epidemiologi stroke

33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius karena ditandai dengan tingginya mordibitas dan mortalitasnya. Selain itu tampak adanya kecenderungan peningkatan insidennya. Hasil survei kesehatan rumah tangga menunjukkan peningkatan proporsi penderita stroke di rumah sakit, yakni 0,72/100 penderita pada tahun 1984 menjadi 0,95/100 penderita di tahun 1986. Serangan stroke adalah akut dan menyebabkan keatian mendadak. Angka kematian dapat mencapai 36%. Namun sampai dewasa ini belumlah jelas penyebabnya. Secara patofisiologi dikatakan bahwa stroke berkaitan dengan gangguan aliran darah ke otak. Mengenai klasfikasi stroke, telah banyak institusi yang mengemukakan berbagai klasifikasi stroke.Seperti yang dibuat oleh Stroke Data Bank, World Health Organization (WHO, 1989) dan National Institute of Neurological Disease and Stroke (NINDS, 1990).Pada dasarnya klasifikasi tersebut dikelompokkan atas dasar manifestasi klinik, proses patologi yang terjadi di otak dan tempat lesinya. 1 EPIDEMIOLOGI STROKE

Transcript of epidemiologi stroke

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan

yang serius karena ditandai dengan tingginya

mordibitas dan mortalitasnya. Selain itu tampak

adanya kecenderungan peningkatan insidennya.

Hasil survei kesehatan rumah tangga

menunjukkan peningkatan proporsi penderita stroke

di rumah sakit, yakni 0,72/100 penderita pada

tahun 1984 menjadi 0,95/100 penderita di tahun

1986. Serangan stroke adalah akut dan menyebabkan

keatian mendadak.

Angka kematian dapat mencapai 36%. Namun

sampai dewasa ini belumlah jelas penyebabnya.

Secara patofisiologi dikatakan bahwa stroke

berkaitan dengan gangguan aliran darah ke otak.

Mengenai klasfikasi stroke, telah banyak

institusi yang mengemukakan berbagai klasifikasi

stroke.Seperti yang dibuat oleh Stroke Data Bank,

World Health Organization (WHO, 1989) dan National

Institute of Neurological Disease and Stroke

(NINDS, 1990).Pada dasarnya klasifikasi tersebut

dikelompokkan atas dasar manifestasi klinik,

proses patologi yang terjadi di otak dan tempat

lesinya.

1 EPIDEMIOLOGI STROKE

Hal ini berkaitan dengan pendekatan diagnosis

neurologis yang melakukan diagnosis klinis,

diagnosis kausal, dan diagnosis topis (Bustan,

2007).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah gambaran umum dari epidemiologi

stroke ?

2. Sudah sebesar apakah masalah dalam penyakit

stroke ?

3. Apa saja batasan dan klasifikasi dari

penyakit sroke ?

4. Apa saja yang menjadi faktor resiko penyakit

stroke ?

5. Bagaimanakah pencegahan pada penyakit

stroke ?

6. Seperti apakah itu penyakit stroke ?

C. Tujuan penulisan

1. Ingin mengetahui gambaran umum epidemiologi

stroke.

2. Ingin mengetahui besarnya masalah dalam

penyakit stroke.

3. Ingin mengetahui batasan dan klasifikasi

penyakit stroke.

2 EPIDEMIOLOGI STROKE

4. Ingin mengetahui faktor resiko penyakit

stroke.

5. Untuk mengetahui upaya pencegahan pada

penyakit stroke.

6. Ingin mengetahui penyakit stroke.

3 EPIDEMIOLOGI STROKE

BAB II

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Stroke adalah suatu penyakit defisit

neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan

pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak

dan menimbulkan gejala dan tanda yangsesuai dengan

daerah otak yang terganggu. Kejadian serangan

penyakit ini bervariasi antar tempat, waktu dan

keadaan penduduk.

Ditemukan pada semua golongan usia namun

sebagian besar akan dijumpai pada usia di atas 55

tahun. Ditemukan kesan bahwa insiden stroke

meningkat secara eksponensial denagn bertambahnya

usia, dimana akan terjadi peningkatan 100 kali

lipat pada mereka yang berusia 80-90 tahun.

Insiden usia 80-90 adalah 300/10.000 dibandingkan

dengan 3/10.000 pada golongan usia 30-40 tahun.

Stroke banyak ditemukan pada pria dibandingkan

pada wanita. Variasi gender ini bertahan tanpa

pengaruh umur.

4 EPIDEMIOLOGI STROKE

Insiden stroke bervariasi antarnegara dan

tempat. Menurut hasil penelitian yang dikoordinasi

oleh WHO, dari 16 pusat riset di 12 negara naju

dan berkembang antara Mei 1971 sampai dengan

Desember 1974 memperlihatkan bahwa insiden stroke

yang paling tinggi adalah di Ahita (Jepang) yaitu

287 per 100.000 populasi per tahun, sedang yang

terendah adalah di Ibadan (Nigeria) sebesar 150

per 100.000 populasi per tahun. Clifford Rose dari

Inggris memperkirakan insidens stroke dikebanyakan

negara adalah sebesar perdarahan intra serebral

meningkat sesuai dengan pertambahan umur, sedang

perdarahan subarachnoidal lebih banyak terdapat di

kalangan usia muda.

Di Indonesia, walaupun belum ada penelitian

epidemiologis yang sempurna, dari hasil survei

kesehatan rumah tangga tahun 1984 dilaporkan

prevalensi stroke pada golongan umur 25-34 tahun,

35-44 tahun, dan pada kelompok umur 55 tahun ke

atas berturut-turut 6,7; 24,4 dan 276,3 per

100.000 penduduk sedangkan proporsi stroke di

rumah-rumah sakit di 27 provinsi pada tahun 1984

dan tahun 1986 meningkat 0,96 per 100 penderita.

Masih dari hasil survei kesehatan rumah tangga,

mortalitas stroke pada tahun 1986 adalah tercatat

37,3 per 100.000 penduduk ; sementara di negara –

5 EPIDEMIOLOGI STROKE

negara maju, stroke merupakan penyebab kematian

nomor tiga setelah penyakit jantung dan keganasan.

Walaupun mortalitasnya sangat bervariasi

antargeografi , namun secara rata – rata

disebutkan angka 100 kematian per 100.000 penduduk

per tahun.

B. Besarnya Masalah

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan

oleh Yayasan Stroke Indonesia, masalah stroke

semakin penting dan mendesak karena kini jumlah

penderita Stroke di Indonesia terbanyak dan

menduduki urutan pertama di Asia. Jumlah yang

disebabkan oleh stroke menduduki urutan kedua pada

usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia

15-59 tahun. Stroke merupakan penyebab kecacatan

serius menetap no 1 di seluruh dunia.  

Pada tanggal 29 Oktober diperingati sebagai

hari stroke dunia, saat ini diingatkan bahwa 1

dari 6 orang menderita stroke dan hampir setiap 6

detik seseorang meninggal karena stroke.

Organisasi Stroke Dunia mencatat hampir 85% orang

yang mempunyai faktor resiko dapat terhindar dari

stroke bila menyadari dan mengatasi faktor resiko

tersebut sejak dini.

6 EPIDEMIOLOGI STROKE

Badan kesehatan dunia memprediksi bahwa

kematian akibat stroke akan meningkat seiring

dengan kematian akibat penyakit jantung dan kanker

kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta

di tahun 2030.

Kasus stroke meningkat di negara maju seperti

Amerika dimana kegemukan dan junk food telah

mewabah. Berdasarkan data statistik di

Amerika,setiap tahun terjadi 750.000 kasus stroke

baru di Amerika. Berdasarkan datatersebut

menunjukkan bahwa setiap 45 menit, ada satu orang

di Amerika yangterkena serangan stroke dan 4 dari

5 keluarga di Amerika terkena stroke.

Di Indonesia,stroke merupakan penyakit nomor

tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker.

Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke

merupakan pembunuh no.1di RS Pemerintah di seluruh

penjuru Indonesia. Kejadian stroke di Indonesia

punselalu meningkat dari tahun ke tahun. Sebanyak

33 % pasien stroke membutuhkan bantuan orang lain

untuk aktivitas pribadi, 20 % membutuhkanbantuan

orang lain untuk dapat berjalan kaki, dan 75 %

kehilangan pekerjaan.

Menurut WHO (2011), Indonesia telah

menempati peringkat ke-97 dunia untuk jumlah

penderita stroke terbanyak dengan jumlah angka

7 EPIDEMIOLOGI STROKE

kematian mencapai 138.268 orang atau 9,70% dari

total kematian yang terjadi pada tahun 2011.

Menurut data tahun 1990-an, diperkirakan ada

500.000 orang penderita stroke di Indonesia,

sekitar 125.000 diantaranya meninggal atau cacat

seumur hidup. Tetapi jumlah sebenarnya

sulitdiketahui karena banyak yang tidak dibawa ke

dokter karena ketiadaan biaya atau jarak rumah

sakit yang jauh dari tempat tinggal. Kasus stroke

di Indonesia menunjukkan kecenderungan terus

meningkat dari tahun ke tahun. Setelah tahun 2000

kasus stroke yang terdeteksi terus melonjak. Pada

tahun 2004, beberapa penelitian di sejumlah

rumah sakit menemukan pasien rawat inap yang

disebabkanstroke berjumlah 23.636 orang. Sedangkan

yang rawat jalan atau yang tidak dibawake rumah

sakit tidak diketahui jumlahnya (Kompas, 2008) Di

Bali jumlah penderita Stroke Hemoragik dan Stroke

Non Hemoragik yang masuk ke RSUP Sanglah Denpasar

tidak bisa dikatakan sedikit.

Dari data catatan medik RSUP Sanglah Denpasar

didapatkan jumlah penderita stroke 2 tahun

terakhir memang mengalami penurunan, namun

jumlah kasusnya masih tergolong banyak. Pada

tahun 2011 jumlah penderita stroke yang menjalani

perawatan adalah 848 orangdimana bila dirata-

8 EPIDEMIOLOGI STROKE

ratakan terdapat 71 kasus per bulan. Sedangkan

pada tahun 2012 menjadi 715 orang dimana bila

dirata-ratakan terdapat 60 kasus per bulan.

C. Batasan dan Klasifikasi

Batasan yang dikemukakan oleh WHO Task Force

in Stroke and Other Cerebrovascular Disease tahun

1989, stroke secara klinis adalah sebagai

berikut :

Stroke adalah disfungsi neurologis akut yang

disebabkan oleh gangguan pembuluh darah dan timbul

secara mendadak ( dalam beberapa detik ) atau

cepat (dalam beberapa jam ) dengan gejala-gejala

dan tanda-tanda yang sesuai dengan daerah fokal

otak yang terganggu.

Pada umumnya disfungsi itu berupa

hemiparalisis atau hemiparesis yang disertai

dengan defisit sensorik dengan atau tanpa gangguan

fungsi luhur. Di dalam praktek, stroke (bahasa

inggris) umum di gunakan sebagai sinonim Cerebrow

Vascular Disease (CVD) dan Kurikilum Inti

Pendidikan Dokter di Indonnesia (KIPDI)

mengistilahkan stroke sebagai penyakit akibat

gangguan peredaran darah otak (GPDO).

Mengenai klasifikasi stroke, telah banyak

institusi yang mengemukakan berbagai klasifikasi

9 EPIDEMIOLOGI STROKE

stroke, seperti yang di buat oleh Stroke Data

Bank, World Health Organization (WHO,1989) dan

National Institute of Neurological Disease and

Stroke (NINDS,1990). Pada dasarnya klasifikasi

tersebut di kelompokkan atas dasar manifestasi

klinik, proses patologi yang terjadi di otak dan

tempat lesinya . hal ini berkaitan denagn

pendekatan diagnosis neurologis yang melakukan

diagnosis klinis , diagnosis kausal, dan diagnosis

topis.

Klasifikasi yang dipakai saat ini adalah

sebagai berikut :

1. Berdasarkan manisfestasi klinik :

a. Transient Ischemic Attack (TIA)

b. Stroke in Evolutian (SIE)

c. Reversible Ischemic Neurological

Deficit (RIND)

d. Completed Stroke

2. Berdasarkan proses patologik (kausal) :

a. Infark

b. Perdarahan Intra serebral.

c. Perdarahan subarachnoidal

3. Berdasarkan tempat :

a. Sistem karotis

b. Sistem vertebrobasiler.

10 EPIDEMIOLOGI STROKE

Di klinik, secara umum ada 2 jenis stroke ,

yakni stroke iscemik (nonhemorhagik) dan

hemorhagik. Jenis iscemic dapat berupa TIA,

trombosis dan embolitik. Jenis hemorhagik dapat

terjadi sebagai perdarahan intracerebral ataupun

subaranoid. Iswadi melaporkan bahwa jenis infark

otak merupakan jenis stroke yang banyak di

temukan.

   Pembagian di klinik biasanya melakukan

diagnosis berikut :

1. Stroke non hemorgik (cerebral

infraction):

Klinis terdiri dari:

a. TIA

b. RIND (Reversible Ischemic

Neurologic Deficit)

c. Progessing stroke = stroke in

evolusi

d. Complete stroke

Secara kausal:

a. Stroke trombotik

b. Stroke emboli/non trombotik

2. Stroke haemorhagik :

a. PSD (Perdarahan Sub Dural)

b. PSA (Perdarahan Sub Arachnoid)

c. PIS (Perdarahan Intra Cerebral)

11 EPIDEMIOLOGI STROKE

D. Faktor Resiko

Dalam upaya pencegahannya maka diperlukan

identifikasi karakteristik epidemiologinya yang

dapat merupakan sebagai faktor resiko

stroke.Faktor resiko ini menyebabkan orang menjadi

lebih rentan atau mudah mengalami stroke.

Faktor-faktor resiko yang selama ini telah

diidentifikasi dapat berupa hipertensi, diabetes

mellitus, riwayat stroke sebelumnya, obesitas, dan

kebiasaan merokok. Selain itu, disebutkan juga

beberapa faktor yang dicurigai berkaitan dengan

stroke seperti alkohol, kontrasepsi hormonal,

trauma, dan herpes zoster .

Beberapa faktor resiko stroke yang dapat

disebutkan, yakni:

1. Umur: Rate meninggi sesuai dengan

pertambahan umur.

2. Ras: lebih tinggi black dari white.

3. Seks: lelaki > wanita.

4. Hipertensi: faktor resiko tertinggi

dari stroke.

5. Diabetes (> 120mg/100ml): kuat

asosiasinya, kapiler rapuh.

6. Penyakit jantung sebelumnya: resiko

meninggi sampai 3 x.

12 EPIDEMIOLOGI STROKE

7. Atrial fibrilation/TIA: faktor resiko

kuat.

8. Obesitas: inconsistent findings.

9. Rokok: tidak ditemukan efek besar,

kapiler kaku.

10. Kolesterol dan trigliserida:

inconsistent.

Di antara faktor resiko di atas, dapat

disebutkan 4 major risk factors dari stroke:

1.    Hipertensi

2.    Transient ischemic attack

3.    Hipercholesterolemia

4.    DM

Sidharta (1985) memperingatkan bahwa

Cerebrovascular Disease merupakan penyakit orang-

orang golongan usia di atas 50 tahun, karena pada

orang-orang golongan tersebut terdapat

arterioslerosis serebri. Proses atherosklerosis

disebabkan dan ditentukan oleh faktor keturunan,

hipertensi dan cara hidup. Semua faktor yang

menentukan timbulnya manifestasi stroke dikenal

sebagai faktor resiko stroke, dikenal juga sebagai

stroke profile; sehingga orang-orang yang

mempunyai stroke profile dinamakan stroke prone

person, yaitu orang-orang yang mempunyai

13 EPIDEMIOLOGI STROKE

kecenderungan untuk mengidap stroke (Bustan,

2007).

Menurut (Israr, 2008) Faktor risiko stroke

dibagi atas 2 jenis, faktor risiko yang dapat

diubah dan tidak dapat diubah.

Faktor risiko yang dapat diubah antara lain:

a. hipertensi (penyakit tekanan darah

tinggi),

b. kolesterol,

c. aterosklerosis (pengerasan pembuluh

darah),

d. gangguan jantung,

e. diabetes,

f. riwayat stroke dalam keluarga,

g. migrain,

h. merokok (aktif &pasif),

i. makanan tidak sehat (junk food, fast

food),

j. alkohol,

k. kurang olahraga,

l. mendengkur,

m. kontrasepsi oral,

n. narkoba,

o. obesitas.

Faktor resiko yang tak dapat diubah:

a. Umur.

14 EPIDEMIOLOGI STROKE

Kemunduran sistem pembuluh darah

meningkat seiring dengan bertambahnya

usia hingga makin bertambah usia makin

tinggi kemungkinan mendapat stroke.

Dalam statistic factor ini menjadi 2x

lipat setelah usia 55 tahun.

b. Jenis.

Stroke diketahui lebih banyak laki-

laki dibanding perempuan. Kecuali umur

35-44 tahun dan diatas 85 tahun, lebih

banyak diderita perempuan. Hal

inidiperkirakan karena pemakaian obat-

obat kontrasepsi dan usia harapan

hidup perempuan yang lebih tinggi

dibanding laki-laki. 

c. Berat Lahir Yang Rendah

Statistik di Inggris memungkinkan

orang dengan beratbayi lahir rendah

menunjukkan angka kematian yang lebih

tinggi disbanding orang yang lahir

dengan berat normal. Namun apa

hubungan antara ke duanya belum

diketahui secara pasti.

d. Ras

Penduduk Afrika - Amerika dan Hispanic

- Amerika berpotensi stroke lebih

15 EPIDEMIOLOGI STROKE

tinggi dibanding Eropa - Amerika. Pada

penelitian penyakit artherosklerosis

terlihat bahwa penduduk kulit hitam

mendapat serangan stroke 38 % lebih

tinggi dibanding kulit putih.

e. Faktor Keturunan

Adanya riwayat stroke pada orang tua

menaikkan faktor resiko stroke. Hal

ini diperkirakan melalui beberapa

mekanisme antara lain:

Faktor genetik

Faktor life style

Penyakit-penyakit yang

ditemukan

Interaksi antara yang tersebut

diatas

f. Kelainan Pembuluh Darah Bawaan :

sering tak diketahui

sebelum terjadi stroke.

E. Pencegahan Stroke

Untuk bisa melakukan pencegahan stroke tentu

saja kita harus tahu penyebab terjadinya stroke.

Faktor risiko yang terbanyak adalah hipertensi,

diabetes, kadar kolesterol tinggi, kekakuan

pembuluh darah dan penyakit jantung. Pencegahan

16 EPIDEMIOLOGI STROKE

stroke dapat dilakukan dengan menjalankan gaya

hidup sehat, seperti pola makan sehat, tidak

merokok, olahraga teratur, menjaga berat badan dan

mengendalikan stres. Pola pencegahan ini sesuai

dengan perilaku hidup yoga, sehingga tidak

mustahil untuk dikatakan bahwa yoga bisa mencegah

terjadinya stroke. Untuk rehabilitasi pasca

stroke, dapat dilakukan pranayama dan latihan

asana ringan. Menjalani pola makan sehat dan

meditasi juga sangat bermanfaat.

Prinsip penanganan atau penatalaksanaan pasein

stroke bersifat supotif yaitu membantu dlaam

mengurangi luas kerusakan otak yang sudah terjadi

dan menecegah semakin meluasnya keruskaan otak

akibat iskemik atau perdarahan.

Penanganan atau penatalaksanaan serta

pencegahan pasien stroke dapat diaplikasikan

dengan langkah-langkah berikut :

1. Langkah pertama

a.Airway

Bebaskan jalan napas pasien. Hal ini

berfungsi untuk memastikan oksigen masuk

ke dalam tubuh pasien, terutama pada

pasien dengan penurunan kesadaran.

Pasien tersebut segera diletakkan dengan

17 EPIDEMIOLOGI STROKE

posisi terlentang, eher di sanggah

sampai hperekstensi maksimal.

b. Breathing

Jika pasien tidak bernapas atua

terjadihenti napas maka diberikan

oksigen 4 liter/menit melalui hidung.

Jika tidak terdapat oksigen dapat

diberikan bantuan napas buatan dari

mulut ke mulut. pasien pun segera dibawa

kerumaha sakit untuk secepatnya

mendapatkan pertolongan.

c. Circulation

Di rumah sakit, hal-hal di atas juga

dilakukan. Perbaikan sirkulasi dan

perfusi ke otak dengan cara

mempertahankan jantung dan tekanan darah

juga dilakukan. Pemantauan EKG dilakukan

dalam 24 jam pertama dan pasien langsung

diinfus dnegan NaCl 0,9%.

2. Langkah kedua

Melakukan penilaian defisit neurologis

dengan mempertimbangkan seberapa berat

gangguan neurologis yang terjadi dan

apakah gangguan neurologis tersebut masih

akan memburuk atau membaik.

18 EPIDEMIOLOGI STROKE

3. Langkah ketiga

Menentukan jenis stroke dengan penilaian

skoring dan pemeriksaan penunjang.

4. Langkah keempat

Langkah keempat merupakan penatalaksanaan

suportif. Hal ini dilakukan agar kondisi

fisik pasien cepat membaik. Sebagai

contoh, elevasi kepala 30◦ untuk

mengurangi peningkatan tekanan

intrakranial, badan pasien dibolak-balik

untuk menghindari terjadinya dekubitus di

punggung dan pinggang. Selain itu

dilakukan kontrol tekanan darah secara

kontinyu. Kontrol kadar gula darah,

kolesterol dan fungsi jantung selalu

dilakukan dan diawasi dalam 48 jam pertama

pasca stroke.

Diantara sekian banyak risiko stroke,

hipertensi dianggap yang paling berperan.

Intervensi terhadap hipertensi dibuktikan mampu

mempengaruhi penurunan stroke dalam komuniti.

Namun demikkian upaya pencegahaan stroke tidak

semata ditujukan kepada hipertensi stroke.

Ada pendekatan yang menggabungkan ketiga

bentuk upaya pencegahan dengan 4 faktor utama yang

19 EPIDEMIOLOGI STROKE

mempengaruhi penyakit ( gaya hidup, lingkungan,

biologis dan pelayanan kesehatan.

Pencegahan Primer :

Gaya hidup : reduksi stress, makan rendah

garam, lemak dan kalori, exercise, no smoking

dan vitamin.

Lingkungan : kesadaran akan stress kerja,

kemungkinan gangguan PB (lead).

Biologi : perhatian terhadap fakktor

risiko biologis (jenis kelamin, riwayat

keluarga), efek aspirin.

Pelayanan kesehatan : health education dan

pemerisaan tensi.

Pencegahan sekunder :

Gaya hidup : management stres, makanan

rendah garam, stop smoking, penyesuaian gaya

hidup.

Lingkungan : penggantian kerja jika di

perlukan, family counseling.

Biologi : pengobatan yang patuh dan cegah

efek samping.

Pelayanan kesehatan : pendidikan pasien

dan evaluasi penyebab sekunder.

Pencegahan tersier :

Gaya hidup : reduksi stres, exercise sedang,

stop smoking.

20 EPIDEMIOLOGI STROKE

Lingkungan : jaga keamanan dan

keselamatan (rumah lantai pertama, pakai

whell-chair) dan  family support.

Biologi : kepatuhan berobat, tetapi fisik

dan speack therapy.

Pelayanan kesehahtan : emergency medical

technic, asuransi.

F. Stroke

JENIS/BENTUK  KLINIK

1. Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik adalah stroke yang

disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah

otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik

terjadi pada penderita hipertensi.

a. Perdarahan Intra Serebral (PIS), terutama

terjadi bila tekanan darah tinggi

sekali, sampai otoregulasi otak tidak

berfungsi lagi, dan bila pembuluh

darahnya rapuh atau ada aneurisma

maka pembuluh darah dapat pecah dan

terjadi Infark hemorragik.

b. Perdarahan Sub Arachnoid (PSA), yang keluar

akibat pecahnya aneurisma atau

malformasi arterio vena (MVA), akan segera

21 EPIDEMIOLOGI STROKE

memenuhi ruang sub arachnoid sehingga

menimbulkan iritasi batang otak

2. Stroke Iskemik

Stroke iskemik yaitu tersumbatnya

pembuluh darah yang menyebabkan aliran

darah ke otak sebagian atau keseluruhan

terhenti. 80% stroke adalah stroke

Iskemik.

a. Thrombosis Serebsi (TS). penyempitan lumen

pembuluh darah otak terjadi secara

perlahan oleh karena proses

arteriosklerosis. Masih bersifat

reversibel dan dapat membaik bila

tekanan darah cepat naik

kembali/membaik (fase penumbra).

b. Emboli Serebri (ES).

penyempitan/penyumbatan pembuluh

darah terjadi secara mendadak/akut,

dengan sumber utama emboli dari

jantung.

c. Serangan Otak Iskemik Sepintas atau Transient

Ischemic Attack(SOS/TIA). Sebagai akibat

dari terhentinya aliran darah yang

menuju ke otak disebabkan sumbatan

yang berasal dari emboli dan

trombosis serebri.

22 EPIDEMIOLOGI STROKE

GEJALA STROKE

Gejala Stroke Awal

Gejala dan tanda seseorang terkena

stroke sangat beragam dan berbeda-beda

antara satu individu dengan individu

lainnya. Perbedaan ini dikarenakan otak

manusia sangat kompleks. Setiap daerah

di otak mempunyai fungsi berbeda-beda.

Ada yang mengatur gerakan, pancaindera,

perasaan, kognitif dan lain-lain. Gejala

dan tanda dari stroke tergantung pada

daerah mana yang mengalmi kerusakan di

otak, dan juga tergantung dari apakah

itu karena stroke pendarahan atau karena

stroke iskemik.

Namun secara umum, tanda dan gejala

stroke diantaranya :

Munculnya kelemahan mendadak

dari satu bagian tubuh, wajah,

lengan, tungkai, terutama di

satu sisi badan.

Muncul rasa baal (hilang

sensasi) mendadak disatu sisi

badan

23 EPIDEMIOLOGI STROKE

Gangguan menelan (disfagia),

contohnya bila minum jadi

tersedak

Hilangnya penglihatan sebagian

atau menyeluruh secara tiba-

tiba

Tiba-tiba sulit bicara atau

menjadi tidak jelas berbicara

atau pelo, atau tidak memahami

pembicaraan orang lain.

Timbul nyeri kepala yang amat

sangat, yang muncul secara

mendadak

Gangguan kesadaran, pingsan,

koma, atau kejang.

Hilang keseimbangan, terjatuh

tiba-tiba, dan tidak mampu

mengatur gerakan tubuh

Muncul gangguan kognitif lain

seperti tiba-tiba pikun, tidak

dapat berhitung, membaca,

ataupun menulis secara tiba-

tiba.

Gejala-gejala diatas terutama bila

timbul mendadak, harus segera mendapat

pertolongan dari dokter. Semakin cepat

24 EPIDEMIOLOGI STROKE

ditangani maka akan semakin baik

hasilnya. Gejala-gejala diatas sangat

tergantung dari daerah otak mana yang

mengalami gangguan. Sebagai informasi,

secara mudahnya otak kita dibagi menjadi

hemisfer, otak kanan dan otak kiri yang

mempunyai peranan dan fungsi masing-

masing. Kedua bagian otak ini dibagi

menjadi sisi dominan dan non dominan,

dilihat dari fungsi penggunaan sehari-

hari kita bisa menggunakan tangan untuk

bekerja dan menulis. Namun, ada juga

orang-orang tertentu dengan otak dominan

kanan dan mengerjakan kegiatan sehari-

hari dengan tubuh sebelah kiri lebih

dominan yang biasa kita sebut kidal/

kebot. Bagian otak kanan mengendalikan

sisi tubuh tubuh sebelah kanan, sehingga

bila yang terkena stroke adalah sisi

kiri tubuh. Demikian juga sebaliknya,

bila yang terkena stroke adalah sisi

kiri dari otak, maka sisi tubuh yang

mengalami kelumpuhan adalah sisi kanan

tubuh.

Gejala Stroke Ringan

25 EPIDEMIOLOGI STROKE

Dalam beberapa menit saja mengalami

stroke, sel-sel otak mulai mati. Jadi

penting sekali untuk mengenali gejala-

gejalanya, agar segera ditangani dan

mendapatkan perawatan yang tepat untuk

pemulihan. Stroke ringan mungkin tidak

akan menimbulkan gejala namun tetap

dapat merusak jaringan otak.

Tanda-tanda stroke antara lain :

Tiba-tiba mati rasa atau rasa

lemah pada lengan, wajah atau

kaki, terutama pada satu sisi

tubuh. Gerakan refleks dan

atau sensasi hilang seluruhnya

atau sebagian. Mungkin ada

suatu sensasi kesemutan di

daerah yang terkena.

Mendadak kebingungan atau

kesulitan bicara atau

memahami. Kadang-kadang

kelemahan pada otot-otot wajah

dapat menyebabkan keluarnya

air liur tanpa terkendali.

Tiba-tiba kesulitan melihat

pada satu atau kedua mata.

26 EPIDEMIOLOGI STROKE

Tiba-tiba kesulitan berjalan,

pusing, kehilangan

keseimbangan atau koordinasi.

Mendadak mengalami sakit

kepala berat tanpa diketahui

penyebabnya.

Siapapun dapat memiliki terserang

stroke. Tetapi kemungkinan itu meningkat

jika seseorang memiliki faktor resiko

tertentu yang dapat menyebabkan stroke.

Kabar baiknya bahwa sampai 80% stroke

sebenarnya dapat di cegah.

Perawatan Pasca Stroke

Sekali terkena serangan stroke, tidak

membuat seseorang terbebas dari  stroke. Di

samping dampak menimbulkan kecacatan, masih

ada kemungkinan dapat terserang kembali di

kemudian hari.

Penanganan pasca stroke yang biasa

dilakukan adalah:

1. Rehabilitasi. Penderita memerlukan

rehabilitasi serta terapi psikis

seperti terapi fisik, terapi

okupasi, terapi wicara, dan

penyediaan alat bantu di unitortotik

27 EPIDEMIOLOGI STROKE

prostetik. Juga penanganan

psikologis pasien, seperti berbagi

rasa,terapi wisata, dan sebagainya.

Selain itu, juga dilakukan Community

based rehabilitation (rehabilitasi

bersumberdaya masyarakat) dengan

melakukan penyuluhan dan pelatihan

masyarakat di lingkungan pasien agar

mampumenolong, setidaknya bersikap

tepat terhadap penderita. Hal ini

akan meningkatkan pemulihan dan

integrasi dengan masyarakat.

2. Penerapan gaya hidup sehat. Bahaya

yang menghantui penderita stroke

adalah serangan stroke berulang yang

dapat fatal atau kualitas hidup yang

lebih buruk dari serangan pertama.

Bahkan ada pasien yang mengalami

serangan stroke sebanyak 6-7 kali.

Hal ini disebabkan pasien tersebut

tidak mengendalikan faktor risiko

stroke. Penerapan gaya hidup sehat

sangat penting bagi mereka yang

sudah pernah terkena serangan

stroke, agar tidakkembali diserang

stroke seperti berhenti merokok,

28 EPIDEMIOLOGI STROKE

diet rendah lemak atau kolesterol

dan tinggi serat, berolahraga

teratur 3 kali seminggu (30-

45menit), makan secukupnya, dengan

memenuhi kebutuhan gizi

seimbang,menjaga berat badan jangan

sampai kelebihan berat badan,

berhenti minumalkohol dan atasi

stres.

3. Selain itu konsumsi bahan-bahan

makanan yang dapat mengurangi

resikotimbulnya kembali serangan

stroke juga sangat diperlukan.

29 EPIDEMIOLOGI STROKE

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Stroke merupakan penyakit yang menyerang sistem

saraf manusia, yang dapat berakibat pada kelumpuhan

sistem-sistem lainnya. Secara umum patologi stroke

berlangsung secara progresif dan bertahap, mulai

dari gejala stroke ringan  hingga dapat menyebabkan

kematian. Secara garis besar, stroke dibagi

menjadistroke iskemik (karena penyumbatan pembuluh

darah) dan stroke hemoragik (karena pecahnya

pembuluh darah) yang memiliki gejala bervariasi

sesuai daerah yang terserang.

Stroke memiliki beberapa faktor resiko yang

dapat mendukung perkembangan stroke yang terdiri

dari dua jenis faktor, yaitu faktor resiko yang

tidak dapat dimodifikasi (usia, jenis kelamin,

herediter, dan ras) dan yang dapat dimodifikasi

(berbagai penyakit degeneratif dan gaya hidup).

30 EPIDEMIOLOGI STROKE

Pencegahan penyakit stroke dapat dilakukan dengan

meminimalisir faktor resiko yang dapat dimodifikasi

tersebut, seperti mengatur pola hidup dan

mengkonsumsi makanan yang disesuaikan dengan faktor

resiko yang tidak dapat dimodifikasi.

Jumlah penderita stroke terus meningkat setiap

tahunnya, bukan hanya menyerang mereka yang berusia

tua, tetapi juga orang-orang muda pada usia

produktif. Data penelitian mengenai pengobatan

stroke hingga kini masih belum memuaskan walaupun

telah banyak yang dicapai, hasil akhir pengobatan

kalau tidak meninggal hampir selalu meninggalkan

kecacatan. Pengobatan awal/dini seperti pencegahan

sangat bermanfaat, akan tetapi harus disertai

dengan pengenalan dan pemahaman stroke pada semua

lapisan dan komjunitas dalam masyarakat.

B. Saran

Mencegah lebih baik daripada mengobati.Istilah

ini sudah sangat lumrah di kalangan kita.Oleh

karena itu, untuk mencegah terjadinya stroke, maka

yang harus kita ubah mulai sekarang adalah pola

hidup dan pola makan yang sehat dan teratur, dengan

31 EPIDEMIOLOGI STROKE

memperhatikan gizi yang seimbang. Jika kita

membiasakan hidup sehat, maka kita tidak akan mudah

terserang penyakit.

32 EPIDEMIOLOGI STROKE