Perubahan adalah Kita - DJPb - Kementerian Keuangan
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of Perubahan adalah Kita - DJPb - Kementerian Keuangan
7
14
17
26
28
4
5
Sambutan
Kata Pengantar
Sambutan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Jejak Perubahan
Jejak Perubahan Kementerian Keuangan
Visi dan Misi Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Fungsi Strategis Tema Perbendaharaan
Transformasi Kelembagaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Milestone Transformasi Kelembagaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (2013-2025)
Laporan Kinerja Transformasi Kelembagaan Tema Perbendaharaan 2014
1 2
3 4
4Fungsi Treasury4Fungsi Treasury
Disbursement and Receipt
Accounting and Reporting
Special Mission
Liquidity Management
Disbursement and Receipt
Accounting and Reporting
Special Mission
Liquidity Management
TreasuryTreasury
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 2
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
98
103
106
92
94
112114115116118
63
76
Highlights Kegiatan
Highlights Kegiatan
Quick Wins 2014
Agen Transformasi
Agen Transformasi Pejabat Kantor Pusat
Agen Transformasi Pejabat Kantor Wilayah
Project Manajemen Office (PMO)
Mengenal PMO DJPB
Highlights CMC
Susunan Keanggotaan PMO
Tim PenyusunTim PenulisDaftar TabelDaftar Gambar/Grafik LainnyaGlossary
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 3
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
DAFTAR ISI
adalah Kita” (Crafting Transformation with Passion) Buku ini disusun untuk memberikan informasi lebih dalam kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) mengenai latar belakang dan tujuan Transformasi Kelembagaan, fungsi strategis dan tema perbendaharaan, capaian kinerja Transformasi Kelembagaan Ditjen. Perbendaharaan, serta quickwins tahun 2014.
Semoga buku Annual Report ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pejabat/pegawai Direktorat Jenderal Perbendaharaan untuk dapat berperan aktif dalam mendukung pelaksanaan Program Transformasi Kelembagaan, sehingga visi Direktorat Jenderal Perbendaharaan untuk menjadi pengelola perbendaharaan negara yang unggul di tingkat dunia dapat segera terwujud.
Transformasi Kelembagaan bukanlah tentang Kami atau Mereka, melainkan tentang Kita.
Kata Pengantar
Sebagai suatu centre of excellence, Kementerian Keuangan telah dan akan terus menggulirkan Reformasi Manajemen Keuangan Negara dan Reformasi Birokrasi secara berkelanjutan. Seperti bersama-sama kita ketahui, Kementerian Keuangan telah memimpin reformasi sektor publik yang unggul di antara lembaga-lembaga pemerintah lainnya di Indonesia. Saat ini Kementerian Keuangan terus melanjutkan penguatan kelembagaan dan organisasi Kementerian, dengan berlandaskan pada upaya-upaya transformasi satu dekade sebelumnya. Langkah pertama yang dilakukan untuk mendorong gelombang transformasi berikutnya adalah dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Keuangan nomor 36/KMK.01/2014 tentang Cetak Biru Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan tahun 2014-2025. Transformasi Kelembagaan dalam cetak biru dimaksud memuat Program Strategis Kementerian Keuangan yang dilaksanakan melalui portofolio inisiatif-inisiatif strategis beberapa unit Eselon I, termasuk Inisiatif Strategis yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
Untuk memotret pelaksanaan Inisiatif Strategis di tahun 2014, buku Annual Report Transformasi Kelembagaan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Tahun 2014 diterbitkan. Dengan tema “Perubahan Sudarto, S.E., M.B.A., Ph.D.Ketua PMO
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 4
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
diterbitkannya Annual
Report ini dapat menjadi
pemicu segenap insan
Direktorat Jenderal
Perbendaharaan untuk
mencapai Transformasi
yang lebih baik di masa
mendatang. Seluruh
pegawai Direktorat
Jenderal Perbendaharaan
adalah merupakan
agen perubahan
(Transformation agents).
Akhir kata, saya
ingin menyampaikan
ucapan terima kasih setinggi-tingginya kepada seluruh pemangku
kepentingan dan mitra kerja yang telah mendukung pelaksanaan
tugas dan kinerja Direktorat Jenderal Perbendaharaan dalam
mewujudkan Transformasi Kelembagaan di tahun 2014. Penghargaan
yang tulus juga disampaikan pula kepada seluruh jajaran pegawai
Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang telah bekerja dengan
penuh kesungguhan dan dedikasi tinggi dalam mewujudkan kemajuan
Organisasi yang kita cintai. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
memberikan rahmat-Nya dan mengiringi setiap langkah kita.Wassalamu ‘alaikum Wr.Wb.
Sambutan Dirjen Perbendaharaan
Assalamu’alaikum wr wb
Segala puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha
Esa atas berkat dan rahmat-Nya Direktorat Jenderal Perbendaharaan
kembali melanjutkan Transformasi Kelembagaan sesuai dengan
Cetak Biru Kementerian Keuangan sebagai suatu kesinambungan
dari transformasi satu dekade sebelumnya. Patut berbangga hati
bahwa “semangat perubahan” yang ada di Direktorat Jenderal
Perbendaharaan adalah modal yang sangat besar bagi kita untuk
dapat menjalankan roda transformasi.
Tahun 2014 merupakan awal baru dimulainya pelaksanaan kegiatan
Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan. Tentunya
keberhasilan program Transformasi tersebut, terutama tema
Perbendaharaan, memerlukan kerja sama kita bersama agar dapat
tercapai sesuai rencana. Harus kita pahami bahwa peran aktif setiap
insan Direktorat Jenderal Perbendaharaan, baik di pusat maupun di
daerah, merupakan kunci bagi keberhasilan Transformasi tersebut.
Langkah nyata dan terukur perlu dilakukan dan terus dikawal untuk
memastikan bahwa Cetak Biru yang disusun tidak hanya menjadi suatu
dokumen belaka.
Saya percaya bahwa kepedulian pimpinan dan komunikasi yang
baik perlu terus dikembangkan. Diharapkan dengan disusunnya
buku Annual Report Transformasi Kelembagaan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Tahun 2014 ini dapat memberikan gambaran yang
lebih jelas tentang tujuan dan semangat Transformasi Kelembagaan
yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan serta
mendokumentasikan capaian yang telah berhasil diraih Direktorat
Jenderal Perbendaharaan selama tahun 2014. Diharapkan dengan Dr. Marwanto Harjowiryono, MA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 5
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Direktur Jenderal Perbendaharaan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai. Si pembuat sudah mempunyai gambaran akan dibentuk apa bahan baku dari tanah liat ini
Demikian juga dalam proses transformasi kelembagaan dimana dibutuhkan jiwa yang visioner, yang memiliki keyakinan tak terpatahkan akan mimpinya. Meskipun ia masih di "sini" namun ia mengetahui tempatnya di "sana." Oleh karenanya ia mengetahui semua jalan yang mengarah kepada tercapainya visi itu
Pengulian
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 6
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Pada satu dekade terakhir, Kementerian Keuangan sebagai salah satu central agency telah membuktikan usaha-usaha
penyempurnaan reformasi birokrasi secara berkelanjutan. Sebagaimana peran kementerian keuangan di negara lain, Kementerian Keuangan Republik Indonesia memimpin dan menjadi pionir reformasi sektor publik yang lebih maju di antara lembaga-lembaga pemerintah lainnya di Indonesia dan perubahan tersebut telah menginspirasi dan memacu lembaga lainnya untuk melakukan perbaikan yang sama.
Semangat perubahan tersebut sangat terpacu dengan diterbitkannya Undang-Undang Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003, yang kemudian dilanjutkan dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Satu paket undang-undang di bidang keuangan negara tersebut memberikan landasan yang sangat
kuat bagi Kementerian Keuangan, tidak hanya untuk menggulirkan reformasi pengelolaan keuangan negara tetapi juga landasan bagi upaya reformasi birokrasi. Di tahun 2004, fungsi Kementerian Keuangan berdasarkan perundang-undangan tersebut dipertegas melalui reorganisasi kementerian, termasuk pembentukan Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
Selanjutnya pada periode 2005-2009 dilakukan percepatan reformasi birokrasi oleh Sri Mulyani Indrawati dengan fokus kepada
Dampak nyata dari penguatan pilar reformasi tersebut adalah pertumbuhan ekonomi nasional (Produk Domestik Bruto) yang cukup stabil dengan kisaran rata-rata 6% per tahun, pertumbuhan penerimaan pajak konsisten di 11-12% dari PDB, serta peningkatan penyerapan anggaran hingga 94%.
Jejak perubahan Kementerian Keuangan
Perubahan adalah Kita
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 7
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
GRAFIK20032004
2005
2009
2010
2013
Terbitnya PaketUndang-undang di bidang Keuangan Negara
Penajaman fungsi melalui Reorganisasi
• Pengembangan SDM• Perbaikan proses bisnis
• Pembangunan Sistem keuangan
• Skema Remunerasi baru• Penerapan balance score
card
• Penguatan reformasi birokrasi (pembentukan
budaya organisasi, Nilai-nilai Kementerian Keuangan
JejakTransformasiKemenkeuSatu Dekade
• Penerbitan Blue Print Transformasi Kelembagaan.
• Pengembangan kepemimpinan
transformasi Kementerian Keuangan menjadi organisasi berkinerja dan bertata kelola yang baik melalui perbaikan proses bisnis, penerapan kinerja organisasi melalui Balance Score
Card (BSC), dukungan kinerja individu melalui skema remunerasi baru, serta pengembangan sistem pengelolaan keuangan dan perbendaharaan yang modern. Di Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kantor PelayananPerbendaharaan Negara (KPPN) yang modern dikembangkan. Dampak nyata dari penguatan pilar reformasi tersebut adalah pertumbuhan ekonomi nasional (Produk Domestik Bruto) yang cukup stabil dengan kisaran rata-rata 6% per tahun, pertumbuhan penerimaan pajak konsisten di 11-12% dari PDB, serta peningkatan penyerapan anggaran hingga 94%.
Pada 2010-2013, Agus Martowardojo selaku Menteri Keuangan berikutnya melanjutkan reformasi dengan fokus kepada penyempurnaan visi dan misi kementerian serta secara khusus melakukan reinventing dan internalisasi nilai-nilai Kementerian Keuangan, sementara di saat bersamaan memperkuat integrasi dan otomatisasi dengan semangat “satu Kementerian Keuangan (whole of
Ministry of Finance)”. Tindakan-tindakan utama dari gelombang reformasi sebelumnya disempurnakan dan diakselerasikan seperti misalnya melalui penyempurnaan lebih lanjut proses-proses bisnis (penganggaran berbasis IT, penerimaan negara yang terkoneksi melalui modul penerimaan negara, serta pengeluaran negara berbentuk bantuan langsung untuk aliran pusat-daerah). Pada periode ini, nilai-nilai Kementerian Keuangan yaitu Integritas, Profesional, Sinergi, Pelayanan, dan Kesempurnaan telah terpatri dan teraktualisasikan dalam pelaksanaan tugas insan Direktorat Jenderal Perbendaharaaan.
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 8
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
TujuanTujuan utama Transformasi Kelembagaan adalah untuk mencapai visi baru Kementerian Keuangan “Menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi yang inklusif di abad ke-21”.Secara lebih detail, Transformasi Kelembagaan diperlukan untuk : a. Mewujudkan reformasi regulasi manajemen keuangan negara;b. Mewujudkan visi progresif menciptakan Indonesia yang
sejahtera, demokratis dan adil;c. Menjadi institusi pengelola aset negara dan keuangan yang
terbaik di tingkat regional;d. Mewujudkan Good Governance, kinerja, layanan dan
kepercayaan publik;e. Bagian dari upaya konsisten Kementerian Keuangan untuk
meningkatkan kinerja, meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan di bidang keuangan berikut sistemnya dan kekayaan negara, serta peningkatan Manajemen Sumber Daya Organisasi
f. Mengintegrasikan kelembagaan Kementerian Keuangan, menghilangkan silo-silo dari masing-masing unit Eselon I dan infrastruktur pendukungnya yang terpisah yang mempengaruhi optimalitas pencapaian visi, misi dan implementasi strategi organisasi Kementerian Keuangan;
g. Mengatasi berbagai tantangan dan mengupayakan terbentuknya organisasi yang efektif dan efisien dalam menyelaraskan visi, misi dan mengintegrasikan rencana strategi organisasi dalam rangka untuk mencapai sasaran strategis organisasi.
Jadi Transformasi Kelembagaan dilakukan melalui peningkatan kualitas organisasi dan penyelarasan struktur organisasi, perbaikan proses bisnis, modernisasi kebijakan, dan manajemen SDM, serta perbaikan tata kelola, dan kualitas pelayanan yang diberikan untuk mewujudkan Kementerian Keuangan yang unggul di tingkat dunia.
Tujuan dan Sasaran Transformasi Kelembagaan
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 9
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Sasaran
Untuk mencapai tujuan Transformasi Kelembagaan, perlu adanya sasaran-sasaran yang harus diwujudkan, agar tujuan Transformasi Kelembagaan ini dapat tercapai dengan optimal. Adapun sasaran-sasaran bersama yang terukur itu adalah:1 Peningkatan rasio pajak, berdasarkan model OECD, dari
kisaran 15% saat ini menjadi 19 % terhadap PDB;2 Peningkatan rasio penyerapan anggaran menjadi sekitar 95 %;3. Opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari BPK atas
Laporan Keuangan Pemerintah; serta4 Peningkatan kepuasan pengguna layanan Kementerian
Keuangan dari skala 3,91 (skala 5) menjadi 4,2 (skala 5)
Sasaran akan tercapai ketika dibarengi dengan suatu milestones
yang jelas. Sebagai contoh, sasaran yang dibangun perlu dukungan milestones:1. Sistem anggaran yang jauh lebih ramping untuk Indonesia.
Target mengurangi elemen pembahasan di DPR dari 192 ribu line items menjadi 800 line items.
2. Pelayanan kepada wajib pajak akan menjadi lebih baik dan lebih efisien. Target mengisian e-filing pajak sebanyak 25 juta pada tahun 2019.
3. Kemudahan dalam menjalankan usaha di Indonesia. Target dwelling time untuk custom clearence impor berkurang sebesar 40%.
4. Manajemen kas yang lebih efisien. Target pembayaran untuk sektor publik 100% melalui saluran elektronik.
Tema utama Transformasi Kelembagaan
Mempertimbangkan ruang untuk penyempurnaan, terdapat 5 (lima) tema transformasi yang menjadi dasar pembangunan keseluruhan transformasi kelembagaan Kementerian Keuangan, yaitu:
1. Memperkuat budaya akuntabilitas berorientasi outcome;2. Merevisi model operasional, merampingkan proses bisnis,
mempercepat digitalisasi pada skala besar;3. Membuat struktur organisasi yang lebih ‘fit-for-porpose’ dan
efektif;4. Menghargai kontribusi pegawai yang berprestasi dengan
mengembangkan dan memberdayakan mereka untuk memperoleh dan membangun keahlian fungsional yang penting;
5. Menjadi lebih proaktif dalam mempengaruhi para pemangku kepentingan untuk menghasilkan terobosan nasional
Tema tersebut didukung oleh beberapa unit Eselon I Kementerian, seperti:1. Tema Pajak melibatkan Direktorat Jenderal Pajak;2. Tema Perbendaharaan melibatkan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang;
3. Tema Bea dan Cukai melibatkan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
Peningkatan rasio pajak
Peningkatan rasio pajak
Peningkatan rasio penyerapan anggaran
Opini wajar tanpa pengecualian
Peningkatan kepuasan pengguna
layanan
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 10
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
• Fokuspadainisiatifdengandampak terlihat yang paling tinggi bagi stakeholder
• Investasidalam bentuk enablers untuk inisiatif yang lama dan sulit’
•Mempercepat reformasi agar rneliputi seluruh Kemenkeu, seluruh Indonesia, seluruh titik layanan, seluruh pegawai
• Menanamkan perubahan perilaku, memanfaatkan investasi dalam bentuk enablers sejak tahap awal
• Dampak berkelanjutan dan mengejar perbaikan terus menerus
• Bertujuanpada reformasi struktural yang kokoh jika dianggap perlu
4. Tema Penganggaran melibatkan Direktorat Jenderal Anggaran; dan
5. Tema Sentral melibatkan Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan dan unit lainnya
Selanjutnya Tema utama tersebut didetailkan ke dalam 87 (delapan puluh tujuh) inisiatif strategis yang dalam implementasinya terbagi atas tiga fase yang menuntut adanya komitmen dari seluruh elemen di lingkungan Kementerian Keuangan sebagai penunjang pelaksanaan transformasi kelembagaan di Kementerian Keuangan.
FaseImplementasi
Pendekatan Implementasi TransformasiSecara umum, cetak biru menekankan 3 (tiga) horizon waktu penerapan dalam bentuk membangun momentum untuk reformasi pada 2013-2014, membangun keunggulan operasional dan layanan dalam skala yang lebih besar pada 2015-2019, dan terakhir melembagakan terobosan dalam jangka panjang pada 2019-2025.
Implementasi Transformasi Kelembagaan
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 11
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
FaseImplementasiTransformasiKelembagaan Kementerian Keuangan
1. Fase Jangka Pendek (2013-2014)Inisiatif-inisiatif akan berfokus pada pembuktian hasil-hasil nyata untuk memperoleh izin dan momentum untuk mengimplementasikan lebih lanjut perubahan dalam skala besar.Faseiniakanberfokuspadapelaksanaaninisiatif-inisiatif“beach-head” yang mungkin untuk dilaksanakan dan inisiatif-inisiatif transformasi nyata dengan dampak langsung pada para pemangku kepentingan (stakeholders). Beberapa inisiatif program pilot juga akan dilaksanakan untuk “pengujian lapangan” dan menyempurnakan inisiatif untuk penerapan dalam skala besar.
Dalam fase ini, Kementerian Keuangan juga akan menetapkan faktor-faktor keberhasilan agar sukses mengimplementasikan inisiatif-inisiatif “long and hard” yang memiliki dampak lebih besar tetapi sulit dan lebih memakan waktu untuk diimplementasikan. Dalam fase ini, dampak nyata jangka pendek dapat dicapai seperti melalui:a. Meningkatkan kemudahan pelaksanaan bisnis, dengan 40
(empat puluh) persen pengurangan dwelling time untuk kegiatan impor.
b. Meningkatkan customer service untuk para wajib pajak melalui 2-3 (dua- tiga) kali peningkatan kapasitas call center pajak pada 2014 dan pilot mobile tax offices.
c. Memperkuat peran strategis organisasi pusat Kementerian Keuangan dan memberdayakan unit organisasi untuk menghasilkan outcome pada skala besar.
d. Memiliki cetak biru arsitektur TI terintegrasi untuk seluruh unit dalam Kemenkeu.
2. Fase Jangka Menengah (2015-2019)Inisiatif-inisiatif akan berfokus pada penetapan keunggulan operasional dan layanan dalam skala besar, membangun momentum transformasi yang dimulai pada fase jangka pendek.
FaseiniakanberfokuspadapeningkatanskalareformasidiseluruhKementerian Keuangan (seluruh pegawai dan sendi customer
service) serta seluruh Indonesia. Inisiatif-inisiatif transformasi yang sebelumnya dirintis pada fase jangka pendek dan telah dikembangkan dan disempurnakan lebih lanjut akan diterapkan dalamskalabesar.Faseinimerupakan“pusat”terjadinyatransformasi dan akan menunjukkan awal dari dampak nyata dan berskala besar.
Dalam fase ini, Kementerian Keuangan juga akan menanamkan perubahan perilaku dengan memanfaatkan serangkaian faktor keberhasilan dalam fase jangka pendek.Dampak nyata jangka menengah dapat dicapai melalui:a. Merampingkan sistem anggaran Indonesia secara signifikan,
melalui minimal 85 (delapan puluh lima) persen pengurangan dalam jumlah item lini anggaran yang disetujui oleh DPR.
b. Melayani para wajib pajak dengan lebih efisien melalui teknologi, 25 (dua puluh lima) juta e-filer pada 2019.
c. Menjadikan manajemen kas lebih efisien secara signifikan, 100 persen transaksi pembayaran sektor publik akan dilakukan melalui saluran elektronik.
3. Fase Jangka Panjang (2020-2025)Inisiatif-inisiatif akan berfokus pada pelembagaan terobosan-terobosanyangtelahdiciptakan.Faseiniakanberfokuspadamempertahankan dampak yang telah diciptakan dan melanjutkan perkembangan yang berkelanjutan, misalnya membawa sistem dan proses-proses dari “sangat baik” menjadi “best-practice”. Dalam fase ini, Kementerian Keuangan juga akan mengarah pada reformasi struktural substansial lebih lanjut jika dibutuhkan.Dalam fase ini, dampak nyata jangka panjang dapat dicapai melalui:a. Digitalisasi proses pajak end-to-end, penyerahan SPT paper-
based melalui kantor pajak tidak lagi diperlukan.b. Meminimalisir deviasi dari target saldo dana cadangan melalui
CMO/DMO unit yang sederhana, efisien dan terintegrasi.c. Menjadikan Kemenkeu ‘magnet’ bagi talent berkaliber
tinggi dengan mengadakan proposisi nilai pegawai yang diperbarui dan program “Government Goes to Campus”.
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 12
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Tema Perbendaharaan
Tema Penganggaran
Tema Kepabeanan dan Cukai
Tema Pajak
Tema Sentral
Filosofi Logo Transformasi Kelembagaan
Makna Logo
L ogo terdiri dari lima bidang yang membentuk siluet kupu-kupu yang mencerminkan hasil dari sebuah proses
transformasi.
Logo yang terdiri dari 5 bangun yang terdiri dari 1 bangun menjadi badan, 4 bangun lainnya menjadi sayap Kupu-kupu juga merupakan lambang proses perubahan lanjutan yang dilaksanakan Kementerian Keuangan dari proses Reformasi Birokrasi menuju penguatan Transformasi Kelembagaan.
Lima bidang memiliki lima arti misi baru Kementerian Keuangan, dimana kelima bidang tersebut saling berkaitan menjadi satu bentuk untuk menuju satu visi baru yang dituju.
Logo terdiri dari lima warna yang masing-masing mewakili lima tema utama transformasi. Logo tersebut disesuaikan
dengan warna strip kartu pegawai berdasarkan KMK No.096/KMK.01/2012. Kuning emas untuk sentral, kuning untuk pajak, biru muda untuk perbendaharaan, hijau daun untuk kepabeanan dan cukai dan biru untuk penganggaran.
Kelima warna tidak solid, saling menimpa, yang memiliki arti kelima tema transformasi tersebut tidak terlepas satu dan lainnya, saling terikat untuk mewujudkan visi dan misi Kementerian Keuangan.
Pemenang Lomba Logo Transformasi Kelembagaan adalah Rafly Rasyad Harahap, pelaksana pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan sebagaimana telah ditetapkan melalui Keputusan Sekretaris Jenderal selaku Ketua Tim Pengelola Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Pusat (Central Transformation Office) Nomor KEP-360/SJ/2014 tanggal 11 Desember 2014
Pemenang Lomba Logo
Transformasi Kelembagaan
adalah Rafly Rasyad Harahap
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 13
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
“Menjadi pengelola perbendaharaan negara yang unggul di tingkat dunia”
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 14
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
“To be a world-class state treasury manager”
Visi
MisiMisi Direktorat Jenderal Perbendaharaan:1. Mewujudkan pengelolaan kas dan investasi yang pruden, efisien, dan optimal 2. Mendukung kinerja pelaksanaan anggaran yang tepat waktu, efektif, dan akuntabel3. Mewujudkan akuntansi dan pelaporan keuangan negara yang akuntabel, transparan,
dan tepat waktu 4. Mengembangkan kapasitas pendukung sisten perbendaharaan yang andal,
profesional, dan modern
1. To achieve prudent, efficient, and optimum cash and fund investment management
2. To support timely, effective, and accountable budget execution
3. To achieve accountable, transparent, and timely state finance accounting and
reporting
4. To develop reliable, professional, and modern treasury support system
“Kami harus jeli dan transparan dalam mengelola perbendaharaan negara”
“Inilah salah satu wujud transformasi kelembagaan yang sedang berjalan”
Direktur Jenderal Perbendaharaan
Direktur Pengelolaan Kas Negara
Dr. Marwanto Harjowiryono, MA
Drs. Rudi Widodo M.A
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 15
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
PembentukanDengan teknik Putar
Pada proses putar, bahan clay tadi mulai terbentuk mengikuti alur dari tangan si pembuatnya agar simetris, pada proses ini ritme putaran dan sentuhan tangan pembuat yang bersinggungan dengan clay sangat berpengaruh terhadap hasil akhir dan kesempurnaan bentuk.
Seperti halnya sentuhan terampil para pembuat keramik, para agen transformasi harus memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi, memberikan sentuhan pada perubahan yang elok dengan mengedepankan pemberian inspirasi untuk bisa mencapai tujuan yang diharapkan dan sesuai koridor nilai nilai luhur yang ada dalam kelembagaan demi mencapai tujuan transformasi yang sesuai dengan harapan dan tidak melenceng dari tujuan utamanya.
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 16
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Fungsi Strategis Tema Perbendaharaan
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 17
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
T erdapat delapan fungsi perbendaharaan yang menjadi pusat pengelolaan keuangan dari banyak pemerintahan
di seluruh dunia. Semua fungsi tersebut menjamin bahwa pemerintah memiliki kas dan aset dalam jumlah yang diperlukan untuk memenuhi peran dan program yang sudah tercatat dalamdokumenanggaran.Fungsi-fungsiinijugamenjaminbahwa pemerintah, secara keseluruhan, memiliki kestabilan dan kesinambungan finansial. Kedelapan fungsi tersebut adalah:
1. Pengelolaan Pencairan Mengeluarkan kas secara efisien untuk mendanai program-
program yang tercatat dalam dokumen anggaran sekaligus memastikan bahwa terdapat kendali yang diperlukan.
2. Pengelolaan Penerimaan Pengumpulan kas dari berbagai sumber penerimaan pemerintah.3. Pengelolaan Kas Pengelolaan saldo kas pemerintah untuk mengoptimalkan
cost of funds sekaligus meminimalkan risiko terjadinya kekurangan kas.
4. Pengelolaan Utang Penerbitan utang pemerintah (pinjaman, surat berharga
negara, sukuk) memiliki biaya rendah dan dalam risiko yang dapat ditoleransi disetujui oleh pemerintah.
5. Pengelolaan Risiko Pengelolaan aset dan kewajiban (on-balance sheet dan off-
balance sheet) untuk menjaga sovereign net worth.6. Pengelolaan Aset Pengelolaan aset pemerintah (fisik dan finansial) untuk
memastikan bahwa aset tersebut terutilisasi secara penuh dan dikelola oleh pemerintah.
7. Akuntansi dan Pelaporan Pembuatan sistem akuntansi untuk pemerintah dan
pembuatan laporan keuangan pemerintah yang berkualitas sangat baik.
8. Special Missions Tugas-tugas pembangunan tambahan yang dilakukan oleh
Kementerian Keuangan.
Dengan struktur organisasi Kementerian Keuangan yang ada saat ini, fungsi-fungsi ini tersebar di berbagai unit Eselon I khususnya di Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb), Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) dan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU). Sementara itu, banyak bagian dari fungsi ini tersebar diberbagai batasan organisasi dan banyak dari fungsi ini terhubung dengan fungsi lainnya.
Dengan kondisi yang demikian, fungsi perbendaharaan kemudian diselesaikan sebagai sebuah kelompok tunggal dan mengajukan transformasi berdasarkan fungsi, dibandingkan dengan menyelesaikannya dengan struktur organisasi yang ada saat ini di Kementerian Keuangan. Sifat lintas struktur organisasi dari fungsi-fungsi inilah salah satunya yang mendasari pengajuan perubahan terhadap struktur organisasi Kementerian Keuangan. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 36/KMK.01/2014 tentang Cetak Biru Program Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan 2014-2025, Direktorat Jenderal Perbendaharaan berperan aktif untuk mendorong empat (4) dari delapan (8) fungsi treasury.
Empat fungsi tersebut yaitu: 1. FungsiPembayarandanPenerimaan(Disbursement and
Receipt)2. FungsiPengelolaanLikuiditas(Liquidity Management)3. FungsiAkuntansidanPelaporan(Accounting and Reporting)4. FungsiMisiKhusus(Special Mission)
Secara keseluruhan empat fungsi tersebut dijabarkan kedalam tujuh belas (17) inisiatif utama dan diderivat lebih detail kedalam enam puluh lima (65) kegiatan utama untuk mencapai target tahun 2025. Selama tahun 2014, empat fungsi utama tersebut telah menjalankan 13 inisiatif utama dan 48 kegiatan utama.
Selama beberapa tahun terakhir, Kementerian Keuangan telah memulai banyak transformasi dalam skala besar yang akan membawa Kemenkeu semakin dekat dengan best practice. Banyak dari transformasi ini dikelola di dalam Direktorat Jenderal Perbendaharaan secara sendiri tetapi memiliki implikasi yang luas terhadap fungsi Direktorat Jenderal lainnya. Hal ini mencakup:• Perkembangandanproyekpilotdariberbagaisistem
informasi yang akan memodernisasi operasi perbendaharaan pemerintah. Hal ini mencakup SPAN yang akan bertindak sebagai buku besar terpusat untuk keseluruhan pemerintah, SAKTI yang akan digunakan oleh kementerian dan lembaga, MPN-G2 yang akan memodernisasi penerimaan, dan SIMAN yang akan mendukung pengelolaan asset.
• Penerapanrekeningperbendaharaantunggalatautreasury
single account yang akan mengonsolidasikan kas dari sebagian besar kementerian dan lembaga pemerintah, dan memungkinkan perbendaharaan memiliki kendali lebih luas terhadap saldo kas.
• BerbagaiInisiatifyangtelahmembentukfungsipasarsuratberharga negara domestik.
• Implementasiakuntansiakrualdiseluruhpemerintah.
Inisiatif-inisiatif ini, sejalan dengan inisiatif-inisiatif yang telah terlaksana, dihasilkan di Kemenkeu di mana fungsi perbendaharaan cukup untuk memenuhi kebutuhan harian pemerintah, dengan melihat besaran dan kompleksitas Indonesia. Transformasi fungsi perbendaharaan Kemenkeu akan melaksanakan perubahan yang bersifat baik menjadi lebih baik atau good to great. Transformasi ini akan meningkatkan efisiensi, dan membawa fungsi yang lebih strategis dan analitis yang akan mengelola keseimbangan antara biaya dan risiko yang lebih baik
PencarianPra- pembayaran
Pembayaran
Penerimaan
Rekening kas
Saldo Kas
Return on cash
Perkembangan pasar obligasi
Kesinambungan fiskal/resiko
Ketersediaan pembiayaan
Valuasi dan inventarisasi
Pengelolaan aset
Pengelolaan portofolio
Area resiko individual
Pengeleolaan resiko holistik
Akuntansi dan pelaporan
Special missions
Pengelolaan Penerimaan
Pengelolaan Kas
Pengelolaan utang
Pengelolaan aset
Pengelolaan resiko
Akuntansi danpelaporan
SpecialMissions
Praktek
GAMBAR HASIL DIAGNOSTIK FUNGSI PERBENDAHARAAN DIBANDINGKAN DENGAN NEGARA BERKEMBANG LAIN
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 18
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
123
4
5
678
Sistem belum terintegrasi, membutuhkan kunjungan fisik ke KPPN untuk verifikasi
Pembayaran tepat waktu, tetapi banyak yang masih dilakukan secara manual
Pembayaran melalui bank (peran Kemenkeu terbatas) namun dengan proses rekonsiliasi yang kompleks dan memakan waktu
TSA terimplementasi, tetapi banyak rekening belum terintegrasi
Saldo kas tinggi; akurasi forecast rendah; kurangnya koordinasi dengan pengelola utang
Investasi dengan remunerasi 65% BI rate; tidak memiliki front office untuk melakukan investasi jenis lain
Pasar obligasi domestik yang belum berkembang dan berlikuiditas rendah karena permintaan yang lemah, penerbitan yang terfragmentasi, infrastruktur pasar yang tidak memadaiStrategi utang yang jelas dan teranalisis, tetapi tidak dikaitkan dengan resiko fiskal/ resiko lainnyaMemenuhi target pembiayaan secara rutin dengan biaya lebih rendah daripada target (resiko yang sama), berpotensi untuk memiliki koordinasi lebih baik dengan pengelola kas
Daftar aset yang komprehensif meliputi area-area utama; berpotensi untuk meliputi aset tidak berwujud/tidak berproduksiSudah ada panduan pengelolaan aset yang baik namun identifikasi aset idle hanya bersifat ad hocBelum ada sistem untuk mengkasi portofolio aset secara holistik dan terhadap opportunity
cost
Resiko-resiko utama (fiskal dan liabilitas) sudah dikelola; resiko BUMN, pensiun, kewajiban kontijensi belum dikelola dan diukur secara penuhKoordinasi antar area resiko yang berbeda terbatas sehingga sulit untuk membentuk pandangan resiko yang holistik
Bergerak menuju standar global; sistem yang jelas bagi pemerintah pusat. Tidak ada hubungan untuk integras dengan pemerintah lokal; konsolidasi dilakukan secara manual
Unit pengelolaan investasi kecil terfragmentasi menyebar diantara direktorat jenderal yang berbeda; belum ada visi seara keseluruhan yang jelas
Unggul Baik Wajar Buruk Deskripsi
GAMBAR HASIL DIAGNOSTIK FUNGSI PERBENDAHARAAN DIBANDINGKAN DENGAN NEGARA BERKEMBANG LAIN
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 19
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
1 2
3 4
4Fungsi Treasury4Fungsi Treasury
Disbursement and Receipt
Accounting and Reporting
Special Mission
Liquidity Management
Disbursement and Receipt
Accounting and Reporting
Special Mission
Liquidity Management
TreasuryTreasury
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 20
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
1 2
3 4
4Fungsi Treasury4Fungsi Treasury
Disbursement and Receipt
Accounting and Reporting
Special Mission
Liquidity Management
Disbursement and Receipt
Accounting and Reporting
Special Mission
Liquidity Management
TreasuryTreasury
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 21
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Inisiatif Kondisi saat ini End state proses bisnis (2025)
Menyusun sistem pencairan dana yang tersentralisasi dan menggunakan saluran pembayaran modern
• Beberapa proses pemeriksaan masih manual• Beberapa jenis pencairan belum langsung
transfer kepada penerima akhir
• Penyerahan dan verifikasi elektronik terhubung ke sistem perbankan
• Pembayaran secara elektronik ke penerima akhir melalui berbagai saluran
Menyusun sistem penerimaan elektronik yang terintegrasi dan menggunakan saluran pembayaran modern
• Menggunakan beberapa sistem untuk pencatatan dan administrasi penerimaan dengan pengolahan manual
Penggunaan platform tunggal yang terintegrasi dengan saluran modern dan bersifat elektronik
Menyediakan shared service environment bagi fungsi back office Kementerian/Lembaga
• Basis data yang tidak terhubung di K/L• Komitmen dan proses pengumpulan
pembayaran yang terpisah per item pengeluaran
• Basis data akuntansi tunggal• Proses komitmen yang terpusat serta gaji dan item
belanja bersama• Basis data vendor dan fungsi pelaporan yang terpusat
1.FungsiPembayarandanPenerimaan (Disbursement and Receipt)
FungsiPembayarandanPenerimaan(Disbursement and Receipt) merupakan fungsi yang memiliki tugas melaksanakan koordinasi secara reguler dan secara khusus dengan initiative owner dan pemangku kepentingan (stakeholder) internal dan eksternal, melaksanakan dukungan pengkajian serta monitoring dan evaluasi
123
pencapaian program, kegiatan, tahapan/milestone transformasi kelembagaan di bidang pembayaran dan penerimaan.
Inisiatif Utama Fungsi Disbursement and Receipt adalah :
1. Menyusun sistem pencairan dana yang tersentralisasi dan menggunakan saluran pembayaran modern
2. Menyusun sistem penerimaan elektronik yang terintegrasi dan menggunakan saluran pembayaran modern
3. Menyediakan shared service environment bagi fungsi back
office Kementerian/Lembaga
Fungsi Pembayaran dan Penerimaan
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 22
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Inisiatif Kondisi saat ini End state proses bisnis (2025)
Meningkatkan proses pengelolaan likuiditas yang bersifat end-to-end
• Keterbatasan tautan penerbitan utang dan saldo kas dengan perencanaan kas secara paralel
• Data prakiraan kas kualitasnya rendah Komite ALM belum optimal
• Komite ALM kuat di setiap level• Pengelolaan likuiditas terintegrasi
antara pengelolaan kas dan utang
Meninjau Kapasitas TDR dan memastikan prudensi dalam operasional TDR
• Belum ada roadmap TDR• mekanisme koordinasi dengan Bank
Indonesia belum dibentuk
• Terbentuk Roadmap TDR • Terjalin koordinasi Kemenkeu dan BI
mengenai ha-hal terkait investasi
Panduan perencanaan kas dengan target saldo cadangan terdefinisi
• Belum ada target kas secara keseluruhan untuk saldo cadangan RKUN
• Terbentuk saldo cadangan kas baru RKUN dan keseluruhan dengan memperhitungkan variabel terkait
Memperbaiki prakiraan belanja dari para satker
• Tingkat akurasi prakiraan rendah• Banyak belanja bersifat ad hoc• DataterpisahantaraAFSdanSPM
• Hanya satker utama/besar yang mengirim data prakiraan
• Kualitas prakiraan tinggi• AFSterintegrasidenganSAKTI
Pererat koordinasi pengelolaan likuiditas dengan Bank Indonesia
• Koordinasi hanya bersifat ad hoc• BI tidak mendapat informasi menyeluruh
prakiraan pencairan/penerimaan
• Daily cash call antara CMO-DMO-BI• Pertukaran data prakiraan antara CMO
dan BI termasuk CPIN dan situasi moneter di pasar
12345
2.FungsiPengelolaanLikuiditas(Liquidity Management)
FungsiPengelolaanLikuiditas(Liquidity Management)merupakan fungsi yang memiliki tugas melaksanakan koordinasi secara reguler dan secara khusus dengan initiative owner dan pemangku kepentingan (stakeholder) internal dan eksternal, melaksanakan dukungan pengkajian serta monitoring dan evaluasi pencapaian program, kegiatan, tahapan/milestone transformasi kelembagaan di bidang pengelolaan likuditas.
Tujuh (7) Inisiatif utama yang dilaksanakan oleh Fungsi Liquidity Management yaitu:1. Meningkatkan proses pengelolaan likuiditas yang bersifat end-to-end
2. Meninjau kapabilitas dan memastikan prudensi dalam operasional TDR
3. Panduan perencanaan kas dengan target saldo cadangan terdefinisi4. Memperbaiki prakiraan belanja dari para satker5. Pererat koordinasi pengelolaan likuiditas dengan Bank Indonesia6. Memperluas jangkauan TSA7. Menetapkan strategi dan pedoman pengelolaan valuta asing jangka
pendek untuk pengelolaan likuiditas
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 23
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Memperluas jangkauan TSA • TSA tidak mencakup beberapa rekening yang kurang dan tidak likuid
• TSA yang lebih luas, sehingga memungkinkan saldo kas yang lebih rendah secara keseluruhan
Menetapkan strategi dan pedoman pengelolaan valuta asing jangka pendek untuk pengelolaan likuiditas
• Terbatasnya strategi valas dan penggunaan instrumen hedging valas
• Tidak ada pedoman pengelolaan valas yang jelas
• Perdagangan valas terhadap BI suku bunga rendah dengan mekanisme terbatas
• Strategi dan pedoman pengelolaan valas jelas
• Koordinasi dengan BI terkait valas dan pengelolaan cadangan devisa
• Meknisme perdagangan valas dengan BI suku bunga menarik dan mekanisme lebih luas
3. FungsiMisiKhusus(Special Mission)
FungsiMisiKhusus(Special Mission) didefinisikan sebagai misi pembangunan yang cakupannya di luar keuangan secara umum. Hal ini merupakan tugas-tugas yang mana manajemen kendalinya berada di dalam Kementerian Keuangan seperti memiliki peran mempengaruhi strategi dan IKU secara langsung dimana cakupannya di luar proses anggaran berbasis kinerja yang biasa dilakukan. Pada kondisi end state tahun 2025, Kementerian
67
Keuangan akan memiliki unit special mission yang efektif dan terkoordinasi yang memenuhi mandat unit masing-masing dengan penekanan pada pembangunan infrastuktur. Pencapaian target tersebut dilakukan melalui tiga inisiatif utama dan terdiri dari 28 tindakan utama.
Tiga inisiatif Fungsi Special Mission adalah:1. Memperjelas mandat dan strategi dari setiap unit special missions
2. Menerapkan tata kelola, pelaporan dan struktur hukum yang jelas3. Menempatkan proses-proses yang tepat
Fungsi Pengelolaan Likuiditas
Inisiatif Kondisi saat ini End state proses bisnis (2025)
Memperjelas mandat dan strategi dari setiap unit special missions
• Kepemilikan dan mandat tidak jelas• Kinerja tidak optimal• Belum ada dukungan optimal
kebijakan dan UU
• Rasionalisasi ownership dan mandat yang jelas• Terpenuhi target kinerja dan IKU• Dukungan kebijakan dan UU
Menerapkan tata kelola, pelaporan dan struktur hukum yang jelas
• Pengelolaan kinerja tidak efisien• Pengelolaan terbatas (hanya resiko
investasi)
• Efisiensi pada tata kelola dan pelaporan special missions
• Keahlian terkait resiko dipusatkan ke tim resiko yang cakupannya meliputi resiko BUMN
12
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 24
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
34
Fungsi Akuntansi dan Pelaporan
4.FungsiAkuntansidanPelaporan (Accounting and Reporting)
FungsiAkuntansidanPelaporan(Accounting and Reporting) akan menghasilkan perbaikan dalam model operasional akuntansi dan pelaporan serta memastikan akuntabilitas dan transparansi. FungsiAccounting & Reporting mencakup menyusun dan mengonsolidasikan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara, mengembangkan dan mensosialisasikan Sistem dan Standar Akuntansi Pemerintah Pusat serta menyusun Government Financial Statistics. Pada tahun
2025, keseluruhan laporan keuangan pemerintah Indonesia (pusat dan daerah) akan berkualitas tinggi (WTP), berbasis akrual, dan bersifat mutakhir (up-to-date). Pencapaian target end state FungsiAccounting & Reporting dilakukan melalui empat inisiatif utama, yang terdiri dari dua puluh tujuh tindakan utama.
Inisiatif Utama Fungsi Accounting & Reporting adalah :1. Pengimplementasian road map strategi akuntansi akrual 2. Pengintegrasian sistem akuntansi antara pemerintah pusat
dan daerah 3. Meningkatkan pengelolaan keuangan K/L dan BUN4. Meningkatkan sistem pengendalian internal
Inisiatif Kondisi saat ini End state proses bisnis (2025)
Pengimplementasian road map strategi akuntansi akrual
Kas dan akuntansi berikut standartnya sudah ditetapkan namun belum ada perubahan peraturan
Akuntansi akrual diimplimentasikan di seluruh lapisan pemerintahan
Pengintegrasian sistem akuntansi antara pemerintah pusat dan daerah
Sistem akuntansi yang berbeda antara pusat dan daerah
Sistem akuntansi yang terintegrasi antara pemerintah pusat dan daerah
Meningkatkan pengelolaan keuangan K/L dan BUN
Monitoring, pembinaan pelaporan keuangan K/L dan BUN serta rencana tindak temuan audit memerlukan perbaikan
Tercapai dan terjaganya status WTP
Meningkatkan sistem pengendalian internal
Perlu perbaikan pada sistem pengendalian internal yang ada
Peningkatan sistem pengendalian internal
12
3 Menempatkan proses-proses yang tepat Tidak terdapat proses penetapan dan monitoring target yang sistematis serta kajian holistik untuk keseluruhan portofolio
Terdapat proses yang sistematis untuk memonitor serta pengelolaan yang holistik terhadap portofolio
Fungsi Misi Khusus
“Dengan menciptakan terobosan-terobosan baru demi sebuah perbaikan”
“Dengan tanggung jawab dan integritas tinggi, kami memajukan perekonomian
nasional dan meningkatkan kesejahteraan rakyat indonesia”
Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Direktur Sistem Manajemen InvestasiAri Wahyuni, S.H., M.P.M
Yuniar Yanuar Rasyid Ak., M.M.
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 25
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 26
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
2015-2019
2014
2020-2025Milestone Transformasi KelembagaanDirektorat Jenderal Perbendaharaan
4 Fungsi Perbendaharaan
Kesiapandari
InstrumenTDR
Mengimplementasikan roadmap strategi akuntansi akrual
Pengintegrasian akuntansi pusat dan
daerah
Peningkatan system pengendalian internal untuk mendukung
tercapainya WTP
Roadmap kebijakan investasi
KebijakanBalanceReserveTarget
IKU Bersama dan SOP Link Perencanaan
Kas
Pengintegrasian akuntansi pusat dan
daerah
Peningkatan sistem
pengendalian internal
untuk mendukung tercapainya WTP
Peluncuran sistemPrimary Dealer
Review Peraturan Pemerintah
Tentang InvestasiMenentukan struktur
tata kelola baruMisi pembangunan pemerintah terutama untuk pembangunan infrastruktur dan kemudahan
pembiayaan
- Piloting SPAN- Piloting Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah
Lingkup Direktorat Transformasi Perbendaharaan
- Transaksi Perdana MPN G2
Implementasi Penuh MPGN
G2
sistem pembayaran gaji terpusat
untuk pemerintah
pusat
Shared Service untuk belanja umum rutin- Implementasi Penuh SPAN
- Pembayaran gaji ke rekening penerima akhir
- Pembayaran satker luar negri langsung dari
RKUN Perbendaharaan- Pilot Project Cashless Choices untuk
pembayaran bantuan sosial
- Implementasi penuh SAKTI
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah berbasis akrual dengan status WTP
Fase Membangun Keunggulan Operasional dan layanan dalam Skala Besar
Fase Membangun Momentum Transformasi
Fase Melembagakan Terobosan Jangka Panjang
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 27
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
2015-2019
2014
2020-2025Milestone Transformasi KelembagaanDirektorat Jenderal Perbendaharaan
4 Fungsi Perbendaharaan
Kesiapandari
InstrumenTDR
Mengimplementasikan roadmap strategi akuntansi akrual
Pengintegrasian akuntansi pusat dan
daerah
Peningkatan system pengendalian internal untuk mendukung
tercapainya WTP
Roadmap kebijakan investasi
KebijakanBalanceReserveTarget
IKU Bersama dan SOP Link Perencanaan
Kas
Pengintegrasian akuntansi pusat dan
daerah
Peningkatan sistem
pengendalian internal
untuk mendukung tercapainya WTP
Peluncuran sistemPrimary Dealer
Review Peraturan Pemerintah
Tentang InvestasiMenentukan struktur
tata kelola baruMisi pembangunan pemerintah terutama untuk pembangunan infrastruktur dan kemudahan
pembiayaan
- Piloting SPAN- Piloting Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah
Lingkup Direktorat Transformasi Perbendaharaan
- Transaksi Perdana MPN G2
Implementasi Penuh MPGN
G2
sistem pembayaran gaji terpusat
untuk pemerintah
pusat
Shared Service untuk belanja umum rutin- Implementasi Penuh SPAN
- Pembayaran gaji ke rekening penerima akhir
- Pembayaran satker luar negri langsung dari
RKUN Perbendaharaan- Pilot Project Cashless Choices untuk
pembayaran bantuan sosial
- Implementasi penuh SAKTI
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah berbasis akrual dengan status WTP
Fase Membangun Keunggulan Operasional dan layanan dalam Skala Besar
Fase Membangun Momentum Transformasi
Fase Melembagakan Terobosan Jangka Panjang
Laporan Kinerja Transformasi Kelembagaan Tema Perbendaharaan 2014
P edoman pelaksanaan transformasi kelembagaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan tertuang dalam Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-10/PB/2014 tentang Mekanisme Pelaksanaan Transformasi Kelembagaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Tahun 2014-2025. Secara umum, mekanisme pelaksanaan transformasi adalah sebagai berikut:• Initiative Leader menyusun kalender kegiatan tahunan atas
implementasi inisiatif strategis transformasi kelembagaan berdasarkan cetak biru transformasi kelembagaan;
• Initiative Leader dapat melakukan revisi kalender kegiatan tahunan dalam hal terjadi perubahan
• Kalender kegiatan tahunan dan perubahannya (bila ada) disampaikan kepada Project Management Office (PMO) dan Direktur Jenderal Perbendaharaan
• Initiative Leader melibatkan PMO dalam koordinasi dengan instansi/unit lainnya
• PMO melakukan pengelolaan kinerja berdasarkan kalender kegiatan tahunan (berupa sinkronisasi dan konsolidasi kegiatan, monitoring dan evaluasi perkembangan, rapat koordinasi reguler dan insidentil), menyusun laporan implementasi transformasi kelembagaan serta menyampaikannya kepada pihak yang terkait.
Secara umum, pelaksanaan cetak biru Transformasi Kelembagaan DJPB sampai dengan Triwulan Tahun 2014 masih sesuai rencana, sebelum adanya penilaian dengan metodologi (Work Break
Structure) WBS dari CTO dengan menggunakan Aplikasi Ministry
of Finance Institutional Transformation Application (MITRA) , PMO
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 28
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Capaian 4 fungsi berdasarkan capaian kegiatan utama pada cetak biru
Disbursement and receipt (Dit. TP dan Dit. PA)
Liquidity management (Dit PKN )
Accounting and reporting (Dit. APK )
Special mission (Dit. SMI & Dit. PPK BLU )
Triwulan III
Triwulan III
Triwulan III
Triwulan III
Triwulan IV
Triwulan IV
Triwulan IV
Triwulan IV
75%
77%
67%
64%
78%
88%
86%
86%
3%
11%
19%
22%
telah melakukan penilaian sampai dengan Triwulan IV Tahun 2014 dimana dari 48 kegiatan utama (key actions) pada tahun 2014, 26 kegiatan telah terselesaikan (54%), 15 kegiatan masih sesuai
rencana (31%), dan 7 kegiatan tertinggal dari rencana (15%). Capaian 4 fungsi berdasarkan capaian kegiatan utama pada cetak biru adalah sebagai berikut :
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 29
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Adapun berdasarkan surat Kepala Pelaksana Harian TRBTKP/CTO Nomor S-02/TRBTKP/2015 tanggal 7 Januari 2015 perihal Penyampaian Laporan Perkembangan Implementasi Inisiatif Program TK dan Pemutahiran data WBS pada MITRA, CTO telah melakukan penilaian pencapaian Transformasi Kelembagaan. Ditjen Perbendaharaan dimana Direktorat Jenderal Perbendaharaan mendapatkan penilaian 100%.
Nilai Capaian Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan 2014
99%
Sekretariat Jenderal
Direktorat JenderalAnggaran
Direktorat JenderalPajak
Direktorat JenderalBea Cukai
100% 94%
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang
Inspektorat Jenderal
100% 100%94%74%
87%
Perbedaan nilai disebabkan perbedaan metodologi penilaian WBS yang memberikan nilai 0% untuk kegiatan yang belum/tidak selesai dan nilai 100% untuk kegiatan yang telah selesai. Secara umum perbandingan nilai capaian Transformasi Kelembagaan diantara beberapa unit Eselon I Kementerian Keuangan berdasarkan metodologi penilaian WBS adalah sebagai berikut :
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 30
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
1Menyusun sistem pencairan dana tersentralisasi &
modern
86%Penempatan Langsung ke Rekening penerima
akhir untuk semua pembayaran gaji
ON TRACK
96%
86%Pembayaran ke rekening di luar negeri langsung dari
RKUN Perbendaharaan di Bank Indonesia
ON TRACK
75%
Q1 2014 - Q4 2015
Q1 2014 – Q4 2015
86%Menggunakan Kartu Plastik untuk
menggantikan petty cash
ON TRACK
75%Q1 2014 -Q4 2015
86%Memperkenalkan cashless choices untuk
pembayaran bantuan sosial
ON TRACK
80%Q1 2014 –Q4 2025
1
Implementasi Penuh SPAN dan Sakti
ON TRACKQ1 2014 - Q4 201484%
Pada tahun 2014 terdapat tiga belas (13) Inisiatif Utama dan 48 Kegiatan Utama yang dilakukan. Berikut laporan kinerja transformasi kelembagaan Kementerian Keuangan 2014 Tema Perbendaharaan yang disajikan berdasarkan 4 fungsi yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
1.LaporanKinerjaFungsiDisbursement and Receipt
Inisiatif Utama Fungsi Disbursement and Receipt1. Menyusun sistem pencairan dana tersentralisasi & modern
2. Menyusun sistem penerimaan elektronik terintegrasi &
modern
3. Menyediakan shared services bagi berbagai fungsi back
office K/L
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 31
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
InisiatifUtamaFungsiDisbursementandReceipt
Disbursement & Receipt
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 32
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
2
3
2
3
Menyusun sistem penerimaan elektronik
terintegrasi & modern
86%Implementasi penuh MPN G-2 dan penyempurnaan lainnya, termasuk utilisasi penyaluran utama untuk
pengumpulan penerimaanON TRACK
80%Q1 2014 –Q4 2025
Menyediakan shared services bagi berbagai
fungsi back office K/L
86%Meluncurkan dan memperbaiki basis data vendor
ON TRACK
66%
86%ON TRACK
66%
Q3 2014 – Q4 2025
Q1 2014 - Q4 2025
86%Memusatkan penagihan, pembayaran dan
pelaporan untuk pembayaran rutin
ACCEL
35%Q1 2015 – Q4 2025
86%Pengadaan terpusat yang memusatkan komitmen dan proses pelaporan untuk item belanja umum
ACCEL
35%Q1 2014 –Q4 2025
Q = Quarter (4 bulanan)Status Done = telah selesai dilaksanakanStatus On Track = sesuai dengan jadwal blueprintStatus Accel = Acceleration (program yang dipercepat tahun pelaksanannya) Status O� Track = tidak sesuai dengan jadwal blueprint
Implementasi Penuh SPAN dan
Sakti
1
86%Piloting SPAN
DONE
100%
86%ON PROGRESS
38%
Q3 2014
Q4 2014
86%Simulasi SAKTI KPPN Jakarta 1 dan 2
DONE
100%Q4 2014
86%ToT Master Training dari pihak pengembang
(Quadra)
DONE
100%Q2 2014
Roll Out SPAN
Pembayaran ke rekening di luar negeri langsung
dari RKUN Perbendaharaan di
Bank Indonesia
3
86%Mendesain, memilih jenis pencairan serta menentukan
prioritas untuk melakukan pilot project
DONE
100%
86%DONE
100%
Q4 2014
Q4 2014
86%Membangun Peraturan dan SOP
DONE
100%Q5 2015
86%Sosialisasi dan Meluncurkan
---
-Q5 2015
Memetakan Prioritas Pencairan
Penempatan Langsung ke
Rekening penerima akhir untuk semua pembayaran gaji
286%Mengidentifikasikan Satuan Kerja
DONE
100%
86%ON PROGRESS
100%
Q4 2014
Q4 2014
86%100% penempatan ke rekening pegawai
untuk pembayaran gaji
ON PROGRESS
86,96%Q4 2015
Semua Satker memiliki Basis Data rekening Pegawai
Sistem pembayaran gaji pegawai untuk seluruh pegawai pemerintah dengan menggunakan basis data pegawai yang terpusat
Disbursement & Receipt
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 33
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
2
3
2
3
Menyusun sistem penerimaan elektronik
terintegrasi & modern
86%Implementasi penuh MPN G-2 dan penyempurnaan lainnya, termasuk utilisasi penyaluran utama untuk
pengumpulan penerimaanON TRACK
80%Q1 2014 –Q4 2025
Menyediakan shared services bagi berbagai
fungsi back office K/L
86%Meluncurkan dan memperbaiki basis data vendor
ON TRACK
66%
86%ON TRACK
66%
Q3 2014 – Q4 2025
Q1 2014 - Q4 2025
86%Memusatkan penagihan, pembayaran dan
pelaporan untuk pembayaran rutin
ACCEL
35%Q1 2015 – Q4 2025
86%Pengadaan terpusat yang memusatkan komitmen dan proses pelaporan untuk item belanja umum
ACCEL
35%Q1 2014 –Q4 2025
Q = Quarter (4 bulanan)Status Done = telah selesai dilaksanakanStatus On Track = sesuai dengan jadwal blueprintStatus Accel = Acceleration (program yang dipercepat tahun pelaksanannya) Status O� Track = tidak sesuai dengan jadwal blueprint
Implementasi Penuh SPAN dan
Sakti
1
86%Piloting SPAN
DONE
100%
86%ON PROGRESS
38%
Q3 2014
Q4 2014
86%Simulasi SAKTI KPPN Jakarta 1 dan 2
DONE
100%Q4 2014
86%ToT Master Training dari pihak pengembang
(Quadra)
DONE
100%Q2 2014
Roll Out SPAN
Pembayaran ke rekening di luar negeri langsung
dari RKUN Perbendaharaan di
Bank Indonesia
3
86%Mendesain, memilih jenis pencairan serta menentukan
prioritas untuk melakukan pilot project
DONE
100%
86%DONE
100%
Q4 2014
Q4 2014
86%Membangun Peraturan dan SOP
DONE
100%Q5 2015
86%Sosialisasi dan Meluncurkan
---
-Q5 2015
Memetakan Prioritas Pencairan
Penempatan Langsung ke
Rekening penerima akhir untuk semua pembayaran gaji
286%Mengidentifikasikan Satuan Kerja
DONE
100%
86%ON PROGRESS
100%
Q4 2014
Q4 2014
86%100% penempatan ke rekening pegawai
untuk pembayaran gaji
ON PROGRESS
86,96%Q4 2015
Semua Satker memiliki Basis Data rekening Pegawai
Sistem pembayaran gaji pegawai untuk seluruh pegawai pemerintah dengan menggunakan basis data pegawai yang terpusat
Detail Kegiatan FungsiDisbursement and Receipt
Menggunakan Kartu Plastik untuk
menggantikan petty cash
4
86%Studi Kelayakan
DONE
100%
86%DONE
100%
Q4 2014
Q1-Q4 2015
86%Meluncurkan Pilot Project
DONE
100%Q1-Q4 2016
86%Sosialisasi dan Meluncurkan ke Satuan Kerja
---
-Q1 2016
Melakukan Shorlist dan Membuat Modul IT
Memperkenalkan cashless choices
untuk pembayaran bantuan sosial
586%Studi Kelayakan
ON PROGRESS
100%
86%--
100%
Q2 2014 – Q2 2015
Q2 2015 - Q42016
86%Meluncurkan Pilot Project
--
100%Q1 2017
86%Menggulirkan ke area yang lebih luas
--
-Q4 2017
Melakukan Shorlist dan Membuat Modul IT
Meluncurkan dan memperbaiki basis
data vendor
186%
Menyelesaikan peraturan terkait perekaman data vendor
DONE
100%
86%DONE
100%
Oct 2013
Q1 2014
86%Sosialisasi kepada satker/vendor
ON PROGRESS
ONPROGRESS
Q1 2014-2025
Meluncurkan Basis data vendor
Sistem pembayaran gaji pegawai untuk
seluruh pegawai pemerintah dengan menggunakan basis data pegawai yang
terpusat
286%Mendesain Basis data Pegawai
DONE
100%
86%DONE
100%
Q1-Q4 2014
Q1 2015 – Q42016
86%Mengatur Mekanisme ke dalam
kebijakan formal--
--Q4 2016
Membangun Infrastruktur IT
Implementasi penuh MPN G-2
dan penyempurnaan lainnya, termasuk
utilisasi penyaluran utama untuk pengumpulan penerimaan
1
86%Mendesain Basis Data yang terintegrasi penuh
DONE
100%
86%DONE
100%
Q4 2016
Q4 2016
86%Memilih jenis penerimaan untuk menjadikan Pilot
DONE
100%Q4 2016
86%Peluncuran MPN G2
DONE
100%Q4 2017
Membangun infrastruktur perbankan yang diperlukan
86%Memperbanyak jumlah lembaga yang
menggunakan MPN G2
---
-Q4 2017Disbursement
& Receipt
Menggunakan Kartu Plastik untuk
menggantikan petty cash
4
86%Studi Kelayakan
DONE
100%
86%DONE
100%
Q4 2014
Q1-Q4 2015
86%Meluncurkan Pilot Project
DONE
100%Q1-Q4 2016
86%Sosialisasi dan Meluncurkan ke Satuan Kerja
---
-Q1 2016
Melakukan Shorlist dan Membuat Modul IT
Memperkenalkan cashless choices
untuk pembayaran bantuan sosial
586%Studi Kelayakan
ON PROGRESS
100%
86%--
100%
Q2 2014 – Q2 2015
Q2 2015 - Q42016
86%Meluncurkan Pilot Project
--
100%Q1 2017
86%Menggulirkan ke area yang lebih luas
--
-Q4 2017
Melakukan Shorlist dan Membuat Modul IT
Meluncurkan dan memperbaiki basis
data vendor
186%
Menyelesaikan peraturan terkait perekaman data vendor
DONE
100%
86%DONE
100%
Oct 2013
Q1 2014
86%Sosialisasi kepada satker/vendor
ON PROGRESS
ONPROGRESS
Q1 2014-2025
Meluncurkan Basis data vendor
Sistem pembayaran gaji pegawai untuk
seluruh pegawai pemerintah dengan menggunakan basis data pegawai yang
terpusat
286%Mendesain Basis data Pegawai
DONE
100%
86%DONE
100%
Q1-Q4 2014
Q1 2015 – Q42016
86%Mengatur Mekanisme ke dalam
kebijakan formal--
--Q4 2016
Membangun Infrastruktur IT
Implementasi penuh MPN G-2
dan penyempurnaan lainnya, termasuk
utilisasi penyaluran utama untuk pengumpulan penerimaan
1
86%Mendesain Basis Data yang terintegrasi penuh
DONE
100%
86%DONE
100%
Q4 2016
Q4 2016
86%Memilih jenis penerimaan untuk menjadikan Pilot
DONE
100%Q4 2016
86%Peluncuran MPN G2
DONE
100%Q4 2017
Membangun infrastruktur perbankan yang diperlukan
86%Memperbanyak jumlah lembaga yang
menggunakan MPN G2
---
-Q4 2017
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 34
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Disbursement & Receipt
Menggunakan Kartu Plastik untuk
menggantikan petty cash
4
86%Studi Kelayakan
DONE
100%
86%DONE
100%
Q4 2014
Q1-Q4 2015
86%Meluncurkan Pilot Project
DONE
100%Q1-Q4 2016
86%Sosialisasi dan Meluncurkan ke Satuan Kerja
---
-Q1 2016
Melakukan Shorlist dan Membuat Modul IT
Memperkenalkan cashless choices
untuk pembayaran bantuan sosial
586%Studi Kelayakan
ON PROGRESS
100%
86%--
100%
Q2 2014 – Q2 2015
Q2 2015 - Q42016
86%Meluncurkan Pilot Project
--
100%Q1 2017
86%Menggulirkan ke area yang lebih luas
--
-Q4 2017
Melakukan Shorlist dan Membuat Modul IT
Meluncurkan dan memperbaiki basis
data vendor
186%
Menyelesaikan peraturan terkait perekaman data vendor
DONE
100%
86%DONE
100%
Oct 2013
Q1 2014
86%Sosialisasi kepada satker/vendor
ON PROGRESS
ONPROGRESS
Q1 2014-2025
Meluncurkan Basis data vendor
Sistem pembayaran gaji pegawai untuk
seluruh pegawai pemerintah dengan menggunakan basis data pegawai yang
terpusat
286%Mendesain Basis data Pegawai
DONE
100%
86%DONE
100%
Q1-Q4 2014
Q1 2015 – Q42016
86%Mengatur Mekanisme ke dalam
kebijakan formal--
--Q4 2016
Membangun Infrastruktur IT
Implementasi penuh MPN G-2
dan penyempurnaan lainnya, termasuk
utilisasi penyaluran utama untuk pengumpulan penerimaan
1
86%Mendesain Basis Data yang terintegrasi penuh
DONE
100%
86%DONE
100%
Q4 2016
Q4 2016
86%Memilih jenis penerimaan untuk menjadikan Pilot
DONE
100%Q4 2016
86%Peluncuran MPN G2
DONE
100%Q4 2017
Membangun infrastruktur perbankan yang diperlukan
86%Memperbanyak jumlah lembaga yang
menggunakan MPN G2
---
-Q4 2017
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 35
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Memusatkan penagihan,
pembayaran dan pelaporan untuk
pembayaran rutin
386%Mendesain & Mengidentifikasi proses 35%
86%N/A
Q1 2015 – Q4 2016
Q1 2015 – Q4 2016
86%Meluncurkan
Q1 2017 – 2025
Membangun interface IT
Pengadaan terpusat yang
memusatkan komitmen dan
proses pelaporan untuk item belanja
umum
486%Mendesain & Mengidentifikasi proses
Accel
Accel
35%
86%N/A
Q1 2015 – Q4 2016
Q1 2015 – Q4 2016
86%Meluncurkan
--
N/AQ1 2017 – 2025
Membangun Infrastruktur IT
N/ADisbursement & Receipt
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 36
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Disbursement & Receipt
Meningkatkan proses pengelolaan
likuiditas secara menyeluruh
1
86%Meningkatkan kapabilitas SDM Direktorat PKN dan unit-unit
pelaksana CPIN (DJP, DJA, DJBC, DJPU, DJKN, DJPK)
FINISH
100%
86%ON TRACK
85%
Q1 2014 – Q4 2015
Q4 2013 – Q1 2015
86%Mengembangkan fleksibilitas dalam penerbitan
SPN jangka pendek untuk perencanaan kas
FINISH
100%Q1 2014 – Q4 2014
86%Implementasi proses ALM yang lebih detail di bidang kebijakan dan pertemuan anggotanya
FINISH
100%Q4 2013 – Q1 2014
Mengembangkan kebijakan, SOP, uraian pekerjaan, dan pembiayaan CPIN
86%Koordinasi harian diantara CMO-DMO-BI
FINISH
100%
86%ON PROGRESS
75%
Q4 2013 – Q1 2014
Q1 2014 – Q4 2015
86%Pengintegrasian ALM CPIN/TI ke dalam
SPANACCEL
50%Q4 2014
Mengembangkan IT-melaksanakan CPIN data sharing
2. Laporan Kinerja FungsiLiquidityManagement
Inisiatif Utama Fungsi Liquidity Management1. Meningkatkan proses
pengelolaan likuiditas secara menyeluruh
2. Meninjau kapabilitas TDR3. Mewujudkan perencanaan
kas dgn target saldo kas yg ditetapkan secara jelas
4. Memperluas cakupan TSA5. Memperbaiki akurasi perkiraan
belanja satker6. Meningkatkan koordinasi
pengelolaan likuiditas dgn Bank Sentral
7. Memperluas startegi pengelolaan valuta asing
InisiatifUtamaFungsiLiquidityManagement
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 37
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Liquidity Management
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 38
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Meninjau kapabilitas TDR
2 86%Memastikan kehati-hatian dalam penempatan
dana di luar Bank Indonesia
ON TRACK
80%Q4 2013 – Q4 2015
86%Menilai kapabilitas TDR secara keseluruhan dan
langkah-langkah implementasi yang dapat digunakan DONE
100%Q4 2013 – Q1 2014
Mewujudkan perencanaan kas dgn target saldo
kas yg ditetapkan secara jelas
386%
Menganalisis dan memilih metodologi reserve balance target
DONE
100%Q1 - Q2 2014
86%Menghitung target saldo kas berdasarkan pola historis,
kebijakan pemerintah dan asumsi masa depanDONE
100%Q1 - Q3 2014
86%Mengusulkan target saldo kas untuk komite ALM dan merumuskannya dalam kebijakan
ON TRACK
75%Q3 - Q4 2015
Memperluas cakupan TSA
4
Liquidity Management
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 39
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Memperbaiki akurasi perkiraan
belanja satker
586%Membuat AFS baru
DONE
100%Q2 - Q3 2014
86%Mendorong pengumpulan data perkiraan penarikan dana
terutama dari satker dengan pengeluaran besar sebelum tanggal pembayaran sebagai panduan jumlah dana yang disiapkan
DONE
100%Q1 - Q4 2014
Meningkatkan koordinasi
pengelolaan likuiditas dgn Bank
Sentral
6
86%Membuat MOU dengan Bank Indonesia terkait penarikan dana harian dan memfasilitasi data
sharingON TRACK
75%Q4 2013 – Q2 2015
86%Melaksanakan koordinasi dengan BI terkait
aturan dan volume maksimal penempatan di bank umum oleh TDR
ON TRACK
50%Q4 2013 – Q2 2015
86%Mencatat kepatuhan dan akurasi satker dalam
mengumpulkan data dan laporan dalam bentuk score card
DONE
100%Q1 - Q4 2014
86%Koordinasi dengan BI dalam perdagangan valuta asing
ON TRACK
50%Q1 - Q2 2015
86%Sharing data CPIN dengan BI
DONE
100%Q1 - Q2 2014
86%Memulai Data perkiraan Harian dengan BI
DONE
100%Q4 2013 – Q2 2014
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 40
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Liquidity Management
Memperluas startegi
pengelolaan valuta asing
7
86%Menganalisa berbagai kemungkinan strategi dan
instrumen yang digunakan untuk mengelola valuta asing
DONE
100%Q1 - Q3 2014
86%Memformulasikan kebijakan pengelolaan valuta asing
kedalam peraturan
DONE
100%Q3 2014 – Q1 2015
86%Mengusulkan kepada Bank Indonesia untuk mengijinkan aturan perdagangan valuta asing yang lebih baik antara
Kementerian Keuangan dengan Bank Indonesia
ON TRACK
40%Q1 - Q3 2015
86%Koordinasi dengan Bank Indonesia dalam jumlah valuta asing
yang diperdagangkan dan yang sesuai dengan strategi kebijakan moneter dan cadangan valuta asing Bank Indonesia
ON TRACK
75%
Q1 – Q4 2015
86%Mengusulkan kebijakan pengelolaan valuta asing
yang dapat disetujui oleh komite ALM DONE
100%Q2 - Q4 2014
Q = Quarter (4 bulanan)Status Done = telah selesai dilaksanakanStatus On Track = sesuai dengan jadwal blueprintStatus Accel = Acceleration (program yang dipercepat tahun pelaksanannya) Status O Track = tidak sesuai dengan jadwal blueprint
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 41
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Detail Kegiatan FungsiLiquidityManagement
Liquidity Management
Meningkatkan kapabilitas SDM
Direktorat PKN dan unit-unit pelaksana
CPIN (DJP, DJA, DJBC, DJPU, DJKN,
DJPK)
1
86%Pelatihan pengelolaan kas kepada para pegawai
Dit PKN c.q. Subdit PPK
DONE
100%Q1 2014
86%Melaksanakan evaluasi dan diskusi atas
metode/tata cara dalam menyusun perencanaan kas bersama unit Esl.1 terkait
DONE
100%Q1 2014
86%Melakukan sharing knowledge perencanaan kas
antara anggota Tim CPIN dengan Bank Indonesia
DONE
100%Q3 2013
86%Kajian under performance penyerapan anggaran dalam kaitannya dengan pengelolaan kas antara
Dit. PKN, tenaga pengkaji dan BKFDONE
100%Q3 2013
Mengembangkan kebijakan, SOP,
uraian pekerjaan, dan pembiayaan
CPIN
2
86%Penyusunan SOP Link Perencanaan Kas
Pemerintah Pusat (Tim CPIN)
ON TRACK
80%Q1 2014
86%Penyusunan IKU Bersama Perencanaan Kas
Pemerintah Pusat
ON TRACK
80%Q1 2014
Mengembangkan fleksibilitas dalam
penerbitan SPN jangka pendek untuk
perencanaan kas
3 86%Koordinasi dengan DJPU untuk menjajaki penerbitan SPN jangka pendek (1-3 bln)
DONE
80%Q4 2014
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 42
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Liquidity Management
Memastikan kehati-hatian dalam penempatan dana
di luar Bank Indonesia
1 86%Penyusunan RPMK Penempatan di Bank
Umum
DONE
100%Q2 2014
86%Koordinasi dengan Bank Indonesia
ON TRACK
50%Q4 2014
Menilai kapabilitas TDR secara
keseluruhan dan langkah-langkah
implementasi yang dapat digunakan
2
86%Assessment operasionalitas dan
kapabilitas TDR
DONE
100%Q1 2014
Menganalisis dan memilih metodologi
reserve balance target
1
86%Assessment operasionalitas dan
kapabilitas TDR
DONE
100%Q1 2014
Menghitung target saldo kas
berdasarkan pola historis, kebijakan pemerintah dan
asumsi masa depan
2
86%Assessment operasionalitas dan
kapabilitas TDR
DONE
100%Q1 - Q3 2014
Implementasi proses ALM yang
lebih detail di bidang kebijakan dan pertemuan
anggotanya
4
86%Penyusunan SOP-Link dan penetapan
Komite ALM
DONE
100%Q1 2014
Koordinasi harian diantara
CMO-DMO-BI
5
Mengembangkan IT-melaksanakan
CPIN data sharing
6
86%Fasilitasi penyampaian proyeksi anggota tim
CPIN melalui sistem aplikasi berbasis web
ON TRACK
75%Q2 2014
Pengintegrasian ALM CPIN/TI ke
dalam SPAN
7
86%Integrasi sistem aplikasi perencanaan kas
ALM ke SPAN
ACCEL
50%Q4 2019
86%Koordinasi harian CMO-BI via
telepon dan e-mail
DONE
100%Q1 2014
86%Koordinasi mingguan DMO-BI dalam rangka penerbitan SBN
DONE
100%Q1 2014
86%Forum Harmonisasi CMO-BI-DMO
DONE
100%Q1 2014
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 43
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Liquidity Management
Memastikan kehati-hatian dalam penempatan dana
di luar Bank Indonesia
1 86%Penyusunan RPMK Penempatan di Bank
Umum
DONE
100%Q2 2014
86%Koordinasi dengan Bank Indonesia
ON TRACK
50%Q4 2014
Menilai kapabilitas TDR secara
keseluruhan dan langkah-langkah
implementasi yang dapat digunakan
2
86%Assessment operasionalitas dan
kapabilitas TDR
DONE
100%Q1 2014
Menganalisis dan memilih metodologi
reserve balance target
1
86%Assessment operasionalitas dan
kapabilitas TDR
DONE
100%Q1 2014
Menghitung target saldo kas
berdasarkan pola historis, kebijakan pemerintah dan
asumsi masa depan
2
86%Assessment operasionalitas dan
kapabilitas TDR
DONE
100%Q1 - Q3 2014
Membuat MOU dengan Bank Indonesia terkait penarikan dana harian dan memfasilitasi data
sharing
1
Melaksanakan koordinasi dengan BI terkait aturan
dan volume maksimal
penempatan di bank umum oleh
TDR
2
86%Penyusunan MoU Kemenkeu dengan
Bank Indonesia
ON TRACK
50%Q4 2014
86%Penyusunan MoU Kemenkeu dengan
Bank Indonesia
ON TRACK
75%Q4 2014
Koordinasi dengan BI dalam perdagangan
valuta asing
3
86%Penyusunan MoU Kemenkeu dengan
Bank Indonesia
ON TRACK
50%Q2 2015
Sharing data CPIN dengan BI
4
86%Penyusunan MoU Kemenkeu dengan
Bank Indonesia
DONE
100%Q2 2014
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 44
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Mengusulkan target saldo kas untuk komite ALM dan merumuskannya dalam kebijakan
3 86%Penyusunan RPMK Penempatan di Bank
Umum
DONE
100%Q2 2014
86%Koordinasi dengan Bank Indonesia
ON TRACK
50%Q4 2014
Membuat AFS baru
1
86%Pembuatan Aplikasi Perencanaan Kas
Generasi Kedua (APS dan APK)
DONE
100%Q1 2014
Mendorong pengumpulan data
perkiraan penarikan dana terutama dari
satker dengan pengeluaran besar sebelum tanggal
pembayaran sebagai panduan jumlah dana
yang disiapkan
2
86%Penyelesaian Konsep RPMK Perencanaan
Kas Generasi Kedua
DONE
100%Q4 2014
Mencatat kepatuhan dan akurasi satker dalam
mengumpulkan data dan laporan dalam bentuk
score card
3
86%Penyelesaian Konsep RPMK Perencanaan
Kas Generasi Kedua
DONE
100%Q4 2014
Liquidity Management
Membuat MOU dengan Bank Indonesia terkait penarikan dana harian dan memfasilitasi data
sharing
1
Melaksanakan koordinasi dengan BI terkait aturan
dan volume maksimal
penempatan di bank umum oleh
TDR
2
86%Penyusunan MoU Kemenkeu dengan
Bank Indonesia
ON TRACK
50%Q4 2014
86%Penyusunan MoU Kemenkeu dengan
Bank Indonesia
ON TRACK
75%Q4 2014
Koordinasi dengan BI dalam perdagangan
valuta asing
3
86%Penyusunan MoU Kemenkeu dengan
Bank Indonesia
ON TRACK
50%Q2 2015
Sharing data CPIN dengan BI
4
86%Penyusunan MoU Kemenkeu dengan
Bank Indonesia
DONE
100%Q2 2014
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 45
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Mengusulkan target saldo kas untuk komite ALM dan merumuskannya dalam kebijakan
3 86%Penyusunan RPMK Penempatan di Bank
Umum
DONE
100%Q2 2014
86%Koordinasi dengan Bank Indonesia
ON TRACK
50%Q4 2014
Membuat AFS baru
1
86%Pembuatan Aplikasi Perencanaan Kas
Generasi Kedua (APS dan APK)
DONE
100%Q1 2014
Mendorong pengumpulan data
perkiraan penarikan dana terutama dari
satker dengan pengeluaran besar sebelum tanggal
pembayaran sebagai panduan jumlah dana
yang disiapkan
2
86%Penyelesaian Konsep RPMK Perencanaan
Kas Generasi Kedua
DONE
100%Q4 2014
Mencatat kepatuhan dan akurasi satker dalam
mengumpulkan data dan laporan dalam bentuk
score card
3
86%Penyelesaian Konsep RPMK Perencanaan
Kas Generasi Kedua
DONE
100%Q4 2014
Liquidity Management
Memulai Data perkiraan Harian dengan BI
5
Menganalisa berbagai
kemungkinan strategi dan
instrumen yang digunakan untuk mengelola valuta
asing
1
86%Kajian Pengelolaan Valuta Asing dan
Likuiditas
DONE
100%Q3 2014
86%Pertukaran prakiraaan data kas harian
dengan BI
DONE
100%Q2 2014
Mengusulkan kebijakan pengelolaan valuta asing yang dapat
disetujui oleh komite ALM
2
86%Penyusunan RPMK Pengelolaan Valuta
Asing
DONE
100%Q3 2014
Memformulasikan kebijakan pengelolaan valuta asing kedalam
peraturan
3
86%Penyusunan RPMK Pengelolaan Valuta
Asing
DONE
100%Q4 2014
Mengusulkan kepada Bank
Indonesia untuk mengijinkan aturan
perdagangan valuta asing yang lebih baik antara Kementerian Keuangan dengan Bank Indonesia
4
Koordinasi dengan Bank
Indonesia dalam jumlah valuta asing yang
diperdagangkan dan yang sesuai dengan strategi kebijakan
moneter dan cadangan valuta asing Bank
Indonesia
5
86%Diskusi mengenai kemungkinan
pengelolaan valas di luar BI
ON TRACK
75%Q4 2014
86%Meminta BI untuk mengakomodasi
pertukaran cross curency
ON TRACK
25%Q4 2014
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 46
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Liquidity Management
Memulai Data perkiraan Harian dengan BI
5
Menganalisa berbagai
kemungkinan strategi dan
instrumen yang digunakan untuk mengelola valuta
asing
1
86%Kajian Pengelolaan Valuta Asing dan
Likuiditas
DONE
100%Q3 2014
86%Pertukaran prakiraaan data kas harian
dengan BI
DONE
100%Q2 2014
Mengusulkan kebijakan pengelolaan valuta asing yang dapat
disetujui oleh komite ALM
2
86%Penyusunan RPMK Pengelolaan Valuta
Asing
DONE
100%Q3 2014
Memformulasikan kebijakan pengelolaan valuta asing kedalam
peraturan
3
86%Penyusunan RPMK Pengelolaan Valuta
Asing
DONE
100%Q4 2014
Mengusulkan kepada Bank
Indonesia untuk mengijinkan aturan
perdagangan valuta asing yang lebih baik antara Kementerian Keuangan dengan Bank Indonesia
4
Koordinasi dengan Bank
Indonesia dalam jumlah valuta asing yang
diperdagangkan dan yang sesuai dengan strategi kebijakan
moneter dan cadangan valuta asing Bank
Indonesia
5
86%Diskusi mengenai kemungkinan
pengelolaan valas di luar BI
ON TRACK
75%Q4 2014
86%Meminta BI untuk mengakomodasi
pertukaran cross curency
ON TRACK
25%Q4 2014
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 47
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Liquidity Management
Liquidity Management
3.LaporanKinerjaFungsiSpecial Mission
Inisiatif Utama Fungsi Special Mission1. Memperjelas tujuan, aspirasi dan strategi perangkat special mission 2. Menerapkan kepemilikan, tata kelola, pelaporan dan struktur hukum yang jelas3. Menempatkan proses special mission yang tepat
Penjabaran Kegiatan Utama dari 3 Inisiatif Utama Fungsi Special Mission :
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 48
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
InisiatifUtamaFungsiSpecialMission
Memperjelas tujuan, aspirasi dan strategi perangkat special
mission
1
86%Memulai mengkaji strategi dan mandat
perangkat special mission (berpotensi dipimpin oleh BKF)
DONE
100%
Q2 2014
86%Mengkaji kebijakan dan undang-undang yg
diidentifikasi sbg penghambat perangkat special mission utk memenuhi tujuannya
DONE
100%Q2 - Q4 2014
Tim transformasi memulai mengkaji kebijakan dan undang-undang yg mengatur perangkat special mission & menilai apakah mereka
dapat ditingkatkan untuk memenuhi obyektifnya
DONE
100%Q2 - Q4 2014
86%Bekerja bersama dgn stakeholder utama
untuk memvalidasi temuanDONE
100%Q3 - Q4 2014
86%Membentuk tim transformasi yang dipimpin oleh Sesditjen (DJKN,DJPB,BKF dan KaRo Organta) yang terdiri dari anggota Es 2 dan Es 3 untuk
mengusulkan dan mengimplementasikan proses transisi yang akan disetujui steerco
perbendaharaanDONE
100%
Q1 2014
Menerapkan kepemilikan, tata kelola, pelaporan
dan struktur hukum yang jelas
2 86%Menentukan struktur tata kelola baru
berdasarkan jumlah dan ukuran special mission yang tersisa
ON TRACK*
50%Q1 2014
86%Menugaskan pimpinan yang akan memimpin
proses transformasi DONE
100%Q1 2014
86%Merancang rencana transisi organisasi
ON TRACK*
50%Q1 - Q4 2014
Menempatkan proses special
mission yang tepat
3
86%Menyertakan pengawasan proses transisi special
missions sebagai agenda untuk steerco perbendaharaan
ON TRACK*
75%Q1 - Q4 2014
*) Sesuai hasil rapat dengen CTO terkait cetak biru TK, target penyelesaian inisiatif strategis ini disesuaikan ulang.
Liquidity Management
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 49
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Memperjelas tujuan, aspirasi dan strategi perangkat special
mission
1
86%Memulai mengkaji strategi dan mandat
perangkat special mission (berpotensi dipimpin oleh BKF)
DONE
100%
Q2 2014
86%Mengkaji kebijakan dan undang-undang yg
diidentifikasi sbg penghambat perangkat special mission utk memenuhi tujuannya
DONE
100%Q2 - Q4 2014
Tim transformasi memulai mengkaji kebijakan dan undang-undang yg mengatur perangkat special mission & menilai apakah mereka
dapat ditingkatkan untuk memenuhi obyektifnya
DONE
100%Q2 - Q4 2014
86%Bekerja bersama dgn stakeholder utama
untuk memvalidasi temuanDONE
100%Q3 - Q4 2014
86%Membentuk tim transformasi yang dipimpin oleh Sesditjen (DJKN,DJPB,BKF dan KaRo Organta) yang terdiri dari anggota Es 2 dan Es 3 untuk
mengusulkan dan mengimplementasikan proses transisi yang akan disetujui steerco
perbendaharaanDONE
100%
Q1 2014
Menerapkan kepemilikan, tata kelola, pelaporan
dan struktur hukum yang jelas
2 86%Menentukan struktur tata kelola baru
berdasarkan jumlah dan ukuran special mission yang tersisa
ON TRACK*
50%Q1 2014
86%Menugaskan pimpinan yang akan memimpin
proses transformasi DONE
100%Q1 2014
86%Merancang rencana transisi organisasi
ON TRACK*
50%Q1 - Q4 2014
Menempatkan proses special
mission yang tepat
3
86%Menyertakan pengawasan proses transisi special
missions sebagai agenda untuk steerco perbendaharaan
ON TRACK*
75%Q1 - Q4 2014
*) Sesuai hasil rapat dengen CTO terkait cetak biru TK, target penyelesaian inisiatif strategis ini disesuaikan ulang.
Transformation Definitionnoun trans·for·ma·tion \ˌtran(t)s-fər-ˈmā-shən: a complete or major change in someone's or something's appearance, form, etc.
In an organizational context, a process of profound and radical change that orients an organization in a new direction and takes it to an entirely different level of effectiveness. Unlike 'turnaround' (which implies incremental progress on the same plane) transformation implies a basic change of character and little or no resemblance with the past configuration or structure.
Innovation Definitionnoun in·no·va·tion \ˌi-nə-ˈvā-shən\: a new idea, device, or method: the act or process of introducing new ideas, devices, or methods
The process of translating an idea or invention into a good or service that creates value or for which customers will pay.To be called an innovation, an idea must be replicable at an economical cost and must satisfy a specific need. Innovation involves deliberate application of information, imagination and initiative in deriving greater or different values from resources, and includes all processes by which new ideas are generated and converted into useful products. In business, innovation often results when ideas are applied by the company in order to further satisfy the needs and expectations of the customers. In a social context, innovation helps create new methods for alliance creation, joint venturing, flexible work hours, and creation of buyers' purchasing power.Innovation is synonymous with risk-taking and organizations that create revolutionary products or technologies take on the greatest risk because they create new markets.
(http://www.merriam-webster.com)(http://www.businessdictionary.com)
Transformation & Innovation Definition
86%Tim transformasi memulai mengkaji kebijakan dan undang-undang yg mengatur perangkat
special mission & menilai apakah mereka dapat ditingkatkan untuk memenuhi obyektifnya
ON TRACK
100%
Q4 2014
Memulai mengkaji strategi dan mandat
perangkat special mission (berpotensi dipimpin oleh BKF)
1
86%Memulai mengkaji strategi dan mandat
perangkat spesial mission
ON TRACK
100%Q2 2014
Bekerja bersama dengan stakeholder
utama utk memvalidasi
temuan
2
86%Bekerjasama dengan stakeholder utama untuk
memvalidasi temuan
ON TRACK
100%Q4 2014
Tim transformasi
memulai mengkaji kebijakan dan
undang-undang yg mengatur perangkat special
mission & menilai apakah mereka dapat ditingkatkan
untuk memenuhi obyektifnya
3
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 50
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
86%Tim transformasi memulai mengkaji kebijakan dan undang-undang yg mengatur perangkat
special mission & menilai apakah mereka dapat ditingkatkan untuk memenuhi obyektifnya
ON TRACK
100%
Q4 2014
Memulai mengkaji strategi dan mandat
perangkat special mission (berpotensi dipimpin oleh BKF)
1
86%Memulai mengkaji strategi dan mandat
perangkat spesial mission
ON TRACK
100%Q2 2014
Bekerja bersama dengan stakeholder
utama utk memvalidasi
temuan
2
86%Bekerjasama dengan stakeholder utama untuk
memvalidasi temuan
ON TRACK
100%Q4 2014
Tim transformasi
memulai mengkaji kebijakan dan
undang-undang yg mengatur perangkat special
mission & menilai apakah mereka dapat ditingkatkan
untuk memenuhi obyektifnya
3
DetailKegiatanFungsiSpecialMission
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 51
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Special Mission
86%Mengkaji kebijakan dan undang-undang yg diidentifikasi sbg penghambat perangkat special
mission untuk memenuhi tujuannya
DONE
100%
Q4 2014
Mengkaji kebijakan dan
undang-undang yg diidentifikasi sbg
penghambat perangkat special mission untuk memenuhi tujuannya
4
Menentukan struktur tata kelola baru berdasarkan jumlah dan ukuran
special mission yang tersisa
1
86%Menentukan struktur tata kelola baru
berdasarkan jumlah dan ukuran special mission yang tersisa
ON TRACK
100%Q1 2014
Menugaskan pimpinan yang akan memimpin proses
transformasi
2
86%Menetapkan pimpinan yang akan memimpin
proses transformasi
DONE
100%Q2 2014
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 52
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
86%Menyertakan pengawasan proses transisi special
missions sebagai agenda untuk steerco perbendaharaan
ON TRACK
75%Q1-Q4 2014
Menyertakan pengawasan proses
transisi special missions sebagai agenda
untuk steerco perbendaharaan
1
Membentuk tim transformasi yang
dipimpin oleh Sesditjen (DJKN,DJPB,BKF dan KaRo Organta) yang terdiri dari
anggota Es 2 dan Es 3 untuk mengusulkan dan
mengimplementasikan proses transisi yang akan disetujui
steerco perbendaharaan
286%
Membentuk tim transformasi yang dipimpin oleh Sesditjen (DJKN,DJPB,BKF dan KaRo Organta) yang terdiri dari anggota Es 2 dan Es 3 untuk
mengusulkan dan mengimplementasikan proses transisi yang akan disetujui steerco
perbendaharaanDONE
100%
Q1 2014
Merancang rencana transisi organisasi
3
86%Merancang rencana transisi organisasi
ON TRACK
50%Q1-Q4 2014
Special Mission
86%Mengkaji kebijakan dan undang-undang yg diidentifikasi sbg penghambat perangkat special
mission untuk memenuhi tujuannya
DONE
100%
Q4 2014
Mengkaji kebijakan dan
undang-undang yg diidentifikasi sbg
penghambat perangkat special mission untuk memenuhi tujuannya
4
Menentukan struktur tata kelola baru berdasarkan jumlah dan ukuran
special mission yang tersisa
1
86%Menentukan struktur tata kelola baru
berdasarkan jumlah dan ukuran special mission yang tersisa
ON TRACK
100%Q1 2014
Menugaskan pimpinan yang akan memimpin proses
transformasi
2
86%Menetapkan pimpinan yang akan memimpin
proses transformasi
DONE
100%Q2 2014
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 53
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
86%Menyertakan pengawasan proses transisi special
missions sebagai agenda untuk steerco perbendaharaan
ON TRACK
75%Q1-Q4 2014
Menyertakan pengawasan proses
transisi special missions sebagai agenda
untuk steerco perbendaharaan
1
Membentuk tim transformasi yang
dipimpin oleh Sesditjen (DJKN,DJPB,BKF dan KaRo Organta) yang terdiri dari
anggota Es 2 dan Es 3 untuk mengusulkan dan
mengimplementasikan proses transisi yang akan disetujui
steerco perbendaharaan
286%
Membentuk tim transformasi yang dipimpin oleh Sesditjen (DJKN,DJPB,BKF dan KaRo Organta) yang terdiri dari anggota Es 2 dan Es 3 untuk
mengusulkan dan mengimplementasikan proses transisi yang akan disetujui steerco
perbendaharaanDONE
100%
Q1 2014
Merancang rencana transisi organisasi
3
86%Merancang rencana transisi organisasi
ON TRACK
50%Q1-Q4 2014
Accounting and Reporting
1Implementasi
Roadmap pelaksanaan
akuntansi berbasis akrual
86%Merumuskan regulasi, panduan dan kebijakan
untuk akuntansi akrual
DONE
100%
86%Pengimplementasian perubahan sistem IT untuk
akuntansi akrual
DONE
100%
Q1 2008 - Q4 2014
Q1 2011 -Q3 2014
86%Membangun kapabilitas di K/L terhadap
transisi menuju akuntasi akrual
DONE
100%Q4 2014
1
Menciptakan standar akuntansi berbasis akrual
DONEQ1 2008 - Q1 2010100%
4.LaporanKinerjaFungsiAccounting and Reporting
Inisiatif Utama Fungsi Accounting and Reporting
1. Implementasi Roadmap pelaksanaan akuntansi berbasis akrual (1-4)
2. Integrasi sistem akuntansi pusat dan daerah (5-6)3. Meningkatkan kualitas manajemen keuangan K/L dan
BUN4. Meningkatkan pengendalian internal di KL dan BUN (7)
Penjabaran Kegiatan Utama dari 4 Inisiatif Utama Fungsi Accounting and Reporting
2
4
3
Integrasi sistem akuntansi pusat dan
daerah
2 86%Membentuk Tim untuk menilai kebutuhan
pengembangan sistem IT untuk semua pemerintah daerah
DONE
100%Q1 2012 Q4 2012
86%Mengembangkan, mengimplementasikan dan memonitor interface untuk data pemerintah
daerah yang terkonsolidasi (SIKD) ON TRACK
90%Q1 2014 - Q4 2016
Meningkatkan pengendalian
internal di KL dan BUN
4 86%Berkoordinasi dengan BPKP untuk tentang
strategi reformasi dan menyusun sistem pengendalian internal untuk temuan audit
ON TRACK
15%
Q2014 – Q4 2015
Meningkatkan kualitas manajemen keuangan K/L dan
BUN
3
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 54
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Accounting and Reporting
1Implementasi
Roadmap pelaksanaan
akuntansi berbasis akrual
86%Merumuskan regulasi, panduan dan kebijakan
untuk akuntansi akrual
DONE
100%
86%Pengimplementasian perubahan sistem IT untuk
akuntansi akrual
DONE
100%
Q1 2008 - Q4 2014
Q1 2011 -Q3 2014
86%Membangun kapabilitas di K/L terhadap
transisi menuju akuntasi akrual
DONE
100%Q4 2014
1
Menciptakan standar akuntansi berbasis akrual
DONEQ1 2008 - Q1 2010100%
2
4
3
Integrasi sistem akuntansi pusat dan
daerah
2 86%Membentuk Tim untuk menilai kebutuhan
pengembangan sistem IT untuk semua pemerintah daerah
DONE
100%Q1 2012 Q4 2012
86%Mengembangkan, mengimplementasikan dan memonitor interface untuk data pemerintah
daerah yang terkonsolidasi (SIKD) ON TRACK
90%Q1 2014 - Q4 2016
Meningkatkan pengendalian
internal di KL dan BUN
4 86%Berkoordinasi dengan BPKP untuk tentang
strategi reformasi dan menyusun sistem pengendalian internal untuk temuan audit
ON TRACK
15%
Q2014 – Q4 2015
Meningkatkan kualitas manajemen keuangan K/L dan
BUN
3
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 55
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Accounting and Reporting
Menciptakan standar akuntansi
berbasis akrual
1
86%Menciptakan standart akuntansi berdasarkan
berbasis akrual
DONE
100%Q1 2010
86%Formulasi peraturan, panduan dan kebijakan
untuk akuntansi berbasis akrual
DONE
100%Q4 2014
86%Pengimplementasian perubahan sistem IT untuk
akuntansi akrual
DONE
100%Q4 2014
86%Membangun kapabilitas di K/L terhadap transisi
menuju akuntansi akrual
DONE
100%Q4 2014
Merumuskan regulasi, panduan
dan kebijakan untuk akuntansi akrual
286%
Merumuskan regulasi, panduan dan kebijakan untuk akuntansi akrual
DONE
100%Q4 2014
Pengimplementasian perubahan sistem IT
untuk akuntansi akrual
386%
Pengimplementasian perubahan sistem IT untuk akuntansi akrual
DONE
100%Q3 2014
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 56
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
DetailKegiatanFungsiAccountingandReporting
Accounting and Reporting
Menciptakan standar akuntansi
berbasis akrual
1
86%Menciptakan standart akuntansi berdasarkan
berbasis akrual
DONE
100%Q1 2010
86%Formulasi peraturan, panduan dan kebijakan
untuk akuntansi berbasis akrual
DONE
100%Q4 2014
86%Pengimplementasian perubahan sistem IT untuk
akuntansi akrual
DONE
100%Q4 2014
86%Membangun kapabilitas di K/L terhadap transisi
menuju akuntansi akrual
DONE
100%Q4 2014
Merumuskan regulasi, panduan
dan kebijakan untuk akuntansi akrual
286%
Merumuskan regulasi, panduan dan kebijakan untuk akuntansi akrual
DONE
100%Q4 2014
Pengimplementasian perubahan sistem IT
untuk akuntansi akrual
386%
Pengimplementasian perubahan sistem IT untuk akuntansi akrual
DONE
100%Q3 2014
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 57
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Membangun kapabilitas di K/L terhadap transisi menuju akuntasi
akrual
486%
Membangun kapabilitas di K/L terhadap transisi menuju akuntasi akrual
DONE
100%Q4 2014
Membentuk Tim untuk menilai kebutuhan
pengembangan sistem IT untuk
semua pemerintah daerah
186%
Membentuk Tim untuk menilai kebutuhan pengembangan sistem IT untuk semua
pemerintah daerahDONE
100%Q3 2014
Mengembangkan, mengimplementasi-
kan dan memonitor interface untuk data pemerintah daerah yang terkonsolidasi
(SIKD)
2 86%Mengembangkan, mengimplementasikan dan memonitor interface untuk data pemerintah
daerah yang terkonsolidasi (SIKD) ON TRACK
50%Q4 2016
Berkoordinasi dengan BPKP
untuk tentang strategi reformasi
dan menyusun sistem
pengendalian internal
1 86%Berkoordinasi dengan BPKP untuk tentang
strategi reformasi dan menyusun sistem pengendalian internal untuk temuan audit
ON TRACK
15%
Q4 2015
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 58
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Hambatan/Tantangan
Beberapa hambatan/tantangan atas Capaian Kinerja secara umum yaitu:1. Adanya konsepsi/rencana aksi Inisiatif Utama yang belum
jelas/masih perlu didiskusikan lebih lanjut (khususnya fungsi Special Mission) sehingga memerlukan waktu dan koordinasi bagi Initiatif Leader untuk penerapannya. Untuk sementara, tindak lanjut Inisiatif Utama untuk special mission dikordinasikan oleh CTO.
2. Pelaksanaan Inistiatif Utama yang terkait dengan pihak luar Kementerian Keuangan (seperti Bank Indonesia) yang belum terdukung. Walapun sudah ada tindak lanjut koordinasi antara pimpinan lembaga, kesepakatan untuk operasionalisasi Treasury Dealing Room belum terselesaikan
3. Pelaksanaan Inisiatif Utama yang melibatkan antar unit (baik antar unit Eselon I seperti di fungsi Special Mission dan di fungsi Liquidity Management, maupun antar unit Eselon II di DJPB seperti di fungsi Disbursement and Receipt) yang memerlukan kesamaan pandangan untuk kelancaran pelaksanaan.
4. Pelaksanaan Inisitaif Utama yang terkait dengan pelaksanaan Inistiatif Utama lainnya, seperti Inisitaif Utama Implementasi Roadmap Strategi Akuntansi Akrual yang sangat terkait dengan pencapaian Inisiatif Utama Implementasi SPAN/SAKTI secara penuh. Untuk sementara, Aplikasi SAIBA akan diterapkan.
5. Khusus untuk implementasi SPAN, pembangunan aplikasi terintegrasi menghadapi tantangan tersendiri. Roll-out SPAN di 2014 tertunda dikarenakan hambatan Financial Integrity
atas kualitas Output Kegiatan (Hambatan penyatuan Laporan Keuangan yang dihasilkan antar eselon I ).
Change Request
Terhadap kegiatan yang diperkirakan tidak dapat terselesaikan sesuai dengan Cetak Biru, PMO Direktorat Jenderal Perbendaraan telah menyampaikan usulan Change Request (usulan perubahan rencana) untuk Rebaselining Manual Implementasi Cetak Biru kepadaCTOKementerianKeuangan.ChangeRequestdilakukanterutama untuk merubah tahun target penyelesaian kegiatan utama dari tiap fungsi. Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang masuk dalam daftar Change Request periode Bulan Desember 2014.
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 59
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
FUNGSI & KEGIATAN UTAMA TARGET CETAK BIRU DIRUBAH MENJADI
Disbursement and Receipt
1 Implementasi penuh SPAN Q4 2014 Q4 20152 Implementasi penuh SAKTI Q4 2015 Q1 20173 Pengembangan basis data penerima dan transaksi Q4 2014 Q4 2015
Liquidity Management
4Mengembangkan kebijakan, SOP, uraian pekerjaan, dan pembiayaan CPIN
Q4 2013 s.d. Q1 2014 Q4 2013 s.d. Q1 2015
5Mengembangkan fleksibilitas dalam penerbitan SPN jangka pendek untuk perencanaan kas
Q1-Q3 2014 Q1-Q2 2015
6 Memberikan akses kepada berbagai stakeholder ke CPIN Q1-Q3 2014 Q1 2014 s.d. Q2 2015
7Memastikan kehati-hatian dalam penempatan dana di Bank Indonesia
Q4 2013 s.d. Q1 2014 Q4 2013 s.d. Q4 2015
8Mengusulkan target saldo kas untuk komite ALM dan merumuskannya dalam kebijakan
Q3- Q4 2014 Q3- Q4 2015
9
Mendorong pengumpulan data perkiraan penarikan dana terutama dari satker dengan pengeluaran besar sebelum tanggal pembayaran sebagai panduan jumlah dana yang disiapkan
Q1- Q3 2014 Q1- Q4 2015
10Melaksanakan koordinasi dengan BI terkait aturan dan volume maksimal penempatan di bank umum oleh TDR
Q4 2013 s.d Q1 2014 Q4 2013 s.d Q2 2015
11Mengembangkan mekanisme koordinasi dengan BI untuk perdagangan Valas
Q3 – 2014 Q2 - 2015
12Mengajukan Ke Bank Indonesia agar mengizinkan ketentuan perdagangan valuta asing Kemenkeu yang lebih baik terhadap Bank Indonesia
Q1- Q3 2014 Q1- Q3 2015
13Koordinasi dengan Bank Indonesia dalam jumlah valuta asing yang diperdagangkan dan yang sesuai dengan strategi kebijakan moneter dan cadangan valuta asing Bank Indonesia
Q1- Q3 2014 Q1- Q4 2015
Accounting and Reporting
14Pengimplementasian perubahan system IT untuk akuntansi akrual
Q2 2014 Q4 2016
15Membangun kapabilitas di K/L terhadap transisi menuju akuntansi akrual
Q4 2014 Q4 2017
16 Pengguliran proyek pilot Q4 2014 Q4 2017
Mitigasi Kendala/ Potensi Kendala
Proses transformasi kelembagaan di Kementerian Keuangan khususnya Direktorat Jenderal Perbendaharaan tentu mengalami kendala, baik secara internal maupun eksternal. Kendala tersebut perlu diselesaikan baik ketika telah muncul maupun masih berupa potensi. Beberapa kendala/potensi kendala serta tindak lanjut rencana penyelesaiannya adalah sebagai berikut:
Kegiatan Utama :Memperkenalkan cashless choices untuk penyaluran bantuan sosial
Mekanisme penyaluran bansos melalui e-money/virtual account yang direncanakan akan diinisiasi di awal tahun 2015, berpotensi delay dikarenakan perubahan PMK belum ditetapkan.
Perlu percepatan penyesuaian PMK Bansos
Kegiatan Utama : Mendorong pengumpulan data perkiraan penarikan dana terutama dari satker dengan pengeluaran besar sebelum tanggal pembayaran sebagai panduan jumlah dana yang disiapkan
DJPB telah menyampaikan RPMK perencanaan kas kepada Biro Hukum Setjen Kemenkeu dan belum ada pembahasan untuk penetapannya .
Perlu mendorong Biro Hukum untuk mempercepat penyelesaian RPMK Perencanaan Kas di Tahun 2015
1
2
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 60
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
ISSUE DAN KENDALA/POTENSI KENDALA
TINDAK LANJUT
Kegiatan Utama: • Memastikan kehati-hatian dalam penempatan dana di luar Bank
Indonesia ;• Melaksanakan koordinasi dengan BI terkait aturan dan volume
maksimal penempatan di bank umum oleh TDR;• Koordinasi dengan BI dalam perdagangan valuta asing
DJPB sudah menginisiasi koordinasi dengan BI akan tetapi belum sesuai dengan target output (MOU) yang diharapkan dikarenakan adanya aspek monitoring policy yang dilaksanakan oleh BI.
Perlu mendorong koordinasi dengan BI melalui pemberdayaanforumkerjasamaBI–MOF(sepertiALCommittee)
Kegiatan Utama : Pengimplementasian perubahan sistem IT untuk akuntansi akrual
Aplikasi SAIBA telah dibangun, namun masih perlu penyesuaian dengan Aplikasi SPAN dan SAKTI
Perlu harmonisasi penerapan Akuntansi berbasis Akrual pada aplikasi SPAN & SAKTI
Kegiatan Utama: Menentukan struktur tata kelola baru berdasarkan jumlah dan ukuran special mission yang tersisa
• Perubahan tata kelola pada unit special missions berkaitan dengan transformasi organisasi yang sedang dalam pembahasan
• CTO ditunjuk sebagai Koordinator untuk penyelesaian Special Missions dan direncanakan untuk melakukan penyesuaian terhadap target waktu
• Perkembangan Rapat Pimpinan: Arahan untuk mengalihkan asset PIP kepada PT.SMI
Perlu berperan aktif dalam pembahasan lebih lanjut terkait transformasi organisasi untuk Special Missions (KordinasidenganSetjen,DJKN,danBKF)
Perlu dikaji pengalihan pengelolaan piutang PIP atas Pemda ke KPPN Investasi
3
4
5
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 61
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
ISSUE DAN KENDALA/POTENSI KENDALA
TINDAK LANJUT
Pengukiran
Setelah terbentuk oleh tehnik putar, clay mulai diukir dengan menggunakan alat khusus. Kehati-hatian serta akurasi yang tinggi dibutuhkan untuk memberikan torehan yang sempurna dan indah.
Tidak ada hal yang dinamakan dengan kebetulan, begitu juga hal-nya dengan kinerja kelembagaan, dimana segala hal yang terjadi telah diperhitungkan dengan cermat dengan akurasi yang tepat.
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 62
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
01 Mei 2013 Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar membuka Grand Kick Off Meeting pada tanggal
17 April 2013 Penandatanganan Kontrak Penyusunan Cetak Biru Kementerian Keuangan 2014-2025 disaksikan Menteri Keuangan (Agus Martowrdoyo) dan Sekjen Kementerian Keuangan (K.Baddarudin)
Highlights Kegiatan 2013-2014
Highlights Kegiatan Sebelum Terbentuknya PMO DJPB
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 63
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
01 Mei 2013 : Wakil Menteri Keuangan dan para pejabat eselon 1 telah menandatangani Program Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan
Highlights Kegiatan Sebelum Terbentuknya PMO DJPB
01 Mei 2013 Penandatanganan Program Transformasi Kelembagaan Kementrian Keuangan oleh para Pejabat Eselon 1 pada Grand Kick Off Meeting
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 64
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
01 Mei 2013 Dirjen Perbendaharaan Marwanto menandatangani Program Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan
17 Mei 2013 : Pembahasan Mekanisme Kerja Central Transformation Office dan Project Management Office untuk mengawal Transformasi Kelembagaan
Highlights Kegiatan Sebelum Terbentuknya PMO DJPB
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 65
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
02 Oktober 2013 Menteri Keuangan memimpin rapat Steering Committe membahas allignment Visi Misi dan allignment Bisnis Model
19 Juni 2013 Bapak Marwanto menerima penjelasan hasil tahapan diagnostic (hasil minilab) dari Konsultan Mckinsey
Highlights Kegiatan Sebelum Terbentuknya PMO DJPB
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 66
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Pada pelaksanaan Executive Seminar Transformasi Kelembagaan pada
tanggal 6 Januari 2015, di lobby Gedung Dhanapala ditampilkan pula
Galery Booth dari masing-masing tema transformasi kelembagaan
di Kementerian Keuangan. DJPB bersama DJPU dan DJKN secara
bersama tampil di booth tema perbendaharaan. Gallery Booth tema
perbendaharaanmenampilkanempatbuahquickwinsyaitu;
1. MPN G2 dari DJPB,
2. TDR dari DJPB dan DJPU,
3. SPAN dari DJPB dan
4. E-Auction dari DJKN.
Booth tema perbendaharaan merupakan booth yang banyak
menarik perhatian peserta dan panitia seminar. Tampak booth tema
perbendaharaaan yang ramai didatangi pengunjung (Gambar 1).
Bapak Marwanto Harjowiryono (Dirjen Perbendaharan – berdiri di
tengah mengenakan batik coklat) dan Bapak Robert Pakpahan (Dirjen
Pengelolaan Utang – berdiri di tengah mengenakan batik merah)
berpose bersama pejabat DJPB yang mensupervisi booth tema
perbendaharaan (Gambar2).
Display Booth Tema Perbendaharaan
Gambar 1
Gambar 2
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 67
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
30 September 2014 One on one meeting PMO dengan Iniative Leader dari FungsiDisbursement and Receipt
1 Oktober 2014 One on one meeting PMO dengan Iniative Leader dariFungsiAccounting dan Reporting
Highlights Kegiatan Setelah Terbentuknya PMO DJPB
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 68
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Highlights Kegiatan Setelah Terbentuknya PMO DJPB
7 Oktober 2014 : Diskusi/meeting antara PMO, CTO dan para Initiative Leader tentang tata cara pelaporan pencapaian implementasi cetak biru
8 Oktober 2014 : Sharing Knowledge dengan Pak Taukhid, Tenaga Pengkaji Perbendaharaan tentang manajemen perubahan
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 69
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
10 Oktober 2014: Sharing Knowledge dengan Plt. Kepala Kanwil Kepulauan Riau, Didiyk Choiroel mengenai organisasi vertikal Ditjen Perbendaharaan di masa depan
Highlights Kegiatan Setelah Terbentuknya PMO DJPB
14 Oktober 2014 : Diskusi antara PMO dengan para pemangku kepentingan (Bagian Umum dan Bagian Keuangan) membahas mengenai kartu identitas multi fungsi
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 70
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
22 Oktober 2014 : Pendalaman materi dengan Direktorat PKN terkait mekanisme pembayaran Bantuan Sosial
Highlights Kegiatan Setelah Terbentuknya PMO DJPB
30 Oktober 2014: Ketua PMO, Sudarto sedang memberikan pengarahan pada rapat intern Project Management Office terkait Bantuan Sosial
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 71
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Highlights Kegiatan Setelah Terbentuknya PMO DJPB
30 Oktober 2014: behind the scene pembuatan video Transformasi Kelembagaan DJPB (Direktur SMI sedang membaca naskah)
4 November 2014 : Pendalaman materi antara PMO dengan Bank BRI membahas kartu identitas multifungsi
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 72
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Highlights Kegiatan Setelah Terbentuknya PMO DJPB
21 November 2014 : Diskusi/meeting antara PMO, CTO dan para Initiative Leader terkait transformasi organisasi
23 Desember 2014 : Kunjungan dari CTO (Pak Adi Budiarso dan Pak Wempy Saputra) ke Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk membahas Transformasi Organisasi Kementerian Keuangan sesuai cetak biru.
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 73
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
15 November 2014 : Ketua PMO memberikan selamat kepada Direktur PKN sebagai “The Best Performance Initiave Leader” Transformasi Kelembagaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan pada Rapat Pimpinan Nasional Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Highligts Strategi Komunikasi dan Change Management 2014 (RAPIMNAS Penghargaan)
15 November 2014 : Rapat Pimpinan Nasional Direktorat Jenderal Perbendaharaan
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 74
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Gedung ini merupakan bagian dari bangunan induk Istana yang dirancang masa Daendels. Pembangunannya selesai pada tahun 1928 pada masa Du Bus.
Pada rentang waktu 12 Desember 1947 – 1 Mei 1948, Pemerintah Belanda menjadikan gedung ini sebagai Hooggerechtshof (Mahkamah Agung). Pada masa Menteri Keuangan Prijadi Praptosoehardjo (2000-2001) gedung ini dialokasikan sebagai tempat pengaturan Perbendaharaan Negara. Hingga saat ini Gedung Perbendaharaan Negara Kementerian Keuangan masih menempati Gedung Hoogiereshtshof (pengadilan tinggi) pada masa Belanda. Saat ini gedung eks Mahkamah Agung ini dikenal sebagai Gedung Prijadi Praptosuhardjo II yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
Sekilas Sejarah GedungKementerian Keuangan
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 75
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Menurut Peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Quick Wins,
Quick wins atau juga sering disebut low-hanging fruit adalah suatu inisiatif yang mudah dan cepat dicapai yang mengawali suatu program besar dan sulit. Quick wins bermanfaat untuk mendapatkan momentum awal yang positif dan kepercayaan diri untuk selanjutnya melakukan sesuatu yang berat. Sesuatu yang berat ini merupakan inti dari suatu program besar tersebut. Quick
wins untuk setiap Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah serta untuk tema tertentu dapat berupa organization quick wins, regulation quick winsatauhumanresourcequickwins.Secaraumum program quick win memiliki prinsip sebagai berikut:
1. Pengungkit Inisiatif yang dipilih bermanfaat untuk mendapatkan
momentum awal yang positif dan kepercayaan diri untuk selanjutnya melakukan sesuatu yang berat;
2. Mudah dan Cepat Inisiatif yang dipilih mudah dilaksanakan dan hasilnya cepat
dirasakan; 3. Dampak Inisiatif yang dipilih mampu memberikan dampak positif yang
besar bagi para pemangku kepentingan untuk meningkatkan kepercayaan ( trust ) dan motivasi mereka;
4. Memotivasi Inisiatif yang dipilih mudah dikerjakan dan cepat dicapai,
sehingga diharapkan dapat memotivasi individu/kelompok di dalam Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah untuk melanjutkan ke pekerjaan yang lebih berat (reformasi birokrasi);
5. Memperbaiki Inisiatif yang dipilih mampu memperbaiki sistem dan
mekanisme kerja secara organisasional di masing-masing Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah;
6. Meyakinkan dan nyata Inisiatif yang dipilih mampu meyakinkan pemangku
kepentingan, baik eksternal maupun internal, dengan cara insitiatif tersebut segera dapat memberikan manfaat yang diinginkan dan nyata yang sesuai dengan harapan mereka;
7. Independen Inisiatif yang dipilih dibawah kontrol penuh Kementerian/
Lembaga dan Pemerintah Daerah dan keberhasilannya tidak tergantung secara dominan oleh Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah lain
Kementerian Keuangan khususnya melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan pada periode 2014-2015 mengusung beberapa Quick wins guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Quick wins tersebut yaitu:1. Sistem Modul Penerimaan Negara Generasi Kedua (MPN G2) 2. Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) 3. Trasury Dealing Room (TDR) 4. Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
QUICK WINS 2014
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 76
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Arah Penyempurnaan MPN G2 Manfaat Penyempurnaan MPN G2
Dari Kondisi
Manual Billing System
Layanan over the counter
Tidak melayani seluruh transaksi penerimaan negara
Layanan single currency (Rupiah)
Disclaimer
Pengelolaan layanan & Data transaksi per unit Eselon 1 (Individual)
Menjadi
Electronic Billing System
Layanan on-line & Fleksibel
Melayani seluruh transaksi penerimaan negara
Layanan Multiple Currencies (Termasuk Vallas)
WTP
Pengelolaan layanan & Data transaksi bersama dan terkoordinasi
Akuntabilitas, Fleksibilitas & Kecepatan Penguasaan Kas
Ketersediaan layanan tanpa tergantung waktu & tempat
Akuntabilitas seluruh data transaksi penerimaan negara
Ketersediaan kas dalam berbagai jenis valuta
Kepercayaan publik
Kesatuan databasa & Informasi penerimaan negara
1
2
3
4
5
6
DJPBN (SISPEN).2006 s.d. 2014 : Disatukan dalam satu sistem yaitu MPN
(koordinasi ada di DJP).2014- : MPN-G2 (koordinasi ada di DJPBN)
Tabel Penyempurnaan MPN G2
Alur Proses Pembayaran MPN G2 dibangun dengan memanfaatkan teknologi informasi, maka persyaratan yang harus dimiliki oleh pengguna layanan adalah akses internet dan akun email. Urutan langkah yang harus dilakukan pengguna layanan MPN G2, yaitu: Registrasi, dilakukan sekali seumur hidup; Pembuatan Billing, dilakukan setiap akan melakukan pembayaran pajak atau PNBP dan; Pembayaran, dilakukan setelah mendapat kode billing. Pembayaran dapat
1. Sistem Modul Penerimaan Negara Generasi Kedua (MPN G2)
DefinisiModul Penerimaan Negara Generasi 2 (MPN G2) adalah penyempurnaan dari modul penerimaan Negara sebelumnya yang memuat serangkaian prosedur mulai dari penerimaan, penyetoran, pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan berhubungan dengan penerimaan negara. Penyempurnaan dilakukan dengan menggunakan Electronic Billing System dan memanfaatkan chanelling pembayaran perbankan dalam melakukan penyetoran penerimaan negara. Sistem Billing adalah Sistem yang memfasilitasi penerbitan kode billing dalam rangka pembayaran atau penyetoran penerimaan negara secara elektronik tanpa perlu membuat Surat Setoran (SSP, SSBP, SSPB) manual.Saat ini, baru dua portal yang dapat diakses oleh pengguna layanan yaitu http://sse.pajak.go.id untuk penyetoran pajak dan http://www.simponi.kemenkeu.go.id untuk penyetoran penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Untuk setoran bea cukai baru dapat diakses oleh petugas bea cukai.
Kilas Balik Pengelolaan Penerimaan Negara dan Penyempurnaan MPN G2Kilas Balik Sebelum 2006 : Pengelolaan Penerimaan Negara dilakukan secara
terpisah oleh DJP (MP3), DJPBC (EDI), dan
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 77
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
dilakukan melalui Teller, ATM atau Internet Banking. Khusus untuk penyetoran pajak, pengguna layanan harus terlebih dahulu memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).
Lebih Mudah! • Tidakperlulagimengantridiloket
teller untuk melakukan pembayaran. Transaksi dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja melalui ATM, Internet Banking dan EDC;
• Tidakperlulagimembawalembaran SSP/SSBP ke Bank Persepsi. cukup membawa catatan kecil berisi Kode Billing
Lebih Cepat! • Melakukantransaksipembayaran
pajak/PNBP hanya dalam hitungan menit dari mana pun Anda berada;
• AntriandiBankakansangatcepatberkurang karena teller tidak perlu lagi memasukkan data pembayaran pajak/PNBP.
Lebih Akurat!• Kesalahandatapembayaran,
seperti Kode Akun dan Kode Jenis Setoran, dapat terminimalisasi secara sistem;
• Kesalahanentrydatayangbiasa terjadi di teller dapat terminimalisasi.
Proses PenyelesaianSampai dengan annual book ini dicetak, Jumlah Bank yang sudah melakukan transaksi melalui MPN G2 sebanyak 22 Bank dari 82 Bank yang melakukan penerimaan pada MPN versi terdahulu. Target untuk tahun 2015 adalah sebanyak 21 Bank dan memperbanyak media pembayaran/penyetoran penerimaan negara.
Keuntungan MPN G2 (Billing System)
Rp
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 78
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
RpTELLER
ATM
e- Banking
EDC
Setor tunai
Struk ATM sbg BPN
BPN
Debet Rekening
Konfirmasi berlaku sebagai BPN
Debet Rekening
Struk ATM sbg BPN
Debet Rekening
Wajib pajak/Wajib Setor/Wajib Bayar
Portal Pajak/Simponi
InputSetoran
KodeBilling
http://sse.pajak.go.idwww.simponi.kemenkeu.go.id
Pendaftaran/RegistrasiPerekaman Data SetoranPenerbitan Kode Billing
RpTELLER
ATM
e- Banking
EDC
RpTELLER
ATM
e- Banking
EDC
RpTELLER
ATM
e- Banking
EDC
Setor tunai
Struk ATM sbg BPN
BPN
Debet Rekening
Konfirmasi berlaku sebagai BPN
Debet Rekening
Struk ATM sbg BPN
Debet Rekening
Wajib pajak/Wajib Setor/Wajib Bayar
Portal Pajak/Simponi
InputSetoran
KodeBilling
http://sse.pajak.go.idwww.simponi.kemenkeu.go.id
Pendaftaran/RegistrasiPerekaman Data SetoranPenerbitan Kode Billing
Rp. 123Rp. 123
Gambar Alur Proses Pembayaran melalui MPN G2
Bukti Penerimaan Negara (BPN) adalah dokumen yang diterbitkan oleh Bank/Pos Persepsi atas transaksi penerimaan negara dengan teraan NTPN dan NTB/NTP sebagai sarana administrasi lain yang kedudukannya disamakan dengan surat setoran
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 79
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Dengan MPN G2, kemudahan dalam membayar pajak tidak perlu ke bank lagi tidak perlu secara manual, tinggal pakai internet, jadi praktis
Testimoni MPN G2
Dani (PTCahaya Bandung Jaya)
Dengan MPN G2, sekarang saya bisa bayar pajak kapan saja, tengah malam pun bisa, jadi harusnya tidak boleh terlambat bayar pajak”
Patrisia (PT tanjung Bersinar)
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 80
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
2. Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN)
Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) adalah program transformasi berskala besar yang menempatkan Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Direktorat Jenderal Anggaran dan Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan sebagai leading institutions, meliputi pembangunan sistem perbendaharaan dan anggaran negara yang sesuai dengan best practices, serta didukung oleh sistem informasi yang modern, baik yang terkait dengan software maupun hardware.
SPAN menggabungkan beberapa fungsi, seperti Perencanaan Anggaran, Pelaksanaan Anggaran, Manajemen Kas, Akuntansi &
Pelaporan dalam satu Sistem Informasi Keuangan Negara yang Terintegrasi.Sistem Informasi Keuangan Negara yang Terintegrasi:• Mendokumentasikan setiap transaksi keuangan dan
mendukung penyajian laporan keuangan dan managerial• Didesain dengan relasi yang baik antara pemilihan software,
hardware, SDM, prosedur, kontrol, dan data• Operasi terotomasi secara penuh serta bermuara pada
database yang terpusat
Pilar SPAN Terdapat 3 (tiga) pilar dalam pengembangan SPAN, yaitu :
a. Penyempurnaan Proses Bisnis (BPI)Penelahaan dan perbaikan Treasury Model yang mengacu pada best practices dan kekhasan pada Kementrian Keuangan. BPI bertujuan menyelaraskan antara bisnis proses di DJA dan di DJPBN sehingga menjadi landasan untuk pelaksanaan Commercial Of The
Shelf (COTS) solution SPAN
SPAN terdiri atas modul-modul yang dapat dikelompokkan dalam tiga proses yaitu : 1. Perencanaan Anggaran, yang terdiri atas Modul Penyusunan
Anggaran (Budget Preparation)2. Pelaksanaan Anggaran, yang terdiri atas : 1) Modul Manajemen DIPA (Management of Spending
Authority) 2) Modul Manajemen Komitmen (Commitment
Management) 3) Modul Manajemen Pembayaran (Payment Management) 4) Modul Penerimaan Negara (Government Receipt ) 5) Modul Manajemen Kas (Cash Management) 3. Akuntansi dan Pelaporan yang terdiri dari : 1) Modul Modul Buku Besar dan Bagan Akun Standar 2) Modul Pelaporan (Reporting)
span
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 81
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
b. Teknologi Informasi (IT) Solusi COTS (Commercial Off The Shelf) menfasilitasi dan mengotomasi implementasi Trasury Model. Program aplikasi berbasis COTS adalah program aplikasi yang dibuat secara khusus oleh perusahaan penyedia software berdasarkan ‘best practices of
business process’ pada bidang bersangkutan, sehingga program aplikasi tersebut dapat digunakan secara umum oleh semua institusi untuk menangani bidang bersangkutan.
Gambar komponen SPAN
c. Manajemen Perubahan dan Komunikasi (CMC)Mempersiapkan organisasi dan sumber daya manusia untuk menerima mindset dan cara kerja baru.
KeunggulanSPAN menyempurnakan pengelolaan keuangan negara melalui integrasi sistem manajemen keuangan negara, penerapan akuntansi akrual, penyatuan database pengelolaan keuangan negara, dan kemudahan akses bagi pengguna. SPAN akan meningkatkan efektivitas, efisiensi, akuntabilitas, dan transparansi dalam pengelolaan keuangan negara seperti : 1. Otomatisasi proses operasional penganggaran dan
perbendaharaan;2. Keandalan proses penganggaran dan pengelolaan kas, aset
dan utang pemerintah;3. Efisiensi layanan kepada Kementerian/Lembaga, masyarakat
dan perbankan;4. Akuntabilitas melalui penyusunan dan penyajian LK yang lebih
komprehensif, akurat dan tepat waktu;5. Rekonsiliasi yang andal, akurat serta tepat waktu antara
pemerintah dan perbankan;6. Jejak audit (audit trail);7. Integrasikan data pada berbagai sub sistem manajemen
keuangan pemerintah.
Perencanaan Anggaran hingga Pelaksanaan Anggaran
Perencanaan Anggaran hingga Pelaksanaan Anggaran
RKA-KL DIPA SP2D ManajemenKas
Akuntansi/Pelaporan
SEMULA
MENJADI
Sistem yang ada terkotak- kotak berdasarkan fungsi
Sistem SPAN akan berorientasi kepada proses
BP SA CM PM GL
SatKer di K/Ls
SatKer di K/Ls
DJPBN
PROSESBISNIS
PUSINTEK
INFRASTRUKTUR IT
DJA
MANAJEMENPERUBAHAN
span
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 82
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Perencanaan Anggaran hingga Pelaksanaan Anggaran
Perencanaan Anggaran hingga Pelaksanaan Anggaran
Perencanaan Anggaran hingga Pelaksanaan Anggaran
Perencanaan Anggaran hingga Pelaksanaan Anggaran
RKA-KL
DIPA
SP2D
Manajemen Kas
Akuntansi/ Pelaporan
RKA-KL
DIPA
SP2D
Manajemen Kas
Akuntansi/ Pelaporan
SEMULA
MENJADI
Sistem SPAN akan berorientasi kepada proses
SatKer di K/Ls
SatKer di K/Ls
BP
SA
CM
PM
GL
Proses PenyelesaianProses Penyelesaian SPAN membutuhkan perpanjangan waktu penyelesaian yang semula direncanakan full implementasi pada akhir2014menjaditahun2015dikarenakanadanyaisuFinancialIntegrity (Penyatuan Laporan Keuangan) yang belum terselesaikan sehingga memerlukan eskalasi dan dukungan dari Steering Committee dan Tim RPPN SPAN yang melibatkan pimpinan Kementerian Keuangan.
Sampai dengan annual book ini dicetak, Roll Out I 2015 sebanyak 16 Kanwil dan 78 KPPN telah selesai dilaksanakan pada tanggal 2-17 Januari. Rool out II 2015 direncanakan pada 25 Januari -7 Februari2015di10Kanwildan39KPPN.DenganselesainyarolloutII tersebut SPAN telah siap beroperasi pada semua Instansi Vertikal DJPBN.
Gambar Perbandingan Database antara sistem lama dan SPAN
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 83
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Dengan SPAN, kami sebagai satuan kerja dapat lebih cepat memantau pencairan dana
Testimoni SPAN
Retno (satker lembaga administrasi negara)
Kami tidak perlu lagi datang ke kppn untuk mengetahui apakah tagihan kami disetujui atau ditolak dengan adanya email notifikasi dari SPAN
Ikhwan Ciptadi (satker kementerian perekonomian)
spanDIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 84
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
3. Treasury Dealing Room (TDR)
Treasury Dealing Room (TDR) merupakan tempat dilangsungkannya proses pengelolaan kelebihan kas negara. TDR berfungsi dalam mengelola likuiditas (merencanakan dan mengendalikan arus kas), mengelola reserved fund dalam bentuk aset portofolio yang menghasilkan serta mengalokasikan berdasarkan kondisi liability beserta risiko-risikonya sehingga mendapatkan sumber pembiayaan yang paling murah.
Secara teknis, operasional TDR dilakukan dalam bentuk kegiatan investasi jangka pendek yang meliputi:• penempatanuangnegarapadaBankIndonesia,• penempatanuangnegarapadaBankUmum,• pembelian(repo)SBNdaripasarsekunder,dan/ataureverse
repo. Pada tahap awal operasional TDR akan dilakukan dalam bentuk penempatan uang negara pada bank umum.
Kebijakan pengembangan TDR ini didasarkan pada adanya keperluan Pemerintah Republik Indonesia didalam pengelolaan keuangan negara atas jasa-jasa treasury dalam rangka mendukung Menteri Keuangan RI selaku bendahara umum negara sebagaimana dinyatakan di dalam Undang–Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah dan diatur lebih lanjut oleh Menteri Keuangan RI melalui Peraturan Menteri Keuangan No.03/PMK.05/2010 tentang Pengelolaan Kelebihan/kekurangan Kas Pemerintah.
Sejalan dengan transformasi kelembagaan yang lakukan oleh kementerian keuangan mulai tahun 2014, fungsi dan keberadaan TDR merupakan bagian dari pelaksanaan fungsi perbendaharaan sebagaimana disebutkan dalam KMK Nomor 36/KMK.01/2014 tentang Cetak Biru Program Transformasi Kelembagaan
"Dalam hal tertentu kita kekurangan uang dalam Rupiah, sebagian US Dollar yang dipunyai negara bisa dikonversi ke rupiah untuk pemulihan liquiditas
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 85
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Kementerian Keuangan Tahun 2014-2025. Implementasi TDR ditargetkan dapat terlaksana pada tahun 2014.
Keberadaan TDR menjadi cukup strategis bagi Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang bertugas sebagai Kuasa Bendahara Umum Negara. Hal tersebut merupakan perwujudan dari upaya untuk menjadi manajer perbendaharaan negara yang unggul di tingkat dunia melalui pengelolaan kas yang efisien, optimal serta proaktif memanfaatkan kelebihan kas negara pada periode tertentu untuk meningkatkan kemakmuran negara dan rakyat Indonesia. Selain itu, TDR juga merupakan bagian dari upaya Ditjen Perbendaharaan untuk berdiri sejajar dengan negara lain yang telah lebih dahulu memiliki TDR seperti Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Australia, dan Singapura.
Dalam mewujudkan TDR yang modern dan unggul memerlukan persiapan yang matang dan berkesinambungan. Direktorat Jenderal Perbendaharaan te;ah melakukan berbagai langkah dimulai dari mempersiapkan peraturan sebagai payung hukum pelaksanaan TDR, mendidik sumber daya manusia yang akan bertindak sebagai manajer investasi, mempersiapkan struktur organisasi pengelola TDR hingga mempersiapkan sarana dan prasarana gedung serta infrastruktur teknologi informasi yang akan digunakan. Semua persiapan tersebut di atas telah diselesaikan pada tahun 2014.
Namun pelaksanaan TDR belum dapat dilaksanakan secara penuh pada tahun 2014 karena masih hambatan, yaitu keberatan pihak Bank Indonesia terhadap jumlah penempatan dana pada TDR yang
dianggap dapat berpengaruh pelaksanaan kebijakan moneter. Untuk menyelesaikan hambatan ini Direktorat Pengelolaan Kas sedang dalam proses menjawab keraguan Bank Indonesia tersebut di atas. Disebabkan oleh hambatan tersebut di atas, operasional
TDR ditunda dan ditargetkan grand launching TDR akan dilaksanakan pada tahun 2015.
Selanjutnya transformasi kelembagaan Kementerian Keuangan juga mengamanatkan penyatuan dua unit pengelola dealing room, yaitu TDR yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan dealing room yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutang tanpa menghilangkan sasaran segmentasi kelolaan yang telah didesain. Penyatuan tersebut didasarkan pada penajaman peran dealing room yang telah dimiliki oleh kedua unit, dimana dealing room Ditjen Pengelolaan Utang lebih fokus kepada tujuan penerbitan dan redemsi surat utang pemerintah melalui instrumen utang dengan jangka waktu panjang (90 hari atau lebih). Sedangkan TDR Ditjen Perbendaharaan fokus kepada tujuan pengelolaan likuiditas melalui instrumen pasar uang, penempatan uang di bank komersil, pengelolaan mata uang asing dengan jangka waktu pendek (maksimal 90 hari).
Dengan demikian penyatuan keduanya merupakan langkah maju dalam pengelolaan likuiditas yang efisien yang akan mewujudkan single dealing room kementerian keuangan dengan nama Treasury
Dealing Room. Operasional TDR setelah penyatuan ditargetkan dapat terlaksanan mulai tahun 2018.
" Keberadaan TDR menjadi cukup strategis bagi Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang
bertugas sebagai Kuasa Bendahara Umum Negara. Hal tersebut merupakan perwujudan dari upaya untuk menjadi manajer perbendaharaan negara
yang unggul di tingkat dunia melalui pengelolaan kas yang efisien, optimal serta proaktif
memanfaatkan kelebihan kas negara pada periode
tertentu untuk meningkatkan kemakmuran negara dan
rakyat Indonesia"
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 86
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
4. Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
Kenapa harus akrual ?Sesuai Undang-Undang Nomor UU 17/2003 tentang Keuangan Negara, Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun. Kemudian berdasarkan Undang-Undang Nomor UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara, Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya tahun anggaran 2008, namun sebagai pelaksanaannya berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor PP 71/2010 menegaskan bahwa Implementasi basis akrual dilaksanakan paling lambat tahun 2015.
Apa itu akrual ?Akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi atau peristiwa akuntansi diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas diterima atau dibayarkan. Aset diakui pada saat potensi ekonomi masa depan diperoleh dan mempunyai nilai yang dapat diukur dengan andal. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul.
FUNGSIMIDDLE OFFICE
FUNGSIBACK OFFICE
SubditSetelmen,
Akuntansi danPelaporan
Keuangan Kas
SubditSetelmen,
Akuntansi danPelaporan
Transaksi TDR
SubditSetelmen,
Akuntansi danPelaporan
Keuangan Kas
SubditSetelmen,
Akuntansi danPelaporan
Transaksi TDR
SubditOptimalisasi Kas
SeksiPengelolaan
Likuiditas
SeksiInvestasi Surat
Berharga
SeksiPengelolaanPenempatan
Uang
SeksiPengelolaan
Valas
FUNGSIFRONT OFFICE
SubditOptimalisasi Kas
SeksiPengelolaan
Likuiditas
SeksiInvestasi Surat
Berharga
SeksiPengelolaanPenempatan
Uang
SeksiPengelolaan
Valas
FUNGSIFRONT OFFICE
SubditKebijakan TDR dan Manajemen Resiko
SeksiPeraturan dan
Kepatuhan
SeksiRiset Ekonomi dan
Pengembangan Strategi
SeksiManajemen Resiko,
Portofolio dan Dukungan ALLCO
SubditKebijakan TDR dan Manajemen Resiko
SeksiPeraturan dan
Kepatuhan
SeksiRiset Ekonomi dan
Pengembangan Strategi
SeksiManajemen Resiko,
Portofolio dan Dukungan ALLCO
Contoh 1:
PenerbitanLaporan
Keuangan
Penerimaan uang10 Jan ‘13
Peristiwa Sewa25 Des ‘12
1 Jan ‘12 31 Des ‘12
PenerbitanLaporan
Keuangan
31 Des ‘12
Basis Akrual:Pendapatan
dilaporkan pada laporan 2012 (LO)
Basis Kas:Pendapatan
dilaporkan pada laporan 2013 (LRA)
AKRUAL VS KAS
DokumenSumber
Transaksi
Proses Akuntansi- Analisa Transaksi- Jurnal/Entries- Posting
- LRA- LD- Neraca- LAK- CaLK
- Relevan- Handal- Dapat Dibandingkan- Dapat Dipahami
Input Process Output
Saldo Awal TransaksiAnggaran
TransaksiAkrual
TransaksiLainnya
TransaksiBerjalan
Standar, Kebijakan dan Sistem Akuntansi
PROSES BISNIS SAIBAAkrual Vs Kas
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 87
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Manfaat akrual1. Memberikan gambaran yang utuh atas posisi keuangan
pemerintah2. Menyajikan informasi yang sebenarnya mengenai hak dan
kewajiban pemerintah3. Bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja pemerintah terkait
biaya jasa layanan, efisiensi, dan pencapaian tujuan.
Cash toward accrual Accrual
• Pendapatan diakui/dicatat pada saat kas masuk ke kas negara
• Belanja diakui/dicatat pada saat keluar dari kas negara
• Lap. Realisasi Anggaran, Lap. Arus Kas, Neraca, dan Catatan Atas Lap. Keuangan
• Pendapatan diakui/dicatat pada saat timbulnya hak dan tidak semata-mata pada saat kas masuk ke kas negara
• Belanja diakui/dicatat pada saat timbulnya kewajiban atau tidak selalu pada saat kas keluar dari kas negara
• Lap. Realisasi Anggaran, Lap. Arus Kas, Neraca, Lap. Operasional, Lap. Perubahan SAL, Lap. Perubahan Ekuitas dan CaLK
ProgresDalam rangka penerapan akuntansi berbasis akrual pada tahun 2015, Kementerian Keuangan menerapkan Aplikasi Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) yang menekankan penambahan menu transaksi Jurnal Penyesuaian untuk menghimpun transaksi-transaksi akrual yang di input secara manual dan penyempurnaan format laporan.
Perbedaan Cash toward accrual dan Accrual
RpRp RELEVANANDALDAPATDIBANDINGKANDAPATDIPAHAMI
Proses AkuntansiAnalisa TansaksiJurnal/EntriesPosting
LRALDNeracaLAKCaLK
DokumenSumber
Transaksi
Saldo Awal
TransaksiAnggaran
TransaksiBerjalan
TransaksiAkrual
TransaksiLainnya
STANDAR, KEBIJAKAN & SISTEM AKUNTANSI
STANDAR, KEBIJAKAN & SISTEM AKUNTANSI
Rp
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 88
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
RELEVANANDALDAPATDIBANDINGKANDAPATDIPAHAMI
Proses AkuntansiAnalisa TansaksiJurnal/EntriesPosting
LRALDNeracaLAKCaLK
DokumenSumber
Transaksi
Saldo Awal
TransaksiAnggaran
TransaksiBerjalan
TransaksiAkrual
TransaksiLainnya
STANDAR, KEBIJAKAN & SISTEM AKUNTANSI
STANDAR, KEBIJAKAN & SISTEM AKUNTANSI
Rp
Skema Proses Bisnis Aplikasi SAIBA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 89
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Gambar Penambahan jurnal penyesuaian pada aplikasi SAIBA Gambar Laporan yang terdapat pada SAIBA
Gambar Perekaman pada Aplikasi SAIBA yang berbasis akrual
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 90
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Kerjasama
Dalam membantu pekerjaannnya pengrajin keramik tidak bekerja
sendirian melainkan dibantu orang kepercayaannya yang juga telah
memahami cara pembuatan keramik dan memahami apa yang
diinginkan sang pengrajin, hal ini membuat pekerjaan pembuatan
keramik dalam jumlah besar menjadi lebih efisien. Dalam proses ini
keramik dipilah dan diseleksi untuk meminimalisir tingkat kegagalan
dan cacat produksi.
Dengan sistem kebersamaan dan juga sebuah kolaborasi yang baik dari tiap anggota kelembagaan, segala hal yang sulit pasti akan terasa mudah untuk dikerjakan, karena dibalik tiap kesulitan pasti selalu ada kemudahan.
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 91
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Noor Faisal Achmad
Eko SulistijoIzharul Haq
MuhdiJunaedi
Achmad Rinaldi H
Sudarto S.E., M.B.A., Ph.D
Dire
ktur
Tra
nsfo
rm
asi Perbendaharaan
Drs. Djoko Hendratto M.B.A
Direktur P
embi
naan
Pen
gelol
aan Keuangan Badan Layanan Umum
Muhammad RusnaMuhammad Yusuf
Fahma Sari FatmaBayu Andy Prasetya
M. Syaibani
Wiwieng Handayaningsih, S.H.
Direktur Sistem Perbendaharaan
Syakran Rudy
SyarwanAgung Yulianta
SuharmanArif Wibawa
Drs. Haryana, M. Soc.Sc
Sekre
taris
Dire
ktor
at Je
ndera
l Perbendaharaan
Syafriadi
Ahmad ZuhariTeguh Dwi Nugroho
Heru Pudyo N
Ari Wahyuni, S.H., M.P.M
Arinto Sujatmono
SugiarsoKabul Wijayanto
Yoyok YuliantoRirin KadariyahIsmed Saputra
Dire
ktur
Sist
em Manajemen Investasi
Dr. Bilmar Parhusip, M.Si
Direktur Pelaksanaan Anggaran
Yogi RahmayantiTri Budhianto
SudarmantoDjazuli
Sidiq JuniarsoWindraty Ariane Siallagan
Taukhid S.E. , M.Sc.IB., M.B.A.
Tena
ga P
engk
aji B
idan
g Perbendaharaan
Yuniar Yanuar Rasyid Ak., M.M.
Mega Meilistya
Endah MartiningrumDenny Febriano S
DwinantoIndra Soeparjanto
Edward U P Nainggolan
Direktur Akutansi dan Pelaporan Keuangan
Drs. Rudi Widodo M.A,
Direktur Pengelolaan Kas Negara
Wibawa Pram Sihombing
SyaifulAgung Kurniawan P
Yuni WibawaArief Rahman H
Widhia Arie Prajoga W
AGEN TRANSFORMASIPejabat Kantor Pusat
Agen TrAnsformAsi
Pejabat Kantor Pusat
Agen Transformasi merupakan:1. Katalis penting keberhasilan program trasformasi;2. Motivator untuk para pegawai lainnya agar terlibat aktif
dalam proses transformasi
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 92
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Noor Faisal Achmad
Eko SulistijoIzharul Haq
MuhdiJunaedi
Achmad Rinaldi H
Sudarto S.E., M.B.A., Ph.D
Dire
ktur
Tra
nsfo
rm
asi Perbendaharaan
Drs. Djoko Hendratto M.B.A
Direktur P
embi
naan
Pen
gelol
aan Keuangan Badan Layanan Umum
Muhammad RusnaMuhammad Yusuf
Fahma Sari FatmaBayu Andy Prasetya
M. Syaibani
Wiwieng Handayaningsih, S.H.
Direktur Sistem Perbendaharaan
Syakran Rudy
SyarwanAgung Yulianta
SuharmanArif Wibawa
Drs. Haryana, M. Soc.Sc
Sekre
taris
Dire
ktor
at Je
ndera
l Perbendaharaan
Syafriadi
Ahmad ZuhariTeguh Dwi Nugroho
Heru Pudyo N
Ari Wahyuni, S.H., M.P.M
Arinto Sujatmono
SugiarsoKabul Wijayanto
Yoyok YuliantoRirin KadariyahIsmed Saputra
Dire
ktur
Sist
em Manajemen Investasi
Dr. Bilmar Parhusip, M.Si
Direktur Pelaksanaan Anggaran
Yogi RahmayantiTri Budhianto
SudarmantoDjazuli
Sidiq JuniarsoWindraty Ariane Siallagan
Taukhid S.E. , M.Sc.IB., M.B.A.
Tena
ga P
engk
aji B
idan
g Perbendaharaan
Yuniar Yanuar Rasyid Ak., M.M.
Mega Meilistya
Endah MartiningrumDenny Febriano S
DwinantoIndra Soeparjanto
Edward U P Nainggolan
Direktur Akutansi dan Pelaporan Keuangan
Drs. Rudi Widodo M.A,
Direktur Pengelolaan Kas Negara
Wibawa Pram Sihombing
SyaifulAgung Kurniawan P
Yuni WibawaArief Rahman H
Widhia Arie Prajoga W
Agen TrAnsformAsi
Pejabat Kantor Pusat
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 93
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Sulaimansyah S.E . Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Provinsi Maluku Utara
Aasasaasasasaasas
Herry Sunardjo, S.H., M.M. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi
Nusa Tenggara Timur
Drs. Supriyo S.Ip., M.HKanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi
Nusa Tenggara Barat
Alfiker Siringo-ringo , S.E. M.Ec. Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Provinsi Sulawesi Selatan
Midden Sihombing, S.ST., Ak Kanwil Ditjen Perbendahraan
Provinsi Papua Barat
Tiarta Sebayang, Drs., M.MKanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi
Papua
I.B.G.K. Manuaba, S.H., M.AKanwil Ditjen Perbendaharaan
Provinsi Bali
Drs. Hendro Baskoro, M. M Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi
DKI Jakarta
Dra. Rina Robiati Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi
Sumatera Selatan
R. Wiwin Istanti, S.E.AK., M.Laws Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi
Sumatera Barat
Drs. Muhson M.A. Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Provinsi Jawa Tengah
Dra. Alfiah Kanwil Ditjen Perbendahraan
Provinsi D.I. Yogyakartah
Drs. Djoko Wihantoro M.Si Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Propinsi Jawa Barat
Drs. Kiswandoko Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi
Kalimantan Selatan
Drs. Ade Rohman, M.Si. Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaaan
Provinsi Kalimantan Timur
Ludiro S.E. M.MKanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi
Kalimantan TengahDrs. Sahat M T Panggabean Kanwil Ditjen Perbendaharaaan
Provinsi Jambi
Drs. Mirza Effendi Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Provinsi Sumatera Utara
Bakhtaruddin, S.E., M.M. Kepala Kanwil Ditjen Perbenda-
haraan Provinsi Aceh
Sudarso, M.M Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Provinsi Gorontalo
Catur Ariyanto Widodo, S.E., M.Int., Dev.Ec Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi
Sulawesi Barat
Drs. Dedi Sopandi Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Provinsi Sulawesi Tengah
Irwan Ritonga, SE., Msc. Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Provinsi Sulawesi Utara
Drs. Mattaro Nurdin Arta M.M. Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Provinsi Maluku
Dra. Marni Misnur., M.MKanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi
Kalimantan Barat
Didyk Choiroel, S.Sos., M.M., M.Si Kanwil Provinsi Kepulauan Riau
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 94
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Sulaimansyah S.E . Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Provinsi Maluku Utara
Aasasaasasasaasas
Herry Sunardjo, S.H., M.M. Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi
Nusa Tenggara Timur
Drs. Supriyo S.Ip., M.HKanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi
Nusa Tenggara Barat
Alfiker Siringo-ringo , S.E. M.Ec. Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Provinsi Sulawesi Selatan
Midden Sihombing, S.ST., Ak Kanwil Ditjen Perbendahraan
Provinsi Papua Barat
Tiarta Sebayang, Drs., M.MKanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi
Papua
I.B.G.K. Manuaba, S.H., M.AKanwil Ditjen Perbendaharaan
Provinsi Bali
Drs. Hendro Baskoro, M. M Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi
DKI Jakarta
Dra. Rina Robiati Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi
Sumatera Selatan
R. Wiwin Istanti, S.E.AK., M.Laws Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi
Sumatera Barat
Drs. Muhson M.A. Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Provinsi Jawa Tengah
Dra. Alfiah Kanwil Ditjen Perbendahraan
Provinsi D.I. Yogyakartah
Drs. Djoko Wihantoro M.Si Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Propinsi Jawa Barat
Drs. Kiswandoko Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi
Kalimantan Selatan
Drs. Ade Rohman, M.Si. Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaaan
Provinsi Kalimantan Timur
Ludiro S.E. M.MKanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi
Kalimantan TengahDrs. Sahat M T Panggabean Kanwil Ditjen Perbendaharaaan
Provinsi Jambi
Drs. Mirza Effendi Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Provinsi Sumatera Utara
Bakhtaruddin, S.E., M.M. Kepala Kanwil Ditjen Perbenda-
haraan Provinsi Aceh
Sudarso, M.M Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Provinsi Gorontalo
Catur Ariyanto Widodo, S.E., M.Int., Dev.Ec Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi
Sulawesi Barat
Drs. Dedi Sopandi Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Provinsi Sulawesi Tengah
Irwan Ritonga, SE., Msc. Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Provinsi Sulawesi Utara
Drs. Mattaro Nurdin Arta M.M. Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Provinsi Maluku
Dra. Marni Misnur., M.MKanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi
Kalimantan Barat
Didyk Choiroel, S.Sos., M.M., M.Si Kanwil Provinsi Kepulauan Riau
AGEN TRANSFORMASI
Pejabat Kantor Wilayah
Para agen transformasi memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi, memberikan sentuhan pada perubahan yang elok dengan mengedepankan pemberian inspirasi untuk mencapai tujuan, dan sesuai dengan koridor nilai-nilai kementerian keuangan
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 95
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Wujud nyata komitmen para pimpinan Ditjen Perbendaharaan dalam menyukseskan Inisiatif Strategis Transformasi Kelembagaan tahun 2015 dengan ditandatanganinya Treasury Charter. “Saya melihat semangat yang luar biasa dari jajaran pimpinan Ditjen Perbendaharaan dan PMO Ditjen Perbendaharaan dalam menjalankan Transformasi Kelembagaan” begitu apresiasi Kalakhar Central Transformation Office Kementerian Keuangan, Susiwijono Moegiarso dalam sambutannya pada acara Penandatanganan Treasury Charter 2015 dan peluncuran Transformasi Kelembagaan Corner (27/2). Treasury Charter adalah yang merupakan piagam yang telah disepakati oleh para Inisiative Leader/para Eselon 2 Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan sebagai penguatan komitmen untuk menyukseskan Transformasi Kelembagaan, berisi Quickwins 2015 yang ada pada masing masing unitnya. Ini merupakan salah satu strategi PMO Ditjen Perbendaharaan dalam konteks implementasi manajemen perubahan dan komunikasi. Treasury Charter 2015 terdiri dari 12 poin yaitu :• Implementasi SPAN secara penuh• Piloting implementasi SAKTI• Pembayaran gaji langsung ke rekening pegawai• Pembayaran langsung ke rekening penerima manfaat
di luar negeri secara penuh• Implementasi e-billing system pada seluruh Bank/Pos
Persepsi• Peluncuran Aplikasi Perencanaan Kas versi terbaru• Perluasan Tahap I Treasury Single Account (TSA)
untuk Rekening Bendahara Pengeluaran• Peluncuran Klinik Akuntansi Akrual• Online Serial Tutorial Aplikasi SAIBA• Website Pelaporan Data Pemerintah Pusat dan Daerah
Treasury Charter 2015
Konsolidasian• Pengalihan Penatausahaan Penerusan Pinjaman dari Bank
Penata Usaha (BPU) ke KPPN Khusus Investasi• Peluncuran Aplikasi Web Based BLU Integrated Online System
Proses penandatanganan Treasury Charter dilaksanakan secara masif dengan mengadakan courtesy visit kepada para pejabat eselon 2 lingkup Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan di ruang kerja masing-masing, sehingga tercipta sense belonging yang tinggi serta semangat yang kuat untuk menyukseskan Transformasi kelembagaan tergambar pada saat proses penandangannya.
Puncaknya, penandatanganan Treasury Charter dilakukan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan, Marwanto Harjowiryono pada tanggal 27 februari 2015. Acara penandatangan dilaksanakan bersamaan dengan peluncuran pojok Transformasi Kelembagaan (TK Corner). Acara tersebut dihadiri oleh Kalakhar Central
Transformation Office Kementerian Keuangan, perwakilan PMO DJPU dan DJKN, para pejabat eselon 2 dan 3 DJPBN sebagai iniative leader, turut hadir pada acara tersebut Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan DKI Jakarta, Kepala KPPN Khusus Penerimaan dan Kepala KPPN Jakarta II.
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 97
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Mengenal PMO DJPB
Transformasi Kelembagaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan dibentuk berdasarkan PMK Nomor 36/KMK.01/2014 Tentang
Cetak Biru Program Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan Tahun 2014-2025. Untuk mengawal implementasi cetak biru tersebut, maka dibentuk Project Management Office
(PMO) di lingkungan Ditjen Perbendaharaan, dimana tugas dan fungsi utama PMO antara lain melaksanakan koordinasi seluruh unit di lingkungan Ditjen Perbendaharaan dalam implementasi cetak biru dan melaksanakan riset-riset yang terkait pemantauan dan pengukuran efektivitas implementasi milestone. Project
Management Office (PMO) dibentuk berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Kep-102/PB/2014 tentang Struktur Project Management Office Transformasi Kelembagaan di Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Dalam rangka pelaksanaan Cetak Biru Transformasi Kelembagaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan tersebut perlu disusun mekanisme pelaksanaan transformasi kelembagaan untuk menjamin efektifitas dan pencapaian kinerja yang tertuang dalam Peraturan Direktur Jendral Perbendaharaan Nomor Per-10/PB/2014 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Transformasi Kelembagaan Direktorat Jenderal Perbendaharan Tahun 2014-2025
PMO melaksanakan koordinasi implementasi terhadap empat fungsi utama yaitu 1. Pencairan dan penerimaan anggaran (Disbursement and
receipt)2. Pengelolaan Likuiditas (Liquidity management)3. Akuntansi dan pelaporan keuangan (Accounting and
Reporting) 4. Special Mission
Inisiatif strategis pada masing-masing fungsi utama yaitu :
1. Pencairan dan penerimaan anggaran (Disbursement and receipt)
a. Menyusun sistem pencairan dana yang tersentralisasi dan menggunakan saluran pembayaran modern;
b. Menyusun sistem penerimaan elektronik yang terintegrasi dan menggunakan saluran pembayaran modern; dan
c. Menyediakan shared service environment bagi berbagai fungsi back office Kementerian/Lembaga
2. Pengelolaan Likuiditas (Liquidity management)a. Meningkatkan proses pengelolaan likuiditas
secara menyeluruh;b. Meninjau kapabilitas Treasury Dealing Room
(TDR) dan memastikan kehati-hatian dalam pengoperasrannya:
c. Mewujudkan perencanaan kas dengan target saldo kas yang ditetapkan secara jelas;
d. Memperluas cakupan Treasury Single Account (TSA);
e. Memperbaiki akurasi perkiraan belanja satuan kerja;f. Meningkatkan koordinasi pengelolaan likuiditas
dengan Bank Sentral; dan g. Memperluas Strategi pengelolaan Valuta Asing
3. Akuntansi dan pelaporan keuangan (Accounting and Reporting) dan Special Mission
a. Mengimplementasi road map strategi pelaksanaan akuntansi berbasis akrual;
b. Mengintegrasi sistem akuntansi pusat dan daerah;c. Meningkatkan kualitas manajemen keuangan
Kementerian/Lembaga dan Bendahara Umum Negara (BUN);dan
d. Meningkatkan sistem pengendalian internal di Kementerian/Lembaga BUN
"Untuk mengawal implementasi cetak biru tersebut, maka dibentuk
Project Management Office (PMO) di lingkungan Ditjen
Perbendaharaan"
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 98
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
4. Special Missiona. Memperjelas tujuan, aspirasi dan strategi perangkat
special mission;b. Menerapkan kepemilikan, tata kelola, pelaporan dan
struktur hukum yang jelas; dan c. Menempatkan proses special mission yang tepat
Pelaksana Inisiatif strategis pada masing-masing unit yaitu :a. Direktorat Transformasi Perbendaharaan sebagai
initiative leader disbursement and receipt;b. Direktorat Pengelolaan Kas Negara sebagai initiative
leaderliquiditymanagement;c. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
sebagai initiative leader Accounting and Reporting;d. Direktorat Sistem Manajemen Investasi sebagai
initiative leader special mission;e. PMO
Tugas dan fungsi Pelaksana Transformasi kelembagaan yaitu :a. Initiative leader berfungsi memimpin proses pencapaian
target inisiatif sesuai jadwal yang ditetapkan dalam cetak biru transformasi kelembagaan
b. Initiative leader menyusun kalender kegiatan tahunan atas implementasi inisiatif strategis transformasi kelem bagaan
c. Berdasarkan kalender kegiatan yang disampaikan oleh initiative leader sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, PMO melakukan sinkronisasi dan konsolidasi seluruh kegiatan initiative leader
d. PMO melaksanakan fungsi koordinasi, monitoring, komunikasi, pengelolaan kinerja dan pelaporan atas pelaksanaan inisiatif disbursement and receipt, liquidity
management, accounting and reporting, dan special
mission
e. PMO membantu Initiative leader dalam pelaksanaan penyusunan kajian/riset/analisis
PMO melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap perkembangan implementasi inisiatif strategis pada masing-masing initiative leader yang meliputi :a. Pencapaian target sesuai dengan jadwal; b. Realisasi anggaran pelaksanaan inisiatif;c. Hambatan dalam pelaksanaan inisiatif;d. Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
waktu dekat; dan e. Kegiatan change management
PMO melaksanakan rapat koordinasi reguler dan insidentil berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yaitu :a. Reguler :1) Rapat koordinasi dengan anggota tim pada initiative
leader dilaksanakan secara mingguan;2) Rapat koordinasi dengan pimpinan dan anggota tim
pada masing-masing initiative leader dilaksanakan secara dwimingguan;
3) Rapat koordinasi dengan Direktur Jenderal Perbendaharaan, BOD, pimpinan dan anggota tim pada masing-masing initiative leader dilaksanakan secara bulanan
b. Insidentil :dilakukan sesuai dengan perkembangan implementasi transformasi kelembagaan atau berdasarkan arahan Direktur Jenderal Perbendaharaan
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 99
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
garis depan tidak bersungguh-sungguh menanamkan perubahan sekaligus kisah perubahannya, walau mereka termasuk orang-orang yang paling berpengaruh dalam mengubah pola pikir dan perilaku pegawai.
Para pemimpin harus memiliki keyakinan bahwa inisiatif yang diusulkan akan berhasil, dan bahwa kesulitan-kesulitan yang dihadapi di jangka pendek akan membawa kesuksesan pada jangka panjang. Manajer lini dan
para pegawai akan butuh dikuatkan terus menerus agar kepercayaan diri mereka terus terbangun selama upaya transformasi tersebut, serta untuk menyemangati mereka agar gigih melaksanakan inisiatif yang mungkin terasa sulit bagi mereka. Hal ini akan memunculkan suatu keharusan untuk mengembangkan rencana change management, suatu rencana yang dikomunikasikan secara jelas dan efektif.
Oleh karena itu, penyusunan dan pemantauan strategi komunikasi secara internal dan eksternal harus menjadi bagian dari inti transformasi itu sendiri, dimulai dari tahap-tahap paling awal dan terus berevolusi sejalan dengan makin matangnya transformasi.
Program transformasi yang berhasil pasti terwujud melalui adanya keseimbangan antara pengelolaan inisiatif bisnis inti dan pengelolaan dinamika organisasi. Program perubahan yang menggunakan pendekatan
STAKE HOLDER mAnAgEmEnTcommunication plan leadership
RewaRd
communication strategycommunication channel external stake holder
The change sTory
Agent of trAnsformAtionanalysis and engagement trainy strategy
STAKE HOLDER mAnAgEmEnTcommunication
planleadership
RewaRd
communication strategy
communication channel
external stake holderThe change
sToryAgent of
trAnsformAtionanalysis and engagement
trainy strategy
Transformasi berskala besar adalah suatu kegiatan yang rumit; kerap kali meliputi sejumlah besar ragam inisiatif di seluruh tingkatan yang terdapat di dalam suatu organisasi. Sulit untuk melakukannya dengan tepat.
Lebih dari dua per tiga transformasi berskala besar cenderung kandas akibat adanya pertentangan dari pihak pegawai terhadap perubahan di samping pengelolaan yang ada belum mendukung perubahan yang ingin diwujudkan melalui perilaku dan praktik yang tepat. Tingkat kegagalan transformasi yang lebih tinggi berada di sektor publik-sebagian disebabkan oleh banyaknya dan beragamnya stakeholder yang perlu dikelola. Sebagai akibatnya, ketika organisasi menghadapi tatntangan sewaktu menerapkan program perubahan, momentum yang ada menjadi goyah-karena orang-orang tidak dapat secara otomatis mengubah cara mereka berpikir, berinteraksi dan bekerja.
Tantangan dalam mempertahankan transformasi biasanya timbul karena seringkali perubahan belum dikumandangkan secara luas atau belum dipahami. Para pimpinan sering kali kurang optimal dalam mengomunikasikan pesan perubahan, dan mengabaikan fakta bahwa orang-orang harus sering mendengar kisah perubahan sebelum mereka dapat sepenuhnya memahami semua implikasi yang dapat timbul. Di saat yang bersamaan, manajer dan para pimpinan
Pentingnya Change management dalam transformasi
" Para pemimpin harus memiliki
keyakinan bahwa inisiatif yang
diusulkan akan berhasil, dan
bahwa kesulitan-kesulitan yang
dihadapi di jangka pendek akan
membawa kesuksesan pada
jangka panjang "
STAKE HOLDER mAnAgEmEnTcommunication plan leadership
RewaRd
communication strategycommunication channel external stake holder
The change sTory
Agent of trAnsformAtionanalysis and engagement trainy strategy
STAKE HOLDER mAnAgEmEnTcommunication plan leadership
RewaRd
communication strategycommunication channel external stake holder
The change sTory
Agent of trAnsformAtionanalysis and engagement trainy strategy
communication planThe change sTory
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 100
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
leadership
RewaRd
communication strategyexternal stake holder
trainy strategy
leadership
RewaRd
communication strategyexternal stake holder
trainy strategy
STAKE HOLDER mAnAgEmEnTleadership
RewaRd
communication strategyexternal stake holder
Agent of trAnsformAtiontrainy strategy
ini telah terbukti menghasilkan pengaruh dua kali lipat dibandingkan dengan jika bersandar berfokus pada salah satunya saja. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi change management untuk memastikan semua stakeholder utama-baik internal maupun eksternal-terlibat dan mendukung perjalanan transformasi kementerian.Lebih lagi, pengalaman-pengalaman program transformasi sebeumnya baik di sektor publik maupun swasta mengindikasikan bahwa terdapat 10 faktor utama keberhasilan dari suatu change management. Sejumlah kegiatan sangatlah krusial untuk dilakukan, mulai dari merancang pendekatan terstruktur dan menyelaraskan
senior management untuk memformalkan komunikasi dengan menggunakan bahasa umum sampai pengukuran-pengukuran yang akan dikenakan terhadap transformasi. Kemenkeu akan menangani langkah-langkah perubahan ini melalui pelbagai inisiatif, misal menentukan kembali model operasional di Unit-unit Eselon I prioritas, dan meluncurkan inisiatif transformasi di seantero kementerian. Pengelolaan serta komunikasi dengan stakeholder internal dan eksternal sangatlah penting, mencakup lebih dari setengah faktor utama kesuksesan dari sebuah change management.
STAKE HOLDER mAnAgEmEnTcommunication plan leadership
RewaRd
communication strategycommunication channel external stake holder
The change sTory
Agent of trAnsformAtionanalysis and engagement trainy strategy
STAKE HOLDER mAnAgEmEnTcommunication plan leadership
RewaRd
communication strategycommunication channel external stake holder
The change sTory
Agent of trAnsformAtionanalysis and engagement trainy strategy
10 Kunci Sukses Manajemen Perubahan Bagaimana ini dilakukan dalam Transformasi Kemenkeu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Lakukan Pendekatan yang terstruktur
Ciptakan kosakata dan metode pengukuran yang sama
Selaraskan tim kepemimpinan
Libatkan semua pimpinan perubahan, baik formal dan informal
Ubah pola pikir untuk mengubah pola perilaku
Komunikasikan dan selalu tekankan “kisah perubahan” yang memberi inspirasi
Bangun dukungan dari semua pihak untuk perubahan dan reformasi yang dibutuhkan
Kembangkan kemampuam dan kapabilitas selama perjalanan perubahan
Tautkan dampak perubahan
Terapkan tata kelola program transformasi untuk mempercepat perubahan
Inisiatif transformasi strategis dan model operasional
Survei OHI, Survei Kepuasan Pegawai
Manajemen Stakeholder dan Komunilasi
SDM: Pembangunan kapabilitas pengembangan ‘talent pool’, mini-lab
Penyelarasan IKU dan Manajemen Kinerja
Transformation O�ce / PMO
Pelibatan dan Komunikasi Stakeholder secara efektif sebagai bagian Integral Change Mangement dalam Transformasi Skala Besar
Gambar 1- Pelibatan dan Komunikasi Stakeholder secara efektif sebagai bagian Integral Change Mangement dalam Transformasi Skala Besar
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 101
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
statement pimpinan
“Demi terciptanya organisasi yang berkualitas dan menjadi kebanggaan”
“Transformasi bukanlah tentang kami atau mereka, melainkan tentang kita”
Sekretaris Direktur Jenderal PerbendaharaanDrs. Haryana, M. Soc.Sc
Direktur Transformasi PerbendaharaanSudarto S.E., M.B.A., Ph.D
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 102
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
7 Oktober 2014: Rapat Board Of Directors membahas pencapaian implementasi masing-masing fungsi
21 November 2014 : Diskusi/meeting antara PMO, CTO dan para Initiative Leader terkait transformasi organisasi
20 Oktober 2014 : Pertemuan 2 mingguan antara PMO dengan Initiative Leader
Highlight CMC
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 103
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
8 Oktober 2014 Pendalaman materi antara PMO dengan Citibank membahas tentang penerapan cashless society
15 November 2015 Dirjen perbendaharaan bersama Sekretaris Ditjen, Ketua PMO dan Plh Ketua PMO bersama Direktur PKN sebagai “The
Best Performance Initiave Leader” Transformasi Kelembagaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan pada Rapat Pimpinan Nasional Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Laporan bulanan Capaian Transformasi Kelembagaan disampaikan oleh PMO Direktorat Jenderal Perbendahraan setiap tanggal 10
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 104
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
03 Desember 2014 behind the scene
Pembuatan Video Peluncuran MPN G2
27 Januari 2015 Pembuatan Transformasi Corner sebagai salah satu media komunikasi Transformasi Kelembagaan
23 Oktober 2014 CTO mengundang PMO dari fungsi Perbendaharaan yaitu DJPB. DJKN dan DJPU untuk memberikan paparan mengenai capaian implementasi cetak biru masing-masing
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 105
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Direktur Jenderal PerbendaharaanBoard of Directors (BOD)
Ketua PMOSudarto
Pelaksana Harian Ketua PMO(Noor Faisal Achmad)
Koord. InisiatifDisbursement Receipt
(Adhita Surya Permana)
Koord. InisiatifLiquidity Management
(Muhammad Heru)
Koord. Inisiatif Accounting & Reporting serta Special Mission
(Ari Sulistiyo Budi)
Koord. Change Management & Communication dan Pengelolaan Kinerja
(Rd. Yen Yen Nuryeni)
Initiative LeaderDibursement & Receipt
Initiative LeaderAccounting & Reporting
Initiative LeaderLiquidity Management
Initiative LeaderSpecial Mission
Ketua : Sekretaris Ditjen PerbendaharaanAnggota : Direktur Pelaksana Anggaran Direktur Pengelolaan Kas Negara Direktur Sistem Manajemen Investasi Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Direktur Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Direktur Sistem Perbendaharaan Direktur Transformasi Perbendaharaan Tenaga Pengkaji Bidang Perbendaharaan
Direktur TPDirektur PA
Direktur SMIDirektur PPKBLUDirektur APK Direktur PKN
!"#$%&'()*+#,*-#.+*/&0(*+,%.(1*-#.+&&
Susunan Keanggotaan PMO Transformasi Kelembagaan di Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Board of Directors (BOD)
MenteriKeuangan
Chief Change Management O�cer I
Change Management O�cer I
Analyst Change Management I
Analyst Change Management II Analyst Reporting
Chief Change Management O�cer II
Change Management O�cer II
Chief Reporting O�cer
Reporting O�cer Organisational
Transformation O�cer
Analyst Organisational Transformation
Chief Organisational Transformation
Ketua Tim Pengelola TRBTKP / CTO
Ketua Pelaksana Harian TRBTKP / CTO
Struktur CTO Kementerian Keuangan
Sekjen Kementerian Keuangan
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang
Nufransa Wira Sakti Wempi Saputra Adelina Sirait Adi Budiarso
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 106
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Direktur Jenderal PerbendaharaanBoard of Directors (BOD)
Ketua PMOSudarto
Pelaksana Harian Ketua PMO(Noor Faisal Achmad)
Koord. InisiatifDisbursement Receipt
(Adhita Surya Permana)
Koord. InisiatifLiquidity Management
(Muhammad Heru)
Koord. Inisiatif Accounting & Reporting serta Special Mission
(Ari Sulistiyo Budi)
Koord. Change Management & Communication dan Pengelolaan Kinerja
(Rd. Yen Yen Nuryeni)
Initiative LeaderDibursement & Receipt
Initiative LeaderAccounting & Reporting
Initiative LeaderLiquidity Management
Initiative LeaderSpecial Mission
Ketua : Sekretaris Ditjen PerbendaharaanAnggota : Direktur Pelaksana Anggaran Direktur Pengelolaan Kas Negara Direktur Sistem Manajemen Investasi Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Direktur Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Direktur Sistem Perbendaharaan Direktur Transformasi Perbendaharaan Tenaga Pengkaji Bidang Perbendaharaan
Direktur TPDirektur PA
Direktur SMIDirektur PPKBLUDirektur APK Direktur PKN
!"#$%&'()*+#,*-#.+*/&0(*+,%.(1*-#.+&&
Board of Directors (BOD)Menteri
Keuangan
Chief Change Management O�cer I
Change Management O�cer I
Analyst Change Management I
Analyst Change Management II Analyst Reporting
Chief Change Management O�cer II
Change Management O�cer II
Chief Reporting O�cer
Reporting O�cer Organisational
Transformation O�cer
Analyst Organisational Transformation
Chief Organisational Transformation
Ketua Tim Pengelola TRBTKP / CTO
Ketua Pelaksana Harian TRBTKP / CTO
Struktur CTO Kementerian Keuangan
Sekjen Kementerian Keuangan
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang
Nufransa Wira Sakti Wempi Saputra Adelina Sirait Adi Budiarso
Struktur CTO Kementerian Keuangan
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 107
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi.
Bagaikan proses pembakaran keramik, setiap orang hebat tidaklah dihasilkan oleh segelintir kemudahan, kesenangan ataupun kenyamanan. Namun mereka dibentuk oleh berbagai hal yang disebut dengan kesulitan, tantangan dan juga perjuangan.
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 108
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Tahap 1 : InformasiMembangun pengetahuan awal tentang transformasi secara luas antara semua pegawai
Tahap 2 : Dukungan Bangun dukungan untuk transformasi dan implementasi inisiatif
Tahap 3 : Bangun semangatTargetkan segmen audiensi utama tentang transformasi dan bangun ketertarikan untuk terlibat transformasi
Tahap 4 : Membangun kemampuanKesempatan kepada semua orang untuk dapat terlibat secara aktif, dan membangun kemampuan dan kapabilitas yang dibutuhkan untuk transformasi
Tertulis• Surat kabar/majalah/
intranet• Surat/email/buletin
dari pimpinanOnline/Telepon• Video pidato
pemimpin• Kampanye SMS massal• Tele/video conferenceTatap Muka• Pertemuan skala besar• Presentasi "Roadshow"
para pemimpin
Tertulis• Ringkasan dan
booklet tanya jawabOnline/Telepon• Video pembahasan
oleh pimpinan dan manajer
Tatap Muka• Berbagi cerita
dari tim pimpinan dan agen agen perubahan
• Pertemuan level unit atau intereaksi informal
• Gallery Walks atau sesi pengarahan dalam unit kerja
Tertulis• Penggambaran masa
depan transformasi• Ilustrasi kartun• Booklet/brosur• Kompetisi misalnya
poster, slogan, maskotOnline/Telepon• Video pemimpin• Pemecahan masalah
secara live untuk isu-isu utama
• Kampanye viral untuk membangun minta secara massal
Tatap muka• Wawancara dengan
pengguna jasa• Mini-lab atau sesi kerja• Sesi pelatihan oleh
pimpinan lini atau agen perubahan
Tertulis• Manual/panduanOnline/Telepon• Forumonline
untuk bertukar pikiran tentang solusi terhadap permasalahan implementasi; atau untuk mencari ide untuk implementasi
Tatap muka• Mini-lab• seminar• Sesi-sesi pelatihan• Kunjungan lapangan
Tujuan
Contoh jalur komunikasi
Saluran Komunikasi Untuk Membentuk Perilaku dan Budaya Baru Yang Perlu Dipilih Berdasarkan Tujuan-Tujuan Yang Ingin Dicapai
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 109
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
P roject Management Office (PMO) Ditjen Perbendaharaan berperan penting dalam menjalankan koordinasi, sinkronisasi, monitoring,
komunikasi serta pelaporan atas implementasi inisiatif strategis transformasi kelembagaan.
Dalam prospektif menyebarkan informasi yang seluas luasnya bagi para pegawai Ditjen Perbendaharaan terkait pesan perubahan guna menunjang keberhasilan proses transformasi, PMO Ditjen Perbendaharaan terus menerus memperluas media komunikasi bagi para pegawai maupun stakeholders. Salah satu media komunikasi yang direncanakan PMO adalah media one stop informations, dengan meyediakan sarana untuk komunikasi dan pembelajaran baik secara auto-edukasi maupun komunikasi dua arah dengan fasilitator tentang Transformasi Kelembagaan (TK) didalam satu tempat melalui konsep booth pameran/Corner. Media ini dinamakan TK Corner one stop window.
TK Corner ini terinspirasi dari keberadaan booth pameran Kementerian/Lembaga dalam setiap acara Rakernas Akuntansi yang diselenggarakan oleh Ditjen Perbendaharaan setiap tahun. Booth K/L diperuntukkan menjadi media informasi instan untuk menjelaskan kinerja masing-masing K/L dalam media display pameran menarik, eye catching, dan suasana informal untuk menjaring pengunjungnya. Konsep inilah yang diambil oleh TK Corner, memberikan informasi dan mengedukasi dengan cara yang berbeda, sehingga metodenyapun berbeda dengan sosialisasi /workshop yang lebih bersifat massal dan formal.
Luasnya jangkauan stakeholder serta banyaknya pegawai yang menjadi target komunikasi dalam rangka menyebarluaskan program Transformasi
kelembagaan memerlukan penanganan khusus dalam menginformasikan dan mengedukasi baik secara auto/mandiri maupun dengan fasilitator. Stakeholder yang menjadi fokus transformasi kelembagaan untuk Ditjen Perbendaharaan adalah Lembaga Tinggi Negara, K/L, BUMN dan Sektor Swasta dan Bank Indonesia. Adapun jumlah seluruh pegawai Ditjen Perbendaharaan pertahun 2014 adalah 8.082 pegawai.
FenomenafenomenatersebutdiatasmendorongPMODJPBmewujudkan TK Corner sebagai media informasi unnggulan, media akselerator menyampaian informasi TK. TK Corner memiliki beberapa tujuan yaitu:1. Untuk menjadi one stop
information Transformasi Kelembagaan
2. Untuk memberikan informasi terkait transformasi kelembagaan ditjen perbendaharaan
3. Untuk memberikan sarana auto edukasi terkait perkembangan transformasi kelembagaan.
4. Untuk memberikan media/sarana bagi para Inisiative Leader untuk memperkenalkanquickwins
5. Untuk memberikan nuansa yang berbeda, rileks dan nyaman dalam proses transfer knowledge terkait transformasi kelembagaan
6. Untuk menghindari kejenuhan dari transfer knowledge yang sifatnya massal dan formal.
Harapannya, keberadaan TK Corner dapat memberikan manfaat sebagai akselerator dalam pemahami perkembangan Transfomasi Kelembagaan pada direktorat jenderal perbendaharaan , sehingga terwujud sense belonging untuk mewujudkan implementasi Transformasi Kelembagaan. Dari sisi ruang lingkup publikasi yang diberikan dalam TK Corner, media ini akan mempublikasikan objek TK meliputi Inisiatif Strategis TK dan time frame mulai 2014-2025 , dalam bentuk poster, buku saku, leaflet, video, serta simulasi inisiatif yang menjadi quickwins. Metode yang digunakan dalam publikasi tersebut adalah; 1) Auto education dan edukasi dengan fasilitator.
Kegiatan Both Meeting yang diadakan di TK Corner bersama Ketua PMO DJPB serta pejabat eselon III Direktorat TransformasiPerbendaharaan. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan lebih jauh program transformasi kelembagaan baik kepada pihak internal DJPB maupun masyarakat umum.
TK Corner
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 110
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
“MARI KITA DUKUNG TRANSFORMASI KELEMBAGAAN DIREKTORAT JENDERAL
PERBENDAHARAAN”
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 111
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Noor Faisal Achmad
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 112
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Nama namaTim Penyusun
Dari Kini ke kanan (Duduk)Bellatrika Arisnawan, Adhita Surya Permana (Koordinator Inisiatif Disbursement & Receipt),M.SaifulBahri,FrenkyDedyKS,FuaidilAnwar,Rd.Yen Yen Nuryeni (Koordinator Change Management & Communication(CMC)danPengelolaanKinerja),FranikaVidyArif,FidiaDwiHamiyaniDari Kini ke kanan (Berdiri)Saepuloh, Ari Sulistiyo Budi (Koordinator Inisiatif Accounting & Reporting serta Special Mission), Rendra Andhika Restu Juanda, Hendra Meygautama, Muhammad Heru (Koordinator Inisiatif Liquidity Management),NugrohoAdiWiyoso,NoorFaisalAchmad(PelaksanaHarianKetua PMO)
Seleksi
Setelah pembakaran, beberapa keramik yang telah melalui proses tersebut diseleksi. Beberapa keramik mungkin akan pecah karena pembakaran yang tidak sempurna atau kurang imbangnya beberapa campuran bahan dari proses sebelumnya. Juga dapat disebabkan karena kesalahan penanganan karena human error.
Dalam proses transformasi tentunya harus mengalami jalan berliku dan tidak semuanya sesuai yang diharapkan. Namun dari situ bisa dianalisa kekurangan dan penyebab kegagalan sehingga bisa dipersiapkan langkah untuk mencari jalan keluar. Pengalaman akan selalu memberikan langkah yang antisipatif dalam menghindari sebuah kegagalan.
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 113
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Pengarah Sudarto (Direktur Transformasi Perbendaharaan sebagai Ketua PMO)
Ketua TimNoor Faisal Achmad (Ka. Subdit. Pelaporan Keuangan Bendahara Umum Negara sebagai Pelaksana Harian Ketua PMO)
Tim PMO • AdhitaSuryaPermana (Kasie. Pelaporan Keuangan Pembiayaan sebagai Koordinator
Inisiatif Disbursement & Receipt)• MuhammadHeru (Kasie. Pelaporan Keuangan Belanja dan Transfer sebagai
Koordinator Inisiatif Liquidity Management) • AriSulistiyoBudi (Kasie. Pelaporan Keuangan Bendahara Umum Negara Lainnya
sebagai Koordinator Inisiatif Accounting & Reporting serta Special Mission)
• Rd. Yen Yen Nuryeni (Kasie. Konsolidasi Laporan Keuangan Bendahara Umum
Negara sebagai Koordinato Change Management & Communication (CMC) dan Pengelolaan Kinerja)
• HendraMeygautama• NugrohoAdiWiyoso• RendraAndhikaRestuJuanda• Saepuloh• BellatrikaArisnawan• M.SaifulBahri• FrenkyDedyKS.• FuaidilAnwar• FranikaVidyArifP.• FidiaDwiHamiyani
Tim Kreatif • Daryono• MuhammadFitrah
Kontributor• TinoAdiPrabowo• YanuarImbiyono• EdiJuliana
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 114
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Tim Penulis
• HendraMeygautama• NugrohoAdiWiyoso• RendraAndhikaRestuJuanda• Saepuloh• BellatrikaArisnawan• M.SaifulBahri• FrenkyDedyKS.• FuaidilAnwar• FranikaVidyArifP.• FidiaDwiHamiyani
Tim Kreatif • Daryono• MuhammadFitrah
Kontributor• TinoAdiPrabowo• YanuarImbiyono• EdiJuliana
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 115
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Daftar Tabel
GambarHasilDiagnostikFungsiPerbendaharaanDibandingkandengan Negara Berkembang Lain
FungsiPembayarandanPenerimaan
FungsiPengelolaanLikuiditas(Liquidity Management)
FungsiMisiKhusus
FungsiAkuntansidanPelaporan
Mitigasi Kendala/ Potensi Kendala
Perbedaan Cash toward accrual dan Accrual
19
212223247988
gedung ditjen perbendaharaan
Grafik Jejak Transformasi Kemenkeu
Sasaran Transformasi Kelembagaan
FaseImplementasi
Logo Transformasi Kelembagaan
4FungsiTreasury
MileStone Transformasi Kelembagaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Capaian 4 fungsi berdasarkan capaian kegiatan utama pada cetak biru
Nilai Capaian Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan 2014
InisiatifUtamaFungsiDisbursement and Receipt
DetailKegiatanFungsiDisbursement and Receipt
LaporanKinerjaFungsiLiquidity Management
DetailKegiatanFungsiLiquidity Management
LaporanKinerjaFungsiSpecial Mission
DetailKegiatanFungsi Special Mission
LaporanKinerjaFungsiAccounting and Reporting
DetailKegiatanFungsiAccounting and Reporting
Highlights Kegiatan 2013-2014
Gedung Kementerian Keuangan RI
Keuntungan MPN G2 (Billing System)
Gambar Alur Proses Pembayaran melalui MPN G2
Logo SPAN
Logo Go Akrual 2015
Akrual vs Kas
Skema Proses Bisnis Aplikasi SAIBA
SAIBA 8
Agen Transformasi Pejabat Kantor Pusat
Agen Transformasi Pejabat Kantor Wilayah
Higlight CMC
Bagan Susunan Keanggotaan PMO
Struktur CTO Kementerian Keuangan
Saluran Komunikasi Untuk Membentuk Perilaku dan Budaya Baru Yang Perlu Dipilih Berdasarkan Tujuan-Tujuan Yang Ingin Dicapai
Tim Penyusun
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 116
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Daftar Gambar781011132026
29
30
31333741485154
566378787981878789909294103106107109
112
Hasil Akhir
Setelah pembakaran dan melalui proses glasir, keramik yang tadinya masih terlihat karakter dari bahan penyusunnya (tanah liat dan campuran lainnya) berubah menjadi benda yang memiliki nilai seni yang tinggi. Karakternya menjadi keras, mengkilap dan kedap air.
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 117
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn
Transformasi kelembagaan pun diharapkan membawa perubahan kearah yang lebih baik setelah melalui berbagai macam proses dari persiapan sampai ke target yang diharapkan. Hasil dari mereka yang bertangan dingin untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
AFS AplikasiForecastingSatkerALM Asset Liability Management
APK Akuntansi dan Pelaporan Keuangan (Direktorat)APS Aplikasi Perencanaan Kas Satker ATM Automatic Teller Machine/Anjungan Tunai MandiriBansos Bantuan SosialBI Bank IndonesiaBKF BadanKebijakanFiskalBPI Penyempurnaan Proses Bisnis BPK Badan Pemeriksa KeuanganBPKP Badan Pengawasan Keuangan dan PembangunanBPN Bukti Penerimaan NegaraBSC Balance Score Card BUMN Badan Usaha Milik NegaraBUN Bendahara Umum Negara CaLK Catatan Atas laporan KeuanganCMC Change Management and Communication
CMO Cash Management Officer
COTS Commercial Of The Shelf
CPIN Cash Planning Information Network
CTO Central Tranformation Office
DIPU Direktorat Jenderal Pengelolaan UtangDJA Direktorat Jenderal Anggaran DJBC Direktorat Jenderal Bea dan Cukai DJKN Direktorat Jenderal Kekayaan NegaraDJPB Direktorat Jenderal Perbendaharaan
DJPK Direktorat Jenderal Perimbangan KeuanganDMO Dept management Officer
DPR Dewan Perwakilan RakyatEDC Electronic Data Capture EDI Electronic Data Interchange (Sistem)Es Eselon GFS Government Financial Statistics
IKU Indikator Kinerja Utama IL Initiative Leader
IT Information technology
K/L Kementerian/LembagaKaRo Kepala BiroKEP KeputusanKMK Keputusan Menteri KeuanganKPPN Kantor Pelayanan Perbendaharaan NegaraMITRA Ministry of Finance Institutional Transformation
Application MoF Ministry of Finance MoU Memorandum of Understanding
MP3 Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak MPN G2 Modul Penerimaan Negara Generasi 2NPWP Nomor Pokok Wajib PajakOECD Organisation for Economic Co-operation and
Development
Organta Organisasi dan Tata LaksanaPDB Produk Domestik BrutoPEFA Public Expenditure and Financial Accountability
Akronim Kepanjangan Akronim Kepanjangan
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 118
Transformasi Kelembagaan Perubahan adalah Kita
Glossary
PIP Pusat Investasi Pemerintah PKN Pengelolaan Kas Negara (Direktorat)PMK Peraturan Menteri KeuanganPMO Program Management Office
PNBP Penerimaan Negara Bukan PajakPT Perseroan TerbatasRKUN Rekening Kas Umum NegaraROSC World Bank’s Report on the Observance of
Standards and Codes
RPMK Rencana Peraturan Menteri KeuanganRPPN Reformasi Penganggaran dan Perbendaharaan
Negara SAIBA Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual SAKTI Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat InstansiSAL Saldo Anggaran LebihSBN Surat Berharga NegaraSDM Sumber Daya ManusiaSetjen Sekretariat JenderalSFO Strategy Focused Organization SIKD Sistem Informasi Keuangan Daerah SISPEN Sistem Penerimaan Negara SMI Sarana Multi Infrastruktur SOP Standard Operating Procedure SPAN Sistem Perbendaharaan dan Anggaran NegaraSPN Surat Perbendaharaan Negara SSBP Surat Setoran Bukan PajakSSP Surat Setoran Pajak
steerco Steering Coomite
TDR Treasury Dealing Room
TK Transformasi KelembagaanTRBTKP Tim Reformasi Birokrasi dan Transformasi
Kelembagaan PusatTSA Treasury Single Account
UU Undang UndangValas Valuta AsingWBK/WBBM Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani WBS Work Breakdown Structure
WTP Wajar Tanpa Pengecualian
Akronim Kepanjangan Akronim Kepanjangan
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN 119
Perubahan Adalah Kita TrAnsformAsi KelembAgAAn