Kajian Fiskal Regional Tahun 2021 - DJPb

145
KAJI a N FISKAL m Tahun KANWIL DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU DJPb Indonesian Treasury

Transcript of Kajian Fiskal Regional Tahun 2021 - DJPb

K A JIa NFISKAL

m

Tahun

KANWIL DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

DJPbIndonesian Tre a s u ry

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan ke Khadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas

limpahan nikmat dan karunia-Nya, Kajian Fiskal Regional (KFR) Provinsi Bengkulu tahun 2021

telah diselesaikan dengan baik.

Di tengah semakin meningkatnya peran Kanwil Ditjen Perbendaharaan di daerah sebagai

Regional Chief Economist, kajian ini diharapkan mampu memberikan gambaran informasi

mengenai profil dan dinamika kondisi fiskal Provinsi Bengkulu yang antara lain berisi analisis

ekonomi regional, analisis fiskal regional dan analisis tematik yang mengupas tentang dua hal,

pertama, reviu program pemerintah untuk petani dan nelayan melalui analisis NTP dan NTN

kedua, analisis peluang investasi di daerah sebagai upaya pemerintah pusat untuk memberikan

alternatif pembiayaan bagi pemerintah daerah yang memiliki potensi investasi namun terkendala

oleh sempitnya ruang fiskal yang tersedia.

Apresiasi setinggi-tingginya kami sampaikan kepada semua pihak baik Pemerintah Daerah dan

OPD di lingkup Provinsi/Kabupaten/Kota di wilayah Bengkulu, satuan kerja K/L pemerintah pusat

di daerah serta para stakeholder terkait yang dengan berbesar hati telah membantu penyelesaian

kajian ini. Kami berharap kajian ini dapat memberikan manfaat yang maksimal untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi Bengkulu di masa yang akan datang.

Syarwan

Kepala Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Daftar Tabel iv

Daftar Grafik v

Daftar Gambar vi

Ringkasan Eksekutif vii

Dashboard Makro-Fiskal Regional viii

BAB I SASARAN PEMBANGUNAN DAN TANTANGAN DAERAH 1

1.1 Pendahuluan 1

1.2 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah 1

1.3 Tantangan Daerah 5

1.3.1 Tantangan Ekonomi Daerah 5

1.3.2 Tantangan Sosial Kependudukan 7

1.3.3 Tantangan Geografis Wilayah 11

1.3.4 Tantangan Daerah Sebagai Dampak Covid-19 11

BAB II ANALISIS EKONOMI REGIONAL 14

2.1 Analisis Indikator Makro Ekonomi 14

2.1.1 Produk Domestik Regional Bruto 14

2.1.2 Kondisi Bank Umum, Perkembangan DPK dan UMKM 16

2.1.3 Inflasi 18

2.1.4 Nilai Tukar 20

2.2 Analisis Indikator Kesejahteraan 21

2.2.1 Indeks Pembangunan Manusia 21

2.2.2 Tingkat Kemiskinan 24

2.2.3 Tingkat Ketimpangan (Rasio Gini ) 26

2.2.4 Kondisi Ketenagakerjaan dan Tingkat Pengangguran 28

2.2.5 Nilai Tukar Petani (NTP) 29

2.2.6 Nilai Tukar Nelayan (NTN) 30

2.3 Reviu Capaian Kinerja Makro Kesra Regional 30

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

BAB III ANALISIS FISKAL REGIONAL 32

3.1 Pelaksanaan APBN Tingkat Provinsi 32

3.1.1 Pendapatan Negara 32

3.1.2 Belanja Negara 34

3.1.3 Transfer ke Daerah dan Dana Desa 36

3.1.4 Surplus/Defisit APBN 39

3.1.5 Pengelolaan BLU Pusat 39

3.1.6 Pengelolaan Manajemen Investasi Pusat 41

3.1.7 Isu Strategis Pelaksanaan APBN di Daerah 42

3.2 Pelaksanaan APBD Tingkat Provinsi (Konsolidasi Pemda) 43

3.2.1. Pendapatan Daerah 44

3.2.2. Belanja Daerah 46

3.2.3. Surplus/Defisit APBD 48

3.2.4. Pembiayaan Daerah 48

3.2.5. Perkembangan BLU Daerah 49

3.2.6. Isu Strategis Pelaksanaan APBD 50

3.3 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian 50

3.3.1. Pendapatan Konsolidasian 51

3.3.2. Belanja Konsolidasian 51

3.3.3. Surplus/Defisit 52

3.3.4. Pembiayaan Konsolidasian 52

3.3.5. Kontribusi Pengeluaran Pemerintah dalam Perekonomian 52

BAB IV ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN POTENSIAL REGIONAL 54

4.1 Pendahuluan 54

4.2 Sektor Unggulan Daerah 54

4.2.1. Profil Sektor Unggulan Daerah Berdasarkan Lapangan Usaha 55

4.2.2. Kontribusi Sektor Unggulan Daerah Terhadap

Ketenagakerjaan

60

4.2.3. Kontribusi Sektor Unggulan Daerah Terhadap Pendapatan

Negara dan Daerah

60

4.2.4. Dukungan Alokasi APBN dan APBD 61

4.2.5. Tantangan Fiskal pada Sektor Unggulan Daerah 62

4.2.6. Dukungan Kebijakan dan Stimulus Fiskal yang diperlukan 62

4.3 Sektor Potensial Daerah 63

4.3.1. Profil Sektor Potensial Daerah Berdasarkan Lapangan Usaha 63

4.3.2. Kontribusi Sektor Potensial Daerah Terhadap Ketenagakerjaan 64

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

4.3.3. Kontribusi Sektor Potensial Daerah Terhadap Pendapatan

Negara dan Daerah

65

4.3.4. Dukungan Alokasi Anggaran APBN dan APBD 65

4.3.5. Tantangan Fiskal Pada Sektor Potensial Daerah 65

4.3.6. Dukungan Kebijakan dan Stimulus Fiskal yang Diperlukan 66

BAB V ANALISIS HARMONISASI BELANJA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH 67

5.1. Pendahuluan 67

5.2. Harmonisasi Belanja K/L dengan DAK Fisik, DAK Non Fisik dan

Dana Desa 69

5.2.1. Harmonisasi Belanja K/L dengan DAK Fisik 69

5.2.2. Harmonisasi Belanja K/L dengan DAK Non Fisik 72

5.2.3. Harmonisasi Belanja K/L dengan Dana Desa 74

5.3. Harmonisasi Belanja Pusat-Daerah Berbasis Prioritas Nasional Pada

RPJMN/D 75

5.3.1. Harmonisasi Belanja Pusat-Daerah pada PN 1 75

5.3.2. Harmonisasi Belanja Pusat-Daerah pada PN 2 77

5.3.3. Harmonisasi Belanja Pusat-Daerah pada PN 3 78

5.3.4. Harmonisasi Belanja Pusat-Daerah pada PN 5 79

5.3.5. Harmonisasi Belanja Pusat-Daerah pada PN 6 80

5.3.6. Harmonisasi Belanja Pusat-Daerah pada PN 7 80

BAB VI ANALISIS TEMATIK 81

6.1. Pendahuluan 81

6.1.1. Latar Belakang 81

6.1.2. Tujuan dan Ruang Lingkup 82

6.1.3. Metode Analisis 82

6.2. Perkembangan IPM dan Belanja Pemerintah 84

6.2.1. Indeks Pembangunan Manusia 84

6.2.2. Belanja Pemerintah Untuk Meningkatkan IPM 87

6.2.3. Belanja Daerah Menurut Fungsi Pendidikan, Kesehatan dan

Ekonomi

91

6.3. Analisis dan Pembahasan 91

6.4. Simpulan dan Rekomendasi 94

6.4.1. Simpulan 94

6.4.2. Rekomendasi 95

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 96

7.1. Kesimpulan 96

7.2. Rekomendasi 98

Lampiran - Lampiran

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pembangunan Provinsi Bengkulu Tahun 2021-2026 1

Tabel 1.2 Sasaran Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2021-

2026

3

Tabel 1.3 Perkembangan Indeks Kepuasan Bidang Perizinan dan Investasi Provinsi Bengkulu

(2016-2021)

7

Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Provinsi Bengkulu

Tahun 2020

8

Tabel 2.1 Laju Pertumbuhan & Sumber Pertumbuhan PDRB Prov. Bengkulu Menurut

Pengeluaran (%)

15

Tabel 2.2 Perkembangan Inflasi Tahun 2020-2021 19

Tabel 2.3 IPM Provinsi Bengkulu Menurut Dimensi Pembentuknya, 2010-2021 23

Tabel 2.4 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di

Indonesia Menurut Daerah, September 2020-September 2021

26

Tabel 2.5 Hasil Reviu Efektivitas Kebijakan Makro Ekonomi dan Kesejahteraan Provinsi

Bengkulu

30

Tabel 3.1 Perbandingan Pagu dan Realisasi APBN Provinsi Bengkulu Tahun 2019-2021

(milyar)

32

Tabel 3.2 Perkembangan Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Provinsi Bengkulu 2019-2021

(milyar)

32

Tabel 3.3 Pagu dan Realisasi PNBP Tahun 2021 33

Tabel 3.4 Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran (dalam miliar

rupiah)

34

Tabel 3.5 Perbandingan Pagu Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Bengkulu per Fungsi TA

2019-2021 (miliar rupiah)

35

Tabel 3.6 Pagu dan Realisasi Belanja per Jenis Belanja di Provinsi Bengkulu TA 2021 (dalam

miliar rupiah)

36

Tabel 3.7 Pagu dan Realisasi TKDD di Provinsi Bengkulu TA 2019-2021 (miliar rupiah) 36

Tabel 3.8 Surplus/Defisit APBN di Provinsi Bengkulu TA 2019-2021 (miliar rupiah) 39

Tabel 3.9 Pendapatan dan Aset Tetap Satker BLU wilayah Provinsi Bengkulu (miliar rupiah) 39

Tabel 3.10 Perkembangan Pengelolaan Aset Satker BLU di Bengkulu (miliar rupiah) 40

Tabel 3.11 Perkembangan Pagu Satker BLU di Bengkulu (miliar rupiah) 40

Tabel 3.12 Rasio Pendapatan dan Aset Tetap BLU di Wilayah Provinsi Bengkulu 40

Tabel 3.13 Rasio Kemandirian BLU di Wilayah Provinsi Bengkulu 41

Tabel 3.14 Penyaluran KUR berdasarkan Sektor Penyaluran di Provinsi Bengkulu Tahun 2021 42

Tabel 3.15 I-Account APBD Tahun 2019-2021 43

Tabel 3.16 Rincian Pendapatan APBD Tahun 2019-2021 44

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Tabel 3.17 Perbandingan Pendapatan Daerah dengan PDRB 45

Tabel 3.18 Pagu-Realisasi Belanja APBD Per Jenis Belanja Tahun 2019-2021 (miliar rupiah) 46

Tabel 3.19 Laporan Realisasi Anggaran APBD Per Fungsi 2019-2021 (dalam rupiah) 48

Tabel 3.20 Rekapitulasi Surplus/defisit Pemerintah Daerah 2021 49

Tabel 3.21 Daftar BLUD di Provinsi Bengkulu 50

Tabel 3.22 LRA Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Bengkulu Tahun 2019-2021 (miliar

rupiah)

50

Tabel 3.23 Tax Ratio Konsolidasian Tahun 2019-2021 52

Tabel 3.24 Rasio Belanja Pemerintah terhadap Jumlah Penduduk 52

Tabel 3.25 Rasio Kontribusi Pengeluaran Pemerintah dalam Perekonomian 53

Tabel 4.1 Indeks Location Quotient (LQ) Kabupaten/Kota lebih dari 1 menurut lapangan

Usaha Tahun 2020 dan 2021

55

Tabel 4.2 Tiga Lapangan Usaha Basis di Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu 59

Tabel 4.3 Produksi Perkebunan kabupaten/kota dan Jenis Tanaman Provinsi Bengkulu (ribu

ton)

61

Tabel 4.4 Perkembangan Pertanian di Provinsi Bengkulu (2016-2020) 61

Tabel 4.5 Alokasi Dukungan Dana APBN untuk Sektor Pertanian di Provinsi Bengkulu (2021) 62

Tabel 4.6 Alokasi Dukungan Dana APBD untuk Sektor Pertanian di Provinsi Bengkulu (2021) 62

Tabel 4.7 Daftar Destinasi Wisata di Provinsi Bengkulu (2021) 64

Tabel 5.1 Kelompok Sektoral RO dan Bidang DAK Fisik Provinsi Bengkulu TA 2021 70

Tabel 5.2 Capaian Output dan Realisasi Anggaran belanja K/L dan DAK Fisik per

Kategori/Bidang

71

Tabel 5.3 Penerimaan Dana BOS Provinsi Bengkulu TA 2021 (dalam miliar Rupiah) 73

Tabel 5.4 Realisasi Belanja Dana BOS lingkup Provinsi Bengkulu TA 2021 (dalam miliar

Rupiah)

73

Tabel 5.5 Capaian Output dan Realisasi Anggaran belanja K/L dan Dana Desa Sektor

Perlindungan Sosial Provinsi Bengkulu TA 2021

74

Tabel 5.6 Keterkaitan antara Prioritas Daerah dan Program Prioritas Daerah Provinsi Bengkulu

(2021)

75

Tabel 5.7 Harmonisasi RKP dan RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 pada PN 1 76

Tabel 5.8 Harmonisasi RKP dan RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 pada PN 2 77

Tabel 5.9 Harmonisasi RKP dan RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 pada PN 3 78

Tabel 5.10 Harmonisasi RKP dan RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 pada PN 5 79

Tabel 5.11 Harmonisasi RKP dan RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 pada PN 6 80

Tabel 5.12 Harmonisasi RKP dan RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 pada PN 7 80

Tabel 6.1 IPM Provinsi Bengkulu Menurut Dimensi Pembentuknya 85

Tabel 6.2 Capaian Output Strategis Belanja Fungsi Pendidikan Tahun 2021 89

Tabel 6.3 Capaian Output Strategis Belanja Fungsi Kesehatan Tahun 2021 89

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Tabel 6.4 Capaian Output Strategis Belanja Fungsi Ekonomi Tahun 2021 90

Tabel 6.5 Hasil Estimasi Model Regresi Menggunakan Random Effect Model (REM) 92

Tabel 6.6 Perbandingan Hasil Statistik Penggunaan Model Regresi OLS, FEM dan REM 92

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Cakupan Vaksin Covid-19 di Provinsi Bengkulu Tahun 2021 12

Grafik 1.2 Kasus Baru Covid-19 di Provinsi Bengkulu Tahun 2020-2021 13

Grafik 1.3 Capaian Vaksinasi Covid-19 di Provinsi Bengkulu Tahun 2021 13

Grafik 2.1 Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2011-2021 (% c-to-c) 14

Grafik 2.2 Laju Pertumbuhan PDRB Triwulanan Tahun 2018-2021 (persen Y-on-Y) 14

Grafik 2.3 Struktur PDRB Dan Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2021 (c-to-c)

16

Grafik 2.4 Aset Bank Umum di Provinsi Bengkulu 17

Grafik 2.5 Aset Berdasarkan kepemilikan 17

Grafik 2.6 Perkembangan Total DPK Bank Umum 17

Grafik 2.7 Pertumbuhan DPK Bank Umum 17

Grafik 2.8 Pertumbuhan Kredit Skala Usaha 18

Grafik 2.9 Distribusi Penyaluran Kredit UMKM LU 18

Grafik 2.10 Pergerakan Inflasi Bengkulu Tahun 2021 18

Grafik 2.11 Andil Inflasi Bengkulu Tahun 2021 Menurut Kelompok Pengeluaran 19

Grafik 2.12 Pergerakan Kurs Tengah Bank Indonesia Rupiah terhadap Dollar AS 20

Grafik 2.13 Nilai Ekspor Bengkulu Melalui Pelabuhan Pulai Baai (Juta US$), 2019-2021 21

Grafik 2.14 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Bengkulu, 2010-2021 22

Grafik 2.15 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Maret 2014-September 2021 24

Grafik 2.16 Perkembangan Gini Ratio Provinsi Bengkulu 2019-2021 27

Grafik 2.17 TPT Kabupaten/Kota Agustus 2021 28

Grafik 2.18 Perkembangan NTP dan NTUP Provinsi Bengkulu, November 2020 –

Desember 2021

29

Grafik 3.1 Perbandingan Target dan Realisasi PNBP Provinsi Bengkulu 33

Grafik 3.2 Pagu Belanja Pemerintah Pusat di Prov. Bengkulu TA 2021 menurut Jenis

Belanja (miliar Rp)

34

Grafik 3.3 Tren Penyaluran Dana Alokasi Umum TA 2021 Provinsi Bengkulu (miliar

Rupiah)

37

Grafik 3.4 Tren Penyaluran Dana Bagi Hasil TA 2021 Provinsi Bengkulu (miliar

Rupiah)

37

Grafik 3.5 Tren Penyaluran Dana Alokasi Khusus Fisik TA 2021 Provinsi Bengkulu

(miliar Rupiah)

38

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Grafik 3.6 Tren Penyaluran Dana Insentif Daerah TA 2021 Provinsi Bengkulu (miliar

Rupiah)

38

Grafik 3.7 Tren Penyaluran Dana Desa TA 2021 Provinsi Bengkulu (dalam miliar

Rupiah)

39

Grafik 3.8 Tren Penyaluran Kredit UMi Provinsi Bengkulu Tahun 2017 - 2021 42

Grafik 3.9 Kontribusi PAD terhadap Pendapatan APBD 44

Grafik 3.10 Kemandirian Fiskal Provinsi Bengkulu 45

Grafik 3.11 Kontribusi Pendapatan Transfer terhadap Pendapatan APBD 45

Grafik 3.12 Tren Realisasi Belanja Operasi Tahun 2019-2021 (miliar rupiah) 47

Grafik 3.13 Tren Realisasi Belanja Modal Tahun 2019-2021 47

Grafik 3.14 Tren Realisasi Belanja Tidak Terduga Tahun 2019-2021 (dalam miliar

rupiah)

47

Grafik 3.15 Tren Realisasi Belanja Transfer Tahun 2019-2021 (dalam miliar rupiah) 48

Grafik 3.16 Tren Pembiayaan APBD 2019-2021 49

Grafik 3.17 Kontribusi komponen pendapatan terhadap total pendapatan

(konsolidasian)

51

Grafik 3.18 Kontribusi komponen belanja terhadap total belanja (konsolidasian) 52

Grafik 6.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Bengkulu, 2010-2021 82

Grafik 6.2 Perbandingan IPM Nasional, IPM Provinsi Bengkulu dan IPM Target

RPJMD 2016-2021

85

Grafik 6.3 UHH Provinsi Bengkulu 2010-2021 (tahun) 86

Grafik 6.4 HLS dan RLS Provinsi Bengkulu 2010-2021 (tahun) 86

Grafik 6.5 Pengeluaran Riil Per Kapita 2010-2021 (ribuan) 86

Grafik 6.6 Perbandingan IPM Provinsi dengan IPM Pemda Tingkat II se-Bengkulu

(2016-2021)

87

Grafik 6.7 Proporsi Pagu APBN untuk Fungsi Pendidikan, Ekonomi, dan Kesehatan

pada Provinsi Bengkulu TA 2016 - 2021

87

Grafik 6.8 Pagu APBN untuk Fungsi Pendidikan, Ekonomi, dan Kesehatan pada

Provinsi Bengkulu TA 2016 – 2021 (miliar Rupiah)

88

Grafik 6.9 Pagu & Realisasi APBN untuk Fungsi Pendidikan, Ekonomi, dan Kesehatan

pada Provinsi Bengkulu TA 2016 – 2021 (miliar Rupiah)

88

Grafik 6.10 Capaian Rasio Belanja Fungsi Pendidikan dan Kesehatan Tahun 2021 89

Grafik 6.11 Realisasi APBD untuk Fungsi Pendidikan, Ekonomi, dan Kesehatan se-

Provinsi Bengkulu TA 2017 – 2021 (miliar Rupiah)

90

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Bengkulu Tahun 2021-2026 5

Gambar 2.1 Kontribusi & Pertumbuhan PDRB Provinsi di Pulau Sumatera Tahun 2021

(persen)

15

Gambar 2.2 Komparasi Inflasi /Deflasi Tertinggi dan Terendah di Pulau Sumatera 19

Gambar 2.3 Status IPM Kabupaten/Kota se-Provinsi Bengkulu, 2021 23

Gambar 2.4 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Maret 2014-September 2021 25

Gambar 2.5 Infografis Gini Rasio Penduduk Pulau Sumatera-September 2021 26

Gambar 2.6 Kondisi Ketenagakerjaan Bengkulu 28

Gambar 4.1 Tipologi Klassen Provinsi Bengkulu (2016-2020) 60

Gambar 5.1 Kerangka Analisis Harmonisasi Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah 68

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Bengkulu. PDRB; Perekonomian Provinsi Bengkulu Tahun 2021 berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 79,58 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 47,84 triliun. Inflasi; pada Desember 2021 terjadi inflasi di kota Bengkulu sebesar 0,39 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,44 pada November 2021 menjadi 106,85 pada Desember 2021. Tingkat inflasi tahun kalender Desember 2021 sebesar 2,42 persen. Nilai tersebut masih berada pada range target inflasi nasional sebesar (3±1)%. Tingkat Kemiskinan; Secara umum tingkat kemiskinan di Provinsi Bengkulu mengalami penurunan, baik dari sisi jumlah maupun persentase. Gini Rasio; Secara umum, angka Gini Ratio Provinsi Bengkulu periode Maret 2019 sampai dengan September 2021 mengalami penurunan. Pengangguran; Rata-rata tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Bengkulu sebesar 3.65 persen. Nilai Tukar Petani (NTP); pada Desember 2021, NTP naik 0,09 persen dibandingkan NTP November 2021, yaitu dari 143,80 menjadi 143,93. Nilai Tukar Nelayan (NTN); Pada Desember 2021, NTN mengalami kenaikan sebesar 1,46 persen dari bulan sebelumnya. Hal ini terjadi karena It mengalami peningkatan sebesar 1,45 persen, sedangkan Ib menurun sebesar 0,01 persen

Perkembangan Fiskal di Daerah (APBN dan APBD) Bengkulu. Pempus; Penerimaan perpajakan berhasil direalisasikan sebesar Rp1.91 triliun atau 106,3 persen dari estimasi pendapatan yang ditargetkan di tahun 2021. Sementara itu dari sisi belanja, Total pagu belanja per jenis belanja TA 2021 di Provinsi Bengkulu sebesar Rp4.57 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp4.34 triliun atau 94,4 persen Pemda; Realisasi Pendapatan APBD secara agregat sampai dengan akhir tahun 2021 mencapai Rp10,99 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 5 persen dibandingkan tahun 2020. Capaian belanja dan transfer secara agregat sampai dengan akhir tahun 2021 sebesar Rp 9,75 triliun, atau mengalami penurunan 9 persen apabila dibandingkan dengan tahun 2020, Rasio kemandirian fiskal; nilai rasio berada pada level 15,76 persen “sangat rendah”, diperlukan upaya yang lebih kongkrit bagi seluruh pemda di Bengkulu untuk berupaya menggali potensi yang dimilikinya masing-masing untuk mendongkrak perolehan PAD nya agar bergerak terus naik dari tahun ke tahun.

Analisis tematik. Secara umum capaian Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi dalam 10 tahun terakhir terus meningkat. IPM Provinsi Bengkulu rata-rata meningkat sebesar 0,84 persen per tahun. Tercatat sebesar 65,35 pada tahun 2010 terus bergerak naik hingga mencapai nilai 71,64 pada tahun 2021. Hasil analisis didapatkan setiap peningkatan satu persen belanja pemerintah bidang kesehatan dari nilai produk domestik regional bruto akan meningkatkan indeks pembangunan manusia sebesar 0,621 poin. Kemudian setiap peningkatan satu persen belanja pemerintah bidang pendidikan dari nilai produk domestik regional bruto akan meningkatkan indeks pembangunan manusia sebesar 0,495 poin..

Rekomendasi kebijakan. Tindaklanjut proposal investasi daerah yang sudah diajukan pada triwulan III tahun 2021; mendukung penuh Investasi BUMD Perberasan Kabupaten Lebong; Pembentukan Forum Komunikasi Data Fiskal Ekonomi Moneter Regional Bengkulu; Penyerapan Anggaran mulai sejak awal tahun Anggaran pada Satker OPD Pemda; Peningkatan Program Pendidikan dan Kesehatan untuk menjaga trend nilai IPM Bengkulu; Digitalisasi Data Perekonomian untuk Publikasi dan Transparansi kepada publik.

Profil Perekonomian dan Kesejahteraan Provinsi Bengkulu

KFR KAJIAN FISKAL REGIONALTAHUNAN 2021

Cakupan Wilayah Jumlah Penduduk Luas Wilayah

10 Kab/Kota2,01 Juta Jiwa 19.788.70 0,74% Dari

PendudukNasional

0,24% Luas WilayahNasional

Prioritas Pembangunan Berdasarkan RPJMD 2021-2026

KM²

Meningkatnya Perekonomian DaerahMeningkatnya Pemenuhan Infrastruktur wilayahMeningkatnya Kesejahteraan Masyarakat yang merataMeningkatnya perekonomian daerah yang berkelanjutanMeningkatnya kualitas layanan dan tata kelola pemerintahanMeningkatnyaKualitas SDM danKesejahteraanMasyarakatMeningkatnya Pemberdayaan Perempuan Serta PerlindunganPerempuan Dan Anak

1.2.3.4.5.6.7.

INDIKATOR MAKROEKONOMI

Pertumbuhan Ekonomi

PDRB

Inflasi

Ekonomi Bengkulu Tahun 2021 mengalamipertumbuhan sebesar 3,24 persen (c-to-c).Triwulan IV tumbuh sebesar 5,57% (YoY), Kondisitersebut lebih baik daripada periode yang samatahun 2020 yang mengalami kontraksi sebesar2,39% (YoY).

PDRB harga berlaku Tahun 2021 79,58 T

PDRB harga konstan Tahun 2010 Rp 47,84 T

INDIKATOR KESEJAHTERAAN

Desember 2021 Jan-Des 2021 Des 20-Des 21

71,64IPM

Tingkat Kemiskinan

Pengangguran

Rasio Gini

14,43 %Persentase Penduduk Miskin September2021 turun 0,87 persen poin dibandingSeptember 2020 sebesar 15,30 persen

0,321Gini Ratio Provinsi Bengkulu menurun 0,002 poindibandingkan dengan Gini Ratio September 2020sebesar 0,323 dan menurun 0,005 poindibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2021sebesar 0,326

meningkat 0,24 poin (0,34 persen)dibandingkan capaian tahunsebelumnya (71,40).

0,39 0,142,42

3,65 %Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,65persenTingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar69,75 persen

1.

2.

Kinerja APBN-APBD, Capaian Output &Analisis Tematik Provinsi Bengkulu

KFR KAJIAN FISKAL REGIONALTAHUNAN 2021

Pendapatan

Kinerja APBN Tahun 2021 Kinerja APBD Tahun 2021

Pagu Realisasi

2.5

2

1.5

1

0.5

0

Belanja

Pagu Realisasi

15

10

5

0

2.09

2,93

M

2.30

1,44

M

14.7

48,2

0 M

110%Terealisasi Terealisasi

Pendapatan

14.4

53,1

6 M

98%

Belanja

Pagu Realisasi

15

10

5

0 Pagu Realisasi

15

10

5

0

12.

527,

88 M

10.

989,

38 M

Terealisasi Terealisasi

13.

329,

72 M

9.7

55,7

2 M

AnalisisTematik

Capaian Output Strategis

88% 73%

Pendidikan EkonomiKesehatan

IPM = 67,05 + 0,495 PBP + 0,621 PBK - 1,235 PBE + ε

PBP : Setiap 1% peningkatan belanja pemerintah bidang pendidikan dari nilaiproduk domestik regional bruto, akan meningkatkan IPM sebesar 0,495 poin

PBK : Setiap 1% peningkatan belanja pemerintah bidang kesehatan dari nilaiproduk domestik regional bruto, akan meningkatkan IPM sebesar 0,621 poin

0 25 50 75

Pagu

Realisasi

0 2 4 6 8

Pagu

Realisasi

0 100 200 3

Pagu

Realisasi

Rata-Rata CaputPendidikan 99.9 %

Rata-Rata CaputKesehatan 101,08 %

Rata-Rata CaputEkonomi 110,45 %

58.682.527.391

62.502.270.000 7.786.889.000

7.736.340.491

258.824.604.000

192.188.624.606

KFR KAJIAN FISKAL REGIONALTAHUNAN 2021

BAB ISASARAN

PEMBANGUNAN &TANTANGAN DAERAH

K A N W I L D J P b P R O V I N S I B E N G K U L U

1

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

1.1 Pendahuluan

Tujuan utama penyelenggaraan pemerintahan baik di tingkat pusat maupun di daerah adalah untuk mewujudkan keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata. Sejalan dengan penyelenggaraan pemerintahan di Provinsi Bengkulu yang memiliki visi terwujudnya Bengkulu yang maju, sejahtera, dan hebat. Maka untuk mendukung visi tersebut, diperlukan penyelenggaraan pemerintahan yang baik yang disertai dengan unsur pendanaan yang berasal dari penghimpunan pendapatan maupun dari pengalokasian anggaran belanja, baik pada APBN maupun APBD.

Sesuai dengan Undang-Undang Keuangan Nomor 17 Tahun 2003, pemegang kekuasaan tertinggi pengelola keuangan negara adalah Presiden, sedangkan di daerah adalah Gubernur/Bupati/Walikota, oleh karena itu dalam tataran implementasi kebijakan fiskal di daerah, diperlukan sinergi dan harmonisasi kebijakan serta pengelolaan keuangan pusat dan daerah agar tujuan dan sasaran pembangunan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Kebijakan fiskal sebagai alat pemerintah untuk mencapai sasaran pembangunan dan kesejahteraan masyarakat merupakan tanggung jawab pusat dan daerah dalam memastikan efektifitasnya. Dengan tiga fungsi utamanya sebagai alat alokasi, distribusi, dan stabilisasi, maka kebijakan fiskal Pemerintah Daerah yang efektif diharapkan mampu meningkatkan perbaikan dan kualitas indikator-indikator ekonomi makro dan kesejahteraan di Provinsi Bengkulu.

Tidak terlepas dari hal tersebut, maka hal pertama yang harus menjadi dasar bagi perumusan kebijakan fiskal yang efektif dan efisien adalah daerah harus memetakan terlebih dahulu tantangan-tantangan daerah yang dihadapi baik dari sisi ekonomi, sosial kependudukan, serta tantangan wilayahnya, sehingga intervensi kebijakan fiskal melalui program prioritas dapat secara langsung menjawab tantangan daerah yang dihadapi.

1.2 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah

Tujuan dan sasaran pembangunan daerah Provinsi Bengkulu sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Pemerintah Provinsi Bengkulu Nomor 5 Tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Bengkulu tahun 2021-2026 terdiri dari 7 tujuan, 13 sasaran pembangunan dan 30 strategi pembangunan.

Tabel 1.1 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pembangunan Provinsi Bengkulu Tahun 2021-2026

❖ TUJUAN ✓ SASARAN • STRATEGI

❖ Meningkatnya Perekonomian Daerah

✓ Meningkatnya Laju Investasi

• Meningkatkan kemudahan investasi dan Optimalisasi

Pengelolaan Investasi • Meningkatkan Pengembangan dan Promosi penanaman modal

✓ Meningkatnya Pertumbuhan Sektor Industri Dan Sektor Perdagangan Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Daerah

BAB I. SASARAN PEMBANGUNAN DAN TANTANGAN DAERAH

2

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

❖ TUJUAN ✓ SASARAN • STRATEGI

• Meningkatkan kemudahan izin usaha industri • Meningkatkan pengembangan ekspor • Meningkatkan daya saing Koperasi, KUKM dan IKM serta

mengembangkan sarana perdagangan rakyat

❖ Meningkatnya Pemenuhan Infrastruktur wilayah

✓ Meningkatnya pemenuhan Infrastruktur wilayah

• Membangun, mengembangkan dan memelihara infrastruktur dasar di seluruh wilayah

• Membangun, mengembangkan dan memelihara infrastruktur strategis

❖ Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat yang merata

✓ Menurunnya Angka Kemiskinan

• Meningkatkan permodalan masyarakat pada koperasi, usaha simpan pinjam

• Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui optimalisasi produksi dan hilirisasi komoditas unggulan masyarakat

• Pencegahan,Pengurangan dan Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

✓ Menurunnya Pengangguran

• Meningkatkan Kualitas dan kuantitas usia kerja dan pekerja • Meningkatkan lapangan pekerjaan

❖ Meningkatnya perekonomian daerah yang berkelanjutan

✓ Meningkatnya pertumbuhan sektor unggulan terhadap pertumbuhan ekonomi

daerah

• Meningkatkan produktivitas dan hilirisasi komoditas unggulan • Meningkatkan pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif

✓ Meningkatnya kualitas lingkungan hidup

• Menurunkan beban pencemaran lingkungan • Meningkatkan kebersihan dan penataan lingkungan

❖ Meningkatnya kualitas layanan dan tata kelola pemerintahan

✓ Meningkatnya akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan

• Meningkatkan kinerja perencanaan, pengawasan, dan evaluasi Pemerintahan Daerah

• Penguatan dan penataan struktur organisasi Pemerintahan Daerah

✓ Meningkatnya kualitas pelayanan publik

• Meningkatkan dan memperluas pelayanan publik berbasis elektronik

• Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sarana, prasarana pelayanan publik

❖ Meningkatnya Kualitas SDM dan Kesejahteraan Masyarakat

✓ Meningkatnya akses dan kualitas pendidikan

• Meningkatkan akses dan pemerataan layanan pendidikan serta meningkatnya minat baca di semua lapisan masyarakat

• Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan standar pendidikan • Peningkatan kualitas layanan dan pembudayaan gemar

membaca

3

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

❖ TUJUAN ✓ SASARAN • STRATEGI

✓ Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

• Meningkatkan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi standar

• Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat • Menurunkan angka kelahiran penduduk dan pemahaman

kesehatan reproduksi bagi remaja

✓ Meningkatnya kesejahteraan masyarakat

• Mengurangi beban pengeluaran bagi penduduk miskin dan rentan untuk memperbaiki serta mengembangkan sistem perlindungan sosial.

• Meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin melalui peningkatan pemberdayaan penduduk miskin

❖ Meningkatnya Pemberdayaan Perempuan Serta Perlindungan Perempuan Dan Anak

✓ Meningkatnya Pemberdayaan Perempuan Serta Perlindungan Perempuan Dan

Anak

• Meningkatkan peran dan akses perempuan dalam pembangunan • Melindungi perempuan dan anak dari tindak kekerasan

Sumber : Tabel 6.1 RPJMD Provinsi Bengkulu

Pemerintah Provinsi Bengkulu telah menetapkan sasaran makro kesra yang ingin dicapai sepanjang periode RPJMD sebagai berikut :

Tabel 1.2 Sasaran Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2021-2026

No. Sasaran Makro

Kesra

Kondisi Awal

Tahun ke-1

(baseline)

Tahun ke-2

Tahun ke-3

Tahun ke-4

Tahun ke-5

2021 2022 2023 2024 2025 2026

1. Pertumbuhan Ekonomi (%) 2,59 4,9 – 5,2 5,05 – 5,35 5,2 – 5,5 5,35 – 5,65 5,5 – 5,8

2. Inflasi (%) 2,51 2,41 2,3 2,2 2,11 2,02

3. IPM (%) 71,4 71,4 71,6 71,7 71,8 71,9

4. Kemiskinan (%) 15,3 14,5 – 14,9 14 – 14,5 13,5 - 14 13 – 13,5 12,5 - 12

5. Pengangguran (%) 4,07 3,6 – 3,8 3,5 – 3,6 3,4 – 3,5 3,3 – 3,4 3,2 – 3,3

6. Rasio Gini (poin) 0,334 0,332 0,33 0,328 0,326 0,324

7. Nilai Tukar Petani (NTP)

NTP Tanaman Pangan 96,01 96,49 96,97 97,45 97,94 98,43

NTP Hortikultura 103,08 103,59 104,11 104,63 105,15 105,68

NTP Perkebunan 119,20 120,39 121,60 122,81 124,04 125,28

8. NTN 110 109 109 110 112 113

Indikator kinerja Lainnya :

9. Nilai Investasi (Triliun) 8,16 8,66 8,92 9,18 9,46 9,74

10. Pertumbuhan sektor Industri dan Sektor Perdagangan terhadap PDRB (%)

-3,16 5 5,2 5,4 5,6 5,8

11. Ketercapaian pemenuhan infrastruktur wilayah (%)

69,38 71 73 75 77 79

12.

Ketercapaian pemenuhan infrastruktur strategis (%)

65,31 67 69 71 73 75

13. Ketercapaian pemenuhan infrastruktur dasar (%)

4

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

No. Sasaran Makro

Kesra

Kondisi Awal

Tahun ke-1

(baseline)

Tahun ke-2

Tahun ke-3

Tahun ke-4

Tahun ke-5

2021 2022 2023 2024 2025 2026

73,44 75 77 79 81 83

14. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 69,74 70,29 70,57 70,82 71,09 71,32

15.

Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan; sektor pariwisata; sektor pertambangan dan penggalian terhadap PDRB (%)

-0,77 4,8 5 5,2 5,4 5,6

16. Indeks kualitas lingkungan hidup (poin)

69,74 70,29 70,57 70,82 71,09 71,32

17. Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

B B B BB A A

18. Nilai SAKIP Daerah B B B BB A A

19. Opini atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

WTP WTP WTP WTP WTP WTP

20. Indeks profesionalitas ASN

71,96 74 75 76 77 78

21. Nilai Indeks e-Government (SPBE)

2,9 3 3,1 3,2 3,3 3,4

22. Nilai Pelayanan Publik B B B A- A- A-

23. Angka Harapan Lama Sekolah 13,61 13,63 13,64 13,65 13,66 13,67

24. Angka rata-rata lama sekolah

8,84 9 9,1 9,2 9,3 9,4

25. Angka harapan hidup 69,35 69,5 69,65 69,8 69,95 70,1

26. Pengeluaran per Kapita 10,38 10,6 10,8 11 11,2 11,4

27. Indeks Kerukunan Umat Beragama

71,8 72,5 73 73,5 74 74,5

28. Penyelesaian konflik antar umat beragama (%)

100 100 100 100 100 100

29. Indeks pemberdayaan gender

71,21 71,35 71,4 71,45 71,5 71,55

30. Penurunan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak (%)

2,5 5 2,5 2,5 2,5 2,5

31. Peningkatan Indeks pemberdayaan gender

1,31 0,14 0,05 0,05 0,05 0,05

32. Penanganan pengaduan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak (%)

85 90 92,5 95 97,5 100

33. Pemenuhan hak penyandang disabilitas yang difasilitasi (%)

100 100 100 100 100 100 Sumber : RPJMD Provinsi Bengkulu

Arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu sebagaimana tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Bengkulu Tahun 2021-2026 terilustrasikan dalam gambar sebagai berikut :

5

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

Gambar 1.1 Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Bengkulu Tahun 2021-2026

Sumber : BPKD Provinsi Bengkulu

1.3 Tantangan Daerah

1.3.1 Tantangan Ekonomi Daerah

Salah satu tantangan sekaligus peluang ekonomi regional di wilayah Provinsi Bengkulu adalah diberlakukannya pasar Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Sebagaimana diketahui konsep MEA adalah menciptakan Asean sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan basis produksi. Hal ini memungkinkan terjadi free flow atas barang, jasa, faktor produksi, investasi dan modal, serta penghapusan tarif bagi perdagangan antarnegara Asean.

Tantangan yang dihadapi negara berkembang seperti Indonesia pada umumnya dan Bengkulu khususnya adalah persaingan global ASEAN karena MEA yang dibentuk menjadi kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi, yang memerlukan kebijakan yang komprehensif meliputi competition policy, consumer protection, Intellectual Property Rights (IPR), taxation, dan e-Commerce. Dengan demikian, diharapkan tercipta iklim persaingan yang adil; terdapat perlindungan berupa sistem jaringan dari agen-agen perlindungan konsumen; pencegahan pelanggaran hak cipta; penciptaan jaringan transportasi yang efisien, aman, dan terintegrasi; penghilangan sistem Double Taxation, dan; peningkatan perdagangan dengan media elektronik berbasis online.

Secara parsial, tantangan perekonomian regional Bengkulu dapat dijabarkan berdasarkan kategori sebagai berikut :

1. Tantangan dalam mengelola potensi sumber daya alam; 2. Tantangan dalam menciptakan iklim dan potensi investasi yang kondusif; 3. Tantangan birokrasi dan pelayanan perizinan; 4. Tantangan dukungan permodalan, infrastruktur ekonomi; serta 5. Kondisi ketenagakerjaan termasuk angkatan kerja dan produktivitasnya

Tantangan dalam mengelola potensi sumber daya alam. Bengkulu memiliki banyak sumber daya alam yang menjadi komoditas unggulan daerah. Sawit, karet, kopi, perikanan merupakan komoditas unggulan yang berpengaruh cukup besar dalam perekonomian Bengkulu. Namun kontribusi komoditas tersebut masih minim dan belum optimal. Hal ini dikarenakan komoditas

6

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

unggulan daerah belum memiliki nilai tambah yang baik, sehingga belum memberikan kontribusi yang optimal dalam pertumbuhan ekonomi Bengkulu.

Berdasarkan buku infografis Bengkulu for the world yang diterbitkan oleh Dinas PMPTSP Provinsi Bengkulu, berikut adalah potensi sumber daya alam yang ada di Provinsi Bengkulu mulai dari sektor pertambangan, perkebunan, perikanan hingga pariwisata.

Dari sektor pertambangan disana ada batubara dengan potensi 292,8 juta ton yang tersebar di 4 kabupaten; Emas dengan jumlah 100.000 Ton Ore, Kadar Au :1-4 Gr/Ton Cu : 29 Gr/Ton; batu gamping untuk semen bangunan dengan kualitas SiO2 = 0,23 – 18,12 % Ai2O3 = 0,005 - 4 % Fe2O3 = 0,1 – 0,9 % CaO = 40 – 55 % MgO = 0,05 – 5 % Co2 = 35,74 – 41,75 %, cadangan terekam 600 juta ton berlokasi di Kabupaten Seluma; kemudian Geothermal dengan potensi panas bumi sebesar 1.352 Mega Watt tersebar di Kabupaten Lebong ; Tambag Sawah, Hulu Lais, Bukit Daun Kabupaten Rejang Lebong; serta pasir besi (pig iron) di kabupaten seluma.

Dari sektor perkebunan, Bengkulu adalah Gudang dan lumbungnya sawit dengan luas areal perkebunan rakyat mencapai 208.158 Ha / Produksi 735.766 Ton; Perkebunan Besar Swasta 61.612 Ha / Produksi 357.109 Ton; Perkebunan Negara 587 Ha / Produksi 11.942 Ton. Kemudian perkebunan karet dengan luas Perkebunan Rakyat 107.441 Ha / Produksi 108.794,09 Ton; Perkebunan Besar Swasta 8.321 Ha /Produksi 19.157 Ton dan Perkebunan Negara 6.233 Ha / Produksi 7.673 Ton. Hasil perkebunan lainnya adalah kopi jenis robusta dengan luas areal lahan Perkebunan Rakyat 85.920 Ha / Produksi 60.801 Ton dan kopi arabica dengan luas lahan Perkebunan Rakyat 1.536 Ha / Produksi 790 ton dan Perkebunan Besar Swasta 615 Ha / Produksi 140 Ton.

Dari sektor perikanan, Bengkulu memiliki garis pantai yang terbentang sejauh 500 Km lebih, potensi perikanan laut 0-200 Mil / Produksi 126,217 Ton/Ha dan perikanan umum dengan luas 36.330 Ha / Produksi 18,150 Ton/Ha.

Dari sektor pariwisata, Bengkulu juga memiliki potensi yang tak kalah menarik yaitu Kawasan wisata pulau Enggano, Pulau Tikus, Danau dendam, pusat Latihan gajah sebelat, bunga rafflesia, air terjun Sembilan tingkat, pantai tapak paderi, benteng van Marlborough, monument Thomas Parr, rumah singgah Soekarno, Rumah Ibu Fatmawati dan Museum Negeri Bengkulu.

Tantangan dalam menciptakan iklim dan potensi investasi yang kondusif. Nilai investasi Bengkulu masih cukup rendah jika dibandingkan dengan skala nasional. Walaupun persentase pertumbuhan investasi sudah sangat pesat, namun secara nominal Penanaman Modal Asing di Bengkulu hanya sebesar USD 192 juta atau 0,67 persen dari nasional peringkat 25 nasional, dan Penanaman Modal Dalam Negeri sebesar 1,31 persen dari nasional yaitu 5,3 triliun rupiah dan menempati peringkat 18 nasional.

Hingga triwulan IV 2021, Pendapatan Asli Daerah (PAD) agregat di wilayah Bengkulu terealisasi sebesar 1,54 triliun sementara belanja daerah agregat terealisasi sebesar 9,75 triliun. Dengan membagi kedua nilainya akan diketahui tingkat kemandirian fiskal daerah Bengkulu secara agregat berada pada nilai 15,76 persen. Nilai ini berdasarkan hitungan Sistem Informasi Rujukan Statistik - Sirusa BPS RI berada pada kategori tingkat kemandirian “sangat rendah” karena masih di bawah 25 persen.

Tantangan birokrasi dan pelayanan perizinan. Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan perizinan di Provinsi Bengkulu terus meningkat. Pada Tahun 2021, IKM Bidang Perizinan naik 0,05 poin dari tahun sebelumnya sebesar 89,44 menjadi 89,49. Selain itu, Nilai Investasi juga terus meningkat dari tahun 2016 yang hanya sebesar 1,6 triliun rupiah menjadi sebesar 8,16 triliun rupiah pada tahun 2020. Sementara untuk data tahun 2021 masih dalam tahap perhitungan.

7

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

Tabel 1.3 Perkembangan Indeks Kepuasan Bidang Perizinan dan investasi Provinsi Bengkulu (2016-2021)

Indikator Satuan Tahun

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Indeks Kepuasan Masyarakat bidang perizinan

Nilai 81,45 82,78 89,21 89,39 89,44 89,49

Nilai Investasi Trilyun Rupiah

1,6 2,15 6,7 7,6 8,1 -

Sumber : Bappeda Provinsi Bengkulu, Buku Profil Daerah Tahun 2021

Tantangan dukungan permodalan, infrastruktur ekonomi. Dalam urusan penanaman modal, berdasarkan hasil evaluasi capaian sudah cukup baik yang ditandai dengan meningkatnya nilai investasi dari 1,6 triliun pada tahun 2016 menjadi 8,16 triliun pada tahun 2020. Namun dalam pelaksanaanya masih terdapat beberapa permasalahan, yaitu : 1. Realisasi investasi di kabupaten/kota belum merata masih terkonsentrasi di daerah Kota

Bengkulu; 2. Belum optimalnya serapan tenaga kerja lokal pada perusahaan/kegiatan PMA/PMDN;

Adapun akar permasalahan yang menyebabkan hal tersebut, yaitu : 1. Ketersediaan dan kualitas infrastruktur penunjang investasi belum merata; 2. Belum sesuainya kualifikasi angkatan kerja lokal dengan pasar tenaga kerja; dan 3. Dinamika sosial mempengaruhi kepastian dan keamanan berusaha.

Kondisi ketenagakerjaan termasuk angkatan kerja dan produktivitasnya. Masalah pokok yang di bidang ketenagakerjaan adalah masih rendahnya kualitas tenaga kerja. Pada Februari 2021, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang berasal dari tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan yang paling tinggi dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya yaitu sebesar 7,04 persen. Sedangkan TPT yang paling rendah adalah mereka dengan pendidikan Sekolah Dasar (SD) ke bawah yaitu sebesar 1,62 persen.

Dibandingkan Februari 2020, TPT hampir semua kategori pendidikan mengalami peningkatan kecuali untuk tamatan Diploma I/II/III dan tamatan SMK yaitu turun sebesar 6,04 persen poin dan 1,54 persen poin. Namun jika dibandingkan Agustus 2020 masing-masing kategori pendidikan mengalami penurunan, diantaranya SD ke bawah, tamatan SMK, dan tamatan Diploma I/II/III masing-masing sebesar 0,62 persen poin, 3,09 persen poin dan 1,20 persen poin. Selain mengalami penurunan, juga ada beberapa jenjang pendidikan yang mengalami peningkatan.Peningkatan paling besar adalah pada tamatan Universitas yaitu sebesar 0,98 persen poin.

1.3.2 Tantangan Sosial Kependudukan

Permasalahan kependudukan menjadi tantangan yang besar bagi Indonesia umumnya dan bagi Provinsi Bengkulu khususnya yang akan dihadapkan pada bonus demografi yang begitu besar dimana bonus demografi ini tentu akan membawa dampak sosial – ekonomi. Salah satunya adalah menyebabkan angka ketergantungan penduduk, yaitu tingkat penduduk produktif yang menanggung penduduk nonproduktif akan sangat rendah. Hal ini mememerlukan perhatian dan dukungan dari semua pihak untuk membantu pemerintah mengembangkan program-program kebijakan yang akan berdampak pada persoalan kesejahteraan masyarakat

8

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

Secara parsial, tantangan sosial kependudukan regional Bengkulu dijabarkan berdasarkan kategori berikut : (1) Kondisi demografi; (2) Struktur dan jumlah penduduk; (3) Karakteristik masyarakat; (4) Adat istiadat; (5) Mata pencaharian; (6) Pola sosial; (7) Tingkat pendidikan; (8) Pola kesehatan masyarakat

Kondisi Demografi Bengkulu. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2020, penduduk Provinsi Bengkulu Tahun 2020 didominasi oleh generasi Millenial yang lahir tahun 1981-1996 sebesar 26,86 persen dan Generasi Z yang lahir tahun 1997-2012 sebesar 29,16 persen%. Kondisi ini menjadikan Bengkulu memiliki peluang dalam peningkatan kualitas SDM, jika potensi SDM ini mulai dari sekarang sudah dipersiapkan dengan baik untuk bersaing dalam memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur & Jenis Kelamin Provinsi Bengkulu Tahun 2020

No. Kelompok Umur Jenis Kelamin

Laki-Laki Perempuan Jumlah 1. 0-4 63.600 58.706 122.306 2. 5-9 94.177 87.721 181.898 3. 10-14 96.098 89.486 185.584 4. 15-19 92.370 87.385 179.755 5. 20-24 90.397 85.705 176.102 6. 25-29 82.400 81.290 163.690 7. 30-34 86.026 83.911 169.937 8. 35-39 84.896 82.670 167.566 9. 40-44 81.320 76.292 157.612 10. 45-49 64.907 63.628 128.535 11. 50-54 56.483 54.100 110.583 12. 55-59 45.962 43.256 89.218 13. 60-64 36.102 32.780 68.882 14. 65-69 21.709 19.068 40.777 15. 70-75 11.577 12.710 24.287 16. 75+ 13.514 15.664 29.178 17. Tidak Tahu/TT 7.599 7.161 14.760

JUMLAH 1.029.137 981.533 2.010.670 Sumber : RPJMD Provinsi Bengkulu

Pada sisi investasi, kondisi ini dapat menciptakan iklim yang mendukung masuknya Foreign Direct Investment (FDI) yang dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia (human capital) dan akses yang lebih mudah kepada pasar dunia. Bengkulu memiliki potensi yang baik sebagai tujuan investasi, karena memiliki share PMTB dalam PDRB lebih dari 40%, yaitu sebesar 40,8%. Untuk mempersiapkan FDI dalam konteks MEA, Bengkulu telah menyiapkan kemudahan-kemudahan bagi investor untuk berinvestasi. .

Struktur dan Jumlah Penduduk Bengkulu. Penduduk Provinsi Bengkulu berdasarkan senus penduduk tahun 2020 sebanyak 2.010.670 jiwa yang terdiri atas 1.029.137 jiwa penduduk laki-laki dan 981.533 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2010, penduduk Bengkulu mengalami pertumbuhan sebesar 1,55 persen. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2020 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 105. Distribusi penduduk terbesar di Provinsi Bengkulu adalah Kota Bengkulu sebesar 18,58% penduduk tinggal di Kota bengkulu. Wilayah kabupaten dengan penduduk terbanyak adalah di Kabupaten Bengkulu Utara, sebesar 14,85%, diikuti kabupaten Rejang Lebong sebesar 13,76%.

Hasil analisa Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu terhadap Bonus Demografi menggunakan proyeksi Penduduk dari Sensus Penduduk tahun 2010, Provinsi Bengkulu telah memasuki apa yang disebut dengan Bonus Demografi pada tahun 2015 dan pada masa tahun tersebut di proyeksikan fertilitas pada 2,3 rata-rata anak per

9

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

Wanita Usia Subur dan akan memasuki masa Window Of Opportunity pada tahun 2026 suatu kondisi dimana wilayah bersangkutan masyarakatnya maju, mandiri, adil, makmur dan sejahtera , rentang masa panjang dari 2015 sampai tahun 2026 harus dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dalam pembangunan berwawasan kependudukan, hal ini disebabkan tingkat pendidikan, kemiskinan, fertilitas masih menjadi catatan garapan serius bagi pembangunan di Provinsi Bengkulu.Pada tahun 2029 akan terjadi peledakan penduduk usia lanjut (Lansia) atau Population Aging Explosion suatu kondisi yang tidak menguntungkan bilamana Pemerintah Provinsi Bengkulu tidak dapat memperbaiki kondisi terutama bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi.

Karakteristik dan Pola Sosial Masyarakat Bengkulu. Mata pencaharian masyarakat Bengkulu yang sebagian besar berada pada sektor Pertanian, Perkebunan dan Perikanan menciptakan karakter masyarakat yang lebih pasif dibandingkan masyarakat dengan latar belakang pekerjaan di sektor perdagangan (wiraswasta) sebagaimana terdapat pada wilayah Provinsi lain. Misalnya karakteristik perkebunan kopi yang tidak memerlukan banyak pemeliharaan rutin menyebabkan tumbuhnya karakter pasif di sebagian besar masyarakat Bengkulu.

Karakteristik masyarakat Bengkulu yang lebih pasif menimbulkan tantangan tersendiri terutama dalam mewujudkan percepatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Masyarakat perkebunan dan pertanian cenderung lebih sulit menerima modernisasi teknologi. Hal ini salah satunya disebabkan karena masih terdapat cara-cara pengelolaan lahan pertanian dan perkebunan yang tradisional dan dipercaya/diakui bersama secara turun temurun.

Sifat masyarakat yang bercocok tanam cenderung kurang memiliki kreativitas dalam mengembangkan usaha serta dalam rangka meningkatkan taraf perekonomiannya. Hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat agraris tidak selalu memiliki rasa khawatir terhadap penghasilannya. Masyarakat yang mengelola lahan pertanian/perkebunan cenderung berfikir bahwa tercukupinya pangan dari hasil panen telah dirasa cukup untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Hal ini dibuktikan dari bertahannya sektor-sektor pertanian dan perkebunan selama masa pandemi COVID-19.

Di samping itu, pada beberapa wilayah di Provinsi Bengkulu masih berlaku ajaran-ajaran nenek moyang terkait pengelolaan lahan pertanian/perkebunan. Di wilayah Kabupaten Lebong misalnya, para petani percaya bahwa lahan pertanian hanya bisa dipanen satu kali dalam satu tahun untuk mendapatkan hasil panen yang optimal. Apabila dipaksakan menanam dan memanen padi lebih dari satu kali dalam setahun, sebagian besar masyarakat masih percaya bahwa hal tersebut akan mendatangkan kerugian bagi lahan pertanian di wilayah tersebut.

Hal-hal tersebut dapat terlihat dari masih minimnya ketersediaan alat-alat modern dalam pengelolaan lahan pertanian, perkebunan, maupun perikanan. Selain itu, sektor pertanian, perkebunan dan perburuan yang memiliki bagian paling besar dalam struktur pembentuk PDRB Provinsi Bengkulu terbukti belum mampu memberikan kontribusi yang besar dalam pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu.

Masyarakat Bengkulu juga termasuk kelompok masyarakat yang masih mengedepankan adat istiadat dan gotong royong. Di seluruh wilayah, termasuk di perkotaan, keberadaan adat masih dijunjung tinggi oleh masyarakat Bengkulu. Apabila terdapat kegiatan adat dan kemasyarakatan, masyarakat Bengkulu bahu-membahu membantu melaksanakan kegiatan tersebut. Masih sangat mudah dijumpai kegiatan bersama dengan masyarakat baik untuk kegiatan pemerintahan, pernikahan, maupun acara duka.

Mata pencaharian masyarakat Bengkulu yang sebagian besar pada sektor Pertanian dan Perkebunan turut membentuk sifat gotong royong masyarakat Bengkulu. Misalnya dalam pelaksanaan panen padi, para petani turut mengikutsertakan warga sekitar untuk bersama-

10

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

sama melakukan panen raya untuk kemudian sebagian hasil panen akan dibagikan kepada para warga yang menolong sebagai “upah”. Hal ini juga yang membuat sulitnya lahan pertanian tersentuh modernisasi metode. Metode tanam dan panen yang masih

mengutamakan kebersamaan dan kegotong-royongan membuat mesin-mesin modern (yang bertujuan mempermudah dan mempercepat proses) menjadi tidak digunakan. Contoh lain, apabila terdapat kegiatan masyarakat seperti pernikahan, masyarakat Bengkulu cenderung memilih menggelar pesta pernikahan di rumah masing-masing dan melibatkan warga sekitar sebagai panitia pelaksana. Hal ini juga mengakibatkan lambatnya pertumbuhan pengusaha-pengusaha di bidang event organizer di wilayah Provinsi Bengkulu.

Karakter masyarakat Provinsi Bengkulu yang salah satunya dibentuk melalui karakter pekerjaan/mata pencaharian memberikan tantangan tersendiri dalam menciptakan pembangunan dan pertumbuhan perekonomian. Hal ini juga mengakibatkan lambatnya pertumbuhan ekonomi termasuk investasi di Provinsi Bengkulu. Sebagai contoh, apabila ingin dilakukan investasi pembangunan jalan tol, pemerintah harus memiliki strategi yang sangat matang dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat mengingat proyek tersebut akan mengenai lahan-lahan perkebunan/pertanian masyarakat yang telah menggantungkan hidup turun-temurun dari sektor tersebut.

Adat Istiadat Masyarakat Bengkulu. Agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat di Provinsi Bengkulu sebesar 95% lebih adalah agama Islam. Sementara Upacara adat istiadat yang banyak dilakukan masyarakat di Provinsi Bengkulu diantaranya, sunat rasul, upacara adat perkawinan, upacara mencukur rambut anak yang baru lahir. Salah satu upacara tradisional yang menghadirkan masyarakat banyak adalah upacara "TABUT" yang populer dengan nama “TABOT” yaitu suatu perayaan tradisional yang dilaksanakan dari tanggal 1 sampai dengan tanggal 10 Muharram setiap tahunnya. Pada perayaan TABOT tersebut dilaksanakan berbagai pameran serta lomba ikan – ikan, telong – telong, serta kesenian lainnya yang diikuti oleh kelompok – kelompok kesenian yang ada di Provinsi Bengkulu, sehingga menjadikan ajang hiburan rakyat dan menjadi salah satu kalender wisatawan tahunan.

Terdapat empat bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Bengkulu, yakni: Bahasa Melayu, Bahasa Rejang, Bahasa Pekal, Bahasa Lembak. Penduduk Provinsi Bengkulu berasal dari tiga rumpun suku besar terdiri dari Suku Rejang, Suku Serawai, Suku Melayu. Sedangkan lagu daerah yaitu Lalan Balek.Di bidang kehidupan beragama, kesadaran melaksanakan ritual keagamaan mayoritas penduduk yang beragama Islam secara kuantitatif cukup baik. Kesadaran di kalangan pemuka agama untuk membangun harmoni sosial dan hubungan intern dan antar-umat beragama yang aman, damai dan saling menghargai cukup baik.Falsafah hidup masyarakat setempat, "Sekundang setungguan Seio Sekato". Bagi masyarakat Bengkulu pembuatan kebijakan yang menyangkut kepentingan bersama yang sering kita dengar dengan bahasa pantun yaitu: "Ke bukit Samo Mendaki, Ke lurah Samo Menurun, Yang Berat Samo Dipikul, Yang Ringan Samo Dijinjing", artinya dalam membangun, pekerjaan seberat apapun jika sama-sama dikerjakan bersama akan terasa ringan juga. Selain itu, ada pula "Bulek Air Kek Pembukuh, Bulek Kata Rek Sepakat", artinya bersatu air dengan bambu, bersatunya pendapat dengan musyawarah.

Tidak terdapat tantangan ekonomi yang berasal dari adat istiadat masyarakat di Provinsi Bengkulu. Kondisi sosio kultural dan suasana keagamaan yang kental dengan kebersamaan cukup kondusif untuk iklim investasi dan pembangunan Bengkulu di masa mendatang. Tidak ada potensi konflik horizontal di tengah-tengah masyarakat.

Mata Pencaharian Masyarakat Bengkulu. Mata pencaharian masyarakat Bengkulu sangat dipengaruhi oleh hasil Pertanian, karena pada umumnya mata pencaharian penduduk adalah bertani. Lebih dari 85 persen penduduk tinggal di luar kota Bengkulu dan penduduk inilah

11

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

yang pada umumnya mengandalkan kehidupannya dengan hasil pengolahan tanah. Bagi penduduk yang berdomosili di Kota Bengkulu kegiatan perekonomian lebih tampak menonjol. Hal ini disebabkan penduduknya relatif lebih padat dan mata pencahariannya pun beraneka ragam, seperti : pegawai negri, pedagang, bertani dan menjadi nelayan. Keadaan perekonomian di daerah pedesaan tidaklah dapat disamakan dengan di perkotaan. Selain mengandalkan penjualan hasil pertanian, rakyat pedesaan biasanya mempunyai mata pencaharian sambilan. Diantaranya adalah pertukangan dan kerajinan.

Tingkat Pendidikan. Permasalahan Pendidikan di Provinsi Bengkulu antara lain : 1. Tingkat Pendidikan yang masih rendah, pada tahun 2020 baru mencapai 8,94 tahun; 2. Masih banyak penduduk usia sekolah yang belum dapat mengakses pendidikan. Pada

tahun 2019 Masih terdapat sebanyak 0,17% penduduk usia 7-24 yang sama sekali belum sekolah, dan 24,61% penduduk pada usia tersebut yang tidak lagi bersekolah;

3. Masih banyak ruang kelas dalam kondisi yang tidak baik; 4. Masih banyak sekolah yang akreditasinya masih rendah dan belum terakreditasi. Pada

tahun 2020, untuk jenjang SMA masih terdapat 5% sekolah yang belum terakreditasi dan jenjang SMK sebanyak 9%;

5. Masih banyak guru yang belum sertifikasi. Pada tahun 2020 sebanyak 50,5% guru SMA belum sertifikasi dan 58,79% guru SMK belum sertifikasi;

6. Belum link and match lulusan pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha.

Pola Kesehatan Masyarakat. Sektor kesehatan berkontribusi penuh dalam penyiapan sumber daya manusia yang sehat, produktif dan mampu berkontribusi dalam pembangunan. Pemerintah Provinsi Bengkulu telah berusaha optimal. Namun, pembangunan kesehatan masih menyisakan permasalahan pokok, yaitu: 1. Angka kesakitan yang masih tinggi mencapai 29,77% pada tahun 2019; 2. Masih banyak balita yang mengalami stunting yaitu sebesar 8,13% pada tahun 2020; 3. Masih banyak balita yang belum mendapatkan imunisasi lengkap. Pada tahun 2019, baru

sebesar 48,22% balita yang mendapat imunisasi lengkap; 4. Masih banyak Puskesmas dengan status Akreditasi Dasar yaitu sebanyak 70 puskesmas dari

179 puskesmas pada tahun 2019;

1.3.3 Tantangan Geografis Wilayah

Konektivitas masih menjadi tantangan bagi Provinsi Bengkulu. Belum optimalnya integrasi konektivitas intra wilayah dan antar wilayah baik darat, laut dan udara dan belum optimalnya hub internasional sebagai pintu gerbang perdagangan barang dan jasa masuk dan keluar wilayah Bengkulu.

Secara geografis, Bengkulu terletak di sisi barat Pulau Sumatera, yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di sisi barat, dan dipagari oleh jajaran Bukit Barisan di sebelah timur. Bengkulu juga dikelilingi oleh kawasan-kawasan hutan baik itu Hutan Lindung maupun Taman Nasional, seperti Taman Nasional Kerinci Sebelat dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Aksesibilitas dari dan menuju Bengkulu melalui darat hanya dilalui melalui 5 (titik) pintu keluar yaitu Kabupaten Mukomuko-Provinsi Sumatera Barat, Kabupaten Rejang Lebong-Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Kepahiang-Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Bengkulu Selatan-Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Kaur-Provinsi Lampung. Posisi Provinsi Bengkulu yang terisolir memerlukan upaya ekstra untuk membuka konektivitas baik dari sisi darat, laut maupun udara. Pembukaan ruas jalan baru, keterhubungan dengan jaringan tol dan jalur kereta api Trans Sumatera, pengembangan pelabuhan laut dan Bandara merupakan prioritas untuk pengembangan ekonomi Provinsi Bengkulu.

12

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

1.3.4 Tantangan Daerah Sebagai Dampak Covid-19

Provinsi Bengkulu mencatat kasus pertama Covid-19 pada akhir Maret 2020, dan menjadi provinsi ketiga terakhir yang mejadi zona merah. Berdasarkan data saat ini per 30 November 2021, di Provinsi Bengkulu tercatat sebanyak 23,106 kasus konfirmasi positif dengan kematian sebesar 405 kasus atau 1,75 persen dan kasus sembuh sebanyak 22,697 kasus atau sebesar 98,23 persen dan sebanyak 4 (0,02 persen) kasus Konfirmasi aktif, data tersebut akan terus bergerak hingga pandemi dinyatakan berakhir.

Beberapa kebijakan strategis yang dikeluarkan oleh Gubernur Bengkulu untuk menekan penyebaran virus tersebut yaitu :

• Surat Edaran Gubernur Nomor 440/271/B.1/2020, tanggal 20 Maret 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan terhadap Covid-19;

• Keputusan Gubernur Bengkulu Nomor H.197/Dinkes/2020, tentang penetapan Ruang Keperawatan dan Karantina Kasus Covid-19 di Provinsi Bengkulu;

• Keputusan Gubernur Bengkulu Nomor H.171/BPBD/2020, tanggal 4 April 2020 tentang Pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19;

• Keputusan Gubernur Bengkulu Nomor H.172/BPBD/2020 tanggal 4 April 2020 tentang Peningkatan Status Siaga Bencana menjadi Status Tanggap Darurat Bencana

Kebijakan-kebijakan tersebut di atas diambil untuk menekan laju penularan dan menekan tingkat kematian akibat infeksi virus ini. Penanganan pandemi dan upaya pencegahan dan kuratif Covid-19 di Provinsi Bengkulu telah menyebabkan pencapaian target-target pembangunan kesehatan utama seperti kesehatan ibu dan anak, gizi masyarakat dan pengendalian penyakit terhambat.

Dampak negatif pandemi covid ini dirasakan oleh hampir semua pelaku ekonomi di Provinsi Bengkulu. Pendapatan dan konsumsi masyarakat turun tajam sebagai akibat pembatasan pergerakan masyarakat (physical distancing). Investasi menurun sebagai akibat terganggunya neraca keuangan perusahaan karena turunnya penerimaan dan terhentinya beberapa aktivitas produksi. Perdagangan serta ekspor impor turun akibat rendahnya aktivitas perdagangan di tingkat global yang juga menyebabkan turunnya harga komoditas. Tidak hanya itu, kesehatan sektor keuangan juga menurun, seiring dengan kemungkinan meningkatnya Non Performing Loan (NPL) dan volatilitas di pasar keuangan. Berbagai gangguan tersebut berdampak pada sasaran makro pembangunan. Ekonomi Provinsi Bengkulu pada tahun 2020 terkontraksi sebesar 0,02 persen.

Perkembangan terbaru terkait Covid-19. Cakupan vaksin dan catatan kasus baru covid-19 di Provinsi Bengkulu tahun 2021 disajikan dalam grafik di bawah ini.

Grafik 1.1 Cakupan Vaksin Covid-19 di Provinsi Bengkulu Tahun 2021

13

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab I Sasaran Pembangunan dan Tantangan Daerah

Sumber: BPS Provinsi Bengkulu dikutip dari https://pen-prod.udata.id/(diakses oleh Tim Data COVID-19 Dinkes Provinsi Bengkulu)

Berdasarkan data Bappeda Propinsi Bengkulu mengutip data dari Pen-Proud-Udata yang diakses pada 31 Desember 2021 pukul 05.00 WIB, dari target vaksinasi di Provinsi Bengkulu sejumlah 1.553.792 penduduk telah divaksin dosis pertama sebanyak 1.169.601 penduduk (75,27 persen), kemudian capaian vaksin kedua telah mencapai 760.327 penduduk (48,93 persen), dan terakhir capaian vaksin ketiga telah mencapai 10.046 penduduk (64,93 persen).

Grafik 1.2 Kasus Baru Covid-19 di Provinsi Bengkulu Tahun 2020-2021

Sumber: BPS Provinsi Bengkulu dikutip dari https://covid19.bengkuluprov.go.id/Databengkulu (diolah)

Kemudian data capaian vaksin dosis pertama dan dosis kedua dari kabupaten/kota se Bengkulu hingga periode 31 Desember 2021 tersaji dalam grafik di bawah ini.

Grafik 1.3 Capaian Vaksinasi Covid-19 di Provinsi Bengkulu Tahun 2021

Sumber: Bappeda Provinsi Bengkulu dikutip dari Pen-Proud.udata, diakses pukul 05.00 WIB

KFR TAHUNAN 2021

BAB IIANALISIS EKONOMIREGIONAL

K A N W I L D J P b P R O V I N S I B E N G K U L U

14

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab II Analisis Ekonomi Regional

2.1 Analisis Indikator Makro Ekonomi

2.1.1 Produk Domestik Regional Bruto

a. Laju Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian Provinsi Bengkulu Tahun 2021 berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 79,58 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 47,84 triliun.

Grafik 2.1 Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2011-2021 (% c-to-c)

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, Berita Resmi Statistik No.13/02/17/Th.XXI, 7 Februari 2022

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2021 Terhadap Triwulan IV-2020 (y-on-y). Ekonomi Provinsi Bengkulu Triwulan IV-2021 dibanding triwulan IV-2020 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 5,57 persen. Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha, kecuali lapangan usaha Konstruksi yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,64 persen. Tiga lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 17,13 persen; diikuti oleh Pertambangan dan Penggalian sebesar 15,62 persen; dan Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 13,72 persen. Adapun lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang memiliki peran dominan mengalami pertumbuhan sebesar 3,15 persen.

Grafik 2.2 Laju Pertumbuhan PDRB Triwulanan Tahun 2018-2021 (persen Y-on-Y)

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, Berita Resmi Statistik No.13/02/17/Th.XXI, 7 Februari 2022

BAB II ANALISIS EKONOMI REGIONAL

15

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab II Analisis Ekonomi Regional

Secara spasial, struktur perekono-mian di Pulau Sumatera pada Tahun 2021 didominasi oleh provinsi Sumatera Utara dengan kontribusi terhadap PDRB Pulau Sumatera sebesar 23,37 persen; diikuti Provinsi Riau sebesar 22,92 persen; dan Provinsi Sumatera Selatan 13,36 persen. Sementara itu, Provinsi Bengkulu memiliki kontribusi terhadap PDRB Pulau Sumatera sebesar 2,16 persen.

Ekonomi di Pulau Sumatera pada Tahun 2021 (c-to-c) tumbuh sebesar 3,18 persen. Secara spasial, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami pertumbuhan (c-to-c) tertinggi di Pulau Sumatera, yakni sebesar 5,05 persen. Sementara itu,

Gambar 2.1 Kontribusi & Pertumbuhan PDRB Provinsi di Pulau Sumatera Tahun 2021 (persen)

Sumber : Berita Resmi Statistik No.13/02/17/Th.XXI, 7 Februari 2022

Provinsi Bengkulu menempati posisi ke 7 dari 10 provinsi di Pulau Sumatera dengan pertumbuhan (c-to-c) sebesar 3,24 persen.

b. Nominal PDRB

1. PDRB Menurut Pengeluaran

Ekonomi Provinsi Bengkulu sampai dengan tahun 2021 (c-to-c) tumbuh sebesar 3,24 persen. Pertumbuhan terjadi pada semua komponen pengeluaran, kecuali Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) yang terkontraksi sebesar 3,04 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 6,52 persen; diikuti Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 4,01 persen; Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) sebesar 3,30 persen; dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 2,75 persen. Sementara itu, Komponen Impor Barang dan Jasa yang merupakan faktor pengurang dalam PDRB menurut pengeluaran) tumbuh sebesar 3,47 persen.

Tabel 2.1 Laju Pertumbuhan & Sumber Pertumbuhan PDRB Prov. Bengkulu Menurut Pengeluaran (%)

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, Berita Resmi Statistik No.13/02/17/Th.XXI, 7 Februari 2022

16

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab II Analisis Ekonomi Regional

2. PDRB Menurut Lapangan Usaha

Ekonomi Provinsi Bengkulu Tahun 2021 (c-to-c) mengalami pertumbuhan sebesar 3,24 persen. Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha, kecuali lapangan usaha Jasa Perusahaan yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,81 persen. Tiga lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 10,58 persen; diikuti oleh Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 8,09 persen; dan Pertambangan dan Penggalian sebesar 6,94 persen. Adapun lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang memiliki peran dominan mengalami pertumbuhan sebesar 2,45 persen.

Perekonomian Provinsi Bengkulu masih didominasi oleh Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 28,21 persen; diikuti oleh Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 14,40 persen; dan Administrasi Pemerintahan sebesar 9,63 persen. Peranan ketiga lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Provinsi mampu mencapai 52,23 persen. PDRB Provinsi Bengkulu dari sisi lapangan usaha dapat dilihat dari grafik sebagai berikut (angka dalam tanda kurung ( ) merupakan kondisi tahun 2020) :

Grafik 2.3 Struktur PDRB Dan Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2021 (c-to-c)

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, Berita Resmi Statistik No.13/02/17/Th.XXI, 7 Februari 2022

c. PDRB Per kapita

Nilai PDRB per kapita Provinsi Bengkulu pada tahun 2021 masih dalam tahap perhitungan pihak BPS Provinsi. Namun berdasarkan data historis dalam kurun waktu 2016-2020, nilai PDRB per kapita penduduk di Provinsi Bengkulu mengalami trend positif meskipun masih berada jauh di bawah rata-rata PDRB per kapita nasional. Secara nominal dalam hitungan awal, PDRB per kapita Provinsi Bengkulu tahun 2021 naik sebesar 7,09 persen. Nilai PDRB per kapita Provinsi Bengkulu pada tahun 2020 tercatat sebesar Rp36,55 juta dan naik menjadi Rp39,14 juta pada tahun 2021.

2.1.2 Kondisi Bank Umum, Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) Dan UMKM

Kondisi Bank Umum. Pertumbuhan total aset bank umum di Provinsi Bengkulu menurun pada triwulan III 2021 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Total aset bank tercatat

17

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab II Analisis Ekonomi Regional

sebesar Rp 27,82 triliun atau tumbuh 6,44 persen (yoy) pada triwulan III 2021. Angka pertumbuhan ini menurun dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 10,35 persen (yoy), dengan total aset sebesar Rp 27,31 triliun.

Grafik 2.4 Aset Bank Umum di Provinsi Bengkulu

Sumber : Bank Indonesia, LPP Bengkulu November 2021

Grafik 2.5 Aset Berdasarkan kepemilikan

Sumber : Bank Indonesia, LPP Bengkulu November 2021

Berdasarkan kepemilikannya, aset perbankan di Provinsi Bengkulu masih didominasi oleh aset bank umum milik pemerintah, dengan pangsa mencapai 81,53 persen. Jumlah tersebut menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 81,63 persen.

Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK). Total DPK tercatat sebesar Rp16,13 triliun, tumbuh sebesar 10,43% (yoy) pada triwulan laporan, atau tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 13,7 persen (yoy). Penurunan yang terjadi terutama bersumber dari DPK pemerintah sejalan realisasi dana penanganan COVID-19. Selain itu, penghimpunan DPK rumah tangga juga menurun yang bersumber terutama dari jenis deposito rumah tangga.

Grafik 2.6 Perkembangan Total DPK Bank Umum

Sumber : Bank Indonesia, LPP Bengkulu November 2021

Grafik 2.7 Pertumbuhan DPK Bank Umum

Sumber : Bank Indonesia, LPP Bengkulu November 2021

Berdasarkan jenisnya, penurunan DPK didorong komponen giro dan tabungan, sementara komponen deposito mengalami peningkatan. Produk giro dan tabungan menjadi komponen DPK yang mengalami penurunan pertumbuhan pada triwulan laporan. Komponen giro tumbuh sebesar 0,91 persen (yoy), menurun dibandingkan realisasi periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 12,14 persen (yoy). Penurunan giro didorong peningkatan penarikan giro pemerintah daerah seiring meningkatnya realisasi belanja pemerintah tahun 2021.

Penurunan pertumbuhan DPK juga terjadi pada komponen tabungan yang mengalami pertumbuhan sebesar 16,01 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 19,24 persen (yoy). Di sisi lain, komponen deposito mengalami pertumbuhan sebesar 4,89 persen (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,81 persen (yoy).

Penyaluran Kredit UMKM. Kredit UMKM Provinsi Bengkulu tercatat hanya tumbuh sebesar 1,10 persen (yoy) atau melambat dibandingkan triwulan II 2021 sebesar 13,72 persen (yoy). Perlambatan kredit UMKM disebabkan oleh melambatnya penyaluran kredit untuk UMKM skala menengah.

18

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab II Analisis Ekonomi Regional

Grafik 2.8 Pertumbuhan Kredit Skala Usaha

Sumber : Bank Indonesia, LPP Bengkulu November 2021

Grafik 2.9 Distribusi Penyaluran Kredit UMKMLU

Sumber : Bank Indonesia, LPP Bengkulu November 2021

Sementara itu, pertumbuhan penyaluran kredit kepada skala usaha mikro membaik dengan level kontraksi sebesar 20,38 persen (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 22,30 persen (yoy). Dari sisi sektor ekonomi, sektor perdagangan merupakan sektor dengan pangsa kredit UMKM terbesar yang mencapai 46,81 persen dari total kredit UMKM di triwulan Iii 2021. Pertumbuhan kredit sektor perdagangan menunjukkan penurunan dengan tingkat pertumbuhan terkontraksi sebesar 2,68 persen (yoy) pada triwulan III 2021 dibandingkan dengan triwulan II 2021 yang tumbuh sebesar 4,22 persen (yoy).

2.1.3 Inflasi

Tingkat Inflasi. Perkembangan harga berbagai komoditas di Bengkulu pada Desember 2021 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS, pada Desember 2021 terjadi inflasi di kota Bengkulu sebesar 0,39 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,44 pada November 2021 menjadi 106,85 pada Desember 2021. Tingkat inflasi tahun kalender Desember 2021 sebesar 2,42 persen. Inflasi tahunan Bengkulu mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya serta dari rata-rata historis selama 3 (tiga) tahun terakhir sebesar 1,94 persen (yoy). Akan tetapi nilai tersebut masih berada pada range target inflasi nasional sebesar (3±1) persen.

Grafik 2.10 Pergerakan Inflasi Bengkulu Tahun 2021

Sumber : Berita Resmi Statistik Nomor 1/1/Th.XXIV, 3 Januari 2022 BPS Provinsi Bengkulu

Komponen Andil Inflasi. Selama tahun 2021 dari 11 kelompok pengeluaran, semuanya memberikan andil yang positif terhadap inflasi dengan besaran masing-masing kelompok yaitu: kelompok makan, minuman dan tembakau sebesar 0,73 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,06 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya sebesar 0,31 persen; perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,15 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen; kelompok transportasi sebesar 0,41 persen; kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,06 persen; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,07 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,24 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,28 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,08 persen.

19

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab II Analisis Ekonomi Regional

Grafik 2.11 Andil Inflasi Bengkulu Tahun 2021 Menurut Kelompok Pengeluaran

Sumber : Berita Resmi Statistik Nomor 1/1/Th.XXIV, 3 Januari 2022 BPS Provinsi Bengkulu

Perbandingan Inflasi Antar Kota Lain di Indonesia dan Pulau Sumatera. Berdasarkan pemantauan Badan Pusat Statistik di 90 kota di Indonesia, 88 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 1,91 persen dan inflasi terendah di Pekanbaru sebesar 0,07 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Dumai sebesar 0,13 persen dan terendah terjadi di Bukittinggi sebesar 0,04 persen.

Gambar 2.2 Komparasi Inflasi /Deflasi Tertinggi dan Terendah di Pulau Sumatera

Sumber : Laporan Analisis Pengendalian Inflasi Daerah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Desember 2021

Pengendalian Inflasi Pemerintah. Dengan mencermati perkembangan inflasi pada bulan Desember serta pergerakan beberapa indikator harga bahan pangan utama, tekanan inflasi pada Januari 2022 diperkirakan menurun dibandingkan dengan posisi Desember 2021. Tekanan inflasi pada bulan Januari 2022 diperkirakan berada pada kisaran 0,14 persen (mtm) atau secara tahunan inflasi sebesar 2,16 persen (yoy).

Tabel 2.2 Perkembangan Inflasi Tahun 2020-2021

Sumber : Laporan Analisis Pengendalian Inflasi Daerah Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Desember 2021

Penurunan tekanan inflasi diperkirakan berasal dari semua kelompok disagregasi. Penurunan kelompok administered prices terutama dikontribusikan oleh tarif angkutan udara seiring berlalunya momen hari besar keagamaan nasional (HKBN) Natal dan Tahun Baru (Nataru). Dari

20

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab II Analisis Ekonomi Regional

sisi kelompok volatile food, penurunan didorong oleh menurunnya tingkat konsumsi masyarakat terhadap bahan pangan pasca HBKN Nataru. Sementara pada kelompok core, diperkirakan juga turut menurun didorong oleh penurunan harga emas sejalan dengan pergerakan harga emas dunia.

Menghadapi potensi tantangan tersebut, Pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia Provinsi Bengkulu bersama Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bengkulu melakukan beberapa langkah preventif dalam rangka menjaga laju tekanan inflasi agar tetap rendah dan stabil. Kegiatan pengendalian inflasi selama bulan Desember 2021 difokuskan pada kegiatan pemantauan dan pengendalian harga komoditas pangan utama selama pemberlakuan kebijakan PPKM di Bengkulu. Kegiatan yang dilaksanakan oleh TPID Provinsi Bengkulu pada Bulan Desember antara lain : - Pemantauan pasokan dan harga secara lebih intensif Bersama satgas pangan dan covid-19. - Melakukan koordinasi dengan Biro Perekonomian Provinsi Bengkulu dan organisasi

perangkat daerah (OPD) terkait dalam rangka penyusunan roadmap TPIP 2022-2024. - Melaksanakan kegiatan High Level Meeting (HLM) TPID Provinsi Bengkulu semester II

tahun 2021 dengan narasumber Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian RI.

- Melakukan kegiatan Rapat Koordinasi TPID dengan TPID Kabupaten Bengkulu Selatan. - Upaya TPID rutin berupa kegiatan pengendalian inflasi rutin dengan strategi pengendalian

kestabilan inflasi dengan prioritas kepada ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi yang didukung ekosistem yang lebih kondusif dan ketersediaan data yang akurat dalam kerangka 4K (Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, Komunikasi efektif).

2.1.4 Nilai Tukar

Perkembangan Nilai Tukar Rupiah. Asumsi dasar nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar USA pada APBN 2021 ditetapkan sebesar Rp14.600,-. Berdasarkan data Bank Indonesia Pusat, awal Januari 2021 nilai tukar rupiah berada pada level Rp14.938,- terus bergerak turun naik hingga mencapai level terendah pada 16 Februari 2021 sebesar Rp13.875,- dan mencapai level tertinggi pada 16 April 2021 sebesar Rp14.646,- sementara pada akhir Desember 2021 pada akhir hari kamis 30 Desember 2021, nilai rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.265 per dolar AS.

Grafik 2.12 Pergerakan Kurs Tengah Bank Indonesia Rupiah terhadap Dollar AS

Sumber : kursdolar.org

Nilai Ekspor Bengkulu. Stabilnya nilai tukar rupiah mendorong para pengusaha dan eksportir untuk menaikkan kuantitas ekspornya sehingga nilai neraca perdagangan daerah meningkat.

21

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab II Analisis Ekonomi Regional

BPS Provinsi Bengkulu mencatat pada November 2021 total ekspor Provinsi Bengkulu mencapai 26,74 juta dolar AS atau Rp 382 miliar. Nilai itu meningkat sekitar 111,85 persen jika dibandingkan November 2020.

Nilai ekspor Bengkulu Pada November 2020 tercatat hanya 12, 62 juta dolar AS atau Rp 180 miliar. "Sedangkan nilai ekspor Bengkulu pada November tahun ini yang melalui Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu mencapai 21,29 juta dolar AS atau Rp 304 miliar, melalui Sungai Musi atau Boom Baru Provinsi Sumatera Selatan sekitar 3,86 juta dolar AS atau Rp 55,2 miliar, melalui pelabuhan Tanjung Priok mencapai 1,38 juta dolar AS atau Rp19,4 miliar. Melalui pelabuhan Tanjung Beringin mencapai 0,22 juta dolar AS atau Rp3,1 miliar, pelabuhan Tanjung Emas mencapai 2,94 ribu dolar AS atau Rp 42 juta. Selanjutnya, melalui Soekarno Hatta mencapai 331 dolar AS atau Rp 4,7 juta dan melalui Denpasar/Ngurah Rai sekitar 280 dolarAS atau Rp 4 juta.

Pada September hingga November 2021 tidak ada impor barang ke Provinsi Bengkulu. Hal itu membuat nilai impor mengalami penurunan hingga 100 persen dibandingkan dengan impor pada November 2020 sebesar 0,46 juta dolar AS atau Rp 6,5 miliar.

Untuk nilai ekspor melalui pelabuhan Pulau Baai selama Januari hingga November 2021 mencapai 162,84 juta dolar AS atau Rp 2,3 triliun dan meningkat sekitar 99,69 persen dibandingkan pada 2020 yang hanya 81,55 juta dolar AS atau Rp 1,1 triliun. Untuk komoditas ekspor Provinsi Bengkulu melalui pelabuhan Pulau Baai untuk batu bara sekitar 157,30 juta dolar AS atau Rp 2,2 triliun dan cangkang sawit 5,54 juta dolar AS atau Rp 79 miliar.

Grafik 2.13 Nilai Ekspor Bengkulu Melalui Pelabuhan Pulai Baai (Juta US$), 2019-2021

Sumber : https://bengkulu.bps.go.id/indicator/8/168/1/nilai-ekspor-menurut-pelabuhan-muat.html (diakses : 6 Feb 2022)

Tujuan ekspor Bengkulu pada November 2021 yaitu ke China sebesar 12,85 juta dolar AS atau Rp 183 miliar, Kamboja 3,97 juta dolar AS atau Rp 56 miliar, Amerika Serikat 2,96 juta dolar AS atau Rp 42 miliar dan negara lainnya sebesar 7,14 juta dolar AS atau Rp 102 miliar.

2.2 Analisis Indikator Kesejahteraan

2.2.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Definisi dan Konsep IPM. Mengutip isi Human Development Report (HDR) pertama tahun 1990, pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan-pilihan yang dimiliki oleh manusia. Diantara banyak pilihan tersebut, pilihan yang terpenting adalah untuk berumur panjang dan sehat, untuk berilmu pengetahuan, dan untuk mempunyai akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan agar dapat hidup secara layak.

11

.98

11

.20

9.1

6 10

.66

11

.81

6.3

7

10

.02

8.7

3

6.3

6

9.9

4

11

.26

10

.10 1

3.1

4

12

.05

4.8

0

4.9

5

4.7

7

6.0

7

7.2

8

4.7

7

5.7

6

12

.62

7.1

0

11

.51

11

.61

8.6

3

9.5

2

20

.32

12

.40

18

.85 2

2.5

0

17

.90 2

1.2

9

J A N F E B M A R A P R M E I J U N J U L A G U S E P O K T N O V

2019 2020 2021

22

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab II Analisis Ekonomi Regional

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur keberhasilan capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat; pengetahuan, dan kehidupan yang layak

Perkembangan IPM Provinsi Bengkulu Tahun 2010-2021. Pembangunan manusia di Provinsi Bengkulu terus mengalami kemajuan. Sejak tahun 2018, status pembangunan manusia Provinsi Bengkulu meningkat dari level “sedang” menjadi “tinggi”. Selama 2010-2021, IPM Provinsi Bengkulu rata-rata meningkat sebesar 0,84 persen per tahun, dari 65,35 pada tahun 2010 menjadi 71,64 pada tahun 2021. Setelah mengalami perlambatan pada tahun 2020 karena pandemi COVID-19, peningkatan IPM Provinsi Bengkulu sudah kembali membaik pada tahun 2021 seiring dengan perbaikan kinerja ekonomi yang berpengaruh positif terhadap indikator konsumsi riil per kapita (yang disesuaikan).

Perbandingan dengan IPM Nasional. Secara nasional, IPM Provinsi Bengkulu tahun 2021 sebesar 71,64 masih berada di bawah IPM Nasional yang telah mencapai 72,29 poin. IPM Provinsi Bengkulu meningkat 0,24 poin atau naik 0,34 persen. Sementara IPM Nasional meningkat 0,35 poin atau 0,49 persen. Namun demikian kondisi trend positif ini harus dijaga sehingga IPM Provinsi Bengkulu terus menerus naik dari tahun ke tahun seiring dengan harapan membaiknya ekonomi setelah berakhirnya pandemi covid-19.

Perkembangan Dimensi Pembentuk IPM Provinsi Bengkulu 2010-2021. Peningkatan IPM 2021 terjadi pada semua dimensi, baik umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Berbeda dengan peningkatan IPM 2020 yang hanya didukung oleh peningkatan pada dimensi umur panjang dan hidup sehat dan dimensi pengetahuan, sedangkan dimensi standar hidup layak mengalami penurunan. Pada 2021, dimensi hidup layak yang diukur berdasarkan rata-rata pengeluaran riil per kapita (yang disesuaikan) meningkat 1,03 persen.

Grafik 2.14 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Bengkulu, 2010-2021

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu. Berita Resmi Statistik Nomor 76/12/Th.V,1 Desember 2021

Pencapaian IPM Tingkat Kabupaten/Kota. Peningkatan IPM tahun 2021 terjadi di seluruh kabupaten/kota. Terdapat sedikit perubahan pada peringkat pembangunan manusia di kabupaten/kota. IPM Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2021 menempati peringkat ke-2, bertukar posisi dengan IPM Kabupaten Bengkulu Selatan yang menempati peringkat ke-3. Sementara itu, peringkat Kabupaten/ Kota lainnya tidak berubah. IPM terendah masih ditempati oleh Kabupaten Seluma (67,03), sedangkan IPM tertinggi masih ditempati oleh Kota Bengkulu (80,54). Kondisi tersebut masih menjadikan Kota Bengkulu sebagai satu-satunya wilayah di Provinsi Bengkulu dengan capaian pembangunan manusia berstatus “sangat tinggi” (IPM ≥ 80).

Tidak ada perubahan status capaian pembangunan manusia di Provinsi Bengkulu. Jumlah wilayah dengan capaian pembangunan manusia berstatus “tinggi” (70 ≤ IPM < 80) sebanyak 2

23

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab II Analisis Ekonomi Regional

kabupaten, status “sedang” (capaian 60 ≤ IPM < 70) sebanyak 7 kabupaten, dan tidak ada lagi wilayah dengan status “rendah” (IPM < 60).

Tabel 2.3 IPM Provinsi Bengkulu Menurut Dimensi Pembentuknya, 2010-2021

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu. Berita Resmi Statistik Nomor 76/12/Th.V,1 Desember 2021

Untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia berkelanjutan di Provinsi Bengkulu, pemerintah Provinsi/kabupaten/kota perlu menyiapkan berbagai program dan kebijakan yang menunjang kesejahteraan masyarakatnya. Di bidang kesehatan, penyediaan tenaga medis dan sarana prasarana kesehatan merupakan salah satu input penting dalam pembangunan kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memadai dan menciptakan masyarakat yang sehat.

Gambar 2.3 Status dan Nilai IPM Kabupaten/Kota se-Provinsi Bengkulu, 2021

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu. Berita Resmi Statistik Nomor 76/12/Th.V,1 Desember 2021

24

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab II Analisis Ekonomi Regional

Selain itu, perlunya adanya jaminan kesehatan bagi masyarakat agar semakin mudah mengakses fasilitas kesehatan. Di bidang pendidikan, ketersediaan sarana Pendidikan seperti sekolah yang memadai dan representative yang tersebar di seluruh wilayah menjadi kunci penting keberhasilan proses belajar mengajar.

2.2.2 Tingkat Kemiskinan

Konsep Tingkat Kemiskinan. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Penurunan tingkat kemiskinan adalah salah satu ukuran keberhasilan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Perbaikan kesejahteraan penduduk miskin tidak hanya tercermin pada penurunan angka kemiskinan saja, tetapi juga terjadi perbaikan kualitas hidup penduduk miskin di daerah tersebut.

Perkembangan Tingkat Kemiskinan. Secara umum tingkat kemiskinan di Provinsi Bengkulu mengalami penurunan, baik dari sisi jumlah maupun persentase, perkecualian pada Maret 2015, Maret 2016, Maret 2020, dan September 2020. Kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode Maret 2015 dipicu oleh kenaikan harga barang kebutuhan pokok sebagai akibat dari kenaikan harga bahan bakar minyak. Sementara itu, kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode Maret 2020 dan September 2020 disebabkan oleh adanya pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia. Perkembangan tingkat kemiskinan Maret 2014 sampai dengan September 2021 disajikan pada grafik di bawah ini.

Grafik 2.15 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Maret 2014-September 2021

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu. Berita Resmi Statistik Nomor 6/01/17/Th.XVI, 17 Januari 2022

Perbandingan Dalam Satu Kawasan dan Nasional. Persentase penduduk miskin Provinsi Bengkulu di bulan September 2021 mencapai 14,43 persen. Nilai tersebut turun 0,87 persen poin dibandingkan periode maret 2021. Di lingkup regional, tingkat Kemiskinan Provinsi Bengkulu berada pada posisi 9 dari 10 Provinsi yang ada di Sumatera. Posisi pertama diduduki oleh Provinsi Bangka Belitung dengan tingkat kemiskinan terendah sebesar 4,67 persen, sementara posisi tingkat kemiskinan tertinggi diduduki oleh Provinsi Aceh dengan nilai sebesar 15,53 persen. Jika dibandingkan dengan tingkat kemiskinan nasional, Provinsi Bengkulu masih berada dibawah level nasional dengan level tingkat kemiskinan berada pada nilai 9,71 persen.

25

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab II Analisis Ekonomi Regional

Gambar 2.4 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Maret 2014-September 2021

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu. Berita Resmi Statistik Nomor 6/01/17/Th.XVI, 17 Januari 2022

Sumber Kemiskinan. Berdasarkan data BPS Provinsi Bengkulu, beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan antara lain adalah : 1. Pandemi Covid-19 yang berkelanjutan berdampak pada perubahan perilaku serta aktivitas

ekonomi penduduk sehingga mempengaruhi angka kemiskinan. 2. Ekonomi Provinsi Bengkulu triwulan III-2021 terhadap triwulan III-2020 mengalami

kontraksi pertumbuhan. 3. Pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2021 mengalami penurunan, 4. Pada September 2021 Kota Bengkulu mengalami inlasi sebesar 0,17 persen . Laju inlasi

tahun kalender September 2021 sebesar 1,51 persen . Sedangkan inlasi dari tahun ke tahun pada September 2021 sebesar 2,03 persen lebih tinggi dari bulan September 2020.

5. Kondisi Ketenagakerjaan periode Agustus 2021 menunjukkan bahwa persentase pekerja setengah penganggur naik sebesar 2,48 persen poin, begitu juga persentase pekerja paruh waktu naik sebesar 2,02 persen poin dibandingkan Februari 2021.

6. Terdapat 92.303 orang (6.07 persen penduduk usia kerja) yang terdampak Covid-19. Terdiri dari pengangguran karena Covid-19 (7.125 orang), Bukan Angkatan Kerja (BAK karena Covid-19 (3.065 orang), sementara tidak bekerja karena Covid-19 (6.044 orang), dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena Covid-19 (76.069 orang).

Tingkat Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan. Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Indeks kedalaman kemiskinan adalah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Indeks keparahan kemiskinan memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin.

Pada periode Maret 2021–September 2021, Data Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Indonesia menurut daerah mengalami penurunan. Indeks Kedalaman Kemiskinan pada September 2021 sebesar 2,45 turun dibandingkan Maret 2021 yang sebesar 2,57. Demikian juga dengan Indeks Keparahan Kemiskinan, pada periode yang sama mengalami penurunan dari 0,62 menjadi 0,55.

26

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab II Analisis Ekonomi Regional

Tabel 2.4 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Indonesia Menurut Daerah, September 2020-September 2021

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu. Berita Resmi Statistik Nomor 6/01/17/Th.XVI, 17 Januari 2022 (diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2020, September 2020 dan Maret 2021.

Apabila dibandingkan berdasarkan daerah, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1 ) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2 ) perkotaan lebih tinggi daripada perdesaan. Pada September 2021, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1 ) untuk perkotaan mencapai 2,56, sedangkan di perdesaan sebesar 2,39. Demikian pula untuk nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2 ) di perkotaan mencapai 0,59, sedangkan di perdesaan lebih rendah, yaitu sebesar 0,52.

Langkah Pemerintah Dalam Menanggulangi Kemiskinan. Strategi penanggulanan kemiskinan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu sebagaimana tertuang dalam dokumen strategi penanggulangan kemiskinan daerah Provinsi Bengkulu tahun 2021-2026 adalah sebagai berikut : 1. Mewujudkan Satu Data untuk Semua melalui unifikasi dan validasi data sasaran

penanggulangan kemiskinan. 2. Membangun serta meningkatan kemitraan dengan pihak swasta, dunia usaha, perguruan

tinggi, dan lembaga sekolah. 3. Pengembangan Industrialisasi Perdesaan.. 4. Memperkuat Institusi Lokal dalam Penanggulangan Kemiskinan. 5. Penguatan Kelembagaan Penanggulangan Kemiskinan. 6. Klastering Penerima Program Penanggulangan Kemiskinan.

2.2.3 Tingkat Ketimpangan (Gini Rasio)

Perkembangan Gini Rasio Maret 2019-September 2021. Pada September 2021, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Provinsi Bengkulu yang diukur oleh Gini Ratio adalah sebesar 0,321. Angka ini menurun 0,002 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio September 2020 yang sebesar 0,323 dan menurun 0,005 poin dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2021 yang sebesar 0,326.

Secara umum, angka Gini Ratio Provinsi Bengkulu periode Maret 2019 sampai dengan September 2021 mengalami penurunan. Kondisi ini menunjukkan bahwa terjadi perbaikan pemerataan pengeluaran di Provinsi Bengkulu selama periode tersebut. Walaupun terjadi pandemi Covid-19, nilai Gini Ratio tidak mengalami kenaikan pada September 2021.

Berdasarkan daerah tempat tinggal, Gini Ratio di daerah perkotaan pada September 2021 adalah sebesar 0,381 Hal ini menunjukkan tidak ada perubahan signiikan dibanding September 2020, namun terjadi penurunan sebesar 0,003 poin dibanding Maret 2021 yang sebesar 0,384. Untuk daerah perdesaan, Gini Ratio pada September 2021 tercatat sebesar 0,258 turun sebesar 0,016 poin dibandingkan dengan kondisi September 2020 dan sebesar 0,006 poin dibandingkan dengan kondisi Maret 2021.

27

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab II Analisis Ekonomi Regional

Sumber Ketimpangan. Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 21,08 persen. Hal ini berarti pengeluaran penduduk pada September 2021 berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah. Jika dirinci menurut wilayah, di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 18,29 persen yang berarti tergolong pada kategori ketimpangan sedang. Sementara untuk daerah perdesaan, angkanya tercatat sebesar 23,50 persen, yang berarti tergolong dalam kategori ketimpangan rendah.

Grafik 2.16 Perkembangan Gini Ratio Provinsi Bengkulu 2019-2021

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu. Berita Resmi Statistik No.7/01/17/Th.II, 17 Januari 2022

Perbandingan Dalam Satu Kawasan dan Nasional. Di lingkup regional, nilai gini rasio Provinsi Bengkulu sebesar 0,321 berada pada posisi 6 dari 10 Provinsi yang ada di Sumatera. Posisi pertama diduduki oleh Provinsi Bangka Belitung dengan nilai gini rasio terendah sebesar 0,247, sementara posisi terendah diduduki oleh Provinsi Sumatera Selatan dengan nilai gini rasio tertinggi sebesar 0,340. Jika dibandingkan dengan nilai gini rasio nasional, Provinsi Bengkulu sudah berada di atas level gini rasio nasional sebesar 0,381.

Gambar 2.5 Infografis Gini Rasio Penduduk Pulau Sumatera-September 2021

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu. Berita Resmi Statistik No.7/01/17/Th.II, 17 Januari 2022

Upaya pemerintah dalam mengurangi ketimpangan pendapatan berupa kebijakan membangun, mengembangkan dan memelihara infrastruktur dasar di seluruh wilayah melalui pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan jalan dan jembatan serta infrastruktur pertanian. Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan mencakup (1) Perencanaan Sosial

28

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab II Analisis Ekonomi Regional

Budaya; (2) Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam membangun desa; (3) pembangunan kawasan perdesaan; (4) Pengembangan Lembaga Ekonomi perdesaan.

2.2.4 Kondisi Ketenagakerjaan dan Tingkat Pengangguran

Rata-rata tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Bengkulu sebesar 3.65 persen. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) mengalami penurunan baik di perkotaan maupun di pedesaan, TPT tertinggi tercatat di Kota Bengkulu sebesar 6,35 persen sementara TPT terendah tercatat di Kabupaten Kepahiang sebesar 1,89 persen. Seluruh kabupaten/kota mengalami penurunan kecuali tiga kabupaten mengalami kenaikan yaitu Seluma (3,44%), Kaur (3,45%) dan Mukomuko (3,68%).

Angkatan kerja di Provinsi Bengkulu pada Agustus 2021 tercatat 1.060.520 orang, menurun 15.162 orang jika dibandingkan posisi yang sama pada 2020 dengan jumlah 1.075.682 orang. Dari sisi penyerapan tenaga kerja, terdapat penurunan jumlah penduduk bekerja di Bengkulu sebanyak 10.106 orang. Pada Agustus 2021 tercatat jumlah orang bekerja mencapai 1.021.775 orang, lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama pada Agustus 2020 sebanyak 1.031.881 orang.

Grafik 2.17 TPT Kabupaten/Kota Agustus 2021

Sumber : Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Bengkulu 5 November 2021

Gambar 2.6 Kondisi Ketenagakerjaan Bengkulu

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

29

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab II Analisis Ekonomi Regional

2.2.5 Nilai Tukar Petani (NTP)

Konsep dan Definisi. Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

Perkembangan NTP Provinsi Bengkulu. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Bengkulu pada Desember 2021, NTP naik 0,09 persen dibandingkan NTP November 2021, yaitu dari 143,80 menjadi 143,93. Kenaikan NTP pada Desember 2021 disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal.

Grafik 2.18 Perkembangan NTP dan NTUP Provinsi Bengkulu, November 2020 – Desember 2021

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu. Berita Resmi Statistik No.2/1/17/Th.XVI, 3 Januari 2022

Kenaikan NTP Desember 2021 dipengaruhi oleh naiknya NTP di empat subsektor pertanian, yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,30 persen; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,35 persen; Subsektor Peternakan sebesar 1,00 persen; dan Subsektor Perikanan sebesar 0,22 persen. Sementara satu-satunya yang mengalami penurunan yaitu Subsektor Hortikultura turun sebesar 8,32 persen.

Indeks Harga yang diterima Petani (It). Pada Desember 2021, secara keseluruhan It naik sebesar 0,20 persen dibanding It November 2021, yaitu dari 156,83 menjadi 157,15. Kenaikan It pada Desember 2021 disebabkan oleh naiknya It di empat subsektor pertanian, yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,28 persen; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,49 persen; Subsektor Peternakan sebesar 0,97 persen; dan Subsektor Perikanan sebesar 0,41 persen. Sedangkan Subsektor Hortikultura turun sebesar 8,12 persen.

Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib). Pada Desember 2021, Ib naik sebesar 0,11 persen bila dibanding Ib November 2021, yaitu dari 109,06 menjadi 109,18. Hal ini disebabkan oleh kenaikan nilai Ib pada tiga subsektor pertanian, yaitu Subsektor Hortikultura sebesar 0,21 persen; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,14 persen; dan Subsektor Perikanan sebesar 0,19 persen. Sementara dua subsektor lainnya yaitu Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Peternakan mengalami penurunan nilai Ib yang sama yaitu sebesar 0,03 persen untuk kedua subsektor tersebut.

30

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab II Analisis Ekonomi Regional

2.2.6 NTP Perikanan (NTNP)

Pada Desember 2021 terjadi kenaikan NTNP sebesar 0,22 persen. Hal ini terjadi karena It meningkat sebesar 0,41 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib sebesar 0,19 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya indeks harga komoditas perikanan tangkap sebesar 1,45 persen, sementara indeks harga komoditas perikanan budidaya turun sebesar 1,26 persen. Kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh kenaikan indeks kelompok BPPBM sebesar 0,34 persen, sementara indeks kelompok KRT turun sebesar 0,03 persen.

Nilai Tukar Nelayan (NTN). Pada Desember 2021, NTN mengalami kenaikan sebesar 1,46 persen dari bulan sebelumnya. Hal ini terjadi karena It mengalami peningkatan sebesar 1,45 persen, sedangkan Ib menurun sebesar 0,01 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya It pada dan kelompok penangkapan laut sebesar 1,48 persen, sementara kelompok penangkapan perairan umum turun sebesar 0,40 persen. Penurunan nilai Ib disebabkan oleh menurunnya indeks kelompok KRT sebesar 0,10 persen, sedangkan indeks kelompok BPPBM naik sebesar 0,11 persen.

Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi). Pada Desember 2021, NTPi turun sebesar 1,75 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 1,26 persen, sementara Ib hanya mengalami peningkatan sebesar 0,50 persen. Penurunan nilai It disebabkan oleh turunnya It kelompok budidaya air tawar sebesar 1,26 persen. Peningkatan nilai Ib disebabkan oleh kenaikan indeks kelompok KRT sebesar 0,08 persen; dan indeks kelompok BPPBM sebesar 0,68 persen.

2.3 Reviu Capaian Kinerja Makro Kesra Regional

Berikut adalah capaian kinerja Makro Kesra regional dalam kurun waktu tahun 2021 yang telah dicapai oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu.

Tabel 2.5 Hasil Reviu Efektivitas Kebijakan Makro Ekonomi dan Kesejahteraan Provinsi Bengkulu

No. Sasaran Makro

Kesra Target

2021 Realisasi

2021 Target 2022

Hasil Reviu

1. Pertumbuhan Ekonomi (%) 2,59% 3,24% 4,9 – 5,2 Tercapai.

2. Inflasi (%) 2,51 2,42 2,41 Tercapai.

3. IPM (%) 71,40 71,64 71,4 Tercapai.

4. Kemiskinan (%) 15,4% 14,43% 14,5 – 14,9 Tercapai.

5. Pengangguran (%) 4,00% 3,65% 3,6 – 3,8 Tercapai.

6. Rasio Gini (poin) 0,340 0,321 0,332 Tercapai.

7. Nilai Tukar Petani (NTP)

NTP Tanaman Pangan 96,01 99,85 96,49 Tercapai.

NTP Hortikultura 103,08 92,40 103,59 Tidak Tercapai.

NTP Perkebunan 119,20 158,52 120,39 Tercapai.

8. NTN 110 104,85 109 Tercapai.

Indikator kinerja Lainnya :

9. Nilai Investasi (Triliun) 8,16 5,269 8,66 Rilis Realisasi TW IV DPMPTSP

10.

Pertumbuhan sektor Industri dan Sektor Perdagangan Sektor Industri (2,37) dan Sektor Perdagangan (5,26) – BRS Pertumbuhan Ekonomi rilis tgl 7 Feb 2022

terhadap PDRB (%) -3,16 3,81 5

11. Ketercapaian pemenuhan infrastruktur wilayah (%) Kondisi Jalan Mantap (75,92) –

Dinas PU 69,38 75,92 71

Ketercapaian pemenuhan infrastruktur strategis (%) Kondisi Jembatan Kondisi

31

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab II Analisis Ekonomi Regional

No. Sasaran Makro

Kesra Target

2021 Realisasi

2021 Target 2022 Hasil Reviu

12. 65,31 68,14 67 Mantap (68,14) – Dinas PU

13. Ketercapaian pemenuhan infrastruktur dasar (%) Kondisi Rumah Tangga Air

Minum Layak (79,71) – Dinas PU 73,44 79,71 75

14. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 69,74 71,48 70,29

Sumber Capaian Kinerja OPD 2021

15.

Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan; sektor pariwisata; sektor pertambangan dan penggalian

pertanian, kehutanan dan perikanan = 2,45 ; sektor pertambangan dan penggalian = 6,94 terhadap PDRB (%) -0,77 6,94 4,8

16. Indeks kualitas lingkungan hidup (poin)

Sumber Capaian Kinerja OPD 69,74 71,48 70,29

17. Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Sumber Capaian Kinerja OPD

2021 B B B

18. Nilai SAKIP Daerah B N/A B Belum keluar Hasil Penilaian

19. Opini atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Belum keluar hasil pemeriksaan

BPK RI WTP N/A WTP

20. Indeks profesionalitas ASN Sumber Capaian Kinerja OPD

2021 71,96 73,87 74

21. Nilai Indeks e-Government (SPBE) Sumber Capaian Kinerja OPD

2021 2,9 2,79 3

22. Nilai Pelayanan Publik B B B Sumber Capaian Kinerja OPD 2021

23. Angka Harapan Lama Sekolah 13,61 13,67 13,63

Sumber Capaian Kinerja OPD 2021

24. Angka rata-rata lama sekolah 8,84 8,87 9

Sumber Capaian Kinerja OPD 2021

25. Angka harapan hidup 69,35 69,42 69,5 Sumber Buku Profil Daerah 2021

26. Pengeluaran per Kapita 10,38 N/A 10,6 Belum Rilis

27. Indeks Kerukunan Umat Beragama

- 71,8 N/A 72,5

28. Penyelesaian konflik antar umat beragama (%)

- 100 - 100

29. Indeks pemberdayaan gender Sumber Capaian Kinerja OPD

2021 71,21 70,48 71,35

30.

Penurunan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak (%)

Diperoleh data Jumlah Kekerasan terhadap anak = 160 Kasus, Terhadap Perempuan = 53 pada tahun 2021 – Sumber DP3PPKB

2,5 - 5

31. Peningkatan Indeks pemberdayaan gender

Belum Rilis 1,31 - 0,14

32. Penanganan pengaduan kasus kekerasan terhadap Sumber Capaian Kinerja OPD

2021 perempuan dan anak (%) 85 85 90

33. Pemenuhan hak penyandang disabilitas yang difasilitasi (%)

Belum Rilis 100 - 100

KFR KAJIAN FISKAL REGIONALTAHUNAN 2021

BAB IIIANALISIS FISKAL

REGIONAL

K A N W I L D J P b P R O V I N S I B E N G K U L U

32

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab III Analisis Fiskal Regional

BAB IV

ANALISIS ASPEK KHUSUS

3.1 Pelaksanaan APBN Tingkat Provinsi

Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 113 Tahun 2020 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2021 alokasi APBN untuk Provinsi Bengkulu pada Tahun Anggaran 2021 ditetapkan estimasi Pendapatan APBN di wilayah Provinsi Bengkulu sebesar Rp2,1 Triliun sedangkan untuk pagu belanja ditetapkan sebesar Rp14,7 Triliun.

Tabel 3.1 Perbandingan Pagu dan Realisasi APBN Provinsi Bengkulu Tahun 2019-2021 (miliar rupiah)

Uraian Tahun 2020 Tahun 2021

Growth Pagu Realisasi % Real Pagu Realisasi % Real

A. Pendapatan Negara 1,808.86 1,935.98 107.0% 2,092.94 2,301.44 110.0% 118.9%

B. Belanja Negara 14,559.65 14,042.48 96.4% 14,748.20 14,453.16 98.0% 102.9%

I. Belanja Pem. Pusat 4,435.88 4,003.37 90.2% 4,575.88 4,341.14 94.9% 108.4%

II. TKDD 10,123.77 10,039.11 99.2% 10,172.32 10,112.02 99.4% 100.7%

C. Surplus/Defisit -12,750.79 -12,106.50 94.9% -8,079.38 -7,810.58 96.7% 64.5%

Sumber : aplikasi OMSPAN dan Simtrada diakses tanggal 26 Januari 2022 pukul 14.00 WIB

Berdasarkan tabel 3.1, dapat dilihat bahwa pendapatan APBN di Provinsi Bengkulu terealisasi sebesar 110 persen dengan nominal pendapatan sebesar Rp 2,3 Triliun. Sementara belanja negara telah direalisasikan sebesar 98 persen senilai Rp 14,5 Triliun yang merupakan akumulasi belanja pemerintah pusat dan TKDD. Kinerja pendapatan Negara tumbuh sebesar 118,9 persen, sementara kinerja belanja Negara tumbuh sebesar 102,9 persen.

3.1.1 Pendapatan Negara

Pendapatan pemerintah pusat di Provinsi Bengkulu terdiri dari penerimaan perpajakan, bea masuk/keluar dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Sementara berdasarkan informasi dari KPPBC Bengkulu bahwa di Provinsi Bengkulu tidak terdapat penerimaan dari Cukai. Pendapatan Perpajakan meliputi semua penerimaan negara yang terdiri atas pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional.

Tabel 3.2 Perkembangan Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Provinsi Bengkulu 2019-2021 (milyar)

URAIAN TA 2020 TA 2021 Growt

h Pagu Realisasi Pagu Realisasi %

1. Penerimaan Perpajakan 1,531.54 1,584.07 1,796.53 1,909.93 106.3% 120.6%

a. Pajak Dalam Negeri 1,524.72 1,579.11 1,792.47 1,888.33 105.3% 119.6%

i. Pajak Penghasilan 729.19 780.05 871.15 796.79 91.5% 102.1%

- Migas - - - 0.002

- Non Migas 729.19 780.04 871.15 796.79 91.5% 102.1%

ii. Pajak Pertambahan Nilai 738.88 730.70 841.16 990.53 117.8% 135.6%

iii. Pajak Bumi dan Bangunan 29.38 39.15 29.16 55.53 190.4% 141.8%

iv. Cukai - - - -

v. Pajak Lainnya 27.27 29.21 50.99 45.48 89.2% 155.7%

b. Pajak Perdagangan Internasion 6.81 5.16 4.06 21.60 532.1% 418.6%

i. Bea Masuk 0.07 0.34 0.08 0.06 82.4% 18.5%

ii. Bea Keluar/Pungutan Ekspor 6.74 4.83 3.98 21.54 540.7%

446.0%

Sumber : aplikasi E-Rekon dan OMSPAN diakses tanggal 26 Januari 2022 pukul 14.00 WIB

BAB III. ANALISIS FISKAL REGIONAL

33

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab III Analisis Fiskal Regional

Berdasarkan tabel 3.2, dapat terlihat bahwa realisasi penerimaan perpajakan di Provinsi Bengkulu secara umum mengalami peningkatan sepanjang tahun 2021. Penerimaan perpajakan berhasil direalisasikan sebesar Rp1.91 triliun atau 106,3 persen dari estimasi pendapatan yang ditargetkan di tahun 2021. Kinerja ini dapat tercapai karena pada tahun 2021 Provinsi Bengkulu berhasil mengendalikan pandemi COVID-19 melalui gerakan masif Forkompimda Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam mengawal PPKM dan vaksinasi massal. Selama tiga tahun terakhir, capaian realisasi penerimaan perpajakan tahun 2021 adalah yang paling tinggi.

Realisasi seluruh jenis penerimaan perpajakan mengalami pertumbuhan di TA 2021. Empat jenis penerimaan dengan pertumbuhan tertinggi yaitu pajak pertambahan nilai tumbuh 135,6 persen, pajak bumi dan bangunan tumbuh 141,8 persen, pajak lainnya tumbuh 155,7 persen, dan bea keluar tumbuh 446 persen. Peningkatan bea keluar disumbang oleh ekspor cangkang sawit yang mengalami peningkatan harga jual.

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Pemerintah Pusat tingkat Provinsi. Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) berkontribusi sebesar 17 persen dari total penerimaan APBN di Provinsi Bengkulu. Selama tiga tahun terakhir, realisasi PNBP selalu melebihi estimasi yang ditetapkan. Realisasi PNBP tahun 2021 sebesar Rp391,5 miliar atau 132,1 persen dari estimasti PNBP.

Grafik 3.1 Perbandingan Target dan Realisasi PNBP Provinsi Bengkulu (dalam miliar Rupiah)

Sumber : Aplikasi OMSPAN (diolah) diakses tanggal 26 Januari 2022 pukul 14.00 WIB

Berdasarkan grafik 3.1 dapat terlihat bahwa deviasi antara estimasi dan realisasi PNBP selama tiga tahun terakhir selalu berada di atas 100 persen. Hal ini menunjukkan, penetapan target PNBP pada satuan kerja masih terlalu rendah dan belum disesuaikan dengan capaian realisasi per tahunnya. Berdasarkan capaian realisasi PNBP selama tiga tahun terakhir, satuan kerja khususnya Badan Layanan Umum (BLU) dapat meningkatkan estimasi PNBP untuk meningkatkan pendapatan dan kinerja Badan Layanan Umum.

Tabel 3.3 Pagu dan Realisasi PNBP Tahun 2021

Jenis PNBP Estimasi Realisasi %

a. PNBP Sumber Daya Alam - 4,180,000 -

i. Migas - 4,180,000 -

- Gas Alam - 4,180,000 -

c. PNBP lainnya 71,628,040,780 142,037,176,166 198.3%

d. Pendapatan Badan Layanan Umum

224,780,077,000 249,474,143,860 111.0%

Total PNBP 296,408,117,780 391,515,500,026 132.1% Sumber: OMSPAN (diolah) diakses tanggal 26 Januari 2022 jam 14.00 WIB

313.6

233.8

296.4

400.2351.7

391.5

.0

100.0

200.0

300.0

400.0

500.0

2019 2020 2021

Target Realisasi

34

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab III Analisis Fiskal Regional

Penyumbang PNBP terbesar di Provinsi Bengkulu pada TA 2021 berasal dari pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) yang mengambil porsi sebesar 63,7 persen dari total realisasi PNBP di Provinsi Bengkulu. Pendapatan Badan Layanan Umum telah terealisasi sebesar Rp249,5 miliar atau 111 persen dari estimasi pendapatan BLU yang ditargetkan di tahun 2021.

Berdasarkan tabel 3.3 di bawah dapat dilihat bahwa terdapat tiga sumber utama PNBP di Provinsi Bengkulu yaitu yang berasal dari Migas (Gas Alam), PNBP Lainnya, dan Pendapatan BLU. Pada tahun 2021 di Provinsi Bengkulu terdapat PNBP dari sektor Sumber Daya Alam (SDA) yaitu dari pungutan pertambangan/pengelolaan Gas Alam.

3.1.2 Belanja Negara

Belanja pemerintah pusat untuk Provinsi Bengkulu terdiri dari empat jenis belanja yaitu Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial. Rincian pagu belanja digambarkan pada diagram berikut ini:

Grafik 3.2 Pagu Belanja Pemerintah Pusat di Prov. Bengkulu TA 2021 (miliar Rp)

Sumber: OMSPAN (diolah) diakses tanggal 26 Januari 2022 jam 14.00 WIB

Berdasarkan grafik 3.2, terlihat bahwa Belanja Pegawai memiliki porsi pagu terbesar dalam struktur belanja pemerintah pusat di Provinsi Bengkulu yaitu sebesar Rp1.8 triliun atau 38,85 persen dari total pagu belanja pemerintah pusat di Provinsi Bengkulu. Kondisi ini tidak ideal mengingat belanja pegawai lebih dari 30 persen dari total pagu belanja.

Perkembangan Pagu dan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat berdasarkan Organisasi (Bagian Anggaran/Kementerian Negara/Lembaga). Kementerian Negara/Lembaga (K/L) yang memiliki satuan kerja (satker) di wilayah Provinsi Bengkulu tahun 2021 tercatat sebanyak 39 K/L (tidak termasuk satker Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara/BA BUN), alokasi APBN untuk 39 K/L tersebut secara total sebesar Rp4.575,9 miliar dan realisasi belanja sebesar Rp4.341,1 miliar atau 94,87 persen. Sisa pagu belanja yang tidak terserap senilai Rp234,7 miliar atau 5,13 persen.

Tabel 3.4 Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran (dalam miliar rupiah)

NO NAMA KEMENTERIAN PAGU REALISASI % SISA PAGU BLOKIR

1 KEMENTERIAN PUPR 1257.7 1092.2 86.8% 165.5 0.3

2 KEMENTERIAN AGAMA 728.4 750.5 103.0% -22.1 0.03

3 KEPOLISIAN NEGARA RI 689.0 684.1 99.3% 4.9 0

4 KEMENDIKBUDRISTEK 424.7 382.4 90.0% 42.3 0

5 KEMENTERIAN PERTAHANAN 274.7 271.5 98.8% 3.2 0

6 MAHKAMAH AGUNG 160.1 157.3 98.3% 2.8 0

Belanja PegawaiRp1777.58

38.85%

Belanja BarangRp1719.76

37.58%

Belanja ModalRp1063.44

23.24%

Bantuan SosialRp15.100.33%

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Bantuan Sosial

35

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab III Analisis Fiskal Regional

NO NAMA KEMENTERIAN PAGU REALISASI % SISA PAGU BLOKIR

7 KEMENKUMHAM RI 102.7 100.4 97.8% 2.3 0

8 KEMENTERIAN KESEHATAN 102.0 93.0 91.2% 9.0 0

9 KEMENTERIAN PERTANIAN 99.5 98.4 98.9% 1.1 0

10 KEMENTERIAN ATR/BPN 83.7 81.5 97.4% 2.2 0

Sumber: Aplikasi MEBE (diolah) diakses tanggal 27 Januari 2022 pukul 14.00 WIB

Berdasarkan tabel 3.4 di atas, Kementerian PUPR mendapatkan alokasi belanja terbesar di Provinsi Bengkulu sebesar Rp1,3 Triliun atau 28 persen dari total pagu belanja Pemerintah Pusat. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Pusat menjadikan sektor infrastruktur sebagai prioritas pembangunan di Provinsi Bengkulu.

Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Fungsi. Belanja pemerintah berdasarkan fungsi mengacu pada standar OECD tentang Classification of the Functions of Government (COFOG). Klasifikasi data belanja ke dalam fungsi-fungsi pemerintahan membantu organisasi pemerintah untuk menganalisis kualitas belanja pemerintah dan mengevaluasi pencapaian sasaran fiskal. Berdasarkan alokasi per fungsi, belanja pemerintah pusat dibagi menjadi 10 fungsi.

Nilai pagu belanja pemerintah pusat di Provinsi Bengkulu TA 2021 berdasarkan fungsi sebesar Rp7.122,3 miliar dengan realisasi sebesar Rp6.827,4 atau 95,86 persen. Tiga fungsi dengan pagu terbesar yaitu Fungsi Pelayanan Umum dengan jumlah pagu Rp2.835,8 miliar (39,8 persen dari total pagu per fungsi); Fungsi Ekonomi dengan jumlah pagu Rp1.116,6 miliar (15,7 persen dari total pagu per fungsi); dan Fungsi Ketertiban dan Keamanan dengan jumlah pagu Rp1.042,3 miliar (14,6 persen dari total pagu per fungsi).

Tabel 3.5 Perbandingan Pagu Belanja Pemerintah Pusat per Fungsi TA 2019-2021 (miliar rupiah)

NO NAMA FUNGSI 2020 2021

GROWTH PAGU REALISASI % PAGU REALISASI %

1 Pelayanan Umum 3291.3 3081.8 93.6% 2835.8 2760.8 97.4% 4.0%

2 Ekonomi 722.7 621.5 86.0% 1116.6 1011.4 90.6% 5.3%

3 Ketertiban Dan Keamanan 1038.9 1019.4 98.1% 1042.3 1031.0 98.9% 0.8%

4 Pendidikan 953.3 869.0 91.2% 1035.6 1009.5 97.5% 6.9%

5 Perumahan Dan Fasilitas Umum

191.6 184.4 96.2% 302.1 236.3 78.2% -18.7%

6 Pertahanan 278.7 276.1 99.0% 274.7 271.5 98.8% -0.2%

7 Agama 211.2 165.6 78.4% 195.8 194.5 99.3% 26.6%

8 Lingkungan Hidup 170.8 162.1 94.9% 157.6 154.9 98.3% 3.6%

9 Kesehatan 124.6 116.0 93.1% 139.2 135.7 97.5% 4.7%

10 Perlindungan Sosial 16.4 15.7 95.7% 22.6 21.9 96.7% 1.0%

11 Pariwisata Dan Budaya 0.1 0.1 100.0% - - - -

T O T A L 6999.8 6511.7 93.0% 7122.3 6827.4 95.9% 3.0%

Sumber: Aplikasi MEBE (diolah) diakses tanggal 27 Januari 2022 pukul 14.00 WIB

Berdasarkan tabel 3.5, pertumbuhan realisasi belanja terbesar berdasarkan fungsi terjadi pada fungsi Agama. Sementara pertumbuhan terkecil pada fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum. Hal ini terjadi karena realisasi belanja TA 2021 pada fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum jauh lebih kecil dibandingkan TA 2020 sementara pagu belanja di TA 2021 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Pada TA 2021 di Provinsi Bengkulu tidak terdapat fungsi belanja Pariwisata dan Budaya.

36

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab III Analisis Fiskal Regional

Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja. Sebagaimana dijelaskan pada bagian sebelumnya, bahwa di Provinsi Bengkulu hanya terdapat empat jenis belanja pemerintah pusat yaitu Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal dan Bantuan Sosial. Jenis belanja tersebut masih sama dengan jumlah jenis belanja di tahun 2020. Adapun pagu dan realisasi per jenis belanja disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.6 Pagu dan Realisasi Belanja per Jenis Belanja di Provinsi Bengkulu TA 2021 (miliar rupiah)

NO JENIS BELANJA PAGU REALISASI PERSENTASE BLOKIR

1 Belanja Pegawai 1,774.92 1,788.58 100.8% 0

2 Belanja Barang 1,722.41 1,580.53 91.8% 0.26

3 Belanja Modal 1,063.44 956.93 90.0% 0.03

4 Belanja Bantuan Sosial 15.1 15.1 100.0% 0

T O T A L 4,575.87 4,341.14 94.9% 0.28

Sumber: Aplikasi MEBE (diolah) diakses tanggal 28 Januari 2022 pukul 14.00 WIB

Total pagu belanja per jenis belanja TA 2021 di Provinsi Bengkulu sebesar Rp4.575,87 miliar dan telah terealisasi sebesar Rp4.341,14 atau 94,4 persen. Jenis belanja pegawai mengalami realisasi yang lebih besar dari pagu disebabkan adanya pagu minus di Kementerian Agama. Penyelesaian pagu minus ini akan dilakukan pada proses penyusunan Laporan Keuangan Audited 2021. Persentase realisasi belanja per jenis belanja di TA 2021 mengalami pertumbuhan dibandingkan TA 2020 yang tingkat realisasi belanjanya sebesar 90,2 persen.

3.1.3 Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)

Dana Transfer ke Daerah adalah bagian dari belanja negara dalam rangka mendanai pelaksanaan desentralisasi fiskal berupa dana perimbangan, dana otonomi khusus, dan dana penyesuaian. Belanja Dana Transfer Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dapat dibedakan menjadi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Insentif Daerah. Selain Dana Transfer, terdapat pula Dana Desa yang disalurkan dari RKUN ke Rekening Kas Desa sesuai tahapan penyaluran.

Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD). Pada tahun 2021 alokasi anggaran TKDD di Provinsi Bengkulu sebesar Rp10,2 Triliun, meningkat 0,7 persen dibandingkan pagu di TA 2020. Selama tiga tahun terakhir realisasi TKDD selalu mencapai angka 99 persen.

Tabel 3.7 Pagu dan Realisasi TKDD di Provinsi Bengkulu TA 2019-2021 (miliar rupiah)

Sumber: Aplikasi OMSPAN dan SIMTRADA (diolah) diakses tanggal 10 Januari 2022 pukul 14.00 WIB

Dana Alokasi Umum (DAU). Pada TA 2020 wilayah Provinsi Bengkulu mendapatkan pagu Dana Alokasi Umum sebesar Rp5.991,25 miliar. Pagu ini mengalami penurunan sebesar 1,2 persen dibandingkan pagu pada TA 2020. Tingkat realisasi Dana Alokasi Umum di TA 2021 sebesar 100 persen. Kinerja ini didukung dengan kebutuhan Dana Alokasi Umum di

Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu Realisasi %

1.   Transfer ke Daerah 9769,12 9542,54 98% 9038,80 8954,97 99% 9086,96 9029,18 99% 0,8%

a.   Dana Perimbangan 9769,12 9542,54 98% 8810,68 8726,85 99% 8853,25 8795,46 99% 0,8%

1)   Dana Alokas i Umum 6681,81 6675,99 100% 6099,61 6066,41 99% 5991,25 5991,25 100% -1,2%

2)   Dana Bagi Has i l 381,23 339,19 89% 279,51 279,11 100% 416,04 416,04 100% 49,1%

3)   Dana Alokasi Khusus 2659,90 2481,19 93% 2431,56 2381,33 98% 2445,96 2388,17 98% 0,3%

a) DAK Fis ik 1227,28 1140,11 93% 1018,83 977,29 96% 1036,39 982,15 95% 0,5%

b) DAK Non Fis ik 1432,62 1341,07 94% 1412,73 1404,04 99% 1409,57 1406,02 100% 0,1%

b.   Dana Insenti f Daerah 46,18 46,18 100% 228,12 228,12 100% 233,71 233,71 100% 2,5%

2.   Dana Desa 1079,42 1078,18 100% 1085,02 1084,14 100% 1085,36 1082,84 100% -0,1%

UraianTahun 2020 Tahun 2021

GrowthTahun 2019

37

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab III Analisis Fiskal Regional

Pemerintah Daerah untuk mendukung Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Dana Alokasi Umum wajib dialokasikan paling sedikit sebesar 8 persen untuk penanganan COVID-19 di Pemerintah Daerah pada TA 2021.

Grafik 3.3 Tren Penyaluran Dana Alokasi Umum TA 2021 Provinsi Bengkulu (miliar Rupiah)

Sumber: OMSPAN (diolah) diakses tanggal 28 Januari 2022 pukul 14.00 WIB

Berdasarkan grafik 3.3, tren penyaluran Dana Alokasi Umum di Provinsi Bengkulu sepanjang tahun 2021 paling besar terjadi di bulan Februari dengan nilai penyaluran Rp803,6 miliar. Sementara penyaluran paling rendah pada bulan Maret dengan total penyaluran Rp118,6 miliar.

Dana Bagi Hasil (DBH). Pagu Dana Bagi Hasil di Provinsi Bengkulu TA 2021 sebesar Rp416,04 meningkat cukup signifikan dibandingkan pagu TA 2020 yang sebesar Rp279,51 miliar. Kenaikan pagu Dana Bagi Hasil turut dipengaruhi oleh peningkatan kinerja pungutan-pungutan atas sektor-sektor usaha yang menjadi komponen pembagi Dana Bagi Hasil. Tingkat realisasi Dana Bagi Hasil untuk TA 2021 mencapai kinerja 100 persen. Sementara pada TA 2020 sedikit lebih rendah dengan tingkat realisasi sebesar 99,9 persen.

Grafik 3.4 Tren Penyaluran Dana Bagi Hasil TA 2021 Provinsi Bengkulu (miliar Rupiah)

Sumber: OMSPAN (diolah) diakses tanggal 28 Januari 2022 pukul 14.00 WIB

Berdasarkan grafik 3.4, penyaluran Dana Bagi Hasil di Provinsi Bengkulu mengalami fluktuasi sepanjang tahun 2021. Penyaluran meningkat pada bulan Desember sebesar Rp105,2 miliar. Sementara pada bulan Mei dan Juli tidak terdapat penyaluran Dana Bagi Hasil.

Dana Alokasi Khusus (DAK)

Dana Alokasi Khusus Fisik (DAK Fisik). Alokasi Dana Alokasi Khusus Fisik di Provinsi Bengkulu TA 2021 sebesar Rp1.036,39 miliar, meningkat 0,5 persen dari alokasi pada TA 2020. Tingkat realisasi DAK Fisik di TA 2021 sebesar Rp982,15 miliar atau 95 persen dari total pagu. Tingkat penyaluran ini disebabkan oleh perekaman kontrak di OMSPAN yang sebesar 95 persen dari Rencana Kegiatan (RK). Selisih antara RK dan nilai kontrak terjadi antara lain karena adanya nilai hasil negosiasi pada proses pengadaan/tender, serta terdapat beberapa kontrak yang tidak dapat dilaksanakan karena terjadi perubahan harga/ketersediaan barang ketika proses persiapan pengadaan.

672.9

803.6

118.6

784.8

447.2

655.4

249.0

773.2

441.4

414.1 348.1

282.8

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES

26.1

42.255.5

40.9

0

15.1

0

19.0 20.6

65.4

26.0

105.2

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

38

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab III Analisis Fiskal Regional

Grafik 3.5 Tren Penyaluran Dana Alokasi Khusus Fisik TA 2021 Provinsi Bengkulu (miliar Rupiah)

Sumber: OMSPAN (diolah) diakses tanggal 15 Januari 2022 pukul 14.00 WIB

Penyaluran Dana Alokasi Khusus Fisik yang ditandai dengan tanggal penerbitan SP2D BUN pada TA 2021 mulai terjadi pada bulan April 2021. Hal ini disebabkan karena sebagian besar Pemda masih berada pada proses pengadaan barang/jasa dan penandatanganan kontrak sehingga pekerjaan baru dapat dilaksanakan pada kuarter kedua TA 2021. Penyaluran DAK Fisik baru mengalami peningkatan penyaluran pada paruh kedua TA 2021.

Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik. Pagu Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik TA 2021 di Provinsi Bengkulu sebesar Rp1.409,6 miliar. Tingkat realisasi sebesar Rp1.406 miliar atau 99,7 persen. Kinerja penyaluran DAK Non Fisik TA 2021 di Provinsi Bengkulu naik 0,1 persen dibandingkan TA 2020.

Dana Insentif Daerah. Alokasi Dana Insentif Daerah TA 2021 di Provinsi Bengkulu sebesar Rp233,71 miliar dengan realisasi sebesar 100%. Kinerja DID di Provinsi Bengkulu meningkat 2,5 persen dibandingkan periode sebelumnya.

Grafik 3.6 Tren Penyaluran Dana Insentif Daerah TA 2021 Provinsi Bengkulu (miliar Rupiah)

Sumber: OMSPAN (diolah) diakses tanggal 15 Januari 2022 pukul 14.00 WIB

Penyaluran Dana Insentif Daerah mulai dilakukan pada bulan April 2021. Penyaluran tertinggi terjadi pada bulan Juni sejumlah Rp88,2 miliar. Penyaluran Dana Insentif Daerah di TA 2021 hanya terjadi pada bulan April, Mei, Juni, Agustus, September dan November.

Dana Desa. Pagu Dana Desa di Provinsi Bengkulu pada TA 2021 sebesar Rp1.085,36 miliar. Nilai ini turun 0,03 persen dibandingkan pagu pada TA 2020. Jumlah Desa di Provinsi Bengkulu sebanyak 1.341 Desa dengan 9 diantaranya merupakan Desa yang berstatus Desa Mandiri. Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKD telah direalisasikan sebesar Rp1.082,84 miliar atau 99,8 persen dari pagu. Penyaluran Dana Desa yang ditandai dengan terbitnya SP2D BUN mulai dilakukan pada tanggal 16 Februari 2021 sejumlah Rp2,3 miliar. Penyaluran tertinggi pada bulan April senilai Rp189,8 miliar.

25.3 29.265.9

81.699.0 102.9

246.0

94.3

237.9

APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

0 0 0

12.5 16.2

88.2

0

27.516.2

0

73.1

0

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

39

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab III Analisis Fiskal Regional

Grafik 3.7 Tren Penyaluran Dana Desa TA 2021 Provinsi Bengkulu (dalam miliar Rupiah)

Sumber: OMSPAN (diolah) diakses tanggal 15 Januari 2022 pukul 14.00 WIB

3.1.4 Surplus/Defisit APBN

Penghitungan nilai Surplus/Defisit APBN dapat dilakukan dengan melihat selisih kurang/lebih dari arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk adalah semua penerimaan yang diterima oleh Pemerintah Pusat dari pemerintah daerah provinsi tertentu. Sementara arus kas keluar adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah Provinsi tertentu.

Tabel 3.8 Surplus/Defisit APBN di Provinsi Bengkulu TA 2019-2021 (miliar rupiah)

Sumber: OMSPAN (diolah) diakses tanggal 15 Januari 2022 pukul 14.00 WIB

Berdasarkan tabel 3.8 diketahui bahwa pada TA 2021 Provinsi Bengkulu mengalami defisit APBN sebesar Rp12,2 triliun. Dengan kondisi APBN di Provinsi Bengkulu yang defisit, hal ini menunjukkan Provinsi Bengkulu belum mandiri.

3.1.5 Pengelolaan BLU Pusat

Satuan kerja BLU di Provinsi Bengkulu terdiri dari tiga satuan kerja yaitu Universitas Bengkulu, Politeknik Kesehatan Bengkulu, dan Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu.

Tabel 3.9 Pendapatan dan Aset Tetap Satker BLU wilayah Provinsi Bengkulu (miliar rupiah)

Satuan Kerja Nilai Aset Pagu RM Pagu BLU Pagu RMP Total Pagu

Universitas Bengkulu 1,149.22 162.23 216.90 4.60 383.73

Poltekes Bengkulu 160.55 41.85 30.07 - 71.92

RS Bhayangkara 106.92 7.50 37.72 - 45.22

Sumber: Aplikasi MEBE dan e-Rekon (diolah) diakses tanggal 28 Januari 2022 pukul 14.00 WIB

Universitas Bengkulu menjadi BLU dengan aset terbesar di Provinsi Bengkulu senilai Rp1.149,22 miliar, diikuti oleh Poltekkes Bengkulu senilai Rp160,55 miliar dan RS Bhayangkara dengan total aset Rp106,92 miliar. Selain itu, Universitas Bengkulu juga memiliki total pagu terbesar baik yang bersumber dari RM, RMP, maupun BLU sendiri.

Semua BLU Pusat di Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan jumlah aset sejak 2018 s.d 2021. Peningkatan aset terbesar pada Poltekkes Bengkulu yang asetnya tumbuh 32,5 persen pada TA 2021 dibandingkan nilai aset pada TA 2018.

2.3

104.1

189.8

103.5

59.6

143.2 130.8102.9 82.9

57.5

106.3

Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu Realisasi %

A. PENDAPATAN NEGARA 2.578,71 2.226,36 86,3% 1.808,86 1.935,98 107,0% 2.092,94 2.301,44 110,0% 118,9%

B. BELANJA NEGARA 15.749,00 15.197,69 96,5% 14.559,65 14.042,48 96,4% 14.748,20 14.453,16 98,0% 102,9%

C. SURPLUS/DEFISIT (13.170,28) (12.971,33) 98,5% -12.750,79 -12.106,50 94,9% -8.079,38 -7.810,58 96,7% 64,5%

UraianTahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Growth

40

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab III Analisis Fiskal Regional

Perkembangan Pengelolaan Aset, PNBP dan RM BLU Pusat

Tabel 3.10 Perkembangan Pengelolaan Aset Satker BLU di Bengkulu (miliar rupiah)

Satuan Kerja Nilai Aset

Growth 2018 2019 2020 2021

Universitas Bengkulu

1,102.40 1,103.46 1,138.56 1,149.22 4.2%

Poltekes Bengkulu 121.19 138.57 150.47 160.55 32.5%

RS Bhayangkara 77.52 88.17 93.32 106.92 37.9%

Sumber: Aplikasi e-Rekon-LK Kanwil DJPb Bengkulu (diolah) diakses tanggal 28 Januari 2022 pukul 14.00 WIB

Tabel 3.11 Perkembangan Pagu Satker BLU di Bengkulu (miliar rupiah)

Satuan Kerja 2019 2020 2021

Pagu RM Pagu BLU Pagu RM Pagu BLU Pagu RM Pagu BLU

Universitas Bengkulu 168.96 181.82 169.77 199.58 162.23 216.90

Poltekes Bengkulu 46.17 24.02 30.43 22.89 41.85 30.07

RS Bhayangkara 6.08 51.00 6.96 36.64 7.50 37.72

Total 221.21 256.84 207.16 259.11 211.58 284.69

Sumber: Aplikasi MEBE (diolah) diakses tanggal 28 Januari 2022 pukul 14.00 WIB

Dilihat dari besaran pagu RM dan PNBP BLU sejak 2019 s.d 2021, secara total pagu RM mengalami penurunan alokasi sebesar 4,3 persen dibandingkan pagu pada TA 2019. Sementara pagu BLU mengalami peningkatan sebesar 10,84 persen dibandingkan TA 2019. Hal ini menunjukkan mulai meningkatnya kinerja pendapatan BLU yang merepresentasikan peningkatan kemandirian BLU di Provinsi Bengkulu.

Analisis Efektivitas BLU. Untuk mengetahui efektivitas dibentuknya BLU maka perlu dianalisis efektivitas BLU. Analisis efektivitas BLU ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan BLU dalam menghasilkan pendapatan dari aset yang dimilikinya. Salah satu cara untuk mengukur efektivitas BLU yaitu melalui analisis Fixed Asset Turn Over atau perputaran aset tetap. Analisis ini dilakukan dengan membandingkan pendapatan operasional dengan aset tetap BLU.

Tabel 3.12 Rasio Pendapatan dan Aset Tetap BLU di Wilayah Provinsi Bengkulu

Satuan Kerja Pendapatan Aset Tetap Rasio

Universitas Bengkulu 181,208,012,212 1,053,049,812,152 17.2%

Poltekes Bengkulu 23,808,342,004 128,510,691,787 18.5%

RS. Bhayangkara 36,728,045,347 81,069,474,173 45.3%

Sumber: Aplikasi MEBE (diolah) diakses tanggal 28 Januari 2022 pukul 14.00 WIB

Berdasarkan tabel 3.12, RS. Bhayangkara dianggap secara efektif telah memanfaatkan Aset Tetapnya untuk menghasilkan pendapatan dengan rasio PAT lebih dari 20 persen. Sementara rasio PAT Universitas Bengkulu dan Poltekkes Bengkulu belum secara efektif dihasilkan. Pandemi COVID-19 menjadi salah satu penyebab penurunan rasio PAT di BLU tersebut yang notabene merupakan institusi pendidikan. Pembatasan kegiatan belajar tatap muka turut menurunkan pemanfaatan aset untuk menghasilkan pendapatan BLU seperti Kantin, dan sebagainya.

Kemandirian BLU. Salah satu tujuan diberikannya status BLU pada satuan kerja adalah untuk me-wiraswasta-kan pemerintah (enterprising the government) tentunya dengan tetap mengedepankan pelayanan kepada masyarakat. Satker BLU didorong untuk menciptakan kemandirian terhadap dirinya sendiri. Analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat

41

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab III Analisis Fiskal Regional

kemandirian satker BLU yaitu melalui perbandingan pendapatan BLU dengan biaya operasional (seluruh belanja BLU selain belanja modal).

Berdasarkan tabel 3.13, satker RS Bhayangkara memiliki nilai rasio tertinggi sebesar 84,9 persen. Hal ini menunjukkan lebih dari 80 persen belanja operasional BLU RS Bhayangkara dapat dibiayai dari pendapatan BLU. Sedangkan Universitas Bengkulu memiliki rasio yang sudah cukup baik dengan mempertimbangkan nilai belanja yang lebih besar hingga lebih dari 6 kali lipat dibandingkan BLU RS Bhayangkara.

Tabel 3.13 Rasio Kemandirian BLU di Wilayah Provinsi Bengkulu

Satuan Kerja Pendapatan Belanja Operasional Rasio

Universitas Bengkulu 181,208,012,212 279,927,640,446 64.7%

Poltekes Bengkulu 23,808,342,004 51,003,020,712 46.7%

RS Bhayangkara 36,728,045,347 43,243,674,395 84.9%

Sumber: Aplikasi MEBE (diolah) diakses tanggal 28 Januari 2022 pukul 14.00 WIB

3.1.6 Pengelolaan Manajemen Investasi Pusat

Selain pengelolaan Badan Layanan Umum, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu juga menatausahakan investasi pemerintah khususnya penerusan pinjaman (Subsidiary Loan Agreement/SLA), kredit program dan investasi lainnya.

Penerusan Pinjaman. Penerusam pinjaman pemerintah pusat (Subsidiary Loan Agreement/SLA) kepada pemerintah daerah/BUMD wilayah Bengkulu posisi terakhir sebesar Rp2,96 miliar. Namun, per 31 Desember 2020 sudah tidak ada lagi sisa pinjaman (sudah lunas). Pada TA 2021 telah dilakukan penutupan rekening sehingga Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu tidak lagi melaksanakan rekonsiliasi outstanding pinjaman.

Kredit Program. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam perekonomian Indonesia, karena pelaku usaha skala mikro, kecil, menengah dan koperasi merupakan bagian terbesar dari seluruh aktivitas ekonomi rakyat seperti petani, peternak, petambang, pengrajin, pedagang, nelayan dan penyedia berbagai jasa. Selain itu UMKM merupakan salah satu penopang perekonomian Indonesia dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan penyerapan tenaga kerja serta ekspor yang cukup besar. Guna mendukung perkembangan UMKM di Indonesia, Pemerintah telah menyelenggarakan skema subsidi kredit program yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit Ultra mikro (UMi).

Berdasarkan sektor usaha, penyaluran KUR di Provinsi Bengkulu didominasi oleh debitur dengan usaha pada bidang Pertanian, Perburuan dan Kehutanan. Sektor ini juga merupakan sektor terbesar pembentuk struktur PDRB. Penyaluran KUR pada sektor ini sebesar Rp1.896,6 miliar atau 53,95 persen dari total penyaluran KUR di Provinsi Bengkulu tahun 2021. Selanjutnya sektor perdagangan besar dan eceran berada di posisi dua tertinggi dengan tingkat penyaluran sebesar Rp1.128,13 miliar untuk 27.412 debitur. Hal ini sesuai dengan data kondisi perekonomian di Provinsi Bengkulu bahwa sektor yang mendominasi dalam pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu merupakan dua sektor dengan penyaluran KUR terbesar tadi. Hal ini membuktikan bahwa penyaluran kredit program pemerintah turut menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Sementara itu, penyaluran Kredit Ultra Mikro (UMi) pada tahun 2021 telah tersalur kepada 9.039 debitur dengan nilai penyaluran Rp34,37 miliar. Penyaluran UMi di Provinsi Bengkulu terus mengalami peningkatan sejak tahun 2017 hingga 2021. Pada tahun 2021, total penyaluran UMi telah tumbuh sebesar lebih dari 130 kali lipat dibandingkan nilai penyaluran di tahun 2017.

42

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab III Analisis Fiskal Regional

Tabel 3.14 Penyaluran KUR berdasarkan Sektor Penyaluran di Provinsi Bengkulu Tahun 2021

Nama Sektor Debitur Jumlah Penyaluran

Pertanian, Perburuan Dan Kehutanan 39,043 1,896,563,164,117

Perdagangan Besar Dan Eceran 27,412 1,128,131,436,577

Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan & Perorangan 4,501 168,539,679,965

Industri Pengolahan 4,494 162,205,669,127

Penyediaan Akomodasi Dan Penyediaan Makan Minum 800 64,341,399,230

Perikanan 656 27,831,489,654

Real Estate, Usaha Persewaan, Dan Jasa Perusahaan 402 35,189,507,890

Transportasi, Pergudangan Dan Komunikasi 338 20,387,306,276

Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial 61 6,420,422,950

Jasa Pendidikan 34 3,453,796,517

Konstruksi 32 2,253,000,000

TOTAL 77,773 3,515,316,872,303

Sumber: Aplikasi SIKP diakses tanggal 19 Januari 2022 pukul 14.00 WIB

Grafik 3.8 Tren Penyaluran Kredit UMi Provinsi Bengkulu Tahun 2017 – 2021 (rupiah)

Sumber: Aplikasi SIKP-UMi diakses tanggal 19 Januari 2022 pukul 14.00 WIB

3.1.7 Isu Strategis Pelaksanaan APBN di Daerah

Berdasarkan hasil pengamatan Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu, pelaksanaan anggaran di daerah baik untuk belanja pemerintah pusat maupun penyerapan/penyaluran TKDD (khususnya DAK Fisik dan Dana Desa) masih menumpuk di akhir tahun pada triwulan IV 2021. Kondisi ini tentu saja tidak ideal mengingat saat ini belanja pemerintah menjadi salah satu instrumen andalan dalam pemulihan ekonomi nasional sehingga peran tersebut harus secepat-cepatnya dirasakan masyarakat melalui belanja-belanja yang menghidupkan sektor perekonomian.

Dari sisi pelaksanaan TKDD khususnya yang disalurkan melalui KPPN di Provinsi Bengkulu yaitu DAK Fisik, Dana Desa dan Dana BOS, penyaluran pada tahun 2021 tidak bisa dilakukan pada periode awal tahun. Kinerja penyaluran Dana Desa pada dasarnya sudah cukup baik mengingat telah ada penyaluran SP2D BUN di bulan Februari walaupun jumlahnya masih sangat kecil. Isu utama lambatnya penyaluran DAK Fisik di Provinsi Bengkulu adalah proses pengadaan barang/jasa yang membutuhkan waktu lama khususnya untuk jenis pekerjaan konstruksi/fisik. Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu sejak akhir 2020 telah memberikan dorongan agar proses pengadaan barang/jasa dapat dilakukan lebih awal, namun para pelaksana pengadaan barang/jasa tidak memiliki keberanian dalam pelaksanaan tender/lelang karena belum tersedia petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan kegiatan yang didanai DAK Fisik.

252,200,000 1,355,000,000

3,377,700,000

16,324,120,000

34.373.350.000

2017 2018 2019 2020 2021

43

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab III Analisis Fiskal Regional

Meskipun kinerja penyaluran kredit program khususnya KUR di Provinsi Bengkulu pada tahun 2021 sudah meningkat cukup pesat dibanding 2020, namun penyaluran UMi masih bisa ditingkatkan lebih tinggi. Isu utama dalam penyaluran UMi adalah terbatasnya/tidak tersedianya penyalur UMi khususnya di wilayah Kabupaten Mukomuko. Hal ini mengakibatkan UMi tidak bisa menjangkau seluruh masyarakat yang benar-benar membutuhkan kredit program dari pemerintah. Menanggapi hal tersebut, Kanwil DJPb Bengkulu telah melakukan audiensi dengan Pemda Kab. Mukomuko serta stakeholders terkait seperti Dit. SMI dan BLU PIP agar dapat disediakan penyalur UMi melalui Koperasi/Lembaga Keuangan non Bank lainnya yang bonafit.

3.2 Pelaksanaan APBD Tingkat Provinsi (Konsolidasi Pemda)

Selain APBN, APBD merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Bengkulu. Wilayah Bengkulu terdiri atas 11 (sebelas) Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) agregat seluruh Pemda (Provinsi/Kabupaten/Kota) tahun 2019-2021 dapat dilihat dalam tabel 3.15.

Tabel 3.15 I-Account APBD Tahun 2019-2021

Sumber : SIKD diolah (diakses tanggal 17 Januari 2022 pukul 14.00 WIB)

Realisasi Pendapatan APBD secara agregat sampai dengan akhir tahun 2021 mencapai Rp10,99 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 5 persen dibandingkan tahun 2020. Kenaikan pendapatan ini disebabkan oleh seluruh jenis pendapatan yang mengalami kenaikan, yaitu Pendapatan Asli Daerah yang mengalami kenaikan 23 persen, Pendapatan Transfer 2 persen dan Lain-lain Pendapatan yang sah tumbuh 11 persen.

Capaian belanja dan transfer secara agregat sampai dengan akhir tahun 2021 sebesar Rp 9,75 triliun, atau mengalami penurunan 9 persen apabila dibandingkan dengan tahun 2020. Penurunan ini dipengaruhi oleh belanja daerah yang mengalami penurunan 12,93 persen, sedangkan transfer pemerintah daerah mengalami kenaikan 26 persen. Penurunan belanja daerah dipengaruhi oleh belanja operasi yang turun 9 persen, belanja modal turun 21 persen, serta belanja tidak terduga yang turun sebesar 76 persen.

Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu Realisasi %

PENDAPATAN DAERAH 13148,05 12247,40 93% 12262,18 10508,28 86% 12527,88 10989,38 88% 5%

Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1942,21 1427,94 74% 1516,35 1248,70 82% 1635,70 1537,08 94% 23%

Pendapatan Transfer 11075,97 10715,78 97% 10471,83 9099,39 87% 10494,55 9275,11 88% 2%

Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 129,87 103,68 80% 273,99 160,19 58% 397,63 177,20 45% 11%

BELANJA DAERAH 13942,52 12482,98 90% 13030,12 10699,05 82% 13329,72 9755,69 73% -9%

Belanja Operasi 8943,20 8274,85 93% 8803,22 7575,73 86% 10373,93 6884,22 66% -9%

Belanja Pegawai 5361,52 4814,43 90% 5271,16 4817,48 91% 5194,31 4147,61 80% -14%

Belanja Barang dan Jasa 3064,38 3017,19 98% 2622,04 2210,61 84% 3993,10 2269,60 57% 3%

Belanja Bunga 4,00 ,00 0% ,93 ,69 74% 4,20 11,49 274% 1573%

Belanja Subsidi ,00 ,00 - ,00 ,00 - ,00 ,00 - -

Belanja Hibah 476,37 425,26 89% 889,58 529,02 59% 269,28 445,73 166% -16%

Belanja Bantuan Sosial 36,93 17,97 49% 19,50 17,94 92% 913,04 9,78 1% -45%

Belanja Modal 3115,81 2431,54 78% 2207,66 1761,96 80% 1784,13 1387,16 78% -21%

Belanja Modal 3115,81 2431,54 78% 2207,66 1761,96 80% 1784,13 1387,16 78% -21%

Belanja Tidak Terduga 17,00 4,59 27% 293,77 224,62 76% 51,93 54,58 105% -76%

Belanja Tidak Terduga 17,00 4,59 27% 293,77 224,62 76% 51,93 54,58 105% -76%

Belanja Transfer 1866,51 1772,00 95% 1725,47 1136,74 66% 1119,73 1429,73 128% 25,78%

Belanja Bagi Hasil 261,18 198,38 76% 143,13 131,50 92% 415,43 432,06 104% 229%

Belanja Bantuan Keuangan 1605,32 1573,63 98% 1582,34 1005,24 64% 704,29 997,68 142% -1%

-794,47 -235,58 30% -767,94 -190,78 25% -801,84 1233,69 -154% -747%

PEMBIAYAAN 794,47 495,05 62% 670,82 295,27 44% 118,49 140,87 119% -52%

Penerimaan Pembiayaan 869,23 524,47 60% 714,95 329,85 46% 159,36 180,97 114% -45%

Pengeluaran Pembiayaan 74,76 29,41 39% 44,12 34,58 78% 40,87 40,11 98% 16%

,00 259,47 -97,12 104,49 -683,35 1374,56 1215%SiLPA/SiKPA

I- Account (Dalam Miliar

Rupiah)

Growth

(2020 - 2021)

TA 2021TA 2020TA 2019

SURPLUS/DEFISIT

44

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab III Analisis Fiskal Regional

Dari total pendapatan dan belanja pada tabel 3.15 , secara agregat pemerintah daerah di Provinsi Bengkulu pada tahun 2021 mengalami surplus sebesar Rp1,23 triliun. Sementara pembiayaan netto pada tahun 2021 sebesar Rp140,87 miliar sehingga menghasilkan SILPA sebesar Rp1,37 triliun yang lebih besar dari tahun 2020 yang sebesar Rp104,49 miliar.

3.2.1 Pendapatan Daerah

Pendapatan Asli Daerah. Dalam tiga tahun terakhir realisasi PAD mengalami penurunan pada tahun 2020, kemudian kembali meningkat pada tahun 2021. Secara agregat Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Daerah lingkup provinsi Bengkulu sampai dengan akhir tahun 2021 sebesar Rp1,099 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 4 persen bila dibandingkan dengan tahun 2020. Peningkatan PAD ini disebabkan oleh mobilitas penduduk provinsi Bengkulu yang kembali normal di tahun 2021, sehingga tiga komponen PAD mengalami peningkatan, yaitu Pajak Daerah naik 39 persen, Retribusi Daerah naik 36 persen, Hasil kekayaan daerah yang dipisahkan naik 9 persen. Hanya komponen lain-lain PAD yang sah yang mengalami penurunan sebesar 1 persen.

Tabel 3.16 Rincian Pendapatan APBD Tahun 2019-2021

Sumber : SIKD diolah (diakses 17 Januari 2022 pukul 14.00 WIB)

Grafik 3.9 Kontribusi PAD terhadap Pendapatan APBD

Sumber : SIKD diolah (diakses 17 Januari 2022 pukul 14.00 WIB)

Komponen PAD yang memiliki kontribusi terbesar pada total pendapatan APBD selama tahun 2019-2021 adalah komponen pajak daerah, yaitu sebesar 6 sampai dengan 9 persen. Sedangkan komponen PAD yang memiliki kontribusi paling kecil adalah dari komponen retribusi daerah. Hal ini menunjukkan bahwa komponen PAD provinsi Bengkulu masih didominasi oleh penghasilan pajak daerah.

PAGU REALISASI PAGU REALISASI PAGU REALISASI

PENDAPATAN 13148,05 12247,40 12262,18 10517,08 12541,83 10989,4 4%

PAD 1942,21 1427,94 1516,35 1248,70 1649,65 1537,08 23%

Pajak Daerah 1039,38 827,11 771,84 731,61 1018,55 1014,85 39%

Retribusi Daerah 48,64 31,73 40,96 24,80 62,84 33,75 36%

Hasil Kekayaan yang dipisahkan 58,15 31,80 37,57 31,55 36,30 34,27 9%

Lain-Lain PAD yang sah 796,04 537,30 665,98 460,74 531,96 454,21 -1%

Pendapatan Transfer 11075,97 10715,78 10471,83 9099,39 10494,55 9275,11 2%

Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat 10786,85 10523,22 10100,97 8976,27 10218,60 8918,2 -1%

Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah 289,11 192,56 370,86 123,12 275,94 356,9 190%

Lain-Lain Pendapatan yang sah 129,87 103,68 273,99 168,99 397,63 177,20 5%

Hibah 128,81 102,57 242,80 149,07 397,63 177,20 19%

Dana Darurat ,00 ,00 ,00 ,00 - -

Pendapatan lain-lain 1,07 1,12 31,20 19,91 ,00 ,00 -100%

Uraian2019 2020 2021 Kenaikan/

Penurunan

6.75% 6.96%

9.23%

0.26% 0.24% 0.31%0.26% 0.30% 0.31%

4.39% 4.38% 4.13%

2019 2020 2021

Pajak Daerah Retribusi Hasil Kekayaan Daerah Lain-lain PAD yang Sah

45

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab III Analisis Fiskal Regional

Kemandirian Daerah tercermin dari perbandingan antara PAD dengan total belanja dalam APBD. Perbandingan PAD dan belanja APBD pada Tahun 2021 sebesar 15,76 persen atau meningkat dari tahun 2020 yang sebesar 11,67 persen.

Grafik 3.10 Kemandirian Fiskal Provinsi Bengkulu

Sumber : SIKD diolah (diakses 17 Januari 2022 pukul 14.00 WIB)

Meskipun kemandirian fiskal tahun 2021 semakin baik namun rasio PAD yang hanya berkisar 15 persen dapat diketahui bahwa Pemda di wilayah bengkulu masih sangat tergantung dari dana transfer pemerintah pusat.

Tabel 3.17 Perbandingan Pendapatan Daerah dengan PDRB

Tahun Pendapatan PDRB Pendapatan/PDRB

2019 12,247.40 72,143.37 16.98%

2020 10,508.28 73,305.27 14.34%

2021 10,989.38 79,576.33 13.81%

Sumber : Berita resmi statistik BPS bulan februari 2022

Dari tabel 3.17 terlihat bahwa perbandingan Pendapatan dengan PDRB terus mengalami penurunan dari tahun 2019 sampai dengan tahun 2021. Penyebab penurunan ini adalah pertumbuhan pendapatan Pemda yang lebih kecil dari pertumbuhan PDRB.

Pendapatan Transfer. Dalam tiga tahun terakhir realisasi pendapatan transfer mengalami penurunan pada tahun 2020, kemudian kembali meningkat pada tahun 2021. Secara agregat Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah lingkup provinsi Bengkulu sampai dengan akhir tahun 2021 sebesar Rp9,275 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 2 persen bila dibandingkan dengan tahun 2020. Peningkatan pendapatan transfer ini disebabkan meningkatnya pendapatan transfer pemerintah daerah sebesar 190 persen dibandingkan tahun 2020.

Grafik 3.11 Kontribusi Pendapatan Transfer terhadap Pendapatan APBD

Sumber : SIKD diolah (diakses 17 Januari 2022 pukul 14.00 WIB)

Komponen Pendapatan transfer yang memiliki kontribusi terbesar pada total pendapatan APBD selama tahun 2019-2021 adalah komponen pendapatan transfer pemerintah pusat, yaitu sebesar 80 sampai dengan 85 persen. Dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Daerah di Wilayah Provinsi Bengkulu masih tergantung dari dana transfer dalam melakukan pembiayaan.

11.44% 11.67%

15.76%

2019 2020 2021

85.92% 85.35% 81.15%

1.57% 1.17% 3.25%

2019 2020 2021

Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah

46

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab III Analisis Fiskal Regional

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Realisasi Lain-lain pendapatan yang sah secara agregat lingkup Provinsi Bengkulu sampai dengan akhir 2021 sebesar Rp177,20 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 5 Persen dibandingkan tahun 2020. Peningkatan Lain-Lain Pendapatan yang sah disumbangkan oleh Pendapatan Hibah mengalami peningkatan sebesar 19 persen. Kontribusi komponen Lain-lain pendapatan yang sah terhadap Pendapatan APBD yang paling besar adalah Pendapatan Hibah, yaitu paling tinggi pada tahun 2021 sebesar 1,61 persen. Sedangkan untuk komponen pendapatan lain-lain tercatat paling tinggi sebesar 0,19 persen pada tahun 2020 dimana pendapatan tersebut berasal dari penerimaan jasa giro dan bunga dari penempatan iddle kas pada RKUD di bank umum atau bank daerah sangat mempengaruhi atas pencapaian pendapatan ini. Selain itu juga berasal dari meningkatnya penerimaan dividen Bank Bengkulu pada beberapa Pemda dan Dividen dari Perusahaan Daerah Air mimum di Kota Bengkulu.

3.2.2 Belanja Daerah

Belanja Daerah Berdasarkan Jenis Belanja. Realisasi Belanja daerah pada triwulan IV-2021 dibandingkan realisasi periode yang sama tahun 2019-2020 tersaji dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3.18 Pagu-Realisasi Belanja APBD Per Jenis Belanja Tahun 2019-2021 (miliar rupiah)

Sumber : SIKD diolah (diakses 17 Januari 2022 pukul 14.00 WIB)

Belanja Operasi. Belanja Operasi merupakan belanja untuk memenuhi kegiatan sehari-hari pemerintah daerah dan memberi manfaat dalam jangka pendek. Dalam tiga tahun terakhir realisasi Belanja Operasi mengalami penurunan setiap tahunnya. Secara agregat belanja operasi lingkup provinsi Bengkulu sampai dengan akhir tahun 2021 sebesar Rp6,884 triliun atau mengalami penurunan sebesar 9 persen bila dibandingkan dengan tahun 2020. Penurunan belanja operasi ini disumbangkan oleh penurunan belanja pegawai sebesar 14 persen, belanja hibah 16 persen, serta belanja bantuan sosial sebesar 45 persen. Berikut tren realisasi belanja operasi per komponen periode tahun 2019-2021.

Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu Realisasi %

BELANJA DAERAH 13942,52 12482,98 90% 13030,12 10699,05 82% 13329,72 9755,69 73% -9%

Belanja Operasi 8943,20 8274,85 93% 8803,22 7575,73 86% 10373,93 6884,22 66% -9%

Belanja Pegawai 5361,52 4814,43 90% 5271,16 4817,48 91% 5194,31 4147,61 80% -14%

Belanja Barang dan Jasa 3064,38 3017,19 98% 2622,04 2210,61 84% 3993,10 2269,60 57% 3%

Belanja Bunga 4,00 ,00 0% ,93 ,69 74% 4,20 11,49 274% 1573%

Belanja Subsidi ,00 ,00 - ,00 ,00 - ,00 ,00 - -

Belanja Hibah 476,37 425,26 89% 889,58 529,02 59% 269,28 445,73 166% -16%

Belanja Bantuan Sosial 36,93 17,97 49% 19,50 17,94 92% 913,04 9,78 1% -45%

Belanja Modal 3115,81 2431,54 78% 2207,66 1761,96 80% 1784,13 1387,16 78% -21%

Belanja Modal 3115,81 2431,54 78% 2207,66 1761,96 80% 1784,13 1387,16 78% -21%

Belanja Tidak Terduga 17,00 4,59 27% 293,77 224,62 76% 51,93 54,58 105% -76%

Belanja Tidak Terduga 17,00 4,59 27% 293,77 224,62 76% 51,93 54,58 105% -76%

Belanja Transfer 1866,51 1772,00 95% 1725,47 1136,74 66% 1119,73 1429,73 128% 25,78%

Belanja Bagi Hasil 261,18 198,38 76% 143,13 131,50 92% 415,43 432,06 104% 229%

Belanja Bantuan Keuangan 1605,32 1573,63 98% 1582,34 1005,24 64% 704,29 997,68 142% -1%

Growth

(2020 - 2021)

I- Account (Dalam Miliar

Rupiah)

TA 2019 TA 2020 TA 2021

47

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab III Analisis Fiskal Regional

Grafik 3.12 Tren Realisasi Belanja Operasi Tahun 2019-2021 (miliar rupiah)

Sumber : SIKD diolah (diakses 17 Januari 2022 pukul 14.00 WIB)

Belanja Modal. Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya. Dalam tiga tahun terakhir realisasi Belanja Operasi mengalami penurunan setiap tahunnya. Belanja modal mengalami penurunan akibat adanya kebijakan refocussing dan realokasi anggaran. Namun realisasi belanja modal pada tiga tahun terakhir hanya mencapai 78-80 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah provinsi Bengkulu belum memaksimalkan dana belanja modal yang dimiliki.

Grafik 3.13 Tren Realisasi Belanja Modal Tahun 2019-2021

Sumber : SIKD diolah (diakses 17 Januari 2022 pukul 14.00 WIB)

Belanja Tidak Terduga. Belanja tidak terduga merupakan pengeluaran atas APBD untuk keperluan darurat termasuk keperluan mendesak yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Belanja tidak terduga mengalami penurunan cukup drastis pada tahun 2021 yaitu sebesar 76 persen. Hal ini dikarenakan kasus covid-19 pada tahun 2021 sudah menurun, sehingga belanja untuk kebutuhan penanganan covid-19 juga menurun.

Grafik 3.14 Tren Realisasi Belanja Tidak Terduga Tahun 2019-2021 (dalam miliar rupiah)

Sumber : SIKD diolah (diakses 17 Januari 2022 pukul 14.00 WIB)

4814.43

3017.19

.00

.00

425.26

17.97

4817.48

2210.61

.69

.00

529.02

17.94

4147.61

2269.60

11.49

.00

445.73

9.78

.00 2000.00 4000.00 6000.00

Belanja Pegawai

Belanja Barang & Jasa

Belanja Bunga

Belanja Subsidi

Belanja Hibah

Belanja Bantuan Sosial 2021 2020 2019

2431.5

1762.01387.2

2019 2020 2021

17.0

293.8

51.94.6

224.6

54.6

2019 2020 2021

Pagu Realisasi

48

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab III Analisis Fiskal Regional

Belanja Transfer. Belanja transfer merupakan pengeluaran uang dari pemerintah daerah kepada pemerintah daerah lainnya dan/atau dari pemerintah daerah ke pemerintah desa. Pada tahun 2021, belanja transfer di Provinsi Bengkulu berhasil terealisasi sebesar 128 persen atau

mengalami peningkatan sebesar 26 persen dibandingkan realisasi pada tahun 2020.

Grafik 3.15 Tren Realisasi Belanja Transfer Tahun 2019-2021 (dalam miliar rupiah)

Sumber : SIKD diolah (diakses 17 Januari 2022 pukul 14.00 WIB)

Berdasarkan Fungsi. Belanja menurut Fungsi adalah belanja Pemerintah yang digunakan untuk menjalankan fungsi pelayanan umum, fungsi pertahanan, fungsi ketertiban dan keamanan, fungsi ekonomi, fungsi perlindungan lingkungan hidup, fungsi perumahan dan fasilitas umum, fungsi kesehatan, fungsi pariwisata, fungsi agama, fungsi pendidikan, dan fungsi perlindungan sosial.

Tabel 3.19 Laporan Realisasi Anggaran APBD Per Fungsi 2019-2021 (dalam rupiah)

Sumber : SIKD diolah (diakses 17 Januari 2022 pukul 14.00 WIB)

Selama tahun 2021, di Provinsi bengkulu belanja pemerintah berdasarkan fungsi telah terealisasi sebesar 10.943 Miliar atau mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 9 persen dibanding tahun sebelumnya. Secara agregat realisasi anggaran berdasarkan fungsi mengalami penurunan setiap tahunnya sejak tahun 2019.

3.2.3 Surplus/Defisit APBD

APBD Provinsi Bengkulu sampai dengan akhir tahun 2021 mengalami surplus sebesar Rp 1233,69 miliar. Angka ini naik signifikan dari tahun sebelumnya yaitu defisit sebesar Rp 190,78 miliar. Surplus tahun ini sebesar 154 persen lebih besar dari pagu yang dianggarkan. Pada tahun 2021 Dari sebelas pemerintah daerah terdapat dua pemerintah daerah yang mengalami defisit sementara 9 pemda mengalami surplus. Terdapat dua Pemda yang mengalami defisit disebabkan pendapatan yang kurang maksimal untuk menutupi belanjanya. Sementara Pemda yang surplus rata-rata pendapatan di atas 90 persen, sehingga pendapatannya mampu untuk menutupi belanja.

1,866.51 1,725.47

1,119.73

1,772.00

1,136.74

1,429.73

2019 2020 2021

Pagu Realisasi

Fungsi 2019 2020 2021

Pelayanan Umum 4.518.392.195.233 4.757.962.568.932 4.480.249.727.162

Pendidikan 3.119.646.366.201 3.099.464.109.223 3.321.005.413.449

Perlindungan Sosial 204.816.196.601 185.143.510.654 27.083.948.780

Ketertiban dan Keamanan 193.621.937.032 182.534.313.833 99.540.984.079

Ekonomi 830.978.954.987 595.970.686.917 931.681.132.766

Lingkungan Hidup 154.067.319.207 113.909.660.479 76.244.892.459

Perumahan dan Fasilitas Umum 1.680.451.081.279 1.111.194.039.845 109.275.959.379

Kesehatan 1.859.142.808.672 1.971.096.618.498 1.879.502.113.376

Pariwisata 99.112.256.247 65.589.996.887 19.014.789.268

Total 12.660.229.117.479 12.082.865.507.289 10.943.598.962.739

49

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab III Analisis Fiskal Regional

Tabel 3.20 Rekapitulasi Surplus/defisit Pemerintah Daerah 2021

Sumber : SIKD diolah (diakses 17 Januari 2022 pukul 14.00 WIB)

3.2.4 Pembiayaan Daerah

Pembiayaan Netto agregat pemda lingkup Provinsi Bengkulu sampai dengan akhir tahun 2021 sebesar Rp140,86 miliar yang terdiri atas penerimaan pembiayaan sebesar Rp180,97 miliar dan pengeluaran pembiayaan sebesar Rp40,10 miliar. Pembiayaan netto mengalami penurunan 52 Persen dibandingkan tahun 2020. Penerimaan pembiayaan berasal dari SILPA tahun yang lalu, sementara pengeluaran pembiayaan berasal dari Penyertaan Modal kepada Bank Bengkulu dan pembayaran pokok utang. Pembiayaan pemda diprovinsi Bengkulu belum di arahkan kepada investasi maupun pembangunan infrastruktur. Kapasitas fiskal yang rendah menjadi salah satu penyebab pembiayaan tidak mampu menjadi leverage bagi pembangunan infrastruktur maupun investasi di Bengkulu.

Grafik 3.16 Tren Pembiayaan APBD 2019-2021

Sumber : SIKD diolah (diakses 17 Januari 2022 pukul 14.00 WIB)

3.2.5 Perkembangan BLU Daerah

Pembinaan pelaksanaan keuangan BLUD sebagai salah satu tugas dan fungsi Kanwil Ditjen Perbendaharaan dimaksudkan agar BLUD memiliki kinerja pengelolaan keuangan dan proses bisnis yang baik sehingga mampu memberikan layanan publik yang berkualitasPada wilayah

No Pemerintah Daerah Pendapatan Belanja Selisih (+/-)

1 Provinsi Bengkulu 3.033.772.300.246 2.762.791.145.730 270.981.154.516 Surplus

2 Kab. Bengkulu Selatan 999.092.095.385 841.369.476.410 157.722.618.975 Surplus

3 Kab. Bengkulu Utara 1.250.527.708.871 940.113.698.608 310.414.010.263 Surplus

4 Kab. Rejang Lebong 998.852.610.750 905.236.040.202 93.616.570.548 Surplus

5 Kota Bengkulu 1.091.757.236.885 869.993.543.110 221.763.693.775 Surplus

6 Kab. Kaur 749.233.990.228 484.658.292.257 264.575.697.971 Surplus

7 Kab. Seluma 746.078.243.653 606.639.584.191 139.438.659.462 Surplus

8 Kab. Mukomuko 876.408.484.597 805.917.719.346 70.490.765.251 Surplus

9 Kab. Lebong 584.078.282.119 562.708.466.168 21.369.815.951 Surplus

10 Kab. Kepahiang 27.590.798.286 319.529.030.726 (291.938.232.440) Defisit

11 Kab. Bengkulu Tengah 631.992.890.745 656.735.681.207 (24.742.790.462) Defisit

10.989.384.641.765 9.755.692.677.955 1.233.691.963.810 SurplusTotal

524,467,528,711

29,413,870,405

495,053,658,306

329,852,005,626

34,582,800,975

295,269,204,651

180,972,263,783

40,106,149,941

140,866,113,842

Penerimaan Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan Pembiayaan Netto

2019 2020 2021

50

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab III Analisis Fiskal Regional

provinsi Bengkulu, terdapat 43 Badan Layanan Umum Daerah yang tersebar pada 10 Kabupaten/Kota. Berikut ini daftar Badan Layanan Umum Daerah yang terdapat di provinsi bengkulu:

Tabel 3.21 Daftar BLUD di Provinsi Bengkulu

Provinsi Bengkulu Kabupaten Rejang Lebong Kabupaten Bengkulu Tengah

RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu Puskesmas Bangun Jaya RSUD Bengkulu Tengah

RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Puskesmas Beringin Tiga

Puskesmas Bermani Ulu

Kota Bengkulu Puskesmas Curup Timur Kabupaten Kepahiang

RSUD Harapan dan Doa Kota Bengkulu Puskesmas Kampung Delima UPT Puskesmas Rawat Inap Kabawetan

BLUD Samisake Dana Bergulir Puskesmas Kampung Melayu UPT Puskesmas Batu Bandung

Puskesmas Kepala Curup UPT Puskesmas Rawat Inap Durian Depun

Kabupaten Bengkulu Utara Puskesmas Kota Padang UPT Puskesmas Muara Langkap

RSUD Arga Makmur Puskesmas Perumnas UPT Puskesmas Nanti Agung

RSUD Mukomuko Puskesmas Put UPT Puskesmas Cugung Lalang

Puskesmas Sambirejo UPT Puskesmas Rawat Inap Ujan Mas

Kabupaten Bengkulu Selatan Puskesmas Simpang Nangka UPT Puskesmas Tebat Karai

RSUD Tais Puskesmas Sindang Beliti Ilir UPT Puskesmas Rawat Inap Pasar

Kepahiang

RSUD Hasanuddin Damrah Manna Puskesmas Sindang Dataran

Puskesmas Sindang Jati

Kabupaten Seluma Puskesmas Sumber Urip

Rumah Sakit Umum Daerah Tais Puskesmas Talang Rimbo Lama

Puskesmas Tanjung Agung

Kabupaten Lebong Puskesmas Tunas Harapan

RSUD Kabupaten Lebong RSUD Curup

Puskesmas Watas Marga

Sumber : Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten/Kota wilayah Bengkulu

3.2.6 Isu Strategis Pelaksanaan APBD

Penyerapan Anggaran tertumpuk di akhir tahun merupakan isu strategis selama ini. Hal ini merupakan permasalahan yang terjadi di setiap tahun, lambatnya serapan belanja APBD membuat perekonomian daerah tidak maksimal karena kurangnya stimulus untuk menggerakkan ekonomi sehingga berdampak juga pada perekonomian nasional. Belum adanya penerapan kebijakan reward and punishment yang sepadan menjadi salah satu penyebab lainnya. Di saat yang sama, kinerja anggaran APBD belum menjadi indikator yang dianggap penting. Isu lainnya terkait dengan kemandirian fiskal Pemda di wilayah bengkulu masih sangat tergantung dari dana transfer pemerintah pusat.

3.3 Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian

Tabel 3.22 LRA Konsolidasian Tingkat Wilayah Tahun 2019-2021 (miliar rupiah)

Uraian 2019 2020 2021 Growth

Penerimaan Negara

Penerimaan Perpajakan 2,653.31 2,315.89 2,889.54 24.77%

Penerimaan Negara Bukan Pajak 1,002.10 879.91 1,086.33 23.46%

51

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab III Analisis Fiskal Regional

Uraian 2019 2020 2021 Growth

Hibah 102.57 149.07 67.29 -54.86%

Transfer 95.06 (939.72) - -100.00%

Jumlah Pendapatan, Hibah dan Transfer 3,853.04 2,405.15 4,043.16 68.10%

B. Belanja dan Transfer

Belanja Pemerintah Pusat/Daerah 15,287.94 13,565.69 13,980.96 3.06%

Transfer 1,772.00 1,136.74 1,747.00 53.68%

Jumlah Belanja dan Transfer 17,059.95 14,702.43 15,727.96 6.98%

C. Surplus (Defisit) Anggaran (A - B) (13,206.91) (12,297.28) (11,684.80) -4.98%

D. Pembiayaan

Penerimaan Pembiayaan Daerah 524.47 329.85 264.90 -19.69%

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 29.41 34.58 41.71 20.62%

Jumlah Pembiayaan 495.05 295.27 223.19 -24.41%

E. Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan Anggaran

(12,711.85) (12,002.01) (11,461.61) -4.50%

Sumber : LRA konsolidasian 2021 dan Aplikasi SIKRI (diakses 31 Januari 2022 pukul 14.00 WIB)

Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) wilayah Provinsi Bengkulu tahun 2021 disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian lingkup pemerintah provinsi/kabupaten /kota di wilayah provinsi Bengkulu pada periode triwulan IV-2021.

3.3.1. Pendapatan Konsolidasian

Pendapatan Pemerintah Konsolidasian Provinsi Bengkulu sampai dengan Tahun 2021 sebesar Rp4,04 triliun tumbuh 68,10 persen dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp1,16 triliun. Tumbuhnya pendapatan pemerintah konsolidasian dipengaruhi oleh Tumbuhnya Pendapatan Perpajakan sebesar 24,77 persen dan Pendapatan bukan pajak yang naik 23,46 persen. Selama tiga tahun terakhir pendapatan pemerintah konsolidasian mengalami penurunan cukup signifikan pada tahun 2020 sebesar 37,58 persen dikarenakan adanya pandemi covid-19, kemudian dapat kembali meningkat di tahun 2021.

Grafik 3.17 Kontribusi komponen pendapatan terhadap total pendapatan (konsolidasian)

Sumber : LRA konsolidasian 2021 dan Aplikasi SIKRI (diakses 31 Januari 2022 pukul 14.00 WIB)

Analisis kontribusi pendapatan terhadap pendapatan total (konsolidasian). Kontributor terbesar bagi pendapatan konsolidasian pada tahun 2019-2021 adalah penerimaan pajak yaitu diikuti dengan penerimaan PNBP dan penerimaan hibah.

68.86%

26.01%

2.66%

96.29%

36.58%

6.20%

71.47%

26.87%

1.66%

Penerimaan Perpajakan Penerimaan Negara Bukan Pajak Hibah

2019 2020 2021

52

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab III Analisis Fiskal Regional

Tabel 3.23 Tax Ratio Konsolidasian Tahun 2019-2021

Uraian 2019 2020 2021

Penerimaan Perpajakan 2,653.31 2,315.89 2,889.54

PDRB 72,143.37 73,336.58 79,576.33

Tax Ratio 3.68% 3.16% 3.63%

Sumber : LRA konsolidasian 2021 dan Aplikasi SIKRI (diakses 31 Januari 2022 pukul 14.00 WIB)

Analisis Tax Ratio konsolidasian. Tax ratio pajak konsolidasian tahun 2021 diperoleh dari hasil bagi nilai realisasi pajak tahun 2021 (Rp2,89 triliun) dengan nilai PDRB periode yang sama dengan (Rp79,57 triliun) yaitu sebesar 3,63 persen meningkat dibandingkan tahun 2020 dengan nilai tax ratio sebesar 3,16 persen atau naik 0,47 poin.

3.3.2 Belanja Konsolidasian

Belanja Konsolidasian Provinsi Bengkulu sampai dengan Tahun 2021 sebesar Rp15,73 triliun tumbuh 6,98 Persen dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp14,7 triliun. Tumbuhnya belanja konsolidasian dipengaruhi oleh tumbuhnya belanja pemerintah pusat/daerah sebesar 3,06 Persen dan belanja transfer yang naik 53,68 Persen. Peningkatan belanja ini menjadi pertanda mulai membaiknya perekonomian di wilayah Bengkulu. Selama tiga tahun terakhir belanja konsolidasian mengalami penurunan cukup signifikan pada tahun 2020 sebesar 13,82 persen dikarenakan adanya pandemi covid-19, kemudian dapat kembali meningkat di tahun 2021.

Grafik 3.18 Kontribusi komponen belanja terhadap total belanja (konsolidasian)

Sumber : LRA konsolidasian 2021 dan Aplikasi SIKRI (diakses 31 Januari 2022 pukul 14.00 WIB)

Analisis komposisi komponen Belanja Pemerintah terhadap total Belanja konsolidasian. belanja pemerintah masih dominan terhadap belanja pemerintah pusat/daerah yaitu sebesar Rp13,98 triliun atau 88,89 persen dari total belanja konsolidasian, sedangkan realisasi transfer ke daerah dan dana desa hanya Rp1,75 milyar atau 11,1 persen dari total belanja konsolidasian.

Tabel 3.24 Rasio Belanja Pemerintah terhadap Jumlah Penduduk

Sumber : LRA konsolidasian 2021 dan Aplikasi SIKRI (diakses 31 Januari 2022 pukul 14.00 WIB)

Analisis rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian per Kapita. Rasio belanja per kapita diperoleh dari hasil bagi nilai realisasi belanja tahun 2021 dengan jumlah penduduk periode yang sama dengan yaitu sebesar Rp 7,8 juta meningkat dibandingkan tahun 2020 dengan nilai ratio belanja per kapita sebesar Rp 6,7 juta naik sebesar 1,1 poin. Peningkatan nilai rasio belanja ini menunjukkan bahwa masyarakat lebih banyak menikmati hasil belanja pemerintah.

89.61%

10.39%

92.27%

7.73%

88.89%

11.11%

Belanja Pemerintah Pusat/Daerah Transfer

2019 2020 2021

2019 2020 2021

Total Belanja Negara 15.287.944.953.518,00 13.565.687.434.683,00 15.727.957.603.301,70

Jumlah Penduduk 1.991.800,00 2.019.800,00 2.010.700,00

Rasio 7.675.441,79 6.716.351,83 7.822.130,40

TahunUraian

53

Kajian Fiskal Regional Bengkulu Tahun 2021

Bab III Analisis Fiskal Regional

3.3.3 Surplus/Defisit Konsolidasian

Analisis pertumbuhan surplus/defisit konsolidasian. Pada tahun 2021 defisit konsolidasian mengalami penurunan sebesar 4,98 persen (Rp 11.64 Triliun) dibandingkan tahun 2020 (Rp 12.00 Triliun). Defisit tersebut disumbangkan oleh defisit APBN sebesar Rp 12,19 Triliun, sedangkan APBD terdapat surplus sebesar Rp 510,73 Miliar. Proporsi deficit besar dari APBN tersebut dikarenakan pendapatan perpajakan dan PNBP yang tidak mampu menutupi belanja pemerintah pusat. Selama tiga tahun terakhir nilai defisit konsolidasian selalu mengalami penurunan.

3.3.4 Pembiayaan Konsolidasian

Analisis pertumbuhan pembiayaan konsolidasian. Pada tahun 2021 pembiayaan konsolidasian mengalami penurunan sebesar 24,41 persen (Rp 223.19 Miliar) dibandingkan tahun 2020 (Rp 295.27 Miliar). Pembiayaan tersebut terdiri atas Penerimaan Pembiayaan sebesar Rp 264,9 Miliar dan Pengeluaran Pembiayaan sebesar Rp 41,71 Miliar. Selama tiga tahun terakhir nilai pembiayaan konsolidasian selalu mengalami penurunan, dimana nilai penerimaan pembiayaan selalu mengalami penurunan, sedangkan untuk pengeluaran pembiayaan mengalami peningkatan pada tahun 2021.

3.3.5 Kontribusi Pengeluaran Pemerintah dalam Perekonomian

Pada tahun 2021 kontribusi belanja pemerintah terhadap PDRB provinsi Bengkulu sebesar 18,56

persen, menurun sebesar 0,9 poin jika dibandingkan tahun 2020 yaitu sebesar 19,46 persen. Nilai kontribusi belanja pemerintah terhadap PDRB selama tiga tahun terakhir berada pada angka 18 sampai dengan 19 persen. Untuk kontribusi investasi pemerintah terhadap PDRB provinsi Bengkulu selama tiga tahun terakhir berada pada angka 41 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi investasi pemerintah terhadap provinsi Bengkulu cukup besar dibandingkan kontribusi belanja pemerintah.

Tabel 3.25 Rasio Kontribusi Pengeluaran Pemerintah dalam Perekonomian

Uraian Tahun

2019 2020 2021

Kontribusi Belanja Pemerintah terhadap PDRB 19.25% 19.46% 18.56%

Kontribusi Investasi Pemerintah terhadap PDRB 41.16% 41.06% 41.18%

Sumber : LRA konsolidasian 2021 dan Aplikasi SIKRI (diakses 31 Januari 2022 pukul 14.00 WIB)

KFR KAJIAN FISKAL REGIONALTAHUNAN 2021

BAB IVANALISIS SEKTORUNGGULAN &POTENSIAL REGIONAL

K A N W I L D J P b P R O V I N S I B E N G K U L U

54

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab IV Analisis Sektor Unggulan dan Potensial Regional

BAB IV

ANALISIS ASPEK KHUSUS

4.1 Pendahuluan

Bengkulu memiliki banyak sumber daya ekonomi yang memiliki potensi untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Sumber daya ekonomi tersebut terdiri dari sumber daya pertanian, perkebunan, peternakan, kelautan dan energi. Pembangunan ekonomi Bengkulu sesuai Perda Nomor 5 Tahun 2021 tentang RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun 2021-2026 perlu diarahkan untuk memperkuat ketahanan ekonomi, terutama pada kondisi stabilitas ekonomi global yang tidak menentu.

Pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) Bengkulu lebih banyak pada tingkatan barang mentah dan barang setengah jadi. Proses hilirisasi SDA, terutama yang menjadi komoditas unggulan belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Sehingga, ekonomi Bengkulu relatif rentan terhadap fluktuasi harga komoditas. Selain itu, terkait ketahanan pangan, stagnasi produktivitas pangan dalam menjamin stabilitas ketersediaan, keterjangkauan dan konsumsi pangan masih menjadi permasalahan pembangunan daerah.

Alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan atau permukiman telah mengancam kemandirian pangan Provinsi Bengkulu. Oleh karenanya pembangunan ekonomi diarahkan untuk memperkuat ketahanan ekonomi di tengah kondisi ekonomi global yang berjalan lambat. Pemerintah Bengkulu perlu mendorong transformasi ekonomi dari ketergantungan terhadap SDA menjadi daya saing manufaktur dan jasa-jasa modern, yang mempunyai nilai tambah tinggi bagi kesejahteraan. Pelaksanaannya ditopang oleh daya dukung dan ketersediaan SDA sebagai modal pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, serta kemampuan untuk menciptakan nilai tambah, penyerapan investasi serta meningkatkan ekspor dan daya saing perekonomian.

4.2 Sektor Unggulan Daerah

Sektor unggulan daerah adalah sektor yang memiliki ketangguhan dan kemampuan tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai tumpuan harapan pembangunan ekonomi daerah. Sektor unggulan daerah merupakan tulang punggung dan penggerak perekonomian daerah, sehingga disebut juga sebagai sektor kunci atau sektor pemimpin perekonomian suatu wilayah. Dengan demikian, sektor unggulan merupakan refleksi dari struktur perekonomian atau aspek penciri karakteristik dari suatu perekonomian daerah.

Kebijakan pengembangan ekonomi saat ini diarahkan pada sektor ekonomi unggulan yang erat dengan kepentingan masyarakat luas dan terkait dengan potensi masyarakat juga sesuai dengan sumberdaya ekonomi lokal. Peranan sektor unggulan semakin strategis karena merupakan sektor yang dipandang mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi pendapatan asli daerah juga terhadap kenaikan produk domestik bruto daerah.

Kriteria sektor unggulan masing-masing daerah akan sangat bervariasi. Hal ini didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut dalam perekonomian daerah, diantaranya : pertama, sektor unggulan tersebut memiliki laju tumbuh yang tinggi; kedua, sektor tersebut memiliki angka penyerapan tenaga kerja yang relative besar; ketiga, sektor tersebut memiliki keterkaitan antar sektor yang tinggi baik ke depan maupun ke belakang; keempat, dapat juga di artikan sebagai sektor yang mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi.

BAB IV ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN POTENSIAL REGIONAL

55

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab IV Analisis Sektor Unggulan dan Potensial Regional

4.2.1 Profil Sektor Unggulan Daerah Berdasarkan Lapangan Usaha

Sektor-sektor yang menjadi kontributor utama dalam perekonomian daerah dapat dilihat berdasarkan sektor lapangan usaha yang menjadi komponen perhitungan PDRB Provinsi/kabupaten/kota di wilayah Bengkulu. Terdapat 17 sektor PDRB yang diwakili oleh huruf dengan rincian A. Pertanian, Kehutanan, Perikanan; B. Pertambangan dan Penggalian; C. Industri Pengolahan; D. Pengadaan Listrik dan Gas; E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah; F. Kontruksi; G. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; H. Transportasi dan Perdagangan; I. Akomodasi dan Makan Minum; J. Informasi dan Komunikasi K. Jasa Keuangan dan Asuransi; L. Real Estate; M,N. Jasa Perusahaan; O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, Jaminan Sosial; P. Jasa Pendidikan; Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan R,S,T,U. Jasa Lainnya.

Analisis Location Quotient (LQ). Indeks LQ pada PDRB lapangan usaha digunakan untuk mengetahui lapangan usaha yang menjadi sektor basisdi setiap kabupaten/kota secara relatif dibandingkan dengan aktivitas lapangan usaha tersebut pada level provinsi.

Analisis LQ menggunakan rumus :

LQij = ( Xij /Xi ) / ( Xj / X )

Xij adalah sektor i di daerah; Xi adalah jumlah seluruh sektor di daerah; Xj adalah sektor i di regional bengkulu; X adalah jumlah seluruh sektor di Bengkulu.

Adapun hasil dari perhitungan LQ dapat diartikan sebagai berikut :

1. LQ > 1, mengindikasikan peranan sektor lapangan usaha di suatu kabupaten/kota lebih menonjol daripada peranan lapangan usaha tersebut pada level provinsi

2. LQ < 1, mengindikasikan peranan sektor lapangan usaha di suatu kabupaten/kota kurang menonjol daripada peranan lapangan usaha tersebut pada level provinsi

3. LQ = 1, mengindikasikan peranan sektor lapangan usaha di suatu kabupaten/kota sama dengan peranan lapangan usaha tersebut pada level provinsi

Hasil Analisis LQ. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh BPS Provinsi Bengkulu atas data PDRB per sektor Lapangan Usaha tahun 2020 diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.1 Indeks Location Quotient (LQ) Kabupaten/Kota >1 menurut lapangan Usaha Tahun 2020- 2021

Lapangan Usaha/ Sektor

Kabupaten/Kota

BS RL BU KAU SEL MM LEB KEP BT KB Sum

A. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9/10

B. Pertambangan dan Penggalian √ √ √ √ 4/10

C. Industri Pengolahan √ √ √ √ √ 5/10

D. Pengadaan Listrik dan Gas √ √ √ √ √ √ 6/10

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

√ √ √ 3/10

F. Konstruksi √ √ √ √ √ 5/10

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor √ √ √ √ 4/10

H. Transportasi dan Pergudangan √ 1/10

I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum √ √ √ √ √ 5/10

J. Informasi dan Komunikasi √ 1/10

K. Jasa Keuangan dan Asuransi √ √ √ √ 4/10

L. Real Estate √ √ √ √ 4/10

M,N. Jasa Perusahaan √ 1/10

56

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab IV Analisis Sektor Unggulan dan Potensial Regional

Lapangan Usaha/ Sektor

Kabupaten/Kota

BS RL BU KAU SEL MM LEB KEP BT KB Sum

O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

√ √ √ √ √ √ 6/10

P. Jasa Pendidikan √ √ 2/10

Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial √ √ 2/10

R,S,T,U. Jasa lainnya √ √ 2/10

Jumlah 8/17 9/17 4/17 4/17 6/17 3/17 7/17 6/17 5/17 12/17

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, Tinjauan PDRB Kabupaten/Kota menurut Lapangan Usaha 2020

1. Sektor Lapangan Usaha Kategori A (Pertanian, Kehutanan dan perikanan)

• Kategori ini mencakup segala pengusahaan yang didapatkan dari alam dan merupakan benda-benda atau barang biologis (hidup) yang hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri atau untuk dijual kepada pihak lain

• Sektor usaha pertanian, kehutanan dan perikanan masih menjadi sektor basis pada seluruh kabupaten yang ada di Provinsi Bengkulu kecuali Kota Bengkulu

• Bengkulu Utara merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori A Tertinggi yakni 3,17 Triliun di Provinsi Bengkulu tahun 2019. Sedangkan, Bengkulu Tengah merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori A Terendah, yakni 1,33 Triliun.

2. Sektor Lapangan Usaha Kategori B (Pertambangan dan Penggalian)

• Seluruh komoditi yang dicakup dalam kategori ini dikelompokkan dalam empat subkategori, yaitu: pertambangan minyak dan gas bumi (migas), pertambangan batubara dan lignit, pertambangan bijih logam serta pertambangan dan penggalian lainnya

• Bengkulu Utara merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori B Tertinggi yakni 0,73 Triliun di Provinsi Bengkulu tahun 2019. Sedangkan, Kota Bengkulu merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori B Terendah, yakni 0,03 Triliun

3. Sektor Lapangan Usaha Kategori C (Industri Pengolahan)

• Kategori ini meliputi kegiatan ekonomi di bidang perubahan secara kimia atau fisik dari bahan, unsur, atau komponen menjadi produk baru.

• Kota Bengkulu merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori C Tertinggi, yakni 0,75 Triliun di Provinsi Bengkulu tahun 2019. Sedangkan, Kaur merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori C Terendah, yakni 0,14 Triliun.

4. Sektor Lapangan Usaha Kategori D (Pengadaan Listrik dan Gas)

• Kategori ini mencakup kegiatan pengadaan tenaga listrik, gas alam dan buatan, uap panas, air panas, udara dingin, dan produksi es dan sejenisnya melalui jaringan, saluran, atau pipa infrastruktur permanen.

• Kota Bengkulu merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori D Tertinggi yakni 25,10 Miliar di Provinsi Bengkulu tahun 2019. Sedangkan, Bengkulu Tengah merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori D Terendah, yakni 1,75 Miliar.

5. Sektor Lapangan Usaha Kategori E (Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah)

• Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan pengelolaan berbagai bentuk limbah/sampah, seperti limbah/sampah padat atau bukan baik rumah tangga ataupun industri, yang dapat mencemari lingkungan.

57

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab IV Analisis Sektor Unggulan dan Potensial Regional

• Kota Bengkulu merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori E Tertinggi yakni 57,48 Miliar di Provinsi Bengkulu tahun 2019. Sedangkan, Bengkulu Tengah merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori E Terendah, yakni 4,64 Miliar.

6. Sektor Lapangan Usaha Kategori F (Kontruksi)

• Kategori konstruksi adalah kegiatan usaha di bidang konstruksi umum dan konstruksi khusus pekerjaan gedung dan bangunan sipil, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya

• Kota Bengkulu merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori F Tertinggi yakni 1,11 Triliun di Provinsi Bengkulu tahun 2019. Sedangkan, Bengkulu Tengah merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori F Terendah, yakni 0,21 Triliun.

7. Sektor Lapangan Usaha Kategori G (Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor)

• Kategori ini meliputi kegiatan ekonomi di bidang perdagangan besar dan eceran (yaitu penjualan tanpa perubahan teknis) dari berbagai jenis barang, dan memberikan imbalan jasa yang mengiringi penjualan barangbarang tersebut. Kategori ini juga mencakup reparasi mobil dan sepeda motor.

• Kota Bengkulu merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori G Tertinggi yakni 4,91 Triliun di Provinsi Bengkulu tahun 2019. Sedangkan,Lebong merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori G Terendah, yakni 0,28 Triliun.

8. Sektor Lapangan Usaha Kategori H (Transportasi dan Perdagangan)

• Kategori ini mencakup penyediaan angkutan penumpang atau barang, baik yang berjadwal maupun tidak, dengan menggunakan rel, saluran pipa, jalan darat, air atau udara dan kegiatan yang berhubungan dengan pengangkutan.

• Kota Bengkulu merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori H Tertinggi yakni 4,17 Triliun di Provinsi Bengkulu tahun 2019. Sedangkan, Bengkulu Tengah merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori H Terendah, yakni 0,05 Triliun.

9. Sektor Lapangan Usaha Kategori I (Akomodasi dan Makan Minum)

• Kategori ini mencakup penyediaan akomodasi penginapan jangka pendek untuk pengunjung dan pelancong lainnya serta penyediaan makanan dan minuman untuk konsumsi segera.

• Kota Bengkulu merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori I Tertinggi yakni 0,51 Triliun di Provinsi Bengkulu tahun 2019. Sedangkan, Lebong merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori I Terendah, yakni 0,04 Triliun.

10. Sektor Lapangan Usaha Kategori J (Informasi dan Komunikasi)

• Kategori ini mencakup produksi dan distribusi informasi dan produk kebudayaan, persediaan alat untuk mengirimkan atau mendistribusikan produk-produk ini dan juga data atau kegiatan komunikasi, informasi, teknologi informasi, dan pengolahan data serta kegiatan jasa informasi lainnya

• Kota Bengkulu merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori J Tertinggi yakni 1,69 Triliun di Provinsi Bengkulu tahun 2019. Sedangkan, Bengkulu Tengah merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori J Terendah, yakni 0,03 Triliun.

11. Sektor Lapangan Usaha Kategori K (Jasa Keuangan dan Asuransi)

• Kategori ini mencakup jasa perantara keuangan, asuransi dan pensiun, jasa keuangan lainnya serta jasa penunjang keuangan. Kategori ini juga mencakup kegiatan

58

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab IV Analisis Sektor Unggulan dan Potensial Regional

pemegang asset, seperti kegiatan perusahaan holding dan kegiatan dari lembaga penjaminan atau pendanaan dan lembaga keuangan sejenis

• Kota Bengkulu merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori K Tertinggi yakni 1,00 Triliun di Provinsi Bengkulu tahun 2019. Sedangkan, Seluma merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori K Terendah, yakni 0,03Triliun.

12. Sektor Lapangan Usaha Kategori L (Real Estate)

• Kategori ini meliputi kegiatan persewaan, agen dan atau perantara dalam penjualan atau pembelian real estat serta penyediaan jasa real estat lainnya bisa dilakukan atas milik sendiri atau milik orang lain yang dilakukan atas dasar balas jasa kontrak

• Kota Bengkulu merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori L Tertinggi yakni 1,10 Triliun di Provinsi Bengkulu tahun 2019. Sedangkan, Mukomuko merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori L Terendah, yakni 0,09 Triliun.

13. Sektor Lapangan Usaha Kategori M,N (Jasa Perusahaan)

• Kategori Jasa Perusahaan merupakan gabungan dari 2 (dua) kategori, yakni kategori M dan kategori N. Kategori M mencakup kegiatan profesional, ilmu pengetahuan dan teknik yang membutuhkan tingkat pelatihan yang tinggi dan menghasilkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan khusus yang tersedia untuk pengguna. Kategori N mencakup berbagai kegiatan yang mendukung operasional usaha secara umum

• Kota Bengkulu merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori M,N Tertinggi yakni 1.546,82 Miliar di Provinsi Bengkulu tahun 2019. Sedangkan, Kaur merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori M,N Terendah, yakni 1,83 Miliar

14. Sektor Lapangan Usaha Kategori O (Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, Jaminan Sosial)

• Kategori ini juga mencakup perundang-undangan dan penterjemahan hukum yang berkaitan dengan pengadilan dan menurut peraturannya, seperti halnya administrasi program berdasarkan peraturan perundang-undangan, kegiatan legislatif, perpajakan, pertahanan negara, keamanan dan keselamatan negara, pelayanan imigrasi, hubungan luar negeri dan administrasi program pemerintah, serta jaminan sosial wajib.

• Kota Bengkulu merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori O Tertinggi yakni 1,74 Triliun di Provinsi Bengkulu tahun 2019. Sedangkan, Kaur merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori O Terendah, yakni 0,30 Triliun.

15. Sektor Lapangan Usaha Kategori P (Jasa Pendidikan)

• Kategori ini mencakup kegiatan pendidikan pada berbagai tingkatan dan untuk berbagai pekerjaan, baik secara lisan atau tertulis seperti halnya dengan berbagai cara komunikasi. Kategori ini juga mencakup pendidikan negeri dan swasta juga mencakup pengajaran yang terutama mengenai kegiatan olah raga, hiburan dan penunjang pendidikan.

• Kota Bengkulu merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori P Tertinggi yakni 1,92 Triliun di Provinsi Bengkulu tahun 2019. Sedangkan,Lebong merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori P Terendah, yakni 0,08 Triliun.

16. Sektor Lapangan Usaha Kategori Q (Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial)

• Kategori ini mencakup kegiatan penyedia jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang cukup luas cakupannya, dimulai dari pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga profesional terlatih di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain sampai kegiatan

59

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab IV Analisis Sektor Unggulan dan Potensial Regional

perawatan di rumah yang melibatkan tingkatan kegiatan pelayanan kesehatan sampai kegiatan sosial yang tidak melibatkan tenaga kesehatan profesional.

• Kota Bengkulu merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori Q Tertinggi yakni 0,63 Triliun di Provinsi Bengkulu tahun 2019. Sedangkan,Mukomuko merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori Q Terendah, yakni 0,01 Triliun.

17. Sektor Lapangan Usaha Kategori R,S,T,U (Jasa Lainnya)

• Kategori Jasa Lainnya merupakan gabungan 4 kategori pada KBLI 2009. Kategori ini mempunyai kegiatan yang cukup luas yang meliputi: Kesenian, Hiburan, dan Rekreasi; Jasa Reparasi Komputer dan Barang Keperluan Pribadi dan Perlengkapan Rumah Tangga; Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga; Kegiatan yang Menghasilkan Barang dan Jasa oleh Rumah Tangga yang Digunakan Sendiri untuk Memenuhi Kebutuhan; Jasa Swasta Lainnya termasuk Kegiatan Badan Internasional, seperti PBB dan perwakilan PBB, Badan Regional, IMF, OECD, dan lain-lain.

• Kota Bengkulu merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori R,S,T,U Tertinggi yakni 304,93 Miliar di Provinsi Bengkulu tahun 2019.Sedangkan Mukomuko merupakan wilayah dengan nilai PDRB Kategori R,S,T,U Terendah, yakni 4,29 Miliar.

Tiga Basis Usaha Tertinggi. Tiga lapangan usaha basis di tiap kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu berdasarkan nilai indeks LQ tertinggi tersaji dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.2 Tiga Lapangan Usaha Basis di Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu

No. Kabupaten/Kota LU Basis 1 LU Basis 2 LU Basis 2

1. Bengkulu Selatan Jasa Keuangan Pertanian Adm. pemerintahan

2. Rejang Lebong Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan Jasa Lainnya

3. Bengkulu Utara Pertambangan Industri Pengolahan Pertanian

4. Kaur Pertanian Konstruksi Pertambangan

5. Seluma Pertanian Industri Pengolahan Adm. Pemerintahan

6. Mukomuko Industri Pengolahan Pertanian Perdagangan

7. Lebong Konstruksi Pertambangan Pertanian

8. Kepahiang Pengadaan Listrik Adm. Pemerintahan Pertanian

9. Bengkulu Tengah Pertambangan Industri Pengolahan Adm. Pemerintahan

10. Kota Bengkulu Jasa Perusahaan Transportasi Gudan Inform & Komunikasi

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, Tinjauan PDRB Kabupaten/Kota menurut Lapangan Usaha 2020

Analisis Tipologi Klassen. Tipologi Klassen Provinsi Bengkulu digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah di provinsi Bengkulu. Analisis ini memetakan daerah ke dalam empat kategori yaitu : (1) Daerah Maju yaitu daerah dengan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita tinggi; (2) Daerah Maju tapi tertekan yaitu daerah dengan pertumbuhan ekonomi rendah, tapi pendapatan per kapita tinggi; (3) Daerah Berkembang Pesat yaitu daerah dengan pertumbuhan ekonomi tinggi, tapi pendapatan per kapita rendah; (4) Daerah Relatif Tertinggal yaitu daerah dengan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita rendah.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh BPS Provinsi Bengkulu, berikut adalah peta pola dan struktur pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu berdasarkan analisis tipologi Klassen periode pengamatan tahun 2016-2020.

60

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab IV Analisis Sektor Unggulan dan Potensial Regional

Gambar 4.1 Tipologi Klassen Provinsi Bengkulu (2016-2020)

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, Tinjauan PDRB Kabupaten/Kota menurut Lapangan Usaha 2020

Berdasarkan gambar disamping dapat dideskripsikan struktur pertumbuhan ekonomi kabupaten/ kota di Provinsi Bengkulu :

• Provinsi Bengkulu menjadi titik tengah sebagai titik 0 perhitungan dan perbandingan

• Daerah Maju : Kota Bengkulu • Daerah Maju tapi tertekan :

Bengkulu Tengah • Daerah Berkembang cepat :

- Mukomuko - Kepahiang - Bengkulu Selatan - Kaur dan - Lebong

• Daerah Relatif Tertinggal : - Bengkulu Utara, - Rejang Lebong - Seluma

4.2.2 Kontribusi Sektor Unggulan Daerah Terhadap Ketenagakerjaan

Sektor usaha pertanian, kehutanan dan perikanan masih menjadi sektor basis pada seluruh kabupaten yang ada di Provinsi Bengkulu kecuali Kota Bengkulu. Sektor ini merupakan sektor sebagai penyumbang terbesar dalam perekonomian di Provinsi Bengkulu dengan persentase economic share terbesar yang mencapai 28,68 persen. Peranan sektor ini di Provinsi Bengkulu menjadi sangat penting di tengah permasalahan ketenagakerjaan. Penyerapan dan penempatan tenaga kerja masih menjadi permasalahan karena kurangnya kesempatan kerja di sektor yang lain sehingga sektor pertanian menjadi andalan baik dari pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja di wilayah Bengkulu.

Struktur lapangan pekerjaan kondisi Agustus 2020 sedikit mengalami perubahan dibandingkan tahun sebelumnya, akan tetapi Sektor Pertanian masih menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bengkulu. Sektor Pertanian menyerap tenaga kerja sebesar 46,88 persen, sektor Perdagangan besar dan eceran menyerap tenaga kerja sebesar 16,33 persen, dan sektor Administrasi pemerintahan menyerap tenaga kerja sebesar 5,94 persen.

Bila dibandingkan dengan keadaan Agustus 2019, beberapa sektor lapangan pekerjaan mengalami peningkatan dan penurunan penyerapan penduduk bekerja. Sektor-sektor yang mengalami penurunan terbesar yaitu sektor Pengadaan Listrik dan Gas yang turun sebesar 50,34 persen. Di sisi lain, sektor lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase penyerapan penduduk bekerja tertinggi berada pada sektor Jasa transportasi dan Pergudangan yang meningkat sebesar 19,37 persen atau sebanyak 4.623 orang.

61

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab IV Analisis Sektor Unggulan dan Potensial Regional

4.2.3 Kontribusi Sektor Unggulan Daerah Terhadap Pendapatan Negara

dan Daerah

Dari sisi lapangan usaha sektor unggulan Provinsi Bengkulu adalah sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan berkontribusi terhadap angka pertumbuhan Nasional 2,45 persen PDB dengan share sebesar 28,21 persen. Hasil perkebunan Provinsi Bengkulu dalam kurun waktu dua tahun terakhir berdasarkan data BPS Provinsi Bengkulu sebagai berikut :

Tabel 4.3 Produksi Perkebunan kabupaten/kota dan Jenis Tanaman Provinsi Bengkulu (ribu ton)

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

Total ekspor Provinsi Bengkulu bulan Desember 2021 mencapai nilai sebesar US$ 23,28 juta, yang tercatat 77,24 persen diantaranya merupakan transaksi ekspor melalui Pelabuhan di Provinsi Bengkulu. Nilai total ekspor Desember 2021 mengalami penurunan sebesar 12,96 persen jika dibandingkan dengan bulan November 2021 yang sebesar US$ 26,74 juta namun meningkat sebesar 66,42 persen apabila dibandingkan dengan bulan Desember 2020 yang tercatat US$ 13,99 juta.

Secara kumulatif, total ekspor Provinsi Bengkulu selama periode Januari-Desember 2021 mencapai US$ 238,10 juta. Bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, ekspor Provinsi Bengkulu Januari-Desember 2021 mengalami peningkatan sebesar 54,89 persen dimana ekspor Januari-Desember 2020 tercatat US$ 153,73 juta.

Tabel 4.4 Perkembangan Pertanian di Provinsi Bengkulu (2016-2020)

Indikator Satuan Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

Padi Ton GKG 641.881 731.169 288.811 296.472 296.925

Jagung Ton PK 133.901 148.090 117.998 175.132 141.680

Bawang Merah Kwintal 5.210 4.900 9.105 5.234 5.197

Cabai Merah Kwintal 472.070 321.454 397.936 378.118 114.926

Kopi Ton 56.815 58.811 61.591 62.490 62.759

Karet Ton 89.510 90.393 99.842 99.260 101.246

Sawit Ton 455.074 725.949 735.766 776.590 799.891

Daging sapi Ton 3.056,90 2.587,20 2.471,90 2.587,40 3.149,00

Daging Kambing Ton 257,90 94,80 99,90 94,91 114,47

Daging Unggas Ton 5.229,70 8.552,60 8.057,90 14.083,80 13.881,80

Sumber : RPJMD Provinsi Bengkulu 2021-2026 dikutip dari Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura Provinsi Bengkulu, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu

62

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab IV Analisis Sektor Unggulan dan Potensial Regional

4.2.4 Dukungan Alokasi APBN dan APBD

Dukungan APBN untuk menopang sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di wilayah Bengkulu meliputi alokasi belanja pada tiga kementerian yaitu Kementerian kelautan perikanan, kementerian PUPR dan Kementerian Pertanian dengan rincian sebagai berikut.

Sementara dukungan alokasi APBD dari pemerintah daerah di wilayah Bengkulu untuk mendukung sektor ini berasal dari alokasi tiga bidang DAK Fisik meliputi DAK Fisik Bidang

Tabel 4.5 Alokasi Dukungan Dana APBN untuk Sektor Pertanian di Provinsi Bengkulu (2021)

Kementerian Pagu Realisasi

Kementerian Kelautan Perikanan 10.502.818.000 10.328.987.971

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

377.270.825.000 314.445.236.624

Kementerian Pertanian 97.633.986.000 96.752.562.885

Jumlah 485.407.629.000 421.526.787.480

Sumber : Aplikasi MEBE (diakses pada 16 Februari 2022, pukul 9.30 WIB)

Kelautan Perikanan, DAK Fisik Bidang Irigasi dan DAK Fisik Bidang Pertanian dengan jumlah pagu dan realisasi selama tahun 2021 sebagai berikut.

Tabel 4.6 Alokasi Dukungan Dana APBD untuk Sektor Pertanian di Provinsi Bengkulu (2021)

Bidang DAK Fisik Pagu Realisasi

Kelautan Perikanan 17.192.950.000 16.189.786.979

Irigasi 52.261.291.000 48.270.946.231

Pertanian 14.017.882.000 10.118.944.135

Jumlah 83.472.123.000 74.579.677.345

Sumber : Aplikasi Simtrada (diakses pada 31 Januari 2022, pukul 8.45 WIB)

Berdasarkan data di atas, realisasi dukungan APBN dan APBD untuk sektor unggulan di Provinsi Bengkulu tahun 2021 secara akumulatif sebesar Rp 496,1 milyar. Dukungan pemerintah lainnya selain APBN dan APBD adalah berasal dari dana kredit program pemerintah berupa pembiayaan KUR dan UMi di sektor perikanan telah tersalur sebesar Rp 27,9 milyar (Rp27.931.489.654,-) dengan jumlah debitur pengguna sebanyak 658 debitur. Kemudian dari sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan telah tersalur sebesar 1.9 triliun (Rp1.901.478.863.894,-) dengan jumlah debitur pengguna sebanyak 39.128 debitur di seluruh Bengkulu.

4.2.5 Tantangan Fiskal pada Sektor Unggulan Daerah

Akses permodalan merupakan salah satu faktor penting bagi pengembangan sektor kelautan dan perikanan.Untuk dapat meningkatkan akses permodalan masyarakat kelautan dan perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.20/MEN/2009 mendirikan Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) Pendirian LPMUKP ini dilakukan setelah dihentikannya Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) serta Program Dana Penguatan Modal Perikanan Budidaya (DPM-PB) pada tahun 2007.

Hal ini juga menjawab tuntutan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 dimana seluruh program penguatan modal melalui program dana bergulir harus dilakukan dengan pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU). Dalam pelaksanaannya, LPMUKP tak sekedar memberikan Pinjaman Modal Usaha, tapi memberikan pendampingan juga kepada pelaku usaha tersebut. Para pelaku usaha juga bisa belajar mengenai cara mengelola keuangan dari proses pendampingan yang LPMUKP berikan dan harapan jangka panjang

63

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab IV Analisis Sektor Unggulan dan Potensial Regional

selanjutnya mereka bisa mandiri untuk bisa mendapatkan akses permodalan dari sumber lain seperti KUR maupun perbankan. Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui BLU LPMUKP menargetkan untuk menyalurkan pembiayaan permodalan bagi usaha sektor kelautan dan perikanan di seluruh wilayah Indonesia termasuk Provinsi Bengkulu mencapai Rp.1,2 triliun pada akhir tahun 2021.

4.2.6 Dukungan Kebijakan dan Stimulus Fiskal yang Diperlukan

Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian 2021. Presiden RI dalam arahannya mengingatkan kembali pada peringatan FAO tentang kemungkinan terjadinya krisis pangan global sebagai dampak Pandemi Covid-19. Untuk itu Presiden menegaskan bahwa pengelolaan pangan dan pembangunan pertanian harus dilakukan secara serius dan detail. Salah satunya dengan penerapan inovasi teknologi pada kawasan skala luas dengan membangun manajemen hulu-hilir yang modern.

Pemerintah Provinsi Bengkulu akan melaksanakan program unggulan dan kebijakan pembangunan pertanian yang telah dituangkan dalam Dokumen RPJMD 2021-2026 dengan sasaran meningkatkan sumber daya ekonomi untuk kedaulatan dan kemandirian pangan, diversifikasi pangan, penanganan daerah rentan rawan pangan dan keamanan pangan. Pada akhirnya dukungan fiskal pada sektor unggulan pertanian di wilayah Bengkulu seharusnya terpola, terarah dan berkesinambungan ke depan guna menuntaskan seluruh permasalahan pertanian yang dialami selama ini meliputi : 1) Belum optimalnya aktivitas ekonomi pertanian dari hulu ke hilir; 2) Menurunnya luas lahan pertanian dan terganggunya ekosistem pertanian sebagai

konsekuensi dari intensitas pembangunan sektor non-pertanian yang sangat tinggi; 3) Rendahnya penguasaan dan pemanfaatan teknologi budidaya pertanian; 4) Tingginya gangguan hama dan penyakit tanaman pertanian dan perkebunan, serta

peternakan; 5) Rendahnya penerapan sertifikasi jaminan mutu hulu-hilir pertanian; 6) Rendahnya regenerasi petani; 7) Rendahnya akses permodalan; 8) Kurang optimalnya pemakaian bibit unggul ternak; 9) Kurangnya sumber daya penyuluh peternakan.

4.3 Sektor Potensial Daerah

Berdasarkan hasil analisis dan pengamatan berdasarkan analisis LQ dan Tipologi Klassen di atas, sektor potensial di Provinsi Bengkulu yang diyakini dapat dikembangkan dan dapat meningkatkan kapasitas produksi untuk mencapai penambahan output berdasarkan perhitungan produk domestic bruto maupun produk domestic regional bruto adalah sektor jasa lainnya berupa jasa pariwisata.

4.3.1 Profil Sektor Potensial Daerah Berdasarkan Lapangan Usaha

Pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Bengkulu sebagai salah satu sumber pendapatan daerah, berkontribusi dalam penyediaan lapangan kerja, mampu meningkatkan industri kreatif, serta berperan dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan usaha mikro kecil menengah. Terlebih selama lima tahun sebelumnya, Bengkulu berhasil mengangkat derajat pariwisata Bengkulu menjadi lebih baik dan lebih dikenal. Namun, kedepan Pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif juga masih perlu didorong untuk menjadi kekuatan pertumbuhan ekonomi yang baru. Pariwisata sebagai salah satu penyumbang ekonomi daerah dan pendapatan daerah, perlu didorong terutama bagaimana menyiapkan prasarana dan sarana pariwisata pada destinasi wisata

64

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab IV Analisis Sektor Unggulan dan Potensial Regional

unggulan, konektivitas antar destinasi wisata, promosi wisata, penyiapan sumberdaya manusia serta kolaborasi antar pemerintahan.

Pengembangan pariwisata Bengkulu perlu mempertimbangkan potensi geografis dan sosio-grafis yang dimiliki dan diharapkan dapat dikembangkan menjadi daya tarik yang kuat. Pengembangan sektor pariwisata Bengkulu perlu ditekankan pada pengembangan pariwisata berbasis masyarakat dan lingkungan hidup, dengan memperhatikan kekhasan geografis dengan konteks zonasi serta melalui berbagai koridor sektoral dan budaya, dengan kreativitas termasuk eduwisata. Terlebih Bengkulu memiliki potensi wisata sejarah yang kuat serta memiliki Pulau Enggano yang ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Pengembangan pariwisata juga diarahkan dengan dengan menempatkan masyarakat desa sebagai subyek pembangunan serta didukung interkoneksi antar desa, pemerintah, swasta, perguruan tinggi, komunitas dan pelaku wisata. Disamping itu, juga dikembangkan Daya Tarik Wisata untuk mendukung koridor pariwisata Bengkulu, melalui pengembangan destinasi pariwisata dan pengembangan pemasaran pariwisata. Pengembangan pariwisata perlu memperhatikan industri dan ekonomi kreatif dengan mengembangkan pariwisata sebagai ruang temu budaya masyarakat dan berdaya dukung hasil-hasil produksi masyarakat setempat.

Pariwisata yang dikembangkan sebagai sebuah industri usaha diharapkan kedepannya, tidak hanya dapat meningkatkan kesejehteraan masyarakat, meningkatkan pemerataan kemakmuran rakyat, namun industri pariwisata dengan segala potensi yang ada didalamnya, diharapkan juga menjadi mesin yang efektif untuk pembangunan ekonomi nasional dan daerah.

Untuk itu, sangat diperlukan komitmen dalam berbagai aspek, termasuk dari aspek kebijakan dan perencanaan yang kuat. Oleh karenanya Bengkulu perlu berfokus kepada pengembangan sektor pariwisata yang tematik, holistik, integratif dan spasial dalam aspek: Perwilayahan Pembangunan Destinasi Pariwisata, Pembangunan Daya Tarik Wisata, Pembangunan Aksesibilitas Pariwisata, Pembangunan Prasarana Umum, Fasilitas Umum Dan Fasilitas Pariwisata, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kepariwisataan, Pengembangan Investasi di Bidang Pariwisata, Pengembangan Pasar Wisatawan, Pengembangan Citra Pariwisata, Pengembangan Kemitraan Pemasaran Pariwisata, Pengembangan Promosi Pariwisata, Penguatan Struktur Industri dan Ekonomi Kreatif Pariwisata, Peningkatan Daya Saing Produk Pariwisata, Pengembangan Kemitraan Usaha Pariwisata, Pengembangan Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan, Penguatan Organisasi Kepariwisataan dan Pembangunan Sumber Daya Manusia Pariwisata.

4.3.2 Kontribusi Sektor Potensial Daerah Terhadap Ketenagakerjaan

Saat terdampak pandemic Covid-19, Tingkat Hunian Kamar tercatat turun sebesar 45,45% dan Rata-rata lama Menginap hanya 1,31 hari. Selain itu, investasi di sektor pariwisata masih cukup rendah, yang berdampak padaperanan sektor pariwisata dalam pertumbuhan ekonomi juga rendah hanya sebesar 1,78% pada Triwulan III tahun 2020. Selanjutnya, penyerapan tenaga kerja di sektor penyediaan jasa akomodasi dan konsumsi juga rendah yaitu sebesar 3,87% dari total penduduk yang bekerja pada Agustus 2020.

Tabel 4.7 Daftar Destinasi Wisata di Provinsi Bengkulu (2021)

No Kabupaten /Kota

Regency/Municipality Jenis

Wisata Nama Objek Wisata Lokasi

1. Kota Bengkulu

Buatan Benteng Marlborough Kota Bengkulu

Alam Pantai Panjang Kota Bengkulu

Buatan Rumah Soekarno Kota Bengkulu

65

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab IV Analisis Sektor Unggulan dan Potensial Regional

No Kabupaten /Kota

Regency/Municipality Jenis

Wisata Nama Objek Wisata Lokasi

2. Bengkulu Selatan Alam Pantai Pasar Bawah Manna

Buatan Arung Kerja Ayik Manna Manna

3. Kepahiang Alam Kebun Teh Kabawetan Kabawetan

Alam TWA Bukit Hitam Kabawetan

4. Rejang Lebong

Alam Danau Mas Harus Bastari Desa Selupu

Alam Bukit Kaba Desa Sumber Urip

Buatan Pemandian Air Panas Suban Curup

5. Lebong Buatan Arung Jeram Sungai Ketahun Desa Talang Ratu

Alam Sungai Air Putih Desa Air Putih

6. Bengkulu Tengah Alam Pantai Sungai Suci Desa Pasar Pedati

Alam Pantai Gedang Desa Padang Betuah

7. Kaur Alam

Pantai Laguna Ujung Lancang

Desa Merpas

Alam Danau Kembar Desa Tanjung Agung

8. Bengkulu Utara Alam

Air Tejun Kepala Siring Kemumu Kemumu

Alam Pulau Enggano Pulau Enggano

9. Seluma Alam

Kawasan Wisata Lubuk Resam Desa Lubuk Resam

Alam Air Terjun Bekinyau Desa Sengkuang

10. Mukomuko Alam Desa Danau Nibung Desa Ujung Pandang

Sumber : Bappeda Provinsi Bengkulu (Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu)

Berdasarkan data pada tahun 2020 jumlah data wisnus yang berjumlah 455.785 wisatawan dengan total wisman sebanyak 923 wisatawan maka total kunjungan wisatawan Provinsi Bengkulu pada tahun 2020 adalah sebanyak 456.708 wisatawan. Baik pengunjung mancanegara maupun pengunjung nusantara, sebagian besar adalah pengunjung dengan tujuan untuk berlibur dan kunjungan sosial budaya bagi warga negara asing. Oleh sebab itu, Provinsi Bengkulu memiliki potensi yang sangat besar dalam sektor pariwisata. Data destinasi wisata lengkap per kabupaten terlampir pada bagian lampiran.

4.3.3 Kontribusi Sektor Potensial Daerah Terhadap Pendapatan Negara dan

Daerah

Peran/kontribusi sektor pariwisata Bengkulu sebagai sumber pendapatan negara dan daerah, hingga kajian ini disusun data secara rinci kontribusi sektor pariwisata terhadap pendapatn daerah belum diperoleh. Hal ini menjadi catatan tersendiri karena sulitnya koordinasi terkait perolehan data-data tersebut. Namun secara total diperoleh informasi bahwa pendapatan asli daerah total Provinsi Bengkulu pada tahun 2021 sebesar Rp 948.7 milyar dimana pendapatan sektor pariwisata menjadi bagian dari total pendapatan asli daerah tersebut.

4.3.4 Dukungan Alokasi Anggaran APBN dan APBD

Dukungan alokasi anggaran dari APBD untuk sektor pariwisata tercermin dari alokasi dana untuk urusan pemerintahan bidang pariwisata yang dialokasikan sebesar Rp15,03 milyar pada 2 OPD yaitu (1) Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu sebesar Rp14,93 milyar dan (2) UPTD Pengembangan dan Pengendalian Usaha Pariwisata sebesar Rp105 juta.

66

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab IV Analisis Sektor Unggulan dan Potensial Regional

Kemudian berdasarkan penelusuran dari aplikasi OMSPAN dan aplikasi MEBE, tidak ditemukan data terkait dukungan alokasi anggaran APBN untuk sektor Pariwisata di wilayah Provinsi Bengkulu. Sesuai undang-undang otonomi daerah bahwa urusan pemerintahan bidang pariwisata telah sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah daerah sehingga alokasi anggaran dari pemerintah pusat untuk sektor pariwisata terutama yang terkait dengan urusan Dekonsentrasi, Urusan Bersama dan Tugas Pembantuan tidak ada lagi.

4.3.5 Tantangan Fiskal Pada Sektor Potensial Daerah

Infrastruktur masih menjadi kendala dalam sektor pariwisata yang menghambat akses dan waktu jelajah, terutama untuk objek wisata yang memiliki kekuatan daya tarik keindahan alam. Tantangan bagi pemerintah daerah yaitu masih terbatasnya investasi yang masuk dalam mendukung sektor pariwisata. Sementara itu, sumber daya APBD yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah sangat terbatas. Oleh karena itu peluang APID sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 63 tahun 2019 tentang investasi Pemerintah dan ketentuan turunannya berupa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 53 Tahun 2020 tentang Tatacara Investasi Pemerintah diharapkan dapat menjembatani kebuntuan pendanaan untuk sektor ini.

Melalui dua ketentuan tersebut, Pemerintah Pusat dapat melakukan investasi langsung dan membantu pemerintah daerah yang memiliki potensi dan kelayakan investasi namun terkendala dengan keterbatasan dana yang dimiliki. Instrument investasi langsung tersebut dapat berupa pinjaman daerah, kerjasama investasi dan investasi langsung lainnya.

4.3.6 Dukungan Kebijakan dan Stimulus Fiskal yang diperlukan

Kebijakan dan stimulus fiskal dari pemerintah pusat berupa investasi langsung melalui PP Nomor 63 tahun 2019 dan PMK Nomor 55 Tahun 2020 sebaiknya segera ditangkap oleh pemerintah daerah. Peran kanwil Ditjen Perbendaharaan Bengkulu di daerah sebagai Regional Chief Economist siap mengawal pemda dalam Menyusun profil investasi di sektor pariwisata masing-masing pemerintah daerah di Provinsi Bengkulu. Sejumlah destinasi wisata yang tersebar di Bengkulu sesuai lampiran menjadikan sektor ini benar-benar potensial untuk dikembangkan.

KFR KAJIAN FISKAL REGIONALTAHUNAN 2021

BAB VANALISIS HARMONISASI

BELANJA PEMERINTAH PUSAT& PEMERINTAH DAERAH

K A N W I L D J P b P R O V I N S I B E N G K U L U

67

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab V Analisis Harmonisasi Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah

5.1 Pendahuluan

Pemerintah harus mampu mewujudkan tujuan nasional melalui pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat (K/L) dan daerah sebagai satu kesatuan dalam perencanaan pembangunan nasional. Dalam pelaksanaan otonomi daerah tidak serta merta membuat daerah bebas melaksanakan pembangunan ke arah yang dikehendaki masing-masing. Keadaan ini dapat membuat sulit tercapainya tujuan berbangsa dan bernegara disebabkan tidak terdapat kesatuan visi dan misi pemerintah dalam melaksanakan pembangunan.

Dalam pelaksanaan perencanaan dan pembangunan nasional diperlukan perpaduan dan harmonisasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah demi percepatan terwujudnya sasaran pembangunan nasional. Sesuai PP Nomor 17 tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional dinyatakan bahwa Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional adalah suatu proses memadukan dan memperkuat penyusunan rencana dan anggaran pembangunan nasional serta pengendalian pencapaian sasaran pembangunan.

Dalam proses perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional, Pemerintah Pusat memiliki panduan/guidelines berupa instrumen-instrumen perencanaan yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

RPJP Nasional adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 20 (dua puluh) tahun. Saat ini RPJP Nasiional Indonesia yang berlaku adalah RPJP Nasional Tahun 2005-2025. RPJP Nasional disusun atas hasil Musrenbang Jangka Panjang Nasional. RPJP Nasional salah satunya diperlukan agar memberikan fokus pembangunan jangka panjang nasional walaupun terdapat pergantian Kepala Negara serta unsur-unsur pemerintahan yang lain.

RPJMN adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 5 (lima) tahun. Saat ini dokumen RPJMN yang berlaku adalah dokumen RPJMN tahun 2020-2024. RPJMN disusun berdasarkan masa jabatan presiden yang tetap mengacu pada acuan induk pada RPJP Nasional. RKP merupakan dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 1 (satu) tahun. RKP digunakan sebagai pedoman bagi Pemerintah Pusat dalam menyusun RUU APBN dan Nota Keuangan tahun anggaran berkenaan. RKP digunakan oleh Kementerian Negara/Lembaga (K/L) sebagai acuan dalam melakukan penyusunan dan pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran K/L (RKA-K/L) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Sejalan dengan penyusunan perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional, masing-masing pemerintah daerah baik Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota juga diamanatkan untuk menyusun rencana pembangunan yang dituangkan dalam beberapa instrumen antara lain RPJP Daerah, RPJM Daerah, dan RKP Daerah. Periode RPJM Daerah disesuaikan dengan masa jabatan Kepala Daerah. Pada bab ini akan dibahas harmonisasi antara perencanaan dan penganggaran pembangunan oleh

BAB V ANALISIS HARMONISASI BELANJA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

68

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab V Analisis Harmonisasi Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah

Pemerintah Pusat (K/L) dan Pemerintah Provinsi Bengkulu. Oleh sebab itu, dokumen yang disandingkan adalah dokumen RPJM Nasional dan RPJM Daerah Provinsi Bengkulu periode 2016-2021 dan 2021-2026. Selain itu, turut disandingkan data-data pada dokumen sumber RKP TA 2021 dan RKP Daerah Provinsi Bengkulu TA 2021.

Sinkronisasi dilakukan untuk meningkatkan keterpaduan perencanaan dan penganggaran agar lebih berkualitas dan efektif dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan nasional sesuai visi dan misi Presiden yang dituangkan dalam RPJM Nasional. Selanjutnya, RPJM Nasional ini dijabarkan per tahun dan dituangkan dalam RKP. RKP disusun menggunakan pendekatan tematik, holistik, integratif dan spasial dengan kebijakan anggaran belanja berdasarkan money follows program.

Berdasarkan diagram di samping, proses analisis harmonisasi belanja pemerintah pusat dan daerah dijabarkan atas pelaksanaan belanja K/L dan TKDD dalam hal ini DAK Fisik, DAK Non Fisik dan Dana Desa. Masing-masing belanja baik pada pemerintah pusat dan daerah dianalisis program-program prioritasnya yang pada akhirnya akan mendatangkan kesimpulan mengenai harmonisasi/ efektivitas pelaksanaan program pada Pemerintah Pusat dan Daerah.

Gambar 5.1 Kerangka Analisis Harmonisasi Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah

Sumber : Direktorat Pelaksanaan Anggaran DJPb

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2020 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2021, dijelaskan pada Bab IV bahwa dalam upaya mempercepat pemulihan ekonomi dan reformasi sosial, pada tahun 2021 implementasi sasaran dan arah kebijakan pembangunan dituangkan dalam tujuh Prioritas Nasional (PN). Penjelasan tiap PN akan mencakup pendahuluan yang memuat tantangan atau permasalahan pembangunan yang melatarbelakangi penentuan sasaran PN yang hendak dicapai, dilanjutkan dengan penjelasan Program Prioritas (PP) dan Proyek Prioritas Strategis/Major Project (MP).

Sementara itu, tujuan dan sasaran pembangunan dalam RKP Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2021 berpedoman pada misi pembanguan RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2021 pada tahun kelima. Visi pembangunan Pemerintah Provinsi Bengkulu dalam RPJM Daerah Provinsi Bengkulu tahun 2016-2021 adalah “Terwujudnya Bengkulu yang maju, sejahtera, bermartabat dan berdaya saing tinggi”. Pemahaman Bengkulu maju, sejahtera, bermartabat dan berdaya saing tinggi adalah:

1) Terpenuhinya kebutuhan layanan dasar masyarakat yang berkualitas; 2) Meningkatnya hasil-hasil pembangunan yang berkeadilan dengan didukung oleh kondisi

aman, pemerintahan bersih dan berwibawa, efektif, transparan dan mengayomi; 3) Mewujudkan masyarakat Provinsi Bengkulu yang berjiwa menghargai keberbedaan,

memiliki kebanggan terhadap sumber daya yang ada dan menjunjung tinggi martabat bangsa; dan

4) Meningkatnya daya saing Provinsi Bengkulu dalam beragam aspek kehidupan dan pembangunan.

Dalam melaksanakan visi dan misi pembangunan, Pemerintah Provinsi Bengkulu menetapkan 7 (tujuh) prioritas pembangunan dan 5 (lima) program prioritas. Tujuh prioritas pembangunan tahun 2021 yaitu: 1. Bengkulu Sehat

69

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab V Analisis Harmonisasi Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah

2. Bengkulu Cerdas 3. Bengkulu Maju 4. Bengkulu Mapan 5. Bengkulu Bersih Profesional 6. Bengkulu Berbudaya Wisata 7. Bengkulu Beriman

Sementara 5 (lima) Program Prioritas Provinsi Bengkulu Tahun 2021 yaitu:

1. Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan yang diwujudkan melalui penyaluran Bantuan Masyarakat Miskin, Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa tertinggal dan Pemberdayaan Masyarakat Miskin;

2. Penguasan Komoditas Unggulan Agro-Maritim dan Hilirisasi yang diwujudkan melalui: a. Inventarisasi produk-produk unggulan, baik yang potensial maupun aktual; b. Intensifikasi produk; c. Ekstensifikasi produk; d. Diversifikasi produk; e. Pengaturan distribusi dan perluasan pasar; f. Penguatan kelembagaan dan iptek; g. Akses keuangan dan permodalan; dan h. Penciptaan nilai tambah produk (hilirisasi).

3. Pengembangan Infrastruktur Strategis dan Industrialisasi yang diwujudkan melalui: a. Pembukaan akses dan konektivitas pesisir Barat Sumatera; b. Pengembangan pelabuhan laut, bandara, pembangkit listrik dan air bersih; c. Perintisan kawasan industri dan kawasan khusus; d. Optimalisasi potensi pertambangan; e. Pengembangan pelabuhan Pulau Baai sebagai poros maritim Indonesia; f. Pengembangan bandara perintis pulau Enggano.

4. Transformasi birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan berbasis IT yang diwujudkan melalui beberapa program prioritas diantaranya; a. Peningkatan kualitas indeks kepuasan masyarakat dalam perizinan; b. Penempatan ASN berdasarkan kualifikasi kompetensi; c. Penerapan e-government; d. Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah; dan e. Peningkatan akuntabilitas kinerja SAKIP.

5. Visit 2020 Wonderful Bengkulu yang diwujudkan dalam program-program pembangunan dan pengembangan sektor kepariwisataan sebagai berikut: a. Penataan ruang pariwisata: wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata religi,

wisata kuliner dan wisata buatan; b. Pengembangan destinasi wisata: daya tarik (event and product), aksesibilitas, sarana

dan prasarana dan pengembangan masyarakat sadar wisata; c. Penguatan kelembagaan pariwisata: organisasi, sumber daya manusia terampil serta

penelitian dan pengembangan; d. Pengembangan pemasaran wisata: pasar, citra, kemitraan dan promosi: dan e. Industri pariwisata: produk, teknologi, jaringan dan event.

5.2 Harmonisasi Belanja K/L dengan DAKFisik, DAKNon Fisik & Dana Desa

5.2.1 Harmonisasi Belanja K/L dengan DAK Fisik

DAK Fisik adalah dana yang dialokasikan dalam APBN kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk mendanai kegiatan khusus fisik yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. DAK Fisik bertujuan untuk mendorong penyediaan sarana dan prasarana pelayanan dasar publik, pemenuhan SPM, pencapaian Prioritas Nasional RKP tahun 2021, serta

70

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab V Analisis Harmonisasi Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah

percepatan pembangunan daerah dan kawasan. Pada tahun 2021, DAK Fisik dibagi menjadi dua jenis, yaitu DAK Reguler dan DAK Penugasan.

Pada TA 2021, DAK Fisik di Provinsi Bengkulu dialokasikan untuk 11 (sebelas) bidang kegiatan yaitu Air Minum, Industri Kecil dan Menengah, Irigasi, Jalan, Kelautan dan Perikanan, Kesehatan dan Keluarga Berencana, Pendidikan, Pertanian, Perumahan dan Permukiman, Sanitasi, dan Transportasi Perdesaan. Sementara itu, berdasarkan data OMSPAN pada TA 2021 terdapat 6 (enam) sektor Rincian Output (RO) di Provinsi Bengkulu yaitu Infrastruktur, Kesehatan, Ketahanan Pangan, Pendidikan, Perlindungan Sosial, dan Pertahanan dan Keamanan.

RO Sektoral di Provinsi Bengkulu dijabarkan kembali dalam berbagai kelompok output yang menggambarkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam masing-masing sektoral RO. Berdasarkan kelompok-kelompok output tersebut, tim penyusun KFR Kanwil DJPb Bengkulu mengindentifikasi dan mengelompokkan kelompok-kelompok output tersebut ke dalam 11 (sebelas) kategori yang akan disandingkan dan direviu bersama capaian DAK Fisik per bidang. Kesebelas kategori tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1 Kelompok Sektoral RO dan Bidang DAK Fisik Provinsi Bengkulu TA 2021

No Kategori Sektoral RO K/L Bidang DAK Fisik

1 Air Minum Air Minum

2 Perlindungan Sosial Industri Kecil dan Menengah

3 Irigasi Irigasi

4 Jalan dan Jembatan Jalan

5 Infrastruktur Kelautan dan Perikanan

6 Kesehatan Kesehatan dan Keluarga Berencana

7 Pendidikan Pendidikan

8 Pertanian Pertanian

9 Perumahan dan Permukiman Perumahan dan Permukiman

10 Sanitasi Sanitasi

11 Pertahanan dan Keamanan Transportasi Perdesaan Sumber : Aplikasi OMSPAN/MonevPA (diolah) diakses tanggal 07 Februari 2022

Berdasarkan tabel di atas, terdapat 11 Kategori Sektoral RO K/L dan 11 Bidang DAK Fisik di Provinsi Bengkulu pada TA 2021. Kesebelas kategori Sektoral RO berdasarkan hasil analisis dan pengelompokkan tim penyusun KFR Kanwil DJPb Bengkulu terhadap kelompok output pada Aplikasi OMSPAN.

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa terdapat 3 (tiga) bidang pada DAK Fisik yang tidak bisa disandingkan secara langsung dengan kategori RO K/L yaitu Bidang Industri Kecil dan Menengah, Kelautan dan Perikanan serta Transportasi Perdesaan. Senada dengan hal tersebut, terdapat pula 3 (tiga) kategori pada RO K/L yang tidak dapat disandingkan secara langsung dengan bidang DAK Fisik yaitu kategori Perlindungan Sosial, Infrastruktur, dan Pertahanan dan Keamanan.

Pada RO K/L tidak terdapat kelompok output yang menyasar kelompok UMKM khususnya pada kategori perlindungan sosial. Kategori perlindungan sosial pada RO K/L hanya terbatas pada kegiatan-kegiatan pemberian bantuan sosial kepada masyarakat yang terdampak bencana sosial, penyandang disabilitas, serta pemberian kartu sembako. Pada kategori Infrastruktur lebih berfokus pada pembangunan/pengembangan infrastruktur dan layanan

71

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab V Analisis Harmonisasi Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah

transportasi seperti bandara, pelabuhan laut dan sungai, serta pembangunan infrastruktur kemasyarakatan seperti pasar. Pada RO K/L juga terdapat kategori/sektor Pertahanan dan Keamanan yang sama sekali tidak terdapat pada bidang-bidang yang didanai DAK Fisik. Pada kategori pertahanan dan keamanan lebih fokus pada pelaksanaan layanan-layanan institusi penegak hukum seperti keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum oleh Polri dan sarana prasarana (almatsus). Karakteristik kegiatan pada kategori pertahanan dan keamanan yang merupakan urusan Pemerintah Pusat (tersentralisasi) menyebabkan tidak terdapatnya alokasi untuk kegiatan tersebut pada Pemda melalui dana transfer.

Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut, pelaksanaan analisis dan reviu atas hasil penelahaan terhadap harmonisasi belanja K/L dan DAK Fisik pada KFR Tahunan 2021 ini dibagi atas bidang yang selaras dan belum selaras. Adapun pencapaian output dan realisasi anggaran atas bidang/kategori yang selaras dijabarkan pada tabel berikut:

Tabel 5.2 Capaian Output dan Realisasi Anggaran belanja K/L dan DAK Fisik per Kategori/Bidang

Kategori

K/L

Bidang

DAK Fisik

Capaian Output

Realisasi Anggaran

Capaian Output

Realisasi Anggaran

Air Minum 100.0% 67.2% Air Minum 93.9% 97.7%

Irigasi 100.0% 99.8% Irigasi 93.7% 92.4%

Jalan dan Jembatan

100.0% 90.9% Jalan 96.7% 95.1%

Kesehatan 99.9% 99.3% Kesehatan dan Keluarga Berencana

66.4% 93.4%

Pendidikan 99.7% 93.9% Pendidikan 94.4% 96.2% Pertanian 87.4% 98.4% Pertanian 94.7% 72.2% Perumahan dan Permukiman

87.4% 43.6% Perumahan dan Permukiman

75.6% 92.5%

Sanitasi 100.0% 99.7% Sanitasi 83.4% 100.0% Sumber: Aplikasi OMSPAN/MonevPA (diolah) diakses tanggal 07 Februari 2022

Berdasarkan tabel 5.2, sebagian besar kategori belanja K/L telah dilaksanakan secara efisien kecuali pada kategori Pertanian. Sementara itu, masih terdapat beberapa bidang pada DAK Fisik yang belum dilaksanakan secara efektif dan efisien yaitu pada Bidang Air Minum, Kesehatan, Pendidikan, Perumahan dan Permukinan, dan Sanitasi. Seluruh jenis belanja antara belanja K/L dan DAK Fisik telah saling melengkapi (komplementer) dan mendukung/selaras dalam pencapaian output.

Beberapa poin hasil reviu tim penyusun KFR atas belanja K/L dan DAK Fisik antara lain :

a. Belanja K/L berfokus pada penyediaan infrastruktur air minum sementara DAK Fisik berfokus pada penyediaan air minum untuk penanggulangan kemiskinan dan stunting;

b. Pada bidang irigasi, kedua jenis belanja baik K/L maupun DAK Fisik telah sejalan/selaras dalam penyediaan infrastruktur irigasi. Belanja K/L berfokus pada penyediaan infrastruktur irigasi seperti perpiaan dan irigasi tersier sementara DAK Fisik menyediakan jaringan irigasi untuk ketahanan pangan;

c. Pada bidang Jalan dan Jembatan, belanja K/L lebih banyak digunakan untuk pengadaan jembatan, sementara DAK Fisik lebih berfokus pada pembangunan jalan baik jalan reguler maupun jalan ekonomi berkelanjutan;

d. Kedua jenis belanja baik K/L maupun DAK Fisik telah saling mendukung dalam ketercapaian output di bidang kesehatan. DAK Fisik lebih berfokus pada belanja-belanja kesehatan untuk penanganan stunting selain juga melaksanakan kegiatan bidang

72

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab V Analisis Harmonisasi Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah

kesehatan lainnya. Kedua jenis belanja telah sama-sama mendukung akselerasi persiapan sistem kesehatan terutama dalam penanganan pandemi COVID-19;

e. Pelaksanaan kegiatan DAK Fisik pada bidang pendidikan lebih menitikberatkan pada pengadaan infrastruktur, sarana dan prasarana pendidikan mulai jenjang PAUD hingga SMA/SMK termasuk gedung perpustakaan, SLB, dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB). Sementara belanja K/L lebih mendukung pelaksanaan program-program non-fisik seperti penyaluran bantuan-bantuan sekolah, KIP, dan tunjangan profesi Guru pada Kemenag;

f. Pada sektor pertanian, belanja K/L memiliki program-program yang lebih beragam mulai dari penyediaan berbagai benih/bibit pertanian, fasilitasi/pembinaan, pemberian insentif penyuluh pertanian hingga pengadaan sarana pascapanen. Sementara pada DAK Fisik lebih berfokus sebagai pelengkap untuk melengkapi sarana/infrastruktur pertanian dalam rangka ketahanan pangan;

g. Pada sektor perumahan dan permukiman, kedua jenis belanja telah selaras/sejalan dalam pengadaan sarana perumahan baik untuk stimulan maupun penanggulangan kemiskinan;

h. Pada bidang sanitasi, kedua jenis belanja telah selaras/sejalan dalam pelaksanaan program-program sanitasi seperti air bersih dan persampahan baik untuk penanggulangan kemiskinan maupun dalam rangka penurunan tingkat stunting.

Bidang transportasi perdesaan pada DAK Fisik sangat berperan penting dalam mewujudkan pemerataan akses transportasi di seluruh lini. Harmonisasi pelaksanaan kegiatan pemerintah pusat dan daerah di Provinsi Bengkulu salah satunya terwujud melalui pelaksanaan pembangunan infrastruktur transportasi. Belanja K/L berfokus pada pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur transportasi laut dan udara, sementara DAK Fisik berfokus pada pembangunan infrastruktur transportasi di perdesaan. Kolaborasi belanja ini akan menghasilkan pemerataan akses transportasi dari desa ke kota, begitupun dari kota (bandara/pelabuhan) ke tujuan-tujuan di luar wilayah.

Berdasarkan tabel 5.1 masih terdapat 3 (tiga) bidang/sektor baik pada belanja K/L maupun pada DAK Fisik yang tidak bisa disandingkan. Pada belanja K/L terdapat kategori perlindungan sosial, infrastruktur dan pertahanan & keamanan. Sektor perlindungan sosial dan infrastruktur harusnya masih dapat diharmonisasikan dengan pelaksanaan kegiatan DAK Fisik. DAK Fisik harus dapat menjadi instrumen yang handal dalam penyediaan infrastruktur-infrastruktur fisik untuk mendukung perlindungan sosial seperti rumah-rumah penampungan anak terlantar dan/atau sarana prasarana lain. Sementara sektor infrastruktur pada belanja K/L lebih banyak pada kegiatan penyediaan sarana prasarana infrastruktur transportasi seperti bandar udara dan pelabuhan. Berdasarkan hasil reviu atas pelaksanaan kegiatan di sektor infrastruktur, belum terdapat pengaruh langsung yang mendukung kegiatan-kegiatan DAK Fisik terutama pada bidang IKM. Pengadaan infrastruktur transportasi hendaknya turut mempertimbangkan aspek kemanfaatan lain seperti pengaruh/dampaknya terhadap kemudahan berusaha bagi para pelaku UMKM, dan sebagainya.

Kategori Pertahanan dan Keamanan sebagai salah satu sentralisasi urusan pemerintah tidak dapat dilaksanakan oleh Pemda. Namun, pelaksanaan kegiatan pada kategori hankam harus dapat menjadi katalisator untuk mewujudkan iklim ekonomi yang stabil dan aman sehingga memunculkan pertumbuhan ekonomi yang baik di suatu wilayah. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan hankam tentu saja bermanfaat dalam mewujudkan wilayah yang kondusif termasuk untuk melaksanakan program-program pemerintah pusat dan daerah.

5.2.2 Harmonisasi Belanja K/L dengan DAK Non Fisik

DAK Nonfisik adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus nonfisik yang merupakan urusan daerah. DAK Nonfisik dialokasikan berdasarkan jumlah sasaran dan satuan

73

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab V Analisis Harmonisasi Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah

biaya yang dibutuhkan untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap layanan dasar publik yang berkualitas. Untuk tahun 2021, DAK Nonfisik digunakan untuk memperkuat penanganan wabah Covid-19 pada aspek medis, pembiayaan jaring pengaman sosial (social safety net dan stimulus pada perekonomian pascabencana di daerah terdampak).

Dalam rangka efektivitas analisis dengan mempertimbangkan ketersediaan data penyusunan, tim penyusun KFR akan mengidentifikasi program dan target output antara belanja K/L dan DAK Nonfisik berupa Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Hal ini juga mempertimbangkan penyaluran Dana BOS yang dilakukan oleh KPPN Bengkulu sehingga ketersediaan data lebih komprehensif.

Tabel 5.3 Penerimaan Dana BOS Provinsi Bengkulu TA 2021 (dalam miliar Rupiah)

NO. Satuan Pendidikan Tingkat

Kewenangan Saldo 2020

Jumlah Salur BOS Reguler/

Afkin 2021

Jumlah Penerimaan

2021

1 SD Negeri dan Swasta Kabupaten/Kota 185.6 185.6

2 SMP Negeri dan Swasta

Kabupaten/Kota 99.5 99.5

3 SMA Swasta, SMK Swasta dan SLB Swasta

Propinsi 11.1 11.1

4 SMA Negeri Propinsi 1.2 75.5 76.7

5 SMK Negeri Propinsi 1.9 45.1 46.9

6 SLB Negeri Propinsi 0.002 4.453 4.455

Jumlah Total 3.1 421.3 424.3 Sumber: Laporan Dinas Dikbud Provinsi Bengkulu

Berdasarkan tabel 5.3 di atas, Penerimaan Dana BOS TA 2021 untuk wilayah Provinsi Bengkulu berjumlah total sebesar Rp424,3 miliar yang terdiri atas Rp3,1 miliar saldo TA 2020 dan sebesar Rp421,3 miliar untuk penyaluran Dana BOS TA 2021 dari RKUN ke Rekening Sekolah. Penyaluran dana BOS dilakukan untuk jenjang pendidikan dari SD, SMP, SMA, SMK dan SLB baik yang berstatus negeri maupun swasta. Tingkat pendidikan jenjang SD hingga SMP merupakan jenjang pendidikan dengan tingkat kewenangan Kabupaten/Kota. Sementara tingkat pendidikan SMA, SMK dan SLB merupakan tingkat kewenangan Provinsi.

Tabel 5.4 Realisasi Belanja Dana BOS lingkup Provinsi Bengkulu TA 2021 (dalam miliar Rupiah)

No Satuan Pendidikan Jumlah

Penerimaan 2021

Belanja Jumla

h % Pegaw

ai

Barang dan Jasa

Modal Hibah

1 SD Negeri dan Swasta 185.6 185.6 185.6 100

2 SMP Negeri dan Swasta 99.5 99.5 99.5 100

3 SMA Swasta, SMK Swasta dan SLB Swasta

11.1 11.1 11.1 100

4 SMA Negeri 76.7 0.9 50.0 25.5 76.5 100

5 SMK Negeri 46.9 1.6 32.3 12.6 46.5 99

6 SLB Negeri 4.5 0.2 2.7 1.5 4.4 100

JUMLAH TOTAL 424.3 2.7 85.0 39.7 296.3 423.7 99.8 Sumber: Laporan Dinas Dikbud Provinsi Bengkulu

Dari sisi belanja, Pemerintah Provinsi mencatat belanja jenjang pendidikan SD-SMP sebagai hibah yang disalurkan ke Pemerintah Kabupaten/Kota. Sementara itu, jenis belanja untuk jenjang pendidikan SMA, SMK dan SLB berdasarkan laporan Dinas Dikbud Provinsi Bengkulu

74

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab V Analisis Harmonisasi Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah

diklasifikasikan untuk Belanja Pegawai, Barang & Jasa, dan Modal. Secara Total realisasi belanja Dana BOS di Provinsi Bengkulu sebesar Rp423,7 miliar atau 99.8 persen.

5.2.3 Harmonisasi Belanja K/L dengan Dana Desa

Dana Desa adalah dana yang dialokasikan dalam APBN yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui APBD kabupaten/kota dan digunakan sejalan dengan PN dan prioritas daerah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Penggunaan Dana Desa oleh desa berdasarkan pada hasil keputusan musyawarah desa yang ditetapkan melalui peraturan desa tentang RKP Desa sesuai dengan kewenangan desa. Penggunaan Dana Desa mengacu pada Peraturan Prioritas Penggunaan Dana Desa dan Peraturan Kewenangan Desa. Dana Desa ditetapkan sebesar 10 persen dari dan di luar dana Transfer ke Daerah (on top) secara bertahap sesuai peraturan perundangan yang berlaku dan sesuai dengan kemampuan negara.

Dana Desa pada TA 2021 salah satunya digunakan sebagai jaring pengaman sosial berupa penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa. Pelaksanaan kegiatan ini merupakan salah satu langkah dalam penanganan pandemi COVID-19 khususnya bagi warga Desa yang terdampak. Berkenaan dengan hal tersebut tim penyusun KFR akan menganalisis bagaimana harmonisasi belanja K/L dan Dana Desa pada sektor Perlindungan Sosial mengingat sektor tersebut pada TA 2021 menjadi salah satu sektor vital dalam pemulihan ekonomi masyarakat terdampak pandemi COVID-19.

Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa termasuk pada Bidang Penanggulangan Bencana, Keadaan Darurat dan Mendesak Desa. Pada bidang tersebut terdiri atas beberapa kegiatan Desa selain penyaluran BLT Desa antara lain pemberian Bantuan Pangan/Sembako, Bantuan Pendidikan, Bantuan Pengobatan, Perlengkapan kesehatan tanggap darurat bencana, penyediaan sarana dan prasarana tanggap darurat bencana serta terselenggaranya pelayanan tanggap darurat bencana.

BLT Desa di TA 2021 diberikan sebesar Rp300.000 per KPM per bulan selama 12 (dua belas) bulan atau selama KPM dinilai masih berhak mendapat penyaluran BLT Desa.

Tabel 5.5 Capaian Output dan Realisasi Anggaran belanja K/L dan Dana Desa Sektor Perlindungan Sosial Provinsi Bengkulu TA 2021

Kategori

K/L

Bidang

DAK Fisik

Capaian Output

Realisasi Anggaran

Capaian Output

Realisasi Anggaran

Perlindungan Sosial

99.8% 95.8% Perlindungan Sosial (BLT Desa)

100.0% 100.0%

Sumber: Aplikasi OMSPAN/MonevPA (diolah) diakses tanggal 08 Februari 2022

Berdasarkan tabel 5.5 program perlindungan sosial yang dibiayai dari belanja K/L memiliki capaian output sebesar 99.8% dengan serapan anggaran 95.8 persen. Kegiatan perlindungan sosial pada belanja K/L lebih berfokus pada penyaluran bantuan sosial kepada korban bencana sosial dan penyandang disabilitas. Terdapat pula penyaluran bantuan sosial kepada masyarakat luas berbentuk kartu sembako. Sementara itu, penggunaan Dana Desa untuk BLT Desa menyasar kepada masyarakat Desa yang terdampak pandemi COVID-19. Kedua sumber belanja ini saling selaras/sejalan mengingat semakin banyak masyarakat yang merasakan dampak/manfaat dari kegiatan perlindungan sosial yang dilaksanakan pemerintah pusat dan pemerintah Desa.

75

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab V Analisis Harmonisasi Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah

Ketersediaan data kegiatan Pemerintah Desa yang terstruktur menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam rangka melakukan analisis penggunaan atas penyaluran Dana Desa. Perlu pengelompokkan output (semacam RO di K/L) bagi pemerintahan Desa yang lebih rinci daripada yang ada saat ini. Interkoneksi SISKEUDES dan OMSPAN perlu disempurnakan khususnya dalam penyatuan kode-kode program-kegiatan sehingga dapat lebih mudah diklasifikasi dan dianalisis.

5.3 Harmonisasi Belanja Pusat-Daerah Berbasis Prioritas Nasional pada

RPJMN/D

Dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2021, terdapat beberapa bidang yang menjadi prioritas, antara lain Bidang Kedaulatan Pangan, Pengembangan Kawasan Ekonomi, Pengembangan Pariwisata, Konektivitas dan Pengembangan Kawasan Industri. Keberhasilan pencapaian prioritas pembangunan nasional diatas, tergantung pada sinkronisasi kebijakan antara pemerintah provinsi dan pemerintah pusat dan antara pemerintah kab/kota dengan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.

Berdasarkan RKP Tahun 2021 terdapat 7 Prioritas Nasional Pemerintah Pusat yaitu: 1. Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan 2. Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan 3. Meningkatan Sumber Daya Manusia berkualitas dan berdaya saing 4. Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan 5. Memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan

dasar 6. Membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan perubahan iklim 7. Memperkuat stabilitas Polhukhankam dan Transformasi pelayanan publik.

Sementara itu, pada RKP Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2021, terdapat 7 (tujuh) Prioritas Daerah yang dijabarkan pada tabel berikut :

Tabel 5.6 Keterkaitan antara Prioritas Daerah dan Program Prioritas Daerah Provinsi Bengkulu (2021)

No Prioritas Daerah Program Prioritas Daerah

1 Bengkulu Sehat Pengentasan Kemiskinan dan peretasan ketertinggalan

2 Bengkulu Cerdas Pengentasan Kemiskinan dan peretasan ketertinggalan

3&4 Bengkulu Maju dan Bengkulu Mapan

• Penguatan Komoditas unggulan agromaritim dan hilirisasi

• Pengembangan infrastruktur strategis dan industrialisasi

• Pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan

5 Bengkulu Bersih Profesional

Transformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan berbasis IT

6 Bengkulu Berbudaya Wisata

Visit 2020 Wonderful Bengkulu

7 Bengkulu Beriman Transformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan berbasis IT

Sumber: RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 (diolah)

5.3.1 Harmonisasi Belanja Pusat-Daerah pada PN 1

Prioritas Nasional 1 adalah Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan. RKPD Provinsi Bengkulu telah menyusun sasaran dan indikator

76

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab V Analisis Harmonisasi Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah

kinerja menyelaraskan dengan RKP Tahun 2021. Adapun harmonisasi pelaksanaan belanja pusat-daerah untuk PN1 disajikan pada tabel berikut :

Tabel 5.7 Harmonisasi RKP dan RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 pada PN 1

No RKP 2021 RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021

Sasaran Sasaran Indikator

1 Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan.

1.1 Meningkatnya daya dukung dan kualitas sumber daya ekonomi sebagai modalitas bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan

Meningkatnya kontribusi sektor unggulan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah

Persentase kontribusi sektor pertanian, kehutanan, perikanan, perindustrian, perdagangan, pariwisata, pertambangan dan penggalian terhadap PDRB Persentase peningkatan pendapatan pelaku usaha peternakan

1.2 Meningkatnya nilai tambah, lapangan kerja, investasi, ekspor, dan daya saing perekonomian

Meningkatnya realisasi penanaman modal

Persentase pertumbuhan investasi

Meningkatnya kontribusi sektor perdagangan terhadap perekonomian daerah

Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB

Persentase Peningkatan Nilai Ekspor

Meningkatnya pembangunan Ketenagakerjaan

Persentase pencari kerja yang dilatih

Persentase pencari kerja yang ditempatkan

Persentase pencari kerja yang memiliki sertifikasi kompetensi

Sumber: RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 (diolah)

Dari sisi belanja K/L, beberapa kegiatan dengan Output Strategis (OS) untuk mendukung pencapaian output pada PN 1 adalah sebagai berikut:

a. Dalam rangka mendukung ketahanan ekonomi dan pangan telah dilaksanakan beberapa kegiatan seperti pelaksanaan sensus pertanian 2023 & perbaikan statistik pangan, pembangunan & rehabilitasi jaringan irigasi, pengelolaan sumber daya pertanian, serta peningkatan keamanan dan produksi produk pangan seperti daging, hortikultura, jagung, dan padi;

77

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab V Analisis Harmonisasi Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah

b. Dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi regional telah dilaksanakan beberapa kegiatan seperti pelatihan kewirausahaan, pengembangan statistik pariwisata & ekonomi kreatif dan peningkatan iklim ketenagakerjaan dan hubungan industrial.

Masih diperlukan harmonisasi dalam pelaksanaan belanja terutama pada sektor pertanian agar belanja K/L dan Pemda dapat saling melengkapi, contohnya pada pengadaan benih yang harus dilakukan harmonisasi agar tidak tumpang tindih.

5.3.2 Harmonisasi Belanja Pusat-Daerah pada PN 2

Prioritas Nasional 2 adalah Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan. Penjabaran indikator kinerja RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 untuk mendukung PN 2 dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 5.8 Harmonisasi RKP dan RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 pada PN 2

No RKP 2021 RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 Sasaran Sasaran Indikator

2 Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan & Menjamin Pemerataan

2.1 Pengembangan Kawasan Strategis

Meningkatnya prasarana dan fasilitas perhubungan

Persentase pemenuhan prasarana dan fasilitas perhubungan

Meningkatnya kualitas jaringan jalan

Persentase Jalan Provinsi dalam Kondisi Mantap

2.2 Pengembangan Sektor Unggulan

Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk hasil peternakan

Persentase penambahan jenis produk olahan peternakan Persentase peningkatan pendapatan pelaku usaha peternakan

2.3 Pengembangan Kawasan Perkotaan

Meningkatnya prasarana dan fasilitas perhubungan

Persentase pemenuhan prasarana dan fasilitas perhubungan

2.4 Pemenuhan Pelayanan Dasar Meningkatnya kualitas jaringan jalan

Persentase Jalan Provinsi dalam Kondisi Mantap

2.5 Pembangunan Daerah Tertinggal, Kawasan Perbatasan, Pedesaan, dan Transmigrasi

Meningkatnya kualitas jaringan jalan

Persentase Jalan Provinsi dalam Kondisi Mantap

2.6 Kelembagaan dan Keuangan Daerah

Meningkatnya akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan

Opini atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Nilai SAKIP

Meningkatnya kualitas pelayanan publik

Nilai Pelayanan Publik

Sumber: RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 (diolah)

78

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab V Analisis Harmonisasi Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah

Dari sisi belanja K/L, kegiatan utama untuk mendukung ketercapaian output PN 2 adalah pengelolaan dan pelayanan pertanahan. Salah satu kegiatan dalam mendukung PN 2 adalah sertifikasi lahan masyarakat. Melalui pelaksanaan kegiatan ini di Provinsi Bengkulu, terdapat kepastian hukum atas kepemilikan lahan yang efeknya dapat meningkatkan produktivitas dan perkembangan wilayah.

5.3.3 Harmonisasi Belanja Pusat-Daerah pada PN 3

Prioritas Nasional 3 adalah Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Berdaya Saing. Jabaran indikator kegiatan pada RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 untuk mendukung pencapaian output pada PN 3 dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 5.9 Harmonisasi RKP dan RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 pada PN 3

No RKP 2021 RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 Sasaran Sasaran Indikator

3 Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Berdaya Saing 3.1 Terwujudnya pengendalian

penduduk dan menguatnya tata kelola kependudukan

Meningkatnya kualitas pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil

Persentase peningkatan layanan kependudukan dan catatan sipil

Meningkatnya kesehatan reproduksi

Nilai Contraceptive Prevalence Rate (CPR)

3.2 Meningkatnya perlindungan sosial bagi seluruh penduduk

Meningkatnya kesejahteraan masyarakat

Angka Kemiskinan

3.3 Terpenuhinya layanan dasar Meningkatnya akses dan kualitas pendidikan

Angka Harapan Lama Sekolah Angka Rata-Rata Lama Sekolah Angka Harapan Hidup

3.4 Meningkatnya kualitas anak, perempuan dan pemuda

Meningkatnya pemberdayaan perempuan serta perlindungan perempuan dan anak

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Persentase Peningkatan Jumlah Pemuda yang Aktif dalam Pembangunan

3.5 Terwujudnya pengentasan kemiskinan

Meningkatnya kesejahteraan masyarakat

Angka kemiskinan Angka pengangguran

3.6 Meningkatnya Produktivitas dan Daya Saing

Meningkatnya Pembangunan Ketenagakerjaan

Persentase Pencari Kerja yang memiliki sertifikat kompetensi Persentase tenaga kerja formal Persentase penduduk bekerja dengan latar pendidikan SLTP ke bawah

Sumber: RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 (diolah)

Dari sisi belanja K/L dengan Output Strategis (OS), dilaksanakan beberapa kegiatan untuk mendukung ketercapaian output pada PN 3 yang berfokus pada sektor pendidikan dan kesehatan. Pada sektor pendidikan terdapat kegiatan-kegiatan untuk penanganan Anak Tidak Sekolah, pelaksanaan layanan prasekolah, pelatihan-pelatihan bagi siswa vokasi, pemberian

79

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab V Analisis Harmonisasi Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah

bantuan pendidikan hingga pengadaan sarana dan prasarana pendidikan. Sementara itu dari sektor kesehatan dilaksanakan kegiatan-kegiatan penanganan wabah, budaya germas, pengawasan obat dan makanan, kesehatan reproduksi dan KB hingga penurunan stunting. Pemda melakukan komplementari pelaksanaan belanja pada PN 3 dengan menyalurkan bantuan-bantuan sosial dan melaksanakan kegiatan-kegiatan penanganan kemiskinan dan pengangguran

5.3.4 Harmonisasi Belanja Pusat-Daerah pada PN 5

Prioritas Nasional 5 adalah Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi & Pelayanan Dasar. Adapun rincian indikator kegiatan pada RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 untuk mendukung ketercapaian output PN 5 disajikan sebagai berikut :

Tabel 5.10 Harmonisasi RKP dan RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 pada PN 5

No RKP 2021 RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 Sasaran Sasaran Indikator

5 Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi & Pelayanan Dasar

5.1 Terpenuhinya perumahan dan permukiman layak, aman, dan terjangkau

Terpenuhinya akses masyarakat terhadap air minum layak

Persentase rumah tangga yang memiliki akses air minum layak Persentase rumah tangga yang memiliki akses sanitasi layak

5.2 Meningkatnya tata kelola dan pemanfaatan sumber daya air

Meningkatnya kualitas lingkungan air

Indeks Kualitas Air

5.3 Meningkatnya konektivitas nasional

Meningkatnya kualitas jaringan jalan

Persentase jalan provinsi dalam kondisi mantap

5.4 Terpenuhinya kebutuhan energi nasional

Meningkatnya kuantitas dan kualitas infrastruktur dasar

Rasio Elektrifikasi

5.5 Meningkatnya indeks pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Meningkatnya keterbukaan informasi publik

Indeks keterbukaan informasi publik

Meningkatnya pelaksanaan e-Government (SPBE)

Indeks e-Government (SPBE)

Sumber: RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 (diolah)

Dari sisi belanja K/L dengan Output Strategis (OS), Pemerintah Pusat lebih berfokus pada kegiatan-kegiatan penanganan bencana seperti Pembangunan dan Rehabilitasi Infrastruktur Ketahanan Bencana, Pembinaan dan Pendidikan SDM SAR, serta Pemenuhan fasilitas keselamatan dan keamanan transportasi & SAR. Sementara juga terdapat dukungan/kolaborasi belanja pengembangan fasilitasi peningkatan kualitas rumah dan penyediaan hunian baru.

5.3.5 Harmonisasi Belanja Pusat-Daerah pada PN 6

Prioritas Nasional 6 adalah Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim. Rincian sasaran dan indikator pada RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 untuk mendukung ketercapaian output pada PN 6 dijabarkan sebagai berikut :

80

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab V Analisis Harmonisasi Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah

Tabel 5.11 Harmonisasi RKP dan RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 pada PN 6

No RKP 2021 RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 Sasaran Sasaran Indikator

6 Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim

6.1 Meningkatnya Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

Meningkatnya kualitas lingkungan hidup

Indeks kualitas lingkungan hidup

6.2 Berkurangnya kerugian akibat dampak bencana dan bahaya iklim

Menurunnya resiko bencana

Indeks resiko bencana

6.3 Meningkatnya capaian penurunan emisi dan intensitas emisi Gas Rumah Kaca terhadap baseline

Sumber: RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 (diolah)

Dari sisi belanja K/L untuk Output Strategis (OS) terdapat beberapa proyek nasional antara lain:

• Penguatan Data, Informasi, dan Literasi Bencana; • Peningkatan Sarana Prasarana Kebencanaan; • Perlindungan Ketahanan Air pada wilayah beresiko iklim; dan • Perlindungan Ketahanan Pangan terhadap Perubahan Iklim

5.3.6 Harmonisasi Belanja Pusat-Daerah pada PN 7

Prioritas Nasional 7 adalah Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan Publik. Adapun rincian sasaran dan indikator RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 untuk mendukung ketercapaian output pada PN 7 disajikan sebagai berikut :

Tabel 5.12 Harmonisasi RKP dan RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 pada PN 7

No RKP 2021 RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 Sasaran Sasaran Indikator

7 Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Tranformasi Pelayanan Publik 7.1 Konsolidasi Demokrasi Meningkatnya

Stabilitas Kesatuan Bangsa dan Penegakan Demokrasi

1. Indeks Demokrasi Indonesia Provinsi Bengkulu

2. Rasio Stabilitas Kesatuan Bangsa

3. Indeks Demokrasi Indonesia Provinsi Bengkulu

7.2 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

7.3 Optimalisasi Kebijakan Luar Negeri 7.4 Penegakan Hukum Nasional 7.5 Menjaga Stabilitas Keamanan

Nasional

Sumber: RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2021 (diolah)

Kegiatan-kegiatan pada PN 7 sebagian besar merupakan program-program yang dilaksanakan secara sentralisasi karena sebagian besar merupakan kegiatan pada sektor Hukum. Dari sisi belanja K/L, terdapat dua proyek strategis nasional yang memiliki Output Strategis (OS) yaitu Pencegahan dan Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkoba; dan Penguatan Layanan Keadilan.

KFR KAJIAN FISKAL REGIONALTAHUNAN 2021

BAB VIANALISIS TEMATIK

K A N W I L D J P b P R O V I N S I B E N G K U L U

81

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab VI Analisis Tematik

6.1 Pendahuluan

Pembangunan merupakan suatu proses, yakni proses untuk mencapai kemajuan. Proses membutuhkan input sumber daya untuk ditransformasikan menjadi sebuah hasil. Jika input tidak memadai, tentu akan menghasilkan output yang tidak optimal. Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi tolok ukur maju atau berkembangnya suatu negara. Sumber daya manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyat menikmati umur panjang, sehat dan menjalankan kehidupan yang produktif (UNDP, 2000).

Sejak diterbitkan dan dipublikasikan, IPM menjadi suatu bahan diskusi yang hangat sebagai alat ukur yang tunggal dan sederhana. IPM sangat tepat sebagai alat ukur kinerja pembangunan khususnya pembangunan manusia yang dilakukan di suatu wilayah pada waktu tertentu. IPM merupakan pengukuran pencapain rata-rata dalam tiga dimensi dasar pembangunan manusia yakni kesehatan (angka harapan hidup), pengetahuan (angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah) dan standar hidup layak (kemampuan daya beli). Pembangunan manusia menempatkan manusia sebagai tujuan akhir dari pembangunan, bukan alat dari pembangunan.

Saat ini pemerintah menunjukkan perhatian lebih terhadap isu pembangunan manusia. Secara berkala data IPM digunakan sebagai salah satu komponen dasar dalam penyusunan dana alokasi umum (DAU), selain jumlah penduduk, luas wilayah, PDRB per kapita dan indeks kemahalan konstruksi (IKK). IPM juga memiliki keterkaitan dengan indeks kapasitas fiskal (IKF), dimana dalam penghitungan kapasitas fiskal daerah memasukkan jumlah penduduk miskin dari suatu wilayah. Kemajuan pada indikator sosial seperti pendidikan dan kesehatan sangat penting sebagai investasi untuk membangun manusia. Pendidikan dan kesehatan yang baik memungkinkan manusia untuk meningkatkan taraf hidupnya ke arah yang lebih baik.

6.1.1 Latar Belakang

Pembangunan manusia di Provinsi Bengkulu terus mengalami kemajuan. Sejak tahun 2018, status pembangunan manusia Provinsi Bengkulu meningkat dari level “sedang” menjadi “tinggi”. Selama 2010-2021, IPM Provinsi Bengkulu rata-rata meningkat sebesar 0,84 persen per tahun, dari 65,35 pada tahun 2010 menjadi 71,64 pada tahun 2021. Setelah mengalami perlambatan pada tahun 2020 karena pandemi COVID-19, peningkatan IPM Provinsi Bengkulu sudah kembali membaik pada tahun 2021 seiring dengan perbaikan kinerja ekonomi yang berpengaruh positif terhadap indikator konsumsi riil per kapita (yang disesuaikan).

Secara nasional, IPM Provinsi Bengkulu tahun 2021 sebesar 71,64 masih berada di bawah IPM Nasional yang telah mencapai 72,29 poin. IPM Provinsi Bengkulu meningkat 0,24 poin atau naik 0,34 persen. Sementara IPM Nasional meningkat 0,35 poin atau 0,49 persen. Jika dibandingkan dengan target IPM yang ditetapkan dalam RPJMD Provinsi Bengkulu, maka IPM tahun 2021 sebesar 71,64 telah melampaui target yang ditetapkan sebesar 71,40.

Selama lima tahun terakhir, belanja pemerintah pusat dan daerah untuk ketiga fungsi tersebut cukup besar. Alokasi APBN pada ketiga fungsi tersebut pada tahun 2021 mencapai 32,2 persen dari total pagu Rp7,1 triliun, dialokasikan sebesar Rp2,3 triliun. Sementara untuk alokasi

BAB VI ANALISIS TEMATIK

82

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab VI Analisis Tematik

anggaran yang berasal dari APBD, ketiga fungsi tersebut pada tahun 2021 secara kumulatif mencapai 28,8 persen. Dari total realisasi anggaran 22,9 triliun, realisasi ketiga fungsi tersebut mencapai 6,6 triliun. Dengan anggaran sebesar itu, IPM Bengkulu memang meningkat dari tahun ke tahun, namun demikian peningkatan tersebut belum dapat mengejar ketertinggalan dari capaian IPM nasional. Oleh karenanya efektivitas belanja pemerintah yang terkait dengan IPM perlu dievaluasi lagi agar belanja tersebut dapat memiliki daya ungkit besar untuk peningkatan IPM di Provinsi Bengkulu.

Grafik 6.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Bengkulu, 2010-2021

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu. Berita Resmi Statistik Nomor 76/12/Th.V,1 Desember 2021

6.1.2 Tujuan dan Ruang Lingkup

Tujuan dari analisis tematik tentang IPM pada kajian fiskal regional kali ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh belanja pemerintah di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi secara simultan terhadap pencapaian IPM di Provinsi Bengkulu.

2. Untuk mengetahui pengaruh belanja pemerintah di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi secara parsial terhadap pencapaian IPM di Provinsi Bengkulu.

3. Untuk mengetahui pengaruh belanja pemerintah manakah dari ketiga bidang di atas yang paling dominan dan signifikan mempengaruhi capaian IPM di Provinsi Bengkulu.

4. Mengidentifikasi permasalahan/kendala dalam pengelolaan belanja pemerintah pusat maupun daerah untuk mendukung pencapaian IPM di Provinsi Bengkulu.

5. Memberikan rekomendasi yang implementatif guna peningkatkan efektivitas belanja pemerintah dalam upaya meningkatkan pencapaian nilai IPM di Provinsi Bengkulu.

Adapun ruang lingkup kajian ini terbatas pada 11 Pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota yang ada di wilayah Provinsi Bengkulu pada periode 2017- 2020.

6.1.3 Metode Analisis

Metode. Kajian ini menggunakan metode analisis kuantitatif. Teknik analisis kuantitatif yang digunakan adalah panel data regression model menggunakan data cross section dari 11 Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu dalam rentang kurun waktu tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 dengan catatan tahun 2021 belum didapatkan data PDRB per kabupaten/kota sementara data analisis regresi menggunakan analisa data rasio belanja Pendidikan, Kesehatan dan ekonomi terhadap PDRB masing-masing Kabupaten/kota.

Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data belanja pemerintah pusat dan belanja pemerintah daerah berdasarkan fungsi pendidikan, kesehatan, dan ekonomi yang bersumber dari aplikasi MEBE dan Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Daerah. Pengolahan data dilakukan menggunakan software Stata versi 16,0. Adapun data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu.

83

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab VI Analisis Tematik

Selanjutnya dalam penelitian ini, berkaitan dengan penggunaan data panel, maka ada tiga teknik/metode analisis yang dapat digunakan untuk mengestimasi model regresi dengan data panel (Gujarati, 2007) yaitu :

1. Metode OLS atau dikenal juga sebagi metode common effect atau koefisien tetap antar waktu dan individu. Dalam pendekatan ini tidak memperlihatkan dimensi individu maupun waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data sama dalam berbagai kurun waktu. Ini adalah teknik yang paling sederhana untuk mengestimasi data panel.

2. Pendekatan metode fixed effect model atau slope konstan tetapi intersep berbeda antara

individu, menempatkan bahwa εit merupakan kelompok spesifik atau berbeda dalam

constant term pada model regresi. Bentuk model tersebut biasanya disebut model least squares dummy variable (LSDV). Pengertian fixed effect ini didasarkan adanya perbedaan intersep antara daerah, namun intersepnya sama antar waktu (time invariant). Disamping itu, model ini mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar individu dan antar waktu.

3. Pendekatan metode random effect model menetapkan εit sebagai gangguan spesifik

kelompok identik dengan εit, kecuali terhadap masing-masing kelompok. Namun

gambaran tunggal yang memasukkan regresi identik untuk setiap periode. Model ini lebih dikenal sebagai model generalized least squares (GLS).

Pengaruh pengeluaran pemerintah bidang Pendidikan, kesehatan dan ekonomi terhadap indeks pembangunan manusia, dilakukan dengan memasukkan beberapa variabel independen yaitu pengeluaran pemerintah bidang Pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Dengan demikian spesifikasi model regresi yang dihasilkan sebagai berikut:

IPMit = b0 + b1PBPit + b2PBKit + b3PBEit + εit Dimana :

IPM = Indeks pembangunan manusia kabupaten/kota b0 = Konstanta/intercept b1-b3 = Koefisien regresi PBP = Perbandingan/Rasio belanja pemerintah bidang pendidikan terhadap PDRB PBK = Perbandingan/Rasio belanja pemerintah bidang Kesehatan terhadap PDRB PBE = Perbandingan/Rasio belanja pemerintah bidang Ekonomi terhadap PDRB

εit = tingkat kesalahan / error term

i = Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu t = Tahun 2017-2021

Definisi Variabel Operasional. Adapun variabel yang digunakan dan dianalisis meliputi variabel-variabel dengan pengertian dasar (konsep operasional) sebagai berikut :

a. Indeks pembangunan manusia (IPM) adalah indeks komposit dari indeks pendidikan, indeks kesehatan dan standar hidup (standard of living) dalam hal ini daya beli. Nilai indeks pembangunan manusia berada dalam nilai interval antara 0 > IPM > 1 atau dalam skala persen antara 0% > IPM > 100%. Indeks pembangunan manusia yang mendekati 1 atau 100% mengindikasikan pembangunan manusia yang semakin baik.

b. Belanja pemerintah bidang pendidikan, merupakan alokasi pengeluaran anggaran yang dialokasikan untuk bidang pendidikan yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan yang didanai dan tercantum dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) kabupaten/kota. Belanja pemerintah ini dinyatakan dalam bentuk anggaran pendidikan per total produk domestik regional bruto.

84

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab VI Analisis Tematik

(belanja pemerintah dalam bidang pendidikan dibagi dengan total PDRB kabupaten kota yang bersangkutan dan dinyatakan dalam persentase).

c. Belanja pemerintah bidang kesehatan, merupakan alokasi pengeluaran anggaran yang dialokasikan untuk bidang kesehatan yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan yang didanai dan tercantum dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) kabupaten/kota. Belanja pemerintah ini dinyatakan dalam bentuk anggaran kesehatan per total produk domestik regional bruto. (belanja pemerintah dalam bidang kesehatan dibagi dengan total PDRB kabupaten kota yang bersangkutan, dinyatakan dalam persentase).

d. Belanja pemerintah bidang ekonomi, merupakan alokasi pengeluaran anggaran yang dialokasikan untuk bidang ekonomi yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan yang didanai dan tercantum dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) kabupaten/kota. Belanja pemerintah ini dinyatakan dalam bentuk anggaran bidang perekonomian per total produk domestik regional bruto. (belanja pemerintah dalam bidang ekonomi dibagi dengan total PDRB kabupaten kota yang bersangkutan, dinyatakan dalam persentase).

Evaluasi Goodness of Fit Model Regresi. Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of fit-nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Evaluasi dilakukan melalui tiga hal pertama, pengukuran koefisien determinasi (R2) untuk mengukur sejauhmana kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat amat terbatas. Sebaliknya nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat. Kedua, Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F), Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Ketiga, Uji Signifikansi Individual (Uji Statistik t), Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Uji Asumsi Klasik dan Normalitas Data. Dalam melakukan analisis regresi linear berganda sangat perlu menghindari penyimpangan asumsi klasik supaya tidak timbul masalah dalam penggunaan analisis regresi linear berganda (Gujarati, 1999). Di dalam kajian ini dilakukan 4 uji asumsi klasik yang dianggap penting dalam penelitian yaitu tidak terdapat multikolinearitas antar variabel independen, tidak terjadi autokorelasi, tidak terjadi heteroskedastisitas dan uji distribusi normal. Hal ini dimaksudkan agar persamaan regresi yang dihasilkan adalah BLUE (Best Linear Unbiased Estimators).

6.2 Perkembangan IPM dan Belanja Pemerintah

6.2.1 Indeks Pembangunan Manusia

Perkembangan IPM Provinsi Bengkulu. Pembangunan manusia di Provinsi Bengkulu terus mengalami kemajuan. Sejak tahun 2018, status pembangunan manusia Provinsi Bengkulu meningkat dari level “sedang” menjadi “tinggi”. Selama 2010-2021, IPM Provinsi Bengkulu rata-rata meningkat sebesar 0,84 persen per tahun, dari 65,35 pada tahun 2010 menjadi 71,64 pada tahun 2021. Setelah mengalami perlambatan pada tahun 2020 karena pandemi COVID-19, peningkatan IPM Provinsi Bengkulu sudah kembali membaik pada tahun 2021 seiring dengan perbaikan kinerja ekonomi yang berpengaruh positif terhadap indikator konsumsi riil per kapita (yang disesuaikan).

85

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab VI Analisis Tematik

Tren Capaian IPM Provinsi. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir mulai 2017-2021, capaian IPM Provinsi Bengkulu selalu berada di atas target minimal yang ditetapkan dalam RPJMD. Akan tetapi capaian tersebut masih berada di bawah rata-rata capaian nasional. Berikut perbandingan capaian IPM Nasional, provinsi dan target dalam RPJMD.

Grafik 6.2 Perbandingan IPM Nasional, IPM Provinsi Bengkulu dan IPM Target RPJMD 2016-2021

Sumber : BPS dan RPJMD Provinsi Bengkulu 2016-2021

Tren Indeks Pembentuk IPM. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir 2017-2021, tren seluruh indeks pembentuk IPM yang meliputi umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan dan standar hidup layak rata-rata meningkat. Bahkan peningkatan IPM tahun 2021 didukung oleh seluruh dimensi pembentuknya, berbeda dengan peningkatan IPM 2020 yang hanya didukung oleh peningkatan pada dimensi umur panjang dan hidup sehat dan dimensi pengetahuan, sedangkan dimensi standar hidup layak mengalami penurunan. Perkembangan dimensi pembentuk IPM selama 5 dan 12 tahun terakhir terlihat dalam tabel berikut :

Tabel 6.1 IPM Provinsi Bengkulu Menurut Dimensi Pembentuknya

Sumber : Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Bengkulu Nomor 76/12/17/Th.V, 1 Desember 2021

66.00

68.00

70.00

72.00

74.00

2017 2018 2019 2020 2021

IPM Nasional IPM Provinsi Target IPM RPJMD

86

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab VI Analisis Tematik

Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat. Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) yang merepresen-tasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2021, UHH meningkat sebesar 1,60 tahun atau rata-rata tumbuh sebesar 0,21 persen per tahun. Pada tahun 2010, UHH Provinsi Bengkulu adalah 67,82 tahun, dan pada tahun 2021 mencapai 69,42 tahun.

Grafik 6.3 UHH Provinsi Bengkulu 2010-2021 (tahun)

Sumber : Berita Resmi Statistik 76/12/17/Th.V, 1 Desember 2021

Dimensi Pengetahuan. Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah (HLS) penduduk usia 7 tahun dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) penduduk usia 25 tahun ke atas. Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2021, HLS Provinsi Bengkulu rata-rata meningkat 1,52 persen per tahun, sementara RLS meningkat 1,12 persen per tahun.

Grafik 6.4 HLS dan RLS Provinsi Bengkulu 2010-2021 (tahun)

Sumber : Berita Resmi Statistik 76/12/17/Th.V, 1 Desember 2021

Dimensi Standar Hidup Layak. Dimensi terakhir yang mewakili pembangunan manusia adalah standar hidup layak yang direpresentasikan dengan pengeluaran riil per kapita (atas dasar harga konstan 2012) yang disesuaikan. Pada tahun 2021, pengeluaran riil per kapita (yang disesuaikan) masyarakat Provinsi Bengkulu mencapai Rp10,49 juta per tahun. Angka ini meningkat 1,03 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa setelah lebih dari satu tahun pandemi COVID-19

Grafik 6.5 Pengeluaran Riil Per Kapita 2010-2021 (ribuan)

Sumber : Berita Resmi Statistik 76/12/17/Th.V, 1 Desember 2021

melanda Indonesia termasuk Provinsi Bengkulu, pengeluaran riil per kapita mulai meningkat kembali setelah pada tahun 2020 mengalami penurunan.

Tren Capaian IPM Kabupaten/Kota. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir 2017-2021, tren capaian IPM kabupaten/kota di wilayah Provinsi Bengkulu dapat dilihat dari grafik di bawah. IPM Provinsi selalu berada di atas IPM kabupaten kecuali Kota Bengkulu yang berada jauh mengungguli lainnya termasuk capaian IPM nasional. Capaian IPM Kota Bengkulu menduduki

87

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab VI Analisis Tematik

posisi tertinggi dengan rata-rata IPM per tahun sebesar 79,95. Capaian tersebut melampaui capaian nasional yang pada 5 tahun terakhir berada pada nilai 71,67.

Grafik 6.6 Perbandingan IPM Provinsi dengan IPM Pemda Tingkat II se-Bengkulu (2016-2021)

Sumber : Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Bengkulu Nomor 76/12/17/Th.V, 1 Desember 2021

6.2.2 Belanja Pemerintah Untuk Meningkatkan IPM

Belanja pemerintah untuk meningkatkan IPM Pada subbab ini terdiri dari dua bagian yaitu belanja pusat dan daerah menurut fungsi (pendidikan, kesehatan, dan ekonomi).

Proporsi Belanja Pusat Menurut Fungsi Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi. Pada periode 2016-2021, rata-rata proporsi pagu belanja APBN untuk fungsi Pendidikan, Ekonomi, dan Kesehatan sebesar 35.8 persen dari total belanja APBN di Provinsi Bengkulu. Proporsi terbesar adalah untuk fungsi ekonomi (17.4%), pendidikan (16%) dan kesehatan (2.4%).

Grafik 6.7 Proporsi Pagu APBN untuk Fungsi Pendidikan, Ekonomi, dan Kesehatan pada Provinsi Bengkulu TA 2016 - 2021

Sumber: Aplikasi MEBE (diolah) diakses tanggal 10 Februari 2022

Tren Alokasi dan Realisasi Anggaran Fungsi Pendidikan, Ekonomi dan Kesehatan. Dilihat dari sisi nilai dana, berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa nilai pagu untuk Fungsi Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi mengalami fluktuasi naik-turun sejak tahun 2016 - 2021. Rata-rata pagu fungsi Pendidikan pada APBN untuk Provinsi Bengkulu sejak TA 2016-2021

78.8279.67 80.35 80.36 80.54

69.9570.64 71.21 71.40 71.64

64.00

66.00

68.00

70.00

72.00

74.00

76.00

78.00

80.00

2017 2018 2019 2020 2021

Bengkulu Selatan Bengkulu Tengah Bengkulu Utara KaurKepahiang Kota Bengkulu Lebong MukomukoRejang Lebong Seluma Provinsi

21.3% 15.4% 15.7% 15.6% 13.6%14.5%

27.5% 19.7% 17.3% 13.8% 10.3% 15.7%

3.4% 2.0% 3.0% 2.3% 1.8% 2.0%

2016 2017 2018 2019 2020 2021

PENDIDIKAN EKONOMI KESEHATAN

88

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab VI Analisis Tematik

sebesar Rp998,1 miliar. Sementara rata-rata pagu fungsi Kesehatan sebesar Rp149 miliar, serta rata-rata pagu fungsi Ekonomi sebesar 1,06 Triliun.

Grafik 6.8 Pagu APBN untuk Fungsi Pendidikan, Ekonomi, dan Kesehatan pada Provinsi Bengkulu TA 2016 – 2021 (miliar Rupiah)

Sumber: Aplikasi MEBE (diolah) diakses tanggal 10 Februari 2022

Selama tahun 2016-2021, alokasi pagu Fungsi Pendidikan terbesar apabila dinilai dari jumlah Rupiah adalah pada TA 2019 senilai Rp1,1 Triliun. Nilai tersebut lebih tinggi 0,08 persen dibandingkan alokasi pada TA 2021 yang sebesar Rp1,04 Triliun. Sementara untuk Fungsi Kesehatan, alokasi pagu terbesar dalam 6 (enam) tahun lalu adalah pada tahun 2018 dengan nilai pagu sebesar Rp194,4 miliar. Serta pada Fungsi Ekonomi, alokasi pagu terbesar dalam 6 (enam) tahun adalah pada tahun 2017 dengan nilai pagu sebesar Rp1.2 Triliun.

Grafik 6.9 Pagu & Realisasi APBN untuk Fungsi Pendidikan, Ekonomi, dan Kesehatan pada Provinsi Bengkulu TA 2016 – 2021 (miliar Rupiah)

Sumber: Aplikasi MEBE (diolah) diakses tanggal 10 Februari 2022

Secara rata-rata, realisasi belanja untuk fungsi Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi selama 6 (enam) tahun terakhir adalah sebesar Rp2 Triliun. Rata-rata realisasi tertinggi adalah pada Fungsi Pendidikan sebesar 92,2 persen, diikuti Fungsi Ekonomi sebesar 89,9 persen dan Fungsi Kesehatan sebesar 89,5 persen.

Pemenuhan Amanat Undang-Undang Terkait Alokasi Anggaran Pendidikan dan Kesehatan. Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 49, ayat (1) yang menyatakan bahwa dana pendidikan dialokasikan minimal 20 persen baik dari APBN maupun dari APBD, Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Bengkulu agar menjaga alokasi pagu (termasuk

904.8 970.8 1008.21115.8

953.3 1035.6

144.5 126.7194.4 164.8 124.6 139.2

1164.81245.4

1112.3986.4

722.7

1116.6

2016 2017 2018 2019 2020 2021

PAGU PENDIDIKAN PAGU KESEHATAN PAGU EKONOMI

904.8 790.3 970.8 912.4 1008.2 911.81115.8 1038.2 953.3 869.0 1035.6 1009.5

144.5108.9

126.7114.6

194.4 164.7164.8 158.3

124.6 116.0139.2 135.7

1164.81019.4

1245.41147.4

1112.31054.6

986.4872.9

722.7621.5

1116.6 1011.4

PA

GU

REA

LISA

SI

PA

GU

REA

LISA

SI

PA

GU

REA

LISA

SI

PA

GU

REA

LISA

SI

PA

GU

REA

LISA

SI

PA

GU

REA

LISA

SI

2016 2017 2018 2019 2020 2021

PENDIDIKAN KESEHATAN EKONOMI

89

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab VI Analisis Tematik

realisasinya) anggaran di bidang kesehatan minimal 20 persen dari pagu APBD total. Demikian pula halnya dengan bidang Kesehatan, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 171 ayat (2) telah mengamanatkan bahwa besaran anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dialokasikan minimal 10 persen dari APBD di luar gaji. Berikut adalah hasil perhitungan rasio realisasi anggaran Pendidikan dan Kesehatan dibandingkan dengan pagu total APBD masing-masing pemerintah daerah di Provinsi Bengkulu.

Grafik 6.10 Capaian Rasio Belanja Fungsi Pendidikan dan Kesehatan Tahun 2021

Sumber: Aplikasi SIKD (diolah) diakses tanggal 14 Februari 2022

Berdasarkan grafik di atas, terdapat capaian realisasi anggaran di bidang Pendidikan yang masih berada di ambang batas bawah 20 persen yaitu pemda Lebong (19,02 persen) dan pemda Bengkulu Tengah (19,69 persen).

Capaian Output Strategis Belanja Pendidikan. Berdasarkan data aplikasi MonevPA pada OMSPAN dan MEBE diperoleh data capaian output belanja Pendidikan telah seluruhnya tercapai dengan angka capaian rata-rata sebesar 99,9 persen.

Tabel 6.2 Capaian Output Strategis Belanja Fungsi Pendidikan Tahun 2021

No Kelompok Output Pagu Realisasi Anggaran

Target RO Satuan Vol. RO %

1. Bantuan Operasional Sekolah

25,748,200,000 25,298,282,391 25471 Orang 25334.13 99,46

2. KIP Kuliah - Kemenag 7,068,600,000 3,755,400,000 670 Orang 670 100

3. Rehabilitasi Sarana Pendidikan 25,988,626,000 25,987,244,700 18 Unit 18 100

4. Tunjangan Profesi Guru - Kemenag

72,000,000 72,000,000 5 Orang 5 100

5. Tunjangan Profesi Guru - Kemenag 3,624,844,000 3,569,600,300 137 Orang 137 100

Subtotal Pendidikan 62,502,270,000 58,682,527,391 Rata-Rata Caput Pendidikan 99.9

Sumber: Aplikasi MEBE (diolah) diakses tanggal 14 Februari 2022

Capaian Output Strategis Belanja Kesehatan. Berdasarkan data aplikasi MonevPA pada OMSPAN dan MEBE diperoleh data capaian output belanja Kesehatan telah seluruhnya tercapai bahkan terdapat kelompok output dengan capaian volume RO melebihi target. Rata-rat capaian keseluruhan mencapai 101,08 persen.

34.50%

28.14%26.43%

28.57%

24.22%22.93%

25.28%

19.02%

25.81%

19.69%

29.78%

16.65%

22.39%

24.86%

15.34% 14.26% 14.21%

19.58%

14…

18.50%

12.50%

19.88%

ProvinsiBengkulu

BengkuluSelatan

RejangLebong

BengkuluUtara

Kaur Seluma Mukomuko Lebong Kepahiang BengkuluTengah

KotaBengkulu

Rasio Pendidikan Rasio Kesehatan% minimal Pendidikan % minimal Kesehatan

90

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab VI Analisis Tematik

Tabel 6.3 Capaian Output Strategis Belanja Fungsi Kesehatan Tahun 2021

No Kelompok Output Pagu Realisasi Anggaran

Target RO

Satuan Vol. RO %

1. Alat/Obat Kontrasepsi (Alokon) 3,878,663,000 3,878,650,355 195 Faskes 214 109,74

2. Desa Pangan Aman 516,484,000 516,200,208 12 Desa 12 100

3. Pasar Aman 147,898,000 147,884,750 6 Pasar 6 100

4. Pemeriksaan Sampel Makanan 359,449,000 345,299,821 595 Persen 595 100

5. Pemeriksaan Sampel Obat2an

663,424,000 653,989,349 1542 Persen 1542 100

6. Pengadaan Alat Dan Bahan Kekarantinaan Kesehatan

1,363,450,000 1,351,306,707 1 Paket 1 100

7. Penyidikan Perkara Bidang Obat2an Dan Makanan

250,217,000 238,344,310 3 Persen 3 100

8. Sarana Distribusi Obat2an 402,396,000 399,842,590 616 Persen 616 100

9. Sekolah dengan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS)

204,908,000 204,822,401 40 Sekolah 40 100

Subtotal Kesehatan 7,786,889,000 7,736,340,491 Rata-Rata Caput Kesehatan 101,08

Sumber: Aplikasi MEBE (diolah) diakses tanggal 14 Februari 2022

Capaian Output Strategis Belanja Ekonomi. Data Belanja Ekonomi merupakan penjumlahan dari beberapa fungsi pada Aplikasi MonevPA meliputi : belanja infrastruktur, ketahanan pangan dan perlindungan sosial. Berdasarkan data aplikasi MonevPA pada OMSPAN dan MEBE diperoleh data capaian output belanja ekonomi belum seluruhnya tercapai 100 persen. Tiga kelompok output capaiannya belum maksimal sesuai data pada tabel di bawah ini.

Tabel 6.4 Capaian Output Strategis Belanja Fungsi Ekonomi Tahun 2021

No Kelompok Output Pagu Realisasi Anggaran

Target RO

Satuan Vol. RO %

1. Bandar Udara 250,000,000 99,489,000 1 Paket 0.4 40

2. Bantuan Korban Bencana Sosial 190,067,000 190,062,383 50 Orang 50 100

3. Bantuan Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas

7,571,155,000 7,336,068,164 2270 Orang 2270 100

4. Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 85,200,000,000 25,160,000,000 4250 Unit 1248 29.36

5. Diseminasi Teknologi Pertanian

900,000,000 702,630,516 1 Teknolo

gi 3 300

6. Embung Pertanian 600,000,000 600,000,000 5 Unit 5 100

7. Fasilitasi Dan Pembinaan Pemerintah Provinsi

176,000,000 176,000,000 1 Daerah

(Prov/Kab/Kota)

1 100

8. Infrastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat

2,511,720,000 1,687,340,000 490 SR 490 100

9. Insentif Penyuluh Pertanian

6,406,630,000 6,326,785,300 873 Orang 2496 285.91

10. Irigasi Perpipaan Dan Perpompaan 1,356,000,000 1,333,000,000 13 Unit 13 100

11. Jaringan Irigasi Tersier

8,550,000,000 8,550,000,000 114 Unit 114 100

12. Kartu Sembako 1,945,330,000 1,772,396,400 1 Keluarg

a 1 100

13. Optimalisasi Reproduksi 1,161,477,000 1,152,477,740 4022

Kel. Masy. 4022 100

14. Optimasi Lahan 249,400,000 230,975,500 0.001 km2 0.001 100

15. Pembangunan Jembatan

47,724,603,000 43,356,450,000 402.86 m 402.86 100

91

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab VI Analisis Tematik

No Kelompok Output Pagu Realisasi Anggaran

Target RO Satuan Vol. RO %

16. Pemeliharaan Jembatan

407,000,000 402,114,300 4.55 m 4.55 100

17. Pemeliharaan Sungai 540,650,000 540,650,000 9 Unit 9 100

18. Penyaluran Benih Jagung

13,478,501,000 13,478,494,725 21394 Unit 23795 111.22

19. Penyaluran Benih Padi 7,060,982,000 7,041,829,500 43834 Unit 27800 63.42

20. Rumah Susun Dan Rumah Khusus

21,539,990,000 21,381,500,333 44 Unit 44 100

21. Sanitasi Dan Persampahan 49,107,659,000 48,972,920,745 44000 KK 44000 100

22. Sarana Pascapanen 1,897,440,000 1,697,440,000 65 Unit 65 100

Subtotal Ekonomi 258,824,604,000 192,188,624,606 Rata-Rata Caput Ekonomi 110.45

Sumber: Aplikasi MEBE (diolah) diakses tanggal 14 Februari 2022

6.2.3 Belanja Daerah Menurut Fungsi Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi

Total realisasi belanja Pemerintah Daerah pada fungsi Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi selama tahun 2018 s.d 2021 adalah sebesar Rp27,5 Triliun. Realisasi terbesar terjadi pada tahun 2021 dengan nilai sebesar Rp6.6 Triliun.

Realisasi Belanja Pemda menurut fungsi Pendidikan, Ekonomi, dan Kesehatan selama tahun 2017-2021 mengalami fluktuasi. Rata-rata realisasi belanja Fungsi Pendidikan selama tahun 2017-2021 sebesar Rp2.9 Triliun dengan realisasi tertinggi terjadi pada tahun 2021 dengan nilai realisasi belanja sebesar Rp3.5 Triliun.

Realisasi fungsi pendidikan pada tahun 2021 ini juga merupakan nilai realisasi terbesar selama 5 (lima) tahun. Rata-rata realisasi belanja Fungsi Ekonomi selama 5 (lima) tahun terakhir adalah Rp772,1 miliar. Realisasi terbesar pada Fungsi Ekonomi adalah pada tahun 2021 dengan nilai Rp931,7 miliar.

Sementara itu, rata-rata nilai realisasi belanja pada Fungsi Kesehatan selama 5 (lima) tahun terakhir adalah sebesar Rp1.8 Triliun. Realisasi terbesar pada Fungsi Kesehatan adalah pada tahun 2021 yang sebesar Rp2.2 Triliun. Tingkat realisasi ini juga didorong oleh adanya kegiatan-kegiatan dalam rangka penanganan pandemi COVID-19. Secara umum, nilai realisasi terbesar untuk ketiga fungsi tersebut terjadi pada tahun 2021.

Grafik 6.11 Realisasi APBD untuk Fungsi Pendidikan, Ekonomi, dan Kesehatan se-Provinsi Bengkulu TA 2017 – 2021 (miliar Rupiah)

Sumber: Aplikasi SIKRI (diolah) diakses tanggal 10 Februari 2022

2018.4

702.2

1400.4

2920.7

799.7

1563.8

3119.6

831.0

1859.1

3099.5

596.0

1971.1

3476.8

931.7

2199.8

Pen

did

ikan

Eko

no

mi

Kes

ehat

an

Pen

did

ikan

Eko

no

mi

Kes

ehat

an

Pen

did

ikan

Eko

no

mi

Kes

ehat

an

Pen

did

ikan

Eko

no

mi

Kes

ehat

an

Pen

did

ikan

Eko

no

mi

Kes

ehat

an

2017 2018 2019 2020 2021

92

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab VI Analisis Tematik

6.3 Analisis dan Pembahasan

Analisis regresi data panel dilakukan melalui tahapan pemilihan model dan uji asumsi klasik seperti ditunjukkan pada lampiran I. Berdasarkan pengujian, model yang paling memenuhi kriteria Goodness of Fit adalah Random Effect Model (REM) sebagai berikut :

Tabel 6.5 Hasil Estimasi Model Regresi Menggunakan Random Effect Model (REM)

Sumber : Hasil Pengolahan Aplikasi Stata versi 16.0

Nilai koefisien pada kolom coef. Pada tabel di atas menjadi nilai dalam persamaan regresi. Berdasarkan hasil di atas, maka persamaan regresi yang dapat disusun adalah :

IPM = 67,05 + 0,495 PBP + 0,621 PBK – 1,235 PBE + ε

Pemilihan model Regresi menggunakan model Random Effect Model (REM) didasarkan atas kriteria pemilihan model menggunakan analisa statistic perbandingan tiga model regresi meliputi Pooled Least Square Model (PLS), Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM). Hasil perbandingan ketiga model tersebut terpetakan dari tabel di bawah ini.

Tabel 6.6 Perbandingan Hasil Statistik Penggunaan Model Regresi OLS, FEM dan REM

Sumber : Aplikasi Stata versi 16.0

Berdasarkan perbandingan hasil statistic penggunaan model regresi di atas menunjukkan jika model REM merupakan model paling baik dari ketiga model regresi data panel di atas.

Interpretasi Hasil Regresi. Hasil pengujian diperoleh koefisien secara parsial dengan uji t, memperlihatkan bahwa belanja pemerintah bidang pendidikan berpengaruh positif terhadap indeks pembangunan manusia dengan koefisien regresi sebesar 0,495. Hasil tersebut memberi penjelasan, bahwa setiap peningkatan satu persen belanja pemerintah bidang

rho .97367787 (fraction of variance due to u_i) sigma_e .44985449 sigma_u 2.7360195 _cons 67.05244 1.297826 51.67 0.000 64.50875 69.59613 PBE -1.235035 .4560223 -2.71 0.007 -2.128822 -.3412474 PBK .6205301 .2623605 2.37 0.018 .106313 1.134747 PBP .4953342 .2090275 2.37 0.018 .0856479 .9050206 IPM Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

corr(u_i, X) = 0 (assumed) Prob > chi2 = 0.0000 Wald chi2(3) = 29.64

overall = 0.1912 max = 4 between = 0.3451 avg = 4.0 within = 0.6061 min = 4R-sq: Obs per group:

Group variable: Kode Number of groups = 11Random-effects GLS regression Number of obs = 44

. xtreg IPM PBP PBK PBE, re

legend: * p<0.05; ** p<0.01; *** p<0.001 r2_a r2 n _cons 67.052441*** 67.052441*** 67.052441*** PBE -1.2350347** -1.2350347** -1.2350347** PBK .62053006* .62053006* .62053006* PBP .49533424* .49533424* .49533424* Variable fe re ols

. estimates table fe re ols, star stats (n r2 r2_a)

93

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab VI Analisis Tematik

pendidikan dari nilai produk domestik regional bruto akan meningkatkan indeks pembangunan manusia sebesar 0,495 poin.

Untuk variabel belanja pemerintah bidang kesehatan diperoleh koefisien regresi 0,621, yang memberikan arti bahwa setiap peningkatan satu persen belanja pemerintah bidang kesehatan dari nilai produk domestik regional bruto akan meningkatkan indeks pembangunan manusia sebesar 0,621 poin. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marcelus Pelayukan (2019) dan Mongan J.J.S (2019), bahwa pengeluaran pemerintah bidang pendidikan dan kesehatan berpengaruh terhadap indikator pembangunan manusia.

Lain dengan dua variabel bebas di atas, untuk variabel belanja pemerintah bidang ekonomi diperoleh koefisien regresi bernilai negative sebesar –1,235. Secara matematis hal ini menunjukkan seakan-akan belanja pemerintah bidang ekonomi berkorelasi negatif atau kontra produktif terhadap capaian IPM atau dapat disimpulkan sementara bahwa setiap peningkatan satu persen belanja pemerintah bidang ekonomi akan menurunkkan IPM sebesar 1,235 poin.

Sehubungan dengan hal tersebut, nilai negatif pada koefisien hasil regresi perlu diinterpretasikan lebih mendalam karena secara teori seharusnya seluruh belanja pemerintah memberikan dampak positif pada nilai indeks pembangunan manusia. Untuk men-justifikasi nilai negatif pada koefisien dapat dijelaskan sebagai berikut :

- Pertama, dari ketiga komponen belanja yang dianalisis, nilai belanja pemerintah di bidang ekonomi jauh melebihi bidang lainnya. Jika sebaran realisasi belanja Pendidikan dan Kesehatan rata-rata berada pada angka puluhan milyar, maka belanja ekonomi berfluktuasi cukup tajam dari angka puluhan, ratusan hingga menembus angka triliun, salah satu contoh pada tahun 2017, akumulasi belanja APBN dan APBD Provinsi Bengkulu mencapai 1 triliun lebih.

- Kedua, variasi data peningkatan yang cukup tajam pada belanja pemerintah bidang ekonomi salah satu variabel bebas ini tidak sebanding dengan peningkatan IPM sebagai variabel terikatnya. Setelah diregresikan dengan menggunakan berbagai model tentunya hal ini akan menimbulkan slope negatif antara hubungan varibel x dengan variabel Y nya sehingga terciptalah hubungan yang negatif (slope menurun).

- Ketiga, dari dua alasan di atas dapat ditarik interpretasi yang lebih logis yaitu bahwa kenaikan belanja pemerintah bidang ekonomi belum mampu mendongkrak nilai IPM pada suatu daerah.

Pengujian Model F-Test. Nilai Uji F 0,000. Apabila nilai < 0,05 maka Uji F menerima H1 pada taraf signifikansi 5% atau yang berarti semua variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan pada variabel dependen.

Pengujian Kriteria Penaksiran Koefisien Determinasi (R2). Berdasarkan hasil estimasi pada model indeks pembangunan manusia, nilai R2 sebesar 0,5563, hal ini menunjukkan bahwa 55,63 persen perubahan pada variabel terikat dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas, sisanya sebesar 44,37 persen dijelaskaan oleh faktor lain yang tidak termasuk di dalam model persamaan. Dengan demikian secara umum model yang dipergunakan dapat dikatakan cukup untuk menjelaskan bagaimana pengaruh belanja pemerintah terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi/Kabupaten/Kota di Wilayah Bengkulu.

Pengujian Signifikansi t-Stat. Dari semua variabel bebas memiliki hubungan secara signifikan tehadap indeks pembangunan manusia. Berdasarkan hasil regresi untuk masingmasing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Belanja pemerintah bidang pendidikan berpengaruh positif terhadap IPM, dimana nilai t hitung yang diperoleh sebesar 3,44 dengan probabilitas sebesar 0.002 adalah lebih kecil

94

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab VI Analisis Tematik

jika dibandingkan dengan α = 0.05 (0.002 < 0.05), sehingga hipotesis nol (H0) ditolak. Yang berarti bahwa secara parsial variabel ini memberikan pengaruh yang positif dan signifikan dalam menentukan besarnya perubahan indeks pembangunan manusia.

b. Belanja pemerintah bidang kesehatan berpengaruh positif terhadap IPM. Nilai t hitung yang diperoleh sebesar 3,37 lebih besar dari nilai t tabel dengan probabilitas sebesar 0.002 lebih kecil jika dibandingkan dengan α = 0.05 (0.002 < 0.05), sehingga H0 ditolak. Artinya bahwa secara parsial variabel ini memberikan pengaruh yang positif dan signifikan dalam menentukan besarnya perubahan indeks pembangunan manusia.

c. Sedangkan Untuk belanja pemerintah bidang ekonomi, nilai t hitung yang diperoleh sebesar -2,42 lebih kecil dari nilai t tabel dengan probabilitas sebesar 0.022 lebih kecil jika dibandingkan dengan α = 0.05 (0.022 < 0.05), sehingga H0 ditolak. Artinya bahwa secara parsial variabel ini memberikan pengaruh yang negatif dan signifikan dalam menentukan besarnya perubahan indeks pembangunan manusia. Sebuah kondisi yang memerlukan interpretasi lebih lanjut.

6.4 Simpulan dan Rekomendasi

6.4.1 Simpulan

1. Secara umum capaian Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi dalam 10 tahun terakhir terus meningkat. IPM Provinsi Bengkulu rata-rata meningkat sebesar 0,84 persen per tahun. Tercatat sebesar 65,35 pada tahun 2010 terus bergerak naik hingga mencapai nilai 71,64 pada tahun 2021.

2. Realisasi anggaran bidang Kesehatan Pemerintah Kabupaten Lebong dan Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah pada tahun 2021 masih berada di bawah 20 persen, agar pada tahun anggaran berikutnya meningkatkan pagu dan realisasinya hingga minimal 20 persen

3. Berdasarkan uraian penelitian diatas dengan panel data random effect regression model, pada model persamaan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengeluaran pemerintah bidang pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia. Alokasi anggaran pendidikan yang memadai dapat menunjang penyediaan sarana dan prasarana serta pelaksanaan program-program pendidikan baik yang berasal dari program pemerintah pusat maupun dari pemerintah daerah yang pada akhirnya dapat meningkatkan pembangunan manusia.

4. Pengeluaran pemerintah bidang kesehatan memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia. Alokasi anggaran kesehatan yang memadai dapat dipergunakan untuk penyediaan sarana dan prasarana kesehatan terutama kesehatan dasar, serta pelaksanaan program-program kesehatan baik yang berasal dari program pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang pada akhirnya dapat meningkatkan pembangunan manusia.

5. Peningkatan pengeluaran pemerintah bidang ekonomi sesuai hasil regresi berkorelasi negative atau dengan slope sebesar –1,235. Kondisi ini diinterpretasikan sebagai tidak siginifikannya kenaikan IPM atas naiknya belanja Pemerintah di bidang Ekonomi atau dengan kata lain belanja pemerintah bidang ekonomi belum mampu mendongkrak capaian IPM pemerintah daerah. Analisa lainnya dapat dilihat dari struktur Belanja APBD pada fungsi ekonomi yang digunakan untuk membiayai program pada sektor-sektor perekonomian di daerah seperti sektor pertanian, perdagangan, dan UMKM. Sektor ekonomi untuk setiap daerah berbeda satu sama lain sesuai kondisi di masing-masing daerah. argumentasi yang mungkin dapat ditarik untuk kondisi ini adalah bahwa belanja fungsi ekonomi tidak langsung mempengaruhi pengeluaran perkapita masyarakat yang

95

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab VI Analisis Tematik

menjadi indikator perhitungan IPM. Belanja pemerintah pusat untuk urusan ekonomi pada tahun 2020 sebagai salah satu contohnya dialokasikan untuk Belanja Barang Bantuan Lainnya Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda dan belanja peralatan/mesin yang diserahkan kepada masyarakat hanya 11 persen dari total realisasi belanja fungsi ekonomi. Dimana belanja untuk kegiatan masyarakat ini secara umum berdampak langsung pada peningkatan pendapatan masyarakat sehingga meningkatkan pengeluaran perkapita masyarakat. Namun anggaran sisanya sebesar 89 persen salahsatunya digunakan untuk belanja operasional Satker/suatu program, misalnya untuk pembayaran gaji, tunjangan, perjalanan dinas, operasional perkantoran, dan lainnya yang kurang berkontribusi pada nilai IPM.

6.4.2 Rekomendasi

1. Untuk menjaga trend positif Nilai IPM Bengkulu pada periode selanjutnya, Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Bengkulu agar menjaga dan terus meningkatkan program-program di bidang Pendidikan dan kesehatan yang selama ini telah dilaksanakan termasuk dari sisi pendanaannya.

2. Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 49, ayat (1) yang menyatakan bahwa dana pendidikan dialokasikan minimal 20 persen baik dari APBN maupun dari APBD, Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Bengkulu agar menjaga alokasi pagu (termasuk realisasinya) anggaran di bidang kesehatan minimal 20 persen dari pagu APBD total. Seluruh pemerintah daerah di Provinsi Bengkulu agar meningkatkan porsi alokasi investasi pemerintah pada pelayanan kebutuhan dasar di bidang kesehatan dalam bentuk pengeluaran pemerintah melalui penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan terjangkau serta pengelolaan menajemen yang terarah dan berdaya guna agar nyata berdampak terhadap peningkatan IPM khususnya dan pertumbuhan ekonomi daerah umumnya dalam jangka panjang.

3. Pemerintah Kabupaten Lebong dan Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah agar meningkatkan pagu termasuk realisasinya di bidang Pendidikan pada APBD tahun anggaran berikutnya hingga minimal 20 persen.

4. Demikian pula halnya dengan bidang Kesehatan, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 171 ayat (2) telah mengamanatkan bahwa besaran anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dialokasikan minimal 10 persen dari APBD di luar gaji. Sehubungan dengan amanat tersebut, agar Pemerintah daerah meningkatkan porsi alokasi investasi pemerintah pada pelayanan kebutuhan dasar di bidang kesehatan dalam bentuk pengeluaran pemerintah melalui penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai dan terjangkau serta pengelolaan menajemen Kesehatan yang terarah dan berdaya guna agar berdampak lebih besar terhadap nilai IPM serta pertumbuhan ekonomi daerah dalam jangka panjang.

5. Pemerintah Provinsi agar mendorong pemerintah kabupaten agar lebih memperhatikan pembangunan sumber daya manusia, disarankan kepada pemerintah Provinsi Bengkulu untuk memberikan penghargaan kepada pemerintah kabupaten dengan kriteria pembangunan manusia dengan pencapaian IPM terbaik. Meningkatkan program kegiatan pembangunan manusia, khususnya bidang pendidikan dan kesehatan dengan cara melakukan evaluasi terhadap program yang telah dilaksanakan dan yang akan dilakukan, agar program tersebut lebih efektif.

KFR KAJIAN FISKAL REGIONALTAHUNAN 2021

BAB VIIKESIMPULAN DAN

REKOMENDASI

K A N W I L D J P b P R O V I N S I B E N G K U L U

96

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab VII Kesimpulan dan Rekomendasi

BAB IV

ANALISIS ASPEK KHUSUS

7.1 Kesimpulan

Tahun 2021 menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kondisi beratnya masa pandemi yang dialami Bengkulu pada tahun 2020. Kondisi perekonomian tahun 2021 telah menuju ke arah yang lebih baik seiring dengan meredanya varian delta. Munculnya varian omicron yang memiliki efek lebih ringan dibanding varian sebelumnya tetap menguji daya tahan keuangan negara di tengah risiko fiskal akibat pandemi.

Tujuan penyelenggaraan pemerintahan adalah untuk mewujudkan kesinambungan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan fiskal pemerintah sebagai instrumen utama untuk mewujudkan tujuan tersebut baru dikatakan efektif jika mampu mendorong perbaikan pada indikator makro ekonomi dan indikator kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.

Beberapa simpulan yang dapat diambil dari Kajian Fiskal Regional Provinsi Bengkulu Tahun 2021 adalah sebagai berikut :

1. Produk Domestik Regional Bruto. Perekonomian Provinsi Bengkulu Tahun 2021 berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 79,58 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 47,84 triliun.

2. Pertumbuhan Ekonomi. Ekonomi Provinsi Bengkulu Tahun 2021 (c-to-c) mengalami pertumbuhan sebesar 3,24 persen. Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha. Perekonomian Provinsi Bengkulu masih didominasi oleh Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 28,21 persen; diikuti oleh Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 14,40 persen; dan Administrasi Pemerintahan sebesar 9,63 persen. Peranan ketiga lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Provinsi mampu mencapai 52,23 persen.

3. Perkembangan Inflasi. Inflasi tahunan Bengkulu mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya serta dari rata-rata historis selama 3 (tiga) tahun terakhir sebesar 1,94 persen (yoy). Akan tetapi nilai tersebut masih berada pada range target inflasi nasional sebesar (3±1) persen.

4. Perkembangan Kemiskinan. Secara umum tingkat kemiskinan di Provinsi Bengkulu mengalami penurunan, baik dari sisi jumlah maupun persentase. Persentase penduduk miskin Provinsi Bengkulu di bulan September 2021 mencapai 14,43 persen. Nilai tersebut turun 0,87 persen poin dibandingkan periode maret 2021. Di lingkup regional, tingkat Kemiskinan Provinsi Bengkulu berada pada posisi 9 dari 10 Provinsi yang ada di Sumatera

5. Perkembangan Gini Ratio. Secara umum, angka Gini Ratio Provinsi Bengkulu periode Maret 2019 sampai dengan September 2021 mengalami penurunan. Kondisi ini menunjukkan bahwa terjadi perbaikan pemerataan pengeluaran di Provinsi Bengkulu

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

97

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab VII Kesimpulan dan Rekomendasi

selama periode tersebut. Walaupun terjadi pandemi Covid-19, nilai Gini Ratio tidak mengalami kenaikan pada September 2021..

6. Pengangguran. Rata-rata tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Bengkulu sebesar 3.65 persen. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) mengalami penurunan baik di perkotaan maupun di pedesaan, TPT tertinggi tercatat di Kota Bengkulu sebesar 6,35 persen sementara TPT terendah tercatat di Kabupaten Kepahiang sebesar 1,89 persen. Seluruh kabupaten/kota mengalami penurunan kecuali tiga kabupaten mengalami kenaikan yaitu Seluma (3,44%), Kaur (3,45%) dan Mukomuko (3,68%).

7. Nilai Tukar Petani (NTP). Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Bengkulu pada Desember 2021, NTP naik 0,09 persen dibandingkan NTP November 2021, yaitu dari 143,80 menjadi 143,93.

8. Nilai Tukar Nelayan (NTN). Pada Desember 2021, NTN mengalami kenaikan sebesar 1,46 persen dari bulan sebelumnya. Hal ini terjadi karena It mengalami peningkatan sebesar 1,45 persen, sedangkan Ib menurun sebesar 0,01 persen.

9. Keuangan Pemerintah Pusat. Dari sisi penerimaan, realisasi penerimaan perpajakan di Provinsi Bengkulu secara umum mengalami peningkatan sepanjang tahun 2021. Penerimaan perpajakan berhasil direalisasikan sebesar Rp1.91 triliun atau 106,3 persen dari estimasi pendapatan yang ditargetkan di tahun 2021. Sementara itu dari sisi belanja, Total pagu belanja per jenis belanja TA 2021 di Provinsi Bengkulu sebesar Rp4.57 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp4.34 triliun atau 94,4 persen.

10. Keuangan Pemerintah Daerah. Realisasi Pendapatan APBD secara agregat sampai dengan akhir tahun 2021 mencapai Rp10,99 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 5 persen dibandingkan tahun 2020. Capaian belanja dan transfer secara agregat sampai dengan akhir tahun 2021 sebesar Rp 9,75 triliun, atau mengalami penurunan 9 persen apabila dibandingkan dengan tahun 2020

11. Kemandirian Fiskal Pemerintah Daerah. Hingga triwulan IV 2021, Pendapatan Asli Daerah (PAD) agregat di wilayah Bengkulu terealisasi sebesar 1,54 triliun sementara belanja daerah agregat terealisasi sebesar 9,75 triliun. Dengan membagi kedua nilainya akan diketahui tingkat kemandirian fiskal daerah Bengkulu secara agregat berada pada nilai 15,76 persen. Nilai ini berdasarkan hitungan Sistem Informasi Rujukan Statistik - Sirusa BPS RI berada pada kategori tingkat kemandirian “sangat rendah” karena masih di bawah 25 persen.

12. Pembiayaan KUR dan Umi. Penyaluran KUR pada sektor ini sebesar Rp1.896,6 miliar atau 53,95 persen dari total penyaluran KUR di Provinsi Bengkulu tahun 2021. Sementara itu, penyaluran Kredit Ultra Mikro (UMi) pada tahun 2021 telah tersalur kepada 9.039 debitur dengan nilai penyaluran Rp34,37 miliar. Penyaluran UMi di Provinsi Bengkulu terus mengalami peningkatan sejak tahun 2017 hingga 2021. Pada tahun 2021.

13. Analisis Tematik IPM. Secara umum capaian Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi dalam 10 tahun terakhir terus meningkat. IPM Provinsi Bengkulu rata-rata meningkat sebesar 0,84 persen per tahun. Tercatat sebesar 65,35 pada tahun 2010 terus bergerak naik hingga mencapai nilai 71,64 pada tahun 2021. Hasil analisis didapatkan setiap peningkatan satu persen belanja pemerintah bidang kesehatan dari nilai produk domestik regional bruto akan meningkatkan indeks pembangunan manusia sebesar 0,621 poin. Kemudian setiap peningkatan satu persen belanja pemerintah bidang pendidikan dari nilai produk domestik regional bruto akan meningkatkan indeks pembangunan manusia sebesar 0,495 poin.

98

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab VII Kesimpulan dan Rekomendasi

7.2 Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, beberapa rekomendasi yang dapat disampaikan :

1. Sebagai Langkah maju dan upaya yang serius dalam menindaklanjuti proposal investasi daerah yang sudah diajukan oleh Pemerintah Daerah pada triwulan III tahun 2021 namun belum lengkap dan komprehensif, agar Pemerintah Provinsi Bengkulu melalui Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) secara berkelanjutan terus mengawal proses updating proposal investasi dari masing-masing pemerintah kabupaten/kota dimaksud, sehingga pada triwulan III tahun 2022 nanti seluruh profil investasi dari kabupaten/kota dapat diinput dalam KFR Kanwil DJPb Bengkulu Triwulan III tahun 2022.

2. Mendukung penuh dan mendorong upaya Pemerintah Kabupaten Lebong untuk berinvestasi dalam bidang pertanian khususnya produksi padi di wilayah Kabupaten Lebong. Hal ini sejalan dengan sektor unggulan utama Bengkulu di bidang pertanian, kehutanan dan perikanan. Upaya peningkatan produksi padi yang dicanangkan oleh pemerintah daerah dengan memberikan subsidi penuh kepada para petani berupa pupuk, alat pertanian dan penyediaan benih untuk masa tanam dua kali di daerah subur cekungan Lebong akan sangat membantu petani di sana. BUMD perberasan yang dibentuk nantinya diharapkan dapat meningkatkan perekonomian petani di wilayah Kabupaten Lebong, memutus rantai ijon/tengkulak, menjadi penampung hasil panen petani, menjadi stabilisator harga beras sekaligus sebagai distributor resmi beras Lebong ke luar daerah.

3. Dalam rangka sinergi data fiskal, ekonomi dan moneter di lingkup regional wilayah Bengkulu, dipandang perlu untuk membentuk sebuah wadah atau forum yang memudahkan untuk dapat saling berkomunikasi dan bertukar informasi data-data fiskal, ekonomi dan moneter di wilayah Bengkulu. Anggota forum tersebut berasal dari instansi pusat dan instansi daerah serta otoritas moneter di wilayah Provinsi Bengkulu yang meliputi : a. Seluruh Unit Instansi Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu yang berkaitan dengan

fungsi ekonomi, Kesehatan, dan Infrastruktur meliputi : Asisten II Setda Provinsi Bengkulu, Biro Perekonomian Pemprov. Bengkulu, Bappeda Provinsi Bengkulu, BPKD Provinsi Bengkulu, Dinas PMPTSP Provinsi Bengkulu, Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu, Dinas PUPR Provinsi Bengkulu;

b. Seluruh Instansi Kementerian Keuangan di Provinsi Bengkulu : Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu selaku kepala perwakilan Kemenkeu di Provinsi Bengkulu, seluruh KPPN, KPP, KPBC dan KPKNL di wilayah Provinsi Bengkulu;

c. Otoritas Moneter di wilayah Bengkulu dalam hal ini Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu beserta jajarannya yang terkait;

d. Otoritas Pengawas Jasa Keuangan di wilayah Bengkulu dalam hal ini Kantor OJK Bengkulu;

e. Pengawas Internal Pemerintah wilayah regional Bengkulu dalam hal ini Perwakilan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Bengkulu;

f. Penyelenggara Data Statistik Pemerintah wilayah regional Bengkulu dalam hal ini Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu;

g. Pihak Akademisi di wilayah Regional Bengkulu dalam hal ini Universitas Bengkulu dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) pada UIN Fatmawati Soekarno Bengkulu.

Forum sebagaimana dimaksud agar diformalkan melalui surat keputusan Tim yang ditandatangani oleh Gubernur Provinsi Bengkulu. Kemudian agar tim dapat berjalan

99

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab VII Kesimpulan dan Rekomendasi

dengan lancar dan memberikan kontribusi nyata, agar disusun tim sekretariat yang berfungsi untuk menjalankan tugas-tugas kesekretariatan dan Menyusun jadwal dan program-program pertemuan rutin.

4. Pemerintah Daerah di Provinsi Bengkulu perlu segera melaksanakan langkah-langkah strategis percepatan pelaksanaan anggaran agar tidak terjadi ekses likuiditas yang kontraproduktif dengan tujuan percepatan penyaluran dana transfer di awal tahun anggaran oleh Pemerintah Pusat guna mempercepat pemulihan ekonomi daerah. Realisasi anggaran pemerintah melalui masing-masing OPD agar dilaksanakan lebih cepat sesuai bulan berjalan. Sehubungan dengan hal tersebut pemerintah daerah didorong untuk dapat menyusun formula indikator kinerja pelaksanaan anggaran OPD sebagai alat/tool untuk menilai kinerja anggaran OPD di bawahnya. Kriteria penilaian indikator kinerja pelaksaan anggaran (IKPA) dapat mengikuti kriteria penilaian sebagaimana diterapkan sekarang ini pada satker di lingkungan kementerian negara/Lembaga pemerintah pusat. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu siap untuk memberikan asistensi penyusunan formula penilaian kinerja pelaksaaan anggaran dimaksud.

5. Untuk menjaga trend positif Nilai IPM Bengkulu pada periode tahun mendatang, Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Bengkulu agar terus meningkatkan program-program di bidang Pendidikan dan kesehatan baik dari sisi pendanaan maupun implementasi program-programnya di lapangan.

6. Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 49, ayat (1) yang menyatakan bahwa dana pendidikan dialokasikan minimal 20 persen baik dari APBN maupun dari APBD, Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Bengkulu agar menjaga alokasi pagu (termasuk realisasinya) anggaran di bidang kesehatan minimal 20 persen dari pagu APBD total. Seluruh pemerintah daerah di Provinsi Bengkulu agar meningkatkan porsi alokasi investasi pemerintah pada pelayanan kebutuhan dasar di bidang kesehatan dalam bentuk pengeluaran pemerintah melalui penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan terjangkau serta pengelolaan menajemen yang terarah dan berdaya guna agar nyata berdampak terhadap peningkatan IPM khususnya dan pertumbuhan ekonomi daerah umumnya dalam jangka panjang.

7. Pemerintah Kabupaten Lebong dan Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah agar meningkatkan pagu alokasi anggaran di bidang Pendidikan termasuk realisasinya pada APBD tahun anggaran 2022 dan seterusnya agar minimal dialokasikan sebesar 20 persen dari total pagu APBD.

8. Demikian pula halnya dengan bidang Kesehatan, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 171 ayat (2) telah mengamanatkan bahwa besaran anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dialokasikan minimal 10 persen dari APBD di luar gaji. Sehubungan dengan amanat tersebut, agar Pemerintah daerah meningkatkan porsi alokasi investasi pemerintah pada pelayanan kebutuhan dasar di bidang kesehatan dalam bentuk pengeluaran pemerintah melalui penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai dan terjangkau serta pengelolaan menajemen Kesehatan yang terarah dan berdaya guna agar berdampak lebih besar terhadap nilai IPM serta pertumbuhan ekonomi daerah dalam jangka panjang.

9. Pemerintah Provinsi agar mendorong pemerintah kabupaten agar lebih memperhatikan pembangunan sumber daya manusia, disarankan kepada pemerintah Provinsi Bengkulu untuk memberikan penghargaan kepada pemerintah kabupaten dengan kriteria pembangunan manusia dengan pencapaian IPM terbaik. Meningkatkan

100

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Bab VII Kesimpulan dan Rekomendasi

program kegiatan pembangunan manusia, khususnya bidang pendidikan dan kesehatan dengan cara melakukan evaluasi terhadap program yang telah dilaksanakan dan yang akan dilakukan, agar program tersebut lebih efektif.

10. Mendorong pemerintah daerah untuk melakukan digitalisasi data perekonomian untuk publikasi dan transparansi data kepada publik yang dapat berguna bagi para pelaku ekonomi dan para akedemisi. Upaya ini sejalan dengan implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2021 tentang Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota Serta Tata Cara Implementasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD).

11. Sektor pertanian merupakan kontributor terbesar dalam perekonomian Provinsi Bengkulu. Untuk itu agar jajaran Pemerintah daerah terkait bersama Bank Indonesia Provinsi Bengkulu yang tergabung dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) secara ketat menjaga stabilitas harga komoditas pertanian di tingkat petani dan stabilitas harga bahan baku yang dibeli oleh para petani di wilayah Bengkulu.

12. Agar pemerintah daerah mempercepat pemulihan sektor pariwisata pasca pandemi, karena sektor ini merupakan sektor potensial yang menjadi penarik dan pendorong ekonomi Bengkulu dan sebagai sumber potensi pajak dan retribusi daerah.

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

DAFTAR PUSTAKA

Ketentuan Pemerintah

Peraturan Daerah Pemerintah Provinsi Bengkulu Nomor 5 Tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2021-2026

Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61/PB/2017 tentang Pedoman Umum Penyusunan Kajian Fiskal Regional;

Direktorat Pelaksanaan Anggaran Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan RI, Pedoman Penyusunan Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan III Tahun 2021;

Direktorat Sistem Manajemen Investasi Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan RI, Panduan Metodologi Penyusunan Analisis Peluang Investasi Daerah versi 1.0;

Bidang Pembinaan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan (PAPK) Kanwil DJPb Bengkulu, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian triwulan IV-2021;

Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK), Data Earmark DAU/DBH Provinsi Bengkulu triwulan III-2021;

Literatur

Mongan, J. J. S. (2019). Pengaruh pengeluaran pemerintah bidang pendidikan dan kesehatan terhadap indeks pembangunan manusia di Indonesia. Indonesian Treasury Review, 4(2), 163-176.

Marcelus Pelayukan (2019). Pengaruh belanja pemerintah terhadap indeks pembangunan manusia: studi kasus Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal BPPK Volume 12 Nomor 2 Tahun 2019.

Erlinda Y, Eva Dolorosa (2015). Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian di Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan volume 4 Nomor 2, 253-269.

Afid Nurkholis (2016). Evaluasi Kondisi Ketenagakerjaan di Provinsi Bengkulu. https://osf.io/cp4tr/download

Publikasi Resmi Pemerintah

Laporan Perekonomian Provinsi Bengkulu November 2021, Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu; https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan/lpp/default.aspx

Laporan Analisis Pengendalian Inflasi Daerah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Desember 2021

Berita Resmi Statistik Nomor 1/1/17/Th.XXIV, 3 Januari 2022; Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Desember 2021.

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu

Kajian Fiskal Regional Tahun 2021

Berita Resmi Statistik Nomor 13/02/17/Th. XXI, 7 Februari 2022; Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu Tahun 2021.

Berita Resmi Statistik Nomor 14/02/17/Th. XXV, 7 Februari 2022; Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan IV - 2021.

Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (31 Desember 2021)

Sistem Aplikasi

Aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (OMSPAN

Aplikasi Monitoring Evaluasi Budget Execution (MEBE) dan Monev PA

Aplikasi Sistem Infomasi Kredit Program (SIKP)

Tautan

https://kursdollar.org/grafik/USD/

https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release

https://www.republika.co.id/berita/r5gv9m457

https://ewarta.co/ekspor-bengkulu-sepanjang-2021

Lampiran 1

Hasil Analisis Regresi Data Panel Menggunakan Aplikasi Stata 16.0

Estimasi model regresi menggunakan alternatif 3 model yaitu :

Pemilihan model panel :

Model 1 : Pooled Least Square (PLS)/CEM

Model 2 : Fixed Effect Model (FEM)

Model 3 : Random Effect Model (REM)

Data panel : cross section dan time series

Keunggulan : Robust terhadap pelanggaran asumsi Gauss Markov seperti uji normalitas dan

heteroskedastisitas. Robust disini dapat diartikan bahwa estimasi model regresi akan

menghasilkan model regresi estimator yang sifatnya sama atau dapat dikatakan juga

bahwa model regresi data panel tidak terlalu sensitive dari perubahan-perubahan kecil dari

asumsi-asumsi klasik pada umumnya.

Data Set yang disiapkan setelah diolah :

Pemda Kode Tahun IPM PBP PBK PBE

Bengkulu Selatan 1 2017 69.04 4.01 2.71 0.99

Bengkulu Selatan 1 2018 69.85 4.59 2.61 1.12

Bengkulu Selatan 1 2019 70.27 4.72 3.56 1.02

Bengkulu Selatan 1 2020 70.63 4.50 4.02 0.82

Bengkulu Tengah 2 2017 65.80 3.05 1.44 0.77

Bengkulu Tengah 2 2018 66.65 3.97 1.69 1.07

Bengkulu Tengah 2 2019 67.30 4.09 1.97 1.16

Bengkulu Tengah 2 2020 67.61 3.83 2.18 0.87

Bengkulu Utara 3 2017 67.80 2.91 1.74 0.88

Bengkulu Utara 3 2018 68.36 3.88 2.13 1.01

Bengkulu Utara 3 2019 68.80 3.96 2.17 1.02

Bengkulu Utara 3 2020 68.82 3.73 2.66 0.81

Kaur 4 2017 65.28 4.20 2.48 1.54

Kaur 4 2018 66.20 4.28 2.79 1.74

Kaur 4 2019 66.78 4.44 3.19 1.55

Kaur 4 2020 66.99 4.54 3.41 0.89

Kepahiang 5 2017 66.60 3.85 3.02 1.56

Kepahiang 5 2018 67.14 3.73 2.73 0.94

Kepahiang 5 2019 67.67 3.81 2.58 1.08

Kepahiang 5 2020 68.17 3.98 3.18 0.92

Kota Bengkulu 6 2017 78.82 1.81 0.69 0.29

Kota Bengkulu 6 2018 79.67 1.47 0.70 0.26

Kota Bengkulu 6 2019 80.35 1.40 0.73 0.32

Kota Bengkulu 6 2020 80.36 1.30 0.86 0.19

Lebong 7 2017 65.87 3.25 1.84 0.98

Lebong 7 2018 66.28 4.10 2.51 1.58

Pemda Kode Tahun IPM PBP PBK PBE

Lebong 7 2019 66.84 4.15 2.55 1.26

Lebong 7 2020 67.01 4.11 2.72 0.86

Mukomuko 8 2017 67.07 3.41 2.44 0.98

Mukomuko 8 2018 67.47 3.98 2.38 1.04

Mukomuko 8 2019 68.12 3.83 3.48 1.06

Mukomuko 8 2020 68.45 4.32 3.29 0.61

Provinsi Bengkulu 9 2017 69.95 0.65 0.53 0.37

Provinsi Bengkulu 9 2018 70.64 1.18 0.53 0.41

Provinsi Bengkulu 9 2019 71.21 1.10 0.49 0.35

Provinsi Bengkulu 9 2020 71.40 1.14 0.43 0.24

Rejang Lebong 10 2017 68.61 1.24 2.65 0.80

Rejang Lebong 10 2018 69.40 3.24 2.26 0.64

Rejang Lebong 10 2019 70.10 3.06 2.45 0.67

Rejang Lebong 10 2020 70.44 2.71 2.33 0.42

Seluma 11 2017 65.00 3.96 2.10 1.11

Seluma 11 2018 65.99 5.46 2.55 1.06

Seluma 11 2019 66.69 5.96 3.21 1.08

Seluma 11 2020 66.89 4.99 2.96 0.96

Declare setting data panel :

Hasil : Strongly balanced artinya secara seragam masing-masing subjek atau kode mempunyai jumlah

pengulangan atau time series yang sama.

Uji Pooled Least Square :

delta: 1 unit time variable: Tahun, 2017 to 2020 panel variable: Kode (strongly balanced). xtset Kode Tahun

_cons 76.3896 1.175084 65.01 0.000 74.01467 78.76454 PBE -5.57188 1.550661 -3.59 0.001 -8.705881 -2.437878 PBK -.1698868 .7536979 -0.23 0.823 -1.693167 1.353393 PBP -.5724771 .6221339 -0.92 0.363 -1.829857 .6849024 IPM Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]

Total 623.49228 43 14.4998205 Root MSE = 2.6297 Adj R-squared = 0.5231 Residual 276.617178 40 6.91542944 R-squared = 0.5563 Model 346.875102 3 115.625034 Prob > F = 0.0000 F(3, 40) = 16.72 Source SS df MS Number of obs = 44

. reg IPM PBP PBK PBE

Uji Fixed Effect Model :

F test that all u_i=0: F(10, 30) = 133.69 Prob > F = 0.0000 rho .99091352 (fraction of variance due to u_i) sigma_e .44985449 sigma_u 4.697773 _cons 66.10341 .7338799 90.07 0.000 64.60463 67.60219 PBE -.9354503 .3864046 -2.42 0.022 -1.724594 -.1463067 PBK .7486793 .2219245 3.37 0.002 .2954489 1.20191 PBP .6092694 .1768584 3.44 0.002 .2480764 .9704624 IPM Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]

corr(u_i, Xb) = -0.7082 Prob > F = 0.0000 F(3,30) = 16.61

overall = 0.2845 max = 4 between = 0.4238 avg = 4.0 within = 0.6242 min = 4R-sq: Obs per group:

Group variable: Kode Number of groups = 11Fixed-effects (within) regression Number of obs = 44

. xtreg IPM PBP PBK PBE, fe

Uji Random Effect Model :

Perbandingan Hasil statistic dari ketiga model di atas :

Star di atas artinya memberi tanda bintang bagi yang menerima H0. Model REM paling baik

rho .97367787 (fraction of variance due to u_i) sigma_e .44985449 sigma_u 2.7360195 _cons 67.05244 1.297826 51.67 0.000 64.50875 69.59613 PBE -1.235035 .4560223 -2.71 0.007 -2.128822 -.3412474 PBK .6205301 .2623605 2.37 0.018 .106313 1.134747 PBP .4953342 .2090275 2.37 0.018 .0856479 .9050206 IPM Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

corr(u_i, X) = 0 (assumed) Prob > chi2 = 0.0000 Wald chi2(3) = 29.64

overall = 0.1912 max = 4 between = 0.3451 avg = 4.0 within = 0.6061 min = 4R-sq: Obs per group:

Group variable: Kode Number of groups = 11Random-effects GLS regression Number of obs = 44

. xtreg IPM PBP PBK PBE, re

legend: * p<0.05; ** p<0.01; *** p<0.001 r2_a r2 n _cons 67.052441*** 67.052441*** 67.052441*** PBE -1.2350347** -1.2350347** -1.2350347** PBK .62053006* .62053006* .62053006* PBP .49533424* .49533424* .49533424* Variable fe re ols

. estimates table fe re ols, star stats (n r2 r2_a)

Pengujian Chow Test : untuk menguji penentuan pilihan antara PLS dengan FEM. Dengan dasar

penarikan kesimpulan : nilai p value atau Prob, jika nilai kecil dari level of significant 5% maka H0 ditolak

atau H1 diterima artinya FEM lebih baik daripada PLS. sebaliknya jika nilai Prob lebih besar dari 5% maka

Ho diterima atau H1 ditolak artinya PLS lebih baik dari FEM.

_cons 65.74225 .9694898 67.81 0.000 63.76228 67.72221 11 -3.743385 .3702095 -10.11 0.000 -4.499454 -2.987316 10 1.10786 .4684408 2.36 0.025 .151176 2.064544 9 4.386016 .8002958 5.48 0.000 2.751594 6.020438 8 -1.636214 .3341596 -4.90 0.000 -2.318659 -.9537689 7 -2.325054 .3606822 -6.45 0.000 -3.061666 -1.588443 6 12.83731 .7505077 17.10 0.000 11.30457 14.37005 5 -1.790616 .3376249 -5.30 0.000 -2.480138 -1.101094 4 -2.97124 .3604404 -8.24 0.000 -3.707357 -2.235122 3 -.2587857 .38957 -0.66 0.512 -1.054394 .5368225 2 -1.63308 .4284607 -3.81 0.001 -2.508113 -.7580461 Kode PBE -.9354503 .3864046 -2.42 0.022 -1.724594 -.1463067 PBK .7486793 .2219245 3.37 0.002 .2954489 1.20191 PBP .6092694 .1768584 3.44 0.002 .2480764 .9704624 IPM Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]

Total 623.49228 43 14.4998205 Root MSE = .44985 Adj R-squared = 0.9860 Residual 6.07107181 30 .20236906 R-squared = 0.9903 Model 617.421208 13 47.4939391 Prob > F = 0.0000 F(13, 30) = 234.69 Source SS df MS Number of obs = 44

. reg IPM PBP PBK PBE i. Kode

Prob > F = 0.0000 F( 10, 30) = 133.69

(10) 11.Kode = 0 ( 9) 10.Kode = 0 ( 8) 9.Kode = 0 ( 7) 8.Kode = 0 ( 6) 7.Kode = 0 ( 5) 6.Kode = 0 ( 4) 5.Kode = 0 ( 3) 4.Kode = 0 ( 2) 3.Kode = 0 ( 1) 2.Kode = 0

. testparm i. Kode

Berdasarkan output terlihat bahwa probabilitas (Prob) lebih kecil daripada alpha yaitu sebesar 0,0000,

maka H1 diterima yang artinya pilihan yang terbaik adalah FEM (Fixed Effect Model).

Analisa selanjutnya adalah menentukan mana yang lebih baik apakah FEM atau REM.

Kesimpulan yang diambil dilihat dari nilai Prob juga. Jika Prob lebih kecil dari 5 persen maka H1 diterima

atau H0 ditolak berarti pilihan terbaik adalah FEM daripada REM. Begitu juga sebaliknya nanti jika

output menghasilkan Probabilitasnya lebih besar dari 5 persen maka H1 ditolak dan H0 diterima, artinya

pilihan yang terbaik adalah REM.

Hauseman test dapat dilakukan dengan asumsi FEM dan REM sudah diestimasi (sesuai hasil di bawah)

F test that all u_i=0: F(10, 30) = 133.69 Prob > F = 0.0000 rho .99091352 (fraction of variance due to u_i) sigma_e .44985449 sigma_u 4.697773 _cons 66.10341 .7338799 90.07 0.000 64.60463 67.60219 PBE -.9354503 .3864046 -2.42 0.022 -1.724594 -.1463067 PBK .7486793 .2219245 3.37 0.002 .2954489 1.20191 PBP .6092694 .1768584 3.44 0.002 .2480764 .9704624 IPM Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]

corr(u_i, Xb) = -0.7082 Prob > F = 0.0000 F(3,30) = 16.61

overall = 0.2845 max = 4 between = 0.4238 avg = 4.0 within = 0.6242 min = 4R-sq: Obs per group:

Group variable: Kode Number of groups = 11Fixed-effects (within) regression Number of obs = 44

. xtreg IPM PBP PBK PBE, fe

Hasil Uji Hausman Test :

Hasil uji Hausman Test menunjukkan nilai Chi lebih kecil dari nol (negative). Model tidak fit untuk

diperbandingkan satu sama lain antara FEM dan REM.

rho .97367787 (fraction of variance due to u_i) sigma_e .44985449 sigma_u 2.7360195 _cons 67.05244 1.297826 51.67 0.000 64.50875 69.59613 PBE -1.235035 .4560223 -2.71 0.007 -2.128822 -.3412474 PBK .6205301 .2623605 2.37 0.018 .106313 1.134747 PBP .4953342 .2090275 2.37 0.018 .0856479 .9050206 IPM Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

corr(u_i, X) = 0 (assumed) Prob > chi2 = 0.0000 Wald chi2(3) = 29.64

overall = 0.1912 max = 4 between = 0.3451 avg = 4.0 within = 0.6061 min = 4R-sq: Obs per group:

Group variable: Kode Number of groups = 11Random-effects GLS regression Number of obs = 44

. xtreg IPM PBP PBK PBE, re

see suest for a generalized test assumptions of the Hausman test; data fails to meet the asymptotic = -5.42 chi2<0 ==> model fitted on these chi2(3) = (b-B)'[(V_b-V_B)^(-1)](b-B)

Test: Ho: difference in coefficients not systematic

B = inconsistent under Ha, efficient under Ho; obtained from xtreg b = consistent under Ho and Ha; obtained from xtreg PBE -.9354503 -1.235035 .2995844 . PBK .7486793 .6205301 .1281492 . PBP .6092694 .4953342 .1139352 . fe re Difference S.E. (b) (B) (b-B) sqrt(diag(V_b-V_B)) Coefficients

. hausman fe re

Uji Lagrange untuk menilai mana yang lebih baik PLS atau REM.

Hasil : REM lebih baik daripada PLS.

Pengujian Asumsi Klasik

Uji multikolinearitas dalam STATA dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF masing-masing variabel.

Model regresi dinyatakan terbebas dari kasus multikolinearitas jika nilai VIF masing-masing variabel <

10.

Berdasarkan hasil pengujian terseut, seluruh variabel memiliki nilai VIF < 10 yang berarti model regresi

terbebas dari kasus multikolinearitas.

Selain dengan melihat nilai vif, uji multikolinearitas juga dapat dilakukan dengan melihat koefisien

korelasi antar variabel bebas.

Prob > chibar2 = 0.0000 chibar2(01) = 37.03 Test: Var(u) = 0

u 7.485802 2.736019 e .2023691 .4498545 IPM 14.49982 3.807863 Var sd = sqrt(Var) Estimated results:

IPM[Kode,t] = Xb + u[Kode] + e[Kode,t]

Breusch and Pagan Lagrangian multiplier test for random effects

. xttest0

Mean VIF 3.08 PBE 2.20 0.454362 PBK 3.07 0.325462 PBP 3.96 0.252828 Variable VIF 1/VIF

. vif

PBE 0.7358 0.6401 1.0000 PBK 0.8195 1.0000 PBP 1.0000 PBP PBK PBE

(obs=44). corr PBP PBK PBE

Berdasarkan hasil tersebut, tidak ada variabel bebas yang memiliki korelasi > 0,9 dengan variabel bebas

lainnya sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas dalam model regresi.

Interpretasi

Interpretasi hasil regresi :

• Number of Obs = 44, artinya jumlah sample atau observasi sebanyak 44 sample

• F(3, 40) artinya uji F pada DF 3 dan 40. DF 3 artinya jumlah variabel yang diuji – 1, yaitu 4-1=3 variabel. 40 adalah jumlah observasi – jumlah variabel, yaitu 44-4=40.

• Nilai Uji F 0,000. Apabila nilai < 0,05 maka Uji F menerima H1 pada taraf signifikansi 5% atau yang berarti semua variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan pada variabel dependen.

• R-Squared adalah Koefisien Determinasi Berganda, artinya seberapa besar secara simultan semua variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Di atas nilainya 0,5563 yang berarti semua variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 55,63%. Maka sisanya yaitu 100%-55,63%=44,37% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model regresi.

• Root MSE adalah standart error of estimate, dikatakan model regresi baik untuk dijadikan model peramalan apabila Root MSE < Standart deviasi variabel dependen (Y).

• Pada kolom t adalah nilai uji t parsial. Dikatakan signifikan pada taraf 5% apabila pada kolom sebelah kanannya yaitu P>[t] atau disebut juga p value/signifikansi < 0,05.

• Pada kolom Coef adalah nilai Unstandardized Koefisien Beta. Nilai koefisien beta ini yang dijadikan sebagai nilai dalam persamaan regresi. Berdasar hasil di atas, maka persamaan regresi yang dibuat adalah: Y = 67,05244 + 0,4953342 X1 + 0,6205301 X2 - 1,235035 X3 + e. Di mana Y adalah variabel dependen, 67,05244 adalah konstanta, X1 variabel independen ke-1, X2 variabel independen ke-2, X3 variabel independen ke-3 dan e adalah error.

Total 623.49228 43 14.4998205 Root MSE = 2.6297 Adj R-squared = 0.5231 Residual 276.617178 40 6.91542944 R-squared = 0.5563 Model 346.875102 3 115.625034 Prob > F = 0.0000 F(3, 40) = 16.72 Source SS df MS Number of obs = 44

. reg IPM PBP PBK PBE, beta

PBE -.9354503 .3864046 -2.42 0.022 -1.724594 -.1463067 PBK .7486793 .2219245 3.37 0.002 .2954489 1.20191 PBP .6092694 .1768584 3.44 0.002 .2480764 .9704624 IPM Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]

_cons 67.05244 1.297826 51.67 0.000 64.50875 69.59613 PBE -1.235035 .4560223 -2.71 0.007 -2.128822 -.3412474 PBK .6205301 .2623605 2.37 0.018 .106313 1.134747 PBP .4953342 .2090275 2.37 0.018 .0856479 .9050206 IPM Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

ANALISIS PENGARUH BELANJA PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN EKONOMI TERHADAP IPM PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DI BENGKULU

(HASIL PENGOLAHAN DATA)

NO Pemda TAHUN PDRB (jt) PENDIDIKAN (jt) KESEHATAN (jt) EKONOMI (jt) BP F.Pengali BK BE PBP PBK PBE IPM

1 Bengkulu Selatan 2017 4,872,689.59 195,420.39 132,187.68 48,275.56 0.04 100 0.03 0.01 4.01 2.71 0.99 69.04

2 Bengkulu Tengah 2017 3,902,668.69 119,145.68 56,025.63 29,999.45 0.03 100 0.01 0.01 3.05 1.44 0.77 65.80

3 Bengkulu Utara 2017 6,977,776.77 202,857.00 121,091.48 61,725.44 0.03 100 0.02 0.01 2.91 1.74 0.88 67.80

4 Kaur 2017 2,967,017.65 124,651.85 73,561.91 45,649.06 0.04 100 0.02 0.02 4.20 2.48 1.54 65.28

5 Kepahiang 2017 3,637,168.66 139,918.54 110,023.58 56,689.21 0.04 100 0.03 0.02 3.85 3.02 1.56 66.60

6 Kota Bengkulu 2017 19,277,488.21 349,875.12 133,439.26 56,478.77 0.02 100 0.01 0.00 1.81 0.69 0.29 78.82

7 Lebong 2017 2,859,948.65 92,814.65 52,593.36 28,014.41 0.03 100 0.02 0.01 3.25 1.84 0.98 65.87

8 Mukomuko 2017 4,335,451.57 147,999.60 105,721.98 42,375.00 0.03 100 0.02 0.01 3.41 2.44 0.98 67.07

9 Provinsi Bengkulu 2017 60,657,676.57 395,327.08 324,242.92 227,274.20 0.01 100 0.01 0.00 0.65 0.53 0.37 69.95

10 Rejang Lebong 2017 7,946,952.77 98,289.07 210,851.63 63,226.85 0.01 100 0.03 0.01 1.24 2.65 0.80 68.61

11 Seluma 2017 3,840,069.99 152,129.49 80,632.30 42,538.87 0.04 100 0.02 0.01 3.96 2.10 1.11 65.00

12 Bengkulu Selatan 2018 5,302,896.00 243,664.78 138,378.83 59,330.35 0.05 100 0.03 0.01 4.59 2.61 1.12 69.85

13 Bengkulu Tengah 2018 4,253,687.00 168,832.91 71,771.40 45,524.50 0.04 100 0.02 0.01 3.97 1.69 1.07 66.65

14 Bengkulu Utara 2018 7,609,325.00 295,544.87 161,833.01 76,627.78 0.04 100 0.02 0.01 3.88 2.13 1.01 68.36

15 Kaur 2018 3,239,535.00 138,719.33 90,502.57 56,526.03 0.04 100 0.03 0.02 4.28 2.79 1.74 66.20

16 Kepahiang 2018 3,981,494.00 148,595.02 108,746.91 37,259.89 0.04 100 0.03 0.01 3.73 2.73 0.94 67.14

17 Kota Bengkulu 2018 21,223,089.00 311,526.42 148,773.50 55,116.82 0.01 100 0.01 0.00 1.47 0.70 0.26 79.67

18 Lebong 2018 3,092,457.00 126,681.65 77,654.68 48,929.78 0.04 100 0.03 0.02 4.10 2.51 1.58 66.28

19 Mukomuko 2018 4,744,398.00 189,003.92 112,808.01 49,491.69 0.04 100 0.02 0.01 3.98 2.38 1.04 67.47

20 Provinsi Bengkulu 2018 66,402,993.00 786,159.40 349,718.03 271,028.61 0.01 100 0.01 0.00 1.18 0.53 0.41 70.64

21 Rejang Lebong 2018 8,685,051.00 281,695.91 196,070.84 55,400.30 0.03 100 0.02 0.01 3.24 2.26 0.64 69.40

22 Seluma 2018 4,215,214.00 230,286.01 107,511.44 44,507.68 0.05 100 0.03 0.01 5.46 2.55 1.06 65.99

23 Bengkulu Selatan 2019 5,707,513.00 269,318.10 203,157.91 58,307.41 0.05 100 0.04 0.01 4.72 3.56 1.02 70.27

24 Bengkulu Tengah 2019 4,606,570.00 188,472.34 90,645.27 53,451.25 0.04 100 0.02 0.01 4.09 1.97 1.16 67.30

25 Bengkulu Utara 2019 8,250,040.00 326,954.82 178,708.01 83,797.06 0.04 100 0.02 0.01 3.96 2.17 1.02 68.80

26 Kaur 2019 3,524,508.00 156,594.74 112,367.96 54,786.19 0.04 100 0.03 0.02 4.44 3.19 1.55 66.78

27 Kepahiang 2019 4,318,930.00 164,538.13 111,238.95 46,610.73 0.04 100 0.03 0.01 3.81 2.58 1.08 67.67

28 Kota Bengkulu 2019 23,210,399.00 324,151.50 168,636.30 74,282.10 0.01 100 0.01 0.00 1.40 0.73 0.32 80.35

29 Lebong 2019 3,346,031.00 138,970.81 85,365.85 42,179.40 0.04 100 0.03 0.01 4.15 2.55 1.26 66.84

ANALISIS PENGARUH BELANJA PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN EKONOMI TERHADAP IPM PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DI BENGKULU

(HASIL PENGOLAHAN DATA)

NO Pemda TAHUN PDRB (jt) PENDIDIKAN (jt) KESEHATAN (jt) EKONOMI (jt) BP F.Pengali BK BE PBP PBK PBE IPM

30 Mukomuko 2019 5,155,269.00 197,195.58 179,502.21 54,874.93 0.04 100 0.03 0.01 3.83 3.48 1.06 68.12

31 Provinsi Bengkulu 2019 72,109,469.00 791,242.04 352,089.16 250,418.35 0.01 100 0.00 0.00 1.10 0.49 0.35 71.21

32 Rejang Lebong 2019 9,368,976.00 287,139.08 229,527.86 62,360.52 0.03 100 0.02 0.01 3.06 2.45 0.67 70.10

33 Seluma 2019 4,613,171.00 275,069.24 147,903.33 49,911.01 0.06 100 0.03 0.01 5.96 3.21 1.08 66.69

34 Bengkulu Selatan 2020 5,823,665.00 262,041.07 234,035.79 47,795.28 0.04 100 0.04 0.01 4.50 4.02 0.82 70.63

35 Bengkulu Tengah 2020 4,672,104.00 178,841.69 101,650.82 40,674.67 0.04 100 0.02 0.01 3.83 2.18 0.87 67.61

36 Bengkulu Utara 2020 8,416,085.00 313,520.10 223,502.80 68,158.88 0.04 100 0.03 0.01 3.73 2.66 0.81 68.82

37 Kaur 2020 3,617,702.00 164,111.73 123,300.29 32,266.99 0.05 100 0.03 0.01 4.54 3.41 0.89 66.99

38 Kepahiang 2020 4,409,812.00 175,349.17 140,123.31 40,630.99 0.04 100 0.03 0.01 3.98 3.18 0.92 68.17

39 Kota Bengkulu 2020 23,501,819.00 306,028.39 202,967.19 45,174.21 0.01 100 0.01 0.00 1.30 0.86 0.19 80.36

40 Lebong 2020 3,400,862.00 139,643.23 92,591.22 29,219.01 0.04 100 0.03 0.01 4.11 2.72 0.86 67.01

41 Mukomuko 2020 5,265,066.00 227,453.11 173,230.13 32,298.48 0.04 100 0.03 0.01 4.32 3.29 0.61 68.45

42 Provinsi Bengkulu 2020 73,336,577.00 837,561.07 316,866.49 174,205.06 0.01 100 0.00 0.00 1.14 0.43 0.24 71.40

43 Rejang Lebong 2020 9,537,389.00 258,282.84 222,437.88 39,831.31 0.03 100 0.02 0.00 2.71 2.33 0.42 70.44

44 Seluma 2020 4,743,637.00 236,631.73 140,390.69 45,715.83 0.05 100 0.03 0.01 4.99 2.96 0.96 66.89

Lampiran 2

Destinasi Wisata Bengkulu Sebagai Sektor Potensial untuk dikembangkan

NO KABUPATEN /

KOTA NAMA OBJEK WISATA LOKASI JENIS

1 Bengkulu Utara Rumah Dinas Bupati Kecamatan Argamakmur

Buatan

Alun-Alun Kota Buatan

Rumah Adat Bengkulu Utara

Buatan

Sirkuit Talang Denau Buatan

Tuguh Amanah Buatan

Tuguh Pahlawan Buatan

Desa Wisata Budaya

Air Kokoi Alam

Hutan Kota Alam

Arung Jerang Air Besi Alam

Arum Jeram Air Nakau Alam

Tapak Jorong Alam

Arum Jeram Air Lais Alam

Situs Poyang Beringin Situs

Kepala Siring Kecamatan Arma Jaya Alam

Butau Biduk Alam

Lorong Waktu Alam

Lokasi Bunga Raflesia Alam

Kolam Renang Buatan

Gua Ulau Pemetung Kecamatan Hulu Palik Alam

Air Terjun Lemo Nakai Alam

Air Terjun Tingkat Sembilan

Alam

Air Terjun Curup Embun Alam

Batu Kapur Alam

Air Terjun Curup Lekat Buatan

Lembah Hijau Buatan

Makam Kuning Kaulo Situs

Situs Puyang Kuning Kriyo Situs

Sumber Mata Air Kecamatan Kerkap Alam

Sarang Kelelawar Alam

Curug Melintang Alam

Gajah Mino Alam

Danau Gedang Alam

Pantai Tapak Batu Kecamatan Air Napal Alam

Pantai Kualo Karang Unam Alam

Embun Singai Pinang Alam

NO KABUPATEN /

KOTA NAMA OBJEK WISATA LOKASI JENIS

Pantai Nangai Poyang Rango

Alam

Kolam Renang Tirta Flamboyan

Buatan

Pemancingan Tapak Balai Buatan

Pantai Tapak Hitam Kecamatan Lais Alam

Pantai Lais Alam

Pantai Tapak Batu Alam

Bangker Belanda Situs

Situs Makam Haji Hukup Situs

Pemandian Desa Dusun Curup Kecamatan Air Besi Alam

Pantai Kota Agung Alam

Air Curug Sembilan Kecamatan Padang Jaya

Alam

Air Terjun Curug Itik Alam

Embung Desa Buatan

Jembatan Air Itik Buatan

Dam Air Lais Buatan

Situs Makam Talingo Lambing

Situs

Air Terjun Giri Mulya Kecamatan Giri Mulya Alam

Bendungan Suka Makmur Buatan

Dam Pemancingan Buatan

Kolam Pemancingan Buatan

Jembatan Gantung Buatan

Kebun Spot Center Buatan

Air Terjun Talang Diwo Kecamatan Air Padang Alam

Pantai Serangai Kecamatan Batik Nau Alam

Pantai Bintuhan Alam

Situs Tugu H. Van Amsen Situs

Situs Makam Ratu Agung Situs

Situs Makam Ratu Samban Situs

Danau Labu Kratak Kecamatan Ketahun Alam

Pantai Akik Urai Alam

Pantai Terapik Alam

Air Terjun Kincir Alam

Air Terjun Selo Terto Alam

Pemancingan Injatama Alam

Dermaga Buatan

Danau Gunung Payung Kecamatan Pinang Raya Alam

Cek Dam Bukit Intan Alam

NO KABUPATEN /

KOTA NAMA OBJEK WISATA LOKASI JENIS

Wisata Bahari Danau Biru Alam

Danau D6 Alam

Air Terjun Alas Bangun Buatan

Pantai Indah Kecamatan Putri Hijau Alam

Pantai Nusa Indah Alam

Pantai Bahari Alam

Tugu Gajah Buatan

Air Terjun Air Lelangi Kecamatan Ulok Kupai Alam

Agro Wisata Buatan

Air Terjun Harapan Alam

Gedung Admin Kecamatan Napal Putih Buatan

Gedung Sentral Alat-Alat Buatan

Dam Air Buatan

Pondok Baru Buatan

Kamar Bola Buatan

Goa / Trowongan Buatan

Rumah Peninggalan Pangeran Ali

Sejarah

Rumah Peninggalan Belanda

Sejarah

Situs Makam Pesirah Dukun

Situs

Pusat Pelatihan Gajah Sebelat

Kecamatan Marga Sakti Sebelat

Buatan

Air Terjun Tembulun Alam

Taman Buru Gunung Nanu’a

Kecamatan Enggano Alam

Danau Bak Blau Alam

Pulau Merbabu Alam

Pulau Dua Alam

Pulau Bangkai Alam

Teluk Kahuhabi Alam

Gapura Batu / Batu Lobang Alam

Wisata Flora Alam

Hutan Mangrove Alam

Wisata Fauna Alam

Rumah Adat Kaahoao Enggano

Budaya

2 Bengkulu

Tengah Sungai Suci

Kecamatan Pondok Kelapa

Alam

Taman Hutan Rajo Lelo Alam

Danau Gedang Alam

Wahana Surya Buatan

NO KABUPATEN /

KOTA NAMA OBJEK WISATA LOKASI JENIS

Air Terjun Taba Lagan Kecamatan Taba Penanjung

Alam

Wisata Air Terjun Air Sengak

Alam

Air Terjun Pengantin Desa Bukit

Kecamatan Semidang Lagan

Alam

Air Terjun Penembang kecamatan meringi kelindang

Alam

Bukit Kandis Kecamatan Karang Tinggi

Alam

Taman Wisata Family Kecamatan Muara Bangkahulu

Alam

3 Kota Bengkulu Situs BCB Benteng Marlborough

Jl. Bneteng, Kebun Keling Tlk Segara

Sejarah

Museum Bengkulu JL. Pembangunan No.8 Sejarah

Rumah Pengasingan Bung Karno

Jln. Anggut Atas Sejarah

Parr and Hamilton Monuments

Jln. Benteng Kebun Keling

Sejarah

Makam Sentot Alibasyah Jln. Sentot Alibasyah Rt. 1 Rw. 1

Sejarah

Mesjid Jamik Jln. Letjend Suprapto Sejarah

Kampung China Jln. Malabero, Teluk Segara

Sejarah

Komplek Pemakaman Inggris (British Cemetery)

Jl. Veteran, Jitra Bnegkulu

Sejarah

Rumah Ibu Fatmawati Jl. Fatmawati, penurunan

Sejarah

Makam Imam Senggolo Jl. Kinibalu, Kel Padang Jati

Sejarah

Pantai Panjang Jl. Pariwisata Pantai Panjang Wisata Bahari

Pantai Jakat Jl. Kelurahan Malabero Wisata Bahari

Pantai Tapak Paderi Jl. Pantai Tapak Padri Wisata Bahari

Pantai Pasir Putih Jl. Pariwisata 19 Km Dari Pusat Kota Wisata Bahari

Pulau Baai Jl. Pelabuhan Pulau Baii Wisata Bahari

Pulau Tikus Jl. 45 Menit Dari Perairan Tapak Padri Wisata Bahari

Danau Dendam Tak Sudah Jl. Dusun Besar, Kec Singgaran Pati Alam

Kebun Binatang Taman Remaja Jl. Lingkar Timur Alam

Outbound JAC Jl. Jenggalu, 15 Menit Dari Pusat Kota Buatan

Pemacingan Lestari Jl. Cempaka Permai Buatan

Tembak Dinas Perikanan Buatan

Pemancigan Alam Beringin Jl. Sukarami Buatan

Upacara Adat Tabot Jl. Kota Bengkulu Situs Budaya

4 Rejang Lebong Danau Harun Bastari Kecamatan Selupu Rejang Alam

NO KABUPATEN /

KOTA NAMA OBJEK WISATA LOKASI JENIS

Bukit Kaba Kecamatan Curup Alam

Air Terjun Kepala Curup Kecamatan Bidurian Alam

Danau Talang Kering Kecamatan Curup Utara Alam

Air Panas Kecamatan Curup Selatan

Alam

Air Terjun Talang Rimbo Kecamatan Curup Tengah

Alam

Air Terjun Bertingkat Kecamatan Bermani Ulu

Alam

Air Panas/ Air Terjun/ S.walet

Kecamatan Sidang Kelingi

Alam

Air Terjun Desa Cahaya Negri

Kecamatan Sidang Kelingi

Alam

Air Terjun Beringin Tiga Kecamatan Sidang Kelingi

Alam

Air Terjun Sungai Napal Kecamatan Padang Ulak Tanding

Alam

Air Terjun / Gua Curup Beraput

Kecamatan Sidang Beliti Ulu

Alam

Air Terjun Curup Embun Jl. Ds Umbut Trans Derati

Alam

Air Terjun Angin Kecamatan Kota Padang

Alam

Air Terjun dan Gua La Kecamatan Sidang Beliti Ilir

Alam

Suban Air Panas Kecamatan Curup Timur

Buatan

Taman Dio Ba Gite Kecamatan Curup Timur

Buatan

Monumen Perjuangan Kecamatan Curup Utara Buatan

Cek Dam Kecamatan Padang Ulak Tanding

Buatan

Peninggalan Benda Sejarah Desa Apur

Kecamatan Sindang Beliti Cagar Budaya

5 Kaur Pantai Laguna Linau Jl. SDs Linau Wisata Bahari

Pantai Laguna Merpas kecamatan Nasal Wisata Bahari

Pantai Sekunyit Kecamatan Kaur Selatan Wisata Bahari

Pantai Wisata Danau Kembar

Kecamatan Kaur Selatan Wisata Bahari

Pantai Pelabuhan Pasar Lama Pusat Kota Bintuhan Wisata Bahari

Pantai Muara Sambat Kecamatan Kaur Selatan Wisata Bahari

Pantai Ujung Lancang kecamatan Nasal Wisata Bahari

Pantai Way Hawang Jl. Ds Way Hawang Wisata Bahari

Pantai Air Long Kecamatan Maje Wisata Bahari

Pantai Bunga Karang Kecamatan Maje Wisata Bahari

Pantai Sambat Kecamatan Kaur Selatan Wisata Bahari

Pantai Cukuh Kecamatan Maje Wisata Bahari

NO KABUPATEN /

KOTA NAMA OBJEK WISATA LOKASI JENIS

Pantai Tanjung Pandan Kecamatan Kaur Tengah

Wisata Bahari

Pantai Hilly Kecamatan Kinal Wisata Bahari

Pantai Teluk Beringin Desa Tanjung Bulan Wisata Bahari

Pantai Sulau Kecamatan Tanjung Kemuning

Wisata Bahari

Kawasan Wisata Taman Bineka dan Pondok Pusaka

JL. Lintas Sumatra Wisata Bahari

Air Terjun Kembar Kecamatan Nasal Wisata Bahari

Air terjun Cughup Soermeka

Kecamatan Padang Guci

Wisata Bahari

Sungai Padang Guci Jl. Palak Genting Wisata Bahari

Air Terjun Curug Perpah Kecamatan Nasal Wisata Bahari

Air Terjun 3 Panggung Kecamatan Muara Saung

Wisata Bahari

Air terjun Curug Nibung Kecamatan Tetap Wisata Bahari

Situs BCB Purbakala Jiil Kaur Tengah Cagar Budaya

Benteng Harapan Jl. Ds. Benteng Harapan Cagar Budaya

6 Bengkulu

Selatan Situs BCB Meriam Horisit Kota Manna Wisata Sejarah

Situs BCB Bunker Peninggalan Jepang

Jl. Lintas Antara Kab. Manna dan Kab. Kaur

Wisata Sejarah

Situs BCB Makam Syeh H.M. Amin Jl. Manna

Wisata Sejarah

Situs BCB Megalitik Sebilo Jl. Manna Wisata Sejarah

Situs BCB Megalitik Kota Bumi Jl. Manna

Wisata Sejarah

Situs BCB Rm Tradisional Serawai Kota Bumi

Wisata Sejarah

Situs BCB Puyang Keramat Dagang

Wisata Sejarah

Situs BCB Makam Puyang Ratu

Wisata Sejarah

Pantai Pasar Bawah Jl. Pesisir Kota Manna Wisata Bahari

Pantai Begkenang Jl. Lintas kab. Manna dan kab. Kaur Wisata Bahari

Pantai Muara Keduarang Jl.Ds Tanjung Aur Wisata Bahari

Pantai Mengkudu Jl. Ds Pasar Pino Wisata Bahari

Pantai Selali Jl. Ds Selali Wisata Bahari

Danau Ulu Seginim Kecamatan Seginim Alam

Goa Suluman Keduarang Jl. Ds batu Ampar Alam

Tempat Pemandian Batu Baau Seginim Kecamatan Seginim Alam

Air Terjun Geluguran Jl. Lintas Manna-Pagar Alam Alam

Pemandian Lubuk Langkap Jl. Ds Lubuk Langkap Alam

Tebat Rukis Jl. Pasar Manna Alam

Tebat Gelumpai Jl. Ds Batu Lambang Alam

NO KABUPATEN /

KOTA NAMA OBJEK WISATA LOKASI JENIS

Tebat Besar Jl. Ds Bandar Agung Alam

Air Terjun Cawang Alam

Arum Jeram (Rafting) Air Manna

Jl. Sungai Manna Buatan

Wisata Minat Khusus Buatan

Taman Remaja Kabupaten Bengkulu Selatan

Buatan

Bumi Perkemahan Sekuning

Jl. Ds Jeranglah Rendah Buatan

Tebat Baru Ketaping Jl. Ketaping Manna Buatan

Bendungan Selepah Kecamatan Seginim Buatan

Bendungan Air Nipis Jl. Ds Batu Balai Buatan

Wisata Kuliner Air Nelengau

Kecamatan Seginim Kuliner

Wisata Kuliner Lemang Tapai

Kecamatan Pino Kuliner

7 Muko-Muko Sungai Air Berau Jalan Lintaas Bengkulu Barat

Alam

Padang Panaek Ds Padang Sebelah Tabrani

Alam

Air Terjun Mandi Angin Kecamatan Pondok Suguh

Alam

Bendungan Air Manjuto Kecamatan V Koto Alam

Danau Lebar Jl. Ds Setia Budi Teras Terunjam

Alam

Bendungan Selegan Kecamatan Selagan Raya

Alam

Danau Nibung Jl. Desa Ujung Padang Alam

Danau Telaga Biru Kecamatan Air Sedikit Alam

Air Terjun Layang-layang Kecamatan Pondok Suguh

Alam

Danau Talang Petai Kecamatan V Koto Alam

Danau Talang Sepakat Alam

Air Terjun Sri Kecamatan Lubuk Pinang

Alam

Napal Kasur Kecamatan Lubuk Pinang

Alam

Air Terjun Sungai Bungin Kecamatan Teras Terunjam

Alam

Pantai Indah Pasar Muko-muko

Kel Koto Jaya Muko-muko Bahari

Pantai Pandan Wangi Kecamatan Muko-Muko Bahari

Pantai Batung Badoro Koto Jaya Muko-muko Bahari

Pantai Air Panggur (Abrasi) Kecamatan Air Sedikit Bahari

Pantai Pasar Ipuh Kecamatan Ipuh Bahari

Pantai Pasar Bantal Ds Pasar Bantal Bahari

Pantai Air Rami Kecamatan Air Rami Bahari

Pantai Teramang Jaya Kecamatan Teramang Jaya Bahari

NO KABUPATEN /

KOTA NAMA OBJEK WISATA LOKASI JENIS

Pantai Teluk Bakung Air Hitam

Teluk Bakung Bahari

Pantai Bumi Mulia Kecamatan Penarik Bahari

Pantai Batu Kumbang Jl. Ds Pulau baru Bahari

Pantai Air Buluh Ds Air Buluh Bahari

Bendungan Air Manjunto Kecamatan V Koto Buatan

Konservasi Penyu Retak Ilir Kecamatan Ipuh Buatan

Bendungan Selagan Kecamatan Selagan Raya

Buatan

Situs BCB Benteng Anna Koto Jaya Muko-muko Cagar Budaya

Prasasti Sampan Jl. Teramang Jaya Cagar Budaya

Prasasti Batu Berbentuk Buaya

Jl. Teramang Jaya Cagar Budaya

8 Seluma Air Terjun Palua Ijang Alam

Air Terjun Lubuk Resam Kecamatan Seluma Utara

Alam

Goa Lubuk Resam Kecamatan Seluma Utara

Alam

Air Terjun Melancar Kecamatan Semidang Alas

Alam

Air Terjun Batu Bekinyau Kecamatan Seluma Utara

Alam

Suban Lubuk Resam Kecamatan Seluma Utara

Alam

Suban Giri Nanto Ds. Giri Nanto Alam

Air Terjun Kroya Kecamatan Kroya Alam

Air Terjun Cughup Embun Kecamatan Seluma Utara

Alam

Air Terjun Simpur Besar Kecamatan Ulu Talo Alam

Pantai Ancol Kecamatan Semidang Alas

Bahari

Pantai Muara Panago Lkecamatan Ilir Talo Bahari

Pantai Seluma Ds Pasar Seluma Bahari

Pantai Muara Ngalam Kecamatan Air Periukan

Bahari

Pantai Muara Kungkai Kecamatan Air Periukan

Bahari

Pantai Penago Kecamatan Ilir Talo Bahari

Pantai Ketapang Baru Kecamatan Semidang Alas Maras

Bahari

Bendungan Sungai Alas Kecamatan Semidang Alas Maras

Buatan

Bendungan Seluma Jl. Bendungan Hulu Buatan

Arum Jeram Lubuk Resam Kecamatan Seluma Utara Buatan

Situs BCB Gerincing Kecamatan Semidang Alas Maras Cagar Budaya

Situs BCB Puyang Penjago Kecamatan Semidang Alas Cagar Budaya

NO KABUPATEN /

KOTA NAMA OBJEK WISATA LOKASI JENIS

Semidang Bukit Kabu Jl. Bukit Kabu Cagar Budaya

9 Kepahiang Hutan Konak Kecamatan Kepahiang Alam

Curug Embun Kecamatan Tebat Karai Alam

Air Terjun 9 Tingkat Kecamatan Tebat Karai Alam

Danau Suro Ilir Kecamatan Ujan Mas Alam

Bunga Raflesia Arnoldy dan Bunga Bangkai

Ds Tebat Monok Alam

Wisata Kebun The Kabawetan

Kecamatan Kabawetan Buatan

Plta Musi Kecamatan Ujan Mas Buatan

10 Lebong Air Putih Kecamatan Muara Aman Alam

Danau Picung Kecamatan Muara Aman Alam

Danau Tes JL. Ds Kuitei Donok Alam

Lebong Donok Jl. Ds LeboK Donok Alam

Sungai Air Putih Jl. Ds Air Kopas Alam

Lebong Kaca Mata Lebong Utara Alam

Telaga Tujuh Warna Ds Rimbo Pengadang Alam

Air Terjun Tebing Serai Kecamatan Rimbo Pengadang Alam

Air Terjun Tik Gumceak Kecamatan Uram Alam

Air Terjun Uram Kecamatan Uram Jaya Alam

Air Terjun Bioa Baes Kecamatan Lebong Sakti Alam

Air Terjun Blau Kecamatan Lebong Sakti Alam

Air Terjun Santen Kecamatan Lebong Atas Alam

Air Terjun Taman Peri Kecamatan Lebong Tengah Alam

Air Terjun Siapang Kecamatan Lebong Sakti Alam

Danau Blue Ds Mubei Alam

Danau Lupang Kecamatan Lebong Tengah Alam

Suban Gergok Kecamatan Lebong Tengah

Alam

Air Panas Kecamatan Lebong Selatan

Alam

Tambang Batu Mulia Buatan

Lobang Kacamata Kecamatan Lebong Utara

Buatan

PLTA tes Kecamatan Lebong Selatan

Buatan

Arum Jeram Ketahun Jl. Aliran Sungai Ketahun

Buatan

Rumah Adat Tradisional Suku Rejang

Kecamatan Lebong Atas

Cagar Budaya

NO KABUPATEN /

KOTA NAMA OBJEK WISATA LOKASI JENIS

Situs BCB Keramat Lebong Kecamatan Lebong Utara

Cagar Budaya

Situs BCB kKutai Ukem Kecamatan Lebong Selatan

Cagar Budaya

Situs BCB Keramat Topos Kecamatan Topos Cagar Budaya

itus BCB Keramat Ulu Du'es

Kecamatan Lebong Utara

Cagar Budaya

Situs BCB Tanah Majapahit Kecamatan Topos Cagar Budaya

Situs BCB Keramat Bingin Kuning

Kecamatan Bingin Kuning

Cagar Budaya