Kajian Pustaka

22
Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Paradigma Penelitian, Pendekatan Masalah, Hipotesis Penelitian DibuatsebagaisalahsatutugasmatakuliahMetodologiPeneliti anManajemen Disusun oleh: Kintani Mayastika D. 120820130015 Lora Sri Novita Ginting 120820130024 UNIVERSITAS PADJADJARAN

Transcript of Kajian Pustaka

Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Paradigma

Penelitian, Pendekatan Masalah, Hipotesis

Penelitian

DibuatsebagaisalahsatutugasmatakuliahMetodologiPeneliti

anManajemen

Disusun oleh:

Kintani Mayastika D.

120820130015

Lora Sri Novita Ginting

120820130024

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

BANDUNG

2014

2

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………3

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………….3

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………….………………...4

1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………...4

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………...5

2.1 Kajian Pustaka……………………………………………………………………………..5

2.2 Kerangka Pemikiran……………………………………………………………………….6

2.3 Paradigma Penelitian………………………………………………………………………9

2.4 Pendekatan Masalah……………………………………………………………………….9

2.5 Hipotesis Penelitian………………………………………………………………………10

BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………………………12

BAB IV KESIMPULAN…………………………………………………………………….14

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..15

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam penelitian kuantitatif, pencarian dan pengadaan

literatur atau kepustakaan merupakan suatu hal yang penting.

Kepustakaan merupakan jembatan bagi peneliti untuk mendapatkan

landasan konstruksi teoritik sebagai pedoman atau pegangan,

tolok ukur, sumber hipotesis.

Kajian pustaka / teori mempunyai peranan penting dalam hal

melakukan penelitian kuantitatif. Dengan kajian pustaka,

peneliti dapat menjustifikasi adanya masalah penelitian dan

mengidentifikasikan arah penelitian. Justifikasi masalah

penelitian berarti peneliti menggunakan kepustakaan untuk

menunjukkan pentingnya permasalahan penelitian untuk diteliti.

Sedangkan mengidentifikasi arah penelitian berarti peneliti

menelaah atau mengkaji kepustakaan dan mengidentifikasi

variabel-variabel kunci yang layak dan berhubungan serta

memiliki kecenderungan potensial yang perlu diuji dalam

penelitian.

Dalam melakukan penelitian, khususnya penelitian yang

sifatnya uji hipotesis, maka kita harus menelaah teori-teori

yang akan digunakan. Hal ini dilakukan, karena suatu

hipoteisi, dugaan, asumsi, dibangun berdasarkan teori yang

4

dihasilkan dari suatu bacaan. Hipotesis diturunkan melalui

teori. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah

penelitian dengan melakukan pendekatan masalah terlebih

dahulu.

Memahami landasan teori sebagai jembatan antara rumusan

masalah dan hipotesis adalah hal yang perlu diberi perhatian

secara khusus. Apabila ada kekeliruan dalam menentukan

landasan teori maka akan berimplikasi pada kerangka berpikir

yang akan dibangun dalam penelitian, dan secara otomatis

hipotesis pun bisa melenceng, atau bahkan keliru total. Dan

akan lebih sia-sia lagi bila ternyata teori yang kita susun

kurang komprehensif sehingga tanpa sepengetahuan kita

ternyata sebetulnya hipotesis yang telah disusun sudah

ditemukan teorinya. Oleh karena itu, landasan teori dan

kerangka berpikir merupakan jembatan yang harus dibangun

dengan sistematis dan kokoh agar paradigma, pendekatan masalah

dan pengembangan hipotesis juga dapat dirancang dengan benar.

B. Rumusan Masalah

Berikut ini merupakan beberapa masalah yang akan

diangkat:

1. Apakah yang dimaksud dengan kajian pustaka?

2. Apakah yang dimaksud dengan kerangka pemikiran?

3. Apakah yan dimaksud dengan paradigma penelitian?

4. Apakah yang dimaksud dengan hipotesis penelitian?

C. Tujuan

5

Tujuan yang diharapkan dapat tercapai dalam pengangkatan

masalah adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui tentang kajian pustaka.

2. Mengetahui tentang kerangka pemikiran.

3. Mengetahui tentang paradigma penelitian.

4. Mengetahui tentang pendekatan masalah.

5. Mengetahui tentang hipotesis penelitian.

BAB II

PEMBAHASAN

6

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka atau tinjauan pustaka adalah pengkajian

kembali literature-literatur yang terkait (review of related

literature). Kajian pustaka atau tinjauan pustaka merupakan

uraian, analisis kritis dan evaluasi terhadap teks-teks yang

relevan, baik saat ini maupun yang akan berkembang dengan

pertanyaan riset atau topik penelitian.

Kajian pustaka / teori mempunyai peranan penting dalam hal

melakukan penelitian kuantitatif. Dengan kajian pustaka,

peneliti dapat menjustifikasi adanya masalah penelitian dan

mengidentifikasikan arah penelitian. Justifikasi masalah

penelitian berarti peneliti menggunakan kepustakaan untuk

menunjukkan pentingnya permasalahan penelitian untuk diteliti.

Sedangkan mengidentifikasi arah penelitian berarti peneliti

menelaah atau mengkaji kepustakaan dan mengidentifikasi

variabel-variabel kunci yang layak dan berhubungan serta

memiliki kecenderungan potensial yang perlu diuji dalam

penelitian (Iskandar, 2008, h.51).

Manfaat yang diperoleh dari kajian pustaka adalah mengenali

teori-teori dasar dan konsep yang telah dikemukakan oleh para

ahli terdahulu tentang relevan dengan variabel-variabel yang

diteliti, mengikuti perkembangan dalam penelitian dalam bidang

yang akan diteliti, memanfaatkan data sekunder, menghindarkan

duplikasi, penelusuran dan penelaahan literatur yang relevan

dengan masalah penelitian untuk mengungkapkan buah pikiran

secara sistematis, kritis dan analitis.

7

Fungsi kajian pustaka atau literatur menurut Iskandar (2008:

51) adalah sebagai berikut:

- Literatur meningkatkan pemahaman peneliti tentang teori-

teori yang relevan terhadap masalah yang diteliti.

- Kajian literatur tentang teori berfungsi untuk

menjelaskan, membedakan, meramal dan mengendalikan suatu

fenomena-fenomena atau suatu gejala-gejala yang

berhubungan dengan masalah penelitian.

- Kajian literatur dapat menimbulkan gagasan dan mendasari

penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.

- Kajian literatur menguraikan teori-teori, temuan-temuan

peneliti terdahulu dan bahan penelitian lainnya yang

diperoleh dari acuan, yang dijadikan landasan untuk

melakukan penelitian yang diusulkan.

- Kajian literatur membantu peneliti untuk menjelaskan

latar belakang masalah yang diteliti.

- Kajian literatur meningkatkan keyakinan dan motivasi bagi

peneliti. Penguasaan teori yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti, dapat mendukung keyakinan akan

pengetahuan peneliti untuk termotivasi melakukan

penelitian sampai menemukan hasil penelitian.

- Kajian literatur dapat meningkatkan kemampuan pemahaman

peneliti secara mendalam dalam disiplin ilmu yang

diteliti.

- Kajian literatur dapat peneliti gunakan untuk menyusun

kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian.

- Kajian literatur mengacu kepada daftar pustaka.

8

2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah narasi (uraian) atau pernyataan

(proposisi) tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang

telah diidentifikasi atau dirumuskan. Kerangka berpikir atau

kerangka pemikiran dalam sebuah penelitian kuantitatif, sangat

menentukan kejelasan dan validitas proses penelitian secara

keseluruhan. Melalui uraian dalam kerangka berpikir, peneliti

dapat menjelaskan secara komprehensif variabel-variabel apa

saja yang diteliti dan dari teori apa variabel-variabel itu

diturunkan, serta mengapa variabel-variabel itu saja yang

diteliti. Uraian dalam kerangka berpikir harus mampu

menjelaskan dan menegaskan secara komprehensif asal-usul

variabel yang diteliti, sehingga variabel-variabel yang

tercatum di dalam rumusan masalah dan identifikasi masalah

semakin jelas asal-usulnya (Sambas Ali Muhidin, 2011).

Pada dasarnya esensi kerangka pemikiran terdiri dari: alur

jalan pikiran secara logis dalam menjawab masalah yang

didasarkan pada landasan teoretik dan atau hasil penelitian

yang relevan, kerangka logika (logical construct) yang mampu

menunjukan dan menjelaskan masalah yang telah dirumuskan dalam

kerangka teori, model penelitian yang dapat disajikan secara

skematis dalam bentuk gambar atau model matematis yang

menyatakan hubungan-hubungan variabel penelitian atau

merupakan rangkuman dari kerangka pemikiran yang digambarkan

dalam suatu model. Sehingga pada akhir kerangka pemikiran ini

terbentuklah hipotesis.

Dengan demikian, uraian atau paparan yang harus dilakukan

dalam kerangka berpikir adalah perpaduan antara asumsi-asumsi

9

teoretis dan asumsi-asumsi logika dalam menjelaskan atau

memunculkan variabel-variabel yang diteliti serta bagaimana

kaitan di antara variabel-variabel tersebut, ketika dihadapkan

pada kepentingan untuk mengungkapkan fenomena atau masalah

yang diteliti.

Di dalam menulis kerangka berpikir, ada tiga kerangka yang

perlu dijelaskan, yakni: kerangka teoritis, kerangka

konseptual, dan kerangka operasional. Kerangka teoritis atau

paradigma adalah uraian yang menegaskan tentang teori apa yang

dijadikan landasan (grand theory) yang akan digunakan untuk

menjelaskan fenomena yang diteliti. Kerangka konseptual

merupakan uraian yang menjelaskan konsep-konsep apa saja yang

terkandung di dalam asumsi teoretis yang akan digunakan untuk

mengabstraksikan (mengistilahkan) unsur-unsur yang terkandung

di dalam fenomena yang akan diteliti dan bagaimana hubungan di

antara konsep-konsep tersebut. Kerangka operasional adalah

penjelasan tentang variabel-variabel apa saja yang diturunkan

dari konsep-konsep terpilih tadi dan bagaimana hubungan di

antara variabel-variabel tersebut, serta hal-hal apa saja yang

dijadikan indikator untuk mengukur variabel-variabel yang

bersangkutan.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka

dalam menyusun kerangka berpikir kita harus memulainya dengan

menegaskan teori apa yang dijadikan landasan dan akan diuji

atau digambarkan dalam penelitian kita. Lalu dilanjutkan

dengan penegasan tentang asumsi teoretis apa yang akan diambil

dari teori tersebut sehingga konsep-konsep dan variabel-

variabel yang diteliti menjadi jelas. Selanjutnya, kita

10

menjelaskan bagaimana cara mengoperasionalisasikan konsep atau

variabel-variabel tersebut sehingga siap untuk diukur.

Walaupun dalam kerangka berpikir itu harus terkandung

kerangka teoretis, kerangka konseptual, dan kerangka

operasional, tetapi cara penguraian atau cara pemaparannya

tidak perlu kaku dibuat per sub bab masing-masing. Hal yang

penting adalah bahwa isi pemaparan kerangka berpikir merupakan

alur logika berpikir kita mulai dari penegasan teori serta

asumsinya hingga munculnya konsep dan variabel-variabel yang

diteliti.

Agar peneliti benar-benar dapat menyusun kerangka berpikir

secara  ilmiah (memadukan antara asumsi teoretis dan asumsi

logika dalam memunculkan variabel) dengan benar, maka peneliti

harus intens dan eksten menelurusi literatur-literarur yang

relevan serta melakukan kajian terhadap hasil penelitian-

penelitian terdahulu yang relevan, sehingga uraian yang

dibuatnya tidak semata-mata berdasarkan pada pertimbangan

logika. Untuk itu, dalam menjelaskan kerangka teoretisnya,

peneliti mesti merujuk pada literatur atau referensi serta

laporan-laporan penelitian terdahulu.

Secara sederhana penyusunan kerangka berpikir dapat dilakukan

dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

1. Menentukan  paradigma atau kerangka teoretis yang akan

digunakan, kerangka konseptual dan kerangka operasional

variabel yang akan diteliti.

2. Memberikan penjelasan secara deduktif mengenai hubungan

antarvariabel penelitian. Tahapan berpikir deduktif

meliputi tiga hal yaitu:

11

- Tahap penelaahan konsep (conceptioning), yaitu

tahapan menyusun konsepsi-konsepsi (mencari

konsep-konsep atau variabel dari proposisi yang

telah ada, yang telah dinyatakan benar).

- Tahap pertimbangan atau putusan (judgement), yaitu

tahapan penyusunan ketentuan-ketentuan (mendukung

atau menentukan masalah akibat pada konsep atau

variabel dependen).

- Tahapan penyimpulan (reasoning), yaitu pemikiran

yang menyatakan hal-hal yang berlaku pada teori,

berlaku pula bagi hal-hal yang khusus.

3. Memberikan argumen teoritis mengenai hubungan antar

variabel yang diteliti. Argumen teoritis dalam kerangka

pemikiran merupakan sebuah upaya untuk memperoleh

jawaban atas rumusan masalah. Dalam prakteknya, membuat

argumen teoritis memerlukan kajian teoretis atau hasil-

hasil penelitian yang relavan. Hal ini dilakukan

sebagai petunjuk atau arah bagi pelaksanaan penelitian.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, oleh karena

argumen teoritis sebagai upaya untuk memperoleh jawaban

atas rumusan masalah, maka hasil dari argumen teoritis

ini adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan

masalah penelitian. Sehingga pada akhirnya produk dari

kerangka pemikiran adalah sebuah jawaban sementara atas

rumusan masalah (hipotesis).

4. Merumuskan model penelitian. Model adalah konstruksi

kerangka pemikiran atau konstruksi kerangka teoretis

12

yang diragakan dalam bentuk diagram dan atau persamaan-

persamaan matematik tertentu(Sambas Ali Muhidin, 2011).

2.3 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang

menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta

kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau

teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana

peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian

sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian.

Secara umum, paradigma penelitian diklasifikasikan dalam 2

kelompok yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian

kualitatif.Paradigma   kuantitatif   menekankan   pada  

pengujian   teori   melalui pengukuran  variable penelitian

dengan angka dan melakukan analisis data

dengan prosedur statistik. Paradigma kualitatif merupakan

paradigma penelitian yang menekankan pada pemahaman mengenai

masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi

realitas atau natural setting yang holistis,

kompleks, dan rinci. Penelitian yang menggunakan pendekatan

induksi yang  mempunyai tujuan penyusunan konstruksi  teori

atau  hipotesis melalui pengungkapan fakta merupakan

penelitian yang menggunakan paradigma kualitatif.

Perbedaan paradigma kuantitatif dan paradigma kualitatif

adalah sebagai berikut:

13

Factor Paradigma

Kuantitatif

Paradigma

Kualitatif Sifat realitas Dapat

diklasifikasikan,

konkrit, teramati,

dan terukur

Holistic, dinamis

dan pemahaman

Hubungan peneliti

dengan yang

diteliti

Independen agar

terbangun

objektivitas

Interaktif dengan

sumber data agar

memperoleh maknaHubungan variable Sebab-akibat

(kausal)

Timbal balik/

interaktifPeranan nilai Cenderung bebas

nilai

Terikat nilai-nilai

yang dibawa

peneliti dan sumber

data

2.4 Pendekatan Masalah

Dalam pendekatan masalah ini fakta-fakta beserta konsep-

konsepnya dari kerangka acuan itu harus dinyatakan secara

konkrit sesuai dengan fenomena yang hendak didekati. Dengan

demikian dalam pendekatan masalah selain menetapkan fakta dan

konsep-konsepnya, juga harus mencari pengertian-pengertian

dari fakta beserta konsep-konsepnya itu untuk sampai pada hal-

hal yang konkrit.

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap

permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam melakukan penelitian

untuk mendapatkan jawaban yang benar maka seorang ilmuwan

14

seakan-akan melakukan suatu interogasi terhadap alam.

Hipotesis dalam hubungan ini berfungsi sebagai penunjuk jalan

yang memungkinkan kita untuk mendapatkan jawaban. Harus kita

sadari bahwa hipotesis bersifat sementara yang membantu dalam

melakukan penelitian.

Hipotesis pada dasarnya disusun secara deduktif dengan

mengambil premis-premis dari pengetahuan ilmiah yang suidah

diketahui sebelumnya. Dalam proses penyusunan hipotesis,

meskipun dasar berpikirnya deduktif namun kegiatannya tidak

lepas dari proses induktif. Proses induksi ini memegang

peranan dalam tahap verifikasi atau pengujian hipotesis dengan

mengumpulkan fakta-fakta empiris untuk menilai apakah sebuah

hipotesis didukung oleh fakta atau tidak.

Langkah selanjutnya penyusunan hipotesis adalah menguji

hipotesis tersebut dengan mengkonfrontasikan dengan dunia

nyata. Seringkali dalam hal ini dilakukan langkah perantara

yaitu menentukan faktor-faktor apa yang dapat kita uji dalam

rangka melakukan verifikasi terhadap keseluruhan hipotesis

tersebut

Ada 2 jenis hipotesis, yaitu hipotesis nihil/ Ho dan

hipotesis alternatif/Ha. Hipotesis nihil atau Ho adalah

hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh, hubungan atau

perbedaan antara satu variabel dengan variabel lain. Hipotesis

alternatif atau Ha adalah hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh, hubungan atau perbedaan antara satu variabel dengan

variabel lain (Sulistyo, 2012, h.18). Contoh hipotesis:

Hipotesis Nihil (Ho) Hipotesis Alternatif (Ha)

15

Nilai A sama dengan nilai B Ada perbedaan antara nilai A

dan nilai B. Nilai A lebih

besar dari nilai B

Tidak ada hubungan antara

faktor C dan faktor D

Faktor C berhubungan dengan

faktor D. Faktor C

berhubungan searah dengan D

Secara bersama-sama A, B, C

tidak berhubungan dengan D

Secara bersama-sama A, B, C

berhubungan dengan D

Pengujian hipotesis dapat berguna untuk pengambilan keputusan

apakah suatu hipotesis yang diajukan akan diterima atau

ditolak. Bentuk uji hipotesis dibedakan menjadi one tail atau

satu sisi, dan two tail atau dua sisi. One tail atau satu sisi

adalah pengujian hipotesis bila hipotesis alternatif

menyatakan ada hubungan searah atau berlawanan, atau salah

satu variabel lebih tinggi atau lebih rendah daripada variabel

lainnya. Two tail atau dua sisi adalah pengujian hipotesis

bila hipotesis alternatif hanya menyatakan ada hubungan atau

ada perbedaan tanpa menyebutkan arahnya hubungan atau

perbedaan (Saefuddin, 2009, h.76).

16

BAB III

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan kali ini, kami akan menerapkan kerangka

konseptual penelitian dalam skripsi yang berjudul ‘Perubahan

Bentuk Pronomina Persona dalam Novel If I Stay karya Gayle

Forman dan Terjemahannya.’

3.1 Kajian Pustaka

17

Kajian pustaka atau tinjauan pustaka adalah pengkajian

kembali literature-literatur yang terkait (review of related

literature). Kajian pustaka atau tinjauan pustaka merupakan

uraian, analisis kritis dan evaluasi terhadap teks-teks yang

relevan, baik saat ini maupun yang akan berkembang dengan

pertanyaan riset atau topik penelitian.

Kajian pustaka atau kajian teori yang digunaka dalam

skripsi tersebut adalah Sintaksis (mencakup pengertian

sintaksis, kelas kata, pronominal), bentuk-bentuk pronominal

persona (mencakup bentuk yang menunjukkan orang, fungsi,

jumlah, dan gender), dan penerjemahan (mencakup pengerian

penerjemahan dan pergeseran dalam penerjemahan).

Dalam kajian teori, dibahas segala sesuatu yang berkaitan

dengan judul skripsi tersebut yakni dalam hal bentuk

pronominal persona serta kaitannya dalam penerjemahan. Kajian

teori tersebut berguna untuk proses analisis dalam mencapat

jawaban yang dicari.

3.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah narasi (uraian) atau pernyataan

(proposisi) tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang

telah diidentifikasi atau dirumuskan. Kerangka pemikiran dalam

skripsi tersebut didasari oleh banyaknya perubahan bentuk

dalam menerjemahkan pronominal persona dari Bahasa Inggris ke

Bahasa Indonesia. Untuk menjawabnya, digunakan teori-teori

yang mendukung seperti teori Marcella Frank (1972) dan

Randolph Quirk (1985).

18

3.3 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang

menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta

kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau

teori. Paradigma penelitian diklasifikasikan dalam 2 kelompok

yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.

Dalam skripsi tersebut, termasuk ke dalam paradigma

kualitatif karena menekankan pada pemahaman mengenai masalah-

masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas.

Penelitian mengenai perubahan bentuk dalam menerjemahkan

pronomina persona, menekankan pada pemahaman mengenai

pronominal persona itu sendiri yang kemudia dikaitkan dengan

alur cerita sehingga menemukan apakah padanan yang pas untuk

pronomina tersebut. Penerjemahan pronomina persona dalam novel

If I Stay, terdapat perubahan bentuk. Misalnya dalam Bahasa

Inggris berfungsi sebagai subjek namun dalam karya

terjemahannya menjadi berfungsi sebagai objek.

Pemahaman mengenai masalah perubahan bentuk itu

disesuaikan dengan alur cerita dan kesesuaian dalam pemakaian

bahasa. Jika dapat diterima dalam bahasa sasaran (bahasa

Indonesia) maka dapat dikatakan sesuai.

3.4 Pendekatan Masalah

Dalam pendekatan masalah ini fakta-fakta beserta konsep-

konsepnya dari kerangka acuan itu harus dinyatakan secara

konkrit sesuai dengan fenomena yang hendak didekati. Pada

skripsi tersebut, fakta-fakta telah dituangkan dalam kajian

19

pustaka. Pembuktian secara konkrit mengenai fenomena

‘perubahan bentuk pronomina persona’ didekati dengan meneliti

suatu karya berjudul ‘If I Stay karya Gayle Forman’ dengan

pembandingnya yaitu hasil terjemahannya yang diterjemahkan

oleh Poppy D. Chusfani.

Dalam proses pendekatan masalah tersebut, ditemukan

adanya perubahan-perubahan dalam menerjemahkan pronomina

persona dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.

3.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara

terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. Hipotesis dalam

hubungan ini berfungsi sebagai penunjuk jalan yang

memungkinkan kita untuk mendapatkan jawaban. Langkah

selanjutnya penyusunan hipotesis adalah menguji hipotesis

tersebut dengan mengkonfrontasikan dengan dunia nyata.

Hipotesis dalam skripsi tersebut yaitu adanya dugaan

bahwa dalam menerjemahkan pronominal persona, terdapat

berbagai perubahan bentuk. Ada empat perubahan bentuk, yaitu

bentuk orang, fungsi, jumlah, dan gender. Dalam pembuktiannya,

terdapat dua perubahan yang kerap kali dilakukan yaitu dalam

hal perubahan fungsi dan gender.

BAB IV

KESIMPULAN

20

Dalam kerangka konseptual penelitian, diperlukan adanya

kajian pustaka untuk pengkaji literature yang terkait dengan

penelitian; diperlukan adanya kerangka pemikiran untuk

memberikan konsep dalam pemecahan masalah; diperlukan adanya

paradigma penelitian untuk menjelaskan bagaimana cara pandang

peneliti terhadap fakta kehidupan social dan perlakuan

peneliti terhadap ilmu dan teori; diperlukan adanya pendekatan

masalah untuk membuat konkrit kerangka acuan penelitian sesuai

dengan fenomena yang hendak didekati; serta hipotesis

penelitian yang merupakan dugaan sementara terhadap permasalah

yang sedang dihadapi.

21

DAFTAR PUSTAKA

Djunaidi, dkk. (2010). Pengantar MetodePenelitian; Bahan Ajar.Jakarta: Jurusan Sejarah, FIS-UNJ.

Iskandar. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif

dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.

Mayastika, Kintani. (2012). Perubahan Bentuk Pronomina Persona

dalam Novel If I Stay karya Gayle Forman dan

Terjemahannya. Skripsi Sarjana di Universitas Padjadjaran:

tidak dipublikasikan.

Muhidin, Sambas Ali. (2011). Panduan Praktis Memahami Penelitian.

Bandung: Pustaka Setia.

Saefuddin, et al. (2009). Statistika Dasar. Jakarta: Grasindo.

Sulistyo, Joko. (2012). 6 Hari Jago SPSS 17. Jakarta: PT Bhuana

Ilmu Populer (Kompas Media Group).

22