BIOGRAFI ABDULLAH WAHID SKRIPSI Diajukan untuk ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of BIOGRAFI ABDULLAH WAHID SKRIPSI Diajukan untuk ...
BIOGRAFI ABDULLAH WAHID
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strara Satu (S1)
Pada JurusanSejarah Peradaban Islam
Oleh
TONGKU RAJA HANDAYANI
NIM. 404171475
JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
ii
NOTA DINAS
Pembimbing I : Drs. Jago Ritonga, M. Fil. I
Pembimbing II : Mina Zahara, S. Hum, M.A
Alamat : Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di_
Jambi
Assalamu‟alaikum Wr. Wb.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, kami
berpendapat bahwa skripsi saudara Tongku Raja Handayani, Nim. 404171475
yang berjudul Biografi Abdullah Wahid telah dapat diajukan untuk
dimunaqasahkan guna melengkapi tugas – tugas dan memenuhi syarat – syarat
mencapai gelar sarjana Stara Satu (S.1) pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Maka dengan ini kami ajukan skripsi tersebut
agar dapat diterima dengan baik.
Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi
kepentingan agama, nusa dan bangsa.
Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.
iv
SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS SKRIPSI
Nama : Tongku Raja Handayani
Nim : 404171475
Pembimbing I : Drs. Jago Ritonga, M. Fil. I
Pembimbing II : Mina Zahara, S. Hum, M.A
Jurusan : Sejarah Peradaban Islam
Fakultas : Adab dan Humaniora
Judul Skripsi : Biografi dan Pemikiran Ulama Abdullah Wahid
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila
dikemudian hari, ternyata telah ditemukan pelanggaran plagiasi dalam karya
ilmiah / skripsi ini, maka saya siap untuk diproses berdasarkan peraturan dan
perundang – undangan yang berlaku.
vi
PERSEMBAHAN
الرحي حمنر ال م بس
Sujud serta syukur kepada Allah SWT atas segala kasih karunia-Nya yang
telah memberikan ku kekuatan dan ilmu pengetahun, serta mendapat kemudahan
dan kelancaran dalam penyusunan skripsi ini. Sholawat serta salam tak lupa untuk
selalu dilimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW semoga kelak diakhirat
kita semua mendapatkan syafa’at nya.
Karya sederhana ini ku persembahkan kepada orang yang paling aku
sayangi, penerang dalam kegelapan ku, yang senantiasa mendo’akan untuk semua
kebaikan ku ialah sang Ibunda (Sabaria) dan sang Ayah (Syahnan Handayani
Siregar). Karya ini ku persembahkan sebagai bentuk bakti, rasa hormat dan
terima kasih yang begitu dalamnya kepada ibu dan ayah. Apapun yang aku
lakukan aku tak akan pernah bisa menggantikan segala kasih sayang, do’a, usaha,
semangat dan materi yang telah diberikan sampai aku berhasil menyelesaikan
skripsi ini.
Selanjutnya karya sederhana ini ku persembahkan untuk saudara-saudari
ku yang selalu membantuku ialah kakak perempuanku (Lili Suryawati), kakak
laki-laki (Ricardo Handayani), adik laki-laki (Rian Fernando), dan adik
perempuan (Tama Marina Handayani) Kuucapkan terimakasih untuk semuanya.
Hanya karya sederhana inilah yang dapat kepersembahkan, semoga dapat menjadi
sesuatu yang membanggakan untuk kalian semua.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, puji dan syukur tak henti-hentinya penulis ucapkan
kehadirat Allah Swt, yang telah memberi anugrah kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul Biografi dan Pemikiran Ulama
Abdullah Wahid. Selanjutnya sholawat dan salam penulis curahkan kepada
junjungan alam, yakni Rasulullah Muhammad Saw, karena berkat perjuangan
beliau ummatnya terbebas dari alam kegelapan dan dapat menikmati indahnya
Islam dan manisnya ilmu pengetahuan seperti yang dirasakan saat ini.
Setelah melewati proses panjang dan akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi
untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora Strata Satu pada Program Studi
Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak yang
telah memberikan bimbingan, bantuan dan kontribusi demi kesempurnaan
penulisan skripsi ini, terima kasih saya ucapkan kepada:
1. Kedua orang tua saya yaitu (ayahanda Syahnan Handayani Siregar dan ibunda
Sabaria), saudaraku yang selalu mendo’akan dan memberi semangat kepada saya
sehingga syukur Alhamdulillah skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Kepada yth, Bapak Drs. Jago Ritonga, M. Fil. I dan Ibu Mina Zahara, S.Hum.,
MA selaku pembimbing I dan Pembimbing II.
3. Yth, Bapak Prof.Dr.H. Su’aidi, MA., Ph.D. selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
4. Yth, Ibu Dr. Halimah Dja’far, S.Ag., M.Fil.I selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Sultah Thaha Saifiddin Jambi.
5. Yth, Bapak Agus Fiadi, M.Si selaku Ketua Jurusan Sejarah Peradaban Islam UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Yth Bapak dan Ibu seluruh dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
7. Yth Bapak dan Ibu karyawan/ti di lingkungan Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Yth, Bapak dan Ibu staf Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora dan
Perpustakaan UIN Sulthan Thaha Sifuddin Jambi.
9. Ustad Abdullah Wahid Tokoh yang diteliti yang telah bersudi diteliti dan kami
harapkan barokahnya.
10. Yth, Imam Sahroni, SH selaku Pj Kepala Desa Bukit Baling yang telah memberi
izin kepada penulis untuk melakukan riset penelitian skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan yang ikut berpatisipasi dalam proses penulisan skripsi
ini dan khususnya untuk teman-teman Sejarah Peradaban Islam angkatan 2017
viii
yang memberikan dukungan dan semangat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
Semoga Allah Swt, membalas jasa baik dan pengorbanan kalian dan
mereka semua mendapat kesejahteraan serta kebahagiaan didunia dan diakhirat.
Semoga penulisan skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita dengan harapan
akan menjadi amal ibadah bagi penulis. Aamiin Ya robal Alamiin…
Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.
Jambi, 21 September 2021
Penulis
Tongku Raja Handayani
Nim: 404171475
ix
ABSTRAK
Raja, Tongku handayani. 2021. Biografi dan Pemikiran Ulama Abdullah Wahid.
Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Pembimbing I: Drs. Jago Ritonga, M. Fil.
I Dan Pembimbing II: Mina Zahara, S. Hum., MA.
Penulisan ini dilatarbelakangi oleh seorang tokoh Abdullah Wahid
mengenai perjuangan dalam menuntut ilmu meski bukan berasal dari keluarga
bakal lingkungan yang agamis yang membawa perubahan dalam mewujudkan
masyarakat dan pendidikan beragama di Desa Bukit Baling Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi dengan cara mendirikan Pesantren Hidayatullah. Tujuan
penelitian ini adalah memberi gambaran tentang bagaimana biografi Ulama
Abdullah Wahid, aspek pemikirannya, dan pengaruh ataupun perannya di Desa
Bukit Baling Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini ialah
untuk mengetahui bagaimana biografi, perjalanan pendidikan, dan perannya baik
dibidang pendidikan agama maupun ditengah masyarakat setelah beliau menuntut
ilmu. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, data yang
diperoleh dari hasil Observasi dan wawancara tak terstruktur agar informan tidak
merasa terbebani dan santai serta menggunakan dokumentasi agar data lebih
akurat dalam proses penelitian.
Kata Kunci: Tokoh, Pendidikan, Aspek Pemikiran, Ulama, Pengaruh.
x
ABSTRACT
Raja, Tongku handayani. 2021. Biography and Thoughts of Ulama Abdullah
Wahid. Department of the History of Islamic Civilization, Faculty of Adab and
Humanities, State Islamic University of Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Advisor
I: Drs. Jago Ritonga, M. Fil. I and Advisor II: Mina Zahara, S. Hum., MA.
This writing is motivated by a figure Abdullah Wahid about the struggle in
studying even though he does not come from a family who will be a religious
environment that brings change in realizing community and religious education in
Bukit Baling Village, Sekernan District, Muaro Jambi Regency by establishing
the Hidayatullah Islamic Boarding School. The purpose of this study is to provide
an overview of the biography of Ulama Abdullah Wahid, aspects of his thinking,
and his influence or role in Bukit Baling Village, Sekernan District, Muaro Jambi
Regency. This study is to find out how his biography, educational journey, and his
role both in the field of religious education and in the community after he studied.
This study uses descriptive qualitative research, data obtained from observations
and unstructured interviews so that the informants do not feel burdened and
relaxed and use documentation so that the data is more accurate in the research
process
Keywords: Chracter, Education, Aspect of Thinking, ulama, Influence.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................i
HALAMAN NOTA DINAS ..............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii
HALAMAN SURAT PERNYATAAN ORSINALITAS................................iv
HALAMAN MOTTO .......................................................................................v
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................vii
ABSTRAK .........................................................................................................ix
ABSTRACT .......................................................................................................x
DAFTAR ISI ......................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1
A. Latar Belakang…………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah.........................................................................6
C. Batasan Masalah ...........................................................................6
D. Tujuan Penelitian ..........................................................................7
E. Manfaat Penelitian ........................................................................8
F. Tinjauan Pustaka...........................................................................8
BAB II KERANGKA TEORI .......................................................................10
1. Pendekatan Penelitian…………………………………………...10
2. Sejarah ..........................................................................................11
3. Biografi .........................................................................................12
4. Tokoh ............................................................................................13
5. Peranan Tokoh ..............................................................................16
6. Ulama............................................................................................17
7. Kepemimpinan..............................................................................18
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................21
1. Metode Heuristik ..........................................................................23
a. Oservasi ..................................................................................24
b. Wawancara .............................................................................24
c. Dokumentasi………………………………………………...26
2. Metode Verifikasi (Kritik Sumber) ..............................................28
3. Metode Interprestasi .....................................................................29
xii
4. Metode Historiografi (Penulisan Sejarah) ....................................30
5. Sistematis Pembahasan .................................................................31
BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................33
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................................33
1. Orbitas ...................................................................................33
2. Prasarana Umum.....................................................................34
3. Keadaan Sosial .......................................................................34
4. Kehidupan Beragama .............................................................36
5. Budaya ....................................................................................36
B. Pembahasan .................................................................................37
1. Biografi ...................................................................................37
a. Latar Belakang Keluarga ..................................................37
b. pendidikan ........................................................................41
c. Khidupan Sosio-Historis...................................................44
2. Aspek Pemikiran Abdullah Wahid .........................................47
3. Pengaruh Pemikiran Ulama Abdullah Wahid
Terhadap Kehidupan Masyarakat…………………………….56
BAB V PENUTUP .........................................................................................62
A. Kesimpulan ...................................................................................62
B. Saran ............................................................................................63
C. Kata Penutup…………………………………………………….64
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................66
LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia yang ada di muka bumi diberikan akal oleh Tuhan sebagai
media atau alat untuk berpikir. Hal-hal yang harus dipikirkan dan ditafakkuri
adalah segala fenomena atau gejala-gejala yang terjadi pada kehidupan kita. Salah
satu fenomena tersebut ialah sejarah. Berbicara tentang sejarah tentunya tidak
terlepas dari rangkaian cerita mengenai kejadian maupun peristiwa di masa silam,
yang disusun secara kronologis tentang potret kehidupan umat manusia.1 Sejarah
merupakan guru kehidupan2 karena ia merupakan ilmu yang mempelajari
peristiwa yang terjadi pada masa lalu sehingga berguna untuk memberikan
pelajaran bagi seseorang supaya tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa
lalu dan bisa memperbaiki diri di masa depan. Setiap peristiwa yang telah terjadi
di masa lampau terutama yang sarat akan makna dan merupakan momen yang
tidak akan pernah terlupakan, memiliki hikmah dan pelajaran yang sangat besar
bagi kehidupan yang akan datang.3
Tempat atau wilayah terjadinya suatu peristiwa adalah bagian penting
yang tidak dapat dilepaskan dari sejarah, salah satunya adalah Indonesia. Setiap
wilayah di Indonesia memiliki tokoh-tokoh bersejarah yang berkontribusi besar
untuk rakyat. Kontribusi dari seorang tokoh bisa dilihat dari kepemimpinannya,
ilmu yang dimiliknya, keberhasilan dalam bidang yang digelutinya, karya-
karyanya, hingga ketokohannya diakui, dan dapat memberikan teladan serta
menjadi inspirasi bagi generasi setelahnya.4
Nilai-nilai kejuangan yang dimiliki oleh berbagai tokoh yang tersebar diseluruh
belahan bumi Indonesia dapat menjadi teladan bagi masyarakat Indonesia sebagai
panutan dalam meneliti kehidupan. Maka dari itu seorang tokoh memiliki nilai
1 Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), h. 16
2 Suhartono W.Pranoto, Teori & Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014),h.6
3 Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), h. 21
4 Syahrin Harahap, Metodologi Studi Tokoh & Penulisan Biografi, (Jakarta: PRENADA,
2011), h. 8
2
penting dalam sejarah sehingga dia tidak boleh dilupakan. Seperti ungkapan Bung
Karno bahwa “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para
pahlawannya”. Demikian besar jasa yang telah dilakukan, maka menjadi suatu hal
yang penting bagi generasi setelahnya untuk mengenali dan mengetahui siapa saja
tokoh-tokoh di wilayah tempat tinggal khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Salah satu cara untuk mengenali tokoh-tokoh pejuang ialah dengan menelusuri
riwayat atau perjalanan hidupnya sehingga didapat berbagai macam peran yang
dimainkan oleh tokoh-tokoh tersebut dalam pentas sejarah Indonesia mengingat
bahwa bangsa Indonesia ini terlahir karena hasil perjuangan dari tokoh-tokoh
sejarah.
Menelusuri riwayat hidup seorang tokoh merupakan hal yang sangat
penting dalam sejarah karena berguna untuk memahami dan mendalami
kepribadian tokoh, mulai dari latar belakang sosio kultural, tempat dimana tokoh
itu dibesarkan, watak orang-orang disekitarnya dan lain sebagainya. Sebagaimana
yang dilukiskan oleh Louis Gottschalk dalam karya Syahrin Harahap berjudul
Metodologi Studi Tokoh & Penulisan Biografi5, bahwa sebuah studi biografi yang
mengisahkan perjalanan hidup seorang tokoh dari lahir sampai meninggal
mungkin akan lebih menarik dibandingkan hanya menceritakan suatu periode
kritis atau waktu ketika sebuah peristiwa berdampak pada perkembangan di dalam
hidup tokoh tersebut. Namun rupanya, masih terdapat tokoh sejarah yang riwayat
hidupnya belum terlalu dikenal luas oleh masyarakat salah satunya ada di Provinsi
Jambi.
Provinsi Jambi merupakan bagian dari Pulau Sumatera, tepatnya terletak
di bagian Sumatera Tengah, yaitu 0°45ˈ-2°45ˈ Lintas Selatan dan 101°10ˈ-104°55ˈ
Bujur Timur, membujur dari Pantai Timur Sumatera ke arah Barat pada posisi
yang strategis dalam suatu pola saling ketergantungan dengan provinsi lain6
(Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Riau dan Kepulauan Riau).7
5 Syahrin Harahap, Metodologi Studi Tokoh & Penulisan Biografi, (Jakarta: PRENADA,
2011), h. 10 6 Refleksi 50 Tahun Pembangunan Provinsi Jambi, h. 11.
7 Tim Peneliti Pencatatan Kebudayaan Daerah Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah
Jambi, (Jambi: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jambi, 1978/1979), h. 21.
3
Biografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.8
Biografi adalah suatu tulisan yang berisikan mengenai kisah tentang kehidupan
suatu orang. Biografi sendiri menceritakan berdasarkan dari kegiatan hidupnya
seseorang misalnya tanggal lahir, alamat, nama orang tua, riwayat pendidikan,
peristiwa penting dalam kehidupan seseorang atau peristiwa menarik dalam
kehidupan sehari-hari, jasa, hasil karya, sampai meninggalnya seseorang.9
Pada dasarnya biografi atau catatan hidup seseorang meskipun sangat kecil
(mikro) menjadi bagian dalam mosaik sejarah yang lebih besar. Malah ada
pendapat bahwa sejarah adalah penjumlahan dari biografi. Memang, dengan
biografi dapat dipahami para pelaku sejarah, zaman yang menjadi latar belakang
biografi, lingkungan sosial dan politiknya.10
Para pelaku sejarah disini dapat
diartikan sebagai seseorang tokoh, atau biasa disebut ulama.11
Ulama merupakan tokoh utama sejarah Indonesia klasik. Ulama dikenal
sebagai pemimpin umat Islam didalam masyarakat, karena masyarakat
menganggap bahwa seorang ulama itu yang alim dan juga ulama adalah orang
yang memiliki kelebihan dalam kehidupannya didalam masyarakat.12
Salah satu
ulama Indonesia yang terkenal yaitu K.H. A. Wahid Hasyim dikenal orang
sebagai salah satu pentolan NU (yang sering diidentikkan dengan organisasi
tradisionalis) yang reformis, modernis, populis, sekaligus progresif. K.H. A.
Wahid Hasyim juga dikenal sebagai pejuang kemerdekaan. Ia ikut dalam
organisasi pergerakan mulai NU, MIAI, dan organisasi lainnya. Begitu pula
dizaman Jepang, ia ikut berjuang dalam organisasi seperti masyumi dan ikut
mendirikan lascar-laskar seperti Hizbullah. Oleh karenanya banyak lawan dan
kawan seperjuangan di politik yang mengakuinya sebagai tokoh muda yang
8 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Edisi
Keempat, ( Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama ), h. 197. 9 Thesis Eka Dian Oktaviani, Biografi Ahmad Tohari Kiprah dan Prestasi Sastrawan
Banyumas Tahun 1970-2015, UMP Jawa Tengah Tahun 2016, h. 1. 10
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, h. 203. 11
Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII
dan XVIII, ( Bandung : Mizan, 1995 ), h. 16. 12
Skripsi Erna Hastati, Upaya KH. Muhammad Hafiz dalam Pengembangan Islam di
Pondok Pesantren Al-muhajirin Simpang Terusan, IAIN STS Jambi Tahun 2004, h. 1.
4
brilian, progresif dalam memperjuangkan politiknya, yang sulit dicari
penggantinya.13
Daerah Jambi juga banyak terlahir para ulama penyebar Islam. Jambi
memang memiliki posisi yang strategis dan memungkinkan Islam tersebar sejak
abad ke-15. Wilayah bagian timur berada di pantai timur Sumatera wilayah barat
selatan dibagian selatan berbatasan langsung dengan Palembang. Sebelah utara
bertemu Indra Gili di Riau dan sebelah barat berbatasan dengan Minangkabau
yang tentunya telah berdampak yang besar bagi perkembangan sosial dan
keagamaan masyarakat Jambi.
Di Jambi banyak muncul para ulama besar yang berperan penting dalam
kehidupan masyarakat, ulama-ulama ini kebanyakan berasal dari Arab, seperti
pada abad ke-17 yaitu Sayyid Husin bin Ahmad Baragbah. Kemudian sepanjang
abad ke-19 juga muncul ulama-ulama besar dari Jambi umpamanya adalah H.
Abdul Hadi bin Abdul Hamid, dari kampung Jelmu, seberang kota Jambi. Ia
produktif menulis kitab-kitab keagamaan, seperti tafsir, fiqih, akidah (ilmu
kalam), tasawuf, dan tarekat baik dalam bahasa Arab maupun bahasa Arab-
Melayu.14
Dalam perkembangan pemikiran Islam di Indonesia, ada beberapa
pemikiran yang cenderung dikatagorikan sebagai pemikiran Islam moderen.
Seperti pemikiran Islam sekuler, plural dan yang dikenal dengan pemikiran
liberal. Sebagai bukti perkembangan pemikiran intelektual Islam Indonesia telah
banyak penelitian yang membahas tentang pemikiran Islam di Indonesia.
Demikian juga telah banyak karya yang dipublikasikan oleh beberapa kalangan
pemikir Islam. Berupa artikel, opini, argumentasi dan karya tulis baik dalam
bentuk buku maupun karya ilmiah,15
dan tidak jarang dalam bentuk sebuah kitab
yang dimana kitab ini lah yang nantinya akan dijadikan suatu referensi atau tolak
ukur dalam belajar agama Islam.
13
E-Book Mohammad Rifai, Wahid Hasyim ( Biografi Singkat 1914-1953 ), ( Jogjakarta :
Garasi, 2014 ), h. 9-10. 14
Skripsi Tri Yuliani, K.H. Muhammad Ali Wahab ( Studi Biografi Sosial dan
Keagamaan), IAIN STS Jambi Tahun 2016, h. 3-4. 15
Skripsi Hermanto, Ahmad Wahib ( Biografi dan Pemikirannya ), UIN SUNAN
AMPEL Surabaya Tahun 2018, h. 1.
5
Pemikiran seperti inilah yang bertentangan dengan pemikiran Abdullah
Wahid yaitu salah satu tokoh atau Ulama pendiri pondok Pesantren Hidayatullah
di Desa Bukit Baling Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. Karena
menurut Abdullah Wahid seharusnya para tokoh atau ulama-ulama sekarang
harusnya kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya yaitu kembali kepada
Alquran dan Hadist dan bukan dengan kitab-kitab dari hasil pemikirannya.
Pemikiran Abdullah Wahid ini semata-mata bukan dari pemikiran beliau sendiri,
melainkan karena tertulis didalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 79 yang artinya
: Maka celakalah orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka (sendiri),
kemudian berkata, “ini dari Allah,” (dengan maksud) untuk menjualnya dengan
harga murah. Maka celakalah mereka, karena tulisan tangan mereka, dan
celakalah mereka karena apa yang mereka perbuat.
Abdullah Wahid juga berpesan jangan sampai dikemudian hari kelak kita
menyesal karena melakukan amalan yang sia-sia, karena amalan yang kita
lakukan bukan berdasarkan Alquran dan Sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw
melainkan dari kitab hasil pemikiraan para tokoh atau ulama tersebut. 16
Abdullah Wahid adalah salah satu tokoh atau ulama yang mendirikan
Pesantren Hidayatullah di Desa Bukit Baling Kecamatan Sekernan Kabupaten
Muaro Jambi tahun 1995. Dia adalah lulusan dari pondok Pesantren Hidayatullah
Balikpapan tahun 1988-1992 jurusan Da’i dan dia diutus ke wilayah Jambi untuk
membangun Pesantren Hidayatullah dan alhamdullillah dengan izin Allah Swt
Abdullah Wahid berhasil membangun Pesantren Hidayatullah tepat nya di Desa
Bukit Baling Kecamatan sekernan Kabupaten Muaro Jambi, Jambi.
Dengan bermodalkan beberapa majalah dan kepercayaan ilmu tauhid yang
diajarkan dan ditanamkan kepada Abdullah Wahid ini, dia mampu mendirikan
Pesantren pertama yang ada di Desa Bukit Baling Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi, dimana Pesantren ini mulai dirintisnya pada tahun 1995
sampai sekarang. Maka dari itu penulis merasa tertarik untuk menulis biografi,
pemikiran dan aspek pemikirannya di dalam masyarakat yang belum banyak
diketahui oleh orang lain, kehidupan sosial dan keagamaan di desa Bukit Baling
16 Abdullah Wahid, wawancara, kediaman beliau, 09 November 2020.
6
Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi khususnya. Nantinya diharapkan
dapat menjadi panutan dalam kehidupan bermasyarakat. Penulis mencoba
menuliskannya dalam bentuk skripsi yang berjudul : Biografi Abdullah Wahid
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana latar belakang biografi Abdullah Wahid?
2. Bagaimana aspek pemikiran Abdullah Wahid?
3. Bagaimana Pengaruh Abdullah Wahid terhadap Kehidupan Masyarakat?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yang akan dikaji yaitu
mengenai latar belakang sosial kehidupan Abdullah wahid, bagaiman aspek
pemikiran Abdullah Wahid, dan pengaruh yang timbul dengan adanya Abdullah
Wahid di desa Bukit Baling Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.
Pembatasan ini perlu agar pembahasan atau pembicaraan tidak melebar keluar
dari rumusan masalah.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian tentang seorang tokoh ulama ini memiliki manfaat penting dalam
studi sejarah. Dalam penelitian ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh
penulis, yaitu memberi penjelasan yang berkaitan dengan seorang tokoh, biografi,
pemikiran dan pengaruh Abdullah Wahid. Tujuan yang lainnya yaitu menelaah
lebih dalam tentang aktifitas Ustad Abdullah Wahid sejak ia lahir hingga saat ini.
1. Tujuan umum
a. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berfikir logis, kritis,
sistematis, analitis, serta obyektif sesuai dengan metodologi dalam mengkaji
adanya suatu peristiwa hingga dapat memahami segala nilai yang
terkandung didalamnya.
b. Melatih penyusunan sebuah karya sejarah dalam rangka mempratikkan
metodologi sejarah yang kritis.
c. Menambah pembendaharaan karya sejarah, khususnya mengenai sejarah
Timur Tengah.
7
d. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui biografi Abdullah Wahid di Desa Bukit Baling Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. Provinsi Jambi.
b. Mengetahui pemikiran Abdullah Wahid di dalam masyarakat Desa Bukit
Baling.
c. Mengetahui Pengaruh pemikiran Ulama Abdullah Wahid terhadap
Kehidupan Masyarakat Desa Bukit Baling.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi objek yang diteliti
Dengan mengetahui latar belakang biografi Ulama Abdullah Wahid
diharapkan dapat menjadi suri tauladan yang baik dan dapat dijadikan panutan
untuk bersemangat dalam menuntut ilmu.
2. Bagi almamater
Bisa menjadi bahan bacaan atau referensi bagi mahasiswa yang ingin
mengetahui perihal biografi ulama khususnya ulama dari Desa Bukit Baling
Kecamatan Sekernan Kabupten Muaro Jambi yaitu Abdullah Wahid
3. Bagi penulis
a. Untuk menambah wawasan bagi penulis dalam mengembangkan teori dan
praktek dalam ilmu sejarah, khususnya mengenai biografi ulama.
b. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana (S.1) di
Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
F. Tinjauan Pustaka
Kepustakaan merupakan bahan-bahan yang dapat dijadikan acuan dan
berhubungan dengan pokok permasalahan yang akan dibahas pada sebuah
penulisan skripsi maupun karya tulis. Pada tema di atas pembicaraan mengenai
8
seluk beluk Ulama Abdullah Wahid hanya sebatas dalam masyarakat saja. Akan
tetapi karya tulis yang meneliti tentang Ulama Abdullah Wahid sejauh ini belum
ditemukan.
Kehadiran seorang tokoh selalu menarik untuk dibahas biografinya atau
untuk dikaji, sebab yang menjadi kajian itu sendiri adalah manusia sebagai
permasalahannya. Dengan demikian biografi dapat mendekatkan dari pada gerak
sejarah yang sebenarnya dan membuat kita lebih mengerti kehidupan seseorang
dengan zamannya yang dituntut oleh pandangan hidupnya maupun harapan
masyarakat. Sampai dimanapun tujuan ini berhasil diraih, penilaian terakhir
diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat.
Sejauh ini penulis belum menemukan tulisan-tulisan yang secara rinci yang
membahas tentang Abdullah Wahid. Tulisan-tulisan yang ada selama ini hanya
penggalan-penggalan dalam beberapa literatur, diantaranya: Catatan keluarga
Abdullah Wahid, serta catatan-catatan tentang Abdullah Wahid selama menjadi
pendiri pondok pesantren Hidayatullah desa Buit Baling Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi. Adapun penelitian terdahulu yang dapat menjadi bahan
perbandingan yaitu:
1. Tanti Kurniawati, judul skripsi “Pergolakan Pemikiran Keagamaan Ahmad
Wahib, (studi atas catatan harian)”. Skripsi ini ditulis berawal dari kekaguman
penyusun ketika membaca buku pergolakan pemikiran Islam catatan harian
Ahmad Wahib, yang berisi percikan-percikan pemikiran penulisnya. Ada
beberapa tulisan Ahmad Wahib yang berkaitan dengan keagamaan yang ketika
itu modernisme sedang mempengaruhi banyak wacana keagamaan di
Indonesia. Penulisan skripsi ini menggunakan metode sosio-historis. Lebih
spesifik lagi, karena penelitian ini berkaitan dengan pemikiran tokoh, maka
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ssejarah intelektual. Dengan
metode ini diharapkan dapat mengungkap dan sekaligus mengkontruksikan
kembali pemikiran sesuai dengan konteksnya. Dari penelusuran yang
dilakukan, minimal dapat ditemukan dua hal. Pertama, menurut Wahib Islam
adalah suatu konsepsi yang disimpulkan dari Al-Qur’an dan Sunnah dengan
menggunakan akal manusia sebagai alat untuk merumuskan konsepsi. Kedua,
9
menurut Ahmad Wahib Islam akan survive jika melakukan konstruksi ulang
terhadap pemahaman teologisnya yang bersifat liberal.17
2. Skripsi berjudul, KH. Muh. Harisah Abduh Shafa (Studi Historis Tentang
Perannya Terhadap Perkembangan Pondok Pesantren An Nahdlah Makassar).
Skripsi Nur Asiah Rasyidin, UIN Alauddin Makassar 2014. Membahas antara
lain tentang biografi KH. Muh. Harisah Abduh Shafa dalam mengembangkan
pesantren An Nahdkah Makassar.18
3. Skripsi yang berjudul, Peran KH. Abdullah Syathori dalam Pengemirebon
Tahun 1953-1970M. Skripsi Siti Khodijah, IAIN Syekh Nurjati Cirebon 2016.
Membahas antara lain tentang peran KH. Abdullah Syathori dalam
pengembangan pondok pesantren dengan pemikiran dan karya - karyanya.19
Dari tiga penelitian diatas yang membedakan dengan penelitian yang saya
lakukan ialah dalam bentuk aspek pemikiran yang tidak ada pada tiga penelitian
diatas sehingga penelitian saya ini kelak bisa jadi contoh untuk para peneliti toko
– toko agama yang juga harus menggali aspek pemikiran para toko tersebut.
17 Skripsi Tanti Kurnia Wati, Pergolakan Pemikiran Keagamaan Ahmad Wahib, IAIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2003. 18 Skripsi Nur Asiah Rasyidin, KH. Muh. Harisah Abduh Shafa (Studi Historis Tentang
Perannya Terhadap Perkembangan Pondok Pesantren An Nahdlah Makassar), UIN Alauddin
Makassar Tahun 2014. 19
Skripsi Siti Khodijah, Peran KH. Abdullah Syathori dalam Pengemirebon Tahun 1953-
1970 M, IAIN Syekh Nurjati Cirebon Tahun 2016.
10
BAB II
KERANGKA TEORI
Peneliti dalam kajian ini menggunakan teori peranan sosial. Teori
peranan sosial merupakan suatu konsep berfikir yang lebih menekankan pada
peran seseorang yang mempunyai kekuasaan dalam struktur sosial demi
terciptanya sebuah tatanan masyarakat yang stabil. Peranan sosial yang
dikenalkan oleh Erving Goffman, yaitu peranan sosial merupakan sebuah pola-
pola atau norma- norma dan perilaku yang membawa pengaruh dari seseorang
yang menduduki suatu posisi tertentu dalam struktur sosial. Menurut teori
ini setiap perubahan dalam peristiwa yang terjadi karena adanya sebuah faktor
dalam peristiwa diantaranya peranan, kontribusi seseorang atau lembaga-
lembaga yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Sehingga dari
peranan tersebut membentuk perubahan dalam kehidupan masyarakat.
Peranan sosial adalah pelaksanakan hak dan kewajiban seseorang sesuai
dengan status sosialnya. Teori peranan sosial menggambarkan interaksi sosial
dalam terminologi. Teori peran mempunyai aktor yang bermain sesuai dengan
apa-apa yang telah ditetapkan dalam kehidupan masyarakat. Harapannya
melahirkan pemahaman bersama yang menuntun untuk berperilaku dalam
kehidupan sehari-hari. Seperti halnya berkaitan dengan kehidupan Abdullah
Wahid dalam masyarakat yang mempunyai peran yang sangat penting. Karena
peran mengatur perilaku seseorang berdasarkan norma-norma yang berlaku di
masyarakat. Dengan segala aktifitasnya menuju kehidupan masyarakat yang
lebih baik.20
1. Sejarah
Pada dasarnya sejarah adalah ilmiu pengetahuan. Dalam bahasa
Yunani sejarah disebut istoria dan historia, Prancis (histoire) dan Inggris
(history), Belanda (geschiedenis), Jerman (geschichtc), yaitu penyelidikan
(inquiry). Ia berarti masa lampau (thepast); kejadian masa lampau, aktifitas
20 Skripsi Ellisa M. Sholeh, Biografi dan Peran Aktivitas Kh. Bahaudin Mudhary di
Sumenep Jawa Timur Tahun 1950-1979, UIN SUNAN KALIJAGA Yogyakarta Tahun 2017, h.
10-11.
11
masa lampau, semua yang dikatakan dan dilakukan manusia dimasyarakat
yang bersifat unik. Menurut Gilbert J. Garraghan, S.J., sejarah dapat
dibedakan menjadi, 1) Kejadian masa lampau manusia, aktifitas masa
lampau; 2) Catatan aktualitas masa lampau; dan 3) Proses dan teknik
pembuatan catatan.
2. Biografi
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, biografi merupakan
riwayat hidup seseorang atau bagian dari kesusasteraan yang menguraikan
perjalanan hidup seseorang.21
Biografi atau catatan tentang hidup seseorang
merupakan sejarah.22
Dengan adanya biografi dapat dipahami siapa para
pelaku sejarah, zaman yang menjadi latar belakang biografi, serta
lingkungan sosial politiknya.23
Salah satu hal yang menjadi kekuatan
biografi ialah kejujuran dari subjek agar menyampaikan hal yang
sebenarnya, apa adanya, tidak melebihkan maupun mengurangi suatu
informasi, artinya ia bersedia untuk membuka diri selebar-lebarnya karena
menulis biografi sama saja dengan upaya memindahkan ruang pribadi yang
lazimnya tertutup dan sempit ke bentangan ruang publik yang luas tak
bertepi.24
Penelitian biografis sendiri termasuk dalam jenis penelitian
sejarah. Artinya, penelitian biografis merupakan penelitian terhadap
kehidupan seorang tokoh, mulai dari bagaimana hubungan tokoh tersebut
dengsn lingkungan atau masyarakat sekitar, sifat-sifatnya, ide pemikirannya
yang berpengaruh pada orang lain, serta pembentukan watak tokoh tersebut
selama hidupnya.25
Biografi adalah Riwayat hidup (seseorang) yang ditulis oleh orang
lain.26
Biografi atau catatan hidup seseorang adalah sebuah sejarah , karena
melalui biografi orang dapat mengetahui para pelaku sejarah. Menurut
21
Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta:
Modern English Press, Edisi Kedua 1995), h. 210. 22
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Tiara Wacana. 2003), h. 203. 23
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, h. 203 24
Zulfikar Fu’ad, Menulis Biografi, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2008), h. v. 25
Syahrin Harahap, Metodologi Studi Tokoh & Penulisan Biografi, (Jakarta: PRENADA,
2011), h. 7. 26
Kamus Besar Bahasa Indonesia
12
Syahrin Harahap dalam bukunya yang berjudul metodologi study tokoh
pemikiran islam. Penelitian Biografi, yaitu penelitian tentang kehidupan
seseorang tokoh dalam hubungannya dengan masyarakat, sifat-sifat, watak
pengaruh pemikiran dan idenya dan pembentukan watak tokoh tersebut
selama hayatnya. Biografi atau catatan hidup seseorang itu meskipun sangat
mikro, menjadi bagian mosaik sejarah yang lebih besar. Namun ada juga
yang berpendapat bahwa sejarah adalah penjumlahan dari biografi. Memang
dengan biografi dapat dipahami para pelaku sejarah, zaman yang menjadi
latar belakang biografi, lingkungan sosial agama dan politik.27
3. Tokoh
Tokoh merupakan seorang yang ahli dan mempunyai kelebihan
khusus di bidangnya, atau dalam arti lain memiliki peranan penting dalam
suatu bidang maupun semua bidang di lingkungan kehidupan masyarakat
tertentu. Tokoh adalah orang yang memiliki perwatakan yang menantang
nilai-nilai negatif. Sedangkan pengertian studi tokoh adalah pengkajian
terhadap seseorang secara tersusun tentang pemikiran muslim, ide-ide dan
gagasan lain sebagainya.28
Studi tokoh yaitu salah satu jenis penelitian
kualitataif. Penelitian semacam ini dapat berbentuk studi kasus, multi kasus,
penelitian historis, penelitian kepustakaan, penelitian ekologi, penelitian
fenomenalogis, atau penelitian masa depan. Untuk itu kaidah-kaidah yang di
bangun dalam studi tokoh mengikuti kaidah penelitian kualitataif.29
Secara bahasa pengertian agama (ad-diin) adalah pembalasan
(aljaza‟), ad-din (agama) juga berarti ketaatan, loyalitas dan ketundukan
diri. Sedangkan istilah Ad-din (agama) juga berarti kekuasaan atau aturan
seperti raja yang mengikat banyak orang. Tokoh agama adalah orang yang
mempunyai ilmu lebih dibidang agama dan dipercaya untuk memimpin
masyarakat kearah yang lebih baik dibidang keagamaan atau perilaku 27 Syahrin Harahap, Metodelogi Study Tokoh dan Penulisan Biografi, ( Jakarta:
PRENADA, 2011 ), h. 3. 28
Syahrin Harahap, Metodologi Studi Tokoh dan Penulisan Biografi, (Jakarta: Prenada,
2011), hal. 6 29
Arief Fuchan, Studi Tokoh Metode Penelitian Mengenai Tokoh, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2005), hal. 15
13
keagamaan, tokoh agama sebagai pembawa misi, dalam artian bahwa
seorang pemimpin agama perlu menyadari bahwa amanah Allah Swt selalu
ada di pundaknya, kapan dan dimanapun ia berada. Amanah harus dijaga
baik-baik dan ahrus disampaikan kepada yang berhak meneriamanya,
karena amanah itu akan dipertanggung jawabannya, sebagai seorang yang
pembawa misi seorang agama selalu berdiri tegak dengan kepribadiannya
yang utuh dengan ilmu yang luas, dengan langkah yang pasti dengan penuh
bijaksana.30
Adapun kriteria tokoh agama terbagi menjadi empat pokok yaitu
sebagai berikut.
a. Pertama, menyampaikan ajaran agama Islam Al-Qur’an dan
Hadist
b. Memberi penjelasan ajaran agama Islam kepada masyarakat
secara mudah dimengerti
c. Memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi
masyarakat dengan merujuk kepada Al-Qur’an dan Hadist
d. Memberikan contoh pengalaman ajaran agama Islam tersebut.31
Maka dari kriteria diatas, tokoh agama memiliki tuntutan konsekuensi
dan tugas-tugas aktif untuk mengembangkan wawasan tentang makna
agama Islam dalam rangka menjawab dinamika problem masyarakat yang
terus berkembang.
Tokoh adalah seseorang yang sangat berpengaruh dalam masyarakat
dengan karya serta eksistensinya dalam masyarakat secara terkemuka atau
kenamaan dibidangnya atau seseorang yang memiliki peran penting dalam
suatu bidang aspek kehidupan tertentu dalam masyarakat seseorang tersebut
berasal. Adapun menurut Arif Fuchan, tidak semua orang itu layak
dikatakan sebagai seorang tokoh, karena pada dasarnya tokoh adalah orang
30
Nunung Marsini, Skripsi “Aktifitas Tokoh Agama Dalam Mewujudkan Kerukunan
Hidup Antara Umat Beragama di Desa Bumi Ratu Kecamatan Belambangan Umpu Kabupaten
Way Kanan” UIN Raden Intan Lampung thn 2006, hal. 24 31
Widodo Brontowijono, Asep Supriyadi dan Rendy Bayu Aditya, Persepsi dan Peran
Tokoh Agama Islam di Kabupaten Sleman Dalam Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jurnal
Sains dan Teknologi Lingkungan 6, No. 1 (2014), hal. 63
14
yang berhasil dibidangnya yang ditunjukkan dengan karya-karya
monumenter dan mempunyai pengaruh pada masyarakat sekitarnya serta
ketokohannya diakui secara jelas.32
Seorang tokoh harus menunjukkan
empat indikator, yaitu:
a. Berhasil dalam bidang yang digelutinya. Hal ini merujuk pada tujuan
tertentu baik itu jangka pendek maupun panjang yang telah berhasil
dicapai. Semua tujuan yang sudah dicapai tersebut tidak terlepas dari
kemampuan yang dimiliki tokoh serta kegiatan yang dilakukan
berdasarkan dengan bidang yang ditekuninya.
b. Memiliki karya fantastis atau monumental. Karya-karya tokoh itu bisa
diwariskan pada generasi setelahnya dan masih dapat ditelusuri jejaknya.
c. Mempunyai pengaruh pada masyarakat. Maksudnya, semua pikiran
maupun kegiatan dari seorang tokoh bisa menjadi panutan bagi
masyarakat dalam menjalankan aktivitas kehidupan sesuai dengan
bidangnya.
d. Ketokohannya diakui secara “mutawatir”. Dengan segala kekurangan dan
kelebihan yang dimiliki seorang tokoh, sebagian masyarakat memberikan
apresiasi positif serta mengidolakannya sebagai orang yang layak
menjadi tokoh dengan tujuan untuk dapat menyelesaikan bermacam-
macam persoalan sesuai dengan bidangnya.
Tokoh agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Ustad.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Ustad adalah sebutan bagi guru
agama atau guru besar laki-laki.33
Tokoh dalam penelitian ini adalah
Abdullah Wahid di Desa Bukit Baling, beliau pendiri pondok pesantren
Hidayatullah akan tetapi juga berkiprah di masyarakat.
32
Arif Fuchan dan Agus Maimun, Studi Tokoh Metode Penelitian Mengenai Tokoh, (
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005 ), h. 11-13. 33
“Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online”, diakses tanggal 2 Juli 2021,
http://www.kbbi.web.id/ustaz
15
4. Peranan Tokoh
Merujuk pada Kamus Umum Bahasa Indonesia peran diartikan
sebagai proses, perbuatan.34
Adapun menurut WJS. Poerwodarwinto,
peranan berarti sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan
terutama dalam terjadinya suatu hal ataupun peristiwa.35
Peranan juga
merupakan aspek dinamis dari kedudukan atau status dimana ketika
seseorang melaksanakan hak maupun kewajiban sesuai dengan
kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Dalam kedudukan
seseorang dapat menentukan perannya, begitu pula sebaliknya bahwa
peranan yang dilakukan oleh seseorang dapat mempengaruhi dan merubah
kedudukannya dalam masyarakat.
Teori ini juga menganggap bahwa seseorang dalam kehidupan
masyarakat senantiasa berusaha melakukan peran seperti dikehendaki oleh
orang lain. Maka, identitas seseorang dibentuk dalam rangka memberi
respon dari perlakuan dan harapan orang lain. Peranan tokoh menurut
Soejono Soekanto adalah suatu konsep yang dilakukan oleh seorang
individu yang memiliki peran penting bagi masyarakat. Perannanya meliputi
peraturan yang berupa norma-norma yang akan dikembangkan ditengah-
tengah masyarakat. Peraturan-peraturan yang dimaksud yaitu membimbing
dalam kehidupan seseorang atau masyarakat tertentu. 36
Peran yang dimaksud dalam penelitian ini peran tokoh agama
Abdullah Wahid mampu membawa perubahan dibidang sosial keagamaan
dan pendidikan di Desa Bukit Baling perannya menjadi seorang ulama dan
pemimpin pondok pesantren Hidayatullah. Seperti mendirikan pendidikan
Agama.
34
Surayin, Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Bandung: Yrama Widia, 2001 ), h. 383 35
Poerwodarwinto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1997 ), h.
735 36
Suntoyo Usman, Sosiologi: Sejarah, dan Metodologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2015), hal. 59
16
5. Ulama
Ulama berasal dari bahasa arab “al-„Ulama”, tunggal “Alim” adalah
pemuka agama atau pemimpin agama yang bertugas untuk mengayomi,
membina dan membimbing umat Islam baik dalam masalah-masalah agama
maupun masalah sehari-hari yang diperlukan baik dari sisi agama maupun
sosial kemasyarakatan. Makna yang sebenarnya dalam bahasa arab adalah
ilmuan atau peneliti, kemudian arti ulama tersebut berubah ketika diserap
kedalam bahasa Indonesia, yang maknanya adalah sebagai orang yang ahli
dalam ilmu agama Islam.37
Secara umum Indonesia biasanya panggilan Ulama hanya digunakan
kepada para ahli Agama Islam saja. Akan tetapi dalam dektrit presiden 15
Juli 1959, Presiden Soekarno kata Ulama juga dipergunakan untuk para ahli
Hindu, Budha, Khatolik, dan Kristen.38
Akan tetapi dalam pembahasan ini
yaitu membahas tentang Ulama Islam.
Fauzie Nurdin mengatakan seorang Ulama mempunyai kewajiban,
tugas dan tanggung jawab membangkitkan semangat untuk
memperjuangkan kebenaran dan keadilan atas kejujuran, yang mana dalam
kehidupan sehari-hari masih banyak terdapat perbuatan maupun perilaku
menyimpang yang semakin merajalela. Maka dari itu penting adanya
penyiaran Islam di masa sekarang dan depan yang bermakna rahmatan
lil‟alamin. Untuk memahami dinamika serta mengantisipasi dampak negatif
yang ditimbulkan dari perilaku menyimpang tersebut.39
Seorang ulama harus memiliki tujuh kriteria yaitu :
1. Menguasai Ilmu Agama dan sanggup membimbing umat dan
memberikan bekal ilmu keislaman yang bersumber dari Al-Quran,
Hadist, Ij’ma dan Qiyas.
2. Ikhlas melaksanakan ajaran islam.
37
Pengertian ulama sesungguhnya. http://www.risalahislam.com 38
Taufik Abdullah, Agama dan Perubahan Sosial, (Jakarta: Cv. Rajawali, 1983), hal. 3 39
A. Faizie Nurdin, Islam dan Perubahan Sosial, (Semarang: Reality Press Unnes, 2005),
hal. 19
17
3. Mampu menghidupkan sunah rasul dengan mengembangkan islam secara
kaffah( menyeluruh ).
4. Berakhlak luhur, berpikir kritis, aktif mendorong masyarakat melakukan
perbuatan positif, bertanggung jawab dan istiqomah.
5. Berjiwa besar, kuat mental dan fisik, tahan uji, hidup sederhana, amanah,
beribadah berjamaah, tawadhu, kasih sayang terhadap sesama, dan
tawakal kepada Allah.
6. Mengetahui dan peka terhadap situasi zaman serta mampu menjawab
setiap persoalan untuk kepentingan islam dan umatnya.
7. Berwawasan luas dan menguasai beberapa cabang ilmu demi
pengembangannya. Menerima pendapat orang lain yang tidak
bertentangan dengan islam.40
6. Kepemimpinan
Kata pemimpin berasal dari bahasa asing yaitu “leader”. Dalam arti
luas, pemimpin diartikan sebagai seorang yang memimpin dengan
memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengarahkan, mengatur, serta
mengorganisasi orang lain melalui posisi atau kekuasaan.41
Ricky W.
Griffin dalam manajemen kepemimpinan teori & aplikasi42
mendefinisikan
bahwa pemimpin merupakan seseorang yang diterima oleh orang lain
sebagai pemimpin atau individu yang dapat mempengaruhi perilaku orang
lain tanpa disertai dengan kekerasan. Maka dalam hal ini pemimpin dapat
diartikan sebagai individu yang mempunyai kemampuan untuk
mengarahkan serta memotivasi orang lain ataupun kelompok agar dapat
mencapai tujuan organisasi melalui kesatuan pemahaman dan kerjasama.43
Beberapa macam alasan diperlukannya seorang pemimpin ialah: a) karena
banyak orang yang membutuhkan sosok pemimpin, b) dalam beberapa
40
Moch Eksan, Kia Kelama: Biografi K.H Muchith Muzadi, ( Yogyakarta: Lkis, 2000 ),
h. 2-3 41
Suwatno, Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi Publik dan Bisnis, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2019), h. 4. 42
Irham Fahmi, Manajemen Kepemimpinan Teori & Aplikasi, (Bandung: Alfabeta, 2017),
h. 16. 43
Suwatno, Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi Publik dan Bisnis, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2019), h. 4.
18
situasi atau kondisi, seorang pemimpin harus tampil mewakili kelompoknya,
c) sebagai tempat pengambilalihan risiko apabila terjadi tekanan terhadap
kelompoknya, d) sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan.44
Pemimpin
yang efektif memiliki beberapa kriteria antara lain takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, jujur, bertanggung jawab, kompeten dalam bidangnya,
memahami kebutuhan pengikutnya, mampu memotivasi dan memberi
semangat pada orang lain, mampu memecahkan berbagai masalah maupun
persoalan, dapat dipercaya, memiliki pengaruh dan lain sebagainya.45
Adapun kepemimpinan atau leadership merupakan kemampuan untuk
memengaruhi orang lain dalam pencapaian tujuan.46
Kepemimpinan juga
diartikan sebagai seni atau kemampuan mempengaruhi serta mengarahkan
orang lain dengan cara kepatuhan, kehormatan, kepercayaan serta semangat
kerjasama dalam mencapai tujuan bersama.47
Kepemimpinan dapat pula
didefinisikan sebagai suatu proses untuk mempengaruhi orang lain dengan
maksud untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dalam suatu situasi
maupun kondisi tertentu.48
Proses mempengaruhi itu kerap kali menyertakan
berbagai kekuasaan seperti otoritas, penghargaan, bujukan serta ancaman.
Kepemimpinan juga sebagai kemampuan untuk menggunakan
berbagai bentuk kekuasaan. Kekuasaan yang dimiliki oleh seorang
pemimpin biasanya digunakan untuk memengaruhi perilaku anggota
kelompok melalui sejumlah cara. Pada dasarnya, para pemimpin
memengaruhi para anggota kelompok untuk melakukan pengorbanan
pribadi demi tujuan organisasi.
Dari beberapa defenisi yang telah dipaparkan tersebut, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan ialah suatu usaha untuk
mengarahkan, mempengaruhi serta membimbing orang lain dalam proses
44
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2003), h. 2. 45
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, halaman 38. 46
Davis, Keith dan John W.Newstrom, Perilaku dalam Organisasi, (Jakarta: Erlangga,
1985), h. 87. 47
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2003), h. 3 48
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, h. 36.
19
pencapaian tujuan suatu organisasi. Para pemimpin juga diharapkan
memiliki kewajiban khusus untuk mempertimbangkan etika ketika saat akan
mengambilan keputusan.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Langkah yang sangat penting dalam membuat analisis sejarah adalah
dengan menyediakan suatu pendekatan dan teori sebagai kerangka referensi,
untuk dijadikan alat menganalisis suatu kajian tersebut. Dari segi mana kajian
hendak dilakukan, deskripsi dan rekonstruksi yang diperoleh akan banyak
ditentukan oleh jenis pendekatan yang dipergunakan.
Dalam hal ini penulis menggunakan dua pendekatan sekaligus, yaitu
pendekatan historis dan pendekatan sejarah intelektual. Pendekatan historis
digunakan untuk mengetahui bagaimana biografi Abdullah Wahid, dimulai dari
latar belakang keluarga, pendidikan dan lingkungan Abdullah Wahid hidup.
Penulis mengharapkan penelitian ini dapat menghasilkan sebuah penjelasan
sejarah, sehingga mampu mengungkapkan kronologis secara menyeluruh
dengan waktu dan tempat dalam kajian sejarah. Sedangkan pendekatan
intelektual digunakan untuk mengungkapkan pemikiran suatu tokoh. Dalam
pendekatan ini fokus terhadap pemikiran yang menekankan kepada kebebasan
berfikir. Manusia merupakan diri yang sadar, konkrit dan bebas. Manusia
bebas menciptakan dirinya, karena manusia adalah kebebasannya. Dalam hal
ini pendekatan tersebut dapat merekonstruksikan kembali pemikiran-
pemikirannya.49
Mengapa penulis memilih dua pendekatan ini karena dua pendekatan ini
sangat cocok untuk memecahkan suatu permasalahan yang akan penulis teliti
sehingga nanti dengan dua pendekatan ini akan mampu menjawab dari tiga
rumusan masalah yang penulis teliti.
Metode adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan untuk
mendekati problem danmencari jawaban. Dengan ungkapan lain, metode
adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. Metode
dipengaruhi atau berdasarkan perspektif teoritis yang kita gunakan untuk
49 Skripsi Hermanto, Ahmad Wahib (Biografi dan Pemikirannya), UIN SUNAN AMPEL
Surabaya Tahun 2018, h. 10-11.
21
melakukan penelitian, sementara perspektif teoritis itu sendiri adalah suatu
kerangka penjelasan atau interpretasi yang memungkinkan peneliti memahami
data dan menghubungkan data yang rumit dengan peristiwa dan situasi lain.50
Secara umum, metode merupakan cara atau prosedur untuk memperoleh
objek. Metode juga dapat dikatakan sebagai cara untuk mengerjakan sesuatu
dalam suatu sistem yang terencana dan teratur. Maka dari itu, metode
senantiasa berkaitan erat dengan teknik, prosedur, maupun proses yang
sistematis untuk melaksanakan penelitian disiplin tertentu.51
Adapun
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan sejarah
(historis), sebab pada dasarnya studi tokoh mengisahkan sejarah individu.
Maka dari itu, studi tokoh harus menggunakan kaidah-kaidah kesejarahan yang
tentunya tidak terlepas dari ruang dan waktu beserta fakta-fakta sejarahnya.52
Salah satu sumber yang digunakan dalam penelitian sejarah ialah sumber
lisan yang terdiri dari sejarah lisan dan tradisi lisan. Sejarah lisan (oral history)
merupakan suatu cara atau teknik pengumpulan sejarah yang dilakukan oleh
seorang pewawancara kepada orang yang mempunyai informasi dalam hal ini
disebut sebagai informan.53
Informan atau narasumber tidak harus berupa
pelaku sejarah, sebab seseorang yang bukan pelaku sejarah namun mempunyai
informasi terkait peristiwa sejarah juga dapat menjadi informan. Untuk
selanjutnya informan dapat mencurahkan sesuatu tentang apa yang ia lakukan,
apa yang dilihat serta apa yang didengar di masa lampau mengenai peristiwa
sejarah tertentu. Hasil informasi yang didapat dari informan itu selanjutnya
direkam oleh sejarawan untuk dijadikan sebagai bahan penulisan sejarah.54
Sedangkan tradisi lisan ialah narasi atau cerita tentang peristiwa masa lalu yang
50 Skripsi Miftahurrahmat, Sejarah KH. Shirojuddin H. Muhammad Terhadap Pendidikan
Islam Di Pondok Pesantren Al-Jauharein Kelurahan Tanjung Johor Kecamatan Pelayangan
Seberang Kota Jambi, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2018, h. 14. 51
Suhartono W.Pranoto, Teori & Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014),
h. 11. 52
Arief Furchan, Agus Maimun, Studi Tokoh: Metode Penelitian Mengenai Tokoh,
(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005), h. 25. 53
Wasino, Endah Sri Hartatik, Metode Penelitian Sejarah: Dari Riset Hingga Penulisan,
(Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama, 2018), h. 46. 54
Wasino, Endah Sri Hartatik, Metode Penelitian Sejarah: Dari Riset Hingga Penulisan,
h. 47.
22
diujarkan dari mulut ke mulut.55
Setiap masyarakat mempunyai tradisi yang
hidup yang dihayati dan dilaksanakan dari satu generasi ke generasi
setelahnya.56
Tradisi lisan dipelihara melalui memori kata-kata dan digunakan
untuk mengungkap sejarah masa lampau atau menyampaikan sebuah
penjelasan tentang fenomena sejarah yang pernah terjadi di masa lalu.57
Sejarah adalah suatu studi ilmiah yaitu studi yang dipelajari menurut
metode, dan teknik khusus. Kebenaran hanya dapat dicapai melalui pengertian
historis atau pengertian filosofis dan hanya dengan perasaan dan pikiran
manusia.58
Secara umum, dapat dimengerti bahwa penelitian sejarah merupakan
penelaahan serta sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa
lampau dan dilaksanakan secara sistematis. Penelitian sejarah banyak sekali
macamnya. Akan tetapi, secara umum ada empat jenis, yaitu penelitian sejarah
komparatif, penelitian yuridis(legal), penelitian biografis, dan penelitian
bibliografis. Penelitian ini termasuk dalam penelitian biografis. Penelitian
biografis merupakan penelitian yang menggunakan metode sejarah untuk
meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya dengan masyarakat.59
Penelitian ini berusaha menelusuri dan membongkar latar belakang sosial
kehidupan dan pemikiran Islam seorang tokoh, pengaruh dan perannya dalam
menyebarkan agama. Dalam penelitian tersebut, penulis menggunakan metode
historis. Adapun metode historis yaitu sebagai berikut :
A. Metode Heuristik
Heuristik berasal dari kata Yunani heurishein yang berarti memperoleh.
Menurut G.J Renier, yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman, heuristik
55
Muhammad Arif, Pengantar Kajian Sejarah, (Bandung: Yrama Widya, 2011), h. 36. 56
Wasino, Endah Sri Hartatik, Metode Penelitian Sejarah: Dari Riset Hingga Penulisan,
(Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama, 2018), h. 49. 57
Wasino, Endah Sri Hartatik, Metode Penelitian Sejarah: Dari Riset Hingga Penulisan,
h. 50. 58 Hugiono, Pengantar Ilmu Sejarah, ( Jakarta : Rineka Cipta, 1992 ), h. 12. 59 Skripsi Miftahurrahmat, Sejarah KH. Shirojuddin H. Muhammad Terhadap Pendidikan
Islam Di Pondok Pesantren Al-Jauharein Kelurahan Tanjung Johor Kecamatan Pelayangan
Seberang Kota Jambi, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2018, h. 14.
23
adalah suatu teknik, suatu seni, dan bukan suatu ilmu.60
Peninggalan sejarah
sebagai peristiwa adalah sumber-sumber bagi sejarah sebagai kisah yang
disebut heuristik. Diketahui sejarah terdiri dari banyak periode dan terbagi atas
beberapa bagian seperti politik, ekonomi, budaya, militer, dan lain sebagainya.
Maka kita perlu menyadari bahwa sumber-sumber nya dari berbagai macam.
Usaha kita untuk menemukan sumber-sumber bagi penelitian sejarah yang
hendak kita lakukan akan sangat sukar jika kita mengadakan klasifikasi atau
penggolongan dari sekian banyaknya sumber-sumber tersebut.61
Pengumpulan data atau heuristik merupakan langkah awal dalam
melakukan penelitian sejarah, yaitu mencari serta mengumpulkan berbagai
sumber data yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. Pada tahap
pengumpulan data ini peneliti sejarah harus langsung ke ranah lapangan
penelitian. Data tersebut berupa data lisan maupun tulisan. Upaya peneliti
untuk memperoleh data dengan melakukan observasi, wawancara atau
interview dan dokumentasi dengan pihak yang mengetahui mengenai
Abdullah Wahid.
a. Observasi/ Pengamatan
Catatan-catatan itu peneliti dapatkan dari observasi, observasi yaitu
teknik awal yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data yang akurat
berdasarkan permasalahan yang akan penulis teliti. Observasi adalah alat
pengumpulan data yang disebut dengan panduan observasi. Metode ini
dilakukan dengan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu
benda, kondisi, situasi, proses, atau perilaku.62
Maka dengan observasi
peneliti akan memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kehidupan
seorang tokoh Abdullah Wahid.
60 Dudung Abdurahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, ( Yogyakarta : Ombak,
2011 ), h. 104. 61 Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, ( Bandung : Pustaka Setia, 2014 ), h. 93.
62
Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2007), hal. 52
24
b. Wawancara
Didalam heuristik sejarawan harus mencari sumber primer. Sumber
primer dalam penelitian sejarah adalah sumber yang disampaikan saksi
mata. Sedangkan dalam sumber lisan yang dianggap primer ialah
wawancara langsung dengan pelaku pristiwa atau saksi mata. Wawancara
adalah suatu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab sambil tatap muka antara penanya (peneliti) dengan
penjawab/responden/informan (objek peneliti).63
Metode ini adalah cara
dalam mengumpulkan data dan mendukung dalam pelaksanaan proses
observasi. Adapun wawancara lisan dilakukan pada informan tokoh jikalau
masih hidup dan yang memiliki hubungan dan mengenali objek penelitian.
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam
suatu topik tertentu.64
Dalam penelitian ini agar dalam proses wawancara
berjalan dengan lancar dan mendapat informasi yang akurat, maka proses
wawancara dilakukan dengan santai, nyaman, dan tidak ada yang merasa
tertekan antara pewawancara dan yang diwawancarai. Teknik wawancara ini
disebut dengan teknik wawancara mendalam (Indept Interview).65
Wawancara mendalam (Indept Interview) biasa disebut dengan
wawancara etnografi, yaitu wawancara dilakukan dengan santai, informal
dan kedua pihak tidak merasa terbebani. Wawancara mendalam biasanya
akan memperoleh data yang lebih luas dan menyeluruh dalam, wawancara
ini dilakukan secara terbuka (open interview) yaitu objek dan subyeknya
tahu jikalau mereka sedang di wawancarai dan mengetahui tujuan dari
wawancara tersebut.66
Dalam melakukan wawancara peneliti menggunakan Bahasa
Indonesia dan daerah Jambi. Agar memperlancar proses tanya jawab antara
63
Cholid Narbuko dan Abu Ahmad, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,
2003), 83. 64
Prof. Dr. Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2007), hal. 72 65
Suwardi Endaswara, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan, (Yogyakarta:
Pustaka Widyatama, 2006), hal. 152 66
Suwardi Endaswara, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan,,.hal. 167
25
pewawancara dan narasumber dalam memperoleh informasi. Hal-hal atau
ungkapan yang menggunakan dalam Bahasa kedaerahan kemudian akan
dialih bahasakan kedalam Bahasa Indonesia untuk mempermudah
menganalisis. Dalam proses ini peneliti mewawancarai tokoh utama
Abdullah Wahid, Arif Abidin, Syahfril Ahayus, Arifin, M. Dedy Safe’I,
Jadawi, Mislan, Saripudin, Rahmanto Wibowo, Muslim dan Muflilarahmat.
Karena yang penulis teliti ini adalah tokoh maka menurut penulis
dengan metode wawancara ini sangat cocok untuk menjawab dari rumusan
masalah peneliti, karena dengan wawancara langsung tokoh yang di teliti itu
sangat produktif dalam mengkaji tokoh.
c. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah untuk melengkapi dari pengunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.67
Pengertian dokumen
disini adalah mengacu pada material (bahan) seperti fotografi, video, film,
memo, surat, dan sejenisnya yang dapat digunakan sebagai informasi
suplemen sebagai bagian dari kajian kasus yang sumber data utamanya
adalah observasi partisipan atau wawancara.68
Teknik dokumentasi adalah teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data. Dalam penelitian ini agar penelitian dapat
didokumentasikan dengan baik. Maka peneliti memerlukan alat/ instrument
seperti kamera untuk mengambil gambar/foto, film/video yang sesuai
peneliti butuhkan. Dengan menggunakan alat dokumentasi agar dapat
mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian karena dapat disimpan,
dilihat dan putar diulang apabila diperlukan kembali saat menulis.
Alat/instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu HP pribadi.
Selain itu juga dokumentasi ini peneliti dapatkan melalui berita di Koran,
majalah, buku, catatan rapat, daftar anggota organisasi, dan arsip-arsip
67
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2008), hal. 83 68
Rulam Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif,,,hal. 179.
26
laporan pemerintah adalah sumber skunder karena disampaikan oleh bukan
saksi mata.69
Dengan dokumentasi ini maka kemungkinan untuk memalsukan data
sangat minim karena dengan dokumentasi ini ada bukti bahwa si peneliti
tidak berbohong dalam meneliti tokoh tersebut.
Terdapat dua sumber dalam heuristik yaitu sumber primer dan
sekunder sebagai berikut.
1) Data Primer
Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian yaitu kata-
kata dan tindakan, selebihnya ialah data tambahan seperti dokumen dan
lainnya. Berkaitan dengan hal itu maka jenis data dibagi dalam kata-kata
dan tindakan, sumber data dalam bentuk tertulis, foto dan statistik.70
Data
primer yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh peneliti dari sumber
pertama atau utama.71
Jadi sumber primer adalah kata-kata dan tindakan
seseorang. Dalam penelitian ini sumber primer yang dimaksud yaitu
wawancara langsung dengan sang tokoh Abdullah Wahid, Arif Abidin,
Syahfril Ahayus, Arifin, M. Dedy Safe’I, Jadawi, Mislan, Saripudin,
Rahmanto Wibowo, Muslim dan Muflilarahmat.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data pendukung yang dikumpulkan, diolah,
dan disajikan dari beberapa buku bacaan yang memberikan komentar,
analisis, kritik dan lainnya yang berkaitan dengan data primer.72
Jadi data
sekunder sebagai penunjang dan untuk melengkapi data primer. Seperti
buku-buku, jurnal, skripsi, dokumen, dan tulisan yang berkaitan dengan
Abdullah Wahid serta keterangan dan publikasi lainnnya sehingga
memperbanyak data agar lebih akurat.
Heuristik dalam hal ini digunakan dalam penelitian ini untuk langkah
awal dalam penelitian yaitu sebagai data awal tentang biografi Abdullah
69
Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Seiarah Islam, hal. 103 70
Lexi J. Moleng, Metode Penelitian Kualitatif,,,hal. 157 71
Tim Penyusunan Buku Pedoman Skripsi, Pedoman Penulisan Skripsi Faultas Adab –
Sastra dan Kebudayaan Islam, (Jambi: IAIN STS Jambi, 2011), hal. 31 72
Tim Penyusunan Buku Pedoman Skripsi, Pedoman Penulisan Skripsi, hal. 34
27
Wahid. Dengan heuristik peneliti bisa menemukan data dengan cara tulisan
dan lisan, dengan cara tulisan peneliti bisa menemukan data dengan adanya
dokumen, seperti arsip- arsip pemerintahan, sedangkan dengan cara lisan
peneliti bisa menemukan data dengan wawancara langsung dengan
informan.
Informan adalah orang yang memberikan informasi. Dalam penelitian
seseorang informan merupakan orang yang nomor satu setelah peneliti.
Karena tanpa informan, penulis mungkin akan buta dan akan kebingungan
untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini.
Informan ada dua macam yaitu informan kunci dan informan biasa.
Informan kunci ialah individu yang memegang peranan penting dalam
pengkajian penelitian tertentu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
Purposive Sampling disebut juga dengan sampel yaitu bertujuan untuk
penyampelan dilakukan dengan gagasan, asumsi, sasaran, tujuan, manfaat
yang hendak dicapai oleh peneliti.73
Dalam penelitian ini informan kunci yaitu Abdullah Wahid sebagai
tokoh yang akan diteliti. Dan selanjutnya informan biasa yaitu orang yang
menjadi sumber informasi kedua setelah informan kunci. Informan biasa
dalam penelitian ini seperti Arif Abidin, Syahfril Ahayus, Arifin, M. Dedy
Safe’I, Jadawi, Mislan, Saripudin, Rahmanto Wibowo, Muslim dan
Muflilarahmat.
B. Metode Verifikasi (Kritik Sumber)
Setelah mengumpulkan sumber pada tahap heuristik, selanjutnya sumber
tersebut diseleksi mengacu pada prosedur sumber yang faktual dan orisinalnya
terjamin. Tujuan pelaksanaanya dari tahapan kritik sumber ini yaitu otentisitas
(authenticity). merupakan sebuah sumber sejarah (catatan, harian, surat dan
buku-buku) autentik atau asli jika benar-benar merupakan produk asli dari
orang yang dianggap sebagai pemiliknya. Ada dua macam kritik sumber, yaitu
sebagai berikut:
73
Suwardi Endaswara, Metode, Teori, Teknik,,,hal. 115
28
1. Kritik eksternal atau kritik luar dilakukan untuk meneliti keaslian
sumber, apakah sumber sejarah tersebut valid atau tiruan, sumber
masih utuh dalam artian tidak berubah, baik bentuk maupun isinya.
Kritik eksternal hanya dilakukan pada sumber yang menjadi bahan
rujukan penulis.
2. Kritik internal atau kritik dalam dilakukan untuk menyelidiki sumber
yang berkaitan dengan sumber masalah penelitian, pada tahap ini
mengacu pada ukuran objektivitas penulis penelitian dalam
mengelaborasi data atau sumber yang diperoleh dan mengedepankan
prioritas.74
Untuk menentukan otentisitas sumber, paling tidak terdapat beberapa
pertanyaan yang dapat diajukan antara lain; 1) kapan sumber itu dibuat, 2)
dimana sumber itu dibuat dan ditemukan (lokasi), 3) siapa yang membuat, 4)
dari bahan apa sumber itu dibuat, dan lain sebagainya.75
Peneliti melakukan
pengujian atas asli dan tidaknya sumber, berarti ia meneliti segi-segi fisik dari
sumber yang ditentukan. Jika sumber itu berupa dokumen tertulis, maka segi
fisik sumber yang diteliti ialah kertasnya, tintanya, tulisannya apakah ditulis
dengan tangan atau diketik, bahasanya, kata-katanya, huruf-hurufnya,
ungkapannya, kalimatnya serta segi penampilan luarnya yang lain.76
Jadi,
kritik eksternal merupakan kritik fisik yang sesuai dengan anak zaman.77
Pada
tahap keaslian sumber ini peneliti melakukan pengujian atas asli tidaknya
sumber, meneliti segi-segi fisik dari sumber yang ditemukan, dalam hal
keaslian sumber pada setiap permasalahan yang terkait dengan sosok Abdullah
Wahid Jika kritik ekstern diarahkan untuk menguji otentisitas sumber sejarah
dari penampilan luar, maka kritik intern diarahkan pada tujuan untuk
74
Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, h. 101-102. 75
Wasino, Endah Sri Hartatik, Metode Penelitian Sejarah: Dari Riset Hingga Penulisan,
h. 75. 76
Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, (Yogyakarta: Ombak,
2011), h. 108. 77
Suhartono W.Pranoto, Teori & Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014),
h. 37.
29
mengetahui kredibilitas atau kesahihan dari sebuah sumber sejarah.78
Kritik
internal mengacu pada kredibilitas sumber, artinya apakah isi dokumen
terpercaya, tidak dikecohkan, tidak dimanipulasi dan lain sebagainya.79
Dalam
hal ini, penulis akan berusaha melakukan verifikasi data sejarah yang
berhubungan dengan Biografi Abdullah Wahid.
C. Metode Interpretasi (Analisis Fakta Sejarah)
Metode interpretasi dilakukan setelah melakukan kritik sumber,
interpretasi atau penafsiran sejarah biasanya disebut juga dengan analisis
sejarah. Dalam proses analisis sejarah ini, seorang peneliti harus berusaha
mencapai pengertian faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa.
Data sejarah mengandung beberapa sebab yang membantu mencapai hasil
dalam berbagai bentuknya.
Walaupun suatu sebab terkadang dapat mengantarkan kepada hasil
tertentu, tetapi sebab yang sama dapat mengantarkan kepada hasil yang
berlawanan dalam lingkungan lain. Oleh karena itu, interpretasi dapat
dilakukan dengan cara membandingkan data untuk menyikapi peristiwa-
peristiwa mana yang terjadi dalam periode yang sama.
Interpretasi dalam penelitian sejarah sangat diperlukan sebab kegunaan
dari interpretasi ini sendiri untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan
dan yang telah dicari keabsahannya tentang data tersebut. Analisis data ini
digunakan dalam tahap ketiga untuk penelitian sejarah, yang berkaitan dengan
Biografi Abdullah Wahid sehingga dapat menghasilkan sebuah fakta serta
cerita sejarah. Dalam membuat cerita sejarah, sejarawan harus mampu
melakukan eksplanasi sejarah. Eksplanasi sejarah merupakan penjelasan
dalam cerita sejarah.80
Dalam kerangka metode ini, peneliti juga akan memberikan interpretasi
terhadap data yang diperoleh mengenai kehidupan, pendidikan, latar belakang
78
Wasino, Endah Sri Hartatik, Metode Penelitian Sejarah: Dari Riset Hingga Penulisan,
(Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama, 2018), h. 76. 79
Suhartono W.Pranoto, Teori & Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014),
h. 37. 80
Suhartono W.Pranoto, Teori & Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha Ilmu , 2014),
h. 43-45.
30
keluarga, pengalaman hidup, keilmuan, aspek pemikiran dan pengaruh
keilmuan pribadi Abdullah Wahid dalam menyebarkan agama Islam di Desa
Bukit Baling Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi, Jambi. Dengan
demikian analisis sejarah bertujuan melakukan sintesis atau sejumlah fakta
yang diperolah dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-
teori disusun fakta tersebut kedalam suatu interpretasi yang menyeluruh.
D. Metode Historiografi (Penulisan Sejarah)
Secara etimologi, historiografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu historia
dan grafein. Historia berarti penyelidikan tentang gejala alam fisik (physical
research), sedangkan grafein berarti gambaran, lukisan, tulisan atau uraian
(description). Pengertian secara terminologi, historiografi adalah suatu uraian
atau tulisan tentang hasil penelitian mengenai gejala alam. Historiografi
merupaka hasil karya sejarawan yang menulis tulisan sejarah. Historiografi
adalah rangkaian proses merangkaikan fakta secara kronologis/ diakronis dan
sistematis, menjadi tulisan sejarah sebagai kisah.81
Dalam metode sejarah proses kerja akhir yaitu historiografi atau
penulisan sejarah. Proses penulisan dilakukan agar fakta-fakta yang
sebelumnya terlepas atau sama lain dapat disatukan, sehingga menjadi satu
perpaduan yang logis dan sistematis dalam bentuk narasi kronologis. Menulis
sejarah merupakan suatu kegiatan intelektual dan ini suatu cara utama untuuk
memahami sejarah.82
Metode historiografi yakni tahap akhir dalam sebuah penelitian, penulis
menghubungkan peristiwa satu dengan peristiwa yang lainnya, sehingga
menjadi sebuah rangkaian yang berarti. Metode ini yaitu dilakukan dengan
memaparkan hasil penelitian yang telah diteliti.
Berikut syarat umum yang harus diperhatikan dalam memaparkan hasil
penelitian yakni:
1. Sejarawan harus memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, mengerti bagaimana memilih kata atau gaya
81 Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, h. 147-148. 82
Paul Veyne, Writing History, Essay on Epistemology, terj. Bhs. Prancis, mina moore-
rinvolucri, Middletown, connect, (Wesleyan Univercity Press, 1984), hlm. 121.
31
bahasa dengan tepat, bahasa yang digunakan yang mudah dan jelas
dipahami, dan data dipaparkan seperti apa adanya atau seperti yang
dipahami oleh peneliti dan gaya bahasa yang khas.
2. Memenuhi kesatuan sejarah yakni suatu penulisan sejarah disadari
sebagian dari sejarah yang lebih umum. Oleh karena itu, ia didahului
oleh masa dan diikuti oleh masa pula. Dengan perkataan lain,
penulisan itu ditempatkan pada perjalanan sejarah.
3. Menjelaskan semua yang ditemukan oleh peneliti dengan menyajikan
bukti-bukti dan membuat garis-garis umum yang akan diikuti secara
jelas oleh pemikiran pembaca.
4. Keseluruhan pemaparan sejarah haruslah argumentatif, artinya usaha
peneliti dalam mengarahkan ide-idenya dalam merekonstruksi masa
lampau itu dilandaskan atas bukti-bukti yang terseleksi, bukti yang
cukup lengkap, detail, fakta yang akurat.83
E. Sistematika Pembahasan
Untuk memberikan pembahasan yang jelas maka pada skripsi ini penulis
mencoba menguraikan isi kajian pembahasan. Adapun sistematika
pembahasan skripsi ini terdiri dari lima bab dengan uraian sebagai berikut.
Bab 1 berupa pendahuluan yang menguraikan secara spesifik mengurai
tentang gambaran umum dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan tinjauan pustaka.
Bab II membahas Pendekatan dan Kerangka Teori
Bab III membahas Metode Penelitian Bab IV membahas tentang semua
hasil penelitian mulai dari biografi Abdullah Wahid dengan pembahasan
dilatar belakang keluarga Abdullah Wahid, pendidikan dan kehidupan sosio
historis mengenai perjalanan hidupnya, sejarah latar belakang pemikiran
Abdullah Wahid, proses tersebarnya pemikiran Abdullah Wahid sehingga
mampu membangun pesantren. Sampai dengan aspek pemikiran Abdullah
Wahid, apa apa saja yang melatar belakangi pemikiran dan apa hasil atau
wujud dari hasil pemikiran Abdullah Wahid tersebut.
83 Dudung Abdurahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, h. 116-118.
32
Bab V penutup, yang meliputi kesimpulan, saran-saran dan kata
penutup. Kesimpulan merupakan jawaban fokus kajian yang telah dirumuskan
dalam penelitian ini. Dan kemudian berisi saran-saran konstruktif yang
berkaitan dengan penelitian ini.
33
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Secarah geografis Desa Bukit Baling terletak di bagian utara kota Jambi
dengan luas wilayah ± 51.000 Ha dengan batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara dengan: Desa SukoAwin Jaya
b. Sebelah Selatan dengan: Kelurahan Sengeti
c. Sebelah Timur dengan: Desa Tanjung Katung dan Desa Berembang
d. Sebelah Barat dengan: Desa Gerunggung dan Suak Putat
Luas wilayah Desa Bukit Baling adalah 51.000 Ha yang terdiri dari:
a. Tanah Sawah: ± 200 Ha.
b. Tanah Pekarangan: ± 3.000 Ha.
c. Tanah Perkebunan: ± 47.800 Ha.
Keadaan Topografi Desa Bukit Baling dilihat secara umum merupakan
daerah dataran tinggi. Yang beriklim sebagaimana desa-desa lain di Kabupaten
Muaro Jambi mempunyai iklim kemarau, panca robah dan penghujan, hal tersebut
mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam pertanian yang ada di Desa
Bukit Baling.
1. Orbitas / Jarak Antar Ibu Kota
Table 4.1 Jarak Antar Ibu Kota
Jarak (KM) Desa Bukit
Baling Kota Kec Kota Kab Kota Prov
Desa Bukit
Baling 0 3 05 25
Ibu Kota Kec. 3 0 3,5 22
Ibu Kota Kab. 05 3,5 0 25,5
Ibu Kota Prov. 25 22 25,5 0
34
2. Prasarana Umum Yang Ada
Table 4.2 Prasarana Umum Yang Ada
Jenis Prasarana Volume Kondisi
Jalan Kabupaten 2.000 Meter Baik
Jalan Desa 300 Meter Baik
Jalan Beton 400 Meter Baik
Jalan Produksi / Tanah 5000 Meter Baik
Gedung SD 4 Unit Baik
Gedung Madrasah 5 Unit Baik
Pustu 1 Unit Baik
Posyandu / Polindes 6 Unit Baik
Sumur Gali Umum 50 Unit Baik
MCK 15 Unit Baik
Balai Desa / Kantor Desa 1 Unit Baik
Balai Benih Ikan 1 Unit Baik
Masjid 17 Unit Baik
Musholla / Surau 7 Unit Baik
3. Keadaan Sosial
a. Sumber Daya Manusia
Sasaran akhir dari setiap pembangunan bermuara pada peningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM). SDM merupakan subyek dan
35
sekaligus merupakan obyek pembangunan, yang mencakup seluruh siklus
kehidupan manusia, sejak kandungan hingga akhir hayat. Oleh karena itu
pembangunan kualitas manusia harus menjadi perhatian penting. Pada saat
ini SDM di Desa Bukit Baling cukup baik dibandingkan pada masa-masa
sebelumnya.
b. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu hal penting dalam memajukan tingkat
kesejahteraan pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya.
Dengan tingkat pendidikan yang tinggi, maka akan mendongkrak tingkat
kecakapan. Tingkat kecakapan juga akan mendorong tingkat keterampilan
kewirausahaan. Dan pada gilirannya mendorong munculnya lapangan
pekerjaan baru. Dengan sendirinya akan membantu program pemerintah
untuk pembukaan lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran.
Pendidikan biasanya akan dapat mempertajam sistimatika pikir atau
polapikir individu, selain itu mudah menerima informasiyang lebih maju.
Dibawah ini table yang menunjukan tingkat rata-rata pendidikan warga
Desa Bukit Baling.
36
Table 4.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Desa Bukit
Baling Tahun 2021
c. Kehidupan Beragama
Penduduk Desa Bukit Baling 100% memeluk agam Islam. Dalam
kehidupan beragama kesadaran melaksanakan ibadah keagamaan khususnya
agama Islam sangat berkembang dengan baik, dengan berbagai kegiatan
keagamaan, seperti disamping pelaksanaan shalat lima waktu di rumah-
rumah maupun di masjid, yasinan Bapak – Ibu, pengajian Majelis Ta’lim,
pengajian remaja masjid, pengajian anak-anak dari rumah ke rumah,
kegiatan perayaan hari besar Islam, MTQ tingkat dan festival anak shaleh
Indonesia.
d. Budaya
Pada bidang budaya ini masyarakat Desa Bukit Baling sangat menjaga
dan menjunjung tinggi budaya dan adat istiadat yang diwarisi oleh para
No Keterangan Jumlah
Total LK PR
1 Tamat SD 125 120 245
2 Tamat SLTP 103 98 201
3 Tamat SLTA 96 94 190
4 Tamat Universitas / PT 20 16 36
5 Pelajar SD 99 87 186
6 Pelajar SLTP 67 66 133
7 Pelajar SLTA 64 57 121
8 Mahasiswa 43 35 78
9 Tidak Sekolah dan putus
Sekolah
55 50 105
10 Belum Sekolah 73 47 120
37
leluhur. Hal ini terbukti masih berlakunya tatanan budaya serta kearipan
lokal pada setiap prosesi pernikahan, penganten, cukuran anak, khitanan,
panen raya serta prosesi cuci kampung jika salah seorang dari warga
masyarakat melanggar ketentuan hukum adat. Lembaga yang paling
berperan dalam melestarikan dan menjaga tatanan adat istiadat dan budaya
lokal ini adalah lembaga adat desa (LAD) Desa Bukit Baling. Lembaga ini
masih tetap aktif, baik dalam kepengurusan maupun dalam melaksanakan
tugas – tugasnya.84
B. Pembahasan
1. Biografi
a. Latar Belakang Keluarga
Keluarga Abdullah Wahid berasal dari keluarga yang berbeda agama,
dari 4 saudara ayahnya, dua Islam dua Kristen. Ayah Abdullah Wahid
sendiri beragama Islam sehingga Abdullah Wahid sudah Islam dari kecil.
Ayah Abdullah Wahid bernama Utu Satu merupakan anak ke-2 dari empat
bersaudara sedangkan Ibu Abdullah Wahid bernama Takbih. Abdullah
mempunyai 7 saudara, 4 saudara kandung dan yang 3 saudara tirinya.
Abdullah Wahid merupakan anak ke-3 dari Utu Satu dan Takbih, kemudian
nama-nama saudara kandung Abdullah Wahid yaitu Muhallim, Rania,
Nuraina, Jannah. Kedua saudara tiri Abdullah Wahid ialah Beccek, Sa’diah,
Samsuriyati.
Abdullah Wahid sejak kecil sudah ikut dan tinggal bersama abangnya
yaitu Muhallim. Ia dibesarkan dan dididik oleh abangnya karena pada saat
itu lingkungan di sekitar tempat orang tuanya masih banyak yang berpikiran
primitife sehingga Abdullah Wahid ikut bersama abangnya yang lebih dulu
mengenal pendidikan. Muhallim inilah yang mendidik dan mensekolahkan
Abdullah Wahid sehingga beliau lebih banyak mengetahui tentang Islam
dan juga membuat Abdullah Wahid berpikiran lebih terbuka. Disinilah pola
pikir, karakter, sikap, dan prilaku Abdullah Wahid terbentuk.
84 RKP Desa Bukit Baling 2020-2021
38
Abdullah Wahid sekolah pertama di Madrasah Ibtidaiyah di Toraja
dan melanjutkan ke MTS Makaleh Toraja dan lanjut ke Muhammadiyah
Makaleh Toraja. Tetapi pada saat di Muhammadiyah Makaleh Abdullah
Wahid sekolah disana hanya sampai masa ospek awal-awal masuk sekolah,
karena pada saat itu ia mendapat tawaran sekolah di Pesantren Maros
Sulawesi Selatan. Setelah itu Abdullah Wahid lanjut ke sekolah non formal
yaitu di Pesantren Hidayatullah di Balikpapan tahun 1988-1992.85
Abdullah Wahid lahir di Enrekang Toraja 10 Oktober 1967, istri
Abdullah Wahid bernama Muflilarahmat lahir di Jakarta 1966. Abdullah
Wahid mempunyai 3 orang anak yaitu, Miftahus Sa’adah, Diyahul
Mutmainnah, dan Miratul Hafifah. Sekarang ia tinggal di Km. 26 Desa
Bukit Baling Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. Setelah dari
Pesantren Hidayatullah Balikpapan tepatnya pada tahun 1992 terjadilah
ekspansi besar dari Pesantren Hidayatullah. Pada saat itu para santri-santri
lulusan Pesantren Hidayatullah di kumpulkan untuk menyebar ke seluruh
Indonesia dari Sabang sampai Merauke untuk membangun Pesantren
Hidayatullah. Pada saat itu Abdullah Wahid ditempatkan di Sumatra Selatan
Palembang. Selang waktu 2 tahun tepatnya tahun 1994 Abdullah Wahid
meminta agar dipindahkan dan permintaannya pun dipenuhi ia pun
dipindahkan ke Jambi tepatnya di daerah Muaro Jambi sekitar Desa Sengeti.
Seiring berjalannya waktu, Abdullah Wahid pun mendapatkan wakaf
atau infaq tanah yang berlokasi di Km. 26 Desa Bukit Baling Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi tidak jauh dari Desa Sengeti
sebagaimana di perintahkannya Abdullah Wahid. Tetapi di lokasi tersebut
tidak berlangsung lama karena lokasi yang sering banjir dan juga pada saat
itu di lokasi terebut ingin di bangun perkantoran Bupati Muaro Jambi,
sehingga terpaksa harus pindah. Alhamdulillah tidak jauh dari lokasi awal
85 Abdullah Wahid, wawancara, di kediaman beliau, 09 November 2020.
39
Abdullah Wahid kembali mendapat wakaf tanah, yang kali ini di dataran
yang cukup tinggi sehingga kemungkinan banjir sangat kecil.86
Pesantren Hidayatullah pun kembali dibangun dan sekitar tahun 1995
Pesantren tersebut mulai beroperasi normal walaupun pada saat itu santrinya
masih sedikit, tetapi Abdullah Wahid dan teman-temannya terus berusaha
agar pesantren tersebut tetap berjalan dan banyak santri yang bergabung.
Salah satu cara yang dilakukan Abdullah Wahid untuk bahan promosi
pesantren tersebut adalah dengan cara menjual majalah Hidayatullah, yang
mana majalah tersebut memang diberikan dari pusat. Selain untuk modal
bertahan hidup juga untuk ajang promosi. Menurut bapak Aripin selaku
Kadus di Desa Bukit Baling, ia mengatakan bahwa Abdullah Wahid ini
orang yang sangat gigih dalam menyebarkan Agama Islam terutama dengan
mendirikan Pesantren di wilayah Desa Bukit Baling ini. Bapak Aripin inilah
yang membantu semua urusan-urusan tanah wakaf yang didapatkan untuk
membangun Pesantren tersebut. Dan bapak Aripin ini juga sangat
mengetahui bagaimana perjuangan Abdullah Wahid untuk membangun
Pesantren Hidayatullah tersebut, sehingga bapak Aripin ini sangat
mendukung upaya yang dilakukan Abdullah Wahid ini. Sehingga semua
urusan surat menyurat tentang tanah wakaf tersebut dibantu semaksimal
mungkin. 87
Semua santri-santri yang diutus untuk membangun Pesantren
Hidayatullah di seluruh Indonesia itu hanya dikasih modal beberapa
majalah dan pemahaman ilmu tauhid yang bunyinya “Tuhan di Balikpapan
dan Tuhan di tempat kalian ingin membangun Pesantren itu sama, jadi kalau
di Balikpapan bisa berdiri pasti di tempat kalian juga bisa berdiri”. Dengan
bermodalkan itulah sedikit demi sedikit Pesantren Hidayatullah yang
dibangun Abdullah Wahid dan teman-temannya di Km. 26 Desa Bukit
Baling Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi berhasil dibangun.
86 Arif Abidin M. Pd (Pimpinan Pesantren), wawancara, di Pesantren Hidayatullah Desa
Bukit Baling, 06 April 2021. 87 Aripin (Kadus), wawancara, di kediaman beliau, 10 Mei 2021.
40
Awalnya Abdullah Wahid diutus bertiga untuk membangun Pesantren
Hidayatullah itu tetapi tidak lama setelah Pesantren Hidayatullah itu
dibangun 2 temannya dipindahkan di tempat lain. Dari situlah Abdullah
Wahid berjuang membesarkan Pesantren itu dari yang awalnya santri hanya
sekitar 5 orang hingga sekarang jumlah santri mencapai 371 santri, tentunya
ini semua tidak lepas dari bantuan warga setempat dan juga guru-guru yang
mengajar. Pesantren Hidayatullah ini pun diresmikan pada tahun 1999.
Selain mengajar para santri Abdullah Wahid pun sekarang ditunjuk sebagai
Pembina yayasan.88
Menurut bapak Syahfril Ahayus selaku Ketua Adat di desa Bukit
Baling tersebut mengatakan bahwa dulu Abdullah Wahid ini pergi berjalan
keliling Desa guna untuk menyebarkan Islam dan juga promosi tentang
Pesantren Hidayatullah agar para masyarakat mau belajar agama di
Pesantren Hidayatullah tersebut. Selain mengajar agama bapak Syahfril
Ahayus mengatakan bahwa kedatangan Abdullah Wahid ini banyak sekali
pengaruh terhadap ilmu pengatahuan agama Islam di Desa ini yaitu Desa
Bukit Baling. Terlepas dari peran Abdullah Wahid sebagai guru ataupun
pendakwah bapak Syahfril Ahayus mengatakan bahwa Abdullah Wahid ini
sangat membantu apabila ada acara-acara akikah atau pada saat Idul Adha
atau acara-acara yanag lain yang membutuhkan bantuan untuk menyembelih
hewan-hewan yang ingin disembelih. Sehingga masyarakat Desa Bukit
Baling selalu memanggil Abdullah Wahid apabilah ada hewan-hewan yang
ingin disembelih.89
Banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah hidup
Abdullah Wahid ini, adapun beberapa poin penting yang penulis dapat
simpulkan dari kisah hidup Abdullah Wahid adalah : Jangan pernah
meragukan kuasa Allah dimanapun kita berada pasti Allah selalu bersama
kita walaupun kita berada di tempat yang mayoritas non muslim jika Allah
mengizinkan kita untuk lebih dekat dengannya maka kita akan diberi jalan
88 Arif Abidin M. Pd (Pimpinan Pesantren), wawancara, di Pesantren Hidayatullah Desa
Bukit Baling, 06 April 2021. 89 Syahfril Ahayus (Ketua Lembaga Adat), wawancara, di kediaman beliau, 10 Mei 2021.
41
untuk bisa dekat dengan Allah, begitulah kiranya kisah hidup Abdullah
Wahid sehingga bisa mengenal dan belajar banyak tentang agama Islam
walaupun ia lahir dan tinggal di lingkungan yang sanagat sulit untuk belajar
atau mengetahui tentang Islam.
Allah menjadikan abang Abdullah Wahid sebagai jalannya untuk
mendekatkan diri kepada Allah Swt sehingga dengan izin Allah Swt
Abdullah Wahid dipermudah atau diberiakan jalan untuk lebih mengenal
agama Islam. Walaupun banyak lika-liku yang harus Abdullah Wahid
hadapi tetapi dengan izin Allah Swt semua terlewati, sehingga Abdullah
Wahid yang dulunya belajar mengenal agama Islam sekarang Alhamdulillah
menjadi salah satu orang yang mengajarkan tentang Islam bahkan juga salah
satu orang yang mendirikan tempat untuk belajar tentang Islam yaitu
Pesantren Hidayatullah Desa Bukit Baling Kecamatan Sekernan Kabupaten
Muaro Jambi tentunya itu semua tidak lepas dari izin Allah Swt.
b. Pendidikan
Dalam pendidikan Abdullah Wahid selalu menempuh pendidikan
yang berbasis agama Islam, karena Abdullah Wahid tinggal dan di besarkan
oleh abang nya yang pernah menjadi pengurus Muhammadiyah, sehingga
abang Abdullah Wahid selalu menyekolahkan dia ke sekolah-sekolah Islam.
Pendidikan pertama Abdullah Wahid adalah Madrasah Ibtidaiyah di daerah
Toraja. Kemudian Abdullah Wahid melanjutkan pendidikannya di MTS
Makaleh Toraja. Lalu Abdullah Wahid melanjutkan ke Muhammadiyah
Makaleh di Toraja tetapi disini Abdullah Wahid hanya sampai masa ospek
awal mula masuk sekolah, karena tidak lama setelah masa ospek Abdullah
Wahid mendapat tawaran masuk ke Pesantren Pertanian Maros Sulawesi
Selatan.
Berawal Pesantren inilah mulai proses pendewasaan Abdullah Wahid
karena pada saat itu ia tinggal di asrama tidak lagi tinggal bersama abangnya
lebih tepatnya dia tinggal sendirian jauh dari keluarga sehingga mau tidak
mau ia harus menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Dan disinilah
awal mula nya Abdullah Wahid mulai bekerja walaupun hanya membantu-
42
bantu di Pesantren tersebut seperti berkebun, bertani, beternak dan yang
lainnya. Karena Abdullah Wahid masuk Pesantren Pertanian Maros tersebut
berkat beasiswa dengan kata lain gratis. Jadi iapun membantu apa-apa saja
yang bisa dia kerjakaan di Pesantern tersebut guna untuk berterima kasih
karena telah diizinkan sekolah gratis di Pesantren tersebut.90
Abdullah Wahid kemudian melanjutkan Pendidikannya di sekolah non
formal yaitu di Pesantren Hidayatullah Balikpapan di mana Pesantren inilah
yang sekarang menjadi pusat dari Pesantren Hidayatullah di seluruh
Indonesia. Di Pesantren ini Abdullh Wahid juga masuk karena beasiswa
sehingga sama seperti di Pesantren Pertanian Maros sebelumnya ia bekerja
membantu apa-apa saja yang perlu dibantu di Pesantren tersebut. Sembari
belajar di pesanntren Hidayatullah Balikpapan Abdullah Wahid juga
dimasukkan ke bagian unit amal usaha yang ada di Pesantren tersebut. Tidak
hanya di bagian amal usaha saja Abdullah wahid juga bertani, beternak, dan
juga membantu kegiatan-kegiatan sosial lainnya.
Pada saat di Pesantren Hidayatullah ini Abdullah Wahid masuk dalam
organisaasi KDM atau Kuliah Da’i Mandiri. Dan disinilah wawasan atau
pemikiran-pemikiran Abdullah Wahid mulai banyak bertambah dan juga
karena organisasi inilah Abdullah Wahid bisa bekerja di Unit Amal Usaha
yang ada di Pesantren tersebut. Tidak hanya itu saja Abdullah Wahid juga
bisa beternak dan berkebun di Pesantren tersebut, karena yang mengisi
kegiatan-kegiatan yang ada di Pesantren Hidayatullah tersebut rata-rata
semua di isi oleh santri-santri yang tergabung di organisasi KDM tersebut.
Di bawah ini beberapa penjelasan mengenai aktifitas Abdullah Wahid.
1) Organisasi
Abdullah Wahid merupakan salah satu santri yang aktif dalam
mengisi kegiatan-kegiatan organisasi yang ada di Pesantren tersebut.
Salah satu organisasi yang aktif diikuti Abdullah Wahid, yaitu Kuliah
Da’i Mandiri (KDM). Abdullah Wahid memilih organisasi ini sebagai
tempat untuk berkiprah dan mengembangkan diri. KDM adalah
90 Abdullah Wahid, wawancara, di kediaman beliau, 09 November 2020.
43
organisasi terbesar yang ada di Pesantren Hidayatullah pada saat itu,
sehingga Abdullah Wahid tertarik untuk bergabung dengan organisasi
tersebut. Pada kegiatan organisasi KDM, Abdullah Wahid adalah tipe
aktifis yang aktif dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
organisasi tersebut. Mulai dari ikut kegiatn-kegiatan sosial yang mana
kegiatan itu sekaligus dalam rangkah menyebarkan pemahaman Islam
sesuai dengan tujuan organisasi tersebut.91
Abdullah Wahid adalah orang yang gemar dalam bertani dan
beternak, karena selain sudah menjadi hobinya ini juga disebabkan
karena sebelum masuk ke Pesantren Hidayatullah ia belajar di Pesantren
Pertanian Maros di Sulawesi Selatan sehingga kegemaran Abdullah
Wahid dalam bertani dan beternak bertambah. Di Pesantren Hidayatullah
ini Abdullah Wahid mengambil jurusan Da’i sehingga ini juga salah satu
alasan Abdullah Wahid tertarik bergabung dengan organisasi KDM
karena sejalan dengan jurusan yang ia ambil.92
Di Pesantren Hidayatullah
ini ia lebih fokus ke bagian Da’i yang langsung dengan amaliah nyata
atau biasa disebut dakwah bil-hal. Dakwah bil-hal berarti menyampaikan
ajaran Islam dengan amaliah nyata (Mas’udi 1987, 2) dan bukan
tandingan dakwah bil-lisan tetapi saling melengkapi antara keduanya.93
Karena di Pesantren Hidayatullah ini hampir semua kegiatan diisi
oleh santri-santri yang bergabung di dalam organisasi KDM termasuk
juga Abdullah Wahid. Dalam mengisi kegiatan bertani dan beternak
Abdullah Wahid sangat antusias untuk ikut membantu karena selain hobi
ini juga sesuai jurusan yang ia ambil sehingga selain bertanam ia juga
sambil menyampaikan atau berdakwah tentang Islam kepada santri-santri
atau pun warga-warga yang ikut bertani dan beternak, inilah yang disebut
dakwah bil-hal. Karena berdakwah tidak selalu dalam keadaan formal,
dalam bertani beternak kita juga bisa menyampaikan dakwah.
91 Abdullah Wahid, wawancara, di kediaman beliau, 09 November 2020. 92 Muflilarahmat (Istrinya), wawancara, di kediaman beliau, 09 November 2020. 93
Akhmad Sagir, Dakwah Bil-Hal: Prospek dan Tantangan Da‟I, Jurnal Ilmu Dakwah
Vol. 14 No. 27, Januari-Juni 2015.
44
Allah Swt selalu memberikan jalan yang terbaik untuk hambanya
lebih mengenalnya, inilah yang tergambar dari perjalanan Abdullah
Wahid ini. Walaupun Abdullah Wahid berasal dari lingkungan yang
banyak memegang keyakinan animisme atau dengan kata lain lingkungan
yang minoritas Islam bahkan untuk belajar tentang Islam pun sangat
susah bahkan bisa dibilang tidak ada tempat untuk lebih mendalam dalam
belajar tentang Islam di lingkungannya tersebut. Tetapi dengan izin Allah
Swt yang mengirimkan abangnya untuk membimbing nya belajar dan
memperdalam tentang Islam sehingga Abdullah Wahid bisa lebih banyak
mengerti tentang Islam. Berkat abangnya yang selalu menyekolahkan
Abdullah Wahid di tempat yang Islami dan juga memberikan didikan
yang Islami pula sehingga Abdullah Wahid bisa belajar tentang Islam
bahkan sekarang dia yang mengajarkan tentang Islam kepada orang
lain.94
Lagi-lagi dengan proses Abdullah Wahid menuntut ilmu tentang
Islam ini penulis harap kita dapat mengambil hikmah atau pun pelajaran
dari sini, bahwasanya Allah tidak akan mempersulit hambanya untuk
lebih dekat kepadanya, apapun dan bagaimanapun keadaan kita, Allah
pasti membukakan jalan untuk hambahnya yang mau mendekatkan diri
kepadanya yaitu Allah Swt.
c. Kehidupan Sosio-Historis
Abdullah Wahid hidup dalam lingkungan yang sangat kental dengan
budaya animisme, karena keluarga dari orang tuanya itu masih menganut
paham animisme karena mayoritas yang ada di Toraja pada saat itu. Dari 4
bersaudara ayah dan kakak dari ayah Abdullah Wahid masuk Islam dan 2
adiknya masih dalam kepercayaan animisme, tetapi walaupun berbeda
keyakinan, mereka tetap saling menghargai sehingga belum pernah ada
perselisihan akibat beda kepercayaan sampai sekarang. Karena di lingkungan
yang minorits Islam Abdullah Wahid sangat susah untuk mendapatkan
94 Abdullah Wahid, wawancara, di kediaman beliau, 09 November 2020.
45
pelajaran Islam. Untung saja Abdullah Wahid mempunyai abang yang sangat
peduli dengannya sehingga abangnyalah yang mengenalkan Abdullah wahid
tentang Islam mulai dari memberikan didikan Islam sampai menyekolahkan
Abdullah Wahid di sekolah-sekolah Islam sehingga Abdullah Wahid lebih tau
tentang Islam.
Abang Abdullah Wahid ini bernama Muhallim yaitu saudara tertua dari
Abdullah Wahid sehingga ia lebih dulu mengenal dunia pendidikan. Muhallin
ini sangat perduli terhadap saudaranya tak terkecuali Abdullah Wahid,
sehingga Muhallin ini memutuskan untuk membawa Abdullah Wahid tinggal
bersamanya dan juga akan menyekolahkannya. Kehidupan Abdullah Wahid
pun mulai berubah karena yang tadinya sangat susah mendapatkan pendidikan
Islam sekarang dididik dengan ajaran-ajaran Islam.
Kehidupan Abdullah Wahid waktu mencari ilmu di tingkat yang setara
dengan SMA yaitu di Pesantren Pertanian Maros Sulawesi Selatan sudah mulai
tidak tinggal di rumah tetapi ia tinggal di asrama yang disediakan di Pesantren
Pertanian tersebut. Di dalam asrama tersebut Abdullah Wahid berada dalam
lingkungan yang sangat Islami sehingga semua yang dialakukan berdasarkan
panduan Islam. Kondisi sosial ini juga yang memberikan pengaruh terhadap
perkembangan pemikirannya.
Setelah lulus dari Pesantren Pertanian Maros Abdullah Wahid
melanjutkan pendidikannya di sekolah non formal yaitu di Pesantren
Hidayatullah Balikpapan. Masa-masa di pesantren ini merupakan masa yang
sangat berpengaruh dalam kehidupan pribadi Abdullah Wahid, terutama bagi
pembentukan dirinya sebagai seorang intelektual. Kalau di Pesantren Pertanian
Maros Sulawesi Selatan merupakan tempat dimana Abdullah Wahid
memperoleh dasar pemahaman mengenai ke Islaman berkembang.95
Kondisi Pesantren Hidayatullah yang dihuni oleh orang-orang hebat
rupanya mengesankan Abdullah Wahid. Sebab itulah yang menyebabkan
Abdullah Wahid makin tertarik untuk menambah pengetahuannya tentang
Islam, sehingga ia sangat tekun dan ulet dalam belajar. Abdullah Wahid sangat
95 Muflilarahmat (Istrinya), wawancara, di kediaman beliau, 09 November 2020.
46
senang dalam bertani dan beternak sehingga kegiatan- kegiatan yang ada
tersebut ia sangat antusias untuk ikut berkecimpung didalamnya. Karena
kegiatan-kegiatan yang ada di Pesantren Hidayatullah tersebut sering diisi oleh
santri-santri yang berada dalam organisasi KDM (Kuliah Da’i Mandiri)
termasuk juga pertanian dan peternakan, sehingga Abdullah Wahid pun
bergabung dengan organisasi tersebut.
Setelah bergabung dalam KDM Abdullah Wahid lumayan aktif dalam
kegiatan-kegiatan yang diadakan KDM tersebut, selain menambah wawasan
Abdullah Wahid juga bisa menyalurkan hobinya dalam bertani dan beternak.
Seiring berjalannya waktu Abdullah Wahid ditunjuk menjadi unit amal usaha
yang ada didalam Pesantren Hidayatullah tersebut. Dari sinilah Abdullah wahid
mulai aktif dalam membantu mengembangkan Pesantren Hidayatullah.
Pada tahun 1992 setelah Abdullah Wahid lulus dari Pesantren
Hidayatullah ia ikut membantu mengembangkan dan membangun Pesantren
Hidayatullah di seluruh Indonesia. Karena pada saat itu para santri diutus untuk
menyebar ke seluruh Indonesia untuk membangun Pesantren Hidayatullah.
Pada saat itu Abdullah Wahid diutus di Sumatera Selatan Palembang untuk
membangun Pesantren Hidayatullah. Selang waktu 2 tahun tepatnya, Abdullah
Wahid di pindahkan ke Jambi tepatnya di Sengeti daerah Kabupaten Muaro
Jambi. Pada saat itu Abdullah Wahid terus berbaur dengan msyarakat, sehingga
pada waktu itu ada orang yang wakaf tanah, tepatnya di Km. 26 Desa Bukit
Baling Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. Dengan tanah wakaf
itulah Abdullah Wahid mulai membangun Pesantren Hidayatullah, tetapi di
daerah tanah yang diwakaf kan tersebut Pesantren Hidayatullah tidak bertahan
lama karena kondisi yang sering banjir dan juga bakal ada penggusuran karena
adanya pembangunan kantor di daerah tersebut.96
Abdullah Wahid pun kembali mencari siapa yang mau mewakafkan
tanah nya sehingga pada akhirnya Abdullah Wahid pun kembali mendapatkan
orang yang mau mewakafkan tanahnya untuk pembangunan Pesantren
Hidayatullah. Lokasi yang Abdullah Wahid dapatkan pada saat itu tidak jauh
96 Abdullah Wahid, wawancara, di kediaman beliau, 09 November 2020.
47
dari lokasi awal pesantren tersebut yaitu masih di Desa yang sama yaitu Desa
Bukit Baling Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi dan posisi tanah
pada saat itu lebih ke dataran tinggi sehingga jauh dari kemungkinan banjir
seperti tempat sebelumnya. Dengan dibantu oleh donator-donatur yang
menyumbang dana sehingga dikit demi sedikit Pesantren Hidayatullah pun
mulai dibangun. Pada saat pembangunan berjalan Abullah wahid pun kembali
keliling untuk menjual majalah dan juga promosi Pesantren tersebut, sehingga
sering berjalannya waktu Pesantren sudah dibangun walaupun pada saat itu
hanya 1 atau 2 kelas santri pun mulai mendaftar untuk belajar di Pesantren
Hidayatullah tersebut walaupun hanya beberapa santri. Tetapi seiring
berjalannya waktu dan dibantu oleh warga setempat, guru-guru yang mengajar,
donator-donatur yang menyumbang sehingga Pesantren Hidayatullah mulai
dikenal dan pembangunan mulai berjalan lancar santri-santri pun mulai
berdatangan sampai sekarang yang awalnya hanya beberapa santri menjadi 371
santri yang belajar di Pesantren Hidayatullah ini.
2. Aspek Pemikiran Abdullah Wahid
Latar belakang pemikiran Abdullah Wahid banyak dipengaruhi oleh
kondisi sosial, kondisi lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan
lingkungan dimanana Abdullah Wahid menimba ilmu. Kondisi sosial pada saat
itu sangat kuat pengaruhnya sehingga membentuk suatu karakter dan pola
pemikiran Abdullah Wahid. Pemikiran Abdullah wahid ini juga berkembang
akibat pengaruh sang abang pertama yaitu Muhallim. Kenapa demikian, karena
Abdullah wahid ini sangat minim pengetahuan tentang agama Islam karena
pada saat Abdullah Wahid tinggal bersama orang tuanya di Toraja lingkungan
di sekitar tempat tinggal Abdullah wahid pada saat itu masih banyak yang
berpaham animisme dan juga sangat minim yang beragama Islam. Sehingga
pada saat itu Abdullah Wahid tidak punya tempat untuk belajar agama Islam
ditambah lagi orang tua Abdullah Wahid mu’allaf sehingga orang tuanya juga
tidak bisa mengajarinya tentang Islam.97
97 Abdullah Wahid, wawancara, di kediaman beliau, 09 November 2020.
48
Abdullah Wahid ini mempunyai seorang abang yang bernama Muhallim
yang lebih dulu menimbah atau belajar ilmu terutama ilmu Islam. Sehingga
Muhallim pun memutuskan untuk membawa adiknya yaitu Abdullah Wahid
untuk ikut dan tinggal bersamanya guna untuk memberikan pendidikan atau
mengajarkan Abdullah wahid tentang Islam, karena apabila Abdullah Wahid
masih tinggal dengan orang tuanya dan berada di lingkungan yang minim
pengetahuan Islam akan sulit untuk Abdullah Wahid berkembang dan belajar
terutama tentang Islam. Setelah tinggal bersama abangnya, Abdullah Wahid
pun banyak diajarkan tentang Islam, karena pada saat itu Muhallim menjadi
salah satu pengurus Muhammadiyah sehingga Muhallim tau sedikit banyak
tentang Islam dan itulah yang diajarkannya kepada Abdullah Wahid.
Abdullah Wahid disekolahkan di Madrasah Iftidaiyah di Toraja sehingga
dari situlah pemahaman Abdullah Wahid tentang Islam bertambah. Setelah
lulus Abdullah Wahid pun meneruskan pendidikannya ke MTS Makaleh di
Toraja dan Abdullah Wahid pun kembali mendapatkan pemahaman tentang
Islam. Setelah lulus Abdullah Wahid melanjutkan ke Muhammadiyah Makaleh
Toraja, di sini bisa dikatakan Abdullah Wahid tidak dapat menambah
pemahamannya tentang Islam, karena ia hanya sebatas masa ospek saja, karena
Abdullah Wahid lulus beasiswa di Pesantren Pertanian Maros di Sulawesi
Selatan. Di sinilah perkembangan pemahaman dan pemikiran Abdullah Wahid
banyak bertambah, karena Abdullah Wahid tidak lagi tinggal bersama abang
nya tetapi ia tinggal di asrama yang di sediakan di Pesantren Pertanian Maros
tersebut.
Abdullah Wahid pun memulai kesehariannya tanpa keluarga dan dia juga
di dalam lingkungan yang agamis, sehingga pola pemikiran Abdullah Wahid
banyak berkembang terutama tentang Islam. Karena Abdullah Wahid berada di
lingkungan Pesantren yang mana keseharian di lingkungan tersebut sangat
bergantung pada ajaran Islam, sehingga membuat Abdullah Wahid hampir
selalu belajar Islam mulai dari pagi, siang, sore, sampai malam pun tidak lepas
dari ajaran Islam, itulah yang membuat pemikiran Islam Abdullah Wahid
49
banyak berkembang.98
Karena Pesantren Pertanian Maros ini juga diajarkan
cara bertani sehingga Abdullah Wahid pun menjadi hobi bertani dan diterapkan
olehnya sampai dengan sekarang. Setelah lulus dari Pesantren Pertanian Maros
Abdullah Wahid melanjutkan sekolahnya di sekolah non formal yaitu di
Pesantren Hidayatullah Balikpapan. Di pesantren ini Abdullah Wahid
mengambil jurusan Da’i sehingga ia banyak belajar tentang bagaimana cara
menyebarkan Islam.
Salah satu cara menyebarkan Islam yang di pelajari Abdullah Wahid
adalah dengan cara dakwah bil-hal. Dakwah bil-hal berarti menyampaikan
ajaran Islam dengan amaliah nyata (Mas’udi 1987, 2) dan bukan tandingan
dakwah bil-lisan tetapi saling melengkapi antara keduanya. Maksudnya adalah
kita bisa menyampaikan Islam kapanpun dan dimana pun tidak harus di
tempat-tempat formal, tetapi di tempat-tempat biasa pun kita bisa berdakwah.
Seperti misal lagi kumpul-kumpul lagi bermain lagi bertani dan lain
sebagainya.
Abdullah Wahid mengatakan bahwa di Pesantren Hidayatullah ia merasa
sangat terbuka pikirannya tentang Islam. Banyak belajar tentang turunnya ayat-
ayat Alquran, ilmu Tauhid, bagaimana menjalani kehidupan sehari-hari
berdasarkan ajaran Islam yaitu bergantung pada Alqurqn dan sunnah-sunnah
Nabi Muhammad SAW. Pada tahun 1992 Abdullah Wahid mulai menerapkan
apa yang ia pelajari di Pesantren Hidayatullah, Karena pada saat itu
Hidayatullah melakukan ekspansi besar-besaran yaitu mengutus para santri
untuk menyebar ke seluruh Indonesia untuk menyebarkan Islam dan
membangun Pesantren Hidayatullah. Abdullah Wahid diutus di Sumatra
Selatan Palembang untuk menyebarkan Islam dan membangun Pesantren
Hidayatullah, namun selang waktu 2 tahun Abdullah Wahid pun dipindahkan
ke Jambi tepatnya di desa Sengeti kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro
Jambi. Pada saat itu ia hanya dimodalkan beberapa majalah dan pemahaman
tauhid yang ditanamkan pada saat belajar di Pesantren Hidayatullah, yaitu
“Tuhan di Balikpapan dan di tempat kamu nanti di utus itu sama, jadi apabila
Abdullah Wahid, wawancara, di kediaman beliau, 09 November 2020.
98
50
Pesantren Hidayatullah bisa berdiri di Balikpapan maka pasti juga bisa berdiri
di sana”.99
Dengan bermodalkan beberapa majalah dan ilmu tauhid inilah Abdullah
Wahid dan kawan-kawan mampu membangun Pesanten Hidayatullah. Dengan
menerapkan apa yang diajarkan di Hidayatullah hidup Abdullah Wahid merasa
aman dan tenang, adapun pemahaman yang diajarkan Hidayatullah adalah
menjalankan kehidupan berdasarkan ketentuan dari Alquran dan sunnh-sunnah
Nabi Muhammad Saw.100
Dari sejarah perjalanan hidup Abdullah Wahid di
atas peneliti menyimpulkan bahwa Abdullah Wahid lebih mengenal Islam
setelah di asuh oleh abangnya Muhallim dan diberikan sedikit demi sedikit
pemahaman tentang Islam. Lalu pengetahuan Abdullah wahid juga bertambah
setelah ia bersekolah mulai dari Madrasah, MTS, Pesantren Pertanian, dan
tentunya di Pesantren Hidayatullah.
Beberapa poin-poin penting dari perjalanan Abdullah Wahid yang
peneliti dapat yaitu, selalu berprasangka baik kepada Allah Swt karena Allah
Swt selalu memberikan yang terbik untuk hambahnya. Dan selalu berbuat baik
kepada setiap manusia terutama orang tua dan saudara-saudara. Dengan
keyakinan yang tertanam di dalam diri Abdullah Wahid dia mampu mendirikan
Pesantren Hidayatullah di Desa Bukit Baling Kecamatan Sekernan Kabupaten
muaro Jambi yang berjalan hingga sekarang.
Dalam pemikiran, Abdullah Wahid sangat bergantung pada apa-apa saja
yang ada didalam Alquran dan sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw. Karena
dengan liku-liku perjalanan hidupnya, mulai dari berpisah dengan orang tuanya
sampai tinggal jauh dari keluarganya guna untuk memperdalam ilmu tentang
Islam. Dengan berbagai macam pengalaman dan ilmu yang Abdullah Wahid
dapat sehingga membuat pemikirannya harus selalu bergantung pada Alquran
dan Sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw. Salah satu contoh hal yang
dilakukan Abdullah Wahid yang membuktikan bahwa ia bergantung pada
99 Abdullah Wahid, wawancara, di kediaman beliau, 09 November 2020. 100 Arif Abidin M. Pd (Pimpinan Pesantren), wawancara, di Pesantren Hidayatullah Desa
Bukit Baling, 06 April 2021.
51
Alquran dan Sunnah-sunnah Nabi Muhammad saw adalah dalam bertahan
hidup yaitu selain mengajar ia juga bertani dan berternak. Menurut beliau
bertani dan berternak bukan semata-mata hobi atau peluang untuk
mendapatkan uang tetapi tidak lepas karena panduan di dalam Alquran antara
lain:
Surah Al-Baqarah Ayat 30
واذ قال ربل للمل ي كة اني جاعل ف الارض خليفة قالىا اتجعل فيها من يفسد فيها ويسفل
الدماء ونحن نسبح بحمدك ونقدس لل قال اني اعلم ما لا تعلمىن
30. Dan (ingatlah) ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “aku
hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “apakah
engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan
darah disana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan
nama-Mu?” Dia berfirman, “sungguh aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui.” Dari ayat inilah sehingga Abdullah Wahid memilih
berternak dan bertani.
Abdullah Wahid mengatakan bahwa tugas kita sebagai khalifah di bumi
ini adalah merawat apa saja yang ada di bumi. Menurut beliau ada 3 pokok
yang paling penting yang harus dirawat untuk keberlangsungan hidup yaitu;
tanaman, hewan, dan air. Dengan bertani kita menyelamatkan tumbuh-
tumbuhan, dengan berternak kita menyelamatkan hewan. Karena jika salah
satu dari air, hewan, dan tumbuhan itu rusak maka rusaklah ekosistem dan
kehidupan di bumi ini. Hidup di dunia ini sudah ada aturan yang harus kita
ikuti yaitu ada di dalam Alquran dan sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw.
Jadi apapun yang ingin kita lakukan kita harus lihat dulu di dalam Alquran dan
sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw supaya hidup kita tidak salah jalan.101
Abdullah wahid dari dulu sejak berada di sini sangat suka bertani,
mungkin ia bertani untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarganya.
Tetapi melihat dari penjelasannya tentang mengapa ia bertani itu bukan hanya
karena hanya ingin menghasilkan uang dan bertahan hidup tetapi ia bertani
101 Abdullah Wahid, wawancara, di kediaman beliau, 09 November 2020.
52
karna ada anjuran dalam Alquran. Menurut saya sangat luar biasa karena
dengan jaman seperti sekarang ini sangat susah untuk berpikiran seperti beliau,
yang lebih mendahulukan Al-Qur’an dan sunnah-sunnah Nabi Muhammad
Saw ketimbang nafsu semata yang hanya ingin bekerja untuk mencari uang dan
uang saja tanpa pernah berpikir apakah yang dilakukan itu boleh atau dilarang
Al-Qur’an.102
Selain jadi panutan setempat untuk urusan agama Abdullah Wahid juga
mengajarkan saya terutama sebagai tetangganya, yang awalnya tidak tertarik
dalam bertani dan berternak dan pada akhirnya memutuskan bertani dan
berternak karena melihat apa yang dilakukan Abdullah Wahid dengan bertani
dan berternak ia tidak lagi terlalu banyak mengeluarkan uang untuk keperluan
di rumah. Bahkan Abdullah Wahid juga sering mendapatkan uang dari hasil
menjual hasil ia bertani dan berternaknya. Itulah yang pada akhirnya membuat
saya mencoba mencontohnya dan alhamdulillah dengan bertani dan berternak
saya tidak perlu lagi mengeluarkan banyak uang untuk keperluan makan di
rumah. Tetapi disini pak saripudin tidak mengetahui bahwa dasar Abdullah
Wahid bertani dan berternak sebenarnya adalah berdasarkan perintah dari
Alquran namun pak Saripudin ini ikut bertani dan beternak karena melihat
hasilnya saja sehingga ini tidak ada hubungan nya dengan agama.103
Inilah
penuturan yang diucapkan bapak Saripudin, mengatakan:
“Pak Abdullah ko dak cuman jadi panutan sayo dalam urusan agama diok
jugo ngajari sayo kek mano bertani dan beternak tu. Dulu sayo dak ado
nian tertarik betani, beternak tu, cuman nengok hasil dari diok betani,
beternak tu dak ado lagi ngeluari duit ko kalo untuk makan di rumah
paling adolah ngeluari dikit. Sudah tu diok kadang dapt gola duit dari
betani dan beternak tu mangkonyo sayo ngikuti diok gola betani, beternak
tu, alhamdulillah kalo untuk makan di rumah adolah dapate.”
“Bapak Abdullah ini bukan cuma jadi panutan untuk saya dalam urusan
agama saja tapi beliau juga mengajarkan saya bagaiman bertani dan
beternak. Awalnya saya tidak tertarik dengan bertani dan beternak tapi
pada saat melihat hasil yang di dapat beliau membuat saya tertarik untuk
bertani dan beternak dan alhamdulillah saya merasakan sendiri hasilnya,
102 Mislan (warga), wawancara, di kediaman beliau, 10 Juli 2021. 103 Saripudin (warga), wawancara, di kediaman Beliau, 10 Juli 2021
53
untuk kebutuhan makan di rumah saya tidak lagi banyak mengeluarkan
uang.”
Tetapi lain hal nya dengan bapak Mislan salah satu warga yang sering
bertemu Abdullah Wahid di masjid pada saat waktu sholat, sehingga mereka
sering berdiskusi atau ngobrol-ngobrol setelah sholat. Dan ternyata bapak
Mislan ini tertarik setelah mendengarkan Abdullah Wahid berkata bahwa
beliau bertani dan beternak itu di dasari Alquran sehingga saya tidak pernah
takut gagal dalam hal tersebut. Bapak Mislan ini pun merasa tertarik karena
selain dari berdasarkan alquran beliau juga sudah melihat dan mengetahui hasil
dari Abdullah Wahid bertani dan beternak. Akan tetapi disini bapak Mislan
hanya menerapkan beternak yaitu memelihara ikan nila karena istri beliau
kebetulan buka catering, jadi dengan beliau beternak ikan nila ini bisa untuk di
masak untuk catering sehingga yang biasanya ikan nila harus beli sekarang
tinggal ambil punya sendiri. Ini semua tidak terlepas dari pengaruh pikiran dari
Abdullah Wahid yang membagikan pengalamannya kepada bapak Mislan.104
Ini penuturan dari bapak Mislan, mengatakan:
“Sayo sering becakap-cakap dengan pak Abdullah Wahid tu setiap sudah
sholat di mesjid, kami jugo kadang tukar-tukar pikiran, mangkonyo
kemaren pas diok bilang kalo diok bertani beternak tu berdasarkan alquran,
tu buat sayo tertarik nak ngikut diok, sayo jugo la nengok kek mano hasil
diok tu kan, jadi yo sayo buatlah kolam ikan nila, karno bini sayo tu bukak
catering, jadi pasti hampir setiap hari kami tu beli ikan nila, jadi dengan
sayo buat kolam nila ko biak besok dak lagi beli ikan nila langsung
ngambek dewekla dikolam.”
“Saya sering ngobrol-ngobrol dengan pak Abdullah Wahid waktu selesai
sholat di masjid, kami juga sering bertukar pikiran, sehingga kemaren waktu
beliau bilang bahwa beliau bertani dan beternak itu berdasarkan alquran,
itulah kenapa saya merasa tertarik untuk mengikuti jejaknya dalam bertani
dan beternak. Ditambah lagi saya sudah melihat sendiri hasilnya. Jadi saya
membuat kolam ikan nila , karena istri saya buka catering , jadi hampir
setiap hari pasti kami beli ikan nila, jadi berkat saya membuat kolam ikan
nila ini, suapaya besok tidak lagi beli ikan nila tinggal ambil saja di kolam.”
104 Mislan (warga), wawancara, di kediaman beliau, 10 Juli 2021.
54
Dalam menjalani kehidupan di dunia ini Abdullah Wahid berpendapat
bahwa kita harus mengikuti sesuai petunjuk yang diberikan yaitu yang ada di
dalam Al-Qur’an dan sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw. Menurutnya
semua yang kita inginkan atau kita lakukan baik dan buruknya, bagaimana kita
harus melakukannya itu semua sudah ada di dalam Al-Qur’an dan sunnah-
sunnah Nabi Muhammad Saw. Dalam belajar Islam banyak sekali tempat
untuk belajar, tentulah banyak perbedaan-perbedaan pendapat tentang
pemikiran Islam tetapi kitalah yang harus memilih mana yang sebenarnya
benar, baik dan sesuai dengan petunjuk yaitu Al-Qur’an dan sunnah-sunnah
Nabi Muhammad Saw. Dalam hal ini Abdullah Wahid lebih memilih
Hidayatullah karena menurutnya Hidayatullah punya Manhaj tersendiri dan
juga hal-hal yang diajarkan di Hidayatullah tidak keluar dari ketentuan Allah
Swt. Abdullah Wahid memilih yang terbaik menurut dia yaitu Hidayatullah.
Di Hidayatullah ada yang namanya kerangka ber Islam yaitu bagaimana
urutan-urutan ayat Alquran turun sehingga nantinya lebih mudah untuk kita
memahami tentang Alquran. jika kita analogikan ibarat jika kita kedokter kita
pasti dikasih resep obat dari kapan kita makannya hingga berapa yang harus
kita makan agar kita bisa sembuh. Jika kita makan obat semau kita kapan mau
makan dan seberapa banyak kita mau makan maka kemungkinan kita tidak
akan sembuh bisa-bisa kita malah menjadi lebih sakit lagi. Jika di dalam resep
itu kita di anjurkan makan 2 ya kita makan 2 jangan kita kurangin ataupun kita
lebihkan karena jika kita mau sembuh kita harus ikut resep yang di kasih
dokter tersebut. Seperti itulah dalam Islam jika yang di ajarkan di dalam
Alquran sholat 5 waktu sehari yang kita kurangi atau pun kita tambah dengan
harapan supaya banyak pahala begitu juga masalah-masalah yang lain jangan
kita kurangi maupun kita tambah-tambah walaupun dengan alasan apapun,
karena apa yang ditetapkan Allah di dalam Alquran itulah yang terbaik untuk
kita, jadi kita cuma harus mengitkuti ketentuan yang ada didalam Alquran
tanpa menambah maupun mengurangi.105
105 Abdullah Wahid, wawancara, di kediaman beliau, 09 November 2020.
55
Saya sangat sependapat dengan Abdullah Wahid apapun itu kita harus
mengikuti Alquran dan sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw, dimana pun kita
belajar yang penting yang kita pelajari tidak melenceng dari ajaran Alquran.106
Menurut bapak Muslim selaku tetangga bapak Abdullah Wahid ia berpendapat,
setuju dengan apa yang di katakan bapak Abdullah Wahid tentang kita harus
mengikuti ajaran Alquran dan Sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw tetapi
menurut saya kenapa Abdullah Wahid mengatakan Hidayatullah karena ia
banyak mendapat pelajaran dan dari Hidayatullah pula ia belajar bahwa kita
harus mengikuti Alquran dan Sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw, menurut
saya itu hanya karena sekarang ia bekerja di Pesantren hidayatullah saja itulah
penyebab kenapa ia berani berbicara seperti itu.107
Seperti penuturan yang di
sampaikan bapak Muslim, mengatakan:
“Sayo setujula apo yang dikatokan pak Abdullah tu tentang kito harus
ngikuti ajaran Alquran dan Sunnah-sunnah nabi tu, tapi kalo kato sayo
ngapo diok nyebut Hidayatullah kareno diok belajar di situ jadi diok
pastilah ikut situ apolagi diok kerjo disitu mangkonyo diok berani nyebut
Hidayatullah tu.”
“saya setuju dengan apa yang di katakan bapak Abdullah tentang kita harus
mengikuti ajaran dari Alquran dan Sunnah-sunnah Nabi, tetapi menurut saya
kenapa beliau menyebut Hidayatullah itu karena dia belajar dan bekerja di
Hidayatullah sehingga beliau berani berkata Hidayatullah.”
Dari aspek pemikiran Abdullah Wahid di atas yang sangat
mengutamakan Alquran dan Sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw baik di
bidang bekerja maupun yang lainnya, ini yang selalu sering kita abaikan,
bahwa sebenarnya kita hidup di dunia ini ada aturan-aturan yang harus kita
ikuti yaitu Alquran dan Sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw. Tujuannya
yaitu agar hidup kita tidak salah dalam melangkah, karena semua yang kita
butuhkan sudah ada di dalam Alquran dan Sunnah-sunnah Nabi Muhammad
Saw. Sehingga dari itu tidak perlu lagi kita menambah-nambah Sunnah-sunnah
atau ajaran-ajaran yang lain lagi cukup yang sudah ada saja.
3. Pengaruh pemikiran Ulama Abdullah Wahid Terhadap Kehidupan
Masyarakat
Abdullah Wahid dikenal karena kesederhanaannya, keunikannya, yang
tidak semua orang memilikinya. Dalam memahami pemikiran Abdullah Wahid
106 Herdiyanto (warga), wawancara, di kediaman beliau, 12 Juli 2021. 107 Muslim (warga), wawancara, di kediaman beliau, 12 Juli 2021.
56
haruslah secara utuh, karena melihat kondisi pada saat itu pada saat Abdullah
Wahid datang ke Desa Bukit Baling dari Balikpapan. Kondisi budaya maupun
kultur pada saat itu masih kental dalam urusan keagamaan, bisa dibilang masih
sangat kolot dalam pemikirannya. Karena kurang nya atau sedikitnya akses
untuk belajar atau memperdalam ilmu agamanya, oleh karena itu Abdullah
Wahid ingin sedikit membantu akses untuk memperdalam ilmu agama
masyarakat Desa Bukit Baling salah satunya dengan mendirikan Pesantren.
Pemikiran Abdullah Wahid yang ia dapat dari Pesantren Hidayatullah
Balikpapan ingin ia ajarkan kepada masyarakat Desa Bukit Baling guna untuk
membantu para masyarakat untuk lebih mengenal Islam.
Jika kita berbicara tentang pengaruh seseorang maka itu tidak lepas dari
peran apa saja yang dilakukan seorang tersebut. Tentu dalam hal ini peran yang
dilakukan Abdullah Wahid terhadap masyarakat Desa Bukit Baling sangat
banyak pengaruhnya, terutama terhadap pendidikan Islam, yang mana pada
awal ia datang ke Desa Bukit Baling ini akses untuk belajar agama Islam atau
sekolah-sekolah untuk memperdalam tentang Islam sangat minim sekali,
sehingga dengan kehadirannya yang mampu membangun Pesantren
Hidayatullah di Desa Bukit Baling ini membuat masyarakat bisa mendapat
tempat untuk memperdalam atau belajar tentang Islam.
Menurut Ketua Lembaga Adat di Desa Bukit Baling tersebut yaitu Bapak
Syahfril Ahayus mengatakan bahwa dulu di sini hanya mengajar anak-anak
mengaji setelah itu sudah selesai, untuk mengajar yang lain nya tidak ada
sehingga dulu masyarakat hanya bisa mengaji tanpa tau lebih dalam tentang
Islam. Semenjak Abdullah Wahid datang di Desa Bukit Baling dan setelah
berdirinya Pesantren Hidayatullah, maka banyak masyarakat yang bisa lebih
banyak belajar tentang Islam dan tidak hanya mengaji saja. Sehingga para
orang-orang tua masyarakat Desa Bukit Baling memasukkan anak nya untuk
belajar agama Islam di Pesantren Hidayatullah.108
Begitulah penuturan yang
disampaikannya, mengataka:
108
Syahfril Ahayus (Ketua Lembaga Adat), wawancara, di kediaman beliau, 10 Mei
2021.
57
“Dulu di siko ko cuman adoe ngajar-ngajar ngaji be udah ngaji selesai
balek dak ado yang ngajar-ngajar yang lain tu, mangkonyo dulu tu orang
cuman biso ngaji be kalo yang lain tentang Islam ko dk tau. Cuman
semenjak pak Abdullah Wahid ko datang trus dirikan Pesantren
Hidayatullah tu barulah ado tempat belajar lebih lagi tentang Islam ko,
mangkonyo kami selaku orang tuo ko senang ado pesantren ko mangkonyo
anak-anak kami tu kami masuk i lah belajar ke situ.”
“Dulu disini hanya ada mengajar mengaji saja selepas mengaji langsung
pulang tidak ada yang mengajarkan yang lain tentang Islam, sehingga dulu
orang hanya bisa mengaji tanpa tau tentang Islam yang lain. Tetapi
semenjak bapak Abdullah Wahid datang dan mendirikan Pesantren
Hidayatullah barulah ada tempat untuk belajar tentang Islam lebih jauh lagi.
Sehingga kami selaku orang tua sangat senang dengan adanya pesantren ini
dan kami pun memasukkan anak-anak kami untuk belajar di pesantren
tersebut.”
Dengan berdirinya Pesantren Hidayatullah sudah menjadi hal yang
sangat luar biasa, karena tidak mudah mendirikan pesantren di tempat yang
sangat minim pengetahuan tentang Islam, selain itu juga Abdullah Wahid ini
mendirikan Pesantren di Desa yang mana ia sama sekali tidak pernah
sebelumnya tinggal di Desa tersebut.109
Sehingga dengan berdiri nya Pesantren
Hidayatullah di Desa Bukit Baling dan yang mendirikan nya bisa dikatakana
orang asing sudah sangat luar biasa, apa lagi Abdullah Wahid mendirikan
Pesantren dari nol. Para warga Desa Bukit Baling sangat menghargai dan
menghormati Bapak Abdullah Wahid karena dengan kedatangannya kami dan
anak-anak kami bahkan semua warga Desa Bukit Baling ini bisa lebih tau dan
lebih mengenal Islam.110
Pengaruh Abdullah Wahid juga terlihat pada saat
bulan Ramadhan, di saat beliau sholat di masjid luar kawasan pesantren pasti
beliau selalu di persilahkan atau di tawarkan untuk kultum atau ceramah,
disinilah terlihat beliau sangat dihormati karna yang telah dilakukannya.111
Begitulah penuturan dari bapak Syahfril Ahayus, mengatakan:
109 Mislan (warga), wawancara, di kediaman beliau, 10 Juli 2021. 110 Jadawi (warga), wawancara, di kediaman beliau, 11 Juli 2021. 111
Syahfril Ahayus (Ketua Lembaga Adat), wawancara, di kediaman beliau, 10 Mei
2021.
58
“Abdullah Wahid ko sangat kami hormati di siko ko, mangkonyo kalo diok
sholat terawe di siko apo di masjid luar pesantren tu, pastiulah kami suruh
diok kultum karno kami jugo tau banyak ilmu yang ado di diok tu.”
“Abdullah Wahid ini sangat kami hormati disini, sehingga jika beliau sholat
teraweh di sini atau di masjid-masjid lain di luar pesantren, pasti kami
tawarkan beliau untuk kultum karena kami juga tau bahwa beliau
mempunyai ilmu yang banayak.”
Terlepas dari peran Abdullah Wahid yang menyebarkan agama Islam,
menurut Rahmanto Wibiwo, Sp. Abdullah Wahid juga berperan penting dalam
hal membantu warga, apabila warga ingin menyembelih sapi, kambing, kerbau,
dan yang lainnya untuk akikah ataupun berkurban di hari Idul Adha dan yang
menyembelih hewan tersebut adalah Abdullah Wahid. Sehingga hampir setiap
warga Desa Bukit Baling yang ingin menyembelih hewan pasti menghubungin
Abdullah Wahid.112
Begitulah penuturan bapak Rahmanto Wibowo,
mengatakan:
“Abdullah Wahid jugo banyak jasonyo dalam membantu warga, kalo
misalnyo ado wargo nak ngesot sapi, kambing, kerbo, apo yang lainnyo
untuk akekah apo bekurban pas hari rayo idul adha pak Abdullah ko la
yang disuruh ngesote. Makonyo hampir galoe warga siko kalo nak ngesot
hewan tu di suruh pak Abdullah tu
“Abdullah Wahid juga banyak berperan penting dalam membantu warga,
apabila ada warga yang ingin menyembelih sapi, kambing, kerbau, dan yang
lainnya untuk acara akikah atau pada saat idul adha Abdullah Wahid inilah
yang disuruh untuk menyembelih hewan tersebut. Sehingga hampir semua
warga di sini apabila ingin menyembelih heawan pasti memanggil bapak
Abdullah Wahid ini.
Menurut M. Dedy Safe’i selaku warga yang sudah lama tinggal di desa
Bukit Baling bahkan sebelum berdirinya Pesantren Hidayatullah tersebut ia
112 Rahmanto Wibowo (warga), wawancara, di kediaman beliau, 20 Juli 2021.
59
sudah berada di desa tersebut. Dan kebetulan pula rumah M. Dedy Safe’i ini
dekat dengan lokasi pembangunan Pesantren Hidayatullah dan juga beliau
sangat akrab dengan bapak Abdullah Wahid ini, sehingga ia sangat tau
bagaimana proses berdirinya Pesantren Hidayatullah tersebut, menurutnya
Abdullah Wahid ini sangat berjiwa pejuang, karena dari awal ia ke desa ini
tujuannya yaitu ingin membangun Pesantren agar para warga desa Bukit Baling
ini bisa belajar agama dengan baik. Walaupun begitu tidak mudah bagi
Abdullah Wahid untuk bisa mendirikan Pesantren Hidayatullah sampai seperti
sekarang ini. Banyak sekali perjuangan yang dilakukannya mulai dari mencari
lokasi tanah yang mau di sumbangankan sampai dengan mengajak orang untuk
bergabung dan belajar di Pesantren Hidayatullah ini. Dan saya tau betul itu
sangat mudah karena Abdullah Wahid tidak membawa modal yang banyak.113
Dari beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa memang
pengaruh kedatangan Abdullah Wahid ini sangat besar di desa Bukit Baling ini,
itu terlihat dari penjelasan-penjelasan yang di sampaikan beberapa warga
setempat. Dari hanya bisa mengaji dengan kedatangan beliau warga jadi lebih
mengetahui tentang Islam lebih jauh lagi tidak hanya sebatas mengaji saja.
Pengaruhnya lain lain juga terlihat ketika beliau pasti selalu di persilahkan
untuk kultum jika beliau sholat terawe di masjid-masjid luar kawasan
pesantren. Dan yang terakhir beliau juga sangat berpengaruh dalam hal
penyembelihan hewan-hewan qurban, akikah atau yang lainnya karena beliau
la yang bakal di mintai untuk menyembelih hewan-hewan tersebut. Jadi dapat
disimpulkan bahwa Abdullah Wahid ini memang berpengaruh.
Dengan berdirinya Pesantren Hidayatullah sudah sangat membantu dan
sangat berpengaruh besar terhadap Desa bukit Baling, kami semua juga tidak
susah lagi untuk mencari dan menyekolahkan anak-anak kami untuk belajar
agama Islam, ini semua jelas berkat Abdullah Wahid yang berjuang untuk
mendirikan Pesantren Hidayatullah ini, dan kami semua sudah menganggap
113 M. Dedy Safe’i (warga), wawancara, di kediaman beliau, 10 Juli 2021.
60
Abdullah Wahid ini sebagai guru kami dan juga orang yang sangat berperan
penting di Desa Bukit Baling ini.114
Abdullah Wahid ini sangat banyak memberikan penulis pelajaran, mulai
dari perjuangannya menyebarkan Islam dengan cara membangun pesantren,
sampai dengan ilmu tauhidnya yang begitu luar biasa. Dan juga ke
istiqomahannya untuk tetap berpegang teguh dengan Alquran dan Sunnah-
sunnah Nabi Muhammad Saw yang mana ini terkadang kita lupakan dan juga
bagaimana beliau mencari nafkah berdasarkan ajaran tersebut yang
diterapkannya sesuai Alquran dan Sunnah sehingga apa yang beliau lakukan
tidak keluar dari ajaran Islam sesungguhnya.
114 Aripin (kadus), wawancara, di kediaman beliau, 23 Juli 2021.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya mengenai Biografi dan Pemikiran Ulama Abdullah Wahid, maka
penulis dapat menarik kesimpulan sesuai dengan permasalahan yang diajukan,
yakni sebagai berikut:
1. Abdullah Wahid merupakan tokoh Jambi yang berasal dari Enrekang
Toraja. Beliau lahir tanggal 10 Oktober 1967 ia ke Jambi tahun 1994 dan
menetap di Jambi sampai sekarang tepat nya di Desa Bukit Baling
Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi, Jambi. Abdullah Wahid
mempunyai istri bernama Muflilarahmat yang lahir di Jakarta 1966, beliau
juga mempunyai 3 orang anak yaitu: Miftahus Sa’adah, Diyah Ul
Mutmainnah, dan Miratul Hafifah. Beliau sekarang tinggal di Km. 26 Desa
Bukit Baling Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.
Sekolah Pertama Abdullah Wahid di Madrasah Ibtidaiyah di Toraja dan
melanjutkan ke MTS Makaleh Toraja dan lanjut ke Muhammadiyah
Makaleh Toraja. Abdullah Wahid juga pernah belajar di Pesantren Maros
Sulawesi Selatan setelah itu barulah beliau lanjut ke sekolah non formal di
Pesantren Hidayatullah di Balik Papan.
Setelah Abdullah Wahid lulus dari Pesantren Hidayatullah Balik Papan
tepatnya tahun 1992 Abdullah Wahid di utus ke Sumatra Selatan
Palembang. Selang waktu 2 tahun tepatnya tahun 1994 beliau pun di
pindahkan ke Jambi tepatnya di Muarao Jambi sekitar Desa Sengeti. Seiring
berjalannya waktu Abdullah Wahid pun mendapatkan wakaf atau infaq tana
yang berlokasi di Km. 26 Desa Bukit Baling Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi dan di bangunlah Pesantren Hidayatullah sampai
sekitar tahun 1995 tepatnya dan pesntren tersebut pun mulai beroperasi
walaupun dengan santri yang minim.
61
2. Dalam pemikiran Abdullah Wahid sangat bergantung pada Alquran dan
sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw, sehingga apa-apapun yang beliau
kerja kan harus sesuai dengan Alquran dan sunnah-sunnah tersebut. Dalam
hal bertahan hidup selain mengajar beliau juga bertani dan beternak tentu
saja beliau melakukan itu berdasarkan apa yang ada di Alquran yaitu di
surah A-Baqarah ayat 30 yang mana menurut beliau di situ menjelaskan
tugas kita sebagai khalifah di bumi ini merawat apa saja yang ada di bumi
yaitu ada tiga pokok paling penting yang harus dirawat untuk
keberlangsungan hidup yaitu: tanaman, hewan, dan air inilah pokok dasar
sehingga beliau memilih untuk bertani dan beternak karena itu semua tidak
terlepas dari perintah di Alquran. Mengenai ibadah beliau juga mengatakan
kita harus kembali melihat kepada ajaran Islam sesungguhnya yaitu Alquran
dan Sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw sehingga kelak di akhirat amalan
kita di terima Allah Swt.
3. Pengaruh Abdullah Wahid di kehidupan masyarakat tentu sangat banyak
dan sangat membantu terutama dengan berhasilnya beliau mendirikan
Pesantren Hidayatullah ini sudah bisa membantu untuk masyarakat belajar
lebih dalam lagi tentang agama Islam, karena sebelum adanya pesantren ini
para masyarakat belajar Islam hanya sebatas mengaji saja. Dalam hal yang
lain beliau juga sebagai penyembelih hewan seperti kambing, kerbau dan
yang lainnya apabila ada acara akekah, sedekah, dan pada saat Idul Adha.
Beliau yang selalu di cari atau dimintakan tolong untung menyembelih
hewan tersebut.
Pengaruh beliau di masyarakat juga terlihat pada saat di bulan Ramadhan
saat sholat terawe dan beliau sholat di masjid diluar Pesantren Hidayatullah,
beliau pasti di persilahkan untuk memberikan sedikit kultum guna untuk
membagikan sedikit ilmu untuk masyarakat setempat.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang Biografi dan Pemikiran Ulama
Abdullah Wahid, maka saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai
berikut:
62
1. Kepada para pembaca khususnya mahasiswa Sejarah Peradaban Islam,
penelitian tentang biografi tokoh Jambi merupakan studi penting dalam
cabang ilmu Sejarah Peradaban Islam. Tokoh memiliki nilai penting dalam
sejarah sehingga ia tidak boleh dilupakan. Dengan mengetahui biografi dan
peran tokoh, maka pembaca dapat memetik hikmah dari kejadian dimasa lalu
dan meneladani sifat yang dimiliki tokoh tersebut untuk kemudian
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan adanya penelitian ini seharusnya kita dapat mengambil sebuah
pelajaran atau bekal yang kelak setelah kita selesai penelitian bisa kita
terapkan di kehidupan kita, sehingga apa yang kita teliti tidak sia-sia. Disini
penulis ingin berbagi sedikit hal yang bisa kita terapkan sehingga nanti nya
bisa berguna untuk kehidupan kita kedepan yaitu dengan bertani atau
beternak. Disini peneliti sudah mulai melakukan sedikit dari banyak sekali
pelajaran dari penelitian ini yaitu dengan beternak ikan nila, harapan saya
kepada pembaca bisa menerapkannya juga.
2. Kepada masyarakat khususnya di Desa Bukit Baling Kecamatan sekernan
Kabupaten Muaro Jambi, penulis berharap agar selalu mengenal sosok
Abdullah Wahid. Nilai-nilai perjuangan dan keteladanan dari Abdullah Wahid
dapat menjadi panutan bagi masyarakat. Maka dari itu penulis berharap agar
masyarakat tidak melupakan tokoh pejuang di tempatnya.
C. Kata Penutup
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya berupa kesehatan, kekuatan dan kesabaran sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Biografi dan Pemikiran Ulama
Abdullah Wahid. Dalam skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, dengan kerendahan hati penulis
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun
untuk perbaikan skripsi ini kedepannya.
Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya
kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga
menjadi salah satu jalan kebaikan yang mendatangkan ridha dan pahala dari Allah
63
SWT. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Aaamiin Yaa Rabbal „Aalamiin.
64
DAFTAR PUSTAKA
Buku dan Karya Ilmiah:
Abdurrahman, Dudung, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, Yogyakarta:
Penerbit Ombak, 2011
Asiah, Nur Rasyidin, KH. Muh. Harisah Abduh Shafa (Studi Historis Tentang
Perannya Terhadap Perkembangan Pondok Pesantren An Nahdlah
Makassar), Skripsi UIN Alauddin Makassar Tahun 2014.
Azra, Azyumardi , Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara
Abad XVII dan XVIII, Bandung : Mizan, 1995
Davis, Keith dan W.Newstrom, John, Perilaku dalam Organisasi, Jakarta:
Erlangga, 1985
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa
Edisi Keempat, Jakarta :PT Gramedia Pustaka Utama
Dian, Eka Oktaviani, Biografi Ahmad Tohari Kiprah dan Prestasi Sastrawan
Banyumas Tahun 1970-2015, Thesis UMP Jawa Tengah Tahun 2016
Eksan, Moch, Kia Kelama: Biografi K.H Muchith Muzadi, Yogyakarta: Lkis,
2000
Endaswara, Suwardi, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan, Yogyakarta :
Pustaka Widyatama, 2006
Fahmi, Irham, Manajemen Kepemimpinan Teori & Aplikasi, Bandung: Alfabeta,
2017
Faisal, Sanapiah, Format-format Penelitian Sosial, Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2007
Fu’ad, Zulfikar, Menulis Biografi, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2008
Fuchan, Arif dan Maimun, Agus, Studi Tokoh Metode Penelitian Mengenai
Tokoh, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005
Hastati, Erna, Upaya KH. Muhammad Hafiz dalam Pengembangan Islam di
Pondok Pesantren Al-muhajirin Simpang Terusan, Skripsi IAIN STS
Jambi Tahun 2004Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, Bandung:
Pustaka Setia, 2014
Harahap, Syahrin, Metodologi Studi Tokoh & Penulisan Biografi, Jakarta:
PRENADA, 2011
Hermanto, Ahmad Wahib ( Biografi dan Pemikirannya ), Skripsi UIN SUNAN
AMPEL Surabaya Tahun 2018
65
Hugiono, Pengantar Ilmu Sejarah, Jakarta : Rineka Cipta, 1992
Khodijah, Siti, Peran KH. Abdullah Syathori dalam Pengemirebon Tahun 1953-
1970 M, Skripsi IAIN Syekh Nurjati Cirebon Tahun 2016.
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogya, 2003
Kurnia, Tanti Wati, Pergolakan Pemikiran Keagamaan Ahmad Wahib, Skripsi
IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2003.Rifai, Mohammad, Wahid
Hasyim ( Biografi Singkat 1914-1953 ), E-Book, Jogjakarta : Garasi,
2014
M. Soleh, Ellisa, Biografi dan Peran Aktivitas Kh. Bahaudin Mudhary di Sumenep
Jawa Timur Tahun 1950-1979, Skripsi UIN SUNAN KALIJAGA
Yogyakarta Tahun 2017
Miftahurrahmat, Sejarah KH. Shirojuddin H. Muhammad Terhadap Pendidikan
Islam Di Pondok Pesantren Al-Jauharein Kelurahan Tanjung Johor
Kecamatan Pelayangan Seberang Kota Jambi, Skripsi UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi Tahun 2018
Muhammad Arif, Pengantar Kajian Sejarah, Bandung: Yrama Widya, 2011
Poerwodarwinto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997
Rivai, Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2003
Sagir, Akhmad, Dakwah Bil-Hal: Prospek dan Tantangan Da‟I, Jurnal Ilmu
Dakwah Vol. 14 No. 27, Januari-Juni 2015.
Salim, Peter dan Salim, Yenny, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta:
Modern English Press, Edisi Kedua 1995
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung : Alfabeta,2007
Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, Bandung : Pustaka Setia, 2014
Surayin, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Bandung: Yrama Widia, 2001
Suwatno, Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi Publik dan Bisnis,
Jakarta: Bumi Aksara, 2019
Usman, Husein, Metode Penelitian Sosial, Jakarta : Bumi Aksara, 1996
W.Pranoto, Suhartono, Teori & Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Graha Ilmu,
2014
Wasino, Endah Sri Hartatik, Metode Penelitian Sejarah: Dari Riset Hingga
Penulisan, Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama, 2018
Yuliani, Tri, K.H. Muhammad Ali Wahab ( Studi Biografi Sosial dan
Keagamaan), Skripsi IAIN STS Jambi Tahun 2016
66
Sumber Orang Langsung :
Abdullah Wahid, wawancara, kediaman beliau, 09 November 2020
Abidin, Arif M. Pd (Pimpinan Pesantren), wawancara, di Pesantren Hidayatullah
Desa Bukit Baling, 06 April 2021.
Syahfril Ahayus (Ketua Lembaga Adat), wawancara, di kediaman Beliau, 10 Mei
2021.
Aripin (Kadus), wawancara, kediaman beliau, 10 Mei 2021.
Aripin (Kadus), wawancara, kediaman beliau, 23 Juli 2021.
Herdiyanto (Warga), wawancara, di kediaman beliau, 12 Juli 2021.
Jadawi (Warga), wawancara, di kediaman beliau, 11 Juli 2021.
Mislan (Warga), wawancara, di kediaman beliau, 10 Juli 2021.
Muflilarahmat (Istrinya), wawancara, kediaman beliau, 09 November 2020.
Muslim (Warga), wawancara, di kediaman beliau, 12 Juli 2021.
Safe’I, M. Dedy (Warga), wawancara, di kediaman beliau, 10 Juli 2021.
Wibowo, Rahmanto (Warga), wawancara, di kediaman beliau, 20 Juli 2021.
Sumber Internet :.
http://yazidfahmi25.weblog.esaunggul.ac.id/2013/05/24/pengertian-marxisme
LAMPIRAN
1. Foto bersama Ustad Abdullah Wahid (Tokoh yang diteliti)
2. Kitab Robbani Rujukan Pesantren Hidayatullah
5. Foto bersama Bapak Arif Abidin (Pimpinan Pesantren)
6. Foto Bersama Bapak Syahfril Ahayus (Lembaga Adat)
7. Foto Bersama Bapak Jadawi (Warga)