BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kajian Pustaka Dalam setiap ...
Kajian Pustaka
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Kajian Pustaka
Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Paradigma
Penelitian, Pendekatan Masalah, Hipotesis
Penelitian
DibuatsebagaisalahsatutugasmatakuliahMetodologiPeneliti
anManajemen
Disusun oleh:
Kintani Mayastika D.
120820130015
Lora Sri Novita Ginting
120820130024
UNIVERSITAS PADJADJARAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………3
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………….3
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………….………………...4
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………...4
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………...5
2.1 Kajian Pustaka……………………………………………………………………………..5
2.2 Kerangka Pemikiran……………………………………………………………………….6
2.3 Paradigma Penelitian………………………………………………………………………9
2.4 Pendekatan Masalah……………………………………………………………………….9
2.5 Hipotesis Penelitian………………………………………………………………………10
BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………………………12
BAB IV KESIMPULAN…………………………………………………………………….14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam penelitian kuantitatif, pencarian dan pengadaan
literatur atau kepustakaan merupakan suatu hal yang penting.
Kepustakaan merupakan jembatan bagi peneliti untuk mendapatkan
landasan konstruksi teoritik sebagai pedoman atau pegangan,
tolok ukur, sumber hipotesis.
Kajian pustaka / teori mempunyai peranan penting dalam hal
melakukan penelitian kuantitatif. Dengan kajian pustaka,
peneliti dapat menjustifikasi adanya masalah penelitian dan
mengidentifikasikan arah penelitian. Justifikasi masalah
penelitian berarti peneliti menggunakan kepustakaan untuk
menunjukkan pentingnya permasalahan penelitian untuk diteliti.
Sedangkan mengidentifikasi arah penelitian berarti peneliti
menelaah atau mengkaji kepustakaan dan mengidentifikasi
variabel-variabel kunci yang layak dan berhubungan serta
memiliki kecenderungan potensial yang perlu diuji dalam
penelitian.
Dalam melakukan penelitian, khususnya penelitian yang
sifatnya uji hipotesis, maka kita harus menelaah teori-teori
yang akan digunakan. Hal ini dilakukan, karena suatu
hipoteisi, dugaan, asumsi, dibangun berdasarkan teori yang
4
dihasilkan dari suatu bacaan. Hipotesis diturunkan melalui
teori. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian dengan melakukan pendekatan masalah terlebih
dahulu.
Memahami landasan teori sebagai jembatan antara rumusan
masalah dan hipotesis adalah hal yang perlu diberi perhatian
secara khusus. Apabila ada kekeliruan dalam menentukan
landasan teori maka akan berimplikasi pada kerangka berpikir
yang akan dibangun dalam penelitian, dan secara otomatis
hipotesis pun bisa melenceng, atau bahkan keliru total. Dan
akan lebih sia-sia lagi bila ternyata teori yang kita susun
kurang komprehensif sehingga tanpa sepengetahuan kita
ternyata sebetulnya hipotesis yang telah disusun sudah
ditemukan teorinya. Oleh karena itu, landasan teori dan
kerangka berpikir merupakan jembatan yang harus dibangun
dengan sistematis dan kokoh agar paradigma, pendekatan masalah
dan pengembangan hipotesis juga dapat dirancang dengan benar.
B. Rumusan Masalah
Berikut ini merupakan beberapa masalah yang akan
diangkat:
1. Apakah yang dimaksud dengan kajian pustaka?
2. Apakah yang dimaksud dengan kerangka pemikiran?
3. Apakah yan dimaksud dengan paradigma penelitian?
4. Apakah yang dimaksud dengan hipotesis penelitian?
C. Tujuan
5
Tujuan yang diharapkan dapat tercapai dalam pengangkatan
masalah adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui tentang kajian pustaka.
2. Mengetahui tentang kerangka pemikiran.
3. Mengetahui tentang paradigma penelitian.
4. Mengetahui tentang pendekatan masalah.
5. Mengetahui tentang hipotesis penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN
6
2.1 Kajian Pustaka
Kajian pustaka atau tinjauan pustaka adalah pengkajian
kembali literature-literatur yang terkait (review of related
literature). Kajian pustaka atau tinjauan pustaka merupakan
uraian, analisis kritis dan evaluasi terhadap teks-teks yang
relevan, baik saat ini maupun yang akan berkembang dengan
pertanyaan riset atau topik penelitian.
Kajian pustaka / teori mempunyai peranan penting dalam hal
melakukan penelitian kuantitatif. Dengan kajian pustaka,
peneliti dapat menjustifikasi adanya masalah penelitian dan
mengidentifikasikan arah penelitian. Justifikasi masalah
penelitian berarti peneliti menggunakan kepustakaan untuk
menunjukkan pentingnya permasalahan penelitian untuk diteliti.
Sedangkan mengidentifikasi arah penelitian berarti peneliti
menelaah atau mengkaji kepustakaan dan mengidentifikasi
variabel-variabel kunci yang layak dan berhubungan serta
memiliki kecenderungan potensial yang perlu diuji dalam
penelitian (Iskandar, 2008, h.51).
Manfaat yang diperoleh dari kajian pustaka adalah mengenali
teori-teori dasar dan konsep yang telah dikemukakan oleh para
ahli terdahulu tentang relevan dengan variabel-variabel yang
diteliti, mengikuti perkembangan dalam penelitian dalam bidang
yang akan diteliti, memanfaatkan data sekunder, menghindarkan
duplikasi, penelusuran dan penelaahan literatur yang relevan
dengan masalah penelitian untuk mengungkapkan buah pikiran
secara sistematis, kritis dan analitis.
7
Fungsi kajian pustaka atau literatur menurut Iskandar (2008:
51) adalah sebagai berikut:
- Literatur meningkatkan pemahaman peneliti tentang teori-
teori yang relevan terhadap masalah yang diteliti.
- Kajian literatur tentang teori berfungsi untuk
menjelaskan, membedakan, meramal dan mengendalikan suatu
fenomena-fenomena atau suatu gejala-gejala yang
berhubungan dengan masalah penelitian.
- Kajian literatur dapat menimbulkan gagasan dan mendasari
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.
- Kajian literatur menguraikan teori-teori, temuan-temuan
peneliti terdahulu dan bahan penelitian lainnya yang
diperoleh dari acuan, yang dijadikan landasan untuk
melakukan penelitian yang diusulkan.
- Kajian literatur membantu peneliti untuk menjelaskan
latar belakang masalah yang diteliti.
- Kajian literatur meningkatkan keyakinan dan motivasi bagi
peneliti. Penguasaan teori yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti, dapat mendukung keyakinan akan
pengetahuan peneliti untuk termotivasi melakukan
penelitian sampai menemukan hasil penelitian.
- Kajian literatur dapat meningkatkan kemampuan pemahaman
peneliti secara mendalam dalam disiplin ilmu yang
diteliti.
- Kajian literatur dapat peneliti gunakan untuk menyusun
kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian.
- Kajian literatur mengacu kepada daftar pustaka.
8
2.2 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah narasi (uraian) atau pernyataan
(proposisi) tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang
telah diidentifikasi atau dirumuskan. Kerangka berpikir atau
kerangka pemikiran dalam sebuah penelitian kuantitatif, sangat
menentukan kejelasan dan validitas proses penelitian secara
keseluruhan. Melalui uraian dalam kerangka berpikir, peneliti
dapat menjelaskan secara komprehensif variabel-variabel apa
saja yang diteliti dan dari teori apa variabel-variabel itu
diturunkan, serta mengapa variabel-variabel itu saja yang
diteliti. Uraian dalam kerangka berpikir harus mampu
menjelaskan dan menegaskan secara komprehensif asal-usul
variabel yang diteliti, sehingga variabel-variabel yang
tercatum di dalam rumusan masalah dan identifikasi masalah
semakin jelas asal-usulnya (Sambas Ali Muhidin, 2011).
Pada dasarnya esensi kerangka pemikiran terdiri dari: alur
jalan pikiran secara logis dalam menjawab masalah yang
didasarkan pada landasan teoretik dan atau hasil penelitian
yang relevan, kerangka logika (logical construct) yang mampu
menunjukan dan menjelaskan masalah yang telah dirumuskan dalam
kerangka teori, model penelitian yang dapat disajikan secara
skematis dalam bentuk gambar atau model matematis yang
menyatakan hubungan-hubungan variabel penelitian atau
merupakan rangkuman dari kerangka pemikiran yang digambarkan
dalam suatu model. Sehingga pada akhir kerangka pemikiran ini
terbentuklah hipotesis.
Dengan demikian, uraian atau paparan yang harus dilakukan
dalam kerangka berpikir adalah perpaduan antara asumsi-asumsi
9
teoretis dan asumsi-asumsi logika dalam menjelaskan atau
memunculkan variabel-variabel yang diteliti serta bagaimana
kaitan di antara variabel-variabel tersebut, ketika dihadapkan
pada kepentingan untuk mengungkapkan fenomena atau masalah
yang diteliti.
Di dalam menulis kerangka berpikir, ada tiga kerangka yang
perlu dijelaskan, yakni: kerangka teoritis, kerangka
konseptual, dan kerangka operasional. Kerangka teoritis atau
paradigma adalah uraian yang menegaskan tentang teori apa yang
dijadikan landasan (grand theory) yang akan digunakan untuk
menjelaskan fenomena yang diteliti. Kerangka konseptual
merupakan uraian yang menjelaskan konsep-konsep apa saja yang
terkandung di dalam asumsi teoretis yang akan digunakan untuk
mengabstraksikan (mengistilahkan) unsur-unsur yang terkandung
di dalam fenomena yang akan diteliti dan bagaimana hubungan di
antara konsep-konsep tersebut. Kerangka operasional adalah
penjelasan tentang variabel-variabel apa saja yang diturunkan
dari konsep-konsep terpilih tadi dan bagaimana hubungan di
antara variabel-variabel tersebut, serta hal-hal apa saja yang
dijadikan indikator untuk mengukur variabel-variabel yang
bersangkutan.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka
dalam menyusun kerangka berpikir kita harus memulainya dengan
menegaskan teori apa yang dijadikan landasan dan akan diuji
atau digambarkan dalam penelitian kita. Lalu dilanjutkan
dengan penegasan tentang asumsi teoretis apa yang akan diambil
dari teori tersebut sehingga konsep-konsep dan variabel-
variabel yang diteliti menjadi jelas. Selanjutnya, kita
10
menjelaskan bagaimana cara mengoperasionalisasikan konsep atau
variabel-variabel tersebut sehingga siap untuk diukur.
Walaupun dalam kerangka berpikir itu harus terkandung
kerangka teoretis, kerangka konseptual, dan kerangka
operasional, tetapi cara penguraian atau cara pemaparannya
tidak perlu kaku dibuat per sub bab masing-masing. Hal yang
penting adalah bahwa isi pemaparan kerangka berpikir merupakan
alur logika berpikir kita mulai dari penegasan teori serta
asumsinya hingga munculnya konsep dan variabel-variabel yang
diteliti.
Agar peneliti benar-benar dapat menyusun kerangka berpikir
secara ilmiah (memadukan antara asumsi teoretis dan asumsi
logika dalam memunculkan variabel) dengan benar, maka peneliti
harus intens dan eksten menelurusi literatur-literarur yang
relevan serta melakukan kajian terhadap hasil penelitian-
penelitian terdahulu yang relevan, sehingga uraian yang
dibuatnya tidak semata-mata berdasarkan pada pertimbangan
logika. Untuk itu, dalam menjelaskan kerangka teoretisnya,
peneliti mesti merujuk pada literatur atau referensi serta
laporan-laporan penelitian terdahulu.
Secara sederhana penyusunan kerangka berpikir dapat dilakukan
dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Menentukan paradigma atau kerangka teoretis yang akan
digunakan, kerangka konseptual dan kerangka operasional
variabel yang akan diteliti.
2. Memberikan penjelasan secara deduktif mengenai hubungan
antarvariabel penelitian. Tahapan berpikir deduktif
meliputi tiga hal yaitu:
11
- Tahap penelaahan konsep (conceptioning), yaitu
tahapan menyusun konsepsi-konsepsi (mencari
konsep-konsep atau variabel dari proposisi yang
telah ada, yang telah dinyatakan benar).
- Tahap pertimbangan atau putusan (judgement), yaitu
tahapan penyusunan ketentuan-ketentuan (mendukung
atau menentukan masalah akibat pada konsep atau
variabel dependen).
- Tahapan penyimpulan (reasoning), yaitu pemikiran
yang menyatakan hal-hal yang berlaku pada teori,
berlaku pula bagi hal-hal yang khusus.
3. Memberikan argumen teoritis mengenai hubungan antar
variabel yang diteliti. Argumen teoritis dalam kerangka
pemikiran merupakan sebuah upaya untuk memperoleh
jawaban atas rumusan masalah. Dalam prakteknya, membuat
argumen teoritis memerlukan kajian teoretis atau hasil-
hasil penelitian yang relavan. Hal ini dilakukan
sebagai petunjuk atau arah bagi pelaksanaan penelitian.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, oleh karena
argumen teoritis sebagai upaya untuk memperoleh jawaban
atas rumusan masalah, maka hasil dari argumen teoritis
ini adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan
masalah penelitian. Sehingga pada akhirnya produk dari
kerangka pemikiran adalah sebuah jawaban sementara atas
rumusan masalah (hipotesis).
4. Merumuskan model penelitian. Model adalah konstruksi
kerangka pemikiran atau konstruksi kerangka teoretis
12
yang diragakan dalam bentuk diagram dan atau persamaan-
persamaan matematik tertentu(Sambas Ali Muhidin, 2011).
2.3 Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang
menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta
kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau
teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana
peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian
sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian.
Secara umum, paradigma penelitian diklasifikasikan dalam 2
kelompok yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif.Paradigma kuantitatif menekankan pada
pengujian teori melalui pengukuran variable penelitian
dengan angka dan melakukan analisis data
dengan prosedur statistik. Paradigma kualitatif merupakan
paradigma penelitian yang menekankan pada pemahaman mengenai
masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi
realitas atau natural setting yang holistis,
kompleks, dan rinci. Penelitian yang menggunakan pendekatan
induksi yang mempunyai tujuan penyusunan konstruksi teori
atau hipotesis melalui pengungkapan fakta merupakan
penelitian yang menggunakan paradigma kualitatif.
Perbedaan paradigma kuantitatif dan paradigma kualitatif
adalah sebagai berikut:
13
Factor Paradigma
Kuantitatif
Paradigma
Kualitatif Sifat realitas Dapat
diklasifikasikan,
konkrit, teramati,
dan terukur
Holistic, dinamis
dan pemahaman
Hubungan peneliti
dengan yang
diteliti
Independen agar
terbangun
objektivitas
Interaktif dengan
sumber data agar
memperoleh maknaHubungan variable Sebab-akibat
(kausal)
Timbal balik/
interaktifPeranan nilai Cenderung bebas
nilai
Terikat nilai-nilai
yang dibawa
peneliti dan sumber
data
2.4 Pendekatan Masalah
Dalam pendekatan masalah ini fakta-fakta beserta konsep-
konsepnya dari kerangka acuan itu harus dinyatakan secara
konkrit sesuai dengan fenomena yang hendak didekati. Dengan
demikian dalam pendekatan masalah selain menetapkan fakta dan
konsep-konsepnya, juga harus mencari pengertian-pengertian
dari fakta beserta konsep-konsepnya itu untuk sampai pada hal-
hal yang konkrit.
2.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap
permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam melakukan penelitian
untuk mendapatkan jawaban yang benar maka seorang ilmuwan
14
seakan-akan melakukan suatu interogasi terhadap alam.
Hipotesis dalam hubungan ini berfungsi sebagai penunjuk jalan
yang memungkinkan kita untuk mendapatkan jawaban. Harus kita
sadari bahwa hipotesis bersifat sementara yang membantu dalam
melakukan penelitian.
Hipotesis pada dasarnya disusun secara deduktif dengan
mengambil premis-premis dari pengetahuan ilmiah yang suidah
diketahui sebelumnya. Dalam proses penyusunan hipotesis,
meskipun dasar berpikirnya deduktif namun kegiatannya tidak
lepas dari proses induktif. Proses induksi ini memegang
peranan dalam tahap verifikasi atau pengujian hipotesis dengan
mengumpulkan fakta-fakta empiris untuk menilai apakah sebuah
hipotesis didukung oleh fakta atau tidak.
Langkah selanjutnya penyusunan hipotesis adalah menguji
hipotesis tersebut dengan mengkonfrontasikan dengan dunia
nyata. Seringkali dalam hal ini dilakukan langkah perantara
yaitu menentukan faktor-faktor apa yang dapat kita uji dalam
rangka melakukan verifikasi terhadap keseluruhan hipotesis
tersebut
Ada 2 jenis hipotesis, yaitu hipotesis nihil/ Ho dan
hipotesis alternatif/Ha. Hipotesis nihil atau Ho adalah
hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh, hubungan atau
perbedaan antara satu variabel dengan variabel lain. Hipotesis
alternatif atau Ha adalah hipotesis yang menyatakan ada
pengaruh, hubungan atau perbedaan antara satu variabel dengan
variabel lain (Sulistyo, 2012, h.18). Contoh hipotesis:
Hipotesis Nihil (Ho) Hipotesis Alternatif (Ha)
15
Nilai A sama dengan nilai B Ada perbedaan antara nilai A
dan nilai B. Nilai A lebih
besar dari nilai B
Tidak ada hubungan antara
faktor C dan faktor D
Faktor C berhubungan dengan
faktor D. Faktor C
berhubungan searah dengan D
Secara bersama-sama A, B, C
tidak berhubungan dengan D
Secara bersama-sama A, B, C
berhubungan dengan D
Pengujian hipotesis dapat berguna untuk pengambilan keputusan
apakah suatu hipotesis yang diajukan akan diterima atau
ditolak. Bentuk uji hipotesis dibedakan menjadi one tail atau
satu sisi, dan two tail atau dua sisi. One tail atau satu sisi
adalah pengujian hipotesis bila hipotesis alternatif
menyatakan ada hubungan searah atau berlawanan, atau salah
satu variabel lebih tinggi atau lebih rendah daripada variabel
lainnya. Two tail atau dua sisi adalah pengujian hipotesis
bila hipotesis alternatif hanya menyatakan ada hubungan atau
ada perbedaan tanpa menyebutkan arahnya hubungan atau
perbedaan (Saefuddin, 2009, h.76).
16
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan kali ini, kami akan menerapkan kerangka
konseptual penelitian dalam skripsi yang berjudul ‘Perubahan
Bentuk Pronomina Persona dalam Novel If I Stay karya Gayle
Forman dan Terjemahannya.’
3.1 Kajian Pustaka
17
Kajian pustaka atau tinjauan pustaka adalah pengkajian
kembali literature-literatur yang terkait (review of related
literature). Kajian pustaka atau tinjauan pustaka merupakan
uraian, analisis kritis dan evaluasi terhadap teks-teks yang
relevan, baik saat ini maupun yang akan berkembang dengan
pertanyaan riset atau topik penelitian.
Kajian pustaka atau kajian teori yang digunaka dalam
skripsi tersebut adalah Sintaksis (mencakup pengertian
sintaksis, kelas kata, pronominal), bentuk-bentuk pronominal
persona (mencakup bentuk yang menunjukkan orang, fungsi,
jumlah, dan gender), dan penerjemahan (mencakup pengerian
penerjemahan dan pergeseran dalam penerjemahan).
Dalam kajian teori, dibahas segala sesuatu yang berkaitan
dengan judul skripsi tersebut yakni dalam hal bentuk
pronominal persona serta kaitannya dalam penerjemahan. Kajian
teori tersebut berguna untuk proses analisis dalam mencapat
jawaban yang dicari.
3.2 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah narasi (uraian) atau pernyataan
(proposisi) tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang
telah diidentifikasi atau dirumuskan. Kerangka pemikiran dalam
skripsi tersebut didasari oleh banyaknya perubahan bentuk
dalam menerjemahkan pronominal persona dari Bahasa Inggris ke
Bahasa Indonesia. Untuk menjawabnya, digunakan teori-teori
yang mendukung seperti teori Marcella Frank (1972) dan
Randolph Quirk (1985).
18
3.3 Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang
menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta
kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau
teori. Paradigma penelitian diklasifikasikan dalam 2 kelompok
yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
Dalam skripsi tersebut, termasuk ke dalam paradigma
kualitatif karena menekankan pada pemahaman mengenai masalah-
masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas.
Penelitian mengenai perubahan bentuk dalam menerjemahkan
pronomina persona, menekankan pada pemahaman mengenai
pronominal persona itu sendiri yang kemudia dikaitkan dengan
alur cerita sehingga menemukan apakah padanan yang pas untuk
pronomina tersebut. Penerjemahan pronomina persona dalam novel
If I Stay, terdapat perubahan bentuk. Misalnya dalam Bahasa
Inggris berfungsi sebagai subjek namun dalam karya
terjemahannya menjadi berfungsi sebagai objek.
Pemahaman mengenai masalah perubahan bentuk itu
disesuaikan dengan alur cerita dan kesesuaian dalam pemakaian
bahasa. Jika dapat diterima dalam bahasa sasaran (bahasa
Indonesia) maka dapat dikatakan sesuai.
3.4 Pendekatan Masalah
Dalam pendekatan masalah ini fakta-fakta beserta konsep-
konsepnya dari kerangka acuan itu harus dinyatakan secara
konkrit sesuai dengan fenomena yang hendak didekati. Pada
skripsi tersebut, fakta-fakta telah dituangkan dalam kajian
19
pustaka. Pembuktian secara konkrit mengenai fenomena
‘perubahan bentuk pronomina persona’ didekati dengan meneliti
suatu karya berjudul ‘If I Stay karya Gayle Forman’ dengan
pembandingnya yaitu hasil terjemahannya yang diterjemahkan
oleh Poppy D. Chusfani.
Dalam proses pendekatan masalah tersebut, ditemukan
adanya perubahan-perubahan dalam menerjemahkan pronomina
persona dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.
3.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara
terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. Hipotesis dalam
hubungan ini berfungsi sebagai penunjuk jalan yang
memungkinkan kita untuk mendapatkan jawaban. Langkah
selanjutnya penyusunan hipotesis adalah menguji hipotesis
tersebut dengan mengkonfrontasikan dengan dunia nyata.
Hipotesis dalam skripsi tersebut yaitu adanya dugaan
bahwa dalam menerjemahkan pronominal persona, terdapat
berbagai perubahan bentuk. Ada empat perubahan bentuk, yaitu
bentuk orang, fungsi, jumlah, dan gender. Dalam pembuktiannya,
terdapat dua perubahan yang kerap kali dilakukan yaitu dalam
hal perubahan fungsi dan gender.
BAB IV
KESIMPULAN
20
Dalam kerangka konseptual penelitian, diperlukan adanya
kajian pustaka untuk pengkaji literature yang terkait dengan
penelitian; diperlukan adanya kerangka pemikiran untuk
memberikan konsep dalam pemecahan masalah; diperlukan adanya
paradigma penelitian untuk menjelaskan bagaimana cara pandang
peneliti terhadap fakta kehidupan social dan perlakuan
peneliti terhadap ilmu dan teori; diperlukan adanya pendekatan
masalah untuk membuat konkrit kerangka acuan penelitian sesuai
dengan fenomena yang hendak didekati; serta hipotesis
penelitian yang merupakan dugaan sementara terhadap permasalah
yang sedang dihadapi.
21
DAFTAR PUSTAKA
Djunaidi, dkk. (2010). Pengantar MetodePenelitian; Bahan Ajar.Jakarta: Jurusan Sejarah, FIS-UNJ.
Iskandar. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif
dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.
Mayastika, Kintani. (2012). Perubahan Bentuk Pronomina Persona
dalam Novel If I Stay karya Gayle Forman dan
Terjemahannya. Skripsi Sarjana di Universitas Padjadjaran:
tidak dipublikasikan.
Muhidin, Sambas Ali. (2011). Panduan Praktis Memahami Penelitian.
Bandung: Pustaka Setia.
Saefuddin, et al. (2009). Statistika Dasar. Jakarta: Grasindo.
Sulistyo, Joko. (2012). 6 Hari Jago SPSS 17. Jakarta: PT Bhuana
Ilmu Populer (Kompas Media Group).
22