epidemiologi stroke
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of epidemiologi stroke
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan
yang serius karena ditandai dengan tingginya
mordibitas dan mortalitasnya. Selain itu tampak
adanya kecenderungan peningkatan insidennya.
Hasil survei kesehatan rumah tangga
menunjukkan peningkatan proporsi penderita stroke
di rumah sakit, yakni 0,72/100 penderita pada
tahun 1984 menjadi 0,95/100 penderita di tahun
1986. Serangan stroke adalah akut dan menyebabkan
keatian mendadak.
Angka kematian dapat mencapai 36%. Namun
sampai dewasa ini belumlah jelas penyebabnya.
Secara patofisiologi dikatakan bahwa stroke
berkaitan dengan gangguan aliran darah ke otak.
Mengenai klasfikasi stroke, telah banyak
institusi yang mengemukakan berbagai klasifikasi
stroke.Seperti yang dibuat oleh Stroke Data Bank,
World Health Organization (WHO, 1989) dan National
Institute of Neurological Disease and Stroke
(NINDS, 1990).Pada dasarnya klasifikasi tersebut
dikelompokkan atas dasar manifestasi klinik,
proses patologi yang terjadi di otak dan tempat
lesinya.
1 EPIDEMIOLOGI STROKE
Hal ini berkaitan dengan pendekatan diagnosis
neurologis yang melakukan diagnosis klinis,
diagnosis kausal, dan diagnosis topis (Bustan,
2007).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah gambaran umum dari epidemiologi
stroke ?
2. Sudah sebesar apakah masalah dalam penyakit
stroke ?
3. Apa saja batasan dan klasifikasi dari
penyakit sroke ?
4. Apa saja yang menjadi faktor resiko penyakit
stroke ?
5. Bagaimanakah pencegahan pada penyakit
stroke ?
6. Seperti apakah itu penyakit stroke ?
C. Tujuan penulisan
1. Ingin mengetahui gambaran umum epidemiologi
stroke.
2. Ingin mengetahui besarnya masalah dalam
penyakit stroke.
3. Ingin mengetahui batasan dan klasifikasi
penyakit stroke.
2 EPIDEMIOLOGI STROKE
4. Ingin mengetahui faktor resiko penyakit
stroke.
5. Untuk mengetahui upaya pencegahan pada
penyakit stroke.
6. Ingin mengetahui penyakit stroke.
3 EPIDEMIOLOGI STROKE
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Stroke adalah suatu penyakit defisit
neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak
dan menimbulkan gejala dan tanda yangsesuai dengan
daerah otak yang terganggu. Kejadian serangan
penyakit ini bervariasi antar tempat, waktu dan
keadaan penduduk.
Ditemukan pada semua golongan usia namun
sebagian besar akan dijumpai pada usia di atas 55
tahun. Ditemukan kesan bahwa insiden stroke
meningkat secara eksponensial denagn bertambahnya
usia, dimana akan terjadi peningkatan 100 kali
lipat pada mereka yang berusia 80-90 tahun.
Insiden usia 80-90 adalah 300/10.000 dibandingkan
dengan 3/10.000 pada golongan usia 30-40 tahun.
Stroke banyak ditemukan pada pria dibandingkan
pada wanita. Variasi gender ini bertahan tanpa
pengaruh umur.
4 EPIDEMIOLOGI STROKE
Insiden stroke bervariasi antarnegara dan
tempat. Menurut hasil penelitian yang dikoordinasi
oleh WHO, dari 16 pusat riset di 12 negara naju
dan berkembang antara Mei 1971 sampai dengan
Desember 1974 memperlihatkan bahwa insiden stroke
yang paling tinggi adalah di Ahita (Jepang) yaitu
287 per 100.000 populasi per tahun, sedang yang
terendah adalah di Ibadan (Nigeria) sebesar 150
per 100.000 populasi per tahun. Clifford Rose dari
Inggris memperkirakan insidens stroke dikebanyakan
negara adalah sebesar perdarahan intra serebral
meningkat sesuai dengan pertambahan umur, sedang
perdarahan subarachnoidal lebih banyak terdapat di
kalangan usia muda.
Di Indonesia, walaupun belum ada penelitian
epidemiologis yang sempurna, dari hasil survei
kesehatan rumah tangga tahun 1984 dilaporkan
prevalensi stroke pada golongan umur 25-34 tahun,
35-44 tahun, dan pada kelompok umur 55 tahun ke
atas berturut-turut 6,7; 24,4 dan 276,3 per
100.000 penduduk sedangkan proporsi stroke di
rumah-rumah sakit di 27 provinsi pada tahun 1984
dan tahun 1986 meningkat 0,96 per 100 penderita.
Masih dari hasil survei kesehatan rumah tangga,
mortalitas stroke pada tahun 1986 adalah tercatat
37,3 per 100.000 penduduk ; sementara di negara –
5 EPIDEMIOLOGI STROKE
negara maju, stroke merupakan penyebab kematian
nomor tiga setelah penyakit jantung dan keganasan.
Walaupun mortalitasnya sangat bervariasi
antargeografi , namun secara rata – rata
disebutkan angka 100 kematian per 100.000 penduduk
per tahun.
B. Besarnya Masalah
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan
oleh Yayasan Stroke Indonesia, masalah stroke
semakin penting dan mendesak karena kini jumlah
penderita Stroke di Indonesia terbanyak dan
menduduki urutan pertama di Asia. Jumlah yang
disebabkan oleh stroke menduduki urutan kedua pada
usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia
15-59 tahun. Stroke merupakan penyebab kecacatan
serius menetap no 1 di seluruh dunia.
Pada tanggal 29 Oktober diperingati sebagai
hari stroke dunia, saat ini diingatkan bahwa 1
dari 6 orang menderita stroke dan hampir setiap 6
detik seseorang meninggal karena stroke.
Organisasi Stroke Dunia mencatat hampir 85% orang
yang mempunyai faktor resiko dapat terhindar dari
stroke bila menyadari dan mengatasi faktor resiko
tersebut sejak dini.
6 EPIDEMIOLOGI STROKE
Badan kesehatan dunia memprediksi bahwa
kematian akibat stroke akan meningkat seiring
dengan kematian akibat penyakit jantung dan kanker
kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta
di tahun 2030.
Kasus stroke meningkat di negara maju seperti
Amerika dimana kegemukan dan junk food telah
mewabah. Berdasarkan data statistik di
Amerika,setiap tahun terjadi 750.000 kasus stroke
baru di Amerika. Berdasarkan datatersebut
menunjukkan bahwa setiap 45 menit, ada satu orang
di Amerika yangterkena serangan stroke dan 4 dari
5 keluarga di Amerika terkena stroke.
Di Indonesia,stroke merupakan penyakit nomor
tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker.
Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke
merupakan pembunuh no.1di RS Pemerintah di seluruh
penjuru Indonesia. Kejadian stroke di Indonesia
punselalu meningkat dari tahun ke tahun. Sebanyak
33 % pasien stroke membutuhkan bantuan orang lain
untuk aktivitas pribadi, 20 % membutuhkanbantuan
orang lain untuk dapat berjalan kaki, dan 75 %
kehilangan pekerjaan.
Menurut WHO (2011), Indonesia telah
menempati peringkat ke-97 dunia untuk jumlah
penderita stroke terbanyak dengan jumlah angka
7 EPIDEMIOLOGI STROKE
kematian mencapai 138.268 orang atau 9,70% dari
total kematian yang terjadi pada tahun 2011.
Menurut data tahun 1990-an, diperkirakan ada
500.000 orang penderita stroke di Indonesia,
sekitar 125.000 diantaranya meninggal atau cacat
seumur hidup. Tetapi jumlah sebenarnya
sulitdiketahui karena banyak yang tidak dibawa ke
dokter karena ketiadaan biaya atau jarak rumah
sakit yang jauh dari tempat tinggal. Kasus stroke
di Indonesia menunjukkan kecenderungan terus
meningkat dari tahun ke tahun. Setelah tahun 2000
kasus stroke yang terdeteksi terus melonjak. Pada
tahun 2004, beberapa penelitian di sejumlah
rumah sakit menemukan pasien rawat inap yang
disebabkanstroke berjumlah 23.636 orang. Sedangkan
yang rawat jalan atau yang tidak dibawake rumah
sakit tidak diketahui jumlahnya (Kompas, 2008) Di
Bali jumlah penderita Stroke Hemoragik dan Stroke
Non Hemoragik yang masuk ke RSUP Sanglah Denpasar
tidak bisa dikatakan sedikit.
Dari data catatan medik RSUP Sanglah Denpasar
didapatkan jumlah penderita stroke 2 tahun
terakhir memang mengalami penurunan, namun
jumlah kasusnya masih tergolong banyak. Pada
tahun 2011 jumlah penderita stroke yang menjalani
perawatan adalah 848 orangdimana bila dirata-
8 EPIDEMIOLOGI STROKE
ratakan terdapat 71 kasus per bulan. Sedangkan
pada tahun 2012 menjadi 715 orang dimana bila
dirata-ratakan terdapat 60 kasus per bulan.
C. Batasan dan Klasifikasi
Batasan yang dikemukakan oleh WHO Task Force
in Stroke and Other Cerebrovascular Disease tahun
1989, stroke secara klinis adalah sebagai
berikut :
Stroke adalah disfungsi neurologis akut yang
disebabkan oleh gangguan pembuluh darah dan timbul
secara mendadak ( dalam beberapa detik ) atau
cepat (dalam beberapa jam ) dengan gejala-gejala
dan tanda-tanda yang sesuai dengan daerah fokal
otak yang terganggu.
Pada umumnya disfungsi itu berupa
hemiparalisis atau hemiparesis yang disertai
dengan defisit sensorik dengan atau tanpa gangguan
fungsi luhur. Di dalam praktek, stroke (bahasa
inggris) umum di gunakan sebagai sinonim Cerebrow
Vascular Disease (CVD) dan Kurikilum Inti
Pendidikan Dokter di Indonnesia (KIPDI)
mengistilahkan stroke sebagai penyakit akibat
gangguan peredaran darah otak (GPDO).
Mengenai klasifikasi stroke, telah banyak
institusi yang mengemukakan berbagai klasifikasi
9 EPIDEMIOLOGI STROKE
stroke, seperti yang di buat oleh Stroke Data
Bank, World Health Organization (WHO,1989) dan
National Institute of Neurological Disease and
Stroke (NINDS,1990). Pada dasarnya klasifikasi
tersebut di kelompokkan atas dasar manifestasi
klinik, proses patologi yang terjadi di otak dan
tempat lesinya . hal ini berkaitan denagn
pendekatan diagnosis neurologis yang melakukan
diagnosis klinis , diagnosis kausal, dan diagnosis
topis.
Klasifikasi yang dipakai saat ini adalah
sebagai berikut :
1. Berdasarkan manisfestasi klinik :
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
b. Stroke in Evolutian (SIE)
c. Reversible Ischemic Neurological
Deficit (RIND)
d. Completed Stroke
2. Berdasarkan proses patologik (kausal) :
a. Infark
b. Perdarahan Intra serebral.
c. Perdarahan subarachnoidal
3. Berdasarkan tempat :
a. Sistem karotis
b. Sistem vertebrobasiler.
10 EPIDEMIOLOGI STROKE
Di klinik, secara umum ada 2 jenis stroke ,
yakni stroke iscemik (nonhemorhagik) dan
hemorhagik. Jenis iscemic dapat berupa TIA,
trombosis dan embolitik. Jenis hemorhagik dapat
terjadi sebagai perdarahan intracerebral ataupun
subaranoid. Iswadi melaporkan bahwa jenis infark
otak merupakan jenis stroke yang banyak di
temukan.
Pembagian di klinik biasanya melakukan
diagnosis berikut :
1. Stroke non hemorgik (cerebral
infraction):
Klinis terdiri dari:
a. TIA
b. RIND (Reversible Ischemic
Neurologic Deficit)
c. Progessing stroke = stroke in
evolusi
d. Complete stroke
Secara kausal:
a. Stroke trombotik
b. Stroke emboli/non trombotik
2. Stroke haemorhagik :
a. PSD (Perdarahan Sub Dural)
b. PSA (Perdarahan Sub Arachnoid)
c. PIS (Perdarahan Intra Cerebral)
11 EPIDEMIOLOGI STROKE
D. Faktor Resiko
Dalam upaya pencegahannya maka diperlukan
identifikasi karakteristik epidemiologinya yang
dapat merupakan sebagai faktor resiko
stroke.Faktor resiko ini menyebabkan orang menjadi
lebih rentan atau mudah mengalami stroke.
Faktor-faktor resiko yang selama ini telah
diidentifikasi dapat berupa hipertensi, diabetes
mellitus, riwayat stroke sebelumnya, obesitas, dan
kebiasaan merokok. Selain itu, disebutkan juga
beberapa faktor yang dicurigai berkaitan dengan
stroke seperti alkohol, kontrasepsi hormonal,
trauma, dan herpes zoster .
Beberapa faktor resiko stroke yang dapat
disebutkan, yakni:
1. Umur: Rate meninggi sesuai dengan
pertambahan umur.
2. Ras: lebih tinggi black dari white.
3. Seks: lelaki > wanita.
4. Hipertensi: faktor resiko tertinggi
dari stroke.
5. Diabetes (> 120mg/100ml): kuat
asosiasinya, kapiler rapuh.
6. Penyakit jantung sebelumnya: resiko
meninggi sampai 3 x.
12 EPIDEMIOLOGI STROKE
7. Atrial fibrilation/TIA: faktor resiko
kuat.
8. Obesitas: inconsistent findings.
9. Rokok: tidak ditemukan efek besar,
kapiler kaku.
10. Kolesterol dan trigliserida:
inconsistent.
Di antara faktor resiko di atas, dapat
disebutkan 4 major risk factors dari stroke:
1. Hipertensi
2. Transient ischemic attack
3. Hipercholesterolemia
4. DM
Sidharta (1985) memperingatkan bahwa
Cerebrovascular Disease merupakan penyakit orang-
orang golongan usia di atas 50 tahun, karena pada
orang-orang golongan tersebut terdapat
arterioslerosis serebri. Proses atherosklerosis
disebabkan dan ditentukan oleh faktor keturunan,
hipertensi dan cara hidup. Semua faktor yang
menentukan timbulnya manifestasi stroke dikenal
sebagai faktor resiko stroke, dikenal juga sebagai
stroke profile; sehingga orang-orang yang
mempunyai stroke profile dinamakan stroke prone
person, yaitu orang-orang yang mempunyai
13 EPIDEMIOLOGI STROKE
kecenderungan untuk mengidap stroke (Bustan,
2007).
Menurut (Israr, 2008) Faktor risiko stroke
dibagi atas 2 jenis, faktor risiko yang dapat
diubah dan tidak dapat diubah.
Faktor risiko yang dapat diubah antara lain:
a. hipertensi (penyakit tekanan darah
tinggi),
b. kolesterol,
c. aterosklerosis (pengerasan pembuluh
darah),
d. gangguan jantung,
e. diabetes,
f. riwayat stroke dalam keluarga,
g. migrain,
h. merokok (aktif &pasif),
i. makanan tidak sehat (junk food, fast
food),
j. alkohol,
k. kurang olahraga,
l. mendengkur,
m. kontrasepsi oral,
n. narkoba,
o. obesitas.
Faktor resiko yang tak dapat diubah:
a. Umur.
14 EPIDEMIOLOGI STROKE
Kemunduran sistem pembuluh darah
meningkat seiring dengan bertambahnya
usia hingga makin bertambah usia makin
tinggi kemungkinan mendapat stroke.
Dalam statistic factor ini menjadi 2x
lipat setelah usia 55 tahun.
b. Jenis.
Stroke diketahui lebih banyak laki-
laki dibanding perempuan. Kecuali umur
35-44 tahun dan diatas 85 tahun, lebih
banyak diderita perempuan. Hal
inidiperkirakan karena pemakaian obat-
obat kontrasepsi dan usia harapan
hidup perempuan yang lebih tinggi
dibanding laki-laki.
c. Berat Lahir Yang Rendah
Statistik di Inggris memungkinkan
orang dengan beratbayi lahir rendah
menunjukkan angka kematian yang lebih
tinggi disbanding orang yang lahir
dengan berat normal. Namun apa
hubungan antara ke duanya belum
diketahui secara pasti.
d. Ras
Penduduk Afrika - Amerika dan Hispanic
- Amerika berpotensi stroke lebih
15 EPIDEMIOLOGI STROKE
tinggi dibanding Eropa - Amerika. Pada
penelitian penyakit artherosklerosis
terlihat bahwa penduduk kulit hitam
mendapat serangan stroke 38 % lebih
tinggi dibanding kulit putih.
e. Faktor Keturunan
Adanya riwayat stroke pada orang tua
menaikkan faktor resiko stroke. Hal
ini diperkirakan melalui beberapa
mekanisme antara lain:
Faktor genetik
Faktor life style
Penyakit-penyakit yang
ditemukan
Interaksi antara yang tersebut
diatas
f. Kelainan Pembuluh Darah Bawaan :
sering tak diketahui
sebelum terjadi stroke.
E. Pencegahan Stroke
Untuk bisa melakukan pencegahan stroke tentu
saja kita harus tahu penyebab terjadinya stroke.
Faktor risiko yang terbanyak adalah hipertensi,
diabetes, kadar kolesterol tinggi, kekakuan
pembuluh darah dan penyakit jantung. Pencegahan
16 EPIDEMIOLOGI STROKE
stroke dapat dilakukan dengan menjalankan gaya
hidup sehat, seperti pola makan sehat, tidak
merokok, olahraga teratur, menjaga berat badan dan
mengendalikan stres. Pola pencegahan ini sesuai
dengan perilaku hidup yoga, sehingga tidak
mustahil untuk dikatakan bahwa yoga bisa mencegah
terjadinya stroke. Untuk rehabilitasi pasca
stroke, dapat dilakukan pranayama dan latihan
asana ringan. Menjalani pola makan sehat dan
meditasi juga sangat bermanfaat.
Prinsip penanganan atau penatalaksanaan pasein
stroke bersifat supotif yaitu membantu dlaam
mengurangi luas kerusakan otak yang sudah terjadi
dan menecegah semakin meluasnya keruskaan otak
akibat iskemik atau perdarahan.
Penanganan atau penatalaksanaan serta
pencegahan pasien stroke dapat diaplikasikan
dengan langkah-langkah berikut :
1. Langkah pertama
a.Airway
Bebaskan jalan napas pasien. Hal ini
berfungsi untuk memastikan oksigen masuk
ke dalam tubuh pasien, terutama pada
pasien dengan penurunan kesadaran.
Pasien tersebut segera diletakkan dengan
17 EPIDEMIOLOGI STROKE
posisi terlentang, eher di sanggah
sampai hperekstensi maksimal.
b. Breathing
Jika pasien tidak bernapas atua
terjadihenti napas maka diberikan
oksigen 4 liter/menit melalui hidung.
Jika tidak terdapat oksigen dapat
diberikan bantuan napas buatan dari
mulut ke mulut. pasien pun segera dibawa
kerumaha sakit untuk secepatnya
mendapatkan pertolongan.
c. Circulation
Di rumah sakit, hal-hal di atas juga
dilakukan. Perbaikan sirkulasi dan
perfusi ke otak dengan cara
mempertahankan jantung dan tekanan darah
juga dilakukan. Pemantauan EKG dilakukan
dalam 24 jam pertama dan pasien langsung
diinfus dnegan NaCl 0,9%.
2. Langkah kedua
Melakukan penilaian defisit neurologis
dengan mempertimbangkan seberapa berat
gangguan neurologis yang terjadi dan
apakah gangguan neurologis tersebut masih
akan memburuk atau membaik.
18 EPIDEMIOLOGI STROKE
3. Langkah ketiga
Menentukan jenis stroke dengan penilaian
skoring dan pemeriksaan penunjang.
4. Langkah keempat
Langkah keempat merupakan penatalaksanaan
suportif. Hal ini dilakukan agar kondisi
fisik pasien cepat membaik. Sebagai
contoh, elevasi kepala 30◦ untuk
mengurangi peningkatan tekanan
intrakranial, badan pasien dibolak-balik
untuk menghindari terjadinya dekubitus di
punggung dan pinggang. Selain itu
dilakukan kontrol tekanan darah secara
kontinyu. Kontrol kadar gula darah,
kolesterol dan fungsi jantung selalu
dilakukan dan diawasi dalam 48 jam pertama
pasca stroke.
Diantara sekian banyak risiko stroke,
hipertensi dianggap yang paling berperan.
Intervensi terhadap hipertensi dibuktikan mampu
mempengaruhi penurunan stroke dalam komuniti.
Namun demikkian upaya pencegahaan stroke tidak
semata ditujukan kepada hipertensi stroke.
Ada pendekatan yang menggabungkan ketiga
bentuk upaya pencegahan dengan 4 faktor utama yang
19 EPIDEMIOLOGI STROKE
mempengaruhi penyakit ( gaya hidup, lingkungan,
biologis dan pelayanan kesehatan.
Pencegahan Primer :
Gaya hidup : reduksi stress, makan rendah
garam, lemak dan kalori, exercise, no smoking
dan vitamin.
Lingkungan : kesadaran akan stress kerja,
kemungkinan gangguan PB (lead).
Biologi : perhatian terhadap fakktor
risiko biologis (jenis kelamin, riwayat
keluarga), efek aspirin.
Pelayanan kesehatan : health education dan
pemerisaan tensi.
Pencegahan sekunder :
Gaya hidup : management stres, makanan
rendah garam, stop smoking, penyesuaian gaya
hidup.
Lingkungan : penggantian kerja jika di
perlukan, family counseling.
Biologi : pengobatan yang patuh dan cegah
efek samping.
Pelayanan kesehatan : pendidikan pasien
dan evaluasi penyebab sekunder.
Pencegahan tersier :
Gaya hidup : reduksi stres, exercise sedang,
stop smoking.
20 EPIDEMIOLOGI STROKE
Lingkungan : jaga keamanan dan
keselamatan (rumah lantai pertama, pakai
whell-chair) dan family support.
Biologi : kepatuhan berobat, tetapi fisik
dan speack therapy.
Pelayanan kesehahtan : emergency medical
technic, asuransi.
F. Stroke
JENIS/BENTUK KLINIK
1. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik adalah stroke yang
disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah
otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik
terjadi pada penderita hipertensi.
a. Perdarahan Intra Serebral (PIS), terutama
terjadi bila tekanan darah tinggi
sekali, sampai otoregulasi otak tidak
berfungsi lagi, dan bila pembuluh
darahnya rapuh atau ada aneurisma
maka pembuluh darah dapat pecah dan
terjadi Infark hemorragik.
b. Perdarahan Sub Arachnoid (PSA), yang keluar
akibat pecahnya aneurisma atau
malformasi arterio vena (MVA), akan segera
21 EPIDEMIOLOGI STROKE
memenuhi ruang sub arachnoid sehingga
menimbulkan iritasi batang otak
2. Stroke Iskemik
Stroke iskemik yaitu tersumbatnya
pembuluh darah yang menyebabkan aliran
darah ke otak sebagian atau keseluruhan
terhenti. 80% stroke adalah stroke
Iskemik.
a. Thrombosis Serebsi (TS). penyempitan lumen
pembuluh darah otak terjadi secara
perlahan oleh karena proses
arteriosklerosis. Masih bersifat
reversibel dan dapat membaik bila
tekanan darah cepat naik
kembali/membaik (fase penumbra).
b. Emboli Serebri (ES).
penyempitan/penyumbatan pembuluh
darah terjadi secara mendadak/akut,
dengan sumber utama emboli dari
jantung.
c. Serangan Otak Iskemik Sepintas atau Transient
Ischemic Attack(SOS/TIA). Sebagai akibat
dari terhentinya aliran darah yang
menuju ke otak disebabkan sumbatan
yang berasal dari emboli dan
trombosis serebri.
22 EPIDEMIOLOGI STROKE
GEJALA STROKE
Gejala Stroke Awal
Gejala dan tanda seseorang terkena
stroke sangat beragam dan berbeda-beda
antara satu individu dengan individu
lainnya. Perbedaan ini dikarenakan otak
manusia sangat kompleks. Setiap daerah
di otak mempunyai fungsi berbeda-beda.
Ada yang mengatur gerakan, pancaindera,
perasaan, kognitif dan lain-lain. Gejala
dan tanda dari stroke tergantung pada
daerah mana yang mengalmi kerusakan di
otak, dan juga tergantung dari apakah
itu karena stroke pendarahan atau karena
stroke iskemik.
Namun secara umum, tanda dan gejala
stroke diantaranya :
Munculnya kelemahan mendadak
dari satu bagian tubuh, wajah,
lengan, tungkai, terutama di
satu sisi badan.
Muncul rasa baal (hilang
sensasi) mendadak disatu sisi
badan
23 EPIDEMIOLOGI STROKE
Gangguan menelan (disfagia),
contohnya bila minum jadi
tersedak
Hilangnya penglihatan sebagian
atau menyeluruh secara tiba-
tiba
Tiba-tiba sulit bicara atau
menjadi tidak jelas berbicara
atau pelo, atau tidak memahami
pembicaraan orang lain.
Timbul nyeri kepala yang amat
sangat, yang muncul secara
mendadak
Gangguan kesadaran, pingsan,
koma, atau kejang.
Hilang keseimbangan, terjatuh
tiba-tiba, dan tidak mampu
mengatur gerakan tubuh
Muncul gangguan kognitif lain
seperti tiba-tiba pikun, tidak
dapat berhitung, membaca,
ataupun menulis secara tiba-
tiba.
Gejala-gejala diatas terutama bila
timbul mendadak, harus segera mendapat
pertolongan dari dokter. Semakin cepat
24 EPIDEMIOLOGI STROKE
ditangani maka akan semakin baik
hasilnya. Gejala-gejala diatas sangat
tergantung dari daerah otak mana yang
mengalami gangguan. Sebagai informasi,
secara mudahnya otak kita dibagi menjadi
hemisfer, otak kanan dan otak kiri yang
mempunyai peranan dan fungsi masing-
masing. Kedua bagian otak ini dibagi
menjadi sisi dominan dan non dominan,
dilihat dari fungsi penggunaan sehari-
hari kita bisa menggunakan tangan untuk
bekerja dan menulis. Namun, ada juga
orang-orang tertentu dengan otak dominan
kanan dan mengerjakan kegiatan sehari-
hari dengan tubuh sebelah kiri lebih
dominan yang biasa kita sebut kidal/
kebot. Bagian otak kanan mengendalikan
sisi tubuh tubuh sebelah kanan, sehingga
bila yang terkena stroke adalah sisi
kiri tubuh. Demikian juga sebaliknya,
bila yang terkena stroke adalah sisi
kiri dari otak, maka sisi tubuh yang
mengalami kelumpuhan adalah sisi kanan
tubuh.
Gejala Stroke Ringan
25 EPIDEMIOLOGI STROKE
Dalam beberapa menit saja mengalami
stroke, sel-sel otak mulai mati. Jadi
penting sekali untuk mengenali gejala-
gejalanya, agar segera ditangani dan
mendapatkan perawatan yang tepat untuk
pemulihan. Stroke ringan mungkin tidak
akan menimbulkan gejala namun tetap
dapat merusak jaringan otak.
Tanda-tanda stroke antara lain :
Tiba-tiba mati rasa atau rasa
lemah pada lengan, wajah atau
kaki, terutama pada satu sisi
tubuh. Gerakan refleks dan
atau sensasi hilang seluruhnya
atau sebagian. Mungkin ada
suatu sensasi kesemutan di
daerah yang terkena.
Mendadak kebingungan atau
kesulitan bicara atau
memahami. Kadang-kadang
kelemahan pada otot-otot wajah
dapat menyebabkan keluarnya
air liur tanpa terkendali.
Tiba-tiba kesulitan melihat
pada satu atau kedua mata.
26 EPIDEMIOLOGI STROKE
Tiba-tiba kesulitan berjalan,
pusing, kehilangan
keseimbangan atau koordinasi.
Mendadak mengalami sakit
kepala berat tanpa diketahui
penyebabnya.
Siapapun dapat memiliki terserang
stroke. Tetapi kemungkinan itu meningkat
jika seseorang memiliki faktor resiko
tertentu yang dapat menyebabkan stroke.
Kabar baiknya bahwa sampai 80% stroke
sebenarnya dapat di cegah.
Perawatan Pasca Stroke
Sekali terkena serangan stroke, tidak
membuat seseorang terbebas dari stroke. Di
samping dampak menimbulkan kecacatan, masih
ada kemungkinan dapat terserang kembali di
kemudian hari.
Penanganan pasca stroke yang biasa
dilakukan adalah:
1. Rehabilitasi. Penderita memerlukan
rehabilitasi serta terapi psikis
seperti terapi fisik, terapi
okupasi, terapi wicara, dan
penyediaan alat bantu di unitortotik
27 EPIDEMIOLOGI STROKE
prostetik. Juga penanganan
psikologis pasien, seperti berbagi
rasa,terapi wisata, dan sebagainya.
Selain itu, juga dilakukan Community
based rehabilitation (rehabilitasi
bersumberdaya masyarakat) dengan
melakukan penyuluhan dan pelatihan
masyarakat di lingkungan pasien agar
mampumenolong, setidaknya bersikap
tepat terhadap penderita. Hal ini
akan meningkatkan pemulihan dan
integrasi dengan masyarakat.
2. Penerapan gaya hidup sehat. Bahaya
yang menghantui penderita stroke
adalah serangan stroke berulang yang
dapat fatal atau kualitas hidup yang
lebih buruk dari serangan pertama.
Bahkan ada pasien yang mengalami
serangan stroke sebanyak 6-7 kali.
Hal ini disebabkan pasien tersebut
tidak mengendalikan faktor risiko
stroke. Penerapan gaya hidup sehat
sangat penting bagi mereka yang
sudah pernah terkena serangan
stroke, agar tidakkembali diserang
stroke seperti berhenti merokok,
28 EPIDEMIOLOGI STROKE
diet rendah lemak atau kolesterol
dan tinggi serat, berolahraga
teratur 3 kali seminggu (30-
45menit), makan secukupnya, dengan
memenuhi kebutuhan gizi
seimbang,menjaga berat badan jangan
sampai kelebihan berat badan,
berhenti minumalkohol dan atasi
stres.
3. Selain itu konsumsi bahan-bahan
makanan yang dapat mengurangi
resikotimbulnya kembali serangan
stroke juga sangat diperlukan.
29 EPIDEMIOLOGI STROKE
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stroke merupakan penyakit yang menyerang sistem
saraf manusia, yang dapat berakibat pada kelumpuhan
sistem-sistem lainnya. Secara umum patologi stroke
berlangsung secara progresif dan bertahap, mulai
dari gejala stroke ringan hingga dapat menyebabkan
kematian. Secara garis besar, stroke dibagi
menjadistroke iskemik (karena penyumbatan pembuluh
darah) dan stroke hemoragik (karena pecahnya
pembuluh darah) yang memiliki gejala bervariasi
sesuai daerah yang terserang.
Stroke memiliki beberapa faktor resiko yang
dapat mendukung perkembangan stroke yang terdiri
dari dua jenis faktor, yaitu faktor resiko yang
tidak dapat dimodifikasi (usia, jenis kelamin,
herediter, dan ras) dan yang dapat dimodifikasi
(berbagai penyakit degeneratif dan gaya hidup).
30 EPIDEMIOLOGI STROKE
Pencegahan penyakit stroke dapat dilakukan dengan
meminimalisir faktor resiko yang dapat dimodifikasi
tersebut, seperti mengatur pola hidup dan
mengkonsumsi makanan yang disesuaikan dengan faktor
resiko yang tidak dapat dimodifikasi.
Jumlah penderita stroke terus meningkat setiap
tahunnya, bukan hanya menyerang mereka yang berusia
tua, tetapi juga orang-orang muda pada usia
produktif. Data penelitian mengenai pengobatan
stroke hingga kini masih belum memuaskan walaupun
telah banyak yang dicapai, hasil akhir pengobatan
kalau tidak meninggal hampir selalu meninggalkan
kecacatan. Pengobatan awal/dini seperti pencegahan
sangat bermanfaat, akan tetapi harus disertai
dengan pengenalan dan pemahaman stroke pada semua
lapisan dan komjunitas dalam masyarakat.
B. Saran
Mencegah lebih baik daripada mengobati.Istilah
ini sudah sangat lumrah di kalangan kita.Oleh
karena itu, untuk mencegah terjadinya stroke, maka
yang harus kita ubah mulai sekarang adalah pola
hidup dan pola makan yang sehat dan teratur, dengan
31 EPIDEMIOLOGI STROKE
memperhatikan gizi yang seimbang. Jika kita
membiasakan hidup sehat, maka kita tidak akan mudah
terserang penyakit.
32 EPIDEMIOLOGI STROKE
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ilmukesehatan.com/artikel/artikel-makalah-
epidemiologi-penyakit-stroke.html
http://prasianto.blogspot.com/2013/01/epidemiologi-
tentang-penyakit-tidak.html
http://gustiayuendanghartanti.blogspot.com/2012/11/
makalah-epidemiologi-penyakit-non.html
http://artikelkesmas.blogspot.com/2013/12/makalah-
stroke-epidemiologi-penyakit.html
http://gejalastroke.com/
33 EPIDEMIOLOGI STROKE