pajak 128893 66685 104481 171166 3280

Hibah 000 0 15268 2319 000

Transfer 000 0 1360893 63434 000

Belanja Negara 1768914 2072495 1316917 1931859 921

Belanja Pemerintah 1634738 707749 1084342 1792091 963

Transfer 134176 1364746 232575 139768 417

SurplusDefisit -985539 -1402585 366161 -889280 -977

Pembiayaan 111882 0 76401 76401 -3171

Penerimaan Pembiayaan Daerah 131717 0 95901 95901 -2719

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 19835 0 195 195 -169

Sisa Lebih (Kurang) -873657 -1402585 442562 -812879 -696

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

231 Pendapatan Konsolidasian

Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

Uraian Realisasi Prognosis

2018 2019 2020 2021

Pendapatan 2422952 2563928 2355545 2329837

Pendapatan Asli Daerah 390903 404671 381430 382862

Pendapatan Transfer 1985433 2084816 1865863 1859133

Lain-Lain Pendapatan Daerah 46616 74442 108253 87842

Belanja Daerah 2345817 2510634 2375111 2395468

Belanja 1979867 2107845 2032758 2048701

Transfer 365950 402789 342353 346767

SurplusDefisit 77135 53295 -19566 -65631

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

PendapatanPerpajakan

PendapatanBukan Pajak

Hibah Transfer

2020 654482 128893 000 000

2021 805660 171166 2319 63434

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Realisasi Pendapatan sampai dengan tahun

2020 mencapai Rp2355545 miliar sementara

untuk realisasi belanja sebesar Rp2375111

miliar sehingga terdapat defisit sebesar

Rp19566 miliar Melihat trend pendapatan

yang fluktuatif dari tahun ke tahun untuk

prognosis pendapatan di akhir tahun 2021

(Triwulan IV) adalah sebesar Rp2329837

miliar sedangkan untuk prognosis belanja

adalah sebesar Rp2395468 miliar sehingga

diperoleh proyeksi kondisi untuk akhir tahun

2021 adalah defisit sebesar Rp65631 miliar

14

a Analisis kontribusi komponen Pendapatan Konsolidasian Kontribusi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Daerah menyumbang jumlah yang cukup besar dengan kontribusi paling besar dari sisi Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar Rp297494 miliar disusul oleh Pendapatan Transfer sebesar Rp1360893 miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp24691 miliar

b Analisis pertumbuhan (growth) komponen Pendapatan Konsolidasian Meskipun pandemi masih terjadi namun perekonomian di Kalbar sudah mulai menuju pada kemandirian hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada pos Pendapatan Asli Daerah Triwulan III-2021 sebesar Rp 27881 miliar atau sekitar 1034 dari Triwulan III-2020 Kenaikan pada PAD disokong paling besar oleh Pajak Daerah yang berkontribusi sebesar Rp202435 miliar atau sekitar 6805 dari total PAD Dibandingkan dengan tahun 2020 pendapatan dari pajak daerah ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp18299 miliar atau sekitar 10 dari total pajak daerah yang berhasil dihimpun pada periode yang sama di tahun sebelumnya

c Analisis tax ratio atau rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Namun pada triwulan III 2021 tax ratio terhadap PDRB menunjukkan perbaikan dimana ada kenaikan meskipun tidak sebesar di

tahun-tahun sebelum pandemi melanda Sinyal positif ini merupakan tanda adanya keberhasilan atas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi salah satu program utama pemerintah disamping pemulihan kesehatan melalui vaksinasi yang mulai digalakkan sejak awal tahun 2021 Tentunya hal ini harus terus didukung oleh administrasi perpajakan yang terus disempurnakan serta perbaikan struktur ekonominya

232 Belanja Konsolidasian

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Tahun Pajak

Konsolida-sian

PDRB Pajak

Konsolidasi PDRB

2021 (sd TW III)

805660 17060760 472

2020 976373 21400175 456

2019 1094835 21215033 516

2018 969055 19413822 499

Pajak Daerah Retribusi Daerah

HasilPengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

Lain-lainPendapatan AsliDaerah yang Sah

Provinsi 145729 2283 9573 12435

KabKota 56706 6445 9134 55189

Total 202435 8727 18707 67624

Kontribusi 6805 293 629 2273

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

000

50000

100000

150000

200000

250000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)

000500000

100000015000002000000

BelanjaPemerintah

Transfer

2020 1634738 134176

2021 1792091 139768

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II9 Belanja Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB

(dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

15

a Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah Dari total Belanja Konsolidasi komponen terbesar berasal dari sisi Belanja Pegawai sebesar Rp579787 miliar atau sebesar 5948 dari total Belanja Operasi disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 293881 miliar atau sebesar 3015

b Analisis pertumbuhan (growth) Belanja Pemerintah dan TKDD Meskipun terdapat pertumbuhan belanja antara Triwulan III-2020 dibandingkan dengan Triwulan III-2021 sebesar 921 namun terjadi penurunan signifikan pada pos Belanja Tak Terduga sebesar 9087 atau dari Rp29450 miliar pada tahun 2020 menjadi hanya Rp2688 miliar pada tahun 2021 Penurunan realisasi Belanja Tak Terduga ini diakibatkan oleh dampak pandemi yang terjadi pada gelombang kedua telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai sehingga terjadi penurunan realisasi yang signifikan dari pagu yang telah disediakan

c Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB

Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Namun sampai dengan triwulan III 2021 rasio belanja pemerintah masih berada di bawah rasio belanja tahun 2020 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja

pemerintah daerah Pada tahun 2020 rasio belanja pemerintah relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB dan kenaikan belanja Kenaikan belanja pemerintah daerah relatif lebih tinggi saat terjadinya pandemi namun tidak diikuti oleh pertumbuhan PDRB sehingga rasio belanja meningkat

233 SurplusDefisit Konsilidasian

Sampai dengan Triwulan III-2021 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Barat masih dalam posisi defisit Rp889280 miliar Posisi defisit ini disumbang oleh deficit dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1402585 miliar dan surplus dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 366161 miliar Kondisi ini turun sebesar 977 dibanding defisit yang terjadi pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 985539 miliar

Tahun Belanja

Pemerintah Konsolidasian

PDRB Belanja PDRB

2021 (sd TW III)

1792091 17060760 1050

2020 3255080 21400175 1521

2019 3076373 21215033 1450

2018 2939933 19413822 1514

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaBunga

Subsidi HibahBelanjaModal

BelanjaTak

Terduga

BantuanSosial

PUSAT 282351 249688 000 000 000 175327 000 383

DAERAH 579787 293881 152 000 99427 106928 2687 1481

TOTAL 862138 543569 152 000 99427 282255 2687 1863

KONTRIBUSI 4811 3033 001 000 555 1575 015 010

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian

Pusat Daerah Konsolidasi

Defisit -1402585 366161 -1036424

13533 -3533 10000

-6000

-4000

-2000

000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

-1600000

-1400000

-1200000

-1000000

-800000

-600000

-400000

-200000

-

200000

400000

600000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II11

SurplusDefisit Konsolidasian

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian

terhadap PDRB (dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

8

d Analisa tax rasio terhadap PDRB

Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah

Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan

triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax

ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara

langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun

faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung

adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan

utamanya insentif perpajakan yang masih

berlangsung di beberapa sektor

e Analisis perpajakan sektoral terhadap PDRB menurut lapangan usaha

Berdasarkan rilis data BPS Kalbar periode triwulan III 2021 ada beberapa bidang usaha yang mulai

tumbuh antara lain

1) Sektor Pertanian Produksi kelapa sawit meningkat lebih besar dibandingkan tahun lalu untuk memenuhi permintaan CPO yang tinggi pada pasar global Selain itu produksi sektor kehutanan tercermin dari data kayu bulat yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya

2) Industri pengolahan tumbuh positif Dibandingkan tahun sebelumnya volume muat CPO mengalami peningkatan Data Purchasing Managerrsquos Index (PMI) sektor makanan minuman dan tembakau juga meningkat

3) Sektor Kontruksi tumbuh positif Realisasi pengadaan semen Asosiasi Semen Indonesia (ASI) meningkat Selain itu berdasarkan data bongkar semen dan tiang pancang naik meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

4) Sektor perdagangan tumbuh positif Realisasi pajak kendaraan BBN KB-I meningkat dibandingkan tahun lalu Selain itu berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) dan volume bongkar kendaraan juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

5) Sektor Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh positif Terdapatnya kasus baru covid-19 yang pada triwulan III menyebabkan aktivitas rumah sakit kembali meningkat sehingga menyebakan layanan jasa kesahatan dan kegiatan sosial mengalami peningkatan

212 Belanja Negara

a Analisis Belanja Negara

Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan triwulan III 2021 mencapai Rp707749 atau 3415 persen dari total realisasi belanja APBN Belanja pemerintah sebagai stimulus perekonomian Kalbar meliputi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial mengalami pertumbuhan positif 1050

Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa periode triwulan III 2021 sebesar Rp1364910 atau 6585 persen dari total belanja APBN Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen

b Analisis pertumbuhan Belanja Pemerintah Pusat dan TKDD

Berdasarkan data realisasi belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan positif 1050 sebagai pendorong laju pertumbuhan ekonomi di masa pandemic covid-19 Pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat yang diprioritaskan untuk kenaikan belanja gaji pegawai belanja bantuan sosial belanja barang untuk penanganan covid-19 dan pembayaran insentif tenaga kesehatan

Tahun Penerimaan Perpajakan

PDRB Perpajakan

PDRB

2021 (sd TW III)

508445 17060760 298

2020 652141 21400175 305

2019 678830 21215033 320

2018 645326 19413822 332

Sumber DJP dan BPS (diolah)

Tabel II2 Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap

PDRB di Kalbar (dalam miliar rupiah)

9

Sedangkan realisasi TKDD mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 Penyaluran DAK Fisik baru terealisasi sebesar 2954 persen dari total pagu sebesar Rp23986 miliar atau menurun 6833 persen miliar Sebagian besar alokasi DAK Fisik untuk pengadaan sarana dan prasarana fisik yang masih dalam proses lelang sehingga penyerapan anggaran belum optimal

c Analisis kemanfaatan Belanja Pemerintah Pusat

Kebijakan dan alokasi anggaran belanja negara termasuk kebijakan anggaran belanja pemerintah pusat sebagai salah satu instrumen utama kebijakan fiskal menempati posisi yang sangat strategis dalam mendukung akselerasi pembangunan yang berkelanjutan dan berdimensi kewilayahan untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah sejalan dengan prioritas pemerintah Di masa pandemi covid-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas utama khususnya dalam rangka mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis Realisasi belanja pemerintah pusat telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu

d Manajemen Investasi Pemerintah

Investasi Pemerintah Pusat adalah Kredit Program berupa pemberian tambahan modal usaha kepada UMKM lingkup Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III tahun 2021 telah tersalurkan sebesar Rp293784 miliar (75903 UMKMdebitur)

213 SurplusDefisit

Realisasi pendapatan APBN Provinsi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi defisit anggaran sebesar Rp1394995 miliar Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 dengan besaran defisit sebesar Rp1594816 terjadi penurunan tingkat defisit 1664 persen

214 Prognosis APBN

Perkiraan realisasi APBN sampai dengan akhir tahun 2021 diperoleh dengan menggunakan penghitungan analisa trand dan atau rata-rata untuk penerimaan pendapatan dan belanja negara melalui data historis tahun 2018 sampai dengan tahun 2020

Tabel II3 Perkiraan Ralisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar sd Akhir Tahun 2021

Uraian 2018 2019 2020 2021

PENDAPATAN NEGARA 768292 871660 834384 890871

1 Penerimaan Pajak 64012 727547 676488 717751

2 Bea dan Cukai 4201 61735 75520 93264

3 PNBP 8616 82378 82376 79856

BELANJA NEGARA 2969551 3001701 2760700 2701800

1 Belanja Pemerintah Pusat 1039925 967435 879993 802519

2 Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa 1929626 2034266 1880707 1899281

SURPLUS DEFISIT (2201259) (2130041) (1926316) (1810929)

Sumber data OMSPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bag Barat

-

500

1000

1500

2000

2500

3000

KalimantanBarat

Sambas

Mempawa

h

Sanggau

Ketapang

Sintang

Kapuas

Hulu

Bengkayang

Landak

Sekadau

Melawi

Kayong

Utara

KubuRaya

Pontianak

Singkawan

g

Jumlah

Debitur 22 7555 4742 8861 6489 6231 4768 4913 5423 3096 2238 1328 9404 7534 3299 7590

Nilai Akad 9943 2903 1742 3058 2768 2755 1654 1536 1872 1340 9623 4536 3234 3631 1455 2937

Nilai Outstanding 6061 2554 1485 2639 2357 2412 1380 1343 1680 1217 8653 3957 2731 3020 1245 2533

Mili

ar

Grafik II4

Penyaluran KUR Lingkup Kalimantan Barat sd Triwulan III 2021

Sumber Sistem Informasi Kredit Program (SIKP)

10

Perkiraan Pendapatan Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 sebesar Rp890871 miliar

terdiri dari perkiraan Penerimaan Pajak sebesar Rp717751 penerimaan Bea dan Cukai sebesar

Rp93264 miliar dan perkiraan PNBP sebesar Rp79856

Perkiraan Belanja Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 akan tercapai sebesar Rp27018

miliar Belanja pemerintah pusat diperkirakan sebesar Rp802519 miliar dan Belanja Transfer ke

Daerah dan Dana Desa diperkirakan akan terserap sebesar Rp1899281 miliar

215 Analisis Capaian Output Layanan Dasar Publik

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi

1) Sektor pendidikan bersumber dana APBN merupakan Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar Output strategis yang ditargetkan antara lain berupa Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah 40104 orang Bantuan Pendidikan Tinggi 628 orang Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 2303 orang dan Sarana Pendukung Pembelajaran sebanyak 30 paket

2) Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Output yang ditargetkan antara lain Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 9989 unit Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat 1168 SR Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) 1389 m Jalan Strategis (ProPN) 110 KM dan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) 151 KM

3) Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar Output yang ditargetkan antara lain Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi 234 orang Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) 300 orang Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan 1 paket dan Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes 1 paket

22 Pelaksanaan APBD

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 telah memaksa pemerintah untuk membatasi pergerakan masyarakat terlebih saat adanya gelombang kedua pandemi di Indonesia yang terjadi pada akhir Juni hingga Juli 2021 Hal ini memberikan dampak yang cukup signifikan pada aktivitas masyarakat dan berimbas pada kegiatan produksi konsumsi hingga laju pertumbuhan ekonomi Pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi

Tabel II4 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

sd Akhir Triwulan III Tahun 2020 dan 2021

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

PENDAPATAN 2633280 1820273 6913 2568471 1681253 6546 -531

PENDAPATAN ASLI DAERAH 460106 269612 5860 477763 231436 4844 -1733 Pajak Daerah 302992 184136 6077 311923 155897 4998 -1776 Retribusi Daerah 15453 11617 7518 15281 8372 5479 -2712 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 20028 18936 9455 21220 17852 8413 -1102 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 121633 54923 4515 129339 49314 3813 -1556

PENDAPATAN TRANSFER 2044468 1529438 7481 2027702 1427694 7041 -588 Transfer dari Pemerintah Pusat 1802572 1413602 7842 1720299 1214698 7061 -996 Dana Bagi Hasil Pajak atau Bagi Hasil Bukan Pajak 59779 48919 8183 91245 73833 8092 -112 Dana Alokasi Umum 1234375 965144 7819 1084421 863895 7966 189 Dana Alokasi Khusus 508418 399539 7858 544632 276970 5085 -3529

11

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

Transfer antar Daerah 90186 48854 5417 82971 62784 7567 3969 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 81221 48794 6008 82971 58612 7064 1759 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 8965 060 067 000 4172 000 000 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 151710 66982 4415 224432 150212 6693 5159

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 128706 21222 1649 63006 22123 3511 11295 Pendapatan Hibah 50905 16309 3204 12657 21731 17169 43591 Pendapatan Lainnya 77801 4913 632 50350 392 078 -8766

BELANJA DAERAH 2697978 1216830 4510 2705329 1226920 4535 056

BELANJA OPERASI 1788473 955565 5343 1727155 926999 5367 045 Belanja Tidak Langsung 992176 710565 7162 1003483 666505 6642 -726 Belanja Pegawai 806104 578173 7172 910353 566012 6217 -1331 Belanja Bunga 200 174 8715 400 152 3793 -5647 Belanja Subsidi 000 000 000 000 000 000 000 Belanja Hibah 179277 128945 7192 87194 98780 11329 5751 Belanja Bantuan sosial 6594 3273 4964 5536 1427 2577 -4809 Belanja Lainnya 000 000 000 000 136 000 000 Belanja Langsung 796297 245000 3077 723671 260493 3600 1699 Belanja Pegawai 113729 000 000 000 000 000 000 Belanja Barang dan Jasa 682569 245000 3589 723671 260493 3600 028

BELANJA MODAL 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540 Belanja Modal 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540

BELANJA TAK TERDUGA 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857 Belanja Tak Terduga 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857

BELANJA TRANSFER 391164 134176 3430 418083 202044 4833 4089 TransferBagi Hasil Pendapatan 78597 53974 6867 108271 62303 5754 -1620 Belanja Bantuan Keuangan 312567 80203 2566 309813 139741 4510 7578

SURPLUSDEFISIT -64699 603442 -93270 -136858 454333 -33197 -6441 PEMBIAYAAN 95268 111882 11744 101027 106210 10513 -1048 Penerimaan Pembiayaan 116283 131717 11327 126342 116210 9198 -1880 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 103628 131717 12711 112941 102245 9053 -2878 Pencairan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Hasil Penjualan KD yang Dipisahkan 000 000 000 000 000 000 000 Penerimaan Pinjaman Daerah 12650 000 000 13397 13965 10424 000 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 005 000 000 005 000 000 000 Penerimaan Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan 21015 19835 9439 25315 10000 3950 -5815 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo 8475 8475 10000 9500 000 000 -10000 Penyertaan Modal Daerah 12540 11360 9059 15815 10000 6323 -3020 Pembentukan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Pemberian Pinjaman Daerah 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) 30569 715325 234001 -35831 560543 -156443 -16686

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

Berdasarkan Tabel II1 dapat diketahui bahwa Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

221 Pendapatan Daerah

Pada sisi pendapatan capaian tertinggi terdapat pada Pendapatan Transfer Daerah yaitu sebanyak Rp1427694 miliar atau sekitar 7041 dari total realisasi pendapatan Secara lebih khusus capaian tertinggi dari Pendapatan Transfer Daerah terdapat pada sisi Transfer dari Pemerintah Pusat yaitu sebesar Rp 1214698 miliar atau sekitar 7224 dari total seluruh pendapatan daerah

Sementara untuk sisi Pendapatan Asli Daerah total realisasi adalah sebesar 5947 turun sebesar 1396 dibanding tahun 2020 pada periode yang sama (year on year) Penurunan ini dikarenakan adanya gelombang kedua pandemi yang terjadi pada awal Triwulan III mengakibatkan adanya kontraksi ekonomi sehingga memaksa pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan yang lebih ketat dan berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian sehingga terjadi penurunan yang cukup besar pada retribusi daerah dan pajak daerah dibanding tahun sebelumnya

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021

PENDAPATAN ASLIDAERAH

PENDAPATANTRANSFER

LAIN-LAINPENDAPATAN

DAERAH YANG SAH

PAGU 477763 2027702 63006

REALISASI 231436 1427694 22123

realisasi 4844 7041 3511

GROWTH (y-o-y) -1733 -1606 11295

-2500

000

2500

5000

7500

10000

12500

000

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

12

222 Belanja Daerah

Pada APBD Kalbar 2021 pagu belanja adalah sebesar Rp 2705329 miliar dengan realisasi hingga Triwulan III adalah sebesar Rp1226920 miliar atau sekitar 4535 Di antara semua sisi belanja belanja operasi dan belanja transfer mengalami pertumbuhan positif dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Sedangkan untuk belanja modal dan belanja tak terduga mengalami pertumbuhan negatif khususnya pada belanja tak terduga yang mengalami penurunan sebesar 9857 Hal ini diakibatkan oleh adanya alokasi yang besar pada Belanja Tak Terduga sebagai antisipasi adanya gelombang pandemi Covid-19 yaitu sebesar Rp30354 miliar namun realisasi anggaran sampai akhir Triwulan III hanya sebesar Rp 2567 miliar atau hanya sekitar 846 hal ini dikarenakan gelombang kedua yang terjadi telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai pada akhir September Hal ini berbeda jauh dari kondisi tahun 2020 dimana belum ada persiapan anggaran untuk Belanja Tak Terduga sehingga pagu yang tersedia hanya sebesar Rp4964 miliar namun realisasi yang terjadi sebesar Rp 29450 miliar atau sekitar 5933

223 SurplusDefisit APBD

Dengan kondisi penyerapan belanja yang masih belum maksimal kondisi yang terjadi hingga Triwulan III 2021 adalah surplus sebesar Rp454333 miliar Hal ini berbeda jauh dengan rencana anggaran dimana pagu menunjukkan kondisi defisit sebesar Rp113897 miliar Selain dikarenakan sangat rendahnya penyerapan pada Belanja Tak Terduga yang masih berada di bawah 10 kondisi surplus yang terjadi juga diakibatkan oleh penyerapan beberapa belanja yang masih belum maksimal seperti penyerapan terendah yang ada pada sisi Belanja ada pada Belanja Modal yang baru terserap sebesar Rp 95309 miliar dari total pagu Rp529736 miliar atau sekitar 1799 Selanjutnya penyerapan yang masih rendah lainnya adalah pada sisi Belanja Barang dan Jasa yang baru terserap sebesar Rp260493 miliar dari total Rp723671 miliar atau hanya sekitar 36

224 Pembiayaan Daerah

Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran rencana anggaran untuk pembiayaan tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran Sedangkan dari sisi pengeluaran pembiayaan belum ada realisasi dari Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo dengan pagu sebesar Rp95 miliar sementara untuk Penyertaan Modal Daerah telah terealisasi sebesar Rp100 miliar atau sekitar 6323 dari total pagu Rp15815 miliar

225 Prognosis APBD

Tahun 2021 merupakan momentum untuk memulihkan ekonomi pasca hantaman pandemi di tahun pertama serta mempercepat berbagai program untuk memperkuat ketahanan menghadapi gelombang pandemi yang akan datang seperti program vaksinasi Di tengah upaya keras untuk menangani masalah kesehatan dan memulihkan ekonomi prognosis untuk anggaran pendapatan mengalami penurunan sedangkan untuk prognosis belanja mengalami peningkatan sehingga untuk kondisi yang diproyeksikan adalah defisit sebesar Rp65631 miliar sebagaimana tabel di bawah ini

BELANJAOPERASI

BELANJAMODAL

BELANJATAK

TERDUGA

BELANJATRANSFER

PAGU 1727155 529736 30355 418083

REALISASI 926999 95310 2568 202044

realisasi 5367 1799 846 4833

GROWTH (yoy) 045 -540 -9857 4089

-12000-10000-8000-6000-4000-20000002000400060008000

000200000400000600000800000

100000012000001400000160000018000002000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II6

Komposisi Belanja Triwulan III-2021

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

13

Tabel II5

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021

(dalam miliar rupiah)

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan Lampiran I Peraturan Pemerintah No71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik (reciprocal accounts)

LKPK Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana tabel berikut

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021

Uraian TW III - 2020 TW III - 2021

Growth Konsolidasian Pusat Daerah Konsolidasian

Pendapatan Negara 783375 669910 1683078 1042579 3309

Pendapatan Perpajakan 654482 603225 202435 805660 2310

Pendapatan Bukan Pajak 128893 66685 104481 171166 3280

Hibah 000 0 15268 2319 000

Transfer 000 0 1360893 63434 000

Belanja Negara 1768914 2072495 1316917 1931859 921

Belanja Pemerintah 1634738 707749 1084342 1792091 963

Transfer 134176 1364746 232575 139768 417

SurplusDefisit -985539 -1402585 366161 -889280 -977

Pembiayaan 111882 0 76401 76401 -3171

Penerimaan Pembiayaan Daerah 131717 0 95901 95901 -2719

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 19835 0 195 195 -169

Sisa Lebih (Kurang) -873657 -1402585 442562 -812879 -696

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

231 Pendapatan Konsolidasian

Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

Uraian Realisasi Prognosis

2018 2019 2020 2021

Pendapatan 2422952 2563928 2355545 2329837

Pendapatan Asli Daerah 390903 404671 381430 382862

Pendapatan Transfer 1985433 2084816 1865863 1859133

Lain-Lain Pendapatan Daerah 46616 74442 108253 87842

Belanja Daerah 2345817 2510634 2375111 2395468

Belanja 1979867 2107845 2032758 2048701

Transfer 365950 402789 342353 346767

SurplusDefisit 77135 53295 -19566 -65631

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

PendapatanPerpajakan

PendapatanBukan Pajak

Hibah Transfer

2020 654482 128893 000 000

2021 805660 171166 2319 63434

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Realisasi Pendapatan sampai dengan tahun

2020 mencapai Rp2355545 miliar sementara

untuk realisasi belanja sebesar Rp2375111

miliar sehingga terdapat defisit sebesar

Rp19566 miliar Melihat trend pendapatan

yang fluktuatif dari tahun ke tahun untuk

prognosis pendapatan di akhir tahun 2021

(Triwulan IV) adalah sebesar Rp2329837

miliar sedangkan untuk prognosis belanja

adalah sebesar Rp2395468 miliar sehingga

diperoleh proyeksi kondisi untuk akhir tahun

2021 adalah defisit sebesar Rp65631 miliar

14

a Analisis kontribusi komponen Pendapatan Konsolidasian Kontribusi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Daerah menyumbang jumlah yang cukup besar dengan kontribusi paling besar dari sisi Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar Rp297494 miliar disusul oleh Pendapatan Transfer sebesar Rp1360893 miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp24691 miliar

b Analisis pertumbuhan (growth) komponen Pendapatan Konsolidasian Meskipun pandemi masih terjadi namun perekonomian di Kalbar sudah mulai menuju pada kemandirian hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada pos Pendapatan Asli Daerah Triwulan III-2021 sebesar Rp 27881 miliar atau sekitar 1034 dari Triwulan III-2020 Kenaikan pada PAD disokong paling besar oleh Pajak Daerah yang berkontribusi sebesar Rp202435 miliar atau sekitar 6805 dari total PAD Dibandingkan dengan tahun 2020 pendapatan dari pajak daerah ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp18299 miliar atau sekitar 10 dari total pajak daerah yang berhasil dihimpun pada periode yang sama di tahun sebelumnya

c Analisis tax ratio atau rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Namun pada triwulan III 2021 tax ratio terhadap PDRB menunjukkan perbaikan dimana ada kenaikan meskipun tidak sebesar di

tahun-tahun sebelum pandemi melanda Sinyal positif ini merupakan tanda adanya keberhasilan atas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi salah satu program utama pemerintah disamping pemulihan kesehatan melalui vaksinasi yang mulai digalakkan sejak awal tahun 2021 Tentunya hal ini harus terus didukung oleh administrasi perpajakan yang terus disempurnakan serta perbaikan struktur ekonominya

232 Belanja Konsolidasian

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Tahun Pajak

Konsolida-sian

PDRB Pajak

Konsolidasi PDRB

2021 (sd TW III)

805660 17060760 472

2020 976373 21400175 456

2019 1094835 21215033 516

2018 969055 19413822 499

Pajak Daerah Retribusi Daerah

HasilPengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

Lain-lainPendapatan AsliDaerah yang Sah

Provinsi 145729 2283 9573 12435

KabKota 56706 6445 9134 55189

Total 202435 8727 18707 67624

Kontribusi 6805 293 629 2273

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

000

50000

100000

150000

200000

250000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)

000500000

100000015000002000000

BelanjaPemerintah

Transfer

2020 1634738 134176

2021 1792091 139768

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II9 Belanja Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB

(dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

15

a Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah Dari total Belanja Konsolidasi komponen terbesar berasal dari sisi Belanja Pegawai sebesar Rp579787 miliar atau sebesar 5948 dari total Belanja Operasi disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 293881 miliar atau sebesar 3015

b Analisis pertumbuhan (growth) Belanja Pemerintah dan TKDD Meskipun terdapat pertumbuhan belanja antara Triwulan III-2020 dibandingkan dengan Triwulan III-2021 sebesar 921 namun terjadi penurunan signifikan pada pos Belanja Tak Terduga sebesar 9087 atau dari Rp29450 miliar pada tahun 2020 menjadi hanya Rp2688 miliar pada tahun 2021 Penurunan realisasi Belanja Tak Terduga ini diakibatkan oleh dampak pandemi yang terjadi pada gelombang kedua telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai sehingga terjadi penurunan realisasi yang signifikan dari pagu yang telah disediakan

c Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB

Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Namun sampai dengan triwulan III 2021 rasio belanja pemerintah masih berada di bawah rasio belanja tahun 2020 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja

pemerintah daerah Pada tahun 2020 rasio belanja pemerintah relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB dan kenaikan belanja Kenaikan belanja pemerintah daerah relatif lebih tinggi saat terjadinya pandemi namun tidak diikuti oleh pertumbuhan PDRB sehingga rasio belanja meningkat

233 SurplusDefisit Konsilidasian

Sampai dengan Triwulan III-2021 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Barat masih dalam posisi defisit Rp889280 miliar Posisi defisit ini disumbang oleh deficit dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1402585 miliar dan surplus dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 366161 miliar Kondisi ini turun sebesar 977 dibanding defisit yang terjadi pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 985539 miliar

Tahun Belanja

Pemerintah Konsolidasian

PDRB Belanja PDRB

2021 (sd TW III)

1792091 17060760 1050

2020 3255080 21400175 1521

2019 3076373 21215033 1450

2018 2939933 19413822 1514

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaBunga

Subsidi HibahBelanjaModal

BelanjaTak

Terduga

BantuanSosial

PUSAT 282351 249688 000 000 000 175327 000 383

DAERAH 579787 293881 152 000 99427 106928 2687 1481

TOTAL 862138 543569 152 000 99427 282255 2687 1863

KONTRIBUSI 4811 3033 001 000 555 1575 015 010

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian

Pusat Daerah Konsolidasi

Defisit -1402585 366161 -1036424

13533 -3533 10000

-6000

-4000

-2000

000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

-1600000

-1400000

-1200000

-1000000

-800000

-600000

-400000

-200000

-

200000

400000

600000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II11

SurplusDefisit Konsolidasian

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian

terhadap PDRB (dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

9

Sedangkan realisasi TKDD mengalami pertumbuhan negatif 1585 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 Penyaluran DAK Fisik baru terealisasi sebesar 2954 persen dari total pagu sebesar Rp23986 miliar atau menurun 6833 persen miliar Sebagian besar alokasi DAK Fisik untuk pengadaan sarana dan prasarana fisik yang masih dalam proses lelang sehingga penyerapan anggaran belum optimal

c Analisis kemanfaatan Belanja Pemerintah Pusat

Kebijakan dan alokasi anggaran belanja negara termasuk kebijakan anggaran belanja pemerintah pusat sebagai salah satu instrumen utama kebijakan fiskal menempati posisi yang sangat strategis dalam mendukung akselerasi pembangunan yang berkelanjutan dan berdimensi kewilayahan untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan rakyat

Peran Belanja Pegawai Barang Belanja Modal dan Bansos sampai dengan triwulan III 2021 telah sejalan dengan prioritas pemerintah Di masa pandemi covid-19 ketiga jenis belanja tersebut menjadi prioritas utama khususnya dalam rangka mendorong UMKM untuk dapat bertahan di masa krisis Realisasi belanja pemerintah pusat telah mencapai Rp707749 atau 6463 dari pagu

d Manajemen Investasi Pemerintah

Investasi Pemerintah Pusat adalah Kredit Program berupa pemberian tambahan modal usaha kepada UMKM lingkup Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan triwulan III tahun 2021 telah tersalurkan sebesar Rp293784 miliar (75903 UMKMdebitur)

213 SurplusDefisit

Realisasi pendapatan APBN Provinsi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi defisit anggaran sebesar Rp1394995 miliar Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 dengan besaran defisit sebesar Rp1594816 terjadi penurunan tingkat defisit 1664 persen

214 Prognosis APBN

Perkiraan realisasi APBN sampai dengan akhir tahun 2021 diperoleh dengan menggunakan penghitungan analisa trand dan atau rata-rata untuk penerimaan pendapatan dan belanja negara melalui data historis tahun 2018 sampai dengan tahun 2020

Tabel II3 Perkiraan Ralisasi APBN Lingkup Provinsi Kalbar sd Akhir Tahun 2021

Uraian 2018 2019 2020 2021

PENDAPATAN NEGARA 768292 871660 834384 890871

1 Penerimaan Pajak 64012 727547 676488 717751

2 Bea dan Cukai 4201 61735 75520 93264

3 PNBP 8616 82378 82376 79856

BELANJA NEGARA 2969551 3001701 2760700 2701800

1 Belanja Pemerintah Pusat 1039925 967435 879993 802519

2 Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa 1929626 2034266 1880707 1899281

SURPLUS DEFISIT (2201259) (2130041) (1926316) (1810929)

Sumber data OMSPAN SIMTRADA Kanwil DJP Kalbar Kanwil DJBC Kalimantan Bag Barat

-

500

1000

1500

2000

2500

3000

KalimantanBarat

Sambas

Mempawa

h

Sanggau

Ketapang

Sintang

Kapuas

Hulu

Bengkayang

Landak

Sekadau

Melawi

Kayong

Utara

KubuRaya

Pontianak

Singkawan

g

Jumlah

Debitur 22 7555 4742 8861 6489 6231 4768 4913 5423 3096 2238 1328 9404 7534 3299 7590

Nilai Akad 9943 2903 1742 3058 2768 2755 1654 1536 1872 1340 9623 4536 3234 3631 1455 2937

Nilai Outstanding 6061 2554 1485 2639 2357 2412 1380 1343 1680 1217 8653 3957 2731 3020 1245 2533

Mili

ar

Grafik II4

Penyaluran KUR Lingkup Kalimantan Barat sd Triwulan III 2021

Sumber Sistem Informasi Kredit Program (SIKP)

10

Perkiraan Pendapatan Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 sebesar Rp890871 miliar

terdiri dari perkiraan Penerimaan Pajak sebesar Rp717751 penerimaan Bea dan Cukai sebesar

Rp93264 miliar dan perkiraan PNBP sebesar Rp79856

Perkiraan Belanja Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 akan tercapai sebesar Rp27018

miliar Belanja pemerintah pusat diperkirakan sebesar Rp802519 miliar dan Belanja Transfer ke

Daerah dan Dana Desa diperkirakan akan terserap sebesar Rp1899281 miliar

215 Analisis Capaian Output Layanan Dasar Publik

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi

1) Sektor pendidikan bersumber dana APBN merupakan Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar Output strategis yang ditargetkan antara lain berupa Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah 40104 orang Bantuan Pendidikan Tinggi 628 orang Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 2303 orang dan Sarana Pendukung Pembelajaran sebanyak 30 paket

2) Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Output yang ditargetkan antara lain Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 9989 unit Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat 1168 SR Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) 1389 m Jalan Strategis (ProPN) 110 KM dan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) 151 KM

3) Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar Output yang ditargetkan antara lain Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi 234 orang Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) 300 orang Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan 1 paket dan Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes 1 paket

22 Pelaksanaan APBD

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 telah memaksa pemerintah untuk membatasi pergerakan masyarakat terlebih saat adanya gelombang kedua pandemi di Indonesia yang terjadi pada akhir Juni hingga Juli 2021 Hal ini memberikan dampak yang cukup signifikan pada aktivitas masyarakat dan berimbas pada kegiatan produksi konsumsi hingga laju pertumbuhan ekonomi Pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi

Tabel II4 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

sd Akhir Triwulan III Tahun 2020 dan 2021

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

PENDAPATAN 2633280 1820273 6913 2568471 1681253 6546 -531

PENDAPATAN ASLI DAERAH 460106 269612 5860 477763 231436 4844 -1733 Pajak Daerah 302992 184136 6077 311923 155897 4998 -1776 Retribusi Daerah 15453 11617 7518 15281 8372 5479 -2712 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 20028 18936 9455 21220 17852 8413 -1102 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 121633 54923 4515 129339 49314 3813 -1556

PENDAPATAN TRANSFER 2044468 1529438 7481 2027702 1427694 7041 -588 Transfer dari Pemerintah Pusat 1802572 1413602 7842 1720299 1214698 7061 -996 Dana Bagi Hasil Pajak atau Bagi Hasil Bukan Pajak 59779 48919 8183 91245 73833 8092 -112 Dana Alokasi Umum 1234375 965144 7819 1084421 863895 7966 189 Dana Alokasi Khusus 508418 399539 7858 544632 276970 5085 -3529

11

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

Transfer antar Daerah 90186 48854 5417 82971 62784 7567 3969 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 81221 48794 6008 82971 58612 7064 1759 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 8965 060 067 000 4172 000 000 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 151710 66982 4415 224432 150212 6693 5159

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 128706 21222 1649 63006 22123 3511 11295 Pendapatan Hibah 50905 16309 3204 12657 21731 17169 43591 Pendapatan Lainnya 77801 4913 632 50350 392 078 -8766

BELANJA DAERAH 2697978 1216830 4510 2705329 1226920 4535 056

BELANJA OPERASI 1788473 955565 5343 1727155 926999 5367 045 Belanja Tidak Langsung 992176 710565 7162 1003483 666505 6642 -726 Belanja Pegawai 806104 578173 7172 910353 566012 6217 -1331 Belanja Bunga 200 174 8715 400 152 3793 -5647 Belanja Subsidi 000 000 000 000 000 000 000 Belanja Hibah 179277 128945 7192 87194 98780 11329 5751 Belanja Bantuan sosial 6594 3273 4964 5536 1427 2577 -4809 Belanja Lainnya 000 000 000 000 136 000 000 Belanja Langsung 796297 245000 3077 723671 260493 3600 1699 Belanja Pegawai 113729 000 000 000 000 000 000 Belanja Barang dan Jasa 682569 245000 3589 723671 260493 3600 028

BELANJA MODAL 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540 Belanja Modal 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540

BELANJA TAK TERDUGA 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857 Belanja Tak Terduga 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857

BELANJA TRANSFER 391164 134176 3430 418083 202044 4833 4089 TransferBagi Hasil Pendapatan 78597 53974 6867 108271 62303 5754 -1620 Belanja Bantuan Keuangan 312567 80203 2566 309813 139741 4510 7578

SURPLUSDEFISIT -64699 603442 -93270 -136858 454333 -33197 -6441 PEMBIAYAAN 95268 111882 11744 101027 106210 10513 -1048 Penerimaan Pembiayaan 116283 131717 11327 126342 116210 9198 -1880 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 103628 131717 12711 112941 102245 9053 -2878 Pencairan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Hasil Penjualan KD yang Dipisahkan 000 000 000 000 000 000 000 Penerimaan Pinjaman Daerah 12650 000 000 13397 13965 10424 000 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 005 000 000 005 000 000 000 Penerimaan Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan 21015 19835 9439 25315 10000 3950 -5815 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo 8475 8475 10000 9500 000 000 -10000 Penyertaan Modal Daerah 12540 11360 9059 15815 10000 6323 -3020 Pembentukan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Pemberian Pinjaman Daerah 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) 30569 715325 234001 -35831 560543 -156443 -16686

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

Berdasarkan Tabel II1 dapat diketahui bahwa Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

221 Pendapatan Daerah

Pada sisi pendapatan capaian tertinggi terdapat pada Pendapatan Transfer Daerah yaitu sebanyak Rp1427694 miliar atau sekitar 7041 dari total realisasi pendapatan Secara lebih khusus capaian tertinggi dari Pendapatan Transfer Daerah terdapat pada sisi Transfer dari Pemerintah Pusat yaitu sebesar Rp 1214698 miliar atau sekitar 7224 dari total seluruh pendapatan daerah

Sementara untuk sisi Pendapatan Asli Daerah total realisasi adalah sebesar 5947 turun sebesar 1396 dibanding tahun 2020 pada periode yang sama (year on year) Penurunan ini dikarenakan adanya gelombang kedua pandemi yang terjadi pada awal Triwulan III mengakibatkan adanya kontraksi ekonomi sehingga memaksa pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan yang lebih ketat dan berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian sehingga terjadi penurunan yang cukup besar pada retribusi daerah dan pajak daerah dibanding tahun sebelumnya

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021

PENDAPATAN ASLIDAERAH

PENDAPATANTRANSFER

LAIN-LAINPENDAPATAN

DAERAH YANG SAH

PAGU 477763 2027702 63006

REALISASI 231436 1427694 22123

realisasi 4844 7041 3511

GROWTH (y-o-y) -1733 -1606 11295

-2500

000

2500

5000

7500

10000

12500

000

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

12

222 Belanja Daerah

Pada APBD Kalbar 2021 pagu belanja adalah sebesar Rp 2705329 miliar dengan realisasi hingga Triwulan III adalah sebesar Rp1226920 miliar atau sekitar 4535 Di antara semua sisi belanja belanja operasi dan belanja transfer mengalami pertumbuhan positif dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Sedangkan untuk belanja modal dan belanja tak terduga mengalami pertumbuhan negatif khususnya pada belanja tak terduga yang mengalami penurunan sebesar 9857 Hal ini diakibatkan oleh adanya alokasi yang besar pada Belanja Tak Terduga sebagai antisipasi adanya gelombang pandemi Covid-19 yaitu sebesar Rp30354 miliar namun realisasi anggaran sampai akhir Triwulan III hanya sebesar Rp 2567 miliar atau hanya sekitar 846 hal ini dikarenakan gelombang kedua yang terjadi telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai pada akhir September Hal ini berbeda jauh dari kondisi tahun 2020 dimana belum ada persiapan anggaran untuk Belanja Tak Terduga sehingga pagu yang tersedia hanya sebesar Rp4964 miliar namun realisasi yang terjadi sebesar Rp 29450 miliar atau sekitar 5933

223 SurplusDefisit APBD

Dengan kondisi penyerapan belanja yang masih belum maksimal kondisi yang terjadi hingga Triwulan III 2021 adalah surplus sebesar Rp454333 miliar Hal ini berbeda jauh dengan rencana anggaran dimana pagu menunjukkan kondisi defisit sebesar Rp113897 miliar Selain dikarenakan sangat rendahnya penyerapan pada Belanja Tak Terduga yang masih berada di bawah 10 kondisi surplus yang terjadi juga diakibatkan oleh penyerapan beberapa belanja yang masih belum maksimal seperti penyerapan terendah yang ada pada sisi Belanja ada pada Belanja Modal yang baru terserap sebesar Rp 95309 miliar dari total pagu Rp529736 miliar atau sekitar 1799 Selanjutnya penyerapan yang masih rendah lainnya adalah pada sisi Belanja Barang dan Jasa yang baru terserap sebesar Rp260493 miliar dari total Rp723671 miliar atau hanya sekitar 36

224 Pembiayaan Daerah

Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran rencana anggaran untuk pembiayaan tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran Sedangkan dari sisi pengeluaran pembiayaan belum ada realisasi dari Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo dengan pagu sebesar Rp95 miliar sementara untuk Penyertaan Modal Daerah telah terealisasi sebesar Rp100 miliar atau sekitar 6323 dari total pagu Rp15815 miliar

225 Prognosis APBD

Tahun 2021 merupakan momentum untuk memulihkan ekonomi pasca hantaman pandemi di tahun pertama serta mempercepat berbagai program untuk memperkuat ketahanan menghadapi gelombang pandemi yang akan datang seperti program vaksinasi Di tengah upaya keras untuk menangani masalah kesehatan dan memulihkan ekonomi prognosis untuk anggaran pendapatan mengalami penurunan sedangkan untuk prognosis belanja mengalami peningkatan sehingga untuk kondisi yang diproyeksikan adalah defisit sebesar Rp65631 miliar sebagaimana tabel di bawah ini

BELANJAOPERASI

BELANJAMODAL

BELANJATAK

TERDUGA

BELANJATRANSFER

PAGU 1727155 529736 30355 418083

REALISASI 926999 95310 2568 202044

realisasi 5367 1799 846 4833

GROWTH (yoy) 045 -540 -9857 4089

-12000-10000-8000-6000-4000-20000002000400060008000

000200000400000600000800000

100000012000001400000160000018000002000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II6

Komposisi Belanja Triwulan III-2021

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

13

Tabel II5

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021

(dalam miliar rupiah)

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan Lampiran I Peraturan Pemerintah No71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik (reciprocal accounts)

LKPK Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana tabel berikut

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021

Uraian TW III - 2020 TW III - 2021

Growth Konsolidasian Pusat Daerah Konsolidasian

Pendapatan Negara 783375 669910 1683078 1042579 3309

Pendapatan Perpajakan 654482 603225 202435 805660 2310

Pendapatan Bukan Pajak 128893 66685 104481 171166 3280

Hibah 000 0 15268 2319 000

Transfer 000 0 1360893 63434 000

Belanja Negara 1768914 2072495 1316917 1931859 921

Belanja Pemerintah 1634738 707749 1084342 1792091 963

Transfer 134176 1364746 232575 139768 417

SurplusDefisit -985539 -1402585 366161 -889280 -977

Pembiayaan 111882 0 76401 76401 -3171

Penerimaan Pembiayaan Daerah 131717 0 95901 95901 -2719

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 19835 0 195 195 -169

Sisa Lebih (Kurang) -873657 -1402585 442562 -812879 -696

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

231 Pendapatan Konsolidasian

Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

Uraian Realisasi Prognosis

2018 2019 2020 2021

Pendapatan 2422952 2563928 2355545 2329837

Pendapatan Asli Daerah 390903 404671 381430 382862

Pendapatan Transfer 1985433 2084816 1865863 1859133

Lain-Lain Pendapatan Daerah 46616 74442 108253 87842

Belanja Daerah 2345817 2510634 2375111 2395468

Belanja 1979867 2107845 2032758 2048701

Transfer 365950 402789 342353 346767

SurplusDefisit 77135 53295 -19566 -65631

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

PendapatanPerpajakan

PendapatanBukan Pajak

Hibah Transfer

2020 654482 128893 000 000

2021 805660 171166 2319 63434

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Realisasi Pendapatan sampai dengan tahun

2020 mencapai Rp2355545 miliar sementara

untuk realisasi belanja sebesar Rp2375111

miliar sehingga terdapat defisit sebesar

Rp19566 miliar Melihat trend pendapatan

yang fluktuatif dari tahun ke tahun untuk

prognosis pendapatan di akhir tahun 2021

(Triwulan IV) adalah sebesar Rp2329837

miliar sedangkan untuk prognosis belanja

adalah sebesar Rp2395468 miliar sehingga

diperoleh proyeksi kondisi untuk akhir tahun

2021 adalah defisit sebesar Rp65631 miliar

14

a Analisis kontribusi komponen Pendapatan Konsolidasian Kontribusi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Daerah menyumbang jumlah yang cukup besar dengan kontribusi paling besar dari sisi Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar Rp297494 miliar disusul oleh Pendapatan Transfer sebesar Rp1360893 miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp24691 miliar

b Analisis pertumbuhan (growth) komponen Pendapatan Konsolidasian Meskipun pandemi masih terjadi namun perekonomian di Kalbar sudah mulai menuju pada kemandirian hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada pos Pendapatan Asli Daerah Triwulan III-2021 sebesar Rp 27881 miliar atau sekitar 1034 dari Triwulan III-2020 Kenaikan pada PAD disokong paling besar oleh Pajak Daerah yang berkontribusi sebesar Rp202435 miliar atau sekitar 6805 dari total PAD Dibandingkan dengan tahun 2020 pendapatan dari pajak daerah ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp18299 miliar atau sekitar 10 dari total pajak daerah yang berhasil dihimpun pada periode yang sama di tahun sebelumnya

c Analisis tax ratio atau rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Namun pada triwulan III 2021 tax ratio terhadap PDRB menunjukkan perbaikan dimana ada kenaikan meskipun tidak sebesar di

tahun-tahun sebelum pandemi melanda Sinyal positif ini merupakan tanda adanya keberhasilan atas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi salah satu program utama pemerintah disamping pemulihan kesehatan melalui vaksinasi yang mulai digalakkan sejak awal tahun 2021 Tentunya hal ini harus terus didukung oleh administrasi perpajakan yang terus disempurnakan serta perbaikan struktur ekonominya

232 Belanja Konsolidasian

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Tahun Pajak

Konsolida-sian

PDRB Pajak

Konsolidasi PDRB

2021 (sd TW III)

805660 17060760 472

2020 976373 21400175 456

2019 1094835 21215033 516

2018 969055 19413822 499

Pajak Daerah Retribusi Daerah

HasilPengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

Lain-lainPendapatan AsliDaerah yang Sah

Provinsi 145729 2283 9573 12435

KabKota 56706 6445 9134 55189

Total 202435 8727 18707 67624

Kontribusi 6805 293 629 2273

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

000

50000

100000

150000

200000

250000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)

000500000

100000015000002000000

BelanjaPemerintah

Transfer

2020 1634738 134176

2021 1792091 139768

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II9 Belanja Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB

(dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

15

a Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah Dari total Belanja Konsolidasi komponen terbesar berasal dari sisi Belanja Pegawai sebesar Rp579787 miliar atau sebesar 5948 dari total Belanja Operasi disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 293881 miliar atau sebesar 3015

b Analisis pertumbuhan (growth) Belanja Pemerintah dan TKDD Meskipun terdapat pertumbuhan belanja antara Triwulan III-2020 dibandingkan dengan Triwulan III-2021 sebesar 921 namun terjadi penurunan signifikan pada pos Belanja Tak Terduga sebesar 9087 atau dari Rp29450 miliar pada tahun 2020 menjadi hanya Rp2688 miliar pada tahun 2021 Penurunan realisasi Belanja Tak Terduga ini diakibatkan oleh dampak pandemi yang terjadi pada gelombang kedua telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai sehingga terjadi penurunan realisasi yang signifikan dari pagu yang telah disediakan

c Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB

Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Namun sampai dengan triwulan III 2021 rasio belanja pemerintah masih berada di bawah rasio belanja tahun 2020 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja

pemerintah daerah Pada tahun 2020 rasio belanja pemerintah relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB dan kenaikan belanja Kenaikan belanja pemerintah daerah relatif lebih tinggi saat terjadinya pandemi namun tidak diikuti oleh pertumbuhan PDRB sehingga rasio belanja meningkat

233 SurplusDefisit Konsilidasian

Sampai dengan Triwulan III-2021 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Barat masih dalam posisi defisit Rp889280 miliar Posisi defisit ini disumbang oleh deficit dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1402585 miliar dan surplus dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 366161 miliar Kondisi ini turun sebesar 977 dibanding defisit yang terjadi pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 985539 miliar

Tahun Belanja

Pemerintah Konsolidasian

PDRB Belanja PDRB

2021 (sd TW III)

1792091 17060760 1050

2020 3255080 21400175 1521

2019 3076373 21215033 1450

2018 2939933 19413822 1514

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaBunga

Subsidi HibahBelanjaModal

BelanjaTak

Terduga

BantuanSosial

PUSAT 282351 249688 000 000 000 175327 000 383

DAERAH 579787 293881 152 000 99427 106928 2687 1481

TOTAL 862138 543569 152 000 99427 282255 2687 1863

KONTRIBUSI 4811 3033 001 000 555 1575 015 010

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian

Pusat Daerah Konsolidasi

Defisit -1402585 366161 -1036424

13533 -3533 10000

-6000

-4000

-2000

000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

-1600000

-1400000

-1200000

-1000000

-800000

-600000

-400000

-200000

-

200000

400000

600000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II11

SurplusDefisit Konsolidasian

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian

terhadap PDRB (dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

10

Perkiraan Pendapatan Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 sebesar Rp890871 miliar

terdiri dari perkiraan Penerimaan Pajak sebesar Rp717751 penerimaan Bea dan Cukai sebesar

Rp93264 miliar dan perkiraan PNBP sebesar Rp79856

Perkiraan Belanja Negara sampai dengan triwulan IV tahun 2021 akan tercapai sebesar Rp27018

miliar Belanja pemerintah pusat diperkirakan sebesar Rp802519 miliar dan Belanja Transfer ke

Daerah dan Dana Desa diperkirakan akan terserap sebesar Rp1899281 miliar

215 Analisis Capaian Output Layanan Dasar Publik

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi instrumen utama dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional APBN 2021 dirancang bersifat ekspansif untuk memastikan agar perekonomian terus bergerak untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur di tengah berbagai tantangan termasuk penanganan pandemi Covid-19 Program dan kegiatan untuk layanan dasar publik serta output strategis menjadi prioritas unggulan Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi

1) Sektor pendidikan bersumber dana APBN merupakan Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar Output strategis yang ditargetkan antara lain berupa Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah 40104 orang Bantuan Pendidikan Tinggi 628 orang Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 2303 orang dan Sarana Pendukung Pembelajaran sebanyak 30 paket

2) Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Output yang ditargetkan antara lain Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 9989 unit Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat 1168 SR Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) 1389 m Jalan Strategis (ProPN) 110 KM dan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) 151 KM

3) Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar Output yang ditargetkan antara lain Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi 234 orang Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) 300 orang Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan 1 paket dan Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes 1 paket

22 Pelaksanaan APBD

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 telah memaksa pemerintah untuk membatasi pergerakan masyarakat terlebih saat adanya gelombang kedua pandemi di Indonesia yang terjadi pada akhir Juni hingga Juli 2021 Hal ini memberikan dampak yang cukup signifikan pada aktivitas masyarakat dan berimbas pada kegiatan produksi konsumsi hingga laju pertumbuhan ekonomi Pandemi yang terjadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan publik dan fiskal regional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah salah satu instrumen penting dalam menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menangani pandemi serta untuk memulihkan ekonomi

Tabel II4 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Barat

sd Akhir Triwulan III Tahun 2020 dan 2021

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

PENDAPATAN 2633280 1820273 6913 2568471 1681253 6546 -531

PENDAPATAN ASLI DAERAH 460106 269612 5860 477763 231436 4844 -1733 Pajak Daerah 302992 184136 6077 311923 155897 4998 -1776 Retribusi Daerah 15453 11617 7518 15281 8372 5479 -2712 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 20028 18936 9455 21220 17852 8413 -1102 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 121633 54923 4515 129339 49314 3813 -1556

PENDAPATAN TRANSFER 2044468 1529438 7481 2027702 1427694 7041 -588 Transfer dari Pemerintah Pusat 1802572 1413602 7842 1720299 1214698 7061 -996 Dana Bagi Hasil Pajak atau Bagi Hasil Bukan Pajak 59779 48919 8183 91245 73833 8092 -112 Dana Alokasi Umum 1234375 965144 7819 1084421 863895 7966 189 Dana Alokasi Khusus 508418 399539 7858 544632 276970 5085 -3529

11

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

Transfer antar Daerah 90186 48854 5417 82971 62784 7567 3969 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 81221 48794 6008 82971 58612 7064 1759 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 8965 060 067 000 4172 000 000 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 151710 66982 4415 224432 150212 6693 5159

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 128706 21222 1649 63006 22123 3511 11295 Pendapatan Hibah 50905 16309 3204 12657 21731 17169 43591 Pendapatan Lainnya 77801 4913 632 50350 392 078 -8766

BELANJA DAERAH 2697978 1216830 4510 2705329 1226920 4535 056

BELANJA OPERASI 1788473 955565 5343 1727155 926999 5367 045 Belanja Tidak Langsung 992176 710565 7162 1003483 666505 6642 -726 Belanja Pegawai 806104 578173 7172 910353 566012 6217 -1331 Belanja Bunga 200 174 8715 400 152 3793 -5647 Belanja Subsidi 000 000 000 000 000 000 000 Belanja Hibah 179277 128945 7192 87194 98780 11329 5751 Belanja Bantuan sosial 6594 3273 4964 5536 1427 2577 -4809 Belanja Lainnya 000 000 000 000 136 000 000 Belanja Langsung 796297 245000 3077 723671 260493 3600 1699 Belanja Pegawai 113729 000 000 000 000 000 000 Belanja Barang dan Jasa 682569 245000 3589 723671 260493 3600 028

BELANJA MODAL 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540 Belanja Modal 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540

BELANJA TAK TERDUGA 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857 Belanja Tak Terduga 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857

BELANJA TRANSFER 391164 134176 3430 418083 202044 4833 4089 TransferBagi Hasil Pendapatan 78597 53974 6867 108271 62303 5754 -1620 Belanja Bantuan Keuangan 312567 80203 2566 309813 139741 4510 7578

SURPLUSDEFISIT -64699 603442 -93270 -136858 454333 -33197 -6441 PEMBIAYAAN 95268 111882 11744 101027 106210 10513 -1048 Penerimaan Pembiayaan 116283 131717 11327 126342 116210 9198 -1880 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 103628 131717 12711 112941 102245 9053 -2878 Pencairan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Hasil Penjualan KD yang Dipisahkan 000 000 000 000 000 000 000 Penerimaan Pinjaman Daerah 12650 000 000 13397 13965 10424 000 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 005 000 000 005 000 000 000 Penerimaan Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan 21015 19835 9439 25315 10000 3950 -5815 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo 8475 8475 10000 9500 000 000 -10000 Penyertaan Modal Daerah 12540 11360 9059 15815 10000 6323 -3020 Pembentukan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Pemberian Pinjaman Daerah 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) 30569 715325 234001 -35831 560543 -156443 -16686

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

Berdasarkan Tabel II1 dapat diketahui bahwa Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

221 Pendapatan Daerah

Pada sisi pendapatan capaian tertinggi terdapat pada Pendapatan Transfer Daerah yaitu sebanyak Rp1427694 miliar atau sekitar 7041 dari total realisasi pendapatan Secara lebih khusus capaian tertinggi dari Pendapatan Transfer Daerah terdapat pada sisi Transfer dari Pemerintah Pusat yaitu sebesar Rp 1214698 miliar atau sekitar 7224 dari total seluruh pendapatan daerah

Sementara untuk sisi Pendapatan Asli Daerah total realisasi adalah sebesar 5947 turun sebesar 1396 dibanding tahun 2020 pada periode yang sama (year on year) Penurunan ini dikarenakan adanya gelombang kedua pandemi yang terjadi pada awal Triwulan III mengakibatkan adanya kontraksi ekonomi sehingga memaksa pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan yang lebih ketat dan berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian sehingga terjadi penurunan yang cukup besar pada retribusi daerah dan pajak daerah dibanding tahun sebelumnya

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021

PENDAPATAN ASLIDAERAH

PENDAPATANTRANSFER

LAIN-LAINPENDAPATAN

DAERAH YANG SAH

PAGU 477763 2027702 63006

REALISASI 231436 1427694 22123

realisasi 4844 7041 3511

GROWTH (y-o-y) -1733 -1606 11295

-2500

000

2500

5000

7500

10000

12500

000

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

12

222 Belanja Daerah

Pada APBD Kalbar 2021 pagu belanja adalah sebesar Rp 2705329 miliar dengan realisasi hingga Triwulan III adalah sebesar Rp1226920 miliar atau sekitar 4535 Di antara semua sisi belanja belanja operasi dan belanja transfer mengalami pertumbuhan positif dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Sedangkan untuk belanja modal dan belanja tak terduga mengalami pertumbuhan negatif khususnya pada belanja tak terduga yang mengalami penurunan sebesar 9857 Hal ini diakibatkan oleh adanya alokasi yang besar pada Belanja Tak Terduga sebagai antisipasi adanya gelombang pandemi Covid-19 yaitu sebesar Rp30354 miliar namun realisasi anggaran sampai akhir Triwulan III hanya sebesar Rp 2567 miliar atau hanya sekitar 846 hal ini dikarenakan gelombang kedua yang terjadi telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai pada akhir September Hal ini berbeda jauh dari kondisi tahun 2020 dimana belum ada persiapan anggaran untuk Belanja Tak Terduga sehingga pagu yang tersedia hanya sebesar Rp4964 miliar namun realisasi yang terjadi sebesar Rp 29450 miliar atau sekitar 5933

223 SurplusDefisit APBD

Dengan kondisi penyerapan belanja yang masih belum maksimal kondisi yang terjadi hingga Triwulan III 2021 adalah surplus sebesar Rp454333 miliar Hal ini berbeda jauh dengan rencana anggaran dimana pagu menunjukkan kondisi defisit sebesar Rp113897 miliar Selain dikarenakan sangat rendahnya penyerapan pada Belanja Tak Terduga yang masih berada di bawah 10 kondisi surplus yang terjadi juga diakibatkan oleh penyerapan beberapa belanja yang masih belum maksimal seperti penyerapan terendah yang ada pada sisi Belanja ada pada Belanja Modal yang baru terserap sebesar Rp 95309 miliar dari total pagu Rp529736 miliar atau sekitar 1799 Selanjutnya penyerapan yang masih rendah lainnya adalah pada sisi Belanja Barang dan Jasa yang baru terserap sebesar Rp260493 miliar dari total Rp723671 miliar atau hanya sekitar 36

224 Pembiayaan Daerah

Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran rencana anggaran untuk pembiayaan tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran Sedangkan dari sisi pengeluaran pembiayaan belum ada realisasi dari Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo dengan pagu sebesar Rp95 miliar sementara untuk Penyertaan Modal Daerah telah terealisasi sebesar Rp100 miliar atau sekitar 6323 dari total pagu Rp15815 miliar

225 Prognosis APBD

Tahun 2021 merupakan momentum untuk memulihkan ekonomi pasca hantaman pandemi di tahun pertama serta mempercepat berbagai program untuk memperkuat ketahanan menghadapi gelombang pandemi yang akan datang seperti program vaksinasi Di tengah upaya keras untuk menangani masalah kesehatan dan memulihkan ekonomi prognosis untuk anggaran pendapatan mengalami penurunan sedangkan untuk prognosis belanja mengalami peningkatan sehingga untuk kondisi yang diproyeksikan adalah defisit sebesar Rp65631 miliar sebagaimana tabel di bawah ini

BELANJAOPERASI

BELANJAMODAL

BELANJATAK

TERDUGA

BELANJATRANSFER

PAGU 1727155 529736 30355 418083

REALISASI 926999 95310 2568 202044

realisasi 5367 1799 846 4833

GROWTH (yoy) 045 -540 -9857 4089

-12000-10000-8000-6000-4000-20000002000400060008000

000200000400000600000800000

100000012000001400000160000018000002000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II6

Komposisi Belanja Triwulan III-2021

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

13

Tabel II5

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021

(dalam miliar rupiah)

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan Lampiran I Peraturan Pemerintah No71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik (reciprocal accounts)

LKPK Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana tabel berikut

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021

Uraian TW III - 2020 TW III - 2021

Growth Konsolidasian Pusat Daerah Konsolidasian

Pendapatan Negara 783375 669910 1683078 1042579 3309

Pendapatan Perpajakan 654482 603225 202435 805660 2310

Pendapatan Bukan Pajak 128893 66685 104481 171166 3280

Hibah 000 0 15268 2319 000

Transfer 000 0 1360893 63434 000

Belanja Negara 1768914 2072495 1316917 1931859 921

Belanja Pemerintah 1634738 707749 1084342 1792091 963

Transfer 134176 1364746 232575 139768 417

SurplusDefisit -985539 -1402585 366161 -889280 -977

Pembiayaan 111882 0 76401 76401 -3171

Penerimaan Pembiayaan Daerah 131717 0 95901 95901 -2719

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 19835 0 195 195 -169

Sisa Lebih (Kurang) -873657 -1402585 442562 -812879 -696

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

231 Pendapatan Konsolidasian

Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

Uraian Realisasi Prognosis

2018 2019 2020 2021

Pendapatan 2422952 2563928 2355545 2329837

Pendapatan Asli Daerah 390903 404671 381430 382862

Pendapatan Transfer 1985433 2084816 1865863 1859133

Lain-Lain Pendapatan Daerah 46616 74442 108253 87842

Belanja Daerah 2345817 2510634 2375111 2395468

Belanja 1979867 2107845 2032758 2048701

Transfer 365950 402789 342353 346767

SurplusDefisit 77135 53295 -19566 -65631

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

PendapatanPerpajakan

PendapatanBukan Pajak

Hibah Transfer

2020 654482 128893 000 000

2021 805660 171166 2319 63434

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Realisasi Pendapatan sampai dengan tahun

2020 mencapai Rp2355545 miliar sementara

untuk realisasi belanja sebesar Rp2375111

miliar sehingga terdapat defisit sebesar

Rp19566 miliar Melihat trend pendapatan

yang fluktuatif dari tahun ke tahun untuk

prognosis pendapatan di akhir tahun 2021

(Triwulan IV) adalah sebesar Rp2329837

miliar sedangkan untuk prognosis belanja

adalah sebesar Rp2395468 miliar sehingga

diperoleh proyeksi kondisi untuk akhir tahun

2021 adalah defisit sebesar Rp65631 miliar

14

a Analisis kontribusi komponen Pendapatan Konsolidasian Kontribusi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Daerah menyumbang jumlah yang cukup besar dengan kontribusi paling besar dari sisi Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar Rp297494 miliar disusul oleh Pendapatan Transfer sebesar Rp1360893 miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp24691 miliar

b Analisis pertumbuhan (growth) komponen Pendapatan Konsolidasian Meskipun pandemi masih terjadi namun perekonomian di Kalbar sudah mulai menuju pada kemandirian hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada pos Pendapatan Asli Daerah Triwulan III-2021 sebesar Rp 27881 miliar atau sekitar 1034 dari Triwulan III-2020 Kenaikan pada PAD disokong paling besar oleh Pajak Daerah yang berkontribusi sebesar Rp202435 miliar atau sekitar 6805 dari total PAD Dibandingkan dengan tahun 2020 pendapatan dari pajak daerah ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp18299 miliar atau sekitar 10 dari total pajak daerah yang berhasil dihimpun pada periode yang sama di tahun sebelumnya

c Analisis tax ratio atau rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Namun pada triwulan III 2021 tax ratio terhadap PDRB menunjukkan perbaikan dimana ada kenaikan meskipun tidak sebesar di

tahun-tahun sebelum pandemi melanda Sinyal positif ini merupakan tanda adanya keberhasilan atas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi salah satu program utama pemerintah disamping pemulihan kesehatan melalui vaksinasi yang mulai digalakkan sejak awal tahun 2021 Tentunya hal ini harus terus didukung oleh administrasi perpajakan yang terus disempurnakan serta perbaikan struktur ekonominya

232 Belanja Konsolidasian

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Tahun Pajak

Konsolida-sian

PDRB Pajak

Konsolidasi PDRB

2021 (sd TW III)

805660 17060760 472

2020 976373 21400175 456

2019 1094835 21215033 516

2018 969055 19413822 499

Pajak Daerah Retribusi Daerah

HasilPengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

Lain-lainPendapatan AsliDaerah yang Sah

Provinsi 145729 2283 9573 12435

KabKota 56706 6445 9134 55189

Total 202435 8727 18707 67624

Kontribusi 6805 293 629 2273

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

000

50000

100000

150000

200000

250000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)

000500000

100000015000002000000

BelanjaPemerintah

Transfer

2020 1634738 134176

2021 1792091 139768

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II9 Belanja Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB

(dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

15

a Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah Dari total Belanja Konsolidasi komponen terbesar berasal dari sisi Belanja Pegawai sebesar Rp579787 miliar atau sebesar 5948 dari total Belanja Operasi disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 293881 miliar atau sebesar 3015

b Analisis pertumbuhan (growth) Belanja Pemerintah dan TKDD Meskipun terdapat pertumbuhan belanja antara Triwulan III-2020 dibandingkan dengan Triwulan III-2021 sebesar 921 namun terjadi penurunan signifikan pada pos Belanja Tak Terduga sebesar 9087 atau dari Rp29450 miliar pada tahun 2020 menjadi hanya Rp2688 miliar pada tahun 2021 Penurunan realisasi Belanja Tak Terduga ini diakibatkan oleh dampak pandemi yang terjadi pada gelombang kedua telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai sehingga terjadi penurunan realisasi yang signifikan dari pagu yang telah disediakan

c Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB

Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Namun sampai dengan triwulan III 2021 rasio belanja pemerintah masih berada di bawah rasio belanja tahun 2020 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja

pemerintah daerah Pada tahun 2020 rasio belanja pemerintah relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB dan kenaikan belanja Kenaikan belanja pemerintah daerah relatif lebih tinggi saat terjadinya pandemi namun tidak diikuti oleh pertumbuhan PDRB sehingga rasio belanja meningkat

233 SurplusDefisit Konsilidasian

Sampai dengan Triwulan III-2021 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Barat masih dalam posisi defisit Rp889280 miliar Posisi defisit ini disumbang oleh deficit dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1402585 miliar dan surplus dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 366161 miliar Kondisi ini turun sebesar 977 dibanding defisit yang terjadi pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 985539 miliar

Tahun Belanja

Pemerintah Konsolidasian

PDRB Belanja PDRB

2021 (sd TW III)

1792091 17060760 1050

2020 3255080 21400175 1521

2019 3076373 21215033 1450

2018 2939933 19413822 1514

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaBunga

Subsidi HibahBelanjaModal

BelanjaTak

Terduga

BantuanSosial

PUSAT 282351 249688 000 000 000 175327 000 383

DAERAH 579787 293881 152 000 99427 106928 2687 1481

TOTAL 862138 543569 152 000 99427 282255 2687 1863

KONTRIBUSI 4811 3033 001 000 555 1575 015 010

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian

Pusat Daerah Konsolidasi

Defisit -1402585 366161 -1036424

13533 -3533 10000

-6000

-4000

-2000

000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

-1600000

-1400000

-1200000

-1000000

-800000

-600000

-400000

-200000

-

200000

400000

600000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II11

SurplusDefisit Konsolidasian

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian

terhadap PDRB (dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

11

Uraian 2020 2021

Growth Pagu Realisasi Realisasi Pagu Realisasi Realisasi

Transfer antar Daerah 90186 48854 5417 82971 62784 7567 3969 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 81221 48794 6008 82971 58612 7064 1759 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 8965 060 067 000 4172 000 000 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 151710 66982 4415 224432 150212 6693 5159

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 128706 21222 1649 63006 22123 3511 11295 Pendapatan Hibah 50905 16309 3204 12657 21731 17169 43591 Pendapatan Lainnya 77801 4913 632 50350 392 078 -8766

BELANJA DAERAH 2697978 1216830 4510 2705329 1226920 4535 056

BELANJA OPERASI 1788473 955565 5343 1727155 926999 5367 045 Belanja Tidak Langsung 992176 710565 7162 1003483 666505 6642 -726 Belanja Pegawai 806104 578173 7172 910353 566012 6217 -1331 Belanja Bunga 200 174 8715 400 152 3793 -5647 Belanja Subsidi 000 000 000 000 000 000 000 Belanja Hibah 179277 128945 7192 87194 98780 11329 5751 Belanja Bantuan sosial 6594 3273 4964 5536 1427 2577 -4809 Belanja Lainnya 000 000 000 000 136 000 000 Belanja Langsung 796297 245000 3077 723671 260493 3600 1699 Belanja Pegawai 113729 000 000 000 000 000 000 Belanja Barang dan Jasa 682569 245000 3589 723671 260493 3600 028

BELANJA MODAL 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540 Belanja Modal 513377 97638 1902 529736 95310 1799 -540

BELANJA TAK TERDUGA 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857 Belanja Tak Terduga 4964 29450 59330 30355 2568 846 -9857

BELANJA TRANSFER 391164 134176 3430 418083 202044 4833 4089 TransferBagi Hasil Pendapatan 78597 53974 6867 108271 62303 5754 -1620 Belanja Bantuan Keuangan 312567 80203 2566 309813 139741 4510 7578

SURPLUSDEFISIT -64699 603442 -93270 -136858 454333 -33197 -6441 PEMBIAYAAN 95268 111882 11744 101027 106210 10513 -1048 Penerimaan Pembiayaan 116283 131717 11327 126342 116210 9198 -1880 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 103628 131717 12711 112941 102245 9053 -2878 Pencairan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Hasil Penjualan KD yang Dipisahkan 000 000 000 000 000 000 000 Penerimaan Pinjaman Daerah 12650 000 000 13397 13965 10424 000 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 005 000 000 005 000 000 000 Penerimaan Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan 21015 19835 9439 25315 10000 3950 -5815 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo 8475 8475 10000 9500 000 000 -10000 Penyertaan Modal Daerah 12540 11360 9059 15815 10000 6323 -3020 Pembentukan Dana Cadangan 000 000 000 000 000 000 000 Pemberian Pinjaman Daerah 000 000 000 000 000 000 000 Pengeluaran Pembiayaan Lainnya 000 000 000 000 000 000 000

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) 30569 715325 234001 -35831 560543 -156443 -16686

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

Berdasarkan Tabel II1 dapat diketahui bahwa Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

221 Pendapatan Daerah

Pada sisi pendapatan capaian tertinggi terdapat pada Pendapatan Transfer Daerah yaitu sebanyak Rp1427694 miliar atau sekitar 7041 dari total realisasi pendapatan Secara lebih khusus capaian tertinggi dari Pendapatan Transfer Daerah terdapat pada sisi Transfer dari Pemerintah Pusat yaitu sebesar Rp 1214698 miliar atau sekitar 7224 dari total seluruh pendapatan daerah

Sementara untuk sisi Pendapatan Asli Daerah total realisasi adalah sebesar 5947 turun sebesar 1396 dibanding tahun 2020 pada periode yang sama (year on year) Penurunan ini dikarenakan adanya gelombang kedua pandemi yang terjadi pada awal Triwulan III mengakibatkan adanya kontraksi ekonomi sehingga memaksa pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan yang lebih ketat dan berdampak pada lesunya kegiatan perekonomian sehingga terjadi penurunan yang cukup besar pada retribusi daerah dan pajak daerah dibanding tahun sebelumnya

Grafik II5 Komposisi Pendapatan Triwulan III-2021

PENDAPATAN ASLIDAERAH

PENDAPATANTRANSFER

LAIN-LAINPENDAPATAN

DAERAH YANG SAH

PAGU 477763 2027702 63006

REALISASI 231436 1427694 22123

realisasi 4844 7041 3511

GROWTH (y-o-y) -1733 -1606 11295

-2500

000

2500

5000

7500

10000

12500

000

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

12

222 Belanja Daerah

Pada APBD Kalbar 2021 pagu belanja adalah sebesar Rp 2705329 miliar dengan realisasi hingga Triwulan III adalah sebesar Rp1226920 miliar atau sekitar 4535 Di antara semua sisi belanja belanja operasi dan belanja transfer mengalami pertumbuhan positif dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Sedangkan untuk belanja modal dan belanja tak terduga mengalami pertumbuhan negatif khususnya pada belanja tak terduga yang mengalami penurunan sebesar 9857 Hal ini diakibatkan oleh adanya alokasi yang besar pada Belanja Tak Terduga sebagai antisipasi adanya gelombang pandemi Covid-19 yaitu sebesar Rp30354 miliar namun realisasi anggaran sampai akhir Triwulan III hanya sebesar Rp 2567 miliar atau hanya sekitar 846 hal ini dikarenakan gelombang kedua yang terjadi telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai pada akhir September Hal ini berbeda jauh dari kondisi tahun 2020 dimana belum ada persiapan anggaran untuk Belanja Tak Terduga sehingga pagu yang tersedia hanya sebesar Rp4964 miliar namun realisasi yang terjadi sebesar Rp 29450 miliar atau sekitar 5933

223 SurplusDefisit APBD

Dengan kondisi penyerapan belanja yang masih belum maksimal kondisi yang terjadi hingga Triwulan III 2021 adalah surplus sebesar Rp454333 miliar Hal ini berbeda jauh dengan rencana anggaran dimana pagu menunjukkan kondisi defisit sebesar Rp113897 miliar Selain dikarenakan sangat rendahnya penyerapan pada Belanja Tak Terduga yang masih berada di bawah 10 kondisi surplus yang terjadi juga diakibatkan oleh penyerapan beberapa belanja yang masih belum maksimal seperti penyerapan terendah yang ada pada sisi Belanja ada pada Belanja Modal yang baru terserap sebesar Rp 95309 miliar dari total pagu Rp529736 miliar atau sekitar 1799 Selanjutnya penyerapan yang masih rendah lainnya adalah pada sisi Belanja Barang dan Jasa yang baru terserap sebesar Rp260493 miliar dari total Rp723671 miliar atau hanya sekitar 36

224 Pembiayaan Daerah

Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran rencana anggaran untuk pembiayaan tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran Sedangkan dari sisi pengeluaran pembiayaan belum ada realisasi dari Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo dengan pagu sebesar Rp95 miliar sementara untuk Penyertaan Modal Daerah telah terealisasi sebesar Rp100 miliar atau sekitar 6323 dari total pagu Rp15815 miliar

225 Prognosis APBD

Tahun 2021 merupakan momentum untuk memulihkan ekonomi pasca hantaman pandemi di tahun pertama serta mempercepat berbagai program untuk memperkuat ketahanan menghadapi gelombang pandemi yang akan datang seperti program vaksinasi Di tengah upaya keras untuk menangani masalah kesehatan dan memulihkan ekonomi prognosis untuk anggaran pendapatan mengalami penurunan sedangkan untuk prognosis belanja mengalami peningkatan sehingga untuk kondisi yang diproyeksikan adalah defisit sebesar Rp65631 miliar sebagaimana tabel di bawah ini

BELANJAOPERASI

BELANJAMODAL

BELANJATAK

TERDUGA

BELANJATRANSFER

PAGU 1727155 529736 30355 418083

REALISASI 926999 95310 2568 202044

realisasi 5367 1799 846 4833

GROWTH (yoy) 045 -540 -9857 4089

-12000-10000-8000-6000-4000-20000002000400060008000

000200000400000600000800000

100000012000001400000160000018000002000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II6

Komposisi Belanja Triwulan III-2021

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

13

Tabel II5

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021

(dalam miliar rupiah)

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan Lampiran I Peraturan Pemerintah No71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik (reciprocal accounts)

LKPK Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana tabel berikut

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021

Uraian TW III - 2020 TW III - 2021

Growth Konsolidasian Pusat Daerah Konsolidasian

Pendapatan Negara 783375 669910 1683078 1042579 3309

Pendapatan Perpajakan 654482 603225 202435 805660 2310

Pendapatan Bukan Pajak 128893 66685 104481 171166 3280

Hibah 000 0 15268 2319 000

Transfer 000 0 1360893 63434 000

Belanja Negara 1768914 2072495 1316917 1931859 921

Belanja Pemerintah 1634738 707749 1084342 1792091 963

Transfer 134176 1364746 232575 139768 417

SurplusDefisit -985539 -1402585 366161 -889280 -977

Pembiayaan 111882 0 76401 76401 -3171

Penerimaan Pembiayaan Daerah 131717 0 95901 95901 -2719

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 19835 0 195 195 -169

Sisa Lebih (Kurang) -873657 -1402585 442562 -812879 -696

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

231 Pendapatan Konsolidasian

Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

Uraian Realisasi Prognosis

2018 2019 2020 2021

Pendapatan 2422952 2563928 2355545 2329837

Pendapatan Asli Daerah 390903 404671 381430 382862

Pendapatan Transfer 1985433 2084816 1865863 1859133

Lain-Lain Pendapatan Daerah 46616 74442 108253 87842

Belanja Daerah 2345817 2510634 2375111 2395468

Belanja 1979867 2107845 2032758 2048701

Transfer 365950 402789 342353 346767

SurplusDefisit 77135 53295 -19566 -65631

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

PendapatanPerpajakan

PendapatanBukan Pajak

Hibah Transfer

2020 654482 128893 000 000

2021 805660 171166 2319 63434

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Realisasi Pendapatan sampai dengan tahun

2020 mencapai Rp2355545 miliar sementara

untuk realisasi belanja sebesar Rp2375111

miliar sehingga terdapat defisit sebesar

Rp19566 miliar Melihat trend pendapatan

yang fluktuatif dari tahun ke tahun untuk

prognosis pendapatan di akhir tahun 2021

(Triwulan IV) adalah sebesar Rp2329837

miliar sedangkan untuk prognosis belanja

adalah sebesar Rp2395468 miliar sehingga

diperoleh proyeksi kondisi untuk akhir tahun

2021 adalah defisit sebesar Rp65631 miliar

14

a Analisis kontribusi komponen Pendapatan Konsolidasian Kontribusi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Daerah menyumbang jumlah yang cukup besar dengan kontribusi paling besar dari sisi Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar Rp297494 miliar disusul oleh Pendapatan Transfer sebesar Rp1360893 miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp24691 miliar

b Analisis pertumbuhan (growth) komponen Pendapatan Konsolidasian Meskipun pandemi masih terjadi namun perekonomian di Kalbar sudah mulai menuju pada kemandirian hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada pos Pendapatan Asli Daerah Triwulan III-2021 sebesar Rp 27881 miliar atau sekitar 1034 dari Triwulan III-2020 Kenaikan pada PAD disokong paling besar oleh Pajak Daerah yang berkontribusi sebesar Rp202435 miliar atau sekitar 6805 dari total PAD Dibandingkan dengan tahun 2020 pendapatan dari pajak daerah ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp18299 miliar atau sekitar 10 dari total pajak daerah yang berhasil dihimpun pada periode yang sama di tahun sebelumnya

c Analisis tax ratio atau rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Namun pada triwulan III 2021 tax ratio terhadap PDRB menunjukkan perbaikan dimana ada kenaikan meskipun tidak sebesar di

tahun-tahun sebelum pandemi melanda Sinyal positif ini merupakan tanda adanya keberhasilan atas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi salah satu program utama pemerintah disamping pemulihan kesehatan melalui vaksinasi yang mulai digalakkan sejak awal tahun 2021 Tentunya hal ini harus terus didukung oleh administrasi perpajakan yang terus disempurnakan serta perbaikan struktur ekonominya

232 Belanja Konsolidasian

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Tahun Pajak

Konsolida-sian

PDRB Pajak

Konsolidasi PDRB

2021 (sd TW III)

805660 17060760 472

2020 976373 21400175 456

2019 1094835 21215033 516

2018 969055 19413822 499

Pajak Daerah Retribusi Daerah

HasilPengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

Lain-lainPendapatan AsliDaerah yang Sah

Provinsi 145729 2283 9573 12435

KabKota 56706 6445 9134 55189

Total 202435 8727 18707 67624

Kontribusi 6805 293 629 2273

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

000

50000

100000

150000

200000

250000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)

000500000

100000015000002000000

BelanjaPemerintah

Transfer

2020 1634738 134176

2021 1792091 139768

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II9 Belanja Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB

(dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

15

a Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah Dari total Belanja Konsolidasi komponen terbesar berasal dari sisi Belanja Pegawai sebesar Rp579787 miliar atau sebesar 5948 dari total Belanja Operasi disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 293881 miliar atau sebesar 3015

b Analisis pertumbuhan (growth) Belanja Pemerintah dan TKDD Meskipun terdapat pertumbuhan belanja antara Triwulan III-2020 dibandingkan dengan Triwulan III-2021 sebesar 921 namun terjadi penurunan signifikan pada pos Belanja Tak Terduga sebesar 9087 atau dari Rp29450 miliar pada tahun 2020 menjadi hanya Rp2688 miliar pada tahun 2021 Penurunan realisasi Belanja Tak Terduga ini diakibatkan oleh dampak pandemi yang terjadi pada gelombang kedua telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai sehingga terjadi penurunan realisasi yang signifikan dari pagu yang telah disediakan

c Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB

Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Namun sampai dengan triwulan III 2021 rasio belanja pemerintah masih berada di bawah rasio belanja tahun 2020 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja

pemerintah daerah Pada tahun 2020 rasio belanja pemerintah relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB dan kenaikan belanja Kenaikan belanja pemerintah daerah relatif lebih tinggi saat terjadinya pandemi namun tidak diikuti oleh pertumbuhan PDRB sehingga rasio belanja meningkat

233 SurplusDefisit Konsilidasian

Sampai dengan Triwulan III-2021 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Barat masih dalam posisi defisit Rp889280 miliar Posisi defisit ini disumbang oleh deficit dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1402585 miliar dan surplus dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 366161 miliar Kondisi ini turun sebesar 977 dibanding defisit yang terjadi pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 985539 miliar

Tahun Belanja

Pemerintah Konsolidasian

PDRB Belanja PDRB

2021 (sd TW III)

1792091 17060760 1050

2020 3255080 21400175 1521

2019 3076373 21215033 1450

2018 2939933 19413822 1514

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaBunga

Subsidi HibahBelanjaModal

BelanjaTak

Terduga

BantuanSosial

PUSAT 282351 249688 000 000 000 175327 000 383

DAERAH 579787 293881 152 000 99427 106928 2687 1481

TOTAL 862138 543569 152 000 99427 282255 2687 1863

KONTRIBUSI 4811 3033 001 000 555 1575 015 010

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian

Pusat Daerah Konsolidasi

Defisit -1402585 366161 -1036424

13533 -3533 10000

-6000

-4000

-2000

000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

-1600000

-1400000

-1200000

-1000000

-800000

-600000

-400000

-200000

-

200000

400000

600000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II11

SurplusDefisit Konsolidasian

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian

terhadap PDRB (dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

12

222 Belanja Daerah

Pada APBD Kalbar 2021 pagu belanja adalah sebesar Rp 2705329 miliar dengan realisasi hingga Triwulan III adalah sebesar Rp1226920 miliar atau sekitar 4535 Di antara semua sisi belanja belanja operasi dan belanja transfer mengalami pertumbuhan positif dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Sedangkan untuk belanja modal dan belanja tak terduga mengalami pertumbuhan negatif khususnya pada belanja tak terduga yang mengalami penurunan sebesar 9857 Hal ini diakibatkan oleh adanya alokasi yang besar pada Belanja Tak Terduga sebagai antisipasi adanya gelombang pandemi Covid-19 yaitu sebesar Rp30354 miliar namun realisasi anggaran sampai akhir Triwulan III hanya sebesar Rp 2567 miliar atau hanya sekitar 846 hal ini dikarenakan gelombang kedua yang terjadi telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai pada akhir September Hal ini berbeda jauh dari kondisi tahun 2020 dimana belum ada persiapan anggaran untuk Belanja Tak Terduga sehingga pagu yang tersedia hanya sebesar Rp4964 miliar namun realisasi yang terjadi sebesar Rp 29450 miliar atau sekitar 5933

223 SurplusDefisit APBD

Dengan kondisi penyerapan belanja yang masih belum maksimal kondisi yang terjadi hingga Triwulan III 2021 adalah surplus sebesar Rp454333 miliar Hal ini berbeda jauh dengan rencana anggaran dimana pagu menunjukkan kondisi defisit sebesar Rp113897 miliar Selain dikarenakan sangat rendahnya penyerapan pada Belanja Tak Terduga yang masih berada di bawah 10 kondisi surplus yang terjadi juga diakibatkan oleh penyerapan beberapa belanja yang masih belum maksimal seperti penyerapan terendah yang ada pada sisi Belanja ada pada Belanja Modal yang baru terserap sebesar Rp 95309 miliar dari total pagu Rp529736 miliar atau sekitar 1799 Selanjutnya penyerapan yang masih rendah lainnya adalah pada sisi Belanja Barang dan Jasa yang baru terserap sebesar Rp260493 miliar dari total Rp723671 miliar atau hanya sekitar 36

224 Pembiayaan Daerah

Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran rencana anggaran untuk pembiayaan tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran Sedangkan dari sisi pengeluaran pembiayaan belum ada realisasi dari Pembayaran Cicilan Pokok Utang Jatuh Tempo dengan pagu sebesar Rp95 miliar sementara untuk Penyertaan Modal Daerah telah terealisasi sebesar Rp100 miliar atau sekitar 6323 dari total pagu Rp15815 miliar

225 Prognosis APBD

Tahun 2021 merupakan momentum untuk memulihkan ekonomi pasca hantaman pandemi di tahun pertama serta mempercepat berbagai program untuk memperkuat ketahanan menghadapi gelombang pandemi yang akan datang seperti program vaksinasi Di tengah upaya keras untuk menangani masalah kesehatan dan memulihkan ekonomi prognosis untuk anggaran pendapatan mengalami penurunan sedangkan untuk prognosis belanja mengalami peningkatan sehingga untuk kondisi yang diproyeksikan adalah defisit sebesar Rp65631 miliar sebagaimana tabel di bawah ini

BELANJAOPERASI

BELANJAMODAL

BELANJATAK

TERDUGA

BELANJATRANSFER

PAGU 1727155 529736 30355 418083

REALISASI 926999 95310 2568 202044

realisasi 5367 1799 846 4833

GROWTH (yoy) 045 -540 -9857 4089

-12000-10000-8000-6000-4000-20000002000400060008000

000200000400000600000800000

100000012000001400000160000018000002000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II6

Komposisi Belanja Triwulan III-2021

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

13

Tabel II5

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021

(dalam miliar rupiah)

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan Lampiran I Peraturan Pemerintah No71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik (reciprocal accounts)

LKPK Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana tabel berikut

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021

Uraian TW III - 2020 TW III - 2021

Growth Konsolidasian Pusat Daerah Konsolidasian

Pendapatan Negara 783375 669910 1683078 1042579 3309

Pendapatan Perpajakan 654482 603225 202435 805660 2310

Pendapatan Bukan Pajak 128893 66685 104481 171166 3280

Hibah 000 0 15268 2319 000

Transfer 000 0 1360893 63434 000

Belanja Negara 1768914 2072495 1316917 1931859 921

Belanja Pemerintah 1634738 707749 1084342 1792091 963

Transfer 134176 1364746 232575 139768 417

SurplusDefisit -985539 -1402585 366161 -889280 -977

Pembiayaan 111882 0 76401 76401 -3171

Penerimaan Pembiayaan Daerah 131717 0 95901 95901 -2719

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 19835 0 195 195 -169

Sisa Lebih (Kurang) -873657 -1402585 442562 -812879 -696

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

231 Pendapatan Konsolidasian

Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

Uraian Realisasi Prognosis

2018 2019 2020 2021

Pendapatan 2422952 2563928 2355545 2329837

Pendapatan Asli Daerah 390903 404671 381430 382862

Pendapatan Transfer 1985433 2084816 1865863 1859133

Lain-Lain Pendapatan Daerah 46616 74442 108253 87842

Belanja Daerah 2345817 2510634 2375111 2395468

Belanja 1979867 2107845 2032758 2048701

Transfer 365950 402789 342353 346767

SurplusDefisit 77135 53295 -19566 -65631

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

PendapatanPerpajakan

PendapatanBukan Pajak

Hibah Transfer

2020 654482 128893 000 000

2021 805660 171166 2319 63434

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Realisasi Pendapatan sampai dengan tahun

2020 mencapai Rp2355545 miliar sementara

untuk realisasi belanja sebesar Rp2375111

miliar sehingga terdapat defisit sebesar

Rp19566 miliar Melihat trend pendapatan

yang fluktuatif dari tahun ke tahun untuk

prognosis pendapatan di akhir tahun 2021

(Triwulan IV) adalah sebesar Rp2329837

miliar sedangkan untuk prognosis belanja

adalah sebesar Rp2395468 miliar sehingga

diperoleh proyeksi kondisi untuk akhir tahun

2021 adalah defisit sebesar Rp65631 miliar

14

a Analisis kontribusi komponen Pendapatan Konsolidasian Kontribusi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Daerah menyumbang jumlah yang cukup besar dengan kontribusi paling besar dari sisi Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar Rp297494 miliar disusul oleh Pendapatan Transfer sebesar Rp1360893 miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp24691 miliar

b Analisis pertumbuhan (growth) komponen Pendapatan Konsolidasian Meskipun pandemi masih terjadi namun perekonomian di Kalbar sudah mulai menuju pada kemandirian hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada pos Pendapatan Asli Daerah Triwulan III-2021 sebesar Rp 27881 miliar atau sekitar 1034 dari Triwulan III-2020 Kenaikan pada PAD disokong paling besar oleh Pajak Daerah yang berkontribusi sebesar Rp202435 miliar atau sekitar 6805 dari total PAD Dibandingkan dengan tahun 2020 pendapatan dari pajak daerah ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp18299 miliar atau sekitar 10 dari total pajak daerah yang berhasil dihimpun pada periode yang sama di tahun sebelumnya

c Analisis tax ratio atau rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Namun pada triwulan III 2021 tax ratio terhadap PDRB menunjukkan perbaikan dimana ada kenaikan meskipun tidak sebesar di

tahun-tahun sebelum pandemi melanda Sinyal positif ini merupakan tanda adanya keberhasilan atas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi salah satu program utama pemerintah disamping pemulihan kesehatan melalui vaksinasi yang mulai digalakkan sejak awal tahun 2021 Tentunya hal ini harus terus didukung oleh administrasi perpajakan yang terus disempurnakan serta perbaikan struktur ekonominya

232 Belanja Konsolidasian

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Tahun Pajak

Konsolida-sian

PDRB Pajak

Konsolidasi PDRB

2021 (sd TW III)

805660 17060760 472

2020 976373 21400175 456

2019 1094835 21215033 516

2018 969055 19413822 499

Pajak Daerah Retribusi Daerah

HasilPengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

Lain-lainPendapatan AsliDaerah yang Sah

Provinsi 145729 2283 9573 12435

KabKota 56706 6445 9134 55189

Total 202435 8727 18707 67624

Kontribusi 6805 293 629 2273

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

000

50000

100000

150000

200000

250000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)

000500000

100000015000002000000

BelanjaPemerintah

Transfer

2020 1634738 134176

2021 1792091 139768

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II9 Belanja Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB

(dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

15

a Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah Dari total Belanja Konsolidasi komponen terbesar berasal dari sisi Belanja Pegawai sebesar Rp579787 miliar atau sebesar 5948 dari total Belanja Operasi disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 293881 miliar atau sebesar 3015

b Analisis pertumbuhan (growth) Belanja Pemerintah dan TKDD Meskipun terdapat pertumbuhan belanja antara Triwulan III-2020 dibandingkan dengan Triwulan III-2021 sebesar 921 namun terjadi penurunan signifikan pada pos Belanja Tak Terduga sebesar 9087 atau dari Rp29450 miliar pada tahun 2020 menjadi hanya Rp2688 miliar pada tahun 2021 Penurunan realisasi Belanja Tak Terduga ini diakibatkan oleh dampak pandemi yang terjadi pada gelombang kedua telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai sehingga terjadi penurunan realisasi yang signifikan dari pagu yang telah disediakan

c Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB

Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Namun sampai dengan triwulan III 2021 rasio belanja pemerintah masih berada di bawah rasio belanja tahun 2020 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja

pemerintah daerah Pada tahun 2020 rasio belanja pemerintah relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB dan kenaikan belanja Kenaikan belanja pemerintah daerah relatif lebih tinggi saat terjadinya pandemi namun tidak diikuti oleh pertumbuhan PDRB sehingga rasio belanja meningkat

233 SurplusDefisit Konsilidasian

Sampai dengan Triwulan III-2021 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Barat masih dalam posisi defisit Rp889280 miliar Posisi defisit ini disumbang oleh deficit dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1402585 miliar dan surplus dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 366161 miliar Kondisi ini turun sebesar 977 dibanding defisit yang terjadi pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 985539 miliar

Tahun Belanja

Pemerintah Konsolidasian

PDRB Belanja PDRB

2021 (sd TW III)

1792091 17060760 1050

2020 3255080 21400175 1521

2019 3076373 21215033 1450

2018 2939933 19413822 1514

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaBunga

Subsidi HibahBelanjaModal

BelanjaTak

Terduga

BantuanSosial

PUSAT 282351 249688 000 000 000 175327 000 383

DAERAH 579787 293881 152 000 99427 106928 2687 1481

TOTAL 862138 543569 152 000 99427 282255 2687 1863

KONTRIBUSI 4811 3033 001 000 555 1575 015 010

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian

Pusat Daerah Konsolidasi

Defisit -1402585 366161 -1036424

13533 -3533 10000

-6000

-4000

-2000

000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

-1600000

-1400000

-1200000

-1000000

-800000

-600000

-400000

-200000

-

200000

400000

600000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II11

SurplusDefisit Konsolidasian

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian

terhadap PDRB (dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

13

Tabel II5

Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2021

(dalam miliar rupiah)

Sumber DJPK SIMTRADA Bidang PAPK (diolah)

23 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Untuk menyediakan informasi bagi publikstakeholders serta sebagai alat dan data manajerial untuk melaksanakan evaluasi dan pengambilan keputusan kebijakan fiskal dibentuk Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan Lampiran I Peraturan Pemerintah No71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan konsolidasi dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik (reciprocal accounts)

LKPK Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana tabel berikut

Tabel II6 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020-2021

Uraian TW III - 2020 TW III - 2021

Growth Konsolidasian Pusat Daerah Konsolidasian

Pendapatan Negara 783375 669910 1683078 1042579 3309

Pendapatan Perpajakan 654482 603225 202435 805660 2310

Pendapatan Bukan Pajak 128893 66685 104481 171166 3280

Hibah 000 0 15268 2319 000

Transfer 000 0 1360893 63434 000

Belanja Negara 1768914 2072495 1316917 1931859 921

Belanja Pemerintah 1634738 707749 1084342 1792091 963

Transfer 134176 1364746 232575 139768 417

SurplusDefisit -985539 -1402585 366161 -889280 -977

Pembiayaan 111882 0 76401 76401 -3171

Penerimaan Pembiayaan Daerah 131717 0 95901 95901 -2719

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 19835 0 195 195 -169

Sisa Lebih (Kurang) -873657 -1402585 442562 -812879 -696

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

231 Pendapatan Konsolidasian

Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

Uraian Realisasi Prognosis

2018 2019 2020 2021

Pendapatan 2422952 2563928 2355545 2329837

Pendapatan Asli Daerah 390903 404671 381430 382862

Pendapatan Transfer 1985433 2084816 1865863 1859133

Lain-Lain Pendapatan Daerah 46616 74442 108253 87842

Belanja Daerah 2345817 2510634 2375111 2395468

Belanja 1979867 2107845 2032758 2048701

Transfer 365950 402789 342353 346767

SurplusDefisit 77135 53295 -19566 -65631

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

PendapatanPerpajakan

PendapatanBukan Pajak

Hibah Transfer

2020 654482 128893 000 000

2021 805660 171166 2319 63434

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II7 Komponen Pendapatan Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Realisasi Pendapatan sampai dengan tahun

2020 mencapai Rp2355545 miliar sementara

untuk realisasi belanja sebesar Rp2375111

miliar sehingga terdapat defisit sebesar

Rp19566 miliar Melihat trend pendapatan

yang fluktuatif dari tahun ke tahun untuk

prognosis pendapatan di akhir tahun 2021

(Triwulan IV) adalah sebesar Rp2329837

miliar sedangkan untuk prognosis belanja

adalah sebesar Rp2395468 miliar sehingga

diperoleh proyeksi kondisi untuk akhir tahun

2021 adalah defisit sebesar Rp65631 miliar

14

a Analisis kontribusi komponen Pendapatan Konsolidasian Kontribusi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Daerah menyumbang jumlah yang cukup besar dengan kontribusi paling besar dari sisi Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar Rp297494 miliar disusul oleh Pendapatan Transfer sebesar Rp1360893 miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp24691 miliar

b Analisis pertumbuhan (growth) komponen Pendapatan Konsolidasian Meskipun pandemi masih terjadi namun perekonomian di Kalbar sudah mulai menuju pada kemandirian hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada pos Pendapatan Asli Daerah Triwulan III-2021 sebesar Rp 27881 miliar atau sekitar 1034 dari Triwulan III-2020 Kenaikan pada PAD disokong paling besar oleh Pajak Daerah yang berkontribusi sebesar Rp202435 miliar atau sekitar 6805 dari total PAD Dibandingkan dengan tahun 2020 pendapatan dari pajak daerah ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp18299 miliar atau sekitar 10 dari total pajak daerah yang berhasil dihimpun pada periode yang sama di tahun sebelumnya

c Analisis tax ratio atau rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Namun pada triwulan III 2021 tax ratio terhadap PDRB menunjukkan perbaikan dimana ada kenaikan meskipun tidak sebesar di

tahun-tahun sebelum pandemi melanda Sinyal positif ini merupakan tanda adanya keberhasilan atas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi salah satu program utama pemerintah disamping pemulihan kesehatan melalui vaksinasi yang mulai digalakkan sejak awal tahun 2021 Tentunya hal ini harus terus didukung oleh administrasi perpajakan yang terus disempurnakan serta perbaikan struktur ekonominya

232 Belanja Konsolidasian

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Tahun Pajak

Konsolida-sian

PDRB Pajak

Konsolidasi PDRB

2021 (sd TW III)

805660 17060760 472

2020 976373 21400175 456

2019 1094835 21215033 516

2018 969055 19413822 499

Pajak Daerah Retribusi Daerah

HasilPengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

Lain-lainPendapatan AsliDaerah yang Sah

Provinsi 145729 2283 9573 12435

KabKota 56706 6445 9134 55189

Total 202435 8727 18707 67624

Kontribusi 6805 293 629 2273

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

000

50000

100000

150000

200000

250000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)

000500000

100000015000002000000

BelanjaPemerintah

Transfer

2020 1634738 134176

2021 1792091 139768

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II9 Belanja Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB

(dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

15

a Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah Dari total Belanja Konsolidasi komponen terbesar berasal dari sisi Belanja Pegawai sebesar Rp579787 miliar atau sebesar 5948 dari total Belanja Operasi disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 293881 miliar atau sebesar 3015

b Analisis pertumbuhan (growth) Belanja Pemerintah dan TKDD Meskipun terdapat pertumbuhan belanja antara Triwulan III-2020 dibandingkan dengan Triwulan III-2021 sebesar 921 namun terjadi penurunan signifikan pada pos Belanja Tak Terduga sebesar 9087 atau dari Rp29450 miliar pada tahun 2020 menjadi hanya Rp2688 miliar pada tahun 2021 Penurunan realisasi Belanja Tak Terduga ini diakibatkan oleh dampak pandemi yang terjadi pada gelombang kedua telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai sehingga terjadi penurunan realisasi yang signifikan dari pagu yang telah disediakan

c Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB

Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Namun sampai dengan triwulan III 2021 rasio belanja pemerintah masih berada di bawah rasio belanja tahun 2020 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja

pemerintah daerah Pada tahun 2020 rasio belanja pemerintah relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB dan kenaikan belanja Kenaikan belanja pemerintah daerah relatif lebih tinggi saat terjadinya pandemi namun tidak diikuti oleh pertumbuhan PDRB sehingga rasio belanja meningkat

233 SurplusDefisit Konsilidasian

Sampai dengan Triwulan III-2021 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Barat masih dalam posisi defisit Rp889280 miliar Posisi defisit ini disumbang oleh deficit dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1402585 miliar dan surplus dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 366161 miliar Kondisi ini turun sebesar 977 dibanding defisit yang terjadi pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 985539 miliar

Tahun Belanja

Pemerintah Konsolidasian

PDRB Belanja PDRB

2021 (sd TW III)

1792091 17060760 1050

2020 3255080 21400175 1521

2019 3076373 21215033 1450

2018 2939933 19413822 1514

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaBunga

Subsidi HibahBelanjaModal

BelanjaTak

Terduga

BantuanSosial

PUSAT 282351 249688 000 000 000 175327 000 383

DAERAH 579787 293881 152 000 99427 106928 2687 1481

TOTAL 862138 543569 152 000 99427 282255 2687 1863

KONTRIBUSI 4811 3033 001 000 555 1575 015 010

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian

Pusat Daerah Konsolidasi

Defisit -1402585 366161 -1036424

13533 -3533 10000

-6000

-4000

-2000

000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

-1600000

-1400000

-1200000

-1000000

-800000

-600000

-400000

-200000

-

200000

400000

600000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II11

SurplusDefisit Konsolidasian

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian

terhadap PDRB (dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

14

a Analisis kontribusi komponen Pendapatan Konsolidasian Kontribusi Pendapatan Konsolidasian Pemerintah Daerah menyumbang jumlah yang cukup besar dengan kontribusi paling besar dari sisi Pendapatan Asli Daerah yaitu sebesar Rp297494 miliar disusul oleh Pendapatan Transfer sebesar Rp1360893 miliar dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp24691 miliar

b Analisis pertumbuhan (growth) komponen Pendapatan Konsolidasian Meskipun pandemi masih terjadi namun perekonomian di Kalbar sudah mulai menuju pada kemandirian hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada pos Pendapatan Asli Daerah Triwulan III-2021 sebesar Rp 27881 miliar atau sekitar 1034 dari Triwulan III-2020 Kenaikan pada PAD disokong paling besar oleh Pajak Daerah yang berkontribusi sebesar Rp202435 miliar atau sekitar 6805 dari total PAD Dibandingkan dengan tahun 2020 pendapatan dari pajak daerah ini juga mengalami kenaikan sebesar Rp18299 miliar atau sekitar 10 dari total pajak daerah yang berhasil dihimpun pada periode yang sama di tahun sebelumnya

c Analisis tax ratio atau rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB

Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB di Kalbar pada tahun 2018-2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama Namun pada triwulan III 2021 tax ratio terhadap PDRB menunjukkan perbaikan dimana ada kenaikan meskipun tidak sebesar di

tahun-tahun sebelum pandemi melanda Sinyal positif ini merupakan tanda adanya keberhasilan atas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang menjadi salah satu program utama pemerintah disamping pemulihan kesehatan melalui vaksinasi yang mulai digalakkan sejak awal tahun 2021 Tentunya hal ini harus terus didukung oleh administrasi perpajakan yang terus disempurnakan serta perbaikan struktur ekonominya

232 Belanja Konsolidasian

Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

Tahun Pajak

Konsolida-sian

PDRB Pajak

Konsolidasi PDRB

2021 (sd TW III)

805660 17060760 472

2020 976373 21400175 456

2019 1094835 21215033 516

2018 969055 19413822 499

Pajak Daerah Retribusi Daerah

HasilPengelolaan

Kekayaan Daerahyang Dipisahkan

Lain-lainPendapatan AsliDaerah yang Sah

Provinsi 145729 2283 9573 12435

KabKota 56706 6445 9134 55189

Total 202435 8727 18707 67624

Kontribusi 6805 293 629 2273

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

000

50000

100000

150000

200000

250000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II8 Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)

000500000

100000015000002000000

BelanjaPemerintah

Transfer

2020 1634738 134176

2021 1792091 139768

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II9 Belanja Konsolidasian

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Tabel II7 Rasio Pajak Konsolidasian terhadap PDRB

(dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

15

a Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah Dari total Belanja Konsolidasi komponen terbesar berasal dari sisi Belanja Pegawai sebesar Rp579787 miliar atau sebesar 5948 dari total Belanja Operasi disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 293881 miliar atau sebesar 3015

b Analisis pertumbuhan (growth) Belanja Pemerintah dan TKDD Meskipun terdapat pertumbuhan belanja antara Triwulan III-2020 dibandingkan dengan Triwulan III-2021 sebesar 921 namun terjadi penurunan signifikan pada pos Belanja Tak Terduga sebesar 9087 atau dari Rp29450 miliar pada tahun 2020 menjadi hanya Rp2688 miliar pada tahun 2021 Penurunan realisasi Belanja Tak Terduga ini diakibatkan oleh dampak pandemi yang terjadi pada gelombang kedua telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai sehingga terjadi penurunan realisasi yang signifikan dari pagu yang telah disediakan

c Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB

Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Namun sampai dengan triwulan III 2021 rasio belanja pemerintah masih berada di bawah rasio belanja tahun 2020 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja

pemerintah daerah Pada tahun 2020 rasio belanja pemerintah relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB dan kenaikan belanja Kenaikan belanja pemerintah daerah relatif lebih tinggi saat terjadinya pandemi namun tidak diikuti oleh pertumbuhan PDRB sehingga rasio belanja meningkat

233 SurplusDefisit Konsilidasian

Sampai dengan Triwulan III-2021 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Barat masih dalam posisi defisit Rp889280 miliar Posisi defisit ini disumbang oleh deficit dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1402585 miliar dan surplus dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 366161 miliar Kondisi ini turun sebesar 977 dibanding defisit yang terjadi pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 985539 miliar

Tahun Belanja

Pemerintah Konsolidasian

PDRB Belanja PDRB

2021 (sd TW III)

1792091 17060760 1050

2020 3255080 21400175 1521

2019 3076373 21215033 1450

2018 2939933 19413822 1514

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaBunga

Subsidi HibahBelanjaModal

BelanjaTak

Terduga

BantuanSosial

PUSAT 282351 249688 000 000 000 175327 000 383

DAERAH 579787 293881 152 000 99427 106928 2687 1481

TOTAL 862138 543569 152 000 99427 282255 2687 1863

KONTRIBUSI 4811 3033 001 000 555 1575 015 010

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian

Pusat Daerah Konsolidasi

Defisit -1402585 366161 -1036424

13533 -3533 10000

-6000

-4000

-2000

000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

-1600000

-1400000

-1200000

-1000000

-800000

-600000

-400000

-200000

-

200000

400000

600000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II11

SurplusDefisit Konsolidasian

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian

terhadap PDRB (dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

15

a Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah Dari total Belanja Konsolidasi komponen terbesar berasal dari sisi Belanja Pegawai sebesar Rp579787 miliar atau sebesar 5948 dari total Belanja Operasi disusul kemudian oleh Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 293881 miliar atau sebesar 3015

b Analisis pertumbuhan (growth) Belanja Pemerintah dan TKDD Meskipun terdapat pertumbuhan belanja antara Triwulan III-2020 dibandingkan dengan Triwulan III-2021 sebesar 921 namun terjadi penurunan signifikan pada pos Belanja Tak Terduga sebesar 9087 atau dari Rp29450 miliar pada tahun 2020 menjadi hanya Rp2688 miliar pada tahun 2021 Penurunan realisasi Belanja Tak Terduga ini diakibatkan oleh dampak pandemi yang terjadi pada gelombang kedua telah tertangani dengan cepat dan kondisi yang telah membaik bahkan sebelum periode Triwulan III selesai sehingga terjadi penurunan realisasi yang signifikan dari pagu yang telah disediakan

c Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB

Rasio Belanja Pemerintah terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Namun sampai dengan triwulan III 2021 rasio belanja pemerintah masih berada di bawah rasio belanja tahun 2020 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja

pemerintah daerah Pada tahun 2020 rasio belanja pemerintah relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB dan kenaikan belanja Kenaikan belanja pemerintah daerah relatif lebih tinggi saat terjadinya pandemi namun tidak diikuti oleh pertumbuhan PDRB sehingga rasio belanja meningkat

233 SurplusDefisit Konsilidasian

Sampai dengan Triwulan III-2021 Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Barat masih dalam posisi defisit Rp889280 miliar Posisi defisit ini disumbang oleh deficit dari Pemerintah Pusat sebesar Rp1402585 miliar dan surplus dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 366161 miliar Kondisi ini turun sebesar 977 dibanding defisit yang terjadi pada periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 985539 miliar

Tahun Belanja

Pemerintah Konsolidasian

PDRB Belanja PDRB

2021 (sd TW III)

1792091 17060760 1050

2020 3255080 21400175 1521

2019 3076373 21215033 1450

2018 2939933 19413822 1514

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

dan Jasa

BelanjaBunga

Subsidi HibahBelanjaModal

BelanjaTak

Terduga

BantuanSosial

PUSAT 282351 249688 000 000 000 175327 000 383

DAERAH 579787 293881 152 000 99427 106928 2687 1481

TOTAL 862138 543569 152 000 99427 282255 2687 1863

KONTRIBUSI 4811 3033 001 000 555 1575 015 010

000

1000

2000

3000

4000

5000

6000

000

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II10 Komponen Belanja Konsolidasian

Pusat Daerah Konsolidasi

Defisit -1402585 366161 -1036424

13533 -3533 10000

-6000

-4000

-2000

000

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

-1600000

-1400000

-1200000

-1000000

-800000

-600000

-400000

-200000

-

200000

400000

600000

dal

am m

iliar

ru

pia

h

Grafik II11

SurplusDefisit Konsolidasian

Tabel II8 Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian

terhadap PDRB (dalam miliar rupiah)

Sumber Bidang PAPK dan BPS (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

Sumber LKPK ndash Bidang PAPK (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

ANALISISTEMATIK

BAB III

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

16

31 Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib) NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga

Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase Secara konsepsional NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap Indeks Harga Yang Diterima PetaniNelayan (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petaninelayan

Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petaninelayan serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanianperikanan Nilai tukar petani sangat responsif terhadap setiap kebijakan pemerintah di sektor pertanian baik kebijakan terkait berupa subsidi input maupun kebijakan harga output untuk memberikan insentif bagi petani untuk terus berproduksi dan berdiversifikasi

Data Nilai Tukar Petani di Provinsi Kalimantan Barat dihitung dari lima subsektor pertanian yaitu Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Subsektor Peternakan Subsektor Perikanan sehingga di Provinsi Kalimantan Barat tidak ada perhitungan secara khusus Nilai Tukur Nelayan (NTN) namun sudah masuk dalam perhitungan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks harga yang diterima petani (It) dan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

Kebijakan

Input

Pertanian

dan

Perikanan

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

bull Bahan Makanan

bull Bahan Makanan jadi

bull Perumahan

bull Sandang

bull Kesehatan

bull Pendidikan rekreasi dan olahraga

bull Transportasi

Biaya Produksi dan Penambhan Barang Modal (BPPBM)

bull Bibit

bull Pupukpestisida pakan

bull Sewa lahan pajak dan lainnya

bull Trasportasi dan komunikasi

bull Penambahan Barang Modal

bull Upah Buruh tani

Indeks Harga

yang dibayar

PetaniNelayan

(Ib)

NTP

NTN

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Indeks Harga

yang diterima

Nelayan (It)

Komoditas Pertanian

bull Tanaman pangan

bull Hortikultura

bull Perkebunan Rakyat

bull Peternakan

bull Perikanan

Komoditas Perikanan

bull Penangkapan Perairan Umum

bull Penenangkapan Laut

bull Perikanan

Kebijakan

Output

Pertanian

dan

Perikanan

Diagram III1

Kebijakan Input dan Output Pertanian dan Perikanan

Sumber Lampiran Nota Dinas KFR Triwulan III 2021 (diolah)

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

17

Grafik III1 Nilai Tukar Petani Prov Kalimantan Barat

Indeks Harga yang Dibayar Petani dan Indeks Harga yang Diterima Petani Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar 2021 (diolah)

Sampai dengan bulan September tahun 2021 indeks harga yang diterima petani (It) tiap bulan menunjukan trend positif dari bulan Januari sebesar 12357 laju kenaikan cukup tinggi sampai pada bulan September 2021 sebesar 14000 Sedangkan Indeks yang dibayarkan petani (Ib) pada tahun 2021 di bulan Januari sebesar 10563 ada kenaikan yang tidak terlalu tinggi sampai dengan bulan September sebesar 10652 Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima petani (It) dengan Indeks harga yang dibayar petani (Ib) semakin tinggi It semakin tinggi pula NTP dan sebaliknya Kebalikan dari It yaitu Ib semakin tinggi akibatnya NTP semakin rendah dan sebaliknya NTP di Kalimantan Barat tahun 2021 menunjukan laju pertumbuhan yang sangat baik nilai NTP bulan Januari sebesar 11698 terus naik sampai dengan bulan September dengan nilai 13425 NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuandaya beli petani di perdesaan NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi dilihat dari laju kenaikan NTP menunjukan kesejahteraan petani di Kalimantan Barat terus meningkat

Beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi NTP sebagai berikut

1 Kebijakan Input Pertanian

a Bantuan pemerintah untuk petani yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian berupa bibit alat dan mesin pertanian pembagunan pelabuhan perikanan bantuan sarana penangkap ikan (kapal jaring pancing bubu) dan sarana pascapanen tanaman pangan pembangunan irigasi dan bantuan kelompok tani

b Bantuan pemerintah untuk nelayan yang disalurkan melalui KKP BLT Nelayan pembangunan pasar dan sentra kuliner ikan pelatihan nelayan bantuan kapal dan sarpras pengolahan ikan

c Subsidi pupuk dan subsidi energi

d Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil melalui KUR dan UMi KUR sektor produksi (pertanian perikanan industri pengolahan konstruksi dan jasa produksi) mendapat prioritas utama dalam pembiayaan Bagi petani yang masih kesulitan mengakses KUR karena masalah agunan dan BI checking dapat mengajukan pembiayaan UMi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

NTP 11698 11731 12082 12280 12441 12737 12681 13056 13425

IT 12357 12376 12744 12990 13177 13514 13469 13889 14300

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

14500

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

18

2 Kebijakan Output Pertanian Kebijakan harga dasar komoditas pertanian seperti gabah beras gula dan kedelai

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Pangan agar tersedia pangan yang aman bermutu bergizi beragam dan tersedia secara cukup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem Pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Untuk itu Provinsi Kalimantan Barat memiliki kewajiban dan wewenang menyelenggarakan pengelolaan pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kesehatan masyarakat terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab serta terjangkaunya harga pangan sesuai daya beli masyarakat

Perda nomor 5 Tahun 2018 ini diterbitkan dengan tujuan

a Tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia

b Terciptanya sistem produksi dan perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab

c Terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat

d Terciptanya perlindungan produk pangan lokal dari pangan impor

e Terciptanya perlindungan atas varietas pangan lokal dan

f Terciptanya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat

Sedangkan harga rata-rata komoditas pangan dan hortikultura di Kalimantan Barat seperti dalam table berikut

Tabel III1 Harga Rata- Rata Komoditi Pangan di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA (Rp)

Beras Medium kg 9500

Beras Premium kg 13300

Beras Ketan Putih kg 18000

Beras Ketan Hitam kg 22000

Jagung Pipilan Kering kg 8000

Kedelai Lokal Biji Kering kg 9000

Kacang Tanah Lokal Polong Basah kg 26000

Kacang Hijau Biji Kering kg 18000

Ubi Kayu Basah kg 4000

Ubi Jalar Basah kg 10000

Gaplek Gelondongan kg 0

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

19

Tabel III2 Harga Rata- Rata Komoditi Hortikultura di Kalimantan Barat

Per Agustus 2021

NO KOMODITI SATUAN HARGA RATA-RATA

A SAYURAN

1 Bawang Merah kg 32000

2 Bawang Putih kg 24000

3 Cabe Merah Besar kg 32000

4 Cabe Rawit Cakra lokal kg 45000

5 Cabe Merah Keriting kg 16000

6 Cabe rawit Hijau kg 28000

7 Kol Bulat kg 8000

8 Kentang kg 15000

9 Tomat kg 20000

10 Wortel kg 15000

11 Buncis kg 10000

12 Timun kg 10000

13 Bunga kol kg 50000

B BUAH-BUAHAN

1 Jeruk Siam kg 16000

2 Pepaya kg 10000

3 Nenas Bh 5000

4 Pisang Ambon Sisir 25000

5 Pisang Nipah kg 5000

6 Mangga kg 20000

7 Melon kg 20000

8 Buah naga kg 25000

9 Durian Bh 0

10 Salak Pondoh kg 18000

11 Alpukat kg 50000

12 Manggis kg 0

C BIOFARMAKA

1 Jahe kg 15000

2 Kunyit kg 10000

Sumber Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov Kalbar 2021 (diolah)

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

20

311 Reviu Program Pemerintah untuk Petani dan Nelayan

a Belanja KL Sektor Pertanian dan Perikanan

Belanja Bantuan Pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan secara tidak langsung berpengaruh pada Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) yakni pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

1) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian

Tabel III3 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Keuangan

Tahun 2021

Pagu belanja sub output strategis sektor pertanian di Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 3460 milyar sampai dengan triwulan III realisasinya sudah mencapai Rp 1994 milyar atau sebesar 5763 persen

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SUBOUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

1785 QEH Bantuan Kelompok Masyarakat 1

Optimalisasi Reproduksi 125 051

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

1812 QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1

Insentif Kinerja Penyuluh Pertanian 571 378

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1 Irigasi Perpipaan 010 0002

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U90

Irigasi Perpompaan Besar Wilayah Tengah 028 001

1794 RBK

Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup U91

Irigasi

Perpompaan Menengah Wilayah Tengah 053 042

1794 RDK

OM Prasarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Jaringan Irigasi Tersier 840

-

1795 RBO

Prasarana Pengembangan Kawasan 2 Optimasi Lahan 401 270

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 1

Area penyaluran benih padi 435 435

4579 RAI Sarana Pengembangan Kawasan 2

Area penyaluran benih jagung 366 317

5885 CAG

Sarana Bidang Pertanian Kehutanan dan Lingkungan Hidup 1

Sarana Pascapanen Tanaman Pangan 230 230

Total 3460 1994 Sumber MEBE 2021 (diolah)

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

21

2) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di KKP

Tabel III4 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021

KODE KEGIATAN

KODE OUTPUT

OUTPUT KODE

SOBUTPUT SUBOUTPUT PAGU

Real Rp (Milyar)

2338

RBQ

Prasarana Bidang Kemaritiman Kelautan dan Perikanan

1

Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya

553

507

Total 553 507 Sumber MEBE 2O21 (diolah)

Pagu belanja suboutput Pelabuhan Perikanan UPT Pusat yang ditingkatkan fasilitasnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2021 di Kalimantan Barat sebesar Rp 553 milyar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 507 atau 9168 persen

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tabel III5 Pagu dan Realisasi Sektor Pertanian di Kementerian PUPR

Tahun 2021

KEGIATAN KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU

REALISASI Rp (Milyar)

Pengembangan Bendungan Danau dan Bangunan Penampung Air Lainnya

RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi

449 386 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan Rawa dan Non-Padi

CBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air

2060 932

Total 2509 1318 Sumber MEBE 2021 (diolah)

Pagu belanja sektor pertanian pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 2509 milyar realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp 1318 milyar atau 5253 persen (di Kalimantan Barat Tahun 2021 pada Kementerian PUPR tidak ada Output Pembangunan Bendungan dan Pembangunan Jaringan Irigasi)

b Pembiayaan KUR Sektor Pertanian dan Perikanan

KUR adalah kreditpembiayaan modal kerja danatau investasi kepada debitur individuperseorangan badan usaha danatau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang danatau jasa termasuk didalamnya sektor pertanian dan sektor kelautan dan perikanan Target penyaluran KUR untuk sektor produksi terus mengalami kenaikan dari tahun 2017 yang hanya ditargetkan 40 menjadi 60 sejak tahun 2019 Di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 seperti dalam grafik sebagai berikut

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

22

Grafik III2 Penyaluran KUR per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Penyaluran KUR di Provinsi Kalimantan Barat penyaluran Kredit Usaha Rakyat selama periode Tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 984 triliun untuk penyaluran Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp 448 triliun atau 4559 persen sedang diluar sektor perdagangan adalah sektor Produksi yaitu sebesar 5441 persen belum memenuhi target penyaluran sektor Produksi yaitu 60 persen Sektor produksi didominasi pada sektor Pertanian Perburuan dan Kehutanan yaitu sebesar 334 triliun atau 3394 persen

c Pembiayaan UMi Sektor Pertanian dan Perikanan

UMi adalah program fasilitas pembiayaan kepada Usaha Ultra Mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Sasaran UMi adalah Usaha Ultra Mikro di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) UMi memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Pada tahun 2020 Kebijakan Program KUR dan UMi merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional Perkembangan Penyaluran Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Bulan Agustus 2021 di Provinsi Kalimantan Barat seperti dalam grafik sebagai berikut

-

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

Mill

ion

s

2017 2018 2019 2020 2021

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

23

Grafik III3 Penyaluran Pembiayaan UMi per Sektor

Tahun 2017 sd Agustus 2021

Sumber Aplikasi SIKP 2021 (Diolah)

Total Pembiayaan UMi dari tahun 2017 sampai dengan Agustus 2021 yaitu sebesar Rp 9588 milyar penyaluran pembiayaan UMi didominasi penyaluran pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 9298 milyar atau sebesar 9705 persen sedangkan sektor Pertanian hanya sebesar Rp 160 milyar atau 167 persen dan sektor Perikanan hanya sebesar Rp 3060 juta atau sebesar 030 persen d Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik

Belanja DAK Fisik yang merupakan bagian dari TKDD terdiri atas 15 bidang diantaranya Bidang Pertanian dan Bidang Kelautan dan Perikanan Pembangunan infrastruktur DAK Fisik yang menyasar kedua bidang tersebut berpengaruh terhadap Indeks Harga Yang Dibayar PetaniNelayan (Ib) pada komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Grafik III4 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Pertanian

Tahun 2018 sd 2021 (dalam juatan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

2017

2019

2021

- 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000

2017 2018 2019 2020 2021

7739742

5910453

1762098

3780729

7460300

5612090

1410288 1664222

-

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

8000000

9000000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

24

Pagu dana DAK Fisik Bidang Pertanian tahun 2020 berkurang sangat tajam dibading tahun 2019 dari pagu Rp 5910 milyar menjadi Rp 1762 milyar atau turun 7018 persen ini akibat kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan Pandemi covid-19 Namun pada tahun 2021 pagu DAK Fisik Bidang Pertanian kembali naik lebih dari dua kali lipat pagu tahun 2020 yaitu menjadi Rp 3780 milyar atau naik sebesar 11452 persen Untuk realisasinya sampai dengan triwulan III tahun 2021 sebesar Rp 1664 milyar atau 4402 persen

Grafik III5 Pagu dan Realisasi DAK Fisik Bidang Kelautan dan Perikanan

Tahun 2018 sd 2021 (dalam jutaan rupiah)

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

Untuk DAK Fisik bidang Kelautan dan Perikanan tahun 2020 pagu dana turun tidak tajam dibading tahun 2019 yaitu dari Rp 2693 milyar turun menjadi Rp 2103 milyar atu turun sebesar 2190 persen tidak begitu terpengaruh kebijakan refocusing anggaran Dan pada tahun 2021 kembali naik dibading tahun 2020 naik menjadi Rp 2411 atau naik sebesar 1464 persen Untuk realisasi sampai dengan triwulan III Tahun 2021 sebesar Rp 11 milyar atau 4562 persen

312 Analisis Perbandingan Tren Antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP dan NTN

Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis deskriptif sebagai berikut

a Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dengan kebijakan input sektor pertanian

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) merupakan Indeks yang disusun berdasarkan nilai pengeluaran petani untuk menghasilkan produksi pertanian termasuk didalamnya konsumsi rumah tangga Oleh karena itu Kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan untuk proses produksi pertanian menjadi faktor yang memengaruhi tingkat Ib

2993645

2693294

2103714

2411104

2832812

2538376

1891913

1100034

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

2018 2019 2020 2021

Pagu Realisasi

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

25

Grafik III6 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Belanja KL Sektor Pertanian

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar MEBE 2021 (diolah)

Belanja bantuan pemerintah dalam hal ini belanja output strategis bidang pertanian Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) Kebijakan bantuan dari pemerintah berupa optimalisasi reproduksi yang menyasar kelompok masyarakat strategis di Kalimantan Barat

Selain itu adanya bantuan dari pemerintah telah menyaluran benih padi sebanyak 35649 unit dan penyaluran benih jagung sebanyak 8500 unit sampai dengan triwulan III Tahun 2021 Belanja bantuan pemerintah menekan angka Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal yang dikeluarkan oleh petani Indeks harga yang dibayarkan petani cenderung stabil dengan adanya belanja bantuan output strategis dari pemerintah Nilai Tukar Petani (NTP) dihitung berdasarkan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayarkan petani

Sementara indeks yang diterima petani yang cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 dan indeks yang dibayarkan petani mengalami kestabilan sehinggat Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Barat menjadi lebih dari 100 poin yang menunjukkan bahwa petani mengalami surplus Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya Berdasarkan hal tersebut belanja pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III7 Indek Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan DAK Fisik Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber OMSPAN 2021 (diolah)

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGT SEP

IB 10563 10550 10548 10578 10592 10610 10622 10638 10652

KEMENTAN - - - 200881 776990 132702 233719 168548 199366

KKP - 10030 47016 47066 126962 127172 226053 384856 506772

10480

10500

10520

10540

10560

10580

10600

10620

10640

10660

-

5000

10000

15000

20000

25000

Mill

ion

s

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1048

105

1052

1054

1056

1058

106

1062

1064

1066

Mill

ion

s

IB DAK Fisik

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

26

Penyaluran DAK Fisik semakin penting untuk mendongkrak perekonomian di masa pandemi Penyaluran DAK Fisik dengan persyaratan penyaluran yang terpenuhi secara cepat dapat mengakselerasi pencapaian output Penyaluran DAK Fisik Kalimantan Barat tahun anggaran 2021 dimulai pada bulan April atau triwulan kedua Indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) pada Triwulan I mengalami penurunan sebesar 012 pada bulan Februari dibandingkan bulan Januari dan penurunan sebesar 002 pada bulan Maret sejalan dengan belum adanya DAK Fisik yang disalurkan pada Triwulan I Dengan adanya Ib yang relatif stabil dengan kenaikan setiap bulan rata-rata kenaikan setiap bulan sebesar 011 menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat Secara tidak langsung DAK Fisik mampu menekan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani berupa komponen Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berdasarkan hal tersebut DAK Fisik dapat memengaruhi peningkatan proxy kesejahteraan petani

Grafik III8 Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan KUR Prov Kalbar

Per Januari sd September 2021

Sumber BPS Kalbar SIKP 2021 (diolah)

KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM melalui pemberian kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian dan perikanan yang disalurkan kepada debitur di Kalimantan Barat mengalami fluktuasi selama tahun 2021 Namun secara kumulatif tahun 2021 penyaluran KUR dalam sektor pertanian perburuan dan kehutanan memiliki jumlah penyaluran terbesaar dibandingkan sektor lain yaitu sebesar Rp 118 triliun rupiah Di sisi lain indeks harga yang dibayarkan petani bersifat fluktuatif namun cenderung stabil dengan rata-rata kenaikan sebesar 011 Nilai Tukar Petani (NTP) dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2021 mengalami peningkatan secara terus menerus dikarenakan Indeks yang diterima petani (It) yang mengalami trend positif selama tahun 2021 dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kestabilan

b Analisis tren Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan (Ib) dengan kebijakan input sektor perikanan Provinsi Kalimantan Barat tidak menghitung Nilai Tukar Nelayan namun masuk dalam sub sektor perikanan pada perhitungan Nilai Tukar Petani

313 Rekomendasi Kebijakan

1 Kebijakan Input Pertanian yaitu belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga maupun melalui DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini agar terus ditingkatkan seperti bantuan Benih bantuan Pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

020000400006000080000100000120000140000160000180000200000

1045

105

1055

106

1065

107

Mill

ion

s

IB KUR

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

27

2 Kebijakan Input Pertanian yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat di bidang peratanian sebagai tambahan modal usaha pertanian meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan belanja opersional maupun belanja modal ini juga dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib)

3 Sedangkan kebijakan Output Pertanian dimana peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) Semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

32 Analisis Peluang Investasi Daerah

321 Identifikasi Peluang Investasi

Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian di Indonesia Hal ini dipengaruhi oleh posisi geografis Kalimantan Barat yang berada diantara jalur perdagangan internasional melalui selat malaka yang merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia Selain itu Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga malaysia yaitu negara bagian Sarawak dimana terdapat beberapa pintu perbatasan darat antara Indonesia-malaysia seperti Entikong Nanga Badau dan Aruk Kalbar menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Asia Timur amp termasuk dalam sisi barat jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) Selain Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia selain itu Kalbar ditunjang oleh pelabuhan utama aktivitas pelayaran dalam amp luar negeri yaitu Pelabuhan Pontianak Ketapang dan Sintete

Kalimantan Barat menjadi Provinsi terluas ke-3 di Indonesia dengan luas 147307 km2 ditopang dengan beberapa potensi sumber daya alam seperti karet dan kelapa sawit dimana pada tahun 2019 produksi karet Kalbar sebesar 261 ribu ton dan 2979 ribu tn kelapa sawit Dengan posisi yang dapat dikatakan strategis Kalimantan Barat harus dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut Melalui Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 telah di susun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Barat Tahun 2019-2023

Dalam RPJMD tersebut disampaikan beberapa hal terkait kondisi umum daerah Kalimantan Barat Gambaran Keuangan Daerah Permasalahan isu strategis daerah visi misi tujuan dan sasaran strategi arah kebijakan dan program pembangunan daerah kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Berdasarkan data dalam RPJMD dapat digali lebih lanjut sektor potensial yang dapat menjadi target investasi ke depannya

Identifikasi Peluang Investasi

Potensi investasi Kalimantan Barat dapat dilihat melalui visi Kalimantan Barat 2019-2021 yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan dan misi (1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur (2) Tata Kelola Pemerintahan Berkualitas dengan Prinsip-Prinsip Good Governance (3) Masyarakat yang Sehat Cerdas Produktif dan Inovatif (4) Masyarakat Sejahtera (5) masyarakat yang tertib dan (6) Pembangunan berwawasan lingkungan

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2019-2023 disusun kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu

1 Kawasan metropolitan Kota Pontianak dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa industri serta pariwisata

2 Kawasan pelabuhan kecamatan sungai kunyit dan sekitarnya dengan sektor unggulan industri

3 Kawasan industri tayan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

4 Kawasan industri semparuk dengan sektor unggulan pertanian dan industri

5 Kawasan industri tanjung api dengan sektor unggulan pertambangan

6 Kawasan industri mandor dengan sektor unggulan karet kelapa sawit dan pertambangan

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

28

7 Kawasan industri matan hilir selatan dan kendawangan dengan sektor unggulan pertambangan perkebunan dan industri

8 Kawasan pertambangan bauksit di Kabupaten Sanggau Ketapang Landak dan Mempawah dengan sektor unggulan pertambangan

9 Kawasan pertambangan batubara di Kabupaten Melawi Sintang dan Kapuas Hulu dengan sektor unggulan pertambangan

10 Kawasan pariwisata pasir panjang dan sekitarnya di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang dengan sektor unggulan pariwisata industri dan perikanan

11 Kawasan manismata-sukaramai dengan sektor unggulan perkebunan dan industri

12 Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata

Dari data PDRB Kalimantan Barat tahun 2015-2020 Pertanian Kelautan dan kehutanan menjadi penyumbang PDRB paling banyak sebesar 2557166773 Juta pada 2015 dan 3234049990 pada 2020 disusul dengan industry pengolahan ( 18677442 Juta Pada 2015 dan 2161910424 Juta pada 2020 Namun demikian tidak semata-mata tiga lapangan usaha tersebut merupakan sasaran investasi Perlu analisis lebih jauh terkait hal tersebut

Dalam hal ini Badan Pusat Statistik Prov Kalimantan Barat dan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat telah menyusun analis terkait potensi investasi di Kalimantan Barat menggunakai Inter-Regional Input-Output (IRIO) Model ini merupakan pengembangan dari model Input-Output (I-O) suatu wilayah system perekonomian tertentu Aspek utama dalam model ini adalah pengukuran dan permodelan dari keterkaitan kegiatan ekonomi yang terbagi dalam berbagai sektor di suatu wilayah denga wilayah lainnya Dari perhitungan tersebut diperoleh hubungan antar komponen sebagai indeks forward Linkage dan indeks backward linkage

Grafik III9 Backward Multiplier Tertinggi dan Forward Multiplier

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

1825

1922

2208

0 500 1000 1500 2000 2500

Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional

Industri Logam Dasar

Ketenaga Listrikan

Backward multiplier tertinggi

2657

3055

3530

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Jasa informasi dan Komunikasi

Perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor

Pertambangan Bijih Logam

Forward Multiplier

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

29

Adapun industri kunci berdasarkan perhitungan IRIO di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai

berikut

Tabel III6 Industri Kunci Berdasarkan Perhitungan IRIO

No Sektor Industri Forward Linkage (FL) Backward Linkage (BL)

1 Jasa Perusahaan 1553 1446

2 Penyediaan Makan dan Minum 1458 1752

3 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1416 1427

4 Konstruksi 1655 1529

5 Ketenagalistrikan 2562 2209

6 Industri makanan dan Minuman 2532 1661

7 Industri Kayu Barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu rotan dan sejenisnya

1420 1592

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Berdasarkan koordinasi dengan BAPPEDA Prov Kalimantan Barat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Prov Kalimantan Barat pada tahun 2019 dan 2020 dengan adanya covid -19 maka kajian potensi investasi daerah belum dilaksanakan sehingga Kanwil DJPb Prov Kalimantan Barat melakukan analisis berdasarkan paparan pada Rapat Koordinasi Daerah Pengembangan Kawasan Industri Ketapang dimana pada Kawasan industri akan dilakukan investasi pada salah satunya pabrik pengelolaan CPO yang menghasilkan produk Oleokimia

322 Nilai Kebutuhan Investasi

Salah satu peluang investasi yang potensial dari Kawasan strategis di atas adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain

bull Industri CPO amp Makanan bull Industri Tekstil bull Industri Semen amp Bangunan bull Industri Kayu

Berdasarkan hal tersebut potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

Adapun nilai ivestasi pembangunan pabrik pengolahan CPO ini menelan biaya 4 triliun yang dirinci Gedung bangunan sebesar 1647 Triliun Peralatan mesin 1487 Triliun dan sarana pendukung sebesar 426 Milyar Jumlah investasi tersebut lebih menyasar ke sector privatswastaBUMN

323 Informasi Pasar

Oleokimia merupakan produk yang menyentuh setiap aspek kehidupan kita dan dibutuhkan setiap hari selain itu oleokimia berperan sebagai pencipta nilai tambah hilirisasi kelapa sawit

Diagram III2 Proses Pengolahan Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

Diagram III3 Harga Produk Oleokimia

Sumber Bahan Paparan Bappeda Provinsi Kalbar (diolah)

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

30

Dilihat dari pasar oleokimia dunia Asia Pasifik memimpin produksi oleokimia global didukung oleh sumber bahan baku berlimpah CPKO RBDPS PFAD Selain itu Pertumbuhan Demand atas produk oleokimia terjamin hadir di berbagai aspek kehidupan tumbuhnya income per capita dan populasi yang makin banyak Untuk Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia berdasarkan data Indonesia menyalip Malaysia pada dekade terakhir

Tabel III7 Pertumbuhan Industri Oleokimia di Indonesia

Rincian (ribu ton) 2019 2020 2021 Pertumbuhan ()

CPO Prod 47180 47034 49161 452

CPKO Prod 4648 4549 4776 498

Import 104 43 32

Subtotal Supply 51932 51626 53969 454

Local Consumption

~ Food amp Industry 9860 8428 9608 14

~ Oleochemicals 1056 1695 2082 2282

~ Biodiesel 5831 7226 7658 599

Subtotal Domestic Demand 16747 17349 19348 1152

Export

~ Crude 7399 7171 5905 -1766

~ Refined 23677 21120 23449 1103

~ Lauric 2047 1813 1738 -1236

~ Biodiesel 1090 32 39 2114

~ Oleochemicals 3218 3871 4138 689

Subtotal Export Demand 37430 34007 35267 327

Subtotal Demand 54177 51356 54615 606

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Analisis Keuangan

Ruang lingkup analisis kelayakan dalam Proyek pembangunan pabril oleokimia di Ketapang dianalisis berdasarkan analisis di Provinsi Kalimantan Barat Asumsi dasar yang digunakan sebagai berikut dengan asumsi pabrik memiliki kapasitas 60000 ton

Analisis Biaya

Dalam pengembangannya Pabrik Oleokimia di Kawasan KI Ketapang adalah sebesar Rp 403984800000 yang dapat dirinci sebagai berikut

Tabel III8 Biaya Pengembangan Pabrik Oleokimia

No

Program Ruang

Fasilitas

Volume Ket Perkiraan Nilai Investasi Perkiraan Total Luas harga satuan subtotal

(sat) (m2) (Rpm2) (Rp) (Rp)

Bu

ild

ing

Landscape Parkir 5000 750000 3750000000

1647660000000

46

Taman 2000 750000 1500000000

Bangunan Pabrik

Pabrik 40000 10665000 426600000000

Gudang 40000 10665000 426600000000

Workshop 30000 10665000 319950000000

Utilitas 20000 10665000 213300000000

Fasos amp Fasum

Kantor Pengelola 8000 10665000 85320000000

Mess Karyawan 8000 10665000 85320000000

Mesjid Kantin dll 8000 10665000 85320000000

Eq

uip

me

nt

Mesin dan Peralatan Produksi

Tanki Penyimpanan 1 297500000000 297500000000

1487500000000

42

Pompa amp Steam Injector 1 297500000000 297500000000

Heater amp Cooler 1 297500000000 297500000000

Expansion Vessel 1 297500000000 297500000000

Vacum Dryer 1 297500000000 297500000000

Oth

ers

Sarana Pendukung

Piping 10000 10000 10665000 106650000000

426600000000

12

Electrical 10000 10000 10665000 106650000000

Instrumentation 10000 10000 10665000 106650000000

Installation 10000 10000 10665000 106650000000

3561760000000 3561760000000

Contingency Cost 5 178088000000

Total CAPEX 3739848000000

Biaya Lahan 200000 1500000 300000000000

Grand Total CAPEX 4039848000000

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

31

Sedangkan dari proyeksi arus kas diperoleh bahwa pada tahun ke 20 akan diperoleh Gross Operating ProfitLoss sebesar 14989 Milyar rupiah

Tabel III9 Performa Arus Kas Bersih dan Profitabilitas

No Description Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 Year 8 Year 9 Year 10

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 143550000000 144985500000 146435355000 147899708550 149378705636 150872492692 152381217619 153905029795 155444080093 156998520894

2 Refined Glycerin 326250000000 329512500000 332807625000 336135701250 339497058263 342892028845 346320949134 349784158625 353282000211 356814820213

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1544250000000 1559692500000 1575289425000 1591042319250 1606952742443 1623022269867 1639252492566 1655645017491 1672201467666 1688923482343

4 Fatty Alcohol C16 - C18 714850000000 721998500000 729218485000 736510669850 743875776549 751314534314 758827679657 766415956454 774080116018 781820917178

Total Income before tax amp service charge 2728900000000 2756189000000 2783750890000 2811588398900 2839704282889 2868101325718 2896782338975 2925750162365 2955007663988 2984557740628

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 27289000000 27561890000 27837508900 28115883989 28397042829 28681013257 28967823390 29257501624 29550076640 29845577406

3 Salary amp Other Manpower Expenses 8 218312000000 220495120000 222700071200 224927071912 227176342631 229448106057 231742587118 234060012989 236400613119 238764619250

4 Listrik Air dan Maintenance 10 272890000000 275618900000 278375089000 281158839890 283970428289 286810132572 289678233898 292575016236 295500766399 298455774063

5 Marketing amp Office Overhead 2 54578000000 55123780000 55675017800 56231767978 56794085658 57362026514 57935646780 58515003247 59100153280 59691154813

Total Operating Cost 81 2197069000000 2202799690000 2208587686900 2214433563769 2220337899407 2226301278401 2232324291185 2238407534097 2244551609438 2250757125532

Gross Operating Profit (Loss) 19 531831000000 553389310000 575163203100 597154835131 619366383482 641800047317 664458047790 687342628268 710456054551 733800615096

Accumulated GOPL 531831000000 1085220310000 1660383513100 2257538348231 2876904731713 3518704779030 4183162826821 4870505455089 5580961509640 6314762124736

No Description Year 11 Year 12 Year 13 Year 14 Year 15 Year 16 Year 17 Year 18 Year 19 Year 20

I Operational Income Before Tax amp Service

1 Stearic Acid 158568506103 160154191164 161755733075 163373290406 165007023310 166657093543 168323664479 170006901124 171706970135 173424039836

2 Refined Glycerin 360382968415 363986798100 367626666081 371302932741 375015962069 378766121689 382553782906 386379320735 390243113943 394145545082

3 Fatty Alcohol C12 - C14 1705812717166 1722870844338 1740099552781 1757500548309 1775075553792 1792826309330 1810754572423 1828862118148 1847150739329 1865622246722

4 Fatty Alcohol C16 - C18 789639126350 797535517614 805510872790 813565981518 821701641333 829918657746 838217844324 846600022767 855066022995 863616683225

Total Income before tax amp service charge 3014403318035 3044547351215 3074992824727 3105742752974 3136800180504 3168168182309 3199849864132 3231848362774 3264166846401 3296808514865

II Operating Cost

1 Bahan Baku CPKO 60 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000 1624000000000

2 Bahan Baku Lainnya 1 30144033180 30445473512 30749928247 31057427530 31368001805 31681681823 31998498641 32318483628 32641668464 32968085149

3 Salary amp Other Manpower Expenses

8 241152265443 243563788097 245999425978 248459420238 250944014440 253453454585 255987989131 258547869022 261133347712 263744681189

4 Listrik Air dan Maintenance 10 301440331803 304454735121 307499282473 310574275297 313680018050 316816818231 319984986413 323184836277 326416684640 329680851487

5 Marketing amp Office Overhead 2 60288066361 60890947024 61499856495 62114855059 62736003610 63363363646 63996997283 64636967255 65283336928 65936170297

Total Operating Cost 81 2257024696787 2263354943755 2269748493193 2276205978125 2282728037906 2289315318285 2295968471468 2302688156182 2309475037744 2316329788122

Gross Operating Profit (Loss) 19 757378621247 781192407460 805244331534 829536774850 854072142598 878852864024 903881392665 929160206591 954691808657 980478726744

Accumulated GOPL 7072140745984 7853333153443 8658577484978 9488114259828 10342186402426 11221039266450 12124920659115 13054080865706 14008772674363 14989251401107

Sumber Presentasi Momentum Industri Oleokimia Indonesia Di Pasar Global Peluang Dan Tantangan Kementerian Perindustrian 2021 (diolah)

Dari segi analisis kelayakan proyek berdasarkan data dari Bappeda Kalbar diperoleh paramater sebagai berikut

Berdasarkan performa arus kas bersih dan profitabilitas dari investasi ini arus kas bersih kumulatif kegiatan investasi ini meningkat dari waktu ke waktu dan pada tahun pertama operasional pabrik sudah mencatatkan Laba operasional kotor sebesar 531 Milyar Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dalam rangka perencanaan investasi untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan di suatu kawasan Analisis Kelayakan Finansial dilakukan dengan mengolah data menggunakan kriteria kelayakan investasi Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Net Benefit-Cost Ratio (NBCR) dan Payback Period (PP)

Dari hasil perhitungan yang terdapat pada akhir Bab III KFR ini diperoleh nilai dari masing- masing kriteria kelayakan investasi sebagai berikut

Net Present Value (NPV)

Jika dilihat dari hasil perhitungan NPV proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan NPV dari Arus Kas Bersih dengan asumsi tingkat bunga 114 menghasilkan hasil positif sebesar 1027 Miliar Rupiah Dengan kata lain jika investasi ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka dalam 95 tahun akan memberikan keuntungan senilai 1027 Miliar Rupiah bagi investor Pengembalian yang positif ini tentunya akan menjadi daya tarik yang positif bagi investor bahwa investasi yang akan dilakukan ini akan menghasilkan pendapatan selama periode investasi

Internal Rate of Return (IRR)

Jika dilihat dari hasil perhitungan IRR proyek ini termasuk kategori layak Hal ini berdasarkan hasil perhitungan FIRR dengan asumsi tingkat bunga 1147 menghasilkan angka 1449 Angka IRR yang lebih besar dari tingkat asumsi bunga menunjukkan bawah proyek ini layak dan memberikan keuntungan jika dilaksanakan Dengan kata lain NPV proyek ini baru akan menjadi 0 jika asumsi suku bunga yang digunakan adalah 1449 Dan angka tersebut masih lebih besar dari asumsi tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan sehingga investasi ini tergolong aman dan menguntungkan

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

32

a Analisis dampak ekonomi Kawasai Industri Ketapang

Dampak ekonomi dari Kawasan Industri Ketapang dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung

1) Dampak Ekonomi langsung

Secara langsung Kawasan Industri Ketapang akan menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Barat yang otomatis juga akan meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah Selain itu pembangunan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang massif sehingga akan menyerap tenaga kerja dari daerah Kalimantan Barat maupun dari daerah lain

2) Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Secara tidak langsung ekonomi di sekitar area juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

b Analisis dampak terhadap fiskal regional

Dampak fiskal dari pembangunan Kawasan Industri Ketapang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah dan Pajak pusat yang akan menjadi pendapatan daerah melalui skema Transfer ke Daerah serta income stream yang stabil dan meningkat dari tahun ke tahun yang tentunya berujung pada peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Barat

c Analisis dampak Sosial

Secara sosial peningkatan volume perekonomian diharapkan dapat menekan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan serta berdampak luas terhadap stabilitas keamananan regional demi mendukung stabilitas keamanan secara nasional

324 Faktor yang Berpengaruh terhadap Investasi

Setiap keputusan investasi tentu saja dipengaruhi oleh berbagai hal yang tentunya mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para investor Sementara itu faktor- faktor yang dapat mendukung potensi investasi di wilayah Kalimantan Barat adalah banyaknya jumlah sumber daya manusia yang berusia produktif bekerja kondisi geografi wilayah Kalimantan Barat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang semakin membaik serta sarana dan prasarana yang memadai

a Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dibutuhkan sebagai tenaga kerja dalam proyek investasi daerah Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Tenaga kerja merupakan jumlah orang di usia produktif yang mampu melakukan pekerjaan Semakin banyak sumber daya manusia yang termasuk ke dalam kategori tenaga kerja ini semakin menambah minat investor untuk menanamkan investasinya di suatu daerah

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia Untuk menjadikan CPO sampai ke tahap pendistribuasian dibutuhkan proses untuk pengolahan sawit tersebut sehingga pastinya membutuhkan banyak tenaga Menurut data BPS jumlah angkatan kerja di Kalimantan Barat pada tahun 2019 sebanyak 2479287 jiwa dan meningkat menjadi 2609857 jiwa pada tahun 2020 Jumlah angkatan kerja yang banyak di Kalimantan Barat seharusnya mampu untuk memengaruhi investasi di wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang didukung dengan tingkat usia produktif dari tenaga kerja tersebut yang didominasi oleh usia 25 sd 39 tahun Usia tersebut dianggap sangat produktif bagi tenaga kerja Rentang usia dibawah 20 tahun rata-rata individu masih

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

33

belum memiliki kematangan skill yang cukup dan masih dalam proses pendidikan Sedangkan usia diatas 40 tahun mulai terjadi penurunan kemampuan fisik bagi individu

b Kondisi Geografi

Kondisi geografi Kalimantan Barat yang sangat cocok untuk ditanami kelapa sawit menjadikan Kalimantan Barat menjadi sasaran investasi Crued Palm Oil (CPO) yang besar Kalimantan Barat mempunyai sifat iklim yang relatif basah sehingga kondisi ini cukup ideal untuk tanaman kelapa sawit Jenis tanah Kalimantan Barat sangat cocok untuk penanaman kelapa sawit juga letak kalbar yang dilewati garis khatulistiwa dengan iklim yang basah mampu menjadikan Kalimantan Barat menjadi lokasi strategis penanaman kelapa sawit

c Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 adalah sebesar 3502568 miliar rupiah Ekonomi Kalimantan Barat triwulan III tahun 2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 077 persen (q-to-q) PDRB tahun 2020 sebesar 13474338 miliiar rupiah dan sementara itu untuk triwulan yang sama yaitu triwulan III tahun 2020 PDRB Kalimantan Barat mencapai 3348618 miliar rupiah yang secara signifikan mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan data PDRB Kalimantan Barat pada tahun 2021

Ekonomi Kalimantan Barat kUmulatif sampai triwulan III-2021 dibanding komulatif triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 495 persen (c-to-c) Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 5117 persen Selain itu beberapa lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi seperti Konstruksi sebesar 974 persen Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 812 persen Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memiliki peran ekonomi tertinggi juga tumbuh 686 persen

Perekonomian Kalimantan Barat yang semakin membaik jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto dapat menjadikan wilayah ini sebagai Provinsi dengan peluang investasi yang besar

d Sarana dan Prasarana

Kalimantan Barat memilki letak yang langsung berbatasan dengan negara tetangga yaitu Malaysia Hal ini menjadikan Kalimantan Barat merupakan satu- satunya provinsi di Indonesia yang secara resmi memiliki akses jalan darat untuk keluar masuk negara asing Hal tersebut dikarenakan telah terbangunnya jalan darat Antara Pontianak ndash Entikong ndash Kuching (Malaysia) sepanjang kurang lebih 400 km Tentu saja konsisi ini menjadi nilai positif untuk pertumbuhan investasi Kalimantan Barat

Selain itu telah dibangunnya Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah yang merupakan pelabuhaan internasional dan terbesar di Kalimantan Barat diharapkan mampu untuk mendorong investasi terkait CPO Selama ini semua yang dihasilkan di bumi khatulistiwa diekspor dari pelabuhan luar sehingga penerimaan bagi hasil pajak ekspor tidak ada Dengan hadirnya Pelabuhan Kijing ini tentu menjadi daya ungkit untuk penerimaan pajak terutama dari CPO Kalimantan Barat Akses perjalanan di Kalimantan Barat yang relatif mudah seharusnya mampu mendorong investasi

Kelapa sawit sebagai bahan utama pembuatan Crude Palm Oil (CPO) menjadikan pembebasan lahan perkebunan kelapa sawit menjadi hal yang krusial Namun konflik pembebasan lahan menjadi perkebunan sawit menjadi permasalahan yang masih sering terjadi sampai saat ini Dalam dua dekade terakhir di Kalimantan Barat diidentifikasi 69 konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan terkait pembangunan dan pengelolaan perkebunan sawit

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

34

Keluhan terbanyak dari penyerobotan lahan yaitu berkaitan dengan cara perusahaan mendapatkan (atau tidak mendapatkan) persetujuan di awal dari masyarakat lokal pada proses pembebasan lahan Hal ini pastinya dapat menghambat proses investasi CPO di Kalimantan Barat secara umum

Faktor lain yang dapat menghambat investasi CPO adala parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada 2021 Komisi Uni Eropa telah mengancam keberlangsungan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm OilCPO) Indonesia ke Eropa melalui regulasi Renewable Energy Directive (RED II) yang dikeluarkan pada 2018 Kebijakan ini mewajibkan negara-negara Uni Eropa harus menggunakan RED II paling sedikit 32 persen dari total konsumsi energi negaranya Tidak hanya itu kebijakan tersebut juga mengesampingkan bahkan mengeluarkan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produksi biofuel Adanya pelarangan penggunaan CPO semacam inilah yang bisa menghambat investasi CPO di Indonesia tak terkecuali hasil minyak sawit CPO yang berasal dari Kalimantan Barat

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TRIWULAN III TAHUN 2021

KALIMANTAN BARAT

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Barat

SIMPULAN DANREKOMENDASI

BAB IV

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

35

41 Simpulan

Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat

1 Pada Triwulan III 2021 aktivitas ekonomi Kalimantan Barat berangsur pulih dan kembali mencatatkan pertumbuhan sebesar 460 persen (y-on- y) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku triwulan III tahun 2021 tercatat sebesar Rp 5751 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3503 triliun

2 Periode Oktober 2021 Provinsi Kalimantan Barat mengalami deflasi 021 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 034 persen Menurut BPS kelompok pengeluaran Makanan Minuman dan Tembakau Kesehatan serta Pakaian dan Alas Kaki yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi

3 Selama periode Maret 2020 ndash Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 2540 orang sedangkan daerah perdesaan turun sebesar 1420 orang Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 469 persen menjadi 468 persen Sedangkan di perdesaan naik dari 850 persen menjadi 857 persen

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat periode Agustus 2021 sebesar 582 persen naik 001 persen poin dibandingkan Agustus 2020

5 Gini rasio pada Maret 2021 yang menunjuk pada angka 0313 Pada Maret 2021 Gini Rasio mengalami penurunan jika dibandingkan dengan September 2020 (0325)

6 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat September 2021 sebesar 13425 poin naik 283 persen dibanding NTP bulan Agustus 2021 sebesar 13056 poin

7 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat tidak dihitung secara spesifik namun masuk dalam bagian Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perikanan dalam subesktor perikanan juga dibagi lagi menjadi Subsektor Perikanan Tangkap dan Subsektor Perikanan Budidaya Pada bulan September 2021 Nilai Tukar Nelayan Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 059 persen Sedangkan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada September 2021 naik sebesar 045 persen

Perkembangan Realisasi APBN APBD dan Anggaran Konsolidasian

1 Total pendapatan negara sampai dengan periode triwulan III 2021 mencapai sebesar Rp677684 miliar mengalami kenaikan sebesar 1087 dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp539417 miliar Sedangkan belanja APBN mencapai sebesar Rp2072659 Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi deficit anggaran sebesar Rp1394995 miliar

2 Realisasi belanja output strategis dan layanan dasar publik periode triwulan III 2021 telah mencapai Rp 180866 miliar meliputi sektor pendidikan sektor infrastruktur dan sektor Kesehatan Sektor pendidikan dialokasikan pada Bantuan Operasional pendidikan untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama mencakup 28 kelompok output dengan realisasi mencapai Rp40029 miliar

3 Sektor Infrastruktur dialokasikan pada Kementerian PUPR mencakup 34 kelompok output dengan realisasi belanja sebesar Rp139415 miliar Sektor kesehatan dialokasikan lingkup Kementerian Kesehatan mencakup 8 kelopmpok output dengan dengan realisasi belanja sebesar Rp1421 miliar

4 Tax Ratio Penerimaan Pajak terhadap PDRB wilayah Kalbar kurun waktu tahun 2018 sampai dengan triwulan III 2021 mengalami penurunan Turunnya tax ratio di masa pandemi ini dipengaruhi secara langsung oleh terkontraksinya ekonomi Adapun faktor lain yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah berbagai kebijakan di bidang perpajakan utamanya insentif perpajakan yang masih berlangsung di beberapa sektor

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

36

5 Target Pendapatan untuk APBD Kalbar 2021 adalah sebesar Rp2591431 miliar dan Pagu Belanja sebesar Rp2705329 miliar sehingga terdapat rencana defisit sebesar Rp113897 miliar Namun hingga akhir Triwulan III 2021 realisasi pendapatan menunjukkan pencapaian sebesar Rp1681253 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp1226920 miliar sehingga realisasi anggaran hingga Triwulan III masih menujukkan kondisi surplus sebesar Rp454333 miliar

6 Meskipun kondisi surplus yang terjadi cukup berbeda dari paguanggaran namun rencana anggaran untuk pembiayaan masih tetap berjalan bahkan telah melampaui target pembiayaan yang sebesar Rp101027 miliar dengan perolehan sebesar Rp106209 miliar atau sekitar 105 Sisi penerimaan pembiayaan yang paling besar terealisasi berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yaitu sebesar 9198 dari pagu anggaran

7 Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp1042579 miliar naik sebesar 3309 dibanding Triwulan III-2020 dengan kontribusi dari Pemerintah Pusat sebesar Rp669910 miliar dan Pemerintah Daerah sebesar Rp1683078 miliar serta proses eliminasi akun-akun resiprokal

8 Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah Kalimantan Barat Triwulan III-2021 mencapai Rp 1931859 miliar mengalami peningkatan sebesar 921 dibanding Triwulan III-2020 belanja tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2072495 miliar dan pemerintah daerah Rp1316917 miliar serta proses eliminasi atas akun-akun resiprokal

9 Rasio pajak konsolidasian terhadap PDRB pada tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami kenaikan namun menurun signifikan di tahun 2020 Hal ini dikarenakan adanya pandemi yang mulai melanda sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga akhir tahun membuat lumpuhnya kegiatan perekonomian secara mendadak dalam jangka waktu yang lama

10 Rasio Belanja Pemerintah konsolidasian terhadap PDRB dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tergolong fluktuatif dimana pada tahun 2018-2019 rasio belanja pemerintah sempat mengalami penurunan kemudian naik lagi di tahun 2020 bahkan melebihi rasio belanja terhadap PDRB dari tahun 2018 Rasio ini menunjukkan produktifitas dan efektivitas belanja pemerintah daerah

Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN

1 Realisasi Belanja output strategis Kementerian Lembaga di sektor pertanian di wilayah Kalimantan Barat sudah mencapai 5763 persen sementara realisasi belanja output strategis di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencapai 9168 persen

2 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kalimantan Barat sektor produksi didominasi oleh sektor pertanian perburuan dan kehutanan yang mencapai 334 triliun

3 Penyaluran UMi bidang pertanian dari tahun 2017 dampai dengan bulan Agustus 2021 sebesar 16 miliar rupiah sementara bidang perikanan hanya sebesar 306 juta Penyaluran UMi di bidang pertanian dan perikanan ini masih terpaut jauh dengan relaisasi penyaluran UMi di sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar 9298 miliar rupiah atau sebesar 9705 persen

4 Pagu DAK Fisik tahun 2021 bidang pertanian dan perikanan mengalami kenaikan yang tajam dibandingkan dengan tahun 2020 yang semula sangat rendah sebagai efek adanya refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 Pagu DAK Fisik untuk bidang pertanian yang semula sebesar 1762 miliar naik menjadi 3781 miliar dan bidang perikanan yang semula 2103 miliar naik menjadi 2411 miliar

5 Kebijakan input pemerintah dalam bidang pertanian dan perikanan mampu meningkatkan nilai yang menandakan bahwa proxy kesejahteraan petani Kalimantan Barat berdasarkan angka NTP semakin membaik

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

37

Analisis Peluang Investasi Daerah

1 Salah satu peluang investasi yang potensial dari kawasan strategis di Kalbar adalah Kawasan Industri Ketapang yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Kawasan ini akan dikembangkan industri antara lain industri CPO amp makanan industri tekstil industri semen amp bangunan dan industri kayu

2 Kegiatan perkonomian dari Kawasan Industri Ketapang akan memberikan dampak ekonomi dan fiskal regional secara langsung maupun tidak langsung yaitu meningkatkan kontribusi kepada ekonomi daerah dan nasional melalui Pajak yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah

3 Secara tidak langsung ekonomi di sekitar kawasan industri juga akan berkembang mulai dari jasa makan dan minuman perhotelan perdagangan produk komoditi jasa pengiriman barang yang nantinya akan mewujudkan pemerataan distribusi komoditi perekonomian

4 Terdapat empat faktor yang mempengaruhi potensi investasi di Kalbar yaitu sumber daya manusia kondisi geografi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan sarana dan prasarana

42 Rekomendasi Kebijakan

1 Sampai dengan triwulan III tahun 2021 realisasi belanja APBD masih mencapai 6819 persen yang mengindikasikan perlunya langkah-langkah strategis untuk akselerasi penyerapan APBD yang optimal sampai dengan akhir tahun 2021 Khususnya terkait dengan realisasi DAK Fisik perlu dilakukan upaya-upaya percepatan realisasi DAK Fisik dikarenakan sampai dengan triwulan III 2021 realisasi DAK Fisik masih 2954 persen

2 Tingginya SiLPA setidaknya mencerminkan perencanaan yang tidak akurat atau bahkan masih adanya idle cash karena penyerapan yang belum optimal Manajemen kas yang lebih efektif dapat memberikan solusi terhadap tingginya SiLPA di Provinsi Kalimantan Barat

3 Untuk membantu perumusan kebijakan belanja APBN dan APBD perlu dilakukan analisis in-depth untuk mengidentifikasi berapa belanja APBN dan APBD yang diterima oleh masyarakat berpendapatan rendah (lowest-income) berpendapatan menengah (midle income) dan berpendapatan tertinggi (highest-income)

4 Kebijakan Input Pertanian atau belanja pemerintah baik melalui KementerianLembaga Kredit Usaha Rakyat ataupun DAK Fisik di bidang pertanian termasuk di dalamnya bidang perikanan yang langsung berpengaruh terhadap biaya operasional dan belanja modal diperlukan untuk dapat menekan indeks yang dibayar petani (Ib) untuk itu belanja ini perlu terus ditingkatkan seperti bantuan benih bantuan pupuk dan bantuan peralatan mesin untuk petani maupun nelayan

5 Kebijakan Output Pertanian sangat diperlukan melalui peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam menjaga kestabilan harga komoditas pertanian di pasar yang sangat mempengaruhi indeks yang diterima petani (It) karena semakin tinggi It semakin tinggi Nilai Tukar Petani

6 Potensi investasi daerah Kalimantan Barat akan Industri CPO perlu dikembangkan dengan baik hal ini dikarenakan selain sebagai komoditas terbesar di Kalimantan Barat CPO juga di konversi menjadi oleokimia yaitu produk kimia yang berbasis alam

7 Dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor unggulan Kalbar APBN dan APBD perlu diarahkan ke belanja belanja yang terkait dengan sektor Kelapa Sawit CPO dan turunannya Misalnya terkait dengan peremajaan kelapa sawit atau rencana pembangunan pipa saluran CPO dari produsen langsung ke Pelabuhan Kijing di Mempawah Adanya pipa saluran CPO ini akan meminimalisir biaya angkut dari produsen ke pelabuhan dalam rangka ekspor serta akan meminimalisir kerusakan jalan yang dilalui oleh truk pengangkut CPO

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

LAMPIRAN 1

Capaian Output Bidang Pendidikan sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Lembaga Lembaga 2

Bantuan Pendidikan Dasar dan Menengah Orang 40104

Bantuan Pendidikan Tinggi Orang 628

Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang 2303

Layanan Perkantoran Layanan 86

Pelayanan Publik kepada masyarakat Unit 11

Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang 15

Pendidikan Menengah Orang 247

Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah unit 8

Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi unit 2

Sarana Bidang Pendidikan Paket 1

Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang Pendidikan Lembaga 1

Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBPBLU) Layanan 1

Dukungan Operasional PTN (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Gaji dan Tunjangan Layanan 1

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Lembaga 3

Layanan Pendidikan (PNBPBLU) Orang 33

Penelitian (PNBPBLU) Lembaga 1

Prasarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Unit 30

PT penerima bantuan Dukungan Operasional (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN) PT 1

PT penerima bantuan Pembelajaran (BOPTN) PT 1

PT Penerima Bantuan Pendanaan Matching Fund Lembaga 1

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU Vokasi) Paket 2

Sarana Pendukung Pembelajaran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU Vokasi) Paket 3

Sarana Pendukung Perkantoran (PNBPBLU) Paket 30

Sarana Perguruan Tinggi Vokasi yang Direvitalisasi (SBSN) Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

LAMPIRAN 2

Capaian Output Bidang Infrastruktur sd Triwulan III 2021

Uraian Satuan Volume

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Unit 9989

Danau Sebedang yang direvitalisasi unit 1

Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat SR 1168

Irigasi yang dioperasi dan dipelihara Km 1151

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) km 17

Jalan Kawasan Prioritas (ProPN) m 351

Jalan Strategis (ProPN) m 1795

Jalan Strategis (ProPN) km 110

P3TGAI Km 151

Pelebaran Jalan Menuju Standar km 17

Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakat di Perdesaan

Hektar 60

Pembangunan Jalan km 25

Pembangunan Jalan Strategis (ProPN) km 101

Pembangunan Jembatan m 668

Pembangunan Jembatan Kawasan Prioritas (ProPN) m 60

Pembangunan Jembatan Strategis (ProPN) m 1389

Pembangunan SPAM KabupatenKota Literdetik 30

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah unit 1

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri

unit 1

Penanganan Drainase Trotoar dan Fasilitas Keselamatan Jalan km 72

Penataan Bangunan Kawasan Pos Lintas Batas Negara kawasan 1

Penggantian Jembatan m 213

Perluasan SPAM KabupatenKota SR 700

Preservasi Jembatan m 474

Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan km 1334

Preservasi Rekonstruksi Rehabilitasi Jalan km 62

PSU Rumah Umum Unit 1367

Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 48

Rumah Khusus Unit 30

Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi Unit 150

Rumah Susun Hunian ASNTNIPOLRI Unit 150

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala Individu KK 12

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis Masyarakat

KK 140

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Skala Kota KK 35

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

LAMPIRAN 3

Capaian Output Bidang Kesehatan sd Triwulan III 2021

Kelompok Output Satuan Volume

Promosi Peningkatan Literasi Germas melalui berbagai media

Promosi 2

Layanan Diteksi Dini Terduga TBC Layanan 1

Pelaksanaan POPM Filariasis dan Kecacingan Kegiatan 1

Orientasi Program Penyakit HIV AIDS dan PIMS di Provinsi

orang 234

Pelatihan Tim Gerak Cepat di Puskesmas (SKN) Orang 300

Pengadaan alat dan bahan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

paket 1

Tata Kelola Pendidikan Poltekkes Kemenkes Lembaga 1

Sarana Pendidikan di Poltekkes Kemenkes Paket 1

Sumber Laporan Capaian Output DIPA TA2021 (Per-bulan Akumulatif)

Status data terakhir sd 14-10-2021

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAANPROVINSI KALIMANTAN BARAT

Jalan KS Tubun No 36 Kota PontianakKalimantan Barat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

JALAN KS TUBUN NO 36 PONTIANAK 78121 TELEPON (0561) 733444 733466 FAKSIMILE (0561) 732029 LAMAN WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALBARID

NOTA DINASNOMOR ND-933WPB172021

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan BaratSifat BiasaLampiran 1 (satu) berkasHal Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021

Provinsi Kalimantan BaratTanggal 12 November 2021

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional dan Nota Dinas DirekturPelaksanaan Anggaran Nomor ND-838PB22021 tentang Penyusunan Kajian Fiskal Regional(KFR) Triwulan III 2021 bersama ini kami sampaikan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan IIITahun 2021 Provinsi Kalimantan Barat

Kajian Fiskal Regional ini memuat beberapa hal yaitu1 Analisis Ekonomi Regional terdiri dari penyampaian data kondisi dan analisis

perekonomian dan kesejahteraan regional diantaranya PDRB tingkat kemiskinan

pengangguran ketimpangan pendapatan (rasio gini) Nilai Tukar Petani (NTP) dan NilaiTukar Nelayan (NTN)

2 Analisis Fiskal Regional terdiri dari ringkasan dan analisis atas realisasi APBN realisasiAPBD realisasi anggaran pendapatan dan belanja konsolidasian serta analisispermasalahan dan solusi

3 KFR Triwulan III Tahun 2021 ini memuat topik khusus yaitu analisis tematik dengan temaPeran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan Analisis NTP dan NTN danAnalisis Peluang Investasi Daerah

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Ditandatangani secara elektronikPratanto

  • 1 COVER
  • 2 PENYUSUN
  • Page 1
  • 12 BAB I
  • 13 BAB II
  • 14 BAB III
  • 15 BAB IV
  • 16 LAMPIRAN
  • 17 PENUTUP