Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada...

38
Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban (Depdikbud:1975) Angket adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis juga ( WS. Winkel, 1987) Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data ( I. Djumhur, 1985 ) Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang tidak memerlukan kedatangan langsung dari sumber data ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ). Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang/anak yang ingin diselidiki atau responden (Bimo Walgito, 1987). Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan kepada subyek untuk mendapatkan jawaban secara tertulis juga Pengambilan data dapat dilakukan secara : a. Pertanyaan langsung vs Pertanyaan tidak langsung Perbedaan mendasar antara Pertanyaan Langsung dan Pertanyaan Tidak Langsung ialah terletak pada tingkat kejelasan suatu pertanyaan dalam mengungkap informasi khusus dari responden. Pertanyaan Langsung menanyakan informasi khusus secara langsung dengan tanpa basa-basi (direct), dimana jawaban diperoleh dari sumber pertama tanpa menggunakan perantara. Pertanyaan Tidak Langsung menanyakan informasi khusus secara tidak langsung (indirect), dimana Jawaban angket itu diperoleh dengan melalui perantara, sehingga jawabannya tidak dari sumber pertama. Contoh : Pertanyaan Langsung: Apakah Saudara mengenal tersangka pembunuhan? Pertanyaan Tidak Langsung: Bagaimana pendapat saudara terhadap pembunuhan yang dilakukan oleh budi? b. Pertanyaan Khusus v.s Pertanyaan Umum Pertanyaan Khusus menanyakan hal-hal yang khusus yang dibutuhkan oleh penulis. Sedang Pertanyaan Umum biasanya menanyakan informasi mengenai identitas dari koresponden. Lebih baik pertanyaan dimulai dari umum ke khusus. Contoh pertanyaan : Pertanyaan Khusus: Apakah saudara mengenal sistem Kanban? Pertanyaan Umum: Berapa umur anda? c. Pertanyaan Tentang Fakta v.s Pertanyaan Tentang Opini Pertanyaan tentang fakta yang menghendaki jawaban dari responden berupa fakta; sedang Pertanyaan tentang opini menghendaki jawaban yang bersifat opini. Pada praktiknya dikarenakan responden mungkin mempunyai memori yang tidak kuat ataupun dengan sadar yang bersangkutan ingin menciptakan kesan yang khusus; maka Pertanyaan tentang fakta belum tentu sepenuhnya menghasilkan jawaban yang bersifat faktual. Demikian halnya dengan pertanyaan yang menanyakan opini belum tentu sepenuhnya menghasilkan jawaban yang mengekspresikan opini yang jujur. Hal ini terjadi karena responden mendistorsi opininya didasarkan pada adanya “tekanan sosial” untuk menyesuaikan diri dengan keinginan social dan lingkungannya. Contoh: Pertanyaan Tentang Fakta: Majalah apa yang anda sukai? Pertanyaan Tentang Opini: Mengapa saudara menyukai majalah Aneka?

Transcript of Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada...

Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban (Depdikbud:1975)Angket adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab secaratertulis juga ( WS. Winkel, 1987)Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data ( I. Djumhur, 1985 )Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang tidakmemerlukan kedatangan langsung dari sumber data ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ).Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang/anak yang ingin diselidiki atau responden (Bimo Walgito, 1987).Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan kepadasubyek untuk mendapatkan jawaban secara tertulis jugaPengambilan data dapat dilakukan secara :a. Pertanyaan langsung vs Pertanyaan tidak langsungPerbedaan mendasar antara Pertanyaan Langsung dan Pertanyaan Tidak Langsung ialah terletak pada tingkat kejelasan suatu pertanyaan dalam mengungkap informasi khusus dari responden. Pertanyaan Langsung menanyakan informasi khusus secara langsung dengantanpa basa-basi (direct), dimana jawaban diperoleh dari sumber pertama tanpa menggunakan perantara. Pertanyaan Tidak Langsung menanyakan informasi khusus secara tidak langsung (indirect), dimana Jawaban angket itu diperoleh dengan melalui perantara, sehingga jawabannya tidak dari sumber pertama.Contoh :Pertanyaan Langsung: Apakah Saudara mengenal tersangka pembunuhan?Pertanyaan Tidak Langsung: Bagaimana pendapat saudara terhadap pembunuhan yang dilakukan oleh budi?b. Pertanyaan Khusus v.s Pertanyaan UmumPertanyaan Khusus menanyakan hal-hal yang khusus yang dibutuhkan oleh penulis. Sedang Pertanyaan Umum biasanya menanyakan informasi mengenai identitas dari koresponden. Lebih baik pertanyaan dimulai dari umum ke khusus.Contoh pertanyaan :Pertanyaan Khusus: Apakah saudara mengenal sistem Kanban?Pertanyaan Umum: Berapa umur anda?c. Pertanyaan Tentang Fakta v.s Pertanyaan Tentang OpiniPertanyaan tentang fakta yang menghendaki jawaban dari responden berupa fakta; sedang Pertanyaan tentang opini menghendaki jawaban yang bersifat opini. Pada praktiknya dikarenakan responden mungkin mempunyai memori yang tidak kuat ataupun dengan sadar yang bersangkutan ingin menciptakan kesan yang khusus; maka Pertanyaan tentang fakta belum tentu sepenuhnya menghasilkan jawaban yang bersifat faktual.Demikian halnya dengan pertanyaan yang menanyakan opini belum tentu sepenuhnya menghasilkan jawaban yang mengekspresikan opini yang jujur. Hal ini terjadi karena responden mendistorsi opininya didasarkan pada adanya “tekanan sosial” untuk menyesuaikan diri dengan keinginan social dan lingkungannya.Contoh:Pertanyaan Tentang Fakta: Majalah apa yang anda sukai?Pertanyaan Tentang Opini: Mengapa saudara menyukai majalah Aneka?

d. Pertanyaan dalam bentuk kalimat tanya v.s. Pertanyaan dalam bentuk kalimat pernyataanPertanyaan dalam bentuk kalimat tanya memberikan pertanyaan langsung kepada responden dimana jawaban yang diperoleh dapat beraneka ragam; sedang pertanyaan dalam bentuk kalimat pernyataan menyediakan jawaban persetujuannya.Contoh:Pertanyaan dalam bentuk kalimat tanya: Apakah saudara setuju dengan pemilihan rector secara langsung?Pertanyaan dalam bentuk kalimat pernyataan: Pemilihan rector secara langsung akan dilaksanakan.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE PENGUMPULAN DATAKekurangan, kelelebihan dari observasi adalah sebagai berikut:1. Merupakan alat yang langsung untuk meneyelidiki bermacam-macam gejala. banyak aspek tingkah laku manusia dapat diselidiki melalui jalan observasi langsung.2. Untuk subyek yang diselidiki observasi lebih sedikit tentunya bagi orang yang selalu sibuk, mungkin tidak keberatan untuk di amati, tapi mungkin keberatan untuk mengisi kuesioner-kuesioner.3. Memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya suatu gejala.4. Tidak tergantung pada self-report5. Banyak kejadian penting yang tidak dapat diperoleh dengan pengamatan langsung. Dan kekurangannya adalah sebagai berikut:1. Banyak kehidupan pribadi yang tidak terungkap, misalnya kehidupan pribadi yang rahasia.2. Memungkinkan terjadinya ketidakwajaran apabila yang di oservasi mengetahui bahwa dirinya sedang di observasi.3. Observasi banyak tergantung dari faktor yang tidak terkontrol.4. Subyektifitas observer sukar dihindarkan.

• Kelebihan Wawancara: Hasil wawancara secara kualitas dapat dipertanggungj awabkan1. Mempunyai nilai Yang tinggi 2. Semua kesalahpahaman dapat dihindari 3. Pertanyaan yang telah disiapkan dapat dijawab oleh narasumber dengan penjelasanpenjelasan tambahan 4. Setiap pertanyaan dapat dikembangkan lebih lanjut 5. Informasi yang diperoleh langsung dari sumber pertama • Kelemahan Wawancara 1. Data atau informasi yang dikumpulkan sangat terbatas 

2. Memakan waktu dan biaya yang besar jika, dilakukan dalam suatu wilayah yangluas Kuesioner

Kelebihan Dan Kekurangan Kuesioner• Kelebihan kuesioner sebagai berikut:1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.2. Dapat dibagikan secara serentak kepada responden.3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing menurut waktu senggang responden.4. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab.5. Dapat dibuat berstandar sehingga semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

• Kelemahan kuesioner adalah sebagai berikut:1. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak terjawab, padahal sukar diulangi diberikan kembali padanya.2. Seringkali sukar dicari validitasnya3. Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur4. Angket yang dikirim lewat pos pengembaliannya sangat rendah, hanya sekitar 20%. Seringkali tidak dikembalikan tertutama jika dikirim lewat pos menurut penelitian5. Waktu pengembaliannya tidak sama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat

 • Langkah Menyusun Angket1. Menyusun matrik spesifik data2. Menyusun angket3. Try out (uji coba angket)4. Revisi angket5. Memperbanyak angket• SampleSampel (contoh) adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling. Teknik sampling berguna agar:1. Mereduksi anggota populasi menjadi anggotas sampel yang mewakili populasinya (representatif), sehingga kesimpulan dapat dipertanggungjawabkan.2. Lebih teliti menghitung yang sedikit daripada yang banyak3. menghemat waktu, tenaga dan biaya.Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel adalah sbb:1. Tentukan dulu daerah generalisasinya. Banyak penelitian menurun mutunya karena generalisasi kesimpulannya terlalu luas. Penyebabnya karena peneliti ingin agar hasil penelitiannya berlaku secara meluas dan menganggap sampel yang dipilihnya sudah mewakili populasinya.2. Berilah batas-batas yang tegas tentang sifat-sifat populasi. Populasi tidak

harus manusia. Populasi dapat berupa benda-benda lainnya. Semua benda yang akan dijadikan populasi harus ditegaskan batas-batas karakteristiknya, sehingga dapat menghindari kekaburan dan kebingungan.3. Tentukan sumber-sumber informasi tentang populasi. Ada beberapa sumber informasi yang dapat memberi petunjuk tentang karakteristik suatu populasi. Misalnya didapat dari dokumen.4. Pilihlah teknik sampling dan hitunglah besar anggota sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian.Teknik pengambilan sampel dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:1. Sampling random (probability sampling), yaitu pengambilan sampel secara acak (random) yang dilakukan dengan cara undian, ordinal atau tabel bilangan random atau dengan komputer.2. Sampling non random (non probability sampling), yaitu pengambilan sampel secara tidak acak1. Teknik Sampling RandomTerdiri atas 4 macam:1. Teknik Sampling Sederhana (Simple random sampling)Setiap unsur dalam seluruh populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih; dengan menggunakan undian, ordinal atau tabel bilangan random atau dengan komputer. Anggota sampel mudah dan cepat diperoleh, namun kadang tidak mendapatkan data populasi yang lengkap.2. Teknik Sampling Bertingkat (Stratified Sampling)Disebut juga teknik sampling berlapis, berjenjang dan petala. Digunakan apabila populasinya heterogen atau terdiri atas kelompok yang bertingkat. Dengan cara ini anggota sampel dapat lebih representatif, namun perlu usaha mengenali karakteristiknya.3. Teknik Sampling Kluster (Cluster Sampling)Disebut juga teknik sampling daerah, conditional sampling atau restricted sampling. Digunakan bila populasi tersebar dalam beberapa dearah, propinsi, kabupaten kecamatan dst. Pada setiap daerah diberi petak dan setiap petak diberi nomor. Nomor-nomor itu ditarik secara acak untuk menjadi sampelnya.4. Teknik Sampling Sistematis (Systematical Sampling)Sebenarnya merupakan treknik sampling sederhana yang dilakukan secara ordinal.Artinya, anggotas sampel dipilih berdasarkan urutan tertentu. Misalnya setiap kelipatan 5 atau 10 dari daftar poegawai suatu kantor. Keuntungannya dapat digunakan dengan mudah dan cepat namun kadang kurang mewakili populasi.2. Teknik Sampling NonrandomTerdiri atas 3 macam:a. Teknik Sampling Kebetulan (Accidental Sampling)Teknik sampling kebetulan dilakukan apabila pemilihan anggota sampelnya dilakukan terhadap orang atau benda yang kebetulan ada atau dijumpai. Misalnyakita ingin meneliti pendapat masyarakat tentang kenaikan harga dan BBM, maka pertanyaan yang diajukan kepada mereka yang kebetulan dijumpai di pasar atau di tempat-tempat lainnya.Keuntungan menggunakan teknik ini ialah murah, cepat dan mudah. Sedangkan kelemahannya ialah kurang representatif.b. Teknik Sampling Bertujuan (Purposive Sampling)

Teknik ini digunakan apabila anggota sampel yang dipilih khusus berdasarkan tujuan penelitiannya. Sebagai contoh: untuk meneliti tentang peraturan lalu lintas, maka hanya mereka yang memiliki SIM atau yang tidak memiliki SIM saja yang dijadikan anggota sampel.Keuntungan menggunakan teknik ini ialah murah, cepat mudah dan relevan dengan tujuan penelitiannya. Sedangkan kerugiannya ialah tidak representatif untuk mengambil kesimpulan secara umum (generalisasi).c. Teknik Sampling Kuota (Quota Sampling)Teknik ini digunakan apabila anggota sampel pada suatu tingkat dipilih dengan jumlah tertentu (kuota) dengan ciri-ciri tertentu. Teknik sampling kuota sering dikacaukan dengan teknik sampling bertujuan.Keuntungan dan kelemahan menggunakan teknik ini adalah seperti halnya teknik sampling bertujuan tadi.

Kelebihan dan kekurangan Berbagai macam Teknik pengunpulan data03/15/2013

0 Comments 

Buat yang lagi nugas kuliah atau penelitian, cekodot !!

PENGUMPULAN DATA

1. Proses Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalambentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian.

Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang bersangkutan dalam sampel penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan. Definisi operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting dalam hubungannya dengan pengumpulan data, yaitu indikator empiris dan pengukuran.

2. Jenis-jenis Data

· Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh penelitisecara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.

Sebelum proses pencarian data sekunder dilakukan, kita perlu melakukanidentifikasi kebutuhan terlebih dahulu. identifikasi dapat dilakukan dengan cara membuat pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1) Apakah kita memerlukan data sekunder dalam menyelesaikan masalah yang akan diteliti? 2) Data sekunder seperti apa yang kita butuhkan? Identifikasi data sekunder yang kita butuhkan akan membantu mempercepat dalam pencarian dan penghematan waktu serta biaya.

Data sekunder dapat dipergunakan untuk hal-hal sebagai berikut:

a. Pemahaman Masalah:Data sekunder dapat digunakan sebagai sarana pendukung untuk memahami masalah yang akan kita teliti. Sebagai contohapabila kita akan melakukan penelitian dalam suatu perusahaan, perusahaan menyediakan company profile atau data administratif lainnyayang dapat kita gunakan sebagai pemicu untuk memahami persoalan yang muncul dalam perusahaan tersebut dan yang akan kita gunakan sebagai masalah penelitian.

b. Penjelasan Masalah: Data sekunder bermanfaat sekali untuk memperjelas masalah dan menjadi lebih operasional dalam penelitian

karena didasarkan pada data sekunder yang tersedia, kita dapat mengetahui komponen-komponen situasi lingkungan yang mengelilinginya. Hal ini akan menjadi lebih mudah bagi peneliti untuk memahami persoalan yang akan diteliti, khususnya mendapatkan pengertian yang lebih baik mengenai pengalaman-pengalaman yang mirip dengan persoalan yang akan diteliti

c. Formulasi Alternative-Alternative Penyelesaian Masalah yang Layak

Sebelum kita mengambil suatu keputusan, kadang kita memerlukan beberapa alternative lain. Data sekunder akan bermanfaat dalam memunculkan beberapa alternative lain yang mendukung dalam penyelesaian masalah yang akan diteliti. Dengan semakin banyaknya informasi yang kita dapatkan, maka peneyelesaian masalah akan menjadi jauh lebih mudah.

d. Solusi Masalah: Data sekunder disamping memberi manfaat dalam membantu mendefinisikan dan mengembangkan masalah, data sekunder juga kadang dapat memunculkan solusi permasalahan yang ada. Tidak jarang persoalan yang akan kita teliti akan mendapatkan jawabannya hanya didasarkan pada data sekunder saja.

Kriteria Dalam Mengevaluasi Data Sekunder

Ketepatan memilih data sekunder dapat dievaluasi dengan kriteria sebagai berikut:

Waktu Keberlakuan: Apakah data mempunyai keberlakuan waktu? Apakah data dapat kita peroleh pada saat diutuhkan. Jika saat dibutuhkan data tidak tersedia atau sudah kedaluwarsa, maka sebaiknya jangan digunakan lagi untuk penelitian kita.

Kesesuaian: Apakah data sesuai dengan kebutuhan kita? Kesesuaian berhubungan dengan kemampuan data untuk digunakan menjawab masalah yang sedang diteliti.

Ketepatan: Apakah kita dapat mengetahui sumber-sumber kesalahan yang dapat mempengaruhi ketepatan data, misalnya apakah sumber

data dapat dipercaya? Bagaimana data tersebut dikumpulkan atau metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut?

Biaya: Berapa besar biaya untuk mendapatkan data sekunder tersebut? Jika biaya jauh lebih dari manfaatnya, sebaiknya kita tidak perlu menggunaknnya.

· Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu :(1) metode survei dan (2) metode observasi.

Metode Survei (Survey Methods)

Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis.

Metode ini memerlukan adanya kontak atau hubungan antara penelitidengan subjek (responden) penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan.

Data yang diperoleh sebagian besar merupakan data deskriptif, akan tatapi pengumpulan data dapat dirancang untuk menjelesakan sebab akibat atau mengungkapkan ide-ide.

Umumnya digunakan untuk mengumpulkan data yang sama dari banyak subjek.

Teknik yang digunakan adalah (1) wawancara, dan (2) kuesioner.

Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada responden atau subjek penelitian.

Teknik wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan dengan responden.

Data yang dikumpulkan umumnya berupa masalah tertentu yang bersifat kompleks, sensitif atau kontroversial, sehingga kemungkinan jika dilakukan dengan kuesioner akan kurang memperoleh tanggapan responden.

Teknik ini terutama untuk responden yang tidak dapat membaca-menulis atau sejenis pertanyaan yang memerlukan penjelasan dari pewawancara atau memerlukan penerjemahan.

Teknik wawancara dapat dilakukan dengan (1) melalui tatap muka dan (2) melalui telepon.

Wawancara Tatap Muka (Personal atau Face-to-face Interviews)

Kelebihan teknik wawancara melalui tatap muka daripada melalui teleponatau pun kuesioner :

Memungkinkan untuk mengajukan banyak pertanyaan yang memerlukan waktu yang panjang.

Memungkinkan bagi pewawancara untuk memahami kompleksitas masalahdan menjelaskan maksud penelitian kepada responden.

Partisipasi responden lebih tinggi dibandingkan teknik kuesioner.

Kelemahannya :

Kemungkinan jawaban responden bias karena terpengaruh pewawancara.

Memerlukan banyak biaya dan tenaga jika jumlah responden relatif banyak dan lokasi wawancara secara geografis terpencar.

Wawancara dengan Telepon (Telephone Interviews)

Kelebihan teknik ini dibandingkan tatap muka :

Dapat menjangkau responden yang letak geografisnya terpencar. Biaya lebih murah dan tenaga yang diperlukan relatif sedikit

serta waktu yang diperlukan lebih cepat.

Kelemahannya :

Pewancara tidak dapat mengamati ekspresi responden yang pada kondisi tertentu diperlukan untuk menyakinkan apakah responden menjawab sesuai dengan fakta.

Ada kemungkinan diputuskan sewaktu-waktu jika responden keberatanuntuk menjawab pertanyaan.

Tidak semua responden mempunyai telepon Terbatasnya jumlah dan waktu untuk pertanyaan. Teknik ini dapat dibantu dengan komputer untuk mencatat jawaban

responden da secara otomatis jawaban responden akan disimpan dalam memori komputer. Computer-Asisted Telephone Interviewing umumnya memerlukan jawaban responden yang terstruktur berdasarkanprogram tertentu.

Kuesioner (Questionnaires)

Teknik ini memberikan tanggungjawab kepada responden untuk membaca danmenjawab pertanyaan. Kuesioner dapat didistribusikan dengan berbagai cara, antara lain : secara langsung disampaikan oleh peneliti, dikirimbersama paket atau majalah, diletakkan di tempat-tempat ramai, melaluipos faksimile atau komputer.

Survei memerlukan data primer dengan menggunakan kuesioner sebagai sarana pengambilan datanya. Jika dilakukan secara online melalui Internet, ada teknik-teknik yang berbeda dengan cara pengambilan data secara manual. Tulisan ini akan membahas strategi dan teknik dalam mencari dan mengumpulkan data primer di Internet, etika pencarian data, sumber-sumber data primer, validasi data, kendala dan solusi serta pertimbangan-pertimbangan lainnya.

Kuesioner secara Personal (Personally Administered Quistionnaires)

Jika lokasi antar responden relatif berdekatan seperti dalam satu perusahaan, maka teknik merupakan cara yang sesuai. Teknik ini sepertihalnya wawancara tatap muka, biayanya relatif mahal jika jumlah responden relatif banyak dan letak geografisnya terpencar.

Kuesioner Lewat Pos (Mail Quistionnaires)

Kusioner yang diajukan kepada responden dan jawabannya dikirim lewat pos.

Memungkinkan peneliti memperoleh jawaban dari responden yang terpencar letak geografisnya.

Jumlah pertanyaan yang diajukan relatif banyak yang tidak efisienjika diajukan melalu telepon.

Kelemahan utama teknik ini adalah responden tidak mengembalikan kembali kuesioner.

Teknik ini memiliki tingkat tanggapan (respon rate) yang paling rendah dibandingkan teknik pengumpulan data primer lainnya.

Kemungkinan jawaban responden tidak sesuai dengan konteks pertanyaan.

Metode Observasi (Observation Methods)

Metode observasi adalah peroses pencatatan pola perilaku subyek (orang), objek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti.

Kelebihan metode ini dibandingkan metode survei adalah data yang dikumpulkan umumnya tidak terdistorsi, lebih akurat dan bebas dari response bias. Metode ini menghasilkan data yang lebih rinci mengenai perilaku (subjek), benda atau kejadian (objek).

3. Metode Pengumpulan data

Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data, penulis menggunakan metode :

1. Studi Lapangan (Field Research)

Yaitu pengumpulan data langsung dari sumber penelitian, adapun cara yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Kuesioner, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan panduan kuesioner.

b. Wawancara, yaitu pengumpulan data dan informasi dengan cara berkomunikasi langsung dengan pihak-pihak yang terkait dengan penelitian.

2. Studi Pustaka (Library Research)

Penulis membaca reffrensi yang mendukung isi penelitian ilmiah ini berasal dari buku, website atau artikel yang berkaitan dengan pembahasanpenelitian.

· Angket atau kuesioner (questionnaire)

Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan presepsinya.

Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam

MACAM-MACAM KUISIONER

1. Kuesioner tertutup

Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai.

2. Kuesioner terbuka

Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru memformulasikan jawabannya sendiri.

3. Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup

Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.

4. Kuesioner semi terbuka

Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban.

KEUNTUNGAN METODE KUISIONER

1. Dalam waktu singkat diperoleh banyak keterangan.2. Pengisiannya dapat dilakukan dikelas, siswa dapat menjawab sesuai

dengan keadaannya tanpa dipengaruhi oleh orang lain.3. Bila lokasi responden jaraknya cukup jauh, metode pengumpulan

data yang paling mudah adalah dengan angket.4. Pertanyaan-pertanyan yang sudah disiapkan adalah merupakan waktu

yang efisien untuk menjangkau responden dalam jumlah banyak.5. Dengan angket akan memberi kesempatan mudah pada responden untuk

mendiskusikan dengan temannya apabila menemui pertanyaan yang sukar dijawab.

6. Dengan angket responden dapat lebih leluasa menjawabnya dimana saja, kapan saja, tanpa terkesan terpaksa.

KELEMAHAN METODE KUISIONER

1. Siswa tidak dapat memberikan keterangan lebih lanjut karena jawaban terbatas pada hal-hal yang ditanyakan.

2. Siswa dapat menjawab tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya jika dia menghendaki demikian.

3. Jawaban hanya mengungkap keadaan siswa pada saat angket diisi.4. Apabila penelitian membutuhkan reaksi yang sifatnya spontan

dengan metode ini adalah kurang tepat.

5. Metode ini kurang fleksibel, kejadiannya hanya terpancang pada pertanyaan yang ada.

6. Jawaban yang diberikan oleh responden akan terpengaruh oleh keadaan global dari pertanyaan. Sangat mungkin jawaban yang sudahdiberikan di atas secara spontan dapat berubah setelah melihat pertanyaan dilain nomor.

7. Sulit bagi peneliti untuk mengetahui maksud dari apakaH sudah responden sudah terjawab atau belum.

8. Ada kemungkinan terjadi respons yang salah dari responden. Hal ini terjadi karena kurang kejelasan pertanyaan atau karena keragu-raguan responden menjawab.Hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam teknik quisioner

· WAWANCARA

Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara.

Menurut Patton dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.

Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actualsaat wawancara berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998). Secara garis besar aa dua macam pedoman wawancara, yaitu:

1. Pedoman wawasan tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreativitas

pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak tergantung dari pewawancara. Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban responden. Jenis interviu ini cocok untuk penilaian khusus.

2. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusunsecara terperinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal membubuhkan tanda (check) pada nomor yang sesuai.

Pedoman wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk “semi structured”. Dalam hal ini maka mula-mula interviewer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keteranganyang lengkap dan mendalam.

Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara :

a. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan.

b. Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.

c. Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak dapat dilakukan.

Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu :

a. Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yangpenyusunanya kurang baik.

b. Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.

c. Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat.

d. Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengaroleh interviwer.

· OBSERVASI

Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.

Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidakterjadi. Dengan demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena :

a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi.

b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.

c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri kurang disadari.

d. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara.

e. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.

4. Pengertian Variabel

Variabel adalah suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Dengan menggunakan variabel, kita akan mmeperoleh lebih mudah memahami permasalahan. Hal ini dikarenakan kita seolah-olah seudah mendapatkan jawabannya. Biasanya bentuk soal yang menggunakan teknik ini adalah soal counting (menghitung) atau menentuakan suatu bilangan. Dalam penelitian sains, variable adalah bagian penting yang tidak bisa dihilangkan.

Macam – macam Variabel

Menurut Sugiyono (2009) hubungan antara satu variabel dengan variabel

yang lain, maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi : (1) Variabel Independen : variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalahmerupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat), (2) Variabel Dependen : sering disebut sebagai variabel output, criteria, konsekuen. Dalam bahasan Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. (3) Variabel Moderator : adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independent dengan dependen. Variabel ini disebut juga sebagai variabel independent kedua. Hubunganperilaku suami dan istri akan semakin baik (kuat) kalau mempenyai anak, dan akan semakin renggang kalau ada pihak ketiga ikut mencampuri. Di sini anak adalah variabel moderator yang memperkuat hubungan dan pihak ketiga adalah sebagai variabel moderator yang memperlemah hubungan. Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan guru dalam menciptakan iklim belajar sangat baik dan hubungan semakin rendah bila peranan guru kurang baik dalam menciptakan iklim belajar.(4) Variabel Intervening : Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubunganantara variabel independen dengan dependen, tetapi tidak dapat diamatidan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen, dan (5) Variabel Kontrol : adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel independent terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel Kontrol sering digunakan oleh peneliti bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan melalui penelitian eksperimen. Untuk dapat menentukan kedudukan variabel independen, dependen, moderator, intervening atau variabel yang lain, hrus dilihat konteksnya dengan dilandasi konsep teoritis yang mendasari maupun hasil dari pengamatan empiris di tempat penelitian.Sebelum peneliti memilih variabel apa yang akan diteliti,

maka terlebih dahulu perlu melakukan kajian teoritis dan melakukan studi pendahuluan pada objek yang diteliti. 

PENGERTIAN PENGUMPULAN DATAProses Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksudinilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian.

Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang bersangkutan dalam sampel penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan. Definisi operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting dalam hubungannya dengan pengumpulan data, yaitu indikator empiris dan pengukuran.

Metode Pengumpulan DataMetode penelitian data(Sugiyono, 2002)yang umum di gunakan dalam suatu penelitian adalah:observasi, wawancara dan kuisionerA.WAWANCARA

Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan caramenanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara.

Menurut Patton dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.

Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut

akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998). Secara garis besar aa dua macam pedoman wawancara, yaitu:

1. Pedoman wawasan tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedomanini lebih banyak tergantung dari pewawancara. Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban responden. Jenis interviu ini cocok untuk penilaian khusus.

2. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal membubuhkan tanda (check) pada nomor yang sesuai.

Pedoman wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk “semi structured”. Dalam hal ini maka mula-mula interviewer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.

Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara :

a.         Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan.

b.         Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masingindividu.

c.         Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lainsudah tidak dapat dilakukan.

Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu :

a.         Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya kurang baik.

b.         Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.

c.         Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat.

d.     Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengaroleh interviwer.

B.OBSERVASI

Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatansecara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala ataugejala-gejala dalam objek penelitian.

Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yangdianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadiandi lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting, namunsering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena :

a.         Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi.

b.         Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.

c.         Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri kurang disadari.

d.         Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-halyang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secaraterbuka dalam wawancara.

e.         Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti

MACAM-MACAM OBSERVASIa.  Observasi Partisipatif

•           Peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apayang diucapkan dan berpartisipasi dalam aktivitas yang diteliti

•           Klasifikasi (Sanafiah Faisal:1990)

•           Partisipasi Pasif : Peneliti mengamati tapi tidak terlibat dalam kegiatan tersebut.

•           Partisipasi Moderat meneliti ikut observasi partisipatif pada beberapa beberapa kegiatan saja, tidak semua kegiatan.

•           Partisipasi Aktif : Peneliti ikut melakukan apa yang dilakukannarasumber, tapi belum sepenuhnya lengkap

•           Partisipasi Lengkap : Peneliti terlibat sepenuhnya dalam kegiatan narasumber

b. Observasi Terus Terang atau Tersamar

•           Peneliti berterus terang kepada narasumber bahwa ia sedang melakukan penelitian.

•           Suatu saat peneliti melakukan tidak berterus terang agar dapatmengetahui informasi yang dirahasiakan narasumber.

c. Observasi tak Berstruktur

•           Dilakukan dengan tidak Berstruktur karena fokus penelitian belum jelas

•           Apabila masalah sudah jelas, maka dapat dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi

MANFAAT OBSERVASI

•           Menurut Nasution (1988)

•           Peneliti akan mampu memahami konteks data secara menyeluruh.

•           Peneliti akan memperoleh pengalaman langsung.

•           Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang diamati oleh orang lain.

•           Peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak terungkap saat wawancara.

•           Peneliti dapat mengungkapkan hal-hal yang ada di luar persepsiresponden.

•           Peneliti dapat memperoleh kesan-kesan pribadi terhadap obyek yang diteliti.

OBYEK OBSERVASI

1.         Space : Ruang dalam aspek fisiknya

2.         Actor : Orang yang terlibat dalam situasi sosial

3.         Activity : Seperangkat kegiatan yang dilakukan orang

4.         Object : Benda-benda yang terdapat di tempat itu

5.         Act : Perbuatan / Tindakan tertentu

6.         Event : Rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang-orang

7.         Time : Urutan Kegiatan

8.         Goal : Tujuan yang ingin dicapai

9.         Feeling : Emosi yang dirasakan dan diekspresikan orang-orang

TAHAPAN OBSERVASI

Observasi Deskriptif :

1. Peneliti belum menemukan masalah yang diteliti secara jelas

2. Peneliti melakukan penjelajahan umum dengan melakukan deskripsi semua yang dilihat, semua yang didengar, dll.

3. Observasi Terfokus :4. Observasi dipersempit pada aspek tertentu5. Observasi Terseleksi :6. Peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan, sehingga diperoleh data

yang lebih rinci, peneliti telah menemukan karakteristik, perbedaan dan persamaan antar kategori

KEUNTUNGAN METODE OBSERVASI1. 1. Banyak gejala yang hanya dapat diselidiki dengan observasi, hasilnya

lebih akurat dan sulit dibantah.2. 2. Banyak objek yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan

observasi, misalnya terlalu sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai atau menisci kuisioner.

3. 3. Kejadian yang serempak dapat diamati dan dan dicatat serempak pula dengan memperbanyak observer.

4. 4. Banyak kejadian yang dipandang kecil yang tidak dapat ditangkap oleh alat pengumpul data yang lain, yang ternyata sangat menentukan hasil penelitian.

KELEMAHAN METODE OBSERVASI1. 1. Observasi tergantung pada kemampuan pengamatan dan mengingat.2. 2. Kelemahan-kelemahan observer dalam pencatatan.3. 3. Banyak kejadian dan keadaan objek yang sulit diobservasi, terutama

yang menyangkut kehidupan peribadi yang sangat rahasia.4. 4. Oberservasi sering menjumpai observee yang bertingkah laku baik dan

menyenangkan karena tahu bahwa ia sedang diobservasi.5. 5. Banyak gejala yang hanya dapat diamati dalam kondisi lingkungan

tertentu, sehingga dapat terjadi gangguan yang menyebabkan observasi tidak dapat dilakukan.

C. Angket atau kuesioner (questionnaire)

Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidaklangsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan presepsinya.

Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan pada responden dapat distandarkan, responden

dapat menjawab kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam.

MACAM-MACAM KUISIONER

1. Kuesioner tertutup

Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden hanyamemilih jawaban yang paling sesuai.

2. Kuesioner terbuka

Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru memformulasikan jawabannya sendiri.

3. Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup

Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.

4. Kuesioner semi terbuka

Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban.

KEUNTUNGAN METODE KUISIONER1. Dalam waktu singkat diperoleh banyak keterangan.2. Pengisiannya dapat dilakukan dikelas, siswa dapat menjawab sesuai dengan

keadaannya tanpa dipengaruhi oleh orang lain.3. Bila lokasi responden jaraknya cukup jauh, metode pengumpulan data yang

paling mudah adalah dengan angket.4. Pertanyaan-pertanyan yang sudah disiapkan adalah merupakan waktu yang

efisien untuk menjangkau responden dalam jumlah banyak.5. Dengan angket akan memberi kesempatan mudah pada responden untuk

mendiskusikan dengan temannya apabila menemui pertanyaan yang sukar dijawab.

6. Dengan angket responden dapat lebih leluasa menjawabnya dimana saja, kapan saja, tanpa terkesan terpaksa.

KELEMAHAN METODE KUISIONER1. Siswa tidak dapat memberikan keterangan lebih lanjut karena jawaban

terbatas pada hal-hal yang ditanyakan.2. Siswa dapat menjawab tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya jika dia

menghendaki demikian.3. Jawaban hanya mengungkap keadaan siswa pada saat angket diisi.

4. Apabila penelitian membutuhkan reaksi yang sifatnya spontan dengan metodeini adalah kurang tepat.

5. Metode ini kurang fleksibel, kejadiannya hanya terpancang pada pertanyaanyang ada.

6. Jawaban yang diberikan oleh responden akan terpengaruh oleh keadaan global dari pertanyaan. Sangat mungkin jawaban yang sudah diberikan di atas secara spontan dapat berubah setelah melihat pertanyaan dilain nomor.

7. Sulit bagi peneliti untuk mengetahui maksud dari apakaH sudah responden sudah terjawab atau belum.

8. Ada kemungkinan terjadi respons yang salah dari responden. Hal ini terjadi karena kurang kejelasan pertanyaan atau karena keragu-raguan responden menjawab.Hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam teknik quisioner

Kuesioner atau angket dapat dibedakan atas jenis tergantung darisudut pandangnya, menurut Suharsimi Arikunto (2006: 224) angketdibedakan atas:Dipandang dari cara menjawab1. Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden

untuk menjawab dengan kalimat sendiri.2. Kuesioner tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga

responden tinggal memilih.Dipandang dari jawaban yang diberikan1. Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya. 2. Kuesioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab

tentang responden.Dipandang dari bentuknya1. Kuesioner pilihan ganda sama dengan kuesioner tertutup.2. Kuesioner lisan sama dengan kuesioner terbuka.3. Check list (Ö) yaitu sebuah daftar dan responden tinggal

membutuhkan tanda check pada kolom yang sesuai. 4. Rating scale (skala bertingkat) yaitu sebuah pertanyaan yang

diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai sangattidak setuju.

Pengaruh Pendidikan terhadap Kesehatan Mental

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupanmanusia. Pendidikan adalah proses sosial dimana orang dihadapkan padapengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol, sehingga merekadapat memperoleh kemampuan sosial dan perkembangan sosial yangoptimal[1]. Pendidikan merupakan proses pembelajaran agar menciptakanmanusia yang memiliki kemampuan sosial yang optimal antara individudengan masyarakat dan lingkungan disekitarnya.

Dalam pendidikan, pendidik memberikan suatu pengajaran atau ilmukepada peserta didik dengan cara, metode ataupun perilaku. Pendidikantidak hanya terjadi dalam lingkungan sekolah, tempat kursus ataumasyrakat saja namun pendidikan juga terjadi dalam lingkungan rumahtangga (keluarga). Apakah dengan pendidikan yang diterima dapatmemberi dampak positif (rajin, berprilaku baik, sopan dan sebagainya)atau memberi dampak negative (malas, nakal, keras kepala dansebagainya).

Pendidikan serta pengalaman yang diberikan dengan baik bahkantelah ditanamkan sejak kecil akan menjadikan mental yang sehat.Pendidikan dalam hubungannya dengan kesehatan mental bukanlahpendidikan yang disengaja, yang ditujukan kepada objek yang didik,melainkan lebih daripada itu adalah keadaan, suasana, hubungan satudengan yang lainnya dan sikap atau perilaku yang ditunjukkan.

Menjadi kenyataan bahwa keadaan orangtua, sikapnya terhadap anaksebelum dan sesudah anak lahir, ada pengaruhnya terhadap kesehatanmental si anak. Banyak sekali kita temui dalam hidup, di mana anak-anak menderita bukan karena kurang pemeliharaan, makan, pakaian, jajandan sebagainya. Tapi mereka menderita, meskipun mereka tetapdiperlakukan dengan baik oleh kedua orang tuanya.

Pendidikan yang baik, bukan hanya pendidikan yang di sengaja,latihan kebiasaan-kebiasaan yang baik, seperti kebiasaan waktu makan,tidur, main atau latihan-latihan sopan-santun yang harus dibiasakanoleh si anak sejak kecil atau kebiasaan belajar yang baik. Tapi yangjauh lebih penting dari itu adalah sikap dan cara orang tua menghadapihidup pada umumnya dan cara memperlakukan si anak. Orangtua, terutama

ibu, haruslah dapat memperlakukan si anak demikian rupa, sehingga iamerasa diperhatikan dan disayangi oleh ibunya, walaupun ia dimarahiwaktu bersalah, tetapi dengan marahnya ibu itu, ia masih dapatmerasakan kesayangan ibunya dan dapat menyadari bahwa ia salah danpatut dimarahi.

Disamping si anak merasa bahwa ia disayangi, harus pula dapatmerasakan bahwa tidak ada yang menakutkan atau yang membingungkandalam keluarga, sepreti orang tua yang saling berkelahi yangmenyebabkan si anak tidak ada ketenangan dalam rumah itu. Ia bingungkemanakah ia harus berpihak, kepada ibukah atau kepada bapak? Ia tidakmerasa tentram dalam gelombang panas yang sering melanda suasana ibubapaknya. Anak-anak yang melihat atau mengetahui bahwa orang tuanyasering bertengkar atau tidak cocok sikapnya, akan merasa sedih,hilangkan nafsu makannya, bahkan mungkin sering sakit. Dalampendidikan rumah tangga harus terjalin suasana keluarga yang harmonis,hubungan antara ibu dan bapak serta satu dengan yang lainnya harusbaik. Agar tercipta mental yang sehat.

Pendidikan dan pembinaan kepribadian anak-anak yang telah dimulaidari rumah tangga, harus dapat dilanjutkan dan disempurnakan olehsekolah. Banyak kesukaran-kesukaran yang dihadapi oleh anak ketikamulai masuk sekolah, masuk kedalam lingkungan baru, yang sudah mulaiberbeda dari rumah. Sekolah mempunyai peraturan-peraturan yang harusdipatuuhi dan mempunyai larangan-larangan  yang perlu diindahkan. Jikaguru tidak berusaha memahami kesukaran-kesukaran yang dihadapi oleh sianak ketika pertama kali masuk kesekolah, mungkin akan menyebabkan sianak benci kepada suasana sekolah, terutama apabila ia datang darirumah tangga yang memanjakannya. Amatlah sukar baginya untuk menerimaperaturan- peraturan dan perlakuan guru-gurunya. Mungkin ia akanmempunyai rasa negatif terhadap sekolah dan guru- gurunya untukselama-lamanya.

Tugas sekolah dalam menciptakan mental yang sehat bagi si anak,tidaklah ringan. Guru juga harus dapat menjamin kebutuhan-kebutuhanjiwa si anak.  Anak yang kelihatan bodoh, pemalas, suka mengganggukawan-kawannya, tidak mau  tunduk kepada peraturan-peraturan disekolahdan sebagainya, janganlah dimarahi atau dihukum, tetapi usahakanlahmemahaminya dan menolongnya untuk menyesuaikan diri, serta menyelidikiapa yang terjadi dirumahnya.

Orang tua harus diajak berdiskusi, barangkali kebodohan dankenakalan anak-anak itu adalah  akibat kegelisahan batin yangdideritanya dalam perlakuan dirumah. Dan mungkin pula ia anak manjayang jarang  mendapat kesempatan bergaul dengan anak-anak lain. Dalamhal ini guru harus mengatur ekstra kurikulum yang dapat mendekatkansatu anak dengan yang lainnya. Karena ketidakmampuan bergaul jugamenyebabkan anak-anak gelisah dan tidak bisa tenang mendengarpelajaran, bahkan mungkin pula ia akan berusaha menjauhkan diri daripergaulan dengan anak –anak  lain, karena takut akan dicela ataudiolok-olokan oleh kawan-kawannya.

Usia reamaja , guru dan orang tua juga harus menolong si anakuntuk menghadapi kesukaran-kesukaran pribadinya. Pada fase peralihandari anak anak menjadi remaja, ia menjadi agak pemalas, perhatianberubah, dan gelisah melihat perubahan-perubahan dirinya yang cepatsekali. Ia ingin tahu apakah perubahan-perubahan itu wajar atau tidak,megingat pertumbuhan badannya tidak seombang, tidak ada keharmonisangerak dan sebagainya.

Jika orang tua tidak dapat menolong  si anak dalam dalam memberipengertian bahwa perubahan-perubahan yang dirasakannya itu ialahwajar, maka guru-guru dapat memberikan penjelasan-penjelasan itukepada  anak-anak yang meningkat masa remaja itu, tentang ciri-ciridari pertumbuhan yang sedang mereka alami, naik dalam mata pelajaran,maupun dalam ekstra kurikulum.

Disamping persolan pertumbuhan badaniah, banyak pulaprobelm  yang dahulu ketika ia masih kecil belum terasa. Ada problemyang berhubungan dengan pelajaran, cara belajar  dan meghadapi ujian,disamping persoalan-persoalan  yang dihadapinya karena pertumbuhanminat dan kecendrungan dalam pergaulan sosial. Persoalan hari depanpuntidak sedikit megambil  perhatian mereka .Yang terpenting pula adalahpersoalan-persoalan  seksuil, yang oleh masyarakat seringkalidipandang tabu membicarakannya. Jarang sekali orang tua yang maumendiskusikan hal tersebut kepada naknya  Anak megalami perubahan-perubahan dalam dirinya sendiri, kesehatan, perasaan dan sebagainya,yang sudah tentu membawa akibat tidak sedikit pada perhatiannya,karena ia ingin tahu, ingin penjelasan , selaku sekolah harus dapatmenolong dalam menyelesaikannya. Jika tidak bisa menolong anak-anakmencari sendiri sesama mereka, tanpa bimbingan orang yang mengerti.Mungkin anak-anak mencapai pengertian itu dengan cara yang sehat,tetapi mungkin pula mereka akan mencari penyelesaian dengan meraba-

raba, mencari-cari dengan caranya sendiri-sendiri, yang menyesatkan.Dan ada juga yang jatuh kepada kelakuan-kelakuan yang menyesatkan. Danada juga yang jatuh kepada ketegangan batin,kegelisahandankesedihan,bahkan mungkin menderita gangguan jiwa.

Jika problem anak-anak remaja itu tidak selesai sebelum merekamasuk kepada usia dewasa,maka kegoncangan jiwanya akan tetap terasa,sebelum dapat disadari dan diusahakannya penyelesaian untuk itu.Perasaan yang demikian akan mempengaruhi pikiran, kelakuan dankesehatan atau kebahagiaan pada umumnya. Dalam hal ini maka hubunganantara pendidik dengan peserta didik dan orang tua atau wali haruslahterjalin dengan baik.

 Sehingga manusia diharapkan mampu memahami dirinya sendiri,orang lain serta lingkungannya. Dengan demikian pendidikan sangatlahberpengaruh terhadap kesehatan mental.

Sejauh mana pengaruh motivasi orang tua terhadap pendidikan anak? Dari pengalaman sayapribadi, sangat-sangat besar. Jadi, bagi Anda yang saat ini sudah menjadi orang tua, maka Anda sangat berperan dalam keberhasilan pendidikan anak Anda. Jangan sampai, setelah Anda kirimkan ke sekolah, kemudian tanggung Anda sudah selesai. Terlepas latarbelakang ekonomi Anda, yang terpenting adalah bagai sikap Anda terhadap pendidikan anak-anak Anda. Bukan masalah apakah Anda sudah memenuhi semua kebutuhan biaya atau tidak, namun yang terpenting adalah masalah bagaimana cara Anda mendorong supaya anak Anda berhasil dalam pendidikannya. Seorang anak akan mudah untuk berprestasi dalam pendidikannya jika mendapatkan bantuan dan dorongan dari orang tua. Bantuan dan dorongan tidak sekedar membantu mengerjakan PR saja. Bukan hanya memenuhi kebutuhan materi saja. Namun yang lebih penting adalah bagaimana agar terciptakan kondisi yang kondusif sehingga Anda terdorong untuk berprestasi dan merasa nyaman. Kemudahan itu bukan hanya masalah fasilitas saja. Namun kemudahan secara psikis juga sangat penting.Anak Anda tidak dibebani dengan beban psikis yang muncul di rumah tangga. Beban psikisbisa muncul dari beban yang berlebihan termasuk hubungan antar keluarga yang kurang harmonis. Dorong secara langsung dengan lisan juga sangat penting. Berikan anak kita pemahaman akan pentingnya pendidikan, bahkan jauh lebih penting untuk masa depan. Namun bukan dengan pemaksaan. Kuncinya adalah pemahaman. Pelan-pelan namun dilakukan secara terus-menerus dengan komunikasi yang baik. Saya memang belum banyak pengalaman,tapi itu yang dilakukan orang tua saya. Bagaimana Cara Memotivasi Anak Supaya Rajin Belajar? Pertanyaan yang sering saya terima adalah seperti ini, cara memotivasi anak. Itu sangat penting. Ayah saya (alm) sangat jago bagaimana memotivasi saya untuk terus sekolah dan berprestasi meski ditengah segala keterbatasan ekonomi. Tekniknya cukup sederhana, yaitu bercerita. Ada berbagai kisah sukses dan kisah menyedihkan yang beliau sampaikan berkaitan dengan pendidikan. Bagaimana sebuah keluara bisa berhasil karena mereka berjuang dalam pendidikan. Sebaliknya, bagaimana sebuah keluarga berakhir dalam kesedihan karena mengabaikan pendidikan. Telepas apa kata orang, saya akan selalu menyertakan gelar saya (ST) di nama saya, sebagai penghormatan kepada

orang tua saya, yang telah bersusah payah untuk gelar itu. Bukankah pendidikan jaman sekarang tidak menentukan sukses? Ya, tentu saja. Bahkan itu sejak dulu. Pendidikan tidak menentukan sukses atau tidak. Tetapi, kesuksesan ditentukan bagaimana kita mengaplikasikan ilmu yang sudah kita dapatkan. Jika dulu, memiliki pendidikan adalah sebuah keunggulan. Sekarang menjadi keharusan, bahkan menjadi syarat dasar. Pendidikantidak menentukan sukses, tetapi tanpa pendidikan akan lebih sulit lagi. Jadi pendidikan anak-anak kita, tetap penting untuk masa depan.

Sumber: http://www.motivasi-islami.com/pengaruh-motivasi-orang-tua-terhadap-pendidikan-anak/

PERAN KELUARGA TERHADAP KESEHATAN MENTAL ANAKPeran keluarga sangat penting dalam upaya mengembangkan kesehatan mental anak. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya, yang diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat.Syamsu Yusuf (Dosen UPI) dalam artikelnya yang berjudul ” Mengembangkan kesehatan mental berbasis keluarga ” menyatakan bahwaagama memberikan petunjuk tentang tugas dan fungsi orang tua dalam merawat dan mendidik anak, agar dalam hidupnya berada dalam jalan yang benar, sehingga terhindar dari malapetaka kehidupan, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak (kandungan Alquran, Surat Attahrim:6). Rasulullah saw. dalam salah satu hadisnya bersabda, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (tauhiidulllah), karena orang tuanyalah anak itu menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi” (H.R. Bukhari & Muslim, dalam Panitia Mudzakarah Ulama, 1988).Berkenaan dengan peran keluarga (orang tua) dalam mendidik anak, Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ikhtisar Ihyau Ulumuddin terjemahan Mochtar Rasjidi dan Mochtar Jahja (1966:189) mengemukakan bahwa anak merupakan amanat bagi orang tuanya, dia masih suci laksana permata, baik atau buruknya perkembangan anak, amat bergantung kepada baik atau buruknya pembiasaan yang diberikan kepadanya. Keluarga merupakan aset yang sangat penting, individu tidak bisa hidup sendirian, tanpa ada ikatan-ikatan dengan keluarga. Begitu menurut fitrahnya, menurut budayanya, dan begitulah perintah Allah

SWT. Keluarga memberikan pengaruh yang besar terhadap seluruh anggotanya sebab selalu terjadi interaksi yang paling bermakna, paling berkenan dengan nilai yang sangat mendasar dan sangat intim (Djawad Dahlan, dalam Jalaluddin Rahmat dan Muhtar Gandaatmaja, 1994:49).Keluarga mempunyai peranan penting karena dipandang sebagai sumber pertama dalam proses sosialisasi (Uichol Kim & John W. Berry). Keluarga juga berfungsi sebagai transmitter budaya, atau mediator sosial budaya anak (Hurlock, 1956; dan Pervin, 1970).Keluarga juga dipandang sebagai instansi (lembaga) yang dapat memenuhi kebutuhan insani (manusiawi), terutama kebutuhan bagi pengembangan kepribadiannya, dan pengembangan ras manusia. Jika mengaitkan peranan keluarga dengan upaya memenuhi kebutuhan individu, keluarga merupakan lembaga pertama yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Melalui perawatan, dan perlakuan yang baik dariorang tua, anak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, baik fisik-bilogis, maupun sosiopsikologisnya. Keluarga yang bahagia merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perkembangan emosi para anggotanya (terutama anak). Kebahagiaan itudiperoleh apabila keluarga dapat memerankan fungsinya secara baik. Fungsi dasar keluarga adalah memberikan rasa memiliki, rasa aman, kasih sayang; dan mengembangkan hubungan yang baik di antara anggota keluarga. Hubungan cinta kasih dalam keluarga tidak sebatasperasaan, akan tetapi juga menyangkut pemeliharaan, rasa tanggung jawab, perhatian, pemahaman, respek, dan keinginan untuk menumbuhkembangkan anak yang dicintainya.Keluarga yang hubungan antaranggotanya tidak harmonis, penuh konflik, atau gap communication, dapat mengembangkan masalah-masalah kesehatan mental (mental illness) bagi anak.Fungsi keluargaMengkaji lebih jauh tentang fungsi keluarga ini, dapat dikemukakan bahwa secara sosiopsikologis, keluarga berfungsi sebagai,(1) pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya; (2) Sumber pemenuhan kebutuhan, baik fisik maupun psikis; (3) Sumber kasih sayang dan penerimaan; (4) Model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota masyarakat yang baik; (5)

Pemberi bimbingan bagi pengembangan perilaku yang secara sosial di anggap tepat; (6) Pembantu anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dalam rangka menyesuaikan dirinya terhadap kehidupan; (7) Pemberi bimbingan dalam belajar keterampilan, motor, verbal, dan sosial yang dibutuhkan untuk penyesuaian diri; (8) Stimulator bagi pengembangan kemampuan anak untuk mencapai prestasi, baik di sekolah maupun di masyarakat; (9) Pembimbing dalam mengembangkan aspirasi; Dan (10) sumber persahabatan (teman bermain) anak, sampaicukup usia untuk mendapatkan teman di luar rumah, atau apabila persahabatan di luar rumah tidak memungkinkan.Sedangkan dari sudut pandang sosiologis, fungsi keluarga itu dapat diklasifikasikan ke dalam fungsi-fungsi biologis, ekonomis, edukasi, sosialisasi, pro¬teksi, rekreasi, dan religius (M.I. Soelaeman, 1978; Sudardja Adiwikarta, 1988; dan Melly S.S. Rifai, dalam Jalaluddin Rahmat dan Muhtar G., 1994).Pengokohan penerapan nilai-nilai agama dalam keluarga merupakan landasan fundamental bagi perkembangan kondisi atau tatanan masyarakat yang damai dan sejahtera. Namun sebaliknya, apabila terjadi pengikisan atau erosi nilai-nilai agama dalam keluarga, atau juga dalam masyarakat, maka akan timbul malapetaka kehidupan yang dapat menjungkirbalikkan nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini seperti diungkapkan oleh mantan Menteri Agama, Tarmizi Taher dalam ceramahnya yang berjudul Peace, Prosperity, & Religious Harmony in The 21 Century: Indonesian Muslim Perspectives (Perdamaian, Kesejahteraan, dan Kerukunan Ummat Beragama di Abad ke-21: Perspektif Seorang Muslim Indonesia) di Georgetown AS, “Akibat disingkirkannya nilai agama dalam kehidupan modern, kita menyaksikan semakin meluasnya kepincangan sosial, seperti merebaknya kemiskinan, dan gelandangan di kota-kota besar; mewabahnya pornografi dan prostitusi, HIV, dan AIDS; meratanya penyalahgunaan obat bius, kejahatan terorganisasi, pecahnya rumah tangga hingga mencapai 67% di negara-negara modern; kematian ribuanorang karena kelaparan di Afrika dan Asia di tengah melimpahnya barang konsumsi di bagian belahan dunia utara.” Untuk menciptakan keluarga sebagai lingkungan yang kondusif bagi perkembangan mental yang sehat, suasana sosiopsikologis keluarga

yang bahagia, khususnya perkembangan karakteristik pribadi anak yang saleh, agama Islam telah memberikan petunjuk atau rambu-rambu,yang di antaranya adalah sebagai berikut. (1) Bangunlah keluarga itu dengan melalui pernikahan yang sah berdasarkan syariat atau ketentuan agama. (2) Pernikahan itu hendaknya didasarkan kepada niat beribadah kepada Allah karena menikah adalah sunah Rasulullaahsaw. (Annikaahu sunnatii famanlamyargobu ‘an sunnatii falaisa minnii = nikah adalah sunahku, barang siapa yang membenci nikah berarti dia bukan umatku). Dengan demikian, suami dan istri, atau orang tua dan anak adalah mitra dalam beribadah kepada Allah.(3) Pada saat berhubungan suami-istri (jima’ atau bersenggama), berdoalah kepada Allah agar diberi anak yang terhindar dari godaan setan. Doa yang diajarkan Rasulullah adalah Bismillaahirrahmaanirrahiim, Allahumma jannibnasysyaithana, wajannibisysyaithana mimmaa razaqtanaa (dengan nama Allah, ya Allahjauhkan kami dari setan, dan jauhkanlah setan dari rezeki/anak yangEngkau berikan kepada kami). (4) Perbanyaklah doa, Robbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyatinaa qurrota ‘ayun waj’alnaa lilmuttaqiina imaamaa (Ya Allah Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami dari pasangan-pasangankami (suami/istri) dan keturunan kami yang membahagiakan mata hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa). Doalain yang sebaiknya di-dawam-kan dalam rangka memohon anak yang saleh adalah Rabbii hablii minashshaalihiin (Ya Tuhanku anugerahkanlah kepadaku anak-anak yang saleh).(5) Pada saat istri mengandung, hendaknya melakukan beberapa amalanibadah, (a) membaca Alquran (selama sembilan bulan mengandung, bacalah Alquran dari mulai surat Al-Fatihah s.d. surat Annaas, jangan hanya membaca surat-surat tertentu saja); (b) melaksanakan salat tahajud, dan memperbanyak doa setelahnya; (c) memperbanyak sedekah atau infak; dan (d) memperbanyak zikir kepada Allah, atau membaca kalimah tayyibah, seperti tasbih (subhaanallaah), tahmid (alhamdulillaah), takbir (Allaahu akbar), dan tahlil (laa ilaaha illallaah). Yang melakukan amalan ini bukan hanya istri, tetapi juga suami. (6) Menciptakan pola pergaulan yang ma’ruf (baik atau harmonis)

antara suami-sitri, atau orang tua-anak. (7) Pada saat anak lahir, ucapkanlah kalimah tayyibah (minimal membaca tahmid); ada juga yangmenyarankan untuk mengumandangkan (dengan suara yang lembut) azan pada telinga kanan anak dan iqomat pada telinga kirinya. (8) Pada saat anak sudah berusia tujuh hari, lakukan akekah bagi anak, yaitu menyembelih kambing/domba jantan (bagi anak laki-laki dua ekor, dan bagi anak perempuan satu ekor), mencukur rambut anak (rambut ini ditimbang seperti menimbang emas, hasilnya dihargai dengan harga emas, kemudian uangnya dibagikan kepada fakir miskin atau yatim piatu); dan memberi nama yang baik kepada anak (nama adalah doa). Pada acara ini undanglah keluarga, kerabat, atau tetangga dekat untuk bersama-sama mensyukuri nikmat dari Allah. (9) Pada saat anak sudah masuk usia taman kanak-kanak, didiklah mereka (melalui pengajaran, keteladanan, dan pembiasaan) tentang berbagai aspek kehidupan yang penting bagi perkembangan kepribadiannya yang mantap, seperti (a) mengajar rukun iman dan rukun Islam, mengajar dan membiasakan ibadah salat, memberikan contoh dalam membayar zakat atau infak, mengajar membaca Alquran, dan doa-doa; (b) melatih dan memberi contoh tentang cara merawat kebersihan dan kesehatan diri dan lingkungan, mandi, gosok gigi, makan dan minum yang teratur, membuang sampah pada tempatnya, memelihara kebersihan dan kerapihan rumah; (c) memberi contoh tentang bertutur kata yang sopan (sesuai dengan bahasa ibunya); dan(d) mengajar dan memberi contoh, teladan tentang tata krama (etika)bergaul dengan orang lain.(10) Bersikap tabah atau bersabar pada saat menghadapi masalah ataupersoalan, karena dalam mengarungi kehidupan berkeluarga tidak steril atau tidak lepas dari masalah tersebut. Masalah-masalah yangmungkin dihadapi itu di antaranya sebagai berikut.(a) Adanya perbedaan kebiasaan, keinginan, dan sikap-sikap antara suami dan istri. Apabila suami dan istri kurang memiliki sikap saling memahami dan menerima, maka hal tersebut dapat menjadi faktor pemicu pertengkaran atau perselisihan, sehingga iklim kehidupan keluarga dirasakan tidak harmonis (Sunda, awet rajet). (b) Penghasilan suami yang kurang mencukupi kebutuhan keluarga. (c)Minimnya biaya pendidikan dan kesehatan bagi anak. (d) Penyakit

salah seorang anggota keluarga yang tidak sembuh-sembuh dan memerlukan perawatan yang cukup mahal. (e) Anak berperilaku nakal. (Sunda, baong, bedegong, basangkal). (f) Terjadinya perceraian yang dapat menyebabkan dampak yang kurangbaik terhadap kehidupan keluarga, terutama terhadap nasib masa depan anak. (g) Suami atau istri berselingkuh (berzina), atau mengonsumsi narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba). (h) Adanya sikap saling mendominasi antara suami dan istri. (i) Salah seorang anggota keluarga mengalami gangguan/sakit jiwa. (j) Suami-istri atau orang tua kurang memperhatikan pengamalan nilai-nilai agama di lingkungan keluarga.Kesehatan mental Terdapat banyak unsur keluarga yang berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan mental anak. Keluarga memiliki pengaruh yangsangat berarti terhadap perkembangan kepribadian atau kesehatan mental anak (remaja). Unsur-unsur keluarga yang dipandang berpengaruh itu adalah menyangkut keberfungsian, dan perlakuan keluarga.1. Keberfungsian keluarga. Seiring dengan perjalanan hidupnya yang diwarnai oleh faktor internal (kondisi fisik, psikis, dan moralitaspara anggota keluarga), dan faktor eksternal (perubahan sosial budaya), maka masng-masing keluarga mengalami perubahan yang beragam. Ada keluarga yang semakin kokoh dalam menerapkan fungsinya(fungsional-normal), namun ada juga keluarga yang mengalami keretakan atau ketidakharmonisan (disfungsional-tidak normal).2. Pola hubungan orang tua-anak (Sikap atau perlakuan orang tua terha¬dap anak). Weiten dan Lioyd (1994:361) mengemukakan lima prinsip effective parenting, yaitu sebagai berikut. (a) Menyusun standar (aturan perilaku) yang tinggi, namun dapat dipahami. Dalam hal ini anak diharapkan untuk berperilaku dengan cara yang tepat sesuai dengan usianya.(b) Menaruh perhatian terhadap perilaku anak yang baik dan memberikan reward (ganjaran). Perlakuan ini perlu dilakukan sebagaipengganti dari kebiasaan orang tua pada umumnya, yaitu bahwa merekasuka menaruh perhatian kepada anak pada saat anak berperilaku menyimpang, namun membiarkannya ketika melakukan yang baik. (c)

Menjelaskan alasannya (tujuannya), ketika meminta anak untuk mengerjakan sesuatu. (d) Mendorong anak untuk menelaah dampak perilakunya terhadap orang lain. (e) Menegakkan aturan secara konsisten.Pada uraian berikut dikemukakan beberapa hasil penelitian tentang pengaruh lingkungan keluarga terhadap kesehatan mental remaja. (a) Robinson, Sheldon, dan Glueck (M. Arifin, 1978:130) mengemukakan ha¬sil penelitiannya, yaitu bahwa delinquency menjadi gejala yang sangat penting dari keluarga yang retak (breakdown), yaitu yang mengalami disintegrasi, tekanan emosional, dan kematian orang tua atau cerai.(b) Peck (Loree, 1970:144) telah meneliti tentang hubungan antara karakteristik emosional dan pola perlakuan keluargadengan elemen-elemen struktur kepribadian remaja.