BIOGRAFI ABDULLAH WAHID SKRIPSI Diajukan untuk ...

83
BIOGRAFI ABDULLAH WAHID SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strara Satu (S1) Pada JurusanSejarah Peradaban Islam Oleh TONGKU RAJA HANDAYANI NIM. 404171475 JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2021

Transcript of BIOGRAFI ABDULLAH WAHID SKRIPSI Diajukan untuk ...

BIOGRAFI ABDULLAH WAHID

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Strara Satu (S1)

Pada JurusanSejarah Peradaban Islam

Oleh

TONGKU RAJA HANDAYANI

NIM. 404171475

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2021

ii

NOTA DINAS

Pembimbing I : Drs. Jago Ritonga, M. Fil. I

Pembimbing II : Mina Zahara, S. Hum, M.A

Alamat : Fakultas Adab dan Humaniora

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Adab dan Humaniora

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Di_

Jambi

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, kami

berpendapat bahwa skripsi saudara Tongku Raja Handayani, Nim. 404171475

yang berjudul Biografi Abdullah Wahid telah dapat diajukan untuk

dimunaqasahkan guna melengkapi tugas – tugas dan memenuhi syarat – syarat

mencapai gelar sarjana Stara Satu (S.1) pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Maka dengan ini kami ajukan skripsi tersebut

agar dapat diterima dengan baik.

Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi

kepentingan agama, nusa dan bangsa.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

iii

iv

SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS SKRIPSI

Nama : Tongku Raja Handayani

Nim : 404171475

Pembimbing I : Drs. Jago Ritonga, M. Fil. I

Pembimbing II : Mina Zahara, S. Hum, M.A

Jurusan : Sejarah Peradaban Islam

Fakultas : Adab dan Humaniora

Judul Skripsi : Biografi dan Pemikiran Ulama Abdullah Wahid

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila

dikemudian hari, ternyata telah ditemukan pelanggaran plagiasi dalam karya

ilmiah / skripsi ini, maka saya siap untuk diproses berdasarkan peraturan dan

perundang – undangan yang berlaku.

v

MOTTO

بلغىا عن ولى آية

“Sampaikanlah dariku, meskipun satu ayat”. (HR. Bukhari no. 3461)

vi

PERSEMBAHAN

الرحي حمنر ال م بس

Sujud serta syukur kepada Allah SWT atas segala kasih karunia-Nya yang

telah memberikan ku kekuatan dan ilmu pengetahun, serta mendapat kemudahan

dan kelancaran dalam penyusunan skripsi ini. Sholawat serta salam tak lupa untuk

selalu dilimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW semoga kelak diakhirat

kita semua mendapatkan syafa’at nya.

Karya sederhana ini ku persembahkan kepada orang yang paling aku

sayangi, penerang dalam kegelapan ku, yang senantiasa mendo’akan untuk semua

kebaikan ku ialah sang Ibunda (Sabaria) dan sang Ayah (Syahnan Handayani

Siregar). Karya ini ku persembahkan sebagai bentuk bakti, rasa hormat dan

terima kasih yang begitu dalamnya kepada ibu dan ayah. Apapun yang aku

lakukan aku tak akan pernah bisa menggantikan segala kasih sayang, do’a, usaha,

semangat dan materi yang telah diberikan sampai aku berhasil menyelesaikan

skripsi ini.

Selanjutnya karya sederhana ini ku persembahkan untuk saudara-saudari

ku yang selalu membantuku ialah kakak perempuanku (Lili Suryawati), kakak

laki-laki (Ricardo Handayani), adik laki-laki (Rian Fernando), dan adik

perempuan (Tama Marina Handayani) Kuucapkan terimakasih untuk semuanya.

Hanya karya sederhana inilah yang dapat kepersembahkan, semoga dapat menjadi

sesuatu yang membanggakan untuk kalian semua.

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, puji dan syukur tak henti-hentinya penulis ucapkan

kehadirat Allah Swt, yang telah memberi anugrah kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul Biografi dan Pemikiran Ulama

Abdullah Wahid. Selanjutnya sholawat dan salam penulis curahkan kepada

junjungan alam, yakni Rasulullah Muhammad Saw, karena berkat perjuangan

beliau ummatnya terbebas dari alam kegelapan dan dapat menikmati indahnya

Islam dan manisnya ilmu pengetahuan seperti yang dirasakan saat ini.

Setelah melewati proses panjang dan akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi

untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora Strata Satu pada Program Studi

Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak yang

telah memberikan bimbingan, bantuan dan kontribusi demi kesempurnaan

penulisan skripsi ini, terima kasih saya ucapkan kepada:

1. Kedua orang tua saya yaitu (ayahanda Syahnan Handayani Siregar dan ibunda

Sabaria), saudaraku yang selalu mendo’akan dan memberi semangat kepada saya

sehingga syukur Alhamdulillah skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Kepada yth, Bapak Drs. Jago Ritonga, M. Fil. I dan Ibu Mina Zahara, S.Hum.,

MA selaku pembimbing I dan Pembimbing II.

3. Yth, Bapak Prof.Dr.H. Su’aidi, MA., Ph.D. selaku Rektor UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

4. Yth, Ibu Dr. Halimah Dja’far, S.Ag., M.Fil.I selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Sultah Thaha Saifiddin Jambi.

5. Yth, Bapak Agus Fiadi, M.Si selaku Ketua Jurusan Sejarah Peradaban Islam UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Yth Bapak dan Ibu seluruh dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

7. Yth Bapak dan Ibu karyawan/ti di lingkungan Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

8. Yth, Bapak dan Ibu staf Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora dan

Perpustakaan UIN Sulthan Thaha Sifuddin Jambi.

9. Ustad Abdullah Wahid Tokoh yang diteliti yang telah bersudi diteliti dan kami

harapkan barokahnya.

10. Yth, Imam Sahroni, SH selaku Pj Kepala Desa Bukit Baling yang telah memberi

izin kepada penulis untuk melakukan riset penelitian skripsi ini.

11. Teman-teman seperjuangan yang ikut berpatisipasi dalam proses penulisan skripsi

ini dan khususnya untuk teman-teman Sejarah Peradaban Islam angkatan 2017

viii

yang memberikan dukungan dan semangat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan

bantuan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Semoga Allah Swt, membalas jasa baik dan pengorbanan kalian dan

mereka semua mendapat kesejahteraan serta kebahagiaan didunia dan diakhirat.

Semoga penulisan skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita dengan harapan

akan menjadi amal ibadah bagi penulis. Aamiin Ya robal Alamiin…

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

Jambi, 21 September 2021

Penulis

Tongku Raja Handayani

Nim: 404171475

ix

ABSTRAK

Raja, Tongku handayani. 2021. Biografi dan Pemikiran Ulama Abdullah Wahid.

Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Pembimbing I: Drs. Jago Ritonga, M. Fil.

I Dan Pembimbing II: Mina Zahara, S. Hum., MA.

Penulisan ini dilatarbelakangi oleh seorang tokoh Abdullah Wahid

mengenai perjuangan dalam menuntut ilmu meski bukan berasal dari keluarga

bakal lingkungan yang agamis yang membawa perubahan dalam mewujudkan

masyarakat dan pendidikan beragama di Desa Bukit Baling Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi dengan cara mendirikan Pesantren Hidayatullah. Tujuan

penelitian ini adalah memberi gambaran tentang bagaimana biografi Ulama

Abdullah Wahid, aspek pemikirannya, dan pengaruh ataupun perannya di Desa

Bukit Baling Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini ialah

untuk mengetahui bagaimana biografi, perjalanan pendidikan, dan perannya baik

dibidang pendidikan agama maupun ditengah masyarakat setelah beliau menuntut

ilmu. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, data yang

diperoleh dari hasil Observasi dan wawancara tak terstruktur agar informan tidak

merasa terbebani dan santai serta menggunakan dokumentasi agar data lebih

akurat dalam proses penelitian.

Kata Kunci: Tokoh, Pendidikan, Aspek Pemikiran, Ulama, Pengaruh.

x

ABSTRACT

Raja, Tongku handayani. 2021. Biography and Thoughts of Ulama Abdullah

Wahid. Department of the History of Islamic Civilization, Faculty of Adab and

Humanities, State Islamic University of Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Advisor

I: Drs. Jago Ritonga, M. Fil. I and Advisor II: Mina Zahara, S. Hum., MA.

This writing is motivated by a figure Abdullah Wahid about the struggle in

studying even though he does not come from a family who will be a religious

environment that brings change in realizing community and religious education in

Bukit Baling Village, Sekernan District, Muaro Jambi Regency by establishing

the Hidayatullah Islamic Boarding School. The purpose of this study is to provide

an overview of the biography of Ulama Abdullah Wahid, aspects of his thinking,

and his influence or role in Bukit Baling Village, Sekernan District, Muaro Jambi

Regency. This study is to find out how his biography, educational journey, and his

role both in the field of religious education and in the community after he studied.

This study uses descriptive qualitative research, data obtained from observations

and unstructured interviews so that the informants do not feel burdened and

relaxed and use documentation so that the data is more accurate in the research

process

Keywords: Chracter, Education, Aspect of Thinking, ulama, Influence.

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................i

HALAMAN NOTA DINAS ..............................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii

HALAMAN SURAT PERNYATAAN ORSINALITAS................................iv

HALAMAN MOTTO .......................................................................................v

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................vii

ABSTRAK .........................................................................................................ix

ABSTRACT .......................................................................................................x

DAFTAR ISI ......................................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1

A. Latar Belakang…………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah.........................................................................6

C. Batasan Masalah ...........................................................................6

D. Tujuan Penelitian ..........................................................................7

E. Manfaat Penelitian ........................................................................8

F. Tinjauan Pustaka...........................................................................8

BAB II KERANGKA TEORI .......................................................................10

1. Pendekatan Penelitian…………………………………………...10

2. Sejarah ..........................................................................................11

3. Biografi .........................................................................................12

4. Tokoh ............................................................................................13

5. Peranan Tokoh ..............................................................................16

6. Ulama............................................................................................17

7. Kepemimpinan..............................................................................18

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................21

1. Metode Heuristik ..........................................................................23

a. Oservasi ..................................................................................24

b. Wawancara .............................................................................24

c. Dokumentasi………………………………………………...26

2. Metode Verifikasi (Kritik Sumber) ..............................................28

3. Metode Interprestasi .....................................................................29

xii

4. Metode Historiografi (Penulisan Sejarah) ....................................30

5. Sistematis Pembahasan .................................................................31

BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................33

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................................33

1. Orbitas ...................................................................................33

2. Prasarana Umum.....................................................................34

3. Keadaan Sosial .......................................................................34

4. Kehidupan Beragama .............................................................36

5. Budaya ....................................................................................36

B. Pembahasan .................................................................................37

1. Biografi ...................................................................................37

a. Latar Belakang Keluarga ..................................................37

b. pendidikan ........................................................................41

c. Khidupan Sosio-Historis...................................................44

2. Aspek Pemikiran Abdullah Wahid .........................................47

3. Pengaruh Pemikiran Ulama Abdullah Wahid

Terhadap Kehidupan Masyarakat…………………………….56

BAB V PENUTUP .........................................................................................62

A. Kesimpulan ...................................................................................62

B. Saran ............................................................................................63

C. Kata Penutup…………………………………………………….64

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................66

LAMPIRAN

CURICULUM VITAE

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia yang ada di muka bumi diberikan akal oleh Tuhan sebagai

media atau alat untuk berpikir. Hal-hal yang harus dipikirkan dan ditafakkuri

adalah segala fenomena atau gejala-gejala yang terjadi pada kehidupan kita. Salah

satu fenomena tersebut ialah sejarah. Berbicara tentang sejarah tentunya tidak

terlepas dari rangkaian cerita mengenai kejadian maupun peristiwa di masa silam,

yang disusun secara kronologis tentang potret kehidupan umat manusia.1 Sejarah

merupakan guru kehidupan2 karena ia merupakan ilmu yang mempelajari

peristiwa yang terjadi pada masa lalu sehingga berguna untuk memberikan

pelajaran bagi seseorang supaya tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa

lalu dan bisa memperbaiki diri di masa depan. Setiap peristiwa yang telah terjadi

di masa lampau terutama yang sarat akan makna dan merupakan momen yang

tidak akan pernah terlupakan, memiliki hikmah dan pelajaran yang sangat besar

bagi kehidupan yang akan datang.3

Tempat atau wilayah terjadinya suatu peristiwa adalah bagian penting

yang tidak dapat dilepaskan dari sejarah, salah satunya adalah Indonesia. Setiap

wilayah di Indonesia memiliki tokoh-tokoh bersejarah yang berkontribusi besar

untuk rakyat. Kontribusi dari seorang tokoh bisa dilihat dari kepemimpinannya,

ilmu yang dimiliknya, keberhasilan dalam bidang yang digelutinya, karya-

karyanya, hingga ketokohannya diakui, dan dapat memberikan teladan serta

menjadi inspirasi bagi generasi setelahnya.4

Nilai-nilai kejuangan yang dimiliki oleh berbagai tokoh yang tersebar diseluruh

belahan bumi Indonesia dapat menjadi teladan bagi masyarakat Indonesia sebagai

panutan dalam meneliti kehidupan. Maka dari itu seorang tokoh memiliki nilai

1 Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), h. 16

2 Suhartono W.Pranoto, Teori & Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014),h.6

3 Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), h. 21

4 Syahrin Harahap, Metodologi Studi Tokoh & Penulisan Biografi, (Jakarta: PRENADA,

2011), h. 8

2

penting dalam sejarah sehingga dia tidak boleh dilupakan. Seperti ungkapan Bung

Karno bahwa “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para

pahlawannya”. Demikian besar jasa yang telah dilakukan, maka menjadi suatu hal

yang penting bagi generasi setelahnya untuk mengenali dan mengetahui siapa saja

tokoh-tokoh di wilayah tempat tinggal khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Salah satu cara untuk mengenali tokoh-tokoh pejuang ialah dengan menelusuri

riwayat atau perjalanan hidupnya sehingga didapat berbagai macam peran yang

dimainkan oleh tokoh-tokoh tersebut dalam pentas sejarah Indonesia mengingat

bahwa bangsa Indonesia ini terlahir karena hasil perjuangan dari tokoh-tokoh

sejarah.

Menelusuri riwayat hidup seorang tokoh merupakan hal yang sangat

penting dalam sejarah karena berguna untuk memahami dan mendalami

kepribadian tokoh, mulai dari latar belakang sosio kultural, tempat dimana tokoh

itu dibesarkan, watak orang-orang disekitarnya dan lain sebagainya. Sebagaimana

yang dilukiskan oleh Louis Gottschalk dalam karya Syahrin Harahap berjudul

Metodologi Studi Tokoh & Penulisan Biografi5, bahwa sebuah studi biografi yang

mengisahkan perjalanan hidup seorang tokoh dari lahir sampai meninggal

mungkin akan lebih menarik dibandingkan hanya menceritakan suatu periode

kritis atau waktu ketika sebuah peristiwa berdampak pada perkembangan di dalam

hidup tokoh tersebut. Namun rupanya, masih terdapat tokoh sejarah yang riwayat

hidupnya belum terlalu dikenal luas oleh masyarakat salah satunya ada di Provinsi

Jambi.

Provinsi Jambi merupakan bagian dari Pulau Sumatera, tepatnya terletak

di bagian Sumatera Tengah, yaitu 0°45ˈ-2°45ˈ Lintas Selatan dan 101°10ˈ-104°55ˈ

Bujur Timur, membujur dari Pantai Timur Sumatera ke arah Barat pada posisi

yang strategis dalam suatu pola saling ketergantungan dengan provinsi lain6

(Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Riau dan Kepulauan Riau).7

5 Syahrin Harahap, Metodologi Studi Tokoh & Penulisan Biografi, (Jakarta: PRENADA,

2011), h. 10 6 Refleksi 50 Tahun Pembangunan Provinsi Jambi, h. 11.

7 Tim Peneliti Pencatatan Kebudayaan Daerah Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah

Jambi, (Jambi: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jambi, 1978/1979), h. 21.

3

Biografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.8

Biografi adalah suatu tulisan yang berisikan mengenai kisah tentang kehidupan

suatu orang. Biografi sendiri menceritakan berdasarkan dari kegiatan hidupnya

seseorang misalnya tanggal lahir, alamat, nama orang tua, riwayat pendidikan,

peristiwa penting dalam kehidupan seseorang atau peristiwa menarik dalam

kehidupan sehari-hari, jasa, hasil karya, sampai meninggalnya seseorang.9

Pada dasarnya biografi atau catatan hidup seseorang meskipun sangat kecil

(mikro) menjadi bagian dalam mosaik sejarah yang lebih besar. Malah ada

pendapat bahwa sejarah adalah penjumlahan dari biografi. Memang, dengan

biografi dapat dipahami para pelaku sejarah, zaman yang menjadi latar belakang

biografi, lingkungan sosial dan politiknya.10

Para pelaku sejarah disini dapat

diartikan sebagai seseorang tokoh, atau biasa disebut ulama.11

Ulama merupakan tokoh utama sejarah Indonesia klasik. Ulama dikenal

sebagai pemimpin umat Islam didalam masyarakat, karena masyarakat

menganggap bahwa seorang ulama itu yang alim dan juga ulama adalah orang

yang memiliki kelebihan dalam kehidupannya didalam masyarakat.12

Salah satu

ulama Indonesia yang terkenal yaitu K.H. A. Wahid Hasyim dikenal orang

sebagai salah satu pentolan NU (yang sering diidentikkan dengan organisasi

tradisionalis) yang reformis, modernis, populis, sekaligus progresif. K.H. A.

Wahid Hasyim juga dikenal sebagai pejuang kemerdekaan. Ia ikut dalam

organisasi pergerakan mulai NU, MIAI, dan organisasi lainnya. Begitu pula

dizaman Jepang, ia ikut berjuang dalam organisasi seperti masyumi dan ikut

mendirikan lascar-laskar seperti Hizbullah. Oleh karenanya banyak lawan dan

kawan seperjuangan di politik yang mengakuinya sebagai tokoh muda yang

8 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Edisi

Keempat, ( Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama ), h. 197. 9 Thesis Eka Dian Oktaviani, Biografi Ahmad Tohari Kiprah dan Prestasi Sastrawan

Banyumas Tahun 1970-2015, UMP Jawa Tengah Tahun 2016, h. 1. 10

Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, h. 203. 11

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII

dan XVIII, ( Bandung : Mizan, 1995 ), h. 16. 12

Skripsi Erna Hastati, Upaya KH. Muhammad Hafiz dalam Pengembangan Islam di

Pondok Pesantren Al-muhajirin Simpang Terusan, IAIN STS Jambi Tahun 2004, h. 1.

4

brilian, progresif dalam memperjuangkan politiknya, yang sulit dicari

penggantinya.13

Daerah Jambi juga banyak terlahir para ulama penyebar Islam. Jambi

memang memiliki posisi yang strategis dan memungkinkan Islam tersebar sejak

abad ke-15. Wilayah bagian timur berada di pantai timur Sumatera wilayah barat

selatan dibagian selatan berbatasan langsung dengan Palembang. Sebelah utara

bertemu Indra Gili di Riau dan sebelah barat berbatasan dengan Minangkabau

yang tentunya telah berdampak yang besar bagi perkembangan sosial dan

keagamaan masyarakat Jambi.

Di Jambi banyak muncul para ulama besar yang berperan penting dalam

kehidupan masyarakat, ulama-ulama ini kebanyakan berasal dari Arab, seperti

pada abad ke-17 yaitu Sayyid Husin bin Ahmad Baragbah. Kemudian sepanjang

abad ke-19 juga muncul ulama-ulama besar dari Jambi umpamanya adalah H.

Abdul Hadi bin Abdul Hamid, dari kampung Jelmu, seberang kota Jambi. Ia

produktif menulis kitab-kitab keagamaan, seperti tafsir, fiqih, akidah (ilmu

kalam), tasawuf, dan tarekat baik dalam bahasa Arab maupun bahasa Arab-

Melayu.14

Dalam perkembangan pemikiran Islam di Indonesia, ada beberapa

pemikiran yang cenderung dikatagorikan sebagai pemikiran Islam moderen.

Seperti pemikiran Islam sekuler, plural dan yang dikenal dengan pemikiran

liberal. Sebagai bukti perkembangan pemikiran intelektual Islam Indonesia telah

banyak penelitian yang membahas tentang pemikiran Islam di Indonesia.

Demikian juga telah banyak karya yang dipublikasikan oleh beberapa kalangan

pemikir Islam. Berupa artikel, opini, argumentasi dan karya tulis baik dalam

bentuk buku maupun karya ilmiah,15

dan tidak jarang dalam bentuk sebuah kitab

yang dimana kitab ini lah yang nantinya akan dijadikan suatu referensi atau tolak

ukur dalam belajar agama Islam.

13

E-Book Mohammad Rifai, Wahid Hasyim ( Biografi Singkat 1914-1953 ), ( Jogjakarta :

Garasi, 2014 ), h. 9-10. 14

Skripsi Tri Yuliani, K.H. Muhammad Ali Wahab ( Studi Biografi Sosial dan

Keagamaan), IAIN STS Jambi Tahun 2016, h. 3-4. 15

Skripsi Hermanto, Ahmad Wahib ( Biografi dan Pemikirannya ), UIN SUNAN

AMPEL Surabaya Tahun 2018, h. 1.

5

Pemikiran seperti inilah yang bertentangan dengan pemikiran Abdullah

Wahid yaitu salah satu tokoh atau Ulama pendiri pondok Pesantren Hidayatullah

di Desa Bukit Baling Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. Karena

menurut Abdullah Wahid seharusnya para tokoh atau ulama-ulama sekarang

harusnya kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya yaitu kembali kepada

Alquran dan Hadist dan bukan dengan kitab-kitab dari hasil pemikirannya.

Pemikiran Abdullah Wahid ini semata-mata bukan dari pemikiran beliau sendiri,

melainkan karena tertulis didalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 79 yang artinya

: Maka celakalah orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka (sendiri),

kemudian berkata, “ini dari Allah,” (dengan maksud) untuk menjualnya dengan

harga murah. Maka celakalah mereka, karena tulisan tangan mereka, dan

celakalah mereka karena apa yang mereka perbuat.

Abdullah Wahid juga berpesan jangan sampai dikemudian hari kelak kita

menyesal karena melakukan amalan yang sia-sia, karena amalan yang kita

lakukan bukan berdasarkan Alquran dan Sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw

melainkan dari kitab hasil pemikiraan para tokoh atau ulama tersebut. 16

Abdullah Wahid adalah salah satu tokoh atau ulama yang mendirikan

Pesantren Hidayatullah di Desa Bukit Baling Kecamatan Sekernan Kabupaten

Muaro Jambi tahun 1995. Dia adalah lulusan dari pondok Pesantren Hidayatullah

Balikpapan tahun 1988-1992 jurusan Da’i dan dia diutus ke wilayah Jambi untuk

membangun Pesantren Hidayatullah dan alhamdullillah dengan izin Allah Swt

Abdullah Wahid berhasil membangun Pesantren Hidayatullah tepat nya di Desa

Bukit Baling Kecamatan sekernan Kabupaten Muaro Jambi, Jambi.

Dengan bermodalkan beberapa majalah dan kepercayaan ilmu tauhid yang

diajarkan dan ditanamkan kepada Abdullah Wahid ini, dia mampu mendirikan

Pesantren pertama yang ada di Desa Bukit Baling Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi, dimana Pesantren ini mulai dirintisnya pada tahun 1995

sampai sekarang. Maka dari itu penulis merasa tertarik untuk menulis biografi,

pemikiran dan aspek pemikirannya di dalam masyarakat yang belum banyak

diketahui oleh orang lain, kehidupan sosial dan keagamaan di desa Bukit Baling

16 Abdullah Wahid, wawancara, kediaman beliau, 09 November 2020.

6

Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi khususnya. Nantinya diharapkan

dapat menjadi panutan dalam kehidupan bermasyarakat. Penulis mencoba

menuliskannya dalam bentuk skripsi yang berjudul : Biografi Abdullah Wahid

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana latar belakang biografi Abdullah Wahid?

2. Bagaimana aspek pemikiran Abdullah Wahid?

3. Bagaimana Pengaruh Abdullah Wahid terhadap Kehidupan Masyarakat?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yang akan dikaji yaitu

mengenai latar belakang sosial kehidupan Abdullah wahid, bagaiman aspek

pemikiran Abdullah Wahid, dan pengaruh yang timbul dengan adanya Abdullah

Wahid di desa Bukit Baling Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.

Pembatasan ini perlu agar pembahasan atau pembicaraan tidak melebar keluar

dari rumusan masalah.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian tentang seorang tokoh ulama ini memiliki manfaat penting dalam

studi sejarah. Dalam penelitian ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh

penulis, yaitu memberi penjelasan yang berkaitan dengan seorang tokoh, biografi,

pemikiran dan pengaruh Abdullah Wahid. Tujuan yang lainnya yaitu menelaah

lebih dalam tentang aktifitas Ustad Abdullah Wahid sejak ia lahir hingga saat ini.

1. Tujuan umum

a. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berfikir logis, kritis,

sistematis, analitis, serta obyektif sesuai dengan metodologi dalam mengkaji

adanya suatu peristiwa hingga dapat memahami segala nilai yang

terkandung didalamnya.

b. Melatih penyusunan sebuah karya sejarah dalam rangka mempratikkan

metodologi sejarah yang kritis.

c. Menambah pembendaharaan karya sejarah, khususnya mengenai sejarah

Timur Tengah.

7

d. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui biografi Abdullah Wahid di Desa Bukit Baling Kecamatan

Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. Provinsi Jambi.

b. Mengetahui pemikiran Abdullah Wahid di dalam masyarakat Desa Bukit

Baling.

c. Mengetahui Pengaruh pemikiran Ulama Abdullah Wahid terhadap

Kehidupan Masyarakat Desa Bukit Baling.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi objek yang diteliti

Dengan mengetahui latar belakang biografi Ulama Abdullah Wahid

diharapkan dapat menjadi suri tauladan yang baik dan dapat dijadikan panutan

untuk bersemangat dalam menuntut ilmu.

2. Bagi almamater

Bisa menjadi bahan bacaan atau referensi bagi mahasiswa yang ingin

mengetahui perihal biografi ulama khususnya ulama dari Desa Bukit Baling

Kecamatan Sekernan Kabupten Muaro Jambi yaitu Abdullah Wahid

3. Bagi penulis

a. Untuk menambah wawasan bagi penulis dalam mengembangkan teori dan

praktek dalam ilmu sejarah, khususnya mengenai biografi ulama.

b. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana (S.1) di

Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

F. Tinjauan Pustaka

Kepustakaan merupakan bahan-bahan yang dapat dijadikan acuan dan

berhubungan dengan pokok permasalahan yang akan dibahas pada sebuah

penulisan skripsi maupun karya tulis. Pada tema di atas pembicaraan mengenai

8

seluk beluk Ulama Abdullah Wahid hanya sebatas dalam masyarakat saja. Akan

tetapi karya tulis yang meneliti tentang Ulama Abdullah Wahid sejauh ini belum

ditemukan.

Kehadiran seorang tokoh selalu menarik untuk dibahas biografinya atau

untuk dikaji, sebab yang menjadi kajian itu sendiri adalah manusia sebagai

permasalahannya. Dengan demikian biografi dapat mendekatkan dari pada gerak

sejarah yang sebenarnya dan membuat kita lebih mengerti kehidupan seseorang

dengan zamannya yang dituntut oleh pandangan hidupnya maupun harapan

masyarakat. Sampai dimanapun tujuan ini berhasil diraih, penilaian terakhir

diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat.

Sejauh ini penulis belum menemukan tulisan-tulisan yang secara rinci yang

membahas tentang Abdullah Wahid. Tulisan-tulisan yang ada selama ini hanya

penggalan-penggalan dalam beberapa literatur, diantaranya: Catatan keluarga

Abdullah Wahid, serta catatan-catatan tentang Abdullah Wahid selama menjadi

pendiri pondok pesantren Hidayatullah desa Buit Baling Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi. Adapun penelitian terdahulu yang dapat menjadi bahan

perbandingan yaitu:

1. Tanti Kurniawati, judul skripsi “Pergolakan Pemikiran Keagamaan Ahmad

Wahib, (studi atas catatan harian)”. Skripsi ini ditulis berawal dari kekaguman

penyusun ketika membaca buku pergolakan pemikiran Islam catatan harian

Ahmad Wahib, yang berisi percikan-percikan pemikiran penulisnya. Ada

beberapa tulisan Ahmad Wahib yang berkaitan dengan keagamaan yang ketika

itu modernisme sedang mempengaruhi banyak wacana keagamaan di

Indonesia. Penulisan skripsi ini menggunakan metode sosio-historis. Lebih

spesifik lagi, karena penelitian ini berkaitan dengan pemikiran tokoh, maka

pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ssejarah intelektual. Dengan

metode ini diharapkan dapat mengungkap dan sekaligus mengkontruksikan

kembali pemikiran sesuai dengan konteksnya. Dari penelusuran yang

dilakukan, minimal dapat ditemukan dua hal. Pertama, menurut Wahib Islam

adalah suatu konsepsi yang disimpulkan dari Al-Qur’an dan Sunnah dengan

menggunakan akal manusia sebagai alat untuk merumuskan konsepsi. Kedua,

9

menurut Ahmad Wahib Islam akan survive jika melakukan konstruksi ulang

terhadap pemahaman teologisnya yang bersifat liberal.17

2. Skripsi berjudul, KH. Muh. Harisah Abduh Shafa (Studi Historis Tentang

Perannya Terhadap Perkembangan Pondok Pesantren An Nahdlah Makassar).

Skripsi Nur Asiah Rasyidin, UIN Alauddin Makassar 2014. Membahas antara

lain tentang biografi KH. Muh. Harisah Abduh Shafa dalam mengembangkan

pesantren An Nahdkah Makassar.18

3. Skripsi yang berjudul, Peran KH. Abdullah Syathori dalam Pengemirebon

Tahun 1953-1970M. Skripsi Siti Khodijah, IAIN Syekh Nurjati Cirebon 2016.

Membahas antara lain tentang peran KH. Abdullah Syathori dalam

pengembangan pondok pesantren dengan pemikiran dan karya - karyanya.19

Dari tiga penelitian diatas yang membedakan dengan penelitian yang saya

lakukan ialah dalam bentuk aspek pemikiran yang tidak ada pada tiga penelitian

diatas sehingga penelitian saya ini kelak bisa jadi contoh untuk para peneliti toko

– toko agama yang juga harus menggali aspek pemikiran para toko tersebut.

17 Skripsi Tanti Kurnia Wati, Pergolakan Pemikiran Keagamaan Ahmad Wahib, IAIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2003. 18 Skripsi Nur Asiah Rasyidin, KH. Muh. Harisah Abduh Shafa (Studi Historis Tentang

Perannya Terhadap Perkembangan Pondok Pesantren An Nahdlah Makassar), UIN Alauddin

Makassar Tahun 2014. 19

Skripsi Siti Khodijah, Peran KH. Abdullah Syathori dalam Pengemirebon Tahun 1953-

1970 M, IAIN Syekh Nurjati Cirebon Tahun 2016.

10

BAB II

KERANGKA TEORI

Peneliti dalam kajian ini menggunakan teori peranan sosial. Teori

peranan sosial merupakan suatu konsep berfikir yang lebih menekankan pada

peran seseorang yang mempunyai kekuasaan dalam struktur sosial demi

terciptanya sebuah tatanan masyarakat yang stabil. Peranan sosial yang

dikenalkan oleh Erving Goffman, yaitu peranan sosial merupakan sebuah pola-

pola atau norma- norma dan perilaku yang membawa pengaruh dari seseorang

yang menduduki suatu posisi tertentu dalam struktur sosial. Menurut teori

ini setiap perubahan dalam peristiwa yang terjadi karena adanya sebuah faktor

dalam peristiwa diantaranya peranan, kontribusi seseorang atau lembaga-

lembaga yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Sehingga dari

peranan tersebut membentuk perubahan dalam kehidupan masyarakat.

Peranan sosial adalah pelaksanakan hak dan kewajiban seseorang sesuai

dengan status sosialnya. Teori peranan sosial menggambarkan interaksi sosial

dalam terminologi. Teori peran mempunyai aktor yang bermain sesuai dengan

apa-apa yang telah ditetapkan dalam kehidupan masyarakat. Harapannya

melahirkan pemahaman bersama yang menuntun untuk berperilaku dalam

kehidupan sehari-hari. Seperti halnya berkaitan dengan kehidupan Abdullah

Wahid dalam masyarakat yang mempunyai peran yang sangat penting. Karena

peran mengatur perilaku seseorang berdasarkan norma-norma yang berlaku di

masyarakat. Dengan segala aktifitasnya menuju kehidupan masyarakat yang

lebih baik.20

1. Sejarah

Pada dasarnya sejarah adalah ilmiu pengetahuan. Dalam bahasa

Yunani sejarah disebut istoria dan historia, Prancis (histoire) dan Inggris

(history), Belanda (geschiedenis), Jerman (geschichtc), yaitu penyelidikan

(inquiry). Ia berarti masa lampau (thepast); kejadian masa lampau, aktifitas

20 Skripsi Ellisa M. Sholeh, Biografi dan Peran Aktivitas Kh. Bahaudin Mudhary di

Sumenep Jawa Timur Tahun 1950-1979, UIN SUNAN KALIJAGA Yogyakarta Tahun 2017, h.

10-11.

11

masa lampau, semua yang dikatakan dan dilakukan manusia dimasyarakat

yang bersifat unik. Menurut Gilbert J. Garraghan, S.J., sejarah dapat

dibedakan menjadi, 1) Kejadian masa lampau manusia, aktifitas masa

lampau; 2) Catatan aktualitas masa lampau; dan 3) Proses dan teknik

pembuatan catatan.

2. Biografi

Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, biografi merupakan

riwayat hidup seseorang atau bagian dari kesusasteraan yang menguraikan

perjalanan hidup seseorang.21

Biografi atau catatan tentang hidup seseorang

merupakan sejarah.22

Dengan adanya biografi dapat dipahami siapa para

pelaku sejarah, zaman yang menjadi latar belakang biografi, serta

lingkungan sosial politiknya.23

Salah satu hal yang menjadi kekuatan

biografi ialah kejujuran dari subjek agar menyampaikan hal yang

sebenarnya, apa adanya, tidak melebihkan maupun mengurangi suatu

informasi, artinya ia bersedia untuk membuka diri selebar-lebarnya karena

menulis biografi sama saja dengan upaya memindahkan ruang pribadi yang

lazimnya tertutup dan sempit ke bentangan ruang publik yang luas tak

bertepi.24

Penelitian biografis sendiri termasuk dalam jenis penelitian

sejarah. Artinya, penelitian biografis merupakan penelitian terhadap

kehidupan seorang tokoh, mulai dari bagaimana hubungan tokoh tersebut

dengsn lingkungan atau masyarakat sekitar, sifat-sifatnya, ide pemikirannya

yang berpengaruh pada orang lain, serta pembentukan watak tokoh tersebut

selama hidupnya.25

Biografi adalah Riwayat hidup (seseorang) yang ditulis oleh orang

lain.26

Biografi atau catatan hidup seseorang adalah sebuah sejarah , karena

melalui biografi orang dapat mengetahui para pelaku sejarah. Menurut

21

Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta:

Modern English Press, Edisi Kedua 1995), h. 210. 22

Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Tiara Wacana. 2003), h. 203. 23

Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, h. 203 24

Zulfikar Fu’ad, Menulis Biografi, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2008), h. v. 25

Syahrin Harahap, Metodologi Studi Tokoh & Penulisan Biografi, (Jakarta: PRENADA,

2011), h. 7. 26

Kamus Besar Bahasa Indonesia

12

Syahrin Harahap dalam bukunya yang berjudul metodologi study tokoh

pemikiran islam. Penelitian Biografi, yaitu penelitian tentang kehidupan

seseorang tokoh dalam hubungannya dengan masyarakat, sifat-sifat, watak

pengaruh pemikiran dan idenya dan pembentukan watak tokoh tersebut

selama hayatnya. Biografi atau catatan hidup seseorang itu meskipun sangat

mikro, menjadi bagian mosaik sejarah yang lebih besar. Namun ada juga

yang berpendapat bahwa sejarah adalah penjumlahan dari biografi. Memang

dengan biografi dapat dipahami para pelaku sejarah, zaman yang menjadi

latar belakang biografi, lingkungan sosial agama dan politik.27

3. Tokoh

Tokoh merupakan seorang yang ahli dan mempunyai kelebihan

khusus di bidangnya, atau dalam arti lain memiliki peranan penting dalam

suatu bidang maupun semua bidang di lingkungan kehidupan masyarakat

tertentu. Tokoh adalah orang yang memiliki perwatakan yang menantang

nilai-nilai negatif. Sedangkan pengertian studi tokoh adalah pengkajian

terhadap seseorang secara tersusun tentang pemikiran muslim, ide-ide dan

gagasan lain sebagainya.28

Studi tokoh yaitu salah satu jenis penelitian

kualitataif. Penelitian semacam ini dapat berbentuk studi kasus, multi kasus,

penelitian historis, penelitian kepustakaan, penelitian ekologi, penelitian

fenomenalogis, atau penelitian masa depan. Untuk itu kaidah-kaidah yang di

bangun dalam studi tokoh mengikuti kaidah penelitian kualitataif.29

Secara bahasa pengertian agama (ad-diin) adalah pembalasan

(aljaza‟), ad-din (agama) juga berarti ketaatan, loyalitas dan ketundukan

diri. Sedangkan istilah Ad-din (agama) juga berarti kekuasaan atau aturan

seperti raja yang mengikat banyak orang. Tokoh agama adalah orang yang

mempunyai ilmu lebih dibidang agama dan dipercaya untuk memimpin

masyarakat kearah yang lebih baik dibidang keagamaan atau perilaku 27 Syahrin Harahap, Metodelogi Study Tokoh dan Penulisan Biografi, ( Jakarta:

PRENADA, 2011 ), h. 3. 28

Syahrin Harahap, Metodologi Studi Tokoh dan Penulisan Biografi, (Jakarta: Prenada,

2011), hal. 6 29

Arief Fuchan, Studi Tokoh Metode Penelitian Mengenai Tokoh, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2005), hal. 15

13

keagamaan, tokoh agama sebagai pembawa misi, dalam artian bahwa

seorang pemimpin agama perlu menyadari bahwa amanah Allah Swt selalu

ada di pundaknya, kapan dan dimanapun ia berada. Amanah harus dijaga

baik-baik dan ahrus disampaikan kepada yang berhak meneriamanya,

karena amanah itu akan dipertanggung jawabannya, sebagai seorang yang

pembawa misi seorang agama selalu berdiri tegak dengan kepribadiannya

yang utuh dengan ilmu yang luas, dengan langkah yang pasti dengan penuh

bijaksana.30

Adapun kriteria tokoh agama terbagi menjadi empat pokok yaitu

sebagai berikut.

a. Pertama, menyampaikan ajaran agama Islam Al-Qur’an dan

Hadist

b. Memberi penjelasan ajaran agama Islam kepada masyarakat

secara mudah dimengerti

c. Memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi

masyarakat dengan merujuk kepada Al-Qur’an dan Hadist

d. Memberikan contoh pengalaman ajaran agama Islam tersebut.31

Maka dari kriteria diatas, tokoh agama memiliki tuntutan konsekuensi

dan tugas-tugas aktif untuk mengembangkan wawasan tentang makna

agama Islam dalam rangka menjawab dinamika problem masyarakat yang

terus berkembang.

Tokoh adalah seseorang yang sangat berpengaruh dalam masyarakat

dengan karya serta eksistensinya dalam masyarakat secara terkemuka atau

kenamaan dibidangnya atau seseorang yang memiliki peran penting dalam

suatu bidang aspek kehidupan tertentu dalam masyarakat seseorang tersebut

berasal. Adapun menurut Arif Fuchan, tidak semua orang itu layak

dikatakan sebagai seorang tokoh, karena pada dasarnya tokoh adalah orang

30

Nunung Marsini, Skripsi “Aktifitas Tokoh Agama Dalam Mewujudkan Kerukunan

Hidup Antara Umat Beragama di Desa Bumi Ratu Kecamatan Belambangan Umpu Kabupaten

Way Kanan” UIN Raden Intan Lampung thn 2006, hal. 24 31

Widodo Brontowijono, Asep Supriyadi dan Rendy Bayu Aditya, Persepsi dan Peran

Tokoh Agama Islam di Kabupaten Sleman Dalam Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jurnal

Sains dan Teknologi Lingkungan 6, No. 1 (2014), hal. 63

14

yang berhasil dibidangnya yang ditunjukkan dengan karya-karya

monumenter dan mempunyai pengaruh pada masyarakat sekitarnya serta

ketokohannya diakui secara jelas.32

Seorang tokoh harus menunjukkan

empat indikator, yaitu:

a. Berhasil dalam bidang yang digelutinya. Hal ini merujuk pada tujuan

tertentu baik itu jangka pendek maupun panjang yang telah berhasil

dicapai. Semua tujuan yang sudah dicapai tersebut tidak terlepas dari

kemampuan yang dimiliki tokoh serta kegiatan yang dilakukan

berdasarkan dengan bidang yang ditekuninya.

b. Memiliki karya fantastis atau monumental. Karya-karya tokoh itu bisa

diwariskan pada generasi setelahnya dan masih dapat ditelusuri jejaknya.

c. Mempunyai pengaruh pada masyarakat. Maksudnya, semua pikiran

maupun kegiatan dari seorang tokoh bisa menjadi panutan bagi

masyarakat dalam menjalankan aktivitas kehidupan sesuai dengan

bidangnya.

d. Ketokohannya diakui secara “mutawatir”. Dengan segala kekurangan dan

kelebihan yang dimiliki seorang tokoh, sebagian masyarakat memberikan

apresiasi positif serta mengidolakannya sebagai orang yang layak

menjadi tokoh dengan tujuan untuk dapat menyelesaikan bermacam-

macam persoalan sesuai dengan bidangnya.

Tokoh agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Ustad.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Ustad adalah sebutan bagi guru

agama atau guru besar laki-laki.33

Tokoh dalam penelitian ini adalah

Abdullah Wahid di Desa Bukit Baling, beliau pendiri pondok pesantren

Hidayatullah akan tetapi juga berkiprah di masyarakat.

32

Arif Fuchan dan Agus Maimun, Studi Tokoh Metode Penelitian Mengenai Tokoh, (

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005 ), h. 11-13. 33

“Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online”, diakses tanggal 2 Juli 2021,

http://www.kbbi.web.id/ustaz

15

4. Peranan Tokoh

Merujuk pada Kamus Umum Bahasa Indonesia peran diartikan

sebagai proses, perbuatan.34

Adapun menurut WJS. Poerwodarwinto,

peranan berarti sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan

terutama dalam terjadinya suatu hal ataupun peristiwa.35

Peranan juga

merupakan aspek dinamis dari kedudukan atau status dimana ketika

seseorang melaksanakan hak maupun kewajiban sesuai dengan

kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Dalam kedudukan

seseorang dapat menentukan perannya, begitu pula sebaliknya bahwa

peranan yang dilakukan oleh seseorang dapat mempengaruhi dan merubah

kedudukannya dalam masyarakat.

Teori ini juga menganggap bahwa seseorang dalam kehidupan

masyarakat senantiasa berusaha melakukan peran seperti dikehendaki oleh

orang lain. Maka, identitas seseorang dibentuk dalam rangka memberi

respon dari perlakuan dan harapan orang lain. Peranan tokoh menurut

Soejono Soekanto adalah suatu konsep yang dilakukan oleh seorang

individu yang memiliki peran penting bagi masyarakat. Perannanya meliputi

peraturan yang berupa norma-norma yang akan dikembangkan ditengah-

tengah masyarakat. Peraturan-peraturan yang dimaksud yaitu membimbing

dalam kehidupan seseorang atau masyarakat tertentu. 36

Peran yang dimaksud dalam penelitian ini peran tokoh agama

Abdullah Wahid mampu membawa perubahan dibidang sosial keagamaan

dan pendidikan di Desa Bukit Baling perannya menjadi seorang ulama dan

pemimpin pondok pesantren Hidayatullah. Seperti mendirikan pendidikan

Agama.

34

Surayin, Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Bandung: Yrama Widia, 2001 ), h. 383 35

Poerwodarwinto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1997 ), h.

735 36

Suntoyo Usman, Sosiologi: Sejarah, dan Metodologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2015), hal. 59

16

5. Ulama

Ulama berasal dari bahasa arab “al-„Ulama”, tunggal “Alim” adalah

pemuka agama atau pemimpin agama yang bertugas untuk mengayomi,

membina dan membimbing umat Islam baik dalam masalah-masalah agama

maupun masalah sehari-hari yang diperlukan baik dari sisi agama maupun

sosial kemasyarakatan. Makna yang sebenarnya dalam bahasa arab adalah

ilmuan atau peneliti, kemudian arti ulama tersebut berubah ketika diserap

kedalam bahasa Indonesia, yang maknanya adalah sebagai orang yang ahli

dalam ilmu agama Islam.37

Secara umum Indonesia biasanya panggilan Ulama hanya digunakan

kepada para ahli Agama Islam saja. Akan tetapi dalam dektrit presiden 15

Juli 1959, Presiden Soekarno kata Ulama juga dipergunakan untuk para ahli

Hindu, Budha, Khatolik, dan Kristen.38

Akan tetapi dalam pembahasan ini

yaitu membahas tentang Ulama Islam.

Fauzie Nurdin mengatakan seorang Ulama mempunyai kewajiban,

tugas dan tanggung jawab membangkitkan semangat untuk

memperjuangkan kebenaran dan keadilan atas kejujuran, yang mana dalam

kehidupan sehari-hari masih banyak terdapat perbuatan maupun perilaku

menyimpang yang semakin merajalela. Maka dari itu penting adanya

penyiaran Islam di masa sekarang dan depan yang bermakna rahmatan

lil‟alamin. Untuk memahami dinamika serta mengantisipasi dampak negatif

yang ditimbulkan dari perilaku menyimpang tersebut.39

Seorang ulama harus memiliki tujuh kriteria yaitu :

1. Menguasai Ilmu Agama dan sanggup membimbing umat dan

memberikan bekal ilmu keislaman yang bersumber dari Al-Quran,

Hadist, Ij’ma dan Qiyas.

2. Ikhlas melaksanakan ajaran islam.

37

Pengertian ulama sesungguhnya. http://www.risalahislam.com 38

Taufik Abdullah, Agama dan Perubahan Sosial, (Jakarta: Cv. Rajawali, 1983), hal. 3 39

A. Faizie Nurdin, Islam dan Perubahan Sosial, (Semarang: Reality Press Unnes, 2005),

hal. 19

17

3. Mampu menghidupkan sunah rasul dengan mengembangkan islam secara

kaffah( menyeluruh ).

4. Berakhlak luhur, berpikir kritis, aktif mendorong masyarakat melakukan

perbuatan positif, bertanggung jawab dan istiqomah.

5. Berjiwa besar, kuat mental dan fisik, tahan uji, hidup sederhana, amanah,

beribadah berjamaah, tawadhu, kasih sayang terhadap sesama, dan

tawakal kepada Allah.

6. Mengetahui dan peka terhadap situasi zaman serta mampu menjawab

setiap persoalan untuk kepentingan islam dan umatnya.

7. Berwawasan luas dan menguasai beberapa cabang ilmu demi

pengembangannya. Menerima pendapat orang lain yang tidak

bertentangan dengan islam.40

6. Kepemimpinan

Kata pemimpin berasal dari bahasa asing yaitu “leader”. Dalam arti

luas, pemimpin diartikan sebagai seorang yang memimpin dengan

memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengarahkan, mengatur, serta

mengorganisasi orang lain melalui posisi atau kekuasaan.41

Ricky W.

Griffin dalam manajemen kepemimpinan teori & aplikasi42

mendefinisikan

bahwa pemimpin merupakan seseorang yang diterima oleh orang lain

sebagai pemimpin atau individu yang dapat mempengaruhi perilaku orang

lain tanpa disertai dengan kekerasan. Maka dalam hal ini pemimpin dapat

diartikan sebagai individu yang mempunyai kemampuan untuk

mengarahkan serta memotivasi orang lain ataupun kelompok agar dapat

mencapai tujuan organisasi melalui kesatuan pemahaman dan kerjasama.43

Beberapa macam alasan diperlukannya seorang pemimpin ialah: a) karena

banyak orang yang membutuhkan sosok pemimpin, b) dalam beberapa

40

Moch Eksan, Kia Kelama: Biografi K.H Muchith Muzadi, ( Yogyakarta: Lkis, 2000 ),

h. 2-3 41

Suwatno, Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi Publik dan Bisnis, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2019), h. 4. 42

Irham Fahmi, Manajemen Kepemimpinan Teori & Aplikasi, (Bandung: Alfabeta, 2017),

h. 16. 43

Suwatno, Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi Publik dan Bisnis, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2019), h. 4.

18

situasi atau kondisi, seorang pemimpin harus tampil mewakili kelompoknya,

c) sebagai tempat pengambilalihan risiko apabila terjadi tekanan terhadap

kelompoknya, d) sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan.44

Pemimpin

yang efektif memiliki beberapa kriteria antara lain takwa terhadap Tuhan

Yang Maha Esa, jujur, bertanggung jawab, kompeten dalam bidangnya,

memahami kebutuhan pengikutnya, mampu memotivasi dan memberi

semangat pada orang lain, mampu memecahkan berbagai masalah maupun

persoalan, dapat dipercaya, memiliki pengaruh dan lain sebagainya.45

Adapun kepemimpinan atau leadership merupakan kemampuan untuk

memengaruhi orang lain dalam pencapaian tujuan.46

Kepemimpinan juga

diartikan sebagai seni atau kemampuan mempengaruhi serta mengarahkan

orang lain dengan cara kepatuhan, kehormatan, kepercayaan serta semangat

kerjasama dalam mencapai tujuan bersama.47

Kepemimpinan dapat pula

didefinisikan sebagai suatu proses untuk mempengaruhi orang lain dengan

maksud untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dalam suatu situasi

maupun kondisi tertentu.48

Proses mempengaruhi itu kerap kali menyertakan

berbagai kekuasaan seperti otoritas, penghargaan, bujukan serta ancaman.

Kepemimpinan juga sebagai kemampuan untuk menggunakan

berbagai bentuk kekuasaan. Kekuasaan yang dimiliki oleh seorang

pemimpin biasanya digunakan untuk memengaruhi perilaku anggota

kelompok melalui sejumlah cara. Pada dasarnya, para pemimpin

memengaruhi para anggota kelompok untuk melakukan pengorbanan

pribadi demi tujuan organisasi.

Dari beberapa defenisi yang telah dipaparkan tersebut, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan ialah suatu usaha untuk

mengarahkan, mempengaruhi serta membimbing orang lain dalam proses

44

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2003), h. 2. 45

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, halaman 38. 46

Davis, Keith dan John W.Newstrom, Perilaku dalam Organisasi, (Jakarta: Erlangga,

1985), h. 87. 47

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2003), h. 3 48

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, h. 36.

19

pencapaian tujuan suatu organisasi. Para pemimpin juga diharapkan

memiliki kewajiban khusus untuk mempertimbangkan etika ketika saat akan

mengambilan keputusan.

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Langkah yang sangat penting dalam membuat analisis sejarah adalah

dengan menyediakan suatu pendekatan dan teori sebagai kerangka referensi,

untuk dijadikan alat menganalisis suatu kajian tersebut. Dari segi mana kajian

hendak dilakukan, deskripsi dan rekonstruksi yang diperoleh akan banyak

ditentukan oleh jenis pendekatan yang dipergunakan.

Dalam hal ini penulis menggunakan dua pendekatan sekaligus, yaitu

pendekatan historis dan pendekatan sejarah intelektual. Pendekatan historis

digunakan untuk mengetahui bagaimana biografi Abdullah Wahid, dimulai dari

latar belakang keluarga, pendidikan dan lingkungan Abdullah Wahid hidup.

Penulis mengharapkan penelitian ini dapat menghasilkan sebuah penjelasan

sejarah, sehingga mampu mengungkapkan kronologis secara menyeluruh

dengan waktu dan tempat dalam kajian sejarah. Sedangkan pendekatan

intelektual digunakan untuk mengungkapkan pemikiran suatu tokoh. Dalam

pendekatan ini fokus terhadap pemikiran yang menekankan kepada kebebasan

berfikir. Manusia merupakan diri yang sadar, konkrit dan bebas. Manusia

bebas menciptakan dirinya, karena manusia adalah kebebasannya. Dalam hal

ini pendekatan tersebut dapat merekonstruksikan kembali pemikiran-

pemikirannya.49

Mengapa penulis memilih dua pendekatan ini karena dua pendekatan ini

sangat cocok untuk memecahkan suatu permasalahan yang akan penulis teliti

sehingga nanti dengan dua pendekatan ini akan mampu menjawab dari tiga

rumusan masalah yang penulis teliti.

Metode adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan untuk

mendekati problem danmencari jawaban. Dengan ungkapan lain, metode

adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. Metode

dipengaruhi atau berdasarkan perspektif teoritis yang kita gunakan untuk

49 Skripsi Hermanto, Ahmad Wahib (Biografi dan Pemikirannya), UIN SUNAN AMPEL

Surabaya Tahun 2018, h. 10-11.

21

melakukan penelitian, sementara perspektif teoritis itu sendiri adalah suatu

kerangka penjelasan atau interpretasi yang memungkinkan peneliti memahami

data dan menghubungkan data yang rumit dengan peristiwa dan situasi lain.50

Secara umum, metode merupakan cara atau prosedur untuk memperoleh

objek. Metode juga dapat dikatakan sebagai cara untuk mengerjakan sesuatu

dalam suatu sistem yang terencana dan teratur. Maka dari itu, metode

senantiasa berkaitan erat dengan teknik, prosedur, maupun proses yang

sistematis untuk melaksanakan penelitian disiplin tertentu.51

Adapun

pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan sejarah

(historis), sebab pada dasarnya studi tokoh mengisahkan sejarah individu.

Maka dari itu, studi tokoh harus menggunakan kaidah-kaidah kesejarahan yang

tentunya tidak terlepas dari ruang dan waktu beserta fakta-fakta sejarahnya.52

Salah satu sumber yang digunakan dalam penelitian sejarah ialah sumber

lisan yang terdiri dari sejarah lisan dan tradisi lisan. Sejarah lisan (oral history)

merupakan suatu cara atau teknik pengumpulan sejarah yang dilakukan oleh

seorang pewawancara kepada orang yang mempunyai informasi dalam hal ini

disebut sebagai informan.53

Informan atau narasumber tidak harus berupa

pelaku sejarah, sebab seseorang yang bukan pelaku sejarah namun mempunyai

informasi terkait peristiwa sejarah juga dapat menjadi informan. Untuk

selanjutnya informan dapat mencurahkan sesuatu tentang apa yang ia lakukan,

apa yang dilihat serta apa yang didengar di masa lampau mengenai peristiwa

sejarah tertentu. Hasil informasi yang didapat dari informan itu selanjutnya

direkam oleh sejarawan untuk dijadikan sebagai bahan penulisan sejarah.54

Sedangkan tradisi lisan ialah narasi atau cerita tentang peristiwa masa lalu yang

50 Skripsi Miftahurrahmat, Sejarah KH. Shirojuddin H. Muhammad Terhadap Pendidikan

Islam Di Pondok Pesantren Al-Jauharein Kelurahan Tanjung Johor Kecamatan Pelayangan

Seberang Kota Jambi, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2018, h. 14. 51

Suhartono W.Pranoto, Teori & Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014),

h. 11. 52

Arief Furchan, Agus Maimun, Studi Tokoh: Metode Penelitian Mengenai Tokoh,

(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005), h. 25. 53

Wasino, Endah Sri Hartatik, Metode Penelitian Sejarah: Dari Riset Hingga Penulisan,

(Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama, 2018), h. 46. 54

Wasino, Endah Sri Hartatik, Metode Penelitian Sejarah: Dari Riset Hingga Penulisan,

h. 47.

22

diujarkan dari mulut ke mulut.55

Setiap masyarakat mempunyai tradisi yang

hidup yang dihayati dan dilaksanakan dari satu generasi ke generasi

setelahnya.56

Tradisi lisan dipelihara melalui memori kata-kata dan digunakan

untuk mengungkap sejarah masa lampau atau menyampaikan sebuah

penjelasan tentang fenomena sejarah yang pernah terjadi di masa lalu.57

Sejarah adalah suatu studi ilmiah yaitu studi yang dipelajari menurut

metode, dan teknik khusus. Kebenaran hanya dapat dicapai melalui pengertian

historis atau pengertian filosofis dan hanya dengan perasaan dan pikiran

manusia.58

Secara umum, dapat dimengerti bahwa penelitian sejarah merupakan

penelaahan serta sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa

lampau dan dilaksanakan secara sistematis. Penelitian sejarah banyak sekali

macamnya. Akan tetapi, secara umum ada empat jenis, yaitu penelitian sejarah

komparatif, penelitian yuridis(legal), penelitian biografis, dan penelitian

bibliografis. Penelitian ini termasuk dalam penelitian biografis. Penelitian

biografis merupakan penelitian yang menggunakan metode sejarah untuk

meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya dengan masyarakat.59

Penelitian ini berusaha menelusuri dan membongkar latar belakang sosial

kehidupan dan pemikiran Islam seorang tokoh, pengaruh dan perannya dalam

menyebarkan agama. Dalam penelitian tersebut, penulis menggunakan metode

historis. Adapun metode historis yaitu sebagai berikut :

A. Metode Heuristik

Heuristik berasal dari kata Yunani heurishein yang berarti memperoleh.

Menurut G.J Renier, yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman, heuristik

55

Muhammad Arif, Pengantar Kajian Sejarah, (Bandung: Yrama Widya, 2011), h. 36. 56

Wasino, Endah Sri Hartatik, Metode Penelitian Sejarah: Dari Riset Hingga Penulisan,

(Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama, 2018), h. 49. 57

Wasino, Endah Sri Hartatik, Metode Penelitian Sejarah: Dari Riset Hingga Penulisan,

h. 50. 58 Hugiono, Pengantar Ilmu Sejarah, ( Jakarta : Rineka Cipta, 1992 ), h. 12. 59 Skripsi Miftahurrahmat, Sejarah KH. Shirojuddin H. Muhammad Terhadap Pendidikan

Islam Di Pondok Pesantren Al-Jauharein Kelurahan Tanjung Johor Kecamatan Pelayangan

Seberang Kota Jambi, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2018, h. 14.

23

adalah suatu teknik, suatu seni, dan bukan suatu ilmu.60

Peninggalan sejarah

sebagai peristiwa adalah sumber-sumber bagi sejarah sebagai kisah yang

disebut heuristik. Diketahui sejarah terdiri dari banyak periode dan terbagi atas

beberapa bagian seperti politik, ekonomi, budaya, militer, dan lain sebagainya.

Maka kita perlu menyadari bahwa sumber-sumber nya dari berbagai macam.

Usaha kita untuk menemukan sumber-sumber bagi penelitian sejarah yang

hendak kita lakukan akan sangat sukar jika kita mengadakan klasifikasi atau

penggolongan dari sekian banyaknya sumber-sumber tersebut.61

Pengumpulan data atau heuristik merupakan langkah awal dalam

melakukan penelitian sejarah, yaitu mencari serta mengumpulkan berbagai

sumber data yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. Pada tahap

pengumpulan data ini peneliti sejarah harus langsung ke ranah lapangan

penelitian. Data tersebut berupa data lisan maupun tulisan. Upaya peneliti

untuk memperoleh data dengan melakukan observasi, wawancara atau

interview dan dokumentasi dengan pihak yang mengetahui mengenai

Abdullah Wahid.

a. Observasi/ Pengamatan

Catatan-catatan itu peneliti dapatkan dari observasi, observasi yaitu

teknik awal yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data yang akurat

berdasarkan permasalahan yang akan penulis teliti. Observasi adalah alat

pengumpulan data yang disebut dengan panduan observasi. Metode ini

dilakukan dengan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu

benda, kondisi, situasi, proses, atau perilaku.62

Maka dengan observasi

peneliti akan memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kehidupan

seorang tokoh Abdullah Wahid.

60 Dudung Abdurahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, ( Yogyakarta : Ombak,

2011 ), h. 104. 61 Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, ( Bandung : Pustaka Setia, 2014 ), h. 93.

62

Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2007), hal. 52

24

b. Wawancara

Didalam heuristik sejarawan harus mencari sumber primer. Sumber

primer dalam penelitian sejarah adalah sumber yang disampaikan saksi

mata. Sedangkan dalam sumber lisan yang dianggap primer ialah

wawancara langsung dengan pelaku pristiwa atau saksi mata. Wawancara

adalah suatu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan

cara tanya jawab sambil tatap muka antara penanya (peneliti) dengan

penjawab/responden/informan (objek peneliti).63

Metode ini adalah cara

dalam mengumpulkan data dan mendukung dalam pelaksanaan proses

observasi. Adapun wawancara lisan dilakukan pada informan tokoh jikalau

masih hidup dan yang memiliki hubungan dan mengenali objek penelitian.

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam

suatu topik tertentu.64

Dalam penelitian ini agar dalam proses wawancara

berjalan dengan lancar dan mendapat informasi yang akurat, maka proses

wawancara dilakukan dengan santai, nyaman, dan tidak ada yang merasa

tertekan antara pewawancara dan yang diwawancarai. Teknik wawancara ini

disebut dengan teknik wawancara mendalam (Indept Interview).65

Wawancara mendalam (Indept Interview) biasa disebut dengan

wawancara etnografi, yaitu wawancara dilakukan dengan santai, informal

dan kedua pihak tidak merasa terbebani. Wawancara mendalam biasanya

akan memperoleh data yang lebih luas dan menyeluruh dalam, wawancara

ini dilakukan secara terbuka (open interview) yaitu objek dan subyeknya

tahu jikalau mereka sedang di wawancarai dan mengetahui tujuan dari

wawancara tersebut.66

Dalam melakukan wawancara peneliti menggunakan Bahasa

Indonesia dan daerah Jambi. Agar memperlancar proses tanya jawab antara

63

Cholid Narbuko dan Abu Ahmad, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,

2003), 83. 64

Prof. Dr. Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2007), hal. 72 65

Suwardi Endaswara, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan, (Yogyakarta:

Pustaka Widyatama, 2006), hal. 152 66

Suwardi Endaswara, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan,,.hal. 167

25

pewawancara dan narasumber dalam memperoleh informasi. Hal-hal atau

ungkapan yang menggunakan dalam Bahasa kedaerahan kemudian akan

dialih bahasakan kedalam Bahasa Indonesia untuk mempermudah

menganalisis. Dalam proses ini peneliti mewawancarai tokoh utama

Abdullah Wahid, Arif Abidin, Syahfril Ahayus, Arifin, M. Dedy Safe’I,

Jadawi, Mislan, Saripudin, Rahmanto Wibowo, Muslim dan Muflilarahmat.

Karena yang penulis teliti ini adalah tokoh maka menurut penulis

dengan metode wawancara ini sangat cocok untuk menjawab dari rumusan

masalah peneliti, karena dengan wawancara langsung tokoh yang di teliti itu

sangat produktif dalam mengkaji tokoh.

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah untuk melengkapi dari pengunaan metode

observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.67

Pengertian dokumen

disini adalah mengacu pada material (bahan) seperti fotografi, video, film,

memo, surat, dan sejenisnya yang dapat digunakan sebagai informasi

suplemen sebagai bagian dari kajian kasus yang sumber data utamanya

adalah observasi partisipan atau wawancara.68

Teknik dokumentasi adalah teknik yang digunakan dalam

pengumpulan data. Dalam penelitian ini agar penelitian dapat

didokumentasikan dengan baik. Maka peneliti memerlukan alat/ instrument

seperti kamera untuk mengambil gambar/foto, film/video yang sesuai

peneliti butuhkan. Dengan menggunakan alat dokumentasi agar dapat

mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian karena dapat disimpan,

dilihat dan putar diulang apabila diperlukan kembali saat menulis.

Alat/instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu HP pribadi.

Selain itu juga dokumentasi ini peneliti dapatkan melalui berita di Koran,

majalah, buku, catatan rapat, daftar anggota organisasi, dan arsip-arsip

67

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2008), hal. 83 68

Rulam Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif,,,hal. 179.

26

laporan pemerintah adalah sumber skunder karena disampaikan oleh bukan

saksi mata.69

Dengan dokumentasi ini maka kemungkinan untuk memalsukan data

sangat minim karena dengan dokumentasi ini ada bukti bahwa si peneliti

tidak berbohong dalam meneliti tokoh tersebut.

Terdapat dua sumber dalam heuristik yaitu sumber primer dan

sekunder sebagai berikut.

1) Data Primer

Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian yaitu kata-

kata dan tindakan, selebihnya ialah data tambahan seperti dokumen dan

lainnya. Berkaitan dengan hal itu maka jenis data dibagi dalam kata-kata

dan tindakan, sumber data dalam bentuk tertulis, foto dan statistik.70

Data

primer yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh peneliti dari sumber

pertama atau utama.71

Jadi sumber primer adalah kata-kata dan tindakan

seseorang. Dalam penelitian ini sumber primer yang dimaksud yaitu

wawancara langsung dengan sang tokoh Abdullah Wahid, Arif Abidin,

Syahfril Ahayus, Arifin, M. Dedy Safe’I, Jadawi, Mislan, Saripudin,

Rahmanto Wibowo, Muslim dan Muflilarahmat.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data pendukung yang dikumpulkan, diolah,

dan disajikan dari beberapa buku bacaan yang memberikan komentar,

analisis, kritik dan lainnya yang berkaitan dengan data primer.72

Jadi data

sekunder sebagai penunjang dan untuk melengkapi data primer. Seperti

buku-buku, jurnal, skripsi, dokumen, dan tulisan yang berkaitan dengan

Abdullah Wahid serta keterangan dan publikasi lainnnya sehingga

memperbanyak data agar lebih akurat.

Heuristik dalam hal ini digunakan dalam penelitian ini untuk langkah

awal dalam penelitian yaitu sebagai data awal tentang biografi Abdullah

69

Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Seiarah Islam, hal. 103 70

Lexi J. Moleng, Metode Penelitian Kualitatif,,,hal. 157 71

Tim Penyusunan Buku Pedoman Skripsi, Pedoman Penulisan Skripsi Faultas Adab –

Sastra dan Kebudayaan Islam, (Jambi: IAIN STS Jambi, 2011), hal. 31 72

Tim Penyusunan Buku Pedoman Skripsi, Pedoman Penulisan Skripsi, hal. 34

27

Wahid. Dengan heuristik peneliti bisa menemukan data dengan cara tulisan

dan lisan, dengan cara tulisan peneliti bisa menemukan data dengan adanya

dokumen, seperti arsip- arsip pemerintahan, sedangkan dengan cara lisan

peneliti bisa menemukan data dengan wawancara langsung dengan

informan.

Informan adalah orang yang memberikan informasi. Dalam penelitian

seseorang informan merupakan orang yang nomor satu setelah peneliti.

Karena tanpa informan, penulis mungkin akan buta dan akan kebingungan

untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini.

Informan ada dua macam yaitu informan kunci dan informan biasa.

Informan kunci ialah individu yang memegang peranan penting dalam

pengkajian penelitian tertentu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

Purposive Sampling disebut juga dengan sampel yaitu bertujuan untuk

penyampelan dilakukan dengan gagasan, asumsi, sasaran, tujuan, manfaat

yang hendak dicapai oleh peneliti.73

Dalam penelitian ini informan kunci yaitu Abdullah Wahid sebagai

tokoh yang akan diteliti. Dan selanjutnya informan biasa yaitu orang yang

menjadi sumber informasi kedua setelah informan kunci. Informan biasa

dalam penelitian ini seperti Arif Abidin, Syahfril Ahayus, Arifin, M. Dedy

Safe’I, Jadawi, Mislan, Saripudin, Rahmanto Wibowo, Muslim dan

Muflilarahmat.

B. Metode Verifikasi (Kritik Sumber)

Setelah mengumpulkan sumber pada tahap heuristik, selanjutnya sumber

tersebut diseleksi mengacu pada prosedur sumber yang faktual dan orisinalnya

terjamin. Tujuan pelaksanaanya dari tahapan kritik sumber ini yaitu otentisitas

(authenticity). merupakan sebuah sumber sejarah (catatan, harian, surat dan

buku-buku) autentik atau asli jika benar-benar merupakan produk asli dari

orang yang dianggap sebagai pemiliknya. Ada dua macam kritik sumber, yaitu

sebagai berikut:

73

Suwardi Endaswara, Metode, Teori, Teknik,,,hal. 115

28

1. Kritik eksternal atau kritik luar dilakukan untuk meneliti keaslian

sumber, apakah sumber sejarah tersebut valid atau tiruan, sumber

masih utuh dalam artian tidak berubah, baik bentuk maupun isinya.

Kritik eksternal hanya dilakukan pada sumber yang menjadi bahan

rujukan penulis.

2. Kritik internal atau kritik dalam dilakukan untuk menyelidiki sumber

yang berkaitan dengan sumber masalah penelitian, pada tahap ini

mengacu pada ukuran objektivitas penulis penelitian dalam

mengelaborasi data atau sumber yang diperoleh dan mengedepankan

prioritas.74

Untuk menentukan otentisitas sumber, paling tidak terdapat beberapa

pertanyaan yang dapat diajukan antara lain; 1) kapan sumber itu dibuat, 2)

dimana sumber itu dibuat dan ditemukan (lokasi), 3) siapa yang membuat, 4)

dari bahan apa sumber itu dibuat, dan lain sebagainya.75

Peneliti melakukan

pengujian atas asli dan tidaknya sumber, berarti ia meneliti segi-segi fisik dari

sumber yang ditentukan. Jika sumber itu berupa dokumen tertulis, maka segi

fisik sumber yang diteliti ialah kertasnya, tintanya, tulisannya apakah ditulis

dengan tangan atau diketik, bahasanya, kata-katanya, huruf-hurufnya,

ungkapannya, kalimatnya serta segi penampilan luarnya yang lain.76

Jadi,

kritik eksternal merupakan kritik fisik yang sesuai dengan anak zaman.77

Pada

tahap keaslian sumber ini peneliti melakukan pengujian atas asli tidaknya

sumber, meneliti segi-segi fisik dari sumber yang ditemukan, dalam hal

keaslian sumber pada setiap permasalahan yang terkait dengan sosok Abdullah

Wahid Jika kritik ekstern diarahkan untuk menguji otentisitas sumber sejarah

dari penampilan luar, maka kritik intern diarahkan pada tujuan untuk

74

Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, h. 101-102. 75

Wasino, Endah Sri Hartatik, Metode Penelitian Sejarah: Dari Riset Hingga Penulisan,

h. 75. 76

Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, (Yogyakarta: Ombak,

2011), h. 108. 77

Suhartono W.Pranoto, Teori & Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014),

h. 37.

29

mengetahui kredibilitas atau kesahihan dari sebuah sumber sejarah.78

Kritik

internal mengacu pada kredibilitas sumber, artinya apakah isi dokumen

terpercaya, tidak dikecohkan, tidak dimanipulasi dan lain sebagainya.79

Dalam

hal ini, penulis akan berusaha melakukan verifikasi data sejarah yang

berhubungan dengan Biografi Abdullah Wahid.

C. Metode Interpretasi (Analisis Fakta Sejarah)

Metode interpretasi dilakukan setelah melakukan kritik sumber,

interpretasi atau penafsiran sejarah biasanya disebut juga dengan analisis

sejarah. Dalam proses analisis sejarah ini, seorang peneliti harus berusaha

mencapai pengertian faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa.

Data sejarah mengandung beberapa sebab yang membantu mencapai hasil

dalam berbagai bentuknya.

Walaupun suatu sebab terkadang dapat mengantarkan kepada hasil

tertentu, tetapi sebab yang sama dapat mengantarkan kepada hasil yang

berlawanan dalam lingkungan lain. Oleh karena itu, interpretasi dapat

dilakukan dengan cara membandingkan data untuk menyikapi peristiwa-

peristiwa mana yang terjadi dalam periode yang sama.

Interpretasi dalam penelitian sejarah sangat diperlukan sebab kegunaan

dari interpretasi ini sendiri untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan

dan yang telah dicari keabsahannya tentang data tersebut. Analisis data ini

digunakan dalam tahap ketiga untuk penelitian sejarah, yang berkaitan dengan

Biografi Abdullah Wahid sehingga dapat menghasilkan sebuah fakta serta

cerita sejarah. Dalam membuat cerita sejarah, sejarawan harus mampu

melakukan eksplanasi sejarah. Eksplanasi sejarah merupakan penjelasan

dalam cerita sejarah.80

Dalam kerangka metode ini, peneliti juga akan memberikan interpretasi

terhadap data yang diperoleh mengenai kehidupan, pendidikan, latar belakang

78

Wasino, Endah Sri Hartatik, Metode Penelitian Sejarah: Dari Riset Hingga Penulisan,

(Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama, 2018), h. 76. 79

Suhartono W.Pranoto, Teori & Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014),

h. 37. 80

Suhartono W.Pranoto, Teori & Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha Ilmu , 2014),

h. 43-45.

30

keluarga, pengalaman hidup, keilmuan, aspek pemikiran dan pengaruh

keilmuan pribadi Abdullah Wahid dalam menyebarkan agama Islam di Desa

Bukit Baling Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi, Jambi. Dengan

demikian analisis sejarah bertujuan melakukan sintesis atau sejumlah fakta

yang diperolah dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-

teori disusun fakta tersebut kedalam suatu interpretasi yang menyeluruh.

D. Metode Historiografi (Penulisan Sejarah)

Secara etimologi, historiografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu historia

dan grafein. Historia berarti penyelidikan tentang gejala alam fisik (physical

research), sedangkan grafein berarti gambaran, lukisan, tulisan atau uraian

(description). Pengertian secara terminologi, historiografi adalah suatu uraian

atau tulisan tentang hasil penelitian mengenai gejala alam. Historiografi

merupaka hasil karya sejarawan yang menulis tulisan sejarah. Historiografi

adalah rangkaian proses merangkaikan fakta secara kronologis/ diakronis dan

sistematis, menjadi tulisan sejarah sebagai kisah.81

Dalam metode sejarah proses kerja akhir yaitu historiografi atau

penulisan sejarah. Proses penulisan dilakukan agar fakta-fakta yang

sebelumnya terlepas atau sama lain dapat disatukan, sehingga menjadi satu

perpaduan yang logis dan sistematis dalam bentuk narasi kronologis. Menulis

sejarah merupakan suatu kegiatan intelektual dan ini suatu cara utama untuuk

memahami sejarah.82

Metode historiografi yakni tahap akhir dalam sebuah penelitian, penulis

menghubungkan peristiwa satu dengan peristiwa yang lainnya, sehingga

menjadi sebuah rangkaian yang berarti. Metode ini yaitu dilakukan dengan

memaparkan hasil penelitian yang telah diteliti.

Berikut syarat umum yang harus diperhatikan dalam memaparkan hasil

penelitian yakni:

1. Sejarawan harus memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia

dengan baik dan benar, mengerti bagaimana memilih kata atau gaya

81 Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, h. 147-148. 82

Paul Veyne, Writing History, Essay on Epistemology, terj. Bhs. Prancis, mina moore-

rinvolucri, Middletown, connect, (Wesleyan Univercity Press, 1984), hlm. 121.

31

bahasa dengan tepat, bahasa yang digunakan yang mudah dan jelas

dipahami, dan data dipaparkan seperti apa adanya atau seperti yang

dipahami oleh peneliti dan gaya bahasa yang khas.

2. Memenuhi kesatuan sejarah yakni suatu penulisan sejarah disadari

sebagian dari sejarah yang lebih umum. Oleh karena itu, ia didahului

oleh masa dan diikuti oleh masa pula. Dengan perkataan lain,

penulisan itu ditempatkan pada perjalanan sejarah.

3. Menjelaskan semua yang ditemukan oleh peneliti dengan menyajikan

bukti-bukti dan membuat garis-garis umum yang akan diikuti secara

jelas oleh pemikiran pembaca.

4. Keseluruhan pemaparan sejarah haruslah argumentatif, artinya usaha

peneliti dalam mengarahkan ide-idenya dalam merekonstruksi masa

lampau itu dilandaskan atas bukti-bukti yang terseleksi, bukti yang

cukup lengkap, detail, fakta yang akurat.83

E. Sistematika Pembahasan

Untuk memberikan pembahasan yang jelas maka pada skripsi ini penulis

mencoba menguraikan isi kajian pembahasan. Adapun sistematika

pembahasan skripsi ini terdiri dari lima bab dengan uraian sebagai berikut.

Bab 1 berupa pendahuluan yang menguraikan secara spesifik mengurai

tentang gambaran umum dari latar belakang masalah, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan tinjauan pustaka.

Bab II membahas Pendekatan dan Kerangka Teori

Bab III membahas Metode Penelitian Bab IV membahas tentang semua

hasil penelitian mulai dari biografi Abdullah Wahid dengan pembahasan

dilatar belakang keluarga Abdullah Wahid, pendidikan dan kehidupan sosio

historis mengenai perjalanan hidupnya, sejarah latar belakang pemikiran

Abdullah Wahid, proses tersebarnya pemikiran Abdullah Wahid sehingga

mampu membangun pesantren. Sampai dengan aspek pemikiran Abdullah

Wahid, apa apa saja yang melatar belakangi pemikiran dan apa hasil atau

wujud dari hasil pemikiran Abdullah Wahid tersebut.

83 Dudung Abdurahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, h. 116-118.

32

Bab V penutup, yang meliputi kesimpulan, saran-saran dan kata

penutup. Kesimpulan merupakan jawaban fokus kajian yang telah dirumuskan

dalam penelitian ini. Dan kemudian berisi saran-saran konstruktif yang

berkaitan dengan penelitian ini.

33

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Secarah geografis Desa Bukit Baling terletak di bagian utara kota Jambi

dengan luas wilayah ± 51.000 Ha dengan batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara dengan: Desa SukoAwin Jaya

b. Sebelah Selatan dengan: Kelurahan Sengeti

c. Sebelah Timur dengan: Desa Tanjung Katung dan Desa Berembang

d. Sebelah Barat dengan: Desa Gerunggung dan Suak Putat

Luas wilayah Desa Bukit Baling adalah 51.000 Ha yang terdiri dari:

a. Tanah Sawah: ± 200 Ha.

b. Tanah Pekarangan: ± 3.000 Ha.

c. Tanah Perkebunan: ± 47.800 Ha.

Keadaan Topografi Desa Bukit Baling dilihat secara umum merupakan

daerah dataran tinggi. Yang beriklim sebagaimana desa-desa lain di Kabupaten

Muaro Jambi mempunyai iklim kemarau, panca robah dan penghujan, hal tersebut

mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam pertanian yang ada di Desa

Bukit Baling.

1. Orbitas / Jarak Antar Ibu Kota

Table 4.1 Jarak Antar Ibu Kota

Jarak (KM) Desa Bukit

Baling Kota Kec Kota Kab Kota Prov

Desa Bukit

Baling 0 3 05 25

Ibu Kota Kec. 3 0 3,5 22

Ibu Kota Kab. 05 3,5 0 25,5

Ibu Kota Prov. 25 22 25,5 0

34

2. Prasarana Umum Yang Ada

Table 4.2 Prasarana Umum Yang Ada

Jenis Prasarana Volume Kondisi

Jalan Kabupaten 2.000 Meter Baik

Jalan Desa 300 Meter Baik

Jalan Beton 400 Meter Baik

Jalan Produksi / Tanah 5000 Meter Baik

Gedung SD 4 Unit Baik

Gedung Madrasah 5 Unit Baik

Pustu 1 Unit Baik

Posyandu / Polindes 6 Unit Baik

Sumur Gali Umum 50 Unit Baik

MCK 15 Unit Baik

Balai Desa / Kantor Desa 1 Unit Baik

Balai Benih Ikan 1 Unit Baik

Masjid 17 Unit Baik

Musholla / Surau 7 Unit Baik

3. Keadaan Sosial

a. Sumber Daya Manusia

Sasaran akhir dari setiap pembangunan bermuara pada peningkatan

kualitas sumber daya manusia (SDM). SDM merupakan subyek dan

35

sekaligus merupakan obyek pembangunan, yang mencakup seluruh siklus

kehidupan manusia, sejak kandungan hingga akhir hayat. Oleh karena itu

pembangunan kualitas manusia harus menjadi perhatian penting. Pada saat

ini SDM di Desa Bukit Baling cukup baik dibandingkan pada masa-masa

sebelumnya.

b. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu hal penting dalam memajukan tingkat

kesejahteraan pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya.

Dengan tingkat pendidikan yang tinggi, maka akan mendongkrak tingkat

kecakapan. Tingkat kecakapan juga akan mendorong tingkat keterampilan

kewirausahaan. Dan pada gilirannya mendorong munculnya lapangan

pekerjaan baru. Dengan sendirinya akan membantu program pemerintah

untuk pembukaan lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran.

Pendidikan biasanya akan dapat mempertajam sistimatika pikir atau

polapikir individu, selain itu mudah menerima informasiyang lebih maju.

Dibawah ini table yang menunjukan tingkat rata-rata pendidikan warga

Desa Bukit Baling.

36

Table 4.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Desa Bukit

Baling Tahun 2021

c. Kehidupan Beragama

Penduduk Desa Bukit Baling 100% memeluk agam Islam. Dalam

kehidupan beragama kesadaran melaksanakan ibadah keagamaan khususnya

agama Islam sangat berkembang dengan baik, dengan berbagai kegiatan

keagamaan, seperti disamping pelaksanaan shalat lima waktu di rumah-

rumah maupun di masjid, yasinan Bapak – Ibu, pengajian Majelis Ta’lim,

pengajian remaja masjid, pengajian anak-anak dari rumah ke rumah,

kegiatan perayaan hari besar Islam, MTQ tingkat dan festival anak shaleh

Indonesia.

d. Budaya

Pada bidang budaya ini masyarakat Desa Bukit Baling sangat menjaga

dan menjunjung tinggi budaya dan adat istiadat yang diwarisi oleh para

No Keterangan Jumlah

Total LK PR

1 Tamat SD 125 120 245

2 Tamat SLTP 103 98 201

3 Tamat SLTA 96 94 190

4 Tamat Universitas / PT 20 16 36

5 Pelajar SD 99 87 186

6 Pelajar SLTP 67 66 133

7 Pelajar SLTA 64 57 121

8 Mahasiswa 43 35 78

9 Tidak Sekolah dan putus

Sekolah

55 50 105

10 Belum Sekolah 73 47 120

37

leluhur. Hal ini terbukti masih berlakunya tatanan budaya serta kearipan

lokal pada setiap prosesi pernikahan, penganten, cukuran anak, khitanan,

panen raya serta prosesi cuci kampung jika salah seorang dari warga

masyarakat melanggar ketentuan hukum adat. Lembaga yang paling

berperan dalam melestarikan dan menjaga tatanan adat istiadat dan budaya

lokal ini adalah lembaga adat desa (LAD) Desa Bukit Baling. Lembaga ini

masih tetap aktif, baik dalam kepengurusan maupun dalam melaksanakan

tugas – tugasnya.84

B. Pembahasan

1. Biografi

a. Latar Belakang Keluarga

Keluarga Abdullah Wahid berasal dari keluarga yang berbeda agama,

dari 4 saudara ayahnya, dua Islam dua Kristen. Ayah Abdullah Wahid

sendiri beragama Islam sehingga Abdullah Wahid sudah Islam dari kecil.

Ayah Abdullah Wahid bernama Utu Satu merupakan anak ke-2 dari empat

bersaudara sedangkan Ibu Abdullah Wahid bernama Takbih. Abdullah

mempunyai 7 saudara, 4 saudara kandung dan yang 3 saudara tirinya.

Abdullah Wahid merupakan anak ke-3 dari Utu Satu dan Takbih, kemudian

nama-nama saudara kandung Abdullah Wahid yaitu Muhallim, Rania,

Nuraina, Jannah. Kedua saudara tiri Abdullah Wahid ialah Beccek, Sa’diah,

Samsuriyati.

Abdullah Wahid sejak kecil sudah ikut dan tinggal bersama abangnya

yaitu Muhallim. Ia dibesarkan dan dididik oleh abangnya karena pada saat

itu lingkungan di sekitar tempat orang tuanya masih banyak yang berpikiran

primitife sehingga Abdullah Wahid ikut bersama abangnya yang lebih dulu

mengenal pendidikan. Muhallim inilah yang mendidik dan mensekolahkan

Abdullah Wahid sehingga beliau lebih banyak mengetahui tentang Islam

dan juga membuat Abdullah Wahid berpikiran lebih terbuka. Disinilah pola

pikir, karakter, sikap, dan prilaku Abdullah Wahid terbentuk.

84 RKP Desa Bukit Baling 2020-2021

38

Abdullah Wahid sekolah pertama di Madrasah Ibtidaiyah di Toraja

dan melanjutkan ke MTS Makaleh Toraja dan lanjut ke Muhammadiyah

Makaleh Toraja. Tetapi pada saat di Muhammadiyah Makaleh Abdullah

Wahid sekolah disana hanya sampai masa ospek awal-awal masuk sekolah,

karena pada saat itu ia mendapat tawaran sekolah di Pesantren Maros

Sulawesi Selatan. Setelah itu Abdullah Wahid lanjut ke sekolah non formal

yaitu di Pesantren Hidayatullah di Balikpapan tahun 1988-1992.85

Abdullah Wahid lahir di Enrekang Toraja 10 Oktober 1967, istri

Abdullah Wahid bernama Muflilarahmat lahir di Jakarta 1966. Abdullah

Wahid mempunyai 3 orang anak yaitu, Miftahus Sa’adah, Diyahul

Mutmainnah, dan Miratul Hafifah. Sekarang ia tinggal di Km. 26 Desa

Bukit Baling Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. Setelah dari

Pesantren Hidayatullah Balikpapan tepatnya pada tahun 1992 terjadilah

ekspansi besar dari Pesantren Hidayatullah. Pada saat itu para santri-santri

lulusan Pesantren Hidayatullah di kumpulkan untuk menyebar ke seluruh

Indonesia dari Sabang sampai Merauke untuk membangun Pesantren

Hidayatullah. Pada saat itu Abdullah Wahid ditempatkan di Sumatra Selatan

Palembang. Selang waktu 2 tahun tepatnya tahun 1994 Abdullah Wahid

meminta agar dipindahkan dan permintaannya pun dipenuhi ia pun

dipindahkan ke Jambi tepatnya di daerah Muaro Jambi sekitar Desa Sengeti.

Seiring berjalannya waktu, Abdullah Wahid pun mendapatkan wakaf

atau infaq tanah yang berlokasi di Km. 26 Desa Bukit Baling Kecamatan

Sekernan Kabupaten Muaro Jambi tidak jauh dari Desa Sengeti

sebagaimana di perintahkannya Abdullah Wahid. Tetapi di lokasi tersebut

tidak berlangsung lama karena lokasi yang sering banjir dan juga pada saat

itu di lokasi terebut ingin di bangun perkantoran Bupati Muaro Jambi,

sehingga terpaksa harus pindah. Alhamdulillah tidak jauh dari lokasi awal

85 Abdullah Wahid, wawancara, di kediaman beliau, 09 November 2020.

39

Abdullah Wahid kembali mendapat wakaf tanah, yang kali ini di dataran

yang cukup tinggi sehingga kemungkinan banjir sangat kecil.86

Pesantren Hidayatullah pun kembali dibangun dan sekitar tahun 1995

Pesantren tersebut mulai beroperasi normal walaupun pada saat itu santrinya

masih sedikit, tetapi Abdullah Wahid dan teman-temannya terus berusaha

agar pesantren tersebut tetap berjalan dan banyak santri yang bergabung.

Salah satu cara yang dilakukan Abdullah Wahid untuk bahan promosi

pesantren tersebut adalah dengan cara menjual majalah Hidayatullah, yang

mana majalah tersebut memang diberikan dari pusat. Selain untuk modal

bertahan hidup juga untuk ajang promosi. Menurut bapak Aripin selaku

Kadus di Desa Bukit Baling, ia mengatakan bahwa Abdullah Wahid ini

orang yang sangat gigih dalam menyebarkan Agama Islam terutama dengan

mendirikan Pesantren di wilayah Desa Bukit Baling ini. Bapak Aripin inilah

yang membantu semua urusan-urusan tanah wakaf yang didapatkan untuk

membangun Pesantren tersebut. Dan bapak Aripin ini juga sangat

mengetahui bagaimana perjuangan Abdullah Wahid untuk membangun

Pesantren Hidayatullah tersebut, sehingga bapak Aripin ini sangat

mendukung upaya yang dilakukan Abdullah Wahid ini. Sehingga semua

urusan surat menyurat tentang tanah wakaf tersebut dibantu semaksimal

mungkin. 87

Semua santri-santri yang diutus untuk membangun Pesantren

Hidayatullah di seluruh Indonesia itu hanya dikasih modal beberapa

majalah dan pemahaman ilmu tauhid yang bunyinya “Tuhan di Balikpapan

dan Tuhan di tempat kalian ingin membangun Pesantren itu sama, jadi kalau

di Balikpapan bisa berdiri pasti di tempat kalian juga bisa berdiri”. Dengan

bermodalkan itulah sedikit demi sedikit Pesantren Hidayatullah yang

dibangun Abdullah Wahid dan teman-temannya di Km. 26 Desa Bukit

Baling Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi berhasil dibangun.

86 Arif Abidin M. Pd (Pimpinan Pesantren), wawancara, di Pesantren Hidayatullah Desa

Bukit Baling, 06 April 2021. 87 Aripin (Kadus), wawancara, di kediaman beliau, 10 Mei 2021.

40

Awalnya Abdullah Wahid diutus bertiga untuk membangun Pesantren

Hidayatullah itu tetapi tidak lama setelah Pesantren Hidayatullah itu

dibangun 2 temannya dipindahkan di tempat lain. Dari situlah Abdullah

Wahid berjuang membesarkan Pesantren itu dari yang awalnya santri hanya

sekitar 5 orang hingga sekarang jumlah santri mencapai 371 santri, tentunya

ini semua tidak lepas dari bantuan warga setempat dan juga guru-guru yang

mengajar. Pesantren Hidayatullah ini pun diresmikan pada tahun 1999.

Selain mengajar para santri Abdullah Wahid pun sekarang ditunjuk sebagai

Pembina yayasan.88

Menurut bapak Syahfril Ahayus selaku Ketua Adat di desa Bukit

Baling tersebut mengatakan bahwa dulu Abdullah Wahid ini pergi berjalan

keliling Desa guna untuk menyebarkan Islam dan juga promosi tentang

Pesantren Hidayatullah agar para masyarakat mau belajar agama di

Pesantren Hidayatullah tersebut. Selain mengajar agama bapak Syahfril

Ahayus mengatakan bahwa kedatangan Abdullah Wahid ini banyak sekali

pengaruh terhadap ilmu pengatahuan agama Islam di Desa ini yaitu Desa

Bukit Baling. Terlepas dari peran Abdullah Wahid sebagai guru ataupun

pendakwah bapak Syahfril Ahayus mengatakan bahwa Abdullah Wahid ini

sangat membantu apabila ada acara-acara akikah atau pada saat Idul Adha

atau acara-acara yanag lain yang membutuhkan bantuan untuk menyembelih

hewan-hewan yang ingin disembelih. Sehingga masyarakat Desa Bukit

Baling selalu memanggil Abdullah Wahid apabilah ada hewan-hewan yang

ingin disembelih.89

Banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah hidup

Abdullah Wahid ini, adapun beberapa poin penting yang penulis dapat

simpulkan dari kisah hidup Abdullah Wahid adalah : Jangan pernah

meragukan kuasa Allah dimanapun kita berada pasti Allah selalu bersama

kita walaupun kita berada di tempat yang mayoritas non muslim jika Allah

mengizinkan kita untuk lebih dekat dengannya maka kita akan diberi jalan

88 Arif Abidin M. Pd (Pimpinan Pesantren), wawancara, di Pesantren Hidayatullah Desa

Bukit Baling, 06 April 2021. 89 Syahfril Ahayus (Ketua Lembaga Adat), wawancara, di kediaman beliau, 10 Mei 2021.

41

untuk bisa dekat dengan Allah, begitulah kiranya kisah hidup Abdullah

Wahid sehingga bisa mengenal dan belajar banyak tentang agama Islam

walaupun ia lahir dan tinggal di lingkungan yang sanagat sulit untuk belajar

atau mengetahui tentang Islam.

Allah menjadikan abang Abdullah Wahid sebagai jalannya untuk

mendekatkan diri kepada Allah Swt sehingga dengan izin Allah Swt

Abdullah Wahid dipermudah atau diberiakan jalan untuk lebih mengenal

agama Islam. Walaupun banyak lika-liku yang harus Abdullah Wahid

hadapi tetapi dengan izin Allah Swt semua terlewati, sehingga Abdullah

Wahid yang dulunya belajar mengenal agama Islam sekarang Alhamdulillah

menjadi salah satu orang yang mengajarkan tentang Islam bahkan juga salah

satu orang yang mendirikan tempat untuk belajar tentang Islam yaitu

Pesantren Hidayatullah Desa Bukit Baling Kecamatan Sekernan Kabupaten

Muaro Jambi tentunya itu semua tidak lepas dari izin Allah Swt.

b. Pendidikan

Dalam pendidikan Abdullah Wahid selalu menempuh pendidikan

yang berbasis agama Islam, karena Abdullah Wahid tinggal dan di besarkan

oleh abang nya yang pernah menjadi pengurus Muhammadiyah, sehingga

abang Abdullah Wahid selalu menyekolahkan dia ke sekolah-sekolah Islam.

Pendidikan pertama Abdullah Wahid adalah Madrasah Ibtidaiyah di daerah

Toraja. Kemudian Abdullah Wahid melanjutkan pendidikannya di MTS

Makaleh Toraja. Lalu Abdullah Wahid melanjutkan ke Muhammadiyah

Makaleh di Toraja tetapi disini Abdullah Wahid hanya sampai masa ospek

awal mula masuk sekolah, karena tidak lama setelah masa ospek Abdullah

Wahid mendapat tawaran masuk ke Pesantren Pertanian Maros Sulawesi

Selatan.

Berawal Pesantren inilah mulai proses pendewasaan Abdullah Wahid

karena pada saat itu ia tinggal di asrama tidak lagi tinggal bersama abangnya

lebih tepatnya dia tinggal sendirian jauh dari keluarga sehingga mau tidak

mau ia harus menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Dan disinilah

awal mula nya Abdullah Wahid mulai bekerja walaupun hanya membantu-

42

bantu di Pesantren tersebut seperti berkebun, bertani, beternak dan yang

lainnya. Karena Abdullah Wahid masuk Pesantren Pertanian Maros tersebut

berkat beasiswa dengan kata lain gratis. Jadi iapun membantu apa-apa saja

yang bisa dia kerjakaan di Pesantern tersebut guna untuk berterima kasih

karena telah diizinkan sekolah gratis di Pesantren tersebut.90

Abdullah Wahid kemudian melanjutkan Pendidikannya di sekolah non

formal yaitu di Pesantren Hidayatullah Balikpapan di mana Pesantren inilah

yang sekarang menjadi pusat dari Pesantren Hidayatullah di seluruh

Indonesia. Di Pesantren ini Abdullh Wahid juga masuk karena beasiswa

sehingga sama seperti di Pesantren Pertanian Maros sebelumnya ia bekerja

membantu apa-apa saja yang perlu dibantu di Pesantren tersebut. Sembari

belajar di pesanntren Hidayatullah Balikpapan Abdullah Wahid juga

dimasukkan ke bagian unit amal usaha yang ada di Pesantren tersebut. Tidak

hanya di bagian amal usaha saja Abdullah wahid juga bertani, beternak, dan

juga membantu kegiatan-kegiatan sosial lainnya.

Pada saat di Pesantren Hidayatullah ini Abdullah Wahid masuk dalam

organisaasi KDM atau Kuliah Da’i Mandiri. Dan disinilah wawasan atau

pemikiran-pemikiran Abdullah Wahid mulai banyak bertambah dan juga

karena organisasi inilah Abdullah Wahid bisa bekerja di Unit Amal Usaha

yang ada di Pesantren tersebut. Tidak hanya itu saja Abdullah Wahid juga

bisa beternak dan berkebun di Pesantren tersebut, karena yang mengisi

kegiatan-kegiatan yang ada di Pesantren Hidayatullah tersebut rata-rata

semua di isi oleh santri-santri yang tergabung di organisasi KDM tersebut.

Di bawah ini beberapa penjelasan mengenai aktifitas Abdullah Wahid.

1) Organisasi

Abdullah Wahid merupakan salah satu santri yang aktif dalam

mengisi kegiatan-kegiatan organisasi yang ada di Pesantren tersebut.

Salah satu organisasi yang aktif diikuti Abdullah Wahid, yaitu Kuliah

Da’i Mandiri (KDM). Abdullah Wahid memilih organisasi ini sebagai

tempat untuk berkiprah dan mengembangkan diri. KDM adalah

90 Abdullah Wahid, wawancara, di kediaman beliau, 09 November 2020.

43

organisasi terbesar yang ada di Pesantren Hidayatullah pada saat itu,

sehingga Abdullah Wahid tertarik untuk bergabung dengan organisasi

tersebut. Pada kegiatan organisasi KDM, Abdullah Wahid adalah tipe

aktifis yang aktif dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan

organisasi tersebut. Mulai dari ikut kegiatn-kegiatan sosial yang mana

kegiatan itu sekaligus dalam rangkah menyebarkan pemahaman Islam

sesuai dengan tujuan organisasi tersebut.91

Abdullah Wahid adalah orang yang gemar dalam bertani dan

beternak, karena selain sudah menjadi hobinya ini juga disebabkan

karena sebelum masuk ke Pesantren Hidayatullah ia belajar di Pesantren

Pertanian Maros di Sulawesi Selatan sehingga kegemaran Abdullah

Wahid dalam bertani dan beternak bertambah. Di Pesantren Hidayatullah

ini Abdullah Wahid mengambil jurusan Da’i sehingga ini juga salah satu

alasan Abdullah Wahid tertarik bergabung dengan organisasi KDM

karena sejalan dengan jurusan yang ia ambil.92

Di Pesantren Hidayatullah

ini ia lebih fokus ke bagian Da’i yang langsung dengan amaliah nyata

atau biasa disebut dakwah bil-hal. Dakwah bil-hal berarti menyampaikan

ajaran Islam dengan amaliah nyata (Mas’udi 1987, 2) dan bukan

tandingan dakwah bil-lisan tetapi saling melengkapi antara keduanya.93

Karena di Pesantren Hidayatullah ini hampir semua kegiatan diisi

oleh santri-santri yang bergabung di dalam organisasi KDM termasuk

juga Abdullah Wahid. Dalam mengisi kegiatan bertani dan beternak

Abdullah Wahid sangat antusias untuk ikut membantu karena selain hobi

ini juga sesuai jurusan yang ia ambil sehingga selain bertanam ia juga

sambil menyampaikan atau berdakwah tentang Islam kepada santri-santri

atau pun warga-warga yang ikut bertani dan beternak, inilah yang disebut

dakwah bil-hal. Karena berdakwah tidak selalu dalam keadaan formal,

dalam bertani beternak kita juga bisa menyampaikan dakwah.

91 Abdullah Wahid, wawancara, di kediaman beliau, 09 November 2020. 92 Muflilarahmat (Istrinya), wawancara, di kediaman beliau, 09 November 2020. 93

Akhmad Sagir, Dakwah Bil-Hal: Prospek dan Tantangan Da‟I, Jurnal Ilmu Dakwah

Vol. 14 No. 27, Januari-Juni 2015.

44

Allah Swt selalu memberikan jalan yang terbaik untuk hambanya

lebih mengenalnya, inilah yang tergambar dari perjalanan Abdullah

Wahid ini. Walaupun Abdullah Wahid berasal dari lingkungan yang

banyak memegang keyakinan animisme atau dengan kata lain lingkungan

yang minoritas Islam bahkan untuk belajar tentang Islam pun sangat

susah bahkan bisa dibilang tidak ada tempat untuk lebih mendalam dalam

belajar tentang Islam di lingkungannya tersebut. Tetapi dengan izin Allah

Swt yang mengirimkan abangnya untuk membimbing nya belajar dan

memperdalam tentang Islam sehingga Abdullah Wahid bisa lebih banyak

mengerti tentang Islam. Berkat abangnya yang selalu menyekolahkan

Abdullah Wahid di tempat yang Islami dan juga memberikan didikan

yang Islami pula sehingga Abdullah Wahid bisa belajar tentang Islam

bahkan sekarang dia yang mengajarkan tentang Islam kepada orang

lain.94

Lagi-lagi dengan proses Abdullah Wahid menuntut ilmu tentang

Islam ini penulis harap kita dapat mengambil hikmah atau pun pelajaran

dari sini, bahwasanya Allah tidak akan mempersulit hambanya untuk

lebih dekat kepadanya, apapun dan bagaimanapun keadaan kita, Allah

pasti membukakan jalan untuk hambahnya yang mau mendekatkan diri

kepadanya yaitu Allah Swt.

c. Kehidupan Sosio-Historis

Abdullah Wahid hidup dalam lingkungan yang sangat kental dengan

budaya animisme, karena keluarga dari orang tuanya itu masih menganut

paham animisme karena mayoritas yang ada di Toraja pada saat itu. Dari 4

bersaudara ayah dan kakak dari ayah Abdullah Wahid masuk Islam dan 2

adiknya masih dalam kepercayaan animisme, tetapi walaupun berbeda

keyakinan, mereka tetap saling menghargai sehingga belum pernah ada

perselisihan akibat beda kepercayaan sampai sekarang. Karena di lingkungan

yang minorits Islam Abdullah Wahid sangat susah untuk mendapatkan

94 Abdullah Wahid, wawancara, di kediaman beliau, 09 November 2020.

45

pelajaran Islam. Untung saja Abdullah Wahid mempunyai abang yang sangat

peduli dengannya sehingga abangnyalah yang mengenalkan Abdullah wahid

tentang Islam mulai dari memberikan didikan Islam sampai menyekolahkan

Abdullah Wahid di sekolah-sekolah Islam sehingga Abdullah Wahid lebih tau

tentang Islam.

Abang Abdullah Wahid ini bernama Muhallim yaitu saudara tertua dari

Abdullah Wahid sehingga ia lebih dulu mengenal dunia pendidikan. Muhallin

ini sangat perduli terhadap saudaranya tak terkecuali Abdullah Wahid,

sehingga Muhallin ini memutuskan untuk membawa Abdullah Wahid tinggal

bersamanya dan juga akan menyekolahkannya. Kehidupan Abdullah Wahid

pun mulai berubah karena yang tadinya sangat susah mendapatkan pendidikan

Islam sekarang dididik dengan ajaran-ajaran Islam.

Kehidupan Abdullah Wahid waktu mencari ilmu di tingkat yang setara

dengan SMA yaitu di Pesantren Pertanian Maros Sulawesi Selatan sudah mulai

tidak tinggal di rumah tetapi ia tinggal di asrama yang disediakan di Pesantren

Pertanian tersebut. Di dalam asrama tersebut Abdullah Wahid berada dalam

lingkungan yang sangat Islami sehingga semua yang dialakukan berdasarkan

panduan Islam. Kondisi sosial ini juga yang memberikan pengaruh terhadap

perkembangan pemikirannya.

Setelah lulus dari Pesantren Pertanian Maros Abdullah Wahid

melanjutkan pendidikannya di sekolah non formal yaitu di Pesantren

Hidayatullah Balikpapan. Masa-masa di pesantren ini merupakan masa yang

sangat berpengaruh dalam kehidupan pribadi Abdullah Wahid, terutama bagi

pembentukan dirinya sebagai seorang intelektual. Kalau di Pesantren Pertanian

Maros Sulawesi Selatan merupakan tempat dimana Abdullah Wahid

memperoleh dasar pemahaman mengenai ke Islaman berkembang.95

Kondisi Pesantren Hidayatullah yang dihuni oleh orang-orang hebat

rupanya mengesankan Abdullah Wahid. Sebab itulah yang menyebabkan

Abdullah Wahid makin tertarik untuk menambah pengetahuannya tentang

Islam, sehingga ia sangat tekun dan ulet dalam belajar. Abdullah Wahid sangat

95 Muflilarahmat (Istrinya), wawancara, di kediaman beliau, 09 November 2020.

46

senang dalam bertani dan beternak sehingga kegiatan- kegiatan yang ada

tersebut ia sangat antusias untuk ikut berkecimpung didalamnya. Karena

kegiatan-kegiatan yang ada di Pesantren Hidayatullah tersebut sering diisi oleh

santri-santri yang berada dalam organisasi KDM (Kuliah Da’i Mandiri)

termasuk juga pertanian dan peternakan, sehingga Abdullah Wahid pun

bergabung dengan organisasi tersebut.

Setelah bergabung dalam KDM Abdullah Wahid lumayan aktif dalam

kegiatan-kegiatan yang diadakan KDM tersebut, selain menambah wawasan

Abdullah Wahid juga bisa menyalurkan hobinya dalam bertani dan beternak.

Seiring berjalannya waktu Abdullah Wahid ditunjuk menjadi unit amal usaha

yang ada didalam Pesantren Hidayatullah tersebut. Dari sinilah Abdullah wahid

mulai aktif dalam membantu mengembangkan Pesantren Hidayatullah.

Pada tahun 1992 setelah Abdullah Wahid lulus dari Pesantren

Hidayatullah ia ikut membantu mengembangkan dan membangun Pesantren

Hidayatullah di seluruh Indonesia. Karena pada saat itu para santri diutus untuk

menyebar ke seluruh Indonesia untuk membangun Pesantren Hidayatullah.

Pada saat itu Abdullah Wahid diutus di Sumatera Selatan Palembang untuk

membangun Pesantren Hidayatullah. Selang waktu 2 tahun tepatnya, Abdullah

Wahid di pindahkan ke Jambi tepatnya di Sengeti daerah Kabupaten Muaro

Jambi. Pada saat itu Abdullah Wahid terus berbaur dengan msyarakat, sehingga

pada waktu itu ada orang yang wakaf tanah, tepatnya di Km. 26 Desa Bukit

Baling Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. Dengan tanah wakaf

itulah Abdullah Wahid mulai membangun Pesantren Hidayatullah, tetapi di

daerah tanah yang diwakaf kan tersebut Pesantren Hidayatullah tidak bertahan

lama karena kondisi yang sering banjir dan juga bakal ada penggusuran karena

adanya pembangunan kantor di daerah tersebut.96

Abdullah Wahid pun kembali mencari siapa yang mau mewakafkan

tanah nya sehingga pada akhirnya Abdullah Wahid pun kembali mendapatkan

orang yang mau mewakafkan tanahnya untuk pembangunan Pesantren

Hidayatullah. Lokasi yang Abdullah Wahid dapatkan pada saat itu tidak jauh

96 Abdullah Wahid, wawancara, di kediaman beliau, 09 November 2020.

47

dari lokasi awal pesantren tersebut yaitu masih di Desa yang sama yaitu Desa

Bukit Baling Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi dan posisi tanah

pada saat itu lebih ke dataran tinggi sehingga jauh dari kemungkinan banjir

seperti tempat sebelumnya. Dengan dibantu oleh donator-donatur yang

menyumbang dana sehingga dikit demi sedikit Pesantren Hidayatullah pun

mulai dibangun. Pada saat pembangunan berjalan Abullah wahid pun kembali

keliling untuk menjual majalah dan juga promosi Pesantren tersebut, sehingga

sering berjalannya waktu Pesantren sudah dibangun walaupun pada saat itu

hanya 1 atau 2 kelas santri pun mulai mendaftar untuk belajar di Pesantren

Hidayatullah tersebut walaupun hanya beberapa santri. Tetapi seiring

berjalannya waktu dan dibantu oleh warga setempat, guru-guru yang mengajar,

donator-donatur yang menyumbang sehingga Pesantren Hidayatullah mulai

dikenal dan pembangunan mulai berjalan lancar santri-santri pun mulai

berdatangan sampai sekarang yang awalnya hanya beberapa santri menjadi 371

santri yang belajar di Pesantren Hidayatullah ini.

2. Aspek Pemikiran Abdullah Wahid

Latar belakang pemikiran Abdullah Wahid banyak dipengaruhi oleh

kondisi sosial, kondisi lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan

lingkungan dimanana Abdullah Wahid menimba ilmu. Kondisi sosial pada saat

itu sangat kuat pengaruhnya sehingga membentuk suatu karakter dan pola

pemikiran Abdullah Wahid. Pemikiran Abdullah wahid ini juga berkembang

akibat pengaruh sang abang pertama yaitu Muhallim. Kenapa demikian, karena

Abdullah wahid ini sangat minim pengetahuan tentang agama Islam karena

pada saat Abdullah Wahid tinggal bersama orang tuanya di Toraja lingkungan

di sekitar tempat tinggal Abdullah wahid pada saat itu masih banyak yang

berpaham animisme dan juga sangat minim yang beragama Islam. Sehingga

pada saat itu Abdullah Wahid tidak punya tempat untuk belajar agama Islam

ditambah lagi orang tua Abdullah Wahid mu’allaf sehingga orang tuanya juga

tidak bisa mengajarinya tentang Islam.97

97 Abdullah Wahid, wawancara, di kediaman beliau, 09 November 2020.

48

Abdullah Wahid ini mempunyai seorang abang yang bernama Muhallim

yang lebih dulu menimbah atau belajar ilmu terutama ilmu Islam. Sehingga

Muhallim pun memutuskan untuk membawa adiknya yaitu Abdullah Wahid

untuk ikut dan tinggal bersamanya guna untuk memberikan pendidikan atau

mengajarkan Abdullah wahid tentang Islam, karena apabila Abdullah Wahid

masih tinggal dengan orang tuanya dan berada di lingkungan yang minim

pengetahuan Islam akan sulit untuk Abdullah Wahid berkembang dan belajar

terutama tentang Islam. Setelah tinggal bersama abangnya, Abdullah Wahid

pun banyak diajarkan tentang Islam, karena pada saat itu Muhallim menjadi

salah satu pengurus Muhammadiyah sehingga Muhallim tau sedikit banyak

tentang Islam dan itulah yang diajarkannya kepada Abdullah Wahid.

Abdullah Wahid disekolahkan di Madrasah Iftidaiyah di Toraja sehingga

dari situlah pemahaman Abdullah Wahid tentang Islam bertambah. Setelah

lulus Abdullah Wahid pun meneruskan pendidikannya ke MTS Makaleh di

Toraja dan Abdullah Wahid pun kembali mendapatkan pemahaman tentang

Islam. Setelah lulus Abdullah Wahid melanjutkan ke Muhammadiyah Makaleh

Toraja, di sini bisa dikatakan Abdullah Wahid tidak dapat menambah

pemahamannya tentang Islam, karena ia hanya sebatas masa ospek saja, karena

Abdullah Wahid lulus beasiswa di Pesantren Pertanian Maros di Sulawesi

Selatan. Di sinilah perkembangan pemahaman dan pemikiran Abdullah Wahid

banyak bertambah, karena Abdullah Wahid tidak lagi tinggal bersama abang

nya tetapi ia tinggal di asrama yang di sediakan di Pesantren Pertanian Maros

tersebut.

Abdullah Wahid pun memulai kesehariannya tanpa keluarga dan dia juga

di dalam lingkungan yang agamis, sehingga pola pemikiran Abdullah Wahid

banyak berkembang terutama tentang Islam. Karena Abdullah Wahid berada di

lingkungan Pesantren yang mana keseharian di lingkungan tersebut sangat

bergantung pada ajaran Islam, sehingga membuat Abdullah Wahid hampir

selalu belajar Islam mulai dari pagi, siang, sore, sampai malam pun tidak lepas

dari ajaran Islam, itulah yang membuat pemikiran Islam Abdullah Wahid

49

banyak berkembang.98

Karena Pesantren Pertanian Maros ini juga diajarkan

cara bertani sehingga Abdullah Wahid pun menjadi hobi bertani dan diterapkan

olehnya sampai dengan sekarang. Setelah lulus dari Pesantren Pertanian Maros

Abdullah Wahid melanjutkan sekolahnya di sekolah non formal yaitu di

Pesantren Hidayatullah Balikpapan. Di pesantren ini Abdullah Wahid

mengambil jurusan Da’i sehingga ia banyak belajar tentang bagaimana cara

menyebarkan Islam.

Salah satu cara menyebarkan Islam yang di pelajari Abdullah Wahid

adalah dengan cara dakwah bil-hal. Dakwah bil-hal berarti menyampaikan

ajaran Islam dengan amaliah nyata (Mas’udi 1987, 2) dan bukan tandingan

dakwah bil-lisan tetapi saling melengkapi antara keduanya. Maksudnya adalah

kita bisa menyampaikan Islam kapanpun dan dimana pun tidak harus di

tempat-tempat formal, tetapi di tempat-tempat biasa pun kita bisa berdakwah.

Seperti misal lagi kumpul-kumpul lagi bermain lagi bertani dan lain

sebagainya.

Abdullah Wahid mengatakan bahwa di Pesantren Hidayatullah ia merasa

sangat terbuka pikirannya tentang Islam. Banyak belajar tentang turunnya ayat-

ayat Alquran, ilmu Tauhid, bagaimana menjalani kehidupan sehari-hari

berdasarkan ajaran Islam yaitu bergantung pada Alqurqn dan sunnah-sunnah

Nabi Muhammad SAW. Pada tahun 1992 Abdullah Wahid mulai menerapkan

apa yang ia pelajari di Pesantren Hidayatullah, Karena pada saat itu

Hidayatullah melakukan ekspansi besar-besaran yaitu mengutus para santri

untuk menyebar ke seluruh Indonesia untuk menyebarkan Islam dan

membangun Pesantren Hidayatullah. Abdullah Wahid diutus di Sumatra

Selatan Palembang untuk menyebarkan Islam dan membangun Pesantren

Hidayatullah, namun selang waktu 2 tahun Abdullah Wahid pun dipindahkan

ke Jambi tepatnya di desa Sengeti kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro

Jambi. Pada saat itu ia hanya dimodalkan beberapa majalah dan pemahaman

tauhid yang ditanamkan pada saat belajar di Pesantren Hidayatullah, yaitu

“Tuhan di Balikpapan dan di tempat kamu nanti di utus itu sama, jadi apabila

Abdullah Wahid, wawancara, di kediaman beliau, 09 November 2020.

98

50

Pesantren Hidayatullah bisa berdiri di Balikpapan maka pasti juga bisa berdiri

di sana”.99

Dengan bermodalkan beberapa majalah dan ilmu tauhid inilah Abdullah

Wahid dan kawan-kawan mampu membangun Pesanten Hidayatullah. Dengan

menerapkan apa yang diajarkan di Hidayatullah hidup Abdullah Wahid merasa

aman dan tenang, adapun pemahaman yang diajarkan Hidayatullah adalah

menjalankan kehidupan berdasarkan ketentuan dari Alquran dan sunnh-sunnah

Nabi Muhammad Saw.100

Dari sejarah perjalanan hidup Abdullah Wahid di

atas peneliti menyimpulkan bahwa Abdullah Wahid lebih mengenal Islam

setelah di asuh oleh abangnya Muhallim dan diberikan sedikit demi sedikit

pemahaman tentang Islam. Lalu pengetahuan Abdullah wahid juga bertambah

setelah ia bersekolah mulai dari Madrasah, MTS, Pesantren Pertanian, dan

tentunya di Pesantren Hidayatullah.

Beberapa poin-poin penting dari perjalanan Abdullah Wahid yang

peneliti dapat yaitu, selalu berprasangka baik kepada Allah Swt karena Allah

Swt selalu memberikan yang terbik untuk hambahnya. Dan selalu berbuat baik

kepada setiap manusia terutama orang tua dan saudara-saudara. Dengan

keyakinan yang tertanam di dalam diri Abdullah Wahid dia mampu mendirikan

Pesantren Hidayatullah di Desa Bukit Baling Kecamatan Sekernan Kabupaten

muaro Jambi yang berjalan hingga sekarang.

Dalam pemikiran, Abdullah Wahid sangat bergantung pada apa-apa saja

yang ada didalam Alquran dan sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw. Karena

dengan liku-liku perjalanan hidupnya, mulai dari berpisah dengan orang tuanya

sampai tinggal jauh dari keluarganya guna untuk memperdalam ilmu tentang

Islam. Dengan berbagai macam pengalaman dan ilmu yang Abdullah Wahid

dapat sehingga membuat pemikirannya harus selalu bergantung pada Alquran

dan Sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw. Salah satu contoh hal yang

dilakukan Abdullah Wahid yang membuktikan bahwa ia bergantung pada

99 Abdullah Wahid, wawancara, di kediaman beliau, 09 November 2020. 100 Arif Abidin M. Pd (Pimpinan Pesantren), wawancara, di Pesantren Hidayatullah Desa

Bukit Baling, 06 April 2021.

51

Alquran dan Sunnah-sunnah Nabi Muhammad saw adalah dalam bertahan

hidup yaitu selain mengajar ia juga bertani dan berternak. Menurut beliau

bertani dan berternak bukan semata-mata hobi atau peluang untuk

mendapatkan uang tetapi tidak lepas karena panduan di dalam Alquran antara

lain:

Surah Al-Baqarah Ayat 30

واذ قال ربل للمل ي كة اني جاعل ف الارض خليفة قالىا اتجعل فيها من يفسد فيها ويسفل

الدماء ونحن نسبح بحمدك ونقدس لل قال اني اعلم ما لا تعلمىن

30. Dan (ingatlah) ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “aku

hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “apakah

engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan

darah disana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan

nama-Mu?” Dia berfirman, “sungguh aku mengetahui apa yang tidak

kamu ketahui.” Dari ayat inilah sehingga Abdullah Wahid memilih

berternak dan bertani.

Abdullah Wahid mengatakan bahwa tugas kita sebagai khalifah di bumi

ini adalah merawat apa saja yang ada di bumi. Menurut beliau ada 3 pokok

yang paling penting yang harus dirawat untuk keberlangsungan hidup yaitu;

tanaman, hewan, dan air. Dengan bertani kita menyelamatkan tumbuh-

tumbuhan, dengan berternak kita menyelamatkan hewan. Karena jika salah

satu dari air, hewan, dan tumbuhan itu rusak maka rusaklah ekosistem dan

kehidupan di bumi ini. Hidup di dunia ini sudah ada aturan yang harus kita

ikuti yaitu ada di dalam Alquran dan sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw.

Jadi apapun yang ingin kita lakukan kita harus lihat dulu di dalam Alquran dan

sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw supaya hidup kita tidak salah jalan.101

Abdullah wahid dari dulu sejak berada di sini sangat suka bertani,

mungkin ia bertani untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarganya.

Tetapi melihat dari penjelasannya tentang mengapa ia bertani itu bukan hanya

karena hanya ingin menghasilkan uang dan bertahan hidup tetapi ia bertani

101 Abdullah Wahid, wawancara, di kediaman beliau, 09 November 2020.

52

karna ada anjuran dalam Alquran. Menurut saya sangat luar biasa karena

dengan jaman seperti sekarang ini sangat susah untuk berpikiran seperti beliau,

yang lebih mendahulukan Al-Qur’an dan sunnah-sunnah Nabi Muhammad

Saw ketimbang nafsu semata yang hanya ingin bekerja untuk mencari uang dan

uang saja tanpa pernah berpikir apakah yang dilakukan itu boleh atau dilarang

Al-Qur’an.102

Selain jadi panutan setempat untuk urusan agama Abdullah Wahid juga

mengajarkan saya terutama sebagai tetangganya, yang awalnya tidak tertarik

dalam bertani dan berternak dan pada akhirnya memutuskan bertani dan

berternak karena melihat apa yang dilakukan Abdullah Wahid dengan bertani

dan berternak ia tidak lagi terlalu banyak mengeluarkan uang untuk keperluan

di rumah. Bahkan Abdullah Wahid juga sering mendapatkan uang dari hasil

menjual hasil ia bertani dan berternaknya. Itulah yang pada akhirnya membuat

saya mencoba mencontohnya dan alhamdulillah dengan bertani dan berternak

saya tidak perlu lagi mengeluarkan banyak uang untuk keperluan makan di

rumah. Tetapi disini pak saripudin tidak mengetahui bahwa dasar Abdullah

Wahid bertani dan berternak sebenarnya adalah berdasarkan perintah dari

Alquran namun pak Saripudin ini ikut bertani dan beternak karena melihat

hasilnya saja sehingga ini tidak ada hubungan nya dengan agama.103

Inilah

penuturan yang diucapkan bapak Saripudin, mengatakan:

“Pak Abdullah ko dak cuman jadi panutan sayo dalam urusan agama diok

jugo ngajari sayo kek mano bertani dan beternak tu. Dulu sayo dak ado

nian tertarik betani, beternak tu, cuman nengok hasil dari diok betani,

beternak tu dak ado lagi ngeluari duit ko kalo untuk makan di rumah

paling adolah ngeluari dikit. Sudah tu diok kadang dapt gola duit dari

betani dan beternak tu mangkonyo sayo ngikuti diok gola betani, beternak

tu, alhamdulillah kalo untuk makan di rumah adolah dapate.”

“Bapak Abdullah ini bukan cuma jadi panutan untuk saya dalam urusan

agama saja tapi beliau juga mengajarkan saya bagaiman bertani dan

beternak. Awalnya saya tidak tertarik dengan bertani dan beternak tapi

pada saat melihat hasil yang di dapat beliau membuat saya tertarik untuk

bertani dan beternak dan alhamdulillah saya merasakan sendiri hasilnya,

102 Mislan (warga), wawancara, di kediaman beliau, 10 Juli 2021. 103 Saripudin (warga), wawancara, di kediaman Beliau, 10 Juli 2021

53

untuk kebutuhan makan di rumah saya tidak lagi banyak mengeluarkan

uang.”

Tetapi lain hal nya dengan bapak Mislan salah satu warga yang sering

bertemu Abdullah Wahid di masjid pada saat waktu sholat, sehingga mereka

sering berdiskusi atau ngobrol-ngobrol setelah sholat. Dan ternyata bapak

Mislan ini tertarik setelah mendengarkan Abdullah Wahid berkata bahwa

beliau bertani dan beternak itu di dasari Alquran sehingga saya tidak pernah

takut gagal dalam hal tersebut. Bapak Mislan ini pun merasa tertarik karena

selain dari berdasarkan alquran beliau juga sudah melihat dan mengetahui hasil

dari Abdullah Wahid bertani dan beternak. Akan tetapi disini bapak Mislan

hanya menerapkan beternak yaitu memelihara ikan nila karena istri beliau

kebetulan buka catering, jadi dengan beliau beternak ikan nila ini bisa untuk di

masak untuk catering sehingga yang biasanya ikan nila harus beli sekarang

tinggal ambil punya sendiri. Ini semua tidak terlepas dari pengaruh pikiran dari

Abdullah Wahid yang membagikan pengalamannya kepada bapak Mislan.104

Ini penuturan dari bapak Mislan, mengatakan:

“Sayo sering becakap-cakap dengan pak Abdullah Wahid tu setiap sudah

sholat di mesjid, kami jugo kadang tukar-tukar pikiran, mangkonyo

kemaren pas diok bilang kalo diok bertani beternak tu berdasarkan alquran,

tu buat sayo tertarik nak ngikut diok, sayo jugo la nengok kek mano hasil

diok tu kan, jadi yo sayo buatlah kolam ikan nila, karno bini sayo tu bukak

catering, jadi pasti hampir setiap hari kami tu beli ikan nila, jadi dengan

sayo buat kolam nila ko biak besok dak lagi beli ikan nila langsung

ngambek dewekla dikolam.”

“Saya sering ngobrol-ngobrol dengan pak Abdullah Wahid waktu selesai

sholat di masjid, kami juga sering bertukar pikiran, sehingga kemaren waktu

beliau bilang bahwa beliau bertani dan beternak itu berdasarkan alquran,

itulah kenapa saya merasa tertarik untuk mengikuti jejaknya dalam bertani

dan beternak. Ditambah lagi saya sudah melihat sendiri hasilnya. Jadi saya

membuat kolam ikan nila , karena istri saya buka catering , jadi hampir

setiap hari pasti kami beli ikan nila, jadi berkat saya membuat kolam ikan

nila ini, suapaya besok tidak lagi beli ikan nila tinggal ambil saja di kolam.”

104 Mislan (warga), wawancara, di kediaman beliau, 10 Juli 2021.

54

Dalam menjalani kehidupan di dunia ini Abdullah Wahid berpendapat

bahwa kita harus mengikuti sesuai petunjuk yang diberikan yaitu yang ada di

dalam Al-Qur’an dan sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw. Menurutnya

semua yang kita inginkan atau kita lakukan baik dan buruknya, bagaimana kita

harus melakukannya itu semua sudah ada di dalam Al-Qur’an dan sunnah-

sunnah Nabi Muhammad Saw. Dalam belajar Islam banyak sekali tempat

untuk belajar, tentulah banyak perbedaan-perbedaan pendapat tentang

pemikiran Islam tetapi kitalah yang harus memilih mana yang sebenarnya

benar, baik dan sesuai dengan petunjuk yaitu Al-Qur’an dan sunnah-sunnah

Nabi Muhammad Saw. Dalam hal ini Abdullah Wahid lebih memilih

Hidayatullah karena menurutnya Hidayatullah punya Manhaj tersendiri dan

juga hal-hal yang diajarkan di Hidayatullah tidak keluar dari ketentuan Allah

Swt. Abdullah Wahid memilih yang terbaik menurut dia yaitu Hidayatullah.

Di Hidayatullah ada yang namanya kerangka ber Islam yaitu bagaimana

urutan-urutan ayat Alquran turun sehingga nantinya lebih mudah untuk kita

memahami tentang Alquran. jika kita analogikan ibarat jika kita kedokter kita

pasti dikasih resep obat dari kapan kita makannya hingga berapa yang harus

kita makan agar kita bisa sembuh. Jika kita makan obat semau kita kapan mau

makan dan seberapa banyak kita mau makan maka kemungkinan kita tidak

akan sembuh bisa-bisa kita malah menjadi lebih sakit lagi. Jika di dalam resep

itu kita di anjurkan makan 2 ya kita makan 2 jangan kita kurangin ataupun kita

lebihkan karena jika kita mau sembuh kita harus ikut resep yang di kasih

dokter tersebut. Seperti itulah dalam Islam jika yang di ajarkan di dalam

Alquran sholat 5 waktu sehari yang kita kurangi atau pun kita tambah dengan

harapan supaya banyak pahala begitu juga masalah-masalah yang lain jangan

kita kurangi maupun kita tambah-tambah walaupun dengan alasan apapun,

karena apa yang ditetapkan Allah di dalam Alquran itulah yang terbaik untuk

kita, jadi kita cuma harus mengitkuti ketentuan yang ada didalam Alquran

tanpa menambah maupun mengurangi.105

105 Abdullah Wahid, wawancara, di kediaman beliau, 09 November 2020.

55

Saya sangat sependapat dengan Abdullah Wahid apapun itu kita harus

mengikuti Alquran dan sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw, dimana pun kita

belajar yang penting yang kita pelajari tidak melenceng dari ajaran Alquran.106

Menurut bapak Muslim selaku tetangga bapak Abdullah Wahid ia berpendapat,

setuju dengan apa yang di katakan bapak Abdullah Wahid tentang kita harus

mengikuti ajaran Alquran dan Sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw tetapi

menurut saya kenapa Abdullah Wahid mengatakan Hidayatullah karena ia

banyak mendapat pelajaran dan dari Hidayatullah pula ia belajar bahwa kita

harus mengikuti Alquran dan Sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw, menurut

saya itu hanya karena sekarang ia bekerja di Pesantren hidayatullah saja itulah

penyebab kenapa ia berani berbicara seperti itu.107

Seperti penuturan yang di

sampaikan bapak Muslim, mengatakan:

“Sayo setujula apo yang dikatokan pak Abdullah tu tentang kito harus

ngikuti ajaran Alquran dan Sunnah-sunnah nabi tu, tapi kalo kato sayo

ngapo diok nyebut Hidayatullah kareno diok belajar di situ jadi diok

pastilah ikut situ apolagi diok kerjo disitu mangkonyo diok berani nyebut

Hidayatullah tu.”

“saya setuju dengan apa yang di katakan bapak Abdullah tentang kita harus

mengikuti ajaran dari Alquran dan Sunnah-sunnah Nabi, tetapi menurut saya

kenapa beliau menyebut Hidayatullah itu karena dia belajar dan bekerja di

Hidayatullah sehingga beliau berani berkata Hidayatullah.”

Dari aspek pemikiran Abdullah Wahid di atas yang sangat

mengutamakan Alquran dan Sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw baik di

bidang bekerja maupun yang lainnya, ini yang selalu sering kita abaikan,

bahwa sebenarnya kita hidup di dunia ini ada aturan-aturan yang harus kita

ikuti yaitu Alquran dan Sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw. Tujuannya

yaitu agar hidup kita tidak salah dalam melangkah, karena semua yang kita

butuhkan sudah ada di dalam Alquran dan Sunnah-sunnah Nabi Muhammad

Saw. Sehingga dari itu tidak perlu lagi kita menambah-nambah Sunnah-sunnah

atau ajaran-ajaran yang lain lagi cukup yang sudah ada saja.

3. Pengaruh pemikiran Ulama Abdullah Wahid Terhadap Kehidupan

Masyarakat

Abdullah Wahid dikenal karena kesederhanaannya, keunikannya, yang

tidak semua orang memilikinya. Dalam memahami pemikiran Abdullah Wahid

106 Herdiyanto (warga), wawancara, di kediaman beliau, 12 Juli 2021. 107 Muslim (warga), wawancara, di kediaman beliau, 12 Juli 2021.

56

haruslah secara utuh, karena melihat kondisi pada saat itu pada saat Abdullah

Wahid datang ke Desa Bukit Baling dari Balikpapan. Kondisi budaya maupun

kultur pada saat itu masih kental dalam urusan keagamaan, bisa dibilang masih

sangat kolot dalam pemikirannya. Karena kurang nya atau sedikitnya akses

untuk belajar atau memperdalam ilmu agamanya, oleh karena itu Abdullah

Wahid ingin sedikit membantu akses untuk memperdalam ilmu agama

masyarakat Desa Bukit Baling salah satunya dengan mendirikan Pesantren.

Pemikiran Abdullah Wahid yang ia dapat dari Pesantren Hidayatullah

Balikpapan ingin ia ajarkan kepada masyarakat Desa Bukit Baling guna untuk

membantu para masyarakat untuk lebih mengenal Islam.

Jika kita berbicara tentang pengaruh seseorang maka itu tidak lepas dari

peran apa saja yang dilakukan seorang tersebut. Tentu dalam hal ini peran yang

dilakukan Abdullah Wahid terhadap masyarakat Desa Bukit Baling sangat

banyak pengaruhnya, terutama terhadap pendidikan Islam, yang mana pada

awal ia datang ke Desa Bukit Baling ini akses untuk belajar agama Islam atau

sekolah-sekolah untuk memperdalam tentang Islam sangat minim sekali,

sehingga dengan kehadirannya yang mampu membangun Pesantren

Hidayatullah di Desa Bukit Baling ini membuat masyarakat bisa mendapat

tempat untuk memperdalam atau belajar tentang Islam.

Menurut Ketua Lembaga Adat di Desa Bukit Baling tersebut yaitu Bapak

Syahfril Ahayus mengatakan bahwa dulu di sini hanya mengajar anak-anak

mengaji setelah itu sudah selesai, untuk mengajar yang lain nya tidak ada

sehingga dulu masyarakat hanya bisa mengaji tanpa tau lebih dalam tentang

Islam. Semenjak Abdullah Wahid datang di Desa Bukit Baling dan setelah

berdirinya Pesantren Hidayatullah, maka banyak masyarakat yang bisa lebih

banyak belajar tentang Islam dan tidak hanya mengaji saja. Sehingga para

orang-orang tua masyarakat Desa Bukit Baling memasukkan anak nya untuk

belajar agama Islam di Pesantren Hidayatullah.108

Begitulah penuturan yang

disampaikannya, mengataka:

108

Syahfril Ahayus (Ketua Lembaga Adat), wawancara, di kediaman beliau, 10 Mei

2021.

57

“Dulu di siko ko cuman adoe ngajar-ngajar ngaji be udah ngaji selesai

balek dak ado yang ngajar-ngajar yang lain tu, mangkonyo dulu tu orang

cuman biso ngaji be kalo yang lain tentang Islam ko dk tau. Cuman

semenjak pak Abdullah Wahid ko datang trus dirikan Pesantren

Hidayatullah tu barulah ado tempat belajar lebih lagi tentang Islam ko,

mangkonyo kami selaku orang tuo ko senang ado pesantren ko mangkonyo

anak-anak kami tu kami masuk i lah belajar ke situ.”

“Dulu disini hanya ada mengajar mengaji saja selepas mengaji langsung

pulang tidak ada yang mengajarkan yang lain tentang Islam, sehingga dulu

orang hanya bisa mengaji tanpa tau tentang Islam yang lain. Tetapi

semenjak bapak Abdullah Wahid datang dan mendirikan Pesantren

Hidayatullah barulah ada tempat untuk belajar tentang Islam lebih jauh lagi.

Sehingga kami selaku orang tua sangat senang dengan adanya pesantren ini

dan kami pun memasukkan anak-anak kami untuk belajar di pesantren

tersebut.”

Dengan berdirinya Pesantren Hidayatullah sudah menjadi hal yang

sangat luar biasa, karena tidak mudah mendirikan pesantren di tempat yang

sangat minim pengetahuan tentang Islam, selain itu juga Abdullah Wahid ini

mendirikan Pesantren di Desa yang mana ia sama sekali tidak pernah

sebelumnya tinggal di Desa tersebut.109

Sehingga dengan berdiri nya Pesantren

Hidayatullah di Desa Bukit Baling dan yang mendirikan nya bisa dikatakana

orang asing sudah sangat luar biasa, apa lagi Abdullah Wahid mendirikan

Pesantren dari nol. Para warga Desa Bukit Baling sangat menghargai dan

menghormati Bapak Abdullah Wahid karena dengan kedatangannya kami dan

anak-anak kami bahkan semua warga Desa Bukit Baling ini bisa lebih tau dan

lebih mengenal Islam.110

Pengaruh Abdullah Wahid juga terlihat pada saat

bulan Ramadhan, di saat beliau sholat di masjid luar kawasan pesantren pasti

beliau selalu di persilahkan atau di tawarkan untuk kultum atau ceramah,

disinilah terlihat beliau sangat dihormati karna yang telah dilakukannya.111

Begitulah penuturan dari bapak Syahfril Ahayus, mengatakan:

109 Mislan (warga), wawancara, di kediaman beliau, 10 Juli 2021. 110 Jadawi (warga), wawancara, di kediaman beliau, 11 Juli 2021. 111

Syahfril Ahayus (Ketua Lembaga Adat), wawancara, di kediaman beliau, 10 Mei

2021.

58

“Abdullah Wahid ko sangat kami hormati di siko ko, mangkonyo kalo diok

sholat terawe di siko apo di masjid luar pesantren tu, pastiulah kami suruh

diok kultum karno kami jugo tau banyak ilmu yang ado di diok tu.”

“Abdullah Wahid ini sangat kami hormati disini, sehingga jika beliau sholat

teraweh di sini atau di masjid-masjid lain di luar pesantren, pasti kami

tawarkan beliau untuk kultum karena kami juga tau bahwa beliau

mempunyai ilmu yang banayak.”

Terlepas dari peran Abdullah Wahid yang menyebarkan agama Islam,

menurut Rahmanto Wibiwo, Sp. Abdullah Wahid juga berperan penting dalam

hal membantu warga, apabila warga ingin menyembelih sapi, kambing, kerbau,

dan yang lainnya untuk akikah ataupun berkurban di hari Idul Adha dan yang

menyembelih hewan tersebut adalah Abdullah Wahid. Sehingga hampir setiap

warga Desa Bukit Baling yang ingin menyembelih hewan pasti menghubungin

Abdullah Wahid.112

Begitulah penuturan bapak Rahmanto Wibowo,

mengatakan:

“Abdullah Wahid jugo banyak jasonyo dalam membantu warga, kalo

misalnyo ado wargo nak ngesot sapi, kambing, kerbo, apo yang lainnyo

untuk akekah apo bekurban pas hari rayo idul adha pak Abdullah ko la

yang disuruh ngesote. Makonyo hampir galoe warga siko kalo nak ngesot

hewan tu di suruh pak Abdullah tu

“Abdullah Wahid juga banyak berperan penting dalam membantu warga,

apabila ada warga yang ingin menyembelih sapi, kambing, kerbau, dan yang

lainnya untuk acara akikah atau pada saat idul adha Abdullah Wahid inilah

yang disuruh untuk menyembelih hewan tersebut. Sehingga hampir semua

warga di sini apabila ingin menyembelih heawan pasti memanggil bapak

Abdullah Wahid ini.

Menurut M. Dedy Safe’i selaku warga yang sudah lama tinggal di desa

Bukit Baling bahkan sebelum berdirinya Pesantren Hidayatullah tersebut ia

112 Rahmanto Wibowo (warga), wawancara, di kediaman beliau, 20 Juli 2021.

59

sudah berada di desa tersebut. Dan kebetulan pula rumah M. Dedy Safe’i ini

dekat dengan lokasi pembangunan Pesantren Hidayatullah dan juga beliau

sangat akrab dengan bapak Abdullah Wahid ini, sehingga ia sangat tau

bagaimana proses berdirinya Pesantren Hidayatullah tersebut, menurutnya

Abdullah Wahid ini sangat berjiwa pejuang, karena dari awal ia ke desa ini

tujuannya yaitu ingin membangun Pesantren agar para warga desa Bukit Baling

ini bisa belajar agama dengan baik. Walaupun begitu tidak mudah bagi

Abdullah Wahid untuk bisa mendirikan Pesantren Hidayatullah sampai seperti

sekarang ini. Banyak sekali perjuangan yang dilakukannya mulai dari mencari

lokasi tanah yang mau di sumbangankan sampai dengan mengajak orang untuk

bergabung dan belajar di Pesantren Hidayatullah ini. Dan saya tau betul itu

sangat mudah karena Abdullah Wahid tidak membawa modal yang banyak.113

Dari beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa memang

pengaruh kedatangan Abdullah Wahid ini sangat besar di desa Bukit Baling ini,

itu terlihat dari penjelasan-penjelasan yang di sampaikan beberapa warga

setempat. Dari hanya bisa mengaji dengan kedatangan beliau warga jadi lebih

mengetahui tentang Islam lebih jauh lagi tidak hanya sebatas mengaji saja.

Pengaruhnya lain lain juga terlihat ketika beliau pasti selalu di persilahkan

untuk kultum jika beliau sholat terawe di masjid-masjid luar kawasan

pesantren. Dan yang terakhir beliau juga sangat berpengaruh dalam hal

penyembelihan hewan-hewan qurban, akikah atau yang lainnya karena beliau

la yang bakal di mintai untuk menyembelih hewan-hewan tersebut. Jadi dapat

disimpulkan bahwa Abdullah Wahid ini memang berpengaruh.

Dengan berdirinya Pesantren Hidayatullah sudah sangat membantu dan

sangat berpengaruh besar terhadap Desa bukit Baling, kami semua juga tidak

susah lagi untuk mencari dan menyekolahkan anak-anak kami untuk belajar

agama Islam, ini semua jelas berkat Abdullah Wahid yang berjuang untuk

mendirikan Pesantren Hidayatullah ini, dan kami semua sudah menganggap

113 M. Dedy Safe’i (warga), wawancara, di kediaman beliau, 10 Juli 2021.

60

Abdullah Wahid ini sebagai guru kami dan juga orang yang sangat berperan

penting di Desa Bukit Baling ini.114

Abdullah Wahid ini sangat banyak memberikan penulis pelajaran, mulai

dari perjuangannya menyebarkan Islam dengan cara membangun pesantren,

sampai dengan ilmu tauhidnya yang begitu luar biasa. Dan juga ke

istiqomahannya untuk tetap berpegang teguh dengan Alquran dan Sunnah-

sunnah Nabi Muhammad Saw yang mana ini terkadang kita lupakan dan juga

bagaimana beliau mencari nafkah berdasarkan ajaran tersebut yang

diterapkannya sesuai Alquran dan Sunnah sehingga apa yang beliau lakukan

tidak keluar dari ajaran Islam sesungguhnya.

114 Aripin (kadus), wawancara, di kediaman beliau, 23 Juli 2021.

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab

sebelumnya mengenai Biografi dan Pemikiran Ulama Abdullah Wahid, maka

penulis dapat menarik kesimpulan sesuai dengan permasalahan yang diajukan,

yakni sebagai berikut:

1. Abdullah Wahid merupakan tokoh Jambi yang berasal dari Enrekang

Toraja. Beliau lahir tanggal 10 Oktober 1967 ia ke Jambi tahun 1994 dan

menetap di Jambi sampai sekarang tepat nya di Desa Bukit Baling

Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi, Jambi. Abdullah Wahid

mempunyai istri bernama Muflilarahmat yang lahir di Jakarta 1966, beliau

juga mempunyai 3 orang anak yaitu: Miftahus Sa’adah, Diyah Ul

Mutmainnah, dan Miratul Hafifah. Beliau sekarang tinggal di Km. 26 Desa

Bukit Baling Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.

Sekolah Pertama Abdullah Wahid di Madrasah Ibtidaiyah di Toraja dan

melanjutkan ke MTS Makaleh Toraja dan lanjut ke Muhammadiyah

Makaleh Toraja. Abdullah Wahid juga pernah belajar di Pesantren Maros

Sulawesi Selatan setelah itu barulah beliau lanjut ke sekolah non formal di

Pesantren Hidayatullah di Balik Papan.

Setelah Abdullah Wahid lulus dari Pesantren Hidayatullah Balik Papan

tepatnya tahun 1992 Abdullah Wahid di utus ke Sumatra Selatan

Palembang. Selang waktu 2 tahun tepatnya tahun 1994 beliau pun di

pindahkan ke Jambi tepatnya di Muarao Jambi sekitar Desa Sengeti. Seiring

berjalannya waktu Abdullah Wahid pun mendapatkan wakaf atau infaq tana

yang berlokasi di Km. 26 Desa Bukit Baling Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi dan di bangunlah Pesantren Hidayatullah sampai

sekitar tahun 1995 tepatnya dan pesntren tersebut pun mulai beroperasi

walaupun dengan santri yang minim.

61

2. Dalam pemikiran Abdullah Wahid sangat bergantung pada Alquran dan

sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw, sehingga apa-apapun yang beliau

kerja kan harus sesuai dengan Alquran dan sunnah-sunnah tersebut. Dalam

hal bertahan hidup selain mengajar beliau juga bertani dan beternak tentu

saja beliau melakukan itu berdasarkan apa yang ada di Alquran yaitu di

surah A-Baqarah ayat 30 yang mana menurut beliau di situ menjelaskan

tugas kita sebagai khalifah di bumi ini merawat apa saja yang ada di bumi

yaitu ada tiga pokok paling penting yang harus dirawat untuk

keberlangsungan hidup yaitu: tanaman, hewan, dan air inilah pokok dasar

sehingga beliau memilih untuk bertani dan beternak karena itu semua tidak

terlepas dari perintah di Alquran. Mengenai ibadah beliau juga mengatakan

kita harus kembali melihat kepada ajaran Islam sesungguhnya yaitu Alquran

dan Sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw sehingga kelak di akhirat amalan

kita di terima Allah Swt.

3. Pengaruh Abdullah Wahid di kehidupan masyarakat tentu sangat banyak

dan sangat membantu terutama dengan berhasilnya beliau mendirikan

Pesantren Hidayatullah ini sudah bisa membantu untuk masyarakat belajar

lebih dalam lagi tentang agama Islam, karena sebelum adanya pesantren ini

para masyarakat belajar Islam hanya sebatas mengaji saja. Dalam hal yang

lain beliau juga sebagai penyembelih hewan seperti kambing, kerbau dan

yang lainnya apabila ada acara akekah, sedekah, dan pada saat Idul Adha.

Beliau yang selalu di cari atau dimintakan tolong untung menyembelih

hewan tersebut.

Pengaruh beliau di masyarakat juga terlihat pada saat di bulan Ramadhan

saat sholat terawe dan beliau sholat di masjid diluar Pesantren Hidayatullah,

beliau pasti di persilahkan untuk memberikan sedikit kultum guna untuk

membagikan sedikit ilmu untuk masyarakat setempat.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang Biografi dan Pemikiran Ulama

Abdullah Wahid, maka saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai

berikut:

62

1. Kepada para pembaca khususnya mahasiswa Sejarah Peradaban Islam,

penelitian tentang biografi tokoh Jambi merupakan studi penting dalam

cabang ilmu Sejarah Peradaban Islam. Tokoh memiliki nilai penting dalam

sejarah sehingga ia tidak boleh dilupakan. Dengan mengetahui biografi dan

peran tokoh, maka pembaca dapat memetik hikmah dari kejadian dimasa lalu

dan meneladani sifat yang dimiliki tokoh tersebut untuk kemudian

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan adanya penelitian ini seharusnya kita dapat mengambil sebuah

pelajaran atau bekal yang kelak setelah kita selesai penelitian bisa kita

terapkan di kehidupan kita, sehingga apa yang kita teliti tidak sia-sia. Disini

penulis ingin berbagi sedikit hal yang bisa kita terapkan sehingga nanti nya

bisa berguna untuk kehidupan kita kedepan yaitu dengan bertani atau

beternak. Disini peneliti sudah mulai melakukan sedikit dari banyak sekali

pelajaran dari penelitian ini yaitu dengan beternak ikan nila, harapan saya

kepada pembaca bisa menerapkannya juga.

2. Kepada masyarakat khususnya di Desa Bukit Baling Kecamatan sekernan

Kabupaten Muaro Jambi, penulis berharap agar selalu mengenal sosok

Abdullah Wahid. Nilai-nilai perjuangan dan keteladanan dari Abdullah Wahid

dapat menjadi panutan bagi masyarakat. Maka dari itu penulis berharap agar

masyarakat tidak melupakan tokoh pejuang di tempatnya.

C. Kata Penutup

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya berupa kesehatan, kekuatan dan kesabaran sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Biografi dan Pemikiran Ulama

Abdullah Wahid. Dalam skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan

dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, dengan kerendahan hati penulis

mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun

untuk perbaikan skripsi ini kedepannya.

Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya

kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga

menjadi salah satu jalan kebaikan yang mendatangkan ridha dan pahala dari Allah

63

SWT. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Aaamiin Yaa Rabbal „Aalamiin.

64

DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Karya Ilmiah:

Abdurrahman, Dudung, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, Yogyakarta:

Penerbit Ombak, 2011

Asiah, Nur Rasyidin, KH. Muh. Harisah Abduh Shafa (Studi Historis Tentang

Perannya Terhadap Perkembangan Pondok Pesantren An Nahdlah

Makassar), Skripsi UIN Alauddin Makassar Tahun 2014.

Azra, Azyumardi , Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara

Abad XVII dan XVIII, Bandung : Mizan, 1995

Davis, Keith dan W.Newstrom, John, Perilaku dalam Organisasi, Jakarta:

Erlangga, 1985

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa

Edisi Keempat, Jakarta :PT Gramedia Pustaka Utama

Dian, Eka Oktaviani, Biografi Ahmad Tohari Kiprah dan Prestasi Sastrawan

Banyumas Tahun 1970-2015, Thesis UMP Jawa Tengah Tahun 2016

Eksan, Moch, Kia Kelama: Biografi K.H Muchith Muzadi, Yogyakarta: Lkis,

2000

Endaswara, Suwardi, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan, Yogyakarta :

Pustaka Widyatama, 2006

Fahmi, Irham, Manajemen Kepemimpinan Teori & Aplikasi, Bandung: Alfabeta,

2017

Faisal, Sanapiah, Format-format Penelitian Sosial, Jakarta : Raja Grafindo

Persada, 2007

Fu’ad, Zulfikar, Menulis Biografi, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2008

Fuchan, Arif dan Maimun, Agus, Studi Tokoh Metode Penelitian Mengenai

Tokoh, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005

Hastati, Erna, Upaya KH. Muhammad Hafiz dalam Pengembangan Islam di

Pondok Pesantren Al-muhajirin Simpang Terusan, Skripsi IAIN STS

Jambi Tahun 2004Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, Bandung:

Pustaka Setia, 2014

Harahap, Syahrin, Metodologi Studi Tokoh & Penulisan Biografi, Jakarta:

PRENADA, 2011

Hermanto, Ahmad Wahib ( Biografi dan Pemikirannya ), Skripsi UIN SUNAN

AMPEL Surabaya Tahun 2018

65

Hugiono, Pengantar Ilmu Sejarah, Jakarta : Rineka Cipta, 1992

Khodijah, Siti, Peran KH. Abdullah Syathori dalam Pengemirebon Tahun 1953-

1970 M, Skripsi IAIN Syekh Nurjati Cirebon Tahun 2016.

Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogya, 2003

Kurnia, Tanti Wati, Pergolakan Pemikiran Keagamaan Ahmad Wahib, Skripsi

IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2003.Rifai, Mohammad, Wahid

Hasyim ( Biografi Singkat 1914-1953 ), E-Book, Jogjakarta : Garasi,

2014

M. Soleh, Ellisa, Biografi dan Peran Aktivitas Kh. Bahaudin Mudhary di Sumenep

Jawa Timur Tahun 1950-1979, Skripsi UIN SUNAN KALIJAGA

Yogyakarta Tahun 2017

Miftahurrahmat, Sejarah KH. Shirojuddin H. Muhammad Terhadap Pendidikan

Islam Di Pondok Pesantren Al-Jauharein Kelurahan Tanjung Johor

Kecamatan Pelayangan Seberang Kota Jambi, Skripsi UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi Tahun 2018

Muhammad Arif, Pengantar Kajian Sejarah, Bandung: Yrama Widya, 2011

Poerwodarwinto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997

Rivai, Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2003

Sagir, Akhmad, Dakwah Bil-Hal: Prospek dan Tantangan Da‟I, Jurnal Ilmu

Dakwah Vol. 14 No. 27, Januari-Juni 2015.

Salim, Peter dan Salim, Yenny, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta:

Modern English Press, Edisi Kedua 1995

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung : Alfabeta,2007

Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, Bandung : Pustaka Setia, 2014

Surayin, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Bandung: Yrama Widia, 2001

Suwatno, Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi Publik dan Bisnis,

Jakarta: Bumi Aksara, 2019

Usman, Husein, Metode Penelitian Sosial, Jakarta : Bumi Aksara, 1996

W.Pranoto, Suhartono, Teori & Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Graha Ilmu,

2014

Wasino, Endah Sri Hartatik, Metode Penelitian Sejarah: Dari Riset Hingga

Penulisan, Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama, 2018

Yuliani, Tri, K.H. Muhammad Ali Wahab ( Studi Biografi Sosial dan

Keagamaan), Skripsi IAIN STS Jambi Tahun 2016

66

Sumber Orang Langsung :

Abdullah Wahid, wawancara, kediaman beliau, 09 November 2020

Abidin, Arif M. Pd (Pimpinan Pesantren), wawancara, di Pesantren Hidayatullah

Desa Bukit Baling, 06 April 2021.

Syahfril Ahayus (Ketua Lembaga Adat), wawancara, di kediaman Beliau, 10 Mei

2021.

Aripin (Kadus), wawancara, kediaman beliau, 10 Mei 2021.

Aripin (Kadus), wawancara, kediaman beliau, 23 Juli 2021.

Herdiyanto (Warga), wawancara, di kediaman beliau, 12 Juli 2021.

Jadawi (Warga), wawancara, di kediaman beliau, 11 Juli 2021.

Mislan (Warga), wawancara, di kediaman beliau, 10 Juli 2021.

Muflilarahmat (Istrinya), wawancara, kediaman beliau, 09 November 2020.

Muslim (Warga), wawancara, di kediaman beliau, 12 Juli 2021.

Safe’I, M. Dedy (Warga), wawancara, di kediaman beliau, 10 Juli 2021.

Wibowo, Rahmanto (Warga), wawancara, di kediaman beliau, 20 Juli 2021.

Sumber Internet :.

http://yazidfahmi25.weblog.esaunggul.ac.id/2013/05/24/pengertian-marxisme

LAMPIRAN

1. Foto bersama Ustad Abdullah Wahid (Tokoh yang diteliti)

2. Kitab Robbani Rujukan Pesantren Hidayatullah

3. Kitab Al-Lu’lu’ Wal Marjan 2

4. Kitab Hadist Al-Lu’lu’ Wal Marjan 3

5. Foto bersama Bapak Arif Abidin (Pimpinan Pesantren)

6. Foto Bersama Bapak Syahfril Ahayus (Lembaga Adat)

7. Foto Bersama Bapak Jadawi (Warga)

8. Foto Bersama Bapak Mislan (Warga)

9. Foto Bersama Bapak M. Dedy Safe’I (Warga)