Biografi Gus Dur

12
Biografi Gus Dur… Bapak Demokrasi-Pluralisme Desember 30, 2009 tags: Abdurrahman Wahid , gus dur , presiden indonesia Biografi Singkat, Bapak Demokrasi-Pluralis

Transcript of Biografi Gus Dur

Biografi Gus Dur…Bapak Demokrasi-PluralismeDesember 30, 2009tags: Abdurrahman Wahid, gus dur, presiden indonesia

Biografi Singkat, Bapak Demokrasi-Pluralis

Presiden Kiai Haji Abdurrahman Wahid atau dikenal sebagai Gus Durlahir di Jombang, Jawa Timur, pada 7 September 1940. Gus Duradalah putra pertama dari enam bersaudara dari keluarga yangsangat terhormat dalam komunitas Muslim Jawa Timur. Kakek dariayahnya adalah K.H. Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU),sementara kakek dari pihak ibu, K.H. Bisri Syansuri, adalahpengajar pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada perempuan.Ayah Gus Dur, K.H. Wahid Hasyim, terlibat dalam GerakanNasionalis dan menjadi Menteri Agama tahun 1949. Ibunya, Ny. Hj.Sholehah, adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang.Selain Gus Dur, adiknya Gus Dur juga merupakan sosok tokohnasional.

Berdasarkan silsilah keluarga, Gus Dur mengaku memiliki darahTionghoa yakni dari keturunan Tan Kim Han yang menikah dengan TanA Lok, saudara kandung Raden Patah (Tan Eng Hwa), pendiriKesultanan Demak. Tan A Lok dan Tan Eng Hwa merupakan anak dariPutri Campa, puteri Tiongkok yang merupakan selir Raden BrawijayaV (Suara Merdeka, 22 Maret 2004).

Gus Dur sempat kuliah di Universitas Al Azhar di Kairo-Mesir(tidak selesai) selama 2 tahun dan melanjutkan studinya diUniversitas Baghdad-Irak. Selesai masa studinya, Gus Dur punpulang ke Indonesia dan bergabung dengan Lembaga Penelitian,Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) pada 1971.Gus Dur terjun dalam dunia jurnalistik sebagai kaum ‘cendekiawan’muslim yang progresif yang berjiwa sosial demokrat. Pada masayang sama, Gus Dur terpanggil untuk berkeliling pesantren danmadrasah di seluruh Jawa. Hal ini dilakukan demi menjaga agarnilai-nilai tradisional pesantren tidak tergerus, pada saat yangsama mengembangkan pesantren. Hal ini disebabkan pada saat itu,pesantren berusaha mendapatkan pendanaan dari pemerintah dengancara mengadopsi kurikulum pemerintah.

Karir KH Abdurrahman Wahid terus merangkak dan menjadi penulisnuntuk majalah Tempo dan koran Kompas. Artikelnya diterima denganbaik dan ia mulai mengembangkan reputasi sebagai komentatorsosial. Dengan popularitas itu, ia mendapatkan banyak undanganuntuk memberikan kuliah dan seminar, membuat dia harus pulang-

pergi antara Jakarta dan Jombang, tempat Wahid tinggal bersamakeluarganya.

Meskipun memiliki karir yang sukses pada saat itu, Gus Dur masihmerasa sulit hidup hanya dari satu sumber pencaharian dan iabekerja untuk mendapatkan pendapatan tambahan dengan menjualkacang dan mengantarkan es untuk digunakan pada bisnis Es Lilinistrinya (Barton.2002. Biografi Gus Dur, LKiS, halaman 108)

Sakit Bukan Menjadi Penghalang Mengabdi

Pada Januari 1998, Gus Dur diserang stroke dan berhasildiselamatkan oleh tim dokter. Namun, sebagai akibatnya kondisikesehatan dan penglihatan Presiden RI ke-4 ini memburuk. Selainkarena stroke, diduga masalah kesehatannya juga disebabkan faktorketurunan yang disebabkan hubungan darah yang erat diantaraorangtuanya.

Dalam keterbatasan fisik dan kesehatnnya, Gus Dur terusmengabdikan diri untuk masyarakat dan bangsa meski harus duduk dikursi roda. Meninggalnya Gus Dur pada 30 Desember 2009 inimembuat kita kehilangan sosok guru bangsa. Seorang tokoh bangsayang berani berbicara apa adanya atas nama keadilan dan kebenarandalam kemajemukan hidup di nusantara.

Selama hidupnya, Gus Dur mengabdikan dirinya demi bangsa. Ituterwujud dalam pikiran dan tindakannya hampir dalam sisi dimensieksistensinya. Gus Dur lahir dan besar di tengah suasanakeislaman tradisional yang mewataki NU, tetapi di kepalanyaberkobar pemikiran modern. Bahkan dia dituduh terlalu liberaldalam pikiran tentang keagamaan. Pada masa Orde Baru, ketikamiliter sangat ditakuti, Gus Dur pasang badan melawan dwi fungsiABRI. Sikap itu diperlihatkan ketika menjadi Presiden dia tanparagu mengembalikan tentara ke barak dan memisahkan polisi daritentara.

Setelah tidak lagi menjabat presiden, Gus Dur kembali kekehidupannya semula. Kendati sudah menjadi partisan, dalamkapasitasnya sebagai deklarator dan Ketua Dewan Syuro PKB, iaberupaya kembali muncul sebagai Bapak Bangsa. Seperti sosoknya

sebelum menjabat presiden. Meski ia pernah menjadi Ketua UmumNahdlatul Ulama (NU), sebuah  organisasi Islam terbesar diIndonesia dengan anggota sekitar 38 juta orang. Namun ia bukanlahorang yang sektarian. Ia seorang negarawan. Tak jarang iamenentang siapa saja bahkan massa pendukungnya sendiri dalammenyatakan suatu kebenaran.  Ia seorang tokoh muslim yang berjiwakebangsaan.

“Tidak penting apa pun agama atau sukumu. Kalau kamu bisamelakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernahtanya apa agamamu”-Gus Dur- (diungkap kembali oleh Hermawi Taslim)

Dalam komitmennya yang penuh terhadap Indonesia yang plural, GusDur muncul sebagai tokoh yang sarat kontroversi. Ia dikenalsebagai sosok pembela yang benar. Ia berani berbicara dan berkatayang sesuai dengan pemikirannya yang ia anggap benar, meskipunakan berseberangan dengan banyak orang. Apakah itu kelompokminoritas atau mayoritas. Pembelaannya kepada kelompok minoritasdirasakan sebagai suatu hal yang berani. Reputasi ini sangatmenonjol di tahun-tahun akhir era Orde Baru. Begitu menonjolnyaperan ini sehingga ia malah dituduh lebih dekat dengan kelompokminoritas daripada komunitas mayoritas Muslim sendiri. Padahal iaadalah seorang ulama yang oleh sebagian jamaahnya malah sudahdianggap sebagai seorang wali.

Karir Organisasi NUPada awal  1980-an, Gus Dur terjun mengurus Nahdlatul Ulama (NU)setelah tiga kali ditawarin oleh kakeknya. Dalam beberapa tahun,Gus Dur berhasil mereformasi tubuh NU sehingga membuat namanyasemakin populer di kalangan NU. Pada Musyawarah Nasional 1984,Gus Dur didaulat sebagai Ketua Umum NU. Selama masa jabatanpertamanya, Gus Dur fokus dalam mereformasi sistem pendidikanpesantren dan berhasil meningkatkan kualitas sistem pendidikanpesantren sehingga dapat menandingi sekolah sekular.

Selama memimpin organisasi massa NU, Gus Dur dikenal kritisterhadap pemerintahan Soeharto.  Pada Maret 1992, Gus Dur

berencana mengadakan Musyawarah Besar untuk merayakan ulang tahunNU ke-66 dan mengulang pernyataan dukungan NU terhadap Pancasila.Wahid merencanakan acara itu dihadiri oleh paling sedikit satujuta anggota NU. Namun, Soeharto menghalangi acara tersebut,memerintahkan polisi untuk mengembalikan bus berisi anggota NUketika mereka tiba di Jakarta. Akan tetapi, acara itu dihadirioleh 200.000 orang. Setelah acara, Gus Dur mengirim surat proteskepada Soeharto menyatakan bahwa NU tidak diberi kesempatanmenampilkan Islam yang terbuka, adil dan toleran.

Menjelang Munas 1994, Gus Dur menominasikan dirinya untuk masajabatan ketiga. Mendengar hal itu, Soeharto ingin agar Wahidtidak terpilih. Pada minggu-minggu sebelum Munas, pendukungSoeharto, seperti Habibie dan Harmoko berkampanye melawanterpilihnya kembali Gus Dur. Ketika musyawarah nasional diadakan,tempat pemilihan dijaga ketat oleh ABRI dalam tindakanintimidasi. Terdapat juga usaha menyuap anggota NU untuk tidakmemilihnya. Namun, Gus Dur tetap terpilih sebagai ketua NU untukmasa jabatan ketiga. Selama masa ini, Gus Dur memulai aliansipolitik dengan Megawati Soekarnoputri dari Partai DemokrasiIndonesia (PDI). Megawati yang menggunakan nama ayahnya memilikipopularitas yang besar dan berencana tetap menekan rezimSoeharto.

Menjadi Presiden RI ke-4Pada Juni 1999, partai PKB ikut serta dalam arena pemilulegislatif. PKB memenangkan 12% suara dengan PDI-P memenangkan33% suara. Dengan kemenangan partainya, Megawati memperkirakanakan memenangkan pemilihan presiden pada Sidang Umum MPR. Namun,PDI-P tidak memiliki mayoritas penuh, sehingga membentuk aliansidengan PKB. Pada Juli, Amien Rais membentuk Poros Tengah, koalisipartai-partai Muslim. Poros Tengah mulai menominasikan Gus Dursebagai kandidat ketiga pada pemilihan presiden dan komitmen PKBterhadap PDI-P mulai berubah.

Pada 19 Oktober 1999, MPR menolak pidato pertanggungjawabanHabibie dan ia mundur dari pemilihan presiden. Beberapa saatkemudian, Akbar Tanjung, ketua Golkar dan ketua Dewan Perwakilan

Rakyat (DPR) menyatakan Golkar akan mendukung Gus Dur. Pada 20Oktober 1999, MPR kembali berkumpul dan mulai memilih presidenbaru. Abdurrahman Wahid kemudian terpilih sebagai PresidenIndonesia ke-4 dengan 373 suara, sedangkan Megawati hanya 313suara.

Tidak senang karena calon mereka gagal memenangkan pemilihan,pendukung Megawati mengamuk dan Gus Dur menyadari bahwa Megawatiharus terpilih sebagai wakil presiden. Setelah meyakinkan jendralWiranto untuk tidak ikut serta dalam pemilihan wakil presiden danmembuat PKB mendukung Megawati, Gus Dur pun berhasil meyakinkanMegawati untuk ikut serta. Pada 21 Oktober 1999, Megawati ikutserta dalam pemilihan wakil presiden dan mengalahkan Hamzah Hazdari PPP.

Pengabdian Sebagai Presiden RI ke-4Pasca kejatuhan rezim Orde Baru pada 1998, Indonesia mengalamiancaman disintegrasi kedaulatan negara. Konflik meletusdibeberapa daerah dan ancaman separatis semakin nyata. Menghadapihal itu, Gus Dur melakukan pendekatan yang lunak terhadap daerah-daerah yang berkecamuk. Terhadap Aceh, Gus Dur memberikan opsi referendum otonomi dan bukan kemerdekaan seperti referendum TimorTimur.  Pendekatan yang lebih lembut terhadap Aceh dilakukan GusDur dengan mengurangi jumlah personel militer di Negeri SerambiMekkah tersebut.  Netralisasi  Irian Jaya, dilakukan Gus Dur pada30 Desember 1999 dengan mengunjungi ibukota Irian Jaya. Selamakunjungannya, Presiden Abdurrahman Wahid berhasil meyakinkanpemimpin-pemimpin Papua bahwa ia mendorong penggunaan nama Papua.

Sebagai seorang Demokrat saya tidak bisa menghalangi keinginan rakyat Aceh untukmenentukan nasib sendiri. Tetapi sebagai seorang republik, saya diwajibkan untukmenjaga keutuhan Negara kesatuan Republik Indonesia.Presiden Abdurrahman Wahid dalam wawancara dengan RadioNetherland

Benar… Gus Dur lah menjadi pemimpin yang meletak fondasiperdamaian Aceh. Pada pemerintahan Gus Durlah, pembicaraan damaiantara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Indonesia menjadi terbuka.Padahal, sebelumnya, pembicaraan dengan GAM sesuatu yang tabu,sehingga peluang perdamaian seperti ditutup rapat, apalagi jikasampai mengakomodasi tuntutan kemerdekaan. Saat sejumlah tokohnasional mengecam pendekatannya untuk Aceh, Gus Dur tetap memilihmenempuh cara-cara penyelesaian yang lebih simpatik: mengajaktokoh GAM duduk satu meja untuk membahas penyelesaian Aceh secaradamai. Bahkan, secara rahasia, Gus Dur mengirim Bondan Gunawan,Pjs Menteri Sekretaris Negara, menemui Panglima GAM AbdullahSyafii di pedalaman Pidie. Di masa Gus Dur pula, untuk pertamakalinya tercipta Jeda Kemanusiaan.

Selain usaha perdamaaian dalam wadah NKRI, Gus Dur disebutsebagai pionir dalam mereformasi militer agar keluar dari ruangpolitik. Dibidang pluralisme, Gus Dur menjadi Bapak “Tionghoa”Indonesia.  Dialah tokoh nasional yang berani membela orangTionghoa untuk mendapat hak yang sama sebagai warga negara.  Padatanggal 10 Maret 2004, beberapa tokoh Tionghoa Semarangmemberikan penghargaan KH Abdurrahman Wahid sebagai “BapakTionghoa”. Hal ini tidak lepas dari jasa Gus Dur mengumumkanbahwa Tahun Baru Cina (Imlek) menjadi hari libur opsional yangkemudian diperjuangkan menjadi Hari Libur Nasional. Tindakan inidiikuti dengan pencabutan larangan penggunaan huruf Tionghoa. Danatas jasa Gus Dur pula akhirnya pemerintah mengesahkan Kongfucusebagai agama resmi ke-6 di Indonesia.

Selain berani membela hak minoritas etnis Tionghoa, Gus Dur jugamerupakan pemimpin tertinggi Indonesia pertama yang menyatakanpermintaan maaf kepada para keluarga PKI yang mati dan disiksa(antara 500.000 hingga 800.000 jiwa) dalam gerakan pembersihan PKI olehpemerintahan Orde Baru. Dalam hal ini, Gus Dur memang seorangtokoh pahlawan anti diskriminasi. Dia menjadi inspirator pemuka

agama-agama untuk melihat kemajemukan suku, agama dan ras diIndonesia sebagian bagian dari kekayaan bangsa yang harusdipelihara dan disatukan sebagai kekuatan pembangunan bangsa yangbesar.

Dalam kapasitas dan ‘ambisi’-nya, Presiden Abdurrahman Wahidsering melontarkan pendapat kontroversial. Ketika menjadiPresiden RI ke-4, ia tak gentar mengungkapkan sesuatu yangdiyakininya benar kendati banyak orang sulit memahami dan bahkanmenentangnya. Kendati suaranya sering mengundang kontroversi,tapi suara itu tak jarang malah menjadi kemudi arus perjalanansosial, politik dan budaya ke depan. Dia memang seorang yang takgentar menyatakan sesuatu yang diyakininya benar. Bahkan dia jugatak gentar menyatakan sesuatu yang berbeda dengan pendapat banyakorang. Jika diselisik, kebenaran itu memang seringkali tampakradikal dan mengundang kontroversi.

Kendati pendapatnya tidak selalu benar — untuk menyebutseringkali tidak benar menurut pandangan pihak lain — adalahsuatu hal yang sulit dibantah bahwa banyak pendapatnya yangmengarahkan arus perjalanan bangsa pada rel yang benar sesuaidengan tujuan bangsa dalam Pembukaan UUD 1945. Bagi sebagianorang, pemikiran-pemikiran Gus Dur sudah terlalu jauh melampuizaman. Ketika ia berbicara pluralisme diawal diawal reformasi,orang-orang baru mulai menyadari pentingnya semangat pluralismedalam membangun bangsa yang beragam di saat ini.

Dan apabila kita meniliki pada pemikirannya, maka akan kitadapatkan bahwa sebagian besar pendapatnya jauh dari interespolitik pribadi atau kelompoknya. Ia berani berdiri di depanuntuk kepentingan orang lain atau golongan lain yang diyakninyabenar. Malah sering seperti berlawanan dengan suara kelompoknyasendiri. Juga bahkan ketika ia menjabat presiden, sepetinyajabatan itu tak mampu mengeremnya untuk menyatakan sesuatu.Sepertinya, ia melupakan jabatan politis yang empuk itu demisesuatu yang diyakininya benar. Sehingga saat ia menjabatpresiden, banyak orang menganggapnya aneh karena sering kalimelontarkan pernyataan yang mengundang kontroversi.

Belum satu bulan menjabat presiden, Gus Dur sudah mencetuskanpendapat yang memerahkan kuping sebagian besar anggota DPR. Dihadapan sidang lembaga legislatif, yang anggotanya segaligussebagai anggota MPR, yang baru saja memilihnya itu, Gus Durmenyebut para anggota legislatif itu seperti anak Taman Kanak-Kanak.

Selama menjadi Presiden RI itu, Gus Dur mendapat kritik karenaseringnya melakukan kunjungan ke luar negeri sehingga dijuliki“Presiden Pewisata“. Pada tahun 2000, muncul dua skandal yangmenimpa Presiden Gus Dur yaitu skandal Buloggate dan Bruneigate.Pada bulan Mei 2000, BULOG melaporkan bahwa $4 juta menghilangdari persediaan kas Bulog. Tukang pijit pribadi Gus Dur mengklaimbahwa ia dikirim oleh Gus Dur ke Bulog untuk mengambil uang.Meskipun uang berhasil dikembalikan, musuh Gus Dur menuduhnyaterlibat dalam skandal ini. Pada waktu yang sama, Gus Dur jugadituduh menyimpan uang $2 juta untuk dirinya sendiri. Uang itumerupakan sumbangan dari Sultan Brunei untuk membantu di Aceh.Namun, Gus Dur gagal mempertanggungjawabkan dana tersebut.Skandal ini disebut skandal Bruneigate.

Dua skandal “Buloggate” dan “Brunaigate” menjadi senjata bagipara musuh politik Gus Dur untuk menjatuhkan jabatankepresidenannya. Pada 20 Juli, Amien Rais menyatakan bahwa SidangIstimewa MPR akan dimajukan pada 23 Juli. TNI menurunkan 40.000tentara di Jakarta dan juga menurunkan tank yang menunjuk ke arahIstana Negara sebagai bentuk penunjukan kekuatan. Gus Durkemudian mengumumkan pemberlakuan dekrit yang berisi (1)pembubaran MPR/DPR, (2) mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyatdengan mempercepat pemilu dalam waktu satu tahun, dan (3)membekukan Partai Golkar sebagai bentuk perlawanan terhadapSidang Istimewa MPR. Namun dekrit tersebut tidak memperolehdukungan dan pada 23 Juli, MPR secara resmi memberhentikan GusDur dan menggantikannya dengan Megawati Sukarnoputri.

Itulah akhir perjalanan Gus Dur menjadi Presiden selama 20 bulan.Selama 20 bulan memimpin, setidaknya Gus Dur telah membantumemimpin bangsa untuk berjalan menuju proses reformasi yang lebihbaik. Pemikiran dan kebijakannya yang tetap mempertahankan NKRI

dalam wadah kemajukan berdemokrasi sesuai dengan UUD 1945 danPancasila merupakan jasa yang tidak terlupakan.

Hal-Hal Positif dari Gus DurAll religions insist on peace. From this we might think that thereligious struggle for peace is simple … but it is not.  The deepproblem is that people use religion wrongly in pursuit of victoryand triumph. This sad fact then leads to conflict with people whohave different beliefs.-KH Abdurrahman Wahid- (source)

Mantan Ketua DPP PKB, Hermawi Taslim yang selama 10 tahunterakhir turut bersama Gus Dur dalam segala aktivitasnyamengungkapkan tiga prinsip dalam hidup Gus Dur yang selalu iasampaikan kepada orang-orang terdekatnya.

Pertama :  Akan selalu berpihak pada yang lemah. Kedua : Anti-diskriminasi dalam bentuk apa pun. Ketiga : Tidak pernah membenci orang, sekalipun disakiti.

Gus Dur merupakan salah tokoh bangsa yang berjuang paling depanmelawan radikalisme agama. Ketika radikalisme agama sedangkencang-kencangnya bertiup, Gus Dur menantangnya dengan berani.Dia bahkan mempersiapkan pasukan sendiri bila harus berhadapanmelawan kekerasan yang dipicu agama. Gus Dur menentang semuakekerasan yang mengatasnamakan agama. Dia juga pejuang yang tidakmengenal hambatan.

Gus Dur dalam pemerintahannya telah menghapus praktikdiskriminasi di Indonesia. Tak berlebihan kiranya bila negara danrakyat Indonesia memberikan penghargaan setinggi-tingginya atasdarma dan baktinya. Layaknya kiranya Gus Dur mendapat penghargaansebagai Bapak Pluralisme dan Demokratisasi di Indonesia.

Doktor kehormatan dan Penghargaan LainDikancah internasional, Gus Dur banyak memperoleh gelar DoktorKehormatan (Doktor Honoris Causa) dibidang humanitarian,pluralisme, perdamaian dan demokrasi  dari berbagai lembagapendidikan diantaranya :

Doktor Kehormatan dari Jawaharlal Nehru University, India(2000)

Doktor Kehormatan dari Twente University, Belanda (2000) Doktor Kehormatan bidang Ilmu Hukum dan Politik, Ilmu

Ekonomi dan Manajemen, dan Ilmu Humaniora dari PantheonSorborne University, Paris, Perancis (2000)

Doktor Kehormatan bidang Filsafat Hukum dari ThammasatUniversity, Bangkok, Thailand (2000)

Doktor Kehormatan dari Chulalongkorn University, Bangkok,Thailand (2000)

Doktor Kehormatan dari Asian Institute of Technology,Bangkok, Thailand (2000)

Doktor Kehormatan dari Soka Gakkai University, Tokyo, Jepang(2002)

Doktor Kehormatan bidang Kemanusiaan dari NetanyaUniversity, Israel (2003)

Doktor Kehormatan bidang Hukum dari Konkuk University,Seoul, Korea Selatan (2003)

Doktor Kehormatan dari Sun Moon University, Seoul, KoreaSelatan (2003)

Penghargaan-penghargaan lain :

Penghargaan Dakwah Islam dari pemerintah Mesir (1991) Penghargaan Magsaysay dari Pemerintah Filipina atas usahanya

mengembangkan hubungan antar-agama di Indonesia (1993) Bapak Tionghoa Indonesia (2004) Pejuang Kebebasan Pers

Selamat Jalan Gus Dur

Gus Dur wafat pada hari Rabu, 30 Desember 2009, di Rumah SakitCipto Mangunkusumo, Jakarta, pada pukul 18.45 akibat berbagaikomplikasi penyakit, terutama gangguan ginjal, yang dideritanyasejak lama. Sebelum wafat ia harus menjalani hemodialisis (cucidarah) rutin. Seminggu sebelum dipindahkan ke Jakarta ia sempatdirawat di Jombang seusai mengadakan perjalanan di Jawa Timur.Gus Dur di makamkan di Jombang Jawa Timur

Selamat jalan Gus Dur. Terima kasih atas pengabdian dansumbangsihnya bagi rakyat dan bangsa ini. Jasa-jasamu dalamperjuangan Demokrasi dan Solidaritas antar umat beragama diIndonesia tidak akan kami lupakan. Semoga amal-jasa-ibadahnyamendapat tempat yang ‘agung’.